LAPORAN PENELITIAN STUDI PEMBERDAYAAN MASYARAKATrepository.litbang.kemkes.go.id/3059/2/Studi...

54
LAPORAN PENELITIAN STUDI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DENGAN PEMANFAATAN JAMU DISUSUN OLEH FANIE INDRIAN MUSTOFA, DKK KEMENTERIAN KESEHATAN RI BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TANAMAN OBAT DAN OBAT TRADISIONAL 2017

Transcript of LAPORAN PENELITIAN STUDI PEMBERDAYAAN MASYARAKATrepository.litbang.kemkes.go.id/3059/2/Studi...

Page 1: LAPORAN PENELITIAN STUDI PEMBERDAYAAN MASYARAKATrepository.litbang.kemkes.go.id/3059/2/Studi Pemberdayaan... · Susunan personalia pada penelitian ”Studi Pemberdayaan Masyarakat

LAPORAN PENELITIAN

STUDI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

DENGAN PEMANFAATAN JAMU

DISUSUN OLEH

FANIE INDRIAN MUSTOFA, DKK

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN

BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

TANAMAN OBAT DAN OBAT TRADISIONAL

2017

Page 2: LAPORAN PENELITIAN STUDI PEMBERDAYAAN MASYARAKATrepository.litbang.kemkes.go.id/3059/2/Studi Pemberdayaan... · Susunan personalia pada penelitian ”Studi Pemberdayaan Masyarakat

ii

SK PENELITIAN

Page 3: LAPORAN PENELITIAN STUDI PEMBERDAYAAN MASYARAKATrepository.litbang.kemkes.go.id/3059/2/Studi Pemberdayaan... · Susunan personalia pada penelitian ”Studi Pemberdayaan Masyarakat

iii

Page 4: LAPORAN PENELITIAN STUDI PEMBERDAYAAN MASYARAKATrepository.litbang.kemkes.go.id/3059/2/Studi Pemberdayaan... · Susunan personalia pada penelitian ”Studi Pemberdayaan Masyarakat

iv

SUSUNAN PENELITIAN

Susunan personalia pada penelitian ”Studi Pemberdayaan Masyarakat dalam

Pemanfaatan Jamu” berdasarkan Surat Keputusan Kepala Balai Besar Penelitian dan

Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional No. HK.02.03/22/231/2017adalah

sebagai berikut:

No Nama Keahlian/Kesarjanaan Kedudukan dalam tim

1. Fanie Indrian Mustofa, S,Si.,MPH Magister Kesmas Ketua Pelaksana

2. Dr. Fatwa Sari Tetra

Dewi,MPH.,Ph.D.

Doktor Kesmas Peneliti UGM

3. Nuning Rahmawati, M.Sc.,Mpt Magister Farmasi Peneliti

4. Dr.Zuraida Zulkarnain Dokter Peneliti

5. Nurul Husniyati,SP Sarjana Pertanian Peneliti

6. Amalia Damayanti, M.Si Magister Teknik Kimia Peneliti

7. Fitriana, S.Farm Sarjana Farmasi Pembantu Peneliti

8. Asri Wuryani,AMd Diploma Peternakan Pembantu Peneliti

9 Widhiyantoro, AMd Diploma Pertanian Pembantu Peneliti

10 Riyanto, Amd.KL Diploma Kesmas Pembantu Peneliti

11 Ali Musthofa, AMK Diploma Kesmas Pembantu Peneliti

Page 5: LAPORAN PENELITIAN STUDI PEMBERDAYAAN MASYARAKATrepository.litbang.kemkes.go.id/3059/2/Studi Pemberdayaan... · Susunan personalia pada penelitian ”Studi Pemberdayaan Masyarakat

v

PERSETUJUAN ETIK

Penelitian dengan judul Studi Pemberdayaan Masyarakat dalam Pemanfaatan Jamu,

telah mendapatkan persetuan etik dari Komisi Etik Penelitian Kesehatan dengan No.

LB.02.01/2/KE.210/2017 tanggal 31 Mei 2017.

Page 6: LAPORAN PENELITIAN STUDI PEMBERDAYAAN MASYARAKATrepository.litbang.kemkes.go.id/3059/2/Studi Pemberdayaan... · Susunan personalia pada penelitian ”Studi Pemberdayaan Masyarakat

vi

PERSETUJUAN ATASAN

Laporan penelitian dengan judul Studi Pemberdayaan Masyarakat dalam

Pemanfaatan Jamu, telah dibahas oleh Panitia Pembina Ilmiah (PPI) Balai Besar

Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional.

Ketua PPI

Tawangmangu,Januari 2018

Ketua Pelaksana

Dr.Ir. Yuli Widiyastuti, MP. Fanie Indrian Mustofa, S.Si.,MPH

NIP. 196707161993032002 NIP. 197804032003122001

Menyetujui

Kepala

Akhmad Saikhu, M.Sc.PH

NIP. 196805251992031004

Page 7: LAPORAN PENELITIAN STUDI PEMBERDAYAAN MASYARAKATrepository.litbang.kemkes.go.id/3059/2/Studi Pemberdayaan... · Susunan personalia pada penelitian ”Studi Pemberdayaan Masyarakat

vii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil alamin, segala puji ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan

karuniaNya yang luar biasa, sehingga penelitian ini dapat tertuntaskan. Apresiasi yang

setinggi-tingginya kami sampaikan kepada semua pihak yang telah memberi

kesempatan, kepercayaan, bantuan, dukungan, bimbingan dan juga doa kepada kami

untuk melaksanakan penelitian ini.

Penelitian ‘Studi pemberdayaan masyarakat dengan pemanfaatan jamu’ ini

diharapkan dapat mewujudkan masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat dengan

menggunakan jamu dan dapat memanfaatkan pekarangan mereka secara produktif

dengan budidaya tanaman obat.

Penelitian ini masih jauh dari sempurna, kritik dan saran sangat kami harapkan

agar penelitian selanjutnya dapat lebih baik lagi. Karena sesungguhnya, sebuah akhir

akan melahirkan sebuah awal. Kata tamat akan menggiring kita ke pendahuluan yang

baru (Dee, 2016). Semoga bermanfaat.

Penulis

Page 8: LAPORAN PENELITIAN STUDI PEMBERDAYAAN MASYARAKATrepository.litbang.kemkes.go.id/3059/2/Studi Pemberdayaan... · Susunan personalia pada penelitian ”Studi Pemberdayaan Masyarakat

viii

RINGKASAN EKSEKUTIF

Bukti empiris telah menunjukkan bahwa jamu dapat menjaga dan meningkatkan

kesehatan, terutama dalam upaya promotif dan preventif. Jamu juga memiliki dimensi

manfaat yang luas, di antaranya adalah kesehatan, perekonomian dan sosial budaya.

Pemanfaatan tanaman obat oleh masyarakat Indonesia telah dilakukan secara turun

temurun, dengan menggunakan kearifan lokal dalam memanfaatkan sumber daya alam

yang tersedia. Pemerintah telah melakukan banyak upaya kesehatan dengan melibatkan

partisipasi aktif masyarakat. Upaya kesehatan tradisional dengan menggunakan obat

tradisional ini merupakan bentuk partisipasi masyarakat yang memiliki potensi untuk

mendukung pembangunan kesehatan. Selama ini masih banyak ditemukan pula

penggunaan jamu yang tidak tepat, sehingga dapat membahayakan kesehatan.

Masyarakat masih memerlukan informasi yang benar tentang penggunaan jamu yang

aman, berkhasiat dan berkualitas.

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk meningkatkan pemanfaatkan tanaman

obat untuk upaya kesehatan preventif dan promotif keluarga di Kecamatan Kedungjati,

Kabupaten Grobogan. Tujuan khususnya adalah mengetahui pengaruh intervensi

terhadap pengetahuan, sikap, norma subjektif, dan niat kader kesehatan dan ibu rumah

tangga dalam pemanfaatan jamu dan tanaman obat untuk upaya kesehatan keluarga,

serta mengetahui pengaruh usia, tingkat pendidikan dan penghasilan terhadap

pengetahuan, sikap dan praktek ibu rumah tangga dalam pemanfaatan jamu dan

tanaman obat upaya kesehatan keluarga

Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan mix method. Jenis penelitian

kuantitatif adalah quasi experimental (eksperimental semu) dengan rancangan pre-test

dan post-test with control group design. Penelitian kualitatif dilakukan dengan

kelompok diskusi terarah. Subjek penelitian adalah kader dan ibu rumah tangga (IRT)

pada 12 desa di Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan. Pemilihan subjek secara

purposive sampling dan memenuhi kriteria inklusi. Intervensi berupa pelatihan bagi

kader, dan kader akan menyampaikan hasil pelatihan kepada para IRT. Subjek IRT

dibagi menjadi dua, yaitu kelompok intervensi dengan melibatkan peran kader, dan

kelompok pembanding yang tidak ada peran kader.

Hasil penelitian menunjukkanbahwa dari empat kategori katakteristik subjek

penelitian, hanya penghasilan yang berhubungan secara signifikan dengan pengetahuan

IRT. Karakter lain tidak berhubungan secara signifikan dengan pengetahuan, dan juga

dengan variabel lainnya. Hasil analisis komparatif menunjukkan bahwa terdapat

perbedaan signifikan pada pengetahuan dan niat IRT antara sebelum, satu bulan dan tiga

bulan setelah penyuluhan, baik pada kelompok intervensi maupun pembanding.

Sedangkan untuk variabel lainnya hanya niat pada kelompok intervensi saja yang

menunjukkan adanya perbedaan signifikan pada 3 kelompok waktu tersebut.Hasil

analisis menunjukkan bahwa hanya pengetahuan IRT saja yang memiliki perbedaan

secara signifikan antara kelompok intervensi dan kelompok pembanding. terdapat

hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan sikap terhadap niat IRT dalam

Page 9: LAPORAN PENELITIAN STUDI PEMBERDAYAAN MASYARAKATrepository.litbang.kemkes.go.id/3059/2/Studi Pemberdayaan... · Susunan personalia pada penelitian ”Studi Pemberdayaan Masyarakat

ix

pemanfaatan dan budidaya tanaman obat. Sebaliknya,secara statistik tidak terdapat

hubungan yang signifikan antara norma subjektif terhadap niat IRT dalam pemanfaatan

dan budidaya tanaman obat.

Dari hasil diatas dapat disimpulkan bahwa kader berperan dalam meningkatkan

pengetahuan ibu rumah tangga di Kecamatan Kedungjati melalui penyuluhan tentang

pemanfaatan jamu dan budidaya tanaman obat. Namun demikian masih diperlukan

upaya lebih dari kader untuk meningkatkan niat dan praktek IRT dalam pemanfaatkan

jamu dan budidaya tanaman obat. Budidaya tanaman obat yang berhasil dilakukan oleh

sebagian IRT, dapat ditindaklanjuti dengan pembuatan demplot atau kebun percontohan

tanaman obat tiap desa agar IRT yang tidak ikut berpartisipasi dalam program dapat

belajar tentang jamu dan tanaman obat. IRT yang telah memperoleh penyuluhan

disarankan untuk menyebarluaskan informasi yang diperolehnya pada IRT lain di

lingkungannya.

Page 10: LAPORAN PENELITIAN STUDI PEMBERDAYAAN MASYARAKATrepository.litbang.kemkes.go.id/3059/2/Studi Pemberdayaan... · Susunan personalia pada penelitian ”Studi Pemberdayaan Masyarakat

x

ABSTRAK

Jamu memiliki dimensi manfaat yang luas, di antaranya adalah kesehatan,

perekonomian dan sosial budaya. Pemanfaatan tanaman obat oleh masyarakat Indonesia

telah dilakukan secara turun temurun, dengan menggunakan kearifan lokal dalam

memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia. Namun demikian, selama ini masih

banyak ditemukan pula penggunaan jamu yang tidak tepat, sehingga dapat

membahayakan kesehatan. Masyarakat masih memerlukan informasi yang benar

tentang penggunaan jamu yang aman, berkhasiat dan berkualitas.

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh intervensi terhadap

pengetahuan, sikap, norma subjektif, dan niat kader kesehatan dan ibu rumah tangga

dalam pemanfaatan jamu dan tanaman obat untuk upaya kesehatan keluarga, serta

mengetahui pengaruh usia, tingkat pendidikan dan penghasilan terhadap pengetahuan,

sikap dan praktek ibu rumah tangga dalam pemanfaatan jamu dan tanaman obat upaya

kesehatan keluarga.

Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan mix method. Jenis penelitian

kuantitatif adalah quasi experimental (eksperimental semu) dengan rancangan pre-test

dan post-test with control group design. Penelitian kualitatif dilakukan dengan

kelompok diskusi terarah. Subjek penelitian adalah kader dan ibu rumah tangga (IRT)

pada 12 desa di Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penghasilan berhubungan secara signifikan

dengan pengetahuan IRT. Hasil analisis komparatif menunjukkan bahwa terdapat

perbedaan signifikan pada pengetahuan dan niat IRT antara sebelum, satu bulan dan tiga

bulan setelah penyuluhan, baik pada kelompok intervensi maupun pembanding.

Sedangkan untuk variabel lainnya hanya niat pada kelompok intervensi saja yang

menunjukkan adanya perbedaan signifikan pada 3 kelompok waktu

tersebut.Pengetahuan IRT diketahui memiliki perbedaan secara signifikan antara

kelompok intervensi dan kelompok pembanding.

Page 11: LAPORAN PENELITIAN STUDI PEMBERDAYAAN MASYARAKATrepository.litbang.kemkes.go.id/3059/2/Studi Pemberdayaan... · Susunan personalia pada penelitian ”Studi Pemberdayaan Masyarakat

xi

DAFTAR ISI

SK PENELITIAN ................................................................................................................................ii

SUSUNAN PENELITIAN .................................................................................................................. iii

PERSETUJUAN ETIK ......................................................................................................................... v

PERSETUJUAN ATASAN ................................................................................................................. vi

KATA PENGANTAR ........................................................................................................................ vii

RINGKASAN EKSEKUTIF ............................................................................................................... viii

ABSTRAK ......................................................................................................................................... x

DAFTAR ISI ..................................................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ............................................................................................................................. xiii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................................ xiv

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................................................... xv

I . PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1

A. Latar Belakang .................................................................................................................. 1

B. Perumusan Masalah ......................................................................................................... 3

C. Tujuan Penelitian .............................................................................................................. 4

II. METODE PENELITIAN ............................................................................................................ 6

A. Kerangka Konsep, Hipotesis Dan Definisi Operasional .................................................... 6

B. Desain Penelitian .............................................................................................................. 6

C. Tempat Dan Waktu Penelitian ......................................................................................... 7

D. Populasi Dan Sampel ........................................................................................................ 7

E. Instrumen Pengumpul Data ............................................................................................. 8

F. Bahan dan Prosedur Pengumpulan Data ....................................................................... 13

G. Pengolahan Dan Analisis Data ........................................................................................ 16

III. HASIL ...................................................................................................................................... 19

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ............................................................................... 19

B. Karakteristik subjek penelitian ....................................................................................... 19

C. Pengaruh intervensi pemanfaatan jamu dan budidaya tanaman obat pada kader dan

IRT 22

D. Perbandingan variabel antar kelompok............................................................................. 25

F. Tingkat pengetahuan, sikap, norma subjektif dan niat IRT secara deskriptif ..................... 26

E. Pengaruh pengetahuan, sikap dan norma subjektif terhadap niat dalam pemanfaatan

jamu dan budidaya tanaman obat .......................................................................................... 28

Page 12: LAPORAN PENELITIAN STUDI PEMBERDAYAAN MASYARAKATrepository.litbang.kemkes.go.id/3059/2/Studi Pemberdayaan... · Susunan personalia pada penelitian ”Studi Pemberdayaan Masyarakat

xii

IV. PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 29

A.Karakteristik Responden ...................................................................................................... 29

B.Pengaruh intervensi pemanfaatan jamu dan budidaya tanaman obat pada perilaku kader

dan IRT .................................................................................................................................... 30

C.Tingkat pengetahuan, sikap, norma subjektif dan niat IRT ................................................. 32

V. KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................................................................... 35

A. Kesimpulan.......................................................................................................................... 35

B. Saran ................................................................................................................................... 35

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................ 36

LAMPIRAN ................................................................................................................................... 39

Page 13: LAPORAN PENELITIAN STUDI PEMBERDAYAAN MASYARAKATrepository.litbang.kemkes.go.id/3059/2/Studi Pemberdayaan... · Susunan personalia pada penelitian ”Studi Pemberdayaan Masyarakat

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Uji validitas variabel pengetahuan ...................................................................... 9

Tabel 2. Uji validitas variabel sikap ............................................................................... 11

Tabel 3. Uji validitas variabel norma subjektif ............................................................... 12

Tabel 4. Uji validitas variabel niat .................................................................................. 12

Tabel 5. Uji reliabilitas semua variabel .......................................................................... 13

Tabel 6. Distribusi data variabel kader sebelum dan setelah pelatihan .......................... 22

Tabel 7. Perbandingan variabel kader sebelum dan setelah pelatihan ............................ 23

Tabel 8. Distribusi data variabel IRT sebelum penyuluhan , serta satu bulan dan tiga

bulan setelah penyuluhan ................................................................................................ 23

Tabel 9. Perbandingan variabel IRT sebelum penyuluhan, sebulan dan tiga bulan setelah

penyuluhan ...................................................................................................................... 24

Tabel 10. Uji Post hoc perbandingan nilai variabel yang signifikan .............................. 24

Tabel 11. Distribusi data variabel IRT masing-masing kelompok ................................. 26

Tabel 12. Perbandingan nilai variabel antara kelompok intervensi dan kelompok

pembanding ..................................................................................................................... 26

Tabel 13. Korelasi antara pengetahuan, sikap, dan norma subjektif IRT terhadap niat

dalam pemanfaatan jamu dan budidaya tanaman obat ................................................... 28

Tabel 14. Deskripsi tingkat pengetahuan, sikap, norma subjektif dan niat IRT dalam

pemanfaatan jamu dan budidaya tanaan obat ................................................................. 27

Tabel 15. Korelasi antara karakteristik IRT dengan pengetahuan, sikap, norma subjektif

dan niat IRT dalam pemanfaatan jamu dan budidaya tanaman obat .... Error! Bookmark

not defined.

Page 14: LAPORAN PENELITIAN STUDI PEMBERDAYAAN MASYARAKATrepository.litbang.kemkes.go.id/3059/2/Studi Pemberdayaan... · Susunan personalia pada penelitian ”Studi Pemberdayaan Masyarakat

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka konsep penelitian ............................................................................ 6

Gambar 2. Pendahuluan dan rancangan Intervensi ......................................................... 14

Gambar 3. Pelaksanaan Intervensi berupa pelatihan dan penyuluhan ............................ 15

Gambar 4. Intervensi Tahap 2 (Penyuluhan pada IRT oleh Kader) ............................... 16

Gambar 5. Jumlah IRT berdasarkan umur ...................................................................... 20

Gambar 6. Jumlah IRT berdasarkan tingkat pendidikan ................................................ 20

Gambar 7. Jumlah IRT berdasarkan pekerjaan ............................................................... 21

Gambar 8. Jumlah IRT berdasarkan jumlah penghasilan/bulan ..................................... 21

Page 15: LAPORAN PENELITIAN STUDI PEMBERDAYAAN MASYARAKATrepository.litbang.kemkes.go.id/3059/2/Studi Pemberdayaan... · Susunan personalia pada penelitian ”Studi Pemberdayaan Masyarakat

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Page 16: LAPORAN PENELITIAN STUDI PEMBERDAYAAN MASYARAKATrepository.litbang.kemkes.go.id/3059/2/Studi Pemberdayaan... · Susunan personalia pada penelitian ”Studi Pemberdayaan Masyarakat

I . PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perubahan paradigma pelayanan kesehatan menjadi paradigma sehat banyak

dipengaruhi oleh transisi epidemiologi dari penyakit infeksi menjadi penyakit

kronis sebagai penyebab utama kematian. Paradigma sehat merupakan cara

pandang atau pola pikir pembangunan kesehatan yang bersifat holistik, proaktif

dan antisipatif, dengan melihat masalah kesehatan sebagai masalah yang

dipengaruhi oleh banyak faktor, serta mengarah pada tindakan untuk

mempertahankan kondisi sehat dan produktif. Upaya ini lebih mengutamakan

promotif dan preventif daripada kuratif yang hanya menekankan pada upaya

penanganan orang sakit (Glanz et al. 2008; Endra 2010). Namun demikian upaya

kesehatan kuratif tetap menjadi perhatian penting.

Selain untuk pengobatan, tanaman obat sebagai bahan obat tradisional juga

digunakan untuk upaya promotif dan preventif. Hal ini sesuai dengan definisi obat

tradisional, yaitu jumlah total dari pengetahuan, keterampilan dan praktik berdasar

teori, kepercayaan dan pengalaman asli untuk budaya yang berbeda, dapat

dijelaskan atau tidak, digunakan untuk memelihara kesehatan, juga tindakan

pencegahan, diagnosis, peningkatan atau perawatan penyakit fisik dan mental

(WHO 2000; WHO 2013). Bukti empiris telah menunjukkan bahwa jamu dapat

menjaga dan meningkatkan kesehatan, terutama dalam upaya promotif dan

preventif. Jamu juga memiliki dimensi manfaat yang luas, di antaranya adalah

kesehatan, perekonomian dan sosial budaya (Kemenko Bidang Perekonomian RI,

2011).

Pemanfaatan tanaman obat oleh masyarakat Indonesia telah dilakukan secara

turun temurun, dengan menggunakan kearifan lokal dalam memanfaatkan sumber

daya alam yang tersedia. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010

menunjukkan bahwa 49,53% penduduk Indonesia menggunakan jamu, baik untuk

menjaga kesehatan maupun untuk pengobatan karena sakit. Dari penduduk yang

mengonsumsi jamu, sebanyak 95,6% menyatakan merasakan manfaat minum

jamu. Hasil Riskesdas tahun 2010 juga menunjukkan bahwa dari masyarakat yang

Page 17: LAPORAN PENELITIAN STUDI PEMBERDAYAAN MASYARAKATrepository.litbang.kemkes.go.id/3059/2/Studi Pemberdayaan... · Susunan personalia pada penelitian ”Studi Pemberdayaan Masyarakat

2

mengonsumsi jamu, 55,3% mengomsumsi jamu dalam bentuk cairan

(infusum/decoct), sementara sisanya (44,7%) mengonsumsi jamu dalam bentuk

serbuk, rajangan, dan pil/kapsul/tablet (Balitbangkes, 2010). Namun, pada

Riskesdas 2013 (Balitbangkes 2013), parameter ini mengalami penurunan.

Disebutkan bahwa pemanfaatan pelayanan kesehatan tradisional oleh masyarakat

Indonesia, sebesar 30,4%, dan 49% di antaranya menggunakan ramuan (jamu).

Pemerintah telah melakukan banyak upaya kesehatan dengan melibatkan

partisipasi aktif masyarakat. Upaya kesehatan tradisional dengan menggunakan

obat tradisional ini merupakan bentuk partisipasi masyarakat yang memiliki

potensi untuk mendukung pembangunan kesehatan (Ministry of Health 2010).

Penelitian di Tamil Nadu, India menyatakan bahwa terdapat hubungan yang kuat

antara inisiatif komersial yang berpusat pada ethnomedicine, peningkatan

kehidupan masyarakat lokal, pemberdayaan gender, dan konservasi, dengan

peningkatan pengetahuan tradisional melalui peningkatan kapasitas masyarakat.

Artikel ini menunjukkan yang pentingnya mempromosikan dan mempertahankan

inisiatif komunitas dengan kebijakan yang tepat dan menegaskan perlunya

memperkuat link antara budaya, konservasi, dan sosial ekonomi pengembangan

masyarakat lokal. (Costanza Torri, 2010).

Peran ibu rumah tangga sangat penting terhadap kesehatan keluarga, mulai dari

penyediaan makanan sehat hingga perawatan bila ada anggota keluarga yang

sakit. Terkait dengan penggunaan tanaman obat, pada analisis peran

gendermenemukan bahwa preparasi, penyimpanan dan penggunaan tanaman obat

lebih banyak dilakukan oleh wanita. Demikian pula halnya dengan transfer

pengetahuan pada generasi berikutnya merupakan tanggung jawab wanita

(Singhal, 2005). Wanita juga memiliki kecenderungan lebih besar untuk mencari

informasi kesehatan dibandingkan pria. Seperti disebutkan dalam penelitian

Manierre (2015), bahwa wanita lebih mungkin untuk mencari informasi tentang

cancer dan informasi kesehatan secara umum. Dengan demikian pemberian

intervensi ini lebih tepat dilakukan pada Ibu-ibu rumah tangga yang merupakan

garda terdepan dalam pemeliharaan kesehatan keluarga.

Page 18: LAPORAN PENELITIAN STUDI PEMBERDAYAAN MASYARAKATrepository.litbang.kemkes.go.id/3059/2/Studi Pemberdayaan... · Susunan personalia pada penelitian ”Studi Pemberdayaan Masyarakat

3

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kedungjati, Kabupaten Grobogan, Provinsi

Jawa Tengah. Menurut data RISKESDAS 2013, kabupaten ini memiliki Indeks

Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM) nomer 3 terendah di Provinsi Jawa

Tengah dan merupakan salah satu dari 3 kabupaten di Jawa Tengah yang

merupakan Daerah Bermasalah Kesehatan (DBK). Kecamatan Kedungjati dipilih

berdasarkan lokasi kecamatan yang berada di daerah perbatasan antara Kabupaten

Grobogan dan Kabupaten Semarang, merupakan kecamatan dengan jarak paling

jauh dari ibu kota kabupaten dibandingkan kecamatan lainnya. Kondisi geografis

berupa perbukitan dengan desa-desa yang terpencar diantara hutan karet dan jati.

Puskesmas merupakan satu-satunya fasilitas pelayanan kesehatan formal di

kecamatan ini. Kondisi tersebut menyebabkan akses masyarakat terhadap

pelayanan kesehatan menjadi sangat terbatas.

Theory of Planned Behavior dapat membantu untuk menentukan desain

implementasi program kesehatan dengan mempertimbangkan 3 keyakinan, yaitu

keyakinan berperilaku, keyakinan normatif dan keyakinan kontrol. Masing-

masing dari ke 3 keyakinan tersebut membentuk sikap berperilaku, norma

subjektif dan persepsi tentang dukungan atau hambatan dalam berperilaku, yang

dapat memprediksi niat berperilaku dan perilaku aktual yang sebenarnya

(Montano & Kasprzyk 2008). Dengan melakukan intervensi pemanfaatan tanaman

obat pada keluarga ini, diharapkan akan ada peningkatan keyakinan masyarakat,

yang berpengaruh pada niat dan perilaku masyarakat untuk menggunakan

tanaman obat dalam upaya perawatan kesehatan keluarga.

B. Perumusan Masalah

1. Bagaimana pengaruh intervensi terhadap pengetahuan, sikap, norma

subjektif, dan niat kader kesehatan dalam pemanfaatan tanaman obat untuk

upaya kesehatan keluarga?

2. Bagaimana pengaruh intervensi terhadap pengetahuan, sikap, norma

subjektif, niat dan perilaku ibu rumah tangga dalam pemanfaatan tanaman

obat untuk upaya kesehatan keluarga?

Page 19: LAPORAN PENELITIAN STUDI PEMBERDAYAAN MASYARAKATrepository.litbang.kemkes.go.id/3059/2/Studi Pemberdayaan... · Susunan personalia pada penelitian ”Studi Pemberdayaan Masyarakat

4

3. Bagaimana pengaruh usia, tingkat pendidikan dan penghasilan terhadap

pengetahuan, sikap dan praktek ibu rumah tangga dalam upaya kesehatan

keluarga?

4. Bagaimana peran kader dalam meyebarluaskan informasi tentang tanaman

obat dan jamu.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Meningkatkan pemanfaatkan tanaman obat untuk upaya kesehatan

preventif dan promotif keluarga di Kecamatan Kedungjati, Kabupaten

Grobogan.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui pengaruh intervensi terhadap pengetahuan, sikap, norma

subjektif, dan niat kader kesehatan dalam pemanfaatan jamu dan

tanaman obat untuk upaya kesehatan keluarga.

b. Mengetahui pengaruh intervensi terhadap pengetahuan, sikap, norma

subjektif, niat dan perilaku ibu rumah tangga dalam pemanfaatan jamu

dan tanaman obat untuk upaya kesehatan keluarga melalui kader

kesehatan

c. Mengetahui pengaruh usia, tingkat pendidikan dan penghasilan

terhadap pengetahuan, sikap dan praktek ibu rumah tangga dalam

pemanfaatan jamu dan tanaman obat upaya kesehatan keluarga

D. Manfaat Penelitian

1. Masyarakat dapat menjaga dan meningkatkan kesehatan keluarga secara

mandiri dengan memanfaatkan tanaman obat dan jamu

2. Masyarakat dapat memanfaatkan pekarangan rumah yang kurang produktif

untuk budidaya tanaman obat.

3. Masyarakat dapat menyebarluaskan informasi tentang pemanfaatan jamu

dan budidaya tanaman obat.

4. Masyarakat dapat memanfaatkan tanaman obat yang ada disekitarnya

untuk upaya esehatan keluarga

Page 20: LAPORAN PENELITIAN STUDI PEMBERDAYAAN MASYARAKATrepository.litbang.kemkes.go.id/3059/2/Studi Pemberdayaan... · Susunan personalia pada penelitian ”Studi Pemberdayaan Masyarakat

5

5. Masyarakat dapat mengurangi biaya pengobatan maupun biaya perjalanan

ke pelayanan kesehatan formal

6. Pemerintah daerah setempat dapat menerapkan model pemberdayaan

masyarakat dengan pemanfaatan jamu

Page 21: LAPORAN PENELITIAN STUDI PEMBERDAYAAN MASYARAKATrepository.litbang.kemkes.go.id/3059/2/Studi Pemberdayaan... · Susunan personalia pada penelitian ”Studi Pemberdayaan Masyarakat

6

II. METODE PENELITIAN

A. Kerangka Konsep, Hipotesis Dan Definisi Operasional

1. Kerangka Konsep

Gambar 1. Kerangka konsep penelitian

B. Desain Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan mix method. Jenis penelitian

kuantitatif adalah quasi experimental (eksperimental semu) dengan rancangan

pre-test dan post-test with control group design (Cresswell, 2009).

Rancangan ini dipilih dengan pertimbangan bahwa tujuan penelitian adalah

untuk melihat pengaruh perbedaan perilaku sebelum dan sesudah intervensi

oleh kader diantara dua kelompok tersebut. Penambahan kontrol diharapkan

akan meningkatkan validitas internal penelitian dan memperlihatkan bahwa

pengaruh yang terjadi adalah benar-benar berasal dari intervensi kader.

Penelitian kualitatif dilakukan dengan diskusi kelompok terarah.

Pendidikan kesehatan dengan metode ceramah interaktif dan praktek melalui kader

Sikap terhadap pemanfaatan jamu

Norma subjektif terhadap pemanfaatan jamu

Pengetahuan tentang pemanfaatan jamu

Karakteristik individu: umur, pendidikan, penghasilan

Niat untuk menggunakan jamu

Perilaku menggunakan jamu

Page 22: LAPORAN PENELITIAN STUDI PEMBERDAYAAN MASYARAKATrepository.litbang.kemkes.go.id/3059/2/Studi Pemberdayaan... · Susunan personalia pada penelitian ”Studi Pemberdayaan Masyarakat

7

C. Tempat Dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada 12 desa di Kecamatan Kedungjati, Kabupaten

Grobogan. Waktu penelitian 10 bulan dari bulan Februari sampai dengan

November 2017. Desa-desa tersebut adalah Ngombak, Kedungjati, Klitikan,

Kalimaro, Jumo, Wates, Padas, Deras, Kentengsari, Karanglangu, Panimbo

dan Prigi

D. Populasi Dan Sampel

Populasi pada penelitian adalah kader kesehatan dan ibu rumah tangga di

kecamatan Kedungjati. Subjek Kader Kesehatan sebanyak 36 orang dan

subjek Ibu rumah tangga (IRT) sebanyak 120 orang, dibagi menjadi 2

kelompok, yaitu perlakuan dan pembanding. Pengambilan sampel kader

secara purposif yang memenuhi kriteria inklusi:

Kriteria inklusi untuk kader kesehatan sebagai berikut:

1. Aktif menjadi kader kesehatan di desa/kelurahan ybs selama 2 tahun

terakhir

2. Belum pernah mendapat pelatihan mengenai obat tradisional/jamu

sebelumnya

3. Berumur 25 – 50 tahun

4. Bersedia untuk memberikan penyuluhan/pelatihan pada

IRTdesa/kelurahan ybs

Kriteria inklusi untuk IRT sebagai berikut:

1. Berumur 19 – 50 tahun

2. Dapat membaca dan menulis

3. Bertempat tinggal satu desa dengan kader

4. Bersedia menjadi responden

Sebagian subjek yang memenuhi kriteria inklusi harus dikeluarkan dari dari

kelompok sampel karena masuk dalam kriteria eksklusi sebagai berikut:

Page 23: LAPORAN PENELITIAN STUDI PEMBERDAYAAN MASYARAKATrepository.litbang.kemkes.go.id/3059/2/Studi Pemberdayaan... · Susunan personalia pada penelitian ”Studi Pemberdayaan Masyarakat

8

1. Kader/IRT berada pada kondisi yang membuatnya tidak bisa menulis atau

membaca dengan baik (tidak memiliki kacamata atau menderita penyakit

yang mengganggu fungsi mata atau tangan)

2. Kader/IRT menolak untuk berpartisipasi

E. Instrumen Pengumpul Data

Instrumen pengumpulan data berupa 1) kuesioner, 2) form observasi, dan 3)

panduan Focus Group Discussion (FGD), sebagai berikut:

1. Kuesioner, alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam

kegiatan mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis,

untuk mengukur tingkat pengetahuan, sikap, norma subjektif dan niat

subjek penelitian meliputi:

a. Data karakteristik responden

b. Instrumen Pengetahuan

c. Instrumen Sikap

d. Instrumen Norma Subjektif

e. Instrumen Niat

2. Form observasi (terlampir)

3. Panduan FGD (terlampir)

Uji validitas instrumen (analisis terlampir)

Uji validitas adalah ketepatan atau kecermatan suatu instrumen

dalam mengukur apa yang ingin diukur. Uji validitas diperoleh dengan

caramengkorelasi setiap skor indikator dengan total skor indikator variabel.

Kemudian hasil korelasi dibandingkan dengan nilai kritis pada tarafsignifikan

0,05. Pengukuran dikatakan valid jika mengukur tujuannyadengan nyata dan

benar. Uji validitas pada penelitian ini menggunakan uji korelasi product

moment pearson. Berikut ini adalah kriteria pengujian validitas :

1. Jika r hitung ≥ r tabel (uji 2 sisi dengan sig. 0,05), instrumenatau item-item

pertanyaan berkorelasi signifikan terhadap skor total(dinyatakan valid).

Dalam uji coba penelitian ini N=30 subjek, r hitung=0,34

Page 24: LAPORAN PENELITIAN STUDI PEMBERDAYAAN MASYARAKATrepository.litbang.kemkes.go.id/3059/2/Studi Pemberdayaan... · Susunan personalia pada penelitian ”Studi Pemberdayaan Masyarakat

9

2. Jika r hitung < r tabel (uji 2 sisi dengan sig. 0,05) maka instrumenatau

item-item pertanyaan tidak berkorelasi signifikan terhadap skor

total(dinyatakan tidak valid).

Tabel 1. Uji validitas variabel pengetahuan

N

O

Pernyataan

R

hitung

Status Tindakan

1 Jamu adalah obat tradisional Indonesia

0,598 Valid Tetap

2 Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang

berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral

atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun

temurun telah digunakan untuk pengobatan.

0,501 Valid Tetap

3 Jamu saintifik adalah jamu yang keamanan dan

khasiatnya telah diteliti secara ilmiah

0,538 Valid Tetap

4 Selain untuk mengobati penyakit, jamu dapat digunakan

untuk mencegah penyakit

0,484 Valid Tetap

5 Jamu dapat digunakan untuk meningkatkan kesehatan

0,484 Valid Tetap

6 Jamu tidak dapat digunakan untuk kesehatan bayi dan

anak-anak

0,294 Tidak valid Modifikasi

7 Jamu sering digunakan untuk ibu bersalin dan paska

melahirkan

0,371 Valid Tetap

8 Semua jamu aman digunakan karena terbuat dari bahan

alami

0,485 Valid Tetap

9 Jamu dapat menimbulkan efek samping bila

penggunaannya tidak tepat

0,271 Tidak valid Modifikasi

10 Jamu dapat menyebabkan ketergantungan 0,321 Tidak valid Excluded

11 Jamu hanya terbuat dari tumbuh-tumbuhan saja

0,526 Valid Tetap

12 Bahan jamu mudah diperoleh di sekitar kita

0,367 Valid Tetap

13 Bahan jamu tidak boleh dibeli di pasar 0,522 Valid Tetap

14 Pekarangan atau halaman rumah dapat digunakan untuk

menanam tanaman obat

0,364 Valid Tetap

15 Untuk menanam tanaman obat diperlukan lahan yang

luas

0,440 Valid Tetap

16 Tanaman obat di alam tidak akan habis meskipun

diambil terus menerus

0,506 Valid Tetap

17 Tanaman obat dapat ditanam di pot atau polybag 0,367 Valid Tetap

18 Salah satu cara mengolah bahan jamu adalah dengan

merebus

0,367 Valid Tetap

19 Cara menggunakan jamu hanya dengan diminum saja 0,369 Valid Tetap

20 Merebus jamu dengan panci alumunium diperbolehkan

karena tidak berbahaya

0,363 Valid Tetap

Page 25: LAPORAN PENELITIAN STUDI PEMBERDAYAAN MASYARAKATrepository.litbang.kemkes.go.id/3059/2/Studi Pemberdayaan... · Susunan personalia pada penelitian ”Studi Pemberdayaan Masyarakat

10

21 Bahan jamu dapat langsung digunakan tanpa dicuci

terlebih dahulu

0,437 Valid Tetap

22 Bahan jamu dapat dikeringkan bila tidak langsung

digunakan

0,484 Valid Tetap

23 Jati belanda digunakan sebagai jamu penurun kolesterol

0,301 Tidak valid Tetap

24 Salah satu penyusun ramuan jamu asam urat adalah kayu

secang

0,217 Tidak valid Tetap

25 Seledri tidak dapat digunakan untuk menurunkan

tekanan darah tinggi

0,378 Valid Modifikasi

26 Daun katuk tidak dapat digunakan untuk memperlancar

ASI

0,271 Tidak valid Modifikasi

27 Untuk ramuan penambah nafsu makan anak dapat

menggunakan temulawak atau daun pepaya segar

0,433 Valid Tetap

28 Pucuk daun jambu biji dapat digunakan untuk mengobati

diare

0,484 Valid Tetap

29 Daun dadap serep dapat diminum untuk menurunkan

demam pada anak

0,234 Tidak valid Tetap

30 Daun sirih dapat digunakan untuk menghentikan

pendarahan

0,293 Tidak valid Tetap

Hasil uji validitas pada tabel 1 diatas diperoleh hasil 8 item dinyatakan

tidak valid, sehingga perlu dilakukan tindakan pada beberapa item, yaitu

modifikasi dengan perbaikan kalimat (3 item), excluded(1 item)yaitu pertanyaan

dikeluarkan atau tidak dipakai lagi, dan tetap (4 item), yaitu tidak dilakukan

perbaikan kalimat maupun dikeluarkan. Pada instrumen ini terdapat 1 item

pertanyaan yang valid tapi kalimatnya di modifikasi, dan terdapat 3 tambahan

pertanyaan baru. Setelah itu akan dilakukan uji validitas ulang untuk semua item

(32 item) pada semua subjek penelitian (N=120). Adapun 3 tambahan item

pertanyaan adalah item nomer 10, 18 dan 32 sebagaimana tercantum dalam

kuesioner terlampir (Lampiran.....)

Pada uji validitas kedua untuk variabel pengetahuan diperoleh 4 item

pertanyaan yang tidak valid dan dikeluarkan dari analisis data, yaitu item nomer

12, 16, 29 dan 31 pada kuesioner terlampir (Lampiran......). Pada uji kedua ini

item dinyatakan tidak valid bila r hitung>r tabel, dengan r tabel=0,179 untuk

N=120 orang subjek penelitian.

Page 26: LAPORAN PENELITIAN STUDI PEMBERDAYAAN MASYARAKATrepository.litbang.kemkes.go.id/3059/2/Studi Pemberdayaan... · Susunan personalia pada penelitian ”Studi Pemberdayaan Masyarakat

11

Tabel 2. Uji validitas variabel sikap

No Pernyataan

r

hitung

Status

1 Meskipun tidak sakit, saya akan menggunakan jamu untuk

meningkatkan kesehatan 0,390 valid

2 Saya akan minum jamu supaya tidak sakit 0,562 valid

3 Saya malas menggunakan jamu karena pembuatannya merepotkan 0,098 Tidak valid

4 Jika ada keluarga yang sakit saya akan mengobati dengan jamu 0,416 valid

5 Saya enggan menggunakan jamu karena rasanya pahit 0,421 valid

6 Penyuluhan tentang penggunaan jamu sebaiknya diberikan pada

petugas kesehatan saja -0,054 Tidak valid

7 Masyarakat sebaiknya diberi penyuluhan pemanfaatan kesehatan, tidak

hanya kader kesehatan saja 0,436 valid

8 Jika ada penyuluhan tentang manfaat jamu saya akan hadir 0,660 valid

9 Setiap orang sebaiknya memanfaatkan pekarangan untuk menanam

tanaman obat 0,473

valid

10 Saya tidak perlu menanam tanaman obat karena dapat tumbuh sendiri 0,411 valid

11 Saya akan berupaya menanam tanaman obat sendiri 0,462 valid

12 Saya tidak akan menanam tanaman obat karena memerlukan tanah yang

luas 0,447

valid

13 Saya menggunakan jamu karena obat kimia mahal 0,456 valid

14 Saya tidak menganjurkan orang lain minum jamu, karena tidak semua

jamu baik untuk kesehatan

-0,088 Tidak valid

15 Penggunaan jamu secara mandiri dapat mengurangi biaya kesehatan

keluarga 0,420 valid

16 Saya akan memberitahu keluarga tentang manfaat jamu 0,773 valid

17 Saya akan membantu kader dalam menyebarluaskan informasi manfaat

jamu 0,749 valid

18 Saya menggunakan jamu karena efek sampingnya kecil 0,536

valid

19 Saya menggunakan jamu karena ingin melestarikan warisan leluhur 0,514

valid

20 Budaya minum jamu tidak boleh hilang karena merupakan warisan

nenek moyang yang harus dilestarikan 0,662 valid

21 Saya belum pernah minum jamu karena tidak tahu khasiat dari tanaman

obat

0,125 Tidak valid

Untuk uji validitas variabel sikap diperoleh 4 item tidak valid, yaitu item nomor 3,

6, 14 dan 21 dan keempatnya dikeluarkan dari kuesioner pengumpulan data

(terlampir).

Page 27: LAPORAN PENELITIAN STUDI PEMBERDAYAAN MASYARAKATrepository.litbang.kemkes.go.id/3059/2/Studi Pemberdayaan... · Susunan personalia pada penelitian ”Studi Pemberdayaan Masyarakat

12

Tabel 3. Uji validitas variabel norma subjektif

No Pernyataan

r

hitung

Status

1 Saya akan menggunakan jamu karena keluarga saya mendukung 0,389 valid

2 Saya mau menggunakan jamu karena saran dari teman 0,725 valid

3 Saya ingin menggunakan jamu karena nasihat tetangga 0,533 valid

4 Saya akan menggunakan jamu karena penyuluhan dari kader kesehatan 0,656 valid

5 Saya akan menggunakan jamu karena nasihat dari petugas kesehatan

(dokter, bidan, mantri, dll selain kader kesehatan)

0,672 valid

6 Pengaruh berita di media cetak (koran, majalah, tabloid, dll), membuat

saya menggunakan jamu

0,553 valid

7 Berita di media elektronik (televisi, radio, internet,dll) berpengaruh

pada saya untuk menggunakan jamu

0,507 valid

Tabel 4. Uji validitas variabel niat

No Pernyataan

r

hitung

Status

1 Saya akan menanam tanaman obat dalam 3 bulan ke depan 0,525 valid

2 Dalam 3 bulan ke depan, saya akan menggunakan jamu untuk

meningkatkan kesehatan

0,754 valid

3 Dalam 3 bulan ke depan saya akan menggunakan jamu bila ada keluhan

kesehatan

0,404 valid

4 Dalam 3 bulan ke depan, saya akan menggunakan jamu supaya tidak

sakit

0,605 valid

5 Dalam 3 bulan ke depan saya akan menyarankan keluarga saya agar

menggunakan jamu

0,769 valid

6 Dalam 3 bulan ke depan saya menyarankan orang lain (selain keluarga)

agar menggunakan jamu

0,622 valid

Tabel 3 dan 4 menunjukkan bahwa semua item dalam variabel norma

subjektif dan niat adalah valid. Dengan demikian variabel sikap, norma subjektif

dan niat tidak dilakukan uji validitas ulang pada N=120 orang

2.Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah untuk mengetahui konsisten alat ukur, apakah alat

pengukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika pengukuran

tersebut diulang. Untuk uji realibilitas digunakan ujiCronbach Alpha, dimana

suatu instrument dapat dikatakan handal (reliable) bila memiliki koefisien

keandalan atau alpha sebesar 0,6 atau lebih.

Page 28: LAPORAN PENELITIAN STUDI PEMBERDAYAAN MASYARAKATrepository.litbang.kemkes.go.id/3059/2/Studi Pemberdayaan... · Susunan personalia pada penelitian ”Studi Pemberdayaan Masyarakat

13

Tabel 5. Uji reliabilitas semua variabel

No Variabel Koefisien

Cronbach α (N=30)

Koefisien

Cronbach α (N=120)

1 Pengetahuan 0,791 0,667

2 Sikap 0,838 -

3 Norma Subjektif 0,827 -

4 Niat 0,833 -

Dari uji reliabilitas dengan diperoleh hasil yang valid untuk semua variabel

F. Bahan dan Prosedur Pengumpulan Data

1. Bahan

Bahan pengumpulan data berupa materi tertulis dan materi praktek sebagai

berikut:

a. Materi tertulis

Buku saku Saintifikasi Jamu (B2P2TOOT), diberikan pada semua

subjek penelitian

Buku saku Taman Obat Keluarga (TOGA) disusun berdasar Buku

Pedoman Pengelolaan dan Pemanfaatan TOGA (Dirjen

Yankestradkom), diberikan pada semua subjek

Materi pengelolaan TOGA di pekarangan rumah (Salinan PPT

template), diberikan pada semua subjek

Materi komunikasi intrapersonal (Salinan PPT Template), yang

diberikan pada kader di desa perlakuan saja

b. Materi praktek

Bibit tanaman obat, terdiri dari 8 jenis tanaman obat untuk tiap

subjek penelitan, yaitu jati belanda, sembung, lidah buaya,

pegagan, sirih, daun ungu, kumis kucing

Alat perebus jamu (kendil) dari tanah liat

Page 29: LAPORAN PENELITIAN STUDI PEMBERDAYAAN MASYARAKATrepository.litbang.kemkes.go.id/3059/2/Studi Pemberdayaan... · Susunan personalia pada penelitian ”Studi Pemberdayaan Masyarakat

14

2. Prosedur

Gambar 2. Pendahuluan dan rancangan Intervensi

Need Asessent dan mengurus

perijinan

Penyusunan kuesioner dan penyiapan media intervensi

Uji coba kuesioner

Uji validitas dan reliabilitas kuesioner

Perbaikan kuesioner

Sosialisasi

Intervensi tahap 1 (pelatihan kader)

Intervensi tahap 2 (penyuluhan IRT oleh kader)

Page 30: LAPORAN PENELITIAN STUDI PEMBERDAYAAN MASYARAKATrepository.litbang.kemkes.go.id/3059/2/Studi Pemberdayaan... · Susunan personalia pada penelitian ”Studi Pemberdayaan Masyarakat

15

a. Pelaksanaan Intervensi berupa pelatihan dan penyuluhan

Gambar 3. Pelaksanaan Intervensi berupa pelatihan dan penyuluhan

Kec.Kedungjati: 12 desax@3kader=36 kader

3 kader x 12

@

Kelompok 1 (desa

intervensi/perlakuan):

6 desa (18 kader)

3 kader x 12

@

Kelompok 2 (desa

pembanding): 6 desa

(18 kader)

@

Pemanfaatan jamu

Budidaya tanaman obat

Komunikasi Interpersonal

Pemanfaatan jamu

Budidaya tanaman obat

Pemberian bahan intervensi

(Buku,bibit tanaman obat dan

kendil jamu)

Penyuluhan dan monitoring

pada IRT oleh kader

INTERVENSI TAHAP 1

(PELATIHAN KADER)

INTERVENSI TAHAP 2

Pemberian bahan intervensi

(Buku,bibit tanaman obat dan

kendil jamu)

Focused Group Discussion (FGD)

1 kelompok kader (12 orang)

1 kelompok IRT (12 orang)

Page 31: LAPORAN PENELITIAN STUDI PEMBERDAYAAN MASYARAKATrepository.litbang.kemkes.go.id/3059/2/Studi Pemberdayaan... · Susunan personalia pada penelitian ”Studi Pemberdayaan Masyarakat

16

b. Intervensi Tahap 2 (Penyuluhan pada IRT oleh Kader)

Gambar 4. Intervensi Tahap 2 (Penyuluhan pada IRT oleh Kader)

G. Pengolahan Dan Analisis Data

1. Data kuantitatif

Sebelum dilakukan analisis data, terlebih dahulu dilakukan

pengolahan data sebagai berikut:

a. Editing, memeriksa kelengkapan kuesioner, memastikan tidak ada

jawaban yang kosong, dan melakukan konfirmasi pada responden bila

ada jawaban yang meragukan. Hal ini dilakukan untuk memperbaiki

kualitas data

b. Koding, data yang berupa jawaban responden perlu diberi kode untuk

memudahkan analisis data. Koding meliputi pemberian kode untuk

jawaban dari pertanyaan tertutup tentang pendapat responden, jawaban

Penyuluhan 1

(Kader didampingi tim peneliti)

Penyuluhan 2 (Kader ) dilakukan

selambatnya 1 minggu setelah penyuluhan 1

Monitoring (dilakukan oleh kader minimal

1x sebelum evaluasi 1)

Monitoring (dilakukan oleh kader minimal

1x sebelum evaluasi 2)

Evaluasi 1 (Postes 1) dilakukan oleh tim

peneliti, 1 bulan setelah Penyuluhan 1

Evaluasi 2 (Postes 2) dilakukan oleh tim

peneliti 3 bulan setelah penyuluhan 1

FGD

Page 32: LAPORAN PENELITIAN STUDI PEMBERDAYAAN MASYARAKATrepository.litbang.kemkes.go.id/3059/2/Studi Pemberdayaan... · Susunan personalia pada penelitian ”Studi Pemberdayaan Masyarakat

17

bertingkat dan pada pertanyaan terbuka mengenai penyakit yang

diderita atau keluhan pasien.

c. Tabulasi, dilakukan input data dalam bentuk tabel untuk memudahkan

dalam analisis data.

Dalam analisis data dilakukan uji statistik yang disesuaikan dengan

jenis data, distribusi data dan tujuan penelitian (Jaykaran, 2010), sebagai

berikut:

a. Analisis univariabel

Analisis univariabel dilakukan secara deskriptif kategorik untuk

menggambarkan karakteristik responden dan deskriptif numerik untuk

menggambarkan rerata (simpang baku) masing-masing indikator yang

menyusun variabel.

b. Analisis bivariabel

Analisis bivariabel dilakukan untuk analisis hubungan antara dua

variabel. Dalam penelitian ini digunakan analisis korelasi Pearson,untuk

mengetahui hubungan antara masing-masing sikap dan norma subjektif

konsumen terhadap niat dan praktek subjek dalam pemanfaatan jamu

dan budidaya tanaman obat

c. Analisis multivariabel

Analisis multivariabel dilakukan dengan analisis, untuk mengetahui

pengaruh antara sikap dan norma subjektif secara bersama – sama

terhadap niat berperilaku konsumen Klinik SJ Hortus Medicus dalam

menggunakan jamu.

d. Analisis komparatif

Analisis pada penelitian ini menggunakan analisis berpasangan lebih dari

dua kelompok, untuk membandingkan variabel antara pretes dan 2

postes.Bila sebaran data normal, analisis yang digunakan adalah uji

repeated anova, dilanjutkan dengan uji t berpasangan terkoreksi (post

hoc). Bila sebaran data tidak normal digunakan uji Friedman,

dilanjutkan dengan uji Wilcoxon (Post hoc).

Page 33: LAPORAN PENELITIAN STUDI PEMBERDAYAAN MASYARAKATrepository.litbang.kemkes.go.id/3059/2/Studi Pemberdayaan... · Susunan personalia pada penelitian ”Studi Pemberdayaan Masyarakat

18

2. Data kualitatif

Dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut (Cresswell, 2009):

a. Mengatur dan menyiapkan data untuk analisis, termasuk diantaranya

mentranskrip hasil wawancara mendalam dan memilah materi.

b. Membaca keseluruhan data untuk mendapatkan pemahaman umum dan

untuk merefleksikan keseluruhan dari informasiyang diperoleh

c. Melakukan koding data, yaitu proses mengatur materi menjadi

potongan atau segmen teks sebelum membawa arti dari informasi.

d. Menggunakan proses koding untuk menghasilkan deskripsi dari

kategori atau topik analisis.

e. Mengembangkan deskripsi dan topik yang akan ditampilkan dalam

narasi hasil.

f. Menginterpretasikan atau mengartikan data, memghubungkan dengan

hasil analisis kuantitatif.

Page 34: LAPORAN PENELITIAN STUDI PEMBERDAYAAN MASYARAKATrepository.litbang.kemkes.go.id/3059/2/Studi Pemberdayaan... · Susunan personalia pada penelitian ”Studi Pemberdayaan Masyarakat

19

III. HASIL

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Kecamatan Kedungjati merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten

Grobogan yang terletak paling jauh dari kota kabupaten (Purwodadi)

dibandingkan dengan kecamatan lainnya (43 km). Kecamatan ini berbatasan

dengan Kabupaten Semarang. Akses dari Kedungjati ke Kota Salatiga lebih

dekat daripada menuju Kota Purwodadi (Ibu kota Kabupaten Grobogan).

Gambar 5. Peta Kedungjati, Kabupaten Grobogan

B. Karakteristik subjek penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah kader kesehatan dan ibu rumah

tangga (IRT), masing-masing berjumlah 36 dan 120 orang. Jumlah Subjek

IRT dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok intervensi dan kelompok

pembanding. Kategori umur dibagi menjadi 3 bagian seperti tampak pada

tabel di bawah ini:

Page 35: LAPORAN PENELITIAN STUDI PEMBERDAYAAN MASYARAKATrepository.litbang.kemkes.go.id/3059/2/Studi Pemberdayaan... · Susunan personalia pada penelitian ”Studi Pemberdayaan Masyarakat

20

Gambar 6. Jumlah IRT berdasarkan umur

Baik pada kelompok intervensi maupun kelompok pembanding,

sebagian besar responden berusia 36-45 tahun (42%), disusul oleh kelompok

umur 23-19 tahun, dan sisanya masuk dalam kelompok umur 46-55 tahun.

Tingkat pendidikan IRT dibedakan dalam 4 kategori, yaitu SD, SMP,

SMA/SMAK dan pendidikan tinggi (D3,S1,dsb), sebagai berikut:

Gambar 7. Jumlah IRT berdasarkan tingkat pendidikan

Sebagian besar IRT pada kelompok intervensi memiliki tingkat

pendidikan SD (40%), sedangkan sebagian besar IRT pada kelompok

pembanding memiliki pendidikan SMP (42%). Hanya sebagian kecil IRT

2325

12

19

25

16

25-35thn 36-45thn 46-55thn

kel.intervensi

kel.pembanding

24

21

13

2

20

25

11

4

SD SMP SMA/SMK Pend.tinggi

Kel.Intervensi

Kel.Pembanding

Page 36: LAPORAN PENELITIAN STUDI PEMBERDAYAAN MASYARAKATrepository.litbang.kemkes.go.id/3059/2/Studi Pemberdayaan... · Susunan personalia pada penelitian ”Studi Pemberdayaan Masyarakat

21

yang berpendidikan SMA/SMK dan pendidikan tinggi pada kedua kelompok

tersebut.

Jumlah subjek IRT berdasar pekerjaan, dibedakan dalam beberapa

kategori seperti tampak pada tabel dibawah ini.

Gambar 8. Jumlah IRT berdasarkan pekerjaan

Hampir seluruh IRT mengaku bahwa pekerjaan utama mereka adalah

sebagai ibu rumah tangga. Pada desa intervensi sebesar 97 persen subjek IRT

merupakan ibu rumah tangga, sedangkan pada desa pembanding sebesar 87

persen.

Jumlah IRT berdasarkan jumlah penghasilan keluarga per bulan

dibedakan dalam 3 kategori sebagai berikut:

Gambar 9. Jumlah IRT berdasarkan jumlah penghasilan/bulan

0 2

58

26

52

Peg.swasta/honor Petani/peternak IRT

kel.intervensi

kel.pembanding

42

17

1

35

21

4

< 1 juta 1j-4 juta >4 juta

Series 1

Series 2

Page 37: LAPORAN PENELITIAN STUDI PEMBERDAYAAN MASYARAKATrepository.litbang.kemkes.go.id/3059/2/Studi Pemberdayaan... · Susunan personalia pada penelitian ”Studi Pemberdayaan Masyarakat

22

Sebagian besar subjek IRT pada dua kelompok memiliki penghasilan

kurang dari satu juta per bulan, kemudian disusul oleh kelompok IRT dengan

penghasilan 1-4 juta per bulan, dan hanya sedikit IRT yang berpenghasilan

lebih dari 4 juta per bulan.

Tabel 6. Korelasi antara karakteristik IRT dengan variabel perilaku IRT

dalam pemanfaatan jamu dan budidaya tanaman obat pada saat 3 bulan

setelah penyuluhan (N=120).

No Variabel umur pendidikan pekerjaan penghasilan

1 Pengetahuan r=0,08 r=0,01 r=0,18 r=-0,04 p=0,40 p=0,96 p=0,04* p=0,67

2 Sikap r=0,17 r=-0,03 r=0,14 r=-0,13 p=0,06 p=0,76 p=0,76 p=0,15

3 Norma subj. r=0,10 r=-0,03 r=0,08 r=-0,10 p=0,28 p=0,78 p=0,35 p=0,27

4 Niat r=-0,02 r=0,01 r=0,01 r=0,07 p=0,85 p=0,97 p=0,91 p=0,46

Dari 4 kategori katakteristik subjek penelitian, hanya penghasilan yang

berhubungan secara signifikan dengan pengetahuan IRT. Karakter lain tidak

berhubungan secara signifikan dengan pengetahuan, dan juga dengan variabel

lainnya.

C. Pengaruh intervensi pemanfaatan jamu dan budidaya

tanaman obat pada kader dan IRT

Sebelum memberikan penyuluhan pada IRT, kader terlebih dahulu

diberikan pelatihan selama 2 hari tentang pemanfaatan jamu dan budidaya

tanaman obat. Sebelum dilakukan uji perbandingan pengetahuan, sikap,

norma subjektif dan niat antara sebelum dan sesudah pelatihan, perlu

diketahui normalitas sebaran data untuk menentukan uji beda yang sesuai.

Untuk mengetahui sebaran data, dilakukan tranformasi terhadap semua data

nilai variabel kader, dengan hasil sebagai berikut

Tabel 7. Distribusi data variabel kader sebelum dan setelah pelatihan

N

o

Variabel Sebelum

pelatihan

Setelah

pelatihan

P(chi2) Normalitas P(chi2) Normalitas

1 Pengetahuan 0,67 normal 0,26 normal

2 Sikap 0,10 normal 0,39 normal

3 Norma Subjektif 0,33 normal 0,10 normal

4 Niat 0,14 normal 0,08 normal

Page 38: LAPORAN PENELITIAN STUDI PEMBERDAYAAN MASYARAKATrepository.litbang.kemkes.go.id/3059/2/Studi Pemberdayaan... · Susunan personalia pada penelitian ”Studi Pemberdayaan Masyarakat

23

Seluruh variabel memiliki nilai p>0,05, sehingga semua data variabel

memiliki sebaran data normal. Dari uji paired t-testdiperoleh hasil sebelum

dan sesudah pelatihan.

Tabel 8. Perbandingan variabel kader sebelum dan setelah pelatihan

Variabel Rerata

p Sebelum pelatihan Setelah pelatihan

Pengetahuan 69,56 (3,46) 75,19 (2,39) 0,01*

Sikap 69,61(4,95) 70,36 (5,69) 0,37

Norma subjektf 22,92 (2,69) 23,31 (3,30) 0,54

Niat 24,89 (4,44) 26,03 (3,88) 0,23

Sebaran data variabel IRT pada kelompok intervensi seluruhnya

normal, sedangkan pada kelompok pembanding variabel niat pada 1 bulan

dan 3 bulan setelah penyuluhan tidak tersebar normal.

Tabel 9. Distribusi data variabel IRT sebelum penyuluhan,

serta satu bulan dan tiga bulan setelah penyuluhan

No Waktu Variabel Kel.

intervensi

Kel.

Pembanding P(chi2) Normalitas P(chi2) Normalitas

1 Sebelum

penyuluhan

Pengetahuan 0,70 normal 0,85 normal

Sikap 0,32 normal 0,21 normal

Norma subjektif 0,20 normal 0,37 normal

Niat 0,18 normal 0.05 normal

2 1 bulan

setelah

penyuluhan

Pengetahuan 0,22 normal 0,16 normal

Sikap 0,10 normal 0,06 normal

Norma subjektif 0,90 normal 0,06 normal

Niat 0,06 normal 0,01 Tidak normal

3 3 bulan

setelah

penyuluhan

Pengetahuan 0,06 normal 0,08 normal

Sikap 0,07 normal 0,07 normal

Norma subjektif 0,53 normal 0,20 normal

Niat 0,12 normal 0,01 Tidak normal

Page 39: LAPORAN PENELITIAN STUDI PEMBERDAYAAN MASYARAKATrepository.litbang.kemkes.go.id/3059/2/Studi Pemberdayaan... · Susunan personalia pada penelitian ”Studi Pemberdayaan Masyarakat

24

Tabel 10. Perbandingan variabel IRT sebelum penyuluhan, sebulan dan

tiga bulan setelah penyuluhan

Variabel

Rerata

p Sebelum

penyuluhan

Satu bulan

setelah

penyuluhan

Tiga bulan

setelah

penyuluhan

Pengetahuan

Kel.intervensi 68 (4,67) 74,1(3,58) 76,58 (4,13) 0,01(1) *

Kel.pembanding 68,02 (3,78) 72,23 (4,64) 72,51 (5,70) 0,01(1) *

Sikap

Kel.intervensi 70,25 (5,29) 69,92 (4,64) 70,48 (4,10) 0,60(1)

Kel.Pembanding 65,87 (3,94) 67,13 (4,10) 66,80 (2,96) 0,13(1)

Norma Subjektif

Kel.intervensi 25,47 (5,14) 25,58 (3,50) 25,83 (4,60) 0,80(1)

Kel.Pembanding 25,12 (3,34) 25,53 (3,31) 25,77 (3,59) 0,55(1)

Niat

Kel.intervensi 24,77 (2,29) 24,68 (2,77) 25,72 (2,11) 0,01(1)*

Kel.Pembanding 23,95 (1,70) 24,50 (2,42) 24,40 (1,44) 0,06(2)

(1)

Uji Repeated Anova; (2)

Uji Friedman; *)

Signifikan pada α=0,05

Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan pada

pengetahuan dan niat IRT antara sebelum, satu bulan dan tiga bulan setelah

penyuluhan, baik pada kelompok intervensi maupun pembanding. Sedangkan

untuk variabel lainnya hanya niat pada kelompok intervensi saja yang

menunjukkan adanya perbedaan signifikan pada 3 kelompok waktu tersebut.

Untuk hasil analisis yang menunjukkan perbedaan signifikan pada tabel

9 diatas dilanjutkan post hoc dengan uji t berpasangan terkoreksi (bonferroni),

sebagai berikut:

Tabel 11. Uji Post hoc perbandingan nilai variabel yang signifikan

Interval Waktu

Post hoc (bonferroni) Variabel yang signifikan

Kelompok

intervensi

Kelompok

pembanding

Pengetahuan Niat Pengetahuan

Selisih

rerata

p Selisih

rerata

p Selisih

rerata

p

Sebelum dan 1 bulan

sesudah penyuluhan

6,1 0,01 (-) 0,08 0,85 4,22 0,01

Sebelum dan 3 bulan

setelah penyuluhan

8,6 0,01 0,95

0,03 4,5 0,01

1 bulan dan 3 bulan

setelah penyuluhan

2,4 0,01 1,03

0,02 0,28 1,00

Page 40: LAPORAN PENELITIAN STUDI PEMBERDAYAAN MASYARAKATrepository.litbang.kemkes.go.id/3059/2/Studi Pemberdayaan... · Susunan personalia pada penelitian ”Studi Pemberdayaan Masyarakat

25

Pengetahuan IRT pada kelompok intervensi menunjukkan adanya

perbedaan yang signifikan pada semua kelompok interval waktu. Terlihat

adanya peningkatan pengetahuan mulai dari sebelum hingga satu bulan

sesudah penyuluhan, satu bulan sesudah hingga 3 bulan sesudah, dan dari

sebelum hingga 3 bulan sesudah penyuluhan. Dari selisih rerata nilai

pengetahuan, tampak peningkatan pengetahuan yang tertinggi terjadi pada

waktu antara sebelum hingga 3 bulan sesudah penelitian (8,6 poin),

sedangkan terendah terjadi pada waktu antara 1 bulan sesudah hingga 3 bulan

sesudah penyuluhan (2,4 poin).

Niat IRT pada kelompok intervensi menunjukkan perbedaan yang

signifikan pada waktu antara sebelum dan 3 bulan sesudah penyuluhan, dan

antara 1 bulan dan 3 bulan sesudah penyuluhan. Pada waktu antara sebelum

dan 1 bulan penyuluhan tidak menunjukkan adanya perbedaan yang

signifikan. Dari rerata selisih nilai niat, peningkatan tertinggi terjadi pada

waktu antara sebelum hingga 3 bulan sesudah penyuluhan (1,03 poin).

Pengetahuan IRT pada kelompok pembanding menunjukkan perbedaan

yang signifikan pada waktu antara sebelum hingga 1 bulan sesudah

penyuluhan, dan pada waktu 1 bulan dan 3 bulan sesudah penyuluhan.

Sedangkan pengetahuan IRT pada waktu sebelum dan 3 bulan sesudah

penyuluhan tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan.

D. Perbandingan variabel antar kelompok

Perbedaan antara kelompok intervensi dan kelompok pembanding

adalah adanya peran kader dalam menyampaikan informasi secara 2 arah dan

memberikan motivasi pada IRT dalam pemanfaatan jamu dan budidaya

tanaman obat. Sebaran data variabel IRT pada masing-masing kelompok

adalah sebagai berikut:

Page 41: LAPORAN PENELITIAN STUDI PEMBERDAYAAN MASYARAKATrepository.litbang.kemkes.go.id/3059/2/Studi Pemberdayaan... · Susunan personalia pada penelitian ”Studi Pemberdayaan Masyarakat

26

Tabel 12. Distribusi data variabel IRT masing-masing kelompok No Variabel Kel.

intervensi

Kel.

Pembanding

P(chi2) Normalitas P(chi2) Normalitas

1 Pengetahuan 0,43 normal 0,01 Tidak normal

2 Sikap 0,32 normal 0,21 normal

3 Norma Subjektif 0,14 normal 0,01 Tidak normal

4 Niat 0,78 normal 0,11 normal

Seluruh variabel pada kelompok intervensi memiliki nilai p>0,05,

sehingga memiliki sebaran data normal, dilanjutkan dengan paired t-test.

Demikian pula halnya untuk data dan niat pada kelompok pembanding.

Sedangkan pengetahuan dan norma subjektif pada kelompok pembanding

menunjukkan sebaran data tidak normal, sehing uji komparatif dilanjutkan

dengan uji Wilcoxon.

Tabel 13. Perbandingan nilai variabel antara kelompok intervensi dan

kelompok pembanding

Variabel Selisih rerata

p Kel. intervensi Kel.pembanding

Pengetahuan 8,60 (-2 sd 23) 4,50 (-19 sd 16) 0,003(1)*

Sikap 0,23 (5,59) 0,93 (4,67) 0,45(2)

Norma subjektf 0,37 (-17 sd 13) 0,65 (-15 sd 11) 0,58(1)

Niat 0,95 (2,33) 0,45 (2,26) 0,23(2)

(1)Uji Wilcoxon;

(2)paired t-test;

*)Signifikan pada α=0,05

Hasil analisis menunjukkan bahwa hanya pengetahuan IRT saja yang

memiliki perbedaan secara signifikan antara kelompok intervensi dan

kelompok pembanding.

F. Tingkat pengetahuan, sikap, norma subjektif dan niat IRT

secara deskriptif

Tingkat pengetahuan, sikap, norma subjektif dan niat IRT secara

deskriptif dibagi menjadi tiga kategori, yaitu tinggi, sedang dan rendah. Tabel

berikut ini menampilkan persentase IRT berdasar kategori tersebut, sebagai

berikut:

Page 42: LAPORAN PENELITIAN STUDI PEMBERDAYAAN MASYARAKATrepository.litbang.kemkes.go.id/3059/2/Studi Pemberdayaan... · Susunan personalia pada penelitian ”Studi Pemberdayaan Masyarakat

27

Tabel 14. Persentase jumlah IRT berdasar tingkat pengetahuan, sikap, norma

subjektif dan niat IRT dalam pemanfaatan jamu dan budidaya tanaman obat

No Variabel

Sebelum

penyuluhan

1 bulan sesudah

penyuluhan

3 bulan sesudah

penyuluhan

Kel.1 Kel.2 Kel.1 Kel.2 Kel.1 Kel.2

1 Pengetahuan

Tinggi 71,67 80 100,00 88,33 98,33 90,00

Sedang 28,33 20 0 11,67 1,67 10,00

Rendah 0 0 0 0 0 0

2 Sikap

Tinggi 95,00 86,67 98,33 93,33 98,33 95,00

Sedang 5,00 23,33 1,67 6,67 1,67 5,00

Rendah 0 0 0 0 0 0

3 Norma Subjektif

Tinggi 58,33 46,67 56,67 55,00 66,67 65,00

Sedang 36,67 46,67 41,67 43,33 26,67 30,00

Rendah 5,00 0,00 1,67 1,67 6,67 5,00

4 Niat

Tinggi 36,67 13,33 46,67 21,67 48,33 18,33

Sedang 63,33 86,67 51,56 76,67 51,67 81,67

Rendah 0 0 1,67 1,67 0 0 Kel.1: Kelompok intervensi; Kel.2: Kelompok pembanding

Secara umumpersentase jumlah IRT pada kelompok intervensi dengan

kategori pengetahuan, sikap, norma subjektif dan niat tinggi, lebih besar

daripada kelompok pembanding, kecuali pengetahuan pada saat sebelum

penyuluhan. Namun demikian pada saat sebulan setelah penyuluhan, seluruh

IRT pada kelompok intervensi memiliki pengetahuan yang tinggi.

Kedua kelompok tidak memiliki IRT dengan pengetahuan dan sikap

yang rendah. Pada variabel norma subjektif terdapat IRT dengan kategori

yang rendah. Sebagian besar IRT memiliki niat dalam pemanfaatan jamu

yang sedang.

r

Page 43: LAPORAN PENELITIAN STUDI PEMBERDAYAAN MASYARAKATrepository.litbang.kemkes.go.id/3059/2/Studi Pemberdayaan... · Susunan personalia pada penelitian ”Studi Pemberdayaan Masyarakat

28

E. Pengaruh pengetahuan, sikap dan norma subjektif terhadap

niat dalam pemanfaatan jamu dan budidaya tanaman obat

Hasil analisis korelasi menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang

signifikan antara pengetahuan dan sikap terhadap niat IRT dalam

pemanfaatan dan budidaya tanaman obat. Sebaliknya, secara statistik tidak

terdapat hubungan yang signifikan antara norma subjektif terhadap niat IRT

dalam pemanfaatan dan budidaya tanaman obat.

Tabel 15. Korelasi antara pengetahuan, sikap, dan norma subjektif IRT

terhadap niat dalam pemanfaatan jamu dan budidaya tanaman obat pada

waktu 3 bulan setelah penyuluhan

Variabel

(N=120) pengetahuan sikap

Norma

subjektif

Niat r = 0,18 r = 0,50 r = 0,16 p = 0,04 p = 0,01 p = 0,07

Nilai r positif menunjukkan bahwa semakin tinggi pengetahuan dan

semakin baik sikap yang dimiliki IRT.

Page 44: LAPORAN PENELITIAN STUDI PEMBERDAYAAN MASYARAKATrepository.litbang.kemkes.go.id/3059/2/Studi Pemberdayaan... · Susunan personalia pada penelitian ”Studi Pemberdayaan Masyarakat

29

IV. PEMBAHASAN

A.Karakteristik Responden

Sebagian besar subjek penelitian ini berumur 36-45 tahun. Pada usia

tersebut biasanya seorang ibu sudah mandiri dalam mengambil keputusan

pelayanan kesehatan yang dibutuhkan oleh keluarganya. Sebagian besar subjek

penelitian ini adalah ibu rumah tangga yang tidak memiliki pekerjaan utama di

luar rumah. Apabila mereka bekerja di luar rumah, seperti ke sawah atau

berjualan di rumah, hal tersebut hanya sebagai pekerjaan sampingan saja.

Hanya sebagian kecil subjek penelitian yang berpendidikan SMA/SMK atau

lebih tinggi. Penghasilan rata-rata perbulan sebagian besar subjek penelitian

adalah kurang dari satu juta per bulan.

Menurut penelitian sebelumnya, tidak ada hubungan yang signifikan

antara tingkat penghasilan dengan faktor-faktor yang berkontribusi pada

ketertarikan konsumen untuk menggunakan produk obat alami (Kountur &

Huo, 2013). Pada penelitian ini hanya penghasilan yang berhubungan secara

signifikan dengan pengetahuan. Karakter lain yaitu, umur, pendidikan dan

pekerjaan secara statistik tidak berhubungan nyata dengan pengetahuan. Semua

karakter tersebut juga tidak berhubungan secara signifikan dengan sikap,

norma subjektif dan niat IRT dalam pemanfaatan jamu dan budidaya tanaman

obat.

Menurut Theory of Reasoned Action (TRA) dalam Montano &

Kasprzyk (2008), faktor demografi, kepribadian dan perbedaan individu secara

tidak langsung dapat mempengaruhi perilaku. Faktor-faktor tersebut dapat

berpengaruh melalui konstruk teori, dan tidak secara independen berkontribusi

dalam menjelaskan kemungkinan munculnya suatu tindakan tertentu.

Penelitian tentang sikap, norma subjektif dan kontrol perilaku terhadap

traditional Chinese Medicine (TCM) di Afrika Selatan melaporkan bahwa

sikap terhadap TCM dipengaruhi oleh faktor demografi, jenis kelamin dan

penghasilan. Faktor yang membedakan antar jenis kelamin adalah besarnya

ketergantungan wanita akan informasi medis untuk mengevaluasi efektivitas

TCM (Luo et al., 2013).

Page 45: LAPORAN PENELITIAN STUDI PEMBERDAYAAN MASYARAKATrepository.litbang.kemkes.go.id/3059/2/Studi Pemberdayaan... · Susunan personalia pada penelitian ”Studi Pemberdayaan Masyarakat

30

Penelitian sebelumnya juga menyebutkan bahwa jenis kelamin dan

umur berpengaruh pada sikap dan penggunaan CAM. CAM dalam penelitian

tersebut termasuk di dalamnya adalah penggunaan herbal. Wanita lebih banyak

menggunakan CAM sebelumnya dibandingkan dengan pria. Ketidakpuasan

terhadap pengobatan konvensional dan kesesuaian filosofi tentang CAM juga

menjadi faktor penentu wanita lebih banyak menggunakan CAM (McFadden et

al., 2008).

Terkait dengan penghasilan, dari hasil FGD IRT menyatakan bahwa

pemanfaatan tanaman obat disekitarnya untuk kesehatan, dapat mengurangi

biaya kesehatan, terutama bagi warga desa yang teretak jauh dari pelayanan

kesehatan formal. Walaupun biaya berobat di puskesmas gratis untuk sebagian

besar penduduk, namun tetap harus memperhitungkan biaya transport dari desa

mereka ke kota kecamatan. Dari Desa Panimbo dan Desa Prigi menuju ke kota

kecamatan memerlukan waktu tempuh kurang lebih 1 jam perjalanan,

B.Pengaruh intervensi pemanfaatan jamu dan budidaya

tanaman obat pada perilaku kader dan IRT

Dari analisis perbandingan perilaku kader antara sebelum dan sesudah

pelatihan, diperoleh hasil bahwa hanya pengetahuan yang berbeda nyata.

Variabel lain yaitu, sikap, norma subjektif dan niat kader belum menunjukkan

adanya perbedaan yang signifikan. Hal ini kemungkinan karena waktu antara

untuk mengukur perubahan perilaku terlalu pendek. Pengetahuan merupakan

perilaku yang paling mudah untuk diubah, dibandingkan dengan sikap, norma

subjektif maupun niat seseorang.

Menurut Theory of Reasoned Action (TRA), seseorang dengan sadar

mempertimbangkan beberapa konsekuensi dan kemudian memilih salah satu

yang mengarah pada konsekuensi yang paling diinginkan (Peter & Olson,

1996). Sikap menggambarkan keyakinan akan konsekuensi positif berupa

manfaat penggunaan jamu dan budidaya tanaman obat, kemudian subjek

melakukan evaluasi terhadap manfaat tesebut, yang akan menentukan niat

untuk menggunakan jamu kembali. Penelitian sebelumnya tentang niat dan

kesediaan seseorang untuk menggunakan complementary and alternative

Page 46: LAPORAN PENELITIAN STUDI PEMBERDAYAAN MASYARAKATrepository.litbang.kemkes.go.id/3059/2/Studi Pemberdayaan... · Susunan personalia pada penelitian ”Studi Pemberdayaan Masyarakat

31

medicines (CAMs), menemukan bahwa dia lebih mungkin berniat untuk

menggunakan CAMs bila mereka meyakini akan mendapatkan manfaat

kesehatan dari CAMs (O’Connor & White, 2009).Dalam TRA, niat

diasumsikan sebagai determinan penting yang langsung mempengaruhi

tindakan (Montano & Kasprzyk, 2008).

Analisis perbandingan pada IRT, diketahui bahwa pengetahuan dan niat

IRT pada kelompok intervensi antara sebelum penyuluhan, 1 bulan dan 3 bulan

setelah penyuluhan menunjukkan perbedaan yang signifikan. Sedangkan pada

kelompok pembanding hanya pengetahuan saja yang menunjukan perbedaan

signifikan. Adanya peran kader dapat memotivasi IRT dapat menimbulkan niat

yang kuat untuk menggunakan jamu.

Dari analisis post hoc kelompok intervensi, diketahui bahwa pada

pengetahuan IRT terdapat perbedaan yang signifikan pada semua interval

waktu, yaitu pengetahuan antara sebelum dan sebulan sesudah penyuluhan,

sebelum dan 3 bulan setelah penyuluhan, serta sebulan dan 3 bulan sesudah

penyuluhan. Selisih rerata nilai pengetahuan yang tertinggi adalah pada selang

waktu antara sebelum dan 3 bulan setelah penyuluhan.

Niat IRT pada kelompok intervensi mengalami penurunan pada selang

waktu antara sebelum dan sebulan setelah penyuluhan, namun secara statistik

tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan. Niat IRT dalam pemanfaatan

jamu dan budidaya tanaman obat menunjukkan perbedaan yang signifikan pada

selang waktu antara sebelum dan 3 bulan setelah penyuluhan, serta pada selang

waktu antara sebulan dan 3 bulan setelah penyuluhan. Selisih rerata tertinggi

terdapat pada waktu antara 1 bulan dan 3 bulan setelah penyuluhan, atau pada

waktu 2 bulan terakhir sebelum rentang waktu evaluasi selama 3 bulan.

Hasil analisis post hoc pengetahuan IRT pada kelompok pembanding

tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan antara sebulan dan 3 bulan

setelah penyuluhan. Sehingga ada kemungkinan proses pembelajaran IRT

hanya pada masa awal program yaitu setelah buku saku dan bibit tanaman obat

dibagikan. Setelah itu pada waktu 2 bulan terakhir program, mereka tidak lagi

termotivasi untuk belajar.

Page 47: LAPORAN PENELITIAN STUDI PEMBERDAYAAN MASYARAKATrepository.litbang.kemkes.go.id/3059/2/Studi Pemberdayaan... · Susunan personalia pada penelitian ”Studi Pemberdayaan Masyarakat

32

Dari hasil analisis perbandingan variabel antara kelompok intervensi dan

kelompok pembanding, ditemukan hanya pengetahuan saja yang memiliki

perbedaan signifikan. Adanya peran kader dalam menyebarluaskan informasi

dan memotivasi IRT untuk memanfaatkan jamu dan budidaya tanaman obat

tidak berkontribusi pada sikap, norma subjektif dan niat IRT untuk

menggunakan jamu.

Hasil analisis korelasi menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang

signifikan antara pengetahuan dan sikap terhadap niat IRT dalam pemanfaatan

dan budidaya tanaman obat. Sebaliknya, secara statistik tidak terdapat

hubungan yang signifikan antara norma subjektif terhadap niat IRT dalam

pemanfaatan dan budidaya tanaman obat.

Dalam penelitian lain ditemukan bahwa suatu tindakan akan lebih

mungkin terjadi bila terdapat niat yang berasaldari sikap, daripada niat yang

berasal dari norma subjektif. Disebutkan pula bahwa tindakan yang dikontrol

oleh sikap memiliki skor niat yang lebih tinggi dibandingkan dengan tindakan

yang dikontrol oleh norma subjektif (Sheeran et al., 1999). Niat yang muncul

dari sikap merupakan ekspresi dari diri sendiri dan perasaan memilih yang

kuat. Sebaliknya, niat yang muncul dari norma subjektif lebih banyak

dipengaruhi oleh pemikiran dari luar dirinya sendiri, sehingga berimbas pada

motivasi yang kurang kuat (Sheeran et al., 1999)

C.Tingkat pengetahuan, sikap, norma subjektif dan niat IRT

Sebagian besar IRT memiliki tingkat pengetahuan yang masuk dalam

kategori tinggi, sebagian kecil memiliki tingkat pengetahuan sedang dan tidak

ada seorangpun yang berpengetahuan rendah. Bahkan semua IRT pada

kelompok intervensi pada waktu 1 bulan setelah penyuluhan memiliki tingkat

pengetahuan tinggi, namun jumlah ini mengalami penurunan pada saat 3 bulan

setelah penyuluhan. Hal ini mungkin terjadi karena jeda waktu yang cukup

lama sejak penyuluhan berupa materi pemanfaatan jamu dan budidaya tanaman

obat oleh kader.

Dari hasil FGD diketahui bahwa sebelum mendapatkan penyuluhan dari

kader, para IRT ini sebagian besar telah mengenal berbagai ramuan jamu,

Page 48: LAPORAN PENELITIAN STUDI PEMBERDAYAAN MASYARAKATrepository.litbang.kemkes.go.id/3059/2/Studi Pemberdayaan... · Susunan personalia pada penelitian ”Studi Pemberdayaan Masyarakat

33

karena sudah sering menggunakan sedari masih kecil. Mereka mendapatkan

pengetahuan tersebut secara turun temurun dari orang tua.

Demikian pula halnya dengan sikap IRT terhadapa pemanfaatan jamu

dan budidaya tanaman obat juga menunjukkan persentase besar untuk IRT

yang bersikap sangat positif, hanya sebagian kecil yang bersikap sedang, dan

tidak ada yang bersikap negatif. Bahkan sebelum penyuluhan jumlah IRT yang

bersikap sangat tinggi memiliki proporsi yang besar.

Norma subjektif merupakan representasi keyakinan IRT atas pengaruh

atau pemikiran orang-orang disekitarnya, seperti keluarga, teman, kader

kesehatan, petugas kesehatan dan media untuk menggunakan jamu dan

budidaya tanaman obat. Proporsi IRT yang memiliki norma subjektif tinggi

lebih dari separuh jumlah subjek, namun demikian tidak sebesar proporsi IRT

yang bersikap positif. Pada variabel ini, terdapat sebagian kecil IRT yang

memiliki norma subjektif rendah. Artinya IRT tersebut cenderung tidak

dipengaruhi oleh kelompok acuannya dalam memanfaatkan dan budidaya

tanaman obat.

Berbeda dari variabel lainnya, sebagian besar IRT memiliki niat yang

sedang untuk memanfaatkan jamu dan budidaya tanaman obat, sementara

pengetahuan dan sikap mereka sangat tinggi. Berdasarkan hasil FGD IRT,

disebutkan bahwa untuk mengaplikasikan informasi yang terdapat dalam buku

saku terkendala oleh ketersediaan bahan baku jamu yang tidak ditemui di

sekitar mereka. Faktor kesulitan air kemungkinan juga menjadi alasan

kurangnya niat IRT untuk mempraktekkan pengetahuan mereka.

Pemanfaatan pekarangan dengan TOGA sangat dirasakan manfaat dan

kegunaannya, hal ini tampak dari partisipasi seluruh anggota PKK dan

keterlibatan ketika demplot taman TOGA, dan kelanjutan perawatannya(Duaja

et al. 2011). Berdasarkan temuan (Singhal 2005), dapat disimpulkan bahwa

pengelolaan tanaman obat yang berkelanjutan bukan merupakan pilihan selain

keharusan untuk kesehatan pedesaan dan kesejahteraan masyarakat, terutama

kesehatan primer. Hasilnya menekankan pada pentingnya memasukkan peran

wanita dalam pengelolaan tanaman obat dan sistem perawatan kesehatan.

Page 49: LAPORAN PENELITIAN STUDI PEMBERDAYAAN MASYARAKATrepository.litbang.kemkes.go.id/3059/2/Studi Pemberdayaan... · Susunan personalia pada penelitian ”Studi Pemberdayaan Masyarakat

34

Kendala terkait masalah sosial budaya, ekonomi, belum membudayanya

budidaya tanaman obat dilahan pekarangan, kurangnya teknologi budidaya

pekarangan dan pengolahan hasil pertanian serta belum berorientasi pasar

merupakanmasalah yang harus segera diatasi untuk mewujudkan kemandirian

pangan ((Sumarmiyati & Rahayu 2015)

Pentingnya peranan kader dalam memberdayakan masyarakat di

Indonesia tidak diragukan lagi.Peningkatan motivasi dan komitmen kader perlu

diberikan tidak saja dalam bentuk insentif materil namun juga dalam bentuk

apresiasi dan dukungan moral. Kader harus memiliki persyaratan dasar baik

pengetahuan dan keterampilan agar mereka dapat efektif dalam menjalankan

perannya (Iswarawanti 2010)

Page 50: LAPORAN PENELITIAN STUDI PEMBERDAYAAN MASYARAKATrepository.litbang.kemkes.go.id/3059/2/Studi Pemberdayaan... · Susunan personalia pada penelitian ”Studi Pemberdayaan Masyarakat

35

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Pelatihan kader secara statistik hanya berpengaruh pada pengetahuan

kader , namun tidak berpengaruh pada sikap, norma subjektf dan niat

kader dalam pemanfaatan jamu dan budidaya tanaman obat.

2. Penyuluhan pada ibu rumah tangga (IRT) kelompok intervensi

berpengaruh terhadap pengetahuan dan niat IRT. Sedangkan pada

kelompok pembanding hanya berpengaruh pada pengetahuan saja

3. Terdapat perbedaan yang signifikan pada pengetahuan IRT antara

kelompok desa intervensi dan pembanding. Namun tidak terdapat

perbedaan yang signifikan untuk sikap norma subjektif dan niat IRT

diantara kedua kelompok desa tersebut.

4. Pada karakateristik IRT, hanya penghasilan saja yang berhubungan secara

signifikan terhadap pengetahuan IRT.

B. Saran

1. Pemilihan kader sebaiknya dilakukan secara selektif dan ketat, sehingga

perannya dapat benar-benar berpengaruh pada perubahan perilaku

masyarakat

2. Pemerintah daerah dapat menerapkan program ini untuk lokasi lainnya.

3. B2P2TO2T perlu melakukan evaluasi terhadap buku saku TOGA dan

Saintifikasi Jamu sehingga dapat dengan mudah diterapkan oleh

masyarakat

Page 51: LAPORAN PENELITIAN STUDI PEMBERDAYAAN MASYARAKATrepository.litbang.kemkes.go.id/3059/2/Studi Pemberdayaan... · Susunan personalia pada penelitian ”Studi Pemberdayaan Masyarakat

36

DAFTAR PUSTAKA

Andika Rismayanti Hadi, Irwan Effendi, T.H., 2013. Peranann Kader

pemberdayaan masyarakat Desa (KPMD) dan partisipasi masyarakat pada

program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri pedesaan (PNPM-MP)

di Kecamatan Wonosobo Kab. Tanggamus. Jurnal Ilmu-Ilmu Agribisnis,

1(1), pp.66–72.

Balitbangkes, 2010. Riset Kesehatan Dasar 2010, Jakarta.

Balitbangkes, 2013. Riset Kesehatan Dasar 2013, Jakarta.

Costanza Torri, M., 2010. Increasing Knowledge and Traditional Use of

Medicinal Plants by Local Communities in Tamil Nadu: Promoting Self-

Reliance at the Grassroots Level Through a Community-Based

Entrepreneurship Initiative. Complementary Health Practice Review, 15(1),

pp.40–51.

Cresswell, J., 2009. Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mix Method

Approaches 3th ed., USA: Sage Publication, Inc.

Duaja, M.D., E. Kartika & dan F. Mukhlis, 2011. Pemberdayaan wanita dalam

pemanfaatan pekarangan dengan tanaman obat keluarga ( TOGA ). Jurnal

Pengabdian pada Masyarakat, (52), pp.74–79. Available at: http://online-

journal.unja.ac.id/index.php/jlpm/article/viewFile/107/95.

Endra, F., 2010. Paradigma Sehat. Jurnal Saintika Medika, 6(12), pp.69–81.

Glanz, K., Rimer, B.K. & Viswanath, K., 2008. The scope of health behavior and

health education. In K. Glanz, B. K. Rimer, & K. Viswanath, eds. Health

behavior and health education: theory, research and practice. San Francisco,

CA,USA: Jossey-Bass A Wiley Imprint, pp. 3–18.

Iswarawanti, D.N., 2010. Kader posyandu: Peranan dan Tantangan

Pemberdayaannya dalam usaha peningkatan gizi anak di Indonesia. Jurnal

Manajemen Pelayanan Kesehatan, 13(4), pp.169–173. Available at:

https://media.neliti.com/media/publications/22566-ID-kader-posyandu-

peranan-dan-tantangan-pemberdayaannya-dalam-usaha-peningkatan-giz.pdf.

Jaykaran, 2010. How to select appropriate statistical test ? Journal of

Pharmaceutical Negative Result, 1(2), pp.2–4.

Kemenko Bidang Perekonomian RI, 2011. Roadmap Pengembangan Jamu 2011-

2025,

Kountur, R. & Huo, Y., 2013. Contributing Factors to the Attractiveness of

Natural Medicine Products. Universal Journal of Management, 1(3), pp.148–

152. Available at: http://www.hrpub.org/journals/article_info.php?aid=790.

Luo, Z., Grundling, J. & Steynberg, L., 2013. Attitudes , Subjective Norms and

Behavioural Control towards Traditional Chinese Medicine in South Africa.

Page 52: LAPORAN PENELITIAN STUDI PEMBERDAYAAN MASYARAKATrepository.litbang.kemkes.go.id/3059/2/Studi Pemberdayaan... · Susunan personalia pada penelitian ”Studi Pemberdayaan Masyarakat

37

Proceedings of 8th Annual London Business Research, Conference Imperial

College London, UK, pp.1–13. Available at:

http://www.wbiworldconpro.com/uploads/london-conference-

2013/management/1374052944_419-Jan.pdf.

Manierre, M.J., 2015. Gaps in knowledge: Tracking and explaining gender

differences in health information seeking. Social science & medicine, 128C,

pp.151–158.

McFadden, K.L., Hernández, T.D. & Ito, T.A., 2008. Attitudes Towards

Complementary and Alternative Medicine Influence Its Use. Explore (NY)

Author Manuscript, 15(10), pp.1203–1214.

Ministry of Health, R.I., 2010. Guidelines for The Use of Herbal Medicines in

Family Health Care 6th ed., Jakarta: Directorate of Community

Participation,Directorate General of Public Health,Indonesia Ministry of

Health.

Montano, D.E. & Kasprzyk, D., 2008. Theory of Reasoned Action, Theory of

Planned Behavior, and The Integrated Behavioral Model. In K. Glanz, B. K.

Rimer, & K. Viswanath, eds. Health behavior and health education: theory,

research and practice. San Francisco, CA,USA: Josey-Bass A Wiiley

Imprint, pp. 68–92.

O’Connor, E.L. & White, K.M., 2009. Intentions and willingness to use

complementary and alternative medicines: what potential patients believe

about CAMs. Complementary therapies in clinical practice, 15(3), pp.136–

40.

Peter, J.P. & Olson, J.C., 1996. Consumer behavior and marketing strategy 4th

ed. N. Barbaour, ed., USA: Times mirror higher education group.

Singhal, R., 2005. Medicinal Plants and Primary Health Care: The Role of

Gender. Journal of Health Management, 7(2), pp.277–293. Available at:

http://jhm.sagepub.com/cgi/content/abstract/7/2/277.

Suleiman, A.K., 2014. Community Medicine & Health Education Attitudes and

Beliefs of Consumers of Herbal Medicines in Riyadh , Saudi Arabia.

Community Medicine & Health Education, 4(2), pp.2–7.

Sumarmiyati & Rahayu, S., 2015. Potensi pengembangan tanaman obat lokal

skala rumah tangga untuk mendukung kemandirian pangan dan obat di

Samarinda, Kalimantan Timur. Pros Sem Nas Masy Biodiv Indon, 1(2),

pp.330–336. Available at:

http://biodiversitas.mipa.uns.ac.id/M/M0102/M010227.pdf.

WHO, 2000. General Guidelines for Methodologies on Research and Evaluation

of Traditional Medicine World Health Organization. , p.80.

WHO, 2013. WHO Traditional Medicine Strategy: 2014-2023. , pp.11–17.

Page 53: LAPORAN PENELITIAN STUDI PEMBERDAYAAN MASYARAKATrepository.litbang.kemkes.go.id/3059/2/Studi Pemberdayaan... · Susunan personalia pada penelitian ”Studi Pemberdayaan Masyarakat

38

Page 54: LAPORAN PENELITIAN STUDI PEMBERDAYAAN MASYARAKATrepository.litbang.kemkes.go.id/3059/2/Studi Pemberdayaan... · Susunan personalia pada penelitian ”Studi Pemberdayaan Masyarakat

39

LAMPIRAN