STUDI PERSEBARAN BATUGAMPING DI DESA PORE...
Transcript of STUDI PERSEBARAN BATUGAMPING DI DESA PORE...
OLEHHADI IMAM SUTAJI
1108 20 10 10
PROGRAM MAGISTERBIDANG KEAHLIAN GEOFISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA2010
PENDAHULUAN
ManfaatBatugamping
Lokasi penelitianDesa Tanjung Kecamatan
Saronggi KabupatenSumenep
KebutuhanBatugamping
Metode VLF V-Grad
Analisa Data
Bahan Tambang Golongan C
Kandungan MineralDaerah PotensiBatugamping
Sebaran dan kedalamanBatugamping
1
Metode Geolistrik
Bagaimana cara menentukan sebaran
dan kedalaman batugamping bawah
permukaan di daerah penelitian dengan
menggunakan metode VLF V-Grad dan
metode Geolistrik konfigursi Wenner-
Schlumberger (W-S).
2
Tujuan penelitian yang dilakukan untukmengetahui:
1. Struktur bawah permukaan yang terkaitdengan batugamping di lokasi penelitian.
2. Persebaran dan kedalaman batugamping dilokasi penelitian dengan menggunakan metodeVLF V-Grad dan geolistrik konfigrasi W-S.
3
1. Tempat penelitian di Desa Tanjung Kecamatan Saronggi Kabupaten Sumenep.
2. Kandungan kimia yang diteliti di laboratorium adalah CaCO3 dan dinyatakan dalam Prosentase.
3. Akuisisi data primer di lapangan menggunakan metode VLF V-Grad dan metode geolistrik konfigurasi W-S.
4. Pengolahan dan analisis data untuk interpretasi kualitatif dilakukan melalui filter moving average dan Fraser dengan software Matlab.
5. Pengolahan dan analisa data untuk interpretasikuantitatif menggunakan software IXVLF dan software
Res2DinV.
4
TINJAUAN PUSTAKA
BahanTambang
Bahan Tambang Strategis
(Golongan A)
Bahan Tambang Vital
(Golongan B)
Bahan Tambang Golongan (C)
5
Batugamping
SifatBatugamping
KomponenMineral
Batugamping
ProsesPembentukanBatugamping
KlasifikasiBatugamping
6
Distribusi Medan Elektromagnetik VLF (Primer dan Sekunder)
10
Metode VLF vertikal gradient (VLF V-Grad) mengukur nilai selisih medanMagnetik sekunder pada benda konduktif di bawah permukaan karenaAdanya variasi ketinggian pada setiap titik ukurnya.
Secara matematis selisih medan magnetik dinyatakan:
dan
dimana ΔHRy merupakan nilai V-Grad pada z2 > z1, Hsy(z2) merupakanmedan sekunder pengukuran pada ketinggian z2 dan Hsy(z1) merupakanmedan sekunder yang diukur pada ketinggian z1 .
11
Kajian
Literatur
Akuisisi
Data Sekunder
Peta Topografi, Peta
Rupa Bumi dan data
terkait penelitian
Survei Lokasi
Penelitian
13
Survei Geologi Survei Geofisika
Data Primer 1Data Primer 2
Penentuan
Jenis Batuan
Pengambilan
Sampel Batuan
Penentuan Lokasi
dan Lintasan
Pengukur
Resistivitas 2-D
Data Primer 3
Penentuan Lokasi
dan Lintasan
Pengukur
VLF V-Grad
Data Primer 1
Uji Sampel
Batuan
1. Resistivitas
2. Kimia
Data Primer 2 Data Primer 3
Akuisisi Data
Resistivitas 2-D
Akuisisi Data
VLF V-Grad
Pengolahan Data
Res2DinV
Pengolahan
Data VLF V-Grad
Interpretasi Data
Res2DinV
Interpretasi Data
VLF V-Grad
Sebaran Batuan
Bawah Permukaan
Korelasi
Data
Interpretasi
Keseluruhan
Cadangan
Batuan 14
1. Peralatan
Resistivitymeter Tigre Campus,kabel penghubung, HT, batang
elektroda, palu geologi, GPS, roll meter, sheet data dan alat tulis.
Gmb. Peralatan Resistivitymeter
Tigre Campus
2. Perangkat Lunak
Software Res2DinV
16
1. Peralatan
VLF-EM Envi Scintrex dan Aki Charge 12 V 2,2 A
Global Positioning System (GPS), Kompas Geologi
Palu Geologi, Kantong Sampel Batuan, Roll Meter
dan Kamera Digital
Gmb Peralatan VLF-EM
Envi Scintrex
2. Perangkat Lunak
Microsoft Excel, IXVLF, Matlab17
Hasil Uji Resistivitas dan Kimia Sampel Batugamping
No. No. Sampel Batuan A (m2) l (m) t (m) p (m) R (MΩ) ρ (Ωm)
1 No. Sampel 1 2,4 x 10 -5 0,03 0,02 0,04 3,5473 53209,52 No. Sampel 2 2,4 x 10 -5 0,03 0,02 0,04 3,8496 57744,03 No. Sampel 3 2,4 x 10 -5 0,03 0,02 0,04 3,0629 45943,54 No. Sampel 4 2,4 x 10 -5 0,03 0,02 0,04 3,3417 50125,55 No. Sampel 5 2,4 x 10 -5 0,03 0,02 0,04 2,6427 39640,56 No. Sampel 6 2,4 x 10 -5 0,03 0,02 0,04 3,2344 48516,07 No. Sampel 7 2,4 x 10 -5 0,03 0,02 0,04 4,2825 64237,58 No. Sampel 8 2,4 x 10 -5 0,03 0,02 0,04 3,2425 48637,59 No. Sampel 9 2,4 x 10 -5 0,03 0,02 0,04 2,6774 40161,010 No. Sampel 10 2,4 x 10 -5 0,03 0,02 0,04 3,6563 54844,5
1. Hasil Uji Resistivitas
2. Hasil Uji Kimia CaCO3 98%
20
Hasil uji resistivitas pada kesepuluh sampelbatugamping menunjukkan bahwa sampel yang diujitersebut benar-benar tergolong batugamping karenamempunyai resistivitas antara 39640,5 Ωm sampai64237,5 Ωm. Interval nilai resistivitas ini sesuai denganpernyataan Telford (1976) yaitu resistivitas batugampingbernilai antara 50 Ωm sampai 107 Ωm.
Untuk hasil uji kimia hanya dilakukan pada satusampel tepatnya sampel nomor 1 dan menunjukkanbahwa kadar Kapur (CaCO3) sebesar 98 % sehinggamemenuhi syarat untuk digunakan sebagai bahanpemutih kertas.
21
Adapun proses seting Akuisisi terlihat pada gambar berikut:
1
3 4
2
Gambar 4.1. (1) Tahap persiapan alat, (2) Proses pemasangan elektroda pada lintasan, (3) Proses injeksi arus dan akuisisi data pada lintasan, (4) Proses pemindahan elektroda pada lintasan
23
Hasil pengolahan data pada lintasan 1 tanpa topografi
Anomali tinggi
Anomali rendah
24
Lintasan 1 di dominasi oleh warna coklat dengan nilairesistivitas sekitar 97 Ωm-125 Ωm yang terlihat pada titik15 m sampai 122 m.
Anomali tinggi pada lintasan 1 mempunyai nilairesistivitas antara 320 Ωm-6000 Ωm dengan kedalaman5 m-13 m, berada di titik 121 m-133 m. Anomali tinggipada gambar ditandai dengan warna ungu muda sampaiungu tua dan dilingkari dengan garis hitam. Anomalitinggi diinterpretasikan sebagai batugamping. Hal inidikuatkan oleh hasil uji resistivitas sampel batugampingsebesar 39640,5 Ωm sampai 64237,5 Ωm dan referensidari Telford (1976) bahwa resistivitas batugampingbernilai antara 50 Ωm sampai 107 Ωm.
25
Anomali rendah pada lintasan 1 mempunyai nilai resistivitas 3,3 Ωm sampai 7,5 Ωm dan berada di titik 32 m sampai 108 m serta kedalaman 21 m sampai 24 m. Anomali rendah pada gambar inversi ditandai dengan warna biru muda sampai biru tua. Anomali rendah diinterpretasikan sebagai air tanah yang diperkuat oleh referensi dari Telford (1976) bahwa nilai resistivitas air tanah yaitu 0,5 Ωm sampai 300 Ωm. Selain itu, juga diperkuat oleh adanya sumur yang dibuat oleh penduduk dengan kedalaman 26 meter di lokasi penelitian dengan air yang terasa payau.
26
Hasil pengolahan data pada lintasan 2 tanpa topografi
Anomali tinggi
Anomali rendah
27
lintasan 2 di dominasi oleh warna kuning dengan nilai
resistivitas antara 65 Ωm sampai 130 Ωm yang mulai
terlihat pada titik 15 m sampai 178 m. Pada titik 141 m
sampai 149 m terdapat anomali tinggi yang berkisar 1100
Ωm sampai 6000 Ωm dan berada pada kedalaman 3 m
sampai 10 m. Anomali tersebut diinterpretasikan sebagai
batugamping di lokasi penelitian. Hal ini dikuatkan oleh
hasil uji resistivitas sampel batugamping di laboratorium
instrumen fisika yaitu 39640,5 Ωm sampai 64237,5 Ωm
dan referensi dari Telford (1976) bahwa resistivitas
batugamping bernilai antara 50 Ωm sampai 107 Ωm. 28
Anomali rendah pada lintasan 2 mempunyai nilai
resistivitas 0.7 Ωm sampai 4 Ωm dan berada di titik 51 m
sampai 78 m, 103 m sampai 114 m dan 115 m sampai 168
m serta kedalaman 21 m sampai 31,9 m. Anomali rendah
pada gambar inversi ditandai dengan warna biru muda
sampai biru tua dan dilingkari dengan garis hitam putus-
putus. Anomali rendah ini diinterpretasikan sebagai air
tanah yang diperkuat oleh referensi dari Telford (1976)
bahwa nilai resistivitas air tanah yaitu 0,5 Ωm sampai 300
Ωm. Selain itu, hal ini juga diperkuat oleh adanya sumur
yang dibuat oleh penduduk dengan kedalaman 26 meter di
lokasi penelitian dengan air yang terasa payau.29
Hasil pengolahan data pada lintasan 3 tanpa topografi
Anomali tinggi
Anomali rendah
30
lintasan 3 di dominasi warna merah muda dengan nilai resistivitas rendah yaitu antara 80 Ωm-120 Ωm yang mulai terlihat pada titik 15 m-135 m. Anomali tinggi mempunyai nilai resistivitas antara 400 Ωm - 6000 Ωm dengan kedalaman 2,5 m - 10 m serta berada di titik 15 m - 20 m, 34 m - 36 m dan 82 m - 93 m. Anomali tinggi pada gambar ditandai warna ungu muda sampai ungu tua dan dilingkari dengan garis hitam. Anomali tersebut diinterpretasikan sebagai batugamping. Hal ini dikuatkan oleh hasil uji resistivitas sampel batugamping yaitu 39640,5 Ωm - 64237,5 Ωm dan referensi dari Telford (1976) bahwa resistivitas batugamping bernilai antara 50 Ωm - 107 Ωm.
31
Anomali rendah pada lintasan 3 mempunyai nilairesistivitas 0.0199 Ωm - 0,25 Ωm dan berada di titik 98 m- 112 m serta kedalaman 20 m - 24,9 m. Anomali rendahpada gambar ditandai dengan warna biru muda sampaibiru tua dan dilingkari dengan garis hitam putus-putus.Anomali rendah ini diinterpretasikan sebagai air asin atauair laut yang diperkuat oleh referensi dari Telford (1976)bahwa nilai resistivitas air asin yaitu 0,2 Ωm. Selain itu,juga diperkuat oleh arah lintasan yang menuju daerahpantai dan di titik antara 90 m sampai 120 meter terdapatcekungan dan bermuara ke pantai yang digunakanpenduduk untuk bongkar muat hasil panen dan bibitrumput laut. 32
Adapun proses seting tersebut terlihat pada gambar berikut
Gambar 4.2. Desain survei akusisi dan proses akuisisi data di lapangan 34
3. Kontur VLF 3.1 Kontur VLF-EM yang tidak terfokus
35
3.3 Kontur VLF V-Grad sesudah filter fraser (terfokus)
36
Perbandingan antara kontur fraser VLF V-Grad Inphase dan Quadrature
1. Kontur fraser VLF V-Grad Inphase
12
34
5
7
68
Adanya anomali ditandai oleh angka 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 dan 8
37
2. Kontur fraser VLF V-Grad Quadratur
Perbandingan antara kontur fraser VLF V-Grad Inphase dan Quadrature
1
3
5
7
86
4
2Adanya anomali ditandai oleh angka 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 dan 8
Adanya anomali pada konturVLF V-Grad pada InphaseDan Quadratur MenunjukkanKesamaan
38
Gambar kontur fraser VLF V-Grad delta Inphase dengan titik-titik ukurnya
39
Dari gambar di atas, batas sebaran konduktif yangmenghasilkan warna merah dan diikuti warna kuningdengan nilai konduktivitas fraser inphase sekitar -1,4sampai -1.8 diinterpretasikan sebagai batugamping. Halini, didukung oleh besarnya resistivitas batugampingyang terukur di laboratorium yaitu 39640,5 Ωm sampai64237,5 Ωm sehingga menyebabkan lemahnyakonduktivitas medan magnetik di sekitar batugamping.Konduktivitas medan magnetik yang ada di sekitarbatugamping ini di tandai dengan warna merah yangdiikuti warna kuning sehingga dari kontur tersebutterlihat bahwa penyebaran batugamping menuju arahTenggara.
40
batugamping di lokasi penelitian berada di lintasan 1sekitar titik ukur 4,5,6,12,13,14,15,16,21,22,23 dan 37.Untuk lintasan 2 sekitar titik ukur 5, 13, 14, 19, 20, 21,25, 26, 27, 36 dan 37. Lintasan 3 di sekitar titik ukur 3, 4,5, 6, 14, 15, 19, 20, 21, 24, 25, 26, 27, 29,30, 31, 32, 33.Lintasan 4 sekitar titik ukur 3, 4, 5, 6, 13, 14, 15, 16, 20,21, 22, 23, 30, 31, 32 dan 33. Dengan kata lain sebaranbatugamping menurut gambar di atas berada di jarak 20-40 m, 70-80 m, 85-100 m, 120-140 m, 160-180 m padaarah tenggara dengan panjang sebaran sekitar 30 m.
41
Hubungan antara lintasan VLF V-Grad dengan geolistrik terlihat pada lintasan 3 dan 2 karena berada pada lintasan yang sama dan arahnya ke Barat Daya.
Untuk lintasan 3 VLF V-Grad, mempunyai sebaran batugamping pada titik ukur 3, 4, 5, 6, 14, 15, 19, 20, 21, 24, 25, 26, 27, 29,30, 31, 32, 33 atau jarak sebenarnya adalah 15-30 m, 70-75 m, 95-105 m, 120-135 m, 145-165 m. Jika lintasan 3 ini dihubungkan dengan lintasan 2 geolistrik maka pada jarak 15-30 m, 70-75 m, 95-105 m, 120-135 m, 145-165 m masing-masing mempunyai kedalaman 3,5 m, 4,5 m, 9 m, 11 m, 12 m.
42
Kesimpulan
1. nilai resistivitas batugamping hasil pengukuran di laboratoriumadalah 39640,5 Ωm - 64237,5 Ωm sedangkan berdasarkananomali resistivitas sekitar 300 Ωm -6000 Ωm.
2. Hasil analisis kimia menunjukan bahwa batugamping di lokasipenelitian mempunyai kadar CaCO3 sebesar 98% sehinggacocok untuk digunakan sebagai bahan pemutih kertas.
3. Besarnya cadangan batugamping di lokasi penelitian sekitar16541,91 ton.
4. Pada area penelitian untuk metode geolistrik lintasan 1 dan 3mengarah ke barat laut sedangkan lintasan 2 ke barat dayadengan hasil interpretasi menunjukkan penyebaran batugampingke arah tenggara. Untuk metode VLF V-Grad lintasan 1, 2, 3, 4mengarah ke barat daya
43
5. Hasil pengolahan data geolistrik dengan Res2Dinv jika dikorelasikan dengan hasil pengolahan data VLF V-Grad dengan software IXVLF menunjukkan hasil sebaran yang sama. Namun, jika hasil Res2DinV menunjukkan kontur secara lateral dan vertikal sedangkan Software IXVLF secara lateral.
Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka ada beberapasaran yang perlu diperhatikan yaitu:1. Untuk mendapatkan data sebaran batugamping yang lebih akurat, maka
perlu adanya penelitian yang melakukan pengambilan sampel lebih dari2 m.
2. Sebaran batugamping dan cadangan yang telah ditunjukkan dapatdijadikan acuan untuk kegiatan eksplorasi lebih lanjut.
44
WASSALAM
SEKIAN DAN TERIMAKASIH