Summary Sesi 4 (Manajemen Data & Penciptaan Nilai)

3
System Information Technology Awangku Zeffrey Ali Musa Jeludin – 37R14003 MM UGM Reguler 37 Jakarta Manajemen Data Dan Penciptaan Nilai Seiring berkembangnya teknologi terutama yang berkaitan dengan sistem informasi, banyak hal yang sudah dilakukan secara paper less contohnya yang berkaitan dengan penilaian kinerja karyawan. Banyak perusahaan baik perusahaan skala multinasional maupun skala nasional, sudah menerapakan suatu sistem yang bernama Human Resources Information System atau Human Resources Management System atau Sistem Informasi Sumber Daya Manusia. Istilah – istilah penamaan HRIS bisa saja berbeda – beda di setiap perusahaan. Intinya dari sistem ini adalah untuk mengatur sumber daya manusia di dalam suatu perusahaan dimulai dari untuk mencatat absensi karyawan, overtime, performance appraisal, talent pool, bahkan hingga melakukan analisis preferensi kerja seorang karyawan. Akan tetapi masih banyak pihak yang meragukan hal – hal yang dihasilkan oleh HRIS terutama yang berkaitan dengan performance appraisal atau penilaian kinerja seorang karyawan. Terdapat sebuah teori yang mendukung atas keraguan hal ini yang dikemukakan oleh Goffman (1959) yang beranama Dramaturgical Theory. Teori ini menjelaskan bagaimana peran manajer dalam memahami dan meresponi 1

description

Data management for system information technology

Transcript of Summary Sesi 4 (Manajemen Data & Penciptaan Nilai)

Page 1: Summary Sesi 4 (Manajemen Data & Penciptaan Nilai)

System Information TechnologyAwangku Zeffrey Ali Musa Jeludin – 37R14003

MM UGM Reguler 37 Jakarta

Manajemen Data Dan Penciptaan Nilai

Seiring berkembangnya teknologi terutama yang berkaitan dengan sistem

informasi, banyak hal yang sudah dilakukan secara paper less contohnya yang

berkaitan dengan penilaian kinerja karyawan. Banyak perusahaan baik perusahaan

skala multinasional maupun skala nasional, sudah menerapakan suatu sistem yang

bernama Human Resources Information System atau Human Resources Management

System atau Sistem Informasi Sumber Daya Manusia. Istilah – istilah penamaan HRIS

bisa saja berbeda – beda di setiap perusahaan. Intinya dari sistem ini adalah untuk

mengatur sumber daya manusia di dalam suatu perusahaan dimulai dari untuk

mencatat absensi karyawan, overtime, performance appraisal, talent pool, bahkan

hingga melakukan analisis preferensi kerja seorang karyawan.

Akan tetapi masih banyak pihak yang meragukan hal – hal yang dihasilkan

oleh HRIS terutama yang berkaitan dengan performance appraisal atau penilaian

kinerja seorang karyawan. Terdapat sebuah teori yang mendukung atas keraguan hal

ini yang dikemukakan oleh Goffman (1959) yang beranama Dramaturgical Theory.

Teori ini menjelaskan bagaimana peran manajer dalam memahami dan meresponi

informasi terkait kinerja pegawai yang tersedia. Goffman mengatakan seolah – olah

para karyawan sedang bermain “sandiwara” untuk mendapatkan penilaian yang baik

dari atasannya.

Goffman menekankan potensi dari ekspresi dramaturgical karena banyak karyawan

membuat pencitraan yang seakan – akan lebih baik daripada prestasi kinerjanya

karena pihak lain tidak dapat memiliki hak untuk melakukan penyangkalan atas hasil

yang dikeluarkan. Di dalam hal ini ditemukan banyak kebohongan – kebohongan

yang disembunyikan atau yang tidak terungkap.

1

Page 2: Summary Sesi 4 (Manajemen Data & Penciptaan Nilai)

System Information TechnologyAwangku Zeffrey Ali Musa Jeludin – 37R14003

MM UGM Reguler 37 Jakarta

Jika hal ini terus berkelanjutan, akan berdampak buruk bagi perusahaan.

Karena banyak hasil penilaian kinerja yang dipertanyakan keakuratannya. Apakah

HRIS sudah benar - benar mengukur kinerja dan efektifitas kerja menjadi hal yang

perlu diteliti kembali. Oleh karena itu Goffman mengatakan untuk menyelesaikan

permasalahan perusahaan terkait penyajian data kinerja karyawan yang tidak akurat

dan kekeliruan manager dalam menanggapi data kinerja karyawan yaitu dengan cara

menghindari perilaku karyawan yang tidak memberikan penilaian dirinya secara

akurat dengan menggunakan sistem informasi yang dilengkapi dengan prosedur dan

pengawasan yang lebih ketat.

Hal ini dapat dilakukan dengan cara mendorong karyawan untuk melaksanakan

prosedur dengan teratur atau dengan kata lain mendorong secara paksa penerapan dan

penyajian data kinerja pegawai ke manajer hingga ke pimpinan perusahaan.

2