SYOK HIPOVOLEMIK agum

5
SYOK HIPOVOLEMIK A. Definisi Sindrom klinis syok yang terjadi akibat berkurang/hilangnya volume intravascular secara signifikan. B. Patogenesis Penyebab dari syok hipovolemik berdasarkan : 1. Hemoragik : trauma, perdarahan GI, rupture aneurisma. 2. Non hemoragik / kehilangan cairan : diare, muntah, luka bakar. C. Patofisiologi Syok hipovolemik terjadi akibat penurunan volume sel darah merah dan/atau plasma darah. Kondisi tersebut dapat berupa perdarahan, sekuestrasi cairan ekstravaskular, kehilangan cairan dari gastrointestinal, urin, maupun insensible water loss. Volume darah yang berkurang (penurunan preload) akan menurunkan volume akhir diastolic ventrikel sehingga isi sekuncup (stroke volume) juga menurun.

description

Syok Hipovolemik

Transcript of SYOK HIPOVOLEMIK agum

SYOK HIPOVOLEMIKA. DefinisiSindrom klinis syok yang terjadi akibat berkurang/hilangnya volume intravascular secara signifikan. B. PatogenesisPenyebab dari syok hipovolemik berdasarkan :1. Hemoragik : trauma, perdarahan GI, rupture aneurisma.2. Non hemoragik / kehilangan cairan : diare, muntah, luka bakar.

C. PatofisiologiSyok hipovolemik terjadi akibat penurunan volume sel darah merah dan/atau plasma darah. Kondisi tersebut dapat berupa perdarahan, sekuestrasi cairan ekstravaskular, kehilangan cairan dari gastrointestinal, urin, maupun insensible water loss. Volume darah yang berkurang (penurunan preload) akan menurunkan volume akhir diastolic ventrikel sehingga isi sekuncup (stroke volume) juga menurun.

Perfusi jaringanKerusakan metabolisme jaringan Curah jantungKehilangan cairan berkelanjutanCurah jantung VolumeAldosteron, ADHSVR Tekanan sistemik dan pulmonalPelepasan katekolaminPerembesan cairan intersisialCurah JantungPenurunan volume intravaskulerPATOFISIOLOGI SYOK HIPOVOLEMIK

D. Tanda dan Gejala KlinisPada stadium awal (40% volume darah), tekanan darah akan menurun, takikardi jelas, oliguria, penurunan kesadaran berupa agitasi atau confusion.E. TatalaksanaManajemen syok hipovolemik harus dilakukan simultan antara stabilisasi C-A-B dan mengatasi sumber perdarahan bila ada.1. Pastikan jalan napas dan pernapasan pasien dalam kondisi baik (PaO2 >80 mmHg).2. Tempatkan pasien dalam posisi kaki lebih tinggi dan lakukan resusitasi cairan segera melalui akses intravena, kateter vena sentral, maupun jalur intraoseous. Pada situasi dengan sarana tebatas, prosedur venaseksi dapat dilakukan pada vena safena magna untuk mendapatkan akses vascular.3. Cairan yang diberikan adalah garam seimbang seperti RL, bolus 2 4 L dalam 20 30 menit. Penggunaan resusitasi dengan garam isotonus (NaCl 0,9%), harus diwaspadai efek samping asidosis hiperkloremik.4. Menilai ketat hemodinamik dan amati tanda tanda perbaikan syok : tanda vital, kesadaran, perfusi perifer, urine output, pulse oximetry, dan analisis gas darah. Pada kondisi asidosis pada dewasa, seringkali akibat perfusi yang buruk, biasanya akan membaik sendiri setelah resusitasi. 5. Atasi sumber perdarahan. Hemostasis darurat secara operatif diperlukan apabila terjadi perdarahan massif (>40%). Kemungkinan adanya perdarahan harus selalu dicurigai apabila kehilangan belum dapat teratasi.6. Kehilangan darah dengan kadar Hb 10 g/dl perlu pergantian dengan transfuse, dan pastikan sediaan yang telah menjalani uji silang sebelumhya.a. Pada kondisi yang sangat darurat, transfuse packed red cell (PRC) sesuai golongan darah diberikan, ataub. Pemberian PRC golongan darah O dan rhesus negative (harus memenuhi keduanya) hanya direkomendasikan pada pasien yang golongan darahnya tidak dapat diketahui. Bila tersedia analisis golongan darah harus diprioritaskan dahulu misalnya dengan metode aglutinasi sederhana. Selalui pertimbangkan antara manfaat dan risiko transfuse darurat ini dalam situasi emergensi.c. Setelah perdarahan berhasil diatasi, dan pasien stabil, pertimbangkan penghentian transfuse Hb > 10 g/dl.7. Pada konsisi hipovolemia yang berat dan berkepanjangan, pertimbangkan dukungan inotropik dengan dopamine, vasopressin, atau dobutamin untuk meningkatkan kekuatan ventrikel setelah volume darah dicukupi terlebih dahulu.DAPUSLiwang, Frans, Mansjoer, A. 2014. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius.Sthavira, Arista. 2013. Referat Syok Hipovolemik. Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti.