Studi tentang Pilihan Berobat ke Dukun Tradisional yang ...

33
Studi tentang Pilihan Berobat ke Dukun Tradisional yang Dilakukan oleh Jemaat GBKP di Desa Sugihen Oleh, Putri Lestari Br Barus 712015028 TUGAS AKHIR Diajukan kepada Program Studi: Ilmu Teologi, Fakultas: Teologi guna memenuhi sebagian dari persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana. Program Studi Ilmu Teologi FAKULTAS TEOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2019

Transcript of Studi tentang Pilihan Berobat ke Dukun Tradisional yang ...

Page 1: Studi tentang Pilihan Berobat ke Dukun Tradisional yang ...

Studi tentang Pilihan Berobat ke Dukun Tradisional yang Dilakukan oleh

Jemaat GBKP di Desa Sugihen

Oleh,

Putri Lestari Br Barus

712015028

TUGAS AKHIR

Diajukan kepada Program Studi: Ilmu Teologi, Fakultas: Teologi guna

memenuhi sebagian dari persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana.

Program Studi Ilmu Teologi

FAKULTAS TEOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2019

Page 2: Studi tentang Pilihan Berobat ke Dukun Tradisional yang ...

ii

Page 3: Studi tentang Pilihan Berobat ke Dukun Tradisional yang ...

iii

Page 4: Studi tentang Pilihan Berobat ke Dukun Tradisional yang ...

iv

Page 5: Studi tentang Pilihan Berobat ke Dukun Tradisional yang ...

v

Page 6: Studi tentang Pilihan Berobat ke Dukun Tradisional yang ...

vi

Page 7: Studi tentang Pilihan Berobat ke Dukun Tradisional yang ...

vii

ABSTRAK

Pilihan Berobat Ke Dukun Tradisional yang Dilakukan Oleh Jemaat

GBKP Desa Sugihen. Penelitian ini menggunakan teori tindakan sosial Max

Weber yang diuraikan dalam empat tipe; yaitu, rasional instrumental, rasional

berorientasi nilai, tradisional, dan afektif. Fokus penelitian yaitu tanggapan jemaat

GBKP mengenai berobat. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode

penelitian kualitatif yaitu penelitian yang dilakukan dengan pengolahan data yang

diperoleh melalui pengamatan dan wawancara. Hasil dari penelitian: pertama,

berdasar tipe tindakan rasional instrumental, secara sadar jemaat memilih untuk

berobat ke dukun pengobatan tradisional karena pengobatan tersebut lebih efisien

untuk menyembuhkan sakit patah tulang dari pada ke medis. Kedua, tindakan

berorinetasi nilai, jemaat ingin mendapatkan kesembuhan dengan cara memilih

berobat ke medis atau dukun pengobatan tradisioanl sesuai dengan penyakit

mereka. Ketiga, tindakan tradisional, jemaat melakukan pengobatan tradisional

kerena itu merupakan kebiasaan-kebiasaan yang dari dulu digunakan nenek

moyang untuk menyembuhkan penyakitnya, banyak pengalaman orang lain

sembuh dari sakitnya setelah berobat ke dukun. Keempat, tindakan afektif,

menunjukkan bahwa jemaat memiliki ikatan emosional ketika memilih berobat ke

dukun pengobatan tradisional karena tidak mampu melakukan pengobatan ke

medis.

KATA KUNCI: GBKP desa Sugihen, Tindakan soial, Dukun pengobatan

tradisional, Pengobatan medis

Page 8: Studi tentang Pilihan Berobat ke Dukun Tradisional yang ...

1

1. Pendahuluan

1.1. Latar Belakang

Obat tradisional adalah pengobatan alternatif yang sudah dikenal sejak

nenek moyang kita pada zaman dulu kala. Obat tradisional umunya memakai

ramuan bahan yang berupa tumbuhan, hewan, mineral, sediaan sari atau galenik,

atau campuran dari bahan tersebut, yang secara turun temurun telah digunakan

untuk pengobatan berdasarkan pengalaman.1 Obat Tradisonal sudah lama dikenal

di Indonesia sejak zaman dahulu, masyarakat Indonesia memang masih mengenal

pengobatan tradisional untuk menyembuhkan dan menjaga kesehatan tubuh. Hal

tersebut masih dilakukan hingga saat ini dan juga masih digunakan oleh sebagian

masyarakat di Indonesia khususnya di daerah pedalaman.

Obat tradisional pada mulanya berkembang dari daerah Riau dan Jambi.

Hasil survei yang dilakukan oleh tim Ekspedisi Biota Medica pada tahun 1998 di

Taman Nasional Bukit Tigapuluh dan Cagar Alam Biosfir Bukit Duabelas yang

terletak di Provinsi Riau dan Jambi diketahui bahwa 45 jenis ramuan obat bahan

alam dengan 195 spesies tanaman obat telah digunakan oleh masyarakat suku

Talang Mamak dan 72 jenis ramuan obat bahan alam dengan 116 spesies tanaman

obat yang dapat menjadi sumber penemuan obat baru telah digunakan.2

Obat tradisional di kawasan Pulau Sumatra mengalami perkembangan

yang pesat, sehingga obat tradisional masih digunakan oleh masyarakat di

Sumatera hingga sekarang, salah satu suku yang masih menggunakan obat

tradisional di Sumatra ialah masyarakat karo. Masyarakat karo merupakan suku

yang berasal dari sebuah daerah dataran tinggi di Sumatera Utara yang disebut

Tanah Karo, lalu mereka menyebar ke beberapa daerah di Pulau Sumatera antara

lain, Kabupaten Deli Serdang, Kota Binjai, Kabupaten Langkat, Kabupaten Dairi,

Kota Medan, dan Kabupaten Aceh Tenggara. Desa Sugihen merupakan salah satu

desa di Tanah Karo tepatnya di Kecamatan Dolat Rakyat, Kabupaten Karo

berjarak sekitar 35 km dari Kota Berastagi. Memiliki penduduk sekitar 300 jiwa,

1 Hendri Wasito, Obat Tradisional Kekayaan Indonesia (Yogyakarta:2011), hlm 1.

2 Hendri Wasito, hlm 4-5.

Page 9: Studi tentang Pilihan Berobat ke Dukun Tradisional yang ...

2

masyarakat yang mayoritas beragama Kristen Protestan. Desa Sugihen hanya

memiliki satu gereja yaitu GBKP (Gereja Batak Karo Protestan).

Latar belakang permasalahan ialah ketika seorang penduduk jemaat GBKP

desa Sugihen jatuh di ladang sehingga tidak dapat berjalan seperti sediakala

karena patah tulang di bagian kaki. Ketika dibawa rumah sakit, pihak rumah sakit

mencoba mengobati dengan memberi obat penghilang rasa sakit. Setelah dirawat

beberapa hari, tidak ada perkembangan pada kaki beliau. Oleh sebab itu keluarga

ingin mencari alternatif lain yaitu ke dukun pengobatan tradisional untuk

menyembuhkan kaki beliau. Perkembangan kaki beliau jauh lebih cepat terlihat

ketika berobat ke dukun pengobatan tradisional daripada di Rumah sakit. Setelah

melihat pengalaman dari ibu tersebut, banyak jemaat GBKP yang memilih untuk

berobat ke dukun tradisional. Tidak hanya penyakit patah tulang saja tetapi

berbagai macam penyakit, karena sebagian dari penduduk merasa percaya bahwa

dukun tersebut lebih pintar dan cepat menyembuhkan penyakit daripada ke rumah

sakit. Semakin banyaknya warga jemaat GBKP Desa Sugihen yang melakukan

pilihan untuk berobat ke dukun, maka timbul perbedaan pendapat dari warga

jemaat GBKP desa Sugihen. Karena di masyarakat Karo ada pemahaman umum

bahwa pengobatan tradisional itu selalu berhubungan dengan dunia hitam.

Pdt.D.R.E.P. Ginting dalam bukunya mengatakan “Pengobatan tradisional

adalah pengobatan yang diikuti dengan meminta pertolongan dari roh-roh

manusia atau arwah “begu” orang mati, yang memakai tabas (mantra) atau

sejenisnya, dengan memakai atau tanpa ramuan”.3 Memang pengobatan

Tradisional yang ada dalam masyarakat Karo terbagi dari dua kriteria dukun yang

memiliki cara pengobatan yang berbeda, dukun pertama cara pengobatannya

dengan menggunakan ilmu hitam dan dukun yang kedua cara pengobatannya

hanya dengan menggunakan rempah-rempah tradisional saja. Oleh karena cara

pengobatan yang berbeda ada masyarakat yang memandang bahwa semua

pengobatan tradisional itu sama saja, semua dukun memakai ilmu hitam dalam

pengobatannya. Oleh karena pandangan mereka terhadap pengertian pengobatan

tradisional, seharusnya orang Kristen tidak berobat ke dukun tradisional.

3 Pdt. D. R. E. P. Ginting, Religi Karo (Kabanjahe: Abdi Karya 2007), 98.

Page 10: Studi tentang Pilihan Berobat ke Dukun Tradisional yang ...

3

Latar belakang kasus diatas menggambarkan pilihan masyarakat yang

masuk ke dalam kategori Tindakan Rasional Instrumental dalam pemikiran Max

Weber. Tindakan rasional Instrumental adalah tindakan yang dilakukan oleh

seseorang dengan memperhitungkan kesesuaian antara cara yang digunakan

dengan tujuan yang akan dicapai. Masyarakat melakukan pilihan untuk berobat ke

dukun tradisional pasti sudah memperhitungkan kecocokan tujuan yang ingin

mereka capai. Tujuan yang ingin mereka capai adalah kesehatan atau kesembuhan

dari sakit mereka. Mereka memilih ke pengobatan tradisional dari pada ke rumah

sakit setelah melihat orang yang menggunakan pengobatan tersebut sembuh, oleh

sebab itulah mereka memilih untuk datang ke dukun tardisional agar sehat dari

sakitnya.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalah penelitian ini

ada 2 yaitu:

1. Bagaimana pandangan warga jemaat GBKP Desa Sugihen mengenai

pengobatan dukun tradisional?.

2. Apa alasan warga jemaat GBKP desa Sugihen melakukan pilihan untuk berobat

ke dukun tradisional dari pada ke rumah sakit?.

Tujuan dari penelitian ini pertama, untuk mendeskripsikan pandangan

warga jemaat Desa Sugihen mengenai berobat ke dukun tradisional. Kedua, untuk

mendeskripsikan apa alasan warga jemaat GBKP desa Sugihen melaukan pilihan

untuk berobat ke dukun tradisional dari pada ke rumah sakit.

Manfaat penelitian ini secara Teoritis yaitu, Hasil Tugas Akhir ini dapat

kelak memberikan suatu manfaat bagi jemaat GBKP desa Sugihen tentang

perbedaan pandangan mereka mengenai pengobatan tradisional. Secara Praktis,

Tugas Akhir ini bermanfaat bagi dunia akademi khususnya bagi para Mahasiswa

Teologi yang kelak akan menjadi Pendeta agar suatu saat mempertimbangkan

teori pilihan Sosial Max Weber jika menghadapi masalah seperti yang terjadi

dalam Jemaat GBKP Sugihen mengenai perbedaan pandangan terhadap

pengobatan tradisional.

Page 11: Studi tentang Pilihan Berobat ke Dukun Tradisional yang ...

4

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis

penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian kualitatif yaitu penelitian yang tidak

menggunakan model matematik tetapi terbatas pada pengolahan data, yang

diperoleh melalui pengamatan dan penelitian lapangan.4 Metode yang digunakan

adalah kualitatif yakni metode yang berusaha melukiskan realita sosioal yang

kompleks dalam masyarakat.5 Metode penelitian deskriptif bertujuan untuk

membuat deskripsi, yaitu gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual, dan

akurat mengenai fenomena yang diselidiki. Dengan menggunakan metode ini

peneliti berusaha menggambarkan sifat atau keadaan yang sedang terjadi pada

saat penelitian dilakukan kemudian data dikumpulkan, dianalisis dan

diabstaksikan.6

Teknik pengumpulan data melalui observasi dan wawancara. Observasi

yaitu salah satu alat pengumpulan data dengan cara mengamati dan mencatat

gejala-gejala yang diselidiki, karena dengan observasi langsung dapat mengamati

berbagai aspek-aspek tingkah laku manusia.7 Wawancara adalah hal yang

dilakukan dengan cara Tanya jawab dengan seseorang yang diperlukan guna

untuk dimintai keterangan atau pendapatnya mengenai suatu hal yang

diketahuinya, guna untuk dimuat dalam sebuah tulisan8. Sumber data ditetapkan

sengaja oleh peneliti berdasarkan atas kriteria atau pertimbangan tertentu. Kriteria

informan dalam penelitian ini ialah 3 orang pemuda yang masih kuliah, 4 orang

moria (komisi ibu) yang bekerja sebagai petani dan guru, dan 3 orang mamre

(komosi bapak) yang bekerja sebagai petani. Jumlah informan penelitian ini 10

orang Jemaat GBKP desa Sugihen, diantaranya yang sudah pernah berobat ke

pengobatan Tradisional dan jemaat GBKP desa Sugihen yang tidak pernah

berobat ke dukun pengobatan Tradisional.

4 Iqbal Hasan, Metodologi Penelitian (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002), 97.

5 Ida Bagoes Mantra, Filsafat Penelitian dan Metode Penelitian Sosial (Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2004), 38-40.

6 Imam Suprayogo dan Tobroni, Metode Penelitian Sosial-Agama (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2003), 136-137.

7 Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif ( Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2007), 31.

8 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Keempat

(Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008), 1559.

Page 12: Studi tentang Pilihan Berobat ke Dukun Tradisional yang ...

5

Sistematika penulisan penelitian ini akan ditulis dalam lima bagian yaitu:

pertama, penulis akan menulis tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode dan teknik penelitian dilanjut

dengan sistematika penulisan penelitian. Kedua, Penulis akan mendeskripsikan

teori kesehatan dan penyakit, teori pengobatan tradisional dan teori pilihan sosial

Max Weber. Ketiga, Penulis akan memaparkan hasil wawancara yang diproleh

dari jemaat GBKP desa Sugihen tentang alasan mereka untuk melaukan pilihan

pengobatan tardisional dan juga pandangan mereka tentang pengobatan

tradisional. Keempat, Penulis akan menganalisa teori-teori yang telah dipaparkan

dibagian kedua dengan data yang didapat dari hasil wawancara dengan jemaat

GBKP desa Sugihen. Kelima, Penulis akan menulis penutup penelitian dengan

memaparkan kesimpulan dan juga saran dari hasil penelitian.

2. Tinjauan Teori

2.1. Defenisi Kesehatan

Menurut Badan kesehatan dunia (WHO) sehat dapat dikatakan apabila kondisi

tubuh Seseorang baik secara jasmani dan rohani, mental dan sosial. 9 Menurut J.

Moltmann kesehatan merupakan kemampuan seseorang tetap bertahan dari

penyakit atau kecacatan. Chr. Grundmann menambahkan, Seseorang yang

dikatakan dalam keadaan kesehatan yang baik adalah ketika dia berada dalam

tantangan kehidupan, baik berupa penyimpangan atau penyakit fisik tetapi dia

masih tetap dapat hidup harmonis dengan dirinya sendiri, dengan dunia, dan

dengan Allah.10

Masyarakat Lewolema menyebutkan ciri-ciri orang yang dianggap sehat

adalah gemuk, memancarkan keceriaan, kulitnya halus, kenyal dan padat, mereka

melihat sehat itu cendrung kearah fisik. Dalam menjaga kesehatan fisiknya selain

kebutuhan dasar seperti makan, minum dan mandi, masyarakat Lewolema juga

memandang bahwa tidak cukup hanya dengan menjaga kebutuhan dasar saja

seseorang dapat memiliki kesehatan fisik, namun juga orang harus bekerja karena

9Asmadi, Konsep Dasar Keperawatan (Jakarta :EGC, 2008), 28.

10

Beate Cristoph dan Erlinda, Penyembuhan yang Mengutuhkan (Yogyakarta: Kanisius, 2003), 65.

Page 13: Studi tentang Pilihan Berobat ke Dukun Tradisional yang ...

6

dengan bekerja menurut masyarakat Lewolema menjaga kestabilan dan ketahanan

tubuh.11

2.2. Defenisi Sakit

Sakit adalah suatu kondisi di mana kekebalan tubuh berkurang dan tidak

normalnya kinerja seluruh organ tubuh sesuai dengan fungsinya. Sakit akan selalu

dialami oleh manusia, sakit dapat terjadi kapan saja, di mana saja, dan pada

masyarakat mana saja. Menurut Bauman terdapat tiga standard sakit, pertama

munculnya gejala yang dirasakan oleh penderita sakit, yang kedua pandangan

seseorang tentang bagaimana seseorang itu dikatakan sakit, dan yang ketiga

kekuatan untuk melakukan aktivitas seperti biasanya menurun.12

Pengobatan tardisional mengatakan ada dua konsep sakit yaitu; pertama Sakit

yang bersifat naturalistik, yaitu sakit yang diakibatkan oleh pengaruh lingkungan,

makanan (salah makan), kebiasaan hidup, ketidakseimbangan dalam tubuh,

kepercayaan panas dingin seperti masuk angin dan penyakit bawaan. Kedua sakit

yang bersifat Personalistik, yaitu sakit yang disebabkan oleh makhluk hidup

bukan manusia (hantu, roh, leluhur atau roh jahat).13

Medis mengatakan penyakit

adalah gangguan pada tubuh manusia yang menyebabkan berkurangnya atau

hilangnya fungsi anggota tubuh manusia. Pandangan ilmu medis tentang sakit

didasarkan pada diagnosis atau pemeriksaan klinis yang berdasarkan ilmu

pengetahuan yang teruji secara ilmiah.14

Persepsi masyarakat sakit adalah ketika

seseorang sedang memiliki gangguan fisik dan ganguan tersebut memunculkan

rasa tidak nyaman. Masyarakat menggolongkan 3 penyebab sakit yaitu: karena

pengaruh gejala alam (panas, dingin) terhadap tubuh manusia, makanan yang

diklasifikasikan ke dalam makanan panas dan dingin, dan disebabkan oleh

supranatural (roh, guna-guna dan setan). 15

11 Chatrina, Tubuh dan Bahasa (Yogyakarta: Galang Press, 2004), 57-63.

12 Asmadi, Konsep, 28.

13

Hermien irmanita dan Tri Wiyatini, Kesehatan Masyarakat Dalam Determinan Sosial Budaya (Yogyakarta: Grup Penerbitan CV Budi Utama, 2018), 35-36.

14 Leila Mona, Komunikasi Kedokteran: Konteks Teoritis dan Praktis (Depok:

Prenadamedia Group, 2018), 120.

15 Irmanita, Kesehatan, 37.

Page 14: Studi tentang Pilihan Berobat ke Dukun Tradisional yang ...

7

3.3. Defenisi Penyembuhan Menurut Pandangan Kristen

Kircheberger dan John Mansford dalam bukunya mengatakan bahwa

“Semua penyembuhan berasal dari Allah”. Allah menyembuhkan kita manusia

dalam empat cara yakni; Allah menyembuhkan melalui keterampilan dan ilmu

pengetahuan. Allah menyembuhkan melalui para Dokter dan Ilmuan. Allah

memberi manusia karunia-karunia spiritual. Karunia-karunia itu tercantum dalam

1Kor 12. Contohnya, disebutkan karunia penyembuhan (1 Kor 12-9). Allah

memakai manusia sebagai sarana bagi daya penyembuhan Ilahi, orang-orang yang

dipercayakan dengan karunia-karunia ini mesti berlaku sangat rendah hati ketika

mendayagunakannya. Allah menyembuhkan melalui doa-doa dari semua orang

Kristen. Allah mendengarkan doa-doa orang Kristen dan mengabulkanNya seturut

cara-Nya. Allah menyembuhkan melalui sakramen-sakramen. hal terakhir ini

khususnya ditekankan dalam tradisi gereja katolik Roma.16

Menurut masyarakat Lawolema tokoh penyembuh, cara penyembuhan dan

sarana penyembuhan merupakan serangkaian pokok dalam mengungkapkan

pandangan tentang penyembuhan. Yang dimaksud dengan tokoh penyembuh

adalah orang yang dipercaya mampu memulihkan keadaan sakit menjadi kembali

normal atau yang mereka sebut dengan dukun. Istilah dukun ditujukan kepada

seseorang yang memiliki kemampuan yang lebih dari orang kebanyakan dan

terkadang kelebihan itu dihubungkan dengan hal-hal yang bersifat magis . 17

Kemampuan dan status dukun yang mereka miliki sebagai penyembuh merupakan

rahmat secara langsung yang diperoleh karena terwarisi karisma dari orangtua

atau nenek moyang mereka. Setiap tokoh penyembuh memiliki cara penyembuhan

dan sarana penyembuhan yang berbeda-beda. Perbedaan Cara yang dipakai oleh

dukun untuk menyembuhkan ialah usaha-usaha yang dilakukan untuk

menyembuhkan orang sakit, misalnya dengan keterampilan tangannya, dengan

kemampuan meramu tumbuh-tumbuhan sebagai obat, dan kemampuan

spritualnya. Sedangkan perbedaan sarana penyembuhan yang dimiliki dukun ialah

16 Georg Kirchberger dan John Mansford. Kekuatan Ketiga Kekristenan (Yogyakarta:

Titan Galang Printika. 2007). 175.

17 Chatrina, Tubuh, 181 dan 183.

Page 15: Studi tentang Pilihan Berobat ke Dukun Tradisional yang ...

8

segala sesuatu yang dipergunakan sebagai alat dan syarat untuk mencapai

kesembuhan orang sakit.18

2.4. Pengobatan Tradisional dan pengobatan medis

Secara umum ada dua metode pengobatan penyakit yang dikenal, yaitu

metode formal berupa pengobatan ala barat dan metode non formal yaitu

pengobatan ala timur/non barat (alternatif). Kedua metode penyembuhan ini

memiliki cara pengobatan yang berbeda. penyembuhan dengan metode barat

dilakukan melalui jalur klinik, puskesmas dan rumah sakit. Pengobatan yang

dilakukan cendrung kepada fisik dengan obat-obatan kimia sintetis dan

pembedahan. Sedangkan metode non formal ala timur melakukan penyembuhan

dengan cara pengobatan dasar yaitu memulihkan keseimbangan sistem kerja dari

semua organ yang ada dalam tubuh.19

Pengobatan tradisional adalah pengobatan yang menggunakan obat-obatan

atau ramu-ramuan tradisional. Pengobatan tradisional atau yang disebut

Etnomedicine adalah suatu pola kepercayaan dan praktik-praktik (budaya) yang

digunakan untuk penyembuhan penyakit dan merupakan hasil dari pengalaman

dan perkembangan kebudayaan asli. Pada umumnya pembuatan pengobatan

secara tradisional dibuat dalam bentuk obat yang diracik secara langsung melalui

tumbuh-tumbuhan. Selain tumbuhan dapat juga melalui sari binatang yang diolah

tanpa menggunakan alat medis moderen sehingga terkesan langsung dan alami.

Biasanya pengobatan tradisional ini dilakukan oleh dukun, sinshe, tabib dan

sebagainya.

Pengobatan tradisional berkembang diawali dengan pengalaman pengobatan

terhadap diri sendiri kemudian ditularkan kepada orang lain dan diturunkan ke

generasi selanjutnya.20

Pengobatan tradisional ada dua tipe dukun dengan cara

pengobatan yang berbeda yaitu, pengobatan secara alternatif supranatural

(memakai ilmu gaib) dan pengobatan secara alternatif hanya menggunakan obat-

obatan / rempah-rempah. Dukun yang menggunakan cara pengobatan alternatif

18 Chatrina, Tubuh, 185.

19

Muchtar, Be Healthy Be Happy (Jakarta:Pt Bhuana Ilmu Populer, 2010), 19.

20 Hendri Wasito, Obat Tradisional Kekayaan Indonesia (Yogyakarta:Graha Ilmu, 2011), 2.

Page 16: Studi tentang Pilihan Berobat ke Dukun Tradisional yang ...

9

supranatural sering digunakan untuk mengobati keadaan sakit yang disebabkan

oleh akibat-akibat gaib, seperti teluh, santet, dan guna-guna yang ada nyata di

dunia ini (dan sulit ditangani oleh kedokteran modern), tetapi ada juga masyarakat

yang menggunakan metode pengobatan dukun ini meskupun sakitnya hanya sakit

biasa saja. Sedangkan dukun yang menggunakan metode pengobatan dengan obat-

obatan biasanya digunakan untuk penyakit-penyakit medis biasa, seperti demam,

patah tulang dan lain sebagainya.21

Kelebihan dari metode pengobatan tradisional/non barat ialah, pengobatan

tradisonal dapat dimasukkan ke kategori pengobatan pendukung psikososial dan

pengobatan klinis, pengobatan tradisonal mudah diterima karena turun-temurun,

efektifitas pengobatan tradisional sering menakjubkan, nilai dari pengobatan yang

dilakukan pengobatan tradisional yang berorientasi pada komuniti melewati

psikologi murni, Kelebihan dari pengobatan tradisional ialah rendahnya efek

samping bagi penggunanya, jika dibandingkan dengan efek samping yang

ditimbulkan oleh pengobatan secara medis, seperti yang sering terjadi pada

pengguna pengobatan kimiawi. Sedangkan kelemahan dari metode pengobatan

tradisional yaitu, pengobatan tradisional relatif tidak efektif, masih banyak uji

klinik mengenai obat yang digunakan pengobatan tradisional, obat yang

digunakan mudah tercemar berbagai jenis mikroorganisme, ramuan-ramuan/obat-

obatan yang dipakai membutuhkan pengujian yang berabad-abad, pengobatan

tradisional belum pasti teruji kesembuhannya, pengobatan tradisional terlalu

general di mana satu obat dapat menyembuhkan segala penyakit. 22

Kelebihan dari metode pengobatan Barat/ Modern dari segi sarana penunjang

pengobatan lengkap dan canggih, semua obat-obatan telah diuji klinis secara ketat

sehingga khasiat formulanya benar-benar sudah teruji. Sedangkan kelemahan dari

metode pengobatan Barat tidak semua penyakit mampu disembuhankan oleh obat-

obatan medis, biaya pengobatan relatif mahal sehingga banyak masyarat yang

perekonomiannya rendah sulit untuk menjangkaunya, obat kimia yang dikonsumsi

beresiko tidak baik bagi tubuh, efek yang ditimbulkan dapat merusak organ-organ

21 Tatag Utomo, Health Quetient: Cerdas Kesehatan untuk Eksekutif (Jakarta: Grasindo,

2005), 121.

22 George,Antropologi, 151 dan 160.

Page 17: Studi tentang Pilihan Berobat ke Dukun Tradisional yang ...

10

tubuh, oleh karena itu tidak jarang terjadi berobat ke Rumah sakit untuk

mengobati penyakit tetapi memunculkan komplikasi penyakit yang lain.23

2.5. Teori tindakan Sosial Max Weber

Max Weber ialah ahli sosiologi Jerman yang menyumbangkan

pemikirannya terhadap sosiologi. Menurut Max Weber sosiologi merupakan

tindakan sosial antar hubungan sosial. Tindakan sosial menurut Max Weber

adalah suatu tindakan individu jika sepanjang tindakan yang dilakukannya

mempunyai makna bagi dirinya dan diarahkan kepada tindakan orang lain. karena

menurut Weber setiap manusia melakukan tindakan sosial pasti mempunyai nilai

dan makna. Ketika seseorang pergi ke suatu tempat, misalnya warung, pasti dia

mempunyai tujuan dari tindakan tersebut, karena pada umumnya setiap manusia

ketika melakukan aktivitas pasti memiliki makna dan tujuan. 24

Teori tindakan Sosial Max Weber berorientasi kepada motif dan tujuan

pelaku. Teori ini mengatakan bahwa setiap orang baik kelompok maupun individu

pasti memiliki motif dan tujuan yang berbeda pada setiap tindakan yang

dilakukannya. Bagi Weber, kita hidup dalam dunia sebagaimana kita saksikan

terwujud karena tindakan sosial. Semua manusia melakukan sesuatu karena

mereka terlebih dahulu sudah memutuskan untuk memilih melakukan itu agar

mencapai apa yang sudah mereka kehendaki.25

Weber berpendapat bahwa kita

dapat menilai stuktur dari beberapa masyarakat dengan cara memahami alasan-

alasan mengapa warga masyarakat memilih tindakan tersebut, terlebih tindakan

yang mereka pilih adalah pengalaman-pengalaman yang dari dulu sudah ada dari

nenek moyang kita dan masih menggunakannya hingga masa kini. Tetapi tidak

mungkin untuk menyamaratakan semua alasan masyarakat untuk melaukan

23 Hardi sri, Kesehatan Keluarga:Hancurkan Batu Ginjal dengan Ramuan Herbal (Jakarta:

Niaga Swadaya, 2005), 12.

24 Ariesta Irwan dan Zusmelia, Buku Ajar Sosiologi Ekonomi (Yogyakarta:Deepublish,

2015), 7-8.

25 Pip Jones, Pengantar Teori-Teori Sosial Dari Teori Fungsionalisme Hingga Post-

Modernisme (Jakarta: Yayasan Obor Indoneisa, 2009), 114.

Page 18: Studi tentang Pilihan Berobat ke Dukun Tradisional yang ...

11

tindakan tersebut. Oleh sebab itu Max Weber membuat empat tipe tindakan sosial

yang dibedakan dalam konteks motif para pelakunya yaitu.26

1. Rasionalitas Instrumental (Zwerk Rational)

Tipe ini merupakan tindakan sosial murni, tindakan sosial yang menyandarkan

diri kepada pertimbangan-pertimbangan manusia yang rasional ketika

menanggapi lingkungan eksternalnya (menanggapi oranglain di luar dirinya dalam

rangka usahanya untuk memenuhi kebutuhan hidup). Tindakan rasional dilakukan

dengan kesadaran dan cara yang terbaik. Dalam tindakan ini seseorang tidak

hanya menilai cara yang terbaik untuk mencapai tujuannya, tetapi juga

menentukan nilai dari tujuan itu sendiri. Seseorang melakukan tindakan sosial

rasionalitas instrumental ini karena alasan “merasa bahwa tindakan ini paling

efesien untuk mencapai tujuan ini, dan merasa bahwa tindakan inilah cara terbaik

untuk mencapai tujuan yang ingin dicapainya”.

2. Rasional Orientasi Nilai (wert Rational)

Tindakan rasional orientasi nilai merupakan tindakan yang bersifat rasional

dan memperhitungkan manfaatnya, hanya saja dalam tindakan ini seseorang tidak

dapat menilai apakah tindakan yang dipilihnya merupakan cara yang paling tepat

untuk mencapai tujuan yang diinginkannya. Seseorang yang biasanya memilih

tindakan rasional orientasi nilai karena alasan “yang saya tahu hanya melakukan

ini”.

3. Tindakan Afktif (Affectual Action)

Tindakan afektif yaitu suatu tindakan sosial yang timbul karena dipengaruhi

oleh perasaan atau dorongan emosi. Seseorang seringkali melaukan tindakan ini

tanpa kesadaran penuh dalam dirinya dan tanpa perencanaan yang matang.

Tindakan ini sulit dipahami karena tidak rasonal. Biasanya seseorang melaukan

tindakan ini dengan alasan “apa boleh buat saya lakukan”, karena seseorang yang

melakukan tindakan ini dipengaruhi oleh luapan perasaan cinta, amarah, ketakutan

26 Pip, Pengantar, 115.

Page 19: Studi tentang Pilihan Berobat ke Dukun Tradisional yang ...

12

ataupun gembira yang diungkapkan secara spontan tanpa pertimbangan akal budi

dan kesadaran penuh.

4. Tindakan Tradisional (Traditional Action)

Tindakan tradisional merupakan suatu tindakan yang dilakukan berdasarkan

kebiasaan-kebiasaan pada masa lalu. Seseorang yang melakukan tindakan

tradisional ini karena alasan “saya melakukan ini karena saya selalu

melakukannya”. Biasanya seseorang memilih cara tradisional ini hanya karena

kebiasaan tanpa menyadari alasannya dan tanpa membuat perencanaan terlebih

dahulu mengenai tujuan yang ingin dicapainya dan cara yang dilakukannya.

Keempat tipe tindakan sosial ini merupakan tipe ideal. Tidak selalu

tindakan hanya mengandung salah satu tipe ideal tindakan sosial saja, tetapi bisa

juga menyangkut tipe ideal lainnya. Misalnya berjabat tangan mungkin suatu

ungkapan persahabatan yang masuk ke tindakan afektif, juga merupakan

kebiasaan (tradisonal), dan bisa juga merupakan persetujuan dagang yang masuk

kedalam tindakan instrumental. 27

Dalam teori tindakan sosial Max Weber menekankan pada Verstehen

(pemahaman subjektif) sebagai metode untuk mendapatkan pemahaman yang

valid mengenai arti subjektif tindakan sosial. Dalam metode ini dibutuhkan adalah

empati atau kemampuan untuk menempatkan diri dalam kerangka berpikir orang

yang melakukan tindakan. Kegagalan kita menempatkan diri semacam itu Weber

memasukkan teori dan nilai sendiri dalam dalam memahami tindakan orang lain.28

Max Weber dalam teori tindakan sosial lebih condong membahas tentang level

individu, Ia tidak berbicara pada level sosial kolektif. Teori tindakan sosisal Max

Weber bersifat normatiif ekolatif, rasional, situasional, punya tujuan. Weber pada

tindakan sosial lebih banyak berbicara pada level rasional, dia tidak membahas

27 Janu Murdiyatmoko, Sosiologi Memahami dan Mengkaji Masyarakat (Bandung:

Grafindo Media Pratama, 2007), 65-67.

28 Sunyoto Usman, Sosiologi: Sejarah, Teori dan Metodologi (Yogyakarta: CIRED, 2004),

41.

Page 20: Studi tentang Pilihan Berobat ke Dukun Tradisional yang ...

13

tentang tindakan sosial yang sifatnya kolektif, tindakan sosial sekumpulan orang

ia bicara tindakan sosial orang per orang.29

3. Hasil Penelitian

3.1. Gambaran umum Jemaat GBKP Desa Sugihen

Desa Sugihen adalah sebuah desa yang terletak di kecamatan Dolatrakyat,

Kabupaten Karo, yang berjarak sekitar 20 Km dari Berastagi. Sugihen hanyalah

sebuah perkampungan kecil. Berdasarkan data profil desa Sugihen bulan April

2019, total jumlah keseluruhan masyarakat desa Sugihen terdiri dari 96 kepala

keluarga, dengan jumlah perempuan sebanyak 198 jiwa dan laki-laki 192 jiwa.30

TABEL 1: JUMLAH PENDUDUK

No Nama Desa Laki-Laki Perempuan Jumlah Jiwa Jumlah KK

1 Desa Sugihen 192 Jiwa 198 Jiwa 390 jiwa 96 Jiwa

Sumber data profil desa Sugihen, April 2019

Desa Sugihen memiliki satu gereja yaitu Gereja Batak Karo Protestan

(GBKP), dari 96 jiwa jumlah KK di desa Sugihen 93 KK yang bergereja di GBKP

tersebut, 1 KK bergereja di GPDI Dolat Rakyat yang tidak jauh dari Desa Sugihen

dan 2 KK bergereja di GKII Kabanjahe. Pelayanan-pelayanan di GBKP desa

Sugihen yaitu, Ibadah umum minggu, ibadah anak sekolah minggu, kebaktian

hari-hari besar (natal, paskah dan kenaikan Tuhan Yesus), Ibadah PA kategorial

Zaitun (usia lanjut), Mamre (kaum bapak), Moria (kaum ibu), Permata (pemuda),

Remaja dan anak KAKR (anak sekolah minggu), retreat besar GBKP desa

Sugihen, ibadah padang secara sektor, ibadah Rumah tangga (PJJ), dan

perkunjungan Diakonia bagi keluarga jemaat yang sakit, menikah, dan berduka.31

Mata pencaharian jemaat GBKP desa sugihen mayoritas sebagai petani, hanya

3 orang Guru Honor SD, 1 orang Guru SMP, 1 orang Polwan, 1 orang Polisi, 1

29 Tony Tampake, Redefinisi Tindakan Sosial dan Rekonstruksi Identitas Pasca Konflik

Poso (Salatiga: Satya Wacana University Press 2014), 41.

30 Diambil dari data profil desa sugihen tanggal 22 April 2018.

31

Pt. Dirma Sihombing. Wawancara. Sugihen. Selaku Ketua Umum (BP Runggun) GBKP desa Sugihen, Jumat, 31 Mei 2019.

Page 21: Studi tentang Pilihan Berobat ke Dukun Tradisional yang ...

14

orang Bidan, dan 3 orang kerja di pabrik. Tingkat ekonimi jemaat 85% menengah

ke bawah dan 15% menengah ke atas. Desa Sugihen tidak memiliki fasilitas

sekolah TK, SD, SMP, dan SMA, oleh sebeb itu bagi anak-anak yang ingin

sekolah harus mencari sekolah di Berastagi atau Kabanjahe. Dengan keadaan

tingkat ekonomi yang rendah dan sekolah jauh dari perkampungan banyak anak-

anak jemaat desa Sugihen yang tidak dapat melanjutkan sekolahnya ke jenjang

yang lebih tinggi, hanya tamat SMP, SMA, hanya 20% pemuda jemaat GBKP

desa Sugihen yang melanjutkan sekolahnya hingga ke jenjang kuliah32

.

3.2. Situasi Kesehatan Jemaat Desa Sugihen

Desa Sugihen memiliki 1 Puskesmas yang Jamnya buka tidak menentu,

karena bidan yang bekerja hanya satu orang dan beliau juga bekerja di Rumah

sakit Berastagi. Jam oprasional puskesmas tidak menentu, dikarenakan bidan yang

bekerja di puskesmas tersebut hanya seorang diri dan beliau juga bekerja di rumah

sakit Berastagi. Puskesmas hanya beroperasi dari jam 07:00 hingga 08:00 WIB.

Selain dari jam yang sudah ditentukan bila ada jemaat yang ingin berobat maka

jemaat harus mengecek atau menelpon bidan terlebih dulu untuk mengecek

keberadaan bidan, selain itu setiap hari minggu puskesmas tutup.33

Dikarenakan kurangnya peralatan maka pelayanan kesehatan yang dapat

dilakukan di puskesmas hanya berupa penyakit yang ringan saja seperti demam,

pemeriksaan tensi dan pemeriksaan kehamilan. Setelah diperiksa bidan memberi

obat yanh cocok dengan sakit jemaat. keberadaan puskesmas sangat membantu

jemaat yang memiliki sakit ringan, karena tidak perlu lagi jauh-jauh pergi ke

Berastagi hanya untuk diperiksa. Pembayaran puskesmas dapat melalui BPJS.

Selain pelayanan bidan di puskesmas, pengobatan dari dukun tradisional juga

dilakukan oleh seorang jemaat GBKP desa Sugihen. Tidak hanya bekerja sebagai

dukun saja beliau juga bertani jika tidak ada pasien yang datang. Pelayanan

pengobatan setiap hari dibuka, tetapi jika tidak ada pasien maka beliau akan ke

lading, tetapi jika ada pasien yang tiba-tiba menelpon beliau akan langsung pergi

ke rumah. Dukun pengobatan tradisional ini melakukan pengobatan dengan cara

32 Rinto Kemit. Wawancara. Sugihen. Sabtu 1 Juni 2019.

33

Rinto Kemit. Wawancara. Sugihen. Sabtu 1 Juni 2019.

Page 22: Studi tentang Pilihan Berobat ke Dukun Tradisional yang ...

15

memberi minyak dan “kuning” (obat yang biasa dipakai orang karo yang terbuat

dari beberapa tumbuh-tumbuhan ditumbuk hancur menjadi satu dan dikeringkan)

kepada pasien jika memang pasiennya hanya sakit biasa, namun jika pasiennya

patah tulang atau tabrakan dukun akan melaukan terapi dan pijat serta mengobati

pasien tersebut dengan tinggal di rumah dukun sampai sembuh total. Bayaran

yang diminta iyalah membawa beras di dalam “sumpit” (sumpit merupakan

wadah kebutuhan sehari-hari dalam orang karo, yang baiasa digunakan menjadi

tempat beras, di adat karo juga digunakan untuk membawa seserahan pada tuan

rumah sebagai persembahan dan tanda penghormatan), selain beras juga diisi

dengan 1 telur ayam kampung, rokok, sirih, dan uang sukarela.34

3.3. Tanggapan jemaat GBKP desa Sugihen tentang berobat

Menurut narasumber sehat merupakan seluruh anggota tubuh berfungsi sesuai

dengan kegunaannya masing-masing. Sehat terbagi menjadi dua yaitu sehat

jasmani dan rohani, sehat jasmani merupakan seluruh anggota tubuh tidak

bercacat dan dapat berfungsi sesuai manfaatnya, sehat rohani merupakan mampu

menjalankan perintah Tuhan sesuai dengan ajaran agama yang dianut melalui

perbuatannya. Penyembuhan merupakan muzijat yang kita terima dari Tuhan

ketika sembuh dari sakit, penyembuhan dapat melalui doa atau menggunakan

sarana pengobatan seperti ke Rumah sakit atau ke Dukun pengobatan

tradisional.35

Berdasarkan hasil wawancara penulis lakukan, sebagian besar jemaat GBKP

desa sugihen berpendapat bahwa, Pengobatan medis merupakan pengobatan

modern yang dilakukan oleh orang yang sudah belajar tentang ilmu kesehatan.

Sedangkan dukun pengobatan tardisional merupakan pengobatan yang diwariskan

oleh nenek moyang kepada salah seorang keturunannya agar memiliki kekuatan

dan pengetahuan untuk menyembuhkan penyakit. Cara memproleh kekuatan

tersebut penerusnya harus melaukan ritual, menyembah berhala, atau membuat

sesajen di kuburan leluhurnya. Biasanya dukun pengobatan tradisional sama

34 Erni Ginting. Wawancara. Sugihen. Sabtu 01 Juni 2019.

35

Enda Sembiring. Wawancara. Sugihen. Rabu, 3 Juli 2019.

Page 23: Studi tentang Pilihan Berobat ke Dukun Tradisional yang ...

16

seperti nenek moyang pada zaman dahulu tidak memiliki agama/kepercayaan.36

Menurut pendapat seorang narasumber yang diwawancarai penulis, terdapat dua

cara pengobatan tradisional di masyarakat karo,

pertama pengobatan tradisional yang mengobati dengan cara menggunakan

tumbuh-tumbuhan pilihan yang berkhasiat untuk menjaga kesehatan dan

menyembuhkan tubuh manusia. Tumbuh-tumbuhan tersebut diolah menjadi

kuning karo dan minyak karo. Dengan adanya kemampuan beliau mengolah

tumbuhan menjadi obat, serta berkhasiat bagi yang menggunakannya, banyak

orang yang datang berobat ke dia. Jenis pengobatan tradisional seperti ini tidak

ada syarat khusus dalam proses pengobatannya. Pembayaran yang diminta hanya

uang suka rela atau uang untuk membeli kuning dan minyak dengan jumlah yang

sudah ditentukan. Obat tradisional ini biasanya digunakan untuk menyembuhkan

sakit seperti masuk angin dan demam biasa. Sering juga digunakan pada anak-

anak yang baru lahir untuk menjaga kekebalan tubuh mereka.

Kedua pengobatan tradisional yang dilakukan oleh seseorang dengan cara

menyembah berhala atau memuja gaib-gaib nenek moyang untuk meminta

bantuan agar diberi kekutan supaya mampu menyembuhkan penyakit, beliau

sering disebut dengan sebutan dukun. Pengobatan yang dilakukan penuh dengan

mistik dan tidak masuk akal. Beliau mengobati orang hanya melalui pengalaman

dan menduga-duga, tidak ada pembelajaran khusus untuk mengetahui cara

penyembuhan penyakit secara lebih dalam. Tidak masuk akal karena berbagai

penyakit dapat disembuhkan walaupun tidak memiliki pembelajaran, dikatakan

mistik karena mampu menyembuhkan segala penyakit termasuk penyakit yang

tidak dapat ditangani oleh dokter. Dukun pengobatan tradisional seperti ini

biasanya memiliki syarat khusus yang diberikan kepada pasien dalam peroses

pengobatan, ketika syarat tersebut dilanggar pasien akan mendapatkan efek seperti

penyakit yang tidak dapat didiagnosa oleh medis dikemudian hari.37

Setelah dilakukan wawancara dengan jemaat GBKP desa Sugihen, terdapat

empat perbedaan tanggapan narasumber mengenai berobat dengan alasannya

36 Veny Sitepu. Wawancara. Medan. Senin 10 juni 2019. Elizabet Sembiring. Wawancara.

Sugihen. Senin 10 Juni 2019. Evi Ginting. Wawancara. Sugihen. Rabu 12 Juni 2019.

37 Selviana Sitepu. Wawancara. Simpang Ujung Aji. Sabtu, 08 Juni 2019.

Page 24: Studi tentang Pilihan Berobat ke Dukun Tradisional yang ...

17

masing-masing. Sebagian jemaat berpendapat bahwa lebih baik menggunakan

pengobatan medis daripada dukun pengobatan tradisional, ada jemaat berpendapat

lebih baik menggunakan dukun pengobatan tradisional daripada medis, ada juga

yang berpendapat bahwa dukun pengobatan tradisional dan pengobatan medis

dapat digunakan secara bersamaan, ada juga yang berpendapat bahwa pengobatan

medis dan pengobatan tradisional bagus digunakan tergantung penyakitnya tetapi

beliau menolak untuk berobat ke dukun pengobatan tradisional.

Pendapat Narasumber yang mengatakan pengobatan medis lebih baik daripada

dukun pengobatan tradisional, kerena pengobatan medis dilakukan oleh orang-

orang yang sudah memiliki pengetahun yang lebih jauh tentang cara

menyembuhkan penyakit, pengobatan medis lebih masuk akal, higenis, orang

yang melakukannya tidak hanya belajar dari pengalaman tetapi juga dari

pendidikannya. Menurut mereka semua dukun sudah pasti memakai kekuatan gaib

untuk membantu menyembuhkan penyakit orang yang datang kepadanya. Mereka

berpendapat bahwa alasan jemaat yang masih memilih untuk berobat ke dukun

tradisional ialah, karena orang yang beroabat ke dukun tidak memikirkan lebih

jauh bagaimana efek nantinya, selin itu faktor yang membuat masih banyak

jemaat yang menggunakan dukun pengobatan tradisional karena karena

kurangnya pemahaman jemaat tentang salah atau benar berobat ke dukun

pengobatan tradisional dan tidak adanya ketegasan dari gereja penjelasan tentang

dukun pengobatan tradisional.38

Menurut seorang jemaat yang tidak pernah berobat ke dukun pengobatan

tradisional, lebih baik ke pengobatan medis daripada ke dukun pengobatan

tradisional karena medis lebih terjamin dan dilakukan oleh ahlinya. Beliau lebih

memilih ke medis karena menurut pandangannya orang yang memilih berobat ke

dukun pengobatan tradisional adalah bodoh, karena dukun pengobatan tradisional

melakukan pengobatan dengan cara yang tidak masuk akal, konyol, dan

mengobati hanya menggunakan perasaan dan menduga-duga penyakit pasiennya

tanpa memiliki pengalaman dan pengetahuan yang jelas tentang berbagai cara

penyembuhan penyakit. Setiap orang yang melakukan pengobatan ke dukun

38 BP Sandra. Sugihen. 03 Juni 2019.

Page 25: Studi tentang Pilihan Berobat ke Dukun Tradisional yang ...

18

tradisional akan merasakan efek belakang dikemudian hari tidak terduga, karena

pengobatan yang dilaukan penuh dengan mistik.39

Beliau mengatakan hal tersebut karena dilihat nyata pada salah satu Jemaat

GBKP desa Sugihen yang berobat ke dukun pengobatan tradisional, jemaat yang

berobat bernama manda. Beliau datang berobat ke Rumah Sakit karena timbul

benjolan besar di pangkal paha, Namun karena merasa pengobatan medis tidak

memuaskan, beliau memutuskan untuk memilih berobat ke dukun tradisional.

Setelah dua bulan melakukan pengobatan di dukun tradisional, benjolan di

pangkal paha beliau semakin berkurang. Dukun tersebut meminta agar beliau

tetap datang berobat sampai dia yang meminta supaya tidak perlu lagi datang

berobat. Setelah berobat 8 bulan dan merasa benjolan sudah benar-benar sembuh,

maka tanpa himbauan dari dukun tersebut beliau tidak melakukan pengobatan

lagi. Setelah tiga bulan berhenti berobat, benjolan di pangkalan paha tiba-tiba

muncul lagi dan lebih besar. Ketika beliau pergi memeriksa ke Rumah sakit, pihak

medis tidak dapat mendiagnosa apa yang terjadi pada pangkal paha beliau, dokter

hanya memberi obat pengurang rasa nyeri, oleh sebab itu beliau melakukan

pengobatan kembali ke dukun hingga sekarang.40

Tanggapan narasumber yang mengatakan bahwa pengobatan medis dan

pengobatan tradisional bagus digunakan tergantung penyakitnya tetapi beliau

menolak untuk berobat ke dukun pengobatan tradisional, maksutnya ialah, berobat

ke medis lebih baik daripada ke dukun pengobatan tradisional karena pengobatan

medis pengobatannya higenis, dapat dipercaya karena dilakukan oleh orang-orang

yang memiliki ilmu kesehatan, sedangkan dukun pengobatan tradisional,

pengobatan yang digunakan karena kebiasaan dari dulu tanpa mengetahui dengan

jelas asal dan usul pengetahuan dukun tersebut. Namun jika hanya masuk angin

atau demam, lebih baik menggunakan obat tradisional seperti minyak dan kuning,

karena khasiatnya sudah dijamin daru dulu oleh orang tua kita.41

39 Veny. Medan. Senin 10 juni 2019.

40

Veny. Medan. Senin 10 juni 2019.

41 Selviana. Sabtu. 08 Juni 2019. Pita. Sugihen. Rabu 12 juni 2019.

Page 26: Studi tentang Pilihan Berobat ke Dukun Tradisional yang ...

19

Narasumber yang memiliki pendapat bahwa lebih baik menggunakan

pengobatan tradisonal daripada medis ialah dengan alasan, karena terkadang

dukun pengbatan tradisional lebih bagus daripada pengobatan secara medis,

karena pengobatan secara medis bisa saja tidak sesuai dengan penyakit yang

diderita pasien, Misalnya patah tulang, berobat ke rumah sakit pihak medis

menganjurkan untuk diaputasi kepada pasiennya sedangkan dukun pengobatan

tradisional mampu secara perlahan untuk memulihkan kembali tulang yang patah

tersebut walaupun membutuhkan waktu yang lama. Biaya berobat ke rumah sakit

dan ke dukun tradisional sama saja, perbadaannya berobat ke rumah sakit

pembayaran yang harus dibayar sekaligus dengan jumlah yang besar, sedangkan

dukun pengobatan tradisional kita membayar secara mencicil karena pengobatan

yang cukup lama.42

Menurut pemuda GBKP desa Sugihen lebih baik berobat ke dukun

pengobatan tradisional dari pada ke medis, alasan pertama tanggapan beliau

karena berobat ke Puskesmas sangat susah, bidan susuah ditemui karena bekerja

di rumah sakit yang lain. kedua, berobat ke Rumah sakit pembayarannya sangat

mahal, pembayaran melalui BPJS pelayanan yang diberikan sangat tidak

memuaskan dan Pembayaran rumah sakit melalui BPJS diterima selama tiga hari

rawat inap, jika selama tiga hari tidak sembuh maka pasien dipulangkan terlebih

dahulu satu hari, dan besoknya pasien dapat dibawa kembali ke rumah sakit untuk

dirawat lagi, ketiga, Rumah sakit sering menolak pasien BPJS ketika kamar yang

sesuai dengan tingkat BPJS dimiliki penuh, karena jika kamar tidak sesuai dengan

tingkat BPJS akan kena biaya tambahan, dengan tingkat ekonomi yang rendah

tidak mampu bagi beliau untuk membayar rumah sakit. Sedangkan, dukun

pengobatan tradisional, secara biaya tidak terlalu membebankan, karena biaya

berobat dapat dibayar dengan sukarela. Namun pengobatan dukun tradisional

tidak terjamin pengobatnnya, karena dukun tidak memiliki pengetahuan yang

lebih dalam untuk menyembuhkan penyakit. Setidaknya dengan beroabat ke

dukun pengobatan tradisional mengurangi rasa sakit dan mungkin dapat

menyembuhkan penyakit secara perlahan. Berobat ke dukun, tidak perlu takut

dengan biaya, tidak perlu ngantri kamar yang sesuai dengan tingkat BPJS kita,

42 BP Yola. Wawancara. Sugihen. Rabu 22 Mei 2019.

Page 27: Studi tentang Pilihan Berobat ke Dukun Tradisional yang ...

20

dan pengobatannya juga tidak sesakit pengobatan di rumah sakit, jika dirumah

sakit pengobatannya harus diinfus atau disuntik sedangkan dukun pengobatan

tradisional cukup dipijat dan diberi munaman.43

Tanggapan bapak Barus, pengobatan medis dan dukun pengobatan tradisional

harus berjalan berdampingan, kita dapat menggunakan keduanya, dilihat dari

penyakit kita. Jika sakit jantung, lever dan lambung akan lebih baik berobat ke

medis, karena sudah pasti lebih memahami cara pengobatannya daripada dukun

pengobatan tradisional, sedangkan jika penyakit kita seperti patah tulang akibat

tabrakan maupun jatuh, alangkah baiknya kita menggunakan dukun pengobatan

tradisional, karena sudah banyak pengalaman, sakit patah tulang dapat dipulihkan

dukun pengobatan tradisional secara perlahan, sering juga pihak rumah sakit

memberi saran untuk berobat ke dukun pengobatan tradisional. Jika dilihat dari

biaya, sama-sama tidak terlalu berat karena berobat ke rumah sakit kita bisa

menggunakan BPJS dan dukun pengobatan tradisional bisa dibayar dengan

sukarela saja.44

4. PEMBAHASAN

Pada bagian ini penulis akan menganalisis tanggapan jemaat GBKP desa

Sugihen mengenai berobat. Analisis ini menggunakan teori tindakan sosial Max

Weber, teori tindakan Sosial Max Weber berorientasi kepada motif dan tujuan

pelaku. Teori ini mengatakan bahwa setiap orang baik kelompok maupun individu

pasti memiliki motif dan tujuan yang berbeda pada setiap tindakan yang

dilakukannya. Bagi Weber, kita hidup dalam dunia sebagaimana kita saksikan

terwujud karena tindakan sosial. Semua manusia melakukan sesuatu karena

mereka terlebih dahulu sudah memutuskan untuk memilih melakukan itu agar

mencapai apa yang sudah mereka kehendaki.45

Weber secara khusus

mengklasifikasikan tindakan sosial ke dalam empat tipe yaitu, rasional

instrumental, rasional berorientasi nilai, tindakan tradisional dan tindakan

afektif.46

Kita akan melihat bagaimana tanggapan jemaat GBKP desa Sugihen

43 Elizabet. Sugihen. Senin 10 Juni 2019. Evi Ginting. Sugihen. Rabu 12 Juni 2019.

44

Bp Nika Barus. Wawancara. Sugihen. Jumat 21 Juni 2019.

45 Pip Jones, Pengantar, 114.

46

George Ritzer, Sosiologi, 126.

Page 28: Studi tentang Pilihan Berobat ke Dukun Tradisional yang ...

21

mengenai berobat ke dukun pengobatan tradisional dan ke Rumah sakit dan

dicocokkan dengan empat tipe tindakan sosial Max Weber.

Pertama, Tipe rasional instrumental merupakan tindakan yang dipilih oleh

seseorang yang tidak hanya menilai cara terbaik untuk mencapai tujuannya, tetapi

juga menentukan nilai dan tujuan itu sendiri47

. Berdasarkan hasil wawancara,

yang berhubungan dengan tipe ini ialah, narasumber yang memilih melakukan

pengobatan dengan menyadarkan diri kepada pertimbangan-pertimbangan secara

rasional untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. Seperti, narasumber yang

memilih berobat ke medis karena merasa pengobatan medis dilakukan oleh orang-

orang yang sudah memiliki pengetahuan yang lebih jauh tentang cara

menyembuhkan penyakit, lebih masuk akal karena mereka mengobati penyakit

tidak hanya belajar dari pengalaman saja tetapi dari pendidikan mereka juga, lebih

higenis dan lebih terjamin hasilnya.

Begitu juga dengan narasumber yang memilih berobat ke dukun pengobatan

tradisional karena biaya lebih murah dan lebih bagus dalam menyembuhkan sakit

patah tulang.48

Para narasumber di atas melakukan pengobatan pasti dengan

tujuan agar memiliki kesembuhan, dengan pertimbangan-pertimbangan mereka

memilih untuk melakukan suatu pengobatan, pengobatan yang dipilih pasti yang

mereka percayai dan tindakan yang paling benar untuk mendapatkan hasil dari

tujuan yang mereka inginkan.

Tindakan narasumber yang memilih untuk melakukan pengobatan medis dan

dukun pengobatan tradisional merupakan tipe rasionalitas instrumental, karena

dengan menyandarkan diri kepada pertimbangan-pertimbangan yang rasional

beliau memilih melakukan pengobatan sesuai dengan penyakitnya. Jika patah

tulang berobat ke dukun sedangkan sakit jantung dan lever berobat ke medis.

Artinya dia melakukan tindakan dengan kesadaran dan benar-benar

mempertimbangkan secara rasional tindakan terbaik untuk kesembuhannya.

Kedua, tipe rasionalitas nilai, merupakan tindakan yang bersifat rasional dan

memperhitungkan manfaatnya, hanya saja dalam tindakan ini seseorang tidak

47 Pip Jones, Pengantar, 119.

48

Bp Yola, Rabu 22 Mei 2019.

Page 29: Studi tentang Pilihan Berobat ke Dukun Tradisional yang ...

22

dapat menilai apakah tindakan yang dipilihnya ini merupakan cara yang paling

tepat untuk mencapai tujuan yang diinginkannya49

. Tindakan yang masuk ke tipe

rasionalitas nilai ialah jemaat melakukan pengobatan tetapi ragu dengan hasil dari

tindakan yang dilakukannya, “walaupun pengobatan dukun tradisional tidak

terlalu terjamin seperti pengobatan yang dilakukan medis setidaknya obat yang

diberikan dukun pengobatan tradisional dapat mengurangi rasa sakit dan mungkin

dapat menyembuhkan penyakit secara perlahan”50

. Terlihat bahwa beliau memilih

berobat ke dukun tradisional bukan karena ini pilihan terbaik menurutnya tetapi,

hanya ini tindakan yang dapat beliau lakukan karena berangkat dari penjelasan

yang ada dalam tanggapan jemaat mengenai berobat. Tindakan ini juga masuk ke

dalam tipe afektif, karena tindakan ini dilakukan dipengaruhi oleh dorongan

amarah dan ketakutan.

Ketiga tipe afektif, yaitu suatu tindakan sosial yang timbul karena dipengaruhi

oleh perasaan atau dorongan emosi, Seseorang seringkali melaukan tindakan ini

tanpa kesadaran penuh dalam dirinya dan tanpa perencanaan yang matang.

Tindakan ini sulit dipahami karena tidak rasonal. Biasanya seseorang melaukan

tindakan ini dengan alasan “apa boleh buat saya lakukan51

. Tindakan jemaat

berobat ke dukun pengobatan tradisional karena, pertama, puskesmas yang ada di

kampung bidannya susah ditemui. kedua, berobat ke Rumah sakit bayarannya

mahal. Ketiga, bisa saja kita membayar dengan BPJS tetapi pelayanannya sangat

tidak memuaskan, selain tidak memuaskan kita juga harus antri kamar kosong

yang sesuai dengan tingkat BPJS yang dimiliki. Tindakan yang dilakukan karena

adanya dorongan emosi dan perasaan ketakutan. Beliau emosi karena ketiga

pertimbangan tersebut. Sedangkan disisi lain beliau harus pergi berobat untuk

menyembuhkan penyakitnya, karena beliau tidak tau lagi untuk berobat kemana

jadi mau tidak mau beliau harus berobat ke dukun pengobatan tradisional.

Keempat tipe tindakan tradisional, Tindakan tradisional merupakan suatu

tindakan yang dilakukan berdasarkan kebiasaan-kebiasaan pada masa lalu52

. Hasil

49 Pip Jones, Pengantar, 115.

50

Elizabet, Senin, 10 Juni 2019.

51 Pip Jones, Pengantar, 114.

52

Pip Jones, Pengantar, 114.

Page 30: Studi tentang Pilihan Berobat ke Dukun Tradisional yang ...

23

dari wawancara ada narasumber mengatakan bahwa, pengobatan tradisional

seperti kuning dan minyak baik digunakan untuk penyakit masuk angina dan

demam karena khasiatnya sudah dilihat dari zaman nenek moyang dulu, terlihat

disini beliau masih menggunakan pengobatan tradisional karena berdasarkan

kebiasaan nenek moyang pada masa lalu yang masih digunakan hingga sekarang.

Selain itu ada narasumber yang berpendapat bahwa belaiu memilih berobat ke

dukun pengobatan tradisional karena melihat dari pengalaman orang yang sembuh

berobat kesana. Beliau memilih untuk berobat ke dukun pengobatan tradisional

merupakan karena pengalaman orang lain, masuk kedalam tipe tindakan

tradisional, karena beliau memilih berobat bukan karena perencanaan terlebih

dahulu tetapi karena kebiasaan-kebiasaan dari pengalaman oranglainlah yang

membuat beliau memilih berobat ke dukun pengobatan tradisional.

5. PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Setelah melakukan penelitian terhadap tanggapan jemaat GBKP Desa Sugihen

mengenai berobat dan melakukan analisa dengan menggunakan teori tindakan

sosial Max Weber, maka dapat penulis simpulkan bahwa jemaat GBKP desa

Sugihen berpendapat, dukun pengobatan tradisional ialah pengobatan mistik yang

dilakukan dengan meminta pertolongan kepada roh nenek moyang melalu ritual

untuk diberi kekuatan untuk menyembuhkan penyakit. Jemaat GBKP desa

Sugihen melakukan dua jenis pengobatan yaitu pengobatan medis dan dukun

tradisional. Ramuan yang digunakan dukun pengobatan tradisional dalam

pengobatan ialah minyak kusuk dan kuning karo. Proses pengobatan dilakukan

dengan cara mengurut yakni menyembuhkan kembali penyakit secara perlahan.

Setiap berobat, jemaat mengambil tindakan untuk berobat ke medis atau

dukun tergantung dari penyakit mereka. Jemaat yang berobat ke dukun yaitu sakit

patah tulang, sedangkan ke Rumah sakit yaitu sakit demam, lambung, jantung,

ginjal. Alasan jemaat yang berobat ke dukun pengobatan tradisional ialah, karena

biaya ke dukun pengobatan tradisional relatif murah, adanya kepercayaan jemaat

Page 31: Studi tentang Pilihan Berobat ke Dukun Tradisional yang ...

24

kepada dukun pengobatan tradisional untuk menyembuhkan penyakit melalui

pengalaman orang lain yang mereka lihat.

Selain itu, yang mendukung jemaat GBKP desa Sugihen tetap melakukan

pengobatan ke dukun pengobatan tradisional karena di desa Sugihen hanya

memiliki satu Puskesmas pembantu dengan satu orang bidan desa, bidan desa juga

bekerja di Rumah sakit Berastagi, sehingga berobat ke puskesmas sulit untuk

dilakukaan karena jam buka puskesmas tidak tetap, tergantung dengan kesibukan

bidan.

5.2. Saran

Dari hasil wawanwanca dukun pengobatan tradisional tidak meminta hal-hal

aneh kepada pasiennya seperti meneyembah beliau atau meminta pasien untuk

membawa sesuatu sebagai persyaratan berobat, oleh sebab itu menurut penulis

dukun pengobatan tradisional harus dipelihara dan dilestarikan agar tetap dapat

bertahan dalam upaya membantu kesehatan masyarakat. Sebaiknya dukun

pengobatan tradisional dengan rumah sakit menjalin kerjasama dalam melakukan

pelayanan pengobatan bagi masyarakat. Dukun perlu di kelola oleh dinas

kesehatan agar terampil.

Page 32: Studi tentang Pilihan Berobat ke Dukun Tradisional yang ...

25

DAFTAR PUSTAKA

Hendri Wasito. Obat Tradisional Kekayaan Indonesia. Yogyakarta: Graha Ilmu,

2011.

Pdt. D. R. E. P. Ginting. Religi Karo. Medan: Abdi Karya, 2007.

George Ritzer. Sosiologi Ilmu Berparadigma Ganda. Jakarta PT Rajawali Press,

2001.

Iqbal Hasan. Metodologi Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002.

Ida Bagoes Mantra. Filsafat Penelitian dan Metode Penelitian Sosial.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004.

Imam Suprayogo dan Tobroni. Metode Penelitian Sosial-Agama. Bandung:

Remaja Rosdakarya, 2003.

Lexy J Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2007.

Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi

Keempat. Jakarta:Gramedia Pustaka Utama, 2008.

Chatrina pancer istiyani. Tubuh dan Bahasa. Yogyakarta: Galang Press, 2004.

Dr. J. L. ch. Abineno. Penyakit dan penyembuhan. Jakarta: BPK Gunung Mulia,

1982.

Dr. Beate Jakob. Dr. cristoph Benn. Penyembuhan Yang Mengutuhkan.

Yogyakarta: Kanisius, 2003.

Georg Kirchberger dan John Mansford. Kekuatan Ketiga Kekristenan.

Yogyakarta: Titan Galang Printika, 2007.

James paul. Wahyu purwiyastuti. Upacara adat Babore. Salatiga: widya sari

press, 2014.

Asmadi. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC, 2008.

Hermien dan Tri Wiyantini. Kesehatan Masyarakat dalam Determinan Sosial

Budaya.Yokyakarta: Grup Penerbitan CV Budi Utama, 2018.

Page 33: Studi tentang Pilihan Berobat ke Dukun Tradisional yang ...

26

Leila Mona. Komunikasi Kedokteran: Konteks Teoritis dan Praktis. Depok:

Prenadamedia Group, 2018.

Muchtar. Be Healthy Be Happy. Jakarta: Pt Bhuana Ilmu Populer, 2010.

Tatag Utomo. Health Quetient: Cerdas Kesehatan Untuk Eksekutif. Jakarta:

Grasindo, 2005.

Hardi Sri. Kesehatan Keluarga: Hancurkan Batu Ginjal dengan Ramuan Herbal.

Jakarta: Niaga Swadaya, 2005.

Ariesta dan Zusmelia. Buku Ajar Sosiologi Ekonomi. Yogyakarta: Deepublish,

2005.

Pip Jines. Pengantar Teori-Teori Sosial dari Teori Fungsionalisme Hingga Post-

Modernisme. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2009.

Janu Murdiyatmoko. Sosiologi Memahami dan Mengkaji Masyarakat. Bandung:

Grafindo Media Pratama, 2007.

Sunyoto Usman. Sosiologi: Sejarah, Teori dan Metodologi. Yogyakarta: CIRED,

2004.

Tony Tampake. Redefinisi Tindakan Sosial dan Rekonstruksi Identitas Pasca

Konflik Poso. Salatiga: Satya Wacana University Press, 2014.