Syarat terbentuknya KAPET.docx

7
A. Syarat terbentuknya KAPET Berdasarkan Keppres 89/1996, yang dimaksud dengan KAPET adalah wilayah geografis dengan batas-batas tertentu yang memenuhi persyaratan: 1. Memiliki potensi untuk cepat tumbuh. 2. Mempunyai sektor unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi di wilayah sekitarnya dan/atau 3. Memiliki potensi pengembalian investasi yang besar. B. Tujuan dan Fungsi KAPET Adapun tujuan dari pembentukan KAPET adalah pemerataan pebangunan dan hasil-hasilnya ke seluruh wilayah Indonesia dengan memberikan peluang kepada dunia usaha agar mampu berperan serta dalam kegiatan pembangunan di KTI yang relatif tertinggal dan beberapa lainnya di KBI. Inti dari pendekatan KAPET adalah mendorong terbentuknya suatu kawasan yang berperan sebagai penggerak utama (prime mover) pengembangan wilayah. Pemilahan kawasan-kawasan pembangunan dengan meentukan prioritas atas suatu kawasan merupakan strategis agar percepatan pembangunan dapat dilakukan. C. Faktor yang mempengaruhi pengembangan KAPET Beberapa faktor yang mempengaruhi pengembangannya, antara lain: 1. Badan Pengembangan KAPET Pusat

Transcript of Syarat terbentuknya KAPET.docx

Page 1: Syarat terbentuknya KAPET.docx

A. Syarat terbentuknya KAPET

Berdasarkan Keppres 89/1996, yang dimaksud dengan KAPET adalah wilayah

geografis dengan batas-batas tertentu yang memenuhi persyaratan:

1. Memiliki potensi untuk cepat tumbuh.

2. Mempunyai sektor unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan

ekonomi di wilayah sekitarnya dan/atau

3. Memiliki potensi pengembalian investasi yang besar.

B. Tujuan dan Fungsi KAPET

Adapun tujuan dari pembentukan KAPET adalah pemerataan

pebangunan dan hasil-hasilnya ke seluruh wilayah Indonesia dengan

memberikan peluang kepada dunia usaha agar mampu berperan serta dalam

kegiatan pembangunan di KTI yang relatif tertinggal dan beberapa lainnya di

KBI. Inti dari pendekatan KAPET adalah mendorong terbentuknya suatu

kawasan yang berperan sebagai penggerak utama (prime mover)

pengembangan wilayah. Pemilahan kawasan-kawasan pembangunan dengan

meentukan prioritas atas suatu kawasan merupakan strategis agar percepatan

pembangunan dapat dilakukan.

C. Faktor yang mempengaruhi pengembangan KAPET

Beberapa faktor yang mempengaruhi pengembangannya, antara lain:

1. Badan Pengembangan KAPET Pusat

Badan Pengembangan KAPET Pusat kurang memainkan

perannya sebagaimana tugas dan fungsinya dalam pengembangan

KAPET. Dari struktur Badan Pengembangan KAPET terdiri dari

sekian banyak kementrian terkait yang diketahui oleh Menteri

Koordinator Perekonomian dengan sekretarisnya Badan Perncanaan

Pembangunan Nasional. Kelihatannya masih kaya struktur tetapi

miskin fungsi, karena selama ini belum kelihatan jelas intervensi baik

dalam hal regulasi, program maupun penganggaran untuk mendorong

pengembangan KAPET.

2. Pembiayaan (Badan Pegelola dan Kawasan)

Pembiayaan KAPET telah dijelaskan dalam KEPPRES 150

Tahun 2000 tentang Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu. Pasal

9 ayat (1) : Segala biaya untuk pengelolaan dan pembangunan di

KAPET dibebankan kepada Anggaran pendapatan dan Belanja 1.

Page 2: Syarat terbentuknya KAPET.docx

Negara (APBN), Anggaran Pendapatan dan Belanja Darah (APBD)

Provinsi dan Kabupaten/Kota serta sumber-sumber dana lain yang sah

sesuai ketentuan peraturan perundang-perundangan yang berlaku. Ayat

(2) : Segala biaya penyelenggaraan Badan Pengelola KAPET,

dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

(APBN).

3. Kebijakan/Regulasi

Beberapa tahun terakhir, kebijakan pemerintah dalam perlakuan

perpajakan/insentif di wilayah KAPET hampir tidak ada bedanya

dengan kawasan-kawasan lainnya. Badan Pengembangan KAPET

pusat harus mendorong tersedianya regulasi perpajakan/insentif yang

menarik di wilayah KAPET termasuk penyelesaian RANPERPRES

KAPET (Rancangan Peraturan Presiden) menjadi PERPRES.

4. Pemerintah Daerah

KAPET berada di daerah, sehingga pengembangan KAPET

tidak dapat dilepas pisahkan dari dukungan Pemerintah Daerah, baik

berupa dukungan regulasi, pendanaan dan lainnya. Dukungan

Pemerintah Daerah diharapkan dapat ditingkatkan sehingga dapat

mendorong pengembangan KAPET.

5. Badan Pengelola KAPET di daerah

Kelembagaan KAPET di daerah sebagaimana ditetapkan dalam

KEPPRES 150 Tahun 2000 tentang KAPET harus direvisi termasuk

mengatur kedudukan Badan Pengolahan KAPET dengan SKPD-SKPD

serta hubungan kerja antara SKPD-SKPD (Satuan Kerja Perangkat

Daerah) agar lebih jelas tugas dan fungsinya masing-masing dalam

pengembangan KAPET.

D. Apa Yang Terjadi di Indonesia Setiap Pergantian Presiden

Berikut Daftar Nama Presiden dan Wakil Presiden di Indonesia:

1. Nama Presiden: Soekarno

Menjabat : 18 Agustus 1945-22 Februari 1967

Wakil Presiden: Mohammad Hatta

Soeharto

2. Nama Presiden: Soeharto

Menjabat : 22 Februari 1967-21 Mei 1998

Page 3: Syarat terbentuknya KAPET.docx

Wakil Presiden: Hamengkubuwana IX

Adam Malik

Umar Wirahadikusumah

Soedharmono

Tri Sutrisno

BJ Habibie

3. Nama Presiden: Bacharuddin Jusuf Habibie

Menjabat : 21 Mei 1998-20 Oktober 1999

Wakil Presiden: Abdurrahman Wahid

4. Nama Presiden: Abdurrahman Wahid

Menjabat : 20 Oktober 1999-23 Juli 2001

Wakil Presiden: Megawati Soekarnoputri

5. Nama Presiden: Megawati Soekarnoputri

Menjabat : 23 Juli 2001-20 Oktober 2004

Wakil Presiden: Hamzah Haz

Susilo Bambang Yudhoyono

6. Nama Presiden: Susilo Bambang Yudhoyono

Menjabat : 20 Oktober 2004-

Wakil Presiden: Yusuf kalla

Boediono

7. Nama Presiden: Jokowi Dodo

Menjavbat : - sekarang

Wakil Presiden: Yusuf Kalla

Di Indonesia telah mengalami beberapa penggantian pemimpin. Pada

saat penggantian kepemimpinan, sering kali terjadi kontroversi di kalangan

masyarakat. Salah satu kontroversi yang pernah terjadi adalah pada saat

pengangkatan Habibie sebgai pengganti Soeharto. Pada tahun 1998, terjadi

krisis moneter di Indonesia. Hal tersebut sangat meresahkan masyarakat

Indonesia. Harga barang meningkat dengan pesat. Mereka berpendapat bahwa

Soeharto tidak dapat menjalankan tugasnya dengan baik sebagai seorang

kepala negara. Mereka menuntut agar menurunkan Soeharto dari kursi

kepresidenan. Pada saat itu, rakyat Indonesia membutuhkan seorang pemimpin

yang mampu mengatasi krisis yang sedang terjadi di Indonesia.

Page 4: Syarat terbentuknya KAPET.docx

Menurut sebagian orang, pengangkatan Habibie adalah sah. Hal ini

dapat dibuktikan dalam UUD 1945 yang menyebutkan bahwa bila presiden

atau kepala negara mangkat atau tidak dapat melaksanakan tugasnya dengan

baik, maka wakil presiden atau menteri-menteri yang terkait dapat

menggantikannya menjadi kepala negara. Namun, ada juga sebagaian besar

orang, menganggap bahwa pengangkatan Habibie tersebut adalah tidak sah

karena Habibie tidak mengucapkan sumpah atau janji presiden di depan MPR.

Pengangkatan seorang presiden dianggap sah apabila telah mengucapkan

sumpah atau janji presiden di depan MPR. Habibie tidak mengucapkan janji di

depan MPR karena pada saat itu di gedung MPR sedang diduduki oleh

mahasiswa yang melakukan demonstrasi. Oleh karena itu, terjadi kontroversi

antara pihak yang pro dengan pihak yang kontra akan pengangkatan tersebut.

Walaupun terjadi kontroversi anatara pihak yang pro dengan pihak yang

kontra akan pengangkatan tersebut. Walaupun terjadi kontroversi, Habibie

tetap menjadi presiden menggantikan Soeharto.

Kontroversi-kontroversi yang terjadi setiap penggantian presiden

dikarenakan rakyat Indonesia ingin mendapatkan seorang pemimpin terbaik

yang dapat membuat bangsa Indonesia menjadi bangsa yang makmur dan

tentram. Mereka berharap presiden yang terpilih tersebut dapat mengatasi

segala permasalahan yang dihadapi Indonesia. Tetapi pada kenyataannya,

pemimpin-pemimpin terdahulu belum dapat menjadikan bangsa Indonesia

menjadi bangsa yang makmur dan tentram. Masalah-masalah yang dihadapi

bangsa Indonesia tidak pernah terselesaikan. Hal tersebut dikarenakan masa

pemerintahan seorang presiden yang singkat. Sebelum tugas seorang presiden

diselesaikan, masa pemerintahannya telah berakhir. Oleh karena itu, tugas-

tugas yan telah disusun tidak pernah terselesaikan. Masa pemerintahan

seorang presiden adalah 5 tahun. Untuk mengurus sebuah keluarga saja, waktu

1 tahun tidaklah cukup. Jangka waktu 5 tahun tidak akan cukup untuk

membuat bangsa Indonesia menjadi bangsa yang makmur dan tentram. Maka

dari itu, pemerintahan seorang presiden sangat berpengaruh terhadap

kemajuan negara Indonesia. Dengan memiliki masa pemerintahan yang

panjang, seorang pemimpin akan dapat menyelesaikan senmua tugas dengan

baik.