Stroke Sering Terjadi Terutama Pada Orang Tua

21
Stroke sering terjadi terutama pada orang tua, namun dapat juga menyerang bayi, anak, orang dewasa muda dan bahkan dapat terjadi sebelum kelahiran. Risiko terjadinya stroke dari lahir sampai usia 18 tahun mendekati 11 per 100.000 anak per tahun. 1 Stroke adalah salah satu dari 10 penyebab utama kematian pada anak. Laporan insidensi dan prevalensi stroke pada anak meningkat sejalan dengan kemajuan teknik pencitraan. 2,4 Stroke pada anak berbeda dengan stroke pada dewasa karena stroke pada anak terutama disebabkan kelainan kongenital dan genetik. 4 Secara garis besar penyakit serebrovaskuler pada anak berbeda dari dewasa dalam hal; pada anak lebih sulit untuk didiagnosis, faktor risiko yang berbeda, disfungsi yang disebabkan oleh stroke pada anak lebih sedikit dibandingkan dengan stroke pada dewasa dengan lesi yang sama, upaya rehabilitasi harus dimodifikasi untuk memenuhi kebutuhan anak. Stroke pada anak sering tidak memberikan gejala yang jelas, pemeriksaan fisik dan tes pada anak sulit dilakukan karena anak kurang kooperatif. Anak yang hidup pasca stroke, 50% sampai 80% akan memiliki defisit neurologis permanen, hemiparesis atau hemiplegia. Cacat jangka panjang lainnya meliputi gangguan kognitif dan sensorik, epilepsi, gangguan bicara atau komunikasi, gangguan penglihatan, gangguan perhatian, gangguan perilaku dan rendahnya kualitas hidup. Kecepatan diagnosis, penanganan, rehabilitasi dan terapi yang tepat dapat meminimalisasi kematian dan cacat pada anak. Dibutuhkan lebih banyak penelitian untuk mengetahui keunikan aspek diagnosis dan terapi stroke pada anak. 1

Transcript of Stroke Sering Terjadi Terutama Pada Orang Tua

Page 1: Stroke Sering Terjadi Terutama Pada Orang Tua

Stroke sering terjadi terutama pada orang tua, namun dapat juga menyerang bayi, anak, orang dewasa muda dan bahkan dapat terjadi sebelum kelahiran. Risiko terjadinya stroke dari lahir sampai usia 18 tahun mendekati 11 per 100.000 anak per tahun.1 Stroke adalah salah satu dari 10 penyebab utama kematian pada anak. Laporan insidensi dan prevalensi stroke pada anak meningkat sejalan dengan kemajuan teknik pencitraan.2,4

Stroke pada anak berbeda dengan stroke pada dewasa karena stroke pada anak terutama disebabkan kelainan kongenital dan genetik.4 Secara garis besar penyakit serebrovaskuler pada anak berbeda dari dewasa dalam hal; pada anak lebih sulit untuk didiagnosis, faktor risiko yang berbeda, disfungsi yang disebabkan oleh stroke pada anak lebih sedikit dibandingkan dengan stroke pada dewasa dengan lesi yang sama, upaya rehabilitasi harus dimodifikasi untuk memenuhi kebutuhan anak. Stroke pada anak sering tidak memberikan gejala yang jelas, pemeriksaan fisik dan tes pada anak sulit dilakukan karena anak kurang kooperatif.

Anak yang hidup pasca stroke, 50% sampai 80% akan memiliki defisit neurologis permanen, hemiparesis atau hemiplegia. Cacat jangka panjang lainnya meliputi gangguan kognitif dan sensorik, epilepsi, gangguan bicara atau komunikasi, gangguan penglihatan, gangguan perhatian, gangguan perilaku dan rendahnya kualitas hidup. Kecepatan diagnosis, penanganan, rehabilitasi dan terapi yang tepat dapat meminimalisasi kematian dan cacat pada anak. Dibutuhkan lebih banyak penelitian untuk mengetahui keunikan aspek diagnosis dan terapi stroke pada anak.1

Definisi Stroke Pada Anak

Definisi stroke menurut WHO adalah manifestasi klinis dari gangguan fungsi serebral, baik fokal maupun menyeluruh (global) yang berlangsung dengan cepat, berlangsung lebih dari 24 jam, atau berakhir dengan kematian, tanpa ditemukannya penyebab selain dari gangguan vaskular.5,7-10 Stroke pada anak didefinisikan sebagai gangguan serebrovaskular yang terjadi pada usia antara 30 hari (1 bulan) sampai 18 tahun.2,8,11 Definisi lain menyebutkan stroke pada anak adalah stroke yang terjadi pada usia antara 28 hari setelah lahir sampai 18 tahun.6

Epidemiologi

Insidensi stroke pada anak diperkirakan antara 2-3/100.000 anak/tahun di Amerika Serikat dan 13/100.000 anak/tahun di Perancis. Canadian Pediatric Ischemic Stroke Registry (CPISR) melaporkan insidensi stroke iskemik pada anak usia <18 sebesar 2,7/100.000 anak/tahun, 40% pada usia < 1 tahun, perbandingan

Page 2: Stroke Sering Terjadi Terutama Pada Orang Tua

laki-laki: perempuan (1,5:1). Survei yang dilakukan NHDS (National Hospital Discharge Survey), tahun 1980 sampai 1998 pada anak usia 0-18 tahun, rata-rata insidensi stroke sebesar 13,5/100.000 anak/tahun; disesuaikan dengan International Classification of Diseases revisi ke-9 didapatkan 2,9 kasus/100.000 anak/tahun dengan stroke hemorragik, dan 7,8/100.000 anak/tahun dengan stroke iskemik.2,5 Penelitian pada anak-anak Cina di Hong Kong mendapatkan stroke pada anak sebesar 2,1/100.000 anak/tahun dengan 28% diantaranya stroke hemoragik.5

Risiko stroke pada anak kulit hitam lebih tinggi dengan risiko relatif (RR) dibandingkan dengan anak kulit putih. Anak laki-laki mempunyai risiko 1,28 kali lebih tinggi dibanding anak perempuan. Tidak ada perbedaan etnis yang berhubungan dengan tingkat keparahan yang menyebabkan kematian yang terjadi pada stroke.3

Mortalitas stroke di AS pada anak (usia 1-15 tahun) sebesar 0,6/100.000 anak/tahun. Mortalitas stroke pada anak laki-laki lebih tinggi dibanding perempuan, dan lebih tinggi pada anak kulit hitam dibandingkan dengan kulit putih. Mortalitas stroke pada anak dilaporkan antara 7% sampai 28%.2

Satu dari 10 anak dengan stroke iskemik akan mendapatkan stroke berulang dalam 5 tahun, meskipun telah diterapi. Gangguan cerebrovaskular merupakan salah satu dari 10 penyebab utama kematian pada anak, dengan risiko tertinggi pada 1 tahun pertama kehidupan.3

Patofisiologi Stroke

Patofisiologi utama penyakit serebrovaskular adalah gangguan (berkurang atau terhentinya) aliran darah ke sebagian otak (stroke iskemik) atau pecahnya pembuluh darah dengan perdarahan pada jaringan otak (stroke hemoragik).4,14

Jenis dan tingkat kerusakan yang dihasilkan oleh salah satu peristiwa tersebut tergantung pada anatomi sistem vaskular yang terkena dan gangguan metabolisme otak yang terjadi.4

Stroke Iskemik

Stroke Iskemik pada anak disebabkan oleh penurunan aliran darah arteri akibat dari trombosis dan emboli. Penurunan aliran darah serebral mengakibatkan kerusakan otak berhubungan dengan tingkat metabolisme otak yang tinggi dan kekurangan energi dalam otak.4 Pada stroke iskemik berkurangnya aliran darah ke otak menyebabkan hipoksemia daerah regional otak dan menimbulkan reaksireaksi berantai yang berakhir dengan kematian sel-sel otak dan unsur-unsur pendukungnya.10

Page 3: Stroke Sering Terjadi Terutama Pada Orang Tua

Stroke Hemoragik

Perdarahan intrakranial biasanya disebabkan oleh ruptura arteria serebri. Ekstravasasi darah terjadi di daerah otak dan atau subaraknoid, sehingga jaringan yang terletak di dekatnya akan tergeser dan tertekan. Darah ekstravaskular sangat mengiritasi jaringan otak, sehingga mengakibatkan vasospasme pada arteria di sekitar perdarahan. Spasme ini dapat menyebar ke seluruh hemisfer otak dan sirkulus Willisi. Gambaran patologik menunjukkan ekstravasasi darah karena robeknya pembuluh darah otak, diikuti pembentukan edema dalam jaringan otak di sekitar hematoma. Akibatnya, terjadi diskontinuitas jaringan dan kompresi oleh hematoma dan edema pada struktur sekitar termasuk pembuluh darah otak dan menyempitkan/ menyumbat pembuluh darah sehingga terjadi juga iskemi pada jaringan yang dilayaninya.9

Perdarahan intraserebral dapat terjadi akibat gangguan koagulasi, perdarahan malformasi arteri atau hemangioma, atau hipertensi berat (yang, pada remaja, mungkin akibat penyalahgunaan kokain atau amfetamin).14 Perdarahan subaraknoid sering dikaitkan dengan pecahnya suatu aneurisma. Kebanyakan aneurisma mengenai sirkulus Willisi. Hipertensi atau gangguan perdarahan mempermudah kemungkinan ruptur.12

Etiologi

Pada orang dewasa, hipertensi, diabetes mellitus, penyakit jantung, dan penyakit serebrovaskular merupakan penyebab paling umum stroke. Walaupun serangkaian tes diagnostik komprehensif dilakukan, banyak kasus stroke pada anak yang tidak diketahui penyebabnya.14 Sepertiga kasus stroke pada anak tidak berhasil diketahui penyebabnya.2,4 Penyakit jantung kongenital dan sickle cell disease merupakan penyebab tersering stroke pada anak. Aterosklerosis yang merupakan penyebab umum stroke pada dewasa jarang menjadi penyebab stroke pada anak.15,16

Penyebab paling umum stroke pada anak adalah penyakit jantung bawaan atau didapat. Menurut Canadian Pediatric Ischemic Stroke Registry, penyakit jantung ditemukan pada 40 dari 228 (19%) dari anak dengan trombosis arteri. Banyak dari anak-anak ini sudah diketahui mempunyai penyakit jantung sebelum stroke terjadi. Komplek anomali jantung yang melibatkan katup dan ruang jantung secara bersamaan merupakan masalah terbesar, tapi hampir semua lesi jantung kadang-kadang dapat menyebabkan stroke. Pada lesi sianotik dengan polisitemia dapat meningkatkan risiko baik trombosis maupun emboli.15

Menurut Canadian Pediatric Ischemic Stroke Registry, hanya 5 (2%) anak dengan stroke iskemik yang diakibatkan anemia sel sabit. Sebuah rumah sakit

Page 4: Stroke Sering Terjadi Terutama Pada Orang Tua

metropolitan besar di Amerika Serikat melaporkan bahwa stroke iskemik terjadi pada sekitar 17% penderita penyakit sel sabit, lebih tinggi 4-5% dari data di Jamaika dan Afrika.15

Penyebab stroke pada anak berubah-ubah dari waktu ke waktu. Dahulu, infeksi seperti Haemophilus influenzae, meningitis merupakan penyebab umum stroke pada anak; sekarang penyakit jantung kongenital, sickle cell disease, diseksi karotis ektrakranial, dan infeksi varisela menjadi penyebab utama stroke pada anak.2 Dari penyebab stroke pada anak yang diketahui, gangguan oklusi pembuluh darah (stroke iskemik) lebih sering ditemukan (55%) dibandingkan dengan perdarahan intrakranial (45%).3,4

Stroke Iskemik

Tidak ada klasifikasi penyebab stroke pada anak yang diterima secara luas. Sistem klasifikasi etiologi stroke iskemik yang ada adalah untuk orang dewasa, tetapi tidak sesuai untuk anak. Penentuan mekanisme stroke memerlukan penyelidikan yang ekstensif. Evaluasi etiologi stroke pada anak di masa lalu masih terbatas. Penelitian terbaru dengan dengan menggunakan strategi diagnostik yang lebih luas telah memberikan informasi penting tentang penyebab dan akibat stroke pada anak. Mekanisme stroke iskemik yang terjadi pada anak meliputi: tromboemboli dari intrakranial atau ekstrakranial, atau jantung; arteriopati akut, sementara, atau progresif, dan penyebab lain yang jarang, tetapi sebagian besar kasus penyebabnya belum dapat ditentukan.2 Penyebab umum stroke iskemik pada anak dapat adalah sebagai berikut:

Etiologi Stroke Iskemik

1. Penyakit Jantung– Penyakit jantung kongenital– Penyakit jantung rematik– Endokarditis– Komplikasi operasi jantung

2. Gangguan hematologi– Anemia sel sabit (Sickle cell anemia)– Trombositosis– Polisitemia– Leukemia– Defisiensi Antitrombin III, Protein C and Protein S– Antibodi Antifosfolipid

Page 5: Stroke Sering Terjadi Terutama Pada Orang Tua

3. Vaskulitis Infeksiosa– Piogenik– Tuberkulosa– Jamur– AIDS

4. Vaskulitis Non Infeksiosa– Systemic lupus erythematosus (SLE)– Poliarteritis nodosa– Arteritis Takayasu– Non spesifik5. Sindrom Moyamoya6. Trauma– Trauma tumpul arteri servikal– Diseksi arteri– Trauma pada arteri karotis7. Gangguan Metabolik Herediter– Homosistinuri– Mitochondrial myopathy, encephalopathy, lactic acidosis and stroke like episodes (MELAS)8. Toksik– Pensiklidin – Fenilpropanolamin– Metamfetamin – Kokain

Stroke Hemoragik

Frekuensi stroke hemoragik pada anak berbeda dengan dewasa. Frekuensi stroke hemoragik pada anak hampir sama dengan stroke iskemik. Trauma dan diatesis hemoragik merupakan faktor risiko penting stroke hemoragik pada anak.18

Etiologi yang umum pada stroke hemoragik pada anak adalah sebagai berikut:

1. Malformasi pembuluh darah– Arteriovenous malformation (AVM)– Aneurisma– Angioma2. Hematologi– Leukemia– Trombositopeni– Hemofilia– Koagulapati sekunder dari gangguan pada hepar– Disseminated intravascular coagulation (DIC)3. Trauma

Faktor Risiko Stroke Pada Anak

Perbedaan paling mendasar antara penyakit serebrovaskular pada anak dan orang dewasa adalah banyaknya faktor risiko pada anak dibandingkan dengan orang

Page 6: Stroke Sering Terjadi Terutama Pada Orang Tua

dewasa.15 Faktor risiko penyakit serebrovaskular pada anak adalah sebagai berikut :

Penyakit jantung bawaanDefek septum ventrikelDefek septum atriumPaten duktus arteriosusStenosis AortaStenosis MitralKoartasioRabdomioma jantungDefek jantung bawaan kompleks

Penyakit jantung didapatPenyakit jantung reumatikKatup jantung buatanEndokarditis Libman-SacksEndocarditis BakteriKardiomiopatiMiokarditisMiksioma atrialAritmia

Penyakit sistem vaskularHipertensi sistemikDeplesi volume atau hipotensi sistemikHipernatremiaSindrom vena cava superiorDiabetes

VaskulitisMeningitisInfeksiSystemic lupus erythematosusPoliarteritis nodosaGranulomatous angiitisArteritis TakayasuRheumatoid arthritisDermatomiositisInflammatory bowel diseasePenyalahgunaan obat (kokain, amfetamin)Sindrom Hemolitik-uremik

VaskulopatiSindrom Ehlers-DanlosHomosistinuriaSindrom MoyamoyaPenyakit Fabry

Page 7: Stroke Sering Terjadi Terutama Pada Orang Tua

Malignant atrophic papulosisPseudoxanthoma elasticurnDefisiensi NADH-CoQ reductase

Gangguan VasospastikMigrainKeracunan ergotVasospasm dengan perdarahan subaraknoid

Kelainan hematologi dan koagulopatiHemoglobinopati (sickle cell anemia, sicklecell-hemoglobin C)Immune thrombocytopenic purpuraThrombotic thrombocytopenic purpuraThrombositosisPolisitemiaDisseminated intravascular coagulation (DIC)Leukemia atau neoplasma lainDefek koagulasi bawaanPenggunaan kontrasepsi oralKehamilam dan periode postpartumDefisiensi antithrombin IIIDefisiensi protein SDefisiensi protein CDefisiensi serum C2 bawaanDisfungsi hati dengan kelainan koagulasiDefisiensi vitamin KAntikoagulan LupusAntibodi antikardiolipin

Anomali Struktur Sistem SerebrovaskularArterial fibromuscular dysplasiaAgenesis/ hipoplasi arteri karotis interna atau vertebralisArteriovenous malformationTelangiektasi hemorragik hereditasSindrom Sturge-WeberAneurisma Intrakranial

TraumaKekerasan pada anakEmboli lemak atau udaraEmboli benda asingLigasi karotisOklusi arteri vertebralis akibat rotasi servikal mendadakDiseksi arteriTrauma tumpul arteri servikalisArteriografiFistula kavernosa karotis post trauma

Page 8: Stroke Sering Terjadi Terutama Pada Orang Tua

Kelainan koagulasi dengan trauma minorEmboli cairan amnion/ plasentaTrauma tembus intrakranial

Gejala Klinis Stroke Pada Anak

Dua pertiga anak menunjukkan gejala hemiplegi akut. Kejang, letargi atau koma merumitkan gejala klinis stroke.17 Pada umumnya gejala klinis stroke pada anak yang lebih tua mirip dengan stroke pada dewasa. Gejala klinis yang biasa ditemukan pada pasien dewasa seperti hemiplegi, hemiparesis, hemiparestesi, afasia dan defisit neurologis fokal lain tergantung dari daerah di otak yang terkena juga didapatkan pada stroke anak.4 Anak dengan stroke dapat memiliki gejala serangan stroke pada dewasa seperti sakit kepala hebat (sering menjadi keluhan utama), afasia, gangguan gerakan bola mata, dan parestesi.20 Namun pada pasien anak yang lebih muda gejala stroke tidak begitu jelas, dan lebih bervariasi. Bayi lebih sering menunjukkan gejala kejang, gejala motorik kurang begitu jelas sampai anak menunjukkan perkembangan motorik. Oleh karena itu dokter harus sangat teliti untuk menilai seorang anak yang dicurigai stroke.4

Penatalaksanaan stroke paling efektif diberikan dalam 3 jam pertama setelah gejala awal stroke. Dengan mengenali tanda-tanda stroke pada anak dan tindakan yang cepat akan mengurangi kerusakan akibat stroke pada otak anak.

Metode FAST (Face, Arms, Speech, Time) dapat membantu untuk mengenali gejala stroke dengan cepat. Langkah-langkah metode FAST adalah sebagai berikut: 20,21

– F ace : Ajak anak untuk senyum. Apakah wajah tidak simetris, salah satu sisi muka tertinggal, mulut mencong?

– A rms : Ajak anak untuk menutup mata dan menahan kedua lengannya lurus ke depan selama 10 detik apakah salah satu lengan bergerak turun?

– S peech: Ajak anak untuk berbicara/ mengulang kalimat sederhana. Apakah ada kata-kata yang tidak jelas/ bicara pelo? Dapatkah anak mengulang kalimat dengan benar?

– T ime : Jika anak menunjukkan tanda-tanda di atas, waktu adalah sangat penting, segera bawa anak ke rumah sakit.

Diagnosis Stroke

Page 9: Stroke Sering Terjadi Terutama Pada Orang Tua

Diagnosis stroke ditegakkan berdasarkan gejala klinis, hasil pemeriksaan fisik neurologis, dan ditunjang dengan pemeriksaan pencitraan seperti CT-scan (Computed Tomography Scan) dan atau MRI (Magnetik Resonance Imaging).9,22,23

Diagnosis Banding

Stroke iskemikStroke hemoragikTrauma kranioserebral/ servicalMeningitis/ensefalitisMasa Intrakranial– Tumor– Hematoma subduralKejang dengan gejala neurologis menetapMigrain dengan gejala neurologis menetapMetabolik– Hiperglikemi– Hipoglikemi– Post-cardiac arrest ischemia– Overdosis obat/narkotik

Pemeriksaan Laboratorium pada Stroke

Pemeriksaan laboratorium berperan dalam beberapa hal antara lain untuk menyingkirkan gangguan neurologis lain, mendeteksi penyebab stroke, dan menemukan keadaan komorbid. Di samping itu pemeriksaan laboratorium juga dapat membantu menentukan apakah terdapat kontraindikasi untuk pemberian trombolitik.23

Pemeriksaan laboratorium dasar yang disarankan pada pasien stroke adalah : LED, CRP, Jumlah sel darah (eritrosit, trombosit, lekosit), Konsentrasi hemoglobin, Nilai hematokrit, Pemeriksaan kimia:Glukosa-Elektrolit-Fungsi ginjal dan hati, pemeriksaan koagulasi:PT–PTT–APTT–Fibrinogen. Tes-tes ini memberi informasi penting mengenai penyebab stroke (seperti polisitemia, trombositosis, trombositopeni, leukemia, koagulopati), membedakan dengan keadaan yang menyerupai stroke (seperti hipoglikemi, hiponatremi) dan untuk mengetahui penyakit-penyakit yang menyertai (seperti anemia, diabetes).25

Evaluasi Diagnosis Stroke Pada Anak

Page 10: Stroke Sering Terjadi Terutama Pada Orang Tua

1. Anamnesis riwayat trauma kepala, trauma leher, riwayat penyakit, demam dan kelemahan yang tidak spesifik, pemakaian obat-obatan, perkembangan yang lambat, riwayat gangguan perdarahan pada keluarga, dan sakit kepala.

2. Riwayat keluarga dengan perhatian khusus pada kelainan vaskular, kelainan hematologi, retardasi mental.

3. Pemeriksaan fisik meliputi pemeriksaan lingkar kepala anak, kelainan kulit, evaluasi jantung dan pemeriksaan arteri karotid.

4. MRI dan MRA (CT-scan jika MR tidak memungkinkan).Jika MRI dan MRA menunjukkan suatu infark dengan distribusi vaskular, dilanjutkan dengan tes diagnostik berikut:

– Echokardiogram, EKG, holter monitor

– Pemeriksaan darah meliputi darah lengkap, LED, besi, folat, red cell folate, elektroforesis Hb, protein S, protein C, antitrombin III, faktor V Leiden, kofaktor Heparin II, plasminogen, faktor VIII, faktor XII, antikardiolipin antibodi, antikoagulan lupus, mutasi protrombin, homosistein, lipoprotein a, kolesterol puasa, skrining infeksi, serum dan antibodi cairan serebrospinal terhadap varisela

– Pungsi lumbal

– Doppler transkranial dengan balon

– X-ray tulang servikal (pada dugaan infark posterior)

Jika MRI dan MRA menunjukkan suatu infark dengan distribusi non vaskular, dilanjutkan

dengan tes diagnostik berikut:

– Laktat cairan serebrospinal

– Plasma amonia dan asam amino

– Asam organik urin

Jika MRI dan MRA menunjukkan suatu perdarahan, dilanjutkan dengan tes diagnostik berikut:

– Koagulasi

– Angiografi Konvensional

Jika MRA normal, dilanjutkan dengan tes diagnostik berikut:

– Angiografi Konvensional

Page 11: Stroke Sering Terjadi Terutama Pada Orang Tua

Pemeriksaan penunjang mempunyai dua tujuan yaitu menegakkan diagnosis stroke dan menemukan etiologi stroke. Penyebab stroke pada anak sangat banyak tetapi biasanya jarang sekali diperlukan pemeriksaan penunjang yang sangat lengkap pada setiap kasus stroke pada anak.

Penatalaksanaan

-Terapi Suportif

Terapi umum stroke pada anak bersifat suportif. Prinsip umum penatalaksanaan sama dengan kasus emergensi anak lainnya yaitu pengontrolan tanda vital. Bantuan hidup dasar merupakan penatalaksanaan awal anak dengan stroke. Mengamankan jalan napas, memonitor sistem kardiovaskuler, dan mengendalikan kejang adalah hal yang terpenting. Setiap anak dengan kecurigaan stroke harus diobservasi secara ketat di ruang yang setara dengan Pediatric lntensive Care Unit (PICU).4,5

-Terapi Obat

Tidak ada uji klinis secara random terhadap pengobatan stroke iskemik akut pada anak-anak. Rekomendasi terapi didasarkan pada penelitian kecil, non random atau berdasar pengobatan stroke pada orang dewasa. Obat-obatan yang umum digunakan dalam penatalaksanaan stroke meliputi: Aspirin, heparin, warfarin , dan trombolitik 2,5,15

-Transfusi

Pasien dengan penyakit Sickle Cell yang mengalami stroke mernpunyai risiko stroke ulang sebanyak 50%. Risiko tersebut dapat dikurangi dengan transfusi berulang untuk mensupresi pembentukan hemoglobin sickle sampai di bawah kadar 30%. Hb Sickle tidak dapat dikurangi secara mendadak, oleh karena itu transfusi packed rel cell (PRC) dapat diberikan satu kali per bulan. Terapi regimen transfusi selama 4 tahun dilaporkan berhasil mencegah stroke ulang pada 15 pasien dengan penyakit Sickle Cell.4,5

- Pembedahan

Pengobatan untuk malformasi vaskular meliputi pembedahan, embolisasi endovaskular, dan radiosurgery.2 Kebanyakan kasus stroke anak tidak menimbulkan efek dari masa yang terbentuk yang membutuhkan penanganan.

Page 12: Stroke Sering Terjadi Terutama Pada Orang Tua

Namun lesi hemisfer yang luas dan lesi di cerebelum baik itu infark ataupun perdarahan dapat menyebabkan kenaikan tekanan intrakranial yang cepat yang membutuhkan pemasangan shunt intraventrikular ataupun evakuasi bedah. Pada kasus seperti ini dibutuhkan konsultasi dengan ahli bedah saraf.4

Prognosis

Mortalitas pada stroke anak berkisar antara 20-30% dengan stroke hemoragik memiliki angka mortalitas lebih tinggi dibandingkan dengan stroke iskemik. Pada stroke hemoragik disebutkan sequele lebih sering terjadi, yakni lebih dari 50% kasus. Prognosis yang buruk didapati pada anak dengan gejala onset berupa kejang dan hemiplegia. Biasanya setelah stroke anak tersebut akan tetap menderita kejang berulang, mengalami gangguan motorik dan gangguan kognisi. Sekitar 20 % anak tanpa gejala kejang akan menderita epilepsi. Epilepsi pasca stroke umumnya terjadi dalam 1 tahun pertama setelah serangan.4 Anak dengan ukuran dan lokasi lesi yang sama dengan dewasa menunjukkan perbaikan yang lebih menonjol, hal tersebut disebabkan adanya plastisitas dan susunan saraf yang sedang berkembang, di mana bagian otak yang normal mengambil alih fungsi area otak yang rusak. Anak memiliki kemampuan yang lebih baik untuk sembuh karena plastisitas atau fleksibilitas sistem saraf dan otak anak yang lebih besar. Otak anak masih berkembang, sehingga memiliki kemampuan yang lebih besar untuk memperbaiki sendiri.20

Page 13: Stroke Sering Terjadi Terutama Pada Orang Tua

KESIMPULAN

Stroke adalah salah satu dari 10 penyebab utama kematian pada anak. Perbedaan paling mendasar antara penyakit serebrovaskular pada anak dan orang dewasa adalah banyaknya faktor risiko pada anak dibandingkan dengan orang dewasa. Etiologi dan faktor risiko utama stroke pada anak adalah penyakit jantung (kongenital atau didapat), dan kelainan hematologi dan koagulopati.

Metode FAST dapat membantu untuk mengenali gejala stroke dengan cepat. Diagnosis stroke ditegakkan berdasarkan gejala klinis, pemeriksaan fisik, dan ditunjang dengan pemeriksaan pencitraan seperti CT-scan atau MRI. Pemeriksaan laboratorium dasar pada stroke meliputi pemeriksaan hematologi ( CBC, LED, dan faktor-faktor koagulasi), pemeriksaan kimia (CRP, glukosa, elektrolit, fungsi ginjal dan hati). Evaluasi diagnostik mempunyai tujuan untuk menegakkan diagnosis stroke dan menemukan etiologi stroke.

Penyebab stroke pada anak sangat banyak tetapi manajemen yang dilakukan tergantung pada kasus per kasus. Terapi umum stroke pada anak bersifat suportif. Penggunaan obat-obatan stroke pada anak belum sepenuhnya aman dan efektif. Anak yang hidup pasca stroke, 50% sampai 80% akan memiliki defisit neurologis permanen, hemiparesis atau hemiplegi. Kecepatan diagnosis, penanganan, rehabilitasi dan terapi yang tepat dapat meminimalisasi kematian dan cacat. Kerjasama antar berbagai pusat kesehatan diperlukan untuk memberikan informasi faktor-faktor risiko, hasil pengobatan, dan rekurensi.

DAFTAR PUSTAKA

1. American Heart Association. Knowing No Bounds: Stroke in Infants and Children. AHA 2010 (diunduh 13 Mei 2014). Tersedia dari: http://www.americanheart.org/downloadable/heart/1246466787464FACTS%20-%20Stroke%20in%20Infants%20and%20Children.pdf

2. Lynch JK, Hirtz DG, DeVeber G, Nelson KB. Report of the National Institute of Neurological Disorders and Stroke Workshop on Perinatal and Childhood Stroke. Pediatrics 2002;109;116-123 (diunduh 13 Mei 2014). Tersedia dari: http://www.pediatrics.org/cgi/content/full/109/1/116

3. Jones DL, Adams R, Carnethon M, Simone GD, Ferguson TB, Flegal K, et al. Heart Disease and Stroke Statistics 2009 Update. A Report From the American Heart Association Statistics Committee. 2008 (13 Mei 2014). Tersedia dari: http://www.pediatrics.org/cgi/content/full/109/1/116

Page 14: Stroke Sering Terjadi Terutama Pada Orang Tua

4. Kaul S. Cerebrovascular Disease in Children. Indian Pediatrics 2000; 37: 159-171 (13 Mei 2014). Tersedia dari: http://www.indianpediatrics.net/feb2000/personal.htm

5. Roach ES, Golomb MR, Adams R, Biller J, Daniels S, DeVeber G, et al. Management of Stroke in Infants and Children. A Scientific Statement From a Special Writing Group of the American Heart Association Stroke Council and the Council on Cardiovascular Disease in the Young. Stroke 2008 (13 Mei 2014). Tersedia dari: http://www . stroke .ahajournals.org/cgi/content/full/ STROKE AHA.108.18969

6. Roach E.S, Riela AR. Pediatric Cerebrovascular disorders. Futura Publishing Company. New York; 1988. h.2.

7. Truelsen T, Mahonen M, Tolonen H, Asplund K, Bonita R, Vanuzzo D. Trends in Stroke and Coronary Heart Disease in the WHO MONICA Project, Stroke 2003;34;1346-1352 ( diunduh 13 Mei 2014). Tersedia dari: http://stroke.ahajournals.org/cgi/content/full/34/6/1346

8. The Paediatric Stroke Working Group. Stroke in childhood: Clinical Guidelines for Diagnosis, Management and Rehabilitation. Royal College of Physicians of London. 2004 (13 Mei 2014) Tersedia dari: http:// www.rcp london .ac.uk/pubs/.../child stroke /child stroke guidelines .pdf

9. Aliah A, Kuswara FF, Limoa RA, Wuysang G. Gambaran Umum Tentang Gangguan Peredaran Darah Otak (GPDO). Dalam: Harsono, editor. Kapita Selekta Neurologi. Edisi 2. Yogyakarta. Gadjah Mada University Press; 2003. h. 81-4.

10. Misbach J. Pandangan Umum Mengenai Stroke. Dalam: Al Rasyid, Soertidewi, editor. Unit Stroke: Manajemen Stroke Secara Komprehensif. Jakarta. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2007. h. 1-6.

11. KidsHaveStrokes.org. Infant and Childhood Stroke Facts. Children's Hemiplegia and Stroke Association (CHASA). 2010 (13 Mei 2014). Tersedia dari: http://www.pediatricstroke.org/stroke_facts.htm

12. Lombardo MC. Penyakit Serebrovaskular dan Nyeri Kepala. Dalam: Price SA, Wilson LM. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Edisi 4. Jakarta. EGC; 1995. h. 962-3.

13. Netter FH. Atlas of Human Anatomy. 5th Edition. Elsevier. 2010. h. 136 (13 Mei 2014). Tersedia dari: http://www.netterimages.com/product/9781416059516/1-135.htm

Page 15: Stroke Sering Terjadi Terutama Pada Orang Tua

14. Heilbroner PL, Castaneda GY. Pediatric Neurology Essentials for General Practice. 1st Edition. Lippincott Williams & Wilkins; 2007. h. 270-5.

15. Roach ES, Veber GD, DeVeber G, Riela AR, Wiznitzer M. Recognition and Treatment of Stroke in Children. Child Neurology Society Ad Hoc Committee on Stroke in Children. 2008 (13 Mei 2014). Tersedia dari: http://www.ninds.nih.gov/news_and_events/proceedings/stroke_proceedings/ childneurology.htm

16. Nield LS, Brunner NE, Scott J, Jaynes M. Pediatric Stroke: Evaluation, Treatment, and Follow-up. Psychiatric Times 2006 (13 Mei 2014). Tersedia dari: http://www.psychiatrictimes.com/display/article/10168/56346