PENGARUH PENERAPAN E-GOVERNMENT - Unismuh
of 156
/156
Embed Size (px)
Transcript of PENGARUH PENERAPAN E-GOVERNMENT - Unismuh
Oleh:
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTASILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITASMUHAMMADIYAH MAKASSAR
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Studi dan Memperoleh
GelarSarjana Ilmu Administrasi Negara (S.Sos)
Disusun dan Diajukan Oleh:
Kepada
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH MAKASSAR
Nama Mahasiswa : M. Ahmar Muammar
Nomor Induk Mahasiswa : 10561 05129 14
Program Studi : Ilmu Administrasi Negara
Menyatakan bahwa benar skripsi ini adalah karya saya sendiri dan bukan hasilplagiat
dari sumber lain. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila
dikemudian hari ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa
pencabutan gelar akademik dan pemberian sanksi lainnya sesuai dengan aturan yang
berlaku di Universitas Muhammadiyah Makassar.
Makassar, 23 Januari 2020
Penerapan E-Government Terhadap Pelaksanaan Good Governance di Dinas
Komunikasi Informatika dan Statistik Kabupaten Wajo.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan E-Government
Terhadap Pelaksanaan Good Governance di Dinas Komunikasi Informatika dan
Statistik Kabupaten Wajo.Adapun metode penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif.Populasi dalam penelitian ini adalah 36 masyarakat dan 44 pegawai
penarikan sampelnya menggunakan sampling jenuh. Teknik pengabsahan data yaitu
Uji Validitas, UjiReliabilitas,Teknik Analisis Data Yaitu TeknikAnalisisDeskrptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi (b) nilainya sebesar
35,583 yang menyatakan bahwa penerapanE-Government(X) berpengaruh terhadap
pelaksanaan Good Governance (Y). Berdasarkan hasil t hitung > t tabel (35,583>
1,994) atau signifikan (Sig) sebesar 0,000 lebih kecil dari < 0,05, sehingga berarti
hipotesis satu (H1) diterima. Hal ini berarti hipotesis pertama (H1) Penerapan E-
Government signifikan terhadap Pelaksanaan Good Governancedi Dinas Kominfo
dan Statistik. Kontribusi E-Government sebesar 30,6% dapat diartikan bahwa ada hal
lain yang dapat meningkatkan Penerapan E-Government terhadap Pelaksanaan Good
Governance.
vi
Puji Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan Rahmat dan Hidayat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan skirpsi ini yang berjudul “Pengaruh Penerapan E-Government
Terhadap Pelaksanaan Good Governance di Dinas Komunikasi Informatika dan
Statistik Kabupaten Wajo”.
Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh
gelar sarjana di Jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu
Politik Universitas Muhammadiyah Makassar .Shalawat beserta salam semoga
senantiasa terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya,
sahabatnya, hingga kepada umatnya hingga akhir zaman.
Ucapan terima kasih pertama-tama penulis persembahkan untuk kedua orang
tua, ayahanda Tajuddin Nur, S.Pd dan ibunda Sitti Rahmawati. Terima kasih atas
doa, cinta, kasih sayang, didikan, kepercayaan, dan pengorbanan ayah bunda untuk
ananda. Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda kepada beliau,
tak lupa pula ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis ucapkan untuk
seluruh keluarga besarku yang tak henti-hentinya memberikan dukungan baik moril
maupun materil kepada penulis.
Banyak rintangan dan tantangan yang penulis hadapi dalam penyelesaian
skripsi ini, untuk itu kesempatan ini izinkan penulis memberikan ucapan terima kasih
kepada berbagai pihak yang telah memberikan dukungan dan bantuan kepada penulis
vii
dalam pembuatan skripsi ini, maka dari itu penulis juga mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Ibu Dr. Hj. Ihyani Malik, S.Sos, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Dan
Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.
2. Bapak Dr. Burhanuddin, S.Sos, M.Si selaku Wakil Dekan I Fakultas Ilmu
Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Bapak Nasrul Haq, S.Sos, MPA Selaku Ketua Jurusan dan Pembimbing II Ilmu
Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas
Muhammadiyah Makassar.
4. Ibu Dr. Hafiz Elfiansyah, P., M.Si dan selaku pembimbing I penulis yang selalu
memberikan arahan dan dorongan atas penyelesaian skripsi penulis.
5. Para Dosen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah memberikan bimbingan
selama penulis menduduki jenjang pendidikan di kampus biru Universitas
Muhammadiyah Makassar.
6. Seluruh Staf Jurusan Ilmu Administrasi Negara, terima kasih atas bantuan
yang tiada hentinya bagi penulis selama ini.
7. Bapak Jalaluddin ST.M,Kes selaku Sekertaris Kominfo dan Statistik beserta
seluruh stafnya. Terima kasih telah membantu penulis dalam menyelesaikan
penelitian di lokasi ini.
viii
8. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terima kasih yang
sebesar-besarnya atas bantuan dan doanya. Semoga bantuan dan keikhlasannya
mendapat balasan dari Allah SWT.
Akhirnya hanya kepada Allah SWT kita mermohon, semoga curahan rahmat dan
hidayahnya senantiasa dilimpahkan kepada kita umatnya yang senantiasa taat atas
seluruh perintahnya, semoga segala usaha dan jerih payah kita selama ini mendapat
ridho dari-Nya Amin Ya Rabbal Alamin.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
C. Kerangka Pikir ........................................................................................27
C. Populasi Dan Sampel ..............................................................................34
D. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................35
E. Teknik Analisi Data ................................................................................37
E. Pembahasan .............................................................................................119
BAB V .................................................................................................................132
otonomi daerah. Pemerintah diharuskan bisa menjadi lebih baik untuk mengikuti
perkembangan yang semakin maju, untuk mengimbangi hal tersebut maka muncullah
istilah pemerintahan yang berbasis elektronik atau dengan kata lain (E-Government).
Penyelenggaraan E-Government di Indonesia telah dimulai saat sebelum adanya
Inpres No. 3 Tahun 2003, sejalan dengan perkembangan teknologi informasi dan
jaringan telepon. Pemerintah menyadari akan manfaat penyelenggaraan E-
Government yang mendukung penyelenggaraan Good Governance. Penyelenggraan
ini membuka cakrawala baru dalam keterbukaan dan daya tanggap dikalangan
pemerintah serta tanggung jawab pemerintah.Di Indonesia, inisiatif menerapkan E-
Government telah diperkenalkan sejak tahun 2001 melalui Instruksi Presiden No.6
Tahun 2001 tentang Telematika (Telekomunikasi, Media, dan Inforatika).
Kemudian keluarnya Instruksi Presiden RI No.3 Tahun 2003 Tentang
Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan E-Government yang diinstruksikan
kepada :
2
Tertinggi Dan Tinggi Negara, Panglima Tentara Nasional Indonesia, Kepala
Kepolisian Negara Republik Indonesia, Jaksa Agung Republik Indonesia, Gubernur,
Bupati/Waliota untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai tugas,
fungsi dan kewenangan masing-masing guna terlaksananya pengembangan E-
Government secara nasional dengan berpedoman pada Kebijakan dan Strategi
Nasional Pengembangan E-Government sebagaimana tercantum dalam Lampiran
Instruksi Presiden.
dengan sangat cepat. Sebagai akibatnya terjadi tekanan dari masyrakat kepada
pemerintah untuk lebih memanfaatkan dan memperbaiki kinerja pemerintah. Dengan
ini muncul sistem E-Government sebagai akibat tekanan dari masyarakat.
Dengan menerapkan sistem E-Government, maka masyarakat dapat memantau
aktifitas dari apa yang direncanakan dan telah dilakukan oleh pemerintah, kemudian
akan memicu kinerja pemerintah yang jauh lebih baik. Pemanfaatan E-Governmnet
sendiri dapat meningkatkan efektifitas dan efesiensi dari kinerja aparat pemerintah,
arus informasi yang cepat, dan adanya media yang menampung segala aspirasi dari
3
seluruh masyarakat.
Hal ini sesuai dengan Instruksi Presiden No.3 tentang Kebijakan dan Strategi
Nasional Pengembangan E-Government yang menyatakan bahwa pemanfaatan
teknologi komunikasi dan informasi dalam proses pemerintahan akan meningkatkan
efesiensi, efektifitas, transparansi, dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintah.
Kemudian Peraturan Pemerintah No.56 Tahun 2005 tentang Sistem Keuangan Daerah
dijelaskan bahwa untuk menindaklanjuti terselenggaranya proses pembangunan yang
sejalan dengan prinsip tata kelola pemerintah yang baik (Good Governance).
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah berkewajiban untuk mengembangkan
dan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi untuk meningkatkan kemampuan
mengelola keuangan daerah. Berdasarkan hal tersebut, maka penerapan sistem E-
Government dalam penataan tata kelola pemerintah harus dijalankan dengan baik,
jika hal ini dapat berjalan dengan semestinya maka Good Governance dapat
terwujud. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa E-Government merupakan suatu
perwujudan untuk menyukseskan tata kelola pemerintah dengan baik.
Dalam laporan Balai Pelatihan dan Pengembangan Teknologi Informasi dan
Komunikasi (BPPTIK) sebuah laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang
kembali mempublikasikan peringkat E-Government Development Index (EGDI)
berdasarkan survei tahun 2018 (www.kominfo.go.id). Pada tahun ini Indonesia
menempati posisi ke-107 EGDI, naik 9 peringkat dibandingkan tahun 2016 yang
4
menduduki peringkat ke-116. Indonesia menempati peringkat ke-7 di Association of
Southeast Asian Nation (ASEAN) setelah Vietnam. Peringkat Indonesia ini masih
berada jauh di bawah negara-negara di ASEAN lainnya seperti Singapura (peringkat
ke-7 EGDI), Malaysia (peringkat ke-48 EGDI), Brunei Darussalam (peringkat ke-59
EGDI), Thailand (peringkat ke-73 EGDI), Philippines (peringkat ke-75 EGDI), dan
Vietnam (peringkat ke-88 EGDI).
karena berperan sebagai pendukung fungsi pemerintah dalam mewujudkan pelayanan
yang baik untuk masyarakat. Dengan adanya sistem yang diterapkan di instansi
pemerintah di Kabupaten Wajo maka masyarakat akan dengan mudah mengakses
informasi terkait dengan kegiatan pelayanan yang diberikan pemerintah daerah
seperti informasi kebijakan dan program-program yang sudah atau telah dilaksanakan
oleh pemerintah.
Wajo belum terlalu terekspos ke masyarakat sehingga banyak masyarakat tidak
mengetahui program layanan pemerintah ini. Minimnya akses informasi yang ada
pada portal resmi Kabupaten Wajo (wajokab.go.id) juga menjadi salah satu perhatian
dimana pemerintah selaku pelayan publik harus mengedepankan keterbukaan
penyedia informasi bagi masyarakat.
arus informasi dapat terlaksana secara seimbang yaitu antara pemerintah dengan
masyarakat, sehingga masyarakat dapat dengan mudah mengetahui seluruh informasi
terkait dengan keputusan dan kepentingan publik secara aktif.
Riva dalam Sedarmayanti (2016: 4), adanya permasalahn tersebut juga
mengharuskan pemerintah untuk melakukan upaya dalam peningkatan kualitas.
Untuk itu perlu adanya berorientasi kepada pengedepanan peroses Good Governance
dalam pengelolaan layanan publik. Pemerintah seharusnya menyadari bahwa
penerapan E-Government buakan hanya sekedar mengikuti aturan lalu lepas tanggung
jawab begitu saja, melainkan membutuhkan konsistensi, bahwa sejauh mana
pemerintah mampu mengembangakan dan menjaga eksistensi. Maka pada dasarnya
tuntutan akan terlaksananya tata kelola yang baik bagi pemerintah sangat wajar,
pemerintah harus dengan bijak memperhatikan apa yang akan dilaksanakan dalam
kegiatan pemerintah dan sebagai bentuk akuntabilitas terhadap masyarakat. Dengan
adanya E-Government Pemerintah memiliki harapan baru dalam meningkatkan
pelayanan bagi masyarakat dalam mewujudkan Good Governance.
Menurut Effendi dalalm Sedarmayanti (2016:5). Permasalahan-permasalahan
dalam implementasi otonomi daerah yang telah dipaparkan, mencerminkan lemahnya
akuntabilitas pemerintah terhadap masyarakat. Permasalahan ini juga mencerminkan
6
bahwa secara nyata Good Governance pada dasarnya tidak terlaksana dengan baik
atau dengan kata lain Bad Governance. Untuk itu perlu adanya hubungan sinergis dan
konstruktif diantara negara, sektor dan masyarakat.
Untuk itu, diperlukan tata kelola pemerintah yang sejalan dengan perubahan
yang terjadi pada era transisi global. Pemerintah juga perlu membenahi peraturan-
peraturan yang telah dibuat agar menjauhkan dari hal-hal yang dapat merugikan
rakyat. Selain itu, masyarakat dan birokrasi dituntut untuk saling menyesuaikan diri
agar terjadi sebuah relasi yang menghasilkan perdamaian yang produktif serta saling
menghargai. Oleh sebab itu, diperlukan sebuah perubahan-perubahan yang baru
dalam mewujudkan pemerintah yang baik serta dapat menyesuaikan dengan arus
perkembangan zaman.Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis hendak
melakukan penelitian yang berjudul: “Pengaruh Penerapan E-Government
Terhadap Pelaksanaan Good Governance Di Dinas Komunikasi Informatika dan
Statistik Kabupaten Wajo”.
B. Rumusan Masalah
menetapkan permasalahan yang akan diteliti sebagai berikut:
1. Seberapa baik Penerapan E-Government di Dinas Komunikasi Informatika dan
Statistik Kabupaten Wajo?
Informatika dan Statistik Kabupaten Wajo?
3. Seberapa besar Pengaruh Penerapan E-Government terhadap Pelaksanaan Good
Governance di Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik Kabupaten Wajo?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan permasalah yang ada diatas, maka dapat dikemukakan
maksud dan tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk Mengetahui Seberapa baik Penerapan E-Government di Dinas
Komunikasi Informatika dan Statistik Kabupaten Wajo.
2. Untuk Mengetahui Seberapa baik Pelaksanaan Good Governance di Dinas
Komunikasi Informatika dan Statistik Kabupaten Wajo.
3. Untuk Mengetahui Seberapa besar Pengaruh Penerapan E-Governmentterhadap
Pelaksanaan Good Governancedi Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik
Kabupaten Wajo.
8
berpengaruh terhadap Good Governance.
Good Governance.
Tata Kelola Pemerintah di Kota Tasikmalaya yang pernah dilakukan oleh
Annisa Ayu Azzahra telah ditemukan beberapa poin kesimpulan:
a. Penerapan E-Government pada Dinas, Badan dan Kantor dipemerintah Kota
Tasikmalaya sudah diterapkan dengan baik.
b. Pelaksanaan Tata Kelola pemerintah pada sebagian besar Dinas , Badan dan
Kantor di Pemerintah Kota Tasikmalaya sudah dikelola dengan baik.
c. Penerapam E-Governmentmemiliki hubungan yang sangat kuat dengan dengan
pelaksanaan tata kelola pemerintah di Kota Tasikmalaya.
Hasil penelitian menunjukkan penerapan E-Government di Kota Tasikmalaya
memberikan pengaruh sebesar 61,9% terhadap tata kelola di Kota Tasikmalaya
Azzahra, (2016: 97).
menunjukkan desentralisasi dan otda bertujuan meningkatkan kesejahteraan rakyat
melalui berbagai bentuk pelayanan masyarakat. Keterbatasan pemerintah dalam
pemberian pelayana masyarakat serta potensi besar yang dimiliki pihak swasta dan
masyarakat sipil menjadi keniscayaan bahwa pengelolaan negara sebaiknya
10
3. Asep Fajar Firmansyah Iwa Airlangga (2012),Pengaruh E-Goverment terhadap
Kemampuan Knowledge Sharing Pemerintah (Studi Kasus Pada Pemerintah Daerah
DKI Jakarta), Penelitian ini mengkonfirmasikan temuan bahwa pembangunanE-
Government khusus di PemDa DKI Jakarta belum secara signifikan mempengaruhi
kemampuan knowledge sharing pemerintah.
1. Konsep E-Government
solusi bagi pemerintah untuk lebih meningkatakan kinerjanya yang berbasis pada
Good Governance. Kesiapan sumber daya manusia, regulasi, anggaran dana, sarana
dan prasarana adalah hal mutlak yang harus disediakan dalam penyelenggaraan E-
Government.
teknologi informasi dan komunikasi di sektor publik untuk memudahkan pemerintah
Kumar dan Best dalam Heryana (2013: 2).
Bank Dunia (World Bank) dalam Sari dan Winarno (2012: 2) menuliskan
bahwa E-Government mengarahkan untuk menggunakan teknologi informasi oleh
11
(2004:3) E-Government merupakan penggunaan ICT (Information Communication
Technology) untuk meningkatkan hubungan antara pemerintah dengan pihak-pihak
lain.
Negara Italypun juga turut memberikan pandangan mengenai definisi E-
Government, Pemerintah Italy dalam Angraini (2015: 3) mengatakan ”the use of
modern ICT in the modernization of our administration, which comparise the
following clasess of action :
departements and agencies.
2) Computerozation of services to citizens and firms, often implying integration
among the services of different departements and agencies.
3) Profision of ICT access to final usesrs of government services and information.
Hole dalam Nugraha (2018: 4) menegaskan bahwa konseptual dasar dari E-
Government sebenarnya adalah bagaimana memberikan pelayanan melalui elektronik
(E-Service), seperti melalui internet, jaringan telepon dan komputer serta multimedia.
Berbagai definisi telah dijelaskan dan dipaparkan oleh para ilmuan diberbagai
belahan dunia yang berfokus pada kepentingan masyarakat guna mempercepat proses
12
pelayanan pada masyarakat agar lebih efektif dan efesien. Pakar dalam negeripun tak
luput memberikan definisinya mengenai konsep E-Government, yaitu secara teoritik
dipahami sebagai upaya untuk membangun hubungan yang baik antara pemerintah,
masyarakat dan swasta hingga dapat menjadi lebih efektif dan efesien, yang
kesemuanya itu dapat dipakai dengan reformasi birokrasi baik itu pembenahan,
kelembagaan, sumber daya manusia dan sistem penggunaan teknologi informasi dan
komunikasi yang dapat mempermudah masyarakat untuk mengakses informasi untuk
meningkatkan transparansi dan akuntabilitas di instansi pemerintah, juga memperluas
partisipasi publik. Pendayagunaan E-Government bertujuan untuk mendukung
terwujudnya pemerintahan yang baik Gunawan dan Yuwono(2007).
Kemudian dalam buku E-Government In Action yang ditulis oleh Indrajit
(2005:5) menjelaskan E-Government sebagai suatu usaha penciptaan suasana
penyelenggaraan pemerintah yang sesuai dengan objektif bersama (shared goals)
dari sejumlah komunitas yang berkepentingan. Oleh karena itu, visi yang
dicanangkan harus pula mencerminkan visi bersama dari para stakeholder yang ada
misalnya:
pelanggannya;
c) Meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat melalui kinerja pelayanan publik;
13
sebagainya.
identik dengan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi. Dapat dikatakan
juga bahwa E-Government adalah penggunaan teknologi informasi dan komunikasi
dalam penyelenggaraan pemerintah oleh lembaga pemerintah untuk meningkatkan
kinerja dan hubungan antara pemerintah dan pihak lain.
E-Government sejauh ini masih dipahami sebatas sebagai pembuatan situs web
oleh organisasi pemerintah. Belum banyak yang memahami secara luas bahwa tahap-
tahap pengembangan pemanfaatan teknologi informasi dalam organisasi publik itu
bisa berbeda-beda Wibawa, (2009: 99).
b. Manfaat E-Government
1) Memperbaiki kualitas pelayanan pemerintah kepada stakehodernya
(masyarakat, kalangan bisnis dan industri) terutama dalam hal kinerja efektfitas
dan efesiensi di berbagai bidang kehidupan bernegara.
2) Meningkatkan transparansi, kontrol, dan akuntabilitas penyelenggaraan
pemerintahan dalam rangka penerapan konsep good corporace governance.
14
3) Mengurangi secara signifikan total biaya administrasi, relasi dan interaksi yang
dikeluarkan pemerintah maupun stakeholdernya untuk keperluan aktivitas
sehari-hari.
4) Memberikan peluang bagi pemerintah untuk mendapatkan sumber-sumber
pendapatan baru melalui interaksinya dengan pihak-pihak yang berkepentingan.
5) Menciptakan suatu lingkungan masyarakat baru yang dapat secara cepat dan
tepat menjawab berbagai permasalahan yang dihadapi sejalan dengan berbagai
perubahan global dan trend yang ada.
6) Memperdayakan masyarakat dan pihak-pihak lain sebagai mitra pemerintah
dalam proses pengambilan berbagai kebijakan publik secara merata dan
demokratis.
CIMSA (Center for Medical Student’s Activities) dalam Azzahra (2016: 16)
juga memberikan pandangannya terkait penerapan E-Government, yaitu:
a. E-Government Meningkatkan Efesiensi
dan pemrosesan massal dan operasi administrasi publik. Aplikasi berbasis internet
juga dapat melakukan penghematan pengumpulan dan transmisi data, serta
penyediaan informasi dan komunikasi dengan pelanggan.
b. E-Government Meningkatkan Layanan
pelanggan. Layanan E-Government juga dikembangkan berdasarkan permintaan dan
nilai pengguna.
Teknologi Informasi dan Komunikasi dapat membantu pemangku kepentingan
berbagai informasi dan ide, untuk krmudian berkontribusi dalam menentukan hasil
kebijakan.
kepercayaan terhadap pemerintah, serta berkontribusi terhadap tujuan kebijakan
ekonomi. Dampak spesifik mencakup penurunan pengeluaran pemerintah melalui
program yang lebih efektif, efesiensi serta peningkatan produktivitas bisnis melalui
penyederhanaan administrasi yang dimungkinkan oleh Teknologi Informasi dan
Komunikasi dan peningkatan informasi pemerintah.
e. E-Government Adalah Kontributor Reformasi Utama
Perkembangan saat ini berarti bahwa proses reformasi harus berkelanjutan.
Teknologi Informasi dan Komunikasi telah mendukung reformasi di banyak wilayah,
misalnya dengan meningkatkan transparansi, memfasilitasi proses berbagai informasi
dan menyoroti inkonsistensi internal.
Warganya
Teknologi Informasi dan Komunikasi ini dapat membantu membangun
kepercayaan dengan memungkinkan keterlibatan warga dalam proses kebijakan,
mempromosikan pemerintah yang terbuka dan bertanggungjawab serta membantu
mencegah korupsi. Selain itu, jika batasan dan tantangan diatasi dengan baik, E-
Government dapat membantu memperdengarkan suara rakyat agar diperdebatkan
dengan lebih luas.
Teknologi Informasi dan Komunikasi ini membantu meningkatkan transparansi
dalam proses pengambilan keputusan dengan memudahkan informasi untuk dapat
diakses, mempublikasikan debat dan rapat, anggaran dan pengeluaran, hasil dan
alasan pemerintah untuk mengambil keputusan penting.
c. Elemen Sukses Pengembangan E-Government
Hasil kajian dan riset dari Harvard JFK School of Government dalamIndrajit
(2004) menjelaskan tiga konsep digitalisasi pada sektor publik, yaitu sebagai berikut:
1) Dukungan/Support
Elemen pertama dan krusial yang harus dimiliki oleh pemerintah adalah
keinginan dari berbagai kalangan pejabat publik dan politik untuk benar-benar
menerapkan konsep E-Government, bukan hanya sekedar mengikuti trend atau justru
17
adanya unsur “political will” ini, mustahil berbagai inisiatif pembangunan dan
pengembangan E-Government dapat berjalan dengan mulus. Karena budaya birokrasi
cenderung bekerja berdasarkan model manajemen “top down”, maka jelas dukungan
implementasi program E-Government yang efektif harus dimulai dari para pimpinan
pemerintah yang berada pada level tertinggi sebelum merambat ke level-level
dibawahnya. Hal yang dimaksud dengan dukungan disini bukanlah hanya pada
omongan semata, namun lebih jauh lagi dukungan yang diharapkan adalah dalam
bentuk hal-hal sebagai berikut:
a) Disepakatinya kerangka E-Government sebagai salah satu kunci sukses negara
dalam mencapai visi dan misi bangsanya, sehingga harus diberikan prioritas
tinggi sebagaimana kunci-kunci sukses lain diperlakukan;
b) Dialokasikannya sejumlah sumber daya (manusia, finansial, tenaga, waktu,
informasi, dan lain-lain) disetiap tataran pemerintah untuk membangun konsep
ini dengan semangat lintas sektoral;
c) Dibangunnya berbagai infrastruktur dan superstruktur pendukung agar tercipta
lingkungan kondisif untuk mengembangkan E-Government (seperti adanya
Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah yang jelas, ditugaskannya lembaga-
lembaga khusus misalnya kantor E-Envoysebagai penanggung jawab utama,
disusunnyaaturan main kerja sama dengan swasta, dan lain sebagainya); dan
18
menyeluruh kepada seluruh kalangan birokrat secara khusus dan masyarakat
secara umum melalui berbagai cara kampanye yang simpatik.
2) Kemampuan/Capacity
Elemen kedua ini adalah adanya unsur kemampuan atau keberdayaan dari
pemerintah setempat dalam mewujudkan impian E-Government terkait menjadi
kenyataan. Ada tiga hal minimum yang paling tidak harus dimiliki oleh pemerintah
sehubung dengan elemen ini, yaitu:
a) Ketersediaan sumber daya yang cukup untuk melaksanakan berbagai inisiatifE-
Government, terutama yang berkaitan dengan sumber daya finansial;
b) Ketersediaan infrastruktur teknologi informasi yang memadai karena fasilitas
ini merupakan 50% dari kunci keberhasilan penerapan konsep E-Government;
dan
c) Ketersediaan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi dan keahlian
yang dibutuhkan agar penerapan E-Government dapatsesuai dengan asas
manfaat yang diharapkan.
3) Nilai/Value
Elemen pertama dan kedua merupakan dua buah aspek yang dilihat dari sisi
pemerintah selaku pihak pemberi jasa. Berbagai inisiatif E-Government tidak akan
ada gunanya jika tidak ada pihak yang merasa diuntungkan dengan adanya
19
implementasi konsep tersebut; dan dalam hal ini, yang menentukan besar tidaknya
manfaat yang diperoleh dengan adanya E-Government bukanlah kalangan pemerintah
sendiri, melainkan masyarakat dan mereka yang berkepentingan. Untuk itulah maka
pemerintah harus benar-benar teliti dalam memilih prioritas jenis aplikasi E-
Government apa saja yang harus didahulukan pembangunannya agar benar-benar
memberikan value (manfaat) yang secara signifikan dirasakan oleh masyarakat. Salah
dalam mengerti apa yang dibutuhkan masyarakat justru akan menjadi bumerang bagi
pemerintah yang akan semakin mempersulit meneruskan usaha dalam
mengembangkan konsep E-Government.
Perpaduan antara ketiga elemen terpenting di atas akan membentuk sebuah
nexus atau pusat syaraf jaringan E-Government yang akan menjadi kunci sukses
utama penjamin keberhasilan. Atau dengan kata lain, pengalaman memperlihatkan
bahwa jika elemen menjadi fokus sebuah pemerintah yang berusaha menerapkan
konsep E-Government berada di luar area tersebut (ketiga elemen pembentuk nexus)
tersebut, maka probabilitas kegagalan proyek tersebut akan tinggi.
2. Konsep Good Governance
Good Governance juga biasa disebut sebagai tata kelola pemerintah yang baik
yang merupakan indikator utama dalam pelaksanaan dan penerapan konsep yang
penting bagi sebuah organisasi. Hal ini dikarenakan Good Governance memiliki
konsep pengelolaan sumber daya manusia, sumber daya ekonomi dan sosial guna
20
untuk memenuhi kebutuhan pelayanan pada masyarakat pada suatu bangsa dan
merupakan suatu mekanisme yang diharapkan diseluruh belahan dunia saat ini.
Good Governance diIndonesia sendiri mulai benar–benar dirintis dan
diterapkan sejak meletusnya era Reformasi yang dimana pada era tersebut telah
terjadi perombakan sistem pemerintahan yang menuntut proses demokrasi yang
bersih sehingga Good Governance menjadi salah satu alat Reformasi yang mutlak
diterapkan dalam pemerintahan baru. Akan tetapi, jika dilihat dari perkembangan
Reformasi yang sudah berjalan selama kurang lebih 20 tahun ini, penerapan Good
Governance di Indonesia belum dapat dikatakan berhasil sepenuhnya sesuai dengan
cita–cita Reformasi sebelumnya.
a. Pengertian Good Governance
Dalam upaya menghadapi tantangan global saat ini, salah satu persyaratan yang
harus dipenuhi adalah komitmen tinggi dari pemerintah untuk benar-benar
menerapakan nilai Good Governance, dalam mewujudkan cita-cita itu UNDP (United
Nations Development Program) dalam Suaedi dan Wardiyanto (2010) dalam
dokumen kebijaksanaannya yang berjudul “Governance for Sustainable Human
Development” (1977) mendefinisikan governance sebagai pelaksanaan kewenangan
dalam bidang ekonomi, politik, dan administratif untuk mengelola berbagai urusan
Negara pada setiap tingkatannya dan merupakan instrument kebijkan Negara yang
mendorong terciptanya kondisi kesejahteraan integritas dan kohesitas sosial dalam
21
kepada proses pencapaian keputusan dan pelaksanaannya yang dapat
dipertanggungjawabkan secara bersama. Sebagai suatu konsensus yang dicapai oleh
pemerintah, warga negara, dan sektor swasta bagi penyelenggaraan pemerintahaan
dalam suatu negara.
Sebagai sebuah kata, governance sebenarnya tidaklah baru. Pada tahun 1590
kata ini dipahami sebagai state of being governed, berkembang menjadi mode of
living (1600), kemudian menjadi the office, function, or power of governing (1643),
berkembang menjadi method of management, system of regulation (1660) dan
kemudian dibakukan menjadi the action or manner governing. Sementara itu, berarti
to rule with authority atau mengatur atas nama kewenangan. Pelaksanaannya biasa
disebut sebagai government yang selain mempunyai arti sempit sebagai action of
ruling and directing the affairs of a state, atau pelaksanaan pengaturan dan
pengarahan urusan-urusan negara. Dengan demikian government indentik dengan
pengelolaan atau pengurus dengan makna spesifik atau pengurus negara. Nugroho,
(2004:207).
yang menjunjung tinggi keinginan atau kehendak rakyat dan dapat meningkatkan
kemampuan rakyat dalam pencapaian tujuan nasional kemandirian, pembangunan
berkelanjutan dan keadilan sosial serta pemerintah yang efektif dan efisien dalam
22
(2007: 3) mengatakan ada beberapa asas yang penting diketahui dalam
penyelenggaraan pemerintah yang baik. Pertama asas persamaan, berarti hal-hal yang
sama harus diperlakukan sama, disamping sebagai salah satu asas hukum yang paling
mendasar dan berakar pada kesadaran hukum. Kedua, asas kepercyaan termasuk
kedalam asas-asas hukum yang paling mendasar dalam hukum publik dan hukum
perrdata. Ketiga, asas kepastian hukum. Asas ini memiliki dua aspek yang satu lebih
bersifat material, yang lain masih bersifat formal. Keempat, asas kecermatan. Asas
kecermatan mengandung arti bahwa suatu ketepatan harus dipersiapkan dan diambil
dengan cermat. Kelima, asas pemberian alasan berarti bahwa suatu ketetapan harus
dapat didukung oleh alasan-alasan yang dijadikan dasar. Keenam, larangan
detournement de povoir, sebagai asas umum pemerintahan yang baik memandang
suatu wewenang tidak boleh digunakan untuk tujuan lain selain untuk mana ia
diberikan.
pemerintah yang baik, penyelenggaraan Negara yang baik, ataupun administrasi yang
baik yang berlandas pada prinsip dunia usaha swasta dan masyarakat
b. Prinsip Good Governance
mengatakan bahwa prinsip yang harus dijalankan meliputi beberapa bagian, yaitu:
1. Partisipasi/Participation
Setiap orang atau warga masyarakat, baik laki-laki maupun perempuan
memiliki hak suara yang sama dalam proses pengambilan keputusan, baik secara
langsung maupun melalui lembaga perwakilan sesuai dengan kepentingan masing-
masing.
Kerangka aturan hukum harus berkeadilan, ditegakkan dan dipatuhi secara
utuh, terutama aturan tentang hak asasi manusia. Good Gover memerlukan kerangka
kebijakan yang fair, yang diterapkan tanpa keberpihakan. Penerapan kebijakan
pemerintah yang tidak biasa memerlukan lembaga yang ada di masyarakat untuk
menjadi pengawas atas penerapan kebijakan tersebut.
3. Transparansi/Transparancy
menyediakan informasi yang jelas tentang prosedur, biaya dan tanggungjawab kepada
masyarkat. Seingga tidak ada yang ditutup-tutupi dalam pelaksanaan pembangunan,
semua disampaikan secara transparansi kepada rakyat dengan memperhatikan
24
4. Daya Tanggap/Responsiveness
Setiap institusi dan prosesnya harus diarahkan pada upaya untuk melayani
berbagai pihak yang berkepentingan. Pemerintah menampung dan menjalankan
aspirasi rakyat dengan maksimal. Optimalisasi pelayanan yang diberikan oleh
pemerintah memberikan manfaat dengan dukungan dan partisipasi yang besar dari
rakyat demi tercapainya tujuan pelaksanaan pembangunan.
5. Berorientasi Konsensus/ConsensusOrientation
kepentingan yang berbeda untuk mencapai konsensus atau kesempatan yang terbaik
bagi kepentingan masing-masing pihak, dan jika dimungkinkan juga dapat
diberlakukan terhadap berbagai kebijakandan prosedur yang akan ditetapkan
pemerintah. Penetapan visi dan misi bersama pemerintah dan rakyat ini akan
membawah kearah suatu tindakan atau kegiatan yang dilaksanakan akan saling
menunjang yaitu adanya kesamaan dalam visi dam misi antara publik dan
pemerintah.
25
hidupnya. Good Governancejuga berarti seluruh rakyat memperoleh perlakuan yang
sama oleh pemerintah baik disegala bidang dalam batas kewenangan dan tanggung
jawab. Pemeberian hak-hak yang sama dan perlakuan ini memerlukan keterbukaan.
7. Efektifitas dan Efesiensi/Effectiveness and Effeciency
Setiap proses kegiatan dan kelembagaan diarahkan untuk menghasilkan sesuatu
yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan melalui pemanfaatan yang sebaik-baiknya
berbagai sumber-sumber yang tersedia. Dengan mengoptimalkan sumber daya yang
ada pada sebuah instansi akan mempermudah tujuan efektif dan efesieni dalam
pelaksanaan pemerintah tercapai.
madani memiliki pertanggungjawaban kepada publik, sebagaimana halnya kepada
para pemilik (stakeholder). Adanya kejelasan terkait dengan kebijakan yang dibuat
dan dilaksanakan merupakan sebuah perwujudan akuntabulitas. Akuntabilitas yang
dapat diuji dan dipertanggungjawabkan kepada rakyat mencerminkan proses
pelaksanaan pemerintah berjalan pada rel dan koridor yang benar sesuai dengan
harapan dari rakyat.
Para pemimpin dan masyarakat memiliki perspektif yang luas dan jangka
panjang tentang penyelenggaraan pemerintah yang baik dan pembangunan manusia,
26
yang dilaukukan oleh pemerintah agar terciptanyaGood Governance atau tata kelola
pemerintah yang baik.
Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi pada saat ini mendorong
pemerintah untuk melakukan pemenuhan segala aspek untuk menuju Good
Governance yang baik guna melakukan pelayanan yang maksimal. Pesatnya
kemajuan teknologi juga dapat membuat masyarakat dapat mengetahui informasi
dengan sangat cepat. Sebagai akibatnya terjadi tekanan dari masyrakat kepada
pemerintah untuk lebih memanfaatkan dan memperbaiki kinerja pemerintah. Dengan
ini muncul sistem E-Government sebagai akibat tekanan dari masyarakat.
Dengan menerapkan sistem E-Government, maka masyarakat dapat memantau
aktifitas dari apa yang direncanakan dan telah dilakukan oleh pemerintah, kemudian
akan memicu kinerja pemerintah yang jauh lebih baik. Pemanfaatan E-Governmnet
sendiri dapat meningkatkan efektifitas dan efesiensi dari kinerja aparat pemerintah,
arus informasi yang cepat, dan adanya media yang menampung segala aspirasi dari
seluruh masyarakat.
Hal ini sesuai dengan Instruksi Presiden No.3 tentang Kebijakan dan Strategi
Nasional Pengembangan E-Government yang menyatakan bahwa pemanfaatan
27
efesiensi, efektifitas, transparansi, dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintah.
Kemudian Peraturan Pemerintah No.56 Tahun 2005 tentang Sistem Keuangan Daerah
dijelaskan bahwa untuk menindaklanjuti terselenggaranya proses pembangunan yang
sejalan dengan prinsip tata kelola pemerintah yang baik (Good Governance).
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah berkewajiban untuk mengembangkan
dan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi untuk meningkatkan kemampuan
mengelola keuangan daerah. Berdasarkan hal tersebut, maka penerapan sistem E-
Government dalam penataan tata kelola pemerintah harus dijalankan dengan baik,
jika hal ini dapat berjalan dengan semestinya maka Good Governance dapat
terwujud.
Sistem pemerintah yang demokratis memberikan perubahan dalam tatanan
kehidupan baik bagi masyarakat maupun bagi pemerintah itu sendiri. Hal ini memacu
pemerintah untuk mengupayakan kelancaran komunikasi antara stakeholder,
masyarakat dan pemerintah, sehingga aspirasi masyarakat dapat tersampaikan secara
langsung dan kontribusi dan partisipasi publik juga dapat terjalin.
Good Governance diterapkan sejak meletusnya era Reformasi yang dimana
pada era tersebut telah terjadi perombakan sistem pemerintahan yang menuntut
28
proses demokrasi yang bersih sehingga Good Governance menjadi salah satu alat
Reformasi yang mutlak diterapkan dalam pemerintahan baru. Akan tetapi, jika dilihat
dari perkembangan Reformasi yang sudah berjalan selama kurang lebih 20 tahun ini,
penerapan Good Governance di Indonesia belum dapat dikatakan berhasil
sepenuhnya sesuai dengan cita–cita Reformasi sebelumnya. Sedangkan
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah menawarkan sebuah solusi
bagi pemerintah untuk lebih meningkatakan kinerjanya yang berbasis pada Good
Governance.
Good Governance di Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik Kabupaten Wajo
ini untuk mencari tahu bagaimana tata kelola pemerintahan setelah diterapakannya E-
Government. Penulis memfokuskan enam manfaat utama pelaksanaan E-Government,
yaitu: memperbaiki kualitas pelayanan pemerintah kepada stakeholdernya,
meningkatakan transparansi, kontrol dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintah,
mengurangi secara signifikan total biaya administrasi, relasi dan interaksi,
memberikan peluang bagi pemerintah untuk mendapatkan sumber-sumber
pendapatan, menciptakan suatu lingkungan masyarakat baru dan memperdayakan
masyarakat dan pihak-pihak lain sebagai mitra pemerintahyang menggunakan teori
Indrajit, sedangkan good governance menggunakan teori UNDP, yaitu : Partisipasi,
29
efektif dan efesiensi, akuntabiilitas dan visi strategis.
Berikut merupakan kerangka pikir dari peneliti tentang Pengaruh Penerapan E-
Government Terhadap Pelaksanaan Good Governancedi Dinas Komunikasi
Informatika dan Statistik Kabupaten Wajo.
Gambar 1: Bagan Kerangka Pikir
Pelaksanaan E-Government di Dinas Kominfo
dan Statistik Kabupaten Wajo
Manfaat E-Government Indrajit, (2004):
1. Memperbaiki kualitas pelayanan
untuk mendapatkan sumber-sumber
Kabupaten Wajo
operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut. Definisi operasional
dalam penelitian ini meliputi:
pemerintah yang sesuai dengan objektif bersama (shared goals) dan sejumlah
komunitas yang berkepentingan. Indikator E-Governmet yang digunakan pada
penelitian ini yang diukur melalui pendapat responden yaitu sebagai berikut:
a. Memperbaiki kualitas pelayanan pemerintah kepada stakeholdernya, yakni
dimana para pelayan publik di Dinas Kominfo dan Statistik dapat memberikan
pelayanan secara cepat, mudah dan ramah kepada masyarakat ataupun pihak-
pihak lain.
pemerintah, yakni suatu keadaan dimana Dinas Kominfo dan Statistik mampu
memberikan keterbukaan dan mengontrol arus informasi yang diberikan serta
dapat mempertanggungjawabkannya.
c. Mengurangi secara signifikan total biaya administrasi, relasi dan interaksi, yaitu
dimana Dinas Kominfo dan Statistik mampu mengikis anggaran yang
31
untuk mencapai tujuan bersama.
pendapatan, yaitu Dinas Kominfo dan Statistik mampu berinteraksi dengan
masyarakat dan pihak-pihak lain dalam mengisi khas pemerintah serta mampu
menggunakan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan bersama.
e. Menciptakan suatu lingkungan masyarakat baru, yaitu dimana Dinas Kominfo
dan Statistik mampu menjawab berbagai tantangan yang ada dan mampu
mengikuti arus globalisasi serta beradaptasi dengan perkembangan saat ini.
f. Memperdayakan masyarakat dan pihak-pihak lain sebagai mitra pemerintah
dalam proses pengambilan berbagai kebijakan publik secara merata dan
demokratis, Dinas Kominfo dan Statistik perlu bekerja sama dengan
masyarakat dan pihak-pihak yang terkait dalam mencapai tujuan bersama.
2. Good Governancemerupakan suatu tatanan pemerintah yang baik dimana
pelaksanaan dan penerapan konsep melibatkan sumber daya manusia, sumber daya
ekonomi dan sosial secara maksimal. Indikator Good Governance yang digunakan
adalah sebagai berikut:
a. Partisipasi, yaitu setiap masyarakat memiliki hak yang sama dalam memberikan
suatu pendapat dan mampu bekerjasama dengan masyarakat kepada Dinas
Kominfo dan Statistik baik secara langsung maupun tidak langsung.
32
b. Aturan Hukum, yaitu Dinas Kominfo dan Statistik mampu mengatur dan
menjalankan suatu aturan tanpa adanya keberpihakan antara masyarakat dan
pihak-pihak lain.
c. Transparansi, yaitu mampu memberikan kemudahan oleh Dinas Kominfo dan
Statistik dalam berbagai akses informasi dan menyediakan informasi yang jelas
tentang prosedur, biaya, tanggungjawab kepada masyarakat, sehingga tidak ada
yang ditutup-tutupi dalam pelaksanaan pembangunan, semua disampaikan
secara terbuka kepada rakyat dengan memperhatikan peraturan dan ketentuan
yang berlaku.
d. Daya Tanggap, yaitu Dinas Kominfo dan Statistik dengan sigap mampu
melayani masyarakat dan pihak-pihak lain secara cepat dan tepat untuk
mencapai tujuan bersama.
penengah ataupun memberikan solusi bagi masyarakat dari berbagai
kepentingan dan akan menghasilkan sebuah kesepakatan yang dapat disetujui
bersama.
f. Berkeadilan, yaitu Dinas Kominfo dan Statistik mampu bersikap adil dan
memberikan suatu tindakan yang tepat kepada masyarakat dalam upaya
memelihara dan meningkatkan penyelenggaraan pembangunan.
33
g. Efektif dan Efesiensi, yaitu setiap proses kegiatan Dinas Kominfo dan Statistik
mampu menghasilkan sesuatu yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan dan
mengoptimalkan sumber daya yang ada.
h. Akuntabilitas, yaitu Dinas Kominfo dan Statistik mampu
mempertanggungjawabkan apa yang telah dikerjakan sehingga masyarakat
mendapatkan suatu kepercayaan.
i. Visi Strategis, yaitu Dinas Kominfo dan Statistik dapat menjaga konsistensi dan
menjalankan apa yang telah diamanahkan sehingga dengan mudah dapat
mencapai tujuannya.
D. Hipotesis
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. H0: Tidak Ada Pengaruh Antara Variabel Penerapan E-Government Terhadap
Variabel Pelaksanaan Good Governancedi Dinas Kominfo Kabupaten Wajo.
2. H1: Ada Pengaruh Antara Variabel Penerapan E-Government Terhadap
Variabel Pelaksanaan Good Governancedi Dinas Kominfo Kabupaten Wajo.
34
A. Waktu dan Lokasi Penelitian
Waktu penelitian yang dibutuhkan pada penelitian ini kurang lebih selama 2
(dua) bulan. Peneliti memilih lokasi untuk melakukan penelitian di instansi
pemerintah tepatnya di Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik Kabupaten Wajo.
Adapun alasan peneliti memilih lokasi ini karena peneliti ingin mengetahui pengaruh
E-Government terhadap pelaksanaan Good Governance di Kabupaten Wajo.
B. Jenis dan Tipe Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan alasan karena
peneliti ingin menganalisis bagaimana Pengaruh Penerapan E-Government Terhadap
Pelaksanaan Good Governance di Dinas Kominfo Kabupaten Wajo.
Adapun tipe penelitian ini adalah tipe penelitian deskriptif kuantitatif karena
peneliti akan mendeskripsikan bagaimana Pengaruh Penerapan E-Government
Terhadap Pelaksanaan Good Governance di Dinas Komunikasi Informatika dan
Statistik Kabupaten Wajo.
C. Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk
35
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugyono, 2003:80). Adapun yang
menjadi populasi dalam penelitian ini adalah 44 pegawai yang ada di Dinas Kominfo
dan Statistik, dan masyarakat yang ada di lokasi penelitian. Sedangkan untuk sampel,
menurut Arkinto (2010: 109), menyatakan bahwa sampel adalah sebagian atau wakil
populasi yang diteliti.Jumlah pegawai di Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik
Kabupaten Wajo Sebanyak 44 orang dan masyarakat sebanyak 36 orang.Maka teknik
sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampling jenuh yaitu dimana
semua anggota populasi menjadi sampel dan untuk teknik penentuan pengambilan
sampel masyarakat untuk data pembanding menggunakan teknik aksidental sampling
yaitu pengambilan sampel secara kebetulan siapa saja yang ditemui di lokasi
penelitian.
kuesioner (angket) menggunakan bentuk checklist. guna membantu responden di
Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik Kabupaten Wajo untuk menjawab dan
mengisi kuesioner dengan mudah dan cepat dengan memberi tanda check (v) pada
tempat yang telah disediakan.
Peneliti membuat 2 (dua) buah kuesioner untuk penelitian ini, yaitu variabel X
dan Y. Kedua kuesioner tersebut peneliti berikan kepada pegawai atau responden
yang berada di Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik Kabupaten Wajo guna
36
kisi-kisi instrumen penelitian.
kuantitatif. Skala Likert yang digunakan peneliti dalam penelitian ini guna untuk
mengukur sikap, pendapat, dan persepsi pegawai atau responden di Dinas
Komunikasi Informatika dan Statistik Kabupaten Wajo tentang variable E-
Government dan variable Good Governance. terdapat 5 (lima) pilihan jawaban untuk
setiap poin pertanyaan, yaitu:
2. Jawaban Setuju (S) : diberi skor 4
3. Jawaban Kurang Setuju(KS) : diberi skor 3
4. Jawaban Tidak Setuju (TS) : diberi skor 2
5. Jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) : diberi skor 1
Kuesioner penelitian yang dibuat oleh peneliti ini akan diuji validitas dan
reliabilitasnya sebelum dan sesudah penelitian. ji validitas dilaksanakan agar dapat
menguji keakuratan/kevalidan kuesioner penelitian, sedangkan uji reliabilitas
dilakukan untuk menguji kehandalan/konsistensi kuesioner penelitian. Peneliti akan
melakukan uji validitas dengan menggunakan aplikasi pengolah data software SPSS
version 25.0. Pengujian validitas cukup dengan membandingkan nilai rhitung dengan
nilai rtabel Product Moment. Jika nilai rhitung = rtabel maka indikator atau
37
valid jika nilai sig. (2-tailed) data < 0.05.
Pengujian realibilitas cukup dengan membandingkan ralpha atau angka
cronbach alpha dengan nilai 0,7. Jika ralpha atau angka cronbach alpha = 0,7 maka
indikator atau pertanyaan kuesioner dikatakan reliabel, begitupula sebaliknya.
E. Teknik Analisis Data
1. Teknik Analisis Statistik Deskriptif
Peneliti menggunakan teknik analisis data menggunakan statistik deskriptif
dimana mendeskripsikan atau menggambarkan data kuesioner yang telah terkumpul
dari jawaban responden pada Dinas Komunikasi Informatika dan Statstik Kabupaten
Wajo, sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan sehingga dapat
berlaku secara umum (generalisasi).
Teknik analisis statistik deskriptif yang akan digunakan dalam penelitian ini
berupa tabel, perhitungan modus, median, mean, perhitungan penyebaran data
melalui perhitungan rata-rata dan standar deviasi, serta perhitungan persentase (%).
Penentuan persentase dari perolehan data hasil kuesioner dari masing-masing variabel
menggunakan rumus perhitungan persentase:
kualitatif, dimana hasil perolehannya dapat digolongkan sebagaimana terlihat pada
Tabel 1:
Persentase Jawaban Tafsiran Kualitatif
Teknik analisis regresi sederhana digunakan untuk melihat besaran pengaruh
variabel E-Government terhadap variabel Good Governance pada Dinas Komunikasi
39
Informatika dan Statistik Kabupaten Wajo. Adapun rumus persamaan regresi linier
sederhana yang digunakan dalam penelitian ini, adalah:
Y = a + b X
Analisis regresi dalam penelitian ini akan menggunakan bantuan software SPSS
version 25.0. Hasil analisis regresi dapat digunakan pula untuk melakukan uji
hipotesis yang telah diajukan sebelumnya. Dasar pengambilan keputusannya, adalah:
a. JikanilaiPvalue (sig) < 0,05, maka Ho diterima dan H1 ditolak
b. JikanilaiPvalue(sig)>0,05,maka Ho ditolak dan H1 diterima
40
Kabupaten Wajo dengan ibu kota Sengkang, terletak dibagian tengah Provinsi
Sulawesi Selatan dengan jarak 242 km dari Makassar Ibu Kota Provinsi Sulawsi
Selatan, memanjang pada arah laut Tenggara dan terakhir merupakan selat, dengan
posisi geografis antara 03 0 39
’ – 04
Timur. Sebagian besar wilayahnya berupa dataran rendah hingga dataran rendah
bergelombang dengan ketinggian wilayah 0-520 Mdpl. Hanya sebagian kecil berupa
perbukitan di bagian utara. Bagian timur merupakan dataran rendah dan pesisir teluk
Bone, termasuk pulau-pulau pasir diteluk Bone. Sedangkan bagian barat merupakan
dataran aluvial Danau Tempe-Danau Sidenreng. Memiliki luas wilayah, yaitu
2.506,19 km 2 atau 4,01% dari luas Provinsi Sulawesi Selatan dengan rincian
penggunaan lahan terdiri dari lahan sawah 86.297 Ha (34,4%) dan lahan kering
164.322 Ha (65,57%). Sedangkan batas wilayah Kabupaten Wajo ini adalah sebelah
utara berbatasan dengan Kabupaten Luwu dan Kabupaten Sidrap, sebelah selatan
berbatasan dengan Kabupaten Bone dan Kabupaten Soppeng, sebelah timur
berbatasan dengan Teluk Bone dan sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten
Soppeng dan Kabupaten Sidrap.
Kabupaten Wajo mempunyai kemiringan lahan cukup bervariasi mulai dari datar,
bergelombang hingga berbukit. Sebagian besar wilayahnya tergolong datar dengan
kemiringan lahan/lereng 0-2% luasnya mencapai 212,341 Ha atau sekitar 84%,
sedangkan lahan datar hingga bergelombang dengan kemiringan 3-15% dengan luas
21,116 Ha (8,43%), lahan yang berbukit dengan kemiringan diatas 16-40% luas
13,752 Ha (5,50%) dan kemiringan lahan diatas 40% (bergunung) hanya memiliki
luas 3,316 Ha (1,32%).
Pada tahun 2007 Kabupaten Wajo telah terbagi menjadi 14 wilayah Kecamatan,
selanjutnya dari keempat belas wilayah Kecamatan di dalamnya terbentuk wilayah-
wilayah yang lebih kecil, yaitu secara keseluruhan terbentuk 44 wilayah yang
berstatus kelurahan dan 132 wilayah yang berstatus desa. Masing-masing wilayah
Kecamatan tersebut mempunyai potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia
yang berbeda meskipun perbedaan tersebut relatif kecil, sehingga pemanfaatan
sumber-sumber yang ada relatif sama untuk menunjang pertumbuhan pembangunan
diwilayahnya.
a. Visi dan Misi Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik
1). Visi Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik
Visi adalah sebagai suatu pernyataan yang merupakan ungkapan dari nilai, arah
dan tujuan organisasi yang memberikan kekuatan, semangat dan komitmen serta
42
memiliki daya tarik dan dapat diyakini sebagaipengaruh dalam pelaksanaan aktivitas
dan pencapaian tujuan organisasi. Dengan visi, organisasi akan memperoleh
gambaran yang jelas tentang arah dan sosok masa depan organisasi kemana dan
bagaimana instansi pemerintahan harus dibawa dan berkarya agar tetap eksis, kreatif,
inovatif serta produktif.
“Tersedianya informasi dan komunikasi, persandianserta data statistik yang
berkualitas dalam mewujudkan Kabupaten Wajo yang cerdas, produktif dan unggul”
2). Misi Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik
Misi Dnas Komunikasi Informatika dan Statistik Kabupaten Wajo adala sebagai
berikut;
Kabupaten Wajo.
pemberdayaan KIM.
d). Mendorong peranan media massa dalam menciptakan informasi yang berkualitas
dalam mewujudkan masyarakat yang cerdas, produktif dan unggul.
e). Membrdayakan potensi informasi dan komunikasi pemerintah dan masyarakat.
43
f). Meningkatkan data dan informasi yang berkualitas yang berbasis informasi dan
teknologi.
3). Struktur Organisasi
Dalam melaksanakan tugas dan fungsi sesuai dengan ketentuan yang berlaku
di Dinas Komuniasi Informatika dan Statistik mempunyai struktur oeganisasi sebagai
berikut;
3). Sub Bagian Keuangan
1). Seksi Pengelolaan Opini Publik
2). Seksi Kehumasan
2). Seksi Pengembangan Aplikasi dan Pengelolaan Data Center
3). Seksi Infrastruktur dan Jaringan TIK
44
2). Seksi Operasional Persandian
f). Bidang Statistik
2). Seksi Kordinasi dan Kerjasama Statistik Sektoral
3). Seksi Evaluasi dan Analisis Dimensi Layanan Sektoral
B. Pengumpulan Data
Pada bab ini penulis akan menyajikan data-data yang diperoleh selama penelitian
yang telah dilakukan di Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik Kabupaten
Wajo. Data ini diperoleh melalui kuesioner yang di distribusikan kepreada 36 orang
masyarakat pengguna layanan dan 44 orang pegawai Dinas Komunikasi Informatika
dan Statistik Kabupaten Wajo. Penyajian data meliputi data-data tentang identitas
responden dan distribusi jawaban masyarakat dan pegawai terhadapa pernyataan yang
akan diajukan dan diuraikan dalam tabel frekuensi.
1. Deskripsi Data Identitas Responden
Dalam penelitian ini yang menjadi respondennya adalah masyarakat dan pegawai
Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik Kabupaten Wajo.
a. Responden Pegawai
Jenis kelamin laki-laki dan perempuan responden masyarakat dan pegawai
Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik Kabupaten Wajo dapat dilihat dari tabel
berikut ini:
Tabel 4.1
1 Laki-laki 17 39
2 Perempuan 27 61
Sumber: Kuesioner Penelitian 2019
Dari data pada tabel 1 terkait distribusi responden berdasarkan jenis kelamin
dapat kita ketahui bahwa laki-laki yang menjadi responden adalah 17 orang atau
(39%) dan perempuan sebanyak 27 orang atau (61%).
Dalam penelitian ini, pegawai yang menjadi responden berada pada tingkat
umur yang berbeda-beda, untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.2
Jumlah 44 100
Berdasarkan tabel 2 terkait identitas responden berdasarkan umur, pegawai
yang paling banyak adalah pegawai yang berada pada kelompok umur 36-45 tahun
yaitu sebanyak 17 orang atau (39%), kemudian kelompok umur 26-35 tahun yaitu
sebanyak 12 orang atau (27%), dan kelompok umur >46 tahun sebanyak 8 orang atau
(18%), kemudian yang terendah adalah kelompok umur 17-25 tahun dengan 7 orang
atau (16%). Maka dapat disimpulkan bahwa responden yang berumur 36-45
merupakan responden terbanyak dari responden pegawai yaitu sebanyak 17 orang
atau 39%.
Pegawai yang menjadi responden dalam penelitian ini berasal dari tingkat
pendidikan yang berbeda-beda, untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel dibawah
ini:
1. SMA/Sederajat 3 7
Jumlah 44 100
pendidikan dapat dilihat bahwa pegawai yang menjadi responden dalam penelitian ini
47
dengan tingkat pendidikan Sarjana adalah 35 orang atau (79%), kemudian tingkat
pendidikan SMA/Sederajat adalah 3 orang (7%), dan tingkat pendidikan Pasca
Sarjana adalah 6 orang atau (14%), kemudian tidak ada yang bersatatus Diploma.
Maka responden terbanyak merupakan responden dari tingkat pendidikan Sarjan
sebanyak 35 orang atau 79%.
b. Responden Masyarakat
Jenis kelamin responden yang terdiri dari laki-laki dan perempuan, dapat
dilihat dari atbel berikut:
1. Laki-Laki 21 58
2. Perempuan 15 42
Berdasarkan tabel 4 terkait distribusi berdasarkan jenis kelamin, dapat dilihat
bahwa dari seluruh responden masyarakat yang berjumlah 36 orang, jumlah
responden yang lebih banyak adalah jenis kelamin laki-laki yaitu 21 orang atau (58%)
sedangkan perempuan sebanyak 15 orang atau (42%).
2). Identitas Responden Berdasarkan Umur
48
Dalam penelitian ini, masyarakat yang menjadi responden berada pada tingkat
umur yang berbeda sebagai berikut:
Tabel 4.5
1. 17-25 9 25
2. 26-35 22 61
3. 36-45 4 11
4. >46 1 3
Berdasarkan tabel 5 terkait distribusi responden berdasarkan umur, dapat kita
ketahui bahwa masyarakat yang menjadi responden adalah masyarakat yang berada
pada kelompok umur 26-35 sebanyak 22 orang atau (61%), dan responden yang
berumur antara 17-25 sebanyak 9 orang atau (25%) kemudian responden yang
berumur 36-45 tahun sebanyak 4 orang atau (11%) sedangkan responden yang berada
di atas umur 46 tahun hanya 1 orang atau (3%). Maka dapat disimpulkan bahwa
responden terbanyak merupakan responden yang berumur 26-35 sebanyak 22 orang
atau 61%.
Adapun tingkat pendidikan masyarakat yang menjadi responden penelitian di
Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik Kabupaten Wajo adalah sebagai berikut:
49
No Tingkat Pendidikan Frekuensi (orang) Presentase (%)
1. SD/SMP - -
Jumlah 36 100
Sumber: Kuesioner Penelitian 2019
Tabel 6 di atas menunjukkan bahwa responden paling banyak adalah dengan
tingkat pendidikan Sarjana dengan 24 orang atau (67%), kemudian responden dengan
tingkat pendidikan SMA/Sederajat sebanyak 9 orang atau (25%), dan responden
dengan tingkat pendidikan Pasca Sarjana sebanyak 3 orang atau (8%), sedangkan
tidak ada responden dari SD/SMP dan Diploma.
C. Hasil Penelitian
Penelitian tentang Pengaruh Penerapan E-Government Terhadap Pelaksanaan
Good Governance di Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik Kabupaten Wajo
ini dilaksanakan dari bulan November 2019 s/d Januari 2020. Adapun yang dijadikan
responden pada penelitian ini adalah 36 orang masyarakat yang ditemui dilokasi
penelitian dan 44 pegawai Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik Kabupaten
Wajo.
50
E-Government jika dipahami secara teoritik yaitu upaya untuk membangun
hubungan yang baik antara pemerintah, masyarakat dan swasta hingga dapat menjadi
lebih efektif dan efesien, yang kesemuanya itu dapat dipakai dengan reformasi
birokrasi baik itu pembenahan, kelembagaan, sumber daya manusia dan sistem
penggunaan teknologi informasi dan komunikasi yang dapat mempermudah
masyarakat untuk mengakses informasi untuk meningkatkan transparansi dan
akuntabilitas di instansi pemerintah, juga memperluas partisipasi publik. Setelah
keseluruhan data yang dieroleh dalam penelitian diuraikan, maka tahap selanjutnya
dilakukan analisis data tentang variabel E-Government. Adapun indikator E-
Government, yaitu yang pertama adalah memperbaiki kualitas pelayanan, kemudian
yang kedua meningkatkan transparansi, kontrol dan akuntabilitas penyelenggaraan E-
Government, kemudian yang ketiga mengurangi secara signifikan total biaya
administrasi, relasi dan interaksi, kemudian yang keempat memberikan peluang bagi
pemerintah untuk mendapatkan sumber-sumber pendapatan, kemudian yang kelima
menciptakan suatu lingkungan masyarakat baru dan yang terakhir adalah
memperdayakan masyarakat dan pihak-pihak lain sebagai mitra pemerintah.
a. Memperbaiki kualitas pelayanan pemerintah kepada stakehldernya.
Memperbaiki kualitas pelayanan pemerintah kepada stakeholdernya adalah
dimana para pelayan publik dapat memberikan pelayanan secara cepat, mudah dan
ramah kepada masyarakat ataupun pihak-pihak lain. Memperbaiki kualitas pelayanan
51
pemerintah kepada stakeholdernya ini adalah bagian dari indikator dalam variabel E-
Governmentdi Dinas Komunikasi Informatika dan statistik Kabupaten Wajo. Maka
untuk mengetahui indikator memperbaiki kualitas pelayanan pemerintah kepada
stakeholdernya diukur melalu sub indikator dalam tiga pernyataan, yaitu pertama
pegawai Dinas Kominfo dan Statistik telah memberikan pelayanan yang cepat kepada
masyarakat, kedua pegawai Dinas Kominfo dan Statistik telah memberikan pelayanan
yang mudah kepada masyarakat dan yang ketiga pegawai Dinas Kominfo dan
Statistik telah memberikan pelayanan yang ramah kepada masyarakat. Untuk
mendeskripikan pernyataan dari ke delapan puluh responden terhadap sub indikator
memperbaiki kualitas pelayanan pemerintah kepada stakeholdernya dapat dilihat
dalam pengelohan data pada tabel 7 sampai tabel 10sebagai berikut:
1). Pernyataan pegawai Dinas Kominfo dan Statistik telah memberikan pelayanan
yang cepat kepada masyarakat.
Tabel 4.7
Pegawai Dinas Kominfo dan Statistik telah memberikan pelayanan yang cepat kepada
masyarakat
Berdasarkan tabel 7 terkait pegawai Dinas Kominfo dan Statistik telah
memberikan pelayanan yang cepat kepada masyarakat dapat diketahui bahwa
tanggapan responden dengan jawaban sangat setuju sebanyak 5 responden atau 6,2%,
jawaban setuju sebanyak 66 responden atau 82,5%, jawaban kurang setuju sebanyak
9 responden atau 11,3%, sedangkan jawaban tidak setuju dan sangat tidak setuju
adalah 0%. Maka dapat disimpulkan bahwa pernyataan pegawai Dinas Kominfo dan
Statistik telah memberikan pelayanan yang ramah kepada masyarakat berada pada
kategori baik.
2). Pegawai Dinas Kominfo dan Statistik telah memberikan pelayananyang mudah
kepada masyarakat.
Tabel 4.8
Pegawai Dinas Kominfo dan Statistik telah memberikan pelayanan yang mudah
kepada masyarakat
Berdasarkan tabel 8 terkait pernyataan pegawai Dinas Kominfo dan Statistik
telah memberikan pelayanan yang mudah kepada masyarakat dapat dilihat tanggapan
53
responden pada pernyataan sangat setuju sebanyak 7 responden atau 8,8%, kemudian
pernyataan setuju ssebanyak 69 responden atau 86,2%, dan pernyataan kurang setuju
hanya 4 responden atau 5,0%, sedangkan tidak setuju dan sangat tidak setuju adalah
tidak terjawab atau 0%. Maka dapat disimpulkan bahwa dari pernyataan pegawai
Dinas Kominfo dan Statistik telah memberikan pelayanan yamg mudah kepada
masyarakat berada pada kategori baik dengan melihat jumlah responden dengan
menjawab setuju sebanyak 69 responden atau 86,2%.
3). Pegawai Dinas Kominfo dan Statistik telah memberikan pelayanan yang ramah
kepada masyarakat.
Tabel 4.9
Pegawai Dinas Kominfo dan Statistik telah memberikan pelayanan yang ramah
kepada masyarakat
Sumber: Kuesioner 2019
Pada tabel 9 terkait pegawai Dinas Kominfo dan Statistik telah memberikan
pelayanan yang ramah kepada masyarakat dapat kita lihat responden yang
menyatakan setuju sebanyak 9 responden atau 11,2%, selanjutnya pernyataan setuju
sebanyak 69 responden atau 86,3%, dan kurang setuju hanya 2 responden atau 2,5%,
54
sedangkan pernyataan tidak setuju dan sangat tidak setuju 0% atau tidak terjawab.
Maka dapat disimpulkan bahwa pernyataan pegawai Dinas Kominfo dan Statistik
telah memberikan pelayanan yang ramah kepada masyarakat berada pada kategori
baik dengan jumlah responden yang menjawab setuju sebanyak 69 responden atau
86,3%.
Berdasarkan hasil analisis data pada pernyataan pegawai Dinas Kominfo dan
Statistik telah memberikan pelayanan yang ramah kepada masyarakat, pegawai Dinas
Kominfo dan Statistik telah memberikan pelayanan yang mudah kepada masyarakat
dan pegawai Dinas Kominfo dan Statistik telah memberikan pelayanan yang ramah
kepada masyarakat dalam indikator memperbaiki kualitas pelayanan pemerintah
kepada stakeholdernya pada variabel penerapan E-Governmentdapat disimpulkan
pada tabel 10 sebagai berikut:
Tabel 4.10
PERNYATAAN SS
P3 11,9 86,2 2,5 - - 100
Rata-Rata (%) 9 85 6 - - 100
Sumber: Kuesioner 2019
55
rata-rata dari 80 responden yaitu 6% responden memberikan jawaban kurang setuju,
9% responden menjawab sangat setuju dan 85% jawaban setuju, kemudian tidak ada
jawaban pada pernyataan tidak setuju dan sangat tidak setuju terhadap indikator
Memperbaiki Kualitas Pelayana Pemerintah Kepada Stakeholdernya di Dinas
Komunikasi Informatika dan Statistik Kabupaten Wajo.
Hasil analisis deskriptif tentang indikator Memperbaiki Kualitas Pelayanan
Pemerintah Kepada Stakeholdernya dapat dilihat bahwa penilaian rata-rata dari
responden paling tinggi yakni 85% memberikan jawaban setuju, sedangkan penilaian
rata-rata responden paling rendah adalah 6% dan 9% jawaban sangat setuju.
Kemudian tidak setuju dan sangat tidak setuju 0% atau tidak terjawab.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa indikator Memperbaiki Kualitas
Pelayanan Pemerintah Kepada Stakeholdernya berada pada kategori berpengaruh.
b. Meningkatkan transparansi, kontrol dan akuntabilitas penyelenggaraan
pemerintah dalam pelaksanaan E-Government.
pemerintah dalam pelaksanaan E-Government yakni suatu keadaan dimana Dinas
Kominfo dan Statistik mampu memberikan keterbukaan dan mengontrol arus
informasi yang diberikan serta dapat mempertanggungjawabkannya.meningkatkan
transparansi, kontrol dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintah dalam
pelaksanaan E-Government merupakan bagian dari indikator variabel E-
56
untuk mengetahui indikator meningkatkan transparansi, kontrol dan akuntabilitas
penyelenggaraan pemerintah dalam pelaksanaan E-Government diukur melalui sub
indikatordalam tiga pernyataan, yaitu yang pertama Dinas Kominfo dan Statistik telah
memberikan informasi yang benar bagi masyarakat, kemudian yang kedua Dinas
Kominfo dan Statistik telah menjalankan tugasnya dengan baik untuk menyediakan
informasi bagi masyarakat dan yang terakhir adalah Dinas Kominfo dan Statistik
telah bertanggungjawab atas apa yang telah diinformasikan bagi masyarakat. Untuk
mendeskripsikan pernyataan dari kedelapan puluh responden terhadap sub indikator
meningkatkan transparansi, kontrol dan akuntabilitas penyelenggaraan dalam
pelaksanaan E-Government dapat dilihat dalam pengolahan data pada tabel 11 sampai
dengan tabel 14 sebagai berikut:
1). Dinas Kominfo dan Statistiktelah memberikan informasi yang benar bagi
masyarakat.
Dinas Kominfo dan Statistik telah memberikan informasi yang benar bagi masyarakat
Item Pernyataan Jumlah Persentase (%)
Sangat Setuju 8 10,0
57
Berdasarkan tabel 11 terkait Dinas Kominfo dan Statistik telah memberikan
informasi yang benar bagi masyarakat dapat diketahui bahwa jawaban sangat setuju
sebanyak 8 responden atau 10,0%, jawaban setuju sebanyak 64 responden atau
80,0%, kemudian pernyataan kurang setuju juga berjumlah 8 responden atau 10,0%,
sedangkan tidak setuju dan sangat tidak setuju 0%. Maka dapat disimpulkan bahwa
pernyataan tersebut berada pada kategori baik yang memiliki jawaban terbanyak yaitu
pernyataan setuju dengan jumlah responden 64 orang atau 80,0%.
2) Dinas Kominfo dan Statistik telah menjalankan tugasnya dengan baik untuk
menyediakan informasi bagi masyarakat.
Dinas Kominfo dan Statistik telah menjalankan tugasnya dengan baik untuk
menyediakan informasi bagi masyarakat.
Item Pernyataan Jumlah Persentase (%)
Sangat Setuju 7 8,8
Berdasrkan tabel 12 terkait Dinas Kominfo dan Statistik telah menjalankan
tugasnya dengan baik untuk menyediakan informasi bagi masyarakat dapat kita lihat
bahwa pernyataan sangat setuju sebanyak 7 responde atau 8,8%, selanjutnya
pernyataan setuju sebanyak 60 responden atau 75,0%, dan pernyataan kurang setuju
58
sebanyak 13 responden atau 16,2%. Maka dapat disimpulkan bahwa pernyataan
Dinas Kominfo dan Statistik telah menjalankan tugasnya dengan baikuntuk
menyediakan informasi bagi masyarakat berada pada kategori baik.
3). Dinas Kominfo dan Statistik telah bertanggungjawab atas apa yang telah
diinformasikan bagi masyarakat.
Dinas Kominfo dan Statistik telah bertanggungjawab atas apa yang telah
diinformasikan bagi masyarakat
Jumlah Total 80 100 Sumber: Kuesioner 2019
Dari tabel 13 terkait Dinas Kominfo dan Statistik telah bertanggungjawab atas
apa yang telah diinformasikan bagi masyarakat dapat diketahui bahwa responden
yang menjawab sangat setuju sebanyak 7 responden atau 8,8%, kemudian responden
yang menjawab setuju sebanyak 61 responden atau 76,2, dan responden yang
menjawab kurang setuju sebanyak 12 responden atau 15,0%, sedangkan pernyataan
tidak setuju dan sangat tidak setuju masih tidak memiliki jawaban atau 0%. Maka
dapat disimpulakan bahwa pernyataan Dinas Kominfo dan Statistik telah
59
bertanggungjawab atas apa yang telah diinformasikan bagi masyarakat berada pada
kategori baik.
Berdasarkan hasil analisis data pada pernyataan di atas dalam indikator
meningkatkan transparansi, kontrol dan akuntabilitas penyelenggara pemerintah
dalam pelaksanaan E-Government pada variabel penerapan E-Governmentdapat
disimpulkan pada tabel 14 sebagai berikut:
Tabel 4.14
Dalam Pelaksanaan E-Government
P3 8,8 76,2 15,0 - - 100
Rata-Rata (%) 9 77 14 - - 100
Sumber: Kuesioner 2019
Government dengan tiga item pernyataan dengan penilaian rata-rata dari 80
responden yaitu 14% responden memberikan jawaban kurang setuju, 9% responden
menjawab sangat setuju dan 77% jawaban setuju, kemudian tidak ada jawaban pada
pernyataan tidak setuju dan sangat tidak setuju terhadap indikator Meningkatkan
Transparansi, Kontrol dan Akuntabilitas Penyelenggaraan Pemerintah Dalam
60
Kabupaten Wajo.
Kontrol dan Akuntabilitas Penyelenggaraan Pemerintah Dalam Pelaksanaan E-
Government dapat dilihat bahwa penilaian rata-rata dari responden paling tinggi
memberikan jawaban sebesar 77% jawaban setuju, sedangkan penilaian rata-rata
responden paling rendah adalah 9% dengan jawaban kurang setuju. Indikator
Meningkatkan Transparansi, Kontrol dan Akuntabilitas Penyelenggaraan Pemerintah
Dalam Pelaksanaan E-Government di Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik
Kabupaten Wajo menunjukkan bahwa memiliki pengaruh sebesar 86%. Penilaian
tersebut diperoleh dari hasil analisis indikator dari Meningkatkan Transparansi,
Kontrol dan Akuntabilitas Penyelenggaraan Pemerintah Dalam Pelaksanaan E-
Government sebesar 77% jawaban setuju dan 9% dengan jawaban sangat setuju.
Hanya saja masih ada responden yang memberikan jawaban kurang setuju sebesar
14% yang diperoleh dari penilaian kurang setuju kemudian tidak setuju dan sangat
tidak setuju tidak memiliki jawaban atau 0%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa indikator Meningkatkan Transparansi,
Kontrol dan Akuntabilitas Penyelenggaraan Pemerintah Dalam Pelaksanaan E-
Governmentmasih dalam kategori berpengaruh.
c. Mengurangi secara signifikan total biaya administrasi, relasi dan interaksi
Mengurangi secara signifikan total biaya administrasi, relasi dan interaksi,
adalah dimana Dinas Kominfo dan Statistik mampu mengikis anggaran yang
dikeluarkan, membangun dan memajukan pelayanan serta saling mendukung untuk
mencapai tujuan bersama. Maka untuk mengetahui indikator Mengurangi secara
signifikan total biaya administrasi, relasi dan interaksidiukur melalui sub
indikatordalam tiga pernyataan, yaitu pertama Dinas Kominfo dan Statistik telah
memperkecil total anggaran yang dikeluarkan dalam pelaksanaan pembangunan.
Untuk mendeskripsikan pernyataan dari kedelapan puluh responden terhadap sub
indikator Mengurangi secara signifikan total biaya administrasi, relasi dan
interaksidapat dilihat dalam pengolahan data pada tabel 15 sampai dengan tabel 18
sebagai berikut:
1). Dinas Kominfo dan Statistik telah memperkecil total anggaran yang dikeluarkan
dalam pelaksanaan pembangunan.
Dinas Kominfo dan Statistik telah memperkecil total anggaran yang dikeluarkan
dalam pelaksanaan pembangunan
Berdasarkan tabel 15 terkait pernyataan Dinas Kominfo dan Statistik telah
memperkecil total anggaran yang dikeluarkan dalam pelaksanaan pembangunan dapat
dilihat tanggapan responden pada pernyataan sangat setuju sebanyak 24 responden
atau 30,0%, kemudian pernyataan setuju sebanyak 48 responden atau 60,0%, dan
pernyataan kurang setuju sebanyak 8 responden atau 10,0%, sedangkang pernyataan
tidak setuju dan sangat tidak setuju sebanyak 0%. Maka dapat disimpulkan bahwa
pada pernyataan Dinas Kominfo dan Statistik telah memperkecil total anggaran yang
dikeluarkan dalam pelaksanaan pembangunan berada pada kategori baik.
2). Dinas Kominfo dan Statistik mampu membangun dan memajukan pelayanan
kepada masyarakat dengan baik.
Dinas Kominfo dan Statistik mampu membangun dan memajukan pelayanan kepada
masyarakat dengan baik.
Berdasarkan Tabel 16 terkait dengan pernyataan Dinas Kominfo dan Statistik
mampu membangun dan memajukan pelayanan kepada masyarakat dengan baik
dapat kita lihat bahwa tanggapan responden pada pernyataan sangat setuju hanya 2
63
responden atau 2,5%, kemudian pada pernyataan setuju terdapat 67 responden atau
83,7%, dan pernyataan kurang setuju sebanyak 11 responden atau 13,8%, namun
pada pernyataan tidak setuju dan sangat tidak setuju tidak ada sama sekali atau dapat
dikatakan 0%. Maka dapat disimpulkan bahwa pernyataan tersebut berada pada
kategori baik.
3). Dinas Kominfo dan Statistik mampu saling mendukung dalam mencapai tujuan
bersama.
Dinas Kominfo dan Statistik mampu saling mendukung dalam mencapai tujuan
bersama.
Jumlah Total 80 100 Sumber: Kuesioner 2019
Dari jawaban responden pada tabel 17 terkait Dinas Kominfo dan Statistik
mampu saling mendukung dalam mencapai tujuan bersama dapat dilihat bahwa
tanggapan responden pada pernyataan sangat setuju sebanyak 8 responden atau
10,0%, kemudian pada pernyataan setuju sebanyak 70 responden atau 87,5%, dan
pernyataan kurang setuju sebanyak 2 responden atau 2,5%, sedangkan pada
pernyataan tidak setuju dan sangat tidak setuju adalah 0% atau tidak terjawab. Maka
64
dapat disimpulkan bahwa pernyataan Dinas Kominfo dan Statistik mampu saling
mendukung dalam mencapai tujuan bersama berada pada kategori baik.
Berdasarkan hasil analisis data pada pernyataan Dinas Kominfo dan Statistik
telah memperkecil total anggaran yang dikeluarkan dalam pelaksanaan pembangunan,
Dinas Kominfo dan Statistik mampu membangun dan memajukan pelayanan kepada
masyarakat dengan baik dan Dinas Kominfo dan Statistik mampu saling mendukung
dalam mencapai tujuan bersama dalam indikator mengurangi secara signifikan total
biaya administrasi, relasi dan interaksi pada variabel penerapan E-Governmentdapat
disimpulkan pada tabel 18 sebagai berikut:
Tabel 4.18
PERNYATAAN SS (%)
P3 10,0 87,5 2,5 - - 100
Rata-Rata (%) 14 77 9 - - 100
Sumber: Kueioner 2019
Berdasarkan data tabel 18 terkait dengan indikator tentang Mengurangi Secara
Signifikan Total Biaya Administrasi, Relasi dan Interaksi dengan tiga item
pernyataan dengan penilaian rata-rata dari 80 responden yang memberikan jawaban
kurang setuju sebanyak 9% responden, kemudian responden yang menjawab sangat
setuju sebanyak 14% responden, dan 77% responden dengan jawaban setuju,
kemudian tidak ada jawaban pada pernyataan tidak setuju dan sangat tidak setuju
65
dan Interaksi di Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik Kabupaten Wajo.
Hasil analisis deskriptif tentang indikator Mengurangi Secara Signifikan Total
Biaya Administrasi, Relasi dan Interaksi dapat dilihat bahwa penilaian rata-rata dari
responden paling tinggi memberikan jawaban sebesar 77% jawaban setuju,
sedangkan penilaian rata-rata responden paling rendah adalah 9% dengan jawaban
kurang setuju. Indikator Mengurangi secara signifikan total biaya administrasi, relasi
dan interaksi di Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik Kabupaten Wajo
menunjukkan bahwa memiliki pengaruh sebesar 91%. Penilaian tersebut diperoleh
dari hasil analisis indikator dari Mengurangi Total Biaya Administrasi, Relasi dan
Interaksi sebesar 77% jawaban setuju dan 14% dengan jawaban sangat setuju. Namun
masih ada responden yang memberikan penilaian kurang setuju sebesar 9% yang
diperoleh dari penilaian kurang setuju kemudian tidak setuju dan sangat tidak setuju
tidak memiliki jawaban atau 0%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa indikator Mengurangi secara signifikan
total biaya administrasi, relasi dan interaksidalam kategori berpengaruh
d. Memberikan peluang bagi pemerinntah untuk mendapatkan sumber-
sumber pendapatan
pendapatan adalah dimana Dinas Kominfo dan Statistik mampu berinteraksi dengan
66
masyarakat dan pihak-pihak lain dalam mengisi khas pemerintah untuk mencapai
tujuan bersama. Maka dari itu untuk mengetahui indikator memberikan peluang bagi
pemerinntah untuk mendapatkan sumber-sumber pendapatandiukur melalui sub
indikatordalam tiga pernyataan, yaitu Dinas Kominfo dan Statistik menggunakan
sumber daya yang ada dalam pelaksanaan pembangunan, yang kedua Dinas Kominfo
dan Statistik cepat dalam melakukan tindakan jika mendapatkan sumber pendapatan
dalam pelaksanaan pembangunan dan Dinas Kominfo dan Statistik mencari dan
mengumpulkan sumber pendapatan melalui pihak-pihak lain. Untuk mendeskripsikan
pernyataan dari kedelapan puluh responden terhadap sub indikator tersebutdapat
dilihat dalam pengolahan data pada tabel 19 sampai dengan 22 adalah sebagai
berikut:
1). Dinas Kominfo dan Statistik menggunakan sumber daya yang ada dalam
pelaksanaan pembangunan.
Tabel 4.19
Dinas Kominfo dan Statistik menggunakan sumber daya yang ada dalam pelaksanaan
pembangunan
67
Dari jawaban responden pada tabel 19 terkait Dinas Kominfo dan Statistik
menggunakan sumber daya yang ada dalam pelaksanaan pembangunan, tanggapan
responden pada pernyataan sangat setuju sebanyak 30 responden atau 37,5%,
kemudian pada pernyataan setuju sebanyak 47 responden atau 58,7%, dan pernyataan
kurang setuju hanya 3 responden atau 3,8%, sedangkan pada pernyataan tidak setuju
dan sangat tidak setuju sebanyak 0% atau tidak terjawab. Maka dapat disimpulakan
bahwa pernyataan dari Dinas Kominfo dan Statistik menggunakan sumber daya yang
ada dalam pelaksanaan pembangunan berada pada kategori cukup baik.
2). Dinas Kominfo dan Statistik cepat dalam melakukan tindakan jika mendapat
sumber pendapatan dalam pelaksanaan pembangunan.
Tabel 4.20
Dinas Kominfo dan Statistik cepat dalam melaukan tindakan jika mendapat sumber
pendapatan dalam pelaksanaan pembangunan
Item Pernyataan Jumlah Persentase (%)
Sangat Setuju 4 5.0
Jumlah Total 80 100 Sumber: Kuesioner 2019
Dari tabel 20 terkait Dinas Kominfo dan Statistik cepat dalam melakukan
tindakan jika mendapat sumber pendapatan dalam pelaksanaan pembangunan,
responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 4 responden atau 5,0%, kemudian
68
pernyataan setuju sebanyak 58 responden atau 72,5%, dan pernyataan kurang setuju
sebanyak 18 responden atau 22,5%, namun pernyataan tidak setuju dan sangat tidak
setuju sebanyak 0%. Maka dapat disimpulkan bahwa pernyataan Dinas Kominfo dan
Statistik cepat dalam melakukan tindakan jika mendapat sumber pendapatan dalam
pelaksanaan pembangunan berada pada kategori baik.
3). Dinas Kominfo dan Statistik mencari dan mengumpulkan sumber pendapatan
melalui pihak-pihak lain
Dinas Kominfo dan Statistik mencari dan mengumpulkan sumber pendapatan melalui
pihak-pihak lain
Jumlah Total 80 100 Sumber: Kuesioner 2019
Pada tabel 21 diatas dapat kita lihat bahwa kuesioner Dinas Kominfo dan
Statistik mencari dan mengumpulkan sumber pendapat melalui pihak-pihak lain
hanya memiliki jawaban sebanyak 2 responden atau 2,5 pada pernyataan sangat
setuju, kemudian pernyataan setuju sebanyak 59 responden atau 73,7%, dan 19
responden atau 23,8% pada pernyataan kurang setuju, 0% pada pernyataan tidak
setuju dan sangat tidak setuju. Maka dapat disimpulkan bahwa pernyataan Dinas
69
pihak-pihak lain berada pada kategori baik.
Berdasarkan hasil analisis data pada pernyataan di atas dalam indikator
memberikan peluang bagi pemerintah untuk mendapatkan sumber-sumber
pendapatan pada variabel penerapan E-Governmentdapat disimpulkan pada tabel 22
sebagai berikut:
Tabel 4.22
pendapatan
P3 2,5 73,7 23,8 - - 100
Rata-Rata (%) 15 68 17 - - 100
Sumber: Kueioner 2019
Pemerintah untuk Mendapatkan Sumber-Sumber Pendapatan dengan tiga item
pernyataan dengan penilaian rata-rata dari 80 responden yang memberikan jawaban
kurang setuju sebanyak 17% responden, kemudian responden yang menjawab sangat
setuju sebanyak 15% responden, dan 68% responden dengan jawaban setuju,
kemudian tidak ada jawaban pada pernyataan tidak setuju dan sangat tidak setuju
terhadap indikator Memberikan Peluang Bagi Pemerintah untuk Mendapatkan
70
Kabupaten Wajo.
penilaian rata-rata dari responden paling tinggi memberikan jawaban sebesar 68%
jawaban setuju, sedangkan penilaian rata-rata responden paling rendah adalah 15%
dengan jawaban sangat setuju.Penilaian tersebut diperoleh dari hasil analisis indikator
dari Memberikan Peluang Bagi Pemerintah Untuk Mendapatkan Sumber-Sumber
Pendapatan sebesar 68% jawaban setuju dan 15% dengan jawaban sangat setuju.
Namun masih ada responden yang memberikan penilaian kurang setuju sebesar 17%
yang diperoleh dari penilaian kurang setuju kemudian tidak setuju dan sangat tidak
setuju tidak memiliki jawaban atau 0%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa indikator Memberikan Peluang Bagi
Pemerintah Untuk Mendapatkan Sumber-Sumber Pendapatan, beradapada kategori
berpengaruh.
Menciptakan suatu lingkungan masyarakat baru adalah dimana Dinas
Kominfo dan Statistik mampu menjawab berbagai permasalahan yang ada dan
mampu mengikuti arus globalisasi serta beradaptasi dengan perkembangan saat
71
masyarakat baru diukur melalui sub indikatordalam tiga pernyataan, yaitu Dinas
Kominfo dan Statistik mampu bekerjasama dengan masyarakat dalam menghadapi
tantangan yang ada, yang kedua adalah Dinas Kominfo dan Statistik mampu
beradaptasi dengan cepat dalam kondisi apa saja dan yang terakhir adalah Dinas
Kominfo dan Statistik mampu menyelesaikan tantangan perkembangan zaman saat
ini. Untuk mendeskripsikan pernyataan dari kedelapan puluh responden terhadap sub
indikator menciptakan suatu lingkungan masyarakat barudapat dilihat dalam
pengolahan data pada tabel 23 sampai dengan tabel 26 adalah sebagai berikut:
1). Dinas Kominfo dan Statistik mampu bekerjasama dengan masyarakat dalam
mengahadapi tantangan yang ada.
menghadapi tantangan yang ada
Item Pernyataan Jumlah Persentase (%)
Sangat Setuju 7 8,8
Jumlah Total 80 100 Sumber: Kuesioner 2019
Dari tabel 23 terkait Dinas Kominfo dan Statistik mampu bekerjasama dengan
masyarakat dalam menghadapi tantangan yang ada dapat diketahui bahwa responden
72
yang menjawab sangat setuju sebanyak 7 reponden atau 8,8%, selanjutnya dari
pernyataan setuju sebanyak 69 responden atau 86,2%, dan 4 responden atau 5,0%
jawaban kurang setuju, selanjutnya dari pernyataan tidak setuju dan sangat tidak
setuju 0%. Maka dapat disimpulkan bahwa pernyataan dari sub indikator tersebut
berada dalam kategori baik.
2.) Dias Kominfo dan Statistik mampu beradaptasi dengan cepat dalam kondisi apa
saja.
Tabel 4.24
Dinas Kominfo dan Statistik mampu beradaptasi dengan cepat dalam kondisi apa saja
Item Pernyataan Jumlah Persentase (%)
Sangat Setuju 1 1,3
Jumlah Total 80 100 Sumber: Kuesioner 2019
Pada tabel 24 terkait Dinas Kominfo dan Statistik mampu beradaptasi dengan
cepat dalam kondisi apa saja dapat kita lihat perbedaan yang sangat besar antara
pernyataan setuju yang mendapat 73 responden atau 91,2% sedangkan pernyataan
sangat setuju hanya 1 responden atau 1,3%, kemudian pernyataan kurang setuju
sebanyak 6 responden atau 7,5%, kemudian pernyataan tidak setuju dan sangat tidak
setuju tidak terjawab. Maka dapat disimpulkan bahwa pernyataan Dinas Kominfo dan
73
Statistik mampu beradaptasi dengan cepat dalam kondisi apa saja berada pada
kategori baik.
zaman saat ini.
saat ini
Pada tabel 25 terkait Dinas Kominfo dan Statistik mampu menyelesaikan
tantangan perkembangan zaman saat ini dapat diketahui bahwa pernyataan sangat
setuju hanya 1 responden yang menjawab atau 1,3%, kemudian pernyataan setuju
sebanyak 59 responden atau 73,7%, dan 20 responden atau 25,0% menjawab kurang
setuju, 0% untuk jawaban tidak setuju dan sangat tidak setuju. Maka dapat
disimpulkan bahwa pernyataan Dinas Kominfo dan Statistik mampu menyelesaikan
tantangan perkembangan saat ini berada pada kategori baik.
74
Berdasarkan hasil analisis data pada pernyataan di atas dalam indikator
menciptakan suatu lingkungan masyarakat baru pada variabel penerapan E-
Governmentdapat disimpulkan pada tabel 26 sebagai berikut:
Tabel 4.26
PERNYATAAN SS (%)
P3 1,3 73,7 25,0 - - 100
Rata-Rata (%) 4 84 12 - - 100
Sumber: Kueioner 2019
Berdasarkan data pada tabel 26 terkait indikator tentang Menciptakan Suatu
Lingkungan Masyarakat Baru dengan tiga item pernyataan dengan penilaian rata-rata
dari 80 responden yang memberikan jawaban kurang setuju sebanyak 12%
responden, kemudian responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 4%
responden, dan 84% responden dengan jawaban setuju, kemudian tidak ada jawaban
pada pernyataan tidak setuju dan sangat tidak setuju terhadap indikator Menciptakan
Suatu Lingkungan Masyarakat Baru di Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik
Kabupaten Wajo.
Masyarakat Baru dapat dilihat bahwa penilaian rata-rata dari responden paling tinggi
memberikan jawaban sebesar 84% jawaban setuju, sedangkan penilaian rata-rata
75
responden paling rendah adalah 4% dengan jawaban sangat setuju. Indikator
Menciptakan Suatu Lingkungan Masyarakat Baru di Dinas Komunikasi Informatika
dan Statistik Kabupaten Wajo menunjukkan bahwa memiliki pengaruh sebesar 88%.
Penilaian tersebut diperoleh dari hasil analisis indikator dari Menciptakan Suatu
Lingkungan Masyarakat Baru sebesar 84% jawaban setuju dan 4% dengan jawaban
sangat setuju. Namun masih ada responden yang memberikan penilaian kurang setuju
sebesar 12% yang diperoleh dari penilaian kurang setuju kemudian pernyataan tidak
setuju dan sangat tidak setuju tidak terjawab.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa indikator Menciptakan Suatu
Lingkungan Masyarakat Barudalam kategori berpengaruh.
f. Memperdayakan masyarakat dan pihak-pihak lain sebagai mitra pemerintah
Memperdayakan masyarakat dan pihak-pihak lain sebagai mitra pemerintah
dalam proses pengambilan berbagai kebijakan publik secara merata dan demokratis,
pemerintah perlu bekerja sama dengan masyarakat dan pihak-pihak yang terkait
dalam mencapai tujuan bersama. Maka dari itu untuk mengetahui indikator
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTASILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITASMUHAMMADIYAH MAKASSAR
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Studi dan Memperoleh
GelarSarjana Ilmu Administrasi Negara (S.Sos)
Disusun dan Diajukan Oleh:
Kepada
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH MAKASSAR
Nama Mahasiswa : M. Ahmar Muammar
Nomor Induk Mahasiswa : 10561 05129 14
Program Studi : Ilmu Administrasi Negara
Menyatakan bahwa benar skripsi ini adalah karya saya sendiri dan bukan hasilplagiat
dari sumber lain. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila
dikemudian hari ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa
pencabutan gelar akademik dan pemberian sanksi lainnya sesuai dengan aturan yang
berlaku di Universitas Muhammadiyah Makassar.
Makassar, 23 Januari 2020
Penerapan E-Government Terhadap Pelaksanaan Good Governance di Dinas
Komunikasi Informatika dan Statistik Kabupaten Wajo.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan E-Government
Terhadap Pelaksanaan Good Governance di Dinas Komunikasi Informatika dan
Statistik Kabupaten Wajo.Adapun metode penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif.Populasi dalam penelitian ini adalah 36 masyarakat dan 44 pegawai
penarikan sampelnya menggunakan sampling jenuh. Teknik pengabsahan data yaitu
Uji Validitas, UjiReliabilitas,Teknik Analisis Data Yaitu TeknikAnalisisDeskrptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi (b) nilainya sebesar
35,583 yang menyatakan bahwa penerapanE-Government(X) berpengaruh terhadap
pelaksanaan Good Governance (Y). Berdasarkan hasil t hitung > t tabel (35,583>
1,994) atau signifikan (Sig) sebesar 0,000 lebih kecil dari < 0,05, sehingga berarti
hipotesis satu (H1) diterima. Hal ini berarti hipotesis pertama (H1) Penerapan E-
Government signifikan terhadap Pelaksanaan Good Governancedi Dinas Kominfo
dan Statistik. Kontribusi E-Government sebesar 30,6% dapat diartikan bahwa ada hal
lain yang dapat meningkatkan Penerapan E-Government terhadap Pelaksanaan Good
Governance.
vi
Puji Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan Rahmat dan Hidayat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan skirpsi ini yang berjudul “Pengaruh Penerapan E-Government
Terhadap Pelaksanaan Good Governance di Dinas Komunikasi Informatika dan
Statistik Kabupaten Wajo”.
Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh
gelar sarjana di Jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu
Politik Universitas Muhammadiyah Makassar .Shalawat beserta salam semoga
senantiasa terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya,
sahabatnya, hingga kepada umatnya hingga akhir zaman.
Ucapan terima kasih pertama-tama penulis persembahkan untuk kedua orang
tua, ayahanda Tajuddin Nur, S.Pd dan ibunda Sitti Rahmawati. Terima kasih atas
doa, cinta, kasih sayang, didikan, kepercayaan, dan pengorbanan ayah bunda untuk
ananda. Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda kepada beliau,
tak lupa pula ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis ucapkan untuk
seluruh keluarga besarku yang tak henti-hentinya memberikan dukungan baik moril
maupun materil kepada penulis.
Banyak rintangan dan tantangan yang penulis hadapi dalam penyelesaian
skripsi ini, untuk itu kesempatan ini izinkan penulis memberikan ucapan terima kasih
kepada berbagai pihak yang telah memberikan dukungan dan bantuan kepada penulis
vii
dalam pembuatan skripsi ini, maka dari itu penulis juga mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Ibu Dr. Hj. Ihyani Malik, S.Sos, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Dan
Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.
2. Bapak Dr. Burhanuddin, S.Sos, M.Si selaku Wakil Dekan I Fakultas Ilmu
Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Bapak Nasrul Haq, S.Sos, MPA Selaku Ketua Jurusan dan Pembimbing II Ilmu
Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas
Muhammadiyah Makassar.
4. Ibu Dr. Hafiz Elfiansyah, P., M.Si dan selaku pembimbing I penulis yang selalu
memberikan arahan dan dorongan atas penyelesaian skripsi penulis.
5. Para Dosen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah memberikan bimbingan
selama penulis menduduki jenjang pendidikan di kampus biru Universitas
Muhammadiyah Makassar.
6. Seluruh Staf Jurusan Ilmu Administrasi Negara, terima kasih atas bantuan
yang tiada hentinya bagi penulis selama ini.
7. Bapak Jalaluddin ST.M,Kes selaku Sekertaris Kominfo dan Statistik beserta
seluruh stafnya. Terima kasih telah membantu penulis dalam menyelesaikan
penelitian di lokasi ini.
viii
8. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terima kasih yang
sebesar-besarnya atas bantuan dan doanya. Semoga bantuan dan keikhlasannya
mendapat balasan dari Allah SWT.
Akhirnya hanya kepada Allah SWT kita mermohon, semoga curahan rahmat dan
hidayahnya senantiasa dilimpahkan kepada kita umatnya yang senantiasa taat atas
seluruh perintahnya, semoga segala usaha dan jerih payah kita selama ini mendapat
ridho dari-Nya Amin Ya Rabbal Alamin.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
C. Kerangka Pikir ........................................................................................27
C. Populasi Dan Sampel ..............................................................................34
D. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................35
E. Teknik Analisi Data ................................................................................37
E. Pembahasan .............................................................................................119
BAB V .................................................................................................................132
otonomi daerah. Pemerintah diharuskan bisa menjadi lebih baik untuk mengikuti
perkembangan yang semakin maju, untuk mengimbangi hal tersebut maka muncullah
istilah pemerintahan yang berbasis elektronik atau dengan kata lain (E-Government).
Penyelenggaraan E-Government di Indonesia telah dimulai saat sebelum adanya
Inpres No. 3 Tahun 2003, sejalan dengan perkembangan teknologi informasi dan
jaringan telepon. Pemerintah menyadari akan manfaat penyelenggaraan E-
Government yang mendukung penyelenggaraan Good Governance. Penyelenggraan
ini membuka cakrawala baru dalam keterbukaan dan daya tanggap dikalangan
pemerintah serta tanggung jawab pemerintah.Di Indonesia, inisiatif menerapkan E-
Government telah diperkenalkan sejak tahun 2001 melalui Instruksi Presiden No.6
Tahun 2001 tentang Telematika (Telekomunikasi, Media, dan Inforatika).
Kemudian keluarnya Instruksi Presiden RI No.3 Tahun 2003 Tentang
Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan E-Government yang diinstruksikan
kepada :
2
Tertinggi Dan Tinggi Negara, Panglima Tentara Nasional Indonesia, Kepala
Kepolisian Negara Republik Indonesia, Jaksa Agung Republik Indonesia, Gubernur,
Bupati/Waliota untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai tugas,
fungsi dan kewenangan masing-masing guna terlaksananya pengembangan E-
Government secara nasional dengan berpedoman pada Kebijakan dan Strategi
Nasional Pengembangan E-Government sebagaimana tercantum dalam Lampiran
Instruksi Presiden.
dengan sangat cepat. Sebagai akibatnya terjadi tekanan dari masyrakat kepada
pemerintah untuk lebih memanfaatkan dan memperbaiki kinerja pemerintah. Dengan
ini muncul sistem E-Government sebagai akibat tekanan dari masyarakat.
Dengan menerapkan sistem E-Government, maka masyarakat dapat memantau
aktifitas dari apa yang direncanakan dan telah dilakukan oleh pemerintah, kemudian
akan memicu kinerja pemerintah yang jauh lebih baik. Pemanfaatan E-Governmnet
sendiri dapat meningkatkan efektifitas dan efesiensi dari kinerja aparat pemerintah,
arus informasi yang cepat, dan adanya media yang menampung segala aspirasi dari
3
seluruh masyarakat.
Hal ini sesuai dengan Instruksi Presiden No.3 tentang Kebijakan dan Strategi
Nasional Pengembangan E-Government yang menyatakan bahwa pemanfaatan
teknologi komunikasi dan informasi dalam proses pemerintahan akan meningkatkan
efesiensi, efektifitas, transparansi, dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintah.
Kemudian Peraturan Pemerintah No.56 Tahun 2005 tentang Sistem Keuangan Daerah
dijelaskan bahwa untuk menindaklanjuti terselenggaranya proses pembangunan yang
sejalan dengan prinsip tata kelola pemerintah yang baik (Good Governance).
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah berkewajiban untuk mengembangkan
dan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi untuk meningkatkan kemampuan
mengelola keuangan daerah. Berdasarkan hal tersebut, maka penerapan sistem E-
Government dalam penataan tata kelola pemerintah harus dijalankan dengan baik,
jika hal ini dapat berjalan dengan semestinya maka Good Governance dapat
terwujud. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa E-Government merupakan suatu
perwujudan untuk menyukseskan tata kelola pemerintah dengan baik.
Dalam laporan Balai Pelatihan dan Pengembangan Teknologi Informasi dan
Komunikasi (BPPTIK) sebuah laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang
kembali mempublikasikan peringkat E-Government Development Index (EGDI)
berdasarkan survei tahun 2018 (www.kominfo.go.id). Pada tahun ini Indonesia
menempati posisi ke-107 EGDI, naik 9 peringkat dibandingkan tahun 2016 yang
4
menduduki peringkat ke-116. Indonesia menempati peringkat ke-7 di Association of
Southeast Asian Nation (ASEAN) setelah Vietnam. Peringkat Indonesia ini masih
berada jauh di bawah negara-negara di ASEAN lainnya seperti Singapura (peringkat
ke-7 EGDI), Malaysia (peringkat ke-48 EGDI), Brunei Darussalam (peringkat ke-59
EGDI), Thailand (peringkat ke-73 EGDI), Philippines (peringkat ke-75 EGDI), dan
Vietnam (peringkat ke-88 EGDI).
karena berperan sebagai pendukung fungsi pemerintah dalam mewujudkan pelayanan
yang baik untuk masyarakat. Dengan adanya sistem yang diterapkan di instansi
pemerintah di Kabupaten Wajo maka masyarakat akan dengan mudah mengakses
informasi terkait dengan kegiatan pelayanan yang diberikan pemerintah daerah
seperti informasi kebijakan dan program-program yang sudah atau telah dilaksanakan
oleh pemerintah.
Wajo belum terlalu terekspos ke masyarakat sehingga banyak masyarakat tidak
mengetahui program layanan pemerintah ini. Minimnya akses informasi yang ada
pada portal resmi Kabupaten Wajo (wajokab.go.id) juga menjadi salah satu perhatian
dimana pemerintah selaku pelayan publik harus mengedepankan keterbukaan
penyedia informasi bagi masyarakat.
arus informasi dapat terlaksana secara seimbang yaitu antara pemerintah dengan
masyarakat, sehingga masyarakat dapat dengan mudah mengetahui seluruh informasi
terkait dengan keputusan dan kepentingan publik secara aktif.
Riva dalam Sedarmayanti (2016: 4), adanya permasalahn tersebut juga
mengharuskan pemerintah untuk melakukan upaya dalam peningkatan kualitas.
Untuk itu perlu adanya berorientasi kepada pengedepanan peroses Good Governance
dalam pengelolaan layanan publik. Pemerintah seharusnya menyadari bahwa
penerapan E-Government buakan hanya sekedar mengikuti aturan lalu lepas tanggung
jawab begitu saja, melainkan membutuhkan konsistensi, bahwa sejauh mana
pemerintah mampu mengembangakan dan menjaga eksistensi. Maka pada dasarnya
tuntutan akan terlaksananya tata kelola yang baik bagi pemerintah sangat wajar,
pemerintah harus dengan bijak memperhatikan apa yang akan dilaksanakan dalam
kegiatan pemerintah dan sebagai bentuk akuntabilitas terhadap masyarakat. Dengan
adanya E-Government Pemerintah memiliki harapan baru dalam meningkatkan
pelayanan bagi masyarakat dalam mewujudkan Good Governance.
Menurut Effendi dalalm Sedarmayanti (2016:5). Permasalahan-permasalahan
dalam implementasi otonomi daerah yang telah dipaparkan, mencerminkan lemahnya
akuntabilitas pemerintah terhadap masyarakat. Permasalahan ini juga mencerminkan
6
bahwa secara nyata Good Governance pada dasarnya tidak terlaksana dengan baik
atau dengan kata lain Bad Governance. Untuk itu perlu adanya hubungan sinergis dan
konstruktif diantara negara, sektor dan masyarakat.
Untuk itu, diperlukan tata kelola pemerintah yang sejalan dengan perubahan
yang terjadi pada era transisi global. Pemerintah juga perlu membenahi peraturan-
peraturan yang telah dibuat agar menjauhkan dari hal-hal yang dapat merugikan
rakyat. Selain itu, masyarakat dan birokrasi dituntut untuk saling menyesuaikan diri
agar terjadi sebuah relasi yang menghasilkan perdamaian yang produktif serta saling
menghargai. Oleh sebab itu, diperlukan sebuah perubahan-perubahan yang baru
dalam mewujudkan pemerintah yang baik serta dapat menyesuaikan dengan arus
perkembangan zaman.Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis hendak
melakukan penelitian yang berjudul: “Pengaruh Penerapan E-Government
Terhadap Pelaksanaan Good Governance Di Dinas Komunikasi Informatika dan
Statistik Kabupaten Wajo”.
B. Rumusan Masalah
menetapkan permasalahan yang akan diteliti sebagai berikut:
1. Seberapa baik Penerapan E-Government di Dinas Komunikasi Informatika dan
Statistik Kabupaten Wajo?
Informatika dan Statistik Kabupaten Wajo?
3. Seberapa besar Pengaruh Penerapan E-Government terhadap Pelaksanaan Good
Governance di Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik Kabupaten Wajo?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan permasalah yang ada diatas, maka dapat dikemukakan
maksud dan tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk Mengetahui Seberapa baik Penerapan E-Government di Dinas
Komunikasi Informatika dan Statistik Kabupaten Wajo.
2. Untuk Mengetahui Seberapa baik Pelaksanaan Good Governance di Dinas
Komunikasi Informatika dan Statistik Kabupaten Wajo.
3. Untuk Mengetahui Seberapa besar Pengaruh Penerapan E-Governmentterhadap
Pelaksanaan Good Governancedi Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik
Kabupaten Wajo.
8
berpengaruh terhadap Good Governance.
Good Governance.
Tata Kelola Pemerintah di Kota Tasikmalaya yang pernah dilakukan oleh
Annisa Ayu Azzahra telah ditemukan beberapa poin kesimpulan:
a. Penerapan E-Government pada Dinas, Badan dan Kantor dipemerintah Kota
Tasikmalaya sudah diterapkan dengan baik.
b. Pelaksanaan Tata Kelola pemerintah pada sebagian besar Dinas , Badan dan
Kantor di Pemerintah Kota Tasikmalaya sudah dikelola dengan baik.
c. Penerapam E-Governmentmemiliki hubungan yang sangat kuat dengan dengan
pelaksanaan tata kelola pemerintah di Kota Tasikmalaya.
Hasil penelitian menunjukkan penerapan E-Government di Kota Tasikmalaya
memberikan pengaruh sebesar 61,9% terhadap tata kelola di Kota Tasikmalaya
Azzahra, (2016: 97).
menunjukkan desentralisasi dan otda bertujuan meningkatkan kesejahteraan rakyat
melalui berbagai bentuk pelayanan masyarakat. Keterbatasan pemerintah dalam
pemberian pelayana masyarakat serta potensi besar yang dimiliki pihak swasta dan
masyarakat sipil menjadi keniscayaan bahwa pengelolaan negara sebaiknya
10
3. Asep Fajar Firmansyah Iwa Airlangga (2012),Pengaruh E-Goverment terhadap
Kemampuan Knowledge Sharing Pemerintah (Studi Kasus Pada Pemerintah Daerah
DKI Jakarta), Penelitian ini mengkonfirmasikan temuan bahwa pembangunanE-
Government khusus di PemDa DKI Jakarta belum secara signifikan mempengaruhi
kemampuan knowledge sharing pemerintah.
1. Konsep E-Government
solusi bagi pemerintah untuk lebih meningkatakan kinerjanya yang berbasis pada
Good Governance. Kesiapan sumber daya manusia, regulasi, anggaran dana, sarana
dan prasarana adalah hal mutlak yang harus disediakan dalam penyelenggaraan E-
Government.
teknologi informasi dan komunikasi di sektor publik untuk memudahkan pemerintah
Kumar dan Best dalam Heryana (2013: 2).
Bank Dunia (World Bank) dalam Sari dan Winarno (2012: 2) menuliskan
bahwa E-Government mengarahkan untuk menggunakan teknologi informasi oleh
11
(2004:3) E-Government merupakan penggunaan ICT (Information Communication
Technology) untuk meningkatkan hubungan antara pemerintah dengan pihak-pihak
lain.
Negara Italypun juga turut memberikan pandangan mengenai definisi E-
Government, Pemerintah Italy dalam Angraini (2015: 3) mengatakan ”the use of
modern ICT in the modernization of our administration, which comparise the
following clasess of action :
departements and agencies.
2) Computerozation of services to citizens and firms, often implying integration
among the services of different departements and agencies.
3) Profision of ICT access to final usesrs of government services and information.
Hole dalam Nugraha (2018: 4) menegaskan bahwa konseptual dasar dari E-
Government sebenarnya adalah bagaimana memberikan pelayanan melalui elektronik
(E-Service), seperti melalui internet, jaringan telepon dan komputer serta multimedia.
Berbagai definisi telah dijelaskan dan dipaparkan oleh para ilmuan diberbagai
belahan dunia yang berfokus pada kepentingan masyarakat guna mempercepat proses
12
pelayanan pada masyarakat agar lebih efektif dan efesien. Pakar dalam negeripun tak
luput memberikan definisinya mengenai konsep E-Government, yaitu secara teoritik
dipahami sebagai upaya untuk membangun hubungan yang baik antara pemerintah,
masyarakat dan swasta hingga dapat menjadi lebih efektif dan efesien, yang
kesemuanya itu dapat dipakai dengan reformasi birokrasi baik itu pembenahan,
kelembagaan, sumber daya manusia dan sistem penggunaan teknologi informasi dan
komunikasi yang dapat mempermudah masyarakat untuk mengakses informasi untuk
meningkatkan transparansi dan akuntabilitas di instansi pemerintah, juga memperluas
partisipasi publik. Pendayagunaan E-Government bertujuan untuk mendukung
terwujudnya pemerintahan yang baik Gunawan dan Yuwono(2007).
Kemudian dalam buku E-Government In Action yang ditulis oleh Indrajit
(2005:5) menjelaskan E-Government sebagai suatu usaha penciptaan suasana
penyelenggaraan pemerintah yang sesuai dengan objektif bersama (shared goals)
dari sejumlah komunitas yang berkepentingan. Oleh karena itu, visi yang
dicanangkan harus pula mencerminkan visi bersama dari para stakeholder yang ada
misalnya:
pelanggannya;
c) Meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat melalui kinerja pelayanan publik;
13
sebagainya.
identik dengan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi. Dapat dikatakan
juga bahwa E-Government adalah penggunaan teknologi informasi dan komunikasi
dalam penyelenggaraan pemerintah oleh lembaga pemerintah untuk meningkatkan
kinerja dan hubungan antara pemerintah dan pihak lain.
E-Government sejauh ini masih dipahami sebatas sebagai pembuatan situs web
oleh organisasi pemerintah. Belum banyak yang memahami secara luas bahwa tahap-
tahap pengembangan pemanfaatan teknologi informasi dalam organisasi publik itu
bisa berbeda-beda Wibawa, (2009: 99).
b. Manfaat E-Government
1) Memperbaiki kualitas pelayanan pemerintah kepada stakehodernya
(masyarakat, kalangan bisnis dan industri) terutama dalam hal kinerja efektfitas
dan efesiensi di berbagai bidang kehidupan bernegara.
2) Meningkatkan transparansi, kontrol, dan akuntabilitas penyelenggaraan
pemerintahan dalam rangka penerapan konsep good corporace governance.
14
3) Mengurangi secara signifikan total biaya administrasi, relasi dan interaksi yang
dikeluarkan pemerintah maupun stakeholdernya untuk keperluan aktivitas
sehari-hari.
4) Memberikan peluang bagi pemerintah untuk mendapatkan sumber-sumber
pendapatan baru melalui interaksinya dengan pihak-pihak yang berkepentingan.
5) Menciptakan suatu lingkungan masyarakat baru yang dapat secara cepat dan
tepat menjawab berbagai permasalahan yang dihadapi sejalan dengan berbagai
perubahan global dan trend yang ada.
6) Memperdayakan masyarakat dan pihak-pihak lain sebagai mitra pemerintah
dalam proses pengambilan berbagai kebijakan publik secara merata dan
demokratis.
CIMSA (Center for Medical Student’s Activities) dalam Azzahra (2016: 16)
juga memberikan pandangannya terkait penerapan E-Government, yaitu:
a. E-Government Meningkatkan Efesiensi
dan pemrosesan massal dan operasi administrasi publik. Aplikasi berbasis internet
juga dapat melakukan penghematan pengumpulan dan transmisi data, serta
penyediaan informasi dan komunikasi dengan pelanggan.
b. E-Government Meningkatkan Layanan
pelanggan. Layanan E-Government juga dikembangkan berdasarkan permintaan dan
nilai pengguna.
Teknologi Informasi dan Komunikasi dapat membantu pemangku kepentingan
berbagai informasi dan ide, untuk krmudian berkontribusi dalam menentukan hasil
kebijakan.
kepercayaan terhadap pemerintah, serta berkontribusi terhadap tujuan kebijakan
ekonomi. Dampak spesifik mencakup penurunan pengeluaran pemerintah melalui
program yang lebih efektif, efesiensi serta peningkatan produktivitas bisnis melalui
penyederhanaan administrasi yang dimungkinkan oleh Teknologi Informasi dan
Komunikasi dan peningkatan informasi pemerintah.
e. E-Government Adalah Kontributor Reformasi Utama
Perkembangan saat ini berarti bahwa proses reformasi harus berkelanjutan.
Teknologi Informasi dan Komunikasi telah mendukung reformasi di banyak wilayah,
misalnya dengan meningkatkan transparansi, memfasilitasi proses berbagai informasi
dan menyoroti inkonsistensi internal.
Warganya
Teknologi Informasi dan Komunikasi ini dapat membantu membangun
kepercayaan dengan memungkinkan keterlibatan warga dalam proses kebijakan,
mempromosikan pemerintah yang terbuka dan bertanggungjawab serta membantu
mencegah korupsi. Selain itu, jika batasan dan tantangan diatasi dengan baik, E-
Government dapat membantu memperdengarkan suara rakyat agar diperdebatkan
dengan lebih luas.
Teknologi Informasi dan Komunikasi ini membantu meningkatkan transparansi
dalam proses pengambilan keputusan dengan memudahkan informasi untuk dapat
diakses, mempublikasikan debat dan rapat, anggaran dan pengeluaran, hasil dan
alasan pemerintah untuk mengambil keputusan penting.
c. Elemen Sukses Pengembangan E-Government
Hasil kajian dan riset dari Harvard JFK School of Government dalamIndrajit
(2004) menjelaskan tiga konsep digitalisasi pada sektor publik, yaitu sebagai berikut:
1) Dukungan/Support
Elemen pertama dan krusial yang harus dimiliki oleh pemerintah adalah
keinginan dari berbagai kalangan pejabat publik dan politik untuk benar-benar
menerapkan konsep E-Government, bukan hanya sekedar mengikuti trend atau justru
17
adanya unsur “political will” ini, mustahil berbagai inisiatif pembangunan dan
pengembangan E-Government dapat berjalan dengan mulus. Karena budaya birokrasi
cenderung bekerja berdasarkan model manajemen “top down”, maka jelas dukungan
implementasi program E-Government yang efektif harus dimulai dari para pimpinan
pemerintah yang berada pada level tertinggi sebelum merambat ke level-level
dibawahnya. Hal yang dimaksud dengan dukungan disini bukanlah hanya pada
omongan semata, namun lebih jauh lagi dukungan yang diharapkan adalah dalam
bentuk hal-hal sebagai berikut:
a) Disepakatinya kerangka E-Government sebagai salah satu kunci sukses negara
dalam mencapai visi dan misi bangsanya, sehingga harus diberikan prioritas
tinggi sebagaimana kunci-kunci sukses lain diperlakukan;
b) Dialokasikannya sejumlah sumber daya (manusia, finansial, tenaga, waktu,
informasi, dan lain-lain) disetiap tataran pemerintah untuk membangun konsep
ini dengan semangat lintas sektoral;
c) Dibangunnya berbagai infrastruktur dan superstruktur pendukung agar tercipta
lingkungan kondisif untuk mengembangkan E-Government (seperti adanya
Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah yang jelas, ditugaskannya lembaga-
lembaga khusus misalnya kantor E-Envoysebagai penanggung jawab utama,
disusunnyaaturan main kerja sama dengan swasta, dan lain sebagainya); dan
18
menyeluruh kepada seluruh kalangan birokrat secara khusus dan masyarakat
secara umum melalui berbagai cara kampanye yang simpatik.
2) Kemampuan/Capacity
Elemen kedua ini adalah adanya unsur kemampuan atau keberdayaan dari
pemerintah setempat dalam mewujudkan impian E-Government terkait menjadi
kenyataan. Ada tiga hal minimum yang paling tidak harus dimiliki oleh pemerintah
sehubung dengan elemen ini, yaitu:
a) Ketersediaan sumber daya yang cukup untuk melaksanakan berbagai inisiatifE-
Government, terutama yang berkaitan dengan sumber daya finansial;
b) Ketersediaan infrastruktur teknologi informasi yang memadai karena fasilitas
ini merupakan 50% dari kunci keberhasilan penerapan konsep E-Government;
dan
c) Ketersediaan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi dan keahlian
yang dibutuhkan agar penerapan E-Government dapatsesuai dengan asas
manfaat yang diharapkan.
3) Nilai/Value
Elemen pertama dan kedua merupakan dua buah aspek yang dilihat dari sisi
pemerintah selaku pihak pemberi jasa. Berbagai inisiatif E-Government tidak akan
ada gunanya jika tidak ada pihak yang merasa diuntungkan dengan adanya
19
implementasi konsep tersebut; dan dalam hal ini, yang menentukan besar tidaknya
manfaat yang diperoleh dengan adanya E-Government bukanlah kalangan pemerintah
sendiri, melainkan masyarakat dan mereka yang berkepentingan. Untuk itulah maka
pemerintah harus benar-benar teliti dalam memilih prioritas jenis aplikasi E-
Government apa saja yang harus didahulukan pembangunannya agar benar-benar
memberikan value (manfaat) yang secara signifikan dirasakan oleh masyarakat. Salah
dalam mengerti apa yang dibutuhkan masyarakat justru akan menjadi bumerang bagi
pemerintah yang akan semakin mempersulit meneruskan usaha dalam
mengembangkan konsep E-Government.
Perpaduan antara ketiga elemen terpenting di atas akan membentuk sebuah
nexus atau pusat syaraf jaringan E-Government yang akan menjadi kunci sukses
utama penjamin keberhasilan. Atau dengan kata lain, pengalaman memperlihatkan
bahwa jika elemen menjadi fokus sebuah pemerintah yang berusaha menerapkan
konsep E-Government berada di luar area tersebut (ketiga elemen pembentuk nexus)
tersebut, maka probabilitas kegagalan proyek tersebut akan tinggi.
2. Konsep Good Governance
Good Governance juga biasa disebut sebagai tata kelola pemerintah yang baik
yang merupakan indikator utama dalam pelaksanaan dan penerapan konsep yang
penting bagi sebuah organisasi. Hal ini dikarenakan Good Governance memiliki
konsep pengelolaan sumber daya manusia, sumber daya ekonomi dan sosial guna
20
untuk memenuhi kebutuhan pelayanan pada masyarakat pada suatu bangsa dan
merupakan suatu mekanisme yang diharapkan diseluruh belahan dunia saat ini.
Good Governance diIndonesia sendiri mulai benar–benar dirintis dan
diterapkan sejak meletusnya era Reformasi yang dimana pada era tersebut telah
terjadi perombakan sistem pemerintahan yang menuntut proses demokrasi yang
bersih sehingga Good Governance menjadi salah satu alat Reformasi yang mutlak
diterapkan dalam pemerintahan baru. Akan tetapi, jika dilihat dari perkembangan
Reformasi yang sudah berjalan selama kurang lebih 20 tahun ini, penerapan Good
Governance di Indonesia belum dapat dikatakan berhasil sepenuhnya sesuai dengan
cita–cita Reformasi sebelumnya.
a. Pengertian Good Governance
Dalam upaya menghadapi tantangan global saat ini, salah satu persyaratan yang
harus dipenuhi adalah komitmen tinggi dari pemerintah untuk benar-benar
menerapakan nilai Good Governance, dalam mewujudkan cita-cita itu UNDP (United
Nations Development Program) dalam Suaedi dan Wardiyanto (2010) dalam
dokumen kebijaksanaannya yang berjudul “Governance for Sustainable Human
Development” (1977) mendefinisikan governance sebagai pelaksanaan kewenangan
dalam bidang ekonomi, politik, dan administratif untuk mengelola berbagai urusan
Negara pada setiap tingkatannya dan merupakan instrument kebijkan Negara yang
mendorong terciptanya kondisi kesejahteraan integritas dan kohesitas sosial dalam
21
kepada proses pencapaian keputusan dan pelaksanaannya yang dapat
dipertanggungjawabkan secara bersama. Sebagai suatu konsensus yang dicapai oleh
pemerintah, warga negara, dan sektor swasta bagi penyelenggaraan pemerintahaan
dalam suatu negara.
Sebagai sebuah kata, governance sebenarnya tidaklah baru. Pada tahun 1590
kata ini dipahami sebagai state of being governed, berkembang menjadi mode of
living (1600), kemudian menjadi the office, function, or power of governing (1643),
berkembang menjadi method of management, system of regulation (1660) dan
kemudian dibakukan menjadi the action or manner governing. Sementara itu, berarti
to rule with authority atau mengatur atas nama kewenangan. Pelaksanaannya biasa
disebut sebagai government yang selain mempunyai arti sempit sebagai action of
ruling and directing the affairs of a state, atau pelaksanaan pengaturan dan
pengarahan urusan-urusan negara. Dengan demikian government indentik dengan
pengelolaan atau pengurus dengan makna spesifik atau pengurus negara. Nugroho,
(2004:207).
yang menjunjung tinggi keinginan atau kehendak rakyat dan dapat meningkatkan
kemampuan rakyat dalam pencapaian tujuan nasional kemandirian, pembangunan
berkelanjutan dan keadilan sosial serta pemerintah yang efektif dan efisien dalam
22
(2007: 3) mengatakan ada beberapa asas yang penting diketahui dalam
penyelenggaraan pemerintah yang baik. Pertama asas persamaan, berarti hal-hal yang
sama harus diperlakukan sama, disamping sebagai salah satu asas hukum yang paling
mendasar dan berakar pada kesadaran hukum. Kedua, asas kepercyaan termasuk
kedalam asas-asas hukum yang paling mendasar dalam hukum publik dan hukum
perrdata. Ketiga, asas kepastian hukum. Asas ini memiliki dua aspek yang satu lebih
bersifat material, yang lain masih bersifat formal. Keempat, asas kecermatan. Asas
kecermatan mengandung arti bahwa suatu ketepatan harus dipersiapkan dan diambil
dengan cermat. Kelima, asas pemberian alasan berarti bahwa suatu ketetapan harus
dapat didukung oleh alasan-alasan yang dijadikan dasar. Keenam, larangan
detournement de povoir, sebagai asas umum pemerintahan yang baik memandang
suatu wewenang tidak boleh digunakan untuk tujuan lain selain untuk mana ia
diberikan.
pemerintah yang baik, penyelenggaraan Negara yang baik, ataupun administrasi yang
baik yang berlandas pada prinsip dunia usaha swasta dan masyarakat
b. Prinsip Good Governance
mengatakan bahwa prinsip yang harus dijalankan meliputi beberapa bagian, yaitu:
1. Partisipasi/Participation
Setiap orang atau warga masyarakat, baik laki-laki maupun perempuan
memiliki hak suara yang sama dalam proses pengambilan keputusan, baik secara
langsung maupun melalui lembaga perwakilan sesuai dengan kepentingan masing-
masing.
Kerangka aturan hukum harus berkeadilan, ditegakkan dan dipatuhi secara
utuh, terutama aturan tentang hak asasi manusia. Good Gover memerlukan kerangka
kebijakan yang fair, yang diterapkan tanpa keberpihakan. Penerapan kebijakan
pemerintah yang tidak biasa memerlukan lembaga yang ada di masyarakat untuk
menjadi pengawas atas penerapan kebijakan tersebut.
3. Transparansi/Transparancy
menyediakan informasi yang jelas tentang prosedur, biaya dan tanggungjawab kepada
masyarkat. Seingga tidak ada yang ditutup-tutupi dalam pelaksanaan pembangunan,
semua disampaikan secara transparansi kepada rakyat dengan memperhatikan
24
4. Daya Tanggap/Responsiveness
Setiap institusi dan prosesnya harus diarahkan pada upaya untuk melayani
berbagai pihak yang berkepentingan. Pemerintah menampung dan menjalankan
aspirasi rakyat dengan maksimal. Optimalisasi pelayanan yang diberikan oleh
pemerintah memberikan manfaat dengan dukungan dan partisipasi yang besar dari
rakyat demi tercapainya tujuan pelaksanaan pembangunan.
5. Berorientasi Konsensus/ConsensusOrientation
kepentingan yang berbeda untuk mencapai konsensus atau kesempatan yang terbaik
bagi kepentingan masing-masing pihak, dan jika dimungkinkan juga dapat
diberlakukan terhadap berbagai kebijakandan prosedur yang akan ditetapkan
pemerintah. Penetapan visi dan misi bersama pemerintah dan rakyat ini akan
membawah kearah suatu tindakan atau kegiatan yang dilaksanakan akan saling
menunjang yaitu adanya kesamaan dalam visi dam misi antara publik dan
pemerintah.
25
hidupnya. Good Governancejuga berarti seluruh rakyat memperoleh perlakuan yang
sama oleh pemerintah baik disegala bidang dalam batas kewenangan dan tanggung
jawab. Pemeberian hak-hak yang sama dan perlakuan ini memerlukan keterbukaan.
7. Efektifitas dan Efesiensi/Effectiveness and Effeciency
Setiap proses kegiatan dan kelembagaan diarahkan untuk menghasilkan sesuatu
yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan melalui pemanfaatan yang sebaik-baiknya
berbagai sumber-sumber yang tersedia. Dengan mengoptimalkan sumber daya yang
ada pada sebuah instansi akan mempermudah tujuan efektif dan efesieni dalam
pelaksanaan pemerintah tercapai.
madani memiliki pertanggungjawaban kepada publik, sebagaimana halnya kepada
para pemilik (stakeholder). Adanya kejelasan terkait dengan kebijakan yang dibuat
dan dilaksanakan merupakan sebuah perwujudan akuntabulitas. Akuntabilitas yang
dapat diuji dan dipertanggungjawabkan kepada rakyat mencerminkan proses
pelaksanaan pemerintah berjalan pada rel dan koridor yang benar sesuai dengan
harapan dari rakyat.
Para pemimpin dan masyarakat memiliki perspektif yang luas dan jangka
panjang tentang penyelenggaraan pemerintah yang baik dan pembangunan manusia,
26
yang dilaukukan oleh pemerintah agar terciptanyaGood Governance atau tata kelola
pemerintah yang baik.
Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi pada saat ini mendorong
pemerintah untuk melakukan pemenuhan segala aspek untuk menuju Good
Governance yang baik guna melakukan pelayanan yang maksimal. Pesatnya
kemajuan teknologi juga dapat membuat masyarakat dapat mengetahui informasi
dengan sangat cepat. Sebagai akibatnya terjadi tekanan dari masyrakat kepada
pemerintah untuk lebih memanfaatkan dan memperbaiki kinerja pemerintah. Dengan
ini muncul sistem E-Government sebagai akibat tekanan dari masyarakat.
Dengan menerapkan sistem E-Government, maka masyarakat dapat memantau
aktifitas dari apa yang direncanakan dan telah dilakukan oleh pemerintah, kemudian
akan memicu kinerja pemerintah yang jauh lebih baik. Pemanfaatan E-Governmnet
sendiri dapat meningkatkan efektifitas dan efesiensi dari kinerja aparat pemerintah,
arus informasi yang cepat, dan adanya media yang menampung segala aspirasi dari
seluruh masyarakat.
Hal ini sesuai dengan Instruksi Presiden No.3 tentang Kebijakan dan Strategi
Nasional Pengembangan E-Government yang menyatakan bahwa pemanfaatan
27
efesiensi, efektifitas, transparansi, dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintah.
Kemudian Peraturan Pemerintah No.56 Tahun 2005 tentang Sistem Keuangan Daerah
dijelaskan bahwa untuk menindaklanjuti terselenggaranya proses pembangunan yang
sejalan dengan prinsip tata kelola pemerintah yang baik (Good Governance).
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah berkewajiban untuk mengembangkan
dan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi untuk meningkatkan kemampuan
mengelola keuangan daerah. Berdasarkan hal tersebut, maka penerapan sistem E-
Government dalam penataan tata kelola pemerintah harus dijalankan dengan baik,
jika hal ini dapat berjalan dengan semestinya maka Good Governance dapat
terwujud.
Sistem pemerintah yang demokratis memberikan perubahan dalam tatanan
kehidupan baik bagi masyarakat maupun bagi pemerintah itu sendiri. Hal ini memacu
pemerintah untuk mengupayakan kelancaran komunikasi antara stakeholder,
masyarakat dan pemerintah, sehingga aspirasi masyarakat dapat tersampaikan secara
langsung dan kontribusi dan partisipasi publik juga dapat terjalin.
Good Governance diterapkan sejak meletusnya era Reformasi yang dimana
pada era tersebut telah terjadi perombakan sistem pemerintahan yang menuntut
28
proses demokrasi yang bersih sehingga Good Governance menjadi salah satu alat
Reformasi yang mutlak diterapkan dalam pemerintahan baru. Akan tetapi, jika dilihat
dari perkembangan Reformasi yang sudah berjalan selama kurang lebih 20 tahun ini,
penerapan Good Governance di Indonesia belum dapat dikatakan berhasil
sepenuhnya sesuai dengan cita–cita Reformasi sebelumnya. Sedangkan
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah menawarkan sebuah solusi
bagi pemerintah untuk lebih meningkatakan kinerjanya yang berbasis pada Good
Governance.
Good Governance di Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik Kabupaten Wajo
ini untuk mencari tahu bagaimana tata kelola pemerintahan setelah diterapakannya E-
Government. Penulis memfokuskan enam manfaat utama pelaksanaan E-Government,
yaitu: memperbaiki kualitas pelayanan pemerintah kepada stakeholdernya,
meningkatakan transparansi, kontrol dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintah,
mengurangi secara signifikan total biaya administrasi, relasi dan interaksi,
memberikan peluang bagi pemerintah untuk mendapatkan sumber-sumber
pendapatan, menciptakan suatu lingkungan masyarakat baru dan memperdayakan
masyarakat dan pihak-pihak lain sebagai mitra pemerintahyang menggunakan teori
Indrajit, sedangkan good governance menggunakan teori UNDP, yaitu : Partisipasi,
29
efektif dan efesiensi, akuntabiilitas dan visi strategis.
Berikut merupakan kerangka pikir dari peneliti tentang Pengaruh Penerapan E-
Government Terhadap Pelaksanaan Good Governancedi Dinas Komunikasi
Informatika dan Statistik Kabupaten Wajo.
Gambar 1: Bagan Kerangka Pikir
Pelaksanaan E-Government di Dinas Kominfo
dan Statistik Kabupaten Wajo
Manfaat E-Government Indrajit, (2004):
1. Memperbaiki kualitas pelayanan
untuk mendapatkan sumber-sumber
Kabupaten Wajo
operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut. Definisi operasional
dalam penelitian ini meliputi:
pemerintah yang sesuai dengan objektif bersama (shared goals) dan sejumlah
komunitas yang berkepentingan. Indikator E-Governmet yang digunakan pada
penelitian ini yang diukur melalui pendapat responden yaitu sebagai berikut:
a. Memperbaiki kualitas pelayanan pemerintah kepada stakeholdernya, yakni
dimana para pelayan publik di Dinas Kominfo dan Statistik dapat memberikan
pelayanan secara cepat, mudah dan ramah kepada masyarakat ataupun pihak-
pihak lain.
pemerintah, yakni suatu keadaan dimana Dinas Kominfo dan Statistik mampu
memberikan keterbukaan dan mengontrol arus informasi yang diberikan serta
dapat mempertanggungjawabkannya.
c. Mengurangi secara signifikan total biaya administrasi, relasi dan interaksi, yaitu
dimana Dinas Kominfo dan Statistik mampu mengikis anggaran yang
31
untuk mencapai tujuan bersama.
pendapatan, yaitu Dinas Kominfo dan Statistik mampu berinteraksi dengan
masyarakat dan pihak-pihak lain dalam mengisi khas pemerintah serta mampu
menggunakan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan bersama.
e. Menciptakan suatu lingkungan masyarakat baru, yaitu dimana Dinas Kominfo
dan Statistik mampu menjawab berbagai tantangan yang ada dan mampu
mengikuti arus globalisasi serta beradaptasi dengan perkembangan saat ini.
f. Memperdayakan masyarakat dan pihak-pihak lain sebagai mitra pemerintah
dalam proses pengambilan berbagai kebijakan publik secara merata dan
demokratis, Dinas Kominfo dan Statistik perlu bekerja sama dengan
masyarakat dan pihak-pihak yang terkait dalam mencapai tujuan bersama.
2. Good Governancemerupakan suatu tatanan pemerintah yang baik dimana
pelaksanaan dan penerapan konsep melibatkan sumber daya manusia, sumber daya
ekonomi dan sosial secara maksimal. Indikator Good Governance yang digunakan
adalah sebagai berikut:
a. Partisipasi, yaitu setiap masyarakat memiliki hak yang sama dalam memberikan
suatu pendapat dan mampu bekerjasama dengan masyarakat kepada Dinas
Kominfo dan Statistik baik secara langsung maupun tidak langsung.
32
b. Aturan Hukum, yaitu Dinas Kominfo dan Statistik mampu mengatur dan
menjalankan suatu aturan tanpa adanya keberpihakan antara masyarakat dan
pihak-pihak lain.
c. Transparansi, yaitu mampu memberikan kemudahan oleh Dinas Kominfo dan
Statistik dalam berbagai akses informasi dan menyediakan informasi yang jelas
tentang prosedur, biaya, tanggungjawab kepada masyarakat, sehingga tidak ada
yang ditutup-tutupi dalam pelaksanaan pembangunan, semua disampaikan
secara terbuka kepada rakyat dengan memperhatikan peraturan dan ketentuan
yang berlaku.
d. Daya Tanggap, yaitu Dinas Kominfo dan Statistik dengan sigap mampu
melayani masyarakat dan pihak-pihak lain secara cepat dan tepat untuk
mencapai tujuan bersama.
penengah ataupun memberikan solusi bagi masyarakat dari berbagai
kepentingan dan akan menghasilkan sebuah kesepakatan yang dapat disetujui
bersama.
f. Berkeadilan, yaitu Dinas Kominfo dan Statistik mampu bersikap adil dan
memberikan suatu tindakan yang tepat kepada masyarakat dalam upaya
memelihara dan meningkatkan penyelenggaraan pembangunan.
33
g. Efektif dan Efesiensi, yaitu setiap proses kegiatan Dinas Kominfo dan Statistik
mampu menghasilkan sesuatu yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan dan
mengoptimalkan sumber daya yang ada.
h. Akuntabilitas, yaitu Dinas Kominfo dan Statistik mampu
mempertanggungjawabkan apa yang telah dikerjakan sehingga masyarakat
mendapatkan suatu kepercayaan.
i. Visi Strategis, yaitu Dinas Kominfo dan Statistik dapat menjaga konsistensi dan
menjalankan apa yang telah diamanahkan sehingga dengan mudah dapat
mencapai tujuannya.
D. Hipotesis
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. H0: Tidak Ada Pengaruh Antara Variabel Penerapan E-Government Terhadap
Variabel Pelaksanaan Good Governancedi Dinas Kominfo Kabupaten Wajo.
2. H1: Ada Pengaruh Antara Variabel Penerapan E-Government Terhadap
Variabel Pelaksanaan Good Governancedi Dinas Kominfo Kabupaten Wajo.
34
A. Waktu dan Lokasi Penelitian
Waktu penelitian yang dibutuhkan pada penelitian ini kurang lebih selama 2
(dua) bulan. Peneliti memilih lokasi untuk melakukan penelitian di instansi
pemerintah tepatnya di Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik Kabupaten Wajo.
Adapun alasan peneliti memilih lokasi ini karena peneliti ingin mengetahui pengaruh
E-Government terhadap pelaksanaan Good Governance di Kabupaten Wajo.
B. Jenis dan Tipe Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan alasan karena
peneliti ingin menganalisis bagaimana Pengaruh Penerapan E-Government Terhadap
Pelaksanaan Good Governance di Dinas Kominfo Kabupaten Wajo.
Adapun tipe penelitian ini adalah tipe penelitian deskriptif kuantitatif karena
peneliti akan mendeskripsikan bagaimana Pengaruh Penerapan E-Government
Terhadap Pelaksanaan Good Governance di Dinas Komunikasi Informatika dan
Statistik Kabupaten Wajo.
C. Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk
35
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugyono, 2003:80). Adapun yang
menjadi populasi dalam penelitian ini adalah 44 pegawai yang ada di Dinas Kominfo
dan Statistik, dan masyarakat yang ada di lokasi penelitian. Sedangkan untuk sampel,
menurut Arkinto (2010: 109), menyatakan bahwa sampel adalah sebagian atau wakil
populasi yang diteliti.Jumlah pegawai di Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik
Kabupaten Wajo Sebanyak 44 orang dan masyarakat sebanyak 36 orang.Maka teknik
sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampling jenuh yaitu dimana
semua anggota populasi menjadi sampel dan untuk teknik penentuan pengambilan
sampel masyarakat untuk data pembanding menggunakan teknik aksidental sampling
yaitu pengambilan sampel secara kebetulan siapa saja yang ditemui di lokasi
penelitian.
kuesioner (angket) menggunakan bentuk checklist. guna membantu responden di
Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik Kabupaten Wajo untuk menjawab dan
mengisi kuesioner dengan mudah dan cepat dengan memberi tanda check (v) pada
tempat yang telah disediakan.
Peneliti membuat 2 (dua) buah kuesioner untuk penelitian ini, yaitu variabel X
dan Y. Kedua kuesioner tersebut peneliti berikan kepada pegawai atau responden
yang berada di Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik Kabupaten Wajo guna
36
kisi-kisi instrumen penelitian.
kuantitatif. Skala Likert yang digunakan peneliti dalam penelitian ini guna untuk
mengukur sikap, pendapat, dan persepsi pegawai atau responden di Dinas
Komunikasi Informatika dan Statistik Kabupaten Wajo tentang variable E-
Government dan variable Good Governance. terdapat 5 (lima) pilihan jawaban untuk
setiap poin pertanyaan, yaitu:
2. Jawaban Setuju (S) : diberi skor 4
3. Jawaban Kurang Setuju(KS) : diberi skor 3
4. Jawaban Tidak Setuju (TS) : diberi skor 2
5. Jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) : diberi skor 1
Kuesioner penelitian yang dibuat oleh peneliti ini akan diuji validitas dan
reliabilitasnya sebelum dan sesudah penelitian. ji validitas dilaksanakan agar dapat
menguji keakuratan/kevalidan kuesioner penelitian, sedangkan uji reliabilitas
dilakukan untuk menguji kehandalan/konsistensi kuesioner penelitian. Peneliti akan
melakukan uji validitas dengan menggunakan aplikasi pengolah data software SPSS
version 25.0. Pengujian validitas cukup dengan membandingkan nilai rhitung dengan
nilai rtabel Product Moment. Jika nilai rhitung = rtabel maka indikator atau
37
valid jika nilai sig. (2-tailed) data < 0.05.
Pengujian realibilitas cukup dengan membandingkan ralpha atau angka
cronbach alpha dengan nilai 0,7. Jika ralpha atau angka cronbach alpha = 0,7 maka
indikator atau pertanyaan kuesioner dikatakan reliabel, begitupula sebaliknya.
E. Teknik Analisis Data
1. Teknik Analisis Statistik Deskriptif
Peneliti menggunakan teknik analisis data menggunakan statistik deskriptif
dimana mendeskripsikan atau menggambarkan data kuesioner yang telah terkumpul
dari jawaban responden pada Dinas Komunikasi Informatika dan Statstik Kabupaten
Wajo, sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan sehingga dapat
berlaku secara umum (generalisasi).
Teknik analisis statistik deskriptif yang akan digunakan dalam penelitian ini
berupa tabel, perhitungan modus, median, mean, perhitungan penyebaran data
melalui perhitungan rata-rata dan standar deviasi, serta perhitungan persentase (%).
Penentuan persentase dari perolehan data hasil kuesioner dari masing-masing variabel
menggunakan rumus perhitungan persentase:
kualitatif, dimana hasil perolehannya dapat digolongkan sebagaimana terlihat pada
Tabel 1:
Persentase Jawaban Tafsiran Kualitatif
Teknik analisis regresi sederhana digunakan untuk melihat besaran pengaruh
variabel E-Government terhadap variabel Good Governance pada Dinas Komunikasi
39
Informatika dan Statistik Kabupaten Wajo. Adapun rumus persamaan regresi linier
sederhana yang digunakan dalam penelitian ini, adalah:
Y = a + b X
Analisis regresi dalam penelitian ini akan menggunakan bantuan software SPSS
version 25.0. Hasil analisis regresi dapat digunakan pula untuk melakukan uji
hipotesis yang telah diajukan sebelumnya. Dasar pengambilan keputusannya, adalah:
a. JikanilaiPvalue (sig) < 0,05, maka Ho diterima dan H1 ditolak
b. JikanilaiPvalue(sig)>0,05,maka Ho ditolak dan H1 diterima
40
Kabupaten Wajo dengan ibu kota Sengkang, terletak dibagian tengah Provinsi
Sulawesi Selatan dengan jarak 242 km dari Makassar Ibu Kota Provinsi Sulawsi
Selatan, memanjang pada arah laut Tenggara dan terakhir merupakan selat, dengan
posisi geografis antara 03 0 39
’ – 04
Timur. Sebagian besar wilayahnya berupa dataran rendah hingga dataran rendah
bergelombang dengan ketinggian wilayah 0-520 Mdpl. Hanya sebagian kecil berupa
perbukitan di bagian utara. Bagian timur merupakan dataran rendah dan pesisir teluk
Bone, termasuk pulau-pulau pasir diteluk Bone. Sedangkan bagian barat merupakan
dataran aluvial Danau Tempe-Danau Sidenreng. Memiliki luas wilayah, yaitu
2.506,19 km 2 atau 4,01% dari luas Provinsi Sulawesi Selatan dengan rincian
penggunaan lahan terdiri dari lahan sawah 86.297 Ha (34,4%) dan lahan kering
164.322 Ha (65,57%). Sedangkan batas wilayah Kabupaten Wajo ini adalah sebelah
utara berbatasan dengan Kabupaten Luwu dan Kabupaten Sidrap, sebelah selatan
berbatasan dengan Kabupaten Bone dan Kabupaten Soppeng, sebelah timur
berbatasan dengan Teluk Bone dan sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten
Soppeng dan Kabupaten Sidrap.
Kabupaten Wajo mempunyai kemiringan lahan cukup bervariasi mulai dari datar,
bergelombang hingga berbukit. Sebagian besar wilayahnya tergolong datar dengan
kemiringan lahan/lereng 0-2% luasnya mencapai 212,341 Ha atau sekitar 84%,
sedangkan lahan datar hingga bergelombang dengan kemiringan 3-15% dengan luas
21,116 Ha (8,43%), lahan yang berbukit dengan kemiringan diatas 16-40% luas
13,752 Ha (5,50%) dan kemiringan lahan diatas 40% (bergunung) hanya memiliki
luas 3,316 Ha (1,32%).
Pada tahun 2007 Kabupaten Wajo telah terbagi menjadi 14 wilayah Kecamatan,
selanjutnya dari keempat belas wilayah Kecamatan di dalamnya terbentuk wilayah-
wilayah yang lebih kecil, yaitu secara keseluruhan terbentuk 44 wilayah yang
berstatus kelurahan dan 132 wilayah yang berstatus desa. Masing-masing wilayah
Kecamatan tersebut mempunyai potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia
yang berbeda meskipun perbedaan tersebut relatif kecil, sehingga pemanfaatan
sumber-sumber yang ada relatif sama untuk menunjang pertumbuhan pembangunan
diwilayahnya.
a. Visi dan Misi Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik
1). Visi Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik
Visi adalah sebagai suatu pernyataan yang merupakan ungkapan dari nilai, arah
dan tujuan organisasi yang memberikan kekuatan, semangat dan komitmen serta
42
memiliki daya tarik dan dapat diyakini sebagaipengaruh dalam pelaksanaan aktivitas
dan pencapaian tujuan organisasi. Dengan visi, organisasi akan memperoleh
gambaran yang jelas tentang arah dan sosok masa depan organisasi kemana dan
bagaimana instansi pemerintahan harus dibawa dan berkarya agar tetap eksis, kreatif,
inovatif serta produktif.
“Tersedianya informasi dan komunikasi, persandianserta data statistik yang
berkualitas dalam mewujudkan Kabupaten Wajo yang cerdas, produktif dan unggul”
2). Misi Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik
Misi Dnas Komunikasi Informatika dan Statistik Kabupaten Wajo adala sebagai
berikut;
Kabupaten Wajo.
pemberdayaan KIM.
d). Mendorong peranan media massa dalam menciptakan informasi yang berkualitas
dalam mewujudkan masyarakat yang cerdas, produktif dan unggul.
e). Membrdayakan potensi informasi dan komunikasi pemerintah dan masyarakat.
43
f). Meningkatkan data dan informasi yang berkualitas yang berbasis informasi dan
teknologi.
3). Struktur Organisasi
Dalam melaksanakan tugas dan fungsi sesuai dengan ketentuan yang berlaku
di Dinas Komuniasi Informatika dan Statistik mempunyai struktur oeganisasi sebagai
berikut;
3). Sub Bagian Keuangan
1). Seksi Pengelolaan Opini Publik
2). Seksi Kehumasan
2). Seksi Pengembangan Aplikasi dan Pengelolaan Data Center
3). Seksi Infrastruktur dan Jaringan TIK
44
2). Seksi Operasional Persandian
f). Bidang Statistik
2). Seksi Kordinasi dan Kerjasama Statistik Sektoral
3). Seksi Evaluasi dan Analisis Dimensi Layanan Sektoral
B. Pengumpulan Data
Pada bab ini penulis akan menyajikan data-data yang diperoleh selama penelitian
yang telah dilakukan di Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik Kabupaten
Wajo. Data ini diperoleh melalui kuesioner yang di distribusikan kepreada 36 orang
masyarakat pengguna layanan dan 44 orang pegawai Dinas Komunikasi Informatika
dan Statistik Kabupaten Wajo. Penyajian data meliputi data-data tentang identitas
responden dan distribusi jawaban masyarakat dan pegawai terhadapa pernyataan yang
akan diajukan dan diuraikan dalam tabel frekuensi.
1. Deskripsi Data Identitas Responden
Dalam penelitian ini yang menjadi respondennya adalah masyarakat dan pegawai
Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik Kabupaten Wajo.
a. Responden Pegawai
Jenis kelamin laki-laki dan perempuan responden masyarakat dan pegawai
Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik Kabupaten Wajo dapat dilihat dari tabel
berikut ini:
Tabel 4.1
1 Laki-laki 17 39
2 Perempuan 27 61
Sumber: Kuesioner Penelitian 2019
Dari data pada tabel 1 terkait distribusi responden berdasarkan jenis kelamin
dapat kita ketahui bahwa laki-laki yang menjadi responden adalah 17 orang atau
(39%) dan perempuan sebanyak 27 orang atau (61%).
Dalam penelitian ini, pegawai yang menjadi responden berada pada tingkat
umur yang berbeda-beda, untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.2
Jumlah 44 100
Berdasarkan tabel 2 terkait identitas responden berdasarkan umur, pegawai
yang paling banyak adalah pegawai yang berada pada kelompok umur 36-45 tahun
yaitu sebanyak 17 orang atau (39%), kemudian kelompok umur 26-35 tahun yaitu
sebanyak 12 orang atau (27%), dan kelompok umur >46 tahun sebanyak 8 orang atau
(18%), kemudian yang terendah adalah kelompok umur 17-25 tahun dengan 7 orang
atau (16%). Maka dapat disimpulkan bahwa responden yang berumur 36-45
merupakan responden terbanyak dari responden pegawai yaitu sebanyak 17 orang
atau 39%.
Pegawai yang menjadi responden dalam penelitian ini berasal dari tingkat
pendidikan yang berbeda-beda, untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel dibawah
ini:
1. SMA/Sederajat 3 7
Jumlah 44 100
pendidikan dapat dilihat bahwa pegawai yang menjadi responden dalam penelitian ini
47
dengan tingkat pendidikan Sarjana adalah 35 orang atau (79%), kemudian tingkat
pendidikan SMA/Sederajat adalah 3 orang (7%), dan tingkat pendidikan Pasca
Sarjana adalah 6 orang atau (14%), kemudian tidak ada yang bersatatus Diploma.
Maka responden terbanyak merupakan responden dari tingkat pendidikan Sarjan
sebanyak 35 orang atau 79%.
b. Responden Masyarakat
Jenis kelamin responden yang terdiri dari laki-laki dan perempuan, dapat
dilihat dari atbel berikut:
1. Laki-Laki 21 58
2. Perempuan 15 42
Berdasarkan tabel 4 terkait distribusi berdasarkan jenis kelamin, dapat dilihat
bahwa dari seluruh responden masyarakat yang berjumlah 36 orang, jumlah
responden yang lebih banyak adalah jenis kelamin laki-laki yaitu 21 orang atau (58%)
sedangkan perempuan sebanyak 15 orang atau (42%).
2). Identitas Responden Berdasarkan Umur
48
Dalam penelitian ini, masyarakat yang menjadi responden berada pada tingkat
umur yang berbeda sebagai berikut:
Tabel 4.5
1. 17-25 9 25
2. 26-35 22 61
3. 36-45 4 11
4. >46 1 3
Berdasarkan tabel 5 terkait distribusi responden berdasarkan umur, dapat kita
ketahui bahwa masyarakat yang menjadi responden adalah masyarakat yang berada
pada kelompok umur 26-35 sebanyak 22 orang atau (61%), dan responden yang
berumur antara 17-25 sebanyak 9 orang atau (25%) kemudian responden yang
berumur 36-45 tahun sebanyak 4 orang atau (11%) sedangkan responden yang berada
di atas umur 46 tahun hanya 1 orang atau (3%). Maka dapat disimpulkan bahwa
responden terbanyak merupakan responden yang berumur 26-35 sebanyak 22 orang
atau 61%.
Adapun tingkat pendidikan masyarakat yang menjadi responden penelitian di
Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik Kabupaten Wajo adalah sebagai berikut:
49
No Tingkat Pendidikan Frekuensi (orang) Presentase (%)
1. SD/SMP - -
Jumlah 36 100
Sumber: Kuesioner Penelitian 2019
Tabel 6 di atas menunjukkan bahwa responden paling banyak adalah dengan
tingkat pendidikan Sarjana dengan 24 orang atau (67%), kemudian responden dengan
tingkat pendidikan SMA/Sederajat sebanyak 9 orang atau (25%), dan responden
dengan tingkat pendidikan Pasca Sarjana sebanyak 3 orang atau (8%), sedangkan
tidak ada responden dari SD/SMP dan Diploma.
C. Hasil Penelitian
Penelitian tentang Pengaruh Penerapan E-Government Terhadap Pelaksanaan
Good Governance di Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik Kabupaten Wajo
ini dilaksanakan dari bulan November 2019 s/d Januari 2020. Adapun yang dijadikan
responden pada penelitian ini adalah 36 orang masyarakat yang ditemui dilokasi
penelitian dan 44 pegawai Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik Kabupaten
Wajo.
50
E-Government jika dipahami secara teoritik yaitu upaya untuk membangun
hubungan yang baik antara pemerintah, masyarakat dan swasta hingga dapat menjadi
lebih efektif dan efesien, yang kesemuanya itu dapat dipakai dengan reformasi
birokrasi baik itu pembenahan, kelembagaan, sumber daya manusia dan sistem
penggunaan teknologi informasi dan komunikasi yang dapat mempermudah
masyarakat untuk mengakses informasi untuk meningkatkan transparansi dan
akuntabilitas di instansi pemerintah, juga memperluas partisipasi publik. Setelah
keseluruhan data yang dieroleh dalam penelitian diuraikan, maka tahap selanjutnya
dilakukan analisis data tentang variabel E-Government. Adapun indikator E-
Government, yaitu yang pertama adalah memperbaiki kualitas pelayanan, kemudian
yang kedua meningkatkan transparansi, kontrol dan akuntabilitas penyelenggaraan E-
Government, kemudian yang ketiga mengurangi secara signifikan total biaya
administrasi, relasi dan interaksi, kemudian yang keempat memberikan peluang bagi
pemerintah untuk mendapatkan sumber-sumber pendapatan, kemudian yang kelima
menciptakan suatu lingkungan masyarakat baru dan yang terakhir adalah
memperdayakan masyarakat dan pihak-pihak lain sebagai mitra pemerintah.
a. Memperbaiki kualitas pelayanan pemerintah kepada stakehldernya.
Memperbaiki kualitas pelayanan pemerintah kepada stakeholdernya adalah
dimana para pelayan publik dapat memberikan pelayanan secara cepat, mudah dan
ramah kepada masyarakat ataupun pihak-pihak lain. Memperbaiki kualitas pelayanan
51
pemerintah kepada stakeholdernya ini adalah bagian dari indikator dalam variabel E-
Governmentdi Dinas Komunikasi Informatika dan statistik Kabupaten Wajo. Maka
untuk mengetahui indikator memperbaiki kualitas pelayanan pemerintah kepada
stakeholdernya diukur melalu sub indikator dalam tiga pernyataan, yaitu pertama
pegawai Dinas Kominfo dan Statistik telah memberikan pelayanan yang cepat kepada
masyarakat, kedua pegawai Dinas Kominfo dan Statistik telah memberikan pelayanan
yang mudah kepada masyarakat dan yang ketiga pegawai Dinas Kominfo dan
Statistik telah memberikan pelayanan yang ramah kepada masyarakat. Untuk
mendeskripikan pernyataan dari ke delapan puluh responden terhadap sub indikator
memperbaiki kualitas pelayanan pemerintah kepada stakeholdernya dapat dilihat
dalam pengelohan data pada tabel 7 sampai tabel 10sebagai berikut:
1). Pernyataan pegawai Dinas Kominfo dan Statistik telah memberikan pelayanan
yang cepat kepada masyarakat.
Tabel 4.7
Pegawai Dinas Kominfo dan Statistik telah memberikan pelayanan yang cepat kepada
masyarakat
Berdasarkan tabel 7 terkait pegawai Dinas Kominfo dan Statistik telah
memberikan pelayanan yang cepat kepada masyarakat dapat diketahui bahwa
tanggapan responden dengan jawaban sangat setuju sebanyak 5 responden atau 6,2%,
jawaban setuju sebanyak 66 responden atau 82,5%, jawaban kurang setuju sebanyak
9 responden atau 11,3%, sedangkan jawaban tidak setuju dan sangat tidak setuju
adalah 0%. Maka dapat disimpulkan bahwa pernyataan pegawai Dinas Kominfo dan
Statistik telah memberikan pelayanan yang ramah kepada masyarakat berada pada
kategori baik.
2). Pegawai Dinas Kominfo dan Statistik telah memberikan pelayananyang mudah
kepada masyarakat.
Tabel 4.8
Pegawai Dinas Kominfo dan Statistik telah memberikan pelayanan yang mudah
kepada masyarakat
Berdasarkan tabel 8 terkait pernyataan pegawai Dinas Kominfo dan Statistik
telah memberikan pelayanan yang mudah kepada masyarakat dapat dilihat tanggapan
53
responden pada pernyataan sangat setuju sebanyak 7 responden atau 8,8%, kemudian
pernyataan setuju ssebanyak 69 responden atau 86,2%, dan pernyataan kurang setuju
hanya 4 responden atau 5,0%, sedangkan tidak setuju dan sangat tidak setuju adalah
tidak terjawab atau 0%. Maka dapat disimpulkan bahwa dari pernyataan pegawai
Dinas Kominfo dan Statistik telah memberikan pelayanan yamg mudah kepada
masyarakat berada pada kategori baik dengan melihat jumlah responden dengan
menjawab setuju sebanyak 69 responden atau 86,2%.
3). Pegawai Dinas Kominfo dan Statistik telah memberikan pelayanan yang ramah
kepada masyarakat.
Tabel 4.9
Pegawai Dinas Kominfo dan Statistik telah memberikan pelayanan yang ramah
kepada masyarakat
Sumber: Kuesioner 2019
Pada tabel 9 terkait pegawai Dinas Kominfo dan Statistik telah memberikan
pelayanan yang ramah kepada masyarakat dapat kita lihat responden yang
menyatakan setuju sebanyak 9 responden atau 11,2%, selanjutnya pernyataan setuju
sebanyak 69 responden atau 86,3%, dan kurang setuju hanya 2 responden atau 2,5%,
54
sedangkan pernyataan tidak setuju dan sangat tidak setuju 0% atau tidak terjawab.
Maka dapat disimpulkan bahwa pernyataan pegawai Dinas Kominfo dan Statistik
telah memberikan pelayanan yang ramah kepada masyarakat berada pada kategori
baik dengan jumlah responden yang menjawab setuju sebanyak 69 responden atau
86,3%.
Berdasarkan hasil analisis data pada pernyataan pegawai Dinas Kominfo dan
Statistik telah memberikan pelayanan yang ramah kepada masyarakat, pegawai Dinas
Kominfo dan Statistik telah memberikan pelayanan yang mudah kepada masyarakat
dan pegawai Dinas Kominfo dan Statistik telah memberikan pelayanan yang ramah
kepada masyarakat dalam indikator memperbaiki kualitas pelayanan pemerintah
kepada stakeholdernya pada variabel penerapan E-Governmentdapat disimpulkan
pada tabel 10 sebagai berikut:
Tabel 4.10
PERNYATAAN SS
P3 11,9 86,2 2,5 - - 100
Rata-Rata (%) 9 85 6 - - 100
Sumber: Kuesioner 2019
55
rata-rata dari 80 responden yaitu 6% responden memberikan jawaban kurang setuju,
9% responden menjawab sangat setuju dan 85% jawaban setuju, kemudian tidak ada
jawaban pada pernyataan tidak setuju dan sangat tidak setuju terhadap indikator
Memperbaiki Kualitas Pelayana Pemerintah Kepada Stakeholdernya di Dinas
Komunikasi Informatika dan Statistik Kabupaten Wajo.
Hasil analisis deskriptif tentang indikator Memperbaiki Kualitas Pelayanan
Pemerintah Kepada Stakeholdernya dapat dilihat bahwa penilaian rata-rata dari
responden paling tinggi yakni 85% memberikan jawaban setuju, sedangkan penilaian
rata-rata responden paling rendah adalah 6% dan 9% jawaban sangat setuju.
Kemudian tidak setuju dan sangat tidak setuju 0% atau tidak terjawab.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa indikator Memperbaiki Kualitas
Pelayanan Pemerintah Kepada Stakeholdernya berada pada kategori berpengaruh.
b. Meningkatkan transparansi, kontrol dan akuntabilitas penyelenggaraan
pemerintah dalam pelaksanaan E-Government.
pemerintah dalam pelaksanaan E-Government yakni suatu keadaan dimana Dinas
Kominfo dan Statistik mampu memberikan keterbukaan dan mengontrol arus
informasi yang diberikan serta dapat mempertanggungjawabkannya.meningkatkan
transparansi, kontrol dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintah dalam
pelaksanaan E-Government merupakan bagian dari indikator variabel E-
56
untuk mengetahui indikator meningkatkan transparansi, kontrol dan akuntabilitas
penyelenggaraan pemerintah dalam pelaksanaan E-Government diukur melalui sub
indikatordalam tiga pernyataan, yaitu yang pertama Dinas Kominfo dan Statistik telah
memberikan informasi yang benar bagi masyarakat, kemudian yang kedua Dinas
Kominfo dan Statistik telah menjalankan tugasnya dengan baik untuk menyediakan
informasi bagi masyarakat dan yang terakhir adalah Dinas Kominfo dan Statistik
telah bertanggungjawab atas apa yang telah diinformasikan bagi masyarakat. Untuk
mendeskripsikan pernyataan dari kedelapan puluh responden terhadap sub indikator
meningkatkan transparansi, kontrol dan akuntabilitas penyelenggaraan dalam
pelaksanaan E-Government dapat dilihat dalam pengolahan data pada tabel 11 sampai
dengan tabel 14 sebagai berikut:
1). Dinas Kominfo dan Statistiktelah memberikan informasi yang benar bagi
masyarakat.
Dinas Kominfo dan Statistik telah memberikan informasi yang benar bagi masyarakat
Item Pernyataan Jumlah Persentase (%)
Sangat Setuju 8 10,0
57
Berdasarkan tabel 11 terkait Dinas Kominfo dan Statistik telah memberikan
informasi yang benar bagi masyarakat dapat diketahui bahwa jawaban sangat setuju
sebanyak 8 responden atau 10,0%, jawaban setuju sebanyak 64 responden atau
80,0%, kemudian pernyataan kurang setuju juga berjumlah 8 responden atau 10,0%,
sedangkan tidak setuju dan sangat tidak setuju 0%. Maka dapat disimpulkan bahwa
pernyataan tersebut berada pada kategori baik yang memiliki jawaban terbanyak yaitu
pernyataan setuju dengan jumlah responden 64 orang atau 80,0%.
2) Dinas Kominfo dan Statistik telah menjalankan tugasnya dengan baik untuk
menyediakan informasi bagi masyarakat.
Dinas Kominfo dan Statistik telah menjalankan tugasnya dengan baik untuk
menyediakan informasi bagi masyarakat.
Item Pernyataan Jumlah Persentase (%)
Sangat Setuju 7 8,8
Berdasrkan tabel 12 terkait Dinas Kominfo dan Statistik telah menjalankan
tugasnya dengan baik untuk menyediakan informasi bagi masyarakat dapat kita lihat
bahwa pernyataan sangat setuju sebanyak 7 responde atau 8,8%, selanjutnya
pernyataan setuju sebanyak 60 responden atau 75,0%, dan pernyataan kurang setuju
58
sebanyak 13 responden atau 16,2%. Maka dapat disimpulkan bahwa pernyataan
Dinas Kominfo dan Statistik telah menjalankan tugasnya dengan baikuntuk
menyediakan informasi bagi masyarakat berada pada kategori baik.
3). Dinas Kominfo dan Statistik telah bertanggungjawab atas apa yang telah
diinformasikan bagi masyarakat.
Dinas Kominfo dan Statistik telah bertanggungjawab atas apa yang telah
diinformasikan bagi masyarakat
Jumlah Total 80 100 Sumber: Kuesioner 2019
Dari tabel 13 terkait Dinas Kominfo dan Statistik telah bertanggungjawab atas
apa yang telah diinformasikan bagi masyarakat dapat diketahui bahwa responden
yang menjawab sangat setuju sebanyak 7 responden atau 8,8%, kemudian responden
yang menjawab setuju sebanyak 61 responden atau 76,2, dan responden yang
menjawab kurang setuju sebanyak 12 responden atau 15,0%, sedangkan pernyataan
tidak setuju dan sangat tidak setuju masih tidak memiliki jawaban atau 0%. Maka
dapat disimpulakan bahwa pernyataan Dinas Kominfo dan Statistik telah
59
bertanggungjawab atas apa yang telah diinformasikan bagi masyarakat berada pada
kategori baik.
Berdasarkan hasil analisis data pada pernyataan di atas dalam indikator
meningkatkan transparansi, kontrol dan akuntabilitas penyelenggara pemerintah
dalam pelaksanaan E-Government pada variabel penerapan E-Governmentdapat
disimpulkan pada tabel 14 sebagai berikut:
Tabel 4.14
Dalam Pelaksanaan E-Government
P3 8,8 76,2 15,0 - - 100
Rata-Rata (%) 9 77 14 - - 100
Sumber: Kuesioner 2019
Government dengan tiga item pernyataan dengan penilaian rata-rata dari 80
responden yaitu 14% responden memberikan jawaban kurang setuju, 9% responden
menjawab sangat setuju dan 77% jawaban setuju, kemudian tidak ada jawaban pada
pernyataan tidak setuju dan sangat tidak setuju terhadap indikator Meningkatkan
Transparansi, Kontrol dan Akuntabilitas Penyelenggaraan Pemerintah Dalam
60
Kabupaten Wajo.
Kontrol dan Akuntabilitas Penyelenggaraan Pemerintah Dalam Pelaksanaan E-
Government dapat dilihat bahwa penilaian rata-rata dari responden paling tinggi
memberikan jawaban sebesar 77% jawaban setuju, sedangkan penilaian rata-rata
responden paling rendah adalah 9% dengan jawaban kurang setuju. Indikator
Meningkatkan Transparansi, Kontrol dan Akuntabilitas Penyelenggaraan Pemerintah
Dalam Pelaksanaan E-Government di Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik
Kabupaten Wajo menunjukkan bahwa memiliki pengaruh sebesar 86%. Penilaian
tersebut diperoleh dari hasil analisis indikator dari Meningkatkan Transparansi,
Kontrol dan Akuntabilitas Penyelenggaraan Pemerintah Dalam Pelaksanaan E-
Government sebesar 77% jawaban setuju dan 9% dengan jawaban sangat setuju.
Hanya saja masih ada responden yang memberikan jawaban kurang setuju sebesar
14% yang diperoleh dari penilaian kurang setuju kemudian tidak setuju dan sangat
tidak setuju tidak memiliki jawaban atau 0%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa indikator Meningkatkan Transparansi,
Kontrol dan Akuntabilitas Penyelenggaraan Pemerintah Dalam Pelaksanaan E-
Governmentmasih dalam kategori berpengaruh.
c. Mengurangi secara signifikan total biaya administrasi, relasi dan interaksi
Mengurangi secara signifikan total biaya administrasi, relasi dan interaksi,
adalah dimana Dinas Kominfo dan Statistik mampu mengikis anggaran yang
dikeluarkan, membangun dan memajukan pelayanan serta saling mendukung untuk
mencapai tujuan bersama. Maka untuk mengetahui indikator Mengurangi secara
signifikan total biaya administrasi, relasi dan interaksidiukur melalui sub
indikatordalam tiga pernyataan, yaitu pertama Dinas Kominfo dan Statistik telah
memperkecil total anggaran yang dikeluarkan dalam pelaksanaan pembangunan.
Untuk mendeskripsikan pernyataan dari kedelapan puluh responden terhadap sub
indikator Mengurangi secara signifikan total biaya administrasi, relasi dan
interaksidapat dilihat dalam pengolahan data pada tabel 15 sampai dengan tabel 18
sebagai berikut:
1). Dinas Kominfo dan Statistik telah memperkecil total anggaran yang dikeluarkan
dalam pelaksanaan pembangunan.
Dinas Kominfo dan Statistik telah memperkecil total anggaran yang dikeluarkan
dalam pelaksanaan pembangunan
Berdasarkan tabel 15 terkait pernyataan Dinas Kominfo dan Statistik telah
memperkecil total anggaran yang dikeluarkan dalam pelaksanaan pembangunan dapat
dilihat tanggapan responden pada pernyataan sangat setuju sebanyak 24 responden
atau 30,0%, kemudian pernyataan setuju sebanyak 48 responden atau 60,0%, dan
pernyataan kurang setuju sebanyak 8 responden atau 10,0%, sedangkang pernyataan
tidak setuju dan sangat tidak setuju sebanyak 0%. Maka dapat disimpulkan bahwa
pada pernyataan Dinas Kominfo dan Statistik telah memperkecil total anggaran yang
dikeluarkan dalam pelaksanaan pembangunan berada pada kategori baik.
2). Dinas Kominfo dan Statistik mampu membangun dan memajukan pelayanan
kepada masyarakat dengan baik.
Dinas Kominfo dan Statistik mampu membangun dan memajukan pelayanan kepada
masyarakat dengan baik.
Berdasarkan Tabel 16 terkait dengan pernyataan Dinas Kominfo dan Statistik
mampu membangun dan memajukan pelayanan kepada masyarakat dengan baik
dapat kita lihat bahwa tanggapan responden pada pernyataan sangat setuju hanya 2
63
responden atau 2,5%, kemudian pada pernyataan setuju terdapat 67 responden atau
83,7%, dan pernyataan kurang setuju sebanyak 11 responden atau 13,8%, namun
pada pernyataan tidak setuju dan sangat tidak setuju tidak ada sama sekali atau dapat
dikatakan 0%. Maka dapat disimpulkan bahwa pernyataan tersebut berada pada
kategori baik.
3). Dinas Kominfo dan Statistik mampu saling mendukung dalam mencapai tujuan
bersama.
Dinas Kominfo dan Statistik mampu saling mendukung dalam mencapai tujuan
bersama.
Jumlah Total 80 100 Sumber: Kuesioner 2019
Dari jawaban responden pada tabel 17 terkait Dinas Kominfo dan Statistik
mampu saling mendukung dalam mencapai tujuan bersama dapat dilihat bahwa
tanggapan responden pada pernyataan sangat setuju sebanyak 8 responden atau
10,0%, kemudian pada pernyataan setuju sebanyak 70 responden atau 87,5%, dan
pernyataan kurang setuju sebanyak 2 responden atau 2,5%, sedangkan pada
pernyataan tidak setuju dan sangat tidak setuju adalah 0% atau tidak terjawab. Maka
64
dapat disimpulkan bahwa pernyataan Dinas Kominfo dan Statistik mampu saling
mendukung dalam mencapai tujuan bersama berada pada kategori baik.
Berdasarkan hasil analisis data pada pernyataan Dinas Kominfo dan Statistik
telah memperkecil total anggaran yang dikeluarkan dalam pelaksanaan pembangunan,
Dinas Kominfo dan Statistik mampu membangun dan memajukan pelayanan kepada
masyarakat dengan baik dan Dinas Kominfo dan Statistik mampu saling mendukung
dalam mencapai tujuan bersama dalam indikator mengurangi secara signifikan total
biaya administrasi, relasi dan interaksi pada variabel penerapan E-Governmentdapat
disimpulkan pada tabel 18 sebagai berikut:
Tabel 4.18
PERNYATAAN SS (%)
P3 10,0 87,5 2,5 - - 100
Rata-Rata (%) 14 77 9 - - 100
Sumber: Kueioner 2019
Berdasarkan data tabel 18 terkait dengan indikator tentang Mengurangi Secara
Signifikan Total Biaya Administrasi, Relasi dan Interaksi dengan tiga item
pernyataan dengan penilaian rata-rata dari 80 responden yang memberikan jawaban
kurang setuju sebanyak 9% responden, kemudian responden yang menjawab sangat
setuju sebanyak 14% responden, dan 77% responden dengan jawaban setuju,
kemudian tidak ada jawaban pada pernyataan tidak setuju dan sangat tidak setuju
65
dan Interaksi di Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik Kabupaten Wajo.
Hasil analisis deskriptif tentang indikator Mengurangi Secara Signifikan Total
Biaya Administrasi, Relasi dan Interaksi dapat dilihat bahwa penilaian rata-rata dari
responden paling tinggi memberikan jawaban sebesar 77% jawaban setuju,
sedangkan penilaian rata-rata responden paling rendah adalah 9% dengan jawaban
kurang setuju. Indikator Mengurangi secara signifikan total biaya administrasi, relasi
dan interaksi di Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik Kabupaten Wajo
menunjukkan bahwa memiliki pengaruh sebesar 91%. Penilaian tersebut diperoleh
dari hasil analisis indikator dari Mengurangi Total Biaya Administrasi, Relasi dan
Interaksi sebesar 77% jawaban setuju dan 14% dengan jawaban sangat setuju. Namun
masih ada responden yang memberikan penilaian kurang setuju sebesar 9% yang
diperoleh dari penilaian kurang setuju kemudian tidak setuju dan sangat tidak setuju
tidak memiliki jawaban atau 0%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa indikator Mengurangi secara signifikan
total biaya administrasi, relasi dan interaksidalam kategori berpengaruh
d. Memberikan peluang bagi pemerinntah untuk mendapatkan sumber-
sumber pendapatan
pendapatan adalah dimana Dinas Kominfo dan Statistik mampu berinteraksi dengan
66
masyarakat dan pihak-pihak lain dalam mengisi khas pemerintah untuk mencapai
tujuan bersama. Maka dari itu untuk mengetahui indikator memberikan peluang bagi
pemerinntah untuk mendapatkan sumber-sumber pendapatandiukur melalui sub
indikatordalam tiga pernyataan, yaitu Dinas Kominfo dan Statistik menggunakan
sumber daya yang ada dalam pelaksanaan pembangunan, yang kedua Dinas Kominfo
dan Statistik cepat dalam melakukan tindakan jika mendapatkan sumber pendapatan
dalam pelaksanaan pembangunan dan Dinas Kominfo dan Statistik mencari dan
mengumpulkan sumber pendapatan melalui pihak-pihak lain. Untuk mendeskripsikan
pernyataan dari kedelapan puluh responden terhadap sub indikator tersebutdapat
dilihat dalam pengolahan data pada tabel 19 sampai dengan 22 adalah sebagai
berikut:
1). Dinas Kominfo dan Statistik menggunakan sumber daya yang ada dalam
pelaksanaan pembangunan.
Tabel 4.19
Dinas Kominfo dan Statistik menggunakan sumber daya yang ada dalam pelaksanaan
pembangunan
67
Dari jawaban responden pada tabel 19 terkait Dinas Kominfo dan Statistik
menggunakan sumber daya yang ada dalam pelaksanaan pembangunan, tanggapan
responden pada pernyataan sangat setuju sebanyak 30 responden atau 37,5%,
kemudian pada pernyataan setuju sebanyak 47 responden atau 58,7%, dan pernyataan
kurang setuju hanya 3 responden atau 3,8%, sedangkan pada pernyataan tidak setuju
dan sangat tidak setuju sebanyak 0% atau tidak terjawab. Maka dapat disimpulakan
bahwa pernyataan dari Dinas Kominfo dan Statistik menggunakan sumber daya yang
ada dalam pelaksanaan pembangunan berada pada kategori cukup baik.
2). Dinas Kominfo dan Statistik cepat dalam melakukan tindakan jika mendapat
sumber pendapatan dalam pelaksanaan pembangunan.
Tabel 4.20
Dinas Kominfo dan Statistik cepat dalam melaukan tindakan jika mendapat sumber
pendapatan dalam pelaksanaan pembangunan
Item Pernyataan Jumlah Persentase (%)
Sangat Setuju 4 5.0
Jumlah Total 80 100 Sumber: Kuesioner 2019
Dari tabel 20 terkait Dinas Kominfo dan Statistik cepat dalam melakukan
tindakan jika mendapat sumber pendapatan dalam pelaksanaan pembangunan,
responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 4 responden atau 5,0%, kemudian
68
pernyataan setuju sebanyak 58 responden atau 72,5%, dan pernyataan kurang setuju
sebanyak 18 responden atau 22,5%, namun pernyataan tidak setuju dan sangat tidak
setuju sebanyak 0%. Maka dapat disimpulkan bahwa pernyataan Dinas Kominfo dan
Statistik cepat dalam melakukan tindakan jika mendapat sumber pendapatan dalam
pelaksanaan pembangunan berada pada kategori baik.
3). Dinas Kominfo dan Statistik mencari dan mengumpulkan sumber pendapatan
melalui pihak-pihak lain
Dinas Kominfo dan Statistik mencari dan mengumpulkan sumber pendapatan melalui
pihak-pihak lain
Jumlah Total 80 100 Sumber: Kuesioner 2019
Pada tabel 21 diatas dapat kita lihat bahwa kuesioner Dinas Kominfo dan
Statistik mencari dan mengumpulkan sumber pendapat melalui pihak-pihak lain
hanya memiliki jawaban sebanyak 2 responden atau 2,5 pada pernyataan sangat
setuju, kemudian pernyataan setuju sebanyak 59 responden atau 73,7%, dan 19
responden atau 23,8% pada pernyataan kurang setuju, 0% pada pernyataan tidak
setuju dan sangat tidak setuju. Maka dapat disimpulkan bahwa pernyataan Dinas
69
pihak-pihak lain berada pada kategori baik.
Berdasarkan hasil analisis data pada pernyataan di atas dalam indikator
memberikan peluang bagi pemerintah untuk mendapatkan sumber-sumber
pendapatan pada variabel penerapan E-Governmentdapat disimpulkan pada tabel 22
sebagai berikut:
Tabel 4.22
pendapatan
P3 2,5 73,7 23,8 - - 100
Rata-Rata (%) 15 68 17 - - 100
Sumber: Kueioner 2019
Pemerintah untuk Mendapatkan Sumber-Sumber Pendapatan dengan tiga item
pernyataan dengan penilaian rata-rata dari 80 responden yang memberikan jawaban
kurang setuju sebanyak 17% responden, kemudian responden yang menjawab sangat
setuju sebanyak 15% responden, dan 68% responden dengan jawaban setuju,
kemudian tidak ada jawaban pada pernyataan tidak setuju dan sangat tidak setuju
terhadap indikator Memberikan Peluang Bagi Pemerintah untuk Mendapatkan
70
Kabupaten Wajo.
penilaian rata-rata dari responden paling tinggi memberikan jawaban sebesar 68%
jawaban setuju, sedangkan penilaian rata-rata responden paling rendah adalah 15%
dengan jawaban sangat setuju.Penilaian tersebut diperoleh dari hasil analisis indikator
dari Memberikan Peluang Bagi Pemerintah Untuk Mendapatkan Sumber-Sumber
Pendapatan sebesar 68% jawaban setuju dan 15% dengan jawaban sangat setuju.
Namun masih ada responden yang memberikan penilaian kurang setuju sebesar 17%
yang diperoleh dari penilaian kurang setuju kemudian tidak setuju dan sangat tidak
setuju tidak memiliki jawaban atau 0%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa indikator Memberikan Peluang Bagi
Pemerintah Untuk Mendapatkan Sumber-Sumber Pendapatan, beradapada kategori
berpengaruh.
Menciptakan suatu lingkungan masyarakat baru adalah dimana Dinas
Kominfo dan Statistik mampu menjawab berbagai permasalahan yang ada dan
mampu mengikuti arus globalisasi serta beradaptasi dengan perkembangan saat
71
masyarakat baru diukur melalui sub indikatordalam tiga pernyataan, yaitu Dinas
Kominfo dan Statistik mampu bekerjasama dengan masyarakat dalam menghadapi
tantangan yang ada, yang kedua adalah Dinas Kominfo dan Statistik mampu
beradaptasi dengan cepat dalam kondisi apa saja dan yang terakhir adalah Dinas
Kominfo dan Statistik mampu menyelesaikan tantangan perkembangan zaman saat
ini. Untuk mendeskripsikan pernyataan dari kedelapan puluh responden terhadap sub
indikator menciptakan suatu lingkungan masyarakat barudapat dilihat dalam
pengolahan data pada tabel 23 sampai dengan tabel 26 adalah sebagai berikut:
1). Dinas Kominfo dan Statistik mampu bekerjasama dengan masyarakat dalam
mengahadapi tantangan yang ada.
menghadapi tantangan yang ada
Item Pernyataan Jumlah Persentase (%)
Sangat Setuju 7 8,8
Jumlah Total 80 100 Sumber: Kuesioner 2019
Dari tabel 23 terkait Dinas Kominfo dan Statistik mampu bekerjasama dengan
masyarakat dalam menghadapi tantangan yang ada dapat diketahui bahwa responden
72
yang menjawab sangat setuju sebanyak 7 reponden atau 8,8%, selanjutnya dari
pernyataan setuju sebanyak 69 responden atau 86,2%, dan 4 responden atau 5,0%
jawaban kurang setuju, selanjutnya dari pernyataan tidak setuju dan sangat tidak
setuju 0%. Maka dapat disimpulkan bahwa pernyataan dari sub indikator tersebut
berada dalam kategori baik.
2.) Dias Kominfo dan Statistik mampu beradaptasi dengan cepat dalam kondisi apa
saja.
Tabel 4.24
Dinas Kominfo dan Statistik mampu beradaptasi dengan cepat dalam kondisi apa saja
Item Pernyataan Jumlah Persentase (%)
Sangat Setuju 1 1,3
Jumlah Total 80 100 Sumber: Kuesioner 2019
Pada tabel 24 terkait Dinas Kominfo dan Statistik mampu beradaptasi dengan
cepat dalam kondisi apa saja dapat kita lihat perbedaan yang sangat besar antara
pernyataan setuju yang mendapat 73 responden atau 91,2% sedangkan pernyataan
sangat setuju hanya 1 responden atau 1,3%, kemudian pernyataan kurang setuju
sebanyak 6 responden atau 7,5%, kemudian pernyataan tidak setuju dan sangat tidak
setuju tidak terjawab. Maka dapat disimpulkan bahwa pernyataan Dinas Kominfo dan
73
Statistik mampu beradaptasi dengan cepat dalam kondisi apa saja berada pada
kategori baik.
zaman saat ini.
saat ini
Pada tabel 25 terkait Dinas Kominfo dan Statistik mampu menyelesaikan
tantangan perkembangan zaman saat ini dapat diketahui bahwa pernyataan sangat
setuju hanya 1 responden yang menjawab atau 1,3%, kemudian pernyataan setuju
sebanyak 59 responden atau 73,7%, dan 20 responden atau 25,0% menjawab kurang
setuju, 0% untuk jawaban tidak setuju dan sangat tidak setuju. Maka dapat
disimpulkan bahwa pernyataan Dinas Kominfo dan Statistik mampu menyelesaikan
tantangan perkembangan saat ini berada pada kategori baik.
74
Berdasarkan hasil analisis data pada pernyataan di atas dalam indikator
menciptakan suatu lingkungan masyarakat baru pada variabel penerapan E-
Governmentdapat disimpulkan pada tabel 26 sebagai berikut:
Tabel 4.26
PERNYATAAN SS (%)
P3 1,3 73,7 25,0 - - 100
Rata-Rata (%) 4 84 12 - - 100
Sumber: Kueioner 2019
Berdasarkan data pada tabel 26 terkait indikator tentang Menciptakan Suatu
Lingkungan Masyarakat Baru dengan tiga item pernyataan dengan penilaian rata-rata
dari 80 responden yang memberikan jawaban kurang setuju sebanyak 12%
responden, kemudian responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 4%
responden, dan 84% responden dengan jawaban setuju, kemudian tidak ada jawaban
pada pernyataan tidak setuju dan sangat tidak setuju terhadap indikator Menciptakan
Suatu Lingkungan Masyarakat Baru di Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik
Kabupaten Wajo.
Masyarakat Baru dapat dilihat bahwa penilaian rata-rata dari responden paling tinggi
memberikan jawaban sebesar 84% jawaban setuju, sedangkan penilaian rata-rata
75
responden paling rendah adalah 4% dengan jawaban sangat setuju. Indikator
Menciptakan Suatu Lingkungan Masyarakat Baru di Dinas Komunikasi Informatika
dan Statistik Kabupaten Wajo menunjukkan bahwa memiliki pengaruh sebesar 88%.
Penilaian tersebut diperoleh dari hasil analisis indikator dari Menciptakan Suatu
Lingkungan Masyarakat Baru sebesar 84% jawaban setuju dan 4% dengan jawaban
sangat setuju. Namun masih ada responden yang memberikan penilaian kurang setuju
sebesar 12% yang diperoleh dari penilaian kurang setuju kemudian pernyataan tidak
setuju dan sangat tidak setuju tidak terjawab.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa indikator Menciptakan Suatu
Lingkungan Masyarakat Barudalam kategori berpengaruh.
f. Memperdayakan masyarakat dan pihak-pihak lain sebagai mitra pemerintah
Memperdayakan masyarakat dan pihak-pihak lain sebagai mitra pemerintah
dalam proses pengambilan berbagai kebijakan publik secara merata dan demokratis,
pemerintah perlu bekerja sama dengan masyarakat dan pihak-pihak yang terkait
dalam mencapai tujuan bersama. Maka dari itu untuk mengetahui indikator