BAB II Study Tour Bandung

24
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembuatan laporan study tour ini berguna untuk memenuhi tugas bahsa indonesia sebagai syarat penambahan nilai dan kelulusan. B. TUJUAN PENULISAN Menambah Pengetahuan Menambah Wawasan Mengenal Kebesaran Ciptaan Allah C. PEMBATASAN WILAYAH Masalah dibatasi oleh obyek yang dikunjungi yaitu : 1. Museum Geologi 2. Gedung KAA ( Konfrensi Asia –Afrika ) 3. Tangkuban Perahu 4. Cibaduyut D. METODE KEGIATAN A. Observasi, mengamati obyek yang dikunjungi B. Interview, wawancara dengan nara sumber diobyek tersebut. Study Tour Ke Bandung SMP N 1 Sukodono 1

Transcript of BAB II Study Tour Bandung

Page 1: BAB II Study Tour Bandung

BAB IPENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pembuatan laporan study tour ini berguna untuk memenuhi tugas bahsa

indonesia sebagai syarat penambahan nilai dan kelulusan.

B. TUJUAN PENULISAN

Menambah Pengetahuan

Menambah Wawasan

Mengenal Kebesaran Ciptaan Allah

C. PEMBATASAN WILAYAH

Masalah dibatasi oleh obyek yang dikunjungi yaitu :

1. Museum Geologi

2. Gedung KAA ( Konfrensi Asia –Afrika )

3. Tangkuban Perahu

4. Cibaduyut

D. METODE KEGIATAN

A. Observasi, mengamati obyek yang dikunjungi

B. Interview, wawancara dengan nara sumber diobyek tersebut.

C. Kajian pustaka, menggunakan buku yang relevan dengan tugas tersebut.

E. MANFAAT KEGIATAN

A. Bagi guru, memberikan pelajaran langsung pada siswa

B. Bagi siswa, menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman

C. Bagi sekolah, mendapat masukan tentang laboratorium pengetahuan nyata pada

siswa.

Study Tour Ke Bandung SMP N 1 Sukodono1

Page 2: BAB II Study Tour Bandung

BAB II ISI

1. MUSEUM GEOLOGI

MASA PENJAJAHAN BELANDA

Keberadaan Museum Geologi berkaitan erat dengan sejarah penyelidikan geologi dan

tambang di wilayah Nusantara yang dimulai sejak pertengahan abad ke-17 oleh para ahli

dari Eropa. Setelah di Eropa terjadi revolusi industri pada pertengahan abad ke-18,

mereka sangat membutuhkan bahan tambang sebagai bahan dasar industri. Pemerintah

Belanda sadar akan pentingnya penguasaan bahan galian di wilayah Nusantara. Dengan

jalan itu diharapkan perkembangan industri di Negeri Belanda dapat ditunjang. Maka

dibentuklah Dienst van het Mijnwezen  pada tahun 1850. Kelembagaan ini berganti

nama jadi Dienst van den Mijnbouw pada tahun 1922, yang bertugas melakukan

penyelidikan geologi dan sumberdaya mineral. Hasil penyelidikan  yang berupa contoh-

contoh batuan, mineral, fosil, laporan dan peta memerlukan tempat untuk penganalisaan

dan penyimpanan, sehingga pada tahun 1928 Dienst van den Mijnbouw membangun

gedung di Rembrandt Straat Bandung. Gedung tersebut pada awalnya bernama

Geologisch Laboratorium yang kemudian juga disebut Geologisch Museum. Gedung

Geologisch Laboratorium  dirancang dengan gaya Art Deco oleh arsitek  Ir. Menalda

van Schouwenburg, dan dibangun selama 11 bulan dengan 300 pekerja dan

menghabiskan dana 400 Gulden, mulai pertengahan tahun 1928 sampai diresmikannya

pada tanggal 16 Mei 1929. Peresmian tersebut bertepatan dengan penyelenggaraan

Kongres Ilmu Pengetahuan Pasifik ke-4 (Fourth Pacific Science Congress) di Bandung

pada tanggal 18-24 Mei 1929.      

 MASA PENJAJAHAN JEPANG

Sebagai akibat dari kekalahan pasukan Belanda dari pasukan Jepang pada perang dunia

II, keberadaan Dienst van den Mijnbouw berakhir. Letjen. H. Ter Poorten (Panglima

Tentara Sekutu di Hindia Belanda) atas nama Pemerintah Kolonial Belanda

menyerahkan kekuasaan teritorial Indonesia kepada Letjen. H. Imamura (Panglima

Study Tour Ke Bandung SMP N 1 Sukodono2

Page 3: BAB II Study Tour Bandung

Tentara Jepang) pada tahun 1942. Penyerahan itu dilakukan di Kalijati, Subang. Dengan

masuknya tentara Jepang  ke Indonesia, Gedung Geologisch Laboratorium  berpindah

kepengurusannya dan diberi nama KOGYO ZIMUSHO  dan setahun kemudian berganti

nama CHISHITSU CHOSACHO. Pada masa pendudukan  Jepang, pasukan Jepang

mendidik dan melatih para pemuda Indonesia untuk menjadi: PETA (Pembela Tanah

Air) dan HEIHO (pasukan pembantu bala tentara Jepang pada Perang Dunia II). Laporan

hasil kegiatan di masa itu tidak banyak yang ditemukan, karena banyak dokumen

(termasuk laporan hasil penyelidikan) yang dibumihanguskan tatkala pasukan Jepang

mengalami kekalahan di mana-mana pada awal tahun 1945.

MASA KEMERDEKAAN

Setelah Indonesia merdeka pada Tahun 1945, pengelolaan Museum Geologi berada 

dibawah  Pusat Djawatan Tambang dan Geologi (PDTG/1945-1950). Pada tanggal 19

September 1945, pasukan sekutu pimpinan Amerika Serikat dan Inggris yang diboncengi

oleh Netherlands Indiës Civil Administration (NICA) tiba di Indonesia (mendarat di

Tanjungpriuk, Jakarta). Di Bandung mereka berusaha menguasai kembali kantor PDTG

yang sudah dikuasai oleh para pegawai Indonesia. Tekanan yang dilancarkan oleh

pasukan Belanda memaksa kantor PDTG dipindahkan ke Jl. Braga No. 3 dan No. 8

Bandung pada tanggal 12 Desember 1945. Kepindahan kantor PDTG rupanya terdorong

pula oleh gugurnya seorang pengemudi bernama Sakiman dalam rangka berjuang

mempertahankan kantor PDTG . Pada waktu itu, Tentara Republik Indonesia Divisi III

Siliwangi mendirikan Bagian Tambang, yang tenaganya diambil dari PDTG. Setelah

kantor di Rembrandt Straat ditinggalkan oleh pegawai PDTG, pasukan Belanda pun di

tempat itu mendirikan lagi kantor yang bernama Geologische Dienst. Di mana-mana

terjadi pertempuran, maka sejak Desember 1945 sampai dengan Desember 1949, selama

4 tahun kantor PDTG terlunta-lunta pindah dari satu tempat ke tempat lain. Pemerintah

Indonesia berusaha menyelamatkan dokumen- dokumen hasil penelitian geologi

sehingga harus berpindah pindah tempat dari Bandung – Tasikmalaya- Solo – Magelang

- Yogyakarta, baru pada Th 1950 kembali ke Bandung.

Dalam usaha menyelamatkan  dokumen dokumen tersebut, pada tanggal 7 mei 1949,

Kepala PUSAT JAWATAN TAMBANG DAN GEOLOGI, Arie Frederik Lasut,

diculik dan dibunuh tentara belanda dan gugur sebagai kusuma bangsa di Desa Pakem

Study Tour Ke Bandung SMP N 1 Sukodono3

Page 4: BAB II Study Tour Bandung

Yogyakarta. Sekembalinya ke Bandung, Museum Geologi mulai mendapat perhatian dari

pemerintah RI, terbukti pada tahun 1960 Museum Geologi dikunjung oleh Presiden

pertama RI , Ir. Soekarno. Pengelolaan Museum Geologi yang tadinya dibawah PUSAT

DJAWATAN  TAMBANG DAN GEOLOGI (PDTG) berganti nama menjadi:

Djawatan Pertambangan Republik Indonesia (1950-1952), Djawatan Geologi (1952-

1956), Pusat Djawatan Geologi (1956-1957), Djawatan Geologi (1957-1963),

Direktorat Geologi (1963-1978), Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi (1978

- 2005) , Pusat Survei Geologi mulai akhir tahun 2005 sampai sekarang.

Seiring dengan perkembangan jaman, pada tahun 1999 Museum Geologi mendapat

bantuan dari Pemerintah Jepang senilai 754,5 juta yen untuk direnovasi.  Setelah ditutup

selama satu tahun, Museum Geologi dibuka kembali  dan pembukaannya diresmikan

pada tanggal 20 Agustus Tahun 2000 oleh Wakil Presiden RI waktu itu Ibu Megawati

Soekarnoputri yang didampingi oleh Menteri Pertambangan dan Energi Bapak Susilo

Bambang Yudhoyono.

Dengan penataan yang baru ini peragaan Museum Geologi terbagi menjadi 3 ruangan

yang meliputi Sejarah Kehidupan, Geologi Indonesia serta Geologi dan Kehidupan

Manusia. Sedangkan untuk dokumentasi koleksi tersedia sarana penyimpan koleksi yang

lebih memadai diharapkankan pengelolaan contoh koleksi di Museum Geologi lebih

mudah diakses oleh pengguna baik peneliti maupun grup industri. Mulai tahun 2002

Museum Geologi melalui Kepmen ESDM Nomor: 1725 tahun 2002 statusnya menjadi

Unit Pelaksana Teknis  Museum Geologi dilingkungan Balitbang ESDM. Mulai akhir

2005 Museum Geologi berada dibawah Badan Geologi bersama dengan terbentuknya

Badan Geologi sebagai Unit Eselon I yang ada di lingkungan Departemen Energi dan

Sumber Daya Mineral (DESDM). Untuk menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik 

Museum Geologi dibentuk  2 seksi dan 1 sub bagian yaitu Seksi Peragaan dan Seksi

Dokumentasi dan Subbag Tatausaha. Guna lebih mengoptimalkan perannya sebagai

lembaga yang memasyarakatkan ilmu geologi, Museum Geologi juga mengadakan

kegiatan antara lain seperti penyuluhan, pameran, seminar serta kegiatan survey

lapangan untuk pengembangan peragaan dan dokumentasi koleksi.

2. TANGKUBAN PERAHU

Study Tour Ke Bandung SMP N 1 Sukodono4

Page 5: BAB II Study Tour Bandung

Gunung Tangkuban Perahu terletak sekitar 30 km di utara Kota Bandung.

Tempat indah ini terletak di daerah Lembang, kurang lebih 30 menit dari Bandung

menggunakan kendaraan bermotor.Gunung Tangkuban Parahu mempunyai ketinggian

setinggi 2.084 meter. Gunung ini menjadi salah satu daerah tujuan wisata yang

menarik di Jawa Barat. Lingkungan alamnya yang sejuk, dan sumber mata air panas

di kaki-kaki gunungnya. Deretan kawah yang memanjang, menjadi daya tarik

tersendiri.Tangkuban Perahu sebenarnya adalah gunung berapi. Dinamakan

tangkuban perahu karena bentuknya yang menyerupai kapal yang terbalik.

Nama Tangkuban Perahu sendiri sangat lekat dengan sebuah legenda tanah

Sunda yang sangat terkenal, yaitu Sangkuriang. Gunung Tangkuban Perahu yang dari

kejauhan tampak seperti perahu terbalik, konon diakibatkan oleh kesaktian

Sangkuriang yang gagal meyelesaikan tugasnya dalam membuat perahu dalam waktu

semalam untuk menikahi Dayang Sumbi yang tak lain adalah ibu kandungnya sendiri.

Karena begitu kesalnya tidak dapat menyelesaikan pembuatan perahu tersebut,

akhirnya Sangkuriang menendang perahu yang belum jadi tersebut. Legenda diataslah

yang menjadi kaitan erat dalam penamaan gunung Tangkuban Perahu.

Pesona gunung Tangkuban Perahu ini begitu mengagumkan, bahkan, pada

saat cuaca cerah, lekukan tanah pada dinding kawah dapat terlihat dengan jelas,

sangat kontras dengan hijaunya pepohonan di sekitar gunung tersebut. Tidak hanya

itu, dasar kawah pun dapat kita nikmati keindahannya yang sangat mengagumkan.

Keindahan alam inilah yang menjadikan Tangkuban Perahu menjadi salah satu tempat

wisata alam andalan Propinsi Jawa Barat, khususnya Bandung.

Jalan menuju Tangkuban perahu, dikiri kanan jalan anda akan melihat

hamparan hijaunya kebun teh dan juga barisan pohon-pohon pinus. Namanya juga

gunung, sudah pasti setiap saat udaranya sejuk banget. Karena Tangkuban perahu

merupakan gunung merapi yang masih aktif sampai saat ini, maka dari dulu sudah

banyak terjadi letusan yang meninggalkan kawah sisa letusannya. Saat ini Kawah-

kawah tersebut sudah dijadikan tempat wisata.Kawah-kawah tersebut antara lain

Kawah Ratu, Upas, Domas, Baru, Jurig, Badak, Jurian, Siluman dan Pangguyungan

Badak. Di antara kawah-kawah tersebut, Kawah Ratu merupakan kawah yang

terbesar, dikuti dengan Kawah Upas yang terletak bersebelahan dengan kawah Ratu.

Beberapa kawah mengeluarkan bau asap belerang, bahkan ada kawah yang dilarang

untuk dituruni, karena bau asapnya mengandung racun.

Study Tour Ke Bandung SMP N 1 Sukodono5

Page 6: BAB II Study Tour Bandung

Jikalau anda berkunjung ke Bandung, luangkan waktu anda mengunjungi

tangkuban perahu. Udara yang sejuk, pemandangan yang indah, semuanya akan

membuat anda puas. Mengunjungi tangkuban perahu berarti anda telah menikmati

wisata alam, wisata lagenda, dan juga wisata belanja. Karena di kawasan gunung ini

banyak kita jumpai pedagang-pedagang yang menjual berbagai macam sauvenir,

makanan, dll. Di bibir kawah gunung ini anda juga bisa berjalan-jalan dengan

menunggangi kuda sewaan, yang semuanya akan menambah kepuasaan anda

berwisata. Datang dan Nikmati..!!

Legenda Tangkuban Perahu

Diceritakan bahwa Raja Sungging Perbangkara pergi berburu. Di tengah hutan

Sang Raja membuang air seni yang tertampung dalam daun caring (keladi hutan).

Seekor babi hutan betina bernama Wayungyang yang tengah bertapa ingin menjadi

manusia meminum air seni tadi. Wayungyang hamil dan melahirkan seorang bayi

cantik. Bayi cantik itu dibawa ke keraton oleh ayahnya dan diberi nama Dayang

Sumbi alias Rarasati. Banyak para raja yang meminangnya, tetapi seorang pun tidak

ada yang diterima.

Akhirnya para raja saling berperang di antara sesamanya. Dayang Sumbi pun

atas permitaannya sendiri mengasingkan diri di sebuah bukit ditemani seekor anjing

jantan yaitu Si Tumang. Ketika sedang asyik bertenun, toropong (torak) yang tengah

digunakan bertenun kain terjatuh ke bawah. Dayang Sumbi karena merasa malas,

terlontar ucapan tanpa dipikir dulu, dia berjanji siapa pun yang mengambilkan torak

yang terjatuh bila berjenis kelamin laki-laki, akan dijadikan suaminya. Si Tumang

mengambilkan torak dan diberikan kepada Dayang Sumbi. Dayang Sumbi akhirnya

melahirkan bayi laki-laki diberi nama Sangkuriang.

Ketika Sangkuriang berburu di dalam hutan disuruhnya si Tumang untuk

mengejar babi betina Wayungyang. Karena si Tumang tidak menurut, lalu

dibunuhnya. Hati si Tumang oleh Sangkuriang diberikan kepada Dayang Sumbi, lalu

dimasak dan dimakannya. Setelah Dayang Sumbi mengetahui bahwa yang

dimakannya adalah hati si Tumang, kemarahannya pun memuncak serta merta kepala

Sangkuriang dipukul dengan senduk yang terbuat dari tempurung kelapa sehingga

luka.

Study Tour Ke Bandung SMP N 1 Sukodono6

Page 7: BAB II Study Tour Bandung

Sangkuriang pergi mengembara mengelilingi dunia. Setelah sekian lama

berjalan ke arah timur akhirnya sampailah di arah barat lagi dan tanpa sadar telah tiba

kembali di tempat Dayang Sumbi, tempat ibunya berada. Sangkuriang tidak mengenal

bahwa putri cantik yang ditemukannya adalah Dayang Sumbi - ibunya.

Terminological kisah kasih di antara kedua insan itu. Tanpa sengaja Dayang Sumbi

mengetahui bahwa Sangkuriang adalah puteranya, dengan tanda luka di kepalanya.

Walau demikian Sangkuriang tetap memaksa untuk menikahinya. Dayang Sumbi

meminta agar Sangkuriang membuatkan perahu dan telaga (danau) dalam waktu

semalam dengan membendung sungai Citarum. Sangkuriang menyanggupinya.

Maka dibuatlah perahu dari sebuah pohon yang tumbuh di arah timur,

tunggul/pokok pohon itu berubah menjadi gunung ukit Tanggul. Rantingnya

ditumpukkan di sebelah barat dan menjadi Gunung Burangrang. Dengan bantuan para

guriang, bendungan pun hampir selesai dikerjakan. Tetapi Dayang Sumbi bermohon

kepada Sang Hyang Tunggal agar maksud Sangkuriang tidak terwujud. Dayang

Sumbi menebarkan irisan boeh rarang (kain putih hasil tenunannya), ketika itu pula

fajar pun merekah di ufuk timur. Sangkuriang menjadi gusar, dipuncak

kemarahannya, bendungan yang berada di Sanghyang Tikoro dijebolnya, sumbat

aliran sungai Citarum dilemparkannya ke arah timur dan menjelma menjadi Gunung

Manglayang. Air Talaga Bandung pun menjadi surut kembali. Perahu yang dikerjakan

dengan bersusah payah ditendangnya ke arah utara dan berubah wujud menjadi

Gunung Tangkuban Perahu.

Sangkuriang terus mengejar Dayang Sumbi yang mendadak menghilang di

Gunung Putri dan berubah menjadi setangkai bunga jaksi. Adapun Sangkuriang

setelah sampai di sebuah tempat yang disebut dengan Ujung berung akhirnya

menghilang ke alam gaib (ngahiyang).

Study Tour Ke Bandung SMP N 1 Sukodono7

Page 8: BAB II Study Tour Bandung

3. GEDUNG KAA

Museum Konferensi Asia Afrika , Museum & Pendidikan

Jl. Asia Afrika No. 65

Bandung - 40401

Jawa Barat, Indonesiatelepon

Fasilitas:

Benda-Benda KAA

Foto KAA sebelum dan sesudah peringatan KAA

Dasa Sila Bandung

Ulas Pers

Patung tokoh-tokoh KAA

Ruang pameran tetap

Ruang aula

Audio visual

Perpustakaan

Deskripsi :

Gedung yang terletak di jalan Asia Afrika ini didirikan oleh seorang arsitek Belanda

yang bernama Van Galenlast dan C.O. Wolf Shoomaker. Gedung ini menjadi sangat

terkenal sejak diadakannya Konferensi Asia Afrika tahun 1955, kemudian Konferensi

Mahasiswa Asia Afrika tahun 1956 dan Konferensi Islam Asia Afrika yang menyimpan

naskah-naskah dan peniggalan-peniggalan Asia Afrika yang terkenal. Gedung ini dibuka

untuk umum setiap harikerja dan mudah dicapai dengan menggunakan bus kota jurusan

Cicaheum-Cibeureum, Museum yang menampilkan koleksi foto-foto dan barang-barang

tiga dimensi yang berhubungan dengan Konferensi Asia Afrika 1955.

Arsitektur Bangunan

Study Tour Ke Bandung SMP N 1 Sukodono8

Page 9: BAB II Study Tour Bandung

Bangunan ini dirancang oleh Van Gallen Last dan C.P. Wolff Schoemaker. Keduanya

adalah Guru Besar pada Technische Hogeschool (Sekolah Teknik Tinggi), yaitu ITB

sekarang, dua arsitektur Belanda yang terkenal pada masa itu, Gedung ini kental sekali

dengan nuansa art deco dan gedung megah ini terlihat dari lantainya yang terbuat dari

marmer buatan Italia yang mengkilap, ruangan-ruangan tempat minum-minum dan

bersantai terbuat dari kayu cikenhout, sedangkan untuk penerangannya dipakai lampu-

lampu bias kristal yang tergantung gemerlapan. Gedung ini menempati areal seluas 7.500

m2.

Sejarah Gedung

Pada saat itu bangunan ini bernama SOCITEIT CONCORDIA dipergunakan sebagai

tempat rekreasi oleh sekelompok masyarakat Belanda yang berdomisili di kota Bandung

dan sekitarnya. Mereka adalah para pegawai perkebunan, perwira, pembesar, pengusaha,

dan kalangan lain yang cukup kaya. Pada hari libur, terutama malam hari, gedung ini

dipenuhi oleh mereka untuk menonton pertunjukan kesenian, makan malam.

Pada masa pendudukan Jepang gedung ini dinamakan Dai Toa Kaman dengan fungsinya

sebagai pusat kebudayaan.

Pada masa proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 agustus 1945

gedung ini digunakan sebagai markas pemuda Indonesia guna menghadapi tentara

Jepang yang pada waktu itu enggan menyerahkan kekuasaannya kepada Indonesia.

Setelah pemerintahan Indonesia mulai terbentuk (1946 - 1950) yang ditandai oleh adanya

pemerintahan Haminte Bandung, Negara Pasundan, dan Recomba Jawa Barat, Gedung

Concordia dipergunakan lagi sebagai gedung pertemuan umum. disini biasa

diselenggarakan pertunjukan kesenian, pesta, restoran, dan pertemuan umum lainnya.

Dengan keputusan pemerintah Republik Indonesia (1954) yang menetapkan Kota

Bandung sebagai tempat Konferensi Asia Afrika, maka Gedung Concordia terpilih

sebagai tempat konferensi tersebut. Pada saat itu Gedung Concordia adalah gedung

tempat pertemuan yang paling besar dan paling megah di Kota Bandung . Dan lokasi nya

Study Tour Ke Bandung SMP N 1 Sukodono9

Page 10: BAB II Study Tour Bandung

pun sangat strategis di tengah-tengah Kota Bandung serta dan dekat dengan hotel terbaik

di kota ini, yaitu Hotel Savoy Homann dan Hotel Preanger.

Dan mulai awal tahun 1955 Gedung ini dipugar dan disesuaikan kebutuhannya sebagai

tempat konferensi bertaraf International, dan pembangunannya ditangani oleh Jawatan

Pekerjaan Umum Propinsi Jawa Barat yang dimpimpin oleh Ir. R. Srigati Santoso, dan

pelaksana pemugarannya adalah : 1) Biro Ksatria, di bawah pimpinan R. Machdar

Prawiradilaga 2) PT. Alico, di bawah pimpinan M.J. Ali 3) PT. AIA, di bawah pimpinan

R.M. Madyono.

Setelah terbentuk Konstituante Republik Indonesia sebagai hasil pemilihan umum tahun

1955, Gedung Merdeka dijadikan sebagai Gedung Konstituante. Karena Konstituante

dipandang gagal dalam melaksanakan tugas utamanya, yaitu menetapkan dasar negara

dan undang-undang dasar negara, maka Konstituante itu dibubarkan oleh Dekrit Presiden

tanggal 5 Juli 1959. Selanjutnya, Gedung Merdeka dijadikan tempat kegiatan Badan

Perancang Nasional dan kemudian menjadi Gedung Majelis Permusyawaratan Rakyat

Sementara (MPRS) yang terbentuk tahun 1960. Meskipun fungsi Gedung Merdeka

berubah-ubah dari waktu ke waktu sejalan dengan perubahan yang dialami dalam

perjuangan mempertahankan, menata, dan mengisi kemerdekaan Republik Indonesia ,

nama Gedung Merdeka tetap terpancang pada bagian muka gedung tersebut.

Pada tahun 1965 di Gedung Merdeka dilangsungkan Konferensi Islam Asia Afrika. Pada

tahun 1971 kegiatan MPRS di Gedung Merdeka seluruhnya dialihkan ke Jakarta .

Setelah meletus pemberontakan G30S/ PKI, Gedung Merdeka dikuasai oleh instansi

militer dan sebagian dari gedung tersebut dijadikan sebagai tempat tahanan politik G30S/

PKI. Pada bulan Juli 1966, pemeliharaan Gedung Merdeka diserahkan oleh pemerintah

pusat kepada Pemerintah Daerah Tingkat I Propinsi Jawa Barat, yang selanjutnya oleh

Pemerintah Daerah Tingkat I Propinsi Jawa Barat diserahkan lagi pelaksanaannya

kepada Pemerintah Daerah Tingkat II Kotamadya Bandung. Tiga tahun kemudian,

tanggal 6 Juli 1968, pimpinan MPRS di Jakarta mengubah surat keputusan mengenai

Gedung Merdeka (bekas Gedung MPRS) dengan ketentuan bahwa yang diserahkan

adalah bangunan induknya, sedangkan bangunan-bangunan lainnya yang terletak di

bagian belakang Gedung Merdeka masih tetap menjadi tanggung jawab MPRS.

Study Tour Ke Bandung SMP N 1 Sukodono10

Page 11: BAB II Study Tour Bandung

Pada Maret 1980 Gedung ini kembali dipercayakan menjadi tempat peringatan

Konferensi Asia Afrika yang ke-25 dan pada Puncak peringatannya diresmikan

Museum Konferensi Asia Afrika oleh Soeharto Presiden Republik Indonesia – 2.

RUANG LINGKUP

1. PAMERAN TETAP

Museum Konperensi Asia Afrika memiliki ruang pameran tetap yang memamerkan

sejumlah koleksi berupa benda-benda tiga dimensi dan foto-foto dokumenter

peristiwa Pertemuan Tugu, Konferensi Kolombo, Konferensi Bogor, dan Konferensi

Asia Afrika tahun 1955. Selain itu dipamerkan juga foto-foto mengenai :

Peristiwa yang melatarbelakangi lahirnya Konferensi Asia Afrika;

Dampak Konferensi Asia Afrika bagi dunia internasional;

Gedung Merdeka dari masa ke masa;

Profil negara-negara peserta Konferensi Asia Afrika yang dimuat dalam multimedia.

Dalam rangka menyambut kunjungan Delegasi Konferensi Tingkat Tinggi X Gerakan

Nonblok tahun 1992 di mana Indonesia terpilih sebagai tempat konferensi tersebut

dan menjadi Ketua Gerakan Nonblok, dibuatlah diorama yang menggambarkan situasi

pembukaan Konferensi Asia Afrika tahun 1955.

Penataan kembali Ruang Pameran Tetap “Sejarah Konperensi Asia Afrika

1955”

Dalam rangka Konferensi Tingkat Tinggi Asia Afrika 2005 dan Peringatan 50 Tahun

Konferensi Asia Afrika 1955 pada 22 – 24 April 2005, tata pameran Museum

Konperensi Asia Afrika direnovasi atas prakarsa Menteri Luar Negeri Republik

Indonesia Dr. N. Hassan Wirajuda. Penataan kembali Museum tersebut dilaksanakan

atas kerja sama Departemen Luar Negeri dengan Sekretariat Negara dan Pemerintah

Provinsi Jawa Barat. Perencanaan dan pelaksanaan teknisnya dikerjakan oleh Vico

Design dan Wika Realty.

Study Tour Ke Bandung SMP N 1 Sukodono11

Page 12: BAB II Study Tour Bandung

Rencana Pembuatan Ruang Pameran Tetap “Sejarah Perjuangan Asia Afrika”

dan Ruang Identitas Nasional Negara-negara Asia Afrika (2008)

Departemen Luar Negeri RI mempunyai rencana untuk mengembangkan Museum

Konperensi Asia Afrika sebagai simbol kerja sama dua kawasan dan menjadikannya

sebagai pusat kajian, pusat arsip, dan pusat dokumentasi. Salah satu upayanya adalah

dengan menambah beberapa ruang pameran tetap, yang memamerkan sejumlah foto

dan benda tiga dimensi mengenai Kemitraan Strategis Baru Asia Afrika (New Asian

African Strategic Partnership/NAASP) serta berbagai materi yang menggambarkan

budaya dari masing-masing negara di kedua kawasan tersebut.

Pengembangan museum ini direncanakan terwujud pada April 2008, bertepatan

dengan Peringatan tiga tahun Konferensi Tingkat Tinggi Asia Afrika.

2. PERPUSTAKAAN

Untuk menunjang kegiatan Museum Konperensi Asia Afrika, pada 1985 Abdullah

Kamil (pada waktu itu Kepala Perwakilan Kedutaan Besar Republik Indonesia di

London) memprakarsai dibuatnya sebuah perpustakaan.

Perpustakaan ini memiliki sejumlah buku mengenai sejarah, sosial, politik, dan

budaya Negara-negara Asia Afrika, dan negara-negara lainnya; dokumen-dokumen

mengenai Konferensi Asia Afrika dan konferensi-konferensi lanjutannya; serta

majalah dan surat kabar yang bersumber dari sumbangan/hibah dan pembelian.

Bersamaan dengan akan diperluasnya ruang pameran tetap Museum Konperensi Asia

Afrika pada April 2008, perpustakaan pun akan dikembangkan sebagai pusat

perpustakaan Asia Afrika yang proses pengerjaannya dimulai pada 2007.

Perpustakaan ini diharapkan akan menjadi sumber informasi utama mengenai dua

kawasan tersebut, yang menyediakan berbagai fasilitas seperti zona wifi, bookshop

café, digital library, dan audio visual library.

3. AUDIO VISUAL

Seperti juga perpustakaan, ruang audio visual dibuat pada 1985. Keberadaan ruang ini

juga diprakarsai oleh Abdullah Kamil. Ruangan ini menjadi sarana untuk penayangan

Study Tour Ke Bandung SMP N 1 Sukodono12

Page 13: BAB II Study Tour Bandung

film-film dokumenter mengenai kondisi dunia hingga tahun 1950-an, Konferensi Asia

Afrika dan konferensi-konferensi lanjutannya, serta film-film mengenai kondisi

sosial, politik, dan budaya dari negara-negara di kedua kawasan tersebut.

4. CIBADUYUT

Saat kita melewati perempatan jalan Cibaduyut - Soekarno Hatta, kita akan

melihat sebuah patung sepatu raksasa. Patung sepatu ini seolah ingin memberikan

anda informasi bahwa anda akan memasuki sebuah kawasan sentra sepatu. Di

kawasan ini anda dapat mencari berbagai jenis sepatu dari bahan kulit dengan harga

yang relative murah.

Industri sepatu Cibaduyut bermula pada tahun 1920-an dan dirintis oleh

beberapa warga setempat yang sehari-harinya bekerja pada sebuah pabrik sepatu di

Kota Bandung.  Pada  awalnya usaha mereka hanya bersifat industri rumah tangga,

namun setelah pesanan semakin banyak, usaha mereka pun mulai berkembang dan

membutuhkan lebih banyak pengrajin sehingga mereka mulai merekrut pekerja.

Keterampilan membuat sepatu ini di ajarkan secara turun-temurun hingga pada  pada

Tahun 40’an telah terdapat 89 orang pengrajin di kawasan Cibaduyut.

Kini kawasan Cibaduyut telah di penuhi oleh toko-toko yang tidak hanya

menawarkan sepatu sebagai produknya, akan tetapi semua barang yang terbuat dari

kulit seperti sepatu, sandal, tas, dompet dan barang lainnya dengan kualitas bagus dan

murah.

Study Tour Ke Bandung SMP N 1 Sukodono13

Page 14: BAB II Study Tour Bandung

BAB IIIPENUTUP

Dengan ucapan puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang senantiasa

memberikan karunia, rahmat dan hidayah-NYA, karena kami mampu menyelesaikan

tugas dalam pembuatan laporan karya tulis ini, pengalaman dan kunjungan kami

selama mengadakan study tour adalah bekal dalam pembuatan karya tulis ini. Namun

kami menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini kami sanagatlah jauh dari

kesempurnaan. Untuk itu saran dan kritik dari pembaca sangatlah kami butuhkan

demi kesempurnaan laporan ini.

Atas perhatian Bapak dan Ibu guru saya ucapkan terima kasih.

Salam Penyusun

A. Kesimpulan

Di Indonesia terdapat beraneka ragam kebudayaan yang bersumber dari warisa

leluhur. Dimana didalamnya mengandung nilai-nilai universal termasuk

kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, maka dari itu kita sebagai makhluk

ciptaan-NYA wajib kita kembangkan dan lestarika, karena itu, anugerah dari

Tuhan yang tak ternilai harganya.

B. Kritik dan Saran

Kritik : Siswa tidak puas dengan study tour kali ini karena keterbatsan waktu yang

sedikit.

Saran : Karya tulis yang disusun untuk menguji keterampilan dalam mata

pelajaran bahasa Indonesia

Study Tour Ke Bandung SMP N 1 Sukodono14

Page 15: BAB II Study Tour Bandung

BAB IVDAFTAR PUSTAKA

1. Dari Wikipedia bahasa Indonesia 2008, ensiklopedia bebas “ Legenda

Sangkuriang “

2. Indra Subagja DKK 2009 (detiknews) “ Museum Geologi

3. Anka/Sapto 2010 Antara News “ Sejarah Konfrensi Asia Afrika “

Study Tour Ke Bandung SMP N 1 Sukodono15

Page 16: BAB II Study Tour Bandung

LAMPIRAN

Study Tour Ke Bandung SMP N 1 Sukodono16

Page 17: BAB II Study Tour Bandung

Study Tour Ke Bandung SMP N 1 Sukodono17