Studi Kasus Tugas 2

6
Nama : Nurul Kami Sani Nim : 1201210 TUGAS 2 Field Study Carilah 5 masalah pada 5 tesis kemudian berikan solusi untuk memecahkan masalah tersebut. JAWAB : Tesis 1 : Pembelajaran Search, Solve, Create and Share (SSCS) Problem Solving dibandingkan Pembelajaran dengan Praktikum Verifikasi dalam meningkatkan penguasaan Konsep dan berpikir Kritis mahasiswa Pada Konsep Listrik Dinamis- oleh : Henny Johan. 2012 1. Nilai N-gain untuk indicator berpikir kritis kurang memuaskan karena berada pada kategori sedang, dimana hanya N- Gain pada indicator menggunakan strategi logis mendekati kategori tinggi yaitu 0,6, sedangkan indicator merumuskan masalah memiliki nilai N-gain sebesar 0,55, memilih pemecahan masalah memiliki N-Gain sebesar 0,43, menerapkan prinsip memiliki N-gain sebesar 0,42 dan memuat kesimpulan memeliki N-gain sebesar 0,44. Solusi : a. Diduga karena pengetahuan awal mahasiswa yang memang rendah dan proses pembelajaran yang terlaksana tidak optimal, menyebabkan indicator menerapkan prinsip memiliki peningkatan yang sangat rendah. Sebaiknya penguasaan konsep dimantapkan terlebih dahulu untuk mengukur keterampilan berpikir kritis mahasiswa. Hal ini penting untuk dilakukan, sebab ada keterkaitan antara

description

fisika

Transcript of Studi Kasus Tugas 2

Page 1: Studi Kasus Tugas 2

Nama : Nurul Kami Sani

Nim : 1201210

TUGAS 2 Field Study

Carilah 5 masalah pada 5 tesis kemudian berikan solusi untuk memecahkan masalah tersebut.

JAWAB :

Tesis 1 : Pembelajaran Search, Solve, Create and Share (SSCS) Problem Solving dibandingkan Pembelajaran dengan Praktikum Verifikasi dalam meningkatkan penguasaan Konsep dan berpikir Kritis mahasiswa Pada Konsep Listrik Dinamis- oleh : Henny Johan. 2012

1. Nilai N-gain untuk indicator berpikir kritis kurang memuaskan karena berada pada

kategori sedang, dimana hanya N- Gain pada indicator menggunakan strategi logis

mendekati kategori tinggi yaitu 0,6, sedangkan indicator merumuskan masalah

memiliki nilai N-gain sebesar 0,55, memilih pemecahan masalah memiliki N-Gain

sebesar 0,43, menerapkan prinsip memiliki N-gain sebesar 0,42 dan memuat

kesimpulan memeliki N-gain sebesar 0,44.

Solusi :

a. Diduga karena pengetahuan awal mahasiswa yang memang rendah dan proses

pembelajaran yang terlaksana tidak optimal, menyebabkan indicator menerapkan

prinsip memiliki peningkatan yang sangat rendah. Sebaiknya penguasaan konsep

dimantapkan terlebih dahulu untuk mengukur keterampilan berpikir kritis

mahasiswa. Hal ini penting untuk dilakukan, sebab ada keterkaitan antara

penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kritis pada penelitian ini. Dimana pada

hasil penelitian diperoleh rata-rata penguasaan konsep yang berada pada kategori

sedang.

b. Kemudian untuk kriteria pemecahan masalah yang memiliki N-gain sebesar 0,43

diduga karena kemampuan ini dieksplore pada fase search, dimana pada fase ini

kegiatan dilakukan daam kelompok besar sehingga tidak semua mahasiswa mendapat

perhatian saat mengeksplere kemampuan ini. Sebaiknya dari fase search kelas

sudah dibagi dalam kelompok sehingga kegiatan melatih kemampuan memilih

pemecahan masalah dapat lebih focus. Selain itu pembagian kelompok sebaiknya

dengan mempertimbangkan kemampuan mahasiswa sehingga proses pembelajaran

dapat berlangsung dengan baik.

Page 2: Studi Kasus Tugas 2

2. Berdasarkan analisis keterlaksanaan pembelajaran, pada beberapa fase kemampuan

mahasiswa yang muncul tidak optimal seperti yang diharapkan selama proses

pembelajaran serta rendahnya kemampuan pembelajaran model SSCS problem

solving yang digunakan dalam dalam meningkatkan keterampilan berpikir kritis

mahasiswa.

Solusi : sebaiknya dalam merancang pembelajaran peneliti perlu melakukan analisis

yang tepat dan cermat terhadap kesesuaian antara setiap indicator keterampilan

berpikir kritis yang dikembangkan dengan kegiatan pembelajaran yang dilakukan,

karakteristik materi yang akan dipelajari, serta karakteristik mahasiswa itu sendiri.

Tesis 2 : Penerapan Challenge Based Learning Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Listrik Dinamis dan Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa SMA -oleh : Jatmiko Purwo Supatmo, S.Pd. 2011

3. Pengelolaan pembelajaran pada kelas eksperimen mendapatkan nilai lebih kecil

daripada kelas kontrol dari segi kegiatan penutupan pembelajaran dengan skor rata-

rata 79 sedangkan pada kelas control 84. Aspek lain yang juga mendapatkan nilai

lebih rendah adalah pengelolaan waktu. Pada kelas eksperimen, dengan menerapkan

pendekatan pembelajaran berbasis tantangan, dimana dalam pembelajaran siswa lebih

banyak disibukkan dengan kegiatan penyelesaian tantangan, ternyata cukup menyita

waktu

Solusi : Sebaiknya pengelolaan waktu selama proses pembelajaran harus lebih

diperhatikan, sebab dalam RPP telah dialokasikan waktu untuk setiap fase kegiatan

pembelajaran. Siswa sebaiknya dibimbing terlebih dahulu mengenai waktu yang

mereka butuhkan dalam kegiatan penyelesaian tantanggan dan diberikan penghargaan

ketika mereka mampu menyelesaiakan tepat waktu, sehingga seluruh siswa lebih

terpacu untuk dapat aktif dalam menyelesaikan tantangan tepat waktu.

Tesis 3 : Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri dengan Kombinasi Eksperimen Nyata-Virtual pada Materi Rangkaian Listrik Arus Searah untuk meningkatkan penguasaan konsep dan Keterampilan Proses Sains Siswa SMA-Duden Saepuzaman-2011

4. Kelompok Physical Eksperiment memperoleh nilai N-gain yang jauh lebih tinggi

daripada kelompok Virtual Eksperiment untuk keterampilan merencanakan

percobaan. Padahal jika ditinjau dari proses pembelajarannya, kedua kelas sama-

Page 3: Studi Kasus Tugas 2

sama dilatihkan kemampuan merencanakan percobaan, artinya tidak ada perlakuan

yang berbeda.

Solusi : Sebaiknya jumlah soal yang mewakili setiap keterampilan yang ingin diukur

memiliki proporsi soal dan tingkat kesulitan yang sama. Perbedaan yang ekstrim ini,

dimungkinkan karena jumlah soal yang kurang bisa mewakili, dimana untuk

keterampilan merencanakan percobaan hanya diwakili oleh dua soal, sedangkan

untuk keterampilan lainnya berjumlah 3-4 soal. Sehingga belum sepenuhnya bisa

menjaring/mewakili keterampilan merencanakan percobaan siswa.

5. Peningkatan penguasaan subkonsep ranggkaian hambatan listrik paling kecil

dibanding peningkatan subkonsep lain. Kompleksitas materi dimungkinkan menjadi

salah satu penyebab rendahnya peningkatan subkonsep ini. Selain itu, lamanya

kegiatan eksperimen rangkaian hambatan ini diduga menjadi factor lain penyebab

rendahnya peningkatan subkonsep ini. Karena siswa terlalu lama untuk mengambil

data hasil percobaan, mereka tidak cukup banyak waktu untuk melakukan diskusi dan

analisis terhadap hasil pengamatan. Hal ini berdampak pada kurang sempurnanya

proses asimilasi konsep bagi siswa.

Solusi : sebelum melakukan penelitian, peneliti harusnya melakukan rancangan

pembelajaran yang tepat dan cermat terhadap kesesuaian antara setiap indicator yang

ingin dicapai dengan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan, karakteristik materi

yang akan dipelajari, serta karakteristik siswa itu sendiri. Pembagian waktu pada

setiap kegiatan juga sangatlah perlu agar pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan

yang diharapkan

Tesis 4 : Penggunaan pendekatan Multi Representasi pada Pembelajaran Konsep Gerak untuk

Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Memperkecil Kuantitas Miskonsepsi Siswa SMP- Oleh :

Loviza ulfarina-2010

6. Pada soal nomer 3 pada label konsep parameter Gerak, terdapat 69% atau sekitar 25

orang siswa dikelas eksperimen mengalami miskonsepsi sedangkan pada soal yang

sama dikelas kontol terdapat 51% atau 19 orang siswa mengalami miskonsepsi. Hal

ini diperkirakan disebabkan oleh kekurang telitian dari beberapa siswa kelas

eksperimen dalam membaca dan menganalisis soal-soal tersebut.

Page 4: Studi Kasus Tugas 2

Catatan : CRI digunakan untuk mengetahui tingkat keyakinan siswa dalam

memberikan suatu jawaban. Jika jawaban siswa salah dan CRI tinggi (2,5-5)

menandakan terjadi miskonsepsi.

Solusi : sebaiknya soal yang memiliki kuantitas miskonsepsi yang cukup banyak

perlu ditinjau kembali. Apa yang menyebabkan siswa mengalami miskonsepsi pada

soal tersebut, sehingga miskonsepsi siswa dapat segera ditindaklanjuti. Hal ini dapat

dilakukan dengan wawancara pada beberapa siswa yang mengalami miskonsepsi

untuk mengetahui bagaimana konsep dasar siswa dan pemahamannya dalam

menjawab soal tersebut. Kemudian sebelum menjawab soal, siswa perlu diingatkan

untuk menbaca dan mengganalisis soal dengan lebih hati-hati.

Tesis 5: Penerapan Model Siklus Belajar Hipotetikal Deduktif 7E untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Proses Sain Siswa SMA pada Konsep Pembiasan Cahaya-Susilawati-2010

7. Peningkatan terendah pada subkonsep hubungan kecepatan, frekuensi, panjang

gelombang dan indeks bias suatu medium. Hal ini disebabkan subkonsep ini

menggunakan beberapa perumusan sehingga siswa kurang memahami aplikasinya

dalam bentuk soal.

Solusi : sebaiknya dalam menjelaskan konsep mengenai hubungan kecepatan,

frekuensi, panjang gelombang dan indeks bias suatu medium perlu ditekankan

mengenai hubungan setiap variable secara matematis kemudian diberikan contoh

penyelesaian soal untuk melatih pemahaman siswa dalam mengaplikasikan

persamaan yang telah diajarkan. Sehingga siswa dapat lebih memahami aplikasinya

dalam bentuk soal. Penggunaan rumus atau persamaan tidak dapat diajarkan hanya

sekilas, sebab sangat penting bagi siswa untuk mengetahui bagaimana penggunaan

rumus dalam soal.