Studi Lingk.hidup

21
BENTANG LAHAN Terrain analys ATIK PRIHATININGRUM 14/372761/PTK/9872

description

Studi Lingk.hidup

Transcript of Studi Lingk.hidup

  • BENTANG LAHANTerrain analysisATIK PRIHATININGRUM14/372761/PTK/9872

  • PENGERTIAN BENTANG LAHANBentang lahan merupakan bentuk lahan, konfigurasi permukaan lahan (land surface) yang mempunyai bentuk-bentukkhusus. Suatu bentuk lahan akan dicirikan oleh struktur atau batuannya, proses pembentukannya, dan mempunyai kesan topografi spesifik ( Wiradisastra et al, 1999).Landscape/lansekap secara umum memiliki makna yang hampir sama dengan istilah bentanglahan atau fisiografis dan lingkungan. Perbedaan diantara ketiganya terletak pada aspek interpretasinya. Bentang lahan yang di dalamnya terdapat unit-unit bentuk lahan (landforms) merupakan dasar lingkungan manusia dengan berbagai keseragaman (similaritas) maupun perbedaan (diversitas) unsur-unsurnya. Kondisi bentang lahan seperti ini memberikan gambaran fisiografis atas suatu wilayah. Wilayah yang mempunyai karakteristik dalam hal bentuk lahan, tanah vegetasi dan atribut (sifat) pengaruh manusia, yang secara kolektif ditunjukkan melalui kondisi fisiografi dikenal sebagai suatu lansekap(Vink ,1983)

  • PENGERTIAN BENTANG LAHANMenurut Marsoedi (1996) dalam Wiradisastra (1999) bentuk alam di permukaan bumi yang terjadi karena proses tertentu dan melalui serangkaian evolusi tertentu pula. Menjelaskan bahwa bentuk lahan merupakan suatu kenampakan medan yang terbentuk oleh proses alami, memiliki komposisi tertentu dan karakteristik fisikal dan visual dengan julat tertentu yang terjadi dimanapun bentuk lahan tersebut terdapat.Dapat disimpulkan bahwa bentang lahan adalah bentuk lahan yang terjadi dari serangkaian proses evolusi alam yang mempunyai karakteristik fisikal dan visual sesuai dengan topografi spesifiknya masing-masing. sebagian ruang permukaan bumi yang terdiri atas sistem-sistem, yang dibentuk oleh interaksi dan interpen-densi antara bentuklahan, batuan, bahan pelapukan batuan, tanah, air, udara, tetumbuhan, hewan, laut tepi pantai, energi dan manusia dengan segala aktivitasnya, yang secara keseluruhan membentuk satu kesatuan

  • FAKTOR DAN PROSES PEMBENTUKAN BENTUK LAHANMenurut Wiradisastra et al. (1999) bentuk - bentuk lahan yang ada dimuka bumi terjadi melalui proses geomorfik yaitu semua perubahan, baik fisik maupun kimia yang mempengaruhi perubahan bentuk permukaan bumi. Faktor penyebabnya berupa tenaga geomorfik yaitu semua media alami yang mampu memantapkan dan mengangkut bahan di permukaan bumi. Tenaga tersebutantara lain berupa air mengalir, air tanah, gletser, angin, dan gerakan air lainnya (gelombang laut, pasang surut dan tsunami). Secara garis besar proses geomorfik yang membentuk rupa bumi terdiri dari proses eksogenetik (epigenetik), endogenetik(hipogenetik), dan ekstraterestrial. Proses eksogenetik terjadi melalui proses gradasi dan aktivitas organisme termasuk manusia. Proses gradasi dapat berupa degradasi yang dapat terjadi melalui proses hancuran iklim (weatheringprocesses), gerakan massa (mass wasting), dan erosi.

  • 8 UNSUR PENYUSUN BENTANG LAHANterdapat 8 (delapan) unsur penyusun bentanglahan, yaitu: udara, batuan, tanah, air, bentuklahan, flora, fauna, dan manusia, dengan segala aktivitasnya. Kedelapan unsur bentanglahan tersebut merupakan faktor-faktor penentu terbentuknya bentanglahan, yang terdiri atas: faktor geomorfik (G), litologik (L), edafik (E), klimatik (K), hidrologik (H), oseanik (O), biotik (B), dan faktor antropogenik (A). Dengan demikian, berdasarkan faktor-faktor pembentuknya, bentanglahan (Ls) dapat dirumuskan :

    Ls = f (G, L, E, K, H, O, B, A)Keterangan :Ls : bentanglahanG : geomorfikL : litologikE : edafikK : klimatikH : hidrologikO : oseanikB : bioticA : antropogenik

  • ASPEK KAJIAN BENTANG LAHANBentanglahan mencakup 2 (dua) aspek kajian penting, yaitu: bentang alami dengan inti kajian bentuklahan, dan bentang budaya dengan inti kajian manusia dengan segala perilakunya terhadap lahan.Bentanglahan sebagai inti kajian bentang alamiMenurut Tuttle (1975) dalam Wiradisastra (1999), bentanglahan atau landscape merupakan kombinasi atau gabungan dari bentuklahan. Mengacu pada definisi bentanglahan tersebut, maka dapat dimengerti bahwa unit analisis yang yang sesuai adalah unit bentuklahan. Oleh karena itu, untuk menganalisis dan mengklasifikasikan bentanglahan selalu mendasarkan pada kerangka kerja bentuklahan (landform).Bentuklahan adalah bagian dari permukaan bumi yang memiliki bentuk topografis khas, akibat pengaruh kuat dari proses alam dan struktur geologis pada material batuan, dalam skala ruang dan waktu kronologis tertentu. Berdasarkan pengertian ini, faktor-faktor penentu bentuklahan (Lf) dapat dirumuskan:Lf: f (T, P, S, M, K)Dengan keterangan:T : topografiP : proses alamS : struktur geologiM: material batuanK : ruang dan waktu kronologis

  • KLASIFIKASI BENTUK LAHAN BERDASARKAN PROSESUntuk menganalisis bentanglahan lebih sesuai dengan didasarkan pada bentuklahan, oleh karena itu klasifikasi bentanglahan didasarkan pada unit-unit bentuklahan penyusunnya. Dalam Wiradisastra (1999) telah mengklasifikasikan bentuklahan berdasarkan genesisnya menjadi 10 (sepuluh) macam bentuklahan berdasarkan proses, yaitu:

    1. Bentuklahan asal proses volkanik (V), merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi akibat aktivitas gunung api. Contoh bentuklahan ini antara lain: kerucut gunungapi, medan lava, kawah, dan kaldera.2. Bentuklahan asal proses struktural (S), merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi akibat pengaruh kuat struktur geologis. Pegunungan lipatan, pegunungan patahan, perbukitan, dan kubah, merupakan contoh-contoh untuk bentuklahan asal struktural.Gambar: kawahSumber:http://cepamagz.com/wp-content/uploads/2015/01/Kawah-Ijen-2.jpgGambar: kota sawahlunto yang dikelilingi perbukitanSumber:https://fadlymolana.files.wordpress.com/2012/12/view-sawahlunto-spread-2.jpg

  • KLASIFIKASI BENTUK LAHAN BERDASARKAN PROSES3. Bentuklahan asal fluvial (F), merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi akibat aktivitas sungai. Dataran banjir, rawa belakang, teras sungai, dan tanggul alam merupakan contoh-contoh satuan bentuklahan ini.4. Bentuklahan asal proses solusional (S), merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi akibat proses pelarutan pada batuan yang mudah larut, seperti batu gamping dan dolomite, karst menara, karst kerucut, doline, uvala, polye, goa karst, dan logva, merupakan contoh-contoh bentuklahan ini.5. Bentuklahan asal proses denudasional (D), merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi akibat proses degradasi seperti longsor dan erosi. Contoh satuan bentuklahan ini antara lain: bukit sisa, lembah sungai, peneplain, dan lahan rusak.Gambar: sungai Bengawan SoloSumber:dokumentasi pribadiGambar: Goa KarstSumberhttps://wisatajawa.files.wordpress.com/2012/04/wisata-cave-tubing-kali-suci-yogyakarta.jpgGambar: lahan kritisSumber:https://sekarmadjapahit.files.wordpress.com/2011/12/lahan-kritis2.jpg

  • KLASIFIKASI BENTUK LAHAN BERDASARKAN PROSES6. Bentuklahan asal proses eolin (E), merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi akibat proses angin. Contoh satuan bentuklahan ini antara lain: gumuk pasir barchan, parallel, parabolik, bintang, lidah, dan transversal.7. Bentuklahan asal proses marine (M), merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi akibat proses laut oleh tenaga gelombang, arus, dan pasang-surut. Contoh satuan bentuklahan ini adalah: gisik pantai (beach), bura (spit), tombolo, laguna, dan beting gisik (beach ridge). Karena kebanyakan sungai dapat dikatakan bermuara ke laut, maka seringkali terjadi bentuklahan yang terjadi akibat kombinasi proses fluvial dan proses marine. Kombinasi ini disebut proses fluvio-marine. Contoh-contoh satuan bentuklahan yang terjadi akibat proses fluvio marine ini antara lain delta dan estuari.8. Bentuklahan asal glasial (G), merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi akibat proses gerakan es (gletser). Contoh satuan bentuklahan ini antara lain lembah menggantung dan morine.Gambar: bentukan pasirSumber:http://3.bp.blogspot.com/-PSDcsMYxhE4/UKNnOeDDUoI/AAAAAAAAAhw/jr40PtvTQcU/s1600/gumuk+pasir+barchan.jpgGambar: telukSumber:http://sigitsetiawan08.blogdetik.com/files/1970/01/ea3796294ccf64a888c7d99560db5e75_8.jpgGambar: gletserSumber:http://2.bp.blogspot.com/-_gO406Zja-c/UTk4MZi5ndI/AAAAAAAAAA8/K8NKa0Je3W8/s1600/sungai+gletser.jpg

  • KLASIFIKASI BENTUK LAHAN BERDASARKAN PROSES9. Bentuklahan asal organik (O), merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi akibat pengaruh kuat aktivitas organisme (flora dan fauna). Contoh satuan bentuklahan ini adalah mangrove dan terumbu karang.10. Bentuklahan asal antropogenik (A), merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi akibat aktivitas manusia. Waduk, kota, dan pelabuhan, merupakan contoh-contoh satuan bentuklahan hasil proses antropogenik.Gambar: terumbu karangSumber:https://alamendah.files.wordpress.com/2011/05/terumbu-karang-coral-reef-04.jpgGambar: pelabuhanSumber:https://sastrasipilindonesia.files.wordpress.com/2012/02/tanjungpriok.jpg

  • EKOLOGI BENTANG LAHANEkologi bentang lahan dapat dipisahkan menjadi 2 yaitu yang berkembang di Eropa yang memfokuskan kajian pada tipologi, klasifikasi, tatanama untuk diaplikasikan dalam evaluasi, pengelolaan dan restorasi sistem yang sudah terbangun. Yang kedua yang berkembang di Amerika Serikat dalam 3 dekade ini lebih berkembang ke arah pengembangan dasar teori dan model serta lebih focus pada sistem-sistem alami. Secara umum ekologi bentang lahan merupakan gabungan pendekatan spasial (keruangan) dari para ahli geografi dengan pendekatan fungsi dari para ahli biologi, khususnya ekologi (Soeprobowati. 2011)Forman (2010) dalam Soeprobowati (2011) menyatakan bahwa ekologi bentang lahan terfokus pada 3 hal yaitu: hubungan spasial diantara elemen bentang lahan atau ekosistem hubungan aliran energi, mineral dan unsur hara hubungan spesies antar elemen dan mozaik dinamika ekologi bentang lahan dalam perubahan waktu.

  • Secara spesifik ekologi bentang lahan terfokus pada perkembangan dan dinamika heterogenitas spasial, interaksi antar spasial dan temporar serta pergantian antar heterogenitas tersebut sehingga mempengaruhi heterogenitas spasial proses biotik dan abiotik serta pengelolaannya (Risser et al., 1984). Dalam 2 dekade ini fokus dari ekologi bentang lahan didefinisikan dalam 2 aspek penting dalam ekologi bentang lahan yang membedakannya dari sub disiplin ekologi.Ekologi bentang lahan secara eksplisit merupakan konfigurasi spasial yang penting dalam proses ekologi. Ekologi bentang lahan membahas banyaknya komponen penyusun dan bentuk susunannya Ekologi bentang lahan seringkali fokus pada perluasan area yang lebih besar dari area yang secara tradisional dikaji dalam ekologiEKOLOGI BENTANG LAHANEkologi bentang lahan merupakan cabang ilmu yang berbeda karena 3 faktor (Turner et al., 2003), yaitu: problem lingkungan dan pengelolaannya perkembangan konsep dalam ekologi dan perkembangan teknologi, termasuk di dalamnya ketersediaan data spasial, komputer dan software yang mampu memanipulasi data perkembangan era komputasi

  • EKOSISTEM DALAM BENTANG LAHANEkosistem adalah kumpulan organisme dan lingkungan dalam suatu satuan spasial. Bagian terpenting dari sistem alami adalah lingkungan (organik dan anorganik) dalam spasial unit yang mendukung perkembangan organisme dan saling berinteraksi secara timbal balik. Pendekatan ekosistem merupakan hal penting dalam ekologi bentang lahan karena merupakan satu-satunya cara dalam menilai berbagai jenis hubungan dalam menjelaskan alam dan bentang lahan (Soeprobowati, 2011). Ekosistem merupakan jembatan penghubung antara biologi dan geografi fisik dengan penekanan pada aspek biologi. Sementara itu ekologi bentang lahan merupakan jembatan penghubung antara geografi fisik dan biologi sebagaimana penghubung antara geografi fisik dan geografi sosial. Jembatan penghubung ini sangat penting dalam pengembangan keilmuan dan penelitian aplikasi yang berhubungan dengan perencanaan penggunaan lahan (Vink, 1983).

  • EKOSISTEM DARI BENTANG LAHANKajian proses pada ekosistem berkaitan dengan sebab dan akibat dari heterogenitas spasial seperti produktivitas primer, mineralisasi nitrogen; pengaruh posisi bentang lahan terhadap fungsi ekosistem; pergerakan materi secara horisontal (seperti air, unsur hara dan sedimen) dan bagaimana pergerakan tersebut berbeda dengan adanya perbedaan susunan spasial dari penutup lahan. Variasi spasial dalam variasi variabel abiotik (temperatur, presipitasi, tanah dan posisi topografi) seringkali menghasilkan variasi substansi spasial dalam proses ekosistem (misalnya produktivitas, dekomposisi dan siklus nitrogen) dalam bentang lahan. Namun, perubahan penggunaan lahan dan gangguan alamiah harus tetap dipertimbangkan dalam kajian proses-proses ekosistem (Turner et al., 2003).

  • DEGRADASI LAHANGeoekosistem dapat terganggu karena adanya fluktuasi kondisi lingkungan, kejadian yang merusak baik bersifat fisik maupun biologik. Gangguan fisik misalnya oleh angin, api, banjir, longsor, petir atau pengaruh ekstra terestrial ( Soeprobowati, 2011)Degradasi lahan dapat berupa erosi, pergerakan massa, deposisi lahan, destruksi lahan, peracunan bentang lahan (disaster). Penyebab dari degradasi lahan adalah deforesasi. Subjek yang termasuk dalam degradasi lahan adalah erosi; salinisasi dan alkalinisasi; materi organik terutama dari daerah urban; penyakit; infeksi; limbah anorganik dari industri; pestisida, radioaktif, logam berat, pupuk dan deterjen (Rauschkolb, 1971 dalam Vink, 1983). Sementara itu, degradasi perairan dapat berupa pencemaran air, instrusi air laut, eksploitasi berlebihan terhadap air, banjir dan sedimentasi. Dampak penggunaan lahan terhadap perairan tergantung pada jenis tata guna lahannya. Tata guna lahan pertanian berdampak pada kelembabanaliran permukaan dan perubahan kualitas airPertambangan berdampak pada hidrologi permukaan dan aliranperubahan air dan kualitasnya. Pengembangan pemukiman berdampak pada berkurangnya air permukaan, banjir, dan kualitas air. Industri berdampak terhadap kuantitas dan kualitas perairan. Oleh karena itu maka mengelola lahan berarti mengelola air, sedangkan pengelolaan perairan harus berbasis pada pengelolaan lahan.

  • ANALISIS DAN PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHANFungsi lahan bagi manusia antara merupakan wadah kehidupan, media bereproduksi, memenuhi kebutuhan hidup, modal pembangunan, membentuk lingkungan/ruang dan mendapatkan kesejahteraan. Berkaitan dengan fungsi tersebut maka ada 10 dasar pengelolaan lahan untuk kesejahteraan manusia, yaitu: Potensi peruntukan lahan Rencana penggunaan lahan Rencana tata ruang/kawasan Sarana/prasarana Sumber daya manusia Modal dan ilmu pengetahuan Dasar hukum dan peraturan Status lahan Hasil/produktivitas Dampak lingkungan

  • ANALISIS DAN PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHANTahapan dalam perencanaan penggunaan lahan meliputi: penelitian, klasifikasi dan pemetaan, analisis lahan, intepretasi lahan, evaluasi lahan, perencaan penggunaan lahan, pengembangan lahan, penataan lahan, proteksi lahan, konservasi lahan. Ekologi bentang lahan bermanfaat dalam konservasi alam karena menyangkut pemikiran mengenai pengaturan habitat dan konsekuensi struktur dan proses untuk spesies yang berbeda. Menurut Farina (2007) dalam Soeprobowati (2011) ada 3 sudut pandang perspektif ekologi bentang lahan, yaitu: Perspektif manusia: pengelompokan bentang lahan dengan fungsi utama bagi kehidupan manusia Perspektif Geobotani: bentang lahan dengan fungsi utama distribusi spasial tumbuhan, seperti hutan beserta komponen abiotik dan biotiknya Perspektif hewan: bentang lahan dengan fungsi utama pada distribusi hewan, biasanya dengan pengamatan langsung.

  • ANALISIS DAN PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHANSecara umum dapat dikatakan bahwa ekologi bentang lahan meliputi aplikasi prinsipnyadalam memformulasikan dan memecahkan permasalahan. Namun yang paling tepat adalah pendefinisian ekologi bentang lahan dengan fokus pada pola heterogenitas spasial,karakteristiknya, letak/posisinya, mengapa dan bagaimana perubahan itu terjadi dalam kurunwaktu serta yang lebih penting adalah bagaimana pengelolaan perubahan tersebut. Ada hal utama dalam ekologi bentang lahan yaitu (Soeprobowati,2011):

    Pendeteksian pola bentang lahan secara kuantitatifIdentifikasi agen pembentuk pola tersebut yang terdiri dari faktor fisik abiotik, dampak demografik dan gangguan yang ditimbulkannyaPemahaman implikasi ekologis dari pola bentang lahan terhadap populasi, komunitas dan ekosistemPengkarakteristikan perubahan dalam pola dan proses yang terjadi secara spasial dan temporer secara kuantitatif sebagai bagian dari dinamika bentang lahanPengelolaan bentang lahan untuk kesejahteraan manusia.

  • HUBUNGAN TIMBAL BALIK MANUSIA DAN BENTANG LAHANGambar:Hubungan timbal balik antara manusia dan bentang lahanSumber:Soeprobowati, 2011

  • KESIMPULANManusia merupakan komponen utama dalam ekosistem yang berbeda yang memiliki potensi utama dalam memberikan dampak signifikan terhadap ekosistem. Manusia dapat merusak ekosistem, seperti peningkatan erosi tanah, namun di sisi lain manusia juga mampu membangun ekosistem baru yang disebut sebagai ekosistem kultural.Ekosistem kultural ini, manusia merupakan pengontrol untuk mendapatkan material untuk makanan, pakaian, energi, atau tempat rekreasi.Oleh karena itu maka ekologi bentang alam dan penggunaan lahan tidak dapat dipisahkan. Seiring dengan pertumbuhan populasi manusia dan kebutuhan akan ruang yang mencukupi, maka tidak mungkin melakukan analisis ekologi tanpa mempertimbangkan dampak aktivitas manusia dan pengelolaannnya. Pengelolaan lingkungan merupakan konsep yang sangat besar. Pengelolaan lingkungan berdampingan dengan penggunaan lahan yang merupakan sentral aktivitas manusia dalam bentang lahan. Tujuan manusia adalah menciptakan, meningkatkan atau mempertahankan lingkungan yang sudah ada. Lingkungan adalah faktor eksternal yang mempengaruhi organisme (termasuk manusia didalamnya) baik secara langsung maupun tidak langsung. Komponen lingkungan meliputi faktor biotik, abiotik dan psikologi (kultur). Pengembangan artifisial bentang lahan tidak dapat dipisahkan bahkan saling timbal balik pengaruhnya dengan komponen bentang lahan alami maupun aspek pemenuhan kebutuhan hidup manusia, ekonomi, sosial, teknik, agama dan etikaAspek penggunaan lahan dan hidrologi saling terkait erat dan tidak dapat dipisahkan. Tata guna lahan di DAS sangat mempengaruhi kuantitas maupun kualitas air.

  • DAFTAR PUSTAKAWiradisastra, U. S., B. Tjahjono, K. Gandasasmita, B. Barus, dan Khursatul Munibah.1999. Geomorfologi dan Analisis Lansekap. Jurusan Tanah, FakultasPertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

    Farina, A. 2007. Pirncicples and Methods in Landscape Ecology. London : Chapman & Hall

    Soeprobowati, Tri Retnaningsih. 2011. Ekologi Bentang Lahan. Semarang: Universitas Diponegoro

    Turner, M.G.; Gardner, R.H.; and ONeill, R.V. 2003. Landscape Ecology in Theory and Practice: Pattern and Process. New York: Springer.

    Vink. A.P.A.1983. Landscape ecology and land useLondon: Longman.