STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana...

346
i STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA PENGEMBANGAN PARAGRAF DALAM WACANA PERUNDANG-UNDANGAN TENTANG PENDIDIKAN TAHUN 2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Oleh: Novie Lita Istiqomah 121224025 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana...

Page 1: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

i

STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF,

DAN POLA PENGEMBANGAN PARAGRAF

DALAM WACANA PERUNDANG-UNDANGAN TENTANG

PENDIDIKAN TAHUN 2014

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Oleh:

Novie Lita Istiqomah

121224025

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan sebagai tanda syukur dan terima kasih kepada:

1. Allah SWT yang telah memberi kesehatan, kelancaran dan kehendak-Nya

sehingga saya bisa menyelesaikan skripsi ini.

2. Bapak dan Ibuku tercinta dan tersayang, Samiyo dan Lilis Eni Rokhimah

yang selama ini selalu memberikan doa, restu, kasih sayang, motivasi, dan

kepercayaan.

3. Adik tersayang, Maylisa Audry Istiqomah yang selama ini selalu memberikan

doa, semangat, dan dukungan.

4. Teman-teman PBSI kelas A, B, dan C yang tidak dapat disebutkan satu

persatu atas doa, motivasi, dan semangat yang diberikan selama ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

v

MOTTO

“Sabar dan Ikhlas.”

-G.A.-

“Kunci utama untuk meraih kesuksesan adalah kerja keras, pantang menyerah,

dan doa.”

-Bapak-

“Berbahagialah orang yang makan dari keringatnya sendiri, bersuka karena

usahanya sendiri, dan maju karena pengalamannya sendiri.”

-Pramoedya Ananta Toer-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

viii

ABSTRAK

Istiqomah, Novie Lita. 2016. Struktur Kalimat, Struktur Paragraf, dan Pola

Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan

Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program

Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Jurusan Pendidikan

Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Sanata Dharma.

Masalah yang diangkat dalam penelitian ini struktur kalimat, struktur

paragraf, dan pola pengembangan wacana perundang-undangan bidang

Pendidikan tahun 2014. Tujuan penelitian ini adalah untuk memaparkan struktur

kalimat, struktur paragraf, dan pola pengembangan paragraf yang digunakan

dalam wacana perundang-undangan bidang pendidikan tahun 2014.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Metode

pengumpulan data yang digunakan adalah metode simak dengan menggunakan

teknik dasar sadap, teknik lanjutan catat, dan teknik lanjutan rekam. Metode

analisis data yang digunakan adalah metode agih dengan teknik bagi unsur

langsung (BUL), teknik triangulasi, dan teknik analisis deskriptif.

Hasil penelitian memperlihatkan bahwa 12 struktur kalimat, K-S-P-O, P-

O1-O2-O3-O4-O5-O6-O7, P; P-O, S-P-K, K-P-O-K, P-K-Pel., K-S-P, S-P-Pel., S-P,

K-P-Pel.-P-K-K, K-S-P-O, S-P-O, S-P-O-P-K, dan S-P-Pel.-K. Struktur

paragrafnya adalah P1= kalimat topik, P2= kalimat topik+kalimat pengembang,

dan P3= kalimat pengembang. Pola pengembangan paragraf yang digunakan

adalah pola pengembangan paragraf definisi dan pola pengembangan paragraf

pemerincian.

Kata Kunci: Peraturan menteri, struktur kalimat, struktur paragraf, pola

pengembangan paragraf.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

ix

ABSTRACT

Istiqomah, Novie Lita. 2016. Sentence Structure, Paragraph Structure and

Pattern Development of The Legislation Discourse on Education

year 2014. Sanata Dharma University. Yogyakarta: Indonesian

Language Literary Education Study Program, Department of

Language Education and Art, Faculty of Teachers Training and

Education, Sanata Dharma University.

The problems raised in this research are sentence structure, paragraph

structure, and pattern development of legislation discourse on Education year

2014. The aims of this research are to explain sentence structure, paragraph

structure, and paragraph pattern development applied in legislation discourse on

Education year 2014.

This research is a type of qualitative in the form of descriptive research.

Data gathering are listening method used were the basic technique of tapping,

advanced techniques log, and advanced techniques record. The data analysis is

agih methods with bagi unsur langsung techniques (BUL), triangulation

technique, and descriptive analysis techniques.

The result of the research showed 12 sentence structures, which were K-S-

P-O, P-O1-O2-O3-O4-O5-O6-O7, P; P-O, S-P-K, K-P-O-K, P-K-Pel., K-S-P, S-P-

Pel., S-P, K-P-Pel.-P-K-K, K-S-P-O, S-P-O, S-P-O-P-K, dan S-P-Pel.-K. The

paragraph structures were P1= topic sentence, P2= sentence topic+ sentence

developer, and P3= sentence developer. The paragraph pattern development used

were paragraph definition development pattern and paragraph detailed

development pattern.

Keywords: minister policy, sentence structure, paragraph structure, paragraph

pattern development

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan

rohmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan yang berjudul

“Struktur Kalimat, Struktur Paragraf, dan Pola Pengembangan Paragraf Dalam

Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014” dengan tepat

waktu. Tugas akhir dalam bentuk skripsi ini ditulis untuk memenuhi salah satu

syarat untuk menyelesaikan studi strata satu dan memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia (PBSI), Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Sanata Dharma (USD)

Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat selesai tepat waktu atas

bantuan dari berbagai pihak yang selalu memberikan dukungan dan bimbingan

dalam proses penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima

kasih kepada:

1. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Sanata Dharma.

2. Dr. Yuliana Setiyaningsih, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Bahasa Sastra Indonesia, Universitas Sanata Dharma.

3. Dr. B. Widharyanto, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing yang dengan

kesabaran dan ketelitian telah mendampingi, memotivasi, dan memberikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

xi

berbagai saran dan kritikan yang sangat berharga bagi penulis dari proses

awal hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Galih Kusumo, S. Pd., M.Pd., selaku triangulator data pertama yang dengan

sabar dan sangat teliti dalam melakukan triangulasi data.

5. Dr. Y. Karmin. M.Pd., selaku triangulator data kedua yang dengan sabar dan

sangat teliti dalam melakukan triangulasi data.

6. Segenap dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan dukungan, ilmu dan

pengalaman selama proses perkuliahan yang sangat bermanfaat bagi penulis.

7. R. Marsidiq, selaku karyawan di Sekretariat Program Studi Pendidikan

Bahasa Sastra Indonesia, Universitas Sanata Dharma, yang telah memberikan

berbagai bantuan layanan administrasi.

8. Heri Sabto Widodo, S.H., yang telah bersedia melakukan wawancara dengan

peneliti.

9. Bapak dan Ibuku tercinta dan tersayang, Samiyo dan Lilis Eni Rokhimah

yang selama ini selalu memberikan doa, restu, kasih sayang, motivasi, dan

kepercayaan.

10. Adik tersayang, Maylisa Audry Istiqomah yang selama ini selalu memberikan

doa, semangat, dan dukungan.

11. Almarhumah Simbah Sadinem yang telah di Surga, terima kasih atas doa dan

dukungan yang telah diberikan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

xii

12. Teman-teman seperjuangan tersayang, Adven Desi, Cicik, Lena, Neti,

Herning, Iwed, Tyas, Indah, Tito, Didi, Jibon, Mbak Ira, Anita, Ayu, Reni,

Vidam, Viyanto, Resti, Sikot, dan Winda.

13. Teman-teman PBSI kelas A, B, dan C yang tidak dapat disebutkan satu

persatu atas doa, motivasi, dan semangat yang diberikan selama ini.

14. Seluruh keluarga atas doa dan dukungannya.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan skripsi dalam

penulisan skripsi ini. Dengan segala kerendahan hati penulis berharap semoga

skripsi ini dapat bermanfaat bagi siapa pun yang membacanya.

Yogyakarta, 21 Mei 2016

Penulis

Novie Lita Istiqomah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..............................................................................................i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING.................................................ii

HALAMAN PENGESAHAN..............................................................................iii

HALAMAN PERSEMBAHAN..........................................................................iv

MOTTO.................................................................................................................v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA..............................................................vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS..........................................................vii

ABSTRAK..........................................................................................................viii

ABSTRACT...........................................................................................................ix

KATA PENGANTAR...........................................................................................x

DAFTAR ISI......................................................................................................xiii

DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................xv

DAFTAR BAGAN..............................................................................................xvi

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah.....................................................................................1

B. Rumusan Masalah..............................................................................................3

C. Tujuan Penulisan................................................................................................4

D. Manfaat Penulisan..............................................................................................4

E. Batasan Istilah.....................................................................................................5

F. Sistematika Penyajian.........................................................................................6

BAB II LANDASAN TEORI...............................................................................9

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

xiv

A. Peneltian yang relevan.......................................................................................9

B. Kalimat.............................................................................................................11

C. Paragraf.............................................................................................................25

D. Variasi Bahasa..................................................................................................49

E. Diksi..................................................................................................................57

F. Bahasa Hukum Indonesia.................................................................................60

G. Kerangka Berpikir............................................................................................66

BAB III METODOLOGI PENELITIAN.........................................................70

A. Jenis Penelitian.................................................................................................70

B. Sumber Data.....................................................................................................71

C. Metode dan Teknik Pengumpulan Data...........................................................72

D. Metode dan Teknik Analisis Data....................................................................73

E. Triangulasi........................................................................................................75

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...................................76

A. Deskripsi Data..................................................................................................76

B. Analisis Data....................................................................................................79

C. Pembahasan......................................................................................................91

BAB V PENUTUP.............................................................................................116

A. Kesimpulan.....................................................................................................116

B. Saran...............................................................................................................117

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................119

LAMPIRAN……...…………………………………………………………..120

BIOGRAFI PENULIS......................................................................................332

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

xv

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 10 PERATURAN MENTERI TENTANG PENDIDIKAN TAHUN

2014..................................................................................................................120

LAMPIRAN TRIANGULASI DATA.............................................................148

LAMPIRAN TRANSKRIP DAN CODING HASIL WAWANCARA DENGAN

PRAKTISI HUKUM.......................................................................................322

LAMPIRAN BIOGRAFI PENULIS...............................................................336

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

xvi

DAFTAR BAGAN

BAGAN 2.1 KERANGKA BERPIKIR.............................................................69

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Berdasarkan tingkat keformalannya, Martin Joos (1967) dalam bukunya

The Five Clock membagi variasi bahasa atas lima macam, yaitu gaya atau

ragam beku (frozen), gaya atau ragam resmi (formal), gaya atau ragam usaha

(konsultatif), gaya atau ragam santai (casual), dan gaya atau ragam akrab

(intimate) (Chaer, Abdul dan Leonie Agustina, 2004: 70). Bahasa yang

digunakan dalam peraturan perundang-undangan di Indonesia adalah bahasa

hukum Indonesia. Bahasa hukum Indonesia adalah bagian dari bahasa

Indonesia sehingga dalam penulisannya tetap tunduk pada kaidah-kaidah

penulisan yang berlaku dalam bahasa Indonesia. Bahasa hukum Indonesia

termasuk gaya atau ragam beku karena pola dan kaidahnya sudah ditetapkan

secara mantap dan tidak boleh berubah. Susunan kalimat dalam bahasa hukum

Indonesia biasanya panjang-panjang dan bersifat kaku.

Pada penulisannya, bahasa hukum dan perundang-undangan masih

ditemukan hal-hal yang menyimpang dari kaidah penulisan dalam bahasa

Indonesia. Menurut TBBBI (2010: 321), kalimat minimal terdiri atas unsur

predikat dan unsur subjek. Kedua unsur kalimat tersebut merupakan unsur

yang kehadirannya selalu wajib. Berikut dipaparkan contoh kesalahannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

2

“Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan

Undang-undang ini dengan penempatannya dalam Lembar Negara Republik

Indonesia” (kalimat penutup pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013

tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah).

Struktur kalimat di atas belum memenuhi kaidah bahasa perundang-

undangan yang mengacu kaidah bahasa tulis baku. Dilihat dari jumlah

klausanya, kalimat tersebut merupakan kalimat majemuk bertingkat dengan

urutan, klausa bawahan diikuti klausa utama. Struktur tersebut tidak gramatikal

karena tidak hadirnya unsur subjek pada klausa utama dan klausa bawahannya

mengandung subjek, yaitu setiap orang.

Menurut Hadikusuma (2013: 3), bahasa hukum adalah bahasa aturan dan

peraturan yang bertujuan untuk mewujudkan ketertiban dan keadilan serta

mempertahankan kepentingan umum dan kepentingan pribadi di dalam

masyarakat. Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang digunakan untuk

membuat peraturan perundang-undangankarena bahasa Indonesia termasuk

bahasa nasional negara Indonesia dan bahasa resmi yang digunakan dalam

menjalankan roda pemerintahan negara. Hal ini sesuai dengan bunyi pasal 36

Undang-Undang Dasar 1945 bahwa “Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia”.

Maka dari itu, bahasa yang digunakan untuk membuat peraturan perundang-

undangandisebut Bahasa Hukum Indonesia.

Peneliti mengetahui bahwa terkadang bahasa hukum hanya dapat

dimengerti oleh orang-orang yang berkecimpung di dunia hukum dan orang-

orang awam hanya mengikuti atau seolah-olah mengerti. Sementara itu, bahasa

Indonesia merupakan salah satu sarana untuk berkomunikasi karena dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

3

bahasa seseorang dapat mengutarakan keinginan dan pikirannya. Penyebab lain

dari kesulitan masyarakat pada umumnya untuk memahami bahasa hukum

adalah adanya istilah-istilah hukum yang diambil atau disadur dari bahasa

asing (Belanda). Terjadinya masukan istilah-istilah asing ke dalam bahasa

Indonesia sudah berlaku sejak masuknya agama Hindu dan Islam, kemudian

masuknya orang-orang Eropa terutama Belanda yang menjajah Indonesia

selama tiga setengah abad. Oleh sebab itu, penting bagi masyarakat untuk

memahami dan mengerti bahasa hukum yang digunakan dalam perundang-

undangan.

Setelah memaparkan permasalahan di atas, peneliti meneliti struktur

kalimat dan struktur paragraf serta pola pengembangannya pada peraturan

perundang-undangan. Penelitian ini secara khusus membahas 10 Peraturan

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Tentang Pendidikan Tahun 2014.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas,

maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apa sajakah struktur kalimat yang digunakan dalam wacana perundang-

undangan tentang pendidikan tahun 2014?

2. Apa sajakah struktur paragraf yang digunakan dalam wacana perundang-

undangan tentang pendidikan tahun 2014?

3. Apa sajakah pola pengembangan paragraf yang digunakan dalam wacana

perundang-undangan tentang pendidikan tahun 2014?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

4

C. Tujuan Penulisan

Penelitian ini bertujuan untuk sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan struktur kalimat yang digunakan dalam wacana

perundang-undangan tentang pendidikan tahun 2014.

2. Mendeskripsikan struktur paragraf yang digunakan wacana dalam

perundang-undangantentang pendidikan tahun 2014.

3. Mendeskripsikan pola pengembangan paragraf yang digunakan dalam

wacana perundang-undangan tentang pendidikan tahun 2014.

D. Manfaat Penulisan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman bahasa

kepada perancang Perundang-undangan dalam merumuskan wacana

perundang-undangan dan dapat memberikan masukan bagi peneliti lain yang

tertarik mempelajari penggunaan bahasa hukum. Selain itu, hasil penelitian ini

diharapkan dapat memberi gambaran khusus tentang penggunaan bahasa

Indonesia pada bidang hukum dalam 10 Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Tentang Pendidikan Tahun 2014 bagi mahasiswa Sanata Dharma

khususnya Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

5

E. Batasan Istilah

Dalam penelitian ini ada beberapa istilah dalam pengertiannya perlu

dibatasi. Pembatasan istilah ini dimaksudkan agar tidak terjadi kesalahan

pengertian atau kesalahan penafsiran. Istilah-istilah yang dibatasi

pengertiannya adalah sebagai berikut.

1. Kalimat

Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan,

yang mengungkapkan pikiran yang utuh (Alwi, dkk., 2010:317).

2. Paragraf

Paragraf adalah seperangkat kalimat tersusun logis-sistematis yang

merupakan satu kesatuan ekspresi pikiran yang relevan dan mendukung pikiran

pokok yang tersirat dalam keseluruhan paragraf (Tarigan, 1987: 11).

3. Variasi bahasa

Terjadinya keragaman atau kevariasian bahasa ini bukan hanya disebabkan

oleh para penuturnya yang tidak homogen, tetapi juga karena kegiatan

interaksi sosial yang mereka lakukan sangat beragam (Chaer, 2004: 61).

4. Peraturan perundang-undangan dan peraturan menteri

Definisi peraturan perundang-undangan menurut Pasal 1 Ayat 2 UU No.

10 Tahun 2004 adalah peraturan tertulis yang dibentuk oleh lembaga negara

atau pejabat yang berwenang dan mengikat secara umum (Kurnia, 2009: 48).

Sedangkan menurut Syarif (1987:40), peraturan menteri (permen) adalah

peraturan pelaksanaan yang dibuat oleh Menteri departemen yang

bersangkutan untuk mengatur masalah-masalah yang termasuk bidang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

6

wewenangnya dengan berdasarkan dan bersumber kepada perundang-

undangan yang lebih tinggi tingkatannya.

5.Pola pengembangan paragraf

Menurut Chaer (2011: 88), yang dimaksud dengan pengembangan

paragraf adalah pemberian keterangan-keterangan tambahan dalam bentuk

kalimat-kalimat penjelas atau kalimat pengembang terhadap ide pokok yang

terdapat pada kalimat pokok.

F. Sistematika Penyajian

Penelitian ini dituangkan dalam laporan penelitian dengan sistematika

yang terdiri dari lima bab. Bab I berisi uraian tentang latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan istilah, dan

sistematika penyajian. Bab II berisi landasan teori yang memuat penelitian-

penelitian lain sebelumnya yang relevan dengan penelitian ini, yaitu landasan

teori tentang kalimat, paragraf, variasi bahasa, diksi, dan bahasa Indonesia

bidang hukum dan perundang-undangan. Bab III merupakan bab tentang

metode penelitian yang berisi cara dan prosedur yang akan ditempuh peneliti.

Bagian ini meliputi jenis penelitian sumber data, teknik pengumpulan data,

instrumen penelitian, dan teknik analisis data. Bab IV merupakan bab yang

berisi pembahasan. Bab ini memuat deskripsi data, hasil analisis, dan

pembahasan yang dilakukan pada penelitian ini. Bab V merupakan bab

penutup yang terdiri dari subbab kesimpulan terhadap analisis data dan subbab

saran bagi perancang perundang-undangan dan penelitian selanjutnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

9

BAB II

LANDASAN TEORI

Pada bab II ini diuraikan dengan ringkas penelitian terdahulu yang

relevan, pembahasan tentang kalimat, paragraf, variasi bahasa dan bahasa

perundang-undangan di Indonesia.

A. Penelitian yang Relevan

Peneliti menemukan tiga penelitian terdahulu. Penelitian pertama

dilakukan oleh Melody Violine pada Desember 2008 dalam bentuk skripsi.

Judul yang ia ambil adalah Bahasa Hukum Indonesia dalam Berita Acara

Pemeriksaan, Sebuah Tinjauan Keefektifan Kalimat. Penelitian ini dilakukan

dengan metode deskriptif kualitatif. Temuan dari penelitian yang dilakukan

oleh Melody Violine (2008) adalah ketidakefektifan bahasa hukum. Masalah

yang ditemukan oleh peneliti adalah peneliti mengalami kesulitan dalam

menganalisis Berita Acara Pemeriksaan (BAP) karena BAP terdapat beberapa

kalimat yang tidak efektif secara gramatikal, kekeliruan ejaan, kesalahan

penempatan tanda baca, penulisan kata serapan, dan hampir semua paragraf

hanya terdiri dari satu kalimat.

Penelitian kedua pernah dilakukan oleh Eka Dian Savitri pada tahun 2011

dalam bentuk tesis. Judul yang ia ambil adalah Bahasa Kitab Undang-Undang

Hukum Perdata. Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif kualitatif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

10

yang berfokus pada segi-segi bahasa dalam upaya menemukan pola-pola atau

kaidah-kaidah yang bersifat mengatur di dalam bahasa dengan model

kualitatif. Temuan dari penelitian yang dilakukan oleh Eka Dian Savitri

(2011) adalah mendeskripsikan istilah khusus, kalimat, dan fungsi penggunaan

bahasa KUH Perdata. Masalah yang ditemukan oleh peneliti adalah peneliti

mengalami kesulitan dalam menentukan karakteristik penggunaan istilah dan

karakterisik penggunaan kalimat. KUH Perdata mencakup kosakata pinjaman

dari bahasa Belanda, bahasa Perancis, bahasa Latin, bahasa Portugal, bahasa

Inggris, bahasa Arab, bahasa Sansekerta, bahasa Jawa Kuno, dan bahasa Jawa

Modern, serta bahasa Minangkabau. Isitlah-istilah khusus KUH Perdata

sebagian besar merupakan bentuk paduan leksem dengan makna khusus yaitu

makna yang terjadi akibat spesialisasi lingkungan penggunaan bahasa di

bidang hukum perdata. Hal ini menyebabkan beberapa istilah mengalami

kemiripan bentuk dan makna akibat adanya spesialisasi makna lingkungan.

Peneliti juga menemukan kerancuan dan ketidakjelasan informasi hukum

dalam KUH Perdata karena penggunaan kalimat yang panjang dengan banyak

keterangan dan klausa dan penggunaan kata penghubung rangkap.

Penelitian ketiga pernah dilakukan oleh Galih Puji Haryanto pada Januari

2015 dalam bentuk skripsi. Judul yang ia ambil adalah Analisis Struktur

Kalimat dan Struktur Paragraf serta Pola Pengembangannya Pada Wacana

Undang-Undang Tahun 2013. Penelitian ini dilakukan dengan metode

deskriptif kualitatif. Temuan dari penelitian yang dilakukan oleh Galih Puji

Haryanto (2015) adalah mendeskripsikan struktur kalimat dan struktur

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

11

paragraf serta pola pengembangannya yang terdapat pada lima Peraturan

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2013. Masalah yang ditemukan

oleh peneliti adalah kesulitan dalam menentukan fungsi sintaksis dalam

kalimat karena kalimat yang digunakan sangat bertele-tele dan strukturnya

tidak jelas. Selain itu peneliti juga menjumpai masalah dalam menentukan

struktur paragraf dan pola pengembangannya karena paragraf yang

dikembangkan pada peraturan menteri berbeda dengan paragraf lazimnya

dalam bahasa Indonesia.

B.Kalimat

1. Pengertian Kalimat

Menurut Alwi, dkk., (TBBBI Edisi ke-3 2010: 317), kalimat adalah satuan

bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan yang mengungkapkan pikiran

yang utuh. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun

dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir yang diikuti

oleh kesenyapan yang mencegah terjadinya perpaduan ataupun asimilasi

bunyi ataupun proses fonologis lainnya. Dalam wujud tulisan berhuruf Latin,

kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.), tanda

tanya (?), tanda seru (!); sementara itu, di dalamnya disertakan pula berbagai

tanda baca seperti koma(,), titik dua (:), tanda pisah (-), dan spasi. Kalimat

adalah satuan gramatik yang dibatasi oleh jeda panjang yang disertai nada

akhir atau turun (Ramlan, 2005: 23). Menurut Rahardi (2010: 4), sekurang-

kurangnya kalimat dalam bahasa Indonesia terdiri atas dua buah unsur pokok,

yakni subjek dan predikat. Dalam konstruksi yang lengkap, kedua unsur

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

12

pokok itu dapat dilengkapi lagi dengan objek, komplemen atau pelengkap,

dan keterangan. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut berkaitan dengan

pengertian kalimat, peneliti menyimpulkan bahwa kalimat adalah satuan

gramatik yang mengungkapkan pikiran yang utuh baik dalam wujud lisan

maupun tulisan.

2. Bagian-bagian Kalimat

Menurut Alwi, dkk (2010: 318), dilihat dari segi bentuknya kalimat dapat

dirumuskan sebagai kontruksi sintaksis terbesar yang terdiri atas dua kata atau

lebih. Antara kalimat dan kata terdapat dua satuan sintaksis, yaitu klausa dan

frasa. Klausa merupakan satuan sintaksis yang terdiri atas dua kata atau lebih

yang mengandung predikasi (Alwi, dkk , 2010: 318). Menurut Ramlan (2005:

23), klausa terdiri dari S P (O) (P) (PEL) (KET). Tanda kurung menandakan

apa yang terletak dalam kurung itu bersifat manasuka.

Menurut Alwi (2010: 318), frasa adalah satuan sintaksis yang terdiri dari

dua kata atau lebih yang tidak mengandung predikasi. Sedangkan menurut

Ramlan (2005: 138), frasa adalah satuan gramatik yang terdiri dari dua kata

atau lebih yang tidak melampaui batas fungsi unsur klausa.

Kalimat pada dasarnya terdiri dari unsur predikat dan unsur subjek. Kedua

unsur tersebut merupakan unsur yang bersifat wajib. Di samping kedua unsur

tersebut, kadang-kadang ada kata atau kelompok kata yang dapat dihilangkan

tanpa mempengaruhi status bagian yang tersisa sebagai kalimat, tetapi ada pula

yang tidak (TBBBI, 2010: 321). Misalnya “Barangkali mereka menghadiri

pertemuan itu kemarin sore.”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

13

Berdasarkan contoh di atas, dapat dibedakan unsur kalimat atas unsur

wajib dan unsur tak wajib (manasuka). Unsur wajib itu terdiri atas konstituen

kalimat yang tidak dapat dihilangkan, sedangkan unsur takwajib terdiri atas

konstituen kalimat yang dapat dihilangkan. Dengan demikian, bentuk mereka

menghadiri pertemuan itu pada contoh yang terdapat pada paragraf

sebelumnya termasuk unsur wajib kalimat, sedangkan barangkali dan kemarin

sore unsur takwajib. (TBBBI, 2010:322).

Menurut Ramlan (2005: 23), berdasarkan unsurnya kalimat terdiri dari

kalimat berklausa dan kalimat tidak berklausa. Dalam hal ini, klausa dijelaskan

sebagai satuan gramatik yang terdiri dari subjek dan predikat disertai objek,

pelengkap dan keterangan. Kalimat tidak berklausa adalah kalimat yang tidak

terdapat satuan gramatik yang terdiri dari subjek dan predikat yang disertai

objek, pelengkap dan keterangan. Contoh tentang kalimat tidak berklausa dapat

dicermati dalam kalimat berikut.

a. Astaga!

b. Selamat pagi.

c. Bagaimana?

Judul suatu karangan merupakan sebuah kalimat karena selalu diakhiri

dengan jeda panjang yang disertai nada akhir turun atau naik. Jika terdiri dari S

P (O) (PEL) (KET) kalimat judul itu termasuk golongan kalimat berklausa.

Contoh kalimat judul yang termasuk golongan kalimat berklausa adalah

sebagai berikut.

a. Tiga Nama Disebut-Sebut Sebagai Calon Walikota Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

14

b. Perjudian dan HO Sudah Tidak Ada Lagi

c. Seratus Orang Tokoh Islam Akan Menerima Penjelasan

Akan tetapi, jika tidak terdiri dari klausa, maka kalimat judul itu termasuk

golongan kalimat tak berklausa yang semuanya berwujud satuan frase. Contoh

kalimat judul yang termasuk golongan kalimat tak berklausa adalah sebagai

berikut.

a. Tantangan Pembangunan Ekonomi Indonesia.

b. Dua Bidang Terlemah Dalam Pelaksanaan Transmigrasi.

c. Seorang Pendeta dari Gunung Wilis.

d. Polandia dan Doktrin Brezhnev.

3. Fungsi Sintaksis Unsur-Unsur Kalimat

Menurut Alwi, dkk (2010: 333), Untuk dapat mengetahui fungsi unsur

kalimat, kita perlu mengenal ciri umum tiap-tiap fungsi sintaksis. Subjek

merupakan fungsi sintaksis yang berupa nomina, frasa nominal, atau klausa

seperti contoh berikut (Alwi, dkk, 2010: 334-335).

a. Harimau binatang liar.

b. Anak itu belum makan.

c. Yang tidak ikut upacara akan ditindak.

Subjek sering juga berupa frasa verbal. Contoh kalimat yang mempunyai

subjek berupa frasa verbal.

a. Membangun gedung bertingkat mahal sekali.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

15

b. Berjalan kaki menyehatkan tubuh.

Pada umumnya, subjek terletak di sebelah kiri predikat. Jika unsur subjek

panjang dibandingkan dengan unsur predikat, subjek sering juga diletakkan di

akhir kalimat. Contoh kalimat yang mempunyai subjek di sebelah kanan

predikat adalah sebagai berikut.

a. Manusia yang mampu tinggal dalam kesendirian tidak banyak.

Tidak banyak manusia yang mampu tinggal dalam kesendirian.

Subjek pada kalimat imperaktif adalah orang kedua atau orang pertama

jamak dan biasanya tidak hadir. Contoh kalimat imperatif yang mempunyai

subjek berbentuk orang kedua adalah sebagai berikut.

a. Tolong [kamu] bersihkan meja ini.

b. Mari [kita] makan.

Subjek pada kalimat aktif transitif akan menjadi pelengkap bila kalimat itu

dipasifkan seperti tampak pada contoh berikut.

a. Anak itu [S] menghabiskan kue saya.

b. Kue saya dihabiskan (oleh) anak itu [Pel].

Predikat kalimat biasanya berupa frasa verbal atau frasa adjektival. Pada

kalimat yang berpola SP, predikat dapat pula berupa frasa nominal, frasa

numeral, atau frasa preposisional. Contoh kalimat yang mempunyai predikat

yang berupa frasa verbal, frasa adjektival, frasa nominal, frasa numeral, dan

frasa preposisional adalah sebagai berikut.

a. Ayahnya guru bahasa Inggris. (P=FN)

b. Adiknya dua. (P=FNum)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

16

c. Ibu sedang ke pasar. (P=Fprep)

d. Dia sedang tidur. (P=FV)

e. Gadis itu cantik sekali. (P= FAdj)

Objek adalah konstituen kalimat yang kehadirannya dituntut oleh predikat

yang berupa verba transitif pada kalimat aktif. Letak objek selalu setelah

langsung predikatnya. Sufiks -kan- dan i serta prefiks meng- umumnya

merupakan pembentuk verba transitif. Pada contoh (1) berikut Icuk merupakan

objek yang dapat dikenal dengan mudah oleh kehadiran verba transitif

bersufiks –kan: menundukkan.

a. Morten menundukkan Icuk.

Objek biasanya berupa nomina atau frasa nominal. Jika objek tergolong

nomina, frasa nominal tak bernyawa, atau persona ketiga tunggal, nomina

objek itu dapat diganti dengan pronomina –nya; dan jika berupa pronomina aku

dan kamu (tunggal), bentuk –ku dan –mu dapat digunakan. Contoh kalimat

yang mengandung nomina objek dapat diganti dengan pronomina adalah

sebagai berikut.

a. Adi mengunjungi Pak Rustam.

Adi mengunjunginya.

b. Beliau mengatakan (bahwa) Ali tidak akan datang.

Beliau mengatakannya.

c. Saya ingin menemui kamu/-mu.

d. Ina mencintai dia/-nya.

e. Ibu mengasihi aku/-ku.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

17

Selain satuan berupa nomina dan frasa nominal, objek dapat pula berupa

klausa seperti pada contoh berikut.

a. Pemerintah mengumumkan (bahwa) harga BBM akan naik.

Objek pada kalimat aktif akan menjadi subjek jika kalimat itu dipasifkan

seperti contoh berikut.

a. Pembantu membersihkan ruangan saya. [O]

b. Ruangan saya (S) dibersihkan (oleh) pembantu. [Pel]

Orang sering menggabungkan pengertian objek dan pelengkap. Hal

tersebut dapat dimengerti karena antara kedua fungsi tersebut memang terdapat

kesamaan. Baik objek maupun pelengkap sering berwujud nomina dan

keduanya juga sering menduduki tempat yang sama, yakni di belakang verba.

Pada contoh di atas tampak bahwa ruangan saya adalah frasa nominal dan

berdiri di belakang verba membersihkan, kemudian oleh pembantu juga berdiri

di belakang verba dibersihkan. Akan tetapi, pada kalimat (a) frasa nominal

tersebut dinamakan objek, sedangkan pada (b) disebut pelengkap, yang juga

dinamakan komplemen. Objek pada kalimat (a) berubah menjadi subjek pada

kalimat (b) karena kalimat (a) merupakan kalimat aktif yang diubah menjadi

kalimat pasif yang terdapat pada kalimat (b).

Persamaan antara objek dan pelengkap dapat dilihat pada ciri-ciri berikut.

Objek Pelengkap

Berada langsung di belakang predikat. Berada langsung di belakang predikat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

18

Perbedaan antara objek dan pelengkap dapat dilihat pada ciri-ciri berikut.

Objek Pelengkap

1) Berwujud frasa nominal atau

klausa.

1) Berwujud frasa nominal, frasa

verbal, frasa adjektival, frasa

preposisional, atau klausa.

2) Menjadi subjek akibat pemasifan

kalimat.

2) Tidak dapat menjadi subjek akibat

pemasifan kalimat.

3) Dapat diganti dengan pronominal

-nya.

3)Tidak dapat diganti dengan –nya-

kecuali dalam kombinasi preposisi

selain di, ke, dari, dan akan.

Keterangan merupakan fungsi sintaksis yang paling beragam dan paling

mudah berpindah letaknya. Keterangan dapat berada di akhir, di awal, dan

bahkan di tengah kalimat. Pada umumnya, kehadiran keterangan dalam kalimat

bersifat manasuka. Keterangan biasanya berupa frasa nominal, frasa

preposisional, atau frasa adverbial. Contoh kalimat yang mempunyai fungsi

sintaksis keterangan adalah sebagai berikut.

a. Dia memotong rambutnya.

b. Dia memotong rambutnya di kamar.

c. Dia memotong rambutnya dengan gunting.

d. Dia memotong rambutnya kemarin.

Unsur di kamar, dengan gunting dan kemarin pada contoh di atas

merupakan keterangan yang sifatnya manasuka. Selain berupa kata atau frasa,

fungsi keterangan dapat pula diisi oleh klausa seperti contoh berikut.

a. Dia memotong rambutnya sebelum dia mendapat peringatan dari sekolah.

b. Dia memotong rambutnya segera setelah dia diterima bekerja di bank.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

19

Makna keterangan ditentukan oleh perpaduan makna unsur-unsurnya.

Dengan demikian, keterangan di kamar mengandung makna tempat, dengan

gunting mengandung makna alat, kemarin menyatakan makna waktu, dan

sebelum dia mendapat peringatan dari sekolah serta setelah dia diterima

bekerja di bank juga mengandung makna waktu.

Sedangkan menurut Ramlan (2005: 82), berdasarkan strukturnya, S dan P

dapat ditukarkan tempatnya. Maksudnya, S mungkin terletak di muka P atau

sebaliknya P mungkin terletak di muka S. Kalimat (a) dan (b) di atas dapat

diubah susunan unsur klausanya menjadi sebagai berikut.

a. Tidak berlari-lari ibu.

b. Sangat lemah tubuhnya.

Unsur tidak berlari-lari (a) dan sangat lemah (b) menduduki fungsi P,

sedangkan unsur ibu (a) dan tubuhnya (b) menduduki fungsi S. Objek selalu

terletak di belakang predikat yang terdiri dari kata verbal transitif. Jika Predikat

itu terdiri dari kata verbal transitif, maka klausa tersebut dapat diubah menjadi

klausa pasif dan kata yang menduduki fungsi O akan menjadi fungsi S. Contoh

kalimat yang mengandung kata verbal transitif yang kemudian dapat diubah

menjadi klausa pasif adalah sebagai berikut.

a. Pemerintah akan menyelenggarakan pesta seni.

S P O

b. Pesta seni akan diselenggarakan (oleh) pemerintah.

S P Keterangan Pelaku

Pelengkap mempunyai persamaan dengan objek, yaitu selalu terletak di

belakang predikat. Perbedaan antara objek dan pelengkap adalah objek selalu

terdapat dalam klausa yang dapat dipasifkan, sedangkan pelengkap terdapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

20

dalam klausa yang tidak dapat diubah menjadi bentuk pasif atau juga terdapat

dalam klausa pasif. Contoh kalimat yang mengandung fungsi sintaksis

pelengkap.

a. Anak itu dibelikan baju baru oleh Pak Sastro.

Frase baju baru pada kalimat (a) menduduki fungsi PEL karena frase itu

selalu terletak di belakang predikat dalam klausa pasif. Sedangkan, frase oleh

Pak Sastro pada kalimat di bawah ini menduduki fungsi KET karena unsur ini

mempunyai letak yang bebas, dapat terletak di depan S P, bahkan dapat juga

dipindahkan ke tempat antara S dan P seperti contoh berikut.

a. Oleh Pak Sastro anak itu dibelikan baju baru.

b. Anak itu oleh Pak Sastro dibelikan baju baru.

Pada umumnya KET mempunyai letak yang bebas, artinya dapat terletak di

depan S dan P, dapat terletak di antara S dan P, dan dapat juga terletak di

antara P dan O serta terletak di antara P dan PEL karena O dan PEL dapat

dikatakan selalu menduduki tempat langsung di belakang P, setidak-tidaknya

mempunyai kecenderungan demikian seperti contoh berikut.

a. Akibat taufan desa-desa itu musnah.

Dalam kalimat di atas unsur yang menduduki fungsi KET adalah unsur

akibat taufan yang terletak di muka S dan P. Unsur KET itu dapat dipindahkan

ke antara S dan P, dan dapat juga dipindahkan ke belakang S dan P, menjadi

sebagai berikut.

a. Desa-desa itu akibat taufan musnah.

b. Desa-desa itu musnah akibat taufan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

21

4. Struktur Kalimat Dasar

Menurut Kridalaksana (2008: 228), struktur adalah pengaturan pola-pola

secara sintagmatis. Sedangkan kalimat adalah satuan gramatik yang

mengungkapkan pikiran yang utuh baik dalam wujud lisan maupun tulisan.

Jadi, struktur kalimat adalah pengaturan pola satuan gramatik yang sintagmatis

untuk mengungkapkan pikiran yang utuh baik dalam wujud lisan maupun

tulisan.

Alwi (dalam Alwi, dkk., 2010: 320) mengatakan bahwa kalimat merupakan

konstruksi sintaksis terbesar yang terdiri atas dua kata atau lebih. Baik kalimat

maupun kelompok kata yang menjadi unsur kalimat dapat dipandang sebagai

suatu konstruksi. Satuan-satuan yang membentuk suatu konstruksi disebut

konstituen. Menurut Alwi, dkk (2010: 326), kalimat dasar adalah kalimat yang

terdiri dari satu klausa, unsur-unsurnya lengkap, susunan unsur-unsurnya

menurut urutan paling umum, dan tidak mengandung pertanyaan atau

pengingkaran. Setiap bentuk kata atau frasa yang menjadi konstituen kalimat

termasuk dalam kategori kata atau frasa tertentu dan masing-masing

mempunyai peran semantis pula. Hubungan antara bentuk, kategori, dan peran

itu dapat menjadi lebih jelas jika diperhatikan gambar berikut.

Bentuk Ibu saya Tidak Membeli baju baru untuk kami Minggu lalu

Kategori Kata N Pron Adv V N Adj Prep N N V

Frasa FN FV FV FPrep FN

Fungsi Subjek Predikat Objek Pelengkap Keterangan

Peran Pelaku Perbuatan Sasaran Peruntung Waktu

Gambar 2.1: hubungan bentuk, kategori, fungsi, dan peran unsur kalimat (TBBBI, 2010: 327).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

22

Pada gambar 2.1 di atas tampak lima fungsi sintaksis yang digunakan

untuk pemerian kalimat. Dalam suatu kalimat tidak selalu kelima fungsi

sintaksis itu terisi, tetapi paling tidak, ada konstituen pengisi subjek dan

predikat. Kehadiran konstituen lainnya banyak ditentukan oleh konstituen

pengisi predikat (Alwi, dkk 2010: 328). Contoh kehadiran konstituen lain yang

ditentukan oleh konstituen pengisi predikat adalah sebagai berikut.

a. Dia (S) tidur (P) di kamar depan (KET) .

b. Mereka (S) sedang belajar (P) bahasa Inggris (Pel) sekarang (Ket).

c. Mahasiswa (S) mengadakan (P) seminar (O) di kampus (Ket).

d. Buku itu (S) terletak (P) di meja (Ket) kemarin (Ket).

e. Ayah (S) membeli (P) baju (O) untuk adik (Pel) tadi siang (Ket).

f. Dia (S) meletakkan (P) uang (O) di atas meja itu (Ket) kemarin (Ket).

Pada contoh di atas konstituen yang dicetak miring dapat dihilangkan tanpa

mengakibatkan kejanggalan kalimat, artinya bahwa makna kalimat tetap dapat

dipahami. Dari contoh itu hanya kalimat (6) yang memiliki konstituen pengisi

kelima fungsi sintaksis, yaitu subjek, predikat, objek, pelengkap, dan

keterangan. Pada umumnya banyak dari kalimat yang urutan unsurnya berbeda

dengan urutan kelima fungsi sintaksis tersebut, terutama yang menyangkut

letak keterangan dan letak predikat terhadap subjek kalimat. Keterangan

memiliki banyak jenis dan letaknya dapat berpindah-pindah di dalam kalimat,

baik di awal, tengah, maupun akhir kalimat.

Contoh keterangan yang letaknya tidak tetap dan dapat berpindah-pindah

adalah sebagai berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

23

a. Dita kemarin membeli buku.

b. Kemarin Dita membeli buku

c. Dita membeli buku kemarin.

Selain itu, ada banyak kalimat yang letak predikatnya mendahului subjek

kalimat. Kalimat-kalimat demikian pada umumnya dapat diubah susunannya

sehingga berpola S-P. Contoh : Tidak banyak (P) manusia yang mampu tinggal

dalam kesendirian (S) dapat diubah menjadi Manusia hidup dalam kesendirian

(S) tidak banyak (P). Pola umum kalimat dasar dalam bahasa Indonesia adalah

S + P + (O) + (PEL) + (KET). Tanda kurung menyatakan ketiga unsur tersebut

tidak selalu harus hadir dalam kalimat dan jumlah keterangan dapat lebih dari

satu (Alwi, dkk, 2010: 329).

Dari pola umum kalimat dasar tersebut dapat diturunkan pola dasar

kalimat. Menurut Alwi, dkk (2010: 329), ada enam pola dasar kalimat. Keenam

pola dasar kalimat tersebut dapat diuraikan sebagai berikut.

a. Pola dasar S – P (subjek – predikat)

b. Pola dasar S – P – O (subjek –predikat – objek)

c. Pola dasar S – P – Pel (subjek – predikat – pelengkap)

d. Pola dasar S –P – Ket (subjek – predikat – keterangan)

e. Pola dasar S – P – O – Ket (subjek – predikat – objek – keterangan)

f. Pola dasar S – P – O – Pel (subjek – predikat – objek - pelengkap)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

24

Perluasan pola kalimat dimaksudkan agar informasi yang akan

disampaikan dalam kalimat menjadi lebih jelas dan memiliki struktur yang

jelas. Contoh kalimat yang mengandung perluasan pola kalimat adalah sebagai

berikut.

a. Pada kesempatan itu bupati menyerahkan sejumlah penghargaan kepada

warga masyarakat yang telah berjasa kepada daerahnya.

b. Menurut rencana, pertemuan yang diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan

itu akan diperpanjang sampai minggu depan

Jika dilihat dari jumlah kosakata, kalimat di atas cukup panjang. Walaupun

demikian, pola dasar dari kalimat tersebut dapat diubah menjadi kalimat yang

cukup cukup singkat, seperti:

a. Bupati / menyerahkan / penghargaan.

S P O

b. Pertemuan itu/ akan diperpanjang.

S P

Perluasan tersebut timbul karena keperluan informasi yang disampaikan

belum lengkap. Suatu kalimat yang panjang merupakan perluasan dari pola

dasar kalimat.

Dengan mengetahui pola dasar kalimat bahasa lisan, diharapkan pemakai

bahasa mampu untuk memahami dan memperluas kalimat secara sistematis

dan logis sehingga informasi akan jelas dan mudah dipahami. Begitu juga

dengan teks tertulis, dengan mengetahui pola-pola dasar kalimat, pembaca

dapat memahami setiap kalimat dan unsur-unsur yang ada di dalamnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

25

C. Paragraf

Gorys Keraf (1980: 62) berpendapat bahwa paragraf atau alinea adalah

suatu kesatuan pikiran yang lebih tinggi atau lebih luas dari kalimat. Menurut

Asul Wiyanto (2004: 15), paragraf adalah sekelompok kalimat yang saling

berhubungan dan bersama-sama menjelaskan satu unit buah pikiran untuk

mendukung buah pikiran yang lebih besar, yaitu buah pikiran yang

diungkapkan dalam seluruh tulisan. Sedangkan menurut Djago Tarigan (1987:

11), paragraf adalah seperangkat kalimat tersusun logis-sistematis yang

merupakan satu kesatuan ekspresi pikiran yang relevan dan mendukung

pikiran pokok yang tersirat dalam keseluruhan karangan. Menurut Rahardi

(2009: 158), paragraf merupakan bagian karangan atau tulisan yang

membentuk satu kesatuan pikiran, ide atau gagasan. Setiap paragraf

dikendalikan oleh satu ide pokok. Ide pokok paragraf harus dikemas dalam

sebuah kalimat yang disebut kalimat utama. Dari beberapa pengertian

tersebut, dapat disimpulkan bahwa paragraf adalah sekelompok kalimat yang

membentuk satu kesatuan pikiran, ide atau gagasan.

Tujuan sebuah alinea atau paragraf menurut Gorys Keraf (1980: 63) yang

pertama, memudahkan pengertian dan pemahaman dengan menceraikan suatu

tema dari tema yang lain. Oleh sebab itu, tiap paragraf hanya boleh

mengandung satu tema. Bila terdapat dua tema maka paragraf atau alinea

tersebut harus dipecah menjadi dua tema. Kedua, memisahkan dan

menegaskan perhentian secara wajar dan formal, untuk memungkinkan kita

berhenti lebih lama daripada perhentian pada akhir kalimat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

26

Walaupun pada prinsipnya sebuah paragraf atau alinea harus terdiri dari

rangkaian kalimat, tetapi ada juga alinea yang hanya terdiri dari satu kalimat.

Ada beberapa alasan mengapa terdapat paragraf semacam ini. Pertama, alinea

itu kurang baik dikembangkan penulisnya dan penulis kurang memahami

hakikat alinea. Kedua, memang sengaja dibuat oleh pengarang karena ia

sekadar mengemukakan gagasan itu bukan untuk dikembangkan, atau

pengembangannya terdapat pada paragraf-paragraf berikutnya. Begitu pula

sebuah paragraf yang hanya terdiri dari sebuah kalimat dapat bertindak sebagai

peralihan antara bagian-bagian dalam sebuah karangan (Gorys Keraf, 1980:

63).

1. Komponen Paragraf

Menurut Tarigan (dalam Tarigan, 1987:13), Alat bantu untuk menciptakan

susunan logis-sistematis itu disebut komponen paragraf, seperti:

a. Transisi (Transition),

Menurut Tarigan (1987: 15-16), transisi adalah mata rantai penghubung

antar paragraf. Sering dikatakan bahwa transisi berfungsi sebagai penunjang

koherensi dan kepaduan antarbab, antaranak-bab, dan antarparagraf dalam

suatu karangan. Transisi tidak selalu harus ada dalam setiap paragraf.

Kehadiran transisi dalam paragraf bergantung kepada pertimbangan pengarang.

Bila pengarang merasa perlu ada transisi demi kejelasan informasi, maka

transisi wajar ada. Sebaliknya, bila pengarang dapat mengekspresikan ide

pokoknya dengan jernih tanpa transisi, maka transisi tidak perlu hadir dalam

paragraf tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

27

1) Transisi berupa kata

Alat penanda transisi berupa kata dan kelompok kata sangat banyak dan

berjenis-jenis. Pada garis besarnya alat penanda transisi tersebut dapat

diklasifikasikan sebagai berikut.

a) Penanda hubungan kelanjutan, seperti kata dan, lagi, serta, lagi pula, dan

tambahan lagi.

b) Penanda hubungan urutan waktu, seperti kata dahulu, kini, sekarang,

sebelum, setelah, sesudah, kemudian, sementara itu, sehari kemudian, dan

dan seterusnya.

c) Penanda klimaks, seperti kata paling…, se…nya, dan ter…

d) Penanda perbandingan, seperti kata sama, seperti, ibarat, bak, dan

bagaikan.

e) Penanda kontras, seperti kata tetapi, biarpun, walaupun, dan sebaliknya.

f) Penanda urutan jarak, seperti kata di sini, di situ, di sana, dekat, jauh, dan

sebelah.

g) Penanda ilustrasi, seperti kata umpama, contoh, dan misalnya.

h) Penanda sebab-akibat, seperti kata karena, sebab, oleh karena, dan

akibatnya.

i) Penanda kondisi (pengandaian), seperti kata andai kata dan seandainya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

28

j) Penanda kesimpulan, seperti kata kesimpulan, ringkasnya, garis besarnya,

dan rangkuman.

2) Transisi berupa kalimat

Menurut Tarigan (1987: 18), transisi berupa kalimat lebih dikenal dengan

istilah kalimat penuntun. Kalimat penuntun berfungsi sebagai transisi dan

sebagai pengantar topik utama yang akan diperbincangkan.

Kalimat penuntun tidak berfungsi sebagai pengganti kalimat topik.

Letaknya selalu mendahului kalimat topik. Bila dalam suatu paragraf terdapat

kalimat penuntun sebagai transisi, maka kalimat topik terdapat setelah kalimat

penuntun selesai. Contoh kalimat penuntun adalah sebagai berikut.

Ringkasnya tata bahasa meliputi tiga hal, yakni (1) fonologi, (2) morfologi dan

(3) sintaksis. Fonologi berhubungan dengan studi tata bunyi, morfologi

mengenai studi tata kata dan sintaksis membicarakan tata kalimat.

b. Kalimat Topik (Topik Sentence),

Menurut Tarigan (1987: 18-19), kalimat topik adalah perwujudan

pernyataan ide pokok paragraf dalam bentuk umum. Ada tiga kemungkinan

letak kalimat topik dalam suatu paragraf. Kemungkinan pertama, pada bagian

awal paragraf, setelah transisi kalau ada transisi pada paragraf tersebut.

Kemungkinan kedua, terdapat pada bagian akhir paragraf. Kemungkinan

ketiga, berada di tengah-tengah paragraf, tapi hal ini jarang ditemui.

c. Kalimat Pengembang

Sebagian besar kalimat-kalimat yang terdapat dalam suatu paragraf

termasuk kalimat pengembang. Urutan kalimat pengembang sebagai perluasan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

29

pemaparan kalimat topik. Pengembangan kalimat topik yang bersifat

kronologis biasanya berkaitan dengan benda atau kejadian dengan waktu.

Urutannya, masa lalu-kini-masa yang akan datang. Bila pengembangan kalimat

topik berkaitan dengan jarak, biasanya berkaitan dengan benda, peristiwa, atau

hal dengan ukuran jarak. Urutannya, dimulai dari jarak yang paling dekat-lebih

jauh-paling jauh. Bila pengembangan kalimat topik berkaitan dengan sebab-

akibat maka kemungkinan urutannya sebab dinyatakan lebih dahulu, kemudian

diikuti akibatnya, atau sebaliknya, akibatnya dinyatakan terlebih dahulu baru

kemudian dipaparkan sebabnya. Penyusunan urutan kalimat pengembang yang

berdasarkan urutan nomornya dimulai dari kejadian pertama, kedua, ketiga,

dan seterusnya (Tarigan, 1987: 19).

d. Kalimat Penegas

Menurut Tarigan (1987: 20), kalimat penegas adalah elemen paragraf yang

keempat dan terakhir. Elemen pertama transisi, elemen kedua kalimat topik,

dan elemen ketiga kalimat pengembang. Fungsi kalimat penegas ada dua.

Pertama, sebagai pengulang atau penegas kembali kalimat topik. Kedua,

sebagai daya penarik bagi pembaca atau sebagai selingan untuk menghilangkan

kejemuan. Kedudukan kalimat penegas dalam suatu paragraf tidak bersifat

mutlak. Berbeda dengan kalimat topik dan kalimat pengembang yang bersifat

mutlak. Kalimat penegas ada bila pengarang merasa memerlukannya untuk

menunjang kejelasan informasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

30

2. Syarat-syarat Paragraf yang Baik

Menurut Keraf (1980: 67), adanya syarat-syarat paragraf yang baik

merupakan suatu perangkat agar paragraf yang ditulis menjadi paragraf yang

berkualitas. Beberapa syarat yang harus dipenuhi agar paragraf termasuk

kategori baik adalah sebagai berikut.

a. Kesatuan

Isi paragraf harus jelas dan terperinci serta hanya membahas satu hal saja.

Isi paragraf yang berganda akan mengurangi kejelasan informasi.

b. Koherensi (kepaduan)

Hubungan antar kalimat dalam paragraf harus berkaitan erat satu sama lain.

Lebih-lebih antara kalimat topik dan kalimat pengembangnya serta kalimat

penegas (bila ada). Tidak boleh terselip kalimat yang tidak ada hubungannya

dengan isi paragraf.

c. Pengembangan Paragraf

Paragraf dianggap selesai bila kalimat topik sudah dikembangkan. Kalimat

topik yang menyatakan isi paragraf dalam pengertian umum dikembangkan

atau dijelaskan dengan cara menjabarkannya dalam bentuk-bentuk konkrit.

Penjabaran dalam bentuk konkrit tersebut dapat dengan cara pemaparan,

pemberian contoh, dan penganalisisan. Bila pengembangan kalimat topik

sudah sampai kepada semua aspek artinya tidak ada bagian-bagian yang

terlewati, maka paragrafnya sudah selesai.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

31

3. Struktur Paragraf

Berdasarkan berbagai kelengkapan unsur dan posisinya dalam paragraf,

maka dapat ditentukan beberapa struktur paragraf sebagai berikut.

a. Kemungkinan Pertama

Unsur paragraf lengkap, dengan susunan: transisi berupa kalimat-kalimat

topik-kalimat pengembang-kalimat penegas. Diagram kerangka paragraf

sebagai berikut.

TEKS UNSUR

____________________ Transisi

________________________________

________________________________ Kalimat Topik

________________________________

________________________________ Kalimat Pengembang

________________________________ Kalimat Penegas

Contoh paragraf yang mempunyai unsur paragraf lengkap adalah sebagai

berikut.

(1) Suatu karangan biasanya mengandung tiga bagian utama, yakni

bagian pendahuluan, bagian isi, dan bagian penutup. (2) Setiap bagian

tersebut mempunyai fungsi yang berbeda-beda. (3) Bagian pendahuluan

mempunyai fungsi salah satu atau sebagian dari fungsi untuk menarik minat

pembaca, mengarahkan perhatian pembaca, menjelaskan secara singkat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

32

tema karangan, menjelaskan bila dan di bagian mana suatu hal akan

dibicarakan. (4) Fungsi bagian isi antara lain, merupakan penghubung

antara bagian pendahuluan dengan bagian penutup atau merupakan

penjelasan terperinci terhadap apa yang diutarakan di bagian pendahuluan.

(5) Fungsi bagian penutup ialah salah satu atau kombinasi dari fungsi untuk

memberikan kesimpulan, penekanan bagian-bagian tertentu, klimaks,

melengkapi, dan merangsang pembaca mengerjakan sesuatu tentang apa

yang sudah dijelaskan atau diceritakan. (6) Setiap bagian utama karangan

mempunyai fungsi tertentu.

Unsur-unsur paragraf tersebut di atas dapat diperinci sebagai berikut.

(1) = transisi (berupa kalimat)

(2) = kalimat topik

(3), (4), dan (5) = kalimat pengembang

(6) = kalimat penegas

b. Kemungkinan Kedua

Sama dengan (a), tetapi transisi berupa kata. Diagram kerangka

paragrafnya sebagai berikut.

TEKS UNSUR

____________________ Transisi dan kalimat

________________________________ topik

________________________________

________________________________ Kalimat pengembang

________________________________

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

33

________________________________ Kalimat penegas

________________________________

Contoh paragraf yang mempunyai unsur paragraf lengkap, tetapi transisi

berupa kata adalah sebagai berikut.

(1) Dimana-mana, (2) anggota masyarakat membicarakan kenaikan

harga. (3) Ibu-ibu, sambil belanja di pasar, menggerutu tentang belanja dapur

yang semakin meningkat. (4) Bapak-bapak di kantor asyik memperbincangkan

efek kenaikan harga BBM terhadap pengeluaran sehari-hari. (5) Pengusaha

bis sibuk mengkalkulasi harga penyesuaian karcis penumpang bis. (6) Abang

becak secara diam-diam sepakat menaikkan tarif becak menjadi dua kali lipat.

(7) Para mahasiswa menggerutu karena tarif oplet bertambah dari biasanya.

(8) Pegawai kecil asyik membicarakan kenaikan harga bahan pokok. (9)

Pendek kata semua orang membicarakan akibat kenaikan harga BBM.

Unsur paragraf tersebut di atas dapat diklarifikasikan sebagai berikut.

(1) = transisi

(2) = kalimat topik

(3), (4), (5), (6), (7), dan (8) = kalimat pengembang

(9) = kalimat penegas

c. Kemungkinan Ketiga

Paragraf yang mempunyai tiga unsur dengan susunan: kalimat topik-

kalimat pengembang-kalimat penegas.

TEKS UNSUR

____________________ Kalimat topik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

34

________________________________

________________________________ Kalimat pengembang

________________________________

________________________________ Kalimat penegas

________________________________

Contoh paragraf yang mempunyai tiga unsur paragraf dengan susunan:

kalimat topik-kalimat pengembang-kalimat penegas adalah sebagai berikut.

(1) Nasib pegawai negeri berangsur-angsur akan diperbaiki. (2)

Penghasilan mereka sejak tahun 1968 sudah beberapa kali dinaikkan. Bagi

dosen, kepala SD, SMP, dan SMA, tenaga peneliti bahkan sudah diberikan

tunjangan fungsional. (3) Perumahan bagi pegawai negeri berangsur-angsur

ditambah dengan bantuan BTN. (4) Jaminan kesehatan, walaupun belum

sempurna, sudah dilaksanakan melalui penggunaan kartu biru (HI). (5)

Jaminan hari tua ditanggulangi dengan Taspen. (6) Kenaikan pangkat lebih

pengadministrasiannya disbanding dengan masa lalu. (7) Pegawai yang

bekerja dengan baik diberi penghargaan. (8) Banyak usaha oleh pemerintah

yang telah, sedang, dan akan dilaksanakan, yang mengarah kepada perbaikan

nasib pegawai negeri.

Unsur-unsur paragraf tersebut di atas adalah sebagai berikut.

(1) = kalimat topik

(2), (3), (4), (5), (6), dan (7) = kalimat pengembang

(8) = kalimat penegas

d. Kemungkinan Keempat

Paragraf yang mempunyai tiga unsur dengan susunan: transisi (berupa

kata)-kalimat topik-kalimat pengembang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

35

TEKS UNSUR

_________________________ Transisi

________________________________ dan kalimat topik

________________________________

________________________________

________________________________ Kalimat pengembang

________________________________

Contoh paragraf yang mempunyai tiga unsur paragraf dengan susunan:

transisi (berupa kata)-kalimat topik-kalimat pengembang adalah sebagai

berikut.

(1) Umumnya (2) orang yang mau istirahat memilih tempat yang sejuk

dan jauh dari keramaian. (3) Pilihan pertama Puncak dan sekitarnya. (4) Atau

di Lembang yang hawanya sejuk dan segar. (5) Orang-orang di sekitar

Surabaya akan memilih Malang tempat istirahat. (6) Di daerah Medan boleh

pilih Bandar Baru atau Berastagi. (7) Di daerah Ujung Pandang pilihan

tempat istirahat tentulah Malino. (8) Di daerah Cirebon tentu saja orang akan

beristirahat di Linggarjati.

Unsur-unsur paragraf tersebut adalah sebagai berikut.

(1) = transisi (berupa kata)

(2) = kalimat topik

(3), (4), (5), (6), (7), dan (8) = kalimat pengembang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

36

e. Kemungkinan Kelima

Sama dengan (d) dengan susunan transisi (berupa kalimat)-kalimat topik-

kalimat pengembang. Kerangka paragrafnya sebagai berikut.

TEKS UNSUR

____________________ Transisi

________________________________ Kalimat topik

________________________________

________________________________ Kalimat pengembang

________________________________

Contoh paragraf yang mempunyai tiga unsur paragraf dengan susunan:

transisi (berupa kalimat)-kalimat topik-kalimat pengembang adalah sebagai

berikut.

(1) Tugas Universitas/Institut di Indonesia melaksanakan “Tri

Dharma Perguruan Tinggi”. (2) Tri Dharma Perguruan Tinggi meliputi

bidang pengajaran dan pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat.

(3) Bidang pengajaran dan pendidikan meliputi tugas melaksanakan

perkuliahan, penataran ataupun Crash program. (4) Di bidang penelitian para

staf pengajar diwajibkan mengadakan penelitian untuk mengembangkan ilmu

pengetahuan. (5) Di bidang pengabdian masyarakat, masyarakat, masyarakat

perguruan tinggi harus mendarmabaktikan ilmunya bagi kepentingan

masyarakat seperti memberikan penyuluhan, penataran, saran-saran, dan

lain-lain.

Paragraf di atas terdiri dari unsur-unsur sebagai berikut.

(1) = transisi (berupa kalimat)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

37

(2) = kalimat topik

(3), (4), dan (5) = kalimat pengembang

f. Kemungkinan Keenam

Paragraf yang mempunyai dua unsur dengan susunan: kalimat topik-

kalimat pengembang. Kerangka paragrafnya sebagai berikut.

TEKS UNSUR

____________________

________________________________ Kalimat topik

________________________________

________________________________

________________________________ Kalimat pengembang

________________________________

Contoh paragraf yang yang mempunyai dua unsur dengan susunan:

kalimat topik-kalimat pengembang adalah sebagai berikut.

(1) Pekerjaannya bertumpuk-tumpuk. (2) Draft peraturan akademik

baru setengah jadi. (3) Tugas menyusun proposal penelitian belum satu pun

digarapnya. (4) Tiba-tiba datang tugas baru, menyusun tata tertib di

kantornya. (5) Pekerjaan tersebut belum selesai muncul pula tugas tambahan

menyediakan paper untuk bahan penataran minggu depan. (6) Paper baru

setengah jadi pimpinan menugasinya untuk menyusun kerangka kerja seminar

pengajaran bahasa. (8) Pekerjaan mengajar juga harus dilaksanakan enam

jam seminggu. (9) Dari Institut muncul tugas lain mengikuti lokakarya

penyusunan kurikulum.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

38

Unsur-unsur paragraf di atas adalah sebagai berikut.

(1) = kalimat topik

(2), (3), (4), (5), (6), = kalimat pengembang

(7), (8), dan (9)

g. Kemungkinan Ketujuh

Paragraf yang mempunyai dua unsur dengan susunan: kalimat

pengembang-kalimat topik. Diagram kerangka paragrafnya sebagai berikut.

TEKS UNSUR

____________________

________________________________ Kalimat Pengembang

________________________________

________________________________

________________________________ Kalimat Topik

Contoh paragraf yang yang mempunyai dua unsur dengan susunan:

kalimat pengembang-kalimat topik adalah sebagai berikut.

(1) Menstop bola dengan dada dan kaki dapat ia lakukan secara

sempurna. (2) Tembakan kaki kanan dan kanan kiri tepat arahnya lagi keras.

(3) Sundulan kepalanya sering memperdayakan kiper lawan. (4) Bola seolah-

olah menurut kehendaknya. (5) Larinya cepat bagaikan kijang. (6) Lawan

sukar mengambil bola dari kakinya. (7) Operan bolanya tepat dan terarah. (8)

Amin benar-benar pemain bola jempolan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

39

Paragraf di atas terdiri atas unsur sebagai berikut.

(1), (2), (3), (4), (5), (6) = kalimat pengembang

(7), dan (8)

(9) = kalimat topik

h. Kemungkinan Kedelapan

Paragraf yang mempunyai dua unsur dengan tiga susunan: kalimat

pengembang-kalimat topik-kembali lagi ke kalimat pengembang. Diagram

kerangka paragrafnya sebagai berikut.

TEKS UNSUR

____________________ Kalimat pengembang

________________________________

________________________________

________________________________ Kalimat topik

________________________________

________________________________ Kalimat pengembang

Contoh paragraf yang mempunyai dua unsur dengan tiga susunan: kalimat

pengembang-kalimat topik-kembali lagi ke kalimat pengembang adalah

sebagai berikut.

(1) Tingkah lakunya menawan. (2) Tutur katanya sopan. (3) Murah

senyum, jarang marah. (4) Tidak pernah berbohong. (5) Tidak mau

mempercakapkan orang lain. (6) Suka menolong sesama teman. (7) Pantas

Esih gadis pujaan. (8) Tambahan lagi wajah cantik. (9) Pandai pula

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

40

berdandan. (10) Tidak sombong. (11) Otaknya cukup encer. (12) Mudah diri.

(15) Ramah terhadap siapapun.

Unsur-unsur paragraf tersebut di atas adalah sebagai berikut.

(1)-(6) = kalimat pengembang

(7) = kalimat topik

(8)-(15) = kalimat pengembang

4. Pola Pengembangan Paragraf

Menurut Chaer (2011: 88), pengembangan paragraf adalah pemberian

keterangan-keterangan tambahan dalam bentuk kalimat-kalimat penjelas atau

kalimat pengembang terhadap ide pokok yang terdapat pada kalimat pokok.

Menurut Gorys Keraf (1980:84), pengembangan alinea mencakup dua

persoalan utama yaitu kemampuan memperinci gagasan utama paragraf ke

dalam gagasan-gagasan bawahan dan kemampuan mengurutkan gagasan-

gagasan bawahan ke dalam suatu urutan yang teratur.

Untuk menerangkan sebuah paragraf, baik untuk memperinci gagasan

utama, maupun mengurutkan rincian-rincian itu dengan teratur. Oleh karena itu

dikembangkanlah berbagai macam metode pengembangan paragraf. Menurut

Keraf (1980: 84-99), terdapat beberapa metode pengembangan paragraf adalah

sebagai berikut.

a. Klimaks dan antiklimaks

Perkembangan gagasan dalam sebuah paragraf dapat disusun dengan

menggunakan dasar klimaks, yaitu suatu gagasan utama mula-mula diperinci

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

41

dengan sebuah gagasan bawahan yang dianggap paling rendah kedudukannya,

berangsur-angsur dengan gagasan-gagasan lain hingga ke gagasan yang paling

tinggi kedudukannya. Sedangkan pengembangan paragraf antiklimaks adalah

penulis mulai dari suatu gagasan atau tema yang dianggap paling tinggi

kedudukannya, kemudian perlahan-lahan menurun melalui gagasan-gagasan

yang lebih rendah hingga yang paling rendah.

b. Sudut Pandangan

Sudut pandangan adalah tempat dari mana seorang pengarang melihat

sesuatu.

c. Perbandingan dan Pertentangan

Pola pengembangan paragraf dengan perbandingan atau pertentangan

adalah pengarang menunjukkan kesamaan atau perbedaan antara dua orang,

obyek atau gagasan dengan bertolak dari segi-segi tertentu.

d. Analogi

Bila perbandingan dan pertentangan memberi sejumlah perbedaan, maka

analogi merupakan perbandingan yang sistematis dari dua hal yang berbeda,

tetapi dengan memperlihatkan kesamaan segi atau fungsi dari kedua hal tadi.

e. Contoh

Sebuah gagasan yang terlalu umum sifatnya atau generalisasi memerlukan

ilustrasi-ilustrasi yang konkret sehingga dapat dengan mudah dipahami

pembaca.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

42

f. Proses

Proses merupakan suatu urutan dari tindakan-tindakan untuk menciptakan

dan menghasilkan sesuatu atau urutan dari suatu kejadian atau peristiwa.

g. Sebab-akibat

Perkembangan sebuah alinea dapat pula dinyatakan dengan menggunakan

sebab-akibat sebagai dasar. Sebab bisa bertindak sebagai gagasan utama,

sedangkan akibat sebagai rincian pengembangannya, tetapi dapat juga terbalik.

h. Umum-khusus, khusus-umum

Kedua cara ini merupakan cara yang paling umum dalam mengembangkan

paragraf. Dalam hal pertama, gagasan ditempatkan pada awal paragraf.

Sedangkan perinciannya terdapat pada kalimat selanjutnya. Demikian pula

sebaliknya, variasi dalam kedua jenis paragraf tersebut adalah penggabungan,

yaitu gagasan utama terdapat pada awal paragraf dan diakhir diulang lagi.

i. Klasifikasi

Klasifikasi bekerja ke dua arah yang berlawanan, yaitu pertama

mempersatukan satuan-satuan ke dalam satu kelompok, dan kedua

memisahkan satuan-satuan tadi dari kelompok yang lain.

j. Definisi luas

Definisi dalam pembentukan sebuah alinea adalah usaha pengarang untuk

memberikan keterangan atau arti terhadap sebuah istilah atau hal.

Sedangkan menurut Abdul Chaer (dalam Chaer, 2011:88-98), cara atau

model pengembangan paragraf adalah sebagai berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

43

a. Pengembangan Paragraf dengan Contoh

Pengembangan paragraf dengan memberi contoh dapat dilakukan jika

kalimat topiknya berisi pernyataan yang bersifat umum. Dalam hal ini, dapat

menggunakan kata contohnya, misalnya, dan seperti. Contoh paragraf yang

mengandung pengembangan paragraf dengan contoh adalah sebagai berikut.

Tingkat kerawanan pelecehan seksual pada perayaan malam tahun baru

sangat mengkhawatirkan. Di Jakarta, misalnya, meskipun tidak diberitakan

secara luas, tidak kurang dari 10 orang yang akan mengalami pelecehan

seksual ketika perayaan malam tahun baru pada tahun yang lalu. Di Surabaya

lebih banyak lagi. Tidak kurang dari lima belas orang yang mendapat

perlakuan itu. Sementara di Bandung jumlah korban pelecehan memang kecil,

tetapi intensitasnya lebih tinggi. Hanya lima orang yang dilaporkan mendapat

perlakuan tersebut, tetapi dua orang di antaranya hampir akan diperkosa

sekelompok pemuda sebelum akhirnya dipergoki petugas keamanan. Kejadian-

kejadian tersebut adalah sekedar contoh bahwa tingkat kerawanan pelecehan

seksual pada perayaan malam tahun baru sangat mengkhawatirkan.

Kalimat pokok pada paragraf di atas adalah tingkat kerawanan pelecehan

seksual pada perayaan malam tahun baru sangat mengkhawatirkan. Lalu,

kalimat pokok tersebut dijelaskan dengan contoh kejadian di Jakarta, di

Surabaya, dan di Bandung.

b. Pengembangan Paragraf dengan Definisi

Pengembangan paragraf dengan definisi biasanya dibuat apabila kita ingin

mengenalkan sebuah istilah yang dianggap baru dan belum dikenal. Kalimat

pokoknya berupa definisi. Lalu, dilanjutkan dengan kalimat-kalimat penjelas

yang berupa penjelasan lebih lanjut mengenai istilah yang didefinisikan

tersebut. Berikut contoh paragraf yang mengandung pengembangan paragraf

definisi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

44

Frustasi adalah perasaan yang muncul pada seseorang karena tidak dapat

memperoleh apa yang diinginkan atau diharapkan. Ketika seorang pemuda

tidak dapat merebut hati seorang gadis yang sangat dicintainya atau ketika

seorang petani yang sudah menginvestasikan sebagian besar uangnya untuk

menanam padi, tetapi ternyata tidak panen sama sekali. Dengan kata lain,

frustasi pada dasarnya adalah perasaan kecewa seseorang karena tidak

berhasil memperoleh apa yang diinginkan.

c. Pengembangan Paragraf dengan Pemerincian

Pengembangan paragraf dengan pemerincian lazim dilakukan untuk

menunjang pikiran pokok yang berupa fakta atau pendapat. Ide pokok itu

dirinci dengan sejumlah fakta lain. Contoh paragraf yang mengandung

pengembangan paragraf dengan pemerincian adalah sebagai berikut.

Di Yogyakarta, jumlah kendaraan cukup banyak sehingga kemacetan lalu

lintas sering terjadi. Menurut catatan dinas lalu lintas, jalan raya terdapat

2317 buah mobil. Dari jumlah tersebut dapat diperinci jumlah mobil dinas

pemerintahan ada 327 buah, mobil kendaraan umum ada 527 buah, mobil

milik perusahaan swasta ada 107 buah, dan sisanya adalah mobil pribadi.

Sepeda motor tercatat ada 1857 buah. Terdapat 327 di antaranya adalah

sepeda motor berplat merah.

Pikiran pokok pada paragraf di atas adalah tentang jumlah kendaraan di

sebuah kota. Lalu, diperinci dengan berapa jumlah mobil dinas, mobil pribadi,

mobil kendaraan umum, dan sepeda motor.

d. Pengembangan Paragraf dengan Ilustrasi

Pengembangan paragraf dengan ilustrasi digunakan untuk menyajikan

suatu gambaran atau melukiskan suatu objek. Sebuah kalimat pokok yang

berisi ide pokok dijelaskan dengan kalimat-kalimat penjelas. Contoh paragraf

yang mengandung pengembangan paragraf dengan ilustrasi adalah sebagai

berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

45

Waktu pertama kali bertemu dengan Chairil Anwar, orang akan

menyangka dia orang Indonesia. Rambutnya yang kepirang-pirangan selalu

jatuh membuyar ke pelipis kanan dan selalu dibenahinya cepat ke belakang

dengan gerak yang cepat. Putih matanya selalu ke merah-merahan, dihidupi

oleh biji mata coklat muda bening, selalu sayup melihat arah kejauhan, tetapi

juga selalu gesit dan cemerlang, disertai gerak-gerik kenakalan. Tidak sejenak

pun dia dapat diam, semua pada dirinya bergerak (kata-katanya, matanya,

jarinya, dan selalu menyertai kehadirannya). Kehadirannya membawa

suasana dinamis gesit dan gerak.

Ide pokok pada paragraf di atas adalah tentang tingkah laku, fisik, dan sifat

Chairil Anwar yang pertama kalim dilihat sebagian orang. Kemudian ide

pokok dipaparkan dalam kalimat-kalimat penjelas bagaimana tingkah laku,

sifat, dan keadaan fisik Chairil Anwar.

e. Pengembangan Paragraf dengan Kronologi

Pengembangan paragraf dengan kronologi atau urutan dari suatu peristiwa

atau kejadian, lazim digunakan dalam wacana kisahan. Kejadian-kejadian yang

dikembangkan dengan kronologi dipaparkan selangkah demi selangkah secara

kronologis. Contoh paragraf yang mengandung pengembangan paragraf

dengan kronologi adalah sebagai berikut.

Sekitar 10 tahun yang lalu, Bagas mulai terjun dalam dunia kehumasan.

Pada waktu itu, ia telah menyelesaikan sarjana dalam bidang manajemen dari

Universitas Indonesia di Jakarta. Setelah bekerja selama dua tahun di Hotel

Sahid Jaya di Jakarta, dia melanjutkan sekolahnya di Australia National

University di Melbourne, Australia sambil menjadi karyawan di kantor

perwakilan agen perjalanan milik Hotel Sahid Australia. Dalam waktu yang

relatif singkat, dua tahun, ia mampu menyelesaikan studinya dan meraih gelar

Master of Science dalam bidang pemasaran. Kemudian ia kembali ke Jakarta

dan mendapat kesempatan menduduki posisi manajer hubungan masyarakat di

Hotel Sahid Jaya. Kini, seiring dengan pengalaman, Bagas telah menduduki

jabatan sebagai direktur hubungan masyarakat sebuah hotel berbintang lima,

Sangri-La yang terletak di Jakarta Pusat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

46

Ide pokok atau gagasan pokok paragraf di atas adalah tentang Bagas yang

sejak 10 tahun yang lalu mulai bekerja di bidang kehumasan. Kemudian secara

kronologis dengan kalimat penjelas dipaparkan bagaimana kisah Bagas yang

melanjutkan pendidikannya di Australia. Lalu, kembali lagi ke Jakarta bekerja

kembali di bidang kehumasan sampai menduduki jabatan sebagai direktur

hubungan masyarakat di hotel Sangri-La, Jakarta.

f. Pengembangan Paragraf dengan Sebab-Akibat

Pengembangan paragraf dengan sebab-akibat lazim digunakan dalam

karangan ilmiah, antara lain untuk (1) mengemukakan alasan yang logis, (2)

mendeskripsikan suatu proses, (3) menerangkan mengapa sesuatu itu terjadi

demikian dan (4) memprediksi runtutan peristiwa yang akan terjadi. Contoh

paragraf yang mengandung pengembangan paragraf dengan sebab-akibat

adalah sebagai berikut.

Keberadaan industri komponen di dalam negeri masih berada dalam

kondisi rapuh sehingga sulit diharapkan untuk dapat mendukung keberadaan

industry otomotif. Akibatnya, industry otomotif nasional hingga kini masih

tinggi tingkat ketergantungannya kepada komponen impor. Tingkat

ketergantungan yang masih tinggi ini berakibat pada masih tingginya harga

otomotif di tanah air.

Ide pokok pada paragraf di atas adalah keberadaan industri komponen di

dalam negeri masih dalam kondisi rapuh. Ide pokok tersebut merupakan

sebab, sedangkan yang menjadi akibatnya ada dua, yaitu, sulit diharapkan

untuk dapat mendukung keberadaan industri otomotif dan industri otomotif

nasional hingga kini masih tinggi tingkat ketergantungannya kepada komponen

impor.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

47

g. Pengembangan Paragraf dengan Perbandingan atau Pengontrasan

Pengembangan paragraf dengan perbandingan atau pengontrasan dilakukan

untuk menyatakan persamaan dan perbedaan dua hal yang disebut sebagai ide

pokok dalam kalimat pokok. Contoh paragraf yang mengandung

pengembangan paragraf dengan perbandingan atau pengontrasan adalah

sebagai berikut.

Anak sulungku yang kini berusia tujuh tahun benar-benar berbeda dengan

adiknya. Wajah sulung anakku lebih mirip ibunya, sedangkan adiknya lebih

mirip saya. Dalam hal makan, sulit sekali membujuk si sulung agar mau

makan. Ia hanya menggemari makanan-makanan seperti coklat atau es krim.

Sementara adiknya tidak pernah menolak makanan apa pun. Bahkan, obat-

obat yang diberikan dokter ketika sakit pun dianggapnya makanan juga.

Akibat nafsu makan yang berbeda ini, tubuh si sulung jauh lebih kurus

dibandingkan dengan adiknya. Akan tetapi, baik si sulung maupun adiknya

mudah marah jika tidak memperoleh yang diinginkannya. Dalam hal ini,

mereka lebih mirip dengan saya.

Ide pokok paragraf di atas adalah perbedaan dan persamaan si sulung dan

adiknya. Ide pokok ini dikembangkan dengan menyebutkan sejumlah

perbedaan keduanya, seperti kemiripan wajahnya, bentuk fisik tubuhnya, dan

kegemaran makan. Lalu, kesamaannya adalah tentang sifat suka marah kalau

tidak memperoleh yang diinginkan dan hal ini sama dengan sifat ayahnya.

h. Pengembangan Paragraf dengan Repetisi

Pengembangan paragraf dengan menggunakan repetisi maksudnya adalah

ide pokok yang diulang pada kalimat-kalimat penjelas. Hal ini dilakukan untuk

mengingatkan kembali pada ide pokok itu. Contoh paragraf yang mengandung

pengembangan paragraf dengan repetisi adalah sebagai berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

48

Pernikahan memang bisa saja menjadi ikatan yang mengungkung

kebebasan, bisa juga malah menjadi pintu masuk udara kebebasan, bisa juga

malah menjadi pintu masuk udara kebebasan lainnya. Pernikahan adalah

bersatunya dua nilai. Yang menjadi adalah apakah ada kesesuaian dalam

nilai-nilai itu atau tidak. Apakah ada kesesuaian untuk berekspresi atau tidak.

Apakah pernikahan itu menyebabkan potensi personal semakin tergali atau

tidak. Kalau jawabannya adalah “ya”, berarti pernikahan itu merupakan pintu

kebebasan, tetapi kalau tidak, pernikahan adalah kungkungan.

Ide pokok pada paragraf adalah tentang pernikahan. Kemudian ide pokok

ini dikembangkan dalam beberapa kalimat penjelas dengan mengulang-ulang

kata pernikahan itu.

i. Pengembangan Paragraf dengan Klasifikasi

Pengembangan paragraf dengan klasifikasi dimaksudkan untuk

mengelompokkan sesuatu dalam kelompok-kelompok tertentu berdasarkan

satu kriteria tertentu. Contoh paragraf yang mengandung pengembangan

paragraf dengan klasifikasi adalah sebagai berikut.

Sistem penamaan jenis-jenis kritik sastra bervariasi yang memungkinkan

seorang kritikus untuk membuat suatu sintese umum dari beberapa jenis kritik

tersebut, bergantung pada pilihan pendekatan yang digunakannya. Pendekatan

moral menekankan pertalian karya sastranya sebagai karya seni dengan

wawasan moral dan agama, memperjelas penilaian perilaku sosial dan

patokan-patokan moral yang tersirat di dalam karya sastra. Pendekatan

historis yang bekerja atas dasar lingkungan karya sastra itu sendiri berkaitan

dengan fakta-fakta dari zaman dan hidup pengarang. Pendekatan formal yang

terutama sangat ditekankan oleh kritik baru, menekankan nilai karya sastra

dalam lingkup pertimbangan struktur dan unsur-unsur estetik yang biasanya

tanpa pertimbangan lainnya. Pendekatan impresionistik yang menjadi ciri

khas aliran romantik menekankan efek personal karya sastra pada kritikusnya.

j. Pengembangan Paragraf dengan Analogi

Pengembangan paragraf dengan analogi adalah mengembangkan ide pokok

atau gagasan pokok yang belum dikenal dengan membandingkannya pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

49

sesuatu yang sudah dikenal. Tujuannya adalah menjelaskan sesuatu yang

kurang dikenal atau belum dikenal. Contoh paragraf yang mengandung

pengembangan paragraf dengan klasifikasi adalah sebagai berikut.

Di usianya yang ke-32, karier pemain sepakbola Juergen Klinsmann malah

semakin bersinar. Banyak klub ternama dunia yang berebut untuk

mendapatkan pemain berambut pirang itu. Hal itu tidak mengherankan

mengingat ia adalah pemain yang keterampilannya di atas rata-rata. Seperti

layaknya seekor kijang atau kancil yang mempunyai bentuk tubuh ramping,

cekatan untuk berkelit, lincah gerakannya, larinya kencang sehingga sulit

untuk ditangkap, cerdik sekaligus licik, demikianlah sosok Klinsmann. Klinsi,

demikian ia dijuluki, memang dikenal sebagai pemain yang sering berpura-

pura terjatuh dan kesakitan di daerah kotak pinalti lawan untuk mengetahui

wasit sehingga dengan itu wasit akan menghadiahi tendangan penalti baginya.

Tahun depan, kapten kesebelasan tim nasional Jerman ini akan meninggalkan

klub Bayern Munchen dan akan bergabung dengan klub Sampdoria, Italia.

Ide pokok paragraf di atas adalah tentang pemain sepakbola Jerman yang

bernama Juergen Klinsmann. Kemudian gagasan pokok itu dikembangkan

dengan menganalogikan kepandaian, kelincahan, dan kegesitan seekor kijang

atau seekor kancil.

D. Variasi Bahasa

Masyarakat tutur bukanlah kumpulan yang homogen, maka wujud bahasa

yang mereka gunakan pun tidak seragam. Akibatnya, bahasa menjadi

bervariasi. Terjadinya keragaman ini bukan hanya oleh penuturnya yang tidak

homogen, tetapi juga karena kegiatan interaksi sosial yang mereka lakukan

sangat beragam. Semakin banyak penutur yang menggunakan bahasa dan

semakin luas wilayahnya maka keragaman bahasa ini akan semakin

bertambah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

50

1. Variasi Bahasa Berdasarkan Penutur

a. Idiolek

Idiolek adalah variasi bahasa yang bersifat perseorangan. Menurut konsep

idiolek, setiap orang mempunyai variasi bahasanya atau idioleknya masing-

masing. Variasi idiolek ini berkenaan dengan “warna” suara, pilihan kata, gaya

bahasa, dan susunan kalimat. Namun, yang paling dominan adalah “warna”

suara sehingga jika kita cukup akrab dengan seseorang, hanya dengan

mendengar suara bicaranya tanpa melihat orangnya kita dapat mengenalinya.

b. Dialek

Dialek adalah variasi bahasa dari sekelompok penutur yang jumlahnya

relatif dan berada pada suatu tempat, wilayah, atau area tertentu. Misalnya,

bahasa Jawa dialek Wonosari mempunyai ciri tersendiri yang berbeda dengan

ciri yang dimiliki bahasa Jawa dialek Bantul, dan dialek Surabaya. Para

penutur bahasa Jawa dialek Wonosari dapat berkomunikasi secara baik dengan

para penutur bahasa Jawa dialek Bantul, dan dialek Surabaya karena dialek-

dialek tersebut masih termasuk bahasa yang sama, yaitu bahasa Jawa.

c. Kronolek

Kronolek adalah variasi bahasa yang digunakan oleh sekelompok sosial

pada masa tertentu. Variasi bahasa Indonesia pada masa tahun tiga puluhan,

variasi yang digunakan tahun lima puluhan, dan variasi yang digunakan pada

masa kini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

51

d. Sosiolek

Sosiolek adalah variasi bahasa yang berkenaan dengan status, golongan,

dan kelas sosial para penuturnya. Dalam sosiolinguistik biasanya variasi inilah

yang paling banyak dibicarakan dan paling banyak menyita waktu untuk

membicarakannya karena variasi ini menyangkut semua masalah pribadi para

penuturnya, seperti usia, pendidikan, seks, pekerjaan, tingkat kebangsawanan,

dan keadaan sosial ekonomi. Berdasarkan usia, kita bisa melihat perbedaan

variasi bahasa yang digunakan oleh anak-anak, para remaja, orang dewasa, dan

orang yang tergolong lansia. Perbedaan variasi bahasa ini bukanlah berkenaan

dengan isi pembicaraan, melainkan perbedaan dalam bidang morfologi,

sintaksis, dan juga kosakata.

Berdasarkan pendidikan, kita juga bisa melihat adanya variasi sosial ini.

Para penutur yang memperoleh pendidikan tinggi, akan berbeda variasi

bahasanya dengan mereka yang hanya berpendidikan menengah, rendah atau

tidak berpendidikan sama sekali. Perbedaan ini paling jelas adalah dalam

bidang kosakata, pelafalan, morfologi, dan sintaksis. Berdasarkan seks (jenis

kelamin) penutur dapat pula disaksikan adanya dua jenis variasi bahasa.

Cobalah Anda dengarkan percakapan yang dilakukan oleh sekelompok

mahasiswi atau ibu-ibu. Lalu, bandingkan dengan percakapan yang dilakukan

oleh sekelompok mahasiswa atau sekelompok bapak-bapak. Dua percakapan

tersebut pasti mempunyai variasi bahasa masing-masing.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

52

2. Variasi Bahasa Berdasarkan Pemakaian

Menurut Nababan (via Chaer, 2004: 68), variasi ini biasanya dibicarakan

berdasarkan bidang penggunaan, gaya, atau tingkat keformalan, dan sarana

penggunaan. Variasi bahasa berkenaan dengan penggunaannya, pemakaiannya,

atau fungsinya disebut fungsiolek, ragam, atau register.

Variasi bahasa berdasarkan bidang pemakaian ini paling tampak cirinya

dalam kosakata. Setiap bidang biasanya mempunyai sejumlah kosakata khusus

atau tertentu yang tidak ada dalam bidang lain. Menurut Chaer (2004: 68-70),

variasi bahasa berdasarkan bidang pemakaian adalah sebagai berikut.

a. Ragam Bahasa Sastra

Variasi atau ragam bahasa sastra mempunyai ciri tertentu, yakni

mempunyai kosakata yang bersifat estetis, mempunyai ciri eufoni dan daya

ungkap yang paling tepat, misalnya:

Ungkapan “Saya sudah tua”, tetapi dalam bahasa sastra Ali Hasjmi,

seorang penyair Indonesia, mengatakan dalam bentuk puisi sebagai berikut.

Pagiku hilang sudah melayang

Hari mudaku sudah pergi

Sekarang petang datang membayang

Batang usiaku sudah tinggi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

53

b. Ragam Bahasa Jurnalistik

Ragam bahasa jurnalistik mempunyai ciri tertentu, yakni bersifat

sederhana, komunikatif, dan ringkas. Sederhana karena harus dipahami dengan

mudah, komunikatif karena jurnalistik harus menyampaikan berita secara tepat,

dan ringkas karena keterbatasan waktu. Contoh kalimat yang menggunakan

ragam bahasa jurnalistik.

Gubernur tinjau daerah banjir (dalam bahasa baku berbunyi, “Gubernur

meninjau daerah banjir”).

c. Ragam Bahasa Militer

Ragam bahasa militer dikenal dengan cirinya yang ringkas dan bersifat

tegas, sesuai dengan tugas dan kehidupan kemiliteran yang penuh dengan

disiplin dan intruksi. Ragam bahasa militer di Indonesia dikenal dengan cirinya

yang memerlukan keringkasan dan ketegasan yang dipenuhi dengan berbagai

singkatan dan akronim. Bagi orang di luar kalangan militer, singkatan dan

akronim itu memang seringkali sukar dipahami, tetapi bagi kalangan militer itu

sendiri tidak menjadi masalah. Contoh singkatan dan akronim yang digunakan

di kalangan militer adalah sebagai berikut.

1) AJENDAM yaitu Ajudan Jendral KODAM.

2) KODAM yaitu Komando Daerah Militer.

3) DANRAMIL yaitu Komandan Rayon Militer.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

54

d. Ragam Bahasa Ilmiah

Ragam bahasa ilmiah yang juga dikenal dengan cirinya yang lugas, jelas,

dan bebas dari keambiguan, segala macam metafora dan idiom. Bebas dari

segala keambiguan karena bahasa ilmiah harus memberikan informasi

keilmuan secara jelas dan tanpa keraguan akan makna. Oleh karena itu, bahasa

ilmiah tidak menggunakan metafora dan idiom.

3. Variasi Bahasa Berdasarkan Keformalan

Berdasarkan tingkat keformalannya, Martin Joos (1967) dalam bukunya

The Five Clock (via Chaer, 2004: 70) membagi variasi bahasa menjadi lima

macam ragam, yaitu ragam beku (frozen), ragam resmi (formal), ragam usaha

(consultatif), ragam santai (casual), dan ragam akrab (intimate).

a. Ragam Beku (frozen)

Ragam Beku (frozen) adalah variasi bahasa yang paling formal yang

digunakan dalam situasi-situasi khidmat, dan upacara-upacara resmi.

Contohnya, upacara kenegaraan, tata cara pengambilan sumpah, kitab undang-

undang, dan akta notaris. Disebut ragam beku karena pola dan kaidahnya sudah

ditetapkan secara mantap dan tidak boleh berubah, seperti Undang-Undang

Dasar, akte notaries, naskah-naskah perjanjian jual beli atau sewa menyewa.

Contoh naskah Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang menggunakan

ragam beku (frozen) adalah sebagai berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

55

Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh

sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak

sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.

Kalimat-kalimat yang dimulai dengan kata bahwa, maka, dan

sesungguhnya menandai ragam beku dari variasi bahasa tersebut. Susunan

kalimat dalam ragam beku biasanya panjang-panjang dan bersifat kaku.

Dengan demikian para penutur dan pendengar ragam beku dituntut keseriusan

dan perhatian penuh.

b. Ragam Resmi (formal)

Ragam Resmi (formal) adalah variasi bahasa yang digunakan dalam pidato

kenegaraan, rapat dinas, surat-menyurat dinas, ceramah keagamaan, dan buku-

buku pelajaran. Pola dan kaidah ragam resmi sudah ditetapkan secara mantap

sebagai suatu standar. Ragam resmi ini pada dasarnya sama dengan ragam

bahasa baku atau standar yang hanya digunakan dalam situasi resmi.

Percakapan dengan teman yang sudah akrab atau percakapan dalam keluarga

tidak menggunakan ragam resmi ini. Tetapi, ragam resmi ini digunakan ketika

pembicaraan dengan seorang dosen di kantornya atau diskusi dalam

perkuliahan.

c. Ragam Usaha (consultatif)

Ragam Usaha (consultatif) adalah variasi bahasa yang lazim digunakan

dalam pembicaraan biasa di sekolah dan rapat-rapat atau pembicaraan yang

berorientasi kepada hasil atau produksi. Wujud ragam usaha berada di antara

ragam resmi dan ragam santai.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

56

d. Ragam Santai (casual)

Ragam santai (casual) adalah variasi bahasa yang digunakan dalam situasi

tidak resmi untuk berbincang-bincang dengan keluarga atau teman karib pada

waktu beristirahat, berolah raga, dan berekreasi. Kosakatanya banyak dipenuhi

unsur bahasa daerah.

e. Ragam Akrab (intimate)

Ragam akrab (intimate) adalah variasi bahasa yang biasa digunakan oleh

para penutur yang hubungannya sudah akrab, seperti antaranggota keluarga

atau antar teman yang sudah karib. Ragam ini ditandai dengan penggunaan

bahasa yang tidak lengkap, pendek-pendek, dan dengan artikulasi yang

seringkali tidak jelas. Hal ini terjadi karena di antara partisipan sudah ada

saling pengertian dan mempunyai pengetahuan yang sama. Contoh kalimat

yang mempunyai tingkat keformalan yang berbeda adalah sebagai berikut.

1) Saudara boleh mengambil buku-buku ini yang saudara sukai!

2) Ambillah yang kamu sukai!

3) Kalau mau ambil aja!

Tingkat keformalan kalimat (1) lebih tinggi daripada kalimat (2) dan (3).

Kalimat (2) juga mempunyai tingkat keformalan lebih tinggi daripada kalimat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

57

(3). Kalimat (1) termasuk ragam usaha, kalimat (2) termasuk ragam santai,

dan kalimat (3) termasuk ragam akrab.

E. Diksi

Dalam bahasa Indonesia, kata diksi berasal dari kata dictionary (bahasa

Inggris yang kata dasarnya diction) berarti perihal pemilihan kata. Diksi

membahas penggunaan kata, terutama pada masalah kebenaran, kejelasan, dan

keefektifan. Untuk menyusun kalimat efektif, hendaknya dipilih kata yang

tepat (Putrayasa, 2014:7). Menurut Enre (dalam Hendryanoor, 2012: 9) diksi

atau pilihan kata adalah penggunaan kata-kata secara tepat untuk mewakili

pikiran dan perasaan yang ingin dinyatakan dalam pola suatu kalimat.

Jenis diksi menurut Keraf (dalam Hendryanoor, 2012: 10-13) adalah

sebagai berikut.

1. Denotasi

Denotasi adalah konsep dasar yang didukung oleh suatu kata (makna itu

menunjuk pada konsep, referen, atau ide). Denotasi juga merupakan batasan

kamus atau definisi utama suatu kata, sebagai lawan dari pada konotasi atau

makna yang ada kaitannya dengan itu. Denotasi mengacu pada makna yang

sebenarnya. Contoh kalimat yang mengandung denotasi adalah sebagai berikut.

a. Rumah itu luasnya 250 meter persegi.

b. Ada seribu orang yang menghadiri pertemuan itu.

2. Konotasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

58

Konotasi adalah suatu jenis makna kata yang mengandung arti tambahan,

imajinasi atau nilai rasa tertentu. Konotasi merupakan kesan-kesan atau

asosiasi-asosiasi, dan biasanya bersifat emosional yang ditimbulkan oleh

sebuah kata di samping batasan kamus atau definisi utamanya. Konotasi

mengacu pada makna kias atau makna bukan sebenarnya. Contoh kalimat yang

mengandung konotasi adalah sebagai berikut.

a. Rumah itu luas sekali.

b. Banyak sekali orang yang menghadiri pertemuan itu.

3. Kata Abstrak

Kata abstrak adalah kata yang mempunyai referen berupa konsep, kata

abstrak sukar digambarkan karena referensinya tidak dapat diserap dengan

pancaindera manusia. Kata-kata abstrak merujuk kepada kualitas (panas,

dingin, baik, buruk), pertalian (kuantitas, jumlah, tingkatan), dan pemikiran

(kecurigaan, penetapan, kepercayaan).

4. Kata Konkrit

Kata Konkrit adalah kata yang menunjuk pada sesuatu yang dapat dilihat

atau diindera secara langsung oleh satu atau lebih dari pancaindera. Kata-kata

konkrit menunjuk kepada barang yang aktual dan spesifik dalam pengalaman.

Kata konkrit digunakan untuk menyajikan gambaran yang hidup dalam pikiran

pembaca melebihi kata-kata yang lain. Contoh kalimat yang mengandung kata

konkrit seperti meja, kursi, rumah, mobil, dan pintu.

5. Kata Umum

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

59

Kata umum adalah kata yang mempunyai cakupan ruang lingkup yang luas,

kata-kata umum menunjuk kepada banyak hal, kepada himpunan, dan kepada

keseluruhan. Contoh kalimat yang mengandung kata umum seperti binatang,

tumbuh-tumbuhan, penjahat, dan kendaraan.

6. Kata Khusus

Kata khusus adalah kata-kata yang mengacu kepada pengarahan-

pengarahan yang khusus dan konkrit. Kata khusus memperlihatkan kepada

objek yang khusus. Contoh kalimat yang mengandung kata khusus seperti

yamaha, nokia, kerapu, kakak tua, jeruk, dan kaktus.

7. Kata Ilmiah

Kata ilmiah adalah kata yang dipakai oleh kaum terpelajar, terutama dalam

tulisan-tulisan ilmiah. Contoh kalimat yang mengandung kata ilmiah seperti

Analogi, formasi, konservatif, fragmen, dan kontemporer.

8. Kata populer

Kata populer adalah kata-kata yang umum dipakai oleh semua lapisan

masyarakat, baik oleh kaum terpelajar atau oleh orang kebanyakan. Contoh

kalimat yang mengandung kata konkrit seperti gelandangan, maju, penyerahan,

dan aneh.

9. Jargon

Jargon adalah kata-kata teknis atau rahasia dalam suatu bidang ilmu

tertentu, dalam bidang seni, perdagangan, kumpulan rahasia, atau kelompok-

kelompok khusus lainnya. Contoh kalimat yang mengandung jargon seperti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

60

sikon (situasi dan kondusi), pro dan kon (pro dan kontra), kep (kapten), dok

(dokter), prof (professor).

10. Kata Slang

Kata slang adalah kata-kata non standar yang informal, yang disusun secara

khas, bertenaga dan jenaka yang dipakai dalam percakapan, kata slang juga

merupakan kata-kata yang tinggi atau murni. Contoh kalimat yang

mengandung kata slang seperti mana tahan, eh ketemu lagi, unyu-unyu, dan

cabi.

11. Kata Asing

Kata asing adalah unsur-unsur yang berasal dari bahasa asing yang masih

dipertahankan bentuk aslinya karena belum menyatu dengan bahasa aslinya.

Contoh kalimat yang mengandung kata asing seperti computer, cyber, internet,

dan go public.

12. Kata Serapan

Kata serapan adalah kata dari bahasa asing yang telah disesuaikan dengan

wujud atau struktur bahasa Indonesia. Contoh kalimat yang mengandung kata

serapan seperti ekologi, ekosistem, motivasi, musik, dan energi.

F. Bahasa Hukum Indonesia

Menurut Hadikusuma (2013: 8), bahasa adalah kata-kata yang digunakan

sebagai alat bagi manusia untuk menyatakan atau melukiskan sesuatu

kehendak, perasaan, pikiran, pengalaman, terutama dalam hubungannya

dengan manusia lain. Jika manusia menyatakan kata-kata dengan ucapan, kita

sebut bahasa lisan. Jika kata-kata itu dilukiskan dalam bentuk tulisan kita

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

61

sebut bahasa tulisan. Jika kata-kata itu berbentuk lukisan, gambar atau tanda,

maka kita sebut bahasa perlambang atau bahasa pertanda.

Menurut Hadikusuma (2013: 2), bahasa hukum Indonesia adalah bahasa

Indonesia dalam bidang hukum yang berfungsi mempunyai karakteristik

tersendiri. Oleh karena itu, bahasa hukum Indonesia seharusnya memenuhi

syarat dan kaidah bahasa Indonesia. Adanya bahasa hukum bertujuan untuk

mewujudkan ketertiban dan mempertahankan kepentingan umum serta

kepentingan pribadi dalam masyarakat (Hadikusuma, 2013: 3).

Bahasa hukum Indonesia masih bergaya orde lama karena bahasa hukum

dipengaruhi oleh istilah-istilah terjemahan dari bahasa hukum Belanda.

Masuknya pengaruh bahasa Belanda terlihat pada bahasa hukum Indonesia.

Hal ini terjadi karena sebelum kemerdekaan, bahasa hukum yang digunakan

adalah bahasa hukum Belanda atau terjemahan dari hukum yang dibuat dalam

bahasa Belanda. Misalnya, terdapat istilah hukum Belanda yang disebut

“strafbaarfeit”, ada yang menerjemahkan peristiwa pidana, ada yang

menerjemahkan perbuatan pidana dan ada pula yang menerjemahkan tindak

pidana, sedangkan maksud yang sebenarnya adalah peristiwa yang dapat

dihukum. Kemudian ada istilah yang telah mendarah daging di kalangan

hukum ialah “barangsiapa” merupakan terjemahan dari bahasa hukum

Belanda “Hij die”. Istilah “Hij die” bukan berarti “barang kepunyaan

siapa”, tetapi artinya “dia yang berbuat atau dia yang melakukan” atau

“siapapun yang melakukan” (Hadikusuma, 2013:4).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

62

Menurut Anton M. Moeliono (dalam Hadikusuma, 2013: 8), ciri-ciri

ragam bahasa perundang-undangan adalah sebagai berikut:

1. Lugas dan eksak karena menghindari kesamaran dan ketaksaan;

2. Objektif dan menekan prasangka pribadi;

3. Memberikan definisi yang cermat tentang nama, sifat, kategori yang

diselidikinya untuk menghindari kesimpangsiuran;

4. Tidak beremosi dan menjauhkan taksiran yang bersensasi;

5. Cenderung membakukan makna dan kata-katanya, ungkapannya dan gaya

paparannya berdasarkan konvensi;

6. Tidak dogmatis atau fanatik;

7. Bercorak hemat, hanya kata yang diperlukan dalam penggunaannya;

8. Bentuk, makna, dan fungsinya lebih mantap dan stabil.

Praktisi hukum Todung Mulya Lubis mengatakan bahwa kesulitan untuk

mengerti bahasa hukum adalah karena bahasa hukum itu bersifat eksoteris.

Eksoteris maksudnya adalah hanya dapat dimengerti oleh mereka yang

membuatnya saja.

Berikut ini akan dipaparkan kalimat dan paragraf dalam bahasa hukum

Indonesia.

1. Kalimat dalam Bahasa Hukum Indonesia

Menurut Matanggui (2013: 105-106), bahasa hukum tidak mempunyai

kaidah khusus mengenai berapa seharusnya jumlah maksimum kata dalam

sebuah kalimat. Jika ditetapkan jumlahnya justru menyulitkan pengguna

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

63

bahasa, termasuk perumus perundang-undangan. Sedangkan menurut

Hadikusuma (2013: 5), bahasa hukum mempunyai sifat-sifat khusus yang tidak

mudah dipahami oleh masyarakat. Kekhususan tersebut menyimpang dari

ketentuan-ketentuan yang umum dalam bahasa Indonesia. Misalnya, seperti

yang dikemukakan oleh Soerjono Soekanto (dalam Hadikusuma, 2013, 5),

apabila ada kalimat yang berbunyi “Badu memukul Tatang”, maka menurut

ketentuan ilmu bahasa, “Badu” adalah subjek, “memukul” adalah predikat, dan

“Tatang” adalah objek dari kalimat tersebut. Sedangkan dalam ilmu hukum,

“Tatang” tidak mungkin menjadi objek, tetapi ia adalah subjek (hukum).

“Tatang” merupakan subjek (hukum) karena ia adalah manusia. Di dalam ilmu

hukum hanyalah benda yang akan menjadi objek hukum.

Harkrisnowo (2011: 17) mengatakan bahwa karakteristik kalimat dalam

bahasa hukum Indonesia adalah penggunaan kalimat yang terlalu panjang

dengan anak kalimat dan sukar dimengerti sehingga tidak mencerminkan

bahasa yang bersifat keilmuan. Kalimat bahasa hukum Indonesia menempatkan

kedudukannya dalam dunia tersendiri, seakan terlepas dari dunia bahasa

Indonesia pada umumnya.

Sebuah peraturan perundang-undangan terdiri dari beberapa pasal dan ayat.

Pada penelitian ini, ayat termasuk dalam kalimat karena pada awal penulisan

diawali dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. Berikut contoh

dari sebuah ayat,

Standar Proses Pendidikan Dasar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

64

dan Menengah selanjutnya disebut

Standar Proses merupakan kriteria

mengenai pelaksanaan pembelajaran pada

satuan pendidikan dasar dan menengah

untuk mencapai kompetensi lulusan.

(Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013

tentang Standar Proses Pendidikan Ayat 1)

2. Paragraf dalam Bahasa Hukum Indonesia

Pengertian pasal dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi keempat

(2008) adalah bagian dari bab dalam undang-undang. Sebuah pasal terdiri dari

beberapa ayat yang mempunyai kesatuan makna dalam keseluruhan Peraturan

perundang-undangan. Jadi, pasal dalam penelitian ini termasuk dalam paragraf.

Berikut contoh dari sebuah pasal.

Pasal 1

(1) Kerangka dasar kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah

merupakan landasan filosofis, sosiologis, psikopedagogis, dan yuridis

yang berfungsi sebagai acuan pengembangan struktur kurikulum pada

tingkat nasional dan pengembangan muatan lokal pada tingkat daerah

serta pedoman pengembangan kurikulum pada Sekolah Menengah

Atas/Madrasah Aliyah.

(2) Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah

merupakan pengorganisasian kompetensi inti, matapelajaran, beban

belajar, dan kompetensi dasar pada setiap Sekolah Menengah

Atas/Madrasah Aliyah.

(3) Kerangka dasar dan struktur kurikulum sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) dan ayat (2) tercantum dalam Lampiran yang merupakan

bagian yang tidak terpisahkan dari peraturan menteri ini.

(Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013

tentang Standar Proses Pendidikan Ayat 1)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

65

Pada pasal yang telah disajikan di atas, dapat dilihat bahwa satu pasal

terdiri dari beberapa ayat yang bertugas menjelaskan pasal (1). Pasal (1) di atas

membicarakan tentang definisi Kerangka dasar kurikulum Sekolah Menengah

Atas/Madrasah Aliyah dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah

Atas/Madrasah Aliyah. Kalimat topik pada paragraf di atas adalah (1)

Kerangka dasar kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah

merupakan landasan filosofis, sosiologis, psikopedagogis, dan yuridis yang

berfungsi sebagai acuan pengembangan struktur kurikulum pada tingkat

nasional dan pengembangan muatan lokal pada tingkat daerah serta pedoman

pengembangan kurikulum pada Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah dan

(2) Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah merupakan

pengorganisasian kompetensi inti, matapelajaran, beban belajar, dan

kompetensi dasar pada setiap Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah.

Kalimat pengembang pada paragraf di atas adalah (3) Kerangka dasar dan

struktur kurikulum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)

tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan

dari peraturan menteri ini. Setelah memaparkan contoh tersebut, dapat

disimpulkan bahwa pada penelitian ini pasal termasuk paragraf.

Heri Sabto Widodo selaku Ketua Ikatan Notaris Indonesia Kabupaten

Bantul mengatakan bahwa peraturan menteri cenderung menggunakan pola

pengembangan paragraf definisi dan pemerincian. Tujuan penggunaan pola

pengembangan paragraf definisi adalah untuk mengumumkan dan mengartikan

sesuatu yang ingin ditulis oleh pembuat hukum dalam membuat peraturan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

66

menteri. Sedangkan tujuan penggunaan pola pengembangan paragraf

pemerincian adalah untuk memperinci item-item hukum dengan jelas sehingga

masyarakat yang membacanya dapat memahaminya dengan baik dan

masyarakat tidak mempunyai perbedaan persepsi. Beliau juga mengatakan

tidak ada waktu khusus dalam menuliskan sebuah peraturan menteri dengan

pola pengembangan paragraf definisi dan pemerincian. Jika peraturan menteri

membutuhkan sebuah definisi, maka pembuat hukum akan memberikan

definisi-definisi tentang item-item hukum yang akan ditulis. Tetapi, jika

peraturan menteri tidak membutuhkan sebuah definisi maka pembuat hukum

hanya menggunakan pola pengembangan paragraf pemerincian (dalam

lampiran Transkrip dan Coding Hasil Wawancara dengan Praktisi Hukum,

PH13).

G. Kerangka Berpikir

Kajian teori pada penelitian ini adalah kalimat dan paragraf. Kalimat

adalah satuan gramatik yang mengungkapkan pikiran yang utuh baik dalam

wujud lisan atau tulisan. Sedangkan paragraf adalah sekolompok kalimat yang

membentuk satu kesatuan pikiran ide atau gagasan.

Dalam menganalisis struktur kalimat, peneliti menemukan dua teori fungsi

sintaksis kalimat, yaitu teori milik Alwi, dkk dan teori milik Ramlan. Peneliti

mengikuti teori milik Alwi, dkk dalam bukunya yang berjudul Tata Bahasa

Baku Bahasa Indonesia karena lebih memberikan penjelasan secara spesifik

terhadap fungsi sintaksis kalimat jika dibandingkan oleh teori Ramlan dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

67

bukunya yang berjudul Sintaksis. Ramlan tidak mengupas secara mendalam

berkaitan dengan fungsi sintaksis unsur-unsur kalimat.

Dalam menganalisis pola pengembangan paragraf, peneliti menemukan

dua teori pola pengembangan paragraf yaitu teori milik Gorys Keraf dan

Abdul Chaer. Peneliti mengikuti teori Abdul Chaer karena menurut peneliti

lebih relevan menggunakan teori Abdul Chaer untuk meneliti 10 Peraturan

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Tentang Pendidikan

Tahun 2014. Selain itu, wacana perundang-undangan tersebut mengandung

ragam bahasa baku yang tentunya berkaitan dengan teori pola pengembangan

paragraf milik Abdul Chaer. Dalam penelitian ini, peneliti menemukan tujuh

persamaan pola pengembangan paragraf antara teori Gorys Keraf dan Abdul

Chaer sebagai berikut.

Persamaan Teori Pola Pengembangan Paragraf

Abdul Chaer Gorys Keraf

Perbandingan atau pengontrasan Perbandingan dan pertentangan

Analogi Analogi

Contoh Contoh

Sebab-akibat Sebab-akibat

Klasifikasi Klasifikasi

Definisi Definisi Luas

Kronologi Proses

Terdapat pula perbedaan teori antara teori Gorys Keraf dan teori Abdul

Chaer sebagai berikut.

Perbedaan Teori Pola Pengembangan Paragraf

Abdul Chaer Gorys Keraf

Pemerincian Klimaks dan Anti Klimaks

Ilustrasi Sudut Pandangan

Repetisi Umum-khusus

Khusus-umum

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

68

Peneliti menemukan pola pengembangan paragraf pemerincian yang

terdapat pada 10 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indonesia Tentang Pendidikan Tahun 2014. Dalam teori Gorys Keraf tidak

mencantumkan pola pengembangan paragraf pemerincian sehingga teori

tersebut tidak cukup relevan untuk peneliti gunakan.

Penelitian ini mencari struktur kalimat dan struktur paragraf serta pola

pengembangannya yang terdapat dalam bahasa hukum. Secara khusus

penelitian ini meneliti 10 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia Tentang Pendidikan Tahun 2014. Peraturan menteri

tersebut terdiri dari beberapa pasal yang di dalamnya terdapat ayat.

Ayat pada penelitian ini termasuk dalam kalimat karena ayat memenuhi

syarat dari terbentuknya kalimat yang meliputi pada tulisan berhuruf latin

diawali dengan huruf kapital dan diakhiri tanda titik (.) merupakan satu

gagasan yang utuh, dan pada bahasa lisan diucapkan dengan suara naik turun

dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir yang diikuti

oleh kesenyapan.

Pasal pada penelitian ini termasuk dalam paragraf karena ayat memenuhi

tiga syarat terbentuknya sebuah paragraf. Syarat yang pertama adalah kesatuan.

Pasal dalam peraturan menteri tersebut memiliki gagasan utama yang

dikembangkan lagi pada kalimat pengembang sesudahnya. Syarat yang kedua

adalah koherensi. Pasal dalam peraturan menteri memiliki hubungan antar

pasal yang ditandai dengan beberapa kata penghubung seperti kata ini dan nya.

Syarat yang ketiga adalah pengembangan paragraf. Pasal-pasal dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

69

peraturan menteri mempunyai pola pengembangan yang dirinci lagi lewat

kalimat-kalimat yang terdapat dalam pasal tersebut. Berikut dipaparkan alur

berpikir dari penelitian ini.

Kerangka Berpikir

AYAT Pada penelitian ini ayat termasuk kalimat karena ayat

PASAL

Pada penelitian ini pasal termasuk dalam paragraf karena pasal

memenuhi ketiga syarat dari

Syarat Kalimat: 1. Diawali huruf

kapital, diakhiri

tanda titik, tanda tanya, dan tanda

seru.

2. Satu gagasan yang utuh.

3. Minimal terdiri

dari S-P 4. Intonasi.

Pola umum

kalimat

bahasa Indonesia:

1. S-P

2. S-P-O 3. S-P-Pel

4. S-P-Ket

5. S-P-O-Pel 6. S-P-O-K

Komponen Paragraf

1. Transisi 2. Kalimat

Topik

3. Kalimat Pengembang

4. Kalimat

Penegas

Pola Pengembangan

Paragraf:

1. Contoh 2. Definisi

3.Pemerincian

4. Ilustrasi 5. Kronologi

6. Sebab-akibat

7.Perbandingan atau

pengontrasan

8. Repetisi 9. Klasifikasi

10. Analogi

Syarat

Paragraf:

1. Kesatuan 2.Koherensi

3.Pengem-

bangan

Paragraf

Kalimat adalah satuan

gramatik yang

mengungkapkan pikiran yang utuh baik dalam

wujud lisan atau tulisan.

Paragraf adalah sekolompok kalimat yang membentuk satu

kesatuan pikiran ide atau gagasan.

Paragraf Kalimat

KAJIAN TEORI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

70

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kualitatif. Suharsimi Arikunto

(dalam Prastowo, 2014: 203) mengatakan bahwa penelitian deskriptif tidak

dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan

“apa adanya” tentang sesuatu variabel, gejala, atau keadaan. Menurut

Suharsimi Arikunto (dalam Prastowo, 2014: 204), penelitian deskriptif

dilakukan untuk tujuan mendeskripsikan apa adanya suatu variabel, gejala,

atau keadaan, bukan untuk menguji hipotesis. Penelitian ini akan

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis dari variabel, gejala,

atau keadaan yang diamati.

Penelitian ini dikatakan penelitian deskriptif karena penelitian ini

mendeskripsikan struktur kalimat dan struktur paragraf serta pola

pengembangannya dalam wacana perundang-undangan tentang pendidikan

tahun 2014.

Menurut Moleong (2006: 6), penelitian kualitatif adalah penelitian yang

bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek

penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, dan tindakan. Secara holistik

dan secara deskripsi, penelitian kualitatif berbentuk kata-kata dan bahasa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

71

Penelitian ini dikatakan penelitian kualitatif karena data yang diperoleh adalah

10 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2014 Tentang

Pendidikan memerikan objek dari sudut pandang peneliti dan tidak dituang

dalam bentuk angka-angka dan hasil analisis data dipaparkan dalam bentuk

uraian naratif.

B. Sumber Data

Sumber data penelitian ini adalah, (1) Peraturan Menteri Nomor 44 tahun

2014 tentang Buku Teks Pelajaran dan Buku Panduan Guru Untuk Sekolah

Menengah Atas Luar Biasa, (2) Peraturan Menteri Nomor 45 tahun 2014

tentang Pakaian Seragam Sekolah Bagi Peserta Didik Jenjang Pendidikan

Dasar dan Menengah, (3) Peraturan Menteri Nomor 51 tahun 2014 tentang

Buku Teks Pelajaran dan Buku Panduan Guru Untuk Pendidikan Dasar dan

Pendidikan Menengah, (4) Peraturan Menteri Nomor 55 tahun 2014 tentang

Masa Orientasi Peserta Didik Baru di Sekolah, (5) Peraturan Menteri Nomor

62 tahun 2014 tentang Kegiatan Ekstrakurikuler Pada Pendidikan Dasar dan

Pendidikan Menengah, (6) Peraturan Menteri Nomor 63 tahun 2014 tentang

Pendidikan Kepramukaan Sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib Pada

Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, (7) Peraturan Menteri Nomor

65 tahun 2014 tentang Buku Teks Pelajaran dan Buku Panduan Guru

Kurikulum 2013 Kelompok Peminatan Pendidikan Menengah Yang

Memenuhi Syarat Kelayakan Untuk Digunakan Dalam Pembelajaran, (8)

Peraturan Menteri Nomor 103 tahun 2014 tentang Pembelajaran Pada

Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, (9) Peraturan Menteri Nomor

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

72

105 tahun 2014 tentang Pendampingan Pelaksanaan Kurikulum 2013 Pada

Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, dan (10) Peraturan Menteri

Nomor 160 tahun 2014 tentang Pemberlakuan Kurikulum tahun 2006 dan

Kurikulum 2013.

C. Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode simak.

Sudaryanto (2015: 203) menjelaskan bahwa metode simak adalah menyimak

penggunaan bahasa. Praktik metode simak yang digunakan dalam penelitian

ini adalah untuk menyimak struktur kalimat, struktur paragraf, dan pola

pengembangannya dalam 10 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Tentang Pendidikan Tahun 2014. Metode simak ini mempunyai dua teknik

berdasarkan penggunaannya, yaitu teknik dasar dan teknik lanjutan. Teknik

dasar yang digunakan peneliti adalah teknik dasar sadap. Teknik sadap

digunakan dalam metode simak diwujudkan dengan penyadapan. Peneliti

untuk mendapatkan data dengan segenap kecerdikan dan kemauannya harus

menyadap pembicaraan. Artinya, dalam penelitian ini, peneliti berupaya untuk

mendapatkan data dengan menyadap kalimat dan paragraf yang terdapat pada

10 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Tentang Pendidikan Tahun

2014.

Pada penelitian ini teknik dasar sadap diikuti dengan teknik lanjutan catat.

Dalam penelitian ini peneliti mencatat data-data kalimat dan paragraf pada

tabel triangulasi. Untuk memperoleh data tentang bahasa hukum Indonesia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

73

maka teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

teknik lanjutan rekam atau wawancara dilakukan dengan seorang Notaris

PPAT, yaitu Heri Sabto Widodo, SH. Kartono (Gunawan, 2013: 171)

menjelaskan bahwa wawancara adalah suatu percakapan yang diarahkan pada

suatu masalah tertentu, ini merupakan proses tanya jawab lisan, dimana dua

orang atau lebih berhadap-hadapan secara fisik. Wawancara pada penelitian

kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului

dengan beberapa pertanyaan informal. Jenis wawancara yang digunakan

dalam penelitian ini adalah wawancara tidak terstuktur. Wawancara tidak

terstruktur adalah wawancara yang bebas di mana peneliti tidak menggunakan

pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk

pengumpulan datanya (Sugiyono, 2014: 228).

D. Metode dan Teknik Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah metode

agih. Sudaryanto (2015: 18-19) mengemukakan bahwa metode agih beralat

penentu bagian dari bahasa yang bersangkutan itu sendiri. Alat penentu dalam

rangka kerja metode agih itu jelas dan selalu berupa bagian atau unsur dari

bahasa objek sasaran penelitian itu sendiri, seperti kata (kata ingkar, preposisi,

adverbia), fungsi sintaksis (subjek, predikat, objek, pelengkap, dan

keterangan), klausa, dan lain-lain. Pada penelitian ini alat penentunya adalah

struktur kalimat, struktur paragraf, dan pola pengembangannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

74

Teknik analisis data pada penelitian ini adalah teknik bagi unsur langsung

(BUL), teknik triangulasi, dan teknik analisis deskriptif. Teknik bagi unsur

langsung adalah cara yang digunakan pada awal kerja analisis ialah membagi

satuan lingual datanya menjadi beberapa bagian atau unsur Sudaryanto (2015:

38). Unsur-unsur yang bersangkutan dipandang sebagai bagian yang langsung

membentuk satuan lingual yang dimaksud. Sedangkan analisis deskriptif

adalah analisis dengan menjelaskan secara panjang keterkaitan data penelitian.

Data tersebut biasanya tercantum dalam bentuk tabel dan analisis didasarkan

pada data tabel tersebut (Nurastuti, 2007: 130). Penelitian ini menggunakan

teknik analisis deskriptif karena peneliti menjelaskan secara panjang berkaitan

dengan data penelitian. Berikut adalah langkah dalam menganalisis data-data

penelitian.

1. Dalam teknik bagi unsur langsung (BUL), peneliti membagi satuan lingual

kalimat data dan satuan paragraf data untuk menganalisis struktur kalimat,

struktur paragraf dan pola pengembangannya.

2. Setelah dianalisis, peneliti menggunakan teknik triangulasi untuk

mengkonsultasikan hasil analisis data kepada ahli.

3. Setelah mendapatkan data yang valid, peneliti menggunakan teknik

analisis deskriptif untuk menjelaskan hasil analisis data secara panjang dan

jelas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

75

E. Triangulasi

Moleong (2014: 330) berpendapat bahwa triangulasi adalah teknik

pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain untuk

keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Triangulasi

berarti cara terbaik untuk menghilangkan perbedaan-perbedaan konstruksi

kenyataan yang ada dalam konteks suatu studi sewaktu mengumpulkan data

tentang berbagai kejadian dari berbagai pandangan.

Triangulasi yang dilakukan oleh peneliti adalah triangulasi penyidik dan

triangulasi teori. Menurut Moleong (2014: 331), triangulasi penyidik adalah

teknik pemeriksaan keabsahan data dengan jalan memanfaatkan peneliti atau

pengamat lainnya untuk keperluan pengecekan kembali derajat kepercayaan data.

Pemanfaatan pengamat lainnya membantu mengurangi kemelencengan dalam

pengumpulan data. Sedangkan triangulasi teori, menurut Lincoln dan Guba

(dalam Moleong, 2014: 331), berdasarkan anggapan bahwa fakta tidak dapat

diperiksa derajat kepercayaannya dengan satu teori atau lebih. Dalam penelitian

ini triangulator yang berperan untuk melakukan pengecekan terhadap

pengumpulan data ialah Galih Kusumo, S.Pd., M.Pd dan Dr. Y. Karmin, M.Pd.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

76

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi tiga bagian, yaitu deskripsi data, analisis, dan pembahasan

analisis. Analisis meliputi tiga hal, yaitu struktur kalimat dan struktur serta

pola pengembangan paragraf pada 10 wacana perundang-undangan tentang

pendidikan tahun 2014.

Deskripsi data akan diuraikan pada subbab A. Hasil analisis penelitian

yang meliputi analisis struktur kalimat, analisis struktur paragraf dan pola

pengembangannya akan diuraikan pada subbab B. Pembahasan akan diuraikan

pada subbab C.

A. Deskripsi Data

Data penelitian ini berasal dari 10 peraturan menteri tentang pendidikan

tahun 2014, yakni (1) Peraturan Menteri Nomor 44 tahun 2014 tentang Buku

Teks Pelajaran dan Buku Panduan Guru Untuk Sekolah Menengah Atas Luar

Biasa, (2) Peraturan Menteri Nomor 45 tahun 2014 tentang Pakaian Seragam

Sekolah Bagi Peserta Didik Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah, (3)

Peraturan Menteri Nomor 51 tahun 2014 tentang Buku Teks Pelajaran dan

Buku Panduan Guru Untuk Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, (4)

Peraturan Menteri Nomor 55 tahun 2014 tentang Masa Orientasi Peserta

Didik Baru di Sekolah, (5) Peraturan Menteri Nomor 62 tahun 2014 tentang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

77

Kegiatan Ekstrakurikuler Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah,

(6) Peraturan Menteri Nomor 63 tahun 2014 tentang Pendidikan

Kepramukaan Sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib Pada Pendidikan

Dasar dan Pendidikan Menengah, (7) Peraturan Menteri Nomor 65 tahun

2014 tentang Buku Teks Pelajaran dan Buku Panduan Guru Kurikulum 2013

Kelompok Peminatan Pendidikan Menengah Yang Memenuhi Syarat

Kelayakan Untuk Digunakan Dalam Pembelajaran, (8) Peraturan Menteri

Nomor 103 tahun 2014 tentang Pembelajaran Pada Pendidikan Dasar dan

Pendidikan Menengah, (9) Peraturan Menteri Nomor 105 tahun 2014 tentang

Pendampingan Pelaksanaan Kurikulum 2013 Pada Pendidikan Dasar dan

Pendidikan Menengah, dan (10) Peraturan Menteri Nomor 160 tahun 2014

tentang Pemberlakuan Kurikulum tahun 2006 dan Kurikulum 2013.

Objek yang diteliti pada penelitian ini adalah struktur kalimat dan struktur

paragraf serta pola pengembangannya. Pada penelitian ini yang termasuk

dalam kalimat adalah ayat dan yang termasuk dalam paragraf adalah pasal.

Jumlah total paragraf dan kalimat pada penelitian ini adalah 75 paragraf yang

meliputi 241 kalimat. Peraturan Menteri Nomor 44 tahun 2014 tentang Buku

Teks Pelajaran dan Buku Panduan Guru Untuk Sekolah Menengah Atas Luar

Biasa terdiri dari tiga paragraf yang meliputi 10 kalimat. Peraturan Menteri

Nomor 45 tahun 2014 tentang Pakaian Seragam Sekolah Bagi Peserta Didik

Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah terdiri dari delapan paragraf yang

meliputi 34 kalimat. Peraturan Menteri Nomor 51 tahun 2014 tentang Buku

Teks Pelajaran dan Buku Panduan Guru Untuk Pendidikan Dasar dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

78

Pendidikan Menengah terdiri dari tiga paragraf yang meliputi 10 kalimat.

Peraturan Menteri Nomor 55 tahun 2014 tentang Masa Orientasi Peserta

Didik Baru di Sekolah terdiri dari sembilan paragraf yang meliputi 15

kalimat. Peraturan Menteri Nomor 62 tahun 2014 tentang Kegiatan

Ekstrakurikuler Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah terdiri dari

11 paragraf yang meliputi 38 kalimat. Peraturan Menteri Nomor 63 tahun

2014 tentang Pendidikan Kepramukaan Sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler

Wajib Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah terdiri dari 10

paragraf yang meliputi 34 kalimat. Peraturan Menteri Nomor 65 tahun 2014

tentang Buku Teks Pelajaran dan Buku Panduan Guru Kurikulum 2013

Kelompok Peminatan Pendidikan Menengah Yang Memenuhi Syarat

Kelayakan Untuk Digunakan Dalam Pembelajaran terdiri dari empat paragraf

yang meliputi 14 kalimat. Peraturan Menteri Nomor 103 tahun 2014 tentang

Pembelajaran Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah terdiri dari

tujuh paragraf yang meliputi 51 kalimat. Peraturan Menteri Nomor 105 tahun

2014 tentang Pendampingan Pelaksanaan Kurikulum 2013 Pada Pendidikan

Dasar dan Pendidikan Menengah terdiri dari 10 paragraf yang meliputi 42

kalimat. Peraturan Menteri Nomor 160 tahun 2014 tentang Pemberlakuan

Kurikulum tahun 2006 dan Kurikulum 2013 terdiri dari 10 paragraf yang

meliputi 22 kalimat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

79

B. Analisis Data

Pada bagian ini akan disajikan kalimat dan paragraf yang terdapat dalam

10 peraturan menteri pendidikan tahun 2014 untuk menjawab bagaimana

struktur kalimat dan struktur paragraf serta pola pengembangannya. Data

dianalisis berdasarkan rumusan masalah yang sudah dibuat.

1. Analisis Struktur Kalimat Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indonesia Tahun 2014

Berikut ini disajikan salah satu hasil analisis struktur kalimat pada 10

peraturan menteri pendidikan tahun 2014 tentang Pendidikan.

No. Data Unsur Kalimat Struktur

Kalimat

1. PERATURAN MENTERI

PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN

REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 44 TAHUN 2014

TENTANG

BUKU TEKS PELAJARAN

DAN BUKU PANDUAN

GURU

UNTUK SEKOLAH

MENENGAH ATAS LUAR

BIASA

Frasa (tidak mengandung

unsur S P O Pel. Ket).

F

2. DENGAN RAHMAT

TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PENDIDIKAN

DAN KEBUDAYAAN

REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT

TUHAN YANG MAHA

ESA

Ket. Alat

MENTERI PENDIDIKAN

DAN

KEBUDAYAAN

K-S

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

80

REPUBLIK INDONESIA

S

3.

Menimbang: a. bahwa dalam

rangka

melaksanaka

n

ketentuan

Pasal 43

ayat (5)

Peraturan

Pemerintah

Nomor 32

Tahun 2013

tentang

Perubahan

Atas

Peraturan

Pemerintah

Nomor 19

Tahun 2005

tentang

Standar

Nasional

Pendidikan,

Tim Penilai

Buku telah

melakukan

penilaian

kelayakan

isi, bahasa,

penyajian,

dan

kegrafikaan

buku teks

pelajaran

dan buku

panduan

guru untuk

digunakan

dalam

(DENGAN RAHMAT

TUHAN YANG MAHA

ESA)

(Ket. Alat)

(MENTERI PENDIDIKAN

DAN KEBUDAYAAN

REPUBLIK INDONESIA)

(S)

Menimbang

P

bahwa dalam rangka… di

Sekolah Menengah Atas

Luar Biasa;

O

bahwa dalam rangka…

tentang Standar Nasional

Pendidikan,

Ket. Tempat

Tim Penilai Buku

S

telah melakukan

P

penilaian kelayakan isi,… di

Sekolah Menengah Atas

Luar Biasa;

O

(K)-(S)-P- O

K-S-P-O

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

81

pembelajara

n di Sekolah

Menengah

Atas Luar

Biasa;

b. bahwa berdasarkan

pertimbangan sebagaimana

dimaksud pada huruf a, perlu

menetapkan Peraturan

Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan tentang Buku

Teks Pelajaran dan Buku

Panduan Guru untuk Sekolah

Menengah Atas Luar Biasa;

(DENGAN RAHMAT

TUHAN YANG MAHA

ESA)

(Ket. Alat)

(MENTERI PENDIDIKAN

DAN KEBUDAYAAN

REPUBLIK INDONESIA)

(S)

(Menimbang)

(P)

bahwa berdasarkan

pertimbangan… Sekolah

Menengah Atas Luar Biasa;

O

bahwa berdasarkan

pertimbangan… pada huruf

a,

Ket. Sebab

perlu menetapkan

P

Peraturan Menteri

Pendidikan… Menengah

Atas Luar Biasa;

O

(K)-(S)-(P)- O

K-P-O

Mengingat: 1. Undang-

undang

Nomor 20

Tahun 2003

tentang

Sistem

Pendidikan

Nasional

(Lembaran

Negara

Republik

(DENGAN RAHMAT

TUHAN YANG MAHA

ESA)

(Ket. Alat)

(MENTERI PENDIDIKAN

DAN KEBUDAYAAN

REPUBLIK INDONESIA)

(S)

Mengingat

P

Undang-undang Nomor…

Indonesia Nomor 4301);

(K)-(S)-P-O

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

82

Indonesia

tahun 2003

Nomor 78,

Tambahan

Lembaran

Negara

Republik

Indonesia

Nomor 4301);

O

2. Peraturan Pemerintah

Nomor 19 Tahun 2005

tentang Standar Nasional

Pendidikan (Lembaran

Negara Republik Indonesia

Tahun 2005 Nomor 41 ,

Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor

4496), sebagaimana telah

diubah dengan Peraturan

Pemerintah Nomor 32 Tahun

2013 tentang Perubahanatas

Peraturan Pemerintah Nomor

19 Tahun 2005 tentang

Standar Nasional Pendidikan

(Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2013 Nomor

71, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia

Nomor 5410);

(DENGAN RAHMAT

TUHAN YANG MAHA

ESA)

(Ket. Alat)

(MENTERI PENDIDIKAN

DAN KEBUDAYAAN

REPUBLIK INDONESIA)

(S)

(Mengingat)

(P)

Peraturan Pemerintah Nomor

19 Tahun 2005… Indonesia

Nomor 5410);

O

(K)-(S)-(P)-O

3. Peraturan Presiden Nomor

47 Tahun 2009 tentang

Pembentukan dan Organisasi

Kementerian Negara

sebagaimana telah beberapa

kali diubah terakhir dengan

Peraturan Presiden Nomor 13

Tahun 2014;

(DENGAN RAHMAT

TUHAN YANG MAHA

ESA)

(Ket. Alat)

(MENTERI PENDIDIKAN

DAN KEBUDAYAAN

REPUBLIK INDONESIA)

(S)

(Mengingat)

(P)

Peraturan Presiden Nomor

47 Tahun 2009… Nomor 13

Tahun 2014;

O

(K)-(S)-(P)-O

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

83

4. Peraturan Presiden Nomor

24 Tahun 2010 tentang

Kedudukan, Tugas, dan

Fungsi Kementerian Negara,

serta Susunan Organisasi,

Tugas, dan Fungsi Eselon I

Kementerian Negara

sebagaimana telah diubah

beberapa kali terakhir dengan

Peraturan Presiden Nomor 14

Tahun 2014;

(DENGAN RAHMAT

TUHAN YANG MAHA

ESA)

(Ket. Alat)

(MENTERI PENDIDIKAN

DAN KEBUDAYAAN

REPUBLIK INDONESIA)

(S)

(Mengingat)

(P)

Peraturan Presiden Nomor

24 Tahun 2010… Nomor 14

Tahun 2014;

O

(K)-(S)-(P)-O

5. Keputusan Presiden Nomor

84/P Tahun 2009

mengenai Pembentukan

Kabinet Indonesia Bersatu II

sebagaimana telah diubah

terakhir dengan Keputusan

Presiden Nomor 8/P Tahun

2014;

(DENGAN RAHMAT

TUHAN

YANG MAHA ESA)

(Ket. Alat)

(MENTERI PENDIDIKAN

DAN KEBUDAYAAN

REPUBLIK INDONESIA)

(S)

(Mengingat)

(P)

Keputusan Presiden Nomor

84/P Tahun 2009… Nomor

8/P Tahun 2014;

O

(K)-(S)-(P)-O

6. Peraturan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan

Nomor 54 Tahun 2013

tentang Standar Kompetensi

Lulusan;

(DENGAN RAHMAT

TUHAN YANG MAHA

ESA)

(Ket. Alat)

(MENTERI PENDIDIKAN

DAN KEBUDAYAAN

REPUBLIK INDONESIA)

(S)

(Mengingat)

(P)

Peraturan Menteri

Pendidikan dan

Kebudayaan... Kompetensi

Lulusan;

O

(K)-(S)-(P)-O

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

84

7. Peraturan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan

Nomor64 Tahun 2013 tentang

Standar Isi;

(DENGAN RAHMAT

TUHAN YANG MAHA

ESA)

(Ket. Alat)

(MENTERI PENDIDIKAN

DAN KEBUDAYAAN

REPUBLIK INDONESIA)

(S)

(Mengingat)

(P)

Peraturan Menteri

Pendidikan dan

Kebudayaan… tentang

Standar Isi;

O

(K)-(S)-(P)-O

MEMUTUSKAN:

Menetapkan: PERATURAN

MENTERI PENDIDIKAN

DAN KEBUDAYAAN

TENTANG BUKU TEKS

PELAJARAN DAN BUKU

PANDUAN GURU UNTUK

SEKOLAH MENENGAH

ATAS LUAR BIASA.

(DENGAN RAHMAT

TUHAN YANG MAHA

ESA)

(Ket. Alat)

(MENTERI PENDIDIKAN

DAN KEBUDAYAAN

REPUBLIK INDONESIA)

(S)

MEMUTUSKAN

P

Menetapkan PERATURAN

MENTERI

… ATAS LUAR BIASA.

O

(K)-(S)-P-O

4. Pasal 1

(1) Menetapkan Buku Teks

Pelajaran dan Buku Panduan

Guru sebagai buku siswa dan

buku guru yang layak

digunakan dalam

pembelajaran di Sekolah

Menengah Atas Luar Biasa.

Menetapkan

P

Buku Teks Pelajaran dan

Buku Panduan Guru sebagai

buku siswa dan buku gur u

yang layak digunakan dalam

pembelajaran di Sekolah

Menengah Atas Luar Biasa.

O

Buku Teks Pelajaran dan

Buku Panduan Guru

S

sebagai buku siswa dan buku

guru yang layak digunakan

dalam pembelajaran

P

P-O

S-P-K

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

85

di Sekolah Menengah Atas

Luar Biasa.

Ket. Tempat

5. (2) Buku Teks Pelajaran

sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) tercantum dalam

Lampiran I yang merupakan

bagian yang tidak terpisahkan

dari Peraturan Menteri ini.

(2) Buku Teks Pelajaran

sebagaimana dimaksud pada

ayat (1)

S

tercantum

P

dalam Lampiran I yang

merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dari Peraturan

Menteri ini.

Ket. Tempat

S-P-K

6. (3) Buku Panduan Guru

sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) tercantum dalam

Lampiran II yang merupakan

bagian yang tidak terpisahkan

dari Peraturan Menteri ini.

(3) Buku Panduan Guru

sebagaimana dimaksud pada

ayat (1)

S

tercantum

P

dalam Lampiran II yang

merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dari Peraturan

Menteri ini.

Ket. Tempat

S-P-K

7. Pasal 2

Peraturan ini mulai berlaku

pada tanggal diundangkan.

Peraturan ini

S

mulai berlaku

P

pada tanggal diundangkan.

Ket. Waktu

S-P-K

8. Agar setiap orang

mengetahuinya,

memerintahkan

pengundangan Peraturan

Menteri ini dengan

penempatannya dalam Berita

Negara Republik Indonesia.

Agar setiap orang

mengetahuinya

Ket. Tujuan

memerintahkan

P

Pengundangan Peraturan

Menteri ini

O

dengan penempatannya

dalam Berita Negara

Republik Indonesia.

Ket. Cara

K-P-O-K

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

86

2. Analisis Struktur Dan Pola Pengembangan Paragraf Peraturan

Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Tahun 2014

Berikut ini disajikan salah satu hasil analisis struktur dan pola

pengembangan paragraf pada 10 Peraturan Menteri Pendidikan tentang

pendidikan tahun 2014.

a. Paragraf I

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 44 TAHUN 2014

TENTANG

BUKU TEKS PELAJARAN DAN BUKU PANDUAN GURU

UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS LUAR BIASA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK

INDONESIA

9. Ditetapkan di Jakarta pada

tanggal 9 Juni 2014, Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia.

Ditetapkan

P

di Jakarta pada tanggal 9

Juni 2014,

Ket. Tempat

Menteri

Pendidikan...Indonesia.

Pelengkap

P-K-Pel.

10. Diundangkan di Jakarta pada

tanggal 20 Juni 2014 Menteri

Hukum dan Hak Asasi

Manusia Republik Indonesia,

Amir Syamsudin, berita

Negara Republik Indonesia

Tahun 2014 Nomor 853.

Diundangkan

P

di Jakarta pada tanggal 20

Juni 2014

Ket. Tempat

Menteri Hukum… Tahun

2014 Nomor 853.

Pelengkap

P-K-Pel.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

87

Menimbang: a. bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 43 ayat

(5) Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang

Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005

tentang Standar Nasional Pendidikan, Tim Penilai Buku telah

melakukan penilaian kelayakan isi, bahasa, penyajian, dan

kegrafikaan buku teks pelajaran dan buku panduan guru untuk

digunakan dalam pembelajaran di Sekolah Menengah Atas Luar

Biasa;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada

huruf a, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan tentang Buku Teks Pelajaran dan Buku Panduan

Guru untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa;

Mengingat: 1. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia

tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4301);

2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar

Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2005 Nomor 41 , Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4496), sebagaimana telah diubah dengan

Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang

Perubahanatas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005

tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 71, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 5410);

3. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang

Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara sebagaimana

telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden

Nomor 13 Tahun 2014;

4. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan,

Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara, serta Susunan

Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara

sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan

Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 2014;

5. Keputusan Presiden Nomor 84/P Tahun 2009

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

88

mengenai Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu II

sebagaimana telah diubah terakhir dengan Keputusan Presiden

Nomor 8/P Tahun 2014;

6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54

Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan;

7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor64

Tahun 2013 tentang Standar Isi;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan: PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN TENTANG BUKU TEKS PELAJARAN DAN BUKU

PANDUAN GURU UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS LUAR

BIASA.

1) Struktur Paragraf:

a) Kalimat topik: Dengan… Pendidikan Dasar dan Menengah.

2) Pola Pengembangan:

a) Pemerincian: gagasan pada paragraf tersebut menerangkan dengan jelas

dan rinci peraturan-peraturan yang menjadi bahan pertimbangan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan untuk merumuskan Peraturan Menteri

Nomor 44 Tahun 2014.

b. Paragraf II

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

89

1) Struktur Paragraf:

a) Kalimat topik:

Menetapkan Buku Teks Pelajaran… Atas Luar Biasa.

b) Kalimat pengembang:

(1) Buku Teks Pelajaran… tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

(2) Buku Panduan Guru sebagaimana… tidak terpisahkan dari Peraturan

Menteri ini.

2) Pola Pengembangan:

a) Pemerincian: gagasan pada paragraf tersebut menerangkan dengan jelas

dan rinci kepada pembaca tentang buku teks pelajaran dan buku panduan

guru untuk sekolah menengah atas luar biasa yang dimaksud pada

peraturan menteri ini.

Pasal 1

(1) Menetapkan Buku Teks Pelajaran dan Buku Panduan Guru sebagai buku siswa dan

buku guru yang layak digunakan dalam pembelajaran di Sekolah Menengah Atas

Luar Biasa.

(2) Buku Teks Pelajaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran

I yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

(3) Buku Panduan Guru sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran

II yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

90

b) Paragraf III

AMIR SYAMSUDIN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2014 NOMOR

853

1) Struktur Paragraf:

a) Kalimat pengembang:

(1) Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

(2) Kalimat pengembang: Agar setiap orang… Republik Indonesia.

(3) Kalimat pengembang: Ditetapkan di … Republik Indonesia.

(4) Kalimat pengembang: Diundangkan di … NOMOR 853.

2) Pola Pengembangan:

a) Pemerincian: gagasan pada paragraf tersebut ini menerangkan dengan

jelas dan rinci kepada pembaca bahwa kapan berlakunya peraturan ini,

Pasal 2

Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan PeraturanMenteri

ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 9 Juni 2014

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

REPUBLIK INDONESIA,

Diundangkan di Jakarta

pada tanggal 20 Juni 2014

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

91

menteri pendidikan memerintahkan dan menetapkan pengundangan ini,

dan menteri hukum dan HAM mengundangkannya.

C. Pembahasan

Tujuan penelitian berjudul Struktur Kalimat, Struktur Paragraf, dan Pola

Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang

Pendidikan Tahun 2014 adalah untuk mendeskripsikan struktur kalimat dan

struktur paragraf serta pola pengembangan pada 10 Peraturan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Tahun 2014 tentang

Pendidikan. Berikut disajikan pembahasan hasil analisis data.

1. Pembahasan Struktur Kalimat

Berdasarkan hasil analisis data telah ditemukan kalimat sebanyak 176

kalimat. Dari analisis data yang ditemukan, diketahui bahwa 10 wacana

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2014 tentang

pendidikan mempunyai 12 struktur kalimat, yaitu K-S-P-O, P-O1-O2-O3-O4-

O5-O6-O7, P; P-O, S-P-K, K-P-O-K, P-K-Pel., K-S-P, S-P-Pel., S-P, K-P-Pel.-

P-K-K, K-S-P-O, S-P-O, S-P-O-P-K, dan S-P-Pel.-K.

Pada Peraturan Menteri ini terdapat kalimat majemuk kompleks. Struktur

kalimat majemuk kompleks berstruktur K-S-P-O, P-O1-O2-O3-O4-O5-O6-O7, P;

P-O atau yang mempunyai objek lebih dari satu. Pada peraturan ini ditemukan

ada 10 kalimat yang berstruktur K-S-P-O, P-O1-O2-O3-O4-O5-O6-O7, P; P-O.

Salah satu kalimat majemuk kompleks yang mempunyai struktur kalimat K-S-P-

O, P-O1-O2-O3-O4-O5-O6-O7, P; P-O adalah sebagai berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

92

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 44 TAHUN 2014

TENTANG

BUKU TEKS PELAJARAN DAN BUKU PANDUAN GURU

UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS LUAR BIASA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK

INDONESIA

Menimbang: a. bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 43 ayat

(5) Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang

Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005

tentang Standar Nasional Pendidikan, Tim Penilai Buku telah

melakukan penilaian kelayakan isi, bahasa, penyajian, dan

kegrafikaan buku teks pelajaran dan buku panduan guru untuk

digunakan dalam pembelajaran di Sekolah Menengah Atas

Luar Biasa;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

pada huruf a, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan

dan Kebudayaan tentang Buku Teks Pelajaran dan Buku

Panduan Guru untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa;

Mengingat: 1. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia

tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4301);

2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar

Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2005 Nomor 41 , Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4496), sebagaimana telah diubah dengan

Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang

Perubahanatas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005

tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 71, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5410);

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

93

3. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang

Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara sebagaimana

telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden

Nomor 13 Tahun 2014;

4. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang

Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara, serta

Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian

Negara sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan

Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 2014;

5. Keputusan Presiden Nomor 84/P Tahun 2009

mengenai Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu II

sebagaimana telah diubah terakhir dengan Keputusan Presiden

Nomor 8/P Tahun 2014;

6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54

Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan;

7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64

Tahun 2013 tentang Standar Isi;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan: PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN TENTANG BUKU TEKS PELAJARAN DAN BUKU

PANDUAN GURU UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS LUAR

BIASA.

Kalimat di atas berstruktur K-S-P-O, P-O1-O2-O3-O4-O5-O6-O7, P; P-O.

Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa menduduki fungsi sebagai

Keterangan. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan menduduki fungsi sebagai

subjek. Menimbang sebagai predikat. Kata Bahwa sebagai konjungsi

penjelasan yang menjelaskan predikat transitif dan diletakkan pada sebelum

fungsi objek. Selain struktur tersebut, Kalimat juga mengandung (K)–(S)-P;P-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

94

O pada Memutuskan Menetapkan: PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN

DAN KEBUDAYAAN TENTANG BUKU TEKS PELAJARAN DAN

BUKU PANDUAN GURU UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS

LUAR BIASA. Kalimat tersebut menyatakan hubungan penjumlahan dengan

penanda konjungsi dan. Struktur serupa ditemukan pula sembilan kalimat lain

dalam lampiran pada I.B.1, I.C.1, I.D.1, I.E.1, I.F.1, I.G.1, I.H.1, I.I.1, dan

I.J.1.

Pada dasarnya, para pembuat hukum tidak pernah memperhatikan struktur

kalimat ketika menulis peraturan menteri. Kalimat yang mempunyai struktur

yang banyak bertujuan untuk memperjelas maksud yang ingin disampaikan

oleh pembuat hukum sehingga orang yang membacanya menjadi jelas dan

paham. Sedangkan adanya struktur kalimat yang sedikit dianggap tidak perlu

ada penjelasan lagi dan kalimat tersebut sudah cukup menjelaskan apa yang

dimaksud oleh pembuat hukum. Hal ini membuktikan bahwa bahasa hukum

mempunyai ciri bahasa yang singkat dan padat (dalam lampiran Transkrip

dan Coding Hasil Wawancara Dengan Praktisi Hukum, PH16).

Pada penelitian ini diketahui bahwa peraturan menteri ini lebih dominan

menggunakan kalimat berstruktur S-P-K. tujuan, tempat, dan cara untuk

mengungkapkan pernyataan-pernyataan yang penting diketahui oleh semua

orang dalam peraturan menteri ini. Misalnya,

Pasal 2

Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. (Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 44 Tahun 2014)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

95

Subjek kalimat di atas adalah Peraturan ini. Kalimat ini mempunyai

predikat frase verbal, predikatnya adalah mulai berlaku kemudian diikuti oleh

keterangan waktu pada tanggal diundangkan. Agar tidak menimbulkan

multitafsir, maka dipilihlah kalimat berstruktur S-P-K yang digunakan oleh

pembuat hukum untuk memberitahukan pada pembaca tujuan dari peraturan

ini dikeluarkan. Selain keterangan tujuan, peraturan perundang-undangan juga

menggunakan keterangan cara, keterangan alat, keterangan sebab, keterangan

pengecualian, keterangan tempat, dan keterangan waktu. Hal ini terjadi agar

tujuan dari dikeluarkannya peraturan perundang-undangan dapat tercapai

(dalam lampiran Transkrip dan Coding Hasil Wawancara Dengan Praktisi

Hukum, PH17).

Pada peraturan menteri ini ditemukan ada 36 kalimat yang mempunyai

struktur S-P-K. Struktur serupa ditemukan pula 35 kalimat yang lain dalam

lampiran I.A.5, I.A.6, I.B.24, I.B.28, I,C.5, I.C.6, I.C.7, I.D.5, I.D.12, I.E.6,

I.E.13, I.E.14, I.E.22, I.E.25, I.F.12, I.F.17, I.F.20, I.F.21, I.F.22, I.F.28,

I.F.29, I.F.30, I.F.31, I.G.8, I.H.15, I.H.16, I.H.17, I.H.19, I.H.24, I.H.25,

I.I.12, I.I.19, I.I.26, dan I.J.16.

Jumlah kalimat majemuk bertingkat berstruktur K-P-O-K berjumlah 10

kalimat. Berikut disajikan contoh dari kalimat tersebut.

Kalimat yang memiliki struktur K-P-O-K adalah sebagai berikut.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan

Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara

Republik Indonesia.

(Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 44 Tahun 2014)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

96

Kalimat di atas termasuk dalam kalimat majemuk bertingkat. Klausa

bawahan pada kalimat tersebut adalah Agar setiap orang mengetahuinya.

Klausa bawahan pada kalimat tersebut menduduki unsur keterangan tujuan.

Klausa utama pada kalimat tersebut terdiri dari predikatnya adalah

memerintahkan, objeknya adalah Pengundangan Peraturan Menteri ini, dan

keterangan cara dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik

Indonesia. Struktur serupa ditemukan pula sembilan kalimat lain dalam

lampiran pada I.B.32, I.C.8, I.D.13, I.E.36, I.F.32, I.G.12, I.H.49, I.I.40, dan

I.J.20.

Dalam peraturan menteri ini, terdapat struktur yang tidak mempunyai

fungsi subjek, yaitu P-K-Pelengkap. Kalimat yang memiliki struktur P-K-Pel.

adalah sebagai berikut.

Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 9 Juni 2014, Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indonesia.

(Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 44 Tahun 2014)

Pada kalimat tersebut diawali dengan predikat ditetapkan. Predikat pada

kalimat di atas termasuk predikat kata kerja pasif. Diikuti oleh keterangan

tempat di Jakarta pada tanggal 9 Juni 2014 dan diakhiri dengan pelengkap

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Kalimat tersebut

tidak sebagaimana lazimnya kalimat dalam bahasa Indonesia yang diawali

oleh subjek. Hal tersebut terjadi karena struktur kalimat di atas adalah susunan

dari format tanda tangan pengesahan dari Peraturan Perundang-Undangan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

97

Pada peraturan menteri ini ditemukan ada 20 kalimat yang mempunyai

struktur P-K-Pelengkap. Struktur serupa ditemukan pula pada 19 kalimat lain

dalam lampiran pada I.A.10, I.B.33, I.B.34, I.C.9, I.C.10, I.D.14, I.D.15,

I.E.37, I.E.38, I.F.33, I.F.34, I.G.13, I.G.14, I.H.50, I.H.51, I.I.41, I.I.42,

I.J.21, dan I.J.22.

Struktur kalimat P-K-Pelengkap tidak sebagaimana lazimnya kalimat

dalam bahasa Indonesia karena tidak diawali fungsi subjek. Struktur P-K-Pel.

terjadi karena struktur kalimat di atas adalah susunan dari format tanda tangan

pengesahan dari Peraturan Perundang-Undangan.

Peraturan menteri ini juga terdapat struktur kalimat S-P-O yang

mempunyai jenis kalimat tunggal transitif. Kalimat S-P-O yang merupakan

kalimat tunggal transitif adalah sebagai berikut.

Pasal 5

Dinas pendidikan provinsi/kabupaten/kota mengendalikan masa orientasi

peserta didik baru menjadi kegiatan yang bermanfaat, bersifat edukatif dan

kreatif, bukan mengarah kepada tindakan destruktif dan/atau berbagai

kegiatan lain yang merugikan siswa baru baik secara fisik maupun

psikologis.

(Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 55 Tahun 2014)

Subjek kalimat di atas adalah Dinas pendidikan provinsi/kabupaten/kota.

Diikuti predikat mengendalikan. Predikat pada kalimat di atas termasuk

predikat kata kerja aktif. Kemudian objek kalimat di atas adalah masa

orientasi peserta didik baru menjadi kegiatan yang bermanfaat, bersifat

edukatif dan kreatif, bukan mengarah kepada tindakan destruktif dan/atau

berbagai kegiatan lain yang merugikan siswa baru baik secara fisik maupun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

98

psikologis. Pada Peraturan Pendidikan dan Kebudayaan ini ditemukan ada 31

kalimat yang mempunyai struktur S-P-O. Struktur serupa ditemukan pula 30

kalimat lain dalam lampiran pada I.D.4, I.D.6, I.D.7, I.E.15, I.E.16, I.E.18,

I.E.21, I.E.23, I.F.18, I.F.24, I.F.25, I.G.4, I.G.5, I.G.6, I.G.7, I.H.8, I.H.13,

I.H.20, I.H.22, I.I.6, I.I.10, I.I.11, I.I.24, I.I.25, I.J.4, I.J.5, I.J.8, I.J.11, I.J.14,

dan I.J.15.

Kalimat yang memiliki struktur S-P-Pelengkap adalah sebagai berikut.

BAB III

JENIS, WARNA, DAN MODEL

Pasal 3

(1) Pakaian seragam sekolah terdiri dari:

a. Pakaian seragam nasional; (Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 45 Tahun 2014)

Kalimat di atas merupakan kalimat tunggal intransitif. Subjek kalimat di

atas adalah Pakaian seragam sekolah. Predikat kalimat di atas adalah terdiri

dari. Pelengkap kalimat di atas adalah Pakaian seragam nasional. Pada

peraturan menteri ini ditemukan ada 49 kalimat yang mempunyai struktur S-P-

Pelengkap. Struktur serupa ditemukan pula 48 kalimat lain dalam lampiran

pada I.B.9, I.B.14, I.B.18, I.B.19, I.B.20, I.B.21, I.B.22, I.B.23, I.B.27, I.D.10,

I.E.7, I.E.9, I.E.10, I.E.11, I.E.12, I.E.17, I.E.19, I.F.10, I.F.11, I.F.13, I.F.14,

I.F.15, I.F.16, I.F.19, I.F.27, I.H.7, I.H.9, I.H.10, I.H.11, I.H.12, I.H.14,

I.H.21, I.H.23, I.I.13, I.I.14, I.I.15, I.I.16, I.I.17, I.I.18, I.I.20, I.I.21, I.I22,

I.J.6, I.J.7, I.J.9, I.J.10, I.J.12, dan I.J.13.

Kalimat yang memiliki struktur K-P-Pel.-P-K-K adalah sebagai berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

99

(2) Pada saat Upacara Bendera dilengkapi topi pet dan dasi sesuai warna

seragam masing-masing jenjang sekolah, dilengkapi dengan logo tut wuri

handayani di bagian depan topi.

(Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 45 Tahun 2014)

Kalimat di atas merupakan kalimat majemuk kompleks karena

mempunyai dua klausa dalam satu kalimat, tetapi kalimat tersebut tidak

mempunyai konjungsi. Keterangan waktu pada kalimat di atas adalah Pada

saat Upacara Bendera. Predikat1 pada kalimat diatas adalah dilengkapi.

Pelengkap pada kalimat tersebut adalah topi pet dan dasi sesuai warna

seragam masing-masing jenjang sekolah. Predikat2 pada kalimat diatas

adalah dilengkapi. Keterangan alat pada kalimat di atas adalah dengan logo

tut wuri handayani. Keterangan alat pada kalimat di atas adalah di bagian

depan topi. Pada peraturan menteri ini ditemukan ada satu kalimat yang

mempunyai struktur K-P1-Pel.-P2-K-K.

Kalimat yang memiliki struktur S-P-O-P-K adalah sebagai berikut.

Pasal 7

(1) Satuan pendidikan memberikan penilaian terhadap kinerja peserta

didik dalam Kegiatan Ekstrakurikuler secara kualitatif dan

dideskripsikan pada rapor peserta didik.

(Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 62 Tahun 2014)

Kalimat tersebut termasuk kalimat majemuk setara karena mempunyai

dua klausa dan kedudukan klausanya tidak setara. Subjek kalimat di atas

adalah satuan pendidikan. Predikat1 kalimat di atas adalah memberikan.

Objek1 kalimat di atas adalah penilaian terhadap kinerja peserta didik dalam

Kegiatan Ekstrakurikuler secara kualitatif. Kata dan merupakan konjungsi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

100

hubungan penambahan yang menjadi salah satu ciri bahwa kalimat ini

termasuk kalimat majemuk setara. Predikat2 kalimat di atas adalah

dideskripsikan. Keterangan tempat di atas adalah pada rapor peserta didik.

Pada peraturan menteri ini ditemukan ada satu kalimat yang mempunyai

struktur S-P-O-P-K.

Kalimat yang memiliki struktur S-P adalah sebagai berikut.

(3) Warna pakaian seragam nasional untuk:

a. SD/SDLB: kemeja putih, celana/rok warna merah hati; (Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 45 Tahun 2014)

Kalimat di atas termasuk kalimat yang mengikuti pola umum kalimat

bahasa Indonesia karena berstruktur S-P. Subjek kalimat di atas adalah Warna

pakaian seragam nasional untuk. Predikat kalimat di atas adalah SD/SDLB:

kemeja putih, celana/rok warna merah hati. Pada peraturan menteri ini

ditemukan ada enam kalimat yang mempunyai struktur S-P. Struktur serupa

ditemukan pula lima kalimat lain dalam lampiran pada I.B.16, I.B.17, I.D.8,

I.D.11, dan I.F.26.

Kalimat yang memiliki struktur S-P-Pel.-K adalah sebagai berikut.

(2) RPP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun oleh guru dengan

mengacu pada silabus dengan prinsip:

a. memuat secara utuh kompetensi dasar sikap spiritual, sikap sosial,

pengetahuan, dan keterampilan;

b. dapat dilaksanakan dalam satu atau lebih dari satu kali pertemuan;

c. memperhatikan perbedaan individual peserta didik;

d. berpusat pada peserta didik;

e. berbasis konteks;

f. berorientasi kekinian;

h. memberikan umpan balik dan tindak lanjut pembelajaran;

i. memiliki keterkaitan dan keterpaduan antarkompetensi dan/atau

antarmuatan; dan

j. memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. (Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 45 Tahun 2014)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

101

Kalimat di atas termasuk kalimat yang mengikuti pola umum

kalimat bahasa Indonesia karena berstruktur S-P-Pel.-K. Subjek kalimat

di atas adalah (2) RPP sebagaimana dimaksud pada ayat (1). Predikat

kalimat di atas adalah disusun. Pelengkap kalimat di atas adalah oleh

guru. Keterangan cara kalimat di atas adalah dengan mengacu pada

silabus dengan prinsip: a. memuat secara utuh kompetensi dasar sikap

spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan; b. dapat

dilaksanakan dalam satu atau lebih dari satu kali pertemuan; c.

memperhatikan perbedaan individual peserta didik; d. berpusat pada

peserta didik; e. berbasis konteks; f. berorientasi kekinian; h. memberikan

umpan balik dan tindak lanjut pembelajaran; i. memiliki keterkaitan dan

keterpaduan antarkompetensi dan/atau antarmuatan; dan j.

memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Pada peraturan

menteri ini ditemukan ada satu kalimat yang mempunyai struktur S-P-

Pel.-K.

Kalimat yang memiliki struktur K-S-P adalah sebagai berikut.

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:

1. Sekolah adalah Sekolah Dasar/Sekolah Dasar Luar Biasa (SD/SDLB),

Sekolah Menengah Pertama/Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa

(SMP/SMPLB), Sekolah Menengah Atas/Sekolah Menengah Atas

Luar Biasa (SMA/SMALB), dan Sekolah Menengah

Kejuruan/Sekolah Menengah Kejuruan Luar Biasa (SMK/SMKLB)

baik negeri maupun swasta.

(Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 45 Tahun 2014)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

102

Kalimat di atas termasuk kalimat yang mengikuti pola umum kalimat

bahasa Indonesia karena berstruktur K-S-P. Keterangan tempat kalimat di atas

adalah Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan. Subjek kalimat

di atas adalah Sekolah. Predikat kalimat di atas adalah adalah Sekolah

Dasar/Sekolah Dasar Luar Biasa (SD/SDLB), Sekolah Menengah

Pertama/Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa (SMP/SMPLB), Sekolah

Menengah Atas/Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMA/SMALB), dan

Sekolah Menengah Kejuruan/Sekolah Menengah Kejuruan Luar Biasa

(SMK/SMKLB) baik negeri maupun swasta. Pada peraturan menteri ini

ditemukan ada 20 kalimat yang mempunyai struktur K-S-P. Struktur serupa

ditemukan pula 19 kalimat lain dalam lampiran pada I.B.5, I.B.6, I.B.7, I.B.8,

I.D.11, I.E.4, I.E.5, I.E.24, I.F.4, I.F.5, I.F.6, I.F.7, I.F. 8, I.F.9, I.H.4, I.H.5,

I.H.6, I.I.4, dan I.I5.

Kalimat yang memiliki struktur K-S-P-O adalah sebagai berikut.

(3) Selain hari sebagaimana dimaksud pada ayat (1) peserta didik dapat

mengenakan pakaian seragam kepramukaan atau pakaian seragam

khas sekolah yang diatur oleh masing-masing sekolah. (Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 45 Tahun 2014)

Kalimat di atas termasuk kalimat yang mengikuti pola umum kalimat

bahasa Indonesia karena berstruktur K-S-P-O. Keterangan pengecualian

kalimat di atas adalah Selain hari sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

Subjek kalimat di atas adalah peserta didik. Predikat kalimat di atas adalah

dapat mengenakan. Objek kalimat di atas adalah pakaian seragam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

103

kepramukaan atau pakaian seragam khas sekolah yang diatur oleh masing-

masing sekolah. Pada peraturan menteri ini ditemukan ada satu kalimat yang

mempunyai struktur K-S-P-O.

Peneliti menemukan dua struktur kalimat majemuk kompleks, satu

struktur kalimat majemuk setara, satu kalimat majemuk bertingkat, tujuh

struktur kalimat yang mengikuti pola umum kalimat bahasa Indonesia, dan

satu struktur kalimat yang tidak mengikuti pola umum kalimat Bahasa

Indonesia. Peneliti juga menemukan dua struktur kalimat majemuk kompleks,

yaitu K-S-P-O, P-O1-O2-O3-O4-O5-O6-O7, P; P-O dan K-P-Pel.-P-K-K. Dalam

Peraturan Menteri ini terdapat satu struktur kalimat majemuk setara, yaitu S-P-

O-P-K. Satu kalimat majemuk bertingkat adalah K-P-O-K. Terdapat tujuh

struktur kalimat efektif atau kalimat yang mengikuti pola umum bahasa

Indonesia, yaitu S-P, S-P-K, S-P-O, S-P-Pelengkap, K-S-P, K-S-P-O, dan S-P-

Pel.-K. Satu struktur kalimat yang tidak mengikuti pola umum bahasa

Indonesia adalah P-K-Pelengkap.

Dalam penelitian ini, peneliti menemukan temuan lain. Temuan tersebut

adalah judul yang termasuk frase dan diperhitungkan sebagai kalimat tak

berklausa.

Struktur judul terdiri dari frase yang tidak mengandung unsur subjek,

predikat, objek, pelengkap, dan keterangan. Pada penelitian ini ditemukan

sebanyak 10 frasa yang termasuk dalam kalimat tak berklausa. Salah satu frasa

yang ditemukan dari 10 peraturan menteri yang diteliti adalah sebagai berikut,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

104

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 45 TAHUN 2014

TENTANG

PAKAIAN SERAGAM SEKOLAH BAGI PESERTA DIDIK

JENJANG PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

Judul pada peraturan menteri ini termasuk dalam kalimat karena judul

suatu karangan selalu diakhiri dengan jeda panjang yang disertai nada akhir

turun atau naik walaupun tidak mengandung unsur subjek, predikat, objek,

pelengkap, dan keterangan.

Pada penelitian ini peneliti menemukan kesulitan dalam menentukan

fungsi sintaksis dalam kalimat karena kalimat yang digunakan panjang-

panjang dan strukturnya tidak jelas. Kesulitan tersebut dapat terselesaikan

setelah peneliti melihat kembali referensi yang digunakan.

2. Pembahasan Struktur Paragraf dan Pola Pengembangannya

Dari data-data yang telah dikumpulkan, jumlah paragraf pada Peraturan

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2014 berjumlah 75 paragraf. Pada

penelitian ini ditemukan tiga struktur paragraf, yaitu P1= kalimat topik,

P2= kalimat topik+kalimat pengembang, dan P3= kalimat pengembang.

Struktur paragraf P1= Kalimat topik berjumlah 21 paragraf, struktur P2=

kalimat topik+kalimat pengembang berjumlah 19 paragraf, dan struktur P3=

kalimat pengembang berjumlah 35 paragraf. Selain itu, ditemukan juga dua

pola pengembangan paragraf, yaitu pola pengembangan paragraf definisi dan

pemerincian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

105

Pada peraturan menteri ini ditemukan paragraf yang hanya memiliki satu

kalimat saja, yaitu kalimat topik. Berikut contoh dari paragraf yang hanya

terdiri dari satu kalimat saja.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

Menimbang: a. bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 43 ayat (5)

Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan

Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang

Standar Nasional Pendidikan, Tim Penilai Buku telah

melakukan penilaian kelayakan isi, bahasa, penyajian, dan

kegrafikaan buku teks pelajaran dan buku panduan guru untuk

digunakan dalam pembelajaran di Sekolah Menengah Atas Luar

Biasa;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada

huruf a, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan tentang Buku Teks Pelajaran dan Buku Panduan

Guru untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa;

Mengingat: 1. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2003

Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4301);

2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar

Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2005 Nomor 41 , Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4496), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan

Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013

Nomor 71, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

5410);

3. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan

dan Organisasi Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa kali

diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2014;

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

106

4. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan,

Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara, serta Susunan Organisasi,

Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara sebagaimana telah

diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 14

Tahun 2014;

5. Keputusan Presiden Nomor 84/P Tahun 2009

mengenai Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu II sebagaimana

telah diubah terakhir dengan Keputusan Presiden Nomor 8/P Tahun

2014;

6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun

2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan;

7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor64 Tahun

2013 tentang Standar Isi;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan: PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN TENTANG BUKU TEKS PELAJARAN DAN

BUKU PANDUAN GURU UNTUK SEKOLAH MENENGAH

ATAS LUAR BIASA.

Struktur paragraf di atas adalah P1= kalimat topik. Ide pokok pada

paragraf tersebut adalah penetapan Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2014.

Pola pengembangan paragraf termasuk pola pengembangan dengan

pemerincian karena gagasan paragraf tersebut adalah menteri pendidikan

menjelaskan dengan jelas dan rinci peraturan-peraturan yang menjadi dasar

pertimbangan untuk memutuskan peraturan menteri yang dikeluarkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

107

Berikut disajikan paragraf yang mempunyai struktur yang sama dengan

paragraf di atas (P1= kalimat topik), tetapi mempunyai pola pengembangan

paragraf yang berbeda.

Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:

1. Sekolah adalah Sekolah Dasar/Sekolah Dasar Luar Biasa (SD/SDLB),

Sekolah Menengah Pertama/Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa

(SMP/SMPLB), Sekolah Menengah Atas/Sekolah Menengah Atas Luar

Biasa (SMA/SMALB), dan Sekolah Menengah Kejuruan/Sekolah

Menengah Kejuruan Luar Biasa (SMK/SMKLB) baik negeri maupun

swasta.

2. Pakaian seragam nasional adalah pakaian yang dikenakan pada hari

belajar oleh peserta didik di sekolah, yang jenis, model, dan warnanya

sama berlaku secara nasional.

3. Pakaian seragam khas sekolah adalah pakaian seragam bercirikan

karakteristik sekolah yang dikenakan oleh peserta didik pada hari tertentu,

dalam rangka meningkatkan kebanggaan peserta didik terhadap

sekolahnya.

4. Pakaian seragam khas muslimah adalah pakaian seragam yang

dikenakan oleh peserta didik muslimah karena keyakinan pribadinya

sesuai dengan jenis, model, dan warna yang telah ditentukan dalam

kegiatan proses belajar mengajar untuk semua jenis pakaian seragam

sekolah.

5. Atribut adalah kelengkapan pakaian seragam nasional yang

menunjukkan identitas masing-masing sekolah terdiri dari badge

organisasi kesiswaan, badge merah putih, badge nama peserta didik,

badge nama sekolah dan nama kabupaten/kota (Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 45 Tahun 2014)

Kalimat topik pada paragraf di atas adalah Kalimat 1, 2, 3, 4, dan 5.

Kalimat tersebut termasuk kalimat topik karena gagasan utama paragraf di atas

adalah mengenai pengertian sekolah, pakaian seragam nasional, pakaian

seragam khas muslimah, dan atribut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

108

Paragraf di atas termasuk dalam pola pengembangan definisi karena dalam

paragraf tersebut hanya terdapat kalimat pokok yang menjelaskan dan

mengenalkan sebuah istilah atau pengertian yang dianggap baru dan belum

dikenal. Pada Peraturan Pendidikan dan Kebudayaan ini ditemukan ada 21

paragraf yang mempunyai struktur P1= kalimat topik. Struktur serupa

ditemukan pula pada 19 kalimat lain dalam lampiran pada II.B.1, II.C.1,

II.D.1, II.D.2, II.E.1, II.E.2, II.E.3, II.E.5, II.F.1, II.F.2, II.F.3, II.G.1, II.H.1,

II.H.2, II.I.1, II.I.2, II.I.5, II.I.6, dan II.J.1.

Paragraf yang mempunyai struktur P2= kalimat topik+kalimat pengembang

adalah sebagai berikut.

Pasal 1

(1) Menetapkan Buku Teks Pelajaran dan Buku Panduan Guru sebagai

buku siswa dan buku guru yang layak digunakan dalam pembelajaran di

Sekolah Menengah Atas Luar Biasa.

(2) Buku Teks Pelajaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum

dalam Lampiran I yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

Peraturan Menteri ini.

(3) Buku Panduan Guru sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum

dalam Lampiran II yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

Peraturan Menteri ini. (Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 44 Tahun 2014)

Kalimat topik pada paragraf di atas adalah Menetapkan Buku Teks

Pelajaran dan Buku Panduan Guru sebagai buku siswa dan buku guru yang

layak digunakan dalam pembelajaran di Sekolah Menengah Atas Luar Biasa.

Kalimat tersebut termasuk kalimat topik karena gagasan utama paragraf di atas

adalah mengenai penetapan buku teks pelajaran dan buku panduan guru

sebagai buku siswa dan buku guru yang layak digunakan di Sekolah Menengah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

109

Atas Luar Biasa. Kalimat (2) dan (3) adalah kalimat pengembang yang

mengembangkan gagasan mengenai letak peraturan ini beserta lampirannya

merupakan bagian yang tidak terpisahkan.

Paragraf di atas termasuk dalam pola pengembangan pemerincian karena

ide pokok tersebut dirinci dengan sejumlah fakta lain. Pikiran pokok pada

paragraf di atas adalah tentang penetapan buku teks pelajaran dan buku

panduan guru untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa. Lalu, diperinci

dengan letak peraturan ini beserta lampirannya merupakan bagian yang tidak

terpisahkan.

Pada Peraturan Pendidikan dan Kebudayaan ini ditemukan ada 20 paragraf

yang mempunyai struktur P2= kalimat topik+kalimat pengembang. Struktur

serupa ditemukan pula pada 19 kalimat lain dalam lampiran pada II.B.5, II.B.6,

II.C.2, II.E.4, II.E.6, II.E.8, II.F.4, II.F.6, II.F.7, II.F.8, II.F.9, II.H.3, II.H.4,

II.I.3, II.I.4, II.I.7, II.I.8, II.J.3, dan II.J.4.

Paragraf ketiga pada Peraturan Menteri Nomor 44 Tahun 2014 adalah

sebagai berikut.

Pasal 2

Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan

Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara

Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 9 Juni 2014

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

REPUBLIK INDONESIA,

Diundangkan di Jakarta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

110

pada tanggal 20 Juni 2014

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA,

TTD.

AMIR SYAMSUDIN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2014 NOMOR

85.

Paragraf di atas termasuk struktur paragraf P3= kalimat pengembang.

Kalimat topik yang dikembangkan dari paragraf di atas adalah sebagai berikut.

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 44 TAHUN 2014

TENTANG

BUKU TEKS PELAJARAN DAN BUKU PANDUAN GURU

UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS LUAR BIASA

Menimbang : …;

Mengingat : 1. ..; 2. …; 3. …; 4. …;5. …; 6. …; 7. …;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : … ATAS LUAR BIASA.

Paragraf pengembang pada paragraf ketiga tersebut tampak dari pola

acuan kata ganti ini yang mengacu pada paragraf pertama. Pola pengembangan

yang dipakai pada paragraf ini adalah pola pengembangan pemerincian.

Sebab, pada paragraf tersebut dirinci lagi dengan kapan mulai berlakunya

peraturan ini, dan Menteri Pendidikan yang memerintahkan pengundangan

peraturan ini supaya diketahui oleh semua orang.

Pada penelitian ini, pola pengembangan paragraf yang digunakan dalam

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan adalah pola pengembangan

paragraf dengan definisi dan pemerincian. Jumlah pola pengembangan definisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

111

yang ditemukan pada 10 Peraturan Menteri berjumlah 8 paragraf dan pola

pengembangan dengan pemerincian berjumlah 67 paragraf.

Pada Peraturan Pendidikan dan Kebudayaan ini ditemukan ada 34 paragraf

yang mempunyai struktur P3= kalimat pengembang. Struktur serupa

ditemukan pula pada 33 kalimat lain dalam lampiran pada II.B.3, II.B.4,

II.B.7, II.B.8, II.C.3, II.D.3, II.D.4, II.D.5, II.D.6, II.D.7, II.D.8, II.D.9, II.E.7,

II.E.9, II.E.10, II.E.11, II.F.5, II.F.10, II.G.2, II.G.3, II.G.4, II.H.5, II.H.6,

II.H.7, II.I.9, II.I.10, II.J.2, II.J.5, II.J.6, II.J.7, II.J.8, II.J.9, dan II.J.10.

Peraturan Perundang-Undangan sifatnya informatif atau menerangkan

kepada masyarakat bahwa ada peraturan yang harus diikuti oleh setiap warga

negara. Maka, pola pengembangan paragraf yang digunakan adalah pola

pengembangan definisi dan pola pengembangan dengan pemerincian supaya

setiap warga negara mengerti, memahami, dan melakukan seperti yang tertulis

pada Peraturan Perundang-Undangan.

Peneliti menemukan kesulitan dalam menentukan struktur paragraf dan

pola pengembangannya. Kesulitan tersebut terjadi karena paragraf yang

digunakan pada peraturan ini berbeda dengan paragraf lazimnya dalam bahasa

Indonesia. Tetapi, hal ini dapat teratasi setelah peneliti membaca kembali

referensi yang digunakan. Dalam Peraturan Menteri ini sering peneliti

temukan paragraf yang hanya menggunakan satu kalimat. Heri Sabto Widodo

selaku Ketua Ikatan Notaris Indonesia Kabupaten Bantul mengatakan bahwa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

112

dalam bahasa hukum ayat merupakan kalimat dan pasal merupakan paragraf,

meskipun di dalam pasal hanya terdapat satu kalimat.

Dalam penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Galih Puji Haryanto,

beliau menemukan pola pengembangan paragraf definisi dan pola

pengembangan paragraf pemerincian yang digunakan dalam pembuatan

peraturan menteri. Menurut kajian teori yang digunakan oleh peneliti, ada

sembilan pola pengembangan paragraf, yaitu pola pengembangan paragraf

dengan contoh, pola pengembangan paragraf dengan definisi, pola

pengembangan paragraf dengan pemerincian, pola pengembangan paragraf

dengan ilustrasi, pola pengembangan paragraf dengan kronologi, pola

pengembangan paragraf dengan sebab-akibat, pola pengembangan paragraf

dengan perbandingan atau pengontrasan, pola pengembangan paragraf dengan

repetisi, pola pengembangan paragraf dengan klasifikasi, dan pola

pengembangan paragraf dengan analogi (Chaer, 2011:88-98).

Peneliti juga menemukan pola pengembangan paragraf definisi dan pola

pengembangan paragraf pemerincian yang digunakan dalam pembuatan 10

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2014. Hal ini

membuktikan bahwa Peraturan menteri cenderung menggunakan pola

pengembangan paragraf definisi dan pola pengembangan paragraf

pemerincian. Heri Sabto Widodo selaku Ketua Ikatan Notaris Indonesia

Kabupaten Bantul mengatakan bahwa Peraturan menteri cenderung

menggunakan pola pengembangan paragraf definisi dan pemerincian. Tujuan

penggunaan pola pengembangan paragraf definisi adalah untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

113

mengumumkan dan mengartikan sesuatu yang ingin ditulis oleh pembuat

hukum dalam membuat Peraturan menteri. Sedangkan tujuan penggunaan pola

pengembangan paragraf pemerincian adalah untuk memperinci item-item

hukum dengan jelas sehingga masyarakat yang membacanya dapat

memahaminya dengan baik dan masyarakat tidak mempunyai perbedaan

persepsi (dalam lampiran Transkrip dan Coding Hasil Wawancara Dengan

Praktisi Hukum, PH13).

Pada penelitian ini terdapat 35 paragraf yang berstruktur P3= kalimat

pengembang. Dapat dilihat penggunaan struktur P3= kalimat pengembang

pada Peraturan menteri lebih dominan daripada struktur P1= kalimat topik dan

P2= kalimat topik+kalimat pengembang.

Heri Sabto Widodo selaku Ketua Ikatan Notaris Indonesia Kabupaten

Bantul mengatakan bahwa jika dalam sebuah peraturan lebih dominan

menggunakan struktur paragraf yang hanya berisi kalimat pengembang, maka

pembuat hukum ingin mengembangkan gagasan atau ide pokoknya melalui

kalimat pengembang tersebut sehingga pembaca dapat memahami dengan baik

dan jelas apa yang dimaksud oleh penulis atau pembuat hukum (dalam

lampiran Transkrip dan Coding Hasil Wawancara Dengan Praktisi Hukum,

PH18).

Dalam penelitian ini terdapat persamaan dan perbedaan antara penelitian

yang dilakukan oleh peneliti dan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh

Galih Puji Haryanto pada bulan Januari 2015 dalam bentuk skripsi. Judul yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

114

ia ambil adalah Analisis Struktur Kalimat dan Struktur Paragraf serta Pola

Pengembangannya Pada Wacana Undang-Undang Tahun 2013. Berikut

Tabel I tentang persamaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dan

penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Galih Puji Haryanto adalah sebagai

berikut.

No.

Persamaan

Penelitian yang dilakukan oleh

peneliti Penelitian terdahulu

1. Peneliti menemukan pola

pengembangan paragraf

pemerincian dan pola

pengembangan paragraf

definisi.

Terdapat pola pengembangan

paragraf pemerincian dan pola

pengembangan paragraf definisi.

2. Peneliti menemukan struktur

paragraf yang digunakan dalam

Peraturan Menteri adalah P1=

kalimat topik, P2= kalimat

topik+kalimat pengembang, dan

P3= kalimat pengembang.

Terdapat struktur paragraf yang

digunakan dalam Peraturan

Menteri adalah P1= kalimat topik,

P2= kalimat topik+kalimat

pengembang, dan P3= kalimat

pengembang.

Berikut Tabel II tentang perbedaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti

dan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Galih Puji Haryanto adalah

sebagai berikut.

No.

Perbedaan

Penelitian yang dilakukan oleh

peneliti Penelitian terdahulu

1. Peneliti menemukan 75 paragraf

dan 209 kalimat yang terdapat

pada 10 Peraturan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan

tahun 2014.

Peneliti menemukan 16 paragraf

dan 45 kalimat yang terdapat pada

lima Peraturan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan

tahun 2013.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

115

2. Peraturan Menteri dan

Kebudayaan yang diteliti

sejumlah 10 Peraturan.

Peraturan Menteri dan

Kebudayaan yang diteliti

sejumlah lima Peraturan.

3. Peneliti menemukan tujuh

struktur kalimat yang mengikuti

pola umum Bahasa Indonesia,

yaitu S-P, S-P-K, S-P-O, S-P-

Pelengkap, K-S-P, K-S-P-O,

dan S-P-Pel.-K

Tidak terdapat struktur kalimat

yang mengikuti pola umum

Bahasa Indonesia dalam

penelitian ini.

4. Total struktur kalimat yang

ditemukan dalam penelitian ini

ada 12 struktur kalimat.

Total struktur kalimat yang

ditemukan dalam penelitian

terdahulu ada lima struktur

kalimat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

116

BAB V

PENUTUP

Dalam bab penutup ini dikaji dua hal, yaitu kesimpulan dan saran.

Kesimpulan ada tiga, yakni struktur kalimat, struktur paragraf, dan pola

pengembangan paragraf pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Tentang Pendidikan Tahun 2014. Saran meliputi hal-hal relevan yang kiranya

perlu diperhatikan oleh pembuat hukum dan peneliti lain.

A. Kesimpulan

1. Struktur Kalimat

Struktur Kalimat dalam 10 Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan tahun 2014 meliputi 12 struktur. K-S-P-O, P-O1-O2-O3-O4-O5-

O6-O7, P; P-O berjumlah 10 kalimat, S-P-K berjumlah 36 kalimat, K-P-O-K

brjumlah 10 kalimat, P-K-Pelengkap berjumlah 20 kalimat, K-S-P-O ada satu

kalimat, S-P-O berjumlah 31 kalimat, K-S-P ada 20 kalimat, S-P-Pelengkap

berjumlah 49 kalimat, K-P-Pel.-P-K-K ada satu kalimat, S-P-O-P-K ada satu

kalimat, S-P berjumlah enam kalimat dan S-P-Pel.-K berjumlah satu kalimat.

Peneliti menemukan 209 data kalimat pada 10 Peraturan Menteri Pendidikan

dan Kebudayaan tahun 2014.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

117

2. Struktur Paragraf

Struktur paragraf yang terdapat pada Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan tahun 2014 terdiri dari P1= kalimat topik yang berjumlah 21

paragraf, P2= kalimat topik+kalimat pengembang yang berjumlah 20 paragraf,

dan P3= kalimat pengembang yang berjumlah 34 paragraf. Peneliti

menemukan 75 data paragraf pada 10 Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan tahun 2014.

3. Pola Pengembangan Paragraf

Pola pengembangan paragraf yang terdapat pada Peraturan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2014, yakni pola pengembangan paragraf

definisi yang berjumlah 8 paragraf dan pola pengembangan pemerincian yang

berjumlah 67 paragraf.

B. Saran

Peneliti menyampaikan beberapa saran yang diharapkan dapat berguna

bagi kepentingan-kepentingan terkait. Saran tersebut ditujukan untuk

pembuat hukum dan peneliti lain. Kedua saran tersebut akan dijelaskan

sebagai berikut.

1. Bagi Pembuat Hukum

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman bahasa

kepada Pembuat Hukum dalam merumuskan wacana Perundang-Undangan.

Peraturan Perundang-Undangan merupakan salah satu produk hukum yang

nantinya harus ditaati oleh masyarakat. Oleh karena itu, pembuat hukum

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

118

hendaknya memahami kaidah-kaidah penulisan struktur kalimat maupun

struktur paragraf yang berlaku dalam bahasa Indonesia sehingga apa yang

menjadi maksud dari pembuat hukum dapat tersampaikan dengan baik oleh

pembaca.

2. Bagi Peneliti lain

Peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan penelitian ini

dengan sumber data lain, seperti traktat, KUH Pidana, dan KUH Perdata.

Traktat, KUH Pidana, dan KUH Perdata dapat dikaji mengenai penggunaan

bahasa dan keefektifan kalimat karena dokumen-dokumen negara tersebut

masih menggunakan istilah-istilah asing.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

119

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hasan, dkk. 2010. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Ketiga.

Jakarta: Pusat Bahasa.

Chaer, Abdul. 2011. Tata Bahasa Indonesia Praktis. Jakarta: Rineka Cipta.

Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. 2004. Sosiolinguistik: Perkenalan Awal.

Jakarta: Rineka Cipta.

Chaer, Abdul. 2011. Ragam Bahasa Ilmiah. Jakarta: Rineka Cipta.

Gunawan, I.2013. Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik. Jakarta: Bumi

Aksara.

Hadikusuma, Hilman. H. 2013. Bahasa Hukum Indonesia. Bandung: Alumni.

Harkrisnowo, H. 2011. Bahasa Indonesia sebagai Sarana Pengembangan Hukum

Nasional. Risalah Kongres Bahasa Indonesia VIII. Jakarta: Badan

Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.

Hendryanoor, Setiawan. 2012. Gaya Bahasa Dilihat Berdasarkan Diksi dan

Struktur Kalimat dalam Iklan Rawit pada Surat Kabar Harian Jogja

(Skripsi). Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Keraf, Gorys. 1980. Komposisi. Ende: Nusa Indah.

Kridaklasana, Harimurti. 2008. Kamus Linguistik Edisi Keempat. Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama.

Kurnia, Titon Slamet. 2009. Pengantar Sistem Hukum Indonesia. Bandung:

Alumni.

Matanggui, Junaiyah. H. 2013. Bahasa Indonesia untuk Bidang Hukum dan

Peraturan Perundang-undangan. Jakarta: Gramedia Widiasarana.

Moleong, Lexy J. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda

Karya.

Nurastuti, Wiji. 2007. Metodologi Penelitian. Magelang: Ardana Media.

Prastowo, Andi. 2014. Memahami Metode-metode Penelitian. Yogyakarta: Ar-

Ruzz Media.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

120

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa

Indonesia Edisi Keempat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Putrayasa, Ida Bagus. 2014. Kalimat Efektif (Diksi,Struktur, dan Logika).

Bandung: Refika Aditama.

Rahardi, Kunjana. 2010. Kalimat Baku untuk Menyusun Karya Tulis Ilmiah.

Yogyakarta: Universitas Atma Jaya.

Rahardjo, Satjipto. 1982. Ilmu Hukum. Bandung: Alumni.

Ramlan, M. 2005. Ilmu Bahasa Indonesia Sintaksis. Yogyakarta: Karyono.

Said, Umar. 2009. Pengantar Hukum Indonesia: Sejarah dan Dasar-dasar Tata

Hukum Serta Politik Hukum Indonesia. Malang: Setara Press.

Soeprapto, Maria Farida Indrati. 2002. Ilmu Perundang-undangan. Yogyakarta:

Kanisius.

Sudaryanto, 2015. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta:

Diandra Primamitra.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Manajemen. Bandung: Alfabeta.

Syarif, Amiroeddin. 1987. Perundang-undangan: Dasar, Jenis, dan Teknik

Membuatnya. Jakarta: Bina Aksara.

Tarigan, Djago. 1987. Membina Keterampilan Menulis Paragraf dan

Pengembangannya. Bandung: Angkasa.

Wiyanto, Asul. 2000. Terampil Menulis Paragraf. Jakarta: Grasindo.

Referensi Online

http://www.kemdikbud.go.id/

http://jdih.kemdikbud.go.id/diknasrokum/

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

121

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 44 TAHUN 2014

TENTANG

BUKU TEKS PELAJARAN DAN BUKU PANDUAN GURU

UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS LUAR BIASA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal

43 ayat (5) Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun

2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah

Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan, Tim Penilai Buku telah melakukan

penilaian kelayakan isi, bahasa, penyajian, dan

kegrafikaan buku teks pelajaran dan buku panduan

guru untuk digunakan dalam pembelajaran di Sekolah

Menengah Atas Luar Biasa;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

dimaksud pada huruf a, perlu menetapkan Peraturan

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang Buku

Teks Pelajaran dan Buku Panduan Guru untuk

Sekolah Menengah Atas Luar Biasa;

Mengingat : 1 Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik

Indonesia tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4301);

2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang

Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 4 1 , Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496),

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan

atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005

tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 71,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5410);

3. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang

Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara

sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir

dengan Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2014;

4. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang

Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara,

serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I

Kementerian Negara sebagaimana telah diubah

beberapa kali terakhir dengan Peraturan Presiden

Nomor 14 Tahun 2014.

5. Keputusan Presiden Nomor 84/P Tahun 2009

mengenai Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu II

sebagaimana telah diubah terakhir dengan Keputusan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

122

Presiden Nomor 8/P Tahun 2014;

6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor

54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan;

7. Peraturan Menteri Pendidikan d a n Kebudayaan Nomor

64 Tahun 2013 tentang Standar Isi;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

TENTANG BUKU TEKS PELAJARAN DAN BUKU PANDUAN

GURU UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS LUAR BIASA.

Pasal 1

(1) Menetapkan Buku Teks Pelajaran dan Buku Panduan Guru sebagai buku siswa

dan buku guru yang layak digunakan dalam pembelajaran di Sekolah Menengah

Atas Luar Biasa.

(2) Buku Teks Pelajaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam

Lampiran I yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan

Menteri ini .

(3) Buku Panduan Guru sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam

Lampiran II yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan

Menteri ini .

Pasal 2

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan

Menteri i n i dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan d i Jakarta

pada tanggal 9 Juni 2014

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

REPUBLIK INDONESIA,

TTD.

MOHAMMAD NUH

Diundangkan di Jakarta

pada tanggal 20 Juni 2014

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA,

TTD.

AMIR SYAMSUDIN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2014 NOMOR 853

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

123

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 45 TAHUN 2014

TENTANG

PAKAIAN SERAGAM SEKOLAH BAGI PESERTA DIDIK

JENJANG PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka memperkuat jati diri bangsa diperlukan pembinaan

dan pengembangan kesiswaan untuk menciptakan suasana dan tata kehidupan

satuan pendidikan yang baik dan sehat, sehingga menjamin kelancaran proses

belajar mengajar;

b. bahwa salah satu upaya dalam rangka memperkuat jati diri bangsa

sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu diatur pakaian seragam sekolah

guna meningkatkan citra satuan pendidikan serta meningkatkan persatuan dan

kesatuan di kalangan peserta didik;

c.bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan

b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang

Pakaian Seragam Sekolah bagi Peserta Didik Jenjang Pendidikan Dasar dan

Menengah;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);

2.Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 42,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496) sebagaimana

telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang

Perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar

Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013

Nomor 71, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5410);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 42,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496) sebagaimana

telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang

Perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar

Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013

Nomor 71, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5410);

4. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi

Kementerian Negara sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan

Presiden Nomor 13 Tahun 2014;

5. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi

Kementerian Negara serta Susunan, Organisasi, Tugas dan Fungsi Eselon I

Kementerian Negara sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden

Nomor 14 Tahun 2014;

6. Keputusan Presiden Nomor 84/P Tahun 2009 mengenai Pembentukan Kabinet Indonesia

Bersatu II sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Presiden

Nomor 8/P Tahun 2014;

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

124

7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2012 tentang Organisasi

dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagaimana telah diubah

dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 25 Tahun 2014;

8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 39 Tahun 2008 tentang Pembinaan

Kesiswaan;

9.

MEMUTUSKAN:

Menetapkan: PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TENTANG

PAKAIAN SERAGAM SEKOLAH BAGI PESERTA DIDIK PADA JENJANG

PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:

1. Sekolah adalah Sekolah Dasar/Sekolah Dasar Luar Biasa (SD/SDLB), Sekolah Menengah

Pertama/Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa (SMP/SMPLB), Sekolah Menengah

Atas/Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMA/SMALB), dan Sekolah Menengah

Kejuruan/Sekolah Menengah Kejuruan Luar Biasa (SMK/SMKLB) baik negeri maupun swasta.

2. Pakaian seragam nasional adalah pakaian yang dikenakan pada hari belajar oleh peserta didik

di sekolah, yang jenis, model, dan warnanya sama berlaku secara nasional.

3. Pakaian seragam khas sekolah adalah pakaian seragam bercirikan karakteristik sekolah yang

dikenakan oleh peserta didik pada hari tertentu, dalam rangka meningkatkan kebanggaan peserta

didik terhadap sekolahnya.

4. Pakaian seragam khas muslimah adalah pakaian seragam yang dikenakan oleh peserta didik

muslimah karena keyakinan pribadinya sesuai dengan jenis, model, dan warna yang telah

ditentukan dalam kegiatan proses belajar mengajar untuk semua jenis pakaian seragam sekolah.

5. Atribut adalah kelengkapan pakaian seragam nasional yang menunjukkan identitas masing-

masing sekolah terdiri dari badge organisasi kesiswaan, badge merah putih, badge nama peserta

didik, badge nama sekolah dan nama kabupaten/kota.

BAB II

TUJUAN

Pasal 2

Penetapan pakaian seragam sekolah bertujuan:

a. menanamkan dan menumbuhkan rasa nasionalisme, kebersamaan, serta memperkuat

persaudaraan sehingga dapat menumbuhkan semangat kesatuan dan persatuan di kalangan peserta

didik;

b. meningkatkan rasa kesetaraan tanpa memandang kesenjangan sosial ekonomi orangtua/wali

peserta didik;

c. meningkatkan disiplin dan tanggungjawab peserta didik serta kepatuhan terhadap peraturan

yang berlaku; dan

d. menjadi acuan bagi sekolah dalam menyusun tata tertib dan disiplin peserta didik khususnya

yang mengatur pakaian seragam sekolah.

BAB III

JENIS, WARNA, DAN MODEL

Pasal 3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

125

(1) Pakaian seragam sekolah terdiri dari:

a. Pakaian seragam nasional;

b. Pakaian seragam kepramukaan; atau

c. Pakaian seragam khas sekolah.

(2) Jenis pakaian seragam sekolah terdiri dari:

a. Pakaian seragam sekolah untuk peserta didik putra;

b. Pakaian seragam sekolah untuk peserta didik putri.

(3) Warna pakaian seragam nasional untuk:

a. SD/SDLB: kemeja putih, celana/rok warna merah hati;

b. SMP/SMPLB: kemeja putih, celana/rok warna biru tua;

c. SMA/SMALB/SMK/SMKLB: kemeja putih, celana/rok warna abu-abu.

(4) Ketentuan pakaian seragam sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai berikut:

a. Pakaian seragam nasional mengacu pada Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan

dari Peraturan Menteri ini;

b. Model pakaian seragam nasional sebagaimana tercantum dalam Lampiran II yang merupakan

bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

c. Pakaian seragam kepramukaan mengacu pada ketentuan peraturan kwartir nasional gerakan

pramuka;

d. Pakaian seragam khas sekolah diatur oleh masing-masing sekolah dengan tetap memperhatikan

hak setiap warga negara untuk menjalankan keyakinan agamanya masing-masing.

BAB IV

PENGADAAN DAN PENGGUNAAN

Pasal 4

(1) Pengadaan pakaian seragam sekolah diusahakan sendiri oleh orangtua atau wali peserta didik.

(2) Pengadaan pakaian seragam sekolah tidak boleh dikaitkan dengan pelaksanaan penerimaan

peserta didik baru atau kenaikan kelas.

Pasal 5

(1) Pakaian seragam nasional dikenakan pada hari Senin, Selasa, dan pada hari lain saat

pelaksanaan Upacara Bendera.

(2) Pada saat Upacara Bendera dilengkapi topi pet dan dasi sesuai warna seragam masing-masing

jenjang sekolah, dilengkapi dengan logo tut wuri handayani di bagian depan topi.

(3) Selain hari sebagaimana dimaksud pada ayat (1) peserta didik dapat mengenakan pakaian

seragam kepramukaan atau pakaian seragam khas sekolah yang diatur oleh masing-masing

sekolah.

BAB V

SANKSI

Pasal 6

Sekolah yang melanggar ketentuan dalam Peraturan Menteri ini akan dikenakan sanksi sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB VI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

126

PENUTUP

Pasal 7

Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan

penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 9 Juni 2014

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

REPUBLIK INDONESIA,

TTD.

MOHAMMAD NUH

Diundangkan di Jakarta

pada tanggal 11 Juni 2014

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA,

TTD.

AMIR SYAMSUDIN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2014 NOMOR 768

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

127

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 51 TAHUN 2014

TENTANG

BUKU TEKS PELAJARAN DAN BUKU PANDUAN GURU

UNTUK PENDIDIKAN DASAR DAN PENDIDIKAN MENENGAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang: a. bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 43

ayat (5) Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013

tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19

Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Tim

Penelaah Buku telah melakukan penilaian kelayakan isi,

kebahasaan, penyajian, dan kegrafikaan buku teks

pelajaran dan buku panduan guru untuk digunakan dalam

pembelajaran;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

pada huruf a perlu menetapkan Peraturan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan tentang Buku Teks Pelajaran

dan Buku Panduan Guru untuk Pendidikan Dasar dan

Pendidikan Menengah;

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem

Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4301);

2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang

Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4496) sebagaimana telah

diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun

2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor

19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 71, Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5410);

3. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang

Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara,

sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan

Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2013 tentang

Perubahan Kelima atas Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun

2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian

Negara;

4. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang

Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta

Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I

Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa kali

diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 14

Tahun 2013 tentang Perubahan Kelima atas Peraturan

Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas,

dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi,

Tugas, dan Fungsi Eselon 1 Kementerian Negara;

5. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 84/P Tahun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

128

2009 mengenai Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu II

sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan

Keputusan Presiden Nomor 8/P Tahun 2014;

6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54

Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan;

7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64

Tahun 2013 tentang Standar Isi;

8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 67

Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur

Kurikulum Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah;

9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 68

Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur

Kurikulum Sekolah Menengah Pertama/Madrasah

Tsanawiyah;

10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69

Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur

Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah;

11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 70

Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur

Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah

Kejuruan;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

TENTANG BUKU TEKS PELAJARAN DAN BUKU PANDUAN

GURU UNTUK PENDIDIKAN DASAR DAN PENDIDIKAN

MENENGAH.

Pasal 1

(1) Menetapkan buku teks pelajaran sebagai buku siswa dan buku panduan

guru untuk Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah yaitu kelas I I,

Kelas V, Kelas VIII, kelas X, dan kelas XI yang layak digunakan dalam

pembelajaran.

(2) Buku teks pelajaran sebagai buku siswa sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

(3) Buku panduan guru sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum

dalam Lampiran II yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

Pasal 2

Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan

Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 19 Juni 2014

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

REPUBLIK INDONESIA,

TTD.

MOHAMMAD NUH

Diundangkan di Jakarta

pada tanggal 24 Juni 2014

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA,

TTD.

AMIR SYAMSUDIN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2014 NOMOR 862

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

129

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 55 TAHUN 2014

TENTANG

MASA ORIENTASI PESERTA DIDIK BARU DI SEKOLAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka pengenalan program sekolah,

lingkungan sekolah, cara belajar, dan konsep pengenalan diri

terhadap peserta didik baru perlu dilaksanakan masa

orientasi peserta didik baru;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

pada huruf a, perlu menetapkan Peraturan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan tentang Masa Orientasi Peserta

Didik Baru di Sekolah;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem

Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4301);

2. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang

Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 23, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5105)

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah

Nomor 66 Tahun 2010 (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2010 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Nomor

5157);

3. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang

Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara

sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan

Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2014;

4. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang

Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta

Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Eselon I Kementerian

Negara, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden

Nomor 14 Tahun 2014;

5. Keputusan Presiden Nomor 84/P Tahun 2009 mengenai

Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu I I sebagaimana telah

diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 8/P Tahun 2014;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

TENTANG MASA ORIENTASI PESERTA DIDIK DI SEKOLAH.

Pasal 1

Setiap sekolah menyelenggarakan masa orientasi peserta didik bagi peserta didik baru selama jam

belajar di sekolah pada minggu pertama masuk sekolah selama 3

(tiga) sampai dengan 5 (lima) hari.

Pasal 2

Masa orientasi peserta didik bertujuan untuk mengenalkan program sekolah,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

130

lingkungan sekolah, cara belajar, penanaman konsep pengenalan diri peserta didik, dan

kepramukaan sebagai pembinaan awal ke arah terbentuknya kultur sekolah yang kondusif bagi

proses pembelajaran lebih lanjut sesuai dengan tujuan

pendidikan nasional.

Pasal 3

(1) Sekolah dilarang melaksanakan masa orientasi peserta didik yang mengarah

kepada tindakan kekerasan, pelecehan dan/atau tindakan destruktif lainnya

yang merugikan peserta didik baru baik secara fisik maupun psikologis baik di

dalam maupun di luar sekolah.

(2) Sekolah dilarang memungut biaya dan membebani orangtua dan peserta didik

dalam bentuk apapun.

Pasal 4

Kepala sekolah dan guru di sekolah yang bersangkutan bertanggungjawab dan

wajib melaksanakan ketentuan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri ini.

Pasal 5

Dinas pendidikan provinsi/kabupaten/kota mengendalikan masa orientasi peserta

didik baru menjadi kegiatan yang bermanfaat, bersifat edukatif dan kreatif, buk an mengarah

kepada tindakan destruktif dan/atau berbagai kegiatan lain yang

merugikan siswa baru baik secara fisik maupun psikologis.

Pasal 6

Kepala sekolah dan guru yang membiarkan terjadinya penyimpangan dan/atau

pelanggaran ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dikenakan sanksi

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 7

Dengan berlakunya Peraturan Menteri ini, Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor

112/U/2001 tentang Masa Orientasi Siswa di Sekolah dicabut dan dinyatakan tidak berlaku

Pasal 8

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan

Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 2 Juli 2014

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

REPUBLIK INDONESIA,

TTD.

MOHAMMAD NUH

Diundangkan di Jakarta

pada tanggal 4 Juli 2014

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA,

TTD.

AMIR SYAMSUDIN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2014 NOMOR 920

.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

131

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 62 TAHUN 2014

TENTANG

KEGIATAN EKSTRAKURIKULER

PADA PENDIDIKAN DASAR DAN PENDIDIKAN MENENGAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa pengembangan potensi peserta didik sebagaimana dimaksud dalam tujuan

pendidikan nasional dapat diwujudkan melalui kegiatan ekstrakurikuler yang

merupakan salah satu kegiatan dalam program kurikuler;

b. bahwa kegiatan ekstrakurikuler dapat memfasilitasi pengembangan potensi

peserta didik melalui pengembangan bakat, minat, dan kreativitas serta

kemampuan berkomunikasi dan bekerja sama dengan orang lain;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan

huruf b perlu menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

tentang Kegiatan Ekstrakurikuler pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan

Menengah;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);

2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 131, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5169);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32

Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun

2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2013 Nomor 71, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5410);

4. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan

Organisasi Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah

beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia

Nomor 13 Tahun 2014;

5. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan

Organisasi, dan Tata kerja Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah beberapa

kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 2014;

6. Keputusan Presiden Nomor 84/P Tahun 2009 mengenai Pembentukan Kabinet Indonesia

Bersatu II sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Keputusan Presiden Nomor

54/P Tahun 2014;

7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayan Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar

Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah;

8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayan Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi

Pendidikan Dasar dan Menengah;

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

132

9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayan Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses

Pendidikan Dasar dan Menengah;

10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayan Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar

Penilaian Pendidikan Dasar dan Menengah;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TENTANG

KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PADA PENDIDIKAN DASAR DAN PENDIDIKAN

MENENGAH.

Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:

1. Kegiatan Ekstrakurikuler adalah kegiatan kurikuler yang dilakukan oleh peserta didik di luar

jam belajar kegiatan intrakurikuler dan kegiatan kokurikuler, di bawah bimbingan dan

pengawasan satuan pendidikan.

2. Satuan pendidikan adalah Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah

Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah

(SMA/MA), dan Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK).

Pasal 2

Kegiatan Ekstrakurikuler diselenggarakan dengan tujuan untuk mengembangkan potensi, bakat,

minat, kemampuan, kepribadian, kerjasama, dan kemandirian peserta didik secara optimal dalam

rangka mendukung pencapaian tujuan pendidikan nasional.

Pasal 3

(1) Kegiatan Ekstrakurikuler terdiri atas:

a. Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib; dan

b. Kegiatan Ekstrakurikuler Pilihan.

(2) Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a merupakan

Kegiatan Ekstrakurikuler yang wajib diselenggarakan oleh satuan pendidikan dan wajib diikuti

oleh seluruh peserta didik.

(3) Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a berbentuk

pendidikan kepramukaan.

(4) Kegiatan Ekstrakurikuler Pilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b merupakan

Kegiatan Ekstrakurikuler yang dikembangkan dan diselenggarakan oleh satuan pendidikan sesuai

bakat dan minat peserta didik.

(5) Kegiatan Ekstrakurikuler Pilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dapat

berbentuk latihan olah-bakat dan latihan olah-minat.

Pasal 4

(1) Pengembangan berbagai bentuk Kegiatan Ekstrakurikuler Pilihan dilakukan dengan mengacu

pada prinsip:

a. partisipasi aktif; dan

b. menyenangkan.

(2) Pengembangan berbagai bentuk Kegiatan Ekstrakurikuler Pilihan dilakukan melalui tahapan:

a. identifikasi kebutuhan, potensi, dan minat peserta didik;

b. analisis sumber daya yang diperlukan untuk penyelenggaraannya;

c. pemenuhan kebutuhan sumber daya sesuai pilihan peserta didik atau menyalurkannya ke satuan

pendidikan atau lembaga lainnya;

d. penyusunan program Kegiatan Ekstrakurikuler; dan

e. penetapan bentuk kegiatan yang diselenggarakan;

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

133

Pasal 5

(1) Satuan pendidikan wajib menyusun program Kegiatan Ekstrakurikuler yang merupakan

bagian dari Rencana Kerja Sekolah.

(2) Program Kegiatan Ekstrakurikuler sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat:

a. rasional dan tujuan umum;

b. deskripsi setiap kegiatan ekstrakurikuler;

c. pengelolaan;

d. pendanaan; dan

e. evaluasi.

(3) Program Kegiatan Ekstrakurikuler sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disosialisasikan

kepada peserta didik dan orangtua/wali pada setiap awal tahun pelajaran.

Pasal 6

(1) Pelaksanaan program Kegiatan Ekstrakurikuler mempertimbangkan penggunaan sumber daya

bersama yang tersedia pada gugus sekolah atau klaster sekolah.

(2) Penggunaan sumber daya bersama sebagaimana dimaksud pada ayat (4) difasilitasi oleh

pemerintah provinsi atau pemerintah kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya.

Pasal 7

(1) Satuan pendidikan memberikan penilaian terhadap kinerja peserta didik dalam Kegiatan

Ekstrakurikuler secara kualitatif dan dideskripsikan pada rapor peserta didik.

(2) Satuan pendidikan melakukan evaluasi Program Kegiatan Ekstrakurikuler pada setiap akhir

tahun ajaran untuk mengukur ketercapaian tujuan pada setiap indikator yang telah ditetapkan.

(3) Hasil evaluasi Program Kegiatan Ekstrakurikuler sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

digunakan untuk penyempurnaan Program Kegiatan Ekstrakurikuler tahun ajaran berikutnya.

Pasal 8

Kegiatan Ekstrakurikuler pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah menggunakan

Pedoman sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari

Peraturan Menteri ini.

Pasal 9

Dengan berlakunya Peraturan Menteri ini, ketentuan dalam Peraturan Menteri Nomor 81A Tahun

2013 tentang Implementasi Kurikulum yang mengatur mengenai Kegiatan Ekstrakurikuler

dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 10

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan

penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 2 Juli 2014

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

REPUBLIK INDONESIA,

TTD.

MOHAMMAD NUH

Diundangkan di Jakarta

pada tanggal 11 Juli 2014

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA,

TTD.

AMIR SYAMSUDIN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2014 NOMOR 958

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

134

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 63 TAHUN 2014

TENTANG

PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN

SEBAGAI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER WAJIB

PADA PENDIDIKAN DASAR DAN PENDIDIKAN MENENGAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa Pendidikan Kepramukaan dilaksanakan untuk menginternalisasikan nilai

ketuhanan, kebudayaan, kepemimpinan, kebersamaan, sosial, kecintaan

alam, dan kemandirian pada peserta didik;

b. bahwa nilai-nilai dalam sikap dan keterampilan sebagai muatan

Kurikulum 2013 dan muatan Pendidikan Kepramukaan dapat bersinergi

secara koheren;

c. bahwa sehubungan dengan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada

huruf a dan huruf b perlu menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan tentang Pendidikan Kepramukaan sebagai Kegiatan

Ekstrakurikuler Wajib pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);

2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 131, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5169);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor

32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19

Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 71, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5410);

4. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan

Organisasi Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah

beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia

Nomor 13 Tahun 2014;

5. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas,

Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata kerja Kementerian Negara Republik

Indonesia sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan

Presiden Nomor 14 Tahun 2014;

6. Keputusan Presiden Nomor 84/P Tahun 2009 mengenai Pembentukan

Kabinet Indonesia Bersatu II sebagaimana telah beberapa kali diubah

terakhir dengan Keputusan Presiden Nomor 54/P Tahun 2014;

7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 39 Tahun 2008 tentang

Pembinaan Kesiswaan;

8. Peraturan Menteri pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

Nomor 67 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum

SD/MI;

9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

Nomor 68 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum

SMP/MTs.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

135

10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

Nomor 69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum

SMA/MA;

11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

Nomor 70 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum

SMK/MAK;

12. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 231 Tahun 2007

Tentang Petunjuk Penyelenggaraan Gugus depan Gerakan Pramuka;

13. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 056 Tahun 1982

Tentang Petunjuk Penyelenggaraan Karang Pamitran;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TENTANG

PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER WAJIB

PADA PENDIDIKAN DASAR DAN PENDIDIKAN MENENGAH.

Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:

1. Pendidikan Kepramukaan adalah proses pembentukan kepribadian, kecakapan hidup, dan

akhlak mulia pramuka melalui penghayatan dan pengamalan nilai nilai kepramukaan;

2. Satuan Pendidikan adalah Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah

Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah

(SMA/MA), dan Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK).

3. Gerakan Pramuka adalah organisasi yang dibentuk oleh pramuka untuk menyelenggarakan

pendidikan kepramukaan;

4. Pramuka adalah warga negara Indonesia yang aktif dalam pendidikan kepramukaan serta

mengamalkan Satya Pramuka dan Darma Pramuka;

5. Kepramukaan adalah segala aspek yang berkaitan dengan pramuka;

6. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pendidikan;

Pasal 2

(1) Pendidikan Kepramukaan dilaksanakan sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler wajib pada

pendidikan dasar dan menengah.

(2) Kegiatan Ekstrakurikuler wajib merupakan kegiatan ekstrakurikuler yang harus diikuti oleh

seluruh peserta didik;

Pasal 3

(1) Pendidikan Kepramukaan dilaksanakan dalam 3 (tiga) Model meliputi Model Blok, Model

Aktualisasi, dan Model Reguler.

(2) Model Blok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan kegiatan wajib dalam bentuk

perkemahan yang dilaksanakan setahun sekali dan diberikan penilaian umum.

(3) Model Aktualisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan kegiatan wajib dalam

bentuk penerapan sikap dan keterampilan yang dipelajari didalam kelas yang dilaksanakan dalam

kegiatan Kepramukaan secara rutin, terjadwal, dan diberikan penilaian formal.

(4) Model Reguler sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan kegiatan sukarela berbasis

minat peserta didik yang dilaksanakan di Gugus depan.

Pasal 4

Pendidikan Kepramukaan berisi perpaduan proses pengembangan nilai sikap dan keterampilan.

Pasal 5

(1) Pola Kegiatan Pendidikan Kepramukaan diwujudkan dalam bentuk upacara dan keterampilan

Kepramukaan dengan menggunakan berbagai metode dan teknik.

(2) Upacara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi upacara pembukaan dan penutupan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 150: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

136

(3) Keterampilan Kepramukaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sebagai

perwujudan komitmen Kepramukaan dalam bentuk pembiasan dan penguatan sikap dan

keterampilan sesuai dengan kebutuhan pembelajaran.

(4) Metode dan teknik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dituangkan dalam bentuk belajar

interaktif dan progresif disesuaikan dengan kemampuan fisik dan mental peserta didik.

Pasal 6

(1) Penilaian dalam Pendidikan Kepramukaan dilaksanakan dengan menggunakan penilaian yang

bersifat otentik mencakup penilaian sikap dan keterampilan.

(2) Penilaian sikap sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan menggunakan

penilaian berdasarkan pengamatan, penilaian diri, dan penilaian teman sebaya.

(3) Penilaian keterampilan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan menggunakan

penilaian unjuk kerja.

(4) Penilaian sikap dan keterampilan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)

menggunakan jurnal pendidik dan portofolio.

Pasal 7

(1) Pengelolaan Pendidikan Kepramukaan sebagai kegiatan ekstrakurikuler wajib pada satuan

pendidikan dasar dan menengah merupakan tanggung jawab kepala sekolah dengan pelaksana

pembina pramuka.

(2) Pembina Pramuka sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah Guru kelas/Guru mata

pelajaran yang telah memperoleh sertifikat paling rendah kursus mahir dasar atau Pembina

Pramuka yang bukan guru kelas/guru mata pelajaran.

(3) Guru kelas/guru mata pelajaran yang melaksanakan tugas tambahan sebagai Pembina

Pramuka dihitung sebagai bagian dari pemenuhan beban kerja guru dengan beban kerja paling

banyak 2 jam pelajaran per minggu.

Pasal 8

(1) Pendidikan Kepramukaan sebagai kegiatan ekstrakurikuler wajib merujuk pada Pedoman

Penyelenggaraan Pendidikan Kepramukaan sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib dan Prosedur

Operasi Standar (POS) Penyelenggaraan Pendidikan Kepramukaan sebagai Kegiatan

Ekstrakurikuler Wajib.

(2) Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Kepramukaan sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak

terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

(3) Prosedur Operasi Standar (POS) Penyelenggaraan Pendidikan Kepramukaan sebagai Kegiatan

Ekstrakurikuler Wajib sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran II yang

merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

Pasal 9

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan

penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 2 Juli 2014

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

REPUBLIK INDONESIA,

TTD.

MOHAMMAD NUH

Diundangkan di Jakarta

pada tanggal 11 Juli 2014

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA,

TTD.

AMIR SYAMSUDIN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2014 NOMOR 959

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 151: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

137

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 65 TAHUN 2014

TENTANG

BUKU TEKS PELAJARAN DAN BUKU PANDUAN GURU KURIKULUM 2013

KELOMPOK PEMINATAN PENDIDIKAN MENENGAH YANG MEMENUHI

SYARAT KELAYAKAN UNTUK DIGUNAKAN DALAM PEMBELAJARAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 43 ayat (5)

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar

Nasional Pendidikan, Badan Standar Nasional Pendidikan

telah melakukan penilaian kelayakan isi, bahasa, penyajian,

dan kegrafikaan buku teks pelajaran Kurikulum 2013 untuk

digunakan dalam pembelajaran;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

pada huruf a, perlu menetapkan Peraturan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan tentang Buku Teks Pelajaran dan

Buku Panduan Guru Kurikulum 2013 Kelompok Peminatan

Pendidikan Menengah yang Memenuhi Syarat Kelayakan

untuk Digunakan Dalam Pembelajaran;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Nomor

4301);

2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar

Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2005 Nomor 41 , Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4496) sebagaimana telah diubah dengan

Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2013 tentang

Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005

tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 71, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5410);

3. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang

Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara,

sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan

Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2013 tentang Perubahan

Keempat atas Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009

tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 125);

4. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan,

Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan

Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara

sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan

Peraturan Presiden Nomor 56 Tahun 2013 tentang Perubahan

Keempat atas Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010

tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara

serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I

Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 152: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

138

Tahun 2013 Nomor 126);

5. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 84/P Tahun

2009 mengenai Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu II

sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan

Keputusan Presiden Nomor 8/P Tahun 2014;

6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 2 Tahun 2008

tentang Buku;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

TENTANG BUKU TEKS PELAJARAN DAN BUKU PANDUAN GURU

KURIKULUM 2013 KELOMPOK PEMINATAN PENDIDIKAN

MENENGAH YANG MEMENUHI SYARAT KELAYAKAN UNTUK

DIGUNAKAN DALAM PEMBELAJARAN.

Pasal 1

(1) Buku kurikulum 2013 untuk SMA/MA kelas X kelompok peminatan Matematika dan Ilmu-

Ilmu Alam yang terdiri atas:

a. Buku Teks Pelajaran sebagai buku siswa sebagaimana tercantum dalam

Lampiran I yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

Peraturan Menteri ini; dan

b. Buku Panduan Guru sebagai buku guru sebagaimana tercantum dalam

Lampiran II yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

Peraturan Menteri ini,

memenuhi syarat kelayakan untuk digunakan dalam pembelajaran.

(2) Buku kurikulum 2013 untuk SMA/MA kelas X kelompok peminatan Ilmu-Ilmu Sosial yang

terdiri atas:

a. Buku Teks Pelajaran sebagai buku siswa sebagaimana tercantum dalam

Lampiran III yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

Peraturan Menteri ini; dan

b. Buku Panduan Guru sebagai buku guru sebagaimana tercantum dalam

Lampiran IV yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

Peraturan Menteri ini,

memenuhi syarat kelayakan untuk digunakan dalam pembelajaran.

(3) Buku kurikulum 2013 untuk SMA/MA kelas X kelompok peminatan ilmu-ilmu bahasa dan

budaya yang terdiri atas:

a. Buku Teks Pelajaran sebagai buku siswa sebagaimana tercantum dalam

Lampiran V yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

Peraturan Menteri ini; dan

b. Buku Panduan Guru sebagai buku guru sebagaimana tercantum dalam

Lampiran VI yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

Peraturan Menteri ini,

memenuhi syarat kelayakan untuk digunakan dalam pembelajaran.

Pasal 2

Perubahan atas isi buku teks pelajaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 mendapat

persetujuan dari Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).

wajib mendapat persetujuan dari Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).

Pasal 3

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 153: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

139

Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 2 Juli 2014

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

REPUBLIK INDONESIA,

TTD.

MOHAMMAD NUH

Diundangkan di Jakarta

pada tanggal 11 Juli 2014

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA,

TTD.

AMIR SYAMSUDIN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2014 NOMOR 961

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 154: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

140

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 103 TAHUN 2014

TENTANG

PEMBELAJARAN PADA PENDIDIKAN DASAR DAN PENDIDIKAN MENENGAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : bahwa dalam rangka implementasi kurikulum sebagaimana telah diatur dalam Pasal

77O ayat (2) huruf c dan Pasal 77P ayat (2) huruf c Peraturan Pemerintah

Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19

Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, perlu menetapkan Peraturan

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang Pedoman Pembelajaran pada

Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);

2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32

Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005

tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2013 Nomor 71, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

5410);

3. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan

Organisasi Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah beberapa

kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 13

Tahun 2014;

4. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi,

Susunan Organisasi, dan Tata kerja Kementerian Negara Republik Indonesia

sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden

Nomor 14 Tahun 2014;

5. Keputusan Presiden Nomor 84/P Tahun 2009 mengenai Pembentukan Kabinet

Indonesia Bersatu II sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan

Keputusan Presiden Nomor 54/P Tahun 2014;

6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayan Nomor 54 Tahun 2013 tentang

Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah;

7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayan Nomor 64 Tahun 2013 tentang

Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah;

8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayan Nomor 65 Tahun 2013 tentang

Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah;

9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayan Nomor 66 Tahun 2013 tentang

Standar Penilaian Pendidikan Dasar dan Menengah;

10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayan Nomor 57 Tahun 2014 tentang

Kurikulum 2013 Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah;

11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayan Nomor 58 Tahun 2014 tentang

Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah;

12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayan Nomor 59 Tahun 2014 tentang

Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah;

13. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayan Nomor 60 Tahun 2014 tentang

Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan;

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 155: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

141

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TENTANG

PEMBELAJARAN PADA PENDIDIKAN DASAR DAN PENDIDIKAN MENENGAH.

Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:

1. Pembelajaran adalah proses interaksi antarpeserta didik dan antara peserta didik dengan

pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran selanjutnya disebut dengan RPP adalah rencana

pembelajaran yang dikembangkan mengacu pada silabus;

3. Satuan pendidikan adalah Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah/Sekolah Dasar Luar Biasa

(SD/MI/SDLB), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah/ Sekolah Menengah Pertama

Luar Biasa (SMP/MTs/SMPLB), Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah /Sekolah Menengah

Atas Luar Biasa (SMA/MA/SMALB), dan Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah

Kejuruan/Sekolah Menengah Kejuruan Luar Biasa (SMK/MAK/SMKLB).

Pasal 2

(1) Pembelajaran dilaksanakan berbasis aktivitas dengan karakteristik:

a. interaktif dan inspiratif;

b. menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif;

c. kontekstual dan kolaboratif;

d. memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian peserta didik; dan

e. sesuai dengan bakat, minat, kemampuan, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

(2) Pembelajaran menggunakan pendekatan, strategi, model, dan metode yang mengacu pada

karakteristik sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

(3) Pendekatan pembelajaran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan cara pandang

pendidik yang digunakan untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang memungkinkan

terjadinya proses pembelajaran dan tercapainya kompetensi yang ditentukan.

(4) Strategi pembelajaran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan langkah-langkah

sistematik dan sistemik yang digunakan pendidik untuk menciptakan lingkungan pembelajaran

yang memungkinkan terjadinya proses pembelajaran dan tercapainya kompetensi yang

ditentukan.

(5) Model pembelajaran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan kerangka konseptual

dan operasional pembelajaran yang memiliki nama, ciri, urutan logis, pengaturan, dan budaya.

(6) Metode pembelajaran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan cara atau teknik yang

digunakan oleh pendidik untuk menangani suatu kegiatan pembelajaran yang mencakup antara

lain ceramah, tanya-jawab, diskusi.

(7) Pendekatan pembelajaran sebagaimana dimaksud pada ayat (3) menggunakan pendekatan

saintifik/pendekatan berbasis proses keilmuan.

(8) Pendekatan saintifik/pendekatan berbasis proses keilmuan sebagaimana dimaksud pada ayat

(7) merupakan pengorganisasian pengalaman belajar dengan urutan logis meliputi proses

pembelajaran:

a. mengamati;

b. menanya;

c. mengumpulkan informasi/mencoba;

d. menalar/mengasosiasi; dan

e. mengomunikasikan.

(9) Urutan logis sebagaimana dimaksud pada ayat (8) dapat dikembangkan dan digunakan dalam

satu atau lebih pertemuan.

(10) Pendekatan saintifik/pendekatan berbasis proses keilmuan sebagaimana dimaksud pada ayat

(8) dilaksanakan dengan menggunakan modus pembelajaran langsung atau tidak langsung sebagai

landasan dalam menerapkan berbagai strategi dan model pembelajaran sesuai dengan Kompetensi

Dasar yang ingin dicapai.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 156: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

142

Pasal 3

(1) Pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan RPP.

(2) RPP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun oleh guru dengan mengacu pada silabus

dengan prinsip:

a. memuat secara utuh kompetensi dasar sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan

keterampilan;

b. dapat dilaksanakan dalam satu atau lebih dari satu kali pertemuan;

c. memperhatikan perbedaan individual peserta didik;

d. berpusat pada peserta didik;

e. berbasis konteks;

f. berorientasi kekinian;

g. mengembangkan kemandirian belajar;

h. memberikan umpan balik dan tindak lanjut pembelajaran;

i. memiliki keterkaitan dan keterpaduan antarkompetensi dan/atau antarmuatan; dan

j. memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.

(3) Prinsip sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diwujudkan dalam bentuk pembelajaran reguler,

pengayaan, dan remedial.

(4) RPP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit memuat:

a. identitas sekolah/madrasah, mata pelajaran atau tema, kelas/semester, dan alokasi waktu;

b. Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, dan indikator pencapaian kompetensi;

c. materi pembelajaran;

d. kegiatan pembelajaran yang meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan

penutup;

e. penilaian, pembelajaran remedial, dan pengayaan; dan

f. media, alat, bahan, dan sumber belajar.

(5) Indikator pencapaian kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf b merupakan:

a. kemampuan yang dapat diobservasi untuk disimpulkan sebagai pemenuhan Kompetensi Dasar

pada Kompetensi Inti 1 dan Kompetensi Inti 2; dan

b. kemampuan yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk disimpulkan sebagai pemenuhan

Kompetensi Dasar pada Kompetensi Inti 3 dan Kompetensi Inti 4.

(6) Kegiatan pembelajaran sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf d mengacu pada

pendekatan, strategi, model, dan metode pembelajaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat

(3) sampai dengan ayat (9).

Pasal 4

Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah dilaksanakan sesuai pedoman

sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan

Menteri ini.

Pasal 5

Semua ketentuan tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah dalam

Peraturan Menteri yang sudah ada sebelum Peraturan Menteri ini berlaku, tetap berlaku sepanjang

tidak bertentangan dengan ketentuan dalam Peraturan Menteri ini.

Pasal 6

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan

penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 157: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

143

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 3 Oktober 2014

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

REPUBLIK INDONESIA,

TTD.

MOHAMMAD NUH

Diundangkan di Jakarta

pada tanggal 8 Oktober 2014

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA,

TTD.

AMIR SYAMSUDIN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2014 NOMOR 1506

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 158: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

144

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 105 TAHUN 2014

TENTANG

PENDAMPINGAN PELAKSANAAN KURIKULUM 2013

PADA PENDIDIKAN DASAR DAN PENDIDIKAN MENENGAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : bahwa dalam rangka menjamin terlaksananya Kurikulum 2013 secara efektif dan

efisien pada satuan pendidikan, perlu menetapkan Peraturan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan tentang Pendampingan Pelaksanaan Kurikulum

2013 pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);

2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32

Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun

2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2013 Nomor 71, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5410);

3. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan

Organisasi Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah

beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia

Nomor 13 Tahun 2014;

4. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas,

Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata kerja Kementerian Negara Republik

Indonesia sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan

Presiden Nomor 14 Tahun 2014;

5. Keputusan Presiden Nomor 84/P Tahun 2009 mengenai Pembentukan

Kabinet Indonesia Bersatu II sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir

dengan Keputusan Presiden Nomor 41/P Tahun 2014;

6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayan Nomor 54 Tahun 2013 tentang

Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah;

7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayan Nomor 64 Tahun 2013 tentang

Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah;

8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayan Nomor 65 Tahun 2013 tentang

Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah;

9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayan Nomor 66 Tahun 2013 tentang

Standar Penilaian Pendidikan Dasar dan Menengah;

10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 57 Tahun 2014

tentang Kurikulum 2013 Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah;

11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 58 Tahun 2014

tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah;

12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 59 Tahun 2014

tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah;

13. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 60 Tahun 2014

tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah

Kejuruan;

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 159: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

145

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TENTANG

PENDAMPINGAN PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 PADA PENDIDIKAN DASAR

DAN PENDIDIKAN MENENGAH.

Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:

1. Pendampingan Pelaksanaan Kurikulum 2013 yang selanjutnya disebut Pendampingan adalah

proses pemberian bantuan penguatan pelaksanaan Kurikulum 2013 pada satuan pendidikan;

2. Satuan pendidikan adalah Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah/Sekolah Dasar Luar Biasa

(SD/MI/SDLB), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah/Sekolah Menengah Pertama

Luar Biasa (SMP/MTs/SMPLB), Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah/Sekolah Menengah

Atas Luar Biasa (SMA/MA/SMALB), dan Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah

Kejuruan/Sekolah Menengah Kejuruan Luar Biasa (SMK/MAK/SMKLB).

Pasal 2

(1) Pendampingan memiliki tujuan:

a. memfasilitasi proses adopsi Kurikulum 2013 pada satuan pendidikan;

b. memfasilitasi pengayaan/kontekstualisasi sebagai bagian dari pengembangan Kurikulum 2013

pada satuan pendidikan;

c. memperkuat keterlaksanaan Kurikulum 2013 pada satuan pendidikan; dan

d. memperkuat pemahaman dan membangun kepercayaan diri dalam pelaksanaan pembelajaran

berbasis Kurikulum 2013.

(2) Pendampingan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memiliki sasaran:

a. pengawas satuan pendidikan;

b. kepala satuan pendidikan; dan

c. pendidik.

(3) Sasaran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) memperoleh substansi pendampingan sesuai

dengan status dan peran masing-masing.

Pasal 3

(1) Pendampingan dilakukan berdasarkan prinsip:

a. profesional;

b. kolegial;

c. sikap saling percaya; dan

d. berkelanjutan.

(2) Prinsip profesional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a merupakan kegiatan

pendampingan yang dilakukan dengan kriteria dan prosedur keahlian.

(3) Prinsip kolegial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b merupakan kegiatan

pendampingan yang dilakukan dengan pendekatan dan iklim kesejawatan antara pendamping dan

yang didampingi.

(4) Prinsip sikap saling percaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c merupakan kegiatan

pendampingan yang dilakukan dengan saling menghormati dan bertanggungjawab.

(5) Prinsip berkelanjutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d merupakan kegiatan

pendampingan yang dilakukan secara terencana, terus-menerus, dan semakin meningkat.

Pasal 4

Pendampingan pelaksanaan Kurikulum 2013 berisi:

a. penguatan substansi bahan ajar untuk setiap mata pelajaran dan/atau tema pembelajaran;

b. penguatan sistem pembelajaran pada Kurikulum 2013;

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 160: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

146

c. penguatan sistem penilaian hasil belajar oleh pendidik pada Kurikulum 2013 dan pengisian

laporan hasil belajar peserta didik;

d. pengembangan perangkat Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan; dan

e. pengembangan model penelusuran minat peserta didik melalui bimbingan dan konseling.

Pasal 5

Pengelolaan pendampingan dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan

Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah bekerjasama dengan dinas pendidikan provinsi dan

dinas pendidikan kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya.

Pasal 6

(1) Pendampingan dilaksanakan secara berkesinambungan dengan:

a. model pendampingan di induk kluster/gugus; dan

b. model pendampingan di satuan pendidikan.

(2) Model Pendampingan berbasis kluster/gugus satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) huruf a dilakukan oleh guru pendamping.

(3) Model pendampingan di satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b

dilakukan oleh guru pendamping yang ada di satuan pendidikan tersebut.

Pasal 7

(1) Guru pendamping dalam pelaksanaan Kurikulum 2013 terdiri atas unsur:

a. pengawas satuan pendidikan;

b. kepala satuan pendidikan; dan

c. pendidik.

(2) Syarat sebagai pendamping dalam pelaksanaan Kurikulum 2013 sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) adalah:

a. telah lulus pelatihan Kurikulum 2013 dengan prestasi sekurang-kurangnya dengan predikat

memuaskan (M); dan

b. telah lulus dalam bimbingan teknis guru pendamping.

(3) Penyelenggara satuan pendidikan yang didirikan oleh masyarakat dapat menyediakan sumber

daya pendidikan dalam pelaksanaan pendampingan pada satuan pendidikan.

Pasal 8

Pendampingan Pelaksanaan Kurikulum 2013 pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah

menggunakan Pedoman sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak

terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

Pasal 9

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan

penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 3 Oktober 2014

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

REPUBLIK INDONESIA,

TTD.

MOHAMMAD NUH

Diundangkan di Jakarta

pada tanggal 8 Oktober 2014

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA,

TTD.

AMIR SYAMSUDIN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2014 NOMOR 1508

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 161: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

147

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 160 TAHUN 2014

TENTANG

PEMBERLAKUAN KURIKULUM TAHUN 2006 DAN KURIKULUM 2013

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : bahwa dalam rangka kelancaran proses pendidikan pada satuan

pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan

menengah, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan tentang Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum

2013;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentangSistem

Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4301);

2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar

Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan

Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang

Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005

tentang Standar Nasional Pendid ikan (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 71, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 5410),

3. Keputusan Presiden Nomor 121/P Tahun 2014 tentang

Pembentukan Kementerian dan Pengangkatan Menteri Kabinet

Kerja;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

TENTANG PEMBERLAKUAN KURIKULUM TAHUN 2006 DAN

KURIKULUM 2013.

Pasal 1

Satuan pendidikan dasar dan pendidikan menengah yang melaksanakan Kurikulum 2013

sejak semester pertama tahun pelajaran 2014/2015 kembali melaksanakan Kurikulum Tahun 2006

mulai semester kedua tahun pelajaran 2014/2015 sampai ada ketetapan dar i

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk melaksanakan Kurikulum 2013.

Pasal 2

(1) Satuan pendidikan dasar dan pendid ikan menengah yang te lah

me laksanakan Kur iku lu m 2 01 3 se lama 3 ( t iga) semes te r te tap

menggunakan Kurikulum 2013.

(2) Satuan pendidikan dasar dan pendidikan menengah yang melaksanakan Kurikulum 2013

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan satuan pendidikan rintisan penerapan

Kurikulum 2013.

(3) Satuan pendidikan rintisan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat berganti

melaksanakan Kurikulum Tahun 2006 dengan melapor kepada dinas pendidikan

provinsi/kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya.

Pasal 3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 162: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

148

(1) Satuan pendidikan dasar dan pendidikan menengah yang belum

m e l a k s a n a k a n K u r i k u l u m 2 0 1 3 m e n d a p a t k a n p e l a t i h a n d a n

pendampingan bagi:

a. kepala satuan pendidikan;

b. p e n d i d i k ;

c. tenaga kependidikan; dan

d. pengawas satuan pendidikan.

(2) Pelatihan dan pendampingan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertujuan

meningkatkan kompetensi dan penyiapan pelaksanaan Kurikulum 2013.

(3) Pelatihan dan pendampingan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan

sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan.

Pasal 4

Satuan pendidikan dasar dan pendidikan menengah dapat melaksanakan Kurikulum

Tahun 2006 paling lama sampai dengan tahun pelajaran 2019/ 2020.

Pasal 5

Hal-hal yang belum diatur terkait dengan prosedur pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 serta tata cara satuan pendidikan yang siap

melaksanakan Kurikulum 2013 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 diatur oleh Direktur

Jenderal Pendidikan Dasar dan Direktur Jenderal Pendidikan Menengah setelah berkoordinasi

dengan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan.

Pasal 6

Ketentuan lebih lanjut mengenai Kurikulum Tahun 2006 sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 1 diatur dalam Peraturan Menteri tersendiri.

Pasal 7

Satuan pendidikan anak usia dini melaksanakan Kurikulum 2013 sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

Pasal 8

Satuan pendidikan khusus melaksanakan Kurikulum 2013 sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

Pasal 9

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan

penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 11 Desember 2014

MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

TTD.

ANIES BASWEDAN

Diundangkan di Jakarta

pada tanggal 12 Desember 2014

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI

MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

TTD.

YASONNA H. LAOLY

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2014 NOMOR 1902

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 163: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

149

TRIANGULASI DATA

Berikut ini adalah hasil data penelitian “Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014: Struktur Kalimat dan Struktur Paragraf serta

Pola Pengembangannya” yang perlu ditriangulasi oleh ahli atau pakar. Berilah tanda centang (√) pada kolom “setuju” atau “tidak setuju” yang

menggambarkan penilaian Anda terhadap hasil analisis struktur kalimat dan struktur paragraf serta pola pengembangannya, kemudian berilah catatan pada

kolom keterangan yang dapat membantu kebenaran hasil analisis struktur kalimat dan struktur paragraf serta pola pengembangannya.

I. Analisis kalimat

No. Data Kode Unsur Kalimat Struktur Kalimat

Triangulator Kete-

rangan Setuju Tidak

Setuju

1. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 44 TAHUN 2014

TENTANG

BUKU TEKS PELAJARAN DAN BUKU

PANDUAN GURU

UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS LUAR

BIASA

I.A.1 Frasa (tidak mengandung unsur S P O

Pel. Ket).

F √

2. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

ESA

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

REPUBLIK INDONESIA

I.A.2 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

MAHA ESA

Ket. Alat

MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK

INDONESIA

S

K-S √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 164: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

150

3. Menimbang : a. bahwa dalam rangka

melaksanakan ketentuan

Pasal 43 ayat (5) Peraturan

Pemerintah Nomor 32 Tahun

2013 tentang Perubahan Atas

Peraturan Pemerintah Nomor

19 Tahun 2005 tentang

Standar Nasional Pendidikan,

Tim Penilai Buku telah

melakukan penilaian

kelayakan isi, bahasa,

penyajian, dan kegrafikaan

buku teks pelajaran dan buku

panduan guru untuk digunakan

dalam pembelajaran di

Sekolah Menengah Atas Luar

Biasa;

I.A.3 (DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

MAHA ESA)

(Ket. Alat)

(MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK

INDONESIA)

(S)

Menimbang

P

bahwa dalam rangka… di Sekolah

Menengah Atas Luar Biasa;

O

bahwa dalam rangka… tentang Standar

Nasional Pendidikan,

Ket. Tempat

Tim Penilai Buku

S

telah melakukan

P

penilaian kelayakan isi,… di Sekolah

Menengah Atas Luar Biasa;

O

(K)-(S)-P- O

K-S-P-O

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 165: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

151

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

dimaksud pada huruf a, perlu menetapkan

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

tentang Buku Teks Pelajaran dan Buku Panduan

Guru untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa;

(DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

MAHA ESA)

(Ket. Alat)

(MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK

INDONESIA)

(S)

(Menimbang)

(P)

bahwa berdasarkan pertimbangan…

Sekolah Menengah Atas Luar Biasa;

O

bahwa berdasarkan pertimbangan…

pada huruf a,

Ket. Sebab

perlu menetapkan

P

Peraturan Menteri Pendidikan…

Menengah Atas Luar Biasa;

O

(K)-(S)-(P)- O

K-P-O

Mengingat: 1. Undang-undang Nomor 20 Tahun

2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional

(Lembaran Negara Republik

Indonesia tahun 2003 Nomor

78, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia

Nomor 4301);

(DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

MAHA ESA)

(Ket. Alat)

(MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK

INDONESIA)

(S)

Mengingat

P

Undang-undang Nomor 20 Tahun

2003… Indonesia Nomor 4301);

O

(K)-(S)-P-O

2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005

tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran

(DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

MAHA ESA)

(K)-(S)-(P)-O

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 166: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

152

Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor

41 , Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4496), sebagaimana telah

diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32

Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan

Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang

Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 71,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5410);

(Ket. Alat)

(MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK

INDONESIA)

(S)

(Mengingat)

(P)

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun

2005… Indonesia Nomor 5410);

O

3. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009

tentang Pembentukan dan Organisasi

Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa

kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden

Nomor 13 Tahun 2014;

(DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

MAHA ESA)

(Ket. Alat)

(MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK

INDONESIA)

(S)

(Mengingat)

(P)

Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun

2009… Nomor 13 Tahun 2014;

O

(K)-(S)-(P)-O

4. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010

tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi

Kementerian Negara, serta Susunan Organisasi,

Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara

sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir

dengan Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun

2014;

(DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

MAHA ESA)

(Ket. Alat)

(MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK

INDONESIA)

(S)

(Mengingat)

(P)

Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun

2010… Nomor 14 Tahun 2014;

O

(K)-(S)-(P)-O

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 167: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

153

5. Keputusan Presiden Nomor 84/P Tahun 2009

mengenai Pembentukan Kabinet Indonesia

Bersatu II sebagaimana telah diubah terakhir

dengan Keputusan Presiden Nomor 8/P Tahun

2014;

(DENGAN RAHMAT TUHAN

YANG MAHA ESA)

(Ket. Alat)

(MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK

INDONESIA)

(S)

(Mengingat)

(P)

Keputusan Presiden Nomor 84/P Tahun

2009… Nomor 8/P Tahun 2014;

O

(K)-(S)-(P)-O

6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar

Kompetensi Lulusan;

(DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

MAHA ESA)

(Ket. Alat)

(MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK

INDONESIA)

(S)

(Mengingat)

(P)

Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan... Kompetensi Lulusan;

O

(K)-(S)-(P)-O

7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Nomor64 Tahun 2013 tentang Standar Isi;

(DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

MAHA ESA)

(Ket. Alat)

(MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK

INDONESIA)

(S)

(Mengingat)

(P)

(K)-(S)-(P)-O

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 168: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

154

Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan… tentang Standar Isi;

O

MEMUTUSKAN:

Menetapkan: PERATURAN MENTERI

PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN TENTANG

BUKU TEKS PELAJARAN DAN

BUKU PANDUAN GURU

UNTUK SEKOLAH

MENENGAH ATAS LUAR

BIASA.

(DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

MAHA ESA)

(Ket. Alat)

(MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK

INDONESIA)

(S)

MEMUTUSKAN

P

Menetapkan PERATURAN MENTERI

PENDIDIKAN… ATAS LUAR

BIASA.

O

(K)-(S)-P-O

4. Pasal 1

(1) Menetapkan Buku Teks Pelajaran dan Buku

Panduan Guru sebagai buku siswa dan buku guru

yang layak digunakan dalam pembelajaran di

Sekolah Menengah Atas Luar Biasa.

I.A.4 Menetapkan

P

Buku Teks Pelajaran dan Buku Panduan

Guru sebagai buku siswa dan buku gur u

yang layak digunakan dalam

pembelajaran di Sekolah Menengah Atas

Luar Biasa.

O

Buku Teks Pelajaran dan Buku Panduan

Guru

S

sebagai buku siswa dan buku guru yang

layak digunakan dalam pembelajaran

P

di Sekolah Menengah Atas Luar Biasa.

Ket. Tempat

P-O

S-P-K √

5. (2) Buku Teks Pelajaran sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran I yang

I.A.5 (2) Buku Teks Pelajaran sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) S-P-K √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 169: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

155

merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

Peraturan Menteri ini.

S

tercantum

P

dalam Lampiran I yang merupakan

bagian yang tidak terpisahkan dari

Peraturan Menteri ini.

Ket. Tempat

6. (3) Buku Panduan Guru sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran II yang

merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

Peraturan Menteri ini.

I.A.6 (3) Buku Panduan Guru sebagaimana

dimaksud pada ayat (1)

S

tercantum

P

dalam Lampiran II yang merupakan

bagian yang tidak terpisahkan dari

Peraturan Menteri ini.

Ket. Tempat

S-P-K √

7. Pasal 2

Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal

diundangkan.

I.A.7 Peraturan ini

S

mulai berlaku

P

pada tanggal diundangkan.

Ket. Waktu

S-P-K √

8. Agar setiap orang mengetahuinya,

memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri

ini dengan penempatannya dalam Berita Negara

Republik Indonesia.

I.A.8 Agar setiap orang mengetahuinya

Ket. Tujuan

memerintahkan

P

Pengundangan Peraturan Menteri ini

O

dengan penempatannya dalam Berita

Negara Republik Indonesia.

Ket. Cara

K-P-O-K √

9. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 9 Juni 2014,

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indonesia.

I.A.9 Ditetapkan

P

di Jakarta pada tanggal 9 Juni 2014,

P-K-Pel. √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 170: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

156

Ket. Waktu

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia.

Pelengkap

10. Diundangkan di Jakarta pada tanggal 20 Juni

2014 Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia

Republik Indonesia, Amir Syamsudin, berita

Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor

853.

I.A.10 Diundangkan

P

di Jakarta pada tanggal 20 Juni 2014

Ket. Waktu

Menteri Hukum… Tahun 2014 Nomor

853.

Pelengkap

P-K-Pel. √

11. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 45 TAHUN 2014

TENTANG

STANDAR PROSES PENDIDIKAN DASAR

DAN MENENGAH

I.B.1 Frasa (tidak mengandung unsur S P O

Pel. Ket).

F √

12. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

ESA

MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

I.B.2 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

MAHA ESA

Ket. Alat

MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK

INDONESIA

S

K-S √

13. Menimbang:

a. bahwa dalam rangka

memperkuat jati diri bangsa

diperlukan pembinaan dan

pengembangan kesiswaan

untuk menciptakan suasana

dan tata kehidupan satuan

pendidikan yang baik dan

sehat, sehingga menjamin

kelancaran proses belajar

I.B.3 (DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

MAHA ESA)

(Ket. Alat)

(MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK

INDONESIA)

(S)

Menimbang

P

bahwa dalam rangka … proses belajar

(K)-(S)-P- O

K-P-Pel.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 171: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

157

mengajar; mengajar;

O

bahwa dalam rangka memperkuat jati

diri bangsa

Ket. Tempat

diperlukan

P

pembinaan dan pengembangan

kesiswaan untuk menciptakan suasana

dan tata kehidupan satuan pendidikan

yang baik dan sehat, sehingga menjamin

kelancaran proses belajar mengajar;

Pelengkap

b. bahwa salah satu upaya dalam rangka

memperkuat jati diri bangsa sebagaimana

dimaksud pada huruf a, perlu diatur pakaian

seragam sekolah guna meningkatkan citra satuan

pendidikan serta meningkatkan persatuan dan

kesatuan di kalangan peserta didik;

(DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

MAHA ESA)

(Ket. Alat)

(MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK

INDONESIA)

(S)

(Menimbang)

(P)

bahwa salah satu upaya… di kalangan

peserta didik;

O

bahwa salah satu upaya…sebagaimana

dimaksud pada huruf a

Ket. Cara

perlu diatur

P

pakaian seragam sekolah… kesatuan di

kalangan peserta didik;

Pelengkap

(K)-(S)-(P)- O

K-P-Pel.

c.bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana (DENGAN RAHMAT TUHAN YANG (K)-(S)-(P)- O √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 172: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

158

dimaksud pada huruf a dan b, perlu menetapkan

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

tentang Pakaian Seragam Sekolah bagi Peserta

Didik Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah;

MAHA ESA)

(Ket. Alat)

(MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK

INDONESIA)

(S)

(Menimbang)

(P)

bahwa berdasarkan

pertimbangan…Pendidikan Dasar dan

Menengah;

O

bahwa berdasarkan… sebagaimana

dimaksud padahuruf a dan b,

Ket. Sebab

perlu menetapkan

P

Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan … Peserta Didik Jenjang

Pendidikan Dasar dan Menengah;

O

K-P-O

Mengingat:

1.Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4301);

(DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

MAHA ESA)

(Ket. Alat)

(MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK

INDONESIA)

(S)

Mengingat

P

Undang-undang Nomor 20 Tahun

2003… Indonesia Nomor 4301);

O

(K)-(S)-P-O

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 173: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

159

2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005

tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor

42, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4496) sebagaimana telah diubah

dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun

2013 tentang Perubahan Peraturan Pemerintah

Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2013 Nomor 71, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

5410);

(DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

MAHA ESA)

(Ket. Alat)

(MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK

INDONESIA)

(S)

(Mengingat)

(P)

Peraturan Pemerintah Nomor 19

Tahun… Indonesia Nomor 5410).

O

(K)-(S)-(P)-O

3. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009

tentang Pembentukan dan Organisasi

Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa

kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden

Nomor 91 Tahun 2011 (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 141);

(DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

MAHA ESA)

(Ket. Alat)

(MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK

INDONESIA)

(S)

(Mengingat)

(P)

Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun

2009 … 2011 (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor

141).

O

(K)-(S)-(P)-O

4.Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009

tentang Pembentukan dan Organisasi

Kementerian Negara sebagaimana telah diubah

beberapa kali terakhir dengan Peraturan Presiden

Nomor 13 Tahun 2014;

(DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

MAHA ESA)

(Ket. Alat)

(MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK

INDONESIA)

(S)

(K)-(S)-(P)-O

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 174: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

160

(Mengingat)

(P)

Peraturan Presiden… Peraturan Presiden

Nomor 13 Tahun 2014.

O

5.Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010

tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi

Kementerian Negara serta Susunan, Organisasi,

Tugas dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara

sebagaimana telah diubah terakhir dengan

Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 2014;

(DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

MAHA ESA)

(Ket. Alat)

(MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK

INDONESIA)

(S)

(Mengingat)

(P)

Peraturan Presiden … Peraturan Presiden

Nomor 14 Tahun 2014

O

(K)-(S)-(P)-O

6.Keputusan Presiden Nomor 84/P Tahun 2009

mengenai Pembentukan Kabinet Indonesia

Bersatu II sebagaimana telah diubah beberapa kali

terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 8/P

Tahun 2014;

(DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

MAHA ESA)

(Ket. Alat)

(MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK

INDONESIA)

(S)

(Mengingat)

(P)

Keputusan Presiden … Peraturan

Presiden Nomor 8/P Tahun 2014.

O

(K)-(S)-(P)-O

7.Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata

(DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

MAHA ESA)

(Ket. Alat)

(K)-(S)-(P)-O

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 175: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

161

Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 25

Tahun 2014;

(MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK

INDONESIA)

(S)

(Mengingat)

(P)

Peraturan Menteri Pendidikan dan…

Nomor 25 Tahun 2014.

O

8.Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor

39 Tahun 2008 tentang Pembinaan Kesiswaan;

(DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

MAHA ESA)

(Ket. Alat)

(MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK

INDONESIA)

(S)

(Mengingat)

(P)

Peraturan Menteri Pendidikan… tentang

Pembinaan Kesiswaan.

O

(K)-(S)-(P)-O

MEMUTUSKAN:

Menetapkan: PERATURAN MENTERI

PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN TENTANG

PAKAIAN SERAGAM

SEKOLAH BAGI PESERTA

DIDIK PADA JENJANG

PENDIDIKAN DASAR DAN

MENENGAH.

(DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

MAHA ESA)

(Ket. Alat)

(MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK

INDONESIA)

(S)

MEMUTUSKAN

P

Menetapkan PERATURAN

MENTERI… PENDIDIKAN DASAR

DAN MENENGAH.

O

(K)-(S)-P-O

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 176: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

162

14. KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud

dengan:

1. Sekolah adalah Sekolah Dasar/Sekolah Dasar

Luar Biasa (SD/SDLB), Sekolah Menengah

Pertama/Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa

(SMP/SMPLB), Sekolah Menengah Atas/Sekolah

Menengah Atas Luar Biasa (SMA/SMALB), dan

Sekolah Menengah Kejuruan/Sekolah Menengah

Kejuruan Luar Biasa (SMK/SMKLB) baik negeri

maupun swasta.

I.B.4 Dalam Peraturan Menteri ini yang

dimaksud dengan

Ket. Tempat

Sekolah

S

adalah Sekolah Dasar/Sekolah Dasar

Luar Biasa (SD/SDLB)… baik negeri

maupun swasta.

P

K-S-P

15. 2. Pakaian seragam nasional adalah pakaian yang

dikenakan pada hari belajar oleh peserta didik di

sekolah, yang jenis, model, dan warnanya sama

berlaku secara nasional.

I.B.5 (Dalam Peraturan Menteri ini yang

dimaksud dengan)

(Ket. Tempat)

Pakaian seragam nasional

S

adalah pakaian yang dikenakan pada

hari… berlaku secara nasional.

P

(K)-S-P

16. 3. Pakaian seragam khas sekolah adalah pakaian

seragam bercirikan karakteristik sekolah yang

dikenakan oleh peserta didik pada hari tertentu,

dalam rangka meningkatkan kebanggaan peserta

didik terhadap sekolahnya.

I.B.6 (Dalam Peraturan Menteri ini yang

dimaksud dengan)

(Ket. Tempat)

Pakaian seragam khas sekolah

S

adalah pakaian seragam bercirikan…

peserta didik terhadap sekolahnya.

P

(K)-S-P

17. 4. Pakaian seragam khas muslimah adalah

pakaian seragam yang dikenakan oleh peserta

didik muslimah karena keyakinan pribadinya

sesuai dengan jenis, model, dan warna yang telah

ditentukan dalam kegiatan proses belajar

mengajar untuk semua jenis pakaian seragam

I.B.7 (Dalam Peraturan Menteri ini yang

dimaksud dengan)

(Ket. Tempat)

Pakaian seragam khas muslimah

S

adalah pakaian seragam yang

(K)-S-P

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 177: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

163

sekolah. dikenakan… jenis pakaian seragam

sekolah.

P

O

18. 5. Atribut adalah kelengkapan pakaian seragam

nasional yang menunjukkan identitas masing-

masing sekolah terdiri dari badge organisasi

kesiswaan, badge merah putih, badge nama

peserta didik, badge nama sekolah dan nama

kabupaten/kota.

I.B.8 (Dalam Peraturan Menteri ini yang

dimaksud dengan)

(Ket. Tempat)

atribut

S

adalah kelengkapan pakaian seragam…

nama sekolah dan nama kabupaten/kota.

P

(K)-S-P

19. BAB II

TUJUAN

Pasal 2

Penetapan pakaian seragam sekolah bertujuan:

a. menanamkan dan menumbuhkan rasa

nasionalisme, kebersamaan, serta memperkuat

persaudaraan sehingga dapat menumbuhkan

semangat kesatuan dan persatuan di kalangan

peserta didik;

I.B.9 Penetapan pakaian seragam sekolah

S

bertujuan

P

menanamkan dan menumbuhkan rasa…

di kalangan peserta didik.

Pelengkap

S-P-Pel. √

20. b. meningkatkan rasa kesetaraan tanpa

memandang kesenjangan sosial ekonomi

orangtua/wali peserta didik;

I.B.10 (Penetapan pakaian seragam sekolah)

(S)

(bertujuan)

(P)

meningkatkan rasa kesetaraan…

orangtua/wali peserta didik.

Pelengkap

(S)-(P)- Pel. √

21. c. meningkatkan disiplin dan tanggungjawab

peserta didik serta kepatuhan terhadap peraturan

yang berlaku; dan

I.B.11 (Penetapan pakaian seragam sekolah)

(S)

(bertujuan)

(P)

(S)-(P)- Pel. √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 178: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

164

meningkatkan disiplin… peraturan yang

berlaku.

Pelengkap

22. d. menjadi acuan bagi sekolah dalam menyusun

tata tertib dan disiplin peserta didik khususnya

yang mengatur pakaian seragam sekolah.

I.B.12 (Penetapan pakaian seragam sekolah)

(S)

(bertujuan)

(P)

menjadi acuan bagi sekolah … pakaian

seragam sekolah

Pelengkap

(S)-(P)- Pel. √

23. BAB III

JENIS, WARNA, DAN MODEL

Pasal 3

(1) Pakaian seragam sekolah terdiri dari:

a. Pakaian seragam nasional;

b. Pakaian seragam kepramukaan; atau

c. Pakaian seragam khas sekolah.

I.B.13 Pakaian seragam sekolah

S

terdiri dari

P

a.Pakaian seragam nasional; b. Pakaian

seragam kepramukaan; atau c. Pakaian

seragam khas sekolah.

Pelengkap

S-P-Pel. √

24. (2) Jenis pakaian seragam sekolah terdiri dari:

a. Pakaian seragam sekolah untuk peserta didik

putra;

b. Pakaian seragam sekolah untuk peserta didik

putri.

I.B.14 Jenis pakaian seragam sekolah

S

terdiri dari

P

Pakaian seragam sekolah untuk peserta

didik putra b. Pakaian seragam sekolah

untuk peserta didik putri.

Pelengkap

S-P-Pel. √

25. (3) Warna pakaian seragam nasional untuk:

a. SD/SDLB: kemeja putih, celana/rok warna

merah hati;

I.B.15 Warna pakaian seragam nasional

SD/SDLB:

S

kemeja putih, celana/rok warna merah

hati;

P

S-P √

26. b. SMP/SMPLB: kemeja putih, celana/rok warna I.B.16 Warna pakaian seragam nasional b. S-P √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 179: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

165

biru tua;

SMP/SMPLB:

S

kemeja putih, celana/rok warna biru tua;

P

27. c. SMA/SMALB/SMK/SMKLB: kemeja putih,

celana/rok warna abu-abu.

I.B.17 Warna pakaian seragam nasional b. c.

SMA/SMALB/SMK/SMKLB:

S

kemeja putih, celana/rok warna abu-abu.

P

S-P √

28. (4) Ketentuan pakaian seragam sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) sebagai berikut:

a. Pakaian seragam nasional mengacu pada

Lampiran I yang merupakan bagian tidak

terpisahkan dari Peraturan Menteri ini;

I.B.18 Ketentuan pakaian seragam sebagaimana

dimaksud pada ayat (1)

S

sebagai berikut

P

pakaian seragam nasional mengacu pada

Lampiran I yang merupakan bagian tidak

terpisahkan dari Peraturan Menteri ini;

Pelengkap

pakaian seragam nasional

S

mengacu pada Lampiran I yang

merupakan bagian tidak terpisahkan

dari Peraturan Menteri ini;

P

S-P-Pel.

S-P

29. b. Model pakaian seragam nasional sebagaimana

tercantum dalam Lampiran II yang merupakan

bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri

ini.

I.B.19 (Ketentuan pakaian seragam

sebagaimana dimaksud pada ayat (1))

(S)

(sebagai berikut)

(P)

Model pakaian seragam nasional

sebagaimana tercantum dalam Lampiran

II yang merupakan bagian tidak

terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

(S)-(P)-Pel. √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 180: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

166

Pelengkap

30. c. Pakaian seragam kepramukaan mengacu pada

ketentuan peraturan kwartir nasional gerakan

pramuka;

I.B.20 (Ketentuan pakaian seragam

sebagaimana dimaksud pada ayat (1))

(S)

(sebagai berikut)

(P)

Pakaian seragam kepramukaan mengacu

pada ketentuan peraturan kwartir

nasional gerakan pramuka;

Pelengkap

Pakaian seragam kepramukaan

S

mengacu pada ketentuan peraturan

kwartir nasional gerakan pramuka;

P

(S)-(P)-Pel.

S-P √

31. d. Pakaian seragam khas sekolah diatur oleh

masing-masing sekolah dengan tetap

memperhatikan hak setiap warga negara untuk

menjalankan keyakinan agamanya masing-

masing.

I.B.21 (Ketentuan pakaian seragam

sebagaimana dimaksud pada ayat (1))

(S)

(sebagai berikut)

(P)

Pakaian seragam khas sekolah diatur

oleh masing-masing sekolah dengan

tetap memperhatikan hak setiap warga

negara untuk menjalankan keyakinan

agamanya masing-masing.

Pelengkap

Pakaian seragam khas sekolah

S

diatur

P

oleh masing-masing sekolah dengan

tetap memperhatikan hak setiap warga

negara untuk menjalankan keyakinan

agamanya masing-masing.

(S)-(P)-Pel.

S-P-Pel. √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 181: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

167

Pel.

32. BAB IV

PENGADAAN DAN PENGGUNAAN

Pasal 4

(1) Pengadaan pakaian seragam sekolah

diusahakan sendiri oleh orangtua atau wali peserta

didik.

I.B.22 Pengadaan pakaian seragam sekolah

S

diusahakan sendiri

P

oleh orangtua atau wali peserta didik.

Pelengkap

S-P-Pel. √

33. 2) Pengadaan pakaian seragam sekolah tidak

boleh dikaitkan dengan pelaksanaan penerimaan

peserta didik baru atau kenaikan kelas.

I.B.23 Pengadaan pakaian seragam sekolah

S

tidak boleh dikaitkan

P

dengan pelaksanaan penerimaan… atau

kenaikan kelas.

Pelengkap

S-P-Pel. √

34. Pasal 5

(1) Pakaian seragam nasional dikenakan pada hari

Senin, Selasa, dan pada hari lain saat pelaksanaan

Upacara Bendera.

I.B.24

Pakaian seragam nasional

S

dikenakan

P

pada hari Senin,… lain saat pelaksanaan

Upacara Bendera.

Ket. Waktu

S-P-K √

35. (2) Pada saat Upacara Bendera dilengkapi topi pet

dan dasi sesuai warna seragam masing-masing

jenjang sekolah, dilengkapi dengan logo tut wuri

handayani di bagian depan topi.

I.B.25

Pada saat Upacara Bendera

Ket. Waktu

dilengkapi

P1

topi pet dan dasi sesuai… masing-masing

jenjang sekolah.

Pelengkap

dilengkapi

P2

dengan logo tut wuri handayani

Ket. Alat

di bagian depan topi

K- P1-Pel.- P2-K-K √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 182: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

168

Ket. Tempat

36. (3) Selain hari sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) peserta didik dapat mengenakan pakaian

seragam kepramukaan atau pakaian seragam khas

sekolah yang diatur oleh masing-masing sekolah.

I.B.26

Selain hari sebagaimana dimaksud pada

ayat (1)

Ket. Pengecualian

peserta didik

S

dapat mengenakan

P

pakaian seragam kepramukaan atau

pakaian seragam khas sekolah yang

diatur oleh masing-masing sekolah.

O

K-S-P-O √

37. BAB V

SANKSI

Pasal 6

Sekolah yang melanggar ketentuan dalam

Peraturan Menteri ini akan dikenakan sanksi

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

I.B.27

Sekolah yang melanggar ketentuan

dalam Peraturan Menteri ini

S

akan dikenakan

P

sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

Pelengkap

S-P-Pel. √

38. BAB VI

PENUTUP

Pasal 7

Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal

diundangkan.

I.B.28

Peraturan ini

S

mulai berlaku

P

pada tanggal diundangkan.

Ket. Waktu

S-P-K √

39. Agar setiap orang mengetahuinya,

memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri

ini dengan penempatannya dalam Berita Negara

Republik Indonesia.

I.B.29

Agar setiap orang mengetahuinya

Ket. Tujuan

memerintahkan

P

Pengundangan Peraturan Menteri ini

O

dengan penempatannya dalam Berita

Negara Republik Indonesia.

K-P-O-K √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 183: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

169

Ket. Cara

40. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 9 Juni 2014,

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indonesia.

I.B.30

Ditetapkan

P

di Jakarta pada tanggal 9 Juni 2014,

Ket. Waktu

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia.

Pelengkap

P-K-Pel. √

41. Diundangkan di Jakarta pada tanggal 11 Juni

2014 Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia

Republik Indonesia, Amir Syamsudin, berita

Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor

768.

I.B.31

Diundangkan

P

di Jakarta pada tanggal 11 Juni 2014

Ket. Waktu

Menteri Hukum… Tahun 2014 Nomor

768.

Pelengkap

P-K-Pel. √

42. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN

REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 51 TAHUN 2014

TENTANG

BUKU TEKS PELAJARAN DAN BUKU

PANDUAN GURU

UNTUK PENDIDIKAN DASAR DAN

PENDIDIKAN MENENGAH

I.C.1

Frasa (tidak mengandung unsur S P O

Pel. Ket).

F √

43. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

ESA

MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

I.C.2

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

MAHA ESA

Ket. Alat

MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK

INDONESIA

S

K-S √

44. Menimbang: a. bahwa dalam rangka

melaksanakan ketentuan Pasal

I.C.3

(DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

MAHA ESA)

(K)-(S)-P- O

K-S-P-O √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 184: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

170

43 ayat (5) Peraturan Pemerintah

Nomor 32 Tahun 2013 tentang

Perubahan Atas Peraturan

Pemerintah Nomor 19 Tahun

2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan, Tim Penelaah Buku

telah melakukan penilaian

kelayakan isi, kebahasaan,

penyajian, dan kegrafikaan buku

teks

pelajaran dan buku panduan guru

untuk digunakan dalam

pembelajaran;

Ket. Alat

(MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK

INDONESIA)

S

Menimbang

P

bahwa dalam rangka… digunakan dalam

pembelajaran;

O

bahwa dalam rangka… Standar

Nasional Pendidikan

Ket. Tempat

Tim Penelaah Buku.

S

telah melakukan

P

penilaian kelayakan isi… untuk

digunakan dalam pembelajaran;

O

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

dimaksud pada huruf a perlu menetapkan

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

tentang Buku Teks Pelajaran dan Buku Panduan

Guru untuk Pendidikan Dasar dan Pendidikan

Menengah;

(DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

MAHA ESA)

(Ket. Alat)

(MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK

INDONESIA)

(S)

(Menimbang)

(P)

bahwa berdasarkan pertimbangan…

Dasar dan Pendidikan Menengah;

O

bahwa berdasarkan pertimbangan…

dimaksud pada huruf a

(K)-(S)-(P)- O

K-P-O

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 185: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

171

Ket. Sebab

perlu menetapkan

P

Peraturan Menteri Pendidikan …

Pendidikan Menengah;

O

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 20 Tahun

2003 Tentang Sistem Pendidikan

Nasional (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2003

Nomor 78, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia

Nomor 4301);

(DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

MAHA ESA)

(Ket. Alat)

(MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK

INDONESIA)

(S)

Mengingat

P

Undang-undang Nomor 20 Tahun

2003… Indonesia Nomor 4301);

O

(K)-(S)-P-O

2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005

tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor

41, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4496) sebagaimana telah diubah

dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun

2013 tentang Perubahan Atas Peraturan

Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang

Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 71,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5410);

(DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

MAHA ESA)

(Ket. Alat)

(MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK

INDONESIA)

(S)

(Mengingat)

(P)

Peraturan Pemerintah Nomor 19

Tahun… Indonesia Nomor 5410);

O

(K)-(S)-(P)-O

3. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009

tentang

Pembentukan dan Organisasi Kementerian

Negara,

(DENGAN RAHMAT TUHAN

YANG MAHA ESA)

(Ket. Alat)

(MENTERI PENDIDIKAN DAN

(K)-(S)-(P)-O

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 186: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

172

sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir

dengan Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2013

tentang Perubahan Kelima atas Peraturan

Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang

Pembentukan dan Organisasi Kementerian

Negara;

KEBUDAYAAN REPUBLIK

INDONESIA)

(S)

(Mengingat)

(P)

Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun

2009… Kementerian Negara;

O

4. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010

tentang

Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian

Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan

Fungsi Eselon I Kementerian Negara

sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir

dengan Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 2013

tentang Perubahan Kelima atas Peraturan

Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang

Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian

Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan

Fungsi Eselon 1 Kementerian Negara;

(DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

MAHA ESA)

(Ket. Alat)

(MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK

INDONESIA)

(S)

(Mengingat)

(P)

Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun

2010… Kementerian Negara;

O

(K)-(S)-(P)-O

5. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor

84/P Tahun 2009 mengenai Pembentukan Kabinet

Indonesia Bersatu II sebagaimana telah beberapa

kali diubah, terakhir dengan Keputusan Presiden

Nomor 8/P Tahun 2014;

(DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

MAHA ESA)

(Ket. Alat)

(MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK

INDONESIA)

(S)

(Mengingat)

(P)

Keputusan Presiden Republik… Nomor

8/P Tahun 2014;

O

(K)-(S)-(P)-O

6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar

(DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

MAHA ESA)

(K)-(S)-(P)-O

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 187: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

173

Kompetensi Lulusan; (Ket. Alat)

(MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK

INDONESIA)

(S)

(Mengingat)

(P)

Peraturan Menteri Pendidikan… Standar

Kompetensi Lulusan;

O

7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi;

(DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

MAHA ESA)

(Ket. Alat)

(MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK

INDONESIA)

(S)

(Mengingat)

(P)

Peraturan Menteri… Tahun 2013 tentang

Standar Isi;

O

(K)-(S)-(P)-O

8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Nomor 67 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar

dan Struktur Kurikulum Sekolah Dasar/Madrasah

Ibtidaiyah;

(DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

MAHA ESA)

(Ket. Alat)

(MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK

INDONESIA)

(S)

(Mengingat)

(P)

Peraturan Menteri Pendidikan…

Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah;

O

(K)-(S)-(P)-O

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 188: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

174

9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Nomor 68 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar

dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah

Pertama/Madrasah Tsanawiyah;

(DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

MAHA ESA)

(Ket. Alat)

(MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK

INDONESIA)

(S)

(Mengingat)

(P)

Peraturan Menteri Pendidikan…

Pertama/Madrasah Tsanawiyah;

O

(K)-(S)-(P)-O

10. Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 tentang

Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah

Menengah Atas/Madrasah Aliyah;

(DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

MAHA ESA)

(Ket. Alat)

(MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK

INDONESIA)

(S)

(Mengingat)

(P)

Peraturan Menteri Pendidikan…

Atas/Madrasah Aliyah;

O

(K)-(S)-(P)-O

11. Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Nomor 70 Tahun 2013 tentang

Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah

Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan;

(DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

MAHA ESA)

(Ket. Alat)

(MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK

INDONESIA)

(S)

(Mengingat)

(P)

(K)-(S)-(P)-O

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 189: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

175

Peraturan Menteri Pendidikan…

Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan;

O

MEMUTUSKAN:

Menetapkan: PERATURAN MENTERI

PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN

TENTANG BUKU

TEKS PELAJARAN

DAN BUKU PANDUAN

GURU UNTUK

PENDIDIKAN DASAR

DAN PENDIDIKAN

MENENGAH.

(DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

MAHA ESA)

(Ket. Alat)

(MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK

INDONESIA)

(S)

MEMUTUSKAN

P

Menetapkan: PERATURAN MENTERI

…PENDIDIKAN MENENGAH.

O

(K)-(S)-P-O

45. Pasal 1

(1) Menetapkan buku teks pelajaran sebagai buku

siswa dan buku panduan guru untuk Pendidikan

Dasar dan Pendidikan Menengah yaitu kelas II,

Kelas V, Kelas VIII, kelas X, dan kelas XI yang

layak digunakan dalam pembelajaran.

I.C.4

Menetapkan

P

buku teks… Pendidikan Dasar dan

Pendidikan Menengah yaitu kelas II,

Kelas V, Kelas VIII, kelas X, …

digunakan dalam pembelajaran.

O

P-O √

46. (2) Buku teks pelajaran sebagai buku siswa

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum

dalam Lampiran I yang merupakan bagian yang

tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

I.C.5

Buku teks pelajaran sebagai buku siswa

sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

S

tercantum

P

dalam Lampiran I yang merupakan

bagian yang tidak terpisahkan dari

Peraturan Menteri ini.

Ket. Tempat

S-P-K √

47. (3) Buku panduan guru sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran II yang

merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

I.C.6

Buku panduan guru sebagaimana

dimaksud pada ayat (1)

S

S-P-K √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 190: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

176

Peraturan Menteri ini. tercantum

P

dalam Lampiran II yang merupakan

bagian yang tidak terpisahkan dari

Peraturan Menteri ini.

Ket. Tempat

48. Pasal 2

Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal

diundangkan.

I.C.7

Peraturan ini

S

mulai berlaku

P

pada tanggal diundangkan.

Ket. Waktu

S-P-K √

49. Agar setiap orang mengetahuinya,

memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri

ini dengan penempatannya dalam Berita Negara

Republik Indonesia.

I.C.8

Agar setiap orang mengetahuinya,

Ket. Tujuan

memerintahkan

P

Pengundangan Peraturan Menteri ini

O

dengan penempatannya dalam Berita

Negara Republik Indonesia.

Ket. Cara

K-P-O-K √

50. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 19 Juni 2014,

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indonesia.

I.C.9

Ditetapkan

P

di Jakarta pada tanggal 19 Juni 2014,

Ket. Waktu

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia.

Pelengkap

P-K-Pel. √

51. Diundangkan di Jakarta pada tanggal 24 Juni

2014 Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia

Republik Indonesia, Amir Syamsudin, berita

Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor

862.

I.C.10

Diundangkan

P

di Jakarta pada tanggal 24 Juni 2014

Ket. Waktu

Menteri Hukum… Tahun 2014 Nomor

862.

P-K-Pel. √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 191: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

177

Pelengkap

52. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 55 TAHUN 2014

TENTANG

MASA ORIENTASI PESERTA DIDIK BARU

DI SEKOLAH

I.D.1

I

.

D

.

Frasa (tidak mengandung unsur S P O

Pel. Ket).

F √

53. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

ESA

MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

I.D.2

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

MAHA ESA

Ket. Alat

MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK

INDONESIA

S

K-S √

54. Menimbang : a. bahwa dalam rangka pengenalan

program sekolah, lingkungan

sekolah, cara belajar, dan

konsep pengenalan diri

terhadap peserta didik baru

perlu dilaksanakan masa

orientasi peserta didik baru;

I.D.3

(DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

MAHA ESA)

(Ket. Alat)

(MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK

INDONESIA)

(S)

Menimbang

P

bahwa dalam rangka pengenalan

program… terhadap peserta didik baru;

O

bahwa dalam rangka pengenalan…

terhadap peserta didik baru

Ket. Tempat

perlu dilaksanakan

P

masa orientasi peserta didik baru;

Pelengkap

(K)-(S)-P- O

K-P-Pel.

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana (DENGAN RAHMAT TUHAN YANG (K)-(S)-(P)- O √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 192: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

178

dimaksud pada huruf a, perlu menetapkan

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

tentang Masa Orientasi Peserta Didik Baru di

Sekolah;

MAHA ESA)

(Ket. Alat)

(MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK

INDONESIA)

(S)

(Menimbang)

(P)

bahwa berdasarkan pertimbangan…

Peserta Didik Baru di Sekolah;

O

bahwa berdasarkan pertimbangan

sebagaimana dimaksud pada huruf a,

Ket. Sebab

perlu menetapkan

P

Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan… Didik Baru di Sekolah;

O

K-P-O

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20

Tahun 2003 Tentang Sistem

Pendidikan Nasional

(Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2003 Nomor

78, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia

Nomor 4301);

(DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

MAHA ESA)

(Ket. Alat)

(MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK

INDONESIA)

(S)

Mengingat

P

Undang-Undang Nomor 20 Tahun

2003… Indonesia Nomor 4301);

O

(K)-(S)-P-O

2. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010

tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan

Pendidikan (Lembaran Negara Republik

(DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

MAHA ESA)

(Ket. Alat)

(K)-(S)-(P)-O

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 193: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

179

Indonesia Tahun 2010 Nomor 23, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

5105) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor

112, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5157);

(MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK

INDONESIA)

(S)

(Mengingat)

(P)

Peraturan Pemerintah Nomor 17

Tahun… Negara Nomor 5157);

O

3. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009

tentang

Pembentukan dan Organisasi Kementerian

Negara

sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir

dengan Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun

2014;

(DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

MAHA ESA)

(Ket. Alat)

(MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK

INDONESIA)

(S)

(Mengingat)

(P)

Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun

2009… Nomor 13 Tahun 2014;

O

(K)-(S)-(P)-O

4. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010

tentang

Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian

Negara serta Susunan Organisasi, Tugas dan

Fungsi Eselon I Kementerian Negara,

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

Presiden Nomor 14 Tahun 2014;

(DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

MAHA ESA)

(Ket. Alat)

(MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK

INDONESIA)

(S)

(Mengingat)

(P)

Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun

2010… Nomor 14 Tahun 2014;

O

(K)-(S)-(P)-O

5. Keputusan Presiden Nomor 84/P Tahun 2009 (DENGAN RAHMAT TUHAN YANG (K)-(S)-(P)-O

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 194: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

180

mengenai Pembentukan Kabinet Indonesia

Bersatu I I sebagaimana telah diubah dengan

Peraturan Presiden Nomor 8/P Tahun 2014;

MAHA ESA)

(Ket. Alat)

(MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK

INDONESIA)

(S)

(Mengingat)

(P)

Keputusan Presiden Nomor 84/P Tahun

2009… Nomor 8/P Tahun 2014;

O

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN MENTERI

PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN

TENTANG MASA

ORIENTASI

PESERTA DIDIK DI

SEKOLAH.

(DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

MAHA ESA)

(Ket. Alat)

(MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK

INDONESIA)

(S)

MEMUTUSKAN

P

Menetapkan PERATURAN MENTERI

… PESERTA DIDIK DI SEKOLAH.

O

(K)-(S)-P-O

55. Pasal 1

Setiap sekolah menyelenggarakan masa orientasi

peserta didik bagi peserta didik baru selama jam

belajar di sekolah pada minggu pertama masuk

sekolah selama 3 (tiga) sampai dengan 5 (lima)

hari.

I.D.4

Setiap sekolah

S

menyelenggarakan

P

masa orientasi peserta didik bagi… 3

(tiga) sampai dengan 5 (lima) hari.

O

S-P-O √

56. Pasal 2

Masa orientasi peserta didik bertujuan untuk

mengenalkan program sekolah, lingkungan

sekolah, cara belajar, penanaman konsep

I.D.5

Masa orientasi peserta didik

S

bertujuan

P

S-P-K √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 195: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

181

pengenalan diri peserta didik, dan kepramukaan

sebagai pembinaan awal ke arah terbentuknya

kultur sekolah yang kondusif bagi proses

pembelajaran lebih lanjut sesuai dengan tujuan

pendidikan nasional.

untuk mengenalkan program sekolah,…

tujuan pendidikan nasional.

Ket. Tujuan

57. Pasal 3

(1) Sekolah dilarang melaksanakan masa orientasi

peserta didik yang mengarah kepada tindakan

kekerasan, pelecehan dan/atau tindakan destruktif

lainnya yang merugikan peserta didik baru baik

secara fisik maupun psikologis baik di dalam

maupun di luar sekolah.

I.D.6

Sekolah

S

dilarang melaksanakan

P

masa orientasi peserta didik… di dalam

maupun di luar sekolah.

O

S-P-O

58. (2) Sekolah dilarang memungut biaya dan

membebani orangtua dan peserta didik dalam

bentuk apapun.

I.D.7

Sekolah

S

dilarang memungut

P

biaya dan membebani orangtua dan

peserta didik dalam bentuk apapun.

O

S-P-O √

59. Pasal 4

Kepala sekolah dan guru di sekolah yang

bersangkutan bertanggungjawab dan wajib

melaksanakan ketentuan sebagaimana diatur

dalam Peraturan Menteri ini.

I.D.8

Kepala sekolah dan guru di sekolah yang

bersangkutan

S

bertanggungjawab dan wajib

melaksanakan ketentuan sebagaimana

diatur dalam Peraturan Menteri ini.

P

S-P √

60. Pasal 5

Dinas pendidikan provinsi/kabupaten/kota

mengendalikan masa orientasi peserta didik baru

menjadi kegiatan yang bermanfaat, bersifat

edukatif dan kreatif, bukan mengarah kepada

tindakan destruktif dan/atau berbagai kegiatan

lain yang merugikan siswa baru baik secara fisik

maupun psikologis.

I.D.9

Dinas pendidikan

provinsi/kabupaten/kota

S

mengendalikan

P

masa orientasi peserta didik baru… fisik

maupun psikologis.

O

S-P-O √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 196: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

182

61. Pasal 6

Kepala sekolah dan guru yang membiarkan

terjadinya penyimpangan dan/atau pelanggaran

ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3

dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

I.D.10

Kepala sekolah dan guru yang

membiarkan terjadinya penyimpangan

dan/atau pelanggaran ketentuan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3

S

dikenakan

P

sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

Pelengkap

S-P-Pel. √

62. Pasal 7

Dengan berlakunya Peraturan Menteri ini,

Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor

112/U/2001 tentang Masa Orientasi Siswa di

Sekolah dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

I.D.11

Dengan berlakunya Peraturan Menteri

ini,

Ket. Alat

Keputusan Menteri… Masa Orientasi

Siswa di Sekolah

S

dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

P

K-S-P

63. Pasal 8

Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal

diundangkan.

I.D.12

Peraturan ini

S

mulai berlaku

P

pada tanggal diundangkan.

Ket. Waktu

S-P-K

64. Agar setiap orang mengetahuinya,

memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri

ini dengan penempatannya dalam Berita Negara

Republik Indonesia.

I.D.13

Agar setiap orang mengetahuinya,

Ket. Tujuan

memerintahkan

P

Pengundangan Peraturan Menteri ini

O

dengan penempatannya dalam Berita

Negara Republik Indonesia.

Ket. Cara

K-P-O-K √

65. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 2 Juli 2014, I.D.14 Ditetapkan P-K-Pel. √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 197: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

183

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indonesia.

P

di Jakarta pada tanggal 2 Juli 2014,

Ket. Waktu

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia.

Pelengkap

66. Diundangkan di Jakarta pada tanggal 4 Juli 2014

Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

Indonesia, Amir Syamsudin, berita Negara

Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 920.

I.D.15

Diundangkan

P

di Jakarta pada tanggal 4 Juli 2014

Ket. Waktu

Menteri Hukum… Tahun 2014 Nomor

920.

Pelengkap

P-K-Pel. √

67. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN

REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 62 TAHUN 2014

TENTANG

KEGIATAN EKSTRAKURIKULER

PADA PENDIDIKAN DASAR DAN

PENDIDIKAN MENENGAH

I.E.1

Frasa (tidak mengandung unsur S P O

Pel. Ket).

F √

68. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

ESA

MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

I.E.2

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

MAHA ESA

Ket. Alat

MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK

INDONESIA

S

K-S √

69. Menimbang : a. bahwa pengembangan potensi

peserta didik sebagaimana

dimaksud dalam tujuan

pendidikan nasional dapat

diwujudkan melalui kegiatan

I.E.3

(DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

MAHA ESA)

(Ket. Alat)

(MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK

(K)-(S)-P- O

S-P-Pel.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 198: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

184

ekstrakurikuler yang

merupakan salah satu

kegiatan dalam program

kurikuler;

INDONESIA)

(S)

Menimbang

P

bahwa pengembangan potensi peserta

didik… dalam program kurikuler;

O

bahwa pengembangan potensi… melalui

kegiatan ekstrakurikuler

S

dapat diwujudkan

P

melalui kegiatan ekstrakurikuler yang

merupakan salah satu kegiatan dalam

program kurikuler;

Pelengkap

b. bahwa kegiatan ekstrakurikuler dapat

memfasilitasi pengembangan potensi peserta

didik melalui pengembangan bakat, minat, dan

kreativitas serta kemampuan berkomunikasi dan

bekerja sama dengan orang lain;

(DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

MAHA ESA)

(Ket. Alat)

(MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK

INDONESIA)

(S)

(Menimbang)

(P)

bahwa kegiatan ekstrakurikuler…

bekerja sama dengan orang lain;

O

bahwa kegiatan ekstrakurikuler

S

dapat memfasilitasi

P

pengembangan potensi peserta… bekerja

sama dengan orang lain;

(K)-(S)-(P)- O

S-P-O

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 199: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

185

O

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

dimaksud pada huruf a dan huruf b perlu

menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan tentang Kegiatan Ekstrakurikuler

pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan

Menengah;

(DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

MAHA ESA)

(Ket. Alat)

(MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK

INDONESIA)

(S)

(Menimbang)

(P)

bahwa berdasarkan pertimbangan…

Dasar dan Pendidikan Menengah;

O

bahwa berdasarkan pertimbangan…

pada huruf a dan huruf b

Ket. Sebab

perlu menetapkan

P

Peraturan Menteri Pendidikan… Dasar

dan Pendidikan Menengah;

O

(K)-(S)-(P)- O

K-P-O

Mengingat: 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2003

Nomor 78, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor

4301);

(DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

MAHA ESA)

(Ket. Alat)

(MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK

INDONESIA)

(S)

Mengingat

P

Undang-Undang Nomor 20 Tahun

2003… Indonesia Nomor 4301);

O

(K)-(S)-P-O

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 200: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

186

2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2010

tentang Gerakan Pramuka (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 131,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5169);

(DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

MAHA ESA)

(Ket. Alat)

(MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK

INDONESIA)

(S)

(Mengingat)

(P)

Undang-Undang Nomor 12 Tahun

2010… Indonesia Nomor 5169);

O

(K)-(S)-(P)-O

3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005

tentang Standar Nasional Pendidikan

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang

Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19

Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2013 Nomor 71, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5410);

(DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

MAHA ESA)

(Ket. Alat)

(MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK

INDONESIA)

(S)

(Mengingat)

(P)

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun

2005… Indonesia Nomor 5410);

O

(K)-(S)-(P)-O

4. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009

tentang Pembentukan dan Organisasi

Kementerian Negara Republik Indonesia

sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir

dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia

Nomor 13 Tahun 2014;

(DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

MAHA ESA)

(Ket. Alat)

(MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK

INDONESIA)

(S)

(Mengingat)

(P)

Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun

(K)-(S)-(P)-O

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 201: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

187

2009… Nomor 13 Tahun 2014;

O

5. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010

tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan

Organisasi, dan Tata kerja Kementerian Negara

Republik Indonesia sebagaimana telah beberapa

kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden

Nomor 14 Tahun 2014;

(DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

MAHA ESA)

(Ket. Alat)

(MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK

INDONESIA)

(S)

(Mengingat)

(P)

Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun

2010… Nomor 14 Tahun 2014;

O

(K)-(S)-(P)-O

6. Keputusan Presiden Nomor 84/P Tahun 2009

mengenai Pembentukan Kabinet Indonesia

Bersatu II sebagaimana telah beberapa kali diubah

terakhir dengan Keputusan Presiden Nomor 54/P

Tahun 2014;

(DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

MAHA ESA)

(Ket. Alat)

(MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK

INDONESIA)

(S)

(Mengingat)

(P)

Keputusan Presiden Nomor 84/P Tahun

2009… Nomor 54/P Tahun 2014;

O

(K)-(S)-(P)-O

7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar

Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan

Menengah;

(DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

MAHA ESA)

(Ket. Alat)

(MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK

INDONESIA)

(S)

(Mengingat)

(K)-(S)-(P)-O

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 202: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

188

(P)

Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan… Dasar dan Menengah;

O

8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi

Pendidikan Dasar dan Menengah;

(DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

MAHA ESA)

(Ket. Alat)

(MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK

INDONESIA)

(S)

(Mengingat)

(P)

Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan… Dasar dan Menengah;

O

(K)-(S)-(P)-O

9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses

Pendidikan Dasar dan Menengah;

(DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

MAHA ESA)

(Ket. Alat)

(MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK

INDONESIA)

(S)

(Mengingat)

(P)

Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan… Dasar dan Menengah;

O

(K)-(S)-(P)-O

10. Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 tentang

Standar Penilaian Pendidikan Dasar dan

Menengah;

(DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

MAHA ESA)

(Ket. Alat)

(MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK

(K)-(S)-(P)-O

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 203: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

189

INDONESIA)

(S)

(Mengingat)

(P)

Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan… Dasar dan Menengah;

O

MEMUTUSKAN:

Menetapkan: PERATURAN MENTERI

PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN TENTANG

KEGIATAN

EKSTRAKURIKULER PADA

PENDIDIKAN DASAR DAN

PENDIDIKAN MENENGAH.

(DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

MAHA ESA)

(Ket. Alat)

(MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK

INDONESIA)

(S)

MEMUTUSKAN

P

Menetapkan: PERATURAN MENTERI

PENDIDIKAN… MENENGAH.

O

(K)-(S)-P-O

70. Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud

dengan:

1. Kegiatan Ekstrakurikuler adalah kegiatan

kurikuler yang dilakukan oleh peserta didik di

luar jam belajar kegiatan intrakurikuler dan

kegiatan kokurikuler, di bawah bimbingan dan

pengawasan satuan pendidikan.

I.E.4 Dalam Peraturan Menteri ini yang

dimaksud dengan

Ket. Tempat

Kegiatan Ekstrakurikuler

S

adalah kegiatan kurikuler yang dilakukan

oleh peserta didik di luar jam belajar

kegiatan intrakurikuler dan kegiatan

kokurikuler, di bawah bimbingan dan

pengawasan satuan pendidikan.

P

K-S-P

71. 2. Satuan pendidikan adalah Sekolah

Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah

Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah

(SMP/MTs), Sekolah Menengah Atas/Madrasah

I.E.5 (Dalam Peraturan Menteri ini yang

dimaksud dengan)

(Ket. Tempat)

Satuan pendidikan

(K)-S-P

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 204: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

190

Aliyah (SMA/MA), dan Sekolah Menengah

Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan

(SMK/MAK).

S

adalah Sekolah Dasar/Madrasah

Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah

Pertama/Madrasah Tsanawiyah

(SMP/MTs), Sekolah Menengah

Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA), dan

Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah

Aliyah Kejuruan (SMK/MAK).

P

72. Pasal 2

Kegiatan Ekstrakurikuler diselenggarakan dengan

tujuan untuk mengembangkan potensi, bakat,

minat, kemampuan, kepribadian, kerjasama, dan

kemandirian peserta didik secara optimal dalam

rangka mendukung pencapaian tujuan pendidikan

nasional.

I.E.6 Kegiatan Ekstrakurikuler

S

diselenggarakan

P

dengan tujuan untuk mengembangkan…

tujuan pendidikan nasional.

Ket. Tujuan

S-P-K √

73. Pasal 3

(1) Kegiatan Ekstrakurikuler terdiri atas:

a. Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib; dan

b. Kegiatan Ekstrakurikuler Pilihan.

I.E.7 Kegiatan Ekstrakurikuler

S

terdiri atas

P

Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib; dan b.

Kegiatan Ekstrakurikuler Pilihan.

Pelengkap

S-P-Pel. √

74. (2) Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) huruf a merupakan

Kegiatan Ekstrakurikuler yang wajib

diselenggarakan oleh satuan pendidikan dan wajib

diikuti oleh seluruh peserta didik.

I.E.9 Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib… pada

ayat (1) huruf a.

S

merupakan

P

Kegiatan Ekstrakurikuler yang wajib…

oleh seluruh peserta didik.

Pelengkap

S-P-Pel. √

75. (3) Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) huruf a berbentuk

pendidikan kepramukaan.

I.E.10 Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib… pada

ayat (1) huruf a

S

S-P-Pel. √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 205: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

191

berbentuk

P

pendidikan kepramukaan.

Pel.

76. (4) Kegiatan Ekstrakurikuler Pilihan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) huruf b merupakan

Kegiatan Ekstrakurikuler yang dikembangkan dan

diselenggarakan oleh satuan pendidikan sesuai

bakat dan minat peserta didik.

I.E.11 Kegiatan Ekstrakurikuler Pilihan…

dimaksud pada ayat (1) huruf b

S

merupakan

P

Kegiatan Ekstrakurikuler yang

dikembangkan… dan minat peserta

didik.

Pelengkap

S-P-Pel. √

77. (5) Kegiatan Ekstrakurikuler Pilihan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) huruf b dapat berbentuk

latihan olah-bakat dan latihan olah-minat.

I.E.12 Kegiatan Ekstrakurikuler Pilihan… pada

ayat (1) huruf b

S

dapat berbentuk

P

latihan olah-bakat dan latihan olah-

minat.

Pelengkap

S-P-Pel. √

78. Pasal 4

(1) Pengembangan berbagai bentuk Kegiatan

Ekstrakurikuler Pilihan dilakukan dengan

mengacu pada prinsip:

a. partisipasi aktif; dan .

b. menyenangkan.

I.E.13 Pengembangan berbagai bentuk Kegiatan

Ekstrakurikuler Pilihan

S

dilakukan

P

dengan mengacu pada prinsip partisipasi

aktif; dan b. menyenangkan.

Ket. Cara

S-P-K √

79. (2) Pengembangan berbagai bentuk Kegiatan

Ekstrakurikuler Pilihan dilakukan melalui

tahapan:

a. identifikasi kebutuhan, potensi, dan minat

I.E.14 Pengembangan berbagai bentuk Kegiatan

Ekstrakurikuler Pilihan

S

dilakukan

S-P-K √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 206: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

192

peserta didik;

b. analisis sumber daya yang diperlukan untuk

penyelenggaraannya;

c. pemenuhan kebutuhan sumber daya sesuai

pilihan peserta didik atau menyalurkannya ke

satuan pendidikan atau lembaga lainnya;

d. penyusunan program Kegiatan Ekstrakurikuler;

dan

e. penetapan bentuk kegiatan yang

diselenggarakan.

P

melalui tahapan a.identifikasi kebutuhan,

potensi, dan minat peserta didik; b.

analisis sumber daya yang diperlukan

untuk penyelenggaraannya;

c. pemenuhan kebutuhan sumber daya

sesuai pilihan peserta didik atau

menyalurkannya ke satuan pendidikan

atau lembaga lainnya;

d. penyusunan program Kegiatan

Ekstrakurikuler; dan

e. penetapan bentuk kegiatan yang

diselenggarakan;

Ket. Cara

80. Pasal 5

(1) Satuan pendidikan wajib menyusun program

Kegiatan Ekstrakurikuler yang merupakan bagian

dari Rencana Kerja Sekolah.

I.E.15 Satuan pendidikan

S

wajib menyusun

P

program Kegiatan Ekstrakurikuler…

bagian dari Rencana Kerja Sekolah.

O

S-P-O √

81. (2) Program Kegiatan Ekstrakurikuler

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat:

a. rasional dan tujuan umum;

b. deskripsi setiap kegiatan ekstrakurikuler;

c. pengelolaan;

d. pendanaan; dan

e. evaluasi.

I.E.16 Program Kegiatan Ekstrakurikuler

sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

S

memuat

P

a.rasional dan tujuan umum b. deskripsi

setiap kegiatan ekstrakurikuler; c.

pengelolaan; d. pendanaan; dan e.

evaluasi.

O

S-P-O √

82. (3) Program Kegiatan Ekstrakurikuler

sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

I.E.17 Program Kegiatan Ekstrakurikuler

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) S-P-Pel. √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 207: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

193

disosialisasikan kepada peserta didik dan

orangtua/wali pada setiap awal tahun pelajaran.

S

disosialisasikan

P

kepada peserta didik dan orangtua/wali

pada setiap awal tahun pelajaran.

Pelengkap

83. Pasal 6

(1) Pelaksanaan program Kegiatan

Ekstrakurikuler mempertimbangkan penggunaan

sumber daya bersama yang tersedia pada gugus

sekolah atau klaster sekolah.

I.E.18 Pelaksanaan program Kegiatan

Ekstrakurikuler

S

mempertimbangkan

P

penggunaan sumber daya… pada gugus

sekolah atau klaster sekolah.

O

S-P-O √

84. (2) Penggunaan sumber daya bersama

sebagaimana dimaksud pada ayat (4) difasilitasi

oleh pemerintah provinsi atau pemerintah

kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya.

I.E.19 Penggunaan sumber daya bersama

sebagaimana dimaksud pada ayat (4)

S

difasilitasi

P

oleh pemerintah provinsi… sesuai

dengan kewenangannya.

Pelengkap

S-P-Pel. √

85. Pasal 7

(1) Satuan pendidikan memberikan penilaian

terhadap kinerja peserta didik dalam Kegiatan

Ekstrakurikuler secara kualitatif dan

dideskripsikan pada rapor peserta didik.

I.E.20 Satuan pendidikan

S

memberikan

P

penilaian terhadap kinerja…

Ekstrakurikuler secara kualitatif

O

dideskripsikan P

pada rapor peserta didik.

Ket. Tempat

S-P-O-P-K √

86. (2) Satuan pendidikan melakukan evaluasi I.E.21 Satuan pendidikan S-P-O √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 208: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

194

Program Kegiatan Ekstrakurikuler pada setiap

akhir tahun ajaran untuk mengukur ketercapaian

tujuan pada setiap indikator yang telah ditetapkan.

S

melakukan

P

evaluasi Program Kegiatan… setiap

indikator yang telah ditetapkan.

O

87. (3) Hasil evaluasi Program Kegiatan

Ekstrakurikuler sebagaimana dimaksud pada ayat

(2) digunakan untuk penyempurnaan Program

Kegiatan Ekstrakurikuler tahun ajaran berikutnya.

I.E.22 Hasil evaluasi Program… sebagaimana

dimaksud pada ayat (2)

S

digunakan

P

untuk penyempurnaan Program… tahun

ajaran berikutnya

Ket. Tujuan

S-P-K √

88. Pasal 8

Kegiatan Ekstrakurikuler pada Pendidikan Dasar

dan Pendidikan Menengah menggunakan

Pedoman sebagaimana tercantum dalam

Lampiran yang merupakan bagian tidak

terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

I.E.23 Kegiatan Ekstrakurikuler pada

Pendidikan Dasar dan Pendidikan

Menengah

S

menggunakan

P

Pedoman sebagaimana tercantum dalam

Lampiran yang merupakan bagian tidak

terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

O

S-P-O √

89. Pasal 9

Dengan berlakunya Peraturan Menteri ini,

ketentuan dalam Peraturan Menteri Nomor 81A

Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum

yang mengatur mengenai Kegiatan

Ekstrakurikuler dicabut dan dinyatakan tidak

berlaku.

I.E.24 Dengan berlakunya Peraturan Menteri ini

Ket. Alat

ketentuan dalam Peraturan… tentang

Implementasi Kurikulum yang mengatur

mengenai Kegiatan Ekstrakurikuler

S

dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

P

K-S-P √

90. Pasal 10

I.E.25 Peraturan ini

S S-P-K √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 209: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

195

Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal

diundangkan.

mulai berlaku

P

pada tanggal diundangkan.

Ket. Waktu

91. Agar setiap orang mengetahuinya,

memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri

ini dengan penempatannya dalam Berita Negara

Republik Indonesia.

I.E.26 Agar setiap orang mengetahuinya,

Ket. Tujuan

memerintahkan

P

Pengundangan Peraturan Menteri ini

O

dengan penempatannya dalam Berita

Negara Republik Indonesia.

Ket. Cara

K-P-O-K √

92. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 2 Juli 2014,

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indonesia.

I.E.27

Ditetapkan

P

di Jakarta pada tanggal 2 Juli 2014,

Ket. Waktu

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia.

Pelengkap

P-K-Pel. √

93. Diundangkan di Jakarta pada tanggal 11 Juli 2014

Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

Indonesia, Amir Syamsudin, berita Negara

Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 958.

I.E.28 Diundangkan

P

di Jakarta pada tanggal 11 Juli 2014

Ket. Waktu

Menteri Hukum… Tahun 2014 Nomor

958.

Pelengkap

P-K-Pel. √

94. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN

REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 63 TAHUN 2014

TENTANG

PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN

I.F.1

Frasa (tidak mengandung unsur S P O

Pel. Ket).

F √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 210: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

196

SEBAGAI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER

WAJIB

PADA PENDIDIKAN DASAR DAN

PENDIDIKAN MENENGAH

95. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

ESA

MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

I.F.2 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

MAHA ESA

Ket. Alat

MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK

INDONESIA

S

K-S √

96. Menimbang: a. bahwa Pendidikan Kepramukaan

dilaksanakan untuk

menginternalisasikan nilai

ketuhanan, kebudayaan,

kepemimpinan, kebersamaan,

sosial, kecintaan alam, dan

kemandirian pada peserta didik;

I.F.3 (DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

MAHA ESA)

(Ket. Alat)

(MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK

INDONESIA)

(S)

Menimbang

P

bahwa Pendidikan Kepramukaan… pada

peserta didik;

O

bahwa Pendidikan Kepramukaan

S

dilaksanakan

P

untuk menginternalisasikan nilai

ketuhanan,… pada peserta didik;

Ket. Tujuan

(K)-(S)-P- O

S-P-K

b. bahwa nilai-nilai dalam sikap dan keterampilan

sebagai muatan Kurikulum 2013 dan muatan

(DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

MAHA ESA)

(K)-(S)-(P)- O

S-P-K √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 211: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

197

Pendidikan Kepramukaan dapat bersinergi secara

koheren;

(Ket. Alat)

(MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK

INDONESIA)

(S)

(Menimbang)

(P)

bahwa nilai-nilai dalam sikap…

bersinergi secara koheren;

O

bahwa nilai-nilai dalam sikap… muatan

Pendidikan Kepramukaan

S

dapat bersinergi

P

secara koheren;

Ket. Cara

c. bahwa sehubungan dengan pertimbangan

sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b

perlu menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan

dan Kebudayaan tentang Pendidikan

Kepramukaan sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler

Wajib pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan

Menengah;

(DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

MAHA ESA)

(Ket. Alat)

(MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK

INDONESIA)

(S)

(Menimbang)

(P)

bahwa sehubungan dengan… Dasar dan

Pendidikan Menengah;

O

bahwa sehubungan dengan… pada

huruf a dan huruf b

Ket. Sebab

perlu menetapkan

P

(K)-(S)-(P)- O

K-P-O

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 212: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

198

Peraturan Menteri Pendidikan… Dasar

dan Pendidikan Menengah;

O

Mengingat: 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2003

Nomor 78, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia

Nomor 4301);

(DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

MAHA ESA)

(Ket. Alat)

(MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK

INDONESIA)

(S)

Mengingat

P

Undang-undang Nomor 20 Tahun

2003… Indonesia Nomor 4301);

O

(K)-(S)-P-O

2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2010

tentang Gerakan Pramuka (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 131,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5169);

(DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

MAHA ESA)

(Ket. Alat)

(MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK

INDONESIA)

(S)

(Mengingat)

(P)

Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun

2010… Nomor 5169);

O

(K)-(S)-(P)-O

3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005

tentang Standar Nasional Pendidikan

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang

Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19

Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

(DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

MAHA ESA)

(Ket. Alat)

(MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK

INDONESIA)

(S)

(K)-(S)-(P)-O

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 213: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

199

2013 Nomor 71, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5410);

(Mengingat)

(P)

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun

2005 … Nomor 5410);

O

4. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009

tentang Pembentukan dan Organisasi

Kementerian Negara Republik Indonesia

sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir

dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia

Nomor 13 Tahun 2014;

(DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

MAHA ESA)

(Ket. Alat)

(MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK

INDONESIA)

(S)

(Mengingat)

(P)

Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun

2009… Nomor 13 Tahun 2014;

O

(K)-(S)-(P)-O

5. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010

tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan

Organisasi, dan Tata kerja Kementerian Negara

Republik Indonesia sebagaimana telah beberapa

kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden

Nomor 14 Tahun 2014;

(DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

MAHA ESA)

(Ket. Alat)

(MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK

INDONESIA)

(S)

(Mengingat)

(P)

Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun

2010 … Nomor 14 Tahun 2014;

O

(K)-(S)-(P)-O

6. Keputusan Presiden Nomor 84/P Tahun 2009

mengenai Pembentukan Kabinet Indonesia

Bersatu II sebagaimana telah beberapa kali diubah

terakhir dengan Keputusan Presiden Nomor 54/P

(DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

MAHA ESA)

(Ket. Alat)

(MENTERI PENDIDIKAN DAN

(K)-(S)-(P)-O

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 214: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

200

Tahun 2014; KEBUDAYAAN REPUBLIK

INDONESIA)

(S)

(Mengingat)

(P)

Keputusan Presiden Nomor 84/P…

Nomor 54/P Tahun 2014;

O

7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor

39 Tahun 2008 tentang Pembinaan Kesiswaan;

(DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

MAHA ESA)

(Ket. Alat)

(MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK

INDONESIA)

(S)

(Mengingat)

(P)

Peraturan Menteri Pendidikan… tentang

Pembinaan Kesiswaan;

O

(K)-(S)-(P)-O

8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia Nomor 67 Tahun 2013

tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum

SD/MI;

(DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

MAHA ESA)

(Ket. Alat)

(MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK

INDONESIA)

(S)

(Mengingat)

(P)

Peraturan Menteri Pendidikan… Struktur

Kurikulum SD/MI;

O

(K)-(S)-(P)-O

9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia Nomor 68 Tahun 2013

(DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

MAHA ESA)

(K)-(S)-(P)-O

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 215: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

201

tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum

SMP/MTs.

(Ket. Alat)

(MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK

INDONESIA)

(S)

(Mengingat)

(P)

Peraturan Menteri Pendidikan…

Struktur Kurikulum SMP/MTs.

O

10. Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 69

Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur

Kurikulum SMA/MA;

(DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

MAHA ESA)

(Ket. Alat)

(MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK

INDONESIA)

(S)

(Mengingat)

(P)

Peraturan Menteri Pendidikan…

Struktur Kurikulum SMA/MA;

O

(K)-(S)-(P)-O

11. Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 70

Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur

Kurikulum SMK/MAK;

(DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

MAHA ESA)

(Ket. Alat)

(MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK

INDONESIA)

(S)

(Mengingat)

(P)

Peraturan Menteri Pendidikan…

Struktur Kurikulum SMK/MAK;

(K)-(S)-(P)-O

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 216: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

202

O

12. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan

Pramuka Nomor 231 Tahun 2007 Tentang

Petunjuk Penyelenggaraan Gugus depan Gerakan

Pramuka;

(DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

MAHA ESA)

(Ket. Alat)

(MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK

INDONESIA)

(S)

(Mengingat)

(P)

Keputusan Kwartir Nasional Gerakan…

depan Gerakan Pramuka;

O

(K)-(S)-(P)-O

13. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan

Pramuka Nomor 056 Tahun 1982 Tentang

Petunjuk Penyelenggaraan Karang Pamitran;

(DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

MAHA ESA)

(Ket. Alat)

(MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK

INDONESIA)

(S)

(Mengingat)

(P)

Keputusan Kwartir Nasional…

Penyelenggaraan Karang Pamitran;

O

(K)-(S)-(P)-O

MEMUTUSKAN:

Menetapkan: PERATURAN MENTERI

PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN TENTANG

PENDIDIKAN

KEPRAMUKAAN

SEBAGAI KEGIATAN

EKSTRAKURIKULER

(DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

MAHA ESA)

(Ket. Alat)

(MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK

INDONESIA)

(S)

MEMUTUSKAN

(K)-(S)-P-O

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 217: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

203

WAJIB PADA

PENDIDIKAN DASAR

DAN PENDIDIKAN

MENENGAH.

P

Menetapkan: PERATURAN MENTERI

PENDIDIKAN… MENENGAH.

O

97. Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud

dengan:

1. Pendidikan Kepramukaan adalah proses

pembentukan kepribadian, kecakapan hidup, dan

akhlak mulia pramuka melalui penghayatan dan

pengamalan nilai-nilai kepramukaan;

I.F.4 Dalam Peraturan Menteri ini yang

dimaksud dengan

Ket. Tempat

Pendidikan Kepramukaan

S

adalah proses pembentukan

kepribadian,… pengamalan nilai-nilai

kepramukaan;

P

K-S-P

98. 2. Satuan Pendidikan adalah Sekolah

Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah

Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah

(SMP/MTs), Sekolah Menengah Atas/Madrasah

Aliyah (SMA/MA), dan Sekolah Menengah

Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan

(SMK/MAK).

I.F.5 (Dalam Peraturan Menteri ini yang

dimaksud dengan)

(Ket. Tempat)

Satuan Pendidikan

S

adalah Sekolah Dasar/Madrasah

Ibtidaiyah (SD/MI),… Kejuruan

(SMK/MAK).

P

(K)-S-P

99. 3. Gerakan Pramuka adalah organisasi yang

dibentuk oleh pramuka untuk menyelenggarakan

pendidikan kepramukaan;

I.F.6 (Dalam Peraturan Menteri ini yang

dimaksud dengan)

(Ket. Tempat )

Gerakan Pramuka

S

adalah organisasi yang dibentuk oleh…

pendidikan kepramukaan;

P

(K)-S-P

100. 4. Pramuka adalah warga negara Indonesia yang

aktif dalam pendidikan kepramukaan serta

mengamalkan Satya Pramuka dan Darma

Pramuka;

I.F.7 (Dalam Peraturan Menteri ini yang

dimaksud dengan)

(Ket. Tempat)

Pramuka

(K)-S-P

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 218: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

204

S

adalah warga negara Indonesia… Satya

Pramuka dan Darma Pramuka;

P

101. 5. Kepramukaan adalah segala aspek yang

berkaitan dengan pramuka;

I.F.8 (Dalam Peraturan Menteri ini yang

dimaksud dengan)

(Ket. Tempat)

Kepramukaan

S

adalah segala aspek yang berkaitan

dengan pramuka;

P

(K)-S-P

102. 6. Menteri adalah menteri yang

menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang

pendidikan;

I.F.9 (Dalam Peraturan Menteri ini yang

dimaksud dengan)

(Ket. Tempat)

Menteri

S

adalah menteri yang

menyelenggarakan… di bidang

pendidikan;

P

(K)-S-P

103. Pasal 2

(1) Pendidikan Kepramukaan dilaksanakan

sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler wajib pada

pendidikan dasar dan menengah.

I.F.10 Pendidikan Kepramukaan

S

dilaksanakan sebagai

P

Kegiatan Ekstrakurikuler… pendidikan

dasar dan menengah.

Pelengkap

S-P-Pel. √

104. (2) Kegiatan Ekstrakurikuler wajib merupakan

kegiatan ekstrakurikuler yang harus diikuti oleh

seluruh peserta didik;

I.F.11 Kegiatan Ekstrakurikuler wajib

S

merupakan

P

kegiatan ekstrakurikuler yang harus

diikuti oleh seluruh peserta didik;

S-P-Pel. √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 219: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

205

Pelengkap

105. Pasal 3

(1) Pendidikan Kepramukaan dilaksanakan dalam

3 (tiga) Model meliputi Model Blok, Model

Aktualisasi, dan Model Reguler.

I.F.12 Pendidikan Kepramukaan

S

dilaksanakan

P

dalam 3 (tiga) Model meliputi Model

Blok, Model Aktualisasi, dan Model

Reguler.

Ket. Tempat

S-P-K √

106. (2) Model Blok sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) merupakan kegiatan wajib dalam bentuk

perkemahan yang dilaksanakan setahun sekali dan

diberikan penilaian umum.

I.F.13 Model Blok sebagaimana dimaksud pada

ayat (1)

S

merupakan

P

kegiatan wajib dalam bentuk

perkemahan yang dilaksanakan setahun

sekali dan diberikan penilaian umum.

Pelengkap

S-P-Pel. √

107. (3) Model Aktualisasi sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) merupakan kegiatan wajib dalam

bentuk penerapan sikap dan keterampilan yang

dipelajari didalam kelas yang dilaksanakan dalam

kegiatan Kepramukaan secara rutin, terjadwal,

dan diberikan penilaian formal.

I.F.14 Model Aktualisasi sebagaimana

dimaksud pada ayat (1)

S

merupakan

P

kegiatan wajib dalam bentuk penerapan

sikap dan keterampilan yang dipelajari

didalam kelas yang dilaksanakan dalam

kegiatan Kepramukaan secara rutin,

terjadwal, dan diberikan penilaian

formal.

Pelengkap

S-P-Pel. √

108. (4) Model Reguler sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) merupakan kegiatan sukarela berbasis

minat peserta didik yang dilaksanakan di Gugus

I.F.15 Model Reguler sebagaimana dimaksud

pada ayat (1)

S

S-P-Pel. √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 220: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

206

depan. merupakan

P

kegiatan sukarela berbasis minat peserta

didik yang dilaksanakan di Gugus depan.

Pelengkap

109. Pasal 4

Pendidikan Kepramukaan berisi perpaduan proses

pengembangan nilai sikap dan keterampilan.

I.F.16 Pendidikan Kepramukaan

S

berisi

P

perpaduan proses pengembangan nilai

sikap dan keterampilan.

Pelengkap

S-P-Pel. √

110. Pasal 5

(1) Pola Kegiatan Pendidikan Kepramukaan

diwujudkan dalam bentuk upacara dan

keterampilan Kepramukaan dengan menggunakan

berbagai metode dan teknik.

I.F.17 Pola Kegiatan Pendidikan Kepramukaan

S

diwujudkan

P

dalam bentuk upacara dan

keterampilan… berbagai metode dan

teknik.

Ket. Tempat

S-P-K √

111. (2) Upacara sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

meliputi upacara pembukaan dan penutupan.

I.F.18 Upacara sebagaimana dimaksud pada

ayat (1)

S

meliputi

P

upacara pembukaan dan penutupan.

O

S-P-O √

112. (3) Keterampilan Kepramukaan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sebagai

perwujudan komitmen Kepramukaan dalam

bentuk pembiasan dan penguatan sikap dan

keterampilan sesuai dengan kebutuhan

pembelajaran.

I.F.19 Keterampilan Kepramukaan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

S

dilaksanakan

P

perwujudan komitmen Kepramukaan…

dengan kebutuhan pembelajaran.

S-P-Pel. √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 221: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

207

Pelengkap

113. (4) Metode dan teknik sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) dituangkan dalam bentuk belajar

interaktif dan progresif disesuaikan dengan

kemampuan fisik dan mental peserta didik.

I.F.20 Metode dan teknik sebagaimana

dimaksud pada ayat (1)

S

dituangkan

P

dalam bentuk belajar interaktif… fisik

dan mental peserta didik.

Ket. Tempat

S-P-K √

114. Pasal 6

(1) Penilaian dalam Pendidikan Kepramukaan

dilaksanakan dengan menggunakan penilaian

yang bersifat otentik mencakup penilaian sikap

dan keterampilan.

I.F.21 Penilaian dalam Pendidikan

Kepramukaan

S

dilaksanakan

P

dengan menggunakan penilaian…

penilaian sikap dan keterampilan.

Ket. Cara

S-P-K √

115. (2) Penilaian sikap sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) dilakukan dengan menggunakan

penilaian berdasarkan pengamatan, penilaian diri,

dan penilaian teman sebaya.

I.F.22 Penilaian sikap sebagaimana dimaksud

pada ayat (1)

S

dilakukan

P

dengan menggunakan penilaian…

penilaian teman sebaya.

Ket. Cara

S-P-K √

116. (3) Penilaian keterampilan sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) dilakukan dengan menggunakan

penilaian unjuk kerja.

I.F.23 Penilaian keterampilan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1)

S

dilakukan

P

dengan menggunakan penilaian unjuk

kerja.

Ket. Cara

S-P-K √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 222: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

208

117. (4) Penilaian sikap dan keterampilan sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)

menggunakan jurnal pendidik dan portofolio.

I.F.24 Penilaian sikap dan keterampilan

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan

ayat (3)

S

menggunakan

P

jurnal pendidik dan portofolio.

O

S-P-O √

118. Pasal 7

(1) Pengelolaan Pendidikan Kepramukaan sebagai

kegiatan ekstrakurikuler wajib pada satuan

pendidikan dasar dan menengah merupakan

tanggung jawab kepala sekolah dengan pelaksana

pembina pramuka.

I.F.25 Pengelolaan Pendidikan Kepramukaan…

pendidikan dasar dan menengah

S

merupakan

P

tanggung jawab kepala sekolah dengan

pelaksana pembina pramuka.

O

S-P-O √

119. (2) Pembina Pramuka sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) adalah Guru kelas/Guru mata

pelajaran yang telah memperoleh sertifikat paling

rendah kursus mahir dasar atau Pembina Pramuka

yang bukan guru kelas/guru mata pelajaran.

I.F.26 Pembina Pramuka sebagaimana

dimaksud pada ayat (1)

S

adalah Guru kelas/Guru mata

pelajaran… bukan guru kelas/guru mata

pelajaran.

P

S-P √

120. (3) Guru kelas/guru mata pelajaran yang

melaksanakan tugas tambahan sebagai Pembina

Pramuka dihitung sebagai bagian dari pemenuhan

beban kerja guru dengan beban kerja paling

banyak 2 jam pelajaran per minggu.

I.F.27 Guru kelas/guru mata pelajaran yang

melaksanakan tugas tambahan sebagai

Pembina Pramuka

S

dihitung

P

Sebagai tugas tambahan sebagai

Pembina… 2 jam pelajaran per minggu.

Pelengkap

S-P-Pel. √

121. Pasal 8

(1) Pendidikan Kepramukaan sebagai kegiatan

I.F.28 Pendidikan Kepramukaan sebagai

kegiatan ekstrakurikuler

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 223: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

209

ekstrakurikuler wajib merujuk pada Pedoman

Penyelenggaraan Pendidikan Kepramukaan

sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib dan

Prosedur Operasi Standar (POS) Penyelenggaraan

Pendidikan Kepramukaan sebagai Kegiatan

Ekstrakurikuler Wajib.

S

wajib merujuk

P

pada Pedoman Penyelenggaraan…

Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib.

Ket. Tempat

S-P-K

122. (2) Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan

Kepramukaan sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler

Wajib sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

tercantum dalam Lampiran I yang merupakan

bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri

ini.

I.F.29 Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan

Kepramukaan sebagai Kegiatan

Ekstrakurikuler Wajib sebagaimana

dimaksud pada ayat (1)

S

tercantum

P

dalam Lampiran I yang merupakan

bagian tidak terpisahkan dari Peraturan

Menteri ini.

Ket. Tempat

S-P-K √

123. (3) Prosedur Operasi Standar (POS)

Penyelenggaraan Pendidikan Kepramukaan

sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum

dalam Lampiran II yang merupakan bagian tidak

terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

I.F.30 Prosedur Operasi Standar (POS)

Penyelenggaraan Pendidikan

Kepramukaan sebagai Kegiatan

Ekstrakurikuler Wajib sebagaimana

dimaksud pada ayat (1)

S

tercantum

P

dalam Lampiran II yang merupakan

bagian tidak terpisahkan dari Peraturan

Menteri ini.

Ket. Tempat

S-P-K √

124. Pasal 9

Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal

diundangkan.

I.F.31 Peraturan ini

S

mulai berlaku

P

pada tanggal diundangkan.

S-P-K

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 224: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

210

Ket. Waktu

125. Agar setiap orang mengetahuinya,

memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri

ini dengan penempatannya dalam Berita Negara

Republik Indonesia.

I.F.32 Agar setiap orang mengetahuinya,

Ket. Tujuan

memerintahkan

P

Pengundangan Peraturan Menteri ini

O

dengan penempatannya dalam Berita

Negara Republik Indonesia.

Ket. Cara

K-P-O-K √

126. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 2 Juli 2014,

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indonesia.

I.F.33 Ditetapkan

P

di Jakarta pada tanggal 2 Juli 2014,

Ket. Waktu

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia.

Pelengkap

P-K-Pel. √

127. Diundangkan di Jakarta pada tanggal 11 Juli 2014

Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

Indonesia, Amir Syamsudin, berita Negara

Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 959.

I.F.34 Diundangkan

P

di Jakarta pada tanggal 11 Juli 2014

Ket. Waktu

Menteri Hukum… Tahun 2014 Nomor

959.

Pelengkap

P-K-Pel.

128. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN

REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 65 TAHUN 2014

TENTANG

BUKU TEKS PELAJARAN DAN BUKU

PANDUAN GURU KURIKULUM 2013

KELOMPOK PEMINATAN PENDIDIKAN

MENENGAH YANG MEMENUHI

I.G.1 Frasa (tidak mengandung unsur S P O

Pel. Ket).

F

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 225: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

211

SYARAT KELAYAKAN UNTUK

DIGUNAKAN DALAM PEMBELAJARAN

129. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

ESA

MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

I.G.2 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

MAHA ESA

Ket. Alat

MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK

INDONESIA

S

K-S √

130. Menimbang: a. bahwa untuk melaksanakan

ketentuan Pasal 43 ayat (5)

Peraturan Pemerintah

Nomor 19 Tahun 2005

tentang Standar Nasional

Pendidikan, Badan Standar

Nasional Pendidikan telah

melakukan penilaian

kelayakan isi, bahasa,

penyajian, dan kegrafikaan

buku teks pelajaran

Kurikulum 2013 untuk

digunakan dalam

pembelajaran;

I.G.3 (DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

MAHA ESA)

(Ket. Alat)

(MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK

INDONESIA)

(S)

Menimbang

P

bahwa untuk melaksanakan…

digunakan dalam pembelajaran;

O

bahwa untuk melaksanakan… Standar

Nasional Pendidikan

Ket. Tujuan

Badan Standar Nasional Pendidikan

S

telah melakukan

P

penilaian kelayakan isi, bahasa,…

digunakan dalam pembelajaran;

O

(K)-(S)-P- O

K-S-P-O

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

dimaksud pada huruf a, perlu menetapkan

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

(DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

MAHA ESA)

(Ket. Alat)

(K)-(S)-(P)- O

K-P-O √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 226: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

212

tentang Buku Teks Pelajaran dan Buku Panduan

Guru Kurikulum 2013 Kelompok Peminatan

Pendidikan Menengah yang Memenuhi Syarat

Kelayakan untuk Digunakan Dalam

Pembelajaran;

(MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK

INDONESIA)

(S)

(Menimbang)

(P)

bahwa berdasarkan pertimbangan…

Digunakan Dalam Pembelajaran;

O

bahwa berdasarkan pertimbangan

sebagaimana dimaksud pada huruf a,

Ket. Sebab

perlu menetapkan

P

Peraturan Menteri Pendidikan…

Digunakan Dalam Pembelajaran;

O

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara

Nomor 4301);

(DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

MAHA ESA)

(Ket. Alat)

(MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK

INDONESIA)

(S)

Mengingat

P

Undang-undang Nomor 20 Tahun

2003… Indonesia Nomor 4301);

O

(K)-(S)-P-O

2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005

tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 4

1 , Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4496) sebagaimana telah diubah

(DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

MAHA ESA)

(Ket. Alat)

(MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK

(K)-(S)-(P)-O

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 227: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

213

dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun

2013 tentang Perubahan Atas Peraturan

Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang

Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 71,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5410);

INDONESIA)

(S)

(Mengingat)

(P)

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun

2005… Indonesia Nomor 5410);

O

3. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009

tentang

Pembentukan dan Organisasi Kementerian

Negara, sebagaimana telah beberapa kali diubah

terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 55

Tahun 2013 tentang Perubahan Keempat atas

Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang

Pembentukan dan Organisasi Kementerian

Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2013 Nomor 125);

(DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

MAHA ESA)

(Ket. Alat)

(MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK

INDONESIA)

(S)

(Mengingat)

(P)

Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun

2009 … Tahun 2013 Nomor 125);

O

(K)-(S)-(P)-O

4. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010

tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi

Kementerian Negara serta Susunan Organisasi,

Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara

sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir

dengan Peraturan Presiden Nomor 56 Tahun 2013

tentang Perubahan Keempat atas Peraturan

Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang

Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian

Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan

Fungsi Eselon I Kementerian Negara (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor

126);

(DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

MAHA ESA)

(Ket. Alat)

(MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK

INDONESIA)

(S)

(Mengingat)

(P)

Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun

2010… Tahun 2013 Nomor 126);

O

(K)-(S)-(P)-O

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 228: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

214

5. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor

84/P Tahun 2009 mengenai Pembentukan Kabinet

Indonesia Bersatu II sebagaimana telah beberapa

kali diubah, terakhir dengan Keputusan Presiden

Nomor 8/P Tahun 2014;

(DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

MAHA ESA)

(Ket. Alat)

(MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK

INDONESIA)

(S)

(Mengingat)

(P)

Keputusan Presiden Republik

Indonesia… Nomor 8/P Tahun 2014;

O

(K)-(S)-(P)-O

6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor

2 Tahun 2008 tentang Buku;

(DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

MAHA ESA)

(Ket. Alat)

(MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK

INDONESIA)

(S)

(Mengingat)

(P)

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

Nomor 2 Tahun 2008 tentang Buku;

O

(K)-(S)-(P)-O

MEMUTUSKAN:

Menetapkan: PERATURAN MENTERI

PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN

TENTANG BUKU TEKS

PELAJARAN DAN BUKU

PANDUAN GURU

(DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

MAHA ESA)

(Ket. Alat)

(MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK

INDONESIA)

(S)

(K)-(S)-P-O

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 229: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

215

KURIKULUM 2013

KELOMPOK PEMINATAN

PENDIDIKAN

MENENGAH YANG

MEMENUHI SYARAT

KELAYAKAN UNTUK

DIGUNAKAN DALAM

PEMBELAJARAN.

MEMUTUSKAN

P1

Menetapkan: PERATURAN MENTERI

PENDIDIKAN… PEMBELAJARAN.

O

131. Pasal 1

(1) Buku kurikulum 2013 untuk SMA/MA kelas

X kelompok peminatan Matematika dan Ilmu-

Ilmu Alam yang terdiri atas:

a. Buku Teks Pelajaran sebagai buku siswa

sebagaimana tercantum dalam Lampiran I yang

merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

Peraturan Menteri ini; dan

b. Buku Panduan Guru sebagai buku guru

sebagaimana tercantum dalam Lampiran II yang

merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

Peraturan Menteri ini,

memenuhi syarat kelayakan untuk digunakan

dalam pembelajaran.

I.G.4 Buku kurikulum 2013 untuk SMA/MA

kelas X kelompok peminatan

Matematika dan Ilmu-Ilmu Alam yang

terdiri atas:

a. Buku Teks Pelajaran sebagai buku

siswa sebagaimana tercantum dalam

Lampiran I yang merupakan bagian yang

tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri

ini; dan

b. Buku Panduan Guru sebagai buku

guru sebagaimana tercantum dalam

Lampiran II yang merupakan bagian

yang tidak terpisahkan dari Peraturan

Menteri ini,

S

memenuhi

P

syarat kelayakan untuk digunakan dalam

pembelajaran.

O

S-P-O √

132. (2) Buku kurikulum 2013 untuk SMA/MA kelas

X kelompok peminatan Ilmu-Ilmu Sosial terdiri

atas:

a. Buku Teks Pelajaran sebagai buku siswa

sebagaimana tercantum dalam Lampiran III yang

I.G.5 Buku kurikulum 2013 untuk SMA/MA

kelas X kelompok peminatan Ilmu-Ilmu

Sosial terdiri atas:

a. Buku Teks Pelajaran sebagai buku

siswa sebagaimana tercantum dalam

S-P-O √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 230: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

216

merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

Peraturan Menteri ini; dan

b. Buku Panduan Guru sebagai buku guru

sebagaimana tercantum dalam Lampiran IV yang

merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

Peraturan Menteri ini,

memenuhi syarat kelayakan untuk digunakan

dalam pembelajaran.

Lampiran III yang merupakan bagian

yang tidak terpisahkan dari Peraturan

Menteri ini; dan

b. Buku Panduan Guru sebagai buku

guru sebagaimana tercantum dalam

Lampiran IV yang merupakan bagian

yang tidak terpisahkan dari Peraturan

Menteri ini,

S

memenuhi

P

syarat kelayakan untuk digunakan dalam

pembelajaran.

O

133. (3) Buku kurikulum 2013 untuk SMA/MA kelas

X kelompok peminatan ilmu-ilmu bahasa dan

budaya yang terdiri atas:

a. Buku Teks Pelajaran sebagai buku siswa

sebagaimana tercantum dalam Lampiran V yang

merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

Peraturan Menteri ini; dan

b. Buku Panduan Guru sebagai buku guru

sebagaimana tercantum dalam Lampiran VI yang

merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

Peraturan Menteri ini,

memenuhi syarat kelayakan untuk digunakan

dalam pembelajaran.

I.G.6 (3) Buku kurikulum 2013 untuk

SMA/MA kelas X kelompok peminatan

ilmu-ilmu bahasa dan budaya yang

terdiri atas:

a. Buku Teks Pelajaran sebagai buku

siswa sebagaimana tercantum dalam

Lampiran V yang merupakan bagian

yang tidak terpisahkan dari Peraturan

Menteri ini; dan

b. Buku Panduan Guru sebagai buku

guru sebagaimana tercantum dalam

Lampiran VI yang merupakan bagian

yang tidak terpisahkan dari Peraturan

Menteri ini,

S

memenuhi

P

syarat kelayakan untuk digunakan dalam

pembelajaran.

O

S-P-O √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 231: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

217

134. Pasal 2

Perubahan atas isi buku teks pelajaran

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 wajib

mendapat persetujuan dari Badan Standar

Nasional Pendidikan (BSNP).

I.G.7 Perubahan atas isi buku teks pelajaran

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1

S

wajib mendapat

P

persetujuan dari Badan Standar Nasional

Pendidikan (BSNP).

O

S-P-O √

Pasal 3

Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal

diundangkan.

I.G.8 Peraturan ini

S

mulai berlaku

P

pada tanggal diundangkan.

Ket. Waktu

S-P-K

135. Agar setiap orang mengetahuinya,

memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri

ini dengan penempatannya dalam Berita Negara

Republik Indonesia.

I.G.9 Agar setiap orang mengetahuinya,

Ket. Tujuan

memerintahkan

P

Pengundangan Peraturan Menteri ini

O

dengan penempatannya dalam Berita

Negara Republik Indonesia.

Ket. Cara

K-P-O-K √

136. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 2 Juli 2014,

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indonesia.

I.G.10 Ditetapkan

P

di Jakarta pada tanggal 2 Juli 2014,

Ket. Waktu

Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indonesia.

Pelengkap

P-K-Pel. √

137. Diundangkan di Jakarta pada tanggal 11 Juli 2014

Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

Indonesia, Amir Syamsudin, berita Negara

I.G.11 Diundangkan

P

di Jakarta pada tanggal 11 Juli 2014

P-K-Pel. √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 232: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

218

Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 961. Ket. Waktu

Menteri Hukum… Tahun 2014 Nomor

961

Pelengkap

138. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN

REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 103 TAHUN 2014

TENTANG

PEMBELAJARAN PADA PENDIDIKAN

DASAR DAN PENDIDIKAN MENENGAH

I.H.1 Frasa (tidak mengandung unsur S P O

Pel. Ket).

F √

139. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

ESA

MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

I.H.2 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

MAHA ESA

Ket. Alat

MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK

INDONESIA

S

K-S √

140. Menimbang: bahwa dalam rangka implementasi

kurikulum sebagaimana telah

diatur dalam Pasal 77O ayat (2)

huruf c dan Pasal 77P ayat (2)

huruf c Peraturan Pemerintah

Nomor 32 Tahun 2013 tentang

Perubahan Atas Peraturan

Pemerintah Nomor 19 Tahun

2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan, perlu menetapkan

Peraturan Menteri Pendidikan

dan Kebudayaan tentang

Pedoman Pembelajaran pada

Pendidikan Dasar dan Pendidikan

Menengah;

I.H.3 (DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

MAHA ESA)

(Ket. Alat)

(MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK

INDONESIA)

(S)

Menimbang

P

bahwa dalam rangka implementasi…

Dasar dan Pendidikan Menengah;

O

bahwa dalam rangka implementasi…

Standar Nasional Pendidikan,

Ket. Tempat

perlu menetapkan

(K)-(S)-P- O

K-P-O

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 233: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

219

P

Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan… Pendidikan Menengah;

O

Mengingat: 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2003

Nomor 78, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia

Nomor 4301);

(DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

MAHA ESA)

(Ket. Alat)

(MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK

INDONESIA)

(S)

Mengingat

P

Undang-undang Nomor 20 Tahun

2003… Indonesia Nomor 4301);

O

(K)-(S)-P-O

2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005

tentang Standar Nasional Pendidikan

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang

Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19

Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2013 Nomor 71, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5410);

(DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

MAHA ESA)

(Ket. Alat)

(MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK

INDONESIA)

(S)

(Mengingat)

(P)

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun

2005… Indonesia Nomor 5410);

O

(K)-(S)-(P)-O

3. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009

tentang Pembentukan dan Organisasi

Kementerian Negara Republik Indonesia

sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir

dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia

Nomor 13 Tahun 2014;

(DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

MAHA ESA)

(Ket. Alat)

(MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK

INDONESIA)

(K)-(S)-(P)-O

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 234: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

220

(S)

(Mengingat)

(P)

Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun

2009… Nomor 13 Tahun 2014;

O

4. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010

tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan

Organisasi, dan Tata kerja Kementerian Negara

Republik Indonesia sebagaimana telah beberapa

kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden

Nomor 14 Tahun 2014;

(DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

MAHA ESA)

(Ket. Alat)

(MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK

INDONESIA)

(S)

(Mengingat)

(P)

Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun

2010… Nomor 14 Tahun 2014;

O

(K)-(S)-(P)-O

5. Keputusan Presiden Nomor 84/P Tahun 2009

mengenai Pembentukan Kabinet Indonesia

Bersatu II sebagaimana telah beberapa kali diubah

terakhir dengan Keputusan Presiden Nomor 54/P

Tahun 2014;

(DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

MAHA ESA)

(Ket. Alat)

(MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK

INDONESIA)

(S)

(Mengingat)

(P)

Keputusan Presiden Nomor 84/P Tahun

2009… Tahun 2014;

O

(K)-(S)-(P)-O

6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar

Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan

Menengah;

(DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

MAHA ESA)

(Ket. Alat)

(K)-(S)-(P)-O

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 235: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

221

(MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK

INDONESIA)

(S)

(Mengingat)

(P)

Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan… Dasar dan Menengah;

O

7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi

Pendidikan Dasar dan Menengah;

(DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

MAHA ESA)

(Ket. Alat)

(MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK

INDONESIA)

(S)

(Mengingat)

(P)

Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan… Dasar dan Menengah;

O

(K)-(S)-(P)-O

8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses

Pendidikan Dasar dan Menengah;

(DENGAN RAHMAT TUHAN

YANG MAHA ESA)

(Ket. Alat)

(MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK

INDONESIA)

(S)

(Mengingat)

(P)

Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan… Dasar dan Menengah;

O

(K)-(S)-(P)-O

9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (DENGAN RAHMAT TUHAN YANG (K)-(S)-(P)-O √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 236: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

222

Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian

Pendidikan Dasar dan Menengah;

MAHA ESA)

(Ket. Alat)

(MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK

INDONESIA)

(S)

(Mengingat)

(P)

Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan… Dasar dan Menengah;

O

10. Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Nomor 57 Tahun 2014 tentang

Kurikulum 2013 Sekolah Dasar/Madrasah

Ibtidaiyah;

(DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

MAHA ESA)

(Ket. Alat)

(MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK

INDONESIA)

(S)

(Mengingat)

(P)

Peraturan Menteri Pendidikan… Sekolah

Dasar/Madrasah Ibtidaiyah;

O

(K)-(S)-(P)-O

11. Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Nomor 58 Tahun 2014 tentang

Kurikulum 2013 Sekolah Menengah

Pertama/Madrasah Tsanawiyah;

(DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

MAHA ESA)

(Ket. Alat)

(MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK

INDONESIA)

(S)

(Mengingat)

(P)

Peraturan Menteri Pendidikan…

Pertama/Madrasah Tsanawiyah;

(K)-(S)-(P)-O

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 237: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

223

O

12. Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Nomor 59 Tahun 2014 tentang

Kurikulum 2013 Sekolah Menengah

Atas/Madrasah Aliyah;

(DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

MAHA ESA)

(Ket. Alat)

(MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK

INDONESIA)

(S)

(Mengingat)

(P)

Peraturan Menteri Pendidikan…

Menengah Atas/Madrasah Aliyah;

O

(K)-(S)-(P)-O

13. Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Nomor 60 Tahun 2014 tentang

Kurikulum 2013 Sekolah Menengah

Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan;

(DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

MAHA ESA)

(Ket. Alat)

(MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK

INDONESIA)

(S)

(Mengingat)

(P)

Peraturan Menteri Pendidikan…

Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan;

O

(K)-(S)-(P)-O

MEMUTUSKAN:

Menetapkan: PERATURAN MENTERI

PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN TENTANG

PEMBELAJARAN PADA

PENDIDIKAN DASAR DAN

PENDIDIKAN MENENGAH.

(DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

MAHA ESA)

(Ket. Alat)

(MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK

INDONESIA)

(S)

MEMUTUSKAN

P

(K)-(S)-P-O

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 238: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

224

Menetapkan PERATURAN MENTERI

PENDIDIKAN…PENDIDIKAN

MENENGAH.

O

141. Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud

dengan:

1. Pembelajaran adalah proses interaksi

antarpeserta didik dan antara peserta didik dengan

pendidik dan sumber belajar pada suatu

lingkungan belajar.

I.H.4 Dalam Peraturan Menteri ini yang

dimaksud dengan

Ket. Tempat

Pembelajaran

S

adalah proses interaksi antarpeserta…

suatu lingkungan belajar.

P

K-S-P √

142. 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran selanjutnya

disebut dengan RPP adalah rencana pembelajaran

yang dikembangkan mengacu pada silabus;

I.H.5 (Dalam Peraturan Menteri ini yang

dimaksud dengan)

(Ket. Tempat)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

selanjutnya disebut dengan RPP

S

adalah rencana pembelajaran yang

dikembangkan mengacu pada silabus

P

(K)-S-P √

143. 3. Satuan pendidikan adalah Sekolah

Dasar/Madrasah Ibtidaiyah/Sekolah Dasar Luar

Biasa (SD/MI/SDLB), Sekolah Menengah

Pertama/Madrasah Tsanawiyah/ Sekolah

Menengah Pertama Luar Biasa

(SMP/MTs/SMPLB), Sekolah Menengah

Atas/Madrasah Aliyah /Sekolah Menengah Atas

Luar Biasa (SMA/MA/SMALB), dan Sekolah

Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah

Kejuruan/Sekolah Menengah Kejuruan Luar

Biasa (SMK/MAK/SMKLB).

I.H.6 (Dalam Peraturan Menteri ini yang

dimaksud dengan)

(Ket. Tempat)

Satuan pendidikan

S

adalah Sekolah Dasar/Madrasah

Ibtidaiyah/Sekolah Dasar Luar Biasa

(SD/MI/SDLB),… Sekolah Menengah

Kejuruan/Madrasah Aliyah

Kejuruan/Sekolah Menengah Kejuruan

Luar Biasa (SMK/MAK/SMKLB).

P

(K)-S-P √

144. Pasal 2 I.H.7 Pembelajaran S-P-Pel. √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 239: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

225

(1) Pembelajaran dilaksanakan berbasis aktivitas

dengan karakteristik:

a. interaktif dan inspiratif;

b. menyenangkan, menantang, dan memotivasi

peserta didik untuk berpartisipasi aktif;

c. kontekstual dan kolaboratif;

d. memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,

kreativitas, dan kemandirian peserta didik; dan

e. sesuai dengan bakat, minat, kemampuan, dan

perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

S

dilaksanakan

P

Berbasis aktivitas dengan karakteristik a.

interaktif dan inspiratif; b.

menyenangkan, menantang, dan

memotivasi peserta didik untuk

berpartisipasi aktif; c. kontekstual dan

kolaboratif; d. memberikan ruang yang

cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan

kemandirian peserta didik; dan e. sesuai

dengan bakat, minat, kemampuan, dan

perkembangan fisik serta psikologis

peserta didik.

Pelengkap

145. (2) Pembelajaran menggunakan pendekatan,

strategi, model, dan metode yang mengacu pada

karakteristik sebagaimana dimaksud pada ayat

(1).

I.H.8 Pembelajaran

S

menggunakan

P

pendekatan, strategi, model, dan

metode… dimaksud pada ayat (1).

O

S-P-O √

146. (3) Pendekatan pembelajaran sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) merupakan cara pandang

pendidik yang digunakan untuk menciptakan

lingkungan pembelajaran yang memungkinkan

terjadinya proses pembelajaran dan tercapainya

kompetensi yang ditentukan.

I.H.9 Pendekatan pembelajaran sebagaimana

dimaksud pada ayat (2)

S

merupakan

P

cara pandang pendidik yang

digunakan… kompetensi yang

ditentukan.

Pelengkap

S-P-Pel. √

147. (4) Strategi pembelajaran sebagaimana dimaksud

pada ayat (2) merupakan langkah-langkah

sistematik dan sistemik yang digunakan pendidik

I.H.10 Strategi pembelajaran sebagaimana

dimaksud pada ayat (2)

S

S-P-Pel. √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 240: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

226

untuk menciptakan lingkungan pembelajaran

yang memungkinkan terjadinya proses

pembelajaran dan tercapainya kompetensi yang

ditentukan.

merupakan

P

langkah-langkah sistematik dan

sistemik… kompetensi yang ditentukan.

Pelengkap

148. (5) Model pembelajaran sebagaimana dimaksud

pada ayat (2) merupakan kerangka konseptual dan

operasional pembelajaran yang memiliki nama,

ciri, urutan logis, pengaturan, dan budaya.

I.H.11 Model pembelajaran sebagaimana

dimaksud pada ayat (2)

S

merupakan

P

kerangka konseptual dan operasional…

pengaturan, dan budaya.

Pelengkap

S-P-Pel. √

149. (6) Metode pembelajaran sebagaimana dimaksud

pada ayat (2) merupakan cara atau teknik yang

digunakan oleh pendidik untuk menangani suatu

kegiatan pembelajaran yang mencakup antara lain

ceramah, tanya-jawab, diskusi.

I.H.12 Metode pembelajaran sebagaimana

dimaksud pada ayat (2)

S

merupakan

P

cara atau teknik yang digunakan…

ceramah, tanya-jawab, diskusi.

Pelengkap

S-P-Pel. √

150. (7) Pendekatan pembelajaran sebagaimana

dimaksud pada ayat (3) menggunakan pendekatan

saintifik/pendekatan berbasis proses keilmuan.

I.H.13 Pendekatan pembelajaran sebagaimana

dimaksud pada ayat (3)

S

menggunakan

P

pendekatan saintifik/pendekatan berbasis

proses keilmuan.

O

S-P-O √

151. (8) Pendekatan saintifik/pendekatan berbasis

proses keilmuan sebagaimana dimaksud pada ayat

(7) merupakan pengorganisasian pengalaman

belajar dengan urutan logis meliputi proses

pembelajaran:

I.H.14 Pendekatan saintifik/pendekatan berbasis

proses keilmuan sebagaimana dimaksud

pada ayat (7)

S

merupakan

S-P-Pel. √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 241: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

227

a. mengamati;

b. menanya;

c. mengumpulkan informasi/mencoba;

d. menalar/mengasosiasi; dan

e. mengomunikasikan.

P

proses pembelajaran: a. mengamati; b.

menanya; c. mengumpulkan

informasi/mencoba;d.

menalar/mengasosiasi; dan e.

mengomunikasikan.;

Pelengkap

152. (9) Urutan logis sebagaimana dimaksud pada ayat

(8) dapat dikembangkan dan digunakan dalam

satu atau lebih pertemuan.

I.H.15 Urutan logis sebagaimana dimaksud

pada ayat (8)

S

dapat dikembangkan dan digunakan

P

dalam satu atau lebih pertemuan.

Ket. Tempat

S-P-K √

153. (10) Pendekatan saintifik/pendekatan berbasis

proses keilmuan sebagaimana dimaksud pada ayat

(8) dilaksanakan dengan menggunakan modus

pembelajaran langsung atau tidak langsung

sebagai landasan dalam menerapkan berbagai

strategi dan model pembelajaran sesuai dengan

Kompetensi Dasar yang ingin dicapai.

I.H.16 Pendekatan saintifik/pendekatan…

sebagaimana dimaksud pada ayat (8)

S

dilaksanakan

P

dengan menggunakan modus…

Kompetensi Dasar yang ingin dicapai.

Ket. Cara

S-P-K √

154. Pasal 3

(1) Pembelajaran dilaksanakan dengan

menggunakan RPP.

I.H.17 Pembelajaran

S

dilaksanakan

P

dengan menggunakan RPP.

Ket. Cara

S-P-K √

155. (2) RPP sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

disusun oleh guru dengan mengacu pada silabus

dengan prinsip:

a. memuat secara utuh kompetensi dasar sikap

spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan

I.H.18 RPP sebagaimana dimaksud pada ayat

(1)

S

disusun

P

S-P-Pel.-K √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 242: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

228

keterampilan;

b. dapat dilaksanakan dalam satu atau lebih dari

satu kali pertemuan;

c. memperhatikan perbedaan individual peserta

didik;

d. berpusat pada peserta didik;

e. berbasis konteks;

f. berorientasi kekinian;

h. memberikan umpan balik dan tindak lanjut

pembelajaran;

i. memiliki keterkaitan dan keterpaduan

antarkompetensi dan/atau antarmuatan; dan

j. memanfaatkan teknologi informasi dan

komunikasi.

oleh guru

Pelengkap

dengan mengacu pada silabus dengan

prinsip: a. memuat secara utuh

kompetensi dasar sikap spiritual, sikap

sosial, pengetahuan, dan keterampilan; b.

dapat dilaksanakan dalam satu atau lebih

dari satu kali pertemuan; c.

memperhatikan perbedaan individual

peserta didik; d. berpusat pada peserta

didik; e. berbasis konteks; f. berorientasi

kekinian; g. mengembangkan

kemandirian belajar; h. memberikan

umpan balik dan tindak lanjut

pembelajaran; i. memiliki keterkaitan

dan keterpaduan antarkompetensi

dan/atau antarmuatan; dan j.

memanfaatkan teknologi informasi dan

komunikasi.

Ket. Cara

156. (3) Prinsip sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

diwujudkan dalam bentuk pembelajaran reguler,

pengayaan, dan remedial.

I.H.19 Prinsip sebagaimana dimaksud pada ayat

(2)

S

diwujudkan

P

dalam bentuk pembelajaran reguler,

pengayaan, dan remedial.

Ket. Tempat

S-P-K √

157. (4) RPP sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

paling sedikit memuat:

a. identitas sekolah/madrasah, mata pelajaran atau

tema, kelas/semester, dan alokasi waktu;

b. Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, dan

I.H.20 RPP sebagaimana dimaksud pada ayat

(1)

S

paling sedikit memuat

P

S-P-O √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 243: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

229

indikator pencapaian kompetensi;

c. materi pembelajaran;

d. kegiatan pembelajaran yang meliputi kegiatan

pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup;

e. penilaian, pembelajaran remedial, dan

pengayaan; dan

f. media, alat, bahan, dan sumber belajar.

a. identitas sekolah/madrasah, mata

pelajaran atau tema, kelas/semester, dan

alokasi waktu; b. Kompetensi Inti,

Kompetensi Dasar, dan indikator

pencapaian kompetensi; c. materi

pembelajaran; d. kegiatan pembelajaran

yang meliputi kegiatan pendahuluan,

kegiatan inti, dan kegiatan penutup; e.

penilaian, pembelajaran remedial, dan

pengayaan; dan f. media, alat, bahan,

dan sumber belajar.

O

158. (5) Indikator pencapaian kompetensi sebagaimana

dimaksud pada ayat (4) huruf b merupakan:

a. kemampuan yang dapat diobservasi untuk

disimpulkan sebagai pemenuhan Kompetensi

Dasar pada Kompetensi Inti 1 dan Kompetensi

Inti 2; dan

b. kemampuan yang dapat diukur dan/atau

diobservasi untuk disimpulkan sebagai

pemenuhan Kompetensi Dasar pada Kompetensi

Inti 3 dan Kompetensi Inti 4.

I.H.21 Indikator pencapaian kompetensi

sebagaimana … pada ayat (4) huruf b

S

merupakan

P

Kemampuan yang dapat diobservasi…

Kompetensi Inti 2; dan b. kemampuan

yang dapat diukur dan/atau diobservasi

untuk disimpulkan sebagai pemenuhan

Kompetensi Dasar pada Kompetensi Inti

3 dan Kompetensi Inti 4.

Pelengkap

S-P-Pel.

159. (6) Kegiatan pembelajaran sebagaimana

dimaksud pada ayat (4) huruf d mengacu pada

pendekatan, strategi, model, dan metode

pembelajaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal

2 ayat (3) sampai dengan ayat (9).

I.H.22 Kegiatan pembelajaran sebagaimana

dimaksud pada ayat (4) huruf d

S

mengacu

P

pada pendekatan, strategi, model, dan

metode pembelajaran sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3) sampai

dengan ayat (9).

S-P-O √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 244: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

230

O

160. Pasal 4

Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan

Pendidikan Menengah dilaksanakan sesuai

pedoman sebagaimana tercantum dalam Lampiran

yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari

Peraturan Menteri ini.

I.H.23 Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan

Pendidikan Menengah

S

dilaksanakan

P

sesuai pedoman sebagaimana tercantum

dalam Lampiran yang merupakan bagian

tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri

ini.

Pelengkap

S-P-Pel. √

161. Pasal 5

Semua ketentuan tentang Pembelajaran pada

Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah

dalam Peraturan Menteri yang sudah ada sebelum

Peraturan Menteri ini berlaku, tetap berlaku

sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan

dalam Peraturan Menteri ini.

I.H.24 Semua ketentuan tentang Pembelajaran

pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan

Menengah dalam Peraturan Menteri yang

sudah ada sebelum Peraturan Menteri ini

berlaku,

S

tetap berlaku

P

sepanjang tidak bertentangan dengan

ketentuan dalam Peraturan Menteri ini.

Ket. Waktu

S-P-K √

162. Pasal 6

Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal

diundangkan.

I.H.25 Peraturan ini

S

mulai berlaku

P

pada tanggal diundangkan.

Ket. Waktu

S-P-K

163. Agar setiap orang mengetahuinya,

memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri

ini dengan penempatannya dalam Berita Negara

Republik Indonesia.

I.H.26 Agar setiap orang mengetahuinya,

Ket. Tujuan

memerintahkan

P

Pengundangan Peraturan Menteri ini

O

K-P-O-K √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 245: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

231

dengan penempatannya dalam Berita

Negara Republik Indonesia.

Ket. Cara

164. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 3 Oktober

2014, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia.

I.H.27 Ditetapkan

P

di Jakarta pada tanggal 3 Oktober 2014

Ket. Waktu

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia.

Pelengkap

P-K-Pel. √

165. Diundangkan di Jakarta pada tanggal 8 Oktober

2014 Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia

Republik Indonesia, Amir Syamsudin, berita

Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor

1506.

I.H.28 Diundangkan

P

di Jakarta pada tanggal 8 Oktober 2014

Ket. Waktu

Menteri Hukum… Tahun 2014 Nomor

1506.

Pelengkap

P-K-Pel. √

166. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN

REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 105 TAHUN 2014

TENTANG

PENDAMPINGAN PELAKSANAAN

KURIKULUM 2013

PADA PENDIDIKAN DASAR DAN

PENDIDIKAN MENENGAH

I.I.1 Frasa (tidak mengandung unsur S P O

Pel. Ket).

F √

167. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

ESA

MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

I.I.2 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

MAHA ESA

Ket. Alat

MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK

INDONESIA

S

K-S √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 246: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

232

168. Menimbang: bahwa dalam rangka menjamin

terlaksananya Kurikulum 2013

secara efektif dan efisien pada

satuan pendidikan, perlu

menetapkan Peraturan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan

tentang Pendampingan

Pelaksanaan Kurikulum 2013

pada Pendidikan Dasar dan

Pendidikan Menengah;

I.I.3 (DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

MAHA ESA)

(Ket. Alat)

(MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK

INDONESIA)

(S)

Menimbang

P

bahwa dalam rangka menjamin… Dasar

dan Pendidikan Menengah;

O

bahwa dalam rangka menjamin… pada

satuan pendidikan,

Ket. Tempat

perlu menetapkan

P

Peraturan Menteri Pendidikan… Dasar

dan Pendidikan Menengah;

O

(K)-(S)-P- O

K-P-O

Mengingat: 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2003

Nomor 78, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia

Nomor 4301);

(DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

MAHA ESA)

(Ket. Alat)

(MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK

INDONESIA)

(S)

Mengingat

P

Undang-undang Nomor 20 Tahun

2003… Indonesia Nomor 4301);

O

(K)-(S)-P-O

2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005

tentang Standar Nasional Pendidikan

(DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

MAHA ESA)

(K)-(S)-(P)-O

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 247: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

233

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang

Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19

Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2013 Nomor 71, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5410);

(Ket. Alat)

(MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK

INDONESIA)

(S)

(Mengingat)

(P)

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun

2005… Indonesia Nomor 5410);

O

3. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009

tentang Pembentukan dan Organisasi

Kementerian Negara Republik Indonesia

sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir

dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia

Nomor 13 Tahun 2014;

(DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

MAHA ESA)

(Ket. Alat)

(MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK

INDONESIA)

(S)

(Mengingat)

(P)

Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun

2009… Nomor 13 Tahun 2014;

O

(K)-(S)-(P)-O

4. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010

tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan

Organisasi, dan Tata kerja Kementerian Negara

Republik Indonesia sebagaimana telah beberapa

kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden

Nomor 14 Tahun 2014;

(DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

MAHA ESA)

(Ket. Alat)

(MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK

INDONESIA)

(S)

(Mengingat)

(P)

Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun

2010… Nomor 14 Tahun 2014;

O

(K)-(S)-(P)-O

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 248: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

234

5. Keputusan Presiden Nomor 84/P Tahun 2009

mengenai Pembentukan Kabinet Indonesia

Bersatu II sebagaimana telah beberapa kali diubah

terakhir dengan Keputusan Presiden Nomor 41/P

Tahun 2014;

(DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

MAHA ESA)

(Ket. Alat)

(MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK

INDONESIA)

(S)

(Mengingat)

(P)

Peraturan Presiden Nomor 84/P Tahun

2009… Nomor 41/P Tahun 2014;

O

(K)-(S)-(P)-O

6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar

Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan

Menengah;

(DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

MAHA ESA)

(Ket. Alat)

(MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK

INDONESIA)

(S)

(Mengingat)

(P)

Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan … Dasar dan Menengah;

O

(K)-(S)-(P)-O

7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi

Pendidikan Dasar dan Menengah;

(DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

MAHA ESA)

(Ket. Alat)

(MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK

INDONESIA)

(S)

(Mengingat)

(P)

Peraturan Menteri Pendidikan dan

(K)-(S)-(P)-O

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 249: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

235

Kebudayaan … Dasar dan Menengah;

O

8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses

Pendidikan Dasar dan Menengah;

(DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

MAHA ESA)

(Ket. Alat)

(MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK

INDONESIA)

(S)

(Mengingat)

(P)

Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan … Dasar dan Menengah;

O

(K)-(S)-(P)-O

9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian

Pendidikan Dasar dan Menengah;

(DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

MAHA ESA)

(Ket. Alat)

(MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK

INDONESIA)

(S)

(Mengingat)

(P)

Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan … Dasar dan Menengah;

O

(K)-(S)-(P)-O

10. Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Nomor 57 Tahun 2014 tentang

Kurikulum 2013 Sekolah Dasar/Madrasah

Ibtidaiyah;

(DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

MAHA ESA)

(Ket. Alat)

(MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK

INDONESIA)

(S)

(K)-(S)-(P)-O

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 250: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

236

(Mengingat)

(P)

Peraturan Menteri Pendidikan…

Dasar/Madrasah Ibtidaiyah;

O

11. Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Nomor 58 Tahun 2014 tentang

Kurikulum 2013 Sekolah Menengah

Pertama/Madrasah Tsanawiyah;

(DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

MAHA ESA)

(Ket. Alat)

(MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK

INDONESIA)

(S)

(Mengingat)

(P)

Peraturan Menteri Pendidikan…

Pertama/Madrasah Tsanawiyah;

O

(K)-(S)-(P)-O

12. Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Nomor 59 Tahun 2014 tentang

Kurikulum 2013 Sekolah Menengah

Atas/Madrasah Aliyah;

(DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

MAHA ESA)

(Ket. Alat)

(MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK

INDONESIA)

(S)

(Mengingat)

(P)

Peraturan Menteri Pendidikan…

Atas/Madrasah Aliyah;

O

(K)-(S)-(P)-O

13. Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Nomor 60 Tahun 2014 tentang

Kurikulum 2013 Sekolah Menengah

Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan;

(DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

MAHA ESA)

(Ket. Alat)

(MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK

(K)-(S)-(P)-O

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 251: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

237

INDONESIA)

(S)

(Mengingat)

(P)

Peraturan Menteri Pendidikan…

Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan;

O

MEMUTUSKAN:

Menetapkan: PERATURAN MENTERI

PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN TENTANG

PENDAMPINGAN

PELAKSANAAN

KURIKULUM 2013 PADA

PENDIDIKAN DASAR

DAN PENDIDIKAN

MENENGAH.

(DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

MAHA ESA)

(Ket. Alat)

(MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK

INDONESIA)

(S)

MEMUTUSKAN

P1

Menetapkan: PERATURAN MENTERI

PENDIDIKAN… ATAS LUAR

BIASA.

O

(K)-(S)-P-O

169. Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud

dengan:

1. Pendampingan Pelaksanaan Kurikulum 2013

yang selanjutnya disebut Pendampingan adalah

proses pemberian bantuan penguatan pelaksanaan

Kurikulum 2013 pada satuan pendidikan;

I.I.4 Dalam Peraturan Menteri ini yang

dimaksud dengan:

Ket. Tempat

Pendampingan Pelaksanaan Kurikulum

2013 yang selanjutnya disebut

Pendampingan

S

adalah proses pemberian bantuan

penguatan pelaksanaan Kurikulum 2013

pada satuan pendidikan;

P

K-S-P √

170. 2. Satuan pendidikan adalah Sekolah

Dasar/Madrasah Ibtidaiyah/Sekolah Dasar Luar

Biasa (SD/MI/SDLB), Sekolah Menengah

I.I.5 (Dalam Peraturan Menteri ini yang

dimaksud dengan)

(Ket. Tempat)

(K)-S-P √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 252: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

238

Pertama/Madrasah Tsanawiyah/Sekolah

Menengah Pertama Luar Biasa

(SMP/MTs/SMPLB), Sekolah Menengah

Atas/Madrasah Aliyah/Sekolah Menengah Atas

Luar Biasa (SMA/MA/SMALB), dan Sekolah

Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah

Kejuruan/Sekolah Menengah Kejuruan Luar

Biasa (SMK/MAK/SMKLB).

Satuan pendidikan

S

Adalah Sekolah Dasar/Madrasah

Ibtidaiyah/Sekolah Dasar Luar Biasa

(SD/MI/SDLB), Sekolah Menengah

Pertama/Madrasah Tsanawiyah/Sekolah

Menengah Pertama Luar Biasa

(SMP/MTs/SMPLB), Sekolah Menengah

Atas/Madrasah Aliyah/Sekolah

Menengah Atas Luar Biasa

(SMA/MA/SMALB), dan Sekolah

Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah

Kejuruan/Sekolah Menengah Kejuruan

Luar Biasa (SMK/MAK/SMKLB).

P

171. Pasal 2

(1) Pendampingan memiliki tujuan:

a. memfasilitasi proses adopsi Kurikulum 2013

pada satuan pendidikan;

b. memfasilitasi pengayaan/kontekstualisasi

sebagai bagian dari pengembangan Kurikulum

2013 pada satuan pendidikan;

c. memperkuat keterlaksanaan Kurikulum 2013

pada satuan pendidikan; dan

d. memperkuat pemahaman dan membangun

kepercayaan diri dalam pelaksanaan pembelajaran

berbasis Kurikulum 2013.

I.I.6 Pendampingan

S

memiliki

P

tujuan a. memfasilitasi proses adopsi

Kurikulum 2013 pada satuan pendidikan;

b.memfasilitasi

pengayaan/kontekstualisasi sebagai

bagian dari pengembangan Kurikulum

2013 pada satuan pendidikan;

c.memperkuat keterlaksanaan Kurikulum

2013 pada satuan pendidikan; dan

d.memperkuat pemahaman dan

membangun kepercayaan diri dalam

pelaksanaan pembelajaran berbasis

Kurikulum 2013.

O

S-P-O √

172. (2) Pendampingan sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) memiliki sasaran:

I.I.10 Pendampingan sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) S-P-O √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 253: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

239

a. pengawas satuan pendidikan;

b. kepala satuan pendidikan; dan

c. pendidik.

S

memiliki

P

Sasaran a. pengawas satuan pendidikan;

b. kepala satuan pendidikan; dan c.

pendidik.

O

173. (3) Sasaran sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

memperoleh substansi pendampingan sesuai

dengan status dan peran masing-masing.

I.I.11 Sasaran sebagaimana dimaksud pada

ayat (2)

S

memperoleh

P

substansi pendampingan sesuai dengan

status dan peran masing-masing.

O

S-P-O √

174. Pasal 3

(1) Pendampingan dilakukan berdasarkan prinsip:

a. profesional;

b. kolegial;

c. sikap saling percaya; dan

d. berkelanjutan.

I.I.12 Pendampingan

S

dilakukan

P

berdasarkan prinsip a. profesional; b.

kolegial; c. sikap saling percaya; dan

d. berkelanjutan.

Ket. Sebab

S-P-K √

175. (2) Prinsip profesional sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) huruf a merupakan kegiatan

pendampingan yang dilakukan dengan kriteria

dan prosedur keahlian.

I.I.13 Prinsip profesional sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) huruf a

S

merupakan

P

kegiatan pendampingan yang dilakukan

dengan kriteria dan prosedur keahlian.

Pelengkap

S-P-Pel. √

176. (3) Prinsip kolegial sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) huruf b merupakan kegiatan

pendampingan yang dilakukan dengan

I.I.14 Prinsip kolegial sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) huruf b

S

S-P-Pel. √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 254: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

240

pendekatan dan iklim kesejawatan antara

pendamping dan yang didampingi.

merupakan

P

kegiatan pendampingan yang dilakukan

dengan pendekatan dan iklim

kesejawatan antara pendamping dan

yang didampingi.

Pelengkap

177. (4) Prinsip sikap saling percaya sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) huruf c merupakan

kegiatan pendampingan yang dilakukan dengan

saling menghormati dan bertanggungjawab.

I.I.15 Prinsip sikap saling percaya sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) huruf c

S

merupakan

P

kegiatan… saling menghormati dan

bertanggungjawab.

Pelengkap

S-P-Pel. √

178. (5) Prinsip berkelanjutan sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) huruf d merupakan kegiatan

pendampingan yang dilakukan secara terencana,

terus-menerus, dan semakin meningkat.

I.I.16 Prinsip berkelanjutan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) huruf d

S

merupakan

P

kegiatan pendampingan yang dilakukan

secara terencana, terus-menerus, dan

semakin meningkat.

Pelengkap.

S-P-Pel. √

179. Pasal 4

Pendampingan pelaksanaan Kurikulum 2013

berisi:

a. penguatan substansi bahan ajar untuk setiap

mata pelajaran dan/atau tema pembelajaran;

b. penguatan sistem pembelajaran pada

Kurikulum 2013;

c. penguatan sistem penilaian hasil belajar oleh

pendidik pada Kurikulum 2013 dan pengisian

laporan hasil belajar peserta didik;

I.I.17 Pendampingan pelaksanaan Kurikulum

2013

S

berisi

P

a.penguatan substansi bahan ajar untuk

setiap mata pelajaran dan/atau tema

pembelajaran; b. penguatan sistem

pembelajaran pada Kurikulum 2013; c.

penguatan sistem penilaian hasil belajar

S-P-Pel. √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 255: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

241

d. pengembangan perangkat Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan; dan

e. pengembangan model penelusuran minat

peserta didik melalui bimbingan dan

konseling.

oleh pendidik pada Kurikulum 2013 dan

pengisian laporan hasil belajar peserta

didik; d. pengembangan perangkat

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan;

dan e. pengembangan model penelusuran

minat peserta didik melalui bimbingan

dan konseling.

Pelengkap

180. Pasal 5

Pengelolaan pendampingan dilaksanakan oleh

Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan

Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah

bekerjasama dengan dinas pendidikan provinsi

dan dinas pendidikan kabupaten/kota sesuai

dengan kewenangannya.

I.I.18 Pengelolaan pendampingan

S

dilaksanakan

P

oleh Direktorat Jenderal Pendidikan

Dasar dan Direktorat Jenderal

Pendidikan Menengah bekerjasama

dengan dinas pendidikan provinsi dan

dinas pendidikan kabupaten/kota sesuai

dengan kewenangannya.

Pelengkap

S-P-Pel. √

181. Pasal 6

(1) Pendampingan dilaksanakan secara

berkesinambungan dengan:

a. model pendampingan di induk kluster/gugus;

dan

b. model pendampingan di satuan pendidikan.

I.I.19 Pendampingan

S

dilaksanakan

P

secara berkesinambungan dengan model

pendampingan di induk kluster/gugus.

dan b. model pendampingan di satuan

pendidikan.

Ket. Cara

S-P-K √

182. (2) Model Pendampingan berbasis kluster/gugus

satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) huruf a dilakukan oleh guru pendamping.

I.I.20 Model Pendampingan berbasis

kluster/gugus satuan pendidikan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

huruf a

S

dilakukan

S-P-Pel. √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 256: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

242

P

oleh guru pendamping.

Pelengkap

183. (3) Model pendampingan di satuan pendidikan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b

dilakukan oleh guru pendamping yang ada di

satuan pendidikan tersebut.

I.I.21 Model pendampingan di satuan

pendidikan sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) huruf b

S

dilakukan

P

oleh guru pendamping yang ada di

satuan pendidikan tersebut.

Pelengkap

S-P-Pel. √

184. Pasal 7

(1) Guru pendamping dalam pelaksanaan

Kurikulum 2013 terdiri atas unsur:

a. pengawas satuan pendidikan;

b. kepala satuan pendidikan; dan

c. pendidik.

I.I.22 Guru pendamping dalam pelaksanaan

Kurikulum 2013

S

terdiri atas

P

unsur a. pengawas satuan pendidikan; b.

kepala satuan pendidikan; dan c.

pendidik.

Pelengkap

S-P-Pel.

185. (2) Syarat sebagai pendamping dalam

pelaksanaan Kurikulum 2013 sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) adalah:

a. telah lulus pelatihan Kurikulum 2013 dengan

prestasi sekurang-kurangnya dengan predikat

memuaskan (M); dan

b. telah lulus dalam bimbingan teknis guru

pendamping

I.I.23 Syarat sebagai pendamping dalam

pelaksanaan Kurikulum 2013

sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

S

adalah telah lulus pelatihan Kurikulum

2013 dengan prestasi sekurang-

kurangnya dengan predikat memuaskan

(M); dan b. telah lulus dalam bimbingan

teknis guru pendamping

P

S-P √

186. (3) Penyelenggara satuan pendidikan yang

didirikan oleh masyarakat dapat menyediakan

sumber daya pendidikan dalam pelaksanaan

I.I.24 (3) Penyelenggara satuan pendidikan

yang didirikan oleh masyarakat

S

S-P-O √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 257: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

243

pendampingan pada satuan pendidikan. dapat menyediakan

P

sumber daya pendidikan dalam

pelaksanaan pendampingan pada satuan

pendidikan.

O

187. Pasal 8

Pendampingan Pelaksanaan Kurikulum 2013 pada

Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah

menggunakan Pedoman sebagaimana tercantum

dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak

terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

I.I.25 Pendampingan Pelaksanaan Kurikulum

2013 pada Pendidikan Dasar dan

Pendidikan Menengah

S

menggunakan

P

Pedoman sebagaimana tercantum dalam

Lampiran yang merupakan bagian tidak

terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

O

S-P-O √

188. Pasal 9

Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal

diundangkan.

I.I.26 Peraturan ini

S

mulai berlaku

P

pada tanggal diundangkan.

Ket. Waktu

S-P-K

189. Agar setiap orang mengetahuinya,

memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri

ini dengan penempatannya dalam Berita Negara

Republik Indonesia.

I.I.27 Agar setiap orang mengetahuinya,

Ket. Tujuan

memerintahkan

P

Pengundangan Peraturan Menteri ini

O

dengan penempatannya dalam Berita

Negara Republik Indonesia.

Ket. Cara

K-P-O-K √

190. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 3 Oktober

2014, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia.

I.I.28 Ditetapkan

P

di Jakarta pada tanggal 3 Oktober 2014

P-K-Pel. √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 258: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

244

Ket. Waktu

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia.

Pelengkap

191. Diundangkan di Jakarta pada tanggal 8 Oktober

2014 Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia

Republik Indonesia, Amir Syamsudin, berita

Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor

1508.

I.I.29 Diundangkan

P

di Jakarta pada tanggal 8 Oktober 2014

Ket. Waktu

Menteri Hukum… Tahun 2014 Nomor

1508.

Pelengkap

P-K-Pel. √

192. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 160 TAHUN 2014

PEMBERLAKUAN KURIKULUM TAHUN

2006 DAN KURIKULUM 2013

I.J.1 Frasa (tidak mengandung unsur S P O

Pel. Ket).

F √

193. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

ESA

MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

I.J.2 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

MAHA ESA

Ket. Alat

MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK

INDONESIA

S

K-S √

194. Menimbang: bahwa dalam rangka kelancaran

proses pendidikan pada satuan

pendidikan anak usia dini,

pendidikan dasar, dan pendidikan

menengah, perlu menetapkan

Peraturan Menteri Pendidikan

dan Kebudayaan tentang

Pemberlakuan Kurikulum Tahun

2006 dan Kurikulum 2013;

I.J.3 (DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

MAHA ESA)

(Ket. Alat)

(MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK

INDONESIA)

(S)

Menimbang

P

bahwa dalam rangka kelancaran… dan

(K)-(S)-P- O

K-P-O

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 259: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

245

Kurikulum 2013;

O

bahwa dalam rangka kelancaran proses

pendidikan pada satuan pendidikan anak

usia dini, pendidikan dasar, dan

pendidikan menengah,

Ket. Tempat

perlu menetapkan

P

Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan tentang Pemberlakuan

Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum

2013;

O

Mengingat: 1. Undang-undang Nomor 20 Tahun

2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional

(Lembaran Negara Republik

Indonesia tahun 2003 Nomor

78, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia

Nomor 4301);

(DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

MAHA ESA)

(Ket. Alat)

(MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK

INDONESIA)

(S)

Mengingat

P

Undang-undang Nomor 20 Tahun

2003… Indonesia Nomor 4301);

O

(K)-(S)-P-O

2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005

tentang Standar Nasional Pendidikan

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang

Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19

Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

(DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

MAHA ESA)

(Ket. Alat)

(MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK

INDONESIA)

(S)

(K)-(S)-(P)-O

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 260: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

246

2013 Nomor 71, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5410);

(Mengingat)

(P)

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun

2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan… Indonesia Nomor 5410);

O

3. Keputusan Presiden Nomor 121/P Tahun 2014

tentang Pembentukan Kementerian dan

Pengangkatan Menteri Kabinet Kerja;

(DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

MAHA ESA)

(Ket. Alat)

(MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK

INDONESIA)

(S)

(Mengingat)

(P)

Keputusan Presiden Nomor 121/P Tahun

2014 tentang Pembentukan Kementerian

dan Pengangkatan Menteri Kabinet

Kerja;

O

(K)-(S)-(P)-O

MEMUTUSKAN:

Menetapkan: PERATURAN MENTERI

PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

TENTANG PEMBERLAKUAN KURIKULUM

TAHUN 2006 DAN KURIKULUM 2013.

(DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

MAHA ESA)

(Ket. Alat)

(MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK

INDONESIA)

(S)

MEMUTUSKAN

P

Menetapkan: PERATURAN MENTERI

PENDIDIKAN… KURIKULUM 2013.

O

(K)-(S)-P-O

195. Pasal 1

I.J.4 Satuan pendidikan dasar dan pendidikan

menengah yang melaksanakan S-P-O √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 261: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

247

Satuan pendidikan dasar dan pendidikan

menengah yang melaksanakan Kurikulum 2013

sejak semester pertama tahun pelajaran

2014/2015 kembali melaksanakan Kurikulum

Tahun 2006 mulai semester kedua tahun pelajaran

2014/2015 sampai ada ketetapan dari

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk

melaksanakan Kurikulum 2013.

Kurikulum 2013 sejak semester pertama

tahun pelajaran 2014/2015

S

kembali melaksanakan

P

Kurikulum Tahun 2006 mulai semester

kedua tahun pelajaran 2014/2015 sampai

ada ketetapan dari Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan untuk

melaksanakan Kurikulum 2013.

O

Pasal 2

(1) Satuan pendidikan dasar dan pendidikan

menengah yang telah melaksanakan Kurikulum

2013 selama 3 (tiga) semester tetap menggunakan

Kurikulum 2013.

I.J.5 Satuan pendidikan dasar dan pendidikan

menengah yang telah melaksanakan

Kurikulum 2013 selama 3 (tiga) semester

S

tetap menggunakan

P

Kurikulum 2013

O

S-P-O √

196. (2) Satuan pendidikan dasar dan pendidikan

menengah yang melaksanakan Kurikulum 2013

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan

satuan pendidikan rintisan penerapan Kurikulum

2013.

I.J.6 Satuan pendidikan dasar dan pendidikan

menengah yang melaksanakan

Kurikulum 2013

sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

S

merupakan

P

satuan pendidikan rintisan penerapan

Kurikulum 2013.

Pelengkap

S-P-Pel. √

197. (3) Satuan pendidikan rintisian sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) dapat berganti

melaksanakan Kurikulum Tahun 2006 dengan

melapor kepada dinas pendidikan

provinsi/kabupaten/kota sesuai dengan

I.J.7 (3) Satuan pendidikan rintisian

sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

S

dapat berganti

P

S-P-Pel.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 262: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

248

kewenangannya. melaksanakan Kurikulum Tahun 2006 ...

provinsi/kabupaten/kota sesuai dengan

kewenangannya.

Pelengkap

198. Pasal 3

(1) Satuan pendidikan dasar dan pendidikan

menengah yang belum melaksanakan

Kurikulum 2013 mendapatkan pelatihan dan

pendampingan bagi:

a. Kepala satuan pendidikan;

b. Pendidik;

c. Tenaga kependidikan; dan

d. Pengawas satuan pendidikan.

I.J.8 Satuan pendidikan dasar dan pendidikan

menengah yang belum melaksanakan

Kurikulum 2013

S

mendapatkan

P

a.pelatihan dan pendampingan bagi

kepala satuan pendidikan; b. Pendidik;

c. Tenaga kependidikan; dan d.

Pengawas satuan pendidikan.

O

S-P-O √

199. (2) Pelatihan dan pendampingan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) bertujuan meningkatkan

kompetensi dan penyiapan pelaksanaan

Kurikulum 2013.

I.J.9 Pelatihan dan pendampingan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

S

Bertujuan

P

meningkatkan kompetensi dan penyiapan

pelaksanaan Kurikulum 2013.

Pelengkap

S-P-Pel. √

200. (3) Pelatihan dan pendampingan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dilakukan sesuai dengan

standar yang ditetapkan oleh Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan.

I.J.10 Pelatihan dan pendampingan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

S

dilakukan

P

sesuai dengan standar yang ditetapkan

oleh Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan.

Pelengkap

S-P-Pel. √

201. Pasal 4

Satuan pendidikan dasar dan pendidikan

I.J.11 Satuan pendidikan dasar dan pendidikan

menengah S-P-O √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 263: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

249

menengah dapat melaksanakan Kurikulum Tahun

2006 paling lama sampai dengan tahun pelajaran

2019/2020.

S

dapat melaksanakan

P

Kurikulum Tahun 2006 paling lama

sampai dengan tahun pelajaran

2019/2020.

O

202. Pasal 5

Hal-hal yang belum diatur terkait dengan

prosedur pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 serta tata

cara satuan pendidikan yang siap melaksanakan

Kurikulum 2013 sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 3 diatur oleh Direktur Jenderal Pendidikan

Dasar dan Direktur Jenderal Pendidikan

Menengah setelah berkoordinasi dengan Kepala

Badan Penelitian dan Pengembangan.

I.J.12 Hal-hal yang belum diatur…

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3

S

diatur

P

oleh Direktur Jenderal Pendidikan

Dasar… Penelitian dan Pengembangan.

Pelengkap

S-P-Pel. √

203. Pasal 6

Ketentuan lebih lanjut mengenai Kurikulum

Tahun 2006 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1

diatur dalam Peraturan Menteri tersendiri.

I.J.13 Ketentuan lebih lanjut mengenai

Kurikulum Tahun 2006 sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 1

S

diatur

P

dalam Peraturan Menteri tersendiri.

Pelengkap

S-P-Pel. √

204. Pasal 7

Satuan pendidikan anak usia dini melaksanakan

Kurikulum 2013 sesuai dengan ketentuan

4peraturan perundang-undangan.

I.J.14 Satuan pendidikan anak usia dini

S

melaksanakan

P

Kurikulum 2013 sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

O

S-P-O √

205. Pasal 8 I.J.15 Satuan pendidikan khusus S-P-O √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 264: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

250

Satuan pendidikan khusus melaksanakan

Kurikulum 2013 sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

S

melaksanakan

P

Kurikulum 2013 sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

O

206. Pasal 9

Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal

diundangkan.

I.J.16 Peraturan ini

S

mulai berlaku

P

pada tanggal diundangkan.

Ket. Waktu

S-P-K

207. Agar setiap orang mengetahuinya,

memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri

ini dengan penempatannya dalam Berita Negara

Republik Indonesia.

I.J.17 Agar setiap orang mengetahuinya,

Ket. Tujuan

memerintahkan

P

Pengundangan Peraturan Menteri ini

O

dengan penempatannya dalam Berita

Negara Republik Indonesia.

Ket. Cara

K-P-O-K √

208. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 11 Desember

2014, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia.

I.J.18 Ditetapkan

P

di Jakarta pada tanggal 11 Desember

2014

Ket. Waktu

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia.

Pelengkap

P-K-Pel. √

209. Diundangkan di Jakarta pada tanggal 12

Desember 2014 Menteri Hukum dan Hak Asasi

Manusia Republik Indonesia, Amir Syamsudin,

berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014

Nomor 1902.

I.J.19 Diundangkan

P

di Jakarta pada tanggal 12 Desember

2014

Ket. Waktu

P-K-Pel. √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 265: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

251

II. Analisis paragraf

Menteri Hukum… Tahun 2014 Nomor

1902.

Pelengkap

No. Nomor

Permendikbud Data Kode Komponen Paragraf

Pola

Pengembangan

Triangulator Keterangan

Setuju Tidak

Setuju

1. Permendikbud

Nomor 44

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

ESA

MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

Menimbang: a. bahwa dalam rangka

melaksanakan ketentuan

Pasal 43 ayat (5) Peraturan

Pemerintah Nomor 32

Tahun 2013 tentang

Perubahan Atas Peraturan

Pemerintah Nomor 19

Tahun 2005 tentang

Standar Nasional

Pendidikan, Tim Penilai

Buku telah melakukan

penilaian kelayakan isi,

bahasa, penyajian, dan

kegrafikaan buku teks

pelajaran dan buku panduan

II.A.1

Kalimat topik

Pemerincian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 266: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

252

guru untuk digunakan

dalam pembelajaran di

Sekolah Menengah Atas

Luar Biasa;

b. bahwa berdasarkan

pertimbangan sebagaimana

dimaksud pada huruf a,

perlu menetapkan Peraturan

Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan tentang Buku

Teks Pelajaran dan Buku

Panduan Guru untuk

Sekolah Menengah Atas

Luar Biasa;

Mengingat: 1. Undang-undang Nomor 20 Tahun

2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional

(Lembaran Negara

Republik Indonesia tahun

2003 Nomor 78, Tambahan

Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4301);

2. Peraturan Pemerintah Nomor

19 Tahun 2005 tentang Standar

Nasional Pendidikan (Lembaran

Negara Republik Indonesia

Tahun 2005 Nomor 41 ,

Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor

4496), sebagaimana telah diubah

dengan Peraturan Pemerintah

Nomor 32 Tahun 2013 tentang

Perubahanatas Peraturan

Pemerintah Nomor 19 Tahun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 267: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

253

2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2013

Nomor 71, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia

Nomor 5410);

3. Peraturan Presiden Nomor 47

Tahun 2009 tentang

Pembentukan dan Organisasi

Kementerian Negara

sebagaimana telah beberapa kali

diubah terakhir dengan Peraturan

Presiden Nomor 13 Tahun 2014;

4. Peraturan Presiden Nomor 24

Tahun 2010 tentang Kedudukan,

Tugas, dan Fungsi Kementerian

Negara, serta Susunan

Organisasi, Tugas, dan Fungsi

Eselon I Kementerian Negara

sebagaimana telah diubah

beberapa kali terakhir dengan

Peraturan Presiden Nomor 14

Tahun 2014;

5. Keputusan Presiden Nomor

84/P Tahun 2009

mengenai Pembentukan Kabinet

Indonesia Bersatu II sebagaimana

telah diubah terakhir dengan

Keputusan Presiden Nomor 8/P

Tahun 2014;

6. Peraturan Menteri Pendidikan

dan Kebudayaan Nomor 54

Tahun 2013 tentang Standar

Kompetensi Lulusan;

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 268: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

254

7. Peraturan Menteri Pendidikan

dan Kebudayaan Nomor64

Tahun 2013 tentang Standar Isi;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan: PERATURAN

MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN TENTANG

BUKU TEKS PELAJARAN

DAN BUKU PANDUAN GURU

UNTUK SEKOLAH

MENENGAH ATAS LUAR

BIASA.

2. Pasal 1

(4) Menetapkan Buku Teks Pelajaran dan

Buku Panduan Guru sebagai buku siswa

dan buku guru yang layak digunakan dalam

pembelajaran di Sekolah Menengah Atas

Luar Biasa.

(5) Buku Teks Pelajaran sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam

Lampiran I yang merupakan bagian yang

tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri

ini.

(6) Buku Panduan Guru sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam

Lampiran II yang merupakan bagian yang

tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri

ini.

II.A.2

Kalimat topik:

(1) Menetapkan Buku Teks

Pelajaran… Atas Luar Biasa.

Kalimat pengembang:

(2) Buku Teks Pelajaran…

tidak terpisahkan dari

Peraturan Menteri ini.

Kalimat pengembang:

(3) Buku Panduan Guru

sebagaimana… tidak

terpisahkan dari Peraturan

Menteri ini.

Pemerincian

3. Pasal 2

Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal

diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya,

memerintahkan pengundangan Peraturan

II.A.3 Kalimat pengembang :

Peraturan ini mulai berlaku

pada tanggal diundangkan.

Pemerincian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 269: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

255

Menteri ini dengan penempatannya dalam

Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 9 Juni 2014

MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN

REPUBLIK INDONESIA,

Diundangkan di Jakarta

pada tanggal 20 Juni 2014

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI

MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA,

TTD.

AMIR SYAMSUDIN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

TAHUN 2014 NOMOR 853

Kalimat pengembang:

Agar setiap orang… Berita

Negara Republik Indonesia.

Kalimat pengembang:

Ditetapkan di …Republik

Indonesia.

Kalimat pengembang:

Diundangkan di … TAHUN

2014 NOMOR 853.

4. Permendikbud

Nomor 45

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

ESA

MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

Menimbang : a. bahwa dalam rangka

memperkuat jati diri bangsa

diperlukan pembinaan dan

pengembangan kesiswaan

untuk menciptakan suasana

dan tata kehidupan satuan

pendidikan yang baik dan

sehat, sehingga menjamin

kelancaran proses belajar

mengajar;

a. bahwa salah satu upaya dalam

rangka memperkuat jati diri

II.B.1

Kalimat topik

Pemerincian √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 270: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

256

bangsa sebagaimana

dimaksud pada huruf a,

perlu diatur pakaian

seragam sekolah guna

meningkatkan citra satuan

pendidikan serta

meningkatkan persatuan

dan kesatuan di kalangan

peserta didik;

b. bahwa berdasarkan

pertimbangan sebagaimana

dimaksud pada huruf a dan

b, perlu menetapkan

Peraturan Menteri

Pendidikan dan

Kebudayaan tentang

Pakaian Seragam Sekolah

bagi Peserta Didik Jenjang

Pendidikan Dasar dan

Menengah;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20

Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional

(Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun

2003 Nomor 78,

Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia

Nomor 4301);

2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005

tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor

42, Tambahan Lembaran Negara Republik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 271: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

257

Indonesia Nomor 4496) sebagaimana telah

diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32

Tahun 2013 tentang Perubahan Peraturan

Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang

Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 71,

Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5410);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010

tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan

Pendidikan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2010 Nomor 23, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

5105) sebagaimana telah diubah dengan

Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010

tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah

Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan

Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 112,

Tambahan Lembaran Negara Nomor 5157);

4. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009

tentang Pembentukan dan Organisasi

Kementerian Negara sebagaimana telah diubah

beberapa kali terakhir dengan Peraturan

Presiden Nomor 13 Tahun 2014;

5. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010

tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi

Kementerian Negara serta Susunan, Organisasi,

Tugas dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara

sebagaimana telah diubah terakhir dengan

Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 2014;

6. Keputusan Presiden Nomor 84/P Tahun 2009

mengenai Pembentukan Kabinet Indonesia

Bersatu II sebagaimana telah diubah beberapa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 272: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

258

kali terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor

8/P Tahun 2014;

7. Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2012 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan sebagaimana telah

diubah dengan Peraturan Menteri Pendidikan

dan Kebudayaan Nomor 25 Tahun 2014;

8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

Nomor 39 Tahun 2008 tentang Pembinaan

Kesiswaan;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN MENTERI

PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

TENTANG PAKAIAN SERAGAM

SEKOLAH BAGI PESERTA DIDIK PADA

JENJANG PENDIDIKAN DASAR DAN

MENENGAH.

5. BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud

dengan:

1. Sekolah adalah Sekolah Dasar/Sekolah Dasar

Luar Biasa (SD/SDLB), Sekolah Menengah

Pertama/Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa

(SMP/SMPLB), Sekolah Menengah

Atas/Sekolah Menengah Atas Luar Biasa

(SMA/SMALB), dan Sekolah Menengah

Kejuruan/Sekolah Menengah Kejuruan Luar

Biasa (SMK/SMKLB) baik negeri maupun

II.B.2

Kalimat topik:

Dalam Peraturan Menteri ini

yang dimaksud dengan:

1. Sekolah adalah Sekolah

Dasar/Sekolah Dasar

Luar Biasa

(SD/SDLB)… baik

negeri maupun swasta.

Kalimat topik:

2. Pakaian seragam

nasional adalah

pakaian… berlaku secara

nasional.

Definisi √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 273: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

259

swasta.

2. Pakaian seragam nasional adalah pakaian

yang dikenakan pada hari belajar oleh peserta

didik di sekolah, yang jenis, model, dan

warnanya sama berlaku secara nasional.

3. Pakaian seragam khas sekolah adalah pakaian

seragam bercirikan karakteristik sekolah yang

dikenakan oleh peserta didik pada hari tertentu,

dalam rangka meningkatkan kebanggaan peserta

didik terhadap sekolahnya.

4. Pakaian seragam khas muslimah adalah

pakaian seragam yang dikenakan oleh peserta

didik muslimah karena keyakinan pribadinya

sesuai dengan jenis, model, dan warna yang

telah ditentukan dalam kegiatan proses belajar

mengajar untuk semua jenis pakaian seragam

sekolah.

5. Atribut adalah kelengkapan pakaian seragam

nasional yang menunjukkan identitas masing-

masing sekolah terdiri dari badge organisasi

kesiswaan, badge merah putih, badge nama

peserta didik, badge nama sekolah dan nama

kabupaten/kota.

Kalimat topik:

3. Pakaian seragam khas

sekolah adalah

pakaian… didik terhadap

sekolahnya.

Kalimat topik:

4. Pakaian seragam khas

muslimah adalah

pakaian… pakaian

seragam sekolah.

Kalimat topik:

5. Atribut adalah

kelengkapan pakaian…

sekolah dan nama

kabupaten/kota.

6. BAB II

TUJUAN

Pasal 2

Penetapan pakaian seragam sekolah bertujuan:

a. menanamkan dan menumbuhkan rasa

nasionalisme, kebersamaan, serta memperkuat

persaudaraan sehingga dapat menumbuhkan

semangat kesatuan dan persatuan di kalangan

II.B.3

Kalimat Pengembang

Pemerincian √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 274: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

260

peserta didik;

b. meningkatkan rasa kesetaraan tanpa

memandang kesenjangan sosial ekonomi

orangtua/wali peserta didik;

c. meningkatkan disiplin dan tanggungjawab

peserta didik serta kepatuhan terhadap peraturan

yang berlaku; dan

d. menjadi acuan bagi sekolah dalam menyusun

tata tertib dan disiplin peserta didik khususnya

yang mengatur pakaian seragam sekolah.

7. BAB III

JENIS, WARNA, DAN MODEL

Pasal 3

(1) Pakaian seragam sekolah terdiri dari:

a. Pakaian seragam nasional;

b. Pakaian seragam kepramukaan; atau

c. Pakaian seragam khas sekolah.

(2) Jenis pakaian seragam sekolah terdiri dari:

a. Pakaian seragam sekolah untuk peserta didik

putra;

b. Pakaian seragam sekolah untuk peserta didik

putri.

(3) Warna pakaian seragam nasional untuk:

a. SD/SDLB: kemeja putih, celana/rok warna

merah hati;

b. SMP/SMPLB: kemeja putih, celana/rok

warna biru tua;

c. SMA/SMALB/SMK/SMKLB: kemeja putih,

celana/rok warna abu-abu.

(4) Ketentuan pakaian seragam sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) sebagai berikut:

II.B.4 Kalimat pengembang:

(1)Pakaian seragam

sekolah… seragam khas

sekolah.

Kalimat pengembang:

(2) Jenis pakaian seragam

sekolah… untuk peserta

didik putri.

Kalimat pengembang:

(3) Warna pakaian

seragam… celana/rok warna

abu-abu.

Kalimat pengembang:

(4) Ketentuan pakaian

seragam… agamanya

masing-masing.

Pemerincian √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 275: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

261

a. Pakaian seragam nasional mengacu pada

Lampiran I yang merupakan bagian tidak

terpisahkan dari Peraturan Menteri ini;

b. Model pakaian seragam nasional

sebagaimana tercantum dalam Lampiran II yang

merupakan bagian tidak terpisahkan dari

Peraturan Menteri ini.

c. Pakaian seragam kepramukaan mengacu pada

ketentuan peraturan kwartir nasional gerakan

pramuka;

d. Pakaian seragam khas sekolah diatur oleh

masing-masing sekolah dengan tetap

memperhatikan hak setiap warga negara untuk

menjalankan keyakinan agamanya masing-

masing.

8. BAB IV

PENGADAAN DAN PENGGUNAAN

Pasal 4

(1) Pengadaan pakaian seragam sekolah

diusahakan sendiri oleh orangtua atau wali

peserta didik.

(2) Pengadaan pakaian seragam sekolah tidak

boleh dikaitkan dengan pelaksanaan penerimaan

peserta didik baru atau kenaikan kelas.

II.B.5 Kalimat topik:

(1) Pengadaan pakaian

seragam… orangtua atau

wali peserta didik

Kalimat pengembang:

(2) Pengadaan pakaian

seragam… baru atau

kenaikan kelas.

Pemerincian √

9. Pasal 5

(1) Pakaian seragam nasional dikenakan pada

hari Senin, Selasa, dan pada hari lain saat

pelaksanaan Upacara Bendera.

(2) Pada saat Upacara Bendera dilengkapi topi

pet dan dasi sesuai warna seragam masing-

masing jenjang sekolah, dilengkapi dengan logo

tut wuri handayani di bagian depan topi.

II.B.6 Kalimat topik:

(1)Pakaian seragam nasional

dikenakan… pelaksanaan

Upacara Bendera.

Kalimat pengembang:

(2)Pada saat Upacara

Bendera… di bagian depan

Pemerincian √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 276: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

262

(3) Selain hari sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) peserta didik dapat mengenakan pakaian

seragam kepramukaan atau pakaian seragam khas

sekolah yang diatur oleh masing-masing sekolah.

topi.

Kalimat pengembang:

(3)Selain hari sebagaimana…

oleh masing-masing sekolah.

10. BAB V

SANKSI

Pasal 6

Sekolah yang melanggar ketentuan dalam

Peraturan Menteri ini akan dikenakan sanksi

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

II.B.7 Kalimat pengembang:

Sekolah yang melangga…

peraturan perundang-

undangan. Pemerincian √

11. BAB VI

PENUTUP

Pasal 7

Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal

diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya,

memerintahkan pengundangan Peraturan

Menteri ini dengan penempatannya dalam

Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 9 Juni 2014

MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN

REPUBLIK INDONESIA,

Diundangkan di Jakarta

pada tanggal 11 Juni 2014

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI

MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA,

TTD.

AMIR SYAMSUDIN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

II.B.8 Kalimat pengembang :

Peraturan ini mulai berlaku

pada tanggal diundangkan.

Kalimat pengembang:

Agar setiap orang… Berita

Negara Republik Indonesia.

Kalimat pengembang:

Ditetapkan di …Republik

Indonesia.

Kalimat pengembang:

Diundangkan di …. TAHUN

2014 NOMOR 768.

Pemerincian √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 277: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

263

TAHUN 2014 NOMOR 768.

12. Permendikbud

Nomor 51

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

ESA

MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

Menimbang: a. bahwa dalam rangka

melaksanakan ketentuan Pasal

43 ayat (5) Peraturan

Pemerintah Nomor 32 Tahun

2013 tentang Perubahan Atas

Peraturan Pemerintah Nomor

19 Tahun 2005 tentang Standar

Nasional Pendidikan, Tim

Penelaah Buku telah

melakukan penilaian kelayakan

isi, kebahasaan, penyajian, dan

kegrafikaan buku teks

pelajaran dan buku panduan

guru untuk digunakan dalam

pembelajaran

b. bahwa berdasarkan

pertimbangan sebagaimana

dimaksud pada huruf a perlu

menetapkan Peraturan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan

tentang Buku Teks Pelajaran

dan Buku Panduan Guru untuk

Pendidikan Dasar dan

Pendidikan Menengah;

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 20

Tahun 2003 Tentang Sistem

Pendidikan Nasional

(Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2003 Nomor

II.C.1

Kalimat topik

Pemerincian √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 278: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

264

78, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia

Nomor 4301.

2. Peraturan Pemerintah Nomor

19 Tahun 2005 tentang Standar

Nasional Pendidikan

(Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2005 Nomor

41, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia

Nomor 4496) sebagaimana

telah diubah dengan Peraturan

Pemerintah Nomor 32 Tahun

2013 tentang Perubahan Atas

Peraturan Pemerintah Nomor

19 Tahun 2005 tentang Standar

Nasional Pendidikan

(Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2013 Nomor

71, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia

Nomor 5410);

3. Peraturan Presiden Nomor

47 Tahun 2009 tentang

Pembentukan dan Organisasi

Kementerian Negara,

sebagaimana telah beberapa

kali diubah terakhir dengan

Peraturan Presiden Nomor 13

Tahun 2013 tentang Perubahan

Kelima atas Peraturan Presiden

Nomor 47 Tahun 2009 tentang

Pembentukan dan Organisasi

Kementerian Negara;

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 279: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

265

4. Peraturan Presiden Nomor

24 Tahun 2010 tentang

Kedudukan, Tugas, dan Fungsi

Kementerian Negara serta

Susunan Organisasi, Tugas, dan

Fungsi Eselon I Kementerian

Negara sebagaimana telah

beberapa kali diubah terakhir

dengan Peraturan Presiden

Nomor 14 Tahun 2013 tentang

Perubahan Kelima atas

Peraturan Presiden Nomor 24

Tahun 2010 tentang

Kedudukan, Tugas, dan Fungsi

Kementerian Negara serta

Susunan Organisasi, Tugas, dan

Fungsi Eselon 1 Kementerian

Negara;

5. Keputusan Presiden Republik

Indonesia Nomor 84/P Tahun

2009 mengenai Pembentukan

Kabinet Indonesia Bersatu II

sebagaimana telah beberapa

kali diubah, terakhir dengan

Keputusan Presiden Nomor 8/P

Tahun 2014;

6. Peraturan Menteri Pendidikan

dan Kebudayaan Nomor 54

Tahun 2013 tentang Standar

Kompetensi Lulusan;

7. Peraturan Menteri Pendidikan

dan Kebudayaan Nomor 64

Tahun 2013 tentang Standar

Isi;

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 280: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

266

8. Peraturan Menteri Pendidikan

dan Kebudayaan Nomor 67

Tahun 2013 tentang Kerangka

Dasar dan Struktur Kurikulum

Sekolah Dasar/Madrasah

Ibtidaiyah;

9. Peraturan Menteri Pendidikan

dan Kebudayaan Nomor 68

Tahun 2013 tentang Kerangka

Dasar dan Struktur Kurikulum

Sekolah Menengah

Pertama/Madrasah

Tsanawiyah;

10. Peraturan Menteri Pendidikan

dan Kebudayaan Nomor 69

Tahun 2013 tentang Kerangka

Dasar dan Struktur Kurikulum

Sekolah Menengah

Atas/Madrasah Aliyah;

11. Peraturan Menteri Pendidikan

dan Kebudayaan Nomor 70

Tahun 2013 tentang Kerangka

Dasar dan Struktur Kurikulum

Sekolah Menengah

Kejuruan/Madrasah Aliyah

Kejuruan;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan: PERATURAN MENTERI

PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

TENTANG BUKU TEKS PELAJARAN DAN

BUKU PANDUAN GURU UNTUK

PENDIDIKAN DASAR DAN PENDIDIKAN

MENENGAH.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 281: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

267

13. Pasal 1

(1) Menetapkan buku teks pelajaran sebagai

buku siswa dan buku panduan guru untuk

Pendidikan Dasar dan Pendidikan

Menengah yaitu kelas II, Kelas V, Kelas

VIII, kelas X, dan kelas XI yang layak

digunakan dalam pembelajaran.

(2) Buku teks pelajaran sebagai buku siswa

sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

tercantum dalam Lampiran I yang

merupakan bagian yang tidak terpisahkan

dari Peraturan Menteri ini.

(3) Buku panduan guru sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran II

yang merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

II.C.2

Kalimat topik:

(1) Menetapkan Buku Teks

Pelajaran… digunakan dalam

pembelajaran.

Kalimat pengembang:

(2) Buku Teks Pelajaran…

tidak terpisahkan dari

Peraturan Menteri ini.

Kalimat pengembang:

(3) Buku Panduan Guru

sebagaimana… tidak

terpisahkan dari Peraturan

Menteri ini.

Pemerincian √

14. Pasal 2

Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal

diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya,

memerintahkan pengundangan Peraturan

Menteri ini dengan penempatannya dalam

Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 19 Juni 2014

MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN

REPUBLIK INDONESIA,

Diundangkan di Jakarta

II.C.3 Kalimat pengembang :

Peraturan ini mulai berlaku

pada tanggal diundangkan.

Kalimat pengembang:

Agar setiap orang… Berita

Negara Republik Indonesia.

Kalimat pengembang:

Ditetapkan di …Republik

Indonesia.

Kalimat pengembang:

Pemerincian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 282: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

268

pada tanggal 24 Juni 2014

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI

MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA,

TTD.

AMIR SYAMSUDIN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

TAHUN 2014 NOMOR 862.

Diundangkan di …. TAHUN

2014 NOMOR 862.

15. Permendikbud

Nomor 55

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

ESA

MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

Menimbang: a. bahwa dalam rangka pengenalan

program sekolah, lingkungan

sekolah, cara belajar, dan

konsep pengenalan diri terhadap

peserta didik baru perlu

dilaksanakan masa orientasi

peserta didik baru;

b. bahwa berdasarkan

pertimbangan sebagaimana

dimaksud pada huruf a,

perlu menetapkan Peraturan

Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan tentang Masa

Orientasi Peserta Didik

Baru di Sekolah;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20

Tahun 2003 Tentang Sistem

Pendidikan Nasional (Lembaran

Negara Republik Indonesia

Tahun 2003 Nomor 78,

II.D.1

Kalimat topik

Pemerincian √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 283: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

269

Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor

4301);

2. Peraturan Pemerintah Nomor

17 Tahun 2010 tentang

Pengelolaan dan

Penyelenggaraan Pendidikan

(Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2010 Nomor

23, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia

Nomor 5105) sebagaimana

telah diubah dengan Peraturan

Pemerintah Nomor 66 Tahun

2010 (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2010

Nomor 112, Tambahan

Lembaran Negara Nomor

5157);

3. Peraturan Presiden Nomor 47

Tahun 2009 tentang

Pembentukan dan Organisasi

Kementerian Negara

sebagaimana telah diubah

beberapa kali terakhir dengan

Peraturan Presiden Nomor 13

Tahun 2014;

4. Peraturan Presiden Nomor 24

Tahun 2010 tentang

Kedudukan, Tugas, dan Fungsi

Kementerian Negara serta

Susunan Organisasi, Tugas dan

Fungsi Eselon I Kementerian

Negara, sebagaimana telah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 284: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

270

diubah dengan Peraturan

Presiden Nomor 14 Tahun

2014;

5. Keputusan Presiden Nomor

84/P Tahun 2009 mengenai

Pembentukan Kabinet

Indonesia Bersatu I I

sebagaimana telah diubah

dengan Peraturan Presiden

Nomor 8/P Tahun 2014;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN MENTERI

PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

TENTANG MASA ORIENTASI PESERTA

DIDIK DI SEKOLAH.

16. Pasal 1

Setiap sekolah menyelenggarakan masa

orientasi peserta didik bagi peserta didik baru

selama jam belajar di sekolah pada minggu

pertama masuk sekolah selama 3 (tiga) sampai

dengan 5 (lima) hari.

II.D.2

Kalimat topik Pemerincian √

17. Pasal 2

Masa orientasi peserta didik bertujuan untuk

mengenalkan program sekolah, lingkungan

sekolah, cara belajar, penanaman konsep

pengenalan diri peserta didik, dan kepramukaan

sebagai pembinaan awal ke arah terbentuknya

kultur sekolah yang kondusif bagi proses

pembelajaran lebih lanjut sesuai dengan tujuan

pendidikan nasional.

II.D.3

Kalimat pengembang Pemerincian √

18. Pasal 3

(1) Sekolah dilarang melaksanakan masa

orientasi peserta didik yang mengarah

II.D.4

Kalimat pengembang Pemerincian √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 285: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

271

kepada tindakan kekerasan, pelecehan

dan/atau tindakan destruktif lainnya yang

merugikan peserta didik baru baik secara

fisik maupun psikologis baik di dalam

maupun di luar sekolah.

(2) Sekolah dilarang memungut biaya dan

membebani orangtua dan peserta didik

dalam bentuk apapun.

19. Pasal 4

Kepala sekolah dan guru di sekolah yang

bersangkutan bertanggungjawab dan wajib

melaksanakan ketentuan sebagaimana diatur

dalam Peraturan Menteri ini.

II.D.5

Kalimat pengembang Pemerincian √

20. Pasal 5

Dinas pendidikan provinsi/kabupaten/kota

mengendalikan masa orientasi peserta didik

baru menjadi kegiatan yang bermanfaat, bersifat

edukatif dan kreatif, bukan mengarah kepada

tindakan destruktif dan/atau berbagai kegiatan

lain yang merugikan siswa baru baik secara fisik

maupun psikologis.

II.D.6

Kalimat pengembang Pemerincian √

21. Pasal 6

Kepala sekolah dan guru yang membiarkan

terjadinya penyimpangan dan/atau pelanggaran

ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3

dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

II.D.7

Kalimat pengembang Pemerincian √

22. Pasal 7

Dengan berlakunya Peraturan Menteri ini,

Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor

112/U/2001 tentang Masa Orientasi Siswa di

Sekolah dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

II.D.8

Kalimat pengembang Pemerincian √

23. Pasal 8 II.D.9 Kalimat pengembang : Pemerincian √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 286: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

272

Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal

diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya,

memerintahkan pengundangan Peraturan

Menteri ini dengan penempatannya dalam

Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 2 Juli 2014

MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN

REPUBLIK INDONESIA,

Diundangkan di Jakarta

pada tanggal 4 Juli 2014

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI

MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA,

TTD.

AMIR SYAMSUDIN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

TAHUN 2014 NOMOR 920.

Peraturan ini mulai berlaku

pada tanggal diundangkan.

Kalimat pengembang:

Agar setiap orang… Berita

Negara Republik Indonesia.

Kalimat pengembang:

Ditetapkan di …Republik

Indonesia.

Kalimat pengembang:

Diundangkan di …. TAHUN

2014 NOMOR 920.

24. Permendikbud

Nomor 62

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

ESA

MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

Menimbang: a. bahwa pengembangan potensi

peserta didik sebagaimana

dimaksud dalam tujuan

pendidikan nasional dapat

diwujudkan melalui kegiatan

ekstrakurikuler yang merupakan

salah satu kegiatan dalam

program kurikuler;

b. bahwa kegiatan ekstrakurikuler

dapat memfasilitasi

II.E.1

Kalimat topik Pemerincian √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 287: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

273

pengembangan potensi peserta

didik melalui pengembangan

bakat, minat, dan kreativitas serta

kemampuan berkomunikasi dan

bekerja sama dengan orang lain;

c. bahwa berdasarkan

pertimbangan sebagaimana

dimaksud pada huruf a dan huruf

b perlu menetapkan Peraturan

Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan tentang Kegiatan

Ekstrakurikuler pada Pendidikan

Dasar dan Pendidikan Menengah;

Mengingat: 1. Undang-Undang Nomor 20

Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional (Lembaran

Negara Republik Indonesia

Tahun 2003 Nomor 78,

Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor

4301);

2. Undang-Undang Nomor 12

Tahun 2010 tentang Gerakan

Pramuka (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2010

Nomor 131, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia

Nomor 5169);

3. Peraturan Pemerintah Nomor

19 Tahun 2005 tentang Standar

Nasional Pendidikan

sebagaimana telah diubah dengan

Peraturan Pemerintah Nomor 32

Tahun 2013 tentang Perubahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 288: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

274

Atas Peraturan Pemerintah

Nomor 19 Tahun 2005 tentang

Standar Nasional Pendidikan

(Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2013 Nomor 71,

Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor

5410);

4. Peraturan Presiden Nomor 47

Tahun 2009 tentang

Pembentukan dan Organisasi

Kementerian Negara Republik

Indonesia sebagaimana telah

beberapa kali diubah terakhir

dengan Peraturan Presiden

Republik Indonesia Nomor 13

Tahun 2014;

5. Peraturan Presiden Nomor 24

Tahun 2010 tentang Kedudukan,

Tugas, Fungsi, Susunan

Organisasi, dan Tata kerja

Kementerian Negara Republik

Indonesia sebagaimana telah

beberapa kali diubah terakhir

dengan Peraturan Presiden

Nomor 14 Tahun 2014;

6. Keputusan Presiden Nomor

84/P Tahun 2009 mengenai

Pembentukan Kabinet Indonesia

Bersatu II sebagaimana telah

beberapa kali diubah terakhir

dengan Keputusan Presiden

Nomor 54/P Tahun 2014;

7. Peraturan Menteri Pendidikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 289: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

275

dan Kebudayaan Nomor 54

Tahun 2013 tentang Standar

Kompetensi Lulusan Pendidikan

Dasar dan Menengah;

8. Peraturan Menteri Pendidikan

dan Kebudayaan Nomor 64

Tahun 2013 tentang Standar Isi

Pendidikan Dasar dan Menengah;

9. Peraturan Menteri Pendidikan

dan Kebudayaan Nomor 65

Tahun 2013 tentang Standar

Proses Pendidikan Dasar dan

Menengah;

10. Peraturan Menteri Pendidikan

dan Kebudayaan Nomor 66

Tahun 2013 tentang Standar

Penilaian Pendidikan Dasar dan

Menengah;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan: PERATURAN MENTERI

PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

TENTANG KEGIATAN

EKSTRAKURIKULER PADA PENDIDIKAN

DASAR DAN PENDIDIKAN MENENGAH.

25. Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud

dengan:

1. Kegiatan Ekstrakurikuler adalah kegiatan

kurikuler yang dilakukan oleh peserta didik

di luar jam belajar kegiatan intrakurikuler

dan kegiatan kokurikuler, di bawah

bimbingan dan pengawasan satuan

pendidikan.

2. Satuan pendidikan adalah Sekolah

II.E.2 Kalimat topik:

Dalam Peraturan Menteri

ini… pengawasan satuan

pendidikan.

Kalimat topik: (2) Satuan pendidikan adalah

Sekolah Dasar/Madrasah…

Aliyah Kejuruan

(SMK/MAK).

Definisi √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 290: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

276

Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI),

Sekolah Menengah Pertama/Madrasah

Tsanawiyah (SMP/MTs), Sekolah

Menengah Atas/Madrasah Aliyah

(SMA/MA), dan Sekolah Menengah

Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan

(SMK/MAK).

26. Pasal 2

Kegiatan Ekstrakurikuler diselenggarakan

dengan tujuan untuk mengembangkan potensi,

bakat, minat, kemampuan, kepribadian,

kerjasama, dan kemandirian peserta didik secara

optimal dalam rangka mendukung pencapaian

tujuan pendidikan nasional.

II.E.3

Kalimat topik Pemerincian √

27. Pasal 3

(1) Kegiatan Ekstrakurikuler terdiri atas:

a. Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib; dan

b. Kegiatan Ekstrakurikuler Pilihan.

(2) Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a

merupakan Kegiatan Ekstrakurikuler yang wajib

diselenggarakan oleh satuan pendidikan dan

wajib diikuti oleh seluruh peserta didik.

(3) Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a

berbentuk pendidikan kepramukaan.

(4) Kegiatan Ekstrakurikuler Pilihan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b

merupakan Kegiatan Ekstrakurikuler yang

dikembangkan dan diselenggarakan oleh satuan

pendidikan sesuai bakat dan minat peserta didik.

(5) Kegiatan Ekstrakurikuler Pilihan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b

II.E.4 Kalimat topik:

(1) Kegiatan Ekstrakurikuler

terdiri atas:… Kegiatan

Ekstrakurikuler Pilihan.

Kalimat pengembang:

(2) Kegiatan Ekstrakurikuler

Wajib sebagaimana…

seluruh peserta didik.

Kalimat pengembang:

(3) Kegiatan Ekstrakurikuler

Wajib sebagaimana…

berbentuk pendidikan

kepramukaan.

Kalimat pengembang:

(4) Kegiatan Ekstrakurikuler

Pilihan sebagaimana…

Pemerincian √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 291: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

277

dapat berbentuk latihan olah-bakat dan latihan

olah-minat.

pendidikan sesuai bakat

dan minat peserta didik.

Kalimat pengembang:

(5) Kegiatan Ekstrakurikuler

Pilihan sebagaimana…

berbentuk latihan olah-

bakat dan latihan olah-

minat.

28. Pasal 4

(1) Pengembangan berbagai bentuk Kegiatan

Ekstrakurikuler Pilihan dilakukan dengan

mengacu pada prinsip:

a. partisipasi aktif; dan .

b. menyenangkan.

(2) Pengembangan berbagai bentuk Kegiatan

Ekstrakurikuler Pilihan dilakukan melalui

tahapan:

a. identifikasi kebutuhan, potensi, dan minat

peserta didik;

b. analisis sumber daya yang diperlukan untuk

penyelenggaraannya;

c. pemenuhan kebutuhan sumber daya sesuai

pilihan peserta didik atau menyalurkannya ke

satuan pendidikan atau lembaga lainnya;

d. penyusunan program Kegiatan

Ekstrakurikuler; dan

e. penetapan bentuk kegiatan yang

diselenggarakan;

II.E.5 Kalimat topik:

(1) Pengembangan berbagai

bentuk…

b. menyenangkan.

Kalimat topik:

(2) Pengembangan berbagai

bentuk Kegiatan… kegiatan

yang diselenggarakan;

Pemerincian √

29. Pasal 5

(1) Satuan pendidikan wajib menyusun program

Kegiatan Ekstrakurikuler yang merupakan

bagian dari Rencana Kerja Sekolah.

II.E.6 Kalimat topik:

(1) Satuan pendidikan wajib

menyusun… Rencana

Kerja Sekolah.

Definisi √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 292: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

278

(2) Program Kegiatan Ekstrakurikuler

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat:

a. rasional dan tujuan umum;

b. deskripsi setiap kegiatan ekstrakurikuler;

c. pengelolaan;

d. pendanaan; dan

e. evaluasi

(3) Program Kegiatan Ekstrakurikuler

sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

disosialisasikan kepada peserta didik dan

orangtua/wali pada setiap awal tahun pelajaran.

Kalimat pengembang:

(2) Program Kegiatan

Ekstrakurikuler

sebagaimana…

e.evaluasi

Kalimat pengembang:

(3) Program Kegiatan

Ekstrakurikuler

sebagaimana… setiap awal

tahun pelajaran.

30. Pasal 6

(1) Pelaksanaan program Kegiatan

Ekstrakurikuler mempertimbangkan

penggunaan sumber daya bersama yang

tersedia pada gugus sekolah atau klaster

sekolah.

(2) Penggunaan sumber daya bersama

sebagaimana dimaksud pada ayat (4)

difasilitasi oleh pemerintah provinsi atau

pemerintah kabupaten/kota sesuai dengan

kewenangannya.

II.E.7 Kalimat pengembang:

(1) Pelaksanaan program

Kegiatan… sekolah atau

klaster sekolah.

Kalimat pengembang:

(2) Penggunaan sumber

daya bersama… sesuai

dengan kewenangannya.

Pemerincian √

31. Pasal 7

(1) Satuan pendidikan memberikan penilaian

terhadap kinerja peserta didik dalam

Kegiatan Ekstrakurikuler secara kualitatif

dan dideskripsikan pada rapor peserta

didik.

(2) Satuan pendidikan melakukan evaluasi

Program Kegiatan Ekstrakurikuler pada

setiap akhir tahun ajaran untuk mengukur

ketercapaian tujuan pada setiap indikator

II.E.8 Kalimat topik:

(1) Satuan pendidikan

memberikan…

dideskripsikan pada

rapor peserta didik.

Kalimat topik:

Satuan pendidikan

melakukan… indikator yang

telah ditetapkan.

Pemerincian √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 293: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

279

yang telah ditetapkan.

(3) Hasil evaluasi Program Kegiatan

Ekstrakurikuler sebagaimana dimaksud

pada ayat (2) digunakan untuk

penyempurnaan Program Kegiatan

Ekstrakurikuler tahun ajaran berikutnya.

Kalimat pengembang:

Hasil evaluasi Program

Kegiatan… Ekstrakurikuler

tahun ajaran berikutnya.

32. Pasal 8

Kegiatan Ekstrakurikuler pada Pendidikan

Dasar dan Pendidikan Menengah menggunakan

Pedoman sebagaimana tercantum dalam

Lampiran yang merupakan bagian tidak

terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

II.E.9

Kalimat pengembang

Pemerincian √

33. Pasal 9

Dengan berlakunya Peraturan Menteri ini,

ketentuan dalam Peraturan Menteri Nomor 81A

Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum

yang mengatur mengenai Kegiatan

Ekstrakurikuler dicabut dan dinyatakan tidak

berlaku.

II.E.10

Kalimat pengembang

Pemerincian √

34. Pasal 10

Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal

diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya,

memerintahkan pengundangan Peraturan

Menteri ini dengan penempatannya dalam

Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 2 Juli 2014

MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN

REPUBLIK INDONESIA,

Diundangkan di Jakarta

pada tanggal 11 Juli 2014

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI

II.E.11 Kalimat pengembang :

Peraturan ini mulai berlaku

pada tanggal diundangkan.

Kalimat pengembang:

Agar setiap orang… Berita

Negara Republik Indonesia.

Kalimat pengembang:

Ditetapkan di …Republik

Indonesia.

Kalimat pengembang:

Diundangkan di …. TAHUN

Pemerincian √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 294: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

280

MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA,

TTD.

AMIR SYAMSUDIN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

TAHUN 2014 NOMOR 958.

2014 NOMOR 958.

35. Permendikbud

Nomor 63

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

ESA

MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

Menimbang: a. bahwa Pendidikan

Kepramukaan dilaksanakan

untuk menginternalisasikan

nilai ketuhanan, kebudayaan,

kepemimpinan, kebersamaan,

sosial, kecintaan alam, dan

kemandirian pada peserta

didik;

b. bahwa nilai-nilai dalam sikap

dan keterampilan sebagai

muatan Kurikulum 2013 dan

muatan Pendidikan

Kepramukaan dapat bersinergi

secara koheren;

c. bahwa sehubungan dengan

pertimbangan sebagaimana

dimaksud pada huruf a dan

huruf b perlu menetapkan

Peraturan Menteri Pendidikan

dan Kebudayaan tentang

Pendidikan Kepramukaan

sebagai Kegiatan

Ekstrakurikuler Wajib pada

Pendidikan Dasar dan

II.F.1

Kalimat topik Pemerincian √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 295: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

281

Pendidikan Menengah;

Mengingat: 1. Undang-Undang Nomor 20

Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional (Lembaran

Negara Republik Indonesia

Tahun 2003 Nomor 78,

Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor

4301);

2. Undang-Undang Nomor 12

Tahun 2010 tentang Gerakan

Pramuka (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2010

Nomor 131, Tambahan

Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5169);

3. Peraturan Pemerintah Nomor

19 Tahun 2005 tentang Standar

Nasional Pendidikan

sebagaimana telah diubah

dengan Peraturan Pemerintah

Nomor 32 Tahun 2013 tentang

Perubahan Atas Peraturan

Pemerintah Nomor 19 Tahun

2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2013

Nomor 71, Tambahan

Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5410);

4. Peraturan Presiden Nomor 47

Tahun 2009 tentang

Pembentukan dan Organisasi

Kementerian Negara Republik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 296: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

282

Indonesia sebagaimana telah

beberapa kali diubah terakhir

dengan Peraturan Presiden

Republik Indonesia Nomor 13

Tahun 2014;

5. Peraturan Presiden Nomor 24

Tahun 2010 tentang

Kedudukan, Tugas, Fungsi,

Susunan Organisasi, dan Tata

kerja Kementerian Negara

Republik Indonesia

sebagaimana telah beberapa kali

diubah terakhir dengan

Peraturan Presiden Nomor 14

Tahun 2014;

6. Keputusan Presiden Nomor

84/P Tahun 2009 mengenai

Pembentukan Kabinet

Indonesia Bersatu II

sebagaimana telah beberapa kali

diubah terakhir dengan

Keputusan Presiden Nomor

54/P Tahun 2014;

7. Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional Nomor 39

Tahun 2008 tentang Pembinaan

Kesiswaan

8. Peraturan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia Nomor 67

Tahun 2013 tentang Kerangka

Dasar dan Struktur Kurikulum

SD/MI;

9. Peraturan Menteri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 297: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

283

Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia Nomor 68

Tahun 2013 tentang Kerangka

Dasar dan Struktur Kurikulum

SMP/MTs.

10. Peraturan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia Nomor 69

Tahun 2013 tentang Kerangka

Dasar dan Struktur Kurikulum

SMA/MA;

11. Peraturan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia Nomor 70

Tahun 2013 tentang Kerangka

Dasar dan Struktur Kurikulum

SMK/MAK;

12. Keputusan Kwartir Nasional

Gerakan Pramuka Nomor 231

Tahun 2007 Tentang Petunjuk

Penyelenggaraan Gugus depan

Gerakan Pramuka;

13. Keputusan Kwartir Nasional

Gerakan Pramuka Nomor 056

Tahun 1982 Tentang Petunjuk

Penyelenggaraan Karang

Pamitran;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan: PERATURAN MENTERI

PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

TENTANG PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN

SEBAGAI KEGIATAN

EKSTRAKURIKULER WAJIB PADA

PENDIDIKAN DASAR DAN PENDIDIKAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 298: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

284

MENENGAH.

36. Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud

dengan:

1. Pendidikan Kepramukaan adalah proses

pembentukan kepribadian, kecakapan

hidup, dan akhlak mulia pramuka melalui

penghayatan dan pengamalan nilai-nilai

kepramukaan;

2. Satuan Pendidikan adalah Sekolah

Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI),

Sekolah Menengah Pertama/Madrasah

Tsanawiyah (SMP/MTs), Sekolah

Menengah Atas/Madrasah Aliyah

(SMA/MA), dan Sekolah Menengah

Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan

(SMK/MAK).

3. Gerakan Pramuka adalah organisasi yang

dibentuk oleh pramuka untuk

menyelenggarakan pendidikan

kepramukaan;

4. Pramuka adalah warga negara Indonesia

yang aktif dalam pendidikan kepramukaan

serta mengamalkan Satya Pramuka dan

Darma Pramuka;

5. Kepramukaan adalah segala aspek yang

berkaitan dengan pramuka;

6. Menteri adalah menteri yang

menyelenggarakan urusan pemerintahan di

bidang pendidikan;

II.F.2 Kalimat topik:

1. Pendidikan

Kepramukaan adalah…

pengamalan nilai-nilai

kepramukaan;

Kalimat topik:

2. Satuan Pendidikan

adalah…

Kejuruan/Madrasah

Aliyah Kejuruan

(SMK/MAK).

Kalimat topik:

3. Gerakan Pramuka

adalah…

menyelenggarakan

pendidikan

kepramukaan;

Kalimat topik:

4. Pramuka adalah warga

negara Indonesia…

Pramuka dan Darma

Pramuka;

Kalimat topik:

5. Kepramukaan adalah

segala aspek yang

berkaitan dengan

pramuka;

Kalimat topik:

6. Menteri adalah menteri

Definisi √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 299: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

285

yang menyelenggarakan

urusan pemerintahan di

bidang pendidikan;

37. Pasal 2

(1) Pendidikan Kepramukaan dilaksanakan

sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler wajib

pada pendidikan dasar dan menengah.

(2) Kegiatan Ekstrakurikuler wajib

merupakan kegiatan ekstrakurikuler yang

harus diikuti oleh seluruh peserta didik;

II.F.3 Kalimat topik:

(1) Pendidikan

Kepramukaan

dilaksanakan…

pendidikan dasar dan

menengah.

Kalimat topik:

Kegiatan Ekstrakurikuler

wajib merupakan… diikuti

oleh seluruh peserta didik;

Definisi √

38. Pasal 3

(1) Pendidikan Kepramukaan dilaksanakan

dalam 3 (tiga) Model meliputi Model Blok,

Model Aktualisasi, dan Model Reguler.

(2) Model Blok sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) merupakan kegiatan wajib dalam

bentuk perkemahan yang dilaksanakan

setahun sekali dan diberikan penilaian

umum.

(3) Model Aktualisasi sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) merupakan kegiatan wajib

dalam bentuk penerapan sikap dan

keterampilan yang dipelajari didalam kelas

yang dilaksanakan dalam kegiatan

Kepramukaan secara rutin, terjadwal, dan

diberikan penilaian formal.

(4) Model Reguler sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) merupakan kegiatan sukarela

berbasis minat peserta didik yang

dilaksanakan di Gugus depan.

II.F.4 Kalimat topik:

(1) Pendidikan

Kepramukaan

dilaksanakan… Model

Aktualisasi, dan Model

Reguler.

Kalimat pengembang:

(2) Model Blok

sebagaimana…

diberikan penilaian

umum.

Kalimat pengembang:

(3) Model Blok

sebagaimana…

diberikan penilaian

formal.

Kalimat pengembang:

Pemerincian √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 300: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

286

(4) Model Blok

sebagaimana…

dilaksanakan di Gugus

depan.

39. Pasal 4

Pendidikan Kepramukaan berisi perpaduan

proses pengembangan nilai sikap dan

keterampilan.

II.F.5

Kalimat pengembang Pemerincian √

40. Pasal 5

(1) Pola Kegiatan Pendidikan Kepramukaan

diwujudkan dalam bentuk upacara dan

keterampilan Kepramukaan dengan

menggunakan berbagai metode dan teknik.

(2) Upacara sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) meliputi upacara pembukaan dan

penutupan.

(3) Keterampilan Kepramukaan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan

sebagai perwujudan komitmen

Kepramukaan dalam bentuk pembiasan

dan penguatan sikap dan keterampilan

sesuai dengan kebutuhan pembelajaran.

(4) Metode dan teknik sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) dituangkan dalam bentuk

belajar interaktif dan progresif disesuaikan

dengan kemampuan fisik dan mental

peserta didik.

II.F.6 Kalimat topik:

(1) Pola Kegiatan

Pendidikan

Kepramukaan…

berbagai metode dan

teknik.

Kalimat pengembang:

(2) Upacara sebagaimana…

upacara pembukaan dan

penutupan.

Kalimat pengembang:

(3) Keterampilan

Kepramukaan

sebagaimana… dengan

kebutuhan pembelajaran.

Kalimat pengembang:

(4) Metode dan teknik

sebagaimana…

kemampuan fisik dan

mental peserta didik.

Pemerincian √

41. Pasal 6

(1) Penilaian dalam Pendidikan Kepramukaan

II.F.7 Kalimat topik:

(1) Penilaian dalam Pemerincian √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 301: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

287

dilaksanakan dengan menggunakan

penilaian yang bersifat otentik mencakup

penilaian sikap dan keterampilan.

(2) Penilaian sikap sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) dilakukan dengan

menggunakan penilaian berdasarkan

pengamatan, penilaian diri, dan penilaian

teman sebaya.

(3) Penilaian keterampilan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan

menggunakan penilaian unjuk kerja.

(4) Penilaian sikap dan keterampilan

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan

ayat (3) menggunakan jurnal pendidik dan

portofolio.

Pendidikan

Kepramukaan…

penilaian sikap dan

keterampilan.

Kalimat pengembang:

(2) Penilaian sikap

sebagaimana… penilaian

diri, dan penilaian teman

sebaya.

Kalimat pengembang:

(3) Penilaian keterampilan

sebagaimana…

menggunakan penilaian

unjuk kerja.

Kalimat pengembang:

(4) Penilaian sikap dan

keterampilan…

menggunakan jurnal

pendidik dan portofolio.

42. Pasal 7

(1) Pengelolaan Pendidikan Kepramukaan

sebagai kegiatan ekstrakurikuler wajib pada

satuan pendidikan dasar dan menengah

merupakan tanggung jawab kepala sekolah

dengan pelaksana pembina pramuka.

(2) Pembina Pramuka sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) adalah Guru kelas/Guru mata

pelajaran yang telah memperoleh sertifikat

paling rendah kursus mahir dasar atau Pembina

Pramuka yang bukan guru kelas/guru mata

pelajaran.

II.F.8 Kalimat topik:

(1) Pengelolaan Pendidikan

Kepramukaan… dengan

pelaksana pembina

pramuka.

(2)

Kalimat pengembang:

(3) Pembina Pramuka

sebagaimana… guru

kelas/guru mata

pelajaran.

Definisi √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 302: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

288

(3) Guru kelas/guru mata pelajaran yang

melaksanakan tugas tambahan sebagai Pembina

Pramuka dihitung sebagai bagian dari

pemenuhan beban kerja guru dengan beban

kerja paling banyak 2 jam pelajaran per minggu.

Kalimat pengembang:

(4) Guru kelas/guru mata

pelajaran… beban kerja

paling banyak 2 jam

pelajaran per minggu.

43. Pasal 8

(1) Pendidikan Kepramukaan sebagai

kegiatan ekstrakurikuler wajib merujuk

pada Pedoman Penyelenggaraan

Pendidikan Kepramukaan sebagai

Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib dan

Prosedur Operasi Standar (POS)

Penyelenggaraan Pendidikan

Kepramukaan sebagai Kegiatan

Ekstrakurikuler Wajib.

(2) Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan

Kepramukaan sebagai Kegiatan

Ekstrakurikuler Wajib sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam

Lampiran I yang merupakan bagian tidak

terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

(3) Prosedur Operasi Standar (POS)

Penyelenggaraan Pendidikan

Kepramukaan sebagai Kegiatan

Ekstrakurikuler Wajib sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam

Lampiran II yang merupakan bagian tidak

terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

II.F.9 Kalimat topik:

(1) Pendidikan

Kepramukaan sebagai

kegiatan

ekstrakurikuler…

Kegiatan Ekstrakurikuler

Wajib.

Kalimat pengembang:

(2) Pedoman

Penyelenggaraan

Pendidikan… tidak

terpisahkan dari

Peraturan Menteri ini.

Kalimat pengembang:

Prosedur Operasi Standar

(POS) Penyelenggaraan…

Peraturan Menteri ini.

Pemerincian √

44. Pasal 9

Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal

diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya,

memerintahkan pengundangan Peraturan

Menteri ini dengan penempatannya dalam

II.F.10 Kalimat pengembang :

Peraturan ini mulai berlaku

pada tanggal diundangkan.

Kalimat pengembang:

Agar setiap orang… Berita

Pemerincian √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 303: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

289

Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 2 Juli 2014

MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN

REPUBLIK INDONESIA,

Diundangkan di Jakarta

pada tanggal 11 Juli 2014

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI

MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA,

TTD.

AMIR SYAMSUDIN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

TAHUN 2014 NOMOR 959.

Negara Republik Indonesia.

Kalimat pengembang:

Ditetapkan di …Republik

Indonesia.

Kalimat pengembang:

Diundangkan di …. TAHUN

2014 NOMOR 959.

45. Permendikbud

Nomor 65

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

ESA

MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

Menimbang: a. bahwa untuk melaksanakan

ketentuan Pasal 43 ayat (5)

Peraturan Pemerintah Nomor 19

Tahun 2005 tentang Standar

Nasional Pendidikan, Badan

Standar Nasional Pendidikan

telah melakukan penilaian

kelayakan isi, bahasa,

penyajian, dan kegrafikaan

buku teks pelajaran Kurikulum

2013 untuk digunakan dalam

pembelajaran;

b.bahwa berdasarkan

pertimbangan sebagaimana

dimaksud pada huruf a, perlu

II.G.1

Kalimat topik Pemerincian √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 304: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

290

menetapkan Peraturan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan

tentang Buku Teks Pelajaran

dan Buku Panduan Guru

Kurikulum 2013 Kelompok

Peminatan Pendidikan

Menengah yang Memenuhi

Syarat Kelayakan untuk

Digunakan Dalam

Pembelajaran;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20

Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional (Lembaran

Negara Republik Indonesia

Tahun 2003 Nomor 78,

Tambahan Lembaran Negara

Nomor 4301);

2. Peraturan Pemerintah

Nomor 19 Tahun 2005 tentang

Standar Nasional Pendidikan

(Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2005 Nomor 4

1 , Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor

4496) sebagaimana telah diubah

dengan Peraturan Pemerintah

Nomor 32 Tahun 2013 tentang

Perubahan Atas Peraturan

Pemerintah Nomor 19 Tahun

2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2013

Nomor 71, Tambahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 305: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

291

Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5410);

3. Peraturan Presiden Nomor 47

Tahun 2009 tentang

Pembentukan dan Organisasi

Kementerian Negara,

sebagaimana telah beberapa kali

diubah terakhir dengan

Peraturan Presiden Nomor 55

Tahun 2013 tentang Perubahan

Keempat atas Peraturan

Presiden Nomor 47 Tahun 2009

tentang Pembentukan dan

Organisasi Kementerian Negara

(Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2013 Nomor

125);

4. Peraturan Presiden Nomor 24

Tahun 2010 tentang

Kedudukan, Tugas, dan Fungsi

Kementerian Negara serta

Susunan Organisasi, Tugas, dan

Fungsi Eselon I Kementerian

Negara sebagaimana telah

beberapa kali diubah terakhir

dengan Peraturan Presiden

Nomor 56 Tahun 2013 tentang

Perubahan Keempat atas

Peraturan Presiden Nomor 24

Tahun 2010 tentang

Kedudukan, Tugas, dan Fungsi

Kementerian Negara serta

Susunan Organisasi, Tugas, dan

Fungsi Eselon I Kementerian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 306: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

292

Negara (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2013

Nomor 126);

5. Keputusan Presiden Republik

Indonesia Nomor 84/P Tahun

2009 mengenai Pembentukan

Kabinet Indonesia Bersatu II

sebagaimana telah beberapa kali

diubah, terakhir dengan

Keputusan Presiden Nomor 8/P

Tahun 2014;

6. Peraturan Menteri Pendidikan

Nasional Nomor 2 Tahun 2008

tentang Buku;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan: PERATURAN MENTERI

PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN

TENTANG BUKU TEKS

PELAJARAN DAN BUKU

PANDUAN GURU

KURIKULUM 2013

KELOMPOK

PEMINATAN

PENDIDIKAN

MENENGAH YANG

MEMENUHI SYARAT

KELAYAKAN UNTUK

DIGUNAKAN DALAM

PEMBELAJARAN.

46. Pasal 1

(1) Buku kurikulum 2013 untuk SMA/MA kelas

X kelompok peminatan Matematika dan Ilmu-

Ilmu Alam yang terdiri atas:

II.G.2 Kalimat pengembang:

(1)Buku kurikulum 2013

untuk… digunakan dalam

pembelajaran.

Pemerincian √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 307: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

293

a. Buku Teks Pelajaran sebagai buku

siswa sebagaimana tercantum dalam

Lampiran I yang merupakan bagian yang

tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri

ini; dan

b. Buku Panduan Guru sebagai buku guru

sebagaimana tercantum dalam Lampiran II

yang merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dari Peraturan Menteri ini,

memenuhi syarat kelayakan untuk digunakan

dalam pembelajaran.

(2) Buku kurikulum 2013 untuk SMA/MA kelas

X kelompok peminatan Ilmu-Ilmu Sosial terdiri

atas:

a. Buku Teks Pelajaran sebagai buku

siswa sebagaimana tercantum dalam

Lampiran III yang merupakan bagian yang

tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri

ini; dan

b. Buku Panduan Guru sebagai buku guru

sebagaimana tercantum dalam Lampiran

IV yang merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dari Peraturan Menteri ini,

memenuhi syarat kelayakan untuk digunakan

dalam pembelajaran.

(3) Buku kurikulum 2013 untuk SMA/MA kelas

X kelompok peminatan ilmu-ilmu bahasa dan

budaya yang terdiri atas:

a. Buku Teks Pelajaran sebagai buku

siswa sebagaimana tercantum dalam

Lampiran V yang merupakan bagian yang

tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri

ini; dan

b. Buku Panduan Guru sebagai buku guru

Kalimat pengembang:

(2) Buku kurikulum 2013

untuk… digunakan dalam

pembelajaran.

Kalimat pengembang:

(3) Buku kurikulum 2013

untuk… digunakan dalam

pembelajaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 308: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

294

sebagaimana tercantum dalam Lampiran

VI yang merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dari Peraturan Menteri ini,

memenuhi syarat kelayakan untuk digunakan

dalam pembelajaran.

47. Pasal 2

Perubahan atas isi buku teks pelajaran

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 wajib

mendapat persetujuan dari Badan Standar

Nasional Pendidikan (BSNP).

II.G.3

Kalimat pengembang Pemerincian √

48. Pasal 3

Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal

diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya,

memerintahkan pengundangan Peraturan

Menteri ini dengan penempatannya dalam

Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 2 Juli 2014

MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN

REPUBLIK INDONESIA,

Diundangkan di Jakarta

pada tanggal 11 Juli 2014

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI

MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA,

TTD.

AMIR SYAMSUDIN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

TAHUN 2014 NOMOR 959.

II.G.4 Kalimat pengembang :

Peraturan ini mulai berlaku

pada tanggal diundangkan.

Kalimat pengembang:

Agar setiap orang… Berita

Negara Republik Indonesia.

Kalimat pengembang:

Ditetapkan di …Republik

Indonesia.

Kalimat pengembang:

Diundangkan di …. TAHUN

2014 NOMOR 959.

Pemerincian √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 309: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

295

49. Permendikbud

Nomor 103

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

ESA

MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

Menimbang: bahwa dalam rangka implementasi

kurikulum sebagaimana telah

diatur dalam Pasal 77O ayat

(2) huruf c dan Pasal 77P ayat

(2) huruf c Peraturan

Pemerintah Nomor 32 Tahun

2013 tentang Perubahan Atas

Peraturan Pemerintah Nomor

19 Tahun 2005 tentang

Standar Nasional Pendidikan,

perlu menetapkan Peraturan

Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan tentang Pedoman

Pembelajaran pada

Pendidikan Dasar dan

Pendidikan Menengah;

Mengingat: 1. Undang-Undang Nomor 20

Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional (Lembaran

Negara Republik Indonesia

Tahun 2003 Nomor 78,

Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor

4301);

2. Peraturan Pemerintah Nomor

19 Tahun 2005 tentang

Standar Nasional

Pendidikan sebagaimana

telah diubah dengan

Peraturan Pemerintah

II.H.1

Kalimat topik Pemerincian √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 310: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

296

Nomor 32 Tahun 2013

tentang Perubahan Atas

Peraturan Pemerintah

Nomor 19 Tahun 2005

tentang Standar Nasional

Pendidikan (Lembaran

Negara Republik Indonesia

Tahun 2013 Nomor 71,

Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia

Nomor 5410);

3. Peraturan Presiden Nomor 47

Tahun 2009 tentang

Pembentukan dan

Organisasi Kementerian

Negara Republik Indonesia

sebagaimana telah beberapa

kali diubah terakhir dengan

Peraturan Presiden

Republik Indonesia Nomor

13 Tahun 2014;

4. Peraturan Presiden Nomor 24

Tahun 2010 tentang

Kedudukan, Tugas, Fungsi,

Susunan Organisasi, dan

Tata kerja Kementerian

Negara Republik Indonesia

sebagaimana telah beberapa

kali diubah terakhir dengan

Peraturan Presiden Nomor

14 Tahun 2014;

5. Keputusan Presiden Nomor

84/P Tahun 2009 mengenai

Pembentukan Kabinet

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 311: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

297

Indonesia Bersatu II

sebagaimana telah beberapa

kali diubah terakhir dengan

Keputusan Presiden Nomor

54/P Tahun 2014;

6. Peraturan Menteri Pendidikan

dan Kebudayaan Nomor 54

Tahun 2013 tentang Standar

Kompetensi Lulusan

Pendidikan Dasar dan

Menengah;

7. Peraturan Menteri Pendidikan

dan Kebudayaan Nomor 64

Tahun 2013 tentang Standar

Isi Pendidikan Dasar dan

Menengah;

8. Peraturan Menteri Pendidikan

dan Kebudayaan Nomor 65

Tahun 2013 tentang Standar

Proses Pendidikan Dasar

dan Menengah;

9. Peraturan Menteri Pendidikan

dan Kebudayaan Nomor 66

Tahun 2013 tentang Standar

Penilaian Pendidikan Dasar

dan Menengah;

10. Peraturan Menteri

Pendidikan dan

Kebudayaan Nomor 57

Tahun 2014 tentang

Kurikulum 2013 Sekolah

Dasar/Madrasah Ibtidaiyah;

11. Peraturan Menteri

Pendidikan dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 312: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

298

Kebudayaan Nomor 58

Tahun 2014 tentang

Kurikulum 2013 Sekolah

Menengah

Pertama/Madrasah

Tsanawiyah;

12. Peraturan Menteri

Pendidikan dan

Kebudayaan Nomor 59

Tahun 2014 tentang

Kurikulum 2013 Sekolah

Menengah Atas/Madrasah

Aliyah;

13. Peraturan Menteri

Pendidikan dan

Kebudayaan Nomor 60

Tahun 2014 tentang

Kurikulum 2013 Sekolah

Menengah

Kejuruan/Madrasah Aliyah

Kejuruan;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan: PERATURAN MENTERI

PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

TENTANG PEMBELAJARAN PADA

PENDIDIKAN DASAR DAN PENDIDIKAN

MENENGAH.

50. Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud

dengan:

1. Pembelajaran adalah proses interaksi

antarpeserta didik dan antara peserta didik

dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu

lingkungan belajar.

II.H.2 Kalimat topik:

Dalam Peraturan Menteri ini

yang dimaksud dengan:

1. Pembelajaran adalah

proses interaksi… pada

suatu lingkungan belajar.

Definisi √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 313: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

299

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

selanjutnya disebut dengan RPP adalah rencana

pembelajaran yang dikembangkan mengacu

pada silabus;

3. Satuan pendidikan adalah Sekolah

Dasar/Madrasah Ibtidaiyah/Sekolah Dasar Luar

Biasa (SD/MI/SDLB), Sekolah Menengah

Pertama/Madrasah Tsanawiyah/ Sekolah

Menengah Pertama Luar Biasa

(SMP/MTs/SMPLB), Sekolah Menengah

Atas/Madrasah Aliyah /Sekolah Menengah Atas

Luar Biasa (SMA/MA/SMALB), dan Sekolah

Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah

Kejuruan/Sekolah Menengah Kejuruan Luar

Biasa (SMK/MAK/SMKLB).

Kalimat topik:

2. Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran

selanjutnya disebut

dengan…

dikembangkan mengacu

pada silabus;

Kalimat topik:

3. Satuan pendidikan

adalah Sekolah

Dasar/Madrasah…

Kejuruan Luar Biasa

(SMK/MAK/SMKLB).

51. Pasal 2

(1) Pembelajaran dilaksanakan berbasis aktivitas

dengan karakteristik:

a. interaktif dan inspiratif;

b. menyenangkan, menantang, dan

memotivasi peserta didik untuk

berpartisipasi aktif;

c. kontekstual dan kolaboratif;

d. memberikan ruang yang cukup bagi

prakarsa, kreativitas, dan kemandirian

peserta didik; dan

e. sesuai dengan bakat, minat, kemampuan,

dan perkembangan fisik serta psikologis

peserta didik.

(2) Pembelajaran menggunakan pendekatan,

strategi, model, dan metode yang mengacu pada

karakteristik sebagaimana dimaksud pada ayat

(1).

(3) Pendekatan pembelajaran sebagaimana

II.H.3 Kalimat topik:

(1) Pembelajaran

dilaksanakan berbasis…

kemampuan, dan

perkembangan fisik serta

psikologis peserta didik.

Kalimat pengembang:

(2) Pembelajaran

menggunakan

pendekatan,… pada

karakteristik

sebagaimana dimaksud

pada ayat (1).

Kalimat pengembang:

(3) Pendekatan

pembelajaran

sebagaimana dimaksud

Pemerincian √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 314: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

300

dimaksud pada ayat (2) merupakan cara

pandang pendidik yang digunakan untuk

menciptakan lingkungan pembelajaran yang

memungkinkan terjadinya proses pembelajaran

dan tercapainya kompetensi yang ditentukan.

(4) Strategi pembelajaran sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) merupakan langkah-

langkah sistematik dan sistemik yang digunakan

pendidik untuk menciptakan lingkungan

pembelajaran yang memungkinkan terjadinya

proses pembelajaran dan tercapainya

kompetensi yang ditentukan.

(5) Model pembelajaran sebagaimana dimaksud

pada ayat (2) merupakan kerangka konseptual

dan operasional pembelajaran yang memiliki

nama, ciri, urutan logis, pengaturan, dan

budaya.

(6) Metode pembelajaran sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) merupakan cara atau

teknik yang digunakan oleh pendidik untuk

menangani suatu kegiatan pembelajaran yang

mencakup antara lain ceramah, tanya-jawab,

diskusi.

(7) Pendekatan pembelajaran sebagaimana

dimaksud pada ayat (3) menggunakan

pendekatan saintifik/pendekatan berbasis proses

keilmuan.

(8) Pendekatan saintifik/pendekatan berbasis

proses keilmuan sebagaimana dimaksud pada

ayat (7) merupakan pengorganisasian

pengalaman belajar dengan urutan logis

meliputi proses pembelajaran:

a. mengamati;

b. menanya;

pada… kompetensi

yang ditentukan.

Kalimat pengembang:

(4) Strategi pembelajaran

sebagaimana

dimaksud… kompetensi

yang ditentukan.

Kalimat pengembang:

(5) Model pembelajaran

sebagaimana… urutan

logis, pengaturan, dan

budaya.

Kalimat pengembang:

(6) Metode pembelajaran

sebagaimana… mencakup

antara lain ceramah, tanya-

jawab, diskusi

Kalimat pengembang:

(7) Pendekatan pembelajaran

sebagaimana… berbasis

proses keilmuan.

Kalimat pengembang:

(8) Pendekatan

saintifik/pendekatan

berbasis…

e. mengomunikasikan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 315: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

301

c. mengumpulkan informasi/mencoba;

d. menalar/mengasosiasi; dan

e. mengomunikasikan.

(9) Urutan logis sebagaimana dimaksud pada

ayat (8) dapat dikembangkan dan digunakan

dalam satu atau lebih pertemuan.

(10) Pendekatan saintifik/pendekatan berbasis

proses keilmuan sebagaimana dimaksud pada

ayat (8) dilaksanakan dengan menggunakan

modus pembelajaran langsung atau tidak

langsung sebagai landasan dalam menerapkan

berbagai strategi dan model pembelajaran sesuai

dengan Kompetensi Dasar yang ingin dicapai.

Kalimat pengembang:

(9) Urutan logis

sebagaimana… dalam satu

atau lebih pertemuan.

Kalimat pengembang:

(10) Pendekatan

saintifik/pendekatan

berbasis… dengan

Kompetensi Dasar yang ingin

dicapai.

52. Pasal 3

(1) Pembelajaran dilaksanakan dengan

menggunakan RPP.

(2) RPP sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

disusun oleh guru dengan mengacu pada

silabus dengan prinsip:

a. memuat secara utuh kompetensi dasar

sikap spiritual, sikap sosial,

pengetahuan, dan keterampilan;

b. dapat dilaksanakan dalam satu atau

lebih dari satu kali pertemuan;

c. memperhatikan perbedaan individual

peserta didik;

d. berpusat pada peserta didik;

e. berbasis konteks;

f. berorientasi kekinian;

g. mengembangkan kemandirian belajar;

h. memberikan umpan balik dan tindak

lanjut pembelajaran;

i. memiliki keterkaitan dan keterpaduan

antarkompetensi dan/atau antarmuatan;

II.H.4 Kalimat topik:

(1) Pembelajaran

dilaksanakan dengan

menggunakan RPP.

Kalimat pengembang:

(2) RPP sebagaimana

dimaksud pada ayat

(1)… memanfaatkan

teknologi informasi dan

komunikasi.

Kalimat pengembang:

(3) Prinsip sebagaimana

dimaksud… reguler,

pengayaan, dan

remedial.

Kalimat pengembang:

(4) RPP sebagaimana

dimaksud… bahan, dan

Pemerincian √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 316: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

302

dan

j. memanfaatkan teknologi informasi dan

komunikasi.

(3) Prinsip sebagaimana dimaksud pada ayat

(2) diwujudkan dalam bentuk pembelajaran

reguler, pengayaan, dan remedial.

(4) RPP sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

paling sedikit memuat:

a. identitas sekolah/madrasah, mata

pelajaran atau tema, kelas/semester, dan

alokasi waktu;

b. Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, dan

indikator pencapaian kompetensi;

c. materi pembelajaran;

d. kegiatan pembelajaran yang meliputi

kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan

kegiatan penutup;

e. penilaian, pembelajaran remedial, dan

pengayaan; dan

f. media, alat, bahan, dan sumber belajar.

(5) Indikator pencapaian kompetensi

sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf b

merupakan:

a. kemampuan yang dapat diobservasi untuk

disimpulkan sebagai pemenuhan

Kompetensi Dasar pada Kompetensi Inti 1

dan Kompetensi Inti 2; dan

b. kemampuan yang dapat diukur dan/atau

diobservasi untuk disimpulkan sebagai

pemenuhan Kompetensi Dasar pada

Kompetensi Inti 3 dan Kompetensi Inti 4.

(6) Kegiatan pembelajaran sebagaimana

dimaksud pada ayat (4) huruf d mengacu pada

sumber belajar.

Kalimat pengembang:

(5) Indikator pencapaian

kompetensi… Kompetensi

Inti 3 dan Kompetensi Inti 4.

Kalimat pengembang:

Kegiatan pembelajaran

sebagaimana… sampai

dengan ayat (9).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 317: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

303

pendekatan, strategi, model, dan metode

pembelajaran sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 2 ayat (3) sampai dengan ayat (9).

53. Pasal 4

Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan

Pendidikan Menengah dilaksanakan sesuai

pedoman sebagaimana tercantum dalam

Lampiran yang merupakan bagian tidak

terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

II.H.5

Kalimat Pengembang Pemerincian √

54. Pasal 5

Semua ketentuan tentang Pembelajaran pada

Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah

dalam Peraturan Menteri yang sudah ada

sebelum Peraturan Menteri ini berlaku, tetap

berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan

ketentuan dalam Peraturan Menteri ini.

II.H.6

Kalimat Pengembang Pemerincian √

55. Pasal 6

Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal

diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya,

memerintahkan pengundangan Peraturan

Menteri ini dengan penempatannya dalam

Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 3 Oktober 2014

MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN

REPUBLIK INDONESIA,

Diundangkan di Jakarta

pada tanggal 8 Oktober 2014

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI

MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA,

TTD.

II.H.7

Kalimat pengembang :

Peraturan ini mulai berlaku

pada tanggal diundangkan.

Kalimat pengembang:

Agar setiap orang… Berita

Negara Republik Indonesia.

Kalimat pengembang:

Ditetapkan di …Republik

Indonesia.

Kalimat pengembang:

Diundangkan di …. TAHUN

2014 NOMOR 1506.

Pemerincian √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 318: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

304

AMIR SYAMSUDIN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

TAHUN 2014 NOMOR 1506.

56. Permendikbud

Nomor 105

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

ESA

MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

Menimbang: bahwa dalam rangka menjamin

terlaksananya Kurikulum 2013 secara efektif

dan efisien pada satuan pendidikan, perlu

menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan tentang Pendampingan

Pelaksanaan Kurikulum 2013 pada Pendidikan

Dasar dan Pendidikan Menengah;

Mengingat: 1. Undang-Undang Nomor 20

Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4301);

2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005

tentang Standar Nasional Pendidikan

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang

Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor

19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2013 Nomor 71, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

5410);

3. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009

tentang Pembentukan dan Organisasi

Kementerian Negara Republik Indonesia

sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir

dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia

II.I.1

Kalimat Topik Pemerincian √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 319: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

305

Nomor 13 Tahun 2014;

4. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010

tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan

Organisasi, dan Tata kerja Kementerian Negara

Republik Indonesia sebagaimana telah beberapa

kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden

Nomor 14 Tahun 2014;

5. Keputusan Presiden Nomor 84/P Tahun 2009

mengenai Pembentukan Kabinet Indonesia

Bersatu II sebagaimana telah beberapa kali

diubah terakhir dengan Keputusan Presiden

Nomor 41/P Tahun 2014;

6. Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 tentang

Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar

dan Menengah;

7. Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 tentang

Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah;

8. Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang

Standar Proses Pendidikan Dasar dan

Menengah;

9. Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 tentang

Standar Penilaian Pendidikan Dasar dan

Menengah;

10. Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Nomor 57 Tahun 2014 tentang

Kurikulum 2013 Sekolah Dasar/Madrasah

Ibtidaiyah;

11. Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Nomor 58 Tahun 2014 tentang

Kurikulum 2013 Sekolah Menengah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 320: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

306

Pertama/Madrasah Tsanawiyah;

12. Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Nomor 59 Tahun 2014 tentang

Kurikulum 2013 Sekolah Menengah

Atas/Madrasah Aliyah;

13. Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Nomor 60 Tahun 2014 tentang

Kurikulum 2013 Sekolah Menengah

Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan: PERATURAN MENTERI

PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

TENTANG PENDAMPINGAN

PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 PADA

PENDIDIKAN DASAR DAN PENDIDIKAN

MENENGAH.

57. Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud

dengan:

1. Pendampingan Pelaksanaan Kurikulum

2013 yang selanjutnya disebut

Pendampingan adalah proses pemberian

bantuan penguatan pelaksanaan Kurikulum

2013 pada satuan pendidikan;

2. Satuan pendidikan adalah Sekolah

Dasar/Madrasah Ibtidaiyah/Sekolah Dasar

Luar Biasa (SD/MI/SDLB), Sekolah

Menengah Pertama/Madrasah

Tsanawiyah/Sekolah Menengah Pertama

Luar Biasa (SMP/MTs/SMPLB), Sekolah

Menengah Atas/Madrasah Aliyah/Sekolah

Menengah Atas Luar Biasa

(SMA/MA/SMALB), dan Sekolah

Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah

II.I.2 Kalimat topik:

Dalam Peraturan Menteri ini

yang dimaksud dengan:

1. Pendampingan

Pelaksanaan

Kurikulum 2013 yang

selanjutnya disebut

Pendampingan adalah

proses pemberian…

pada satuan

pendidikan;

Kalimat topik:

2. Satuan pendidikan

adalah Sekolah

Dasar/Madrasah…

Kejuruan Luar Biasa

(SMK/MAK/SMKLB)

Definisi √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 321: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

307

Kejuruan/Sekolah Menengah Kejuruan

Luar Biasa (SMK/MAK/SMKLB).

.

58. Pasal 2

(1) Pendampingan memiliki tujuan:

a. memfasilitasi proses adopsi Kurikulum 2013

pada satuan pendidikan;

b. memfasilitasi pengayaan/kontekstualisasi

sebagai bagian dari pengembangan Kurikulum

2013 pada satuan pendidikan;

c. memperkuat keterlaksanaan Kurikulum 2013

pada satuan pendidikan; dan

d. memperkuat pemahaman dan membangun

kepercayaan diri dalam pelaksanaan

pembelajaran berbasis Kurikulum 2013.

(2) Pendampingan sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) memiliki sasaran:

a. pengawas satuan pendidikan;

b. kepala satuan pendidikan; dan

c. pendidik.

(3) Sasaran sebagaimana dimaksud pada ayat

(2) memperoleh substansi pendampingan sesuai

dengan status dan peran masing-masing.

II.I.3 Kalimat topik:

(1) Pendampingan memiliki

tujuan:

a. memfasilitasi…

pembelajaran berbasis

Kurikulum 2013.

Kalimat pengembang:

(2) Pendampingan

sebagaimana dimaksud… c.

pendidik.

Kalimat pengembang:

(3) Sasaran sebagaimana

dimaksud pada… status dan

peran masing-masing.

Pemerincian √

59. Pasal 3

(1) Pendampingan dilakukan berdasarkan

prinsip:

a. profesional;

b. kolegial;

c. sikap saling percaya; dan

d. berkelanjutan.

(2) Prinsip profesional sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) huruf a merupakan kegiatan

pendampingan yang dilakukan dengan kriteria

dan prosedur keahlian.

(3) Prinsip kolegial sebagaimana dimaksud pada

II.I.4 Kalimat topik:

(1) Pendampingan dilakukan

berdasarkan… d.

berkelanjutan.

Kalimat pengembang:

(2) Prinsip profesional

sebagaimana… kriteria dan

prosedur keahlian.

Kalimat pengembang:

Pemerincian √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 322: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

308

ayat (1) huruf b merupakan kegiatan

pendampingan yang dilakukan dengan

pendekatan dan iklim kesejawatan antara

pendamping dan yang didampingi.

(4) Prinsip sikap saling percaya sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) huruf c merupakan

kegiatan pendampingan yang dilakukan dengan

saling menghormati dan bertanggungjawab.

(5) Prinsip berkelanjutan sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) huruf d merupakan kegiatan

pendampingan yang dilakukan secara terencana,

terus-menerus, dan semakin meningkat.

(3) Prinsip kolegial

sebagaimana… pendamping

dan yang didampingi.

Kalimat pengembang:

(4) Prinsip sikap saling

percaya sebagaimana…

menghormati dan

bertanggungjawab.

Kalimat pengembang:

(5) Prinsip berkelanjutan

sebagaimana… terus-

menerus, dan semakin

meningkat.

60. Pasal 4

Pendampingan pelaksanaan Kurikulum 2013

berisi:

a. penguatan substansi bahan ajar untuk setiap

mata pelajaran dan/atau tema pembelajaran;

b. penguatan sistem pembelajaran pada

Kurikulum 2013;

c. penguatan sistem penilaian hasil belajar

oleh pendidik pada Kurikulum 2013 dan

pengisian laporan hasil belajar peserta

didik;

d. pengembangan perangkat Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan; dan

e. pengembangan model penelusuran minat

peserta didik melalui bimbingan dan

konseling.

II.I.5

Kalimat topik Pemerincian √

61. Pasal 5

Pengelolaan pendampingan dilaksanakan oleh

Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan

II.I.6

Kalimat topik Pemerincian √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 323: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

309

Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah

bekerjasama dengan dinas pendidikan provinsi

dan dinas pendidikan kabupaten/kota sesuai

dengan kewenangannya.

62. Pasal 6

(1) Pendampingan dilaksanakan secara

berkesinambungan dengan:

a. model pendampingan di induk kluster/gugus;

dan

b. model pendampingan di satuan pendidikan.

(2) Model Pendampingan berbasis kluster/gugus

satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) huruf a dilakukan oleh guru

pendamping.

(3) Model pendampingan di satuan pendidikan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b

dilakukan oleh guru pendamping yang ada di

satuan pendidikan tersebut.

II.I.7 Kalimat topik:

(1)Pendampingan

dilaksanakan secara

berkesinambungan dengan:

a. model pendampingan… di

satuan pendidikan.

Kalimat pengembang:

(2) Model Pendampingan

berbasis… dilakukan oleh

guru pendamping.

Kalimat pengembang:

(3) Model pendampingan di

satuan… di satuan

pendidikan tersebut.

Pemerincian √

63. Pasal 7

(1) Guru pendamping dalam pelaksanaan

Kurikulum 2013 terdiri atas unsur:

a. pengawas satuan pendidikan;

b. kepala satuan pendidikan; dan

c. pendidik.

(2) Syarat sebagai pendamping dalam

pelaksanaan Kurikulum 2013 sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) adalah:

a. telah lulus pelatihan Kurikulum 2013 dengan

prestasi sekurang-kurangnya dengan predikat

memuaskan (M); dan

b. telah lulus dalam bimbingan teknis guru

pendamping.

(3) Penyelenggara satuan pendidikan yang

II.I.8 Kalimat topik:

(1) Guru pendamping dalam

pelaksanaan…

c. pendidik

Kalimat pengembang:

(2) Syarat sebagai

pendamping dalam

pelaksanaan… teknis

guru pendamping.

Kalimat pengembang:

(3) Penyelenggara satuan

pendidikan… pada satuan

pendidikan.

Pemerincian √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 324: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

310

didirikan oleh masyarakat dapat menyediakan

sumber daya pendidikan dalam pelaksanaan

pendampingan pada satuan pendidikan.

64. Pasal 8

Pendampingan Pelaksanaan Kurikulum 2013

pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan

Menengah menggunakan Pedoman sebagaimana

tercantum dalam Lampiran yang merupakan

bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri

ini.

II.I.9

Kalimat pengembang Pemerincian √

65. Pasal 9

Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal

diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya,

memerintahkan pengundangan Peraturan

Menteri ini dengan penempatannya dalam

Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 3 Oktober 2014

MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN

REPUBLIK INDONESIA,

Diundangkan; di Jakarta

pada tanggal 8 Oktober 2014

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI

MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA,

TTD.

AMIR SYAMSUDIN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

TAHUN 2014 NOMOR 1506.

II.I.10

Kalimat pengembang :

Peraturan ini mulai berlaku

pada tanggal diundangkan.

Kalimat pengembang:

Agar setiap orang… Berita

Negara Republik Indonesia.

Kalimat pengembang:

Ditetapkan di …Republik

Indonesia.

Kalimat pengembang:

Diundangkan di …. TAHUN

2014 NOMOR 1508.

Pemerincian √

66. Permendikbud

Nomor 160

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

ESA

MENTERI PENDIDIKAN DAN

II.J.1

Kalimat Topik Pemerincian √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 325: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

311

KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang: bahwa dalam rangka kelancaran

proses pendidikan pada satuan

pendidikan anak usia dini,

pendidikan dasar, dan pendidikan

menengah, perlu menetapkan

Peraturan Menteri Pendidikan

dan Kebudayaan tentang

Pemberlakuan Kurikulum Tahun

2006 dan Kurikulum 2013;

Mengingat: 1. Undang-undang Nomor 20 Tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional (Lembaran Negara

Republik Indonesia tahun 2003

Nomor 78, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia

Nomor 4301);

2.Peraturan Pemerintah Nomor

19 Tahun 2005 tentang Standar

Nasional Pendidikan

sebagaimana telah diubah dengan

Peraturan Pemerintah Nomor 32

Tahun 2013 tentang Perubahan

Atas Peraturan Pemerintah

Nomor 19 Tahun 2005 tentang

Standar Nasional Pendidikan

(Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2013 Nomor 71,

Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor

5410);

3. Keputusan Presiden Nomor

121/P Tahun 2014 tentang

Pembentukan Kementerian dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 326: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

312

Pengangkatan Menteri Kabinet

Kerja;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan: PERATURAN MENTERI

PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

TENTANG PEMBERLAKUAN

KURIKULUM TAHUN 2006 DAN

KURIKULUM 2013.

67. Pasal 1

Satuan pendidikan dasar dan pendidikan

menengah yang melaksanakan Kurikulum 2013

sejak semester pertama tahun pelajaran

2014/2015 kembali melaksanakan Kurikulum

Tahun 2006 mulai semester kedua tahun

pelajaran 2014/2015 sampai ada ketetapan dari

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk

melaksanakan Kurikulum 2013.

II.J.2

Kalimat pengembang Pemerincian √

68. Pasal 2

(1) Satuan pendidikan dasar dan pendidikan

menengah yang telah melaksanakan

Kurikulum 2013 selama 3 (tiga) semester

tetap menggunakan Kurikulum 2013.

(2) Satuan pendidikan dasar dan pendidikan

menengah yang melaksanakan Kurikulum

2013 sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

merupakan satuan pendidikan rintisan

penerapan Kurikulum 2013.

(3) Satuan pendidikan rintisan sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) dapat berganti

melaksanakan Kurikulum Tahun 2006

dengan melapor kepada dinas pendidikan

provinsi/kabupaten/kota sesuai dengan

kewenangannya.

II.J.3 Kalimat topik:

(1) Satuan pendidikan

dasar… menggunakan

Kurikulum 2013.

Kalimat pengembang:

(2) Satuan pendidikan dasar

dan pendidikan…

rintisan penerapan

Kurikulum 2013.

Kalimat pengembang:

(3) Satuan pendidikan

rintisan sebagaimana…

sesuai dengan

kewenangannya.

Pemerincian √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 327: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

313

69. Pasal 3

(1) Satuan pendidikan dasar dan pendidikan

menengah yang belum melaksanakan

Kurikulum 2013 mendapatkan pelatihan

dan pendampingan bagi:

a. Kepala satuan pendidikan;

b. Pendidik;

c. Tenaga kependidikan; dan

d. Pengawas satuan pendidikan.

(2) Pelatihan dan pendampingan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) bertujuan

meningkatkan kompetensi dan penyiapan

pelaksanaan Kurikulum 2013.

(3) Pelatihan dan pendampingan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dilakukan sesuai dengan

standar yang ditetapkan oleh Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan.

II.J.4 Kalimat topik:

(1) Satuan pendidikan dasar

dan pendidikan…

Pengawas satuan

pendidikan.

Kalimat pengembang: (2) Pelatihan dan

pendampingan

sebagaimana… pelaksanaan

Kurikulum 2013.

Kalimat pengembang:

(3) Pelatihan dan

pendampingan

sebagaimana…

Kementerian Pendidikan

dan Kebudayaan.

Pemerincian √

70. Pasal 4

Satuan pendidikan dasar dan pendidikan

menengah dapat melaksanakan Kurikulum

Tahun 2006 paling lama sampai dengan tahun

pelajaran 2019/2020.

II.J.5

Kalimat pengembang Pemerincian √

71. Pasal 5

Hal-hal yang belum diatur terkait dengan

prosedur pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 serta tata

cara satuan pendidikan yang siap melaksanakan

Kurikulum 2013 sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 3 diatur oleh Direktur Jenderal Pendidikan

Dasar dan Direktur Jenderal Pendidikan

Menengah setelah berkoordinasi dengan Kepala

Badan Penelitian dan Pengembangan.

II.J.6

Kalimat pengembang Pemerincian √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 328: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

314

72. Pasal 6

Ketentuan lebih lanjut mengenai Kurikulum

Tahun 2006 sebagaimana dimaksud dalam Pasal

1 diatur dalam Peraturan Menteri tersendiri.

II.J.7

Kalimat pengembang Pemerincian √

73. Pasal 7

Satuan pendidikan anak usia dini melaksanakan

Kurikulum 2013 sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

II.J.8

Kalimat pengembang Pemerincian √

74. Pasal 8

Satuan pendidikan khusus melaksanakan

Kurikulum 2013 sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

II.J.9

Kalimat pengembang Pemerincian √

75. Pasal 9

Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal

diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya,

memerintahkan pengundangan Peraturan

Menteri ini dengan penempatannya dalam

Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 11 Desember 2014

MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN

REPUBLIK INDONESIA,

Diundangkan; di Jakarta

pada tanggal 12 Desember 2014

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI

MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA,

TTD.

AMIR SYAMSUDIN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

TAHUN 2014 NOMOR 1902.

II.J.10

Kalimat pengembang :

Peraturan ini mulai berlaku

pada tanggal diundangkan.

Kalimat pengembang:

Agar setiap orang… Berita

Negara Republik Indonesia.

Kalimat pengembang:

Ditetapkan di …Republik

Indonesia.

Kalimat pengembang:

Diundangkan di …. TAHUN

2014 NOMOR 1902.

Pemerincian √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 329: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

315

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 330: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

316

.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 331: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

317

Transkrip dan Coding Hasil Wawancara Dengan Praktisi Hukum

Waktu Pelaksanaan : Kamis, 25 Februari 2016

Pukul : 16.21-16.51 WIB

Pertanyaan Jawaban Kategori

Baik, selamat sore Pak Heri,

sebelumnya saya akan

memperkenalkan diri. Saya adalah

salah satu mahasiswa Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia dari

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta ingin mewawancarai

Bapak berkaitan dengan penelitian

saya. Sebelumnya, silahkan Bapak

memperkenalkan diri, nama

lengkap dan jenjang pendidikan

Bapak.

Oke, saya Heri Sabto Widodo. Jadi,

saya notaris di BAN PPAT di

Kabupaten Bantul. Saya ini lulus S1

Fakultas Hukum di Universitas

Islam Indonesia dan kemudian

program spesialis notariat di

Universitas Gajah Mada

Yogyakarta. Kemudian saya selain

saya notaris, saya juga jabatan saya

Ketua Ikatan Notaris Indonesia

Kabupaten Bantul dan sekaligus

Sekretaris Umum Ikatan Notaris

Indonesia Daerah Istimewa

Yogyakarta. Ya, itu mungkin dari

saya. (PH1)

Identitas Praktisi

Hukum

Yang pertama dalam penelitian ini,

saya mengutip pendapat Anton M.

Moeliono dalam buku karangan

Hadikusuma yang berjudul “Bahasa

Hukum Indonesia”. Menurut beliau,

salah satu ciri-ciri ragam bahasa

Perundang-Undangan, yaitu

Ya, jadi mungkin kalau menurut

Anton saya pikir tinjauannya

mungkin dari sisi bahasa ya. Saya

nggak mengerti yang dimaksudkan

Anton ini kalimat tunggal dan

bercorak hemat itu seperti apa. Tapi,

yang saya maknai adalah bahwa

Perspektif Bapak

Heri tentang

pendapat Anton M.

Moeliono

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 332: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

318

bercorak hemat, hanya kata yang

diperlukan dalam penggunaannya

dan bentuk, makna, dan fungsinya

lebih mantap dan stabil. Nah,

menurut Bapak, apakah benar

argumen Anton M. Moeliono yang

mengatakan bahwa bahasa

Perundang-Undangan itu berupa

kalimat tunggal atau bercorak

hemat?

memang yang namanya bahasa

Perundang-Undangan ini memang

cenderung sederhana ya, cenderung

baku, dan singkat memang karena

kan menghindari banyak penafsiran

yang mungkin akan dimunculkan

pada saat bahasa itu menjadi banyak.

Nah, makannya kalaupun Pak Anton

ini bilang bahasanya lebih, lebih apa

ya lebih simple ya, lebih eee apa

lebih mantap itu saya pikir saya

setuju juga. Tapi, makna dari saya.

Artinya tafsiran dari saya sendiri,

terlepas itu benar atau tidak menurut

Pak Anton, eee saya melihat

memang bahasa hukum perlu

sederhana, singkat, dan tidak terlalu

apa ya tidak terlalu gladrah itu

sehingga bisa diartikan semua orang

sama, seperti itu. (PH2)

Lalu, bagaimana dengan pendapat

Anton M. Moeliono yang kedua

yang mengatakan bahwa bahasa

Perundang-Undangan itu

mempunyai bentuk, makna, dan

fungsi yang lebih mantap dan stabil

atau ciri-cirinya mempunyai

kalimat yang baku dan efektif.

Menurut Bapak, apakah benar

pernyataan tersebut? Sedangkan

Ya, secara eee kontekstual saya pikir

kalau Pak Anton benar juga.

Artinya, dia kalau bahasa hukum itu

singkat dan padat, maka

kemungkinan berarti bahasa hukum

itu mantap. Iya, mantap, jadi,

mantap disini itu tidak menimbulkan

banyak penafsiran, gitu ya. Jadi, eee

kalau bahasa itu terlalu banyak

fungsinya, maka dia akan cenderung

Perspektif Bapak

Heri tentang

pendapat Anton M.

Moeliono

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 333: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

319

dalam penelitian saya, masih ada

beberapa kalimat yang perlu

dibenahi untuk mengikuti kaidah-

kaidah bahasa Indonesia.

lebih banyak penafsirannya sehingga

kalau itu singkat dan padat mungkin

bisa berarti mantap. Jadi, saya lebih

setuju, lebih setuju. Kalau

kemungkinan dalam proses apa ya,

pemakaiannya, aplikasinya, dalam

pemakaian di bahasa Indonesia ya

karena memang bahasa Indonesia itu

kan banyak sekali menyerap ya,

menyerap idiom-idiom yang dari

manapun. Jadi, kemungkinan juga

disitu juga ada banyak yang harus

disesuaikan. (PH3)

Menurut Pak Heri selaku Praktisi

Hukum, ciri-ciri bahasa hukum

Indonesia itu apa saja?

Kalau ciri-ciri bahasa hukum itu,

saya pikir ya tadi saya mengikuti

Pak Anton saja. Cuman kalau

menurut saya, ciri-ciri yang paling

banyak dipakai yaitu, ya satu, ya itu

baku bahasanya. Yang keduanya,

memang singkat, nggak terlalu

banyak variatif, gitu ya. Kemudian

artinya jelas, gitu sehingga kalaupun

orang sekali membaca itu dia

mengerti yang dimaksudkan seperti

apa karena kalau nggak, maka dia

akan menimbulkan banyak arti.

Nah, kalau sudah menimbulkan

banyak arti, maka kemudian menjadi

multitafsir sehingga dalam

penerjemahan hukum akan

Ciri-ciri bahasa

hukum Indonesia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 334: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

320

menimbulkan silang pendapat.

Sementara dalam hukum sendiri itu

kan dihindarkan terjadi silang

pendapat. Walaupun, orang hukum

selalu bersilang pendapat. (PH4)

Bisa dijelaskan pak, maksud dari

silang pendapat itu apa?

Jadi, dalam satu kata itu jika itu

berarti banyak, mungkin punya arti

lebih dari satu, maka itu

menimbulkan silang pendapat. Kan

orang hukum sukanya membeda-

bedakan arti, ya. Pada saat bahasa

hukum itu diperlukan untuk

mengartikan sesuatu dan akan

menjadi fungsi meringankan

tuntutan, meringankan hukuman

atau kemudian menjadi sandaran

untuk sebuah keinginan orang itu

terhadap arti hukum itu sendiri.

Maka kemudian orang akan

membawa kepentingannya terhadap

bahasa itu. Jadi, dimana

kepentingannya yang negatif, maka

bahasa itu akan diarahkan ke arah

kepentingannya. Itu yang

sebenarnya dihindarkan sehingga

diambil bahasa hukum itu singkat

dan artinya itu tidak terlalu banyak.

Ya, artinya ya satu. Siapapun yang

mengartikan ya sama. Itu yang

mungkin yang dimaksudkan yang

Maksud silang

pendapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 335: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

321

lebih efektif seperti itu kalau

menurut saya. Jadi, jangan sampai

bahasa hukum itu justru malah

menimbulkan rancu dalam orang

melihat, seperti. (PH5)

Dalam penelitian ini, saya

menemukan kalimat-kalimat yang

digunakan panjang-panjang dan

sukar dimengerti. Menurut Bapak,

mengapa kalimat dalam bahasa

hukum seperti itu?

Jadi begini, eee dalam sebuah

pembuatan Undang-Undang, aturan,

kontrak, perjanjian, atau apapun itu

yang berwujud kemudian itu

menghasilkan sesuatu, yang harus

diikuti orang, maka disitu

diharapkan pembuatannya harus

memang detail. Jadi, orang

membaca itu sampai detail. Maka

kemudian muncullah kalau sebuah

aturan itu pasal-pasalnya dan aturan

penjelasannya untuk menghindarkan

hal-hal yang tadi itu, yang kemudian

terjadi banyak tafsiran. Nah, kenapa

kemudian dia menjadi panjang?

Karena dia kan menjelaskan detail

dari maksud setiap aturan itu, setiap

kata-kata atau kalimat yang dibuat

dalam aturan, perjanjian, atau

kontrak atau apapun itu yang dibuat

sehingga dengan demikian maka

orang cenderung lebih bosan

membacanya. Tapi, sebenarnya dia

akan menjadi lebih jelas pada saat

dia membaca sampai selesai. Karena

Karakteristik

kalimat bahasa

hukum

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 336: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

322

kalau dia membaca secara terputus-

putus atau perbagian-bagian saja,

tanpa dia membaca sampai akhir

ataupun penjelasannya, maka dia

akan tidak akan mendapatkan arti

yang sesungguhnya. Nah, hal-hal

yang semacam ini kadang-kadang

justru dimanfaatkan orang untuk

memelintir bahasa-bahasa hukum itu

sendiri menjadi yang tidak sesuai

dengan apa yang dimaksud Undang-

Undang pada saat dibuatnya, seperti

itu. (PH6)

Berarti ciri kalimat yang panjang-

panjang dalam bahasa hukum itu

mempunyai tujuan tersendiri untuk

menjelaskan lebih konkrit?

Iya, lebih konkrit, lebih detail

sehingga tidak muncul penafsiran

yang seponggal-ponggal. Kalau

nanti orang bicara, Undang-Undang

A pasalnya yang dibaca cuman pasal

5. Sementara pasal 5 ini, dia sama

dibaca dengan pasal 10 karena pasal

6, 7, 8, dan 9 akan menjelaskan

pasal 5 itu maunya kemana.

Kemudian setelah itu disusul pula

ayat-ayat penjelasan. Itu yang

sehingga dia terasa lebih panjang,

bahkan harus dibaca sampai selesai

Undang-Undang itu, seperti itu.

(PH7)

Ciri kalimat dalam

bahasa hukum

Sebelumnya, Pak Heri mengatakan Ya, seperti tadi saya bilang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 337: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

323

bahwa bahasa hukum Indonesia itu

multitafsir. Bisa dijelaskan kembali

berkaitan dengan hal tersebut?

Sebenarnya bahasa hukum itu kan

dibuat untuk tidak menimbulkan

multitafsir. Nah, kemudian maka

dibuat dia lebih sederhana, lebih

baku, dan lebih simple. Nah, cuman

dalam penjelasannya, dia akan

menjadi lebih panjang karena dia

menghindarkan multitafsir tadi.

Tapi, kebanyakan orang dalam

membacanya tidak sampai selesai

dan tidak dibaca ayat-ayat

penjelasan di akhir Undang-

Undangnya. Maka kemudian pada

saat itu dimunculkan, menimbulkan

multitafsir sehingga kalau orang

baca Undang-Undang, orang baca

hukum ya harus tuntas, jangan

separo-separo. Kalau separo-separo

dia akan pasti multitafsir. Nah,

multitafsir ini muncul dari berbagai

macam kepentingan. Kalaupun

dalam sebuah satu ayat dalam

sebuah Undang-Undang, kemudian

itu ditafsirkan oleh lawan ya mereka

yang saling bersitegang dan

berlawanan, maka akan

memunculkan berbeda-beda

penafsirannya, sesuai dengan

kepentingannya masing-masing.

Nah, inilah yang seharusnya

Bahasa hukum

Indonesia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 338: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

324

dihindarkan sehingga bahasa hukum

harus jelas, singkat, dan baku.

Kalaupun itu ditafsirkan oleh dua

orang saling bersitegang atau saling

berbeda kepentingan, maka tetap

saja hasilnya sama. Itulah kemudian

muncullah ada lembaga-lembaga

banding. Misalnya, pembandingan

peradilan tingkat pertama, peradilan

hak asasi karena biar bisa

meminimalisir penafsiran kalau ada

lembaga di atasnya yang nanti

menguji materi itu, Undang-Undang

yang sudah keluar, seperti itu. (PH8)

Kemarin, saya sempat mendengar

kata “Kontinental”, itu artinya apa

Pak?

Iya, Eropa Kontinental. Jadi

memang kan sistem hukum kita itu

mengikuti Sistem Hukum Eropa

Kontinental. Jadi kalau ada beberapa

sistem hukum di dunia kan, salah

satunya adalah Eropa Kontinental

dan Inkluseksion. Kalau Eropa

Kontinental itu banyak diikuti oleh

Belanda, Belgia, dan lain-lain. Tapi,

kalau Inkluseksion itu seperti

Inggris, kemudian negara-negara

yang menjadi negara jajahan Inggris,

seperti Australia, Malaysia, dan

Amerika yang lebih cenderung

nafasnya sama. Itu yang cuma

membedakan saja, sistemnya saja,

Pengertian kata

kontinental

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 339: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

325

sistem hukum itu. Itu yang diadopsi

kita. (PH9)

Berarti akar permasalahannya,

kenapa munculnya bahasa hukum

Indonesia itu karena negara

Indonesia sudah termasuk negara

yang dijajah oleh Belanda.

Ya, negara kita memang masih

banyak yang mengikuti Belanda.

Walaupun sekarang pelan-pelan

sudah dimodifikasi ya, sudah

dirubah dengan menjadi hukum

nasional. Tapi, hawanya dan

nafasnya masih mengikuti hukum-

hukum Eropa, seperti itu. Nah, ini

memang perlu waktu panjang untuk

proses ini bisa kemudian menjadi

hukum Nasionalis yang milik kita

sendiri, nafasnya milik kita sendiri,

kemudian dan akhirnya membuat

ketahanan hukum sendiri untuk

bangsa yang memang sesuai dengan

karakter kita sendiri. (PH10)

Penyebab

munculnya bahasa

hukum Indonesia

Dalam membuat dokumen negara,

bahasa apa yang Bapak gunakan?

bahasa hukum Indonesia yang

masih berupa kata serapan dari

bahasa Belanda atau bahasa hukum

Indonesia yang mengikuti kaidah-

kaidah bahasa Indonesia?

Ya, sekarang kalau kita memang

meminimalisir kaidah-kaidah yang

menggunakan bahasa hukum

Belanda sehingga kita cenderung

sekarang lebih banyak diarahkan

untuk menggunakan istilah-istilah

bahasa Indonesia. Bahkan, sekarang

untuk nama-nama badan hukum

pun, PT misalnya, itu harus

menggunakan nama-nama

Indonesia, tidak boleh nama-nama

Bahasa hukum

yang digunakan

oleh Bapak Heri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 340: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

326

asing. Tapi, kan ada idiom-idiom

hukum yang memang belum bisa

diartikan oleh bahasa kita, gitu lho

sehingga kadang-kadang orang

masih menggunakan bahasa

Belanda. Tapi, itu perlahan-lahan

akan kita kikis dan kemudian

menjadi bahasa-bahasa kita sendiri

sehingga lebih bisa dipahami.

(PH11)

Berarti alasan Pak Heri

menggunakan bahasa hukum yang

sudah mengikuti kaidah-kaidah

bahasa Indonesia dalam membuat

dokumen negara agar lebih mudah

dipahami?

Iya, pasti. Karena ketidaktahuan kita

dengan bahasa hukum kemudian

memberatkan dari sisi orang itu

sehingga jangan sampai orang

pengennya melek hukum, malah

justru dia semakin nggak ngerti

hukum karena dengan bahasa-

bahasa yang samar, bahasa-bahasa

yang dia nggak ngerti. Padahal kan

hukum itu justru biar orang lebih

ngerti karena hukum itu dianggap

semua orang mengerti. Jadi,

memang harus tetap mengerti,

karena mau tidak mau dianggap

masyarakat mengerti. Semua orang

begitu ada Undang-Undang baru,

isinya apa kadang-kadang tidak

mengerti. Lho kok ada Undang-

Undang ini ternyata? Dan kita tidak

pernah membaca. Lalu, kita

Alasan

menggunakan

bahasa hukum yang

sudah mengikuti

kaidah-kaidah

bahasa Indonesia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 341: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

327

melanggar. Mau tidak mau kita

dihukum dalah Undang-Undang itu,

walaupun kita tidak mengerti

Undang-Undang itu. Itulah hukum.

Jadi, mau tidak mau, ada dan tidak

ada kalau itu sudah ada dan sudah

diundangkan oleh badan legislatif,

maka mau tidak mau harus kita

ikuti, seperti itu. Untuk itu, bahasa-

bahasa yang digunakan dalam

pembuatan Undang-Undang itu

memang bahasa-bahasa yang dapat

dimengerti orang, seharusnya seperti

ini. Jadi, jangan malah orang

membuat Undang-Undang diputar-

putar, diplintir-plintir nggak karuan

sehingga orang justru lebih tidak

mengerti. Pada akhirnya orang

banyak melanggar sehingga muncul

ada kalimat “Hukum dibuat untuk

dilanggar”. Jangan sampai kan

seperti itu. Masak hukum dibuat

untuk dilanggar, hukum dibuat

untuk dipatuhi ya saya pikir ya,

bukan untuk dilanggar. Baik, kurang

lebihnya seperti itu. (PH12)

Dalam penelitian ini, saya

menemukan paragraf yang

mempunyai pola pengembangan

paragraf definisi dan pemerincian.

Tujuan penggunaan pola

pengembangan definisi dalam

Peraturan Menteri adalah untuk

mengumumkan dan mengartikan

Tujuan penggunaan

pola pengembangan

definisi dan

pemerincian yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 342: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

328

Apa tujuan penggunaan pola

pengembangan definisi dan

pemerincian yang digunakan dalam

Peraturan Menteri?

sesuatu yang akan dia keluarkan

sehingga disitu definisinya harus

jelas terhadap istilah yang dipakai.

Jadi, dalam sebuah peraturan, dia

kan akan menjelaskan tentang

sesuatu. Nah, dalam menjelaskan

sesuatu, dia harus definitif, harus

menjelaskan sesuatu itu sehingga

begitu orang membaca itu dia harus

tahu karena Undang-Undang atau

Peraturan itu dianggap semua orang

tahu. Jadi, begitu dia diumumkan,

diundangkan, atau dikeluarkan oleh

Pemerintah, maka semua orang itu

dianggap tahu. Jadi tidak boleh

orang itu kemudian „Saya tidak

mengerti ada peraturan itu‟. Jadi

tidak bisa seperti itu. Jika orang itu

melanggar maka harus dihukum.

Maka, pada setiap peraturan harus

jelas definisinya. Apa yang

dimaksud kata-kata dalam peraturan

itu, harus dijelaskan satu persatu.

Nah, gini jadi dalam setiap peraturan

itu kan dia mendetailkan apa yang

diatur. Jadi hukum itu untuk

menghindari beda persepsi. Maka,

hukum itu dalam sebuah peraturan

dia harus mengatur detailnya

sehingga item-item hukum yang

digunakan dalam

Peraturan Menteri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 343: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

329

diatur dalam sebuah peraturan itu

jelas. (PH13)

Kapan seorang pembuat hukum

menulis Peraturan Menteri dengan

pola pengembangan paragraf

definisi dan pemerincian?

Jadi, setiap peraturan atau hukum

yang dikeluarkan biasanya langsung

membuat pola pengembangan

paragraf definisi untuk mengartikan

sesuatu, lalu diikuti pola

pengembangan pemerincian untuk

menjelaskan lebih rinci. Adanya

pola pengembangan definisi atau

pemerincian itu tergantung peraturan

yang akan ditulis, tergantung

peraturan itu butuh definisi atau

tidak. (PH14)

Penulisan Peraturan

Menteri

Kenapa Peraturan Menteri tidak

menggunakan pola pengembangan

kronologi dan ilustrasi?

Karena memang peraturannya

seperti itu. Saya pikir kalau

menggunakan pola pengembangan

ilustrasi malah seperti komik ya?

Undang-Undang tidak boleh dengan

ilustrasi. Kalau penjelasan kasus

boleh menggunakan kronologi dan

ilustrasi. Peraturan Menteri itu kan

tentang sebuah aturan dan tidak

perlu bercerita. Kalau Peraturan

Menteri itu harus tegas, simple, pasti

dan dia tidak diharapkan

menimbulkan persepsi yang

berbeda. (PH15)

Penyebab Peraturan

Menteri tidak

menggunakan pola

pengembangan

kronologi dan

ilustrasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 344: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

330

Kenapa ada struktur yang banyak

dan ada struktur yang sedikit dalam

Peraturan Menteri?

Pada prinsipnya, para pembuat

hukum tidak pernah memperhatikan

struktur kalimat dalam pembuatan

Peraturan Menteri, ya. Jadi, yang

saya lihat berdasarkan fungsinya

bahwa kalimat yang mempunyai

struktur yang banyak itu berfungsi

untuk memperjelas maksud yang

ingin disampaikan oleh pembuat

hukum sehingga orang yang

membacanya menjadi jelas dan

paham. Kalau struktur kalimat yang

sedikit, ya karena tidak perlu ada

penjelasan lagi, jika dengan kalimat

yang mempunyai struktur sedikit itu

sudah cukup menjelaskan apa yang

dimaksud oleh pembuat hukum. Itu

kembali lagi kepada ciri bahasa

hukum yang singkat dan padat.

(PH16)

Struktur kalimat

Dalam penelitian ini, saya

menemukan struktur kalimat S-P-K

yang sering muncul dalam

Peraturan Menteri. Menurut Pak

Heri, kenapa struktur S-P-K

merupakan struktur yang sering

muncul?

Menurut saya, kenapa kalimat S-P-K

sering muncul agar tidak

menimbulkan multitafsir maka

dipilihlah kalimat berstruktur S-P-K

yang digunakan oleh pembuat

hukum untuk memberitahukan pada

pembaca tujuan dari peraturan ini

dikeluarkan. Hal ini terjadi agar

tujuan dari dikeluarkannya Peraturan

Perundang-Undangan dapat tercapai.

Struktur kalimat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 345: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

331

(PH17)

Kenapa komponen paragraf yang

sering digunakan dalam Peraturan

Menteri adalah kalimat

pengembang?

Kembali lagi pada fungsi atau tujuan

pembuat hukum menulis Peraturan

Menteri. Kalimat pokok itu adalah

kalimat yang berisi ide pokok. Jadi,

kenapa lebih banyak kalimat

pengembang ya karena pembuat

hukum ingin mengembangkan

gagasan atau ide pokoknya melalui

kalimat pengembang sehingga

pembaca dapat memahami dengan

baik dan jelas apa yang dimaksud

oleh penulis atau pembuat hukum.

(PH18)

Struktur Paragraf

Menurut Pak Heri, dokumen negara

apa saja yang masih menggunakan

istilah asing (selain Peraturan

Menteri)?

Ada traktat, KUH Pidana, dan KUH

Perdata. Dokumen-dokumen negara

tersebut masih menggunakan istilah-

istilah asing. (PH19)

Dokumen negara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 346: STRUKTUR KALIMAT, STRUKTUR PARAGRAF, DAN POLA … · Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

332

BIOGRAFI PENULIS

Novie Lita Istiqomah lahir di Jakarta Timur pada

tanggal 2 November 1993. Pendidikan dasarnya

ditempuh di SD Negeri Ungaran 2 Yogyakarta pada

tahun 1999. Pada tahun 2005 ia melanjutkan

pendidikan menengah di SMP Muhammadiyah 3

Yogyakarta. Setelah itu, ia melanjutkan pendidikan di

SMK Negeri 1 Yogyakarta pada tahun 2008 dan

dinyatakan lulus pada tahun 2011. Pada tahun 2012 ia tercatat menjadi

mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu

Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Masa

pendidikan di Universitas Sanata Dharma diakhiri dengan menulis skripsi sebagai

tugas akhir dengan judul Struktur Kalimat, Struktur Paragraf, dan Pola

Pengembangan Paragraf Dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang

Pendidikan Tahun 2014.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI