study tour jogja

32
LAPORAN STUDY TOUR TO YOGYAKARTA DISUSUN OLEH PRANANDA RIZKY AULIA KELAS 8.1 MTs .AL-HIDAYAH SUKATANI DEPOK JAWA BARAT

description

smp

Transcript of study tour jogja

Page 1: study tour jogja

LAPORAN STUDY TOUR TO YOGYAKARTA

DISUSUN OLEH

PRANANDA RIZKY AULIA

KELAS 8.1

                                                           

               

MTs .AL-HIDAYAH

SUKATANI DEPOK JAWA BARAT

Page 2: study tour jogja

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberi rahmat dan anugerah yang tak ternilai harganya berupa kesehatan dan kekuatan. Sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini tepat pada waktunya. Karya tulis ini penulis ajukan sebagai hasil kreativitas siswa dalam pembuatan karya ilmiah  berdasarkan objek yang diamati

Didalam penulisan karya tulis, penulis telah banyak mendapatkan bantuan, bimbingan dan pengarahan. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:1.    Bapak H. Moh.Arifin,S.AG, selaku kepala sekolah Mts.AL-Hidayah.2.    Ibu Novida susilawati,S.Pd  Selaku guru pembimbing.3.    Rekan-rekan yang telah bekerjasama dengan baik.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang Yogyakarta dan tempat-tempat bersejarahnya, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber dan melihat secara langsung ke tempat tujuan.

Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah SWT akhirnya makalah ini dapat terselesaikan. Makalah ini memuat tentang Yogyakarta dan tempat bersejarahnya.  Akhirnya penulis berharap semoga Karya Tulis ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca. Amin !               

Depok, 9 Maret 2015

Penulis

Page 3: study tour jogja

DAFTAR ISI

Kata Pengantar      .......................................................................................                                  

Daftar Isi    ...................................................................................................                                  

BAB I      PENDAHULUAN                                                                                   

A.      Latar Belakang .........................................................................................           1                      

B.      Tujuan Penelitian .......................................................................................          1                        

C.      Manfaat Penelitian .....................................................................................          1                          

D.     Waktu Dan Tempat Penelitian ....................................................................         1                          

BAB II     OBJEK YANG DIKUNJUNGI

A.        Gua Pindul ..................................................................................................         2                   

B.        Taman Pintar...........................................................................           .                3

C.        Monumen Yogya Kembali  ....................... ................................................          5            

D.        Candi Borobudur...............................................................................................   8

E. Maliboro  ……………………………………………………………………. 13                      

BAB III      HASIL PENELITIAN

A.        Sistem Tata Objek Wisata...........................................................................         14

B.        Sistem Tatanan Sosial.................................................................................         14

C.        Sistem Perekonomian..................................................................................         14

D.        Kelebihan-Kelebihan...............................................................................            14

E.         Kekurangan-Kekurangan.........................................................................             14

F.         Potensi-Potensi Yang Dapat Dikembangkan..........................................              15

BAB IV    PENUTUP

A.      Kesimpulan........................................................................................                16

B.      Saran....................................................................................................                  17

LAMPIRAN-LAMPIRAN 

Page 4: study tour jogja
Page 5: study tour jogja

BAB 1

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang penelitian

Yogyakarta adalah tempat obyek wisata yang tidak asing lagi dimata orang ataupun di

berbagai manca Negara. Disitu banyak berbagai tempat-tempat obyek pariwisata yang sangat

penting, bersejarah dan mempunyai keunikan tersendiri dengan ciri khasnya masing-masing

       Tempat-tempat obyek pariwisata tersebut misalnya : Candi Borobudur, Gua pindul,

Monumen Jogja Kembali (Monjali), Malioboro , dan taman pintar          

Hal-hal yang melatar belakangi pembuatan makalah ini adalah :

1. Tugas dari guru yang bersangkutan.

2. Penulis ingin memperluas pengetahuan tentang Yogyakarta.

3. Penulis ingin mengetahui keindahan tempat pariwisata Yogyakarta secara langsung.

B.     Tujuan penelitian

Tujuannya untuk rekreasi sekaligus  menambah wawasan dan ilmu pengetahuan yang tidak

diajarkan di sekolah,mengetahui tempat-tempat wisata yang ada di jogja, diantaranya Gua

pindul, taman pintar,Malioboro, monjali, dan candi Borobudur. Yaitu untuk   dapat mengetahui

seluk beluk tempat-tempat wisata yang ada di jogja tersebut.

C.     Manfaat penelitian

menambah ilmu pengetahuan, wawasan yang umum dan luas,mengenal tempat-tempat wisata

di jogja yang indah dan dipelihara di Indonesia, mengetahui asal usul dari tempat-tempat wisata

di jogja, mempererat keakraban dengan teman satu sekolah, dan kebersamaan yang sangat erat

dan kerjasama antar kelompok.

D.    Waktu dan tempat penelitian

Yogyakarta, 20 Februari – 23 Februari 2015.

Page 6: study tour jogja

BAB II

OBJEK YANG DIKUNJUNGI

A.    Gua Pindul

       Sebagai salah satu obyek wisata,Gua Pindul memang menawarkan pemandangan yang

eksotik. Mungkin itulah salah satu faktor mengapa Gua Pindul ini menjadi popular dikalangan

para pencinta wisata susur Gua. Tetapi mungkin belum banyak wisatawan yang tahu mengenai

sejarah Gua Pindul,serta sebuah mata air atau mbelik yang ada di kompleks gua,yang oleh warga

sekitar disebut Mbelik Panguripan ( mata air Kehidupan ). Mengapa disebut demikian karena

ternyata berkaitan dengan leluhur dan legenda wilayah tersebut.

Semua berawal dari seorang tokoh bernama Kyai Jaliuwesi yang berkonflik dengan raksasa

bernama Bendhogrowong. Keduanya terlibat adu kesaktian, dengan keunggulan pada Kyai

Jaluwesi. Raksasa itu kemudian mengeluarkan aji-ajinya karena merasa tersedak,sayangnya aji-

aji tersebut meleset dan mengenai seekor anjing peliharaan Widodo dan Widadi,anak kembar

Kyai Jaluwesi. Anjing yang bernama Sona Langking itu cidera parah dan berlari tak karuan

menuju sebuah sumber air yang di balik semak-semak. Kyai Jaluwesi yang mengikuti arah lari

Sona Langking kaget ketika mendapat anjingnya telah pulih dari cedera parah akibat aji-aji sang

raksasa. Melihat hal itiu,Kyai Jaluwesi kemudian menamai sumber air itu sebagai Mbelik

Panguripan karena mampu menyembuhkan luka parah yang diderita anjingnya. Beberapa lama

setelah peristiwa itu,muncul sepasang pria dan wanita bernama Kyai dan Nyai Sejati yang ingin

menguasai tanah disekitar Gunung Bang.Mereka meminta kepada Kyai Jaluwesi untuk pindah

dari tempat itui,dan Kyai Jaluwesi menyanggupinya. Meski begitu Kyai Jaluwesi menginginkan

sebuah syarat yaitu setelah kepindahannya masyarakat Gunung Bang harus mengadakan acra

bersih lepen(Suangai),penari ledhek (Tayub) pada hari Senin Paing setiap tahun sekali.

Kemudian Kyai Jaluwesi pindah ke daerah Gua Pindul,hingga moksa dan diyakini menjadi

penunggu di Gua Pindul dan Mbelik Panguripan.

Tentu saja legenda tidak bisa dipercaya keakuratannya seratus persen, tetapi pembaca yang

baik seharusnya mampu menangkap apa yang ada dibalik tiap legenda,bukan malah

menanggapinya mistis,ataupun tidak masuk akal. Gua Pindul yang saat ini sedang menjadi

primadona wisata susur gua atau cave adventure memang menarik dan menawarkan sensasi yang

berbeda dengan wisata-wisata yang sudah umum di Yogyakarta.Tempat ini akan sangat sesuai

untuk mengisi waktu liburan ataupiun akhir pekan.

Page 7: study tour jogja

D.     TAMAN PINTAR

1.      Sejarah Taman Pintar

Pembangunan Taman Pintar dimulai sejak Mei 2006 dan diresmikan pada 9 Juni 2007 oleh

Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sultan Hamengkubuwono X, bersama dua menteri,

yakni Menteri Riset dan Teknologi (Menristek), Kusmayanto Kadiman, P.hD. dan Menteri

Pendidikan Nasional (Mendiknas), Prof. Dr. Bambang Sudibyo, MBA. Taman ini memadukan

secara serasi konsep pendidikan dan konsep permainan sebagai sarana penyebaran informasi

tentang hiburan dan khazanah iptek. Pendekatan taman ini dalam menyampaikan iptek dilakukan

melalui berbagai media dengan tujuan meningkatkan apresiasi, merangsang rasa ingin tahu,

menumbuhkan kesadaran, dan memancing kreatifitas anak-anak terhadap iptek.

Dengan pendekatan itulah taman ini memilih maskot berupa “Burung Hantu Memakai

Blangkon”. Burung Hantu dimaknai sebagai burung malam yang mempunyai kepekaan tinggi,

mampu mempelajari, dan mampu merasakan kejadian alam yang ada di sekitarnya, sedangkan

blangkon merupakan pakaian adat Yogyakarta yang digunakan untuk menutup kepala laki-laki.

Adapun moto taman ini menggunakan landasan filosofis yang diadopsi dari ajaran Ki Hadjar

Dewantara, yakni 3N: Niteni (memahami/mengingat), Nirokake (menirukan), dan Nambahi

(mengembangkan).

Dalam konteks masa kini, filosofi tersebut menemukan relevansinya dengan proses transfer

ilmu pengetahuan dan teknologi yang mengacu pada konsep 3A, yaitu: Adopt, Adapt, dan

Advance.

2.      Motto taman pintar

Motto Taman Pintar nampak sederhana yakni tiga-N : “ Niteru, Niroake, Nambahi”

sesungguhnya memiliki kedalaman fisiologinya Ki Hajar Dewantara. Dalam konteks masa kini,

filosofi itu ada konsekwensinya dengan proses transfer teknologi yang mengacu pada konsep

Three – A yaitu : “Adopt, Adapt, Adrance” disebut taman pintar karena dikawasan ini siswa

mulai prasekolah sampai SLTA bisa dengan leluasa memperdalam pemahamanya soal materi

pelajaran yang diterima di sekolah dan berkreasi.

Pendekatan untuk menyampaikan lmu pengetahuan dan teknologi dilakukan melalui berbagai

media dengan tujuan meningkatkan prestasi terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi. Secara

garis besar materi isi taman pintar terbagi menurut kelompok usia dan penekanan materi. Terbagi

Page 8: study tour jogja

atas usia tingkat prasekolah hingga taman kanak-kanak dan sekolah dasar hingga sekolah

menengah. Sedangkan menurut penekanan materi diwujudkan dalam interaksi antara pengunjung

dan materi yang disampaikan melalui anjungan yang ada. Salah satu dari sejumlah permainan

yang disediakan ditaman antara lain : permainan air yang memperkenalan bagaimana terjadinya

pelangi. Permainan yang tidak kalah menariknya adalah permainan parabola berbisik. Masing-

masing anak berdiri di depan parabola yang jaraknya 15 m, kemudian mereka berbisik. Nah

temannya yang jauh dari parabola itu nanti akan mendengar. Itu namanya Leonvort perambatan

pantulan gelombang suara, jadi melalui media udara.

Beberapa zona di Taman Pintar Yogyakarta :

a.       Playground

Tempat ini ditujukan untuk ruang publik bagi pengunjung dan menyediakan wahana bermain

untuk anak-anak, seperti; Pipa Bercerita, Parabola Berbisik, Rumah Pohon, Air Menari, Koridor

Air, Desaku Permai, Spektrum Warna Dinding Berdendang, Sistem Katrol, Jembatan Goyang,

Jungkat-jungkit, Istana Pasir, Engklek, dan Forum Batu

b.      Gedung Heritage

Sebagai tempat pendidikan anak usia dini (PAUD), yaitu anak-anak usia pra-sekolah dan taman

kanak-kanak (TK)

c.       Gedung Oval

Pengenalan linkungan, eksibisi ilmu pengetahuan, zona pemaparan, sejarah dan teknologi berada

di sona ini.

d.      Gedung Kotak

Merupakan gedung yang terdiri dari 3 lantai. Lantai pertama; ruang pameran, ruang audiovisual,

radio anak Jogja, food court, dan souvenier counter. Lantai kedua; zona materi dasar dan

penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi, terdiri dari Indonesiaku, jembatan sains, teknologi

populer, teknologi canggih, dan perpustakaan. Lantai ketiga; terdiri dari laboratorium sains,

animasi dan televisi, serta kelas latihan

B.    MONUMEN JOGJA KEMBALI (MONJALI)

Bunyi sirene tanda istirahat dibunyikan dari pos pertahanan Belanda. Di bawah komando

Letkol Soeharto, Komandan Brigade 10 daerah Wehrkreise III, mulai menggempur pertahanan

Page 9: study tour jogja

Belanda setelah mendapat persetujuan dari Sri Sultan Hamengku Buwono IX selaku penggagas

serangan. Pasukan Belanda yang satu bulan semenjak Agresi Militer Belanda II bulan Desember

1948 disebar pada pos-pos kecil, terpencar dan melemah.

Selama enam jam Tentara Nasional Indonesia (TNI) berhasil menduduki Kota Yogyakarta,

setelah memaksa mundur pasukan Belanda. Tepat pukul 12.00 siang, sesuai dengan rencana,

semua pasukan TNI menarik diri dari pusat kota ketika bantuan Belanda datang. Sebuah

kekalahan telak bagi pihak Belanda.

Pertempuran yang dikenal dengan Serangan Umum 1 Maret inilah yang menjadi awal

pembuktian pada dunia internasional bahwa TNI masih mempunyai kekuatan untuk mengadakan

perlawanan serta menyatakan bahwa Republik Indonesia masih ada. Hal ini terpicu setelah

Pemerintah Belanda yang telah menangkap dan mengasingkan Bung Karno dan Bung Hatta ke

Sumatera, memunculkan propaganda dengan menyatakan Republik Indonesia sudah tidak ada.

Berita perlawanan selama enam jam ini kemudian dikabarkan ke Wonosari, diteruskan ke

Bukit Tinggi, lalu Birma, New Delhi (India), dan berakhir di kantor pusat PBB New York. Dari

kabar ini, PBB yang menganggap Indonesia telah merdeka memaksa mengadakan Komisi Tiga

Negara (KTN). Dalam pertemuan yang berlangsung di Hotel Des Indes Jakarta pada tanggal 14

April 1949 ini, wakil Indonesia yang dipimpin Moh. Roem dan wakil Belanda yang dipimpin

Van Royen, menghasilkan sebuah perjanjian yang ditanda tangani pada tanggal 7 Mei 1949.

perjanjian ini kemudian disebut dengan perjanjian Roem Royen (Roem Royen Statement).

Dalam perjanjian ini Belanda dipaksa untuk menarik pasukannya dari Indonesia, serta

memulangkan Presiden dan Wakil Presiden, Soekarno-Hatta ke Jogja. Hingga akhirnya pada

tanggal 27 Desember 1949 secara resmi Belanda menyerahkan kedaulatan kepada Republik

Indonesia.

1.      Makna Yang Tersirat dan Tersurat Dalam Tetengger Sejarah

Untuk mengenang peristiwa sejarah perjuangan bangsa, pada tanggal 29 Juni 1985 dibangun

Monumen Yogya Kembali (Monjali). Peletakkan batu pertama monumen setinggi 31,8 meter

dilakukan oleh HB IX setelah melakukan upacara tradisional penanaman kepala kerbau. Empat

tahun kemudian, tepatnya pada tanggal 6 Juli 1989, bangunan ini selesai dibangun.

Pembukaannya diresmikan oleh Presiden Suharto dengan penandatanganan Prasasti.Monumen

yang terletak di Dusun Jongkang, Kelurahan Sariharjo, Kecamatan Ngaglik, Kapubaten Sleman

ini berbentuk gunung, yang menjadi perlambang kesuburan juga mempunyai makna

Page 10: study tour jogja

melestarikan budaya nenek moyang pra sejarah. Peletakan bangunanpun mengikuti budaya

Jogja, terletak pada sumbu imajiner yang menghubungkan Merapi, Tugu, Kraton, Panggung

Krapyak dan Parang Tritis.

 " Poros Makro Kosmos atau Sumbu Besar Kehidupan" begitu menurut Pak Gunadi pada

YogYES. Titik imajiner pada bangunan yang berdiri di atas tanah seluas 5,6 hektar ini bisa

dilihat pada lantai tiga, tepatnya pada tempat berdirinya tiang bendera.

Nama Monumen Yogya Kembali merupakan perlambang berfungsinya kembali

Pemerintahan Republik Indonesia dan sebagai tetengger sejarah ditarik mundurnya tentara

Belanda dari Ibukota Yogyakarta pada tanggal 29 Juni 1949 dan kembalinya Presiden Soekarno,

Wakil Presiden Mohammad Hatta dan petinggi lainnya pada tanggal 6 Juli 1949 di Yogyakarta.

2.      Replika Pesawat Hingga Ruang Hening

Memasuki area monumen yang terletak sekitar tiga kilometer dari pusat kota Jogja ini,

pengunjung akan disambut dengan replika Pesawat Cureng di dekat pintu timur serta replika

Pesawat Guntai di dekat pintu barat. Menaiki podium di barat dan timur pengunjung bisa melihat

dua senjata mesin beroda lengkap dengan tempat duduknya, sebelum turun menuju pelataran

depan kaki gunung Monumen.

Di ujung selatan pelataran berdiri tegak sebuah dinding yang memuat 420 nama pejuang

yang gugur antara 19 Desember 1948 hingga 29 Juni 1949 serta puisi Karawang Bekasi-nya

Chairil Anwar untuk pahlawan yang tidak diketahui namanya.

Monumen dikelilingi oleh kolam (jagang) yang dibagi oleh empat jalan menuju bangunan

utama. Jalan barat dan timur menghubungkan dengan pintu masuk lantai satu yang terdiri dari

empat ruang museum yang menyajikan sedikitnya 1.000 koleksi tentang Satu Maret, perjuangan

sebelum kemerdekaan hingga Kota Yogyakarta menjadi ibukota RI. Seragam Tentara Pelajar dan

kursi tandu Panglima Besar Jenderal Sudirman yang masih tersimpan rapi di sana. Di samping

itu, ada juga ruang Sidang Utama, yang letaknya di sebelah ruang museum I. Ruangan berbentuk

lingkaran dengan diameter sekitar 25 meter ini berfungsi sebagai ruang serbaguna, karena biasa

disewakan untuk keperluan seminar atau pesta pernikahan.

Sementara itu jalan utara dan selatan terhubung dengan tangga menuju lantai dua pada

dinding luar yang melingkari bangunan terukir 40 relief yang menggambarkan peristiwa

perjuangan bangsa mulai dari 17 Agustus 1945 hingga 28 Desember 1949.  sejumlah peristiwa

sejarah seperti perjuangan fisik dan diplomasi sejak masa Proklamasi Kemerdekaan, kembalinya

Page 11: study tour jogja

Presiden dan Wakil Persiden ke Yogyakarta hingga pembentukan Tentara Keamanan Rakyat

tergambar di relief tersebut. Sedangkan di dalam bangunan, berisi 10 diorama melingkari

bangunan yang menggambarkaan rekaan situasi saat Belanda menyerang Maguwo pada tanggal

19 Desember 1948, SU Satu Maret, Perjanjian Roem Royen, hingga peringatan Proklamasi 17

Agustus 1949 di Gedung Agung Yogyakarta.

Lantai teratas merupakan tempat hening berbentuk lingkaran, dilengkapi dengan tiang

bendera yang dipasangi bendera merah putih di tengah ruangan, relief gambar tangan yang

menggambarkan perjuangan fisik pada dinding barat dan perjuangan diplomasi pada dinding

timur. Ruangan bernama Garbha Graha itu berfungsi sebagai tempat mendoakan para pahlawan

dan merenungi perjuangan mereka. Selama ini perjuangan bangsa hanya bisa didengar melalui

guru-guru sejarah di sekolah, atau cerita seorang kakek pada cucunya. Monumen Yogya Kembali

memberikan gambaran yang lebih jelas bagaimana kemerdekaan itu tercapai. Melihat berbagai

diorama, relief yang terukir atau koleksi pakaian hingga senjata yang pernah dipakai oleh para

pejuang kemerdekaan. Satu tempat yang akan memuaskan segala keingin tahuan tentang

perjalanan Bangsa Indonesia meraih kemerdekaan.

C.     CANDI BOROBUDUR

1.      Gambaran Umum

Borobudur adalah nama sebuah candi Buddha yang terletak di Borobudur, Magelang, Jawa

Tengah. Lokasi candi adalah kurang lebih 100 km di sebelah barat daya Semarang dan 40 km di

Page 12: study tour jogja

sebelah barat laut Yogyakarta. Candi ini didirikan oleh para penganut agama Buddha Mahayana

sekitar tahun 800-an Masehi pada masa pemerintahan wangsa Syailendra.

2.      Sejarah Candi Borobudur

Borobudur dibangun sekitar tahun 800 Masehi atau abad ke-9. Candi Borobudur dibangun

oleh para penganut agama Buddha Mahayana pada masa pemerintahan Wangsa Syailendra.

Candi ini dibangun pada masa kejayaan dinasti Syailendra. Pendiri Candi Borobudur yaitu Raja

Samaratungga yang berasal dari wangsa atau dinasti Syailendra.

Kemungkinan candi ini dibangun sekitar tahun 824 M dan selesai sekitar menjelang tahun

900-an Masehi pada masa pemerintahan Ratu Pramudawardhani yang adalah putri dari

Samaratungga. Sedangkan arsitek yang berjasa membangun candi ini menurut kisah turun-

temurun bernama Gunadharma.

Candi ini selama berabad-abad tidak lagi digunakan. Kemudian karena letusan gunung

berapi, sebagian besar bangunan Candi Borobudur tertutup tanah vulkanik. Selain itu, bangunan

juga tertutup berbagai pepohonan dan semak belukar selama berabad-abad. Kemudian bangunan

candi ini mulai terlupakan pada zaman Islam masuk ke Indonesia sekitar abad ke-15.  Pada tahun

1814 saat Inggris menduduki Indonesia, Sir Thomas Stamford Raffles mendengar adanya

penemuan benda purbakala berukuran raksasa di desa Bumisegoro daerah Magelang. Karena

minatnya yang besar terhadap sejarah Jawa, maka Raffles segera memerintahkan H.C. Cornelius,

seorang insinyur Belanda, untuk menyelidiki lokasi penemuan yang saat itu berupa bukit yang

dipenuhi semak belukar.

Cornelius dibantu oleh sekitar 200 pria menebang pepohonan dan menyingkirkan semak

belukar yang menutupi bangunan raksasa tersebut. Karena mempertimbangkan bangunan yang

sudah rapuh dan bisa runtuh, maka Cornelius melaporkan kepada Raffles penemuan tersebut

termasuk beberapa gambar.

Karena penemuan itu, Raffles mendapat penghargaan sebagai orang yang memulai

pemugaran Candi Borobudur dan mendapat perhatian dunia. Pada tahun 1835, seluruh area candi

sudah berhasil digali. Candi ini terus dipugar pada masa penjajahan Belanda.

Setelah Indonesia merdeka, pada tahun 1956, pemerintah Indonesia meminta bantuan

UNESCO untuk meneliti kerusakan Borobudur. Lalu pada tahun 1963, keluar keputusan resmi

pemerintah Indonesia untuk melakukan pemugaran Candi Borobudur dengan bantuan dari

UNESCO. Namun pemugaran ini baru benar-benar mulai dilakukan pada tanggal 10 Agustus

Page 13: study tour jogja

1973. Proses pemugaran baru selesai pada tahun 1984. Sejak tahun 1991, Candi Borobudur

ditetapkan sebagai World Heritage Site atau Warisan Dunia oleh UNESCO.

3.      Nama Borobudur

Banyak teori yang berusaha menjelaskan nama candi ini. Salah satunya menyatakan bahwa

nama ini kemungkinan berasal dari kata Sambharabhudhara, yaitu artinya "gunung" (bhudara) di

mana di lereng-lerengnya terletak teras-teras. Selain itu terdapat beberapa etimologi rakyat

lainnya. Misalkan kata borobudur berasal dari ucapan "para Buddha" yang karena pergeseran

bunyi menjadi borobudur. Penjelasan lain ialah bahwa nama ini berasal dari dua kata "bara" dan

"beduhur". Kata bara konon berasal dari kata vihara, sementara ada pula penjelasan lain di mana

bara berasal dari bahasa Sansekerta yang artinya kompleks candi atau biara dan beduhur artinya

ialah "tinggi", atau mengingatkan dalam bahasa Bali yang berarti "di atas". Jadi maksudnya ialah

sebuah biara atau asrama yang berada di tanah tinggi.

Sejarawan J.G. de Casparis memperkirakan bahwa Bhūmi Sambhāra Bhudhāra dalam bahasa

sansekerta yang berarti "Bukit himpunan kebajikan sepuluh tingkatan boddhisattwa", adalah

nama asli Borobudur.

4.      Struktur Borobudur

Candi Borobudur berbentuk punden berundak, yang terdiri 10 tingkat, berukuran 123 x 123

meter, tingginya 42 meter sebelum direnovasi dan 34,5 meter setelah direnovasi karena tingkat

paling bawah digunakan sebagai penahan.10 tingkat itu terdiri dari;enam tingkat berbentuk bujur

sangkar, tiga tingkat berbentuk bundar melingkar dan sebuah stupa utama sebagai puncaknya,

yang menghadap kea rah barat. Selain itu tersebar di semua tingkat-tingkatannya beberapa stupa.

Jumlah stupa di kompleksnya tersebut 594.

Borobudur yang bertingkat sepuluh menggambarkan secara jelas filsafat mazhab Mahayana.

Bagaikan sebuah kitab, Borobudur menggambarkan sepuluh tingkatan Bodhisattva yang harus

dilalui untuk mencapai kesempurnaan menjadi Buddha.

         Kamadhatu, bagian dasar Borobudur, melambangkan manusia yang masih terikat nafsu.

         Rupadhatu, empat tingkat di atasnya, melambangkan manusia yang telah dapat membebaskan

diri dari nafsu namun masih terikat rupa dan bentuk. Pada tingkat tersebut, patung Budha

diletakkan terbuka.

Page 14: study tour jogja

         Arupadhatu, tiga tingkat di atasnya dimana Budha diletakkan di dalam stupa yang berlubang-

lubang. Melambangkan manusia yang telah terbebas dari nafsu, rupa, dan bentuk.

         Arupa, bagian paling atas yang melambangkan nirwana, tempat Budha bersemayam

Di masa lalu, beberapa patung Buddha bersama dengan 30 batu dengan relief, dua patung

singa, beberapa batu berbentuk kala, tangga dan gerbang dikirimkan kepada Raja Thailand,

Chulalongkorn yang mengunjungi Hindia Belanda (kini Indonesia) pada tahun 1896 sebagai

hadiah dari pemerintah Hindia Belanda ketika itu.

Borobudur tidak memiliki ruang-ruang pemujaan seperti candi-candi lain. Yang ada ialah

lorong-lorong panjang yang merupakan jalan sempit. Lorong-lorong dibatasi dinding

mengelilingi candi tingkat demi tingkat. Di lorong-lorong inilah umat Buddha diperkirakan

melakukan upacara berjalan kaki mengelilingi candi ke arah kanan. Bentuk bangunan tanpa

ruangan dan struktur bertingkat-tingkat ini diduga merupakan perkembangan dari bentuk punden

berundak, yang merupakan bentuk arsitektur asli dari masa prasejarah Indonesia. Struktur

Borobudur bila dilihat dari atas membentuk struktur Mandala.

5.      Relief

Di setiap tingkatan dipahat relief-relief pada dinding candi. Relief-relief ini dibaca sesuai

arah jarum jam atau disebut mapradaksina dalam bahasa Jawa Kuna yang berasal dari bahasa

Sansekerta daksina yang artinya ialah timur. Relief-relief ini bermacam-macam isi ceritanya,

antara lain relief-relief cerita jātaka.

Pembacaan cerita-cerita relief ini senantiasa dimulai, dan berakhir pada pintu gerbang sisi

timur di setiap tingkatnya, mulainya di sebelah kiri dan berakhir di sebelah kanan pintu gerbang

itu. Maka secara nyata bahwa sebelah timur adalah tangga naik yang sesungguhnya (utama) dan

menuju puncak candi, artinya bahwa candi menghadap ke timur meskipun sisi-sisi lainnya

serupa benar.

Secara runtutan, maka cerita pada relief candi secara singkat bermakna sebagai berikut :

a.       Karmawibhangga

Salah satu ukiran Karmawibhangga di dinding candi Borobudur (lantai 0 sudut tenggara)

Sesuai dengan makna simbolis pada kaki candi, relief yang menghiasi dinding batur yang

Page 15: study tour jogja

terselubung tersebut menggambarkan hukum karma. Deretan relief tersebut bukan merupakan

cerita seri (serial), tetapi pada setiap pigura menggambarkan suatu cerita yang mempunyai

korelasi sebab akibat. Relief tersebut tidak saja memberi gambaran terhadap perbuatan tercela

manusia disertai dengan hukuman yang akan diperolehnya, tetapi juga perbuatan baik manusia

dan pahala. Secara keseluruhan merupakan penggambaran kehidupan manusia dalam lingkaran

lahir - hidup - mati (samsara) yang tidak pernah berakhir, dan oleh agama Buddha rantai

tersebutlah yang akan diakhiri untuk menuju kesempurnaan.

b.      Lalitawistara

Merupakan penggambaran riwayat Sang Buddha dalam deretan relief-relief (tetapi bukan

merupakan riwayat yang lengkap ) yang dimulai dari turunnya Sang Buddha dari sorga Tusita,

dan berakhir dengan wejangan pertama di Taman Rusa dekat kota Banaras. Relief ini berderet

dari tangga pada sisi sebelah selatan, setelah melampui deretan relief sebanyak 27 pigura yang

dimulai dari tangga sisi timur. Ke-27 pigura tersebut menggambarkan kesibukan, baik di sorga

maupun di dunia, sebagai persiapan untuk menyambut hadirnya penjelmaan terakhir Sang

Bodhisattwa selaku calon Buddha. Relief tersebut menggambarkan lahirnya Sang Buddha di

arcapada ini sebagai Pangeran Siddhartha, putra Raja Suddhodana dan Permaisuri Maya dari

Negeri Kapilawastu. Relief tersebut berjumlah 120 pigura, yang berakhir dengan wejangan

pertama, yang secara simbolis dinyatakan sebagai Pemutaran Roda Dharma, ajaran Sang Buddha

di sebut dharma yang juga berarti "hukum", sedangkan dharma dilambangkan sebagai roda.

c.       Jataka dan Awadana

Jataka adalah cerita tentang Sang Buddha sebelum dilahirkan sebagai Pangeran Siddharta.

Isinya merupakan pokok penonjolan perbuatan baik, yang membedakan Sang Bodhisattwa dari

makhluk lain manapun juga. Sesungguhnya, pengumpulan jasa/perbuatan baik merupakan

tahapan  persiapan dalam usaha menuju ketingkat ke-Buddha-an.

Sedangkan Awadana, pada dasarnya hampir sama dengan Jataka akan tetapi pelakunya

bukan Sang Bodhisattwa, melainkan orang lain dan ceritanya dihimpun dalam kitab

Diwyawadana yang berarti perbuatan mulia kedewaan, dan kitab Awadanasataka atau seratus

cerita Awadana. Pada relief candi Borobudur jataka dan awadana, diperlakukan sama, artinya

keduanya terdapat dalam deretan yang sama tanpa dibedakan. Himpunan yang paling terkenal

dari kehidupan Sang Bodhisattwa adalah Jatakamala atau untaian cerita Jataka, karya penyair

Aryasura dan jang hidup dalam abad ke-4 Masehi.

Page 16: study tour jogja

d.      Gandawyuha

Merupakan deretan relief menghiasi dinding lorong ke-2,adalah cerita Sudhana yang

berkelana tanpa mengenal lelah dalam usahanya mencari Pengetahuan Tertinggi tentang

Kebenaran Sejati oleh Sudhana.

 Penggambarannya dalam 460 pigura didasarkan pada kitab suci Buddha Mahayana yang

berjudul Gandawyuha, dan untuk bagian penutupnya berdasarkan cerita kitab lainnya yaitu

Bhadracari.

Page 17: study tour jogja

BAB III

HASIL PENELITIAN

A.    SISTEM TATA OBJEK WISATA

Sistem  tata objek wisata sangat beraneka ragam, bersejarah,dan indah.  maka tak heran

banyak pengunjung yang datang ke daerah yogyakarta untuk  mengetahui sejarah-sejarah yang

ada di tempat tersebut.

B.     SISTEM TATANAN SOSIAL

Sistem tatanan sosial masyarakat disana baik, karena orang-orang disana sangat ramah,

walaupun tidak semua begitu,itu terbukti dengan adanya pendatang yang berdagang (bukan

penduduk asli) yang bejualan tidak begitu ramah dalam melayani pembeli, Dan juga masyarakat

disana semangat kerjanya tinggi dan  tidak pemalas  dengan begitu hampir tidak ada yang

pengangguran, itu dapat dilihat dengan banyaknya penjual dari yang muda sampai yang tua, dan

kebudayaan tradisional yang masih kental.

C.     SISTEM PEREKONOMIAN

Sistem perekonomian disana  dapat dikatakan maju karena dengan adanya tempat-tempat

objek wisata yang banyak dikunjungi oleh orang dalam negeri  bahkan banyak dari luar negeri,

jalan yang luas dan bersih , dengan begitu mencirikan  majunya perekonomian daerah tersebut.

Namun tidak dapat dikatakan bahwa perekonomian dari setiap masyarakat disana maju,dapat

dilihat dengan banyaknya pedagang asongan dan kaki lima. Dan juga dapat kita lihat disana kita

tidak menemui pengemis, melainkan banyaknya yang bekerja.  

D.    KELEBIHAN-KELEBIHAN

Kelebihan-kelebihan diantaranya yogyakarta  merupakan daerah istimewa karena

mempunyai candi borobudur yang menjadi 7 keajaiban dunia,tempat-tempatnya bersih,

penduduk yang ramah, adanya  tempat-tempat  perbelanjaan yang terjangkau bahkan dapat

dikatakan murah.

E.     KEKURANGAN-KEKURANGAN

adanya manipulasi pedagang dalam menjual dagangannya, masih adanya pedagang yang

tidak ramah dalam melayani pembeli bahkan seperti menyinggung ataupun membentak.

\

Page 18: study tour jogja

F.      POTENSI-POTENSI YANG DAPAT DIKEMBANGKAN

Semangat kerja yang  dapat ditiru, sistem tata objek yang bersih dapat diperbanyak atau

diperlengkap, perekonomian yang maju ataupun perekonomian dari  masyarakat  yang dapat

dikembangkan.  

Page 19: study tour jogja

BAB IV

PENUTUP

A.    KESIMPULAN

Tempat-tempat wisata di Yogyakarta sangatlah banyak dan bersejarah sekaligus indah

yang patut dilestarikan, diantaranya  keraton Yogyakartaan candi borobudur,Gua Pindul,

Malioboro, monjali,dan taman pintar. Dan tempat-tempat tersebut memiliki bagian atau ruang

masing-masing yang bersejarah ataupun menyimpan barang-barang bersejarah.Keraton

Yogyakarta merupakan istana resmi Kesultanan Yogyakarta sampai tahun 1950 ketika

pemerintah Negara Bagian Republik Indonesia menjadikan Kesultanan Yogyakarta (bersama-

sama Kadipaten Paku Alaman) sebagai sebuah daerah berotonomi khusus setingkat provinsi

dengan nama Daerah Istimewa Yogyakarta.

Taman pintar  memadukan secara serasi konsep pendidikan dan konsep permainan

sebagai sarana penyebaran informasi tentang hiburan dan khazanah iptek. Pendekatan taman ini

dalam menyampaikan iptek dilakukan melalui berbagai media dengan tujuan meningkatkan

apresiasi, merangsang rasa ingin tahu, menumbuhkan kesadaran, dan memancing kreatifitas

anak-anak terhadap iptek.  Dengan pendekatan itulah taman ini memilih maskot berupa “Burung

Hantu Memakai Blangkon”. Burung Hantu dimaknai sebagai burung malam yang mempunyai

kepekaan tinggi, mampu mempelajari, dan mampu merasakan kejadian alam yang ada di

sekitarnya. sedangkan blangkon merupakan pakaian adat Yogyakarta yang digunakan untuk

menutup kepala laki-laki. Candi Borobudur adalah salah satu keajaiban dunia dan gua pindul

adalah wisata susur gua yang menarik dan esotik dan tidak kalah malioboro tempat berbisnis

kerajian kota Yogyakarta.

Untuk mengenang peristiwa sejarah perjuangan bangsa, pada tanggal 29 Juni 1985

dibangun Monumen Yogya Kembali (Monjali). Peletakkan batu pertama monumen setinggi 31,8

meter dilakukan oleh HB IX setelah melakukan upacara tradisional penanaman kepala kerbau.

Empat tahun kemudian, tepatnya pada tanggal 6 Juli 1989, bangunan ini selesai dibangun.

Pembukaannya diresmikan oleh Presiden Suharto dengan penandatanganan Prasasti. Borobudur

adalah nama sebuah candi Buddha yang terletak di Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Lokasi

candi adalah kurang lebih 100 km di sebelah barat daya Semarang dan 40 km di sebelah barat

laut Yogyakarta. Candi ini didirikan oleh para penganut agama Buddha Mahayana sekitar tahun

Page 20: study tour jogja

800-an Masehi pada masa pemerintahan wangsa Syailendra.tahap pembangunan candi

borobudaur mengalami beberapa tahap, yaitu tahap pertama, kedua, ketiga, dan keempat.

B.     SARAN

Yogyakarta memiliki tempat-tempat wisata yang indah dan bersejarah yang patut

dilestarikan oleh kita sebagai orang Indonesia, diantaranya dengan tidak merusak ataupun

mencemari tempat tersebut, dan sepatutnya kita ikut berpartisipasi dalam melestarikannya.

Seperti berinisiatif untuk memikirkan bagaimana caranya menyelesaikan atau

menemukan potongan-potongan batu   candi prambanan yang belum selesai,malah bukan

mengambil atau merusak potongan dari batu-batu tersebut. Menghargai kebudayaan dan adat

istiadat masyarakat Yogyakarta, dan yang utama mencintai tempat-tempat wisata ditanah air

tercinta.