SUNTINGAN TEKS DAN TERJEMAHAN CARITA JUPRI
Transcript of SUNTINGAN TEKS DAN TERJEMAHAN CARITA JUPRI
1
SUNTINGAN TEKS DAN TERJEMAHAN CARITA JUPRI
Salsa Sachnazia Karsono H Saputra
Program Studi Sastra Daerah untuk Sastra Jawa, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, Depok, 16424
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menyajikan suntingan teks dan terjemahan naskah Carita Jupri koleksi FSUI. Data
yang yang digunakan diperoleh dari naskah Carita Jupri dengan nomor koleksi CL.19 K 12.05. Carita Jupri
merupakan cerita pendek yang ditulis menggunakan bahasa dan aksara Jawa karangan R. Pujaharja yang
dikumpulkan oleh Pigeaud di Surakarta pada tahun 1925. Penelitian folologi menerapkan teori filologi dan
menggunakan metode intuitif sebagaimana dikemukakan oleh Karsono H Saputra (2013), serta teori terjemahan
komunikatif sebagaimana dikemukakan oleh Benny Hoedoro Hoed (2006). Suntingan teks dilakukan dengan
menerapkan metode edisi standar dengan melakukan perbaikan teks.
Abstract The purpose of this study is to present a text editing and the translation of Carita Jupri manuscript in wich the
collection of FSUI coded CL. 19 K 12.05. Carita Jupri were written in the language and alphabet of Javanese by
R.Pujaharja then collected by Pigeaud in Surakarta in 1925. This study were apply the theory of philology and
used the intuitive method by Karsono H Saputra (2013) and the methode of translation by Benny Hoedoro Hoed
(2006). The text editing were apply standard edition method and the comunicative translation method.
Keywords: Philology, Carita Jupri, manuscript, Pasanggrahan Langen Harja, silat
Pendahuluan
Indonesia memiliki banyak warisan budaya yang hingga saat ini masih dapat
ditemukan di berbagai tempat, seperti museum dan perpustakaan, di antaranya tari daerah,
lagu daerah, pakaian adat, rumah adat, alat musik tradisional, dan karya tulis dalam bentuk
naskah dan prasasti. Naskah-naskah yang terdapat di Indonesia saat ini tersimpan di lembaga-
lembaga dan koleksi pribadi.
Suntingan Teks ..., Salsa Sachnazia, FIB UI, 2016
2
Koleksi naskah di Indonesia sangat beragam dan dihasilkan dari banyak daerah,
seperti Bali, Batak, Jawa, Madura, Melayu, Minangkabau, dan Bugis-Makasar-Mandar. Di
antara berbagai hasil karya tradisi tulis di Indonesia, menurut Chambert-Loir (1999: 95),
tradisi Jawa merupakan tradisi tertua dan menghasilkan naskah dalam jumlah terbanyak.
Pigeaud (1967 II: 1) mengatakan bahwa sastra Jawa dalam bentuk naskah yang sampai saat
ini dapat kita baca hanya sebagian kecil dari keseluruhan hasil tulisan yang dihasilkan oleh
para pengarang Jawa selama berabad-abad, mulai dengan masa pra-Islam sampai dengan abad
ke-19.
Naskah adalah peninggalan tertulis yang pada dasarnya merupakan sarana dalam
berkomunikasi antara penulis sebagai pemilik kebudayaan masa lalu dan pembaca di
kebudayaan mendatang (Karsono, 2013: 26). Adapun menurut Siti Baroroh (1985: 54) naskah
merupakan objek penelitian filologi yang berbentuk konkret berupa buku, dapat dilihat dan
dipegang, umumnya “panjang” karena memuat cerita lengkap, berjumlah banyak karena
disalin, dan naskah yang dianggap paling tua adalah Tjandra-karana berasal sekitar abad ke-
8. Naskah atau semua bahan tulisan tangan disebut manuscript1 dengan singkatan ms untuk
tunggal, dan mss untuk jamak, handschrift2 dengan singkatan hs untuk tunggal dan hss untuk
jamak.
Naskah-naskah Nusantara kini tersebar di seluruh dunia. Faktor sejarah menyebabkan
naskah-naskah Nusantara tersebar, di antaranya tersimpan di Belanda, Inggris, Jerman,
Prancis, dan Rusia. Naskah-naskah yang tersebar tersebut mengandung arti sejarah karena
sejumlah koleksi naskah tersebut dibawa oleh orang Indonesia, disalin atau ditulis oleh para
perantau, dan hasil persentuhan budaya dalam berbagai jenis (Chambert-Loir, 1999: 11).
Menghadapi penyebaran dan keberagaman koleksi naskah di Nusantara, informasi dan
perkembangannya semua koleksi naskah dicatat di dalam sebuah katalog. Katalog adalah
buku berisi daftar informasi tertentu yang disusun secara berurutan, teratur, dan alfabetis
untuk membantu memudahkan pencarian buku-buku di perpustakaan (Kamus Besar Bahasa
Indonesia, 1990: 396). Katalog disusun berdasarkan latar belakang budaya yang melahirkan
naskah-naskah yang bersangkutan, bahasa dan atau aksara yang digunakan di dalam naskah-
naskah, jenis isi, dan jenis karangan di dalam naskah-naskah tersebut (Edi, 2000: 1).
Carita Jupri merupakan salah satu naskah Jawa yang termasuk ke dalam jenis cerita
lain-lain, ditandai dengan kode ‘CL’ koleksi Katalog Induk Naskah-Naskah Nusantara Jilid
3A Fakultas Sastra Universitas Indonesia (FSUI) dengan nomor koleksi CL.19 K 12.05 yang
1 Istilah naskah dalam bahasa Inggris (Karsono, 2013: 3). 2 Istilah naskah dalam bahasa Belanda (Karsono, 2013: 3).
Suntingan Teks ..., Salsa Sachnazia, FIB UI, 2016
3
saat ini menjadi koleksi Perpustakaan Pusat Universitas Indonesia. Menurut Katalog Induk
Naskah-Naskah Nusantara Jilid 3A Fakultas Sastra Universitas Indonesia (1997: xv) jumlah
naskah yang termasuk ke dalam teks “cerita lain-lain” ini terdapat sekitar 134 naskah,
beberapa di antaranya Cariyosipun Raden Nitikusuma, Pak Lelur, Dongeng Pandung
Bangsasakti, Cariyosipun Pareden Gamping, Cariyos Elok, Tuking Kasisahan, Dongengipun
Kutuk Rabi Putri, Dongeng Si Bagus, Dongeng Monyong Tuwin Bodong, Cariyosipun Kabar
Kiamat, dan Carita Jupri saha Wedasuwita merupakan naskah yang jenis teksnya ke dalam
jenis teks ‘CL’ karena teks-teks tersebut berisi bermacam-macam cerita dongeng, atau cerita-
cerita lain yang tidak mudah dimasukkan ke dalam kategori lainnya.
Carita Jupri merupakan sebuah karya sastra Jawa berbentuk prosa berupa cerita
pendek yang mengandung ajaran moral atau wulang3. Cerita pendek adalah cerita yang di
dalamnya terdapat ide dan problematika cerita dapat diselesaikan dengan waktu yang singkat.
Cerita pendek berbahasa Jawa disebut carita cekak atau biasa disingkat cerkak (Suparto Brata
dalam Poer, 1993: 41).
Carita Jupri ditulis dengan aksara dan bahasa Jawa yang tidak mudah dipahami oleh
masyarakat masa kini. Oleh karena jarak budaya yang cukup jauh teks ini perlu disunting agar
masyarakat dapat memahaminya dengan mudah.
Penelitian ini bertujuan untuk menyajikan suntingan teks Carita Jupri. Ranah dalam
penelitian ini adalah sebuah suntingan teks dan terjemahan teks Carita Jupri yang
menggunakan metode penelitian dengan mengikuti langkah dan metode kerja filologi serta
metode terjemahan. Oleh karena terdapat perbedaan jarak waktu dan jarak budaya manfaat
penelitian ini adalah memudahkan masyarakat untuk membaca dan mengerti teks Carita
Jupri.
Teori dan Metode
Langkah kerja filologi merupakan tahapan kerja bagi studi filologi yang mempunyai
keterkaitan antartahap tersebut, yaitu inventarisasi naskah, deskripsi naskah, perbandingan
teks, penentuan teks yang disunting, pertanggungjawaban alih aksara, kritik teks, dan alih
aksara (Karsono, 2013: 81). Kajian filologi dibagi menjadi dua, yaitu langkah kerja filologi
dan metode kerja filologi.
3 Sebuah karya sastra yang berisikan kandungan sebagai nasihat, ajaran, larangan, dan petuah (Karsono, 2013: 31).
Suntingan Teks ..., Salsa Sachnazia, FIB UI, 2016
4
Pada saat menyunting teks Carita Jupri tidak semua langkah kerja filologi digunakan.
Perbandingan teks dan penentuan teks yang disunting tidak digunakan pada penelitian ini
karena naskah Carita Jupri dianggap sebagai naskah tunggal sehingga tidak perlu ada
perbandingan teks dan penentuan teks yang disunting.
Metode kerja filologi meliputi metode intuitif, metode landasan, metode gabungan,
dan metode stema. Dalam menyunting teks Carita Jupri penulis melakukan langkah kerja
filologi dengan metode intuitif karena tidak ada teks pembanding. Kritik teks yang dilakukan
secara intuitif, yaitu emendasi, catatan teks yang hilang dan sulit dibaca, diteliti berdasarkan
pengetahuan, pengalaman, dan kemampuan karena tidak adanya teks pembanding (Karsono,
2013: 104).
Penerjemahan merupakan suatu kegiatan mengalihkan pesan yang terdapat dalam
suatu teks bahasa sumber ke dalam teks bahasa sasaran (Benny, 2006: 11). Terdapat enam
metode penerjemahan, yaitu metode eksotis, metode pinjaman kultural, metode calque,
metode komunikatif, metode idiomatis, dan metode adaptasi. Dalam menerjemahkan teks
Carita Jupri, penulis menggunakan metode komunikatif. Metode komunikatif adalah metode
yang menitikberatkan pada suatu pesan yang akan disampaikan dari sebuat teks, dan
terjemahan akan diarahkan ke bentuk yang wajar di dalam bahasa sasaran.
Hasil Penelitian
Hasil penelitian yang dicapai oleh penulis adalah suntingan teks Carita Jupri koleksi
Perpustakaan Univesitas Indonesia dengan nomor koleksi CL.19 K 12.05 Berikut ini adalah
kutipan suntingan teks dan terjemahan paragraf awal dan paragraf akhir dari teks Carita
Jupri:
Paragraf Awal Suntingan Teks
(Hlm.1) Carita Jupri4.
Carita iki kanggo pengetan minangka panggugahing kaprayitnan5.
Ana sawijining raden mas katekan tilas gurune main selat saka ing tanah
Sumatra, aran: Jupri. Guru mau mratelakake yen mentas katimbalan ing pangeran
4 Di dalam naskah kalimat ini diberi garis bawah menggunakan tinta warna merah yang ditambahkan oleh penulis atau pembaca sebelumnya. 5 Di dalam naskah kalimat ini diberi garis bawah menggunakan tinta warna merah yang ditambahkan oleh penulis atau pembaca sebelumnya.
Suntingan Teks ..., Salsa Sachnazia, FIB UI, 2016
5
perlu kaleler kapinterane main selat diadu karo abdine kang wis katon pengpengan
maine, samana Jupri wis kalakon menang, oleh ganjaran dhuwit satus rupiyah. Tumuli
nyuwun pamit sumedya mulih wis kalilan. Sarehne ulihe isih nyarehake sapuluh dina
maneh6, nuli ngulir7 Jupri8 budi9 golek wuwuhe sumedya10 (Hlm.2) sangu, matur
marang raden mas, tembunge cara Mlayu nanging ana ing layang iki kagawe cara
Jawa, ature, “Raden Mas, pupung kula taksih wonten ing ngriki, manawi Raden Mas
karsa ambangun main selat, kula sumangga suwawi mundhut mainan ingkang kados
punapa kula ladosi, punapa pratikelipun tiyang ambijig dhadha, lajeng anyakot
kuping, punapa narik tangan lajeng andhengkul.”
Paragraf Akhir Suntingan Teks
Abdine raden mas iya matur menyang bandarane bilih Jupri boten pinanggih
amargi sampun bablas dhateng sabrang, “Awit kula angsal katerangan saking tiyang
ugi madosi Jupri sabab inggih anjelag barangipun tiyang wau, dados sampun tetela
bablas dhateng dhangkanipun kawartos wonten ing ngriki sampun kathah anggenipun
ngapusi, mila kathah ingkang sami madosi Jupri tamku11 minglep12 ajrih ngatingal.”
Raden mas manggut-manggut, banget julig si Jupri, “Sai(Hlm.40)ki padha
ngati-ati ya yen katekan wong manca, kudu prayitna lan wiweka ora kena linomba13.”
Cuthel.
Paragraf Awal Terjemahan
(Hlm.1) Cerita Jupri
Cerita ini sebagai peringatan untuk menggugah kewaspadaan.
6 Di dalam naskah setelah kata maneh terdapat tanda garis miring (/) yang ditambahkan oleh penulis atau pembaca sebelumnya menggunakan tinta warna merah. 7 Di dalam naskah setelah kata ngulir terdapat tanda garis miring (/) yang ditambahkan oleh penulis atau pembaca sebelumnya menggunakan tinta warna merah. 8 Kata yang ditambahkan oleh penulis atau pembaca sebelumnya menggunakan tinta warna merah, kalimat yang sesuai konteks cerita menjadi Jupri ngulir budi. 9 Di dalam naskah setelah kata budi terdapat tanda garis miring (/) yang ditambahkan oleh penulis atau pembaca sebelumnya menggunakan tinta warna merah. 10 Kata yang ditambahkan oleh penulis atau pembaca sebelumnya menggunakan tinta warna merah. 11 Silap tulis dari kata tamtu (Baoesastra Djawa, 1939: 589). 12 Mempunyai arti yang sama dengan “mingslep” (Baoesastra Djawa, 1939: 317). 13 Silap tulis dari kata linombo (Baoesastra Djawa, 1939: 231).
Suntingan Teks ..., Salsa Sachnazia, FIB UI, 2016
6
Seorang raden mas14 didatangi (oleh) mantan guru silatnya dari Sumatera
bernama Jupri. Guru tersebut menjelaskan bahwa baru saja dipanggil (oleh seorang)
pangeran untuk diuji kesaktiannya bermain silat (dengan cara) diadu dengan abdinya
yang sangat ahli bermain (silat), pada saat itu Jupri (berhasil) menang, mendapatkan
hadiah (berupa) uang seratus rupiah. (Lalu Jupri) segera berpamitan (dan) sudah
dipersilakan (oleh raden mas). Berhubung waktu pulang (Jupri) tidak buru-buru
(yakni) masih sepuluh hari lagi, segeralah Jupri berpikir untuk bermaksud
mendapatkan tambahan uang (Hlm.2) saku, (Jupri) berkata kepada raden mas,
perkataannya (menggunakan) gaya Melayu namun di surat ini (ditulis) menggunakan
gaya Jawa, ucapnya, “Raden Mas, selagi saya masih berada di sini, apabila Raden Mas
ingin berlatih bermain silat, saya persilakan (jika ingin) mengambil jurus (silat) seperti
apa pun (akan) saya layani, bagaimana cara orang menyerang dada, lalu menggigit
telinga, bagaimana menarik tangan lalu menendang dengan lutut.”
Paragraf Akhir Terjemahan
Abdi raden mas pun bicara kepada tuannya jika Jupri tidak ketemu karena
sudah pulang ke seberang, “Saya mendapat kabar dari orang yang juga mencari Jupri
karena mencuri barangnya orang tadi, jadi sudah sangat jelas (Jupri) pulang ke
asalnya, kabarnya di sini sudah banyak yang ditipu, makanya banyak yang mencari,
Jupri pasti masuk takut ketahuan.”
Raden mas mengangguk-anggukan kepala, cerdik sekali Jupri, “Sekarang
(Hlm.40) semua hati-hati ya jika kedatangan orang dari luar daerah, harus waspada
dan hati-hati, tidak boleh (mudah) ditipu.” Tamat.
Pembahasan
Penelitian ini adalah suntingan teks Carita Jupri yang terdapat di naskah Cerita Jupri
saha Wedasuwita yang merupakan koleksi naskah Perpustakaan Fakultas Sastra Universitas
Indonesia yang saat ini tersimpan di Perpustakaan Pusat Universitas Indonesia dengan nomor
koleksi CL.19 K12.05. Teori dan metode filologi yang digunakan dalam menyunting teks
Carita Jupri mengacu pada pada teori yang sebagaimana dikemukakan oleh Karsono H
14 Sebutan untuk seorang laki-laki keturunan raja.
Suntingan Teks ..., Salsa Sachnazia, FIB UI, 2016
7
Saputra dalam buku Pengantar Filologi Jawa (2013). Adapun metode terjemahan mengacu
pada buku Penerjemahan dan Kebudayaan karangan Benny Hoedoro Hoed (2006).
Penulis melakukan alih aksara dengan edisi standar dan pertanggungjawaban alih
aksara berpedoman pada buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Jawa Huruf Latin yang
Disempurnakan (2011) sebagai acuan untuk melihat ejaan bahasa Jawa yang sudah
disempurnakan dalam huruf latin, buku Pathokan Panulise Tembung Jawa Nganggo Aksara
Jawa lan Latin (1986) sebagai acuan dalam melihat penulisan aksara Jawa ke aksara Latin,
dan panduan Baoesastra Djawa karangan Poerwadarminta (1939) sebagai acuan untuk
menggunakan kata baku. Berikut pertanggungjawaban alih aksara teks Carita Jupri.
Pada pertanggungjawaban alih aksara, aksara Jawa yang terdapat di dalam naskah
Carita Jupri ditulis sendiri oleh penulis sebagai contoh pengalihaksaraan.
1. Huruf Kapital
Aksara Murda
! @ # $ % ^ &
Na Ka Ta Sa Pa Ga Ba
.
a. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama pada kata di awal kalimat.
Pada aksara Jawa, huruf kapital ditulis menggunakan aksara murda.
Aksara Jawa di naskah Teks Alih Aksara
carita jupri Carita Jupri
b. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama dalam petikan langsung.
Suntingan Teks ..., Salsa Sachnazia, FIB UI, 2016
8
Aksara Jawa di naskah Teks Alih Aksara
haturré: radén mas pupung
kula
ature, “Raden Mas,
pupung kula”
c. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama untuk nama gelar kehormatan,
keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang.
Aksara Jawa di naskah Teks Alih Aksara
kaharan radén Senthot hiku kaaran Raden Senthot
iku
d. Huruf kapital digunakan untuk huruf pertama nama gelar kehormatan yang
tidak diikuti nama orang namun digunakan sebagai kata sapaan.
Aksara Jawa di naskah Teks Alih Aksara
haturré: radén mas pupung
kula taksih wonten hing
ngriki,
ature, “Raden Mas,
pupung kula taksih
wonten ing ngriki,”
e. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur nama orang.
Suntingan Teks ..., Salsa Sachnazia, FIB UI, 2016
9
Aksara Jawa di naskah Teks Alih Aksara
haran: jupri aran: Jupri
f. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan
bahasa.
Aksara Jawa di naskah Teks Alih Aksara
mlayu Mlayu
g. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama pada nama instansi dan nama
tempat.
Aksara Jawa di naskah Teks Alih Aksara
pasanggrahhan langen harja
haranné
Pasanggrahan Langen
Harja arane
2. Aksara Swara.
Aksara Swara
A E I O U
A E I O U
Aksara Jawa di naskah Teks Alih Aksara
Suntingan Teks ..., Salsa Sachnazia, FIB UI, 2016
10
Insa Allah Insa Allah
3. Aksara Murda.
Aksara Jawa di naskah Teks Alih Aksara
coNdhong condhong
4. Rangkap Huruf
Aksara Jawa di naskah Teks Alih Aksara
sawijinning sawijining
5. Sastra Lampah.
Aksara Jawa di naskah Teks Alih Aksara
hing ngomah ing omah
6. Kata Tidak Baku.
Suntingan Teks ..., Salsa Sachnazia, FIB UI, 2016
11
Aksara Jawa di naskah Teks Alih Aksara
kondhaha kandhaa
7. Tanda baca
a. Tanda hubung (-)
Aksara Jawa di naskah Teks Alih Aksara
kira kira kira-kira
b. Tanda tanya (?)
Aksara Jawa di naskah Teks Alih Aksara
hanglampah haken punapa anglampahaken
punapa?
c. Tanda seru (!)
Aksara Jawa di naskah Teks Alih Aksara
jupri mangsulli: hinggih Jupri mangsuli,
“Inggih!”
d. Tanda petik rangkap (“...”)
Suntingan Teks ..., Salsa Sachnazia, FIB UI, 2016
12
Aksara Jawa di naskah Teks Alih Aksara
kang kagungngan dalem
ngandika:
sampéyan niku hasli
saking tanah pundi
Kang kagungan dalem
ngandika, “Sampeyan
niku asli saking tanah
pundi?”
e. Tanda titik (.)
Aksara Jawa di naskah Teks Alih Aksara
carita jupri Carita Jupri.
f. Tanda koma (,)
Aksara Jawa di naskah Teks Alih Aksara
kang kagungngan dalem
ngandika:
sampéyan niku hasli
saking tanah pundi
Kang kagungan dalem
ngandika, “Sampeyan
niku asli saking tanah
pundi?”
8. Pengalineaan
Suntingan Teks ..., Salsa Sachnazia, FIB UI, 2016
13
Pengalineaan dalam pengalihaksaraan mengikuti seperti yang terdapat di teks dengan
melihat aksara (?) sebagai paragraf baru dengan ditulis menjorok.
Aksara Jawa di naskah Teks Alih Aksara
raden mas priksa
hing semu, yen jupri
sumedya golek
wuwuh sangu gonne
harep mulih menyang
sabrang
Raden mas priksa
ing semu, yen Jupri
sumedya golek
wuwuh sangu
anggone arep mulih
menyang sabrang.
9. Penomoran Halaman.
Aksara Jawa di naskah Teks Alih Aksara
kasageddan puna3pa kula kasagedan
puna(Hlm.3)pa kula
Kesimpulan
Carita Jupri merupakan cerita pendek karangan R. Pujaharja yang ditulis dengan
aksara dan bahasa Jawa pada tahun 1925 di Surakarta. Judul naskah dalam katalog yaitu
Cerita Jupri dan Serat Wedasuwita, dua teks ini tidak berkesinambungan karena merupakan
cerita yang berbeda, teks Carita Jupri ditulis di bagian verso dan teks Wedasuwita ditulis di
bagian recto. Keadaan naskah masih cukup baik, teks Carita Jupri dapat dibaca dengan jelas
namun teks Wedasuwita tidak dapat dibaca dengan jelas karena sudah banyak coretan pensil.
Setelah penulis melakukan penelitian, penulis menganggap Carita Jupri sebagai naskah
tunggal.
Suntingan Teks ..., Salsa Sachnazia, FIB UI, 2016
14
Teks Carita Jupri memperlihatkan adanya bahwa masyarakat Jawa sangat mudah
mempercayai orang yang baru dikenal dan memperlihatkan bagaimana latar sosial masyarakat
Jawa pada masa itu. Dari sisi sosial dapat dilihat dari bagaimana latar sosial Jupri berasal dari
Sumatera yang membutuhkan uang tambahan untuk pulang ke kampung halaman, dan priyayi
kaya yang memiliki dua istri dan mempunyai banyak barang perhiasan di rumahnya seperti
payung, jam, serta makanan yang banyak.
Teks Carita Jupri juga menggambarkan dari sisi religi dapat dilihat dari agama Islam
sudah masuk di Indonesia dengan mengucapkan kata-kata Insa Allah, melakukan shalat, dan
berdzikir menggunakan tasbih, selain itu cerita ini juga menggambarkan perbedaan keyakinan
yang diyakini oleh orang Jawa dan dari golongan santri .
Pada saat menyunting Carita Jupri, penulis tidak terlalu mengalami kesulitan karena
aksara yang tertulis konsisten. Hanya terdapat satu halaman yang tidak dapat dibaca karena
aksara sudah mulai tidak konsisten dan tinta yang kurang jelas. Naskah Carita Jupri hanya
berisi tulisan dan tidak terdapat ilustrasi. Kesalahan atau kekurangan kata dan kalimat yang
terdapat pada naskah ini tidak terlalu banyak, hanya ada beberapa kekurangan suku kata dan
kata karena terlewat, salah penulisan dalam nama tokoh, dan koreksi tersebut ada beberapa
yang ditambahan menggunakan tinta berwarna merah yang ditulis oleh penulis atau pembaca
sebelumnya.
Catatan kaki digunakan untuk memperbaiki kata yang terdapat di teks agar tidak
mengubah bentuk teks aslinya, kesalahan yang ditemukan seperti kata tidak baku dan
ketidakkonsistenan penulisan. Perbaikan dilakukan untuk mempermudah bacaan dan dalam
memperbaiki kata-kata tersebut penulis mengacu pada Baoesastra Djawa Poerwadarminta
(1939). Contoh ketidakkonsistenan dan kesalah penulisan yang ditemukan dalam teks Carita
Jupri yaitu dalam menyebutkan nama Raden Burham sebagai anak kedua namun yang benar
adalah Raden Burham merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara, serta kesalahan penulisan
nama Raden Senthot yang ditulis menjadi Raden Senthet.
Penulis mengalami kesulitan pada saat menerjemahkan bahasa Jawa ke dalam bahasa
Indonesia karena bahasa Jawa yang terdapat pada Carita Jupri termasuk sulit, walaupun
bahasa yang digunakan termasuk bahasa sehari-hari namun dengan jenjang waktu yang cukup
lama membuat struktur kalimat bahasa Jawa dalam teks tersebut cukup sulit.
Carita cekak (cerkak) Carita Jupri ini mengandung cerita yang menyangkut tentang
pendidikan dan sosial karena menceritakan tentang sebuah pengalaman dan pengetahuan yang
dapat dijadikan sebagai pengingat kewaspadaan dalam bersosialisasi oleh masyarakat.
51
Suntingan Teks ..., Salsa Sachnazia, FIB UI, 2016
15
Demikianlah hasil penelitian yang dibuat oleh penulis, semoga dapat menjadi sebuah
bacaan yang bermanfaat dan dapat dicetak menjadi buku bacaan anak.
Daftar Referensi
Buku
Balai Bahasa Yogyakarta. 2011. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Jawa Huruf Latin Yang
Disempurnakan. Yogyakarta: Kanisius.
Benny H Hoed. 2006. Penerjemahan dan Kebudayaan. Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya.
Chambert-Loir, Henri dan Oman Fathurahman. 1999. Khazanah Naskah. Jakarta.
YayasanObor Indonesia.
Edi S Ekadjati, dkk. 1999. Direktori Naskah Nusantara. Jakarta. Yayasan Obor Indonesia.
Karsono H Saputra. 2013. Pengantar Filologi Jawa. Jakarta: Wedatama Widya Sastra.
Lubis, Nabilah. 2001. Naskah, Teks, dan Metode Penelitian Filologi. Jakarta: Yayasan Media
Alo Indonesia.
Poer Adhi Prawoto. 1993. Wawasan Sastra Jawa Modern. Bandung: Angkasa.
Siti Baroroh Baried, dkk. 1985. Pengantar Teori Filologi. Jakarta. Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Soerasa, B.A dan Soetardjo, W.R. 1986. Pathokan Panulise Tembung Jawa Nganggo Aksara
Jawa lan Latin. Surakarta: Tiga Serangkai.
Titik Pudjiastuti dan Tommy Christomy. 2011. Teks, Naskah, dan Kelisanan. Depok.
Yayasan Pernaskahan Nusantara.
Katalog
Behrend, T.E. dan Titik Pudjiastuti. 1997. Katalog Induk Naskah-naskah Nusantara Jilid 3-A
Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Suntingan Teks ..., Salsa Sachnazia, FIB UI, 2016
16
________________________________. 1997. Katalog Induk Naskah-naskah Nusantara Jilid
3-B Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Behrend, T.E (ed), dkk 1990. Katalog Induk Naskah-naskah Nusantara Jilid 1 Museum
Sonobudoyo Yogyakarta. Jakarta: Penerbit Djambatan.
Behrend, T.E. 1998. Katalog Induk Naskah-naskah Nusantara Jilid 4 Perpustakaan Nasional
Republik Indonesia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Florida, Nancy K. 1993. Javanese Literature in Surakarta Manuscript. Itacha: Southeast Asia
Program Publications Cornel University.
Lindsay, Jennifer. dkk. 1994. Katalog Induk Naskah-naskah Nusantara Jilid 2 Kraton
Yogyakarta. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Pigeaud, TH G. 1967. Literature Of Java Volume I. The Hague: Martinus Nyhoff.
Kamus
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:
Balai Pustaka.
Sutrisno Sastro Utomo. 2009. Kamus Lengkap Jawa-Indonesia. Yogyakarta: Kanisius.
W.J.S Poerwadarminta. 1939. Baoesastra Djawa. Batavia: J.B Wolters’ Uitgevers
Maatschappij.
Suntingan Teks ..., Salsa Sachnazia, FIB UI, 2016