Struktur Dan Persebaran Penduduk

19
STRUKTUR DAN PERSEBARAN PENDUDUK Uraian dibawah ini menyangkut persoalan struktur dan persebaran penduduk, salah satu bagian penting di dalam materi Dasar-Dasar Demografi. Cakupan permasalahan yang akan diuraikan terdiri dari : 1. Manfaat analisis struktur dan persebaran penduduk 2. Struktur penduduk (menurut ciri/karakteristik biologis, sosial, ekonomi, rumah tangga dan budaya) 3. Persebaran penduduk 4. Piramida penduduk 5. Rasio ketergantungan 6. Umur median dan struktur umur penduduk 7. Rasio kepadatan penduduk Dengan cakupan uraian yang demikian, diharapkan dapat membantu peserta untuk dapat memahami persoalan umum kependudukan dan hal-hal yang terkait dengan struktur dan persebaran penduduk. 1. Manfaat Analisis Struktur dan Persebaran Penduduk Salah satu bentuk analisis demografi yang sederhana dan banyak digunakan adalah analisis struktur dan persebaran penduduk. Struktur penduduk di suatu wilayah dapat dikelompokkan menjadi lima yaitu : a. Biologis yang meliputi jenis kelamin dan umur b. Sosial yang meliputi status perkawinan dan pendidikan c. Ekonomi yang meliputi status pekerjaan, lapangan pekerjaan, pendapatan, pengeluaran d. Rumah tangga yang meliputi jumlah anak, ukuran keluarga, hubungan dengan kepala rumah tangga e. Budaya yang meliputi agama, bahasa, dan suku bangsa f. Sementara persebaran penduduk dapat dibagi menjadi wilayah administrasi dan geografis

description

Uraian dibawah ini menyangkut persoalan struktur dan persebaran penduduk, salah satu bagian penting di dalam materi Dasar-Dasar Demografi.

Transcript of Struktur Dan Persebaran Penduduk

  • STRUKTUR DAN PERSEBARAN PENDUDUK

    Uraian dibawah ini menyangkut persoalan struktur dan persebaran penduduk,salah satu bagian penting di dalam materi Dasar-Dasar Demografi. Cakupanpermasalahan yang akan diuraikan terdiri dari :

    1. Manfaat analisis struktur dan persebaran penduduk2. Struktur penduduk (menurut ciri/karakteristik biologis, sosial, ekonomi,

    rumah tangga dan budaya)3. Persebaran penduduk4. Piramida penduduk5. Rasio ketergantungan6. Umur median dan struktur umur penduduk7. Rasio kepadatan penduduk

    Dengan cakupan uraian yang demikian, diharapkan dapat membantu pesertauntuk dapat memahami persoalan umum kependudukan dan hal-hal yangterkait dengan struktur dan persebaran penduduk.

    1. Manfaat Analisis Struktur dan Persebaran PendudukSalah satu bentuk analisis demografi yang sederhana dan banyak digunakan

    adalah analisis struktur dan persebaran penduduk. Struktur penduduk di suatuwilayah dapat dikelompokkan menjadi lima yaitu :

    a. Biologis yang meliputi jenis kelamin dan umurb. Sosial yang meliputi status perkawinan dan pendidikanc. Ekonomi yang meliputi status pekerjaan, lapangan pekerjaan,

    pendapatan, pengeluarand. Rumah tangga yang meliputi jumlah anak, ukuran keluarga, hubungan

    dengan kepala rumah tanggae. Budaya yang meliputi agama, bahasa, dan suku bangsaf. Sementara persebaran penduduk dapat dibagi menjadi wilayah

    administrasi dan geografis

  • Analisis struktur penduduk menurut umur dan jenis kelamin, misalnyadiperlukan untuk perencanaan berbagai kegiatan pemerintah seperti untukperencanaan dalam bidang pendidikan, militer, kesehatan. Kalangan bisnismemerlukan analisis umur dan jenis kelamin untuk perencanaan penjualan (sales).Sementara, data mengenai umur sangat diperlukan dalam memperkirakan kebutuhandi masa depan yang disebut dengan proyeksi, misalnya proyeksi jumlah rumahtangga, proyeksi murid yang akan terdaftar di sekolah (school enrollment), proyeksiangkatan kerja, proyeksi kebutuhan perumahan, proyek kebutuhan pangan dsb.

    Sedangkan analisis persebaran penduduk menurut geografis dan administrasidiperlukan untuk mengetahui ketidakmerataan (atau kemerataan) penduduk antarawilayah satu dan wilayah lain, untuk mengetahui kepadatan penduduk di suatuwilayah dan untuk mengetahui daya dukung suatu wilayah.

    Analisis mengenai struktur penduduk menurut ciri biologis, sosial, ekonomi,rumah tangga dan budaya seringkali dikaitkan dengan variabel lain seperti fertilitasdan mortalitas serta analisis persebaran penduduk biasanya digabungkan denganvariabel lain seperti fertilitas dan mortalitas.2. Struktur Penduduk

    Seperti disebutkan di atas, struktur penduduk dapat dikelompokkan menjadi limayaitu menurut ciri dan karakteristik biologis, sosial, ekonomi, rumah tangga, danbudaya.2.1 Menurut ciri biologis

    Dalam analisis, umur dapat dikelompokkan menurut umur tunggal (single agegroup) atau umur lima tahunan (five years age group). Pengelompokkan initergantung dari kebutuhan analisis. Sementara untuk jenis kelamin hingga kini dalamdemografi hanya dikenal dua jenis yaitu laki dan perempuan. Tabel 1 menyajikandata jumlah penduduk Indonesia menurut kelompok umur lima tahunan dan jeniskelamin pada tahun 2010.

    Dari Tabel 1 terlihat bahwa pada kelompok laki-laki sebagian besarmengelompok pada usia 0-19 tahun, sedangkan pada perempuan sebagian besarmengelompok pada usia 0-29 tahun.

  • Tabel 1. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin, 2010KelompokUmur Laki-laki Presentase Perempuan Presentase Jumlah(tahun)

    0-4 11.662.369 9,75% 11.016.333 9,34% 22.678.7025-9 11.974.094 10,01% 11.279.386 9,56% 23.253.48010-14 11.662.417 9,75% 11.008.664 9,33% 22.671.08115-19 10.614.306 8,87% 10.266.428 8,70% 20.880.73420-24 9.887.713 8,27% 10.003.920 8,48% 19.891.63325-29 10.631.311 8,89% 10.679.132 9,05% 21.310.44330-34 9.949.357 8,32% 9.881.328 8,37% 19.830.68535-39 9.337.517 7,81% 9.167.614 7,77% 18.505.13140-44 8.322.712 6,96% 8.202.140 6,95% 16.524.85245-49 7.032.740 5,88% 7.008.242 5,94% 14.040.98250-54 5.865.997 4,90% 5.695.324 4,83% 11.561.32155-59 4.400.316 3,68% 4.048.254 3,43% 8.448.57060-64 2.927.191 2,45% 3.131.570 2,65% 6.058.76165-69 2.225.133 1,86% 2.468.898 2,09% 4.694.03170-74 1.531.459 1,28% 1.924.872 1,63% 3.456.33175-79 842.344 0,70% 1.135.561 0,96% 1.977.90580-84 481.462 0,40% 661.708 0,56% 1.143.17085-89 182.432 0,15% 255.529 0,22% 437.96190-94 63.948 0,05% 106.951 0,09% 170.89995+ 36.095 0,03% 68.559 0,06% 104.654

    Jumlah 119.630.913 118.010.413 237.641.326100% 100%

    Sumber: Data Sensus Penduduk 2010 - Badan Pusat Statistik Republik Indonesia

    Pengelompokkan umur dapat juga dilakukan menurut kebutuhan misalnya untukmenganalisis kesehatan anak umur bawah lima tahun yang diperhatikan adalah 0-4tahun, untuk menganalisis pendidikan biasanya umur penduduk dikelompokkanmenjadi :

    - 7-12 tahun : usia SD- 13-15 tahun : usia SMP- 16-18 tahun : usia SMA, dan- 19-24 dan 25+ : usia Perguruan Tinggi

    2.2 Menurut Karakteristik SosialPengelompokkan penduduk berdasarkan karakteristik sosial umumnya

    mencakup tingkat pendidikan, status perkawinan, dan faktor sosial lainnya. Untuktingkat pendidikan hal-hal yang diperhatikan adalah penduduk menurut

  • kepandaian membaca dan menulis, penduduk menurut jenjang pendidikan formalyang ditamatkan (lihat Tabel 2) dan penduduk menurut status sekolah.

    Tabel 2. Presentase Penduduk Umur 5 Tahun ke Atas Menurut TingkatPendidikan Tertinggi yang Ditamatkan: Indonesia, 2010

    Tingkat Laki-laki Perempuan Jumlah (L+P)Pendidikan (L) (P)Tidak/Belum Pernah Sekolah 7,67% 10,82% 9,24%Tidak/Belum Tamat SD 19,21% 19,36% 19,28%SD/MI/Sederajat 29,83% 31,27% 30,55%SLTP/MTs/Sederajat 17,26% 16,52% 16,89%SLTA/MA/SM Kejuruan/Sederajat 20,71% 16,91% 18,82%DI - DIII 1,64% 2,14% 1,89%Diploma IV/Universitas 3,36% 2,83% 3,09%S2/S3 0,33% 0,15% 0,24%

    100% 100% 100%Sumber: Data Sensus Penduduk 2010 - Badan Pusat Statistik Republik IndonesiaCatatan: Terjadi perubahan kecil pada tabel ini karena koreksi dan validasi data. Perubahan terhitung mulai tanggal 4 Mei 2012.

    Pengelompokkan menurut status sekolah, dalam sensus dan survei umumnyadibagi dalam 3 kelompok: (1) tidak/belum pernah sekolah, (2) masih sekolah, dan (3)tidak sekolah lagi. Masih bersekolah adalah mereka yang masih berstatus sedangmengikuti pendidikan dasar, menengah, atau pendidikan tinggi. Tidak bersekolahlagi adalah status pendidikan dari mereka yang pernah mengikuti pendidikan dasar,menengah atau pendidikan tinggi, tetapi pada saat pencacahan tidak sekolah lagi.

    Sementara itu, penduduk berdasarkan status perkawinan umumnyadikelompokkan menjadi: belum kawin, kawin, cerai hidup, dan cerai mati (Tabel 3).Dari tabel ini terlihat perbedaan pola status perkawinan antara penduduk di daerahperkotaan dan pedesaan. Di samping itu, terlihat pola proporsi penduduk yangberstatus cerai, janda atau duda di daerah pedesaan, baik laki-laki maupunperempuan lebih tinggi dibandingkan dengan di daerah perkotaan.

  • Tabel 3. Penduduk Berumur 10 Tahun Keatas Menurut Status Perkawinan:Indonesia, 2010

    Jenis Kelamin/ Status PerkawinanTempat Tinggal Belum Kawin Kawin CeraiHidup

    CeraiMati

    Laki-Laki (L)Perkotaan 37,07% 59,63% 1,01% 1,59%Pedesaan 34,24% 62,27% 1,21% 1,99%Indonesia 35,66% 60,94% 1,11% 1,79%Perempuan (P)Perkotaan 30,66% 58,25% 2,44% 8,29%Pedesaan 25,46% 61,74% 2,56% 10,05%Indonesia 28,07% 59,99% 2,50% 9,17%Jumlah (L+P)Perkotaan 33,87% 58,94% 1,73% 4,93%Pedesaan 29,86% 62,00% 1,89% 6,02%Indonesia 31,87% 60,47% 1,81% 5,47%

    Sumber: Data Sensus Penduduk 2010 - Badan Pusat Statistik Republik Indonesia

    2.3 Menurut Karakteristik EkonomiKomposisi penduduk menurut karakteristik ekonomi termasuk di dalamnya

    adalah menurut lapangan usaha, jenis pekerjaan, dan status pekerjaan. Tabel 4berikut ini adalah contoh pemaparan keadaan penduduk yang dikelompokkanmenurut status kegiatannya selama seminggu yang lalu, yaitu yang mencakup (1)bekerja, (2) mencari pekerjaan, (3) sekolah, (4) mengurus tangga, dan (5) lainnya.

    Tabel 4. Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas Menurut Kelompok Umur danKegiatan Seminggu yang Lalu: Indonesia, 2010

    Jenis Kegiatan Laki-laki (L) Perempuan (P) Jumlah (L + P)Bekerja 79,20% 45,03% 62,07%Mencari Pekerjaan 1,64% 1,66% 1,65%Bersedia Bekerja bila 3,31% 7,99% 5,66%Ada yang MenyediakanBukan Angkatan Kerja 15,36% 45,08% 30,25%Lain-lain 0,49% 0,24% 0,36%

    Sumber: Data Sensus Penduduk 2010 - Badan Pusat Statistik Republik Indonesia

  • 2.4 Menurut Karakteristik Rumah TanggaStruktur penduduk dapat pula dikelompokkan berdasarkan karakteristik rumah

    tangga dan keluarga. Umumnya yang tercakup dalam karakteristik rumah tangga dankeluarga tersebut adalah jenis rumah tangga, ukuran anggota rumah tangga,karakteristik kepala rumah tangga, hubungan anggota dengan kepala rumah tangga.

    Secara umum, perbedaan antara rumah tangga (household) dan keluarga (family)sangat ditentukan oleh ada tidaknya ikatan kekeluargaan di antara anggotanya.Sebuah keluarga lebih didasarkan atas adanya ikatan perkawinan atau ikatan darah,sementara hal ini tidak terlalu diperhatikan dalam konsep rumah tangga. Sebuahrumah tangga dapat terdiri dari rumah tangga yang terdiri atas satu orang anggotaatau sekelompok orang yang tinggal bersama tetapi tidak memiliki hubunganpersaudaraan atau ikatan perkawinan. Konsep keluarga biasanya dibedakan menjadikeluarga inti (nuclear family) dan keluarga luas (extended family). Kepala rumahtangga secara umum didefinisikan sebagai orang yang bertanggung jawab secaraekonomi dalam suatu rumah tangga. Kaitannya dengan jenis kelamin dari kepalarumah tangga, pada umumnya adalah seorang laki-laki. Namun demikian, ada pulabeberapa rumah tangga yang dikepalai oleh seorang wanita.

    Dalam survei dan sensus, hubungan antara anggota keluarga dengan kepalakeluarga dapat disebutkan sebagai berikut: partner (spouse), anak, orang tua, saudara,atau orang lain yang ikut dalam keluarga.2.5 Menurut Karakteristik Budaya

    Pengelompokkan penduduk menurut karakteristik budaya umumnya mencakupidentitas suku kebangsaan (etnisitas) dan bahasa. Informasi mengenai etnisitas adasejak sensus tahun 2000. Sebelumnya informasi tentang hal tersebut diproksi melaluipemakaian bahasa. Sebagai bangsa yang majemuk, terdiri dari berbagai kelompoketnis atau suku bangsa dan sub suku bangsa, informasi tentang hal tersebut menjadisangat perlu. Suryadinata (2003:9) menyebutkan adanya 101 kelompok suku bangsadan sub suku bangsa yang teridentifikasi dalam sensus 2000. Ada 15 kelompok sukubangsa terbesar yang diacu oleh lebih dari 1 juta orang.

    Pengertian etnis sebenarnya mengacu pada keturunan yang sama (commonancestry) entah kenyataan atau pun khayalan. Identitas etnis juga mengacu padadimilikinya unsur-unsur budaya yang sama seperti: bahasa, tradisi, pola-polakebiasaan (Burkley, 1978 dalam Suryadinata, 2003:10). Dalam sensus pendudukIndonesia tahun 2000 tidak memuat pengertian etnis yang jelas, mungkin semacampengakuan diri saja bahwa seseorang menganggap dirinya masuk dalam golongansuku bangsa tertentu.

    Karakteristik budaya lainnya adalah bahasa. Ada tiga macam bahasa yangdiidentifikasi yaitu: bahas ibu, bahasa sehari-hari, dan bahasa asing. Sebelum sensus

  • 2000, identifikasi bahasa ini seringkali dijadikan proksi untuk identifikasi sukubangsa seseorang.3. Persebaran Penduduk

    Persebaran penduduk dapat dibagi menjadi dua yaitu:a. Persebaran penduduk berdasarkan geografisb. Persebaran penduduk berdasarkan administrasi pemerintahan

    Yang dimaksud persebaran penduduk secara geografis adalah karakteristikpenduduk menurut batas-batas alam seperti pantai, sungai, danau, dan sebagainya.Sedangkan persebaran penduduk secara administrasi adalah karakteristik pendudukmenurut batas-batas wilayah administrasi yang ditetapkan oleh suatu negara,misalnya jumlah penduduk di desa A adalah 5000 orang.

    Tabel 5 memperlihatkan distribusi penduduk Indonesia secara geografis daritahun 1930 hingga tahun 2005. Tabel tersebut juga memperlihatkan ketidakmerataanpersebaran penduduk Indonesia. Pulau Jawa dan Madura yang hanya 6.9 persenwilayah Indonesia dihuni oleh 68,7 persen penduduk pada tahun 1930, sementarapada tahun 2005 masih dihuni 58,8 persen. Sedangkan di propinsi lain sepertiKalimantan yang luas 28 persen dari Indonesia hanya dihuni 3,6 persen pendudukpada tahun 1930 dan 5,5 persen pada tahun 2005. Penurunan presentase penduduk diJawa dan Madura disebabkan oleh salah satunya adalah adanya migrasi, baik melaluiprogram transmigrasi atau migrasi karena kemauan sendiri, keluar dari Jawa ke luarJawa seperti Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi. Ini terlihat dari adanyakecenderungan meningkatnya presentase penduduk di luar Jawa.

    Banyak faktor yang menyebabkan ketidakmerataan penduduk di suatu wilayah,di antaranya adalah faktor alam (kesuburan tanah dan iklim), sosial ekonomi(ketersediaan srana dan prasarana), budaya, dan politik. Pada akhirnya persoalan inikadang menimbulkan masalah yang serius bagi pemerintah dan penduduknya, sepertipenyediaan lapangan pekerjaan dan sarana pendidikan yang terbatas.Tabel 5. Distribusi Presentase Luas dan Penduduk menurut Pulau

    Pulau Luas Penduduk (%)Wilayah (%) 1930 1961 1971 1980 1985 1990 1995 2000 2005 2010Jawa + Madura 6,9 68,7 65,0 63,8 61,9 60,9 60,0 58,9 59,1 58,8 57,5Sumatera 24,7 13,5 16,2 17,5 19,0 19,9 20,3 21,0 20,7 21,0 21,3Kalimantan 28,1 3,6 4,2 4,4 4,5 4,7 5,1 5,5 5,5 5,5 5,8Sulawesi 9,9 6,9 7,3 7,1 7,1 7,0 7,0 7,3 7,3 7,2 7,3Pulau Lainnya 30,4 7,3 7,3 7,2 7,5 7,5 7,6 7,3 7,4 7,5 8,1

    Sumber: Data Sensus Penduduk 2010 - Badan Pusat Statistik Republik Indonesia

  • 4. Piramida PendudukPiramida penduduk adalah grafik berbentuk piramida yang merupakan gambaran

    secara visual dari komposisi penduduk menurut jenis kelamin. Penggunaan piramidaakan membantu memudahkan mengenal dan memahami karakarteristik penduduksuatu wilayah menurut jenis kelamin.

    Hal yang perlu mendapatkan perhatian dalam membuat sebuah piramidapenduduk yaitu:

    a) Sumbu vertikal untuk distribusi umur, baik menurut kelompok umur satutahunan (single year) ataupun lima tahunan (5 year age groups).

    b) Sumbu horizontal untuk jumlah penduduk, dapat menggunakan jumlahabsolut maupun presentase. Dasar piramida dimulai dengan kelompokumur muda dan dilanjutkan ke atas untuk kelompok umur yang lebih tua,misalnya dalam kelompok umur 5 tahunan akan dimulai dengan 0-4tahun, 5-9 tahun, dan seterusnya sampai umur tertua.

    c) Puncak piramida untuk umur tua sering dibuat dengan sistem umurterbuka (open-end interval). Misalnya untuk umur 75, 76, 77, 78, danseterusnya cukup dituliskan 75+.

    d) Bagian sebelah kiri dan kanan piramida digunakan untuk mewakilipenduduk menurut jenis kelamin, laki-laki dan perempuan.

    e) Besarnya balok diagram untuk masing-masing kelompok umur harussama.

    Menurut bentuknya, dikenal ada lima model piramida penduduk seperti terlihatpada Gambar 1.

    Model 1 Piramida model ini mempunyai dasar lebar dan slope tidak terlalucuram atau datar. Bentuk semacam ini terdapat pada penduduk dengan tingkatkelahiran dan kematian sangat tinggi, sebelum mereka mengadakan pengendalianterhadap kelahiran maupun kematian. Umur median rendah, sedangkan angka bebantanggungan (dependency ratio) tinggi. Contoh: Piramida Penduduk Indonesia tahun1971.

    Model 2 Dibandingkan dengan model 1, dasar piramida model 2 ini lebihlebar dan slope lebih curam sesudah kelompok umur 0-4 tahun sampai ke puncakpiramida. Terdapat pada negara dengan permulaan pertumbuhan penduduk yangtinggi/cepat akibat adanya penurunan kematian bayi dan anak-anak tetapi belum adapenurunan fertilitas. Median age (umur median) sangat rendah dan angka bebantanggungan (dependency ratio) sangat tinggi. Contoh: Sri Langka, Meksiko, danBrazilia (tahun 1970 an).

    Model 3 Bentuk piramida ini dikenal dengan bentuk sarang tawon kuno (oldfashioned beehive). Terdapat pada negara dengan tingkat kelahiran dan kematianyang begitu rendah. Karakteristik yang dimiliki piramida ini yaitu umur median

  • sangat tinggi, dengan beban tanggungan sangat rendah terutama pada kelompok-kelompok umur tua. Contoh: Piramida Penduduk di negara-negara Eropa Barat.

    Model 4 Piramida penduduk dengan bentuk lonceng/genta (the bellshapedpyramid). Bentuk ini dicapai oleh negara-negara yang paling sedikit sudah 100 tahunmengalami penurunan tingkat kelahiran dan kematian. Umur median cenderungmenurun dan angka beban tanggungan meninggi. Contoh: Piramida PendudukAmerika Serikat.

    Model 5 Terdapat pada negara yang menjalani penurunan drastis yang tingkatkelahiran dan kematiannya sangat rendah. Penurunan tingkat kelahiran yang terusmenerus akan menyebabkan berkurangnya jumlah absolut penduduk. Contoh:Piramida Penduduk Jepang tahun 1980 an.Gambar 1Model Piramida Penduduk

    Seperti halnya dengan dinamika jumlah penduduk secara total, komposisipenduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin, sebagai data dasar padapiramida penduduk sangat ditentukan oleh tiga faktor utama demografi yaitu:kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas), dan perpindahan penduduk (mobilitas).

  • Berdasarkan komposisi penduduk umur dan jenis kelamin, maka karakteristikpenduduk dari suatu negara dapat dibedakan atas tiga ciri yaitu:

    a. Expansive : jika sebagian besar penduduk berada dalam kelompokumur muda. Tipe ini umumnya terdapat pada negara-negara yang mempunyai angka kelahiran dan angkakematian tinggi.

    b. Constrictive : jika penduduk yang berada dalam kelompok termudajumlahnya sedikit. Tipe ini terdapat pada negara-negara di mana tingkat kelahiran turun dengan cepat,dan tingkat kematiannya rendah.

    c. Stationary : jika banyaknya penduduk dalam tiap kelompok umurhampir sama, kecuali pada kelompok umur tertentu.Tipe ini terdapat pada negara-negara yangmempunyai tingkat kelahiran dan tingkat kematianrendah.

    Gambar 2Tiga Tipe Piramida Penduduk

    Piramida Penduduk IndonesiaGambar 3 memperlihatkan bentuk piramida penduduk Indonesia tahun 2000

    dan 2010. Dari gambar tersebut terlihat bahwa dasar piramida masih lebar, baikuntuk laki-laki maupun perempuan. Hal itu disebabkan karena, masih tingginyaangka kelahiran di Indonesia, walaupun secara relatif angka ini telah menurunbeberapa dekade terakhir. Penduduk kelompok umur muda (0-4 tahun) tercatatsebanyak 10.295.701 laki-laki dan 10.006.675 perempuan pada tahun 2000,kemudian pada tahun 2010 menjadi 11.662.369 laki-laki dan 11.016.333 perempuan.

  • Gambar 3Piramida Penduduk Indonesia, 2000 dan 2010

    Sumber : Kompas

    Dengan memperhatikan bentuk piramida penduduk Indonesia tahun 2000 dan2010, dikatakan bahwa penduduk Indonesia memiliki ciri penduduk dengan kondisiintermediate, ataupun terlihat masih mempunyai ciri penduduk agak expansive,walaupun cenderung mulai constrictive. Hal itu ditandai dengan masih lebarnyabidang pada kelompok umur muda, mulai bertambahnya bidang pada kelompok usiaproduktif, makin melebarnya bidang pada kelompok usia lanjut. Pada tahun 2010terlihat penduduk laki-laki umur 60 tahun ke atas 8.290.064 orang dan pendudukperempuan umur 60 tahun ke atas 9.753.648 orang.5. Rasio Ketergantungan

    Ada tiga pengelompokkan penduduk berkenaan dengan kaitan antara strukturumur dan kemampuan berproduksi secara ekonomi, yaitu :

    Kelompok penduduk usia muda, yaitu mereka yang berumur di bawah 15 tahun(0-14 tahun). Kelompok penduduk usia produktif, yaitu penduduk umur 15-64 tahun,dan kelompok penduduk usia lanjut (65 tahun ke atas).

    Gambar 3Piramida Penduduk Indonesia, 2000 dan 2010

    Sumber : Kompas

    Dengan memperhatikan bentuk piramida penduduk Indonesia tahun 2000 dan2010, dikatakan bahwa penduduk Indonesia memiliki ciri penduduk dengan kondisiintermediate, ataupun terlihat masih mempunyai ciri penduduk agak expansive,walaupun cenderung mulai constrictive. Hal itu ditandai dengan masih lebarnyabidang pada kelompok umur muda, mulai bertambahnya bidang pada kelompok usiaproduktif, makin melebarnya bidang pada kelompok usia lanjut. Pada tahun 2010terlihat penduduk laki-laki umur 60 tahun ke atas 8.290.064 orang dan pendudukperempuan umur 60 tahun ke atas 9.753.648 orang.5. Rasio Ketergantungan

    Ada tiga pengelompokkan penduduk berkenaan dengan kaitan antara strukturumur dan kemampuan berproduksi secara ekonomi, yaitu :

    Kelompok penduduk usia muda, yaitu mereka yang berumur di bawah 15 tahun(0-14 tahun). Kelompok penduduk usia produktif, yaitu penduduk umur 15-64 tahun,dan kelompok penduduk usia lanjut (65 tahun ke atas).

    Gambar 3Piramida Penduduk Indonesia, 2000 dan 2010

    Sumber : Kompas

    Dengan memperhatikan bentuk piramida penduduk Indonesia tahun 2000 dan2010, dikatakan bahwa penduduk Indonesia memiliki ciri penduduk dengan kondisiintermediate, ataupun terlihat masih mempunyai ciri penduduk agak expansive,walaupun cenderung mulai constrictive. Hal itu ditandai dengan masih lebarnyabidang pada kelompok umur muda, mulai bertambahnya bidang pada kelompok usiaproduktif, makin melebarnya bidang pada kelompok usia lanjut. Pada tahun 2010terlihat penduduk laki-laki umur 60 tahun ke atas 8.290.064 orang dan pendudukperempuan umur 60 tahun ke atas 9.753.648 orang.5. Rasio Ketergantungan

    Ada tiga pengelompokkan penduduk berkenaan dengan kaitan antara strukturumur dan kemampuan berproduksi secara ekonomi, yaitu :

    Kelompok penduduk usia muda, yaitu mereka yang berumur di bawah 15 tahun(0-14 tahun). Kelompok penduduk usia produktif, yaitu penduduk umur 15-64 tahun,dan kelompok penduduk usia lanjut (65 tahun ke atas).

  • Berdasarkan komposisi penduduk menurut kelompok umur tersebut di atas,dapat ditentukan apakah penduduk suatu wilayah tertentu tergolong penduduk tuaatau penduduk muda. Umumnya, penduduk negara maju tergolong penduduk tua danpenduduk negara berkembang tergolong usia penduduk muda. Penggolongantersebut dilakukan menurut kriteria berikut :

    Kelompok Umur Penduduk Tua Penduduk Muda0-14 tahun 30% 40%15-64 tahun 60% 55%65 + tahun 10% 5%

    Tabel 6 menunjukkan komposisi penduduk di Indonesia menurut tiga kelompokumur. Pada tahun 2000, Indonesia memiliki penduduk usia muda sekitar 30,6%,penduduk usia produktif 64,8%, dan penduduk usia lanjut 4,6%. Angka ini jauhberbeda dengan situasi pada tahun 1990. Dengan kata lain, selama periode tahun1990 2000 telah terjadi peningkatan komposisi penduduk usia lanjut, dan dikenaldengan istilah proses penuaan (aging process) atau proses transisi umur daripenduduk muda ke penduduk tua.

    Tabel 6. Struktur Umur Penduduk Indonesia: 1990, 1995, 2000

    Kelompok Umur 1990 1995 2000Juta % Juta % Juta %0-14 tahun 66,0 36,7% 65,4 33,5% 64,4 30,6%15-64 tahun 107,2 59,6% 121,7 62,3% 136,6 64,8%65 + tahun 6,6 3,7% 8,2 4,2% 9,7 4,6%

    Sumber : BPS, 1993

    Dari pembagian tiga kelompok umur tersebut, diperoleh ukuran rasioketergantungan (dependency ratio), baik untuk kelompok usia muda (youthdependency, 0-14) dan kelompok usia tua (aged dependency, 65 +). Rasioketergantungan adalah angka yang menyatakan perbandingan antara banyaknyapenduduk yang tidak produktif (penduduk usia muda dan usia lanjut) denganbanyaknya penduduk usia produktif (penduduk usia 15-64 tahun). Secara matematis,hubungan tersebut dapat dituliskan sebagai berikut :

  • Dependency = youth dependency + aged dependency

    Dependency = x 100 + x 100 (Eq.4)

    Dengan memperhatikan kedua rasio ketergantungan tersebut, untuk usia mudadan usia lanjut, kita dapat mengetahui kelompok umur mana yang berkontribusipaling besar/sedikit dalam rasio ketergantungan total. Dengan menggunakan datapada Tabel 2.8 dan rumus ketergantungan di atas (Eq.4), dapat diketahui rasioketergantungan penduduk Indonesia pada tahun 1990 dan 2000 sebagai berikut :

    Rasio ketergantungan (thn. 2000) = x 100 = 54,4

    Youth dependency (thn. 2000) = x 100 = 47,2

    Aged dependency (thn. 2000) = x 100 = 7,1

    Secara singkat, pada tahun 2000, rasio ketergantungan adalah 54,4. Hal iniberarti bahwa setiap 100 penduduk Indonesia usia produktif harus menanggungsekitar 54 penduduk yang tidak produktif, 47 orang berasal dari kelompok usia mudadan 7 orang dari kelompok usia lanjut. Angka ini jauh lebih rendah dari rasioketergantungan pada tahun 1990, yaitu 67,7. Namun demikian, rasio ketergantunganpenduduk usia tua meningkat selama dekade tersebut, yaitu 6,2 pada tahun 1990 dan7,1 pada tahun 2000. Sebaliknya, rasio ketergantungan penduduk usia muda semakinmenurun.6. Umur Median dan Struktur Umur Penduduk

    Umur median adalah umur yang membagi penduduk menjadi dua bagian denganjumlah yang sama, bagian yang pertama lebih muda dan bagian yang kedua lebih tuadaripada umur median. Kegunaan dari ukuran umur median adalah untuk mengukurtingkat pemusatan penduduk pada kelompok-kelompok umur tertentu. Rumus umurmedian adalah :

    Umur Median = 1Md + i

    P0-14P15-64

    P65+P15-64

    64,4 + 9,7136,3

    64,4136,39,7136,3

    fMd

    N2 f(x)

  • Keterangan :1Md = batas bawah kelompok umur yang mengandung N/2N = jumlah penduduk totalf(x) = jumlah penduduk kumulatif sampai dengan kelompok umur yang

    mengandung N/2fMd = jumlah penduduk pada kelompok umur di mana terdapat nilai N/2i = kelas interval umur

    Dengan menggunakan ukuran umur median ini dapat ditentukan kategoripenduduk suatu wilayah dengan berdasarkan hal-hal berikut :

    Penduduk muda : < 20 tahunPenduduk intermediate : 20-29 tahunPenduduk tua : > 30 tahun

    Sebagai contoh, Tabel 6 menyajikan data penduduk Indonesia menurutkelompok umur lima tahunan dan jumlah kumulatifnya (dan presentase) dari dataSUPAS 1995. Dari data tersebut diperoleh :

    = = 97.377,5

    (angka ini berada pada kelompok umur 20-24 tahun dengan jumlah kumulatif103.379)

    1Md = 20 (batas bawah)Dari kelompok umur 20-24 tahun kita ingin mencari x

    20 X 24

    86.228 97.377,5 103.379

    X =

    N2

    194.7562

    ?

    97.377,5 86.228103.379 86.228

  • Tabel 7. Penduduk Indonesia, 1995 (ribuan)

    KelompokUmur Jumlah Kumulatif % Kumulatif(tahun) Penduduk0-4 20.452 20.452 10,505-9 21.788 42.240 21,69

    10-14 23.709 65.949 33,8615-19 20.279 86.228 f(x) 44,2820-24 17.151 103.379 53,0825-29 16.308 119.687 61,4630-34 14.982 134.669 69,1535-39 14.119 148.788 76,4040-44 11.103 159.891 82,1045-49 8.251 168.142 86,3450-54 7.120 175.262 89,9955-59 6.195 181.457 93,1760-64 5.182 186.639 95,8365-69 3.556 190.195 97,6670-74 2.448 192.643 98,9275 + 2.112 194.755 100,00

    Jumlah 194.755Sumber : diolah dari BPS, SUPAS 1995, Tabel 02 seri S2

    Dengan rumus umur median diperoleh :

    Md = 20 + 5

    = 20 + 5

    = 20 + 5

    = 20 + 0,6500787 x 5= 20 + 3,25 = 23,25

    17.151

    86.228194.7752

    97.377,5 86.22817.151

    11.149,517.151

  • Dengan demikian, umur median penduduk Indonesia pada tahun 1995 adalah23,3 tahun, berarti setengah dari jumlah penduduk berusia lebih muda dari 23,3 tahundan setengahnya berusia lebih tua dari 23,3 tahun. Umur median ini terletak di antara20 dan 30 tahun. Dengan kata lain, penduduk Indonesia dapat dikategorikan sebagaipenduduk intermediate, transisi dari penduduk muda (young population) menujupenduduk tua (old population).

    Selain umur median, proporsi penduduk usia tua (aged person) juga dapatdipakai sebagai ukuran tua mudanya suatu penduduk. Suatu penduduk dikatakantua jika presentase penduduk 65 tahun ke atas lebih dari 10 persen seperti Jepang(12,1 persen pada tahun 1990). Sementara Indonesia tahun 2005 presentasependuduk 65 tahun ke atas baru 4,6 persen. Jadi dapat dikatakan penduduk Indonesiatermasuk penduduk muda.

    7. Rasio Kepadatan Penduduk (density ratio)Rasio kepadatan penduduk adalah angka yang menyatakan perbandingan antara

    banyaknya penduduk terhadap luas wilayah atau berapa banyaknya penduduk perkilometer persegi pada tahun tertentu, atau dapat ditulis sebagai berikut :

    Rasio Kepadatan Penduduk =

    Jumlah penduduk yang digunakan sebagai pembilang dapat berupa jumlahseluruh penduduk di seluruh wilayah tersebut atau bagian-bagian penduduk tertentuseperti penduduk pedesaan atau penduduk yang bekerja di sektor pertanian,sementara penyebutnya bisa seluruh luas wilayah, luas daerah pertanian, atau luaspedesaan.

    Dari Tabel 8 terlihat bahwa rasio kepadatan penduduk tertinggi berada diprovinsi yang ada di Pulau Jawa. DKI Jakarta sebagai ibukota negara memiliki rasiokepadatan penduduk tertinggi di Indonesia. Pada tahun 2010, di provinsi DKI Jakartasetiap satu kilometer persegi dihuni oleh 14.469 orang, sementara di provinsi PapuaBarat dihuni hanya oleh 8 orang dan di provinsi Papua dihuni hanya oleh 10 orangsetiap satu kilometer persegi. Karena adanya pertambahan penduduk, adakecenderungan rasio kepadatan penduduk meningkat dari tahun 1971 hingga tahun2010 untuk setiap provinsi.

    Jumlah PendudukLuas Wilayah (km2)

  • Tabel 8. Kepadatan Penduduk per km2 menurut Provinsi, 1971 2010

    Provinsi Tahun1971 1980 1990 2000 2005 201000. Indonesia 62 78 95 108 116 12411. Nanggroe Aceh Darussalam 36 50 66 76 78 7812. Sumatera Utara 93 114 139 158 169 17813. Sumatera Barat 56 79 93 99 106 11514. Riau 17 23 35 52 62 6415. Jambi 22 27 38 45 49 6216. Sumatera Selatan 33 50 68 67 73 8117. Bengkulu 24 39 60 74 78 8618. Lampung 83 131 170 191 201 22019. Kep. Bangka Belitung na na na 56 65 7420. Kepulauan Riau na na na na na 20531. DKI Jakarta 7,762 9,794 12,439 12,592 13,344 14,46932. Jawa Barat 467 794 1,023 1,033 1,126 1,21733. Jawa Tengah 640 780 876 959 982 98734. DI Yogyakarta 785 863 914 980 1,049 1,10435. Jawa Timur 532 609 678 726 757 78436. Banten na na na 936 1,044 1,10051. Bali 381 438 493 559 601 67352. Nusa Tenggara Barat 109 135 167 199 208 24253. Nusa Tenggara Timur 48 58 69 83 90 9661. Kalimantan Barat 14 17 22 27 28 3062. Kalimantan Tengah 5 6 9 12 12 1463. Kalimantan Selatan 45 47 60 69 75 9464. Kalimantan Timur 4 5 8 11 12 1771. Sulawesi Utara 90 139 162 132 139 16472. Sulawesi Tengah 13 20 27 35 36 4373. Sulawesi Selatan 71 97 112 129 136 17274. Sulawesi Tenggara 26 25 35 48 51 5975. Gorontalo na na na 68 75 9276. Sulawesi Barat na na na na na 6981. Maluku 15 30 40 26 27 3382. Maluku Utara na na na 25 29 3291. Papua Barat na na na na na 892. Papua 2 3 5 6 7 10Sumber : (www.data-statistikindonesia.com) dan (http://anapangesti.blogspot.com/)

    Menurut Mantra (2000) kepadatan penduduk dapat dibagi menjadi tiga jeniskepadatan penduduk yaitu :

    1. Kepadatan penduduk kasar (crude population density)2. Kepadatan penduduk fisiologis (physiological density)3. Kepadatan penduduk agraris (agriculture density)

  • Kepadatan penduduk kasar adalah banyaknya penduduk per satuan luas. Luasyang dipakai sebagai penyebut adalah luas daratan suatu pulau atau suatu wilayahyang bersangkutan tanpa membedakan daerah yang tandus atau subur. Tabel 8menggambarkan kepadatan penduduk kasar di masing-masing provinsi di Indonesiadari tahun 1971 2010.

    Kepadatan penduduk fisiologis adalah jumlah penduduk tiap kilometer persegilahan pertanian, atau dengan rumus :

    Rasio Penduduk Fisiologis =

    Kepadatan penduduk agraris adalah jumlah penduduk petani tiap-tiap km2lahan pertanian, atau dengan rumus :

    Rasio Penduduk Agraris =

    Persebaran Penduduk dan PembangunanMenurut Duncan terdapat empat aspek human ecology dilengkapi dengan

    satu aspek pelengkap (kultur). Aspek-aspek tersebut adalah :a) Penduduk (population)b) Lingkungan (environment)c) Kegiatan (sustainance activities)d) Teknologi (technology)e) Kultur budaya (culture)

    Lima aspek di atas berinteraksi satu sama lainnya. Perubahan pada salah satuaspek akan mendatangkan perubahan pada aspek lainnya. Keseimbangan pendudukharus memenuhi dua kriteria yang menarik yaitu :

    a) Pembangunan daerah disesuaikan dengan prioritas dan potensi daerahmasing-masing

    b) Adanya keseimbangan pembangunan antar daerahProses mempersiapkan keseimbangan penduduk tersebut sangat erat

    kaitannya dengan berbagai fenomena pembangunan yaitu pembangunan daerah,desa, industri dan jasa, pekerja dan daerah transmigrasi.

    Pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang menjamin keserasian,keselarasan, dan keseimbangan penduduk dengan lingkungan hidup, sehingga dapatmenunjang kehidupan bangsa dari generasi ke generasi sepanjang masa.Pembangunan seperti ini merupakan upaya sadar dan berencana dalam menggunakandan mengelola sumber daya alam dan sumber daya manusia secara bijaksana.

    Jumlah penduduk suatu wilayahLuas lahan pertanian (km2)

    Jumlah penduduk petani suatu wilayahLuas lahan pertanian (km2)

  • Penduduk dalam segala matranya merupakan salah satu modal dasar dansumber daya manusia yang produktif bagi pembangunan nasional di segala bidang,apabila perkembangan dalam kuantitas yang memadai, kualitas yang tinggi, sertapersebaran yang sesuai dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan.

    Sumber bacaan :1. Biro Pusat Statistik. Sensus Penduduk Tahun 2010.Jakarta.2. Lembaga Demografi. 2006. Dasar-dasar Demografi (draft edisi revisi).3. Mantra, Ida Bagoes. 2003. Demografi Umum (edisi kedua). Yogyakarta. Pustaka

    Pelajar.4. Suryadinata, Leo, Evi Nurvidya Arifin dan Aris Ananta. 2003. Penduduk

    Indonesia. Etnis dan Agama dalam Pembangunan Politik. Jakarta. LP3ES.5. www.data-statistikindonesia.com6. anapangesti.blogspot.com