Struktur Biji

23
1 I. STRUKTUR BIJI A. Pendahuluan 1. Latar Belakang Biji merupakan bakal buah (ovulum) yang dihasilkan oleh tumbuhan berbunga dan dikenal sebagai alat perkembangbiakan pada tumbuhan. Walaupun banyak hal yang terdapat pada biji, tetapi baik mengenai jumlah, bentuk maupun strukturnya, mempunyai satu fungsi dan tujuan yang sama yaitu menjamin kelangsungan hidup suatu tanaman. Ilmu botani mengklasifikasikan tumbuhan berbiji menjadi 2 kelas yaitu angiospermae dan gymnospermae. Angiospermae sebagai kelas yang lebih tinggi terdiri dari monokotiledon dan dikotiledon. Setiap biji matang (mature seed) selalu terdiri dari 2 bagian yaitu embrio dan kulit biji (seed coat atau testa). Struktur biji pada padi terdiri dari lemma, palea, glumme, endosperm, embrio dan embrionic axis. Struktur biji pada jagung terdiri dari seed coat/fruit coat, endosperm, scutellum, aleuron layer, coleoptil, plumule, seminal root, radicle, coleorhiza, embrionic axis dan embrio. Sedangkan pada kedelai terdiri dari seed coat, cotyledon, hilum, plumule, radicle, embrionic axis dan

description

Laporan Teknologi Benih

Transcript of Struktur Biji

Page 1: Struktur Biji

1

I. STRUKTUR BIJI

A. Pendahuluan

1. Latar Belakang

Biji merupakan bakal buah (ovulum) yang dihasilkan oleh

tumbuhan berbunga dan dikenal sebagai alat perkembangbiakan pada

tumbuhan. Walaupun banyak hal yang terdapat pada biji, tetapi baik

mengenai jumlah, bentuk maupun strukturnya, mempunyai satu fungsi dan

tujuan yang sama yaitu menjamin kelangsungan hidup suatu tanaman.

Ilmu botani mengklasifikasikan tumbuhan berbiji menjadi 2 kelas

yaitu angiospermae dan gymnospermae. Angiospermae sebagai kelas yang

lebih tinggi terdiri dari monokotiledon dan dikotiledon. Setiap biji matang

(mature seed) selalu terdiri dari 2 bagian yaitu embrio dan kulit biji (seed

coat atau testa).

Struktur biji pada padi terdiri dari lemma, palea, glumme,

endosperm, embrio dan embrionic axis. Struktur biji pada jagung terdiri

dari seed coat/fruit coat, endosperm, scutellum, aleuron layer, coleoptil,

plumule, seminal root, radicle, coleorhiza, embrionic axis dan embrio.

Sedangkan pada kedelai terdiri dari seed coat, cotyledon, hilum, plumule,

radicle, embrionic axis dan embrio. Pengetahuan tentang struktur biji akan

memberikan pemahaman yang baik tentang perbedaan ketiga struktur biji

tersebut.

Struktur biji berhubungan erat dengan cadangan makanan karena

akumulasi cadangan makanan berhubungan erat dengan struktur biji atau

tempat dimana cadangan tersebut akan disimpan. Derajat dan macam

variasi komponen dalam perkembangannya sama atau tidak semua

tergantung dengan beberapa struktur dasar yang berbeda untuk masing-

masing tipe biji.

2. Tujuan Praktikum

Tujuan dari praktikum ini yaitu supaya mahasiswa mengetahui

struktur biji dari tanaman pangan yang tergolong pada monokotil dan

dikotil.

1

Page 2: Struktur Biji

2

B. Tinjauan Pustaka

Biji merupakan suatu struktur kompleks, yang terdiri dari embrio atau

lembaga, kulit biji dan persediaan makanan cadangan. Dalam biji banyak

tumbuhan, makanan disimpan di dalam lembaga biji itu sendiri, pada

tumbuhan lain, makanan disimpan dalam jaringan di sekililingnya. Cerita

lengkap mengenai biji harus menerangkan perubahan-perubahan yang terjadi

dalam stamen dan pistil, proses penyerbukan, perkembangan embrio,

pembentukan kulit biji dan perkembangan penyediaan cadangan makanan

yang digunakan oleh tumbuhan muda ketika biji berkecambah (Rubenstin

2002).

Struktur biji yaitu terdiri dari embrio yang dibungkus oleh kulit biji

yang disebut testa. Dalam biji tersimpan cadangan makanan atau endosperm,

yang digunakan oleh tanaman untuk tumbuh dan berkembang, dan biji

terbentuk dari ovula dewasa yang telah dibuahi. Bagian-bagian dari biji, yaitu;

akar pertama yang disebut radikula, satu atau dua lembar daun embrio yang

disebut kotiledon, daun pertama yang disebut plumula yang akan bercabang

membentuk ranting, batang yang terletak di bagian bawah kotiledon disebut

hipokotil, batang yang terletak di bagian atas kotiledon disebut epikotil

(Suyanti 2010).

Kulit biji berbeda-beda strukturnya sehubungan dengan sifat khas biji,

seperti jumlah dan tebal integument, pola jaringan pembuluh, serta parubahan

dalam integument sewaktu biji menjadi masak. Seiring dengan perkembangan

biji, sel parenkim dibawahnya yang terdiri atas bagian luar dan bagian dalam,

serta epidermis dalam yang mengandung pigmen. Seiring dengan

perkembangan biji, sel parenkim bagian luar bertambah jumlahnya serta

terbentuk penebalan pada dinding tangensial dalam dan di dasar dinding radial

dari sel epidermis luar. Sel epidermis luar akan tampak memanjang kearah

radial dan penebalan dinding dalam arah panjang sel terlihat pada semua sudut

sel saat biji sudah masak. Pada biji masak yang tinggal hanyalah remukan

dinding yang membentuk selaput homogeny. Epidermis dalam yang berisi

Page 3: Struktur Biji

3

pigmen tetap bertahan dan membentuk tepi dalam dari testa. Beberapa

Angiospermae memiliki struktur tambahan yang banyak mengandung air.

Pada Gymnospermae adanya kulit biji yang berdaging sudah umum dijumpai.

Selain berfungsi melindungi, beberapa macan kulit biji tampaknya

mengendalikan parkecambahan. Hal itu mungkin didasari oleh sifat

impermeabel kulit biji terhadap air, oksigen, atau terhadap keduanya. Efek ini

mungkin disebabkan lapisan kutikula dan penyebarannya (Siregar 2005).

Derajat dari macam-macam variasi komponen dalam

perkembangannya sama atau tidak semua tergantung atau berhubungan

dengan beberapa struktur dasar yang berbeda untuk masing-masing tipe biji.

Sebagai tambahan dalam banyak spesies jaringan ekstra ovular, khususnya

dinding ovary (pedicarp), menjadi bergabung erat dengan biji selama

pembentukannya. Kita juga mencatat bahwa variasi dalam pembentukan

struktur dalam biji yang dihasilkan oleh satu tanaman misalnya biji

polymorphism. Variasi dalam ukuran, ada atau tidaknya endosperm, warna

dari testa dan jumlah chlorophil dapat dijumpai pada beberapa spesies, dan

faktor-faktor yang menyebabkan variasi ini belum diketahui dengan baik

(Wartoyo et al. 2007).

Pada biji tumbuhan angyospermae, bijinya memiliki dua lapisan yaitu

kulit luar (testa), dan kulit dalam (tegmen). kulit luar tipis tetapi keras

sedangkan kulit dalam seperti selaput dan sering disebut kulit ari. Tumbuhan

gymnospermae (tumbuhan berbiji terbuka) bijinya memiliki tiga lapisan yaitu

lapisan luar, lapisan tengah, dan lapisan dalam. Lapisan luar tebal berdaging. 

lapisan tengah lapisan kuat, keras, dan berkayu. sedangkan lapisan dalam tipis

seperti selaput (Hariadi 2006).

Pada umumnya kulit biji (testa) berasal dari integumen ovule yang

mengalami modifikasi selama proses pembentukan biji berlangsung. Kulit biji

berfungsi untuk melindungi biji dari kekeringan, kerusakan mekanis atau

serangan cendawan, bakteri dan serangga. Kulit biji terdiri dari tiga lapisan,

yaitu: (a) Outer integumen, merupakan lapisan terluar benih. (b) Aril

merupakan lapisan yang berada ditengah – tengah antara outer integumen dan

Page 4: Struktur Biji

4

inner integumen. (c) Inner integumen, yaitu lapisan terdalam dari kulit benih

(Suharto 2004).

C. Metodologi Praktikum

1. Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum acara I tentang Struktur Biji ini dilaksanakan pada hari

Selasa, 7 Mei 2013 pukul 10.30-11.30 WIB di Laboratorium Ekologi dan

Manajemen Produksi Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

2. Alat dan Bahan Praktikum

a. Alat

1) Silet

2) Kaca Pembesar

b. Bahan

1) Benihjagung (Zea mays)

2) Benih kedelai(Glycine max)

3) Benih Padi (Oryza sativa)

4) Benih Kacang Tanah (Arachis hypogaea)

3. Cara Kerja

a. Menggambar struktur luar biji tersebut.

b. Memotong benih secara vertikal atau membujur dan secara horisontal

atau melintang untuk semua benih.

c. Menggambar benih yang dipotong tersebut dan melengkapi dengan

bagian-bagiannya.

Page 5: Struktur Biji

5

D. Hasil Pengamatan dan Pembahasan

1. Hasil Pengamatan

No Komoditas Biji UtuhBiji

Melintang

Biji

Membujur

Keterangan

Bagian &

Fungsi

1

Nama Biji =

Jagung (Zea

mays)

Jenis Biji =

Monokotil

Tipe Bibit =

Hipogeal

1. Embrio =

Calon

individu

2. Kulit Biji

(testa) =

Melindungi

Biji

3. Kotiledon =

memberi

makan

embrio

2

Nama Biji =

Kedelai(Glycine

Max)

Jenis Biji =

Dikotil

Tipe Bibit =

Epigeal

1. Embrio =

Calon

Individu

2. Kulit Biji

( testa) =

Melindungi

Biji

3. Kotiledon =

memberi

makan

embrio

3 Nama Biji =

Padi (Oryza

sativa)

Jenis Biji =

1. Embrio =

Calon

Individu

2. Kulit Biji

Page 6: Struktur Biji

6

Monokotil

Tipe Bibit =

Epigeal

(testa)=

Melindungi

Biji

3. Kotiledon =

memberi

makan

embrio

4

Nama Bibit =

Kacang Tanah

(Arachis

hypogaea)

Jenis Biji =

Dikotil

Tipe Bibit =

Epigeal

1. Embrio =

Calon

Individu

2. Kulit Biji

(testa)=

Melindungi

Biji

3. Kotiledon =

memberi

makan

embrio

Sumber: Laporan Sementara

2. Pembahasan

Biji dihasilkan oleh bunga setelah terjadi peristiwa penyerbukan

dan pembuahan.Biji terbentuk dari hasil pembuahan yang terjadi di dalam

bakal buah. Di dalam bakal buah terdapat bakal biji. Di dalam bakal biji

terdapat embrio atau calon individu baru. Embrio mempunyai bagian yaitu

akar lembaga (radikula), daun lembaga, serta batang lembaga yang

terdapat di atas daun lembaga maupun di bawah daun lembaga

Spermatophyta (tumbuhan berbiji) memiliki ciri-ciri antara lain:

makroskopis dengan ketinggian bervariasi, bentuk tubuhnya bervariasi,

cara hidup fotoautotrof, habitatnya kebanyakan di darat tapi ada juga yang

mengapung di air (teratai), mempunyai pembuluh floem dan xilem,

reproduksi melalui penyerbukan (polinasi) dan pembuahan (fertilisasi).

Page 7: Struktur Biji

7

Tumbuhan biji dibedakan menjadi dua golongan yaitu tumbuhan berbiji

terbuka (Gymnospermae) dan tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae).

a. Gymnospermae (tumbuhan berbiji terbuka)

Ciri-ciri gymnospermae tidak mempunyai bunga sejati, tidak

ada mahkota bunganya. Bakal biji terdapat di luar permukaan dan

tidak dilindungi oleh daun buah, merupakan tumbuhan heterospora

yaitu menghasilkan dua jenis spora berlainan, megaspora membentuk

gamet betina, sedangkan mikrospora menghasilkan serbuk sari,

struktus reproduksi terbentuk di dalam strobilus. Dalam reproduksi

terjadi pembuahan tunggal.

b. Angiospermae (tumbuhan berbiji tertutup)

Ciri-ciri Angiospermae memiliki bakal biji atau biji yang

tertutup oleh daun buah, mempunyai bunga sejati, umumnya tumbuhan

berupa pohon, perdu, semak, liana dan herba. Dalam reproduksi terjadi

pembuahan ganda. Angiospermae dibedakan menjadi dua yaitu

monocotyledoneae (berkeping satu) dan dicotyledoneae (berkeping

dua).

1) Monocotyledoneae

Mempunyai biji berkeping satu, berakar serabut, batangnya dari

pangkal sampai ujung hampir sama besarnya. Umumnya tidak

bercabang. Akar dan batang tidak berkambium. Contohnya: Oryza

sativa (padi), Zea mays (jagung), Musa paradisiaca (pisang),

Cocos nucifera (kelapa).

2) Dicotyledoneae

Mempunyai biji jumlah kepingnya dua, berakar tunggang, batang

dari pangkal besar makin ke atas makin kecil. Batang bercabang,

akar dan batang berkambium. Contohnya: Casia siamea (johar),

Arachis hypogea (kacang tanah), Psidium guajava (jambu biji),

Ficus elastica (karet)

Hariadi (2006) menjelaskan bahwa menurut strukturnya, biji

adalah suatu ovule atau bakal biji yang masak yang mengandung suatu

Page 8: Struktur Biji

8

tanaman mini atau embrio yang biasanya terbentuk dari bersatunya sel-

sel generatif (gamet) di dalam kandung embrio (embryo sac) serta

cadangan makanan yang mengelilingi embrio.

Bagian-bagian biji terdiri dari 3 bagian dasar:

a. Embrio

Embrio adalah suatu tanaman baru yang terjadi dari

bersatunya gamet-gamet jantan dan betina pada suatu proses

pembuahan. Embrio yang berkembangnya sempurna terdiri dari

struktur-struktur sebagai berikut : epikotil (calon pucuk), hipokotil

(calon batang), kotiledon (calon daun) dan radikula (calon akar).

Tanaman di dalam kelas Angiospermae diklasifikasikan oleh

banyaknya jumlah kotiledon. Tanaman monokotiledon mempunyai

satu kotiledon misalnya: rerumputan dan bawang. Tanaman

dikotiledon mempunyai dua kotiledon misalnya kacang-kacangan

sedangakan pada kelas Gymnospermae pada umumnya mempunyai

lebih dari 2 kotiledon misalnya pinus, yang mempunyai sampai

sebanyak 15 kotiledon. Pada rerumputan (grasses) kotiledon yang

seperti ini disebut scutellum, kuncup embrioniknya disebut plumulle

yang ditutupi oleh upih pelindung yang disebut koleoptil, sedangkan

pada bagian bawah terdapat akar embrionik yang disebut radicule

yang ditutupi oleh upih pelindung yang disebut coleorhiza.

b. Jaringan penyimpan cadangan makanan

Pada biji ada beberapa struktur yang dapat berfungsi

sebagai jaringan penyimpan cadangan makanan, yaitu :

1) Kotiledon, misalnya pada kacang-kacangan, semangka dan

labu.

2) Endosperm, misal pada jagung, gandum, dan golongan serelia

lainnya. Pada kelapa bagian dalamnya yang berwarna putih

dan dapat dimakan merupakan endospermnya.

3) Perisperm, misal pada famili Chenopodiaceae dan

Caryophyllaceae

Page 9: Struktur Biji

9

4) Gametophytic betina yang haploid misal pada kelas

Gymnospermae yaitu pinus.

Cadangan makanan yang tersimpan dalam biji umumnya

terdiri dari karbohidrat, lemak, protein dan mineral. Komposisi dan

persentasenya berbeda-beda tergantung pada jenis biji, misal biji

bunga matahari kaya akan lemak, biji kacang-kacangan kaya akan

protein, biji padi mengandung banyak karbohidrat.

c. Pelindung biji

Pelindung biji dapat terdiri dari kulit biji, sisa-sisa nucleus

dan endosperm dan kadang-kadang bagian buah. Tetapi umumnya

kulit biji (testa) berasal dari integument ovule yang mengalami

modifikasi selama proses pembentukan biji berlangsung. Biasanya

kulit luar biji keras dan kuat berwarna kecokelatan sedangkan

bagian dalamnya tipis dan berselaput. Kulit biji berfungsi untuk

melindungi biji dari kekeringan, kerusakan mekanis atau serangan

cendawan, bakteri dan insekta.

Pada praktikum struktur biji ini dilakukan pengamatan

mengenai bentuk morfologi beberapa biji (penampang biji) untuk

mengetahui struktur biji berbagai tanaman pangan, yang tergolong pada

jenis biji monokotil dan dikotil. Contoh biji monokotil yang diamati

yaitu bijijagung dan padi sedangkan contoh biji dikotilnya adalah biji

kedelai dan kacang tanah. Pengamatan struktur biji ini dilakukan

berdasarkan struktur luar biji, penampang melintang biji dan

penampang membujur biji. Hal tersebut dilakukan agar diperoleh data

yang lengkap mengenai struktur biji dan dapat ditunjukkan secara jelas

apa saja bagian-bagian dari biji, baik biji monokotil maupun biji dikotil.

Pengamatan struktur biji diawali dengan perendaman biji

selama 12 jam guna meningkatkan kadar air dalam benih untuk proses

perkembangan biji yang digunakan untuk proses fotosintesis atau lebih

dikenal proses imbibisi serta meningkatkan perkecambahan biji dan

Page 10: Struktur Biji

10

melindungi biji dari serangan hama dan penyakit yang berada di

lingkungan media tanam

Perbedaan biji monokotil dan dikotil adalah pada bji monokotil

embrio terdiri dari kotiledon, endosperm merupakan bagian yang besar,

serta cadangan makanan pada endosperm belum dicerna sebelum biji

masak, sedangkan pada biji dikotil embrio terdiri atas kotiledon;

plumula; epikotil; dan radikula, endosperm merupakan bagian yang

terkecil dan cadangan makanan yang terdapat pada kotiledon sudah

dapat dicerna dan diserap embrio sebelum biji masak.

Berdasarkan hasil pengamatan terdapat perbedaan struktur

melintang dan membujur biji yang masuk dalam sub kelas monokotil

dan sub kelas dikotil. Biji jagung (Zea mays) memiliki struktur luar biji

terlihat bagian seed coat atau kulit biji berwarna oranye kekuningan dan

endosperm yang terlihat berwarna kuning tua dari luar. Penampang

melintang terlihat embrio, endosperm, dan scutellum. Embrio biji

jagung terdapat pada sisi ventral biji. Pada potongan longitudinal

terdapat susunan yang menyerupai akar (radikula) yang keduanya

dihubungkan oleh hipokotil. Embrio dalam perkembangan sempurna

terdiri dari: epikotil (calon pucuk), kotiledon (calon daun pertama),

hipokotil (calon batang), dan radikula (calon akar). Scutellum pada biji

jagung berfungsi sebagai organ penyerap makanan dari endosperm dan

mengantarkannya ke embryonic axis yang sedang tumbuh.

Penampang membujur biji jagung terlihat adanya embrio, kulit

biji dan endosperm. Plumula merupakan kuncup embrionik yang

berfungsi sebagai calon daun. Plumula dapat menembus koleoptil untuk

melanjutkan pertumbuhannya. Hipokotil merupakan calon batang yang

memanjang. Hipokotil pada biji jagung menyebabkan kotiledon tetap

berada di bawah permukaan tanah sehingga jagung merupakan tipe

bibit yang hipogeal. Scutellum berfungsi sebagai organ penyerap

makanan dari endosperm dan mengantarkannya ke embryonic axis yang

sedang tumbuh. Kolepriza berfungsi sebagai pelindung radikula.

Page 11: Struktur Biji

11

Endosperm terdiri dari sel-sel parenkim yang berdinding tebal

sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan berupa karbohidrat,

protein, dan lemak untuk memenuhi kebutuhan akan nutrisi embryonic

axis. Endosperm jagung terdiri dari 2 bagian yaitu endosperm keras

(horny endosperm) dan endosperm lunak (floury endosperm). Bagian

keras tersusun dari sel-sel yang lebih kecil dan tersusun rapat, demikian

juga susunan granula pati yang ada di dalamnya. Bagian endosperm

lunak mengandung pati yang lebih banyak dan susunan pati tersebut

tidak serapat pada bagian yang keras.

Secara struktural biji jagung yang telah matang terdiri atas

empat bagian utama, yaitu perikarp, lembaga, endosperm, dan tip kap.

Perikarp merupakan lapisan pembungkus biji yang berubah cepat

selama proses pembentukan biji. Pada waktu kariopsis masih muda, sel-

selnya kecil dan tipis, tetapi sel-sel itu berkembang seiring dengan

bertambahnya umur biji. Pada taraf tertentu lapisan ini membentuk

membran yang dikenal sebagai kulit biji atau testa/aleuron yang secara

morfologi adalah bagian endosperm. Bobot lapisan aleuron sekitar 3%

dari keseluruhan biji.

Biji dikotil yang digunakan untuk praktikum adalah biji kedelai

dan kacang tanah.Struktur luar biji kedelai (Glycine max) maupun

kacang tanah (Arachis hypogaea) tampak adanya kotiledon dan seed

coat. Seed coat biji kedelai sangat tipis dan transparan. Biji kedelai

berwarna putih kekuningan jika dilihat dari luar secara utuh.

Penampang melintang biji kedelai yang dapat diamati bagian-bagiannya

adalah embrio, radikula, dan kotiledon, sedangkan penampang

membujur yang dapat diamati bagian-bagian biji kotiledon, plumula,

epikotil, radikula, hipokotil, mikrofil, dan hilum. Mikrofil pada biji

kedelai berfungsi sebagai tempat masuknya air dan CO2 dan O2. Hilum

pada biji kedelai merupakan bekas luka dari kunikulus yang terputus

saat biji menjadi matang, hilum dapat terlihat dengan jelas karena

berwarna berbeda dari kulit luar benih. Sedangkan untuk bagian lain

Page 12: Struktur Biji

12

pada biji kedelai mempunyai fungsi yang sama dengan fungsi pada

bagian biji kacang tanah.

Padi (Oryza sativa) yang masuk pada kelas monokotil struktur

luar biji padi seed coat (kulit biji) yang memiliki permukaan agak

berbulu. Seed coat padi dapat dikelupas untuk mengeluarkan bulir padi

yang dapat dikonsumsi.Pada kulit biji (seed coat) padi tersusun atas

lemma, palea dan glumme. Biji sebagian besar ditempati oleh

endosperm yang mengandung zat tepung dan sebagian ditempati oleh

embrio (lembaga) yang terletak dibagian sentral yakni dibagian lemma.

Biji padi termasuk biji yang kariopsis, endosperm merupakan

buah dari biji tersebut yang menjadi bagianyang dikonsumsi. Kariopsis

pada biji padi ditunjukkan dengan dinding ovari atau pericarp yang

menyatu dengan kulit biji atau testa dan membentuk dinding buah.

Struktur melintang biji padi terlihat endosperm dan embrio yang berada

di ujung biji. Endosperm merupakan tempat untuk menyimpan

cadangan makanan bagi perkembangan biji. Embrio terlihat kecil di tepi

biji dan akan berkembang menjadi epikotil, hipokotil, radikula, dan

plumula.

Manfaat dari mengetahui struktur biji secara keseluruhan baik

dari penampakan luar, penampang melintang, dan penampang

membujur biji adalah sebagai dasar dalam menentukan keputusan untuk

memanfaatkan biji baik dalam kegiatan penanaman biji, pengolahan

biji, penyimpanan biji, dan dalam upaya peningkatan mutu biji.

Mempelajari struktur biji bermanfaat dalam menentukan tipe suatu biji,

yaitu tipe monokotil maupun dikotil. Tipe monokotil dan dikotil akan

memberikan pengetahuan mengenai tipe bibit yang dihasilkan yaitu tipe

bibit hipogeal dan epigeal. Cara penanaman biji monokotil dan dikotil

tersebut akan berbeda. Penanaman biji yang tidak tepat dalam

meletakkan posisi embrio akan menghambat perkembangan embrio

menjadi individu baru. Memahami dan mengerti bagian-bagian dari biji

akan dapat berguna dalam penerapan teknologi benih.

Page 13: Struktur Biji

13

E. Kesimpulan dan Saran

1. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Struktur Biji ini

adalah:

a. Biji terbentuk dari hasil pembuahan yang terjadi di dalam bakal buah

yang didalamnya terdapat bakal biji. Di dalam bakal biji terdapat

embrio atau calon individu baru

b. Tumbuhan berbiji menjadi 2 kelas aitu angiospermae dan

gymnospermae. Angiospermae memiliki bakal biji atau biji yang

tertutup oleh daun buah, mempunyai bunga sejati, umumnya tumbuhan

berupa pohon, perdu, semak, liana dan herba. Gymnospermae tidak

mempunyai bunga sejati, tidak ada mahkota bunganya

c. Perendaman biji selama 12 jam guna meningkatkan kadar air dalam

benih untuk proses perkembangan biji yang digunakan untuk proses

fotosintesis, meningkatkan perkecambahan biji, melindungi biji dari

serangan hama dan penyakit

d. Struktur biji jagung yaitu embrio, cadangan makanan (endosperm),

kulit biji (seed coat), pericarp, aleuron layer, scutellum, coleoptil,

plumule, radikula dan koleoriza.

e. Struktur biji kedelai dan kacang tanah yaitu embrio, cadangan

makanan (kotiledon), kulit biji (seed coat), plumula, epikotil, hipokotil,

radikula, mikrofil, dan hilum.

f. Struktur biji padi yaitu embrio, cadangan makanan (kotiledon), kulit

biji (seed coat), epikotil, hipokotil, radikula, dan plumula

g. Perbedaan yang mendasar dalam struktur biji monokotil dan dikotil

adalah berdasarkan jumlah keping biji.

h. Manfaat dari pengamatan struktur biji adalah sebagai dasar dalam

menentukan keputusan untuk memanfaatkan biji dalam kegiatan

penanaman biji, pengolahan biji, penyimpanan biji, dan dalam upaya

peningkatan mutu biji.

2. Saran

Page 14: Struktur Biji

14

Dari praktikum struktur biji saran yang dapat diberikan yaitu

sebaiknya lebih banyak biji yang digunakan agar hasilnya lebih bervariasi

sehingga mahasiswa lebih banyak mengerti bagian – bagian dari struktur

biji.

Page 15: Struktur Biji

15

DAFTAR PUSTAKA

Hariadi 2006. Struktur Biji. Kanisius. Jogjakarta.

Rubenstin, Irwin. 2002. The Plant Seed. Academy Press Inc. USA.

Siregar, A. Z. 2005. Comparative Anatomy and Morphology of Embryos and Seedlings of Maize, Oats, and Wheat. Culture Journal. 40 (2): 77-83.

Suharto. 2004. Struktur Biji, Sifat Fisik Biji, dan Karakteristik Benih Kayu (Maesopsis eminii Engl) Provenan Padang Jaya. Jurnal Akta Agrosia. 7 (1): 24-32.

Suyanti, H. 2010. Tumbuhan Berbiji (Seed Plants). http://prestasiherfen.blog-spot.com. Diakses pada tanggal 12Mei 2013.

Wartoyo, Warsoko, Sri Nyoto, dan Bambang P. 2007. Fisiologi Benih. Fakultas Pertanian UNS. Surakarta.