DESA WISATA BEJIHARJO 4

download DESA WISATA BEJIHARJO 4

of 27

Transcript of DESA WISATA BEJIHARJO 4

  • 8/17/2019 DESA WISATA BEJIHARJO 4

    1/27

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1.  Latar Belakang

    Perdesaan yang dikenal sebagai kawasan pertanian sebenarnya memiliki

    keunikan yang tidak dimiliki oleh wilayah perkotaan. Hal tersebut tentunya akan

    menjadi potensi yang besar jika dikembangkan dan dikelola secara tepat.

    Keunikan tersebut berupa kondisi alam dan kondisi budaya yang dapat menjadi

    daya tarik dalam kegiatan pariwisata.

    Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dikenal dengan keanekaragaman dan

    kekayaan potensi alam dan potensi budaya. Potensi tersebut menjadi daya pikat

     baik wisatawan nusantara maupun mancanegara yang berkunjung ke DIY.

    Menurut Laporan Statistik Kepariwisataan Tahun 2012, perkembangan Pariwisata

    DIY dari tahun 2008 – 2012 terus mengalami kenaikan. Pertumbuhan kunjungan

    wisatawan pada tahun 2011 mencapai 10,34% dengan jumlah wisatawan

    sebanyak 1.607.694 orang. Meningkat cukup besar pada tahun 2012 yaitu 46,80

    % dengan jumlah wisatawan sebanyak 2.360.173 orang.

    Kegiatan pariwisata memunculkan dampak pengganda (multiplier effect) 

    yang luas bagi sektor lain. Banyak daerah di Indonesia mengembangkan kegiatan

     pariwisata sebagai salah satu pemasukan daerah. Dapat juga untuk meningkatan

    kesejahteraan masyarakat pada tingkatan ekonomi lokal. Dari sub sektor

     pariwisata pemerintah DIY mendapatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD)

    mencapai lebih dari 153 milyar rupiah. Kondisi tersebut mejadi peluang besar

    untuk terus mengembangan sektor pariwisata. DIY memiliki berbagai usaha

     pengelolaan daya tarik wisata, antara lain sub-jenis usaha yaitu pengelolaan gua,

     pengelolaan peninggalan sejarah dan purbakala (misalnya: candi, keraton,

     prasasti, pertilasan dan bangunan kuno), pengelolaan museum.

    Usaha pengelolaan daya tarik wisata yang melibatkan masyarakat setempat

    sebagai pelaku kegiatan wisata dikenal dengan Desa Wisata. Kegiatan desa wisata

    termasuk dalam pengembangan ekowisata (ecotourism) yang semakin diminati

     baik di dalam pariwisata nasional maupun pariwisata internasional.  Desa wisata

  • 8/17/2019 DESA WISATA BEJIHARJO 4

    2/27

    2

    sudah menyebar di seluruh kabupaten/kota yang memiliki keunikan alam dan

     budaya termasuk di Kabupaten Gunungkidul. Pada tahun 2012 Kabupaten

    Gunungkidul menduduki posisi teratas sebagai daerah dengan jumlah pengunjung

    daya tarik wisata terbanyak sub desa wisata. Daya tarik wisata khas yang dimiliki

    adalah pantai dan gua.

    Desa wisata terbaik di Kabupaten Gunungkidul adalah Desa Wisata

    Bejiharjo. Obyek daya tarik wisata unggulannya adalah Gua Pindul. Dikatakan

    sebagai desa wisata terbaik karena Desa Wisata Bejiharjo telah meraih

     penghargaan tingkat regional dan nasional. Pada lomba desa wisata DIY tahun

    2012 Desa Wisata Bejiharjo meraih juara 1. Kemudian pada tahun yang sama

    kembali mendapat penghargaan utama sebagai desa wisata terbaik oleh

    Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia.

    Kedatangan wisatawan ke desa wisata dapat menjadi sumber pemasukan

    untuk peningkatan ekonomi masyarakat setempat. Hal tersebut kaitannya dengan

     perputaran uang yang berasal dari kunjungan wisatawan. Desa wisata menjadi

    lahan usaha yang relatif baru berkembang di masyarakat perdesaan.

    Masyarakat perdesaan yang umumnya bergerak dibidang pertanian karena

    adanya desa wisata berkembang pula kegiatan dibidang pariwisata. Perkembangan

    kegiatan usaha akan memunculkan diversifikasi ekonomi. Aspek ekonomi adalah

    aspek yang paling menonjol serta sering digunakan untuk mengetahui tingkat

    kesejahteraan masyarakat.

    Melalui penelitian ini akan diketahui sejauhmana peran desa wisata dalam

     peningkatan kesejahteraan masyarakat pekerja pariwisata di Desa Wisata

    Bejiharjo. Kesejahteraan yang akan diukur yaitu terkait dengan aspek ekonomi,

     budaya dan sosial dengan analisis perubahan yang terjadi selama menjadi desawisata.

    1.2.  Rumusan Masalah

    Berdasarkan latarbelakang yang telah dikemukakan bahwa terdapat

     perkembangan usaha pariwisata di Desa Wisata Bejiharjo. Salah satu obyek

    wisatanya menjadi unggulan di Kabupaten Gunungkidul yaitu Gua Pindul.

  • 8/17/2019 DESA WISATA BEJIHARJO 4

    3/27

    3

    Banyak kajian yang menyatakan bahwa perkembangan pariwisata ikut

     berpengaruh pada perkembangan kesejahteraan masyarakat. Benarkah pernyataan

    tersebut?. Melalui penelitian ini akan dideskripsikan kaitan perkembangan desa

    wisata dengan kesejahteraan pekerja pariwisata yang merupakan masyarakat

    setempat. Kemudian, dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut:

    1. 

    Apa saja perkembangan Desa Bejiharjo selama menjadi desa wisata?

    2. Apakah pekerja pariwisata mengalami peningkatan kesejahteraan karena

    adanya?

    1.3. 

    Tujuan Penelitian 

    Mengacu pada masalah yang perlu dipecahkan, maka tujuan dari penelitian ini

    adalah :

    1. 

    Mendeskripsikan perkembangan Desa Bejiharjo selama menjadi desa wisata

    2.  Menganalisis peningkatan kesejahteraan pekerja pariwisata karena adanya

    desa wisata

    1.4.  Kegunaan Penelitian 

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna, yaitu :

    1. 

    Menyusun penelitian skripsi Sarjana 1 (S-1) dalam Program Studi

    Pembangunan Wilayah, Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada.

    2.  Sebagai sumber informasi yang bermanfaat bagi penelitian sejenis di masa

    yang akan datang, khususnya untuk mendorong kemajuan potensi desa

    wisata pada daerah lain di Indonesia.

    3.  Mengimplementasikan ilmu Pembangunan Wilayah khususnya dalam

    analisis aspek sosial ekonomi suatu wilayah pada bidang pariwisata.

  • 8/17/2019 DESA WISATA BEJIHARJO 4

    4/27

    4

    1.5.  Keaslian Penelitian

    Terdapat penelitian dengan tema yang sama dari peneliti sebelumnya diringkas dalam tabel 1.1. berikut:

    Tabel 1.1. Keaslian Penelitian

     No Judul Tujuan Metode Hasil

    1 Kontribusi Wisata

    Perdesaan Terhadap

    Kesejahteraan

    Masyarakat Perdesaan :

    Studi Kasus Desa Wisata

    Plempoh Kab. Sleman.

    2011

    Elida Nurrohmah.

    Skripsi.

    Mengetahui kontribusi wisata

     perdesaan terhadap

    kesejahteraan masyarakat Desa

    Plempoh.

    Mengetahui bentuk dan tingkat

    artisipasi masyarakat dalam desa

    wisata.

    Metode kualitatif dan

    kuantitatif.

    Pengumpulan data

    utama: kuesioner,

    observasi, wawancara

    mendalam, data

    sekunder dari pemda.

    Analisis data deskriptif

    dan Tabel Silang

    1.  Masayarakat Dusun Duwung berpartisipasi pada perencanaan,

     pengambilan keputusan dan usaha pariwisata.

    2.  Mayarakat Desa Wisata Plempoh tidak berkontribusi terhadap

     peningkatan masyarakat, baik dilihat dari sisi kemanfaatan

    desa wisata dan kesejahteraan masyarakat,

    3.  Partisipasi yang selama ini dibangun ternyata partisipasi semu.

    4.  Besar kecilnnya kontribusi desa wisata terhadap kesejahteraan

    masyarakat dipengaruihi oleh tingkat partisipasinya dalam

    kegiatan desa wisata tersebut.

    2 Peran Sektor Pariwisata

    dalam Perekonomian

    Wilayah Provinsi Daerah

    Istimewa Yogyakarta.

    Andry Kurniawan

    Saputra. 2012

    Skripsi

    Mengetahui peran sektor

     pariwisata dalam perekonomian

    wilayah Provinsi Daerah

    Istimewa Yogyakarta

    Mengetahui sebsektor dari

    sektor pariwisata yang memiliki

    nilai pengganda terhadap

     pendapatan Provinsi Daerah

    Istimewa Yogyakarta yang

    tertinggi.

    Teknik pengolahan

    statistik dengan metode

    kuantitatif yang

    dinyatakan dalam tabel

    frekuensi

    1.  Total permintaan. Peran jasa pariwisata dan sektor

     pendukungnya dalam perekonomian Provinsi Daerah Istimewa

    Yogyakarta menduduki posisi paling penting dibanding

    dengan sembilan sektor perekonomian lainnya.

    2. 

    Kontribusi besar terhadap pembentukan struktur permintaan

    akhir dan permintaan antara yaitu menduduki peringkat

     pertama.

    3.  Untuk konsumsi rumah tangga menduduki peringkat kedua

    setelah sektor industri pengelolahan.

    4.  Untuk nilai ekspor menempati urutan pertama dan untuk

    investasi mendududki peringkat ketiga setelah sektor

  • 8/17/2019 DESA WISATA BEJIHARJO 4

    5/27

    5

    Mengetahui subsektor dari

    sektor pariwisata yang memberi

    kontribusi paling besar dalam

     perekonomian wilayah Daerah

    Istimewa Yogyakarta. .

     bangunan dan industri pengolahan serta memberikan

    kontribusi paling besar terhadap nilai tambah bruto. Dampak

     penyebaran jasa pariwista dan sektor pendukungnya

    mempunyai kemampuan yang kuat untuk menarik dan

    mendorong terhadap pertumbuhan output industri hulu

    maupun hilirnya karena memiliki nilai koefisien penyeberan

    dan kepekaan penyebaran yang lebih besar dari satu.

    3 Kajian perkembangan

    Desa Wisata Tembi di

    Kabupaten Bantul.

    Sekar. 2011

    Skripsi.

    Mengetahui perkembangan desa

    wisata Tembi sejak

    ditetapkannnya sebagai desa

    wisata

    Mengetahui peranan masyarakat

    dan stakeholder terkait terhadap

     perkembangan desa wisata

    tembi

    Mengetahui dampak bagi

     penghasilan masyarakat sekitar,

    antara masyarakat yang terlibat

     pariwisata dan yang tidak,

    terkait dengan dinamika

    kepariwisataan yang terjadi di

    desa wisata Tembi

    Analisis kuantitatif dan

    analisis kualitatif yaitu

    dengan menggunakan

    teknik analisis kualitatif,

    statistik deskriptif,

    analisis SWOT dan

    Independent Sample T-

    Test. Metode

     proportional random

    sampling.

    1.  Terjadi dinamika perkembangan peningkatan dan penuruanan

    dari tahun ke tahun.

    2.  Faktor pendukung yang mengalami eningkatan adalah

     perkembangan sarana dan prasarana infrastruktu,

     perkembangan jumlah wisatawan, perkembangan jumlah

    industri kecil dan homestay dibandingkan pertanian dan.

    3.  Perubahan struktur mata pencaharian penduduk sekitar yang

    ditandai dengan menurunnya jumlah RT pertanian.

    4.  Peran stakeholder sangat dominan dalam memberikan

     penyuluhan kepada masyarakat setempat, terutama yang

     belum dapat menerima kenyataan bahwa desanya dijadikan

    desa wisata.

    5. 

    Masyarkat yang membuka industri kecil dan homestay,

    sangatlah berpengaruh akan perdesaan tingkat penghasilan

    antara masyarakat

    6.  Masyarakat yang terlibat pariwisata memiliki rata-rata

     penghasilan yang cenderung lebih tinggi dibandingkan yang

    tidak terlibat dengan pariwisata.

  • 8/17/2019 DESA WISATA BEJIHARJO 4

    6/27

     

    6

    1.6.  Tinjauan Pustaka

    1.6.1. 

    Pariwisata

    Undang-undang Republik Indonesia/ UU RI Nomor 10 Tahun 2009 tentang

    Kepariwisataan, memaparkan tentang kepariwisataan untuk dijadikan acuan

    dalam kegiatan pariwisata di Indonesia, antara lain:

    •  Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai

    fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha,

     pemerintah dan pemerintah daerah.

    • 

    Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata

    dan bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebgai wujud

    kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan dan

    masyarakat setempat, sesame wisatawan, pemerintah, pemerintah daerah

    dan pengusaha.

    •  Daya Tarik Wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan,

    keindahan dan nilai yang berupa keanekaragaman kekeayaan alam, budaya

    dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan

    wisata.

    •  Daerah tujuan pariwisata yang selanjutnya disebut destinasi pariwisata

    adalah kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah

    administratif yang di dalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum,

    fasilitas pariwisata, aksesabilitas serta masyarakat yang saling terkait dan

    melengkapi terwujudnya kepariwisataan.

    •  Usaha Pariwisata adalah usaha yang menyediakan barang dan/atau jasa bagi

     pemenuhan kebutuhan wisatawan dan penyelenggaraan pariwisata.

    •  Pengusaha Pariwisata adalah usaha yang menyediakan barang dan/atau jasa

     bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dan penyelenggaraan pariwisata.

    •  Industri Pariwisata adalah kumpulan usaha pariwisata yang saling terkait

    dalam rangka menghasilkan barang dan/atau jasa bagi pamenuhan

    kebutuhan wisatwan dalam penyelenggaraan pariwisata.

  • 8/17/2019 DESA WISATA BEJIHARJO 4

    7/27

     

    7

    Menurut The World Tourism Organization/WTO (Demartoto, 2009) pariwisata

    memiliki definisi yang bervariasi. Namun variasi tersebut tetap memiliki

    kesamaan esensi yang diberikan dalam definisi pariwisata, yaitu :

    1.  Traveler , yaitu orang yang melakukan perjalanan lebih dari dua lokasi

    tujuan wisata.

    2.  Visitor, yaitu orang yang melakukan perjalanan kurang dari 12 bulan ke

    daerah yang bukan tempat tinggalnya dan bukan untuk tujuan penghidupan,

    mencari nafkah atau pendapatan.

    3.  Tourist, yaitu orang yang melakukan perjalanan kurang dari 24 jam di

    daerah tujuan (WTO, 995)

    Terdapat tiga poin kesamaan tentang pariwisata, yaitu:

    1.  Unsur travel/perjalanan yaitu pergerakan manusia dari satu tempat ke

    tempat lainnya

    2. 

    Unsur tinggal sementara di tempat yang bukan tempat tinggal biasanya

    3.  Tujuan pergerakan bukan untuk motif ekonomi atau mencari penghidupan

    1.6.2. 

    Geografi Pariwisata

    Sebelum mendefiniskan geografi pariwisata diperlukan pengetahuan tentang

    geografi itu sendiri. Menurut Hagget (1981, 1990, dalam Suhardjo, 2008)

    mengatakan bahwa

    Geography is the study of the earth’s surface as the space within which the

    human population lives. Geographers are concerned with three kinds of

    analysis :

     spatial (location) : numbers, characteristics, activities and distributions

     

     Ecological : the relationship. Between humans and anviroment

      Regional : the combination of the first two themes in areal differentiation.

    Batasan tersebut memiliki arti bahwa geografi sebagai ilmu yang mempelajari

     permukaan bumi sebagai ruang di mana populasi manusia hidup. Tiga jenis

    analisis yang digunakan geografer yaitu spasial (lokasi) berkaitan dengan angka,

    karakteristik, kegiatan dan distribusi; ekologi berkaitan dengan hubungan antara

    manusia dengan lingkungan dan regional berkaitan dengan kombinasi kedua

    analisis tersebut dalam perbedaan area.

  • 8/17/2019 DESA WISATA BEJIHARJO 4

    8/27

     

    8

    Batasan hampir sama disampaikan oleh Bintarto (1984, dalam Sujali, 1989)

    geografi sebagai ilmu yang mempelajari muka bumi dengan karakteristik sebagai

     berikut:

     Mempelajari fenomen-fenomena baik fisik maupun mahkluk hidup yang

     berada di dalamnya.

     Menganalisis permasalahan melalui pendekatan keruangan, ekologi, dan

    regional

     Menyelesaikan permasalahan dengan program dan proses yang berorientasi

     pada keberhasilan pembangunan.

    Geografi pariwisata muncul sebagai bagian dari ilmu geografi yang semakin

     berkembang pada obyek kajiannya. Geografi pariwisata adalah bidang atau

    lingkup ilmu yang mempelajari tentang obyek wisata dengan penekanan

     pembahasan pada masalah bentuk, jenis, persebaran dan juga termasuk wisatanya

    sendiri sebagai konsumsi dari obyek wisata (Sujali, 1989).

    Menurut Kusumayadi dan Sugiarto (2000) menjelaskan tentang ruang

    lingkup pariwisata secara umum, seabgai berikut:

    a. 

    Wisatawan

    Menyangkut karakter demografi, prilaku dan psikografik. Pengetahuan

    akan mempengaruhi pengembangan industri pariwsata yang sesuai

     permintaan pasar

     b.  Industri pariwisata

    Menyangkut berbagai kegiatan ekonomi seperti restoran, penginapan,

     pelayanan perjalanan, transporasi, pengembangan Daerah Tujuan Wisata

    (DTW), fasilitas rekreasi dan atraksi wisata termasuk tenaga kerja atau

    masyarakat yang terlibat di dalamnya.

    c.  Lembaga-lembaga pendidikan dan pelatihan

    Sebagai pengembang bidang kepariwisataan dan penghasil tenaga kerja

    d.  Pemerintah

    Melakukan koordinasi yang menyangkut perizinan, tinga penyerapan tenaga

    kerja, distribusi pendapatan, strategi promosi dan lain sebagainya.

  • 8/17/2019 DESA WISATA BEJIHARJO 4

    9/27

     

    9

    1.6.3. Ekowisata

    Pada tahun 1990, The International Ecotourism Society mendefinisikan

    Ekowisata sebagai berikut :

    “ Ecotourism is defined as responsible travel to natural areas that

    conserves the environment and improves the well being of local people”

    Memiliki makna tentang perjalanan yang bertanggungjawab ke alam dengan

    memperhatikan lingkungan dan mendukung kesejahteraan masyarakat setempat.

    Ekowisata memiliki prinsip-prinsip dalam implementasi sebagai kegiatan wisata,

    meliputi:

     Meminimalkan dampak

     Membangun kesadaran dan rasa hormat terhadap lingkungan dan budaya

     Memberikan pengalaman positif untuk kedua pengunjung dan

     penyelenggara/host  

     Memberikan manfaat keuangan untuk konservasi

     Memberikan keuntungan finansial dan pemberdayaan bagi masyarakat

     Membangun rasa peka bagi penyelenggara yang menjadi negara-negara

     politik, lingkungan dan iklim sosial.

    Menurut Wood (2002) ekowisata memiliki komponen, antara lain :

      Berkontribusi untuk konservasi keanekaragaman hayati

      Menopang kesejahteraan masyarakat setempat

      Termasuk pengalaman interpretasi / belajar

      Melibatkan tindakan yang bertanggung jawab pada bagian dari wisatawan

    dan industri pariwisata

     

    Apakah diberikan terutama kepada kelompok-kelompok kecil dengan

    usaha kecil

      Membutuhkan konsumsi serendah mungkin sumber daya yang tidak

    terbarukan

      Menekankan partisipasi lokal, kepemilikan dan peluang bisnis, terutama

     bagi masyarakat pedesaan.

    Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2009

    menjelaskan bahwa, ekowisata adalah kegiatan wisata alam di daerah yang

  • 8/17/2019 DESA WISATA BEJIHARJO 4

    10/27

     

    10

     bertanggunjawab dengan memperhatikan unsur pendidikan, pemahaman dan

    dukungan terhadap usaha-usaha konservasi sumberdaya alam serta peningkatan

     pendapatan masyarakat lokal. Adapun jenis-jenis ekowisata di daerah antara lain :

    ekowisata bahari, ekowisata hutan, ekowisata pegunungan dan ekowisata karst.

    Fandeli (2002) menjelaskan ekowisata adalah suatu perjalanan wisata ke

    daerah yang masih alami umumnya bersifat petualangan. Ekowisata

    memperhatikan kelestarian lingkungan sekitar. Keutuhan alam dapat terjaga

    dengan adanya peran masyarakat lokal mulai dari perencanaan, pelaksanaan,

     pengembangan dan pengawasan. Selaras dengan prinsip ekowisata yang

    mempertahankan kualitas, keutuhan dan kelestarian alam serta budaya.

    1.6.4. Desa Wisata

    Berdasarkan Peraturan Mentri (Permen) Kebudayaan dan Pariwisata

     Nomor: KM.18/HM.001/MKP/2011 tentang pedoman Program Nasional

    Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Pariwisata melalui Desa Wisata

    menjelaskan pariwisata sebagai potensi dan kekuatan dalam kegiatan masyarakat

    yang mempunyai karakteristik, yaitu:

    a.  In-situ,  berkaitan dengan kedatangan/kunjungan wisatawan. Wisawatan

    yang melakukan pembelanjaa di lokasi wisata memberikan dampak positif

    dengan mengalir langsung pada masyarakat.

     b.  Rantai nilai ke depan dan ke belakang yang sangat panjang, berkaitan

    dengan transaksi kepariwisataan yang akan menimbulkan aliran kegiatan

    ekonomi yang besar

    c. 

    Industri yang berbasis sumber daya lokal (local resource based industry),

     berkaitan dengan penyerapan tenaga kerja dan membuka peluang usaha

    yang sifatnya padat karya serta ramah budaya.

    Desa wisata adalah suatu bentuk integrasi antara atraksi, akomodasi dan

    fasilitas pendukung yang disajikan dalam suatu struktur kehidupan masyarakat

    yang menyatu dengan tata cara dan tradisi yang berlaku. Permen Kebudayaan dan

    Pariwisata Nomor: KM.18/HM.001/MKP/2011 menjelaskan pula pemberdayaan

    masyarakat dan penanggulangan kemiskinan melalui pengembangan desa wisata

  • 8/17/2019 DESA WISATA BEJIHARJO 4

    11/27

     

    11

    dengan model pendekatan dalam gugusan (cluster)  pariwisata. Gugusan (cluster)

     pariwisata adalah desa dan masyarakat yang memiliki keterkaitan atau dampak

    langsung, tak langsung maupun ikutan dengan aktivitas kepariwisataan di suatu

    daerah/destinasi. Model pendekatan gugusan (cluster) terdiri atas 3 model yang

    dimaksudkan untuk meningkatkan pemberdayaan masyarakat dan

     penanggulangan kemiskinan melalui pengembangan desa wisata, yaitu:

    a.  Model gugusan (cluster) DTW – Desa Terkait

    Model gugusan (cluster) DTW – Desa Terkait merupakan model

     pengembangan DTW sebagai pusat pengembangan yang memberikan dampak

     positif bagi desa-desa atau masyarakat sekitranya melalui usaha kepariwisataan

    yang dilakukan oleh masyarakat di desa sekitar DTW, seperti usaha jasa

    transportasi, jasa makanan dan minuman, jasa penyediaan akomodasi, jasa

     pramuwisata dan jasa informasi wisata. Pada gambar 1.1. Daya Tarik Wisata

    (DTW) berperan sebagai katalis bagi pengembangan wilayah atau desa-desa di

    sekitarnya. Dicontohkan terdapat 4 desa yaitu Desa 1, Desa 2, Desa 3 dan Desa

    4. Desa 1 dengan usaha DTW dan usaha souvenir; Desa 2 dengan usaha

     pramuwisata dan usaha akomodasi, Desa 3 dengan usaha kesenian lokal dan

    usaha akomodasi dan Desa 4 dengan usaha kerajinan, kesenian dan usaha

    transportasi wisata. Keempat desa saling mendukung satu sama lain dengan

    masing-masing kegiatan usaha yang dilakukan dengan adanya DTW.

  • 8/17/2019 DESA WISATA BEJIHARJO 4

    12/27

     

    12

    Gambar 1.1. Model Gugusan (Cluster) Daya Tarik Wisata – Desa Terkait

    Sumber : Permen Kebudayaan dan Pariwisata Nomor:

    KM.18/HM.001/MKP/2011 tentang pedoman PNPM Mandiri Pariwisata

    melalui Desa Wisata

     b.  Model Gugusan (cluster) Desa Wisata – Desa Terkait

    Model gugusan (cluster) Desa Wisata – Desa Terkait merupakan model

     pengembangan desa wisata sebagai pusat pengembangan, sedangkan desa-

    desa lain menjadi pendukungnya. Pada gambar 1.2. Desa wisata berperan

    sebagai katalis bagi pengembangan wilayah atau desa-desa di sekitarnya.

    Dicontohkan terdapat 4 desa yaitu Desa 1, Desa 2, Desa 3 dan Desa 4. Desa

    1 sebagai pemasok bahan baku; Desa 2 sebagai pemasok bahan pertanian,

    Desa 3 sebagai basis kesenian lokal dan Desa 4 sebagai pemasok produk

     pendukung. Keempat desa muncul karena desa wisata memiliki permintaan

    akan pasokan bahan-bahan pendukung wisata.

    WILAYAH PENGARUH

    DAYA TARIK WISATA (DTW)

    sebagai katalis pengembangan

    wilayah/desa-desa sekitar DESA 1

    (usaha DTW, usaha souvenir)

    DESA 2

    (usaha pramuwisata, usaha

    akomodasi

    DESA 3

    (usaha kesenian lokal, usaha

    akomodasi

    DESA 4

    (usaha kerajinan, kesenian,

    usaha transportasi wisata)

  • 8/17/2019 DESA WISATA BEJIHARJO 4

    13/27

     

    13

    Gambar 1.2.  Model Gugusan (cluster) Desa Wisata – Desa Terkait

    Sumber : Permen Kebudayaan dan Pariwisata Nomor:

    KM.18/HM.001/MKP/2011 tentang pedoman PNPM Mandiri Pariwisata melalui

    Desa Wisata

    c.  Model Gugusan (cluster) Usaha Pariwisata – Desa Terkait

    Model gugusan Usaha Pariwisata – Desa Terkait merupakan model

     pengembangan usaha pariwisata sebagai pusat dan penggerak

     pengembangan yang mampu mendistribusikan manfaat ekonomi bagi desa-

    desa sekitarnya, misalnya hotel, resort dan kuliner yang memiliki

    keterkaitan geografis dan keterkaitan secara langsung maupun tak langsung.

    Pada gambar 1.3. usaha pariwisata yang terdiri atas atraksi kelompok

    kesenian, kelompok kuliner dan pemasok (supplier)  lokal menjadi bagian

    dalam pengembangan usaha di desa wisata. Masing-masing usaha

     pariwisata memiliki rantai pemasok ke 1 hingga ke n.

    WILAYAH

    PENGARUH

    DESA WISATA

    sebagai katalis pengembangan

    wilayah/desa-desa sekitar DESA 1

    (pemasok bahan baku

    kera inan

    DESA 2

    (basis pertanian)

    DESA 3

    (basis kesenian lokal)

    DESA 4

    (pemasok produk

     pendukung )

  • 8/17/2019 DESA WISATA BEJIHARJO 4

    14/27

     

    14

    Gambar 1.3. 

    Model Gugusan (cluster) Usaha Pariwisata – Desa TerkaitSumber : Permen Kebudayaan dan Pariwisata Nomor:

    KM.18/HM.001/MKP/2011 tentang pedoman PNPM Mandiri Pariwisata

    melalui Desa Wisata

    Menurut Pariwisata Inti Rakyat/PIR (1999), Desa Wisata adalah suatu

    kawasan pedesaan yang menawarkan keseluruhan suasana yang mencerminkan

    keaslian pedesaan baik dari kehidupan sosial ekonomi, sosial budaya, adat

    istiadat, keseharian, memiliki arsitektur bangunan dan struktur tata ruang desayang khas, atau kegiatan perekonomian yang unik dan menarik serta mempunyai

     potensi untuk dikembangkannya berbagai komponen kepariwisataan, misalnya :

    atraksi, akomodasi, makanan-minuman, dan kebutuhan wisata lainnya.

    Berdasarkan hal tersebut, pembangunan desa wisata ini merupakan realisasi dari

     pelaksanaan UU RI Nomor 32 Tahun 2004 tantang Otonomi Daerah. Oleh karena

    itu setiap kabupaten yang berpotensi perlu memprogramkan pembangunan desa

    wisata di daerahnya.Desa wisata memiliki ketentuan untuk pengembangan desa wisata itu

    sendiri maupun untuk percontohan desa lainnya. Disusunlah ketetapan persyaratan

    yang harus dipenuhi oleh desa wisata agar berkelanjutan, yaitu (Priasukmana &

    Mulyadin, 2001) :

    1. 

    Aksesbilitasnya baik, sehingga mudah dikunjungi wisatawan dengan

    menggunakan berbagai jenis alat transportasi.

    Usaha

    Pariwisata

    Petani 1

    Supplier 2

    (Local)

    Petani…. n

    Petani 1

    Supplier 2

    (Local)

    Petani… n

    Atraksi Kelompok Kesenian

    Kelompok Kuliner

  • 8/17/2019 DESA WISATA BEJIHARJO 4

    15/27

     

    15

    2.  Memiliki obyek-obyek menarik berupa alam, seni budaya, legenda,

    makanan lokal, dan sebagainya untuk dikembangkan sebagai obyek wisata.

    3.  Masyarakat dan aparat desanya menerima dan memberikan dukungan yang

    tinggi terhadap desa wisata serta para wisatawan yang datang ke desanya.

    4. 

    Keamanan di desa tersebut terjamin.

    5.  Tersedia akomodasi, telekomunikasi, dan tenaga kerja yang memadai.

    6.  Beriklim sejuk atau dingin.

    7. 

    Berhubungan dengan obyek wisata lain yang sudah dikenal oleh masyarakat

    luas.

    1.6.5. Dampak Pariwisata

    Kemunculan pariwisata berkembang seriring datangnya permintaan

    (demand) dari wisatawan. Untuk memberikan pelayanan optimal pelaku usaha

     pariwisata perlu melakukan penyesuaian penawaran (supply) untuk

    mengakomodir kebutuhan wisatawan. Tindakan tersebut dapat memberikan

    dampak positif maupun negatif. Dampak positif dapat dilihat dari tingkat

    kesejahteraan masyarakat yang meningkat seiring perkembangan pariwisata.

    Sedangkan dampak negatif pariwisata menurut Yoeti (2008) dapat memunculkan,

    diantaranya:

    1. 

    Dampak terhadap seni dan budaya

    Kesenian sebagai salah satu atraksi wisata yang awalnya merupakan cara

     pelestarian budaya berubah menjadi motivasi komersial. Modifikasi baik

    dari sistem maupun esensi dari seni tersebut dapat berubah sesuai dengan

     peluang dan permintaan pasar.

    2.  Dampak terhadap kehidupan sosial

    Interaksi yang terjadi antara wisatawan dan masyarakat setempat terutama

     pada anak-anak muda memberikan pengaruh terhadap sikap dan perilaku

    sehari-hari yang biasanya ditandai dengan meniru kebiasaan wisatawan

    yang dikenal dengan demonstration effect. Sayangnya kebiasaan yang ditiru

    lebih banyak yang bertentangan dengan kondisi sosial setempat, misalnya

    mengecat rambut pirang.

  • 8/17/2019 DESA WISATA BEJIHARJO 4

    16/27

     

    16

    3.  Dampak terhadap perekonomian

    Peningkatan fasilitas yang disebabkan oleh dorongan ekonomi seperti

     pengkavlingan sepadan pantai akibat kepemilikan lahan terkadang

    menyulitkan gerak nelayan yang sehari-hari mencari ikan di laut.

    Kesejahteraan hanya dinikmati oleh pihak tertentu.

    4.  Dampak terhadap lingkungan

    Berbagai macam dampak lingkungan akan muncul jika tidak diimbangi

    dengan pengelolaan yang memperhatikan lingkungan. Limbah adalah salah

    satunya. Limbah yang dihasilkan dari kegiatan wisata memunculkan

     permasalahan tersendiri bagi lingkungan seperti pencemaran air, tanah dan

    udara dari limbah tersebut.

    1.6.6. Kesejahteraan Pekerja Pariwisata 

    Pengembangan pariwisata pedesaan tidak dapat dilepaskan dari peranan

    masyarakat setempat yaitu sebagai pekerja pariwisata. Masyarakat sebagai pelaku

    utama dalam pengembangan tidak terlepas dari dampak ekonomi, sosial dan

     budaya, dari pembangunan pariwisata. Menurut Utami dan Demartoto (2009)

     pada studi kerajinan wayang kulit sebagai potensi wisata di Desa Kepungsari

    terdapat 7 unsur yang berkaitan dengan dampak pariwisata, yaitu :

    1. 

    Relasi sosial

    Dari segi sosial mengakibatkan peningkatan hubungan antara para pelaku

    usaha pariwisata serta masyarakat luas melalui kegiatan promosi.

    2.  Gaya hidup

    Dari segi sosial terjadi perubahan kearah individualistis. Dari segi ekonomi

    terjadi peningkatan jumlah kepemilikan motor, ponsel dan pembangunan

    rumah.

    3. 

    Persaingan kerja

    Dari segi sosial munculnya jiwa kompetisi antara para pelaku usaha

     pariwisata

    4. 

    Pola pikir

  • 8/17/2019 DESA WISATA BEJIHARJO 4

    17/27

     

    17

    Dari segi sosial peningkatan jiwa wirausaha yang tinggi di para pelaku

    usaha pariwisata. Dari segi budaya terjadi pergeseran nilai seperti kesadaran

     penggunaan bahasa inggris, terbuka terhadap pembaharuan dan orientasi

    komerisal.

    5. 

    Partisipasi warga

    Dari segi sosial keikutsertaan masyarakat pada aktifitas pariwisata dan

     pembentukan kelompok sosial. Dari segi budaya memununculkan kembali

    tradisi-tradisi yang mulai ditingglkan serta menjadikan kesenian tradisional

    sebagai atraksi wisata desa.

    6.  Mobilitas

    Dari segi budaya menciptakan tingkat mobilitas permanen dan sirkuler yang

    tinggi. Dari segi ekonomi pemasaran kegiatan pariwisata semakin luas

    7.  Pembangunan fisik

    Dari segi ekonomi terjadi pembangunan dan penyediaan prasaran jalan,

    home stay dan MCK.

    Pariwisata dijadikan sebagai pendorong kegiatan ekonomi. Pengembangan

     pariwisata berbasis masyarakat memiliki tujuan utama untuk berupaya

    mengurangi kemiskinan dan penghapusan kemiskinan. Konsep pengembangan

     pariwisata tersebut dikenal dengan Pro – Poor Tourism (PPT).

    Menurut PPT Partnership (2004), Pro-Poor Tourism is tourism that result

    in increased net benefits for poor people. PPT is not a specific niche

     product or niche sector but approach to tourism development and

    management. 

    Diartikan sebagai kegiatan pariwisata yang dapat memberikan hasil peningkatan

    keuntungan untuk masyarakat miskin. Pro Poor Tourism tidak secara rinci

    memproduksi wisata atau sektor wisata namun merupakan pendekatan untuk

     pembangunan dan managerial pariwisata. Keterlibatan masyarakat dalam kegiatan

     pariwisata mendukung pemberdayaan masyarakat di lokasi wisata. Pemberdayaan

    masyarakat adalah menciptakan/meningkatkan kapasitas masyarakat baik secara

    individu maupun berkelompok dalam memecahkan berbagai persoalan terkait

    upaya peningkatan kualitas hidup, kemandirian dan kesejahteraannya (Permen

    Kebudayaan dan Pariwisata Nomor: KM.18/HM.001/MKP/2011).

  • 8/17/2019 DESA WISATA BEJIHARJO 4

    18/27

     

    18

    Selain manfaat ekonomi terdapat manfaat budaya yang dapat dirasakan oleh

    masyarakat. Alisjahbana (1983) menjelaskan bahwa, kebudayaan adalah ciptaan

     budi manusia untuk mengatasi dorongan hidup. Beliau menggambarkan pola

    kebudyaan dengan membedakan antara kebudayaan desa dengan kebudayaan

    moderen. Pada gambar 1.4. terlihat kebudayaan desa di Indonesia bersifat statis

    dikuasai oleh solidaritas agama dan seni. Ilmu pengetahuan serperti teori-teori

    ilmuan, kekuasaan serta ekonomi memiliki peranan kecil dalam mempengaruhi

    kondisi kebudayaan desa, sedangkan kebudayaan moderen bersifat dinamis

    dengan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk tujuan

    ekonomi setinggi mungkin. Perkembangan di kebudayaan moderen seiring

    dengan mutu pendidikan yang terus ditingkatkan.

    Gambar 1.4.  Perbedaan antara Kebudayaan Desa dan Kebudayaan

    Moderen Menurut Alisjahbana (1983)

    Fandeli (2002) menjelaskan keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan

    usaha kepariwisataan terkait DTW dapat dibagi menjadi 3, yaitu :

    1.  Pengelola atraksi.

    Ditempatkan pada pengelolaan berbagai macam atraksi. Menurut Shackley

    (1996, dalam Fandeli, 2002) terdapat dua atraksi dalam suatu destinasi,

    yaitu (1) atraksi dari kekayaan alam dan (2) sebagian atraksi buatan. Atraksi

     buatan sengaja dibuat untuk menarik wisatawan misalnya bangunan

    Teori

    Kuasa

    Solidaritas

    Ekonomi

    Seni Agama

    Kebudayaan Desa

    Teori

    Kuasa

    Solidaritas

    Ekonomi

    Seni Agama

    Kebudayaan Moderen

  • 8/17/2019 DESA WISATA BEJIHARJO 4

    19/27

     

    19

     peninggalan budaya/heritage dan kehidupan masyarakat/living culture. 

    Pengelolaan atraksi alam dengan mengkonservasi alam harus

    memperhitungkan daya dukung yang terdiri atas (1) daya dukung ekologis

    (ecological carrying capacity), (2)   psikologis ( psychological  carrying

    capacity), dan (3) sosial (sociological carrying capacity).  Jika pengelola

    hanya berorientasi pada market driven, maka tidak dibenarkan dalam

     pengelolaan atraksi alam karena dapat berdampak negatif.

    2. 

    Pengelola Fasilitas

    Terdapat 3 macam fasilitas yang dibutuhkan wisatawan menurut Mill dan

    Morisson (1985, dalam Fandeli, 2002) antara lain:

    a. 

    Tempat menginap (loadging). Mempertimbangkan kualitas pelayanan

    dengan meningkatkan kualitas sumberdaya tenaga kerja yang

     profesional.

     b. 

    Makan dan minum. Makanan dan minuman yang disajikan memiliki

    standarisasi seperti kebersihan dan cara penyajian.

    c.  Industri pendukung (support industries). Menyediakan kebutuhan

    wisatawan berkaitan dengan cinderamata atau souvenir.

    3.  Pengelolan Infrastruktur dan transportasi

    Pada ekowisata dan wisata minat khusus tidak terlalu membutuhkan banyak

    insfrastruktur, tapi perkembangannya tidak akan secepat mass tourism yang

    menghasilkan jumlah wisatawan banyak. Kualitas pelayanan dan

    infrastruktur perlu diperhatikan baik di dalam maupun di sekitar destinasi

    wisata.

    Kegiatan ekonomi kepariwisataan terkait dengan usaha pariwisata. Menurut

    UU RI Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan pasal 14, usaha pariwisata

    meliputi, antara lain:

    a. 

    Daya tarik wisata adalah usaha yang kegiatannya mengelola daya tarik

    wisata alam, daya tarik wisata budaya, dan daya tarik wisata buatan/binaan

    manusia.

  • 8/17/2019 DESA WISATA BEJIHARJO 4

    20/27

     

    20

     b.  Kawasan pariwisata adalah usaha yang kegiatannya membangun dan/atau

    mengelola kawasan dengan luas tertentu untuk memnuhi kebutuhan

     pariwisata.

    c.  Jasa transportasi wisata adalah usaha khusus yang menyediakan angkutan

    untuk kebutuhan dan kegiatan pariwisata, bukan angkutan transportasi

    regular/umum.

    d.  Jasa perjalanan wisata adalah usah biro perjalanan wisata dan usaha agen

     perjalanan wisata. Usaha agen perjalanan wisata meliputi usaha jasa

     pemesanan sarana, seperti pemesanan tiket dan pemesanan akomodasi serta

     pengurusan dokumen perjalanan

    e. 

    Jasa makanan dan minuman adalah usaha jasa penyedian makanan dan

    minuman yang dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan untuk proses

     pembuatan dapat berupa restoran, kafe, jasa boga, dan bar/kedai minum.

    f. 

    Penyediaan akomodasi adalah usaha yang menyediakan pelayanan

     penginapan yang dapat dilengkapi dengan pelayanan pariwisata lainnya,

     berupa hotel, vila, pondok wisata, bumi perkemahan, persinggahan, caravan,

    dan akomodasi lainnya yang digunakan untuk tujuan pariwisata.

    g.  Penyelenggaraan kegiatan hiburan dan rekreasi merupakan usaha yang

    ruang lingkup kegiatannya berupa usaha seni pertunjukan, arena permainan,

    karaoke, bioskop, serta kegiatan hiburan dan rekreasi lainnya yang bertujuan

    untuk pariwisata.

    h.  Penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif, konferensi dan pameran

    adalah usaha yang memberikan jasa bago suatu pertemuan sekelompok

    orang, menyelenggarakan perjalanan bagi karyawan dan mitra usaha sebagai

    imbalan atas prestasinya serta menyelenggarakan pameran dalam rangka

    menyebarluaskan informasi dan promosi suatu barang dan jasa yang

     berskala nasional, regional dan international.

    i.  Jasa informasi pariwisata adalah usaha yang menyediakan data, berita,

     feature, foto, video, dan hasil penelitian mengenai kepariwisataan yang

    disebarkan dalam bentuk bahan cetak dan/atau elektronik.

  • 8/17/2019 DESA WISATA BEJIHARJO 4

    21/27

     

    21

     j.  Jasa konsultan pariwisata adalah usaha yang menyediakan saran dan

    rekomendasi mengenai studi kelayakan, perencanaan, pengelolaan usaha,

     penelitian dan pemasaran di bidang kepariwisataan.

    k.  Jasa pramuwisata adalah usaha yang menyediakan dan/ atau

    mengoordinasikan tenaga pemanndu wisata untuk memenuhi kebutuhan

    wisatawan dan/atau kebutuhan biro perjalanan.

    l.  Wisata tirta merupakan usaha yang menyelenggarakan wisata dan olaharaga

    air, termasuk penyediaan sarana dan prasarana serta jasa lainnya yang

    dikelola secara komersial di perairan laut, pantai, sungai, danau dan waduk.

    m. Spa adalah usaha perawatan yang memberikan layanan dengan metode

    kombinasi terapi air, terapi aroma, pijat, rempah-rempah, layanan

    makanan/minuman sehat, dan olah aktivitas fisik dengan tujuan

    menyeimbangkan jiwa dan raga dengan tetap memperhatikan tradisi dan

     budaya bangsa Indonesia.

    Koordinasi strategis lintas sektor dalam rangka meningkatkan penyelenggaraan

    kepariwisataan meliputi:

    a. 

    Bidang pelayanan kepabeanan, keimigrasian dan karantina

     b.  Bidang keamanan dan ketertiban

    c.  Bidang prasarana umum yang mencakupi jalan, air bersih, listrik,

    telekomunikasi dan kesehatan lingkungan (sistem pembuangan air kotor,

    sampah, dan sanitasi)

    d.  Bidang transportasi darat, laut dan udara (meliputi ketersedian

    rambu/petunjuk perjalanan menuju daya tarik wisata dan destinasi

     pariwisata)

    e.  Bidang promosi pariwisata dan kerja sama luar negeri

    Industri pariwisata muncul akibat dari perkembangan kegiatan wisata.

    Industri pariwisata adalah industri kompleks yang meliputi industri-industri lain

    menjadi kompleks wisata sehingga menicptakan industri kepariwisataan. Industri

    kepariwisataan yaitu industri yang ada hubungannya dengan pariwisata misalnya

    industri perhotelan, industri kerajinan/cendera mata dan sebagainya, semuanya

    saling terkait dalam systemic linkage.

  • 8/17/2019 DESA WISATA BEJIHARJO 4

    22/27

     

    22

    Salah satu model pariwisata sebagai industri dikemukakan oleh Soekadijo

    (1996, dalam Demartoto, 2009) pada gambar 1.5. Kemunculan pariwisata sebagai

    industri muncul dari adanya konsumen dan produsen. Dalam hal ini konsumen

    yaitu wisatawan mendapatkan informasi dari pemasaran yang dilakukan oleh

    konsumen terhadap jasa wisata yang ditawarkan. Kedatangan wisatawan

    didasarkan pada motif perjalanan yaitu untuk menikmati atraksi wisata yang

    tersedia di tempat wisata. Jarak lokasi wisata membuat wisatawan membutuhkan

    angkutan wisata, beberapa penyedia jasa transportasi wisata juga dapat menjadi

     pilihan. Kegiatan yang dilakukan oleh wisatawan selama menuju lokasi wisata

    hingga sampai di lokasi wisata menjadi peluang bagi produsen untuk

    menyediakan jasa wisata untuk pemenuhan kebutuhan perjalanan wisata.

    Gambar 1.5. 

    Model Pariwisata Sebagai Industri Menurut Soekadijo(1996, dalam Demartoto, 2009)

    Selanjutnya, kegiatan-kegiatan usaha pariwisata yang berbasis masyarakat

    harus mempertahankan dan memperhatikan kondisi serta karakteristik masyarakat

    setempat untuk mempertahankan identitas atau nilai-nilai keaslian yang dapat

    memberi kesan bagi wisatawan. Pada gambar 1.6. menjelaskan tentang

     pengembangan pariwisata menitikberatkan masyarakat sebagai pelaku utama dari

    Wisatawan

    Motif Perjalanan

    Atraksi Wisata

    Angkutan

    Angkutan Wisata

    Supply

    Konsumen

    Kebutuhan dalamPerjalanan

    Jasa Wisata

    Produsen

    Pemasaran

  • 8/17/2019 DESA WISATA BEJIHARJO 4

    23/27

     

    23

    awal tahap perencanaan, pendanaan, pelaksanaan, pengelolaan, pemantauan

    hingga tahap akhir evaluasi pelaksanaan dengan bantuan serta kerja sama pihak

    swasta dan pemerintah. Masyarakat didorong untuk melihat peluang untuk

    mengembangkan usaha pariwisata.Usaha tersebut dilakukan sepenuhnya dari, oleh

    dan untuk masyarakat.

    Gambar 1.6.  Pengembangan Pariwisata Berbasis Masyarakat Menurut

    Soekadijo (1996, dalam Demartoto, 2009)

    Usaha pembangunan pariwisata yang secara langsung dapat dilakukan

    masyarakat setempat, yaitu:

    1.  Menyediakan layanan akomodasi ( home stay, pondok wisata, dan lain-lain)

    2.  Menyediakan jasa boga (makanan dan minuman tradisional)

    3. 

    Menyediakan jasa pemandu dan interpretasi

    4.  Menyediakan paket kegiatan wisata

    5. 

    Menyediakan layanan transportasi lokal6.

     

    Menyewakan jasa perbaikan kendaraan

    7.  Menyediakan layanan komunikasi

    8.  Menyediakan hiburan

    9. 

    Membuat cinderamata khas daerah

    10.  Menjual cinderamata khas daerah

    11.  Menyediakan persewaan peralatan yang mendukung kegiatan wisata

    Sebagai Perencana

    Sebagai Investor

    Sebagai Pelaksana

    Sebagai Pengelola

    Sebagai Pemantau

    dan evaluator

    Pemerintah dan

    Pihak Swasta

    Dari, Oleh dan

    Untuk MasyarakatMasyarakat

  • 8/17/2019 DESA WISATA BEJIHARJO 4

    24/27

     

    24

    Keterlibatan masyarakat dalam kegiatan pariwisata menjadi bagian dalam

     pembangunan desa. Pembangunan desa diarahkan untuk kesejahteraan dan

     peningkatan taraf hidup masyarakat. Karakteristik pembangunan desa dapat

    dilihat sebagai berikut: (Kuswata, 1985)

    1. 

    Dilaksanakan dari, oleh dan untuk rakyat

    2.  Mensyaratkan kewajiban bersama yang seimbang dan serasi antara

     pemerintah dan masyarakat

    3. 

    Pedekatan masyarakat dan keikutsertaan masyarakat baik pria maupun

    wanita dengan optimalisasi swakarya sendiri

    4.  Bersifat multisektoral 

    5. 

    Berorientasi pada pemerataan dan penyebarluasan pembangunan

    keseluruhan desa-desa baik wilayah perdesaan maupun perkotaan

  • 8/17/2019 DESA WISATA BEJIHARJO 4

    25/27

     

    25

    1.7.  Batasan Operasional

    1.  Peran (serta) adalah ikut ambil bagian dalam suatu kegiatan; keikutsertaan

    secara aktif; partisipasi (Kamus Besar Bahasa Indonesia/KBBI) 

    2.  Desa Wisata  adalah suatu bentuk integrasi antara atraksi, akomodasi dan

    fasilitas pendukung yang disajikan dalam suatu struktur kehidupan

    masyarakat yang menyatu dengan tata cara dan tradisi yang berlaku .

    (Permen Kebudayaan dan Pariwisata Nomor: KM.18/HM.001/MKP/2011)

    3. 

    Kesejahteraan sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material,

    spiritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu

    mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya.  (UU

    RI No. 11 Tahun 2009)

    4.  Pekerja adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau

    imbalan dalam bentuk lain. (UU RI No.13 Tahun 2013)

    5. 

    Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai

    fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha,

     pemerintah dan pemerintah daerah. (UU RI No. 10 Tahun 2009)

    6. 

    Peran desa wisata terhadap kesejahteraan pekerja pariwisata di Desa

    Wisata Bejiharjo  berarti desa wisata ikut ambil bagian dalam memenuhi

    kebutuhan material (ekonomi), spiritual, sosial agar memperoleh hidup

    layak bagi setiap orang yang bekerja di berbagai macam kegiatan wisata

    yang berlokasi di Desa Wisata Bejiharjo Kecamatan Karangmojo Kabupaten

    Gunungkidul.

  • 8/17/2019 DESA WISATA BEJIHARJO 4

    26/27

     

    26

    1.8. 

    Kerangka Pemikiran

    Keunikan alam yang dimiliki oleh desa menjadi potensi desa. Potensi desa

    dirancang oleh masyarakat setempat menjadi usaha pariwisata. Potensi usaha

    tersebut adalah wisata alam di desa wisata. Desa wisata menjadi tujuan kunjungan

    wisata yang menarik karena memilki daya tarik wisata. Pada gambar 1.7.

    menjelaskan potensi desa dikelola dan dituangkan dalam perencanaan

     pengembangan pariwisata dalam konsep desa wisata. Keberadaan desa wisata

    memunculkan beragam kegiatan wisata. Kegiatan wisata berkembang menjadi

    usaha pariwisata dan meningkatkan kunjungan wisatawan. Usaha pariwisata

     berdampak pada munculnya pembangunan secretariat wisata, pengelolaan daya

    tarik wisata dan pemberdayaan masyarakat. Masyarakat ikut berperan sebagai

     pekerja pariwisata. Pemberdayaan masyarakat dengan melibatkan anggota

    keluarga berpengaruh pada kesejahteraan keluarga di biang ekonomi, sosial dan

     budaya. Keduanya berjalan sinergis sehingga menciptakan kesejahteraan

    masyarakat.

  • 8/17/2019 DESA WISATA BEJIHARJO 4

    27/27

     

    27

    Gambar 1.7. Kerangka Pemikiran Penelitian

    Potensi Desa

    Perencanaan

    Pengembangan

    Pariwisata

    Desa Wisata

    Kunjungan

    WisatawanUsaha

    Pariwisata

    Pengelolaan

    DTW

    Pemberdayaan

    Masyarakat

    Pembangunan

    Sekretariat Wisata

    Peningkatan Kondisi Ekonomi, Sosial

    dan Budaya

    Kesejahteraan Masyarakat

    Kesejahteraan Pekerja