Syarat Usha Pertambangan

20
Syarat-Syarat Mendirikan Pertambangan Berdasarkan Jenisnya Berikut adalah contoh syarat-syarat apa saja yang harus di penuhi jika ingin mendirikan pertambangan,dan contoh di bawah ini merupakan kutipan dari persyaratan yang di lakukan di daerah provinsi Sulawesi Tengah. A. IZIN USAHA PERTAMBANGAN (IUP) RADIO AKTIF 1.Surat Permohonan di tujukan Kepada Gubernur Sulawesi Tengah Cq. Kepala Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Daerah Provinsi Sulawesi Tengah 2.Akta Notaris; 3.Peta Wilayah / Koordinat; 4.Surat keterangan Kesanggupan; 5.NPWP; 6.Rekomendasi dari Bupati / Wali Kota dari masing – masing wilayah; B. IZIN USAHA INDUSTRI (IUI) 1.Surat Permohonan di tujukan kepada Gubernur Sulawesi Tengah Cq. Kepala Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Daerah (KP2TD) Provinsi Sulawesi Tengah dengan mnenggunakan Formulir Model Pm-I (izin persetujuan perinsip) dan formulir Model Pm-III untuk IUI melalui persetujuan

description

ijin usaha

Transcript of Syarat Usha Pertambangan

Syarat-Syarat Mendirikan Pertambangan Berdasarkan Jenisnya

Berikut adalah contoh syarat-syarat apa saja yang harus di penuhi jika ingin mendirikan pertambangan,dan contoh di bawah ini merupakan kutipan dari persyaratan yang di lakukan di daerah provinsi Sulawesi Tengah.

A. IZIN USAHA PERTAMBANGAN (IUP) RADIO AKTIF1.Surat Permohonan di tujukan Kepada Gubernur Sulawesi Tengah Cq. Kepala Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Daerah Provinsi Sulawesi Tengah2.Akta Notaris;3.Peta Wilayah / Koordinat;4.Surat keterangan Kesanggupan;5.NPWP;6.Rekomendasi dari Bupati / Wali Kota dari masing masing wilayah;

B. IZIN USAHA INDUSTRI (IUI)1.Surat Permohonan di tujukan kepada Gubernur Sulawesi Tengah Cq. Kepala Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Daerah (KP2TD) Provinsi Sulawesi Tengah dengan mnenggunakan Formulir Model Pm-I (izin persetujuan perinsip) dan formulir Model Pm-III untuk IUI melalui persetujuan perinsip, Formulir Model SP- I dan SP-II untuk IUI tanpa persetujuan perinsip;2.Memiliki IMB;3.Memiliki Izin Lokasi;4.Izin Undang-Undang Gangguan;5.Memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) atau Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL); dan6.Telah selesai membangun pabrik dan sarana produksi.

C. IZIN USAHA PERTAMBANGAN EKSPLORASI MINERAL LOGAM DAN BATUBARA1.Surat Permohonan di tujukan kepada Gubernur Sulawesi Tengah Cq. Kepala Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Daerah (KP2TD) Provinsi Sulawesi Tengah;2.Susunan direksi dan daftar pemegang saham;3.Profil Badan Usaha;4.Susunan Pengurus(*);5.Surat Keterangan Domisili;6.Daftar Riwayat Hidup dan Surat Pernyataan Tenaga Pertambangan dan / atau Geologi yang berpengalaman paling sedikit 3 ( Tiga) Tahun;7.Pernyataan untuk mematuhi ketentuan peraturan Perundang-undangan di Bidang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;8.Bukti Penempatan Jaminan kesungguhan pelaksanaan kegiatan eksplorasi;9.Bukti Pembayaran Harga nilai konpensasi data informasi hasil lelang WIUP Mineral Logam atau Batubara dengan nilai penawaran lelang atau bukti pembayaran biaya pencadangan wilayah dan pembayaran pencetakan peta WIUP Mineral Bukan Logam atau batuan atas permohonan wilayah.

D. IZIN USAHA PERTAMBANGAN OPERASI PRODUKSI MINERAL LOGAM DAN BATUBARA

1.Surat Permohonan di tujukan kepada Gubernur Sulawesi Tengah Cq. Kepala Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Daerah (KP2TD) Provinsi Sulawesi Tengah;2.Susunan direksi dan daftar pemegang saham;3.Profil Badan Usaha;4.Susunan Pengurus;(*)5.Surat Keterangan Domisili;6.Bukti penempatan jaminan kesungguhan pelaksanaan kegiatan eksplorasi;7.Bukti Pembayaran Harga nilai konpensasi data informasi hasil lelang WIUP Mineral Logam atau Batubara dengan nilai penawaran lelang atau bukti pembayaran biaya pencadangan wilayah dan pembayaran pencetakan peta WIUP Mineral Bukan Logam atau batuan atas permohonan wilayah.8.Peta wilayah dilengkapi dengan batas koordinat geografis lintang dan bujur sesuai dengan ketentuan system informasi geografi yang berlaku secara nasional;9.Laporan Lengkap Eksplorasi;10.Laporan Study Kelayakan;11.Rencana Reklamasi dan pasca tambang;12.Tersedianya tenaga ahli pertambangan dan/atau geologi yang berpengalaman paling sedikit 3 (Tiga) tahun;13.Pernyataan kesanggupan untuk mematuhi ketentuan perundang-undangan dibidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup;14.Persetujuan dokumen lingkungan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;15.Laporan keuangan tahun terakhir yang telah diaudit oleh akuntan public;16.Bukti pembaryaran iuran tetap 3 (tiga) tahun terakhir;17.Bukti pembayaran pengganti investasi sesuai dengan nilai penawaran lelang bagi pemegang lelang SIUP yang telah berakhir.

E. IZIN USAHA PERTAMBANGAN MINERAL NON LOGAM DAN BATUAN1.Surat Permohonan di tujukan kepada Gubernur Sulawesi Tengah Cq. Kepala Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Daerah (KP2TD) Provinsi Sulawesi Tengah;2.Susunan direksi dan daftar pemegang saham;3.Profil Badan Usaha;4.Susunan Pengurus;(*)5.Surat Keterangan Domisili;6.Daftar Riwayat Hidup dan Surat Pernyataan Tenaga Pertambangan dan/atau geologi yang berpengalaman paling sedikit 3 (tiga) tahun;7.Pernyataan untuk memenuhi ketentuan peraturan Perundang-undangan dibidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup;8.Bukti penempatan jaminan kesungguhan pelaksanaan kegiatan eksplorasi;9.Bukti Pembayaran Harga nilai konpensasi data informasi hasil lelang WIUP Mineral Logam atau Batubara dengan nilai penawaran lelang atau bukti pembayaran biaya pencadangan wilayah dan pembayaran pencetakan peta WIUP Mineral Bukan Logam atau batuan atas permohonan wilayah.10.Peta wilayah dilengkapi dengan batas koordinat geografis lintang dan bujur sesuai dengan ketentuan system informasi geografi yang berlaku secara nasional;11.Laporan Lengkap Eksplorasi;12.Laporan Study Kelayakan;13.Rencana Reklamasi dan pasca tambang;14.Rencana kerja dan anggaran biaya;15.Rencana pembangunan dan prasarana penunjang kegiatan operasi produksi;16.Tersedianya tenaga ahli pertambangan dan/atau geologi yang berpengalaman paling sedikit 3 (Tiga) tahun;17.Pernyataan kesanggupan untuk mematuhi ketentuan perundang-undangan dibidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup;18.Laporan keuangan19.Persetujuan dokumen lingkungan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;20.Laporan keuangan tahun terakhir yang telah diaudit oleh akuntan public;21.Bukti pembaryaran iuran tetap 3 (tiga) tahun terakhir;22.Bukti pembayaran pengganti investasi sesuai dengan nilai penawaran lelang bagi pemegang lelang SIUP yang telah berakhir.

Kegiatan pertambangan diatur dalam Undang-undang No 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (UU Minerba). Untuk lebih merinci pelaksanaan dari Undang-undang ini diturunkan kembali dalam bentuk Peraturan Pemerintah (PP) yang salah satunya adalah PP No 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara. Berdasarkan PP ini komoditas pertambangan dikelompokkan dalam 5 golongan yaitu :1. Mineral radioaktif antara lain: radium, thorium, uranium2. Mineral logam antara lain: emas, tembaga3. Mineral bukan logam antara lain: intan, bentonit4. Batuan antara lain: andesit, tanah liat, tanah urug, kerikil galian dari bukit, kerikil sungai, pasir urug5. Batubara antara lain: batuan aspal, batubara, gambut

Saat ini kegiatan pertambangan yang lebih dikenal adalah pertambangan untuk komoditas mineral logam antara lain: emas, tembaga, nikel, bauksit dan komoditas batubara. Selain komoditas mineral utama dan batubara ini, komoditas batuan memiliki peran yang sama pentingnya terutama dalam memberikan dukungan material untuk pembangunan infrastruktur antara lain: pendirian sarana infrastruktur jalan, pembangunan perumahan, dan gedung perkantoran. Terminologi bahan galian golongan C yang sebelumnya diatur dalam UU No 11 Tahun 1967 telah diubah berdasarkan UU No 4 Tahun 2009, menjadi batuan, sehingga penggunaan istilah bahan galian golongan C sudah tidak tepat lagi dan diganti menjadi batuan. Untuk memberikan gambaran tentang Tata Cara Pemberian Izin Usaha Pertambangan Batuan, berikut akan diuraikan dalam artikel ini.

Pemberian Izin Usaha Pertambangan BatuanPemberian Izin Usaha Pertambangan (IUP) batuan berdasarkan PP No 23 Tahun 2010 dilakukan dengan cara permohonan wilayah. Permohonan wilayah maksudnya adalah setiap pihak badan usaha, koperasi atau perseorangan yang ingin memiliki IUP harus menyampaikan permohonan kepada Menteri, gubernur atau bupati walikota sesuai kewenangannya. Pembagian kewenangan Menteri, gubernur dan bupati/walikota adalah:? Menteri ESDM, untuk permohonan wilayah yang berada lintas wilayah provinsi atau wilayah laut lebih dari 12 mil dari garis pantai? gubernur, untuk permohonan wilayah yang berada lintas wilayah kabupaten/kota dalam 1 provinsi atau wilayah laut 4 sampai dengan 12 mil? bupati/walikota, untuk permohonan wilayah yang berada di dalam 1 wilayah kabupaten/kota atau wilayah laut sampai dengan 4 mil.

IUP mineral batuan diberikan oleh Menteri ESDM (selanjutnya disebut Menteri), gubernur atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya berdasarkan permohonan yang diajukan oleh: badan usaha, koperasi, dan perseorangan.IUP diberikan melalui 2 tahapan yaitu:I. Pemberian Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP)II. Pemberian Izin Usaha Pertambangan (IUP)

I. Pemberian WIUP batuan1. Badan usaha, koperasi atau perseorangan mengajukan permohonan wilayah untuk mendapatkan WIUP batuan kepada Menteri, gubernur atau bupati/walikota sesuai kewenangannya2. Sebelum memberikan WIUP, Menteri harus mendapat rekomendasi dari gubernur dan bupati/walikota dan oleh gubernur harus mendapat rekomendasi dari bupati/walikota3. Permohonan WIUP yang terlebih dahulu telah memenuhi persyaratan koordinat geografis lintang dan bujur sesuai dengan ketentuan sistem informasi geografi yang berlaku secara nasional dan membayar biaya pencadangan wilayah dan pencetakan peta, memperoleh prioritas pertama untuk mendapatkan WIUP4. Menteri, gubernur, atau bupati/walikota dalam paling lama 10 hari kerja setelah diterima permohonan wajib memberikan keputusan menerima atau menolak atas permohonan WIUP5. Keputusan menerima disampaikan kepada pemohon WIUP disertai dengan penyerahan peta WIUP berikut batas dan koordinat WIUP. Keputusan menolak harus disampaikan secara tertulis kepada pemohon WIUP disertai dengan alasan penolakan.

II. Pemberian IUP batuan1. IUP terdiri atas : IUP Eksplorasi dan IUP Operasi Produksi2. Persyaratan IUP Eksplorasi dan IUP Operasi Produksi meliputi persyaratan: administratif, teknis, lingkungan dan finansial

II.a Pemberian IUP Eksplorasi batuan1. IUP Eksplorasi diberikan oleh :a. Menteri, untuk WIUP yang berada dalam lintas wilayah provinsi atau wilayah laut lebih dari 12 mil dari garis pantaib. gubernur, untuk WIUP yang berada dalam lintas kabupaten/kota dalam 1 provinsi atau wilayah laut 4 - 12 mil dari garis pantaic. bupati/walikota, untuk WIUP yang berada dalam 1 wilayah kabupaten/kota atau wilayah laut sampai dengan 4 mil dari garis pantai2. IUP Eksplorasi diberikan berdasarkan permohonan dari badan usaha, koperasi, dan perseorangan yang telah mendapatkan WIUP dan memenuhi persyaratan3. Menteri atau guberrnur menyampaikan penerbitan peta WIUP batuan yang diajukan oleh badan usaha, koperasi, atau perseorangan kepada gubernur atau bupati/walikota untuk mendapatkan rekomendasi dalam rangka penerbitan IUP Eksplorasi. Gubernur atau bupati/walikota memberikan rekomendasi paling lama 5 hari kerja sejak diterimanya tanda bukti penyampaian peta WIUP mineral batuan4. Badan usaha, koperasi, atau perseorangan yang telah mendapatkan peta WIUP beserta batas dan koordinat dalam waktu paling lambat 5 hari kerja setelah penerbitan peta WIUP mineral batuan harus menyampaikan permohonan IUP Eksplorasi kepada Menteri, gubernur, atau bupati/walikota dan wajib memenuhi persyaratan5. Bila badan usaha, koperasi, atau perseorangan dalam waktu 5 hari kerja tidak menyampaikan permohonan IUP, dianggap mengundurkan diri dan uang pencadangan wilayah menjadi milik Pemerintah atau pemerintah daerah dan WIUP menjadi wilayah terbuka

II.b Pemberian IUP Operasi Produksi batuan1. IUP Operasi Produksi diberikan oleh :a. bupati/walikota, apabila lokasi penambangan, lokasi pengolahan dan pemurnian, serta pelabuhan berada di dalam 1 wilayah kabupaten/kota atau wilayah laut sampai dengan 4 mil dari garis pantaib. gubernur, apabila lokasi penambangan, lokasi pengolahan dan pemurnian, serta pelabuhan berada di dalam wilayah kabupaten/kota yang berbeda dalam 1 provinsi atau wilayah laut sampai dengan 12 mil dari garis pantai setelah mendapat rekomendasi dari bupati/walikotac. Menteri, apabila lokasi penambangan, lokasi pengolahan dan pemurnian, serta pelabuhan berada di dalam wilayah provinsi yang berbeda atau wilayah laut lebih dari 12 mil dari garis pantai setelah mendapat rekomendasi dari gubernur dan bupati/walikota setempat2. IUP Operasi Produksi diberikan kepada badan usaha, koperasi, dan perseorangan sebagai peningkatan dari kegiatan eksplorasi yang memenuhi persyaratan dimana pemegang IUP Eksplorasi dijamin untuk memperoleh IUP Operasi Produksi sebagai peningkatan dengan mengajukan permohonan dan memenuhi persyaratan peningkatan operasi produksi3. Pemegang IUP Operasi Produksi dapat mengajukan permohonan wilayah di luar WIUP kepada Menteri, gubernur, atau bupati/walikota untuk menunjang usaha pertambangannya4. Dalam jangka waktu 6 bulan sejak diperolehnya IUP Operasi Produksi, pemegang IUP Operasi Produksi wajib memberikan tanda batas wilayah pada WIUP5. Bila pada lokasi WIUP ditemukan komoditas tambang lainnya yang bukan asosiasi mineral yang diberikan dalam IUP, pemegang IUP Operasi Produksi memperoleh keutamaan mengusahakannya dengan membentuk badan usaha baru6. Permohonan perpanjangan IUP Operasi Produksi diajukan kepada Menteri, gubernur, atau bupati/walikota paling cepat 2 tahun dan paling lambat 6 bulan sebelum berakhirnya IUP7. Pemegang IUP Operasi Produksi hanya dapat diberikan perpanjangan 2 kali dan harus mengembalikan WIUP Operasi Produksi dan menyampaikan keberadaan potensi dan cadangan mineral batuan kepada Menteri, gubernur, atau bupati/walikota8. Menteri, gubernur, atau bupati/walikota dapat menolak permohonan perpanjangan IUP Operasi Produksi apabila pemegang IUP Operasi Produksi berdasarkan hasil evaluasi tidak menunjukkan kinerja operasi produksi yang baikKetentuan pidana pelanggaran ketentuan dalam UU No 4 Tahun 2009 :a) Setiap orang yang melakukan usaha penambangan tanpa IUP dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 tahun dan denda paling banyak Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah).b) Setiap orang atau pemegang IUP Operasi Produksi yang menampung, memanfaatkan, melakukan pengolahan dan pemurnian, pengangkutan, penjualan mineral dan batubara yang bukan dari pemegang IUP dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 tahun dan denda paling banyak Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah)c) Setiap orang yang merintangi atau mengganggu kegiatan usaha pertambangan dari pemegang IUP yang telah memenuhi syarat-syarat dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 tahun atau denda paling banyak Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah).d) Setiap orang yang rnengeluarkan IUP yang bertentangan dengan Undang-Undang ini dan menyalahgunakan kewenangannya diberi sanksi pidana paling lama 2 tahun penjara dan denda paling banyak Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah)

Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya berhak memberikan sanksi administratif' kepada pemegang IUP atas pelanggaran ketentuan dalam undang-undang ini berupa: peringatan tertulis, penghentian sementara sebagian atau seluruh kegiatan eksplorasi atau operasi produksi, atau pencabutan IUP.

Semoga pembahasan tata cara pemberian IUP serta ketentuan pidana dan sanksi administratif dalam kegiatan pertambangan batuan ini dapat memberikan gambaran dan mendorong pelaksanaan kegiatan pertambangan yang baik dan benar serta penerapan penegakan hukum sehingga dapat mengurangi dampak negatif pertambangan dan meningkatkan dampak positif melalui penyerapan tenaga kerja, penyediaan bahan baku pembangunan infrastruktur, pendapatan asli daerah, serta penggerak kegiatan perekonomian di sekitar lokasi pertambangan.Sumber :Undang-undang No 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan BatubaraPeraturan Pemerintah No 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara

syaratan Untuk Memperoleh IUP EksplorasiPasal 23 PP 23/2010 mengatur bahwa persyaratan IUP Eksplorasi meliputi persyaratan:1. Administratif;2. Teknis;3. Lingkungan; dan4. FinansialA.Persyaratan administratifsebagaimana dimaksud dalam huruf a untukbadan usahameliputi:a. Untuk IUP Eksplorasi mineral logam dan batubara:1. surat permohonan;2. susunan direksi dan daftar pemegang saham; dan3. surat keterangan domisili.b. Untuk IUP Eksplorasi mineral bukan logam dari batuan:1. surat permohonan;2. profil badan usaha;3. akta pendirian badan usaha yang bergerak di bidang usaha pertambangan yang telah disahkan oleh pejabat yang berwenang;4. nomor pokok wajib pajak;5. susunan direksi dan daftar pemegang saham; dan6. surat keterangan domisili.Persyaratan administratifsebagaimana dimaksud dalam huruf a untukkoperasimeliputi:a. Untuk IUP Eksplorasi mineral logam dan batubara:1. surat permohonan;2. susunan pengurus; dan3. surat keterangan domisili.b. Untuk IUP Eksplorasi mineral bukan logam dan batuan:1. surat permohonan;2. profil koperasi;3. akta pendirian koperasi yang bergerak di bidang usaha pertambangan yang telah disahkan oleh pejabat yang berwenang;4. nomor pokok wajib pajak;5. susunan pengurus; dan6. surat keterangan domisili.Persyaratan administratifsebagaimana dimaksud dalam huruf a untukorang perseorangan,meliputi:a. Untuk IUP Eksplorasi mineral logam dan batubara:1. surat permohonan; dan2. surat keterangan domisili.b. Untuk IUP Eksplorasi mineral bukan logam dan batuan:1. surat permohonan;2. kartu tanda penduduk;3. nomor pokok wajib pajak; dan4. surat keterangan domisili.Persyaratan administratifsebagaimana dimaksud dalam huruf a untukperusahaan firma dan perusahaan komanditermeliputi:a. Untuk IUP Eksplorasi mineral logam dan batubara:1. surat permohonan;2. susunan pengurus dan daftar pemegang saham; dan3. surat keteranganb. Untuk IUP Eksplorasi mineral bukan logam dari batuan:1. surat permohonan;2. profil perusahaan;3. akta pendirian perusahaan yang bergerak di bidang usaha pertambangan;4. nomor pokok wajib pajak;5. susunan pengurus dan daftar pemegang saham; dan6. surat keterangan domisili.B.Persyaratan teknissebagaimana dimaksud dalam huruf b untuk IUP Eksplorasi, meliputi:1. daftar riwayat hidup dan surat pernyataan tenaga pertambangan dan/atau geologi yang berpengalaman paling sedikit 3 (tiga) tahun;2. peta WIUP yang dilengkapi dengan batas koordinat geografis lintang dan bujur sesuai dengan ketentuan sistem informasi geografi yang berlaku secara nasional,C.Persyaratan lingkungansebagaimana dimaksud dalam huruf c untuk IUP Eksplorasi meliputi pernyataan untuk mematuhi ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.D.Persyaratan finansialsebagaimana dimaksud dalam huruf d untuk IUP Eksplorasi, meliputi:1. bukti penempatan jaminan kesungguhan pelaksanaan kegiatan eksplorasi; dan2. bukti pembayaran harga nilai kompensasi data informasi hasil lelang WIUP mineral logam atau batubara sesuai dengan nilai penawaran lelang atau bukti pembayaran biaya pencadangan wilayah dan pembayaran pencetakan peta WIUP mineral bukan logam atau batuan atas permohonan wilayah.

Persyaratan Untuk Memperoleh IUP Operasi ProduksiPasal 23 PP 23/2010 mengatur bahwa persyaratan untuk memperoleh IUP Operasi Produksi meliputi persyaratan:1. Administratif;2. Teknis;3. Lingkungan; dan4. FinansialA.Persyaratan administratifsebagaimana dimaksud dalam huruf a untukbadan usahameliputi:a. Untuk IUP Operasi Produksi mineral logam dan batubara:1. surat permohonan;2. susunan direksi dan daftar pemegang saham; dan3. surat keterangan domisili.b. Untuk IUP Operasi Produksi mineral bukan logam dari batuan:1. surat permohonan;2. profil badan usaha;3. akta pendirian badan usaha yang bergerak di bidang usaha pertambangan yang telah disahkan oleh pejabat yang berwenang;4. nomor pokok wajib pajak;5. susunan direksi dan daftar pemegang saham; dan6. surat keterangan domisili.Persyaratan administratifsebagaimana dimaksud dalam huruf a untukkoperasimeliputi:a. Untuk IUP Operasi Produksi mineral logam dan batubara:1. surat permohonan;2. susunan pengurus; dan3. surat keterangan domisili.b. Untuk IUP Operasi Produksi mineral bukan logam dan batuan:1. surat permohonan;2. profil koperasi;3. akta pendirian koperasi yang bergerak di bidang usaha pertambangan yang telah disahkan oleh pejabat yang berwenang;4. nomor pokok wajib pajak;5. susunan pengurus; dan6. surat keterangan domisili.Persyaratan administratifsebagaimana dimaksud dalam huruf a untukorang perseorangan,meliputi:a. Untuk IUP Operasi Produksi mineral logam dan batubara:1. surat permohonan; dan2. surat keterangan domisili.b. Untuk IUP Operasi Produksi mineral bukan logam dan batuan:1. surat permohonan;2. kartu tanda penduduk;3. nomor pokok wajib pajak; dan4. surat keterangan domisili.Persyaratan administratifsebagaimana dimaksud dalam huruf a untukperusahaan firma dan perusahaan komanditermeliputi:a. Untuk IUP Operasi Produksi mineral logam dan batubara:1. surat permohonan;2. susunan pengurus dan daftar pemegang saham; dan3. surat keteranganb. Untuk IUP Operasi Produksi mineral bukan logam dari batuan:1. surat permohonan;2. profil perusahaan;3. akta pendirian perusahaan yang bergerak di bidang usaha pertambangan;4. nomor pokok wajib pajak;5. susunan pengurus dan daftar pemegang saham; dan6. surat keterangan domisili.B.Persyaratan teknissebagaimana dimaksud dalam huruf b untuk IUP Operasi Produksi, meliputi:1. peta wilayah dilengkapi dengan batas koordinat geografis lintang dan bujur sesuai dengan ketentuan sistem informasi geografi yang berlaku secara nasional;2. laporan lengkap eksplorasi;3. laporan studi kelayakan;4. rencana reklamasi dan pascatambang;5. rencana kerja dan anggaran biaya;6. rencana pembangunan sarana dan prasarana penunjang kegiatan operasi produksi; dan7. tersedianya tenaga ahli pertambangan dan/atau geologi yang berpengalaman paling sedikit 3 (tiga) tahun.C.Persyaratan lingkungansebagaimana dimaksud dalam huruf c untuk IUP Operasi Produksi meliputi:1. pernyataan kesanggupan untuk mematuhi ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup; dan2. persetujuan dokumen lingkungan hidup sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.D.Persyaratan finansialsebagaimana dimaksud dalam huruf d untuk IUP Operasi Produksi, meliputi:1. laporan keuangan tahun terakhir yang telah diaudit oleh akuntan publik;2. bukti pembayaran iuran tetap 3 (tiga) tahun terakhir; dan3. bukti pembayaran pengganti investasi sesuai dengan nilai penawaran lelang bagi pemenang lelang Wilayah Izin Usaha Pertambangan yang telah berakhir.