susut air

8
Pengentalan dan Pengenceran Pengentalan merupakan proses meningkatkan konsentrasi suatu larutan akibat adanya pencampuran bahan terlarut. Sedangkan pengenceran merupakan proses penurunan suatu larutan akibat adanya pencampuran bahan pelarut. Semakin tinggi konsentrasi maka ikatan antara partikelnya semakin kuat, sebaliknya semakin rendah konsentrasi maka ikatan antar partikelnya akan semakin lemah. (Ariani, 2004) BAB III METODOLOGI 3.1 Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut : 1. Air 2. Gula pasir 3. Kertas tissue 4. Peralatan proses kontinyu berpengaduk 5. Gelas ukur 100 ml dan 200 ml 6. Stopwatch 7. Refraktometer 8. Timbangan 3.2 Prosedur Percobaan Prosedur yang dilakukan dalam percobaan ini adalah sebagai berikut : 1. Memasang peralatan tangki kontinyu 2. Mempelajari dan menguji terlebih dahulu peralatan sebelum digunankan dengan menggunakan air sebagai bahan

description

penyerapan air

Transcript of susut air

Page 1: susut air

Pengentalan dan Pengenceran

Pengentalan merupakan proses meningkatkan konsentrasi suatu larutan akibat adanya

pencampuran bahan terlarut. Sedangkan pengenceran merupakan proses penurunan suatu

larutan akibat adanya pencampuran bahan pelarut. Semakin tinggi konsentrasi maka ikatan

antara partikelnya semakin kuat, sebaliknya semakin rendah konsentrasi maka ikatan antar

partikelnya akan semakin lemah. (Ariani, 2004)

BAB III

METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Air

2. Gula pasir

3. Kertas tissue

4. Peralatan proses kontinyu berpengaduk

5. Gelas ukur 100 ml dan 200 ml

6. Stopwatch

7. Refraktometer

8. Timbangan

3.2 Prosedur Percobaan

Prosedur yang dilakukan dalam percobaan ini adalah sebagai berikut :

1. Memasang peralatan tangki kontinyu

2. Mempelajari dan menguji terlebih dahulu peralatan sebelum digunankan dengan menggunakan

air sebagai bahan

3. Memasukan gula pasir sebanyak 100 gram ke dalam gelas ukur 1 dengan menambahkan air

sebanyak 650 ml

4. Mengaduk gelas ukur 1 hingga gula benar-benar terlarut

5. Mengisi gelas ukur 2 dengan air sebanyak 690 ml

6. Menghitung kadar gula dan air dengan refraktometer mula-mula pada gelas ukur 1 dan 2

7. Mencatat hasil pengukuran pada prosedur ke-6, dengan kadar gula mula-mula sebagai xt dan xf

juga pada kolom pengenceran sedangkan kadar air sebagai xt pada kolom pengentalan.

8. Memulai percobaan dengan membuka keran penutup pada tangki kontinyu, bersamaan itu

perhitungan waktu dengan stopwatch dimulai juga dan kedua gelas ukur diaduk-aduk . Setelah

Page 2: susut air

3 menit, keran ditutup kembali dan dihitung kadar larutan gula dan air pada masing-masing

gelas ukur. Seelanjutnya mencatat hasil pengukuran, dimana kedua data hasil pengukuran

sebagai xt

9. Mengulangi prosedur ke-8 setiap 3 menit sekali hingga sepuluh kali pengukuran, yaitu samapai

pada menit ke-30.

10. Membuat grafik konsentrasi gula dan konsentrasi air dengan persamaan ln ( xf-xt) terhadap

waktu (t) berdasarkan hasil percoban dan kemudian menentukan model persamaan dari grafik

tersebut , yaitu dalam bentuk y = ax+b

11. Membandingkan anatara proses pemekatan dan proses pengenceran

BAB IV

HASIL PERCOBAAN

41. Tabel Hasil Percobaan

Waktu Pengenceran (xt) Ln ( xf-xt) Pengentalan (xt) Ln ( xf-xt)

0 12,3 (xf=xt) - 0 2,5090

3 12,2 -2,3025 0,1 2,5014

6 12,1 -1,6094 0,15 2,4973

9 12,1 -1,6094 0,2 2,4932

12 12,1 -1,6094 0,21 2,4923

15 12 -1,2094 0,16 2,4965

18 12,2 -2,3025 0,24 2,4898

21 12,05 -1,3862 0,3 2,4849

24 12,1 -1,6094 0,2 2,4932

27 12,2 -2,3025 0,1 2,5014

30 12,2 -2,3025 0,1 2,5014

Gambar Grafik pengenceran larutan gula

Gambar Grafik pengentalan air

Page 3: susut air

BAB V

PEMBAHASAN

Pengenceran dan pengentalan pada kesetimbangan massa ini pada intinya merupakan

salah satu contoh yang menerapkan prinsip kesetimbangan massa. Hasil percobaan yang

dilakukan selama lebih kurang 30 menit ini ternya sangat menyimpang dari keterangan

literatur. Pada reaksi pengenceran menurut literatur terjadi penurunan kadar zat terlarut.

Namun data hsil percobaan fluktuatif dan yang sangat menyimpang adanya data pengukuran

yang kadarnya naik dibandingkan dengan kadar yang dihasilkan pada pengukuran

sebelumnya. Begitu pula pada data percobaan pengentalan, seperti halnya pada pengenceran,

reaksi pengentalan juga menyimpang dari literatur . Menurut keterangan literatur bahwa

pengentalan terjadi apabila adanya peningkatan zat terlarut, namun demikian data hasil

percoban adanya data yng mengalami penurunan dan peningkatan kadar gula yang diukur

dibandingkan dengan data pengukuran sebelumnya.

Pada mulanya kadar gula pada gelas ukur ke-1 adalah 12,3 brix atau 12,3% yang

dinyatakan sebgai xf dan juga xt. Kemudian dilakukan percobaan sesuai dengan prosedur

praktikum, ternyata setelah waktu berjalan 3 menit berdasarkan pengukuran didapatkan data

xt, yaitu sebesar 12,2 brix, lebih kecil 0,1 brix dari pada kadar gula pada keadaan mula-mula.

Pada waktu 3 menit ini , hasil percobaan sesuai dengan literatur, yaitu kadar gula yang

terkandung mengalami penurunan dibandingkan dengan data awal. Untuk percobaan menit

ke enam sampai dengan menit dua belas kadar gula pada proses pengenceran ini mengalami

konstan, yaitu kadar gula tetap sebesar 12,1 brix. Hal ini menunjukan seakan-akan system

telah mengalami kesetimbangan massa dengan tidak adanya perubahan kadar gula pada

larutan tersebut. Namun demikian, waktu percobaan baru mencapai 12 menit, belum

mencapai setengah waktu normal dari yang direncanakan, yaitu sekitar 30 menit. Sehingga

kemungkinan besar data yang didapatkan mengalami penyimpangan yang dapat diakibatkan

oleh berbagai factor yang mempengaruhinya. Pada percobaan menit ke-15 setelah kadar gula

konstan pada menit ke-6 hingga ke-12, pada waktu ini kadar gula yng diukur mengalami

penurunan sebesar 0,1 dibandingkan kadar gula menit ke-12. Setelah mengalami penurunan

kadar gula yang diukur pada menit ke-18 kembali mengalami kenaikan sebesar 0,2 dari pada

kadar gula menit ke-15. Pada menit ke-21 kadar gula mengalami penurunan sebesar 0,15 dari

kadar gula menit ke-18. Setelah itu kadar gula pada menit ke-24 mengalami kenaikan

kembali menjadi 12,1 brix dan pada menit ke27 dan ke-30 kadar gula konstan pada 12,2 brix.

Berdasarkan hasil pengukuran pada percobaan pengenceran ini terjadi penyimpangan data

yang seharusnya mengalami penurunan dari kadar gula mula-mula. Namun data yang

Page 4: susut air

didapatkan malah terjadi fluktuatif, yang terkadang naik atau mengalami penurunan sehingga

tidak dapat ditentukan pada menit berapa kadar gula mengalami kesetimbangan. Berdasarkan

R2 pada grafik pengentalan ketelitian atau keakuratan data hasil praktikum hanya 5,4 %

sangat jauh dari yang semestinya.

Kesalahan data yang diperoleh dapat diakibatkan oleh berbagai factor yang

mempengaruhinya, diantaranya akibat kesalahan pembacaan praktikan, alat yang digunakan

atau pun prosedur yang salah sehingga didapatkan data yang mengalami penyimpangan jika

dibandingkan dengan literatur. Kesalahan dari alat yang digunakan diantaranya skala

pembacaan pada refraktometer terlalu kecil akurasinya, ketelitiannya hanya satu angka

dibelakang koma, yang dapat menyulitkan praktikan dalam memperkirakan besarnya kadar

gula apabila tidak tepat pada angka skala pada refraktometer. Untuk menghindari kesalahan

ini, dapat digunakan alat pengukuran kadar gula yang digital atau pun ketelitian alatnya

ditambah sehingga mempermudah praktikan untuk meperkirakan kadar gula larutan.

Kesalahan lain yang diakibatkan dari kesalahan prosedur percobaan yang mengakibatkan data

yang diperoleh tidak akurat, diantaranya adalah saat pengambilan sampel pengukuran. Pada

pengambilan sampel pengukuran pertama dan kedua serta selanjutnya menggunakan pipet

yang tidak dicuci kembali setelah pengambilan sampel sehingga kemungkinan pengambilan

sampel pada pengukuran keduadan ketiga serta pengukuran selanjutnya kemungkinan besar

terdapat kadar gula yang terakumulasi di dalam pipet yang mengakibatkan kesalahan pada

hasil pengukuran. Seharusnya pipet yang akan digunakan pada pengukuran selanjutnya

terlebih dahulu dibersihkan dahulu agar kadar gula yang diukur pada fraktometer benar-benar

kadar gula dari sampel tanpa adanya penambahan dari sisa-sisa pengukuran sebelumnya.

Selain itu penyimpangan data praktikum yang diakibatkan yang diakibatkan oleh kesalahan

prosedur adalah pada proses pengadukan yang tidak sama atara gelas ukur yang satu dengan

yang kedua mengakibatkan aliran massa dari keduanya tidak berjalan dengan baik. Hal itulah

yang mengakibatkan data pengukuran fluktuatif.

Seperti halnya pengenceran, pengentalan juga pada prinsip percobannya sama.

Namun pada pengentalan kadar gula akan naik seiring dengan bertambahnya waktu. Hasil

percobaan mulai dari waktu nol hingga menit ke-12 kadar gula yang diukur pada gelas ukur 2

ini mengalami kenaikan. Pada mulanya kadar gula 0, kemudian pada menit ke-3 kadar gua

mengalami kenaikan , yaitu menjadi 0,1 brix, selanjutnya pada menit ke-6, ke-9 dan ke-12

masing-masing mengalami kenaikan sebesar 0,05; 0,05 dan 0,01. MNeskipun kenaikannya

berbeda-beda besarnya, tetapi hal tersebut telah menunjukan kenaikan pada kadar gula dalam

air sesuai dengan prinsip pengentalan. Berbeda dengan data sebelumnya, mulai dari menit ke-

Page 5: susut air

15 sampai dengan menit ke-30 data pengukuran kadar gula terjadi kenaikan dan penurunan

bahkan konstan. Data pengukuran pada menit ke-15 kadar gula mengalami penurunan

menjadi 0,16 brix, hal ini sangat tidak mungkin terjadi pada percobaan pengentalan, tetapi

dalam praktikum terjadi. Pada menit ke-18 dan ke-21 masing-masing sebesar 0,18 dan 0,06.

Kemudian pada menit ke-24 kadar gula yng diukur kembali turun menjadi 0,2 dan pada menit

ke-27 dan ke-30 kadar gula konstan pada kadar 0,1 brix. Ketidak sesuaian data hasil

praktikum dengan literature yang menyatakan bahwa pengentalan itu pada prinsipnya

mengalami kenaikan kadar zat terlarut. Namun data praktikum sangat fluktuatif yang

dikarenakan oleh faktor-faktor yang sama dengan factor kesalahan pada proses pengenceran.

Berdasarkan R2 pada grafik pengentalan ketelitian atau keakuratan data hasil praktikum

hanya 9,7 % sangat jauh dari yang semestinya. Namun demikian ketelitian data percobaan

pengentalan lebiih baik dari pada data pada pengenceran.

BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari praktikum kesatimbangan massa ini adalah sebagai berikut :

1. Pada prinsipnya pengentalan merupakan penambahan kadar zat terlarut dan pengenceran

merupakan penurunan kadar zat terlarut

2. Kesetimbangan massa akan diperoleh ketika pada proses pengenceran dan pengentalan sama-

sma knstan

3. Kesalahan pada percobaan dapat diakibatkan oleh keakuratan alat yang digunakan, dan

kesalahan praktikan yang akan mempengaruhi hasil praktikum.

6.2 Saran

Adapun saran dari praktikan dalam praktikum kesetimbangan massa ini adalah sebagai

berikut :

1. Proses pengadukan pada kedua larutan harus sama

2. Alat yang digunakan harus dengan ketelitian yang tinggi agar mempermudahkan praktikan

dalam membaca kadar gula pada larutan