Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Padi di Kecamatan Soko dan Kecamatan Widang Kabupaten...

7
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Padi di Kecamatan Soko dan Kecamatan Widang Kabupaten Tuban 177 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Padi di Kecamatan Soko dan Kecamatan Widang Kabupaten Tuban Nur Muslimiana Rochmawati Mahasiswa S1 Pendidikan Geografi, [email protected] Lucianus Sudaryono Dosen Pembimbing Mahasiswa Abstrak Usaha tani padi sangat memerlukan air sebagai salah satu anasir lingkungan yang medukung. Kedekatan sawah sebagai tempat usahatani padi dengan sumber air sangat peting. Kecamatan Soko dan Kecamatan Widang merupakan dua kecamatan di Kabupaten Tuban yag dilalui oleh Bengawan Solo. Namun demikian kedua kecamatan tersebut memiliki produktivitas padi yang berbeda. Dari sini diketahui bahwa ada faktor lain diluar ketersediaan air, yang mempengaruhi produktivitas padi. Atas dasar itu peneliti mengangkat permasalahan tersebut untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas padi di Kecamatan Soko dan Kecamatan Widang.Populasi dalam penelitian ini adalah satuan-satuan wilayah fungsional di Kecamatan Soko dan Widang dengan sampel berupa desa-desa. Variabel penelitian meliputi intensitas pemupukan, intensitas pemakaian pestisida, biaya produksi, luas lahan sawah, pendidikan petani, pengalaman petani dan pendapatan petani. Data diperoleh melalui wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan berdasarkan persamaan regresi linier berganda. Berdasarkan hasil penelitian, koofisien determinasi menunjukkan bahwa seluruh variabel yang diperhatikan mampu menjelaskan 87% dari perubahan produktivitas padi di Kecamatan Soko (R 2 = 0,87), artinya masih ada 13 % dijelaskan oleh variabel lain. Di Kecamatan Soko umumnya di daerah yang didukung oleh biaya produksi, luas lahan sawah dan pengalaman petani mempunyai produktivitas padi tinggi, dengan faktor yang paling mendukung adalah faktor luas lahan sawah (Į 0,023ȕ -2,967). Koofisien determinasi menunjukkan seluruh variabel yang diperhatiakan mampu menjelaskan 95% produktivitas padi di Kecamatan Widang (R 2 =0,95), artinya masih ada 5% dijelaskan oleh variabel lain. Di KecamatanWidang umumnya di daerah yang didukung oleh intensitas pemupukan, biaya produksi, pendidikan dan pengalaman petani mempunyai produktivitas padi yang tinggi, dengan faktor yang paling mendukung yaitu pengalaman (Į ȕ Kata Kunci : usaha tani padi, faktor-faktor produksi, produktivitas padi Abstract Rice paddy farming is type of farming which need water as one of the supporting environtment elements. Rice paddy field accessibility to place with high water resource. Soko and Widang sub-district is a sub district that lies in in Tuban district administrational area where Bengawan Solo flowed, where most of farming activities in these two sub district used technical irrigation with Bengawan Solo as it’s source. However these two sub district has different rice paddy productivity. From here diketaui that there are factors other than the availability of water , which affects the productivity of rice paddy. Based on this researchers raised this problem to determine the factors that affect the productivity of paddy in the Soko sub district and Widang sub district. Population in this study is the functional area units in Soko sub district and Widang sub district with a sample of villages . Variables include the study of fertilization intensity , the intensity of pesticide used , the cost of production , extensive wetland, farmer’s education, farmer’s experiences and farmers's income. The data obtained through interviews and documentation . The data analysis technique based on multiple linear regression equation. Based on the research results , coefficient of determination indicates that all variables are considered able to explain 87 % of the change in rice productivity in Soko sub district ( R2 = 0.87 ) , meaning that there is still a 13 % explained by other variables . In District Soko generally in areas supported by the cost of production , extensive wetland and rice farmers’s experience have high productivity ZLWK PRVW VXSSRUWLQJ IDFWRU LV WKH H[WHQVLYH ZHWODQG IDFWRU Į ȕ -2.967 ) . Coefficient of determination indicates that all variables are able to explain 95 % diperhatiakan rice productivity in Widang sub district ( R2 = 0.95 ) , meaning that there is still a 5 % is explained by other variables . In KecamatanWidang generally in areas supported by the intensity of fertilizer , cost of production , education and rice farmers’s experience have high productivity , with most supporting factor is expeULHQFH Į ȕ . Keywords : rice farming , production factors , the productivity of rice

description

Jurnal Online Universitas Negeri Surabaya, author : NUR MUSLIMIANA R

Transcript of Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Padi di Kecamatan Soko dan Kecamatan Widang Kabupaten...

Page 1: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Padi di Kecamatan Soko dan Kecamatan Widang Kabupaten Tuban

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Padi di Kecamatan Soko dan Kecamatan Widang Kabupaten Tuban

177

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Padi di Kecamatan Soko dan Kecamatan Widang Kabupaten Tuban

Nur Muslimiana Rochmawati

Mahasiswa S1 Pendidikan Geografi, [email protected]

Lucianus Sudaryono

Dosen Pembimbing Mahasiswa

Abstrak

Usaha tani padi sangat memerlukan air sebagai salah satu anasir lingkungan yang medukung. Kedekatan sawah sebagai tempat usahatani padi dengan sumber air sangat peting. Kecamatan Soko dan Kecamatan Widang merupakan dua kecamatan di Kabupaten Tuban yag dilalui oleh Bengawan Solo. Namun demikian kedua kecamatan tersebut memiliki produktivitas padi yang berbeda. Dari sini diketahui bahwa ada faktor lain diluar ketersediaan air, yang mempengaruhi produktivitas padi. Atas dasar itu peneliti mengangkat permasalahan tersebut untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas padi di Kecamatan Soko dan Kecamatan Widang.Populasi dalam penelitian ini adalah satuan-satuan wilayah fungsional di Kecamatan Soko dan Widang dengan sampel berupa desa-desa. Variabel penelitian meliputi intensitas pemupukan, intensitas pemakaian pestisida, biaya produksi, luas lahan sawah, pendidikan petani, pengalaman petani dan pendapatan petani. Data diperoleh melalui wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan berdasarkan persamaan regresi linier berganda. Berdasarkan hasil penelitian, koofisien determinasi menunjukkan bahwa seluruh variabel yang diperhatikan mampu menjelaskan 87% dari perubahan produktivitas padi di Kecamatan Soko (R2= 0,87), artinya masih ada 13 % dijelaskan oleh variabel lain. Di Kecamatan Soko umumnya di daerah yang didukung oleh biaya produksi, luas lahan sawah dan pengalaman petani mempunyai produktivitas padi tinggi, dengan faktor yang paling mendukung adalah faktor luas lahan sawah ( 0,023 -2,967). Koofisien determinasi menunjukkan seluruh variabel yang diperhatiakan mampu menjelaskan 95% produktivitas padi di Kecamatan Widang (R2=0,95), artinya masih ada 5% dijelaskan oleh variabel lain. Di KecamatanWidang umumnya di daerah yang didukung oleh intensitas pemupukan, biaya produksi, pendidikan dan pengalaman petani mempunyai produktivitas padi yang tinggi, dengan faktor yang paling mendukung yaitu pengalaman (Kata Kunci : usaha tani padi, faktor-faktor produksi, produktivitas padi

AbstractRice paddy farming is type of farming which need water as one of the supporting environtment elements. Rice paddy field accessibility to place with high water resource. Soko and Widang sub-district is a sub district that lies in in Tuban district administrational area where Bengawan Solo flowed, where most of farming activities in these two sub district used technical irrigation with Bengawan Solo as it’s source. However these two sub district has different rice paddy productivity. From here diketaui that there are factors other than the availability of water , which affects the productivity of rice paddy. Based on this researchers raised this problem to determine the factors that affect the productivity of paddy in the Soko sub district and Widang sub district. Population in this study is the functional area units in Soko sub district and Widang sub district with a sample of villages . Variables include the study of fertilization intensity , the intensity of pesticide used , the cost of production , extensive wetland, farmer’s education, farmer’s experiences and farmers's income. The data obtained through interviews and documentation . The data analysis technique based on multiple linear regression equation. Based on the research results , coefficient of determination indicates that all variables are considered able to explain 87 % of the change in rice productivity in Soko sub district ( R2 = 0.87 ) , meaning that there is still a 13 % explained by other variables . In District Soko generally in areas supported by the cost of production , extensive wetland and rice farmers’s experience have high productivity -2.967 ) . Coefficient of determination indicates that all variables are able to explain 95 % diperhatiakan rice productivity in Widang sub district ( R2 = 0.95 ) , meaning that there is still a 5 % is explained by other variables . In KecamatanWidang generally in areas supported by the intensity of fertilizer , cost of production , education and rice farmers’s experience have high productivity , with most supporting factor is expe .Keywords : rice farming , production factors , the productivity of rice

Page 2: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Padi di Kecamatan Soko dan Kecamatan Widang Kabupaten Tuban

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Padi di Kecamatan Soko dan Kecamatan Widang Kabupaten Tuban

178

PENDAHULUANHampir seluruh masyarakat Indonesia mengkonsumsi

nasi yang berasal dari padi. Oleh karena itu kebutuhan akan beras di Indonesia sangat tinggi. Apabila masyarakat Indonesia tidak memproduksi padi, tidak dapat di bayangkan, berapa ton Indonesia harus mengimpor beras dari luar negeri untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakatnya. Padi merupakan produk pertanian utama di Indonesia dan ditanam pada lebih dari separo lahan pertanian pangan di Negara ini. Padi sawah meliputi 84% luasan sawah di Indonesia yang masih berpusat di Jawa. Di luar pulau ini padi gogo mencakup 30% luasan sawah (Sukardi wisnubroto, 1999:79).

Provinsi Jawa Timur terutama kabupaten Tuban, merupakan daerah yang sebagian penduduknya bermata pencaharian petani. Untuk memenuhi kebutuhan pokok masyarakat, pemerintah Kabupaten Tuban mengintensifkan peningkatan produksi padi. Kabupaten Tuban sebagian besar daerahnya merupakan pegunungan Kapur yang tanahnya kurang subur. Jenis tanah yang ada di kabupaten ini yaitu tanah mediteran merah kuning, tersebar di Kecamatan Semanding, Montong, Kerek, Palang, Jenu, Tambakboyo, Widang, Plumpang dan Merakurak. Jenis tanah grumusol tersebar di Kecamatan Bancar, Jatirogo dan Senori. Terdapat kecamatan-kecamatan tertentu dengan jenis tanah alluvial yang relatif lebih subur, tersebar di Kecamatan Soko,Tambak Boyo, Bancar, Tuban, Palang, Rengel, Parengan, Singgahan, Senori dan Bangilan (BPS Kabupaten Tuban dalam angka 2011).

Tabel 1 Produktivitas Padi Di Kabupaten Tuban Tahun 2009, 2010, dan 2011

KecamatanSub Regency

Produktivitas(kw/ha) Rata-Rata

2009 2010 20111. Soko 48,42 57,21 54,70 53,442. Rengel 59,40 61,11 62,46 60,993. Plumpang 62,75 63,13 60,55 62,144. Widang 70,64 61,44 72,28 68,12Sumber : Kabupaten Tuban dalam angka 2010, 2011, 2012

Kecamatan yang mempunyai produktivitas padi terendah adalah Kecamatan Soko. Sedangkan Kecamatan Soko terletak di bagian selatan Kabupaten Tuban berbatasan langsung dengan Kabupaten Bojonegoro yang mempunyai jenis tanah alluvial dan sebagian daerahnya dilewati oleh Sungai Bengawan Solo serta sebagian pertaniannya sudah menggunakan irigasi, akan tetapi rata-rata produktivitasnya masih rendah dibandingkan dengan kecamatan-kecamatan Kabupaten Tuban lainnya. Seharusnya Kecamatan Soko mempunyai produktivitas yang lebih baik dibandingkan dengan kecamatan-kecamatan yang tidak dilalui bengawan Solo dan yang dilalui Bengawan Solo yaitu Kecamatan Soko, Rengel, Plumpang, dan Widang, Kecamatan Soko mempunyai produktivitas terendah. Kecamatan yang dilewati bengawan Solo yaitu Kecamatan Widang mempunyai produktivitas padi tertinggi di kabupaten Tuban.

Dari penjelasan di atas dapat kita ketahui perbedaan rata-rata produktivitas tiga tahun Kecamatan Soko produktivitasnya lebih rendah (53 Kw/Ha) daripada Kecamatan Widang (68 Kw/Ha). Dimungkinkan banyak faktor yang mempengaruhi rata-rata produktivitas padi di kedua kecamatan tersebut diluar ketersediaan air. Gambaran perbedaan produktivitas padi tersebut dapat dilihat pada produktivitas padi (Kw/Ha) dalam hubungannya dengan

faktor-faktor tertentu. Sehubungan dengan permasalahan pada hasil rata-rata produktivitas padi Kw/Ha tersebut penulis ingin melakukan penelitian tentang “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Padi di Kecamatan Soko dan Kecamatan Widang Kabupaten Tuban”.

METODE PENELITIANFenomena geosfer dalam penelitian ini adalah

produktivitas padi yang dipengaruhi oleh anasir-anasir lingkungan wilayah di desa-desa Kecamatan Soko dan Kecamatan Widang Kabupaten Tuban. Dalam penelitian ini akan diketahui pengaruh anasir-anasir lingkungan wilayah terhadap ketimpangan produktivitas padi di desa-desa Kecamatan Soko dan Kecamatan Widang Kabupaten Tuban.

Populasi dalam penelitian ini adalah Kecamatan Soko dan Kecamatan Widang. Sampel yang digunakan adalah desa-desa di kecamatan Soko dan Kecamatan Widang dengan menggunakan sistem acak sistematis, sistem ini merupakan kombinasi antara sampel acak dan sampel sistematis.

Teknik pengumpulan data adalah cara yang dilakukan oleh peneliti untuk mengumpulkan data yang ada dalam penelitian, dalam mengumpulkan data tersebut digunakandengan melakukan wawancara kepada petani penggarapuntuk mendapatkan data intenitas pemupukan, intensitas pemakaian pestisida, biaya produksi, luas lahan, pendidikan, pengalaman dan penerimaan. Teknik analisis data dengan menggunakan regresi linier berganda.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Produktivitas Padi Di Kecamatan SokoTabel 2 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Mengenai

FaktorYang Paling Berpengaruh Terhadap Produktivitas Padi Di Kecamatan Soko

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.BStd.

Error Beta1 (Constant) 3,382 ,259 13,066 ,049

intensitas_pemupukan

-,023 ,051 -,016 -,460 ,726

intensitas_pemakaian_pestisida

,004 ,012 ,005 ,374 ,772

biaya_produksi 5,314E-7 ,000 ,236 18,757 ,034luas_lahan_sawah

-2,967 ,109 -,528 -27,108 ,023

Pendidikan -,027 ,004 -,068 -7,354 ,086Pengalaman ,133 ,006 1,103 21,445 ,030Penerimaan -9,503E-7 ,000 -,236 -12,110 ,052

a. Dependent Variable: produkstivitas_padiSumber: Data Primer Tahun 2013

Berdasarkan hasil analisis pada Lampiran Uji Statistik dapat dibuat model persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:Kecamatan Soko: Y= 3,382 - 0,023 X1 + 0,004X2 + 5,314-7X3 - 2,967X4 - 0,027

X5 + 0,133X6 - 9,503E-7X7

Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan uji regresi liner berganda menunjukkan bahwa dari seluruh variabel yang diperhatikan kemampuan menjelaskan pengaruh produktivitas padi di Kecamatan Soko sebesar 87% (R2= 0,87), artinya sekitar 13 % produktivitas padi

Page 3: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Padi di Kecamatan Soko dan Kecamatan Widang Kabupaten Tuban

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Padi di Kecamatan Soko dan Kecamatan Widang Kabupaten Tuban

179

dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini. Faktor-faktor lain yang dimungkinkan berpengaruh terhadap produktivitas padi disini adalah teknologi ataupun yang lainnya.

Pengaruh Intensitas pemupukan terhadap produktivitas padi

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa intensitas pemupukan tidak ada pengaruh yang signifikan terhadap produktivitas padi di Kecamatan Soko (p sig 0.726>(0,05)). Dimana koefisien regresi variabel intensitas pemupukan (X1 -0,023 menunjukkan bahwa di daerah-daerah yang pemupukannya semakin intensif mempunyai produktivitas padi yang rendah. Daerah-daerah yang mempunyai produktivitas padi yang rendah pada saat itu sedang melakukan pemupukan yang intensive, petani sedang berusaha untuk meningkatkan produktivitas padi yang lebih tinggi dengan melakukan pemupukan yang intensive akantetapi keefektivan akan terlihat pada hasil masa tanamam yang akan datang artinya petani melakukan pemupukan tidak rutin sehingga terjadi pemunduran karena pada saat produktivitas mulai mengalami kenaikan petani menghentikan pemupukannya, sehingga ada kecenderungan petani memupuk tanahnya setelah produktivitas mengalami pemunduran, jadi akan lebih bagus apabila petani melakukan pemupukan secara rutin.

Pengaruh intensitas pemakaian pestisida terhadap produktivitas padi

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa intensitas pemakaian pestisida tidak ada pengaruh yang signifikan terhadap produktivitas padi di Kecamatan Soko ( p sig 0.772intensitas pemakaian pestisida (X2

intensif pemakaian pestisida maka semakin tinggi produktivitas padi, hal ini menunjukkan bahwa di daerah-daerah yang pemakaian pestisidanya semakin intensif mempunyai produktivitas padi yang tinggi. Daerah-daerah yang mempunyai produktivitas padi sedang melakukan pepenyemprotan yang intensive, petani sedang berusaha untuk meningkatkan produktivitas padi yang lebih tinggi lagi dengan melakukan penyemprotan pestisida yang intensive artinya petani melakukan pemakaian pestisida secara rutin untuk mempertahankan dan meningkatkan produktivitas padi di daerah-daerah tersebut.

Pengaruh biaya produksi terhadap produktivitas padiBerdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa biaya

produksi ada pengaruh yang signifikan terhadap produktivitas padi di Kecamatan Soko (p sig 0,034(0,05)). Dimana koefisien regresi variabel biaya produksi (X3 5,3147 menunjukkan bahwa semakin biaya produksi yang digunakan petani maka akan semakin besar produktivitas padi yang dihasilkan, hal ini menunjukkan bahwa di daerah-daerah yang biaya produksinya tinggi mempunyai produktivitas padi tinggi. Daerah-daerah yang menggunakan biaya produksi yang tinggi sedang sedang berusaha untuk meningkatkan produktivitas padi yang lebih tinggi lagi dengan melakukan pengelolan yang intensive seperti biaya tenga kerja, pembelian pupuk, pestisida dan lain-lain untuk mempertahankan dan meningkatkan produktivitas padi di daerah-daerah tersebut.

Pengaruh luas lahan sawah terhadap produktivitas padiBerdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa luas

lahan sawah ada pengaruh yang signifikan terhadap

produktivitas padi di Kecamatan Soko (p sig 0.023(0,05)). Dimana koefisien regresi variabel luas lahan (X4

-2,967 artinya semakin sempit luas lahan yang digunakan petani maka akan semakin besar produktivitas padi yang dihasilkan, hal ini menunjukkan bahwa di daerah-daerah yang luas lahan sawah yang dikerjakan oleh petani semakin sempit mempunyai produktivitas padi yang tinggi. Daerah-daerah yang mempunyai produktivitas padi yang rendah mempunyai luas lahan yang luas karena kurangnya pengawasan dan pengelolaannya sehingga produksinya juga sedikit, akan tetapi petani sedang berusaha untuk meningkatkan produktivitas padi yang lebih tinggi dengan melakukan pengelolaan pada lahan sawah untuk lebih evektif, keefektivan akan terlihat pada hasil masa tanamam yang akan karena pada saat produktivitas mulai mengalami kenaikan petani mengurangi pengawasan dan pengelolaannya, sehingga ada kecenderungan petani mengintensifkan pengawasan dan pengelolaan setelah produktivitas mengalami pemunduran, jadi akan lebih bagus apabila petani melakukan pengawasan dan pengelolaan secara terus menerus.

Pengaruh pendidikan petani terhadap produktivitas padiBerdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa

pendidikan petani tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap produktivitas padi di Kecamatan Soko (p

pendidikan (X5 -0,027 menunjukkan bahwa di daerah-daerah dengan petani yang mempunyai pendidikan tinggi mempunyai produktivitas padi yang rendah. Petani di Kecamatan Soko dengan pendidikan yang semakin tinggi kurang memperhatikan lahan sawah mereka, karena petani bukan merupakan pekerjaan utama mereka akan tetapi mereka mempunyai pekerjaan lain selain sebagai petani.Sehingga petani di daerah-daerah yang mempunyai produktivitas padi tinggi mempunyai pendidikan formal yang rendah dan pekerjaan utama mereka hanya sebagai petani akan lebih intensif dalam pengelolaan dan pengawasan usaha tani padi akan menghasilkan produktivitas padi yang tinggi.

Pengaruh pengalaman petani terhadap produktivitas padiBerdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa

pengalaman petani ada pengaruh yang signifikan terhadap

(0,05)). Dimana koefisien regresi variabel pengalaman petani (X6

dalam usaha tani padi maka akan semakin besar produktivitas padi yang dihasilkan hal ini menunjukkan di daerah-daerah dengan petani yang mempunyai pegalaman semakin lama mempunyai produktivitas padi yang tinggi. Petani di daerah-daerah yang mempunyai produktivitas padi tinggi mempunyai pengalaman yang bagus dalam usaha tani padi karena belajar dari setiap masa tanam padi sehingga semakin lama petani melakukan usaha tani padi maka produktivitas padi akan semakin tinggi.

Pengaruh pendapatan petani terhadap produktivitas padiBerdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa

pendapatan petani tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap produktivitas padi di Kecamatan Soko (p sig 0.052pendapatan (X7 -9,503-7 artinya semakin tinggi pendapatan petani maka akan semakin rendah produktivitas padi yang dihasilkan hal ini menunjukkan di daerah-daerah dengan petani yang mempunyai pendapatan tinggi mempunyai produktivitas padi yang rendah. Daerah-daerah

Page 4: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Padi di Kecamatan Soko dan Kecamatan Widang Kabupaten Tuban

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Padi di Kecamatan Soko dan Kecamatan Widang Kabupaten Tuban

180

yang mempunyai pendapatan yang tinggi mempunyai pekerjaan lain selain petani jadi petani bukan merupakan pekerjaan utama mereka, sehingga petani yang mempunyai pendapatan tinggi merupaka petani yang menjadikan usaha taninya sebagai pekerjaan sampingan dan pendapata yang tinggi tersebut tidak berarti akan digunakan modal sebagai usaha tani padi.

Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Produktivitas Padi Di Kecamatan WidangTabel 3 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Mengenai

Faktor Yang Paling Berpengaruh TerhadapProduktivitas padi Di Kecamatan Widang

Sumber: Data Primer Tahun 2013Berdasarkan hasil analisis pada lampiran uji statistik

dapat dibuat model persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:Kecamatan Widang: Y= 5,125 + 0,478X1 – 0,003X2 + 1,933E-7 X3 + 0,101X4 –

0,093X5 + 0,072X6 + 3,147E-8X7

Dari seluruh variabel yang diperhatiakan dapat menjelaskan pengaruh produktivitas padi di Kecamatan Widang sebesar 95% (R2=0,95) artinya sekitar 5 % Produktivitas padi dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini. Faktor-faktor lain yang dimungkinkan berpengaruh terhadap produktivitas padi disini adalah teknologi yang digunakan ataupun yang lainnya.

Pengaruh Intensitas pemupukan terhadap produktivitas padi

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa intensitas pemupukan ada pengaruh yang signifikan terhadap produktivitas padi di Kecamatan Widang (p sig 0.020<(0,05)). Dimana koefisien regresi variabel intensitas pemupukan (X1 -daerah yang pemupukannya semakin intensif mempunyai produktivitas padi yang tinggi. Daerah-daerah yang mempunyai produktivitas padi sedang melakukan pemupukan yang intensive, petani sedang berusaha untuk meningkatkan produktivitas padi yang lebih tinggi lagi dengan melakukan pemupukan yang intensive artinya petani melakukan pemupukan secara rutin untuk mempertahankan dan meningkatkan produktivitas padi di daerah-daerah tersebut.

Pengaruh intensitas pemakaian pestisida terhadap produktivitas padi

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa intensitas pemakaian pestisida tidak ada pengaruh yang signifikan terhadap produktivitas padi di Kecamatan Widang

( p sig 0.548intensitas pemakaian pestisida (X2

bahwa di daerah-daerah yang pemakaian pestisida semakin intensif mempunyai produktivitas padi yang tinggi. Daerah-daerah yang mempunyai produktivitas padi rendah sedang melakukan penyemprotan yang intensive, petani sedang berusaha untuk meningkatkan produktivitas padi yang lebih tinggi lagi dengan melakukan penyemprotan pestisida yang intensive artinya petani melakukan pemakaian pestisida secara rutin untuk mempertahankan dan meningkatkan produktivitas padi di daerah-daerah tersebut.

Pengaruh biaya produksi terhadap produktivitas padiBerdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa biaya

produksi ada pengaruh yang signifikan terhadap

(0,05)). Dimana koefisien regresi variabel biaya produksi (X3 1.933E-7 artinya semakin besar biaya produksi yang digunakan petani maka akan semakin besar produktivitas padi yang dihasilkan hal ini menunjukkan bahwa di daerah-daerah dengan biaya produksi semakin tinggi mempunyai produktivitas padi yang tinggi. Daerah-daerah yang menggunakan biaya produksi yang tinggi sedang sedang berusaha untuk meningkatkan produktivitas padi yang lebih tinggi lagi dengan melakukan pengelolan yang intensive seperti biaya tenga kerja, pembelian pupuk, pestisida dan lain-lain untuk mempertahankan dan meningkatkan produktivitas padi di daerah-daerah tersebut.

Pengaruh luas lahan sawah terhadap produktivitas padiBerdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa luas

lahan sawah mempunyai pengaruh yang signifikan terhadapproduktivitas padi di Kecamatan Widang (p sig 0.140(0,05)). Dimana koefisien regresi variabel luas lahan sawah (X4 -daerah dengan luas lahan sawah semakin luas mempunyai produktivitas padi yang tinggi. Daerah-daerah yang mempunyai produktivitas padi yang luas mempunyai luas lahan yang luas sehingga produksinya juga semakin banyak, petani juga sedang berusaha untuk meningkatkan produktivitas padi yang lebih tinggi dengan melakukan pengelolaan pada lahan sawah lebih evektif dengan melakukan pengawasan dan pengelolaan secara terus menerus.

Pengaruh pendidikan petani terhadap produktivitas padiBerdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa

pendidikan petani mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap produktivitas padi di Kecamatan Widang (p sig

pendidikan petani (X5 -0,93 menunjukkan bahwa di daerah-daerah dengan petani yang mempunyai pendidikan tinggi mempunyai produktivitas padi yang rendah. Petani di Kecamatan Widang dengan pendidikan yang semakin tinggi kurang memperhatikan lahan sawah mereka, karena petani bukan merupakan pekerjaan utama mereka akan tetapi mereka mempunyai pekerjaan lain selain sebagai petani.Sehingga petani di daerah-daerah yang mempunyai produktivitas padi tinggi mempunyai pendidikan formal yang rendah dan pekerjaan utama mereka hanya sebagai petani akan lebih intensif dalam pengelolaan dan pengawasan usaha tani padi akan menghasilkan produktivitas padi yang tinggi..

Pengaruh pengalaman petani terhadap produktivitas padiBerdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa

pengalaman petani mempunyai pengaruh yang signifikan

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.BStd.

Error Beta1 (Constant) 5.125 .059 86.255 .007

intensitas_pemupukan

.478 .015 .369 31.850 .020

intensitas_penyemrotan

-.003 .003 -.005 -.858 .548

biaya_produksi 1.933E-7

.000 .291 14.014 .045

luas_lahan .101 .022 .100 4.487 .140Pendidikan -.093 .006 -.204 -14.555 .044Pengalaman .072 .001 .936 75.080 .008Penghasilan 3.147

E-8.000 .081 3.745 .166

a. Dependent Variable: produktivitas

Page 5: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Padi di Kecamatan Soko dan Kecamatan Widang Kabupaten Tuban

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Padi di Kecamatan Soko dan Kecamatan Widang Kabupaten Tuban

181

terhadap produktivitas padi di Kecamatan Widang (p sig 0,08

petani (X6 -daerah dengan pengalaman petani semakin lama mempunyai produktivitas padi yang tinggi. Petani di daerah-daerah yang mempunyai produktivitas padi tinggi mempunyai pengalaman yang bagus dalam usaha tani padi karena belajar dari setiap masa tanam padi sehingga semakin lama petani melakukan usaha tani padi maka produktivitas padi akan semakin tinggi.

Pengaruh pendapatan petani terhadap produktivitas padiBerdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa

pendapatan petani tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap produktivitas padi di Kecamatan Widang (p sig 0.166pendapatan petani (X7 3.147E-8 artinya semakin tinggi pendapatan petani maka semakin tinggi pula produktivitas padi, hal ini menunjukkan bahwa di daerah-daerah dengan pendapatan petani semakin tinggi mempunyai produktivitas padi yang tinggi. Daerah-daerah yang mempunyai pendapatan yang tinggi tidak mempunyai pekerjaan lain selain petani jadi petani merupakan pekerjaan utama mereka, sehingga petani yang mempunyai pendapatan tinggi merupakan petani yang menjadikan usaha taninya sebagai lahan pertanian yang produktif dan benar-benar dikelola dengan baik maka akan menghasilkan pendapatan yang tiggi pula dan pendapatan yang tinggi tersebut berarti akan digunakan modal sebagai usaha tani padi sehingga dapat menghasilkan produktivitas padi yang tinggi.

PembahasanKecamatan Soko dan Kecamatan Widang merupakan

Kecamatan yang terletak di sepanjang aliran Bengawan Solo, akan tetapi Kecamatan Soko terletak di atas sedangkan Kecamatan Widang terletak dibawahnya jika dilihat dari arah aliran Bengawan Solo, akan tetapi Kecamatan Soko jika dilihat dari karakteristik wilayah hampir sama dengan Kecamatan Widang, sama-sama terletak di daerah berkapur dan hanya desa-desa tertentu saja yang dilalui Bengawan Solo sehingga daerah yang di irigasi tidak semua desa di Kecamatan Soko dan Kecamatan Widang sehingga seharusnya produktivitas padi d kedua kecamatan tersebut perbedaannya tidak terlalu jauh, dimungkinkan cara pengolahan dan usaha tani yang berbeda yang menyebabkan perbedaan produktivitas padi di kedua kecamatan tersebut. Untuk peta persebaran usaha tani padi dapat dilihat pada peta dibawah ini:

Gambar 1 Peta persawahan di Kecamatan Soko

Gambar 2 Peta persawahan di Kecamatan Widang

Dari analisis regresi linier berganda yang digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi hasil produktivitas padi di Kecamatan Soko adalah biaya produksi

.0230,030). Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil produktivitas

0.020)

Biaya produksi di Kecamatan Soko dan Kecamatan Widang termasuk faktor yang berpengaruh terhadap produktivitas padi hal ini dikarenakan biaya produksi merupakan hal yang sangat penting dan pokok dalam usaha tani padi. Biaya produksi di Kecamatan Widang lebih besar dari pada di Kecamatan Soko, hal ini salah satu yang mempengaruhi produktivitas padi di kedua kecamatan tersebut karena seperti yang dikemukakan Hanafi (2010: 95) ketersediaan modal yang cukup dan tepat waktu merupakan unsur yang sangat penting dalam kegiatan pertanian. Di Kecamatan Soko dan Kecamatan Widang biaya produksi atau modal memegang peranan yang utama dalam usaha tani padi, mempuyai pengaruh dan hubungan yang sangat kuat seperti yang dikemukkan Soetriono, dkk (2006: 77-78) modal merupakan unsur produksi yang paling penting, tanpa modal segalanya tidak akan berjalan. Modal dalam usaha tani dapat diklasifikasikan sebagai kekayaan, baik berupa uang maupun barang yang digunakan untuk menghasilkan sesuatu, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam suatu proses produksi, oleh karena itu, pembentukkan modal mempunyai tujuan menunjang pembentukkan modal lebih lanjut dan meningkatkan produksi dan pendapatan usahatani.

Di Kecamatan Soko dan Widang pengalaman petani juga merupakan faktor yang mempengaruhi produktivitas padi. Di Kecamatan Widang pengalaman petani lebih lama dibandingkan dengan Kecamatan Soko, hal ini salah satu faktor yang membedakan produktivitas di kedua kecamatan tersebut sesuai yang dikemukakan oleh Soetriono, dkk (2006: 22) dalam pertanian, kebiasaan merupakan hal yang berguna dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan yang telah dipelajari. Semakin lama penglaman petani maka akan semakin besar pula produktivitas padi yang dihasilkan karena petani dapat belajar dari pengalaman mereka dari waktu ke waktu dan dari kegagalan-kegagalan yang pernah di alami baik karena hama penyakit ataupun karena sebab yang lain. Di Kecamatan Widang pengalaman termasuk faktor yang paling berpengaruh terhadap produktivitas padi dimana rata-rata pengalaman petani lebih lama dalam usahatani padi dibandingkan dengan Kecamatan Soko, sehingga hal ini juga yang mempengaruhi perbedaan produktivitas padi di kedua kecamatan, menurut Tambunan (2002:47) bahwa

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Padi di Kecamatan Soko dan Kecamatan Widang Kabupaten Tuban

181

terhadap produktivitas padi di Kecamatan Widang (p sig 0,08

petani (X6 -daerah dengan pengalaman petani semakin lama mempunyai produktivitas padi yang tinggi. Petani di daerah-daerah yang mempunyai produktivitas padi tinggi mempunyai pengalaman yang bagus dalam usaha tani padi karena belajar dari setiap masa tanam padi sehingga semakin lama petani melakukan usaha tani padi maka produktivitas padi akan semakin tinggi.

Pengaruh pendapatan petani terhadap produktivitas padiBerdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa

pendapatan petani tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap produktivitas padi di Kecamatan Widang (p sig 0.166pendapatan petani (X7 3.147E-8 artinya semakin tinggi pendapatan petani maka semakin tinggi pula produktivitas padi, hal ini menunjukkan bahwa di daerah-daerah dengan pendapatan petani semakin tinggi mempunyai produktivitas padi yang tinggi. Daerah-daerah yang mempunyai pendapatan yang tinggi tidak mempunyai pekerjaan lain selain petani jadi petani merupakan pekerjaan utama mereka, sehingga petani yang mempunyai pendapatan tinggi merupakan petani yang menjadikan usaha taninya sebagai lahan pertanian yang produktif dan benar-benar dikelola dengan baik maka akan menghasilkan pendapatan yang tiggi pula dan pendapatan yang tinggi tersebut berarti akan digunakan modal sebagai usaha tani padi sehingga dapat menghasilkan produktivitas padi yang tinggi.

PembahasanKecamatan Soko dan Kecamatan Widang merupakan

Kecamatan yang terletak di sepanjang aliran Bengawan Solo, akan tetapi Kecamatan Soko terletak di atas sedangkan Kecamatan Widang terletak dibawahnya jika dilihat dari arah aliran Bengawan Solo, akan tetapi Kecamatan Soko jika dilihat dari karakteristik wilayah hampir sama dengan Kecamatan Widang, sama-sama terletak di daerah berkapur dan hanya desa-desa tertentu saja yang dilalui Bengawan Solo sehingga daerah yang di irigasi tidak semua desa di Kecamatan Soko dan Kecamatan Widang sehingga seharusnya produktivitas padi d kedua kecamatan tersebut perbedaannya tidak terlalu jauh, dimungkinkan cara pengolahan dan usaha tani yang berbeda yang menyebabkan perbedaan produktivitas padi di kedua kecamatan tersebut. Untuk peta persebaran usaha tani padi dapat dilihat pada peta dibawah ini:

Gambar 1 Peta persawahan di Kecamatan Soko

Gambar 2 Peta persawahan di Kecamatan Widang

Dari analisis regresi linier berganda yang digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi hasil produktivitas padi di Kecamatan Soko adalah biaya produksi

.0230,030). Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil produktivitas

0.020)

Biaya produksi di Kecamatan Soko dan Kecamatan Widang termasuk faktor yang berpengaruh terhadap produktivitas padi hal ini dikarenakan biaya produksi merupakan hal yang sangat penting dan pokok dalam usaha tani padi. Biaya produksi di Kecamatan Widang lebih besar dari pada di Kecamatan Soko, hal ini salah satu yang mempengaruhi produktivitas padi di kedua kecamatan tersebut karena seperti yang dikemukakan Hanafi (2010: 95) ketersediaan modal yang cukup dan tepat waktu merupakan unsur yang sangat penting dalam kegiatan pertanian. Di Kecamatan Soko dan Kecamatan Widang biaya produksi atau modal memegang peranan yang utama dalam usaha tani padi, mempuyai pengaruh dan hubungan yang sangat kuat seperti yang dikemukkan Soetriono, dkk (2006: 77-78) modal merupakan unsur produksi yang paling penting, tanpa modal segalanya tidak akan berjalan. Modal dalam usaha tani dapat diklasifikasikan sebagai kekayaan, baik berupa uang maupun barang yang digunakan untuk menghasilkan sesuatu, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam suatu proses produksi, oleh karena itu, pembentukkan modal mempunyai tujuan menunjang pembentukkan modal lebih lanjut dan meningkatkan produksi dan pendapatan usahatani.

Di Kecamatan Soko dan Widang pengalaman petani juga merupakan faktor yang mempengaruhi produktivitas padi. Di Kecamatan Widang pengalaman petani lebih lama dibandingkan dengan Kecamatan Soko, hal ini salah satu faktor yang membedakan produktivitas di kedua kecamatan tersebut sesuai yang dikemukakan oleh Soetriono, dkk (2006: 22) dalam pertanian, kebiasaan merupakan hal yang berguna dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan yang telah dipelajari. Semakin lama penglaman petani maka akan semakin besar pula produktivitas padi yang dihasilkan karena petani dapat belajar dari pengalaman mereka dari waktu ke waktu dan dari kegagalan-kegagalan yang pernah di alami baik karena hama penyakit ataupun karena sebab yang lain. Di Kecamatan Widang pengalaman termasuk faktor yang paling berpengaruh terhadap produktivitas padi dimana rata-rata pengalaman petani lebih lama dalam usahatani padi dibandingkan dengan Kecamatan Soko, sehingga hal ini juga yang mempengaruhi perbedaan produktivitas padi di kedua kecamatan, menurut Tambunan (2002:47) bahwa

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Padi di Kecamatan Soko dan Kecamatan Widang Kabupaten Tuban

181

terhadap produktivitas padi di Kecamatan Widang (p sig 0,08

petani (X6 -daerah dengan pengalaman petani semakin lama mempunyai produktivitas padi yang tinggi. Petani di daerah-daerah yang mempunyai produktivitas padi tinggi mempunyai pengalaman yang bagus dalam usaha tani padi karena belajar dari setiap masa tanam padi sehingga semakin lama petani melakukan usaha tani padi maka produktivitas padi akan semakin tinggi.

Pengaruh pendapatan petani terhadap produktivitas padiBerdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa

pendapatan petani tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap produktivitas padi di Kecamatan Widang (p sig 0.166pendapatan petani (X7 3.147E-8 artinya semakin tinggi pendapatan petani maka semakin tinggi pula produktivitas padi, hal ini menunjukkan bahwa di daerah-daerah dengan pendapatan petani semakin tinggi mempunyai produktivitas padi yang tinggi. Daerah-daerah yang mempunyai pendapatan yang tinggi tidak mempunyai pekerjaan lain selain petani jadi petani merupakan pekerjaan utama mereka, sehingga petani yang mempunyai pendapatan tinggi merupakan petani yang menjadikan usaha taninya sebagai lahan pertanian yang produktif dan benar-benar dikelola dengan baik maka akan menghasilkan pendapatan yang tiggi pula dan pendapatan yang tinggi tersebut berarti akan digunakan modal sebagai usaha tani padi sehingga dapat menghasilkan produktivitas padi yang tinggi.

PembahasanKecamatan Soko dan Kecamatan Widang merupakan

Kecamatan yang terletak di sepanjang aliran Bengawan Solo, akan tetapi Kecamatan Soko terletak di atas sedangkan Kecamatan Widang terletak dibawahnya jika dilihat dari arah aliran Bengawan Solo, akan tetapi Kecamatan Soko jika dilihat dari karakteristik wilayah hampir sama dengan Kecamatan Widang, sama-sama terletak di daerah berkapur dan hanya desa-desa tertentu saja yang dilalui Bengawan Solo sehingga daerah yang di irigasi tidak semua desa di Kecamatan Soko dan Kecamatan Widang sehingga seharusnya produktivitas padi d kedua kecamatan tersebut perbedaannya tidak terlalu jauh, dimungkinkan cara pengolahan dan usaha tani yang berbeda yang menyebabkan perbedaan produktivitas padi di kedua kecamatan tersebut. Untuk peta persebaran usaha tani padi dapat dilihat pada peta dibawah ini:

Gambar 1 Peta persawahan di Kecamatan Soko

Gambar 2 Peta persawahan di Kecamatan Widang

Dari analisis regresi linier berganda yang digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi hasil produktivitas padi di Kecamatan Soko adalah biaya produksi

.0230,030). Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil produktivitas

0.020)

Biaya produksi di Kecamatan Soko dan Kecamatan Widang termasuk faktor yang berpengaruh terhadap produktivitas padi hal ini dikarenakan biaya produksi merupakan hal yang sangat penting dan pokok dalam usaha tani padi. Biaya produksi di Kecamatan Widang lebih besar dari pada di Kecamatan Soko, hal ini salah satu yang mempengaruhi produktivitas padi di kedua kecamatan tersebut karena seperti yang dikemukakan Hanafi (2010: 95) ketersediaan modal yang cukup dan tepat waktu merupakan unsur yang sangat penting dalam kegiatan pertanian. Di Kecamatan Soko dan Kecamatan Widang biaya produksi atau modal memegang peranan yang utama dalam usaha tani padi, mempuyai pengaruh dan hubungan yang sangat kuat seperti yang dikemukkan Soetriono, dkk (2006: 77-78) modal merupakan unsur produksi yang paling penting, tanpa modal segalanya tidak akan berjalan. Modal dalam usaha tani dapat diklasifikasikan sebagai kekayaan, baik berupa uang maupun barang yang digunakan untuk menghasilkan sesuatu, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam suatu proses produksi, oleh karena itu, pembentukkan modal mempunyai tujuan menunjang pembentukkan modal lebih lanjut dan meningkatkan produksi dan pendapatan usahatani.

Di Kecamatan Soko dan Widang pengalaman petani juga merupakan faktor yang mempengaruhi produktivitas padi. Di Kecamatan Widang pengalaman petani lebih lama dibandingkan dengan Kecamatan Soko, hal ini salah satu faktor yang membedakan produktivitas di kedua kecamatan tersebut sesuai yang dikemukakan oleh Soetriono, dkk (2006: 22) dalam pertanian, kebiasaan merupakan hal yang berguna dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan yang telah dipelajari. Semakin lama penglaman petani maka akan semakin besar pula produktivitas padi yang dihasilkan karena petani dapat belajar dari pengalaman mereka dari waktu ke waktu dan dari kegagalan-kegagalan yang pernah di alami baik karena hama penyakit ataupun karena sebab yang lain. Di Kecamatan Widang pengalaman termasuk faktor yang paling berpengaruh terhadap produktivitas padi dimana rata-rata pengalaman petani lebih lama dalam usahatani padi dibandingkan dengan Kecamatan Soko, sehingga hal ini juga yang mempengaruhi perbedaan produktivitas padi di kedua kecamatan, menurut Tambunan (2002:47) bahwa

Page 6: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Padi di Kecamatan Soko dan Kecamatan Widang Kabupaten Tuban

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Padi di Kecamatan Soko dan Kecamatan Widang Kabupaten Tuban

182

produktivitas padi dipengaruhi oleh banyak faktor salah satunya adalah pengalaman bertani.

Pemupukan dilakukan dengan tujuan untuk menyuburkan tanah agar kebutuhan unsur hara tanaman padi tercukupi serta hasil pertanian bertambah, akan tetapi apabila pemupukan dilakukan secara berlebihan maka akan merusak unsur hara tanah. Akan tetapi intensitas pemupukan yang tepat dan tidak berlebih akan menghasilkan hasil yang bagus. Di Kecamatan Widang intensitas pemupukan sedang melakukan pemupukan yang intensive dan petani melakukan pemupukan secara rutin untuk mempertahankan dan meningkatkan produktivitas padi. Sedangkan di Kecamatan Soko petani melakukan pemupukan tidak rutin sehingga terjadi pemunduran karena pada saat produktivitas mulai mengalami kenaikan petani menghentikan pemupukannya, sehingga ada kecenderungan petani memupuk tanahnya setelah produktivitas mengalami pemunduran dan produktivitas padi rendah.

Pendidikan petani pada umumnya orang yang mempunyai pendidikan formal yang lebih tinggi akan mempunyai wawasan atau pengetahuan yang lebih luas. Dengan pendidikan yang semakin tinggi dan pengetahuan yang luas tentunya seseorang akan mampu mengambil keputusan yang tepat dan meningkatkan produktivitas kerjanya. Seperti yang dikemukakan Edy Suprapto (2010: 61) Logikanya semakin tinggi ilmu pengetahuan dan teknologi,akan cenderung semakin inovatif, yang akan membawa dampak yang positif pada pembangunan sektor pertanian, dengan produktivitas hasil pertanian yang semakin tinggi pula. Akan tetapi pendidikan di Kecamatan Widang berpengruh negatif hal ini dimungkinkan pendidikan yang semakin tinggi kurang memperhatikan lahan sawah mereka, karena petani bukan merupakan pekerjaan utama mereka akan tetapi mereka mempunyai pekerjaan lain selain sebagai petani. Sehingga petani di daerah-daerah yang mempunyai produktivitas padi tinggi mempunyai pendidikan formal yang rendah dan pekerjaan utama mereka hanya sebagai petani akan lebih intensif dalam pengelolaan dan pengawasan usaha tani padi akan menghasilkan produktivitas padi yang tinggi. Sedangkan pendidikan di Kecamtan Soko tidak berpengaruh karena petani yang berpendidikan tinggi ataupun rendah sama-sama tidak mengelola lahan pertanian mereka dengan baik, petani yang berpendidikan rendah mempunyai pekerjaan selain sebagai petani begitupun petani dengan pendidikan tinggi mereka mempunyai pekerjaan yang lebih menjanjikan hasilnya dibandingkan hanya berfokus pada usaha tani.

Luas lahan termasuk faktor yang paling berpengaruh terhadap produktivitas padi di Kecamatan Soko. Luas lahan di Kecamatan Soko lebih sempit dari pada di Kecamatan Widang sehingga dalam hal pengawasan, pengelolaan ketersediaan tenaga kerja, biaya maupun pemupukan akan lebih baik. Sedangkan di Kecamatan Widang luas lahan tidak berpengaruh karena dengan luas lahan yang luas akan menghasilkan produksi padi yang besar akan tetapi kurang evektif karena dalam pengelolaan dan pengawasan semakin besar luas lahan akan semakin kurang evektif dan semakin sempit lahan sawah akan semakin evektif seperti yang dikemukakan Soetriono, dkk (2006:72) Luas lahan pertanian akan mempengaruhi skala usaha. Skala usaha tersebut akan mempengaruhi efisien atau tidaknya suatu usaha pertanian yang sering dijumpai, yakni semakin luas lahan yang dipakai untuk pertanian, maka semakin tidak efisien pula lahan tersebut. Pada lahan yang sempit upaya pengawasan terhadap penggunaan faktor produksi semakin baik, penggunaan tenaga tercukupi, dan persediaan modal juga tidak terlalu

besar sehingga usaha pertanian seperti itu biasanya lebih efisien.

Produksi Luas Usaha

Perhektar sempit

Luasan usaha Luas

Kuantitas

Gambar 3 Produksi perhektar usaha pertanian pada lahan yang berbeda

Penerimaan petani tidak berpengaruh signifikan terhadap produktivitas padi di Kecamatan Soko dan Widang dikarenakan pendapatan petani tersebut dana yang dialokasikan untuk usaha tani padi hanya sedikit hal ini ditunjukkan pada modal yang digunakan untuk usaha tani padi terutama di Kecamatan Soko dengan modal usaha tani padi yang lebih sedikit dibandingkan di Kecamatan Widang, dimungkinkan pendapatan petani digunakan untuk kebutuhan selaian usaha tani padi seperti pendidikan anak, kebutuhan sehari-hari ataupun usaha selain pertanian. Intensitas pemakaian pestisida juga tidak berpengaruh produktivitas padi di Kecamatan Soko dan Widang padahal menurut Mariyono et al, 2002; pinstrup-Andersen, 1982 dalam Iwayan Budiasa 2011:76 Pestisida merupakan salah satu input dalam produksi tanaman. Penggunaan pestisida dapat mengurangi hasil akibat serangan hama. Hal inidikarenakan hama yang menyerang tanaman padi di kedua kecamatan tidak terlalu banyak dan masih dapat diatasi, kegagalan panen biasanya dipengaruhi oleh banjir ataupun faktor yang lain. Selain dipengaruhi oleh faktor-faktor yang telah dijelaskan diatas di Kecamatan Soko dalam pengolahan hasil pertanian masih menggunakan teknologi yang tradisional dalam mengolah hasil padinya, sedangkan di Kecamatan Widang sudah menggunakan teknologi modern seperti mesin perontok padi. Menurut Setyawati et al dan Rachmat et al (dalam Soetriono, dkk 2006:104) efektivitas penggunaan alat mesin pertanian antara lain terlihat dari peningkatan efisiensi usahatani tanaman padi yang dicapai melalui perbaikan sistem perontok gabah. Hal ini tergambar dari penurunan tingkat kehilangan hasil padi dari 10,1% menjadi 7,0 %. Peranan alat mesin pertanian dalam efisiensi usaha tani diwijudkan dengan kemampuannya, yaitu dalam hal meningkatkan produktivitas mengurangi masukan untuk mendapatkan hasil yang sama dan meningkatkan mutu dan nilai tambah hasil.

KESIMPULANKecamatan Soko dan Kecamatan Widang merupakan

Kecamatan yang terletak di sepanjang aliran Bengawan Solo, akan tetapi Kecamatan Soko jika dilihat dari karakteristik wilayah hampir sama dengan Kecamatan Widang, sama-sama terletak di daerah berkapur dan dilalui Bengawan Solo sehingga seharusnya produktivitas padi dikedua kecamatan tersebut perbedaannya tidak terlalu jauh, dimungkinkan cara pengolahan dan usaha tani yang berbeda yang menyebabkan perbedaan produktivitas padi dikedua kecamatan tersebut. Berdasarkan hasil penelitian koofisien determinasi menunjukkan bahwa dari seluruh variabel yang diperhatikan

Page 7: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Padi di Kecamatan Soko dan Kecamatan Widang Kabupaten Tuban

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Padi di Kecamatan Soko dan Kecamatan Widang Kabupaten Tuban

183

kemampuan menjelaskan pengaruh produktivitas padi di Kecamatan Soko sebesar 87% (R2= 0,87), artinya masih ada 13 % dipengaruhi oleh variabel lainl. Di Kecamatan Soko

5,3147) 023 -2,967) dan

produktivitas padi tinggi, dengan faktor yang paling mempengaruhi adalah faktor luas lahan sawah . Dari koofisien determinasi menunjukkan dari seluruh variabel yang diperhatiakan dapat menjelaskan pengaruh produktivitas padi di Kecamatan Widang sebesar 95% (R2=0,95) artinya masih ada 5% dipengaruhi oleh variabel lain dan tidak bisa dijelaskan oleh seluruh variabel. Di KecamatanWidang umumnya di daerah yang didukung oleh intensitas

.0201.933E-7) -0,93) dan

produktivitas padi yang tinggi, dengan faktor yang paling berpengaruh yaitu pengalaman.

SARANDari penelitian diketahui di Kecamatan Soko ada

kecenderungan semakin kecil luas lahan, semakin tinggi pendidikan formal dan semakin tinggi penghasilan petani semakin rendah produktivitas padi, ada gejala petani mulai meninggalkan usaha tani padi. Sedangkan di Kecamatan Widang ada gejala petani berpendidikan formal tinggi mempunyai produktivitas padi rendah dan semakin tinggi penghasilan petani semakin besar produktivitas padi karena petani fokus pada usaha tani padi. Sehingga untuk meningkatkan dan untuk mempertahankan produktivitas padi pemerintah perlu membantu usaha tani dengan pertanian modern dan penyuluhan. Hendaknya pemerintah memberikan bantuan insentif dalam bentuk pemberian pupuk maupun bibit unggul

DAFTAR PUSTAKAAnonim. 2012. ”Kabupaten Tuban dalam angka”. Surabaya.

BPS Anonim. 2010, 2011, 2012. “Kecamatan Soko dalam Angka’’

Surabaya. BPSAnonim. 2010, 2011, 2012 “Kecamatan Widang dalam

Angka” Surabaya. BPSBudiasa, I Wayan, 2011. Pertanian Berkelanjutan dan Teori

Pemodelan. Denpasar: Udayana university pressPujiharti, Yulia, Junita barus, dkk 2008. Teknologi Budidaya

Padi. Bogor: Badan Penelitian dan pengembangan pertanian

Raharjo, 2004. Pengantar Sosiologi Pedesaan dan Pertanian. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Soetriono. Anik Suwandari,. Dkk, 2006. Pengantar Ilmu Pertanian.Malang: Banyumedia Publishing.

T.Soeyanto, 1981. Intensifikasi Pertanian. Jakarta: Yudistira. Wisnubroto, Sukardi, 1999. Meteorologi Pertanian

Indonesia. Yogyakarya: Mitra Gama Widaya.Www.garutkab.go.id/galleries/pdf_link/ekonomi/investasi/Pa

di.pdf diakses pada tanggal 15 November 2012