SUHARDI - Unismuh
Transcript of SUHARDI - Unismuh
PELAKSANAAN TUGAS DAN FUNGSI INSPEKTORAT PADA BADAN
KEPEGAWAIN DAERAH KABUPATEN ENREKANG
Disusun Dan Diajukan Oleh :
SUHARDI
Nomor Stambuk : 105610464813
ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMUH SOSIAL DAN ILMUH POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2019
ii
PELAKSANAAN TUGAS DAN FUNGSI INSPEKTORAT PADA BADAN
KEPEGAWAIN DAERAH KABUPATEN ENREKANG
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Ilmu Administrasi Negara
Disusun Dan Diajukan Oleh :
SUHARDI
Nomor Stambuk : 105610464813
Kepada
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2019
vi
ABSTRAK
SUHARDI. Pelaksanaan Tugas dan Fungsi Insppektorat Pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Enrekang (Dibimbing oleh Abd Kadir Adys dan Adnan Ma'ruf).
Tujuan penulisan penelitian ini yaitu untuk mengetahui Tugas dan Fungsi Inspektorat Pengawasan terhadap kinerja Badan Kepegawaian serta mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi Pelaksanaan Tugas dan Fungsi Inspektorat Pengawasan terhadap kinerja Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Enrekang. Jenis penelitian yang digunakan ialah deskriptif kualitatif Jumlah informan penelitian sebanyak 6 orang. Data diperoleh melalui observasi, wawancara dan dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pelaksanaan Tugas dan Fungsi Inspektorat Pengawasan dalam meningkatkan kinerja Badan Kepegawain Daerah Kabupaten Enrekang yang terdiri dari Tugas dan Fungsi Inspektorat Pengawasan dan faktor-fator yang mempengaruhi terhadap keinerja Badan Kepegawain Daerah yang indikatornya adalah pengawasan pendahuluan, pengawasan concurrent, pengawasan umpan balik, menetapkan standart, mengukur kinerja dan perbaikan penyimpangan yang belum optimal khususnya dalam pengembangan sumber daya manusia aparatur pemerintahan dan belum terlaksananya program kerja secara menyeluruh.
Kata kunci : Pelaksanaan Tugas dan Fungsi Inspektorat Pengawasan.
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat dan hidaya-Nya sehinggah penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Pelaksanaan Tugas Dan Fungsi Inspektorat Pada Badan Kepegawain Daerah
Kabupaten Enrekang”. Skripsi ini merupapkan tugas akhir yang diajukan untuk
memenuhi syarat untuk memperoleh gelar sarjana Ilmuh Administrasi Negara pada
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmuh Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak akan bisa
terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu
pada keempatan ini penulis menyampaikan ungkapan terimah kasih kepada yang
terhormat: Abd. Kadir Adys, SH., M.M yaitu selaku pembimbing I dan juga Adnan
Ma’ruf, S.Sos., M.Si selaku pembimbing II yang senantiasa meluangkan waktunya
untuk memberikan bimbingan dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan. Dr. Ihyani Malik, S.Sos., M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar. Nasrul Haq, S.Sos., M.PA selaku
Ketua Jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Makassar. Serta para Staf Tata Usaha Fakultas Ilmuh
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.
Ucapan terimah kasih penulis hanturkan kepada Kepala Kantor BKD
Kabupaten Enrekang dan juga kepada Kepala Kantor Inspektorat Kabupaten
viii
Enrekang serta masyarakat Kabupaten Enrekang yang telah memberikan informasih-
informasi demi terselesainya penelitian dari penulis.
Teristimewa kepada kedua orang tua tercinta tanpa mengurangi rasa sayang
peneliti ucapkan kepada ayahanda Senang dan ibunda Hayani yang senantiasa
memberikan semangat dan bantuan, baik moril maupun materil. Serta saudara-
saudara penulis Nasir, Basir, Kadir, Asdar, Darmiati, Hardiana, Khairul, Irwansya,
Murnawati, dan Haidarwati pemberi dukungan dan doa yang tiada henti.
Demi kesempurnaan skripsi ini, saran dan kritik yang sifatnya membangun
sangat penulis harapkan. Semongah karya skripsi ini bermanfaat dan dapat
memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan.
Makassar, 25 September 2019
Peneliti
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
HALAMAN PERSERUJUAN SKRIPSI .................................................. ii
HALAMAN PERSETUJUAN.................................................................... iii
PENERIMAAN TIM .................................................................................. iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ...................................... v
ABSTAK ....................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR .................................................................................. vii
DAFTAR ISI ................................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN.................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................7
C. Tujuan Penelitian..........................................................................7
D. Manfaat Penelitian........................................................................8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................9
A. Konsep Pengawasan......................................................................9
B. Tugas Pokok Dan Fungsi Inspektorat............................................16
C. Badan Kepegawaian Daerah.........................................................18
D. Kerangka Fikir..............................................................................21
E. Deskrpsi Fokus Penelitian ….......................................................22
BAB III METODE PENELITIAN....................................................25
A. Waktu Dan Lokasi Penelitian..................................................... 25
B. Jenis Dan Tipe Penelitian.............................................................25
C. Jenis Dan Sumber Data............................................................... 26
D. Informan Penelitian...................................................................... 27
E. Teknik Pengumpulan Data........................................................... 28
F. Teknik Analisis Data....................................................................29
x
G. Pengapsahan Data........................................................................ 30
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................32
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian.............................................32
B. Gambaran Umum BKD ................................................................35
C. Gambaran Umum Inspektorat.......................................................37
D. Pelaksanaan Tugas dan Fungsi Inspektorat Pada BKD.................40
BAB V KESIMPULAN.....................................................................61
A. Kesimpulan ..................................................................................61
B. Saran.............................................................................................63
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................64
xi
DAFTAR GAMBAR
Daftar Gambar
1. Gambar 1.1 Kerangka Fikir .......................................................... 22
2. Gambar 1.2 Informan Penelitian .................................................. 27
3. Gambar 1.2 Peta Wilayah Kabupaten Enrekang ....................... 32
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Strategi Pembangunan Indonesia yang diarahkan untuk membangun
Indonesia disegala bidang yang merupakan perwujudan dari amanat yang tertera
jelas dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 terutama dalam pemenuhan
hak dasar rakyat dan penciptaan landasan pembangunan yang kokoh.
Penyelenggaraan pembangunan nasional merupakan suatu proses yang
memerlukan perencanaan dan pelaksanaan yang matang. Salah satu aspek yang
sangat penting dan menunjang adalah kualitas sumber daya manusia suatu
bangsa. Keberhasilan penyelenggaraan pembangunan sangat bergantung pada
kemampuan manusia pelaksananya. Sebab apapun yang dimiliki oleh suatu
bangsa, kekayaan alam, sosial, budaya, dan lain-lain tidak akan berarti bila tidak
di tangani oleh manusia-manusia berkualitas. Baik itu berkualitas dari segi moral
intelektual maupun dari segi mental spiritual. Sumber daya manusia yang
berkualitas adalah yang bisa tetap bertahan dari iklim persaingan yang sangat
ketat dewasa ini.
Kelancaran pembangunan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan
tergantung dari kesempurnaan aparatur pemerintah yang pada pokoknya
tergantung pula pada kesempurnaan pegawai negeri sipil (PNS). Dalam usaha
mencapai tujuan nasional di perlukan adanya PNS sebagai unsur aparatur
pemerintah dan abdi masyarakat yang penuh kesetian dan ketaatan kepada
2
pancasila, UUD 1945, negara dan pemerintah, berdaya guna dan sadar akan
tanggung jawab dalam menyelenggarakan tugasnya.
Guna lebih mengembangkan peran ini, pembangunan aparatur pemerintah
diarahkan untuk meningkatkan kualitas aparatur agar lebih bersikap arief dan
bijaksana serta berdedikasi yang tinggi terhadap pengabdian, sehingga dapat
memberikan pelayanan kepada masyarakat secara optimal sesuai tuntutan
perkembangan zaman yang berlangsung selama ini. Pengawasan pada hakekatnya
merupakan fungsi yang melekat pada seorang leader dalam setiap organisasi,
seiring dengan fungsi dasar manajemen yaitu perencanaan dan pelaksanaan.
Demikian halnya dalam organisasi pemerintah, fungsi pengawasan merupakan
tugas dan tanggungjawab kepala pemerintahan. Salah satu tuntutan masyarakat
untuk menciptakan good governance dalam penyelenggaraan pemerintahan
daerah adalah kiprah institusi pengawas daerah sehingga masyarakat bertanya
dimana dan kemana arah lembaga tersebut.
Perubahan pola pikir pemerintahan daerah (otonomi daerah) di Indonesia dari
pola sentralisasi menjadi desentralisasi membawa konsekuensi logis terhadap
makin besarnya penyerahan wewenang dan semakin pendeknya rentang kendali
pemerintah pusat terhadap pemerintahan daerah. Dengan lahirnya Undang-
Undang No.23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, pemerintah daerah
memiliki kewenangan yang besar untuk mengatur dan mengurus rumah
tangganya sendiri berdasarkan prinsip otonomi. Pengawasan terhadap
penyelenggaraan daerah kemudian dipertegas oleh Peraturan Pemerintah (PP)
No.79 Tahun 2005 pasal 1 Ayat 1 yang menyatakan bahwa “pengawasan atas
3
penyelenggaraan pemerintah daerah adalah proses kegiatan yang ditujukan untuk
menjamin agar pemerintah berjalan secara efesien dan efektif sesuai dengan
rencana dan ketentuan peraturan perundang-undangan”.
Penyelenggaraan pemerintahan yang hampir semuanya dilaksanakan melalui
pusat sudah mulai didistribusikan kepada daerah berdasarkan kewenangan daerah
yang diatur dalam undang-undang, hal ini mengingat volume dan aneka ragam
urusan pemerintahan dan pembangunan yang diselenggarakan di daerah
sedemikian kompleksnya serta memerlukan penyelesain yang cepat dan tepat,
diperlukan adanya pengawasan yang intensif.
Hal ini dimaksudkan guna menjamin terselenggaranya urusan pemerintahan
dan pembangunan dalam kerjasama yang serasi antara pemerintah daerah dengan
pemerintah tingkat atasnya.
Pengawasan erat sekali kaitannya dengan perencanaan, yang artinya harus
ada sesuatu obyek yang diawasi, jadi pengawasan hanya akan berjalan kalau ada
rencana program/kegiatan untuk diawasi. Rencana digunakan sebagai standar
untuk mengawasi, sehingga tanpa rencana hanya sekedar meraba-raba. Apabila
rencana telah ditetapkan dengan tepat dan memulai pengawasannya begitu
rencana dilaksanakan, maka tidak ada hal yang menyimpang.
Pada umumnya pengawasan terdiri dari 3 (tiga) langkah yaitu:
1. menentukan standar
2. mengukur hasil atas dasar standard
3. mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan
4
Standar pengukuran yang dipakai biasanya sudah ditentukan oleh
penanggung jawab program/kegiatan, yang selanjutnya pengawas mengukur hasil-
hasilnya dengan mengacu kepada standar tersebut. Hasil pengukurannya sebagai
dasar untuk apakah pelaksanaan kegiatan telah diselenggarakan secara efisien,
efektif, ekonomis dan tertib aturan. Pengawasan akan sia-sia tanpa tindakan
perbaikan, apabila dalam pengukuran hasil ditemukan keadaan tidak sesuai
standar yang direncanakan, maka pengawas harus menganjurkan tindakan
perbaikan. Mengetahui adanya ketidakberesan, maka pengawas berkewajiban
melaporkannya kepada pihak yang berwenang .
Pelaksanaan pembentukan kualitas aparatur pemerintahan, maka ditunjuklah
inspektorat selaku badan pengasawan internal pemerintah kabupaten/kota, yang
berfungsi untuk mengawasi kinerja pemerintah, pada kegiatan pembangunan,
kegiatan kepegawaian, dan pelayanan pada masyarakat.
Agar tercipta pemerintahan yang baik (Good Governance), dan bersih di
daerah. Pelaksanaan pengawasaan pemerintahan di Kantor Bupati Enrekang,
dalam hal ini tugas dan fungsi inspektorat sebagai salah satu bagiannya sudah
diterapkan sebagai pengawas fungsional. Inspektorat Kabupaten Enrekang
merupakan lembaga pengawas internal pemerintah yang memiliki tupoksi
mengawasi jalannya pemerintahan diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten
Enrekang No. 8 tahun 2008 Tentang susunan organisasi dan tata kerja inspektorat
Kab.Enrekang yang dipertegas dalam Peraturan Bupati tentang tugas pokok dan
fungsi inspektorat Kabupaten Enrekang.
5
Pengawasan diperlukan untuk menjamin terlaksananya pemerintahan yang
bersih dan bertanggung jawab. Peranan pengawasan ialah sebagai media kontrol
aktivitas kepemerintahan agar tidak terjadi penyalahgunaan kewenangan. Fungsi
pengawasan dilakukan dengan memperhatikan pelaksanaan fungsi manajemen
lainnya. Kenyataan belum terlaksananya fungsi pengawasan yang baik di daerah,
sehingga dirasakan membutuhkan kualitas SDM yang tepat serta moralitas dan
integritas yang baik mulai dari pimpinan lembaga sampai dengan kepada aparatur
pembantunya, serta membutuhkan langkah-langkah koordinasi yang tepat dan
komitmen yang tinggi dalam upaya mewujudkan pemerintahan daerah yang
bersih.
Demikian pula halnya dengan pelaksanaan pengawasan pemerintahan di
kantor Bupati Enrekang, dalam hal ini tugas dan fungsi inspektorat sebagai salah
satu bagiannya sudah diterapkan sebagai pengawas fungsional. Kantor inspektorat
Kabupaten Enrekang yang memiliki fungsi dalam melakukan pengawasan kinerja
pemerintahan daerah. Kemudian fungsi lainnya adalah melakukan pengawasan,
pemeriksaan, penilaian dan pengusutan. Sebagai pembantu Bupati dalam
melaksanakan pengawasan tugas-tugas yang bersifat administratif maupun
operasional. Namun permasalahan yang terjadi bahwa pelaksanaan fungsi
pengawasan masih belum efektif karena pelaksanaan pengawasan kinerja
pemerintah selama ini belum sesuai dengan yang telah direncanakan. Hal ini dapat
dilihat dari pelaksanaan pengawasan yang tidak tepat waktu yang disebabkan
adanya kerterlambatan dalam pengumpulan data yang akan digunakan dalam
6
pemeriksanaan, selain itu dalam pemeriksaan masih belum dapat memutuskan
bidang-bidang penyimpangan yang seringkali terjadi penyelewengan.
Rumusan pasal 3 UU No.28 Tahun 1999 Tentang Penyelenggaraan Negara
Yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme, telah secara tegas dan
limitatif diatur prinsip-prinsip kepemerintahan yang baik. Semau prinsip-prinsip
itu harus menjadi pedoman dasar bagi pelaksana pemerintahan dalam
menjalankan tugas-tugas kepegawaian.
Badan Kepegawaian Daerah dituntut untuk melaksanakan pelayanan prima
yang efektif dan efesien, menciptakan aparatur yang beriman dan berkualitas,
serta menyelenggarakan manajemen pemerintahan yang baik dan meningkatkan
sumber daya aparatur yang lebih professional dan sejahtera. Badan Kepegawaian
Daerah Kabupaten Enrekang merupakan lembaga teknis daeah yang membantu
Bupati yang bertugas melaksanakan tugas pemerintahan dibidang manajemen
kepegawaian Kabupaten Enrekang. Berdasarkan hal tersebut aspek-aspek yang
mendukung kinerja BKD haruslah berkualitas dan tepat guna. Salah satu program
Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Enrekang dalam rangka mewujudkan
sumber daya aparatur yang berkualitas dan professional yaitu penyelenggaraan
diklat teknis, fungsional dan kepemimpinan.
Demi mengoptimalkan kinerja tata kelola pemerintahan yang baik khusunya
dalam pelaksanaan pembinaan, diperlukan pula pengawasan yang baik. Bertolak
dari latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, penulis tertarik untuk
7
menghubungkan antara dua instansi yang memiliki peranan penting yakni
Inspektorat Daerah dan Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Enrekang.
Memahami pentingnya pelaksanaan fungsi pengawasan yang diterapkan
terhadap Pegawai Negeri Sipil sebagai aparat pemerintah dan unsur
penyelengaran pemerintahan di Kantor Bupati Enrekang terkhusus pada Badan
Kepegawaian Daerah, maka penulis tertarik untuk memilih judul ; “Pelaksanaan
Tugas Dan Fungsi Inspektorat Pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten
Enrekang”.
B. Rumusan Masalah
Memperhatikan uraian tersebut maka permasalahan yang menjadi fokus
perhatian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi Inspektorat Pengawasan dalam
meningkatkan kinerja Badan Kepegawaian Daerah Kabupeten Enrekang?
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Pelaksanaan Tugas dan Fungsi Inspektorat
Pengawasan dalam meningkatkan kinerja badan Badan Kepegawaian
Daerah Kabupeten Enrekang.
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini di laksanakan dengan tujuan, sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pelaksanaan tugas dan fungsi inspektorat Pengawasan
Kabupaten Enrekang pada badan kepegawaian daerah Kabupeten Enrekang?
2. Untuk mengetahui Faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan tugas dan
fungsi inspektorat Pengawasan terhadap kinerja Badan Kepegawain Daerah
Kabupaten Enrekang
8
D. Manfaat Penelitian
Diharapkan penelitian ini dapat membawa manfaat baik pada tataran teoritis
akademis maupun pada hal praktis yang utamanya adalah efektifitas kinerja
lembaga pengawasan agar bisa menekan tingkat penyimpangan.
1. Manfaat Teoritis Akademis.
Manfaat secara teoritis akademis diharapkan dapat menjadi referensi baru
dalam bidang pengawasan , untuk memperkaya bahan kajian pengawasan.
Selain itu memberikan kesadaran kolektif dan menumbuhkan kesadaran
moral bagi masyarakat mengenai arti pentingnya pengawasan yang perlu
dibangun untuk terjadinya sinergi yang baik antara aparat pengawas formal
pada lingkup pemerintahan dengan stakeholder’s yang punya kepedulian.
2. Manfaat Praktis.
Manfaat praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
pemikiran bagi unit kerja pengawasan, para pimpinan unit kerja pelaksana
dan perencanaan untuk terwujudnya peningkatan akuntabilitas kinerja
pemerintahan dan pembangunan lingkup sub bagian kepegawaian.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Pengawasan
1. Pengertian Pengawasan
George R. Terry dalam Mukarom (2015), menjelaskan tentang pengawasan yang
intinya adalah memastikan semua kegiatan yang sudah terlaksana, maksudnya ialah
melihat kinerja yang ada dan juga melakukan kegiatan perbaikan terhadap kinerja
sebelumnya dan disesuaikan dengan rencana yang telah susun. Sedangkan Silalahi
(2011), juga mendukung hal tersebut dimana berpendapat bahwa pengawasan
berkaitan dengan fungsi-fungsi managemen lainnya terutama dengan fungsi
perencanaan. Adapun menurut Soekarno dalam Nawawi (2013), bahwa pengawasan
adalah pengendalian atau kontrol yang dimaksudkan untuk mengetahui kesesuaian
kompetensi yang dimiliki oleh seseorang dengan tugas yang diberikan kepadanya dan
mengetahui kesesuaian waktu dengan hasil pekerjaan.
Istilah controlling lebih luas artinya dari pada pengawasan. Akan tetapi, di kalangan
ahli atau sarjana pengertian “controlling” ini disamakan dengan pengawasan. Jadi,
pengawasan termasuk pengendalian. Pengawasan hanya kegiatan mengawasi dan
melaporkan saja hasil kegiatan tersebut. Dari beberapa pengertian pengawasan diatas
dapat ditarik kesimpulan bahwa pengawasan adalah suatu kegiatan yang
dilakukan untuk melihat kinerja dari kegiatan-kegiatan sebelumnya yang
kemudian mengalami perbaikan atau koreksi dari kesalahan-kesalahan
sebelumnya untuk mencapai tujuan dari rencana yang ditentukan sebelumnya.
10
2. Tujuan Pengawasan
Situmorang dan Juhir dalam Mukarom (2015), mengemukakan inti dari tujuan
pengawasan adalah terbentuknya para pegawai yang bersih dan di dukung oleh
system managemen dibantu oleh masyarakat yang membangun dan terkendali
dalam bentuk pengawasan masyarakat (control social) secara objektif atau benar-
benar sesuai kenyataan, sehat serta bersifat akuntabilitas. Berdasarkan pendapat
para ahli tersebut, dapat di ambil kesimpulan bahwa tujuan pengawasan adalah
untuk melihat perbandingan antara implementasi dari rencana serta arahan-arahan
yang diberikan, dalam rangka mengetahui kegagalan, kelemahan yang dapat
dijadikan umpan balik dalam kegiatan-kegiatan dalam memperbaiki hal-hal yang
kurang pada kegiatan-kegiatan yang berlangsung sebelumnya.
3. Bentuk Pengawasan
Mukarom (2015), mengatakan bahwa pengawasan dapat diklasifikasikan
berdasarkan berbagai hal berikut:
a. Pengawasan langsung dan tidak tidak langsung
Pengawasan langsung adalah pengawasan yang dilakukan oleh pimpinan
dengan cara melakukan pengamatan, meneliti, memeriksa, mengecek sendiri secara
langsung di tempat pelaksanaan pengawasan dan mendapatkan laporan pengawasan
di tempat tersebut, adapun pengawasan tidak langsung adalah pengawasan yang
tidak menerima pengawasan secara langsung maksudnya pengawasannya dilakukan
melalui pengamatan data-data laporan dari pelaksana baik laporan lisan maupun
teks tulisan mempelajari pendapat-pendapat masyarakat dan tanpa pengawasan.
11
b. Pengawasan preventif dan represif
Prinsip pengawasan adalah preventif, apabila dihubungkan dengan waktu
pelaksanaan pekerjaan, dapat dibedakan antara pengawasan preventif yaitu
apabila pengesahan Peraturan Daerah (PERDA) atau Keputusan kepada Daerah
tertentu selama belum disahkan, maka pengawasan dilakukan secara preaudit
sebelum pengawasan dimulai, misalnya pengawasan terhadap persiapan-
persiapan program kerja, anggaran, dan Sumber Daya Alam dan Sumber Daya
Manusia yang akan di gunakan. Adapun pengawasan reprensif dapat berbentuk
penangguhan berlaku atau pembatalan yang akan dilakukan sesuai dengan
pertimbangan yang ada. Suatu PERDA atau Keputusan Kepala Daerah yang
sudah berlaku sudah mempunyai kekuatan mengikat dapat ditangguhkan atau
dibatalkan karena bertentangan dengan kepentingan banyak orang atau
peraturan perundangan-undangan yang lebih tinggi tingkatannya dan
pengawasan ini dilakukan melalui post audit dengan pemeriksaan terhadap
pelaksanan di tempat, meminta laporan pelaksanaan, dan sebagainya.
c. Pengawasan internal dan pengawasan eksternal
Pengawasan internal adalah pengawasan yang dilakukan oleh para pihak
dalam pemerintahan yang berwenang. Adapun pengawasan eksternal ialah
pengawasan yang dilakukan oleh pihak diluar pemerintahan atau kebalikan dari
pengasan internal, dikatakan sebagai pengawasan eksternal karena
pengawasannya dilaksanakan pihak dari luar pemerintahan.
12
4. Tipe-Tipe Pengawasan
Fahmi (2013), berpendapat bahwa secara konsep pengawasan tersebut
memiliki banya tipe. Menurut Handoko ada tiga tipe pengawasan adapun
pengawasannya adalah sebagai berikut yaitu:
a. Pengawasan pendahuluan
b. Pengawasan “concurrent” dan
c. Pengawasan umpan balik
Secara lebih dalam Handoko menjelaskan bahwa, pengawasan pendahuluan,
atau sering disebut steering controls, digunakan untuk mengantisipasi
penyimpangan dari tujuan, dan kemungkinan pelaksanaan kegiatan koreksi sebelum
terselesaikanya kegiatan tertentu. Untuk pengawasan “concurrent” Handoko
mengatakan, tipe pengawasan yang harus melihat adanya persetujuan sebagai tahap
awal yang harus terpenuhi terlebih dahulu sebelum pelaksanan kegiatan bisa
menyangkut peralatan yang menjamin ketepatan kegiatan pengawasan. Dan lebih
jauh Handoko mengatakan pengawasan umpan balik, juga dikenal sebagai past
action controls, mengukur hasil dari praktek penyelenggaraan kegiatan sebelumnya.
Schermerhorn dalam Mukarom (2015), mengemukakan bahwa pelaksanaan
pengawasan dapat dibagi dalam empat jenis yaitu sebagai berikut:
a. Pengawasan feedforward (pengawasan umpan di depan) pengawasan ini
dilakukan sebelum kegiatan dimulai bertujuan untuk menjamin kepastian
sasaran, pemberian arahan yang memadai, serta adanya sumber daya yang
dibutuhkan dan memfokuskan pada kualitas sumber daya.
b. Pengawasan concurrent (pengawasan bersamaan) pengawasan ini terfokus pada
kegiatan yang sedang berlangsung, berjalan yang bertujuan untuk memonitoring
13
aktifitas yang sedang berjalan demi terjaminnya segala sesuatu sesuai dengan
rencana dan mengurangi hasil yang tidak diharapkan.
c. Pengawasan feedback, pengawasan yang akan dilakukan setelah aktifitas selesai
dilaksanakan. Dengan tujuan untuk penyediakan informasi yang bermanfaat
untuk meningkatkan kinerja pada masa depan dan memfokuskan pada kualitas
yang akan di dapatkan dengan melakukan pengawasan feedback tersebut.
d. Pengawasan internal-eksternal dapat dikatakan bahwa pengawasan internal
memberikan kesempatan untuk memperbaiki sendiri, sedangkan pengawasan
eksternal melalui supervise dan penggunaan administrasi formal dalam proses
pengawasan.
Berkaitan dengan pengawasan menurut Siagian dalam Murwaningsih (2013),
juga mengemukakan bahwa ada 4 jenis pengawasan di lingkungan pemerintah,
yaitu:
a. Pengawasan melekat artinya setiap pejabat pimpinan, di samping sebagai
perencana yang cekatan, organisator yang handal, dan sebagai penggerak
tangguh, setiap manager pula menjadi pengawas yang efektif karena manager
dapat melakukan pengawasan yang lebih efektif terhadap bawahannya melalui
pengarahan yang diberikan.
b. Pengawasan fungsional yakni pengawasan yang diterapkan oleh aparat
pengawas yang berada dalam suatu instansi tertentu, tetapi dapat pula
dilakukan oleh aparat pengawasan yang berada di luar instansi, meskipun
dalam lingkungan pemerintahan. Atau pengawasan oleh aparat pengawasan
secara fungsional vbaik intern maupun ekstern pemerintah.
14
c. Pengawasan oleh lembaga konstitusional artinya sistem administrasi negara
Indonesia, terdapat dua lembaga konstitusional yang turut melakukan
pengawasan yang bisa dibilang bersifat politis. Dewan Perwakilan Rakyat
(DPR) yang salah satu tugasnya ialah melakukan pengawasan yang sifatnya
politis yaitu tindakan pemerintah yang melaksanakan perintah undang-undang
sesuai dengan ruang lingkup kewengangannya. Melalui berbagai kegiatannya,
dewan ini dalam arti seluas-luasnya juga melakukan pengawasan.
d. Pengawasan sosial artinya partisipasi masyarakat dalam mengawasi jalannya
roda pemerintahan bukan saja dibenarkan, tetapi justru didorong, sudah barang
tentu banyak bentuk partisipasi tersebut. Salah satunya adalah turut mengamati
pelaksanaan kegiatan tugas-tugas umum pemerintahan.
5. Syarat-Syarat Pengawasan
Menurut Simbolon dalam Murwaningsih (2013), adapun syarat-syarat
pengawasan yaitu:
a. Pengawasan harus dihubungkan dengan rencana dan kedudukan seseorang
b. Pengawasan harus objektif
c. Pengawasan harus luwes (fleksibel)
d. Pengawasan harus hemat
e. Pengawasan harus membawa tindakan perbaikan
Pada sumber yang sama adapun prinsip-prinsip pengawasan, antara lain:
1) Dapat mencapai sasaran. Dalam pelaksanaan pengawasan diharapkan
menggunakan prinsip tepat sasaran. Jadi, sebelum pengawasan dilakukan
seharusnya sudah diketahui sasaran-sasaran yang akan diawasi. Apabila sasaran
dapat dikendalikan dengan baik, pengawasan dapat tepat sasaran.
15
2) Fleksibel. Arti fleksibel di sini bukan berarti luwes untuk membuka adanya
penyimpangan, namun fleksibel disini apabila ada keadaan darurat maka
pengawasan dapat dikaji ulang.
3) Dinamis. Arti dinamis disini adalah berkembang ke arah yang baik. Pengawasan
yang dilakukan disamping dapat menemukan hasil dari pengawasan, namun
dapat memberikan solusi terhadap permasalahan-permasalahan yang dihadapi
oleh organisasi.
4) Ekonomis. Dalam pelaksanaan pengawasan, faktor ekonomi juga harus
diperhitungkan.
5) Efisien yaitu adanya perbandingan terbaik antara masukan dan keluaran.
Dalam pelaksanaan pengawasan disarankan dapat memperoleh hasil yang
lebih maksimal sehingga tidak menghambur-hamburkan waktu, tenaga
maupun dana yang telah disediakan.
6) Dapat dimengerti. Kegiatan pengawasan yang dilakukan harus dapat
dimengerti, baik oleh pengawas maupun yang diawasi. Materi -materi yang
menjadi bahan untuk pengawasan harus disepakati sebelumnya sehingga
terjadi kesepahaman tentang materi tersebut
7) Dapat segera melaporkan penyimpangan. Dalam pengawasan dimungkinkan
ditemukan penyimpangan-penyimpangan, baik penyimpangan prosedur
maupun penyimpangan yang jelas-jelas mengarah pada kerugian negara.
Oleh sebabnya itu, pengawas harus segera menjelaskan tentang
penyimpangan-penyimpangan yang ditentukan dan dilaporkan pada pihak
terkait.
16
8) Dapat menjamin diberlakukannya tindakan korektif. Pengawasan tanpa
tindakan korektif adalah tindakan sia-sia. Apabila ditemukan penyimpangan,
dengan segera dapat dilakukan koreksi, apakah pelaporan yang dilakukan ada
kesalahan dalam penulisan atau pengetikan ataukah memang ada
penyimpangan. Adanya tindakan korektif dapat bermanfaat bagi organisasi
agar masa selanjutnya tidak mengulangi kesalahan tersebut.
6. Tahapan-Tahapan Pengawasan (Langkah-Langkah Pengawasan)
Kadarman dalam Mukarom (2015), mengatakan bahwa adapun tahapan-tahapan
pengawasan yaitu sebagai berikut:
a. Menetapkan standar, secara logis hal ini berarti bahwa langkah terdahulu dalam
proses pengawasan adalah menentukan standar.
b. Mengukur kinerja atau mengevaluasi kinerja yang dicapai terhadap standar yang
ditentukan.
c. Memperbaiki penyimpangan. Proses pengawasan tidak sempurna jika tindakan
perbaikan tidak dilakukan terhadap penyimpangan yang terjadi.
B. Tugas Pokok dan Fungsi Inspektorat
Dalam tata aturan pemerintahan kita kenal adanya lembaga Pengawasan
Pembangunan, baik pengawasan Internal maupun Eksternal. Untuk tingkat
kementrian kita kenal adanya Irjen (Inspektoratral Jendral), sebagai pengawas
internal. Sedangkan pengawas eksternal adalah BPK dan BPKP. Sedang di
Pemerintah Provinsi dan Kabupaten pengawasan internal dilakukan oleh Inspektorat
Daerah yang merupakan unsur pengawas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.
Inspektorat Daerah dipimpin oleh Inspektur dan dalam melaksanakan tugasnya
bertanggung jawab langsung kepada Gubernur atau Bupati dan secara teknis
17
administratif mendapat pembinaan dari Sekretaris Daerah, diangkat dan
diberhentikan oleh Gubernur atau Bupati sesuai ketentuan/peraturan perundang-
undangan.
Inspektorat Daerah mempunyai fungsi perencanaan program pengawasan,
perumusan kebijakan dan fasilitasi pengawasan, pemeriksaan, pengusutan,
pengujian dan penilaian tugas pengawasan, pemeriksaan serta pelaksanaan tugas
lain yang diberikan oleh Bupati di bidang pengawasan. Untuk itu Inspektorat
mempunyai tugas antara lain :
1. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan pemerintahan.
2. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan perekonomian.
3. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan kesejahteraan sosial.
4. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan keuangan dan aset.
5. Melaksanakan kegiatan ketatausahaan.
Inspektorat Daerah sebagai Aparat Pengawas Internal PemerintahDaerah
memiliki peran dan posisi yang sangat strategis baik ditinjau dari aspek fungsi-
fungsi manajemen maupun dari segi pencapaian visi dan misi serta program-
program pemerintah. Dari segi fungsi-fungsi dasar manajemen, ia mempunyai
kedudukan yang setara dengan fungsi perencanaan atau fungsi pelaksanaan.
Sedangkan dari segi pencapaian visi, misi dan program-program pemerintah,
Inspektorat daerah menjadi pilar yang bertugas sebagai pengawas sekaligus
pengawal dalam pelaksanaan program yang tertuang dalam Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah.
Sebagai pengawas internal, Inspektorat Daerah yang bekerja dalam organisasi
pemerintah daerah tugas pokoknya dalam arti yang lain adalah menentukan apakah
18
kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh manajemen puncak (Kepala Daerah)
telah dipatuhi dan berjalan sesuai dengan rencana, menentukan baik atau tidaknya
pemeliharaan terhadap kekayaan daerah, menentukan efisiensi dan efektivitas
prosedur dan kegiatan pemerintah daerah, serta yang tidak kalah pentingnya adalah
menentukan keandalan informasi yang dihasilkan oleh berbagai Unit/Satuan Kerja
sebagai bagian yang integral dalam organisasi Pemerintah Daerah. Dari penjelasan
itu dapat dikatakan bahwa Inspektorat Daerah sebagai pengawas internal memiliki
karakteristik yang spesifik, dan ia memiliki ciri antara lain:
1. Alat dalam organisasi Pemerintah Daerah yang menjalankan fungsi quality
assurance.
2. Pengguna laporan pengawas internal adalah top manajemen (Kepala Daerah)
dalam organisasi Pemerintah Daerah yang bersangkutan.
3. Dalam pelaksanaan tugas seperti halnya pengawas eksternal dapat
menggunakan prosedur pemeriksaan bahkan harus memiliki prosedur yang
jelas.
4. Kegiatan pemeriksaan bersifat pre-audit atau build-in sepanjang proses
kegiatan berlangsung.
5. Fungsi pemeriksaan yang dilakukan lebih banyak bersifat pembinaan dan
dalam praktiknya memberikan saran dan pertimbangan kepada Kepala Daerah,
ia tidak berwenang untuk menghakimi apalagi menindak.
C. Badan Kepegawaian Daerah
Dalam melaksanakan tugas, Biro Kepegawaian menyelenggarakan fungsi:
1. Pelaksanaan penyusunan formasi, pendataan dan pengembangan.
19
2. Pelaksanaan pengurusan administrasi pengadaan, pengangkatan, kenaikan
pangkat, kenaikan gaji, promosi dan mutasi kepegawaian serta usulan
pemberian tanda penghargaan bagi pegawai di wilayah I.
3. Pelaksanaan pengurusan administrasi pengadaan, pengangkatan, kenaikan
pangkat, kenaikan gaji, promosi dan mutasi kepegawaian serta usulan
pemberian tanda penghargaan bagi pegawai di wilayah II.
4. Pelaksanaan administrasi pemberhentian, pensiun pegawai Mahkamah Agung
dan Pengadilan di semua lingkungan Peradilan.
5. Pelaksanaan pengurusan administrasi jabatan fungsional.
Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas melakukan
urusan surat-menyurat, inventaris dan pemeliharaan barang, pengelolaan
administrasi kepegawaian dan menyusun laporan. Uraian tugas dimaksud adalah
sebagai berikut :
1. Menyusun kegiatan kerja yang berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan Sub
Bagian Umum dan Kepegawaian dengan memperhatikan Rencana Strategis dan
Petunjuk Pimpinan.
2. Membagi dan mendistribusikan tugas kepada pemegang Jabatan Fungsional
Umum (JFU) di lingkungan Sub Bagian Umum dan Kepegawaian sesuai
bidang tugasnya.
3. Memberi petunjuk dan bimbingan kepada para pemegang JFU dalam
lingkungan Sub Bagian Umum dan Kepegawaian baik secara lisan maupun
tertulis.
4. Memeriksa dan mengoreksi naskah hasil kerja pemegang JFU di lingkungan
Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.
20
5. Membuat konsep usul pengangkatan / pemberhentian Bendaharawan Barang
pada Dinas Kehutanan dan Perkebunan berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
6. Mengadakan evaluasi dan menilai pelaksanaan tugas JFU di lingkungan Sub
Bagian Umum dan Kepegawaian untuk bahan menetapkan Daftar Penilaian
Pelaksanaan Pekerjaan (DP3).
7. Mengatur penerimaan, pendistribusian dan pengiriman surat-surat / naskah-
naskah dinas.
8. Merencanakan kebutuhan perlengkapan kantor, alat tulis kantor (ATK) dan
menyusun Rencana Tahunan Barang Unit ( RTBU ).
9. Mengatur dan mengurus rumah tangga kehumasan dan protokol serta
perjalanan dinas.
10. Mengatur dan memelihara ketertiban / kebersihan seluruh ruangan dan tata
tertib serta keamanan kantor.
11. Menyusun Daftar Urut Kepangkatan ( DUK ), usul kenaikan pangkat, usul
mutasi dan diklat sesuai kebutuhan di lingkungan Dinas Kehutanan dan
Perkebunan.
12. Mengonsep usul cuti dan kenaikan gaji berkala CPNS / PNS di lingkungan
Dinas Kehutanan dan Perkebunan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
13. Melaporkan pelaksanaan tugas dan kegiatan kepada atasan langsung baik
secara lisan maupun tertulis.
14. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan langsung ataupimpinan sesuai
dengan bidang tugasnya.
Susunan Badan Kepegawaian Daerah terdiri dari :
21
a). Bagian Umum Kepegawaian
b). Bagian Mutasi I
c). Bagian Mutasi II
d). Bagian Pemberhentian dan Pensiun
e). Bagian Administrasi Jabatan fungsional
f). Kelompok Jabatan fungsional.
D. Kerangka Pikir
Peraturan Daerah No. 8 tahun 2008 Tentang peran dan fungsi inspektorat
sebagai pengawas untuk semua urusan program pemerintah daerah dan
kepegawaian yakni Pengawasan dan pemeriksaan atas pelaksanaan kegiatan
administrasi umum, Pengawasan dan pemeriksaan kinerja pelaksanaan tugas pokok
dan fungsi kelembagaan di lingkungan, Pelaporan hasil pengawasan dan
pemeriksaan serta pemberian usulan tindak lanjut temuan pengawasan dan
pemeriksaan, Pemantuan dan evaluasi atas tindak lanjut temuan pengawasan dan
pemeriksaan.
Untuk menilai tingkat efektifitas inspektorat dalam melaksanakan tugasnya
sebagai pengawas internal terhadap Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten
Enrekang maka dapat dilihat dari faktor- faktor yang mempengaruhinya.
22
Bagan Kerangka Pikir
Gambar 1.1 : Kerangka Pikir
E. Fokus Penelitian
Adapun fokus penelitian yang bersumber dari rumusan masalah adalah
Pelaksanaan Tugas dan Fungsi Inspektorat Pada Badan Kepegawain Daerah
Kabupaten Enrekang
F. Deskripsi Fokus Penelitian
Adapun deskripsi fokus dari penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti adalah
sebagai berikut :
1. Pengawasan pendahuluan yang dilakukan ialah penetapan yang dilakukan
sebelum melaksanakan pengawsan dalam hal ini peneliti ingin melihat: sumber
daya manusia yang akan terlibat, partisipasi masyarakat, alat atau bahan yang
Pelaksanaan Tugas dan
Fungsi Inspektorat pada Badan
Kepegawaian Daerah
Kabupaten Enrekang
Deskripsi Fokus Penelitian
1. Pengawasan Pendahuluan
2. Pengawasan Concurrent
3. Pengawasan Umpan Balik
4. Menetapkan Standar
5. Mungukur Kinerja
6. Memperbaiki Kinerja
Efektifitas Pengawasan
Faktor Penghambat dan Faktor Pendukung
23
digunakan para pengawas dalam melaksanakan pengawasan pada kantor
Badan Kepegawaiaan Daerah Kabupaten Enrekang.
2. Pengawasan Concurrent ialah memfokuskan pengasan pada kegiatan yang
berlangsung seperti proses pengasan yang dilakukan secara berkala, proses
pengarahan dan pemantauaan aktivitas. Dimana hal ini dapat dilihat dengan
cara: pelaksanaan perngasan secara berkala dan adanya pemberian pengarahan
yang diberikan oleh para pengawas di kantor BKD Kabupaten Enrekang.
3. Pengawasan umpan balik melihat kekurangan serta kelebihan dari pengawasan
sebelumnya yang ada pada kantor BKD Kabupaten Enrekang. Dalam hal ini
peneliti ingin melihat sejauh mana perbaikan terhadap kegiatan terdahulu
tersebut serta mengukur hasil kinerja para pengawas di kantor BKD Kabupaten
Enrekang.
4. Menetapkan standar adalah membuat perencanaan tentang pelaksanaan
pengawasan yang akan dilaksanakan pada kantor BKD Kabupaten Enrekang.
Dalam hal ini peneliti akan melihat kegiatan pembuatan perencanaan oleh
pengawas serta pelaksanaan dari perencanaan yang telah dibuat oleh pengawas
yang bertugas dikantor BKD Kabupaten Enrekang.
5. Mengukur kinerja ialah memeriksa kembali kegiatan terdahulu. Sebagai
pembanding para pengawas di kantor BKD Kabupaten Enrekang. Dimana
dalah hal ini dilihat dari kegiatan evaluasi kinerja pengawas.
6. Memperbaiki penyimpangan ialah meminimalisir kesalahan dari pelaksanaan
pengawasan dikantor BKD Kabupaten Enrekang dimana peneliti ingin melihat
sejauh mana pelaksanaan pengkoreksian yang disertai dengan perbaikan yang
dilakukan oleh petugas.
24
7. Faktor pendukung dan faktor penghambat pelaksanaan tugas dan fungsi
inspektorat pada badan kepegawaian daerah Kabupaten Enrekang dimana
peneliti ingin mengetahui apa saja foktor-faktor yang mempengaruhi terhadap
kinerja BKD Kabupaten Enrekang.
25
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Waktu Dan Lokasi Penelitian
1. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilakukan pada bulan September 2018 sampai dengan bulan
oktober 2018, peneliti telah melihat seperti apa Pelaksanaan Tugas dan Fungsi
Inspektorat Pada Kepegawaian Derah Kabupaten Enrekang.
2. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian telah dilakukan Di kantor Badan Kepegawaian Daerah
Kabupaten Enrekang. Peneliti telah melihat seperti apa Pelaksanaan Tugas dan
Fungsi Inspektorat Pada Kepegawaian Derah Kabupaten Enrekang dan faktor-
faktor yang menghambat dan mendukung Tugas dan Fungsi Inspektorat di Kantor
Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Enrekang.
B. Jenis Dan Tipe Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah tipe penelitian
kualitatif. yaitu untuk menggambarkan kenyataan dari kejadian yang diteliti atau
penelitian yang dilakukan sehingga memudahkan penulis untuk mendapatkan data
yang objektif dalam rangka mengetahui dan memahami seperti apa Pelaksanaan
Tugas dan Fungsi Inspektorat Pada Kepegawaian Derah Kabupaten Enrekang.
26
2. Tipe Penelitian
Peneliti menggunakan tipe fenomenologi yaitu untuk memberikan gambaran
fenomena dan gambaran seperti apa Pelaksanaan Tugas dan Fungsi Inspektorat
Pada Kepegawaian Derah Kabupaten Enrekang.
C. Jenis dan Sumber data
1. Jenis Data
Berdasarkan perolehannya, penulis membagi dua jenis data :
a. Data Primer merupakan data yang diperoleh dari informan dengan teknik
wawancara.
b. Data Sekunder merupakan data yang diperoleh dengan mempelajari
literatur-literatur yang berhubungan dengan objek kajian yang berupa
buku-buku, dokumen-dokumen tertulis, aturan operasional, dan data
yang lainnya.
2. Sumber Data
Sumber data yang digunakan peneliti ada dua diantaranya adalah :
a. Data Primer
Data primer atau data pokok merupakan data yang diperoleh penulis dengan
terjun langsung ke objek penelitian, dalam hal ini melakukan wawancara dan
observasi ke Kantor BKD Kabupaten Enrekang.
b. Data Sekunder
Data skunder adalah data yang diperoleh dari buku-buku, dokumen atau
catatan, tulisan karya ilmiah dari berbagai media, arsip-arsip resmi yang
mendukung kelengkapan data primer. Dalam hal ini data sekunder diperoleh
27
dari data-data yang diambil oleh penulis dari data instansi, yaitu: Data
Laporan Kegiatan Pelaksanaan Tugas dan Fungsi Inspektorat Pada
Kepegawaian Derah Kabupaten Enrekang.
D. Informan Penelitian
Peneliti menggunakan teknik purposive sampling dalam menentukan
informannya. Purposive sampling merupakan penentuan informan tidak
berdasarkan atas strata, kedudukan, pedoman, atau wilayah tetapi didasarkan pada
adanya tujuan dan pertimbangan tertentu yang tetap berhubungan dengan
permasalahan yang diteliti.
Pedoman pada fokus penelitian sehingga peneliti membatasi bidang-bidang
temuan dengan arahan fokus penelitian, fokus penelitian ini sangat penting untuk
dijadikan saran dan mengarahkan jalannya penelitian. Jumlah rincian informan
sebagai berikut:
Tabel 1 Informan Penelitian
No Nama Inisial Jabatan Keterangan
1 Drs. Sukirno, M.Si S Sekertaris Inspektorat 1
2 Budiman. S. Fatah, S.Sos B Kabid, Pengembangan dan Pembinaan
1
3 H. Abdul Fatta, S.Sos AF Sekertaris BKD 1
4 Asrul Lode, ST AL Inspektur Pembantu Wilayah
1
JUMLAH
4
Gambar 1.2 Informan penelitian
28
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang di gunakan peneiliti adalah sebagai berikut:
1. Wawancara
Wawancara dilakukan untuk mengambil data yang akurat dan akuntabel Di
Kantor Kepegawaian Derah Kabupaten Enrekang. Dalam rangka
pengumpulan data pengawasan agar dapat melihat pelaksanaan tugas dan
fungsi inspektorat di Kantor Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten
Enrekang.
2. Observasi
Observasi dalam hal ini dilakukan untuk melihat pelaksanaan tugas dan
fungsi inspektorat dalam mendukung dan mensukseskan kinerja di Kantor
Kepegawaian Daerah Kabupaten Enrekang.
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah mengumpulkan data dengan cara mengambil data-data
dari catatan, dokumentasi, administrasi yang sesuai dengan masalah yang
diteliti. Dalam hal ini dokumentasi diperoleh melalui dokumen-dokumen atau
arsip-arsip dari lembaga yang diteliti. Serta Dokumentasi merupakan hal yang
penting dalam membuktikan validitas sebuah data ataupun hasil penelitian
maka dianggap perlu oleh peneliti mengambil dokumentasi pada setiap
kegiatan penelitian yang dilakukan, dokumentasi yang akan diambil yaitu
berbentuk rekaman atau foto.
29
F. Teknik Analisis Data
Keseluruhan data dan bahan hukum yang diperoleh melalui teknik
pengumpulan data, selanjutnya dilakukan proses reduksi data, penyajian data,
kemudian verifikasi data.
1. Reduksi data, data yang didapat di lapangan diketik atau ditulis dengan baik,
terinci serta sistematis setiap selesai mengumpulkan data. Data-data yang
terkumpul semakin bertambah biasanya mencapai sekian banyak lembar.
Oleh sebab itu laporan harus dianalisis sejak dimulai penelitian. Laporan-
laporan itu perlu di reduksi, yakni dengan memilih hal-hal pokok yang sesuai
dengan fokus penelitian kita, kemudian dicari temanya. Data-data yang telah
direduksi memberikan gambaran yang lebih tajam tentang hasil pengamatan
dan mempermudah peneliti untuk mencari jika sewaktu-waktu diperlukan.
Reduksi dapat pula membantu dalam memberikan kode-kode pada aspek
tertentu.
2. Penyajian data, data yang semakin bertumpuk kurang dapat memberikan
gambaran secara menyeluruh. Oleh sebab itu diperlukan display data. Display
data ialah menyajikan data dalam bentuk matriks, network, chart atau grafik
dan sebagainya, dengan demikian peneliti dapat menguasai data dan tidak
terbeban dengan setumpuk data.
3. Penarikan kesimpulan dan verifikasi; dari peneliti berusaha mencari makna
dari data yang diperoleh, dengan maksud untuk mencari pola, model, tema,
hubungan, persamaan, hal-hal yang sering muncul. Jadi dari data yang
didapatkan itu mencoba mengambil kesimpulan. Mula-mula kesimpulan itu
30
kabur, tapi lama kelamaan semakin jelas karena data yang diperoleh semakin
banyak dan mendukung. Verifikasi dapat dilakukan dengan singkat yaitu
dengan cara mengumpulkan data baru.
Laporan penelitian kualitatif dikatakan ilmiah jika persyaratan validitas,
rehabilitas dan objektivitasnya sudah terpenuhi. Oleh sebab itu selama proses
analisis hal-hal tersebut selalu mendapat perhatian.
G. Pengabsahan Data
Keabsahan data dalam penelitian ini diperiksa dengan menggunakan teknik
triangulasi. Dimana triangulasi bermakna silang dengan mengadakan pengecekan
akan kebenaran data yang akan dikumpulkan dari sumber data dengan
menggunakan teknik pengumpulan data yang lain serta pengecekan pada waktu
yang berbeda.
1. Triangulasi Sumber
Penelitian dalam hal ini melakukan triangulasi sumber dengan cara mencari
informasi dari sumber lain atas informasi yang didapatkan dari informasi
sebelumnya.
2. Triangulasi Metode
Untuk menguji akuratnya sebuah data maka peneliti menggunakan triangulasi
metode dengan menggunakan teknik tertentu yang berbeda dengan teknik
yang digunakan sebelumnya.
3. Triangulasi Waktu
Triangulasi waktu berkenaan dengan waktu pengambilan data penelitian.
Waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Data yang dikumpulkan
31
dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat narasumber masih segar,
belum banyak masalah, akan memberikan data yang lebih valid. Triangulasi
dapat juga dilakukan dengan cara mengecek hasil penelitian dari tim peneliti
lain yang diberi tugas melakukan pengumpulan data.
32
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHSAN
A. Gambaran Umum Lokasi Peneliti
Kabupaten Enrekang yang sejak abad XIV dikenal dengan sebutan
Massenrempulu yang berarti “ menyusur gunung” dengan ibu kotanya adalah
Enrekang dan merupakan salah satu kabupaten di provinsi sulawesi selatan yang
mempunyai keunikan tersendiri karena terdiri dari gunung-gunung dan bukit-bukit
yang sambung-menyambung sekitar 85% dari luas wilayahnya. Sebutan Enrekang
berasal dari kata Endeg yang berarti naik atau panjat, dari sinilah asal mula sebutan
ENDEKAN. Masih ada persi lain yang ada dalam pengertian umum sampai
sekarang dan bahkan ada dalam administrasi pemerintah yang lebih di kenal
dengan sebutan ENREKANG. Adapun gambaranKabupaten Enrekang dapat di lihat
dari Peta berikut ini:
Gambar 1.3 : Peta Wilayah Kabupaten Enrekang
33
1. Letak Geografis
Secara gepgrafis Kabupaten Enrekang terletak sekitar ± 240 Km dari Utara
Kota Makassar atau secara geografis terletak antara 3º 14’36” - 3 º 50’0” Lintang
Selatan dengan 119º 40’53” - 120º 6’33” Bujur Timur dengan batas-batas wilayah
sebagai berikut: Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Tana Toraja, Sebelah
Timur berbatasan dengan Kabupaten Luwu, Sebelah Selatan berbatasan dengan
Kabupaten Sidenreng Rappang, Sebelah Barat berbatasan Kabupaten Pinrang.
2. Batas dan Luas Wilayah
Kabupaten Enrekang secara administrasi terdiri dari 12 kecamatan yang
tersebar dalam 112 desa dan 17 kelurahan dan memiliki luas wilayah sekitar
1.786,01 Km2 atau 178.601 Ha. Luas wilayah Kabupaten Enrekang adalah ± 2,86
persen dari wilayah Propinsi Sulawesi Selatan. Dengan pegunungan latimojong
yang mempunyai ketinggian ± 3.000 Meter di atas permukaan laut yang
membentang panjang menjadi pagar pembatas Kabupaten Enrekang dari Utara Ke
Selatan sedangkan di sebelah barat dan Timur terbentang sungai saddang yang
pengendalian airnya menentukan pengairan di wilayah Kabupaten Pinrang dengan
aliran sungai sampai ke Kabupaten Sidenreng Rappang. Kabupaten Enrekang terdiri
dari 12 Wilayah Kecamatan di antaranya Kecamatan Cendana, Kecamatan Maiwa,
Kecamatan Enrekang ,Kecamatan Baraka, kecamatan Buntu Batu, Kecamatan
Malua, Kecamatan Alla, Kecamatan Curio, Kecamatan Masalle, kecamatan Baroko,
Kecamatan Bungin dan Kecamatan Anggeraja. Yang keseluruhannya terdapat
dalam wilayah kecil yang terdiri dari 129 Desa/kelurahan.
34
3. Geomorfologi
Kondisi Topografi Kabupaten Enrekang di tandai dengan bentuk wilayah yang
datar hingga bergunung, daerah yang datar dapat di jumpai di sekitar Kecamatan
Maiwa dan aliran sungai-sungai utama serta dataran di sekitarnya lebih didominasi
oleh daerah berbukit. Kemiringan lereng di wilayah Kabupaten Enrekang
bervariasi dari daerah datar ( 0-2%) hingga yang sangat curam (>40%). Kemiringan
lereng yang paling dominan adalah 15-40% meliputi sebagian besar wilayah
Kabupaten Enrekang. Untuk wilayah dengan kemiringan >40% merupakan wilayah
terkecil.
4. Aspek Kependudukan
Penduduk asli Kabupaten Enrekang terdiri dari suku bugis dengan karakteristik
bahasa yang dapat di bedakan atas 3 bahasa yaitu bahasa Duri, bahasa Maiwa, dan
bahasa Enrekang. Wilayah yang menggunakan karakteristik bahasa Duri adalah
Kecamatan Malua, Curio, Anggeraja, Alla, Baraka, Baroko, Buntu Batu dan
kecamatan Masalle wilayah dengan bahasa Enrekang adalah Kecamatan Enrekang
dan cendana sedangkan yang menggunakan bahasa Maiwa adalah Kecamatan
Maiwa dan Bungin
Jumlah pertumbuhan penduduk di Kabupaten Enrekang sangat bervariatif
setiap tahunnya sekitar jumlah penduduk pada tahun 2017 sebanyak 195,402 jiwa
dengan jumlah laki-laki sebanyak 97.889 dan perempuan sebanyak 97.513 jiwa.
35
B. Gambaran Umum BKD Kabupaten Enrekang
1. Visi dan Misi Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Enrekang
a. Visi
“Terwujudnya Pegawi Negeri Sipil Daerah yang propesional untuk
mencapai Enrekang Maju, Aman dan Sejahtera”
b. Misi
1. Mewujudkan keahlian dan keterampilan aparatur dalam penyelesain tugas
pokok dan fungsinya.
2. Melaksanakan penataan dan pengelolaan sumber daya aparatur sesuai
kompetisi dan kebutuhan daerah.
3. Meningkatkan kedisiplinan kerja aparatur dalam mentaati aturan dan
ketentuan yang berlaku.
4. Menciptakan kualitas pelayanan kepegawain secara cepat, akurat dan tepat
waktu.
2. Tujuan dan Sasaran
a. Tujuan
1. Terwujudnya keahlian dan keterampilan aparatur dalam melaksanakan
pekerjaan.
2. Terlaksananya penataan dan pengelolaan sumber daya aparatur yang
berbasis kompetensi sesuai dengan kebutuhan organisasi.
3. Meningkatkan kedisiplinan kerja aparatur melalui pemberian penghargaan
dan sanksi.
4. Terciptanya kualitas pelayanan kepegawaian yang efektif dan efisien.
36
b. Sasaran
1. Peningkatan keahlian dan keterampilan aparatur melalui pendidikan dan
pelatihan.
2. Pelaksanaan dan pengelolaan sumber daya aparatur melalui penyusunan
formasi dan pola karier pegawai.
3. Peningkatan kedisiplinan dan motivasi kerja aparatur melalui pemberian
hak, penghargaan (Reward) dan sanksi (punisment).
4. Peningkatan kualitas pelayanan kepegawaian melalui penyempurnaan
sistem informasi manajement kepegawaia yang berbasis teknologi.
3. Struktur Organisasi Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Enrekang
Badan Kepegawain Daerah mempunyai struktur organisasi yakni Kepala Badan
membawahi sekretariat dan 4 (empat) bidang yaitu sebagai berikut :
a. Kepala Badan
b. Sekretariat
1. Sub Bagian Perencanaan
2. Sub Bagian Umum dan Kepegawain
3. Sub Bagian Keuangan
c. Bidang Perencanaan dan Pengembangan Pegawai
1. Subid. Perencanaan dan Pengembangan pegawai
2. Subid. Pengembangan dan Promosi Pegawai
d. Bidang Mutasi/Informasi Pegawai
1. Subid. Mutasi Tenaga Administrsi
2. Subid. Mutasi Tenaga Fungsional
37
e. Bidang Kinerja Dan Kesejahteraan Pegawai
1. Subid. Diklat Struktural
2. Subid. Bidang Kesejahteraan Pegawai
f. Bidang Diklat
1. Subid. Diklat Struktural
2. Subid. Diklat Fungsional
C. Gambaran Umum Kantor Inspektorat Kabupaten Enrekang
1. Sejarah Berdirinya Kantor Inspektorat Kabupaten Enrekang
Sejarah singakat berdirinya Inspektorat Kabupaten Enrekang berdiri 54 tahun
yang lalu,dalam perkembanganya Inspektorat telah berubah nama sebanyak 3 kali
dimana pertama kali terbentuk atas nama Inspektorat Kabupaten Enrekang dan pada
tahun 2004 berubah nama sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Enrekang
no.3 pada tahun 2004 menjadi Badan Pengawas Daerah dan perubahan nama yang
tiga kalinya pada tanggal 31 oktober 2008 ditetapkan Peraturan Daerah no.8 tahun
2008 tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat Daerah
Kabupaten Enrekang dan pada saat itu Badan pengawas Daerah berubah kembali
menjadi Inspektorat Kabupaten Enrekang.
2. Visi dan Misi Kantor Inspektorat Kabupaten Enrekang
a. Visi
Mewujudkan Aparatur Pemerintah Kabupaten Enrekang yang Bersih dan
Bebas dari Korupsi Kolusi dan Nepotisme Melalui Pelaksanaan Pengawasan
yang Profesional pada tahun 2013
38
b. Misi
Untuk mencapai visi tersebut Inspektorat Kab. Enrekang merumuskan
beberapa misi sebagai berikut :
1. Meningkatkan kualitas SDM pengawasan yang professional didukung
sarana dan prasarana yang memadai
2. Terjaminnya kemungkinan tindakan koreksi yang cepat dan tepat terhadap
temuan penyimpangan
3. Menumbuhkan motivasi perbaikan, pengurangan dan atau peniadaan
penyimpangan
3. Struktur Organisasi Inspektorat Kabupaten Enrekang
Peraturan Daerah Kabupaten Enrekang Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Pembentukan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat Daerah Kabupaten
Enrekang
Inspektorat Kabupaten Enrekang terdiri dari :
1. Kepala Inspektorat (Inspektur).
2. Sekretaris :
a. Sub. Bagian Perencanaan
b. Sub. Bagian Umum dan Kepegawaian
c. Sub. Bagian Keuangan
d. Kelompok Jabatan Fungsional
3. Inspektur Pembantu Bidang Pemerintahan dan Aparatur.
4. Inspektur Pembantu Bidang Pembangunan dan Keuangan.
5. Inspektur Pembantu Bidang Kesejahteraan dan Kemasyara.katan.
39
6. Inspektur Pembantu Bidang Investigasi Pengaduan Masyarakat dan
Penyelesaian Tindak Lanjut.
Dalam melaksanakan tugas inspektorat, para kepala bagian menerapkan prinsip
koordinasi, integrasi dan sinkronisasi secara vertikal dan horisontal. Setiap
pimpinan organisasi dalam lnspektorat, bertanggung-jawab memimpin,
mengkoordinasi bawahannya masing-masing dan memberikan bimbingan serta
petunjuk-petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahannya. Selanjutnya setiap
pimpinan satuan organisasi mengikuti dan mematuhi petunjuk-petunjuk dan
bertanggung jawab kepada atasan masing-masing dan menyampaikan laporan tepat
pada waktunya.
Setiap hasil laporan pemeriksaan serta temuan yang diterima oleh pimpinan
dari bawahan, diolah sebagai bahan dan dasar yang selanjutnya apabila hasil
pemeriksaan terindiksasi sebuah kasus maka dilakukan pengusutan kasus lebih
lanjut yang langsung di ambil alih oleh pimpinan daerah.
Dalam melaksanakan tugasnya, setiap pimpinan regu pemeriksa dibantu oleh
pimpinan organisasi bawahannya masing-masing dengan mengadakan pemeriksaan
berkala. Melalui mekanisme kerja yang demikian, maka akan memperkecil
kemungkinan bagi bawahan untuk melakukan penyelewengan dari bidang tugas
yang diberikan kepadanya. Sebab sistem pengawasan yang diterapkan adalah
pengawasan bertingkat dan berantai.
Berdasarkan Tata Kerja Inspektorat, bagian dan sub bagian di inspektorat
Daerah Kabupaten Enrekang, maka nampaklah bagi kita bahwa inspektorat
merupakan salah satu lembaga pengawasan fungsional yang dimana sebuah bentuk
40
pengawasan yang dilakukan dari luar organisasi agar terjadi sebuah keseimbangan
dalam jalannya pemerintahan Kabupaten Enrekang.
D. Pelaksanaan Tugas dan Fungsi Inspektorat Pada Badan Kepegawaiaan
Daerah Kabupaten Enrekang
1. Pengawasan Pendahuluan
Pengawasan pendahuluan ialah penetapan kegiatan yang dilakukan sebelum
melaksannakan pengawasan dalam hal ini peneliti ingin melihat sumber daya
manusia yang terlibat dalam pelaksanaan pengawasan pada kantor Badan
Kepegawaiaan Daerah.
a. Sumber Daya Manusia Yang Terlibat
Sumber daya manusia yang terlibat dalam hal ini menyangkut semua orang
yang berperan dalam proses pelaksanaan tugas dan fungsi inspektorat pengawasan
yang dillakukan pada kantor BKD Kabupaten Enrekang. Adapun hasil wawancara
yang dilakukan dengan S selaku Sekertaris pada Inspektorat Kabupaten Enrekang
yang mengatakan bahwa:
“yang terlibat dalam pelaksanaan tugas dan fungsi inspektorat pengawasan terdiri dari leembaga resmi Pemerintah seperti BPK, Inspektorat KPK, dan sebagainya itu semua adalah lembga personal terus secar internal itu atasan langsung pejabat ”. (Hasil wawancara dengan S 10 September 2018 Jam 09:00 Wita)
Berdasarkan hasil wawancara diatas maka dapat disimpulkan bahwa dalam
proses pelaksanaan tugas dan fungsi pengawasan melibatkan pihak inspektorat itu
sendiri yang bekerjasama dengan berbagai pihak baik itu dari pihak BPK maupun
KPK.
Hal yang sama juga dikemukakan oleh AL selaku inspektur pembantu wilayah
pada bidang perencanaan yang mengatakan bahwa:
41
“pelaksanaan tugas dan fungsi inspektorat pengawasan yang kami lakukan bukan cuma mengandalkan tenaga dari lembaga kami sendiri akan tetapi juga dibantu oleh pihak lain seperti halnya jika kami ingin melakukan pelaksanaan tugas dan fungsi inspektorat pengawasan pada kantor BKD maka kami akan bekerjasam dengan pihak BKD ”. (Hasil wawancara dengan AL 10 September 2018 jam 11.00 Wita).
Inti dari pernyataan yang diberikan oleh informan di atas ialah dalam proses
pelaksanaan tugas dan fungsi inspektorat pengawasan dari pihak inspektorat tidak
semata dilakukan oleh pihak inspektorat itu sendiri akan tetapi juga dibantu oleh
pihak yang akan diawasi.
Berlanjut dengan pernyataan yang diberikan oleh AF selaku Sekertaris Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Enrekang yang memberikan informasi sebgai
berikut:
“kalau misalnya kita berbicara tentang sumber daya manusia yang terlibat maka
yang terlibat tentu saja pihak inspektorat itu sendiri dan juga pihak kami sebagai lembaga yang diawasi, karena proses pelakasanaan tugas dan fungsi inspektorat pengawsan yang dilakukan harus mendapatakan persetujuan dari pihak yang akan diawasi”. (Hasil wawancara dengan AF 11 September 2018 Jam 10.00 Wita).
Berdasarkan paparan dari informan diatas maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa dari proses pelaksanaan tugas dan fungsi inspektorat pengawasan yang
dilakukan di kantor BKD dilaksanakan oleh pihak inspektorat. Akan tetapi
pengawasn tersebut terlebih dahulu harus mendpakan izin dari pihak BKD selaku
pihak yang akan diawasi.
Tidak jauh berbeda dari penyataan yang diberikan oleh B selaku Kabid.
Pengembangn dan pembinaan pada kantor BKD yang mengemukakan bahwa:
“yang ikut berpartisipasi dalam pelaksanaan tugas dan fungsi inspektorat pengawasan di kantor BKD yaitu pihak inspektorat, KPK, dan juga dari aparat kepolisian, semua pihak inilah yang menjadi pelaku utama yang melaksanakan tugas dan fungsi inspektorat pengawasan di Kantor BKD serta melibatkan orang-orang yang ada di kantor kami”.
42
(Hasil wawancara dengan B 11 September 2018 Jam 10:45 Wita)
Kesimpulan hasil wawancara diatas terkait dengan sumber daya manusia yang
terlibat dalam proses penegasan yang dilakukan oleh pihak inspektorat kepada BKD
melibatkan oknum dari kepolisian serta KPK yang membantu dalam proses
kegiatan pelaksanaan tugas dan fungsi inspektorat pengawasan serta melibatkan
beberapa pihak dari kantor BKD agar dapat member kelancaran dalam proses
kegiatan pelaksanaan tugas dan fungsi inspektorat pengawasan yang akan
dilakukan.
Adapun kesimpulan akhir dari semua hasil wawancara dengan informan pada
indikator pengawasan pendahuluan yang mana sub indikatornya sumber daya
manusia yang terlibat proses pelaksanaan tugas dan fungsi inspektorat pengawasan
yang dilakukan oleh pihak inspektorat Kabupaten Enrekang tentu melibatkan pihak
dari inspektorat itu sendiri dan bekerja sama dengan pihak BPK maupun pihak
KPK. Dan demi kelancaran proses pengawasan melibatkan beberapa pihak dari
BKD.
2. Pengawasan Concurrent
Pengawasan concurrent merupakan penetapan perencanaan terlebih dahulu
sebelum melakukan kegiatan pengawasan sehingga tercapai suatu tujuan kegiatan
pengawasan secara terstruktur. Adapun sub indikator Pengawasan Concurrent yaitu:
Pengawasan secara berkala, dan adanya pengarahan.
a. Pengawasan secara berkala
Hasil wawancara dengan informan S selaku sekertaris inspektorat Kabupaten
Enrekang terkait dengan indikator pengawasan concurrent yang mengatakan
bahwa:
43
“mengenai proses pelaksanaan tugas dan fungsi inspektorat pengawasan yang dilakukan secara berkal atau terus-menerus memang kita lakukan karena dengan adanya pengawasan secara berkala ini dapat mencegah sekaligus memirnimalisir segala bentuk penyimpangan dan juga dapat memberikan suatu masukan tentang kekurangan dari pengawasan-pengawasan yang dilakukan sebelumnya”. (Hasil wawancara dengan S 10 September 2018 Jam 09:04 Wita) Berdasarkan paparan informasi dari informan di atas maka dapat di simpulkan
bahwah dalam proses pelaksanaan tugas dan fungsi inspektorat pengawasan secara
berkala dilakukan oleh pihak yang berwenang karena selain untuk mendapatkan
masukan dan kekurangan yang ada pada pengawasan sebelumnya juga mencegah
terjadinya penyimpangan-penyimpangan dari oknum-oknum yang tidak
bertanggung jawab.
Berlanjut dengan pernyataan yang diberikan oleh AL selaku nggota dari
inspektorat Kabupaten Enrekang yang menyatakan bahwa:
“tentu saja ...pelasksanaan pengawsan secara terus menerus itu sangat penting selain untuk meminimalisir pelanggaran yang akan terjadi juga berguna untuk menimbulkan rasa ketakutan kepada para pemberi layanan untuk melakukan tindakan yang bersifat melanggar aturan karena mereka akan beranggapan bahwa pengawasan selalu ada dari pihak inspektorat”. (hasil wawancara dengan AL 10 September 2018 Jam 11:04 Wita)
Berpatokan dengan informasi yang diberikan oleh informan di atas maka dapat
di tarik kesimpulan bahwa secar tidak langsung pelaksanaan tugas dan fungsi
inspektorat pengawasan yang dilakukan secara berkala dapat menimbulkan efek
jera kepada pihak yang ingin melakukan tindakan pelanggaran.
Tidak jauh berbeda dengan pernyataan yang diberikan oleh AF selaku
sekertaris BKD Kabupaten Enrekang yang mengatakan bahwa:
“yang saya liat mereka selalu datang pada wawaktu terntu, mungkin dalam situasi tersebut mereka telah melakukan pelaksanaan tugas dan fungsi inspektorat pengawasan secara berkala”. (Hasil wawancara dengan AF 11 September 2018 Jam 10:05 Wita)
44
Senada dengan pernyataan yang diberikan oleh B selaku kabid, pengembangan
dan pembinaan BKD Kabupaten Enrekang yang mengatakan bahwa:
“ya.. pihak dari inspektorat selalu melakukan melaksanaan tugas dan fungsi inspektorat pengawasan, bukan hanya pengawasan yang dilakukan di kantor kami namun juga mereka melakukan pelaksanaan tugas dan fungsi inspektorat pengawasan pada instansi-instansi lain seperti pada dinas perhubungan kemarin”. (Hasil wawancara dengan B 11 September 2018 Jam 10:49 Wita)
Kesimpulan kedua jawaban yang diberikan oleh kedua informan diatas
menunjukkan bahwa pengawsan secara berkala telah diterapkan oleh Inspektorat
Kabupaten Enrekang dengan cara terjun langsung ke lokasi yang akan diawasi, serta
tidak berpatokan kepada satu aspek saja melainkan juga melakukan pelaksanaan
tugas dan fungsi inspektorat pengawasan sebagai aspek baik pada pemerintahan
maupun non pemerintah.
Hasil wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti kepada beberapa informan
terkait dengan indikator pengawasan secara terus-menerus maka dapat ditarik
kesimpulan keseluruhan dari jawaban informan bahwa pihak inspektorat telah
melakukan pelaksanaan tugas dan fungsi inspektorat pengawasan secara berkala
dengan cara melakukan patroli secara berkala serta dengan terbuka menerima
laporan pengaduan yang diajukan oleh masyarakat, kegiatan pelaksanaan tugas dan
fungsi inspektorat pengawasan yang dilakukan oleh pihak inspektorat telah
membawa dampak positif bagi Kecamatan Enrekang karena kasus pelanggaran
telah dapat diminimalisir dengan adanya pengawasan oleh pihak Inspektorat.
b. Adanya Pemberian Pengarahan
Hasil wawancara dengan informan S Selaku sekertaris Inspektorat Kabupaten
Enrekang mengatakan bahwa:
45
“ya.. tentu saja ada arahan yang saya berikan khususnya kepada anggota saya
baik itu arahan secara langsung maupun arahan secara tertulis, dan sebelum melaksanakan tugas dan fungsi inspektorat pengawas terlebih dahulu kami disini melakukan rapat guna untuk memberikan arahan tentang apa yang akan dilakukan nantinya dilapangan”. (Hasil wawancara dengan S 10 September 2018 Jam 09:06 Wita).
Kesimpulan hasil wawancara diatas menunjukkan bahwa sebelum
melaksanakan tugas dan fungsi inspektorat maka harus melakukan suatu rapat untuk
memberikan suatu pengarahan kepada tim pengawas tentang apa saja yang harus
dan tidak harus dilakukan pada saat melakukan pengawasan.
Berlanjut dengan pernyataan yang diberikan oleh informan AL selaku anggota
Inspektorat Kabupaten Enrekang yang mengatakan bahwa:
“proses pengarahan yang sering diberikan biasanya berupa catatan dari
Inspektur dapat pula berupa sosialisasi langsung kepada kami”. (Hasil wawancara dengan AL 10 September 2018 Jam 11:06 Wita).
Kesimpulan yang dapat kita tarik dari pernyataan informan diatas menunjukkan
bahwa bentuk pengarahan bersumber dari Inspektur Kabupaten Enrekang dalam
bentuk sosialisai langsung maupun dalam bentuk dokumen tertulis yang ditujukan
kepada para bawahannya.
Berlanjut dengan pernyataan yang diberikan oleh sekertaris Badan
Kepegawaiaan Daerah Kabupaten Enrekang berinisial AF yang memberikan
penjelasan sebagai berikut:
“bentuk pengarahan dari Inspektorat berbentuk sosialisasi tentang dampak yang akan diterima ketika melakukan pelanggaran baik itu pelanggaran kecil atau besar”. (Hasil wawancara dengan AF 11 September 2018 Jam 10:07 Wita)
Kesimpulan dari jawaban diatas adalah pengarahan yang didapatkan oleh pihak
Inspektorat berupa sosialisasi tentang sanksi yang akan didapatkan ketika
46
melakukan pelanggaran baik itu dalam bentuk penyalah gunaan wewenang maupun
pelanggaran dalam proses pelayanan.
Tidak jauh berbeda dengan penjelasan yang diberikan oleh B selaku kabid.
Pengembangan dan pembinaan Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Enrekang
yang mengatakan bahwa:
“dalam hal pengarahan yang diberikan oleh pihak inspektorat itu berbentuk
sosialisasi terhadap para pegawai serta para bawahannya mereka juga sering melakukan pertemuan kepada kami guna untuk membahas masalah pelaksanaan tugas dan fungsi inspektorat pengawasan yang mereka lakukan”. (Hasil wawanjcara dengan B 11 September 2018 Jam 10:51 Wita)
Mengacu dengan pernyataan yang diberikan oleh informan diatas maka dapat
disimpulkan bahawa proses sosialisasi dalam bentuk pertemuan kepada pihak BKD
yang bertujuan untuk mendiskusikan masalah pelaksanaan tugas dan fungsi
inspektorat pengawasan yang akan melakukan sosialisasi terhadap pegawai BKD
mrupakan bentuk pengarahan yang dilakukan.
Adapun kesimpulan keseluran dari semua jawaban yang dikumpulkan peneliti
melalui proses wawancara bebas terhadap informan mengenai pengarahan yang
diberikan dalam proses penyelenggaraan pelaksanaan tugas dan fungsi inspektorat
pengawasan dapat disimpulkan bahwa bentuk pengarahannya dilakukan dalam
bentuk sosialisasi baik kepada masyarakat mapun pegawai pada Kantor Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Enrekang serta dengan melakukan rutinitas patroli
dan kunjungan langsung kepada lokasi atau kantor yang akan diawasi.
3. Pengawasan Umpan Balik
Pengawasan umpan balik yaitu kegiatan melakukan perbaikan terhadap
kegiatan-kegiatan sebelumya, dengan tujuan mendapatkan informasi yang berguna
untuk meningkatkan kinerja poada masa depan dan menfokuskan pada kualitas hasil
47
yang akan didapatkan. Dalam pengawasan umpan balik mengacuh pada dua
indikator yatitu mengukur hasil dari kegiatan pengawasan sebelumnya, dan
perbaikan terhadap kegiatan terdahulu.
a. Mengukur hasil dari kegiatan pengawasan sebelumnya
Proses pengukuran hasil kegiatan pelaksanaan tugas dan fungsi inpektorat
pengawassan terdahulu berguna untuk mengetahui sejauh mana pencapain tujuan
dari kegiatan-kegiatan yang sebelumnya telah dilakukan sebagai bahan
perbandingan kegiatan yang akan dilakukuan ke depannya.
Adapun hasil wawancara dengan S selaku sekertaris Inspektorat Kabupaten
Enrekang terkait dengan indikator pengukuran hasil pelaksanaan tugas dan fungsi
inspektorat pengawasan sebelumnya memberikan informasi sebagai berikut:
“selalu ada seperti selalu ada kegiatan-kegiatan mengevaluasi pekerjaan-pekerjaan yang telah dilakukan untuk melihat apa-apa saja yang perlu dibenahi dan perlu dilakukan penekanan pada kegiatan pekerjaan yang masih kurang”. (Hasil wawancara dengan S 10 September 2018 Jam 09:08 Wita)
Kesimpulan hasil wawancara di atas menunjukkan bahwa pengukuran hasil
pengawasan sebelumnya dilakukan dengan cara mengevaluasi semua pekerjaan
yang sebelumnya diselesaikan hal ini memungkinkan untuk dapat melihat
kekurangan dari pekerjaan yang dilakukan untuk kemudian diperbaiki agar
kedepannya dapat lebih baik lagi.
Senada dengan informasi yang diberikan oleh AL selaku anggota dari
Inspektorat Kabupaten Enrekang yang mengemukakan bahwa:
“tentu saja hal itu penting untuk dilakukan karena dengan melakukan
pengukuran hasil atas pelaksanaan tugas dan fungsi inspektorat pengawasan yang dilakukan sebelumnya memungkinkan kita untuk dapat bekerja lebih baik lagi karena kita sudah mengetahui apa yang harus dilakukan kedepannya jika menemui sebuah permasalahan dalam pengawasan”. (Hasil wawancara dengan AL 10 September 2018 Jam 11:08 Wita)
48
Keseimpulan dari pemaparan informasi yang diberikan oleh informan diatas
menunjukkan bahwa sangat penting melakukan pengukuran hasil kinerja dalam
proses pelaksanaan tugas dan fungsi inspektorat pengawasan karena dengan adanya
pengukuran hasil tersebut maka akan memudahkan dalam hal perbaikan dan
pemecahan masalah yang dihadapi sebelumnya yang juga akan memberikan
dampak yang bagus bagi pihak Inspektorat itu sendiri.
Tidak jauh berbeda dengan pernyataan yang di berikan oleh AF selaku
Sekertaris Badan Kepegaiwan Daerah Kabupaten Enrekang yang mengatakan
bahwa:
“menurut saya mereka sudah melakukan hal tersebut karena mereka sangat
lihai dalam melakukan pelaksanaan tugas dan fungsi inspektorat pengawasan”. (Hasil wawancara dengan AF 11 September 2018 Jam 10:09 Wita)
Sama halnya dengan informasi yang diberikan oleh B selaku sekertaris dari
Kepala BKD Kabupaten Enrekang yang berbunyi:
“setahu saya kegaitan seperti itu sudah mereka lakukan karena kegiatan itu sangat penting dilakukan bukan cuma pihak Inspektorat sja yang melakukan hal seperti itu akan tetapi kami juga melakukan hal yang demikian karena saya rasa itu bertujuan untuk meningkatan kinerja kedepannya”. (Hasil wawancara dengan B 11 September 2018 Jam 10:53 Wita)
Berangkat dari pemaparan kedua informan diatas maka dapat disimpulkan
bahwa kegiatan pengukuran hasil dari kegiatang yang sebelumnya telah dilakukan
telah diterapakan oleh Inspektorat Kabupaten Enrekang, dengan kelihaian terhadap
kasus yang ditangani menunjukkan bahwa proses evaluasi terhadap kegiatan yang
sebelumnya telah dilakukan telah diterapkannya. Kegiatan pengukuran sangat
penting dilakukan karena dapat memperbaiki tingkat kinerja dari anggota dalam
sebuah instansi.
49
Kesimpulan akhir dari semua pemaparan jawaban informan diatas
menunjukkan bahwa pengukuran hasil pengawasan telah diterapkan oleh tim
pengawas Inspektorat Kabupaten Enrekang dengan cara mengevaluasi kegiatan-
kegiatan pengawasan yang telah dilakukan sebelumnya dengan melakukan evaluasi
tersebut memungkinkan untuk dapat melihat kekeuarangan dari kegiatan
pelaksanaan tugas dan fungsi inspektorat pengawasan yang dilakukan serta mencari
solusi atas permasalahan-permasalahan yang ada dalam kegiatan paengawsan
sebelumnya. Kegiatan pengukuran sangat penting dilakukan karena dapat
memperbaiki tingkat kinerja dari anggota dalam sebuah instansi. proses pengukuran
hasil pelaksanaan tugas dan fungsi inspektorat pengawasan sebelumnya telah
terlaksana dengan baik dibuktikan dengan berkurangnya pelanggaran-pelanggaran
yang terjadi baik di lingkup pemerintahan maupun dalam lingkup masyarakat.
4. Menetapkan Standar
Menetapkan standar merupakan kegiatan yang perlu dilakukan untuk
memudahkan kita dalam kegiatan pelaksanaan tugas dan fungsi inspektorat
pengawasan yaitu dengan membuat perencanaan terlebih dahulu untuk menjadi
tolak ukur kegiatan pengawasan. Adapun sub indikatornya yaitu membuat
perencanaan dan melaksanakan pengawasan berdasarkan perencanaan.
a. Membuat perencanaan
Sebelum melakukan proses pelaksananaan tugas dan fungsi inspektorat
pengawasan terlebih dahulu harus membuat suatu perencanaan dimana perencanaan
merupakan suatu proses penyususnan strategi-stategi yang akan digunakan untuk
mencapai tujuan secara efektif dan efisien.
50
Hasil wawancara dengan S selaku Sekertaris Inspektorat Kabupaten Enrekang
mengatakan bahwa:
“agar kegiatan pelaksanaan tugas dan fungsi inspektorat pengawasan berjalan dengan baik itu harus mengikuti standar-standar kerja yang telah direncanaka nsebelumnya dengan harapan tujuan yang hendak dicapai dari pengawasan dapat berjalan dengan lancar”. (Hasil wawancara dengan S 10 September 2018 Jam 09:10 Wita)
Kesimpulan dari jawaban informan di atas menunjukkan bahwa adanya
standar-standar kerja yang diterapkan oleh inspektorat Kabupaten Enrekang sebagai
pedoman agar dalam proses pelaksanaan tugas dan fungsi inspektorat pengawasan
dapat berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya.
Sama halnya dengan yang diungkapkan oleh AL selaku anggota Inspektorat
Kabupaten Enrekang yang beranggapan bahwa:
“kita sudah buat program kerja yang kan kita laksanakan, jadi kita berpatokan
saja dengan proker tersebut”. (Hasil wawancara dengan AL 10 September 2018 Jam 11:10 Wita).
Uraian jawaban kedua informan diatas dapat disimpulkan bahwa perencanaan
yang akan dilakukan berdasarkan atau akan disesuaikan dengan program kerja yang
telah disusun sebelumnya. Semua jenis kegiata yang akan dilakukan harus sesuai
dengan program kerja yang telah disepakati terlebih dahulu karena tujuan dari
pelaksanaan tugas dan fungsi inspektorat pengawasan adalah terselenggaranya
semua program yang telah dibuat.
Berlanjut dengan pemaparan informasi yang diberikan oleh AF selaku
Sekertaris BKD Kabupaten Enrekang mengatakan bahwa:
“berbicara masalah perencanaan dalam kegiatan pelaksanaan tugas dan fungsi inspektorat pengawasan saya kira itu sudah terlaksana karena menurut saya suatu program kerja harus diawali dengan suatu perencanaan berangkat dari program yang telah direncanakan maka akan membuahkan suatu sistem kerja
51
yang terstruktur dan saya kira hal yang demikian sudah dilakukan oleh pihak Inspektorat ”. (Hasil wawancara dengan AF 11 September 2018 Jam 10:11 Wita).
Berangkat dari uraian pemaparan jawaban informan diatas maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa kegiatan pelaksanaan tugas dan fungsi inspektorat pengawasan
yang akan dilakukan berpatokan pada prencanaan yang telah disusun sebelumnya.
Proses pencapaian suatu tujuan agar dapat sistematis dalam pencapaiannya maka
harus dilakukan suatu perencanaan yang matang agar dapat mencapai tujuan secar
efektif serta efisien.
Berlanjut dengan pernyataan yang diberikan B selaku kabid. Pengembangn dan
pembinaan BKD Kabupaten Enrekang mengsatakan bahwa:
“mengenai rencana yang akan dilakukan saya rasa sudah terncana sebelumnya
melalui penyampaian tentang akan adanya pengawasan dari pihak Inspektorat seperti kemarin mereka datang dengan maksud untuk melakukan pelaksanaan tugas dan fungsi inspektorat pengawsan terhadap pegawai yang ada di kantor ini”. (hasil wawancara dengan B 11September 2018 Jam 10:55 Wita).
Kesimpulan dari pemaparan jawaban informan diatas ialah inti dari suatu
proses pencapaian tujuan kegiatan dalam hal ini kegiatan pelaksanaan tugas dan
fungsi inspektorat pengawasan berangkat dari suatu penyusunan perencanaan
sebelumnya. Inspektorat dalam melakukan pengawasan pada kantor BKD
Kabupaten Enrekang terlebih dahulu melakukan kunjungan pada kantor BKD
dengan tujuan untuk menginformasikan perihal perencanaan masalah kegiatan
pelaksanaan tugas dan fungsi inspektorat pengawasan yang akan dilakukan.
Adapun kesimpulan yang dapat kita tarik dari keseluruhan jawaban informan di
atas menyangkut membuat perencanaan bahwa adanya standar-standar kerja yang
diterapkan oleh inspektorat Kabupaten Enrekang sebagai pedoman agar dalam
52
proses pelaksanaan tugas dan fungsi inspektorat pengawasan dapat berjalan sesuai
dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya hal ini memungkinkan untuk
dapat melihat kekurangan dari pekerjaan yang dilakukan untuk kemudian diperbaiki
agar kedepannya dapat lebih baik lagi proses pencapaian tujuan kegiatan dalam hal
ini kegiatan pelaksanaan tugas dan fungsi inspektorat pengawasan berangkat dari
suatu penyusunan perencanaan sebelumnya. Inspektorat dalam melakukan
pengawasan pada kantor BKD Kabupaten Enrekang terlebih dahulu melakukan
kunjungan pada kantor BKD dengan tujuan untuk menginformasikan perihal
perencanaan masalah kegiatan pengawasan. Kegiatan akan berjalan secara
sistematis apabila telah disusun suatu perencanaan yang telah disepakati
sebelumnya oleh apara anggota pengawas yang kan bertugas.
5. Mengukur Kinerja
Kegiatan mengukur kinerja sangatlah penting dilakukan karena dengan adanya
kegiatan ini kita bisa melihat hal-hal yang akan dilakukan, karena disinilah kita
menetapkan perencanaan yang akan dilakukan saat melakukan pelaksanaan tugas
dan fungsi inspektorat pengawasan sebagai pedoman untuk terjun ke lapangan.
Berangkat dari penjelasan mengenai indikator pengukuran hasil diatas maka
dilakukan pengumpulan informasi melalui metode wawancara dengan informan
yaitu S selaku Sekertaris inspektorat Kapbupaten Enrekang yang memberikan
penjelasan sebagai berikut:
“pengukuran hasil kinerja kami berupa laporan-laporan. Pelaporan tersebut kami lakukan secara berkala, dan nantinya akan ada lapporan laporan tertulis dari BKD menyangkut tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan dikantor BKD, biasanya akan ada waktu untuk mempresentasikan laporan kegiatan tersebut dan juga rekomendasi yang perlu dilakikan selanjutnya”. (Hasil wawancara dengan S 10 September 2018 Jam 09:06 Wita).
53
Dari jawaban yang diberikan oleh informan diatas maka dapat kita tarik
kesimpulan bahwa pada kantor Inspektorat Kabupaten Enrekang mengenai
indikator mengukur hasil kinerja dilakukan secara berkala baik tertulis maupun
dalam bentuk presentasi biasanya para pegaswai melakukan pertemuan pada hari-
hari tertentu khusus untuk membahas laporan kegiatan yang telah dilaksanakan
pada kantor Inspektorat, kemudian membahas hal-hal yang harus dilakukan dalam
peningkatan kinerja para aparatur yang bertugas di Kantor BKD kemudian
direkomendasikan kepada para aparatur BKD untuk mengimplmentasikan
simpulan dari hasil pengamatan dari Inspektorat Kabupaten Enrekang.
Berlanjut Dengan informasi yang diberikan oleh AL sebagai Anggota dari
inspektorat yang mengatakan bahwa:
“seperti yang kita ketahui bersama hal itu sudah diterapkan karena menurut saya secara tidak langsung kinerja pegawai akan menigkat apabila dilakukan suatu pengukuran hasil kinerja dari para pegawai, kenapa saya berkata demikian karena kesadaran akan tugas masing-masing para pegawai akan lebih terbentuk jika mereka mengetahui bahwa kinerja mereka selalu dipantau”. (Hasil wawancara dengan AL 10 September 2018 Jam 11.08 Wita)
Berangkat dari pemaparan jawaban informan di atas maka dapat di tarik
kesimpulan bahwa dalam hal pengukuran kinerja dilakukan untuk mencapai
peningkatan kuliatan kinerja dari para pegawai pengukuran dilakukan dengan cara
menanamkan kesadaran kepada para pegawai akan tugas dan tanggung jawab yang
diamanatkan kepada mereka, dalam hal ini pengukuran hasil kinerja sangat
berpengaruh terhadap hasil kerja para pegawai pada kantor BKD Kabupaten
Enrekang.
Sama halnya dengan yang diungkapkan oleh informan AF selaku Sekertaris
BKD Kabupaten Enrekang yang mengemukakan bahwa:
54
“dalam hal pengukuran kinerja yang kami lakukan pada kantor kami itu kami
lakukan setiap waktu apalagi kalau kita rasa bahwa kinerja para aparatur pemerintah yang ada di kantor BKD mulai mengendor”. (Hasil wawancara dengan AF 11 September 2018 Jam 10.09 Wita)
Dari penjelasan jawaban informan di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
pengukuran telah dilakukan setiap waktu demi untuk menjada kestabilan kerja
dalam proses peningkatan kinerja para aparatur atau pegawai yang bertugad di BKD
kabupatrn Enrekang.
Wawancara juga dilakukan kepada Kabid. Pengembangan dan pembinaan BKD
Kabupaten Enrekang yang berinisial B yang memberikan infornsi sebagai berikut:
“menurut saya dalam hal ini kegiatan semacam itu harusnya dilakukan secara terus-menerus agar kita dapat mengetahui sejauh mana kinerja para pegawai yang bertugas, dalam hal ini BKD telah menerapkan prosedur seperti itu secara terus-menerus”. (Hasil wawancara dengan B 11 September 2018 Jam 10.52 Wita)
Berdasarkan pemaparan dari jawaban informan diatas maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa penerapan proses pengukuran hasil kinerja sangat penting untuk
dilakukan secara berkelanjutan agar dapat diketahui sejauh mana kemapuan para
pegawai dalam bekerja.
Kesimpulan akhir dari indikator mengukur kinerja dimana sub indikatornya
yaitu mengevaluasi kinerja pegawai diaman evaluasi yang dilakukan dalam bentuk
presentasi, pegaawai melakukan pertemuan pada hari-hari tertentu khusus untuk
membahas laporan kegiatan yang telah dilaksanakan pada kantor Inspektorat,
kemudian membahas hal-hal yang harus dilakukan dalam peningkatan kinerja para
aparatur yang bertugas di Kantor BKD. Pengukuran hasil kinerja dilakukan secara
berkala dalam bentuk penilaian terhadap kinerja dari para aparatur yang bertugas
dan penilaian tersebut dibahas dalam rapat yang dilakukan demi memaksimalkan
55
kinerja dari aparatur yang bertugas kedepanya untuk mencapai peningkatan kuliatas
kinerja dari para pegawai pengukuran dilakukan dengan cara menanamkan
kesadaran kepada para pegawai akan tugas dan tanggung jawab yang diamanatkan
kepada mereka, pengukuran telah dilakukan setiap waktu demi untuk menjaga
kestabilan pegawai yang bertugas di BKD kabupatrn Enrekang.
Penerapan proses pengukuran hasil kinerja sangat penting untuk dilakukan
secara berkelanjutan agar dapat diketahui sejauh mana kemapuan para pegawai
dalam bekerja kinerja yang baik didapatkan dari kegiatan evaluasi yang sering di
lakukan demi terselenggaranya tugas dan kewajiban dari setiap paratur pemerintah
yang bertugas.
6. Memperbaiki penyimpangan
Suatu proses penyimpangan tidak lengkap rasanya apabilah tidak ada kegiatan
perbaikan penyimpangan. Kegiatan memperbaiki penyimpangan maksutnya disni
adalah tindakan perbaikan terhadap koreksi kegiatan pengawasan yang selama ini
berlangsung sehingga tercipta pengawasan yang baik.
Dengan dmikian maka dilakukan suatu pengumpulan data dengan melakukan
wawancara dengan beberapa informan yang dianggap berperan penting dalam
proses pelaksanaan tugas dan fungsi inspektorat pengawasan, informan pertama
berinisial S selaku Sekertaris Inspektorat Kabupaten Enrekang yang mangatakan
bahwa:
“tentu ada,.. itu berupa surat teguran langsung kepada pegawai apabila bekerja tidak mencapai target serta bekerja tidak bekerja sesuai dengan norma atau aturan yang berlaku, malahan jika ada hal yang fatal misalnya penyimpangan yuran diberikan sanksi berat berupa pemenjaraan kepada pelaku”. (Hasil wawancara dengan S 10 September 2018 Jam 09:09 Wita).
56
Dari pemaparan jawaban informan diatas maka dapat disimpulkan bahwa
proses pengkoreksian dilakukan dengan cara memberikan teguran langsung kepada
pihak yang melakukan pelanggaran agar dapat menciptakan suatu sistem kerja yag
teratur serta sesuai dengan standar kerja yang telah di tetapkan sebelumnya. Dari
teguran langsung itulah maka dilakukan suatu perbaikan agar pegawai dapat lebih
masmal lagi dalam melaksanaka tugas yang diamahkan kepada mereka.
Hal yang serupa juga diungkapkan oleh AL selaku anggota inspektorat
Kabupaten Enrekang yang memberikan penjelasan bahwa:
“menurut saya koreksi semacam itu tentu ada seperti ketika ada sesuatu yang
dirasa menyimpang serta tidak sesuai dengan aturan maka akan dilakukan tindakan berupa teguran langsung kepada pihak yang melakukan pelanggaran kemudian disertai dengan tindak lanjut berupa hukuman dan sanksi atas kesalahan yang di perbuat sesuai dengan aturan yang berlaku”. (Hasil wawancara dengan AL 10September 2018 Jam 11:09 Wita).
Dengan demikian maka dapat kita simpulkan bahwa dalam proses memperbaiki
penyimpangan maka dilakukan suatu pengkoreksian terhadap pekerjaan yang telah
dikerjakan para aparatur yang bertugas. Koreksi yang dilakukan berupa teguran
langsung kepada pihak yang melakukan pelanggaran dengan menerapkan hal
demikian maka dapat menjadi suatu proses kerja yang teratur serta bersih dari
pelanggaran.
Berlanjut dengan penjelasan yang diberikan oleh AF selaku Sekertaris BKD
Kabupaten Enrekang yang memberikan informasi sebagai berikut:
“selama ini ada berupa koreksi khususnya dari Lembaga pengawas dalam hal
ini Inspektorat Kabupaten Enrekang seperti memberikan arahan secara langsung dalam proses memperbaiki kinerja dari para pegawai yang ada di kantor kami, saya rasa itu tidak masalah dilakukan karena dengan adanya hal seperti itu maka secara tidak langsung kinerja pegawai yang ada di lembaga ini akan membaik dan menigkat. Hal ini juga menjadi proses perbaikan juga mengenai koreksi yang ada sebelumnya”. (Hasil wawancara dengan AF 11 September 2018 Jam 10:10 Wita).
57
Selanjutnya dilakukan wawancara dengan saudara B selaku Kabid.
Pengembangn dan pembinaan BKD Kabupaten Enrekang yang mengatakan bahwa:
“tentunya ada koreksi-koreksi seperti koreksi atas pekerjaan yang dilakukan ketika ada sesuatu dalam hal yang dikerjakan yang dianggap kurang tepat maka dilakukan suatu koreksi dan saya rasa hal demikian harus memang dilakukan agar dapat tercipta pekerjaan yang sesuai dengan yang semestinya”. (Hasil wawancara dengan B 11 September 2018 Jam 10:54 Wita).
Berdasarkan pendapat kedua nforam diatas maka dapat kita tarik kesimpulan
bahwa Ispektorat Kabupaten Enrekang adalah suatu satuan tugas yang berperan
dalam hal mengawasi. Degan demikian dalam proses pengkoreksian Inspektorat
memimiliki kewenangan, proses yang dilakukan berupa memberikan arahan secara
langsung dalam proses memperbaiki kinerja dari para pegawai yang ada pada
kantor BKD koreksi-koreksi seperti koreksi atas pekerjaan yang dilakukan ketika
ada sesuatu dalam hal yang dikerjakan yang dianggap kurang tepat maka dilakukan
suatu koreksi.
Adapun kesimpulan yang dapat kita tarik dari keseluruhan jawaban informan
menyangkut indikator memperbaiki penyimpangan diman sub indikatornya adalah
tindakan perbaikan terhadap koreksi kegiatan pelaksanaan tugas dan fungsi
inspektorat pengawasan yang mana koreksi-koreksi yang ada berupa teguran-
teguran biasanya dalam bentuk teguran langsung kepada pihak yang melakukan
pelanggaran agar dapat menciptakan suatu sistem kerja yag teratur serta sesuai
dengan standar kerja yang telah di tetapkan sebelumnya.Kemudian dikumpulkan
bersama dengan evaluasi kerja yang telah dilakukan sebelumnya, dengan
mengumpulkan koreksi-koreksi tersebut maka dapat kita mengambil langkah
perbaikan tindakan yang perlu dilakukan untuk mengurangi maupun menghilangkan
koreksi yang ada. Dalam proses pengkoreksian Inspektorat memiliki kewenangan,
58
proses yang dilakukan berupa memberikan arahan secara langsung dalam proses
memperbaiki kinerja dari para pegawai yang ada pada kantor BKD. Dalam proses
perbaikan atas penyimpangan. Dengan adanya kotak saran yang disediakan di
kantor BKD maka dapat memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam
memberikan solusi serta koreksi atas pekerjaan yang dilakukan oleh pegawai yang
bertugas.
E. Faktor-faktor yang mempengaruhi Pelaksanaan Tugas dan Fungsi
Inspektorat Pengawasan pada Badan Kepegawain Daerah Kabupaten
Enrekang
Didalam melakukan aktifitasnya sebagai pengawas fungsional terhadap
penyelenggaraan pemerintah daerah inspektorat Kabupaten Enrekang tidak terlepas
dari faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan tugas dan fungsi inspektorat
pengawasan yang dulakukan terhadap penyelenggaraan pemerintah daerah
Kabupaten Enrekang dalam hal ini pelaksanaan PKPT terhadap kinerja BKD
Kabupaten Enrekang. Faktor-faktor tersebut yakni: faktor internal yaituh jumlah
aparat pengawas, dan faktor eksternal yaitu ketersediaan anggaran dan kelalainan
obejek pemeriksaan. Hal ini dapat dijelaskan sebagain berikut:
a. Faktor internal
Sebagai pelaksanaan tugas dan fungsi inspektorat pengawasan penyelengaraan
pemerintah daerah, Inspektorat Kabupaten Enrekang memiliki tugas mengawasi
serta mengontrol jalannaya pemerintah agar supaya penyelenggaraan pemerintahan
dapat berjalan dengan baik. Untuk bisa mengefektifkan tugas dan fungsi inspektorat
pengawasan tentu tidak lepas dari banyaknya jumlah aparat pengawas.
59
Dalam hubungnnya dengan urain di atas maka hasil wawancara dengan S
selaku Sekertaris Inspektorat menjelaskan bahwa:
“Pelaksanaan tugas dan fungsi inspektorat pengawasan terhadap
penyelenggaraan pemerintah dala hal ini BKD sangan di tunjang oleh jumlah aparatur dalam melakukan pengawasan” (hasil wawancara dengan S 10 september 2018) Kurangnya tenaga pemeriksaan menjadi faktor yang paling berpengaruh dalam
melakuaan pelaksanaan tugas dan fungsi inspektorat pengawasan. Berdasarkan hasil
wawancara dengan AL selaku Inspektur pembantu inspektorat Kabupaten Enrekang
mengatakan bahwa:
“Inspektorat Kabupaten Enrekang saat ini memiliki pegawai sangat sedikit
pada akhir tahun 2018, Inspektorat Kabupaten Enrekang hanya memiliki beberapa pejabat saja” (Hasil wawancara dengan AL 10 september 2018)
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal yang menghambat pelaksanaan tugas dan fungsi inspektorat
pengawasan Kabupaten Enrekang terhadap BKD Kabupaten Enrekang yakni
adanya berupa ketersediaan anggaran yang diberikan serta adanya kelalaian yang
dialkukan oleh objek pemerintahan.
Seperti yang diungkapkan oleh S selaku Sekertaris inspektorat yang
mengatakan bahwa:
“selain faktor internal yang telah saya bahasakan tadi, faktor lainnya yaitu minimnya anggaran yang diberikan dalam melakukan pelaksanaann tugas dan fungsi inspektorat pengawasan ” (Hasil wawancara dengan S 10 september 2018)
Hal serupa serupa juga dikatakan oleh AL selaku inspektu pembantu insektorat
Kabupaten Enrekang mengatakan bahwa:
60
“saat ini kami selalu terkendalah dengan minimnya anggaran yng tersedia sehingga pelaksanaan pengawasan selalu terkendalah terlebih lagi yang periksa adalah BKD” (Hasil wawancara dengan AL 10 september 2018)
Dalam melakukan pemeriksan tentu dibarengi dengan anggaran yang
dibutuhkan dalam melakukan pemeriksan. Namun anggaran yang dibrikan kepada
Inspektorat Kabupaten Enrekang tidak sesuai dengan SKPD yang dipriksa.
Selain ketersediaan anggran yang diberikan, faktor lain yang ditemukan
serimgkali dokumen-dokumen yang dibutuhkan pada saat pemeriksaan itu terlambat
diberikan. Selain itu sebagagian dari pejabat tidak ada dilokasi pada saat
pemeriksaan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan pejabat Inspektorat Kabupaten Enrekang
dan BKD Kabupaten Enrekang pelaksanaan tugas dan fungsi inspektorat
pengawasan telah dilaksanakan tetapi didalam pelaksanaannya belum efektif
dikarenakn adanya faktor-faktor penghambat didalam pengawasan tahuan. Dimana
indikator penilain yang digunakan dalam menilai efektifitas pelaksanaan
pengawasan, penulis menetapkan beberapa indikator yang diambil dari prndapat
yang sebagaimana dikemukakan oleh Sarwato bahwa suatu pelaksanaan
pengawasan yang efektif jika ditunjang oleh ketetapan waktu, obyektif, dan akurat.
61
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penilitian yang dibahas pada bab sebelumnya maka dapat kita
tarik kesimpulan sebagai berikut:
a. Pelaksanaan tugas dan fungsi inspektorat Kabupaten Enrekang yang dilaksnakan
oleh Inspektorat Kabupaten Enrekang terhadap kinerja Badan Kepegawain
Daerah Kabupaten Enrekang telah terlaksana sesuai dengan Standar Operasional
Prosedur tetapi dalam pelaksanaannya belum efektif mengacu pada pendapat
yang diberikan oleh Sarwato bahwa suatu pelaksanaan pengawasan yang efektif
jika ditunjang oleh ketetapan waktu, dan akurat. Pelaksanaan tugas dan fungsi
inspektorat pengawas terhadap kinerja Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten
Enrekang telah dilaksanakan pada bulan september 2018 dan rampung pada
bulan september 2018.
Berdasarkan hasil laporan pemeriksaan yang diterbitkan oleh inspektorat
pencapain kinerja Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Enrekang tahu 2018
mendapat opini baik, tetapi belum optimal khususnya dalam pengembangan
Sumber Daya Manusia aparatur pemerintahan. Penilain ini didasarkan pada
realisasi sasaran berdasarkan indicator kinerja dan target.
62
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi Pelaksanaan Tugas dan Fungsi Inspektorat
Pengawasan dalam meningkatkan kinerja Badan Kepegawaian Daerah
Kabupeten Enrekang.
1. Faktor Internal
Sebagai pengawas penyelenggara pemerintahan daerah, Inspektorat
Kabupaten Enrekang memiliki tugas mengawasi serta mengontrol jalannya
pemerintah agar supaya penyelenggaraan pemerintah berjalan dengan baik.
Namun saat melakukan pelaksanaann tugas dan fungsi inspektorat terhadap
kinerja BKD Kabupaten Enrekang khususnya dan seluruh SKPD jumlah aparatur
pengawas yang terlihat langsung dalam pemeriksaan masih sangat kurang dalam
melakukan audit. Selain itu Inspektorat Kabupaten Enrekang hanya memiliki
beberapa pejabat fungsional saja, sementara jika dalam melakukan pelaksanaan
tugas dan fungsi inspektorat pengawasan sebagaian pejabat inspetorat terpaksa
merangkap jabatan sebagai pengawas.
2. Faktor Eksternal
Didalam melakukan pelaksanaan tugas dan fungsi inspektorat pengawasan
tentu dibarengi dengan anggran yang dibutuhkan dalam melakukan pengawasan.
Namun anggaran yang diberikan kepada Inspektorat Kabupaten Enrekang tidak
sesuai dengan jumlah kegiatan akan diperiksa sehingga mengakibatkan objek
pemeriksaan berkurang dari yang direncanakn.
63
B. Saran
Adapun saran yang penulis dapat berikan sesuai dengan temuan dilapangan
adalah sebagai berikut :
1. Dengan adanya Pelaksanaan Tugas dan Fungsi Inspektorat pada Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Enrekang harus meningkatkan kualitas
pelayanan yang diberikan kepada masyarakat untuk memberikan kepuasan
kepada masyarakat.
2. Kantor Inspektorat dan Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Enrekang
harus lebih bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukan agar kinerja para
pegawai yang bekerja pada kantor tersebut dapat lebih meningkat dan
kualitasya juga meningkat pula.
3. Kepada masyarakat agar lebih aktif dalam memberikan saran pada kotak saran
untuk meningkatkan kinerja para pegawai.
64
DAFTAR PUSTAKA
Amins, Achmad. 2012. Manajemen Kinerja Pemerintahan Daerah. Laksbang Pressindo, Yogyakarta.
Bintang, Susmanto. (2009). Pengawasan Fungsional. Remaja Rosda Karya, Bandung. Penerbit: Mitra Wacana Media.
Departemen Pendidikan Nasional. 2000. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga. Balai Pustaka: Jakarta.
Pahmi, Irham. 2013. Manajement kepemimpinan teori dan aplikasi. Bandung Alfabeta.
Handayaningrat, Soewarno. Pengantar Ilmu Administrasi dan Manajemen. Gunung Agung: Jakarta.
Handoko, T. Hani. 1984. Manajemen Edisi kedua. Balai Penerbit Fakultas Ekonomi Gadjah Mada: Yogyakarta.
Kepurusan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2007, Tentang Pedoman Tata Cara Atas Penyelenggaraan Pemerintah Dearah.
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2001, Tentang Tata Cara Pengewasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah.
Moleong, Lexy J. 1989. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT. Remaja Rosdakarya: Bandung.
Murwaningsi, Tri. 2013. Perencanaan dan Pengawasa. Surakarta; UPT Penerbitan dan percetakan UNS (UNS Press)
Mukarrom, Zaenal dan Muhidin Wijaya laksana. 2015. Management Pelayanan Publik. Bandung: CV Pustaka Setia.
M. Sitomorang, Victor dan Jusuf Juhir. 1993. Aspek Hukum Pengawasan Melekat. Rineka Cipta: Jakarta.
Natsir, Achmad. 1994. Pokok-Pokok Materi Pengawasan Aparatur Pemerintahan. Ujung Pandang.
Nawawi, Zaidan. 2013. Manajement Pemerintahan. Jakarta: Rajawali Pers.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2007 Tentang Pedoman Teknis Organisasi Dan Tata Kerja Inspektorat Provinsi Kabupaten/Kota.
65
Peraturan Dalam Negeri Nomor 8 Tahun 2009 Tentang Perubahan Atas Peraturan Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2007, Tentang Pedoman Tata Cara Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2007, Tentang Organisasi Perangkat Daerah.
Reksohadiprodjo, Sukanto. 2008. Dasar-Dasar manajemen, Edisi Keenam Cetakan kelima. Penerbit: BPFE Yogyakarta.
Sarwoto. 2010. Dasar-Dasar Organisasi Manajemen, Cetakan Keenambelas. Penerbit: Ghalia Indonesia, Jakarta.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kualitatif, Kualitatif Dan R&D. Alfabeta: Bandung.
Silalahi, Ulbert. 2011. Studi Tentang Ilmuh Administrasi Konsep, Teori, dan Dimensi. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Sule Eni Trisnawati, dan Kurniawan Saefullah. 2005. Pengantar Manajemen, Edisi Pertama, Cetakan Pertama, Penerbit: Prenada media, Jakarta.
Sujamto. 1987. Aspek-Aspek Pengawasan Di Indonesia. Cetakan Pertama. Sinar Grafika: Jakarta.
Terry, R, George dan Leslie W, Rue. 2010. Dasar-Dasar Manajemen, Edisi Bahasa Indonesia, Cetakan Ketigabelas. Penerbit: Bumi Aksara, Jakarta.
RIWAYAT HIDUP
SUHARDI. Di lahirkan di Dusun Liba Desa Parombean
pada tanggal 24 Desember 1995, dari buah cintah kasih
sayang pasangan dari Ayahanda Senang dan Ibunda
Hayani. Penulis masuk Sekolah Dasar Kecil Liba pada
tahun 2002 dan tamat pada tahun 2008, kemudian
melanjutkan pendidikan di SMPN 3 Anggeraja dan tamat
pada tahun 2010, setelah lulus penulis melajutkan pendidikan di SMK
Penerbangan Hasanuddun Makassar dan tamat pada tahun 2013, Pada tahun yang
sama penulis melanjutkan (S1) Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Muhammadiyah Makassar.
Selain aktif di Akademik, penulis juga aktif di dalam organisasi Himpunan
Mahasiswa Sospol Messerempulu (HISMA).
Pada tahun 2019 penulis berhasil menyelesaikan studinya dengan gelar sarjana
(S1)