Susu Kental Manis_Lavenia Meryana Cahya_13.70.0044_C3_UNIKA Soegijapranata
-
Upload
praktikum-tpsusu -
Category
Documents
-
view
218 -
download
0
Transcript of Susu Kental Manis_Lavenia Meryana Cahya_13.70.0044_C3_UNIKA Soegijapranata
-
7/26/2019 Susu Kental Manis_Lavenia Meryana Cahya_13.70.0044_C3_UNIKA Soegijapranata
1/17
Acara V
SUSU KENTAL MANIS
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM
TEKNOLOGI PENGOLAHAN SUSU
Disusun oleh :
Nama : Lavenia Meryana Cahya
NIM : 13.70.0044
Kelompok : C3
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATASEMARANG
2016
-
7/26/2019 Susu Kental Manis_Lavenia Meryana Cahya_13.70.0044_C3_UNIKA Soegijapranata
2/17
1
1. PENDAHULUAN
1.1.Topik
Pada hari Jumat, 27 Mei 2016 dilakukan praktikum Teknologi Pengolahan Susu dengan
topik Susu Kental Manis. Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Rekayasa Pangan
Universitas Katolik Soegijapranata pada pukul 15.00 sampai dengan selesai, bersamaan
dengan praktikum Butter danButtermilk dan pengamatan Es Krim. Pada praktikum ini
menggunakan bahan baku susu full cream dan gula pasir dengan 2 perlakuan yaitu
ditambahkan pada awal proses pasteurisasi dan pada pertengahan proses pasteurisasi.
Kemudian dari produk yang dibuat lalu dianalisa secara sensori dan mengukur
kandungan gula yang ada dalam produk (brix). Praktikum Susu Kental Manis ini
diawasi oleh asisten dosen yaitu Tjan, Ivana Chandra; Beatrix. R. Restiani; dan Graytta
Intannia.
1.2.Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui cara pembuatan susu kental manis dan
karakteristik susu kental manis yang baik.
-
7/26/2019 Susu Kental Manis_Lavenia Meryana Cahya_13.70.0044_C3_UNIKA Soegijapranata
3/17
2
2. HASIL PENGAMATAN
2.1.Foto Susu Kental Manis
Gambar 1. Produk susu kental manis kloter C
Keterangan: dilihat dari kiri ke kanan yaitu kelompok C1 hingga kelompok C5.
2.2. Tabel Pengamatan
Hasil pengamatan uji sensori dan kandungan gula pada susu kental manis dapat dilihat
pada Tabel 1.
Tabel 1. Uji sensori dan kandungan gula pada susu kental manis.
Kel Warna Rasa Aroma Kekentalan Kandungan gula (brix)
C1 + +++ ++ +++ 57,0
C2 +++ ++ ++ + 54,6
C3 ++++ + +++ ++ 57,1
C4 ++++ + ++++ ++++ 58,5
C5 ++ ++++ ++++ +++ 56,4Keterangan:
Kekentalan Rasa Aroma
+ = kurang kental + = kurang manis + = aroma susu kurangkuat++ = agak kental ++ = agak manis ++ = aroma susu agak kuat
+++ = kental +++ = manis +++ = aroma susu kuat
++++ = sangat kental ++++ = sangat manis ++++ = aroma susu sangat kuat
Warna+ = agak putih
++ = putih
+++ = putih kekuningan
++++ = kuning
-
7/26/2019 Susu Kental Manis_Lavenia Meryana Cahya_13.70.0044_C3_UNIKA Soegijapranata
4/17
3
Dari tabel 1 diatas dapat dilihat hasi uji sensori dan kandungan gula dalam susu kental
manis. Untuk uji sensori parameter yang diuji adalah warna, rasa, aroma, dan
kekentalan dari susu kental manis. Parameter warna susu kental manis yang diperoleh
setiap kelompok berbeda-beda kelompok C1 memperoleh warna agak putih, kelompok
C2 memperoleh warna putih kekuningan, kelompok C3 dan C4 memperoleh warna
kuning, dan kelompok C5 memperoleh warna putih. Untuk parameter rasa yang
diperoleh juga berbeda tiap kelopoknya, yaitu C1 manis, C2 agak manis, C3 dan C4
kurang manis, C5 sangat manis. Parameter aroma kelompok C1 dan C2 adalah aroma
susu agak kuat, C3 aroma susu kuat, C4 dan C5 aroma susu sangat kuat. Untuk
parameter kekentalan, kelompok C1 dan C5 kental, C2 kurang kental, C3 agak kental,
C4 sangat kental. Kemudian nilai brix untuk kandungan gula dalam susu kental manis
kelompok C1 yaitu sebesar 57; C2 sebesar 54,6; C3 sebesar 57,1; C4 sebesar 58,5; dan
C5 sebesar 56,4.
-
7/26/2019 Susu Kental Manis_Lavenia Meryana Cahya_13.70.0044_C3_UNIKA Soegijapranata
5/17
4
3. PEMBAHASAN
Dalam praktikum kali ini dilakukan proses pembuatan susu kental manis dengan
menggunakan susu full cream dan gula pasir. Pada proses pembuatan diberikan 2
perlakuan yang berbeda yaitu gula ditambahkan pada awal proses pasteurisasi dan gula
ditambahkan dipertengahan proses pasteurisasi. Menurut Jay (1996) susu merupakan
bahan pangan yang memiliki nilai gizi yang cukup tinggi karena mengandung nutrisi
lengkap seperti laktosa, lemak, protein, vitamin, dan mineral. Kandungan nutrisi yang
lengkap ini sangat baik untuk pertumbuhan dan perkembangan tubuh manusia, akan
tetapi kandungan nutrisi ini juga dapat menjadi media yang baik untuk pertumbuhan
mikroorganisme. Sehingga susu dangat mudah mengalami kerusakan akibat
mikroorganisme. Oleh karena itu, untuk dapat memperpenjang umur simpan susu dapat
diolah menjadi susu kental manis dengan cara penguapan dan penambahan gula ke
dalam susu. Menurut Castilho. S. D (2010) proses pembuatan condensed milk dapat
dilakukan dengan memanaskan susu pada suhu tinggi untuk menghilangkan separuh
bagian dari kandungan air yang ada dan ditambahkan gula kedalamnya.
Menurut Hadiwiyoto (1983) metode pengolahan susu menggunakan pemanasan yang
dapat digunakan selain metode pasteurisasi adalah metode penguapan dan
dikonsentratkan. Metode ini lebih dikenal dengan metode condensed milk yaitu
memanaskan susu segar hingga merubah susu menjadi lebih kental. Dalam metode
condensed milk,produk akhirnya dibedakan menjadi 2 jenis yaitu evaporated milk dan
sweet condensed milk. Evaporated milk merupakan susu yang sebagian airnya telah
diuapkan sampai kurang lebih 50% dari susu segar yang dipanaskan pada temperatur
125-130
o
F. Setelah susu segar dipasteurisasi maka susu dimasukkan ke dalam tempatsusuyang tertutup dan disterilkan pada sushu 240oF selama 15 menit. Sweet condensed
milk merupakan susu yang langsung ditambahkan gula terlebih dahulu kemudian
diuapkan seperti evaporated milk. Susu kental manis mempunyai kadar gula sebanyak
40-44% yang berfungsi sebagai pengawet. Kadar lemak dalam susu kental manis adalan
minimal 8,5% dan padatan bikan lemak sekitar 28%. Kandungan sukrosa yang cukup
tinggi dalam susu kental manis mampu menghambat pertumbuhan mikroorganisme
yang berbahaya. Selain itu menurut Gaman & Sherrington (1994), kandungan sukrosa
-
7/26/2019 Susu Kental Manis_Lavenia Meryana Cahya_13.70.0044_C3_UNIKA Soegijapranata
6/17
5
dalam susu kental manis ini akan mengikat kadar air yang ada dalam susu sehingga
dihasilkan produk susu kental manis dengan Aw yang rendah dan memiliki umur
simpan yang panjang. Farida (2012) menambahkan bahwa kandungan gula yang tinggi
dalam kental manis dapat memperpanjang umur simpan susu kental manis sampai 12
bulan jika disimpan dalam kemasan tertutup pada suhu ruang. Menurut Kalinina O
(2014) bahwa untuk mengurangi kandungan gula dalam proses pembuatan susu kental
manis dapat ditambahkanstabilizeruntuk menjaga kestabilan viskositas dari susu kental
manis. Akan tetapi, penambahan stabilizer ini harus dalam komposisi yang tepat.
Semakin tinggi kadar stabilizer yang diberikan justru akan menurunkan viskositas dari
susu kental manis. Dengan menambahkan stabilizer maka laju deformasi akan
meningkat yang akan diikuti dengan penurunan viskositas.
Dalam praktikum proses pembuatan susu kental manis ini dilakukan 2 perlakuan
penambahan gula yang berbeda, yaitu kelompok C1-C3 gula ditambahkan diawal
sebelum proses pasteurisasi dan kelompok C4-C5 gula ditambahkan ditengah proses
pasteurisasi saat volume susu mencapai 50% dari volume awal atau sekitar 120 ml.
Proses pembuatan susu kental manis dimulai dengan sebanyak 215 susu full cream dan
45 gram gula pasir (ditambahkan sesuai perlakuan tiap kelompok) disiapkan. Untuk
kelompok C1-C3 susu dan gula dicampur dan dipanaskan pada suhu 80 oC sambil terus
diaduk hingga volume menjadi 50% dari volume awal susu, pengukuran volume
dilakukan dengan menuangkan susu ke dalam gelas ukur. Saat volume susu menjadi
50%, panaskan kembali susu hingga volume sekitar 100 ml. Sedangkan untuk kelompok
C4-C5, susu terlebih dahulu dipanaskan pada suhu 80oC hingga volume menjadi 50%
dari volume awal susu atau sekitar 120 ml. Kemudian ditambahkan gula dan susu
kembali dipanaskan sambil diaduk hingga volume menjadi sekitar 100 ml. Hal inisesuai dengan pendapat dari Spreer (1998) yang mengatakan bahwa proses pemanasan
pada proses pembuatan susu kental manis merupakan metode evaporasi yang bertujuan
untuk menguapkan sebagian air yang ada di susu dan biasanya menggunakan suhu
80oC. Kemudian api dimatikan, dan susu dimasukkan dalam wadah dan didinginkan
dengan memasukkan wadah berisi susu kental manis dalam wadah berisi es batu.
Selama proses pemanasan susu harus tetap diaduk untuk menghindari adonan menjadi
gosong, selama proses pendinginan susu juga harus tetap diaduk yang bertujuan untuk
-
7/26/2019 Susu Kental Manis_Lavenia Meryana Cahya_13.70.0044_C3_UNIKA Soegijapranata
7/17
6
menghindari pembentukan kristal laktosa. Menurut Walstra et al. (2006) setelah proses
evaporasi, susu kental manis harus segera didinginkan. Selama proses pendinginan
pembentukan kristal laktosa harus dihindari. Bylund (1995) menambahkan bahwa air
dalam susu kental manis hanya mampu mengikat sebagian laktosa, sehingga masih ada
sebagian laktosa yang akan mengendap dan membentuk kristal laktosa. Adanya kristal
laktosa dalam susu kental manis, menjadikan produk akhir memiliki tekstur yang
berpasir sehingga susu kental manis tidak dapat diaplikasikan untuk apapun. Cara yang
dapat dilakukan untuk menghindari terbentuknya kristal laktosa adalah selama proses
pendinginan pada suhu 15-25oC, susu kental manis harus tetap dikocok yang akan
menyebabkan kristal laktosa akan tetap terdispersi di dalam susu. Selain itu, dapat juga
dilakukan dengan penambahan seed lactose untuk menyeragamkan ukuran kristal
laktosa. Farida (2012) menambahkan bahwa penambahan seed lactose merupakan
penambahan laktosa bubuk dengan spesifikasi tertentu yang memiliki tujuan untuk
membantu memparcepat pembentukan kristal laktosa yang dapat mempengaruhi tekstur
pada susu kental manis. Apabila kristal laktosa yang terbentuk memiliki ukuran yang
terlalu besar menyebabkan susu kental manis memiliki tekstur yang berpasir, sedangkan
bila kristal laktosa yang terbentuk memiliki ukuran yang kecil menyebabkan susu kental
manis memuluki tekstur yang tidak berpasir dan lembut. Menurut Herchdoerfer (1986)
sandiness biasanya terjadi karena ukuran kristal laktosa lebih dari 15 m. untuk susu
kental manis biasanya ukuran Kristal laktosa dibawah 10 m. Pengadukan yang
dilakukan selama proses pendinginan susu kental manis juga berujuan untuk
menghasilkan kristal laktosa dengan ukuran yang seragam dan merata. Lalu setelah susu
kental manis jadi, dapat diuji secara sensori yaitu warna, rasa, aroma, dan kekentalan,
serta uji fisik dengan menggunakan refraktometer untuk mengukur kandungan gula
dalam susu kental manis. Menurut Wardana (2012) proses pembuatan susu kentalmanis mempunyai prinsip yaitu menaikan konsentrasi dari fraksi padatan di dalam
produk bahan pangan cair dengan cara menguapkan sebagian air yang ada dalam
produk. Proses ini dilakukan dengan cara menaikan suhu produk hingga titik didih dan
menjaganya supaya tetap stabil sampai diperoleh konsentrasi yang diinginkan. Menurut
Buckle et al. (1987) proses pasteurisasi yang dilakukan dalam proses pembuatan susu
kental manis ini memiliki tujuan untuk membunuh mikroorganisme yang ada dalam
produk dan juga membantu melarutkan sukrosa yang ditambahkan. Menurut Spreer
-
7/26/2019 Susu Kental Manis_Lavenia Meryana Cahya_13.70.0044_C3_UNIKA Soegijapranata
8/17
7
(1998) penambahan gula dalam susu kental manis ini bertujuan untuk memberikan rasa
manis, membentu proses pengentalan, dan sebagai pengawet alami dalam susu kental
manis. Kandungan gula yang tinggi dalam susu kental manis sekitar 43-47% akan
meningkatkan tekanan osmosis dinding sel mikroba sehingga menyebabkan lisis dan
akhirnya mikroba mati.
Menurut Van Den Berg (2008) dalam proses pembuatan susu kental manis ada beberapa
faktor yang dapat mempengaruhi kualoitas produk akhir yaitu tahap pre-heating dan
tahap penambahan gula. Pada tahap pre-heating tidak hanya untuk membunuh
mikroorganisme tetapi juga mempengaruhi viskositas dan stabilitas susu kental manis.
Penambahan gula juga merupakan salah satu faktor yang menentukan kualitas dari susu
kental manis yang dihasilkan. Bila gula ditambahkan pada saat tahappre-heating maka
akan menyebabkan age thickening pada produk akhir susu, sedangkan bila susu
ditambahkan pada akhir proses pre-heating maka dapat terjadi proses pemadatan. Pada
tahappre-heating, suhu harus dikontrol agar tidak terlalu tinggi. Jika suhu terlalu tinggi
maka akan mengurangi kualitas pada susu. Selain itu, menurut Walstra (2006)
penambahan gula yang dilakukan bersamaan dengan proses evaporasi akan memicu
terjadinya reaksi Maillard sehingga produk akhir dari susu kental manis menjadi
berwarna kecoklatan. Salah satu cara untuk menghindari reaksi Maillard pada susu
kental manis adalah menambahkan gula dalam bentuk sirup kental ditengah-tengah
proses evaporasi. Penambahan sirup ini tentunya harus dipasteurisasi terlebig dahulu
supaya bebas dari yeast yang bersifat osmofilik. Herchdoerfer (1986) faktor-faktor
utama yang mengontrol kualitas dari susu kental manis adalah perbandingan antara gula
dan padatan susu, striking point dalam proses evaporasi yang dapat ditentukan dengan
refraktometer, stabilitas kimia dalma susu, pemanasan awal susu atau pre-heating, dandestruksi mikroorganisme yang tidak diinginkan.
Dalam praktikum, uji yang dilakukan pada susu kental manis yang sudah jadi yaitu uji
sensori yang meliputi warna, rasa, aroma, dan kekentalan, serta uji fisik dengan
menggunakan refraktometer untuk mengukur kandungan gula dalam susu kental manis.
Hasil uji warna yang diperoleh tiap kelompok berbeda-beda yaitu kelompok C1
memiliki warna agak putih, C2 putih kekuningan, C3 dan C4 kuning, C5 putih. Dari
-
7/26/2019 Susu Kental Manis_Lavenia Meryana Cahya_13.70.0044_C3_UNIKA Soegijapranata
9/17
8
hasil yang ada jika dikelompok kan sesuai dengan perlakuan penambahan gula
seharusnya kelompok C1-C3 memiliki warna susu kental manis yang lebih coklat
karena melakukan penambahan gula diawal proses evaporasi. Menurut Walstra (2006)
penambahan gula pada awal proses evaporasi dapat memicu terjadinya reaksi Maillard
yang menyebabkan warna kecoklatan pada susu kental manis. pada kelompok C4
diperoleh hasil warna kuning, seharusnya warna yang diperoleh lebih putih karena
penambahan gula dilakukan di akhir proses evaporasi. hal ini dapat terjadi ketika proses
penambahan gula dan dipanaskan kembali untuk melarutkan gula, suhu yang
diaplikasikan terlalu tinggi sehingga memicu terjadinya reaksi Maillard. Berbeda
dengan hasil kelompok C1 yang memiliki warna agak putih, seharusnya susu kental
manis C1 memiliki warna kecoklatan karena penambahan gula dilakukan sebelum
proses evaporasi. Hal tersebut dapat terjadi ketika aplikasi suhu yang digunakan rendah
dan terkontrol sehingga tidak terjadi reaksi Maillard. Herchdoerfer (1986)
menambahkan bahwa semakin tinggi suhu dan semakin lama waktu pemanasan dapat
menyebabkan warna produk susu kental manis menjadi semakin matang atau semakin
coklat.Warna susu kental manis komersial yang baik adalah putih susu, warna putih ini
dipengaruhi oleh kasein, garam tak larut, globula lemak, serta warna terlarut dalam
susu, seperti misalnya riboflavin. Warna ini tidak akan berubah bila kondisi
penyimpanannya dijaga, seperti suhu penyimpanan dan kesterilan produk. Penyimpanan
dengan suhu di bawah 7C akan menyebabkan warna putih susu dapat bertahan hingga
bertahun-tahun. Menurut SNI 2971: 1998 susu kental yang sesuai standar memiliki
warna putih hingga kekuningan. Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh
kelompok C1, C2, C3, C4 dan C5 memiliki warna susu kental manis yang sesuai
dengan standar yaitu putih hingga kekuningan.
Hasil uji rasa yang diperoleh tiap kelompok juga berbeda-beda. Kelompok C1
memperoleh hasil rasa yang manis. Kelompok C2 memperoleh hasil rasa agak manis.
Kelompok C3 dan C4 memperoleh hasil rasa agak manis. Dan C5 memperoleh hasil
rasa sangat manis. Hal ini bertolak belakang dengan hasil uji fisik kandungan gula
dengan menggunakan refrakrometer. Dimana susu kental manis kelompok C5 yang
memiliki rasa paling manis dibandingkan dengan kelompok lainnya memperoleh nilai
brix yang paling rendah yaitu 56,4%. Sedangkan susu kental manis kelompok C3 dan
-
7/26/2019 Susu Kental Manis_Lavenia Meryana Cahya_13.70.0044_C3_UNIKA Soegijapranata
10/17
9
C4 yang memilki rasa kurang manis memperoleh nilai brix yang paling tinggi yaitu
57,1% dan 58,5/5. Seharusnya rasa manis yang diuji secara sensori berbanding lurus
dengan hasil uji kandungan gula atau sering disebut nilai brix.Semakin manis produk
maka kandungan gula dalam produk tersebut semakin tinggi. Menurut Hidayanto. E.
(2010) semakin tinggi kandungan gula dalam suatu bahan pangan maka nilai brix dan
nilai indeks bias yang diperoleh akan semakin besar. Perbedaan ini dapat terjadi akibat
adanya perbedaan persepsi rasa manis oleh responden yang melakukan uji sensori
terhadap susu kental manis. Kesalahan sensori juga dapat terjadi ketika prosedur sensori
tidak dilakukan dengan benar. Seharusnya pada saat sensori 5 produk seperti pada saat
praktikum, setiap mensensori produk yang berbeda harus mencuci mulut dengan
menggunakan air bersih hingga mulut menjadi netral kembali, sehingga hasil sensori
produk selanjutnya dapat diperoleh hasil yang valid karena tidak dipengaruhi rasa dan
aroma dari produk sebelumnya. Hasil kelompok C5 secara sensori sangat manis
sedangkan nilai brixnya paling rendah. Hal ini dapat disebabkan responden sudah
mensensori 4 produk susu kental manis kelompok sebelumnya dan tidak membasuh
mulut, sehingga mulut sudah penuh dengan rasa manis dan pada saat mencicipi produk
susu kental manis kelompok C5 rasa yang terbaca oleh responden adalah sangat manis.
Berdasarkan SNI SNI 2971:1998, susu kental manis yang baik memiliki rasa manis
yang normal. Hasil pengamatan susu kental manis dalam praktikum beberapa belum
memenuhi standar karena memiliki rasa yang sangat manis dan kurang manis.
Hasil uji aroma susu kental manis tiap kelompok berbeda-beda. Kelompok C1 dan C2
memperoleh hasil aroma susu yang agak kuat. Kelompok C3 memperoleh hasil aroma
susu yang kuat. Kelompok C4 dan C5 memperoleh hasil aroma susu yang sangat kuat.
Jika dipisahkan berdasarkan perlakuan panambahan gula, susu kental manis kelompokC4-C5 memiliki aroma yang lebih kuat dibandingkan dengan susu kental manis
kelompok C1-C3. Menurut pendapat Herchdoerfer (1986) semakin lama waktu dan
semakin tinggi temperatur pemanasan, aroma susu kental manis yang dihasilkan akan
semakin kuat. Sebaliknya, pemanasan yang dilakukan sebentar dengan suhu rendah
akan menghasilkan aroma yang kurang kuat. Perbedaan lama waktu dan suhu
pemanasan dari tiap kelompok ini sangat mungkin terjadi, karena suhu yang
diaplikasikan oleh masing-masing kelompok tidak dapat dikontrol untuk tetap dalam
-
7/26/2019 Susu Kental Manis_Lavenia Meryana Cahya_13.70.0044_C3_UNIKA Soegijapranata
11/17
10
kondisi stabil. Selain itu, lama waktu pemanasan tiap kelompok juga berbeda, karena
yang diaplikasikan pada praktikum adalah susu dipanaskan hingga memiliki volume
100 ml, sehingga yang menjadi patokan adalah volume susu bukan berapa lama waktu
pemanasan susu. Hal ini menjadi penyebab perbedaan aroma dalam susu kental manis.
Selain itu, kandungan gula dapat mempengaruhi aroma susu, dimana kelompok C1-C3
yang menambahkan gula diawal proses evaporasi memiliki hasil akhir dengan aroma
susu yang kurang kuat. Hal ini dikarenakan gula yang ditambahkan diawal produk akan
memngkontribusi aroma dalam susu kental manis, menurut Walstra (2006) gula yang
ditambahkan diawal akan memicu terjadinya reaksi Maillard yang mengubah warna
produk menjadi kecokklatan dan berkontribusi dalam aroma produk karena
menimbulkan aroma karamel. Sedangkan pada susu kental manis kelompok C4-C5
aroma susu masih sangat kuat karena tidak terjadi reaksi Maillard (gula ditambahkan
diakhir proses evaporasi) sehingga aroma karamel tidak terbentuk. Berdasarkan SNI
2971:1998 yang ada, syarat dari susu kental manis yang baik adalah memiliki aroma
yang normal atau aroma susu. Dalam praktikum aroma susu kental manis yang
diperoleh sudah memenuhi standar karena memiliki aroma yang normal. Menurut
Hassan et al. (2015) susu kental manis yang dihasilkan dari susu utuh memiliki aroma
dan rasa yang lebih kaya atau enak dibandingkan susu kental manis yang dibuat dari
susu skim. Hal ini dikarenakan kandungan globula lemak dalam susu utuh yang
mengkontribusi aroma dan rasa dalam susu kental manis menjadi lebih enak atau rich
flavor. Selain kandungan lemak, susu utuh kandungan nutrisinya masih lengkap
sehingga saat proses evaporasi dan kondensasi, total padatan dalam susu akan
meningkat dan akan memberikan aroma dan rasa pada produk akhir yang lebih rich
flavor dibandingkan dengan susu kental manis dari sususkim.
Herchdoerfer (1986) juga menyatakan bahwa semakin lama pemanasan dilakukan maka
susu kental manis yang dihasilkan pun semakin kental. Dengan demikian dapat ditarik
kesimpulan bahwa semakin lama pemanasan yang dilakukan maka aroma susu akan
semakin kuat dan viskositas susu akan semakin kental. Hal ini sudah sesuai dengan
hasil praktikum yang diproleh. Dimana susu kental manis kelompok C4-C5 memiliki
aroma susu yang sangat kuat dan memiliki kekentalan yang sangat kental, sedangkan
susu kental manis kelompok C1-C3 memiliki aroma susu yang kurang kuat dan
-
7/26/2019 Susu Kental Manis_Lavenia Meryana Cahya_13.70.0044_C3_UNIKA Soegijapranata
12/17
11
memiliki kekentalan yang kurang kental. Menurut Van den Berg (2008) viskositas dari
susu kental manis harus tinggi, harus sama, dan tidak mengalami perubahan selama
disimpan. Berdasarkan standar SNI 2971:1998, tingkat konsitensi susu kental manis
adalah kental atau homogen. Hasil pengamatan susu kental manis yang ada masih
belum memenuhi standar yang ditentukan karena masih ada kelompok yang memiliki
kekentalan yang kurang kental dan juga sangat kental. Menurut Olaoye. O. A (2015)
susu kental manis dapat dibuat dari susu kedelai. Susu kental manis yang terbuat dari
susu kedelai akan memiliki viskositas yang lebih tinggi dibandingkan dengan susu
evaporasi biasa karena padatan bukan lemak dalam susu juga akan terkonsentratkan
sehingga mempengaruhi hasil akhir dalam produk susu kental manis.
-
7/26/2019 Susu Kental Manis_Lavenia Meryana Cahya_13.70.0044_C3_UNIKA Soegijapranata
13/17
12
4. KESIMPULAN
Susu kental manis merupakan produk olahan susu dengan cara evaporasi dan
penambahan gula.
Penambahan gula bertujuan untuk memberi rasa manis, membantu proses
pengentalan, menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang berbahaya, dan
sebagai pengawet.
Penambahan gula di awal proses evaporasi akan memicu terjadinya reaksi Maillard.
Reaksi Maillard menyebabkan warna susu kental manis menjadi kecoklatan.
Semakin lama waktu pemanasan maka semakin kuat aromanya, semakin gelap
warna susu yang dihasilkan, dan semakin kental.
Pada parameter rasa hasil yang didapat yang sudah sesuai dengan SNI 2971: 1998
adalah kelompok C1 dengan rasa manis yang normal.
Pada parameter warna susu kental manis yang dihasilkan semua kelompok sudah
sesuai dengan standar SNI 2971:1998 yaitu putih sampai kekuningan.
Pada parameter aroma susu kental manis yang dihasilkan semua kelompok sudah
sesuai dengan standar SNI 2971:1998 yaitu memiliki aroma yang normal.
Pada parameter konsistensi susu kental manis yang dihasilkan kelompok C1 dan C5
sudah sesuai dengan standar SNI 2971:1998 karena memiliki konsistensi yang
kental.
Faktor yang mempengaruhi kualitas susu kental manis adalah perbandingan antara
padatan dan gula, stabilitas kimia susu, striking point, dekstrusi mikroorganisme,
dan suhu pemanasan awal.
Semarang, 6 Juni 2016
Praktikan, Asisten dosen,
- Tjan, Ivana Chandra
Lavenia Meryana Cahya
13.70.0044
-
7/26/2019 Susu Kental Manis_Lavenia Meryana Cahya_13.70.0044_C3_UNIKA Soegijapranata
14/17
13
5. DAFTAR PUSTAKA
Buckle, K. A.; R. A. Edwards; G. H. Fleet & M. Wooton. (1987). Food Science. UI
Press. Jakarta.
Bylund, G. (1995). Dairy Processing Handbook. Tetra Pak Processing Systems AB.
Sweden.
Castilho. S. D., Filho. A. D. A. B. 2010. The history of infant nutrition. Jornal de
Pediatria 86 (3): 179-188.
Gaman, P. M. & K. B. Sherrington. (1994). Ilmu Pangan : Pengantar Ilmu Pangan,
Nutrisi, dan Mikrobiologi. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Hadiwiyoto, S. (1983). Hasil Hasil Olahan Susu, Ikan, Daging, dan Telur. Liberty.
Yogyakarta.
Hassan S. M., Khaskheli. M., Shah. A. H., Shah. M. G., Umer. M., Nisha. A. R. 2015.
Physio-chemical evaluation of skimmed and condensed milk of Buffalo. Journal
of Chemical and Pharmaceutical Research Vol 7(2): 698-707.
Herchdoerfer, S. M. (1986). Quality Control in Food Industry Volume 2. Academic
Press. London.
Hidayanto. E., Rofiq. A., Sugito. H. 2010. Aplikasi Portable Brix Meter untuk
Pengukuran Indeks Bias. Berkala Fisika Vol. 13, No. 4, hal 113-118.
Jay, M. J . (1996). Modern Food Microbiology.Fifth Ed. International Thomson
Publishing, Chapman & Hall Book, Dept. BC.p.469471.
Kalinina. O., Kovalenko. O., Kornilova. O. 2014. Investigation of viscosity of whole
hydrolyze sweetened condensed milk. Ukrainian Food Journal Volume 3 Issue 2 p193-201.
Olaoye, O. A. 2015. A study on quality parameters and shelf stability of sweetened
condensed vegetables milks produced from four varieties of soybeans (Glycine
max). International Food Research Journal 22(6): 2212-2218.
Saragih, Farida. (2012). Susu Kental Manis Dan Krimer Kental Manis : VOL. VII/NO.
6/JUNI 2012.http://www.foodreview.biz/preview.php?view2&id=56469.Diakses
pada tanggal 5 Juni 2016
http://www.foodreview.biz/preview.php?view2&id=56469http://www.foodreview.biz/preview.php?view2&id=56469 -
7/26/2019 Susu Kental Manis_Lavenia Meryana Cahya_13.70.0044_C3_UNIKA Soegijapranata
15/17
14
Spreer, E. (1998). Milk and Dairy Products Technology. Marcel Dekker, Inc. New
York.
Van Den Berg. J. C. T. (2008). Evaporated and Condensed Milk.
http://whqlibdoc.who.int/monograph/WHO_MONO_48_(p321).pdf. Diakses
tanggal 5 Juni 2016.
Walstra, P.; J. T. M. Wouters & T. J. Geurts. (2006). Dairy Science and Technology 2nd
Ed. Taylor & Francis Group, LLC. Boca Raton.
Wardana, A. S. (2012). Teknologi Pengolahan Susu. Universitas Slamet Riyadi.
Surakarta.
http://whqlibdoc.who.int/monograph/WHO_MONO_48_(p321).pdfhttp://whqlibdoc.who.int/monograph/WHO_MONO_48_(p321).pdf -
7/26/2019 Susu Kental Manis_Lavenia Meryana Cahya_13.70.0044_C3_UNIKA Soegijapranata
16/17
15
6. LAMPIRAN
6.1.SNI Susu Kental Manis
SNI 2971:1998, spesifikasi syarat mutu susu kental manis adalah sebagai berikut:
No Jenis Uji SatuanPersyaratan
I II
1 Keadaan
- Bau
- Rasa
- Warna
- Konsistensi
-
-
-
-
Normal
Normal
Putih sampaikekuningan
Kental dan homogen
Normal
Normal
Sesuai ganda rasayang ditambahkan
Kental dan homogen
2 Air (b/b) % 2030 2030
3 Abu (b/b) % 1,42.2 1.42,2
4 Protein (b/b) % 710 Min 6,5
5 Lemak ((b/b) % Min 8,0 Min 8,0
6 Laktosa (b/b) % Min 10 Min 10
7 Sukrosa (b/b) % 4348 4348
8 Bahan tambahan
- Pewarna
- Pemanis buatan
a.sakarin
b. siklamat
Tidak boleh ada
Tidak boleh ada
Tidak ternyata
Tidak boleh ada
Tidak boleh ada
-
9 Pati - -
-
7/26/2019 Susu Kental Manis_Lavenia Meryana Cahya_13.70.0044_C3_UNIKA Soegijapranata
17/17
16
10 Cemaran logam
- Timbal (Pb)
- Tembaga (Cu)
- Seng (Zn)
- Timah (Sn)
- Raksa (Hg)
Mg/Kg
Mg/Kg
Mg/Kg
Mg/Kg
Mg/Kg
Maks 0,3
Maks 20,0
Maks 40,0
Maks 40,0/250,0
Maks 0,03
Maks 0,3
Maks 20,0
Maks 40,0
Maks 40,0/250,0
Maks 0,03
11 Cemaran Arsen (As) Mg/Kg Maks 0,1 Maks 0,1
12 Cemaran Mikroba
-Angka lempeng total
-BakteriKoliform
-E. Coli
- Salmonela
- Staphylococcus aureus
- Kapang dan khamir
Koloni/g
APM/g
APM/g
Per 100g
Koloni/g
Koloni/g
Maks. 1.0x104
Maks. 10