Suhu

10
Oleh : Mardhika Wulansari (110210152021)

Transcript of Suhu

Page 1: Suhu

Oleh :

Mardhika Wulansari (110210152021)

Page 2: Suhu

SUHU Setiap benda memiliki tingkat panas sendiri

– sendiri. Tingkat panas tersebut akan naik jika dipanaskan dan turun jika didinginkan. Tingkat atau derajat panas tersebut disebut suhu. Benda panas dikatakan bersuhu tinggi dan benda dingin dikatakan bersuhu rendah.

Besar pemuaian atau penyusutan benda sebanding dengan besarnya perubahan suhu yang dialaminya. Perubahan ini disebut sifat termal benda.

Page 3: Suhu

Pengukuran Suhu Terdapat 4 skala termometer

yang banyak digunakan. Keempat skala tersebut adalah Celcius, Reamur, Kelvin dan Fahrenheit.

Diantara keempat skala tersebut dapat dibuat perbandingan sebagai berikut. Panjang perbandingan (interval) skala Celcius (C), Reamur (R), dan Fahrenheit (F) adalah C:R:F=100:80:180

Sehingga C:R:F=5:4:9

Page 4: Suhu

C : R : (F-32) = 5 : 4 : 9 Hubungan antara Celcius dan Reamur adalah

C : R = 5 : 4 maka, Hubungan antara skala Celsius dengan

Fahrenheit adalahC : (F-32) = 5 :9, maka

Hubungan antara skala Reamur dengan Fahrenheit adalahR : (F - 32) = 4 : 9, maka

Hubungan antara Celcius dengan KelvinPanjang skala Celcius dengan Kelvin adalah sama, sehingga perbandingan antara kedua skala tersebut adalah 1 : 1. Sehingga hubungan antara keduanya dapat dirumuskan

C = K – 273 atau K = C + 273

Page 5: Suhu

Jika suatu termometer menggunakan bahan yang sama maka pemuaian yang terjadi juga sama, tetapi karena skala yang digunakan berbeda akibatnya perlu penyesuaian. Dengan sifat pemuaian yang digunakan maka kesetaraan skala termometer dapat dilakukan dengan cara membandingkan. Perbandingan tiap skala akan sama, yaitu :

Page 6: Suhu

Pemuaian zat padat Pemuaian Panjang

Pada zat padat yang berukuran panjang dengan luas penampang kecil, seperti pada kabel dan rel kereta api, dapat diabaikan pemuaian pada luas penampangnya. Pemuaian yang diperhatikan hanya pemuaian pada pertambahan panjangnya. Pertambahan panjang pada zat padat yang dipanaskan relatif kecil sehingga butuh ketelitian untuk mengetahuinya.

Keterangan:

Lo: panjang batang mula-mula (m)L: panjang batang setelah dipanaskan (m)L : selisih panjang batang = Lo-Lα: koefisien muai panjang (l°C)T1 : suhu batang mula-mula (° C)T2 : suhu batang setelah dipanaskan (° C)T : selisih suhu (° C) = T2 – T1 

Page 7: Suhu

Pemuaian Luas  Untuk benda-benda yang berbentuk lempengan plat (dua

dimensi), akan terjadi pemuaian dalam arah panjang dan lebar. Hal ini berarti lempengan tersebut mengalami pertambahan luas atau pemuaian luas. Koefisien muai pada pemuaian luas ini disebut dengan koefisien muai luas yang diberi lambang .

KeteranganAo : luas bidang mula-mula (m2)A : luas bidang setelah dipanaskan (m2): koefisien muai luas (/°C)T : selisih suhu (° C)

Page 8: Suhu

Pemuaian Volume Zat padat yang mempunyai tiga dimensi (panjang, lebar,

dan tinggi), seperti bola dan balok, jika dipanaskan akan mengalami muai volume, yakni bertambahnya panjang, lebar, dan tinggi zat padat tersebut. Karena muai volume merupakan penurunan dari muai panjang, maka muai ruang juga tergantung dari jenis zat. Koefisien pemuaian pada pemuaian volum ini disebut dengan koefisien muai volum atau koefisien muai ruang yang diberi lambang .

V0 : volume benda mula-mula (m3)V : volume benda setelah dipanaskan (m3): koefisien muai ruang (/°C)T : selisih suhu (° C)

Page 9: Suhu

Pemuaian Zat Cair Pada umumnya setiap zat

memuai jika dipanaskan, kecuali air jika dipanaskan dari 0oC sampai 4oC, menyusut. Sifat keanehan air seperti itu disebut anomali air.

Karena pada zat cair hanya mengalami pemuaian volum, maka pada pemuaian zat cair hanya diperoleh persamaan

Page 10: Suhu

Pemuaian Zat Gas

Pemuaian yang terjadi pada gas adalah pemuaian volume. Koefisien muai gas lebih besar daripada koefisien muai cair. Selain itu, pemuaian gas juga lebih rumit. Hal itu disebabkan gas dapat memuai pada dua keadaan, yaitu pada volume tetap dan keadaan tetap.