STV Kendala & Solusi Pada Gedung Tinggi

download STV Kendala & Solusi Pada Gedung Tinggi

of 40

description

Bangunan Gedung Bertingkat Tinggi KENDALA & SOLUSI Sistem Transportasi Vertikal

Transcript of STV Kendala & Solusi Pada Gedung Tinggi

  • SELAMAT DATANG SALAM SEJAHTERA

    Paparan oleh : Sarwono Kusasi Ricky RumindoAsosiasi Produsen dan Pemborong Lift dan Eskalator (APPLE)*15 Agustus 2014

  • Dibedakan atas dua hal :

    Perencanaan komponen peralatan berdasarkan kapasitas daya angkut dan kecepatan perhitungan teknik :Kebutuhan daya (power, kW)Gaya reaksi dan kekuatan tali baja (N)Aselerasi/deselerasi (m/s2)Efisiensi systemFaktor keamananBatasan ruang dan tempat serta toleransi ruang gerak (mm).

    Perencanaan untuk kebutuhan pengguna berdasarkan analisa saat terjadi sirkulasi padat (traffic analysis) trial errorPenentuan kapasitas daya angkutKecepatanJumlah unit lift Pengaturan tata letak ruang dan lobi (main lobby dan sky lobby).

    Pembahasan ini untuk butir 2 yang biasa disebut penetuan sistem TVG, khususnya untuk bangunan gedung bertingkat sangat tinggi (super high rise building). Perencanaan TVG *

  • Perencanaan TVG Konfigurasi kelompok liftdalam satu sistem :- Single rise (zona) - Multi rise (zona)- Ulang-alik (shuttle service), dengan transit floor

    Tata letak dalam bangunanhubungannya dengan :- Selasar (koridor)- Balai tunggu (lobby)- Fungsi-fungsi lantai

    PerhitunganMerujuk kriteria yang ditetapkan dalam SNI- Jumlah unit, - Kapasitas, dan - Kecepatan lift *

  • ABSTRACT Banyak pertimbangan yang harus diperhitungkan jika kita hendak merencanakan jenis lift yang tepat (optimal) untuk suatu gedung.

    Paling sederhana dengan membandingkan gedung-gedung kiri-kanan yang ada. Ternyata sukses gedung yang sifatnya sama tidak harus memiliki jenis sirkulasi orang (traffic) yang sama.

    Budaya, lokasi bangunan, dan fungsi bangunan itu sendiri, adalah juga merupakan faktor dan asumsi yang harus dipertimbangkan dalam perhitungan pemilihan

    Pemilihan sistem lift harus memenuhi 2 kriteria sekaligus yaitu batas maksimum interval (waktu tunggu rata-rata di lobi) dan daya angkut secara kelompok dalam selang tempo 5 menit harus lebih besar dari kebutuhan penghuni bangunan saat sirkulasi puncak (peak traffic demand).

    Oleh karena itu perhitungan dilakukan secara coba-ulang (trial and error method) beberapa kali sampai memperoleh kombinasi yang efisien dan ekonomis.*

  • How to handletraffics in a high rise building efficiently at acceptable & reasonable cost,

    Constraints & solutionsin building vertical transportation systemBASIC PHILOSOPHY*

  • 5 kategori berdasarkan tinggi tingkatan lantai :

    Gedung bertingkat rendah, sampai dengan 15 lantai : Low Rise (LR)

    Gedung bertingkat sedang rendah, s/d 25 lantai : Medium Low Rise (MLR)

    Gedung bertingkat sedang tinggi, s/d 35 lantai : Medium High Rise (MHR)

    Gedung bertingkat tinggi, sampai dengan 55 lantai : High Rise (HR)

    Gedung bertingkat sangat tinggi, lebih dari 55 lantai : Super High Rise (SHR)

    Tertinggi mencapai 120 lantai (sepengetahuan penulis)

    Bangunan gedung SHR harus memanfaatkan lantai lobi transit (sky lobby)Kategori Bangunan Gedung Tinggi *

  • Number of unitsCapacity (kg)Speed (m/m) Function of building Peak traffic demand (persons / 5 mins.) Average waiting time (in second)SUPPLY and DEMAND*

  • Function of building & traffic pattern *

    NoFunctionPeak Traffic Demand1.Office buildingsSingle purpose buildingsMulti purpose buildingsmorning up peak,afternoon down peak 2.Hotels Hospitals balance up and down(most of the time)3.Apartments morning down peak (balance rest of the time)4.School buildingsmorning up peak(balance rest of the time)

  • Potensial Traffic (excluding bottom floor as a terminal) (1) OFFICE BUILDINGSa. Commercial : 10 m2/Pb. Prestige: 12 m2/Pc. Institutional: 8 m2/Pe.g. (a) 1200 m2 net rentable are / floorP.T. = 1200 / 10 = 120 persons / floor

    (2) 1. HOTEL a. 1st class hotel : 90% no. of rooms x 1.7b. Medium and low class : no. of rooms x 1.7e.g. (a) 400 roomsP.T. = 0.9 x 400 x 1.7 = 612 persons 2. HOSPITALHigh rise hospital building : 90% x rooms x 3.5*

  • Potensial Traffic (excluding bottom floor as a terminal) (3) APARTMENTS a. Luxurious : 90% no. of units x 3.5 b. Medium: 90% no. of units x 4.0 c. Low cost: 90% no. of units x 5.0e.g. (b) no. of units = 100P.T. = 0.9 x 100 x 4 = 360 persons

    (4) SCHOOL BUILDINGS No. of class x 25 persons e.g. : 10 class roomsP.T. = 10 x 25 = 250 persons*

  • Potensial Traffic (excluding bottom floor as a terminal) (5) DEPARTMENT STORE 75% P.T. handled by ESCALATORS 25% P.T. handled by ELEVATORS P.T. = 2.5 m2 sales area per personse.g. total sales area = 4000 m2 P.T. = 1.600 persons P.T. to be handled by ESCALATORS = 1.200 persons P.T. to be handled by ELEVATORS = 400 persons

    *

  • Number of units & grouping One unit : Simplex operation, serve 7 floors

    Two units : Duplex operation, serve 16 floors

    3 to 8 units : Group operation, serve > 16 floors, micro processor base controlMulti rise (zone) : 10 floors / rise*

  • Car area & capacity 1 person = 68 kg (average) = 0.16 m2Contoh : Capacity 680 kg = 10 persons1.6 m2 net area of car + 1.4 m (W) x 1.2 m (D)W = 1.2 DW = width; D = depth

    CWT CWT RAILS

    CAR 1.4 m WIDTH CAR RAILS 1.2 m DEPTH CAR DOOR

    SUGGESTED DEPTH = + 80% of WIDTH

    *

  • Speed selection Low Rise Building(up to 13 floors) 45 m/m - 105 m/m Medium Low (up to 25 floors)105 m/m - 150 m/m Medium High (up to 35 floors)150 m/m - 240 m/m High Rise (up to 55 floors)240 m/m - 360 m/m Super High(above 55 floors) > 420 m/m *

  • Low RiseMedium RiseHigh Rise and Super High RiseService liftm/mLOADSpeed vs Capacity load *

  • ApartmentHospitalLow dutyfreightkgm/mMedium dutyfreight High dutyfreightAPARTMENT, HOSPITAL, FREIGHT LIFTSpeed vs Capacity load *

  • TRAFFIC DEMAND*

    Building FunctionPeak Traffic Demand(percentage of P.T.) (per 5 minutes)Passenger Avrg. Waiting Time (seconds)1. Office a. Single purpose b. Multi purpose14 16%10 13% 30 4025 352. a. Business Hotel/ Hospital b. Resort Hotel 8 10%

    6 8% 40 60

    60 903. APARTMENT a. Luxurious b. Standard 8%6% 60 8080 90

  • time% Potential TrafficAMPMUp peakDown peaknoonTRAFFIC DEMAND*

  • TRAFFIC DEMAND*

  • Ilustrasi Perencanaan TVG *

  • Alternatif :Shuttle Service Elevators, Lift single deck dengan 2 pintu muka belakang lebar 2 m masuk kereta pintu depan,keluar melalui pintu belakang.IlustrasiGedung Tinggi55 Lantai*

    Sheet1

    MR

    Top floor lt.55

    HR local

    UP

    180 m/m

    lt.44MR

    lt.43

    local LR

    HZ

    120 m/m

    lt.32 MRMRlt.32 Upper sky lobbyRF

    RF lt.31lt.31 Lower sky lobbyRF

    transit

    local TD

    90 m/m

    lt.22MR

    lt.21RF

    Refugee floor

    MR = Machine Room

    Mid RHRUP = High Rise Upper Zone

    210 m/mLRUP = Low Rise Upper Zone

    TD = Top Down Upper Zone

    Mid R = Medium Rise, Lower Zone

    lt.11MRLRLZ = Low Rise Lower Zone

    lt.10

    LRShuttle service non stop 360 m/m

    90 m/mupper deck lt.2 ~ lt.32

    lower deck lt.1 ~ lt.31

    Lt.2upper main lobby

    Lt.1escalatorlower main lobby

    Double Deck Shuttle Service Elevators

  • IlustrasiGedung Tinggi

    *

  • IlustrasiGedung Tinggi

    *

  • Pola sirkulasi :

    Gedung kantor :Sirkulasi padat arah naik keatas pada pagi hari.

    Hotel dan Rumah Sakit :Sirkulasi seimbang naik dan turun pada tengah hari.

    Apartemen :Sirkulasi padat arah turun di pagi hari dan sirkulasi seimbang naik dan turun pada sore hari sampai awal malam

    Kriteria Unjuk Kerja (performance) *

  • SNI 03-6573-2001 : Tata cara perencanaan sistem transportasi dalam gedung

    Untuk bangunan gedung kantor, kriteria unjuk kerja sebagai berikut:WTR: 25 detik sangat bagus (excellent) 30 detik bagus (good) 35 detik dapat diterima (acceptable)

    Daya angkut :10% penghuni / 5 menit untuk kantor mewah12% penghuni / 5 menit untuk kantor komersiel15% penghuni / 5 menit untuk kantor instansi (kepadatan = 8 m2/P)

    Kriteria Unjuk Kerja (performance) *

  • Kendala & Solusi Beberapa kendala :

    Keamanan & kenyamanan pengguna

    Manusia mempunyai batas ketahanan terhadap gaya dinamis terutama orang-orang manula

    Penggantian komponen khususnya tali baja yang aus terutama untuk lift SSE merupakan kendala

    Suara bising menderu di kereta, goyangan dan kejutan selama beroperasi naik-turun

    Terjadinya kebakaran

    Dan masih banyak lagi*

  • Kendala & Solusi Peraturan Menteri P.U No. 26/PRT/M/2008

    Gedung berlantai 7 (tinggi 24 m) harus mempunyai lift (lift pemadam kebakaran) yang dapat digunakan bagi pasukan pemadam kebakaran dalam menjalankan tugasnya.

    Jumlah lift dan kecepatannya tidak disebutkan.

    Lift tersebut biasanya merangkap sebagai lift service yang sehari-hari biasa beroperasi melayani petugas gedung.

    Lift tersebut harus tahan api 60 menit pada pintu-pintunya, kamar mesin, dan kabel tenaga.

    Sumber tenaga listrik dari genset cadangan saat terjadi keadaan darurat kebakaran.

    *

  • Kendala & Solusi Lift pemadam (syarat minimum)

    Harus dekat dengan selang hidran pada tiap-tiap lantai

    Lobi lift harus tahan api dan kedap asap

    Dekat dengan tangga darurat.

    Dapat melayani semua tingkatan lantai

    Jika tidak terdapat lift service, maka salah satu kelompok lift penumpang ditunjuk sebagai lift pemadam kebakaran. Salah satu dari lift ulang alik (shuttle service elevator) juga ditunjuk sebagai lift pemadam kebakaran Semua unit harus dapat berfungsi sebagai sarana pelarian (egress) dipandu oleh teknisi terlatih *

  • Kendala & Solusi SNI 03-1746-2000

    Keharusan aksesibiltas dan lantai refugee (lantai kopartemen kebakaran) dengan menggunakan semua unit lift.

    Dalam hal ini semua lift ulang alik dimanfaatkan untuk evakuasi penghuni bangunan saat keadaan darurat kebakaran dengan dikawal petugas lift.

    *

  • Kendala & Solusi Persyaratan dan petunjuk dibawah ini harus dipenuhi dan diikuti :

    Ruang kompartemen kebakaran (refugee floor) di sky lobby harus tahan api TKA 60 dan kedap asap. Dalam contoh gedung berlantai 55 pada lantai 21 pun harus tersedia ruang kompartemen kebakaran.

    Tiap-tiap lantai dipasang sprinkler otomatis berfungsi pada suhu 700C sangat bermanfaat bagi penghuni bangunan sempat melarikan diri.

    Tidak terdapat bahan-bahan mudah terbakar.

    Pintu-pintu lift harus tahan api TKA 60 terhadap suhu lobi 2500C atau lebih.

    Pintu-pintu lobi dapat menutup sendiri tetapi tidak boleh terkunci.

    Penghuni harus memenuhi SOP evakuasi yang dikeluarkan oleh Manajemen Operasi Bangunan (MOB). Perlu dilakukan simulasi kebakaran tiap-tiap tahun.

    Tenaga listrik PLN jangan dimatikan selama satu jam pertama mulai saat dikenali titik api yang masih kecil, saat mana sirene berbunyi agar penghuni lari berkumpul di refugee floor. Sirene kedua berbunyi saat keadaan darurat kebakaran, diputuskan oleh manager kebakaran atau oleh MOB*

  • Asap dan gas adalah penyebab utama kematian pada waktu terjadi keadaan darurat kebakaran.

    Ruang luncur (RL) elevator shaft, merupakan cerobong asap (chimney effect) tempat larinya asap keatas, sumber api kebakaran dan menjalar melalui celah-celah pintu lantai lift. Kemudian asap mengumpul makin pekat diujung atas RL (overhead). Sebagian asap yang telah mampat merembes ke kamar mesin dan sebagian merembes menembus pintu lift pada lantai teratas dari bangunan.

    Kejadian tragis pada tahun 1979 (?) kebakaran yang menimpa hotel MGM di Las Vegas, AS mengakibatkan banyak tamu hotel yang menginap dilantai 24 (lantai teratas) dan meningggal karena asap dan gas. Penyebab kematian kemungkinan adalah sistem ventilasi (exhaust fan) dilantai teratas bangunan tidak memadai. Pengendalian asap *

  • Pengendalian asap Solusi berikut ini perlu dipikirkan bersama oleh ahli perencana bangunan dan ahli-ahli bidang penanggulangan kebakaran:

    Celah pintu-pintu lantai harus disekat (sealed) agar mengurangi derasnya asap dan gas menembus masuk ke RL.

    Diujung atas RL (overhead) perlu dipasang ventilasi exhaust fan untuk membuang asap dan gas keluar ke udara bebas yang dapat diatur buka-tutup.

    Udara di RL harus dimampatkan (pressurized) agar dapat mencegah merembesnya asap dan gas masuk melalui celah-celah pintu lantai.

    Pada tiap-tiap lantai lobi lift dibuatkan ruang tertutup kompartemen kebakaran yang tahan api dan kedap asap sebagai pelindung sehingga asap tidak sampai menjalar ke RL melalui celah-celah pintu lantai lift.

    Pemampatan udara (pressurization) di kompartemen juga suatu andil yang perlu dipertimbangkan.*

  • Mega Kuningan Town Park, 63 lantai, 320 meter untuk gedung perkantoran di Jakarta.BDNI Center 1, 62 lantai, tinggi 317 meter, gedung perkantoran JakartaMenara Kencana, 67 lantai, 288 meter, gedung perkantoran di Jakarta.Pancoran Office Park, 63 lantai, 283 meter, gedung perkantoran JakartaAncol Mansion, 60 lantai, tinggi 270 meter untuk hunian di Jakarta.The Ritz Carlton Menara 3, 63 lantai, 258 meter untuk hunian di JakartaRencana Pembangunan Gedung Tinggi IndonesiaMenara Indonesia, 72 lantai. Jl.Jend.Sudriman. Tahap pertama akan dibangun 2 gedung kantor kembar 35 lantai.Menara Signature, 111 lantai. Kompleks SBD (Sudirman Busniess District). Suatu bangunan multifunction : Kantor, Hotel, Apartemen, Shopping Center, dan Guesthouse. .Dragon Tower, 101 lantai, 520 meter, gedung perkantoran Jakarta.Kuningan Persada, 70 lantai, 451 meter, untuk gedung perkantoran di Jakarta.*

  • Beberapa istilah merujuk pada SNI 05-2189-1999

    Penghuni Bangunan (PB) atau Potential Traffic (PT) :Jumlah orang yang menempati ruang lantai bersih (net area) untuk melakukan kegiatan, sebagai potensial pengguna lift. Contoh : Gedung kantor 15 tingkat @ 80 orang, PB = 15 x 80 = 1200 orang (tidak termasuk lobi utama).

    Tuntutan Arus Sirkulasi (TAS) atau Peak Traffic Demand (PTD) :Sejumlah penghuni dalam prosentase terhadap PB yang harus diangkut dalam selang waktu 5 menit, pada waktu terjadi arus puncak (padat), dan dipakai sebagai kriteria atas daya angkut sistem lift.

    Tempo Lintas Naik Turun (TLNT) atau Round Trip Time (RTT) :Tempo yang dijalani oleh satu lift melakukan pelayanan berangkat dari lobi ke lantai-lantai (arah ke atas), kemudian kembali turun ke lobi.

    Interval (I) :Selang waktu mulai saat satu lift berangkat dari lobi sampai saat satu lift lain tiba di lobi dan membuka pintu. Catatan : Interval secara dinamis selalu berubah tergantung arus sirkulasi sepanjang waktu.Istilah dan Definisi *

  • Beberapa istilah merujuk pada SNI 05-2189-1999

    Waktu Tunggu Rata-rata (WTR) atau Average Waiting Time (AWT) :Interval yang dikehendaki sebagai selang waktu yang wajar untuk suatu gedung dan dipakai sebagai kriteria. WTR hasil hitungan sama dengan tempo lintas naik turun (TLNT) dibagi jumlah satuan lift (N) dalam satu kelompok.Catatan: tergantung pola arus sirkulasi WTR dapat mencapai 80% dari Interval.

    Daya Angkut Satuan (DAS) atau Unit Handling Capacity (UHC) :Kemampuan satu buah lift mengangkut jumlah orang naik dan turun dalam selang waktu 5 menit (300 detik). UHG = 300 x muatan / RTT.

    Daya Angkut Gabung (DAG) atau Group Handling Capacity (GHC) :Kemampuan seluruh lift dalam sistem operasi kelompok, mengangkut jumlah orang naik dan turun dalam selang waktu 300 detik. GHC = N x UHC.

    Terkaan Jumlah Hentian (TJH) atau Probable Stop (PS) :Jumlah berapa kali kemungkinan lift akan berhenti sepanjang lintasan oleh sebab jumlah penumpang yang diangkut, bukan karena ada panggilan lantai (PL).Istilah dan Definisi *

  • Beberapa istilah merujuk pada SNI 05-2189-1999

    Up Peak Demand :Tuntutan arus sirkulasi puncak (padat) arah ke atas terjadi di pagi hari jam masuk kantor.Down Peak Demand :Tuntutan arus sirkulasi puncak (padat) arah ke bawah terjadi di sore hari, jam tutup kantor, atau pagi hari pada apartemen.Arus Sirkulasi Seimbang atau Balance atau Two Way :Kondisi sirkulasi dimana jumlah pengguna lift naik sama atau hampir sama dengan pengguna turun.Operasi Kelompok atau Group Operation :Suatu sistem kerja bersama beberapa lift dalam suatu kelompok yang dikendalikan oleh pusat pengendali.Istilah dan Definisi *

  • Beberapa istilah merujuk pada SNI 05-2189-1999

    Single Rise System :Cara pelayanan oleh sekelompok lift dalam satu bangunan bertingkat, dimana semua lantai dapat dilayani oleh semua lift.Catatan: Jumlah lantai sebaiknya tidak lebih dari 20, dan paling efektif antara 10 s/d 15Jumlah satuan lift dalam satu kelompok maksimal 8, dipasang empat-empat berhadapan agar tempo transfer efektif. Multi Rise System :Cara pelayanan oleh dua, tiga atau empat kelompok lift dalam satu gedung bertingkat tinggi, dimana tiap-tiap kelompok melayani sejumlah lantai tertentu.Catatan :Jumlah lantai berurutan yang dilayani oleh kelompok maksimal 15, dan sebaiknya 10. Kelompok-kelompok tersebut ialah : low rise, medium-low rise, medium-high rise dan high rise (para arsitek sering menyebut zone sebagai ganti rise).Jumlah satuan lift tiap-tiap kelompok maksimal 8. Istilah dan Definisi *

  • Beberapa istilah merujuk pada SNI 05-2189-1999

    Ulang Alik (shuttle service) :Pelayanan ekspres ulang alik sejumlah lift dari lobi utama (lantai 1) langung ke lobi transit (sky lobby) pada gedung bertingkat sangat tinggi yang dibagi menjadi beberapa zona (zona bawah, zona tengah dan zona atas).Catatan : tiap-tiap zona bangunan dapat terdiri dari 40 sampai dengan 60 lantai dan masing-masing zona dilayani oleh beberapa kelompok lift dengan sistem multirise..

    Lantai Transit (transit floor) :Satu lantai dibagian atas tertentu dari gedung, yang berfungsi sebagai transit oleh pengguna dari lift ulang alik pindah ke lift-lift lokal multi rise pada zona bangunan (zona bangunan tengah atau zona bangunan atas).Lobi Transit (sky-lobby) :Lantai transit dimana terdapat kegiatan pelayanan umum seperti restoran, pusat rekreasi, kantor pos, pariwisata, dan sebagainya.Istilah dan Definisi *

  • Beberapa istilah merujuk pada SNI 05-2189-1999

    Lift Kereta Gandeng (double deck) :Jenis lift dengan memakai dua buah kereta yang digandeng satu di atas yang lain menggunakan satu unit mesin/motor tarik. Lantai Transfer (transfer floor) :Lantai diantara 2 rise kelompok lift sistem multirise, dimana terjadi overlap (pelayanan ganda) oleh 2 kelompok pada lantai tersebut jangan disamakan dengan lantai transit. Contoh : Low rise (LR) melayani lantai-lantai 1 s/d 13, mid rise (MR) lantai-lantai 13 s/d 23, dan high rise (HR) lantai-lantai 23 s/d 30, maka lantai 13 dan 23 masing-masing disebut lantai transfer.Catatan :Pada lantai transfer (lantai 13 umpamanya) hanya ada tombol panggil lantai turun untuk kelompok LR, dan hanya ada tombol panggil ke atas untuk kelompok MR (tombol panggil ke bawah tidak relavan). Sama halnya untuk lantai transfer 23 antara MR dan HR.Lantai transfer sebaiknya hanya untuk gedung usaha tunggal (single purpuse building) atau satu penyewa memakai lantai-lantai LR dan MR atau MR dan HR, dan sirkulasi interfloor sangat diperlukan..Istilah dan Definisi *

  • TERIMA KASIH atas PERHATIAN PARA HADIRIN Untuk Tanya Jawab, hubungi : Sarwono Kusasi Ricky Rumindo Hp.0818.0615.5187 [email protected]*