Swamedika

7
Anda demam? Swamedikasi yuk! Swamedikasi atau pengobatan sendiri menurut definisi WHO merupakan aktivitas yang dilakukan individu, keluarga, dan masyarakat dengan tujuan meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit, membatasi penyakit, dan memulihkan kesehatan. Aktivitas ini dapat diawali oleh individu itu sendiri atau direkomendasikan oleh tenaga kesehatan profesional. Sementara itu, peran pengobatan sendiri adalah untuk menanggulangi secara cepat dan efektif keluhan yang tidak memerlukan konsultasi medis, mengurangi beban pelayanan kesehatan pada keterbatasan sumber daya dan tenaga, serta meningkatkan keterjangkauan masyarakat yang jauh dari pelayanan kesehatan. Pengobatan sendiri adalah penggunaan obat oleh masyarakat untuk tujuan pengobatan sakit ringan (mild illnesses), tanpa resep atau intervensi dokter. Pengobatan sendiri dalam hal ini dibatasi hanya untuk obat-obat modern, yaitu obat bebas dan obat bebas terbatas. Keuntungan pengobatan sendiri menggunakan obat bebas dan obat bebas terbatas antara lain; aman bila digunakan sesuai dengan aturan,efektif untuk menghilangkan keluhan (karena 80% keluhan sakit bersifatself-limiting), efisiensi biaya, efisiensi waktu, bisa ikut berperan dalam mengambil keputusan terapi, dan meringankan beban pemerintah dalam keterbatasan jumlah tenaga dan sarana kesehatan di masyarakat. Demam bukan merupakan suatu penyakit, tetapi hanyalah merupakan gejala dari suatu penyakit. Suhu tubuh normal adalah 37 0 C. Apabila suhu tubuh lebih dari 37,2 0 C pada pagi hari dan lebih dari 37,7 0 C pada sore hari berarti demam. Kenaikan suhu 38 0 C pada anak di bawah lima tahun dapat menimbulkan kejang dengan gejala antara lain: tangan dan kaki kejang, mata melihat ke atas, gigi dan mulut tertutup rapat, serta penurunan kesadaran. Keadaan demikian segera ke dokter. Gejala-gejalanya meliputi: - Kepala, leher dan tubuh akan terasa panas, sedang tangan dan kaki dingin

Transcript of Swamedika

Page 1: Swamedika

Anda demam? Swamedikasi yuk!

Swamedikasi atau pengobatan sendiri menurut definisi WHO merupakan aktivitas yang dilakukan individu, keluarga, dan masyarakat dengan tujuan meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit, membatasi penyakit, dan memulihkan kesehatan. Aktivitas ini dapat diawali oleh individu itu sendiri atau direkomendasikan oleh tenaga kesehatan profesional. Sementara itu, peran pengobatan sendiri adalah untuk menanggulangi secara cepat dan efektif keluhan yang tidak memerlukan konsultasi medis, mengurangi beban pelayanan kesehatan pada keterbatasan sumber daya dan tenaga, serta meningkatkan keterjangkauan masyarakat yang jauh dari pelayanan kesehatan.

Pengobatan sendiri adalah penggunaan obat oleh masyarakat untuk tujuan pengobatan sakit ringan (mild illnesses), tanpa resep atau intervensi dokter. Pengobatan sendiri dalam hal ini dibatasi hanya untuk obat-obat modern, yaitu obat bebas dan obat bebas terbatas. Keuntungan pengobatan sendiri menggunakan obat bebas dan obat bebas terbatas antara lain;  aman bila digunakan sesuai dengan aturan,efektif untuk menghilangkan keluhan (karena 80% keluhan sakit bersifatself-limiting), efisiensi biaya, efisiensi waktu, bisa ikut berperan dalam mengambil keputusan terapi, dan meringankan beban pemerintah dalam keterbatasan jumlah tenaga dan sarana kesehatan di masyarakat.

Demam bukan merupakan suatu penyakit, tetapi hanyalah merupakan gejala dari suatu penyakit. Suhu tubuh normal adalah 370C. Apabila suhu tubuh lebih dari 37,20C pada pagi hari dan lebih dari 37,70C pada sore hari berarti demam. Kenaikan suhu 380C pada anak di bawah lima tahun dapat menimbulkan kejang dengan gejala antara lain: tangan dan kaki kejang, mata melihat ke atas, gigi dan mulut tertutup rapat, serta penurunan kesadaran. Keadaan demikian segera ke dokter.

Gejala-gejalanya meliputi:- Kepala, leher dan tubuh akan terasa panas, sedang tangan dan kaki dingin- Mungkin merasa kedinginan dan menggigil bila suhu meningkat dengan cepat

Demam umumnya disebabkan oleh infeksi dan non infeksi. Penyebab infeksi antara lain kuman, virus, parasit, atau mikroorganisme lain. Contoh : radang tenggorokan, cacar air, campak, dan lain-lain.Penyebab non infeksi antara lain dehidrasi pada anak dan lansia, alergi, stres, trauma, dan lain-lain.

Hal Yang Dapat Dilakukan- Istirahat yang cukup.- Minum air yang banyak.- Usahakan makan seperti biasa, meskipun nafsu makan berkurang.- Periksa suhu tubuh setiap 4 jam.- Kompres dengan air hangat, air hangat akan melebarkan pori-pori sehingga

panas akan lebih mudah keluar. Hati-hati jika menggunakan air dingin! Air dingin

Page 2: Swamedika

akan menutup pori-pori sehingga panas akan tetap di dalam tubuh, akibatnya dapat memperparah kondisi.

- Hubungi dokter bila suhu sangat tinggi (diatas 38oC), terutama pada anakanak.

Petunjuk penggunaan termometer :- Kocok termometer sebelum mengukur sampai air raksa turun di bawah tanda 35oC- Termometer ditaruh di bawah lidah selama 1 menit atau di bawah lipatan lengan

(ketiak) selama 4 menit pada orang dewasa dan anak-anak. Suhu normal di bawah lipatan lengan (ketiak) adalah 36,5 oC. Untuk mendapatkan suhu yang setara dengan suhu mulut, tambahkan 0,5 oC pada suhu yang terbaca.

- Cuci termometer sebelum dan sesudah dipakai.

Kapan harus ke dokter???- Bila seorang bayi menderita panas- Bila demam lebih dari 39 oC (pada anak-anak 38.5 oC) dan tidak bisa turun dengan

parasetamol atau kompres.- Bila demam tidak berkurang setelah 2 hari.- Bila demam disertai dengan kaku leher.- Bila disertai gejala-gejala lain yang berkaitan dengan demam seperti : ruam kulit,

sakit tenggorokan berat, batuk dengan dahak berwarna hijau, sakit telinga, sakit perut, diare, sakit bila buang air kecil atau terlalu sering buang air kecil, bintik-bintik merah pada kulit, kejang, pingsan

- Bila terjadi demam setelah melahirkan atau keguguran

Obat yang dapat digunakan untuk mengatasi keluhan demam yaitu:

Parasetamol/Asetaminofen

Kegunaan obat: Menurunkan demam, mengurangi rasa sakit

Hal yang harus diperhatikan: Dosis harus tepat, tidak berlebihan, bila dosis berlebihan dapat menimbulkan gangguan fungsi hati dan ginjal, sebaiknya diminum setelah makan, hindari penggunaan campuran obat demam lain karena dapat menimbulkan overdosis, hindari penggunaan bersama dengan alkohol karena meningkatkan risiko gangguan fungsi hati, konsultasikan ke dokter atau Apoteker untuk penderita gagal ginjal.

Kontra Indikasi ; obat demam tidak boleh digunakan pada penderita gangguan fungsi hati,

penderita yang alergi terhadap obat ini, pecandu alkohol

Bentuk sediaan ; Tablet 100 mg, Tablet 500 mg, Sirup 120 mg/5ml

Page 3: Swamedika

Aturan pemakaian

Dewasa : 1 tablet (500 mg) 3 – 4 kali sehari, (setiap 4 – 6 jam)

Anak 0 – 1 tahun : ½ - 1 sendok teh sirup, 3–4 kali sehari (setiap 4 – 6 jam)

1 – 5 tahun : 1 – 1 ½ sendok teh sirup, 3 – 4 kali sehari (setiap 4 – 6 jam)

6-12 tahun : ½ - 1 tablet (250-500 mg), 3 – 4 kali sehari (setiap 4 – 6 jam)

Swamedikasi menjadi alternatif yang diambil masyarakat untuk meningkatkan keterjangkauan pengobatan. Pada pelaksanaannya swamedikasi dapat menjadi sumber terjadinya kesalahan pengobatan (medication error) karena keterbatasanpengetahuan masyarakat akan obat dan penggunaannya. Masyarakat cenderung hanya tahu merk dagang obat tanpa tahu zat berkhasiatnya Menurut WHO , peran swamedikasi adalah menanggulangi secara cepat dan efektif keluhan yang tidak memerlukan konsultasi medis mengurangi beban pelayanan kesehatan pada keterbatasan sumber daya dan tenaga, serta meningkatkan keterjangkauan masyarakat yang jauh dari pelayanan kesehatan

Di tengah himpitan ekonomi saat ini apa lagi adanya kebijakan pemerintah menaikan harga BBM yang akan berimbas pada kenaikan komoditi kebutuhan dasar manusia, banyak masyarakat berupaya melakukan pengobatan terhadap dirinya sendiri (swamedikasi). Karena jika harus pergi ke dokter maka pasien dibebankan biaya diagnosa dan lagi jika diresepkan obat yang harganya tidak sedikit, inilah alasan yang mendasar mengapa banyak masyarakat masih tetap mengandalkan self medication/swamedilasi atau pengobatan sendiri tanpa dibekali keilmuan terkait obat-obatan dan penyakit yang memadai.

Perlu ditegaskan dalam hal ini adalah tidak semua penyakit dapat ditangani hanya oleh pengobatan sendiri, penyakit yang boleh diobati sendiri oleh orang awam memiliki ciri :

1. Penyakit bersifat ringan seperti demam 1-2 hari, jika demam sudah lebih dari 3 hari maka diharuskan periksa lebih lanjut kepada dokter, dan harus waspada jika demam sampai kejang maka diwajibkan dibawa ke Rumahsakit atau klinik terdekat.2. Flu dan batuk ringan biasanya sembuh +/- 1 minggu lebih dari itu sebaiknya menemui dokter untuk diagnosa lebih lanjut karena ditakutkan teridentifikasi TBC3. Diare ringan selama beberapa hari tetapi jika disertai demam lebih dari 3 hari disarankan menemui dokter4. Sakit kepala ringan biasanya sembuh setelah beristirahat/tidur5. Sembelit/konstipasi dan sukar tidurBeberapa penyakit diatas dapat dikategorikan penyakit ringan dan dapat dilakukan pengobatan sendiri tetapi jika sudah melebihi batas waktu dari penyakit tersebut saya sarankan  menemui dokter untuk diagnosa lebih lanjut. Tetapi sangat disayangkan banyak ditemukan kesalahan dalam proses swamedikasi di masyarakat .

Page 4: Swamedika

Teknik Pelayanan Swamedikasi9 Juli 2011

Definisi swamedikasi atau pengobatan sendiri berdasar permenkes No.919/MENKES/PER/X/1993 adalah upaya seseorang dalam mengobati gejala penyakit tanpa konsultasi dengan dokter terlebih dahulu. Lebih dari 60% dari masyarakat melakukan swamedikasi dan 80% di antaranya mengandalkan obat modern. Meningkatnya tingkat pendidikan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya arti  sehat, serta mahalnya biaya kesehatan yang harus ditanggung oleh pasien adalah menjadi penyebab meningkatnya praktek swamedikasi. Akibatnya, penggunaan obat bebas maupun obat bebas terbatas oleh masyarakat juga semakin meningkat.

Pada situasi demikian peran profesi apoteker dan tenaga teknis kefarmasian (sebagai tim farmasi) sangatlah penting, yakni tidak  sekedar menjual obat (obat sebagai komoditas), namun harus mampu berperan “klinis” denganmemberikan asuhan kefarmasian (pharmaceutical care). Kompetensi tim farmasi dalam mengedukasi pasien semakin dituntut oleh masyarakat yang membutuhkan informasi obat. Tuntutan pergeseran peran tersebut semakin besar dengan semakin berkembangnya teknologi formulasi dan banyaknya penemuan obat baru yang sering membingungkan masyarakat. Tim farmasi di komunitas (apotek) adalah tenaga ahli asuhan kefarmasian yang paling mudah diakses dan dipercaya oleh masyarakat. Farmasis harus memberikan informasi lebih kepada pasien daripada hanya menyampaikan produk obat. Filosofi utama dari pelayanan swamedikasi adalah mengamankan pasien dari bahaya penyakit dan obat. Oleh karena itu pemahaman tim farmasi tentang obat dan penyakit merupakan hal yang harus dikuasai dan tidak bisa ditawar. Tim farmasi harus selalu meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan klinis dalam menanggapi gejala penyakit, termasuk ketrampilan berkomunikasi, agar dapat berperan aktif dalam pelayanan swamedikasi.

Ketrampilan utama untuk menanggapi gejala penyakit yang disampaikan oleh pasien adalah:

1. Kemampuan untuk membedakan antara gejala penyakit ringan dan serius

2. Keterampilan mendengarkan secara aktif

3. Kemampuan untuk bertanya

4. Kemampuan pemilihan terapi berdasarkan efektivitasnya

5. Kemampuan bekerjasama dengan pasien

Pasien bukanlah selembar kertas kosong.  Keinginan pasien harus digali dan  pasien dilibatkan secara aktif untuk mengetahui pandangan mereka terhadap penyakit dan pengobatan.

Teknik Pelayanan Swamedikasi

Sering dijumpai bahwa tim farmasi sedikit sekali memberikan pertanyaan untuk mengggali informasi selengkap mungkin dari pasien. Mereka  hanya  mengandalkan diagnosis versi pasien yang belum tentu benar. Selain itu tim farmasi terlalu cepat menyarankan suatu obat bahkan pada kondisi dimana penggunaan obat sebenarnya tidak diperlukan, atau pada kondisi dimana gejala yang dikeluhkan pasien mengindikasikan adanya penyakit yang berpotensi serius sehingga harus segera dirujuk ke dokter. Jarang diberikan saran atau larangan yang harus perhatikan oleh pasien terkait dengan penyakit yang dideritanya.

Saat menanggapi keluhan pasien diperlukan teknik tahapan bertanya yang sistematis sehingga farmasis memperoleh informasi yang lengkap dan dapat mengambil keputusan dengan tepat. Salah satu teknik yang bisa digunakan adalah  metode WWHAM yaitu:

1. W   – who is it for ? (Siapa yang sakit)

Pertama kali harus ditanyakan siapa yang sakit, usia berapa, apakah dalam keadaan hamil/menyusui. Bila yang datang adalah pasien sendiri, bisa dilihat penampilan fisiknya untuk membantu penilaian kondisi pasien (ruam kulit, pucat, keringat berlebihan dan lain-lain)

1. W   – what are the symptoms ? (apa gejalanya)

Page 5: Swamedika

Perlu ditanyakan gejala/keluhan penderita, dan tim farmasi harus tahu gejala-gejala yang perlu diwaspadai. Dengan memperhatikan gejala yang perlu diwaspadai, dapat ditentukan dengan tepat apakah pasien harus diberi rekomendasi, atau dirujuk ke dokter.

1. H   -how long have the symptoms ? (berapa lama gejala diderita)

Ditanyakan jangka waktu gejala yang dikeluhkan pasien, bagaimana perkembangan kondisi pasien saat ini, apakah pasien juga menderita penyakit lain

1. A     -actions taken so far ? (tindakan apa yang sudah dilakukan)

Perlu ditanyakan tindakan pengobatan yang sudah dilakukan dsb.

1. M    -medications they are taking ? (obat apa yang sudah digunakan)

Ditanyakan obat yang sudah digunakan untuk mengatasi keluhan, meliputi obat bebas / bebas terbatas, obat yang diresepkan, maupun obat tradisional. Ditanyakan apakah pasien juga minum obat untuk penyakit lain.

Beberapa pasien menginginkan farmasis untuk memilihkan obat bagi mereka, akan tetapi ada pula yang langsung minta dilayani dengan menyebut nama  obat. Jika pasien menginginkan merek obat tertentu dan pasien pernah menggunakannya, pastikan bahwa pasien sudah mengetahui informasi penting yang harus diketahui, serta tanyakan apakah pasien memerlukan informasi lebih lanjut tentang obat tersebut. Sebaliknya bila pasien masih mau mencoba obat yang mereka inginkan untuk pertama kali maka gali informasi darimana pasien mengetahui obat tersebut dan selanjutnya gunakan tahapan bertanya seperti di atas.

Saat  memutuskan rekomendasi terapi obat hendaknya farmasis berpegang pada pengobatan yang rasional yakni pengobatan dengan efek terapi maksimal serta efek samping dan biaya pengobatan yang minimal. Yang perlu diingat bahwa pasien tidak harus selalu diberi obat, terutama ketika dijumpai gejala/keluhan yang mengarah pada penyakit berpotensi serius. Tim farmasi harus bisa memutuskan dengan tepat kapan pasien harus segera dirujuk ke dokter.

Penulis: Endang Susilowati S.Si, M.Farm-Klin, Apt. (Dosen Akfar-Akafarma Putra Indonesia Malang)