Suprastruktur Dan Infrastruktur Sistem Politik Di Indonesia

52
Kelompok 2 afdhalulhaq sholihul hadi moh. Syaifullah syaza adilah ravika huda zahara bunga hadi kusuma

Transcript of Suprastruktur Dan Infrastruktur Sistem Politik Di Indonesia

Page 1: Suprastruktur Dan Infrastruktur Sistem Politik Di Indonesia

Kelompok 2afdhalulhaq sholihul hadi

moh. Syaifullahsyaza adilahravika huda

zahara bunga hadi kusuma

Page 2: Suprastruktur Dan Infrastruktur Sistem Politik Di Indonesia

Suprastruktur dan

infrastruktur sistem politik di

indonesia

Page 3: Suprastruktur Dan Infrastruktur Sistem Politik Di Indonesia

Partai politik

• Sebuah partai politik adalah organisasi politik yang menjalani ideologi tertentu atau dibentuk dengan tujuan khusus. Definisi lainnya adalah kelompok yang terorganisir yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai, dan cita-cita yang sama. Tujuan kelompok ini ialah untuk memperoleh kekuasaan politik dan merebut kedudukan politik - (biasanya) dengan cara konstitusionil - untuk melaksanakan kebijakan-kebijakan mereka.

• Partai politik adalah sarana politik yang menjembatani elit-

elit politik dalam upaya mencapai kekuasaan politik dalam suatu negara yang bercirikan mandiri dalam hal finansial, memiliki platform atau haluan politik tersendiri, mengusung kepentingan-kepentingan kelompok dalam urusan politik, dan turut menyumbang political development sebagai suprastruktur politik.

Page 4: Suprastruktur Dan Infrastruktur Sistem Politik Di Indonesia

Dalam rangka memahami Partai Politik sebagai salah satu komponen Infra Struktur Politik dalam negara, berikut beberapa pengertian mengenai Partai Politik, yakni :

• Carl J. Friedrich: Partai Politik adalah sekelompok manusia yang terorganisir secara stabil dengan tujuan merebut atau mempertahankan penguasan pemerintah bagi pemimpin Partainya, dan berdasarkan penguasan ini memberikan kepada anggota Partainya kemanfaatan yang bersifat ideal maupun materil.

• R.H. Soltou: Partai Politik adalah sekelompok warga negara yang sedikit banyaknya terorganisir, yang bertindak sebagai satukesatuan politik, yang dengan memanfaatkan kekuasan memilih, bertujuan menguasai pemerintah dan melaksanakan kebijakan umum mereka.

• Sigmund Neumann: Partai Politik adalah organisasi dari aktivis-aktivis Politik yang berusaha untuk menguasai kekuasan pemerintah serta merebut dukungan rakyat atas dasar persaingan melawan golongan-golongan lain yang tidak sepaham.

• Miriam Budiardjo: Partai Politik adalah suatu kelompok yang terorganisir yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai dan cita-cita yang sama dengan tujuan memperoleh kekuasaan politik dan merebut kedudukan politik (biasanya), dengan cara konstitusional guna melaksanakan kebijakan-kebijakan mereka.

Page 5: Suprastruktur Dan Infrastruktur Sistem Politik Di Indonesia

1. Definisi Partai Politik

• Partai politik yaitu organisasi politik yang menjalani ideologi tertentu atau dibentuk dengan tujuan khusus. Definisi lainnya adalah kelompok yang terorganisir yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai, dan cita-cita yang sama.

Page 6: Suprastruktur Dan Infrastruktur Sistem Politik Di Indonesia

Sedangkan definisi partai politik menurut ilmuwan politik yaitu:

• Friedrich : partai politik sebagai kelompok manusia yang terorganisasikan secara stabil dengan tujuan untuk merebut dan mempertahankan kekuasaan dalam pemerintahan bagi pemimpin partainya, dan berdasarkan kekuasaan tersebut akan memberikan kegunaan materil dan idil kepada para anggotanya.

• Soltau : partai politik sebagai kelompok warga negara yang sedikit banyak terorganisasikan, yang bertindak sebagai suatu kesatuan politik dan dengan memanfaatkan kekuasaannya untuk memilih, bertujuan untuk menguasai pemerintahan dan menjalankan kebijakan umum yang mereka buat.

Page 7: Suprastruktur Dan Infrastruktur Sistem Politik Di Indonesia

• Tujuan dari pembentukan partai polik ialah untuk memperoleh kekuasaan politik dan merebut kedudukan politik – (biasanya) dengan cara konstitusionil – untuk melaksanakan kebijakan-kebijakan mereka

Page 8: Suprastruktur Dan Infrastruktur Sistem Politik Di Indonesia

2. Fungsi Partai Politik• Partai politik menjalankan fungsi sebagai alat

mengkomunikasikan pandangan dan prinsip-prinsip partai, program kerja partai, gagasan partai dan sebagainya. Agar anggota partai dapat mengetahui prinsip partai, program kerja partai atau pun gagasan partainya untuk menciptakan ikatan moral pada partainya, komunikasi politik seperti ini menggunakan media partai itu sendiri atau media massa yang mendukungnya.

Page 9: Suprastruktur Dan Infrastruktur Sistem Politik Di Indonesia

• Partai sebagai sarana komunikasi politik. Partai menyalurkan aneka ragam pendapat dan aspirasi masyarakat. Partai melakukan penggabungan kepentingan masyarakat (interest aggregation) dan merumuskan kepentingan tersebut dalam bentuk yang teratur (interest articulation). Rumusan ini dibuat sebagai koreksi terhadap kebijakan penguasa atau usulan kebijakan yang disampaikan kepada penguasa untuk dijadikan kebijakan umum yang diterapkan pada masyarakat.

Page 10: Suprastruktur Dan Infrastruktur Sistem Politik Di Indonesia

• Partai sebagai sarana sosialisasi politik. Partai memberikan sikap, pandangan, pendapat, dan orientasi terhadap fenomena (kejadian, peristiwa dan kebijakan) politik yang terjadi di tengah masyarakat. Sosialisi politik mencakup juga proses menyampaikan norma-norma dan nilai-nilai dari satu generasi ke generasi berikutnya. Bahkan, partai politik berusaha menciptakan image (citra) bahwa ia memperjuangkan kepentingan umum.

Page 11: Suprastruktur Dan Infrastruktur Sistem Politik Di Indonesia

• Partai politik sebagai sarana rekrutmen politik. Partai politik berfungsi mencari dan mengajak orang untuk turut aktif dalam kegiatan politik sebagai anggota partai.

• Partai politik sebagai sarana pengatur konflik. Di tengah masyarakat terjadi berbagai perbedaan pendapat, partai politik berupaya untuk mengatasinya. Namun, semestinya hal ini dilakukan bukan untuk kepentingan pribadi atau partai itu sendiri melainkan untuk kepentingan umum.

Page 12: Suprastruktur Dan Infrastruktur Sistem Politik Di Indonesia

3. Tujuan Pembentukan Partai PolitikTujuan dari pembentukan partai politik menurut Undang-undang no.2

tahun 2008 tentang partai politik, yaitu• mewujudkan cita-cita nasional bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud

dalam pembukaan undang-undang dasar negara republik Indonesia tahun 1945

• menjaga dan memelihara keutuhan negara kesatuan republik Indonesia• mengembangkan kehidupan demokrasi berdasarkan pancasila dengan

menjunjung tinggi kedaulatan rakyat dalam negara kesatuan republik Indonesia

• mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.• meningkatkan partisipasi politik anggota dan masyarakat dalam rangka

penyelenggaraan kegiatan politik dan pemerintahan• memperjuangkan cita-cita partai politik dalam kehidupan bermasyarakat,

berbangsa, dan bernegara• membangun etika dan budaya politik dalam kehidupan bermasyarakat,

berbangsa, dan bernegara

Page 13: Suprastruktur Dan Infrastruktur Sistem Politik Di Indonesia

Selain itu ada juga tujuan partai politik menurut basis sosial dibagi menjadi empat tipe yaitu :

• Partai politik berdasarkan lapisan masyarakat yaitu bawah, menengah dan lapisan atas.

• · Partai politik berdasarkan kepentingan tertentu yaitu petani, buruh dan pengusaha.

• Partai politik yang didasarkan pemeluk agama tertentu.

• Partai politik yang didasarkan pada kelompok budaya tertentu.

Page 14: Suprastruktur Dan Infrastruktur Sistem Politik Di Indonesia

4. Sejarah Terbentuknya Partai Politik- Di Dunia• Partai politik pertama-tama lahir di negara-negara Eropa

Barat bersamaan dengan gagasan bahwa rakyat merupakan fakta yang menentukan dalam proses politik. Dalam hal ini partai politik berperan sebagai penghubung antara rakyat di satu pihak dan pemerintah di lain pihak. Maka dalam perkembangannya kemudian partai politik dianggap sebagai menifestasi dari suatu sistem politik yang demokratis, yang mewakili aspirasi rakyat.

Page 15: Suprastruktur Dan Infrastruktur Sistem Politik Di Indonesia

• Pada permulaannya peranan partai politik di negara-negara Barat bersifat elitis dan aristokratis, dalam arti terutama mempertahankan kepentingan golongan bangsawan terhadap tuntutan raja, namun dalam perkembangannya kemudian peranan tersebut meluas dan berkembang ke segenap lapisan masyarakat. Hal ini antara lain disebabkan oleh perlunya dukungan yang menyebar dan merata dari semua golongan masyarakat. Dengan demikian terjadi pergeseran dari peranan yang bersifat elitis ke peranan yang meluas dan populis.

• Perkembangan selanjutnya adalah dari Barat, partai politik mempengaruhi dan berkembang di negara-negara baru, yaitu di Asia dan Afrika. Partai politik di negara-negara jajahan sering berperan sebagai pemersatu aspirasi rakyat dan penggerak ke arah persatuan nasional yang bertujuan mencapai kemerdekaan. Hal ini terjadi di Indonesia (waktu itu masih Hindia Belanda) serta India. Dan dalam perkembanganya akhir-akhir ini partai politik umumnya diterima sebagai suatu lembaga penting terutama di negara-negara yang berdasarkan demokrasi konstitusional, yaitu sebagai kelengkapan sistem demokrasi suatu negara.

Page 16: Suprastruktur Dan Infrastruktur Sistem Politik Di Indonesia

- Di Indonesia• Perkembangan partai politik di Indonesia

dapat digolongkan dalam beberapa periode perkembangan, dengan setiap kurun waktu mempunyai ciri dan tujuan masing-masing, yaitu : Masa penjajahan Belanda, Masa pedudukan Jepang dan masa merdeka.

Page 17: Suprastruktur Dan Infrastruktur Sistem Politik Di Indonesia

Masa penjajahan Belanda. • Masa ini disebut sebagai periode pertama lahirnya partai politik di Indoneisa (waktu

itu Hindia Belanda). Lahirnya partai menandai adanya kesadaran nasional. Pada masa itu semua organisasi baik yang bertujuan sosial seperti Budi Utomo dan Muhammadiyah, ataupun yang berazaskan politik agama dan sekuler seperti Serikat Islam, PNI dan Partai Katolik, ikut memainkan peranan dalam pergerakan nasional untuk Indonesia merdeka.

• Kehadiran partai politik pada masa permulaan merupakan menifestasi kesadaran nasional untuk mencapai kemerdekaan bagi bangsa Indonesia. Setelah didirikan Dewan Rakyat , gerakan ini oleh beberapa partai diteruskan di dalam badan ini. Pada tahun 1939 terdapat beberapa fraksi di dalam Dewan Rakat, yaitu Fraksi Nasional di bawah pimpinan M. Husni Thamin, PPBB (Perhimpunan Pegawai Bestuur Bumi Putera) di bawah pimpinan Prawoto dan Indonesische Nationale Groep di bawah pimpinan Muhammad Yamin.

• Di luar dewan rakyat ada usaha untuk mengadakan gabungan partai politik dan menjadikannya semacam dewan perwakilan rakyat. Pada tahun 1939 dibentuk KRI (Komite Rakyat Indoneisa) yang terdiri dari GAPI (Gabungan Politik Indonesia) yang merupakan gabungan dari partai-partai yang beraliran nasional, MIAI (Majelis Islami) yang merupakan gabungan partai-partai yang beraliran Islam yang terbentuk tahun 1937, dan MRI (Majelis Rakyat Indonesia) yang merupakan gabungan organisasi buruh.

Page 18: Suprastruktur Dan Infrastruktur Sistem Politik Di Indonesia

Masa pendudukan Jepang• Pada masa ini, semua kegiatan partai politik

dilarang, hanya golongan Islam diberi kebebasan untuk membentuk partai Masyumi, yang lebih banyak bergerak di bidang sosial.

Page 19: Suprastruktur Dan Infrastruktur Sistem Politik Di Indonesia

Masa Merdeka (mulai 1945). • Beberapa bulan setelah proklamsi kemerdekaan, terbuka

kesempatan yang besar untuk mendirikan partai politik, sehingga bermunculanlah parti-partai politik Indonesia. Dengan demikian kita kembali kepada pola sistem banyak partai.

• Pemilu 1955 memunculkan 4 partai politik besar, yaitu : Masyumi, PNI, NU dan PKI. Masa tahun 1950 sampai 1959 ini sering disebut sebagai masa kejayaan partai politik, karena partai politik memainkan peranan yang sangat penting dalam kehidupan bernegara melalui sistem parlementer. Sistem banyak partai ternyata tidak dapat berjalan baik. Partai politik tidak dapat melaksanakan fungsinya dengan baik, sehingga kabinet jatuh bangun dan tidak dapat melaksanakan program kerjanya. Sebagai akibatnya pembangunan tidak dapat berjaan dengan baik pula. Masa demokrasi parlementer diakhiri dengan Dekrit 5 Juli 1959, yang mewakili masa masa demokrasi terpimpin.

Page 20: Suprastruktur Dan Infrastruktur Sistem Politik Di Indonesia

• Pada masa demokrasi terpimpin ini peranan partai politik mulai dikurangi, sedangkan di pihak lain, peranan presiden sangat kuat. Partai politik pada saat ini dikenal dengan NASAKOM (Nasional, Agama dan Komunis) yang diwakili oleh NU, PNI dan PKI. Pada masa Demokrasi Terpimpin ini nampak sekali bahwa PKI memainkan peranan bertambah kuat, terutama memalui G 30 S/PKI akhir September 1965).

• Setelah itu Indonesia memasuki masa Orde Baru dan partai-partai dapat bergerak lebih leluasa dibanding dengan msa Demokrasi terpimpin. Suatu catatan pada masa ini adalah munculnya organisasi kekuatan politik bar yaitu Golongan Karya (Golkar). Pada pemilihan umum thun 1971, Golkar munculsebagai pemenang partai diikuti oleh 3 partai politik besar yaitu NU, Parmusi (Persatuan Muslim Indonesia) serta PNI.

• Pada tahun 1973 terjadi penyederhanaan partai melalui fusi partai politik. Empat partai politik Islam, yaitu : NU, Parmusi, Partai Sarikat Islam dan Perti bergabung menjadi Partai Persatu Pembangunan (PPP). Lima partai lain yaitu PNI, Partai Kristen Indonesia, Parati Katolik, Partai Murba dan Partai IPKI (ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia) bergabung menjadi Partai Demokrasi Indonesia. Maka pada tahun 1977 hanya terdapat 3 organisasi keuatan politik Indonesia dan terus berlangsung hinga pada pemilu 1997. Setelah gelombang reformasi terjadi di Indonesia yang ditandai dengan tumbangnya rezim Suharto, maka pemilu dengan sistem multi partai terus berlanjut hingga pemilu 2004 nanti.

Page 21: Suprastruktur Dan Infrastruktur Sistem Politik Di Indonesia

Berikut ini adalah nama-nama partai politik yang mengikuti pemilu

• Pemilu 1955 Pemilu 1955 diikuti oleh 172 kontestan partai

politik. Empat partai terbesar diantaranya adalah: PNI (22,3 %), Masyumi (20,9%), Nahdlatul Ulama (18,4%), dan PKI (15,4%).

Page 22: Suprastruktur Dan Infrastruktur Sistem Politik Di Indonesia

• Pemilu 1971Pemilu 1971 diikuti oleh 10 kontestan, yaitu:• Partai Katolik• Partai Syarikat Islam Indonesia• Partai Nahdlatul Ulama• Partai Muslimin Indonesa• Golongan Karya• Partai Kristen Indonesia• Partai Musyawarah Rakyat Banyak• Partai Nasional Indonesia• Partai Islam PERTI• Partai Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia

Page 23: Suprastruktur Dan Infrastruktur Sistem Politik Di Indonesia

• Pemilu 1977-1997Pemilu 1977, 1982, 1987, 1992, dan 1997 diikuti

oleh 3 kontestan yang sama, yaitu:• Partai Persatuan Pembangunan• Golongan Karya, dan • Partai Demokrasi Indonesia

Page 24: Suprastruktur Dan Infrastruktur Sistem Politik Di Indonesia

• Pemilu 1999• Pemilu 1999 diikuti oleh 48 partai

politik, yaitu:• 1. Partai Indonesia Baru• 2. Partai Kristen Nasional Indonesia• 3. Partai Nasional Indonesia – Supeni• 4. Partai Aliansi Demokrat Indonesia• 5. Partai Kebangkitan Muslim Indonesia• 6. Partai Ummat Islam• 7. Partai Kebangkitan Ummat• 8. Partai Masyumi Baru• 9. Partai Persatuan Pembangunan• 10. Partai Syarikat Islam Indonesia• 11. Partai Demokrasi Indonesia

Perjuangan• 12. Partai Abul Yatama• 13. Partai Kebangsaan Merdeka• 14. Partai Demokrasi Kasih Bangsa• 15. Partai Amanat Nasional

• 16. Partai Rakyat Demokratik• 17. Partai Syarikat Islam Indonesia 1905• 18. Partai Katolik Demokrat• 19. Partai Pilihan Rakyat• 20. Partai Rakyat Indonesia• 21. Partai Politik Islam Indonesia

Masyumi• 22. Partai Bulan Bintang• 23. Partai Solidaritas Pekerja• 24. Partai Keadilan• 25. Partai Nahdlatul Ummat• 26. Partai Nasional Indonesia – Front

Marhaenis• 27. Partai Ikatan Pendukung

Kemerdekaan Indonesia• 28. Partai Republik• 29. Partai Islam Demokrat• 30. Partai Nasional Indonesia – Massa

Marhaen

Page 25: Suprastruktur Dan Infrastruktur Sistem Politik Di Indonesia

• 31. Partai Musyawarah Rakyat Banyak

• 32. Partai Demokrasi Indonesia

• 33. Partai Golongan Karya• 34. Partai Persatuan• 35. Partai Kebangkitan

Bangsa• 36. Partai Uni Demokrasi

Indonesia• 37. Partai Buruh Nasional• 38. Partai Musyawarah

Kekeluargaan Gotong Royong• 39. Partai Daulat Rakyat

• 40. Partai Cinta Damai• 41. Partai Keadilan dan

Persatuan• 42. Partai Solidaritas Pekerja

Seluruh Indonesia• 43. Partai Nasional Bangsa

Indonesia• 44. Partai Bhinneka Tunggal

Ika Indonesia• 45. Partai Solidaritas Uni

Nasional Indonesia• 46. Partai Nasional Demokrat• 47. Partai Ummat Muslimin

Indonesia• 48. Partai Pekerja Indonesia

Page 26: Suprastruktur Dan Infrastruktur Sistem Politik Di Indonesia

• Pemilu 2004

1. Partai Nasional Indonesia Marhaenisme

Didirikan: Jakarta, 20 Mei 2002Asas: Marhaenisme Ajaran

Bung KarnoKetua Umum: DM Sukmawati

SoekarnoputriKeterangan: Lolos verifikasi

faktual di 24 provinsi

2. Partai Buruh Sosial Demokrat Indonesia

Didirikan: Jakarta, 1 Mei 2001Asas: Pancasila dan UUD 1945Ketua Umum: Muchtar PakpahanKeterangan: Lolos verifikasi faktual di

22 provinsi

3. Partai Bulan BintangDidirikan: Jakarta, 17 Juli 1998Asas: IslamKetua Umum: Hamdan ZoelvanKeterangan: Electoral Threshold

Page 27: Suprastruktur Dan Infrastruktur Sistem Politik Di Indonesia

4. Partai MerdekaDidirikan: Jakarta, 10 Oktober

2002Asas: PancasilaKetua Umum: Adi SasonoKeterangan: Lolos verifikasi

faktual di 22 provinsi

5. Partai Persatuan Pembangunan

Didirikan: Jakarta, 5 Januari 1973Asas: IslamKetua Umum: Hamzah HazKeterangan: Electoral Threshold

6. Partai Persatuan Demokrasi Kebangsaan

Didirikan: Jakarta, 23 Juli 2002Asas: PancasilaKetua Umum: M Ryaas RasyidKeterangan: Lolos verifikasi faktual di

23 provinsi

7. Partai Perhimpunan Indonesia Baru

Didirikan: Jakarta, 23 September 2002

Asas: Keadilan, Demokrasi, dan Kemakmuran

Ketua Umum: SjahrirKeterangan: Lolos verifikasi faktual di

22 provinsi

Page 28: Suprastruktur Dan Infrastruktur Sistem Politik Di Indonesia

8. Partai Nasional Banteng Kemerdekaan

Didirikan: Jakarta, 27 Juli 2002Asas: Marhaenisme Ajaran Bung

KarnoKetua Umum: Eros DjarotKeterangan: Lolos verifikasi faktual

di 21 provinsi

9. Partai DemokratDidirikan: Jakarta, 9 September 2001Asas: PancasilaKetua Umum: S BudhisantosoKeterangan: Lolos verifikasi faktual

di 25 provinsi

10. Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia

Didirikan: Jakarta, 9 September 2002Asas: PancasilaKetua Umum: Jend TNI (Purn) Edi

SudrajatKeterangan: Lolos verifikasi faktual di

23 provinsi

11. Partai Penegak Demokrasi Indonesia

Didirikan: Jakarta, 10 Januari 2003Asas: PancasilaKetua Umum: H Dimmy HaryantoKeterangan: Lolos verifikasi faktual di

21 provinsi

Page 29: Suprastruktur Dan Infrastruktur Sistem Politik Di Indonesia

12. Partai Persatuan Nahdlatul Ummah Indonesia

Didirikan: Jakarta, 5 Maret 2003Asas: IslamKetua Umum: KH Syukron

Ma’munKeterangan: Lolos verifikasi faktual

di 22 provinsi

13. Partai Amanat NasionalDidirikan: Jakarta, 23 Agustus

1998Asas: PancasilaKetua Umum: Soetrisno BachirKeterangan: Electoral Threshold

14. Partai Karya Peduli BangsaDidirikan: Jakarta, 9 September

2002Asas: PancasilaKetua Umum: Jend TNI (Purn) HR

HartonoKeterangan: Lolos verifikasi faktual

di 23 provinsi

15. Partai Kebangkitan BangsaDidirikan: Jakarta, 23 Juli 1998Asas: PancasilaKetua Umum: Alwi Abdurrahman

ShihabKeterangan: Electoral Threshold

Page 30: Suprastruktur Dan Infrastruktur Sistem Politik Di Indonesia

16. Partai Keadilan SejahteraDidirikan: Jakarta, 20 April 2002Asas: IslamKetua Umum: Tifatul SembiringKeterangan: Lolos verifikasi

faktual di 23 provinsi

17. Partai Bintang ReformasiDidirikan: Jakarta, 20 Januari

2002Asas: IslamKetua Umum: KH Zainuddin MZKeterangan: Lolos verifikasi

faktual di 23 provinsi

18. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan

Didirikan: Jakarta, 10 Januari 1973

Asas: PancasilaKetua Umum: Megawati

SoekarnoputriKeterangan: Electoral Threshold

19. Partai Damai SejahteraDidirikan: Jakarta, 1 Oktober 2001Asas: PancasilaKetua Umum: Ruyandi HutasoitKeterangan: Lolos verifikasi

faktual di 21 provinsi

Page 31: Suprastruktur Dan Infrastruktur Sistem Politik Di Indonesia

20. Partai Golongan KaryaDidirikan: Jakarta, 20 Oktober 1964Asas: PancasilaKetua Umum: Jusuf KallaKeterangan: Electoral Threshold

21. Partai Patriot PancasilaDidirikan: Jakarta, 1 Juni 2001Asas: PancasilaKetua Umum: KRMH Japto S

SoerjosoemarnoKeterangan: Lolos verifikasi faktual

di 21 provinsi

22. Partai Sarikat IndonesiaDidirikan: Surabaya, 17 Desember 2002Asas: PancasilaKetua Umum: H Rahardjo TjakraningratKeterangan: Lolos verifikasi faktual di 22

provinsi

23. Partai Persatuan DaerahDidirikan: Jakarta, 18 November 2002Asas: PancasilaKetua Umum: Oesman SaptaKeterangan: Lolos verifikasi faktual di 21

provinsi

24. Partai PeloporDidirikan: Jakarta, 29 November 2002Asas: PancasilaKetua Umum: Rachmawati SoekarnoputriKeterangan: Lolos verifikasi faktual di 21

provinsi

Page 32: Suprastruktur Dan Infrastruktur Sistem Politik Di Indonesia

• Pemilu 2009Pemilu 2009 diikuti oleh 38 partai

politik nasional dan 6 partai politik lokal Aceh, yaitu:

• Partai politik nasional:• 1. Partai Hati Nurani Rakyat

(Hanura)• 2. Partai Karya Peduli Bangsa

(PKPB)*• 3. Partai Pengusaha dan Pekerja

Indonesia (PPPI)• 4. Partai Peduli Rakyat Nasional

(PPRN)• 5. Partai Gerakan Indonesia Raya

(Gerindra)• 6. Partai Barisan Nasional

(Barnas)

• 7. Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI)*

• 8. Partai Keadilan Sejahtera (PKS)*• 9. Partai Amanat Nasional (PAN)*• 10. Partai Perjuangan Indonesia

Baru (PIB)• 11. Partai Kedaulatan• 12. Partai Persatuan Daerah (PPD)• 13. Partai Kebangkitan Bangsa

(PKB)*• 14. Partai Pemuda Indonesia (PPI)• 15. Partai Nasional Indonesia

Marhaenisme (PNI Marhaenisme)*

Page 33: Suprastruktur Dan Infrastruktur Sistem Politik Di Indonesia

• 16. Partai Demokrasi Pembaruan (PDP)

• 17. Partai Karya Perjuangan (PKP)• 18. Partai Matahari Bangsa

(PMB)• 19. Partai Penegak Demokrasi

Indonesia (PPDI)*• 20. Partai Demokrasi Kebangsaan

(PDK)*• 21. Partai Republika Nusantara

(RepublikaN)• 22. Partai Pelopor*• 23. Partai Golongan Karya

(Golkar)*• 24. Partai Persatuan

Pembangunan (PPP)*

• 26. Partai Nasional Benteng Kerakyatan Indonesia (PNBK Indonesia)

• 27. Partai Bulan Bintang (PBB)*• 28. Partai Demokrasi Indonesia

Perjuangan (PDIP)*• 29. Partai Bintang Reformasi

(PBR)*• 30. Partai Patriot• 31. Partai Demokrat*• 32. Partai Kasih Demokrasi

Indonesia (PKDI)• 33. Partai Indonesia Sejahtera

(PIS)• 34. Partai Kebangkitan Nasional

Ulama (PKNU)

Page 34: Suprastruktur Dan Infrastruktur Sistem Politik Di Indonesia

• 41. Partai Merdeka• 42. Partai Persatuan

Nahdlatul Ummah Indonesia (PPNUI)

• 43. Partai Sarikat Indonesia (PSI)

• 44. Partai Buruh• Partai Aceh:• 35. Partai Aceh Aman

Seujahtra (PAAS)[2]

• 36. Partai Daulat Aceh (PDA)

• 37. Partai Suara Independen Rakyat Aceh (SIRA)

• 38. Partai Rakyat Aceh (PRA)[3]

• 39. Partai Aceh (PA)• 40. Partai Bersatu Aceh

(PBA)• Catatan : Tanda *

menandakan partai yang mendapat kursi di DPR pada Pemilu 2004

Page 35: Suprastruktur Dan Infrastruktur Sistem Politik Di Indonesia

Potret Partai Politik Masa Kini

• Ideologi bagi partai adalah suatu idealisme yang menjadi garis besar bagi kegiatan dan organisasi partai. Bisa jadi karena identitas yang kurang kuat inilah, partai Indonesia secara umum masih mencari jati dirinya. Sangat sulit membedakan partai-partai Indonesia–selain dengan mengelompokkan mereka dalam kelompok partai agamis dan sekuler. Dari segi ini pun terkadang ada partai yang terlihat berusaha menggabungkan kedua unsur ini. Partai Amanat Nasional, misalnya, berusaha menggabungkan citra nasionalisnya dengan kedekatannya terhadap Muhammadiyah. Lemahnya ideologi bahkan bisa dilihat dalam partai-partai utama. Partai besar, seperti Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), pun masih amat bergantung pada karisma Mbak Mega (Megawati Soekarnoputri) untuk menarik pendukung. Padahal, demi kelangsungan organisasinya, partai ini seharusnya sudah bisa “mengalihkan” dukungan terhadap pemimpin menjadi dukungan terhadap identitas dan organisasi partai.

Page 36: Suprastruktur Dan Infrastruktur Sistem Politik Di Indonesia

• Dilihat dari kacamata organisasi fisik, partai-partai kita juga masih sangat lemah. Di tingkat masyarakat, hanya partai-partai besar yang mampu terus eksis di luar masa kampanye dan pemilu. Kebanyakan partai masih “tidur” kalau tidak ada pemilu, dan cabang-cabang mereka juga tutup. Kemampuan untuk tetap aktif sangat bergantung pada kapasitas cabang partai dan komitmen pemimpin di tingkat lokal. Lagi pula, cabang lokal juga sangat bergantung pada ketersediaan dana untuk tetap mengadakan aktivitas. Sebagian besar partai juga masih mengontrak kantor cabangnya, dan hanya partai Orde Baru yang punya kantor tetap. Walhasil, kalau mereka sulit mendapat kontrakan, aktivitas juga terhenti dan partai menjadi vakum.

• Dengan kapasitas organisasi yang seperti ini, sangat sulit bagi partai politik Indonesia membangun hubungan yang stabil dengan para pendukung dan anggotanya. Dari segi rekrutmen, partai-partai besar biasanya hanya mengandalkan pada suara yang didapat pada pemungutan suara sebelumnya. Partai-partai seperti PDIP dan Golkar kurang mementingkan rekrutmen dan lebih menggantungkan diri pada popularitas partainya saat pemilu. Adapun partai-partai muda, seperti PKS dan PAN, memang memprioritaskan rekrutmen anggota baru, tetapi kemampuan mereka untuk merekrut sangatlah berbeda. PKS terlihat lebih mampu untuk konsisten menjalankan program rekrutmen, sedangkan PAN tertatih-tatih untuk mempertahankan eksistensinya di tingkat lokal. Hanya dengan komitmen para kadernya, cabang PAN dapat tetap bertahan tetapi aktivitasnya sangat terbatas.

Page 37: Suprastruktur Dan Infrastruktur Sistem Politik Di Indonesia

Dengan manajemen anggota yang semacam ini, tidaklah mengherankan bahwa partai biasanya mengejar produk “jadi” dari selebritas sebagai calon anggota legislatif mereka. Memang tren ini menandakan ketidakmampuan dan kemalasan partai untuk mendidik dan memupuk kadernya sendiri. Tapi bisa juga ini karena kegagalan partai untuk berkembang pada masa lalu, dan pada masa reformasi ini pun mereka juga masih dalam tahap awal perkembangannya. Terutama bagi partai muda, belum ada kader yang siap maju

• Jadi, yang diperlukan oleh partai politik bukan hanya dukungan, tapi juga kesabaran pemilih untuk memberikan kesempatan kepada partai politik pilihan mereka. Perjalanan partai politik Indonesia ke arah kemajuan masihlah panjang. Selagi kita belajar tentang demokrasi selama kurang-lebih sepuluh tahun terakhir, partai politik kita juga sedang belajar tentang organisasi dan manajemen. Godaan dan tantangan tentu saja banyak dan sangat mudah bagi partai politik untuk menjadi non-aktif dan kembali ke praktek politik uang. Karena itulah partisipasi pemilih sangatlah penting untuk menyeleksi partai politik yang kurang efisien. Pemilihan Umum 2009 nanti adalah ujian penting bagi kematangan, bukan hanya bagi partai politik, tapi juga bagi pemilih dalam menentukan pilihannya.

Page 38: Suprastruktur Dan Infrastruktur Sistem Politik Di Indonesia

PARTAI POLITIK DI INDONESIA• Kata partai politik mungkin sudah sangat akrab di telinga kita mengingat

sebagai konsekuensi dari sebuah Negara demokrasi maka menjadi keharusan bagi Negara Indonesia untuk memilki institusi-institusi / lembaga-lembaga politik yang secara prosedural menjadi syarat pemerintahan yang demokratis. Dari sekian syarat itu yang selalu menjadi pembicaraan menarik adalah partai politik dan pemilu.

• Sebagai salah satu institusi politik dalam sistem demokrasi banyak yang mengatakan bahwa partai poltik adalah tulang punggung dari demokrasi itu sendiri. Makax kemapanan demokrasi dalam sebuah Negara secara sederhana dapat kita nilai dari partai politik dalam Negara tersebut dalam kaian ilmu politik ada banyak ahli yang mendefenisikan partai politik. Namun kali ini penulis akan menggunakan defenisi dari Giovanni Sartori. Dalam defeisinya Satrori mengemukakan bahwa partai politik adalah kelompok politik yang di identifikasi dengan lambang yang di gunakan dalam pemilu dan mampu menempatkan kandidatnya dalam pemilihan umum untuk memperebutkan jabatan publik. Dari defenisi yang telah dikemukakan sebelumnnya dapat kita ketahui bersama bahwa partai politik sebagai kelompok politik maka partai poltik akan menjalankan agenda-agenda politik dalam pemilihan umum dan bersaing dengan kelompok politik lainnya dalam pemilihan umum.

Page 39: Suprastruktur Dan Infrastruktur Sistem Politik Di Indonesia

• Namun sebagai sebuah kelompok politik partai politik memiliki fungsi-fungsi politik pula. Dalam literatur politik ada beberapa fungsi partai politik diantaranya sebagai sarana komunikasi politik, sosialisasi politik, pendidikan politik, dan rekruitmen politik. Dari beberapa fungsi yang telah disebutkan sebelumnnya dapat kita ketahui bersama bahwa partai politik menjadi sebuah intitusi yang penting dalam sistem politik yang demokratis. Karena secara fundamental partai politik menjadi penghubung antara masyarakat dan Negara dalam proses mempengaruhi, menetapkan dan mengawasi sebuah kebijakan melalui wakil-wakil yang telah di pilih masyarakat melalui pemilihan umum. Karena melalui wakil-wakilnya tersebut memungkinkan partai politik mengambil aspirasi masyarakat untuk di rumuskan menjadi sebuah kebjakan dalam pemerintahan.

Page 40: Suprastruktur Dan Infrastruktur Sistem Politik Di Indonesia

• Pertanyaan kemudian adalah bagaimana praktek partai politik yang ada di Indonesia. Seperti kita ketahui bersama sejak nafas reformasi berhembus d Indonesia partai politik bermunculan di negeri ini. Setidaknya telah dua kali bangsa ini melaksanakan pemilihan umum. Tapi dapat di lihat dari praktek politik partai ternyata tidak banyak berubah. Partai politik tidak maksimal dalam menjalankan fungsinya bahkan bisa di katakan partai politk mengabaikan fungsi-fungsi tersebut. Sebagai sarana komunikasi politik partai politik cenderung mengabaikan aspirasi masyarakat dalam membuat sebuah kebijakan. Sebagai sarana sosialisasi dan pendidikan politik partai politik justru tidak mendidik dan mencerdaskan masyarakat. Ini dapat di lihat dari sosialisasi politik partai yang lebih cenderung menggunakan praktek lama dengan mengadakan pawai serta mobilisasi massa (show of power) dengan menggunakan artis dan pagelaran musik sebagai daya tarik sehingga kesan mendidik lewat visi misi, platform serta agenda program partai semakin jauh. Selanjutnya sebagai sarana rekruitmen politik masih banyak partai yang elitis dalam menyeleksi dan merekrut kader sehingga yang terjadi adalah stagnasi politik dan memperlambat regenerasi politik. Hal tersebut membuat panggung politik bangsa di isi oleh wajah-wajah lama.

Page 41: Suprastruktur Dan Infrastruktur Sistem Politik Di Indonesia

1. Infrastruktur Politik• Kelompok masyarakat yang merupakan kekuatan sosial

dan politik rill di dalam masyarakat, disebut “infrastruktur politik” yang mencakup 5 komponen yaitu :partai politik, kelompok kepentingan, kelompok penekan, media komunikasi politik dan tokoh politik.

a. Partai Politik (political party) di Indonesia• Menurut Husazar dan Stevenson, partai politik adalah

sekelompok orang yang terorganisir yang berusaha untuk mengendalikan pemerintahan agar dapat melaksanakan program-programnya dan menempatkan angota-anggotanya dalam jabatan pemerintah.

Page 42: Suprastruktur Dan Infrastruktur Sistem Politik Di Indonesia

• Dari hal yang telah di sebutkan di atas dapat di simpulkan partai politik masih jauh dari maksimal dalam menjalankan fungsi-fungsinya. Pragmatisme politik yang di terapkan oleh partai politik di Indonesia menyebabkan partai politik sering menjadi pemicu konflik di masyarakat sehingga menyebabkan partai politik kehilangan kepercayaan dari masyarakat. Tidak berjalannya aggregasi adan artikulasi politik menjadikan masyarakat apatis terhadapnya. Padahal seperti harapan kita bersama kehadiran partai politik dapat memberikan pencerahan dalam hal pendewasaan politik masyarakat sehingga menempatkan masyakat sebagai subjek politik bukan sebagai objek. Semoga dalam pemilihan umum tahun ini kita menemukan apa yang di harapkan sehingga pemilu tidak hanya menjadi pesta politik yang sia-sia.

• Struktur politik di dalam suatu negara adalah pelembagaan hubungan organisasi antara komponen-komponen yang membentuk bangunan politik dan selalu berkenan dengan alokasi nilai-nilai yang bersifat otoritatif, yang dipengaruhi oleh distribusi serta penggunaan kekuasaan.Menurut Alfian, permasalahan politik dapat dikaji melalui berbagai pendekatan, yaitu dapat didekati dari sudut kekuasaan, struktur politik, komunikasi politik, konstitusi, pendidikan, dan sosialisasi politik, pemikiran, dan kebudayaan politik

Page 43: Suprastruktur Dan Infrastruktur Sistem Politik Di Indonesia

Sejarah Partai Politik- Masa Pra Kemerdekaan• Partai-partai yang berkembang sebelum

kemerdekaan dengan 3 aliran besar yaitu Islam(Sarekat Islam), Nasionalis(PNI, PRI, IP, PI), dan Komunis(PKI), serta Budi Utomo sebagai organisasi modern yang melakukan perlawanan tidak secara fisik terhadap Belanda.

Page 44: Suprastruktur Dan Infrastruktur Sistem Politik Di Indonesia

- Masa Pasca Kemerdekaan (1945-1965)• Maklumat Pemerintah(3 Nov 45) yang memuat keinginan pemerintah

akan kehadiran partai politik agar masyarakat dapat menyalurkan aspirasi secara teratur membuat tumbuh suburnya partai-partai politik pasca kemerdekaan. Dan terbagi 4 aliran yaitu : dasar Ketuhanan(Partai Masjumi, Parkindo, NU, Partai Katolik), dasar Kebangsaan(PNI, PIR, INI, PTI, PWR), dasar Marxisme(PKI, Partai Murba, Partai Sosialis Indonesia, Permai), dan dasar Nasionalisme(PTDI, PIN, IPKI).Pada masa Demokrasi Liberal berakibat mandeknya pembangunan ekonomi dan rawannya keamanan karena perhatian lebih ditujukan pada pembenahan bidang politik. Hingga Presiden Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden yang melahirkan Demokrasi terpimpin. Dan terjadi pengucilan kekuatan TNI oleh PKI dalam Peristiwa G30s/PKI dengan jatuhnya 7 perwira tinggi TNI AD. Akhirnya, Kehancuran Orde Lama ditandai dengan surutnya politisi sipil.

Page 45: Suprastruktur Dan Infrastruktur Sistem Politik Di Indonesia

- Masa Orde Baru (1966-1998)• Pada era Orde Baru partai Golkar selalu mengalami

kemenangan dan hanya mempergunakan asas Pancasila. Era Orde Baru mengalami antiklimaks kekuasaan hingga Indonesia mengalami krisi moneter dan berkembang menjadi krisis multidimensi.

- Masa Reforfmasi(1999-Sekarang)• Pada masa ini merupakan arus angin perubahan

menuju demokratisasi dan asas keadilan. Dan partai politik diberi kesempatan untuk hidup kembali dan mengikuti pemilu dengan multi partai.

Page 46: Suprastruktur Dan Infrastruktur Sistem Politik Di Indonesia

b. Kelompok Kepentingan (interest group)• Aktivitasnya menyangkut tujuan yang lebih terbatas, dengan sasaran yang

monolitis dan intensitas usaha yang tidak berlebihan serta mengeluarkan dana dan tenaga untuk melaksanakan tindakan politik di luar tugas partai politik.Menurut Gabriel A. Almond, kelompok kepentingan diidentifikasi kedalam jenis-jenis kelompok, yaitu :- Kelompok anomik => Terbentuk diantara unsur masyarakat secara spontan

- Kelompok non-asosiasional => Jarang terorganisir secara rapi dan kegiatannyabersifat kadang kala.

- Kelompok institusional => Bersifat formal dan memiliki fungsi politik disampingartikulasi kepentingan.

- Kelompok asosiasional => kelompok khusus yang memakai tenaga professionalyang bekerja penuh dan memiliki prosedur teraturuntuk memutuskan kepentingan dan tuntutan.

Page 47: Suprastruktur Dan Infrastruktur Sistem Politik Di Indonesia

c. Kelompok Penekan (pressure group)• Salah satu institusi politik yang dapat dipergunakan oleh

rakyat untuk menyalurkan aspirasi dan kebutuhannya dengan sasaran akhir adalah untuk mempengaruhi atau bahkan membentuk kebijakan pemerintah.Kelompok penekan dapat terhimpun dalam beberapa asosiasi yaitu :a. Lembaaga Swadaya Masyarakat (LSM),b. Organisasi-organisasi sosial keagamaan,c. Organisasi Kepemudaan,d. Organisasi Lingkungan Hidup,e. Organisasi Pembela Hukum dan HAM, sertaf. Yayasan atau Badan Hukum lainnya.

Page 48: Suprastruktur Dan Infrastruktur Sistem Politik Di Indonesia

d. Media Komunikasi Politik(political communication media)• Salah satu instrumen politik yang berfungsi menyampaikan

informasi dan persuasi mengenai politik baik dari pemerintah kepada masyarakat maupun sebaliknya.

e. Tokoh Politik (political/figure)• Pengangkatan tokoh politik merupakan proses transformasi

seleksi terhadap anggota masyarakat dari berbagai sub-kultur dan kualifikasi tertentu yang kemudian memperkenalkan mereka pada peranan khusus dalam sistem politik.Pengangkatan tokoh politik akan berakibat terjadinya pergeseran sektor infrastruktur politik, organisasi, asosiasi, kelompok kepentingan serta derajat politisasi dan partisipasi masyarakat.

Page 49: Suprastruktur Dan Infrastruktur Sistem Politik Di Indonesia

Menurut Letser G. Seligman, proses pengangkatan tokoh politik akan berkaitan dengan beberapa aspek, yaitu :a. Legitimasi elit politik,b. Masalah kekuasaan,c. Representativitas elit politik, dand. Hubungan antara pengangkatan tokoh-tokoh politik dengan perubahan politik.

Infra struktur politik sering disebut sebagai bangunan bawah, atau mesin politik informal atau mesin politik masyarakat yang terdiri dari berbagai kelompok yang dibentuk atas dasar kesamaan social, ekonomi, kesamaan tujuan, serta kesamaan lainnya.

Page 50: Suprastruktur Dan Infrastruktur Sistem Politik Di Indonesia

Pengelompokan infra struktur yang paling nyata dalam kehidupan Negara, yakni :

1. Partai Politik

Merupakan suatu kelompok terorganisir yang anggota-anggotanya memiliki nilai orientasi, dan cita-cita yang sama. Dengan tujuan mendapatkan kekuasaan politik dengan cara konstitusi, melalui pemilihan umum ( PEMILU )

2. Organisasi Kemasyarakaan ( ORMAS )

Dibentuk dengan tujuan-tujuan dalam bidang social dan budaya. Organisasi ini tidak melibatkan diri untuk ikut serta dalam dalam peserta untuk memperoleh kekuasaan dalam PEMILU.

Page 51: Suprastruktur Dan Infrastruktur Sistem Politik Di Indonesia

3. Kelompok Kepentingan ( Interest Group )

Merupakan kelompok yang berusaha mempengaruhi kebijakan pemerintah tanpa berkehendak memperoleh jabatan public, kelompok ini tidak berusaha menguasai pengelolaan pemerintahan secara langsung.

4. Kelompok Penekan ( Persure Group )

Kelompok yang dapat mempegaruhi atau bahkan membentuk kebijaksanaan pemerintah melalui cara-cara persuasi, propaganda, atau cara lain yang lebih efektif.

Mereka antara lain : industriawan dan asosiasi-asosiasi lainnya.

Page 52: Suprastruktur Dan Infrastruktur Sistem Politik Di Indonesia

5. Tokoh Masyarakat ( Opinion Leaders )

Kelompok yang terdiri dari tokoh-tokoh masyarakat baik dari tokoh agama, tokoh adat, dan budaya.

6. Media Massa ( Pers )

Media massa dalam arti sempit, yang meliputi surat kabar, Koran, majalah, tabloit, dan bulletin-buletin pada kantor. Maupun media massa dalam arti luas yang meliputi: media cetak, audio, audio visual, dan media elektronik.

Kelompok infra struktur politik tersebut, secar nyata merekalah yang menggerakkan sistem, memberikan input, terlibat dalam proses politik, memberikan pendidikan politik, melekukan sosialisasi politik, menyeleksi kepemimpinan, menyelesaikan sengketa politik, yang terjadi diantara berbagai pihak baik di dalam maupun di luar. Serta mempunyai daya ikat baik secara ke dalam maupun keluar.