Strategic Value Chain

2
Analisis rantai nilai (Value chain) sangat dibutuhkan perusahaan untuk fokus pada rencana strategi dan untuk meraih keunggulan kompetitif. Banyak strategi yang dapat dipilih perusahaan agar mencapai keunggulan kompetitif tersebut. Contoh seperti strategi low cost atau terdiferensiasi, perusahaan dapat melakukan pembatasan penawaran produk, mengurangi tingkat kerumitan produk, atau pembatasan layanan produk. Selain itu analisis rantai nilai ini juga membantu manajer untuk menyadari posisi perusahaan untuk mencapai keunggulan kompetitif yang diinginkan. Seperti melakukan identifikasi posisi perusahaan pada rantai nilai, apakah perusahaan sebagai suplier, maufaktur, pemasaran, atau penanganan purna jual. Value chain membuat perusahaan memahami karakteristik industri dan saingan yang ada. Hubungan analisis strategik dengan manajemen biaya adalah kewajiban manajemen biaya untuk menyediakan informasi yang sesuai yang sebelumnya belum disediakan. Hal yang harus disediakan seperti kebutuhan informasi yang diarahkan pada tujuan stratejik. Manajemen harus mengidentifikasi, mengumpulkan, mengukur, dan melaporkan informasi tentang the critical success factor (CFS) secara benar dan tepat waktu. Selain itu, agar tercapainya keunggulan kompetitif dibutuhkannya Analisa SWOT dan analisis value chain untuk membuat rencana jangka panjang. Terakhir, analisa stratejik membuat perusahaan berpikir secara integratif. Perusahan diharuskan untuk berpikir lintas fungsi. Harus diketahui perusahaan harus fokus dalam pemuasan kebutuhan pelanggan. Implikasi ini membuat manajemen perusahaan tidak berpikiran sempit, tapi berpikiran untuk going concern yang baik untuk perkembangan perusahaan. Analisa value chain ini dapat diterapkan kepada seluruh jenis industri, tapi memiliki sifat yang berbeda-beda tergandung sifat industrinya, seperti manufaktur, perusahaan jasas dan organisasi

description

semabi

Transcript of Strategic Value Chain

Page 1: Strategic Value Chain

Analisis rantai nilai (Value chain) sangat dibutuhkan perusahaan untuk fokus pada rencana

strategi dan untuk meraih keunggulan kompetitif. Banyak strategi yang dapat dipilih perusahaan

agar mencapai keunggulan kompetitif tersebut. Contoh seperti strategi low cost atau terdiferensiasi,

perusahaan dapat melakukan pembatasan penawaran produk, mengurangi tingkat kerumitan

produk, atau pembatasan layanan produk.

Selain itu analisis rantai nilai ini juga membantu manajer untuk menyadari posisi perusahaan

untuk mencapai keunggulan kompetitif yang diinginkan. Seperti melakukan identifikasi posisi

perusahaan pada rantai nilai, apakah perusahaan sebagai suplier, maufaktur, pemasaran, atau

penanganan purna jual. Value chain membuat perusahaan memahami karakteristik industri dan

saingan yang ada.

Hubungan analisis strategik dengan manajemen biaya adalah kewajiban manajemen biaya

untuk menyediakan informasi yang sesuai yang sebelumnya belum disediakan. Hal yang harus

disediakan seperti kebutuhan informasi yang diarahkan pada tujuan stratejik. Manajemen harus

mengidentifikasi, mengumpulkan, mengukur, dan melaporkan informasi tentang the critical success

factor (CFS) secara benar dan tepat waktu. Selain itu, agar tercapainya keunggulan kompetitif

dibutuhkannya Analisa SWOT dan analisis value chain untuk membuat rencana jangka panjang.

Terakhir, analisa stratejik membuat perusahaan berpikir secara integratif. Perusahan diharuskan

untuk berpikir lintas fungsi. Harus diketahui perusahaan harus fokus dalam pemuasan kebutuhan

pelanggan. Implikasi ini membuat manajemen perusahaan tidak berpikiran sempit, tapi berpikiran

untuk going concern yang baik untuk perkembangan perusahaan.

Analisa value chain ini dapat diterapkan kepada seluruh jenis industri, tapi memiliki sifat

yang berbeda-beda tergandung sifat industrinya, seperti manufaktur, perusahaan jasas dan

organisasi yang tidak berorientasi pada laba. Analisa value chain membuat perusahaan memikirkan

strategi kompetitif diferensiasi yang menekankan keunikan produk. Analisa value chain membuat

perusahaan lebih kreatif dalam meraih keunggulan kompetitif. Contoh jika ingin melakukan

peningkatan nilai tambah atau penurunan biaya, perusahaan dapat menciptakan hubungan yang

baik dengan supplier, mempermudah distribusi, outsourcing, dan sebagainya.

Value chain juga membuat perusahaan memikirkan fungsi yang lebih simpel dan workflow

yang ada dan kegiatan bisnis yang terfokus. Analisa stratejik membantu perusahaan untuk

menentukan dibagian mana perusahaan berada pada value chain. Analisa value chain membantu

perusahaan menemukan peluang untuk menambah nilai bagi pelanggan dengan cara menurunkan

biaya produk atau jasa.