Desa Wisata Kabupaten Bangli

30
Program Studi Destinasi Pariwisata Jurusan Kepariwisataan Sekolah Tinggi Pariwisata Nusa Dua Bali 2O14

description

Title : Desa Wisata Kabupaten BangliPublished by : Bunga KurniaFormat file: .pptx (Microsoft Office PowerPoint)

Transcript of Desa Wisata Kabupaten Bangli

  • Program Studi Destinasi PariwisataJurusan KepariwisataanSekolah Tinggi Pariwisata Nusa Dua Bali2O14

  • Menurut Edward Inskeep, dalam Tourism Planning An Integrated and Sustainable Development Approach, hal. 166 memberikan definisi: Wisata pedesaan dimana sekelompok kecil wisatawan tinggal dalam atau dekat dengan suasana tradisional, sering di desa-desa yang terpencil dan belajar tentang kehidupan pedesaan dan lingkungan setempat.

  • Tipe Desa Wisata

  • Tipe Terstruktur(Enclave) Tipe terstruktur ditandai dengan karakter-karakter sebagai berikut:Lahan terbatas yang dilengkapi dengan infrastruktur yang spesifik untuk kawasan tersebut. Tipe ini mempunyai kelebihan dalam citra yang ditumbuhkannya sehingga mampu menembus pasar internasional.Lokasi pada umumnya terpisah dari masyarakat atau penduduk lokal, sehingga dampak negatif yang ditimbulkannya diharapkan terkontrol. Selain itu, pencemaran sosial budaya yang ditimbulkan akan terdeteksi sejak dini.Lahan tidak terlalu besar dan masih dalam tingkat kemampuan perencanaan yang integratif dan terkoordinasi

  • Tipe Terbuka(Spontaneus)Tipe ini ditandai dengan karakter-karakter yaitu tumbuh menyatunya kawasan dengan struktur kehidupan, baik ruang maupun pola dengan masyarakat lokal.

    Source: (Nuryanti, Wiendu. 1993. Concept, Perspective and Challenges, makalah bagian dari Laporan Konferensi Internasional mengenaiPariwisata Budaya. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Hal. 2-3)

  • Desa WisataTerunyan

  • Terunyan adalah nama desa di Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali. Sekitar 75 Km dari Ibu Kota Bali yaitu Denpasar. Jika ingin mengunjungi Desa Wisata Terunyan para wisatawan dapat menggunakan perahu bermotor, waktu yang dihabiskan untuk menyeberang Danau Batur adalah sekitar 45 menit. Sedangkan bila menggunakan perahu lesung yang masih berdayung, menghabiskan waktu sekitar 2 jam. Letaknya yang agak terpencil inilah yang mengharuskan para wisatawan sedikit berjuang untuk mencapainya.

  • Desa ini memiliki hawa yang sejuk dan pemandangan desa agraris. Suhu di Desa Terunyan bisa mencapai rata-rata 17 derajat Celcius, dan suhu terendahnya hingga 12 derajat Celcius. Selain tempatnya yang masih asri, daya tarik lain dari Desa Terunyan adalah tradisi pemakamannya. Di desa ini, Anda bisa melihat tradisi pemakaman yang unik dan menarik yang tidak ada di tempat lain. Jenazah tidak dikuburkan tetapi hanya dipagari dengan bambu anyam secukupnya.

  • Desa Terunyan memiliki tiga jenis kuburan. Masing-masing kuburan diperuntukkan untuk tiga jenis kematian yang berbeda. Seseorang yang meninggal secara wajar jenazahnya akan ditutup dengan kain putih, disiapkan upacara, dan diletakkan tanpa dikubur di bawah pohon taru menyan. Nama tempat peletakkan jenazah ini adalah Sema Wayah. Cara pemakaman tanpa menguburnya dikenal dengan sebutan mepasah. Jadi, jenazah hanya diletakkan di atas tanah dan dibiarkan di udara terbuka. Untuk orang yang meninggal karena hal yang dianggap tak wajar, seperti dibunuh dan bunuh diri, maka jenazahnya akan diletakkan di lokasi yang bernama Sema Bantas. Di Sema Bantas, penguburan dilakukan dengan penguburan atau dikebumikan. Biasanya ini dilakukan pada orang yang memiliki cacat tubuh, seperti dibunuh, bunuh diri, atau kecelakaan. Untuk anak kecil yang gigi susunya belum tanggal juga kan dikuburkan dengan cara tersebut.

  • VideoDesa WisataTerunyan

  • Desa TradisionalPanglipuran

  • Panglipuran merupakan sebuah desa wisata yang terletak di Kelurahan Kubu, Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli. Luas wilayah Desa Penglipuran mencapai 112 Ha atau sekitar 1.120.000m2, yang terdiri dari pemukiman penduduk 5,5 Ha, hutan bambu 75 Ha, hutan vegetasi lainnya 10 Ha, dan lahan pertanian 21,5 Ha.

  • Daya tarik yang kuat dari Desa Adat Penglipuran ini masih berupaya mempertahankan zonasi hunian yang mirip pembagian tubuh manusia. Zona ini terbagi tiga bagian, yaitu zona parahyangan (hulu atau kepala), zona pawongan (badan), dan zona palemahan (kaki).

  • VideoDesa Tradisional Panglipuran

  • Desa WisataBatukaang

  • Desa WisataBatukaang

  • Desa Batukaang terletak di Kecamatan Kintamani, Kabupaten Daerah Tingkat II Bangli. Jika dari Denpasar ingin menuju ke desa Batukaang dapat ditempuh dengan jarak 61, 9 Km, dari Kota Bangli menempuh jarak 35 Km, dan dari Ibu Kota Kecamatan menempuh jarak 18 km. Desa Batukaang yang berada di ketinggian sekitar 1.150 meter diatas permukaan laut (dpl). Batukaang memiliki daya tarik fitur-fitur wisata alamnya yang eksotis serta udaranya yang sejuk.

  • Nama Desa Batukaang juga berarti bahwa suatu tempat yang berada di ketinggian di sebelah perbukitan berbatu. Daya tarik dari desa Batukaang adalah perkebunan kopi yang dijadikan komoditas utama di desa Batukaang. Kemudian terdapat peninggalan purbakala berupa arca-arca yang secara keseluruhan jumlahnya mencapai 188 buah. Sebagian besar arca ini masih dikeramatkan oleh sebagian besar penduduknya, mengingat peninggalan ini disimpan oleh beberapa pura yaitu : Pura Puseh Sanggambu dan Pura Sangambu. Menurut beberapa penelitian bahwa mayoritas masyarakat di desa ini dulunya menganut sistem kepercayaan yang merupakan perpaduan pemujaan terhadap dewa-dewa dengan kepercayaan megalitik yang berpusat pada pemujaan roh nenek moyang sebagai manifestasi dari Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Kuasa). Perkebunan Kopi di Desa Batukaang

  • Setelah masuknya agama Hindu barulah berdiri bangunan suci berupa candi, meru dan lain sebagainya. Kesenian yang tumbuh dan berkembang yang diwarisi oleh warga masyarakat Batukaang tetap mempunyai kaitan yang erat dengan upacara keagamaan sebagai cetusan rasa bakti kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa yaitu Tari Pendet dan Rejang.

  • Desa WisataBayung Gede

  • Jarak tempuh desa Bayung Gede dari ibu kota propinsi yaitu 66,9 Km. Desa kuno Bayung Gede berada di Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Provinsi Bali Indonesia. Desa ini berada di ketinggian sekitar 900 meter diatas permukaan laut (dpl) sehingga berhawa sejuk. Desa Bayung Gede termasuk desa kuno di Bali yang hingga kinipun masih dijaga kelestariannya dan desa ini juga adalah desa warisan budaya nenek moyang. Warga desa Bayung Gede kebanyakan menggantungkan hidupnya kepada alam, misalnya menjadi petani. Perbedaan petani di desa Bayung Gede dengan petani lainnya adalah, petani di Desa Bayung Gede mengelola lahan pertanian kering dan menjadikan lahan yang berdaya guna.

  • Desa Bayung Gede dikembangkan menjadi desa wisata baru sekitar tahun 2010. Mengenai asal-usul nama Buyung Gede, belum ada sumber pasti yang bisa menjelaskan alasan penamaan itu secara valid.

  • Menurut seorang ahli yang bernama Thomas A Reuters menyebutkan bahwa Bayung Gede merupakan desa kuno yang menjadi induk dari sejumlah desa-desa kuno lainnya yang ada di Bangli seperti Penglipuran, Sekardadi, Bonyoh dan beberapa desa lainnya di Bali. Ada tradisi unik yang hingga kini masih dijaga oleh desa Bayung Gede, yaitu warga yang baru saja menikah dilarang memasuki pekarangan dan tidak dianggap sebagai warga Desa Bayung Gede sebelum membayar tumbakan (sejenis mas kawin) yang diserahkan kepada pihak dalam bentuk dua ekor sapi, serta menjalani Tapa Brata (puasa). Pengantin juga dituntut untuk melakukan prosesi Penyekeban dengan tinggal di sebuah gubug kecil di ujung desa. Tidak hanya itu, Desa Bayung Gede memiliki tradisi unik dalam hal menguburkan ari-ari (tali pusar) bayi yang baru lahir. Jika pada umumnya tali pusar bayi ditanam di tanah, di desa ini ditempatkan di batok kelapa dan digantungkan di pohon pada setra (kuburan) khusus yang terletak di belakang desa dan tradisi menaruh ari-ari di dalam batok kelapa ini sudah berlangsung sejak ratusan tahun lalu.