sulteng-lengkap.pdf
Transcript of sulteng-lengkap.pdf
7/23/2019 sulteng-lengkap.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/sulteng-lengkappdf 1/41
Wilayah Sulawesi Tengah
Topik Layanan Kesehatan Gratis Bagi Rakyat Miskin di Sulawesi Tengah
Koordinator Eva Susanty
Waktu Pelaksanaan Jumat, 24 November 2006
A. DeskripsiPembangunan kesehatan, sejauh ini selalu berada di belakang, dan sering dipandang
tidak memiliki relevansi dengan pemberdayaan masyarakat. Juga jarang sekali dalampenggalian kebutuhan masyarakat, meski dimulai dari lapisan paling bawah, masyarakatsendiri mengusulkan peningkatan kesehatan masyarakat. Selalu saja, kebutuhan merekaadalah peningkatan produksi, modal usaha, pendidikan, dan lain-lain yang praktis.
Nanti ketika wabah penyakit yang tiba-tiba menyerang komunitas tertentu danmengambil korban jiwa, barulah masyarakat tersentak dan lalu mendesak pelayanankesehatan ekstra cepat. Padahal pemerintah sendiri tidak memiliki "sarana" yang cukupuntuk mengatasi masalah-masalah yang muncul tiba-tiba seperti itu, termasuk tentunyasoal anggaran khusus untuk Pembangunan Kesehatan sebagai kebutuhan paling penting.
Masalah kesehatan menjadi tidak penting karena para perencana pembangunan adalahorang-orang yang "sehat". Masalah kesehatan belum dianggap mendesak oleh masyarakatkarena pada saat musyawarah pembangunan desa dilasanakan sebagian besar atau mungkinseluruh masyarakat berada dalam keadaan sehat. Padahal disadari atau tidak, semuaorang, kaya maupun miskin, di manapun berada, mempunyai potensi mengalami "sakit"dengan tingkatan yang berbeda-beda. Demikian juga, setiap komunitas masyarakat diwilayah manapun memiliki potensi terserang oleh wabah penyakit tertentu dengan tingkatyang berbeda-beda.
Pemerintah tingkat Nasional maupun daerah bukannya tidak memiliki programpembangunan kesehatan. Sejak tahun 1998, dengan adanya dana Jaringan Pengaman Sosial(JPS) Indonesia mulai menggalakkan program layanan kesehatan murah bahkan gratis untukrakyat miskin. Salah satunya, adalah layanan kesehatan yang dinakhodai PT. AsusransiKesehatan (Askes)
FORUM KTI Kembang Joyo, 24 November 2006 dengan nama program AsuransiKesehatan unt uk Masyar akat Miskin (Askeskin). Program ini telah berjalan kurang lebih 5tahun di Sulawesi Tengah, dan cukup banyak masyarakat yang terlayani. Tetapi dalampelaksanaannya banyak sekali hambatan dan masalah yang muncul di permukaan, sehingga
program ini banyak pula mendapat kritik dari berbagai pihak, terutama dari kalanganOrganisasi Non-Pemerintah (Ornop/LSM), masyarakat, dan publikasi media massa.
Program yang diarahkan untuk mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kualitas hidupmasyarakat miskin ini diperhadapkan dengan data yang menunjukkan terjadinyapeningkatan masyarakat miskin, bukan sebaliknya. Tercatat masyarakat miskin tahun 2005adalah 287.399 jiwa, sedangkan masyarakat miskin tahun 2006 tercatat 398•955 jiwa. Darid t it j l b h t j di i k t 111 556 ji P i k t t b t t
7/23/2019 sulteng-lengkap.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/sulteng-lengkappdf 2/41
diterjemahkan dari dua sisi. Pertama menyatakan bahwa antara kedua instansi tersebutBPS berbeda indikator kemiskinannya sehingga berbeda pula hasilnya. Data dari BPSdianggap kurang valid karena para pelaksana lapangannya tidak bekerja dengan sungguh-sungguh dan lebih menekankan pengamatan dari luar (tidak tatap muka dengan wargamiskin untuk mengenal lebih dalam latar belakang ekonomi seseorang). Semenatara itupihak BKKBN mungkin datanya lebih valid karena sebaran tenaga kesehatannya menyebarhingga tingkat desa dan cenderung lebih mengenal masyarakat setempat. Tetapi, adapihak lain yang menganggap bahwa data dari BKKBN pun tidak lepas dari rekayasa, karenakepentingan untuk mendapatkan asupan dana lebih besar dalam pelayanan kesehatan
hingga di tingkat desa, misalnya obat gratis yang ditingkat desa dijual kepada masyarakat.Pendek kata, pelayanan kesehatan bagi rakyat miskin di Sulawesi Tengah masih dilekati
banyak masalah. Diskusi kali ini hendak melihat lebih dekat, berbagai perspektif mengenaiisu kesehatan, terutama menyakut layanan kesehatan gratis bagi kaum miskin
B. Isu dan Masalah Sentral :
Data Masyarakat Miskin berbeda menurut BPS dan BKKBNData masyarakat miskin menurut BPS dan BKKBN berbeda secara signifikan. Ini
merupakan kenyataan yang menyebabkan pelayanan kesehatan bagi rakyat miskintidak maksimal. Ada saja masyarakat miskin yang mengalami hambatan karenatidak memiliki kartu miskin, sementara masyarakat yang lebih berada mendapatlayanan gratis. Ternyata, oleh wartawan dan berdasarkan laporan LSM yangconcern masalah kesehatan masyarakat, pendataan yang berbeda itupun tidakdilaksanakan sebagaimana mestinya. Data yang berbeda ini, pun sarat dengannuansa korupsi, kolusi, dan nepotisme. Penduduk yang memiliki hubungan dekatdengan kepala desa/lurah, atau penduduk yang memiliki kedudukan sosial yangtinggi di desa atau kelurahan cenderung lebih cepat mendapatkan kartu miskin.
Sementara itu kaum miskin, malah mendapat layanan yang berbelit-belit danbahkan dipungut biaya.
Program ASKESKIN belum tersosialisasi hingga ke akar rumput.Sosialisasi Askeskin diakui sendiri oleh pihak PT. Askes belum tersosialisasi hinggake desa-desa terpencil. Pelaksana Kegiatan Sosialisasi (Dinas Kesehatan Propinsi)yang mendapat dukungan dana dari PT. Askes, sampai kini belum melaksanakankegiatan tersebut, meski dananya sudah diterima. Sementara itu, keterbatasantenaga di PT. Askes untuk sosialisasi program ini pun merupakan kendala.
Anggaran Daerah masih kecil dari segi jumlah maupun prioritas.
Kebijakan anggaran daerah untuk kesehatan masih minim bila dibanding denganjumlah rakyat miskin di wilayahnya. Pembangunan kesehatan belum dipandang sebagaikebutuhan strategis, meskipun wabah penyakit menular, serangan penyakit berbahayaseperti flu burung, antrax, dan lainnya sudah tersebar luas di masyarakat. Ketikaterjadi serangan wabah, pemerintah justru kewalahan, karena tidak memiliki anggarankhusus untuk menghadapi persoalan seperti itu.
K rangn a infrastr kt r pela anan kesehatan (Dokter ma p n tenaga kesehatan
7/23/2019 sulteng-lengkap.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/sulteng-lengkappdf 3/41
Paradigma pemerintah tentang kesehatan.Paradigma pemerintah tentang pelayanan kesehatan perlu diubah, dari yang berorientasiproject non-partisipatif ke arah yang lebih partisipatif dan programatik berkelanjutan.Selama ini, terkesan program pembangunan kesehatan dibuat sekadar ada, agar anggarankesehatan tetap tersedia. Anggapan ini menjadi demikian, karena belum terdapatinformasi yang dapat diakses oleh masyarakat mengenai standar layanan kesehatan yanglayak bagi publik semua lapisan. Program-program yang ada terkesan diperuntukkanbagi pasien yang siap dengan dana pengobatan, bukan untuk keperluan masyarakat miskinyang masih sangat besar.
Salah satunya yang perlu diubah, adalah penempatan kepala puskesmas yang rata-rataberstatus dokter. Padahal terdapat cukup banyak sarjana kesehatan masyarakat yangsudah memiliki kapasitas yang cukup untuk mengepalai puskesmas. Lagipula jabatantersebut lebih bersifat administrasi (promotif dan preventif). Dengan demikian, makakelangkaan tenaga dokter bisa teratasi meskipun masih terbatas.
Pemahaman dan Kesadaran Masyarakat miskin untuk mendapatkan haknya.Pemahaman tentang hak mereka masih minim. Begitu juga kesadaran masyarakatmengenai kesehatan juga minim. Ini tidak terlepas dari masalah minimnya informasi
yang datang dari pemerintah. Dalam kenyataannya, masyarakat melaporkan diri untukmemperoleh keterangan sakit setelah diserang suatu penyakit, padahal pelaporan dirisebagai warga miskin diperlukan bukan saja untuk mendapatkan layanan kesehatan. Adajuga pandangan dalam masyarakat yang enggan disebut miskin (rasa malu). Nanti ketikasakit atau mendengar pengumuman ada dana kompensasi BBM misalnya, tiba-tiba sangatbanyak masyarakat melaporkan diri. Hal ini mempengaruhi proses pelayanan di Puskesmasdan Rumah Sakit.
Birokrasi dan prosedur layanan Puskesmas - Rumah Sakit terlalu berbelit-belit.Jalur-jalur yang harus ditempuh oleh masyarakat miskin untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan berbelit-belit dan terkesan dipersulit. Ada dua hal implikasinya, dana layananper- pasien tidak termanfaatkan dan dapat dilaporkan sudah terpakai (manipulasi), danyang kedua masyarakat miskin menjadi enggan dan lebih memilih ikut prosedur umumketimbang program Askeskin.
Contoh dekat: bila seorang pasien merasa perlu mendapat layanan ke rumah sakit, yangbersangkutan harus memiliki "rujukan" dari kecamatan. Jadi meskipun warga yang sakitsudah terlanjur berada di rumah sakit, tidak dilayani tanpa rujukan tersebut. Alasannyademi "administrasi". Padahal warga miskin tersebut memang tidak mengetahui prosedurlayanan.
Korupsi, Kolusi, Nepotisme.Teridentifikasi beberapa kasus pemanfaatan Surat Keterangan Miskin (SKtM) oleh wargayang tidak miskin. Hal ini terjadi karena dari pihak kelurahan maupun desa melakukantindak kolusi dan korupsi. Ketika warga miskin meminta surat keterangan, diberi syaratmacam-macam oleh Kepala Desa/Lurah yang tidak bertanggungjawab. Pada akhirnyasemakin banyak warga miskin yang enggan mengurus SKTM. Justru ketika warga yang
7/23/2019 sulteng-lengkap.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/sulteng-lengkappdf 4/41
menjalankan program pembangunan kesehatan masyarakat. Adanya databasekesehatan sebagai salah satu keluarannya dari pemetaan tersebut akan bersandingdengan data penduduk miskin dari BPS maupun BKKBN.
• Perlu duduk bersama antara semua pihak yang berkepentingan memberdayakanmasyarakat miskin. Terutama sekali dalam kaitan ini adalah instansi pemerintah yangsudah terjerat dengan isu ego-sektoral. Para pihak lain seperti LSM, mediamassa dan ormas lainnya sangat penting dilibatkan untuk memastikan bahwa prosespematangan visi clan komitmen membangun masyarakat yang sehat menjadi prioritasbersama. BPS, BKKBN misalnya dapat memanfaatkan media ini untuk membangun
variabel atau indikator bersama mengenai data orang miskin.
• PT. ASKES yang selama ini dipercaya pemerintah mengelola dana publik untukpelayanan maksimal bagi kaum miskin, sudah saatnya meningkatkan kinerja, melaluipelibatan multipihak termasuk LSM, media, akademisi, kalau perlu politisi yangconcern dengan masalah kesehatan masyarakat. Peningkatan kinerja itu dapatdimulai dengan sosialisasi yang sungguh-sungguh dengan memanfaatkan media yangmudah diakses oleh masyarakat, misalnya leaflet, poster, surat kabar, temu wicaradengan masyarakat untuk kajian tindak masalah. Selain itu meningkatkan fungsi
kontrol untuk menghilangkan, minimal meminimalisasi masalah KKN (kolusi, korupsi,nepotisme) dalam pelayanan kesehatan (khususnya SKTM).
• Intervensi pemerintah daerah, dalam hal ini termasuk legislatif untuk memanfaatkanhak inisiatifnya mendorong terbangunnya pemahaman dan kesadaran masyarakatsemua lapisan tentang Kesehatan. Termasuk dalam hal ini adalah, hadirnyakebijakan daerah yang dapat mengontrol kinerja instansi, badan, dinas, dan organpemerintah level bawah agar bekerja sesuai standar layanan minimal. Debirokratisasipelayanan kesehatan yakni dengan mempermudah akses kaum miskin memperolehlayanan sangat penting menjadi bagian dari kebijakan daerah.
• Sangat baik bila anggaran bagi program khusus pembangunan kesehatan di SulawesiTengah dapat mencapai 20%. Ini akan sangat baik untuk menunjang upayapeningkatan kualitas hidup masyarakat serta peningkatan kualitas sumber dayamanusia. Dengan dipenuhinya standar layanan minimal, misalnya, maka masyarakatmiskin lebih mungkin meningkatkan daya kerjanya, mengembangkan inisiatif, danmenjadi bagian dari pembangunan daerah yang partisipatif dan berkualitas.
• Menghidupkan kembali Posko Pelayanan Terpadu di tingkat desa (posyandu). Selamaini peran posyandu cukup bagus karena mudah diakses oleh masyarakat di
berbagai wilayah terpencil. Pengaruh otonomi daerah yang memberi dampakpada pembiayaan Posyandu kiranya dapat segera di atasi, karena kebutuhan yangmendesak dari masyarakat di berbagai pelosok daerah.
D. Dukungan yang dibutuhkan
• Dukungan para pihak pemerintah, legislatif, LSM, untuk melakukan kajian bersamamengatasi masalah kesehatan bagi rakyat miskin. Kebijakan Daerah kabupaten
7/23/2019 sulteng-lengkap.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/sulteng-lengkappdf 5/41
bersama bila dibutuhkan untuk mengintervensi masalah-masalah tertentu secaraterpadu.
E. Rekomendasi.
• Perlu segera dibuat Peraturan Daerah tentang Standar Pelayanan Kesehatan Minimaloleh pemerintah Kota Palu, mengingat, sebagian besar pasien dari berbagai kawasanterpencil mengharapkan layanan maksimal dari rumah sakit dan fasilitas kesehatan dikota Palu.
• Dialog Publik sebagai Tindak Lanjut dari Diskusi Simpul KTI ini untuk menyatukan misi
dan kepentingan para pihak dalam pelayanan kesehatan masyarakat miskin. Dialog inimenghadirkan para pengambil kebijakan (Walikota,..dst)
Lesson lear n/Smar t Pr act ices/ Best Pract ices : Konta k Person
Nama : Yospina Liku La’bi, SEInstitusi : PKBI SultengAlamat : Jl. Pue Bongo Lekatu No. 07 Palu
Sulawesi Tengah
Telp/Hp : 0451-411930
Posko Pelayanan Konsultasi Kesehatan Reproduksi dan HIV AIDS Gratis bagi Remaja.Program ini terus berjalan hingga kini di pusat Swalayan (PMU) di kota Palu setiap hariSelasa dan Sabtu. Relawan yang bekerja di posko-posko ini terdiri atas Psikiater, Dokter,serta bidan. Justru hambatan yang dialami oleh pelaksana program adalah kurangnyapasien. Ini berkaitan dengan kesadaran masyarakat yang masih kurang serta mungkinrasa enggan mengungkap masalahnya di pusat layanan seperti ini.
7/23/2019 sulteng-lengkap.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/sulteng-lengkappdf 6/41
Hari dan tanggal : Jumat, 24 November 2006Waktu : 09.00 sampai 16.00Narasumber : TIBE Dg Maseram ( PT. ASKES Kota Palu)
Irwan Dumalang S.sos (DPRD Kab Donggala)Topik : Layanan Kesehatan Gratis Bagi Rakyat Miskin di Sulawesi
TengahFasilitator : Mohamad Syafei S.sos (Akademisi UNTAD)
Koordinator KTI Sulteng
Mengucapkan salam dan berterima kasih banyak atas kehadiran peserta diskusifokus. FGD ini dilakukan atas dukungan support dari BaKTI dan SOfEI, saya sebagaiKordinator simpul sebuah jaringan F-KTI yang bekerja di dua belas Propinsi diKawasan Timur Indonesia (KTI), dalam rangka percepatan pembangunan di KTI.
Diskusi bulanan yang dilakukan di setiap bulannya dengan berbagai isu yangberkembang di Sulawesi Tengah ini dan menjadi perhatiannya banyak kalangan baikpemerintah, masyarakat, organisasi masyarakat serta akademisi. Diskusi ini dilakukanadalah yang ketiga kalinya setelah diskusi tentang kemiskinan dan pendidikan pada bulan
lalu, yang hasilnya telah kami kirim kembali kepada peserta diskusi.Diskusi ini juga diharapkan sebagai ajang berbagi informasi, pengalaman, masukan,
solusi bahkan kritikan sekalipun. Dengan mendudukan dengan berbagaistakeholder disini merupakan proses awal kita bersama dalam mendudukan carapandang kita terhadap masalah yang sama. Yang nantinya hasil ini dapat dijadikanoleh para pihak baik pemerintah, institusi profesional maupun organisasi masyarakatmampu melakukan perbaikan ke arah yang lebih pro poor (masyarakat miskin).
Selain itu juga proses pembelajaran yang kita miliki sekarang ini dapat dijadikanpembelajaran bagi propinsi lain di KTI ini. Dengan hasil kita akan distribusikan dalam
bentuk belutin (Bakti News dan Suara Forum KTI) ini yang di baca oleh kawan-kawan kitayang ada di propinsi lain. Sehingga saya juga meminta pada peserta diskusi ini untukmembagi frofil organisasinya agar bisa sama-sama kita ketahui organisasi ini melakukanapa, sudah sejauh mana itu dilakukan serta hambatannya.
Diskusi ini saya mengundang 32 organisasi. Organisasi pemerintah, organisasimasyarakat, akademisi, DPRD, Rumah Sakit dan media massa. 3 orang narasumber yangberasal dari PT. ASKES, Dinas Kesehatan Propinsi dan DPRD Donggala. Tetapi saya lihathanya 2 yang bersedia yaitu Bapak Tibe Dg Maseram dari PT. ASKES dan Bapak IrwanDumalang dari DPRD Dongggala. Saya menyayangkan ketidakhadiran dinas kesehatan.Padahal konfirmasi terakhir pagi tadi kalau masih bersedia dan mereka nyatakanbersedia. Tetapi tiba-tiba saya mendapatkan telepon kalau tidak bisa hadir karenatabrakan jadwal pertemuan. Semoga walau hanya 2 key information kita bisamenghasilkan diskusi yang lebih maju kedepan untuk perbaikan terhadap layanan bagimasyarakat miskin. Khsusnya di bidang layanan kesehatan.
Selanjutnya dskusi kita ini, saya berikan pada moderator untuk mengatur jalannya
7/23/2019 sulteng-lengkap.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/sulteng-lengkappdf 7/41
ModeratorAssalamualaikum WR.WB selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita sekalian. Tadi
sudah di sampaikan oleh Ibu Eva selaku koordinator KTI wilayah Sulawesi Tengah marikita berdiskusi tentang topik kesehatan.
Kesempatan ini kita manfaatkan untuk segara masuk saja kepada topik kesehatan.Sekarang sudah ada dari PT. ASKES bapak Tibe Dg Maseram maka kepada bapak sayapersilakan untuk membagi informasi lebih jauh. Saya harap kita disini semua adalahberkedudukan sebagai informan karena kita semua mempunyai pengetahuan danpengalaman layanan clan pendampingan yang tentunya berbedabeda. Saya persilakankepada bapak dari PT. ASKES.
Bapak (TIBE PT. ASKES Kota Palu)
Assalamu alaikum WR.WB
Sebenarnya materi ini berkaitan dengan dinas kesehatan karena materi ini sama, danjuga materi umumnya ada disini. Kalau PT. ASKES lebih pada lapangan dan aplikasinyayaitu layanan. Bagaimana mendapatkan kartu clan bagaimana layanannya. Baiklah untukmenyingkat waktu saya akan memaparkan materi saya ini. (Materi Terlampir)
Moderator
Terima kasih bapak dari PT. ASKES, dan sampai dengan sekarang dari dinas Kesehatankarena masalah ini mempunyai hubungan yang kuat. Pada kesempatan ini saat ini sudahhadir Bapak Iwan Dumalang dari DPRD kabupaten Donggala. Saat ini kita juga akanmeminta keterangan beliau mengenai respon pemerintah dalam hal ini DPRD kebijakan-kebijakannya mengenai dalam masalah-masalah kesehatan. Kita beri kesempatan BapakIrwan Dumalang untuk menyampaikan pokok-pokok pikirannya lalu kita diskusi dari
konteks kebijakannya clan beberapa hal yang penting yang sudah di kemukakan tadi olehPT. ASKES. Untuk itu saya berikan kesempatan kepada bapak Irwan Dumalang
Irwan Dumalang (DPRD Kab Donggala)
Assalamu alaikum WR.WB, Selamat siang dan salam sejahtera untuk kita semua.
Pertama:
Ada beberapa informasi di akhir tadi yang di sampaikan tadi oleh PT. ASKES diakhirtadi mengenai data-data tentang pembayaran realisasi ASKESKIN sebenarnyasepengetahuan saya berhubungan dengan berapa banyak jumlah orang miskin. Artinyaorang miskin dijadikan ukuran bahwa jumlah orang miskin di kabupaten Donggalamempunyai kecenderungan meningkat. Artinya realisasi yang dilakukan oleh PT. ASKESmengenai pembayaran yang riil berdasarkan data orang miskin yang terdata atau valid.
Kedua:
Di Kabupaten Donggala memang ada perbedaan angka masyarakat miskin yang sangat
7/23/2019 sulteng-lengkap.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/sulteng-lengkappdf 8/41
ASKES bahwa memang kenaikannya 15% 2005. dari proyeksi 119% untuk kabupatendonggala ada perbedaan 25.000 itu berarti meningkat.
Jika hal ini tergambar jelas atas peningkatanya jumlah orang miskin harus adatindakan dari pemerintah daerah yang harus lebih maju untuk mengatasi masalah ini. DiDPRD kebetulan saya ketua Komisi D bagian ekonomi dan keuangan, kami sudahmembahas arah kebijakan umum Kabupaten Donggala. Dari 5 arah kebijakan tersebutsalah satunya adalah pelayanan dasar kesehatan. Gambaran yang rid dari Donggala bahwaperhatian di bidang kesehatan meningkatkan anggaran pada tahun 2006 yang hanya 18Miliar untuk bidang kesehatan setelah membahas arah kebijakan dan prioritas
pembangunan untuk anggaran 2007 di tingkatkan 29 Miliar.Kita harapkan angka ini dapat menekan jumlah orang sakit. Sebagian besar alokasi ini
di arahkan untuk orang miskin. Kenaikan anggaran ini, di sebabkan karena kenaikan datajumlah orang miskin di Kabupaten Donggala.
Secara singkat saya menggambarkan bahwa untuk Kabupaten Donggala alokasianggaran untuk sektor kesehatan dari seleruh sektor menempati posisi ke dua. Baiklah itudulu informasi dari saya, selanjutnya kita bisa berdiskusi lebih panjang lagi.
Salam
Moderator
Terima kasih Bapak Irwan Dumalang atas informasinya, selanjutnya sekarang waktusudah menunjukkan jam 11 siang kita masih mempunya waktu sekitar 1 jam sebelumsholat jumad, nanti setelah sholat jumad kita mulai sesi kedua. Baiklah sesi pertama inisaya buka untuk 4 orang penanya. Tolong sebutkan nama dan latar belakang.
Moh Subarkah (Mingguan Majalah Alhairat)
Satu hal yang ingin saya sampaikan lebih dulu kesan yang saya tangkap daripemaparan dari PT. ASKES adalah menyalahkan orang miskin itu sebenarnya tidak tepatbagi saya karena saya yakin tidak ada yang ingin hidupnya miskin karena pengelolaankebijakan yang selama tidak menguntung mereka yang ada sampai saat ini pada posisi ditidak di untungkan.
Menurut saya apa yang di paparkan bapak dari PT. ASKES mengenai anggaransosialisasi yang sangat besar alokasinya, tetapi apa yang di dapatkan masyarakat ketikadia pergi Puskesmas ketika dia harus membutuhkan penanganan yang cepat, disana tidak
ada Dokter dan harus di rujuk sementara kondisi rnasyarakat miskin sangat perlupenanganan yang cepat. Sederhananya bahwa masih banyak Puskesmas-puskesman kitayang kekurangan Dokter.
Sebenarnya yang saya lihat ada yang tidak sampai di masyarakat dalam progaram-program pemerintah ini, misalnya sosialisasi, banyak hal yang tidak sampai kemasyarakat. Mungkin dari soal meode atau cara yang tidak tepat. Satu hal ini saja sudahpersoalan besar.
7/23/2019 sulteng-lengkap.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/sulteng-lengkappdf 9/41
target pemerintah di 2010 adalah menjadi Indonesia sehat. Tetapi hal ini bertolakbelakang dengan kondisi yang ada, dari data yang ada kemiskinan dari tahun ke tahunjumlah orang miskin terus bertambah. Pertanyaan kemudian dengan kondisi ini apa benartarget pemerintah menjadi Indonesia sehat bisa dilakukan.
Hal lain lagi adalah mengenai subsidi di bidang kesehatan tidak menjamin angkakemiskinan turun. Kalau menjadikan masyarakat sehat pemerintah harus menjadikanmenggali potensi untuk menggali untuk mereka bisa menolong diri mereka sendiri.
Kepala Puskesmas yang ada di Sulawesi Tengah ini, kalau yang kita ketahui di kepalaioleh seorang Dokter. Padahal kalau kita melihat fungsi dari kepala Puskesmas yangsebenarnya lebih pada administratif (Promotif dan Prefentif). Kenapa tidak kalau hanyatugas ini bisa di berikan pada sarjana FKM (Sarjana Kesehatan Masyarakat) untukmenduduki kepala Puskemas, sehingga tidak ada lagi keluhan kekurangan Dokter. Dokter-dokter yang tersedia ini di maksimal berdasarkan fungsinya supaya betul-betul maksimaldalam memberikan layanannya kepada masyarakat miskin. saya harap apa yangdiungkapkan tadi bisa merubah cara pandang pemerintah dan merubahkan ke arah yang
7/23/2019 sulteng-lengkap.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/sulteng-lengkappdf 10/41
ModeratorBaiklah sekali lagi saya sampaikan kita di sini melakukan FGD dan semua peserta
adalah informan, saya harap kita bisa memberikan ide, pikiran yang seluas-luasnyaterhadap proses ini.
Apa yang sudah diungkapkan oleh rekan-rekan adalah fakta atau kenyataan yangterjadi di lapangan. Nah sekarang ini kita harus petakan bersama kalau ada fakta sepertiitu, masalahnya dimana?
Tibe (PT. ASKES) Seperti yang sudah saya sampaikan tadi lebih pada prosedur bagaimana orang miskin
tadi di layani, bukan berarti di persulit. Mengenai pendataan yang benar atau tidak,posisi ASKES menerima data bukan penentu orang miskin. Siapa vang menentukan adalahPEMDA setempat karena ASKES hanva menerbitkan kartu tanda orang miskin setelah datadari PEMDA masuk. Mengenai surat keterangan miskin banyak lurah di dapatkanmengeluarkan surat seenaknya, misalnya orang dari Kabupaten lain, mendapatkan suratmiskin dari Kabupaten lainnya.
Pertanyannya siapa yang mengetahui kalau orang tersebut miskin atau tidak. Sekalilagi mungkin saya lebih kepada data orang miskin, apakah benar orang tersebut miskinatau tidak. ASKES secara administrasi SKTM (surat keterangan miskin) yang di pegang olehseseorang apakah dia benar-benar miskin atau tidak tetap ASKES wajib melayani.Yangberikutnya kalau seseorang dalam keadaan emergency di silahkan masuh gawat daruratlangsung rumah sakit dan pasti akan di layani dan pasti ASKES akan melayaninya.
Moderator
Sekarang kita sudah dapatkan banyak fakta ketidakberesan baik secara administrasi,
layanannya dan lain sebagainya, sekarang pertanyaannya saya di mana masalahnya kalaufakta-fakta seperti ini, agar kita lebih tajam melihat masalahnya terletak dimana IrwanDumalang (DPRD Kabupaten Donggala).
Pertama:
DAU Kabupaten Donggala tahun 2005 lebih rendah dengan tahun 2006. Tahun 2005 DAUKabupaten Donggala hanya sekitar 400 Miliar, dan tahun 2006 549 Miliar, sepengetahuansaya dalam menetapkan DAU untuk melekatkan pada APBN adalah tentang angkakemiskinan. Sekarang apakah ada hubungan dengan meningkatnya angka kemiskinan
dengan kenaikan DAU, kalau melihat sudah tentu ada hubungannya. Karena salah satuindikator untuk DAU itu adalah angka kemiskinan. Logikanya semakin meningkatnyaangka kemiskinan berari semakin tinggi penetapan DAU buat daerah tersebut, kira-kirabegini politik anggaran. Maka disini letaknya pentingnya data base jumlah orang miskin.
Kedua:
Ada masalah terhadap alokasi keberadaan infrastruktur dan suprastruktur kesehatan.I f t kt b k it d l k i l k i PUSTU d k t kt b k it
7/23/2019 sulteng-lengkap.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/sulteng-lengkappdf 11/41
Ketiga:PT. ASKES dalam hal ini juga penting mengoptimalkan dalam layanan ASKESKIN untukmengatasi masalah pelayanannya yang banyak terjadi di lapangan. Saya juga tidakpercaya terhadap sempurna kalau pelayanan ASKES sudah sempurna tetapi evaluasiterhadap pelayanan ASESKIN itu penting berkaitan dengan singkronisasi antar pelayananASESKIN dengan kebijakan pemerintah Kabupaten, Kota atau Propinsi. Hal ini penting dijadikan entry point untuk di masukan sebagai pertanyaan-pertanyaan mendasar.
Keempat:
Di perlukan mekanisme yang jelas tentang administrasi pengajuan surat keteranganmiskin dan verifikasi terhadap yang bersangkutan. Ada tidak mekanisme verifikasiterhadap pengajuan orang miskin tersebut. Misalnya kalau yang diterima oleh ASKES dariKelurahan adalah surat keterangan miskin yang harus di bayarkan, ada dimana dokumenverifikasi bahwa dia orang miskin, apakah itu dilampirkan dokumen verifikasi terhadaporang miskin itu kepada ASKES atau dia ada di Kelurahan saja. Ini perlu ada mekanismeyang jelas terhadap itu sehingga orang percaya terhadap orang miskin.
Eva Susanty
Saya menambahkan pertama:
bahwa penting ada mekanisme standar pelayanan kesehatan, standar orang miskin sertaada evaluasi dan pengawasan terhadap badan-badan pelaksana pelayanan kesehatan.
Kedua:
penting badan-badan penentu orang miskin duduk sama-sama untuk mentukan standaryang sama, agar supaya masyarakat tidak bingung dan data yang akan di hasilkan jugabisa jelas dan akurat tanpa ada perbedaan di masing-masing institusi ini dalammenetapkan indikator orang miskin. hal-hal seperti ini bisa menghindari masalah yang
timbul di bawah.Ketiga:
masukan saya meminta DPRD untuk memfasilitasi institusi ini untuk duduk sama-samamembicarakan hal-hal yang sudah saya utarakan. Mengapa demikian agar supaya adaperubahan lebih maju dan proses perbaikan kedepan, tidak dari tahun ke tahun hanyahal-hal ini saja yang dibahas tanpa ada langkah yang kongkrit dari pemerintah danperwakilan rakyat.
Dr. Fatma Borman (Rumah Sakit UNDATA Palu)Memang masalahnya kita saat ini data yang dimiliki oleh kita berbeda-beda dari BPSberbeda, BKKBN berbeda, Sosial pun juga berbeda sehingga banyak yang tidak valid. Sayamenyarankan mungkin KTI ini bisa mengangkat masalah ini. Supaya lembaga-lembaga iniduduk sama-sama. Jangan kita terima yang salah. Walaupun itu datangnya dari pusat,kan ada namanya kebijakan daerah, karena ini wilayahnva daerah (di iringi tepuk tanganl h t di k i)
7/23/2019 sulteng-lengkap.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/sulteng-lengkappdf 12/41
Sessi ke dua : Waktu 13.30 WITA
Moderator
Baiklah peserta diskusi kita buka kembali diskusi kita hari ini, selanjutnya sayapersilahkan kalau masih ada komentar lain berkaitan dengan fakta-fakta lapangan danmasalah yang sudah mulai mengerucut di sessi pertama tadi.
Fatmawati (Bidan PKBI)
Kalau kami dari PKBI banyak membantu dan melayani perempuan yang melahirkansementara perempuan tersebut miskin, sementara yang menjadi kendala di biayaobatnya, kami mengratiskan biaya penangananya atau tindakan tetapi yang menjadikendalanya di obat-obatan. Pertanyaannya apakah kami bisa berkerjasama langsungdengan ASKES?
Tibe (PT. ASKES)
Karena kita di bawah koordinasi dinas kesehatan, maka sebaiknya bekerjasamanya di
pemegang wilayahnya, untuk menanyakan apakah bisa di klaim. Karena ASKESmembayarnya per-Puskesmas bukan individu. Untuk ini nanti saya akan bicarakan apakahbisa. Karena selama ini belum ada ketentuannya. Tetapi kita akan coba, silakan dibuatpermohonannya, da kita akan lihat berapa persen yang dilayani di PKBI. Ketentuannya 10persen. Kalau kurang dari itu, maka belum bisa.
Moderator
Baik kita sekarang akan menggali masalahnya, saya silahkan per-kelompok mengemukan
pikirannya. Di sini ada kelompok LSM, kelompok layanan profesional rumah sakit, klinik,ASKES), dan kelompok pemerintah/DPRD apa masalahnya. Sekarang kita sudahmendapatkan masalah sentral tentang pelayanan kesehatan masyarakat miskin relatifmasih rendah baik secara kualitas maupun kuantitas.
Moh Masykur (PBHR)
Pertama:
Menurut sava kalau bicara tentang masalah Iayanan kesehatan bagi rakyat miskin maka
yang perlu dibenahi terlebih dahulu soal data base, di pemerintahpun sudah diyakinisebagaimana statement Menteri Kesejahteraan rakyat masyarakat bahwa masalah database bangsa Indonesia masih kacau balau.
Kedua:
Masalah kebijakan untuk menyelesaikan masalah pemerintah tidak konsisten dan terbukadilaksanakan. Karena kami menganggap bahwa masalah kesehatan adalah hak asasi oleh
D l h k t i ki j di t j b t k
7/23/2019 sulteng-lengkap.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/sulteng-lengkappdf 13/41
Wilda (SIKAP Institut)Kalau saya harus dilihat kembali visi kesehatannya itu sendiri, kalau yang tadinya
visinya mengobati sekarang harus sudah diubah ke mengobati dan ini harus menjadi visisemua orang. Apa yang perlu kita lakukan adalah penyediaan layanan kesehatan mulaidari tingkat bawah, dan bagaimana menguatkan potensi diri melalui pemberdayaan-pemberdayaan, sehingga mereka mampu menolong dirinya sendiri.
Menghidupkan kembali POSYANDU, yang sudah banyak kader-kadernya, sehinggamampu memberikan penyadaran kepada masyarakat akan pentingnya kesehatan bagimereka serta kesiapan Dokter di lapangan minimal 2/3 jam Dokter itu ada di lapangan
sehingga lebih mudah dan cepat akses masyarakat menggunakan layanannya.
Moderator
Ada tanggapan lagi dari kelompok LSM, kalau tidak ada lagi saya beri kesempatan padakelompok lain.
Rumah Sakit
Mengenai SKTM barangkali kita fokuskan pada fungsi Kepala Desa dan Lurah apabila adapenderita yang sudah sakit datang untuk meminta SKTM, baiknya Kepala Desa atau Lurahdiberikan sangsi yang berani yang mengeluarkan surat keterangan tersebut. Sosialisasi kemasyarakat bawah menjadi penting. Untuk mengurus SKTM sebelum mengalami sakit.Saya juga mengharapkan setelah dilakukan pendataan oleh dinas bersangkutan, baiknyaSKTM langsung diberikan.
ASKES
Kalau dari kami sama dengan rumah sakit karena kami fungsinya melayani. Apa hal yangsudah diungkapkan oleh rumah sakit begitu pula yang kami rasakan.
Muslimun (LPS-HAM)
Kalau maslahnya seperti ini daerah harus membuat PERDA tentang standar pelayanankesehatan bagi masyarakat miskin agar masyarakat tidak mengalami prosedur yangberbelit-belit.
PKBIMemang benar ketimpangan-ketimpangan itu terjadi di tingkat Desa, banyak contoh
yang sudah terjadi. Andai saja masyarakat di libatkan dan mengetahi aturan-aturan yangsudah di tetapkan dalam ASESKIN, maka masalah-masalah seperti ini tidak akan terjadi.Maka tidak ada lagi pihak-pihak yang mencampur adukan mana dana yang administrasidan mana yang untuk pelayanan. Mana dana yang administrasi dan mana dana yangkhusus untuk pelayanan bagi masyarakat Karena kalau tidak melibatkan masyarakat
7/23/2019 sulteng-lengkap.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/sulteng-lengkappdf 14/41
Abdulah (Jurnalis)Banyaknya dana-dana yang simpangkan karena kurang bekerjanya lembagalembaga.
Misalnya data-data yang tidak valid membuat mudahnya dana-dana tersebut disimpangkan. Sehingga dana-dana tersebut tidak sampai pada masyarakat yang pemeganghak untuk menerima.
Menurut saya sebaiknya untuk penyelesaian administrasi pelayanan kesehatan inidilakukan satu pintu saja, karena kalau banyak pintu seperti ke kecamatan dulu ataukeluruhan dulu dan yang lain-lain itu, akan menimbulkan persoalan baru dan akanmenimbulan masalah birokrasi kesehatan. Dan harapan sava birokrasi kesehatan sepertiini harus di potong.
Moderator
Apa yang perlu kita lakukan untuk mengatasi masalah-masalah tadi.
Abal (Jurnalis MAL)
Mengenai kebijakan pemerintah terkait dengan program kesehatan dan pelayanan
kesehatan yang masih perlu di perbaiki dan di tingkatkan lagi, dengan program yang lebihkongkrit dan mampu menyentuh lapisan yang paling bawah.
Moderator
Pertanyaan berikutnya ada tidak pengalaman peserta diskusi dalam memberikan layanankesehatan terhadap masyarakat.
PKBI
Kalau yang kita lakukan sampai dengan saat ini adalah konseling kesehatan reproduksibagi remaja dan konseling reproduksi untuk penderita HIV-ADIS secara gratis. Pelayananyang kami lakukan di pos-pos layanan yang kami buka di pusat swalayan di palu yaitu diPMU yang di bukan pada hari selasa dan sabtu pada sore hari dan di Talise setiap darisenin, selasa dan sabtu. Dengan para petugas relawan yang berasal dari bidang, psikologdan dokter. Cuma memang ada hambatan karena pos yang kami buka ini masih kurangpasiennya. Kami harapkan teman-teman yang lain ada disini menyampaikan informasi inipada dampingannya.
KPKP-ST
Tahun 2004 kami pernah melakukan bagi-bagi kondom untuk PSK, dalam rangkamenghindari penyakit kelamin. Serta mengajak para ibu-ibu yang kita dampingi diKabupaten Poso untuk menanam obat-obatan di lingkungan rumah sekitarnya. Hal inidilakukan untuk mencegah dini, apabila ada keluarganya yang sakit.
7/23/2019 sulteng-lengkap.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/sulteng-lengkappdf 15/41
SIKAP InstitutSaya mengharapkan forum ini setelah ada rekomendasi bersama kita ini, untukmendesakkan pemerintah harus menganggarkan 20% untuk alokasi kesehatan dari jumlahAPBD.
Moderator
Rekomendasi kita yang akan segera kita tindaklanjuti setelah diskusi ini.
Moh. Masykur
Mendesakan pemerintah dalam bentuk pertemuan besar dengan melibatkan langsungpengambil kebijakan, institusi terkait dan masyarakat. Hal-hal yang kita sudah rumuskanbersama ini, yang akan di bawah dalam forum tersebut.
Moderator
Dukungan apa yang kita butuhkan dalam memecahkan masalah dari pihak luar.
Peserta : Dana....
Koordinator KTI Wilayah Sulteng
Terima kasih atas kehadiran bapak ibu sekalian dalam diskusi ini, hasil diskusi ini akankami distribusikan kepada semua peserta dan para pengambil kebijakan daerah ini. Sekalilagi terima kasih..Wasalam Alaikum Warahmatullahi Wabarakatu.
7/23/2019 sulteng-lengkap.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/sulteng-lengkappdf 16/41
LATAR BELAKANG KRISIS MONETER TAHUN 1997 MENYEBABKAN BIAYA KESEHATAN
MENINGKAT BERLIPAT GANDA, AKIBATNYA:
MENEKAN AKSES PENDUDUK TERHADAP PELKES
TERJADI KETIMPANGAN PELAYANAN KESEHATAN, YANGDISEBABKAN:
PERUBAHAN POLA PENYAKIT
PERKEMBANGAN TEKHNOLOGI KESEHATAN
SUBSIDI PEMERINTAH UNTUK SEMUA LINI PELAYANAN
INFLASI KESEHATAN MELEBIHI SEKTOR LAIN
KEMAMPUAN FASILITAS KESEHATAN DI TIAP DAERAH SAMA DANMEMILIKI KETERBATASAN
SERING KEBUTUHAN MEDIA BERADA DI ATAS KEMAMPUAN DANKETERSEDIAAN FASILITAS.
PERLU UPAYA GOTONG ROYONG MASYARAKAT
SECARA TEROGANISIR
Presentasi 1: TIBE Dg Maseram
( PT. ASKES Kota Palu)
7/23/2019 sulteng-lengkap.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/sulteng-lengkappdf 17/41
DASAR:SK MENKES RI NO:PKS NO : 124/MENKES/PK/II/2006 dan
NO 68 /KTR/0206SK MENKES 332/MENKES/SK/V/2006
TUJUAN UMUM
MENINGKATNYA AKSESIBILTAS DANMUTU PELAYANAN KESEHATANKEPADA SELURUH MASYARAKAT
MISKIN DAN TIDAK MAMPU AGARTERCAPAI DERAJAT KESEHATAN
MASYARAKAT YANG OPTIMAL
7/23/2019 sulteng-lengkap.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/sulteng-lengkappdf 18/41
TUJUAN KHUSUS
MENINGKATNYA JUMLAH MASYARAKAT YANG MISKIN YANG MENDAPATKAN PELAYANAN KESEHATAN DASARPUSKEMAS DAN JARINGANNYA.
MENINGKATNYA JUMLAH MASYARAKAT MISKIN YANGMENDAPATKAN PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN DIRUMAH SAKIT, BP4, BKMM/BKIM.
MELAKSANAKAN PELAYANAN KESEHATAN BAGIMASYARAKAT MISKIN DAN TIDAK MAMPU SESUAISTANDAR.
MENINGKATKAN KEPUASAN MASYARAKAT MISKINTERHADAP PELAYANAN KESEHATAN.
MELAKSANAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN YANG AKUNTABEL
SASARAN
MASYARAKAT MISKIN DAN TAK MAMPUDISELURUH INDONESIA YANG DIPERKIRAKANBERJUMLAH 60.000.000 JIWA, TIDAKTERMASUK YANG SUDAH MEMPUNYAI JAMINANKESEHATAN LAINNYA
CATATAN:JAMINAN KESEHATAN LAINNYA ADALAH JAMINAN KESEHATAN YANGDISELENGGARAKAN PEMERINTAH DAN ATAU SWASTA SEPERTI;JAMSOSTEK, ASKES, ALLIANZ, ETNAING, BINTANG, BERINGIN LIFE,DLL
7/23/2019 sulteng-lengkap.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/sulteng-lengkappdf 19/41
PERUBAHAN KEBIJAKAN
OPERASIONAL
OBAT PELAYANAN DASAR DANLANJUTAN MEMAKAI OBATGENERIK.
PEMAKAIAN OBAT NON
OBAT UKP STRATA I :PKD
OBAT UKP STRATA II & IIIDPHO
NON DPHO PROTOKOL
KEBIJAKAN OBAT4
RJTP
RITP
PERSALINAN TINGKAT I
TRANSPORTASI
PELAYANAN SPESIALIS DIPUSKESMAS
TINDAKAN GAWAT DARURAT DIPUSKESMAS
RJTP
RITP
PERSALINAN TINGKAT I
TRANSPORTASI
JENIS PELAYANANPUSKESMAS (UKPSTRATA I )
3
PAS POTO DIGANTI CAP JEMPOLJARI TANGAN
DITEMPEL PADA KARTUPAS POTO2
DILAKUKAN PROSES VALIDASIMASTER FILE
DILAKUKAN PROSES VERIFIKASITERHADAP DATA PEMDA
DATA KEPESERTAAN1
TAHUN 2006TAHUN 2005URAIANNO
7/23/2019 sulteng-lengkap.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/sulteng-lengkappdf 20/41
PERUBAHAN KEBIJAKANOPERASIONAL
TIM KOORDINASI ANGGOTATIM LIHAT MANLAK
FORUM KONSULTASI FORUM KOMUNIKASI
KOORDINASI7
PEMBAYARAN ASKES TIDAKMEMPERTIMBANGKAN SISA DANATAHUN SEBELUMNYA
ASKES MEMBAYAR BILASUDAH ADA SURATKETERANGAN HABISNYA DANADARI DINAS KESEHATANKAB/KOTA (UKPS STRATA I)DAN DIREKTUR RS (UKPSTRATA II & III)
SISA DANA TAHUNSEBELUMNYA
6
DENGAN DINAS KESEHATAN
KABUPATEN/KOTA UNTUK UKPSTRATA I
DENGAN RS UNTUK UKP STRATAII & III
DENGAN APOTEK, IFRS, DLL
DENGAN RS UTK UKP STRATA
II DAN III DENGAN APOTEK, IFRS, DLL
PKS ASKES5
TAHUN 2006TAHUN 2005URAIANNO
PERUBAHAN BESARAN TARIF
Rp. 40.000/Km, PEMBAYARAN
MINIMAL SEBESAR Rp. 40.000
PERHITUNGAN JARAK ADALAHSEKALI JALAN
Rp. 3000/KmTARIF TRANSPORTASI5
Rp. 120.000/ KANTONG DARAH Rp. 100.000/KANTONG DARAHTARIF PELAYANAN DARAH4
Rp. 200.000
Rp. 150.000,-TARIF JASA PERSALINANNORMAL DI PPK STRATA I3
Rp. 50.000/HARI Rp. 40.000/HARITARIF RITP2
TERGANTUNG PROPORSI DATAMISKIN PEMDA DIBANDINGKANLAMPIRAN SK. MENKES.RUMUS.
TTG HAL INI TERDAPAT DALAMPEDOMAN PENYELENGGARANHALAMAN 17.
7/23/2019 sulteng-lengkap.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/sulteng-lengkappdf 21/41
KEPESERTAAN
SASARAN ASKESKIN TAHUN 2006 SEBANYAK 60 JUTA,DATA BPS DIPROSES DAN MENJADI DASAR PELAKSANAANPROGRAM 2007.
JUMLAH MASKIN PER KABUPATEN/KOTA BERDASARKAN SKMENKES APABILA JUMLAH TSB LEBIH DARI SKBUPATI/WALIKOTA DISIAPKAN MENJADI CADANGAN. BILAKURANG LAPORKAN.
DATA NAMA INDIVIDU MASKIN BERDASARKAN SKBUPATI/WALIKOTA DENGAN MENGACU PADA DATA BPSKOORDINASI DENGAN PEMDA MENDAPAT DATA DANMENETAPKAN NAMA INDIVIDU
ENTRY DATA, PROSES KARTU DIKONTRAKKAN KEPADAPIHAK KETIGA.
KEPESERTAAN6. KARTU DITERBITKAN TANPA PAS POTO DAN
DIGANTI DENGAN CAP JEMPOL JARI TANGAN7. DISTRIBUSI KARTU BEKERJASAMA DENGAN PEMDA
ATAU DENGAN PIHAK KETIGA YANG DISETUJUIPEMDA KONTRAK
8. PENYERAHANKARTU DENGAN BERITA ACARA
9. SELAMA PESERTA BELUM MENDAPATKAN KARTU ASKESKIN, MAKA DAPAT MENGGUNAKAN SKTM,KARTU SLT, DAN IDENTITAS MISKIN LAINNYA.
10. KEGIATAN SOSIALISASI MELANJUTKAN RENCANAKERJA YANG SUDAH DITETAPKAN YANG LALU.
11. POSTER/LEAFLET AGAR DISEBARKAN KE SEMUA
7/23/2019 sulteng-lengkap.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/sulteng-lengkappdf 22/41
KEBIJAKAN PELAYANANKESEHATAN
1. DILAKUKAN PADA PPK PEMERINTAH DAN SWASTA YANG BEKERJA SAMA DENGAN PT.ASKES (PERSERO)
2. PENERAPAN SISTEM RUJUKAN YANG TERSTRUKTUR
DAN BERJENJANG, MENERAPKAN KONSEP PENJAGAANMUTU DAN PENGENDALIAN BIAYA 3. PENERAPAN TARIF MENGACU PADA TARIF PERDA,
SELANJUTNYA DILAKUKAN NEGOSIASI ANTARAPT.ASKES DENGAN RUMAH SAKIT DENGAN TARIFMENKES SEBAGAI PLAFON TERTINGGI.
4. PEMBAYARAN KAPITASI OLEH PT.ASKES TERHITUNGMULAI 1 JANUARI 2006 ( Rp. 1000,-PMPM) ATASDASAR SK BUPATI/WALIKOTA
5. PEMBAYARAN KAPITASI DIBAYARKAN SETELAHPUSKESMAS MENYAMPAIKAN LAPORAN PELAYANANBULAN SEBELUMNYA
KEBIJAKAN PELAYANAN
KESEHATAN (LANJUTAN)6. PERSALINAN DIPUSKESMAS /BIDAN
KLAIM DIBAYAR PERTINDAKAN
7. PELAYANAN ADMINISTRASI JAMINANPELAYANAN, PEMBERIAN INFORMASI
DAN PENANGANAN KELUHAN DIRUMAH SAKIT DILAKUKAN MELALUI
ASKES CENTER.
8. PESERTA ASKESKIN TIDAK DIKENALIIUARAN BIAYA
7/23/2019 sulteng-lengkap.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/sulteng-lengkappdf 23/41
RUANG LINGKUP PELAYANANKESEHATAN
PELKES STRATA I:RJTP DILAYANI DI PUSKESMAS DAN JARINGANNYA
1. RITP DILAYANI DIPUSKESMAS PERAWATAN
2. PERSALINAN DILAYANI OLEH BIDAN DESA/DOKTER PUSKESMAS.3. TRANPORTASI PENGANGKUTAN PENDERITA (AMBULANS) KE FASILITAS
PELAYANAN KESEHATAN PADA KONDISI GAWAT DARURAT (Rp. 4000 PERKILOMETER). BANTUAN PEMDA UTK KEKURANGAN BIAYA TRANSPORTASI
PELKES STRATA II DAN III:RJTL DILAYANI DI POLIKLINIK RS PEMERINTAH/SWASTA YANG BEKERJASAMA DENGAN
PT.ASKES (PERSERO).
1. RITL DILAYANI DI RUANG PERAWATAN KELAS III RS PEMERINTAH/SWASTA YANG BEKERJASAMA DENGAN PT.ASKES (PERSERO)
2. TRANSPORTASI PENGANGKUTAN PENDERITA (AMBULANS) UNTUK RUJUKAN
ANTAR RUMAH SAKIT DAN KEPULANGAN PENDERITA YANG MEMBUTUHKAN (Rp.4000 PER KILOMETER). BANTUAN PEMDA UTK KEKURANGAN BIAYATRANSPORTASI
PELAYANAN KESEHATAN
YANG TUDAK DIJAMIN A. PELAYANAN YANG TIDAK SESUAI PROSEDUR &
KETENTUAN
B. BAHAN, ALAT & TINDAKAN YANG BERTUJUAN UNTUKOSMETIKA
C. GENERAL CHECK UP
D. PROSTETIS : GIGI TIRUAN
E. PENUNJANG DIAGNOSTIK CANGGIH, KEC. UTK LIVESAVING
F. PENGOBATAN ALTERNATIF (AKUPUNTUR,TRADISIONAL)
G. RANGKAIAN PEMERIKSAAN, PENGOBATAN, DANTINDAKAN DALAM UPAYA MENDAPAT KETURUNAN
7/23/2019 sulteng-lengkap.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/sulteng-lengkappdf 24/41
PELAYANAN KESEHATAN YANG DIBATASI
1. KACAMATA DGN LENSA KOREKSI MIN +1/-1 DGNNILAI MAKS Rp. 100.000 BERDASARKAN RESEPDOKTER.
2. ALAT BANTU DENGAR DIGANTI SESUAI/ Dr. THT,BERDASARKAN HARGA PALING MURAH DANKETERSEDIAAN DI DAERAH
3. ALAT BANTU GERAK DIBERIKAN BERDASARKANR/DOKTER DAN DISETUJUI DIR RS ATAU PJBT YANGDITUNJUK DGN PERTIMBANGAN AKTIVITAS SOSIALPESERTA. HARGA EFISIEN DAN KETERSEDIAAN DIDAERAH
4. PEL. PENUNJANG DIAGNOSTIK CANGGIH UNTUKKASUS LIFE SAVING & KEBUTUHAN DIAGNOSTIK YANG SANGAT DIPERLUKAN
PROSEDUR PELAYANAN
KESEHATAN1. MASKIN YANG MEMERLUKAN YANKES DASAR
BERKUNJUNG KE PKM DANJARINGANNYA
2. PESERTA HARUS MENUNJUKKAN KARTU ASKESKIN,SKTM, KARTU SLT, DAN IDENTITAS MISKIN LAINNYA
3. BILA PERLU YANKES RUJUKAN, HARUS MEMBAWASURAT RUJUKAN DARI PKM SERTA IDENTITAS MISKIN(BUTIR 2) YANG DITUNJUKKAN SEJAK AWAL MULAIBEROBAT.
4. PADA KASUS GAWAT DARURAT KHUSUS SKTM DAPATDILENGKAPI DALAM WAKTU 3x24 JAM. PADA KONDISIDI MANA PASIEN TSBUT TIDAK MEMUNGKINKANMENGURUS SKTM MAKA MENJADI KEWENANGANPIHAK RS UNTUK MENETAPKAN STATUS PASIEN
7/23/2019 sulteng-lengkap.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/sulteng-lengkappdf 25/41
ALUR PELAYANANKESEHATAN
Gawat Darurat
PERLU DIRAWAT INAP
RUJUK BALIK
PASIEN
PUSKESMASPUSKESMAS
RSRSRJTLRJTL RITLRITL
PELAYANAN OBATPELAYANAN OBAT
P P A
T R S / A S K E
S C E N T
E R
PENGELOLAAN DANA 1. DANA PELAYANAN KESEHATAN (95%) Dana Pelkes Langsung (90%) Dana Pelkes Tidak Langsung (5%) Sosialisasi dan penyuluhan program Koordinasi pelaksanaan dan pembinaan program Administrasi kartu peserta Lain-lain2. DANA OPERASIONAL PT.ASKES (5%)
Untuk biaya operasional manajemen kepesertaan,manajemen pelkes, keuangan, dan organisasi.
3. BUNGA BANK sepenuhnya menjadi sumber dana untuk pelkes.
7/23/2019 sulteng-lengkap.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/sulteng-lengkappdf 26/41
PEMBAYARAN KLAIM(lanjutan)
RUMAH SAKIT1. TARIF PAKET
Berdasarkan tarif negosiasi yang dituangkan dalam PKS. Apabilatarif RS lebih tinggi daripada plafon, maka selisih harga menjaditanggungan PEMDA atau RS bersangkutan.Selama 3X24 jam sebelum penetapan status kepesertaan Askeskin(SKTM) maskin tidak boleh dibebani biaya. Pembiayaansepenuhnya menjadi beban RS untuk selanjutnya diklaim ke PT.
Askes.2. SISTEM ANGGARAN
Untuk menjaga kelancaran pelkes RS, PT Askes dapat membayaruang muka pelkes sebesar 50% dari nilai pembayaran klaim bulan
sebelumnya.
PEMBAYARAN KLAIMPUSKESMAS
PT.ASKES membayar secara kapitasi RJTP sebesarRp. 1.000/jiwa perbulan sejak Januari 2006. Untuk bulan berikutnya pembayaran dilakukan setelah PKMmenyampaikan laporan Pelkes ke Dinkes dan PT. Askes.
PKM yang memiliki fasilitas pelayanan spesialistik danfasilitas penujang lab.klinik, radiodiagnostik &elektromedik, pembayaran diatur tersendiri dansecara kalim di luar kapitasi.
Pelayanan RITP dan persalinan normal di PPK strata,termasuk Polindes (Bidan Desa), di bayar dengansistem Paket Rawat inap.
7/23/2019 sulteng-lengkap.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/sulteng-lengkappdf 27/41
ALUR BIAYA PELAYANANKESEHATAN (KLAIM DARI PPK)
BERKAS KLAIMBERKAS KLAIM
PT. ASKESPT. ASKES
VERIFIKASIVERIFIKASI PERSETUJUAN
NILAI GANTI
PERSETUJUAN
NILAI GANTI
PEMBAYARANPEMBAYARAN
BERKAS TIDAK LENGKAP
AKAN DIKEMBALIKAN
YA
TIDAK
KELENGKAPAN
KLAIM
PENGORGANISASIAN1. TIM KOORDINASI
PUSAT, PROPINSI, KAB/KOTA BERSUMBER DARI DANAPELKES TIDAK LANGSUNG.BERFUNGSI MENGADAKAN FORUM TERBUKA KEPADA PIHAKTERKAIT TERMASUK PERWAKILAN PESERTA, PPK,ORGANISASI PROFESI, TOKOH MASYARAKAT, DSB.
2. TIM SAFE GUARDING
BERSUMBER DARI DANA SAFE GUARDING3. BADAN PENYELENGGARA
a. PT. ASKES (PERSERO) PUSATb. PT. ASKES (PERSERO) REGIONALc. PT. ASKES (PERSERO) CABANG DAN AREA ASISTENMANAGER (AAM)
7/23/2019 sulteng-lengkap.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/sulteng-lengkappdf 28/41
DATA MASKIN TAHUN 2005 BERBANDING
JUMLAH MASKIN TAHUN 2006
138 82111 995398 955287 399TOTAL
100,065080.38480.334KAB. PARIGI
MOUTON
140,8612.19242.02929.837KAB. BUOL
137,5616.00058.59842.598KAB. TOLITOLI
123,2025.695136.470110.775KAB.
DONGGALA
341,5457.61981.47423.855KOTA PALU
5=3/2*1004=3-2321
%BEDAANJUMLAHMASKIN
(SESUAI LAMP
SK
MENKES)
TAHUN
2005
KABUPATEN
/KOTA
7/23/2019 sulteng-lengkap.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/sulteng-lengkappdf 29/41
REALISASI PELKES PPKSTRATA I TAHUN 2005
98.380.000
33.242.000
3.309.000
-
61.829.000
-
Biaya
362
74
17
-
271
-
Ks
RUJUKAN
1.158.150.000
124.950.000
207.200.000
80.150.000
637.700.000
108.150.000
Biaya
3.309
357
592
229
1.822
309
Ks
PERSALINAN BIDAN
114.870.000
12.360.000
32.680.000
11.200.000
58.630.000
-
Biaya
2.373
262
728
175
1.208
HrKsBiaya
697
80
210
41
366
-
RITPRJTP
1.435.991.993TOTAL
308.456.790Parigi Moutong
179.022.000Buol
225.225.762ToliToli
631.129.000Donggala
92.158.441Kota Palu
Ralisasi Pelkes 2005
KAB/KOTA
REALISASI PELKES PPK
STRATA II THN 2005
6.404.366.250
-
224.925.000
1.010.218.750
70.326.000
1.910.088.000
3.188.808.500
BIAYA
46.701
-
2.249
12.247
712
12.972
18.521
HR/BAG
847.364.398
145.834.898
-
103.705.000
40.000
202.369.000
395.415.000
BIAYA KSKS
7.251.730.648
145.834.898
224.925.000
1.113.924.250
70.366.000
2.112.457.000
3.584.223.500
TOTAL
6.926
-
609
757
120
2.297
3.143
RITLRJTL
REALISASI PELAYANAN OBAT TAHUN 2005
PPK
14.588JUMLAH
-CV. Bavaria (HD Set)
-UTD PMI Cab. Palu
2.079RSJ. Madani
1RS. Wirabuana
4.810RSUD.Anutapura
7.698IF.RSUD UNDATA
7/23/2019 sulteng-lengkap.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/sulteng-lengkappdf 30/41
REALISASI PELAYANAN OBATTAHUN 2005
1.025.448.443
77.944.844
412.178.676
535.324.923
BIAYA
13.193
4.428
3.826
4.939
KSRITL
259.117.397
35.905.167
73.154.116
150.058.114
BIAYA KS
1.284.565.840
113.850.011
485.332.792
685.383.037
TOTALRJTL
12.898JUMLAH
1.853IF. RSJ MADANI
3.796IF. RSUD ANATAPURA
7.249IF.RSUD UNDATA
REALISASI PELAYANAN OBAT TAHUN 2005
PPK
REALISASI PELAYANAN KESEHATANPPK STRATA II THN 2005
KAB. ToliToli
1.491.000
-
-
1.491.000
BIAYA
800.576.967
64.400.000
53.274.967
682.902.000
BIAYA
5.180
644
-
4.536
HR/Bag KSKS
827.521.700
64.400.000
55.252.700
707.869.000
TOTAL
8
-
-
8
RUJUKAN
25.453.733
-
1.977.733
23.476.000
BIAYA KS
1.520
158
383
979
RITLRJTL
1.152JUMLAH
-UTD. PMI ToliToli
207Kimia Farma Tolis
945RSUD. MokopidoToliToli
REALISASI PELAYANAN PELKES TAHUN 2005
RUMAH SAKIT
7/23/2019 sulteng-lengkap.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/sulteng-lengkappdf 31/41
REALISASI PELAYANAN KESEHATANPPK STRATA II THN 2005
KAB. BUOL
301.675.523
28.000.000
22.957.523
250.718.000
TOTAL
5.160.000
-
-
5.160.000
BIAYA
10
-
-
10
KS
RUJUKAN
277.497.105
28.000.000
22.379.105
227.118.000
BIAYA
2.869
280
-
2.589
HR/Bag
19.018.418
-
578.418
18.440.000
BIAYA
1.641
82
983
576
KS
RITL
KS
RJTL
863JUMLAH
-UTD. PMI Buol
114IF. RSUD.Buol
749RSUD.Buol
REALISASI PELAYANAN PPK STRATA II THN 2005
RUMAH SAKIT
REALISASI PELAYANAN KESEHATANPPK STRATA II THN 2005
KAB. PARIGI MOUTONG
7.650.000
-
-
-
7.650.000
BIAYA
39
-
-
-
39
KS
RUJUKAN
717.678.776
729.076
33.420.000
116.556.700
566.973.000
BIAYA
4.112
-
334
-
3.778
HR/Bag
76.943.807
980.785
-
27.228.522
48.734.500
BIAYA KSKS
802.272.583
1.709.861
33.420.000
143.785.222
623.357.500
TOTAL
2.010
54
85
915
956
RITLRJTL
3.183JUMLAH
56 Apotik Mitra Farma
-UTD PMI Parigi
1.327IF.BRSUD. Parigi
1.800BRSUD. AnuntalokoParigi
REALISASI PELAYANAN KESEHATAN PPK STRATA II THN 2005
RUMAH SAKIT
7/23/2019 sulteng-lengkap.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/sulteng-lengkappdf 32/41
REKAPITULASI REALISASIPELKES TAHUN 2005
9.225.567.541
717.678.776
277.497.105
800.576.967
-
7.429.814.693
BIAYA
58.862
4.112
2.869
5.180
-
46.701
HR/BagKS
14.301.000
7.650.000
5.160.000
1.491.000
-
-
BIAYA KS
10.467.766.294
802.272.583
301.675.523
827.521.700
-
8.536.296.488
TOTAL
56
39
10
7
-
-
RUJUKAN
1.227.897.753
76.943.807
19.018.418
25.453.733
-
1.106.481.795
BIAYA KS
25.290
2.010
1.641
1.520
-
20.119
RITL
32.684
3.183
863
1.152
-
27.486
RJTL
KAB/KOTA
JUMLAH
PARIGIMOUTONG
BUOL
TOLITOLI
DONGGALA
KOTA PALU
REALISASI PELAYANAN KESEHATAN 2005
REALISASI PELKES SEMESTER I
TAHUN 2006
32.569.000
11.808.000
5.160.000
1.410.000
14.191.000
BIAYA KS
6.695.737.166
401.716.477
97.051.315
824.934.658
5.372.034.716
BIAYA
52.421
2.999
1.896
4.586
42.940
HR/BAG /R
KS
934.899.367
59.214.406
6.459.066
31.654.961
837.570.934
BIAYA
4.227
-
192
-
4.035
R KS
7.663.205.53310615.84621.078JUMLAH
472.738.883487391.418PARIGIMOUTONG
108.670.38110697356BUOL
857.999.61943.9031.787TOLITOLI
-DONGGALA
6.223.796.6504410.50717.517KOTA PALU
TOTAL BIAYA
RUJUKANRITLRJTL
KAB/KOTA
7/23/2019 sulteng-lengkap.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/sulteng-lengkappdf 33/41
Kegiatan Sosialisasi Askeskin s/dJuni 2006
94,20
30,00
100,00
100,00
100,00
100,00
116,66
86,94
-
98,69
%
325.573.000
1.500.000
37.500.000
10.000.000
57.600.000
56.000.000
45.000.000
68.630.000
-
49.343.000
Realisasi Anggaran
345.610.000TOTAL
5.000.000RADIO SPOT9
37.500.000DANA KESEKRTERIATAN DINKES KAB DAN KOTA 8
10.000.000DANA KESEKRTERIATAN DINKES PROVINSI7
57.600.000SOSIALISASI PROGRAM ASKESKIN BAGI TOGA, TOMA & DANA APARAT PEMDES
6
56.000.000SOSIALISASI PROGRAM ASKESKIN BAGI PETUGAS PUSKESMAS5
38.575.000SOSIALISASI PROGRAM ASKESKIN BAGI KEPALA PUSKESMAS4
78.935.000SOSIALISASI PROGRAM ASKESKIN BAGI PETUGAS RS3
12.000.000SEMINAR PROGRAM ASKESKIN BAGI LSM, ORMAS, DAN
WARTAWAN
2
50.000.000SOSIALISASI ASKESKIN KERJASAMA DENGAN LSM1
KC. PALU
URAIAN KEGIATANNO
KAPITASI RJTP TAHUN 2006 BULAN
JANUARI DAN FEBRUARI 2006
573.046.000287.399JUMLAH
47.710.000
221.550.000
83.444.00059.674.000
160.668.000
23.855
110.775
42.59829.837
80.334
KOTA PALU
DONGGALA
TOLITOLIBUOL
PARIGI MOUTONG
REALISASI RJTPPESERTA TERDAFTAR KAB/KOTA
7/23/2019 sulteng-lengkap.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/sulteng-lengkappdf 34/41
7/23/2019 sulteng-lengkap.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/sulteng-lengkappdf 35/41
7/23/2019 sulteng-lengkap.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/sulteng-lengkappdf 36/41
7/23/2019 sulteng-lengkap.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/sulteng-lengkappdf 37/41
Forum Komunitas Pengetahuan (KoP) Pembangunan KTISekretariat Pusat Forum Terbuka Kawasan Timur IndonesiaJl. Dr. Sutomo no. 26, Makassar, Sulawesi SelatanPh. (0411) 3650320-23 fax: (0411) 322049E-mail: [email protected]
37
7/23/2019 sulteng-lengkap.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/sulteng-lengkappdf 38/41
Forum Komunitas Pengetahuan (KoP) Pembangunan KTISekretariat Pusat Forum Terbuka Kawasan Timur IndonesiaJl. Dr. Sutomo no. 26, Makassar, Sulawesi SelatanPh. (0411) 3650320-23 fax: (0411) 322049E-mail: [email protected]
38
7/23/2019 sulteng-lengkap.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/sulteng-lengkappdf 39/41
Forum Komunitas Pengetahuan (KoP) Pembangunan KTISekretariat Pusat Forum Terbuka Kawasan Timur IndonesiaJl. Dr. Sutomo no. 26, Makassar, Sulawesi SelatanPh. (0411) 3650320-23 fax: (0411) 322049E-mail: [email protected]
39
7/23/2019 sulteng-lengkap.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/sulteng-lengkappdf 40/41
Forum Komunitas Pengetahuan (KoP) yang Mendorong Pembangunan KTIc/o: Kantor Bursa Pengetahuan Kawasan Timur IndonesiaJl. Dr. Sutomo no. 26, Makassar, Sulawesi Selatan
Ph. (0411) 3650320-23 fax: (0411) 322049
40
DAFTAR HADIR TOPIK: LAYANAN KESEHATAN GRATIS BAGI RAKYAT MISKIN DI SULAWESI TENGAHPESERTA PERTEMUAN BULANAN SIMPUL DAERAH PROPINSI SULAWESI TENGAHTANGGAL 24 NOVEMBER 2006
No. NAMA PESERTA LEMBAGA/ INSTITUSI ALAMAT LEMBAGA INSTITUSI
1. Nur Ipah PKBI Sulteng Jl. Pue Bongo Lrg. Lekatu No. 07 Palu, Sulawesi Tengah
2. Hasnaeni Bidan/ PKBI Jl. Pue Bongo Lrg. Lekatu No. 07 Palu, Sulawesi Tengah
3. Sitti Fatimah Bidan/PKBI Jl. Pue Bongo Lrg. Lekatu No. 07 Palu, Sulawesi Tengah
4. Sarini, SKM YLK Jl. Hayam Wuruk No. 53 Palu Sulawesi Tengah
5. Wilda, Y SiKaP Institute Jl. Otista No. 63 Palu, Sulawesi Tengah
6. Joko Wiyono YPR Jl. Sisal Jufri, Palu Sulawesi Tengah
7. Bahrun YPR Jl. Sisal Jufri, Palu Sulawesi Tengah
8 Alam Mercusuar Jl. Yos Sudarso, Palu Sulawesi Tengah
9 Dra. Ha. Fatma Borman RSUD Undata Jl. Yos Sudarso No. 14 Palu, Sulawesi Tengah
10 Hasna Pabbi JARAK-Sulteng Jl. Samratulangi No. 8A Palu Sulawesi Tengah
11 Wawan Nuansa Post Jl. Pulau Halmahera, Palu Sulawesi Tengah
12 Mochammad Soebarkah Koran Mal Jl. Bakuku No. 1 Palu, Sulawesi Tengah
13 Muzakir Radar Sulteng Jl. Tanah Runtuh Palu Sulawesi Tengah
14 Irma SRMK Palu Jl. Moh. Yamin No. 24 Palu, Sulawesi Tengah
15 Risna KPPA Sulteng Jl. Beringin No. 4A Palu, Sulawesi Tengah
16 Irwan .D DPRD Donggala Kantor DPRD Donggala, Sulawesi Tengah
17 Upik SRMK Palu Jl. Moh. Yamin No. 24 Palu, Sulawesi Tengah
18 Ichal Info Baru Jl. Cut Mutia, Palu Sulawesi Tengah
19 Maya Safira SP-Palu Jl. Hang Tuah 8A Palu Sulawesi Tengah
20 Jumain Jurnalis Jl. Yos Sudarso Palu, Sulawesi Tengah
7/23/2019 sulteng-lengkap.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/sulteng-lengkappdf 41/41
Forum Komunitas Pengetahuan (KoP) yang Mendorong Pembangunan KTIc/o: Kantor Bursa Pengetahuan Kawasan Timur IndonesiaJl. Dr. Sutomo no. 26, Makassar, Sulawesi Selatan
Ph. (0411) 3650320-23 fax: (0411) 322049
41
DAFTAR HADIR (2)
No. NAMA PESERTA LEMBAGA/ INSTITUSI ALAMAT LEMBAGA INSTITUSI
21 Tia Tonokodi Jl. Yos Sudarso Palu, Sulawesi Tengah
22 Ezra PBHR Sulteng Jl. Tombolotutu No. 94, Palu Sulawesi Tengah
23 M. Masykur PBHR Sulteng Jl. Tombolotutu No. 94, Palu Sulawesi Tengah
24 Muslimin LPS-Palu Jl. Raden Ngariovala Palu Sulawesi Tengah
25 Renny KPKPST Poso Jl. Tavanjuka Mas Blok. C No. 1 Palu, Sulawesi Tengah26 Saima KPKPST Poso Jl. Tavanjuka Mas Blok. C No. 1 Palu, Sulawesi Tengah
27 Syamsul Walhi Sulteng Jl. Dr. Wahidin Sudiro Husodo, Palu Sulawesi Tengah
28 Riva KPKPST-Palu BTN. Tavanjuka Mas Blok C No. 1 Palu, Sulawesi Tengah
29 Adriany Badrah PAPERNAS Jl. Husni Thamrin, Palu Sulawesi Tengah
30 Suryani Rumah Sakit Masyitah Jl. WR. Soepratman, Palu Sulawesi Tengah
31 Naim Aliansi Masyarakat Adat (AMASUTA) Jl. Tanjung Dako, Palu Sulawesi Tengah
32 Boby PRD Jl. Ramoili Palu Sulawesi Tengah
33 Moh. Syafei Akademisi Jl. Otista 35, Palu Sulawesi Tengah