ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL KABUPATEN … · serta struktur dan pola pertumbuhan ekonominya,...

111
ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR PROVINSI SUMATERA SELATAN Oleh: MUKTI RIADI NIM. H14084016 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

Transcript of ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL KABUPATEN … · serta struktur dan pola pertumbuhan ekonominya,...

Page 1: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL KABUPATEN … · serta struktur dan pola pertumbuhan ekonominya, maka subsektor tanaman ... Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Persebaran Penduduk

ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL

KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR PROVINSI SUMATERA SELATAN

Oleh:

MUKTI RIADI NIM. H14084016

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

Page 2: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL KABUPATEN … · serta struktur dan pola pertumbuhan ekonominya, maka subsektor tanaman ... Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Persebaran Penduduk

RINGKASAN MUKTI RIADI. Analisis Sektor Ekonomi Potensial Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur Provinsi Sumatera Selatan. Di bawah bimbingan SRI MULATSIH.

Menurut Arsyad (1999) pembangunan ekonomi daerah adalah proses

dimana pemerintah daerah dan masyarakat mengelola sumberdaya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah dengan sektor swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi daerah. Dalam kerangka pencapaian tujuan pembangunan ekonomi daerah tersebut dibutuhkan kebijakan pembangunan yang didasarkan pada kekhasan daerah (endogenous development), dengan menggunakan potensi sumberdaya lokal. Identifikasi sektor/subsektor ekonomi potensial menjadi kebutuhan bagi optimalisasi proses dan keberhasilan pembangunan ekonomi dimaksud.

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi sektor/subsektor ekonomi potensial dan untuk mengetahui pola maupun struktur pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Timur Provinsi Sumatera Selatan, berdasarkan kriteria keunggulan komparatif, keunggulan kompetitif dan spesialiasi dengan menggunakan metode location quotient (LQ), shift share modifikasi Estaban Marquillas (SS-EM), model ratio pertumbuhan (MRP) dan analisis overlay.

Hasil penelitian menemukan bahwa sektor pertanian dan sektor jasa-jasa yang memiliki keunggulan komparatif (analisis LQ) di OKU Timur. Dari sisi rasio pertumbuhan ekonominya (analisis MRP) sektor pertambangan dan penggalian (tanpa migas) dan sektor perdagangan, hotel dan restaurant di Kabupaten OKU Timur merupakan sektor ekonomi potensial terhadap Provinsi Sumatera Selatan. Dampak kebijakan luar (external factor) selama periode penelitian berpotensi mengakibatkan kenaikan agregat PDRB sebesar Rp. 700,84 milyar, dengan realiasasi sebesar Rp. 612,98 milyar. Berdasarkan analisis SS-EM kenaikan tersebut didominasi oleh 4 sektor ekonomi; sektor pertanian (Rp. 313,15 milyar), sektor perdagangan ( Rp. 133,00 milyar), sektor jasa-jasa (Rp. 48,15 milyar) dan sektor bangunan (Rp. 37,60 milyar).

Berdasarkan keunggulan komparatif, keunggulan kompetitif, spesialisasi serta struktur dan pola pertumbuhan ekonominya, maka subsektor tanaman perkebunan merupakan subsektor ekonomi potensial di Kabupaten OKU Timur. Dari sisi sektor ekonomi belum ditemukan sektor ekonomi potensial di Kabupaten OKU Timur. Berdasarkan klasifikasi dengan menggunakan tipologi klassen, maka Kabupaten OKU termasuk dalam katagori kabupaten yang relatif tertinggal di Provinsi Sumatera Selatan. Adapun pola dan struktur pertumbuhan ekonomi sektoral berdasarkan tipologi klassen menunjukkan bahwa pertanian merupakan sektor yang maju dan tumbuh pesat, sedangkan subsektor yang maju dan tumbuh pesat adalah subsektor tanaman perkebunan dan subsektor pemerintahan umum.

Page 3: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL KABUPATEN … · serta struktur dan pola pertumbuhan ekonominya, maka subsektor tanaman ... Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Persebaran Penduduk

ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR

PROVINSI SUMATERA SELATAN

Oleh:

MUKTI RIADI NIM. H14084016

SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Ekonomi pada

Departemen Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

Page 4: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL KABUPATEN … · serta struktur dan pola pertumbuhan ekonominya, maka subsektor tanaman ... Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Persebaran Penduduk

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang ditulis oleh:

Nama : Mukti Riadi

NIM : H14084016

Departemen : Ilmu Ekonomi

Judul : Analisis Sektor Ekonomi Potensial Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur Provinsi Sumatera Selatan

Dapat diterima sebagai syarat kelulusan untuk memperoleh gelar Sarjana

Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Manajemen,

Institut Pertanian Bogor.

Menyetujui,

Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Sri Mulatsih, M.Sc. NIP. 131 849 397

Mengetahui,

Ketua Departemen

Dr. Ir. Rina Oktaviani, M.S. NIP. 131 846 872

Tanggal lulus:

Page 5: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL KABUPATEN … · serta struktur dan pola pertumbuhan ekonominya, maka subsektor tanaman ... Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Persebaran Penduduk

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-

BENAR HASIL KARYA SENDIRI DAN BELUM PERNAH DIAJUKAN

SEBAGAI KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI MAUPUN

LEMBAGA MANAPUN.

Bogor, September 2008

Penulis

Mukti Riadi

NIM. H14084016

Page 6: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL KABUPATEN … · serta struktur dan pola pertumbuhan ekonominya, maka subsektor tanaman ... Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Persebaran Penduduk

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Mukti Riadi lahir di Pinrang (Sulawesi Selatan) pada

tanggal 29 Juli 1974. Penulis merupakan anak bungsu dari lima bersaudara dari

Bapak R. Tjus Abi Koesno Poejosoebroto (alm) dan Ibu Rr. Naniek Margini.

Penulis menamatkan sekolah dasar pada SD Negeri Tegal Arum, Baturaja Sumsel

pada tahun 1987, selanjutnya menamatkan jenjang SLTP pada SMP Negeri 3

Baturaja Sumsel pada tahun 1990. Pada tahun yang sama penulis masuk ke

Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam (1990-1994) dan menamatkan jenjang

SLTA pada SMA Assalaam, Surakarta Jawa Tengah pada tahun 1994.

Setelah tamat SMA, pada tahun 1994 penulis melanjutkan pendidikan ke

Akademi Ilmu Statistik (AIS) Jakarta, tamat pada tahun 1997 dengan gelar Ahli

Madya Statistik (A.Md.Stat). Selanjutnya pada tahun 2000 penulis melanjutkan

pendidikan ke Sekolah Tinggi Ilmu Statistik (STIS) Jakarta konsentrasi Statistika

Ekonomi, tamat pada tahun 2001 dengan gelar Sarjana Sains Terapan (S.S.T),

penulis juga mengikuti pendidikan pada Universitas Terbuka Jakarta Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Jurusan Statistika Terapan, tamat pada

2002 dengan gelar Sarjana Sains (S.Si).

Pada tahun 2008, penulis melanjutkan pendidikan pada Sekolah Pasca

Sarjana Institut Pertanian Bogor Departemen Ekonomi Fakultas Ekonomi dan

Manajemen Institut Pertanian Bogor. Sebagai bagian syarat memasuki jenjang

strata dua (S-2) pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor,

maka penulis menyusun skripsi ini.

Page 7: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL KABUPATEN … · serta struktur dan pola pertumbuhan ekonominya, maka subsektor tanaman ... Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Persebaran Penduduk

KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur yang tiada henti hanya terlimpah-curah kehadirat Allah

Azza wa Jalla atas segala rahmat, karunia dan hidayah-Nya sehingga penulis

dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Analisis Sektor

Ekonomi Potensial Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur Provinsi

Sumatera Selatan” ini dengan baik. Skripsi ini merupakan salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ekonomi Fakultas

Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.

Penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak

yang telah membantu penyelesaian penyusunan skripsi ini. Akhirnya, penulis

berharap semoga skripsi ini bermanfaat.

Bogor, September 2008

Penulis

Page 8: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL KABUPATEN … · serta struktur dan pola pertumbuhan ekonominya, maka subsektor tanaman ... Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Persebaran Penduduk

UCAPAN TERIMA KASIH

Puja dan puji syukur yang tiada henti hanya terlimpah-curah kehadirat Allah

Azza wa Jalla atas segala rahmat, karunia dan hidayah-Nya sehingga penulis

dapat menyelesaikan penyusunan dan penulisan skripsi ini. Penulis berkewajiban

mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan

moral-spritual dan material kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini,

khususnya kepada:

1. Dr. Rusman Heriawan, M.S, sebagai Kepala BPS beserta staf dan jajarannya

yang telah memberikan kesempatan sangat berharga kepada penulis

melanjutkan studi ke IPB.

2. Dr. Satwiko Darmesto, M.Sc, sebagai Kepala Pusdiklat BPS beserta staf dan

jajarannya yang telah memberikan kepercayaan kepada penulis guna

melanjutkan studi ke IPB.

3. Dr. Ir. Rina Oktaviani, M.S, sebagai Ketua Departemen Ekonomi Fakultas

Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor beserta staf dan

jajarannya atas semua keramahtamahannya menerima penulis sebagai

peserta didiknya.

4. Dr. Ir. Sri Mulatsih, M.Sc, selaku dosen pembimbing, semoga Allah SWT

senantiasa memberikan cucuran pahala atas kesabaran, ketelatenan dan

kesungguhan dalam mendampingi penulis menyusun skripsi ini.

5. Toni Irawan, SE, M.App.Ec, selaku dosen penguji dalam sidang skripsi.

Terima kasih atas lontaran pertanyaan yang diberikan. Pertanyaan dan kritik

yang diberikan menjadi justifikasi ilmiah atas skripsi ini.

6. Ibundaku tercinta yang cucuran air mata dan rangkaian do’a dalam

munajatnya tiada pernah terputus senantiasa mengisi malam sunyi untuk

kebaikan penulis dan anak-cucunya. Restumu adalah kunci surga bagiku.

Page 9: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL KABUPATEN … · serta struktur dan pola pertumbuhan ekonominya, maka subsektor tanaman ... Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Persebaran Penduduk

7. Yang penuh kesabaran, ketabahan dan kesetiaan selalu memberi motivasi

dan menyemangatiku, Ari Andriani istriku tersayang, R. Muchlas Mumtaz

Taqwa dan R. Fath Ittaqi Syamil jagoan sekaligus mutiara hatiku, semoga

Allah SWT senantiasa melindungi kalian. Bersama kalian hidupku semakin

bermakna dan berwarna.

8. Dosen dan staf pengajar selama matrikulasi; Mas Toni, Kang Alla, Bang

Dedi, Bang Parulian, Kang Firdaus, Mbak Wid, Mbak Henny, Teh Tantri,

Uda Fahmi, Bu Wiwiek, Bu Sri, Uni Fifi dan Teh Win, juga Kang Iwan

(beserta crew cleaning servisenya). Sungguh kolaborasi care dan share

yang anggun, hangat dan cantik. Bersamamu, IPB menjelma sebagai rumah

sendiri.

9. Mas Gugun, Dindo Dedi, Cece’ Parno dan Teh Nel_Gus serta teman-teman

seperjuangan lainnya. Canda dan ceria antar kita, menjadikan badai UTS

dan UAS yang datang silih berganti semakin menyejukkan dan

mempersatukan hati kita.

10. Rekan, sahabat dan staf yang senantiasa meneguhkan hati dan semangatku

dengan sapaan-sapaannya; fahar, kang ismet, yudhis, leni, suryo, rani, gatot,

fitri, ferti, fara, febri, fadli, fredy, desi, dila, dan tak lupa penjaga kantorku

rebo. Tegur sapa kalian membuatku bangkit dan berdaya.

Page 10: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL KABUPATEN … · serta struktur dan pola pertumbuhan ekonominya, maka subsektor tanaman ... Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Persebaran Penduduk

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ……………………………………………..…………….

DAFTAR TABEL………………………………………….…………..

DAFTAR GAMBAR……………………………………….………….

DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………..

I. PENDAHULUAN ………………………………………..……………

1.1 Latar belakang …………………………………………………..

1.2 Perumusan masalah ……………………………………………..

1.3 Tujuan penelitian ………………………………………………..

1.4 Kegunaan penelitian …………………………………………….

II. KERANGKA PEMIKIRAN …………………………………………

2.1 Tinjauan teoritis …………………………………….…………..

2.1.1 Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi Daerah ……...

2.1.2 Struktur Ekonomi dan Pergeseran Sektoral ……………...

2.1.3 Teori Basis Ekonomi dan Sektor Ekonomi Potensial ……

2.2 Keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif wilayah ….

2.3 Spesialisasi perekonomian ……………………………………...

2.4 Pola dan struktur pertumbuhan ekonomi daerah ……….………

2.5 Penelitian sebelumnya …………………………………..………

2.6 Kerangka pikir …………………………………………………..

III. METODE PENELITIAN …………………………………………….

3.1 Ruang Lingkup Penelitian ………………………………………

3.2 Jenis dan Sumber Data ……………………………….…………

3.3 Metode Analisis …………………………………………………

3.3.1 Analisis Sektor Ekonomi Potensial ……………………...

a. Analisis Location Quotient (LQ) …………………..

b. Analisis Model Rasio Pertumbuhan (MRP) ……….

c. Analisis Shift-Share ………………………………..

d. Analisis Overlay …………………………………...

x

xii

xiv

xv

1

1

8

8

8

10

10

10

15

16

18

20

21

23

25

28

28

28

29

30

30

32

35

40

Page 11: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL KABUPATEN … · serta struktur dan pola pertumbuhan ekonominya, maka subsektor tanaman ... Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Persebaran Penduduk

3.3.2 Analisis Pola dan Struktur Pertumbuhan Ekonomi Regional ………………………………………………….

3.4 Definisi Operasional Variabel ………………………….………

IV. GAMBARAN UMUM KABUPATEN OKU TIMUR ………….….

4.1 Kondisi Umum Kabupaten OKU Timur …………………….…..

4.2 Kondisi Kependudukan Kabupaten OKU Timur ………………..

4.3 Kondisi Ketenagakerjaan Kabupaten OKU Timur ………………

4.4 Kondisi Sosial Kabupaten OKU Timur ………………………….

4.5 Kondisi Ekonomi Kabupaten OKU Timur ………………………

4.5.1 Struktur Ekonomi …………………………………………

4.5.2 Pertumbuhan Ekonomi ……………………………………

4.5.3 Pendapatan Perkapita ……………………………..………

V. PEMBAHASAN ……………………………………………………….

5.1 Analisis Sektor Ekonomi Potensial Kabupaten OKU Timur ……

5.1.1 Analisis Location Quotient …………………….…………

5.1.2 Analisis Model Rasio Pertumbuhan ………………………

5.1.3 Analisis Shift-Share Modifikasi Estaban-Marquillas …….

5.1.4 Analisis Overlay ………………………………………….

5.2 Analisis Pola dan Struktur Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten OKU Timur …………………………..…………………………

VI. KESIMPULAN DAN SARAN ……………………………………….

6.1 Kesimpulan ………………………………………………………

6.2 Saran ……………………………………………………………..

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………….

LAMPIRAN ……………………………………………………………

41

43

46

46

48

50

51

53

53

58

60

63

63

63

67

71

82

84

88

88

89

91

93

Page 12: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL KABUPATEN … · serta struktur dan pola pertumbuhan ekonominya, maka subsektor tanaman ... Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Persebaran Penduduk

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1.1 1.2 3.1 3.2 3.3 3.4 4.1 4.2 4.3 4.4 4.5 4.6 5.1 5.2 5.3

PDRB atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) Kabupaten OKU Timur Tahun 2000-2007 (dalam Jutaan Rupiah) …………………………….. PDRB ADHK Kabupaten OKU Timur Tahun 2002-2007 (dalam Jutaan Rupiah) ………………………………………………………… Ringkasan Alat (Metode) dan Kegunaan Analisis Penelitian …..……. Kemungkinan Hasil Penghitungan dari Efek Alokasi ..………………. Pola dan Struktur Pertumbuhan Ekonomi Daerah Menurut Klassen Typology ………………………………………………………………. Klasifikasi Pertumbuhan Sektor (Subsektor) Ekonomi Menurut Klassen Typology ……………………………………………………... Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Persebaran Penduduk Kabupaten OKU Timur tahun 2007 ………………………………….. Jumlah Penduduk Usia 10 tahun ke atas yang Bekerja menurut Lapangan Usaha di Kabupaten OKU Timur tahun 2006-2007 ……… Komponen Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten OKU Timur Tahun 2004-2006 …………………………………………………….. Struktur Ekonomi Kabupaten OKU Timur dirinci Per Subsektor Ekonomi Tahun 2000-2007 (dalam persen) ………………………….. Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten OKU Timur dirinci Per Subsektor Ekonomi Tahun 2000-2007 (dalam persen) ………………………….. Perkembangan Pendapatan per Kapita Penduduk Kabupaten OKU Timur Tahun 2000-2007 ……………………………………………… Hasil Perhitungan LQ Kabupaten OKU Timur Tahun 2000-2001 …... Luas Tanam, Luas Panen, Produksi dan Produktifitas Tanaman Padi Ladang dan Padi Sawah di Kabupaten OKU Timur Tahun 2006-2007 Luas Irigasi menurut Tipe dan Kecamatan di Kabupaten OKU Timur Tahun 2007 ……………………………………………………………

5

6

31

40

42

43

50

51

52

55

59

61

64

65

65

Page 13: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL KABUPATEN … · serta struktur dan pola pertumbuhan ekonominya, maka subsektor tanaman ... Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Persebaran Penduduk

5.4 5.5 5.6 5.7 5.8 5.9 5.10 5.11 5.12 5.13

Belanja Pemerintah Kabupaten OKU Timur Untuk Tahun 2006-2007 . Hasil Penghitungan Rasio Pertumbuhan Kabupaten OKU Timur (RPs) dan Rasio Pertumbuhan Provinsi Sumatera Selatan (RPr)……………. Hasil Analisis Shift Share Modifikasi Estaban-Marquillas Kabupaten OKU Timur Tahun 2000-2007 (dalam jutaan rupiah) ……………….. Dampak Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Sumatera Selatan terhadap Peningkatan PDRB Kabupaten OKU Timur Tahun 2000-2007 (dalam jutaan rupiah) …………………………………………………………. Dampak Pertumbuhan Ekonomi Sektoral Provinsi Sumatera Selatan (Industrial Mix Effect) terhadap Peningkatan PDRB Kabupaten OKU Timur Tahun 2000-2007 (dalam jutaan rupiah) ……………………… Identifikasi Keunggulan Kompetitif dan Spesialisasi Perekonomian Kabupaten OKU Timur Tahun 2000-2007 …………………………… Dampak Keunggulan Kompetitif dan Spesialisasi Terhadap Peningkatan PDRB Kabupaten OKU Timur Tahun 2000-2007 (dalam jutaan rupiah) …………………………………………………………. Analisis Overlay Potensi Ekonomi Ekonomi Kabupaten OKU Timur Tahun 1998 – 2003 Dirinci per Subsektor ……………………………. Pertumbuhan Ekonomi dan Pendapatan Perkapita Penduduk Provinsi Sumatera Selatan dan Kabupaten OKU Timur Tahun 2000-2007 …… Klasifikasi Sektor/Subsektor Ekonomi menurut Tipologi Klassen di Kabupaten OKU Timur Tahun 2000-2007 …………………………

66

68

72

75

78

79

80

83

84

87

Page 14: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL KABUPATEN … · serta struktur dan pola pertumbuhan ekonominya, maka subsektor tanaman ... Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Persebaran Penduduk

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

2.1 4.1 4.2

Kerangka Pikir Penelitian …………………………………………… Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten OKU Timur tahun 2000-2007 …………………………………………………………………. Jumlah Penduduk Kabupaten OKU Timur tahun 2000-2007 ……….

27

48

49

Page 15: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL KABUPATEN … · serta struktur dan pola pertumbuhan ekonominya, maka subsektor tanaman ... Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Persebaran Penduduk

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1 2 3 4

PDRB Kabupaten Ogan Ogan Komering Ulu Timur dan Provinsi Sumatera Selatan Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2000-2007 ……... PDRB Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur dan Provinsi Sumatera Selatan Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2000-2007 (Juta Rp.) Struktur Ekonomi Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur dan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2000-2007 (dalam %) ……………………….. Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur dan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2000-2007 (dalam %) ………………

93

94

95

96

Page 16: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL KABUPATEN … · serta struktur dan pola pertumbuhan ekonominya, maka subsektor tanaman ... Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Persebaran Penduduk

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan ekonomi merupakan serangkaian usaha dan kebijakan yang

bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, memperluas lapangan

kerja, memeratakan distribusi pendapatan, meningkatkan hubungan ekonomi

regional dan mengusahakan pergeseran kegiatan ekonomi dari sektor primer ke

sektor sekunder dan tersier. Dalam kerangka perekonomian daerah, Arsyad (1999)

menyatakan bahwa pembangunan ekonomi daerah adalah proses dimana

pemerintah daerah dan masyarakat mengelola sumberdaya yang ada dan

membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah dengan sektor swasta untuk

menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan

ekonomi daerah. Dalam kerangka pencapaian tujuan pembangunan ekonomi

daerah tersebut dibutuhkan kebijakan pembangunan yang didasarkan pada

kekhasan daerah (endogenous development), dengan menggunakan potensi

sumberdaya lokal.

Dalam upaya mendorong peningkatan partisipasi dan kreativitas

masyarakat dalam pembangunan daerah maka pemerintah mengeluarkan

kebijakan otonomi daerah melalui Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999

tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 25 tahun 1999 tentang

Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Daerah. Otonomi daerah merupakan

perwujudan kewenangan daerah untuk mengatur dan mengurus kepentingan

masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat

sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Undang-Undang Nomor 22 tahun

Page 17: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL KABUPATEN … · serta struktur dan pola pertumbuhan ekonominya, maka subsektor tanaman ... Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Persebaran Penduduk

2

1999 juga mengatur penyelenggaraan pemerintahan daerah dan pelaksanaan

desentralisasi.

Upaya untuk mempercepat pembangunan ekonomi daerah yang efektif

dan kuat telah tercantum dalam GBHN 1999-2004, yaitu dengan memberdayakan

pelaku dan potensi daerah serta memperhatikan penataan ruang, baik fisik maupun

sosial sehingga terjadi pemerataan pertumbuhan ekonomi sejalan dengan

pelaksanaan otonomi daerah. Sejalan pula dengan isu lintas bidang yang

tercantum dalam Program Pembangunan Nasional (Propenas 2000-2004) bahwa

untuk meningkatkan dan mempercepat pembangunan daerah dilakukan dengan

konsep pembangunan lintas wilayah. Isu pembangunan lintas wilayah mencakup

upaya pengembangan wilayah untuk mendayagunakan potensi dan kemampuan

daerah dengan berbagai alat kebijakan yang mendukung perkembangan

perekonomian daerah, berkembangnya pemukiman, perkotaan, pedesaan, wilayah

cepat tumbuh, perbatasan dan wilayah tertinggal, serta pemberdayaan masyarakat

untuk meningkatkan kapasitas masyarakat, meningkatkan hidup dan

kehidupannya.

Salah satu implementasi Propenas 2000-2004 mengenai isu pembangunan

lintas wilayah adalah upaya pengembangan wilayah. Dalam hal ini pemerintah

pusat telah mengakomodir keinginan pemerintah dan masyarakat daerah melalui

pemekaran wilayah, baik pada tingkat provinsi maupun kabupaten/kota.

Seperti di Provinsi Sumatera Selatan, sejak terbentuknya Provinsi Bangka

Belitung pada tahun 2000 maka wilayah Provinsi Sumatera Selatan hanya

memiliki 7 kabupaten/kota. Namun, seiring dengan keinginan masyarakat lokal

Page 18: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL KABUPATEN … · serta struktur dan pola pertumbuhan ekonominya, maka subsektor tanaman ... Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Persebaran Penduduk

3

dan pemerintah daerah untuk mengelola dan mengembangkan pembangunan di

wilayahnya sendiri, maka hingga tahun 2007, telah terbentuk 3 kota dan 5

kabupaten baru, sehingga saat ini Provinsi Sumatera Selatan terdiri atas 15

kabupaten/kota. Perkembangan wilayah yang cukup pesat ini merupakan jawaban

sekaligus justifikasi dari isu pengembangan wilayah yang digulirkan pemerintah

pusat. Dengan adanya pengembangan wilayah kabupaten/kota di Provinsi

Sumatera Selatan diharapkan perekonomian daerah dapat berkembang pesat yang

pada akhirnya mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Di lain pihak, setiap daerah memiliki potensi yang berbeda-beda baik dari

sisi potensi kandungan sumber daya alam, kondisi geografis maupun potensi khas

daerah lainnya. Oleh karena itu penyusunan kebijaksanaan pembangunan daerah,

terutama bagi daerah baru, tidak dapat secara serta merta mengadopsi

kebijaksanaan nasional, provinsi maupun daerah induknya atau daerah lain yang

dianggap berhasil. Untuk membangun suatu daerah, kebijakan yang diambil harus

sesuai dengan masalah, kebutuhan dan potensi daerah yang bersangkutan. Oleh

karena itu penelitian yang mendalam harus dilakukan untuk memperoleh

informasi bagi kepentingan perencanaan pembangunan daerah (Arsyad, 1999).

Terkait dengan pentingnya identifikasi kebutuhan dan potensi dalam

proses perencanaan pembangunan daerah, maka berbagai pendekatan model

perencanaan pembangunan daerah dapat dilakukan untuk menentukan arah dan

bentuk kebijakan yang diambil. Salah satu model pendekatan pembangunan

daerah adalah pendekatan sektoral. Sebagaimana yang dikemukakan Aziz (1994),

pendekatan sektoral dalam perencanaan pembangunan daerah selalu dimulai

Page 19: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL KABUPATEN … · serta struktur dan pola pertumbuhan ekonominya, maka subsektor tanaman ... Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Persebaran Penduduk

4

dengan pertanyaan “sektor ekonomi apa yang perlu dikembangkan”. Oleh karena

itu identifikasi dan analisis sektor ekonomi potensial menjadi hal penting bagi

Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur (selanjutnya disebut sebagai Kabupaten

OKU Timur) sebagai daerah otonom yang relatif baru.

Kabupaten OKU Timur yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang

Nomor 37 Tahun 2003 ini adalah hasil pemekaran dari Kabupaten Ogan

Komering Ulu. Pembentukan Kabupaten OKU Timur ini dilakukan karena

keinginan masyarakat dan dilandasi oleh tujuan sebagai berikut:

1. memperpendek rentang kendali (span of contol) pemerintah, sehingga

azas efektifitas dan efisiensi pelaksanaan pembangunan bidang

pemerintahan dapat terwujud;

2. meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat;

3. meningkatkan kemampuan daerah melalui eksploitasi sumber daya

alam yang ada pada daerah tersebut secara optimal, guna

meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mempercepat

pembangunan;

4. meningkatkan fungsi pengawasan yang efektif terhadap sistem

pertahanan dan keamanan wilayah sebagai bagian integral dari sistem

pertahanan dan keamanan nasional.

Kabupaten OKU Timur merupakan wilayah yang memiliki luas 3.370

km2. Pada tahun 2007, kabupaten ini memiliki 269 desa dan 7 kelurahan, dengan

sektor pertanian dan sektor perdagangan, hotel dan restoran sebagai leading sektor

yang diharapkan mampu meningkatkan perekonomian wilayah. Hal ini terlihat

Page 20: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL KABUPATEN … · serta struktur dan pola pertumbuhan ekonominya, maka subsektor tanaman ... Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Persebaran Penduduk

5

dari PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) di Kabupaten OKU Timur dari

tahun 2002-2007.

Tabel 1.1 PDRB atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) Kabupaten OKU Timur Tahun 2002-2007 (dalam Jutaan Rupiah)

Sektor Ekonomi 2002 2003 2004 2005 r) 2006*) 2007 **)

1. Pertanian 959.650 1.054.644 1.190.354 1.352.205 1.568.480 1.845.223 2. Pertambangan & penggalian 56.862 62.168 69.099 75.067 81.853 90.261 3. Industri pengolahan 154.957 164.386 172.878 195.438 221.542 252.777 4. Listrik, gas & air bersih 2.818 3.514 3.818 4.015 4.243 4.498 5. Bangunan 135.030 145.098 163.064 192.417 232.151 283.990 6. Perdag, hotel & restoran 233.636 256.677 283.761 345.057 429.232 534.855 7. Pngngkutn & komunikasi 24.327 30.795 39.258 51.260 62.916 76.056 8. Keu, persewaan, & jasa persh 69.667 75.551 83.226 94.026 106.446 120.840 9. Jasa-jasa 202.511 223.824 262.243 303.724 356.245 421.182

PDRB 1.839.458 2.016.657 2.267.701 2.613.209 3.063.108 3.629.682 Sumber: BPS Kabupaten OKU Timur Keterangan : r) Angka Revisi *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara

Tabel 1.1 memperlihatkan bahwa kegiatan perekonomian di Kabupaten

OKU Timur selama tahun 2007 mampu menciptakan nilai tambah bruto (NTB)

sebesar Rp. 3,63 trilyun. Secara sektoral kegiatan ekonomi di Kabupaten OKU

Timur didominasi oleh 2 sektor ekonomi, yaitu sektor pertanian yang memberikan

kontribusi PDRB sebesar Rp. 1,84 triliun (atau sekitar 50,84 persen) dan sektor

perdagangan, hotel dan restoran yang memberikan kontribusi sebesar Rp. 534,86

milyar (16,49 persen). Kondisi ini cukup beralasan, karena Kabupaten OKU

Timur dikenal sebagai salah satu lumbung pangan bagi Provinsi Sumatera Selatan

yang memiliki sarana irigasi teknis dan didukung oleh dua bendungan modern

yaitu Bendung Belitang dan Bendung Perjaya. Selain itu Kabupaten OKU Timur

juga merupakan market area yang cukup berpotensi sehingga sektor perdagangan,

hotel dan restoran menjadi sektor ekonomi yang memiliki kontribusi besar dalam

penciptaan PDRB. Subsektor pertambangan migas tidak terdapat di Kabupaten

Page 21: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL KABUPATEN … · serta struktur dan pola pertumbuhan ekonominya, maka subsektor tanaman ... Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Persebaran Penduduk

6

OKU Timur ini. Akibatnya kontribusi subsektor pertambangan migas dalam

pembentukan PDRB Kabupaten OKU Timur tidak ada (nol).

Selanjutnya jika dilihat dari PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK)

pada tahun 2007 tercipta PDRB Kabupaten OKU Timur sebesar Rp. 2,00 triliun.

Jika dihitung rata-rata pertumbuhan ekonomi Kabupaten OKU Timur selama

periode 2001-2007 maka laju pertumbuhan rata-ratanya sebesar 6,31 persen per

tahun (lihat Tabel 1.2).

Tabel 1.2 PDRB ADHK Kabupaten OKU Timur Tahun 2002-2007 (dalam Jutaan Rupiah)

Sektor Ekonomi 2002 2003 2004 2005 r) 2006*) 2007 **) Rata-rata

Pertumbuhan*** (persen/tahun)

1. Pertanian 777.287 814.541 863.128 910.584 964.535 1.023.356 6,30 2. Pertambangan & penggalian 44.650 46.547 48.484 50.554 52.733 55.137 5,50 3. Industri pengolahan 122.011 125.859 129.094 136.264 144.070 152.341 4,53 4. Listrik, gas & air bersih 1.784 1.820 1.869 1.920 1.986 2.055 3,51 5. Bangunan 112.920 115.653 119.382 125.566 133.753 142.808 5,11 6. Perdag, hotel & restoran 222.015 236.331 254.460 274.285 300.736 329.988 9,64 7. Pngngkutn & komunikasi 16.591 18.503 19.993 21.293 23.003 25.044 12,46 8. Keu, perswaan, & jasa persh 59.617 60.825 62.435 65.209 68.355 71.720 4,45 9. Jasa-jasa 154.543 160.831 167.339 175.888 186.770 199.223 4,55

PDRB 1.511.418 1.580.910 1.666.184 1.761.563 1.875.941 2.001.672 6,31 Sumber: BPS Kabupaten OKU Timur Keterangan : r) Angka Revisi *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara

*** Rata-rata pertumbuhan dihitung dari tahun 2001-2007 Jika dilihat secara sektoral maka sektor pertanian dan sektor perdagangan,

hotel dan restaurant tetap mendominasi kontribusi PDRB atas dasar harga konstan

Kabupaten OKU Timur. Selama tahun 2001-2007 rata-rata pertumbuhan ekonomi

sektor pengangkutan dan komunikasi dan sektor perdagangan, hotel dan restoran

cukup agresif yaitu sebesar 12,46 persen dan 12,64 persen, sektor pertanian dan

sektor pertambangan dan penggalian menyusul di urutan ketiga dan keempat

dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 6,30 persen dan 5,50 persen per tahun.

Sementara sektor ekonomi lainnya hanya memiliki laju rata-rata pertumbuhan

dibawah 5 persen.

Page 22: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL KABUPATEN … · serta struktur dan pola pertumbuhan ekonominya, maka subsektor tanaman ... Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Persebaran Penduduk

7

Dengan melihat pembangunan ekonomi Kabupaten OKU Timur melalui

deskripsi struktur dan pertumbuhan ekonomi, maka tampak bahwa Kabupaten

OKU Timur merupakan wilayah pusat pertumbuhan baru yang berkembang cukup

pesat. Namun pembangunan ekonomi suatu wilayah, tidak cukup hanya dilihat

dari sisi struktur dan pertumbuhan ekonomi saja. Menurut Thoha dan Soekarni

(2000), selain struktur dan pertumbuhan ekonomi, kemampuan (potensi) ekonomi

suatu wilayah dapat diukur melalui track record indikator-indikator ekonomi

seperti: income per kapita, keunggulan komparatif, keunggulan kompetitif dan

lain-lain. Selain itu sebagai wilayah baru, sangat penting untuk mengetahui

bagaimana kinerja perekonomian, pola struktur pertumbuhan ekonomi baik secara

wilayah (posisi relatif) maupun secara sektoral (antar sektor) dan bagaimana pula

tingkat spesialisasi perekonomian di Kabupaten OKU Timur.

Berdasarkan uraian di atas, maka identifikasi dan analisis sektor maupun

subsektor ekonomi potensial dalam perencanaan pembangunan Kabupaten OKU

Timur, dengan melakukan perbandingan terhadap kondisi perekonomian Provinsi

Sumatera Selatan sangat penting untuk dikaji secara lebih terinci, sehingga

kegiatan-kegiatan ekonomi potensial Kabupaten OKU Timur dapat lebih

dikembangkan. Dengan mengetahui potensi ekonomi yang layak dikembangkan,

maka penyusunan perencanaan pembangunan Kabupaten OKU Timur diharapkan

lebih terarah sehingga merangsang terciptanya pembangunan yang berkelanjutan

(sustainable development).

Page 23: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL KABUPATEN … · serta struktur dan pola pertumbuhan ekonominya, maka subsektor tanaman ... Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Persebaran Penduduk

8

1.2 Perumusan Masalah

Sejalan dengan latar belakang dan uraian sebelumnya, maka masalah-

masalah yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah:

1. Sektor dan subsektor ekonomi apa yang potensial di Kabupaten OKU

Timur, berdasarkan kriteria keunggulan komparatif, keunggulan

kompetitif, dan spesialisasi?

2. Bagaimana pola dan struktur pertumbuhan ekonomi di Kabupaten

OKU Timur baik secara sektoral maupun secara agregat terhadap

Provinsi Sumatera Selatan?

1.3 Tujuan Penelitian

Secara spesifik tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Mengidentifikasi dan menganalisis sektor/subsektor ekonomi potensial

di Kabupaten OKU Timur, berdasarkan kriteria keunggulan

komparatif, keunggulan kompetitif, dan spesialisasi.

2. Mengetahui pola dan struktur pertumbuhan ekonomi Kabupaten OKU

Timur baik secara sektoral maupun secara agregat terhadap Provinsi

Sumatera Selatan.

1.4 Kegunaan Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini, yaitu:

1. Melalui informasi mengenai sektor dan subsektor ekonomi potensial

berdasarkan kriteria keunggulan komparatif, keunggulan kompetitif,

Page 24: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL KABUPATEN … · serta struktur dan pola pertumbuhan ekonominya, maka subsektor tanaman ... Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Persebaran Penduduk

9

dan spesialisasi serta berdasarkan pola dan struktur pertumbuhan

ekonomi Kabupaten OKU Timur, dapat menjadi masukan bagi

Pemerintah Kabupaten OKU Timur dalam rangka penyusunan

perencanaan pembangunan ekonomi daerah.

2. Hasil penelitian ini dapat pula digunakan sebagai bahan acuan untuk

penelitian-penelitian serupa selanjutnya.

Page 25: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL KABUPATEN … · serta struktur dan pola pertumbuhan ekonominya, maka subsektor tanaman ... Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Persebaran Penduduk

II. KERANGKA PEMIKIRAN

2.1 Tinjauan Teoritis

2.1.1 Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi Daerah

Pada awal pemikiran tentang pembangunan ekonomi sering ditemukan

adanya pandangan yang mengidentikkan pembangunan dengan perkembangan

(pertumbuhan). Seluruh pemikiran tersebut didasarkan pada aspek perubahan,

dimana pembangunan dan pertumbuhan, secara keseluruhan mengandung unsur

perubahan. Kedua hal tersebut memiliki perbedaan prinsipil, karena masing-

masing memiliki latar belakang, hakikat dan prinsip kontinuitas yang berbeda,

meskipun keduanya memiliki bentuk refleksi perubahan (Bratakusumah, 2003).

Menurut Jhingan (1988), beberapa ahli ekonomi seperti Schumpeter dan

Ursula Hicks, telah membuat perbedaan antara pertumbuhan ekonomi dan

pembangunan ekonomi. Pertumbuhan menurut Schumpeter merupakan perubahan

secara spontan dan terputus dalam keadaan stasioner yang senantiasa mengubah

dan mengganti situasi keseimbangan yang ada sebelumnya. Sementara

pembangunan ekonomi merupakan suatu proses perubahan yang dilakukan

melalui upaya-upaya terencana untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat

secara ekonomi dengan ditunjang oleh faktor-faktor nonekonomi lainnya

(Mangiri, 2000). Namun seiring perkembangan dan era globalisasi seperti

sekarang ini, konsep pembangunan dan pertumbuhan ekonomi berjalan seiring,

dimana jika terjadi pembangunan, maka pertumbuhan merupakan sisi dampak dari

adanya suatu pembangunan.

Page 26: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL KABUPATEN … · serta struktur dan pola pertumbuhan ekonominya, maka subsektor tanaman ... Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Persebaran Penduduk

11

Selanjutnya, dalam konteks pembangunan ekonomi daerah maka

pengertian daerah (region) itu sendiri berbeda-beda tergantung pada aspek

tinjauannya. Dari aspek ekonomi oleh Arsyad (1999) daerah mempunyai tiga

pengertian yaitu:

1. Suatu daerah dianggap sebagai ruang dimana kegiatan ekonomi terjadi

dan di dalam berbagai pelosok ruang tersebut terdapat sifat-sifat yang

sama. Kesamaan sifat-sifat tersebut antara lain dari segi pendapatan

per kapita, sosial budaya, geografis dan sebagainya. Daerah dalam

pengertian seperti ini disebut daerah homogen.

2. Suatu daerah dianggap sebagai suatu ekonomi ruang yang dikuasai

oleh satu atau beberapa pusat kegiatan ekonomi. Daerah dalam

pengertian ini disebut daerah nodal.

3. Suatu daerah adalah suatu ekonomi ruang yang berada di bawah satu

administrasi tertentu seperti satu provinsi, kabupaten/kota, kecamatan,

dan sebagainya. Jadi daerah di sini didasarkan pada pembagian

administrasi suatu negara. Daerah dalam pengertian seperti ini

dinamakan daerah administrasi.

Berdasarkan deskripsi di atas, maka pengertian ketiga lebih banyak

digunakan dalam praktek pembangunan ekonomi daerah. Wilayah daerah

biasanya lebih terbuka dibandingkan dengan wilayah nasional. Pergerakan sumber

daya antar daerah lebih bebas bila dibandingkan dengan pergerakan sumber daya

antar negara. Hal ini dimungkinkan karena halangan berupa tarif, kuota, lisensi

ekspor dapat dikatakan tanpa hambatan antar daerah.

Page 27: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL KABUPATEN … · serta struktur dan pola pertumbuhan ekonominya, maka subsektor tanaman ... Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Persebaran Penduduk

12

Seperti yang telah dikemukakan di atas bahwa pelaksanaan pembangunan

ekonomi daerah bertujuan untuk meningkatkan dan memperluas peluang kerja

bagi masyarakat. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, pemerintah daerah dan

masyarakat harus bersama-sama mengambil inisiatif memanfaatkan seluruh

potensi yang ada secara optimal dalam membangun daerah untuk kesejahteraan

masyarakat. Sjafrizal (1997) mengatakan untuk mencapai tujuan pembangunan

daerah, kebijaksanaan utama yang perlu dilakukan adalah mengusahakan

semaksimal mungkin agar prioritas pembangunan daerah sesuai dengan potensi

yang dimilikinya. Hal ini perlu diusahakan karena potensi pembangunan yang

dihadapi oleh masing-masing daerah sangat bervariasi. Karena itu, bila prioritas

pembangunan daerah kurang sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh masing-

masing daerah, maka sumber daya yang ada kurang dapat dimanfaatkan secara

maksimal. Keadaan tersebut mengakibatkan relatif lambatnya proses pertumbuhan

ekonomi daerah bersangkutan. Hal ini menunjukkan bahwa pembangunan

ekonomi dikatakan berjalan jika ditandai dengan adanya pertumbuhan ekonomi.

Terkait dengan pertumbuhan ekonomi daerah, maka teori-teori

pembangunan daerah banyak membahas penggunaan alat analisis dan metode

statistik dalam menganalisis perekonomian suatu daerah serta teori tentang

berbagai faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi daerah. Todaro (2000)

mengatakan bahwa ada tiga faktor atau komponen utama dalam pertumbuhan

ekonomi. Pertama, akumulasi modal yang meliputi semua bentuk dan jenis

investasi baru yang ditanamkan pada tanah, peralatan fisik dan sumber daya

manusia. Kedua, pertumbuhan penduduk yang beberapa tahun selanjutnya dengan

Page 28: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL KABUPATEN … · serta struktur dan pola pertumbuhan ekonominya, maka subsektor tanaman ... Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Persebaran Penduduk

13

sendirinya membawa pertumbuhan angkatan kerja dan ketiga adalah kemajuan

teknologi.

Lebih lanjut Kuznets (1999) mendefinisikan pertumbuhan ekonomi

sebagai kenaikan jangka panjang dalam kemampuan suatu negara untuk

menyediakan semakin banyak jenis barang ekonomi bagi penduduknya.

Kemampuan ini tumbuh sesuai dengan kemajuan teknologi, penyesuaian

kelembagaan dan ideologi yang diperlukannya (Jhingan, 1999). Suatu

perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan atau berkembang apabila

tingkat kegiatan ekonomi lebih tinggi daripada yang telah dicapai pada masa

sebelumnya. Artinya perkembangan baru tercipta apabila jumlah barang dan jasa

yang dihasilkan (tingkat output) dalam perekonomian tersebut menjadi bertambah

besar pada tahun-tahun berikutnya.

Menurut Syafrizal (2002), teori pertumbuhan ekonomi daerah dapat dibagi

atas empat kelompok besar, yang masing-masing didasarkan pada asumsi yang

berbeda, sehingga memberikan kesimpulan yang berlainan pula. Kelompok

pertama dinamakan sebagai export base models yang dipelopori oleh North pada

tahun 1956. Dalam teori export base dijelaskan adanya perbedaan sumber daya

dan keadaan geografis antara daerah, yang menyebabkan masing-masing daerah

mempunyai keuntungan lokasi dalam beberapa sektor atau jenis kegiatan

produksi. Keuntungan tersebut dapat dimanfaatkan menjadi kegiatan basis ekspor

dan sebagai sektor potensial (sektor basis) bagi pertumbuhan ekonomi yang

bersangkutan bila kegiatan tersebut dapat didorong pertumbuhannya. Untuk

mengetahui keuntungan lokasi suatu wilayah, dapat dilakukan melalui studi

Page 29: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL KABUPATEN … · serta struktur dan pola pertumbuhan ekonominya, maka subsektor tanaman ... Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Persebaran Penduduk

14

terhadap sumber daya alam yang terdapat di wilayah yang bersangkutan, seperti

tingkat kesuburan tanah, keadaan geografis, jaringan jalan dan kualitas sumber

daya manusia. Selanjutnya untuk mengetahui secara kualitatif dapat diketahui

melalui teknik statistik antara lain dengan perhitungan Location Quotient.

Kelompok kedua lebih banyak berorientasi pada kerangka pemikiran neo

classic. Teori ini dipelopori oleh Stein pada tahun 1964, kemudian dikembangkan

lebih lanjut oleh Roman pada tahun 1965 dan Siebert pada tahun 1969. Model neo

classic mendasarkan analisisnya pada fungsi produksi. Sama halnya dengan

analisis pada pertumbuhan ekonomi nasional, kelompok ini berpendapat bahwa

unsur-unsur yang menentukan pertumbuhan ekonomi daerah adalah modal,

sumber daya alam, sumber daya manusia dan lalu lintas terhadap pertumbuhan

ekonomi regional.

Kelompok ketiga menggunakan alur pemikiran ala Keynes dan

menamakan pendekatannya sebagai cumulative causation models. Teori ini

dipelopori oleh Myrdal pada tahun 1957 dan kemudian diformulasikan lebih

lanjut oleh Kaldor pada tahun 1970. Penganut teori cumulative causation

berpendapat bahwa peningkatan pemerataan pembangunan antar daerah tidak

dapat hanya diserahkan pada kekuatan pasar sebagaimana yang dikemukakan oleh

kaum neo classic. Bagaimanapun pemerintah perlu melakukan campur tangan

secara aktif dalam bentuk program pembangunan wilayah, terutama untuk daerah

yang tergolong masih terbelakang.

Kelompok keempat lazim dinamakan sebagai core periphery models yang

mula-mula diajukan oleh Friedman pada tahun 1966. Kelompok core periphery

Page 30: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL KABUPATEN … · serta struktur dan pola pertumbuhan ekonominya, maka subsektor tanaman ... Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Persebaran Penduduk

15

models menekankan analisisnya pada hubungan yang erat dan saling

mempengaruhi antar pembangunan kota (core) dan desa (periphery). Menurut

teori ini gerak pembangunan perkotaan akan lebih banyak ditentukan oleh

keadaan desa-desa di sekitarnya. Sebaliknya corak pembangunan daerah pedesaan

juga sangat ditentukan oleh arah pembangunan daerah perkotaan. Dengan

demikian aspek interaksi antar daerah sangat ditonjolkan.

2.1.2 Struktur Ekonomi dan Pergeseran Sektoral

Secara teoritis, struktur ekonomi suatu wilayah dapat dilihat dari berbagai

sisi. Dumairy (1996) membagi struktur ekonomi berdasarkan empat macam sudut

tinjauan. Pertama, berdasarkan tinjauan makro sektoral, yang membagi

perekonomian menjadi struktur agraris (agriculture), industri (industrial) atau

niaga (commerce), tergantung pada sektor yang menjadi tulang punggung

perekonomian suatu wilayah. Kedua, berdasarkan tinjauan keruangan (spasial),

yang membagi perekonomian menjadi struktur pedesaan (tradisional) atau

perkotaan (modern). Ketiga, berdasarkan tinjauan penyelenggaraan, yang

menjadikan perekonomian berstruktur etatis, egaliter atau borjuis. Predikat ini

tergantung pada siapa atau kalangan mana yang menjadi pemeran utama dalam

kegiatan perekonomian suatu wilayah. Keempat, struktur ekonomi dapat dilihat

berdasarkan tinjauan birokrasi pengambilan keputusan, yaitu struktur ekonomi

yang sentralistik atau desentralistik.

Dalam kaitannya dengan struktur ekonomi suatu wilayah, Todaro (2000)

mengatakan bahwa proses pertumbuhan ekonomi mempunyai kaitan erat dengan

Page 31: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL KABUPATEN … · serta struktur dan pola pertumbuhan ekonominya, maka subsektor tanaman ... Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Persebaran Penduduk

16

perubahan struktural dan sektoral. Beberapa perubahan komponen utama

struktural ini mencakup pergeseran secara perlahan-lahan aktifitas pertanian ke

sektor nonpertanian dan dari sektor industri ke sektor jasa. Suatu wilayah yang

sedang berkembang proses pertumbuhan ekonominya akan tercermin dari

penggeseran sektor ekonominya. Yaitu tercermin dari pergeseran sektor ekonomi

tradisional dimana sektor pertanian akan mengalami penurunan di satu sisi dan

peningkatan peran sektor nonpertanian di sisi lainnya.

Terkait dengan proses pembangunan daerah, maka struktur ekonomi

memiliki peran penting dalam konsep pendekatan model pembangunan daerah.

Sebagaimana yang dikemukakan Aziz (1994), pendekatan sektoral dalam

perencanaan pembangunan daerah selalu dimulai dengan pertanyaan yang

menyangkut sektor ekonomi apa yang perlu dikembangkan, kemudian dilanjutkan

dengan pertanyaan di mana aktivitas sektor tersebut akan dijalankan dan

kebijakan (strategi dan langkah-langkah) apa yang perlu diambil dalam mencapai

tujuan pembangunan.

2.1.3 Teori Basis Ekonomi dan Sektor Ekonomi Potensial

Salah satu teori ekonomi yang dikembangkan dalam rangka meningkatkan

perekonomian daerah adalah teori basis ekspor (atau teori basis ekonomi).

Menurut Arsyad (1999), teori ini menyatakan bahwa faktor penentu utama

pertumbuhan ekonomi suatu daerah berhubungan langsung dengan permintaan

barang dan jasa dari luar daerah. Pertumbuhan industri yang menggunakan

sumber daya lokal, termasuk tenaga kerja dan bahan baku untuk diekspor akan

Page 32: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL KABUPATEN … · serta struktur dan pola pertumbuhan ekonominya, maka subsektor tanaman ... Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Persebaran Penduduk

17

menghasilkan kekayaan daerah dan menciptakan peluang kerja (job creation).

Daerah mempunyai kesempatan untuk mengembangkan sumber daya yang

dimiliki dengan memanfaatkan tenaga kerja yang ada termasuk dari luar daerah

dalam upaya meningkatkan peluang ekspor. Lebih lanjut dalam analisisnya, teori

basis ekonomi biasanya menggunakan data PDRB untuk mengidentifikasi dan

menentukan sektor potensial. Apabila sektor potensial tersebut dikembangkan

dengan baik akan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan

ekonomi daerah, yang pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan daerah

secara optimal.

Mengacu pada teori ekonomi basis tersebut maka Arsyad (2008)

menjelaskan bahwa teknik location Quotient dapat membagi kegiatan ekonomi

suatu daerah menjadi dua golongan yaitu:

1. kegiatan sektor ekonomi yang melayani pasar di daerah itu sendiri

maupun di luar daerah yang bersangkutan. Sektor ekonomi seperti ini

dinamakan sektor ekonomi potensial (basis);

2. kegiatan sektor ekonomi yang hanya dapat melayani pasar di daerah

itu sendiri dinamakan sektor ekonomi tidak potensial (non basis) atau

local industry.

Menurut Syafrizal (2002), dalam kerangka teori basis ekspor ini, diketahui

bahwa peningkatan ekspor terjadi apabila suatu daerah memiliki keuntungan

kompetitif (competitive advantage) yang cukup besar pada beberapa sektor

ekonomi. Dijelaskan pula bahwa dengan teori basis ekspor ini, bahwa untuk

Page 33: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL KABUPATEN … · serta struktur dan pola pertumbuhan ekonominya, maka subsektor tanaman ... Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Persebaran Penduduk

18

melihat besarnya keuntungan kompetitif perekonomian suatu daerah dapat

dilakukan dengan penaksiran multiplier ekspor dan analisis shift share.

2.2 Keunggulan Komparatif dan Keunggulan Kompetitif Wilayah

Pada era otonomi daerah seperti sekarang ini, setiap daerah memiliki

kebebasan dalam menentukan arah dan kebijakan pembangunan ekonomi wilayah.

Untuk menentukan arah dan kebijakan pembangunan ekonomi di suatu daerah

sangat diperlukan informasi mengenai potensi ekonomi wilayah. Potensi ekonomi

wilayah dapat diketahui dengan mengidentifikasi keunggulan dan kelemahan

berbagai sektor maupun subsektor ekonomi di wilayah tersebut. Sektor ekonomi

yang memiliki keunggulan, memiliki prospek yang lebih baik untuk

dikembangkan dan diharapkan dapat mendorong sektor-sektor ekonomi lain untuk

berkembang. Keunggulan perekonomian wilayah tersebut secara garis besar

terdiri atas keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif (daya saing).

Istilah keunggulan komparatif (comparative advantage) mula-mula

dikemukakan oleh Ricardo (1917) terkait dengan bahasan perdagangan antar dua

wilayah. Ricardo membuktikan bahwa bila dua wilayah yang saling berdagang

masing-masing mengkonsentrasikan diri untuk mengekspor barang yang memiliki

keunggulan komparatif, maka kedua wilayah tersebut akan mendapatkan

keuntungan. Ide tersebut bukan saja bermanfaat dalam perdagangan internasional

tetapi juga sangat penting diperhatikan dalam ekonomi regional.

Pengetahuan terhadap keunggulan komparatif suatu daerah dapat

digunakan untuk mendorong perubahan struktur ekonomi daerah ke arah sektor

Page 34: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL KABUPATEN … · serta struktur dan pola pertumbuhan ekonominya, maka subsektor tanaman ... Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Persebaran Penduduk

19

yang mengandung keunggulan komparatif. Jadi, apabila sektor yang memiliki

keunggulan komparatif bagi suatu daerah telah teridentifikasi maka pembangunan

sektor tersebut dapat disegerakan tanpa menunggu tekanan mekanisme pasar yang

sering berjalan terlambat (Tarigan, 2003).

Pada era perdagangan bebas seperti sekarang ini, keunggulan kompetitif

mendapat perhatian lebih besar daripada keunggulan komparatif. Keunggulan

kompetitif menunjukkan kemampuan daerah untuk memasarkan produknya ke

luar daerah. Dalam analisis ekonomi regional, keunggulan kompetitif dimaknai

sebagai kemampuan daya saing kegiatan ekonomi suatu daerah terhadap kegiatan

ekonomi yang sama di daerah lainnya. Keunggulan kompetitif merupakan cermin

dari keunggulan pertumbuhan ekonomi suatu wilayah terhadap wilayah lainnya

yang dijadikan benchmark dalam suatu kurun waktu (Thoha, 2000). Dalam

kaitannya dengan keunggulan kompetitif, maka keunggulan komparatif suatu

kegiatan ekonomi dapat dijadikan suatu pertanda awal bahwa kegiatan ekonomi

tersebut punya prospek untuk juga memiliki keunggulan kompetitif. Jika suatu

sektor memiliki keunggulan komparatif karena besarnya potensi sektor tersebut

maka kebijakan yang diprioritaskan bagi pengembangan kegiatan ekonomi

tersebut dapat berimplikasi kepada terciptanya keunggulan kompetitif. Kegiatan

ekonomi yang memiliki keunggulan komparatif sekaligus keunggulan kompetitif

akan sangat menguntungkan perekonomian suatu wilayah.

Terkait dengan keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif, maka

berdasarkan kegiatan ekonominya suatu wilayah dapat saja memiliki kedua jenis

Page 35: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL KABUPATEN … · serta struktur dan pola pertumbuhan ekonominya, maka subsektor tanaman ... Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Persebaran Penduduk

20

keunggulan tersebut secara bersama-sama. Hal ini sangat dipengaruhi oleh satu

atau gabungan beberapa faktor berikut ini (Tarigan, 2003);

1. Memiliki potensi sumber daya alam.

2. Penguasaan masyarakat terhadap teknologi mutakhir dan

keterampilan-keterampilan khusus lainnya.

3. Aksesibilitas wilayah yang baik.

4. Memiliki market yang baik atau dekat dengan market.

5. Wilayah yang memiliki sentra-sentra produksi tertentu atau

terdapatnya aglomerasi dari berbagai kegiatan ekonomi.

6. Ketersediaan buruh (tenaga kerja) yang cukup dan memiliki

keterampilan baik dengan upah yang relatif rendah.

7. Mentalitas masyarakat yang baik untuk pembangunan: jujur, terbuka,

bekerja keras, dapat diajak bekerja sama dan disiplin.

8. Kebijaksanaan pemerintah yang mendukung pada terciptanya

keunggulan suatu kegiatan ekonomi wilayah

2.3 Spesialisasi Perekonomian

Perekonomian suatu wilayah dikatakan terspesialisasi jika suatu wilayah

memprioritaskan pengembangan suatu sektor ekonomi melalui kebijakan yang

mendukung kemajuan sektor tersebut (Muzamil, 2001). Pengembangan sektor

prioritas tersebut dapat dilakukan melalui investasi dan peningkatan sumber daya

manusia pada sektor tersebut. Spesialisasi dalam perekonomian merupakan hal

penting dalam rangka memacu pertumbuhan ekonomi suatu wilayah. Dikatakan,

Page 36: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL KABUPATEN … · serta struktur dan pola pertumbuhan ekonominya, maka subsektor tanaman ... Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Persebaran Penduduk

21

jika suatu wilayah memiliki spesialisasi pada sektor tertentu maka wilayah

tersebut akan memiliki keunggulan kompetitif dari spesialisasi sektor tersebut

(Soepono, 1993).

Beberapa ahli ekonomi mulai memperhitungkan efek spesialisasi terhadap

perekonomian suatu wilayah. Menurut Kuncoro (2002), salah satu upaya yang

dapat ditempuh untuk meningkatkan keterkaitan antar wilayah adalah melalui

proses pertukaran komoditas antar daerah. Hal ini dapat ditempuh melalui

penciptaan spesialisasi antar daerah.

Berbagai macam alat analisis telah dikembangkan untuk melihat tingkat

spesialisasi regional. Marquillas dalam Soepono (1993) memodifikasi analisis

shift share klasik dengan memasukkan efek alokasi untuk melihat spesialisasi

suatu sektor dalam suatu wilayah. Selanjutnya Kim dalam Kuncoro (2002)

mengembangkan indeks krugman untuk melihat spesialisasi regional di Amerika

Serikat.

2.4 Pola dan Struktur Pertumbuhan Ekonomi Daerah

Gambaran pola dan struktur pertumbuhan ekonomi daerah merupakan

analisis yang cukup penting untuk melihat kondisi perekonomian suatu daerah.

Dengan melihat pola dan struktur pertumbuhan ekonomi dapat tergambar potensi

relatif perekonomian suatu daerah baik secara agregat maupun sektoral terhadap

daerah lain di sekitarnya. Untuk melihat pola dan struktur pertumbuhan ekonomi

daerah, para ahli ekonomi biasanya menggunakan analisis Klassen Typology.

Page 37: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL KABUPATEN … · serta struktur dan pola pertumbuhan ekonominya, maka subsektor tanaman ... Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Persebaran Penduduk

22

Syafrizal (1997) mengemukakan bahwa analisis ini digunakan untuk membagi

serta membedakan suatu daerah menjadi empat klasifikasi yaitu:

1. Daerah maju dan tumbuh cepat (rapid growth region) apabila

kabupaten/kota memiliki laju pertumbuhan ekonomi dan tingkat

pendapatan per kapita lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan

ekonomi dan pendapatan per kapita provinsi;

2. Daerah maju tapi tertekan (retarded region) apabila laju pertumbuhan

ekonomi kabupaten/kota lebih kecil dari pada laju pertumbuhan

ekonomi provinsi akan tetapi pendapatan per kapita kabupaten/kota

lebih besar dari pendapatan per kapita provinsi;

3. Daerah berkembang cepat (growing region) yaitu daerah yang

berkembang dengan cepat apabila laju pertumbuhan ekonomi

kabupaten/kota lebih besar dibandingkan dengan laju pertumbuhan

ekonomi provinsi akan tetapi pendapatan per kapita kabupaten/kota

lebih rendah dari pendapatan per kapita provinsi;

4. Daerah relatif tertinggal (relatively backward region) apabila

kabupaten/kota memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi dan

pendapatan per kapita lebih rendah dari tingkat pertumbuhan ekonomi

dan pendapatan perkapita provinsi.

Untuk melihat pola dan struktur pertumbuhan ekonomi sektoral dapat

dilakukan melalui pendekatan analisis klassen typology seperti yang dilakukan

oleh Apriliyanto (2003), dengan membedakan suatu sektor ekonomi menjadi

empat klasifikasi yaitu;

Page 38: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL KABUPATEN … · serta struktur dan pola pertumbuhan ekonominya, maka subsektor tanaman ... Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Persebaran Penduduk

23

1. Sektor potensial dan tumbuh cepat apabila suatu sektor memiliki laju

pertumbuhan dan kontribusi lebih tinggi dibandingkan dengan

pertumbuhan dan kontribusi sektor yang sama pada tingkat provinsi;

2. Sektor maju tapi tertekan apabila laju pertumbuhan suatu sektor lebih

kecil dari pada laju pertumbuhan sektor yang sama pada tingkat

provinsi akan tetapi kontribusinya di wilayah tersebut lebih besar dari

kontribusi sektor yang sama pada tingkat provinsi;

3. Sektor berkembang cepat yaitu sektor yang berkembang dengan cepat

apabila laju pertumbuhan sektor kabupaten/kota lebih besar

dibandingkan dengan laju pertumbuhan sektor pada tingkat provinsi

akan tetapi strukturnya pada tingkat kabupaten/kota lebih rendah dari

struktur sektor yang sama pada tingkat provinsi;

4. Sektor relatif tertinggal apabila kabupaten/kota memiliki sektor yang

tingkat pertumbuhan dan kontribusinya lebih rendah dari tingkat

pertumbuhan dan kontribusi sektor yang sama pada tingkat provinsi.

2.5 Penelitian Sebelumnya

Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan untuk mengidentifikasi sektor

dan subsektor potensial yang dilakukan di luar negeri antara lain oleh Coughlin

dan Pollard di Amerika Serikat (2001). Dengan memakai alat analisis shift share

dan dilanjutkan dengan perluasan dari Gazel dan Schwer, mereka

membandingkan pertumbuhan ekspor industri manufaktur di berbagai negara

bagian di Amerika Serikat dan faktor apa saja yang menimbulkan perbedaannya.

Page 39: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL KABUPATEN … · serta struktur dan pola pertumbuhan ekonominya, maka subsektor tanaman ... Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Persebaran Penduduk

24

Hasil yang didapat adalah selama tahun 1988 sampai 1998 kinerja ekspor negara

bagian menunjukkan banyak variasi yang disebabkan oleh distribusi industri dari

sebagian besar negara bagian semakin serupa dengan distribusi secara nasional

pada tahun penelitian. Kemiripan ekspor secara geografis mengalami sedikit

perubahan, arti penting efek tujuan luar negeri mungkin menjadi lebih penting

dalam kaitannya dengan efek bauran industri.

Yusuf (1999) dalam studinya menggunakan analisis Model Rasio

Pertumbuhan (MRP) untuk melihat deskripsi kegiatan ekonomi potensial di

Provinsi Bangka Belitung. Hasil penelitian tersebut menyebutkan bahwa

perekonomian Kabupaten Bangka didominasi oleh sektor industri pengolahan,

listrik, gas dan air minum, sedangkan sektor ekonomi potensial yang dapat

dikembangkan terdiri atas sektor pertanian, angkutan dan komunikasi, dan jasa-

jasa. Hal serupa dilakukan juga oleh Nugraha (2003) dalam mengidentifikasi

sektor ekonomi potensial di Kota Prabumulih. Hasil penelitiannya menunjukkan

bahwa sektor pertambangan dan penggalian dan sektor perdagangan, hotel dan

restoran merupakan sektor ekonomi potensial yang sesuai dengan kondisi Kota

Prabumulih sebagai penghasil minyak bumi bagi Provinsi Sumatera Selatan.

Disamping itu, Kota Prabumulih juga sebagai kota satelit bagi Kota Palembang

sehingga sektor perdagangan, hotel dan restoran berkembang pesat.

Melalui analisis LQ yang diteliti oleh Marwa (2000) diketahui bahwa

sektor basis di Provinsi Sumatera Selatan adalah sektor pertanian, pertambangan

migas dan perdagangan. Namun berdasarkan analisis shift-share, sektor dan

subsektor yang relatif bisa dikembangkan adalah sektor pertanian, subsektor

Page 40: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL KABUPATEN … · serta struktur dan pola pertumbuhan ekonominya, maka subsektor tanaman ... Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Persebaran Penduduk

25

penggalian nonmigas, subsektor industri migas, sektor perdagangan dan sektor

jasa. Kemudian Aswandi (2002), melakukan penelitian mengenai evaluasi

penetapan kawasan andalan di Provinsi Kalimantan Selatan. Dalam penelitiannya

digunakan alat analisis LQ, tipologi klassen dan indeks spesialisasi regional.

Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah bahwa berdasarkan analisis tipologi

klassen, dari ketiga kawasan andalan yang telah ditetapkan Pemerintah Provinsi

Kalimantan Selatan hanya Kabupaten Kotabaru yang berada pada klasifikasi

daerah cepat maju dan tumbuh. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan

kawasan andalan sebagai daerah yang memiliki keterkaitan perekonomian

sektoral dengan daerah lainnya masih lemah.

Selanjutnya dengan analisis shift share modifikasi Estaban Marquillas

yang digunakan Saimima (2003) untuk mengetahui sektor ekonomi potensial di

Kota Ambon diperoleh kesimpulan bahwa sebelum konflik, perekonomian di

Kota Ambon berspesialisasi pada sektor industri pengolahan dan sektor bangunan,

sedangkan sektor pertanian merupakan kegiatan ekonomi yang memiliki

keunggulan kompetitif di Kota Ambon. Pada periode setelah konflik, hanya sektor

perdagangan yang mempunyai spesialisasi namun tidak memiliki keunggulan

kompetitif, sedangkan sektor pertambangan mempunyai keunggulan kompetitif

yang cukup besar.

2.6 Kerangka Pikir

Model pembangunan ekonomi daerah dapat dilakukan dengan pendekatan

sektoral. Pembangunan ekonomi dengan pendekatan sektoral selalu dimulai

Page 41: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL KABUPATEN … · serta struktur dan pola pertumbuhan ekonominya, maka subsektor tanaman ... Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Persebaran Penduduk

26

dengan pertanyaan sektor apa yang harus dikembangkan (Aziz, 1994). Dalam

penelitian ini sektor/subsektor yang harus dikembangkan disebut sebagai

sektor/subsektor potensial. Untuk mengidentifikasi sektor/subsektor potensial di

Kabupaten OKU Timur digunakan analisis data PDRB baik dari sisi kontribusi

maupun sisi pertumbuhan. Sektor ekonomi potensial tidak dapat dilihat dari sisi

pertumbuhan dan kontribusi saja.

Untuk menentukan sektor potensial perlu diperhatikan keunggulan

komparatif, keunggulan kompetitif dan spesialisasi sektor tersebut terhadap sektor

yang sama pada tingkat provinsi. Untuk melihat keunggulan komparatif suatu

sektor digunakan analisis location quotient, untuk melihat spesialisasi dan

keunggulan kompetitif digunakan analisis shift share dan model rasio

pertumbuhan, sedangkan untuk melihat pola dan struktur pertumbuhan ekonomi

sektoral digunakan modifikasi tipologi Klassen. Penggunaan tipologi Klassen ini

untuk mengklasifikasikan sektor/subsektor potensial yang merupakan gabungan

keunggulan komparatif, keunggulan kompetitif, spesialisasi berdasarkan struktur

dan pertumbuhan ekonomi Kabupaten OKU Timur terhadap Provinsi Sumatera

Selatan.

Page 42: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL KABUPATEN … · serta struktur dan pola pertumbuhan ekonominya, maka subsektor tanaman ... Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Persebaran Penduduk

27

Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian

Model Pendekatan Pembangunan Ekonomi Daerah

Pendekatan sektoral

PDRB

Pertumbuhan Sektoral

Struktur Ekonomi (Kontribusi Sektoral)

Analisis Shift-Share dan MRP

Analisis LQ Tipologi Klassen (Sektoral)

Sektor/Subsektor Ekonomi Potensial

Implikasi Kebijakan

Page 43: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL KABUPATEN … · serta struktur dan pola pertumbuhan ekonominya, maka subsektor tanaman ... Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Persebaran Penduduk

III. METODE PENELITIAN

3.1 Ruang Lingkup Penelitian

Berdasarkan ruang lingkup lokasi penelitian ini dilakukan di Kabupaten

OKU Timur, dengan melihat keterbandingannya dalam ruang lingkup Provinsi

Sumatera Selatan. Yang menjadi objek penelitian adalah sektor dan subsektor

ekonomi potensial. Sektor dan subsektor ekonomi potensial tersebut merupakan

kegiatan ekonomi yang memiliki keunggulan kompetitif, keunggulan komparatif

dan spesialisasi di Kabupaten OKU Timur. Disamping itu juga dikaji mengenai

pola dan struktur pertumbuhan ekonomi Kabupaten OKU Timur dibandingkan

dengan kondisi seluruh Provinsi Sumatera Selatan. Objek penelitian diamati

selama delapan tahun, yaitu dari tahun 2000 hingga tahun 2007. Kurun waktu

selama 8 (delapan) tahun ini dilandasi oleh tersedianya data hasil perhitungan

PDRB Kabupaten OKU Timur dan data PDRB Provinsi Sumatera Selatan dari

tahun 2000 hingga tahun 2007.

3.2 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

meliputi; data PDRB Kabupaten OKU Timur (tahun 2000-2007), data PDRB

Provinsi Sumatera Selatan (tahun 2000-2007), baik atas dasar harga berlaku

(ADHB) maupun atas dasar harga konstan tahun 2000 (ADHK). Selain itu juga

dikumpulkan data sekunder mengenai karakteristik wilayah, seperti kondisi

geografis dan potensi sumber daya di Kabupaten OKU Timur. Seluruh data

Page 44: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL KABUPATEN … · serta struktur dan pola pertumbuhan ekonominya, maka subsektor tanaman ... Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Persebaran Penduduk

29

sekunder tersebut diperoleh dari Badan Pusat Statistik Kabupaten OKU Timur,

baik yang berasal dari publikasi OKU Timur dalam Angka (2006 dan 2007),

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) OKU Timur (2006 dan 2007) maupun data

hasil kompilasi yang dikumpulkan dan dipublikasikan oleh BPS Provinsi

Sumatera Selatan.

3.3 Metode Analisis

Sesuai dengan permasalahan dan tujuan yang telah dirumuskan dalam

penelitian ini maka metode analisis dibagi menjadi dua bagian yaitu analisis

sektor dan subsektor ekonomi potensial untuk menjawab permasalahan pertama

serta analisis pola dan struktur pertumbuhan ekonomi regional untuk menjawab

permasalahan kedua. Disamping itu juga dianalisis berbagai indikator turunan dari

PDRB seperti, pertumbuhan ekonomi, struktur ekonomi dan pendapatan per

kapita penduduk Kabupaten OKU Timur. Secara garis besar dapat dijelaskan

bahwa PDRB yang digunakan dalam penelitian ini adalah PDRB Kabupaten OKU

Timur yang perhitungannya telah dipisahkan dari PDRB Kabupaten Ogan

Komering Ulu (kabupaten induk sebelum pemekaran).

Mengacu pada metode penghitungan PDRB kabupaten/kota di Indonesia

(BPS, 2003) maka metode yang digunakan dalam pemisahan PDRB atas dasar

harga berlaku Kabupaten OKU Timur terhadap PDRB atas dasar harga berlaku

Kabupaten Ogan Komering Ulu adalah dengan menggunakan metode tidak

langsung atau metode alokasi (indirect method). Sedangkan untuk PDRB atas

Page 45: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL KABUPATEN … · serta struktur dan pola pertumbuhan ekonominya, maka subsektor tanaman ... Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Persebaran Penduduk

30

dasar harga konstan digunakan teknik indikator tunggal dengan metode

ekstrapolasi (extrapolation method).

3.3.1 Analisis Sektor Ekonomi Potensial

Secara garis besar, analisis sektor dan subsektor ekonomi potensial dalam

penelitian ini dilakukan dengan mengidentifikasi sektor dan subsektor ekonomi

potensial dari sisi kontribusi PDRB (aspek keunggulan komparatif) melalui alat

analisis location quotient (LQ) serta penentuan sektor dan subsektor ekonomi

potensial dari sisi pertumbuhan PDRB (aspek keunggulan kompetitif) melalui alat

analisis MRP dan analisis Shift-Share Estaban Marquillas (SS-EM). Khusus

mengenai identifikasi dan pengaruh spesialisasi perekonomian wilayah akan

dijelaskan melalui analisis Shift-Share Estaban Marquillas.

Selanjutnya setelah aspek keunggulan komparatif, keunggulan kompetitif

dan spesialisasi teridentifikasi, maka dilakukan analisis overlay yang bertujuan

untuk melihat potensi sektor dan subsektor ekonomi di Kabupaten OKU Timur

berdasarkan gabungan dari ketiga alat analisis tersebut. Secara ringkas, metode

analisis yang digunakan untuk menjawab permasalahan yang dibahas pada skripsi

ini ditampilkan pada Tabel 3.1.

a. Analisis Location Quotient (LQ)

Analisis Location Quotient digunakan untuk menunjukkan besar kecilnya

peranan sektor perekonomian suatu region dengan membandingkan sektor yang

sama pada wilayah yang lebih besar. Metode ini digunakan untuk

Page 46: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL KABUPATEN … · serta struktur dan pola pertumbuhan ekonominya, maka subsektor tanaman ... Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Persebaran Penduduk

31

mengidentifikasi sektor ekonomi potensial yang menjadi unggulan yang dapat

dikembangkan pada suatu wilayah dan dipergunakan untuk mengidentifikasi

keunggulan komparatif (comparative advantage) suatu wilayah (Thoha dan

Soekarni, 2000).

Tabel 3.1. Ringkasan Alat (Metode) dan Kegunaan Analisis Penelitian

Alat Analisis Tujuan/kegunaan Data yang Digunakan

1. Analisis Location

Quotient (LQ)

2. Analisis Model Rasio Pertumbuhan (MRP)

3. Analisis Shift-Share Modifikasi Estaban-Marquillas

4. Analisis Overlay

5. Analisis Pola dan Struktur Pertumbuhan Ekonomi

Menunjukkan besar kecilnya peranan dan mengidentifikasi sektor/subsektor ekonomi potensial (sektor basis), yang memiliki comparative advantage di suatu region. Mengidentifikasi sektor/subsektor ekonomi potensial berdasarkan kriteria pertumbuhan PDRB (competitive advantage) Mengidentifikasi competitive advantage dan mengetahui tingkat spesialisasi perekonomian di suatu region Kelanjutan dari analisis LQ dan MRP bertujuan untuk memperoleh deskripsi ekonomi potensial berdasarkan kriteria pertumbuhan ( RPs dan RPr) dan kontribusi . Mengetahui potensi relatif sektor/subsektor Kabupaten OKU Timur terhadap kabupaten/kota lain se Provinsi Sumatera Selatan dengan bantuan analisis Klassen Typology.

Pengolahan data PDRB ADHB Kab. OKU Timur dan Prov. Sumsel (kontribusi sektoral) Pengolahan data PDRB ADHK Kab. OKU Timur dan Prov. Sumsel (rata-rata pertumbuhan) Pengolahan data PDRB ADHK Kab. OKU Timur dan Prov. Sumsel (rata-rata pertumbuhan) Pengolahan lanjutan dari LQ, MRP dan Shift Share Pengolahan lanjutan dari LQ, MRP, Shift Share dan overlay

Penelitian ini menggunakan metode yang mengacu pada formulasi yang

dikemukakan oleh Arsyad (1999).

Page 47: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL KABUPATEN … · serta struktur dan pola pertumbuhan ekonominya, maka subsektor tanaman ... Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Persebaran Penduduk

32

Yi,k / Yi,p LQ = ….…………….….………...… (1)

Yk / Yp Keterangan; Yi,k : Nilai tambah PDRB sektor i di Kabupaten OKU Timur Yk : Total PDRB di Kabupaten OKU Timur Yi,p : Nilai tambah PDRB sektor i di Provinsi Sumatera Selatan Yp : Total PDRB di Provinsi Sumatera Selatan

Dari hasil analisis Location Quotient (LQ) maka didapat kesimpulan:

1. Jika nilai LQ > 1, berarti sektor tersebut merupakan sektor potensial,

yang menunjukkan suatu sektor mampu melayani pasar baik di dalam

maupun di luar Kabupaten OKU Timur;

2. Jika nilai LQ < 1, berarti sektor tersebut bukan merupakan sektor

potensial, yang menunjukkan suatu sektor belum mampu melayani

pasar di Kabupaten OKU Timur;

3. Jika nilai LQ = 1, berarti suatu sektor hanya mampu melayani pasar di

Kabupaten OKU Timur saja atau belum dapat memasarkan hasil sektor

tersebut ke luar daerah lain.

b. Analisis Model Rasio Pertumbuhan (MRP)

Selain alat analisis LQ yang digunakan untuk mengidentifikasi sektor dan

subsektor ekonomi potensial berdasarkan kriteria kontribusi PDRB, alat analisis

lain dirasakan penting dipergunakan untuk mengidentifikasi sektor dan subsektor

ekonomi potensial di Kabupaten OKU Timur. Hal ini mengacu kepada

rekomendasi Yusuf (1999), yang menganjurkan untuk menggunakan lebih dari

satu alat analisis dalam mengidentifikasi sektor ekonomi potensial di suatu

Page 48: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL KABUPATEN … · serta struktur dan pola pertumbuhan ekonominya, maka subsektor tanaman ... Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Persebaran Penduduk

33

wilayah. Oleh karena itu, analisis MRP turut digunakan untuk menganalisis sektor

dan subsektor ekonomi potensial berdasarkan kriteria pertumbuhan PDRB

Kabupaten OKU Timur.

MRP adalah kegiatan membandingkan pertumbuhan suatu kegiatan baik

dalam skala yang lebih kecil maupun dalam skala yang lebih luas. Dalam analisis

MRP terdapat dua macam rasio pertumbuhan, yaitu:

1. Rasio pertumbuhan wilayah studi (RPs) merupakan perbandingan

antara pertumbuhan pendapatan (PDRB) sektor i di Kabupaten OKU

Timur dengan pertumbuhan pendapatan (PDRB) sektor i di Provinsi

Sumatera Selatan.

2. Rasio pertumbuhan wilayah referensi (RPr) perbandingan rata-rata

pertumbuhan pendapatan (PDRB) sektor i di Provinsi Sumatera

Selatan dengan rata-rata pertumbuhan pendapatan (PDRB) di Provinsi

Sumatera Selatan.

Analisis MRP ini merupakan modifikasi dari komponen proportional shift

dan differential shift dalam analisis shift-share (Yusuf, 1999). Komponen

proportional shift dan differential shift yang dalam analisis shift-share Estaban

Marquillas disimbolkan dengan Mij dan Cij ini memberikan nilai perubahan baik

pengurangan maupun penambahan PDRB. Dengan demikian, Mij dan Cij

menunjukkan perubahan nilai yang besar (bukan rasio). Melalui modifikasi maka

akan didapat nilai yang lebih besar, lebih kecil atau sama dengan 1 (rasio).

Formulasi dari RPs dan RPr yang merupakan penurunan dari persamaan

sebagai berikut (Yusuf, 1999):

Page 49: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL KABUPATEN … · serta struktur dan pola pertumbuhan ekonominya, maka subsektor tanaman ... Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Persebaran Penduduk

34

1. Rasio Pertumbuhan Wilayah Referensi (RPr):

ijn

n

n i

inij E

EE∆

EE∆M

−= …………………….…………...……... (2)

−=

nin

inn

nin

nin

ij

ij

E EE E∆

E EE E∆

EM

………………………….….……. (3)

n

n

nin

nin

ij

ij

EE∆

E∆ EE E∆

EM

−= 1 …………………………...…….…… (4)

n

n

in

in

n in

nin

ijn

ijn

EE∆

EE∆

E∆EE E∆

E E∆ ME

==+1 ………..………..……….… (5)

Rasio Pertumbuhan Wilayah Referensi (RPr) =

n

n

in

in

EE∆

EE∆

……. (6)

2. Rasio Pertumbuhan Wilayah Studi (RPS) :

ijin

in

ij

ij ij E

EE∆

EE∆

C

−= ………………….……….……….….…....... (7)

in

ijinijij E

E E∆E∆C −= …….…………..………….……..…....…...... . (8)

in

ijin

ijin

inijij E

E E∆1

E E∆E E∆

C

−= ………………...……………..….... (9)

in

in

ij

ij

ij in

inij

ijin

ijin

EE∆

EE∆

E∆EE E∆

EE∆CE

==+1 …….…………………...…....... (10)

Rasio Pertumbuhan Wilayah Studi (RPS) =

n

n

ij

ij

EE∆

EE∆

….….… (11)

dimana : ∆Eij = Eij,t - Eij …………..…………...………..………..…….… (12) ∆Ein = Ein,t - Ein …………..…………...……………….….….… (13) ∆En = En,t – En …………..…………...……………………….… (14) Keterangan: ∆Eij : Perubahan PDRB sektor (subsektor) i di Kabupaten OKU Timur Eij,t : PDRB sektor (subsektor) i di Kabupaten OKU Timur pada tahun

akhir analisis.

Page 50: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL KABUPATEN … · serta struktur dan pola pertumbuhan ekonominya, maka subsektor tanaman ... Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Persebaran Penduduk

35

∆Ein : Perubahan PDRB sektor (subsektor) i di Provinsi Sumatera Selatan. Ein,t : PDRB sektor (subsektor) i di Provinsi Sumatera Selatan pada tahun

akhir analisis. ∆En : Perubahan PDRB Provinsi Sumatera Selatan. En,t : Total PDRB tahun akhir analisis di Provinsi Sumatera Selatan Mij : Perubahan PDRB sektor (subsektor) i di Kabupaten OKU Timur

yang disebabkan oleh pengaruh pertumbuhan sektor (subsektor) i di Provinsi Sumatera Selatan

Cij : Perubahan PDRB sektor (subsektor) i di Kabupaten OKU Timur yang disebabkan oleh keunggulan kompetitif sektor (subsektor) tersebut di Kabupaten OKU Timur.

c. Analisis Shift-Share

Untuk mengkaji kinerja berbagai sektor ekonomi yang berkembang di

suatu daerah dan membandingkannya dengan perekonomian regional maupun

nasional digunakan teknik analisis Shift-Share. Dengan teknik ini, selain dapat

mengamati penyimpangan dari berbagai perbandingan kinerja perekonomian antar

wilayah, maka keunggulan kompetitif (competitive advantage) suatu wilayah juga

dapat diketahui melalui tenik analisis Shift-Share ini (Thoha dan Soekarni, 2000).

Metode analisis shift share diawali dengan mengukur perubahan nilai

tambah bruto atau PDRB suatu sektor-i di suatu region-j (Dij) dengan formulasi

(Soepono, 1993):

Dij = Nij + Mij + Cij …………………….………..………..….. (15) di mana: Nij = Eij. rn …..………………………………...………. (16) Mij = Eij (rin - rn) ...……..……………………….……..…….. (17) Cij = Eij (rij – rin) ….…..…………….…………..……..…….. (18) Dari persamaan (16) sampai (18), rij mewakili pertumbuhan

sektor/subsektor-i di Kabupaten OKU Timur, sedangkan rn dan rin masing-masing

laju pertumbuhan agregat Provinsi Sumatera Selatan dan pertumbuhan

Page 51: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL KABUPATEN … · serta struktur dan pola pertumbuhan ekonominya, maka subsektor tanaman ... Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Persebaran Penduduk

36

sektor/subsektor i Provinsi Sumatera Selatan, yang masing-masing dapat

didefinisikan sebagai berikut:

rij = (Eij,t – Eij)/Eij …...…..…………………..………....……….. (19) rin = (Ein,t – Ein)/Ein …………..…...………..………....…..……... (20) rn = (En,t - En)/En ………..…………..……..…………….……... (21) Keterangan; Di,j : Perubahan PDRB sektor (subsektor) i di Kabupaten OKU Timur Ni,j : Perubahan PDRB sektor (subsektor) i di Kabupaten OKU Timur yang

disebabkan oleh pengaruh pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera Selatan.

Mi,j : Perubahan PDRB sektor (subsektor) i di Kabupaten OKU Timur yang disebabkan oleh pengaruh pertumbuhan sektor (subsektor) i Provinsi Sumatera Selatan.

Ci,j : Perubahan PDRB sektor (subsektor) i di Kabupaten OKU Timur yang disebabkan oleh keunggulan kompetitif sektor (subsektor) tersebut di Kabupaten OKU Timur.

Eij : PDRB sektor i di Kabupaten OKU Timur tahun awal analisis Ein : PDRB sektor i di Provinsi Sumatera Selatan tahun awal analisis En : PDRB total di Provinsi Sumatera Selatan tahun awal analisis Eij,t : PDRB sektor i di Kabupaten OKU Timur tahun akhir analisis Ein,t : PDRB sektor i di Provinsi Sumatera Selatan tahun akhir analisis En,t : PDRB total di Provinsi Sumatera Selatan tahun akhir analisis

Persamaan (19) sampai (21) juga menunjukkan bahwa peningkatan nilai

tambah suatu sektor di Kabupaten OKU Timur (Dij) dapat diuraikan (decompose)

menjadi 3 faktor berpengaruh, yaitu (Syafrizal, 2008):

1. Regional Share (Nij) adalah komponen pertumbuhan ekonomi daerah

yang disebabkan oleh faktor luar yaitu; peningkatan kegiatan ekonomi

daerah akibat kebijaksanaan nasional atau provinsi yang berlaku pada

seluruh daerah.

2. Proportional Shift (Mij) adalah komponen pertumbuhan ekonomi

daerah yang disebabkan oleh struktur ekonomi daerah yang baik, yaitu

berspesialisasi pada sektor yang pertumbuhannya cepat secara nasional

atau provinsi.

Page 52: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL KABUPATEN … · serta struktur dan pola pertumbuhan ekonominya, maka subsektor tanaman ... Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Persebaran Penduduk

37

3. Differential Shift (Cij) adalah komponen pertumbuhan ekonomi

daerah karena kondisi spesifik daerah yang bersifat kompetitif. Unsur

pertumbuhan ini merupakan keuntungan kompetitif daerah yang dapat

mendorong pertumbuhan ekspor daerah.

Melalui ketiga komponen tersebut dapat diketahui komponen atau unsur

pertumbuhan mana yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi daerah. Nilai

masing-masing komponen dapat saja negatif atau positif, tetapi jumlah

keseluruhan akan selalu positif, bila pertumbuhan ekonomi juga positif dan begitu

pula sebaliknya. Berdasarkan persamaan (2) sampai (8) di atas, maka untuk suatu

wilayah, pertumbuhan nasional atau regional, bauran industri (industrial mix) dan

keunggulan kompetitif dapat ditentukan bagi suatu sektor-i atau dijumlahkan

untuk semua sektor sebagai keseluruhan wilayah. Persamaan Shift-Share untuk

sektor-i di wilayah-j adalah:

Dij = Eij.rn + Eij (rin –rn) + Eij (rij –rin) ……………...…………… (22)

Selanjutnya menurut Oppenheim dalam Yusuf (1999), analisis

pertumbuhan ekonomi regional komponen proportional shift (PS) dan differential

shift (DS) lebih penting dibanding komponen regional share. Hal ini karena DS

digunakan untuk melihat perubahan pertumbuhan dari suatu kegiatan di wilayah

studi terhadap kegiatan tersebut di wilayah referensi. Dari perubahan tersebut

dapat dilihat berapa besar pertambahan atau pengurangan pendapatan dari

kegiatan tersebut. Sedangkan PS untuk melihat perubahan pertumbuhan suatu

kegiatan di wilayah referensi terhadap kegiatan total (PDRB) di wilayah referensi.

Page 53: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL KABUPATEN … · serta struktur dan pola pertumbuhan ekonominya, maka subsektor tanaman ... Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Persebaran Penduduk

38

Dari kedua komponen ini jika besaran PS dan DS dinyatakan dalam suatu bidang

datar, dengan nilai PS sebagai sumbu horisontal dan nilai DS sebagai sumbu

vertikal, akan diperoleh empat kategori posisi relatif dari seluruh daerah atau

sektor ekonomi tersebut. Keempat kategori tersebut adalah (dalam Freddy, 2001):

Kategori I (PS positif dan DS positif) adalah wilayah/sektor dengan

pertumbuhan sangat pesat (rapid growth region).

Kategori II (PS negatif dan DS positif) adalah wilayah/sektor dengan

kecepatan pertumbuhan terhambat tapi berkembang (depressed region

yang berkembang).

Kategori III (PS positif dan DS negatif) adalah wilayah/sektor dengan

kecepatan pertumbuhan terhambat namun cenderung berpotensi

(depressed region yang berpotensi).

Kategori IV (PS negatif dan DS negatif) adalah wilayah/sektor

depressed region dengan daya saing lemah dan juga peranan terhadap

wilayah rendah.

Selanjutnya untuk mengetahui tingkat spesialisasi perekonomian di suatu

daerah dapat dilakukan dengan modifikasi analisis shift-share ini. Estaban

Marguillas pada tahun 1972 telah melakukan modifikasi terhadap teknik analisis

Shift-share untuk memecahkan masalah pengaruh efek alokasi dan spesialisasi

(Soepono, 1993). Dengan mengacu kepada persamaan di atas, maka modifikasi

persamaan Shift-Share menurut Estaban Marguillas mengandung unsur baru yang

diberi notasi E*ij didefinisikan sebagai suatu variabel wilayah (Eij), bila struktur

Page 54: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL KABUPATEN … · serta struktur dan pola pertumbuhan ekonominya, maka subsektor tanaman ... Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Persebaran Penduduk

39

wilayah sama dengan struktur nasional atau Eij=E*ij maka E*ij dirumuskan

menjadi:

E*ij = Ej (Ein/En) ……………....…………………………………. (23)

Apabila Eij diganti dengan E*ij maka persamaan Cij = Eij (rij – rin) dapat

pula diganti menjadi:

C*ij = E*ij (rij – rin) ………………….……...…………………… (24)

Cij adalah untuk mengukur keunggulan atau ketidakunggulan kompetitif di

sektor-i pada perekonomian suatu wilayah menurut analisis Shift-share klasik.

Pengaruh efek alokasi (allocation effect) belum dijelaskan dari suatu variabel

wilayah untuk sektor-i di wilayah j (Aij), untuk mengetahui efek alokasi tersebut

didekati dengan menggunakan rumus (Soepono, 1993):

Aij = (Eij – E*ij) (rij – rin) ……….…………….…………………. (25) dimana: (Eij –E*ij) : menggambarkan tingkat spesialisasi sektor i di Kabupaten OKU

Timur, jika rij > rin (rij – rin) : menggambarkan tingkat keunggulan kompetitif sektor i di

Kabupaten OKU Timur.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Aij sebagai pengaruh alokasi

dapat dilihat dalam dua bagian yaitu tingkat spesialisasi sektor i di wilayah j (Eij –

E*ij) yang dikalikan dengan keunggulan kompetitif (rij – rin). Persamaan tersebut

dapat bermakna bahwa bila suatu wilayah mempunyai suatu spesialisasi di sektor

tertentu, maka sektor tersebut pasti akan menikmati pula keunggulan kompetitif

yang lebih baik.

Kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi dari efek alokasi akan

dijelaskan pada Tabel 3.2. Dari hasil modifikasi Estaban-Marquillas terhadap

analisis Shift-Share dapat dirumuskan sebagai berikut (Soepono, 1993):

Page 55: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL KABUPATEN … · serta struktur dan pola pertumbuhan ekonominya, maka subsektor tanaman ... Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Persebaran Penduduk

40

Dij = Eij (rn)+Eij (rin – rn)+E*ij (rij – rin)+(Eij –E*ij) (rij – rin) ………...… (26)

Tabel 3.2 Kemungkinan hasil penghitungan dari Efek Alokasi

No. rij – rin Eij–E*ij Keunggulan Kompetitif Spesialisasi

1 2 3 4

> 0 > 0 < 0 < 0

> 0 < 0 > 0 < 0

√ √ x x

√ x √ x

d. Analisis Overlay

Setelah melakukan analisis LQ dan MRP, analisis dilanjutkan dengan

menggunakan analisis Overlay yang bertujuan untuk memperoleh deskripsi

kegiatan ekonomi potensial dalam suatu wilayah yang didasarkan atas kriteria

pertumbuhan (hasil analisis wilayah studi atau RPs) dan kriteria kontribusi (hasil

analisis LQ). Menurut Yusuf (1999) terdapat empat kemungkinan dalam analisis

ini yaitu kombinasi antara sektor/subsektor ekonomi potensial yang

menggambarkan keadaan suatu daerah sebagai berikut:

1. Pertumbuhan (+) dan kontribusi (+) menunjukkan suatu sektor

(subsektor) yang sangat dominan baik dari pertumbuhan maupun dari

kontribusinya.

2. Pertumbuhan (+) dan kontribusi (-) menunjukkan suatu sektor

(subsektor) yang pertumbuhannya dominan tetapi kontribusinya kecil.

3. Pertumbuhan (-) dan kontribusi (+) menunjukkan suatu sektor

(subsektor) yang pertumbuhannya kecil tetapi kontribusinya besar.

Page 56: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL KABUPATEN … · serta struktur dan pola pertumbuhan ekonominya, maka subsektor tanaman ... Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Persebaran Penduduk

41

4. Pertumbuhan (-) dan kontribusi (-) menunjukkan suatu sektor

(subsektor) yang tidak potensial baik kriteria pertumbuhan maupun

kontribusinya.

Namun analisis overlay tersebut belum mengakomodasi hasil analisis SS-

EM yang merepresentasikan keunggulan kompetitif dan spesialisasi

perekonomian suatu wilayah. Sebagaimana yang pernah dilakukan Saimima

(2003), analisis overlay digunakan dengan pertimbangan memasukkan hasil

analisis SS-EM, sehingga akan diperoleh deskripsi kegiatan ekonomi potensial

suatu wilayah berdasarkan rasio pertumbuhan wilayah studi, keunggulan

komparatif, keunggulan kompetitif serta spesialisasi.

3.3.2 Analisis Pola dan Struktur Pertumbuhan Ekonomi Regional

Gambaran tentang pola dan struktur pertumbuhan ekonomi di Kabupaten

OKU Timur dapat diketahui dengan mengggunakan analisis Klassen Typology.

Dengan melihat pola dan struktur pertumbuhan ekonomi akan terlihat potensi

relatif perekonomian di Kabupaten OKU Timur terhadap kabupaten/kota lainnya

di Provinsi Sumatera Selatan. Sjafrizal (1997) mengemukakan bahwa analisis ini

digunakan untuk membedakan suatu daerah menjadi empat klasifikasi yaitu

daerah maju dan cepat tumbuh (rapid growth region), daerah berkembang

(growing region), daerah maju tapi tertekan (retarded region) dan daerah relatif

tertinggal (relatively backward region). Keempat klasifikasi ini ditentukan

berdasarkan laju pertumbuhan ekonomi dan tingkat pendapatan perkapita suatu

Page 57: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL KABUPATEN … · serta struktur dan pola pertumbuhan ekonominya, maka subsektor tanaman ... Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Persebaran Penduduk

42

wilayah. Secara rinci pengklasifikasian suatu wilayah berdasarkan Klassen

Typology dapat dilihat pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3 Pola dan Struktur Pertumbuhan Ekonomi Daerah Menurut Klassen Typology

Pendapatan per

Kapita (y) Laju Pertumbuhan (r)

yi › y yi ‹ y

ri › r Daerah maju dan tumbuh cepat

(Rapid Growth Region) Daerah maju tapi tertekan

(Retarded Region)

ri ‹ r Daerah Berkembang Cepat

(Growing Region)

Daerah relatif tertinggal (Relatively Backward

Region)

Sumber : Sjafrizal (1997) Keterangan; ri : Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten OKU Timur r : Laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera Selatan yi : Income per kapita Kabupaten OKU Timur y : Income per kapita Provinsi Sumatera Selatan

Kemudian untuk melihat pola dan struktur pertumbuhan berdasarkan

sektor dan subsektor ekonomi di Kabupaten OKU Timur dilakukan melalui

pendekatan modifikasi analisis Klassen Typology. Analisis ini dilakukan dengan

melihat pertumbuhan dan kontribusi masing-masing sektor dan subsektor

ekonomi di Kabupaten OKU Timur dengan dibandingkan terhadap pertumbuhan

dan kontribusi sektor maupun subsektor ekonomi yang sama pada tingkat Provinsi

Sumatera Selatan. Penggunaan dan interprestasi alat analisis ini dapat dilihat pada

Tabel 3.4.

Page 58: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL KABUPATEN … · serta struktur dan pola pertumbuhan ekonominya, maka subsektor tanaman ... Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Persebaran Penduduk

43

Tabel 3.4. Klasifikasi Pertumbuhan Sektor (Subsektor) Ekonomi Menurut Klassen Typology

Kontribusi (p)

Laju Pertumbuhan (r)

pi › p pi ‹ p

ri › r Sektor dan subsektor Maju dan cepat tumbuh

Sektor dan subsektor Maju tapi tertekan

ri ‹ r Sektor dan subsektor Berkembang cepat

Sektor dan subsektor Relatif tertinggal

Sumber : Apriliyanto(2003) Keterangan : ri : Rata-rata laju pertumbuhan PDRB sektoral Kab Ogan Komering Ulu Timur r : Rata-rata laju pertumbuhan PDRB sektoral Provinsi Sumatera Selatan pi : Rata-rata kontribusi PDRB sektoral Kabupaten OKU Timur p : Rata-rata kontribusi PDRB sektoral Provinsi Sumatera Selatan

3.4 Definisi Operasional Variabel

Beberapa variabel yang digunakan untuk kepentingan penelitian ini

memiliki konsep dan definisi sebagai berikut :

1. Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku maupun

Atas Dasar Harga Konstan merupakan nilai produksi barang dan jasa

akhir dalam kurun waktu tertentu. Pada penelitian ini menggunakan

periode data satu tahunan. Dinamakan bruto karena masih

memasukkan komponen penyusutan. Disebut domestik karena

menyangkut batas wilayah. Disebut konstan karena harga yang

digunakan mengacu pada tahun tertentu (tahun dasar = 2000) dan

dinamakan berlaku karena menggunakan harga tahun berjalan (tahun

Page 59: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL KABUPATEN … · serta struktur dan pola pertumbuhan ekonominya, maka subsektor tanaman ... Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Persebaran Penduduk

44

sesuai dengan referensi waktu yang diinginkan). PDRB juga sering

disebut dengan NTB (Nilai Tambah Bruto).

2. Sektor Ekonomi menyatakan lapangan usaha pembentuk PDRB

sektoral di suatu wilayah. Sektor atau lapangan usaha pada tulisan ini

sama dengan konsep yang digunakan oleh Badan Pusat Statistik terdiri

dari sembilan sektor yaitu: sektor pertanian, sektor pertambangan dan

penggalian, sektor industri pengolahan, sektor listrik, gas dan air

bersih, sektor bangunan, sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor

pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan dan

perbankan dan sektor jasa-jasa.

3. Sektor dan subsektor ekonomi potensial merupakan sektor dan

subsektor ekonomi yang memiliki satu atau gabungan kriteria seperti

keunggulan kompetitif, keunggulan komparatif, spesialisasi jika

dibandingkan dengan sektor dan subsektor ekonomi yang sama pada

wilayah lainnya.

4. Keunggulan Kompetitif berarti kemampuan daya saing kegiatan

ekonomi yang lebih besar pada suatu daerah terhadap kegiatan

ekonomi yang sama di daerah lainnya. Keunggulan kompetitif juga

merupakan cermin dari keunggulan pertumbuhan ekonomi suatu

wilayah terhadap wilayah lainnya yang dijadikan “benchmark”

5. Keunggulan komparatif mengacu pada kegiatan ekonomi suatu daerah

yang menurut perbandingan lebih menguntungkan bagi perekonomian

daerah tersebut. Perbandingan tersebut merupakan perbandingan

Page 60: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL KABUPATEN … · serta struktur dan pola pertumbuhan ekonominya, maka subsektor tanaman ... Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Persebaran Penduduk

45

kontribusi nilai tambah bruto suatu sektor/subsektor ekonomi suatu

daerah yang lebih besar dibandingkan dengan daerah lainnya.

6. Spesialisasi mengacu kepada sektor ekonomi di suatu wilayah, dimana

suatu wilayah dikatakan memiliki spesialisasi jika wilayah tersebut

mengembangkan suatu sektor ekonomi sehingga pertumbuhan maupun

andil sektor tersebut lebih besar jika dibandingkan dengan sektor yang

sama pada daerah lainnya, spesialisasi juga tercipta akibat potensi

sumber daya alam yang besar maupun peran permintaan pasar yang

besar terhadap output-output lokal.

7. Pola dan Struktur Pertumbuhan Ekonomi menunjukkan suatu pola dan

posisi relatif suatu wilayah atau sektor dan subsektor ekonomi

berdasarkan struktur dan pertumbuhannya jika dibandingkan dengan

wilayah lainnya atau sektor dan subsektor ekonomi di wilayah lainnya.

Biasanya untuk melihat pola dan struktur pertumbuhan ekonomi baik

regional maupun sektoral digunakan klasifikasi dari klassen (Tipologi

Klassen).

8. Dalam penelitian ini, sesuai rekomendasi Syafrizal, dkk (1997), maka

unsur minyak dan gas bumi (pertambangan migas dan industri migas)

tidak diikutsertakan. Apalagi kondisi Kabupaten OKU Timur yang

tidak memiliki sumber daya migas potensial.

Page 61: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL KABUPATEN … · serta struktur dan pola pertumbuhan ekonominya, maka subsektor tanaman ... Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Persebaran Penduduk

IV. GAMBARAN UMUM KABUPATEN OKU TIMUR

4.1 Kondisi Umum Kabupaten OKU Timur

Kabupaten OKU Timur dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 37

Tahun 2003 tanggal 18 Desember 2003. Sebelum menjadi daerah otonom,

Kabupaten OKU Timur merupakan bagian dari wilayah Kabupaten Ogan

Komering Ulu. Secara geografis Kabupaten OKU Timur terletak 1030 40’ Bujur

Timur sampai dengan 1040 33’ Bujur Timur dan antara 30 45’ sampai dengan 40

55’ Lintang Selatan dengan luas wilayah 3.370 km2.

Dilihat dari ketinggian terhadap permukaan laut, maka Kabupaten OKU

Timur termasuk daerah yang berada di wilayah dataran rendah, dimana ketinggian

maksimal dari permukaan laut hanya mencapai 67 meter, yaitu berada di sebagian

wilayah Kecamatan Bunga Mayang dan Kecamatan Martapura. Selanjutnya jika

dilihat dari derajat kemiringan tanah, maka pada umumnya Kabupaten OKU

Timur memiliki dataran yang cenderung landai, dengan derajat kemiringan yang

relatif kecil.

Seperti kebanyakan iklim di Indonesia, iklim Kabupaten OKU Timur

terdiri atas iklim tropis dan basah. Pada Bulan Juni sampai September, arus angin

lebih banyak berasal dari Australia yang tidak banyak mengandung uap air,

sehingga mengakibatkan musim kemarau di Kabupaten OKU Timur. Sebaliknya

pada Bulan Desember sampai dengan Maret, angin pada umumnya bertiup dari

Asia dan Samudera Pasifik, yang melewati beberapa lautan, sehingga banyak

mengandung uap air, dan mengakibatkan terjadinya musim penghujan. Sepanjang

Page 62: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL KABUPATEN … · serta struktur dan pola pertumbuhan ekonominya, maka subsektor tanaman ... Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Persebaran Penduduk

47

tahun 2007, suhu udara rata-rata pada siang hari di Kabupaten OKU Timur

berkisar antara 220 C - 310 C.

Pada awal terbentuknya kabupaten ini, wilayah Kabupaten OKU Timur

terdiri atas 10 kecamatan dengan 204 desa dan 3 kelurahan. Pada tahun 2007 telah

terjadi pemekaran kecamatan dan desa/kelurahan. Kini jumlah kecamatan

mencapai 20 kecamatan dan jumlah desa menjadi 269 desa serta jumlah kelurahan

menjadi 7 kelurahan. Adapun batas wilayah Kabupaten OKU Timur adalah

sebagai berikut; Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Ogan Komering Ilir,

Provinsi Sumatera Selatan. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Ogan

Komering Ulu Selatan, Provinsi Sumatera Selatan dan Kabupaten Way Kanan,

Provinsi Lampung. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Ogan Komering

Ulu, Provinsi Sumatera Selatan. Sebelah Timur Berbatasan dengan Kabupaten

Ogan Komering Ilir, Provinsi Sumatera Selatan

Berdasarkan kondisi tersebut maka Kabupaten OKU Timur berada di

wilayah bagian Selatan Provinsi Sumatera Selatan dan berbatasan langsung

dengan Provinsi Lampung bagian Utara. Jarak Kota Martapura (ibukota

kabupaten) ke Kota Palembang (ibukota provinsi) sekitar 200 km atau sekitar 5

jam perjalanan darat dengan menggunakann kendaraan umum. Hampir di

sepanjang wilayah Kabupaten OKU Timur dilalui oleh Sungai Komering. Sungai

Komering memberikan keberkahan tersendiri bagi Kabupaten OKU Timur.

Dengan adanya Sungai Komering, maka mulai jaman penjajahan Kolonial Belanja

telah dibangun sarana irigasi teknis, yang Bendung Belitang. Kemudian pada

awal tahun 1990-an Bendung Perjaya yang lebih modern juga telah dibangun oleh

Page 63: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL KABUPATEN … · serta struktur dan pola pertumbuhan ekonominya, maka subsektor tanaman ... Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Persebaran Penduduk

48

pemerintah RI. Kedua bendung tersebut mengandalkan Sungai Komering sebagai

sumber airnya. Tak pelak jika Kabupaten OKU Timur kini menjadi salah satu

lumbung pangan bagi Provinsi Sumatera Selatan.

0,93 0,95

1,401,45

1,78

1,28 1,20 1,21

0

0,2

0,4

0,6

0,8

1

1,2

1,4

1,6

1,8

2

2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007

. Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten OKU Timur (diolah)

Gambar 4.1 Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten OKU Timur tahun 2000-2007

4.2 Kondisi Kependudukan Kabupaten OKU Timur

Berdasarkan data yang dihimpun oleh Badan Pusat Statistik Kabupaten

OKU Timur jumlah penduduk Kabupaten OKU Timur dari tahun 2000-2007

mengalami laju pertumbuhan yang berfluktuasi (lihat Gambar 4.1). Penurunan

laju pertumbuhan terjadi penduduk mulai tahun 2005, yaitu dari 1,28 persen pada

tahun 2005, turun menjadi 1,20 persen tahun 2006, tapi pada tahun 2007 kembali

naik sedikit hingga menjadi 1,21 persen. Dari Gambar 4.2 terlihat bahwa jumlah

penduduk Kabupaten OKU Timur sebesar 533.392 jiwa pada 2000, tahun 2003

menjadi 553.914 jiwa, tahun 2005 menjadi 570.990 jiwa, dan tahun 2007 menjadi

584.834 jiwa.

Pers

en

Page 64: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL KABUPATEN … · serta struktur dan pola pertumbuhan ekonominya, maka subsektor tanaman ... Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Persebaran Penduduk

49

Persebaran penduduk di Kabupaten OKU Timur pada tahun 2007 menurut

kecamatan tampak tidak merata (lihat Tabel 4.1). Kecamatan Buay Madang Timur

memiliki jumlah penduduk terbesar, mencapai 53.095 jiwa (9,08 persen),

menyusul di urutan kedua Kecamatan Belitang I dengan jumlah penduduk 46.974

jiwa (8,03 persen) dan di tempat ketiga Kecamatan Martapura dengan jumlah

penduduk 44.095 jiwa (7,54 persen).

500.000

510.000

520.000

530.000

540.000

550.000

560.000

570.000

580.000

590.000

Penduduk 533.392 538.459 545.997 553.914 563.774 570.990 577.842 584.834

2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007

. Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten OKU Timur (diolah)

Gambar 4.2 Jumlah Penduduk Kabupaten OKU Timur tahun 2000-2007

Persebaran jumlah penduduk di Kabupaten OKU Timur tidak diiringi

dengan kepadatan penduduk menurut kecamatan, perhatikan Tabel 4.1.

Kecamatan Martapura sebagai ibukota kabupaten memiliki kepadatan penduduk

tertinggi yaitu 431,63 jiwa/km2, diikuti oleh Kecamatan Buay Madang dengan

tingkat kepadatan penduduk sebesar 347,04 jiwa/km2 dan berikutnya adalah

Kecamatan Buay Madang Timur sebesar 339,81 jiwa/km2. Adapun 3 kecamatan

Jiw

a

Page 65: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL KABUPATEN … · serta struktur dan pola pertumbuhan ekonominya, maka subsektor tanaman ... Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Persebaran Penduduk

50

yang penduduknya masih jarang adalah Kecamatan Bunga Mayang (32,26

jiwa/km2) dan Kecamatan Buay Pemuka Bangsa Raja (51,41 jiwa/km2).

Tabel 4.1 Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Persebaran Penduduk Kabupaten OKU Timur, 2007

Kecamatan Jumlah

Penduduk (Jiwa)

Luas Wilayah

(Km2)

Kepadatan Penduduk (jiwa/km2)

Jumlah Penduduk

(%)

Luas Wilayah

(%) 1. Martapura 44.095 102,16 431,63 7,54 3,03 2. Bunga Mayang 15.870 113,54 139,77 2,71 3,37 3. Jaya Pura 7.426 230,17 32,26 1,27 6,83 4. BP Peliung 28.964 154,13 187,92 4,95 4,57 5. Buay Madang 39.688 114,36 347,04 6,79 3,39 6. Buay Madang Timur 53.095 156,25 339,81 9,08 4,64 7. B P Bangsa Raja 9.920 192,95 51,41 1,70 5,73 8. Madang Suku II 28.395 129,34 219,54 4,86 3,84 9. Madang Suku III 20.093 195,32 102,87 3,44 5,80 10. Madang Suku I 34.652 211,25 164,03 5,93 6,27 11. Belitang Mdg Raya 36.783 163,59 224,85 6,29 4,85 12. Belitang I 46.974 354,50 132,51 8,03 10,52 13. Belitang Jaya 19.402 91,97 210,96 3,32 2,73 14. Belitang III 29.040 153,87 188,73 4,97 4,57 15. Belitang II 35.799 153,59 233,08 6,12 4,56 16. Belitang Mulya 19.193 45,97 417,51 3,28 1,36 17. Semendawai Suku III 36.981 297,77 124,19 6,32 8,84 18. Semendawai Timur 31.115 183,27 169,78 5,32 5,44 19. Cempaka 28.119 101,00 278,41 4,81 3,00 20. Semendawai Barat 19.230 225,00 85,47 3,29 6,68

Jumlah 584.834 3370,00 173,54 100,00 100,00 Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten OKU Timur (diolah)

4.3 Kondisi Ketenagakerjaan Kabupaten OKU Timur

Jumlah penduduk usia 10 tahun ke atas yang bekerja di Kabupaten OKU

Timur tahun 2007 meningkat dibandingkan tahun 2006, perhatikan Tabel 4.2.

Tahun 2006 penduduk yang bekerja sebanyak 253.007 orang, sementara pada

tahun 2007 meningkat menjadi 254.722 orang. Kondisi ini cukup

menggembirakan karena sejalan dengan tujuan pemerintah dalam mengurangi

tingkat pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Page 66: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL KABUPATEN … · serta struktur dan pola pertumbuhan ekonominya, maka subsektor tanaman ... Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Persebaran Penduduk

51

Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Usia 10 tahun ke atas yang Bekerja menurut Lapangan Usaha di Kabupaten OKU Timur tahun 2006-2007

Lapangan Usaha

2006 2007

Jumlah (Jiwa) Persen Jumlah

(Jiwa) Persen

Pertanian 202.788 80,13 203.207 79,78 Pertambangan dan Penggalian 1.391 0,55 1.457 0,57 Industri Pengolahan 4.000 1,58 4.188 1,64 Listrik Gas dan Air 467 0,18 489 0,19 Kontruksi Bangunan 3.415 1,35 2.938 1,15 Perdagangan 29.200 11,54 30.117 11,82 Transportasi dan Komunikasi 5.422 2,14 5.631 2,21 Lembaga Keuangan 592 0,23 620 0,24 Jasa-jasa 5.802 2,29 6.075 2,38 JUMLAH 253.077 100,00 254.722 100,00

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten OKU Timur (diolah)

Dari sisi sektoral tampak bahwa sebagian besar tenaga kerja di Kabupaten

OKU Timur terserap pada lapangan kerja primer. Pada tahun 2006 sebesar 80,13

persen penduduk bekerja di sektor pertanian, sementara pada tahun 2007 terjadi

pergeseran daya serap lapangan kerja. Akibatnya penduduk yang bekerja di sektor

pertanian pada tahun 2007 turun hingga menjadi 79,78 persen. Berbeda dengan

sektor pertanian yang persentase penyerapan tenaga kerjanya menurun, pada

sektor perdagangan justru terjadi peningkatan penyerapan relatif terhadap sektor

lainnya. Jika pada tahun 2006 sebanyak 29.200 penduduk (11,54 persen) bekerja

di sektor perdagangan, maka pada tahun 2007 meningkat menjadi 30.117 orang

(11,82 persen).

4.4 Kondisi Sosial Kabupaten OKU Timur

Sebagaimana daerah-daerah lain di Indonesia, penduduk Kabupaten OKU

Timur cukup heterogen baik dari sisi etnis maupun agama. Etnis utama penduduk

Page 67: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL KABUPATEN … · serta struktur dan pola pertumbuhan ekonominya, maka subsektor tanaman ... Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Persebaran Penduduk

52

Kabupaten OKU Timur adalah Jawa, Sunda, Bali, Komering, Ogan, Minang, dan

lain-lain, sementara itu agama terbesar adalah agama Islam. Hampir 95 persen

penduduk Kabupaten OKU Timur beragama Islam. Perkembangan agama Islam

di Kabupaten OKU Timur tumbuh dengan baik, hal ini didukung oleh

berkembangnya pondok pesantren hampir di setiap kecamatan.

Indikator sosial penduduk ditunjukkan oleh Tabel 4.3. Dari tabel tersebut

terlihat bahwa angka harapan hidup penduduk Kabupaten OKU Timur selalu

mengalami peningkatan. Pada tahun 2005 angka harapan hidup penduduk sebesar

67,8 tahun dan pada tahun 2006 meningkat menjadi 68,1 tahun. Kondisi ini

mengindikasikan bahwa derajat kesehatan penduduk Kabupaten OKU Timur

semakin membaik.

Tabel 4.3. Komponen Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten OKU Timur Tahun 2004-2006

Tahun Harapan

Hidup (Tahun)

Melek Huruf

(Persen)

Lamanya sekolah (tahun)

Pengeluaran Riil per Kapita/bln

(000 Rp)

2004 67,8 90,9 6,3 573,0 2005 67,8 91,2 6,5 573,9 2006 68,1 94,5 6,8 587,5

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten OKU Timur (diolah)

Peningkatan kualitas hidup penduduk Kabupaten OKU Timur juga

ditunjukkan oleh peningkatan angka melek huruf dari tahun 2004-2006. Pada

tahun 2004 angka melek huruf di Kabupaten OKU Timur baru mencapai 90,9

persen, pada tahun 2005 meningkat menjadi 91,2 persen dan pada tahun 2006

mengalami lonjakan hingga mencapai 94,5 persen. Kondisi melek huruf

merupakan entry point bagi penduduk dalam mengembangkan dan meningkatkan

Page 68: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL KABUPATEN … · serta struktur dan pola pertumbuhan ekonominya, maka subsektor tanaman ... Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Persebaran Penduduk

53

taraf hidupnya. Peningkatan angka melek huruf di Kabupatn OKU Timur sejalan

dengan angka lama sekolah seluruh penduduk Kabupaten OKU Timur. Jika pada

tahun 2004 angka lama sekolah baru mencapai 6,3 tahun, maka pada tahun 2005

meningkat menjadi 6,5 tahun dan tahun 2007 meningkat kembali menjadi 6,8

tahun. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata penduduk Kabupaten OKU Timur

telah mengikuti pendidikan pada jenjang SLTP.

Tingkat pengeluaran riil per kapita per bulan penduduk Kabupaten OKU

Timur, yang merupakan proxy daya beli penduduk (purchasing power parity) juga

mengalami peningkatan. Jika pada tahun 2004 pengeluaran riil per kapita per

bulan penduduk Kabupaten OKU Timur sebesar Rp. 573.000, pada tahun 2005

meningkat menjadi Rp. 573.900 dan pada tahun 2006 meningkat kembali hingga

mencapai Rp.587.500. Peningkatan pengeluaran riil penduduk merupakan sinyal

yang baik guna menggapai tujuan pembangunan yaitu tercapainya masyarakat

yang makmur dan sejahtera.

4.5 Kondisi Ekonomi Kabupaten OKU Timur

4.5.1 Struktur Ekonomi

Struktur ekonomi dapat menggambarkan kemajuan suatu daerah. Semakin

maju perekonomian suatu daerah maka kontribusi sektor primer cenderung

mengalami penurunan sedangkan kontribusi sektor sekunder dan sektor tersier

menunjukkan peningkatan. Di Indonesia struktur ekonomi biasanya dilihat dengan

pendekatan makro sektoral, yaitu berdasarkan kontribusi sektor ekonomi terhadap

pembentukan PDRB.

Page 69: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL KABUPATEN … · serta struktur dan pola pertumbuhan ekonominya, maka subsektor tanaman ... Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Persebaran Penduduk

54

Secara makro sektoral, perekonomian Kabupaten OKU Timur masih

mengandalkan potensi sektor pertanian. Hal ini tercermin dari kontribusi sektor

pertanian yang lebih dari 50 persen selama tahun 2000 sampai 2007. Namun jika

dilihat polanya maka secara berangsur ketergantungan perekonomian Kabupaten

OKU Timur terhadap sektor pertanian mulai berkurang. Pada awal pembentukan

kabupaten ini (2003), sektor pertanian mampu menyumbang 52,30 persen PDRB,

tahun 2004 mengalami peningkatan menjadi 52,49 persen dan selanjutnya pada

tahun 2005, 2006 dan 2007 mengalami penurunan mulai dari 51,75 persen, turun

menjadi 51,21 persen dan turun lagi hingga menjadi 50,84 persen dari PDRB

agregat.

Pergeseran dominasi sektor pertanian secara perlahan yang mulai terjadi

pada tahun 2005 tersebut, berimplikasi pada peningkatan kontribusi sektor

ekonomi lainnya. Seperti yang terlihat pada Tabel 4.4, sektor kedua yang paling

berperan dalam penciptaan PDRB Kabupaten OKU Timur adalah sektor

perdagangan, hotel dan restoran. Pada tahun 2000 sektor ini mampu menyumbang

sebesar 14,19 persen dari PDRB agregat, selanjutnya pada tahun 2001 turun

hingga menjadi 13,24 persen, tahun 2002 turun lagi menjadi 12,70 persen, tetapi

pada tahun 2003 mulai meningkat menjadi 12,73 persen. Pada tahun 2005

kontribusi sektor ini terus meningkat yaitu sebesar 13,20 persen, tahun 2006

meningkat menjadi 14,01 persen dan tahun 2007 meningkat kembali hingga

menjadi 14,74 persen. Kondisi ini tidak terlepas dari Kabupaten OKU Timur

sebagai daerah pemekaran baru yang mengalami penataan berbagai sektor

ekonomi dan pemerintahan. Pusat-pusat akitifitas perdagangan bertumbuh mulai

Page 70: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL KABUPATEN … · serta struktur dan pola pertumbuhan ekonominya, maka subsektor tanaman ... Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Persebaran Penduduk

55

dari Kota Martapura, kawasan Gumawang, kawasan Sri Wangi dan Cempaka. Hal

ini merupakan implikasi dari kondisi Kabupaten OKU Timur sebagai daerah

otonom baru yang mulai membangun.

Tabel 4.4 Struktur Ekonomi Kabupaten OKU Timur dirinci per Sektor dan Subsektor Tahun 2000-2007 (dalam persen)

Sektor/Subsektor 2000 2001 2002 2003 2004 2005 r) 2006*) 2007 **)

1. Pertanian 51,14 51,44 52,17 52,30 52,49 51,75 51,21 50,84 a. Tanaman Bahan Makanan 25,38 25,75 25,54 25,11 23,91 23,05 22,42 21,68 b. Tanaman Perkebunan 15,78 15,33 16,23 16,93 18,31 18,95 19,62 20,54 c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 5,01 5,25 5,19 4,94 4,87 4,52 4,13 3,79 d. Kehutanan 1,22 1,13 1,11 1,08 1,11 1,02 0,91 0,82 e. Perikanan 3,76 3,98 4,10 4,24 4,28 4,21 4,12 4,01 2. Pertambangan & Penggalian 2,87 3,06 3,09 3,08 3,05 2,87 2,67 2,49 a. Minyak dan Gas Bumi - - - - - - - - b. Pertambangan tanpa Migas - - - - - - - - c. Penggalian 2,87 3,06 3,09 3,08 3,05 2,87 2,67 2,49 3. Industri Pengolahan 8,33 8,57 8,42 8,15 7,62 7,48 7,23 6,96 a. Industri Migas - - - - - - - - b. Industri Tanpa Migas 8,33 8,57 8,42 8,15 7,62 7,48 7,23 6,96 4. Listrik, Gas & Air Bersih 0,12 0,12 0,15 0,17 0,17 0,15 0,14 0,12 a. Listrik 0,11 0,12 0,14 0,17 0,16 0,15 0,13 0,12 b. Gas - - - - - - - - c. Air Bersih 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 5. Bangunan 7,58 7,56 7,34 7,19 7,19 7,36 7,58 7,82 6. Perd, Hotel & Restoran 14,19 13,24 12,70 12,73 12,51 13,20 14,01 14,74 a. Perdag. Besar & Eceran 13,31 12,39 11,90 11,91 11,72 12,42 13,26 14,01 b. Hotel 0,03 0,03 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 c. Restoran 0,85 0,82 0,78 0,79 0,77 0,76 0,73 0,71 7. Pengangkutan & Komunikasi 0,96 1,13 1,32 1,53 1,73 1,96 2,05 2,10 a. Pengangkutan 0,73 0,92 1,09 1,27 1,39 1,65 1,76 1,80 b. Komunikasi 0,23 0,22 0,23 0,25 0,34 0,31 0,30 0,30 8. Keu. Prswan & Jasa perush 3,94 3,64 3,79 3,75 3,67 3,60 3,48 3,33 a. Bank 0,11 0,11 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 b. Lembaga Keuangan non Bank 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 0,05 0,05 c. Jasa Penunjang Keuangan - - - - - - - - d. Sewa Bangunan 3,71 3,42 3,58 3,54 3,47 3,40 3,28 3,14 e. Jasa Perusahaan 0,08 0,07 0,06 0,06 0,06 0,06 0,05 0,05 9. Jasa-Jasa 10,88 11,24 11,01 11,10 11,56 11,62 11,63 11,60 a. Pemerintahan Umum 6,93 7,42 7,38 7,51 8,16 8,40 8,63 8,84 b. Swasta 3,95 3,82 3,63 3,59 3,41 3,22 3,00 2,76

J U M L A H 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Sumber: BPS Kabupaten OKU Timur (diolah) Keterangan : r) Angka Revisi *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara

Sektor ekonomi lainnya yang cukup berperan besar dalam perekonomian

Kabupaten OKU Timur adalah sektor jasa-jasa. Sejak tahun 2003 sektor ini

mengalami peningkatan peran dalam penciptaan PDRB Kabupaten OKU Timur.

Pada tahun 2003 sektor ini memiliki kontribusi sebesar 11,10 persen, kemudian di

Page 71: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL KABUPATEN … · serta struktur dan pola pertumbuhan ekonominya, maka subsektor tanaman ... Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Persebaran Penduduk

56

tahun 2004, 2005, dan 2006 terus mengalami peningkatan kontribusi yaitu

menjadi 11,56 persen, 11,62 persen dan 11,63 persen. Namun pada tahun 2007

kontribusi sektor ini mengalami sedikit penurunan hingga menjadi 11,60 persen.

Sementara itu, sektor-sektor ekonomi lainnya hanya memiliki peran di bawah 10

persen dalam penciptaan PDRB agregat.

Jika ditinjau berdasarkan subsektor maka kondisi perekonomian di

Kabupaten OKU Timur tidak menunjukkan perbedaan jika dibandingkan secara

sektoral. Hal ini disebabkan bahwa kegiatan ekonomi dominan yang

diklasifikasikan per subsektor pun merujuk pada subsektor turunan dari sektor

ekonomi yang dominan pula. Berdasarkan subsektor maka subsektor tanaman

bahan makanan mampu menyumbang 25,38 persen (tahun 2000) dalam

pembentukan PDRB di Kabupaten OKU Timur. Walaupun perannya dalam

pembentukan PDRB Kabupaten OKU Timur dari tahun ke tahun selalu

mengalami penurunan, namun subsektor ini tetap merupakan subsektor yang

paling berperan dalam penciptaan PDRB di Kabupaten OKU Timur.

Subsektor tanaman perkebunan juga turut berperan besar dalam

perekonomian Kabupaten OKU Timur. Subsektor ini mampu menyumbang 15,78

persen dalam penciptaan PDRB pada tahun 2000. Di tahun-tahun berikutnya

kontribusi subsektor ini terus mengalami peningkatan, terutama mulai tahun 2003

hingga 2007. Secara berturut-turut kontribusi subsektor ini adalah sebesar 16,93

persen (2003), 18,31 persen (2004), 18,95 persen (2005), 19,62 persen (2006) dan

20,54 persen (2007). Jika melihat fenomena perkembangan peran subsektor

ekonomi di Kabupaten OKU Timur dalam kurun waktu tahun 2000 sampai 2007

Page 72: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL KABUPATEN … · serta struktur dan pola pertumbuhan ekonominya, maka subsektor tanaman ... Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Persebaran Penduduk

57

ini, bukan tak mungkin beberapa tahun ke depan dominasi subsektor tanaman

bahan makanan akan tergeser oleh subsektor tanaman perkebunan, terlebih harga

karet dan CPO dunia belakangan ini mengalami perbaikan cukup signifikan.

Kondisi tersebut menjadikan petani karet dan kelapa sawit di Kabupaten OKU

Timur semakin bergairah membudidayakan tanaman karet dan kelapa sawit.

Subsektor lain yang turut berperan penting dalam perekonomian di

Kabupaten OKU Timur adalah subsektor perdagangan. Peranan subsektor ini

sempat mengalami penurunan pada tahun 2000 hingga 2002. Namun mulai tahun

2004 hingga 2007 peran subsektor ini mengalami peningkatan secara pasti.

Secara berturut-turut peran subsektor ini dalam pembentukan PDRB Kabupaten

OKU Timur sebesar 11,72 persen (2004), 12,42 persen (2005), 13,26 persen

(2006) dan 14,01 persen (2007).

Dominasi kegiatan ekonomi pada subsektor perdagangan, subsektor

tanaman bahan makanan dan subsektor tanaman perkebunan memiliki keterkaitan

yang erat. Keterkaitan ini dapat dijelaskan bahwa meningkatnya peran

perdagangan di Kabupaten OKU Timur tak terlepas dari peningkatan peran

pengusahaan tanaman bahan makanan dan tanaman perkebunan, karena input

terbesar dalam penghitungan Nilai Tambah Bruto subsektor perdagangan di

Kabupaten OKU Timur adalah output dari sektor pertanian (BPS, 2004). Oleh

karena itu kegiatan pertanian di Kabupaten OKU Timur memiliki “forward

linkages” yang besar bagi subsektor perdagangan.

Page 73: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL KABUPATEN … · serta struktur dan pola pertumbuhan ekonominya, maka subsektor tanaman ... Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Persebaran Penduduk

58

4.5.2 Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi Kabupaten OKU Timur sempat mengalami

penurunan pada tahun 2003. Hal ini disebabkan terjadinya penurunan

pertumbuhan ekonomi pada tahun 2003, yaitu dari 4,93 persen pada tahun 2002

menjadi 4,60 persen pada tahun 2003. Penurunan pertumbuhan ekonomi di tahun

2003 ini sangat dipengaruhi oleh penurunan hasil produksi (output) sektor

pertanian, sektor pertambangan dan penggalian, sektor listrik, gas dan air bersih,

sektor bangunan, sektor perdagangan dan sektor keuangan. Penurunan

pertumbuhan ekonomi tersebut tergambar pada penurunan pertumbuhan PDRB

dari masing-masing subsektornya.

Pertumbuhan ekonomi yang sempat melambat di tahun 2003 ternyata tidak

terjadi di tahun-tahun berikutnya. Perekonomian Kabupaten OKU Timur pada

tahun 2004 hingga 2007 menunjukkan kinerja yang membaik. Hal ini ditunjukkan

oleh pertumbuhan ekonomi yang sebesar 5,39 persen (2004), 5,72 persen (2005),

6,49 persen (2006) dan 6,70 persen (2007). Selama kurun waktu tersebut

pertumbuhan ekonomi Kabupaten OKU Timur menunjukkan trend yang

meningkat.

Selanjutnya jika melihat Tabel 4.5 lebih rinci secara sektoral, pada tahun

2007 sektor yang mengalami pertumbuhan paling besar adalah sektor

perdagangan, hotel dan restoran yang tumbuh sebesar 9,73 persen, kemudian

disusul oleh sektor pengangkutan dan komunikasi yang tumbuh sebesar 8,87

persen dan sektor bangunan yang tumbuh sebesar 6,77 persen.

Page 74: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL KABUPATEN … · serta struktur dan pola pertumbuhan ekonominya, maka subsektor tanaman ... Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Persebaran Penduduk

59

Tabel 4.5 Pertumbuhan Ekonomi (Atas Dasar Harga Konstan 2000) Kabupaten OKU Timur Tahun 2000-2007 (dalam persen)

Sektor/Subsektor 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 Rata2

(%) 1. Pertanian 3,77 5,47 4,79 5,96 5,50 5,92 6,10 6,30 a. Tanaman Bahan Makanan 1,83 4,41 2,95 3,35 3,21 3,65 3,81 3,66 b. Tanaman Perkebunan 6,40 7,52 8,15 9,66 8,77 9,13 9,22 10,84 c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 4,25 2,47 2,23 3,95 4,10 4,25 4,37 4,08 d. Kehutanan 2,45 6,32 5,31 9,83 3,69 3,71 3,40 5,73 e. Perikanan 5,62 7,32 5,29 7,32 6,82 7,13 7,20 8,16 2. Pertambangan & Penggalian 7,32 4,52 4,25 4,16 4,27 4,31 4,56 5,50 a. Minyak dan Gas Bumi - - - - - - - - b. Pertambangan tanpa Migas - - - - - - - - c. Penggalian 7,32 4,52 4,25 4,16 4,27 4,31 4,56 5,50 3. Industri Pengolahan 3,29 2,10 3,15 2,57 5,55 5,73 5,74 4,53 a. Industri Migas - - - - - - - - b. Industri Tanpa Migas 3,29 2,10 3,15 2,57 5,55 5,73 5,74 4,53 4. Listrik, Gas & Air Bersih 3,33 4,63 2,02 2,69 2,73 3,44 3,47 3,51 a. Listrik 3,25 4,59 2,10 2,59 2,64 3,36 3,41 3,44 b. Gas - - - - - - - - c. Air Bersih 4,55 5,22 0,83 4,10 3,94 4,55 4,35 4,42 5. Bangunan 3,56 3,64 2,42 3,22 5,18 6,52 6,77 5,11 6. Perd, Hotel & Restoran 5,38 6,95 6,45 7,67 7,79 9,64 9,73 9,64 a. Perdag. Besar & Eceran 5,50 7,04 6,43 7,83 7,93 9,85 9,92 9,84 b. Hotel 2,30 4,00 4,81 3,67 3,76 4,26 4,50 4,38 c. Restoran 3,52 5,62 6,76 5,26 5,62 6,33 6,51 6,71 7. Pengangkutan & Komunikasi 12,30 10,42 11,52 8,05 6,50 8,03 8,87 12,46 a. Pengangkutan 13,09 11,02 12,50 8,19 5,32 6,77 6,87 11,95 b. Komunikasi 9,83 8,50 8,30 7,57 10,60 12,18 15,13 14,04 8. Keu. Prswan & Jasa perush 4,29 4,53 2,03 2,65 4,44 4,82 4,92 4,45 a. Bank 4,55 5,85 5,88 4,33 8,67 9,64 10,00 8,60 b. Lembaga Keuangan tanpa Bank 3,55 6,17 3,23 4,54 4,19 4,60 4,67 5,05 c. Jasa Penunjang Keuangan - - - - - - - - d. Sewa Bangunan 4,32 4,48 1,86 2,56 4,31 4,66 4,74 4,31 e. Jasa Perusahaan 2,65 4,34 3,80 3,24 4,46 5,13 5,33 4,68 9. Jasa-Jasa -0,09 2,39 4,07 4,05 5,11 6,19 6,67 4,55 a. Pemerintahan Umum -1,66 2,60 3,43 4,10 5,14 6,75 7,15 4,38 b. Swasta 2,66 2,04 5,14 3,95 5,06 5,25 5,85 4,86

Pertumbuhan OKU Timur 3,73 4,93 4,60 5,39 5,72 6,49 6,70 6,31 Sumber: BPS Kabupaten OKU Timur (diolah) Keterangan : r) Angka Revisi *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara

Kemudian jika dirinci per subsektor maka pada tahun 2007 subsektor

komunikasi merupakan subsektor ekonomi yang memiliki pertumbuhan paling

pesat, yaitu sebesar 15,13 persen. Selain subsektor komunikasi, subsektor bank

juga mampu tumbuh sebesar 10,00 persen. Kegiatan ekonomi lain yang tumbuh

cukup signifikan di Kabupaten OKU Timur pada tahun 2007 adalah subsektor

perdagangan yang tumbuh 9,92 persen dan subsektor tanaman perkebunan yang

mampu tumbuh sebesar 9,22 persen. Sementara kegiatan ekonomi lainnya

mengalami pertumbuhan kurang dari 8,00 persen per tahun. Tingginya laju

Page 75: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL KABUPATEN … · serta struktur dan pola pertumbuhan ekonominya, maka subsektor tanaman ... Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Persebaran Penduduk

60

pertumbuhan subsektor perdagangan dan subsektor tanaman perkebunan di

Kabupaten OKU Timur pada tahun 2007 dipengaruhi oleh membaiknya harga

produk perkebunan (karet dan kelapa sawit) di pasaran nasional maupun

internasional. Kondisi tersebut merangsang peningkatan daya beli masyarakat

yang menumbuhkan peningkatan permintaan (konsumsi) terhadap barang dan

jasa. Akibatnya subsektor perdagangan mendapatkan stimulus positif untuk

bangkit.

Dari berbagai deskripsi di atas maka dapat dinyatakan bahwa selama 7

tahun (2001-2007) Kabupaten OKU Timur mengalami pertumbuhan ekonomi

dengan laju rata-rata 6,31 persen. Selama periode tersebut, sektor pengangkutan

dan komunikasi, sektor perdagangan, hotel dan restoran serta sektor pertanian

memiliki rata-rata pertumbuhan yang paling besar dibandingkan sektor ekonomi

lainnya. Dalam kurun waktu tersebut sektor pengangkutan dan komunikasi

mengalami rata-rata pertumbuhan sebesar 12,46 persen, sektor perdagangan, hotel

dan restoran sebesar 9,64 persen dan sektor pertanian sebesar 6,30 persen.

4.5.3 Pendapatan per Kapita

Pertumbuhan ekonomi tidak hanya menunjukkan peningkatan output

produksi atau tingkat pendapatan secara makro, tapi pertumbuhan ekonomi yang

tidak dibarengi laju pertumbuhan penduduk yang pesat dapat menjadi sinyal

peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui indikator pendapatan per kapita.

Tabel 4.6 menunjukkan bahwa baik dihitung atas dasar harga berlaku

maupun atas dasar harga konstan, maka pendapatan per kapita masyarakat

Page 76: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL KABUPATEN … · serta struktur dan pola pertumbuhan ekonominya, maka subsektor tanaman ... Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Persebaran Penduduk

61

Kabupaten OKU Timur selama tahun 2000-2007 selalu mengalami peningkatan.

Pada tahun 2000 pendapatan per kapita atas dasar harga berlaku di Kabupaten

OKU Timur hanya sebesar Rp. 2.712.601, delapan tahun kemudian, yaitu pada

tahun 2007 telah meningkat menjadi Rp. 6.426.218. Ini berarti selama tahun

2000-2007 rata-rata pertumbuhan pendapatan per kapita penduduk Kabupaten

OKU Timur adalah sebesar 19,56 persen setiap tahunnya. Sementara bila dihitung

atas dasar harga konstan, pendapatan per kapita di Kabupaten OKU Timur pada

tahun 2000 sebesar Rp. 2.712.601 dan pada tahun 2007 meningkat menjadi Rp.

3.543.886. Hal ini menunjukkan bahwa selama tahun 2000-2007 telah terjadi rata-

rata pertumbuhan pendapatan per kapita sebesar 4,38 persen setiap tahunnya.

Tabel 4.6 Perkembangan Pendapatan per Kapita Penduduk Kabupaten OKU Timur Tahun 2000-2007

Tahun

Atas Dasar Harga Berlaku Atas Dasar Harga Konstan

Nilai (Rp)

Rata-rata Pertumbuhan

(%)

Nilai (Rp)

Rata-rata Pertumbuhan

(%) 2000 2.712.601 - 2.712.601 - 2001 3.092.603 14,01 2.763.045 1,86 2002 3.479.045 12,50 2.858.609 3,46 2003 3.734.128 7,33 2.927.280 2,40 2004 4.110.746 10,09 3.020.353 3,18 2005 4.631.502 12,67 3.122.093 3,37 2006 5.423.119 17,09 3.321.284 6,38 2007 6.426.218 18,50 3.543.886 6,70

Rata-rata 4.201.245 19,56 3.033.644 4,38 Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten OKU Timur (diolah)

Jika dilihat pertumbuhan pendapatan per kapita tahunan, tampak bahwa

pada tahun 2003 terjadi penurunan pertumbuhan pendapatan perkapita di

Kabupaten OKU Timur, baik dihitung atas dasar harga berlaku maupun atas dasar

Page 77: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL KABUPATEN … · serta struktur dan pola pertumbuhan ekonominya, maka subsektor tanaman ... Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Persebaran Penduduk

62

harga konstan. Kondisi ini sejalan dengan pertumbuhan ekonomi Kabupaten OKU

Timur yang juga melambat pada tahun 2003.

Beberapa ahli ekonomi regional, termasuk Syafrizal (1997) menyatakan

bahwa masuknya faktor migas dalam analisis dan penghitungan pendapatan

regional perkapita penduduk menyebabkan ketimpangan antar region penghasil

dan bukan penghasil sumber daya migas. Selain itu dijelaskan bahwa transfer

income (pendapatan) dari kegiatan pertambangan migas dalam penghitungan

pendapatan regional per kapita kurang mencerminkan kondisi riil kesejahteraan

masyarakat suatu wilayah. Dengan demikian, karena Kabupaten OKU Timur

bukan daerah penghasil migas maka pendapatan per kapita tersebut dapat

mencerminkan kondisi riil kesejahteraan masyarakat Kabupaten OKU Timur.

Page 78: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL KABUPATEN … · serta struktur dan pola pertumbuhan ekonominya, maka subsektor tanaman ... Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Persebaran Penduduk

V. PEMBAHASAN

5.1 Analisis Sektor Ekonomi Potensial Kabupaten OKU Timur

Untuk mengidentifikasi dan menganalisa sektor/subsektor ekonomi yang

potensial di Kabupaten OKU Timur akan digunakan 3 macam alat analisis, yaitu

Analisis Location Quotient (LQ), Analisis Model Rasio Pertumbuhan (MRP) dan

Analisis Shift-Share Modifikasi Estaban Marquillas (SS-EM). Secara lebih rinci

pembahasan melalui ketiga alat analisis tersebut akan dijelaskan berikut ini.

5.1.1 Analisis Location Quotient

Alat analisis Location Quotient (LQ) ini digunakan untuk mengidentifikasi

keunggulan komparatif kegiatan ekonomi (biasa disebut juga sebagai sektor basis)

di Kabupaten OKU Timur dengan membandingkannya terhadap Provinsi

Sumatera Selatan. Berdasarkan analisis LQ sebagaimana termaktub pada Tabel

5.1 maka di Kabupaten OKU Timur terdapat dua sektor ekonomi yang memiliki

keunggulan komparatif, yaitu: sektor pertanian dan sektor jasa-jasa. Jika dilihat

per subsektor, maka keunggulan komparatif pada sektor pertanian di Kabupaten

OKU Timur sangat dipengaruhi oleh subsektor tanaman bahan makanan,

perkebunan dan peternakan, hal ini terlihat dari nilai LQ subsektor-subsektor

tersebut. Tingginya nilai LQ pada subsektor tanaman bahan makanan ini (yaitu

sebesar 3,57) disebabkan oleh kontribusi subsektor ini dalam perekonomian

Kabupaten OKU Timur yang sangat dominan. Hal tersebut karena salah satu

komoditi tanaman bahan makanan yang menjadi andalan Kabupaten OKU Timur

Page 79: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL KABUPATEN … · serta struktur dan pola pertumbuhan ekonominya, maka subsektor tanaman ... Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Persebaran Penduduk

64

adalah tanaman padi. Berdasarkan data dari Dinas Tanaman Pangan dan

Hortikultura (lihat Tabel 5.2) diperoleh data luas tanam padi ladang pada tahun

2006 seluas 2.047 hektar dan pada tahun 2007 meningkat menjadi 2.224 hektar.

Tabel 5.1 Hasil Perhitungan LQ Kabupaten OKU Timur Tahun 2000-2007

Sektor/Subsektor Tahun

Rata2 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007

1. Pertanian 1,88 1,86 1,84 1,89 1,91 1,90 1,88 1,90 1,88 a. Tanaman Bahan Makanan 3,75 3,67 3,66 3,75 3,72 3,56 3,31 3,18 3,57 b. Tanaman Perkebunan 1,37 1,33 1,33 1,39 1,50 1,55 1,67 1,81 1,49 c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 2,41 2,39 2,29 2,28 2,27 2,26 2,10 1,84 2,23 d. Kehutanan 0,44 0,45 0,47 0,48 0,51 0,47 0,37 0,33 0,44 e. Perikanan 0,92 0,92 0,92 0,96 0,95 0,98 0,96 0,98 0,95 2. Pertambangan & Penggalian 0,43 0,48 0,52 0,53 0,52 0,50 0,48 0,46 0,49 a. Minyak dan Gas Bumi - - - - - - - - - b. Pertambangan tanpa Migas - - - - - - - - - c. Penggalian 1,60 1,63 1,60 1,62 1,62 1,58 1,45 1,31 1,55 3. Industri Pengolahan 0,47 0,44 0,44 0,44 0,42 0,42 0,40 0,38 0,43 a. Industri Migas - - - - - - - - - b. Industri Tanpa Migas 0,47 0,44 0,44 0,44 0,42 0,42 0,40 0,38 0,43 4. Listrik, Gas & Air Bersih 0,19 0,18 0,18 0,18 0,18 0,17 0,17 0,16 0,18 a. Listrik 0,22 0,20 0,20 0,20 0,20 0,19 0,19 0,18 0,20 b. Gas - - - - - - - - - c. Air Bersih 0,07 0,07 0,07 0,07 0,07 0,07 0,07 0,07 0,07 5. Bangunan 0,82 0,80 0,78 0,77 0,76 0,76 0,83 0,87 0,80 6. Perd, Hotel & Restoran 0,82 0,82 0,79 0,77 0,75 0,77 0,81 0,85 0,80 a. Perdag. Besar & Eceran 0,84 0,83 0,80 0,79 0,76 0,79 0,84 0,89 0,82 b. Hotel 0,20 0,20 0,20 0,22 0,21 0,21 0,20 0,18 0,20 c. Restoran 0,69 0,68 0,64 0,65 0,64 0,61 0,58 0,53 0,63 7. Pengangkutan & Komunikasi 0,20 0,24 0,27 0,29 0,32 0,33 0,34 0,34 0,29 a. Pengangkutan 0,19 0,24 0,28 0,31 0,35 0,38 0,39 0,42 0,32 b. Komunikasi 0,26 0,24 0,23 0,22 0,23 0,19 0,18 0,16 0,21 8. Keu. Prswan & Jasa perush 0,77 0,76 0,76 0,76 0,74 0,71 0,70 0,66 0,73 a. Bank 0,37 0,36 0,36 0,35 0,30 0,29 0,31 0,32 0,33 b. Lembaga Keuangan tanpa Bank 0,57 0,56 0,56 0,56 0,56 0,59 0,59 0,63 0,58 c. Jasa Penunjang Keuangan - - - - - - - - - d. Sewa Bangunan 0,88 0,88 0,87 0,86 0,84 0,81 0,78 0,74 0,83 e. Jasa Perusahaan 0,14 0,13 0,13 0,13 0,13 0,13 0,13 0,13 0,13 9. Jasa-Jasa 0,97 1,05 1,07 1,03 1,06 1,08 1,06 1,02 1,04 a. Pemerintahan Umum 0,97 1,12 1,20 1,11 1,14 1,16 1,13 1,08 1,11 b. Swasta 0,97 0,93 0,89 0,91 0,91 0,91 0,91 0,86 0,91

Sumber: Hasil pengolahan berdasarkan data PDRB Kab. OKU Timur

Sementara luas tanam padi sawah meningkat dari 107.052 hektar tahun

2006 menjadi 107.925 hektar pada tahun 2007. Peningkatan luas tanam padi

sawah tersebut didukung oleh perluasan jaringan irigasi teknis (lihat Tabel 5.3).

Panjang irigasi di Kabupaten OKU Timur pada tahun 2007 adalah; irigasi primer

sepanjang 13.000 meter, irigasi sekunder sepanjang 219.079 meter, irigasi sub

sekunder sepanjang 35.908 meter dan irigasi tersier sepanjang 182.710 meter.

Page 80: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL KABUPATEN … · serta struktur dan pola pertumbuhan ekonominya, maka subsektor tanaman ... Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Persebaran Penduduk

65

Tabel 5.2 Luas Tanam, Luas Panen, Produksi dan Produktifitas Tanaman Padi Ladang dan Padi Sawah di Kabupaten OKU Timur Tahun 2006-2007

Jenis Tanaman Padi

(tahun) Luas Tanam

(Ha) Luas Panen

(Ha) Produksi

(Ton GKG) Produktifitas

(Ton/ha) Padi Ladang 2006 2007 Padi Sawah 2006 2007

2 047,00 2.224,00

107.052,00 107.925,00

1 998,00 2.213,00

104.634,00 107.626,00

5 664,38 6.234,56

617.943,46 657.451,46

2,84 2,82

5,91 6,11

Sumber : Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kab. OKU Timur

Selain subsektor tanaman bahan makanan, subsektor perkebunan dan

subsektor peternakan juga cukup potensial di Kabupaten OKU Timur karena

memiliki nilai LQ lebih dari satu (LQ > 1). Subsektor perkebunan memiliki nilai

LQ sebesar 1,49 dan subsektor peternakan memiliki nilai LQ yang lebih

signifikan yaitu sebesar 2,23. Dengan demikian keunggulan komparatif sektor

pertanian di Kabupaten OKU Timur disumbang oleh tiga subsektornya, yaitu

subsektor tanaman bahan makanan, perkebunan, dan peternakan.

Tabel 5.3. Luas Irigasi menurut Tipe dan Kecamatan di Kabupaten OKU Timur Tahun 2007

Jenis Irigasi Luas Sawah yang

terairi irigasi (ha)

Panjang Irigasi (m)

1. Irigasi Primer 2. Irigasi Sekunder 3. Irigasi Sub Sekunder 4. Irigasi Tersier

2.293 15.856

6.056 57.317

13.000 219.079

35.908 182.710

Jumlah 81.522 450.697 Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten OKU Timur

Adapun keunggulan komparatif pada sektor jasa-jasa dipengaruhi oleh

subsektor pemerintahan umum. Nilai LQ sektor jasa-jasa ini sebesar 1,04, yang

Page 81: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL KABUPATEN … · serta struktur dan pola pertumbuhan ekonominya, maka subsektor tanaman ... Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Persebaran Penduduk

66

disumbang oleh subsektor pemerintahan umum sebagai subsektor basis/potensial

dengan nilai LQ sebesar 1,11. Potensialnya subsektor pemerintahan umum di

Kabupaten OKU Timur disebabkan oleh agresifnya pemerintah kabupaten dalam

melakukan penataan dan pembangunan di hampir seluruh lini. Hal tersebut

bertujuan untuk mengejar ketertinggalan pembangunan Kabupaten OKU Timur

dibandingkan kabupaten lain yang sudah lebih dahulu maju. Dari Tabel 5.4 dapat

diketahui bahwa belanja pemerintah kabupaten pada tahun 2007 bertumbuh

sebesar 24,46 persen dibandingkan tahun 2006. Belanja pembangunan tumbuh

lebih cepat (sebesar 25,46 persen) jika dibandingkan dengan belanja rutin (sebesar

21,90 persen). Instrumen belanja pemerintah tersebut juga dimaksudkan sebagai

stimulans sekaligus sebagai investasi pemerintah dalam menumbuhkan potensi

ekonomi Kabupaten OKU Timur secara lebih luas.

Tabel 5.4 Belanja Pemerintah Kabupaten OKU Timur Tahun 2006-2007

Jenis Pengeluaran 2006 (Rp)

2007 (Rp)

Pertumbuhan(%)

Pengeluaran Rutin Pengeluaran Pmbangunan

188.392.846.211 319.671.880.641

229.655.101.900 401.049.582.662

21,90 25,46

Jumlah 508.063.726.852 630.724.684.560 24,14 Sumber: Bagian Keuangan Pemerintah Kabupaten OKU Timur (Data diolah)

Secara umum tampak bahwa perekonomian Kabupaten OKU Timur masih

bercirikan ekonomi tradisional dimana sektor pertanian menjadi andalan

perekonomian daerah. Di sisi lain, belanja pemerintah tampaknya juga masih

menjadi faktor dominan dalam menggerakkan perekonomian daerah. Sinyal ini

memberikan petunjuk pentingnya penelitian ini guna mengidentifikasi

sektor/subsektor ekonomi potensial di Kabupaten OKU Timur.

Page 82: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL KABUPATEN … · serta struktur dan pola pertumbuhan ekonominya, maka subsektor tanaman ... Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Persebaran Penduduk

67

5.1.2 Analisis Model Rasio Pertumbuhan

Model Rasio Pertumbuhan (MRP) merupakan alat analisis yang digunakan

untuk melihat potensi sektor ekonomi berdasarkan kriteria pertumbuhan. Menurut

Yusuf (1999), analisis MRP terdiri atas 2 instrumen pengukuran yaitu Rasio

Pertumbuhan Wilayah Studi (RPs) yang menunjukkan rasio pertumbuhan antara

wilayah studi dengan wilayah referensi yang lebih besar. Dalam hal ini adalah

Kabupaten OKU Timur terhadap Provinsi Sumatera Selatan. Selanjutnya

instrumen kedua adalah Rasio Pertumbuhan Wilayah Referensi (RPr) yaitu rasio

pertumbuhan suatu sektor/subsektor ekonomi pada wilayah referensi terhadap

pertumbuhan ekonomi agregat pada wilayah referensi.

Tabel 5.5 memperlihatkan bahwa RPs sektor pertanian di Kabupaten OKU

Timur memiliki nilai kurang dari 1. Kondisi ini mengindikasikan bahwa sektor

pertanian bukan merupakan kegiatan ekonomi yang potensial di Kabupaten OKU

Timur berdasarkan kriteria pertumbuhan. Namun subsektor perkebunan,

kehutanan dan perikanan merupakan subsektor yang potensial, karena memiliki

nilai RPr yang lebih dari 1. Untuk Provinsi Sumatera Selatan sektor pertanian juga

bukan merupakan sektor yang potensial, karena memiliki nilai RPr yang kurang

dari 1. Sementara subsektor perkebunan di Provinsi Sumatera Selatan merupakan

subsektor yang potensial berdasarkan kriteria pertumbuhan.

Sektor pertambangan dan penggalian (bukan migas) di Kabupaten OKU

Timur ternyata memiliki nilai RPs lebih dari 1, yang berarti menunjukkan bahwa

sektor ini merupakan sektor potensial berdasarkan kriteria pertumbuhan. Kondisi

ini berbeda jika dibandingkan dengan seluruh wilayah di Provinsi Sumatera

Page 83: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL KABUPATEN … · serta struktur dan pola pertumbuhan ekonominya, maka subsektor tanaman ... Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Persebaran Penduduk

68

Selatan, karena nilai RPr sektor pertambangan dan penggalian (bukan migas)

menunjukkan nilai kurang dari 1. Dengan demikian sektor pertambangan dan

penggalian secara keseluruhan di Provinsi Sumatera Selatan juga kurang potensial

dari sisi pertumbuhannya.

Tabel 5.5 Hasil Perhitungan Rasio Pertumbuhan Kabupaten OKU Timur (RPs) dan Rasio Pertumbuhan Provinsi Sumatera Selatan (RPr)

Sektor/Subsektor RPs RPr

1. Pertanian 0,96 0,91 a. Tanaman Bahan Makanan 0,66 0,77 b. Tanaman Perkebunan 1,26 1,20 c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 0,71 0,79 d. Kehutanan 2,00 0,40 e. Perikanan 1,60 0,71 2. Pertambangan & Penggalian 1,59 0,48 a. Minyak dan Gas Bumi - - b. Pertambangan tanpa Migas - 0,29 c. Penggalian 0,76 1,00 3. Industri Pengolahan 0,58 1,08 a. Industri Migas - - b. Industri Tanpa Migas 0,58 1,08 4. Listrik, Gas & Air Bersih 0,45 1,09 a. Listrik 0,44 1,09 b. Gas 0,00 57,63 c. Air Bersih 0,98 0,62 5. Bangunan 0,59 1,20 6. Perd, Hotel & Restoran 1,18 1,13 a. Perdag. Besar & Eceran 1,22 1,12 b. Hotel 0,69 0,88 c. Restoran 0,69 1,34 7. Pengangkutan & Komunikasi 0,94 1,83 a. Pengangkutan 1,68 0,99 b. Komunikasi 0,36 5,42 8. Keu. Prswan & Jasa perush 0,59 1,05 a. Bank 0,64 1,87 b. Lembaga Keuangan tanpa Bank 0,86 0,82 c. Jasa Penunjang Keuangan 0,00 0,48 d. Sewa Bangunan 0,59 1,02 e. Jasa Perusahaan 0,73 0,89 9. Jasa-Jasa 0,93 0,68 a. Pemerintahan Umum 1,31 0,46 b. Swasta 0,64 1,05

Sumber: Hasil pengolahan berdasarkan data PDRB Kab. OKU Timur

Potensialnya sektor pertambangan dan penggalian di Kabupaten OKU

Timur ternyata tidak didukung oleh subsektor penggalian yang membentuk

Page 84: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL KABUPATEN … · serta struktur dan pola pertumbuhan ekonominya, maka subsektor tanaman ... Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Persebaran Penduduk

69

pertumbuhan sektor pertambangan dan penggalian. Kondisi ini disebabkan oleh

pertumbuhan PDRB subsektor penggalian Kabupaten OKU Timur yang jauh lebih

cepat jika dibandingkan dengan pertumbuhan sektor pertambangan dan

penggalian untuk Provinsi Sumatera Selatan. Subsektor penggalian di Kabupaten

OKU Timur ternyata tidak potensial (RPs = 0,76) namun untuk seluruh Provinsi

Sumatera Selatan cukup potensial (RPr = 1,00).

Selanjutnya sektor industri pengolahan merupakan sektor yang kurang

potensial di Kabupaten OKU Timur (RPs = 0,58), tetapi untuk seluruh Provinsi

Sumatera Selatan cukup potensial (RPr = 1,08). Hal ini identik dengan subsektor

industri (tanpa migas) Provinsi Sumatera Selatan cukup potensial (RPr = 1,08),

sementara subsektor yang sama di Kabupaten OKU Timur kurang potensial (RPs

= 0,58).

Sektor listrik, gas dan air minum di Kabupaten OKU Timur juga bukan

sektor yang potensial jika dilihat dari nilai RPs-nya. Demikian juga semua

subsektor pembentuknya tidak potensial dari sisi pertumbuhan. Kondisi yang

berbeda jika dilihat secara keseluruhan wilayah Provinsi Sumatera Selatan, sektor

listrik, gas dan air bersih berpotensi dari sisi pertumbuhan, dengan nilai RPr

sebesar 1,09. Potensi sektor listrik, gas dan air bersih Provinsi Sumatera Selatan

ternyata didukung oleh subsektor listrik (RPr = 1,09) dan subsektor gas (RPr =

57,63), sementara subsektor air bersih Provinsi Sumatera Selatan kurang potensial

(RPr = 0,62). Potensi subsektor listrik Provinsi Sumatera Selatan tersebut, selaras

dengan program pemerintah provinsi untuk menjadikan Provinsi Sumatera Selatan

Page 85: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL KABUPATEN … · serta struktur dan pola pertumbuhan ekonominya, maka subsektor tanaman ... Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Persebaran Penduduk

70

sebagai lumbung energi dan lumbung pangan nasional yang dicanangkan sejak

tahun 2005.

Sektor bangunan di Kabupaten OKU Timur juga bukan sektor yang

potensial (RPs = 0,59) dari sisi pertumbuhan, jika dibandingkan dengan

pertumbuhan sektor bangunan seluruh Provinsi Sumatera Selatan (RPr = 1,20).

Adapun sektor perdagangan, hotel dan restoran cukup potensial di Kabupaten

OKU Timur dengan RPs sebesar 1,18. Potensi sektor ini di Kabupaten OKU

Timur didukung oleh potensi subsektor perdagangan (RPs = 1,22), adapun

subsektor hotel dan restoran kurang potensial di kabupaten ini (RPs < 1). Potensi

sektor perdagangan, hotel dan restoran Provinsi Sumatera Selatan cukup

signifikan (RPr > 1).

Selanjutnya sektor pengangkutan dan komunikasi Kabupaten OKU Timur

tampaknya juga kurang potensial. Namun untuk subsektor pengangkutan di

Kabupaten OKU Timur cukup potensial (RPs = 1,68), sementara subsektor

komunikasi kurang potensial (RPs = 0,36). Sementara untuk Provinsi Sumatera

Selatan maka sektor pengangkutan dan komunikasi sangat potensial (RPr = 1,83),

potensi sektor ini dipengaruhi oleh subsektor komunikasi dengan nilai RPr sebesar

5,42, sementara subsektor pengangkutan kurang potensial (RPr = 0,99).

Sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan di Kabupaten OKU

Timur tampaknya juga tidak berpotensi (RPs = 0,59), kondisi ini didorong oleh

subsektor pembentuknya yang kesemuanya tidak potensial. Sebaliknya di Provinsi

Sumatera Selatan sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan cukup

potensial (RPr = 1,05). Subsektor lembaga keuangan bukan bank, jasa penunjang

Page 86: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL KABUPATEN … · serta struktur dan pola pertumbuhan ekonominya, maka subsektor tanaman ... Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Persebaran Penduduk

71

keuangan dan jasa perusahaan merupakan subsektor yang tidak berpotensi (RPr <

1), sementara subsektor bank dan sewa bangunan sangat berpotensi (RPr > 1).

Adapun sektor jasa-jasa di Kabupaten OKU Timur juga bukan merupakan

sektor yang potensi dari sisi pertumbuhannya (RPs < 1). Sebagai daerah otonom

yang relatif baru, peran belanja pemerintah cukup besar dalam mempengaruhi

perekonomian daerah. Maka subsektor pemerintahan umum di Kabupaten OKU

Timur cukup potensial (RPs = 1,31), tetapi subsektor swasta tidak potensial (RPs

< 1). Sementara di Provinsi Sumatera Selatan sektor jasa-jasa tidak potensial (RPr

= 0,68). Subsektor pemerintahan umum tidak potensial (RPr = 0,46), tetapi

sebaliknya subsektor swasta justru cukup potensial (RPr = 1,05).

5.1.3 Analisis Shift-Share Modifikasi Estaban-Marquillas

Peningkatan kegiatan ekonomi yang diindikasikan oleh kenaikan PDRB

suatu wilayah dapat diperluas (decompose) atas 3 faktor pengaruh (Syafrizal,

2002). Secara rinci ketiga faktor pengaruh tersebut adalah peningkatan PDRB

yang disebabkan oleh faktor luar (kebijakan nasional/provinsi) atau sering disebut

dengan efek pertumbuhan ekonomi regional (Nij). Pengaruh kedua adalah

pengaruh struktur pertumbuhan sektor dan subsektor, atau disebut dengan

industrial mix-effect (efek bauran industri-Mij) dan terakhir adalah pengaruh

keuntungan kompetitif wilayah studi (Cij). Namun dalam perkembangannya ketiga

pengaruh ini bertambah lagi, yaitu pengaruh spesialisasi perekonomian wilayah

(Aij). Penambahan komponen pengaruh pertumbuhan ini telah dikembangkan oleh

Page 87: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL KABUPATEN … · serta struktur dan pola pertumbuhan ekonominya, maka subsektor tanaman ... Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Persebaran Penduduk

72

Estaban Marquillas (dalam Soepono, 1993) yang direpresentasikan dalam model

analisis shift-share modifikasi Estaban Marquillas (Analisis SS-EM).

Tabel 5.6 Hasil Analisis Shift Share Modifikasi Estaban-Marquillas Kabupaten OKU Timur Tahun 2000-2007 (dalam jutaan rupiah)

Sektor/Subsektor

Dampak Pertmbhan Ekonomi Regional

(Nij)

Dampak Bauran Industri

(Mij)

Cij Total Peningkatan PDRB (Dij)

Competitive Advantage

(Cij')

Spesia-lisasi (Aij)

1. Pertanian 358.428 -38.594 28.908 -35.594 313.148 a. Tanaman Bahan Makanan 177.848 -40.086 -12.640 -34.786 90.336 b. Tanaman Perkebunan 110.599 21.580 25.011 9.152 166.342 c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 35.110 -7.251 -3.316 -4.660 19.883 d. Kehutanan 8.536 -5.149 7.756 -4.361 6.781 e. Perikanan 26.335 -7.688 12.098 -939 29.806 2. Pertambangan & Penggalian 20.089 -15 -2.959 -1.783 15.332 a. Minyak dan Gas Bumi 0 0 0 0 0 b. Pertambangan tanpa Migas 0 0 0 0 0 c. Penggalian 20.089 -15 -2.959 -1.783 15.332 3. Industri Pengolahan 58.384 5.837 -57.187 29.622 36.656 a. Industri Migas 0 0 0 0 0 b. Industri Tanpa Migas 58.384 5.837 -57.187 29.622 36.656 4. Listrik, Gas & Air Bersih 833 45 -2.536 2.063 405 a. Listrik 777 66 -2.112 1.639 371 b. Gas 0 0 -416 416 0 c. Air Bersih 56 -21 -9 8 34 5. Bangunan 53.097 10.624 -31.905 5.783 37.599 6. Perd, Hotel & Restoran 99.417 12.792 23.893 -3.105 132.997 a. Perdag. Besar & Eceran 93.268 10.779 27.729 -4.439 127.338 b. Hotel 197 -23 -269 214 120 c. Restoran 5.952 2.036 -3.568 1.119 5.539 7. Pengangkutan & Komunikasi 6.752 6.205 -19.621 18.329 11.665 a. Pengangkutan 5.119 -860 2.118 2.108 8.485 b. Komunikasi 1.633 7.065 -21.740 16.221 3.180 8. Keu. Prswan & Jasa perush 27.600 1.080 -14.832 3.184 17.032 a. Bank 776 677 -1.428 901 926 b. Lembaga Keuangan tanpa Bank 284 -52 -57 24 199 c. Jasa Penunjang Keuangan 0 0 -3 3 0 d. Sewa Bangunan 26.007 515 -12.428 1.468 15.561 e. Jasa Perusahaan 533 -60 -915 788 346 9. Jasa-Jasa 76.244 -24.086 -3.323 -686 48.149 a. Pemerintahan Umum 48.571 -26.014 7.134 -196 29.496 b. Swasta 27.673 1.927 -10.457 -490 18.653

J U M L A H 700.844 -26.113 -79.561 17.813 612.983 Sumber: Hasil pengolahan berdasarkan data PDRB Kab. OKU Timur

Tabel 5.6 memperlihatkan bahwa sejak tahun 2000 hingga 2007 terjadi

peningkatan PDRB sebesar Rp. 612,98 milyar di Kabupaten OKU Timur.

Berdasarkan hasil analisis SS-EM maka kenaikan PDRB ini didominasi oleh 4

Page 88: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL KABUPATEN … · serta struktur dan pola pertumbuhan ekonominya, maka subsektor tanaman ... Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Persebaran Penduduk

73

sektor ekonomi yaitu: sektor pertanian yang meningkat Rp. 313,15 milyar, sektor

perdagangan yang meningkat Rp. 133,00 milyar, sektor jasa-jasa yang meningkat

Rp. 48,15 milyar dan sektor bangunan yang meningkat Rp. 37,60 milyar

Jika dilihat per subsektor maka peningkatan PDRB sebesar Rp. 612,98

milyar ini tak terlepas dari peran subsektor-subsektor yang dominan di Kabupaten

OKU Timur, yaitu subsektor tanaman perkebunan yang meningkat sebesar Rp.

166,34 milyar, subsektor perdagangan sebesar Rp. 127,34 milyar dan subsektor

tanaman bahan makanan sebesar Rp. 90,34 milyar.

Selanjutnya berdasarkan analisis SS-EM, maka peningkatan PDRB di

Kabupaten OKU Timur sangat dipengaruhi oleh empat faktor yaitu: dampak

pertumbuhan ekonomi agregat di Provinsi Sumatera Selatan (faktor eksternal)

yang mampu meningkatkan agregat PDRB OKU Timur sebesar Rp. 700,84

milyar, dampak pertumbuhan ekonomi sektoral (industrial mix) di Provinsi

Sumatera Selatan yang mampu mengakibatkan pertumbuhan negatif agregat

PDRB OKU Timur sebesar Rp. 26,11 milyar, dampak keunggulan kompetitif

(competitive advantage) yang mampu mengakibatkan pertumbuhan negatif

agregat PDRB OKU Timur sebesar Rp. 79,56 milyar serta dampak spesialisasi

perekonomian di Kabupaten OKU Timur, yang mampu mengakibatkan

pertumbuhan agregat PDRB OKU Timur sebesar Rp. 17,81 milyar.

a. Dampak Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Sumatera Selatan terhadap Perekonomian Kabupaten OKU Timur Sebagaimana yang dikemukakan oleh Syafrizal (2002) bahwa peningkatan

kegiatan ekonomi suatu daerah sangat dipengaruhi oleh kebijakan regional atau

Page 89: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL KABUPATEN … · serta struktur dan pola pertumbuhan ekonominya, maka subsektor tanaman ... Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Persebaran Penduduk

74

wilayah yang lebih luas (nasional/provinsi). Kebijakan-kebijakan ini secara

langsung maupun tidak langsung akan memberikan dampak pada kinerja

perekonomian daerah. Maka perkembangan perekonomian Provinsi Sumatera

Selatan yang diindikasikan oleh laju pertumbuhan ekonomi akan berdampak bagi

perkembangan perekonomian kabupaten/kota dalam Provinsi Sumatera Selatan.

Hal ini tentu akan berpengaruh pula pada aktifitas perekonomian di

Kabupaten OKU Timur. Dampak atau pengaruh pertumbuhan ekonomi Provinsi

Sumatera Selatan ini dapat dikatakan sebagai pengaruh yang bersumber dari luar

Kabupaten OKU Timur (di luar kebijakan daerah), oleh karena itu pengaruh ini

sering pula disebut faktor eksternal.

Tabel 5.7 memperlihatkan bahwa pengaruh kinerja perekonomian Provinsi

Sumatera Selatan, yang ditunjukkan oleh pertumbuhan ekonomi memiliki

kontribusi yang besar bagi kinerja perekonomian Kabupaten OKU Timur. Secara

riil, pengaruh eksternal ini telah mengakibatkan peningkatan PDRB Kabupaten

OKU Timur sebesar Rp. 700,84 milyar. Kondisi ini menunjukkan bahwa 114,33

persen peningkatan PDRB (pertumbuhan ekonomi) Kabupaten OKU Timur

disebabkan oleh pengaruh perekonomian agregat Provinsi Sumatera Selatan. Hal

ini menunjukkan pula bahwa kinerja perekonomian Kabupaten OKU Timur

sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal.

Secara sektoral, pengaruh perekonomian Provinsi Sumatera Selatan sangat

kentara terjadi pada hampir seluruh sektor ekonomi di Kabupaten OKU Timur,

kecuali sektor perdagangan, hotel dan restoran dan sektor pengangkutan dan

komunikasi. Pada sektor pertanian terlihat bahwa subsektor tanaman bahan

Page 90: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL KABUPATEN … · serta struktur dan pola pertumbuhan ekonominya, maka subsektor tanaman ... Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Persebaran Penduduk

75

makanan merupakan subsektor yang paling dipengaruhi oleh faktor eksternal

(196,87 %). Faktor eksternal ini sesungguhnya dapat meningkatkan PDRB

subsektor bahan makanan di Kabupaten OKU Timur sebesar Rp. 177,85 milyar,

namun secara riil subsektor ini hanya mampu meningkat Rp. 90,34 milyar.

Tabel 5.7 Dampak Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Sumatera Selatan terhadap Peningkatan PDRB Kabupaten OKU Timur Tahun 2000-2007 (dalam jutaan rupiah dan persentase)

Sektor/Subsektor

Dampak Faktor luar/Pertumbuhan Ekonomi Regional

(Nij)

Total Peningkatan

PDRB (Dij)

Pengaruh Dampak

Faktor Luar (%)

1. Pertanian 358.428 313.148 114,46 a. Tanaman Bahan Makanan 177.848 90.336 196,87 b. Tanaman Perkebunan 110.599 166.342 66,49 c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 35.110 19.883 176,58 d. Kehutanan 8.536 6.781 125,88 e. Perikanan 26.335 29.806 88,36 2. Pertambangan & Penggalian 20.089 15.332 131,03 a. Minyak dan Gas Bumi - - - b. Pertambangan tanpa Migas - - - c. Penggalian 20.089 15.332 131,03 3. Industri Pengolahan 58.384 36.656 159,28 a. Industri Migas - - - b. Industri Tanpa Migas 58.384 36.656 159,28 4. Listrik, Gas & Air Bersih 833 405 205,61 a. Listrik 777 371 209,49 b. Gas - - - c. Air Bersih 56 34 163,28 5. Bangunan 53.097 37.599 141,22 6. Perd, Hotel & Restoran 99.417 132.997 74,75 a. Perdag. Besar & Eceran 93.268 127.338 73,24 b. Hotel 197 120 164,44 c. Restoran 5.952 5.539 107,45 7. Pengangkutan & Komunikasi 6.752 11.665 57,88 a. Pengangkutan 5.119 8.485 60,33 b. Komunikasi 1.633 3.180 51,36 8. Keu. Prswan & Jasa perush 27.600 17.032 162,05 a. Bank 776 926 83,82 b. Lembaga Keuangan tanpa Bank 284 199 142,78 c. Jasa Penunjang Keuangan - - - d. Sewa Bangunan 26.007 15.561 167,13 e. Jasa Perusahaan 533 346 154,03 9. Jasa-Jasa 76.244 48.149 158,35 a. Pemerintahan Umum 48.571 29.496 164,67 b. Swasta 27.673 18.653 148,35

J U M L A H 700.844 612.983 114,33 Sumber: Hasil pengolahan berdasarkan data PDRB Kab. OKU Timur

Page 91: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL KABUPATEN … · serta struktur dan pola pertumbuhan ekonominya, maka subsektor tanaman ... Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Persebaran Penduduk

76

Pengaruh eksternal yang besar pada kegiatan subsektor bahan makanan

disebabkab kebijakan dari luar yang menyangkut biaya input pertanian, seperti

subsidi pupuk dan harga-harga sarana produksi tanaman bahan makanan.

Disamping itu, kegiatan subsektor tanaman bahan makanan juga dipengaruhi oleh

faktor musim. Oleh karena itu faktor luar sangat mendominasi peningkatan PDRB

subsektor ini. Demikian pula yang terjadi dengan subsektor peternakan,

sebenarnya dengan adanya pengaruh faktor luar PDRB subsektor ini dapat

meningkat sebesar Rp. 35,11 milyar, namun riilnya hanya mampu meningkat

sebesar Rp. 19,88 milyar.

Selanjutnya subsektor yang paling dipengaruhi oleh faktor eksternal pada

sektor listrik, gas dan air bersih adalah subsektor listrik. Pengaruh faktor luar

terhadap sektor ini sebesar 209,49 persen. Adapun subsektor lain yang PDRB-nya

dipengaruhi secara signifikan oleh faktor luar secara berurut adalah; subsektor

sewa bangunan (118,73), pemerintahan umum (116,98 persen), hotel (116,82), air

bersih (115,99), dan industri tanpa migas (113,15 persen).

Secara umum, membaiknya kondisi perekonomian Provinsi Sumatera

Selatan dalam kurun waktu tahun 2000-2007 sangat mempengaruhi kinerja

seluruh sektor ekonomi di Kabupaten OKU Timur. Beberapa sektor atau

subsektor ekonomi di Kabupaten OKU Timur terpengaruh secara sangat

signifikan, tetapi beberapa sektor atau subsektor lainnya terpengaruh tidak terlalu

signifikan. Tidak ada satu sektor/subsektor pun yang mengalami penurunan akibat

faktor luar tersebut tersebut.

Page 92: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL KABUPATEN … · serta struktur dan pola pertumbuhan ekonominya, maka subsektor tanaman ... Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Persebaran Penduduk

77

b. Dampak Bauran Industri di Provinsi Sumatera Selatan terhadap Perekonomian di Kabupaten OKU Timur Dampak bauran industri (industrial mix-effect) atau struktur pertumbuhan

ekonomi di Provinsi Sumatera Selatan berpengaruh secara negatif terhadap

peningkatan PDRB di Kabupaten OKU Timur sebagaimana terlihat pada Tabel

5.8. Akibat dampak bauran industri tersebut PDRB Kabupaten OKU Timur

menurun sebesar Rp. 26,11 milyar selama periode 2000-2007.

Penurunan PDRB sebesar ini menunjukkan bahwa struktur pertumbuhan

ekonomi Provinsi Sumatera Selatan justru melemahkan perekonomian Kabupaten

OKU Timur sebesar 4,26 persen. Namun pengaruh ini jauh lebih kecil jika

dibandingkan dengan dampak pertumbuhan ekonomi agregat Provinsi Sumatera

Selatan yang mampu mempengaruhi peningkatan kinerja perekonomian

Kabupaten OKU Timur sebesar 114,33 persen.

Sektor ekonomi Kabupaten OKU Timur yang paling besar memperoleh

imbas negatif bauran industri dari Provinsi Sumatera Selatan adalah sektor

pertanian dan sektor jasa-jasa. Sektor pertanian menurun sebesar Rp. 38,59 milyar

dan sektor jasa-jasa menurun sebesar Rp. 24,09 milyar akibat industrial mix effect

tersebut. Kemudian disusul oleh sektor-sektor lainnya seperti sektor pertambangan

dan penggalian yang menurunkan PDRB sebesar Rp. 15,33 milyar. Adapun sektor

yang memperoleh imbas bauran industri positif yang cukup kuat adalah sektor

perdagangan, hotel dan restoran sebesar Rp. 12,79 milyar, sektor bangunan

sebesar Rp. 10,62 milyar, sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar Rp. 6,20

milyar dan sektor industri pengolahan sebesar Rp. 5,84 milyar.

Page 93: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL KABUPATEN … · serta struktur dan pola pertumbuhan ekonominya, maka subsektor tanaman ... Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Persebaran Penduduk

78

Tabel 5.8 Dampak Pertumbuhan Ekonomi Sektoral Provinsi Sumatera Selatan (Industrial Mix Effect) terhadap Peningkatan PDRB Kabupaten OKU Timur Tahun 2000-2007 (dalam jutaan rupiah dan persentase)

Sektor/Subsektor Dampak

Industrial Mix (Mij)

Total Peningkatan PDRB (Dij)

Pengaruh Dampak Industrial Mix

(%) 1. Pertanian -38.594 313.148 -12,32 a. Tanaman Bahan Makanan -40.086 90.336 -44,37 b. Tanaman Perkebunan 21.580 166.342 12,97 c. Peternakan dan Hasil-hasilnya -7.251 19.883 -36,47 d. Kehutanan -5.149 6.781 -75,93 e. Perikanan -7.688 29.806 -25,79 2. Pertambangan & Penggalian -15 15.332 -0,10 a. Minyak dan Gas Bumi - - - b. Pertambangan tanpa Migas - - - c. Penggalian -15 15.332 -0,10 3. Industri Pengolahan 5.837 36.656 15,92 a. Industri Migas - - - b. Industri Tanpa Migas 5.837 36.656 15,92 4. Listrik, Gas & Air Bersih 45 405 11,21 a. Listrik 66 371 17,87 b. Gas - - - c. Air Bersih -21 34 -61,54 5. Bangunan 10.624 37.599 28,26 6. Perd, Hotel & Restoran 12.792 132.997 9,62 a. Perdag. Besar & Eceran 10.779 127.338 8,46 b. Hotel -23 120 -19,10 c. Restoran 2.036 5.539 36,75 7. Pengangkutan & Komunikasi 6.205 11.665 53,20 a. Pengangkutan -860 8.485 -10,14 b. Komunikasi 7.065 3.180 222,18 8. Keu. Prswan & Jasa perush 1.080 17.032 6,34 a. Bank 677 926 73,13 b. Lembaga Keuangan tanpa Bank -52 199 -26,26 c. Jasa Penunjang Keuangan - - - d. Sewa Bangunan 515 15.561 3,31 e. Jasa Perusahaan -60 346 -17,39 9. Jasa-Jasa -24.086 48.149 -50,02 a. Pemerintahan Umum -26.014 29.496 -88,19 b. Swasta 1.927 18.653 10,33 Jumlah -26.113 612.983 -4,26

Sumber: Hasil pengolahan berdasarkan data PDRB Kab. OKU Timur

c. Dampak Keunggulan Kompetitif dan Spesialisasi

Sebagaimana telah dijelaskan bahwa melalui analisis SS-EM dapat

dideteksi sektor dan subsektor ekonomi yang memiliki keunggulan kompetitif dan

spesialisasi pada suatu wilayah. Tabel 5.9 menunjukkan bahwa sektor

pertambangan dan penggalian (tanpa migas) memiliki keunggulan kompetitif

Page 94: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL KABUPATEN … · serta struktur dan pola pertumbuhan ekonominya, maka subsektor tanaman ... Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Persebaran Penduduk

79

sekaligus spesialisasi di Kabupaten OKU Timur. Keunggulan tersebut didukung

oleh subsektor penggalian.

Tabel 5.9 Identifikasi Keunggulan Kompetitif dan Spesialisasi Perekonomian Kabupaten OKU Timur Tahun 2000-2007

Sektor/Subsektor rij - rin Eij - Eij*

Ada/Tidak*)

Keunggulan Kompetitif Spesialisasi

1. Pertanian -0,02 353.441 tidak ada a. Tanaman Bahan Makanan -0,13 258.477 tidak ada b. Tanaman Perkebunan 0,16 58.706 ada ada c. Peternakan dan Hasil-hasilnya -0,11 40.646 tidak ada d. Kehutanan 0,20 -21.732 ada tidak e. Perikanan 0,21 -4.389 ada tidak 2. Pertambangan & Penggalian 0,14 14.967 ada ada a. Minyak dan Gas Bumi - - - - b. Pertambangan tanpa Migas - - - - c. Penggalian -0,12 14.967 tidak ada 3. Industri Pengolahan -0,23 -132.453 tidak tidak a. Industri Migas - - - - b. Industri Tanpa Migas -0,23 -132.453 tidak tidak 4. Listrik, Gas & Air Bersih -0,30 -6.899 tidak tidak a. Listrik -0,31 -5.343 tidak tidak b. Gas -29,09 -14 tidak tidak c. Air Bersih -0,01 -1.541 tidak tidak 5. Bangunan -0,25 -23.290 tidak tidak 6. Perd, Hotel & Restoran 0,10 -42.154 ada tidak a. Perdag. Besar & Eceran 0,13 -35.223 ada tidak b. Hotel -0,14 -1.539 tidak tidak c. Restoran -0,21 -5.392 tidak tidak 7. Pengangkutan & Komunikasi -0,05 -38.579 tidak tidak a. Pengangkutan 0,34 -29.352 ada tidak b. Komunikasi -1,75 -9.226 tidak tidak 8. Keu. Prsewaan & Jasa perush -0,22 -16.525 tidak tidak a. Bank -0,34 -2.626 tidak tidak b. Lembaga Keuangan tanpa Bank -0,06 -419 tidak tidak c. Jasa Penunjang Keuangan -0,24 -12 tidak tidak d. Sewa Bangunan -0,21 -6.900 tidak tidak e. Jasa Perusahaan -0,12 -6.567 tidak tidak 9. Jasa-Jasa -0,02 -4.594 tidak tidak a. Pemerintahan Umum 0,07 -2.715 ada tidak b. Swasta -0,19 -1.879 tidak tidak

Sumber: Hasil pengolahan berdasarkan data PDRB Kab. OKU Timur Keterangan: *) ada, berarti memiliki keunggulan dan Tidak, berarti tidak memiliki keunggulan

Suatu sektor ekonomi memiliki keunggulan kompetitif sekaligus

spesialisasi jika pertumbuhan dan peranannya lebih baik dibandingkan dengan

pertumbuhan dan peranan sektor yang sama dalam perekonomian di Provinsi

Sumatera Selatan. Adapun subsektor ekonomi yang memiliki keunggulan

Page 95: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL KABUPATEN … · serta struktur dan pola pertumbuhan ekonominya, maka subsektor tanaman ... Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Persebaran Penduduk

80

kompetitif sekaligus spesialisasi di Kabupaten OKU Timur hanya satu yaitu

subsektor tanaman perkebunan. Keunggulan kompetitif sekaligus spesialisasi pada

subsektor tanaman perkebunan ini tampak anomali, dimana sektor pertaniannya

justru justru tidak memiliki kedua keunggulan secara bersamaan. Sektor pertanian

di OKU timur memiliki spesialisasi, tetapi tidak punya daya saing.

Tabel 5.10 Dampak Keunggulan Kompetitif dan Spesialisasi Terhadap Peningkatan PDRB Kabupaten OKU Timur Tahun 2000-2007 (dalam jutaan rupiah dan persentase)

Sektor/Subsektor Dampak

Keunggulan Kompetitif

(C’ij)

Dampak Alokasi

(Aij)

Total Peningkatan

PDRB (Dij)

Pengaruh Dampak

Keunggulan Kompetitif

(%)

Pengaruh Dampak Alokasi

(%)

1. Pertanian 28.908 -35.594 313.148 9,23 -11,37 a. Tanaman Bahan Makanan -12.640 -34.786 90.336 -13,99 -38,51 b. Tanaman Perkebunan 25.011 9.152 166.342 15,04 5,50 c. Peternakan dan Hasil-hasilnya -3.316 -4.660 19.883 -16,68 -23,44 d. Kehutanan 7.756 -4.361 6.781 114,37 -64,32 e. Perikanan 12.098 -939 29.806 40,59 -3,15 2. Pertambangan & Penggalian -2.959 -1.783 15.332 -19,30 -11,63 a. Minyak dan Gas Bumi - - - - - b. Pertambangan tanpa Migas - - - - - c. Penggalian -2.959 -1.783 15.332 -19,30 -11,63 3. Industri Pengolahan -57.187 29.622 36.656 -156,01 80,81 a. Industri Migas - - - - - b. Industri Tanpa Migas -57.187 29.622 36.656 -156,01 80,81 4. Listrik, Gas & Air Bersih -2.536 2.063 405 -626,28 509,47 a. Listrik -2.112 1.639 371 -569,24 441,88 b. Gas - - - - - c. Air Bersih -9 8 34 -26,04 24,30 5. Bangunan -31.905 5.783 37.599 -84,85 15,38 6. Perd, Hotel & Restoran 23.893 -3.105 132.997 17,97 -2,33 a. Perdag. Besar & Eceran 27.729 -4.439 127.338 21,78 -3,49 b. Hotel -269 214 120 -223,75 178,41 c. Restoran -3.568 1.119 5.539 -64,41 20,21 7. Pengangkutan & Komunikasi -19.621 18.329 11.665 -168,21 157,13 a. Pengangkutan 2.118 2.108 8.485 24,97 24,84 b. Komunikasi -21.740 16.221 3.180 -683,64 510,10 8. Keu. Prswan & Jasa perush -14.832 3.184 17.032 -87,08 18,70 a. Bank -1.428 901 926 -154,22 97,26 b. Lembaga Keuangan tanpa Bank -57 24 199 -28,82 12,29 c. Jasa Penunjang Keuangan - - - - - d. Sewa Bangunan -12.428 1.468 15.561 -79,87 9,43 e. Jasa Perusahaan -915 788 346 -264,48 227,85 9. Jasa-Jasa -3.323 -686 48.149 -6,90 -1,42 a. Pemerintahan Umum 7.134 -196 29.496 24,19 -0,66 b. Swasta -10.457 -490 18.653 -56,06 -2,63

Jumlah -79.561 17.813 612.983 -12,98 2,91 Sumber: Hasil pengolahan berdasarkan data PDRB Kab. OKU Timur

Page 96: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL KABUPATEN … · serta struktur dan pola pertumbuhan ekonominya, maka subsektor tanaman ... Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Persebaran Penduduk

81

Hal ini dapat dijelaskan bahwa meskipun subsektor tanaman perkebunan

memiliki keunggulan kompetitif dan spesialisasi, namun keunggulannya masih

kurang kuat untuk mendongkrak ketidakunggulan subsektor lainnya. Sehingga

sektor pertanian masih belum memiliki daya saing secara sektoral. Dari Tabel

5.10 tampak bahwa dampak keunggulan kompetitif terhadap peningkatan PDRB

Kabupaten OKU Timur dipengaruhi sektor pertanian (sebesar 9,23 persen) dan

sektor perdagangan, hotel dan restoran (sebesar 17,97 persen). Adapun dampak

spesialisasi terhadap peningkatan PDRB Kabupaten OKU Timur dipengaruhi

sektor industri pengolahan (sebesar 80,81 persen), sektor listrik, gas dan air bersih

(sebesar 509,47 persen), sektor pengangkutan dan komunikasi (sebesar 157,13

persen) dan sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan (sebesar 18,70

persen).

Pengaruh keunggulan kompetitif pada sektor perdagangan, hotel dan

restauran tak terlepas dari peran subsektor perdagangan yang telah meningkatkan

PDRB sebesar Rp. 27,73 milyar. Sementara pada sektor pertanian peran subsektor

tanaman perkebunan, subsektor kehutanan dan subsektor perikanan juga sangat

membantu meningkatkan PDRB Kabupaten OKU Timur. Masing-masing

subsektor berkontribusi sebesar Rp. 25,01 milyar (tanaman perkebunan), Rp. 7,76

milyar (kehutanan) dan Rp. 12,10 milyar (perikanan).

Dengan teridentifikasinya spesialisasi perekonomian di Kabupaten OKU

Timur, maka dampak alokasi yang direpresentasikan pada Tabel 5.10 dapat

digunakan untuk mengetahui besaran pengaruh dampak alokasi terhadap

peningkatan PDRB di Kabupaten OKU Timur. Tabel 5.10 tersebut

Page 97: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL KABUPATEN … · serta struktur dan pola pertumbuhan ekonominya, maka subsektor tanaman ... Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Persebaran Penduduk

82

memperlihatkan bahwa walaupun sektor listrik, gas dan air bersih memiliki

dampak alokasi cukup besar (Rp. 509,47 milyar), namun dengan

mempertimbangkan Tabel 5.12, maka sektor tersebut sesungguhnya tidak

memiliki keunggulan kompetitif dan spesialisasi di Kabupaten OKU Timur.

Dampak alokasi yang besar pada sektor listrik, gas dan air bersih lebih disebabkan

faktor perhitungan matematis, karena nilai (rij-rin) dan (Eij-Eij*) yang negatif

menyebabkan dampak alokasi menjadi positif.

5.1.4 Analisis Overlay

Analisis overlay merupakan analisis yang digunakan untuk melihat sektor

dan subsektor ekonomi potensial baik dari sisi kontribusi maupun dari sisi

pertumbuhan PDRB. Dalam penelitian ini, analisis overlay juga merupakan bahan

komparasi berbagai alat analisis yang digunakan untuk melihat sektor dan

subsektor ekonomi potensial di Kabupaten OKU Timur.

Untuk melihat potensi ekonomi di Kabupaten OKU Timur secara lebih

komprehensif, maka analisis overlay dilakukan dengan pertimbangan

memasukkan hasil analisis SS-EM, sehingga analisis overlay yang dipergunakan

untuk melihat keunggulan dan potensi ekonomi di Kabupaten OKU Timur ini

merupakan integrasi antara analisis LQ (aspek keunggulan komparatif), analisis

MRP (Rasio Pertumbuhan Wilayah Studi-RPs) dan analisis SS-EM (aspek

spesialisasi dan keunggulan kompetitif).

Tabel 5.11 menunjukkan bahwa berdasarkan analisis overlay tidak

diperoleh satupun sektor ekonomi yang potensial di Kabupaten OKU Timur dan

Page 98: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL KABUPATEN … · serta struktur dan pola pertumbuhan ekonominya, maka subsektor tanaman ... Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Persebaran Penduduk

83

hanya terdapat satu subsektor ekonomi yang berpotensi, yaitu subsektor tanaman

perkebunan. Potensi yang besar pada subsektor tanaman perkebunan tersebut

karena dari berbagai alat analisis yang digunakan menunjukkan bahwa subsektor

ekonomi ini memiliki keunggulan komparatif, keunggulan kompetitif, spesialisasi

sekaligus memiliki rasio pertumbuhan yang baik jika dibandingkan dengan

perekonomian Provinsi Sumatera Selatan.

Tabel 5.11 Analisis Overlay Potensi Ekonomi Ekonomi Kabupaten OKU Timur Tahun 2000-2007

Sektor/Subsektor

Rasio Pertumbuhan

(RPs) “MRP”

Keunggulan Komparatif

(LQ)

Analisis SS-EM

Overlay Potensi*) Keungglan

Kompetitif (rij-rin)

Spesialisasi (Eij - Eij

*)

1. Pertanian 0,96 1,88 -0,02 353.441 - + - + a. Tanaman Bahan Makanan 0,66 3,57 -0,13 258.477 - + - + b. Tanaman Perkebunan 1,26 1,49 0,16 58.706 + + + + c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 0,71 2,23 -0,11 40.646 - + - + d. Kehutanan 2,00 0,44 0,20 -21.732 + - + - e. Perikanan 1,60 0,95 0,21 -4.389 + - + - 2. Pertambangan & Penggalian 1,59 0,49 0,14 14.967 + - + + a. Minyak dan Gas Bumi - - - - b. Pertambangan tanpa Migas - - - - c. Penggalian 0,76 1,55 -0,12 14.967 - + - + 3. Industri Pengolahan 0,58 0,43 -0,23 -132.453 - - - - a. Industri Migas - - - - b. Industri Tanpa Migas 0,58 0,43 -0,23 -132.453 - - - - 4. Listrik, Gas & Air Bersih 0,45 0,18 -0,30 -6.899 - - - - a. Listrik 0,44 0,20 -0,31 -5.343 - - - - b. Gas - - - - c. Air Bersih 0,98 0,07 -0,01 -1.541 - - - - 5. Bangunan 0,59 0,80 -0,25 -23.290 - - - - 6. Perd, Hotel & Restoran 1,18 0,80 0,10 -42.154 + - + - a. Perdag. Besar & Eceran 1,22 0,82 0,13 -35.223 + - + - b. Hotel 0,69 0,20 -0,14 -1.539 - - - - c. Restoran 0,69 0,63 -0,21 -5.392 - - - - 7. Pengangkutan & Komunikasi 0,94 0,29 -0,05 -38.579 - - - - a. Pengangkutan 1,68 0,32 0,34 -29.352 + - + - b. Komunikasi 0,36 0,21 -1,75 -9.226 - - - - 8. Keu. Prswan & Jasa perush 0,59 0,73 -0,22 -16.525 - - - - a. Bank 0,64 0,33 -0,34 -2.626 - - - - b. Lembaga Keuangan tanpa Bank 0,86 0,58 -0,06 -419 - - - - c. Jasa Penunjang Keuangan - - - - d. Sewa Bangunan 0,59 0,83 -0,21 -6.900 - - - - e. Jasa Perusahaan 0,73 0,13 -0,12 -6.567 - - - - 9. Jasa-Jasa 0,93 1,04 -0,02 -4.594 - + - - a. Pemerintahan Umum 1,31 1,11 0,07 -2.715 + + + - b. Swasta 0,64 0,91 -0,19 -1.879 - - - -

Sumber: Hasil pengolahan berdasarkan data PDRB Kab. OKU Timur Keterangan: Tanda (+), berarti berpotensi dan tanda (-) berarti tidak berpotensi

Page 99: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL KABUPATEN … · serta struktur dan pola pertumbuhan ekonominya, maka subsektor tanaman ... Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Persebaran Penduduk

84

5.2 Analisis Pola dan Struktur Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten OKU Timur

Melalui perbandingan pertumbuhan ekonomi dan pendapatan perkapita

penduduk Kabupaten OKU Timur dengan Provinsi Sumatera Selatan, maka dapat

diperoleh pola dan struktur pertumbuhan ekonomi Kabupaten OKU Timur yang

ditunjukkan oleh posisi relatif perekonomian Kabupaten OKU Timur dalam

konteks perekonomian Provinsi Sumatera Selatan.

Tabel 5.12 Pertumbuhan Ekonomi dan Pendapatan per Kapita Penduduk Provinsi Sumatera Selatan dan Kabupaten OKU Timur Tahun 2000-2007

Tahun

Kabupaten OKU Timur Provinsi Sumatera Selatan

PertumbuhanEkonomi

(%)

Pendapatan Perkapita

(Rp.)

Pertumbuhan Ekonomi

(%)

Pendapatan Perkapita

(Rp.) 2000 - 2.712.601 - 3.794.958 2001 3,73 3.092.603 2,93 4.253.576 2002 4,93 3.479.045 4,44 4.727.304 2003 4,60 3.734.128 5,74 5.242.660 2004 5,39 4.110.746 6,79 5.872.473 2005 5,72 4.631.502 6,91 6.716.525 2006 6,49 5.423.119 7,31 7.706.540 2007 6,70 6.426.218 8,04 8.869.920

Rata-rata 6,31 4.201.245 7,21 5.897.994 Sumber: BPS Kabupaten OKU Timur dan BPS Provinsi Sumatera Selatan (diolah)

Tabel 5.12 menginformasikan bahwa rata-rata pertumbuhan ekonomi

Kabupaten OKU Timur selama tahun 2000-2007 sebesar 6,31 persen per tahun,

dengan rata-rata pendapatan per kapita sebesar Rp. 4.201.245 per tahun.

Sementara di Provinsi Sumatera Selatan terjadi rata-rata pertumbuhan

ekonominya lebih tinggi yaitu sebesar 7,21 persen per tahun selama tahun 2000-

2007, dengan rata-rata pendapatan perkapita sebesar Rp. 5.897.994 per tahun.

Page 100: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL KABUPATEN … · serta struktur dan pola pertumbuhan ekonominya, maka subsektor tanaman ... Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Persebaran Penduduk

85

Berdasarkan kondisi ini maka dapat disimpulkan bahwa Kabupaten OKU

Timur memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi lebih rendah daripada Provinsi

Sumatera Selatan dan pendapatan per kapita yang relatif lebih kecil dibandingkan

pendapatan per kapita kabupaten/kota lainnya di Provinsi Sumatera Selatan. Oleh

karena itu berdasarkan tipologi klassen maka dalam konteks wilayah Provinsi

Sumatera Selatan, Kabupaten OKU Timur masuk dalam klasifikasi daerah yang

relative tertinggal.

Selain untuk melihat klasifikasi pola dan struktur pertumbuhan ekonomi

regional, tipologi klassen juga dapat digunakan untuk melihat pola dan struktur

pertumbuhan ekonomi secara sektoral maupun subsektoral. Dengan modifikasi

tipologi klassen dapat diklasifikasikan sektor dan subsektor ekonomi di suatu

daerah (region). Klasifikasi sektor dan subsektor ekonomi di Kabupaten OKU

Timur berdasarkan tipologi klassen adalah:

1. Sektor/subsektor yang maju dan tumbuh cepat, yaitu

sektor/subsektor yang memiliki laju pertumbuhan dan kontribusinya

lebih tinggi dibandingkan dengan laju pertumbuhan dan kontribusi

sektor/subsektor tersebut secara keseluruhan di Provinsi Sumatera

Selatan. Sektor yang termasuk klasifikasi ini adalah sektor pertanian.

Sedangkan subsektornya adalah subsektor tanaman perkebunan dan

subsektor pemerintahan umum.

2. Sektor/subsektor yang maju tapi tertekan, yaitu sektor/subsektor

yang laju pertumbuhannya lebih kecil dari laju pertumbuhan

sektor/subsektor di Provinsi Sumatera Selatan, akan tetapi kontribusi

Page 101: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL KABUPATEN … · serta struktur dan pola pertumbuhan ekonominya, maka subsektor tanaman ... Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Persebaran Penduduk

86

sektor/subsektor tersebut lebih besar dari kontribusi sektor/subsektor

di Provinsi Sumatera Selatan. Sektor ekonomi yang termasuk dalam

klasifikasi ini adalah sektor jasa-jasa. Sedangkan subsektornya

adalah subsektor tanaman bahan makanan, peternakan, dan

penggalian.

3. Sektor/subsektor yang berkembang cepat, yaitu sektor/subsektor

yang laju pertumbuhannya lebih besar dibandingkan dengan laju

pertumbuhan sektor/subsektor di Provinsi Sumatera Selatan, akan

tetapi kontribusi sektor/subsektor tersebut lebih rendah dari

kontribusi sektor/subsektor di Provinsi Sumatera Selatan. Sektor

yang termasuk klasifikasi ini adalah sektor pertambangan dan

penggalian dan sektor perdagangan, hotel dan restoran. Sedangkan

subsektornya adalah subsektor kehutanan, subsektor perikanan,

perdagangan dan pengangkutan.

4. Sektor/subsektor yang relatif tertinggal, yaitu sektor/subsektor

yang memiliki laju pertumbuhan dan kontribusinya lebih rendah dari

laju pertumbuhan dan kontribusi sektor/subsektor tersebut di

Provinsi Sumatera Selatan. Sektor dan subsektor selain yang masuk

katagori di atas termasuk dalam kelompok sektor/subsektor yang

relatif tertinggal (selengkapnya lihat Tabel 5.13).

Melalui pengklasifikasian tersebut, maka dapat pula diketahui potensi

sektor/subsektor ekonomi di Kabupaten OKU Timur sehingga dapat menjadi

Page 102: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL KABUPATEN … · serta struktur dan pola pertumbuhan ekonominya, maka subsektor tanaman ... Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Persebaran Penduduk

87

tolok ukur sekaligus acuan bagi Pemerintah Kabupaten OKU Timur dalam

menentukan perencanaan dan kebijakan pembangunan.

Tabel 5.13 Klasifikasi Sektor/Subsektor Ekonomi menurut Tipologi Klassen di Kabupaten OKU Timur Tahun 2000-2007

Sektor/Subsektor

Kab. OKU Timur Prov. Sumsel

Keterangan*) Kontr Pert Kontr Pert

1. Pertanian 51,67 32,48 27,45 27,89 1 Maju dan tumbuh cepat a. Tanaman Bahan Makanan 24,10 3,66 6,75 5,58 2 Maju tapi tertekan b. Tanaman Perkebunan 17,71 10,84 11,88 8,62 1 Maju dan tumbuh cepat c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 4,71 4,08 2,11 5,72 2 Maju tapi tertekan d. Kehutanan 1,05 5,73 2,40 2,86 3 Berkembang cepat e. Perikanan 4,09 8,16 4,31 5,10 3 Berkembang cepat 2. Pertambangan & Penggalian 2,90 5,50 5,94 3,46 3 Berkembang cepat a. Minyak dan Gas Bumi b. Pertambangan tanpa Migas 0,00 4,07 2,11 4 Relatif tertinggal c. Penggalian 2,90 5,50 1,87 7,20 2 Maju tapi tertekan 3. Industri Pengolahan 7,85 4,53 18,39 7,75 4 Relatif tertinggal a. Industri Migas b. Industri Tanpa Migas 7,85 4,53 18,39 7,75 4 Relatif tertinggal 4. Listrik, Gas & Air Bersih 0,14 3,51 0,82 7,86 4 Relatif tertinggal a. Listrik 0,14 3,44 0,69 7,82 4 Relatif tertinggal b. Gas 0,00 0,00 0,02 415,53 4 Relatif tertinggal c. Air Bersih 0,01 4,42 0,12 4,49 4 Relatif tertinggal 5. Bangunan 7,45 5,11 9,35 8,65 4 Relatif tertinggal 6. Perd, Hotel & Restoran 13,41 9,64 16,81 8,15 3 Berkembang cepat a. Perdag. Besar & Eceran 12,61 9,84 15,45 8,04 3 Berkembang cepat b. Hotel 0,02 4,38 0,12 6,37 4 Relatif tertinggal c. Restoran 0,78 6,71 1,24 9,68 4 Relatif tertinggal 7. Pengangkutan & Komunikasi 1,60 12,46 5,41 13,20 4 Relatif tertinggal a. Pengangkutan 1,33 11,95 4,10 7,11 3 Berkembang cepat b. Komunikasi 0,27 14,04 1,31 39,04 4 Relatif tertinggal 8. Keu. Prswan & Jasa perush 3,65 4,45 4,97 7,59 4 Relatif tertinggal a. Bank 0,10 8,60 0,31 13,50 4 Relatif tertinggal b. Lembaga Keuangan tanpa Bank 0,04 5,05 0,07 5,88 4 Relatif tertinggal c. Jasa Penunjang Keuangan 0,00 0,00 0,00 3,47 4 Relatif tertinggal d. Sewa Bangunan 3,44 4,31 4,13 7,35 4 Relatif tertinggal e. Jasa Perusahaan 0,06 4,68 0,46 6,40 4 Relatif tertinggal 9. Jasa-Jasa 11,33 4,55 10,86 4,89 2 Maju tapi tertekan a. Pemerintahan Umum 7,91 4,38 7,11 3,35 1 Maju dan tumbuh cepat b. Swasta 3,42 4,86 3,75 7,59 4 Relatif tertinggal

Jumlah 100,00 6,31 100,00 7,21 4 Relatif tertinggal Sumber: Hasil pengolahan berdasarkan data PDRB Kab. OKU Timur Keterangan: *) katagori menurut tipologi klassen

Page 103: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL KABUPATEN … · serta struktur dan pola pertumbuhan ekonominya, maka subsektor tanaman ... Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Persebaran Penduduk

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan melalui berbagai alat analisis pada

penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Berdasarkan keunggulan komparatif, keunggulan kompetitif,

spesialisasi serta struktur dan pola pertumbuhan ekonominya, maka

subsektor tanaman perkebunan merupakan subsektor ekonomi

potensial di Kabupaten OKU Timur. Dimana subsector perkebunan

merupakan bagian dari sector pertanian, namun sector pertaniannya

justru bukan merupakan sector potensial. Lebih lanjut, dari sisi sektor

ekonomi belum ditemukan satupun sektor ekonomi potensial di

Kabupaten OKU Timur.

2. Berdasarkan klasifikasi dengan menggunakan tipologi Klassen, maka

Kabupaten OKU Timur memiliki laju pertumbuhan ekonomi dan

pendapatan per kapita yang lebih rendah daripada Provinsi Sumatera

Selatan, oleh karenanya Kabupaten OKU Timur termasuk dalam

katagori kabupaten yang relatif tertinggal di Provinsi Sumatera

Selatan.

3. Pola dan struktur pertumbuhan ekonomi sektoral berdasarkan tipologi

Klassen menunjukkan bahwa sektor pertanian merupakan sektor yang

maju dan tumbuh pesat di Kabupaten OKU Timur, sedangkan

Page 104: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL KABUPATEN … · serta struktur dan pola pertumbuhan ekonominya, maka subsektor tanaman ... Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Persebaran Penduduk

89

subsektor ekonomi yang maju dan tumbuh pesat adalah subsektor

tanaman perkebunan dan subsektor pemerintahan umum.

6.2 Saran

Hasil temuan dalam penelitian ini memunculkan satu implikasi pokok,

yaitu pembentukan kerangka pengelolaan ekonomi makro jangka panjang di

Kabupaten OKU Timur. Secara garis besar, pengelolaan ekonomi makro jangka

panjang ini diaplikasikan melalui penerapan perencanaan pembangunan daerah

yang komprehensif. Secara operasional perencanaan pembangunan daerah yang

komprehensif dimulai dari penentuan skala prioritas pembangunan ekonomi

sektoral yang dapat berpijak dari hasil studi ini. Hal ini sangat penting dalam

upaya memacu pertumbuhan ekonomi daerah, meningkatkan dan memeratakan

pendapatan masyarakat. Oleh karena itu, Pemerintah Kabupaten OKU Timur

perlu melakukan perencanaan pembangunan daerah dengan bahan masukan dan

implikasi kebijakan sebagai berikut:

1. Menjadikan subsektor tanaman perkebunan sebagai subsektor

ekonomi potensial di Kabupaten OKU Timur sebagai prioritas

pembangunan ekonomi yang perlu ditumbuhkembangkan dalam

mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan pemerataan

pendapatan masyarakat.

2. Dengan tetap mengacu pada rencana strategis yang ada, Pemerintah

Kabupaten OKU Timur harus tetap memacu dan mengembangkan

kegiatan ekonomi lain secara lintas sektoral dan terintegrasi untuk

mengejar ketertinggalan pembangunan dibanding daerah lainnya di

Page 105: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL KABUPATEN … · serta struktur dan pola pertumbuhan ekonominya, maka subsektor tanaman ... Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Persebaran Penduduk

90

Provinsi Sumatera Selatan. Langkah dimaksud adalah melalui

penciptaan “forward linkage dan backward linkage” atau saling

keterkaitan antar berbagai kegiatan ekonomi, yang dapat menimbulkan

multiplier effect yang positif. Pembangunan infrastruktur jalan,

jembatan, pasar, penyediaan sarana transportasi, informasi pasar serta

jaminan keamanan berusaha bagi masyarakat merupakan simpul bagi

kepastian keberhasilan pembangunan ekonomi masyarakat.

Page 106: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL KABUPATEN … · serta struktur dan pola pertumbuhan ekonominya, maka subsektor tanaman ... Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Persebaran Penduduk

DAFTAR PUSTAKA

Adisasmita, Rahardo. 2008. Pengembangan Wilayah Konsep dan Teori, Graha

Ilmu, Jakarta Arsyad, Lincolyn. 1999. Pengantar Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi

Daerah, BPFE, Yogyakarta Aziz, Iwan Jaya. 1994. Ilmu Ekonomi Regional dan Beberapa Aplikasinya Di

Indonesia, Lembaga Penerbit FE-UI, Jakarta Badan Pusat Statistik. 2003. Pedoman Penghitungan PDRB Kabupaten/Kota:

Pengertian Dasar (Buku 1). BPS, Jakarta Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Selatan. 2008. Produk Domestik Regional

Bruto Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2007 (Draft Publikasi). BPS, Palembang

Badan Pusat Statistik Kabupaten OKU Timur. 2008. Produk Domestik Regional

Bruto Kabupaten OKU Timur Tahun 2007. BPS, Martapura __________________ 2007. Kabupaten OKU Timur dalam Angka Tahun 2007

(Draft Publikasi). BPS, Martapura Bratakusumah, Deddy dan Riyadi. 2003. Perencanaan Pembangunan Daerah.

Gramedia Press, Jakarta Budiharsono, Sugeng. 1995. Perencanaan Pembangunan Daerah. PAU-EK-UI,

Jakarta Dumairy. 1996. Perekonomian Indonesia. Erlangga, Jakarta Jaya, Wihana Kirana. 1993. Pengantar Ekonomi Industri: Pendekatan Struktur,

Perilaku dan Kinerja Pasar. BPFE, Yogyakarta Jhingan, ML. 2000. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. Rajawali Press,

Jakarta Kuncoro, Mudrajad dan Hairul Aswandi. 2002. Evaluasi Penetapan Kawasan

Andalan: Studi Empiris Di Kalimantan Selatan 1993-1999, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol 17, Nomor 1, Tahun 2002 : 27-45, BPFE, Yogyakarta

Mangiri, Komet. 2000. Perencanaan Terpadu Pembangunan Ekonomi Daerah,

Edisi Kedua, BPS, Jakarta

Page 107: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL KABUPATEN … · serta struktur dan pola pertumbuhan ekonominya, maka subsektor tanaman ... Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Persebaran Penduduk

92

Marwah, Taufik dan Syirod Saleh. 2002. Potensi Relatif Sektor-Sektor Ekonomi Propinsi Sumatera Selatan. Kajian Ekonomi, Vol 1, Nomor 1, Tahun 2002: 1-13, Universitas Sriwijaya, Palembang

Muzamil. 2001. Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Musi Rawas. Tesis

(Unpublished), Universitas Sriwijaya, Palembang Nugraha, Yudhistira Arya. 2003. Analisis Sektor Ekonomi Potensial Kota

Prabumulih, Tesis (Unpublished). Universitas Sriwijaya, Palembang Republik Indonesia .1999. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat No.

IV/MPR/1999 Tentang Garis-Garis Besar Haluan Negara Tahun 1999-2004. Pustaka Setia, Bandung

Saimima, Habiba. 2003. Analisis Sektor Ekonomi Potensial Dalam Perencanaan

Pembangunan Di Kota Ambon (Perbandingan Dengan Kabupaten Lain Di Propinsi Maluku), Tesis (Unpublished). Universitas Gajah Mada, Yogyakarta

Sinar Grafika. 2001. Propenas 2000-2004, UU No.25 Th.2000 Tentang Program

Pembangunan Nasional Tahun 2000-2004. Sinar Grafika, Jakarta. Soepono, Prasetyo. 1993. Analisis Shift-Share Perkembangan dan Penerapan,

Jurnal Ekonomi dan Bisnis (JEBI). Nomor 1, Tahun III : 43-54, BPFE, Yogyakarta

Sjafrizal. 1997. Pertumbuhan Ekonomi dan Ketimpangan Regional Wilayah

Indonesia Bagian Barat. Prisma, No. 3, Tahun XXVI : 27-38, LP3ES, Jakarta

___________ 2008. Ekonomi Regional Teori dan Aplikasi. Baduose Media, Padang Tarigan, Robinson. 2003. Ekonomi Regional. Bumi Aksara, Jakarta Tarwiyanto, Junaidi. 1998. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Selatan, Tesis (Unpublished). Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh

Todaro, M.P. 2000. Economic Development. Seventh Edition, New York University,

Longman, London and New York Yusuf, Maulana. 1999. Model Rasio Pertumbuhan (MRP) sebagai Salah Satu Alat

Analisis Alternatif dalam Perencanaan Wilayah dan Kota, Aplikasi Model: Wilayah Bangka-Belitung. Jurnal Ekonomi dan Keuangan Indonesia, Vol XLVII, Nomor 2, Tahun 1999 : 219-233

Page 108: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL KABUPATEN … · serta struktur dan pola pertumbuhan ekonominya, maka subsektor tanaman ... Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Persebaran Penduduk

93

Lampiran 1. PDRB Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur dan Provinsi Sumatera Selatan Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2000-2007

Lapangan Usaha Kabupaten OKU Timur Provinsi Sumatera Selatan 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007

1. Pertanian 710.208 829.377 959.650 1.054.644 1.190.354 1.352.205 1.568.480 1.845.223 7.627.133 8.824.572 10.120.900 11.111.295 12.495.630 14.358.881 17.300.120 20.080.335 a. Tanaman Bahan Makanan 352.397 415.082 469.714 506.292 542.149 602.219 686.891 786.902 1.892.587 2.243.014 2.497.455 2.687.544 2.925.392 3.417.772 4.299.814 5.113.040 b. Tanaman Perkebunan 219.147 247.116 298.492 341.476 415.239 495.286 600.931 745.454 3.233.036 3.691.904 4.372.764 4.882.162 5.544.702 6.464.934 7.452.310 8.504.813 c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 69.569 84.710 95.497 99.701 110.549 118.025 126.570 137.442 582.818 703.010 811.334 869.214 975.112 1.054.465 1.251.997 1.543.626 d. Kehutanan 16.913 18.249 20.497 21.686 25.254 26.546 27.913 29.865 778.737 798.879 840.218 901.976 997.983 1.149.021 1.563.352 1.868.394 e. Perikanan 52.182 64.220 75.450 85.489 97.163 110.129 126.175 145.560 1.139.955 1.387.765 1.599.129 1.770.399 2.052.441 2.272.689 2.732.647 3.050.462 2. Pertambangan & Penggalian 39.805 49.264 56.862 62.168 69.099 75.067 81.853 90.261 1.886.247 2.042.112 2.141.406 2.355.404 2.652.719 3.016.555 3.527.925 4.036.942 a. Minyak dan Gas Bumi b. Pertambangan tanpa Migas 1.385.737 1.442.852 1.449.464 1.592.349 1.798.463 2.056.366 2.359.360 2.613.043 c. Penggalian 39.805 49.264 56.862 62.168 69.099 75.067 81.853 90.261 500.510 599.260 691.942 763.055 854.256 960.189 1.168.565 1.423.899 3. Industri Pengolahan 115.685 138.173 154.957 164.386 172.878 195.438 221.542 252.777 5.000.224 6.216.724 6.828.693 7.491.801 8.261.404 9.293.354 11.390.661 13.690.964 a. Industri Migas b. Industri Tanpa Migas 115.685 138.173 154.957 164.386 172.878 195.438 221.542 252.777 5.000.224 6.216.724 6.828.693 7.491.801 8.261.404 9.293.354 11.390.661 13.690.964 4. Listrik, Gas & Air Bersih 1.650 2.010 2.818 3.514 3.818 4.015 4.243 4.498 172.262 222.499 303.184 380.447 425.332 469.827 528.033 592.068 a. Listrik 1.540 1.878 2.659 3.343 3.630 3.811 4.021 4.257 138.697 182.768 253.244 325.540 362.129 398.054 443.832 494.578 b. Gas 288 655 4.307 4.912 8.476 11.361 16.048 21.958 c. Air Bersih 110 132 159 171 188 204 222 241 33.277 39.076 45.633 49.995 54.727 60.412 68.153 75.532 5. Bangunan 105.209 121.854 135.030 145.098 163.064 192.417 232.151 283.990 2.589.373 3.013.564 3.383.156 3.762.967 4.300.361 5.079.274 5.810.671 6.742.083 6. Perd, Hotel & Restoran 196.991 213.396 233.636 256.677 283.761 345.057 429.232 534.855 4.819.001 5.186.493 5.778.870 6.605.709 7.622.541 9.051.350 10.941.014 12.919.872 a. Perdag. Besar & Eceran 184.807 199.755 218.827 240.234 265.761 324.691 406.059 508.466 4.433.820 4.758.275 5.299.980 6.071.697 7.022.768 8.336.020 10.066.454 11.833.200 b. Hotel 391 422 453 495 542 610 693 789 38.883 41.676 43.303 45.708 51.115 58.861 71.436 90.713 c. Restoran 11.793 13.219 14.356 15.948 17.458 19.756 22.480 25.600 346.298 386.542 435.587 488.304 548.658 656.469 803.124 995.959 7. Pengangkutan & Komunikasi 13.379 18.263 24.327 30.795 39.258 51.260 62.916 76.056 1.317.334 1.513.458 1.776.317 2.120.056 2.479.595 3.131.687 3.891.921 4.556.115 a. Pengangkutan 10.143 14.793 20.094 25.683 31.580 43.159 53.802 65.326 1.066.212 1.232.586 1.411.722 1.647.254 1.823.229 2.278.342 2.856.137 3.176.356 b. Komunikasi 3.236 3.470 4.233 5.112 7.678 8.101 9.114 10.730 251.122 280.872 364.595 472.802 656.366 853.345 1.035.784 1.379.759 8. Keu. Prswan & Jasa perush 54.688 58.666 69.667 75.551 83.226 94.026 106.446 120.840 1.435.016 1.521.785 1.776.339 1.980.596 2.261.167 2.653.394 3.162.870 3.750.156 a. Bank 1.538 1.772 1.912 2.092 2.187 2.528 2.954 3.458 83.918 96.652 104.203 119.449 148.153 175.837 198.685 221.251 b. Lembaga Keuangan non Bank 563 671 784 855 950 1.150 1.399 1.704 19.785 23.690 27.383 30.624 33.813 39.328 48.838 55.622 c. Jasa Penunjang Keuangan 247 259 272 353 393 438 518 581 d. Sewa Bangunan 51.531 55.117 65.786 71.364 78.777 88.886 100.459 113.850 1.177.447 1.238.567 1.470.232 1.641.969 1.876.357 2.213.883 2.657.020 3.184.092 e. Jasa Perusahaan 1.056 1.106 1.185 1.240 1.312 1.462 1.634 1.828 153.619 162.617 174.249 188.201 202.451 223.908 257.809 288.610 9. Jasa-Jasa 151.074 181.242 202.511 223.824 262.243 303.724 356.245 421.182 3.136.865 3.418.844 3.665.124 4.305.340 4.972.017 5.672.353 6.946.853 8.536.735 a. Pemerintahan Umum 96.242 119.594 135.688 151.405 184.959 219.552 264.428 320.857 1.994.080 2.108.891 2.201.233 2.722.395 3.261.621 3.809.152 4.862.807 6.138.385 b. Swasta 54.832 61.648 66.823 72.419 77.284 84.172 91.817 100.325 1.142.785 1.309.953 1.463.891 1.582.945 1.710.396 1.863.201 2.084.046 2.398.350

PDRB tanpa migas 1.388.689 1.612.245 1.839.458 2.016.657 2.267.701 2.613.209 3.063.108 3.629.682 27.983.455 31.960.051 35.773.989 40.113.615 45.470.766 52.726.675 63.500.068 74.905.270 Sumber: BPS Kabupaten OKU Timur dan BPS Provinsi Sumatera Selatan(diolah) Keterangan : r) Angka Revisi *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara

Page 109: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL KABUPATEN … · serta struktur dan pola pertumbuhan ekonominya, maka subsektor tanaman ... Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Persebaran Penduduk

94

Lampiran 2. PDRB Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur dan Provinsi Sumatera Selatan Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2000-

2007 (Juta Rp.)

Lapangan Usaha Kabupaten OKU Timur Provinsi Sumatera Selatan 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007

1. Pertanian 710.208 736.990 777.287 814.541 863.128 910.584 964.535 1.023.356 7.627.133 7.950.978 8.311.409 8.725.687 9.261.544 9.805.678 10.437.334 11.113.699 a. Tanaman Bahan Makanan 352.397 358.850 374.692 385.746 398.668 411.465 426.484 442.733 1.892.587 1.890.127 1.960.628 2.050.621 2.220.002 2.323.232 2.446.207 2.632.452 b. Tanaman Perkebunan 219.147 233.172 250.707 271.142 297.343 323.420 352.948 385.489 3.233.036 3.484.243 3.672.740 3.876.578 4.118.864 4.441.783 4.830.883 5.183.054 c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 69.569 72.526 74.317 75.974 78.975 82.213 85.707 89.452 582.818 602.925 631.364 662.363 696.608 726.980 769.461 816.210 d. Kehutanan 16.913 17.327 18.422 19.401 21.308 22.094 22.914 23.694 778.737 788.471 807.234 836.940 874.268 907.403 931.358 934.675 e. Perikanan 52.182 55.115 59.149 62.278 66.834 71.392 76.482 81.988 1.139.955 1.185.212 1.239.443 1.299.185 1.351.802 1.406.280 1.459.425 1.547.308 2. Pertambangan & Penggalian 39.805 42.719 44.650 46.547 48.484 50.554 52.733 55.137 1.886.247 1.888.068 1.886.430 1.986.004 2.080.164 2.166.072 2.254.058 2.343.445 a. Minyak dan Gas Bumi b. Pertambangan tanpa Migas 1.385.737 1.366.337 1.338.873 1.407.290 1.466.959 1.514.787 1.556.141 1.590.532 c. Penggalian 39.805 42.719 44.650 46.547 48.484 50.554 52.733 55.137 500.510 521.731 547.557 578.714 613.205 651.285 697.917 752.913 3. Industri Pengolahan 115.685 119.496 122.011 125.859 129.094 136.264 144.070 152.341 5.000.224 5.163.793 5.379.253 5.740.074 6.227.058 6.655.373 7.153.642 7.714.048 a. Industri Migas b. Industri Tanpa Migas 115.685 119.496 122.011 125.859 129.094 136.264 144.070 152.341 5.000.224 5.163.793 5.379.253 5.740.074 6.227.058 6.655.373 7.153.642 7.714.048 4. Listrik, Gas & Air Bersih 1.650 1.705 1.784 1.820 1.869 1.920 1.986 2.055 172.262 189.392 197.460 205.662 216.931 231.369 248.673 267.073 a. Listrik 1.540 1.590 1.663 1.698 1.742 1.788 1.848 1.911 138.697 154.744 158.396 165.366 173.783 185.426 200.056 214.667 b. Gas 288 655 4.273 4.600 6.139 7.308 7.969 8.665 c. Air Bersih 110 115 121 122 127 132 138 144 33.277 33.993 34.791 35.696 37.009 38.635 40.648 43.741 5. Bangunan 105.209 108.954 112.920 115.653 119.382 125.566 133.753 142.808 2.589.373 2.718.842 2.877.078 3.069.555 3.332.309 3.585.898 3.845.876 4.157.657 6. Perd, Hotel & Restoran 196.991 207.586 222.015 236.331 254.460 274.285 300.736 329.988 4.819.001 5.053.572 5.333.740 5.618.867 5.967.998 6.429.518 6.939.621 7.567.159 a. Perdag. Besar & Eceran 184.807 194.978 208.705 222.129 239.518 258.512 283.975 312.145 4.433.820 4.650.284 4.902.800 5.157.180 5.469.969 5.899.908 6.373.082 6.930.089 b. Hotel 391 400 416 436 452 469 489 511 38.883 39.502 39.724 40.231 42.646 45.738 49.425 56.227 c. Restoran 11.793 12.208 12.894 13.766 14.490 15.304 16.272 17.332 346.298 363.786 391.216 421.456 455.383 483.872 517.114 580.843 7. Pengangkutan & Komunikasi 13.379 15.025 16.591 18.503 19.993 21.293 23.003 25.044 1.317.334 1.385.282 1.469.749 1.612.040 1.797.325 2.005.038 2.216.756 2.534.185 a. Pengangkutan 10.143 11.471 12.735 14.327 15.501 16.325 17.430 18.628 1.066.212 1.097.374 1.136.972 1.219.197 1.315.074 1.401.592 1.492.152 1.596.752 b. Komunikasi 3.236 3.554 3.856 4.176 4.492 4.968 5.573 6.416 251.122 287.908 332.777 392.843 482.251 603.446 724.604 937.433 8. Keu. Prswan & Jasa perush 54.688 57.032 59.617 60.825 62.435 65.209 68.355 71.720 1.435.016 1.476.031 1.536.138 1.617.057 1.732.202 1.859.817 2.013.374 2.197.304 a. Bank 1.538 1.608 1.702 1.802 1.880 2.043 2.240 2.464 83.918 87.746 92.747 102.910 127.371 141.781 150.032 163.220 b. Lembaga Keuangan non Bank 563 583 619 639 668 696 728 762 19.785 20.594 21.612 22.887 23.784 24.535 25.906 27.934 c. Jasa Penunjang Keuangan 247 250 255 263 266 274 288 307 d. Sewa Bangunan 51.531 53.757 56.165 57.210 58.675 61.204 64.056 67.092 1.177.447 1.208.061 1.255.175 1.316.302 1.397.386 1.500.328 1.631.457 1.783.450 e. Jasa Perusahaan 1.056 1.084 1.131 1.174 1.212 1.266 1.331 1.402 153.619 159.380 166.349 174.695 183.395 192.899 205.691 222.393 9. Jasa-Jasa 151.074 150.932 154.543 160.831 167.339 175.888 186.770 199.223 3.136.865 2.978.164 3.092.067 3.235.779 3.353.552 3.578.911 3.861.690 4.211.579 a. Pemerintahan Umum 96.242 94.641 97.101 100.436 104.558 109.928 117.348 125.738 1.994.080 1.779.631 1.830.057 1.908.892 1.947.437 2.077.473 2.249.280 2.461.461 b. Swasta 54.832 56.291 57.442 60.395 62.781 65.960 69.422 73.485 1.142.785 1.198.533 1.262.010 1.326.887 1.406.115 1.501.438 1.612.410 1.750.118

PDRB tanpa migas 1.388.689 1.440.439 1.511.418 1.580.910 1.666.184 1.761.563 1.875.941 2.001.672 27.983.455 28.804.122 30.083.324 31.810.725 33.969.083 36.317.674 38.971.024 42.106.149Sumber: BPS Kabupaten OKU Timur dan BPS Provinsi Sumatera Selatan(diolah) Keterangan : r) Angka Revisi *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara

Page 110: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL KABUPATEN … · serta struktur dan pola pertumbuhan ekonominya, maka subsektor tanaman ... Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Persebaran Penduduk

95

Lampiran 3. Struktur Ekonomi Kabupaten OKU Timur dan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2000-2007 (dalam %)

Lapangan Usaha Kabupaten OKU Timur Provinsi Sumatera Selatan

2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007

1. Pertanian 51,14 51,44 52,17 52,30 52,49 51,75 51,21 50,84 27,26 27,61 28,29 27,70 27,48 27,23 27,24 26,81 a. Tanaman Bahan Makanan 25,38 25,75 25,54 25,11 23,91 23,05 22,42 21,68 6,76 7,02 6,98 6,70 6,43 6,48 6,77 6,83 b. Tanaman Perkebunan 15,78 15,33 16,23 16,93 18,31 18,95 19,62 20,54 11,55 11,55 12,22 12,17 12,19 12,26 11,74 11,35 c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 5,01 5,25 5,19 4,94 4,87 4,52 4,13 3,79 2,08 2,20 2,27 2,17 2,14 2,00 1,97 2,06 d. Kehutanan 1,22 1,13 1,11 1,08 1,11 1,02 0,91 0,82 2,78 2,50 2,35 2,25 2,19 2,18 2,46 2,49 e. Perikanan 3,76 3,98 4,10 4,24 4,28 4,21 4,12 4,01 4,07 4,34 4,47 4,41 4,51 4,31 4,30 4,07 2. Pertambangan & Penggalian 2,87 3,06 3,09 3,08 3,05 2,87 2,67 2,49 6,74 6,39 5,99 5,87 5,83 5,72 5,56 5,39 a. Minyak dan Gas Bumi b. Pertambangan tanpa Migas 4,95 4,51 4,05 3,97 3,96 3,90 3,72 3,49 c. Penggalian 2,87 3,06 3,09 3,08 3,05 2,87 2,67 2,49 1,79 1,88 1,93 1,90 1,88 1,82 1,84 1,90 3. Industri Pengolahan 8,33 8,57 8,42 8,15 7,62 7,48 7,23 6,96 17,87 19,45 19,09 18,68 18,17 17,63 17,94 18,28 a. Industri Migas b. Industri Tanpa Migas 8,33 8,57 8,42 8,15 7,62 7,48 7,23 6,96 17,87 19,45 19,09 18,68 18,17 17,63 17,94 18,28 4. Listrik, Gas & Air Bersih 0,12 0,12 0,15 0,17 0,17 0,15 0,14 0,12 0,62 0,70 0,85 0,95 0,94 0,89 0,83 0,79 a. Listrik 0,11 0,12 0,14 0,17 0,16 0,15 0,13 0,12 0,50 0,57 0,71 0,81 0,80 0,75 0,70 0,66 b. Gas 0,00 0,00 0,01 0,01 0,02 0,02 0,03 0,03 c. Air Bersih 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,12 0,12 0,13 0,12 0,12 0,11 0,11 0,10 5. Bangunan 7,58 7,56 7,34 7,19 7,19 7,36 7,58 7,82 9,25 9,43 9,46 9,38 9,46 9,63 9,15 9,00 6. Perd, Hotel & Restoran 14,19 13,24 12,70 12,73 12,51 13,20 14,01 14,74 17,22 16,23 16,15 16,47 16,76 17,17 17,23 17,25 a. Perdag. Besar & Eceran 13,31 12,39 11,90 11,91 11,72 12,42 13,26 14,01 15,84 14,89 14,82 15,14 15,44 15,81 15,85 15,80 b. Hotel 0,03 0,03 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,14 0,13 0,12 0,11 0,11 0,11 0,11 0,12 c. Restoran 0,85 0,82 0,78 0,79 0,77 0,76 0,73 0,71 1,24 1,21 1,22 1,22 1,21 1,25 1,26 1,33 7. Pengangkutan & Komunikasi 0,96 1,13 1,32 1,53 1,73 1,96 2,05 2,10 4,71 4,74 4,97 5,29 5,45 5,94 6,13 6,08 a. Pengangkutan 0,73 0,92 1,09 1,27 1,39 1,65 1,76 1,80 3,81 3,86 3,95 4,11 4,01 4,32 4,50 4,24 b. Komunikasi 0,23 0,22 0,23 0,25 0,34 0,31 0,30 0,30 0,90 0,88 1,02 1,18 1,44 1,62 1,63 1,84 8. Keu. Prswan & Jasa perush 3,94 3,64 3,79 3,75 3,67 3,60 3,48 3,33 5,13 4,76 4,97 4,94 4,97 5,03 4,98 5,01 a. Bank 0,11 0,11 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,30 0,30 0,29 0,30 0,33 0,33 0,31 0,30 b. Lembaga Keuangan non Bank 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 0,05 0,05 0,07 0,07 0,08 0,08 0,07 0,07 0,08 0,07 c. Jasa Penunjang Keuangan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 d. Sewa Bangunan 3,71 3,42 3,58 3,54 3,47 3,40 3,28 3,14 4,21 3,88 4,11 4,09 4,13 4,20 4,18 4,25 e. Jasa Perusahaan 0,08 0,07 0,06 0,06 0,06 0,06 0,05 0,05 0,55 0,51 0,49 0,47 0,45 0,42 0,41 0,39 9. Jasa-Jasa 10,88 11,24 11,01 11,10 11,56 11,62 11,63 11,60 11,21 10,70 10,25 10,73 10,93 10,76 10,94 11,40 a. Pemerintahan Umum 6,93 7,42 7,38 7,51 8,16 8,40 8,63 8,84 7,13 6,60 6,15 6,79 7,17 7,22 7,66 8,19 b. Swasta 3,95 3,82 3,63 3,59 3,41 3,22 3,00 2,76 4,08 4,10 4,09 3,95 3,76 3,53 3,28 3,20

Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Sumber: BPS Kabupaten OKU Timur dan BPS Provinsi Sumatera Selatan(diolah) Keterangan : r) Angka Revisi *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara

Page 111: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL KABUPATEN … · serta struktur dan pola pertumbuhan ekonominya, maka subsektor tanaman ... Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Persebaran Penduduk

96

Lampiran 4. Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur Dan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2000-2007 (dalam %)

Lapangan Usaha Kabupaten OKU Timur Provinsi Sumatera Selatan

2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 RATA2 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 RATA2

1. Pertanian 3,77 5,47 4,79 5,96 5,50 5,92 6,10 6,30 4,25 4,53 4,98 6,14 5,88 6,44 6,48 6,53 a. Tanaman Bahan Makanan 1,83 4,41 2,95 3,35 3,21 3,65 3,81 3,66 -0,13 3,73 4,59 8,26 4,65 5,29 7,61 5,58 b. Tanaman Perkebunan 6,40 7,52 8,15 9,66 8,77 9,13 9,22 10,84 7,77 5,41 5,55 6,25 7,84 8,76 7,29 8,62 c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 4,25 2,47 2,23 3,95 4,10 4,25 4,37 4,08 3,45 4,72 4,91 5,17 4,36 5,84 6,08 5,72 d. Kehutanan 2,45 6,32 5,31 9,83 3,69 3,71 3,40 5,73 1,25 2,38 3,68 4,46 3,79 2,64 0,36 2,86 e. Perikanan 5,62 7,32 5,29 7,32 6,82 7,13 7,20 8,16 3,97 4,58 4,82 4,05 4,03 3,78 6,02 5,10 2. Pertambangan & Penggalian 7,32 4,52 4,25 4,16 4,27 4,31 4,56 5,50 1,84 -0,17 -0,06 0,41 0,42 0,36 0,25 3,46 a. Minyak dan Gas Bumi b. Pertambangan tanpa Migas -1,40 -2,01 5,11 4,24 3,26 2,73 2,21 2,11 c. Penggalian 7,32 4,52 4,25 4,16 4,27 4,31 4,56 5,50 4,24 4,95 5,69 5,96 6,21 7,16 7,88 7,20 3. Industri Pengolahan 3,29 2,10 3,15 2,57 5,55 5,73 5,74 4,53 1,73 3,58 4,55 5,87 4,75 5,30 5,70 7,75 a. Industri Migas b. Industri Tanpa Migas 3,29 2,10 3,15 2,57 5,55 5,73 5,74 4,53 3,27 4,17 6,71 8,48 6,88 7,49 7,83 7,75 4. Listrik, Gas & Air Bersih 3,33 4,63 2,02 2,69 2,73 3,44 3,47 3,51 9,94 4,26 4,15 5,48 6,66 7,48 7,40 7,86 a. Listrik 3,25 4,59 2,10 2,59 2,64 3,36 3,41 3,44 11,57 2,36 4,40 5,09 6,70 7,89 7,30 7,82 b. Gas 127,43 552,37 7,65 33,46 19,04 9,04 8,73 415,53 c. Air Bersih 4,55 5,22 0,83 4,10 3,94 4,55 4,35 4,42 2,15 2,35 2,60 3,68 4,39 5,21 7,61 4,49 5. Bangunan 3,56 3,64 2,42 3,22 5,18 6,52 6,77 5,11 5,00 5,82 6,69 8,56 7,61 7,25 8,11 8,65 6. Perd, Hotel & Restoran 5,38 6,95 6,45 7,67 7,79 9,64 9,73 9,64 4,87 5,54 5,35 6,21 7,73 7,93 9,04 8,15 a. Perdag. Besar & Eceran 5,50 7,04 6,43 7,83 7,93 9,85 9,92 9,84 4,88 5,43 5,19 6,07 7,86 8,02 8,74 8,04 b. Hotel 2,30 4,00 4,81 3,67 3,76 4,26 4,50 4,38 1,59 0,56 1,28 6,00 7,25 8,06 13,76 6,37 c. Restoran 3,52 5,62 6,76 5,26 5,62 6,33 6,51 6,71 5,05 7,54 7,73 8,05 6,26 6,87 12,32 9,68 7. Pengangkutan & Komunikasi 12,30 10,42 11,52 8,05 6,50 8,03 8,87 12,46 5,16 6,10 9,68 11,49 11,56 10,56 14,32 13,20 a. Pengangkutan 13,09 11,02 12,50 8,19 5,32 6,77 6,87 11,95 2,92 3,61 7,23 7,86 6,58 6,46 7,01 7,11 b. Komunikasi 9,83 8,50 8,30 7,57 10,60 12,18 15,13 14,04 14,65 15,58 18,05 22,76 25,13 20,08 29,37 39,04 8. Keu. Prswan & Jasa perush 4,29 4,53 2,03 2,65 4,44 4,82 4,92 4,45 2,86 4,07 5,27 7,12 7,37 8,26 9,14 7,59 a. Bank 4,55 5,85 5,88 4,33 8,67 9,64 10,00 8,60 4,56 5,70 10,96 23,77 11,31 5,82 8,79 13,50 b. Lembaga Keuangan non Bank 3,55 6,17 3,23 4,54 4,19 4,60 4,67 5,05 4,09 4,94 5,90 3,92 3,16 5,59 7,83 5,88 c. Jasa Penunjang Keuangan 1,21 2,00 3,14 1,14 3,01 5,11 6,60 3,47 d. Sewa Bangunan 4,32 4,48 1,86 2,56 4,31 4,66 4,74 4,31 2,60 3,90 4,87 6,16 7,37 8,74 9,32 7,35 e. Jasa Perusahaan 2,65 4,34 3,80 3,24 4,46 5,13 5,33 4,68 3,75 4,37 5,02 4,98 5,18 6,63 8,12 6,40 9. Jasa-Jasa -0,09 2,39 4,07 4,05 5,11 6,19 6,67 4,55 -5,06 3,82 4,65 3,64 6,72 7,90 9,06 4,89 a. Pemerintahan Umum -1,66 2,60 3,43 4,10 5,14 6,75 7,15 4,38 -10,75 2,83 4,31 2,02 6,68 8,27 9,43 3,35 b. Swasta 2,66 2,04 5,14 3,95 5,06 5,25 5,85 4,86 4,88 5,30 5,14 5,97 6,78 7,39 8,54 7,59

Pertumbuhan tanpa migas 3,73 4,93 4,60 5,39 5,72 6,49 6,70 6,31 2,93 4,44 5,74 6,79 6,91 7,31 8,04 7,21 Sumber: BPS Kabupaten OKU Timur dan BPS Provinsi Sumatera Selatan(diolah) Keterangan : r) Angka Revisi *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara