Struktur dan peranan ilmu

3
Struktur dan Peranan Ilmu I. Pengertian Struktur Ilmu Pengetahuan dapat dikatakan sebagai ilmu jika kumpulan pengetahuan memiliki pola atau struktur yang jelas dan membangun keterkaitan antara sutu pengetahuan dan pengetahuan yang lainya. Sehingga setiap disiplin ilmu pastilah memiliki struktur yang menyebabkannya dibenarkan sebagai ilmu. Sebelum memahami lebih dalam akan pengertian dari struktur suatu disiplin ilmu. Maka langkah awal sebelum itu adalah memahami arti dari kata ‘‘struktur’’. Menurut Ford dalam buku pengantar ilmu sosial karangan Dadang Supardan dijelaskan bahwa struktur mengacu pada bagian-bagian dari suatu objek dan tata cara yang saling berhubungan. Setelah memahami pengertian dari struktur, maka langkah selanjutnya adalah pemahaman konsep mengenai arti dari struktur ilmu. Schawab mendefinisikan bahwa suatu disiplin ilmu adalah bentuk konsepsi yang membatasi konsepsi pokok masalah yang diselidiki dari suatu disiplin dan pengendalian terhadap penelitiannya. Struktur suatu disiplin ilmu dibagi menjadi dua bagian, yaitu : Substantive conceptual structure ialah konsep-konsep yang menjadi kerangka berfikir atau frame of reference dalam meneliti sesuatu. Syntactical structure berhubungan dengan inquiry atau penelitian yang dilakukan oleh disiplin itu. Kedua struktur tersebut yang akan saling melengkapi dan membuat sebuah ilmu. Sehingga dapat dimaknai bahwa ilmu adalah pengetahuan yang tersusun secara sistematis melalui metode tertentu serta diakui keberadaan dan kebenarannya. II. Pengertian dan Peranan Fakta

Transcript of Struktur dan peranan ilmu

Page 1: Struktur dan peranan ilmu

Struktur dan Peranan Ilmu

I. Pengertian Struktur Ilmu

Pengetahuan dapat dikatakan sebagai ilmu jika kumpulan pengetahuan memiliki pola atau struktur yang jelas dan membangun keterkaitan antara sutu pengetahuan dan pengetahuan yang lainya. Sehingga setiap disiplin ilmu pastilah memiliki struktur yang menyebabkannya dibenarkan sebagai ilmu. Sebelum memahami lebih dalam akan pengertian dari struktur suatu disiplin ilmu. Maka langkah awal sebelum itu adalah memahami arti dari kata ‘‘struktur’’. Menurut Ford dalam buku pengantar ilmu sosial karangan Dadang Supardan dijelaskan bahwa struktur mengacu pada bagian-bagian dari suatu objek dan tata cara yang saling berhubungan.

Setelah memahami pengertian dari struktur, maka langkah selanjutnya adalah pemahaman konsep mengenai arti dari struktur ilmu. Schawab mendefinisikan bahwa suatu disiplin ilmu adalah bentuk konsepsi yang membatasi konsepsi pokok masalah yang diselidiki dari suatu disiplin dan pengendalian terhadap penelitiannya. Struktur suatu disiplin ilmu dibagi menjadi dua bagian, yaitu :

Substantive conceptual structure ialah konsep-konsep yang menjadi kerangka berfikir atau frame of reference dalam meneliti sesuatu.

Syntactical structure berhubungan dengan inquiry atau penelitian yang dilakukan oleh disiplin itu.

Kedua struktur tersebut yang akan saling melengkapi dan membuat sebuah ilmu. Sehingga dapat dimaknai bahwa ilmu adalah pengetahuan yang tersusun secara sistematis melalui metode tertentu serta diakui keberadaan dan kebenarannya.

II. Pengertian dan Peranan Fakta

Fakta memiliki peran yang penting dalam penyusunan suatu disiplin ilmu, karena fakta merupakan salah satu indikator utama dalam ilmu. Adapun menurut Oxford Advance Learner’s Dictionary of Current English, yang dimaksud dengan fakta adalah sebagai berikut:

Sesuatu yang digunakan untuk mengacu pada situasi tertentu atau khusus. Kualitas atau sifat yang aktual (nyata) atau dibuat atas dasar fakta-fakta.

Kenyaaan ; kenyataan fisik atau pengalaman praktis sebagaimana dibedakan dengan imajinasi, spekulasi, atau teori.

Suatu hal yang dikenal sebagai yang benar, bukan oleh berbagai hal yang telah ditemukan.

Hal yang terjadi dapat dibuktikan dengan hal-hal yang benar, bukan oleh berbagai hal yang telah ditemukan.

Suatu penegasan, pernyataan, atau informasi yanng berisi atau berarti mengandung sesuatu yang memiliki kenyataan objektif, dalam arti luas adalah

Page 2: Struktur dan peranan ilmu

sesuatu yang ditampilkan dengan benar atau salah karena memiliki realisasi objektif.

Dari seluruh pengertian diatas, yan berkaitan dengan struktur ilmu adalah fakta yang digunakan untuk mengacu pada situasi tertentu atau khusus. Definisi ini dianggap relevan dengan pembahasan struktur ilmu karena fakta itu sifatnya khusus dan terbatas tidak general atau tidak terbatas. Selain itu menunjukan suatu sifat yang nyata, yang ditampilkan dengan benar-benar ada, terjadi karena memiliki realitas objektif. Fakta merupakan abstraksi dari kenyataan yang diamati, yang sifatnya terbatas dan dapat diuji kebenarannya secara empiris. Menurut Goode fakta harus dirumuskan atas dasar sistem kerangka berfikir tertentu. Fenomena yang sama akan menghasikan fakta yang berbeda apabila kerangka berfikir yang digunakan berbeda. Fakta harus merupakan rumusan yang tajam, tertentu, tidak mengandung pernyataan dan memiliki bukti sendiri.

III. Pengertian dan Peranan Paradigma

Ilmu yang sasaran studinya adalah masalah objektif dan dilihat pada kacamata subjektif perlu disertai dengan tanggungjawab ilmiah. Untuk menjamin landasan tersebut diperlukan suatu paradigma ilmu. Paradigma dalam disiplin intelektual adalah cara pandang seseorang terhadap diri dan lingkungannya yang akan mempengaruhinya dalam berpikir (kognitif), bersikap (afektif), dan bertingkah laku (konatif). Paradigma juga dapat berarti seperangkat asumsi, konsep, nilai, dan praktik yang di terapkan dalam memandang realitas dalam sebuah komunitas yang sama, khususnya, dalam disiplin intelektual. Kata paradigma sendiri berasal dari abad pertengahan di Inggris yang merupakan kata serapan dari bahasa Latin ditahun 1483 yaitu  paradigma yang berarti suatu model atau pola ; bahasa Yunani paradeigma (para+deiknunai) yang berarti untuk "membandingkan", "bersebelahan" (para) dan memperlihatkan (deik). Paradigma menurut Thomas Kuhn menawarkan suatu cara yang bermanfaat dalam mencari suatu disiplin ilmu, bertujuan menantang asumsi yang berlaku umum dikalangan ilmuan mengenai perkembangan ilmu.

Para ilmuan umumnya berpendapat bahwa kemajuan ilmu pengetahuan itu terjadi secara kumulatif. Ini dibuktikan melalui pendapat Khun, mitos ini perlu dihilangkan sebab ilmu pengetahuan itu terjadi secara revolusi. Model perkembangannya adalah sebagai berikut :

Normal science (ilmu biasa), pada masa ini ilmuan bekerja dalam mengembangkan paradigma yang sedang berpengaruh, sebagai usaha mempertanggungjawabkan dan menjabarkan perilaku yang relevan dengan dunia nyata sebagaiman yang diperoleh dari hasik eksperimen.

Anomali (penyimpangan-penyimpangan), terjadi kesulitan dan dijumpai falsifikasi (pemalsuan).

Krisis ilmu, paradigma sudah disangsikan validitasnya. Bila krisis sudah memuncak, maka timbul revolusi.

Revolusi ilmiah, terjadi perubahan besar dalam ilmu dan terus menerus.