STUDI KOMPARASI TINGKAT KESEJAHTERAAN MASYARAKAT SEBELUM DAN SESUDAH MENJADI DESA WISATA Studi...
Transcript of STUDI KOMPARASI TINGKAT KESEJAHTERAAN MASYARAKAT SEBELUM DAN SESUDAH MENJADI DESA WISATA Studi...
i
STUDI KOMPARASI TINGKAT KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
SEBELUM DAN SESUDAH MENJADI DESA WISATA
Studi Kasus: Desa Banjarasri Kecamatan Kalibawang
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi
Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Ekonomi
Oleh:
Bartholomea Teja Ramayanti
NIM : 091324044
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN EKONOMI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
SKRIPSI
STUDI KOMPARASI TINGKAT KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
SEBELUM DAN SESUDAH MENJADI DESA WISATA
Studi Kasus: Desa Banjarasri Kecamatan Kalibawang
Oleh:
Bartholomea Teja Ramayanti
NIM : 091324044
Telah Disetujui Oleh:
Pembimbing I
Y.M.V. Mudayen. S.Pd.,M.Sc Tanggal 15 September 2016
Pembimbing II
Dra. C. Wigati Retno Astuti, M.Si.,M.Ed. Tanggal 23 September 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
SKRIPSI
STUDI KOMPARASI TINGKAT KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
SEBELUM DAN SESUDAH MENJADI DESA WISATA
Studi Kasus: Desa Banjarasri Kecamatan Kalibawang
Dipersiapkan dan ditulis oleh:
Bartholomea Teja Ramayanti
NIM : 091324044
Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji
pada tanggal 30 September 2016
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Susunan Panitia Penguji
Nama Lengkap Tanda Tangan
Ketua Ig. Bondan Suratno, S.Pd., M. Si. ...................................
Sekretaris Dra. C. Wigati Retno Astuti, M.Si., M.Ed. ...................................
Anggota Y.M.V. Mudayen, S.Pd., M. Sc. ...................................
Anggota Dra. C. Wigati Retno Astuti, M.Si., M.Ed. ...................................
Anggota Dr. Y. Harsoyo, S.Pd., M. Si. ...................................
Yogyakarta, 30 September 2016
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma
Dekan,
Rohandi, Ph.D.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Kupersembahkan hasil karyaku ini untuk:
Tuhan Yesus dan Bunda Maria, yang selalu menuntun dan memberikan kasih sayang yang
berlimpah di dalam setiap langkah hidupku.
Bapak dan ibu terkasih Bapak Viktorianus Triyanto dan Ibu Agnes Iin Jarwati, terima kasih
atas bimbingan, kasih sayang, dukungan dan doanya selama ini.
Adik-adikku Eva, Thea, Chelsea, Theo,
terima kasih atas doa dan dukungannya.
Suamiku Benny Haryanto dan anakku Geraldo, terima kasih sudah menjadi penyemangatku.
Sahabat-sahabatku Tria Oktarina, Anggi, Tata, Reni Irawati, Yuliana, Ita Soke, terima kasih
atas semangatnya memotivasiku, mendukung, mendoakan, mendengarkan keluh kesahku
dan selalu ada di setiap ku membutuhkanmu.
Terima kasih pula untuk dosen pembimbing yang telah sabar membimbing saya selama
menyelesaikan tugas akhir ini.
Terima kasih pula untuk almamaterku tercinta Universitas Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
Sabar Menanti Waktu Tuhan
Di dalam hidup ini, semua ada waktunya
Ada waktunya kita menabur…
Ada juga waktu menuai.
Mungkin dalam hidupmu badai datang menyerbu.
Mungkin doamu bagai tak terjawab!
Namun yakinlah tetap.
Tuhan tak’kan terlambat!
Juga tak akan lebih cepat
Semuanya…
Dia jadikan indah tepat pada waktunya.
Bagaikan kuncup mawar pada waktunya mekar.
Percayalah…
Tuhan jadikan indah pada waktuNya.
Hendaklah kita slalu dalam firmanNya.
Percayalah kepada Tuhan!
Nantikan Dia bekerja pada waktunya.
Tuhan takkan terlambat.
Juga tak akan lebih cepat.
Ajarlah kami setia slalu menanti waktuMu Tuhan…
(I Korintus 10:13 & Pengkotbah 3:11a)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 30 September 2016
Penulis
Bartholomea Teja Ramayanti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Bartholomea Teja Ramayanti
Nomor Mahasiswa : 091324044
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
STUDI KOMPARASI TINGKAT KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
SEBELUM DAN SESUDAH MENJADI DESA WISATA
Studi Kasus: Desa Banjarasri Kecamatan Kalibawang
beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan
dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,
mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media
lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun
memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Yogyakarta
Pada tanggal : 30 September 2016
Yang menyatakan,
Bartholomea Teja Ramayanti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
STUDI KOMPARASI TINGKAT KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
SEBELUM DAN SESUDAH MENJADI DESA WISATA
Studi Kasus: Desa Banjarasri Kecamatan Kalibawang
Bartholomea Teja Ramayanti
Universitas Sanata Dharma
2017
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mendeskripsikan perkembangan jenis
pekerjaan masyarakat dan kesejahteraan masyarakat Desa Banjarasri sebelum dan
sesudah adanya desa wisata, (2) menguji dan menganalisis perbedaan tingkat
pendapatan dan jumlah pengeluaran sebelum dan sesudah menjadi desa wisata
Banjarasri. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif komparatif.
Populasi penelitian sejumlah 6.165 penduduk, sedangkan sampel penelitian
sejumlah 91 responden. Teknik sampling menggunakan acak proportional. Data
penelitian meliputi jenis pekerjaan, tingkat pendapatan, dan jumlah pengeluaran
sebelum dan sesudah adanya desa wisata. Data dikumpulkan menggunakan
kuesioner dan wawancara. Teknik analisis data menggunakan persentase dan
analisis paired Sample t-Test (Uji t sampel berpasangan).
Hasil penelitian menunjukkan: (1) terdapat perubahan jenis pekerjaan
masyarakat sesudah adanya Desa Wisata; sebelum ada desa wisata masyarakat
yang menganggur sebanyak 28% dan bekerja serabutan sebanyak 26,88% namun
dengan adanya Desa Wisata masyarakat banyak beralih profesi menjadi pemandu
wisata (23,33%) dan pekerjaan serabutan 30%, (2) terdapat perbedaan tingkat
pendapatan antara sebelum menjadi desa wisata dan sesudah adanya desa wisata,
dan (3) terdapat perbedaan jumlah pengeluaran sesudah dan sebelum menjadi desa
wisata.
Kata kunci: jenis pekerjaan, tingkat pendapatan, jumlah pengeluaran,
kesejahteraan masyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
THE COMPARISON STUDY ON SOCIAL WELFARE BEFORE
AND AFTER BEING TOURISM VILLAGE
Case Study: Rural District of Kalibawang Banjarasri
Bartholomea Teja Ramayanti
Sanata Dharma University
2017
This study aims to: (1) describe the development of occupation and social
welfare Banjarasri village population before and after the tourism village
program and (2) examine and analyze the differences in the level of revenue and
expenditure before and after becoming a tourism village. This research is a
comparative study.
The research population is 6.165 inhabitants, while the sample number is 91
respondents. The data consist of occupation type, level of income, and level of
expenditure before and after the tourism village program. The data collection
method were questionnaire and interview. The data were analyzed using
percentages and paired Sample t-Test (paired sample t test) analysis.
The results showed that: (1) there are differences in types of occupation before
and after the Tourism Village program; where there was more unemployed people
(28%) and odd jobs as much as 26,88% before the program; when the village
become the Tourism Village communities, there were switching profession, such
as a tour guide (23,33%) and odd jobs (30%), (2) there are differences in income
levels, and (3) there are differences in the level of expenditure before and after
becoming tourism village.
Keywords: type of occupation, level of income, level of expenditure, social
welfare.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga dapat menyelesaikan skripsi
dengan judul“ Studi Komparasi Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Sebelum dan
Sesudah Menjadi Desa Wisata”
Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar sarjana pendidikan, program studi Pendidikan Ekonomi bidang
keahlian khusus Pendidikan Ekonomi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulisan skripsi ini dapat dilaksanakan dengan baik atas bantuan,
bimbingan, arahan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis
menyampaikan terimakasih kepada
1. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc.,Ph.D., Rektor Universitas Sanata Dharma
yang memberikan kesempatan pada penulis untuk memperoleh pendidikan
terbaik selama kuliah di Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
2. Bapak Rohandi, Ph.D., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
3. Bapak Ig. Bondan Suratno, S.Pd.,M.Si., Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
4. Ibu Dra. C. Wigati Retno Astuti, M.Si., M.Ed., Ketua Program studi
Pendidikan Ekonomi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
5. Bapak Y.M.V. Mudayen, S.Pd., M.Sc., Dosen Pembimbing I, yang telah
memberikan pengarahan dan dorongan kepada penulis untuk penyusunan
skripsi.
6. Ibu Dra. C. Wigati Retno Astuti, M.Si., M.Ed., Dosen Pembimbing II, yang
dengan penuh ketelitian memeriksa skripsi ini.
7. Segenap Dosen yang telah memberikan ilmu-ilmunya kepada saya selama
saya studi di Universitas Sanata Dharma.
8. Mbak Titin yang memberikan informasi dan membantu dalam kelancaran
penulisan skripsi.
9. Kedua orang tua saya, Bapak Viktorianus Triyanto dan Ibu Agnes Iin Jarwati
tercinta atas segala doa, kasih sayang, motivasi, perhatian, kesempatan dan
semangat yang diberikan dengan tulus selama ini.
10. Masyarakat Desa Banjarasri yang telah membantu dalam pelaksanaan
penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... iv
HALAMAN MOTTO ...................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTK KEPENTINGAN AKADEMIS .......................................................... vii
ABSTRAK ....................................................................................................... viii
ABSTRACT ....................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ..................................................................................... x
DAFTAR ISI .................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................... 1
B. Batasan Masalah....................................................................... 5
C. Rumusan Masalah .................................................................... 6
D. Variabel dan Definisi Operasional ........................................... 6
E. Tujuan Penelitian ..................................................................... 7
F. Manfaat Penelitian ................................................................... 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kepariwisataan Berbasis Masyarakat ..................................... 9
B. Ekowisata ................................................................................. 11
C. Kesejahteraan .......................................................................... 16
D. Komponen Sosial Ekonomi .................................................... 19
E. Hasil Penelitian Terdahulu ...................................................... 21
F. Kerangka Teoritik ................................................................... 22
G. Hipotesis .................................................................................. 23
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ......................................................................... 25
B. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 25
C. Subjek dan Objek Penelitian ................................................... 26
D. Populasi dan Sampel ................................................................ 26
E. Variabel Penelitian ................................................................... 27
F. Data yang diperlukan .............................................................. 28
G. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 28
H. Pengujian Hipotesis ................................................................. 29
BAB IV GAMBARAN UMUM
A. Perkembangan Desa Wisata di Desa Banjarasri ...................... 33
B. Gambaran Daerah Penelitian.................................................... 36
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Responden ................................................................ 44
B. Analisis Data ............................................................................ 45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
C. Pembahasan .............................................................................. 49
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .............................................................................. 53
B. Keterbatasan ............................................................................ 54
C. Saran ......................................................................................... 54
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR TABEL
Tabel IV.1 Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama pada Tahun 2015 . 38
Tabel IV.2 Nama Organisasi-Organisasi di Desa Banjarasri ..................... 39
Tabel IV.3 Gambaran Pendapatan Masyarakat Desa Banjarasri Sebelum
Adanya Desa Wisata ................................................................ 42
Tabel IV.4 Gambaran Pengeluaran Masyarakat Desa Banjarasri Sebelum
Adanya Desa Wisata................................................................. 43
Tabel IV.5 Gambaran Pekerjaan Masyarakat Desa Banjarasri Sebelum
Adanya Desa Wisata................................................................. 43
Tabel V.I Komposisi Usia Responden ...................................................... 44
Tabel V.2 Komposisi Pendidikan Terakhir ............................................... 45
Tabel V.3 Paired Sample Test ................................................................... 46
Tabel V.4 Paired Sample Test ................................................................... 47
Tabel V.5 Rata-Rata Pendapatan Sesudah dan Sebelum Adanya Desa
Wisata ....................................................................................... 48
Tabel V.6 Paired Sample Test ................................................................... 48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuisioner .................................................................................. 57
Lampiran 2 Data karakteristik responden .................................................... 59
Lampiran 3 Hasil uji Validitas dan Realibilitas ........................................... 61
Lampiran 4 Surat Ijin Penelitian .................................................................. 66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Wilayah negara Indonesia sebagian besar adalah wilayah
perdesaan dengan mata pencaharian penduduk sebagian besar adalah di
sektor pertanian. Tidak mengherankan apabila 65,7% dari tenaga kerja
yang bekerja di wilayah perdesaan bekerja di sektor pertanian (Bappenas,
2011). Namun sangat disayangkan, jumlah penduduk miskin di perdesaan
menunjukkan angka yang sangat signifikan. Menurut data dari BPS Maret
tahun 2013, penduduk miskin yang berada di perdesaan sekitar 17,74 juta
orang dari total penduduk miskin di Indonesia, atau sekitar 28,07 juta
orang (BPS, 2013). Berdasarkan survei dari Badan Pusat Statistik
(Yogyakarta.bps.go.id) Yogyakarta yang dirilis Juli 2013, jumlah penduduk
miskin atau penduduk yang konsumsinya berada di bawah garis kemiskinan,
pada Maret 2013 di DIY mencapai 550.190 orang.
Pengentasan kemiskinan saat ini menjadi isu utama yang
direkomendasikan UNWTO, bekerjasama dengan pemerintah dan dengan
keikutsertaan seluruh lapisan masyarakat. Hal ini berkaitan erat dengan
tujuan PBB mewujudkan MDG’s tahun 2000 (Millenium Development Goals)
yang mencantumkan 8 bidang kegiatan yaitu:
1. Memberantas kemiskinan dan kelaparan ekstrim
2. Mewujudkan pendidikan dasar untuk semua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
3. Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan
4. Menurunkan angka kematian anak
5. Meningkatkan kesehatan ibu
6. Memerangi HIV dan AIDS, malaria serta penyakit lainnya
7. Memastikan kelestarian lingkungan
8. Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan
PBB mencanangkan program MDGs pada September tahun 2000
dan menjadikan masalah kemiskinan dan aksi pengentasannya menjadi
wacana dan agenda prioritas negara-negara di dunia, terutama yang ikut
menandatangani deklarasi MDGs. PBB menargetkan untuk dapat
menghapuskan separuh jumlah penduduk miskin di dunia pada tahun
2015 mendatang. UNWTO, Badan PBB yang bergerak di bidang
kepariwisataan, dan lembaga terkait lainnya turut pula mengampanyekan
pariwisata sebagai salah satu alat untuk memerangi kemiskinan.
Beberapa negara dewasa ini telah mengembangkan kepariwisataan
sampai ke desa-desa dengan memajukan potensi lokal. Pariwisata
diharapkan dapat memberikan peningkatan pendapatan dan penyerapan
tenaga lokal, baik secara langsung maupun tidak langsung, selain itu juga
dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Pengembangan pariwisata di desa sudah dilakukan di Daerah
Yogyakarta, karena Yogyakarta merupakan provinsi yang masih memiliki
keindahan alam yang masih alami. Hal ini dapat terlihat di berbagai Kabupaten
di Yogyakarta yang memiliki tempat-tempat wisata, misalnya di Kabubaten
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Bantul terdapat wisata pantai, kabupaten Sleman terdapat wisata Pegunungan,
candi, Kabupaten Gunung Kidul wisata pantai, Yogyakarta kota memiliki
peninggalan sejarah (kraton), sedangkan kabupaten Kulon Progo memiliki
wisata alam yang masih alami yaitu tempat perkemahan, home stage dan
tempat outbound.
Wisata yang ada di setiap kabupaten ini dikembangkan ke desa-desa
yang memiliki potensi dalam wisata. Dengan pengembangan desa wisata di
desa-desa ini diharapkan agar masyarakat sekitar memiliki tambahan
pendapatan, selain itu untuk mengurangi angka pengangguran. Desa wisata
ada, supaya masyarakat sekitar desa wisata yang belum memiliki pekerjaan
(menganggur) bisa membuka kesempatan kerja di wilayah desa wisata
tersebut. Selain itu pemberdayaan warga/ masyarakat muda di desa wisata juga
sangatlah penting. Supaya pemuda-pemudi yang ada di desa wisata itu yang
tidak mau bekerja di luar desa bisa menjadikan lahan pekerjaan di desa wisata
tersebut.
Desa Banjarasri terletak 35 KM sebelah barat kota Yogyakarta.
Tepatnya di Boro, Banjarasri, Kalibawang, Kulon Progo, Yogyakarta. Dengan
potensi alam yang masih asri dan nuansa pedesaan masih kental sehingga
masyarakat dan pemerintah Desa Banjarasri sepakat menjadikan keindahan
alam tersebut menjadi tempat wisata. Keindahan alam yang dimiliki desa
Banjarasri ini adalah tanah yang luas yang masih asri, persawahan yang masih
luas dan indah dan pegunungan yang sejuk dan asri. Dengan keindahan alam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
yang dimiliki itu, maka dijadikan sebuah tempat istirahat, tempat bermain dan
tempat perkemahan, serta wisata perkebunan, dan persawahan yang masih asri.
Pengembangan wisata ini diharapkan dapat meningkatkan pendapatan
masyarakat di desa tersebut. Selain itu bisa mengurangi angka pengangguran
masyarakat desa Banjarasri. Sebelum adanya desa wisata ini penduduk di desa
Banjarasri mata pencahariannya petani, karena tingkat pendidikan yang masih
rendah sehingga pendapatan yang di dapat masih kurang untuk memenuhi
kebutuhan hidup. Karena mengandalkan dari hasil pertanian maka kesadaran
akan pentingnya pendidikan penduduk di Desa Banjarasri ini masih kurang.
Sehingga masih banyak masyarakat yang bekerja mengikuti orangtuanya atau
memilih untuk menganggur. Hal ini dapat terlihat dari data yang didapat dari
Desa Banjarasri yaitu penduduk yang berumur produktif yang menuntaskan
pendidikan sampai tingkat SD sebanyak 542 orang, sedangkan menuntaskan
pendidikan sampai tingkat SMP sebanyak 299 orang, sedangkan pendidikan
sampai SMA sebanyak 438 0rang, dan menuntaskan pendidikan sampai
perguruan tinggi sebanyak 81 orang. Dari sini dapat dilihat kalau penduduk
Desa Banjarasri mayoritas penduduknya lulusan SD.
Fenomena sosial yang masih terlihat jelas di Desa Banjarasri masih
banyak terlihat pemuda-pemudi yang kegiatannya setiap hari hanya di pinggir
jalan tanpa ada kegiatan yang jelas (nongkrong). Pemuda-pemudi di Desa
Banjarasri ini tidak memiliki pemikiran untuk keluar dari Desa Banjarasri
untuk mencari pekerjaan yang lebih baik dan mendapatkan gaji yang lebih
besar daripada hanya tinggal di desa tersebut. Dengan pemikiran yang masih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
tradisional/bergantung dari hasil bertani maka membuat masyarakat di Desa
Banjarasri ini yang usia masih tergolong masih muda lebih banyak memilih
tetap di desa tanpa harus mempunyai suatu pekerjaan yang pasti, misalnya
buruh tani, tukang bangunan.
Desa wisata yang ada di desa wisata ini diharapkan dapat membenahi
tingkat pendidikan masyarakat dan pendapatan masyarakatnya, selain itu dapat
membuka kesempatan kerja bagi para pemuda-pemudi di sekitar Desa Wisata
sehingga kesejahteraan masyarakatnya dapat tercapai. Penduduk juga bisa
mencari pendapatan tambahan selain sebagai seorang petani tetapi bekerja di
wisata tersebut.
Dari latar belakang masalah tersebut maka penulis bermaksud
mengambil judul dalam penelitian ini “Studi Komparasi Tingkat
Kesejahteraan Masyarakat sebelum dan sesudah menjadi Desa Wisata”.
B. Batasan Masalah
Dalam penulisan skripsi ini, penulis mencoba membatasi hanya
masalah jenis pekerjaan, tingkat pendapatan, jumlah penduduk miskindan
pendapatan masyarakat sebelum dan sesudah menjadi Desa Wisata di Desa
Banjarasri Kecamatan Kalibawang. Penulis membatasi tempat untuk
melakukan penelitian karena diharapkan penelitian ini dapat lebih fokus dan
memperoleh hasil yang sesuai dengan harapan penulis dan menjadi sebuah
karya ilmiah yang baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
C. Rumusan Masalah
Perumusan masalah dalam penelitian digunakan untuk
mengungkapkan pokok - pokok pikiran jelas mengenai hakikat dari masalah
tersebut sehingga mempermudah kita memahaminya. Berdasarkan latar
belakang di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah perkembangan jenis pekerjaan masyarakat di Desa wisata
Banjarasri, Kecamatan Kalibawang?
2. Apakah ada perbedaan tingkat pendapatan masyarakat sebelum dan
sesudah adanya Desa Wisata di Desa Banjarasri Kecamatan Kalibawang?
3. Apakah ada perbedaan jumlah pengeluaran sebelum dan sesudah adanya
Desa Wisata?
D. Variabel dan Definisi Operasional
Agar tidak terjadi kesalahan dalam menafsirkan variabel dalam
penelitian maka perlu dijelaskan identifikasi antara masing-masing variabel
dalam penelitian yaitu:
1. Jenis pekerjaan yaitu jenis pekerjaan yang dijalani oleh kepala keluarga
responden.
2. Tingkat Pendapatan yaitu jumlah uang yang diterima pendapatan real
uang baik diterima masyarakat dalam waktu satu bulan. Variabel ini
dinyatakan dalam bentuk rupiah per bulan.
3. Pengeluaran adalah jumlah uang yang dikeluarkan oleh suatu keluarga
dalam kurun waktu satu bulan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
E. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui perkembangan jenis pekerjaan yang dijalani kepala
keluarga di desa wisata Banjarasri Kecamatan Kalibawang.
2. Untuk mengetahui tingkat pendapatan masyarakat di Desa Banjarasri
sebelum dan sesuadah menjadi Desa Wisata.
3. Untuk menganalisis jumlah pengeluaran di Desa Banjarasri sebelum dan
sesudah menjadi Desa Wisata.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat hasil penelitian ini secara umum untuk memberikan
sumbangan terhadap pengembangan ilmu dan memecahkan masalah sesuai
dengan bidang yang dikaji.
Manfaat hasil penelitian secara khusus adalah untuk :
1. Bagi peneliti
a. Memberikan inspirasi bagi peneliti supaya peneliti bisa ambil andil
dalam menyumbangkan ide dengan memberikan sumbangan atau
masukkan untuk pemerintah dan masyarakat setempat.
b. Penelitian ini sebagai pengalaman untuk menambah keterampilan
dalam menganalisis suatu masalah sekaligus menambah keterampilan
dalam memecahkan masalah sesuai dengan aplikasi teori yang
diperoleh selama menempuh studi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
2. Bagi subjek Penelitian
a. Sebagai bahan acuan untuk menentukan kebijakan dalam memajukan
wista desanya.
b. Untuk memberikan pandangan mengenai keadaan yang menyangkut
tingkat pendidikan, fasilitas dan pendapatan masyarakat.
c. Mendapatkan masukan sebagai bahan pertimbangan untuk
mengadakan evaluasi dan perbaikan.
3. Bagi fakultas
a. Menambah bahan-bahan kajian terhadap teori-teori yang ada.
b. Menambah pengetahuan tentang tingkat pendidikan, fasilitas, dan
pendapatan masyarakat yang berguna bagi ilmu pengetahuan sosial
terutama dalam ekonominya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
BAB II
TINJUAN PUSTAKA
A. Kepariwisataan Berbasis Masyarakat (Community Based Tourism)
1. Konsep Community Based Tourism
Community based tourism dapat diartikan sebagai pembangunan
pariwisata berbasis komunitas, melalui pengembangan community based
tourism diharapkan dapat ditingkatkan (Weber, 2004:2)
a. Partisipasi masyarakat lokal dalam proses pengambilan keputusan
terhadap arah pengembangan serta struktur organisasi proyek
pariwisata (masyarakat lokal sebagai subjek dan objek pariwisata)
b. Taraf hidup masyarakat lokal dengan pembagian hasil secara adil
(pro-poor-tourism)
c. Pelestarian budaya setempat dengan penyediaan kegiatan atau hasil
budaya sebagai daya tarik.
Masyarakat setempat sebagai subjek dan objek pariwisata dapat
menyediakan jasa berupa:
a. Pengembangan infrastruktur
b. Transportasi
c. Makanan
d. Akomodasi
e. Kerajinan tangan
f. Petunjuk budaya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
g. Demonstrasi masyarakat sehari-hari
Ada tiga tipe dalam Community Based Tourism diantaranya adalah
sebagai berikut:
a. Perusahaan pariwisata dimiliki dan dikelola penuh oleh masyarakat
setempat
b. Perusahaan pariwisata dimiliki dan dikelola oleh beberapa keluarga
atau organisasi lokal
c. Join venture antara masyarakat setempat dengan sektor industri
pariwisata luar
2. Tujuan dari proyek Community Based Tourism
Pengembangan Community Based Tourism bertujuan untuk
meningkatkan taraf hidup serta partisipasi masyarakat lokal. (Weber,
2004:3). Dengan pelaksanaan Community Based Tourism masyarakat
sebagai pelaku pariwisata dalam memperoleh peningkatan pengetahuan
tentang pariwisata pada umumnya, ikut menentukan tujuan organisasi
proyek secara kolektif, mampu meningkatkan kompetensi dalam
pengelolaan usaha pariwisata, menentukan pembagian hasil yang adil,
serta pelestarian budaya setempat sebagai daya tarik.
3. Keuntungan dan kerugian Community Based Tourism
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Tabel II.1
Keuntungan dan kerugian Community Based Tourism
Keuntungan Community Based
Tourism
Kerugian Community Based
Tourism
a. Perluasan pasar kerja dan
peningkatan pendapatan rumah
tangga dan masyarakat
seluruhnya
b. Diversifikasi masyarakat
setempat
c. Stimulasi perkembangan
ekonomi setempat
d. Peningkatan taraf pendidikan
e. Perkembangan infrastruktur
f. Peningkatan kebanggaan
budaya setempat
g. Menghidupkan kembali budaya
local
h. Pengurangan migrasi
i. Penguatan kontrol kekayaan
lokal
j. Peningkatan pengertian dan
simpati wisatawan tentang cara
hidup lain
k. Peningkatan manajemen
sampah dan air limbah
a. Investasi beresiko tinggi
b. Pengembangan infrastruktur
cenderung untuk kebutuhan
wisatawan saja
c. Kontrol dari luar
(pemerintah, LSM, Industri
pariwisata)
d. Berpotensi menciptakan
konflik
e. Permintaan produk
pariwisata kurang stabil
f. Ketergantungan berlebihan
g. Pembagian hasil tidak
merata
h. Kenaikan harga produk
lokal
i. Pencemaran lingkungan
j. Kemerosotan nilai-nilai
social,
k. Adat, dan budaya
Sumber: Weber, 2004:5
Disamping itu masalah utama dalam pengembangan dan
pelaksanaan community based tourism adalah rendahnya kompetensi
warga masyarakat setempat.
B. Ekowisata
1. Konsep Ekowisata
Ekowisata adalah suatu wisata yang bersifat alam dengan tujuan
melestarikan lingkungan sekaligus meningkatkan kesejahteraan penduduk
lokal secara berkelanjutan. Dalam ekowisata, selain tidak merusak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
lingkungan dan budaya lokal, juga ada unsur pendidikan baik kepada turis
maupun penduduk local
2. Ekowisata Berkelanjutan
Wisata lingkungan merupakan industri yang bebas polusi, sehingga
merupakan industri yang ramah lingkungan. Industri wisata
lingkungan/ekosistem yang dipasarkan adalah jasa lingkungannya berupa
kekhasan/ keindahan alam, kesejukan/ kesegaran suasana, keunikan adat
istiadat, budaya, keramahtamahan, dan lain-lain. Keberhasilan pemasaran
ekowisata, tentu tidak lepas dari peran serta semua pihak, baik kalangan
pemerintah daerah, dunia usaha, perguruan tinggi, LSM, terutama
masyarakat sekitar ekowisata. Agar kegiatan ekowisata dapat berjalan
dengan sesuai yang diharapkan maka masyarakat luas sejak awal
dilibatkan dalam pengelolaan termasuk perawatan/pemeliharaan objek
wisata.
Objek wisata dipasarkan bertujuan untuk memperoleh pendapatan
bagi pemerintah selain itu juga untuk menggerakkan roda perekonomian
khususnya masyarakat setempat, maupun masyarakat lainnya yang terkait
dengan kegiatan wisata. Dengan dilibatkannya masyarakat yang di
fasilitasi pemerintah pada kegiatan yang ada pada objek wisata, maka
diharapkan masyarakat dapat memiliki rasa sayang dan peduli terhadap
objek wisata ekowisata.
Objek wisata alam merupakan aset yang telah disediakan oleh
alam, sehingga perlu adanya investasi dalam hal pengadaan objek wisata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
tersebut. Sebagai pelaku pariwisata yang diperlukan adalah merawat,
menata, menjaga, serta membuka akses ke objek wisata, memasarkan dan
menyebarluaskan informasi mengenai objek wisata tersebut.
3. Masyarakat Desa dan Pariwisata
Perkembangan pariwisata yang ditandai dengan semakin gencarnya
pencarian objek-objek wisata yang unik, beragam, dan berkualitas tinggi
mengakibatkan wilayah pedesaan menjadi sasaran baru pengembangan
daerah tujuan wisata. Pariwisata perdesaan merupakan bentuk pariwisata
yang bertumpu pada objek dan daya tarik kehidupan desa dengan ciri-ciri
khusus masyarakatnya, panorama alam, dan budayanya (Putra, 2001 dalam
Damanik, 2003).Pariwisata pedesaan tumbuh sebagai respon terhadap
permintaan pasar wisatawan terhadap objek dan atraksi wisata yang baru
dan berbeda dengan objek wisata konvensional.
Dari sisi supply pengembangan pariwisata pedesaan didorong oleh
tiga faktor berikut:
a. Wilayah pedesaan memiliki potensi alam dan budaya yang relatif lebih
kaya daripada wilayah perkotaan.
b. Wilayah pedesaan memiliki lingkungan yang relatif belum banyak
tercemar dibandingkan dengan kawasan perkotaan sehingga dipandang
merupakan kawasan yang layak secara lingkungan bagi kegiatan
wisata.
c. Pariwisata mendorong diversifikasi ekonomi masyarakat yang dalam
tingkat tertentu yang cenderung mengalami kejenuhan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Menurut Fagance dalam Damanik, 2003 suatu desa dapat
dikembangkan menjadi kawasan wisata apabila iya memiliki paling tidak
empat unsur penting, yaitu:
a. Keunikan, keaslian, dan sifat khusus
b. Letaknya dekat dengan lingkungan alam yang luar biasa atau dengan
situs arkeologi atau situs sejarah
c. Berkaitan dengan kelompok atau masyarakat berbudaya yang secara
hakiki menarik minat pengunjung
d. Fasilitas penunjang aktivitas rekreasi.
4. Desa Wisata (DW)
a. Pengertian Desa Wisata
Desa Wisata adalah suatu bentuk integrasi antara atraksi,
akomodasi dan fasilitas pendukung yang disajikan dalam suatu struktur
kehidupan masyarakat yang menyatu dengan tata cara dan tradisi yang
berlaku.
b. Komponen Utama Desa Wisata
Dua konsep yang utama dalam komponen desa wisata:
1) Akomodasi: sebagian dari tempat tinggal para penduduk setempat
dan atau unit-unit yang berkembang atas konsep tempat tinggal
penduduk
2) Atraksi: seluruh kehidupan keseharian penduduk setempat beserta
setting fisik lokasi desa yang memungkinkan berintegrasinya
wisatawan sebagai partisipasi aktif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
c. Pendekatan pengembangan Desa Wisata
Pengembangan desa wisata harus direncanakan secara hati-hati
agar dampak yang timbul dapat di kontrol. Berdasarkan dari penelitian
studi-studi dari UNDP/WTO dan beberapa konsultan Indonesia dicapai
dua pendekatan dalam penyusunan rangka kerja dari pengembangan
sebuah desa menjadi desa wisata:
1) Pendekatan pasar untuk pengembangan desa wisata
2) Model interaksi tidak langsung
3) Model interaksi setengah langsung
4) Model interaksi langsung
5) Pendekatan fisik dalam pengembangan desa wisata
d. Tipe desa wisata
1) Tipe terstruktur
Ditandai dengan karakter-karakter sebagai berikut:
(a) Lahan terbatas yang dilengkapi dengan infrastruktur yang
spesifik untuk kawasan tersebut.
(b) Lokasi pada umumnya terpisah dari masyarakat lokal,
sehingga dampak negatif yang ditimbulkan dapat dikontrol.
(c) Lahan tidak terlalu besar dan masih dalam tingkat
kemampuan perencanaan integratif dan terorganisasi.
2) Tipe terbuka
Tipe ini ditandai dengan karakter-karakter yaitu: tumbuh
menyatunya kawasan dengan struktur kehidupan, baik ruang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
maupun pola dengan masyarakat lokal. Distribusi pendapatan
yang didapat dari wisatawan dapat langsung dinikmati oleh
penduduk lokal, akan tetapi dampak negatifnya cepat menjalar ke
penduduk lokal dan susah untuk di kendalikan.
C. Kesejahteraan
Kesejahteraan menurut Spicker diartikan sebagai “well-being” atau
kondisi sejahtera. Kesejahteraan bermula dari kata sejahtera, berawalan kata
ke- dan berakhiran kata -an. Sejahtera berarti aman sentosa, makmur,
dan selamat, artinya terlepas dari segala macam gangguan dan kesukaran.
Sosial adalah dari bahasa Inggris yaitu “social” yang berarti ramah tamah,
senang sekali bergaul, kemasyarakatan. Sosial dari bahasa latin; Socius yang
berarti kawan atau teman.
Istilah sosial mempunyai arti yang berbeda: sosial diartikan sebagai
suatu indikasi daripada kehidupan bersama makhluk manusia, umpamanya
dalam kebersamaan rasa, berfikir, bertindak dan dalam hubungan antar
manusia. Secara umum kesejahteraan sosial yaitu suatu keadaan terpenuhinya
segala bentuk kebutuhan hidup, khususnya yang bersifat mendasar seperti
makanan, pakaian, perumahan, pendidikan, dan perawatan kesehatan (Amir,
2009).
Kesejahteraan sosial menurut Undang-Undang Nomor 11 Tahun
2009 tentang Kesejahteraan Sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan
material, spiritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi
sosialnya. Kesejahteraan dapat dilihat dari pemerataan pendapatan, pendidikan
yang mudah dijangkau, kualitas kesehatan yang semakin meningkat dan
merata.
Pemerataan pendapatan berhubungan dengan adanya lapangan
pekerjaan, peluang dan kondisi usaha, dan faktor ekonomi lainnya.
Kesempatan kerja dan kesempatan berusaha diperlukan agar masyarakat
mampu memutar roda perekonomian yang pada akhirnya mampu
meningkatkan jumlah pendapatan yang mereka terima.
Pendidikan yang mudah di sini dalam arti jarak dan nilai yang
harus dibayarkan oleh masyarakat. Pendidikan yang murah dan mudah
diharapkan masyarakat dapat dengan mudah mengakses pendidikan
setinggi-tingginya, sehingga kualitas sumberdaya manusia dapat meningkat.
Kesejahteraan manusia dapat dilihat dari kemampuan mereka untuk
mengakses pendidikan, serta mampu menggunakan pendidikan itu untuk
mendapatkan kebutuhan hidupnya.
Kesehatan merupakan faktor untuk mendapatkan pendapatan dan
pendidikan. Kesehatan harus ditempatkan sebagai hal yang utama dilakukan
oleh pemerintah. Masyarakat yang sakit akan sulit untuk beraktivitas, sehingga
sulit pula untuk memperjuangkan kesejahteraan dirinya. Jumlah dan jenis
pelayanan kesehatan harus mampu menjangkau dan dijangkau oleh
masyarakat, terutama mereka yang tergolong miskin. Masyarakat yang
membutuhkan layanan kesehatan tidak dibatasi oleh jarak dan waktu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Setiap saat mereka dapat mengakses layanan kesehatan yang murah dan
berkualitas. Apabila masih banyak keluhan masyarakat tentang layanan
kesehatan, maka itu pertanda bahwa suatu Negara masih belum mampu
mencapai taraf kesejahteraan yang diinginkan oleh rakyatnya.
(www.ekonomi.kompasiana.com)
Arthur Dunham dalam Sukoco (1991) mendefinisikan kesejahteraan
sosial sebagai kegiatan-kegiatan yang terorganisasi dengan tujuan
meningkatkan kesejahteraan dari segi sosial melalui pemberian bantuan
kepada orang untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan di dalam beberapa
bidang seperti kehidupan keluarga dan anak, kesehatan, penyesuaian
sosial, waktu senggang, standar-standar kehidupan, dan hubungan-
hubungan sosial. Pelayanan kesejahteraan sosial memberi perhatian utama
terhadap individu-individu, kelompok-kelompok, komunitas-komunitas, dan
kesatuan-kesatuan penduduk yang lebih luas; pelayanan ini mencakup
pemeliharaan atau perawatan, penyembuhan dan pencegahan.
(http://ichwanmuis.com)
Pendapat lain tentang kesejahteraan sosial diungkapkan pula oleh
Friedlander (1991):
Social welfare is the organized system of social services and
institutions, designed to aid individuals and grous to attain satisfying
standards of life and health, and personal and social relationships
which permit them to develop their full capacities and to promote
their well-being in harmony with the needs of their families and the
community”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Kalimat tersebut menyatakan bahwa kesejahteraan sosial merupakan
suatu sistem yang terorganisasi dari pelayanan-pelayanan sosial dan lembaga-
lembaga, yang bermaksud untuk membantu individu-individu dan kelompok
agar mencapai standar kehidupan dan kesehatan yang memuaskan, serta
hubungan perorangan dan sosial yang memungkinkan mereka
mengembangkan segenap kemampuan dan meningkatkan kesejahteraan
mereka selaras dengan kebutuhan-kebutuhan keluarga maupun masyarakat.
(http://ichwanmuis.com).
D. Komponen Sosial Ekonomi
1. Pendapatan
Menurut Sukirno (2006:47) pendapatan adalah jumlah penghasilan
yang diterima oleh penduduk atas prestasi kerjanya selama satu periode
tertentu, baik harian, mingguan, bulanan ataupun tahunan. Beberapa
klasifikasi pendapatan antara lain: 1) Pendapatan pribadi, yaitu; semua
jenis pendapatan yang diperoleh tanpa memberikan suatu kegiatan apapun
yang diterima penduduk suatu Negara. 2) Pendapatan disposibel, yaitu;
pendapatan pribadi dikurangi pajak yang harus dibayarkan oleh para
penerima pendapatan, sisa pendapatan yang siap dibelanjakan inilah yang
dinamakan pendapatan disposibel. 3) Pendapatan nasional, yaitu; nilai
seluruh barang-barang jadi dan jasa-jasa yang diproduksikan oleh suatu
Negara dalam satu tahun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Penghasilan keluarga menurut Gillarso (1992:41) dapat bersumber
pada:
a. Usaha sendiri
b. Bekerja pada orang lain
c. Hasil dari milik
Gillarso (1992) juga mengungkapkan bahwa penghasilan/
pendapatan keluarga adalah sebagai bentuk balas karya yang diperoleh
sebagai imbalan atau balas jasa atau sumbangan seseorang terhadap proses
produksi. Sedangkan pendapatan masyarakat adalah seluruh pendapatan/
penghasilan yang di dapat dari semua masyarakat yang ada.
2. Pengeluaran
Pengeluaran adalah arus uang keluar yang digunakan untuk
membeli barang atau jasa yang dibutuhkan. Kegiatan konsumsi tidak akan
dapat dilakukan jika tidak ada sejumlah penghasilan atau pendapatan.
Besar kecilnya pengeluaran dipengaruhi oleh jumlah pendapatan yang
dimiliki. Untuk menjaga keseimbangan antara penghasilan dan
pengeluaran, seseorang perlu mengatur kegiatan konsumsi.
Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam mengatur
pengeluaran untuk konsumsi adalah sebagai berikut ini:
a. Menetapkan prioritas kebutuhan yang paling mendesak
b. Menyesuaikan pengeluaran dengan besar kecilnya pendapatan yang
diterima
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
c. Memperhatikan dan membandingkan harga kualitas barang yang akan
dibeli
d. Menghindari pola hidup boros
e. Menghindari membeli barang-barang di luar kemampuan
B. Hasil Penelitian Terdahulu
Tesis, Ika Kusuma Permanasari (2011) yang berjudul “Pemberdayaan
Masyarakat Melalui Desa Wisata Dalam Usaha Peningkatan Kesejahteraan
(Desa Candirejo, Magelang, Jawa Tengah)”: Tesis ini mempunyai tujuan
mengkaji seberapa besar pengaruh pemberdayaan masyarakat melalui
pengembangan suatu desa menjadi desa wisata dilihat dari perubahan sosial
ekonomi masyarakatnya. Penelitian ini merupakan eksplorasi untuk
mengetahui pengelolaan pemberdayaan masyarakat yang telah dilakukan
selama ini di Desa Candirejo, ditinjau dari tantangan yang dihadapi dan
peluangnya ke depan.
Hasil dari penelitian ini adalah:
1. Desa Candirejo memiliki banyak potensi daerah untuk dikembangkan
lebih lanjut sebagai desa wisata. Lokasinya yang dekat dengan Candi
Borobudur sebagai world heritage culture dengan pemandangan alam
yang indah menambah nilai lebih bagi keberadaan desa.
2. Pemberdayaan desa pada awalnya adalah diperuntukkan untuk menjaga
eksistensi Candi Borobudur yang memiliki nilai tinggi sebagai warisan
budaya dunia. Namun demikian, upaya konservasi terhadap Candi tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
dapat berjalan tanpa dukungan dari masyarakat sekitar. Untuk itu
pemberdayaan desa dilakukan seiring perkembangan pariwisata di
Candi Borobudur yang semakin meningkat dengan menjadikan desa
sebagai desa wisata.
3. Upaya pemberdayaan masyarakat melalui desa wisata, dilakukan tidak
hanya untuk upaya konservasi kawasan Candi Borobudur, tetapi dalam
upaya pelestarian lingkungan, pelestarian nilai-nilai tradisi masyarakat
lokal, juga upaya peningkatan pendapatan masyarakat dengan menjadikan
desa sebagai daerah tujuan wisata.
4. Sejak resmi dijadikan desa wisata pada tahun 2003, wisatawan baik dari
dalam negeri maupun dari luar negeri, banyak yang datang berkunjung ke
sana. Penduduk desa mendapat manfaat dari kedatangan wisatawan
tersebut, baik secara materi maupun pengalaman berinteraksi dengan
wisatawan yang datang. Penduduk merasa senang sejak desa mereka
dijadikan desa wisata, karena lingkungan menjadi bersih dan teratur
dan mendapat tambahan pendapatan.
5. Ketika penelitian dilakukan, ditemukan hal-hal baru di luar apa yang
menjadi pokok utama penelitian. Utama: pengentasan kemiskininan,
ternyata ada peningkatan status sosial masyarakat.
C. Kerangka Teoritik
Dalam melakukan pembangunan ekonomi hendaknya harus
memperhatikan dari berbagai segi. Karena masih banyak masalah-masalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
sosial-ekonomi yang harus dipecahkan misalnya masalah kemiskinan,
kelaparan, kesehatan, pendidikan yang pada akhirnya akan merembet ke
pendapatan, konsumsi dan kesejahteraan manusia itu sendiri.
Pembangunan nasional, khususnya di sektor pariwisata menunjukkan
hasil yang baik, karena adanya peningkatan jumlah wisatawan mancanegara
maupun wisatawan domestik yang melakukan kegiatan wisata.
Indonesia memiliki sumberdaya manusia yang cukup besar sebagai
modal dasar pembangunan dan pengembangan pariwisata. Modal dasar
tersebut apabila dikelola dan direncanakan dengan baik dan terarah akan
mempunyai peran yang cukup besar dalam menunjang pencapaian tujuan
nasional, yakni meningkatkan kesejahteraan rakyat, memperkenalkan dan
mendayagunakan obyek dan daya tarik wisata
Dengan adanya desa wisata di Desa Banjarasri Kecamatan Kalibawang
ini diharapkan dapat mengurangi angka kemiskinan, selain itu jumlah
pendapatan menjadi meningkat, dan fasilitas-fasilitas seperti infrastruktur
semakin baik. Dengan pendapatan yang meningkat ini dapat mengentaskan
masalah kemiskinan dan mengurangi angka pengangguran di Desa Banjarasri
ini.
D. Hipotesis
Berdasarkan uraian tersebut peneliti beranggapan bahwa dengan
adanya Desa Wisata di Desa Banjarasri kecamatan Kalibawang, memberikan
dampak seperti:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
1. Ada perbedaan jenis pekerjaan masyarakat sebelum dan sesudah adanya
Desa Wisata.
2. Adanya perbedaan tingkat pendapatan masyarakat sebelum dan sesudah
adanya Desa Wisata.
3. Adanya perbedaan jumlah pengeluaran masyarakat sebelum dan sesudah
adanya Desa Wisata.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif komparatif. Metode
penelitian deskriptif komparatif adalah metode yang bersifat ex post facto
artinya data dikumpulkan setelah semua kejadian telah selesai berlangsung.
Penelitian ini dapat melihat akibat dari suatu fenomena dan menguji
hubungan sebab akibat dari data-data yang ada. Jenis penelitian deskriptif
komparatif dilakukan untuk membandingkan suatu variabel (objek
penelitian), antara subjek yang berbeda atau waktu yang berbeda.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Desa Banjarasri merupakan suatu desa yang terletak di Kabupaten
Kulon Progo, Kecamatan Kalibawang, desa ini merupakan desa yang
memiliki sumber daya alam yang masih alami dan merupakan desa wisata.
Penulis mengadakan penelitian pada desa tersebut dikarenakan desa
tersebut merupakan desa yang memiliki potensi yang baik dalam
mengembangkan Desa Wisata yang jarang ditemui di desa-desa lain.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan September 2014.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah variabel-variabel yang diteliti
seperti: Jenis Pekerjaan, Tingkat Pendapatan, Jumlah pengeluaran.
2. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah penduduk desa di Desa Banjarasri,
Kecamatan Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo, DIY.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah 6.165 orang di Desa Banjarasri,
Kecamatan Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo, DIY.
2. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto,
2006) atau menurut Nursalam (2003) sampel adalah bagian dari populasi
terjangkau yang dapat dipergunakan sebagai obyek peneliti melalui
sampling. Jumlah ukuran sampel yang digunakan dapat ditentukan
dengan menggunakan rumus Slovin dalam Rakhmat, (2004: 82) sebagai
berikut:
21 Ne
Nn
Keterangan :
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
e = prosentase jumlah penduduk ketelitian karena kesalahan pengambilan
sampel yang dapat ditolerir atau diinginkan yaitu 10% karena jumlah
populasi lebih dari 100 orang yaitu 6.165 penduduk.
Dari rumus di atas dapat ditentukan ukuran sampel sebagai berikut:
9165,67
165.6
%10165.61
165.62
n
Dari dasar perhitungan tersebut maka penulis mengambil sampel 91
orang untuk mewakili jumlah responden yang akan dimintai tanggapan
dengan memberikan kuesioner. Teknik dalam penarikan sampel
menggunakan sampel acak proporsional yaitu sampel dipilih secara
random atau acak dari semua populasi dengan cara diundi. Dengan teknik
ini setiap unsur atau bagian mempunyai kemungkinan dan kesempatan
yang sama untuk menjadi sampel.
E. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Agar tidak terjadi kesalahan dalam menafsirkan variabel dalam
penelitian maka perlu dijelaskan identifikasi antara masing-masing variabel
dalam penelitian yaitu :
1. Jenis pekerjaan yaitu jenis pekerjaan yang dijalani oleh kepala keluarga
responden.
2. Tingkat Pendapatan yaitu jumlah uang yang diterima pendapatan real
uang baik diterima masyarakat dalam waktu satu bulan. Variabel ini
dinyatakan dalam bentuk rupiah per bulan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
3. Jumlah pengeluaran adalah sejumlah uang yang dikeluarkan setiap
keluarga untuk memenuhi kebutuhan hidup dalam satu bulan.
F. Data yang diperlukan
Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah :
1. Jenis pekerjaan yang ada di Desa Banjarasri sebelum dan sesudah
menjadi desa wisata
2. Tingkat pendidikan sebelum dan sesudah menjadi desa wisata.
3. Pendapatan masyarakat sebelum dan sesudah menjadi desa wisata.
4. Jumlah pengeluaran masyarakat sebelum dan sesudah adanya desa wisata.
G. Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut
1. Observasi (observation)
Observasi yaitu metode pengumpulan data secara sistematis
melalui pengamatan langsung terhadap subyek yang diteliti. Dengan
metode ini peneliti mengamati secara langsung mengenai fasilitas di Desa
Banjarasri, Kecamatan Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo, DIY.
2. Wawancara
Pengumpulan data dengan melakukan dialog langsung dengan
responden untuk memperoleh sejumlah informasi yang dibutuhkan.
Teknik ini digunakan untuk mencari data pendapatan masyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
3. Kuesioner (angket)
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden
untuk kemudian dijawab. Kuesioner ini digunakan untuk mengumpulkan
data akan tingkat pendidikan, pendapatan masyarakat, dan jumlah
pengeluaran sesudah dan sebelum adanya Desa Wisata.
Alasan digunakan kuesioner dalam penelitian ini adalah untuk
mengumpulkan data yang dilakukan secara langsung melalui daftar
pertanyaan yang harus dijawab sesuai dengan petunjuk yang ada. Melalui
kuesioner data yang dibutuhkan mudah terkumpul, pengumpulan data
akan menghemat tenaga dan biaya dan subjek adalah orang yang paling
tahu tentang dirinya sendiri dengan waktu yang lebih efisien.
H. Pengujian Hipotesis
Paired Sample t-Test (Uji t sampel berpasangan) Paired samples t-test
atau uji T sampel berpasangan merupakan uji parametrik yang digunakan
untuk menguji hipotesis sama atau tidak berbeda (Ho) diantara dua variabel
Data berasal dari dua pengukuran atau dua periode pengamatan yang berbeda
yang diambil subjek yang dipasangkan (Ghozali, 2011).
Rumus yang digunakan sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Keterangan :
δ = rata-rata deviasi (selisih sampel sebelum dan sampel sesudah)
SDδ = Standar deviasi dari δ (selisih sampel sebelum dan sampel sesudah)
N = banyaknya sampel
DF = n-1
Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis yang digunakan adalah uji t-test sampel dengan
kriteria pengambilan keputusan untuk pengujian hipotesis adalah jika
probabilitas atau Sig. > 0.05, maka hipotesis ditolak dan jika probabilitas atau
Sig. <0.05, maka hipotesis diterima (Ghozali,2011).
1. Pegujian hipotesis 1
a. Menentukan hipotesis yang dirumuskan:
Ho : bi= 0
Ho: Tidak Terdapat perbedaan yang signifikan antara jenis pekerjaan
sebelum dan sesudah adanya desa wisata.
Ha : bi≠0
Ha: Terdapat perbedaan yang signifikan antara jenis pekerjaan
sebelum dan sesudah adanya desa wisata.
b. Menentukan tingkat signifikansi α sebesar 0,05
c. Menentukan kriteria penerimaan hipotesis
Ho ditolak Ha diterima apabila t hitung > t tabel (n-k)
Ho diterima Ha ditolak apabila t hitung ≤ t tabel (n-k)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
2. Pengujian hipotesis 2
a. Menentukan hipotesis yang dirumuskan:
Ho : bi= 0
Ho: Tidak Terdapat perbedaan yang signifikan antara pendapatan
penduduk sebelum dan sesudah adanya desa wisata.
Ha : bi≠0
Ha: Terdapat perbedaan yang signifikan antara pendapatan penduduk
sebelum dan sesudah adanya desa wisata.
b. Menentukan tingkat signifikansi α sebesar 0,05
c. Menentukan kriteria penerimaan hipotesis
Ho ditolak Ha diterima apabila t hitung > t tabel (n-k)
Ho diterima Ha ditolak apabila t hitung ≤ t tabel (n-k)
3. Pengujian hipotesis 3
a. Menentukan hipotesis yang dirumuskan:
Ho : bi= 0
Ho: Tidak Terdapat perbedaan yang signifikan antara jumlah
pengeluaran sebelum dan sesudah adanya desa wisata.
Ha : bi≠0
Ha: Terdapat perbedaan yang signifikan antara jumlah pengeluaran
sebelum dan sesudah adanya desa wisata.
b. Menentukan tingkat signifikansi α sebesar 0,05
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
c. Menentukan kriteria penerimaan hipotesis
Ho ditolak Ha diterima apabila t hitung > t tabel (n-k)
Ho diterima Ha ditolak apabila t hitung ≤ t tabel (n-k)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
BAB IV
GAMBARAN UMUM
A. Perkembangan Desa Wisata di Desa Banjarasri
Desa Wisata merupakan sebuah kawasan yang memiliki keunikan dan
karakteristik khusus untuk untuk menjadi destinasi wisata, antara lain:
lingkungan bernuansa alami, tradisi dan budaya masih dipegang masyarakat,
makanan khas, sister pertanian, dan system kekerabatan. Desa wisata sebagai
daerah tujuan wisata tentu perlu ditunjang dengan fasilitas yang memadai bagi
para wisatawan.
Desa wisata Banjarasri terletak sekitar 35 km sebelah barat kota
Yogyakarta. Desa yang berada di wilayah Perbukitan Menoreh, Kabupaten
Kulon Progo ini untuk menghilangkan kepenatan. Salah satu yang ditawarkan
oleh desa ini adalah kondisi alam yang unik, segar, asri, dan hijau. Selain itu
nuansa pedesaan masih terasa kental, masyarakat desa memiliki kesepakatan
untuk menjaga kebudayaan, keasrian dan kebersihan desa serta
keramahtamahan pada para pengunjung. Dengan sumber daya alam Banjarasri
mampu menjadi daya tarik bagi pariwisata di Yogyakarta.
Perkembangan Desa Wisata ini sangat pesat, karena pada tahun 2012
Desa Banjarasri ini meraih juara kedua Desa Wisata terbaik Di Indonesia dan
berhak menerima penghargaan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi
Kreatif (Kemenparekraf). Dengan mendapatkan penghargaan tersebut Desa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Wisata Banjarasri ini mulai diminati oleh para pengunjung local maupun para
pengunjung manca negara.
1. Aktivitas wisata di Dolan Desa Boro
Wisata di Dolan Ndeso Boro diakui akan menyebabkan para
pengunjung merasa benar-benar menyaksikan realita kehidupan desa
sekaligus juga merasakan seperti apa suasana pedesaan yang rindang dan
nyaman. Sebuah lokasi wisata yang jauh dari keramaian kota, serta hiruk
pikuk kehidupan perkotaan yang penuh kebisingan.
Desa wisata Dolan Desa Boro, Banjarasri, Kalibawang, Kulon
Progo menyuguhkan para pengunjung bagaimana kehidupan desa yang
menyenangkan sekaligus sebuah tema wisata back to nature yang pas
untuk pengunjung yang memang sedang ingin jauh dari kesibukan. Karena
di sini para pengunjung akan diajak untuk merasakan indahnya
melestarikan lingkungan, budaya, serta kearifan lokal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
2. Penginapan
Di Dolan Desa Boro disediakan berbagai macam penginapan yang
dapat menampung banyak orang maupun perorangan saja. Fasilitas
penginapan juga lengkap seperti penginapan pada umumnya.
3. Warung
Di Dolan Desa Boro ada dua jenis warung.
a. Warung kejujuran
Dalam warung ini ada berbagai macam yang dijual dan di warung in
tidak ada yang menjaga. Para pengunjung hanya disediakan kotak
untuk memasukkan uang pembelian ataupun pengembalian.
b. Warung biasa
Warung biasa ini juga sama dengan warung pada umumnya. Dan di
warung ini ada yang menunggui bernama Ibu Iin. Warung ini juga
menyediakan berbagai macam produk.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
B. Gambaran Daerah Penelitian
1. Keadaan Geografis
Desa Banjarasri merupakan salah satu desa yang berada di dalam
kecamatan Kalibawang, yang ada dalam pemerintahan daerah Kabupaten
Kulon Progo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Dari desa Banjarasri
jarak ke Ibu Kota Kecamatan adalah 7 Km dengan waktu tempuh 15
menit, jarak ke Ibu Kota Kabupaten adalah 40 Km dengan waktu tempuh
sekitar 1 Jam. Berdasarkan buku profil desa wisata kabupaten Kulon
Progo, luas wilayah desa Banjarasri adalah 1142.0115 Ha.
Secara administratif, Desa Banjarasri mempunyai batas-batas
wilayah sebagai berikut:
a. Batas sebelah utara adalah Desa Banjarharjo, Banjaroya
b. Batas sebelah selatan adalah Desa Banjararum
c. Batas sebelah barat adalah Desa Sidoharjo, Purwoharjo, kecamatan
Samigaluh
d. Batas sebelah timur adalah Sungai Progo
2. Keadaan Penduduk
Data komposisi Penduduk sangat diperlukan dalam membuat
perencanaan pembangunan nasional baik itu ditingkat pusat maupun
tingkat daerah. Hal ini dikarenakan komposisi penduduk suatu daerah
mempunyai andil yang sangat menentukan dan partisipasinya
mempengaruhi keadaan social dan ekonomi daerah yang bersangkutan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Desa Wisata Banjarasri terdiri dari 17 pedukuhan, 34 RW, dan 68
RT, di huni penduduk 1.428 KK atau sekitar 4.517 jiwa. Mayoritas
penduduk Desa Banjarasri mata pencaharian sebagai petani. Lahan
pertanian yang ada di daerah Banjarasri masih luas dan tanah yang subur.
Berdasarkan data dalam buku profil Desa Wisata Kabupaten
Kulon Progo jumlah pengangguran usia produktif (19 sampai dengan 45
tahun) penduduk desa Banjarasri sebesar 830 jiwa, dengan perincian 328
orang laki-laki dan 502 orang perempuan. Jumlah Kepala Keluarga
Miskin di Desa Banjarasri adalah 879 KK. Berikut ini data dan penjelasan
lebih terperinci mengenai kependudukan Desa Banjarasri.
3. Adat Istiadat dan Agama
Indonesia merupakan bangsa yang majemuk dimana terdapat
berbagai macam agama, adat istiadat, budaya serta kepercayaan yang ada
di dalamnya. Masyarakat Desa Banjarasri termasuk masyarakat yang
majemuk dengan berbagai latar belakang yang berbeda-beda. Namun
keinginan untuk menjunjung tinggi rasa kebersamaan, kerukunan antar
umat beragama dan saling menghargai antar adat istiadat tetap terjaga.
Beberapa contoh dalam menghargai adat istiadat adalah dengan
diberlakukan beberapa tradisi, misalnya kelahiran bayi, mantenan
(Upacara pernikahan), kematian (7 hari, 40 hari, 100 hari, 1th, 2 th, 1000
hari), sunatan Kenduri (upacara ucapan syukur) maupun sambatan atau
yang dikenal dengan istilah gotong-royong.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Berikut ini akan disajikan komposisi penduduk Desa Banjarasri
berdasarkan Agama yang dianutnya:
Tabel IV.1
Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama pada Tahun 2015
No Agama Jumlah
(Jiwa)
Persentase
(%)
1 Islam 2.033 46%
2 Katolik 2.468 53%
3 Kristen 16 1%
4 Hindu - -
5 Budha - -
Jumlah 4.517 100
Sumber: Buku Kependudukan Desa Banjarasri, 2015
Berdasarkan table di atas dapat dilihat bahwa mayoritas
penduduknya memeluk agama Katolik, sedangkan yang lainnya memeluk
agama Islam dan Kristen.
4. Organisasi Sosial
Adanya organisasi dalam sebuah kelompok masyarakat sangat
dibutuhkan agar seluruh kegiatan yang ada di dalam masyarakat dapat
terlaksana dengan baik. Selain itu, dengan adanya organisasi dalam
masyarakat dapat menjadi tempat bagi penyaluran aspirasi masyarakat.
Berikut akan disajikan data mengenai beberapa organisasi social yang ada
di tengah masyarakat Desa Banjarasri:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Tabel IV.2
Nama Organisasi di Desa Banjarasri
Tahun 2015
No Nama Organisasi Keterangan
1 Lembaga Pemberdayaan
Masyarakat desa
Jumlah Pengurus ada sekitar
18 Orang
2 Kelompok PKK Jumlah pengurus ada sekitar
20 orang. Setiap RT ada
kelompok PKK mandiri.
3 Arisan
4 Karang Taruna Jumlah pengurus 10 Orang.
5 Organisasi Pemuda Masjid Jumlah pengurus 15 orang,
terdapat kelompok TPA di
dalam organisasi tersebut.
6 Posyandu Terdapat 17 buah Posyandu
Balita dan 17 buah
Posyandu Lansia.
7 Kelompok Koperasi Koperasi simpan pinjam dan
KUD
Sumber: Buku Kependudukan Desa Banjarasri, 2015
5. Sarana dan Prasarana
a. Sarana Perhubungan dan Perekonomian
Sarana transportasi serta jalan merupakan suatu hal yang sangat
vital dalam kehidupan perekonomian masyarakat, yaitu sebagai sarana
pengangkutan produksi hasil bumi agar merata sampai daerah lain,
disamping itu sebagai sarana untuk mobilitas penduduk dalam
menjalani aktivitas sehari-hari. Sarana transportasi juga menunjukkan
apakah suatu daerah termasuk dalam golongan terpencil atau mudah di
akses. Baiknya sarana transportasi suatu daerah akan menjadi terbuka
untuk masuknya hal-hal yang baru dan menjadikan daerah tersebut
bukan daerah tertinggal.
Kondisi jalan di Desa Banjarasri telah permanen seluruhnya.
Kondisi jalan yang sudah baik tersebut semakin mempermudah warga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
masyarakat daerah lain maupun para wisatawan yang akan berkunjung
menikmati keindahan suasana pedesaan dengan hamparan sawah-
sawah yang masih asri. Alat transportasi penduduk desa ini tahun 2014
adalah roda empat 276 buah, kendaraan roda dua 783 buah, sepeda
645 buah dan angkutan umum jalur pedesaan.
b. Sarana Olahraga, Kesenian dan Kesehatan
Dilihat dari sarana olah raga yang ada, masyarakat setempat
memiliki 1 buah lapangan sepak bola, 2 buah lapangan bulu tangkis, 4
buah lapangan volley, 5 buah lapangan tenis meja, dan 1 buah
lapangan basket. Dalam bidang kesenian, desa ini memiliki beberapa
kelompok karawitan dan group sholawatan yang sering tampil di acara
keagamaan atau acara adat. Dalam bidang kesehatan seperti
Puskesmas, Rumah Sakit.
c. Sarana Peribadatan dan Tempat Tinggal
Mayoritas masyarakat Desa Banjarasri memeluk agama Islam,
sehingga di kampung ini perkembangan sarana ibadah untuk
mendukung kegiatan keagamaan Islam berkembang pesat. Di Desa
Banjarasri terdapat delapan buah masjid, sepuluh buah Musholla, satu
buah gereja dan delapan buah kapel. Untuk kondisi rumah tinggal,
dari 1.428 KK yang bertempat tinggal di Desa Banjarasri sekitar 1.128
rumah yang bertembok dan sisanya masih menggunakan anyaman
bambu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
d. Sarana Penerangan
Penerangan dari pemerintah sudah mengalir di Desa Banjarasri.
Bahkan untuk penerangan jalan pun masyarakat setempat sukarela
setiap rumah memasang 1 bola lampu di jalan sebagai sarana
penerangan jalan sehingga memudahkan para pengguna jalan di
malam hari selain itu disepanjang jalan sudah terdapat lampu-lampu
di pinggir jalan. Dengan kemajuan sarana penerangan ini, digunakan
untuk meminimalisir tingkat kejahatan di malam hari.
e. Sarana Pendidikan
Mendirikan sarana pendidikan adalah salah satu wujud nyata
tingkat kepedulian masyarakat dengan kualitas generasi yang ada.
Oleh karena itu, di Desa Banjarasri terdapat beberapa sarana
pendidikan antara lain, PAUD (6 buah), KB/TK (3 Buah), TPA (4
buah), Majlis Ta’lim (8 buah), SD (3 buah), dan SMP (1 buah).
f. Sarana Penginapan
Pada kawasan desa wisata Banjarasri sarana penginapan
dengan model home stay atau model kemah. Home stay merupakan
penginapan bernuansa rumah sendiri. Di daerah desa wisata Banjarasri
homestay dengan rumah berbentuk “joglo”, dengan fasilitas seperti
hotel. Selain itu disediakan aula untuk berbagai acara. Selain
penginapan berbentuk home stay di desa wisata tersebut terdapat
sarana penginapan dengan model kemah. Wisatawan dapat membuat
tenda pada lapangan atau kawasan yang telah disediakan. Tenda telah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
disediakan dengan semua fasilitas di dalamnya. Dengan model kemah
wisatawan dapat merasakan suasana pada perkemahan.
g. Sarana lain-lain
Sarana lain yang ada di kawasan desa wisata Banjarasri adalah
warung-warung sederhana. Rata-rata warung di sana menyediakan
minuman, makanan kecil, dan juga ada kantin kejujuran. Wisatawan
sangat terbantu dengan adanya warung-warung yang menyediakan
makanan ringan.
6. Tingkat Kesejahteraan Masyarakat
a. Gambaran Umum tentang Pendapatan Masyarakat di Desa Banjarasri
Tabel IV.3
Gambaran Pendapatan Masyarakat Desa Banjarasri Sebelum
Adanya Desa Wisata
Pendapatan Persentase
0 < 250.000 28,57%
251.000 – 500.000 1,09%
501.000 – 750.000 14,28%
751.000 – 1.000.000 50,54%
di atas 1.000.000 5,49%
Sumber: Data Primer 2015
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar atau
lebih dari 50% masyarakat berpendapatan antara Rp 751.000 –
Rp 1.000.000. Sedangkan masyarakat yang paling sedikit adalah
kelompok masyarakat dengan penghasilan antara Rp 251.000 –
Rp 500.000.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
b. Gambaran Umum Pengeluaran Masyarakat di Desa Banjarasri
Tabel IV.4
Gambaran Pengeluaran Masyarakat Desa Banjarasri Sebelum
Adanya Desa Wisata
Pengeluaran Persentase
0 < 250.000 -
251.000 – 500.000 30,76%
501.000 – 750.000 23,07%
751.000 – 1.000.000 41,11%
di atas 1.000.000 5,49%
Sumber: Data Primer 2015
Dari tabel gambaran pengeluaran masyarakat di Desa
Banjarasri dapat diketahui bahwa pengeluaran terbanyak pada
kelompok masyarakat dengan pengeluaran antara Rp 751.000 -
Rp 1.000.000 yaitu 41,11% sedangkan pengeluaran paling sedikit ada
pada kelompok dengan pengeluaran di atas Rp 1.000.000 yaitu 5,49%
c. Jenis Pekerjaan Masyarakat di Desa Banjarasri
Tabel IV.5
Gambaran Pekerjaan Masyarakat Desa Banjarasri Sebelum
Adanya Desa Wisata
Pekerjaan Persentase
Serabutan 27,47%
Belum bekerja 28,57%
Petani 20,87%
Buruh 17,58%
PNS 5,91%
Sumber: Data Primer 2015
Dari tabel di atas dapat diketahui gambaran pekerjaan
masyarakat Desa Banjarasri sebelum adanya desa wisata. Jumlah
paling banyak ada pada kelompok belum bekerja yaitu 28,17%
sedangkan paling sedikit pada kelompok dengan mata pencaharian
sebagai buruh yaitu 17,58%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
BAB V
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Responden
Karakteristik responden dapat diketahui berdasarkan distribusi
responden yang terlibat dalam penelitian, dalam penelitian ini responden
seluruhnya berjumlah 91 orang. Karakteristik responden ini didasarkan atas
umur responden, pendidikan responden, dan pekerjaan responden.
1. Deskripsi Responden Berdasarkan Umur Responden
Berikut ini disajikan deskripsi responden berdasarkan usia
responden pada saat wawancara dan pengisian kuesioner.
Tabel V.1
Komposisi Usia responden
Umur Responden Jumlah (Jiwa) Persentase (%)
20 – 30 tahun 53 58%
>30 – 40 tahun 27 30%
>40 tahun 11 12%
Jumlah 91 100%
Sumber: Data primer, diolah 2015
Dari data di atas dapat dilihat bahwa sebagian responden tergolong
pada usia angkatan kerja (18 – 56 tahun). Sejumlah 53 responden berusia
20– 30 tahun, 27 responden berusia > 30– 40 tahun, dan 11 responden
berusia > 40 tahun.
2. Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan responden
Berikut ini akan disajikan deskripsi responden berdasarkan
pendidikan terakhir responden.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Tabel V.2
Komposisi Pendidikan Terakhir Responden
Pendidikan Jumlah (jiwa) Jumlah (%)
SD 10 11%
SMP 12 13%
SMA/SMK 62 68%
Perguruan Tinggi 7 8%
Jumlah 91 100%
Sumber: Data primer, 2015
Dari data di atas dapat dilihat bahwa mayoritas responden
pendidikan terakhirnya adalah SMA/SMK dengan jumlah 62 orang,
sedangkan pendidikan terakhir SD berjumlah 10 orang, SMP berjumlah 12
orang dan lulusan perguruan tinggi berjumlah 7 orang.
Jadi Desa Banjarasri lebih banyak masyarakat yang lulusan
SMA/SMK. Sehingga dalam pengembangan sebuah usaha masih
tergantung dengan orang lain. Selain masih ada masyarakat yang hanya
lulusan SD hal tersebut menggambarkan jelas kalau Desa Banjarasri belum
sepenuhnya peduli akan pendidikan.
B. Analisis Data
Dalam hal analisis data, penelitian ini menggunakan uji persen dan
Paired Sample T- Test untuk menjawab setiap hipotesis dalam penelitian ini.
1. Perubahan Jenis Pekerjaan
Hipotesis pertama mengatakan ada perbedaan jenis pekerjaan
sesudah adanya desa wisata. Hal ini dapat dibuktikan dengan melihat jenis
pekerjaan masyarakat desa wisata sebelum dan sesudah penetapan sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
desa wisata, dengan analisis yang digunakan adalah uji persen dan Paired
sample t-test dengan tingkat kepercayaan 100%, sebagai berikut:
Tabel V.3
Uji Persen Jenis Pekerjaan
Sebelum Sesudah
No Jenis Pekerjaan Jumlah
Orang % No Jenis Pekerjaan
Jumlah
Orang %
1 Serabutan 25 26,88 1 Serabutan 30 20
2 Pengangguran 26 28 2 Pengangguran 5 3,33
3 Petani 19 20,43 3 Petani 30 20
4 Buruh 18 19,35 4 Buruh 15 10
5 PNS 5 5 5 PNS 5 3,33
6 Tukang parkir - - 6 Tukang parkir 14 9,33
7 Pemandu - - 7 Pemandu 35 23,33
8 Pedagang - - 8 Pedagang 16 10,67
Jumlah 93 100 Jumlah 150 100
Sumber: Data Primer 2015
Dari analisis persen dan uji t untuk variabel jenis pekerjaan dapat
ditarik kesimpulan bahwa terdapat perbedaan signifikan antara jenis
pekerjaan masyarakat sebelum dan sesudah adanya Desa Wisata. Sebelum
adanya Desa Wisata masyarakat lebih banyak menganggur (28%) dan
bekerja serabutan sebanyak 26,88%. Namun, dengan adanya Desa Wisata
masyarakat banyak beralih profesi sebagai pemandu wisata (23,33%)
ataupun sebagai serabutan (30%) di desa wisata tersebut.
Dengan adanya Desa Wisata membawa dampak yang positif bagi
masyarakat Desa Banjarasri karena yang semula masih banyak masyarakat
yang menganggur dengan adanya Desa Wisata pengangguran semakin
berkurang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
2. Perubahan Tingkat Pendapatan
Untuk menguji hipotesis yang kedua yang mengatakan adanya
perbedaan tingkat pendapatan masyarakat sebelum dan sesudah adanya
desa wisata, digunakan uji paired sample t_test sebagai berikut:
Tabel V.4
Paired Sample Test Tingkat Pendapatan
Paired Samples Test
Paired Differences
t df Sig. (2-tailed)
Mean Std.
Deviation Std. Error
Mean
95% Confidence Interval of the Difference
Lower Upper
Pair 1
Sebelum adanya desa wisata - Sesudah Adanya desa wisata
4.56747E5 4.51964E5 47378.74980 3.62621E5 5.50873E5 9.640 90 .000
Hasil analisis data menunjukkan bahwa tingkat pendapatan
masyarakat desa antara sebelum dan sesudah penetapan sebagai desa
wisata diperoleh thitung = 9.640 dengan signifikansi sebesar 0.000. Dengan
tingkat kepercayaan 95% maka Ho di tolak, karena probabilitas < 0.005.
Dari analisis uji t untuk variabel tingkat pendapatan dapat ditarik
kesimpulan bahwa terdapat perbedaan signifikan antara tingkat pendapatan
masyarakat sebelum dan sesudah adanya desa wisata.
Dengan adanya mata pencaharian baru maka tingkat pendapatan
akan dipengaruhi. Hal ini didukung dari data di bawah ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Tabel. V.5
Rata-Rata Pendapatan Sesudah dan sebelum adanya desa
wisata
No Pendapatan Sebelum Adanya
Desa Wisata
Pendapatan Sesudah
Adanya Desa Wisata
1 Rp 680.065 Rp 1.136.813
Tabel di atas didapat dari rata-rata pendapatan yang diterima
masyarakat sebelum dan sesudah adanya desa wisata. Hal tersebut jelas
menunjukkan adanya perbedaan tingkat pendapatan masyarakat sebelum
dan sesudah adanya Desa Wisata. Dengan adanya Desa Wisata
menciptakan peluang usaha dan kesempatan kerja bagi masyarakat di Desa
Banjarasri. Dengan kesempatan kerja yang lebih baik dan peluang usaha
yang baru mempengaruhi tingkat pendapatan bagi masyarakat Desa
Wisata tersebut.
3. Perubahan Jumlah Pengeluaran
Untuk menguji hipotesis yang ketiga yang mengatakan adanya
perbedaan jumlah pengeluaran sebelum dan sesudah adanya desa wisata,
digunakan uji paired sample t_test sebagai berikut:
Tabel V.6
Paired Sample Test Jumlah Pengeluaran Paired Samples Test
Paired Differences
t df Sig. (2-tailed)
Mean Std. Deviation Std. Error
Mean
95% Confidence Interval of the Difference
Lower Upper
1 Jumlah pengeluaran sebelum dan Sesudah Adanya desa wisata
3.808E5 304113.707 31879.779 317489.431 444158.921 11.946 90 .000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Hasil analisis data menunjukkan bahwa jumlah pengeluaran antara
sebelum dan sesudah penetapan sebagai Desa Wisata dengan
menggunakan uji paired sample t_test (t) diperoleh thitung = 11.946, dan
signifikansi sebesar 0.000, dengan tingkat kepercayaan 95% berarti Ho di
tolak, karena probabilitas < 0.005.
Dari analisis uji t untuk variable jumlah pendapatan dapat ditarik
kesimpulan bahwa terdapat perbedaan signifikan antara jumlah pendapatan
sebelum dan sesudah adanya Desa Wisata.
Semakin banyak pendapatan yang diterima setiap kepala rumah
tangga semakin banyak pengeluaran yang dilakukan setiap keluarga.
Contohnya: semua dengan pendapatan sedikit cukup makan dengan sayur,
tahu dan tempe. Tetapi dengan bertambahnya pendapatan masyarakat
beralih makan dengan sayur dan lauknya daging. Pendapatan meningkat
mempengaruhi jumlah kebutuhan juga pasti meningkat.
C. Pembahasan
Pengembangan Desa Wisata di Desa Banjarasri sebagai Desa Wisata
muncul karena adanya perubahan pandangan baru dalam pendekatan
pembangunan pariwisata di Desa Banjarasri, yaitu pariwisata yang
dikembangkan sebisa mungkin merupakan pariwisata berbasis pada
kemampuan masyarakat setempat untuk terlibat langsung dalam pembangunan
pariwisata tersebut. Tujuan adanya Desa Wisata selain meningkatkan peran
serta dan tanggung jawab masyarakat dalam pembangunan pariwisata yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
meningkatkan pertumbuhan ekonomi, mengangkat kembali budaya-budaya
local serta memperkokoh tali persaudaraan masyarakat demi pembangunan
Desa menjadi Desa Wisata.
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan,
dengan beradanya Desa Wisata Banjarasri terbukti memberikan dampak
positif bagi masyarakat sekitar. Sesudah adanya Desa Wisata jenis pekerjaan
masyarakat sekitar mengalami perubahan yang signifikan. Begitu juga dengan
tingkat pendapatannya, sesudah adanya desa wisata tingkat pendapatan
masyarakat sekitar mengalami kenaikan yang signifikan dibandingkan
sebelum adanya Desa Wisata. Sementara itu Jumlah pengeluaran mengalami
penurunan yang signifikan dibandingkan sebelum adanya Desa Wisata.
Berikut ini penjelasan lebih lanjut mengenai jenis pekerjaan, tingkat
pendapatan, jumlah keluarga miskin antara sebelum dan sesudah adanya Desa
Wisata.
1. Jenis Pekerjaan
Variabel jenis pekerjaan mengacu pada data yang telah disajikan.
Nampak bahwa setelah adanya desa wisata terdapat perbedaan yang cukup
signifikan terhadap jenis pekerjaan yang digeluti masyarakat sebelum dan
sesudah adanya Desa Wisata. Sebelum adanya Desa Wisata masyarakat
sekitar mayoritas masih menggeluti di bidang pertanian, dan masih juga
yang menganggur atau tidak memiliki pekerjaan.
Setelah adanya Desa Wisata kegiatan ekonomi masyarakat berubah
seiring dengan perkembangan Desa Wisata yang ada di Desa Banjarasri,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
yang sebelumnya masyarakat mengandalkan bidang pertanian untuk
mencukupi hidupnya, dengan adanya Desa Wisata beralih mengandalkan
di sektor pariwisata yang ada didaerah tersebut. Selain itu masyarakat yang
menganggur dengan pendapatan yang tidak ada dan tidak dapat mencukupi
kebutuhan sehari-hari dengan adanya desa wisata mendapatkan pekerjaan
baru dan bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari.
Peralihan dalam kegiatan ekonomi juga memberikan dampak pada
pendapatan masyarakat sekitar. Masyarakat sekitar tidak hanya
mengandalkan dalam bidang pertaniannya saya tetapi juga pariwisatanya.
Masyarakat yang semula menggeluti di bidang pertanian dengan adanya
desa wisata juga menjadi pedagang, pemandu wisata, penjaga malam.
Sedangkan yang belum bekerja dengan adanya desa wisata mendapatkan
pekerjaan baru dengan menjadi tukang parkir, dan karyawan di bidang
pariwisata pedesaan tersebut.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa keberadaan Desa
Wisata memberikan dampak berupa adanya lapangan pekerjaan yang baru
dan penyerapan tenaga kerja bagi masyarakat sekitar dan mengurangi
jumlah pengangguran.
2. Tingkat pendapatan
Variabel tingkat pendapatan mengacu pada data yang telah disajikan,
Nampak bahwa setelah adanya Desa Wisata terdapat perbedaan yang
cukup signifikan terhadap tingkat pendapatan dibandingkan sebelum
adanya Desa wisata. Sebelum adanya Desa Wisata, upah yang diterima
masyarakat masih sedikit setiap bulannya dikarenakan masyarakat masih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
belum bisa memanfaatkan sumber daya yang ada dalam mencukupi
kehidupan sehari-hari.
Setelah adanya Desa Wisata pendapatan masyarakat sekitar mengalami
peningkatan, dikarenakan terbukanya lapangan pekerjaan yang baru dan
beralihnya masyarakat sekitar dalam mencukupi kebutuhan sehari-harinya.
Masyarakat tidak hanya mengandalkan dalam bidang pertanian aja tetapi
juga mengandalkan dalam bidang pariwisatanya juga. Misalnya membagi
waktu antara bekerja menjadi petani dan menjadi seorang pemandu wisata
atau semula belum bekerja setelah bekerja menjadi pemandu mendapatkan
penghasilan yang bisa mencukupi kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tingkat
pendapatan masyarakat mengalami peningkatan dengan adanya desa
wisata di daerah Banjarasri. Dan kesejahteraan masyarakat sekitar lebih
terjamin karena pendapatan masyarakat mengalami peningkatan.
3. Jumlah Pengeluaran
Dengan adanya Desa Wisata mempengaruhi jumlah pengeluaran
dalam masyarakat. Semakin bertambah pendapatan semakin bertambah
tingkat pengeluarannya, contoh yang semula masyarakat cukup makan
dengan tempe dan tahu setelah pendapatannya meningkat makan dengan
daging ayam dan telur.
Hal tersebut juga mempengaruhi tingkat konsumtif masyarakat yang
ada di daerah Desa Wisata. Hal tersebut jelas terlihat dari gaya hidup
masyarakat yang semakin konsumtif dari gaya berpakaian atau
penampilan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari analisis data yang telah dilakukan terhadap 91 orang
responden dari Desa Banjarasri. Penulis mengambil kesimpulan mengenai
Studi Komparasi Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Sebelum dan Sesudah
Menjadi Desa Wisata sebagai berikut:
1. Ada perubahan jenis pekerjaan yang ditekuni setelah ada Desa Wisata.
Sebelum ada Desa Wisata masyarakat masih bermata pencaharian sebagai
petani, tukang bangunan, sedangkan setelah ada Desa Wisata masyarakat
beralih profesi sebagai pemandu wisata, penjual barang-barang untuk
wisatawan, dan sebagai pengurus di Desa Wisata.
2. Ada perbedaan tingkat pendapatan sebelum dan sesudah adanya Desa
Wisata masyarakat masih banyak yang pendapatan tidak tetap sedangkan
dengan adanya Desa Wisata pendapatan masyarakat semakin meningkat
dan dapat memenuhi kebutuhan pokok dan sisanya ditabung.
3. Ada perbedaan jumlah pengeluaran masyarakat sebelum dan sesudah
adanya Desa Wisata. Dengan adanya Desa Wisata kebutuhan masyarakat
semakin bertambah dan tingkat konsumsi masyarakat semakin tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
B. Keterbatasan
1. Penelitian hanya dilakukan pada satu desa wisata sehingga belum begitu
kuat mampu mendeskripsikan perbandingan keadaan sebelum dan
sesudah adanya desa wisata di daerah Kalibawang maupun pada tingkat
yang ada di atasnya.
2. Sampel hanya dalam lingkup yang sempit yaitu hanya dalam satu
pedukuhan (lingkup terdekat dari desa wisata).
C. Saran
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka penulis dapat memberikan
saran-saran sebagai berikut:
1. Bagi Pemerintah
Mempertimbangkan bahwa adanya perbedaan tingkat pendapatan
masyarakat sebelum dan sesudah adanya Desa Wisata di Desa Banjarasri.
Pemerintah hendaknya lebih mengutamakan fasilitas-fasilitas publik
yang ada di Desa Wisata Banjarasri demi menunjang kemajuan Desa
Wisata tersebut. Selain itu hendaknya pemerintah menyelenggarakan
program yang gunanya untuk membimbing masyarakat dalam
memajukan Desa Wisata tersebut.
2. Bagi Masyarakat Sekitar
Mempertimbangkan adanya perbedaan antara sebelum dan sesudah
adanya Desa wisata maka masyarakat sekitar diharapkan harus lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
peduli dengan lingkungan sekitar yang bisa menunjang bagi kemajuan
Desa Wisata tersebut.
3. Penelitian Selanjutnya
Dalam penelitian ini penulis masih banyak kekurangan dalam cakupan
pembahasannnya diharapkan penelitian selanjutnya dapat memperkuat
pembahasan dari penelitian ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
DAFTAR PUSTAKA
Amir, Rudi. 2009. Pengertian kesejahteraan social. http: //rudiamir. blogspot.
com/2009/01/pengertian-generasi-muda.Html
Ala Andre Bayo.1991. Kemiskinan dan Strategi Memerangi Kemiskinan.
Yogyakarta: Liberty
Damanik, Janianto, 2003. Masyarakat Desa Menyongsong Pariwisata. Makalah
disampaikan dalam pelatihan kualitas SDM Pariwisata Daerah Provinsi
DIY
Frans, N. Raymond. 2010. Pengertian Desa Wisata. http://nraymondfrs.com/
2010/07/ pengertian-desa-wisata.html.Diunduh tanggal 14 Pebruari 2011.
Friedmann, John, Empowerment The Politics of Alternative Development
,Blacwell Publisher, Massachuttes,1994.
Gilarso, T. 1992. Dunia ekonomi kita. Yogyakarta: Kanisius
Mubyarto dkk.1985. Kredit Pedesaan Dalam Penciptaan Peluang Kerja dan
Peluang Berusaha di Pedesaan. Yogyakarta: BPFE
Sukirno, Sadono. 2006. Mikroekonomi: Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada
Soedarno, P. 1988. Ilmu Sosial Dasar Proyek Pengembangan Mata Kuliah.
APTIK
WTO. 2002. Tourism and Poverty Alleviation. Madrid: WTO.
Weber, Helmut. 2004. Ekonomi Pengembangan Community Based Tourism
Peluang Dan Tantangan Strategi. Makalah dalam diskusi bulanan Pusat
Studi Pariwisata Universitas Gajah Mada, Yogyakarta 21 September 2004
Wiendu. 1993. Concept, perspective Challenges, makalah bagian dari laporan
konverensi mengenai pariwisata budaya. Yogyakarta: Gajah Mada
Univesity )Yogyakarta. BPS.go.id
Buku Database Keluarga Miskin Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012-2015.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
1. Jenis Pekerjaan
Uji Persen Jenis Pekerjaan
Sebelum Sesudah
No Jenis Pekerjaan Jumlah Orang
% No Jenis Pekerjaan Jumlah Orang
%
1 Serabutan 25 26,88 1 Serabutan 30 20
2 Pengangguran 26 28 2 Pengangguran 5 3,33
3 Petani 19 20,43 3 Petani 30 20
4 Buruh 18 19,35 4 Buruh 15 10
5 PNS 5 5 5 PNS 5 3,33
6 Tukang parkir - - 6 Tukang parkir 14 9,33
7 Pemandu - - 7 Pemandu 35 23,33
8 Pedagang - - 8 Pedagang 16 10,67
Jumlah 93 100 Jumlah 150 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
1. Jenis Pekerjaan
Paired Samples Statistics
Mean N
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
Pair 1 pekerjaan Sebelum
adanya desa wisata 7.64 91 3.671 .385
pekerjaan Sesudah
Adanya desa wisata 6.55 91 2.553 .268
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 pekerjaan Sebelum
adanya desa wisata &
pekerjaan Sesudah
Adanya desa wisata
91 .499 .000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Paired Samples Test
Paired Differences
t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair
1
Jumlah Keluarga
Miskin Sebelum
adanya desa
wisata - Jumlah
keluarga miskin
Sesudah Adanya
desa wisata
-
2.91209 1.18929 .12467 -3.15977 -2.66441 -23.358 90 .000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
1. Hasil Pendapatan
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 Sebelum adanya desa
wisata 6.8007E5 91 5.80724E5 60876.38509
Sesudah Adanya desa
wisata 1.1368E6 91 4.17207E5 43735.14166
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 Sebelum adanya desa
wisata & Sesudah
Adanya desa wisata
91 .634 .000
Paired Samples Test
Paired Differences
t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Std.
Deviatio
n
Std.
Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair
1
Sebelum adanya
desa wisata -
Sesudah
Adanya desa
wisata
-
4.567
47E5
4.51964
E5
47378.74
980
-
5.50873E
5
-
3.62621E
5
-9.640 90 .000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
2. JUMLAH PENGELUARAN
Paired Samples Statistics
Mean N
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
Pair 1 Jumlah Pengeluaran
Sebelum adanya desa
wisata
12.2198 91 .91654 .09608
Jumlah Pengeluaran
Sesudah Adanya desa
wisata
15.1319 91 .97990 .10272
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 Jumlah Pengeluaran
Sebelum adanya desa
wisata & Jumlah
keluarga miskin
Sesudah Adanya desa
wisata
91 .215 .041
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI