STRATEGI REVITALISASI PUSAT PERBELANJAAN · PDF filemasing faktor tersebut dalam sebuah Matrik...

10
ISBN No. 978-979-18342-0-9 F-83 STRATEGI REVITALISASI PUSAT PERBELANJAAN SEKUMPUL DI KOTA MARTAPURA Muhammad Fahroel Razy Mahasiswa Magister Manajemen Aset FTSP ITS, email : [email protected] Nadjadji Anwar Supani Dosen Pascasarjana FTSP ITS, email : [email protected] ABSTRAK Pusat Perbelanjaan Sekumpul terletak di Kota Martapura Kabupaten Banjar. Pusat perbelanjaan ini dibangun untuk mengurangi beban yang ditanggung oleh Pasar Batuah. Sejak diresmikannya pada bulan Maret 2005, pusat perbelanjaan tersebut belum sepenuhnya berfungsi sebagaimana mestinya. Permasalahan ini dapat dilihat dari adanya rumah toko, pertokoan dan kios yang masih kosong dan belum ditempati atau dioperasionalkan oleh para pemilik maupun penyewa. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan langkah strategi revitalisasi Pusat Perbelanjaan Sekumpul dengan menggunakan analisis persepsi-kepentingan, analisis kuadran dan analisis SWOT. Data sekunder diperoleh dari hasil survai instansional, sedangkan data primer dari hasil survai lokasi dan menyebarkan kuisioner kepada 166 responden. Hasil analisis menunjukkan bahwa, strategi revitalisasi Pusat Perbelanjaan Sekumpul yaitu strategi meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang (strategi turn around) dengan langkah strategis : 1) menambah fasilitas Kantor UPP Sekumpul; 2) mengfungsikan terminal dan menegakkan peraturan terkait pengelolaan terminal; 3) menambah atau membangun ruang publik dan fasilitas pendukung lainnya; 4) Mengelompokkan para pedagang yang menjual produk unggulan/khas dan sebagai pusat grosir; 5) mengkaji ulang harga sewa toko dan kios; 6) memberikan pelayanan yang memuaskan kepada pengguna jasa; 7) mengadakan pameran atau bazar. Kata kunci : strategi revitalisasi, pusat perbelanjaan, kota martapura 1. PENDAHULUAN Kota Martapura merupakan pusat pemerintahan dan ibukota Kabupaten Banjar dengan luas wilayah 42,03 km 2 . Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, menuntut Pemerintah Daerah Kabupaten Banjar untuk membangun fasilitas kota untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Kota Martapura dan sekitarnya. Salah satunya adalah pembangunan Pusat Perbelanjaan Sekumpul sebagai tempat perbelanjaan yang nyaman, lengkap dan masyarakat akan memperoleh berbagai kebutuhan rumah tangganya dengan one stop shopping. Disamping itu pembangunan pusat perbelanjaan tersebut untuk mengurangi beban yang ditanggung oleh Pasar Batuah sebagai pasar yang sudah cukup tua harus menampung para pedagang yang kian hari jumlahnya makin meningkat dengan kondisi sarana dan prasarana pendukungnya sudah semakin turun, sehingga kenyamanan berdagang maupun berbelanja menjadi berkurang. Dalam rangka mewujudkan hal tersebut di atas, pada Tahun 2003 Pemerintah Kabupaten Banjar menjalin kerjasama dengan pihak swasta dalam pembangunan pusat perbelanjaan dimaksud. Kerjasama ini dilakukan bersama PT. Sinar Harapan Jaya dengan membangun Pusat Perbelanjaan Sekumpul di atas lahan seluas dengan luas 78.000 m2 dengan bentuk kerjasama bangun guna serah atau built-operate-transfer (BOT). Data dari Dinas Pengelolaan Pasar Kabupaten Banjar kondisi eksisting Pusat Perbelanjaan Sekumpul pada saat ini sebagian besar bangunan rumah toko, pertokoan dan kios masih kosong dan tidak

Transcript of STRATEGI REVITALISASI PUSAT PERBELANJAAN · PDF filemasing faktor tersebut dalam sebuah Matrik...

Page 1: STRATEGI REVITALISASI PUSAT PERBELANJAAN · PDF filemasing faktor tersebut dalam sebuah Matrik SWOT, ... Perusahaan tersebut memiliki peluang dan ... Selanjutnya dilakukan analisa

ISBN No. 978-979-18342-0-9 F-83

STRATEGI REVITALISASI PUSAT PERBELANJAAN SEKUMPUL DI KOTA MARTAPURA

Muhammad Fahroel Razy

Mahasiswa Magister Manajemen Aset FTSP ITS, email : [email protected] Nadjadji Anwar

Supani

Dosen Pascasarjana FTSP ITS, email : [email protected]

ABSTRAK

Pusat Perbelanjaan Sekumpul terletak di Kota Martapura Kabupaten Banjar. Pusat perbelanjaan ini dibangun untuk mengurangi beban yang ditanggung oleh Pasar Batuah. Sejak diresmikannya pada bulan Maret 2005, pusat perbelanjaan tersebut belum sepenuhnya berfungsi sebagaimana mestinya. Permasalahan ini dapat dilihat dari adanya rumah toko, pertokoan dan kios yang masih kosong dan belum ditempati atau dioperasionalkan oleh para pemilik maupun penyewa. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan langkah strategi revitalisasi Pusat Perbelanjaan Sekumpul dengan menggunakan analisis persepsi-kepentingan, analisis kuadran dan analisis SWOT. Data sekunder diperoleh dari hasil survai instansional, sedangkan data primer dari hasil survai lokasi dan menyebarkan kuisioner kepada 166 responden. Hasil analisis menunjukkan bahwa, strategi revitalisasi Pusat Perbelanjaan Sekumpul yaitu strategi meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang (strategi turn around) dengan langkah strategis : 1) menambah fasilitas Kantor UPP Sekumpul; 2) mengfungsikan terminal dan menegakkan peraturan terkait pengelolaan terminal; 3) menambah atau membangun ruang publik dan fasilitas pendukung lainnya; 4) Mengelompokkan para pedagang yang menjual produk unggulan/khas dan sebagai pusat grosir; 5) mengkaji ulang harga sewa toko dan kios; 6) memberikan pelayanan yang memuaskan kepada pengguna jasa; 7) mengadakan pameran atau bazar.

Kata kunci : strategi revitalisasi, pusat perbelanjaan, kota martapura

1. PENDAHULUAN Kota Martapura merupakan pusat pemerintahan dan ibukota Kabupaten Banjar dengan luas wilayah 42,03 km2. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, menuntut Pemerintah Daerah Kabupaten Banjar untuk membangun fasilitas kota untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Kota Martapura dan sekitarnya. Salah satunya adalah pembangunan Pusat Perbelanjaan Sekumpul sebagai tempat perbelanjaan yang nyaman, lengkap dan masyarakat akan memperoleh berbagai kebutuhan rumah tangganya dengan one stop shopping. Disamping itu pembangunan pusat perbelanjaan tersebut untuk mengurangi beban yang ditanggung oleh Pasar Batuah sebagai pasar yang sudah cukup tua harus menampung para pedagang yang kian hari jumlahnya makin meningkat

dengan kondisi sarana dan prasarana pendukungnya sudah semakin turun, sehingga kenyamanan berdagang maupun berbelanja menjadi berkurang. Dalam rangka mewujudkan hal tersebut di atas, pada Tahun 2003 Pemerintah Kabupaten Banjar menjalin kerjasama dengan pihak swasta dalam pembangunan pusat perbelanjaan dimaksud. Kerjasama ini dilakukan bersama PT. Sinar Harapan Jaya dengan membangun Pusat Perbelanjaan Sekumpul di atas lahan seluas dengan luas 78.000 m2 dengan bentuk kerjasama bangun guna serah atau built-operate-transfer (BOT). Data dari Dinas Pengelolaan Pasar Kabupaten Banjar kondisi eksisting Pusat Perbelanjaan Sekumpul pada saat ini sebagian besar bangunan rumah toko, pertokoan dan kios masih kosong dan tidak

Page 2: STRATEGI REVITALISASI PUSAT PERBELANJAAN · PDF filemasing faktor tersebut dalam sebuah Matrik SWOT, ... Perusahaan tersebut memiliki peluang dan ... Selanjutnya dilakukan analisa

Muhammad Fahroel Razy, Nadjadji Anwar, Supani

ISBN No. 978-979-18342-0-9 F-84

ditempati oleh pemiliknya meskipun sudah beroperasi selama ± 3 (tiga) tahun sejak selesai dibangun dan diresmikannya pada bulan Maret Tahun 2005 lalu, ini artinya tingkat hunian (occupancy rate) Pusat Perbelanjaan Sekumpul perlu mendapat perhatian serius. Fakta tersebut di atas mengindikasikan bahwa ada permasalahan dalam perencanaan pembangunan atau manajemen pengelolaan pusat perbelanjaan, sebab potensi pembeli/konsumen yang ada diwilayah layanan pusat perbelanjaan ini cukup besar. Terlebih lagi pengaruh masih besarnya peran pasar tradisional yang ada di pusat kota yaitu Pasar Batuah, dengan kelengkapan barang dan lokasi yang mudah dijangkau karena letaknya strategis dan dekat dengan permukiman warga, tidak heran jika masih banyak warga yang berbelanja ke pasar tradisonal tersebut. Dengan melihat permasalahan diatas, maka dapat disimpulkan faktor-faktor apa yang menyebabkan tidak berfungsinya Pusat Perbelanjaan Sekumpul sebagai pusat perdagangan dan selanjutnya bagaimana “Strategi Revitalisasi Pusat Perbelanjaan Sekumpul di Kota Martapura” sebagai langkah untuk optimalisasi aset daerah dalam rangka peningkatan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Banjar 2. DASAR TEORI 2.1. Pengertian dan Penggolongan Pusat

Belanja Pusat perbelanjaan dapat dibagi menjadi beberapa kategori berdasarkan lingkup pelayanannya [2]: a. Pusat Lingkungan, merupakan sumber

setempat untuk bahan makanan serta pelayanan sehari-hari untuk penduduk sebesar 7.500 sampai dengan 20.000 orang. Ukuran rata-rata pusat lingkungan adalah sekitar 40.000 square feet atau 3.720 m2 luas lantai kotor, namun bias bervariasi antara 30.000 square feet – 75.000 square feet (2.790 m2 – 6.977 m2). Lokasi ini harus berada dalam kawasan seluas 4 are – 10 are. Pusat perbelanjaan ini biasanya dirancang di sekitar kawasan pasar swalayan sebagai pelayanan perdagangan eceran utama.

b. Pusat Daerah/Kota, bisa melayani penduduk antara 20.000 – 100.000 orang dan dapat memperluas pelayanan pusat lingkungan dengan menyediakan berbagai toko atau toserba kecil sebagai unsur utama. Ukuran rata-rata pusat daerah/kota adalah 150.000 square feet luas lantai kotor atau antara 100.000 square feet – 300.000 square feet (9.320 m2 – 27.900 m2), dengan luas lahan antara 10 are – 30 are.

c. Pusat Regional/Wilayah Pusat regional/wilayah biasanya dibangun di sekitar atau lebih toserba dan mencakup berbagai fasilitas perdagangan eceran yang biasanya ditemukan di suatau kota kecil yang seimbang. Pusat ini dapat melayani penduduk antara 100.000 orang – 250.000 orang. Ukuran rata-rata pusat regional/wilayah adalah 400.000 square feet luas lantai, meskipun bisa mencapai 1.000.000 kaki persegi dan minimum luas arealnya adalah 40 are, sedangkan pusat yang terbesar memerlukan sampai 100 are.

Berdasarkan macam barang yang diperdagangkan, lokasi atau tempat, bangunan serta pengelolaannya, bentuk pusat perbelanjaan dapat dibedakan dalam 5 kelompok besar antara lain [4] : 1. Pasar, bentuk tertua dari tempat

berbelanja, memiliki sederetan kios pada sebuah ruang terbuka atau kadang-kadang tertutup. Sekelilingnya dapat dilalui oleh sirkulasi untuk umum. Tidak ada pemisahan antara pembeli dan barang dagangan.

2. Shopping Street, terdiri dari deretan toko-tokopada sebuah jalan yang memiliki jalur pendestrian. Salah satu karakteristiknya adalah adanya jendela pamer yang memisahkan antara pembeli dan barang dagangan, sehingga mendorong terjadinya Window Shopping.

3. Department Store, yang menyerupai beberapa macam toko yang berbeda dibawah satu atap. Memiliki kedua karakteristik pasar dan Shopping Street. Tipikal Department Store adalah menjual berbagai barang dari yang terkecil hingga yang terbesar dan sasarannya untuk seluruh masyarakat.

Page 3: STRATEGI REVITALISASI PUSAT PERBELANJAAN · PDF filemasing faktor tersebut dalam sebuah Matrik SWOT, ... Perusahaan tersebut memiliki peluang dan ... Selanjutnya dilakukan analisa

Strategi Revitalisasi Pusat Perbelanjaan Sekumpul di Kota Martapura

ISBN No. 978-979-18342-0-9 F-85

4. Mall/Pedestrian Mall, daerah pedestrian yang bebas dari lalu lintas kendaraan yang melayani unit-unit ritel, dihubungkan dengan sarana transportasi umum.

5. Shopping Centre, kompleks perbelanjaan yang direncanakan dibawah satu manajemen terpusat, menyewakan unit-unit kepada pedagang ritel, pengawasan dilakukan oleh pusat yang bertanggung jawab pada tempat usaha.

2.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Penilaian dan Image Konsumen Terhadap Pusat Belanja

Secara teoritis [3], citra perbelanjaan akan menentukan daya tarik perbelanjaan. Umumnya, citra pusat perbelanjaan dipengaruhi oleh 7 variabel, yaitu lokasi, ambient, sosial, produk, harga, fasilitas dan pelayanan. Semakin baik pandangan konsumen terhadap sebuah tempat perbelanjaan, semakin besar pula daya tarik perbelanjaan tersebut. Berdasarkan kajian pustaka dan wawancara/diskusi dengan para pejabat ahli/expert maka faktor-faktor yang mempengaruhi penilaian pengguna jasa terhadap Pusat belanja adalah :

Tabel 1: Variabel Persepsi dan Kepentingan Pengunjung

Tabel 2 : Variabel Persepsi dan Kepentingan Pedagang

2.3. Pengertian dan Perumusan Strategi Perumusan strategi adalah sebuah perencanaan Pengertian strategi ada beberapa macam sebagaimana ditulis oleh para ahli. Strategi aset pada prinsipnya [8] adalah mempertahankan fungsi aset sesuai dengan perencanaan dan memenuhi kesenjangan antara kebutuhan aset masa yang akan datang dengan kondisi aset pada saat ini. Kesenjangan kebutuhan dapat ditentukan dengan analisis perbedaan. Hasil analisis berupa strategi manajemen aset infrastruktur yang mencakup pemeliharaan aset yang ada, rehabilitasi aset yang memerlukan perbaikan, pembangunan aset baru, solusi pemanfaatan kelebihan aset dan solusi non aset Salah satu pendekatan yang dapat dipergunakan sebagai instrumen dalam pemilihan strategi dasar adalah melalui analisa SWOT [6]. Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi organisasi. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknessess) dan ancaman (threats).

Page 4: STRATEGI REVITALISASI PUSAT PERBELANJAAN · PDF filemasing faktor tersebut dalam sebuah Matrik SWOT, ... Perusahaan tersebut memiliki peluang dan ... Selanjutnya dilakukan analisa

Muhammad Fahroel Razy, Nadjadji Anwar, Supani

ISBN No. 978-979-18342-0-9 F-86

2.4. Pengertian Revitalisasi Revitalisasi [9] adalah merubah suatu tempat agar dapat digunakan untuk fungsi yang lebih sesuai, dimana tidak menuntut perubahan drastis atau hanya memerlukan sedikit dampak. Revitalisasi tidak terbatas pada kondisi fisik, namun juga memperhatikan suasana sosialnya dan mempertahankan sektor unggulan yang dimiliki kawasan tersebut. Disebutkan pula bahwa revitalisasi adalah upaya untuk men-vital-kan kembali suatu kawasan atau bagian kota yang dulunya pernah vital/hidup akan tetapi mengalami kemunduran/ degradasi. Pendekatan revitalisasi infrastruktur [9], artinya memberdayakan kembali, menambah kemampuan, menambah vitalitas, menambah intensitas agar sesuatu sarana atau prasarana lebih berdaya guna dan lebih berhasil guna. Infrastruktur, artinya prasarana, yaitu penunjang utama bagi terselenggaranya suatu proses seperti usaha, pembangunan, proyek dan sebagainya, baik bersifat fisik (berbagai sarana dan prasarana fisik) maupun non fisik (organisasi, sistem dan prosedur). 2.5. Analisis Kepentingan-Persepsi Penggunaan analisis tingkat kepentingan dan persepsi, untuk mengetahui tingkat kepentingan dan persepsi responden, terhadap kondisi pusat perbelanjaan. Kuisioner yang akan diajukan kepada responden, diberikan pilihan jawaban dengan menggunakan skala lima tingkat (likert) [5] seperti tabel 3 berikut :

Tabel 3 : Pembobotan variabel

2.6. Analisis Kuadran Analisis kuadran ini bertujuan untuk memetakan indikator persepsi konsumen/penguna jasa pusat belanja

terhadap indikator kepentingan yang mempengaruhi optimalisasi fungsi pusat perbelanjaan. Untuk dapat memetakan kondisi pusat belanja dalam kuadran, maka metode perhitungannya dilakukan sebagai berikut [7] : 1. Menghitung nilai rata-rata total dari

tingkat kepuasan (persepsi) dan rata-rata total dari tingkat kepentingan.

2. Nilai rata-rata total tingkat kepentingan adalah batas sumbu Y, sedangkan nilai total rata-rata tingkat kepuasan adalah batas sumbu X.

3. Berdasarkan batas-batas tersebut dapat ditentukan kriteria koordinat untuk setiap kuadran.

Frekuensi untuk setiap kuadran mempunyai kriteria : Kuadran A : X ≥ x dan Y ≤ y Kuadran B : X ≤ x dan Y ≤ y Kuadran C : X ≥ x dan Y ≥ y Kuadran D : X ≤ x dan Y ≥ y Selanjutnya tingkat unsur-unsur tersebut diplot dalam diagram kartesius yang dibagi menjadi empat kuadran seperti yang terlihat pada Gambar 1 dibawah ini. Adapun posisi atribut pada kuadran adalah sebagai berikut :

Gambar 1 : Diagram Kartesius Kuadran A : menunjukkan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kepentingan, merupakan variabel yang harus segera diperbaiki karena atribut yang dianggap penting, namun pengguna jasa belum menerima kinerja seperti apa yang diharapkan (prioritas utama).

Page 5: STRATEGI REVITALISASI PUSAT PERBELANJAAN · PDF filemasing faktor tersebut dalam sebuah Matrik SWOT, ... Perusahaan tersebut memiliki peluang dan ... Selanjutnya dilakukan analisa

Strategi Revitalisasi Pusat Perbelanjaan Sekumpul di Kota Martapura

ISBN No. 978-979-18342-0-9 F-87

Kuadran B : menunjukkan faktor-faktor yang menurut pengguna jasa penting dan pengguna jasa telah mendapatkan sesuai harapannya (memuaskan). Kondisi ini yang harus dipertahankan (pertahankan prestasi). Kuadran C : menunjukkan faktor-faktor yang kurang penting pengaruhnya bagi kepuasan pengguna jasa dan pengguna jasa tidak menerima pelayanan seperti apa yang diharapkan (tidak memuaskan), sehingga dianggap kurang penting (prioritas rendah). Kuadran D : menunjukkan faktor-faktor yang menurut pengguna jasa kurang penting, tetapi pengguna jasa menerima pelayanan lebih dari apa yang diharapkan sehingga tidak menjadikan prioritas perbaikan (berlebihan). 2.7. Analisis SWOT Analisis SWOT digunakan untuk membandingkan faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal terdiri dari peluang dan ancaman, sedangkan faktor internal terdiri dari kekuatan dan kelemahan [7]. Dalam analisis SWOT, dilakukan perbandingan antara faktor-faktor strategis internal maupun eksternal untuk memperoleh strategi terhadap masing-masing faktor tersebut dalam sebuah Matrik SWOT, kemudian dilakukan skoring dengan cara pembobotan dan rating. Berdasarkan hasil yang diperoleh kemudian ditentukan fokus rekomendasi strategi sebagaimana Gambar 2 berikut :

Gambar 2 : Diagram SWOT

Kuadran I : Ini merupakan situasi yang menguntungkan. Perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif. Kuadran II : Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi (produk/pasar). Kuadran III : Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi di lain pihak menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal. Fokus strategi ini yaitu meminimalkan masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut pasar yang lebih baik (turn around). Kuadran IV : Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal. Fokus strategi yaitu melakukan tindakan penyelamatan agar terlepas dari kerugian yang lebih besar (defensive). 3. METODOLOGI Penelitian ini di awali dengan mengumpulkan data sekunder dan primer. Selanjutnya dilakukan analisa meliputi : 1. Analisa kondisi eksisting Pusat

Perbelanjaan Sekumpul 2. Analisa pusat perbelanjaan pembanding

dengan mengambil contoh pusat perbelanjaan yang ada di Kota Surabaya dan Banjarmasin

3. Analisa Kepentingan–Persepsi dengan menyebarkan kuisioner kepada pengguna jasa pusat belanja yaitu : pengunjung dan pedagang sebanyak masing-masing 80 responden.

4. Analisa Kuadran untuk memetakan hasil kuisioner yang disebarkan kepada pengunjung dan pedagang dalam diagram kartesius

5. Analisa SWOT untuk merumuskan Strategi Revitalisasi dengan menyebarkan kuisioner kepada para

Page 6: STRATEGI REVITALISASI PUSAT PERBELANJAAN · PDF filemasing faktor tersebut dalam sebuah Matrik SWOT, ... Perusahaan tersebut memiliki peluang dan ... Selanjutnya dilakukan analisa

Muhammad Fahroel Razy, Nadjadji Anwar, Supani

ISBN No. 978-979-18342-0-9 F-88

pejabat ahli/expert dilingkungan Pemerintah Kabupaten Banjar sebanyak 6 responden.

4. HASIL DAN DISKUSI 4.1. Analisis Kondisi Eksisting Berdasarkan analisis kondisi eksisting diketahui bahwa Pusat Perbelanjaan Sekumpul berada di lokasi yang strategis, dekat permukiman, perkantoran dan aksesibilitasnya cukup baik, namun tingkat hunian bangunan dari jumlah total bangunan yang ada rendah, yaitu : rumah toko 30,6 %, pertokoan 29,3 %, los basah dan kering 1,5 % dan blok kaki lima 1,6 %. Sedangkan hasil analisis pusat perbelanjaan pembanding dengan mengambil contoh pusat belanja yang ada di Surabaya dan Banjarmasin, yaitu: Pasar Tambahrejo Surabaya, Pasar Wonokromo/DTC Surabaya, Jembatan Merah Plaza (JMP) Surabaya, Pasar Atum (Atum Mall) Surabaya dan Pasar Sentra Antasari Banjarmasin, maka faktor-faktor yang mempengaruhi eksistensi pusat belanja adalah : faktor lokasi, fasilitas terminal, produk/harga barang, image pusat belanja, manajemen pengelolaan pusat belanja (konsep penggabungan antara pasar tradisional dan pasar modern).

4.2. Analisis Kepentingan-Persepsi dan Analisis Kuadran Berdasarkan hasil analisis Tingkat kesesuaian antara kepentingan-persepsi, menunjukan bahwa sebagian besar kondisi Pusat Perbelanjaan Sekumpul belum mampu memenuhi Kepentingan pengguna jasa. Menurut Pengunjung rata-rata tingkat persepsi 3,20 dan kepentingan 4,31. Sedangkan menurut pedagang rata-rata tingkat persepsi 2,70 dan kepentingan 4,12. Sedangkan dari hasil pemetaan analisis kuadran diperoleh faktor-faktor yang menyebabkan Pusat Perbelanjaan Sekumpul kurang berhasil menjalankan fungsinya sebagai pusat perdagangan. Faktor-faktor tersebut merupakan juga kelemahan dilihat dari faktor internal pusat perbelanjaan tersebut. Faktor tersebut terletak pada kuadran A (prioritas utama) yaitu, faktor yang menurut responden sangat penting dan merupakan harapan dari responden namun pelaksanaan/kinerjanya dirasakan tidak memuaskan menurut persepsi responden

sehingga memerlukan prioritas penanganan, faktor tersebut yaitu : 1. Faktor Fasilitas dan Utilitas :

a. Kondisi terminal (responden pedagang dan pengunjung)

b. Tempat ibadah (responden pedagang) c. Sarana hiburan (responden pedagang

dan pengunjung) 2. Faktor Sosial :

Kenyamanan dan keamanan (responden pedagang)

3. Aspek Produk/Harga : a. Kelengkapan barang (responden

pengunjung ) b. Harga barang ( responden pengunjung) c. Harga jual/sewa bangunan ( responden

pedagang) 4. Faktor Pelayanan

Pelayanan yang diberikan kepada pengguna jasa ( responden pedagang)

4.3. Analisis Perumusan Strategi Revitalisasi Pusat Perbelanjaan Sekumpul Faktor-faktor internal berupa kekuatan dan kelemahan yang ada didalam lingkungan Pusat Perbelanjaan Sekumpul ditinjau dari aspek : a. Sumber daya manusia (SDM) b. Organisasi pusat belanja c. Teknis. Faktor ini didapat dari hasil analisa kondisi eksisting, analisa kuadran dan hasil diskusi/wawancara dengan para ahli atau pejabat expert. Sedangkan Faktor-faktor eksternal berupa peluang dan ancaman yang meliputi aspek : a. Pemerintah Daerah b. Sosial lingkungan Faktor ini diperoleh melalui identifikasi lingkungan sekitar objek penelitian berdasarkan analisa kondisi eksisting dan diskusi/wawancara dengan para responden pejabat yang dianggap ahli/expert. Dengan menggunakan data faktor-faktor internal yang menjadi kekuatan dan kelemahan dan faktor-faktor eksternal yang menjadi peluang dan ancaman bagi Pusat Perbelanjaan Sekumpul, maka dapat disusun matrik SWOT Strategi Revitalisasi Pusat Perbelanjaan Sekumpul seperti ditunjukkan Tabel 4 berikut ini :

Page 7: STRATEGI REVITALISASI PUSAT PERBELANJAAN · PDF filemasing faktor tersebut dalam sebuah Matrik SWOT, ... Perusahaan tersebut memiliki peluang dan ... Selanjutnya dilakukan analisa

Strategi Revitalisasi Pusat Perbelanjaan Sekumpul di Kota Martapura

ISBN No. 978-979-18342-0-9 F-89

Tabel 4 : Matrik SWOT Strategi Revitalisasi Pusat Perbelanjaan Sekumpul

Sumber: Hasil Analisis dan Diskusi/Wawancara dengan Pejabat Expert/Ahli

4.4. Analisis Faktor-Faktor Strategis Analisis faktor Strategis Internal dan faktor Strategis Eks

ternal dilakukan dengan menyebarkan kuisioner kepada Pengelola Pusat Perbelanjaan Sekumpul dan Pejabat di

Page 8: STRATEGI REVITALISASI PUSAT PERBELANJAAN · PDF filemasing faktor tersebut dalam sebuah Matrik SWOT, ... Perusahaan tersebut memiliki peluang dan ... Selanjutnya dilakukan analisa

Muhammad Fahroel Razy, Nadjadji Anwar, Supani

ISBN No. 978-979-18342-0-9 F-90

Pemerintah Kabupaten Banjar sebanyak 6 responden, yaitu: 1. Kepala Dinas Pengelolaan Pasar Kab.

Banjar 2. Kepala Dinas Perhubungan Kab. Banjar 3. Kepala Sub Dinas Kebersihan &

Pemeliharaan Pasar Kab. Banjar 4. Kepala Bidang Fisik Prasarana Bappeda

Kab. Banjar 5. Kepala UPP Sekumpul Pusat

Perbelanjaan Sekumpul 6. Direktur PT. Sinar Harapan Jaya. Berdasarkan hasil analisis pembobotan dan rating didapat hasil Evaluasi Faktor Internal (IFAS) dan Faktor Eksternal (EFAS) sebagai berikut :

Tabel 5 : Faktor Strategis Internal (IFAS)

Tabel 6 : Faktor Strategis Eksternal (EFAS)

Tabel 7 : Rangkuman Bobot dan Skor Bobot Faktor Internal-Eksternal

No Evaluasi Faktor-

Faktor Bobot

Skor Bobot

1 Internal

Kekuatan 0,33 0,91

Kelemahan 0,67 -1,77

Selisih -0.86

2 Eksternal

Peluang 0,63 2,31

Ancaman 0,37 -0,84

Selisih 1,47

Sumber: Data Diolah 4.5. Diagram Strategi Berdasarkan rangkuman hasil analisis faktor strategis internal dan eksternal yang ditunjukkan Tabel 6, diketahui skor bobot kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Selisih skor bobot kekuatan dengan kelemahan yaitu –0,86 berada pada kelemahan internal. Sementara selisih skor bobot peluang dengan ancaman yaitu 1,47 berada pada peluang eksternal. Hasil selisih skor masing-masing faktor internal dan eksternal dimasukkan ke dalam diagram

Page 9: STRATEGI REVITALISASI PUSAT PERBELANJAAN · PDF filemasing faktor tersebut dalam sebuah Matrik SWOT, ... Perusahaan tersebut memiliki peluang dan ... Selanjutnya dilakukan analisa

Strategi Revitalisasi Pusat Perbelanjaan Sekumpul di Kota Martapura

ISBN No. 978-979-18342-0-9 F-91

strategi sehingga diperoleh strategi yang paling tepat untuk revitalisasi Pusat Perbelanjaan Sekumpul seperti ditunjukkan pada Gambar 3 berikut :

Gambar 3 : Diagram Strategi Revitalisasi Pusat Perbelanjaan Sekumpul Dari Gambar 3 terlihat bahwa alternatif diagram strategi menunjukkan posisi strategi turn around, yaitu strategi untuk meminimalkan kelemahan internal untuk memanfaatkan peluang eksternal (Strategi W-O) seperti pada Tabel 3. Matrik SWOT Strategi Pusat Perbelanjaan Sekumpul dengan langkah strategis sebagai berikut :. 1. Menambah fasilitas Kantor Pengelolaan

Pusat Belanja (UPP sekumpul), seperti meja kursi, papan struktur, komputer dan lainnya untuk kelancaran tugas pegawai dilapangan. Dinas Pengelolaan Pasar Kab. Banjar sebagai pihak berwenang akan secepatnya merealisasikan sesuai anggaran yang tersedia.

2. Mengfungsikan terminal dan menegakan peraturan terkait pengelolaan terminal. Dengan jalan menindak tegas sopir angkutan kota yang masih beroperasi ditempat yang telah dilarang. Dan seiring dengan itu Mengaktifkan Kantor Pengelolaan Terminal dengan segera menempatkan pegawai dan petugas pengatur terminal dan pemungut retribusi. Dinas Perhubungan Kab. Banjar sebagai pihak berwenang mengupayakan memfungsikan terminal

dengan meningkatkan kemampuan personil dilapangan.

3. Menambah dan membangun ruang publik dan fasilitas pendukung lainnya sesuai dengan master plan eks PKM Martapura seperti membangun tempat hiburan, tempat bermain anak-anak dan sejenisnya. Penambahan fasilitas bangunan atau pengadaan fasilitas pendukung lainnya disesuaikan dengan kebutuhan. Biaya pembangunan bisa dianggarkan dari Pemerintaha Daerah atau bekerjasama dengan pihak swasta.

4. Mengelompokkan para pedagang, terutama yang menjual produk unggulan/khas yaitu: toko penjualan batu permata, maupun toko-toko yang menjual souvenir lainnya seperti kerajinan rotan, sasirangan dan menjadikan Pusat Perbelanjaan Sekumpul sebagai pusat grosir, terutama untuk jenis barang dagangan pakaian, tas, sepatu/sandal dan barang konsumtif lainnya. Langkah ini bertujuan untuk pembagian tempat tujuan berbelanja yang pada akhirnya akan berdampak pada peningkatan frekuensi jumlah kunjungan ke pusat belanja.

5. Mengkaji ulang harga sewa toko/kios dengan cara memperingan angsuran kredit/sewa atau membebaskan iuran atau retribusi selama jangka waktu tertentu untuk menarik minat pedagang menyewa toko. Langkah Pihak pengelola antara lain, bertindak sebagai mediator untuk melakukan musyawarah dengan pemilik toko.

6. Memberikan pelayanan kenyamanan dan keamanan yang memuaskan kepada pengguna jasa pusat belanja dengan cepat tanggap dan respon terhadap keluhan pengguna jasa. Langkah ini antara lain segera meningkatkan pelayanan terhadap pengguna jasa, peningkatan dan perbaikan fasilitas umum seperti perbaikan jalan, perbaikan mushola dan peningkatan keamanan .

7. Mengadakan pameran atau bazar untuk memperkenalkan barang dan jasa dengan bekerjasama para pengusaha yang ada di Kabupaten Banjar maupun luar Kabupaten.

Page 10: STRATEGI REVITALISASI PUSAT PERBELANJAAN · PDF filemasing faktor tersebut dalam sebuah Matrik SWOT, ... Perusahaan tersebut memiliki peluang dan ... Selanjutnya dilakukan analisa

Muhammad Fahroel Razy, Nadjadji Anwar, Supani

ISBN No. 978-979-18342-0-9 F-92

5. KESIMPULAN Hasil penelitian menyimpulkan bahwa strategi revitalisasi Pusat Perbelanjaan Sekumpul menunjukkan strategi turn around, yaitu strategi meminimalkan kelemahan internal untuk memanfaatkan peluang dengan strategi sebagai berikut :a a. Menambah fasilitas Kantor Pengelolaan

Pusat Belanja (UPP sekumpul) b. Mengfungsikan terminal dan

mengaktifkan Kantor Pengelolaan Terminal serta menegakan peraturan terkait pengelolaan terminal.

c. Menambah dan membangun ruang publik dan fasilitas pendukung lainnya sesuai dengan master plan eks PKM Martapura.

d. Mengelompokkan para pedagang, terutama yang menjual produk unggulan/khas yang ada di Kabupaten Banjar dan menjadikan Pusat Perbelanjaan Sekumpul sebagai pusat grosir.

e. Mengkaji ulang harga sewa toko/kios untuk menarik minat pedagang menyewa toko.

f. Memberikan pelayanan kenyamanan dan keamanan yang memuaskan kepada pengguna jasa pusat belanja.

g. Mengadakan pameran atau bazar. REFERENSI 1. BPS Kab. Banjar (2006), Kabupaten

Banjar Dalam Angka 2006, Martapura 2. Gallion, A.B., dan Eisner S. (1994),

Pengantar Perancangan Kota, Desain dan Perancangan Kota, Jakarta, Penerbit Airlangga.

3. Grewal, R., Baker, J. dan Parasuraman, A. (1994), The Influence of Store Environment on Quality Interfaces and Store Image, Journal of The Academy of Marketing Science, Vol. 22 No. 4.

4. Lidia (2002), Strategi Penataan Penggunaan Bangunan pada Kawasan Perdagangan di Pusat Kota Samarinda, Tesis Pasca Sarjana Arsitektur Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya.

5. Supranto, J. (2006), Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan untuk Menaikkan Pangsa Pasar, Cetakan Ketiga, Jakarta, PT.Rineka Cipta.

6. Rangkuti, F. (2006), Analisis SWOT : Teknik Membedah Kasus Bisnis, Jakarta, Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama.

7. Umar, H. (2003), Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen, Jakarta Business Research Center , Jakarta, Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama.

8. Wahyudi, A.S. (1996), Manajemen Strategik Pengantar Proses Berpikir Strategik, Jakarta, Binarupa Aksara.

9. www.bappeda-makassar.net (2006), Revitalisasi Pantai Losari.