Strategi Komunikasi Sosial Melalui Wisata...

23
1 Strategi Komunikasi Tanggungjawab Sosial Melalui Wisata Industri Terhadap Peningkatan Merek PT Dua Kelinci Disusun Oleh : Daniel Ragil Nugraha 602013612 Dosen Pembimbing : George Nicholas Huwae, S.Pd, M.I.Kom. S1 Public Relations Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga 2017

Transcript of Strategi Komunikasi Sosial Melalui Wisata...

Page 1: Strategi Komunikasi Sosial Melalui Wisata PTrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14071/1/T1_602013612_Full... · Sebaliknya suatu organisasi / perusahaan akan dapat ... Hal lainnya

1

Strategi Komunikasi Tanggungjawab Sosial Melalui Wisata

Industri Terhadap Peningkatan Merek PT Dua Kelinci

Disusun Oleh :

Daniel Ragil Nugraha

602013612

Dosen Pembimbing :

George Nicholas Huwae, S.Pd, M.I.Kom.

S1 Public Relations

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga

2017

Page 2: Strategi Komunikasi Sosial Melalui Wisata PTrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14071/1/T1_602013612_Full... · Sebaliknya suatu organisasi / perusahaan akan dapat ... Hal lainnya

2

Page 3: Strategi Komunikasi Sosial Melalui Wisata PTrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14071/1/T1_602013612_Full... · Sebaliknya suatu organisasi / perusahaan akan dapat ... Hal lainnya

3

Page 4: Strategi Komunikasi Sosial Melalui Wisata PTrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14071/1/T1_602013612_Full... · Sebaliknya suatu organisasi / perusahaan akan dapat ... Hal lainnya

4

Page 5: Strategi Komunikasi Sosial Melalui Wisata PTrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14071/1/T1_602013612_Full... · Sebaliknya suatu organisasi / perusahaan akan dapat ... Hal lainnya

5

Page 6: Strategi Komunikasi Sosial Melalui Wisata PTrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14071/1/T1_602013612_Full... · Sebaliknya suatu organisasi / perusahaan akan dapat ... Hal lainnya

6

SETRATEGI KOMUNIKASI TANGGUNGJAWAB SOSIAL MELALUI

WISATA INDUSTRI TERHADAP PENINGKATAN MEREK PT. DUA

KELINCI

1) Daniel Ragil Nugraha, 2)George Nicholas Huwae, S.P.d., M.I.Kom.

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia

Email : 1) [email protected], 2) [email protected]

Abstrak

Maintain and enhance corporate image, the necessary programs ongoing

communication strategies through public relations strategy. One program that can be

used is a corporate social responsibility. PT Dua Kelinc have a social responsibility

program that is tourist industry. The program is expected from the company is able to

give effect to the surrounding communities as well get the profit.

This study uses descriptive qualitative research. The results showed that social

responsibility programs through travel industri developed by PT. Dua Kelinci impact to

the surrounding community. PT. Dua Kelinci also benefit from these activities in the form

of profit for the company. Getting a good image in front of prospective customers is the

goal of the activity.

Keyword : Communication Strategies, Corporate Social Responsibility, PT. Dua Kelinci.

Abstrak

Dalam mempertahankan dan meningkatkan citra perusahan, diperlukan program-

program strategi komunikasi yang berkesinambungan melalui strategi public

relations.Salah satu program yang dapat digunakan adalah tanggungjawab sosial

perusahaan.PT. Dua Kelinci memiliki suatu program tanggungjawab sosial yaitu wisata

industri.Dari program tersebut diharapkan perusahaan mampu memberikan dampak

terhadap masyarakat sekitar sekaligus mendapatkan profit.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif.Hasil

penelitian menunjukkan bahwa program tanggungjawab sosial melalui wisata industri

yang dikembangkan oleh PT. Dua Kelinci memberikan dampak bagi masyarakat

sekitar.PT. Dua Kelinci juga mendapatkan keuntungan dari kegiatan tersebut berupa

profit bagi perusahaan.Mendapatkan citra yang baik dihadapan calon konsumen adalah

tujuan dari kegiatan tersebut.

Kata Kunci :Strategi Komunikasi, Tanggungjawab Sosial Perusahaan, PT. Dua Kelinci

1) MahasiswaFakultasTeknologiInformasiJurusan Public Relations, Universitas Kristen

SatyaWacanaSalatiga

2)Staff PengajarFakultasTeknologiInformasi, Universitas Kristen SatyaWacanaSalatiga.

Page 7: Strategi Komunikasi Sosial Melalui Wisata PTrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14071/1/T1_602013612_Full... · Sebaliknya suatu organisasi / perusahaan akan dapat ... Hal lainnya

7

1. Pendahuluan PT. Dua Kelinci merupakan perusahaan nasional yang bergerak

dalam bidang industri makanan ringan di Indonesia, memiliki bahan baku

hasil pertanian asli Indonesia, PT. Dua Kelinci berkomitmen untuk

bermitra dengan petani lokal tanah air sebagai penyuplai bahan baku dasar

setiap produk PT. Dua Kelinci. Komitmen tersebut sebagai salah satu

bentuk kepedulian PT. Dua Kelinci terhadap petani lokal agar tetap

mampu menghasilkan hasil-hasil pertanian di Indonesia. Berbagai inovasi

produk telah diciptakan dan dipasarkan oleh PT. Dua Kelinci. Dengan

produksi kacang tanah sebagai produk utama dan unggulan, seiring

berkembangnya perusahaan dan permintaan pasar, PT. Dua Kelinci

menghasilkan produk-produk berbahan bahan baku selain kacang tanah,

bahan baku tersebut antara lain, Kacang Polong, Kacang Koro, Emping,

Jagung, Melinjo, dan produksi-produksi wafer.“Brand Awareness adalah

kemampuan pembeli potensial untuk mengenali atau mengingat bahwa

sebuah merek merupakan anggota dari kategori produk tertentu”

(rajapresentasi.com). Persaingan perusahaan yang bergerak dalam bidang

industry makanan ringan sangat sengit, karena hingga saat ini belum ada

satu merek yang berhasil memonopoli penjualan. Bahkan juga belum ada

yang mampu mencapai level Top Of Mind dalam teori Brand Awareness.

Top Of Mind adalah kondisi suatu merek yang berhasil melekat dalam

benak masyarakat ketika mengingat salah satu produk.

PT. Dua Kelinci memiliki banyak competitor di Indosesia dalam

bidang produsen makanan ringan, yang sama-sama memunculkan Kacang

sebagai produk unggulannya. Kondisi tersebut memaksa perusahaan-

perusahaan industri makanan ringan berbahan dasar kacang untuk kreatif

dan inovatif untuk menarik calon konsumen.Untuk meningkatkan nilai

merek, PT. Dua Kelinci memiliki berbagai program, program periklanan

dan teknik-teknik pemasaran sudah dijalankan oleh PT. Dua Kelinci. PT.

Dua Kelinci juga memiliki tanggungjawab sosial, tanggungjawab sosial

tersebut juga digunakan oleh Dua Kelinci sebagai upaya untuk

meningkatkan merek, PT. Dua Kelinci memilik satu program unggulan

yaitu mengadakan wisata industri di Pabrik produksi produksi PT. Dua

Kelinci. Wisata Industri yang diadakan gratis untuk semua orang tersebut

bertujuan agartarget market dan target audience mengetahui lebih jauh

tentang PT. Dua Kelinci, dalam satu paket Wisata Industri tersebut, peserta

akan diajak berkeliling pabrik produksi, disuguhi presentasi perjalanan PT.

Dua Kelinci, hingga yang terakhir adalah wisata belanja. Tujuan akhir dari

wisata industri tersebut adalah supaya PT. Dua Kelinci mendapatkan tahap

top of mind dalam persaingan merek, setidaknya bagi calon konsumen

yang telah berkunjung wisata industri.

2. Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu

Terdapat penelitian sebelumnya yang meneliti mengenai strategi

komunikasi.Salah satunya penelitian yang dilakukan oleh Naning

Page 8: Strategi Komunikasi Sosial Melalui Wisata PTrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14071/1/T1_602013612_Full... · Sebaliknya suatu organisasi / perusahaan akan dapat ... Hal lainnya

8

Damayanti (2012) dalam jurnal yang berjudul “Hubungan Antara Brand

Awareness Terhadap Motivasi Pembelian”.Hasil yang diperoleh dari

penelitian tersebut adalah bahwa ada hubungan yang signifikan antara

brand awareness dengan motivasi pembelian konsumen, dimana

penelitian tersebut dilakukan di AMDK WaterMed dan Hamaang.

2.2 Konsep Public Relations

Public Relations sering didiskripsikan terlalu dangkal oleh banyak

kalangan (Silvia, 2009), Public Relations adalah suatu penghubung

masyarakat, masyarakat itu sendiri dapat dipahami sebagai individu

ataupun kelompok, kelompok juga dapat diklarifikasikan sebagai

organisasi dan perusahaan. Public Relations ada untuk menjadi

penghubung dalam membangun interaksi timbal balik sebagai upaya

persuasi satu sama lain. Public Relations menjadi unsur penting dalam

membangun citra diri, kelompok, organisasi, perusahaan, atau partai

politik sekalipun.

Tujuan serta fungsi Public Relation

Tujuan dari public relations adalah mewujudkan hubungan yang harmonis

atau menciptakan opini public yang favorable baik internal maupun

eksternal.

Adapun fungsi dari Public Relations menurut Bettrand R (1968) adalah

sebagai berikut:

Mengabdi kepada kepentingan umum

Jika tidak untuk kepentingan publik baik itu internal maupun eksternal,

maka tidak mungkin akan tercipta suatu hubungan yang

menyenangkan. Sebaliknya suatu organisasi / perusahaan akan dapat

sukses apabila segala tindakannya adalah sebagai pengabdian kepada

kepentingan umum.

Memelihara komunikasi yang baik

Seorang Public Relations yang melakukan kegiatan Public Relations

akan berhasil di dalam kepemimpinannya, apabila ia ikut bergaul

dengan para karyawannya. Ia harus melakukan kegiatan komunikasi

bukan saja dalam hubungan dinas tetapi juga diluar dinasnya. Misalnya

dengan mengadakan pertandingan olahraga, kegiatan anjangsana dan

lain – lain.

Menitik beratkan kepada norma dan tingkah laku yang baik

Seorang pemimpin yang baik dalam tingkah lakunya akan menitik

beratkan kepada moralitas, ia juga akan mempunyai wibawa apabila

tidak cacat moral dan tingkah lakunya. Ia harus menjadi teladan bagi

bawahannya.

Dalam strategi komunikasi Public Relations, iklan dan promosi

menjadi salah satu program strategi yang sangat penting. Berbagai action

program tanpa ada komunikasi program maka tidak akan ada hasilnya.

Sehingga komunikasi program yang salah satunya melalui promosi dan

iklan adalah suatu komunikasi program yang harus dijalankan oleh

Page 9: Strategi Komunikasi Sosial Melalui Wisata PTrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14071/1/T1_602013612_Full... · Sebaliknya suatu organisasi / perusahaan akan dapat ... Hal lainnya

9

seorang praktisi public relations. Dalam promosi sendiri, ada berbagai

banyak cara untuk melakukan promosi, salah satunya door to door sales.

Bukan hanya barang maupun jasa yang dapat ditawarkan melalui promosi

door to door sales tersebut, tetapi berbagai program aksi seperti

tanggungjawab sosial dapat juga dijalankan melalui promosi door to door

sales. Karena promosi model tersebut dapat langsung bersentuhan

langsung dengan masyarakat sehingga pelaku tanggungjawab sosial dapat

mengetahui apa yang sedang diinginkan masyarakat. George & Michael

Belch (2003), dalam Advertising and Promotion : an integrated marketing

communication perspective, mengemukakan bahwa “Advertising and

promotion are an integral part of our sosial and economic systems. In our

complex society, advertising has evolved into a vital communications

system for both consumers and businesses. The ability of advertising and

other promotional methods to deliver carefully prepared messages to

target audiences has given them a major role in the marketing programs

of most organizations”. Dalam tulisan tersebut, George dan Michael Belch

menjelaskan bahwa iklan dan promosi adalah bagian integral dari sistem

sosial dan ekonomi masyarakat. Menjadi bagian yang tidak dapat

terpisahkan dalam sistem sosial dan ekonomi. Tanpa adanya sebuah

promosi, maka sistem ekonomi akan berjalan ditempat, karena usaha tidak

dapat berkembang tanpa adanya promosi yang dilakukan oleh perusahaan.

Begitu juga sistem sosial yang tidak berkembang tanpa adanya promosi,

hubungan antara masyarakat dan perusahaan tidak berkembang, padahal

perusahan membutuhkan relasi dengan masyarakat untuk mengembangkan

usahanya. Sehingga, tanpa promosi, maka sistem ekonomi maupun sistem

sosial tidak akan berkembang.

2.3 Teori Brand Awareness

Merek adalah nama, istilah, simbol, tanda, atau perpaduan dari hal

tersebut. Pengertian lain mengatakan bahwa merek merupakan

internalisasi posisi khusus dipikiran mereka berdasarkan manfaat-manfaat

emosional dan fungsional yang dirasakan. Tujuan pemberian merek pada

suatu produk untuk memberikan identitas khusus yang membedakan

dengan produk yang lainnya.

Menurut Durianto (2004:30), Brand Awareness dapat dibangun

dan diperbaiki melalui cara-cara berikut :

Pesan yang disampaikan oleh suatu merek harus mudah diingat

oleh konsumen

Pesan yang disampaikan harus berbeda dengan produk lainnya

serta harus ada hubungan antara merek dengan kategori lainnya

Memakai slogan maupun jingle lagu yang menarik sehingga

membantu konsumen mengingat merek

Jika suatu merek memiliki symbol, hendaknya symbol tersebut

dapat diuhubungkan dengan mereknya

Perluasan nama merek dapat dipakai agar merek semakin diingat

konsumen

Page 10: Strategi Komunikasi Sosial Melalui Wisata PTrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14071/1/T1_602013612_Full... · Sebaliknya suatu organisasi / perusahaan akan dapat ... Hal lainnya

10

Brand Awareness dapat diperkuat dengan memakai suatu isyarat

yang sesuai dengan kategori produk, merek, maupun keduanya

Melakukan pengulangan untuk meningkatkan, karena membentuk

ingatan adalah lebih sulit dibandingkan membentuk pengenalan

Menurut David A. Aaker (1997:61) Brand Awareness adalah seberapa

namamerek mampu disebutkan oleh konsumen yang merupakan calon

pembeli untuk mengenali atau menyebutkan kembali suatu merek yang

merupakan bagian dari suatu kategori tertentu.

Teori dari Aaker tersebut memberikan padangan bahwa pemilihan

merek menjadi sesuatu yang sangat vital dalam meningkatkan Brand

Awareness. Perusahaan harus memperhatikan dimana target market dan

target audedience dari produk yang dipasarkan, karena setiap negara

bahkan setiap daerah memiliki dialek dan huruf yang berbeda-beda

sehingga harus memperhatikan kedua hal tersebut. Contohnya jika produk

tersebut dipasarkan untuk seluruh negara didunia, maka huruf yang terbaik

untuk dipakai adalah huruh latin, sedangkan angka terbaik adalah angka

Arabic. Karena huruf latin dan angka Arabic adalah yang dipakai oleh

mayoritas orang diseluruh dunia, sekaligus menjadi huruf dan angka

Internasional. Hal lainnya yang perlu diperhatikan adalah pemberian nama

yang harus singkat, padat, jelas, dan mudah diucapkan oleh target market

dan target audience. Dari kemudahan pengucapan tersebut maka nama

suatu merek akan menjadi mudah untuk diingat.

Dalam buku Karya Patricia F. Nicolina (2001) yang berjudul “The

Complete Idiot’s Guide to Brand Management” mengemukakan bahwa

“Brand is the whole business process of choosing, what kind of value, and

what kind of identifiable components the entity will have”. Pendapat

tersebut semakin menguatkan bahwa merek adalah keseluruhan dari nilai

bisnis itu sendiri. Artinya pendapat tersebut beranggapan bahwa merek

memegang kunci suatu proses bisnis. Apabila ingin menaikkan suatu

bisnis, harus diawali dengan menaikkan merek itu sendiri. Sehingga

semakin berkembangnya sebuah persaingan bisnis, maka peran Public

Relations sangat dibutuhkan untuk membuat konsep bagaimana cara

perusahaan tersebut mampu menaikkan mereknya sehingga seiring

meningkatnya nilai merek maka target market akan lebih mudah untuk

didapatkan.

Suatu merek harus memiliki positioning yang jelas, dan positioning

suatu merek harus melalui komunikasi. Karena komunikasi adalah hal

utama dalam membangun suatu merek sehingga merek tersebut dapat

semakin kuat dan sesuai dengan positioning-nya. Seperti yang dikutip oleh

Dave Sutton dan Tom Klein (2003) dalam buku Enterprise Marketing

Manajemen : The New Science Of Marketing, kutipan tersebut diambil

dalam buku “The End Of Marketing As We Know It” karya Sergio Zyman

(1999), mengungkapkan bahwa “Every brand has to have a positioning

strategy and everything you do with regard to that brand must

communicate it”. Menurut Zyman dalam tulisan tersebut, bahwa yang

paling penting dalam membangun suatu merek adalah dengan menentukan

Page 11: Strategi Komunikasi Sosial Melalui Wisata PTrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14071/1/T1_602013612_Full... · Sebaliknya suatu organisasi / perusahaan akan dapat ... Hal lainnya

11

positioning dan haru mengkomunikasikannya. Komunikasi yang dipilih

harus sesuai dengan bidang perusahaan tersebut bergerak, sehingga

strategi komunikasi yang dijalankan dapat menjangkau target audience

yang sesuai dengan target market yang telah ditentukan.

2.4 Teori Tanggungjawab Sosial

Konsep tanggungjawab sosial saat ini, menurut wibisoso (2007)

melaporkan bahwa tanggungjawab sosial didefinisikan sebagai komitmen

usaha untuk terus-menerus bertindak secara etis, beroperasi secara legal

dan berkontribusi untuk pengingkatan ekonomi, bersamaan dengan

peningkatan kualitas hidup komunitas lokal, masyarakat secara lebih luas.

Komitmen etis adalah dengan memberikan komitmen yang layak bagi

kehidupan disekitarmya, baik itu kehidupan lingkungan maupun

kehidupan masyarakat di sektiarnya. Kehidupan-kehidupan sekitar itulah

yang menjadi kewajiban perusahaan unutk bertindak etis. Masyarakat

memerlukan bantuan dari perusahaan, karena tidak semua masyarakat

disekitar perusahaan memiliki kehidupan yang layak, sehingga perusahaan

memiliki kewajiban membuat tanggungjawab sosial berupa bantuan-

bantuan yang layak dan berkesinambungan. Program berkesinambungan

itulah yang membuat tanggung jawab sosial perusahaan menjadi program

yang baik. Karena program yang berkesinambungan tersebut tidak hanya

memberikan jangka pendek, tetapi memberikan kesempatan bagi

masyarakat sekitar untuk berkembang sesuai dengan sumber daya manusia

maupun sumber daya alam yang berkembang di masyarakat tersebut.

Tanggungjawab sosial perusahaan juga telah banyak digunakan

perusahaan unutk menutup kegiatan-kegiatan usahanya yang merusak

lingkungan maupun masyarakat. Perusahaan memanfaatkan masyarakat

dan lingkungannya untuk mengembangkan proses bisnisnya, sehingga

perusahaan yang seperti ini harus memiliki tanggung jawab sosial yang

berkesinambungan untuk lingkungan dan masyarakat. Seperti yang

dituangkan dalam buku Corporate Sosial Responsibility : Kemuliaan

Untuk Meraih Kemuliaan Bisnis yang ditulis oleh Joko Prastowo dan

Miftachul Huda, menjelaskan bahwa “ketika perusahaan berdampak

negatif terhadap masyarakat, maka kewajiban perusahaan tersebut adalah

membalikkan keadaan masyarakat yang mengalami dampak tersebut

kepada keadaan yang lebih baik”. Memang saat ini banyak perusahaan

yang telah memanfaatkan lingkungan dan masyarakat untuk mencapai

proses bisnisnya agar menjadi berkembang. Tetapi perusahaan-perusahaan

tersebut melupakan suatu konsep sosial dan lingkungan yang harus dijaga.

Masyarakat dan lingkungan dijadikan korban untuk mengembangkan

bisnisnya. Sehingga perusahaan-perusahaan tersebut seharusnya memiliki

tanggung jawab sosial perusahaan untuk membalikkan keadaan

masyarakat dan lingkungan yang telah rusak akibat keegoisan perusahaan

tersebut dalam mengembangkan proses bisnisnya.

2.5 Teori Kesan

Ilmu tentang kesan pertama kali dikemukakan oleh Michael Argyle

(1952-2002), seorang ahli psikologi yang karyanya dijadikan salah satu

Page 12: Strategi Komunikasi Sosial Melalui Wisata PTrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14071/1/T1_602013612_Full... · Sebaliknya suatu organisasi / perusahaan akan dapat ... Hal lainnya

12

teori di ilmu psikologi, termasuk teori kesan. Argyle (1994),

mengemukakan bahwa ada 3 (tiga) cara pengelolaan kesan, yaitu

keinginan untuk medapatkan imbalan materi atau sosial, untuk

mempertahankam atau meningkatkan harga diri, dan untuk mempermudah

pengembangan identitas diri.

Kesan dibutuhkan dalam ilmu dan kegiatan Public Relations

karena citra dapat dibangun melalui kesan, sehingga dalam kegiatan

Public Relations salah satunya membuat kesan yang baik dihadapan

konsumen. Jika 3 (tiga) teori Argyle tersebut ditarik kedalam kegiatan

wisata industri yang diadakan oleh PT. Dua Kelinci, dapat diambil

kesimpulan bahwa kegiatan tersebut bertujuan untuk membangun citra PT.

Dua Kelinci melalui kesan yang diberikan kepada peserta kunjungan

wisata industri di PT. Dua Kelinci Pati. Dalam membangun kesan,

perusahan juga perlu untuk membuat pelanggan puas dalam setiap

pelayanan yang diberikan oleh perusahaan. Seperti yang ada dalam buku

karya Susatyo Herlambang yang berjudul “Public Relations and Customer

Service”mangatakan bahwa kepuasan pelanggan adalah tingkat perasaan

seseorang setelah membandingkan kinerja yang dirasakan dibandingkan

dengan harapannya. Setiap orang memiliki bayangan tersendiri mengenai

kepuasan pelayanan, sehingga sebagai pelaku usaha, perusahaan harus

memiliki kualitas yang sangat maksimal sehingga pelayanan perusahaan

memiliki tingkat kepuasan dibandingkan dengan harapan dan bayangan

semua orang. Dari pelayanan tersebut, dapat membangun citra bagi

perusahaan karena pelayanan dari perusahaan akan mendapatkan kesan

dari calon customer yang dapat mempengaruhi citra perusahaan.

3. Metode Penelitian Dalam Jurnal ini, penulis menggunakan metode penelitian kualitatif

deskriptip.Menurut salah Moleong (2007:6), penelitian kualitatif adalah

penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang

dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan,

dll., secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk katakata dan

bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan

berbagai metode alamiah. Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian

adalah anak-anak sekolah yang pernah menjadi peserta tanggung jawab sosial

melalui wisata industri di PT. Dua Kelinci Pati. Sedangkan yang menjadi

objek penelitian yaitu wisata industri dan citra PT. Dua Kelinci. Teknik

pengambilan data dengan metode wawancara terhadap nara sumber, dan

dalam bentuk persuasif karena yang menjadi nara sumber adalah anak-anak.

Data hasil wawancara diolah dan dianalisis menggunakan metode kualitatif

deskriptif.Untuk membuktikan validitas data, penulis menggunakan bahan

referensi. Bahan referensi yang dimaksud adalah adanya pendukung untuk

membuktikan data yang telah ditemukan oleh penulis. Sebagai contoh, data

hasil wawancara perlu didukung dengan adanya hasil angket.

Page 13: Strategi Komunikasi Sosial Melalui Wisata PTrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14071/1/T1_602013612_Full... · Sebaliknya suatu organisasi / perusahaan akan dapat ... Hal lainnya

13

4. Hasil dan Pembahasan Yang menjadi titik utama penelitian ini adalah peran tanggung jawab

sosial perusahaan melalui wisata industri terhadap citra PT. Dua

Kelinci.Dikaitkan dengan teori Public Relations, kesandan Brand Awarness

maka penelitian ini akan menjadikan peningkatan citra merek Dua Kelinci

sampai tahap pengambilan keputusan calon konsumen. Pengambilan

keputusan konsumen dipengaruhi oleh beberapa indikator. Seperti teori-teori

yang telah penulis jabarkan di BAB II, bahwa ada teori Public Relations yang

membuat calon konsumen mengenal lebih jauh tentang perusahaan, teori

kesan yang ditujukan agar calon konsumen mengingat hal positif yang telah

disajikan PT. Dua Kelinci dalam menyelenggarakan kegiatan wisata industri,

dan teori brand awareness untuk calon konsumen mengenali perusahaan dan

produk-produk yang telah dihasilkan. Kegiatan wisata industri yang

diselenggarakan oleh PT. Dua Kelinci menjadi kegiatan utama sebagai

penunjang peningkatan merek karena target audience dari wisata industri

tersebut sama dengan target market produk PT. Dua Kelinci. Selain untuk

meningkatkan merek, kegiatan tersebut juga sebagai tanggung jawab sosial

perusahaan, karena dalam kegiatan tersebut ada pula nilai edukasi yang

bermanfaat bagi peserta wisata industri. Program CSR ini adalah program

CSR yang begitu luar biasa, menjadikan anak-anak sebagai target market dan

target audience utama dalam program CSR ini. Program ini akan

menanamkan pola pikir didalam pikiran anak-anak bahwa mereka akan

menjadi mencintai produk dari PT. Dua Kelinci Pati karena mereka akan

merasa dekat dengan perusahaan ini, juga akan terbenam dalam pikiran

mereka tentang produksi di PT. Dua Kelinci Pati bahwa proses produksi di

PT. Dua Kelinci sangat bersih, higenis, dan terbuat dari bahan terbaik yang

ada di Indonesia. Adapun proses dan hasil wawancara terhadap nara sumber

adalah sebagai berikut :

4.1 Kesan peserta Wisata Industri setelah berkunjung ke PT. Dua

Kelinci

Hasil wawancara yang penulis lakukan terhadap 100 nara sumber,

mendapatkan hasil bahwa 60 nara sumber mengatakan mereka

memiliki kesan yang baik melalui ekspreksikan dengan mengatakan

senang atas kunjungan mereka ke PT. Dua Kelinci pati. Artinya

sebagian besar nara sumber yaitu 60% memiliki kesan yang baik

terhadap PT. Dua Kelinci di Pati. Kesan yang baik tersebut menjadi

modal bagi perusahaan untuk mendapatkan imbalan berupa materi atau

sosial, meningkatkan atau mempertahankan harga diri, dan

mempermudah pengembangan identitas diri. Sedangkan 28% lainnya

mengatakan tidak memiliki kesan apapun, dan sisanya memiliki kesan

yang tidak baik dengan PT. Dua Kelinci.

Jika hasil wawancara ini dihubungkan kembali dengan teori kesan

dari Argyle seperti tertuang dalam Bab II, maka kegiatan wisata

industri ini sukses untuk meningkatkan citra melalui kesan yang dibuat

oleh PT. Dua Kelinci pati. Karena mayoritas responden sepakat bahwa

Page 14: Strategi Komunikasi Sosial Melalui Wisata PTrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14071/1/T1_602013612_Full... · Sebaliknya suatu organisasi / perusahaan akan dapat ... Hal lainnya

14

mereka senang dengan kunjungan di PT. Dua Kelinci, Pati. Artinya

PT. Dua Kelinci dapat mendapatkan imbalan, meningkatkan citra, dan

mengembangkan identitas melalui kunjungan wisata industri. Sehingga

kegiatan ini memiliki keuntungan karena kegiatan ini memiliki kesan

yang baik diantara peserta kegiatan, kegiatan ini sebagai modal yang

baik bagi perusahaan untuk mengebangkan mereknya karena sudah

memiliki modal yaitu dengan mendapatkan kesan yang baik.

4.2 Ingatan peserta Wisata Industri terhadap produksi PT. Dua

Kelinci

Ingatan akan merek dan barang dari suatu perusahaan sangat

penting ditanamkan dalam mendapatkan pasar saat ingin menjual suatu

produk atau jasa. Mengingat lagi teroi yang telah penulis jabarkan

dalam bab II melalui teori yang dikemukakan oleh Durianto (2004:30),

Brand Awareness dapat dibangun dan diperbaiki melalui cara-cara

salah satunya yaitu pesan yang disampaikan oleh suatu merek harus

mudah diingat oleh konsumen. Pesan yang disampaikan pihak

perusahaan terhadap kepada peserta wisata industri adalah produk-

produk dari PT. Dua Kelinci. Perusahaan ingin produk-produknya

diingat oleh peserta kunjungan wisata industri, dengan mengirimkan

pesan secara persuasif, cara tersebut dinilai efektif karena target

audience dan target market dari penjualan produk PT. Dua Kelinci

adalah anak-anak. Dalam pertanyaan ini, penulis ingin mnegetahui

sejauh mana ingatan anak-anak peserta kunjungan wisata industri akan

produk yang dibuat oleh PT. Dua Kelinci. Dalam pertanyaan yang

dibagikan kepada 100 nara sumber, hasilnya adalah sebanyak 31%

nara sumber menjawab lupa, sedangkan 52% ingat, dan ada 17% nara

sumber yang tidak mengatahui sama sekali. Memang dari 100 nara

sumber ini memiliki latar belakang pemahaman yang berbeda sehingga

memiliki tangkapan ingatan yang juga berbeda. Tetapi dari 52% nara

sumber merupakan bagian mayoritas ingat akan produk PT. Dua

Kelinci sehingga langkah ini dapat dinilai berhasil dalam usaha

perusahaan untuk menanamkan ingatan akan produk PT. Dua Kelinci

kepada calon konsumen.

4.3 Apa yang paling diingat ketika berkunjung ke PT Dua Kelinci

Mengingat lagi teori yang telah penulis jabarkan dalam bab II

melalui teori yang dikemukakan oleh Durianto (2004:30), Brand

Awareness dapat dibangun dan diperbaiki melalui cara-cara salah

satunya yaitu pesan yang disampaikan oleh suatu merek harus mudah

diingat oleh konsumen. Dalam pertanyaan ini penulis ingin mengetahui

sejauh mana suatu simbol yang ditanamkan kepada peserta wisata

industri ini dapat ditanamkan ke peserta kunjungan wisata industri.

Simbol yang ingin ditanamkan adalah maskot Dua Kelinci yaitu dua

boneka kelinci. Apakah simbol yang ditampilkan dapat diingat oleh

peserta, dengan menanamkan simbol kepada peserta wisata industri,

Page 15: Strategi Komunikasi Sosial Melalui Wisata PTrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14071/1/T1_602013612_Full... · Sebaliknya suatu organisasi / perusahaan akan dapat ... Hal lainnya

15

perusahaan ingin membangun merek melalui simbol dalam hal ini

maskot boneka dua kelinci.

Dari hasil wawancara yang penulis lakukan kepada 100 nara

sumber yang juga sebagai peserta kunjungan wisata industri, hasilnya

dalah 79% menjawab mengingat maskot dua kelinci yang tertanam

dalam pikiran mereka, karena target audience adalah anak-anak,

sehingga ketika anak-anak tersebut menjawab maskot sebagai bagian

yang paling diingat maka hal ini dapat dinyatakan berhasil dalam

usaha menanamkan merek diantara peserta wisata idustri. Selain

menajawab maskot sebagai bagian yang paling diingat, ada beberapa

peserta yang mengingat hal lain, 16% memilih produk kelinci sebagai

bagian yang paling diingat, 2% mengingat mesin, dan ada 3% nara

sumber yang tidak mengingat apapun dalam kunjunganna ke PT. Dua

Kelinci.

4.4 Kondisi kebersihan di PT. Dua Kelinci menurut peserta wisata

industri

Membuat kondisi kebersihan yang maksimal adalah salah satu cara

untuk mempertahankan dan meningkatkan harga diri. Seperti salah

satu teori dari Argyle tentang tiga cara pengelolaan kesan yang telah

penulis jabarkan pada BAB II. Sebagai perusahaan industri makanan,

PT. Dua Kelinci membuka dapurnya untuk dikunjungi oleh peserta

wisata industri, produsen makanan ringan tentu saja akan membuat

kesan bahwa dapurnya sangat bersih, rapi dan higenis, karena akan

mempengaruhi secara langsung keputusan calon konsumen. Apabila

kondisi dapur tidak berada dalam kondisi terbaik, maka akan membuat

konsumen memiliki keputusan bahwa dapur perusahaan ini tidak

bersih dan produk yang dihasilkan tidak layak untuk dikonsumsi,

sebaliknya jika dapur dalam kondisi terbaik maka akan mempengaruhi

calon konsumen untuk memilih produk dari PT. Dua Kelinci.

Dalam pertanyaan ini, penulis ingin mengetahui bagaimana citra

dapur PT. Dua Kelinci dihadapan peserta calon wisata industri. Penulis

mewawancari 100 nara sumber, dari hasil wawancara tersebut, penulis

mendapatkan hasil bahwa 28% nara sumber mengatakan kondisi dapur

bersih, sementara 31% lebih mengingat kondisi secara umum, bukan

dapur, yaitu memilih sejuk. Sedangkan mayoritas justru mengatakan

kondisi dapur di PT. Dua Kelinci kotor, yaitu sebanyak 49%. Dari

hasil tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa kesan yang dihasilkan

melalui dapur perusahaan kurang baik, karena kondisi ruang produksi

yang kurang bersih, setidaknya menurut nara sumber. Hal ini

sebenarnya dapat dimaklumi karena yang menjadi jalur wisata industri

adalah pabrik kacang garing, sehingga dalam proses pengolahan

tersebut banyak debu yang dihasilkan dari kulit kacang tanah.

Meskipun sudah ditangani secara maksimal oleh tim operator di tempat

produksi, tetapi debu yang dihasilkan akan terus menerus ada sehingga

setiap waktu debu tersebut akan selalu terlihat.

Page 16: Strategi Komunikasi Sosial Melalui Wisata PTrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14071/1/T1_602013612_Full... · Sebaliknya suatu organisasi / perusahaan akan dapat ... Hal lainnya

16

4.5 Pelayanan PT. Dua Kelinci terhadap peserta Wisata Industri

Perusahaan memiliki tanggung jawab untuk membuat pelanggan

dan calon pelanggan merasa puas ketika berhubungan dengan

perusahaan. Karena pelayanan akan membentuk kesan yang dapat

mempengaruhi citra perusahaan itu sendiri. Karena setiap orang

memiliki tingkat kepuasan yang berbeda, maka perusahaan sebagai

pelaku usaha wajib untuk memberikan pelayanan yang sangat

maksimal sehingga setiap orang yang berhubungan dengan perusahaan

akan merasakan kenyamanan dan kepuasan. Seperti teori dari buku

“Public Relations and Customer Service” yang sudah penulis tuangkan

dalam Bab II. Maka PT. Dua Kelinci wajib untuk memiliki pelayanan

yang maksimal, termasuk untuk peserta kunjungan wisata industri.

Dalam pertanyaan ini, penulis ingin mengetahui bagaimana tingkat

kepuasan peserta wisata industri terhadap pelayanan selama mengikuti

kegiatan tersebut. Karena tingkat kepuasan ini akan mempengaruhi

apakah peserta akan mau kembali mengikuti kegiatan tersebut dan

sebagai bahan evaluasi perusahaan terhadap karyawannya. Dari 100

nara sumber yang penulis wawancarai, mayoritas nara sumber

mengatakan puas dengan menjawab bahwa pelayanan di PT. Dua

Kelinci ini baik dan sopan. Sebanyak 94 nara sumber atau 94% dari

seluruh nara sumber mengatakan puas, dan hanya 6% nara sumber

tidak puas karena mereka merasa bahwa ada beberapa karyawan yang

telah galak dan menakutkan bagi mereka. Dari hasil ini, dapat diambil

kesimpulan bahwa PT. Dua Kelinci telah berhasil dalam menjalankan

sistem program Public Relations melalui pelayanan ini. Sistem

pelayanan terhadap peserta kunjungan wisata industri ini sangat

komplek karena melibatkan beberapa divisi, dimulai dari pelayanan

scurity ketika peserta baru pertama kali datang, lalu pelayanan staff

public relations dalam presentasi, pelayanan tour guide yang bertugas

untuk mnedampingi peserta selama berada dalam area pabrik produksi

PT. Dua Kelinci, pelayanan pegawai kantin dan resto “Waroeng Pati”

tempat dimana mereka menikmati makanan, pelayanan seluruh

karyawan di pabrik produksi, pelayanan kios kelinci yang bertugas

sebagai destinasi terakhir peserta wisata industri karena dalam

rangkaian acara tersebut, wisata belanja adalah rangkaian yang

terakhir, selain pelayanan-pelayanan yang dilakukan oleh bebrapa

divisi tersebut. Masih juga ada divisi yang tidak berhubungan langsung

tetapi memiliki andil dalam pelayanan tersebut, yaitu petugas

kebersiham. Seluruh sistem program public relations tersebut telah

dijalankan dengan sangat baik di PT. Dua Kelinci sehingga peserta

wisata industri merasakan keyamanan serta kepuasan. Dan kesan

pelayanan ini dapat untuk membangun citra PT. Dua Kelinci menjadi

lebih baik.

Page 17: Strategi Komunikasi Sosial Melalui Wisata PTrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14071/1/T1_602013612_Full... · Sebaliknya suatu organisasi / perusahaan akan dapat ... Hal lainnya

17

4.6 Mengingat kembali produk-produk di PT. Dua Kelinci dan

produk apa yang menjadi favourite

David A. Aaker (1997), mengemukakan tentang brand awareness,

bahwa nama merek harus yang mudah diingat. Dalam hal ini, PT. Dua

Kelinci tidak hanya menggunakan nama Dua Kelinci yang mudah

diingat. Tetapi produk-produk dari perusahaan tersebut menggunakan

nama yang mudah diingat juga.PT. Dua Kelinci memiliki banyak

sekali produk makanan ringan yang diproduksinya. Tetapi dalam iklan

dan promosinya, PT. Dua Kelinci lebih cenderung menggunakan

kacang tanah sebagai “wajah” dalam mereknya tersebut. Karena,

terlepas dari berbagai inovasi produk yang telah diproduksi oleh PT.

Dua Kelinci sekarang ini, PT. Dua Kelinci diawali dengan produksi

Kacang Tanah hingga sampai bisa berkembang hingga saat ini dengan

produknya yang beraneka ragam. Tetapi dalam iklan dan promosinya,

PT. Dua Kelinci tetap mengandalkan kacang tanah sebagai “wajah”

dari merek Dua Kelinci. Pertanyaan ini ingin merangsang bagaimana

ingatan peserta wisata industri tentang nama-nama produk yang telah

diproduksi PT. Dua Kelinci, sekaligus ingin mnegetahui sejauh mana

pengetahuan peserta wisata industri tentang produk dari PT. Dua

Kelinci.

Pada tahap pertanyaan ini, penulis tidak menyediakan pilihan

jawaban, sehingga nara sumber benar-benar harus mengingat produk

yang diproduksi oleh PT. Dua Kelinci. Dari 100 nara sumber yang

telah penulis wawancarai, sebanyak 71 nara sumber menajawab

produk kacang yang diingat, sedangkan 21 menjawab wafer, 5 orang

menjawab produk jagung atau tortilla, 1 orang menjawab produk

kacang campuran, dan ada 2 orang yang tidak menjawab apa-apa

karena mereka tidak mengingat apapun tentang produk dari PT. Dua

Kelinci. Hasil ini menggambarkan bahwa sebanyak 71% nara sumber

mengetahui bahwa Dua Kelinci adalah merek makanan khusus kacang

tanah, hal ini sejalan dengan iklan dan promosi yang dilakukan oleh

peruahaan bahwa ingin tetap membangun wajah kacang tanah sebagai

wajah dari merek Dua Kelinci.

4.7 Keputusan peserta wisata industri terhadap pilihan keputusan

tentang konsumsi jajan

Dalam beberapa teori yang telah penulis jabarkan dalam Bab II,

dalam beberapa buku yang penulis kutip tersebut beranggapan bahwa

apakah kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan mampu mengangkat

brand awareness sehingga dapat mempengaruhi calon konsumen

untuk membeli atau menggunakan produk yang ditawarkan. Dalam

pertanyaan ini penulis ingin mengetahui seberapa jauh dan seberapa

banyak peserta wisata industri yang membuat keputusan untuk

membeli produk dari PT. Dua Kelinci setelah mereka mengikuti

kegiatan tanggung jawab sosial melalui wisata industri di PT. Dua

Kelinci Pati.

Page 18: Strategi Komunikasi Sosial Melalui Wisata PTrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14071/1/T1_602013612_Full... · Sebaliknya suatu organisasi / perusahaan akan dapat ... Hal lainnya

18

Dari 100 nara sumber yang penulis wawancarai, ternyata mayoritas

dari nara sumber tersebut bingung dan tidak tahu apakah akan memilih

produk dari PT. Dua Kelinci atau tidak. Karena ada berbagai alasan

dari mereka yang mengaku bingung, diantaranya adalah mereka belum

tahu dengan benar produk-produk apa saja yang menjadi produk dari

PT. Dua Kelinci, sebenarnya hal ini cukup beralasan karena PT. Dua

Kelinci memunculkan sub-brand dalam setiap produk yang

diluncurkannya. Jadi sub-brand tersebut yang membuat anak-anak

masih bingung membedakan mana produk PT. Dua Kelinci dan produk

dari perusahaan yang lain. Alasan lainnya adalah nara sumber yang

penulis wawancara adalah anak-anak, sedangkan dalam pemahaman

mayoritas dari mereka, merek Dua Kelinci hanyalah produsen kacang

gorang dan kacang atom, serta dengan menimbang usia mereka,

mereka memang belum saatnya untuk mengkonsumsi kacang, padahal

PT. Dua Kelinci memiliki produk-produk olahan lain selain kacang

gorang dan kacang atom. Dalam wawancara ini, hasilnya adalah

sebanyak 52% nara sumber mengatakan tidak tahu tentang keputusan

mereka apakah akan memilih brand Dua Kelinci, sedangkan 41

memilih akan membeli jajanan dari Dua Kelinci, dan 7 lainnya

mengatakan tidak. Dari ketujuh orang yang mnegatakan tidak, mereka

ada yang memiliki alasan tidak pernah membeli jajan karena selalu

membawa bekal dari rumah dan tidak diperkenankan jajan di

sembarang tempat oleh orangtua mereka.

4.8 Citra yang didapat PT. Dua Kelinci dan pengambilan keputusan

akan jajanan yang akan dipilih secara continue

Dalam penelitian pada ponit ini, penulis ingin mengetahui seberapa

banyak kegiatan tanggung jawab sosial melalui wisata industri yang

ada di PT. Dua Kelinci Pati mampu mempengaruhi calon konsumen

untuk membeli produk yang diproduksi oleh PT. Dua Kelinci. Berbeda

dengan pertanyaan yang ada pada ponit 4.7. Pertanyaan ini bertujuan

untuk mengetahui pembelian secara terus-menerus dari peserta wisata

industri terhadap produk dari PT. Dua Kelinci. Apakah program

kegiatan wisata industri mampu mempengaruhi pengambilan

keputusan calon konsumen tentang jajanan yang akan dibelinya secara

continue, sedangkan pada pertanyaan sebelumnya hanya ingin

mengetahui bagaimana pengambilan keputusan peserta wisata industri

tentang pembilan jajanan dalam suatu waktu. Dalam teori Public

Relations, bagaimana kegiatan tanggung jawab sosial juga bertujuan

untuk mendapatkan keuntungan untuk perusahaan tersebut. seperti

juga dalam teori 3P (people, planet, & profit), tanggung jawab sosial

perusahaan tidak boleh untuk melupakan keuntungan bagi perusahaan.

Program tanggung jawab sosial di PT. Dua Kelinci juga salah satunya

menanamkan sebuah nilai merek dalam benak peserta wisata industri

agar mereka memiliki perspektif merek yang bertujuan untuk Dua

Kelinci memiliki nilai merek dan citra yang bagus diantara peserta

Page 19: Strategi Komunikasi Sosial Melalui Wisata PTrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14071/1/T1_602013612_Full... · Sebaliknya suatu organisasi / perusahaan akan dapat ... Hal lainnya

19

wisata industri. Sehingga mempengruhi penjualan produk PT. Dua

Kelinci menjadi lebih baik.

Dari 100 nara sumber yang penulis wawancarai, ternyata hasilnya

tidak banyak berubah dari jawaban yang penulis dapatkan dari point no

4.3.7. Dari yang semula akan membeli tetap menjawab membeli, yang

sebelumnya tidak tahu atau ragu menjawab demikian juga, dan yang

mengatakan tidak tetap mengatakan tidak. Hanya ada satu perbedaan

dalam hasil wawancara ini, satu nara sumber yang sebelumnya akan

membeli produk Dua Kelinci menyatakan ragu-ragu untuk membeli

secara continue. Dalam pertanyaan ini, sebanyak 40 nara sumber akan

membeli produk Dua Kelinci secara continue, 53 nara sumber

mengatakan tidak tahu atau ragu-ragu, dengkan sisnya yaitu 7 nara

sumber mengatakan tidak membeli produk Dua Kelinci secara

continue. Dari hasil tersebut, mayoritas nara sumber yaitu sebanyak

53% menyatakan untuk masih belum mengetahui keputusan tetang

pembelian jajanan yang akan dibeli secara continue, dan hanya 7 nara

sumber yang mengatakan tidak. Sehingga program kegiatan wisata

industri ini sukses untuk mempengaruhi pengambilan keputusan calon

konsumen karena ada 40% nara sumber yang sudah mengatakan akan

membeli produk dari PT. Dua Kelinci sebagai jajanan mereka secara

continue.

4.9 Citra PT. Dua Kelinci di hadapan peserta Wisata Industri seperti

yang digaungkan ketika presentasi adalah bersih dan sehat

Sebagai produsen makanan ringan, sebuah perusahan wajib untuk

mengedepankan kebersihan dan kesehatan produk yang diproduksinya.

Seperti PT. Dua Kelinci yang membuat komitmen untuk terus

membuat produk yang bersih dan sehat. Dan program itu

dikomunikasikan oleh perusahaan dalam presentasinya dalam kegiatan

tanggung jawab sosial melalui wisata industri. Memang pada

kenyatannya masih banyak debu dari kulit kacang yang masih terus-

menerus berserakan di area pabrik produksi. Tetapi komunikasi yang

dibuat oleh PT. Dua Kelinci tersebut diharapkan mampu untuk

mengubah persepsi peserta kunjungan wisata industri tentang

kebersihan dan kesehatan produknya. Pada kenyataannya, kondisi area

pabrik yang berdebu mampu ditutup oleh perusahaan dengan

mengatakan bahwa hasil produksinya tetap bersih dan sehat. Terbukti

dalam wawancara pada point ini yang penulis lakukan. Dari 100 nara

sumber yang penulis wawancara, sebanyak 91 nara sumber

mengatakan bahwa produk Dua Kelinci bersih dan sehat, sedangkan

hanya 9 nara sumber saja yang mengatakan tidak bersih maupun sehat.

Dari hasil wawancara tersebut terbukti bahwa komunikasi yang

dilakukan oleh PT. Dua Kelinci dihadapan para peserta wisata industri

mampu untuk menutupi kenyataan yang area pabrik produksinya

kurang bersih karena debu yang dihasilkan dari kulit kacang, dimana

Page 20: Strategi Komunikasi Sosial Melalui Wisata PTrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14071/1/T1_602013612_Full... · Sebaliknya suatu organisasi / perusahaan akan dapat ... Hal lainnya

20

kulit kacang tersebut sebagai bahan utama pembuatan berbagai produk

dari PT. Dua Kelinci.

4.10 Sebagai bahan evaluasi kegiatan Wisata Indsutri di PT. Dua

Kelinci

Dalam setiap program public relations, program tersebut perlu

untuk dikaji ulang apalah layak program tersebut layak untuk

dilanjutkan lagi atau tidak. Dan yang menjadi point penting lainnya

adalah apakah program tersebut bermanfaat untuk pihak-pihak yang

terlibat dalam program tersebut.

Tanggung jawab sosial perusahaan yang dikembangkan oleh PT.

Dua Kelinci, salah satunya adalah melalui wisata industri. Dalam

mengevaluasi kegiatan tersebut, penulis mewawancarai 100 nara

sumber, wawancara tentang kenyamanan dan kepuasan nara sumber

selama berkunjung di PT. Dua Kelinci sebagai peserta wisata industri.

Wawancara ini dapat sebagai pertimbangan perusahaan untuk

mengevaluasi kegiatan tanggung jawab sosial perusahaannya. Setelah

pada pertanyaan-pertanyaan sebelumnya PT. Dua Kelinci

mendapatkan respon cukup positif dari nara sumber, pada pertanyaan

yang terakhir ini, penulis ingin mengetahui seberapa nyaman dan puas

para peserta wisata industri tersebut. Dari 100 nara sumber yang

penulis wawancarai, terdapat 98 nara sumber yang mengatakan bahwa

kegiatan tersebut sangat menyenangkan dan mereka ingin kembali ke

PT. Dua Kelinci sebagai peserta wisata idustri. Alasan-alasan mereka

antara lain karena mereka mendapatkan pelayanan yang baik, melihat

sesuatu yang seru, mendapatkan apa yang sebelumnya belum pernah

mereka dapatkan, melihat film yang lucu, berkenalan dengan boneka

Dua Kelinci, dan masih banyak alasan lainnya yang belum mampu

penulis olah dalam tulisan ini. 98% nara sumber mengatakan puas

terhadap keterlibatan mereka dalam kegiatan tanggung jawab sosial

perusahaan yang diadakan oleh PT. Dua Kelinci. Hal ini tentu menjadi

respon positif tambahan yang didapatkan oleh perusahaan.

Berbagai pihak mendapatkan keuntungan dari kegiatan wisata

industri. PT. Dua Kelinci mendapatkan apa yang diharapkan, yaitu

citra dan kesan yang baik di mata masyarakat yang merupakan calon

konsumen, serta para peserta mendapatkan pengalaman baru yang

belum pernah mereka dapatkan sebelumnya. Selain mendapatkan

keuntungan yang berupa hiburan, para peserta juga mendapatkan

keuntungan berupa nilai edukasi selama mengikuti kegiatan tanggung

jawab sosial melalui wisata industri di PT. Dua Kelinci.

Dari keseluruhan respon yang diberikan oleh nara sumber kepada penulis

melalui pertanyaan-pertanyaan yang penulis berikan. Dapat disimpulkan

bahwa PT. Dua Kelinci mendapatkan keuntungan berupa kesan dan citra yang

baik dihadapan calon konsumen. Calon-calon konsumen yang mengikuti

kegiatan tanggung jawab sosial melalui wisata industri di PT. Dua Kelinci

Page 21: Strategi Komunikasi Sosial Melalui Wisata PTrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14071/1/T1_602013612_Full... · Sebaliknya suatu organisasi / perusahaan akan dapat ... Hal lainnya

21

mayoritas memberikan respon yang positif, dan pada pertanyaan evaluasi,

98% dari 100 nara sumber mengatakan ingin kembali ke PT. Dua Kelinci Pati

sebagai peserta. Karena manfaat hiburan dan edukasi yang didapatkan peserta

kunjungan wisata industri, maka para peserta tersebut tertarik untuk kembali

mengikuti kegiatan tersebut sambil berharap PT. Dua Kelinci membuat

program yang baru dan lebih menarik dari apa yang pernah mereka ikuti.

Selain memberikan manfaat kepada peserta wisata industri, perlu juga

dipertimbangkan keuntungan bagi perusahaan. Setelah mewawancari 100 nara

sumber dan menanyakan 10 pertanyaan, hasilnya program tanggung jawab

sosial perusahaan melalui wisata indutri memiliki respon yang positif dari

mayoritas nara sumber tersebut. Apa yang diharapkan perususahaan berupa

citra perusahaan sukses didapat PT. Dua Kelinci melalui kegiatan tanggung

jawab sosial melalui wisata industri tersebut. Dari hasil tersebut dapat diambil

keputusan bahwa kegiatan peningkatan merek PT. Dua kelinci melalui wisata

industri berhasil untuk menaikkan brand awareness karena peserta yang

dijadikan nara sumber dapat mengenali prouk-produk dari PT. Dua Kelinci.

Sesuai dengan teori-teori brand awareness yang telah penulis jabarkan dalam

point 2. Dan brand awareness tersebut mampu untuk mempengaruhi calon

konsumen untuk mengambil keputusan tentang jajanan yang akan dikonsumsi.

5. Kesimpulan Berdasarkan penelitian dan analisis melalui metode deskripsi data, penulis

dapat mengambil kesimpulan bahwa penerapan program Public Relations

(PR) sangat penting untuk meningkatkan citra suatu perusahaan dan dapat

mempengaruhi calon konsumen untuk mengambil keputusan tentang produk

apa yang akan menjadi konsumsi jajan mereka secara continue.Saat ini dunia

PR semakin berkembang, salah satunya yaitu dengan adanyatanggung jawab

sosial perusahaan atau lebih dikenal dengan istilah Corporate Sosial

Responsibility (CSR).PT. Dua Kelinci telah melaksanakan tanggugjawab

sosial perusahaan untuk masyarakat disekitar perusahaan. Tanggung jawab

sosial perusahaan yang dilakukan oleh perusahaan ini untuk memberdayakan

masyarakat disekitarnya secara berkelanjutan dan berkesinambungan.

Tanggung jawab sosial perusahan di PT. Dua Kelinci, selain memberikan

keuntungan masyarakat sekitar yang berkesinambungan, tanggung jawab

sosial perusahaan tersebut juga bertujuan untuk membangun citra perusahaan

yang juga dapat dijadikan rangsangan untuk pengambilan keputusan calon

konsumen. Dari hasil penelitian yang dilakukan penulis, dapat disimpulkan

bahwa PT. Dua Kelinci dalam meningkatkan citranya melalui program

tanggung jawab sosial melalui wisata industri yang dikembangkan oleh PT.

Dua Kelinci ini dirasakan oleh peserta wisata industri bahwa mereka

mendapatkan nilai edukasi, pengalaman, dan hiburan selama mengikuti

kegiatan wistaa industri tersebut. bagi PT. Dua Kelinci, kegiatan tersebut

adalah tanggung jawab dan peran perusahaan dalam meningkatkan citranya

dan mampu untuk meningkatkan nilai merek perusahaan hingga

mempengaruhi pengambilan keputusan peserta tanggung jawab sosial melalui

Page 22: Strategi Komunikasi Sosial Melalui Wisata PTrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14071/1/T1_602013612_Full... · Sebaliknya suatu organisasi / perusahaan akan dapat ... Hal lainnya

22

wisata industri, dimana para peserta tersebut adalah calon konsumen produk

PT. Dua Kelinci.

DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Aaker, David. 1997. Manajemen Ekuitas Merek. Jakarta. Spektrum Mitra Utama.

Argyle, Michael. 1994. Psychology of Interpersonal Behaviour (Penguin

Psychology).United Kingdom. Penguin U.K.

Belch, George dan Belch, Michael. 2003. Advertising and Promotion, sixth

edition. The McGraw-Hill Companies.

Bettand R. Canfield. 1968. Public Relations, Principles, and Problem.

Dave, Sutton dan Klein, Tom. 2003. Enterprise Marketing Manajemen : The New

Science Of Marketing. New Jersey. John Wiley and Sons, Inc.

Durianto, Darmadi, Sugiarto, L. J. Budiman. 2004. Brand Equity Ten Strategi

memimpin pasar. Jakarta. PT. Gramedia Pustaka Utama.

Fariani, Silvia Rita dan Adyanto, Widodo. 2009. Panduan Praktisi PR. Jakarta.

Elex Komputindo.

Herlambang, Susatyo. 2010. Public Relations and Customer Service. Jakarta.

Gosyen Publishing.

Nicolina, Patricia. 2001. The Complete Idiot’s Guide : Brand Management.

Indiapolish. Pearson USA, inc.

Ries, Al. 2003. The Fall of Advertising and The Rise of PR. Jakarta. Gramedia

Wibisono, Yusuf. 2007. Membedah Konsep dan Aplikasi CSR (Coorporate Sosial

Responsibility). Gresik. Fascho Publishing.

Zyman, S. 1999. The End Of Marketing As We Know It. USA. Harper Business

Page 23: Strategi Komunikasi Sosial Melalui Wisata PTrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14071/1/T1_602013612_Full... · Sebaliknya suatu organisasi / perusahaan akan dapat ... Hal lainnya

23

Jurnal :

Naning Damayanti. 2012. Hubungan Antara Brand Awareness Dengan Motivasi

Pembelian.15 Halaman. Tersedia:

http://id.portalgaruda.org/?ref=browse&mod=viewarticle&article=103523