Struktur Biji
-
Upload
ardian-nursetyawan -
Category
Documents
-
view
1.076 -
download
4
description
Transcript of Struktur Biji
1
I. STRUKTUR BIJI
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Biji merupakan bakal buah (ovulum) yang dihasilkan oleh
tumbuhan berbunga dan dikenal sebagai alat perkembangbiakan pada
tumbuhan. Walaupun banyak hal yang terdapat pada biji, tetapi baik
mengenai jumlah, bentuk maupun strukturnya, mempunyai satu fungsi dan
tujuan yang sama yaitu menjamin kelangsungan hidup suatu tanaman.
Ilmu botani mengklasifikasikan tumbuhan berbiji menjadi 2 kelas
yaitu angiospermae dan gymnospermae. Angiospermae sebagai kelas yang
lebih tinggi terdiri dari monokotiledon dan dikotiledon. Setiap biji matang
(mature seed) selalu terdiri dari 2 bagian yaitu embrio dan kulit biji (seed
coat atau testa).
Struktur biji pada padi terdiri dari lemma, palea, glumme,
endosperm, embrio dan embrionic axis. Struktur biji pada jagung terdiri
dari seed coat/fruit coat, endosperm, scutellum, aleuron layer, coleoptil,
plumule, seminal root, radicle, coleorhiza, embrionic axis dan embrio.
Sedangkan pada kedelai terdiri dari seed coat, cotyledon, hilum, plumule,
radicle, embrionic axis dan embrio. Pengetahuan tentang struktur biji akan
memberikan pemahaman yang baik tentang perbedaan ketiga struktur biji
tersebut.
Struktur biji berhubungan erat dengan cadangan makanan karena
akumulasi cadangan makanan berhubungan erat dengan struktur biji atau
tempat dimana cadangan tersebut akan disimpan. Derajat dan macam
variasi komponen dalam perkembangannya sama atau tidak semua
tergantung dengan beberapa struktur dasar yang berbeda untuk masing-
masing tipe biji.
2. Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ini yaitu supaya mahasiswa mengetahui
struktur biji dari tanaman pangan yang tergolong pada monokotil dan
dikotil.
1
2
B. Tinjauan Pustaka
Biji merupakan suatu struktur kompleks, yang terdiri dari embrio atau
lembaga, kulit biji dan persediaan makanan cadangan. Dalam biji banyak
tumbuhan, makanan disimpan di dalam lembaga biji itu sendiri, pada
tumbuhan lain, makanan disimpan dalam jaringan di sekililingnya. Cerita
lengkap mengenai biji harus menerangkan perubahan-perubahan yang terjadi
dalam stamen dan pistil, proses penyerbukan, perkembangan embrio,
pembentukan kulit biji dan perkembangan penyediaan cadangan makanan
yang digunakan oleh tumbuhan muda ketika biji berkecambah (Rubenstin
2002).
Struktur biji yaitu terdiri dari embrio yang dibungkus oleh kulit biji
yang disebut testa. Dalam biji tersimpan cadangan makanan atau endosperm,
yang digunakan oleh tanaman untuk tumbuh dan berkembang, dan biji
terbentuk dari ovula dewasa yang telah dibuahi. Bagian-bagian dari biji, yaitu;
akar pertama yang disebut radikula, satu atau dua lembar daun embrio yang
disebut kotiledon, daun pertama yang disebut plumula yang akan bercabang
membentuk ranting, batang yang terletak di bagian bawah kotiledon disebut
hipokotil, batang yang terletak di bagian atas kotiledon disebut epikotil
(Suyanti 2010).
Kulit biji berbeda-beda strukturnya sehubungan dengan sifat khas biji,
seperti jumlah dan tebal integument, pola jaringan pembuluh, serta parubahan
dalam integument sewaktu biji menjadi masak. Seiring dengan perkembangan
biji, sel parenkim dibawahnya yang terdiri atas bagian luar dan bagian dalam,
serta epidermis dalam yang mengandung pigmen. Seiring dengan
perkembangan biji, sel parenkim bagian luar bertambah jumlahnya serta
terbentuk penebalan pada dinding tangensial dalam dan di dasar dinding radial
dari sel epidermis luar. Sel epidermis luar akan tampak memanjang kearah
radial dan penebalan dinding dalam arah panjang sel terlihat pada semua sudut
sel saat biji sudah masak. Pada biji masak yang tinggal hanyalah remukan
dinding yang membentuk selaput homogeny. Epidermis dalam yang berisi
3
pigmen tetap bertahan dan membentuk tepi dalam dari testa. Beberapa
Angiospermae memiliki struktur tambahan yang banyak mengandung air.
Pada Gymnospermae adanya kulit biji yang berdaging sudah umum dijumpai.
Selain berfungsi melindungi, beberapa macan kulit biji tampaknya
mengendalikan parkecambahan. Hal itu mungkin didasari oleh sifat
impermeabel kulit biji terhadap air, oksigen, atau terhadap keduanya. Efek ini
mungkin disebabkan lapisan kutikula dan penyebarannya (Siregar 2005).
Derajat dari macam-macam variasi komponen dalam
perkembangannya sama atau tidak semua tergantung atau berhubungan
dengan beberapa struktur dasar yang berbeda untuk masing-masing tipe biji.
Sebagai tambahan dalam banyak spesies jaringan ekstra ovular, khususnya
dinding ovary (pedicarp), menjadi bergabung erat dengan biji selama
pembentukannya. Kita juga mencatat bahwa variasi dalam pembentukan
struktur dalam biji yang dihasilkan oleh satu tanaman misalnya biji
polymorphism. Variasi dalam ukuran, ada atau tidaknya endosperm, warna
dari testa dan jumlah chlorophil dapat dijumpai pada beberapa spesies, dan
faktor-faktor yang menyebabkan variasi ini belum diketahui dengan baik
(Wartoyo et al. 2007).
Pada biji tumbuhan angyospermae, bijinya memiliki dua lapisan yaitu
kulit luar (testa), dan kulit dalam (tegmen). kulit luar tipis tetapi keras
sedangkan kulit dalam seperti selaput dan sering disebut kulit ari. Tumbuhan
gymnospermae (tumbuhan berbiji terbuka) bijinya memiliki tiga lapisan yaitu
lapisan luar, lapisan tengah, dan lapisan dalam. Lapisan luar tebal berdaging.
lapisan tengah lapisan kuat, keras, dan berkayu. sedangkan lapisan dalam tipis
seperti selaput (Hariadi 2006).
Pada umumnya kulit biji (testa) berasal dari integumen ovule yang
mengalami modifikasi selama proses pembentukan biji berlangsung. Kulit biji
berfungsi untuk melindungi biji dari kekeringan, kerusakan mekanis atau
serangan cendawan, bakteri dan serangga. Kulit biji terdiri dari tiga lapisan,
yaitu: (a) Outer integumen, merupakan lapisan terluar benih. (b) Aril
merupakan lapisan yang berada ditengah – tengah antara outer integumen dan
4
inner integumen. (c) Inner integumen, yaitu lapisan terdalam dari kulit benih
(Suharto 2004).
C. Metodologi Praktikum
1. Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum acara I tentang Struktur Biji ini dilaksanakan pada hari
Selasa, 7 Mei 2013 pukul 10.30-11.30 WIB di Laboratorium Ekologi dan
Manajemen Produksi Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
2. Alat dan Bahan Praktikum
a. Alat
1) Silet
2) Kaca Pembesar
b. Bahan
1) Benihjagung (Zea mays)
2) Benih kedelai(Glycine max)
3) Benih Padi (Oryza sativa)
4) Benih Kacang Tanah (Arachis hypogaea)
3. Cara Kerja
a. Menggambar struktur luar biji tersebut.
b. Memotong benih secara vertikal atau membujur dan secara horisontal
atau melintang untuk semua benih.
c. Menggambar benih yang dipotong tersebut dan melengkapi dengan
bagian-bagiannya.
5
D. Hasil Pengamatan dan Pembahasan
1. Hasil Pengamatan
No Komoditas Biji UtuhBiji
Melintang
Biji
Membujur
Keterangan
Bagian &
Fungsi
1
Nama Biji =
Jagung (Zea
mays)
Jenis Biji =
Monokotil
Tipe Bibit =
Hipogeal
1. Embrio =
Calon
individu
2. Kulit Biji
(testa) =
Melindungi
Biji
3. Kotiledon =
memberi
makan
embrio
2
Nama Biji =
Kedelai(Glycine
Max)
Jenis Biji =
Dikotil
Tipe Bibit =
Epigeal
1. Embrio =
Calon
Individu
2. Kulit Biji
( testa) =
Melindungi
Biji
3. Kotiledon =
memberi
makan
embrio
3 Nama Biji =
Padi (Oryza
sativa)
Jenis Biji =
1. Embrio =
Calon
Individu
2. Kulit Biji
6
Monokotil
Tipe Bibit =
Epigeal
(testa)=
Melindungi
Biji
3. Kotiledon =
memberi
makan
embrio
4
Nama Bibit =
Kacang Tanah
(Arachis
hypogaea)
Jenis Biji =
Dikotil
Tipe Bibit =
Epigeal
1. Embrio =
Calon
Individu
2. Kulit Biji
(testa)=
Melindungi
Biji
3. Kotiledon =
memberi
makan
embrio
Sumber: Laporan Sementara
2. Pembahasan
Biji dihasilkan oleh bunga setelah terjadi peristiwa penyerbukan
dan pembuahan.Biji terbentuk dari hasil pembuahan yang terjadi di dalam
bakal buah. Di dalam bakal buah terdapat bakal biji. Di dalam bakal biji
terdapat embrio atau calon individu baru. Embrio mempunyai bagian yaitu
akar lembaga (radikula), daun lembaga, serta batang lembaga yang
terdapat di atas daun lembaga maupun di bawah daun lembaga
Spermatophyta (tumbuhan berbiji) memiliki ciri-ciri antara lain:
makroskopis dengan ketinggian bervariasi, bentuk tubuhnya bervariasi,
cara hidup fotoautotrof, habitatnya kebanyakan di darat tapi ada juga yang
mengapung di air (teratai), mempunyai pembuluh floem dan xilem,
reproduksi melalui penyerbukan (polinasi) dan pembuahan (fertilisasi).
7
Tumbuhan biji dibedakan menjadi dua golongan yaitu tumbuhan berbiji
terbuka (Gymnospermae) dan tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae).
a. Gymnospermae (tumbuhan berbiji terbuka)
Ciri-ciri gymnospermae tidak mempunyai bunga sejati, tidak
ada mahkota bunganya. Bakal biji terdapat di luar permukaan dan
tidak dilindungi oleh daun buah, merupakan tumbuhan heterospora
yaitu menghasilkan dua jenis spora berlainan, megaspora membentuk
gamet betina, sedangkan mikrospora menghasilkan serbuk sari,
struktus reproduksi terbentuk di dalam strobilus. Dalam reproduksi
terjadi pembuahan tunggal.
b. Angiospermae (tumbuhan berbiji tertutup)
Ciri-ciri Angiospermae memiliki bakal biji atau biji yang
tertutup oleh daun buah, mempunyai bunga sejati, umumnya tumbuhan
berupa pohon, perdu, semak, liana dan herba. Dalam reproduksi terjadi
pembuahan ganda. Angiospermae dibedakan menjadi dua yaitu
monocotyledoneae (berkeping satu) dan dicotyledoneae (berkeping
dua).
1) Monocotyledoneae
Mempunyai biji berkeping satu, berakar serabut, batangnya dari
pangkal sampai ujung hampir sama besarnya. Umumnya tidak
bercabang. Akar dan batang tidak berkambium. Contohnya: Oryza
sativa (padi), Zea mays (jagung), Musa paradisiaca (pisang),
Cocos nucifera (kelapa).
2) Dicotyledoneae
Mempunyai biji jumlah kepingnya dua, berakar tunggang, batang
dari pangkal besar makin ke atas makin kecil. Batang bercabang,
akar dan batang berkambium. Contohnya: Casia siamea (johar),
Arachis hypogea (kacang tanah), Psidium guajava (jambu biji),
Ficus elastica (karet)
Hariadi (2006) menjelaskan bahwa menurut strukturnya, biji
adalah suatu ovule atau bakal biji yang masak yang mengandung suatu
8
tanaman mini atau embrio yang biasanya terbentuk dari bersatunya sel-
sel generatif (gamet) di dalam kandung embrio (embryo sac) serta
cadangan makanan yang mengelilingi embrio.
Bagian-bagian biji terdiri dari 3 bagian dasar:
a. Embrio
Embrio adalah suatu tanaman baru yang terjadi dari
bersatunya gamet-gamet jantan dan betina pada suatu proses
pembuahan. Embrio yang berkembangnya sempurna terdiri dari
struktur-struktur sebagai berikut : epikotil (calon pucuk), hipokotil
(calon batang), kotiledon (calon daun) dan radikula (calon akar).
Tanaman di dalam kelas Angiospermae diklasifikasikan oleh
banyaknya jumlah kotiledon. Tanaman monokotiledon mempunyai
satu kotiledon misalnya: rerumputan dan bawang. Tanaman
dikotiledon mempunyai dua kotiledon misalnya kacang-kacangan
sedangakan pada kelas Gymnospermae pada umumnya mempunyai
lebih dari 2 kotiledon misalnya pinus, yang mempunyai sampai
sebanyak 15 kotiledon. Pada rerumputan (grasses) kotiledon yang
seperti ini disebut scutellum, kuncup embrioniknya disebut plumulle
yang ditutupi oleh upih pelindung yang disebut koleoptil, sedangkan
pada bagian bawah terdapat akar embrionik yang disebut radicule
yang ditutupi oleh upih pelindung yang disebut coleorhiza.
b. Jaringan penyimpan cadangan makanan
Pada biji ada beberapa struktur yang dapat berfungsi
sebagai jaringan penyimpan cadangan makanan, yaitu :
1) Kotiledon, misalnya pada kacang-kacangan, semangka dan
labu.
2) Endosperm, misal pada jagung, gandum, dan golongan serelia
lainnya. Pada kelapa bagian dalamnya yang berwarna putih
dan dapat dimakan merupakan endospermnya.
3) Perisperm, misal pada famili Chenopodiaceae dan
Caryophyllaceae
9
4) Gametophytic betina yang haploid misal pada kelas
Gymnospermae yaitu pinus.
Cadangan makanan yang tersimpan dalam biji umumnya
terdiri dari karbohidrat, lemak, protein dan mineral. Komposisi dan
persentasenya berbeda-beda tergantung pada jenis biji, misal biji
bunga matahari kaya akan lemak, biji kacang-kacangan kaya akan
protein, biji padi mengandung banyak karbohidrat.
c. Pelindung biji
Pelindung biji dapat terdiri dari kulit biji, sisa-sisa nucleus
dan endosperm dan kadang-kadang bagian buah. Tetapi umumnya
kulit biji (testa) berasal dari integument ovule yang mengalami
modifikasi selama proses pembentukan biji berlangsung. Biasanya
kulit luar biji keras dan kuat berwarna kecokelatan sedangkan
bagian dalamnya tipis dan berselaput. Kulit biji berfungsi untuk
melindungi biji dari kekeringan, kerusakan mekanis atau serangan
cendawan, bakteri dan insekta.
Pada praktikum struktur biji ini dilakukan pengamatan
mengenai bentuk morfologi beberapa biji (penampang biji) untuk
mengetahui struktur biji berbagai tanaman pangan, yang tergolong pada
jenis biji monokotil dan dikotil. Contoh biji monokotil yang diamati
yaitu bijijagung dan padi sedangkan contoh biji dikotilnya adalah biji
kedelai dan kacang tanah. Pengamatan struktur biji ini dilakukan
berdasarkan struktur luar biji, penampang melintang biji dan
penampang membujur biji. Hal tersebut dilakukan agar diperoleh data
yang lengkap mengenai struktur biji dan dapat ditunjukkan secara jelas
apa saja bagian-bagian dari biji, baik biji monokotil maupun biji dikotil.
Pengamatan struktur biji diawali dengan perendaman biji
selama 12 jam guna meningkatkan kadar air dalam benih untuk proses
perkembangan biji yang digunakan untuk proses fotosintesis atau lebih
dikenal proses imbibisi serta meningkatkan perkecambahan biji dan
10
melindungi biji dari serangan hama dan penyakit yang berada di
lingkungan media tanam
Perbedaan biji monokotil dan dikotil adalah pada bji monokotil
embrio terdiri dari kotiledon, endosperm merupakan bagian yang besar,
serta cadangan makanan pada endosperm belum dicerna sebelum biji
masak, sedangkan pada biji dikotil embrio terdiri atas kotiledon;
plumula; epikotil; dan radikula, endosperm merupakan bagian yang
terkecil dan cadangan makanan yang terdapat pada kotiledon sudah
dapat dicerna dan diserap embrio sebelum biji masak.
Berdasarkan hasil pengamatan terdapat perbedaan struktur
melintang dan membujur biji yang masuk dalam sub kelas monokotil
dan sub kelas dikotil. Biji jagung (Zea mays) memiliki struktur luar biji
terlihat bagian seed coat atau kulit biji berwarna oranye kekuningan dan
endosperm yang terlihat berwarna kuning tua dari luar. Penampang
melintang terlihat embrio, endosperm, dan scutellum. Embrio biji
jagung terdapat pada sisi ventral biji. Pada potongan longitudinal
terdapat susunan yang menyerupai akar (radikula) yang keduanya
dihubungkan oleh hipokotil. Embrio dalam perkembangan sempurna
terdiri dari: epikotil (calon pucuk), kotiledon (calon daun pertama),
hipokotil (calon batang), dan radikula (calon akar). Scutellum pada biji
jagung berfungsi sebagai organ penyerap makanan dari endosperm dan
mengantarkannya ke embryonic axis yang sedang tumbuh.
Penampang membujur biji jagung terlihat adanya embrio, kulit
biji dan endosperm. Plumula merupakan kuncup embrionik yang
berfungsi sebagai calon daun. Plumula dapat menembus koleoptil untuk
melanjutkan pertumbuhannya. Hipokotil merupakan calon batang yang
memanjang. Hipokotil pada biji jagung menyebabkan kotiledon tetap
berada di bawah permukaan tanah sehingga jagung merupakan tipe
bibit yang hipogeal. Scutellum berfungsi sebagai organ penyerap
makanan dari endosperm dan mengantarkannya ke embryonic axis yang
sedang tumbuh. Kolepriza berfungsi sebagai pelindung radikula.
11
Endosperm terdiri dari sel-sel parenkim yang berdinding tebal
sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan berupa karbohidrat,
protein, dan lemak untuk memenuhi kebutuhan akan nutrisi embryonic
axis. Endosperm jagung terdiri dari 2 bagian yaitu endosperm keras
(horny endosperm) dan endosperm lunak (floury endosperm). Bagian
keras tersusun dari sel-sel yang lebih kecil dan tersusun rapat, demikian
juga susunan granula pati yang ada di dalamnya. Bagian endosperm
lunak mengandung pati yang lebih banyak dan susunan pati tersebut
tidak serapat pada bagian yang keras.
Secara struktural biji jagung yang telah matang terdiri atas
empat bagian utama, yaitu perikarp, lembaga, endosperm, dan tip kap.
Perikarp merupakan lapisan pembungkus biji yang berubah cepat
selama proses pembentukan biji. Pada waktu kariopsis masih muda, sel-
selnya kecil dan tipis, tetapi sel-sel itu berkembang seiring dengan
bertambahnya umur biji. Pada taraf tertentu lapisan ini membentuk
membran yang dikenal sebagai kulit biji atau testa/aleuron yang secara
morfologi adalah bagian endosperm. Bobot lapisan aleuron sekitar 3%
dari keseluruhan biji.
Biji dikotil yang digunakan untuk praktikum adalah biji kedelai
dan kacang tanah.Struktur luar biji kedelai (Glycine max) maupun
kacang tanah (Arachis hypogaea) tampak adanya kotiledon dan seed
coat. Seed coat biji kedelai sangat tipis dan transparan. Biji kedelai
berwarna putih kekuningan jika dilihat dari luar secara utuh.
Penampang melintang biji kedelai yang dapat diamati bagian-bagiannya
adalah embrio, radikula, dan kotiledon, sedangkan penampang
membujur yang dapat diamati bagian-bagian biji kotiledon, plumula,
epikotil, radikula, hipokotil, mikrofil, dan hilum. Mikrofil pada biji
kedelai berfungsi sebagai tempat masuknya air dan CO2 dan O2. Hilum
pada biji kedelai merupakan bekas luka dari kunikulus yang terputus
saat biji menjadi matang, hilum dapat terlihat dengan jelas karena
berwarna berbeda dari kulit luar benih. Sedangkan untuk bagian lain
12
pada biji kedelai mempunyai fungsi yang sama dengan fungsi pada
bagian biji kacang tanah.
Padi (Oryza sativa) yang masuk pada kelas monokotil struktur
luar biji padi seed coat (kulit biji) yang memiliki permukaan agak
berbulu. Seed coat padi dapat dikelupas untuk mengeluarkan bulir padi
yang dapat dikonsumsi.Pada kulit biji (seed coat) padi tersusun atas
lemma, palea dan glumme. Biji sebagian besar ditempati oleh
endosperm yang mengandung zat tepung dan sebagian ditempati oleh
embrio (lembaga) yang terletak dibagian sentral yakni dibagian lemma.
Biji padi termasuk biji yang kariopsis, endosperm merupakan
buah dari biji tersebut yang menjadi bagianyang dikonsumsi. Kariopsis
pada biji padi ditunjukkan dengan dinding ovari atau pericarp yang
menyatu dengan kulit biji atau testa dan membentuk dinding buah.
Struktur melintang biji padi terlihat endosperm dan embrio yang berada
di ujung biji. Endosperm merupakan tempat untuk menyimpan
cadangan makanan bagi perkembangan biji. Embrio terlihat kecil di tepi
biji dan akan berkembang menjadi epikotil, hipokotil, radikula, dan
plumula.
Manfaat dari mengetahui struktur biji secara keseluruhan baik
dari penampakan luar, penampang melintang, dan penampang
membujur biji adalah sebagai dasar dalam menentukan keputusan untuk
memanfaatkan biji baik dalam kegiatan penanaman biji, pengolahan
biji, penyimpanan biji, dan dalam upaya peningkatan mutu biji.
Mempelajari struktur biji bermanfaat dalam menentukan tipe suatu biji,
yaitu tipe monokotil maupun dikotil. Tipe monokotil dan dikotil akan
memberikan pengetahuan mengenai tipe bibit yang dihasilkan yaitu tipe
bibit hipogeal dan epigeal. Cara penanaman biji monokotil dan dikotil
tersebut akan berbeda. Penanaman biji yang tidak tepat dalam
meletakkan posisi embrio akan menghambat perkembangan embrio
menjadi individu baru. Memahami dan mengerti bagian-bagian dari biji
akan dapat berguna dalam penerapan teknologi benih.
13
E. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Struktur Biji ini
adalah:
a. Biji terbentuk dari hasil pembuahan yang terjadi di dalam bakal buah
yang didalamnya terdapat bakal biji. Di dalam bakal biji terdapat
embrio atau calon individu baru
b. Tumbuhan berbiji menjadi 2 kelas aitu angiospermae dan
gymnospermae. Angiospermae memiliki bakal biji atau biji yang
tertutup oleh daun buah, mempunyai bunga sejati, umumnya tumbuhan
berupa pohon, perdu, semak, liana dan herba. Gymnospermae tidak
mempunyai bunga sejati, tidak ada mahkota bunganya
c. Perendaman biji selama 12 jam guna meningkatkan kadar air dalam
benih untuk proses perkembangan biji yang digunakan untuk proses
fotosintesis, meningkatkan perkecambahan biji, melindungi biji dari
serangan hama dan penyakit
d. Struktur biji jagung yaitu embrio, cadangan makanan (endosperm),
kulit biji (seed coat), pericarp, aleuron layer, scutellum, coleoptil,
plumule, radikula dan koleoriza.
e. Struktur biji kedelai dan kacang tanah yaitu embrio, cadangan
makanan (kotiledon), kulit biji (seed coat), plumula, epikotil, hipokotil,
radikula, mikrofil, dan hilum.
f. Struktur biji padi yaitu embrio, cadangan makanan (kotiledon), kulit
biji (seed coat), epikotil, hipokotil, radikula, dan plumula
g. Perbedaan yang mendasar dalam struktur biji monokotil dan dikotil
adalah berdasarkan jumlah keping biji.
h. Manfaat dari pengamatan struktur biji adalah sebagai dasar dalam
menentukan keputusan untuk memanfaatkan biji dalam kegiatan
penanaman biji, pengolahan biji, penyimpanan biji, dan dalam upaya
peningkatan mutu biji.
2. Saran
14
Dari praktikum struktur biji saran yang dapat diberikan yaitu
sebaiknya lebih banyak biji yang digunakan agar hasilnya lebih bervariasi
sehingga mahasiswa lebih banyak mengerti bagian – bagian dari struktur
biji.
15
DAFTAR PUSTAKA
Hariadi 2006. Struktur Biji. Kanisius. Jogjakarta.
Rubenstin, Irwin. 2002. The Plant Seed. Academy Press Inc. USA.
Siregar, A. Z. 2005. Comparative Anatomy and Morphology of Embryos and Seedlings of Maize, Oats, and Wheat. Culture Journal. 40 (2): 77-83.
Suharto. 2004. Struktur Biji, Sifat Fisik Biji, dan Karakteristik Benih Kayu (Maesopsis eminii Engl) Provenan Padang Jaya. Jurnal Akta Agrosia. 7 (1): 24-32.
Suyanti, H. 2010. Tumbuhan Berbiji (Seed Plants). http://prestasiherfen.blog-spot.com. Diakses pada tanggal 12Mei 2013.
Wartoyo, Warsoko, Sri Nyoto, dan Bambang P. 2007. Fisiologi Benih. Fakultas Pertanian UNS. Surakarta.