Suatu Tinjauan Tentang an Dan ian

58
SUATU TINJAUAN TENTANG PENGELOLAAN INVENTORI (PERSEDIAAN) PADA INDUSTRI MANUFAKTUR (Studi Pustaka) Oleh : Nurlela Mas’ud FAKULTAS TEKNIK

Transcript of Suatu Tinjauan Tentang an Dan ian

Page 1: Suatu Tinjauan Tentang an Dan ian

SUATU TINJAUAN TENTANG PENGELOLAAN INVENTORI (PERSEDIAAN)

PADA INDUSTRI MANUFAKTUR

(Studi Pustaka)

Oleh :

Nurlela Mas’ud

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BANDUNG RAYA

Page 2: Suatu Tinjauan Tentang an Dan ian

RINGKASAN

Inventori atau persediaan di suatu perusahaan dapat disamakan dengan uang kontan yang, sedangkan ruang stok dapat dianggap sebagai bank local, tempat yang mengajarkan tentang banyak hal. Tidaklah mengherankan bila rata-rata perusahaan manufaktur memiliki suku-suku cadang dalam inventorinya senilai milyaran rupiah atau milyaran dollar jauh lebih banyak dari pada yang dimiliki oleh bank perusahaan dalam bentuk kontan. Walaupun yang di bank adalah uang milik kita sendiri namun tentunya kita tidak akan pernah bisa mengambil uang tersebut tanpa melalui prosedur yang ditetapkan oleh pihak manajemen perbankkan, melainkan melalui prosedur yang telah ditentukan. Berdasarkan hal tersebut, ruang stok pun harus dioperasikan dengan cara seperti tersebut. (George W., Plossi, 1973)

Secara umum, para pengambil pengambil keputusan dalam suatu perusahaan harus melakukan pengelolaan inventorinya untuk mencegah terjadinya pemborosan pada biaya dan penyimpanan dan biaya lainnya dapat dicegah. Dalam Pengelolaan penyimpanan dapat dilakukan dengan berbagai cara dan masing-masing cara tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan dan dapat diterapkan sesuai dengan jenis usaha atau produk yang dihasilkan.

Sistem penyimpanan tersebut terdiri dari :Penyimpanan Stok/Persediaan tertutup; Penyimpanan secara tetap dan penyimpanan secara acak; Penyimpanan Stok Terbuka; Perhitungan bergilir dan pembukuan yang akurat; Sistem pengenalan produk; system penomoran nyata; system penomoran tidak nyata; dan system pengenalan material.

Selain pengelolaan system penyimpanan maka perlu juga dipikirkan tentang nota pemintaan barang karena hal ini sangat erat kaitannya dengan masalah administrasi keluar masuk barang.

Penetapan harga material yang dikeluarkan juga perlu mendapat perhatian karena sangat erat kaitannya dengan pajak dan setiap perubahan harga yang terjadi di pasaran.

Penetapan harga barang terdiri dari 4 cara yaitu dengan cara Fifo, Lifo, biaya rata-rata di timbang, dan Biaya standar.

Page 3: Suatu Tinjauan Tentang an Dan ian

I. PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Masyarakat menuntut para manajer dan operasi untuk menghasilkan barang atau jasa dengan cara yang paling ekonomis. Para manejer produksi dan operasi melaksanakan pekerjaan mereka di dalam lingkungan social-ekonomi. Masyarakat menentukan syarat-syarat bagi mereka dalam menghasilkan produk dan dan jasa. Pekerjaan mereka multi-fase dan menuntut pengelolaan sumberdaya organisasi seperti orang, uang, harta, fisik, dan efisiensi produksi.

Sebagaimana kita ketahui bahwa proses produksi memberi nilai tambah kepada bahan-bahan dengan mengubah bentuk bahan-bahan menjadi komoditi tersendiri yang disesuaikan untuk kegunaan tertentu. Dalam bentuk baru, produk barang tersebut memiliki nilai yang jauh lebih besar dibanding dalam bentuk aslinya sebagai barang mentah.

Setiap perusahaan, apakah itu perusahaan perdagangan atau perusahaan pabrik serta perusahaan jasa selalu mengadakan persediaan. Tanpa adanya persediaan, para pengusaha akan dihadapkan pada resiko bahwa perusahaannya pada suatu waktu tidak dapat memenuhi keinginan langganan atau tidak dapat memenuhi pesanan yang terkadang datang secara tiba-tiba dan berkehendak segera untuk dipenuhi, dimanan pada saat yang bersamaan artnya bagi pengusaha bahwa dia akan kehilangan kesempatn untuk mendapatkan peluang dalam meraih keuntungan. Dan buka itu saja, bagi pihak pelanggan pada akhirnya merasakan suatu kekecewaan karena secara linier pelanggan pun akan kehilangan peluang pula untuk memperoleh keuntungan.

Jadi persedian mempunyai arti yang sangat penting bagi kelancaran lalu lintas barang/produk dalam operasional suatu industri yang mengahsilkan barang berupa pisik maupun jasa.

Pada dasarnya persediaan akan memperlancar dan mempermudah jalannya operasi perusahaan terutama yang bergerak dibidang industri manufaktur terutama dala kaitannya dengan member pelayanan yang terbaik kepada konsumen atau pun pelangan. Persediaan memungkinkan produk-produk yang dihasilkan pada tempat yang jauh dari langganan dan atau jauh dari sumber bahan baku. Dengan adanya persediaan, maka produksi tidak perlu dilakukan khusus buat konsumsi, atau sebaliknya tidak perlu konsumsi didesak supaya sesuai dengan kepentingan produksi.

Page 4: Suatu Tinjauan Tentang an Dan ian

Sebagai ilustrasi, bila seorang pegawai melakukan kecerobohan dalam membukukan data dari ruang stok (gudang), kekeliruan kecil yang dibuatnya akan dapat menyebabkan kesalahan yang fatal dalam system computer yang digunakan. Mungkin saja, system tersebut akan menunjukkan adanya 100 barang, padahal hanya tinggal 3 yang ada. Hal ini dapat terjadi karena di saat dilakukan pengambilan atau pemasukan, maka stok data yang dimasukkan adalah data yang salah; atau karena kesalahan lain lagi. Dalam waktu singkat, bila ketidakteraturan ini tetap berlangsung, ke akuratan data tentang total inventori dapat merosot menjadi lebih kecil dari 60%, dan karenanya pemakai system tidak akan mau percaya lagi (baik terhadap perencanaan ataupun informasi lainnya yang disajikan oleh system computer tersebut). Hal yang sama pun akan dialami ketika nota barang dalam system computer mengintruksikan untuk mengambil bearing ukuran 3 cm padahal yang dibutuhkan oleh suatu bengkel sebenarnya adalah yang berukuran 2,5 cm. salah siapakah ini. Bagian desain perekayasaan ataukah pengawasan bengkel. Bila hal-hal seperti ini terjadi, biasanya system informal segera diusulkan untuk secepatnya digunakan sehingga produk yang diharapkan akan dapat diperoleh pada waktunya padahal, sebenarnya hai ini justru akan lebih merusak kredibilitas/kepercayaan terhadap system tersebut, dan secara tidak langsung menuduh perusahaan, manajemen inventory barang fisik didasarkan pada intuisi manajer pembelian, yang memutuskan mata rantai barang apa yang akan dibeli, kapan pembeliannya, dan berapa banyak. Bila perusahaan masih kecil dan jumlah mata rantai barang yang akan disimpan dalam sediaan tidaklah, maka prosedur informal demikian mungkin sudah baik. Tetapi dengan berkembangnya perusahaan dan mulai membutuhkan aneka ragam mata rantai sediaan yang tingkat penggunaanya berbeda-beda, maka system informal cendrung menimbulkan masalah yang dapat mengakibatkan biaya lebih tinggi dan interupsi dalam kegiatan produksi dan pasokan mata produk akhir, sayangnya, untuk mendeteksi sediaan yang salah kelolah tidaklah mudah, karena gejalanya dapat bermacam-macam. Beberapa gejala yang dapat mengisyaratkan kepada manajer bahwa manajemen sediaan yang lebih ilmiah dibutuhkan adalah :

1. Jumlah total sediaan naik lebih cepat daripada pertumbuhan penjualan.2. Terjadi kehabisan sediaan barang tertentu, menyebabkan interupsi produksi atau

penundaan penyerapan barang kepada pelanggan.3. Biaya klerikal untuk membeli, mengirimkan, dan memelihara sediaan menjadi terlalu

tinggi.4. Ada terlalu banyak mata sediaan tertentu dan terlalu sedikit mata sediaan yang lain,

dan5. Mata sediaan hilang atau salah meletakkan dan angka kerusakan dan keusangan

terlalu tinggi.

Page 5: Suatu Tinjauan Tentang an Dan ian

Karena itu system formal manajemen sediaan dapat memberikan penghematan besar bagi perusahaan. Penghematan ini terwujud dalam berbagai bentuk, bergantung pada situasi perusahaan.

Beberapa sumber penghematan demikian adalah biaya pembelian yang rendah, biaya bunga yang lebih rendah atau meningkatnya ketersediaan dana internal, biaya operasi yang lebih rendah atau meningkatnya ketersediaan dana internal, biaya operasi yang lebih rendah misanya klerikal, ekspedisi, transportasi, penerimaan barang, dan seterusnya, biaya produksi per unit yang lebih rendah, penyerahan produksi yang lebih andal, dan layanan pelanggan yang lebih baik dalam pasokam barang.

Adapun persediaan yang diadakan mulai yang berbentuk bahan mentah sampai dengan bentuk bahan jadi yang berguna untuk:

1. Menghilangkan resiko keterlambatan datangnya barang atau bahan-bahan yang dibutuhkan oleh perusahaan

2. Menghilangkan resiko dari material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan.

3. Untuk menumpuk bahan-bahan yang dihasilkan secara musiman sehingga dapat digunakan bila bahan tersebut tidak ada dalam pasaran.

4. Mempertahankan stabilitas dari operasi perusahaan atau menjamin kelancaran arus produksi.

5. Mencapai penggunaan mesin secara optimal.6. Memberi kepuasan kepada pelanggan dengan tersedianya selalu barang yang

dibutuhkan oleh sipelanggan.

Karena itu dalam penglolaan inventori fisik (bahan baku, bahan sedang dalam proses pengolahan, bahan penolong dan produk jadi) maupun dalam pengelolaan inventori fungsional (pemisah, perantara, kelanjutan, musiman dan pengamanan), peranan sumberdaya manusia tetap diharapkan dalam mengambil keputusan terutama dalam hal keseimbangan diantara berbagai factor. Secara umum, mereka harus mengupayakan agar dalam pengelolaan inventorinya, pemakaian biaya dalam jumlah besar baik biaya penyimpanan maupun sebagai biaya pemesanan dapat dicegah di samping itu mereka pun harus mengusahakan agar persediaan yang ada dapat mencukupi sehingga produksi dan distribusinya dapat berjalan dengan lancer dan teratur tanpa terhambat oleh habisnya persediaan.

Page 6: Suatu Tinjauan Tentang an Dan ian

I.2. Identifikasi Masalah

Dalam karya ilmiah ini akan dibahas mengenai beberapa variable yang sangat mempengaruhi efektifitas dan efisiensi pengelolaan inventori dalam usaha industri manufatur, variable tersebut antara lain adalah;

1. Masalah biaya penyimpanan dan pemeliharaan inventoriBesarnya biaya penyimpanan sangat erat kaitannya denga ruang yang digunakan; kemudia, keluar-masuknya barang dari tempat penyimpanan ke tempat yang akan dituju, biaya asuransi dan pajak, pencuruian, kerusakan dan sebagainya, karena itu diperlukan pengelolaan yang benar-benar tepat, benar agar dapat meminimalisasi biaya penyimpanan tersebut.

2. Pertentangan-pertentangan dalam Pengelolaan InventoriTugas dari staf inventori pada prinsipnya adalah selalu melakukan pemantauan dan pembukuan secara rapi dan berkesinambungan, namun yang terjadi dilapangan adalah sering terjadi kekacauan dalam pengelolaan karena terlalu banyaknya inventori yang harus ditangani pada akhirnya para staf menjadi kebingungan dalam hal penanganan.

3. Terjadinya pemborosan juga diakibatkan karena masalah inventori ini tidak terkendali yang mau tidak terkadang harus ada yang dibuang.

Ketiga permasalahan inventori tersebut merupakan pokok persoalan bagi manajemen dalam industri manufaktur untuk melakukan penanganan/pengelolaan secara efektif.

Karena itu beranjak persoalah tersebut maka penulis tertarik melakukan suatu penelitian dengan judul : Suatu Tinjauan Pengelolaan Inventori (persediaan) pada Industri Manufaktur dalam Rangka Meningkatkan Efektifitas dan Efisiensinya.

Penelitian ini diharapkan dapat ditemukan suatu konsep pengelolaan inventori yang dapat mengurangi biaya penyimpanan dan mengatur pola kerja para staf sehingga tidak menimbulkan salah persepsi diantara para pekerja terutama dalam hal tanggung jawabnya masing-masing. Pengeloaan inventori ini juga diharapkan dapat diminimalkan pemborosan-pemborosan dalam hal stock yang ada dan yang berlebihan.

I.3. Rumusan Masalah.

Semua permasalahan yang muncul mengenai prihal inventori atau penyimpanan telah diuraikan diatas dan sangat erat hubungannya dengan semua permasalahan yang

Page 7: Suatu Tinjauan Tentang an Dan ian

menyulitkan pihak manajemen perusahaan melakukan control dan evaluasi dalam hal biaya yang muncul dari problema inventori ini, untuk itu dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Apa yang menjadi kendala sehingga terjadi pemborosan biaya penyimpanan dan metoda penyimpanan apa saja yang dapat digunakan di industri manufaktur?

2. Bagaimana perhitungan tentang pembukuan yang dilakukan tidak terjadi kesalahan ketika terjadi pengeluaran-dan pemasukan barang.

3. Bagaiman cara menetapkan harga terhadap material yang dikeluarkan?

I.4. Maksud tujuan

Setelah semua permasalahan yang menjadi objek dalam penelitian ini maka maksud dan tujuan penelian ini berfokous kepada :1. Ingin mengetahui langkah-langka apa saja yang dapat dilakukan pihak manajemen

agar persoalan pemborosan biaya dapat dihindari dan jika memungkinkan dapat dihindari.

2. Berusaha ingin mengetahui pola kerja para staf inventori dalam melakukan tugasnya dan ingin diketahui penyebabnya sehingga tumpang tindih dalam penugasan menjadi penyebab terjadinya kesalahan dalam tanggung jawa.

3. Ingin mengetahui pada kondisi stokc yang berapa dan bagaimana sehingga menyebabkan terjadinya pemborosan.

I.5. Kegunaan Hasil Penelitian

Kegunaan penelitian bertumpuh kepada upaya mencari solusi yang benar dan tepat agar pengelolaan inventori yang sangat erat hubungannya dengan inefisiensi biaya, kesalahan pada tanggung-jawab para staf, dan pemborosan dapat ditemukan suatu pemecahan yang sesuai dengan kondisi usaha masing-masing industri manufaktur.

Selain itu juga bahwa hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan oleh para decision maker di dalam pabrik sebagai rujukan dalam menetukan langkah-langkah kedepan terutama yang erat hubungannya dengan penelolaan inventori.

Page 8: Suatu Tinjauan Tentang an Dan ian

Dapat juga bahwa hasil penelitian ini menjadi bahan referensi kepada semua pembaca sebagai rujukan atau tambahan pengetahuan jika ingin melakukan penelitian lanjutan apakah berupa peneliti

I.6. Metode Penelitian (Secara Global)

Secara umum penelitian ini dilakukan melalaui pengumpulan data beberapa studi literature, penelitian ini membahas berbagai kasus tentang system perencanaan inventori yang sangat erat hubungan dengan system perencanaan produksi. Analisis yang digunakan adalah adalah analisis deskriptif kualitatif.

Penelitian ini juga menggunakan pendekatan ilmu teknik Industri khususnya sangat erat kaitannya dengan Ilmu manajemen Produksi Operasi. Oleh karena data yang dikumpukan bersfat dat sekunder maka penelitian dilakukan di Bandung khusunya di perpustakaan Fakultas Teknik Universitas Bandung Raya, Bandung.

II.

Page 9: Suatu Tinjauan Tentang an Dan ian

II. TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Perencanaan Dan Pengendalian Produksi Dan Inventori (Persediaan)

Walaupun kegiatan PPPI senantiasa berbeda menurut situasinya, dalam hal-hal tertentu dapat dijumpai adanya beberapa persamaan.

APICS mendefinisikan Perencanaan dan Pengendalian Produksi dan Inventori (PPPI) sebagai cara mengarahkan dan mengatur pergerakan barang dalam proses pengolahannya dari bahan baku sampai menjadi produk akhir yang dapat memuaskan keinginan bagian pelayanan konsumen yang membutuhkan inventasi dalam jumlah kecil, dapat mengusahakan adanya efisiensi pengerjaan yang maksimum dan juga dapat me- ngendalikan inventori yang merupakan teknik yang mengatur penyimpanan/persediaan barang dalam jumlah/tingkat yang memadai, baik dalam bentuk bahan baku, bahan dalam proses pengerjaan maupun sebagai produk.

Secara lebih spesifik, para ahli di bidang PPPI berkewajiban melaksanakan kegiatan-kegiatan berikut:

1. Berperan serta dalam menyiapkan pedoman produksi yang sesuai dengan kepastian yang tersedia. Melaporkan kepada bagian pemasaran tentang perkiraan waktu selesainya pengerjaan pesanan-pesanan.

2. Berperan serta dalam merencanakan kebutuhan tenaga kerja sesuai dengan yang telah ditetapkan dalam pedoman produksi.

3. Menerima pesanan-pesanan pembuatan produk.4. Menjabarkan pesanan produk-produk rakitan dari nota barang; dengan demikian

berwenang untuk menentukan jumlah kebutuhan suku cadang dan proses pengerjaan yang harus dilakukan. Mengeluarkan nota permintaan barang kepada bagian pembelian agar melakukan pembelian barang-barang yang diperlukan itu.

5. Menetapkan kebutuhan bahan baku yang diperlukan untuk membuat suku cadang.6. Menetapkan kebutuhan peralatan untuk produksi dan mengeluarkan nota

permintaan barang secara terinci, mana yang harus dibeli dan mana yang dapat dibuat sendiri.

7. Mengelolah gudang (stock-room) bahan baku, menjamin tersedianya stok yang mencukupi serta melakukan pembukuan yang akurat tentang semua kwintansi dan pembukuan.

Page 10: Suatu Tinjauan Tentang an Dan ian

8. Menyiapkan perencanaan awal kapan untuk pertama-kalinya produk dibuat, operasi yang harus dilakukan, dan mesin-mesin yang diperlukan untuk membuat produk dan suku cadang.

9. Menyiapkan petunjuk operasi untuk menetapkan unjuk kerja operasi yang dibutuhkan dalam pembuatan produk dan suku cadang.

10. Menetapkan unjuk kerja mesin-mesin tertentu agar sesuai dengan kondisi yang telah ditentukan.

11. Memastikan bahwa sesuatu yang diperlukan dalam pelaksanaan pesanan tertentu dapat tersedia pada waktunya.

12. Menetapkan jumlah pesanan yang dapat dikerjakan sekaligus dalam rangka mencegah terjadinya penumpukan pesanan sesuai dengan kapasitas yang tersedia.

13. Merumuskan pesanan (ke perusahaan) ke pekerja/mesin tertentu dan menentukan urutan kerjanya.

14. Mengatur transportasi bahan yang sedang diolah dan mengendalikan tempat-tempat yang berpeluang menjadi tempat penumpukan serta mengusahan pelaksaan pembukuan yang akurat baik di lingkungan pabrik pabrik maupun di penampungan bahan yang sedang diolah.

15. Menerima laporan atas kerja yang telah diselesaikan dan membandingkannya dengan jadwal yang telah ditetapkan; senantiasa mencatat perekbangan/kemapuan setiap tugas yang dilaksanakan di pabrik.

16. Membantu memecahkan masalah yang menyebabkan timbulnya penundaan dalam produksi.

17. Mengubah rencana seandainya rencana semula tidak memenuhi target dan bila terjadi perubahan-perubahan, baik dalam hal pemesanan maupun dalam waktu penyelesaiannya.

18. Mengelolah ruang penyimpan suku-suku cadang, mengendalikan jumlah stok produk itu, dan melakukan pembukuannya secara akurat.

19. Mengelolah gudang penyimpan produk akhir, mengendalikan jumlah stoknya, serta melakukan pembukuan secara akurat.

20. Membantu menghitung perkiraan biaya yang diperlukan untuk mengerjakan pesanan –pesanan baru.

Fungsi-fungsi tersebut tidak dapat dipisahkan dari tugas yang dibebankan pada bagian PPPI di berbagai perusahaan, walaupun beberapa di antaranya dapat saja diserahkan pada bagian-bagian yang lain. Di samping itu, ada pula hal-hal yang sebenarnya bukan merupakan kewajiban bagian PPPI seperti mengelolah surat menyurat bagi kepentingan pabrik atau sehubungan dengan bonus yang akan diberikan yang biasanya ditugaskan pada bagian pengendalian produksi.

Page 11: Suatu Tinjauan Tentang an Dan ian

Ada satu hal yang sepertnya terabaikan dari uraian di atas; seakan-akan hanya dalam pokok ke-2 dan ke-13 sajalah yang mempermasalahkan tentang orang. PPPI memang tidak terlalu banyak terlibat dalam masalah kepegawaian di pabrik. Walaupun demikian, di sebagian besar perusahaan PPPI pun turut menetapkan jumlah orang yang dibutuhkan untuk mengoperasikan pabrik, PPPI bertanggung jawab untuk memperkirakan jenis-jenis kerja dan pegawai. Kecuali di saat tingkat produksi sangat tinggi yang menurut PPPI pengadaan tenaga kerja tambahan adalah mutlah sifatnya maka dalam pengadaan tenaga-tenaga kerja tambahan itu, biasanya pengawas dan bagian kepegawaian yang bertanggung-jawab untuk mencukupinya.

Di samping itu, umumnya PPPI tidak terlalu dilibatkan dalam penyediaan fasilitas untuk berproduksi. Di sebagian besar perusahaan, segala sesuatu yang berkaitan dengan dimulainya pembuatan suatu produk baru dilimpahkan kepada seorang insinyur produksi, yang berwenang mengatur segala hal yang berhubungan dengan pembuatan barang tersebut. Dia pun berwenang melakukan pemilihan mesin, mengintruksikan pembeliannya, menetapkan layout, mengawasi instalasi mesin, dan memantau operasinya sampai pada proses produksi yang diharapkan betul-betul dapat berjalan lancar. Insinyur produksi itu juga berwenang menentukan perkakas/peralatan yang dibutuhkan, menginstruksikan pemakaiannya, dan menetapkan untuk bahan-bahan mana saja alat-alat tersebut dapat digunakan; walaupun, yang mengatur pembelian adalah PPPI. Dengan terlaksanakan proses produksi, biasanya keberadaan insinyur produksi tidak diperlukan lagi dan selanjutnya PPPI-lah yang mengambil alih wewenang.

II.1.1. Koordinasi Fungsi-fungsi Perencanaan dan Pengendalian Produksi dan Inventori (PPPI)

Pada tahun 1980-an, perusahaan-perusahaan manufaktur telah mulai melakukan PPPI yang dengan system computer, yang dapat memudahkan mereka dalam perencanaan, koordinasi dan pengendalian kegiatan-kegiatan manajemen produksi dan inventori.

Walaupun demikian, hal ini telah berarti bahwa semua/kebanyakan perusakaan yang telah menggunakan system ini dapat dengan mudah memecahkan persoalan koordinasi nya masing-masing. Pada perusahaan yang system organisasinya telah dikerjakan dengan baik.

Sistem-sistem computer yang di desain dan di program dengan baik, yang umumnya digunakan di perusahaan-perusahaan yang resmi telah mampu mengubah cara kerja berbagai perusahaan manufaktur (baik berskala kecil maupun berskala besar) dalam kegiatan produksi mereka. Dalam penggunaan system computer, perusahaan kecil tidak

Page 12: Suatu Tinjauan Tentang an Dan ian

dapat diabaikan mengingat adanya revolusi di bidang computer mini (mini computer) dan microprocessor yang memungkinkan perusahaan-perusahaan itu memanfaatkannya.

Untuk menerapkan fungsi-funsi PPPI di perusahaan-perusahaan kecil, berbagai perusahaan computer seperti : Hewlett-Packard, National Cash Register dll, telah menyediakan bermacam-macam system yang siap diinstalasikan dengan harga sekitar $50.000 hingga $100.000. Sedangkan bagi perusahaan-perusahaan skala menengah dan besar, harga tersebut dapat berkisar antara ratusan ribu hingga jutaan Dollar. Di samping itu, banyak perusahaan pembuat perangkat lunak mulai ikut menyiapkan program baik dalam bentuk standar maupun sesuai dengan pesanan tentang penanaman modal.

II.1.2. System PPPI Formal dan Informal

System-sistem PPPI Terintegrasi yang ada dewasa ini telah dimulai sejak tahun 1970-an dan terus diperbaiki/ditingkatkan pada tahun 1980-an merupakan system yang berkesinambungan. Secara tradisi, kegiatan bagian-bagiannya saling terkait antara satu sama lainnya. Dimulai dari perencanaan, implementasi rencana, pengaasan sesuai dengan rencana, dan dilanjutkan dengan pemberian umpan balik sehingga memungkinkan staf PPPI memperbaiki rencana implementasi dan pengendalian sesuai dengan waktu yang masih tersedia.

System-sistem ini, secara tradisi disebut perencanaan kebutuhan material (material requirements planning –MRP) walaupun yang direncanakan dan dikendalikan tidak hanya sekadar materialnya saja. System-sistem tersebut dapat dilibatkan dalam usaha mengatur pemanfaat kapasitas, inventory dan satuan-satuan kerja, dan mesin-mesin (serta mengatur pula pembagian bebannya) dari fasilitas yang tersedia. Di samping itu, system itupun dapat digunakan untuk memantau pesanan-pesanan yang telah diberikan kepada pemasok (agar melakukan pembelian suku-suku cadang dan bahan-bahan lainnya). Gambar 1 mengambarkan tentang system PPPI terintegrasi. Pembahasan dalam hal menjelaskan tentang topic dari tiap kotak dalam gambar.

Secara ringkas, berikut ini akan diuraikan terminology-terminologi yang akan digunakan sebagai berikut :

- Pesanan pelanggan (Customer Orders); pelanggan akan memesan produk yang diinginkan. Selanjutnya nama pelanggan akan dicantumkan dalam pedoman produksi (master proction schedule) sebagai pemesan. Hal ini disebut proses produksi berdasarkan pesanan (production to order).

Page 13: Suatu Tinjauan Tentang an Dan ian

Gambar 1.Jaringan Sistem Perencanaan dan Pengendalian Produksi dan Inventori

Komponen- Persainga Perkiraan PermintaanKomponen Pelanggan permintaan suku cadangPerencanaan Pembatasan PEDOMAN Kapasitas PRODUKSI Secara kasar

Nota Barang Perencanaan transaksi inventori Kebutuhan sisa yang umpan Material pesanan yang balik Sedang di proses dan

perbaikan Tahap pengolahan Perencanaan yang

Waktu Kerja Kebutuhan Kapasitas diperlukan Standard dan Beban tak terbatas Kepastian dan beban tertentu

Sesuaikani Kepastiannya Tugas

Perencanaan Terperinci

Implementasi Pemesanan dalam Pemesanan ke Dan Lingkungan pabrik PemasokPengendalian

Pengendalian Pengendalian Pesanan dalam Pemesanan ke Lingkungan Pabrik Pemasok

192 Umpan balik dan perbaikan yang diperlukan

Sumber : Franklin G.Moore Thomas E. Hendrick

Page 14: Suatu Tinjauan Tentang an Dan ian

- Perkiraan permintaan (forcasted demand) ; biasanya perusaan memproduksi sesuai (untuk memenuhi) permintaan, dan bukan hanya untuk memenuhi pesanan pelanggan tertentu saja. Hal ini disebut proses produksi berdasarkan penyediaan (producing to stock)

- Permintaan suku cadang (service parts demand), seringkali, pengusaha harus memproduksi bagian/komponen dari produknya untuk penggantian (misalnya dalam kerusakan ataupun keausan). Pembuat kendaraan bermotor tidak hanya perlu memproduksi pompa-pompa sebanyak mobil yang diproduksinya, tapi juga harus memproduksi pompa-pompa cadangan bila suatu ketika diperlukan. Mungkin juga mereka diminta membuat pompa-pompa untuk unit perusahaan kendaraan bermotor lainnya.

- Pedoman produksi (master Production schedule); pesanan pelanggan, perkiraan permintaan dan permintaan suku cadang dijabarkan dalam pedoman produksi yang baru. Biasanya, pedoman tersebut merupakan kesepakatan antara bagian produksi, pemasaran, keuangan, perekayasaan, dan kepegawaian sebagaimana telah diungkapkan dalam gambar 1. Pedoman ini merupakan rencana terinci mengenai ; jenis jumlah produk akhir yang perlu diproduksi pada setiap/priode tertentu (biasanya setiap minggu) untuk beberapa bulan yang akan datang. Pedoman ini merupakan rencana utama perusahaan, yang sekali disetujui/disahkan secara otomatisnakan menggerakkan unit-unit lain yang tergabung dalam system PPPI. Walaupun demikian, sebuah pedoman dapat senantiasa diubah sesuai dengan pesanan/perkiraan baru, selama waktu tersedia mengijinkan untuk diadakannya perubahan.

- Kepastian kasar (rough cut capacity); sebelum disepakati suatu pedoman, sumber bahan-bahan yang diperlukan untuk memproduksi sejumlah tertentu dalam jangka waktu tertentu saling diperbandingkan (secara kasar) baik menurut kepastian mesin dan buruh yang tersedia, maupun disesuaikan dengan sumber-sumber bahan lainnya yang dalam pengadaannya memerlukan waktu cukup panjang. Bila menurut pengalaman terdahulu, dengan kapasitas yang ada sekarang produksinya dapat mencapai total penjualan $ 10 juta setiap bulanny, maka dalam pedoman kerja tahun selanjutnya, yang mentargetkan tingkat penjualan sebesar $12 juta setiap bulannya berarti harus dipertimbangkan apakah terdahulu ataukah perlu dilakukan pengurangan sejumlah tertentu dari pedoman tersebut atau paling tidak mengusahakan berlangsungnya tingkat produksi tertentu dalam jangka waktu yang lebih panjang. Di lain tingkat produksi tertentu dalam jangka waktu yang lebih panjang. Di lain pihak, bila pedoman hanya mentargetkan tingkat penjualan sebesar $8 juta sebulannya, berarti perusahaan harus mengurangi kepastian yang ada, menarik kembali tugas-tugas yang disubkontrakkan, melakukan obral untuk

Page 15: Suatu Tinjauan Tentang an Dan ian

meningkatkan jumlah permintaan, atau melakukan sesuatu yang lain sehingga keseimbangan antara kapasitas yang tersedia dan pedoman produksi dapat tercapai. Dengan tercapainya keseimbangan, perencanaan yang lebih terincipun dapat mulai dibuat, untuk melihat tercapai atau tidaknya rencana yang telah ditetapkan dalam pedoman dimaksud. Hal ini dapat dilakukan dengan mempertimbangkan tingkat ketersediaan yang lebih spesifik dari material, kapasitas mesin, dan buruh yang ada.

- Nota permintaan barang/bahan (bills of materials); cara pembuatan suatu produk, dapat diketahui dari nota ini. nota permintaan barang bukanlah sekedar merupakan daftar sederhana yang berisi tentang suku-suku cadang, melainkan menjelaskan jugas tahapan pembuatan suatu komponen. Sebuah kereta beroda empat memelukan beberapa tahap dalam perakitannya. Sebelumnya harus dipersiapkan adanya ; as, ban, dan jari-jari rodanya. Nota ini akan menjabarkan secara rinci mengenai ; suku cadang dan material yang diperlukan untuk tiap jenis produk akhirnya, serta tahap-tahap perakitan yang harus dikerjakan.

- Transaksi inventori (Inventory transactions), sissa persediaan (balance) dan pesanan yang sedang diproses (open orders); misalnya dalam pedoman ditetapkan pembuatan 400 roda untuk 100 kereta. Pada saat ini ada sisa persediaan sebanyak 50 roda di gudang dan 100 roda sedang dibuat di pabrik 9sebagai pesanan yang sedang diproses). Tapi berhubung baru saja ada 25 roda yang dikirim untuk mengganti yanh sedang rusak bagi kereta yang telah terjual lebih dahulu maka yang perlu dibuat lagi hanyalah 400 – 50 – 100 + 25 = 275. Bagian transaksi inventori harus selalu mengetahui suku-suku cadang yang dimasukkan dan dikeluarkan, di samping mengikuti juga perkembangan pesanan-pesanan yang telah diintruksikan tapi belum diketahui oleh bagian yang harus menanganinya; dengan demkian, dapat dilakukan pembuatan sesuai dengan yang dibutuhkan (tidak terlalu banyak ataupun terlalu sedikit).

- Perencanaan kebutuhan barang (material requirement planning) ; hal-hal yang diuraikan di atas merupakan bagian dari perencanaan kebutuhan bahan-bahan dalam system PPPI yang selanjutnya akan menghitung kebutuhan bahan dan suku cadang yang dibutuhkan pabrik untuk memenuhi pedoman produksi.karena untuk pembuatan dan pembelian sesuatu diperlukan adanya tenggang waktu tertentu, maka perencanaan ini juga dapat ditentukan waktu pemesanan bahan dan suku cadang yang dikerjakan oleh bengkel tertentu atau perusahaan itu sendiri. Perencanaan ini pun akan menetapkan jumlah bahan yang masih diperlukan berdasarkan persediaan yang ada, pesanan yang sedang diproses, dan nota permintaan barang. Hasil dari perencanaan kebutuhan material adalah rencana pemesanan bagi tiap bahan dan suku cadang yang diperlukan di waktu yang akan datang. Di samping itu hasil tersebut juga merupakan dasar yang kuat dalam merencanakan secara rinci penggunaa mesin

Page 16: Suatu Tinjauan Tentang an Dan ian

dan buruh; serta dapat dimanfaatkan oleh bagian pembelian untuk mengetahui jenis dan jumlah bahan yang harus diadakan serta waktu penyediaannya.

- Perencanaan kebutuhan kapasitas (capacity requerements planning); sebelum perencanaan terinci tentang instruksi untuk bagian bengkel dan pesanan pembelian suku cadang ke pemasok dapat dilakukan; pengecekan secara lebih seksama tentang kepastian tentang kapasitas mesin dan perakitan perlu diadakan. Dalam hal ini, pemberian beban perlu direncanakan lebih dahulu dengan asumsi tidak akan ada hambatan/pembatas (infinite loading). Nantinya, pembebanan diberikan, sesuai dengan kapasitas yang sebenarnya ( finite loading). Untuk itu, dibutuhkan adanya pengetahuan yang cukup tentang cara kerja mesin tertentu dan jam kerja standarnya, selain juga mengenai mesin/peralatan yang mampu memproses perhitungan perhitungan yang diperlukan. Seandainya timbul hambatan terhadap kepastian yang tidak dapat diatasi melalui penambahan jam kerja, penambahan giliran kerja ataupun subkontrak, mau tak mau pedoman kerja harus diubah agar sesuai dengan kapasitas yang rendah ini.

- Perencanaan terinci (detailed scheduling), setelah keseimbangan antara kapasitas dan pedoman produksi dapat diuasakan, perencanaan yang terinci mengenai pembagian kegiatan, perakitan dan pembelian suku cadang pun dapat dipastikan. Perencanaan inipun akan mempertimbangkan juga cara kerja mesin tertentu, pesanan yang sudah harus dikerjakan, dan perioritas-perioritas lainnya.

- Instruksi/perintah kerja bagi bengkel dan pemasok (shop and vendor order realeases); bila segala sesuatu telah siap semua (dalam hal ini adalah proses yang continue), rencana pemesanan yang telah diatur oleh bagian perencanaan kebutuhan bahan, berfungsi sebagai perintah yang harus dilaksanakan diberikan kepada pabrik, bahan diambil dari gudang, dan proses produksinya dimulailah. Demikian pula, pesanan pembelian bahan suku cadang dikirimkan ke pemasok dengan tenggang waktu yang memungkinkan bahan dapat tiba pada waktu yang tepat dan dalam jumlah yang memungkinkan bahan dapat tiba pada waktu yang tepat dan dalam jumlah yang memadai untuk dikelolah lebih lanjut dalam proses produksi.

- Pengendalian pemberian perintah bagi bengkel dan pemasok (shop and vendor orther control) ; di saat perintah diberikan kepada pabrik, system akan memantau perkembangan setiap tahapnya sehingga akan segera diketahui apakah target dalam pedoman produksi kurang, dapat atau terlalu cepat tercapai. Demikian pula, ahli di bagian pembelian akan memantau perkembangan perintah kerja yang telah diberikan kepada pemasok-pemasoknya (dapat disebut “tindak Lanjut) untuk mengetahui sejauhmana pelaksanaannya (sesuai rencanakah, atau agak terlambat, adakah masalah dalam hal kualitas atau ancaman pemogokan dsb.)

Page 17: Suatu Tinjauan Tentang an Dan ian

- Umpan balik dan perbaikan (feedback and corrective action); dengan berjalannya waktu, semua informasi penting disalurkan pada tempat yang tepat dalam system PPPI. Dengan diubahnya petunjuk kerja, diperlukan adanya perhitungan unlang mengenai rencana kebutuhan material, dan hal ini akan berulang terus dari hari ke hari, minggu ke minggu, demikian seterusnya sehingga merupakan suatu proses mawas diri. Di samping itu, system tersebut senantiasa disesuaikan menurut adanya perubahan-perubahan dalam nota permintaan bahan (mengingat adanya perubahan dalam desain produk), cara kerja mesin (dengan adanya pembelian mesin-mesin baru), tahapan perakitan, jam kerja dan perubahan-perubahan lainnya lagi yang senantiasa dihadappi dalam lingkungan manufaktur yang dinamis.

2.2. Konsep Dasar Tentang Inventori (persediaan)

Sebagai ilustrasi bahwa sepanjang tahun 1978, General Electric (GE) dapat menjual produksnya seharga $19,7 milyar dan akhir di akhir tahun tersebut memiliki inventori sebesar $ milyar dalam bentuk persediaan bahan dan produk. General Food (GF) berhasil menjual produknya seharga $ 5,4 milyar dan memiliki inventori sebesar $ 820 juta. RCA mampu menjual produk dan jasa pelayanannya sebesar $6,6 milyar dan mempunyai inventori yang dimiliki berjumlah lebih dari seperempatnya yang ditanamkan untuk modal usaha. Inventori dapat berbentuk bahan baku dan barang yang dibeli untuk pembuatan produk, atau dalam bentuk bahan penolong yang akan digunakan semuanya dalam proses manufaktur. Dapat berwujud barang-barang yang sebagiannya dibuat di bagian produksi, atau berupa suku cadang yang siap digunakan pada perakitan produk tertentu. Dapat juga berbentuk produk jadi seperti yang dapat dilihat di gudang-gudang yang siap untuk dikirinkan atau diproses lebih lanjut di bengkel. Secara keseluruhan, 37% inventori yang ada diperusahaan-perusahaan, berada dalam bentuk bahan baku dan pembantu, sedangkan persentase total bahan yang sedang diproses dan produk jadi yang biasanya selalu berada dalam jumlah yang seimbang (tidak berbeda jauh) adalah sekitar 63%.

2.2.1. Biaya Penyimpanan

Inventori dapat diartikan sebagai uang yang dalam sementara waktu berada dalam bentuk sebingkah kuningan, lempengan baja, baja tuangan, sekantong bahan kimia, sebongkah kain, atau sepasang roda penggiling. Tidak seperti uang yang disimpan di bank yang dapat menghasilkan bunga melainkan justru dikenakan (harus membayar) bungah. Setelah 1 tahun, $ 100 di bank mungkin akan bernilai $ 110. Sebaliknya,

Page 18: Suatu Tinjauan Tentang an Dan ian

setelah 1 tahun di atas rak, produk seharga $ 100 dalam inventori hanya akan bernilai $ 75 karena dikenai ongkos penyimpanan seharga $ 25.Sebagian perusahaan memperkirakan biaya penyimpanan sebesar 25 s/d 30%-nya dari nilai inventori. Ada beberapa hal yang menyebabkan perlu diperhitungkannya biaya ini. sebagaimana dimaklumi, inventori akan memerlukan ruang/tempat dan pemakian ruang tentunya tidak dapat dipisahkan dari biaya. Di samping itu, inventori perlu dimasukkan/dikeluarkan dari/ke tempat penyimpanannya; selain juga menyebabkan “macetnya perputaran” uang, sehingga dapat menimbulkan adanya “opportunity cost”. Umumnya, inventori diasuransikan sehingga dapat menimbulkan adanya ongkos asuransi, disamping ada pula pajak pemilikan inventori. Inventori harus selalu (harus diperhitungkan berulang-ulang); untuk itu diperlukan adanya pembukuan yang baik dan teratur. Inventori juga harus dilindungi dari cuaca dan pencurian; walaupun seperti telah dimaklumi rusaknya/hilangnya bahan tidaklah dapat dihindari sama sekali. Beberapa barang (terutama barang-barang karet dan makanan) hanya mempunyai umur yang pendek sehingga masalah kadaluarsa/keusangan merupakan masalah yang sering dijumpai. Semua permasalahan ini, secara total dapat mengakibatkan biaya penyimpanan melonjak hingga lebih dari 25%-nya nilai inventori.

2.2.2. Pertentangan-Pertentangan dalam Pengelolaan Inventori

Tugas para staf pengendalian inventori yang senantiasa memantau keadaan inventori tidaklah sekadar melakukan pembukuan. Ada banyak hal lain yang harus ditangani juga, dan tidak jarang antara yang satu dan yang lainnya saling bertentangan. Para staf itu harus dapat :1. Mengusahakan sejauh mungkin kehabisan bahan yang disimpan, sementara 2. Menusahakan sedikit mungkin yang ada dalam gugang penyimpanan, dan3. Menghindarkan adanyan pembayaran dengan harga tinggi akibat pembelian yang

dilakukan dalam jumlah sedikit-sedikit.Direktur (manajer) inventori harus dapat menetapkan tingkat inventori yang memadai yang akan memenuhi kebutuhan bagian manufaktur dan pemakai, serta menekan serendah mungkin biaya penyimpanan.Tidaklah mudah untuk dapat melakukan produksi dan penjualan dalam jumlah besar dan sekaligus, yang berarti tidak akan pernah kehabisan bahan/produk dan tidak akan pernah pula melakukan pembelian pada tingkat harga tinggi (pembelian secara sedikit demi sedikit akan menyebabkan mahalnya harga produk yang dibeli). Berdasarkan hal ini, diperlukan adanya modal dalam jumlah yang cukup besar untuk menunjang inventori.

Page 19: Suatu Tinjauan Tentang an Dan ian

Bila GE tidak melakukan pengendalian yang baik dan membiarkan inventorinya naik 10%, berarti GE harus menambahkan lagi dana sebesar lebih dari $300 juta hanya untuk kepentingan inventorinya saja. Sebaliknya, bila pengendalian dapat dilakukan secara lebih baik lagi, berarti $300 juta hanya untuk kepentingan inventorinya saja. Sebaliknya, bila pengendalian dapat dilakukan secara leih baik lagi, berarti $ 300 dapat dapat dihemat dan dapat diinvestasi untuk keperluan lainnya; di samping itu dengan adanya pengendalian yang baik GE akan menghemat lebih banyak lagi karena tidak perlu menyimpan inventori tambahan yang mungkin ada. Bagi GF, 10% berarti inventori senilai $ 82 juta, sedangkan bagi RCA 10% berarti $ 59 juta.Salah satu penyebab tidak terkendalinya inventori adalah terlalu besar/ banyaknya inventori dalam jumlah besar (tidak merugikan dan bahkan menyenangkan). Bila barang pasokan terlambat datang tidak akan membingungkan. Bagian produksi tidak akan pernah kekurangan bahan.Demikian pula, pelanggan tidak perlu menunggu terlalu lama untuk mendapatkan produk akhir yang dibutuhkannya. Semua orang akan senang, inventori bernilai amat besar, sebagaiman yang harus ditanggung oleh suatu inventori yang besar.

2.2.3. Keusangan dalam Inventori

Tidak akan terlalu mahallah kiranya, seandainya segala sesuatu dapat terpaksa atau terjual. Masalahnya, inventori yang tidak terkendali selalu akan mengakibatkan timbulnya sejumlah besar produk/ bahan yang using/ aus yang mau tidak mau harus dibuang. (Renungkanlah sesuatu di garasi anda yang tadinya berguna tapi sekarang sudah tidak berguna lagi). Nilai benda tersebut pasti akan susut dengan besarnya biaya yang harus ditanggungnya sebelum dibuang).Perencanaan dan pengendalian inventori yang hanya mengusahakan penekanan jumlah inventori sesedikit mungkin tidak akan mendukung usaha perencanaan dan pengendalian yang baik. Pimpinan perusahaan perlu mempertimbangkan dengan seksama dampak dari pelaksanaan kebijakannya di bidang inventori bagi perusahaan secara keseluruhan. Misalnya, seringkali terlihat adanya kecendrungan untuk menumpuk inventori di saat permintaan tidak terlalu banyak; dengan demikian berarti kondisi operasi perusahaan dapat diusahakan untuk tetap teratur. Namun mengingat tujuan akhirnya adalah serendah mungkin biaya inventori maka hal di atas tidak patut dilaksanakan karena sebenarnya hanya akan merupakan beban yang harus ditanggung oleh seluruh kegiatan.

Page 20: Suatu Tinjauan Tentang an Dan ian

2.3. Jenis-Jenis Inventori Fisik

Sebagaimana telah diuaraikan di atas, ada beberapa bentuk inventori. Masing-masing mempunyai karakteristik tersendiri dan memerlukan teknik tersendiri pula adalah penerapannya. Adapun bentuk-bentuk inventori tersebut dapat diterangkan sebagai berikut.

2.3.1. Bahan baku Bahan baku yang dibutuhkan dalam jumlah besar seperti : baja, kayu, bahan-bahan kimia, dan suku-suku cadang yang dibeli ; pengadaannya harus diadakan melalui suatu kontrak yang secara jelas merinci jadwal pengirimannya sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Boleh dikata pengadaan cadangan tidak perlu diperhitungkan, mengingat pengiriman dengan kapal dapat dijadwalkan setiap hari atau bahkan beberapa kali diwaktu-waktu tertentu tiap harinya. Hal ini biasanya dapat berjalan lancer bila bahan-bahan tersebut dapat diperoleh secara local. Tapi bagi produk-produk yang harus didatangkan dengan kapal biasanya dibutuhkan selang waktu yang cukup panjang untuk pengadaannya. Dalam hal ini umumnya perusahaan tidak akan mengambil resiko, sehingga merasa perlu mengadakan cadangan sedikit-dikitnya untuk operasi 2-3 hari. Pemesanan barang yang mencakup jumlah yang dibutuhkan dan saat pengirimannya, biasanya dilakukan oleh bagian PPPI.

Bagi bahan-bahan yang dibutuhkan dalam jumlah yang tidak terlalu besar, pengendaliaannya dapat diatur menurut besarnya anggaran dan waktu yang tersedia atau berdasarakan metode-metode lain yang akan dibahas lebih lanjut.

Masalah yang perlu diperhatikan dalam pengendalian bahan baku yaitu adanya penyusutan bahan. Hal ini terjadi antara lain karena cara/perhitungan dalam pembeliannya lain dengan cara/perhitungan waktu dikeluarkan/dipakai. Misalnya, baja lembaran yang dibeli dengan jumlah lembaran. Dengan demikian bila lempengan baja yang dibeli agak tebal dari biasanya maka jumlah lembaran per ton-nya pasti akan lebih sedikit, sehingga kemungkinan besar – persediaan di inventori akan lebih cepat habis juga.

Ada pula, beberapa barang yang diperhitungkan menurut jumlah pemakaiannya seperti : kawat (dibeli dengan dasar perhitungan berat dan dalam pemakaiannya diperhitungkan menurut panjangnya), cairan, pipa, papan dsb. Penjual biasanya mengadakan patokan ukuran sehingga sisa yang ada tidak akan terlalu banyak. Atau, bila lempengan baja, pipa, papan, atau gelas yang dibeli dengan patokan ukuran panjangnya (sehingga aka nada sisa setelah dipotong sesuai dengan ukuran yang diinginkan) ; pengalaman akan mengajarkan mengenai jumlah sisa yang perlu diperhitungkan, sehingga para pengendali inventori atau insinyur perancang

Page 21: Suatu Tinjauan Tentang an Dan ian

dapat memperhitungkan dalam nota barang sebagai bahan pertimbangan dalam merencanakan kebutuhan bahan. 2.3.2. Inventori bahan yang sedang dalam proses pengolahanBila diperhitungakan, bahan yang terdapat di sepanjang lini produksi jumlahnya ada besar sekali, lebih-lebih di perusahaan yang membutuhkan waktu produksi berminggu-minggu atau berbulan-bulan. (Di Westing House, biaya yang diperlukan untuk bahan yang sedang berada dalam proses pengolahan mencapai 80% dari modal keseluruhan). Dalam pengendalian proses, selain perlu diusahakan lancarnya pergerakan bahan selama proses, perlu pula diperhatikan pemenuhan pesanan sesuai dengan prioritasnya.

Hal ini merupakan masalah perencanaan yang harus ditangani oleh PPPI. Bahkan, bagi pabrik yang waktu produksinya dapat dihitung dalam hari pun – tidak dalam minggu – memerlukan sejumlah besar uang bagi investor jenis ini.

2.3.3. Bahan penolong/pembantuBahan penolong adalah bahan yang diperlukan untuk menjalankan pabrik dalam pembuatan produk, tapi tidak merupakan bagian dari produk tersebut. Biasanya disebut bahan MRO (Maintenance, repair, and operating items – bahan untuk digunakan dalam perawatan, perbaikan, dan operasi). Walaupun biaya yang diperlukan untuk bahan penolong tidak setinggi biaya untuk bahan yang merupakan bagian produk, tidak berarti bahwa pengendaliaannya dapatlah diabaikan. Diperusahaan-perusahaan besar maupun kecil, bahan penolong biasanya ditangani secara ceroboh dan banyak disia-siakan. Selain itu, terlihat adanya kecendrungan untuk menyimpan bahan-bahan tersebut dalam inventori lain (cadangan) yang dapat menyebabkan terjadinya penimbunan barang tidak terpakai, dengan alas an kami akan memerlukannya suatu ketika. Disamping semua itu, karena bahan pembantu biasanya tahan lama (kecuali permesinan yang rumit), sangat sulit untuk mengetahui pengadaan dan pemakaian secara tepat.

Dalam pengendalian bahan penolong, seringkali diperlukan adanya beberapa ruang penyimpan yang saling terpisah; sebuah untuk bagian pemeliharaan bahan penolong dan bahan lainnya, sebuah untuk bagian peralatan dan permesinan, sebuah sebagai bagian penyalur oli dan pelumas, sebuah sebagai penyimpan alat-alat tulis kantor dsb. Bahan-bahan (kecuali untuk beberapa barang) dapat dikeluarkan hanya dengan menunjukkan jumlah yang dibutuhkan. Walaupun, untuk keperluan ini, diperlukan adanya biaya administrasi yang cukup tinggi dibandingkan dengan nilai bahan itu sendiri. Untuk itu, anggaran perlu disusun dengan membatasi bagian-bagian

Page 22: Suatu Tinjauan Tentang an Dan ian

yang menggunakan bahan penolong dalam rangka mencegah timbulnya sejumlah inventori-inventori pribadi selain tempat penyimpanan resmi telah ada.Pemusatan penyimpanan harus diprioritaskan daripada memperbolehkan adanya beberapa tempat penyimpanan yang tersebar diseluruh bagian pabrik. Idealnya, sangat diharapkan adanya jumlah buruh yang tidak melimpah di inventori. Walaupun demikian, waktu yang diperlukan untuk berjalan ke pusat penyimpanan bahan penolong harus dipertimbangkan juga sebagai bahan pembanding.

2.3.4. Inventori produk akhir

Produk akhir dan suku cadang bagi produk-produk yang telah terjual biasanya diletakkan ditempat yang bebeda/dipisahkan dari jenis-jenis inventori lainnya. Beberapa ditempatkan di dekat pabrik, lainnya diberbagai tempat distribusi seperti : gudang dan agen penjualan. Selain itu, ada juga yang disimpan di truk, kapal, mobil pengangkut sementara produk-produk itu didistribusikan.

Dibeberapa perusahaan – yang diproduksinya hanya berdasar pesanan khusus – jumlah produk akhir yang ada dalam inventorinya tidak akan banyak karena dengan segera produk-produk itu akan dikirimkan kepada pemesannya masing-masing. Bagi perusahaan-perusahaan yang produksinya tidak berdasarkan pesanan khusus pun tidak akan memiliki inventori produk akhir dalam jumlah yang besar seandainya permintaan terhadap produk tersebut cukup tinggi dan keanekaragaman produk yang dibuat tidak banyak. Bir dengan merek Coors misalnya, segera akan diangkut dengan truk dan mobil pengangkut lainnya begitu minuman tersebut selesai diproduksi, dan selanjutnya akan dikirimkan kepada pedagang-pedagang besar yang terlihat. Dengan demikian, pedagang-pedagang itulah yang akan menanggung beban inventori produk akhir tersebut.

2.4. Bebagai Kegunaan Fungsional Suatu Inventori

Inventori dapat dimanfaatkan melalui berbagai cara dan biasanya diwujudkan dalam berbagai fungsinya di perusahaan. Pertama-tama, harus diingat bahwa inventori merupakan kelompok-kelompok produk fisik yang berada dalam berbagai tahap pengolahan dari bahan baku kebahan sedang dalam proses pengolahan dan akhirnya sebagai produk akhir. Inventori-inventori ini dapat berupa ruang penyimpan stok/ persediaan, gudang ataupun took-toko penjualan. Mungkin pula, inventori tertentu sedang dalam perjalanan: di sekitar pabrik, di atas truk yang sedang melintasi wilayah tertentu ataupun dalam kapal yang sedang menyeberang lautan.

Page 23: Suatu Tinjauan Tentang an Dan ian

2.4.1. Fungsi Pemisah

Salah satu fungsi penting dari inventori adalah memungkinkan adanya ketidak- beruntungan di antara tiap-tiap suku cadang komponen dalam proses distribusi untuk membuat sesuatu. Seorang pedagang misalnya, membutuhkan inventori untuk menyimpan raket-raket mengungat cukup banyaknya waktu yang diperlukan untuk memesan dan menerima dari pembuatnya. Inventori ini, memisahkannya dari pemasok dan memungkinkannya memenuhi permintaan pemakai tanpa harus bergantung pada pemasok untuk mencukupi kebutuhan raketnya dalam waktu singkat.Fungsi yang sama juga berlaku pada kelompok bahan yang sedang dalam proses pengolahan dan berada di berbagai unit pengolahan. Bila jumlah bahan yang tersedia mencukupi untuk diperoses disuatu mesin maka mesin tersebut merupakan unit yang terpisah dari mesin-mesin sebelumnya. Jadi seandainya mesin-mesin sebelumnya mengalami kerusakan, mesin-mesin setelahnya tetap dapat melanjutkan pengolahan (sampai sisa bahan yang sedang diolah digunakan seluruhnya). Fungsi pemisah ini dapat dijumpai di beberapa tempat dalam perusahaan yang bergerak di bidang distribusi manufaktur, di samping dapat pula di temukan di berbagai perusahaan pelayanan/jasa dan perusahaan-perusahaan yang memerlukan adanya bahan untuk menunjang jasa pengirimnya.

2.4.2. Inventori Perantara

Inventori perantara merupakan jumlah persediaan yang terkecil dibandingkan dengan inventori-inventori yang tela diuraikan di atas yang dibutuhkan selama dan di antara berbagai tahapan dalam system distribusi-manufaktur total (Franklin G. Moore and Thomas E. Hendrick, 1980).Misalnya, ketika suatu produk baru dibuat, dan mulai diangkut di sekitar pabrik dan selanjutnya dikirim ke berbagai pasar, mula-mula akan dibutuhkan waktu yang cukup banyak untuk menunggu antara produksi tranportasi-gudang-pengecer. Semua ini merupakan inventori nyata yang harus dikelolah dengan baik dan memerlukan biaya yang perlu diperhitungkan dengan benar sampai nilai produk tersebut betul-betul dibayar.

2.4.3. Inventori kelanjutan

Page 24: Suatu Tinjauan Tentang an Dan ian

Walaupun pada dasarnya inventori perantara dalam jumlah yang relative kecil dibutuhkan untuk mengusahakan lancarnya system produksi system produksi-distribusi, kenyataannya kelancara proses tersebut belum tentu terjamin seperti lancarnya air yang keluar dari pipa. Tapi seandainya air dari pipa disalurkan kesubuah saluran yang menuju ke kandang kuda berarti telah dilakukan penampungan inventori kelanjutan dalam saluran tersebut. Hal ini dilakukan tidak lain karena tidak diinginkan adanya pemantauan yang teratur terhadap jumlah pemakaian air yang menuntut seseorang berdiri memegang pipa sepanjang waktu menunggui kuda yang sedang minum dan menambah lagi bila sang kuda masih menginginkannya.Prinsip inventori srupa dengan analog ini adalah untuk memudahkan biasanya bahan-bahan dikelompokkan atau dibeli dalam beberapa unit sehingga tidak diperlukan adanya pemesanan secara sendiri-sendiri yang harus dilakukan berulangkali. Tentu saja untuk pemesanan itu dibutuhkan waktu untuk menyiapkan antara lain : surat- menyurat dengan pemasok, perintah kerja bagi bengkel, dan penerimaannya. Dengan demikian, inventori kelanjutan merupakan jumlah persediaan yang dibutuhkan untuk menunjang persediaan perantara selama berlangsungnya penundaan seperti yang telah diuraikan di atas, dan untuk digunakan di antara waktu pemesanan dan penerimaan pesanan bahan, suku cadang dan lain-lain persediaan yang baru. (Franklin G. Moore dan Thomas E. Hendrick, 1980).

2.4.4. Inventori Musiman

Seringkali jumlah produk yang dibuat tidak dapat memenuhi permintaan yang tinggi di musim tertentu. Di lain pihak, bila jumlah yang dibuat lebih tinggi dari permintaan terendah di suatu musim, inventori musimanpun terbentuk di saat permintaan sedang rendah; dengan demikian diharapkan kebutuhan di saat permintaan tinggi pun akan dapat dipenuhi. Dalam hal ini, penumpukan persediaan dimaksudkan untuk memenuhi permintaan yang tinggi di waktu-waktu yang akan datang, dan disebut sebagai inventori musiman. (Franklin G. Moore dan Thomas E. Hendrick, 1980)

2.4.5. Inventori untuk Pemesanan

Mengingat selalu adanya ketidak pastian selama selang waktu antara pemesanan dan penerimaan barang dan bahwa permintaan produk selama waktu pemesanan ulang dapat bervariasi, adanya persediaan cadangan dianggap sebagai tindakan untuk mengatasi adanya ketidakpastian. Sesungguhnya, cadangan pengamanan ini mendukung fungsi pemisah sebagaimana yang telah diuraikan sebelumnya. (franklin G. Moore dan Thomas E. Hendrick, 1980)

Page 25: Suatu Tinjauan Tentang an Dan ian

III. PEMBAHASAN

III.1. Pengelolaan Inventori (persediaan)

Baik dalam pengelolaan fisik (bahan baku, bahan sedang dalam proses pengolahan, bahan penolong dan produk jadi), maupun dalam pengolah inventori fungsional (pemisah, perantara, kelanjutan, musiman dan pengamanan), keikut sertaan tenaga-tenaga ahli PPPI yang bertanggung-jawab untuk mengusahakan adanya keseimbangan di antara berbagai factor sangat diperlukan. Secara umum harus diupayakan agar dalam pengelolaan inventorinya, pemakaian biaya dalam jumlah besar baik sebagai biaya penyimpanan maupun sebagai biaya pemesanan dapat dicegah. Di samping itu mereka pun harus mengusahakan agar persediaan yang ada dapat mencukupi sehingga produksi dan distribusi dapat berjalan dengan lancer dan teratur tanpa terhambat oleh habisnya persediaan. (Ahyari, Agus, 1992)

III.1.1. Pengelolaan Penyimpanan Stok/Persediaan Tertutup

Kebanyakan, material disimpan di ruang-ruang penyimpanan yang tertutup dan terjaga, dan hanya dengan permintaan tertulis yang resmi sajalah material dapat dikeluarkan dari ruang-ruang tersebut. Material yang disimpan di tempat tertutup biasanya akan terjaga dengan baik dibandingkan jika disimpan di ruang terbuka. Dan disamping itu, ruang yang tertutup lebih menjamin dilakukan pembukuan yang akurat mengenai stok yang keluar dan masuk sebagaimana dapat dilihat pada gambar 2.Hal ini perlu diperhatikan bagi mereka yang melaksanakan system pengendalian inventori dengan bantuan computer. Ruang-ruang penyimpanan stok yang saling terpisah seringkali dibutuhkan dalam penyimpanan bahan baku, produk setengah jadi, suku cadang siap pakai (termasuk produk-produk untuk perakitan), produk akhir, dan bahan penolong. Umumnya, diperlukan lebih dari 1 ruang untuk setiap materialnya dan biasanya diatur sedemikian rupa sehingga letaknya dapat dekat dengan unit pemakainya. Pengelolaan ruang stok tambahan yang kecil sebenarnya tidaklah mudah. Walaupun pemenuhan kebutuhan dapat dicukupi dalam sehari oleh pusat penyimpanan; ruang-ruang stok tambahan cendrung akan melakukan penumpukan cadangan sehingga seakan-akan merupakan sumber utamanya. Setiap kepala ruang stok-tambahan tidak akan lupa bahwa “beberapa saat yang lalu, pusat penyimpanan kehabisan stok atau cukup repot bila kita harus sering melakukan pemesanan ulang. ( Ahyari, Agus, 1992)

Page 26: Suatu Tinjauan Tentang an Dan ian

Contoh kasus:Sebagai ilustrasi bahwa Timken Roller Bearing menemukan bahwa di 3 penyimpanan tambahannya masing-masing memerlukan 20 buah sabuk-berbentuk-U (U-Belt) dan masing-masing rata-rata memiliki persediaan sebanyak 50 buah. Selain itu, pusat penyimpanan membutuhkan 40 buah/bulan dan memiliki persediaan 200 buah. Dengan demikian ada stok sebanyak 350 buah yang digunakan untuk mendukung pemakaian sejumlah seratus 100 buah setiap bulannya. Berdasarkan hal itu, Timken mengadakan perubahan prosedur dengan tidak mengizinkan unit-unit penyimpan tambahan untuk melakukan pemesanan ulang sampai semua persediaan mereka terpakai habis dan mem perkenankan pemesanan ulang hanya untuk memenuhi kebutuhan selama 1 bulan saja sehingga dapat dihemat lebih dari separuhnya jumlah inventori yang sebelumnya harus diadakannya. (Ahyar, Agus, 1992)

Ruang-ruang stok yang ada, secara terpisah sringkali mencadangkan beribu-ribu barang. Hal ini akan menimbulkan banyak masalah, misalnya dalam; penerimaan materialnya; pengenalannya, penetapan tempat penyimpanannya, atau penentuan harus dibawa ke mana. Selain itu, ada juga masalah pembukuan dan masalah pengaturan penyimpanan dan pengindeksan barang-barang yang disimpan. Untuk mengatsi dan mempercepat penanganan hal-hal tersebut, salah satu cara yang efektif adalah dengan mendayagunakan system pengendalian dengan bantuan computer. (Ahyar. Agus, 1992).

III.1.2. Pengelolaan Secara Tetap Dan Penyimpanan Secara Acak.

Ada dua cara menempatkan suku cadang di ruang stok (dan gudang). Pertama, dengan meletakkan di tempat tertentu atau tetap untuk setiap jenisnya. Adapun penempatannya dapat dibatasi dengan jalur-jalur atau rak-rak. Untuk itu, setiap produknya harus dapat terlihat dengan jelas dan ruang yang disediakan pun haruslah cukup besar sehingga dapat digunakan untuk menampung material yang berukuran besar.Pendekatan lain yang juga sering digunakan adalah penyimpanan secara acak. Dalam hal ini material dapat diletakkan dimana saja selama tempat masih tersedia, dan selanjutnya dicatat yang biasanya dilakukan dengan memasukkan data mengenai lokasi tersebut ke dalam computer pengendali inventori. Pendekatan ini tidak akan menyita ruangan terlalu banyak dibandingkan dengan metode penyimpanan tetap.(George W.Plossi, 1973)Ada hal lain lagi yang harus dipertimbangkan dalam penetapan lokasi di ruang stok; dimana produk-produk yang sering dimasukkan dan dikeluarkan harus diletakkan di tempat yang mudah dilalui sehingga dapat diklasifikasikan menurut frekuensi permintaan/perputarannya sebagai yang tinggi, menengah, rendah dan dapat ditempatkan dekat (di tengah atau belakang) pusat penyimpanan.

Page 27: Suatu Tinjauan Tentang an Dan ian

Bagi system tetap, pengklasifikasian harus dilakukan pada saat system penempatan di susun; sedangkan bagi system penyimpanan acak pengaturan wilayah kadangkala memang diperlukan pengelolah stok dapat menempatkan materialnya di mana saja dalam wilayah tertentu sesuai dengan frekuensi permintaan yang sebelumnya telah ditetapkan. (George W. Plossi, 1973).

III.1.3. Pengelolaan Penyimpanan Stok Terbuka.

Sejumlah besar tugas administrative dan penanganan material dapat dihemat dengan adanya penyimpanan “dekat pemakai” (menyimpan material dekat dengan operasi yang memerlukan). Hal ini hanya dapat dilaksanakan bila tidak ada kemungkinan dicuri atau keliru dimanfaatkan oleh prooses manufaktur lainnya. Prinsip inipun dapat diterapkan bagi suku-suku cadang yang terdapat disepanjang jalur perakitan. Segera setelah selesai dibuat atau setelah suku cadang yang dibeli tiba di tempat (terutama bila suku-suku cadang itu tiba di tempat dalam jumlah-jumlah kecil dan secara berulang-ulang) mereka dicatat dan langsung diltakkan dekat dengan operasi yang akan memanfaatkannya; dan tidak disimpan dalam ruang stok. Operator yang membutuhkannya dapat langsung menggunakannya sesuai dengan keperluannya. Dalam rekening perusahaan, nilai dari material yang digunakan akan dibebankan pada produk yang dibuat dengan dasar harga standar. Tidak diperlukan adanya laporan ataupun permintaan tentang bahan yang akan digunakan dalam hal ini. (Assauri Sofyan, 1993).Walaupun penyimpanan dengan system terbuka diterapkan, jumlah cadangan material yang ditempatkan di unit operasi, biasanya tidak akan banyak mengingat terbatasnya ruang yang tersedia di antara tiap tahap operasi. Jarang sekali (bagi barang yang besar) penyimpanan system terbuka dapat memisahkan antara satu operasi dan operasi selanutnya selama lebih dari 1 jam. Bahkan penolong yang baru akan kontinyu ditambah- kan dari gudang pendukung yang lebih besar (yang memenuhi kondisi-kondisi yang telah diuraikan sebelumnya). (Assauri, 1993).Bila suku-suku cadang dibuat dalam satuan-satuan tertentu dan tidak secara kontinyu, maka mula-mula produk tersebut akan disimpang dalam gudang suku cadang siap pakai, karena satuan tertentu dapat disamakan dengan mengadakan persediaan suatu produk selama satu bulan atau bahkan lebih. Dalam melaksanakan tugasnya, para perakit dapat mengambil sukusuku cadang dari penyimpanan terbuka yang senantiasa dicukupi oleh gudang suku cadang tertutup.Dengan demikian, bila perakitan dilakukan berdasarkan satuan produk, penyimpanan terbuka pun tidak akan berfungsi. Sebelumproduk dikumpulkan dulu dalam jumlah yang sesuai untuk membuat satuan tertentu tersebut. Baru setelah semua kebutuhan suku cadang disiapkan, perakitan produk pun dapat dilaksanakan. Tapi, walau sebaiknya

Page 28: Suatu Tinjauan Tentang an Dan ian

semua bagian ditaruh dalam penyimpanan tertutup menunggu hingga seluruh komponen suku cadang tiba di tempat dipandang akan lebih baik bila setiap kali dapat menempatkan suku-suku cadang yang diperlukan disekitar tempat perakitan selama 1-2 hari sebelum diproses; dengan demikian dapat mengurangi; pemakaian terlalu banyak ruang, kemingkinan rusak atau pun hilang.

III.1.4. Penghitungan Bergilir dan Pembukaan yang Akurat

Data tentang inventori tidak pernah tepat sekali, karenanya perhitungan secara sungguh-sungguh perlu dilakukan 9pada inventori fisik) terhadap apa saja yang masih ada dari waktu ke waktu. Dulunya, perusahaan diliburkan selama seminggu di akhir tahun untuk dapat menghitung segala sesuatunya. Hal ini masih sering dilakukan, tapi yang umum dilakukan sekarang adalah melaksanakan penghitungan setiap saat. Petugas gudang akan menghitung apa saja dan berapa jumlah yang ada di berbagai tempat penyimpanan di suatu bagian dalam minggu ini dan di bagian lain dalam minggu depannya dst. Pengecekan berkala ini disebut “Penghitungan Bergilir” dan biasanya merupakan salah satu tugas yang harus dujalankan oleh petugas-petugas ruang stok sehingga memungkinkan mereka mengecek keseluruhan inventori 2 atau 3 kali setahunnya, bergantung dari nilai produknya. Produk-produk yang tinggi nilainya dapat diperhitungkan setiap minggu atau bulan; dilain pihak mur dan baut cukup ditimbang sekali pertahunnya dan tidak perlu sampai dihitung.Perhitungan sekali per tahun biasanya sudah dianggap cukup. Pemerintah senantiasa menuntut adanya pembukuan inventori perusahaaan yang akurat mengingat perhitungan pajak pendapatan didasarkan atas keuntungan yang diperoleh. Padahal, keuntungan merupakan selisih antara hasil penjualan dan harga jual. Dan harga jual adalah nilai inventori pada tanggal 1 januari ditambah dengan harga barang-barang yang dibeli dan dibuat dalam tahun tersebut kemudian dikurangi dengan inventori pada tanggal 30 Desember. Proses penghitungannya memang cukup penjang, dan pada pokoknya, jumlah inventori yang dinyatakan oleh perusahaan akan mempengaruhi pula pajak yang harus dibayarkan kepada pemerintah. Sehingga dapatlah dimengerti bila petugas pajak penghasilan akan senantiasa mengingatkan “pastikan dulu bahwa anda telah melakukan penghitungan yang benar”.Selain pajak kepada pemerintah, pajak yang dikenakan atas pemilikan inventori pun harus dibayar. Karenanya, petugas yang berwenang di perusahaan pun perlu memasti kan bahwa penghitungan terhadap inventorinya telah dilakukan secara akurat sehingga nilai yang dicantumkannya betul-betul menggambarkan kondisi inventori yang sebenarnya.Sesungguhnya, tidak selalu perlu menghitung segala sesuatunya di akhir tahun ataupun dalam tahun tersebut. Seorang pemeriksa perusahaan diperkenankan untuk

Page 29: Suatu Tinjauan Tentang an Dan ian

mengesahkan keakuratan penghitungan sebagaimana tercantum dalam pembukuan seandainya contoh/sample penghitungan dalam jumlah kecil mengenai produk tertentu sesuai dengan catatan pembukuan ataupun data yang ada di computer.Samsonite (pembuat tas yang terkenal) melaporkan bahwa system pengendalian inventorinya yang dilengkapi dengan computer menjamin keakuratan inventorinya, dan telah berhasil mengusahakan agar error di inventori fisiknya dapat kurang dari 3%. Tingkat keakuratan ini dapat senantiasa terjamin dangan adanya tim penghitung yang bekerja secara penuh dan bergiliran tim tersebut terdiri lenih dari 12 orang. Adapun tugas utamanya adalah melakukan penghitungan di malam hari, waktu pabrik tidak sedang beroperasi. Samsonite percaya bahwa biaya yang dikeluarkan untuk tim tersebut tidaklah terlalu berarti dibandingkan dengan pentingnya keakuratan pembukuan bagi system perencanaan-kebutuhan material yang diperlengkapi dengan computer.Di perusahaan hewlet-packard, system “Daerah Pengawasan” diterapkan dalam rangka melakukan penghitungan seperti diuraikan di atas dan menjamin itegritas keakuratan pembukuan. Setiap petugas stok ditugasi untuk melakukan pengawasan di daerah tertentu. Hanya mereka itu sajalah yang diperkenankan meletakkan dan mengambil suku-suku cadang yang dibutuhkan. Mereka pun bertanggung jawab atas kebersihan, pelasanaan penghitungan bergilir, keakuratan pembukuan di wilayahnya masing-masing; diharapkan pula mengusahakan dan menjaga tingkat keakuratan yang tinggi selama waktu tertentu (seperti kasir di bank yang bertanggung jawab atas laci uang kontannya masing-masing, dan atas dasar harian harus mencocokkan kuitansi serta pembayaran yang telah dilakukannya dengan jumlah uang yang ada di awal dan akhir tugasnya).Selanjutnya, grafik yang menggambarkan tingkat keakuratan yang diharapkan dalam hubungannya dengan keakuratan yang dica[pai di simpan dan ditampulkan di dinding sehingga diharapkan akan dapat membangkitkan persaingan yang sehat dan rasa memiliki tanggung jawab atas daerah pengawasannya masing-masing. (Franklin G. Moore Thomas E. Hendrick, 1980).

III.1.5. Sistem Pengenalan Produk

Tentu dapat dibayangkan akn timbulnya kekacauan di sebuah supermarket seandainya produk-produk pengalengan tidak diberi label yang jelas. Tak seorang pun akan tahu apa yang diambilnya. Material, suku cadang, bahan penolong da produk akhir memang lebih bervariasi bentuknya dibandingkan dengan kaleng; walaupun demikian tanpa adanya keterangan yang jelas maka akan dialami kesulitan yang sama dalam usaha pengenalannya. Selain itu system PPPI dilengkapi dengan computer akan memerlukan metode tertentu untuk mengartikan pokok-pokok yang tercantum dalam nota barang menjadi material dan suku cadang yang diperlukan. Demikian pula, konsumen

Page 30: Suatu Tinjauan Tentang an Dan ian

menginginkan adanya cara yang tepat (tanpa harus menerangkan secara rinci) untuk menjelaskan apa yang hendak dibelinya.Adanya system pengenalan yang baik adalah mutlak sifatnya. Pertama, dibutuhkan adanya keterangan yang jelas (dengan kata-kata) tentang tiap-tiap produk (mengenai kegunaan tiap produk dan cirri-ciri yang dapat membedakan antara satu produk dan lainnya biasanya sangat panjang dan merepotkan, selanjutnya diperlukan juga adanya system penomoran. Keterangan dengan menggunakan nomor akan mempersingkat penjelasan dan mempunyai sifat yang unik. Pada pemberian kode dengan system nomor (atau system nomor dan huruf), untuk produk produk yang sama akan diberi nomor yang sama pula. Dengan cara ini maka dalam pembukuan akan dapat dilakukan pengenalan produk-produk (yang dihadapi) secara lebih cepat. (Franklin G.Moore Thomas E. Hendrick, 1980) III.1.6. Sistem Penomoran Nyata

Ada dua cara pemberian nomor; nyata dan tidak nyata, ada system penomoran nyata, seseorang yang tahu cara membaca kode dapat dengan segera mengartikan nomor yang dihadapinya. Sedangkan pada system tidak nyata tidak lain merupakan urutan penomoran yang diberikan kepada produk, yang tidak mudah diketahui maknanya kecuali dengan mengingat langsung produk apa dan nomor berapa yang sedang dilihat.Dalam hal bahan baku, pemberian kode dengan system penomoran nyata umumnya menunjukkan jenis bahan. Sekelompok nomor disiapkan untuk lembaran baja, baja batangan, baja untuk peralatan, kawat baja, baj tuangan, baja lunak untu cetakan dsb. Kelompok lain diperuntukkan bagi produk-produk cat dan pernis, yang akan memiliki kelompok nomor yang lain sama sekali.Pada system nyata, pemberian kode biasanya diletakkan disebelah kiri. Bila suatu produk memiliki 6 angka sebagai kodenya, 2 atau 3 angka pertamanya akan menunjukkan klasifikasi umumnya, 1 atau 2 angka selanjutnya merupakan pembagian lebih lanjut dari kelas tersebut (sub klas). Dan 3 angka sisanya biasanya bukan merupakan kode lagi. Untuk mengetahui secara tepat mengenai spesifikasi produk, diperlukan adanya indeks, yang biasanya akan memberikan keterangan lengkap dalam kata-kata . Sebagian besar system computer memiliki kamus/catalog tentang penjelasan yang lengkap dari setiap produk, yang dapat segeera diketahui dengan memasukkan nomor tertentu yang diinginkan. Seandainya nomor tersebut tidak dikenal, pemakai dapat memasukkan kata-kata tertentu (kunci) yang menggambarkan tentang produk yang ingin diketahui itu hingga computer dapat menunjukkan produk baku (jenis bahan)-nya tidak dapat digunakan untuk pemberian kode bagi suku cadang siap pakai dan komponen, mengingat produk-produk akhir seperti ini umumnya tersusun dari berbagai bahan. Sebagai contoh,

Page 31: Suatu Tinjauan Tentang an Dan ian

pompa, motor listrik, compressor dsb, tidak akan dapat diklasifikasikan menurut produk asalnya. Di samping itu, usaha pengelompokan suku cadang siap pakai menurut asalnya tidak akan memudahkan seseorang untuk mengingat-ingat sekaligus jenis dan nomor produk tersebut.Pemakaian berbagai macam material mungkin akan menyebabkan adanya penomoran yang berbeda-beda: roda-roda gigi dari baja, kuningan, plastic dan kayu. Tapi karena semuanya merupakan roda gigi dan mempunyai fungsi yang sama, sepertinya akan lebih baik bila produk-produk itu dapat diberi nomor yang mirip. Beberapa perusahaan memang melakukan cara ini. walaupun demikian, cara inipun belum merupakan cara pengaturan yang sempurna, karena dengan demikian berate suku-suku cadang dari sebuah produk akhir dapat saja memiliki nomor yang berbeda-beda.Dalam penomoran produk akhir, sepertinya pengelompokan menurut penggunaannya adalah cara yang terbaik. Dengan demikian, pemberian kelompok nomor yang berbeda dapat dilakukan baik bagi suku-suku cadang dari tiap produk akhir maupun bagi tiap jenis produk akhir. Cara inilah yang banyak ditempuh untuk mengelompokkan produk-produk akhir dengan system penomoran nyata, walaupun masih ada banyak perkecualian juga yang harus diperhatikan.Dengan pendekatan penggunaan maka penomoran motor listrik, roller bearing, tempat oli akan didasarkan menurut nomor produk yang akan menggunakannya. Tapi hal ini akan menimbulkan adanya nomor-nomor yang berbeda untuk motor listrik, pompa, bearing, dan tempat oli yang sama.Suku-suku cadang serbaguna juga dapat menyulitkan segala cara penomoran yang memiliki aturan. Sebuah suku cadang tertentu misalnya, dapat digunakan di berbagai produk dapat bermacam-macam. Di beberapa perusahaan, suku cadang serbaguna dikelompokkan dalam seri nomor tersendiri, tapi akibatnya, tentu saja nomor-nomor itu tidak dapat menerangkan tentang produk tersebut selain bahwa produk tersebut memiliki beberapa kegunaan. (Franklin G. Moore Thomas E. Hendrick, 1980)

III.1.7. Sistem penomoran tidak nyata.

Disebagian besar perusahaan yang telah melakukan komputerisasi system PPPI_nya pemberian kode dengan system nyata telah mulai ditinggalkan dan diganti dengan system penomoran berurut yang lebih sederhana, yang tidak perlu dibagi-bagi lebih lanjut ke dalam bagian-bagian. Alas an utama tentang hal ini adalah terbatasnya jumlah penomoran nyata yang lebih panjang atas suatu produk untuk lebih mengetahui perbedaanya; sehingg kemungkinan timbulnya kesalahan akan lebih besar baik ketika menuliskannya maupun dalam memasukkannya ke dalam kompoter. System penomoran tidak nyata dapat lebig pendek (diantara 20 perusahaan, sebagian besar hanya 7 digit)

Page 32: Suatu Tinjauan Tentang an Dan ian

sehingga hanya memerlukan tempat yang lebih sedikit dalam computer, di samping juga memperkecil kemungkinan adanya error dengan tidak adanya huruf-huruf yang harus dipikirkan (angka-angka saja yang akan digunakan dalam system ini)Nomor sekuritas social misalnya, merupakan pengkodean dengan system tidak nyata, tanda-tanda pemisah yang digunakan hanyalah untuk memudahkan pembacaan dimana untuk seluruh wilayah hanya diperlukan penggunaan 9 digit.Satu sebab dimanfaatkannya system tidak nyata adalah bahwa computer memiliki kemampuan untuk secara langsung mengaitkan setiap nomor dengan keterangan ringkas tentang produk tertentu (yang ada di arsip produk dalam computer dan yang dapat ditemukan baik dalam system nyata maupun langsung sesuai dengan keperluannya. Dan arsip komputerpun dapat diatur sehingga dapat menunjukkannomor-nomor tidak nyata yang menerangkan tentang kelompok produk, ukuran dsb.System penomoran tidak nyata terbukti lebih efisien untuk mengolah data yang dikomputerisasikan. Akan lebih mudah mengolah 30000 angka (masing-masing terdiri dari 7 digit) dalam nota barang yang digunakan untuk merencanakan kebutuhan bahan daripada 30000 angka yang masing-masing terdiri dari 9 digit, beberapa huruf, dan 1 atau 2 buah garis pemisah.(Franklin G.Moore Thomas E. Hendrick, 1980)

III.1.8. Sistem Pengenalan Material

Selain pengenalan dengan system computer, perlu pula dilakukan pengenalan secara pisik terhadap masing-masing produk. Bagi produk-produk yang ada dalam stok, ada 2 cara sederhana yang dapat dilakukan sehubungan dengan masalah ini. untuk produk-produk yang dikemas, keterangan tentang produk dapat dicantumkan di atas kemasannya. Dan bagi semua produk, baik yang dikemas maupun yang tidak dikemas, tanda yang diberikan di kotak penyimpan berfungsi untuk menjelaskan mengenai isinya. Bagi material dalam proses, material atau wadahnya dapat diberi tanda. Hal ini perlu dilakukan mengingat bahan akan senantiasa berubah sedikit demi sedikit sesuai dengan tahap operasinya dan seringkali menyulitkan pengenalannya (bila hanya dengan mengamati saja). Pemberian tanda dapat dilaksanakan secara manual ataupun dengan bantuan computer, yang secara otomatis akan membentuk symbol-simbol tertentu pada etika khusus yang dapat dimengerti oleh peralatan computer. Hal ini dilakukan untuk mengikuti perkembangan produk selama dalam proses dan pada waktu dimasukkan/dikeluarkan ke/dari inventori. Tanda-tanda (etiket) seperti itu tidak dapat disertakan pada waktu produk mendapatkan perlakuan panas ataupun waktu “oli dikeluarkan dari tangki”. Sebelumnya, etiket tersebut perlu dilepaskan dari wadahnya, dan baru dipasang kembali setelah perlakuan panas selesai diberikan. Masalah yang dapat timbul dalam hal ini adalah bila 5 kotak, yang berisi produk sejenis diberi perlakuan proses tertentu, akan tetapi selanjutnya

Page 33: Suatu Tinjauan Tentang an Dan ian

operator yang bersangkutan memasukkannya dalam 6 kotak, padahal hanya tersedia 5 etiket untuk itu. Error memang sangat mudah terjadi.Di samping itu beberapa produk seperti lembaran baja, produk Corcoran dan sejenisnya, tidak cocok untuk diberi tanda ataupun untuk disimpan dalam kotak-penyimpanan. Dalam hal ini akan lebih baik bila dapat dilakukan pengecapan, percetakan, pengecatan ataupun pemberian tanda dengan cara lain yang tidak mudah dihilangkan untuk member pengenal tertentu pada tiap produk. Produk coran selalu dilengkapi dengan nomor yang dicetakkan sekaligus. Batangan ataupun lembaran metal yang disimpan, biasanya ditandai dengan cat berwarna tertentu pada salah satu ujung/sisinya.(Franklin, G. Moore Thomas E. Hendrick, 1980).

III.2. Nota Permintaan Barang.

Nota permintaan material merupakan permintaan resmi yang diajukan kepada ruang stok untuk mengeluarkan barang yang diinginkan. Nota tersebut berisi keterangan tentang; jenis dan jumlah material yang diperlukan, apa yang akan dibuat dari bahan-bahan (siapa yang akan membayarnya); yang dilengkapi dengan tanda tangan petugas yang berwenang melakukan permintaan. Pada system manual, waktu petugas stok menyerahkan barang yang diperlukan, dia akan mencatatkan nomor pengenal produknya pada nota tersebut dan meneruskan nota itu kepada bagian keuangan. Di bagian ini, harga per unitnya akan dikalikan dengan jumlah yang dikeluarkan sehingga akan di dapatkan nilai materi yang dikeluarkan. Selanjutnya petugas pembukuan akan mengurangkan jumlah tersebut dari rekening material dan menambahkan jumlah itu pada rekening lain yang akan memeroses material tersebut. Nota permintaan material dalam rangka pembuatan produk tertentu dapat diajukan oleh pengawas unit/departemen yang menangani operasi tahap pertama. Atau dapat dikerjakan sebelumnya oleh bagian perencanaan-kebutuhan material dari system PPPI. Selanjutnya, nota tersebut dapat diteruskan kepada pengawas unit tahap pertama untuk dioperasikan lebih lanjutt disaat material tersebut diperlukan, atau disimpan di kantor pengendalian produksi, sampai sesaat sebelum operasi tahap pertama dimulai dimana nota akan dikirim ke ruang stok yang akan menyerahkan material kepada oprasi tahap pertama tepat pada waktunya.Nota-nota permintaan suku-suku cadang untuk perakitan produk tidak lain merupakan salinan pesanan untuk mengerjakan perakitan yang dikirimkan kepada pabrik. Dokumen ini merupakan daftar suku-suku cadang yang dibutuhkan untuk setiap bagiannya berikut dengan jumlahnya masing-masing. Sebuah salinan dikirimkan ke ruang stok barang-barang yang akan dirakit dan berfungsi sebagai nota yang sah bagi petugas ruang stok untuk mengeluarkan barang-barang terdaftar.

Page 34: Suatu Tinjauan Tentang an Dan ian

Pembuatan nota-nota permintaan material merupakan kerja administrative yang kadang- kadang dapat disederhanakan. Pemakaian bahan-bahan tertentu secara tetap dari hari kehari memang dapat memudhkan penanganannya karena berarti dalam pembuatan suatu produk, jumlah dan jenis bahan yang diperlukan telah tertentu. Bila direncanakan pembuatan 1000 buah strika listrik, petugas akan langsung tahu bahwa 1000 buah gagang, 1000 unit pemanas dst akan dibutuhkan. Perakitan tidak perlu lagi membuat nota permintaan atau harus mengambil sendiri elemen-elemen pemanas dari ruanh stok tertutup, melainkan cukup dengan mengambilnya dari gudang-gudang yang ada ditempat kerjanya. Ini dimungkinkan karena suku-suku cadang tersebut telah ditaruh langsung di gudang oleh petugas penanganan material tanpa harus melalui prosedur pembukuan yang rumit.Kecuali untuk menghindarkan kemungkinan dicuri atau kekeliruan pembelian dalam unit besar (gros-grosan) yang dapat mempengaruhi perhitungan inventori, pengeluaran material tanpa nota barang adalah cara yang terbaik. Walaupun demikian, hal ini hanya berlaku bagi produk-produk tetap yang nilainya rendah hingga menengah saja.(Franklin, 1980)

III.3. Penetapan Harga Material Yang Dikeluarkan

Ketika material diolah menjadi produk-produk tertentu, nilai uangnya diambil dari rekening bahan baku dan dimasukkan ke dalam rekening bahan dalam proses pengolahan. Selanjutnya, nilainya akan diteruskan dari rekening bahan dalam proses pengolahan ke rekening produk akhir.Hal ini terlihat sederhana, padahal sesungguhnya cukup rumit dan menyebabkan akintan yang terlihat terus-menerus disibukkan olehnya. Misalnya saja, pada sebuah gudang terdapat 125 buah produk sejenis. Dan diasumsikan bahwa semua itu diperoleh (apakah melalui pembelian atau dibuat sendiri adalah tidak penting) dengan perincian sebagai berikut : 25 unit a’ 5$, 50 unit a’ 6$, dan 50 unit a’ 7$. (perbedaan-perbedaan harga dalam contoh ini memang sangat menyolok, hal ini dilakukan untuk menjelaskan permasalahan nya). Dari perhitungan sederhana segera diketahui bahwa modal yang diperlukan untuk pembelian itu adalah 775$ (walaupun bila pembelian dilakukan dengan tingkat harga saat ini, mungkin akan menyebabkan ongkos keseluruhannya menjadi 875$). Sekarang, misalnya 100 produk akan digunakan. Berapakah harga yang harus dicantumkan pada nota permintaan yaitu apakah 5$, 6$, atau 7$ atau kombinasi di antaranya?Ada 4 pilihan atau cara untuk menjawab penyataan ini yaitu : FIFO, LIFO, Biaya rata-rata ditimbang (Weighted Average Cost) dan biaya standar (standar cost).

Page 35: Suatu Tinjauan Tentang an Dan ian

III.3.1. FIFO (First in, First Out)

Yang masuk pertama kali, akan digunakan pertama kali. Dengan menggunakan metode ini, biaya yang akan dikeluarkan untuk 25 barang yang pertama adalah yang berharga 5$ per unit, kemudian untuk 50 barang selanjutnya adalah yang 6$ per unit dan untuk 25 barang yang terakhir adalah yang 7$ per unit, sehingga jumlah total 100 barang yang dikeluarkan akan dilaporkan berharga 600$. Adapun 25 barang yang masih tertinggal dalam bentuk simpanan akan bernilai 175$. Dalam contoh ini, FIFO mengecilkan arti biaya bahan-bahan, dan ini akan menurunkan harga jual barang, menaikkan keuntungan nyata dan pajak.

III.3.2. LIFO (Last in, First Out)

Lifo berarti last in, first out, yang masuk terakhir, akan digunakan pertama kali. Dengan menerapkan metode ini, 50 barang yang pertama akan digunakan adalah yang berharga 7$ per unit, selanjutnya adalah 50 barang yang berharga 6$ per unit; dengan demikian untuk 100 barang yang dikeluarkan, total harga dibayar adalah 650$. Sedangkan 25 barang sisanya akan bernilai 125$. Dalam hal keuntungan dan pajak, Lifo mempunyai pengaruh yang berlawanan dengan Fifo. Karenanya, disaat terjadi kenaikan harga bahan- bahan baku, keuntungan dan pajak dapat ditekan rendah.

III.3.3. Biaya Rata-Rata Ditimbang

Harga total ke 125 barang itu adalah 775$ sehingga rata-rata harga perunit adalah 6,20$. Dengan demikian untuk 100 barang yang dikeluarkan, harga totalnya adalah 620$ dan bagi 25 sisanya bernilai 155$.

III.3.4. Biaya Standar

Dalam metode ini, harga produk telah ditetapkan. Hal ini umum dilakukan bagi produk produk yang dibuat sendiri oleh perusahaan mengingat jarang sekali produk sejenis yang diperoleh dari 2 satuan (periode) dapat mempunyai harga yang tepat sama. Melanjutkan contoh di atas dalam metode ini dapat diasumsikan bahwa harga standarnya adalah 5,75$ sehingga semua produk yang dikirim ke inventori akan dihargai 5,75$ per buah, sedangkan perbedaan harga yang ada akan diperhitungkan dalam rekening selisih. Dengan demikian, untuk 100 produk yang dikeluarkan masing-masing akan dikenai harga 5,75$ sehingga biaya total yang harus ditanggung adalah 575$. Sisanya pun akan dibebani harga 5,75$ untuk tiap buahnya sehingga biaya yang dikenakan pada sisa adalah 143,75$.

Page 36: Suatu Tinjauan Tentang an Dan ian

Pembahasan berbagai metode penetapan harga sepertinya hanya bermain dengan angka saja, karena bagaimanapun perhitungannya, biaya sebenarnya yang harus ditanggung dan harga jualnya adalah sama saja.Sesungguhnya, pengkajian tentang metode yang akan digunakan adalah penting, karena masalahnya akan terus berlangsung 9harga dan biaya manufaktur senantiasa akan berubah) dan dapat mempengaruhi penggunaan setiap bahan yang diperlukan dalam pembuatan produk.Setiap metode yang digunakan akan menghasilkan biaya produk yang berbeda-beda. Hal ini berarti nilai keuntungan yang dipeoleh pun akan berbeda-beda, demikian juga dengan pajak pendapatan yang harus ditanggung oleh perusahaan. Di samping itu, bila harga pokok akhir didasarkan atas biaya manufaktur, adanya pembebanan biaya terhadap material yang digunakan dapat mempengaruhi harga jual dan mungkin pula volume penjualannya.Fifo menjamin nilai biaya yang lebih rendah di saat terjadi kenaikan harga bahan baku. Dalam masalah yang telah dibahas, dengan menetapkan Fifo terlihat bahwa bertambahnya keuntungan nyata dapat menyebabkan meningkatnya pajak pendapatan. Lifo adalah sebaliknya.Dengan semakin meningkatnya harga material, perhitungan yang dilakukan akan melibatkan pemakaian produk-produk yang dibeli terakhir (yang mempunyai harga paling tinggi). Lifo akan meningkatkan biaya nyata, juga menekan keuntungan dan pajak; kenyataannya nilai sisa yang ada di inventori dapat ditekan rendah sehingga pajak yang harus ditanggungnya pun dengan sendirinya akan rendah juga. (Diakhir tahun 1970-an, ketika harga bahan baku dan komponen meningkat, banyak perusahaan yang mengubah cara penghitungan menjadi Lifo). (Franklin, 1980)

Page 37: Suatu Tinjauan Tentang an Dan ian

IV. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

IV.1. Kesimpulan

Dari hasil pembahasan mengenai pentingnya pengelolaan inventori yang terdiri dari beberapa cara, maka dapat disimpulkan bahwa:

IV.1.1. Ssitem Pengelolaan Dalam Penyimpanan Inventori.

1. Pengelolaan melalui penyimpanan tertutup; mempunyai keunggulan lebih baik dibandingkan bila di simpan dalam ruangan terbuka karena lebih mudah untuk dilakukan pengontrolan dan relative lebih aman dalam segi kualitas, juga lebih menjamin akurasi system pembukuan.

2. Penyimpanan secara tetap dan penyimpanan secara acak relative dalam penggunaan ruangan lebih sedikit dibandingkan dengan system yang lainnya. Selain itu juga mudah dijangkau dan hemat dalam waktu.

3. Penyimpanan stok terbuka mempunyai kelebihan dari aspek penggunaan ruangan yang lebih efisien Karena itu sangat cocok dengan kondisi pada perusahaan yang memiliki lahan relative tidak luas. Hal ini disebabkan karena system ini dapat memisahkan antara satu operasi dengan operasi selanjutnya selama kurang lebih dari 1 jam, jadi barang tidak terlalu lama disimpan dalam suatu ruangan.

4. Penghitungan bergilir dan pembukuan yang akurat merupakan penghitungan yang dilakukan setiap saat pada suatu periode waktu yang telah ditentukan. Keunggulanya adalah dapat menjamin akurasi pembukuan karena petugas senantiasa melakukan penghitungan pada masing wilayah kerja mereka.

5. Sistem pengenalan produk merupakan system yang sifatnya mutlak dan lebih mempermudah dalam pengenalan barang dikarenakan adanya keterangan yang jelas dalam label dan pada nota keluar masuk barang sehingga dapat dibedakan antara produk yang satu dengan yang lainnya. Dengan demikian pengenalan produk dapat dilakukan dengan cepat.

6. Sistem penomoran nyata, sangat baik digunakan untuk pengelolaan produk akhir karena langsung dapat menerangkan tentang produk tersebut dan dapat juga langsung menerangkan kegunaan dari produk tersebut.

7. Sistem tidak nyata lebih sederhana dan tidak perlu di bagi-bagi lebih lanjut ke dalam bagian-bagian. System ini juga lebih teliti

Page 38: Suatu Tinjauan Tentang an Dan ian

8. Sistem pengenalan material, dimana pemberian tanda dapat dilakukan secara manual atau computer yang secara otomatis akan membentuk symbol-simbol tertentu pada keadaan khusus yang dapat dimengerti oleh computer.

IV.2. Sistem Pengelolaan Nota Permintaan Material.

Nota permintaan barang material merupakan permintaan resmi yang diajukan kepada ruang stok untuk mengeluarkan barang yang diinginkan. Pembuatan nota-nota permintaan material merupakan kerja administrative dapat menyederhadakan dan memudahkan penanganan pembuatan suatu produk, jumlah, dan jenis bahan yang diperlukan. Juga dapat menghindari terjadinya kehilangan barang atau kekeliruan pembelian dalam unit besar.

IV.3. Sistem Pengelolaan Penetapan Harga Material Yang Dikeluarkan.

Ada empat pilihan dalam menetapkan harga yaitu : FIFO, LIFO, Biaya Rata-Rata Ditimbang, dan Biaya Standar. FIFO artinya yang masuk pertama kali akan digunakan pertama kali. LIFO artinya yang masuk terakhir akan digunakan pertama kali, LIFO sangat berlawanan dengan FIFO karenanya disaat terjadi kenaikan harga bahan-bahan baku, keuntungan dan pajak dapat ditekan.Setiap metode yang digunakan akan menghasilkan biaya produk yang berbeda-beda. Hal ini berarti nilai keuntungan yang dipeolehpun akan berbeda-beda pula.Fifo menjamin nilai biaya yang lebih rendah disaat terjadi kenaikan harga bahan baku. Sedangkan Lifo akan meningkatkan biaya nyata, juga menekan keuntungan dan pajak.

IV.4. Rekomendasi

Setelah berbagai metode pengelolaan telah dibahas maka dapat direkomendasikan beberapa karakteristik pengelolaan Ruang Stok yang baik yang di dtuangkan dalam bentu pernyataan oleh George W, Plossi dalam bukunya Material Requeirements planning and Inventory Record Accurycy, 1972 sebagai berikut :

1. Inventori diletakkan dalam ruang stok yang lengkap dengan peti-peti kemas, yang sebelumnya telah ditandai (atau dengan system penempatan acak yang baik) dan diberi keterangan yang jelas mengenai bagian-bagian yang telah penuh/digunakan.

2. Ruang stok dilengkapi dengan pagar.3. Pagar tersebut dilengkapi dengan pintu.

Page 39: Suatu Tinjauan Tentang an Dan ian

4. Pintu tersebut dilengkapi dengan kunci dan beberapa anak kunci, dan hanya bebrapa bejabat yang berwenang sajalah yang masing-masing diberi hak memegang sebuah anak kunci tersebut.

5. Hanya orang-orang yang diberi wewenang sajalah yang diperbolehkan untuk keluar masuk ruang stok.

6. Pelayanan akan diberikan secara tepat, dan jam kerja ruang stok telah diketahui lebih dahulu.

7. Tiap kuitansi dilengkapi dengan dokumun yang langkap.8. Setiap perintah/pengumuman dilengkapi dengan dokumen pendukungnya.9. Pegawai-pegawai ruang stok merupakan tenaga terlatih, diskripsi tugas mereka jelas

dan bagi pegawai baru perlu diadakan latihan kerja terlebih dahulu.10. Tujuan untuk mencapai yang tidak ada kesalahan (dalam hal ini adalah keakuratan

pembukuan) perlu dihayati secara sunguh-sungguh.11. Setiap hari disediakan waktu yang cukup untuk meninjau kembali kontrak-kontrak

inventori yang telah dilakukan12. Pemeriksaan akan dilakukan secara teratur dan adanya perbedaan tidak akan

ditolerir.13. Yang terpenting para pemakai yakin bahwa integritas ruang stok dapat dipercaya.

Page 40: Suatu Tinjauan Tentang an Dan ian

DAFTAR PUSTAKA

Ahyar Agus, (1992), Manajemen Produksi, Perencanaan Sistem Produksi.Jokjakarta.BPFE.

Assauri Sofyan. (1993), Manajemen Produksi dan Operasi, Jakarta, LembagaPenerbeit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Biegel. John E., (1992), Pengendalian Produksi Suatu Pendekatan Kuantitatif.Jakarta, Akademika Pressindo.

Broom, H.N., (1967), Production Manajemen, Revision Edition, Richard D, Irwin, Inc., Homewood, Illionis.

Buffa, Elwood S., (1966) ModernProduction manajemen, Scond Edition, john WileyAnd Sons Inc., New York.

David Inwood & Jean Hammond, (1995), Pengembangan Produk, JakartaPT. Gramedia.

Franklin G. Moore dan Thomas E. Hendrick, Manajemen Produksi Dan Operasi.Bandung, Remaja Karya Offset.

Lembaga Manajemen fakultas Ekonomi Universitas Indonesi, Inventory Models.

Magee, john F., (1988) ,Production Planning and Inventory Control, McGraw Hill BookCompany Inc., New York, Toronto, London.

Nurhayati M.T., (1986), Penelitian Operasional Teori dan Latihan, Bandung Darma Patria.

Poosse G.W., (!997), Production and Inventory Control, Principles and Technique,Prentice Hall Inc.

Pangestu Subagya, Marwan Asri, dan Hani Handoko, (1990), Dasar-Dasar Operation Research. Jokjakarta, BPFE.

Paul Peter dan Jerry C Olson, (1999), Consumer Behavior and Marketing Strategy, Mc Graw Hill Book Company.

Page 41: Suatu Tinjauan Tentang an Dan ian

DAFTAR PUSTAKA

George W. Plossi, Materials Requirements Planning and Inventory Record Accuracy, International Bisiness Machine, 1973)