Studi Kasus - Kelompok 7
description
Transcript of Studi Kasus - Kelompok 7
-
1
MAKALAH PERISTIWA PERPINDAHAN
PERENCANAAN MITIGASI BENCANA GUNUNG SINABUNG DENGAN
METODE PERISTIWA PERPINDAHAN
Oleh :
Kelompok 7
DOSEN :
Prof. Dr. Ir. Slamet, MT
Disusun oleh:
Farhan Fatturahman/1306446490/2013
Fitri Amalia/ 1306370581/2013
Jeremia Jan Candra/1306414223/2013
Nadia Huda Apriliana/1306370474/2013
Yukti Nurani/1306370480/2013
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK, DESEMBER 2014
-
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami sampaikan ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayahnya
kami bisa menyelesaikan makalah mengenai kasus Bencana Gunung Sinabung. Makalah ini
merupakan laporan tertulis dari Kelompok tujuh Peristiwa Perpindahan Jurusan Teknik Kimia
2013 Universitas Indonesia.
Makalah ini adalah tugas yang kami tujukan kepada Bapak Prof. Dr. Ir. Slamet, MT
selaku Dosen Peristiwa Perpindahan.Makalah Kasus Bencana Gunung Sinabung ini kami susun
untuk memenuhi kewajiban tugas Peristiwa Perpindahan.
Pada kesempatan ini kami selaku tim penyusun menyampaikan ucapan terima kasih
kepada Bapak Prof. Dr. Ir. Slamet, MT selaku dosen mata kuliah Peristiwa Perpindahan yang
telah memberikan arahan dan bimbingan dalam pembuatan makalah ini. Tim Penyusun
menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan,
sehingga kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca untuk
perbaikan terhadap makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembacanya.
Jakarta, 6 Desember 2013
Penulis
-
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................... 2
DAFTAR ISI ................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ..................................................................................................... 5
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................ 5
1.3 Tujuan Penulisan .................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................... 6
2.1 Sejarah Gunung Sinabung ................................................................................... 6
2.2 Sejarah letusnya Gunung Sinabung ..................................................................... 7
2.3 Analisis bencana Gunung Sinabung ..................................................................... 7
2.3.1 Perhitungan Radius Penyebaran abu vulkanik .......................................... 8
2.3.2 Perhitungan Radius Penyebaran Abu Vukanik ......................................... 10
2.3.3. Perhitungan Besar Ketebalan abu vulkanik di tanah ................................. 11
2.3.4 Mtigasi Bencana .......................................................................................... 11
BAB III PENUTUP ........................................................................................................ 15
3.1 Kesimpulan ........................................................................................................... 15
3.2 Saran ..................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 16
-
4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bencana dapat datang kapan saja baik bencana alam maupun bencana buatan. Oleh karena
itu, masyarakat perlu waspada akan datangnya bencana. Salah satunya yaitu Gunung meletus.
Gunung meletus merupakan salah satu bencana alam yang sering terjadi di Indonesia. Hal ini
dikarenakan Indonesia adalah salah satu negara yang mempunyai jalur gunung aktif.
Gunung Sinabung sebagai contohnya. Gunung Sinabung terletak di Kabupaten Karo,
Sumatra Utara. Seperti yang kita ketahui, gunung ini kembali meletus pada September 2014.
Setelah sebelumnya meletus pada tahun 2010. Gunung yang mempunyai tinggi 2460 meter ini
menyemburkan abunya setinggi 5600 meter dari mulut kawah dan jika dihitung dari dataran
rendah, tinggi semburannya mencapai 8060 meter. Bencana gunung meletus akan sangat
berdampak pada daerah sekitarnya selain itu juga dapat berpotensi menyebabkan korban jiwa.
Oleh karena itu dibutuhkan proses evakuasi yang cepat tepat dan tanggap.
Dampak dari bencana Gunung meletus antara lain yaitu tercemarnya udara dengan abu
gunung berapi yang mengandung bermacam-macam gas mulai dari SO2, H2S, NO2 serta
beberapa partikel debu yang berpotensial meracuni makhluk hidup di sekitarnya.Semua titik
yang dilalui oleh material berbahaya seperti lahar dan abu vulkanik panas akan merusak
pemukiman warga.Lahar yang panas juga akan membuat hutan di sekitar gunung rusak terbakar
dan hal ini berarti ekosistem alamiah hutan terancam.Material yang dikeluarkan oleh gunung
berapi berpotensi menyebabkan sejumlah penyakit misalnya saja ISPA.
Pihak evakuator akan mengamankan masyarakat ke tempat yang aman dari abu vulkanik.
Hal penting yang perlu diperhatikan dalam evakuasi yaitu kondisi medan dan kondisi
masyarakat. Tanggap bencana atau pra bencana atas gunung meletus yaitu pemantauan, tanggp
darurat, pemetaan, penyelidikan, dan sosialisasi. Sedangkan saat bencana dan pasca bencana
yaitu evakuasi korban ke tempat yang aman dari abu maupun lahar serta penyembuhan luka baik
fisik dan psikologis. Dengan mengetahui beberapa data yang diperoleh pada pembahasan
selanjutnya, diharapkan akan membantu proses evakuasi yang akan dilakukan.
-
5
1.2 Rumusan Masalah
1. Berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh abu vulkanik untuk sampai ke permukaan tanah?
2. Berapa radius aman penyebaran abu vulkanik akibat letusan?
3. Berapa ketebalan abu vulkanik akibat letusan gunung sinabung?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui waktu yang dibutuhkan warga untuk evakuasi
2. Untuk mengetahui radius aman evakuasi warga dari abu vulkanik
3. Untuk mengetahui volume abu yang dibawa oleh letusan gunung sinabung
-
6
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah terbentuknya
7300 tahun lalu, di Indonesia pernah ada letusan gunung yang sangat dasyat. Begitu
dasyatnya hingga letusan tersebut disamakan dengan 2000 kali letusan Gunung Helena atau
20.000 kali letusan bom atom Hiroshima-Nagasaki. Letusan ini tidak bisa dibandingkan
dengan apapun yang telah dialami di bumi sejak masa dimana manusia bisa berjalan tegak.
Dibandingkan dengan SuperVolcano Toba, bahkan krakatau yang menyebabkan sepuluh ribu
korban jiwa pada 1883 hanyalah sebuah sendawa kecil. Padahal krakatau memiliki daya
ledak setara dengan 150 megaton TNT. Sebagai perbandingan: ledakan Bom Nuklir
hiroshima hanya memiliki daya ledak 0,015 megaton, dan secara lisan maka daya musnahnya
10.000 kali lebih lemah dibanding krakatau. Letusan ini hampir memusnahkan umat
manusia 73.00 tahun yang lalu.
Bahkan akibat letusan yang dasyat tersebut, cahaya matahari terhalang masuk ke bumi
karena abu letusannya yang membumbung tinggi selama beberapa dekade. Akibatnya, suhu
bumi turun hingga 15 derajat celcius dan dimulailah zaman es 2000 tahun kemudian. Tidak
mengherankan bila saat itu kehidupan di bumi terancam punah. Diperkirakan umat manusia
yang tersisa hanya 10.000.
Dialah letusan Gunung Toba. Dari letusan dasyatnya itulah, terbentuk kaldera terbesar di
Bumi dengan cadangan magma terbesar di dunia di sekitar bekas Gunung Toba berdiri.
Cekungannya kini menjadi Danau Toba dengan Pulau Samosir di tengahnya.Selain kaldera
dan danau, letusan GunungToba menghasilkan beberapa anak gunung, salah satunya yang
paling besar adalah Gunung Sinabung. Gunung Sinabung adalah gunung api di Dataran
Tinggi Karo, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, Indonesia. Sinabung bersama Gunung
Sibayak di dekatnya adalah dua gunung berapi aktif di Sumatera Utara dan menjadi puncak
tertinggi di provinsi itu. Ketinggian gunung ini adalah 2.460 meter. Gunung ini tidak pernah
tercatat meletus sejak tahun 1600,tetapi mendadak aktif kembali dengan meletus pada tahun
-
7
2010. Letusan terakhir gunung ini terjadi sejak Januari 2014. Gunung yang memiliki
ketinggian 2.460 meter ini merupakan gunung tertinggi di Sumatra Utara
2.2 Sejarah Letusan Sinabung
Gunung api Sinabung yang terletak di Sumatra Utara tersebut, pada awalnya merupakan
gunung api Tipe B dimana setelah tahun 1600 tidak pernah menunjukkan aktifitas letusan.
Karena awalnya dikategorikan gunung api tipe B maka pemerintah kita tidak melakukan
pengamatan terhadap gunung api tersebut. Letusan Gunung api Sinabung tahun 2010
membuka mata kita semua bahwa gunung api Tipe B juga bisa menimbulkan letusan yang
luar biasa.
Sejak 2010 tersebut, gunung Sinabung tercatat pernah meletus pada tanggal 27 Agustus
2010 pada pukul 18:30 wib, kemudian diikuti tanggal 29 Agustus pukul 0:10 wib, 30
Agustus pukul 06:23 wib, 03 September pukul 04:38 wib dan 17:59 wib, dan 07 September
pukul 0:23 wib terjadi letusan terbesar. Setelah kejadian beberapa letusan tahun 2010
tersebut, Gunung api Sinabung yang merupakan gunung api jenis Strata tersebut oleh
Pemerinta kita dijadikan Gunung Api Tipe A yang harus mendapatkan perhatian khusus
berupa pembuatan pos pengamatan.
2.3 Analisis Bencana Gunung Sinabung
Gunung Sinabung yang terletak di Kabupaten Karo, Sumatra Utara kembali meletus.
Diketahui bahwa densitas udara disekitar kawasan Gunung Sinabung adalah 1,2 kg/m3
dengan viskositasnya 1,75 x 10-5 kg/ms dan densitas partikel abu kering adalah 500 kg/m3 -
dengan diameternya sebesar 64 x 10-6 meter
Tinggi Gunung Sinabung = 2460 meter
Tinggi semburan dari mulut kawah = 5600 meter
Tinggi semburan dari dataran rendah (H) = 8060 meter
Densitas udara ( udara) = 1,2 kg/m3
Densitas partikel abu kering ( partikel) = 500 kg/m3
Viskositas udara ( udara) = 1,75 x 10-5 kg/ms
Diameter abu kering (Dp) = 64 x 10-6 meter
-
8
2.3.1 PERHITUNGAN WAKTU YANG DIBUTUHKAN ABU VULKANIK SAMPAI KE
PERMUKAAN
=
=4
3
=
4
3
=
4
3
=1,2
(64 10)
1,75 10
4
39,8
(64 10)
500
1,2
1,2
= 2,5874
-
=
=
=8060
0,091
Jadi, waktu yang dibutuhkan agar seluruh abu vulkanik turun
jam
36 menit. Ini didasarkan pada
Tidak ada angin yang berhembus
Tidak ada hujan yang turun
= 0,4
=0,4 1,75 10
1,2
(64 10)
= 0,091
= 88430 = 24,6 = 2436
Jadi, waktu yang dibutuhkan agar seluruh abu vulkanik turun ke tanah adalah sekitar 24
36 menit. Ini didasarkan pada asumsi:
Tidak ada angin yang berhembus
Tidak ada hujan yang turun
F Re
1 2,5874
100 0,2587
9
ke tanah adalah sekitar 24
-
10
2.3.2 PERHITUNGAN RADIUS PENYEBARAN ABU VULKANIK
Jika angin berhembus dengan kecepatan 36 km/jam atau 10 m/s. Dapat dihitung radius
penyebaran abu vulkanik.
Basis = 1 m3 udara dan 1 m3 partikel abu kering
Asumsi: tumbukan abu dan udara tak lenting sama sekali
Neraca momentum di sumbu x
+ = ( +)
(500) 0
+ (1,2) 10
= (501,2)
= 0,024
Neraca momentum di sumbu y
+ = ( +)
(500) 0,091
+ (1,2) 0
= (501,2)
= 0,0908
= +
= 0,024
+ 0,0908
= 0,094
Dalam waktu 24,6 jam, (abu+angin) bergerak sejauh
=
= 0,094
88430 = 8312 = 8,312
v udara = 10 m/s
massa udara = 1,2 kg
v abu = 0,091 m//s
massa abu = 500 kg
-
11
= 8,312 8 = 2,26
Jadi, daerah penyebaran abu vulkanik adalah dalam radius 2,26 km dari gunung Sinabung
meletus.
2.3.3 PERHITUNGAN BESAR KETEBALAN ABU VULKANIK DI TANAH
Dengan perkiraan, abu yang keluar dari letusan adalah sebanyak 1 juta m3, ketinggian
abu di permukaan tanah adalah
=
=
10
(2260)= 0,062 = 6,2
2.3.4 MITIGASI BENCANA
Mitigasi didefinisikan sebagai upaya yang ditujukan untuk mengurangi dampak dari
bencana, baik bencana alam, bencana ulah manusia maupun gabungan dari keduanya dalam
suatu negara atau masyarakat. Dalam konteks bencana, dekenal dua macam yaitu (1)
bencana alam yang merupakan suatu serangkaian peristiwa bencana yang disebabkan oleh
fakto alam, yaitu berupa gempa, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan
tanah longsor, dll. (2) bencana sosial merupakan suatu bencana yang diakibatkan oleh
manusia, seperti konflik social, penyakit masyarakat dan teror. Mitigasi bencana
merupakan langkah yang sangat perlu dilakukan sebagai suatu titik tolak utama dari
manajemen bencana.
Ada empat hal penting dalam mitigasi bencana, yaitu :
a) Tersedia informasi dan peta kawasan rawan bencana untuk tiap jenis bencana.
b) Sosialisasi untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat dalam
8 km 8,312 km
R
-
12
menghadapi bencana, karena bermukim di daerah rawan bencana.
c) Mengetahui apa yang perlu dilakukan dan dihindari, serta mengetahui cara
penyelamatan diri jika bencana timbul, dan
d) Pengauran dan penataan kawasan rawan bencana untuk mengurangi ancaman bencana.
Kegiatan yang dapat dilakukan untuk menguarangi resiko bencana antara lain :
1. Relokasi penduduk dari daerah rawan bencana, misal memindahkan penduduk yang
berada dipinggir tebing yang mudah longsor
2. Pelatihan-pelatihan kesiapsiagaan bencana bagi penduduk di sebuah daerah.
3. Pengkondisian rumah atau sarana umum yang tanggap bencana.
4. Bangunannya relatif lebih kuat jika dilanda gempa.
5. Penciptaan dan penyebaran kearifan local tentang kebencanaan.
6. Dan lain-lain
PRA- GUNUNG MELETUS
Secara lebih rinci upaya pengurangan bencana Gunung Api antara lain:
1) Perencanaan lokasi pemanfaatan lahan untuk aktivitas penting harus jauh atau diluar
dari kawasan rawan bencana.
2) Hindari tempat-tempat yang memiliki kecenderungan untuk dialiri lava dan atau lahar
3) Perkenalkan struktur bangunan tahan api.
4) Penerapan desain bangunan yang tahan terhadap tambahan beban akibat abu gunung
api
5) Membuat barak pengungsian yang permanen, terutama di sekitar gunung api yang
sering meletus, misalnya G.Merapi (DIY, Jateng), G. Semeru (Jatim), G. Karangetang
(Sulawesi Utara) dsb.
6) Mensosialisasikan kepada masyarakat yang bermukim di sekitar gunung api harus
mengetahui posisi tempat tinggalnya pada Peta kawasan Rawan Bencana Gunung api
(penyuluhan).
7) Mensosialisasikan kepada masyarakat yang bermukim di sekitar gunung api hendaknya
faham cara menghindar dan tindakan yang harus dilakukan ketika terjadi letusan
gunung api (penyuluhan)
-
13
8) Mensosialisasikan kepada masyarakat agar paham arti dari peringatan dini yang
diberikan oleh aparat/Pengamat Gunung api (penyuluhan).
9) Mensosialisasikan kepada masyarakat agar bersedia melakukan koordinasi dengan
aparat/Pengamat Gunung api.
PASCA GUNUNG MELETUS
Kasus gunung meletus yang diangkat dalam makalah ini yaitu gunung sinabung.
Pada bencana gunung sinabung, dua belas ribu warga disekitar dievakuasi dan
ditampung di 8 lokasi. Debu vulkanik ini tersembur hingga 5.000 meter di udara dan
menutupi luas daerah sekitar 2,26 km. Oleh karena itu, perlu dilakukan penanggulangan
dengan cakupan area seluas area tersebut. Pada jangkauan jarak tersebut masyarakat
perlu dievakuasi hingga lokasi sudah aman dari abu yang turun. Sedangkan untuk
jangkauan yang cukup jauh dari 2,26 km tersebut, penduduk sekitar harus dipersiapkan
dengan masker dan perlengkapan lainnya agar penyakit seperti terganggunya
pernapasan dapat terhindari. Di area 2,26 km perlu diamankan dari penduduk hingga
sekitar 1-2 hari. Dari hasil yang penulis peroleh, abu vulkanik dari gunung sinabung
akan sampai ke permukaan tanah dalam waktu 24 jam 36 menit. Data tersebut dapat
membantu proses evakuasi warga. Dalam kurun waktu tersebut masyarakat harus
segera dievakuasi agar tidak adanya korban jiwa. Evakuasi juga harus dilakukan dari
beberapa hari sebelumnya, karena sebelum gunung akan meletus, sewajarnya gunung
tersebut akan memperlihatkan gejala-gejalanya.
Tindakan yang sebaiknya dilakukan saat terjadi letusan gunung api
1. Hindari daerah rawan bencana seperti lereng gunung, lembah, aliran sungai
kering dan daerah aliran lahar;
2. Hindari tempat terbuka, lindungi diri dari abu letusan;
3. Masuk ruang lindung darurat;
4. Siapkan diri untuk kemungkinan bencana susulan;
5. Kenakan pakaian yang bisa melindungi tubuh, seperti baju lengan panjang,
celana panjang, topi dan lainnya;
6. Melindungi mata dari debu, bila ada gunakan pelindung mata seperti kacamata
renang atau apapun yang bisa mencegah masuknya debu ke dalam mata;
-
14
7. Jangan memakai lensa kontak;
8. Pakai masker atau kain untuk menutupi mulut dan hidung;
9. Saat turunnya abu gunung api usahakan untuk menutup wajah dengan kedua
belah tangan.
Tindakan yang sebaiknya dilakukan pasca letusan gunung api
1. Jauhi wilayah yang terkena hujan abu
2. Bersihkan atap dari timbunan abu karena beratnya bisa merusak atau
meruntuhkan atap bangunan
3. Hindari mengendarai mobil di daerah yang terkena hujan abu sebab bisa
merusak mesin motor, rem, persneling dan pengapian.
-
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari hasil yang didapat maka dapat disimpulkan bahwa :
Waktu yang dibutuhkan abu vulkanik untuk sampai ke permukaan tanah adalah 24
jam 36 menit
Penyebaran abu vulkanik akan mencapai radius 2,26 km dari pusat gunung meletus
Ketebalan abu disekitar area terjadi gunung meletus mencapai 6,2 cm
3.2 Saran
Adapun saran yang diajukan penulis adalah sebagai berikut :
Dalam kurun waktu dari awal meletusnya gunung sinabung hingga 24 jam kemudian,
penduduk sekitar harus segera dievakuasi
Evakuasi dilakukan yaitu, untuk warga yang berada dalam jangkauan 2,26 km dari
pusat gunung sinabung meletus dan 1-2 km dari jarak tersbut harus mengungsi ke
tempat yang lebih aman. Dan bagi penduduk yang berada cukup jauh tetap harus
diberi tindakan seperti pemberian masker.
-
16
DAFTAR PUSTAKA
Ahira, Anne. 2012. Gunung Sinabung/ [Online] dari : http://www.anneahira.com/gunung
sinabung.htm diakses tanggal 5 Desember 2014
http://p2mb.geografi.upi.edu/Mitigasi_Bencana.html
http://volcanoes.usgs.gov/ash/properties.html
http://volcanoes.usgs.gov/ash/build/index.html#density
http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2014/02/19/252974/Lindungi-Anak
dari-Debu-Vulkanik
http://www.volcano.si.edu/volcano.cfm?vn=26108
Rusydy, Ibnu. 2013. Sejarah Letusan dan Pengamatan Gunung Api Sinabung. [Online] dari :
http://www.ibnurusydy.com/sejarah-letusan-dan-pengamatan-gunung-api-sinabung/
diakses tanggal 5 Desember 2014
2.2 Sejarah Letusan SinabungGunung api Sinabung yang terletak di Sumatra Utara tersebut, pada awalnya merupakan gunung api Tipe B dimana setelah tahun 1600 tidak pernah menunjukkan aktifitas letusan. Karena awalnya dikategorikan gunung api tipe B maka pemerintah kita tidak melakukan pengamatan terhadap gunung api tersebut. Letusan Gunung api Sinabung tahun 2010 membuka mata kita semua bahwa gunung api Tipe B juga bisa menimbulkan letusan yang luar biasa.Sejak 2010 tersebut, gunung Sinabung tercatat pernah meletus pada tanggal 27 Agustus 2010 pada pukul 18:30 wib, kemudian diikuti tanggal29 Agustus pukul 0:10 wib, 30 Agustus pukul 06:23 wib, 03 September pukul 04:38 wib dan 17:59 wib, dan 07 September pukul 0:23 wib terjadi letusan terbesar. Setelah kejadian beberapa letusan tahun 2010 tersebut, Gunung api Sinabung yang merupakan gunung api jenis Strata tersebut oleh Pemerinta kita dijadikan Gunung Api Tipe A yang harus mendapatkan perhatian khusus berupa pembuatan pos pengamatan.