Presentasi Kws Skala Besar Sulteng 100905

download Presentasi Kws Skala Besar Sulteng 100905

of 52

Transcript of Presentasi Kws Skala Besar Sulteng 100905

Kebijakan & Strategi Pengembangan Kawasan Perumahan dan Permukiman Skala BesarDisampaikan Oleh: Deputi Bidang Pengembangan Kawasan Kementerian Negara Perumahan RakyatBatam, Desember Batam, 2 Desember 2005

Permasalahan Dalam Pengembangan Kawasan Perumahan Dan Permukiman1. Backlog dan pertumbuhan permintaan rumah yang besar; 2. Terbatasnya lahan perumahan dengan harga terjangkau; 3. Terbatasnya akses MBR untuk rumah layak huni; 4. Meningkatnya kesenjangan perumahan MBR dengan entitas properti lainnya; 5. Belum mantapnya kelembagaan dalam penyelenggaraan perumahan; 6. Lemahnya komitmen pemerintah dalam pengembangan kawasan perumahan dan permukiman skala besar;

Permasalahan Dalam Pengembangan Kawasan Perumahan Dan Permukiman(lanjutan)

7. Belum memadainya penyediaan PSD; 8. Belum terintegrasinya pengembangan kawasan perumahan dan permukiman dengan sistem jaringan prasana perkotaan; 9. Lemahnya pengawasan dan pengendalian proses alih fungsi lahan; 10. Meningkatnya luasan kawasan kumuh.

Kebijakan Pengembangan Kawasan1. Mengembangkan kawasan perumahan dan permukiman yang terpadu dan harmonis untuk mendukung pelaksanaan GNPSR; 2. Meningkatkan penyediaan prasarana dan sarana dasar bagi kawasan rumah sederhana sehat, dan kualitas pelayanan prasarana dan sarana lingkungan; lingkungan; 3. Meningkatkan penataan dan pengendalian keserasian kawasan perumahan dan permukiman dan penerapan pola hunian berimbang. 4. Mengembangkan kawasan perumahan berskala besar;

Kebijakan Pengembangan Kawasan5. Mengembangkan lembaga yang bertanggungjawab dalam pengembangan kawasan perumahan pada semua tingkatan pemerintahan serta fasilitasi fasilitasi pelaksanaan penataan ruang kawasan permukiman yang transparan dan partisipatif; 6. Meningkatkan pendayagunaan tanah untuk perumahan dan permukiman serta menciptakan kepastian hukum dalam bermukim (secure tenure/ownership).

Strategi Pengembangan Kawasan (Jangka Pendek)1. Menyusun rencana strategis pengembangan kawasan tahun 2005-2009; 20052. Mendorong revitalisasi sistem pengembangan kawasan; 3. Mendorong revitalisasi penyusunan RP4D sebagai acuan pengembangan kawasan perkim di daerah; 4. Mendorong revitalisasi kawasan perumahan dan permukiman skala besar dengan pendekatan Kasiba/Lisiba-BS; Kasiba/Lisiba-

Strategi Pengembangan Kawasan (Jangka Pendek)5. Mendorong revitalisasi pengembangan kawasan khusus; 6. Meningkatkan koordinasi keterpaduan prasarana kawasan; 7. Mendorong revitalisasi keserasian lingkungan hunian berimbang. 8. Meningkatkan dukungan penyediaan PSD lingkungan perumahan MBR; 9. Mengembangkan sistem Monitoring dan evaluasi pengembangan kawasan perumahan dan permukiman.

Strategi Pengembangan Kawasan (Jangka Menengah)1. Meningkatkan operasionalisasi RP4D; 2. Meningkatklan operasionalisasi Kasiba dan Lisiba BS; 3. Meningkatkan pengendalian keserasian antar kawasan perumahan; 4. Meningkatkan penerapan pelaksanaan lingkungan hunian berimbang; 5. Mendorong penyediaan tanah untuk pengembangan kawasan perumahan dan permukiman; 6. Mengoptimalkan kawasan terbangun melalui peremajaan kawasan dengan pendekatan Kasiba/Lisiba dengan pembangunan Rumah Susun; 7. Mendorong terwujudnya instrumen pengendalian kawasan dalam lingkungan hunian berimbang.

Landasan Pengembangan Kawasan Permukiman Skala Besar1. UU 4/1992, Pasal: 18 (Ayat:1) Pemenuhan kebutuhan permukiman diwujudkan melalui pembangunan kawasan permukiman skala besar yang terencana secara menyeluruh dan terpadu dengan pelaksanaan bertahap. 2. UU 4/1992, Pasal: 19 (Ayat:1) (Ayat:1) Untuk mewujudkan kawasan permukiman sebagaiamana dimaksud dalam pasal 18, pemerintah daerah menetapkan satu bagian atau lebih dari kawasan permukiman menurut RTRW perkotaan dan RTRW bukan perkotaan yang telah memenuhi persyaratan sebagai kawasan siap bangun.

PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN UU NOMOR 4 TAHUN 1992 PEMBANGUNAN BARU SKALA TIDAK BESAR SKALA BESAR : - KASIBA PENINGKATAN - LISIBA BS

KUALITAS PERUMAHAN KHUSUS KORBAN BENCANA RUMAH DINAS TRANSMIGRASI RUMAH PANTI

PERBAIKAN LINGKUNGAN DAN RUMAH KUMUH PENANGANAN SQUATERS

Tujuan Pembangunan Kawasan Permukiman Skala Besar (Kasiba Dan Lisiba Bs)1. Mengarahkan pertumbuhan permukiman di kawasan perkotaan dan perdesaan agar terbentuk struktur kawasan yang efisien dan efektif; 2. Mengendalikan harga tanah, yang berangkat dari paradigma bahwa lahan bukan hanya komoditi tetapi lahan untuk kepentingan pengembangan sosial ekonomi kota; 3. Menyediakan perumahan yang layak dan terjangkau, sekaligus merupakan strategi pembangunan permukiman di kawasan perkotaan sebagai upaya preventif tumbuhnya permukiman kumuh.

Pengelolaan Kawasan Permukiman Skala Besar (Kasiba Dan Lisiba Bs)1. Pengelolaan Kasiba dan Lisiba BS bertujuan agar tersedia satu atau lebih Lingkungan Siap Bangun (Lisiba) yang telah dilengkapi dengan jaringan prasarana primer & sekunder yang dibangun secara bertahap yang lokasinya sesuai RTRW; 2. Pengelolaan Lisiba adalah bagian Kasiba atau yang berdiri sendiri (Lisiba BS) bertujuan agar tersedia kaveling tanah beserta rumah dalam pola hunian berimbang, terencana dan terjangkau bagi semua lapisan masyarakat.

Komponen Kasiba & LisibaA. Komponen Kasiba1. Rencana Rinci 2. Rencana Perolehan Tanah 3. Jaringan Primer dan Sekunder Prasarana Permukiman

B. Komponen Lisiba1. Pematangan Tanah 2. Pembangunan Rumah 3. Jaringan Prasarana Lingkungan Permukiman

Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 80 Tahun 1999 Tentang Kasiba dan Lisiba BSMerupakan amanat dari UU Nomor 4 Tahun 1992 Pasal 20, yang mengatur tentang: Lokasi sebagai operasionalisasi RTRK/K; Badan Pengelola/Badan Penyelenggara; Pembangunan prasarana; Pengaturan pembangunan Lisiba/Lisiba BS; Pengaturan besaran Kasiba/Lisiba; Pengaturan waktu pembangunan; Pengaturan peralihan.

Proses Bantuan Teknis Pendampingan Dalam Kegiatan Penyelenggaraan Kasiba/Lisiba BS1. Persiapan: Penyelesaian Peraturan & Juklak/Juknis, Konsultasi Publik, dan Sosialisasi; 2. Pendampingan I: Penetapan Lokasi (sesuai RTRW) yang tidak memerlukan ijin lokasi. 3. Pendampingan II: a. Penetapan Badan Pengelola: Rencana Tata Pengelola: Ruang Rinci, Perolehan Tanah, dan Prasarana Primer &Sekunder; b. Penetapan Badan Penyelenggara: Rencana Tata Ruang Penyelenggara: Rinci, Pembangunan Rumah, dan PSD Lingkungan. 4. Pendampingan III: Pelaksanaan Pembangunan Perumahan, PSD, KPR, Dsb. 5. Pendampingan IV: Monitoring dan Evaluasi terhadap pelaksanaan pembangunan Kasiba/Lisiba BS

Program Fasilitasi Penyelenggaraan Kasiba Dan Lisiba BSDengan memperhatikan urutan penyelenggaraan Kasiba Dan Lisiba BS, dan perkiraan kebutuhan riil perumahan dan permukiman baru skala besar, prioritas diberikan kepada: 1. 2. 3. 4. Kota Metropolitan. Kota Besar Cepat Tumbuh, Pusat-pusat pertumbuhan Ibukota Kabupaten/Propinsi Baru (pemekaran).

Evaluasi Penyelenggaraan Kasiba & Lisiba BS(Progres s/d Tahun 2004)

1. PP Nomor 80 Tahun 1999 tentang Kasiba dan Lisiba BS baru diterbitkan pada kondisi perekonomian yang sedang krisis, sehingga kapasitas supply dan demand rendah dan perlu dorongan pemerintah; 2. Kegiatan sosialisasi yang dilakukan dalam rangka memberikan pemahaman PP Nomor 80/1999 dimulai sejak Tahun 2000 hingga Tahun 2003 telah terselenggara di 43 kota/kabupaten;

Evaluasi Penyelenggaraan Kasiba & Lisiba BS (Lanjutan)(Progres s/d Tahun 2004) 3. Untuk Kabupaten/Kota yang telah dilakukan sosialisasi ditindaklanjuti dengan kegiatan bantuan teknis yang tujuannya melakukan pendampingan kepada pemerintah daerah dalam rangka penetapan lokasi Kasiba dan Lisiba BS oleh Kepala Daerah; 4. Penetapan lokasi Kasiba/Lisiba BS dengan SK Bupati telah terlaksana sebanyak 57 Kab/Kota dan sebagian besar dalam proses persetujuan DPRD yang bersangkutan.

Evaluasi Penyelenggaraan Kasiba & Lisiba BS(Progres s/d Tahun 2004 - Lanjutan) 5. Bantuan teknis telah dilakukan kepada 29 Kab/ kota; 6. Lokasi-lokasi yang selama ini disebut sebagai Kasiba dan Lisiba BS adalah seperti Martubung (Medan), Kubang (Riau), Jatisele (Mataram), Talang Kelapa (Palembang) dan Kota Kerabatan Maja (Lebak-Banten), dan lain-lain, tetapi secara de jure dan de facto baru lokasi Kasiba Driyorejo-Gresik; 7. Sampai saat ini pemberian bantuan teknis masih terbatas yang masih pada proses penetapan lokasi (Pendampingan I); 8. Pedoman, Petunjuk Pelaksanaan, dan Petunjuk Teknis telah disusun dan saat ini sedang dalam proses konsultasi publik dan legislasi;

Permasalahan Dalam Penyelenggaraan Kasiba & Lisiba BS1. Belum selesainya peraturan dan petunjuk pelaksanaan/ petunjuk teknis pelaksanaan Kasiba dan Lisiba BS; 2. Masih terbatasnya sosialisasi pelembagaan dan bantuan teknis/pendampingan dalam penetapan lokasi; 3. Masih terbatasnya dukungan dalam pencadangan tanah untuk Kasiba dan Lisiba BS; 4. Terdapat banyak lahan dengan status HGB/HPL yang belum dibangun untuk perumahan;

Permasalahan Dalam Penyelenggaraan Kasiba & Lisiba BS(Lanjutan)

5. Masih terbatasnya kemampuan penyediaan prasarana (Pusat & Daerah) dalam pengembangan Kasiba dan Lisiba BS;6. Koordinasi dengan instansi pendukung seperti PLN, PDAM, BPN, dan Dinas Perhubungan yang masih belum dapat berjalan dengan baik; 7. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) belum mengakomodasi lokasi Kasiba/ Lisiba BS.

Strategi Pengembangan Kawasan Permukiman Skala Besar(Jangka Pendek)

Mendorong revitalisasi pengembangan perumahan dan permukiman skala besar, dengan kegiatan: 1. Inventarisasi dan Evaluasi Penyelenggaraan Kasiba/Lisiba; 2. Penyelesaian dan konsultasi Publik Peraturan dan Pedoman Penyelenggaraan Kasiba/Lisiba; 3. Bantuan Teknis/pendampingan dalam penyelenggaraan Kasiba/Lisiba; 4. Mendorong percepatan dalam penetapan lokasi Kasiba/Lisiba; 5. Mendorong upaya pencadangan/pendayagunaan tanah untuk Kasiba/Lisiba dan percepatan sertifikasi tanah; 6. Memberikan dukungan penyediaan prasarana dan sarana baik yang bersumber dari pusat maupun daerah.

Strategi Pengembangan Kawasan Permukiman Skala Besar(Jangka Menengah)

Meningkatkan penyelenggaraan Kasiba/Lisiba dengan kegiatan;dengan kegiatan: 1. Meningkatkan upaya optimalisasi kawasan terbangun melalui peremajaan kawasan dengan pendekatan Kasiba/Lisiba dan pembangunan Rusun; 2. Pemberian insentif dan disinsentif dalam penyelenggaraan Kasiba/lisiba; 3. Meningkatkan dukungan prasarana kawasan permukiman; 4. Meningkatkan peluang swasta dalam penyelenggaraan Kasiba/Lisiba; 5. Mendukung penyelenggaraan Kasiba/Lisiba pada kawasan khusus (kawasan perbatasan dan kawasan pertumbuhan ekonomi).

Strategi Pengembangan Kawasan Permukiman Skala Besar (lanjutan)(Jangka Menengah)

6. Penetapan lokasi Kasiba/Lisiba perlu diawali dengan penyiapan skenario pembangunan perumahan dan permukiman dalam bentuk penyusunan RP4D (Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Permukiman di Daerah). 7. Identifikasi ketersediaan lahan (termasuk lahan dengan status HGB dan HPL yang belum dimanfaatkan) dan pendayagunaan lahan-lahan potensial untuk mendukung penyelenggaraan Kasiba/Lisiba berdasarkan informasi RTRW, status tanah, faktor harga tanah, faktor fisik tanah (kelerengan lahan, tingkat kerawanan terhadap bencana, keterkaitan sebagai daerah resapan air, keterkaitan sebagai lahan irigasi teknis); dan faktor prasarana kawasan.

CATATAN PENUTUP1. Dengan semakin meningkatnya kebutuhan perumahan dan penataan permukiman yang lebih layak huni khususnya pada daerah perkotaan, maka penerapan pembangunan kawasan permukiman skala besar sudah merupakan kebutuhan yang sangat mendesak. mendesak. 2. Pemenuhan kebutuhan permukiman perlu diwujudkan melalui pembangunan kawasan permukiman skala besar yang terencana secara menyeluruh dan terpadu dengan pelaksanaan bertahap. bertahap. 3. Untuk mendukung upaya tersebut salah langkah penting adalah penyelesaian RTRW, penyusunan dan RTRW, pengelolaan dan RP4D sebagai acuan bersama dalam rangka pembangunan dan pengembangan perumahan dan permukiman di daerah.

CATATAN PENUTUP (lanjutan)4. Mendorong upaya pencadangan lahan dan pendayagunaan lahan status HGB/HPL yang belum dimanfaatkan untuk perumahan. 5. Pengembangan kASIBA LISIBA bukan saja upaya pengelolaan dan penyediaan lahan (Land is Comodity) (Land Comodity) tapi juga upaya pengendalian pendayagunaan lahan Land is Social Economic Development (kepentingan untuk penyediaan rumah bagi MBR) 6. Peningkatan dukungan stakeholders baik dari kalangan pemerintah, dunia usaha dan asosiasi termasuk REI, Apersi, dan masyarakat dalam mendorong pengembangan kawasan permukiman skala besar; 7. Mengembangkan kemitraan antar pelaku pembangunan dalam mempercepat pencapaian sasaran pengembangan kawasan permukiman skala besar.

Home

RP4D

END

RP4DRencana Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Permukiman Di Daerah

Back to menu Home

Next

Pedoman Penyusunan RP4D1. Legalisasinya berdasarkan Keputusan Menteri Negara Perumahan dan Permukiman Nomor 09/KPTS/M/IX/1999 Tentang Pedoman Penyusunan RP4D; 2. Pedoman tersebut merupakan acuan kerja bagi Pemerintah daerah dalam menyusun Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Permukiman di daerah.Back to menu Next

Kedudukan RP4D Dalam Pembangunan Perumahan Dan Permukiman Di Daerah1. Pada tingkat Kabupaten/Kota merupakan acuan untuk mengatur penyelenggaraan pembangunan perumahan dan permukiman secara teratur, terencana, dan terorganisasi; 2. Pada tingkat Propinsi merupakan acuan untuk mengatur dan mengkoordinasikan pembangunan perkim khususnya yang menyangkut dua atau lebih kabupaten/kota yang berbatasan; 3. Pada tingkat Pusat merupakan masukan daerah dalam penyempurnaan kebijakan, strategi, dan program nasional di bidang pembangunan perumahan dan permukiman.Back to menu Next

Pengertian Pokok RP4D Dalam Konteks Perencanaan1. Merupakan skenario pembangunan perumahan dan permukiman di daerah (Propinsi, Kabupaten, dan Kota); 2. Acuan/ payung bagi seluruh pelaku Acuan/ pembangunan perumahan dan permukiman di daerah; 3. Merefleksikan akomodasi terhadap aspirasi masyarakat dalam pembangunan perumahan dan permukiman.Back to menu Next

Pengertian Pokok RP4D Dalam Konteks Penataan RuangMerupakan penjabaran RTRW di sektor perumahan dan permukiman berupa alokasi ruang bagi perumahan dan permukiman yang mencakup gambaran tentang: a. Kondisi dan permasalahan; b. Kebijakan perkim di daerah; c. Kebutuhan perumahan, program dan sasaran pembangunan (Pengemb. Baru, revitalisasi, peningk. Kualitas); d. Arahan Lokasi perkim skala besar, kawasan khusus, skala kecil; e. Arahan pemberdayaan masyarakat; f. Arahan lingkungan dan daftar kawasan terlarang; g. Arahan dukungan prasarana dan sarana kawasan.Back to menu Next

Tujuan RP4DMewujudkan pembangunan perumahan dan Permukiman yang terselenggara: 1. Dalam kerangka penataan ruang wilayah; 2. Secara terorganisasi, tertib dan terorganisasi, terencana; terencana; 3. Hasil pembangunan yang berhasil guna dan berdaya guna; guna; 4. Sesuai dengan peraturan perundangan. perundangan.Back to menu Next

Permasalahan Pembangunan Perumahan dan Permukiman Di Daerah1. Banyaknya pihak dan kepentingan yang terlibat; 2. Adanya penguasaan lahan dalam skala besar yang tidak jelas pengaturannya; 3. Tidak adanya skenario pembangunan perumahan dan permukiman yang dapat diacu oleh para pihak yang berkepentingan; 4. Kurang tersedianya hunian yang layak dan terjangkau dalam jumlah yang cukup; 5. Ketidaksiapan pemerintah daerah dalam mengantisipasi permasalahan yang terkait dengan pembangunan perumahan dan permukiman.Back to menu Next

Siapa Yang Memerlukan RP4D ?1. RP4D pada dasarnya diperlukan oleh setiap pemerintah daerah baik propinsi, Kabupaten, maupun kota; 2. Penyusunan RP4D perlu didorong dan diprioritaskan pada daerah yang memiliki karakteristik sbb: kompleks, a. Permasalahan di sektor perkim cukup kompleks, b. Propinsi/Kab/Kota yang cepat berkembang, berkembang, c. Intensitas kawasan perkim yang tidak layak huni cukup tinggi; d. Propinsi/Kab/Kota dengan fungsi strategis, strategis, Metropolitan. e. Kota Besar dan Kota Metropolitan.Back to menu Next

Muatan Pokok RP4D1. Penjabaran kebijakan pembangunan perumahan dan permukiman di daerah; 2. Rincian program, target dan sasaran kegiatan dan program, lokasi dari setiap sektor terkait; 3. Kelembagaan yang mengatur pelaksanaan sampai dengan tingkat desa/kelurahan; 4. Rincian rencana pembiayaan dan sumber dananya; 5. Rincian jadwal pelaksanaan program, kegiatan dan pelakunya (Masyarakat, Badan Usaha, Pemerintah).

Back to menu

Next

HalHal-hal Penting Lainnya Yang Harus Diperhatikan Dalam RP4Dpemantauan, pengawasan, 1. Mekanisme pemantauan, pengawasan, dan pengendalian program dan kegiatan; 2. Mekanisme penyaluran aspirasi para pelaku yang terkait; 3. Mekanisme pemberdayaan masyarakat; 4. Daftar skala prioritas penanganan kawasan perumahan dan permukiman; 5. Daftar kawasan terlarang (negative List) untuk pengembangan kawasan perumanan dan permukiman baru.Back to menu Next

Evaluasi Kinerja Penyusunan RP4DUpaya untuk mendorong penerapan RP4D sebagai instrumen skenario pembangunan perumahan dan permukiman di Daerah telah dilakukan dalam bentuk kegiatan sosialisasi dan bantuan teknis kepada Dinas Teknis terkait di Daerah;

Back to menu

Next

Kendala dan Hambatan Dalam Penyusunan RP4D1. Pemerintah Daerah belum menganggap RP4D sudah saatnya diperlukan; 2. Hambatan dalam proses legislasi di DPRD karena Perda tentang RTRW sudah dianggap cukup sehingga Perda tentang RP4D tidak diperlukan; 3. Dana stimulan dari APBN untuk penyusunan RP4D dianggap terlalu kecil sehingga tidak mencukupi, mencukupi, apalagi untuk Daerah Kabupaten yang jumlah kotanya dianggap cukup banyak; 4. Masih lemahnya kapasitas Dinas Teknis di daerah.Back to menu Next

Usulan Tindak Lanjut Dalam Rangka Penyusunan RP4DUntuk meningkatkan kepedulian Pemda dalam penyusunan RP4D, maka diusulkan beberapa kegiatan sebagai berikut : 1. Revitalisasi, sosialisasi, diseminasi Pedoman Penyusunan RP4D; Revitalisasi, sosialisasi, 2. Peningkatan bantuan teknis penyusunan RP4D di daerah; 3. Agar Pemda mempunyai insentif untuk menyusun RP4D, maka pada setiap usulan bantuan pembangunan perkim yang diajukan oleh Pemda harus didasarkan pada RP4D; 4. Peningkatan kegiatan penelitian dan pengembangan dengan bekerjasama dengan Instansi/ Lembaga terkait termasuk Perguruan Tinggi dalam rangka peningkatan kinerja penyusunan RP4D.Next

Back to menu

Keterpaduan Prasarana Kawasan1. Prasarana kawasan perkim merupakan bagian dari sistem pembentuk struktur kota. 2. Untuk mewujudkan kawasan perkim yang responsif, maka prasarana kawasan perkim harus terintegrasi dengan sistem jaringan prasarana perkotaan dan / atau perdesaan.

Back to menu

Next

Keterpaduan Prasarana Kawasan (lanjutan)3. Hal-hal yang perlu mendapatkan perhatian dalam Halpenyediaan prasarana kawasan antara lain : a. Master plan sistem prasarana jalan / transportasi dan utilitas. b. Peil banjir dan sistem drainase : kesisteman drainase, sumur resapan, retarding basin. basin. c. Kondisi topografi. d. Daya dukung lingkungan.

Back to menu

Next

PENGEMBANGAN KAWASAN KHUSUSDEFINISI DAN JENIS KAWASAN KHUSUSadalah bagian wilayah dalam provinsi dan/atau kabupaten/kota yang ditetapkan oleh Pemerintah (Pusat dan/atau Daerah) untuk menyelenggarakan pembangunan perumahan dan permukiman yang terkait dengan fungsi-fungsi khusus baik untuk fungsikepentingan ekonomi maupun non ekonomi.

Back to menu

Next

PENGEMBANGAN KAWASAN KHUSUS(LANJUTAN)Kawasan dengan fungsi khusus untuk KEPENTINGAN EKONOMI, a.l. Kawasan industri, Kawasan pariwisata, Kawasan pengembangan teknologi tinggi seperti kawasan pengembangan tenaga nuklir, Kawasan peluncuran peluru kendali, Kawasan prasarana komunikasi, telekomunikasi, Kawasan pelabuhan, pelabuhan, Kawasan perdagangan bebas, Kawasan eksploitasi dan konservasi bahan galian strategis.

Back to menu

Next

PENGEMBANGAN KAWASAN KHUSUS(LANJUTAN)Kawasan dengan fungsi khusus adalah untuk KEPENTINGAN NON EKONOMI, a.l. Kawasan cagar budaya, Kawasan taman nasional, Kawasan pangkalan militer, Kawasan penelitian dan pengembangan sumber daya nasional, laboratorium sosial, lembaga pemasyarakatan spesifik, spesifik, Kawasan perbatasan, Pulau kecil, kecil, Kawasan nelayan/pesisir, nelayan/pesisir, Kawasan dampak bencana. bencana.

Back to menu

Next

PENGEMBANGAN KAWASAN KHUSUS(LANJUTAN) TUJUANPengembangan Perumahan dan Permukiman pada Kawasan Khusus Pengembangan Perumahan dan Permukiman pada Kawasan Khusus bertujuan untuk : 1.Memenuhi 1.Memenuhi kebutuhan rumah untuk menunjang kegiatan fungsi khusus pada suatu kawasan sebagai salah satu kebutuhan dasar manusia. manusia. 2.Mewujudkan 2.Mewujudkan perumahan dan permukiman yang layak dalam lingkungan yang sehat, aman, serasi, dan teratur. teratur. 3.Menunjang 3.Menunjang pembangunan di bidang ekonomi dan non ekonomi. ekonomi.

Back to menu

Next

PENGEMBANGAN KAWASAN KHUSUS(LANJUTAN)HalHal-hal yang perlu dilaksanakan dalam Pengembangan Perumahan dan Permukiman pada Kawasan Khusus 1.Penataan 1.Penataan kawasan perumahan dan permukiman pada kawasan khusus termasuk mitigasi bencana; 2.Penyediaan 2.Penyediaan prasarana kawasan perumahan dan permukiman pada kawasan khusus; 3.Penyiapan 3.Penyiapan lahan kawasan perumahan dan permukiman pada kawasan khusus; 4.Pengelolaan 4.Pengelolaan kawasan perumahan dan permukiman pada kawasan khusus; Penyelenggaraan fungsi teknis pembangunan dan pengembangan kawasan perumahan dan permukiman pada kawasan khusus; dan 5.Pengendalian 5.Pengendalian pelaksanaan pengembangan kawasan perumahan dan permukiman pada kawasan khusus.Back to menu Next

KESERASIAN KAWASAN POLA LINGKUNGAN HUNIAN BERIMBANGA. MAKSUD DAN TUJUAN KEBIJAKAN MAKSUDMemberi arah dan pegangan bagi Pemerintah Daerah dalam menyelenggarakan pengendalian dan pengawasan Pembangunan Perkim agar mengikuti ketentuan Pola Lingkungan Hunian Berimbang. Berimbang. Memberi arah dan pegangan kepada Pengembang dalam melaksanakan Pembangunan Perkim dengan mengikuti ketentuan Pola Lingkungan Hunian Berimbang. Berimbang. Memberi arah dan pegangan kepada Bank dalam mengalokasikan dana pemberian KPR. KPR.

Back to menu Next

KESERASIAN KAWASAN POLA LINGKUNGAN HUNIAN BERIMBANGA. MAKSUD DAN TUJUAN KEBIJAKAN (lanjutan) TUJUANAgar ketentuan pembangunan Perkim dengan Lingkungan Hunian Berimbang dapat dilaksanakan dengan baik oleh para pengembang, aparat Pemerintah Daerah dan Bank Penyelenggara KPR. KPR.

Back to menu

Next

KESERASIAN KAWASAN POLA LINGKUNGAN HUNIAN BERIMBANGB. TUJUAN PEMBANGUNAN DENGAN LHB1. 2. Mewujudkan Kawasan dan Lingkungan Perkim yang sehat, aman, serasi dan teratur. teratur. Mewujudkan kawasan dan lingkungan Perkim, terdiri dari Rumah Mewah, Menengah dan Sederhana agar dapat menampung dan tercipta secara serasi berbagai kelompok masyarakat. masyarakat. Mewujudkan rasa kesetiakawanan sosial, rasa kekeluargaan, kebersamaan dan gotong royong antar kelompok masyarakat melalui pelaksanaan subsidi silang dari KTM Rumah Mewah dan Menengah kepada KTM Rumah Sedehana. Sedehana. Lebih menjamin tercapainya target pembangunan Perkim khususnya target pembangunan Rumah Sederhana.Next

3.

4.

Back to menu

KESERASIAN KAWASAN POLA LINGKUNGAN HUNIAN BERIMBANGC. HAL-HAL YANG PERLU DIIMPLEMENTASIKAN: HAL1. Sosialisasi Kebijakan. Kebijakan. 2. Penerapan kebijakan melalui pemberian perijinan. perijinan. 3. Pengawasan dan Pengendalian. Pengendalian. 4. Pemberian insentif bagi Pengembang.

Back to menu

Next

Keterpaduan

Peng. Kaw. khusus

Keserasian Kaw.

Home

END