SUHARDI - Unismuh

81
PELAKSANAAN TUGAS DAN FUNGSI INSPEKTORAT PADA BADAN KEPEGAWAIN DAERAH KABUPATEN ENREKANG Disusun Dan Diajukan Oleh : SUHARDI Nomor Stambuk : 105610464813 ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMUH SOSIAL DAN ILMUH POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2019

Transcript of SUHARDI - Unismuh

Page 1: SUHARDI - Unismuh

PELAKSANAAN TUGAS DAN FUNGSI INSPEKTORAT PADA BADAN

KEPEGAWAIN DAERAH KABUPATEN ENREKANG

Disusun Dan Diajukan Oleh :

SUHARDI

Nomor Stambuk : 105610464813

ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMUH SOSIAL DAN ILMUH POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2019

Page 2: SUHARDI - Unismuh

ii

PELAKSANAAN TUGAS DAN FUNGSI INSPEKTORAT PADA BADAN

KEPEGAWAIN DAERAH KABUPATEN ENREKANG

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Ilmu Administrasi Negara

Disusun Dan Diajukan Oleh :

SUHARDI

Nomor Stambuk : 105610464813

Kepada

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2019

Page 3: SUHARDI - Unismuh
Page 4: SUHARDI - Unismuh
Page 5: SUHARDI - Unismuh
Page 6: SUHARDI - Unismuh

vi

ABSTRAK

SUHARDI. Pelaksanaan Tugas dan Fungsi Insppektorat Pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Enrekang (Dibimbing oleh Abd Kadir Adys dan Adnan Ma'ruf).

Tujuan penulisan penelitian ini yaitu untuk mengetahui Tugas dan Fungsi Inspektorat Pengawasan terhadap kinerja Badan Kepegawaian serta mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi Pelaksanaan Tugas dan Fungsi Inspektorat Pengawasan terhadap kinerja Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Enrekang. Jenis penelitian yang digunakan ialah deskriptif kualitatif Jumlah informan penelitian sebanyak 6 orang. Data diperoleh melalui observasi, wawancara dan dokumentasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pelaksanaan Tugas dan Fungsi Inspektorat Pengawasan dalam meningkatkan kinerja Badan Kepegawain Daerah Kabupaten Enrekang yang terdiri dari Tugas dan Fungsi Inspektorat Pengawasan dan faktor-fator yang mempengaruhi terhadap keinerja Badan Kepegawain Daerah yang indikatornya adalah pengawasan pendahuluan, pengawasan concurrent, pengawasan umpan balik, menetapkan standart, mengukur kinerja dan perbaikan penyimpangan yang belum optimal khususnya dalam pengembangan sumber daya manusia aparatur pemerintahan dan belum terlaksananya program kerja secara menyeluruh.

Kata kunci : Pelaksanaan Tugas dan Fungsi Inspektorat Pengawasan.

Page 7: SUHARDI - Unismuh

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan

rahmat dan hidaya-Nya sehinggah penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Pelaksanaan Tugas Dan Fungsi Inspektorat Pada Badan Kepegawain Daerah

Kabupaten Enrekang”. Skripsi ini merupapkan tugas akhir yang diajukan untuk

memenuhi syarat untuk memperoleh gelar sarjana Ilmuh Administrasi Negara pada

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmuh Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak akan bisa

terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu

pada keempatan ini penulis menyampaikan ungkapan terimah kasih kepada yang

terhormat: Abd. Kadir Adys, SH., M.M yaitu selaku pembimbing I dan juga Adnan

Ma’ruf, S.Sos., M.Si selaku pembimbing II yang senantiasa meluangkan waktunya

untuk memberikan bimbingan dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi ini dapat

diselesaikan. Dr. Ihyani Malik, S.Sos., M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar. Nasrul Haq, S.Sos., M.PA selaku

Ketua Jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Makassar. Serta para Staf Tata Usaha Fakultas Ilmuh

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

Ucapan terimah kasih penulis hanturkan kepada Kepala Kantor BKD

Kabupaten Enrekang dan juga kepada Kepala Kantor Inspektorat Kabupaten

Page 8: SUHARDI - Unismuh

viii

Enrekang serta masyarakat Kabupaten Enrekang yang telah memberikan informasih-

informasi demi terselesainya penelitian dari penulis.

Teristimewa kepada kedua orang tua tercinta tanpa mengurangi rasa sayang

peneliti ucapkan kepada ayahanda Senang dan ibunda Hayani yang senantiasa

memberikan semangat dan bantuan, baik moril maupun materil. Serta saudara-

saudara penulis Nasir, Basir, Kadir, Asdar, Darmiati, Hardiana, Khairul, Irwansya,

Murnawati, dan Haidarwati pemberi dukungan dan doa yang tiada henti.

Demi kesempurnaan skripsi ini, saran dan kritik yang sifatnya membangun

sangat penulis harapkan. Semongah karya skripsi ini bermanfaat dan dapat

memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan.

Makassar, 25 September 2019

Peneliti

Page 9: SUHARDI - Unismuh

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i

HALAMAN PERSERUJUAN SKRIPSI .................................................. ii

HALAMAN PERSETUJUAN.................................................................... iii

PENERIMAAN TIM .................................................................................. iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ...................................... v

ABSTAK ....................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR .................................................................................. vii

DAFTAR ISI ................................................................................................. ix

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN.................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................7

C. Tujuan Penelitian..........................................................................7

D. Manfaat Penelitian........................................................................8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................9

A. Konsep Pengawasan......................................................................9

B. Tugas Pokok Dan Fungsi Inspektorat............................................16

C. Badan Kepegawaian Daerah.........................................................18

D. Kerangka Fikir..............................................................................21

E. Deskrpsi Fokus Penelitian ….......................................................22

BAB III METODE PENELITIAN....................................................25

A. Waktu Dan Lokasi Penelitian..................................................... 25

B. Jenis Dan Tipe Penelitian.............................................................25

C. Jenis Dan Sumber Data............................................................... 26

D. Informan Penelitian...................................................................... 27

E. Teknik Pengumpulan Data........................................................... 28

F. Teknik Analisis Data....................................................................29

Page 10: SUHARDI - Unismuh

x

G. Pengapsahan Data........................................................................ 30

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................32

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian.............................................32

B. Gambaran Umum BKD ................................................................35

C. Gambaran Umum Inspektorat.......................................................37

D. Pelaksanaan Tugas dan Fungsi Inspektorat Pada BKD.................40

BAB V KESIMPULAN.....................................................................61

A. Kesimpulan ..................................................................................61

B. Saran.............................................................................................63

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................64

Page 11: SUHARDI - Unismuh

xi

DAFTAR GAMBAR

Daftar Gambar

1. Gambar 1.1 Kerangka Fikir .......................................................... 22

2. Gambar 1.2 Informan Penelitian .................................................. 27

3. Gambar 1.2 Peta Wilayah Kabupaten Enrekang ....................... 32

Page 12: SUHARDI - Unismuh

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Strategi Pembangunan Indonesia yang diarahkan untuk membangun

Indonesia disegala bidang yang merupakan perwujudan dari amanat yang tertera

jelas dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 terutama dalam pemenuhan

hak dasar rakyat dan penciptaan landasan pembangunan yang kokoh.

Penyelenggaraan pembangunan nasional merupakan suatu proses yang

memerlukan perencanaan dan pelaksanaan yang matang. Salah satu aspek yang

sangat penting dan menunjang adalah kualitas sumber daya manusia suatu

bangsa. Keberhasilan penyelenggaraan pembangunan sangat bergantung pada

kemampuan manusia pelaksananya. Sebab apapun yang dimiliki oleh suatu

bangsa, kekayaan alam, sosial, budaya, dan lain-lain tidak akan berarti bila tidak

di tangani oleh manusia-manusia berkualitas. Baik itu berkualitas dari segi moral

intelektual maupun dari segi mental spiritual. Sumber daya manusia yang

berkualitas adalah yang bisa tetap bertahan dari iklim persaingan yang sangat

ketat dewasa ini.

Kelancaran pembangunan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan

tergantung dari kesempurnaan aparatur pemerintah yang pada pokoknya

tergantung pula pada kesempurnaan pegawai negeri sipil (PNS). Dalam usaha

mencapai tujuan nasional di perlukan adanya PNS sebagai unsur aparatur

pemerintah dan abdi masyarakat yang penuh kesetian dan ketaatan kepada

Page 13: SUHARDI - Unismuh

2

pancasila, UUD 1945, negara dan pemerintah, berdaya guna dan sadar akan

tanggung jawab dalam menyelenggarakan tugasnya.

Guna lebih mengembangkan peran ini, pembangunan aparatur pemerintah

diarahkan untuk meningkatkan kualitas aparatur agar lebih bersikap arief dan

bijaksana serta berdedikasi yang tinggi terhadap pengabdian, sehingga dapat

memberikan pelayanan kepada masyarakat secara optimal sesuai tuntutan

perkembangan zaman yang berlangsung selama ini. Pengawasan pada hakekatnya

merupakan fungsi yang melekat pada seorang leader dalam setiap organisasi,

seiring dengan fungsi dasar manajemen yaitu perencanaan dan pelaksanaan.

Demikian halnya dalam organisasi pemerintah, fungsi pengawasan merupakan

tugas dan tanggungjawab kepala pemerintahan. Salah satu tuntutan masyarakat

untuk menciptakan good governance dalam penyelenggaraan pemerintahan

daerah adalah kiprah institusi pengawas daerah sehingga masyarakat bertanya

dimana dan kemana arah lembaga tersebut.

Perubahan pola pikir pemerintahan daerah (otonomi daerah) di Indonesia dari

pola sentralisasi menjadi desentralisasi membawa konsekuensi logis terhadap

makin besarnya penyerahan wewenang dan semakin pendeknya rentang kendali

pemerintah pusat terhadap pemerintahan daerah. Dengan lahirnya Undang-

Undang No.23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, pemerintah daerah

memiliki kewenangan yang besar untuk mengatur dan mengurus rumah

tangganya sendiri berdasarkan prinsip otonomi. Pengawasan terhadap

penyelenggaraan daerah kemudian dipertegas oleh Peraturan Pemerintah (PP)

No.79 Tahun 2005 pasal 1 Ayat 1 yang menyatakan bahwa “pengawasan atas

Page 14: SUHARDI - Unismuh

3

penyelenggaraan pemerintah daerah adalah proses kegiatan yang ditujukan untuk

menjamin agar pemerintah berjalan secara efesien dan efektif sesuai dengan

rencana dan ketentuan peraturan perundang-undangan”.

Penyelenggaraan pemerintahan yang hampir semuanya dilaksanakan melalui

pusat sudah mulai didistribusikan kepada daerah berdasarkan kewenangan daerah

yang diatur dalam undang-undang, hal ini mengingat volume dan aneka ragam

urusan pemerintahan dan pembangunan yang diselenggarakan di daerah

sedemikian kompleksnya serta memerlukan penyelesain yang cepat dan tepat,

diperlukan adanya pengawasan yang intensif.

Hal ini dimaksudkan guna menjamin terselenggaranya urusan pemerintahan

dan pembangunan dalam kerjasama yang serasi antara pemerintah daerah dengan

pemerintah tingkat atasnya.

Pengawasan erat sekali kaitannya dengan perencanaan, yang artinya harus

ada sesuatu obyek yang diawasi, jadi pengawasan hanya akan berjalan kalau ada

rencana program/kegiatan untuk diawasi. Rencana digunakan sebagai standar

untuk mengawasi, sehingga tanpa rencana hanya sekedar meraba-raba. Apabila

rencana telah ditetapkan dengan tepat dan memulai pengawasannya begitu

rencana dilaksanakan, maka tidak ada hal yang menyimpang.

Pada umumnya pengawasan terdiri dari 3 (tiga) langkah yaitu:

1. menentukan standar

2. mengukur hasil atas dasar standard

3. mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan

Page 15: SUHARDI - Unismuh

4

Standar pengukuran yang dipakai biasanya sudah ditentukan oleh

penanggung jawab program/kegiatan, yang selanjutnya pengawas mengukur hasil-

hasilnya dengan mengacu kepada standar tersebut. Hasil pengukurannya sebagai

dasar untuk apakah pelaksanaan kegiatan telah diselenggarakan secara efisien,

efektif, ekonomis dan tertib aturan. Pengawasan akan sia-sia tanpa tindakan

perbaikan, apabila dalam pengukuran hasil ditemukan keadaan tidak sesuai

standar yang direncanakan, maka pengawas harus menganjurkan tindakan

perbaikan. Mengetahui adanya ketidakberesan, maka pengawas berkewajiban

melaporkannya kepada pihak yang berwenang .

Pelaksanaan pembentukan kualitas aparatur pemerintahan, maka ditunjuklah

inspektorat selaku badan pengasawan internal pemerintah kabupaten/kota, yang

berfungsi untuk mengawasi kinerja pemerintah, pada kegiatan pembangunan,

kegiatan kepegawaian, dan pelayanan pada masyarakat.

Agar tercipta pemerintahan yang baik (Good Governance), dan bersih di

daerah. Pelaksanaan pengawasaan pemerintahan di Kantor Bupati Enrekang,

dalam hal ini tugas dan fungsi inspektorat sebagai salah satu bagiannya sudah

diterapkan sebagai pengawas fungsional. Inspektorat Kabupaten Enrekang

merupakan lembaga pengawas internal pemerintah yang memiliki tupoksi

mengawasi jalannya pemerintahan diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten

Enrekang No. 8 tahun 2008 Tentang susunan organisasi dan tata kerja inspektorat

Kab.Enrekang yang dipertegas dalam Peraturan Bupati tentang tugas pokok dan

fungsi inspektorat Kabupaten Enrekang.

Page 16: SUHARDI - Unismuh

5

Pengawasan diperlukan untuk menjamin terlaksananya pemerintahan yang

bersih dan bertanggung jawab. Peranan pengawasan ialah sebagai media kontrol

aktivitas kepemerintahan agar tidak terjadi penyalahgunaan kewenangan. Fungsi

pengawasan dilakukan dengan memperhatikan pelaksanaan fungsi manajemen

lainnya. Kenyataan belum terlaksananya fungsi pengawasan yang baik di daerah,

sehingga dirasakan membutuhkan kualitas SDM yang tepat serta moralitas dan

integritas yang baik mulai dari pimpinan lembaga sampai dengan kepada aparatur

pembantunya, serta membutuhkan langkah-langkah koordinasi yang tepat dan

komitmen yang tinggi dalam upaya mewujudkan pemerintahan daerah yang

bersih.

Demikian pula halnya dengan pelaksanaan pengawasan pemerintahan di

kantor Bupati Enrekang, dalam hal ini tugas dan fungsi inspektorat sebagai salah

satu bagiannya sudah diterapkan sebagai pengawas fungsional. Kantor inspektorat

Kabupaten Enrekang yang memiliki fungsi dalam melakukan pengawasan kinerja

pemerintahan daerah. Kemudian fungsi lainnya adalah melakukan pengawasan,

pemeriksaan, penilaian dan pengusutan. Sebagai pembantu Bupati dalam

melaksanakan pengawasan tugas-tugas yang bersifat administratif maupun

operasional. Namun permasalahan yang terjadi bahwa pelaksanaan fungsi

pengawasan masih belum efektif karena pelaksanaan pengawasan kinerja

pemerintah selama ini belum sesuai dengan yang telah direncanakan. Hal ini dapat

dilihat dari pelaksanaan pengawasan yang tidak tepat waktu yang disebabkan

adanya kerterlambatan dalam pengumpulan data yang akan digunakan dalam

Page 17: SUHARDI - Unismuh

6

pemeriksanaan, selain itu dalam pemeriksaan masih belum dapat memutuskan

bidang-bidang penyimpangan yang seringkali terjadi penyelewengan.

Rumusan pasal 3 UU No.28 Tahun 1999 Tentang Penyelenggaraan Negara

Yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme, telah secara tegas dan

limitatif diatur prinsip-prinsip kepemerintahan yang baik. Semau prinsip-prinsip

itu harus menjadi pedoman dasar bagi pelaksana pemerintahan dalam

menjalankan tugas-tugas kepegawaian.

Badan Kepegawaian Daerah dituntut untuk melaksanakan pelayanan prima

yang efektif dan efesien, menciptakan aparatur yang beriman dan berkualitas,

serta menyelenggarakan manajemen pemerintahan yang baik dan meningkatkan

sumber daya aparatur yang lebih professional dan sejahtera. Badan Kepegawaian

Daerah Kabupaten Enrekang merupakan lembaga teknis daeah yang membantu

Bupati yang bertugas melaksanakan tugas pemerintahan dibidang manajemen

kepegawaian Kabupaten Enrekang. Berdasarkan hal tersebut aspek-aspek yang

mendukung kinerja BKD haruslah berkualitas dan tepat guna. Salah satu program

Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Enrekang dalam rangka mewujudkan

sumber daya aparatur yang berkualitas dan professional yaitu penyelenggaraan

diklat teknis, fungsional dan kepemimpinan.

Demi mengoptimalkan kinerja tata kelola pemerintahan yang baik khusunya

dalam pelaksanaan pembinaan, diperlukan pula pengawasan yang baik. Bertolak

dari latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, penulis tertarik untuk

Page 18: SUHARDI - Unismuh

7

menghubungkan antara dua instansi yang memiliki peranan penting yakni

Inspektorat Daerah dan Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Enrekang.

Memahami pentingnya pelaksanaan fungsi pengawasan yang diterapkan

terhadap Pegawai Negeri Sipil sebagai aparat pemerintah dan unsur

penyelengaran pemerintahan di Kantor Bupati Enrekang terkhusus pada Badan

Kepegawaian Daerah, maka penulis tertarik untuk memilih judul ; “Pelaksanaan

Tugas Dan Fungsi Inspektorat Pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten

Enrekang”.

B. Rumusan Masalah

Memperhatikan uraian tersebut maka permasalahan yang menjadi fokus

perhatian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi Inspektorat Pengawasan dalam

meningkatkan kinerja Badan Kepegawaian Daerah Kabupeten Enrekang?

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Pelaksanaan Tugas dan Fungsi Inspektorat

Pengawasan dalam meningkatkan kinerja badan Badan Kepegawaian

Daerah Kabupeten Enrekang.

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini di laksanakan dengan tujuan, sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pelaksanaan tugas dan fungsi inspektorat Pengawasan

Kabupaten Enrekang pada badan kepegawaian daerah Kabupeten Enrekang?

2. Untuk mengetahui Faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan tugas dan

fungsi inspektorat Pengawasan terhadap kinerja Badan Kepegawain Daerah

Kabupaten Enrekang

Page 19: SUHARDI - Unismuh

8

D. Manfaat Penelitian

Diharapkan penelitian ini dapat membawa manfaat baik pada tataran teoritis

akademis maupun pada hal praktis yang utamanya adalah efektifitas kinerja

lembaga pengawasan agar bisa menekan tingkat penyimpangan.

1. Manfaat Teoritis Akademis.

Manfaat secara teoritis akademis diharapkan dapat menjadi referensi baru

dalam bidang pengawasan , untuk memperkaya bahan kajian pengawasan.

Selain itu memberikan kesadaran kolektif dan menumbuhkan kesadaran

moral bagi masyarakat mengenai arti pentingnya pengawasan yang perlu

dibangun untuk terjadinya sinergi yang baik antara aparat pengawas formal

pada lingkup pemerintahan dengan stakeholder’s yang punya kepedulian.

2. Manfaat Praktis.

Manfaat praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

pemikiran bagi unit kerja pengawasan, para pimpinan unit kerja pelaksana

dan perencanaan untuk terwujudnya peningkatan akuntabilitas kinerja

pemerintahan dan pembangunan lingkup sub bagian kepegawaian.

Page 20: SUHARDI - Unismuh

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Pengawasan

1. Pengertian Pengawasan

George R. Terry dalam Mukarom (2015), menjelaskan tentang pengawasan yang

intinya adalah memastikan semua kegiatan yang sudah terlaksana, maksudnya ialah

melihat kinerja yang ada dan juga melakukan kegiatan perbaikan terhadap kinerja

sebelumnya dan disesuaikan dengan rencana yang telah susun. Sedangkan Silalahi

(2011), juga mendukung hal tersebut dimana berpendapat bahwa pengawasan

berkaitan dengan fungsi-fungsi managemen lainnya terutama dengan fungsi

perencanaan. Adapun menurut Soekarno dalam Nawawi (2013), bahwa pengawasan

adalah pengendalian atau kontrol yang dimaksudkan untuk mengetahui kesesuaian

kompetensi yang dimiliki oleh seseorang dengan tugas yang diberikan kepadanya dan

mengetahui kesesuaian waktu dengan hasil pekerjaan.

Istilah controlling lebih luas artinya dari pada pengawasan. Akan tetapi, di kalangan

ahli atau sarjana pengertian “controlling” ini disamakan dengan pengawasan. Jadi,

pengawasan termasuk pengendalian. Pengawasan hanya kegiatan mengawasi dan

melaporkan saja hasil kegiatan tersebut. Dari beberapa pengertian pengawasan diatas

dapat ditarik kesimpulan bahwa pengawasan adalah suatu kegiatan yang

dilakukan untuk melihat kinerja dari kegiatan-kegiatan sebelumnya yang

kemudian mengalami perbaikan atau koreksi dari kesalahan-kesalahan

sebelumnya untuk mencapai tujuan dari rencana yang ditentukan sebelumnya.

Page 21: SUHARDI - Unismuh

10

2. Tujuan Pengawasan

Situmorang dan Juhir dalam Mukarom (2015), mengemukakan inti dari tujuan

pengawasan adalah terbentuknya para pegawai yang bersih dan di dukung oleh

system managemen dibantu oleh masyarakat yang membangun dan terkendali

dalam bentuk pengawasan masyarakat (control social) secara objektif atau benar-

benar sesuai kenyataan, sehat serta bersifat akuntabilitas. Berdasarkan pendapat

para ahli tersebut, dapat di ambil kesimpulan bahwa tujuan pengawasan adalah

untuk melihat perbandingan antara implementasi dari rencana serta arahan-arahan

yang diberikan, dalam rangka mengetahui kegagalan, kelemahan yang dapat

dijadikan umpan balik dalam kegiatan-kegiatan dalam memperbaiki hal-hal yang

kurang pada kegiatan-kegiatan yang berlangsung sebelumnya.

3. Bentuk Pengawasan

Mukarom (2015), mengatakan bahwa pengawasan dapat diklasifikasikan

berdasarkan berbagai hal berikut:

a. Pengawasan langsung dan tidak tidak langsung

Pengawasan langsung adalah pengawasan yang dilakukan oleh pimpinan

dengan cara melakukan pengamatan, meneliti, memeriksa, mengecek sendiri secara

langsung di tempat pelaksanaan pengawasan dan mendapatkan laporan pengawasan

di tempat tersebut, adapun pengawasan tidak langsung adalah pengawasan yang

tidak menerima pengawasan secara langsung maksudnya pengawasannya dilakukan

melalui pengamatan data-data laporan dari pelaksana baik laporan lisan maupun

teks tulisan mempelajari pendapat-pendapat masyarakat dan tanpa pengawasan.

Page 22: SUHARDI - Unismuh

11

b. Pengawasan preventif dan represif

Prinsip pengawasan adalah preventif, apabila dihubungkan dengan waktu

pelaksanaan pekerjaan, dapat dibedakan antara pengawasan preventif yaitu

apabila pengesahan Peraturan Daerah (PERDA) atau Keputusan kepada Daerah

tertentu selama belum disahkan, maka pengawasan dilakukan secara preaudit

sebelum pengawasan dimulai, misalnya pengawasan terhadap persiapan-

persiapan program kerja, anggaran, dan Sumber Daya Alam dan Sumber Daya

Manusia yang akan di gunakan. Adapun pengawasan reprensif dapat berbentuk

penangguhan berlaku atau pembatalan yang akan dilakukan sesuai dengan

pertimbangan yang ada. Suatu PERDA atau Keputusan Kepala Daerah yang

sudah berlaku sudah mempunyai kekuatan mengikat dapat ditangguhkan atau

dibatalkan karena bertentangan dengan kepentingan banyak orang atau

peraturan perundangan-undangan yang lebih tinggi tingkatannya dan

pengawasan ini dilakukan melalui post audit dengan pemeriksaan terhadap

pelaksanan di tempat, meminta laporan pelaksanaan, dan sebagainya.

c. Pengawasan internal dan pengawasan eksternal

Pengawasan internal adalah pengawasan yang dilakukan oleh para pihak

dalam pemerintahan yang berwenang. Adapun pengawasan eksternal ialah

pengawasan yang dilakukan oleh pihak diluar pemerintahan atau kebalikan dari

pengasan internal, dikatakan sebagai pengawasan eksternal karena

pengawasannya dilaksanakan pihak dari luar pemerintahan.

Page 23: SUHARDI - Unismuh

12

4. Tipe-Tipe Pengawasan

Fahmi (2013), berpendapat bahwa secara konsep pengawasan tersebut

memiliki banya tipe. Menurut Handoko ada tiga tipe pengawasan adapun

pengawasannya adalah sebagai berikut yaitu:

a. Pengawasan pendahuluan

b. Pengawasan “concurrent” dan

c. Pengawasan umpan balik

Secara lebih dalam Handoko menjelaskan bahwa, pengawasan pendahuluan,

atau sering disebut steering controls, digunakan untuk mengantisipasi

penyimpangan dari tujuan, dan kemungkinan pelaksanaan kegiatan koreksi sebelum

terselesaikanya kegiatan tertentu. Untuk pengawasan “concurrent” Handoko

mengatakan, tipe pengawasan yang harus melihat adanya persetujuan sebagai tahap

awal yang harus terpenuhi terlebih dahulu sebelum pelaksanan kegiatan bisa

menyangkut peralatan yang menjamin ketepatan kegiatan pengawasan. Dan lebih

jauh Handoko mengatakan pengawasan umpan balik, juga dikenal sebagai past

action controls, mengukur hasil dari praktek penyelenggaraan kegiatan sebelumnya.

Schermerhorn dalam Mukarom (2015), mengemukakan bahwa pelaksanaan

pengawasan dapat dibagi dalam empat jenis yaitu sebagai berikut:

a. Pengawasan feedforward (pengawasan umpan di depan) pengawasan ini

dilakukan sebelum kegiatan dimulai bertujuan untuk menjamin kepastian

sasaran, pemberian arahan yang memadai, serta adanya sumber daya yang

dibutuhkan dan memfokuskan pada kualitas sumber daya.

b. Pengawasan concurrent (pengawasan bersamaan) pengawasan ini terfokus pada

kegiatan yang sedang berlangsung, berjalan yang bertujuan untuk memonitoring

Page 24: SUHARDI - Unismuh

13

aktifitas yang sedang berjalan demi terjaminnya segala sesuatu sesuai dengan

rencana dan mengurangi hasil yang tidak diharapkan.

c. Pengawasan feedback, pengawasan yang akan dilakukan setelah aktifitas selesai

dilaksanakan. Dengan tujuan untuk penyediakan informasi yang bermanfaat

untuk meningkatkan kinerja pada masa depan dan memfokuskan pada kualitas

yang akan di dapatkan dengan melakukan pengawasan feedback tersebut.

d. Pengawasan internal-eksternal dapat dikatakan bahwa pengawasan internal

memberikan kesempatan untuk memperbaiki sendiri, sedangkan pengawasan

eksternal melalui supervise dan penggunaan administrasi formal dalam proses

pengawasan.

Berkaitan dengan pengawasan menurut Siagian dalam Murwaningsih (2013),

juga mengemukakan bahwa ada 4 jenis pengawasan di lingkungan pemerintah,

yaitu:

a. Pengawasan melekat artinya setiap pejabat pimpinan, di samping sebagai

perencana yang cekatan, organisator yang handal, dan sebagai penggerak

tangguh, setiap manager pula menjadi pengawas yang efektif karena manager

dapat melakukan pengawasan yang lebih efektif terhadap bawahannya melalui

pengarahan yang diberikan.

b. Pengawasan fungsional yakni pengawasan yang diterapkan oleh aparat

pengawas yang berada dalam suatu instansi tertentu, tetapi dapat pula

dilakukan oleh aparat pengawasan yang berada di luar instansi, meskipun

dalam lingkungan pemerintahan. Atau pengawasan oleh aparat pengawasan

secara fungsional vbaik intern maupun ekstern pemerintah.

Page 25: SUHARDI - Unismuh

14

c. Pengawasan oleh lembaga konstitusional artinya sistem administrasi negara

Indonesia, terdapat dua lembaga konstitusional yang turut melakukan

pengawasan yang bisa dibilang bersifat politis. Dewan Perwakilan Rakyat

(DPR) yang salah satu tugasnya ialah melakukan pengawasan yang sifatnya

politis yaitu tindakan pemerintah yang melaksanakan perintah undang-undang

sesuai dengan ruang lingkup kewengangannya. Melalui berbagai kegiatannya,

dewan ini dalam arti seluas-luasnya juga melakukan pengawasan.

d. Pengawasan sosial artinya partisipasi masyarakat dalam mengawasi jalannya

roda pemerintahan bukan saja dibenarkan, tetapi justru didorong, sudah barang

tentu banyak bentuk partisipasi tersebut. Salah satunya adalah turut mengamati

pelaksanaan kegiatan tugas-tugas umum pemerintahan.

5. Syarat-Syarat Pengawasan

Menurut Simbolon dalam Murwaningsih (2013), adapun syarat-syarat

pengawasan yaitu:

a. Pengawasan harus dihubungkan dengan rencana dan kedudukan seseorang

b. Pengawasan harus objektif

c. Pengawasan harus luwes (fleksibel)

d. Pengawasan harus hemat

e. Pengawasan harus membawa tindakan perbaikan

Pada sumber yang sama adapun prinsip-prinsip pengawasan, antara lain:

1) Dapat mencapai sasaran. Dalam pelaksanaan pengawasan diharapkan

menggunakan prinsip tepat sasaran. Jadi, sebelum pengawasan dilakukan

seharusnya sudah diketahui sasaran-sasaran yang akan diawasi. Apabila sasaran

dapat dikendalikan dengan baik, pengawasan dapat tepat sasaran.

Page 26: SUHARDI - Unismuh

15

2) Fleksibel. Arti fleksibel di sini bukan berarti luwes untuk membuka adanya

penyimpangan, namun fleksibel disini apabila ada keadaan darurat maka

pengawasan dapat dikaji ulang.

3) Dinamis. Arti dinamis disini adalah berkembang ke arah yang baik. Pengawasan

yang dilakukan disamping dapat menemukan hasil dari pengawasan, namun

dapat memberikan solusi terhadap permasalahan-permasalahan yang dihadapi

oleh organisasi.

4) Ekonomis. Dalam pelaksanaan pengawasan, faktor ekonomi juga harus

diperhitungkan.

5) Efisien yaitu adanya perbandingan terbaik antara masukan dan keluaran.

Dalam pelaksanaan pengawasan disarankan dapat memperoleh hasil yang

lebih maksimal sehingga tidak menghambur-hamburkan waktu, tenaga

maupun dana yang telah disediakan.

6) Dapat dimengerti. Kegiatan pengawasan yang dilakukan harus dapat

dimengerti, baik oleh pengawas maupun yang diawasi. Materi -materi yang

menjadi bahan untuk pengawasan harus disepakati sebelumnya sehingga

terjadi kesepahaman tentang materi tersebut

7) Dapat segera melaporkan penyimpangan. Dalam pengawasan dimungkinkan

ditemukan penyimpangan-penyimpangan, baik penyimpangan prosedur

maupun penyimpangan yang jelas-jelas mengarah pada kerugian negara.

Oleh sebabnya itu, pengawas harus segera menjelaskan tentang

penyimpangan-penyimpangan yang ditentukan dan dilaporkan pada pihak

terkait.

Page 27: SUHARDI - Unismuh

16

8) Dapat menjamin diberlakukannya tindakan korektif. Pengawasan tanpa

tindakan korektif adalah tindakan sia-sia. Apabila ditemukan penyimpangan,

dengan segera dapat dilakukan koreksi, apakah pelaporan yang dilakukan ada

kesalahan dalam penulisan atau pengetikan ataukah memang ada

penyimpangan. Adanya tindakan korektif dapat bermanfaat bagi organisasi

agar masa selanjutnya tidak mengulangi kesalahan tersebut.

6. Tahapan-Tahapan Pengawasan (Langkah-Langkah Pengawasan)

Kadarman dalam Mukarom (2015), mengatakan bahwa adapun tahapan-tahapan

pengawasan yaitu sebagai berikut:

a. Menetapkan standar, secara logis hal ini berarti bahwa langkah terdahulu dalam

proses pengawasan adalah menentukan standar.

b. Mengukur kinerja atau mengevaluasi kinerja yang dicapai terhadap standar yang

ditentukan.

c. Memperbaiki penyimpangan. Proses pengawasan tidak sempurna jika tindakan

perbaikan tidak dilakukan terhadap penyimpangan yang terjadi.

B. Tugas Pokok dan Fungsi Inspektorat

Dalam tata aturan pemerintahan kita kenal adanya lembaga Pengawasan

Pembangunan, baik pengawasan Internal maupun Eksternal. Untuk tingkat

kementrian kita kenal adanya Irjen (Inspektoratral Jendral), sebagai pengawas

internal. Sedangkan pengawas eksternal adalah BPK dan BPKP. Sedang di

Pemerintah Provinsi dan Kabupaten pengawasan internal dilakukan oleh Inspektorat

Daerah yang merupakan unsur pengawas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.

Inspektorat Daerah dipimpin oleh Inspektur dan dalam melaksanakan tugasnya

bertanggung jawab langsung kepada Gubernur atau Bupati dan secara teknis

Page 28: SUHARDI - Unismuh

17

administratif mendapat pembinaan dari Sekretaris Daerah, diangkat dan

diberhentikan oleh Gubernur atau Bupati sesuai ketentuan/peraturan perundang-

undangan.

Inspektorat Daerah mempunyai fungsi perencanaan program pengawasan,

perumusan kebijakan dan fasilitasi pengawasan, pemeriksaan, pengusutan,

pengujian dan penilaian tugas pengawasan, pemeriksaan serta pelaksanaan tugas

lain yang diberikan oleh Bupati di bidang pengawasan. Untuk itu Inspektorat

mempunyai tugas antara lain :

1. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan pemerintahan.

2. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan perekonomian.

3. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan kesejahteraan sosial.

4. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan keuangan dan aset.

5. Melaksanakan kegiatan ketatausahaan.

Inspektorat Daerah sebagai Aparat Pengawas Internal PemerintahDaerah

memiliki peran dan posisi yang sangat strategis baik ditinjau dari aspek fungsi-

fungsi manajemen maupun dari segi pencapaian visi dan misi serta program-

program pemerintah. Dari segi fungsi-fungsi dasar manajemen, ia mempunyai

kedudukan yang setara dengan fungsi perencanaan atau fungsi pelaksanaan.

Sedangkan dari segi pencapaian visi, misi dan program-program pemerintah,

Inspektorat daerah menjadi pilar yang bertugas sebagai pengawas sekaligus

pengawal dalam pelaksanaan program yang tertuang dalam Anggaran Pendapatan

dan Belanja Daerah.

Sebagai pengawas internal, Inspektorat Daerah yang bekerja dalam organisasi

pemerintah daerah tugas pokoknya dalam arti yang lain adalah menentukan apakah

Page 29: SUHARDI - Unismuh

18

kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh manajemen puncak (Kepala Daerah)

telah dipatuhi dan berjalan sesuai dengan rencana, menentukan baik atau tidaknya

pemeliharaan terhadap kekayaan daerah, menentukan efisiensi dan efektivitas

prosedur dan kegiatan pemerintah daerah, serta yang tidak kalah pentingnya adalah

menentukan keandalan informasi yang dihasilkan oleh berbagai Unit/Satuan Kerja

sebagai bagian yang integral dalam organisasi Pemerintah Daerah. Dari penjelasan

itu dapat dikatakan bahwa Inspektorat Daerah sebagai pengawas internal memiliki

karakteristik yang spesifik, dan ia memiliki ciri antara lain:

1. Alat dalam organisasi Pemerintah Daerah yang menjalankan fungsi quality

assurance.

2. Pengguna laporan pengawas internal adalah top manajemen (Kepala Daerah)

dalam organisasi Pemerintah Daerah yang bersangkutan.

3. Dalam pelaksanaan tugas seperti halnya pengawas eksternal dapat

menggunakan prosedur pemeriksaan bahkan harus memiliki prosedur yang

jelas.

4. Kegiatan pemeriksaan bersifat pre-audit atau build-in sepanjang proses

kegiatan berlangsung.

5. Fungsi pemeriksaan yang dilakukan lebih banyak bersifat pembinaan dan

dalam praktiknya memberikan saran dan pertimbangan kepada Kepala Daerah,

ia tidak berwenang untuk menghakimi apalagi menindak.

C. Badan Kepegawaian Daerah

Dalam melaksanakan tugas, Biro Kepegawaian menyelenggarakan fungsi:

1. Pelaksanaan penyusunan formasi, pendataan dan pengembangan.

Page 30: SUHARDI - Unismuh

19

2. Pelaksanaan pengurusan administrasi pengadaan, pengangkatan, kenaikan

pangkat, kenaikan gaji, promosi dan mutasi kepegawaian serta usulan

pemberian tanda penghargaan bagi pegawai di wilayah I.

3. Pelaksanaan pengurusan administrasi pengadaan, pengangkatan, kenaikan

pangkat, kenaikan gaji, promosi dan mutasi kepegawaian serta usulan

pemberian tanda penghargaan bagi pegawai di wilayah II.

4. Pelaksanaan administrasi pemberhentian, pensiun pegawai Mahkamah Agung

dan Pengadilan di semua lingkungan Peradilan.

5. Pelaksanaan pengurusan administrasi jabatan fungsional.

Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas melakukan

urusan surat-menyurat, inventaris dan pemeliharaan barang, pengelolaan

administrasi kepegawaian dan menyusun laporan. Uraian tugas dimaksud adalah

sebagai berikut :

1. Menyusun kegiatan kerja yang berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan Sub

Bagian Umum dan Kepegawaian dengan memperhatikan Rencana Strategis dan

Petunjuk Pimpinan.

2. Membagi dan mendistribusikan tugas kepada pemegang Jabatan Fungsional

Umum (JFU) di lingkungan Sub Bagian Umum dan Kepegawaian sesuai

bidang tugasnya.

3. Memberi petunjuk dan bimbingan kepada para pemegang JFU dalam

lingkungan Sub Bagian Umum dan Kepegawaian baik secara lisan maupun

tertulis.

4. Memeriksa dan mengoreksi naskah hasil kerja pemegang JFU di lingkungan

Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

Page 31: SUHARDI - Unismuh

20

5. Membuat konsep usul pengangkatan / pemberhentian Bendaharawan Barang

pada Dinas Kehutanan dan Perkebunan berdasarkan ketentuan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

6. Mengadakan evaluasi dan menilai pelaksanaan tugas JFU di lingkungan Sub

Bagian Umum dan Kepegawaian untuk bahan menetapkan Daftar Penilaian

Pelaksanaan Pekerjaan (DP3).

7. Mengatur penerimaan, pendistribusian dan pengiriman surat-surat / naskah-

naskah dinas.

8. Merencanakan kebutuhan perlengkapan kantor, alat tulis kantor (ATK) dan

menyusun Rencana Tahunan Barang Unit ( RTBU ).

9. Mengatur dan mengurus rumah tangga kehumasan dan protokol serta

perjalanan dinas.

10. Mengatur dan memelihara ketertiban / kebersihan seluruh ruangan dan tata

tertib serta keamanan kantor.

11. Menyusun Daftar Urut Kepangkatan ( DUK ), usul kenaikan pangkat, usul

mutasi dan diklat sesuai kebutuhan di lingkungan Dinas Kehutanan dan

Perkebunan.

12. Mengonsep usul cuti dan kenaikan gaji berkala CPNS / PNS di lingkungan

Dinas Kehutanan dan Perkebunan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

13. Melaporkan pelaksanaan tugas dan kegiatan kepada atasan langsung baik

secara lisan maupun tertulis.

14. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan langsung ataupimpinan sesuai

dengan bidang tugasnya.

Susunan Badan Kepegawaian Daerah terdiri dari :

Page 32: SUHARDI - Unismuh

21

a). Bagian Umum Kepegawaian

b). Bagian Mutasi I

c). Bagian Mutasi II

d). Bagian Pemberhentian dan Pensiun

e). Bagian Administrasi Jabatan fungsional

f). Kelompok Jabatan fungsional.

D. Kerangka Pikir

Peraturan Daerah No. 8 tahun 2008 Tentang peran dan fungsi inspektorat

sebagai pengawas untuk semua urusan program pemerintah daerah dan

kepegawaian yakni Pengawasan dan pemeriksaan atas pelaksanaan kegiatan

administrasi umum, Pengawasan dan pemeriksaan kinerja pelaksanaan tugas pokok

dan fungsi kelembagaan di lingkungan, Pelaporan hasil pengawasan dan

pemeriksaan serta pemberian usulan tindak lanjut temuan pengawasan dan

pemeriksaan, Pemantuan dan evaluasi atas tindak lanjut temuan pengawasan dan

pemeriksaan.

Untuk menilai tingkat efektifitas inspektorat dalam melaksanakan tugasnya

sebagai pengawas internal terhadap Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten

Enrekang maka dapat dilihat dari faktor- faktor yang mempengaruhinya.

Page 33: SUHARDI - Unismuh

22

Bagan Kerangka Pikir

Gambar 1.1 : Kerangka Pikir

E. Fokus Penelitian

Adapun fokus penelitian yang bersumber dari rumusan masalah adalah

Pelaksanaan Tugas dan Fungsi Inspektorat Pada Badan Kepegawain Daerah

Kabupaten Enrekang

F. Deskripsi Fokus Penelitian

Adapun deskripsi fokus dari penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti adalah

sebagai berikut :

1. Pengawasan pendahuluan yang dilakukan ialah penetapan yang dilakukan

sebelum melaksanakan pengawsan dalam hal ini peneliti ingin melihat: sumber

daya manusia yang akan terlibat, partisipasi masyarakat, alat atau bahan yang

Pelaksanaan Tugas dan

Fungsi Inspektorat pada Badan

Kepegawaian Daerah

Kabupaten Enrekang

Deskripsi Fokus Penelitian

1. Pengawasan Pendahuluan

2. Pengawasan Concurrent

3. Pengawasan Umpan Balik

4. Menetapkan Standar

5. Mungukur Kinerja

6. Memperbaiki Kinerja

Efektifitas Pengawasan

Faktor Penghambat dan Faktor Pendukung

Page 34: SUHARDI - Unismuh

23

digunakan para pengawas dalam melaksanakan pengawasan pada kantor

Badan Kepegawaiaan Daerah Kabupaten Enrekang.

2. Pengawasan Concurrent ialah memfokuskan pengasan pada kegiatan yang

berlangsung seperti proses pengasan yang dilakukan secara berkala, proses

pengarahan dan pemantauaan aktivitas. Dimana hal ini dapat dilihat dengan

cara: pelaksanaan perngasan secara berkala dan adanya pemberian pengarahan

yang diberikan oleh para pengawas di kantor BKD Kabupaten Enrekang.

3. Pengawasan umpan balik melihat kekurangan serta kelebihan dari pengawasan

sebelumnya yang ada pada kantor BKD Kabupaten Enrekang. Dalam hal ini

peneliti ingin melihat sejauh mana perbaikan terhadap kegiatan terdahulu

tersebut serta mengukur hasil kinerja para pengawas di kantor BKD Kabupaten

Enrekang.

4. Menetapkan standar adalah membuat perencanaan tentang pelaksanaan

pengawasan yang akan dilaksanakan pada kantor BKD Kabupaten Enrekang.

Dalam hal ini peneliti akan melihat kegiatan pembuatan perencanaan oleh

pengawas serta pelaksanaan dari perencanaan yang telah dibuat oleh pengawas

yang bertugas dikantor BKD Kabupaten Enrekang.

5. Mengukur kinerja ialah memeriksa kembali kegiatan terdahulu. Sebagai

pembanding para pengawas di kantor BKD Kabupaten Enrekang. Dimana

dalah hal ini dilihat dari kegiatan evaluasi kinerja pengawas.

6. Memperbaiki penyimpangan ialah meminimalisir kesalahan dari pelaksanaan

pengawasan dikantor BKD Kabupaten Enrekang dimana peneliti ingin melihat

sejauh mana pelaksanaan pengkoreksian yang disertai dengan perbaikan yang

dilakukan oleh petugas.

Page 35: SUHARDI - Unismuh

24

7. Faktor pendukung dan faktor penghambat pelaksanaan tugas dan fungsi

inspektorat pada badan kepegawaian daerah Kabupaten Enrekang dimana

peneliti ingin mengetahui apa saja foktor-faktor yang mempengaruhi terhadap

kinerja BKD Kabupaten Enrekang.

Page 36: SUHARDI - Unismuh

25

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu Dan Lokasi Penelitian

1. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilakukan pada bulan September 2018 sampai dengan bulan

oktober 2018, peneliti telah melihat seperti apa Pelaksanaan Tugas dan Fungsi

Inspektorat Pada Kepegawaian Derah Kabupaten Enrekang.

2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian telah dilakukan Di kantor Badan Kepegawaian Daerah

Kabupaten Enrekang. Peneliti telah melihat seperti apa Pelaksanaan Tugas dan

Fungsi Inspektorat Pada Kepegawaian Derah Kabupaten Enrekang dan faktor-

faktor yang menghambat dan mendukung Tugas dan Fungsi Inspektorat di Kantor

Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Enrekang.

B. Jenis Dan Tipe Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah tipe penelitian

kualitatif. yaitu untuk menggambarkan kenyataan dari kejadian yang diteliti atau

penelitian yang dilakukan sehingga memudahkan penulis untuk mendapatkan data

yang objektif dalam rangka mengetahui dan memahami seperti apa Pelaksanaan

Tugas dan Fungsi Inspektorat Pada Kepegawaian Derah Kabupaten Enrekang.

Page 37: SUHARDI - Unismuh

26

2. Tipe Penelitian

Peneliti menggunakan tipe fenomenologi yaitu untuk memberikan gambaran

fenomena dan gambaran seperti apa Pelaksanaan Tugas dan Fungsi Inspektorat

Pada Kepegawaian Derah Kabupaten Enrekang.

C. Jenis dan Sumber data

1. Jenis Data

Berdasarkan perolehannya, penulis membagi dua jenis data :

a. Data Primer merupakan data yang diperoleh dari informan dengan teknik

wawancara.

b. Data Sekunder merupakan data yang diperoleh dengan mempelajari

literatur-literatur yang berhubungan dengan objek kajian yang berupa

buku-buku, dokumen-dokumen tertulis, aturan operasional, dan data

yang lainnya.

2. Sumber Data

Sumber data yang digunakan peneliti ada dua diantaranya adalah :

a. Data Primer

Data primer atau data pokok merupakan data yang diperoleh penulis dengan

terjun langsung ke objek penelitian, dalam hal ini melakukan wawancara dan

observasi ke Kantor BKD Kabupaten Enrekang.

b. Data Sekunder

Data skunder adalah data yang diperoleh dari buku-buku, dokumen atau

catatan, tulisan karya ilmiah dari berbagai media, arsip-arsip resmi yang

mendukung kelengkapan data primer. Dalam hal ini data sekunder diperoleh

Page 38: SUHARDI - Unismuh

27

dari data-data yang diambil oleh penulis dari data instansi, yaitu: Data

Laporan Kegiatan Pelaksanaan Tugas dan Fungsi Inspektorat Pada

Kepegawaian Derah Kabupaten Enrekang.

D. Informan Penelitian

Peneliti menggunakan teknik purposive sampling dalam menentukan

informannya. Purposive sampling merupakan penentuan informan tidak

berdasarkan atas strata, kedudukan, pedoman, atau wilayah tetapi didasarkan pada

adanya tujuan dan pertimbangan tertentu yang tetap berhubungan dengan

permasalahan yang diteliti.

Pedoman pada fokus penelitian sehingga peneliti membatasi bidang-bidang

temuan dengan arahan fokus penelitian, fokus penelitian ini sangat penting untuk

dijadikan saran dan mengarahkan jalannya penelitian. Jumlah rincian informan

sebagai berikut:

Tabel 1 Informan Penelitian

No Nama Inisial Jabatan Keterangan

1 Drs. Sukirno, M.Si S Sekertaris Inspektorat 1

2 Budiman. S. Fatah, S.Sos B Kabid, Pengembangan dan Pembinaan

1

3 H. Abdul Fatta, S.Sos AF Sekertaris BKD 1

4 Asrul Lode, ST AL Inspektur Pembantu Wilayah

1

JUMLAH

4

Gambar 1.2 Informan penelitian

Page 39: SUHARDI - Unismuh

28

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang di gunakan peneiliti adalah sebagai berikut:

1. Wawancara

Wawancara dilakukan untuk mengambil data yang akurat dan akuntabel Di

Kantor Kepegawaian Derah Kabupaten Enrekang. Dalam rangka

pengumpulan data pengawasan agar dapat melihat pelaksanaan tugas dan

fungsi inspektorat di Kantor Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten

Enrekang.

2. Observasi

Observasi dalam hal ini dilakukan untuk melihat pelaksanaan tugas dan

fungsi inspektorat dalam mendukung dan mensukseskan kinerja di Kantor

Kepegawaian Daerah Kabupaten Enrekang.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah mengumpulkan data dengan cara mengambil data-data

dari catatan, dokumentasi, administrasi yang sesuai dengan masalah yang

diteliti. Dalam hal ini dokumentasi diperoleh melalui dokumen-dokumen atau

arsip-arsip dari lembaga yang diteliti. Serta Dokumentasi merupakan hal yang

penting dalam membuktikan validitas sebuah data ataupun hasil penelitian

maka dianggap perlu oleh peneliti mengambil dokumentasi pada setiap

kegiatan penelitian yang dilakukan, dokumentasi yang akan diambil yaitu

berbentuk rekaman atau foto.

Page 40: SUHARDI - Unismuh

29

F. Teknik Analisis Data

Keseluruhan data dan bahan hukum yang diperoleh melalui teknik

pengumpulan data, selanjutnya dilakukan proses reduksi data, penyajian data,

kemudian verifikasi data.

1. Reduksi data, data yang didapat di lapangan diketik atau ditulis dengan baik,

terinci serta sistematis setiap selesai mengumpulkan data. Data-data yang

terkumpul semakin bertambah biasanya mencapai sekian banyak lembar.

Oleh sebab itu laporan harus dianalisis sejak dimulai penelitian. Laporan-

laporan itu perlu di reduksi, yakni dengan memilih hal-hal pokok yang sesuai

dengan fokus penelitian kita, kemudian dicari temanya. Data-data yang telah

direduksi memberikan gambaran yang lebih tajam tentang hasil pengamatan

dan mempermudah peneliti untuk mencari jika sewaktu-waktu diperlukan.

Reduksi dapat pula membantu dalam memberikan kode-kode pada aspek

tertentu.

2. Penyajian data, data yang semakin bertumpuk kurang dapat memberikan

gambaran secara menyeluruh. Oleh sebab itu diperlukan display data. Display

data ialah menyajikan data dalam bentuk matriks, network, chart atau grafik

dan sebagainya, dengan demikian peneliti dapat menguasai data dan tidak

terbeban dengan setumpuk data.

3. Penarikan kesimpulan dan verifikasi; dari peneliti berusaha mencari makna

dari data yang diperoleh, dengan maksud untuk mencari pola, model, tema,

hubungan, persamaan, hal-hal yang sering muncul. Jadi dari data yang

didapatkan itu mencoba mengambil kesimpulan. Mula-mula kesimpulan itu

Page 41: SUHARDI - Unismuh

30

kabur, tapi lama kelamaan semakin jelas karena data yang diperoleh semakin

banyak dan mendukung. Verifikasi dapat dilakukan dengan singkat yaitu

dengan cara mengumpulkan data baru.

Laporan penelitian kualitatif dikatakan ilmiah jika persyaratan validitas,

rehabilitas dan objektivitasnya sudah terpenuhi. Oleh sebab itu selama proses

analisis hal-hal tersebut selalu mendapat perhatian.

G. Pengabsahan Data

Keabsahan data dalam penelitian ini diperiksa dengan menggunakan teknik

triangulasi. Dimana triangulasi bermakna silang dengan mengadakan pengecekan

akan kebenaran data yang akan dikumpulkan dari sumber data dengan

menggunakan teknik pengumpulan data yang lain serta pengecekan pada waktu

yang berbeda.

1. Triangulasi Sumber

Penelitian dalam hal ini melakukan triangulasi sumber dengan cara mencari

informasi dari sumber lain atas informasi yang didapatkan dari informasi

sebelumnya.

2. Triangulasi Metode

Untuk menguji akuratnya sebuah data maka peneliti menggunakan triangulasi

metode dengan menggunakan teknik tertentu yang berbeda dengan teknik

yang digunakan sebelumnya.

3. Triangulasi Waktu

Triangulasi waktu berkenaan dengan waktu pengambilan data penelitian.

Waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Data yang dikumpulkan

Page 42: SUHARDI - Unismuh

31

dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat narasumber masih segar,

belum banyak masalah, akan memberikan data yang lebih valid. Triangulasi

dapat juga dilakukan dengan cara mengecek hasil penelitian dari tim peneliti

lain yang diberi tugas melakukan pengumpulan data.

Page 43: SUHARDI - Unismuh

32

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHSAN

A. Gambaran Umum Lokasi Peneliti

Kabupaten Enrekang yang sejak abad XIV dikenal dengan sebutan

Massenrempulu yang berarti “ menyusur gunung” dengan ibu kotanya adalah

Enrekang dan merupakan salah satu kabupaten di provinsi sulawesi selatan yang

mempunyai keunikan tersendiri karena terdiri dari gunung-gunung dan bukit-bukit

yang sambung-menyambung sekitar 85% dari luas wilayahnya. Sebutan Enrekang

berasal dari kata Endeg yang berarti naik atau panjat, dari sinilah asal mula sebutan

ENDEKAN. Masih ada persi lain yang ada dalam pengertian umum sampai

sekarang dan bahkan ada dalam administrasi pemerintah yang lebih di kenal

dengan sebutan ENREKANG. Adapun gambaranKabupaten Enrekang dapat di lihat

dari Peta berikut ini:

Gambar 1.3 : Peta Wilayah Kabupaten Enrekang

Page 44: SUHARDI - Unismuh

33

1. Letak Geografis

Secara gepgrafis Kabupaten Enrekang terletak sekitar ± 240 Km dari Utara

Kota Makassar atau secara geografis terletak antara 3º 14’36” - 3 º 50’0” Lintang

Selatan dengan 119º 40’53” - 120º 6’33” Bujur Timur dengan batas-batas wilayah

sebagai berikut: Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Tana Toraja, Sebelah

Timur berbatasan dengan Kabupaten Luwu, Sebelah Selatan berbatasan dengan

Kabupaten Sidenreng Rappang, Sebelah Barat berbatasan Kabupaten Pinrang.

2. Batas dan Luas Wilayah

Kabupaten Enrekang secara administrasi terdiri dari 12 kecamatan yang

tersebar dalam 112 desa dan 17 kelurahan dan memiliki luas wilayah sekitar

1.786,01 Km2 atau 178.601 Ha. Luas wilayah Kabupaten Enrekang adalah ± 2,86

persen dari wilayah Propinsi Sulawesi Selatan. Dengan pegunungan latimojong

yang mempunyai ketinggian ± 3.000 Meter di atas permukaan laut yang

membentang panjang menjadi pagar pembatas Kabupaten Enrekang dari Utara Ke

Selatan sedangkan di sebelah barat dan Timur terbentang sungai saddang yang

pengendalian airnya menentukan pengairan di wilayah Kabupaten Pinrang dengan

aliran sungai sampai ke Kabupaten Sidenreng Rappang. Kabupaten Enrekang terdiri

dari 12 Wilayah Kecamatan di antaranya Kecamatan Cendana, Kecamatan Maiwa,

Kecamatan Enrekang ,Kecamatan Baraka, kecamatan Buntu Batu, Kecamatan

Malua, Kecamatan Alla, Kecamatan Curio, Kecamatan Masalle, kecamatan Baroko,

Kecamatan Bungin dan Kecamatan Anggeraja. Yang keseluruhannya terdapat

dalam wilayah kecil yang terdiri dari 129 Desa/kelurahan.

Page 45: SUHARDI - Unismuh

34

3. Geomorfologi

Kondisi Topografi Kabupaten Enrekang di tandai dengan bentuk wilayah yang

datar hingga bergunung, daerah yang datar dapat di jumpai di sekitar Kecamatan

Maiwa dan aliran sungai-sungai utama serta dataran di sekitarnya lebih didominasi

oleh daerah berbukit. Kemiringan lereng di wilayah Kabupaten Enrekang

bervariasi dari daerah datar ( 0-2%) hingga yang sangat curam (>40%). Kemiringan

lereng yang paling dominan adalah 15-40% meliputi sebagian besar wilayah

Kabupaten Enrekang. Untuk wilayah dengan kemiringan >40% merupakan wilayah

terkecil.

4. Aspek Kependudukan

Penduduk asli Kabupaten Enrekang terdiri dari suku bugis dengan karakteristik

bahasa yang dapat di bedakan atas 3 bahasa yaitu bahasa Duri, bahasa Maiwa, dan

bahasa Enrekang. Wilayah yang menggunakan karakteristik bahasa Duri adalah

Kecamatan Malua, Curio, Anggeraja, Alla, Baraka, Baroko, Buntu Batu dan

kecamatan Masalle wilayah dengan bahasa Enrekang adalah Kecamatan Enrekang

dan cendana sedangkan yang menggunakan bahasa Maiwa adalah Kecamatan

Maiwa dan Bungin

Jumlah pertumbuhan penduduk di Kabupaten Enrekang sangat bervariatif

setiap tahunnya sekitar jumlah penduduk pada tahun 2017 sebanyak 195,402 jiwa

dengan jumlah laki-laki sebanyak 97.889 dan perempuan sebanyak 97.513 jiwa.

Page 46: SUHARDI - Unismuh

35

B. Gambaran Umum BKD Kabupaten Enrekang

1. Visi dan Misi Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Enrekang

a. Visi

“Terwujudnya Pegawi Negeri Sipil Daerah yang propesional untuk

mencapai Enrekang Maju, Aman dan Sejahtera”

b. Misi

1. Mewujudkan keahlian dan keterampilan aparatur dalam penyelesain tugas

pokok dan fungsinya.

2. Melaksanakan penataan dan pengelolaan sumber daya aparatur sesuai

kompetisi dan kebutuhan daerah.

3. Meningkatkan kedisiplinan kerja aparatur dalam mentaati aturan dan

ketentuan yang berlaku.

4. Menciptakan kualitas pelayanan kepegawain secara cepat, akurat dan tepat

waktu.

2. Tujuan dan Sasaran

a. Tujuan

1. Terwujudnya keahlian dan keterampilan aparatur dalam melaksanakan

pekerjaan.

2. Terlaksananya penataan dan pengelolaan sumber daya aparatur yang

berbasis kompetensi sesuai dengan kebutuhan organisasi.

3. Meningkatkan kedisiplinan kerja aparatur melalui pemberian penghargaan

dan sanksi.

4. Terciptanya kualitas pelayanan kepegawaian yang efektif dan efisien.

Page 47: SUHARDI - Unismuh

36

b. Sasaran

1. Peningkatan keahlian dan keterampilan aparatur melalui pendidikan dan

pelatihan.

2. Pelaksanaan dan pengelolaan sumber daya aparatur melalui penyusunan

formasi dan pola karier pegawai.

3. Peningkatan kedisiplinan dan motivasi kerja aparatur melalui pemberian

hak, penghargaan (Reward) dan sanksi (punisment).

4. Peningkatan kualitas pelayanan kepegawaian melalui penyempurnaan

sistem informasi manajement kepegawaia yang berbasis teknologi.

3. Struktur Organisasi Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Enrekang

Badan Kepegawain Daerah mempunyai struktur organisasi yakni Kepala Badan

membawahi sekretariat dan 4 (empat) bidang yaitu sebagai berikut :

a. Kepala Badan

b. Sekretariat

1. Sub Bagian Perencanaan

2. Sub Bagian Umum dan Kepegawain

3. Sub Bagian Keuangan

c. Bidang Perencanaan dan Pengembangan Pegawai

1. Subid. Perencanaan dan Pengembangan pegawai

2. Subid. Pengembangan dan Promosi Pegawai

d. Bidang Mutasi/Informasi Pegawai

1. Subid. Mutasi Tenaga Administrsi

2. Subid. Mutasi Tenaga Fungsional

Page 48: SUHARDI - Unismuh

37

e. Bidang Kinerja Dan Kesejahteraan Pegawai

1. Subid. Diklat Struktural

2. Subid. Bidang Kesejahteraan Pegawai

f. Bidang Diklat

1. Subid. Diklat Struktural

2. Subid. Diklat Fungsional

C. Gambaran Umum Kantor Inspektorat Kabupaten Enrekang

1. Sejarah Berdirinya Kantor Inspektorat Kabupaten Enrekang

Sejarah singakat berdirinya Inspektorat Kabupaten Enrekang berdiri 54 tahun

yang lalu,dalam perkembanganya Inspektorat telah berubah nama sebanyak 3 kali

dimana pertama kali terbentuk atas nama Inspektorat Kabupaten Enrekang dan pada

tahun 2004 berubah nama sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Enrekang

no.3 pada tahun 2004 menjadi Badan Pengawas Daerah dan perubahan nama yang

tiga kalinya pada tanggal 31 oktober 2008 ditetapkan Peraturan Daerah no.8 tahun

2008 tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat Daerah

Kabupaten Enrekang dan pada saat itu Badan pengawas Daerah berubah kembali

menjadi Inspektorat Kabupaten Enrekang.

2. Visi dan Misi Kantor Inspektorat Kabupaten Enrekang

a. Visi

Mewujudkan Aparatur Pemerintah Kabupaten Enrekang yang Bersih dan

Bebas dari Korupsi Kolusi dan Nepotisme Melalui Pelaksanaan Pengawasan

yang Profesional pada tahun 2013

Page 49: SUHARDI - Unismuh

38

b. Misi

Untuk mencapai visi tersebut Inspektorat Kab. Enrekang merumuskan

beberapa misi sebagai berikut :

1. Meningkatkan kualitas SDM pengawasan yang professional didukung

sarana dan prasarana yang memadai

2. Terjaminnya kemungkinan tindakan koreksi yang cepat dan tepat terhadap

temuan penyimpangan

3. Menumbuhkan motivasi perbaikan, pengurangan dan atau peniadaan

penyimpangan

3. Struktur Organisasi Inspektorat Kabupaten Enrekang

Peraturan Daerah Kabupaten Enrekang Nomor 8 Tahun 2008 tentang

Pembentukan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat Daerah Kabupaten

Enrekang

Inspektorat Kabupaten Enrekang terdiri dari :

1. Kepala Inspektorat (Inspektur).

2. Sekretaris :

a. Sub. Bagian Perencanaan

b. Sub. Bagian Umum dan Kepegawaian

c. Sub. Bagian Keuangan

d. Kelompok Jabatan Fungsional

3. Inspektur Pembantu Bidang Pemerintahan dan Aparatur.

4. Inspektur Pembantu Bidang Pembangunan dan Keuangan.

5. Inspektur Pembantu Bidang Kesejahteraan dan Kemasyara.katan.

Page 50: SUHARDI - Unismuh

39

6. Inspektur Pembantu Bidang Investigasi Pengaduan Masyarakat dan

Penyelesaian Tindak Lanjut.

Dalam melaksanakan tugas inspektorat, para kepala bagian menerapkan prinsip

koordinasi, integrasi dan sinkronisasi secara vertikal dan horisontal. Setiap

pimpinan organisasi dalam lnspektorat, bertanggung-jawab memimpin,

mengkoordinasi bawahannya masing-masing dan memberikan bimbingan serta

petunjuk-petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahannya. Selanjutnya setiap

pimpinan satuan organisasi mengikuti dan mematuhi petunjuk-petunjuk dan

bertanggung jawab kepada atasan masing-masing dan menyampaikan laporan tepat

pada waktunya.

Setiap hasil laporan pemeriksaan serta temuan yang diterima oleh pimpinan

dari bawahan, diolah sebagai bahan dan dasar yang selanjutnya apabila hasil

pemeriksaan terindiksasi sebuah kasus maka dilakukan pengusutan kasus lebih

lanjut yang langsung di ambil alih oleh pimpinan daerah.

Dalam melaksanakan tugasnya, setiap pimpinan regu pemeriksa dibantu oleh

pimpinan organisasi bawahannya masing-masing dengan mengadakan pemeriksaan

berkala. Melalui mekanisme kerja yang demikian, maka akan memperkecil

kemungkinan bagi bawahan untuk melakukan penyelewengan dari bidang tugas

yang diberikan kepadanya. Sebab sistem pengawasan yang diterapkan adalah

pengawasan bertingkat dan berantai.

Berdasarkan Tata Kerja Inspektorat, bagian dan sub bagian di inspektorat

Daerah Kabupaten Enrekang, maka nampaklah bagi kita bahwa inspektorat

merupakan salah satu lembaga pengawasan fungsional yang dimana sebuah bentuk

Page 51: SUHARDI - Unismuh

40

pengawasan yang dilakukan dari luar organisasi agar terjadi sebuah keseimbangan

dalam jalannya pemerintahan Kabupaten Enrekang.

D. Pelaksanaan Tugas dan Fungsi Inspektorat Pada Badan Kepegawaiaan

Daerah Kabupaten Enrekang

1. Pengawasan Pendahuluan

Pengawasan pendahuluan ialah penetapan kegiatan yang dilakukan sebelum

melaksannakan pengawasan dalam hal ini peneliti ingin melihat sumber daya

manusia yang terlibat dalam pelaksanaan pengawasan pada kantor Badan

Kepegawaiaan Daerah.

a. Sumber Daya Manusia Yang Terlibat

Sumber daya manusia yang terlibat dalam hal ini menyangkut semua orang

yang berperan dalam proses pelaksanaan tugas dan fungsi inspektorat pengawasan

yang dillakukan pada kantor BKD Kabupaten Enrekang. Adapun hasil wawancara

yang dilakukan dengan S selaku Sekertaris pada Inspektorat Kabupaten Enrekang

yang mengatakan bahwa:

“yang terlibat dalam pelaksanaan tugas dan fungsi inspektorat pengawasan terdiri dari leembaga resmi Pemerintah seperti BPK, Inspektorat KPK, dan sebagainya itu semua adalah lembga personal terus secar internal itu atasan langsung pejabat ”. (Hasil wawancara dengan S 10 September 2018 Jam 09:00 Wita)

Berdasarkan hasil wawancara diatas maka dapat disimpulkan bahwa dalam

proses pelaksanaan tugas dan fungsi pengawasan melibatkan pihak inspektorat itu

sendiri yang bekerjasama dengan berbagai pihak baik itu dari pihak BPK maupun

KPK.

Hal yang sama juga dikemukakan oleh AL selaku inspektur pembantu wilayah

pada bidang perencanaan yang mengatakan bahwa:

Page 52: SUHARDI - Unismuh

41

“pelaksanaan tugas dan fungsi inspektorat pengawasan yang kami lakukan bukan cuma mengandalkan tenaga dari lembaga kami sendiri akan tetapi juga dibantu oleh pihak lain seperti halnya jika kami ingin melakukan pelaksanaan tugas dan fungsi inspektorat pengawasan pada kantor BKD maka kami akan bekerjasam dengan pihak BKD ”. (Hasil wawancara dengan AL 10 September 2018 jam 11.00 Wita).

Inti dari pernyataan yang diberikan oleh informan di atas ialah dalam proses

pelaksanaan tugas dan fungsi inspektorat pengawasan dari pihak inspektorat tidak

semata dilakukan oleh pihak inspektorat itu sendiri akan tetapi juga dibantu oleh

pihak yang akan diawasi.

Berlanjut dengan pernyataan yang diberikan oleh AF selaku Sekertaris Badan

Kepegawaian Daerah Kabupaten Enrekang yang memberikan informasi sebgai

berikut:

“kalau misalnya kita berbicara tentang sumber daya manusia yang terlibat maka

yang terlibat tentu saja pihak inspektorat itu sendiri dan juga pihak kami sebagai lembaga yang diawasi, karena proses pelakasanaan tugas dan fungsi inspektorat pengawsan yang dilakukan harus mendapatakan persetujuan dari pihak yang akan diawasi”. (Hasil wawancara dengan AF 11 September 2018 Jam 10.00 Wita).

Berdasarkan paparan dari informan diatas maka dapat ditarik kesimpulan

bahwa dari proses pelaksanaan tugas dan fungsi inspektorat pengawasan yang

dilakukan di kantor BKD dilaksanakan oleh pihak inspektorat. Akan tetapi

pengawasn tersebut terlebih dahulu harus mendpakan izin dari pihak BKD selaku

pihak yang akan diawasi.

Tidak jauh berbeda dari penyataan yang diberikan oleh B selaku Kabid.

Pengembangn dan pembinaan pada kantor BKD yang mengemukakan bahwa:

“yang ikut berpartisipasi dalam pelaksanaan tugas dan fungsi inspektorat pengawasan di kantor BKD yaitu pihak inspektorat, KPK, dan juga dari aparat kepolisian, semua pihak inilah yang menjadi pelaku utama yang melaksanakan tugas dan fungsi inspektorat pengawasan di Kantor BKD serta melibatkan orang-orang yang ada di kantor kami”.

Page 53: SUHARDI - Unismuh

42

(Hasil wawancara dengan B 11 September 2018 Jam 10:45 Wita)

Kesimpulan hasil wawancara diatas terkait dengan sumber daya manusia yang

terlibat dalam proses penegasan yang dilakukan oleh pihak inspektorat kepada BKD

melibatkan oknum dari kepolisian serta KPK yang membantu dalam proses

kegiatan pelaksanaan tugas dan fungsi inspektorat pengawasan serta melibatkan

beberapa pihak dari kantor BKD agar dapat member kelancaran dalam proses

kegiatan pelaksanaan tugas dan fungsi inspektorat pengawasan yang akan

dilakukan.

Adapun kesimpulan akhir dari semua hasil wawancara dengan informan pada

indikator pengawasan pendahuluan yang mana sub indikatornya sumber daya

manusia yang terlibat proses pelaksanaan tugas dan fungsi inspektorat pengawasan

yang dilakukan oleh pihak inspektorat Kabupaten Enrekang tentu melibatkan pihak

dari inspektorat itu sendiri dan bekerja sama dengan pihak BPK maupun pihak

KPK. Dan demi kelancaran proses pengawasan melibatkan beberapa pihak dari

BKD.

2. Pengawasan Concurrent

Pengawasan concurrent merupakan penetapan perencanaan terlebih dahulu

sebelum melakukan kegiatan pengawasan sehingga tercapai suatu tujuan kegiatan

pengawasan secara terstruktur. Adapun sub indikator Pengawasan Concurrent yaitu:

Pengawasan secara berkala, dan adanya pengarahan.

a. Pengawasan secara berkala

Hasil wawancara dengan informan S selaku sekertaris inspektorat Kabupaten

Enrekang terkait dengan indikator pengawasan concurrent yang mengatakan

bahwa:

Page 54: SUHARDI - Unismuh

43

“mengenai proses pelaksanaan tugas dan fungsi inspektorat pengawasan yang dilakukan secara berkal atau terus-menerus memang kita lakukan karena dengan adanya pengawasan secara berkala ini dapat mencegah sekaligus memirnimalisir segala bentuk penyimpangan dan juga dapat memberikan suatu masukan tentang kekurangan dari pengawasan-pengawasan yang dilakukan sebelumnya”. (Hasil wawancara dengan S 10 September 2018 Jam 09:04 Wita) Berdasarkan paparan informasi dari informan di atas maka dapat di simpulkan

bahwah dalam proses pelaksanaan tugas dan fungsi inspektorat pengawasan secara

berkala dilakukan oleh pihak yang berwenang karena selain untuk mendapatkan

masukan dan kekurangan yang ada pada pengawasan sebelumnya juga mencegah

terjadinya penyimpangan-penyimpangan dari oknum-oknum yang tidak

bertanggung jawab.

Berlanjut dengan pernyataan yang diberikan oleh AL selaku nggota dari

inspektorat Kabupaten Enrekang yang menyatakan bahwa:

“tentu saja ...pelasksanaan pengawsan secara terus menerus itu sangat penting selain untuk meminimalisir pelanggaran yang akan terjadi juga berguna untuk menimbulkan rasa ketakutan kepada para pemberi layanan untuk melakukan tindakan yang bersifat melanggar aturan karena mereka akan beranggapan bahwa pengawasan selalu ada dari pihak inspektorat”. (hasil wawancara dengan AL 10 September 2018 Jam 11:04 Wita)

Berpatokan dengan informasi yang diberikan oleh informan di atas maka dapat

di tarik kesimpulan bahwa secar tidak langsung pelaksanaan tugas dan fungsi

inspektorat pengawasan yang dilakukan secara berkala dapat menimbulkan efek

jera kepada pihak yang ingin melakukan tindakan pelanggaran.

Tidak jauh berbeda dengan pernyataan yang diberikan oleh AF selaku

sekertaris BKD Kabupaten Enrekang yang mengatakan bahwa:

“yang saya liat mereka selalu datang pada wawaktu terntu, mungkin dalam situasi tersebut mereka telah melakukan pelaksanaan tugas dan fungsi inspektorat pengawasan secara berkala”. (Hasil wawancara dengan AF 11 September 2018 Jam 10:05 Wita)

Page 55: SUHARDI - Unismuh

44

Senada dengan pernyataan yang diberikan oleh B selaku kabid, pengembangan

dan pembinaan BKD Kabupaten Enrekang yang mengatakan bahwa:

“ya.. pihak dari inspektorat selalu melakukan melaksanaan tugas dan fungsi inspektorat pengawasan, bukan hanya pengawasan yang dilakukan di kantor kami namun juga mereka melakukan pelaksanaan tugas dan fungsi inspektorat pengawasan pada instansi-instansi lain seperti pada dinas perhubungan kemarin”. (Hasil wawancara dengan B 11 September 2018 Jam 10:49 Wita)

Kesimpulan kedua jawaban yang diberikan oleh kedua informan diatas

menunjukkan bahwa pengawsan secara berkala telah diterapkan oleh Inspektorat

Kabupaten Enrekang dengan cara terjun langsung ke lokasi yang akan diawasi, serta

tidak berpatokan kepada satu aspek saja melainkan juga melakukan pelaksanaan

tugas dan fungsi inspektorat pengawasan sebagai aspek baik pada pemerintahan

maupun non pemerintah.

Hasil wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti kepada beberapa informan

terkait dengan indikator pengawasan secara terus-menerus maka dapat ditarik

kesimpulan keseluruhan dari jawaban informan bahwa pihak inspektorat telah

melakukan pelaksanaan tugas dan fungsi inspektorat pengawasan secara berkala

dengan cara melakukan patroli secara berkala serta dengan terbuka menerima

laporan pengaduan yang diajukan oleh masyarakat, kegiatan pelaksanaan tugas dan

fungsi inspektorat pengawasan yang dilakukan oleh pihak inspektorat telah

membawa dampak positif bagi Kecamatan Enrekang karena kasus pelanggaran

telah dapat diminimalisir dengan adanya pengawasan oleh pihak Inspektorat.

b. Adanya Pemberian Pengarahan

Hasil wawancara dengan informan S Selaku sekertaris Inspektorat Kabupaten

Enrekang mengatakan bahwa:

Page 56: SUHARDI - Unismuh

45

“ya.. tentu saja ada arahan yang saya berikan khususnya kepada anggota saya

baik itu arahan secara langsung maupun arahan secara tertulis, dan sebelum melaksanakan tugas dan fungsi inspektorat pengawas terlebih dahulu kami disini melakukan rapat guna untuk memberikan arahan tentang apa yang akan dilakukan nantinya dilapangan”. (Hasil wawancara dengan S 10 September 2018 Jam 09:06 Wita).

Kesimpulan hasil wawancara diatas menunjukkan bahwa sebelum

melaksanakan tugas dan fungsi inspektorat maka harus melakukan suatu rapat untuk

memberikan suatu pengarahan kepada tim pengawas tentang apa saja yang harus

dan tidak harus dilakukan pada saat melakukan pengawasan.

Berlanjut dengan pernyataan yang diberikan oleh informan AL selaku anggota

Inspektorat Kabupaten Enrekang yang mengatakan bahwa:

“proses pengarahan yang sering diberikan biasanya berupa catatan dari

Inspektur dapat pula berupa sosialisasi langsung kepada kami”. (Hasil wawancara dengan AL 10 September 2018 Jam 11:06 Wita).

Kesimpulan yang dapat kita tarik dari pernyataan informan diatas menunjukkan

bahwa bentuk pengarahan bersumber dari Inspektur Kabupaten Enrekang dalam

bentuk sosialisai langsung maupun dalam bentuk dokumen tertulis yang ditujukan

kepada para bawahannya.

Berlanjut dengan pernyataan yang diberikan oleh sekertaris Badan

Kepegawaiaan Daerah Kabupaten Enrekang berinisial AF yang memberikan

penjelasan sebagai berikut:

“bentuk pengarahan dari Inspektorat berbentuk sosialisasi tentang dampak yang akan diterima ketika melakukan pelanggaran baik itu pelanggaran kecil atau besar”. (Hasil wawancara dengan AF 11 September 2018 Jam 10:07 Wita)

Kesimpulan dari jawaban diatas adalah pengarahan yang didapatkan oleh pihak

Inspektorat berupa sosialisasi tentang sanksi yang akan didapatkan ketika

Page 57: SUHARDI - Unismuh

46

melakukan pelanggaran baik itu dalam bentuk penyalah gunaan wewenang maupun

pelanggaran dalam proses pelayanan.

Tidak jauh berbeda dengan penjelasan yang diberikan oleh B selaku kabid.

Pengembangan dan pembinaan Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Enrekang

yang mengatakan bahwa:

“dalam hal pengarahan yang diberikan oleh pihak inspektorat itu berbentuk

sosialisasi terhadap para pegawai serta para bawahannya mereka juga sering melakukan pertemuan kepada kami guna untuk membahas masalah pelaksanaan tugas dan fungsi inspektorat pengawasan yang mereka lakukan”. (Hasil wawanjcara dengan B 11 September 2018 Jam 10:51 Wita)

Mengacu dengan pernyataan yang diberikan oleh informan diatas maka dapat

disimpulkan bahawa proses sosialisasi dalam bentuk pertemuan kepada pihak BKD

yang bertujuan untuk mendiskusikan masalah pelaksanaan tugas dan fungsi

inspektorat pengawasan yang akan melakukan sosialisasi terhadap pegawai BKD

mrupakan bentuk pengarahan yang dilakukan.

Adapun kesimpulan keseluran dari semua jawaban yang dikumpulkan peneliti

melalui proses wawancara bebas terhadap informan mengenai pengarahan yang

diberikan dalam proses penyelenggaraan pelaksanaan tugas dan fungsi inspektorat

pengawasan dapat disimpulkan bahwa bentuk pengarahannya dilakukan dalam

bentuk sosialisasi baik kepada masyarakat mapun pegawai pada Kantor Badan

Kepegawaian Daerah Kabupaten Enrekang serta dengan melakukan rutinitas patroli

dan kunjungan langsung kepada lokasi atau kantor yang akan diawasi.

3. Pengawasan Umpan Balik

Pengawasan umpan balik yaitu kegiatan melakukan perbaikan terhadap

kegiatan-kegiatan sebelumya, dengan tujuan mendapatkan informasi yang berguna

untuk meningkatkan kinerja poada masa depan dan menfokuskan pada kualitas hasil

Page 58: SUHARDI - Unismuh

47

yang akan didapatkan. Dalam pengawasan umpan balik mengacuh pada dua

indikator yatitu mengukur hasil dari kegiatan pengawasan sebelumnya, dan

perbaikan terhadap kegiatan terdahulu.

a. Mengukur hasil dari kegiatan pengawasan sebelumnya

Proses pengukuran hasil kegiatan pelaksanaan tugas dan fungsi inpektorat

pengawassan terdahulu berguna untuk mengetahui sejauh mana pencapain tujuan

dari kegiatan-kegiatan yang sebelumnya telah dilakukan sebagai bahan

perbandingan kegiatan yang akan dilakukuan ke depannya.

Adapun hasil wawancara dengan S selaku sekertaris Inspektorat Kabupaten

Enrekang terkait dengan indikator pengukuran hasil pelaksanaan tugas dan fungsi

inspektorat pengawasan sebelumnya memberikan informasi sebagai berikut:

“selalu ada seperti selalu ada kegiatan-kegiatan mengevaluasi pekerjaan-pekerjaan yang telah dilakukan untuk melihat apa-apa saja yang perlu dibenahi dan perlu dilakukan penekanan pada kegiatan pekerjaan yang masih kurang”. (Hasil wawancara dengan S 10 September 2018 Jam 09:08 Wita)

Kesimpulan hasil wawancara di atas menunjukkan bahwa pengukuran hasil

pengawasan sebelumnya dilakukan dengan cara mengevaluasi semua pekerjaan

yang sebelumnya diselesaikan hal ini memungkinkan untuk dapat melihat

kekurangan dari pekerjaan yang dilakukan untuk kemudian diperbaiki agar

kedepannya dapat lebih baik lagi.

Senada dengan informasi yang diberikan oleh AL selaku anggota dari

Inspektorat Kabupaten Enrekang yang mengemukakan bahwa:

“tentu saja hal itu penting untuk dilakukan karena dengan melakukan

pengukuran hasil atas pelaksanaan tugas dan fungsi inspektorat pengawasan yang dilakukan sebelumnya memungkinkan kita untuk dapat bekerja lebih baik lagi karena kita sudah mengetahui apa yang harus dilakukan kedepannya jika menemui sebuah permasalahan dalam pengawasan”. (Hasil wawancara dengan AL 10 September 2018 Jam 11:08 Wita)

Page 59: SUHARDI - Unismuh

48

Keseimpulan dari pemaparan informasi yang diberikan oleh informan diatas

menunjukkan bahwa sangat penting melakukan pengukuran hasil kinerja dalam

proses pelaksanaan tugas dan fungsi inspektorat pengawasan karena dengan adanya

pengukuran hasil tersebut maka akan memudahkan dalam hal perbaikan dan

pemecahan masalah yang dihadapi sebelumnya yang juga akan memberikan

dampak yang bagus bagi pihak Inspektorat itu sendiri.

Tidak jauh berbeda dengan pernyataan yang di berikan oleh AF selaku

Sekertaris Badan Kepegaiwan Daerah Kabupaten Enrekang yang mengatakan

bahwa:

“menurut saya mereka sudah melakukan hal tersebut karena mereka sangat

lihai dalam melakukan pelaksanaan tugas dan fungsi inspektorat pengawasan”. (Hasil wawancara dengan AF 11 September 2018 Jam 10:09 Wita)

Sama halnya dengan informasi yang diberikan oleh B selaku sekertaris dari

Kepala BKD Kabupaten Enrekang yang berbunyi:

“setahu saya kegaitan seperti itu sudah mereka lakukan karena kegiatan itu sangat penting dilakukan bukan cuma pihak Inspektorat sja yang melakukan hal seperti itu akan tetapi kami juga melakukan hal yang demikian karena saya rasa itu bertujuan untuk meningkatan kinerja kedepannya”. (Hasil wawancara dengan B 11 September 2018 Jam 10:53 Wita)

Berangkat dari pemaparan kedua informan diatas maka dapat disimpulkan

bahwa kegiatan pengukuran hasil dari kegiatang yang sebelumnya telah dilakukan

telah diterapakan oleh Inspektorat Kabupaten Enrekang, dengan kelihaian terhadap

kasus yang ditangani menunjukkan bahwa proses evaluasi terhadap kegiatan yang

sebelumnya telah dilakukan telah diterapkannya. Kegiatan pengukuran sangat

penting dilakukan karena dapat memperbaiki tingkat kinerja dari anggota dalam

sebuah instansi.

Page 60: SUHARDI - Unismuh

49

Kesimpulan akhir dari semua pemaparan jawaban informan diatas

menunjukkan bahwa pengukuran hasil pengawasan telah diterapkan oleh tim

pengawas Inspektorat Kabupaten Enrekang dengan cara mengevaluasi kegiatan-

kegiatan pengawasan yang telah dilakukan sebelumnya dengan melakukan evaluasi

tersebut memungkinkan untuk dapat melihat kekeuarangan dari kegiatan

pelaksanaan tugas dan fungsi inspektorat pengawasan yang dilakukan serta mencari

solusi atas permasalahan-permasalahan yang ada dalam kegiatan paengawsan

sebelumnya. Kegiatan pengukuran sangat penting dilakukan karena dapat

memperbaiki tingkat kinerja dari anggota dalam sebuah instansi. proses pengukuran

hasil pelaksanaan tugas dan fungsi inspektorat pengawasan sebelumnya telah

terlaksana dengan baik dibuktikan dengan berkurangnya pelanggaran-pelanggaran

yang terjadi baik di lingkup pemerintahan maupun dalam lingkup masyarakat.

4. Menetapkan Standar

Menetapkan standar merupakan kegiatan yang perlu dilakukan untuk

memudahkan kita dalam kegiatan pelaksanaan tugas dan fungsi inspektorat

pengawasan yaitu dengan membuat perencanaan terlebih dahulu untuk menjadi

tolak ukur kegiatan pengawasan. Adapun sub indikatornya yaitu membuat

perencanaan dan melaksanakan pengawasan berdasarkan perencanaan.

a. Membuat perencanaan

Sebelum melakukan proses pelaksananaan tugas dan fungsi inspektorat

pengawasan terlebih dahulu harus membuat suatu perencanaan dimana perencanaan

merupakan suatu proses penyususnan strategi-stategi yang akan digunakan untuk

mencapai tujuan secara efektif dan efisien.

Page 61: SUHARDI - Unismuh

50

Hasil wawancara dengan S selaku Sekertaris Inspektorat Kabupaten Enrekang

mengatakan bahwa:

“agar kegiatan pelaksanaan tugas dan fungsi inspektorat pengawasan berjalan dengan baik itu harus mengikuti standar-standar kerja yang telah direncanaka nsebelumnya dengan harapan tujuan yang hendak dicapai dari pengawasan dapat berjalan dengan lancar”. (Hasil wawancara dengan S 10 September 2018 Jam 09:10 Wita)

Kesimpulan dari jawaban informan di atas menunjukkan bahwa adanya

standar-standar kerja yang diterapkan oleh inspektorat Kabupaten Enrekang sebagai

pedoman agar dalam proses pelaksanaan tugas dan fungsi inspektorat pengawasan

dapat berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya.

Sama halnya dengan yang diungkapkan oleh AL selaku anggota Inspektorat

Kabupaten Enrekang yang beranggapan bahwa:

“kita sudah buat program kerja yang kan kita laksanakan, jadi kita berpatokan

saja dengan proker tersebut”. (Hasil wawancara dengan AL 10 September 2018 Jam 11:10 Wita).

Uraian jawaban kedua informan diatas dapat disimpulkan bahwa perencanaan

yang akan dilakukan berdasarkan atau akan disesuaikan dengan program kerja yang

telah disusun sebelumnya. Semua jenis kegiata yang akan dilakukan harus sesuai

dengan program kerja yang telah disepakati terlebih dahulu karena tujuan dari

pelaksanaan tugas dan fungsi inspektorat pengawasan adalah terselenggaranya

semua program yang telah dibuat.

Berlanjut dengan pemaparan informasi yang diberikan oleh AF selaku

Sekertaris BKD Kabupaten Enrekang mengatakan bahwa:

“berbicara masalah perencanaan dalam kegiatan pelaksanaan tugas dan fungsi inspektorat pengawasan saya kira itu sudah terlaksana karena menurut saya suatu program kerja harus diawali dengan suatu perencanaan berangkat dari program yang telah direncanakan maka akan membuahkan suatu sistem kerja

Page 62: SUHARDI - Unismuh

51

yang terstruktur dan saya kira hal yang demikian sudah dilakukan oleh pihak Inspektorat ”. (Hasil wawancara dengan AF 11 September 2018 Jam 10:11 Wita).

Berangkat dari uraian pemaparan jawaban informan diatas maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa kegiatan pelaksanaan tugas dan fungsi inspektorat pengawasan

yang akan dilakukan berpatokan pada prencanaan yang telah disusun sebelumnya.

Proses pencapaian suatu tujuan agar dapat sistematis dalam pencapaiannya maka

harus dilakukan suatu perencanaan yang matang agar dapat mencapai tujuan secar

efektif serta efisien.

Berlanjut dengan pernyataan yang diberikan B selaku kabid. Pengembangn dan

pembinaan BKD Kabupaten Enrekang mengsatakan bahwa:

“mengenai rencana yang akan dilakukan saya rasa sudah terncana sebelumnya

melalui penyampaian tentang akan adanya pengawasan dari pihak Inspektorat seperti kemarin mereka datang dengan maksud untuk melakukan pelaksanaan tugas dan fungsi inspektorat pengawsan terhadap pegawai yang ada di kantor ini”. (hasil wawancara dengan B 11September 2018 Jam 10:55 Wita).

Kesimpulan dari pemaparan jawaban informan diatas ialah inti dari suatu

proses pencapaian tujuan kegiatan dalam hal ini kegiatan pelaksanaan tugas dan

fungsi inspektorat pengawasan berangkat dari suatu penyusunan perencanaan

sebelumnya. Inspektorat dalam melakukan pengawasan pada kantor BKD

Kabupaten Enrekang terlebih dahulu melakukan kunjungan pada kantor BKD

dengan tujuan untuk menginformasikan perihal perencanaan masalah kegiatan

pelaksanaan tugas dan fungsi inspektorat pengawasan yang akan dilakukan.

Adapun kesimpulan yang dapat kita tarik dari keseluruhan jawaban informan di

atas menyangkut membuat perencanaan bahwa adanya standar-standar kerja yang

diterapkan oleh inspektorat Kabupaten Enrekang sebagai pedoman agar dalam

Page 63: SUHARDI - Unismuh

52

proses pelaksanaan tugas dan fungsi inspektorat pengawasan dapat berjalan sesuai

dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya hal ini memungkinkan untuk

dapat melihat kekurangan dari pekerjaan yang dilakukan untuk kemudian diperbaiki

agar kedepannya dapat lebih baik lagi proses pencapaian tujuan kegiatan dalam hal

ini kegiatan pelaksanaan tugas dan fungsi inspektorat pengawasan berangkat dari

suatu penyusunan perencanaan sebelumnya. Inspektorat dalam melakukan

pengawasan pada kantor BKD Kabupaten Enrekang terlebih dahulu melakukan

kunjungan pada kantor BKD dengan tujuan untuk menginformasikan perihal

perencanaan masalah kegiatan pengawasan. Kegiatan akan berjalan secara

sistematis apabila telah disusun suatu perencanaan yang telah disepakati

sebelumnya oleh apara anggota pengawas yang kan bertugas.

5. Mengukur Kinerja

Kegiatan mengukur kinerja sangatlah penting dilakukan karena dengan adanya

kegiatan ini kita bisa melihat hal-hal yang akan dilakukan, karena disinilah kita

menetapkan perencanaan yang akan dilakukan saat melakukan pelaksanaan tugas

dan fungsi inspektorat pengawasan sebagai pedoman untuk terjun ke lapangan.

Berangkat dari penjelasan mengenai indikator pengukuran hasil diatas maka

dilakukan pengumpulan informasi melalui metode wawancara dengan informan

yaitu S selaku Sekertaris inspektorat Kapbupaten Enrekang yang memberikan

penjelasan sebagai berikut:

“pengukuran hasil kinerja kami berupa laporan-laporan. Pelaporan tersebut kami lakukan secara berkala, dan nantinya akan ada lapporan laporan tertulis dari BKD menyangkut tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan dikantor BKD, biasanya akan ada waktu untuk mempresentasikan laporan kegiatan tersebut dan juga rekomendasi yang perlu dilakikan selanjutnya”. (Hasil wawancara dengan S 10 September 2018 Jam 09:06 Wita).

Page 64: SUHARDI - Unismuh

53

Dari jawaban yang diberikan oleh informan diatas maka dapat kita tarik

kesimpulan bahwa pada kantor Inspektorat Kabupaten Enrekang mengenai

indikator mengukur hasil kinerja dilakukan secara berkala baik tertulis maupun

dalam bentuk presentasi biasanya para pegaswai melakukan pertemuan pada hari-

hari tertentu khusus untuk membahas laporan kegiatan yang telah dilaksanakan

pada kantor Inspektorat, kemudian membahas hal-hal yang harus dilakukan dalam

peningkatan kinerja para aparatur yang bertugas di Kantor BKD kemudian

direkomendasikan kepada para aparatur BKD untuk mengimplmentasikan

simpulan dari hasil pengamatan dari Inspektorat Kabupaten Enrekang.

Berlanjut Dengan informasi yang diberikan oleh AL sebagai Anggota dari

inspektorat yang mengatakan bahwa:

“seperti yang kita ketahui bersama hal itu sudah diterapkan karena menurut saya secara tidak langsung kinerja pegawai akan menigkat apabila dilakukan suatu pengukuran hasil kinerja dari para pegawai, kenapa saya berkata demikian karena kesadaran akan tugas masing-masing para pegawai akan lebih terbentuk jika mereka mengetahui bahwa kinerja mereka selalu dipantau”. (Hasil wawancara dengan AL 10 September 2018 Jam 11.08 Wita)

Berangkat dari pemaparan jawaban informan di atas maka dapat di tarik

kesimpulan bahwa dalam hal pengukuran kinerja dilakukan untuk mencapai

peningkatan kuliatan kinerja dari para pegawai pengukuran dilakukan dengan cara

menanamkan kesadaran kepada para pegawai akan tugas dan tanggung jawab yang

diamanatkan kepada mereka, dalam hal ini pengukuran hasil kinerja sangat

berpengaruh terhadap hasil kerja para pegawai pada kantor BKD Kabupaten

Enrekang.

Sama halnya dengan yang diungkapkan oleh informan AF selaku Sekertaris

BKD Kabupaten Enrekang yang mengemukakan bahwa:

Page 65: SUHARDI - Unismuh

54

“dalam hal pengukuran kinerja yang kami lakukan pada kantor kami itu kami

lakukan setiap waktu apalagi kalau kita rasa bahwa kinerja para aparatur pemerintah yang ada di kantor BKD mulai mengendor”. (Hasil wawancara dengan AF 11 September 2018 Jam 10.09 Wita)

Dari penjelasan jawaban informan di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

pengukuran telah dilakukan setiap waktu demi untuk menjada kestabilan kerja

dalam proses peningkatan kinerja para aparatur atau pegawai yang bertugad di BKD

kabupatrn Enrekang.

Wawancara juga dilakukan kepada Kabid. Pengembangan dan pembinaan BKD

Kabupaten Enrekang yang berinisial B yang memberikan infornsi sebagai berikut:

“menurut saya dalam hal ini kegiatan semacam itu harusnya dilakukan secara terus-menerus agar kita dapat mengetahui sejauh mana kinerja para pegawai yang bertugas, dalam hal ini BKD telah menerapkan prosedur seperti itu secara terus-menerus”. (Hasil wawancara dengan B 11 September 2018 Jam 10.52 Wita)

Berdasarkan pemaparan dari jawaban informan diatas maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa penerapan proses pengukuran hasil kinerja sangat penting untuk

dilakukan secara berkelanjutan agar dapat diketahui sejauh mana kemapuan para

pegawai dalam bekerja.

Kesimpulan akhir dari indikator mengukur kinerja dimana sub indikatornya

yaitu mengevaluasi kinerja pegawai diaman evaluasi yang dilakukan dalam bentuk

presentasi, pegaawai melakukan pertemuan pada hari-hari tertentu khusus untuk

membahas laporan kegiatan yang telah dilaksanakan pada kantor Inspektorat,

kemudian membahas hal-hal yang harus dilakukan dalam peningkatan kinerja para

aparatur yang bertugas di Kantor BKD. Pengukuran hasil kinerja dilakukan secara

berkala dalam bentuk penilaian terhadap kinerja dari para aparatur yang bertugas

dan penilaian tersebut dibahas dalam rapat yang dilakukan demi memaksimalkan

Page 66: SUHARDI - Unismuh

55

kinerja dari aparatur yang bertugas kedepanya untuk mencapai peningkatan kuliatas

kinerja dari para pegawai pengukuran dilakukan dengan cara menanamkan

kesadaran kepada para pegawai akan tugas dan tanggung jawab yang diamanatkan

kepada mereka, pengukuran telah dilakukan setiap waktu demi untuk menjaga

kestabilan pegawai yang bertugas di BKD kabupatrn Enrekang.

Penerapan proses pengukuran hasil kinerja sangat penting untuk dilakukan

secara berkelanjutan agar dapat diketahui sejauh mana kemapuan para pegawai

dalam bekerja kinerja yang baik didapatkan dari kegiatan evaluasi yang sering di

lakukan demi terselenggaranya tugas dan kewajiban dari setiap paratur pemerintah

yang bertugas.

6. Memperbaiki penyimpangan

Suatu proses penyimpangan tidak lengkap rasanya apabilah tidak ada kegiatan

perbaikan penyimpangan. Kegiatan memperbaiki penyimpangan maksutnya disni

adalah tindakan perbaikan terhadap koreksi kegiatan pengawasan yang selama ini

berlangsung sehingga tercipta pengawasan yang baik.

Dengan dmikian maka dilakukan suatu pengumpulan data dengan melakukan

wawancara dengan beberapa informan yang dianggap berperan penting dalam

proses pelaksanaan tugas dan fungsi inspektorat pengawasan, informan pertama

berinisial S selaku Sekertaris Inspektorat Kabupaten Enrekang yang mangatakan

bahwa:

“tentu ada,.. itu berupa surat teguran langsung kepada pegawai apabila bekerja tidak mencapai target serta bekerja tidak bekerja sesuai dengan norma atau aturan yang berlaku, malahan jika ada hal yang fatal misalnya penyimpangan yuran diberikan sanksi berat berupa pemenjaraan kepada pelaku”. (Hasil wawancara dengan S 10 September 2018 Jam 09:09 Wita).

Page 67: SUHARDI - Unismuh

56

Dari pemaparan jawaban informan diatas maka dapat disimpulkan bahwa

proses pengkoreksian dilakukan dengan cara memberikan teguran langsung kepada

pihak yang melakukan pelanggaran agar dapat menciptakan suatu sistem kerja yag

teratur serta sesuai dengan standar kerja yang telah di tetapkan sebelumnya. Dari

teguran langsung itulah maka dilakukan suatu perbaikan agar pegawai dapat lebih

masmal lagi dalam melaksanaka tugas yang diamahkan kepada mereka.

Hal yang serupa juga diungkapkan oleh AL selaku anggota inspektorat

Kabupaten Enrekang yang memberikan penjelasan bahwa:

“menurut saya koreksi semacam itu tentu ada seperti ketika ada sesuatu yang

dirasa menyimpang serta tidak sesuai dengan aturan maka akan dilakukan tindakan berupa teguran langsung kepada pihak yang melakukan pelanggaran kemudian disertai dengan tindak lanjut berupa hukuman dan sanksi atas kesalahan yang di perbuat sesuai dengan aturan yang berlaku”. (Hasil wawancara dengan AL 10September 2018 Jam 11:09 Wita).

Dengan demikian maka dapat kita simpulkan bahwa dalam proses memperbaiki

penyimpangan maka dilakukan suatu pengkoreksian terhadap pekerjaan yang telah

dikerjakan para aparatur yang bertugas. Koreksi yang dilakukan berupa teguran

langsung kepada pihak yang melakukan pelanggaran dengan menerapkan hal

demikian maka dapat menjadi suatu proses kerja yang teratur serta bersih dari

pelanggaran.

Berlanjut dengan penjelasan yang diberikan oleh AF selaku Sekertaris BKD

Kabupaten Enrekang yang memberikan informasi sebagai berikut:

“selama ini ada berupa koreksi khususnya dari Lembaga pengawas dalam hal

ini Inspektorat Kabupaten Enrekang seperti memberikan arahan secara langsung dalam proses memperbaiki kinerja dari para pegawai yang ada di kantor kami, saya rasa itu tidak masalah dilakukan karena dengan adanya hal seperti itu maka secara tidak langsung kinerja pegawai yang ada di lembaga ini akan membaik dan menigkat. Hal ini juga menjadi proses perbaikan juga mengenai koreksi yang ada sebelumnya”. (Hasil wawancara dengan AF 11 September 2018 Jam 10:10 Wita).

Page 68: SUHARDI - Unismuh

57

Selanjutnya dilakukan wawancara dengan saudara B selaku Kabid.

Pengembangn dan pembinaan BKD Kabupaten Enrekang yang mengatakan bahwa:

“tentunya ada koreksi-koreksi seperti koreksi atas pekerjaan yang dilakukan ketika ada sesuatu dalam hal yang dikerjakan yang dianggap kurang tepat maka dilakukan suatu koreksi dan saya rasa hal demikian harus memang dilakukan agar dapat tercipta pekerjaan yang sesuai dengan yang semestinya”. (Hasil wawancara dengan B 11 September 2018 Jam 10:54 Wita).

Berdasarkan pendapat kedua nforam diatas maka dapat kita tarik kesimpulan

bahwa Ispektorat Kabupaten Enrekang adalah suatu satuan tugas yang berperan

dalam hal mengawasi. Degan demikian dalam proses pengkoreksian Inspektorat

memimiliki kewenangan, proses yang dilakukan berupa memberikan arahan secara

langsung dalam proses memperbaiki kinerja dari para pegawai yang ada pada

kantor BKD koreksi-koreksi seperti koreksi atas pekerjaan yang dilakukan ketika

ada sesuatu dalam hal yang dikerjakan yang dianggap kurang tepat maka dilakukan

suatu koreksi.

Adapun kesimpulan yang dapat kita tarik dari keseluruhan jawaban informan

menyangkut indikator memperbaiki penyimpangan diman sub indikatornya adalah

tindakan perbaikan terhadap koreksi kegiatan pelaksanaan tugas dan fungsi

inspektorat pengawasan yang mana koreksi-koreksi yang ada berupa teguran-

teguran biasanya dalam bentuk teguran langsung kepada pihak yang melakukan

pelanggaran agar dapat menciptakan suatu sistem kerja yag teratur serta sesuai

dengan standar kerja yang telah di tetapkan sebelumnya.Kemudian dikumpulkan

bersama dengan evaluasi kerja yang telah dilakukan sebelumnya, dengan

mengumpulkan koreksi-koreksi tersebut maka dapat kita mengambil langkah

perbaikan tindakan yang perlu dilakukan untuk mengurangi maupun menghilangkan

koreksi yang ada. Dalam proses pengkoreksian Inspektorat memiliki kewenangan,

Page 69: SUHARDI - Unismuh

58

proses yang dilakukan berupa memberikan arahan secara langsung dalam proses

memperbaiki kinerja dari para pegawai yang ada pada kantor BKD. Dalam proses

perbaikan atas penyimpangan. Dengan adanya kotak saran yang disediakan di

kantor BKD maka dapat memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam

memberikan solusi serta koreksi atas pekerjaan yang dilakukan oleh pegawai yang

bertugas.

E. Faktor-faktor yang mempengaruhi Pelaksanaan Tugas dan Fungsi

Inspektorat Pengawasan pada Badan Kepegawain Daerah Kabupaten

Enrekang

Didalam melakukan aktifitasnya sebagai pengawas fungsional terhadap

penyelenggaraan pemerintah daerah inspektorat Kabupaten Enrekang tidak terlepas

dari faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan tugas dan fungsi inspektorat

pengawasan yang dulakukan terhadap penyelenggaraan pemerintah daerah

Kabupaten Enrekang dalam hal ini pelaksanaan PKPT terhadap kinerja BKD

Kabupaten Enrekang. Faktor-faktor tersebut yakni: faktor internal yaituh jumlah

aparat pengawas, dan faktor eksternal yaitu ketersediaan anggaran dan kelalainan

obejek pemeriksaan. Hal ini dapat dijelaskan sebagain berikut:

a. Faktor internal

Sebagai pelaksanaan tugas dan fungsi inspektorat pengawasan penyelengaraan

pemerintah daerah, Inspektorat Kabupaten Enrekang memiliki tugas mengawasi

serta mengontrol jalannaya pemerintah agar supaya penyelenggaraan pemerintahan

dapat berjalan dengan baik. Untuk bisa mengefektifkan tugas dan fungsi inspektorat

pengawasan tentu tidak lepas dari banyaknya jumlah aparat pengawas.

Page 70: SUHARDI - Unismuh

59

Dalam hubungnnya dengan urain di atas maka hasil wawancara dengan S

selaku Sekertaris Inspektorat menjelaskan bahwa:

“Pelaksanaan tugas dan fungsi inspektorat pengawasan terhadap

penyelenggaraan pemerintah dala hal ini BKD sangan di tunjang oleh jumlah aparatur dalam melakukan pengawasan” (hasil wawancara dengan S 10 september 2018) Kurangnya tenaga pemeriksaan menjadi faktor yang paling berpengaruh dalam

melakuaan pelaksanaan tugas dan fungsi inspektorat pengawasan. Berdasarkan hasil

wawancara dengan AL selaku Inspektur pembantu inspektorat Kabupaten Enrekang

mengatakan bahwa:

“Inspektorat Kabupaten Enrekang saat ini memiliki pegawai sangat sedikit

pada akhir tahun 2018, Inspektorat Kabupaten Enrekang hanya memiliki beberapa pejabat saja” (Hasil wawancara dengan AL 10 september 2018)

b. Faktor Eksternal

Faktor eksternal yang menghambat pelaksanaan tugas dan fungsi inspektorat

pengawasan Kabupaten Enrekang terhadap BKD Kabupaten Enrekang yakni

adanya berupa ketersediaan anggaran yang diberikan serta adanya kelalaian yang

dialkukan oleh objek pemerintahan.

Seperti yang diungkapkan oleh S selaku Sekertaris inspektorat yang

mengatakan bahwa:

“selain faktor internal yang telah saya bahasakan tadi, faktor lainnya yaitu minimnya anggaran yang diberikan dalam melakukan pelaksanaann tugas dan fungsi inspektorat pengawasan ” (Hasil wawancara dengan S 10 september 2018)

Hal serupa serupa juga dikatakan oleh AL selaku inspektu pembantu insektorat

Kabupaten Enrekang mengatakan bahwa:

Page 71: SUHARDI - Unismuh

60

“saat ini kami selalu terkendalah dengan minimnya anggaran yng tersedia sehingga pelaksanaan pengawasan selalu terkendalah terlebih lagi yang periksa adalah BKD” (Hasil wawancara dengan AL 10 september 2018)

Dalam melakukan pemeriksan tentu dibarengi dengan anggaran yang

dibutuhkan dalam melakukan pemeriksan. Namun anggaran yang dibrikan kepada

Inspektorat Kabupaten Enrekang tidak sesuai dengan SKPD yang dipriksa.

Selain ketersediaan anggran yang diberikan, faktor lain yang ditemukan

serimgkali dokumen-dokumen yang dibutuhkan pada saat pemeriksaan itu terlambat

diberikan. Selain itu sebagagian dari pejabat tidak ada dilokasi pada saat

pemeriksaan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan pejabat Inspektorat Kabupaten Enrekang

dan BKD Kabupaten Enrekang pelaksanaan tugas dan fungsi inspektorat

pengawasan telah dilaksanakan tetapi didalam pelaksanaannya belum efektif

dikarenakn adanya faktor-faktor penghambat didalam pengawasan tahuan. Dimana

indikator penilain yang digunakan dalam menilai efektifitas pelaksanaan

pengawasan, penulis menetapkan beberapa indikator yang diambil dari prndapat

yang sebagaimana dikemukakan oleh Sarwato bahwa suatu pelaksanaan

pengawasan yang efektif jika ditunjang oleh ketetapan waktu, obyektif, dan akurat.

Page 72: SUHARDI - Unismuh

61

BAB V

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penilitian yang dibahas pada bab sebelumnya maka dapat kita

tarik kesimpulan sebagai berikut:

a. Pelaksanaan tugas dan fungsi inspektorat Kabupaten Enrekang yang dilaksnakan

oleh Inspektorat Kabupaten Enrekang terhadap kinerja Badan Kepegawain

Daerah Kabupaten Enrekang telah terlaksana sesuai dengan Standar Operasional

Prosedur tetapi dalam pelaksanaannya belum efektif mengacu pada pendapat

yang diberikan oleh Sarwato bahwa suatu pelaksanaan pengawasan yang efektif

jika ditunjang oleh ketetapan waktu, dan akurat. Pelaksanaan tugas dan fungsi

inspektorat pengawas terhadap kinerja Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten

Enrekang telah dilaksanakan pada bulan september 2018 dan rampung pada

bulan september 2018.

Berdasarkan hasil laporan pemeriksaan yang diterbitkan oleh inspektorat

pencapain kinerja Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Enrekang tahu 2018

mendapat opini baik, tetapi belum optimal khususnya dalam pengembangan

Sumber Daya Manusia aparatur pemerintahan. Penilain ini didasarkan pada

realisasi sasaran berdasarkan indicator kinerja dan target.

Page 73: SUHARDI - Unismuh

62

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi Pelaksanaan Tugas dan Fungsi Inspektorat

Pengawasan dalam meningkatkan kinerja Badan Kepegawaian Daerah

Kabupeten Enrekang.

1. Faktor Internal

Sebagai pengawas penyelenggara pemerintahan daerah, Inspektorat

Kabupaten Enrekang memiliki tugas mengawasi serta mengontrol jalannya

pemerintah agar supaya penyelenggaraan pemerintah berjalan dengan baik.

Namun saat melakukan pelaksanaann tugas dan fungsi inspektorat terhadap

kinerja BKD Kabupaten Enrekang khususnya dan seluruh SKPD jumlah aparatur

pengawas yang terlihat langsung dalam pemeriksaan masih sangat kurang dalam

melakukan audit. Selain itu Inspektorat Kabupaten Enrekang hanya memiliki

beberapa pejabat fungsional saja, sementara jika dalam melakukan pelaksanaan

tugas dan fungsi inspektorat pengawasan sebagaian pejabat inspetorat terpaksa

merangkap jabatan sebagai pengawas.

2. Faktor Eksternal

Didalam melakukan pelaksanaan tugas dan fungsi inspektorat pengawasan

tentu dibarengi dengan anggran yang dibutuhkan dalam melakukan pengawasan.

Namun anggaran yang diberikan kepada Inspektorat Kabupaten Enrekang tidak

sesuai dengan jumlah kegiatan akan diperiksa sehingga mengakibatkan objek

pemeriksaan berkurang dari yang direncanakn.

Page 74: SUHARDI - Unismuh

63

B. Saran

Adapun saran yang penulis dapat berikan sesuai dengan temuan dilapangan

adalah sebagai berikut :

1. Dengan adanya Pelaksanaan Tugas dan Fungsi Inspektorat pada Badan

Kepegawaian Daerah Kabupaten Enrekang harus meningkatkan kualitas

pelayanan yang diberikan kepada masyarakat untuk memberikan kepuasan

kepada masyarakat.

2. Kantor Inspektorat dan Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Enrekang

harus lebih bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukan agar kinerja para

pegawai yang bekerja pada kantor tersebut dapat lebih meningkat dan

kualitasya juga meningkat pula.

3. Kepada masyarakat agar lebih aktif dalam memberikan saran pada kotak saran

untuk meningkatkan kinerja para pegawai.

Page 75: SUHARDI - Unismuh

64

DAFTAR PUSTAKA

Amins, Achmad. 2012. Manajemen Kinerja Pemerintahan Daerah. Laksbang Pressindo, Yogyakarta.

Bintang, Susmanto. (2009). Pengawasan Fungsional. Remaja Rosda Karya, Bandung. Penerbit: Mitra Wacana Media.

Departemen Pendidikan Nasional. 2000. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga. Balai Pustaka: Jakarta.

Pahmi, Irham. 2013. Manajement kepemimpinan teori dan aplikasi. Bandung Alfabeta.

Handayaningrat, Soewarno. Pengantar Ilmu Administrasi dan Manajemen. Gunung Agung: Jakarta.

Handoko, T. Hani. 1984. Manajemen Edisi kedua. Balai Penerbit Fakultas Ekonomi Gadjah Mada: Yogyakarta.

Kepurusan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2007, Tentang Pedoman Tata Cara Atas Penyelenggaraan Pemerintah Dearah.

Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2001, Tentang Tata Cara Pengewasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah.

Moleong, Lexy J. 1989. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT. Remaja Rosdakarya: Bandung.

Murwaningsi, Tri. 2013. Perencanaan dan Pengawasa. Surakarta; UPT Penerbitan dan percetakan UNS (UNS Press)

Mukarrom, Zaenal dan Muhidin Wijaya laksana. 2015. Management Pelayanan Publik. Bandung: CV Pustaka Setia.

M. Sitomorang, Victor dan Jusuf Juhir. 1993. Aspek Hukum Pengawasan Melekat. Rineka Cipta: Jakarta.

Natsir, Achmad. 1994. Pokok-Pokok Materi Pengawasan Aparatur Pemerintahan. Ujung Pandang.

Nawawi, Zaidan. 2013. Manajement Pemerintahan. Jakarta: Rajawali Pers.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2007 Tentang Pedoman Teknis Organisasi Dan Tata Kerja Inspektorat Provinsi Kabupaten/Kota.

Page 76: SUHARDI - Unismuh

65

Peraturan Dalam Negeri Nomor 8 Tahun 2009 Tentang Perubahan Atas Peraturan Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2007, Tentang Pedoman Tata Cara Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2007, Tentang Organisasi Perangkat Daerah.

Reksohadiprodjo, Sukanto. 2008. Dasar-Dasar manajemen, Edisi Keenam Cetakan kelima. Penerbit: BPFE Yogyakarta.

Sarwoto. 2010. Dasar-Dasar Organisasi Manajemen, Cetakan Keenambelas. Penerbit: Ghalia Indonesia, Jakarta.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kualitatif, Kualitatif Dan R&D. Alfabeta: Bandung.

Silalahi, Ulbert. 2011. Studi Tentang Ilmuh Administrasi Konsep, Teori, dan Dimensi. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Sule Eni Trisnawati, dan Kurniawan Saefullah. 2005. Pengantar Manajemen, Edisi Pertama, Cetakan Pertama, Penerbit: Prenada media, Jakarta.

Sujamto. 1987. Aspek-Aspek Pengawasan Di Indonesia. Cetakan Pertama. Sinar Grafika: Jakarta.

Terry, R, George dan Leslie W, Rue. 2010. Dasar-Dasar Manajemen, Edisi Bahasa Indonesia, Cetakan Ketigabelas. Penerbit: Bumi Aksara, Jakarta.

Page 77: SUHARDI - Unismuh

RIWAYAT HIDUP

SUHARDI. Di lahirkan di Dusun Liba Desa Parombean

pada tanggal 24 Desember 1995, dari buah cintah kasih

sayang pasangan dari Ayahanda Senang dan Ibunda

Hayani. Penulis masuk Sekolah Dasar Kecil Liba pada

tahun 2002 dan tamat pada tahun 2008, kemudian

melanjutkan pendidikan di SMPN 3 Anggeraja dan tamat

pada tahun 2010, setelah lulus penulis melajutkan pendidikan di SMK

Penerbangan Hasanuddun Makassar dan tamat pada tahun 2013, Pada tahun yang

sama penulis melanjutkan (S1) Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Muhammadiyah Makassar.

Selain aktif di Akademik, penulis juga aktif di dalam organisasi Himpunan

Mahasiswa Sospol Messerempulu (HISMA).

Pada tahun 2019 penulis berhasil menyelesaikan studinya dengan gelar sarjana

(S1)

Page 78: SUHARDI - Unismuh
Page 79: SUHARDI - Unismuh
Page 80: SUHARDI - Unismuh
Page 81: SUHARDI - Unismuh