Sudaryatno Sudirham

111
1 Sudaryatno Sudirham Klik untuk melanjutkan Kapita Selekta Matematika Bilangan Kompleks Permutasi dan Kombinasi Aritmatika Interval

description

Sudaryatno Sudirham. Kapita Selekta Matematika. Bilangan Kompleks Permutasi dan Kombinasi Aritmatika Interval. Klik untuk melanjutkan. Bilangan Kompleks. Definisi. Dalam buku Erwin Kreyszig kita baca definisi bilangan bilangan kompleks sebagai berikut. - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of Sudaryatno Sudirham

Page 1: Sudaryatno Sudirham

1

Sudaryatno Sudirham

Klik untuk melanjutkan

Kapita Selekta MatematikaBilangan Kompleks

Permutasi dan KombinasiAritmatika Interval

Page 2: Sudaryatno Sudirham

2

BILANGAN KOMPLEKS

Page 3: Sudaryatno Sudirham

3

Definisi

Dalam buku Erwin Kreyszig kita baca definisi bilangan bilangan kompleks sebagai berikut

Bilangan kompleks z ialah suatu pasangan terurut (x,y) dari bilangan nyata x, y, yang kita tuliskan

),( yxz

yzxz Im Re

Kita akan mencoba memahami definisi ini secara grafis, mulai dari pengertian tentang bilangan

nyata.

kita tuliskan

bagian nyata (real part) dari z

bagian khayal (imaginary part) dari z

Page 4: Sudaryatno Sudirham

4

Bilangan Nyata

Kita mengenal bilangan nyata bulat seperti 1, 2, 3 dan seterusnya; bilangan nyata pecahan ¼, ½, ¾ dan seterusnya, serta bilangan nyata yang hanya dapat di angankan seperti . Walaupun hanya dapat diangankan, bilangan ini tetap nyata,

nilainya adalah 3,14……., dengan angka desimal yang tak diketahui ujungnya.

Secara grafis, bilangan nyata dapat digambarkan posisinya di suatu sumbu yang disebut sumbu nyata,

| | | | | | | |

-2 -1 0 1 2 3 4 5

m

Page 5: Sudaryatno Sudirham

5

Tinjaulah suatu fungsi xy

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

y

x

tidak ada nilai y yang nyata untuk x negatifnamun untuk x yang negatif dapat didefinisikan

suatu bilangan imajiner (khayal)

j 1

Page 6: Sudaryatno Sudirham

6

Jika bilangan nyata 1 menjadi satuan dari bilangan nyata, misalnya

seterusnya dan 11010

155

maka bilangan imajiner j = 1 menjadi satuan dari bilangan imajiner, misalnya

seterusnya dan 99 imajiner

3 3 imajiner

2 2 imajiner

j

j

j

Page 7: Sudaryatno Sudirham

7

Pernyataan Bilangan Kompleks

Satu bilangan kompleks z merupakan jumlah dari komponen nyata dan komponen imajiner dan dituliskan

jbaz

bagian nyata

bagian imajinerbilangan kompleks

Page 8: Sudaryatno Sudirham

8

Bilangan kompleks dapat digambarkan di bidang kompleks

yang dibatasi oleh sumbu nyata (diberi tanda Re) dan sumbu imajiner (diberi tanda Im)

yang saling tegaklurus satu sama lain

setiap titik di bidang kompleks menunjukkan posisi bilangan-kompleks (x,,y)

dengan x adalah komponen nyata dan y adalah komponen imajiner-nya

Page 9: Sudaryatno Sudirham

9

a Re

Im

jb

cosa

sinb

)sin(cos jz

disebut argumen

disebut modulus

a

bz 1tan arg

22 modulus baz

)sin(cos22 jbaz

jbaz

Diagram Argand

Page 10: Sudaryatno Sudirham

10

CONTOH

Suatu bilangan kompleks dinyatakan sebagai

431 jz

Sudut dengan sumbu nyata adalah

o11 1,53)3/4(tan

Pernyataan z1 dapat kita tuliskan

oo

oo221

1,53sin1,53cos5

1,53sin1,53cos43

j

jz

Page 11: Sudaryatno Sudirham

11

CONTOH

Suatu bilangan kompleks dinyatakan sebagai

oo2 20sin20cos10 jz

Pernyataan ini dapat kita tuliskan

4,34,9)34,094,0(10

20sin20cos10 oo2

jj

jz

Page 12: Sudaryatno Sudirham

12

Kesamaan Bilangan Kompleks

22 ba merupakan nilai mutlakModulus

Dua atau lebih bilangan kompleks bisa saja memiliki nilai yang sama akan tetapi dengan sudut yang berbeda; atau sebaliknya mempunyai nilai sama akan tetapi memiliki yang berbeda. Dua bilangan kompleks dikatakan sama besar jika mereka mempunyai baik maupun yang sama besar.

Dengan kata lain, mereka memiliki bagian nyata dan bagian imajiner yang sama besar..

Page 13: Sudaryatno Sudirham

13

Negatif dari Bilangan Kompleks

Nilai negatif dari suatu bilangan kompleks adalah nilai negative dari kedua

komponennyajbaz jbaz Jika mak

a

jbaz

Re

Im

a

jb

jbaz

o180

Page 14: Sudaryatno Sudirham

14

CONTOH

o11 3,56)4/6(tan

ooo2 3,2361803,56

Sudut dengan sumbu nyata

z1 dapat dinyatakan sebagai

oo

oo221

3,56sin3,56cos2,7

3,56sin3,56cos64

j

jz

696,383,055,02,7

)1803,56sin()1803,56cos(2,7 oooo1

jj

jz

641 jz Jika 6412 jzz maka

Page 15: Sudaryatno Sudirham

15

Konjugat Bilangan Kompleks

Konjugat dari suatu bilangan kompleks z adalah bilangan kompleks z*

yang memiliki komponen nyata sama dengan z tetapi komponen imajinernya adalah negatif dari komponen imajiner z.

jbazjbaz maka Jika

jbaz

Re

Im

jb

jb

a

jbaz

Page 16: Sudaryatno Sudirham

16

CONTOH:

65 jz Jika 65 jz maka

Sudut dengan sumbu nyata

o1 2,50)5/6(tan

o2,50

z dapat dinyatakan sebagai

oo

oo22

2,50sin2,50cos8,7

2,50sin2,50cos65

j

jz

oo 2,50sin2,50cos8,7 jz

65* jz

Re

Im

65 jz

Page 17: Sudaryatno Sudirham

17

CONTOH:

65 jz Jika 65 jz maka

65 jz

Re

Im

65 jz

65 jz Jika 65 jz maka

65 jz

Re

Im

65 jz

Page 18: Sudaryatno Sudirham

18

Operasi-Operasi Aljabar

Page 19: Sudaryatno Sudirham

19

Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Kompleks

Hasil penjumlahan dua bilangan kompleks merupakan bilangan kompleks yang komponen nyatanya merupakan jumlah

komponen nyata dan komponen imajinernya juga merupakan jumlah komponen imajiner.

Hasil selisih dua bilangan kompleks adalah bilangan kompleks yang komponen nyatanya merupakan selisih

komponen nyata dan komponen imajinernya juga merupakan selisih komponen imajiner.

)()(

)()(

2121

221121

bbjaa

jbajbazz

)()(

)()(

2121

221121

bbjaa

jbajbazz

Page 20: Sudaryatno Sudirham

20

CONTOH:

43dan 32 21 jsjs

75

)43()32(21

j

jjss

11

)43()32(21

j

jjss

Diketahui

Page 21: Sudaryatno Sudirham

21

Perkalian Bilangan Kompleks

212121

21212121

221121

2

))(())((

bbajbaa

bbajbajbaa

jbajbazz

Perkalian dua bilangan kompleks dilaksanakan seperti halnya kita melakukan perkalian jumlah dua bilangan, yaitu dengan malakukan perkalian komponen per komponen

22

22

11

))((

ba

bjbajbaa

jbajbazz

12 zzJika

Perhatikan: 22

222

22111

baba

jbazzz

Page 22: Sudaryatno Sudirham

22

CONTOH:43dan 32 21 jzjz

176

12986

)43)(32())(( 21

j

jj

jjzz

CONTOH: 32dan 32 121 jzzjz

1394

9664

)32)(32())(( 11

jj

jjzz

1394322

222111 zzz

Page 23: Sudaryatno Sudirham

23

Pembagian Bilangan Kompleks

Hasil bagi suatu pembagian tidak akan berubah jika pembagian itu dikalikan dengan

1

122

22

jba

jba

CONTOH: 43dan 32 21 jzjz

25

1

25

18

43

)98()126(

43

43

43

3222

2

1 jj

j

j

j

j

z

z

22

22

12212121

22

22

22

11

2

1

)()(

ba

ababjbbaa

jba

jba

jba

jba

z

z

Page 24: Sudaryatno Sudirham

24

Pernyataan Bilangan Kompleks Bentuk Polar

Page 25: Sudaryatno Sudirham

25

Fungsi Eksponensial Kompleks

Jika x adalah bilangan nyata maka fungsi ekponensial xey

merupakan fungsi ekponensial nyata; y memiliki nilai nyata

Jika z adalah bilangan kompleks jz

fungsi eksponensial kompleks didefinisikan

riil` aleksponensi fungsiadalah dengan

; )sin(cos)(

e

jeee jz

Melalui identitas Euler sincos je j

fungsi exponensial kompleks dapat kita tuliskan jz eee

Page 26: Sudaryatno Sudirham

26

Bentuk PolarRepresentasi bilangan kompleks dalam bentuk polar adalah jez

zzarg

Re

Im

jez

CONTOH: Misalkan suatu bilangan kompleks z = 10 e j0,5Modulus bilangan kompleks ini adalah |z| = 10 dan argumennya z = 0,5 rad

Bentuk sudut sikunya adalah:

8,48,8)48,088,0( 10

)5,0sin5,0(cos 10

jj

jz

Re

Im

5,05 jez

rad 5,010

Page 27: Sudaryatno Sudirham

27

CONTOH:

Misalkan suatu bilangan kompleks z = 3+ j4

543 || 22 zModulus

Argumen rad 93,03

4tan 1 z

Representasi polar z = 5e j0,93

Re

Im

93,05 jez

rad 93,0

5

Page 28: Sudaryatno Sudirham

28

CONTOH:

Misalkan 02 jz

Modulus 204 || z

Argumen 2/0tan 1 tidak bernilai tunggal

Di sini kita harus memilih = rad karena komponen imajiner 0 sedangkan komponen nyata 2

Re

Im

jez 2

2

Page 29: Sudaryatno Sudirham

29

CONTOH

Misalkan 20 jz

Modulus 240 || z

Argumen 2/0/2tan 1

komponen nyata: 0 komponen imajiner: 2

Representasi polar adalah

2/2 jez

.

Re

Im

2/2 jez2j

Page 30: Sudaryatno Sudirham

30

Manfaat Bentuk Polar

Page 31: Sudaryatno Sudirham

31

Perkalian dan Pembagian Bilangan Kompleks

Representasi polar dari bilangan kompleks mempermudah operasi perkalian dan pembagian.

)(21

2121

21

21

))((

j

jj

e

eezz )(

2

1

2

1

2

1 21

2

1

jj

j

ee

e

z

z

CONTOH:

Misalkanz1 = 10 e j0,5 dan z2 = 5 e j0,4

9,04,05,021 50510 jjj eeezz

1,04,0

5,0

2

1 25

10 jj

je

e

e

z

z

Page 32: Sudaryatno Sudirham

32

Konjugat Kompleksargumen konjugat berlawanan dengan argumen bilangan kompleks asalnya

Re

Im jez

jez

*

**

*

* atau ||*))((

2

1

2

1

2121

2

**

z

z

z

z

zzzz

ss|z|zzz

Relasi-relasi antara suatu bilangan kompleks dengan konjugat bilangan kompleks lainnya adalah sebagai

berikut

Page 33: Sudaryatno Sudirham

33

CONTOH:4,0

25,0

1 5dan 10 jj ezez

25

100 10 10

22

5,05,011

zz

eezz jj

9,04,05,0

9,09,04,05,021

505 10

0505 5 10jjj

jjjj

eee

eeeezz

1,0

4,0

5,0

1,01,04,0

5,0

2

1

2 5

10

052 5

10

jj

j

jjj

j

ee

e

eee

e

z

z

Misalkan

Page 34: Sudaryatno Sudirham

Kuliah Terbuka

Bilangan Kompleks

Sudaryatno Sudirham

34

Page 35: Sudaryatno Sudirham

Permutasi dan Kombinasi

Sudaryatno Sudirham

35

Page 36: Sudaryatno Sudirham

Permutasi

36

Page 37: Sudaryatno Sudirham

Permutasi adalah banyaknya pengelompokan sejumlah tertentu komponenyang diambil dari sejumlah komponen yang tersedia; dalam setiap

kelompok urutan komponen diperhatikan

Misalkan tersedia 2 huruf yaitu A dan B dan kita diminta untuk membuat kelompok yang setiap kelompoknya

terdiri dari 2 huruf

Kelompok yang yang bisa kita bentuk adalah

BAAB dan diperoleh 2 kelompok

Ada dua kemungkinan huruf yang bisa menempati posisi pertama yaitu A atau B

Jika A sudah menempati posisi pertama, maka hanya satu kemungkinan yang bisa menempati posisi kedua yaitu B

Jika B sudah menempati posisi pertama, maka hanya satu kemungkinan yang bisa menempati posisi kedua yaitu A

37

Page 38: Sudaryatno Sudirham

Misalkan tersedia 3 huruf yaitu A, B, dan C Kelompok yang setiap kelompoknya terdiri dari 3 huruf adalah:

ACB

ABC

BCA

BAC

CBA

CAB diperoleh 6 kelompok

Jika salah satu komponen sudah menempati posisi pertamatinggal 2 kemungkinan komponen yang dapat menempati posisi kedua

Jika salah satu komponen sudah menempati posisi pertama dan salah satu dari 2 yang tersisa sudah menempati posisi kedua

maka hanya tinggal 1 kemungkinan komponen yang dapat menempati posisi terakhir yaitu posisi ketiga

Jadi jumlah kelompok yang bisa diperoleh adalah

6123 Jumlah kemungkinan

komponen yang menempati posisi pertama Jumlah kemungkinan

komponen yang menempati posisi kedua

Jumlah kemungkinan komponen yang

menempati posisi ketiga

38

Page 39: Sudaryatno Sudirham

Dari 4 huruf yaitu A, B, C dan D kita dapat membuat kelompok yang setiap kelompoknya terdiri dari 4 huruf

ada 24 kelompok

Kemungkinan penempatan posisi pertama : 4Kemungkinan penempatan posisi kedua : 3Kemungkinan penempatan posisi ketiga : 2Kemungkinan penempatan posisi keempat : 1

ABCD BACD CDAB DABCABDC BADC CDBA DACBACBD BCAD CABD DBCAACDB BCDA CADB DBACADCB BDAC CBAD DCABADBC BDCA CBDA DCBA

jumlah kelompok yang mungkin dibentuk

4321=24 kelompokyaitu:

39

Page 40: Sudaryatno Sudirham

Secara umum jumlah kelompok yang dapat kita bangun dari n komponen

yang setiap kelompok terdiri dari n komponen adalah

!1.........)2()1( nnnn

Kita katakan bahwa permutasi dari n komponen adalah n!dan kita tuliskan

!nPnn Kita baca : n fakultet

Namun dari n komponen tidak hanya dapat dikelompokkan dengan setiap kelompok terdiri dari n komponen,

tetapi juga dapat dikelompokkan dalam kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari k komponen dimana k < n

kn P

Kita sebut permutasi k dari n komponen dan kita tuliskan

40

Page 41: Sudaryatno Sudirham

Contoh: Permutasi dua-dua dari empat komponen adalah

123424 P

Di sini kita hanya mengalikan kemungkinan penempatan pada posisi pertama dan ketiga saja yaitu 4 dan 3.

Tidak ada komponen yang menempati posisi berikutnya.

Penghitungan 4P2 dalam contoh di atas dapat kita tuliskan

1212

123424

P

41

Page 42: Sudaryatno Sudirham

Secara Umum:

)!(

!

kn

nPkn

Contoh:

30561234

123456

)!26(

!626

P

Contoh:

360345612

123456

)!46(

!646

P

42

Page 43: Sudaryatno Sudirham

Kombinasi

43

Page 44: Sudaryatno Sudirham

Kombinasi merupakan pengelompokan sejumlah komponen yang mungkin dilakukan

tanpa mempedulikan urutannya

Jika dari tiga huruf A, B, dan C, dapat 6 hasil permutasi yaitu

ABC, ACB, BCA, BAC, CAB, dan CBA

namun hanya ada satu kombinasi dari tiga huruf tersebut yaitu

ABC

karena dalam kombinasi urutan posisi ketiga huruf itu tidak diperhatikan

ABC = ACB = BCA = BAC = CAB = CBA

44

Page 45: Sudaryatno Sudirham

Oleh karena itu kombinasi k dari sejumlah n komponen haruslah sama dengan

jumlah permutasi nPk

dibagi dengan permutasi k

Kombinasi k dari sejumlah n komponen dituliskan sebagai nCk

Jadi! )!(

!

! kkn

n

k

PC kn

kn

45

Page 46: Sudaryatno Sudirham

Contoh:

Berapakah kombinasi dua-dua dari empat hurufA, B, C, dan D

61212

1234

!2)!24(

!4

!224

24

P

C

yaitu:

Jawab:

AB

AC

AD

BC

BD

CD

46

Page 47: Sudaryatno Sudirham

Contoh Aplikasi

Distribusi Maxwell-Boltzman

Distribusi Fermi-Dirac

47

Page 48: Sudaryatno Sudirham

Distribusi Maxwell-Boltzman

Setiap tingkat energi dapat ditempati oleh elektron mana saja

dan setiap elektron memiliki probabilitas yang sama untuk menempati suatu tingkat energi

Energi elektron dalam padatan terdistribusi pada tingkat-tingkat energi yang diskrit; kita sebut

dst. 321 EEE

48

Page 49: Sudaryatno Sudirham

Jika N adalah jumlah keseluruhan elektron yang harus terdistribusi dalam tingkat-tingkat energi yang ada

dan kita misalkan bahwa distribusi yang terbentuk adalah

dst.

elektron terdapat di

elektron terdapat di

elektron terdapat di

33

22

11

nE

nE

nE

maka jumlah cara penempatan elektron di E1 merupakan permutasi n1 dari N yaitu

)!(

!

11 1 nN

NPP Nn

49

Page 50: Sudaryatno Sudirham

Jumlah cara penempatan elektron di E2 merupakan permutasi n2 dari (Nn1) karena sejumlah n1 sudah menempati E1

)!(

)!(

21

1)(2 12 nnN

nNPP nNn

)!(

)!(

321

21)(3 213 nnnN

nnNPP nnNn

dst.

Jumlah cara penempatan elektron di E3 merupakan permutasi n3 dari (Nn1n2) karena sejumlah (n1+n2) sudah menempati E1 dan E2

50

Page 51: Sudaryatno Sudirham

Setelah n1 menempati E1 maka urutan penempatan elektron di E1 ini sudah tidak berarti lagi karena kita tidak dapat membedakan antara

satu elektron dengan elektron yang lain

Jadi jumlah cara penempatan elektron di E1 adalah kombinasi n1 dari N yaitu

!)!(

!

!n

1111

1

nnN

NPC Nn

Demikian pula penempatan elektron di E2, E3, dst.

!)!(

)!(

!)!(

221

1

21

)(2

12

nnnN

nN

nN-n

PC nNn

!)!(

)!(

!)!(

3321

21

3331

)(3

213

nnnnN

nnN

nnnnN

PC nnNn

dst.

51

Page 52: Sudaryatno Sudirham

Namun setiap tingkat energi juga memiliki probabilitas untuk ditempati, yang disebut intrinksic probability

Misalkan intrinksic probability tingkat E1 adalah g1, E2 adalah g2, dst.maka probabilitas tingkat-tingkat energi

dst.

elektron ditempati

elektron ditempati

elektron ditempati

33

22

11

nE

nE

nE

adalah

dst.

333

222

111

3

2

1

CgF

CgF

CgF

n

n

n

Dengan demikian maka probabilitas untuk terjadinya distribusi elektron seperti di atas adalah:

!.....!!

............... ....

321

321321321321

321

321

nnn

gggCCCgggFFFF

nnnnnn

Inilah probabilitas distribusi dalam statistik Maxwell-Boltzmann

52

Page 53: Sudaryatno Sudirham

Upaya selanjutnya adalah mencari bentuk distribusi yang paling mungkin terjadi

Namun hal ini tidak kita bahas di sini, karena contoh ini hanya ingin menunjukkan aplikasi dari pengertian

permutasi dan kombinasi

Pembaca dapat melihat proses perhitungan lanjutan ini di buku-e

“Mengenal Sifat Material”

53

Page 54: Sudaryatno Sudirham

TkEii

BiegZ

Nn /

Sebagai informasi, probabilitas F ini mengantarkan kita pada formulasi distribusi Maxwell-Boltzmann

Jumlah elektron pada tingkat energi Ei

temperatur

konstanta Boltzmann

tingkat energi ke-i

probabilitas intrinksik tingkat energi ke-i

fungsi partisi

i

Ei

iegZ

54

Page 55: Sudaryatno Sudirham

Distribusi Fermi-Dirac

Energi elektron dalam terdistribusi pada tingkat-tingkat energi yang diskrit, misalnya kita sebut

dst. 321 EEE

Setiap tingkat energi mengandung sejumlah tertentu status kuantum

dan tidak lebih dari dua elektron berada pada status yang sama.

Oleh karena itu jumlah status di tiap tingkat energi menjadi probabilitas intrinksik tingkat

energi yang bersangkutan

Yang berarti menunjukkan jumlah elektron yang mungkin berada di suatu

tingkat energi

55

Page 56: Sudaryatno Sudirham

Jika N adalah jumlah keseluruhan elektron yang harus terdistribusi dalam tingkat-tingkat energi yang ada,

yaitu

dst.

elektron terdapat di

elektron terdapat di

elektron terdapat di

33

22

11

nE

nE

nE

56

Page 57: Sudaryatno Sudirham

Sehingga probabilitas untuk terjadinya distribusi elektron adalah:

Inilah probabilitas distribusi dalam statistik Fermi-Dirac namun kita tidak membicarakan lebih lanjut karena proses selanjutnya tidak menyangkut

permutasi dan kombinasi

Maka banyaknya cara penempatan elektron di tingkat E1, E2, E3 dst. merupakan kombinasi C1, C2, C3 dst

!)!(

!

111 nnN

NC

!)!(

)!(

221

12 nnnN

nNC

!)!(

)!(

3321

213 nnnnN

nnNC

dst.

Dengan probabilitas intrinksik g1, g2, g3 maka jumlah cara untuk menempatkan elektron di tingkat E1, E2, E3 dst. menjadi

)!(!

!

111

11 ngn

gF

!)!(

!

222

22 nng

gF

!)!(

!

333

33 nng

gF

dst.

i iii

ii ngn

gFFFFF

)!(!

!...321

57

Page 58: Sudaryatno Sudirham

Upaya selanjutnya adalah mencari bentuk distribusi yang paling mungkin terjadi

Namun hal ini tidak kita bahas di sini, karena contoh ini hanya ingin menunjukkan aplikasi dari pengertian

permutasi dan kombinasi

Pembaca dapat melihat proses perhitungang lanjutan ini di buku-e

“Mengenal Sifat Material”, Bab-9 yang dapat diunduh di situs ini juga

58

Page 59: Sudaryatno Sudirham

Sebagai informasi, probabilitas F ini mengantarkan kita pada formulasi distribusi Fermi Dirac

1/)(

TkEEi

iBFie

gn

Jika kita perhatikan persamaan ini untuk T 0

0)(untuk

0)(untuk 0lim /)(

0

Fi

FiTkEE

T

EE

EEe BFi

Jadi jika T = 0 maka ni = gi yang berarti semua tingkat energi sampai EF terisi penuh dan tidak terdapat

elektron di atas EF

EF inilah yang disebut tingkat energi Fermi.

59

Page 60: Sudaryatno Sudirham

Kuliah Terbuka

Permutasi dan KombinasiSudaryatno Sudirham

60

Page 61: Sudaryatno Sudirham

Aritmatika Interval

Sudaryatno Sudirham

61

Page 62: Sudaryatno Sudirham

Pengantar

Dalam praktik rekayasa dijumpai operasi matematika yang melibatkan bilangan-bilangan dalam interval.

Dalam keadaan demikian kita dihadapkan pada operasi-operasi interval.

62

Page 63: Sudaryatno Sudirham

Cakupan Bahasan

Pengertian-Pengertian Interval

Operasi-Operasi Aritmatika Interval

Sifat-Sifat Aritmatika Interval

63

Page 64: Sudaryatno Sudirham

Pengertian-Pengertian Interval

64

Page 65: Sudaryatno Sudirham

Bilangan nyata yang biasa kita kita operasikan adalah bernilai tunggal, baik bilangan bulat maupun pecahan

Dalam analisis interval, bilangan yang kita operasikan memiliki nilai yang berada dalam suatu interval tertutup *)

*) Lihat pula “Fungsi dan Grafik”

Dengan demikian bilangan yang kita hadapi sesungguhnya merupakan kumpulan bilangan

Contoh:Bilangan dalam interval 90 dan 110 adalah kumpulan bilangan

yang bernilai antara 90 dan 110 termasuk 90 dan 110 itu sendiri (interval tertutup).

65

Page 66: Sudaryatno Sudirham

Suatu kumpulan dinyatakan dengan tanda kurung { }. Secara umum, suatu kumpulan kita nyatakan sebagai

)}(:{ xpxS

menunjukkan syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk

menentukan apakah x benar merupakan elemen dari S

atau tidak

menunjukkan kumpulan yang kita tinjau

menunjukkan sembarang elemen

dari S

66

Page 67: Sudaryatno Sudirham

Contoh

}11090 ,:{ xRxxS

R adalah kumpulan dari semua bilangan nyata

11090 ,)( xRxxp

67

Page 68: Sudaryatno Sudirham

Secara umum, kumpulan bilangan nyata X dalam interval antara a dan b dengan a < b dan a maupun b terletak antara dan +

kita tuliskan

} ,, , ,:{ baRbabxaRxxX

Penulisan ini tentu agak merepotkan dalam melakukan operasi-operasi interval

Kita memerlukan cara penulisan yang lebih sederhana agar mudah melakukan operasi interval.

Dalam operasi interval, sesungguhnya kita akan berhubungan hanya dengan batas-batas interval.

Oleh karena itu kita akan menggunakan cara penulisan bilangan interval yang lebih sederhana, dengan hanya menyatakan batas-

batas intervalnya.

68

Page 69: Sudaryatno Sudirham

],[ xxX

Dalam penjelasan selanjutnya kita akan menggambarkan interval pada garis sumbu nyata sebagai berikut

kita gunakan tanda kurung [ ] untuk mengakomodasi batas-batas interval.

Suatu interval X yang memiliki batas bawah (nilai minimum) x dan batas atas (nilai maksimum) kita tuliskanx

0(x )

interval Xbatas bawah batas atas

x

69

Page 70: Sudaryatno Sudirham

Suatu interval mengalami degenerasi jika

dan disebut degenerate interval; interval yang tidak mengalami degenerasi disebut nondegenerate.

Dengan pengertian ini maka suatu bilangan nyata bernilai tunggal dapat dikatakan merupakan keadaan khusus dari suatu interval. Atau sebaliknya suatu interval merupakan pernyataan umum (generalisasi)

suatu bilangan nyata.

xx

70

Degenerasi

Page 71: Sudaryatno Sudirham

Lebar suatu interval X adalah bilangan nyata

xxXw )(

]15 ,6[X 9615)( Xw

Contoh:

(0

)x

w(X)

x

71

Lebar Interval

Page 72: Sudaryatno Sudirham

Titik tengah atau mid point suatu interval X adalah

2/)()( xxXm

Contoh:

}10 ,4{X 72/)104()( Xm titik tengah

Contoh:

}10 ,4{X

radius interval X adalah w(X)/2 = (104)/2 = 3.

Setengah dari lebar interval disebut sebagai radius interval

2/)(Xw

72

Titik Tengah

Radius

Page 73: Sudaryatno Sudirham

Kesamaan

Dua interval dikatakan sama jika dan hanya jika mempunyai batas-batas yang sama.

],[ xxX ],[ yyY Jika dan

YX yxyx dan maka jika dan hanya jika

Urutan

Interval X dikatakan lebih kecil dari Y jika dan hanya jika batas maksimum X lebih kecil dari batas minimum Y, yx

Contoh

X = {6, 10} dan Y = {13, 18}

X < Y.

0(x

) ( )X Yx y y

Dalam contoh ini w(X) < w(Y)

73

Page 74: Sudaryatno Sudirham

Nilai Absolut

Nilai absolut suatu interval X didefinisikan sebagai maksimum dari absolut batas-batasnya

} , max{ xxX

Contoh

X = {8, 4}

8} 4 , 8 max{ X

74

Page 75: Sudaryatno Sudirham

Jarak

Jarak antara dua interval didefinisikan sebagai maksimum dari selisih batas-batas keduanya

|}| , |max{|),( yxyxYX

Contoh

X = {2,6}, Y = {8,18}

12|}186||,82max{| ),( YX

0( )x

( )

X Y

xy xy

x yy

Di sini

|||| yxyx

75

Page 76: Sudaryatno Sudirham

Simetri

Suatu interval X disebut simetris jika xx

Contoh: X = {5, 5}

0(x )

X

x

Interval simetris mengandung elemen bernilai 0.

Tetapi tidak berarti mempunyai lebar 0.

Ia bukan degenerate interval.

76

Page 77: Sudaryatno Sudirham

Irisan

Karena interval dapat dipandang sebagai kumpulan maka kita mengenal irisan interval.

Irisan antara interval X dan interval Y adalah

}],min{ },,[max{ yxyxYX

Contoh: X = {2, 9} dan Y = {6, 18} 9] ,6[YX

0(x )( )

X Y

y x y

YX

Irisan dua interval juga merupakan sebuah interval

Irisan X dan Y kosong atau = Ø jika X < Y atau Y < X.

77

Page 78: Sudaryatno Sudirham

Gabungan

Gabungan antara interval X dan Y adalah

}]maks{ },,[min{ y,xyxYX

Contoh: X = [2, 9], Y = [6, 18] 18] ,2[YX

0(x )( )

X Y

y x y

YX

Jika irisan dari X dan Y tidak kosong maka gabungan keduanya juga merupakan sebuah interval.

Akan tetapi jika irisan antara keduanya kosong maka gabungan dua interval itu tidak merupakan sebuah interval karena sesungguhnya

gabungan itu akan terdiri dari dua interval yang berbeda.

78

Page 79: Sudaryatno Sudirham

Inklusi

Interval X berada di dalam interval Y jika dan hanya jika

)()(dan YwXwYX atau

YX yxxy dan jika dan hanya jika

Contoh: a). X = {5, 12} dan Y = {4, 16} YX

0(x )( )

X

Y

xy y

b). X ={5, 2} dan Y = {7, 7}

0(x )( )

X

Y

y x y

79

Page 80: Sudaryatno Sudirham

Operasi-Operasi Aritmatika

80

Page 81: Sudaryatno Sudirham

Kita dapat membedakan interval dalam tiga katagori, yaitu:

Interval yang seluruh elemennya bernilai positif, yang kita sebut interval positif.

Interval yang seluruh elemennya bernilai negatif, yang kita sebut interval negatif.

Interval yang mengandung elemen bernilai negatif maupun positif termasuk nol.

Degenerasi interval positif membentuk bilangan positif, degenerasi interval negatif membentuk bilangan negatif,

sedangkan degenerasi interval yang mengandung nol bisa membentuk bilangan negatif, atau positif, atau nol.

81

Page 82: Sudaryatno Sudirham

Penjumlahan dan

Pengurangan

82

Page 83: Sudaryatno Sudirham

Penjumlahan

Misalkan X dan Y adalah dua interval. Jumlah dari X dan Y didefinisikan sebagai

} , :{ YyXxyxYX

Elemen dari jumlah interval adalah jumlah elemen masing-masing interval

Oleh karena itu maka batas bawah dari hasil penjumlahan adalah jumlah dari batas bawah, dan batas atas dari hasil penjumlahan

adalah jumlah dari batas atas

Dengan demikian maka penjumlahan dua interval hanya melibatkan batas-batas interval saja.

] ,[ yxyxYX

83

Page 84: Sudaryatno Sudirham

X+Yyx yx

0(x ) ( )

X Y

( )x y y

] ,[ yxyxYX

Jumlah interval juga merupakan interval.

],[ yyY Jika dan , maka],[ xxX

tidak merupakan sebuah interval karena X < Y.

X dan Y adalah dua interval yang terpisah.

YX Penjumlahan berbeda dengan penggabungan.

Penggabungan dua interval tidak selalu menghasilkan suatu interval.

84

Page 85: Sudaryatno Sudirham

Contoh: X = {2, 6} dan Y = {9, 14}

X + Y = [2+9, 6+14]=[11, 20]

Penjumlahan dua interval selalu dapat dilakukan.

Jika kedua interval yang dijumlahkan itu degenerate maka kita mendapatkan penjumlahan yang biasa kita lakukan dengan bilangan

biasa.

Perbedaan penjumlahan dan gabungan

Contoh: X = [2, 4], Y = [3, 6] 6] ,2[YX

10] ,5[YX

0(x

)( )

X Y

y x y

YX

(z )z

YX

85

Page 86: Sudaryatno Sudirham

Negatif Suatu Interval. Negatif dari suatu interval didefinisikan sebagai

} ,{ XxxX

yang dapat kita tuliskan

] ,[] ,[ xxxxX

0(x )

X

) x

(

X

x x

Batas atas X adalah x

Batas bawah X adalah x

86

Page 87: Sudaryatno Sudirham

Contoh: a). X = [2, 6] X = [6, 2]

0(x )

X

) x

(

X

x x

b). X = [2, 6] X = [6, 2]

0(x

)

X

) x

(

X

x x

87

Page 88: Sudaryatno Sudirham

Pengurangan

Dengan pengertian negatif interval tersebut di atas maka pengurangan interval X oleh interval Y menjadi penjumlahan interval X dengan

negatif interval Y

] ,[],[],[ yxyxyyxxYX

Contoh: X = [2, 6] dan Y = [7, 12]

X Y = [2, 6] [7, 12] = [2 12, 6 7] = [10, 1]

XY

0(x ) ( )

X Y( )( )

y y x y y

yx yx

Dalam contoh ini X < Y dan hasil pengurangan X Y merupakan interval negatif.

88

Page 89: Sudaryatno Sudirham

Perkalian dan

Pembagian

89

Page 90: Sudaryatno Sudirham

Perkalian Interval

Perkalian dua interval X dan Y didefinisikan sebagai

} , :{ YyXxxyYX

yang dapat dituliskan

} , , , { maks }, , , , [min{ yxyxyxyxyxyxyxyxYX

Dalam formulasi ini diperlukan empat kali perkalian batas masing-masing interval untuk menentukan batas bawah

maupaun batas atas dari interval hasil kali.

Namun pekerjaan akan sedikit sedikit menjadi ringan jika kita memperhatikan posisi elemen masing-masing interval pada

sumbu bilangan nyata

90

Page 91: Sudaryatno Sudirham

Pada interval X selalu dipenuhi relasi xx maka dengan memperhatikan posisi kita akan mengetahui posisix x

0x 0x jika maka

0x 0atau 0 xx jika maka

Demikian juga pada interval Y

0y 0y jika maka

0y 0atau 0 yy jika maka

91

Page 92: Sudaryatno Sudirham

Karena ada tiga katagori interval, maka ada sembilan kemungkinan perkalian interval, yaitu:

interval positif kali interval positif

interval mengandung nol kali interval positif dan sebaliknya

interval negatif kali interval positif dan sebaliknya

interval negatif kali interval mengandung nol dan sebaliknya

interval negatif kali interval negatif

perkalian dua interval yang keduanya mengandung nol

92

Page 93: Sudaryatno Sudirham

Sembilan situasi yang mungkin terjadi adalah:

] ,[

0dan 0

yx yxYXZ

yx

x y y0( )x

( )X Y

1).

] ,[

0dan 0

yxyxYXZ

yx

3).

x y y0( )x

( )X Y

] , [

0dan 0

yxyxYXZ

yxx

2). x y y0

( )x

( )X Y

] ,[

0dan 0

yxyxYXZ

yyx

4).

x y y0( )x

( )X Y

93

Page 94: Sudaryatno Sudirham

6). ] , [

0dan 0

yxyxYXZ

yx

yy x x0

( ) ( )Y X

] , [

0dan 0

yxyxYXZ

yyx

7).yy x x0

( ) ( )Y X

] ,[

0dan 0

yxyxYXZ

yxx

y y x x0( ) ( )

Y X8).

}] ,maks{ }, ,min{[

0dan 0

yxyxyxyx

YXZ

yyxx

9). y yx x0( )( )

Y X

5). ] , [

0dan 0

yxyxYXZ

yx

x y y 0

( )x

( )X Y

94

Page 95: Sudaryatno Sudirham

Contoh dan Penjelasan

]6 ,4[ ]3 ,1[ YX

]18 ,4[YX

Perkalian dua interval positif akan menghasilkan interval positif. Batas atas interval hasilkali adalah hasilkali kedua batas atas sedang

batas bawahnya adalah hasil kali kedua batas bawah.

Jika kedua interval degenerate, maka kita mempunyai perkalian bilangan biasa: perkalian dua bilangan positif yang memberikan hasil

bilangan positif.

] ,[

0dan 0

yx yxYXZ

yx

x y y0( )x

( )X Y

1).

} , , , { maks }, , , , [min{ yxyxyxyxyxyxyxyxYX Formula umum:

Nilai terkecil yang bisa dicapai

Nilai terbesar yang bisa dicapai

95

Page 96: Sudaryatno Sudirham

]8 ,4[ ]2 ,1[ YX

]16 ,8[ YX

] , [

0dan 0

yxyxYXZ

yxx

2). x y y0

( )x

( )X Y

Salah satu interval mengandung nol dan memiliki batas bawah negatif. Oleh karena itu batas bawah interval hasilkali adalah batas bawah interval yang mengandung nol dan batas atas interval yang

lain (yang positif).

Batas atas interval hasilkali adalah hasil kali dari kedua batas atas karena kedua batas atas tersebut positif.

Contoh dan Penjelasan

} , , , { maks }, , , , [min{ yxyxyxyxyxyxyxyxYX Formula umum:

Nilai terkecil yang bisa dicapai

Nilai terbesar yang bisa dicapai

96

Page 97: Sudaryatno Sudirham

]4 ,1[ ]1 ,3[ YX

]1 ,12[ YX

Karena salah satu interval adalah interval negatif dan yang lain interval positif, maka batas bawah interval hasilkali adalah hasilkali

batas bawah interval negatif dan batas atas interval positif.

Batas atasnya adalah kasilkali batas atas interval negatif dan batas bawah interval positif

] ,[

0dan 0

yxyxYXZ

yx

3).

x y y0( )x

( )X Y

Contoh dan Penjelasan

} , , , { maks }, , , , [min{ yxyxyxyxyxyxyxyxYX Formula umum:

Nilai terkecil yang bisa dicapai

Nilai terbesar yang bisa dicapai

97

Page 98: Sudaryatno Sudirham

]3 ,1[ ]2 ,4[ YX

]4 ,12[ YX

] ,[

0dan 0

yxyxYXZ

yyx

4).

x y y0( )x

( )X Y

Salah satu interval adalah interval negatif sedangkan interval yang lain mengandung nol. Batas bawah interval hasilkali adalah hasil kali batas

bawah interval negatif dan batas atas (positif) interval yang mengandung nol.

Batas atasnya adalah hasilkali batas bawah interval negatif dan batas bawah (yang bernilai negatif) dari interval yang mengandung nol.

Contoh dan Penjelasan

} , , , { maks }, , , , [min{ yxyxyxyxyxyxyxyxYX Formula umum:

Nilai terkecil yang bisa dicapai

Nilai terbesar yang bisa dicapai

98

Page 99: Sudaryatno Sudirham

]1 ,4[ ]5 ,7[ YX

]82 ,5[YX

Kedua interval adalah interval negatif. Batas bawah interval hasilkali adalah hasilkali kedua batas atas.

Batas bawah interval hasilkali adalah hasilkali kedua batas bawah.

5). ] , [

0dan 0

yxyxYXZ

yx

x y y 0

( )x

( )X Y

Contoh dan Penjelasan

} , , , { maks }, , , , [min{ yxyxyxyxyxyxyxyxYX Formula umum:

Nilai terkecil yang bisa dicapai Nilai terbesar

yang bisa dicapai

99

Page 100: Sudaryatno Sudirham

]1 ,3[ ]4 ,1[ YX

]1 ,12[ YX

6). ] , [

0dan 0

yxyxYXZ

yx

yy x x0

( ) ( )Y X

Karena salah satu interval adalah interval negatif dan yang lain interval positif, maka batas bawah interval hasilkali adalah hasilkali batas

bawah interval negatif dan batas atas interval positif.

Batas atasnya adalah kasilkali batas atas interval negatif dan batas bawah interval positif

Contoh dan Penjelasan

} , , , { maks }, , , , [min{ yxyxyxyxyxyxyxyxYX Formula umum:

Nilai terkecil yang bisa dicapai

Nilai terbesar yang bisa dicapai

100

Page 101: Sudaryatno Sudirham

]1 ,3[ ]5 ,2[ YX

]5 ,15[YX

] , [

0dan 0

yxyxYXZ

yyx

7).yy x x0

( ) ( )Y X

Salah satu interval mengandung nol dan memiliki batas bawah negatif. Oleh karena itu batas bawah interval hasilkali adalah batas bawah

interval yang mengandung nol dan batas atas interval yang lain (yang positif).

Batas atas interval hasilkali adalah hasil kali dari kedua batas atas karena kedua batas atas tersebut positif.

Contoh dan Penjelasan

} , , , { maks }, , , , [min{ yxyxyxyxyxyxyxyxYX Formula umum:

Nilai terkecil yang bisa dicapai

Nilai terbesar yang bisa dicapai

101

Page 102: Sudaryatno Sudirham

] ,[

0dan 0

yxyxYXZ

yxx

y y x x0( ) ( )

Y X8).

]2 ,5[ ]3 ,1[ YX

]5 ,15[YX

Salah satu interval adalah interval negatif sedangkan interval yang lain mengandung nol. Batas bawah interval hasilkali adalah hasil kali batas

bawah interval negatif dan batas atas (positif) interval yang mengandung nol.

Batas atasnya adalah hasilkali batas bawah interval negatif dan batas bawah (yang bernilai negatif) dari interval yang mengandung nol.

} , , , { maks }, , , , [min{ yxyxyxyxyxyxyxyxYX Formula umum:

Nilai terkecil yang bisa dicapai

Nilai terbesar yang bisa dicapai

Contoh dan Penjelasan

102

Page 103: Sudaryatno Sudirham

]1 ,4[ ]5 ,2[ YX

]8 ,20[8}] ,5{maks },20,2[min{ YX

}] ,maks{ }, ,min{[

0dan 0

yxyxyxyx

YXZ

yyxx

9). y yx x0( )( )

Y X

Kedua interval mengandung nol. Pada formulasi umum

} , , , { maks }, , , , [min{ yxyxyxyxyxyxyxyxYX

Akan bernilai negatif sehingga tak mungkin menjadi

batas maksimum

Akan bernilai positif sehingga tak mungkin menjadi

batas minimum

Contoh dan Penjelasan

103

Page 104: Sudaryatno Sudirham

Kebalikan Interval

Apabila X adalah satu interval yang tidak mengandung 0, kebalikan dari X didefinisikan sebagai

} :/1{1

XxxX

Dengan memperhatikan batas atas dan batas bawahnya, maka

]/1 ,/1[1

xxX

Contoh: X = [2, 10] 1/X = [0.1, 0.5]

Jika ditinjau keadaan umum dimana interval X mengandung 0, kebalikan dari X akan terdiri dari dua interval terpisah satu sama lain.

Keadaan demikian ini belum akan kita lihat.

104

Page 105: Sudaryatno Sudirham

Pembagian Interval

Pembagian interval X oleh interval Y adalah perkalian antara X dengan kebalikan Y.

]/1 ,/1[] ,[1

xxxxY

XY

X

Contoh: X = [4, 10], Y = [2, 10]

X/Y = [4, 10] [0.1, 0.5] = [0.4, 5]

105

Page 106: Sudaryatno Sudirham

Sifat-Sifat Aritmatika Interval

106

Page 107: Sudaryatno Sudirham

Jika interval-interval mengalami degenerasi, maka operasi-operasi aritmatika interval berubah menjadi aritmatika bilangan

biasa yang sudah kita kenal.

Kita boleh mengharap bahwa sifat-sifat aritmatika bilangan biasa yang kita kenal, muncul juga dalam aritmatika

interval. Ternyata memang demikian.

Akan tetapi muncul juga perbedaan-perbedaan yang sangat menyolok.

107

Page 108: Sudaryatno Sudirham

} , :{ YyXxyxYX

} , :{ YyXxxyYX

Operasi penjumlahan dan perkalian interval telah didefinisikan sebagai

Penjumlahan bersifat asosiatif dan perkalian bersifat komutatif.

XYYXZYXZYX ;)()(

YXXYZXYYZX ;)()(

108

Page 109: Sudaryatno Sudirham

Nol dan Satu adalah interval yang mengalami degenerasi:

[0, 0] dan [1, 1]

yang dituliskan sebagai 0 dan 1

Jadi X + 0 = 0 + X dan 1·X = X·1

Perbedaan menyolok dengan aritmatika biasa adalah bahwa dalam aritmatika interval:

X X 0 dan X / X 1 jika w(X) > 0

]1 ,1)[(] ,[ XwxxxxXX

0 jika ]/ ,/[/

0 jika ]/ ,/[/

XxxxxXX

XxxxxXX

109

Page 110: Sudaryatno Sudirham

Sifat distributif dalam aritmatika interval adalah:

X (Y + Z) = XY + XZ

Sifat distributif ini tetap berlaku dalam kasus-kasus khusus berikut:

1) Jika Y dan Z adalah interval simetris;

2) Jika YZ > 0

Namun sifat distributif tidak senantiasa berlaku:

[0, 1] (1-1) = 0

tetapi

[0, 1] [0, 1] = [1, 1]

110

Page 111: Sudaryatno Sudirham

Kuliah Terbuka

Aritmatika Interval

Sudaryatno Sudirham

111