Suara Ungu September 2011
-
Upload
virga-renitasari -
Category
Documents
-
view
243 -
download
12
description
Transcript of Suara Ungu September 2011
Buletin Fakultas Bahasa dan seni universitas negeri YogYakarta
Kendang Gamelan FBSIbarat bermain gamelan, Zamzani adalah pengendang. Pemimpin yang duduk sejajar dengan pemain lain. Hal 11
OSPEK FakultasDiwarnai keceriaan sivitas akademika. Maba turut unjuk gigi soal kreativitas. Hal 4
september 2011 volume 1 nomor 4
BahaSa SaStra SEni
suara ungu
Oleh Azwar Anas
Zulfi Hendri, M.Sn. salah satu panitia pemilihan dekan FBS UNY telah memantapkan kesiapannya
merumuskan konsep pemilihan dekan pada periode ini. Zulfi yang juga merupakan anggota senat FBS, mengatakan persiapan yang ia lakukan jauh hari sebelum hajatan krusial ini dimulai sudah sangat matang. “Idealnya, memang tiga bulan sebelum masa jabatan dekan lama berakhir. Kita sudah mulai mempersiapkan segalanya,” tegas Zulfi. Kesiapan tersebut meliputi sosialisasi, penjaringan bakal calon, penyaringan calon, sidang terbuka sampai penentuan calon terpilih yang dilakukan dalam sidang tertutup pada 20 September 2011.
Gegap Gempita Pildek FBSInilah musim di mana sivitas akdemika Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) menentukan orang nomor satu di fakultas.
belum sidang terbuka pemilihan dekan digelar.
Ada yang berbeda dari pemilihan dekan untuk periode ini. Proses penjaringan bakal calon menjadi calon, biasanya mutlak dilakukan oleh senat fakultas. Tapi, untuk periode ini pihak rektorat yang digawangi oleh rektor mempunyai andil yang besar dalam menentukan calon. “Dan alhamdulillah semuanya berjalan lancar,” ujar Zulfi.
Hal ini diamini oleh Ikhwanul Khabibi, Ketua BEM FBS, “Untuk sosialisasi saya rasa cukup, panitia melayangkan surat kepada Ormawa FBS untuk mengikuti jalannya sidang.” Selain itu yang menarik terdapat acara bertajuk, ngangkring jelang pemilihan dekan. “Dari sini kita bisa mengenal lebih dekat calon yang akan menjadi pemimpin fakultas,” tambah Khabibi. Seperti halnya Siroj, mahasiswa yang menjabat sebagai Kepala Suku Keluarga Mahasiswa Sastra Indonesia (KMSI) 2011 ini mengaku mendapatkan surat edaran satu minggu se
Aktivitas membaca koran di ruang tunggu perpustakaan (kiri).
Aktivitas membaca koran.
Zulfi Hendri, panitia pemilihan Dekan Fbs UNY.
2 suara ungu septemBer 2011
pelindung: prof. dr. Zamzani, m.pd. (dekan FBs unY) penasihat: drs. suhaini m saleh, m.a. (Wakil dekan i), dra. sri harti Widyastuti, m.hum. (Wakil dekan ii), drs. herwin Yogo Wicaksono, m.pd. (Wakil dekan iii) pengarah: drs. Yudi sutama, m.pd. (kabag tu) pemimpin Umum: drs. Wien pudji priyanto, m.pd. (ketua humas) pemimpin redaksi: sismono la ode sekretaris redaksi: virga renitasari, s.pd. redaktur pelaksana: azwar anas staf redaksi: Febi puspitasari, scholastica Wahyu pribadi, diyan Fatimatuz Zahro, nunggal seralati perwajahan: ms lubis Fotografer: hariyono dan pairin Distribusi dan sirkulasi: sugeng tri Wuryanto, s.pd., sariyem, djumari, tukija, a.md.
Alamat redaksi: kantor humas, gedung pusat layanan akademik lantai ii Fakultas Bahasa dan seni, kampus unY karangmalang telepon: 0274550583 Faks: 0274548207 e-mail: [email protected] penerbit: humas FBs unY.
BERITA UTAMA
Sebelum memasuki proses penyaringan oleh panitia, ada enam bakal calon. Mereka adalah Prof. Dr. Zamzani, M.Pd.; Prof. Dr. Suhardi, M.Pd.; Prof. Dr. Endang Nurhayati, M.Hum.; Prof. Dr. Tri Hartiti Retnowati, M.Pd.; Prof. Dr. Pratomo Widodo, M.Pd.; dan Dr. Widyastuti Purbani, M.A. Setelah disaring, tiga calon maju pada seleksi berikutnya, yakni Endang Nurhayati (Pendidikan Bahasa Daerah), Tri Hartiti Retnowati (Pendidikan Seni Rupa), dan Zamzani (Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia). “Ketiganya diseleksi langsung oleh rektor,” jelas Zulfi.
Sidang Penentuan Dekan Terdapat dua sidang yang ba
kal menentukan siapa calon terpilih menjadi dekan. Pertama adalah sidang terbuka dan penyampaian visi misi dari calon dekan. Sidang ini digelar di ru
ang sidang PLA lantai tiga pada pukul 08.00 – 10.00 dan dihadiri oleh Prof Dr. Rachmat Wahab selaku rektor UNY, senat fakultas, dosen, karyawan, Ketua BEM FBS dan ketua Hima jurusan selaku perwakilan dari mahasiswa FBS. Setelah itu dilanjutkan sesi tanya jawab oleh audiens yang berlangsung dengan khdimat.
Kedua adalah sidang tertutup. Sidang ini merupakan titik puncak penentuan dekan terpilih yang dilakukan oleh senat fakultas dan rektor di ruang yang sama. Senat fakultas yang berjumlah 37 orang mempunyaI bobot suara 65 persen sedangkan rektor mempunyai suara 35 persen. Setelah berjalan selama hampir dua jam terdapat perolehan masingmasing suara. Prof. Dr. Endang Nurhayati, M.Hum. memperoleh 3 suara, Prof. Dr. Tri Hartiti Retnowati, M.Pd. memperoleh 12 suara, dan Prof. Dr. Zamzani, M.Pd. memperoleh suara tertinggi yakni 37 suara. Dengan demkian Prof. Dr Zamzani kem
bali terpilih sebagi Dekan FBS pada periode 20112014.
Kembalinya Sang Dekan LamaDitemui diruangnya, Prof. Dr.
Zamzani yang waktu itu telah terpilih menjadi dekan kembali untuk periode 2011 s.d. 2015 menyikapi kemenangannya dengan sederhana. Ia yang memperoleh suara tertinggi dari kedua calon lainnya mengaku bahwa terpilihnya kembali sebagai dekan adalah amanah dari yang Kuasa. “Hasil dari kemenangan ini adalah amanah, maka jika diniati akan menjadi ibadah yang kelak dipertanggungjawabkan,” ujarnya.
Bapak tiga anak yang kembali menjadi orang nomor satu di FBS ini juga menjelaskan perjalanan ke depan masih panjang. Ia yang dalam memimpin menganut sistem kepemimpinan terbuka dan akuntable mengajak seluruh sivitas akedemika untuk bersama memajukan FBS. Hal inilah yang membikin ia memperoleh banyak dukungan baik dari kawankawan maupun keluarganya. “Padahal sebelumnya, tidak pernah terlintas untuk menjadi pemimpin,” guraunya.
Selain itu, ia juga menambahkan dalam kembalinya memimpin FBS ke depan tidak akan mementingkan visi misi pribadi. Akan tetapi, ia akan mengutamakan visi misi lembaganya. “Sebagai akademisi kita harus profesional, urusan kantor ya kantor. Urusan rumah ya rumah. Maka jika ada mahasiswa yang datang ke rumahnya akan saya layani layaknya tamu,” tambahnya.
Aktivitas membaca koran di ruang tunggu perpustakaan (kiri).
3suara ungu septemBer 2011
Profil Calon Dekan FBS 2011
prof. Dr. endang Nurhayati, m.Hum. Pendidikan Bahasa Daerah
Visi dan misi“Sesuai visi dan misi UNY, saya merencanakan empat tahun kedepan FBS UNY mampu menyelanggarakan pendidikan dan pengajaran program kependidikan dan nonkependidikan berciri khas kearifan lokal di bidang bahasa dan seni, serta menjadi tujuan belajar para calon mahasiswa dalam dan luar negeri. Di bidang peneletian dan pengabdian pada masyarakat, FBS UNY mampu meningkatkan jumlah dan kualitas peneletian yang bertaraf lokal, nasional dan internasional. Mampu mensosialisasikan hasil peneletian lewat jurnal ilmiah dan pengabdian pada masyarakat. Di bidang tata kelolal lembaga, FBS UNY mampu menyelenggarakan tata kelola fakultas yang baik, bersih, dan akuntabel.”
prof. Dr. tri Hartiti retnowati, m. pd. Pendidikan Seni Rupa
Visi dan misi“Sesuai visi UNY, saya merencanakan arah pengembangan FBS empat tahun ke depan yang mencakup akuntabilitas, efektifitas dan efesiensi sisitem pengelolaan lembaga, terbangunnya budaya kerja yang humanis, sinergis, amanah, dan menyenangkan antara dosen, karyawan, dan mahasiswa. Terbangunnya lingkungan belajar mengajar, dan lingkungan kerja yang kondusif, tercapainya tujuan Tridaharma Perguruan Tinggi. Meningkatnya prestasi mahasiswa di bidang akdemik dan ekstrkulikuler, meningkatnya kerjasama melalui universitas dengan pihak-pihak terkait, dan meningkatnya manajemen layanan akdemik, serta pengoptomalisasian perencanaan, pemrograman, pengoprasionalisasian, perawatan, dan pengendalian saran dan prasarana secara efektif dan efesien dengan mengembangkan skala prioritas.”
prof. Dr. Zamzani Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Visi dan misi“Visi UNY terdapat dalam statute UNY Bab III, Pasal, yaitu “… pada tahun 2025 menjadi universitas kependidikan kelas dunia berlandaskan ketaqwaaan, kemandirian, dan kecendekiaan”. Misi UNY meliputi empat butir rumusan yang terkait dengan pendidikan, peneletian, pengabdian kepada masyarakat, dan tata kelola. FBS menjadi fakultas yang unggul dalam Tridharma Perguruan Tinggi dan memiliki jati diri kependidikan serta mampu menghasilkan tenaga akademik dan profesional benruani, cendekia, dan mandiri. Menyelenggarakan penedidikan akademik dan profesi dengan menyiapkan mahasiswa menjadi manusia Indonesia seutuhnya yang secara khusus memiliki kemampuan akademik dalam bidang pendidikan bahasa (termasuk sastra) dan seni. Menyelenggarakan peneletian untuk menemukan, mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan terknologi dalam bidang Bahasa dan Seni serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional. Menyelenggarakan, membina, dan mengembangkan pengabdian kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan kehidupan manusia pada umunya dan bangsa Indonesia pada khususnya dalam bidang bahasa dan seni. Menyelengagarakan tata kelola fakultas yang baik, bersih, dan akuntabel dalam rangka mendukung pecapaian misi universitas.”
4 suara ungu septemBer 2011
EVENT
Oleh Fitri
“MAU dibawa kemana FBS kita?” itulah tema Ngangkring Bareng Dekanat season II yang bertempat di Pendopo Tedja Kusuma, Rabu (14/9). Tema yang diusung tersebut sengaja dicetuskan BEM FBS UNY dalam rangka sosialisasi dan pengenalan bakal calon Dekan FBS periode 20112015.
Dalam kesempatan tersebut hadir Dekan, para wakil Dekan, Ketua Panitia Pemilihan Dekan, beberapa jajaran dekanat lain, dan para Bakal Calon Dekan FBS, namun salah satu bakal calon dekan, Prof. Dr. Tri Hartiti Retnowati tidak bisa hadir dikarenakan ada tugas luar kota.
Ketua Panitia dalam sambutannya mengatakan bahwa acara ini bukan merupakan acara debat melainkan sharing antara mahasiswa dan calon dekan, hal senada juga disampaikan Prof. Dr. Zamzani, M.Pd. selaku dekan FBS “Acara ini selain sosialisasi juga merupakan wadah sharing tentang apa visi dan misi para calon dekan, sekaligus para calon dekan dapat mengetahui apa
Mau Dibawa ke Mana FBS Kita?
yang diinginkan mahasiswa dan para calon dekan bisa saling bertegur sapa untuk mengembangkan lembaga ini.”
Bertindak sebagai moderator yaitu Muh.Ibrahim, mahasiswa PBSI angkatan 2008, pembicara yang terdiri oleh Ketua Panitia Pemilihan Dekan FBS Rohali, M. Hum. dan dua bakal calon dekan FBS yaitu Prof. Endang Nurhayati dari Pendidikan Bahasa Jawa dan Prof. Dr. Zamzani dari Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI). “Pemilihan kali ini merupakan pemilihan yang berbeda dengan tahuntahun sebelumnya dikarenakan salah satu syarat yang diajukan adalah berpengalaman secara manajerial, misalnya pernah menjadi ketua atau sekretaris jurusan.
Setelah Ketua Panitia Pemilihan menjelaskan beberapa hal terkait tata cara pemilihan yang terdiri dari 35% pihak rektorat dan 65% dari senat, tibalah giliran Bakal Calon Dekan memaparkan visimisinya. Secara garis besar visimisi mereka tidak jauh dari visi misi lembaga. Untuk mengetahui secara detail, maha
siswa diminta untuk menyaksikan orasi mereka pada Selasa (20/9) di Gedung PLA lantai 3 pukul 08.0010.00. Di sana akan hadir para tamu undangan yang terdiri dari anggota senat dan 26 wakil mahasiswa.
Setelah itu, acara dilanjutkan sesi tanya jawab. Salah satu pertanyaan yang menarik berasal dari Hamdan Nugroho, mahasiswa angkatan 2007 tentang bagaimana pembinaan keagamaan di FBS secara proporsional? Mengingat FBS terdiri dari karakter beragam. Mendapat pertanyaan tersebut, kedua Calon Dekan FBS, baik Prof. Dr. Zamzani dan Prof. Dr. Endang Nurhayati sepakat bahwa jika salah satu terpilih, mereka tak hanya memimpin satu golongan saja dan menjadikan sikap saling menghormati dan toleransi sebagai kunci membangun keberagaman fakultas.
Acara selesai pukul 22.00 yang ditutup dengan hiburan dari mahasiswa yang membawakan lagu “Mau dibawa ke Mana Hubungan Kita?” yang diubah liriknya sehingga membuat para hadirin tertawa.
OSPEK hari kedua FBS difokuskan pada penampilan kreativitas Maba dalam mengekspresikan Indonesia.
5suara ungu septemBer 2011
PEMBANGUNAN memang sedang gencar dilakukan di UNY termasuk FBS sendiri. Kali ini giliran Jurusan Seni Musik yang mendapat “jatah” tersebut. Pembangunan pagar yang telah dimulai awal September ini adalah program Fakultas, dalam hal ini Subag Umpeg (Umum dan Kepegawaian) ditunjuk sebagai pelaksana.
“Harapan kita, kampus tidak terlalu terbuka lagi walaupun nantinya pagar yang ada tidak mengisolasi kampus dan masih memberikan akses pada orang luar untuk melihat ke dalam kampus. Jadi, yang ditekankan di sini adalah dari segi keindahan dan keamanan,” terang Mudaqir, Kasubag Umpeg, ketika ditemui pada Selasa (13/9).
Fakultas juga sudah merencanakan untuk membuat pagar mengelilingi kampus yang akan dilaksanakan tahun depan. Karena keterbatasan biaya, maka yang dibangun terlebih dahulu adalah pagar di bagian Seni Musik.
Pagar Baru FBS untuk Keamanan Fakultas
“Jadi, bukan hanya yang di jurusan Seni Musik saja. Nanti akan kami bangun bertahap ke selatan mengelilingi kampus, sehingga FBS akan punya batas yang jelas dan dari segi keamanan juga terjamin,” ujar Mudaqir lebih lanjut.
Pembangunan pagar yang awalnya tidak diketahui oleh sebagian besar mahasiswa FBS juga sempat kurang disetujui oleh segelintir mahasiswa. Tapi karena pertimbangan keamanan akhirnya mahasiswa tersebut
mulai menyetujui pembangunan pagar tersebut.
“Takutnya nanti dikira ada sekat antara temanteman Seni Musik dengan yang lain. Lagipula pagarnya menutupi kalau ada pagelaran di Altar Musik padahal tempatnya sempit, khawatirnya sih penontonnya jadi terbatas,” ungkap Thubany Amas, mahasiswa Pendidikan Seni Musik. “Tapi memang dengan adanya pagar baru ini kita bisa menghindari hilangnya alatalat musik,” lanjutnya. Nunggal
MINGGU kedua perkuliahan, aktivitas FBS kembali bergeliat. Tepatnya Senin (12/9), puluhan mahasiswa memenuhi gedung PLA FBS lantai 1 di depan Subag Kemahasiswaan. Membentuk antrian panjang, mereka bergiliran menghadap loket layanan kemahasiswaan.
Mereka harus memenuhi beberapa persyaratan untuk sampai ke loket terlebih dulu, antara lain membawa KHS, KTP, kuitansi SPP, mengisi form judul PKM yang telah ditulis, nama kelompok, dan pembimbing PKMnya. Walaupun ha
rus antre mereka tetap antusias. Wajar saja hari itu merupakan hari pertama pengambilan surat rekomendasi pencairan dana beasiswa tahap kedua PPA dan BBM 2011.
“Setelah mendapat surat rekomendasi dan bukti penyerahan revisi PKM, uang baru bisa dicairkan oleh rektorat,” begitu kata Murmi, mahasiswa angkatan 2009. Proses pencairan pun tidak asalasalan. Sebelumnya, mahasiswa harus merevisi PKM di pertengahan Agustus kemarin. Namun, baru pukul 11.00 loket layanan surat reko
mendasi ditutup lebih awal oleh pihak terkait dan baru dibuka lagi pukul 13.00. “Iya kok baru jam 11.00 udah ditutup, tapi gak apaapa soalnya ini dibuka sampai tanggal 14/09,” kata mahasiswi penerima beasiswa PPA.
Para penerima beasiswa pun tidak lantas berhenti pada tahap kedua ini dalam pencairan dana beasiswa, masih ada tahap ketiga. Jadi, dana beasiswa mereka tidak langsung habis dalam sekejap karena proses pencairannya dibuat berkesinambungan. Fitri
Dana Beasiswa PPa/BBM turun Lagi
6 suara ungu septemBer 2011
EVENT
Oleh Febi Puspitasari
PROGRAM Wakil Rektor I dalam pengembangan kemampuan berbahasa Inggris mahasiswa menunjukkan keseriusan UNY dalam visi menuju World Class University. Pada 2425 September 2011, Pusat Pelatihan dan Pengembangan Bahasa (P3B) UNY menyelenggarakan tes ekuivalensi TOEFL untuk mahasiswa baru angkatan 2011. Bertempat di gedung kuliah I FBS, mahasiswa FBS, FIS, FE, FIK, dan FMIPA menjadi peserta tes di hari pertama. Peserta tes dari FT dan FIP menyusul di hari kedua.
Melalui tes ekuivalensi TOEFL, mahasiswa mendapat gambaran tentang kemampuan bahasa Inggris sehingga terdorong untuk selalu mengembangkannya, terlebih mengingat Bahasa Inggris sudah menjadi salah satu penentu kualitas lulusan S1 di dunia ker
Menuju Kualitas WCU, Mahasiswa Baru UNY Mengikuti tes Ekuivalensi tOEFL
ja. Beberapa prodi pun sudah menetapkan nilai TOEFL minimal 400 sebagai syarat wajib kelulusan.
Menyoal kemampuan mahasiswa dalam tes ekuivalensi TOEFL, fakta per tahun menunjukan hanya 20% mahasiswa baru UNY yang mampu mendapatkan nilai di atas 400. “Sebaran nilai ter
tinggi nilai tes ekuvalensi dimiliki oleh FBS diikuti FMIPA,” ungkap Gregorius Suharto, M. Pd, Ketua P3B. Bagi mahasiswa baru yang mampu melewati nilai standar TOEFL minimal akan dihargai sertifikat. “Namun bagi mahasiswa yang belum mendapatkan nilai TOEFL minimal, P3B tetap memberikan program
OSPEK hari kedua FBS difokuskan pada penampilan kreativitas Maba dalam mengekspresikan Indonesia.
tindak lanjut secara gratis,” terang Suharto. P3B menyediakan program General English, TOEFL Preparation, English for Academic Purposes, dan English for Job Seeking. Selain itu, P3B turut andil dalam usaha pengembangan kemampuan berbahasa Inggris bagi mahasiswa melalui Speaking Club dan English Debate.
Walaupun sebagian besar program ini dibuka secara gratis, minat mahasiswa dari setiap fakultas berbeda secara signifikan, “Mahasiswa program pendidikan internasional biasanya lebih greget dan berminat untuk mengikuti berbagai program P3B,” aku Suharto, membandingkan peminat programprogram P3B. “Untuk itu, sudah waktunya kesadaran pentingnya bahasa Inggris mendorong mahasiswa mengevaluasi hasil tes ekuivalensi TOEFL ini demi merencanakan pengembangan keterampilan bahasanya dari sekarang,” ungkapnya memberi saran.
Hanya 20% mahasiswa baru yang mendapat
nilai di atas 400.
Aktivitas membaca koran di ruang tunggu perpustakaan (kiri).
7suara ungu septemBer 2011
SENIN pagi (26/9), tepat sehari sebelum wisuda, 266 alumni FBS UNY mengikuti Pembekalan Alumni di Ruang Seminar Gedung Kuliah I FBS UNY.
Program rutin FBS Career Center ini bertujuan mempersiapkan alumni supaya setelah diwisuda memiliki kepercayaan diri memasuki dunia kerja. “Alumni FBS diharapkan benarbenar memiliki kompetensi yang kompetitif bukan sekadar komparatif karena ke depan harus mampu berkompetisi dengan alumni lain,” jelas Prof. Dr. Zamzani, Dekan FBS dalam sambutannya.
Getting to the Great Job, inilah tema yang diangkat dalam pembekalan alumni kali ini. Kiki F. Wijaya selaku Pembicara berbagi strategi menjadi achiever sejati. Beberapa strateginya antara lain, membangun kepercayaan diri, memilih pekerjaan sesuai minat dan talenta, bekerja seperti bermain, dan berpikir untuk selalu memberi, bukan untuk selalu menerima.
Pembekalan selama tiga jam ini juga diisi materi seperti cara “memasarkan” diri, cara menulis surat lamaran, dan cara membuat CV yang “menjual”. Yang menarik, peserta sempat diajak duduk saling berhadapan untuk berlatih menjawab pertanyaan yang sering muncul dalam wawancara kerja. Triktrik dan contoh jawaban dalam wawancara dijelaskan Kiki kemudian.
Di akhir acara, peserta diminta mengisi formulir yang berisi informasi data diri dan pekerjaan. Dengan demikian, fakultas dapat memantau apakah alumni telah mendapatkan pekerjaan atau belum, sebagai bentuk tanggung jawab fakultas terhadap para alumninya. Virga
PELEPASAN Wisudawan Wisudawati FBS UNY dilaksanakan Senin petang (26/9) di Ruang Seminar Gedung Kuliah I FBS UNY. Dihadiri 266 wisudawan/wisudawati beserta para pendampingnya, acara berlangsung cukup khidmat.
Ketua Panitia, Ismadi, M.A., membuka acara dengan sambutan dan harapan bagi para peserta wisuda. Tak ketinggalan Prof. Dr. Zamzani selaku Dekan FBS UNY turut mengucapkan selamat atas suksesnya para peserta wisuda mencapai tahap S1. Beliau juga menghimbau agar wisudawan wisudawati dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat dalam kehidupan seharihari.
Acara ini tidak hanya memiliki jajaran Dekanat sebagai pembicara, tetapi juga dari peserta wisuda, orang tua wisudawan wisudawati, serta mahasiswa FBS UNY yang masih aktif. Tari Batin Kemuning yang dibawakan oleh Mahasiswi jurusan Pendidikan Seni Tari membuat hadirin bertepuk
tangan. Begitu pula dengan mahasiswa jurusan Pendidikan Seni Musik yang mengiringi acara Pelepasan Wisudawan Wisudawati ini dengan lagulagu yang menghibur.
Selain itu, acara ini juga dilengkapi dengan sesi penyerahan piagam penghargaan kepada mahasiswa berpredikat cumlaude, dan lantas ditutup dengan doa yang dibawakan oleh Yusuf Tri Nur Cahyo dari Pendidikan Bahasa Jerman.
FBS UNY patut berbangga hati karena kali ini memiliki 22 mahasiswa yang lulus dengan predikat cumlaude dengan IPK tertinggi 3,81. Perwakilan wisudawan wisudawati, Ika Sulis Setianingsih dari prodi Pendidikan Bahasa Inggris, menyampaikan rasa terima kasih atas bimbingan para dosen selama menjalani kegiatan perkuliahan. Tak lupa Ika mengajak temanteman wisudawan agar tetap berusaha dan tidak lengah di kemudian hari. Nunggal
Getting to the Great Job
PeMBeKalaN alUMNi
Selamat Jalan Wisudawan Wisudawati FBS UNY
Aktivitas membaca koran di ruang tunggu perpustakaan (kiri).
8 suara ungu septemBer 2011
pendaftaran pelatihan bahasa Inggris reguler periode Oktober-Desember 2011, 5-30 September, Kantor P3B syawalan Keluarga besar Fbs UNY, 11 September, Pendopo Tedjo Kusumo syawalan HImA pendidikan bahasa Daerah, 13 September, Gedung PLA Lantai 3
Ngangkring bareng Dekanat season II, 14 September, Pendopo Tedjo Kusumo pelatihan peningkatan Kemampuan Guru dalam mengembangkan bahan Ajar bahasa Inggris berbasis teks dan Karakter—ppm prodi pendidikan bahasa Inggris, 17 September, Gedung Kuliah I pembatalan
mata Kuliah semester Gasal, 19-23 September penyampaian Visi misi dan Arah pengembangan Fbs 2011-2015 oleh bakal Calon Dekan, 20 September, Ruang Seminar PLA Workshop Guru bahasa Jerman smA/mA/smK se-DIY dan Jawa tengah, 24 September 2011, Cine Club
& Dream Lab Gedung C 15 tes Kemampuan bahasa Inggris mahasiswa baru UNY 2011, 24-25 September pembekalan Wisuda, 26 September 2011, Gedung Kuliah I FBS pelepasan Wisuda, 26 September 2011, Gedung Kuliah I FBS Yudisium, 30 September 2011, Ruang Seminar PLA.
EVENT
AgendA
Oleh Fitri
LIBUR panjang tidak membuat para mahasiswa ini melupakan tugas serta tanggung jawabnya. Sementara banyak diantara temanteman mereka yang sengaja menambah masa liburnya (bolosred) di awal perkuliahan yang masih bernuansa lebaran ini, tidak dengan aktivisaktivis Ormawa yang ada di FBS.
Mereka telah sibuk berkutat untuk membahas agenda di depan mata. Contohnya saja, hari pertama masuk kuliah (5/9) Hima Jerman (BDS) mengisi sore mereka dengan rapat pembahasan makrab yang ratarata akan dilaksanakan pada pertengahan September. “Untuk pemantapan dan persiapan matang makrab yang membutuhkan banyak hal penting, lagi pula makrab sudah di depan mata,” papar Gentur selaku Ketua Panitia Makrab Pendidikan Bahasa Jerman 2011.
Begitu pula dengan Hima PB Inggris (EDSA) yang tengah sibuk membahas persiapan makrab, syawalan, EIC (English Internal Competition), serta persiapan penerbitan majalah SHIELD. Hal yang sama juga dilakukan para pengurus BEM FBS 2011 setelah
aktivitas Ormawa Pasca LiburanOSPEK hari kedua FBS difokuskan pada penampilan kreativitas Maba dalam mengekspresikan Indonesia.
merampungkan agenda besar OSPEK FBS 2011. Mereka juga sedang dalam tahap pembahasan agenda BENGKAK (Bengkel Aktivis).
BENGKAK sendiri melibatkan para mahasiswa baru dan beberapa mahasiswa angkatan 2010
yang berkeinginan untuk memantapkan skill kepemimpinan mereka. Proses pendaftaran peserta telah dilakukan sejak pelaksanaan OSPEK kemarin. Tujuan diadakan BENGKAK sendiri dijelaskan oleh Sekretaris BEM FBS Silvi Usliha, sebagai sarana untuk para mahasiswa baru terutama untuk manajerial kepemimpinan, mengetahui seluk beluk kepemimpinan, serta organisasi yang ada di Kampus.
Aktivitas membaca koran di ruang tunggu perpustakaan (kiri).
Aktivitas membaca koran.
9suara ungu septemBer 2011
TEPAT sehari setelah peringatan kemerdekaan Republik Indonesia yang ke66, sebanyak 76 mahasiswa FBS UNY merayakan keberhasilan studi mereka dengan mengikuti prosesi Yudisium yang bertempat di Ruang Ansambel FBS UNY.
Pada kesempatan ini tercatat 6 mahasiswa berhasil meraih predikat Cumlaude. Mereka adalah Atfalul Anam dan Ari Wahyuningsih dari Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Noviana dari Pendidikan Bahasa Perancis, Nur Restyani Utami, Lia Setyawati Hanggara, dan Santi Purbayani dari Pendidikan Bahasa Jawa.
“Saya merasa lega dan sangat senang, apalagi predikat Cumlaude ini juga merupakan kebanggaan bagi orang tua saya,” ungkap Lia Restiawati Hanggara. Kegembiraan pun tampak jelas di wajah Prof. Dr. Zamzani, namun Dekan FBS UNY ini juga meminta agar para peserta Yudisium periode Agustus 2011 tidak dianggap sebagai ajang ‘cuci gudang’ bagi mahasiswa angkatan atas.
Di akhir acara, para peserta menerima ucapan selamat dari Dekan serta Kajur atau Kaprodi yang hadir. Diyan
6 Mahasiswa Berhasil Meraih Cumlaude
YUDiSiUM aGUStUS
10 suara ungu septemBer 2011
KABAR PLA
Oleh Virga Renitasari
USAI berpuasa Ramadhan dan berhari raya Idul Fitri, sebagian umat Islam melaksanakan tradisi Syawalan. Minggu (11/9), FBS kembali menggelar Syawalan yang bertempat di Pendopo Tedjokusumo FBS UNY. Acara yang menjadi agenda rutin tahunan ini dihadiri Rektor UNY, Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., MA., Wakil Rektor II UNY, Sutrisna Wibawa, M.Pd., Sivitas Akademika FBS, Purnakarya, Rekanan, serta wakil warga sekitar kampus.
Acara diawali dengan jabat tangan (halal bihalal) yang sekaligus menjadi ajang bermaafmaafan. Dekan FBS Prof. Dr. Zamzani, M. Pd. berharap, “Semoga dengan semangat yang fitrah kita memiliki kesadaran untuk menyegerakan meminta dan memberi maaf, berusaha melupakan kebaikan diri sendiri dan mengingat kebaikan orang lain, serta mengingat kesalahan diri sendiri
ajang Silaturrahim Sivitas akademika
dan melupakan kesalahan orang lain.”
Sementara itu, Rektor dalam sambutannya juga menekankan pentingnya membersihkan diri dengan saling memaafkan, “Allah Swt. tidak akan menerima ibadah kita sebelum kita membersihkan diri dengan saling memaafkan karena sesungguhnya manusia adalah tempatnya berbuat salah dan lupa. Oleh karena itu wajar sekali jika kita kadang berbuat salah yang membuat orang lain tidak nyaman.”
Inti acara Syawalan kali ini yakni tausiyah dengan tema “Hikmah Ramadhan dan Kejujuran” yang disampaikan Kyai H. Drs. Syatori Abdul Ro’uf, Pimpinan Ponpes Mahasiswa Darus Shalihat, Pogung, Sleman. Dituturkan bahwa Idul Fitri tidak saja menjadi kesempatan untuk saling memaafkan. Ada makna lain yang lebih lebih esensial dari Idul Fitri, yakni momentum untuk kembali menjadi putih.
“Saling memaafkan di antara kita sebenarnya adalah manifestasi dari kembalinya kita menjadi putih setelah selama satu bulan kita digembleng untuk bisa menahan diri dari apapun yang tidak disukai, dilarang, dan diharamkan oleh Allah Swt.,” jelas Syatori. Hubungan antara menjadi putih, kejujuran, dan kemampuan untuk menahan diri juga dijelaskan sebagai suatu siklus segitiga. “Dosa kita diampuni dan kita kembali menjadi putih. Akibatnya, kita menjalani hidup secara jujur dan memiliki kemampuan lebih untuk menahan diri,” tuturnya.
Selain sebagai ajang silaturrahim, Syawalan kali ini juga dimanfaatkan untuk pamitan calon jemaah haji, pemberian kenangkenangan bagi Purnakarya, serta perkenalan warga baru FBS. Syawalan ditutup dengan acara ramahtamah dan sajian musik dari group band Hima Jerman FBS UNY.
OSPEK hari kedua FBS difokuskan pada penampilan kreativitas Maba dalam mengekspresikan Indonesia.
SYaWalaN FBS
Aktivitas membaca koran di ruang tunggu
perpustakaan (kiri).
11suara ungu septemBer 2011
Kendang Gamelan FBSZaMZani
FIGUR
Oleh Azwar Anas
Ialah Bapak 3 putra yang dipastikan kembali menjadi Dekan FBS periode 20112015. Terpilih melalui pemilihan
dekan (20/9) dengan perolehan suara tertinggi dan menyisihkan 2 kandidat lainnya. Disoal kemenangannya, Bapak 3 putra ini pun menegaskan bahwasanya rezeki merupakan hal yang datang dari Tuhan sedangkan amanah merupakan hal yang harus dijemput. Jadi, hasil dari kemenangannya diniati sebagai ibadah yang kelak dipertanggungjawabkan.
Ya, Prof.Dr.Zamzani, M.Pd. sesuai filosofi sederhana yang menginspirasi pola kepemimpinannya tak heran dosen Pendidikan Bahasa Indonesia ini banyak memperoleh dukungan baik dari kawankawan maupun keluarganya. Dalam memimpin, dia pun menganut sistem kepemimpinan yang terbuka dan akuntable.
Prof. Dr. Zamzani, M.Pd.
Lahir: Magelang, 5 Mei 1955 pendidikan terakhir: S3 Universitas Negeri JakartaKarya Ilmiah 2010: Posisi Wanita dalam Iklan, Pengem-bangan Kurikulum Bahasa Indonesia, Menguak Nilai Ujian Bahasa Indonesia.
Ibarat bermain gamelan, pengendang adalah pemimpin yang duduk sejajar dengan pemain lain. Tidak perlu menonjol, yang penting permainannya tetap padu padan dan menghasilkan harmoni indah.
“Sebenarnya, tidak pernah terlintas dalam pikir saya untuk menjadi pemimpin” bagitu katanya. Namun, sesuai prinsipnya yang dia ingat dari proses terbentuknya manusia. Sebelum dilahirkan pun, manusia telah terbentuk untuk saling berkompetisi maka dari itu Pak Zam begitu dia akrab disapa, berpikir bahwa manusia haruslah percaya diri dan mengembangkan potensi yang dimiliki. Hal ini pulalah yang dijadikan dasar dalam memimpin
fakultas yang telah membesarkannya. “Membuat seseorang lebih percaya diri dengan memotivasinya,” ungkapnya. Dalam kesehariannya memimpin, Pak Zam termasuk orang yang ramah. Baik dosen maupun karyawan yang ditemuinya, dibiasakan untuk saling tegur sapa sehingga dalam memimpin tak ada istilah kaku.
Memimpin FBS yang terdiri akan banyak latar belakang membuat ia semakin membangun dan memupuk sikap saling menghormati terutama sikap moderat. Seperti yang pernah dikatakan dalam Pidato Pengukuhan Guru Besarnya tentang Pemahaman Lintas Budaya. “Menjadi orang Indonesia yang mengindonesia karena paham orang lain tidak sama dengan paham yang kita pahami.” Dalam memimpin suatu lembaga ia berkomitmen tidak mengedepankan visi misi pribadi, tapi lembaganya.
Sebagai seorang akademisi ia pun harus bersikap profesional, urusan pekerjaan tetap dilakukan di kantor begitupun sebaliknya. Jadi, jika ada mahasiswa yang datang ke rumahnya akan dilayani layaknya tamu. Selain aktif di kampus, ia pun aktif di kegiatan masyarakat kampungnya, sehingga ia tidak hanya memimpin FBS, tetapi ia pun juga memimpin kampungnya.
Pengidola Nabi Besar Muhammad saw. ini merupakan pemimpin yang supel, makanya, jangan takut untuk menyapanya atau sekedar tersenyum dengannya. Karena sikap ini seriang ia lakukan kepada siapa saja: senyum, salam, dan sapa.
12 suara ungu septemBer 2011
seorang tidak dapat dengan mudahnya mempersalahkan bahwa yang kata happyness yang Conrad tuliskan itu adalah sebuah kesalahan. Ia tentunya memiliki alasan tersendiri mengapa ia memilih huruf y tersebut. Kita hanya tidak mengerti dan tak mau memahaminya.
Selalu ada alasan sejati di balik sesuatu.
Setiap orang tentunya memiliki logika yang dapat membantunya memahami dan membuka segala misteri kehidupan. Akan tetapi, beberapa orang terkadang membutuhkan sesuatu untuk memancing logikanya untuk berjalan dan mulai mempertanyakan. Bukankah luar biasa, bahwa kita dapat belajar untuk mempertanyakan esensi kehidupan
APRESIASI
Kebahagiaan dari Sebuah Huruf
OlehHengky
Kusuma W
Kita perlu kembali belajar untuk mempertanyakan segala sesuatu,
sebagaimana waktu kecil dahulu. tak usah terlalu peduli pada hasil atau
jawaban dari pertanyaan-pertanyaan itu. Hidup terlampau relatif dan
luas untuk kita mengerti. Yang kita butuhkan sebenarnya adalah proses
berpikir yang ditimbulkan dari pertanyaan tadi.
Dari 26 huruf yang ada dalam alfabet, huruf apakah kiranya yang memiliki pengaruh paling
besar dalam kehidupan? Untuk menjawab pertanyaan ini, mungkin masingmasing individu mempunyai alasan yang beragam atas jawaban mereka, yang sangatlah mungkin juga beragam. Sebuah buku yang telah difilmkan, yang ditulis oleh Steve Conrad, berjudul The Pursuit of Happyness barangkali bisa sedikit memberikan sebuah jawaban atas pertanyaan yang dikemukakan di atas.
Film fenomenal ini telah menginspirasi banyak orang dari kisah sang tokoh utama, Christopher Gardner, dalam memperjuangkan kehidupan ia dan anaknya. Namun kiranya ada hal yang cukup janggal dari judul film tersebut. Happiness (kebahagiaan) harusnya dituliskan dengan huruf i, dan bukan y, sebagaimana yang tertera dalam judul tersebut. Lalu, apakah yang sebenarnya terjadi? Apakah itu sebuah kesalahan nan fatal, ataukah sang penulis memiliki maksud lain dengan menuliskannya demikian?
Humpty Dumpty, sebuah karakter dalam rima bahasa Inggris mengungkapkan “It means just what I choose it to mean—neither more nor less” yang kirakira bermakna “Apa yang aku katakan memiliki arti apa yang aku inginkan. Tak lebih dan tak kurang.” Karena itulah, kiranya se
dimulai hanya dengan sebuah huruf?
Orangorang kini telah menjadi begitu sibuk dan tak punya waktu untuk merenung atau memperkaya diri dengan pengetahuan. Mereka terjebak dalam rutinitas harian dan beranggapan bahwa sibuk adalah sesuatu yang membanggakan. Padahal, rasa ingin tahu dan pengetahuan adalah modal utama seseorang untuk mencapai kebahagiaan pribadi. Dan pengetahuan itu hanya bisa didapatkan dengan menyisakan sedikit waktu untuk berpikir.
Karena itu pulalah, banyak rahasiarahasia besar kehidupan
hanya diketahui oleh orangorang yang berpikir dan bersikeras menemukan jawaban dari pertanyaan kehidupan.
Terkait dengan pengetahuan, perlu diketahui bahwa akar dari segala ilmu yang berkembang saat ini, adalah rasa ingin tahu, yang kemudian mungkin dapat diwakili dengan istilah filosofi. Filosofi seringkali dikaitkan dengan begitu rumit dan berkaitan dengan berbagai hal
hal teoretis yang memerlukan pemikiran kritis untuk mengolahnya. Akan tetapi, dasar dari filosofi sebenarnya sangatlah sederhana, yaitu rasa ingin tahu dan mempertanyakan sesuatu.
Jostein Gaarder dalam novelnya Sophie’s World menuliskan bahwa satusatunya hal yang dibutuhkan untuk menjadi seorang filsuf adalah kemampuan
13suara ungu septemBer 2011
kirimkan esai anda tentang bahasa, sastra, dan seni ke [email protected] berikut foto dan identitas diri.
untuk mempertanyakan dan berpikir tentang sesuatu. Jadi, tak perlulah menjadi seseorang yang ‘besar’ untuk menjadi seorang filsuf.
Oleh karena itu, barangkali kita kini sebagai manusia perlu kembali belajar untuk mempertanyakan segala sesuatu, sebagaimana yang banyak dari kita lakukan sewaktu kecil dahulu. Tak usahlah terlalu peduli pada hasil atau jawaban dari pertanyaanpertanyaan tersebut. Hidup terlampau relatif dan luas untuk kita mengerti. Juga ada begitu banyak alasan untuk pembenaran suatu hal. Yang kita butuhkan sebenarnya adalah proses berpikir yang ditimbulkan dari pertanyaan tadi.
Huruf y yang disebutkan di awal tadi pun sebenarnya juga dapat mengajarkan kita untuk memahami diri dan orang lain. Setelah seseorang mampu dan terbiasa untuk mempertanyakan sesuatu, ia akan juga mempertanyakan apa yang ada di dalam dirinya dan orang lain. Ia tidak akan lagi menilai seseorang da
ri tampilan luarnya, dan akan mampu melihat diri orang lain secara keseluruhan, tidak hanya dari sisi penampilan, status, atau harta.
Untuk dirinya sendiri, orang yang telah biasa mempertanyakan sesuatu pun akan sadar bahwa penilaian masyarakat umum tak selalu benar. Ia takkan lagi ragu atau malu untuk melakukan sesuatu yang ia nilai benar, walau banyak orang tak sependapat dengannya. Masingmasing dari kita mengejar kebahagiaan dengan cara sendirisendiri. hal itu tidak jadi masalah, selama tidak melukai kepentingan orang lain.
Lebih jauh, dengan seringnya seseorang mempertanyakan dan dengan adanya pemahaman yang baik, seseorang pun akan mampu membuka mata untuk sebuah perubahan. Beberapa orang kini pun sangat kaku dan strict pada peraturan dan sistem yang sebenarnya kurang efektif. Mereka merasa nyaman dengan hal itu, dan merasa takut bila terjadi perubahan, hidup me
reka pun berimbas pada ketidakjelasan. Pendek kata, Mereka takut pada kemungkinan adanya perbaikan.
Kebahagiaan (happiness) adalah sesuatu yang seluruh manusia cari dalam hidupnya. Mereka berjuang setiap hari, memberikan cinta dan senyuman pada orangorang di sekitarnya, adalah demi sebuah hal tak kasat mata yang bernama kebahagiaan. Beberapa mengidentikkan bahwa harta dan tahta adalah sumber kebahagiaan sejati. Mereka belajar hal tersebut dari pendidikan dan banyak orang. Namun satu huruf, barangkali dapat mengajari kita, bahwa kebahagiaan tertinggi didapat dari dalam. Dari pemahaman akan diri dan segala sesuatu.
hengky kusuma W, mahasiswa pendidikan Bahasa inggris unY.
FastcompanY.com
14 suara ungu septemBer 2011
SASTRA
Cerpen Latif Pungkasniar
Laut air Mata
Aku mencintai laut sebagaimana mataku mencintai airmata. Ibuku pernah bercerita bahwa
air laut itu berasal dari kepedihan air mata, laut yang dulu tawar itu telah digarami air mata Hawa yang terusir dari surga. Tapi sekarang aku lebih fasih mengeja air laut, air yang mengajariku banyak hal tentang penghianatan. Seperti penghianatan iblis yang menggoda Hawa.
Hawa, sumber segala hidup sekaligus sumber dari segala kesialan dunia. Seharusnya kita para manusia tidak berada di dunia, kita berada di surga. Tidak ada air laut yang asin di sana,
karena Hawa belum pernah menangis sampai kejer di surga. Air di sana semua susu. Berbahagialah bagi kalian yang suka minum susu!
Air laut yang asin itu kini mendominasi bumi, entahlah apakah banyak tangisan yang tak sanggup diterima tanah? Lalu kembali ke pantai, menuju laut. Mungkin saja begitu. Karena banyak sekali tangisan yang tak digubris sekarang ini. Apalagi tangisan rakyat jelata, tentu saja.
Tapi apakah kalian tak merasakan bahwa air laut semakin hari semakin asin?
Semakin hari semakin asin! Nyaris pahit malah. Tampaknya
air mata hawa mengalir lebih deras dibandingkan pada saat dia terusir dari surga, atau mungkin air mata hawahawa yang lain yang belum juga diijinkan mengintip surga. Atau apa? ada gerangan apakah?
Bencana itu dimulai saat orangorang yang rapi itu mulai memfoto daerah pinggir pantai. Bukan hal yang aneh jika yang mengambil gambar bukan orangorang yang rapi seperti mereka, karena pantai ini meskipun jarang, pantai ini sesekali didatangi pelancong yang nyasar atau pelancong yang iseng, karena pantai disini memang kotor dan sepi.
Sampai pada beberapa waktu lalu orangorang yang rapi itu kembali. Kali ini mereka membawa serta orangorang yang lebih rapi dan lebih buncit perutnya, mengenakan jas, berkacamata bening, rambut botak; entah untuk mikir apa. Berbicara serius, terlihat dari dahi yang berkerutkerut dan mulut yang komatkamit cepat. Adu pendapat.
Manusiamanusia itu sesekali mengambil sejumput pasir untuk dijadikan bahan obrolan. Entah apa yang berada dalam benak mereka. Percakapan terkadang diselingi gelak tawa dan hembusan rokok yang asapnya langsung dilahap angin pantai, hahaha pantai memang selalu rakus akan rokok!
Tak lama berselang datang seseorang yang tidak rapi, membawa sebuah papan. Papan itu bertuliskan satu kalimat yang pada suatu saat nanti akan menimbulkan banyak polemik.
DISINI AKAN DIBANGUN TAMBANG PASIR
Pada mulanya tambang pasir itu berjalan dengan baik, tapi seperti lazimnya sesuatu yang baru dan asing. Tambang pasir itu
redBuBBle.com
15suara ungu septemBer 2011
kirimkan cerpen dan puisi anda ke [email protected] berikut identitas diri.
PUISI
Wir Sind die SonneOleh Mira Setiawati
mira setiawati, mahasiswa pendidikan Bahasa Jerman unY.
mulai menuai kesetujuan dan ketidaksetujuan, kubu setuju berpendapat bahwa tambang pasir ini dapat membantu perekonomian masyarakat yang pada awalnya hanyalah nelayan yang penghasilannya hanya seberapa, dengan adanya tambang pasir di desa mereka, kubu setuju berharap taraf hidup masyarakat bisa terangkat, di lain sisi kubu tidak setuju berangapan bahwa tambang pasir itu nantinya hanya akan menjadi bumerang untuk mansyarakat desa, kubu ini berangapan bahan tambang pasir itu hanyalah wujud eksploitasi, pengurasan sumber daya alam yang nanti justru menimbulkan masalah bagi masyarakat pesisir nantinya. Entahlah yang benar yang mana, saya bukan hakim disini.
Sudah jelas saat ini kubu itu kini saling bertentangan, meskipun hanya dibedakan dengan satu kata saja “tidak”! ah betapa hebatnya katakata itu, dua kubu bisa saling bermusuhan dengan beda satu kata saja.
Persekutuan juga sudah mulai terjadi, kubu setuju bersekutu dengan perusahaan tambang dan kubu tidak setuju dengan berse
kutu dengan LSM. Keadaan semakin meruncing, kedua kubu itu kini tidak hanya beradu argumentasi. Gontokgontokan sudah menjadi pemandangan yang lazim sekarang ini, semua memegang pendapatnya dengan teguh,
perpecahan terjadi seiring dengan perkubuan yang menguat. Suasana memanas, bagai api dalam sekam. Semuanya bisa habis kapan saja. Tak ada yang tahu. Kehidupan pesisir yang biasanya damai dan ramah kini berubah. Keadaan tetap tenang dan diam,
tapi tatapan orangorang disini sudah penuh dengan kecurigaan dan kebencian, terlebih tatapan kepada orang asing yang baru datang, kecurigaan janganjangan itu karyawan tambang, atau orang LSM yang membantu kubu tidak setuju.
Pospos penjagaan mulai dibangun, jam malam mulai diterapkan. Potensi saling serang kedua kubu mulai menjalar ke anakanak kecil yang belum tahu apaapa. Mereka juga mulai berkubu begitu juga dalam hal bermain.
Suasana sepi, lengang dan mencekam.
Ah, dan aku kini tahu kenapa air laut di pantai ini beranjak pahit. Leluhur tentu sesengukan di atas sana. Melihat anak cucunya kini berkubu dan bermusuhan. Di langit desa pesisir itu kini telah jatuh hujan air mata, air mataku. Leluhurmu.
Slogohimo, 5 September 2011
latif pungkasniar, mahasiswa pendidikan Bahasa Jerman unY.
IIchstandam östlichen HorizonteröffnetdenTagmitmirschrittmit Sicherheitentlanggehen eine kurvenreiche Straβevorbei an derHolzbrückeeinen steilenHügelgemeinsamauf dem Flurentdecken Sie dieWunderbisauchkönnen wir nicht freigegeben werdenAm westlichen Horizont sitzt du
IhrTaghatmit dem Windübergebenschließengelangen Sie zurück
IIIchstehe hierblickteweit indenHimmeldieGrenzeHorizontmeiner TräumenickGeschichteüber dieSterne, die ichbewundereüber das, wasichBlips verpasseerinnerte sichmeinLächelndorthinter demNamenwiekannich die Rechtschreibprüfung, aberzuschwerzurufen Sie mich an
air laut yang asin itu kini mendominasi
bumi, entahlah apakah banyak tangisan yang tak sanggup diterima tanah? lalu kembali
ke pantai, menuju laut. Mungkin saja begitu. Karena banyak sekali
tangisan yang tak digubris sekarang ini.
u.a
riZ
on
a.e
du
Lukisan-lukisan Mochammad Fajar
IMAGESUara UNGU
Mahkluk aneh, ambigu, absurd, dengan tubuh setengah robot berbadan besi selalu menjadi kisah di atas kanvas dalam karya-karya mahasiswa Pendidikan Seni Rupa
angkatan 2007 ini. Bukan sekadar mengolah keanehan dunia fantasi, melainkan berangkat dari realitas yang selalu aneh dan penuh teka-teki.
satu Dua rel dan senja EOS 350D, f/11, Exposure time 1/6 Focal length 18mm, ISO 200
Dulu Aku tak berkarat EOS 30D, f/8, Exposure time 1/250, Focal length 35mm, ISO 100
bukan embun tapi Kabut Canon EOS 450D, f/8, Exposure time 1/40, Focal length 39mm, ISO 400
Opo Ilalang EOS 30D, f/5.6, Exposure time 1/800, Exposure bias-0.7step, Focal length 55mm, ISO 100