Suara Ungu Maret 2012

16
BULETIN FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Hubungan Guru-Murid Hubungan yang baik antara guru dan murid adalah kunci prestasi siswa. Hal 4 MARET 2012 VOLUME 2 NOMOR 3 BAHASA SASTRA SENI SUARA UNGU Debat dan Berpikir Terbuka Kebiasaan mempelajari bahasa Inggris sejak kecil mengantarkan Annisa Laura Maretha ke ajang debat dunia di Manila. Hal 11 Oleh Azwar Anas M bangun Pura Kanca” demikan tema page- laran wayang yang di- pilih untuk meramai- kan peresmian gedung baru FBS. Dikisahkan di sana, para Panda- wa bertumpah darah merebut Alas Wanamarta, hutan angker yang dihadiahkan para dewa ke- pada Pandawa. Namun hadiah itu tidak bisa diterima langsung begitu saja. Pandawa harus ber- Gedung Kuliah IV Gedung Kuliah IV FBS merupakan fasilitas baru mahasiswa Pendidikan Seni Rupa. Berfungsi serba guna: dari ruang kuliah hingga galeri. hadapan dengan mahluk jahat penghuni Alas Wanamarta sebe- lumnya. Di ujung cerita, berkat keseriusan dan kerjasama Pan- dawa, Alas Wanamarta akhirnya mampu direbut dan dibangun- lah Pura Kencana di sana. Pagelaran ini sekaligus sebagai sebuah analogi dari usaha keras pihak dekanat FBS untuk terus menyempurnakan fasilitas-fasili- tas baru mahasiswa. Gedung Ku- liah IV yang bertengger di sebe- lah selatan FBS itu, buktinya. Ge- dung yang masuk gagasan pada rencana pembangunan 2011 itu telah rampung dan diresmikan pada sabtu, 10 Maret lalu. Seperti yang dituturkan Wakil Dekan II, Drs. Sudarmaji, M. Pd., “Gedung Kuliah IV sudah dapat dipakai untuk belajar-mengajar. Gedung ini sebagai bentuk pe- nambahan fasilitas untuk maha- siswa Pendidikan Seni Rupa.” Sementara itu, Dekan FBS Prof. Dr. Zamzani, M.Pd., merasa se- nang telah menyelesaikan prog- DOKUMEN HUMAS FBS UNY

description

Gedung Kuliah IV

Transcript of Suara Ungu Maret 2012

Page 1: Suara Ungu Maret 2012

Buletin Fakultas Bahasa dan seni universitas negeri YogYakarta

Hubungan Guru-MuridHubungan yang baik antara guru dan murid adalah kunci prestasi siswa. Hal 4

MARET 2012 volume 2 nomor 3

BaHasa sastra seni

suara ungu

Debat dan Berpikir terbukaKebiasaan mempelajari bahasa Inggris sejak kecil mengantarkan Annisa Laura Maretha ke ajang debat dunia di Manila. Hal 11

Oleh Azwar Anas

Mbangun Pura Kanca” demikan tema page­laran wayang yang di­pilih untuk meramai­

kan peresmian gedung baru FBs. Dikisahkan di sana, para Panda­wa bertumpah darah merebut alas Wanamarta, hutan angker yang dihadiahkan para dewa ke­pada Pandawa. namun hadiah itu tidak bisa diterima langsung begitu saja. Pandawa harus ber­

Gedung Kuliah iVgedung Kuliah IV FBs merupakan fasilitas baru mahasiswa Pendidikan seni rupa. Berfungsi serba guna: dari ruang kuliah hingga galeri.

hadapan dengan mahluk jahat penghuni alas Wanamarta sebe­lumnya. Di ujung cerita, berkat keseriusan dan kerjasama Pan­dawa, alas Wanamarta akhirnya mampu direbut dan dibangun­lah Pura Kencana di sana.

Pagelaran ini sekaligus sebagai sebuah analogi dari usaha keras pihak dekanat FBs untuk terus menyempurnakan fasilitas­fasili­tas baru mahasiswa. gedung Ku­liah IV yang bertengger di sebe­lah selatan FBs itu, buktinya. ge­

dung yang masuk gagasan pada rencana pembangunan 2011 itu telah rampung dan diresmikan pada sabtu, 10 Maret lalu.

seperti yang dituturkan Wakil Dekan II, Drs. sudarmaji, M. Pd., “gedung Kuliah IV sudah dapat dipakai untuk belajar­mengajar. gedung ini sebagai bentuk pe­nambahan fasilitas untuk maha­siswa Pendidikan seni rupa.”

sementara itu, Dekan FBs Prof. Dr. Zamzani, M.Pd., merasa se­nang telah menyelesaikan prog­

do

ku

me

n h

um

as

FB

s u

nY

Page 2: Suara Ungu Maret 2012

2 suara ungu maret 2012

Pelindung: Prof. dr. Zamzani, m.Pd. (dekan FBs unY) Penasihat: dr. Widyastuti Purbani, m.a. (Wakil dekan i), drs. sudarmaji, m.Pd. (Wakil dekan ii), dr. kun setyaning astuti, m.Pd. (Wakil dekan iii) Pengarah: drs. Yudi sutama, m.Pd. (kabag tu), herman, m.Pd. (ketua divisi kerjasama) Pemimpin Umum: akbar kuntardi setiawan, m.hum. (ketua humas) Pemimpin Redaksi: sismono la ode, s.s Sekretaris Redaksi: virga renitasari, s.Pd. Redaktur Pelaksana: azwar anas Staf Redaksi: Febi Puspitasari, Fitri ananda, nunggal seralati, rani eryani, s.i.P., scholastica Wahyu Pribadi Perwajahan: ms lubis Fotografer: Pairin Distribusi dan Sirkulasi: djumari, sarkowi.

Alamat Redaksi: kantor humas, gedung Pusat layanan akademik lantai ii Fakultas Bahasa dan seni, kampus unY karang­malang Telepon: 0274­550583 Faks: 0274­548207 E-mail: [email protected] Penerbit: humas FBs unY.

BERITA UTAMA

ram kerja 2011 tersebut. Dalam sambutannya, Zamzani turut berterima kasih kepada jajaran rektorat atas kerjasama dan ke­mudahannya dalam membantu pembangunan fasilitas­fasilitas tersebut.

tak sekadar ruang Kuliahgedung Kuliah IV menjawab

kontroversi atas kurangnya ru­ang pameran yang dimiliki oleh Mahasiswa seni rupa. ruang pa­meran yang digadang­gadang se­bagai ajang berkreasi dan meng­apresiasi karya mahasiswa seni rupa sekarang dapat ditemukan di gedung Kuliah IV. sudarmaji menjelaskan, “gedung Kuliah IV bukan sebagai ruang kuliah sa­ja namun juga sebagai ruang ber­kreasi dosen dan mahasiswa seni rupa. Di sana, terdapat ruang pa­meran kerajinan seperti, ruang galeri, studio batik, dan studio gambar. Jadi, mahasiswa bisa me­masang karyanya dan diapresia­si banyak orang,” jelasnya.

Hal ini tentu saja menguntung­kan, selain sebagai motivasi un­tuk terus berkarya, di sana, di ru­ang galery ini, pada tiap lukisan akan dicantumkan nama, nomor

HP, serta kisaran harganya. se­hingga jika ada yang berminat membeli lukisan, gambar, atau bahkan disain batik akan lebih mudah. “FBs akan memfasilitasi pameran­pameran karya dosen dan mahasiswa untuk mensosiali­sikan kepada masyarakat dalam maupun luar kampus,” kata su­darmaji.

sudarmaji juga menambah­kan, berkaitan dengan lokasinya yang berdampingan dengan PKM harapannya mahasiswa bisa me­manfaatkan area sekitar gedung

Kuliah IV sebagai tempat berdis­kusi. “saya kira disana cukup kondusif. Tempatnya teduh dan bersih,” tuturnya.

Berkaitan dengan hal itu, Prof. Dr. rochmat Wahab, M.Pd, M.a., rektor unY, juga menitip pesan kepada mahasiswa agar dapat menggunakan fasilitas gedung Kuliah IV dengan baik dan be­nar. “semoga teman­teman ma­hasiswa dapat menggunakan fa­silitas dengan baik, menjaga de­ngan baik, dan bisa belajar lebih baik pula di FBs. Kami sangat mendukung mahasiswa yang mau belajar agar menjadi lebih sempurna lagi,” wejangnya.

gedung Kuliah IV disambut ba­ik oleh mahaiswa, khusunya Ma­hasiswa seni rupa. arif, Pendi­dikan seni rupa 2011 misalnya. saat ditanya soal kenyamanan

semoga teman-teman mahasiswa dapat menggunakan fasilitas dengan baik, menjaga dengan baik, dan bisa belajar lebih baik pula di FBs. Kami sangat mendukung mahasiswa yang mau belajar agar jadi lebih sempurna.

Prof. Dr. rochmat Wahab, rektor UnY

Ruang Galeri di Gedung Kuliah IV. Tempat untuk mengapresiasi karya-karya mahasiswa.

Foto

-Fo

to: d

ok

um

en

hu

ma

s F

Bs

un

Y

Page 3: Suara Ungu Maret 2012

�suara ungu maret 2012

Jika ditanya Fakultas Ba­hasa dan seni itu meng­hadap ke mana, jawab saja ke Barat. Demikian

ungkap Wakil Dekan II FBs Drs. sudarmaji, M. Pd. dengan sedikit berseloroh.

Ya, berbarengan dengan di­resmikannya gedung Kuliah IV, pintu gerbang FBs yang du­lu sering dipertanyakan keber­adaannya juga sudah dicacak­kan. selain berfungsi sebagai jalan keluar ma­suknya sivitas akademika FBs, gerbang ini juga disimbolkan se­bagai muka FBs se­ca­ra­ fisik.

gerbang de­ngan panjang 5 meter dan lebar 20 meter ini menghadap ke arah barat. Dilengkapi dengan pos satpam guna keamanan FBs. “sehingga ada yang ber­tanggung jawab mengontrol proteksi fakultas baik dari da­lam maupun dari luar,” ung­kap sudarmaji.

Prof. Dr. rochmat Wahab, M.Pd, M.a., dalam sambutan saat kunjungan persemian gerbang dan gedung Kuliah IV memberikan selamat kepa­

da jajaran FBs. “akhirnya FBs punya gerbang. Dengan begini batas teritorial FBs jadi sema­kin jelas,” ungkapnya.

Pembangunan gerbang ini tetap mengikuti masterplan yang telah dibuat pada 2011. sementara dana pembangun­annya menggunakan dana mandiri yang berasal dari fa­kultas. “Ini dananya murni da­ri fakultas, tidak seperti ba­ngunan­bangunan yang lain,”

kata sudarmaji menegaskan.

Kasubbag um­per Mudzakir menjelaskan bahwa selain se­bagai keaman­an, gerbang FBs juga dimaksud­kan untuk me­

nambah aspek keindahan fa­kultas. “gerbang ini adalah muka FBs yang baru. Biar FBs tampak lebih cakep dari segi fisiknya­,” ca­nda­nya­.

Mudzakkir juga menambah­kan bahwa gerbang FBs ini rencanannya akan dilengkapi dengan jaringan internet, se­hingga nanti baik dosen mau­pun karyawan bisa melaku­kan presensi kehadiran lewat gerbang tersebut. Azwar

gedung Kuliah IV, arif menilai sa­ngat nyaman dan puas. “ruang­an yang ada lebih luas dan ber­sih. apalagi dengan adanya ru­ang galeri yang dapat digunakan untuk memajang karya sehing­ga bisa lebih cepat diapresiasi,” ujarnya.

akan tetapi, gedung Kuliah IV menurut arif belum dapat di­manfaatkan dengan baik. Dengan kondisi ruang yang bagus dan serba baru, terkadang ia merasa takut untuk menggunakan alat lukis seperti cat, kuas dan lain se­bagainya. “Takut mengotori lan­tai yang ada,” candanya.

Di sisi lain, gigih Pendidikan seni rupa 2010, mengamini pen­dapat arif. gedung Kuliah IV be­lum bisa dimanfaaatkan secara maksimal. seperti, ruang galeri yang belum banyak dikunjungi oleh mahasiswa. “Kemungkinan karena masih dalam masa tran­sisi kali ya. selain itu, fasilitas yang tersedia untuk kedepannya juga ditambah. seperti aC, studio foto, kantin, dan sebagainya,” harapnya.

sebagaimana yang diceritakan Ki Iswahyudi, dhalang dari pe­mentasan wayang tersbut, “se­perti kisah Mbangun Pura Kenca­na ini, semoga fasilitas­fasilitas baru FBs dapat memberikan ke­sejahteraan bagi orang­orang di sekitarnya.”

Gerbang FBs Kini sudah ada

Gerbang FBs rencananya akan dilengkapi jaring-

an internet.

do

ku

me

n h

um

as

FB

s u

nY

Page 4: Suara Ungu Maret 2012

� suara ungu maret 2012

EVENT

Hubungan Guru dan MuridDi dunia pengajaran, hubungan baik antara guru dan murid adalah kunci prestasi siswa.

Oleh Febi Puspitasari

DeMIKIan kesimpulan Wobber untuk menekankan bahwa sema­kin erat keterikatan dan semakin kuat bentuk kontrol yang terjalin antara guru dan siswa, semakin baik prestasi siswa. Keterikatan hubungan antara guru dan siswa itu melibatkan adanya kejujuran, keterbukaan, dan saling penghor­matan antara guru dan siswa. Hubungan ini membuat atmos­fer kelas berubah menjadi ruang kesempatan seluas­luasnya bagi siswa untuk belajar dengan me­nyenangkan.

Di aspek lain, hubungan guru dan siswa yang bersifat kontrol juga penting karena dapat mem­permudah guru mengatur kelas, mempermudah guru untuk mem­beri instruksi kepada siswa, dan mendapat perhatian siswa ketika ia berpresentasi.

Lebih lanjut, hasil penelitian Wobber yang berjudul “The Com­parison of Teacher­Students Rela­tionship between Netherland and Indonesia” memperlihatkan hu­bungan guru­siswa di Belanda le­bih cenderung bersifat terikat (af­fi­lia­tive), sedangkan di Indonesia cenderung bersifat kontrol.

“Dominannya guru­guru di In­donesia itu directive dan authori­ta­tive. sedangkan guru­guru di Belanda lebih bersifat toleran,” kata Wobber. Tentunya Wobber

juga menyadari bahwa ada pe­ngaruh budaya yang membuat dua negara ini memiliki karakter hubungan guru­siswa yang ber­beda. “Di Belanda, power distance itu rendah sedangkan Indonesia termasuk bangsa berkarakter po­wer distance yang tinggi”.

Kendati demikian, dia mereko­mendasikan Indonesia untuk me­nerapkan kedekatan hubungan guru dan siswa yang bersifat ter­ikat. “Pasalnya, keterikatan dan kontrol itu faktor yang mendu­kung satu sama lain dalam kesuk­sesan kegiatan di kelas. Jadi ada baiknya guru di Indonesia memi­kirkan bagaimana mengadapta­si bentuk hubungan keterikatan sesuai budaya,” terangnya.

sebagai contoh dari hal termu­dah, hubungan keterikatan di ke­las bisa ditunjukkan dengan ba­hasa non­verbal seperti menje­laskan pelajaran sambil berjalan mendekati siswa­siswa ketim­bang duduk saja di meja. Menje­laskan pelajaran dibantu dengan

gerakan tubuh atau ekspresi mu­ka, dan menggunakan candaan di kelas.

“Yang terpenting, guru harus mampu membangun kedekatan antarpersonal sekaligus mampu mengontrol kelas tanpa membu­at siswa menyadari bahwa dia di dalam kontrol,” tambahnya.

akan tetapi, rekomendasi dari hasil penelitian ini bisa saja ha­nya berstatus lips service. Jadi, agar keterikatan hubungan guru dan siswa ini bisa tertanam se­bagai karakter guru dan siswa, Wobber menekankan penting­nya internalisasi pengetahuan ke­warganegaraan.

“Di Belanda, demokrasi diapli­kasikan dalam kehidupan sehari­hari, sehingga ada proses men­dengar satu sama lain, bahkan antara guru dan siswa, sehingga terjadi kesalingpahaman dan akhirnya terjalin hubungan sa­ling menghargai,” kata Dekan Fa­culty of social and Behavior sci­ence utrecth university itu.

Theo Wobber

do

ku

me

n h

um

as

FB

s u

nY

Page 5: Suara Ungu Maret 2012

5suara ungu maret 2012

Drama Musikal ein romanze von GoethesTage Tari tampak berbeda dari biasanya, suasana klasik khas eropa memenuhi ruang­an. Malam itu, Kamis (29/�) be­berapa pemuda Jerman terli­hat berdansa diatas panggung. Dengan pakaian khas bangsa­wan disertai sepatu boot, para pengunjung yang hadir dibuat terhipnotis.

Tiba­tiba munculah goethe si penyair kenamaan Jerman, di tempat dansa itulah ia bertemu Lotte yang menjadi pujaan hati­nya. namun, kelak Lotte akan dinikahi oleh pria lain yang me­rupakan teman dari goethe.

Begitulah penggalan drama musikal yang diperankan oleh mahasiswa Pendidikan Baha­sa Jerman FBs unY yang ter­gabung dalam Teater Regenbo­gen yang berada di bawah na­ungan BDs (Hima Jerman).

acara ini merupakan malam puncak peringatan hari ulang tahun BDs ke­10. Dengan Tema Die Zehnte Farbe Für Alle (10 Warna untuk semua), panitia mampu memberi suguhan ber­beda lewat sajian teater, “ein romanze von goethe.”

“Kami berharap, suguhan se­perti ini dapat dijadikan pema­cu dalam tumbuh kembang sas­tra­ a­sing di UNY.” Te­ga­s Ha­shfi Kurniawan selaku Ketua Hima BDs. suguhan berbeda ini tam­pak jelas pada penggunaan ba­

hasa yang keseluruhannya ber­bahasa Jerman.

Di acara ini juga diumumkan para pemenang lomba rangkai­an HuT BDs, di antaranya ada­la­h lomba­ kre­a­tifita­s ke­la­s, fut­sal, foto kelas, dan baca puisi. Di samping itu, yang tak kalah penting, BDs juga memberikan penghargaan terhadap para do­sen dengan predikat terfavorit (Yati sugiarti, M.Hum.), terdi­siplin (sri Megawati, M.a.), dan teramah (Tri Kartika Handaya­ni, M.Pd.). Fitri

Para pemeran di drama musikal Ein Romanze von Goethe.

do

ku

me

n h

um

as

FB

s u

nY

PuIsI memang unik. Tak seka­dar kumpulan kalimat sebagai bahan pelampiasan gejolak hati, namun puisi juga sebagai alat melawan kemandekan.

Berawal dari keresahan bebe­rapa mahasiswa yang aktif da­lam kegiatan Malam Perjamuan sastra (MPs) uang dilakukan tiap Jumat malam di Pendopo PKM lama, akhirnya mahasiswa FBs berhasil menerbitkan kumpulan puisi dalam antologi puisi “Ia Ter­bangun di Tahun Yang Belum Tercatat Kalender.”

Judul antologi tersebut sengaja diambil dari salah satu puisi ter­baik karya rozi Kembara (hal.

89). Dalam catatan kurator, Tia sediadi (Penyair dan esais), dise­butkan bahwa puisi ini mampu memperbaharui pandangan pem­baca terhadap kehidupan sehari­hari dan berhasil keluar dari te­ma­tema umum yang ada.

Menurut Mutiara arum, ketua pelaksana sekaligus mahasiswa BsI 2009, antologi ini merupakan wadah bagi para mahasiswa pe­nikmat sastra. Ia juga mengung­kapkan keprihatinannya terha­dap redupnya iklim sastra di FBs. selebihnya, ia berharap se­moga antologi ini mampu menja­di penggerak kegiatan sastra di Kampus ungu.

Dimulai dengan seleksi pada 200 puisi yang terkumpul, seti­daknya ada 80 puisi karya �2 ma­hasiswa FBs yang tersaji di da­lam antologi apik ini. untuk sosia­lisasi karya tersebut, maka pada senin (9/�) panitia melakukan Launching Perdana antologi.

Hadir sebagai pembicara Tia setiadi yang merupakan kurator, Prof. suminto a. sayuti (Budaya­wan dan guru Besar) dan Dwi s. Wibowo (Pegiat sastra). selanjut­nya, buku ini akan disebarluas­kan kepada seluruh universitas di Indonesia. “Mari berpesta pu­isi dan menghayati eksistensi de­ngan puisi.” Fitri

Mahasiswa FBs terbitkan antologi Puisi

Page 6: Suara Ungu Maret 2012

� suara ungu maret 2012

Oleh Febi Puspitasari

Dua orang mahasiswa bergiliran bereportase di depan para peser­ta studium general “Peningkat­an Keterampilan Bahasa, sastra, dan Budaya” (15/�). Kedua maha­siswa tersebut tampil layaknya reporter berita berbahasa Jawa yang sedang melaporkan kegiat­an sekaten dalam studium gene­ral ini.

Walaupun canggung dan harus siap disambut gelak tawa, kedua mahasiswa tersebut berusaha menunjukkan kemampuan terba­iknya untuk dikritisi oleh andi Wisnu, s.s., programmer Jogja­TV. “Keterampilan berbahasa Ja­wa sudah baik, namun masih perlu pemolesan karena isi pela­poran presenter berbeda dengan yang digunakan Master of Cere­mony,” komentar andi.

Dalam presentasinya, andi me­maparkan keterampilan presen­ter berita bahasa Jawa yang ha­rus bisa membedakan bahasa

yang digunakan presenter atau penyiar dan MC. “Isi laporan se­orang presenter lebih berkaitan dengan detail kejadian di suatu tempat dalam bentuk 5W+1H, se­dangkan isi laporan MC masih bersifat runtutan acara dan cen­derung datar,” terangnya.

selain itu, seorang presenter yang sedang meliput juga harus sudah dibekali dengan kesiapan materi. andi menerangkan, “Mi­salnya dalam pelaporan berita grebeg sekaten, seorang presen­ter harus sudah mengerti ten­tang tata upacara acara tersebut agar tidak ada kekeliruan pela­poran berita hanya karena meng­

andalkan informasi dari sekitar.” Karena menurutnya, jurnalis bu­daya tidak cukup mengandalkan keterampilan komunikasi jurna­lisme semata namun juga harus memiliki pengetahuan budaya setempat.

Pentingnya pengetahuan ten­tang daerah setempat, khususnya Jawa, juga disampaikan oleh Ka­zunori Toyoda, M.a., peneliti kar­ya ranggawarsita dari Jepang. Menurutnya, mahasiswa Pendi­dikan Bahasa Jawa harus menger­ti tentang sastra Jawa, khususnya ranggawarsita, karena karya ranggawarsita adalah intisari ke­budayaan Jawa. “saya sebagai

EVENT

Peningkatan Berbudaya JawaDi era serba modern seperti sekarang ini, budaya lokal kerap dilupakan. seminar ini sekaligus mengajak untuk menghargai budaya lokal.

Kazunori Toyoda (tengah), peneliti kebudayaan Jawa asal Jepang. Foto kanan: Museum Ranggawarsita, Semarang.

do

ku

me

n h

um

as

FB

s u

nY

air

YZ

.Wo

rd

Pr

es

s.c

om

Page 7: Suara Ungu Maret 2012

�suara ungu maret 2012

orang Jepang berminat dengan karya ranggawarsita tetapi sa­yangnya mahasiswa di Jawa ti­dak banyak tahu tentang karya ini,” ungkapnya ironi.

Kazunori lalu memaparkan sekilas tentang hasil penelitian­nya tentang karya ranggawarsi­ta, “Serat Cemporet karya pujang­ga ini mengisahkan cerita cinta antara Dewi suritna dan Jaka Pra­yana tapi ternyata banyak tema­tema utama dalam kisah ini.”

salah satu yang membuatnya terkesan adalah tema tentang kewajiban raja untuk mende­ngarkan rakyatnya dan tuntunan wanita untuk bersikap lembut dan sopan. “Tema­tema itu men­cerminkan karakter dari budaya Jawa,” ungkapnya pada reporter FBs di tempat yang terpisah.

Wakil Dekan I Dr. Widyastuti Purbani, M.a., pun mendorong peserta studium general untuk terus meningkatkan keterampil­an bahasa, sastra dan budaya da­erah. “Kita seharusnya malu de­ngan keberadaan peneliti Jepang yang tertarik belajar tentang sas­tra dan budaya Jawa, padahal ki­ta tidak,” ungkapnya membuat sanubari peserta stadium tersen­til. “Jadi alangkah baiknya kita memanfaatkan kesempatan dari stadium general ini untuk terus belajar tentang bahasa, sastra, dan budaya demi meningkatkan budaya Jawa.”

Mahasiswa Pendidik-an Bahasa Jawa harus mengerti tentang sastra Jawa, khususnya rang-gawarsita, karena kar-yanya adalah intisari kebudayaan Jawa.

PeMILIHan Mahasiswa Ber­prestasi telah memberikan dampak positif pada budaya menghargai karya prestasi ma­hasiswa di kalangan perguru­an tinggi. Oleh sebab itu, sete­lah melewati beberapa proses, akhirnya Fakultas Bahasa dan seni universitas negeri Yogya­karta (FBs unY) memiliki dua kandidat mahasiswa berpres­tasi yang nantinya akan diadu di tingkat universitas.

Pendaftaran yang mulai di­buka pada Januari 2012 berha­sil mengumpulkan 1� maha­siswa dari berbagai jurusan di FBs untuk mengikuti selek­si tahap awal, yaitu seleksi ad­ministrasi. Beberapa di antara­nya adalah IPK minimal �.00, menyusun Curriculum Vitae (CV) secara terstruktur yang terdiri atas prestasi, pengalam­an kegiatan, bukti mengikuti organisasi, dan yang tak kalah penting yaitu pengumpulan karya tulis.

“Pemilihan ini merupakan tahap awal sebelum menuju pemilihan tingkat nasional yang dilaksanakan oleh Direk­torat Pembelajaran dan Kema­hasiswaan, Direktorat Jende­ral Pendidikan Tinggi, Kemen­terian Pendidikan dan Kebu­

dayaan.” Tutur Iman santoso selaku ketua panitia pemilih­an tingkat fakultas.

setelah pengumpulan syarat administrasi, maka dipilihlah tujuh mahasiswa yang layak untuk mengikuti tahap selan­jutnya, yakni presentasi karya tulis pada Jum’at (1�/�). Me­reka adalah Maria Wulanda­ri (PB. Inggris), rasman (PB. Inggris), Zyah rocmad (PB. Ing­gris), anisa Wulandari (PB. Jer­man), rahma Fitriana (PB. Ing­gris), Re­tno Sa­fitri (PB. Inggris), dan Oktaviana nur (PBsI).

Kemudian dengan memper­timbangkan kriteria penilaian (IP Kumulatif, karya tulis ilmi­ah, kegiatan ko dan ekstraku­rikuler, bahasa Inggris/asing, kepribadian), para dewan juri menetapkan Maria Wulandari sebagai juara pertama dengan nilai 9�,5, disusul rasman de­ngan nilai 8�, dan juara keti­ga diraih Zyah rochmad Z. de­ngan nilai 82,�.

Juara pertama dan kedua akan diadu di tingkat univer­sitas dengan semua fakultas yang ada di unY. Kemudian, yang terbaik di tingkat univer­sitas berhak untuk mewakili unY berkompetisi di tingkat nasional. Fitri

Pemilihan Mapres FBs 2012

do

ku

me

n h

um

as

FB

s u

nY

Page 8: Suara Ungu Maret 2012

8 suara ungu maret 2012

EVENT

AgendA

Dari inggris sampai MongoliaThe­ Asia­ Pa­cific Ne­twork for Mora­l Educa­tion hadir untuk membahas pendidikan karakter.

Seleksi Mahasiswa Berpresta-si, 2 Maret, R. Sidang Gedung PLA Seminar Internasional “Perbandingan Pendidikan di Eropa dan Asia”, 2 Maret, R. Seminar gedung PLA Raker LIMLARTS, 3 Maret, R. Sidang Gedung PLA Workshop PKM, 3-4 Maret, R. Seminar Gedung Kuliah I Seminar I’m Here, 6 Maret, R. Sidang Gedung PLA

Rapat Dewan Dosen FBS UNY, 7 Maret, R. Seminar Gedung PLA Workshop Penulisan Proposal Penelitian, 7 Maret, R. Seminar Gedung PLA Kon-ser HIMA Musik, 8-9 Maret, Stage Tari Tedjokusumo Dia-log Jurusan Perancis, 9 Maret, R. Seminar Gedung PLA Kon-ser STUPA, 9 Maret, Stage Tari Tedjokusumo Raker Al-Hu-

da FBS, 10 Maret, R. Semi-nar Gedung PLA Pagelaran Wayang Kulit, 10 Maret, Pela-taran Gedung Kuliah IV Ra-ker EDSA, 11 Maret, R. Seminar Gedung PLA Pelantikan Or-mawa se-FBS, 14 Maret, Stage Tari Tedjokusumo Studi Banding Universitas Siliwangi, 15 Maret, R. Seminar Gedung PLA Stadium General Jurus-

an Pendidikan Bahasa Daerah, 15 Maret, R. Seminar Gedung Kuliah I Workshop on Tu-toring UKM SAFEL, 17 Maret, R. Seminar Gedung Kuliah I Kunjungan MAN 1 Surakarta, 22 Maret, R. Seminar Gedung PLA Drama Musikal HUT BDS, 29 Maret, Stage Tari Tedjo-kusumo Yudisium, 30 Maret, R. Seminar Gedung PLA.

Oleh Nunggal Seralati

seLasa (�/�) FBs unY kembali kedatangan tamu dari luar nege­ri. setelah Maret lalu seorang Be­landa menyampaikan seminar bertemakan pendidikan, kini australia dan Inggris tak mau ka­lah. Dorrie Hancock serta Chris­topher Drake turut menjadi pem­bicara kunci dalam seminar pen­didikan karakter”The Implemen­tation of Character Education in England, Australia, China, and Mongolia”. Peserta dari seluruh fakultas, bahkan sampai mahasis­wa pascasarjana, memenuhi kur­

si yang berjejer rapi di ruang se­minar lantai III PLa, FBs unY.

Ha­fia­n Fua­d se­la­ku pa­nitia­ me­­nuturkan dalam sambutannya bahwa pendidikan karakter di­perlukan untuk mengimbangi masalah moral yang acap terjadi dewasa ini, terutama dengan ada­nya globalisasi. Hal ini diamini oleh shirotol Mustaqim, Wakil Ketua BeM FBs, “semoga kita se­mua dapat mengaplikasikan il­mu yang didapat tidak hanya da­lam kehidupan sehari­hari tapi juga pada kegiatan akademik.”

seminar ini mengulik seputar pendidikan karakter di Mongo­

lia, Cina (Hongkong khususnya), Inggris, dan australia. Para pa­kar yang dihadirkan memang berasal dari institusi yang sama, yaitu The Asia­ Pa­cifi­c Network for Moral Education.

Maka bahasan pun berkisar pada negara asia, khususnya Mo­ngolia dan Cina, terlebih karena masing­masing negara tersebut telah memiliki pengalaman pen­didikan karakter mumpuni. Dor­rie Hancock membawakan ma­teri mengenai edukasi moral di australia dan Mongolia, sementa­ra Christopher Drake membawa­kan materi dari Inggris dan Cina, khususnya Hongkong.

“Pendidikan karakter bukan­lah suatu program, tapi merupa­kan proses yang mendasari pem­bentukan hubungan interperso­nal,” ujar Hancock. Lebih lanjut Drake menambahkan, “Pendidik­an karakter akan mempengaruhi bagaimana kita bersikap kepada orang lain.”

Pada dasarnya pendidikan ka­rakter memang berpusat tentang bagaimana kita membentuk sua­tu karakter sesuai denganmoral va­lue yang dihargai masing­ma­sing individu. Hal ini lantas mem­bawa kita kepada hubungan an­tar sesama dan bagaimana mem­bangun ikatan tersebut. ada ba­nya­k se­ka­li be­ne­fit ya­ng bisa­ di­dapat dengan mengembangkan karakter yang baik. seperti yang diucapkan Prof. Dr. Zamzani, “se­moga kita dapat menyerap pem­belajaran ini dengan baik.”

Page 9: Suara Ungu Maret 2012

9suara ungu maret 2012

unTuK membuktikan komit­men Fakultas Bahasa dan seni universitas negeri Yogyakarta dalam pengembangannya seba­gai lembaga, pada rabu (1�/�) pihak dekanat melaksanakan Pelantikan Pengurus Ormawa FBs unY periode 2012­201�.

sebanyak 5�0 aktivis maha­siswa yang tergabung dalam Or­ganisasi Mahasiswa (Ormawa) resmi dilantik dan siap meng­emban amanah untuk satu ta­hun ke depan. aktivis FBs diha­rapkan bisa menjadi penggerak budaya Indonesia dan mampu membawa nama harum fakul­tas maupun universitas.

Dalam sambutannya, Prof. Dr. Zamzani, M.Pd. selaku de­kan FBs mengaku bangga dan patut mengibarkan bendera pe­nuh untuk antusiasme mahasis­wa yang meningkat dibanding tahun sebelumnya.

“Pada tahun sebelumnya pi­hak dekanat hanya melantik se­kitar �0 sampai 80 aktivis, na­mun malam ini, di stage Tari, ki­ta bisa merasakan semangat pe­muda yang makin berkobar,” ujarnya. Ia juga berpesan semo­

ga dengan kuantitas yang ber­tambah, kualitas FBs juga sema­kin meningkat.

acara dilanjutkan dengan Pembacaan sumpah dan Janji Jabatan Pengurus Ormawa FBs yang dipimpin langsung oleh Dekan FBs. sebagai tanda pe­resmian, dilakukan pemotong­an tumpeng yang dibagikan pada 15 ketua ormawa. Mema­suki acara inti, para mahasiswa mengikuti ta­lk show yang meng­hadirkan dekan dan para wakil dekan sebagai pembicara.

Dalam ta­lkshow ini para ma­hasiswa diberikan informasi dan pembekalan seputar hak dan kewajiban mahasiswa mau­pun pihak dekanat. Bertindak sebagai moderator arda sedyo­ko (Ketua BeM FBs unY 2012­201�). Di sini juga dibahas jam malam PKM, apakah hingga jam 1�.00 atau 22.00 WIB.

Menanggapi hal tersebut sa­lah satu mahasiswa yang dilan­tik mengatakan bahwa ia lebih setuju jika jam malam untuk PKM diberlakukan hingga jam 22.00 WIB, hal ini terkait de­ngan jadwal kuliah yang ber­langsung hingga sore. Jika jam 1�.00 WIB PKM sudah ditutup kapan aktivitas organisasi bisa diaktualisasikan. Fitri

LintAs

Pagelaran WayangSabtu (10/03) lalu di depan Gedung Kuliah IV FBS diselenggarakan pa-gelaran wayang dengan tema “Mba-ngun Pura Kencana”. Dikisahkan, para Pandawa mendapat hadiah da-ri Dewa berupa negara Indraphras-ta melalui Babat Alas Wanamarta. Negara yang masih berupa hutan belantara angker itu dijaga oleh pa-ra makhluk jahat penunggu Alas Wanamarta. Pagelaran wayang ku-lit yang didalangi oleh Ki Iswahyudi yang juga Dosen Seni Rupa, beser-ta kru yang diboyong langsung dari Bantul tersebut berlangsung khid-mat. Acara juga dimeriahkan oleh para pegiat seni, seperti Gareng Ra-kasiwi, Rimi Widyastuti, dan Les-tantun. Nunggal dan Fitri

Haul Chairil anwarKeluarga Mahasiswa Sastra Indone-sia (KMSI) menyelenggarakan Ma-lam Puncak Haul Chairil Anwar ber-tema “Seribu Tahun Lagi Untuk Sa-jak Chairil Anwar”. Acara haul di-awali dengan diadakannya Lomba Cipta Puisi bagi Mahasiswa dan Ba-ca Puisi bagi Siswa Sekolah Mene-ngah Atas (SMA) tingkat DIY. Kemu-dian malam puncak diselenggara-kan pada Sabtu, 28 April 2012 di La-boratorium Karawitan Fakultas Ba-hasa dan Seni UNY. Selain khotbah acara, malam puncak tersebut juga diisi dengan pembacaan dan musi-kalisasi puisi oleh para Bintang Tamu (Kedung Dharma Romansa, Asar-kem, Sasmita, Urban Musik Kustik) dan audience. Fitri

Dekanat FBs Lantik 560 aktivis

Prof. Dr. Zamzani, M.Pd. melantik pengurus Ormawa fakultas.

do

ku

me

n h

um

as

FB

s u

nY

do

ku

me

n h

um

as

FB

s u

nY

Page 10: Suara Ungu Maret 2012

10 suara ungu maret 2012

KABAR PLA

Budaya Kerja Berbasis “WasH”sudah saatnya tenaga pendidik mengamalkan WasH (work, appearance, speak, and honour) dalam rangka mencapai profesionalitas pengajaran.

Oleh...

FaKuLTas Bahasa dan seni unY melaksanakan rapat Dewan Do­sen pada � Maret 2012, di ruang seminar gedung PLa FBs unY. Pertemuan dihadiri seluruh do­sen FBs unY. Hadir sebagai pem­bicara inti, Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah dari uns (universi­tas negeri surakarta sebelas Ma­ret). Ia menyampaikan presen­tasi yang bertema “Membangun Budaya Kerja Berbasis WasH”.

acara dibuka secara resmi oleh Dekan FBs unY dan dilanjut­kan penyampaian program kerja

2012 yang disampaikan oleh Wa­kil Dekan I,II, dan III. Masing­ma­sing memiliki program kerja un­tuk tahun 2012, seperti Wakil

Dekan I memfokuskan pada peningkatan kerjasama, sekolah binaan, peningkatan percepatan masa studi, dan peningkatan ku­alitas PBM. Wakil Dekan II, me­nyampaikan prog­ram peningkatan sarana dan prasa­rana serta pening­katan kesejahte­raan karyawan dan dosen unY. sementara itu, se­suai kewenangan­nya, Wakil Dekan III menyampaikan program PKM, mahasiswa berprestasi, Ormawa dan lain sebagainya.

Para peserta mengikuti acara tersebut dengan penuh perhati­an, mendengarkan paparan prog­ram kerja fakultas dari para Wa­kil Dekan FBs. setelah penyam­

paian program kerja, pada sesi berikutnya Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah menyampaikan apa dan bagaimana membangun bu­daya kerja berbasis “WasH” dan karakter perilaku pendidik dan tenaga kependidikan.

Beliau menjelaskan “WasH”, yang merupakan akronim dari

work (Kinerja se­penuh hati) pro­fesionalisme pen­didik, dan tenaga kependidikan; ap­pearance (berpe­nampilan mena­rik) wajah berse­ri­seri, selalu ter­senyum, inner

beauty; spea­k (komunikasi ba­gus) jelas, pesan tersampaikan dengan tepat, menyejukkan, me­motivasi, dan memberi inspirasi; dan honour (pelayanan maksi­mal) peduli dan proaktif.

acara tersebut berjalan dengan lancar. Berakhir sekitar pukul 1�.00 WIB dan ditutup dengan harapan, semoga para dosen be­tul­betul dapat meningkatkan ki­nerja dengan menerapkan me­tode berbasis “WasH”.

Prof Dr. Furqon Hidayatullah dari UNS Solo. Foto bawah: ilustrasi pengajaran yang menyenangkan.

Metode WasH dapat membangun

karakter positif bagi pendidik.

Foto

-Fo

to: s

olo

Po

s.c

om

, n

ati

qa

hd

r.W

or

dP

re

ss

.co

m

Page 11: Suara Ungu Maret 2012

11suara ungu maret 2012

FIGUR

Lahir: Klaten, 27 Maret 1991 Prodi: Pendidikan Bahasa Ing-gris angkatan 2008 Presta-si: best speaker JADISULIT 2010; semifinalis NUEDC Re-gional dan NUEDC Undip 2011; delegasi WUDC 2012.

annisa L Maretha

Oleh Nunggal Seralati

World university De­bating Championship (WuDC) adalah lom­ba debat tahunan ba­

gi seluruh universitas di dunia. acara ini bisa diikuti siapa pun, jadi tidak ada seleksi. Meski be­gitu, jelas yang menjadi perwakil­an negara dan universitas sudah disaring terlebih dahulu,” kata annisa Maretha.

retha, begitu sapaan akrabnya, adalah salah satu wakil Indone­sia di ajang WuDC 2011­2012. Bersama rekan sekampusnya, In­tan Charina, serta para delegasi dari universitas lain, mereka ber­angkat ke Manila, Filipina, De­sember lalu. retha memang ke­rap menjadi ujung tombak tim de­bat bahasa Inggris unY. Ia per­nah berkompetisi di Java Over­land Varsities english Debate (JO­VeD), national universities eng­lish Debating Championship (nu­eDC), Indonesian Varsity english Debate (IVeD), dan JDF as You Like It (JaDIsuLIT).

Ditemui di beranda student Center unY, retha menceritakan pengalamannya bertandang ke De La salle university, Manila. Tujuh belas tim yang berasal da­ri 12 universitas menjadi perwa­kilan Indonesia dalam ajang Wu­DC dari Desember 2011 hingga Ja­nuari 2012, termasuk unY. Meski mereka belum berhasil meraih juara, retha mengaku ada ba­nyak hal yang bisa dipetik.

“Di sana kami bertemu tim­tim dari negara lain, seperti dari stanford university, Cambridge university, York university, dan university of Colorado. Dari pa­ra na­tive spea­ker itulah kami ba­

annisa LaUra MaretHa

Belajar Debat, Belajar Berpikir terbukaKebiasaan mempelajari bahasa Inggris sejak kecil mengantarkan retha ke arena World university Debating Championship.

nyak mengulik gaya debat serta metode atau pendekatan terha­dap suatu mosi,” katanya.

Menurut retha, kompetisi de­bat dunia seperti WuDC bukan sekadar prestasi dan kebangga­an. namun lebih kepada bagai­mana ia dan rekan­rekannya bi­sa berbaur dengan tim­tim dari negara lain yang notabene sudah ahli di dunia debat sehingga da­pat belajar dari mereka.

Bahasa Inggris sudah lama menjadi minat retha. Kebiasaan berucap dialog pendek dalam ba­hasa tersebut sejak kecil telah menciptakan ketertarikan tersen­diri baginya. Dengan keinginan

memperlancar bahasa Inggris, ia pun bergabung dalam tim de­bat sMa­nya. Meski baru mulai berkecimpung di dunia debat ba­hasa Inggris pada semester tiga masa perkuliahan, mahasiswi yang pernah meraih juara kedua Lomba Pidato dan Debat Baha­sa Inggris tingkat provinsi keti­ka berseragam putih abu­abu ini mengaku bahwa debat mensti­mulasi cara berpikirnya.

“Bagi saya, debat itu lebih da­ripada improving bahasa Inggris saja. Debat adalah tentang bagai­mana kita memandang suatu hal dari perspektif berbeda serta membuat kita berpikir logis dan kritis,” terangnya.

sebagai penutup, retha meng­ungkapkan harapannya, “Berusa­halah berpikir bahwa dunia itu luas, ngga­k cuma­ spe­sifik di sa­tu bidang. Belajarlah berpikir terbu­ka karena open­minded memang dibutuhkan terutama dalam era global seperti sekarang.”

Retha, Pendidikan Bahasa Inggris UNY yang kerap mengikuti....

do

ku

me

n P

riB

ad

i

Page 12: Suara Ungu Maret 2012

12 suara ungu maret 2012

ka­u ikuti la­jurnya­ a­da­la­h perpa­n­ja­nga­n sumbu ya­ng ka­u sulut di ra­himku dulu. Ka­rena­ itu, a­ku menja­ga­mu ta­k mengena­l wa­ktu.

(Catatan: Damar Kemba­ng a­da­­la­h ritua­l ora­ng Ma­dura­ untuk mengeta­hui kea­da­a­n a­na­k a­ta­u kelua­rga­ di ra­nta­u. Sumber: Kom­pa­s Minggu, 21 Agustus 2011).

seperti dalam catatan puisi ter­sebut, Da­ma­r Kemba­ng adalah ri­tual orang Madura untuk menge­tahui keadaan anak (keluarga) di rantau. Biasanya, ritual meng­hidupkan Damar Kembang dila­kukan pada hari­hari tertentu, setiap malam Jum’at atau setiap hari kelahiran keluarganya ter­sebut, baik itu suami atau anak­nya. Tak dapat dipungkiri ketika

anaknya yang sedang belajar di sebuah pesan­tren, pada malam kela­hiran anaknya atau pa­da malam Jum’at Damar Kemba­ng akan dinya­lakan.

ritual ini menjadi sa­lah satu alat petanda atau simbol di mana ke­luarga tersebut yang se­dang bepergian jauh akan diketahui kesela­matannya, baik keadaan

se­ca­ra­ fisik a­ta­u non fisik: /Aku memuja­mu denga­n a­pi ini, a­na­k­ku/Seba­b a­ku ta­hu ra­ha­sia­ penda­r da­ma­r pa­da­ sumbu ka­pa­s ya­ng desisnya­ terdenga­r/Di a­ta­s seke­ra­t da­un lonta­r da­n jela­nta­h itu, suluh da­ma­r menja­di kompa­s ba­­giku, da­n kusulut ia­ ba­gi jiwa­mu, agar nyala dan terangnya mere­sa­p ke da­sa­r ha­tiku//.

ritual ini dalam pelaksanaan­nya menggunakan sebuah cang­kir, mangkuk atau apa saja yang dapat mewadahi minyak kelapa yang menjadi bahan bakarnya. Lalu, di atasnya ada eratan kecil

Berbicara tentang puisi, tentu akan melibatkan kata, bahasa, diksi, meta­fora, dan semacamnya.

Puisi merupakan karya sastra yang mempunyai ruang gerak bebas tapi dibatasi oleh kebebas­an puisi itu sendiri. Maksudnya, puisi tidak serta merta mencip­takan kata­kata yang kemudian membentuk kalimat yang indah kedengarannya yang hampa makna.

Pendapat ini mengambil teori kebebasan sosiologi dalam berin­teraksi dengan orang lain. Ken­datipun puisi, eksistensi puisi de­ngan pembaca mempunyai hu­bungan emosional yang kuat dan terikat. Puisi bisa saja dapat meng­ubah kultur masyarakat dan belum tentu masya­rakat mampu mengubah kultur puisi.Da­ma­r Kemba­ng me­

rupakan karya puisi ber­jenis kelamin sastra ka­mar. agus r. sarjono pa­da kata penutup dalam Puisi dan Prosa Chairil anwar yang berjudul De­rai­Derai Cemara meng­ungkapkan bahwa, pada dasarnya karya sastra dapat dibagi menjadi dua, yakni karya sastra berciri sastra Kamar dan sastra Mimbar. Meminjam istilah Carl gustav Jung, dapat di­katakan bahwa sastra Kamar ber­kehendak kepada individualisa­si, sementara sastra Mimbar ber­kehendak pada sosialisasi.

sekalipun demikian, Damar Kemba­ng bukan berarti mempo­sisikan puisi tersebut dari kekhu­susan makna. Justru tokoh­tokoh yang diangkat di dalamnya mem­punyai keumuman makna. Tokoh­tokoh keseharian puisi Damar Kemba­ng juga sangat vital dalam

kehidupan sehari­hari. Bahkan tidak hanya itu, tokoh­tokoh Da­ma­r Kemba­ng akan sangat signi­fika­n di dunia­ da­n ma­upun di akhirat. semisal peran “Ibu” da­lam keseharian kita. ada apa dengan Ibu?

Damar Kembang: Aku memu­ja­mu denga­n a­pi ini, a­na­kku. Se­ba­b a­ku ta­hu ra­ha­sia­ penda­r da­­ma­r pa­da­ sumbu ka­pa­s ya­ng de­sisnya­ terdenga­r. Di a­ta­s sekera­t 

da­un lonta­r da­n jela­nta­h itu, su­luh da­ma­r menja­di kompa­s ba­gi­ku, da­n kusulut ia­ ba­gi jiwa­mu, agar nyala dan terangnya mere­sa­p ke da­sa­r ha­tiku.

Bila api menggeliat di udara: ke ka­na­n da­n ke kiri. Ia­ mela­rut jiwa­. Ka­u pa­sti ba­ha­gia­ di sa­na­. Da­n bila­ ia­ ma­ti, kusulut la­gi, ma­­ti lagi; gerimis bening tumpah da­ri ma­ta­ku, mema­da­mka­n sega­la­ suka­mu.Ba­giku, ka­u a­da­la­h a­pi itu, a­na­k­

ku. Api ya­ng berkoba­r di a­lira­n da­ra­hku, sumsum tula­ng, da­n de­ta­k ja­ntungku. Ga­ris na­sib ya­ng 

APRESIASI

realitas Kebudayaan dalam Puisi

Puisi dan pembaca mempunyai hubungan emosional yang kuat

dan terikat. Puisi bisa saja dapat mengubah kultur masyarakat,

namun belum tentu masyarakat mampu mengubah kultur puisi.

Oleh Mawaidi D Mas

Page 13: Suara Ungu Maret 2012

1�suara ungu maret 2012

kirimkan esai anda tentang bahasa, sastra, dan seni ke [email protected] berikut foto dan identitas diri.

pelepah pisang yang masih hijau dan dilubangi agar sumbu dari pintalan kapas masuk. sebab, ka­lau menggunakan eratan pele­pah pisang yang sudah kering di­khawatirkan akan terbakar. se­mentara api disulut ketika sum­bu kapas menyatu dengan kental minyak kelapa. Menyalalah, sam­pai malam benar­benar larut atau sampailah di esok pagi.Da­ma­r Kemba­ng dalam ritual

orang Madura menjadi barome­ter keselamatan keluarganya. api yang menyala dan berpendar­pendar tentu akan menjadi pu­sat perhatian seorang ibu yang menggelar ritual itu. Betapapun apa yang terjadi, seorang Ibu akan melakukan apa saja yang dapat ia lakukan demi keselamat­an yang bersangkutan: /Bila api menggelia­t di uda­ra­: ke ka­na­n da­n ke kiri/Ia­ mela­rut jiwa­/Ka­u 

pasti bahagia di sana/Dan bila ia ma­ti, kusulut la­gi, ma­ti la­gi; geri­mis bening tumpa­h da­ri ma­ta­ku, mema­da­mka­n sega­la­ suka­mu//.

ahmad Muchlish amrin dalam puisi Da­ma­r Kemba­ng ini tak ha­nya memaparkan ritual Damar Kembang. Lebih dari itu, sastra­wan yang juga cerpenis ini meng­elaborasi peran seorang ibu da­lam hubungan batinnya dengan anaknya. esensialitas seorang ibu begitu mendalam dieksplor dan kuat. Meskipun tak banyak pengungkapan bait terakhir pu­isinya namun menjanjikan: /Ba­giku, ka­u a­da­la­h a­pi itu, a­na­kku/Api ya­ng berkoba­r di a­lira­n da­ra­h­ku, sumsum tula­ng, da­n deta­k ja­n­tungku/Ga­ris na­sib ya­ng ka­u ikuti la­jurnya­ a­da­la­h perpa­nja­nga­n sumbu ya­ng ka­u sulut di ra­himku dulu/Ka­rena­ itu, a­ku menja­ga­mu ta­k mengena­l wa­ktu//.

Karya sastra ditilik secara umum tidak lepas dari pentas ke­budayaan. Puisi ahmad Much­lish amrin berperan sebagai ben­tuk sintagmatis secara linier pa­da satuan tertentu di antara un­sur­unsur bahasa dengan kebuda­yaan. Terkadang pula menying­gung aspek sosial­kultural sosok seorang ibu kepada seorang anak, yang sampai saat ini banyak anak yang lupa pada peran se­orang ibu.

mawaidi d mas, pemerhati budaya dan mahasiswa Bahasa

dan sastra indonesia unY.

jog

jaa

rtW

or

k.in

do

ne

tWo

rk

.co

.id

Page 14: Suara Ungu Maret 2012

1� suara ungu maret 2012

SASTRA

Cerpen Azwar Rizky Syafrudin

Wanita embun

Nak, manusia itu dicipta­kan Tuhan dari tanah surga yang katanya sa­ngat subur. Tanah yang

bisa kau tanami tumbuhan apa saja. Bahkan konon di surga sa­na, pohon yang telah tumbuh tak pernah lelah berhenti berbuah. Juga bunga­bunga yang tak per­nah bosan bermekaran, seakan saling ingin menunjukkan siapa yang paling indah.

“namun ada beberapa wanita yang tidak Tuhan ciptakan dari tanah seperti yang lainnya. Mere­ka adalah wanita­wanita pilihan Tuhan, yang beruntung yang di­ciptakan dari embun surga. em­bun­embun yang menyegarkan surga di setiap paginya, di setiap harinya.

“Dan asal kau tahu nak, konon katanya tanah di surga itu subur karena setiap paginya Tuhan tak pernah lupa menyiraminya de­ngan embun pagi yang sengaja ia jatuhkan dari dedaunan. Dengan nafas­nya sendiri sengaja Tuhan meniupkan embun­embun agar jatuh dan berlinangan. Berlinang­an bagai air mata ibu yang ber­guguran, tumpah karena luapan kasih sayang.”

saat aku kecil sebelum tidurku, aku selalu meminta ibu untuk menceritakan dongeng itu. Do­ngeng tentang para wanita yang diciptakan Tuhan dari embun surga. entah mengapa dari seki­an banyak dongeng yang pernah ibu ceritakan, aku hanya selalu tertarik dengan dongeng tentang wanita embun itu. Pernah ibu bertanya mengapa aku tak pernah bosan dengan cerita itu. namun akhirnya ibu hanya tersenyum, diam, dan tertunduk karena tak tahu harus menjawab apa.

“Bu, seperti apa wajah wanita embun yang ibu ceritakan itu? apakah ia cantik seperti ibu peri yang sering aku lihat di televisi?”

Ibu tersenyum lagi saat meli­hat kerut keningku muncul kare­na tak sabar menunggu jawaban darinya.

“Iya nak, ia seperti ibu peri yang sering kau lihat di televisi. Ia sangat cantik dan baik hati. Ma­tanya bersinar namun tidak be­gitu terang. sinarnya begitu lem­but dan menyejukkan. seperti sinar kunang­kunang yang men­damaikan hatimu ketika kau ter­sesat di telan kegelapan. suara­nya juga begitu lembut dan me­

nyejukkan. seperti semilir angin yang mengusap lembut wajahmu, seperti suara bidadari yang mer­du. Tapi ia tak punya sepasang sayap putih dan tongkat sihir se­perti ibu peri yang kau lihat itu, nak. Ia punya senyuman yang da­pat mengabulkan semua keingin­anmu, nak.”

“War, kamu kenapa diem aja, sakit?”

suara itu begitu lembut. aku yang dari tadi terlelap dalam ke­nangan masa laluku akhirnya ter­bangun, ketika suara lembut itu hinggap di telingaku.

“eh, engga­k papa kok Yuk. Ma­af, sampai mana tadi ya?”

Melihat aku yang begitu susah mencari jawaban, ia hanya terse­nyum. ah, senyum itu. aku sela­lu dibuat kagum olehnya. senyum itu bagai kepak sayap sepasang kupu­kupu yang berterbangan. senyum itu membuatku lupa pa­nas matahari yang sedari tadi menyengatku.

“Yuk, bukunya bagus kan?” un­tuk mencairkan suasana yang ter­lanjur kaku, aku coba tunjukkan kepadanya buku Dunia Sophie

ela

no

rd

h.d

ev

ian

tar

t.c

om

Page 15: Suara Ungu Maret 2012

15suara ungu maret 2012

kirimkan cerpen dan puisi anda ke [email protected] berikut identitas diri.

PUisi-PUisi b ekALAyA

B ekalaya, mahasiswa P Bahasa dan sastra indonesia.

MenyetrikaYang kusut adalah ingatan,Kemudian kita merabainya diam­diamMenyiram dengan beberapa butir kenangan;merapikan dalam tafakur kasih sayangmelipatnya dalam simpul kerinduanmenyimpannya dalam rumah keabadianbegitukah, sayang, sampai kapan?diam­diam sunyi mendekap malam

sepak Bolaadalah nasib Yang meliuk­liuk Ke kiri ke kananMempermainkan. Terlepas Kemudian, kita giring. masuk sasaran,goal...menembus­Mu

Pendakiansebab cinta adalah sesamaMaka kutekadkan untuk mencintaimu. Dahanreranting dan rumput yang menerima desahkuBebatuan, pepohonan yang menerima luka jalanku.Bukankah kita begitu karib,dalam damai yang kita sebut sunyi. Ijinkan aku menjadi satu, denganmu, dalam angkuhmu…

sehabis HujanYang turun, rerintikDoa. Mengusap kerinduangersang jiwa pengembaraDi persimpangan rumahmu

karya Jostein gaarder, buku yang baru saja aku beli bersamanya.

“Iya War, bagus. Kan sampul­nya meling­meling, hahaha.”

“Hahaha” Mendengar jawaban­nya, aku pun jadi ikut tertawa.

suasana kini dipenuhi dengan tawa. aku jadi teringat ketika ia bertanya tentang alasanku mem­beli buku itu. aku yang sebenar­nya sama sekali tidak tahu buku itu, menjawab asal.

Kami terus larut dalam canda dan tawa. Di depan kami terham­par lautan motor dan mobil. se­tiap detik ada saja yang datang untuk meninggalkan motornya di sana, juga setiap detik ada saja yang datang untuk mengambil motornya kembali. Matahari se­makin panas menyengat tubuh kami, mungkin ia cemburu meli­hat kebersamaan kami.

Pada sebuah kesempatan, ma­ta kami bertemu. aku baru sa­dar, ternyata mata itu sama saja seperti senyumannya. Mata itu begitu bulat dan indah, meng­ingatkanku pada kelereng war­na­warni di masa kecilku. Dulu aku sangat senang mengumpul­kan kelereng­kelereng yang ber­

warna indah. namun, dari seki­an banyak koleksi kelerengku, tentu saja tidak ada satupun kele­reng yang seindah matanya.

Mata itu sama dengan mata wa­nita embun yang dahulu pernah ibu ceritakan. Matanya bersinar namun tidak begitu terang se­perti sinar kunang­kunang yang mendamaikan hati ketika kita ta­kut saat tersesat di telan kegelap­an. Matanya adalah senja, redup sinarnya namun begitu mengha­ngatkan. senja adalah matanya, lembut sinarnya membawaku ha­nyut dalam sebuah kenangan.

“nak, mungkin suatu saat nan­ti kau akan bertemu dengannya, seorang wanita yang Tuhan cip­takan dari embun surga. Jika kau bertemu dengannya, jagalah ia baik­baik. Ia bagaikan hujan yang menghapus kemarau panjang. Ia adalah setetes embun yang akan menyelamatkanmu dari daha­ga kehidupan. Jagalah ia, nak. Ja­ngan sampai panas matahari menguapkannya, dan menjadi­kannya hujan pada setiap sudut matamu.”

“War, kamu kenapa lagi?”sekali lagi suara lembut itu me­

nyadarkanku. aku tersenyum melihatnya. aku tersenyum saat melihat ribuan kunang­kunang yang berhamburan dari tiap su­dut matanya. ribuan kunang­ku­nang itu terbang menghampiri­ku. Mereka menyeretku, memba­waku terbang ke dalam kenang­an dongeng masa kecilku.

“eh, enggak papa kok Yuk. aku hanya teringat janjiku pada ibu.”

“Ha? Janji apa War?”“Janji untuk menjaga seorang

wanita embun yang suatu saat nanti kutemui.”

“Ha? Wanita embun? apa itu?”Lagi­lagi aku hanya bisa terse­

nyum. ribuan kunang­kunang kembali menyeretku terbang ke dalam kenangan dongeng masa kecilku.

azwar rizky syafrudin, mahasiswa Bahasa dan sastra indonesia unY.

Page 16: Suara Ungu Maret 2012

IMagesUara UnGU

digital Art karya novida nM Arif

Novida NM Arif adalah mahasiswa Seni Rupa angkatan 2008.

1. Cover KomikSampul untuk komik yang ditujukan untuk mempromosikan tempat wisata di Yogyakarta.

2. CO2 (Digital Painting)Image illustration dari salah satu tokoh film pendek “Cahaya Biru”, yang digarap bersama tim produksi dari Pendidikan Seni Rupa UNY.

3. Stiker GKPop art, unsur tradisional ditambah unsur modern. Desain stiker yang ditujukan untuk mempopulerkan wayang.