Studi Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro Pltmh Di Sungai Soko Desa Olung Siron...
-
Upload
taqdir-energy -
Category
Documents
-
view
32 -
download
0
description
Transcript of Studi Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro Pltmh Di Sungai Soko Desa Olung Siron...
-
1
STUDI PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA
MIKRO HIDRO (PLTMH) DI SUNGAI SOKO DESA OLUNG SIRON
KECAMATAN TANAH SIANG KABUPATEN MURUNG RAYA
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH Ari Wibisono
1, Pitojo Tri Juwono
2, Prima Hadi Wicaksono
2
1Mahasiswa S-1 Jurusan Teknik Pengairan Universitas Brawijaya Malang
2Dosen Jurusan Teknik Pengairan Universitas Brawijaya Malang
E-mail: [email protected]
ABSTRAK
Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) mempunyai kelebihan dalam
hal biaya operasi yang rendah jika dibandingkan dengan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel
(PLTD), karena mikrohidro memanfaatkan energi sumber daya alam yang dapat
diperbarui, yaitu sumber daya air. Dalam perencanaan PLTMH di Desa Olung Siron ini,
meliputi Bendung, Intake, Bak penenang (Forebay), Pipa pesat (Penstock), dan pemilihan
turbin. Debit andalan sungai Soko yang digunakan untuk perencanaan PLTMH Olung
Siron sebesar 0,64 m3/dt. Klasifikasi turbin berdasarkan tinggi jatuh, debit, dan kecepatan
spesifik (Ns), maka PLTMH Olung Siron menggunakan turbin Fixed Blade Propeller.
Daya yang dihasilkan dari tinggi jatuh efektif sebesar 3,83 m dan debit sebesar 0,64 m3/dt
adalah 16,35 kW. Sedangkan kebutuhan listrik yang akan digunakan masyarakat Desa
Olung Siron sebesar 11,88 kW.
Kata kunci: Debit, Daya, tinggi jatuh efektif, turbin, PLTMH.
ABSTRACT
Micro Hydro Power Plant (MHP) has advantages in terms of lower operating costs
when compared to the Diesel Power Plant (diesel), as micro-hydro energy utilizing natural
resources that can be renewable, ie water resources. For design Micro Hydro Power Plant
in the Olung Siron Village includes, Weir, Intake, Forebay, Penstock, and the selection of
the turbine. Soko low river flows discharge is used for planning Olung Siron Micro Hydro
Power Plant of 0.64 m3/sec. Turbine classification based on nettHead, discharge, and
specific speed (Ns), the Olung Siron Micro Hydro Power Plant using Fixed Blade
Propeller turbines. The power generated from the effective fall height of 3,83 m and a
discharge of 0,64 m3/sec is 16,35 kW. While the demand for electricity to be used by the
villagers Olung Siron 11,88 kW.
Keyword: Discharge, Power, NettHead, Turbine, MHP.
I. PENDAHULUAN Sumber Daya Air adalah sumber
daya dengan beragam kegunaan yang
sangat dibutuhkan dalam kehidupan
manusia sehari-hari. Kegunaan air juga
meliputi penggunaan air dalam upaya
pengadaan energi listrik yang juga
merupakan kebutuhan utama dalam
masyarakat. Keterbatasan tenaga listrik
merupakan salah satu permasalahan yang
harus segera diatasi sehingga tidak
mengakibatkan krisis yang dapat
berdampak lebih besar.
Dalam hal penyediaan listrik,
perluasan jaringan sampai ke daerah-
daerah terpencil pada umumnya tidak
ekonomis. Begitu juga dengan penggunaan
pembangkit berbahan bakar fosil untuk
daerah terpencil biasanya tidak ekonomis,
karena skala pembangkitan yang terlalu
-
2
kecil dan tingginya biaya bahan bakar.
Meskipun demikian, penyediaan listrik
tetap harus dilakukan karena merupakan
investasi sosial yang tak terhindarkan
dalam rangka peningkatan kesejah-
teraan masyarakat.
Oleh karena itu, untuk memenuhi
kebutuhan akan penerangan listrik pada
daerah terpencil perlu diciptakan alat
yang dapat menjangkau tempat terpencil
yang murah dan ramah lingkungan, yaitu
Pembangkit Listri Tenaga Mikrohidro
(PLTMH). Pemasangan pembangkit
listrik tenaga air atau Pembangkit Listrik
Tenaga Mikrohidro (PLTMH) khususnya
didaerah terpencil masih perlu
dikembangkan melihat daerah di
Indonesia yang banyak sekali air yang
belum dimafaatkan secara optimal, dan
masih banyak pula daerah terpencil di
Indonesia yang belum terjangkau oleh
aliran listrik (PLN). Sebagai alternatif
pembangkit listrik dengan menggunakan
diesel (PLTD) yang menggunakan bahan
bakar minyak khususnya solar yang biaya
operationalnya lebih besar dibanding
PLTMH, disamping itu PLTMH juga
ramah lingkungan.
Pemerintah telah pula membuat
peraturan perundangan yang menunjang
investasi dalam bidang PLTMH yaitu :
Peraturan Pemerintah No. 03
tahun 2005 tentang Ketenagalistrikan
menyatakan bahwa guna menjamin
ketersediaan energi primer untuk
pembangkit tenaga listrik, diprioritaskan
penggunaan sumber energi setempat
dengan kewajiban mengutamakan
pemanfaatan sumber energi terbarukan.
Dalam Pasal 2 Peraturan Pemerintah
tersebut disebutkan :
Ayat 1: Penyediaan dan pemanfaatan
tenaga listrik dilaksanakan
berdasarkan Rencana Umum
Ketenagalistrikan Nasional.
Ayat 2: Menteri menetapkan Rencana
Umum Ketenagalistrikan
Nasional dengan
mempertimbangkan masukan
dari Pemerintah Daerah dan
masyarakat.
Ayat 3: Penyediaan tenaga listrik
dilakukan dengan memanfaatkan
seoptimal mungkin sumber
energi yang terdapat diwilayah
Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Ayat 4: Guna menjamin ketersediaan
energi primer untuk penyediaan
tenaga listrik untuk kepentingan
umum, diprioritaskan
penggunaan sumber energi
setempat dengan kewajiban
mengutamakan pemanfaatan
sumber energi.
Dengan melihat keadaan daerah
Tanah Siang dan sekitarnya yang belum
terjangkau jaringan listrik, merupakan
alasan mendasar untuk memberdayakan
potensi air sungai Soko menjadi sumber
pembangkit tenaga listrik yang
diharapakan dapat membantu masyarakat
Tanah Siang, khusunya desa Olung Siron
dalam meningkatkan keadaan ekonomi
dan memenuhi kebutuhan kelistrikan di
daerah tersebut. Untuk itulah akan
direncanakan PLTMH yang sistem
pengalirannya menggunakan saluran
tertutup (pipa). Sungai Soko mempunyai
ketersediaan air yang cukup sepanjang
tahun (kontinuitas), debit yang dapat
diandalkan, dan memiliki kontur yang
sesuai dengan teknis perencanaan untuk
dibangun PLTMH didaerah ini. Dengan
kenyataan dan kondisi yang demikian,
ada kemungkinan air yang belum
dimanfaatkan itu digunakan untuk
membangkitkan listrik. Listrik yang
dihasilkan dimaksudkan untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat desa Olung Siron
Kecamatan Tanah Siang. Dengan
demikian indikasi listrik yang dihasilkan
adalah listrik dengan daya kecil.
II. METODOLOGI PERENCANAAN A. Hydropower
Pembangkit energi air skala mikro
atau pembangkit tenaga mikrohidro
semakin populer sebagai alternatif
-
3
sumber energi, terutama di wilayah yang
terpencil. Sistem pembangkit tenaga
mikrohidro dapat dipasang di sungai kecil
dan tidak memerlukan dam yang besar
sehingga dampaknya terhadap
lingkungan sangat kecil.
Pembangkit tenaga mikrohidro
dapat digunakan langsung sebagai
penggerak mesin atau digunakan untuk
menggerakan generator listrik. Instalasi
pembangkit listrik dengan tenaga
mikrohidro biasa disebut sebagai
Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro,
disingkat PLTMH. Daya yang
dibangkitkan anatara 5 kW sampai
dengan 100 kW
Besarnya tenaga air yang tersedia
dari suatu sumber tenaga air bergantung
pada besarnya head dan debit air. Dalam
hubungan dengan reservoir air maka head
adalah beda tinggi antara muka air pada
reservoir dengan muka air keluar pada
turbin. Total daya yang terbangkitkan
dari suatu turbin air adalah merupakan
reaksi antara head dan debit air seperti di
tunjukan pada persamaan berikut:
P = Q x g x h x turbin x generator Dengan:
P = daya (watt)
Q = Debit (m3/s)
g = gaya gravitasi
h = tinggi jatuh efektif (m)
= efisiensi
B. Perencanaan PLTMH 1. Debit Banjir Rencana
Metode penentuan debit banjir
rencana akan dilakukan dengan metode
hidrograf satuan sintetik Nakayasu.
Persamaan umum hidrograf satuan
sintetik adalah sebagai berikut:
)T(0.30T 3.60
RoAQ
0.30p
p
A : Luas daerah aliran sungai
L : Panjang sungai utama
: Koefisien karakteristik DAS
Ro : Hujan netto satuan
2. Debit Andalan Lengkung duarasi aliran (flow
duration curve) adalah suatu grafik yang
memperlihatkan debit sungai dan selama
beberapa waktu tertentu dalam satu
tahun. Pada gambar berikut jelas bahwa
debit minimum terdapat selama setahun
penuh, sedangkan debit maksimum hanya
terdapat selama beberapa jam. Lengkung
durasi aliran digambarkan dari data-data
debit, sekurang-kurangnya selama 10
tahun.
Tabel 1. Klasifikasi Kondisi hidrologi
Flow Duration
Interval
Hydrologic Condition
Class
0 - 10% High flows
10 - 40% Moist Conditions
40 - 60% Mid-Range Conditions
60 - 90% Dry Conditions
90 - 100% Low Flows Sumber: Cleland 2003.
3. Bak Penenang (Forebay) Bak penenang berfungsi untuk
mengontrol perbedaan debit dalam pipa
pesat (penstock) dan saluran pembawa
karena fluktuasi beban, disamping itu
juga sebagai pemindah sampah terakhir
(tanah, pasir, kayu yang mengapung)
dalam air yang mengalir. Bak penenang
dilengkapi saringan (trashrack) dan
pelimpas (spillway).
Vf = Af x hf
= Bf x L x (hs + z) Dengan:
Vf = Volume desain bak penenang
Af = Luas bak penenang
hf = Tinggi muka air pada bak
penenang
L = Panjang bak penenang
z = Beda tinggi
4. Penstock Pipa pesat dalam perencanaan
mikrohidro biasanya juga disebut dengan
Penstock. Penstock adalah saluran
penghubung antara bak penenang
(forebay) menuju turbin. Pipa ini
direncanakan untuk dapat menahan
-
4
tekanan tinggi dan berfungsi untuk
mengalirkan air dari pengambilan
(intake) menuju bak penenang. Untuk
mendapatkan diameter pipa dapat
dihitung dengan persamaan sebagai
berikut:
D =
0.187522
H
LQn2.69
V = Q/A
Dengan:
D = Diameter pipa pesat (m)
Q = Debit pembangkit (m3/dt)
V = Kecepatan aliran pada pipa
pesat (m/dt)
H = Tinggi pipa pesat (m)
5. Pemilihan Turbin
Turbin Air adalah turbin dengan
air sebagai fluida kerja. Air yang
mengalir dari tempat yang lebih tinggi
menuju tempat yang lebih rendah, hal ini
air memiliki energi potensial. Dalam
proses aliran didalam pipa, energi
potensial tersebut berangsur-berangsur
berubah menjadi energi mekanis, dimana
air memutar roda turbin. Roda turbin
dihubungkan dengan generator yang
mengubah energi mekanis (gerak)
menjadi energi listrik
Gambar 1. Grafik Pemilihan Turbin
Sumber: Fraenkel 1991
Adapun tipe penggunaan head
yang berlaku pada beberapa macam
turbin diantaranya:
Kaplan 2 < H < 40
Francis 10 < H < 350
Pelton 50 < H
-
5
Tabel 2. Debit Banjir Rancangan
Kala Ulang
(Tahun)
Debit Banjir
Rancangan (m3/dt)
Q5th 73.70
Q10th 86.37
Q20th 96.68
Q50th 114.10
Q100th 125.83 Sumber: perhitungan
Untuk perencanaan bendung pada
PLTMH Olung Siron digunakan dengan
kala ulang Q50th sebesar 114.10 m3/dt.
2. Debit Andalan Guna mendapatkan kapasitas
PLTMH, tidak terlepas dari perhitungan
berapa banyak air yang dapat diandalkan
untuk membangkitkan PLTMH. Debit
andalan adalah debit yang masih
dimungkinkan untuk keamanan
operasional suatu bangunan air, dalam hal
ini adalah PLTMH. hasil rekapitulasi
disajikan dalam tabel dan grafik berikut:
Tabel 3. Rekapitulasi Debit Sungai
Probabilitas
(%)
Debit Sungai Soko
(m3/dt)
10 2.4
26 1.91
51 1.34
75 0.83
90 0.64 Sumber: perhitungan
Gambar 2. Kurva Durasi Aliran
Sumber: perhitungan
3. Desain Bendung Bangunan bendung direncanakan
dengan tinggi mercu 2.0 m dan lebar
sungai rencana 20 m, dengan lebar pintu
pembilas 1 m sebanyak satu buah dan
tebal pilar 1 m.
Tabel 4. Spesifikasi Bendung Komponen Spesifikasi
Konstruksi Bendung Tetap
Pelimpah OGEE Type III
Pintu Pembilas Plat Baja
Bahan Bangunan Pasangan Batu
BANGUNAN SIPIL
BENDUNG
Sumber: perhitungan
Gambar 3. Desain Bendung
4. Desain Bak Penenang Tujuan bangunan bak penenang
adalah sebagai tempat penenang air dan
pengendapan akhir. Forebay merupakan
tempat permulaan pipa pesat (penstock)
yang mengendalikan aliran minimum,
sebagai antisipasi aliran yang cepat pada
turbin, tanpa menurunkan elevasi yang
berlebihan dan menyebabkan arus balik
pada saluran. Bak penenang dilengkapi
saringan (trashrack) dan pelimpas
(spillway).
Tabel 5. Spesifikasi Bak Penenang Komponen Spesifikasi
Konstruksi Pasangan Batu
Lebar 1,5 m
Panjang 2,84 m
Qdesain 0,64 m3/s
Dimensi
BANGUNAN SIPIL
BAK PENENANG
Sumber: perhitungan
-
6
Gambar 4. Desain Bak Penenang
5. Desain Penstock Saluran pipa pesat (penstock)
berfungsi sebagai saluran pembawa debit
dari bak penenang menuju ke turbin.Pipa
pesat direncanakan dengan menggunakan
pipa PVC.
Tabel 6. Spesifikasi Pipa pesat Komponen Spesifikasi
Konstruksi PVC
Diameter 0,6 m
Panjang 23,8 m
Qdesain 0,64 m3/s
BANGUNAN SIPIL
Pipa Pesat
Dimensi
Sumber: perhitungan
Gambar 5. Desain Bak Penenang
6. Pemilihan Turbin Klasifikasi turbin berdasarkan
tinggi jatuh efektif, debit dan kecepatan
spesifik (Ns), maka PLTMH Olung Siron
menggunakan turbin Kaplan (Fixed Blade
Propeller).
Tabel 7. Spesifikasi Turbin Komponen Spesifikasi
Tipe Fixed Blade Propeller
Diameter Runner 0,48 m
Head 3,83 m
Debit Andalan 0,64 m3/s
Daya 16,35 kW
Kecepatan Spesifik 509 rpm
Efisiensi 0,85%
PERALATAN ELEKTRIKAL-MEKANIKAL
TURBIN
Sumber: perhitungan
Gambar 6. Fixed Blade Propeller Turbine
IV. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis dan
perhitungan yang telah dilakukan dengan
memperhatikan rumusan masalah dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Dalam perhitungan debit andalan menggunakan metode Dr. F.J. Mock,
perencanaan PLTMH Olung Siron
menggunakan debit andalan Q90
sebesar 0,64 m3/dt.
2. Klasifikasi turbin berdasarkan tinggi jatuh efektif, debit dan kecepatan
spesifik (Ns), maka PLTMH Olung
Siron menggunakan turbin Kaplan
(Fixed Blade Propeller).
3. Besarnya daya yang dihasilkan dengan debit 0,64 m
3/dt dan tinggi
jatuh efektif setinggi 3,83 m adalah
16,35 kW.
4. Besarnya energi listrik yang dihasilkan dalam satu hari dengan
debit 0,64 m3/dt, sebesar 392,40 kWh.
-
7
Untuk kemajuan masyarakt desa
Olung Siron diharapkan kepada PEMDA
dan PLN setempat agar dapat
memperhatikan masyarakat untuk
membantu pelaksanaan pembanguan
Pembangit Listrik Tenaga Mikro Hidro
(PLTMH).
Kelebihan daya yang dihasikan
PLTMH dapat digunakan untuk
keperluan rekreasi, pendidikan dan
industri kecil seperti; mesin pemotong
rotan, mesin penggiling padi. Dalam
artian PLTMH tersebut tidak hanya untuk
keperluan konsumtif tapi bisa juga untuk
keperluan produktif
V. DAFTAR PUSTAKA 1. Anonim (2008). Buku Utama
Pedoman Studi Kelayakan PLTMH.
Jakarta: Departemen Energi dan
Sumber Daya Mineral.
2. Arismunandar A, dan Kuwahara S (2004). Teknik Tenaga Listrik Jilid I.
Jakarta: PT Pradnya Paramita.
3. Cleland, B.R .November 2003. TMDL Development From the
Bottom Up -- Part III: Duration Curves and Wet-Weather
Assessments. National TMDL
Science and Policy 2003 -- WEF
Specialty Conference. Chicago, IL.
4. Dake, J.M. (1985). Hidrolika Teknik. Jakarta: Erlangga.
5. Dandekar, M.M., dan Sharma, K.N. (1991). Pembangkit Listrik Tenaga
Air. Jakarta: Universitas Indonesia.
6. Fraenkel, Paish, Bokalders, Harvey, Brown, Edwards. (1991). Micro-
hydro power, A guide for
development workers. Intermediate
Technology Publications
7. Hadisusanto, Nugroho (2011). Aplikasi Hidrologi. Yogyakarta: Jogja
Mediautama.
8. http://en.wikipedia.org/wiki/Propeller_turbine. Propeller Turbine. diakses
2012.
9. Liu, Henry (2003). Pipeline Engineering. United States of
America: Lewis Publishers.
10. Patty, O.F. (1995). Tenaga Air. Jakarta: Erlangga.
11. Ray K, Linsley (1991). Teknik Sumber Daya Air. Jakarta: Erlangga.
12. Soemarto, C.D. (1987). Hidrologi Teknik. Surabaya: Usaha Nasional.
13. Sosrodarsono, Suyono (1989). Bendungan Type Urugan. Jakarta:
PT. Pradnya Paramita.
14. Sosrodarsono, Suyono (1993). Hidrologi Untuk Pengairan. Jakarta:
PT. Pradnya Paramita.
15. Sri Harto Br (1993). Analisis Hidrologi. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama.
16. Triatmodjo, Bambang (2010). Hidrologi Terapan. Yogyakarta: Beta
Offset.
17. Varshney (1977). Hidro Power
Structures: India.