SURYA PRATIWI - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/25947/28/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf ·...

43
TRADISI NIGOL DALAM UPACARA PERKAWINAN MASYARAKAT ADAT LAMPUNG PEPADUN DI KAMPUNG CUGAH KECAMATAN BARADATU KABUPATEN WAY KANAN (Skripsi) Oleh SURYA PRATIWI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2017

Transcript of SURYA PRATIWI - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/25947/28/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf ·...

Page 1: SURYA PRATIWI - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/25947/28/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis bernama Surya Pratiwi, dilahirkan di Depok pada tanggal 4 Mei 1993. ...

TRADISI NIGOL DALAM UPACARA PERKAWINAN MASYARAKATADAT LAMPUNG PEPADUN DI KAMPUNG CUGAH KECAMATAN

BARADATU KABUPATEN WAY KANAN

(Skripsi)

Oleh

SURYA PRATIWI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2017

Page 2: SURYA PRATIWI - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/25947/28/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis bernama Surya Pratiwi, dilahirkan di Depok pada tanggal 4 Mei 1993. ...

ABSTRAK

TRADISI NIGOL DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT LAMPUNG PEPADUN DI

KAMPUNG CUGAH KECAMATAN BARADAT

KABUPATEN WAY KANAN

OLEH

SURYA PRATIWI

Masyarakat adat Lampung terbagi menjadi dua masyarakat adat yakni masyarakat adatLampung Pepadun dan Masyarakat adat Lampung Saibatin. Dalam proses perkawinanterdapat perbedaaan antara mayarakat adat Lampung Pepadun dan masyarakat adat LampungSaibatin. Pada perkawinan masyarakat adat Lampung Pepadun terdapat sebuah rangkaianacara unik yakni tradisi nigol. Tradisi nigol terdapat pada acara sujud atau mengian manjau,serta pada acara begawi atau cakak pepadun.

Berdasarkan uraian diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakahproses nigol dalam perkawinan masyarakat adat lampung pepadun di Kampung CugahKecamatan Baradatu Kabupaten Way Kanan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptifdengan teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi.Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data kualitatif.

Pembahasan dalam penelitian ini meliputi rangkaian proses nigol pada upacara perkawinanmasyarakat adat Lampung Pepadun di Kampung Cugah Kecamatan Baradatu KabupatenWay Kanan sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa proses nigol dalam perkawinanmasyarakat adat lampung pepadun terbagi menjadi tiga tahapan, yakni tahap persiapandimana para penigol akan mempersiapkan segala perlengkapan. Tahapan kedua yaknipelaksanaan dimana para penigol akan melaksanakan tarian tigol dan yang terakhir adalahtahapan penutupan dimana para penigol akan menyelesaikan segala proses rangkaian acaratradisi nigol.

Page 3: SURYA PRATIWI - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/25947/28/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis bernama Surya Pratiwi, dilahirkan di Depok pada tanggal 4 Mei 1993. ...

TRADISI NIGOL DALAM UPACARA PERKAWINAN MASYARAKAT

ADAT LAMPUNG PEPADUN DI KAMPUNG CUGAH KECAMATAN

BARADATU KABUPATEN WAY KANAN

Oleh

SURYA PRATIWI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar

SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Sejarah

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2017

Page 4: SURYA PRATIWI - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/25947/28/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis bernama Surya Pratiwi, dilahirkan di Depok pada tanggal 4 Mei 1993. ...
Page 5: SURYA PRATIWI - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/25947/28/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis bernama Surya Pratiwi, dilahirkan di Depok pada tanggal 4 Mei 1993. ...
Page 6: SURYA PRATIWI - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/25947/28/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis bernama Surya Pratiwi, dilahirkan di Depok pada tanggal 4 Mei 1993. ...
Page 7: SURYA PRATIWI - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/25947/28/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis bernama Surya Pratiwi, dilahirkan di Depok pada tanggal 4 Mei 1993. ...

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Surya Pratiwi, dilahirkan di Depok pada

tanggal 4 Mei 1993. Penulis merupakan anak pertama dari

dua bersaudara dari pasangan Bapak Surahman dan Ibu Ida

Rohani.

Pendidikan yang sudah ditempuh penulis adalah bersekolah di SD Negeri Cugah

Kecamatan Baradatu Kabupaten Way Kanan pada tahun 1999 dan selesai pada

tahun 2005, melanjutkan ke SMP Negeri 1 Baradatu Kabupaten Way Kanan dan

selesai pada tahun 2008, kemudian melanjutkan ke SMK Negeri 1 Baradatu

Kabupaten Way Kanan dan selesai pada tahun 2011.

Sejak tahun 2011 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan

Sejarah, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Lampung (UNILA) melalui jalur SNMPTN.

Pada tahun 2012 penulis melaksanakan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) di Jawa

Tengah, Yogyakarta, dan Jakarta. Pada tahun 2014. Penulis melaksanakan

program Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Pekon Kejadian dan Program Pengalaman

Lapangan (PPL) SMA Negeri 1 Belalau Kabupaten Lampung Barat.

Page 8: SURYA PRATIWI - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/25947/28/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis bernama Surya Pratiwi, dilahirkan di Depok pada tanggal 4 Mei 1993. ...

PERSEMBAHAN

Pujisyukur kehadirat Allah SWT yang selalu memberikan limpahan rahmat dan

karuniaNya yang tak terhingga di dalam hidupku. Dengan rasa bngga dan

kerendahahn hati, kuperssembahkan skripsi ini kepada :

1. Kedua orang tuaku Apak Surahman dan Mama Ida Rohani yang telah

membesarkan, mendidik dan mendoakanku dengan kasih saying yang

tulus sehingga memberikan semangat dalam meraih cita – cita.

Pengorbanan Apak dan Mama yang tak dapat kuhapus sampai akhir

hayatku. Semoga aku dapat sesegera mungkin mewujudkan keinginan

kalian berdua. Aamiin

2. Kepada kedua adikku M. Yahya Pratama dan Chiling Ayla Rusyanofa

tersayang yang telah mendorong serta memberi motivasi kepadaku. I love

you, my little devils

3. Para pendidikku, Guru-guru dan Dosen-dosenku yang telah mengajariku

banyak hal tentang ilmu pengetahuan.

4. Almamater tercinta Universitas Lampung.

Page 9: SURYA PRATIWI - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/25947/28/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis bernama Surya Pratiwi, dilahirkan di Depok pada tanggal 4 Mei 1993. ...

MOTTO

Pahlawan bukanlah orang yang berani meletakan pedangnya kepundak lawan,tetapi pahlawan sebenarnya ialah orang yang sanggup menguasai dirinya dikala ia

marah

(Sydney J. Harris)

Bersikaplah kukuh seperti batu karang yang tidak putus-putus dipukul ombak. Iatidak saja tetap berdiri kukuh, bahkan ia menentramkan amarah ombak dan

gelombang itu

(Marcus Aurelius)

Page 10: SURYA PRATIWI - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/25947/28/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis bernama Surya Pratiwi, dilahirkan di Depok pada tanggal 4 Mei 1993. ...

SANWACANA

Assalamualaikum Wr.Wb

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Proses Nigol dalam Upacara Perkawinan Masyarakat Adat Lampung

Pepadun di Kampung Cugah Kecamatan Baradatu Kabupaten Way Kanan”

pada Program Studi Pendidikan Sejarah Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Penulis menyadari akan keterbatasan dan kemampuan yang dimiliki, sehingga

mendapat banyak petunjuk dan bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak,

maka dalam kesempatan ini penulis mengucapakan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. H. Muhammad Fuad, M.Hum, Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. Abdurrahman, M.Si, Wakil Dekan I Bidang Akademik Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

3. Bapak Drs. Buchori Asyik, M.S, Wakil Dekan II Bidang Kuangan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

4. Bapak Drs. Supriyadi, M.Pd, Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaaan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Page 11: SURYA PRATIWI - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/25947/28/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis bernama Surya Pratiwi, dilahirkan di Depok pada tanggal 4 Mei 1993. ...

5. Bapak Drs.Zulkarnain, M.Si., Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

6. Bapak Drs. Syaiful M, M.Si, Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah

Jurusan Pendidikan IPS FKIP Unila.

7. Bapak Drs. Iskandar Syah, M.H., Pembimbing I yang telah bersedia

meluangkan waktu, memberikan bimbingan, kritik, saran, dan nasehat

dalam proses kuliah dan proses menyelesaikan skripsi.

8. Bapak Drs. Maskun, M.H., Pembimbing II sekaligus Pembimbing

Akademik yang telah bersedia meluangkan waktu, memberikan

bimbingan, kritik, saran, dan nasehat dalam proses kuliah dan proses

menyelesaikan skripsi.

9. Bapak Drs. Wakidi, M. Hum., dosen pada Program Studi Pendidikan

Sejarah Jurusan Pendidikan IPS FKIP Unila, sekaligus Penguji Utama

dalam ujian skripsi yang telah bersedia meluangkan waktu, memberikan

bimbingan, kritik, saran, dan nasehat dalam proses kuliah dan proses

menyelesaikan skripsi.

10. Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Sejarah Jurusan Pendidikan

Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Lampung.

11. Kepala Kampung Cugah beserta Tokoh Adat yang telah membantu

peneliti selama penelitian di Kampung Cugah Kecamatan Baradatu

Kabupaten Way Kanan.

12. Teman-teman di Program Studi Pendidikan Sejarah Angkatan 2011.

Page 12: SURYA PRATIWI - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/25947/28/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis bernama Surya Pratiwi, dilahirkan di Depok pada tanggal 4 Mei 1993. ...

13. Kakak dan adik tingkat pendidikan Sejarahyang telah membantu penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini.

14. Semua pihak yang telah membantu proses penulisan skripsi ini. terima

kasih atas bantuannya.

Akhir kata penulis menyadari bahwa skripsi ini masih dari kesempurnaan akan

tetapi penulis berharap agar skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita

semua. Amin.

Bandar Lampung, 2017Penulis,

Surya Pratiwi

Page 13: SURYA PRATIWI - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/25947/28/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis bernama Surya Pratiwi, dilahirkan di Depok pada tanggal 4 Mei 1993. ...

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Strukturisasi Pemerintahan Kampung Cugah

Tabel 2. Jumlah penduduk Kampung Cugah berdasarkan jenis kelamin

Tabel 3. KeadaanpendudukKampungCugahberdasarkanmata pencaharian

Tabel 4. Fasilitas Pendidikan di Kampung Cugah

Tabel 5. Keadaan Penduduk Menurut Sistem Kepercayaan

Tabel 6. Tabel Persiapan Nigol pada acara Begawi atau Cakak Pepadun

Tabel 7. Proses Pelaksanaan Nigol pada acara Begawi atau Cakak Pepadun

Tabel 8. Proses penutupan Nigol pada acara Begawi atau Cakak Pepadun

Tabel 9. Proses persiapan Nigol pada acara Mengian manjau atau Sujud

Tabel 10. Proses pelaksanaan Nigol acara Mengian manjau atau Sujud

Tabel 11. Proses penutupan Nigol pada acara Mengian manjau atau Sujud

Page 14: SURYA PRATIWI - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/25947/28/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis bernama Surya Pratiwi, dilahirkan di Depok pada tanggal 4 Mei 1993. ...

DAFTAR ISI

HalamanDAFTAR ISI.............................................................................................................. iDAFTAR TABEL .....................................................................................................ivDAFTAR LAMPIRAN.............................................................................................. v

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ..............................................................................11.2 Identifikasi Masalah.....................................................................................41.3 Pembatasan Masalah....................................................................................41.4 Rumusan Masalah........................................................................................51.5 Tujuan Penelitian .........................................................................................51.6 Kegunaan .....................................................................................................51.7 Ruang Lingkup Penelitian............................................................................6

BAB IITINJAUANPUSTAKA

2.1 TinjauanPustaka...........................................................................................72.1.1 Konep Tradisi ................................................................................72.1.2 Konsep Nigol ................................................................................. 82.1.3 Konsep Upacara Perkawinan ......................................................... 102.1.4 Konsep Masyarakat Pepadun........................................................ 112.1.5 Konsep Kebudayaan ...................................................................... 14

2.2 KerangkaPikir .............................................................................................. 152.3 Pradigma ...................................................................................................... 16

BAB III METODEPENELITIAN

3.1 Metode Penelitian ........................................................................................173.2 Lokasi Penelitian..........................................................................................183.3 Variable Oprasional dan Definisi Oprasional Variabel ...............................19

3.3.1 Variabel Penelitian ........................................................................193.3.2 Definisi Oprasional Variabel .........................................................19

3.4 Teknik Pengumpulan Data...........................................................................203.4.1 TeknikObservasi ............................................................................203.4.2 Teknik Dokumentasi......................................................................213.4.3 TeknikWawancara .........................................................................22

Page 15: SURYA PRATIWI - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/25947/28/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis bernama Surya Pratiwi, dilahirkan di Depok pada tanggal 4 Mei 1993. ...

3.5 Teknik Analisis Data.................................................................................... 223.5.1 Reduksi Data...................................................................................233.5.2 Penyajian Data......... ...................................................................... 233.5.3 Pengambilan danVerifikasi Data ................................................... 23

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HasilPenelitian ............................................................................................. 244.1.1 Deskripsi Kabupaten Way Kanan ............................................... 244.1.2 Sejarah Singkat KampungCugah ................................................ 254.1.3 Letakdan Batas KampungCugah................................................. 274.1.4 Luas Wilayah KampungCugah ................................................... 274.1.5 KeadaanPendudukKampungCugah............................................. 28

4.1.5.1 Keadaan Penduduk Berdasarkan Jumlah ........................... 284.1.5.2 Keadaan Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian.......... 284.1.5.3 Keadaan Sosial Budaya Masyarakat .................................. 294.1.5.4 Keadaan Penduduk Berdasarkan Pendidikan..................... 304.1.5.5 Keadaan Penduduk Berdasarkan Sistem Kepercayaan...... 314.1.5.6 Keadaan Penduduk Berdasarkan Sistem Kekerabatan ...... 32

4.1.6 PerkawinanAdatMasyarakat Lampung Pepadun ........................ 324.1.7 Tradisi Nigol dalam Upacara PerkawinanAdat Masyarakat

Pepadun diKampungCugahpadaAcaraBegawiatauCakakPepadun............... 34

4.1.7.1 PengertianNigol ................................................................. 344.1.7.2 TujuanPelaksanaanNigol ................................................... 344.1.7.3 Pihak yang terlibatdalamNigol .......................................... 354.1.7.4 Pakaian yang dipakaidalamNigol ...................................... 364.1.7.5 Macam – macamNigol ....................................................... 364.1.7.6 WaktupelaksanaanNigol .................................................... 37

4.1.8 Tradisi Nigol dalam Upacara Perkawinan Adat MasyarakatPepadun di Kampung Cugah pada Sujud atau Mengian Manjau.....37

4.1.8.1 Pengertian Nigol ................................................................374.1.8.2 Tujuan Pelaksanaan Nigol .................................................374.1.8.3 Pihak yang terlibat dalam Nigol ........................................384.1.8.4 Pakaian yang dipakai dalam Nigol ....................................384.1.8.5 Waktu pelaksanaan Nigol ..................................................38

4.2.1 Persiapan Nigol pada acara Begawi atau Cakak Pepadun .......... 394.2.2 Pelaksanaan Nigol pada acara Begawi atau Cakak Pepadun ...... 424.2.3 Penutupan Nigol pada acara Begawi atau Cakak Pepadun......... 464.2.4 Persiapan Nigol pada acara Mengian Manjau atau Sujud........... 464.2.5 Pelaksanaan Nigol pada acara Mengian Manjau atau Sujud ...... 484.2.6 PenutupanNigolpadaacaraMengianManjauatauSujud ................ 50

4.3 Pembahasan.......................................................................................................... 52

4.2 Deskripsi Data ..................................................................................................... 39

Page 16: SURYA PRATIWI - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/25947/28/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis bernama Surya Pratiwi, dilahirkan di Depok pada tanggal 4 Mei 1993. ...

4.3.1 Persiapan Nigol pada acara Begawi atau Cakak Pepadun .......... 524.3.2 Pelaksanaan Nigol pada acara Begawi atau Cakak Pepadun ...... 534.3.3 Penutupan Nigol pada acara Begawi atau Cakak Pepadun......... 554.3.4 Persiapan Nigol pada acara Mengian Manjau atau Sujud........... 564.3.5 Pelaksanaan Nigol pada acara Mengian Manjau atau Sujud ...... 564.3.6 Penutupan Nigol pada acara Mengian Manjau atau Sujud ......... 57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN5.1 Kesimpulan .................................................................................................585.2 Saran ...........................................................................................................60

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 17: SURYA PRATIWI - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/25947/28/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis bernama Surya Pratiwi, dilahirkan di Depok pada tanggal 4 Mei 1993. ...

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Lampung adalah satu provinsi yang terletak diujung selatan dari pulau

Sumatera. Provinsi Lampung memiliki 13 kabupaten dan 2 kotamadya

yakni, Kotamadya Bandar Lampung, Kotamadya Metro, Kabupaten

Lampung Timur, Kabupaten Lampung Utara, Kabupaten Lampung Barat,

Kabupaten Lampung Tengah, Kabupaten Lampung Selatan, Kabupaten

Way Kanan, Kabupaten Mesuji, Kabupaten Pringsewu, Kabupaten Tulang

Bawang, Kabupaten Tulang Bawang Barat, Kabupaten Pesisir Barat,

Kabupaten Pesawaran serta Kabupaten Tanggamus. Masyarakat yang

tinggal di Provinsi Lampung terbagi menjadi dua, yakni masyarakat asli

yang lebih dikenal dengan sebutan ulun Lampung dan masyarakat

pendatang. Ulun Lampungdibagi menjadi dua masyarakat atau ruwa jurai,

yakni jurai Pepadun dan jurai Saibatin.

“Orang Lampungjurai Pepadun pada umumnya bermukimdisepanjang aliran sungai yang bermuara ke laut Jawa dan orangLampungjurai Saibatinbermukim di pesisir pantai dan sepanjangaliran sungai yang bermuara ke samudra Indonesia dan dalambertutur, orang Saibatin berdialek A sedangkan orangPepadunmenggunakan dialek O, akan tetapi tidak semua orangPepadun berdialek O”(Hadikusuma 1989 : 118)

LampungPepadun dan LampungSaibatin menempati wilayah yang sama,

akan tetapi memiliki tradisi serta kebudayaan yang berbeda.

Page 18: SURYA PRATIWI - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/25947/28/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis bernama Surya Pratiwi, dilahirkan di Depok pada tanggal 4 Mei 1993. ...

2

“Suku Lampung terbagi atas dua golongan besa yaitu LampungJurai Saibatin dan Lampung Jurai Pepadun. Dapat dikatakan JuraiSaibatin dikarenakan orang yang tetap menjaga kemurnian darahdalam kepunyimbangannya. Sedangkan ciri orang orang LampungJurai Pepadun yaitu masyarakatnya menggunakan dialek bahasa“Nyo” atau berlogat “O” dan sebagian besar masyarakatnyamenggunakan dialek bahasa “Api” atau berlogat “A” dan jugaorang LampungPepadun merupakan suatu kelompok masyarakatyang ditandai dengan upacara adat naik tahta dengan menggunakanadat upacara yang disebut “Pepadun”.(Iskandar Syah, 2005 : 2)

Kebudayaan – kebudayaan masyarakat Lampung baik Saibatin maupun

Pepadun yang sudah ada sejak jaman dahulu memiliki nilai – nilai yang

sangat dihormati bagi para penerusnya. Hal ini membuat kebudayaan –

kebudayaan tersebut masih berlangsung hingga sekarang.

“Ada tujuh unsur kebudayaan yang dapat ditemukan pada semuabangsa di dunia. Ketujuh unsur yang dapat kita sebut sebagai isipokok dari tiap kebudayaan di dunia yaitu bahasa, sistempengetahuan, sistem kemasyarakatan, sistem peralatan hidup danteknologi, sistem mata pencaharian hidup, sistem religi dankesenian”(Koentjaraningrat, 2012 : 202)

Sistem kemasyarakatan terdiri atas sistem kekerabatan, organisasi politik,

sistem hukum dan sistem perkawinan. Sistem perkawinan disetiap daerah

memiliki perbedaan, hal ini dapat dilihat dari tatacara serta tahapan proses

perkawinan tersebut. Perkawinan itu sendiri dapat diartikan sebagai bentuk

ikatan dua orang individu antara pria dan wanita yang melibatkan orang

tua, keluarga besar, institusi, agama serta negara. Perkawinan dalam

masyarakat LampungPepadun sangat dijunjung tinggi nilai martabatnya,

hal ini disebabkan masyarakat LampungPepadun berpendapat bahwa lebih

baik mati daripada harus bercerai. Hal ini membuat masyarakatnya sanagat

Page 19: SURYA PRATIWI - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/25947/28/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis bernama Surya Pratiwi, dilahirkan di Depok pada tanggal 4 Mei 1993. ...

3

berhati – hati dalam memilih pasangan baik secara individu maupun bagi

anggota keluarga lainnya sehingga dalam upacara perkawinan kadang

terlihat sangat berlebih tapi tak jarang yang hanya biasa saja. Masyarakat

LampungPepadun mengenal dua cara perkawinan adat yakni Intar Terang

(Rasan Tuha) dan Sebambangan (Larian).

Intar Terang (Rasan Tuha) adalah perkawian dengan cara lamaran dan

memakai jujur, yang ditandai dengan pemberian sejumlah uang kepada

pihak perempuan. Uang tersebut digunakan untuk menyiapkan alat – alat

kebutuhan rumah tangga yakni pesakin mengan dan pesakin pedom

sebagai sansan. Sansan akan diserahkan kepada mempelai laki – laki pada

saat upacara perkawinan berlangsung. Berbeda halnya dengan

sebambangan (larian), yaitu perkawinan dengan cara melarikan gadis

yang akan dinikahi oleh bujang dengan persetujuan si gadis, untuk

menghindari diri dari hal – hal yang dianggap dapat menghambat seperti

persyaratan adat yang memakan biaya cukup banyak.

Dalam proses perkawinan masyarakat adat LampungPepadun terdapat

sebuah tradisi yang telah ada sejak dulu yaitu tradisi nigol yang

dilaksanakan pada acara begawi cakak pepadun dan manjau mengian atau

sujud. Nigol adalah rangkaian tarian yang dilaksanakan pada suatu

kegiatan pada masyarakat adat LampungPepadun, baik pada acara begawi

cakak pepadun maupun pada acara manjau mengiyan yang disebut juga

dengan acara sujut mengiyan (hasil wawancara dengan Bapak Muhammad

Page 20: SURYA PRATIWI - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/25947/28/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis bernama Surya Pratiwi, dilahirkan di Depok pada tanggal 4 Mei 1993. ...

4

Ali Gelar Sutan Tjap Kuning 12 Februari). Para penari tigol adalah laki –

laki yang terdiri atas empat atau enam orang yang menggunakan pakaian

wajib dalam pelaksanaannya, yakni kepiah halom (peci hitam) dan sampor

(kain yang dipakai sebatas lutut). Acara ini merupakan tanda awal

pertemuan antara dua belah keluarga yang akan menikahkan anak meraka.

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikembangkan diatas maka

penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap prosesnigol pada

acara manjau mengian pada perkawinan adat Pepadun di Kampung

Cugah, Way Kanan.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan secara singkat

diatas, maka penulis mengidentifikasi masalah tradisi nigoladalah sebagai

berikut:

1. Proses nigoldalam upacara perkawinan masyarakat adat Lampung

pepadun di Kampung Cugah, Way Kanan

2. Makna nigolpada upacara perkawinan masyrakat adat Lampung

Pepadun di Kampung Cugah, Way Kanan

3. Persepsi masyarakat mengenai prosesi nigoldalam upacara perkawinan

masyarakat adat Lampung Pepadun di Kampung Cugah, Way Kanan

1.3 Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini tidak terlalu luas, maka masalah dalam penelitian ini

dibatasi pada pada proses nigoldalam upacara perkawinan masyarakat adat

Page 21: SURYA PRATIWI - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/25947/28/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis bernama Surya Pratiwi, dilahirkan di Depok pada tanggal 4 Mei 1993. ...

5

Lampung Pepadun di Kampung Cugah Kecamtan Baradatu Kabupaten

Way Kanan sehingga dapat memfokuskan pada pokok kajian yang sesuai

dengan tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian.

1.4 Rumusan Masalah

Sesuai dengan masalah diatas, maka masalah dalam penelitian ini dapat

dirumuskan menjadi bagaimanakah proses nigolpada upacara perkawinan

masyarakat adat Lampung Pepadun di Kampung Cugah Kecamatan

Baradatu Kabupaten Way Kanan.

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui proses

nigoldalam perkawinan masyarakat Adat Lampung Pepadun di Kampung

Cugah Kecamatan Baradatu Kabupaten Way Kanan

1.6 Kegunaan

Setiap penelitian diharapkan memeberikan kegunaan kepada pihak – pihak

yang membutuhkan. Adapun kegunaan penelitian ini adalah :

1. Secara teoritis adalah bahan sumbangan pengetahuan dalam rangka

pembangunan kebudayaan Lampung terutama proses nigol dalam

upacara perkawinan masyarakat Lampung Pepadun di Kampung

Cugah Kecamatan Baradatu Kabupaten Way Kanan

2. Secara praktis dapat dijadikan sebagai bahan informasi kepada peminat

kebudayaan yang ingin mengetahui proses nigoldalam perkawinan

Page 22: SURYA PRATIWI - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/25947/28/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis bernama Surya Pratiwi, dilahirkan di Depok pada tanggal 4 Mei 1993. ...

6

masyarakat adat Lampung Pepadun di Kampung Cugah Kecamatan

Baradatu Kabupaten Way Kanan.

1.7 Ruang Lingkup

Agar tidak terjadi suatu kerancuan dalam sebuah penelitian, perlu penulis

berikan batasan ruang lingkup yang mempermudah pembaca memahami

isi penelitian ini. Adapun ruang lingkup tersebut adalah :

a. Subjek Penelitian : Masyarakat Lampung di Kampung Cugah

b. Obyek Penelitian : Proses nigol dalam upacara perkawinan

masyarakat

Lampung Pepadun di Kampung Cugah

Kecamatan Baradatu Kabupaten Way

Kanan

c. Tempat Penelitian : Baradatu Kabupaten Way Kanan

d. Waktu Penelitian : 2016

e. Konsentrasi Ilmu : Antropologi Budaya

Page 23: SURYA PRATIWI - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/25947/28/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis bernama Surya Pratiwi, dilahirkan di Depok pada tanggal 4 Mei 1993. ...

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka dalam penelitian ini yaitu untuk menyeleksi masalah –

masalah yang akan dijadikan topik penelitian. Adapun tinjauan pustaka

dalam penelitian ini adalah :

2.1.1 Konsep Tradisi

Pada masyarakat adat Lampung masih terdapat banyak tradisi yang masih

dilakukan dengan baik maupun yang telah. Tradisi nigol, tradisi manjau,

tradisi betuntuk, tradisi sebambangan. tradisi tolak bala dan masih banyak

tradisi yang lainnya yang tidak dapat disebutkan. Tradisi adalah adat

kebiasaan yang dilakukan secara turun temurun dan masih dilaksanakan

pada masyarakat yang ada (J.S, Badudu. 2003;349).

Sedangkan menurut Budiono Herusatoto, dalam kehidupan setiap bangsa

di dunia dan di dalam lingkup kebudayaannya masing – masing, tiap – tiap

bangsa memiliki kebiasaan hidup (adat istiadat) yang merupakan aturan

tata hidupnya. Kebiasaan yang telah berpuluh – puluh tahun dianut oleh

oleh suatu kelompok masyarakat itu dikenal sebagai tradisi (Budiono

Herusatoto, 2012:1)

Berdasarkan pendapat diatas maka yang dimaksud dengan tradisi adalah

suau kebiasaan yang telah dilakukan oleh suau masyarakat dari dulu

hingga sekarang yang merupakan warisan generasi terdahulu mereka.

Page 24: SURYA PRATIWI - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/25947/28/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis bernama Surya Pratiwi, dilahirkan di Depok pada tanggal 4 Mei 1993. ...

8

2.1.2 Konsep Nigol

Nigoladalahrangkaiantarian yang ditarikanolehpenyimbangdalm proses

pelantikanatauperesmianpenyimbangbaruapabiladalamacarabegawiataucak

akpepadun. Nigoljugaberartitarianynagmengandungunsursilat yang

ilakukanpadaacarasujudataumengianmanjau.Tarianinihanyadilakukanoleh

paralaki – laki.

Nigoladalah sebuahtradisi rangkaian kegiatan yang berupa tarian yang

ditarikan pada upacara adat begawi cakak pepadun dan acara manjau

mengiyan atau sujud (hasil wawancara dengan Bapak Burhanudin Gelar

Sutan Sepulau Raya, 11 Februari 2016). Nigol adalah satu proses tarian

atau rangkaian kegiatan yang dilaksanakan oleh empat atau enam orang

laki – laki yang ditunjuk dan mampu untuk melakukan kegiatan nigol dan

memenuhi persyaratan serta pakaian yang lengkap sesuai dengan adat

yang berlaku untuk melaksanakan nigol (hasil wawancara dengan Bapak

Hasan Gelar Raja Sampurna Jaya, 11 Februari 2016).

Nigoljuga disebutkan sebagai rangkaian tarian yang dilaksanakan pada

suatu kegiatan pada masyarakat adat Lampung Pepadun, baik pada acara

begawi cakak pepadun maupun pada acara manjau mengiyan atau sujud

mengiyan (hasil wawancara dengan Bapak Muhammad Ali Gelar Sutan

Tjap Kuning, 12 Februari 2016). Penjelasan berikutnya tentang nigol ,

nigol adalah rangkaian tarian dengan pencak silat yang dilakukan pada

saat akan dilaksanakannya acara begawi cakak pepadun atau manjau

Page 25: SURYA PRATIWI - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/25947/28/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis bernama Surya Pratiwi, dilahirkan di Depok pada tanggal 4 Mei 1993. ...

9

mengiyan atau sujud. Pasangan nigol terdiri dari kedua belah pihak, baik

dari keluarga mempelai laki – laki maupun pihak keluarga keluarga dari

mempelai perempuan dimana acara nigol sebagai acara awal akan

dimulainya pertemuan kedua keluarga (hasil wawancara dengan Bapak

Mustofa Gelar Sutan Pemuka Adat, 12 Februari 2016). Tradisi nigol

merupakan salah satu rangkaian acara pada acara begawi atau cakak

pepadun yang berlangsung pada saat upacara perkawinan masyarakat adat

lampung pepadun di Kampung Cugah. Tradisi ini merupakan tradisi yang

diwariskan oleh nenek moyang dan masih dilaksanakan sampai sekarang

yang akan berlangsung secara turun temurun dari satu generasi ke generasi

selanjutnya.Kata nigol berasal dari kata tigol yang merupakan sebuah

tarian dalam acara begawi atau cakak pepadun. Nigol akan dilaksanakan

oleh para laki - laki yang dianggap siap dan mampu dalam melaksanakan

tarian tigol tersebut. Para laki -laki itu dipanggil dengan sebutan

penyimbang dan nigol merupakan tanda peresmian gelar penyimbang

baru.Padaacaramengianmanjauatausujudnigol adalah tarian silat yang

dilakukan sebagai pembuka jalan bagi raja – raja atau rombongan

mempelai laki - laki yang akan menuju kerumah mempelai wanita.

Menurut Z. Fuad Basri gelar Pangiran Ratu Pak Sumbai, Nigol mengian

manjau adalah sebuah tarian silat yang diiaksanakan pada saat mengian

manjau atau sujud sebagai tanda keseriusan dari mempelai laki - laki untuk

meminang mempelai perempua. Hal ini dapat dilihat dari mempelai laki –

lakiakan mengirim utusan untuk berjuang matian - matian dalam

mendapatkan kekasihnya tersebut. Pakaian yang digunakan dalam proses

Page 26: SURYA PRATIWI - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/25947/28/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis bernama Surya Pratiwi, dilahirkan di Depok pada tanggal 4 Mei 1993. ...

10

pelaksanaan nigol mengian manjau atau sujud adalah pakaian serba hitam

yakni teluk belango. Juga menggunakan pedang, kepiah halom dan

sampor. Tetapi untuk penari bukan penigol hanya menggunakan teluk

belango, sampor, dan kepiah halom tanpa menggunakan pedang

Berdasarkan penjelasan diatas maka nigol adalah suatu rangkaian acara

yang biasanya dilakukan pada masyarakat adat Lampung Pepadun,

khususnya adat Lampung Pepadun yang tinggal dan menetap di wilayah

Baradatu Kabupaten Way Kanan. Nigol akan dilaksanakan apabila ada

kegiatan adat seperti begawi cakak pepadun atau manjau mengiyansujud.

2.1.3 Konsep Upacara Perkawinan

Undang – undang No. 1 tahun 1974 menjelaskan pengertian upacara

perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan wanita

sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga.

Ariyono berpendapat bahwa “Perkawinan adalah suatu hubungan antara

pria dan wanita yang sudah saling dewasa dan saling mengadakan ikatan

hukum adat atau agama dengan maksud bahwa mereka saling memelihara

hubungan tersebut agar berlangsung dalam waktu lama” (Ariyono Suyono,

1985:315)

Sedangkan Aisyah Dahlan perkawinan adalah antara calon suami istri

untuk hidup bersama sebagai pertalian yang suci antara pria dan wanita

dengan tujuan menyelenggarakan hidup yang akrab guna mendapatkan

keturunan yang sah dan membina rumah tangga yang bahagia(Aisyah

Dahlan, 1979:56).

Page 27: SURYA PRATIWI - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/25947/28/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis bernama Surya Pratiwi, dilahirkan di Depok pada tanggal 4 Mei 1993. ...

11

Dalam masyarakat adat Lampung Pepadun, perkawinan adalah suatu hal

yang sakral yang bukan hanya menyatukan dua orang saja melainkan dua

buah keluarga besar. Perkawinan pada masyarakat Lampung Pepadun

terdapat prosesi begawi cakak pepadun yaitu sebuah upacara adat

pengambilan gelar tetapi karena mahalnya biaya yang harus dikeluarkan

pada acara begawi cakak pepadun maka kegiatan tersebut tidak

berlangsung pada upacara perkawinan lagi melainkan dilakukan bila orang

tersebut mampu dan mau

2.1.4 Konsep Masyrakat Pepadun

Masyarakat adalah himpunan atau kesatuan manusia yang hidup bersama

karena adanya hubungan diantara mereka. Hubungan tersebut antara lain

menyangkut hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi dan juga

suatu kesadaran untuk saling tolong menolong (Soerjono Soekanto, 1982 :

104).

J.L Gillin dan J.P Gillin dalam buku Sosiologi Skematika, Teori dan

Terapan yang di terjemahkan oleh Abdul Sani, berpendapat bahwa

masyarakat merupakan kelompok terbesar dan mempunyai kebiasaan,

tradisi, sikap dan perasaan persatuan yang sama (Abdul Sani, 2002:32)

Masyarakat Lampung dibedakan menjadi dua golongan adat yakni Adat

Lampung Saibatin dan Adat Lampung Pepadun. Adat Lampung Pepadun

dipakai oleh masyarakat yang tinggal diwilayah yang menyebar di provinsi

Lampung salah satunya Kabupaten Way Kanan. Masyarakat adat

Lampung Pepadun mengenal adanya hukum adat yang dilandaskan pada

Page 28: SURYA PRATIWI - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/25947/28/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis bernama Surya Pratiwi, dilahirkan di Depok pada tanggal 4 Mei 1993. ...

12

bagian adat Lampung Abung yang berisi beragam peraturan yang harus

ditaati oleh pemimpin dan masyarakatnya. Adat Lampung Pepadun yang

sudah ada sejak zaman kesultanan Banten pada mulanya terdiri dari 12

kebuaian yakni Abung Siwo Mego dan Pubian Telu Suku. Seiring

berjalannya waktu kemudian ditambah 12 kebuaian lain yaitu Mego Pak

Tulang Bawang, Buay Lima Way Kanan dan Sungkai Bunga mayang (3

buay) sehingga menjadi 24 buay atau keturunan yang terdiri atas :

1. Abung Siwo Mego dibagi atas: Mego Unyai, Mego Unyi, Mego Subing,

Mego Uban, Mego Anak Tuha, Mego Kunang, Mego Beliyuk, Mego

Selagai dan MegoNyerupa. Masyarakat Abung mendiami wilayah adat

Kotabumi, Seputih Timur, Sukadana, Labuhan Meringgai, Jabung

Gunung Sugih dan Terbanggi.

2. Mego Pak TulangBawang dibagi atas: Mego Puyang Umpu, Mego

Puyang Bulan, Mego Puyang Aji dan Mego Puyang Tegamoan yang

mendiami wilayah adat Menggala, Mesuji, Panaragan dan Wiralaga.

3. Pubian Telu Suku yang terdiri atas: Minak Patih Tuha atau Suku

Masyarakat, Minak Demang Lanca atau Suku Tambapupu, serta Minak

Handak Hulu atau suku Bukujadi. Masyarakat Pubian Telu Suku ini

mendiami wilayah adat Tanjung Karang, Balau, Bukujadi, Tegineneng,

Padang Ratu, Gedungtataan dan Pugung.

4. Way Kanan Buay Lima yang dibagi atas masyarakat: Buay Semenguk

menetap di Blambangan Umpu, BuayBaradatu menetap di Baradatu,

BuayPemukaPangeran Ilir menetap diwilyah Pakuon Ratu, Buay

Page 29: SURYA PRATIWI - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/25947/28/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis bernama Surya Pratiwi, dilahirkan di Depok pada tanggal 4 Mei 1993. ...

13

Bahuga menetap diwilayah MesirIlir dan Buay Barasakti yang

menetap di wilayah Barasakti.

5. Sungkay Bunga Mayang yaitu terdiri dari Semenguk, Harayap, Liwa

Selembasi, Indor Gajah, Perja dan Debintang. Wilayah adat

masyarakat Sungkay Bunga Mayang adalah Sungkay, Bunga Mayang,

Ketapang adan Negara Ratu.

Pada adat Lampung Pepadun siapapun bisa menjadi penyimbang yaitu

pemimpin adat, asalkan orang tersebut telah menyelenggarakan upacara

adat begawi atau cakakpepadun. Gelar penyimbang dalam adat pepadun

sangat dihormati karena orang yang memiliki gelar tersebut merupakan

penentu dalam proses pengambilan keputusan. Status kepemimpinannya

yang didapat oleh penyimbang akan diteruskan oleh anak laki – laki tertua

begitupun seterusnya nanti, hal ini dikarenkan pada masyarakat pepadun

menganut sistem kekerabatan patrilineal yang mengikuti garis keturunan

ayah. Dalam masyarakat adat Lampung Pepadun juga terdapat dua dialek

yakni masyarakat adat Lampung Pepadun berdialek “A” (Api) dan

masyarakat Lampung Pepadun berdialek “O” (Nyow).

Masyarakat adalah suatu sistem dari suatu kebiasan dan tata cara dari

wewenang dan kerjasama antara berbagai kelompok dan penggolongan

dari pengawsan tingkah laku serta kebebasan – kebebasan manusia

(Soerjono Soekanto, 1990:24)

Page 30: SURYA PRATIWI - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/25947/28/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis bernama Surya Pratiwi, dilahirkan di Depok pada tanggal 4 Mei 1993. ...

14

Jadi dapat diartikan bahwa masyarakat adat Lampung Pepadun adalah

orang yang menempati wilayah dengan adat yang dimiliki dan dipakai

yakni adat Lampung Pepadun.

2.1.5 Konsep Kebudayaan

Secara etimologis kata “kebudayaan” berasal dari bahasa sansekerta yaitu

“budhayah” yaitu bentuk jamak dari budhi yang berarti “budi” atau “akal”.

Dengan demikian budaya dapat diartikan hal – hal yang bersangkutan

dengan akal (Koentjaraningrat, 2009:146)

Menerut Selo Soermardjan dan Solaeman Soemardi dalam buku berjudul

Sosiologi Suatu Pengantar Karangan Soerjono Soekanto, “Kebudayaan

adalah semua hasil karya, rasa dan cipta masyarakat. Karya tersebut akan

menghasilkan teknologi, kebudayaan atau benda yang digunakan oleh

masyarakat itu sendiri untuk memenuhi kehidupannya” (Soekanto,

2012:151)

Sedangkan menurut Ariyono Suyono kebudayaan adalah keseluruhan hasil

daya budhi cipta , karya dan karsa manusia yang dipergunakan untuk

memahami lingkunagn serta pengalamannya agar menjadi pedoman bagi

tingkah lakunya, sesuai dengan unsur – unsur universal didalamnya (I

Gede AB. Wiranata, 2002:95).

Dari beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa kebudayaan

adalah semua bentuk cipta, rasa dan karsa manusia yang menjadi pedoman

bagi tingkah laku dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

Page 31: SURYA PRATIWI - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/25947/28/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis bernama Surya Pratiwi, dilahirkan di Depok pada tanggal 4 Mei 1993. ...

15

2.2 Kerangka Pikir

Masyarakat Lampung memiliki banyak ragam budaya yang diwariskan

sejak zaman dahulu oleh nenek moyang mereka. Kebudayaan tersebut

masih dapat terlihat dari hal – hal yang sederhana. Salah satu kebudayaan

yang masih melekat pada masyarakat Lampung terdapat pada proses

perkawinan. Dalam perkawinan masyarakat adat Lampung Pepadun ada

sebuah tradisi yaitu nigol.

Setelah melakukan penguraian terhadap beberapa pengertian dan konsep

yang akan membatasi penelitian ini, maka kerangka pikir dalam penelitian

ini akan membahas tentang persiapan, pelaksanaan serta penyelesaian dari

kegiatan nigoldalam upacara manjau mengianatausujud.

Page 32: SURYA PRATIWI - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/25947/28/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis bernama Surya Pratiwi, dilahirkan di Depok pada tanggal 4 Mei 1993. ...

16

2.3 Paradigma

Keterangan :

Garis Kegiatan

Garis Tujuan

Perkawinan Adat Pepadun

Proses Nigol

Kegiatan I

(Persiapan Nigol)

Kegiatan II

(Pelaksanaan Nigol)

Kegiatan III

(Penyelesaian Nigol)

Page 33: SURYA PRATIWI - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/25947/28/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis bernama Surya Pratiwi, dilahirkan di Depok pada tanggal 4 Mei 1993. ...

III.METODE PENELITIAN3.1 Metode Penelitian

Metode adalah suatu cara utama yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan

misalnya untukmenguji serangkaian hipotesis dengan menggunakan teknik serta alat

tertentu (Surachmad, 1978:121)

Sedangkan menurut Husin Sayuti, metode adalah cara kerja untuk dapat mamahami

obyek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan (Husin Sayuti, 1989:32)

Metodologi penelitian adalah serangkaian hukum, aturan dan tata cara tertentu yang

diatur dan ditentukan berdasarkan kaidah ilmiah dalam menyelenggarakan suatu

penelitian dalam koridor keilmuan tertentu yang hasilnya dapat

dipertanggungjawabkan secara ilmiah (Herdiansyah , 2010:17)

Pada penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Deskriptif adalah salah satu

model dalam penelitian kualitatif. Metode deskriptif adalah metode yang digunakan

untuk memecahkan masalah yang dilakukan dengan menempuh langkah –

pengumpulan data, klasifikasi data dan analisis pengolahan data membuat gambaran

tentang suatu keadaan secara obyektif dalam suatu deskriptif (Muhammad Ali,

1985:120)

Sedangkan menurut Hadari Nawawi (1993:31), metode deskriptif adalah suatu usaha

untuk mengungkapkan masalah atau keadaan atau peristiwa sebagaimana adanya

sehingga bersifat sekedar untuk mengungkapkan fakta (fact finding). Hasil penelitian

Page 34: SURYA PRATIWI - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/25947/28/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis bernama Surya Pratiwi, dilahirkan di Depok pada tanggal 4 Mei 1993. ...

18

ditekankan untuk memberikan gambar secara objektif tentang keadaan sebenarnya

dari objek yang diselidiki.

Berdasarkan pendapat – pendapat diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa

metode deskriptif adalah metode yang dibuat sebagai alat pemecah masalah dengan

cara mengumpulkan data, klasifikasi data dan analisis pengolahan data sehingga

memberikan gambaran nyata terhadap suatu objek yang diteliti, dalam penelitian ini

maka metode deskriptif akan digunakan untuk mengungkapkan proses nigol pada

perkawinan masyarakat adat lampung pepadun. Pendukungnya adalah data – data

yang diperoleh di lapangan.

3.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di Kampung Cugah Kecamatan Baradatu Kabupaten

Way Kanan. Lokasi ini dipilih berdasarkan Teknik Purposive Sampling yaitu

dilakukan dengan sengaja, cara penggunaan sampel ini diantara populasi sehingga

sampel tersebut dapat mewakili karakteristik populasi yang telah dikenal sebelumnya.

Sampel adalah salah satu cara pembatasan atau penyempitan wilayah yang akan

digarap (Suwardi Endaswara, 2006:15)

Penelitian yang dilakukan di Kampung Cugah ini sengaja dipilih karena masyarakat

adat Lampung Pepadun merupakan penduduk asli dan menjadi mayoritas di Kampung

Cugah. Dengan begitu peneliti akan lebih mudah melakukan penelitian yang berkaitan

dengan tata cara adat istiadat masyarakat adat Lampung Pepadun.

Page 35: SURYA PRATIWI - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/25947/28/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis bernama Surya Pratiwi, dilahirkan di Depok pada tanggal 4 Mei 1993. ...

19

3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Oprasional Variabel

3.3.1 Variabel Penelitian

Variabel dapat diartikan sebagai gejala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan.

Sering pula dinyatakan variabel penelitian itu sebagai faktor – faktor yang berperan

dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti (Sumadi Suryabrata 2012:25)

Menurut Soetandyo Wignjosoebroto variabel penelitian adalah suatu konsep yang

dapat mewujud ke dalam dua atau lebih dari dua kesatuan variasi (hitungan atau

ukuran) (Bagong Suyanto dan Sutinah, 2005:47)

Dengan demikian variabel penelitian adalah suatu yang menjadikan obyek dalam

penelitian yang bervariasi baik faktor – faktor yang berperan maupun gejala yang

akan diteliti. Variabel dalam penelitian ini adalah proses nigol pada acara perkawinan

adat Lampung Pepadun di Kampung Cugah Kecamatan Baradatu Kabupaten Way

Kanan.

3.3.2 Definisi Oprasional Variabel

Definisi oprasional variabel menurut Suryabrata adalah definisi yang diambil

berdasarkan sifat – sifat atau hal yang didefinisikan. (Suryabrata, 1983:83)

Menurut Masri Singarimbun, definisi oprasional variabel adalah unsur penelitian yang

memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Dengan kata lain,

definisi oprasional adalah semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana caranya

mengukur suatu variabel (Masri Singarimbun, 1991:46)

Berdasarkan pendapat diatas dapat penulis simpulkan bahwa definisi oprasional

variabel adalah suatu definisi yang lebih menspesifikasikan kegiatan sehingga lebih

Page 36: SURYA PRATIWI - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/25947/28/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis bernama Surya Pratiwi, dilahirkan di Depok pada tanggal 4 Mei 1993. ...

20

mudah diteliti. Adapun definisi oprasional dalam penelitian ini adalah rangkaian

proses nigolyakni:

1. Persiapan nigol

2. Pelaksanaan nigol

3. Penyelesaian nigol

Pada upacara perkawinan masyarakat adat Pepadun di Kampung Cugah Kecamatan

Baradatu Kabupaten Way Kanan.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penelitian, maka digunakanlah

teknik pengumpulan data. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode

pengumpulan data sebagai berikut :

3.4.1 Teknik Observasi

Menurut Kusmayadi, observasi adalah cara pengumpulan data dengan menggunakan

jalan mengamati, meneliti atau mengukur kejadian yang sedang berlangsung

(Kusmayadi, 2000:84)

Menurut Suwardi Endraswara, observasi adalah suatu penelitian secara sistematis

dengan menggunakan kemampuan indera manusia, pengamatan ini dilakukan pada

saat terjadi aktivitas budaya dengan wawancara mendalam. (Suwardi Endraswara,

2006:133)

Sedangkan menurut Nasution, teknik observasi adalah teknik pengumpalan data

dengan cara melakukan pengamatan secara langsung terhadap objek yang diteliti atau

daerah lokasi atau daerah lokasi yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian

ini sehingga data yang diperoleh sesuai dengan permasalahan(Nasution, 1996:107).

Page 37: SURYA PRATIWI - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/25947/28/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis bernama Surya Pratiwi, dilahirkan di Depok pada tanggal 4 Mei 1993. ...

21

Dari penjelasan diatas maka teknik observasi adalah tahapan yang digunakan untuk

mendapatkan informasi yang mendalam terhadap obyek masalah yang diteliti yakni

proses nigoldalam upacara penikahan adat Pepadun di Baradatu Kabupaten Way

Kanan.

3.4.2 Teknik Dokumentasi

Teknik dokumentasi adalah teknik untuk melengkapi data dalam rangka analisa

masalah yang sedang diteliti. Menurut Hadari Nawawi (1993:133), teknik

dokumentasi adalah cara mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis terutama

berupa arsip – arsip dan termasuk juga buku – buku tentang pendapat, teori, dalil /

hukum – hukum dan lain – lain yang berhubungan dengan masalah penyelidikan.

Sedangkan menurut Basrowi dan Suwandi dokumentasi adalah yang menghasilkan

catatan – catatan penting yang berhubungan dengan masalah yang diteliti sehingga

akan diperoleh data yang lengkap (Basrowi dan Suwandi, 2008:158). Data yang

dihalkan nantinya berupa dokumen tertulis maupun bentuk gambar, foto, catatan,

buku dan lain sebagainya yang memiliki hubungan dengan masalah yang akan diteliti.

3.4.2 Teknik Wawancara

Wawancara adalah metode interview, mencakup cara yang dipergunakan seseorang

untuk tujuan suatu tugas tertentu, mencoba mendapatkan kkarangan atau pendirian

secara lisan dari seorang responden, dengan bercakap – cakap berhadapan

(Koentjaraningrat, 1973:162)

Bentuk wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara terstruktur

dan wawancara tidak terstruktur yang dilakukan terhadap informan.

Page 38: SURYA PRATIWI - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/25947/28/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis bernama Surya Pratiwi, dilahirkan di Depok pada tanggal 4 Mei 1993. ...

22

a. Wawancara Terstruktur

Wawancara terstruktur adalah wawancara yang dilakukan dengan menyiapkan

pertanyaan dalam bentuk daftar – daftar pertanyaan.

b. Wawancara Tidak Terstruktur

Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang dilakukan diawal

penelitian karena pada saat wawancara dilakukan terkadang informan

memberikan keterangan yang tidak terduga dan hal itu bisa menambah

informasi terkait yang akan diteliti

c. Syarat – syarat informan

Untuk menjadi informan, maka peneliti menetapkan beberapa kriteria yaitu:

1. Informan merupakan seorang tokoh adat

2. Informan memiliki pengetahuan yang luas tentang masalah yang diteliti

3. Informan memiliki pengalaman pribadi tentang masalah yang diteliti

4. Informan memiliki waktu yang cukup serta sehat jasmani dan rohani

3.5 Teknik Analisis Data

“Analisis data merupakan tahap dalam sebuah penelitian yang memiliki fungsi sangat

penting. Hasil penelitian harus melalui proses analisis data terlebih dahulu. Agar

dapat dapat dipertanggungjawabkan keabsahannya” (Herdiansyah, 2010:158)

Penelitian kualitatif merupakan proses penelitian yang berkesinambungan sehingga

tahap pengumpulan data, pengolahan data dan analisi data dilakukan secara

bersamaan selama penelitian (Bagong Suyanto dan Sutinah, 2005:172). Sedangkan

menurut Miles dan Huberman, tahapan – tahapan dalam proses analisis kualitatif,

meliputi :

Page 39: SURYA PRATIWI - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/25947/28/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis bernama Surya Pratiwi, dilahirkan di Depok pada tanggal 4 Mei 1993. ...

23

3.5.1 Reduksi Data

Data yang diperoleh dilapangan kemudian akan dituangkan dalam bentuk laporan

lengkap dan terperinci. Proses pemilihan, pemusatan, perhatihaan, pengabstrakan dan

transpormasi data dari lapangan. Fungsi dari reduksi data ini adalah mengarahkan,

menajamkan, menggolongkan, mengorganisir serta membuang yang tidak perlu

sehingga kesimpulannya bisa ditarik dan diverifikasi.

3.5.2 Penyajian Data

Penyajian data adalah sekumpulan informasi yang memberikan kemungkinan adanya

penarikan kesimpulan dan pengambilan data ke dalam sebuah matrik, grafik dan bagan

yang diinginkan. Penyajian ini digunakan untuk melihat gambaran sebagian atau

keluruhan dari sebuah penelitian.

3.5.3 Pengambilan Kesimpulan dan Verifikasi

Setelah data direduksi, kemudian data tersebut dimasukkan dalam bagan, matrik dan

grafik maka tindak lanjut peneliti adalh mencari konfigurasi yang mungkin

menjelaskan alur sebab akibat dan sebagainya. Kesimpulan harus senantiasa diuji

selama penelitian berlangsung.

Page 40: SURYA PRATIWI - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/25947/28/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis bernama Surya Pratiwi, dilahirkan di Depok pada tanggal 4 Mei 1993. ...

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa proses nigol pada

perkawinan masyarakat adat lampung pepadun di Kampung Cugah Kecamatan

Baradatu Kabupaten Way Kananadalah sebagai berikut:

1. Persiapan dalam pelaksanaan nigol begawi atau cakak pepadun adalah

pepadun, para para penglaku adat yang menggunakan sampor, kepiah halom

serta pakaian hitam bagi penyimbang lunik atau penyimbang tiuh dan pakaian

serba putih untuk penyimbang balak atau penyimbang marga. Mereka juga

membutuhkan sebuah kulintang yang dipakai sebagai tanda peresmian gelar

penyimbang baru. Pacakh aji sebagai tempat duduk yang digunakan apabila

yang akan dilakukan pengambilan gelar tersebut adalah anak seorang

penyimbang marga.

2. Pelakasanaan nigol begawi atau cakak pepadun akan diawali dengan

berkumpulnya para penglaku adat untuk mulai mcnarikan tari tigol. Para

penglaku adat akan berkumpul menjadi satu kemudian calon penyimbang

akan berada di tengah – tengah mereka untuk kemudian mereka tumbuk.

Proses penumbukan atau pemberian gelar tersebut akan dipimpin oleh

seorang penyimbang. Penyimbang yang memimpin acara tersebut adalah

Page 41: SURYA PRATIWI - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/25947/28/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis bernama Surya Pratiwi, dilahirkan di Depok pada tanggal 4 Mei 1993. ...

59

pemimpin yang ditunjuk sebab dianggap mengerti dan mampu memimpina

cara nigol.

3. Penutupan proses pelaksanaan nigol begawi cakak pepadun adalah dengan

dibacakannya gelar penyimbang baru yang diiringi dengan tanda telah

dipukulnya sebuah kulintang atau canang sebagai tanda peresmian. Hal ini

disebut sebagai acara acara nitik canang. Selepas acara tersebut maka

penyimbang baru telah dilantik. Kadar kepenyimbangannya dapat diukur dari

kepenyimbangan mana yang diapilih. Penyimbang tiuh yang membawahi

beberapa warga adat atau penyimbang marga yang membawahi beberapa

penyimbang tiuh.

4. Perlengkapan dalam persiapan nigol mengian manjau atau sujud adalah

sampor, pakaian serba hitam atau teluk belango, kepiah halom dan pedang

5. Proses pelaksanaan nigol mengian manjau adalah dengan berjalan beriringan

sambil menari dengan menggunakan unsure silat setelah sampai di depan

rumah mempelai perempuan para penglaku adat akan berbalas pantun

selanjutnya para penigol akan bertarung lagi melakukan tarian silat lagi.

6. Penyelesaiannya nigol adalah dengan dipersilakannya masuk rombongan

pihak mempelai laki – laki karena telah mengalahkan pendekar pihak

perempuan

Page 42: SURYA PRATIWI - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/25947/28/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis bernama Surya Pratiwi, dilahirkan di Depok pada tanggal 4 Mei 1993. ...

60

5.2 Saran

1. Kepada para tokoh adat di Kampung Cugah Kecamatan Baradatu Kabupaten

Way Kanan diharapkan untuk senantiasa mensosialisasikan kebudayaan

Lampung khususnya terkait dengan proses nigol dalam perkawinan

masyarakat adat lampung pepadun serta selalu mengajak masyarkat lampung

untuk tetap menjaga serta melestarikan kebudayaan agar tidak hilang dan

masih bias dijalnkan untuk generasi yang selanjutnya

2. Kepadaaparatur kampung, diharapkan untuk membantuk tokoh adat dalam

mensosialisasikan dan menghimbau msayarakat lampung untuk tetap

mencintai dan menjaga kebudayaan yang telah di wariskan oleh nenek

moyang

3. Kepada msayarakat yang diharapkan untuk menjaga dan melestarikan

kebudayaan atau adat istiadat lampung terutama pada proses perkawinanadat

yang memakan waktu dan biaya cukup banyak

4. Kepada generasi muda sangat diharapkan untuk dapat lebih mencintai serta

menjaga kebudayaan yang sudah ada agar tidak hilang dan tetap bias

dilestarikan

5. Kepada para pembaca diharapkan untuk dapat menyebarluaskan informasi

tentang proses perkawinan adat lampung pepadun yang memiliki beragam

proses salah satunya adalah proses nigol.

Page 43: SURYA PRATIWI - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/25947/28/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis bernama Surya Pratiwi, dilahirkan di Depok pada tanggal 4 Mei 1993. ...

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Sani, 2002. Sosiologi Skematik, Teori dan Terapan. Jakarta: Bumi Aksara

Ali, Muhammad. 1985. Penelitian Kependidikan dan Strategi. Bandung: Angkasa.

Endraswara, Suwardi. 2006. Metode, Teori, Tehnik Penelitian Kebudayaan. Jakarta: Pustaka

Widyatama.

Harun, Rochajat dkk. 2011. Komunikasi Pembangunan Dan Perubahan Sosial. Jakarta: Raja

Grafindo Persada.

J.S, Bedudu. 2003. Kamus Kata-Kata Serapan Asing. Jakarta: Kompas.

Nawawi, Hadari. 1993. Penelitian Terapan.. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Nasution, S. 1996. Metodelogi Research. Jakarta: Bumi Aksara.

Nazir, Mohammad. 1985. Metode Penelitian.Jakarta: Ghalia Indonesia.

Poerwadarminta, W.J.S. 1991. Kamus Umum Bahasa Indonesia.Jakarta: Aneka Ilmu.

Sayuti, Husin. 1989. Pengantar Ilmu Hukum Adat Indonesia. Bandung: Mandar Maju.

Soekanto, Soerjono. 1982. Sosiologi Suatu Pengantar. :Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Suyanto, Bagong dan Sutinah. 2005. Metode Penelitian Sosial Berbagai Alternatif Pendekatan.

Jakarta: Kencana.

Suwarno, dkk. 2011. Sistem Sosial Budaya. Bandar Lampung: Universitas Lampung.

Wiranata, I Gede. 2002. Antropologi Budaya. Citra aditya Bakti: Bandung