Strategi Rencana dan Aksi -...
Transcript of Strategi Rencana dan Aksi -...
Strategi Rencana dan Aksi Sertifikasi Pariwisata Berkelanjutan Indonesia
Indonesia Sustainable Tourism Certification (STC)
Kementerian Pariwisata
Deputi Bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan
Asisten Deputi Manajemen Strategis Jl. Medan Merdeka Barat No. 17 Jakarta 10110
Telp. (021) 3838803, 3838423
Fax (021) 3868522
Website: www.kemenpar.go.id dan www.indonesia.travel.com
2
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Strategi, Rencana dan Aksi Sustainable Tourism Certification
1.3. Proses Penyusunan Strategi, dan Rencana Aksi Sertifikasi Pariwisata
Berkelanjutan
1.4. Sistematika Penyusunan SRA Sustainable Tourism Certification (STC)
1.5. Metodologi
BAB 2 ANALISIS SITUASI
2.1. Fokus dan Lokus Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan (STD, STO
2.2. Kondisi Eksisting & Eksternal
2.3. Potensi dan Tantangan
BAB 3 FORMULASI STRATEGI
3.1. Asesmen
3.2. Akreditasi
3.3. Sertifikasi
BAB 4 IMPLEMENTASI STRATEGI
4.1. Program/Kegiatan
4.2. Anggaran
4.2. Prosedur
BAB 5 RENCANA AKSI
5.1. Timeline Rencana Aksi
BAB 6 EVALUASI PEMANTAUAN DAN KONTROL
6.1. Monitoring
6.2. Evaluasi
3
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Industri Pariwisata telah berkembang pesat selama setengah abad terakhir. Pariwisata
juga mengalami ekspansi lanjutan dan diversifikasi, menjadi salah satu sektor ekonomi terbesar
dan paling cepat pertumbuhannya di dunia. Kementerian Pariwisata mencatat bahwa di sektor
pariwisata terdapat peningkatan jumlah destinasi yang terbuka lebar terhadap investasi dan
mengubah pariwisata menjadi kunci dari pendapatan ekspor, pencipta lapangan pekerjaan,
pengembangan perusahaan dan pembangunan infrastruktur daerah.
Untuk meningkatkan kualitas pariwisata diperlukan konsep pengembangan
komprehensif yang memperhatikan prinsip pengembangan pariwisata berkelanjutan. Menurut
UNWTO, pariwisata berkelanjutan adalah “Tourism that takes full account of its current and
future economic, social and environmental impacts, addressing the needs of visitors, the
industry, the environment and host communities” Pariwisata yang memperhitungkan
sepenuhnya dampak ekonomi, sosial dan lingkungan saat ini dan di masa mendatang,
menangani kebutuhan pengunjung, industri, lingkungan dan komunitas lokal.
Konsep pembangunan berkelanjutan ditujukan untuk melestarikan sumber daya alam
dan budaya, kualitas lingkungan dan kualitas hidup. Semua pemangku kepentingan dalam
pariwisata harus terlibat dalam agenda Sustainable Development Goals (SDGs). Kepariwisataan
sebagai instrumen strategis dalam mencapai SDGs telah ditetapkan PBB dengan target 17 Goals
sampai dengan tahun 2030. UNWTO menegaskan 3 SDGs dalam kepariwisataan berkelanjutan
yang diharapkan mampu berkontribusi meningkatkan kualitas kehidupan yakni:
1. Decent work and economic Growth (SDG 8)
2. Responsible Consumption and Production (SDG 12)
3. Life Below Water (SDG 14)
4
Pariwisata berhubungan dengan sektor multidimensi yang memiliki dampak positif dan
negatif, sehingga dibutuhkan pembangunan yang terencana dan hati-hati untuk mewujudkan
kualitas destinasi yang berdaya saing, menarik dan berkelanjutan.
Pembangunan pariwisata berkelanjutan di Indonesia sudah dimulai sejak tahun 2015
melalui komitmen didirikannya STD (Sustainable Tourism Destination) pilot project di 20
Kabupaten/kota serta Komitmen dibentuknya STO pilot project di 3 Wilayah dengan 3
Universitas yang ditunjuk sebagai Monitoring Center untuk Sustainable Tourism Obeservatory
(MCSTO). Setelah kedua project tersebut berjalan secara parallel, tahap selanjutnya adalah
meneruskan pembangunan berkelanjutan melalui penguatan penerapan/pelaksanaannya
dengan cara akreditasi/sertifikasi yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas pengelolaan
destinasi dan memberikan jaminan kepada seluruh pengunjung serta pemangku kepentingan.
Sertifikasi destinasi pariwisata berkelanjutan (STC) adalah proses dan diharapkan
menjadi tonggak capaian bagi setiap destinasi berkelanjutan dan merupakan suatu upaya untuk
menilai dan menentukan status mutu, standar dan kualitas keberlanjutan suatu destinasi
berdasarkan standar mutu yang telah ditetapkan. Pada akhirnya sertifikasi akan mencerminkan
status mutu destinasi dalam konteks pariwisata berkelanjutan yang disampaikan kepada publik
dan wisatawan.
Gambar 1
Skema Sertifikasi
5
Sesuai dengan fokus di atas, maka pada tahun 2018, Kementerian Pariwisata c.q. Asisten
Deputi Manajemen Strategis perlu menyusun dokumen strategi untuk meningkatkan kualitas
destinasi melalui sertifikasi destinasi pariwisata berkelanjutan. Dokumen SRA ini disusun sesuai
arah pembangunan pariwisata berkelanjutan Indonesia dan diharapkan dapat menjadi acuan
terlaksananya STC di Indonesia.
1.2 Pendekatan Strategi dan Rencana Aksi Sustainable Tourism Certification
Strategi dan Rencana Aksi (SRA) Sustainable Tourism Certification (STC) merupakan
dokumen perencanaan kepariwisataan yang menjadi pedoman dalam melaksanakan rencana
penerapan sertifikasi pariwisata berkelanjutan Indonesia. SRA lebih bersifat arahan tindak
pelaksanaan sertifikasi pariwisata berkelanjutan yang mencakup hal-hal terkait penguatan
kelembagaan STC, penguatan destinasi paiwisata berkelanjutan dan penguatan pemasaran.
SRA Sustainable Tourism Certification (STC) mengacu pada dokumen-dokumen
perencanaan pembangunan dan kepariwisataan nasional diantaranya Permenpar No. 14 Th.
2016. Arahan kebijakan dalam SRA harus terintegrasi dengan dokumen perencanaan
pembangunan dan kepariwisataan nasional yang lebih luas dan sinergis. Dalam hal ini termasuk
6
renstra Kemenpar 2018-2019; yakni strategi pengembangan destinasi pariwisata berdaya saing
dan berkelanjutan melalui; Penerapan destinasi pariwisata berkelanjutan (STDev).
Penyelenggaraan pariwisata berkelanjutan dimaksudkan untuk menjaga keberlangsungan
perekonomian, masyarakat dan lingkungan di destinasi pariwisata. Penyelenggaraan pariwisata
berkelanjutan yang dimaksud yaitu penyelenggaraan pariwisata yang tidak hanya berorientasi
prosperity (peningkatan kesejahteraan) namun juga memberi pengaruh positif terhadap
masyarakat sekitar (people) melalui pemberdayaan masyarakat serta menjaga kelestarian
budaya, alam dan lingkungan (planet). Strategi ini dilakukan dengan mendorong implementasi
Permen Pariwisata No. 14/2016 tentang Pedoman Destinasi Pariwisata Berkelanjutan serta
meng-endorse penerapan program sustainable tourism destination, observatory, dan
certification untuk mewujudkan pariwisata berkelanjutan di Indonesia.
SRA Sustainable Tourism Certification merupakan bagian integral dari rencana
pembangunan kepariwisataan berkelanjutan nasional, baik jangka pendek, menengah, maupun
panjang. SRA Sustainable Tourism Certification sendiri merupakan dokumen perencanaan dan
pelaksanaan sertifikasi destinasi jangka pendek yakni 2019.
Berikut adalah ilustrasi tentang SRA dari Sustainable Tourism Certification:
Gambar 02.
Buat logic framework dari keseluruhan SRA (buat gambar baru), skema dari bab 1, 2, 3 dst
7
1.3 Proses Penyusunan Strategi, dan Rencana Aksi Sertifikasi Pariwisata Berkelanjutan
Strategi dan Rencana Aksi Sertifikasi Pariwisata Berkelanjutan ini merupakan tahapan
ketiga dari pembangunan pariwisata berkelanjutan (STDev) Indonesia yang telah dirintis
Kemenpar RI sejak tahun 2015 lalu.
Proses penyusunan Strategi Renaca Aksi STC dilakukan melalui tahapan sebagai berikut :
1. Kajian empiris
2. Diskusi tematis dan FGD
3. Penyusunan Draft
4. Pendalaman materi dengan tim ke-asdepan Manajemen Strategis dan penyelesaian
laporan (Final Report)
5. Adopsi
1.4 Jangka Waktu Perencanaan
8
Jangka waktu perencanaan SRA Sertifikasi Pariwisata Berkelanjutan semula adalah
jangka pendek dengan periode perencanaan selama 1 (satu) tahun, yaitu tahun 2019. Hal ini
didasarkan pada pertimbangan berikut ini:
1. Menyesuaikan dengan periode rencana tahapan Pembangunan STDev Indonesia yakni 3
tahun melalui; 1).STD, 2).STO dan 3).STC
2. Menyesuaikan dengan Renstra Kemenpar 2018-2019 tentang penerapan program
sustainable tourism destination, observatory, dan certification untuk mewujudkan
pariwisata berkelanjutan di Indonesia.
3. Memerlukan sosialisasi yang lebih luas jangkauannya ke seluruh destinasi pariwisata di
Indonesia agar pemahaman para pemangku kepentingan akan STC lebih mantap lagi.
Namun karena urgensi perlunya STC disegerakan, maka diharapkan dalam waktu 6 bulan
(Januari – Juni 2019), pelaksanaannya sudah bisa diterapkan terlebih dahulu pada 34 Destinasi
STC yang di pilot project-kan yakni Destinasi para pemenang Indonesia Sustainable Tourism
Award (ISTA) 2017 dan 2018.
1.4 Sistematika Penyusunan SRA Sustainable Tourism Certification (STC)
Penyusunan SRA terdiri dari lima bab, yaitu:
BAB 1 PENDAHULUAN
Menjelaskan tentang apa Strategi, dan Rencana Aksi Sertifikasi Pariwisata
berkelanjutan; latar belakang, tujuan, proses penyusunan, jangka waktu
perencanaan, dan sistematika penyusunan SRA.
BAB 2 ANALISIS SITUASI
Menggambarkan profil wilayah, kondisi dan perkembangan STDev di
Indonesia (existing conditions). Juga diuraikan tentang isu strategis
pengembangan pariwisata berkelanjutan Indonesia
BAB 3 FORMULASI STRATEGI
9
memberikan gambaran tentang Pemetaan STC, Visi, Misi dan Tujuan
Pelaksanaan serta Konsep pelaksanaan Sertifikasi Pariwisata
Berkelanjutan.
BAB 4 STRATEGI DAN IMPLEMENTASI STC
berisi strategi dalam pelaksanaan STC; visi, misi, tujuan strategi, dan target
destinasi yang direncanakan untuk di sertifikasi .
BAB 5 RENCANA AKSI
menguraikan tentang program prioritas dan rancangan rencana aksi yang
akan dilaksanakan dalam jangka waktu 1 (satu) tahun, yakni tahun 2019
BAB 6 EVALUASI PEMANTAUAN DAN KONTROL
Menguraikan tentang pelaksanaan evaluasi, pemantauan dan control yang
akan dilaksanakan oleh pihak ISTC sebagai Lembaga pelaksana sertifikasi.
BAB 2
ANALISIS SITUASI
Gambaran mengenai STD dan STO, ketika memasuki STC dijelaskan mencakup Destinasi,
Industri (usaha); Hotel, Travel (Wholesaler), Tourism Operator
2.2. Kondisi Eksisting & Eksternal
2.4. Potensi dan Tantangan
2.1. Fokus dan Lokus Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan
10
Inisiatif pengembangan destinasi pariwisata berkelanjutan di Indonesia dimulai pada
tahun 2015 di 20 destinasi pilot project yang dibentuk oleh kementerian pariwisata atas usulan
dari dinas pariwisata kabupaten/kota dengan nama Forum STD MoT (Sustainable Tourism
Destination Ministry of Tourism). Destinasi yang dipilih adalah yang dianggap telah siap/
berkomitmen menjalankan pembangunan pariwisata daerah/destinasinya dengan menerapkan
prinsip-prinsip keberlanjutan.
Gambar 02.
Selain STD MoT, pada tahun 2015 digagas juga komitmen kementerian pariwisata untuk
membentuk Sustainable Tourism Observatories (STO) dengan pilot project yang dimulai di 3
wilayah kabupaten dan 3 Universitas sebagai Monitoring Center for STO (MCSTO ) kemudian
menyusul ditambah dengan 2 univ MCSTO.
Gambar 03.
11
12
Disamping Kawasan pengembangan tersebut, untuk mempercepat pembangunan sustainable
tourism di Indonesia, Kemenpar juga telah menggagas event pemberian penghargaan bagi
destinasi yang telah mempraktikan kegiatan pariwisata berkelanjutan Indonesia melalui ajang
Indonesia Sustainable Tourism Award (ISTA). 17 destinasi yang telah terpilih sebagai
pemenang penghargaan ISTA 2017 dan 17 pememang ISTA 2018 direncanakan masuk kedalam
34 destinasi pertama yang akan dikutsertakan dalam pilot project STC. Hal ini didasari atas
pertimbangan:
1. Destinasi sudah mempraktikan konsep keberlanjutan,
2. Familiar dengan kriteria dan indikator permenpar no. 14 Th 2016 yang menjadi indikator
penilaian ISTA sekaligus direncanakan menjadi Standar Kriteria dalam Sertifikasi
Pariwisata Berkelanjutan Indonesia (STC).
3. Membutuhkan rekognisi kualitas produk destinasi mereka dan sertifikasi memberikan
jaminan tersebut.
Pemetaan potensi sertifikasi pariwisata berkelanjutan Indonesia (STC) diidentifikasi
melalui destinasi STD (pilot project) yang telah diuji coba melalui Snapshot Assessment dengan
menggunakan instrumen permenpar no. 14 th. 2016, mencakup 4 pilar yang merupakan
standar yakni Tata Kelola Destinasi, Manfaat Ekonomi bagi Masyarakat, Pelestarian Budaya dan
13
Pelestarian Lingkungan yang sudah diuji coba oleh GSTC pada 4 Destinasi; Lombok (Desa
Sesaot), Pangandaran, Wakatobi, Sleman dan 2 Destinasi oleh Green Destination yakni
Destinasi Toraja dan Destinasi Kelimutu. Hasil daripada snapshot assessment tersebut adalah;
Destinasi dapat memahami dan menerapkan kriteria serta indikator dari permenpar no 14 th.
2016 tersebut; dan melakukan tindaklanjut perbaikan/peningkatan terhadap hal yang masih
kurang/perlu diperbaiki. Output dari kegiatan tersebut merupakan tanda positif bagi
implementasi STC selanjutnya. Berikut adalah pemetaan STC sebelumnya yang telah
diterapkan:
Gambar 05.
Berikut adalah rencana pemetaan Destinasi (Pilot project STC)
Gambar 06.
14
2.2. Kondisi Global
2.3. Inisiatif strategis (terdiri dari
Snapshot assessment
ISTA
ASTA
Partisipasi International Award (Green Destination & WTTC)
2.2 Kondisi Existing & Global
Perkembangan Sustainable Tourism di Indonesia berawal dari tahun 2007 diawali
dengan partisipasi dalam workshop pengembangan indikator pariwisata berkelanjutan.
Keseriusan pemerintah Indonesia dalam membangun pariwisatanya berlandaskan prinsip-
prinsip berkelanjutan ditunjukan melalui komitmen disahkannya permenpar No. 14 Th. 2016
tentang pedoman destinasi pariwisata berkelanjutan sebagai acuan dalam pembangunan
destinasi. Saat ini Indonesia mempunyai visi dan misi menjadi Sustainable Tourism Hub di
Kawasan Asia Pasifik pada tahun 2019 kerjasama dengan UNWTO, UN-SDSN & GSTC dengan
highlight prioritas sertifikasi pariwisata berkelanjutan nasional dan asesor berstandar
internasional bidang sustainable tourism.
15
Kondisi external saat ini, sudah semakin banyak negara-negara yang menyadari akan
pentingnya sertifikasi pariwisata berkelanjutan bagi pembangunan pariwisatanya. Sertifikasi
telah membawa dampak positif bagi pengembangan destinasi pada negara-negara tersebut,
berikut adalah tabel perbandingan penerapan sertifikasi di 2 negara:
16
Tabel 04.
Matriks Perbandingan Implementasi
Sertifikasi Pariwisata Berkelanjutan (STC) No Keterangan Negara
Costa Rica Australia Indonesia
1 Map
2 Facts Sustainability is not a practice in Costa
Rica; it is a way of life.
• Costa Rica bertujuan untuk menjadi negara netral karbon pertama di dunia pada tahun 2021,
• Praktik berkelanjutan telah diamati di setiap wilayah negara, di semua industri, diadopsi oleh semua warga negara dan dianut oleh pengunjung/wisatawan.
• Mulai dari masakan lokal Costa Rica hingga kerajinan tangan, adat istiadat dan perayaan tradisional, keberlanjutan tertanam dalam budaya dan tradisi Kosta Rika.
• Masyarakat Kosta Rika dengan bangga hidup di antara dan melindungi lingkungan negara mereka yang kaya,
Ecotourism Australia (EA) dibentuk pada tahun 1991, merupakan organisasi nirlaba yang sudah 27 tahun berdiri, EA dianggap sebagai badan nasional tertinggi untuk industri ekowisata. EA menawarkan program sertifikasi untuk produk pariwisata yang tersedia di Australia seperti akomodasi, tur dan atraksi wisata. Memiliki keanggotaan beragam yang mencakup pemangku kepentingan industri seperti; pengelola kawasan lindung, lembaga pemerintah, akademisi; pengelola usaha pariwisata, lingkungan, interpretasi dan konsultan pelatihan; asosiasi pariwisata lokal dan
Sustainable Tourism Indonesia dirintis sejak
tahun 2012, diinisasi oleh Kementerian Pariwisata Indonesia melalui inisiatif
dipilihnya 20 Destinasi sebagai pilot project.
Jumlah destinasi pariwisata berkelanjutan 2017 = 96
2018 = 176
17
No Keterangan Negara
Costa Rica Australia Indonesia
karena negara kecil ini memegang 5% persen dari keanekaragaman hayati darat di dunia dan 3,5% dari kehidupan lautnya. Kosta Rika menghasilkan hampir 93% listriknya dari sumber daya terbarukan dan 30% wilayahnya adalah lahan alami yang dilindungi.
• Sebagai pelopor di bidang keberlanjutan, Kosta Rika adalah model praktik berkelanjutan untuk banyak industri di kawasan ini dan di seluruh dunia.
• Terdapat program Sertifikasi CST
regional serta wisatawan.
3 Tujuan (Purpose) Tujuan utama dari CST adalah untuk mengubah konsep keberlanjutan menjadi sesuatu yang nyata, praktis, dan diperlukan dalam konteks daya saing pariwisata di negara tersebut, berupaya untuk meningkatkan cara bagaimana sumber daya alam dan sosial digunakan, mempromosikan partisipasi aktif dari komunitas lokal, dan memberikan dukungan baru untuk daya saing sektor kewirausahaan. Sertifikasi dirancang untuk membedakan usaha pariwisata berdasarkan pada “tingkat di mana mereka mematuhi model berkelanjutan dari pengelolaan sumber daya alam, budaya, dan sosial.”
Program Sertifikasi ECO memastikan para wisatawan bahwa produk-produk bersertifikat didukung oleh komitmen yang kuat dan dikelola dengan baik untuk praktik-praktik berkelanjutan dan memberikan pengalaman pariwisata berbasis keberlanjutan yang berkualitas tinggi.
• Membangun, mengkampanyekan, meningkatkan kesadaran serta menjaga integritas destinasi yang bertanggungjawab.
• Mendorong destinasi agar fokus pada upaya penguatan dan pengembangan dalam implementasi aksi pariwisata berkelanjutan yang terdiri atas aspek tata kelola, pelestarian budaya dan lingkungan yang membawa dampak positif bagi masyarakat sosial khususnya dalam meningkatkan perekonomian destinasi.
• Meningkatkan daya saing destinasi pariwisata Indonesia
• Mempromosikan destinasi & memberikan jaminan kepada wisatawan akan praktik berkelanjutan yang telah
18
No Keterangan Negara
Costa Rica Australia Indonesia
dilaksanakan oleh destinasi. • meminimalkan jejak karbon dari
perjalanan wisatawan dengan standar manajemen tata kelola yang baik
• menciptakan pengalaman wisata yang otentik dan mendidik yang memberikan nilai dan kesempatan bagi wisatawan untuk memberi kembali kepada komunitas yang mereka kunjungi.
• Menyediakan layanan pariwisata dan atraksi yang membatasi pariwisata massal di lingkungan yang sensitive, memastikan bahwa tingkat regenerasi alami dari aset lingkungan tidak terganggu dan memastikan umur panjang dari sumber daya.
• membangun kesadaran destinasi untuk mengelola lingkungan dengan prinsip-prinsip berkelanjutan agar dapat memberikan pengalaman wisata yang benar-benar unik, berkesan tanpa meninggalkan unsur lokalitas.
4 Cakupan (Scope) Program ini terbuka untuk semua pengelola bisnis pariwisata baik itu hotel, penginapan, kabin, agen perjalanan, dan operator tur tanpa memandang ukurannya.
Pelaku bisnis pariwisata, wisata alam, Budaya, Ecotourism, dan
Stake Holders Destinasi
5 Organization Body Program Sertifikasi untuk Pariwisata Berkelanjutan (CST) dikembangkan oleh Dewan Pariwisata Costa Rica atau Costa Rican Tourism Board (ICT) dan diatur oleh Komisi Akreditasi Nasional Costa Rica
ECO Certification Board Sertifikasi ECO diciptakan oleh industry untuk industri, dengan kolaborasi dan konsultasi oleh akademisi, industry ahli, ilmuwan lingkungan dan operator pariwisata.
Diinisiasi oleh Kementerian Pariwisata Indonesia dan didaftarkan pada /diawasi oleh Komite Akreditasi Nasional Indonesia
19
No Keterangan Negara
Costa Rica Australia Indonesia
Sertifikasi ECO adalah salah satu dari enam pariwisata program sertifikasi keberlanjutan global yang ter rekognisi GSTC
6 Established 1997 1991 2016
7 Name, Type & Logo
8 Stakeholders’s Review
Ya Memerlukan review pemangku
kepentingan
Ya
Ya Dilaksanakan saat wawancara lapangan
dengan para pemangku kepentingan
9 Evidence Based Report
Ya Memerlukan bukti-bukti laporan
penerapan
Ya Dibutuhkan dokumen pendukung
seperti; Business Plan, marketing Plan, operation Plan, Environmental Plan,
Interpretation Plan, dll.
Ya Dibutuhkan bukti-bukti dokumen
pendukung penerapan ST di Destinasi
10 Benefit of Certification
• mampu mengukur keberlanjutan bisnis operasional secara objektif,
• meningkatkan praktik lingkungan dan sosial bisnis, dan
• memotivasi bisnis untuk meningkatkan praktik dan klien untuk memilih bisnis pariwisata yang berkelanjutan
• Meningkatkan skala ekonomi
• pengakuan pasar yang lebih besar dari
• Sertifikat & Logo ditampilkan sebagai pencapaian destinasi dan dapat digunakan pada semua materi pemasaran cetak dan digital.
• Operator bersertifikasi ekowisata memenuhi syarat untuk memakai logo GSTC sebagai jaminan pemasaran produk bersertifikat.
• Sustainable Tourism Practice Tools Alat untuk mengukur implementasi /praktik berkelanjutan untuk seluruh pemangku kepentingan di destinasi
• Sustainable Destination Recognition Quality Standard
Untuk semua operator/pelaku pariwisata, sertifikasi merupakan
?
Should Create Logo
STC Indonesia
20
No Keterangan Negara
Costa Rica Australia Indonesia
standar yang diberlakukan
• meningkatkan kesadaran konsumen
• peningkatan substansial dalam dampak lingkungan dan sosial pariwisata.
• Implementasi CST yang tersebar luas akan menghasilkan manfaat individu langsung untuk bisnis (mengurangi biaya, meningkatkan hunian, dan citra yang lebih baik)
• menawarkan jaminan lingkungan dan sosial yang cukup besar kepada penduduk setempat.
• Di tingkat regional, berfungsi sebagai pemersatu dan dasar umum untuk promosi pariwisata berkelanjutan.
• menerima audit onsite gratis yang dilakukan oleh profesional yang berpengalaman dan terlatih untuk mendukung pengembangan berkelanjutan, dan verifikasi standar sertifikasi.
• Terima pengakuan pemerintah. Sertifikasi ECO membuka kelayakan untuk perpanjangan izin dan
• persyaratan lisensi melalui semua lembaga Negara dan Taman Nasional Australia.
• Menerima hak keanggotaan penuh untuk Ecotourism Australia, termasuk hak suara dan hak untuk
• mencalonkan dan berdiri untuk Dewan Direksi.
pengakuan atas standar kualitas operasional yang tinggi, bermanfaat digunakan sebagai referensi untuk mendapatkan hibah pengembangan destinasi dari Lembaga dalam dan luar negeri.
• Eco Labelling - Supports the earth by green travelling
Membantu para wisatawan merencanakan perjalanan yang sadar & ramah lingkungan, dengan menyoroti “label sertifikasi” penyedia jasa operator/akomodasi yang telah mempraktikan konsep eco-friendly dan keberlanjutan, wisatawan mendapatkan jaminan.
• Responsible Sustainable Destination Marketing & Promotion – Alat untuk mempromosikan lokalitas, otentisitas destinasi; menciptakan jaringan, membangun kerjasama dan meningkatkan nilai, memperluas jangkauan program pariwisata berkelanjutan di Indonesia
11 Operational Process • Dapat diikuti oleh semua operator pariwisata di Costa Rica
• Registrasi Gratis
• Terdapat 4 kategori, 28 kriteria, 108 indikator pertanyaan kuesioner yang harus dipenuhi pendaftar.
Daftar di situs web → bayar biaya pendaftaran →Terima alat sertifikasi → mulailah mengisi aplikasi → Kirim aplikasi lengkap ke EA (Ecotourism Australia) untuk penilaian → Aplikasi akan dikirim ke penilai independen
• Destinasi mengajukan aplikasi sertifikasi yang dilengkapi dengan laporan self-assessment.
• Pemeriksaan kelengkapan aplikasi dan laporan self-assessment oleh badan sertifikasi
21
No Keterangan Negara
Costa Rica Australia Indonesia
• Setiap pertanyaan "mengacu pada elemen keberlanjutan yang harus dipatuhi oleh perusahaan agar memenuhi syarat dalam salah satu dari berbagai tahap atau tingkat pemenuhan.
• Terdapat tahapan evaluasi dan survei persepsi umum. Survei persepsi umum mengacu pada "situasi yang belum dievaluasi oleh kuesioner
• Setelah selesai pengisian kuesioner, evaluasi, dan survei persepsi, perusahaan menerima skor 1 hingga 3 untuk aspek positif dan -1 hingga -3 untuk aspek negatif dari operasi bisnis yang berkelanjutan.
• Hasil "tingkat" akan selalu menjadi tingkat terendah yang dicapai di salah satu bidang. Diharapkan bahwa kebijakan ini (mendorong) perusahaan untuk maju menuju model keberlanjutan dengan memberikan tingkat pertimbangan dan kepentingan yang sama untuk masing-masing dari empat bidang yang dievaluasi. ”
• Setelah perusahaan pariwisata telah mendapatkan "tingkat" CST, tidak ada proses formal untuk otorisasi ulang.
untuk ditinjau → Setelah memenuhi semua persyaratan → Sertifikasi Diberikan → terdapat biaya tahunan pertama yang harus dibayarkan. Sertifikasi diperbarui setiap tahun pada hari peringatan sertifikasi diberikan → Sertifikasi akan diaudit dalam 3-12 bulan pertama setelah diberikan, dan setiap tiga tahun sesudahnya. Terdapat pelatihan gratis dan template perencanaan bisnis pada aplikasi
• Penyampaian persetujuan untuk kegiatan sertifikasi
• Pengaturan kegiatan sertifikasi
• Pemilihan tim asesor
• Penyusunan rencana asesmen/visitasi lapangan
• Pelaksanaan visitasi lapangan yang terdiri atas kunjungan pada destinasi dan cek dokumen
• Penyusunan kesimpulan hasil visitasi
• Penentuan hasil sertifikasi oleh badan sertifikasi berdasarkan laporan dari asesor
• Pemberian sertifikasi awal dan penerbitan dokumen sertifikasi
• Pemantauan hasil sertifikasi melalui komunikasi yang teratur dengan klien/pelanggan
• Pelaksanaan kegiatan surveilance visit untuk pemantauan lapangan
• Penyusunan kesimpulan hasil surveilance visit
• Kegiatan pembinaan terhadap destinasi berdasarkan hasil surveilance visit
• tinjauan sertifikasi (jika diperlukan)
• Pengajuan sertifikasi ulang dilakukan minimal sebelum masa berlaku sertifikasi habis
• Proses sertifikasi ulang mengikuti tahapan pengajuan sertifikasi awal
12 Parameter CST "level" mengacu pada skala 5 level, Program sertifikasi ECO memiliki 8 Program STC Indonesia memiliki 4 standar
22
No Keterangan Negara
Costa Rica Australia Indonesia
yang ditandai dengan daun hijau. Jumlah daun hijau mengacu pada tingkat pencapaian pariwisata berkelanjutan oleh, untuk tujuan, perusahaan operator ecotour berdasarkan kondisi yang ditetapkan untuk empat bidang evaluasi berikut: • physical-biological parameters
(Bagaimana perusahaan berinteraksi dan hidup selaras dengan habitat alam sekitarnya),
• service management-infrastructure, Aspek dari CST ini membahas Apa sajakah kebijakan manajemen dan sistem operasi pada infrastruktur pengelola? Apakah mereka mengedepankan untuk menjaga lingkungan?
• external client,(Parameter ini meminta pengelola bisnis untuk melibatkan pelanggan mereka dalam membangun kesadaran, mengkampanyekan dan mempraktikan, menanamkan rasa bangga di antara orang-orang yang telah mendukung Costa Rica)
• socio-economic environment. Bagaimana perusahaan berinteraksi dengan dan berpartisipasi dalam komunitas lokal dan populasi secara umum? apakah perusahaan bekerja dengan perusahaan bersertifikat CST lainnya bila memungkinkan, dan melihat apakah pengelola mempekerjakan
bagian dengan kriteria sebagai berikut: 1. Business Management and Operational Planning - Business Ethics - Natural Focus | Indigenous Cultural Focus 2. Responsible Marketing 3. Customer Satisfaction 4. Environmental Management 5. Interpretation and Education 6. Contribution to Conservation 7. Working with Local Communities 8. Cultural Respect and Sensitivity
• ATAP Certificate if applicable
• An Environmental Management Plan
• An Interpretation Plan (Ecotourism and Advanced Ecotourism levels)
• A Climate Action Plan (Advanced Ecotourism level and Climate Action Certifications only)
yang terdiri dari 41 Kriteria dan 104 Indikator, diadopsi dari kriteria GSTC untuk sertifikasi destinasi. Standar A. Pengelolaan Destinasi Pariwisata Berkelanjutan (Tata Kelola) Mengacu pada pengelolaan destinasi pariwisata berkelanjutan yang efektif mencakup kriteria: 1. perencanaan; 2. pengelolaan; 3. pemantauan; dan 4. evaluasi. Standar B. Pemanfaatan Ekonomi Untuk Masyarakat Lokal mengacu pada pemanfaatan ekonomi untuk masyarakat lokal, yaitu bagaimana Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan pada destinasi dapat membawa atau memberikan banyak manfaat khususnya secara ekonomi kepada masyarakat lokal. Standar C. Pelestarian Budaya Bagi Masyarakat Dan Pengunjung mengacu pada bagaimana destinasi telah mengupayakan dan melaksanakan perlindungan terhadap berbagai aspek terkait pelestarian budaya, seperti; cagar budaya, benda-benda atau artefak arkeologi, kesenian tari dan musik, kuliner,
23
No Keterangan Negara
Costa Rica Australia Indonesia
masyarakat lokal untuk mendukung pertumbuhan dan kemakmuran di masyarakat setempat.
Nilai bonus bagi pengelola yang terus
memuat unsur edukasi secara spesifik dalam bidang pekerjaannya sehingga bermanfaat bagi karyawan dan masyarakat luas.
adat istiadat, bahasa dan lain sebagainya. Standar D. Pelestarian Lingkungan mengacu pada aspek bagaimana destinasi telah mengupayakan dan melaksanakan pelestarian lingkungan dalam pembangunan pariwisata berkelanjutan di daerahnya.
13 Pembaharuan/ masa berlaku
Tidak ada proses formal untuk otorisasi ulang setelah perusahaan pariwisata telah mendapatkan "tingkat" CST. Diharapkan pelaku sudah memiliki kesadaran dan terus memperhatikan aspek keberlanjutan.
Masa Berlaku 3th
Di audit dalam 12 bulan pertama, selanjutnya setiap 3th sekali
Masa berlaku 3th Asesor Destinasi (Asesor STO) akan memberikan pendampingan untuk
meningkatkan yang Merah →Kuning, Kuning → Biru, Biru →Hijau
14 Efforts toward Sustainable Tourism Practice/ Sustainable Act
Costa Rica Rios: • merupakan member dari 1% For The
Planet, sebuah oragnisasi yang menyumbangkan 1% dari omset tahunannya untuk berbagai isu lingkungan
• menggunakan bio-fuel untuk kendaraan perusahaan sehingga mengurangi jejak karbon kita
• memiliki program daur ulang serta program kompos yang dikumpulkan kemudian disumbangkan ke pertanian biji kakao organic
• mendukung perusahaan lokal yang memproduksi botol air biodegradable, yang digunakan untuk semua
Ciri Destinasi yang tersertifikasi EA melalui ECO Destination Certfication: ENGAGE: Mendukung dan terlibat dengan komunitas lokal- membeli bahan produksi dan buatan lokal, yang mendukung bisnis/usaha lokal. LEARN: Memfasilitasi para pemangku kepentingan untuk belajar tentang nilai sosial, budaya, lingkungan agar dapat mengelola/menjadi pelaku pariwisata yang lebih bertangungjawab. PROTECT: tidak tinggalkan jejak - melindungi lingkungan sensitive & satwa liar RESPECT: menghormati Budaya setempat dan mendukung pengalaman
• Sosialisasi Standar Sertifikasi Destinasi melalui ajang ISTA
• Membentuk STO yang dibina oleh MCSTO
• Komitmen Stakeholders (A,B,C,G,M)
RESILIENCE ↓
TRANSFORMATION ↓
PROSPERITY ↓
QUALITY ↓
24
No Keterangan Negara
Costa Rica Australia Indonesia
tamu/wisatawan • mempekerjakan penduduk setempat
dan mendukung kelompok artesanal kecil dengan menjual barang-barang mereka kepada klien/pelaku usaha/wisatawan
• percaya pada Kebijakan Tanpa Jejak dan berusaha untuk efisiensi energi dengan segala cara
otentik DISCOVER: menyiapkan destinasi agar dapat di jelajahi sebagai destinasi pariwisata berkelanjutan terbaik di dunia CONSERVE: Terlibat dengan inisiatif melestarikan/mengkonservasi lingkungan alam dan budaya setempat EXPERIENCE: mengembangkan destinasi agar dapat memberikan pengalaman berkunjung yang memorable, mengesankan melalui kegiatan dan atraksi otentiknya CONNECT: menciptakan destinasi yang menghubungkan para pemangku kepentingan dan pengunjung dengan alam. Sehingga dapat memberikan identitas sense of place yang unik karena keaslian nya.
SUSTAINABILITY
15 Support • Costa Rican Tourism Board (Government)
• Earth Council (Costa Rica)
• Internat. Union for Conservation of Nature (IUCN) (Costa Rica)
• National Chamber of Tourism (CANATUR) (Costa Rica)
• Lat Am Center for Competitivity & Sust Devt CLADS (Costa Rica)
• National Institute of Biodiversity (INBio) (Costa Rica)
• University of Costa Rica (Costa Rica)
Green Leaders Trip Advisor EA bermitra dengan TripAdvisor untuk meluncurkan progrm GreenLeaders nasional. Penyedia akomodasi yng mengajukan Sertifikasi ECO, secara otomatis berhak untuk mendaftar dalam program green leaders melalui process aplikasi cepat. EA sudah terakreditasi oleh GSTC, badan internasional yang mendorong peningkatan pengetahuan dan
• Ministry of Tourism of The Republic of Indonesia
• STD Forum
• 5 INSTO & MCSTO
• 11 WINSTO & MCSTO Standar STC Indonesia sudah mendapatkan rekognisi dari GSTC
25
No Keterangan Negara
Costa Rica Australia Indonesia
pemahaman dalam praktik pariwisata berkelanjutan, mempromosikan adopsi prinsip pariwisata berkelanjutan secara universal universal dan membangun/menciptakan permintaan untuk perjalanan wisata berkelanjutan
16 Nilai Ekonomi Terjadi peningkatan manfaat ekonomi yang sangat signifikan bagi masyarakat Costa Rica. Pembangunan Pariwisata berkelanjutan telah mampu menjadi roda penggerak ekonomi dan tingkat kesadaran akan pelestarian lingkungan, sosial dan budaya
Meningkatnya: - kesadaran masyarakat akan
pentingnya eco/green environment - komitmen pemangku kepentingan
yang kuat untuk praktik-praktik berkelanjutan
- kunjungan wisatawan karena pengalaman pariwisata berbasis keberlanjutan yang berkualitas tinggi
Meningkatnya: Usaha Kecil dan Mikro bidang pariwisata Pengembangan ekonomi kreatif Pengembangan Green Product
26
2.3 Potensi dan Prospek
2.3.1. Potensi:
Kesadaran akan pentingnya pembangunan pariwisata berkelanjutan perlahan mulai dirasakan
di berbagai wilayah, kabupaten/kota di Indonesia, hal ini tercermin dari: (Include industry, hotel
dan tour operator not only destination
a. Meningkatnya tingkat kepedulian/kesadaran destinasi akan pembangunan
pariwisata berkelanjutan melalui partisipasi 96 Destinasi ISTA 2017 dan 176
Destinasi peserta ISTA 2018. (Berbagai komitmen lain selain ISTA; sesuai inisiatif
strategis)
b. Gencarnya destinasi melakukan Sustainable Tourism Destination Branding dalam
kegiatan pemasaran/promosinya
c. Manfaat ekonomi yang telah dirasakan oleh komunitas/ masyarakat pada destinasi
Hal ini merupakan pertanda baik, disambutnya pembangunan pariwisata berkelanjutan pada
berbagai destinasi di Indonesia
2.3.2. Prospek
27
BAB 3
FORMULASI STRATEGI
Formulasi strategi Sertifikasi Pariwisata Berkelanjutan (STC) di Indonesia tidak terlepas dari
rencana induk pengembangan Sustainable Tourism Development (STDev) Program. Melalui
tahapan program pembangunan pariwisata berkelanjutan; STD, STO dan STC; Indonesia
bertujuan meningkatkan ketahanan dan reputasi sebagai destinasi pariwisata berkelanjutan di
masa yang akan datang, menciptakan manfaat ekonomi melalui pelestarian budaya dan
lingkungan serta mempromosikan pelaksanaan pariwisata yang bertanggungjawab, inklusif
serta berkelanjutan. Sehingga diharapkan pada masa mendatang Indonesia dapat menjadi
pusat kegiatan pariwisata berkelanjutan untuk wilayah Asia Pasifik, sebagaimana yang
tercantum pada gambar berikut ini:
Gambar ……
Tujuan, Sasaran dan Program Sustainable Tourism Development Indonesia
Sumber: Paparan …….
28
Adapun komponen-komponen dari STDev dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Gambar …..
Sustainable Tourism Development Components
Gambar ……
Strategi Sertifikasi STC
Dipisah pie certificationnya
Sumber: Kemenpar 2015
Pada gambar tersebut terlihat bahwa untuk program STD, terdapat tiga hal yang menjadi focus,
yaitu: Ekonomi, komunitas dan lingkungan. Sementara untuk program STO, kegiatan difokuskan
pada: Riset dan monitoring, pelaporan dan pemberian rekomendasi. Adapun strategi
pengembangan program STC akan difokuskan pada tiga hal yaitu: Assessors-Assesment,
Accreditation dan Certification.
Berikut ini adalah penjelasan dari fokus pengembangan STC:
STD STO
Sustainable
Development in Tourism
STC
Economy Community Environ-ment Research & Monitoring Reporting Recom- mendation Assesors - Assessment Acreditation Certification
29
3.1. Asesor dan Asesmen
3.1.1. Asesor
Asesor Bidang Pariwisata Berkelanjutan dan selanjutnya disebut sebagai Asesor adalah
seseorang yang melakukan audit terhadap destinasi pariwisata yang mengajukan sertifikasi
destinasi pariwisata berkelanjutan. Asesor terdiri atas:
1. Master Asesor
2. Asesor Nasional
3. Asesor Lokal (Asesor Destinasi)
Untuk mewujudkan pelaksanaan sertifikasi STC perdana, selain peran Lembaga yakni ISTC;
dibutuhkan asesor yang akan berperan sebagai auditor/pelaksana penilaian destinasi. Untuk
mempersiapkan hal tersebut direncanakan training master asesor yang akan dilaksanakan oleh
GSTC kepada kandidat dari fasilitator STO yakni representatif dari Universitas yang tergabung
sebagai MCSTO untuk INSTO. Adapun susunan asesor yang akan ditugaskan dalam pelaksanaan
STC adalah:
Agar dapat melaksanakan tugas pokok dan fungsi kerja STC sesuai dengan peran dan
tanggungjawabnya, terdapat kriteria asesor yang harus dipenuhi serta perannya dalam
pelaksanaan STC yang dirumuskan sebagai berikut:
1. Master Asesor STC
a. Memiliki pemahaman yang komprehensif tentang prinsip-prinsp pembangunan
pariwisata berkelanjutan
b. Mempunyai pengalaman secara nasional maupun internasional dalam isu-isu yang
terkait dengan pariwisata berkelanjutan
c. Pernah menjadi juri dan atau asesor dalam pembangunan pariwisata berkelanjutan
d. Pernah mengikuti pelatihan dan knowledge management yang diselenggarakan oleh
badan nasional dan atau internasional (Kemenpar atau Lembaga lainnya, GSTC,
UNWTO)
30
2. Asesor STC Nasional (Tanggungjawab pusat)
a. Memiliki pemahaman yang komprehensif tentang prinsip-prinsp pembangunan
pariwisata berkelanjutan
b. Mempunyai pengalaman secara nasional dalam isu-isu yang terkait dengan pariwisata
berkelanjutan
c. Pernah terlibat dalam pembangunan pariwisata berkelanjutan tingkat nasional (seperti
MCSTO dan program nasional lainnya yang terekognisi)
d. Pernah mengikuti pelatihan dan knowledge management yang diselenggarakan oleh
badan nasional (dari Kemenpar atau Lembaga nasional lainnya)
3. Asesor STC Lokal (Tanggungjawab Kabupaten/Kota)
a. Memiliki pemahaman yang komprehensif tentang prinsip-prinsp pembangunan
pariwisata berkelanjutan
b. Mempunyai pengalaman tingkat daerah/destinasi tertentu dalam isu-isu yang terkait
dengan pariwisata berkelanjutan
c. Pernah terlibat dalam pembangunan pariwisata berkelanjutan tingkat daerah (seperti
OPD bidang pariwisata di daerah)
d. Pernah mengikuti pelatihan dan knowledge management yang diselenggarakan oleh
badan nasional (dari Kemenpar atau Lembaga nasional lainnya)
3.1.2. Asesmen
Asesmen adalah kegiatan penilaian dalam proses sertifikasi. Dalam kegiatan asesmen ini, asesor
akan melakukan penilaian terhadap berkas dan kondisi nyata dari destinasi yang mengajukan
sertifikasi. Penilaian mengacu kepada Permen No. 14 Tahun 2016 mengenai Pedoman
Pengembangan Destinasi Pariwisata Berkelanjutan.
Dalam skema STC Indonesia, kegiatan asesmen dilakukan oleh destinasi dan juga oleh asesor.
Pada saat pengajuan, destinasi melakukan self-assessment (asesmen mandiri). Hasil dari
asesmen mandiri tersebut kemudian akan dikirim kepada badan sertifikasi. Selanjutnya, badan
31
sertifikasi menugaskan asesor untuk melakukan desk-evaluation (asesmen kecukupan) terhadap
berkas destinasi yang mengajukan sertifikasi. Selanjutnya hasil dari asesmen kecukupan akan
menjadi bahan dari field-assessment (asesmen lapangan). Fungsi dari asesmen lapangan adalah
melakukan verifikasi terhadap semua berkas yang diajukan oleh destinasi dan juga melihat
langsung aplikasi konsep pariwisata berkelanjutan pada destinasi terkait. Proses ini akan
dijelaskan secara rinci pada bagian prosedur sertifikasi.
3.2. Akreditasi
Indonesia akan membentuk melalui Permen/Kepmen Lembaga Sertifikasi dan memberikan
mandate ke ISTC untuk melaksanakan akreditasi dan sertifikasi
ISTC dan Kemenpar akan meregistrasi ISTC ke KAN untuk rekognisi nasional
ISTC dan Kemenpar akan meregistrasi ISTC ke GSTC untuk rekognisi Internasional
Akreditasi adalah pengakuan terhadap suatu lembaga (yang mengeluarkan sertifikasi) oleh
badan tertentu yang memiliki wewenang menilai, untuk memenuhi standar atau kriteria
tertentu sebagai dasar penilaian. Demikian pula dengan akan dilaksanakannya STC di Indonesia,
diperlukan sebuah badan/organisasi yang terakreditasi.
Untuk akreditasi harus ada komponen auditor
Rencananya akan dibentuk Indonesia Sustainable Tourism Council (ICST). ICST ini adalah sebuah
dewan sertifikasi yang akan menjadi Lembaga yang berperan sebagai Government Associate,
dengan tugas dan fungsi sebagai berikut:
3.2.1. Tugas
a. Melakukan penerapan indikator & standar untuk sertifikasi pariwiata berkelanjutan;
b. Melakukan sertifikasi untuk unit-unit usaha, destinasi dan entitas usaha pariwisata
sebelum dibentuk Lembaga sertifikasi yang mandiri;
c. Melakukan penelitian dan penilaian (assessment) dan sertifikasi;
d. Mengembangkan standar dan indikator PBB;
32
e. Melakukan kerjasama dan kolaborasi penerapan pembangunan pariwisata
berkelanjutan;
f. Memastikan penerapan program STD, STO, dan STC;
g. Melakukan penguatan dan pengarus-utamaan penerapan pariwisata berkelanjutan di
berbagai aksi, inisiatif, dan agenda dalam rangka pencapaian SDGs; dan
h. Menjadi pool of expert dan panel akreditasi pariwisata berkelanjutan.
3.2.2. Fungsi
a. Penyusunan pedoman sertifikasi destinasi & industri pariwisata berkelanjutan;
b. Sosialisasi secara intensif pedoman dan kriteria destinasi & industri pariwisata
berkelanjutan;
c. Pendampingan kepada destinasi & industri pariwisata berkelanjutan;
d. Pembantuan bagi destinasi dan industri pariwisata untuk menerapkan prinsip
keberlanjutan; dan
e. pemantauan apresiasi masyarakat terhadap destinasi dan industri pariwisata yang
menerapkan prinsip keberlanjutan dan menganalisis hasil pemantauan tersebut untuk
dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan tugas sertifikasi berikutnya
dan/atau disampaikan kepada Menteri Pariwisata sebagai bahan pengambilan kebijakan
kearah pengembangan pariwisata berkelanjutan di Indonesia.
3.2.3. Wewenang
a. Penentuan kategori destinasi dan industri pariwisata berkelanjutan;
b. Pemberian sertifikat kepada destinasi dan industri pariwisata berkelanjutan;
c. Pencabutan sertifikat atas destinasi dan industri pariwisata berkelanjutan;
d. Pengusulan sanksi administratif terhadap industry yang melanggar prinsip keberlanjutan
sebagaimana Pedoman Destinasi Pariwisata Berkelanjutan; danPelaporan secara berkala
kepada Menteri Pariwisata.
3.3. Sertifikasi
Untuk proses sertifikasi dibutuhkan asesor
33
Sertifikasi adalah suatu proses pengakuan dan pencatatan dalam bentuk sertifikat mengenai
suatu keadaan atau peristiwa atau pemilikan (kamus besar Bahasa Indonesia), Selama dua
dekade terakhir, sertifikasi di bidang tata kelola pariwisata berkelanjutan sudah menjadi
mekanisme standar untuk mengukur, menunjukkan dan mengakui kinerja tinggi dalam tata
kelola tersebut, meskipun masih bersifat sukarela dan belum menjadi suatu kewajiban.
Sertifikasi adalah instrumen yang valid, mengumpulkan para pemangku kepentingan
mendefinisikan standar untuk meningkatkan kontribusi pariwisata untuk pembangunan
berkelanjutan. Sertifikasi adalah salah satu dari sejumlah alat untuk memotivasi usaha dan lain-
lain untuk meningkatkan kinerja lingkungan, sosial, dan ekonomi mereka. Sistem sertifikasi
dapat membawa manfaat bagi masyarakat, lingkungan, pemerintah, perusahaan swasta dan
konsumen (http://sdt.unwto.org)
Sertifikasi destinasi pariwisata berkelanjutan adalah proses dan tonggak capaian bagi setiap
destinasi berkelanjutan dan merupakan suatu upaya untuk menilai dan menentukan status
mutu, standar dan kualitas keberlanjutan suatu destinasi berdasarkan standar mutu yang telah
ditetapkan. Pada akhirnya sertifikasi akan mencerminkan status mutu destinasi tersebut dalam
konteks pariwisata berkelanjutan yang disampaikan kepada publik dan wisatawan.
Sertifikasi destinasi pariwisata berkelanjutan dilakukan oleh asesor/pakar sejawat dan mereka
yang memahami hakekat pengelolaan destinasi pariwisata berkelanjutan. Keputusan mengenai
mutu didasarkan pada penilaian terhadap berbagai bukti yang terkait dengan standar yang
ditetapkan dan berdasarkan nalar dan pertimbangan para pakar sejawat (judgments of
informed experts). Bukti-bukti diperlukan termasuk laporan tertulis yang disiapkan oleh para
pengelola destinasi yang akan disertifikasi diverifikasi melalui kunjungan para pakar sejawat ke
tempat kedudukan destinasi.
3.3.1. Terdapat manfaat dari Sertifikasi Destinasi Pariwisata Berkelanjutan:
34
Sertifikasi dapat dianggap sebagai sesuatu yang dapat memberikan manfaat bagi sektor
pariwisata. Manfaat ini dikompilasi oleh Font (2002), Bowman (2011) dan Rattan (2015):
1. Sertifikasi telah dianggap sebagai sumber keunggulan kompetitif yang memungkinkan
destinasi pariwisata untuk terlihat sebagai destinasi pariwisata dengan kualitas di atas rata-
rata.
2. Selain itu, ini juga merupakan instrumen yang valid untuk mengumpulkan para pemangku
kepentingan lokal di pada destinasi untuk bersama-sama dalam mendefinisikan standar
yang dapat meningkatkan kontribusi pembangunan pariwisata berkelanjutan.
3. Sertifikasi juga berlaku untuk mengembangkan struktur untuk mendorong dan mendukung
peningkatan unit bisnis, bekerja untuk standar yang akan memberi mereka pengakuan
sejawat, semangat staf, pelestarian lingkungan, ketenangan pikiran karena adanya
kepatuhan hukum, yang akan membuat destinasi lebih kompetitif paling tidak dalam
jangka waktu tertentu.
4. Sertifikasi membantu destinasi untuk mematuhi standar yang dapat mengarah pada
efisiensi dan pengurangan biaya. Selain itu, dapat menjadi alat pemasaran untuk tujuan
dalam membangun citra destinasi, karena dengan mengikuti standar sertifikasi pariwisata
berkelanjutan, destinasi terkait telah memberikan komitmen mereka untuk
mempraktekkan keberlanjutan.
5. Sertifikasi destinasi pariwisata berkelanjutan memberikan lebih banyak keuntungan kepada
pelanggan dalam memiliki kualitas layanan yang lebih baik serta informasi tentang produk
dan layanan yang telah mereka bayar.
6. Pengembangan dan implementasi sertifikasi pariwisata berkelanjutan di negara
berkembang adalah proses yang dapat menghasilkan dialog penting dan proses pembuatan
kebijakan tentang jenis atau pengembangan pariwisata yang ingin dicapai negara.
7. Pengembangan dan implementasi sertifikasi pariwisata berkelanjutan di negara
berkembang juga akan meningkatkan kesadaran yang lebih besar dalam komunitas bisnis
mengenai kebutuhan dan kontribusi masyarakat setempat.
8. Pengembangan dan implementasi sertifikasi pariwisata berkelanjutan di negara
berkembang juga akan mengubah beberapa sikap lintas sektor dan generasi.
35
9. Sertifikasi akan meningkatkan kesadaran akan pentingnya kapasitas negara (kemampuan
pemerintah untuk mengembangkan dan berhasil menerapkan kebijakan yang efektif).
Program sertifikasi terbaik mungkin tidak menghasilkan hasil terbaik tanpa kapasitas
negara yang cukup.
10. Sertifikasi pariwisata berkelanjutan dan ekowisata dapat membantu mengurangi dampak
negative pariwisata terhadap lingkungan dan sosial, memastikan bahwa industri pariwisata
diadakan bertanggung jawab dan memberikan manfaat pemasaran kepada perusahaan
yang memenuhi sertifikasi standar.
11. Program sertifikasi akan memberikan manfaat bagi pemasok dari sisi pemasaran, pelatihan
dan pengembangan, sementara konsumen akan mendapat manfaat dari pengaturan
standar sertifikasi.
3.3.2. Tantangan Dalam Implementasi Sertifikasi Destinasi Pariwisata Berkelanjutan
Jalan menuju pariwisata berkelanjutan tidak mudah dan tidak bebas hambatan, karena topik
tentang pariwisata berkelanjutan berkaitan erat dengan pertumbuhan kontribusi pariwisata
terhadap ekonomi dan masyarakat serta penggunaan sumber daya dan lingkungan secara
berkelanjutan pula (Liu, 2003). Tanpa koordinasi yang baik dan perencanaan pada permintaan
dan penawaran pariwisata, dua hasil yang diharapkan tidak akan pernah tercapai.
Berikut ini disampaikan tantangan dari implementasi sertifikasi destinasi pariwisata
berkelanjutan:
1. Kurangnya pemahaman tentang konsep pariwisata berkelanjutan. Hal ini mungkin terjadi
ketika sosialisasi tentang konsep pariwisata berkelanjutan tidak cukup, dalam hal frekuensi
dan secara berkala. Para promotor ide ini harus menjelaskan "apa, mengapa, siapa, kapan,
di mana dan bagaimana" pariwisata berkelanjutan sedemikian rupa sehingga dapat
membuat pihak terkait mengerti. Efek dari situasi ini mungkin datang dalam dua cara:
mereka akan menolak konsep atau mereka mungkin menerimanya tetapi akan menghadapi
banyak masalah selama implementasi.
36
2. Para pemangku kepentingan yang hanya fokus pada kondisi sehingga mengurangi antisipasi
terhadap apa yang bisa terjadi di masa depan. Hal ini menyebabkan mereka tidak terlalu
peduli untuk menerapkan konsep tersebut. Situasi ini mungkin terjadi ketika tidak ada
perubahan paradigma dari para pemangku kepentingan dalam hal pengembangan
pariwisata. Salah satu contoh adalah jika para pelaku dari sektor bisnis pariwisata tidak
ingin menerapkan konsep karena manfaat langsung dari pariwisata berkelanjutan akan
memakan waktu lama untuk terjadi. Atau, menurut mereka praktik pariwisata
berkelanjutan terlalu rumit dan akan menyebabkan semakin banyak pekerjaan yang harus
dilakukan.
3. Destinasi belum siap untuk menerapkan konsep pembangunan berkelanjutan. Konsep
pengembangan pariwisata berkelanjutan terdiri dari begitu banyak aspek yang menuntut
komitmen dari suatu tujuan untuk menyertainya. Biasanya, kesiapan destinasi menjadi
alasan mereka menolak ide tersebut.
4. Terkait dengan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang terlibat dalam tata kelola pariwisata
dalam sebuah destinasi, natur kepemilikan juga dapat menjadi tantangan yang harus
dihadapi. Pada umumnya UKM dimiliki oleh perseorangan, kelompok kecil ataupun
keluarga. Sikap pemilik UKM terhadap konsep pariwisata berkelanjutan akan menjadi
penentu apakah mereka bersedia untuk ikut serta dalam program sertifikasi atau tidak.
5. Pembiayaan sertifikasi destinasi pariwisata berkelanjutan juga menjadi tantangan yang
kerap dikemukakan. Sertifikasi sering kali identik dengan biaya sertifikasi yang mahal.
Terkait hal ini, dukungan dari pemerintah, berbagai Lembaga terkait, dan organisasi
bantuan internasional untuk berpartisipasi dalam program sertifikasi menjadi penting.
Terkait dengan strategi pengembangan pariwisata berkelanjutan (STDev) di Indonesia pada
tahun 2018-2019, kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan adalah program STD, STO dan STC yang
dilaksanakan secara bersamaan (parallel) sebagai upaya saling menguatkan dan mempercepat
pembangunan berkelanjutan.
37
Gambar ……..
Sumber: Paparan ……
38
BAB 4
IMPLEMENTASI STRATEGI
(Program, business process and budget)
4.1 Program/Kegiatan (Business Process)
Strategi pelaksanaan Sertifikasi Pariwisata Berkelanjutan tidak terlepas dari strategi
pengembangan pariwisata berkelanjutan (STDev) di Indonesia yakni program STD, STO dan STC
yang telah dilaksanakan secara bersamaan (parallel) sebagai upaya saling menguatkan dan
mempercepat pembangunan berkelanjutan.
Melalui tahapan program pembangunan pariwisata berkelanjutan; STD, STO dan STC;
Indonesia bertujuan meningkatkan ketahanan dan reputasi sebagai destinasi pariwisata
berkelanjutan di masa yang akan datang, menciptakan manfaat ekonomi melalui pelesatrian
budaya dan lingkungan serta mempromosikan pelaksanaan pariwisata yang bertanggungjawab,
inklusif serta berkelanjutan. Sehingga diharapkan pada masa mendatang Indonesia dapat
menjadi pusat kegiatan pariwisata berkelanjutan untuk wilayah Asia Pasifik.
Gambar…
39
40
4.2. Anggaran
Pelaksanaan sertifikasi awal akan dikerjakan secara swakelola oleh tim kemenpar:
a. Pelaksana
- Satker : - Asdep MANSTRA
- Asdep PIEP
- Tim Kerja : Tim Sekretariat (SK PPK)
b. Komponen Anggaran
Adapun komponen anggaran untuk pelaksanaan sertifikasi meliputi anggaran persiapan
yakni mulai dari kebutuhan dana untuk pembentukan kelembagaan STC, keperluan
administrasi kelembagaan (desain logo, sertifikat dan lain-lain), persiapan akreditasi dan
auditor (pelatihan master asesor), pelaksanaan asesmen (sosialisasi, asesmen kecukupan dan
visitasi), evaluasi, tindaklanjut pembinaan dan monitoring.
Berikut adalah rincian estimasi kebutuhan anggaran untuk pelaksanaan kegiatan STC:
41
Tabel …
Estimasi Anggaran Pelaksanaan STC
ESTIMASI KEBUTUHAN ANGGARAN PELAKSANAAN SERTIFIKASI DESTINASI PARIWISATA BERKELANJUTAN No Kegiatan Kebutuhan Sumber
Pendanaan Qty Unit (Rp) Total (Rp)
AKREDITASI & AUDITOR (PERSIAPAN)
1 Penetapan Payung Hukum STC Rapat MANSTRA 1 15,000,000 15,000,000 FGD; Narsum, Logistic,
Konsumsi, Venue, Tiket, Transport
2 50,000,000 100,000,000
2 Perumusan Lembaga Sertifikasi (ISTC) Rapat MANSTRA 1 15,000,000 15,000,000 FGD; Narsum, Logistic,
Konsumsi, Venue, Tiket, Transport
2 50,000,000 100,000,000
3 Pembuatan Pedoman STC Jasa Profesi MANSTRA 1 15,000,000 15,000,000
4 Pembuatan Strategi Rencana Aksi STC Jasa Profesi MANSTRA 1 35,000,000 35,000,000
5 Pembuatan Prosedur (Juknis) STC Jasa Profesi MANSTRA 1 20,000,000 20,000,000
6 Sistem Informasi Manajemen Akreditasi STC:
- Server + Domain Domain Web per year MANSTRA 1 1,000,000 Server Xeon Silver 4114
RAM 16GB Hard Drive 2TB 750W
MANSTRA 1 100,000,000
- Komputer MacBook Pro
2,3 GHz, i5 8th Gen Boost to 3.8 GHz Intel iris Plus Graphic 655 8 GB 2133MHz LPDDR3 RAM 512 GB Storage
MANSTRA 1 30,000,000
- Software Office 2016/ Office 2018 (per
year) MANSTRA 1 350,000
42
Adobe Creative Cloud
2016/2018 1 5,500,000
7 Instrumen Sertifikasi - Excel File Instrumen Penilaian Akreditasi - Form Pendaftaran/Aplikasi Digital STC - Form Profile Destinasi - Form Self Evaluation - Excel Link File for Reporting - Penyimpanan/ Data Base administering (1 year)
Jasa Profesi MANSTRA 1 100,000,000
8 Modul Pelatihan Asesor (Nasional dan Lokal) Jasa Profesi MANSTRA 1 50,000,000
9 Pelatihan Master Asesor & Modul Pelatihan oleh GSTC
Jasa Profesi GSTC, Tiket & Akomodasi, Transport Lokal
MANSTRA 1 500,000,000
ADMINISTRASI KELEMBAGAAN ISTC
1 Pembuatan Desain Logo STC Jasa Profesi MANSTRA 1
25,000,000
2 Pembuatan Design Sertifikat STC Jasa Profesi
3 Pembuatan Design Stationaries (Kartu Nama, Amplop, Kop Surat, Map, dll)
Jasa Profesi
4 Cetak Sertifikat STC 100 lembar MANSTRA 1 2,000,000
SUBTOTAL ASDEP MANSTRA 1,088,850,000
43
No Kegiatan Kebutuhan Sumber Pendanaan
Qty Unit (Rp) Total (Rp)
ASESOR & ASESMEN (PELAKSANAAN)
1 Pelatihan Asesor - Nasional 10 orang asesor dan - Lokal 10 orang asesor (Destinasi)
Venue, Logistics, Konsumsi, Tiket, Akomodasi, Transport, Narasumber
PIEP 1 200,000,000
200,000,000
2 Seleksi & Perekrutan Asesor Acara Pelantikan; Venue, Logistics, Konsumsi, Tiket, Akomodasi, Narasumber
PIEP 1 150,000,000
150,000,000
3 Sosialisasi STC dan pendampingan Kepada 34 Destinasi pemenang ISTA dan 5 destinasi snapshot assessment (diundang, kumpulkan dalam 2 x FGD di dua lokasi untuk penjelasan dan pengisian FORM)
Tiket Pejalanan, Akomodasi, Transport Lokal, Perjadin, Narasumber
PIEP 2 100,000,000
200,000,000
4 Pelaksanaan Sertifikasi:
a. Asesmen Kecukupan (Desk Evaluation) Venue/tempat asesmen,tiket Pejalanan, Akomodasi, Transport Lokal, Perjadin, Narasumber
PIEP 2 200,000,000 400,000,000
b. Honor 2 Asesor untuk AK x 39 Destinasi = 78 asesor
Honor Asesor Asesmen Kecukupan per destinasi
78 2,500,000 195,000,000
c. Asesmen Lapangan (Field Visit) 3H2M x 39 Destinasi
Tiket Pejalanan, Akomodasi, Transport Lokal, Perjadin, Logistics
PIEP 39 30,000,000 1,170,000,000
d. Honor 2 Asesor untuk AL x 39 Destinasi = 78 asesor
Honor Asesor Asesmen Lapangan per destinasi
78 3,000,000 234,000,000
e. Rapat finalisasi penentuan rapor destinasi (laporan AL oleh asesor kepada ISTC)
Venue rapat, akomodasi, konsumsi, tiket, transport lokal, perjadin
PIEP 1 150,000,000 150,000,000
44
5 Seremonial Penyerahan Sertifikat STC kepada 39 Destinasi tersertifikasi
Venue pelaksanaan event ceremony, logistics, konsumsi, akomodasi, tiket, transport lokal
PIEP & kerjasama dengan PEMASARAN
1 300,000,000 300,000,000
EVALUASI, TINDAKLANJUT MONITORING
1 Evaluasi terhadap kegiatan sertifikasi Rapat Evaluasi ISTC & Asesor; Venue, Logistics, Konsumsi, Tiket, Akomodasi, Transport, Narasumber
PIEP 1 150,000,000 150,000,000
2 Tindaklanjut Pembinaan Destinasi (diprioritaskan rapot yang masih banyak merah, kerjasama dengan STO untuk pembinaan)
Monitoring Destinasi; Narasumber, Tiket Perjalanan, Akomodasi, Transport Lokal, Perjadin
PIEP 1 1,000,000,000 1,000,000,000
SUBTOTAL ASDEP PIEP
4,149,000,000
TOTAL ESTIMASI ANGGARAN PELAKSANAAN STC 39 DESTINASI - 2019
5,262,850,000
45
Terdapat 2 mekanisme pelaksanaan :
1. Dikerjakan oleh tim kemenpar
2. Dikerjakan oleh konsultan sebagai opsi pelaksanaan kedepan
4.3. Prosedur Sertifikasi (infografis gambar prosedur sertifikasi)
Untuk prosedur sertifikasi, sebuah aplikasi on-line dirancang untuk memberikan kemudahan
bagi pendaftar, sekretariat dan asesor dalam proses sertifikasi. Melalui aplikasi ini, pendaftar
dapat dengan mudah mengakses informasi, mengunduh serta mengunggah dokumen
pendaftaran. Sekretariat akan lebih sistematis dan rapi dalam pendataan dan pengarsipan serta
asesor memiliki platform kertas kerja yang mudah diakses dari manapun.
Peran dan tugas ISTC, Asesor dan Destinasi dalam pelaksanaan Sertifikasi dapat dijelaskan
sebagai berikut:
A. Persiapan Asesmen Kecukupan (Desk Evaluation)
1. ISTC
Dalam rangka persiapan asesmen kecukupan ISTC melakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Orientasi pelaksanaan asesmen kecukupan dan asesmen lapangan (Desk
Evaluation & Field Visit) bagi asesor
b. Penyiapan bahan asesmen kecukupan (desk evaluation)
c. Penyiapan kelengkapan administrasi
d. Penjadwalan dan pembiayaan
e. Penyampaian informasi kepada destinasi
2. Asesor
Dalam rangka persiapan asesmen kecukupan, tim asesor melakukan hal-hal berikut:
a. Memeriksa dokumen pengajuan sertifikasi oleh destinasi serta memberikan
penilaian dan catatan hasil asesmen kecukupan pada saat Desk Evaluation dengan
menggunakan format yang disediakan
46
b. Membuat catatan hal-hal yang perlu diverifikasi pada saat pelaksanaan
visitasi/asesmen lapangan.
c. Menyusun langkah-langkah kegiatan, jadwal dan target asesmen lapangan.
d. Membagi tugas khusus yang akan dilakukan oleh masing-masing anggota tim
asesor pada saat pelaksanaan asesmen lapangan.
3. Destinasi
Dalam rangka persiapan asesmen sertifikasi, Destinasi melakukan hal-hal sebagai berikut :
a. Mengisi dan mengirimkan form self assessment/ evaluation kepada ISTC
dengan menggunakan format serta panduan sebagaimana telah ditetapkan.
b. Menunggu hasil desk evaluation untuk keputusan selanjutnya apakah layak
untuk dilakukan asesmen lapangan oleh tim asesor.
c. Menyiapkan bahan presentasi, dan dokumen yang diperlukan sebagai bukti
pada saat kunjungan lapangan oleh tim asesor.
B. Pelaksanaan Asesmen lapangan
1. ISTC
a. Berkorespondensi/berkomunikasi dengan asesor dan destinasi dalam hal
pengaturan teknis Asesmen Lapangan.
b. Melakukan observasi terhadap pelaksanaan asesmen lapangan.
2. Asesor
a. Mengadakan pertemuan pembukaan asesmen lapangan dengan para pemangku
kepentingan (stakeholders) Destinasi:
1) Memperkenalkan diri dan menjelaskan maksud, tujuan kegiatan asesmen
lapangan, dan kode etik asesor.
2) Menyampaikan jadwal kegiatan asesmen lapangan.
3) Mengikuti presentasi pimpinan/pewakilan Destinasi.
4) Mengklarifikasikan hasil pemeriksaan dokumen akreditasi (asesmen kecukupan)
kepada pimpinan stakeholders destinasi.
47
b. Memeriksa data, informasi dan bukti yang telah disiapkan oleh destinasi dan
keadaan lapangan lainnya, di lokasi yang terkait.
c. Mewawancarai para stakeholders terkait di destinasi (pemerintah, Industri/pelaku
usaha, masyarakat dan mitrakerja yang dianggap perlu.
d. Mengobservasi/meninjau kegiatan dan fasilitas/instalasi pendukung kegiatan
paiwisata berkelanjutan di destinasi.
e. Menyiapkan berita acara hasil asesmen lapangan yang akan disajikan kemudian
ditandatangani oleh tim Asesor dan pimpinan stakeholders destinasi, dengan
menggunakan format berita acara yang telah ditetapkan.
f. Mengadakan pertemuan penutup dengan pimpinan stakehoders destinasi untuk
menyampaikan umpan balik dan penandatanganan berita acara asesmen lapangan.
3. Destinasi
a. Menyiapkan ruangan khusus di lokasi yang digunakan untuk kerja tim asesor.
b. Menyiapkan bantuan teknis kepada tim asesor
c. Menyediakan semua data dan informasi pendukung kegiatan sustainable tourism
serta bukti lainnya untuk kepentingan asesmen lapangan.
d. Memberikan penjelasan aktivitas yang telah disampaikan kepada tim asesor, serta
informasi pelengkap yang dipandang perlu.
e. Memfasilitasi pertemuan asesor dengan stakeholders dan mitrakerja yang dianggap
perlu.
f. Memberikan bantuan teknis kepada tim asesor untuk memperlancar kegiatan
asesmen lapangan.
C. Pelaporan Hasil Asesmen Lapangan
1. Asesor
a. Menyusun berita acara hasil asesmen lapangan dengan merujuk pada format
indikator penilaian yang telah ditetapkan.
48
b. Menyajikan dan mendiskusikan berita acara dengan pimpinan/ stakeholders
destinasi.
c. Memperbaiki berita acara berdasarkan hasil diskusi dengan pimpinan/
stakeholders, jika diperlukan.
d. Menandatangani berita acara yang telah disepakati bersama pimpinan stakeholders
destinasi.
e. Menyerahkan berita acara dan seluruh hasil penilaian kepada ISTC, selambat-
lambatnya satu minggu setelah asesmen lapangan di destinasi.
2. ISTC
a. Dewan Eksekutif ISTC menerima laporan hasil asesmen lapangan dari tim
asesor dan selanjutnya melakukan proses perhitungan skor akreditasi.
b. Melakukan validasi hasil asesmen sertifikasi STC.
c. Apabila diperlukan, meminta klarifikasi dari asesor dan atau destinasi jika
dirasa dokumen dan informasi yang tersedia dari asesmen lapangan masih kurang.
d. Menyiapkan Sertifikat STC
e. Menginformasikan hasil penilaian Sertifikasi kepada Destinasi dan
menyerahkan Sertifikat STC
f. Seremonial penyerahan Sertifikat STC
4.2 Tahapan Kerja
Adapun tahapan yang akan dilakukan sebagai langkah periapan awal program STC adalah
sebagai berikut:
Gambar 11.
49
BAB 5
RENCANA AKSI
5.1 Rencana Aksi
Berdasarkan program utama strategi STC yang telah diformulasikan, berikut adalah detil
rencana aksi implementasi STC yang akan dilakukan.
50
51
Tabel 05.
Detail Program Utama - Rencana Aksi STC
RENCANA AKSI SERTIFIKASI PARIWISATA BERKELANJUTAN
No
Program Utama
Kegiatan Prioritas
Lokasi
Indikator Kegiatan
Organisasi
Tahun Pelaksanaan
Keluaran Hasil Penanggung jawab
terkait 2019 (1-6) (7-12)
PROGRAM PERCEPATAN/PENGUATAN SDM - KELEMBAGAAN
1 Payung Hukum - Draft Permen - Membuat mandat
untuk melakukan sertifikasi bagi destinasi, industri (tour operator, hotel, restaurant, pelaku)
Kemenpar GSP
Permenpar pembentukan ISTC (Kelembagaan)
SK Permen Kelembagaan ISTC
Kemenpar Asdep Manstra
Asdep SDM Hubungan Antar Lembaga (SDMHAL)
√
SK Kelompok Kerja Nasional pembangunan pariwisata berkelanjutan
Kemenpar GSP
Terbentuknya SK Kerja tim STC/ Sekretariat Nasional
SK Kerja tim STC/ Sekretariat Nasional (1th atau 2th)
Kemenpar, Asdep Manstra
Asdep SDM Hubungan Antar Lembaga (SDMHAL)
√
2 Lembaga Sertifikasi (ISTC)
Pembentukan INDONESIA SUSTAINABLE TOURISM COUNCIL ISTC (GSTC-UNWTO- MoT) OFFICE
Kemenpar GSP
Terbentuknya Kantor Lembaga Indonesia Sustainable Tourism Council (ISTC) Struktur Organisasi Tupoksi
Kantor Lembaga/ Indonesia Sustainable Tourism Council (ISTC) OFFICE
Asdep Manstra
Asdep SDM Hubungan Antar Lembaga (SDMHAL)
√
Penyusunan Model Bisnis Lembaga Sertifikasi Destinasi
Kemenpar GSP
Tersedia framework Model Bisnis (Voluntarily,
Model Bisnis STC Kemenpar, Asdep Manstra
Tim pokja STC
52
RENCANA AKSI SERTIFIKASI PARIWISATA BERKELANJUTAN
No
Program Utama
Kegiatan Prioritas
Lokasi
Indikator Kegiatan
Organisasi
Tahun Pelaksanaan
Keluaran Hasil Penanggung jawab
terkait 2019 (1-6) (7-12)
Pariwisata Berkelanjutan
Mandatory)
3 Pedoman Finalisasi Print & Upload Website
Website ISTC atau Sustainable Tourism Indonesia
Tersedia pedoman STC yang dapat diakses oleh publik
Pedoman STC Kemenpar, Asdep Manstra
Tim pokja STC √
Draft Permen Pedoman STC
Kemenpar GSP
Tersedia Permenpar Pedoman STC
Permenpar Pedoman STC
Kemenpar, Asdep Manstra
Tim pokja STC
4 Prosedur (Juknis) Draft Juknis Penyusunan Prosedur
Kemenpar GSP
Tersusunnya petunjuk teknis, tahapan-tahapan pedoman pelaksanaan sertifikasi destinasi pariwisata berkelanjutan.
Juknis STC Kemenpar, Asdep Manstra
Tim pokja STC √
5 Sistem Informasi Manajemen Akreditasi STC
Pembuatan Sistem informasi digital untuk administrasi pelaksanaan STC
Website? ST Indonesia or Kemenpar.go.id?
Tersedia Sistem Digital/Online yang dapat diakses oleh assessor maupun asssee
Sistem STC Online
Kemenpar, Asdep Manstra
Tim Pokja IT Tim Pokja STC
√
6 Instrumen Sertifikasi
Penyusunan Form Aplikasi STC secara Digital
Website? ST Indonesia or Kemenpar.go.id?
Tersedia form digital yang dapat diakses online
Form Aplikasi STC Digital
Kemenpar, Asdep Manstra
Tim Pokja IT Tim Pokja STC
√
53
RENCANA AKSI SERTIFIKASI PARIWISATA BERKELANJUTAN
No
Program Utama
Kegiatan Prioritas
Lokasi
Indikator Kegiatan
Organisasi
Tahun Pelaksanaan
Keluaran Hasil Penanggung jawab
terkait 2019 (1-6) (7-12)
Pembuatan Form Rumus Penilaian Desk Evaluation (Excel, online)
Website? ST Indonesia or Kemenpar.go.id?
Tersedia Rumus Penilaian Excel untuk Desk Evaluation yang memudahkan asesor dalam penilaian
Digital Form & Rumus Penilaian Desk Evaluation STC
Kemenpar, Asdep Manstra
Tim Pokja IT Tim Pokja STC
√
Penyusunan Form dan Rumus Penilaian Visitasi Lapangan
Website? ST Indonesia or Kemenpar.go.id?
Tersedia form dan rumus penilaian Visitasi lapangan
Form/Rumus Penilaian Visitasi Lapangan STC
Kemenpar, Asdep Manstra
Tim Pokja IT Tim Pokja STC
√
Penyususnan Form legalitas lainnya:
• Etika Asesor
• Surat Pernyataan
• Berita Acara
• Surat Tugas Asesor
Website? ST Indonesia or Kemenpar.go.id?
Form Takah untuk Template Etika Asesor, Surat Pernyataan, Berita Acara, Surat Tugas.
Form Legalitas STC lengkap
Kemenpar, Asdep Manstra
Tim Pokja IT Tim Pokja STC
√
7 Modul Pelatihan Asesor
• Master Asesor
• Asesor Nasional
• Asesor Lokal
Penyusunan Modul Pelatihan Master Asesor STC (provided by GSTC)
Kemenpar GSP
STC memiliki modul lengkap untuk pelatihan: Master Asesor
Modul Lengkap Pelatihan Master Asesor STC
Kemenpar, Asdep Manstra
GSTC √
Penyusunan Modul Pelatihan Asesor Nasional
Daerah Modul lengkap untuk pelatihan: Asesor Nasional
Modul STC muatan nasional
Kemenpar, Asdep Manstra
Tim Pokja STC √
Penyusunan Modul Destinasi STC memiliki modul Modul STC Kemenpar, Tim Pokja STC √
54
RENCANA AKSI SERTIFIKASI PARIWISATA BERKELANJUTAN
No
Program Utama
Kegiatan Prioritas
Lokasi
Indikator Kegiatan
Organisasi
Tahun Pelaksanaan
Keluaran Hasil Penanggung jawab
terkait 2019 (1-6) (7-12)
Pelatihn Asesor Lokal
lengkap untuk pelatihan Asesor Lokal/Destinasi
muatan Lokal Asdep Manstra
8 Seleksi & Perekrutan Asesor
Perumusan Assessors’ Qualifications & Requirements
Kemenpar GSP
Tersedia kualifikasi Asesor STC yang terdiri dari: Master Asesor Nasional Asesor Lokal/Destination Asesor (berasal dari Pamong & Nayaga sebagai Local Facilitator)
Kualifikasi Master Asesor Asesor Nasional Asesor Lokal
Kemenpar, Asdep Manstra
Tim Pokja STC Asdep SDM Hubungan Antar Lembaga (SDMHAL)
√
Seleksi & Perekrutan Master Asesor Nasional Asesor Asesor Lokal Penetapan oleh SK Menteri
Kemenpar GSP
Tersedia SK Pengangkatan Asesor (Berlaku per tahun) setelah mendapat pelatihan dan penyegaran secara bertingkat (Master Asesor oleh GSTC & UNWTO dan National Assesors dari ISTC)
SK Pengangkatan 10 Master Asesor 10 Nasional Asesor 10 Local/Destination Assessor
Kemenpar, Asdep Manstra
Asdep SDM Hubungan Antar Lembaga (SDMHAL)
√
9 Pelatihan Asesor Pelatihan Master Jakarta, Terlaksananya Certified Master Kemenpar, GSTC √
55
RENCANA AKSI SERTIFIKASI PARIWISATA BERKELANJUTAN
No
Program Utama
Kegiatan Prioritas
Lokasi
Indikator Kegiatan
Organisasi
Tahun Pelaksanaan
Keluaran Hasil Penanggung jawab
terkait 2019 (1-6) (7-12)
Asesor by GSTC & MoT
Kemenpar GSP
pelatihan bagi master asesor oleh GSTC
Assessors Asdep Manstra
Tim Pokja STC
Pelatihan National Assessos by Master Assessors
Jakarta Terlaksananya pelatihan bagi asesor nasional oleh master assessors
Certified National Assessors
Kemenpar, Asdep Manstra
Master Assessors Tim Pokja STC
√
Pelatihan Local Assessors by Master/National Assessors
Jakarta Terlaksananya pelatihan bagi asesor lokal oleh asesor nasional
Certified Local Assessors
Kemenpar, Asdep Manstra
√
PROGRAM PERCEPATAN/PENGUATAN DESTINASI (3A)
10 Sosialisasi STC Melakukan penjelasan mengenai sertifikasi destinasi pariwisata berkelanjutan di 17 + 17 Destinasi pemenang ISTA 2017-2018
Venue acara di Destinasi
Tersosialisasikan pentingnya STC kepada Destinasi
STC Awareness pada 34 Destinasi
Kemenpar, Asdep Manstra
Tim STC DinPar Propinsi/Kabupaten /Kota Asdep SDMHAL
√
11 Pelaksanaan Sertifikasi
Pendampingan bagi destinasi untuk mendaftarkan dokumen STC
Destinasi Destinasi memahami cara mendaftar dan prosedur setifikasi
34 Destinasi mendaftar untuk STC
ISTC
Master Assessors Tim Pokja STC
√
Penjadwalan Asesor untuk pelaksanaan
Kantor ISTC Ditugaskannya asesor untuk
34 Destinasi dijadwalkan
ISTC Asesor √
56
RENCANA AKSI SERTIFIKASI PARIWISATA BERKELANJUTAN
No
Program Utama
Kegiatan Prioritas
Lokasi
Indikator Kegiatan
Organisasi
Tahun Pelaksanaan
Keluaran Hasil Penanggung jawab
terkait 2019 (1-6) (7-12)
Desk Evaluation memeriksa dokumen desk evaluation
untuk desk evaluation STC
Penjadwalan untuk Visitasi Lapangan
Kantor ISTC Ditugaskannya asesor untuk melakukan visitasi lapangan
34 Destinasi dijadwalkan untuk visitasi lapangan STC
ISTC Asesor √
Proses Validasi akhir; Penilaian, Penentuan Level dan penyiapan SERTIFIKAT
Kantor ISTC Terselesaikannya proses sertifikasi untuk 34 Destinasi pertama di Indonesia
34 Destinasi TERSERTIFIKASI STC
ISTC Validator/ Dewan Eksekutif STC
√
12 Evaluasi terhadap kegiatan sertifikasi
Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan STC perdana bagi 34 Destinasi
Kemenpar GSP
Merumuskan hal-hal yang masih perlu diperbaiki/ ditingkatkan/ disempurnakan
Tindaklanjut hasil evaluasi
ISTC Kemenpar, Asdep Manstra
√
13 Tindaklanjut Pembinaan Destinasi
Melakukan pembinaan dan re-sertifikasi untuk hasil: Green – 4th Blue – 3th
Yellow – 2th Red – 1th
Destinasi Menyiapkan tim untuk bekerjasama dengan MCSTO melakukan pembinaan di Destinasi bagi yang belum mencapai green level untuk persiapan reakreditasi selanjutnya
Re-certification untuk hasil: Green – 4th Blue – 3th Yellow – 2th Red – 1th
ISTC Kemenpar, Asdep Manstra
√
57
RENCANA AKSI SERTIFIKASI PARIWISATA BERKELANJUTAN
No
Program Utama
Kegiatan Prioritas
Lokasi
Indikator Kegiatan
Organisasi
Tahun Pelaksanaan
Keluaran Hasil Penanggung jawab
terkait 2019 (1-6) (7-12)
PROGRAM PERCEPATAN/PENGUATAN PEMASARAN
14 Branding Sertifikasi Destinasi Pariwisata Berkelanjutan
Pembuatan Logo STC turunan dari logo STI
Kemenpar GSP
Tersedia Logo STC
Kemenpar Asdep Manstra; Pak Aam, Bu Herdinda, Bu Zahrah
Tim Pokja STC √
Tagline? “More Conserved, More Prosperous”
Kemenpar GSP
Teridentifikasikan nya tagline sebagai positioning
Tag Line STC “More conserved More Prosperous
Kemenpar Asdep Manstra;
Tim Pokja STC √
15 Menyelenggarakan berbagai Event yang membahas masalah sertifikasi destinasi pariwisata berkelanjutan
Melakukan kegiatan FGD, talkshow tentang pentingnya sertifikasi
- Kemenpar Asdep Manstra;
Bagian Pemasaran, Stakeholders di Destinasi
√
Mensosialisasikan hasil-hasil snapshot sertifikasi di berbagai destinasi sebagai etalase kegiatan sertifikasi destinasi pariwisata berkelanjutan
Website Tersosialisasikannya STC ke berbagai destinasi
Meningkatnya kesadaran Destinasi akan pentingnya STC
Kemenpar Asdep Manstra;
Tim Pokja STC √
58
Tabel 06.
Time Table Program Utama Rencana Aksi STC TAHAP 1 (S/d JUNI 2019) → Target 34 Destinasi Certified
RENCANA AKSI SERTIFIKASI PARIWISATA BERKELANJUTAN
Program TAHUN 2019 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
59
No Utama Kegiatan Prioritas JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT NOV DES
PROGRAM PERCEPATAN/PENGUATAN SDM - KELEMBAGAAN 1 Payung Hukum Draft Permen
Membuat mandat untuk melakukan sertifikasi bagi destinasi, industri (tour operator, hotel, restaurant, pelaku)
SK Kelompok Kerja Nasional pembangunan pariwisata berkelanjutan
2 Lembaga Sertifikasi (ISTC)
Pembentukan INDONESIA SUSTAINABLE TOURISM COUNCIL ISTC (GSTC-UNWTO- MoT) OFFICE
Penyusunan Model Bisnis Lembaga Sertifikasi Destinasi Pariwisata Berkelanjutan
3 Pedoman Finalisasi Print & Upload Website
Draft Permen Pedoman STC
4 Prosedur (Juknis)
Draft Juknis Penyusunan Prosedur
5 Sistem Informasi Manajemen Akreditasi STC
Pembuatan Sistem informasi digital untuk administrasi pelaksanaan STC
6 Instrumen Sertifikasi
Penyusunan Form Aplikasi STC secara Digital
Pembuatan Form Rumus Penilaian Desk Evaluation (Excel, online)
Penyusunan Form dan Rumus Penilaian Visitasi Lapangan
Penyususnan Form legalitas lainnya: - Etika Asesor - Surat Pernyataan
60
RENCANA AKSI SERTIFIKASI PARIWISATA BERKELANJUTAN
No
Program Utama
Kegiatan Prioritas
TAHUN 2019 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT NOV DES
- Berita Acara - Surat Tugas Asesor
7 Modul Pelatihan Asesor
Penyusunan Modul Pelatihan Master Asesor STC (provided by GSTC)
Penyusunan Modul Pelatihan Asesor Nasional
RENCANA AKSI SERTIFIKASI PARIWISATA BERKELANJUTAN
No
Program Utama
Kegiatan Prioritas
TAHUN 2019 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT NOV DES
Penyusunan Modul Pelatihan Asesor Lokal
61
RENCANA AKSI SERTIFIKASI PARIWISATA BERKELANJUTAN
No
Program Utama
Kegiatan Prioritas
TAHUN 2019 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT NOV DES
8 Seleksi &
Perekrutan Asesor
Perumusan Assessors’ Qualifications & Requirements
Seleksi & Perekrutan Master Asesor Nasional Asesor Asesor Lokal Penetapan oleh SK Menteri
9 Pelatihan Asesor
Pelatihan Master Asesor by GSTC & MoT
18 s/d 22
Feb
Pelatihan National Assessos by Master Assessors
Pelatihan Local Assessors by Master/National Assessors
PROGRAM PERCEPATAN/PENGUATAN DESTINASI 10 Sosialisasi STC Mensosialisasikan/ penjelasan
mengenai sertifikasi destinasi pariwisata berkelanjutan di 17 + 17 Destinasi pemenang ISTA 2017-2018
11 Pelaksanaan Sertifikasi
Pendampingan bagi destinasi untuk mendaftarkan dokumen STC
Penjadwalan Asesor untuk pelaksanaan Desk Evaluation
62
RENCANA AKSI SERTIFIKASI PARIWISATA BERKELANJUTAN
No
Program Utama
Kegiatan Prioritas
TAHUN 2019 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT NOV DES
Penjadwalan untuk Visitasi Lapangan
Proses Validasi akhir; Penilaian, Penentuan Level dan penyiapan SERTIFIKAT
12 Evaluasi terhadap kegiatan sertifikasi
Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan STC perdana bagi 34 Destinasi
13 Tindaklanjut Pembinaan Destinasi
Melakukan pembinaan dan re-sertifikasi untuk hasil: Green – 4th Blue – 3th
Yellow – 2th Red – 1th
PROGRAM PERCEPATAN/PENGUATAN PEMASARAN 14 Branding
Sertifikasi Destinasi Pariwisata Berkelanjutan
Pembuatan Logo STC turunan dari logo STI
Tagline? “More Conserved, More Prosperous”
15 Menyelenggarakan berbagai Event yang membahas masalah
Melakukan kegiatan FGD, talkshow tentang pentingnya sertifikasi
63
RENCANA AKSI SERTIFIKASI PARIWISATA BERKELANJUTAN
No
Program Utama
Kegiatan Prioritas
TAHUN 2019 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT NOV DES
sertifikasi destinasi pariwisata berkelanjutan
Mensosialisasikan hasil-hasil snapshot sertifikasi di berbagai destinasi sebagai etalase kegiatan sertifikasi destinasi pariwisata berkelanjutan
-
TIMELINE DETAIL PELAKSANAAN SERTIFIKASI
64
Time Table Program Utama Rencana Aksi STC TAHAP 1 (S/d 27 September 2019) → Target …. Destinasi Certified?
No Program Utama Kegiatan Prioritas Waktu PIC Keterangan
PERSIAPAN (PENGUATAN KELEMBAGAAN)
Payung Hukum Draft Permen
Membuat mandat untuk melakukan
sertifikasi bagi destinasi, industri
(tour operator, hotel, restaurant,
pelaku)
MANSTRA
SK Kelompok Kerja Nasional Untuk
STC
MANSTRA
Struktur Organisasi ISTC
Kepala
Lembaga
Sertifikasi
(ISTC)
Pembentukan INDONESIA
SUSTAINABLE TOURISM COUNCIL
ISTC (GSTC-UNWTO- MoT) OFFICE
MANSTRA
Penyusunan Model Bisnis Lembaga
Sertifikasi Destinasi Pariwisata
Berkelanjutan >>>> KUASI
GOVERNMENT
MANSTRA
Rekognisi GSTC
untuk ISTC
Comply dengan Skema Sertifikasi
GSTC
65
No Program Utama Kegiatan Prioritas Waktu PIC Keterangan
Registrasi ke
Komite Akreditasi
Nasional (KAN)
Bersurat/ Korespondensi dengan
KAN terkait pembentukan ISTC
Membawa draft SK ISTC ke KAN
untuk masukkan terkait persyaratan
pembentuan lembaga sertifikasi
Branding
Sertifikasi
Destinasi
Pariwisata
Berkelanjutan
Pembuatan Logo STC turunan dari
logo STI
11 Februari 2019 MANSTRA Done
Tagline?
“More Conserved, More Prosperous”
MANSTRA
Pedoman Finalisasi Print & Upload Website MANSTRA Pedoman, Done
Draft Permen Pedoman STC MANSTRA
Prosedur (Juknis) Draft Juknis
Penyusunan Prosedur
MANSTRA
Sistem Informasi
Manajemen
Akreditasi STC
Pembuatan Sistem informasi digital
untuk administrasi pelaksanaan STC
MANSTRA
66
No Program Utama Kegiatan Prioritas Waktu PIC Keterangan
Instrumen
Sertifikasi
Penyusunan Form Aplikasi STC secara
Digital
On progress
Pembuatan Form Rumus Penilaian
Desk Evaluation (Excel, online)
On Progress
Penyusunan Form dan Rumus
Penilaian Visitasi Lapangan
On Progress
Penyusunan Form legalitas lainnya:
- Etika Asesor
- Surat Pernyataan
- Berita Acara
- Surat Tugas Asesor
On Progress
Modul Pelatihan
Asesor
Penyusunan Modul Pelatihan Master
Asesor STC (provided by GSTC)
Penyusunan Modul Pelatihan Asesor
Nasional
Penyusunan Modul Pelatihan Asesor
67
No Program Utama Kegiatan Prioritas Waktu PIC Keterangan
Lokal
Seleksi &
Perekrutan Asesor
Perumusan Assessors’ Qualifications
& Requirements
Seleksi & Perekrutan
Master Asesor
Nasional Asesor
Asesor Lokal
Penetapan oleh SK Menteri
Pelatihan Asesor Pelatihan Master Assessor by GSTC &
MoT
19 – 22 Februari
2019
MANSTRA
Zahrah
20 Master Assessor
menunggu online test
Pelatihan National Assessor by
Master Assessor
Pelatihan Local Assessors by
Master/National Assessors
68
No Program Utama Kegiatan Prioritas Waktu PIC Keterangan
Site Supervision by
GSTC
• Invite GSTC for Site Visit
(Pada saat pelaksanaan STC
untuk Destinasi yang
perdana)
• Workshop for Hotel & Tour
Operator Criteria & Indicators
Mei 2019 Kemenpar:
MANSTRA/
PIEP
PELAKSANAAN STC (PENGUATAN DESTINASI & PEMASARAN)
Sosialisasi STC Mensosialisasikan/ penjelasan
mengenai sertifikasi destinasi
pariwisata berkelanjutan di 17 + 17
Destinasi pemenang ISTA 2017-2018
April 2019 PIEP
Pelaksanaan
Sertifikasi
Pendampingan bagi destinasi untuk
mendaftarkan dokumen STC
PIEP
Penjadwalan Asesor untuk
pelaksanaan Desk Evaluation
PIEP
Penjadwalan untuk Visitasi Lapangan PIEP
Proses Validasi akhir;
Penilaian, Penentuan Level dan
penyiapan SERTIFIKAT
PIEP
Evaluasi terhadap
kegiatan sertifikasi
Melakukan evaluasi terhadap
pelaksanaan STC perdana bagi 34
PIEP
69
No Program Utama Kegiatan Prioritas Waktu PIC Keterangan
Destinasi
Tindaklanjut
Pembinaan
Destinasi
Melakukan pembinaan dan re-
sertifikasi untuk hasil:
Green – 4th
Blue – 3th
Yellow – 2th
Red – 1th
PIEP
Menyelenggarakan
berbagai Event
yang membahas
masalah sertifikasi
destinasi
pariwisata
berkelanjutan
Melakukan kegiatan FGD, talkshow
tentang pentingnya sertifikasi
PIEP
Mensosialisasikan hasil-hasil
snapshot sertifikasi di berbagai
destinasi sebagai etalase kegiatan
sertifikasi destinasi pariwisata
berkelanjutan
PIEP
70
71
5.2 Quick Win
1. Sosialisasi mengenai sertifikasi destinasi pariwisata berkelanjutan kepada destinasi
pariwisata peserta ISTA
2. Pelatihan asesor sertifikasi pariwisata berkelanjutan dari destinasi peserta ISTA, yang
selanjutnya dapat menjadi asesor tingkat lokal
3. Pelatihan asesor sertifikasi pariwisata berkelanjutan dari STO untuk dijadikan asesor
nasional.
4. Pelatihan Master Asesor oleh UNWTO/GSTC
5. Publikasi hasil-hasil kegiatan sertifikasi secara intens
6. Pembentukan Tim Khusus untuk percepatan pengembangan sertifikasi destinasi
pariwisata berkelanjutan.
7. Penyelenggaraan Event unggulan 2019
8. Pemanfaatan forum pemenang ISTA 2017 & 2018 untuk mempercepat sosialisasi
sertifikasi pariwisata berkelanjutan
9. Pemanfaatan STO untuk melakukan sosialisasi sertifikasi pariwisata berkelanjutan
10. Menyelenggarakan pameran destinasi pariwisata berkelanjutan sekaligus ajang
promosi sertifikasi destinasi pariwisata berkelanjutan.
72
BAB 6
EVALUASI PEMANTAUAN DAN KONTROL
6.1. Evaluasi Pemantauan (Monitoring)
Tambahkan Dokumen sustainable tourism strategy (STS) yang harus dibuat oleh masing-
masing STD dan STO
Gambar ……
Sumber: ……
Evaluasi Pemantauan dilakukan melalui empat mekanisme:
1. Rapor Destinasi
Destinasi membuat rapor tahunan terkait kondisi terkini STDev dengan mengacu kepada
Permenpar No. 14 Tahun 2016.
2. Pelibatan DPP dan Kabupaten
Pelibatan DPP dan Kabupaten dalam monitoring dan pembuatan dokumen Sustainable destination
strategy untuk mengerjakan perencanaan tersebut.
3. Pengukuran Daya Dukung
73
Secara berkala destinasi melakukan pengukuran terhadap daya dukung nya, baik daya
dukung fisik maupun daya dukung social.
4. Surveillance Visit
Kegiatan ini dilaksanakan untuk melakukan cek dan ricek terhadap destinasi yang
tersertifikasi untuk memastikan bahwa destinasi tersebut bertanggungjawab terhadap
capaiannya.
Tambahkan instrumen/checklist monitoring/pengawasan
6.2. Kontrol
Gambar ………
Sumber: …………..
Pengawasan/Kontrol dilakukan melalui empat mekanisme:
1. Laporan Tahunan
Setelah sertifikasi selesai, destinasi diminta membuat laporan tahunan berdasarakan rapor terkait
kondisi terkini STDev dengan mengacu kepada Permenpar No. 14 Tahun 2016.
2. Pertemuan Koordinasi Terjadwal
74
Pertemuan terjadwal dimaksudkan untuk menjadi ajang pelaporan secara formal dimana
didalamnya juga terdapat paparan mengenai data terkini, sharing dan update berbagai hal terkait
dengan kondisi destinasi setelah tersertifikasi. Pertemuan dilaksanakan minimal satu tahun sekali.
3. Pertemuan Luar Biasa
Pertemuan ini dilakukan jika terdapat kebutuhan mendesak untuk melakukan koordinasi dengan
semua destinasi tersertifikasi atau pertemuan terbatas hanya dengan beberapa destinasi saja.
4. Komunikasi Berkala
Komunikasi dilakukan melalui berbagai media untuk memastikan tersampaikannya berbagai
informasi penting terkait pelaksanaan STDev pada destinasi yang tersertifikasi. Selain website resmi
dari ISTC, juga akan digunakan beberapa platform media social seperti Instagram dan Facebook
yang dapat menjadi sarana untuk merangkum kisah sukses maupun berbagai aktivitas STDev pada
destinasi tersertifikasi.
75
LAMPIRAN
ESTIMASI BIAYA STC DIGITAL SYSTEM
ITEM ITEM DESCRIPTION QUANTITY PRICE (Rp)
ALAT
1. Server + Domain Domain Web per year 1 1.000.000,-
Server Xeon Silver 4114 RAM 16GB Hard Drive 2TB 750W
1 100.000.000,-
2. Komputer MacBook Pro 2,3 GHz, i5 8th Gen Boost to 3.8 GHz Intel iris Plus Graphic 655 8 GB 2133MHz LPDDR3 RAM 512 GB Storage
1 30.000.000,-
3. Software Office 2016/ Office 2018 (per year) 1 350.000,-
Adobe Creative Cloud 2016/2018 1 5.500.000,-
Sub total 136.850.000,-
JASA
1. Pembuatan Instrumen
- Excel File Instrumen Penilaian Akreditasi
- Form Aplikasi Digital STC - Profile Destinasi - Self Evaluation - Link File for Reporting - Data Base administering (1
year)
100.000.000,-
Total 236.850.000
76
Tabel 1
Jadwal Pelaksanaan FGD serta Perumusan STC
TANGGAL KEGIATAN
27 Agustus 2018 Menyelenggarakan FGD 1, merumuskan poin-poin persiapan STC
28 Agustus –
25 Oktober 2018
Tim Kerja Sustainable Tourism Indonesia yang ditunjuk melakukan
kajian terkait pentingnya STC dan bench mark penerapannya di negara-
negara lainnya
26 Oktober 2018 Melaksanakan Rapat Koordinasi, konsultasi dan sinkronisasi data
dengan Asdep Manajemen Strategis beserta jajarannya.
27 Oktober – 15
November 2018
Tim kerja menyusun dan memformulasikan draft SRA untuk STC
16 November 2018
Menyelenggarakan FGD 2 dengan melibatkan perwakilan seluruh
pemangku kepentingan. Kegiatan ini lebih fokus kepada pembahasan
hasil pengumpulan data, strategi dan implementasi, serta konten
(draft) rencana aksi.
7 Desember 2018 Finalisasi Tabel Timeline SRA Sertifikasi Pariwisata Berkelanjutan,
menetapkan prioritas aksi, penanggungjawab dan target
pelaksanaan/penyelesaian.
4 Januari 2019 Diskusi perencanaan anggaran
10 Januari 2019 Finalisasi Anggaran
14 Januari 2019 Diskusi Pembagian tugas persiapan (MANSTRA) dan pelaksanaan (PIEP)
31 Januari 2019 Diskusi realisasi Instrumen STC
77
Logo
Usulan logo
Logo Turunan
78
Bentuk Sertifikat
79
Lampirkan Contoh Instrumen