Study Tour
-
Upload
arny-l-wiyardhani -
Category
Documents
-
view
18 -
download
0
description
Transcript of Study Tour
PENDAHULUAN
Jamu Indonesia bahannya berasal dari tanaman obat (herbal) yang secara turun
temurun telah digunakan dari generasi ke generasi. Luar biasa, sekitar 30 ribu tanaman obat
tumbuh subur di Indonesia dan sekitar 9 ribu diantaranya telah diketahui dapat dimanfaatkan
sebagai obat. Sayang sekali, sangat sedikit pemanfaatan jamu berdasarkan kajian ilmiah
(evidence based). Data Riskesdas 2010 menunjukan bahwa hampir separuh (49.53%)
penduduk Indonesia usia 15 tahun ke atas pernah menggunakan jamu. Sekitar lima persen
(4.36%) meminum jamu setiap hari, sedangkan sisanya (45.17%) meminum jamu secara
kadang-kadang. Pasar bebas/global seharusnya menjadikan Indonesia sebagai sentra bahan
jamu, namun kita malah menjadi sasaran pasar yang empuk bagi negara lain pemasok herbal.
Sementara itu, kita merasa puas hanya ekspor bahan mentah (raw material) dengan harga
amat murah. Disadari, memadainya alat-alat lab litbang. Pasar jamu sendiri juga belum
tercipta dengan kompak di negeri tercinta ini.
Menyikapi ketimpangan tersebut, ketika pada 8 Maret 2009 Presiden berkunjung ke
B2P2TO-OT Tawangmangu, kita semua ditantang untuk mampu swasembada bahan baku
obat/jamu dan diinstruksikan agar jamu menjadi tuan rumah di negeri kita tercinta karena
Indonesia memiliki mega bio-diversity tanaman obat. Lembaga litbang di Indonesia harus
responsif dan secara tanggung renteng bergerak di simultan melaksanakan tugas Kepala
Negara tersebut, sesuai tugas pokok dan fungsi masing-masing.
1
PROFIL B2P2TOOT (BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
TANAMAN OBAT DAN OBAT TRADISONAL)
A. Sejarah B2P2TO-OT (Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat
dan Obat Tradisonal)
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional
(B2P2TO-OT), Badan Litbang Kesehatan, Kementrian Kesehatan RI, pada awalnya, tahun
1948 berupa rintisan koleksi tanaman obat Hortus Medicus Tawangmangu. Pada tahun 1963-
1968 berada di bawah koordinasi Badan Pelayanan Umum Farmasi dan kemudian pada tahun
1968-1975 dibawah Direktorat Jenteral Farmasi (Lembaga Farmasi Nasional). Pada tahun
1975-1979 kebijakan Pemerintah menetapkan Hortus Medicus di bawah pengawasan
Direktorat Pengawasan Obat Tradisionil, Ditjen POM, Depkes RI. Berdasarkan SK Menteri
Kesehatan No. 149/Menkes/SK/IV/78 pada tanggal 28 April 1978 status kelembagaan
berubah menjadi Balai Penelitian Tanaman Obat (BPTO) yang merupakan Unit Pelaksana
Teknis (UPT) Badan Litbang Kesehatan. Selanjutnya berdasarkan Peraturan Menteri
Kesehatan RI. No. 491/Per/Menkes/VII/2006 tertanggal 17 Juli 2006, BPTO meningkat
status kelembagaanya menjadi Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan
Obat Tradisional (B2P2TO-OT).
B. Visi & Misi B2P2TO-OT (Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman
Obat dan Obat Tradisonal)
Visi :
Masyarakat sehat dengan jamu yang aman dan berkhasiat
2
Misi :
1. Meningkatkan mutu litbang tanaman obat dan obat tradisional
2. Mengembangkan hasil litbang tanaman obat dan obat tradisional
3. Meningkatkan pemanfaatan hasil litbang tanaman obat dan obat tradisional
Nilai : Pro Rakyat, Jujur, Disiplin, Bertakwa dan Berbudaya
Motto : Ramah, Informatif dan Terpercaya
Janji Layanan : Memberikan pelayanan yang cepat, tepat, akurat dan profesional.
C. Struktur Organisasi B2P2TO-OT (Balai Besar Penelitian dan Pengembangan
Tanaman Obat dan Obat Tradisonal)
3
D. Ketenagaan B2P2TO-OT (Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman
Obat dan Obat Tradisonal)
SDM di B2P2TOOT Tawangmangu berjumlah 88 orang, meliputi 77 PNS dan 11
CPNS. Bidang ilmu antara lain biologi, agronomi, agribisnis, teknologi pertanian, biokimia,
farmakologi, kedokteran, kefarmasian, analis kesehatan, kesehatan masyarakat dan
komunikasi. Selain PNS dalam melaksanakan tugas tangga kantor dibantu oleh 16 orang,
sedangkan tugas teknis kebun, laboratorium dan Klinik SJ dibantu oleh 57 orang.
Bidang Kepakaran
Penelitian dan pengembangan di B2P2TOOT dikelompokkan menjadi 2 bidang, yaitu :
1. Tanaman Obat, meliputi : Bioprospeksi, Teknologi Obat Tradisional dan
Standarisasi Tanaman Obat.
2. Obat Tradisional, meliputi : Keamanan dan Khasiat Obat Tradisional.
E. Laboratorium Dan Instalasi B2P2TO-OT (Balai Besar Penelitian dan
Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisonal)
Peralatan laboratorium utama yang mendukung pelaksanaan kegiatan laboratorium
seperti Gas Chromatography, TLC densitometer, High Performance Liquid Chromatography
(HPLC), Vacum Rotavapor, spectrophotometer, blotting apparatus, Termocycler PCR dll.
LABORATORIUM
1. Laboratorium Sistematika Tumbuhan
Untuk identifikasi, determinasi, dan pengembangan database. Kegiatan rutin
berupa pembuatan spesimen dalam bentuk preparat mikroskopis, herbarium basah
dan kering, serta determinasi tanaman.
2. Laboratorium Hama dan Penyakit Tanaman
4
Untuk identifikasi hama dan penyakit tanaman dan penelitian tentang cara
pengendalian hama dan penyakit tanaman.
3. Laboratorium Galenika
Untuk mengolah simplisia menjadi bentuk sediaan yang siap digunakan. Kegiatan
yang dilakukan berupa pembuatan ekstrak, destilasi minyak atsiri serta
mengkoleksi atau membuat bank ekstrak dan bank minyak atsiri.
4. Laboratorium Fitokimia
Untuk mengetahui kandungan kimia tanaman yang meliputi penapisan fitokimia,
pembuatan profil Kromatografi Lapis Tipis (KLT), isolasi zat aktif dan penetapan
kadar senyawa aktif.
5. Laboratorium Formulasi
Untuk mengembangkan produk dan bentuk sediaan, antara lain : sabun sehat,
minuman instant, minyak gosok, aromaterapi, lulur dan masker.
6. Laboratorium Toksikologi dan Farmakologi
Untuk mendukung kegiatan penelitian praklinik, yaitu mengkaji khasiat dan
keamanan formula jamu.
7. Laboratorium Bioteknologi
Untuk kultur jaringan tanaman dan biologi molekuler.
INSTALASI
1. Instalasi Benih dan Pembibitan Tanaman Obat
Kegiatan Instalasi Benih dan Pembibitan meliputi pengumpulan, pengolahan dan
menyediakan stok benih tanaman obat.
2. Instalasi Adaptasi dan Pelestarian
5
Tujuan adaptasi adalah mengaklimatisasi tanaman hasil eksplorasi maupun
tanaman baru agar mampu tumbuh di lokasi baru. Pelestarian ditujukan untuk
menjaga kelestarian tanaman obat yang sudah langka, sangat sedikit dan
pertumbuhannya mudah terganggu oleh perubahan iklim.
3. Instalasi Koleksi Tanaman Obat
a.Kebun Etalase Tanaman Obat
Etalase tanaman obat merupakan kebun rekreasi dan edukasi yang digunakan
sebagai sarana pembelajaran atas keragaman jenis tanaman obat dan manfaatnya.
Terletak pada ketinggian 1200 meter dpl. Jumlah koleksi 800 spesies.
b.Kebun Tlogodlingo
Terletak pada ketinggian 1700-1800 meter dpl dengan luas sekitar 12 Ha.
c.Kebun Karangpandan
Kebun Karangpandan terdiri dari Kebun Toh Kuning dan Doplang. Kebun
tersebut terletak pada ketinggian 400 - 500 meter dpl dengan luas sekitar 2,5 Ha.
4. Instalasi Paska Panen
Instalasi paskapanen melakukan penanganan hasil panen tanaman obat, meliputi
pencucian: sortasi, pengubahan bentuk, pengeringan, pengemasan dan
penyimpanan.
E. Tugas dan Fungsi B2P2TO-OT (Balai Besar Penelitian dan Pengembangan
Tanaman Obat dan Obat Tradisonal)
Tugas : “ Melaksanakan penelitian dan pengembangan tanaman obat dan obat
tradisional’’
6
Fungsi :
a. Perencanaan, pelaksanaan, evaluasi penelitian dan atau pengembangan di bidang
tanaman obat dan obat tradisional.
b. Pelaksanaan eksplorasi, inventarisasi, identifikasi, adaptasi dan koleksi plasma
nutfah tanaman obat.
c. Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi konservasi dan pelestarian
plasma nutfah tanaman obat.
d. Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi standarisasi tanaman obat dan
obat tradisional.
e. Pelaksanaan pengembangan jejaring kerjasama dan kemitraaan di bidang tanaman
obat dan obat tradisional.
f. Pelaksanaan pelatihan teknis di bidang pembibitan, budidaya, pasca panen,
analisis, koleksi spesimen tanaman obat serta uji keamanan dan kemanfaatan
obat tradisional.
g. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.
F. Kegiatan Utama B2P2TO-OT (Balai Besar Penelitian dan Pengembangan
Tanaman Obat dan Obat Tradisonal)
1. Melaksanakan Saintifikasi Jamu : penelitian berbasis pelayanan
2. Mengembangkan bahan baku terstandarisasi
3. Mengembangkan jejaring kerjasama
4. Mengembangkan teknologi tepat guna
5. Desiminasi, sosialisasi dan pemanfaatan hasil litbang TO-OT
6. Mengembangkan karir dan mutu SDM
7. Meningkatkan perolehan HKI dari hasil litbang TO-OT
7
8. Mengembangkan sarana dan prasarana
9. Menyusun draft regulasi dan kebijakan teknis litbang TO-OT
SARANA DAN PRASARANA B2P2TO-OT (BALAI BESAR PENELITIAN DAN
PENGEMBANGAN TANAMAN OBAT DAN OBAT TRADISONAL)
1. Gedung laboratorium terpadu 3 lantai
2. Gedung kanttor untuk manajemen litbang 3 lantai
3. Klinik Saintifikasi Jamu Hortus Medicus yang telah ditetapkan sebagai Klinik
Tipe A
4. Gedung pertemuan berdaya tampung 400 orang
5. Perpustakaan dengan 1.238 koleksi pustaka berupa jurnal ilmiah, majalah ilmiah
dan buku-buku terbitan dalam dan luar negeri
6. Laboratorium pasca panen
7. Rumah kaca 2 unit untuk adaptasi dan pelestarian
8. Kebun penelitian, Etalase Tanaman Obat dan Kebun Produksi:
a. Kebun Karangpandan seluas 1,8 Ha pada ketinggian 600m dpl
b. Kebun Kalisoro dengan luas sekitar 2 Ha pada ketinggian 1200 m dpl
c. Kebun Tlogodingo seluas 12 Ha pada ketinggian 1800 m dpl
9. Sinema Fitomedika, untuk visualisasi penyebarluasan informasi
10. Museum Mini Obat Tradisional Herbarium kering dan basah
SARAN
1. Fasilitas di klinik Saintifikasi Jamu “Hortus Medicus” dapat ditambah sehingga dapat
menunjang pengembangan dan penelitian di B2P2TO-OT
8
2. Penggunakan obat herbal harus dilestarikan karena obat herbal memiliki efek samping
yang minimal bahkan tidak ditemukan adanya efek samping bila digunakan sesuai
dengan dosis.
3. Percepatan penelitian klinis di bidang obat herbal dengan menggandeng universitas di
seluruh Indonesia
9