STRATEGI KOMUNIKASI PUBLIC RELATIONS MAJALAH LAIQA DALAM …

99
STRATEGI KOMUNIKASI PUBLIC RELATIONS MAJALAH LAIQA DALAM MENINGKATKAN OPLAH TERJUAL Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh : AZIS NOVTIAN LUBIS NIM: 111105100024 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437H/2016M

Transcript of STRATEGI KOMUNIKASI PUBLIC RELATIONS MAJALAH LAIQA DALAM …

STRATEGI KOMUNIKASI PUBLIC RELATIONS MAJALAH LAIQA

DALAM MENINGKATKAN OPLAH TERJUAL

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi

Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh :

AZIS NOVTIAN LUBIS

NIM: 111105100024

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1437H/2016M

i

ABSTRAK

Nama : Azis Novtian Lubis

NIM : 1111051000024

Judul : Strategi Komunikasi Public Relations Majalah Laiqa

dalam Meningkatkan Oplah Terjual

Majalah Laiqa berdiri dengan tujuan untuk menjadi tuntunan wanita

muslimah dalam berbusana yang modern dan menerapkan gaya hidup yang

inovatif dan islami. Namun, dewasa ini telah hadir majalah-majalah yang juga

mengusung tema dan membidik target pasar yang hampir sama. Karena

persaingan yang ada, Laiqa tentu senantiasa mencari cara agar karyanya tidak

ditinggal oleh pembaca, karena apabila hal itu terjadi akan berdampak pada

turunnya oplah Laiqa yang terjual di setiap edisi. Individu yang bertanggung

jawab pada strategi dalam meningkatkan oplah majalah Laiqa yang terjual di

setiap edisi ialah praktisi PR (Public Relations).

Adapun pertanyaan mayornya adalah Bagaimana strategi komunikasi yang

diterapkan PR majalah Laiqa dalam meningkatkan oplah terjual?

Dengan adanya program-program yang telah direncanakan dengan matang,

seorang praktisi Public Relations dapat mengukur sejauh mana kemajuan yang

telah dicapai dan bagaimana hasil yang telah diraih. Adanya enam model

perencanaan Public Relations yang sudah diterima oleh para praktisi Public

Relations professional berfungsi sebagai penjaga bagi Public Relations agar tetap

bekerja dengan tertib dan tidak kehilangan arah dalam mencapai tujuan (Frank

Jefkins :2003), dalam hal ini meningkatnya oplah Laiqa yang terjual di tiap edisi.

Metode penelitian yang digunakan peneliti dalam mencari data penelitian

adalah deskriptif analisis melalui pendekatan kualitatif, yaitu dengan cara

observasi lapangan, wawancara langsung serta pengumpulan dokumentasi tentang

strategi komunikasi PR.

Strategi Komunikasi yang diterapkan meliputi: 1. perumusan strategi,

dilakukan di awal tahun, dapat ditambahkan sesuai dinamika yang terjadi di

masyarakat dan internal organisasi; 2. Pelaksanaan strategi, menerapkan hal yang

direncanakan saat perumusan strategi; 3. Evaluasi strategi terdiri dari evaluasi

event, mingguan dan bulanan. Tahapan kegiatan PR dalam meningkatkan oplah

Laiqa yang terjual pada setiap edisi, yaitu melalui pengenalan situasi lingkungan

internal dan eksternal organisasi, penetapan tujuan bersama, pendefinisian

khalayak yang menjadi target pasar majalah Laiqa, pemilihan media dan teknik

PR, perencanaan anggaran dana dan pengukuran hasil kerja. PR menerapkan

strategi komunikasi yang diarahkan pada publik dan internal organisasi. Tidak

hanya mengabarkan informasi tentang Laiqa seluas-luasnya, namun juga

memastikan bahwa tiap individu di Laiqa memiliki kesempatan yang sama untuk

menyampaikan ide dengan kondisi yang nyaman dalam konteks peningkatan

oplah terjual. Laiqa mengalami enam kali penurunan oplah terjual sejak Januari

hingga Oktober 2015, karena saat perumusan strategi tidak mempertimbangkan

resiko pengambilan kontrak setahun dua program berbeda yang merupakan

dukungan dari sponsor berbeda di tiap program yang waktunya berdekatan tiap

bulan, berdampak pada tidak optimal program dan turunnya oplah terjual.

Kata Kunci: Public Relations, Tahapan, Strategi, Komunikasi, Oplah

Terjual.

ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, Segala puji dan syukur bagi Allah SWT

yang telah memberikan begitu banyak berkat, rahmat dan karunia-Nya sehingga

atas izin yang diberikan-Nya peneliti dapat menyelesaikan penelitian karya tulis

ilmiah berupa skripsi yang berjudul Strategi Komunikasi Public Relations

Majalah Laiqa dalam Meningkatkan Oplah Terjual. Penelitian skripsi ini

merupakan persyaratan guna meraih gelar Sarjana Komunikasi Islam pada

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Selama proses penelitian skripsi ini peneliti mendapat banyak bantuan,

bimbingan dan dukungan baik secara moril mau pun akademis dari berbagai

pihak. Oleh karena itu pada kesempatan kali ini, peneliti ingin mengucapkan

terimakasih kepada:

1. Dr. H. Arief Subhan, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi, Suparto, M.Ed, Ph.D, selaku Wakil Dekan Bidang

Akademik, Dr. Hj. Roudhonah, MA, selaku Wakil Dekan Bidang

Administrasi Umum, dan Dr. Suhaimi, M.Si, selaku Wakil Dekan Bidang

Kemahasiswaan.

2. Drs. Masran, M. Ag, selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran

Islam dan Fita Fathurokhmah, M.si, selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi

dan Penyiaran Islam.

3. Drs. Wahidin Saputra, MA, selaku Dosen Pembimbing yang telah

memberikan arahan, motivasi dan bimbingan kepada peneliti sehingga

peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

iii

4. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang

telah membimbing peneliti dengan segala ilmu pengetahuan sejak awal

perkuliahan.

5. Mba Hanna Faridl, selaku Editor-in-Chief dan Kak Silmia Putri, selaku

Public Relations majalah Laiqa yang telah bersedia memberikan jawaban

wawancara yang rinci dan memuaskan serta memberikan data berupa

dokumentasi kepada peneliti seputar kegiatan Public Relations dan Grafik

Oplah Terjual.

6. Kedua orang tua, Ayah Ahmad Yani Lubis dan Umi Iriyanti serta Adik

Nabila Syafa dan Nabila Marwah. Kalian adalah pemberi semangat hidup

yang tidak kenal lelah. Terimakasih banyak untuk selalu memberikan

cinta, kasih, perhatian, dukungan dan bimbingan pada peneliti dalam

segala hal sepanjang hidup, khususnya yang terkait dengan penelitian ini.

7. Ibu Tanti Hudoro, Bapak Freddy Lengkong, Kak Afdhal Dzikri, Kak

Surya Pradana, dan Mas Irzam Rajasa Dastriansyah yang telah

memberikan ilmu, dorongan dan kesempatan berharga bagi peneliti untuk

mengembangkan kemampuan di bidang musik, khususnya Manajemen

Paduan Suara.

8. Teman-teman Komunikasi dan Penyiaran Islam A 2011 yang telah sama-

sama berjuang dan saling memberikan bantuan serta dukungan dari masa

perkuliahan hingga dalam pengurusan kelulusan.

9. Keluarga besar Paduan Suara Mahasiswa UIN Jakarta, khususnya Dewan

Artistik PSM UIN Jakarta, Bayu Agustian, Fatimah Fajrin, Mega Rosalia,

Putri Amelia, Julian Pranata, Melinda Luthfiana, Ahmad Yani, Erna Aria

iv

Sari, Juliandi, Denisa Prameswari Rosandria dan Andriansyah Nur

Hidayat. Bekerjasama dengan kalian merupakan kebanggaan dan

kehormatan yang saya raih selama berkarier sebagai pimpinan artistik

PSM UIN Jakarta.

10. Dan semua pihak yang terlibat namun tidak dapat disebutkan satu persatu,

terimakasih banyak dan semoga amal dan kebaikan dibalas oleh Allah

SWT, Amiin.

Akhir kata, semoga karya tulis skripsi ini dapat bermanfaat bagi para

pembaca dan bermanfaat baik dari segi akademis maupun dari segi praktis.

Mohon maaf jika terdapat kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran yang

bersifat membangun sangat peneliti harapkan.

Jakarta, 9 Maret 2016

Azis Novtian Lubis

v

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ..............................................................................

LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME ..................................

ABSTRAK ......................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... v

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………… ........ 1

A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah .......................................... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................... 6

D. Metodologi Penelitian ................................................................. 7

1. Paradigma Penelitian ............................................................ 7

2. Pendekatan Penelitian ........................................................... 7

3. Metode Penelitian ................................................................. 8

4. Subjek dan Objek ................................................................. 9

5. Sumber Data Penelitian ........................................................ 9

6. Teknik Pengumpulan Data ................................................... 9

7. Teknik Analisis Data ............................................................ 10

E. Tinjauan Pustaka ........................................................................ 11

F. Sistematika Penulisan .................................................................. 13

BAB II LANDASAN TEORITIS ………………………………………… . 15

A. Strategi Komunikasi .................................................................... 15

vi

1. Pengertian Strategi ............................................................... 15

2. Manfaat Manajemen Strategi ............................................... 16

3. Pengertian Komunikasi ........................................................ 17

4. Bentuk-bentuk Komunikasi .................................................. 18

5. Strategi Komunikasi dan Langkah-langkahnya ................... 20

B. Public Relations........................................................................... 22

1. Definisi Public Relations ...................................................... 22

2. Ruang Lingkup Public Relations ......................................... 23

3. Strategi Public Relations ...................................................... 25

4. Peranan Public Relations ...................................................... 26

5. Tahapan-tahapan dalam Kegiatan Public Relations ............. 29

C. Majalah ........................................................................................ 33

1. Pengertian Majalah ............................................................... 33

2. Fungsi Majalah ..................................................................... 34

3. Karakteristik Majalah ........................................................... 34

4. Ciri Pesan yang Disampaikan Majalah ................................ 36

5. Kelebihan dan Kelemahan Majalah ..................................... 37

D. Oplah ........................................................................................... 37

BAB III GAMBARAN UMUM MAJALAH LAIQA................................... 39

A. Sejarah dan Latar Belakang Majalah Laiqa ................................. 39

B. Profil Majalah Laiqa .................................................................... 39

C. Visi dan Misi Majalah Laiqa ....................................................... 41

D. Public Relations Majalah Laiqa .................................................. 41

E. Organisasi Majalah Laiqa ............................................................ 43

vii

F. Kriteria Fashion yang Ditampilkan Majalah Laiqa ..................... 44

BAB IV TEMUAN DATA DAN ANALISIS …………………………… ... 49

A. Strategi Komunikasi Public Relations dalam Mencapai Tujuan

Peningkatkan Oplah Terjual ........................................................ 49

1. Pengenalan Situasi Lingkungan Internal dan Eksternal

Organisasi ............................................................................. 49

2. Penetapan Tujuan Bersama .................................................. 51

3. Pendefinisian Khalayak yang Menjadi Target Pasar Majalah

Laiqa ..................................................................................... 52

4. Pemilihan Media dan Teknik Public Relations .................... 54

5. Perencanaan Anggaran Dana ................................................ 57

6. Pengukuran Hasil Kerja ........................................................ 58

BAB V PENUTUP ......................................................................................... 63

A. Kesimpulan .................................................................................. 63

B. Saran ............................................................................................ 64

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 66

LAMPIRAN ......................................................................................................

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Majalah Laiqa ........................................ 43

Gambar 4.1 Saran dan Pertanyaan yang Diajukan Melalui Akun

Instagram Majalah Laiqa ....................................................... 54

Gambar 4.2 Event Promosi Majalah Laiqa di Kampus UIN Syarif

Hidayatullah dan Kampus UI ................................................. 56

Gambar 4.3 Grafik Penjualan Laiqa Magazine Januari 2015 - Oktober

2015 ........................................................................................ 60

Gambar 4.4 Antusiasme Mahasiswi dalam Membeli Majalah Laiqa

dalam Event Promosi di Kampus UI...................................... 61

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Keberadaan Public Relations dalam suatu organisasi atau perusahaan

adalah sebuah indikasi bahwa Public Relations memiliki peran penting dalam

perputaran sistem dan manajemen yang ada dalam perusahaan atau organisasi.

Keberadaannya mampu menyentuh dan menerobos aspek-aspek sosial dan

kepentingan publik.1

Public Relations pada praktiknya memiliki keterkaitan dengan ilmu

komunikasi karena keduanya merupakan satu kesatuan yang utuh dan mata rantai

yang menunjang kegiatan Public Relations. Kegiatan komunikasi selalu terjadi

dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam kehidupan Public Relations. Bagi

Public Relations melaksanakan fungsi dan kegiatannya, berpusat pada

komunikasi. Ini berarti bahwa tidak ada aktifitas tanpa ada komunikasi secara

langsung ataupun tidak langsung, verbal maupun non verbal dengan bentuk

apapun. Begitu juga organisasi, lembaga itu menempatkan komunikasi sebagai

salah satu unsur administrasi.2

Karena Public Relations merupakan metode ilmu komunikasi sebagai

salah satu kegiatan yang mempunyai kaitan kepentingan dengan suatu organisasi.

Menurut De Fleur dan Dennis dari Perspektif Ilmu Komunikasi yang dikutip

Yosal Iriantara dalam bukunya Community Relations, Public Relations adalah

sebuah proses komunikasi dimana individu atau unit-unit masyarakat berupaya

untuk menjalin relasi yang terorganisasi dengan berbagai kelompok atau publik

untuk tujuan tertentu.3

1 Anwar, Peran Public Relations Radar Banten dalam Meningkatkan Citra Perusahaan,

(Skripsi: Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2009) 2 Maria Assumpta Rumanti, Dasar-dasar Public Relations Teori dan Praktik, (Jakarta:

PT. Grasindo, 2000), h.85. 3 Yosal Iriantara, Community Relations Konsep dan Aplikasinya, (Bandung: Simbiosa

Rekatama Media, 2004), h.5.

2

Public Relations membutuhkan susunan strategi yang akan menjadi

tuntunan atau pedoman dalam bertindak yang berisi rumusan-rumusan program-

program menuju tujuan yang telah ditentukan. Strategi sendiri tidak hanya ada

pada ranah Public Relations ataupun organisasinya secara umum, namun juga

diperlukan dalam tiap-tiap lini dan sektor kehidupan.

Strategi komunikasi merupakan paduan dari perencanaan komunikasi

(communication planning) dan manajemen (management) untuk mencapai suatu

tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut, strategi komunikasi tidak berfungsi

sebagai peta jalan yang menunjukan arah saja, strategi komunikasi harus dapat

menunjukan bagaimana operasionalnya secara taktis harus dilakukan, dalam arti

kata bahwa pendekatan bisa berbeda sewaktu-waktu, tergantung kepada situasi

dan kondisi.4

Strategi Public Relations harus mempertimbangkan cara-cara yang dapat

mengintegrasikan semua aktivitasnya dan cara yang paling praktis serta definitif

saat ini adalah mendasarkan program-program Public Relations pada analisis

audience atau stakeholder.5

Dewasa ini, sistem komunikasi melalui media massa telah tumbuh dan

berkembang dengan pesat. Di Indonesia sendiri sudah banyak sekali bermunculan

stasiun televisi yang senantiasa menyajikan program-program kreatifnya, baik di

lingkup nasional maupun lokal dan dikemas dengan teknologi terbaiknya. Tidak

kalah dengan televisi, radio di setiap daerah pun semakin tertuntut untuk

menampilkan inovasi-inovasi agar popularitasnya tidak dikalahkan oleh stasiun

televisi atau stasiun radio lainnya. Hal ini terjadi karena tuntutan masyarakat atas

4 Onong Uchjana Effendi, Dinamika Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

2004), h.29. 5Ibid., h.6.

3

pembaharuan informasi semakin meningkat. Namun, selain dua media elektronik

yang disebutkan di atas, ada pula jenis media massa cetak yang popularitasnya

pun masih diperhitungkan, yaitu majalah.

Di Indonesia, perkembangan komunikasi melalui media massa juga turut

mengiringi pertumbuhan industri kreatif di bidang fashion, khususnya fashion

muslim. Minat masyarakat terhadap perkembangan tren fashion muslim pun

semakin meningkat. Hal ini membuat masyarakat senantiasa ‘haus’ akan

informasi mengenai inovasi dan kreatifitas mengenai fashion muslim itu sendiri.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) pada Kabinet

Indonesia Bersatu II pimpinan Prsiden Susilo Bambang Yudhoyono, Mari Elka

Pangestu menyatakan, bahwa kreativitas fashion muslim luar biasa, selalu ada

modifikasi baru. Mari mengaku berambisi mengejar target di bidang ekonomi

kreatif ini. Apalagi, fashion memberikan sumbangan besar terhadap ekonomi

kreatif. Fashion menempati posisi terbesar kedua setelah kuliner dalam industri

kreatif. Targetnya fashion muslim semakin berkembang di dalam negeri.6 Mantan

Menteri Perdagangan ini optimistis Indonesia akan menjadi kiblat dalam industri

fashion dunia, khususnya pakaian muslim. Menurutnya pada tahun 2020, status

itu sudah bisa diraih Indonesia.7

Menjawab fenomena ini, lahirlah Laiqa, sebuah majalah fashion muslim

yang menerbitkan edisi pertamanya pada Januari 2013. Berdirinya majalah Laiqa

dilatarbelakangi oleh kegelisahan para pendirinya yang bingung dalam mencari

6http://female.kompas.com/read/2013/07/12/1632246/Mari.Elka.Banyak.Modifikasi.Baru.

di.Fashion.Muslim (10 Maret 2015) 23.29 wib. 7http://sukmainspirasi.com/weekly-buzz/item/1753-2020-indonesia-jadi-kiblat-pakaian-

muslim (10 Maret 2015) 23.23 wib.

4

inspirasi gaya berbusana bagi wanita muslim yang muda, trendy, bergaya, namun

tidak menerobos nilai-nilai islam.

Keberadaan Laiqa yang memposisikan dirinya sebagai bacaan muslimah

muda berumur 23 hingga 35 tahun ini menjadi inspirasi dalam berbusana muslim

yang modern dan hadir sebagai pedoman dalam menerapkan gaya hidup islami.

Dalam perjalanannya, Laiqa melalui Public Relations-nya tentu saja senantiasa

merumuskan strategi dengan tujuan agar pembaca tetap menjatuhkan pilihannya

pada majalah tersebut dan oplah terjual Laiqa kian meningkat.

Menjadi Public Relations pada sebuah majalah fashion muslim merupakan

pekerjaan penuh tantangan. Laiqa harus menjadi media massa yang kuat di

tengah-tengah perkembangan media elektronik yang juga semakin inovatif dan

diminati oleh masyarakat, terlebih apabila media televisi yang menyajikan

informasi audio-visual turut menyajikan informasi yang sama dengan Laiqa.

Belum lagi Laiqa sebagai majalah fashion muslim yang membidik muslimah

muda harus bersaing pula dengan media-media cetak sejenis yang membidik

target pasar yang sama.

Laiqa sebagai media inspirasional bagi muslimah Indonesia dalam

berbusana dan menerapkan gaya hidup islami dipilih sebagai objek penelitian

karena di usianya yang baru menginjak tiga tahun ini, selain menjadi satu-satunya

majalah fashion muslim yang membidik target pasar berusia 23 hingga 35 tahun,

Laiqa berhasil mendapatkan penghargaan sebagai The Influential Moslem

Magazine dari Zalora Indonesia pada Juli 2014 atas konsistensinya dalam

menyajikan berita dan informasi yang dapat dijadikan referensi dalam

berkehidupan sebagai muslimah yang modern dan islami, dan karena

5

kesungguhannya mendukung pertumbuhan industri kreatif fashion muslim dalam

negeri.

Laiqa melalui Public Relations yang sadar akan kelebihan dan kelemahan

sebuah majalah, senantiasa menentukan dan menerapkan strategi dalam

meningkatkan minat para pembaca yang menjadi faktor dalam peningkatan oplah

terjual.

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas maka peneliti

bermaksud untuk melakukan penelitian tentang strategi komunikasi yang

digunakan oleh Public Relations majalah Laiqa yang berdampak pada

meningkatnya oplah terjual majalah, dan penelitian ini diberi judul “Strategi

Komunikasi Public Relations Majalah Laiqa dalam Meningkatkan Oplah

Terjual”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka peneliti merasa

perlu untuk membatasi permasalahan yang ada, yakni hanya mengenai

Tahapan-tahapan strategi komunikasi yang diterapkan oleh Public

Relations majalah Laiqa dalam meningkatkan oplah terjual pada tiap edisi

selama masa kepemimpinan Hanna Faridl sebagai Editor-in-Chief dan

Silmia Putri sebagai Public Relations sejak bulan Desember 2014 hingga

Oktober 2015, karena Hanna Faridl merupakan Editor-in-chief kedua yang

menggantikan Fifi Alvianto yang mengundurkan diri di akhir tahun 2014

dan Silmia Putri menggantikan Dwita Yuniati yang juga mengundurkan

diri di akhir tahun 2014.

6

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalahnya ialah

Bagaimana strategi komunikasi yang diterapkan oleh Public Relations

majalah Laiqa dalam meningkatkan Oplah Terjual?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan latar belakang dan perumusan masalah, maka tujuan

penelitian ini adalah mengetahui strategi komunikasi yang diterapkan

Public Relations majalah Laiqa dalam meningkatkan Oplah Terjual;

2. Manfaat penelitian

a. Akademis

Dalam lingkup akademik, penelitian ini diharapkan memberikan

masukan atau tambahan informasi serta data kepustakaan dalam

pengembangan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan teori-teori

Public Relations. Penelitian ini juga dapat dijadikan bahan referensi

dalam pembuatan makalah, karya tulis, bahkan bahan penelitian

lanjutan.

b. Praktis

Hasil penelitian ini merupakan data berharga karena dapat memberikan

gambaran bagi lembaga yang diteliti mengenai strategi komunikasi

Public Relations dalam meningkatkan oplah terjual. Penelitian ini juga

diharapkan dapat memberikan sumbangsih pemikiran, serta dijadikan

7

bahan peninjauan dan perbaikan serta inspirasi bagi perusahaan

tersebut maupun organisasi media massa lainnya.

D. Metodologi Penelitian

1. Paradigma Penelitian

Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma

konstruktivisme. Realitas dianggap sebagai hasil konstruksi berpikir dari

kemampuan seseorang. Pengamatan merupakan hasil pengamatan dari

indera peneliti terhadap apa yang diteliti.8 Perlu tercipta interaksi antara

peneliti dan yang diteliti, agar mampu merekonstruksi realitas yang diteliti

melalui metode kualitatif.9 Sehingga peneliti akan mengamati strategi

komunikasi Public Relations majalah Laiqa dalam meningkatkan oplah

terjual.

2. Pendekatan Penelitian

Pendekatan Penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah

pendekatan penelitian kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor metode

kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif

berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang

dapat diamati.10

Dalam penerapannya, pendekatan kualitatif menggunakan metode

pengumpulan data dan metode analisis yang bersifat non kuantitatif,

8Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik, (Jakarta: PT. Bumi

Aksara, 2013), h.49-50. 9Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi (Teori, Paradigma, dan Discourse Teknologi

Komunikasi di Masyarakat), (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), h.238. 10

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2004), h.4.

8

seperti penggunaan instrumen wawancara mendalam dan pengamatan.11

Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah analisis deskriptif yang

berfokus pada penelitian nonhipotesis sehingga dalam langkah

penelitiannya tidak perlu merumuskan hipotesis.12

3. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Studi kasus

adalah suatu metode untuk memahami individu yang dilakukan secara

integratif dan komprehensif agar diperoleh pemahaman yang mendalam

tentang individu tersebut beserta masalah yang dihadapinya dengan tujuan

masalahnya dapat terselesaikan dan memperoleh perkembangan diri yang

baik.13

Studi kasus merupakan suatu metode untuk menyelidiki atau

mempelajari suatu kejadian mengenai perseorangan (riwayat hidup). Pada

metode studi kasus ini diperlukan banyak informasi guna mendapatkan

bahan-bahan yang agak luas. Metode ini merupakan integrasi dari data

yang diperoleh dengan metode lain.14

Tujuan utama metode penelitian studi kasus adalah untuk

menjawab permasalahan penelitian yang dimulai dengan kata tanya

‘’bagaimana’’ atau ‘’mengapa’’. Dalam penelitian ini, studi yang penulis

angkat adalah Bagaimana strategi komunikasi Public Relations majalah

Laiqa dalam meningkatkan Oplah Terjual.

11

Antonius Birowo, Metode Penelitian Komunikasi, (Yogyakarta: Gintanyali, 2004), h.2. 12

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT. Bina

Aksara, 1989), hlm.194. 13

Susilo Rahardjo & Gudnanto.Pemahaman Individu Teknik Non Tes, (Kudus: Nora

Media Enterprise, 2011), h.250. 14

Bimo Walgito, Bimbingan dan Konseling Studi & Karir, (Yogjakarta: Andi, 2010), h.

92.

9

4. Subjek dan Objek

Subjek dari penelitian ini adalah Public Relations majalah Laiqa.

Sedangkan objek penelitiannya adalah strategi komunikasi Public

Relations majalah Laiqa dalam meningkatkan oplah terjual.

5. Sumber Data Penelitian

a. Data Primer

Data primer pada penelitian ini akan didapatkan melalui

wawancara mendalam dengan seorang narasumber dan

pengamatan terhadap aktivitas kerja Public Relations majalah

Laiqa.

b. Data Sekunder

Data sekunder pada penelitian ini akan didapatkan dari

buku-buku dan literatur yang dianggap mendukung pemecahan

masalah dalam penelitian ini. Selain itu, peneliti juga akan

menghimpun dokumen-dokumen perusahaan dan company profile

yang dapat menunjang penelitian ini.

6. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti ialah

sebagai berikut:

a. Observasi

Observasi adalah kegiatan mencari dan mengamati data

yang digunakan untuk memberikan suatu kesimpulan atau

10

diagnosis.15 Peneliti telah melakukan pengamatan terhadap

aktivitas Public Relations di majalah Laiqa selama rentang waktu

Oktober hingga Januari 2016.

b. Wawancara

Wawancara mendalam adalah suatu cara mengumpulkan

data atau informasi dengan cara langsung bertatap muka dengan

informan agar mendapatkan data lengkap dan mendalam.16

Peneliti

telah melakukan wawancara terhadap Public Relations majalah

Laiqa, Silmia Putri dan Editor-in-Chief majalah Laiqa, Hanna

Faridl. Hal ini dilakukan karena menurut peneliti sebagai praktisi,

dua orang tersebut memahami dengan baik dan mendalam tentang

strategi komunikasi yang dilakukan oleh majalah Laiqa dalam

meningkatkan oplah terjual.

c. Dokumentasi

Peneliti telah mencari dan memperoleh data dari berbagai

literatur, dokumen perusahaan, dan media kit majalah Laiqa untuk

mendukung tahap analisis wawancara dan observasi dan menjawab

permasalahan penelitian.

7. Teknik Analisis Data

Analisis data menurut Patton adalah sebuah proses untuk mengatur

uraian data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan satu

15Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial, (Jakarta:

Salemba Humanika, 2012), h.131. 16

Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana, 2009),

h.100.

11

uraian dasar.17

Kemudian data yang terkumpul dari wawancara mendalam

dan dokumen-dokumen yang didapat, diklasifikasikan ke dalam kategori-

kategori tertentu.18

Pada penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan ialah

teknik analisis deskriptif, yaitu teknik yang hanya memaparkan situasi atau

peristiwa. Teknik ini tidak mencari atau menjelaskan suatu hubungan,

tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi.19

Tujuan dari analisis

deskriptif ini adalah untuk:

1. Mengumpulkan informasi yang aktual secara terperinci yang

melukiskan gejala yang ada.

2. Mengidentifikasi masalah atau menjelaskan kondisi dan

praktik-praktik yang berlaku.

3. Membuat perbandingan atau evaluasi.20

E. Tinjauan Pustaka

Setelah peneliti melihat dan mencari judul skripsi yang ada di

Perpustakaan Utama Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi,

ada beberapa judul yang membahas mengenai strategi komunikasi dan

banyak sekali yang membahas tentang Public Relations, tetapi sedikit

17

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2007), h.103. 18

Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana, 2007),

h.193. 19

Jalaludin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2007), cet-13, h.24-25. 20

Jalaludin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

2007), cet-13, h.24-25.

12

peneliti temukan skripsi yang mengangkat Public Relations dalam

majalah. Skripsi tersebut antara lain:

1. “Strategi Komunikasi Marketing Public Relations TRANS TV

(PT. Televisi Transformasi Indonesia) dalam Meningkatkan

Rating Program Extravaganza” Karya Yudithya Ahmad,

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, jurusan Komunikasi

dan Penyiaran Islam, tahun 2009. Skripsi tersebut berisikan tentang

strategi komunikasi yang dilakukan oleh Public Relations,

khususnya mengenai publicity dan event untuk memperkenalkan

dan menyebarluaskan informasi tentang Program Extravaganza

kepada masyarakat. Persamaan dengan masalah yang peneliti teliti

ialah Yudithya Ahmad juga berada pada kajian ilmu yang sama,

yakni Public Relations. Sedangkan perbedaannya ialah ia

menjadikan Public Relations televisi sebagai subjek penelitian,

sementara peneliti memilih Public Relations majalah.

2. “Peran Public Relations Radar Banten dalam membangun

Citra Perusahaan” karya Anwar, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi, jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, tahun

2008. Skripsi tersebut berisi tentang aktivitas Public Relations

Radar Banten untuk membangun citra perusahaan. Persamaan

dengan masalah yang peneliti teliti berada pada subjeknya, Public

Relations. Namun, berbeda pada objek penelitiannya, Anwar

memilih pembangunan citra perusahaan sebagai objek, sementara

peneliti memilih peningkatan oplah terjual.

13

3. “Strategi Komunikasi Marketing Radio Dakta107 FM dalam

Meningkatkan Eksistensi di Kalangan Pendengar”karya Arini

Rosdiana, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, jurusan

Komunikasi dan Penyiaran Islam, tahun 2011. Skripsi tersebut

membahas mengenai strategi komunikasi Marketing radio dalam

meningkatkan eksistensi di kalangan pendengar. Persamaan skripsi

tersebut dengan peneliti ialah membahas mengenai strategi

komunikasi yang dilakukan sebuah divisi di perusahaan media

untuk meningkatkan minat konsumsi di kalangan audience atau

komunikator. Sementara perbedaannya adalah terdapat pada kajian

ilmu dan subjek penelitiannya, Arini Rosdiana memilih kajian ilmu

Marketing pada radio, sedangkan peneliti mengangkat kajian ilmu

Public Relations pada majalah.

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan ini berdasarkan pada buku Pedoman

Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) karya Hamid

Nasuhi dkk. Yang diterbitkan oleh CeQDA (Central for Quality

Development and Assurance) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta, yaitu sebagai berikut:

Bab 1 : Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang

masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian, dan sistematika penulisan.

14

Bab 2 : Pada bab ini akan dibahas mengenai tinjauan pustaka,

kerangka teoritis yang mencakup strategi Public Relations, strategi

komunikasi, pengertian majalah, pengertian oplah.

Bab 3 : Bab ketiga ini memaparkan gambaran umum majalah

Laiqa dan Public Relations majalah Laiqa.

Bab 4 : Bab ini mengenai pembahasan hasil penelitian dari

penelitian ini, yaitu tahapan-tahapan strategi dan tahapan kegiatan

Public Relations majalah Laiqa dalam meningkatkan oplah terjual.

Bab 5 : Pada bab ini adalah sebagai bab penutup yang berisi

tentang kesimpulan dan saran-saran.

15

BAB II

LANDASAN TEORITIS

A. Strategi Komunikasi

1. Pengertian Strategi

Strategi berasal dari bahasa Yunani yaitu “Strategos’ (stratus yakni militer

atau memimpin) yang berarti “generalship” atau sesuatu yang dikerjakan oleh

para jenderal perang dalam membuat rencana untuk memenangkan perang,

konsep ini relevan dengan situasi pada zaman dahulu yang sering diwarnai perang

dimana jenderal dibutuhkan untuk memimpin suatu perang.1

Sedangkan dalam manajemen suatu organisasi, strategi diartikan sebagai

kiat, cara, dan taktik utama yang dirancang secara sistematik dalam melaksanakan

fungsi manajemen yang terarah pada tujuan strategi organisasi.2

Manajemen strategi adalah suatu seni dan ilmu dari pembuatan

(formulating), penerapan (implementing), dan evaluasi (evaluating) keputusan-

keputusan strategis antar fungsi-fungsi yang memungkinkan sebuah organisasi

mencapai tujuan-tujuan masa datang.3

Menurut Lawrence R. Jauch strategi adalah rencana yang disatukan,

menyeluruh dan terpadu yang mengaitkan keunggulan strategi perusahaan dengan

tantangan lingkungan dan yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama

perusahaan, dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh perusahaan.4

Menurut Sondang Siagian, strategi adalah cara yang terbaik untuk

1 Handrawan Supratikno, Advanced Strategic Manegement; Back to Basic Approach,

(Jakarta: PT. Grafindo Utama, 2003), hlm. 19. 2 Hadari Nawawi, Manajemen Strategi Organisasi Non Profit Bidang Pemerintahan

Ilustrasi di Bidang Pendidikan, (Yogyakarta: Gadjah Mada Universitas Press, 2000), hlm. 147. 3 Agustinus Sri Wahyudi, Manajemen Strategik; Pengantar Proses Berpikir Strategik,

(Binarupa Aksara, 1996), hlm. 15. 4 Lawrence R. Jauch & William F. Glueck, Manajemen Strategis dan Kebijakan

Perusahaan, (Jakarta: PT. Erlangga, 1988), cet.ke-3, hlm. 12.

16

mempergunakan dana, daya dan tenaga yang tersedia sesuai tuntutan perubahan

lingkungan.5

Menurut Onong Uchjana Efendi, strategi pada hakikatnya adalah

perencanaan (planning) dan manajemen untuk mencapai tujuan tersebut, strategi

tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya memberi arah saja, melainkan harus

mampu menunjukan bagaimana teknik operasionalnya.6

2. Manfaat Manajemen Strategi

Ada Beberapa manfaat yang diperoleh organisasi jika menerapkan

Manajemen Strategi, yaitu:7

1. Memberikan arah jangka panjang yang akan dituju.

2. Membantu organisasi beradaptasi pada perubahan-perubahan

yang terjadi.

3. Membuat suatu organisasi menjadi lebih efektif.

4. Mengidentifikasikan keunggulan komparatif suatu organisasi

dalam lingkungan yang semakin beresiko.

5. Aktifitas pembuatan strategi akan mempertinggi kemampuan

perusahaan untuk mencegah munculnya masalah di masa datang.

6. Keterlibatan karyawan dalam pembuatan strategi akan lebih

memotivasi mereka pada tahap pelaksanaannya.

7. Aktivitas yang tumpang tindih akan dikurangi.

8. Keengganan untuk berubah dari karyawan lama dapat dikurangi.

5 Sondang Siagian, Analisa Serta Perumusan Kebijaksanaan dan Strategi Organisasi,

(Jakarta: PT. Gunung Agung, 1986), cet.ke-2, hlm. 17. 6 Onong Uchjana, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung PT. Remaja

Rosdakarya, 1992), cet.ke-4, hlm. 32. 7Ibid. hlm. 19

17

3. Pengertian Komunikasi

Kata Komunikasi atau Communication dalam bahasa inggris berasal dari

kata latin Communis yang berarti “sama”, Communico, Communicatio, atau

Communicare yang berarti “membuat sama” (to make common). Istilah pertama

(Communis) paling sering disebut sebagai asal kata Komunikasi, yang merupakan

akar dari kata-kata Latin lainnya yang mirip. Komunikasi menyarankan bahwa

suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara sama.8

Beberapa definisi Komunikasi menurut para ahli:9

1. Harrold Lasswell: Komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan

Who Says What in Which Channel to Whom with What Effect? Atau

“Siapa”, “Mengatakan Apa”, “Dengan Saluran Apa”, “Kepada

Siapa”, “Dengan Pengaruh Bagaimana”.

2. Carl I. Hovland: Komunikasi adalah proses yang memungkinkan

seseorang (komunikator) menyampaikan rangsangan (biasanya

lambang-lambang verbal) untuk mengubah perilaku orang lain

(komunikan).

3. Mary B. Cassata dan Moleft K. Asante: Komunikasi adalah transmisi

informasi dengan tujuan memengaruhi khalayak.

4. Everett M. Roger: Komunikasi adalah proses dimana suatu ide

dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan

maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.

5. William Al Big: Komunikasi sebagai “the process of transmitting

meaningful symbols between individuals”. Definisi itu

8 Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2007), cet. Ke-9 (edisi revisi), hlm. 46. 9Ibid. hlm. 68-69.

18

mengimplikasikan bahwa komunikasi adalah suatu proses sosial

yang terjadi antara sedikitnya dua orang, dimana salah seorang

mengirimkan sejumlah simbol tertentu pada orang lain. Komunikasi

terjadi jika kedua pihak sama-sama dapat mengolah dengan baik

simbol yang disampaikan. Simbol itu dapat disebut sebagai pesan,

dimana proses penyampaiannya dilakukan dengan media, dan terjadi

perubahan atau respons terhadap pesan yang disampaikan.10

4. Bentuk-bentuk Komunikasi

1. Komunikasi Personal

Terdapat dua bentuk dari komunikasi personal, yaitu

komunikasi intrapersonal dan komunikasi interpersonal.

Komunikasi intrapersonal (komunikasi intrapribadi) adalah

komunikasi dengan diri sendiri. Contohnya saja seperti berpikir.11

Komunikasi interpersonal (komunikasi antar pribadi) adalah

komunikasi yang berlangsung antara dua orang, dimana terjadi

kontak langsung dalam bentuk percakapan. Komunikasi jenis ini

bisa berlangsung secara berhadapan muka (face to face), bisa juga

melalui sebuah medium telepon.12

2. Komunikasi Kelompok

Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai

tujuan bersama, yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai

10

John E. Kennedy & R. Dermawan Soemanagara, Marketing Communication: Taktik

dan Strategi, (Jakarta, PT. Buana Ilmu Populer, 2009), cet. Ke-3, hlm. 2. 11

Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, (Bandung, PT. Remaja

Rosdakarya, 2007), cet. Ke-9 (edisi revisi), hlm. 80. 12

Roudhonah, Ilmu Komunikasi, (Jakarta, UIN Jakarta Press, 2007), hlm. 106.

19

tujuan bersama (adanya saling kebergantungan). Mengenal satu

sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari

kelompok tersebut, meskipun setiap anggota boleh jadi punya

peran berbeda.13

Onong mengartikan komunikasi kelompok adalah

komunikasi antara seseorang dengan sejumlah orang yang

berkumpul bersama-sama dalam bentuk kelompok.14

3. Komunikasi Organisasi

Komunikasi organisasi terjadi dalam suatu organisasi,

bersifat formal dan juga informal, dan berlangsung dalam jaringan

yang lebih luas dari pada komunikasi kelompok.15

Komunikasi organisasi adalah sebagai petunjuk dan

penafsiran pesan di antara unit-unit komunikasi yang merupakan

bagian dari suatu organisasi tertentu. Suatu organisasi terdiri dari

unit-unit komunikasi dalam hubungan-hubungan hierarki antara

yang satu dengan yang lain dan berfungsi dalam satu

lingkungan.16

4. Komunikasi Massa

Menurut Bittner dalam bukunya Mass Communication: An

Introduction (1980), Komunikasi Massa adalah pesan-pesan yang

13

Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, (Bandung, PT. Remaja

Rosdakarya, 2007), cet. Ke-9 (edisi revisi), hlm. 82. 14

Roudhonah, Ilmu Komunikasi, (Jakarta, UIN Jakarta Press, 2007), hlm. 124. 15

Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, (Bandung, PT. Remaja

Rosdakarya, 2007), cet. Ke-9 (edisi revisi), hlm. 83. 16

Don F. Faules, R. Wayne Pace, editor Mulyana, Deddy, Komunikasi Organisasi;

Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001), Cet. Ke-3,

hlm. 31.

20

dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar

orang.

Sedangkan menurut De fleur dan Dennis, dalam bukunya

Understanding Mass Communication (1985), Komunikasi Massa

adalah suatu proses dalam mana komunikator-komunikator

menggunakan media untuk menyebarkan pesan-pesan secara luas,

dan secara terus menerus menciptakan makna yang diharapkan

dapat memengaruhi khalayak yang besar dan berbeda-beda

dengan melalui berbagai cara.17

5. Komunikasi Persuasif

Persuasif dalam bahasa Indonesia mempunyai arti

membujuk, merayu. Bettinghous mengartikan komunikasi

persuasif adalah komunikasi manusia yang dirancang untuk

memengaruhi orang lain dengan usaha mengubah keyakinan,

nilai, atau sikap mereka.18

5. Strategi Komunikasi dan Langkah-langkahnya

Strategi komunikasi memiliki definisi sebagai paduan perencanaan

komunikasi dengan manajemen komunikasi untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan. Strategi komunikasi ini harus mampu menunjukan bagaimana

operasionalnya secara taktis harus dilakukan. Dalam arti kata bahwa pendekatan

(approach) bisa berbeda sewaktu-waktu tergantung pada situasi dan kondisi.19

17

Roudhonah, Ilmu Komunikasi, (Jakarta, UIN Jakarta Press, 2007), hlm. 136-137. 18

Roudhonah, Ilmu Komunikasi, (Jakarta, UIN Jakarta Press, 2007), hlm. 154-155. 19

Onong Uchjana Effendi, Dinamika Komunikasi, (Bandung PT. Remaja Rosdakarya,

2004), hlm. 29.

21

Mengacu pada pencapaian sebuah tujuan, diketahui terdapat tiga tahap

dalam strategi yang meliputi pembuatan strategi, penerapan dan evaluasi strategi.

Berikut ini penjelasan mengenai ketiga tahap strategi tersebut di atas:20

a. Perumusan Strategi

Perumusan strategi meliputi pengembangan misi dan tujuan

jangka panjang, pengidentifikasian peluang dan ancaman dari luar

serta kekuatan dan kelemahan perusahaan, pengembangan

alternatif-alternatif strategi dan penentuan strategi yang sesuai

untuk diadopsi.

b. Penerapan Strategi

Penerapan strategi meliputi penentuan sasaran-sasaran

operasional tahunan, kebijakan perusahaan, memotivasi karyawan

dan mengalokasikan sumber-sumber daya agar strategi yang telah

ditetapkan dapat diimplementasikan.

c. Evaluasi Strategi

Evaluasi Strategi adalah mencakup usaha-usaha yang memiliki

tujuan untuk memonitor seluruh hasil-hasil dari pembuatan dan

penerapan strategi, termasuk mengukur kinerja individu dan

kinerja perusahaan serta mengambil langkah-langkah perbaikan

jika diperlukan.

Peneliti memberikan kesimpulan, bahwa segala hasil dan pencapaian

tujuan yang prima merupakan cerminan dari dilaluinya tahapan-tahapan strategi

komunikasi yang terarah dan sistematis, serta dijalankan secara tertata dan

20

Agustinus Sri Wahyudi, Manajemen Strategik Pengantar Proses Berpikir Strategik,

(PT. Binarupa Aksara, 1996), hal. 15-16.

22

optimal. Strategi hadir sebagai rambu atau pedoman dalam berproses untuk

mencapai tujuan.

B. Public Relations

1. Definisi Public Relations

Istilah “Public” secara universal berarti sekelompok orang yang

mempunyai minat dan perhatian yang sama terhadap suatu hal. Istilah “relations”

dalam bahasa Indonesia berarti ”hubungan-hubungan” dalam arti menyangkut

banyak hubungan.21

Definisi Public Relations dari Howard Bonham adalah suatu seni untuk

menciptakan pengertian publik secara lebih baik, sehingga dapat memperdalam

kepercayaan publik terhadap seseorang atau sesuatu organisasi/badan. Definisi

menurut (British) Institute of Public Relations ‘PR adalah keseluruhan upaya yang

dilakukan secara terencana yang berkesinambungan dalam rangka menciptakan

dan memelihara niat baik (goodwill) dan saling pengertian antara suatu organisasi

dengan segenap khalayaknya’.22

Dalam buku Dasar-Dasar Public Relation, Public Relations adalah

kegiatan atau aktivitas yang proses kegiatannya melalui empat tahap, yaitu:

a. Penelitian yang didahului penemuan, analisis, pengolahan data dan

sebagainya;

b. Perencanaan yang direncanakan;

c. Pelaksanaan yang tepat;

21

DR. Neni Yulianita, Dasar-dasar Public Relations, (Bandung: P2U-LPPM Unisba,

2007). h. 21. 22

Frank Jefkins, Public Relations, (Jakarta: Erlangga, 2003), cet. Ke-5, h. 9.

23

d. Evaluasi, penelitian setiap tahap dan evaluasi keseluruhan.23

International Public Relations Association (IPRA) mendefinisikan Public

Relations sebagai fungsi manajemen yang khas yang mendukung pembinaan dan

memelihara jalur bersama antara organisasi dengan publiknya mengenai

komunikasi, pengertian, penerimaan, dan kerja sama melibatkan manajemen

dalam permasalahan dan persoalan; membantu manajemen memberikan

penerangan dan tanggapan dalam hubungan dengan opini publik; menetapkan dan

menentukan tanggung jawab manajemen dalam mengikuti dan memanfaatkan

perubahan secara efektif, bertindak sebagai sisem peringatan yang dini dalam

membantu mendahului kecenderungan; dan menggunakan penelitian serta teknik

komunikasi yang sehat dan etis sebagai sarana utama.24

2. Ruang Lingkup Public Relations

Ruang Lingkup pekerjaan public relations dapat dibagi enam bagian

pekerjaan yaitu:

a. Publisitas, yaitu kegiatan menempatkan berita mengenai seseorang

organisasi atau perusahaan di media massa. Dengan kata lain

publisitas adalah upaya orang atau organisasi agar kegiatannya

diberitakan media massa. Publisitas melahirkan bidang khususan

public relations yang disebut dengan media relations. Media

relations mengkhususkan khalayaknya pada wartawan (pers) dan

media massa pada umumnya.

b. Pemasaran, dalam praktiknya bagian pemasaran meliputi antara lain

melakukan penelitian, mendesain produk, mengemas produk

23

Maria Assumpta, Dasar-dasar Public Relations (Jakarta: Grasindo, 2002), h. 8. 24

Ibid, h. 12.

24

(packaging), menentukan harga (pricing), melakukan promosi dan

distribusi produk. Tujuan pemasaran adalah untuk menarik dan

memuaskan klien atau pelanggan (customer) dalam jangka panjang

dalam upaya mencapai tujuan ekonomi perusahaan. Bagian

pemasaran membutuhkan publisitas media massa bagi produknya

dan karenanya pemasaran membutuhkan fungsi public relations

lebih mengerti bagaimana menulis untuk media massa. Pemasaran

melahirkan bidang kekhususan yang disebut dengan marketing

relations (disebut juga marketing communications) dan customer

relations yang khusus melayani khalayak konsumen dan pelanggan.

c. Public Affairs, ialah bidang khusus public relations yang

membangun dan mempertahankan hubungan dengan pemerintah dan

komunitas lokal agar dapat memengaruhi kebijakan publik.

d. Manajemen isu merupakan upaya organisasi atau perusahaan untuk

melihat kecenderungan isu atau opini publik yang muncul di tengah

masyarakat dalam upaya organisasi atau perusahaan untuk

memberikan tanggapan atau respons yang sebaik-baiknya.

Manajemen isu melahirkan bidang khusus yaitu riset public relations

yang bertujuan untuk mengetahui pandangan dan opini khalayak

terhadap organisasi untuk mengetahui tingkat kepuasan khalayak

terhadap produk atau jasa yang dihasikan perusahaan.

e. Lobi adalah bidang khusus public relations yang membangun dan

memelihara hubungan dengan pemerintah, utamanya untuk tujuan

memengaruhi peraturan dan perundang-undangan.

25

f. Hubungan Investor menurut Cutlip dan rekan yang dikutip Morissan

dalam buku pengantar public relations strategi menjadi humas

professional adalah bidang khusus dari public relations korporat

yang membangun dan mempertahankan hubungan yang saling

menguntungkan dengan pemegang saham dan pihak lainnya dalam

masyarakat keuangan untuk memaksimalkan nilai pasar.25

3. Strategi Public Relations

Menurut Adnan S. Adnanputra pakar Public Relations dalam

naskahnya berjudul PR Strategy, mengatakan bahwa strategi adalah bagian

terpadu dari suatu rencana (plan), sedangkan rencana merupakan produk

dari suatu perencanaan (planning), yang pada akhirnya perencanaan adalah

salah satu fungsi dasar dari proses manajemen. Selain perencanaan yang

dimiliki oleh manajemen, terdapat unsur pengorganisasian termasuk

strukturisasi, pengarahan, dan pengendalian. Semua unsur manajemen

harus berjalan dengan baik, agar tujuan bersama dapat tercapai dan sesuai

dengan apa yang diinginkan, serta mencegah terjadinya kekeliruan dari apa

yang direncanakan semula.26

Berkaitan dengan pola strategi Public Relations, maka menurut Ahmad S.

Adnanputra strategi Public Relations adalah alternatif optimal yang dipilih untuk

ditempuh guna mencapai tujuan Public Relations dalam kerangka suatu rencana

Public Relations (Public Relations plan). Public Relations bertujuan untuk

menegakkan dan mengembangkan suatu “citra yang menguntungkan” (favorable

image) bagi organisasi terhadap stakeholders-nya (khalayak sasaran yang terkait

yaitu publik internal dan publik eksternal). Untuk mencapai tujuan, maka strategi

kegiatan Public Relations diarahkan pada upaya menciptakan persepsi

stakeholder. Jika strategi dalam menciptakan persepsi berhasil dilakukan, akan

25

Morissan, Pengantar Public Relations Strategi Menjadi Humas Profesional, Jakarta:

Ramdina Prakarsa, 2006), h. 8. 26

Rosady Ruslan, Manajemen Humas & Komunikasi Konsepsi dan Aplikasi, (Jakarta:

PT. Grafindo Persada, 2002), cet. Ke-4, hlm. 120.

26

memperoleh keuntungan dari stakeholder sebagai khalayak sasarannya dan akan

tercipta suatu opini dan citra yang menguntungkan.27

4. Peranan Public Relations

Public Relations memiliki peran sangat penting dalam organisasi.

Keberadaan Public Relations sering ditambah, dikembangkan, dan diangkat

statusnya ketika organisasi menghadapi kekuatan luar, terancam mendapat

pengurangan dana, atau menghadapi ancaman pembubaran. Semakin banyak

yang menyadari akan pentingnya Public Relations menjadi bagian dari

manajemen dan berkembangnya Public Relations yang menyentuh berbagai

macam sektor, menandakan bahwa Public Relations memiliki peran yang sangat

penting dalam masyarakat. Public Relations memiliki banyak peran lainnya, yaitu

dalam mengatasi persoalan yang dihadapi organisasi, membantu organisasi

mengatasi ancaman mendapat pengurangan dana, dan ketika organisasi

menghadapi ancaman pembubaran, serta persoalan lainnya yang membutuhkan

peran Public Relations.28

Menurut Dozier (1992) peranan praktisi Public Relations dalam organisasi

merupakan salah satu kunci untuk memahami fungsi Public Relations dalam

komunikasi organisasi dan kunci untuk pengembangan peranan praktisi Public

Relations dalam pencapaian professional public relations. Dozier & Broom

(1995) membagi peranan Public Relations menjadi empat kategori dalam

organisasi yaitu expert prescriber, communication fasilitator, problem solving

27

Rosady Ruslan, Manajemen Humas & Komunikasi Konsepsi dan Aplikasi, (Jakarta: PT.

Grafindo Persada, 2002), cet. Ke-4, hlm. 121. 28

Scott M.Cutlip, Effective Public Relations, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,

2007) cet. Ke-2, hlm. 507.

27

process fasilitator, serta communication technician. Adapun penjelasan mengenai

empat kategori tersebut di atas adalah sebagai berikut:29

a. Resep Ahli

Praktisi Public Relations yang memiliki keahlian tinggi dapat

membantu untuk mencari solusi dalam penyelesaian masalah hubungan

dengan publiknya (Public Relationship). Hubungan dengan manajemen

organisasi sangat dipengaruhi oleh Public Relations, pihak manajemen

hanya menerima apa yang disarankan oleh ahli Public Relations (expert

prescriber) yang memiliki pengalaman dan keahlian dalam memecahkan

persoalan yang dihadapi organisasi.

b. Fasilitator Komunikasi

Praktisi Public Relations bertindak sebagai komunikator atau

mediator untuk membantu pihak manajemen dalam mendengar keinginan

dari publik terhadap organisasi, serta mampu menjelaskan kembali

keinginan dan harapan organisasi kepada publiknya. Sehingga dengan

komunikasi timbal balik yang dilaksanakan oleh Public Relations dapat

menciptakan saling pengertian, memercayai, menghargai dan toleransi

yang baik dari kedua belah pihak.

c. Pemecahan Masalah

Praktisi Public Relations merupakan bagian dari tim manajemen

untuk membantu pimpinan organisasi dalam proses pemecahan persoalan

atau krisis yang tengah dihadapi, baik sebagai penasihat (advisor) dan

mengambil tindakan eksekusi (keputusan). Biasanya dalam menghadapi

29

Rosady Ruslan, Manajemen Humas & Komunikasi Konsepsi dan Aplikasi, (Jakarta:

PT. Grafindo Persada, 2002), cet. Ke-4, hlm. 21-25.

28

suatu krisis dibentuk suatu tim posko yang dikoordinir praktisi Public

Relations dengan melibatkan berbagai departemen dalam satu tim khusus

untuk membantu organisasi mengatasi persoalan.

d. Teknisi Komunikasi

Praktisi Public Relations sebelumnya yang berhubungan erat

dengan fungsi dan peranan manajemen organisasi. Sedangkan dalam

peranan ini sebagai journalist in resident yang hanya menyediakan

layanan teknis komunikasi atau dikenal dengan method of communication

in organization dan sistem komunikasi dalam organisasi tergantung dari

masing-masing bagian atau tingkatan, yaitu secara teknis komunikasi, baik

arus maupun media komunikasi dipergunakan dari tingkat pimpinan

dengan bawahan akan berbeda dari bawahan ke tingkat atasan. Begitu juga

arus media dan komunikasi antara satu level, misalnya komunikasi antar

karyawan satu departemen dengan lainnya.

Menurut H. Fayol Public Relations memiliki beberapa kegiatan dan

sasaran sebagai berikut:30

a. Membangun identitas dan citra perusahaan dengan menciptakan

identitas dan citra perusahaan yang positif dan mendukung kegiatan

komunikasi timbal balik dua arah dengan berbagai pihak.

b. Menghadapi krisis, seperti menangani keluhan (complaint) dan

menghadapi krisis yang terjadi dengan membentuk manajemen krisis

dan PR Recovery of Image yang bertugas memperbaiki lost of image

and damage.

30

Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi Konsepsi dan

Aplikasi (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), hlm. 23.

29

c. Mempromosikan aspek kemasyarakatan, dalam hal ini

mempromosikan yang menyangkut kepentingan publik, serta

mendukung kegiatan kampanye sosial anti merokok, serta

menghindari obat-obatan terlarang dan sebagainya.

Anne Van Der Meriden dalam buku Public Relations Een Kenismaking

mengungkapkan tentang fungsi utama dari Public Relations adalah :

menumbuhkan, mengembangkan hubungan baik antara organisasi/perusahaan

dengan publiknya baik internal mau pun eksternal; menanamkan pengertian,

menumbuhkan motivasi dan meningkatkan partisipasi publik; menciptakan opini

publik yang menguntungkan organisasi/perusahaan dan publik.31

5. Tahapan-tahapan dalam Kegiatan Public Relations

a. Alasan Public Relations Memiliki Perencanaan

Tahapan-tahapan yang dilakukan Public Relations, baik yang

berjangka panjang maupun berjangka pendek (untuk satu peristiwa

tunggal), harus memiliki perencanaan yang secara cermat dan hati-hati

sehingga akan diperoleh hasil-hasil yang nyata untuk mencapai tujuan.

Terdapat empat alasan yang paling penting bagi perlunya PR memiliki

perencanaan, yaitu untuk menetapkan target-target operasi PR yang

nantinya akan menjadi tolak ukur atas hasil yang diperoleh, untuk

memperhitungkan jumlah jam kerja dan berbagai biaya yang diperlukan,

untuk menyusun skala prioritas guna menentukan jumlah program dan

waktu yang diperlukan untuk melaksanakan program Public Relations,

31

Maria Assumpta Rumanti, Dasar-dasar Public Relations Teori dan Praktik (Jakarta: PT.

Grasindo, 2005), cet-3, h.204.

30

untuk menentukan kemungkinan pencapaian tujuan-tujuan tertentu sesuai

dengan ketersediaan, baik staf pendukung maupun operasional.32

Manfaat dari adanya program-program yang telah direncanakan

dengan matang, bahwa seorang praktisi Public Relations dapat mengukur

sejauh mana kemajuan yang telah dicapai dan bagaimana hasil yang telah

diraih. Adanya perencanaan ini pun berfungsi sebagai penjaga bagi Public

Relations agar tetap bekerja dengan tertib dan tidak kehilangan arah.

b. Enam Model Perencanaan Public Relations

Setelah penjabaran mengenai alasan-alasan pentingnya

perencanaan untuk mencapai tujuan, terdapat enam model perencanaan

Public Relations yang sudah diterima oleh para praktisi Public Relations

professional, yaitu pengenalan situasi yang ada dan mengubah sikap,

penetapan tujuan apa saja yang ingin dicapai, definisi khalayak yang tidak

semua bisa dijangkau, pemilihan media dan teknik-teknik Public

Relations, perencanaan anggaran untuk menjalankan program baik gaji

pegawai maupun alat operasional, serta pengukuran hasil apa saja yang

telah dicapai dalam menjalankan rencana dan tujuan. Penjelasannya

sebagai berikut:33

a. Pengenalan Situasi

Kunci utama dalam menyusun suatu rencana secara logis adalah

pemahaman terhadap situasi yang ada. Ada beberapa tujuan Public

Relations yang ingin dicapai adalah mengubah sikap negatif menjadi sikap

32

Frank Jefkins & Daniel Yadin, Public Relations edisi kelima (Jakarta: Erlangga, 2003),

hlm. 56. 33

Frank Jefkins & Daniel Yadin, Public Relations edisi kelima (Jakarta: Erlangga, 2003),

hlm. 57-72.

31

positif yang diharapkan menumbuhkan pengetahuan yang akan menjadi

pemahaman. Untuk memahami situasi yang ada dengan menggunakan satu

metode yaitu pengumpulan pendapat atau studi sikap (attitude study).

Maka akan dapat mengenali masalah yang ada serta mencari cara untuk

memecahkannya. Public Relations harus mengetahui situasi yang berada

di sekitar, dengan mengetahui pendapat dari satu dengan lainnya yang

berbeda, akan diperoleh berbagai masalah yang berbeda pula. Setelah

mengetahui masalah yang ada, kemudian diperoleh solusi untuk

permasalahan.

b. Penetapan Tujuan

Dari sekian banyak tujuan dalam kegiatan Public Relations,

beberapa di antaranya adalah untuk menyebarluaskan cerita sukses yang

telah dicapai oleh organisasi kepada masyarakat, untuk memperkenalkan

organisasi kepada masyarakat luas, untuk memperbaiki hubungan antara

organisasi dengan khalayaknya, untuk menyebarluaskan informasi

mengenai aktivitas dan partisipasi para pimpinan organisasi dalam

kehidupan sosial sehari-hari. Semua organisasi memiliki tujuan yang ingin

dicapai dan Public Relations membantu dalam melaksanakan pencapaian

tujuan tersebut.

c. Definisi Khalayak

Pentingnya bagi suatu organisasi mengenali dan membatasi

khalayaknya. Sebesar apapun suatu organisasi, tidak mungkin menjangkau

semua orang. Walaupun beberapa jenis khalayak masih dapat dijangkau

dengan bantuan teknologi dan berbagai macam media. Teknologi dan

32

munculnya berbagai macam media yang membantu memberikan informasi

kepada khalayak, organisasi juga memilih teknologi dan media untuk

mengjangkau beberapa khalayaknya yang luas. Dengan bantuan teknologi

dan media, khalayak dapat mengetahui pemahaman yang diinginkan

mengenai organisasi.

d. Pemilihan Media dan Teknik-teknik Public Relations

Salah satu contoh media yaitu jurnalis, sedangkan sebagai

tekniknya yaitu penyelenggaraan acara resepsi pers. Baik kampanye

periklanan maupun kampanye Public Relations sama-sama dapat

menggunakan berbagai macam media. Kampanye periklanan biasanya

terbatas pada media-media tertentu yang diharapkan, dunia Public

Relations dapat menggunakan berbagai media khusus seperti jurnal-jurnal

internal, buletin, atau sekadar majalah dinding. Baik kampanye Public

Relations maupun periklanan sama-sama menggunakan media sebagai

penghubung kepada khalayak.

e. Perencanaan Anggaran

Dalam perencanaan anggaran dapat dipahami bahwa Public

Relations merupakan kegiatan yang padat karya, sehingga pengeluaran

terbesar dihabiskan untuk membayar pemakaian jam kerja yaitu gaji

pegawai. Pengeluaran lain yang cukup besar termasuk pemakaian alat

operasional. Banyaknya kegiatan tidak terlepas dari banyaknya anggaran

yang harus dikeluarkan. Anggaran dana harus dipersiapkan secara matang

dan profesional agar berjalan dengan lancar dan sesuai dengan yang

33

direncanakan. Apabila anggaran dana tidak dirancang dengan baik dan

benar, maka akan menghambat keseluruhan aktivitas

f. Pengukuran Hasil

Pengukuran hasil merupakan faktor yang keenam. Mengevaluasi

berbagai hasil yang telah dicapai dengan teknik-teknik penelitian yang

digunakan untuk mengenali situasi. Metode-metode evaluasi hasil

biasanya diterapkan pada tahapan perencanaan. Target-target untuk

mencapai tujuan dapat digunakan sebagai tolak perbandingan, baik untuk

mengetahui apakah citra organisasi yang baru telah dipahami khalayak,

apakah hubungan organisasi dengan khalayaknya sudah lebih baik, serta

hasil-hasil nyata yang telah dicapai. Hasilnya dapat dilihat dari apakah

tercapainya tujuan-tujuan yang diharapkan atau diinginkan, serta

terciptanya hubungan yang baik antara organisasi dengan khalayaknya.

C. Majalah

1. Pengertian Majalah

Dja’far Assegaf berpendapat, bahwa majalah adalah publikasi atau terbitan

secara berkala yang memuat artikel dari berbagai penulis.34

Sedangkan menurut

Slamet Suseno, majalah tidak hanya soal waktu terbit dan bentuknya saja,

melainkan juga isinya. Kalau Koran lebih banyak berisi berita kejadian aktual,

ulasan berita, kolom opini, dan informasi yang bersifat penerangan. Maka majalah

lebih banyak berisi feature penyuluhan, artikel masalah, pendirian penulisnya,

34

Dja’far H. Assegaf, Jurnalistik Masa Kini, Pengantar ke Praktek Kewartawanan, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1983), h. 127.

34

cerita kocak, laporan hasil penyelidikan, sajak, dan jenis-jenis kesusastraan

lainnya, sering kali disertai foto dan ilustrasi.35

Djujuk Juyoto mengemukakan, bahwa kedudukan majalah dalam

komunikasi massa (Mass Communication) berada di tempat kedua setelah surat

kabar. Pengertian majalah adalah segala penerbitan yang mengutamakan

pemberitaan, periodesasi, terbitnya ditentukan, tapi pada umumnya sebuah

majalah paling sering terbit seminggu sekali. Sifat aktualitasnya menentukan juga

isinya, namun tidak sebatas hanya jangka 24 jam melainkan lebih lama

penyajiannya dibikin agar tetap aktual.36

2. Fungsi Majalah

Majalah mempunyai beberapa fungsi, diantaranya: majalah berita seperti

Gatra lebih berfungsi sebagai media informasi tentang berbagai peristiwa dalam

dan luar negeri, dan fungsi berikutnya adalah hiburan. Majalah wanita dewasa

Femina, meskipun isinya relatif menyangkut berbagai informasi dan tips masalah

kewanitaan, lebih bersifat menghibur. Fungsi informasi dan mendidik menjadi

prioritas berikutnya. Majalah pertanian Trubus fungsi utamanya adalah

memberikan pendidikan mengenai cara bercocok tanam, sedangkan fungsi

berikutnya memberikan informasi.37

3. Karakteristik Majalah

Majalah merupakan media yang paling sederhana organisasinya, relatif

lebih mudah mengelolanya, serta tidak membutuhkan modal banyak. Majalah juga

35

Slamet Soeseno, Teknik Penulisan Ilmiah Popular Kiat Menulis Non Fiksi untuk

Majalah, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1997), h.7. 36

Djujuk Juyoto, Jurnalistik Praktis Sarana Penggerak Lapangan Kerja Raksasa,

(Yogyakarta: Nur Cahya, 1985),h.21. 37

Elvinaro Ardianto, Komunikasi Massa Suatu Pengantar Edisi Revisi, (Bandung:

Simbiosa Rekatama Media, 2007), h. 120.

35

dapat diterbitkan oleh setiap kelompok masyarakat, dimana mereka dapat dengan

leluasa dan luwes menentukan bentuk, jenis dan sasaran khalayak. Meskipun

sama-sama sebagai media cetak, majalah tetap dapat dibedakan dengan surat

kabar karena majalah memiliki karakteristik tersendiri, yaitu:

a. Penyajian lebih dalam

Frekuensi terbit majalah pada umumnya adalah mingguan,

selebihnya dwimingguan, bahkan bulanan (satu kali dalam sebulan).

Majalah berita biasanya terbit mingguan, sehingga para reporternya punya

waktu yang cukup lama untuk memahami dan mempelajari satu peristiwa.

Mereka juga mempunyai waktu yang leluasa untuk melakukan analisis

terhadap peristiwa tersebut, sehingga penyajian berita dan informasinya

dapat dibahas secara lebih dalam. Berita-berita dalam majalah disajikan

lebih lengkap karena dibubuhi latar belakang peristiwa. Unsur Why

dikemukakan secara lengkap. Peristiwanya atau proses terjadinya peristiwa

(unsur How) dikemukakan secara kronologis.

b. Nilai aktualitas lebih lama

Apabila nilai aktualitas surat kabar hanya berumur satu hari, maka

nilai aktualitas majalah bisa satu minggu. Sebagai contoh, kita akan

menganggap usang surat kabar kemarin atau dua hari yang lalu bila kita

baca saat ini. Akan tetapi kita tidak akan pernah menganggap usang

majalah yang terbit dua atau tiga hari yang lalu.

c. Gambar/foto lebih banyak

Jumlah halaman majalah lebih banyak, sehingga selain penyajian

beritanya yang mendalam, majalah juga dapat menampilkan gambar/foto

36

yang lengkap dalam ukuran besar dan kadang-kadang berwarna serta

kualitas kertas yang digunakan lebih baik. Majalah mode dan majalah

hiburan, dalam setiap edisi menampilkan foto para selebritas (orang-orang

terkenal), yang dapat dikoleksi oleh pembacanya karena kualitas kertasnya

yang sangat baik. Daya tarik foto sangat besar bagi pembacanya, karena

itu promosi majalah edisi terbaru sering kali menonjolkan foto.

d. Kover sebagai daya tarik

Di samping foto, kover atau sampul majalah juga merupakan daya

tarik tersendiri. Kover adalah ibarat pakaian. Kover majalah biasanya

menggunakan kertas yang bagus dengan gambar dan warna yang menarik.

Menarik tidaknya kover suatu majalah sangat bergantung pada tipe

majalahnya, serta konsistensi atau keajegan majalah tersebut dalam

menampilkan ciri khasnya.38

4. Ciri Pesan yang Disampaikan Majalah

Pesan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia: Perintah, nasehat,

permintaan, amanat yang harus dilakukan atau disampaikan kepada orang lain.

Pesan yang disampaikan oleh majalah memiliki ciri sebagai berikut:

a. Berlangsung satu arah

Berbeda dengan komunikasi antar personal yang berlangsung dua

arah (two way communication). Komunikasi massa berlangsung satu arah

(one way communication). Ini berarti tidak terdapat arus balik dari

komunikan kepada komunikator. Dengan kata lain wartawan sebagai

38

Elvinaro Ardianto, Komunikasi Massa Suatu Pengantar Edisi Revisi, (Bandung:

Simbiosa Rekatama Media, 2007), h. 121-122.

37

komunikator tidak mengetahui tanggapan para pembaca terhadap pesan

atau berita yang disampaikan.

b. Pesan bersifat umum

Pesan yang disebarkan melalui media massa bersifat umum

(Publik) karena ditujukan untuk umum. Jadi, tidak hanya ditujukan kepada

perorangan atau kepada sekelompok orang tertentu.

c. Menimbulkan keserempakan

Pesan yang disampaikan kepada khalayak memiliki kemampuan

untuk menimbulkan keserempakan dalam menerima pesan-pesan yang

disampaikan.39

5. Kelebihan dan kelemahan majalah

Salah satu kelebihan majalah adalah: majalah menyajikan informasi yang

tidak hanya menjawab secara lengkap pertanyaan 5W+1H, tetapi juga secara

tuntas dengan bahasan dari berbagai sisi, dicetak dengan kertas yang menarik dan

berkualitas, sehingga mampu menampilkan gambar-gambar yang lebih menarik,

publiknya khusus, bisa disimpan dalam waktu yang lama sebagai bahan referensi.

Sedangkan kelemahan dari majalah adalah: pesan tidak bisa segera diperoleh

publik, harganya relatif mahal, biaya produksinya lebih mahal dari surat kabar.40

D. Oplah

Oplah adalah jumlah kopi media cetak setiap kali terbit dan digunakan

untuk mengatur harga periklanan.41

39

Diah Wardhani, Media Relations, Sarana Pembangunan Reputasi Organisasi, (Jakarta:

Graham Ilmu, 2008), h. 30-31. 40

Ibid, h. 31. 41

Kamus Besar Bahasa Indonesia

38

Oplah media cetak akan berdampak pada tingkat penjualan. Semakin

rendah oplah media cetak maka keberlangsungan industri media tersebut semakin

terancam, begitu pula sebaliknya. Oplah sangat berpengaruh pada pemasang iklan,

karena tentu pihak pengiklan akan memasang iklan di media cetak yang oplah

terjual tiap edisinya semakin tinggi dan kian meningkat.

39

BAB III

GAMBARAN UMUM MAJALAH LAIQA

A. Sejarah dan Latar Belakang Majalah Laiqa

Keberadaan Laiqa yang memposisikan dirinya sebagai bacaan muslimah

muda berumur 23 hingga 35 tahun ini menjadi inspirasi dalam berbusana muslim

yang modern dan hadir sebagai pedoman dalam menerapkan gaya hidup islami.

Dalam perjalanannya, Laiqa melalui Public Relations tentu saja senantiasa

merumuskan strategi dengan tujuan agar pembaca tetap menjatuhkan pilihannya

pada majalah tersebut dan oplah terjual Laiqa kian meningkat.

Laiqa yang berdiri di awal tahun 2013 yang memiliki predikat sebagai

media inspirasional bagi muslimah Indonesia dalam berbusana dan menerapkan

gaya hidup islami patut dipilih sebagai pedoman gaya hidup, karena di usianya

yang baru menginjak tiga tahun ini, selain menjadi satu-satunya majalah fashion

muslim yang membidik target pasar berusia 23 hingga 35 tahun, Laiqa berhasil

mendapatkan penghargaan sebagai The Influential Moslem Magazine dari Zalora

Indonesia pada Juli 2014 atas konsistensinya dalam menyajikan berita dan

informasi yang dapat dijadikan referensi dalam berkehidupan sebagai muslimah

yang modern dan islami, dan karena kesungguhannya mendukung pertumbuhan

industri kreatif fashion muslim dalam negeri.1

B. Profil Majalah Laiqa

Laiqa memposisikan dirinya sebagai teman untuk berbagi, mitra untuk

membangun bisnis, dan inspirasi gaya hidup fashion untuk muslimah di kawasan

1Hasil Wawancara dengan Hanna Faridl Editor-in-Chief, 18 Januari 2016, via e-mail

[email protected]

40

perkotaan. Seluruh penyajiannya dirancang untuk menyenangkan mata para

pembacanya, muslimah di Indonesia.

Laiqa menyukai fashion yang disajikan dalam kesederhanaan. Bagi

majalah Laiqa, fashion bukan hanya tentang pakaian cantik, tas atau pun sepatu.

Begitu pula dengan kesederhanaan yang bukan hanya tentang menutupi aurat

pembacanya. Laiqa ingin menggabungkan keragaman dalam Islam.

Laiqa menyebut pembacanya sebagai wanita percaya diri yang tengah

menikmati setiap momen dalam kehidupannya, dari antusiasme kehidupan

kampus, semangat dalam memulai bisnis baru, sampai kebahagiaan hidup sebagai

seorang ibu yang telah memiliki anak-anak.

Majalah Laiqa mencintai kreativitas lokal. Sebagai media, Laiqa setuju

bahwa Indonesia memiliki kreativitas yang layak untuk ditampilkan. Selain itu,

Laiqa senantiasa menjadi majalah yang selalu menginspirasi. Pengalaman hidup

di negara non muslim, memulai bisnis melalui media sosial adalah beberapa

artikel yang akan disampaikan pada setiap edisinya. Laiqa memberikan kabar

tentang setiap individu yang menekuni profesi mereka dengan penuh semangat

dan dapat menginspirasi para pembaca.

Laiqa hadir sebagai media massa yang terbuka dengan segala

perkembangan teknologi, gaya hidup dan tren fesyen, tetapi tetap memastikan

segala sesuatu yang disampaikan pada setiap edisinya tidak menerobos batasan-

batasan spiritual. Hal itu yang diyakini sebagai sebuah kekuatan yang membuat

majalah ini tetap dan akan terus bertahan di kalangan pembacanya.2

2 Media Kit Majalah Laiqa

41

C. Visi dan Misi Majalah Laiqa

1. Visi

Meningkatkan kualitas perempuan muslim Indonesia dalam

pengaktualisasian diri, tetapi tetap berkomitmen dengan nilai-nilai

spiritualitas.

2. Misi

2.1 Menyajikan sebuah wawancara mendalam tentang figur pengusaha

muda inspiratif dan juga mempromosikan bisnis muda muslim

Indonesia.

2.2 Menyajikan tren fashion muslim mendatang, tetapi juga

mempertimbangkan nilai-nilai Islam.

2.3 Menyajikan media yang tidak hanya layak dibaca, tetapi juga

layak untuk dikoleksi karena desain yang cantik dan abadi.3

D. Public Relations Majalah Laiqa

Menjadi Public Relations pada sebuah majalah fashion muslim merupakan

pekerjaan penuh tantangan. Laiqa harus menjadi media massa yang kuat di

tengah-tengah perkembangan media elektronik yang juga semakin inovatif dan

diminati oleh masyarakat, terlebih apabila media televisi atau media daring yang

menyajikan informasi audio-visual turut menyajikan informasi yang sama dengan

Laiqa. Belum lagi Laiqa sebagai majalah fashion muslim yang membidik

muslimah muda harus bersaing pula dengan media-media cetak sejenis yang

membidik target pasar yang sama.

Berikut ini tugas dan peranan Public Relations majalah Laiqa:4

3 Media Kit Majalah Laiqa

42

1. Memastikan setiap pengemasan dan penyajian yang dilakukan oleh

Dewan Redaksi di setiap edisi majalah Laiqa tidak meninggalkan ciri

dan karakter yang telah disepakati, karena hal ini berpengaruh

terhadap citra majalah di mata pembaca.

2. Merumuskan, melaksanakan dan mengevaluasi program-program

yang berkaitan dengan promosi yang berdampak pada peningkatan

oplah penjualan majalah.

3. Merumuskan dan menjalankan program rekreasi karyawan. Hal ini

dipercaya sebagai sarana untuk meningkatkan kualitas komunikasi di

lingkungan perusahaan agar suasana kerja senantiasa nyaman dan

bersifat kekeluargaan.

4. Memfungsikan diri sebagai „gerbang penghubung‟ yang terbuka untuk

menyampaikan program perusahaan seluas-luasnya yang ditujukan

bagi pembaca mau pun pemasang iklan, seperti penyelenggaraan

event. Selain itu, senantiasa siap menjadi penyampai opini dari

masyarakat yang ditujukan bagi peningkatan kualitas majalah Laiqa.

5. Memastikan terinternalisasinya nilai-nilai majalah Laiqa bagi seluruh

karyawan agar tetap berkarya dengan berpegang pada prinsip public

oriented.

6. Siaga dan cermat dalam menyelesaikan masalah yang mengganggu

stabilitas kinerja dalam berkarya yang ditimbulkan oleh organisasi

perusahaan, maupun yang disebabkan oleh dinamika masyarakat.

4Hasil Wawancara dengan Hanna Faridl Editor-in-Chief, 18 Januari 2016, via e-mail

[email protected]

43

7. Melaporkan segala bentuk perkembangan yang ada di masyarakat

yang berhubungan dengan minat dan selera pembaca, dalam hal gaya

hidup dan fesyen untuk merangsang daya inovasi dan kreativitas

Dewan Redaksi

E. Organisasi Majalah Laiqa

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Majalah Laiqa

5

Editor-in-Chief : Hanna Faridl

Head of Marketing : Syam Khadarisman

Advertising and Promotion : Anneke Scorpy Situmorang

Fifi Alvianto

Account Executive : Melati Fury

Event Coordinator : Michael J. Al Jufrie

Farah Ayu Hadianty

Dea Yudvi

5 Dokumentasi Internal Majalah Laiqa

44

Public Relations : Silmia Putri

Managing Editor : Hafsya Umar

Feature Editor : Isti Februari

Della Lineri

Fashion Editor : Anastasia Gretti Schender

Fashion Stylist : Tya S. Goenawan

Sammy Nugraha

Art Director : Sarah Dwita Utami

Graphic Designer : Ressa Latifah

Bimo Pradana

Rishma Riyasa

Photographer and Videographer : Irfan Faqih

Bagus Dimas

Frayoga Agus

Deny F. Setiawan

Wisnu G. Kencana

Digital Imaging : Muhammad Zen

Syahbanoor Azhar

Finance : Pipih Latifah

F. Kriteria Fashion yang Ditampilkan Majalah Laiqa

Di Indonesia, perkembangan komunikasi melalui media massa juga turut

mengiringi pertumbuhan industri kreatif di bidang fashion, khususnya fashion

muslim. Minat masyarakat terhadap perkembangan tren fashion muslim pun

45

semakin meningkat. Hal ini membuat masyarakat senantiasa „haus‟ akan

informasi mengenai inovasi dan kreatifitas mengenai fashion muslim itu sendiri.

Menjawab fenomena ini, lahirlah Laiqa, sebuah majalah fashion muslim

yang menerbitkan edisi pertamanya pada Januari 2013. Berdirinya majalah Laiqa

dilatarbelakangi oleh kegelisahan para pendirinya, Hanna Faridl, Fifi Alvianto dan

Anneke Scorpy Situmorang yang bingung dalam mencari inspirasi gaya berbusana

bagi wanita muslim yang muda, trendy, bergaya, namun tidak menerobos nilai-

nilai islam.6

Adapun hal yang menjadi kriteria dan syarat fashion wanita muslim

menurut islam, yaitu sebagai berikut :

a. Menutup Dada

Hijab sendiri memiliki konsep sebagai “penutup”. Allah SWT

Berfirman:

وقم نهمؤمىات يغضضه مه أبصارهه ويحفظه فروجهه ونا يبذيه زيىحهه إنا

ونا يبذيه زيىحهه جيىبهه ونيضربه بخمرهه عه ما ظهر مىها

“Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka

menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka

menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari

padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung

kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya” (QS: An-

Nur: 31)

Majalah Laiqa selalu memastikan bahwa gaya berbusana yang

ditampilkan di rubrik fashion-nya, tidak mengekspos bagian dada dan

6Hasil Wawancara dengan Hanna Faridl Editor-in-Chief, 18 Januari 2016, via e-mail

[email protected]

46

lekuk tubuh. Hal ini dilakukan agar nilai keislaman yang ada di setiap

sajian majalah Laiqa tetap terjaga konsistensinya.

b. Tidak Membentuk Tubuh

كثيفة قبطية – وسهم عهيه الله صه - الله رسىل كساوي: قال زيذ به أسامة عه

الله صه - الله رسىل فقال امرأجي، فكسىجها انكهبي دحية نه ذيأه مما كاوث

امرأجي، كسىجها! الله رسىل يا: فقهث انقبطية؟ جهبس نا مانك: - وسهم عهيه

' عظاهها حجن تصف أى أخاف ئويف غهانة جححها ججعم أن مرها: فقال زوا

الوختازة ي والضياء والطبساي، والبصاز شيبت أبي وابي أحود

Usamah bin Zaid pernah berkata “Rasulullah pernah memberiku baju

qubthiyyah yang tebal dan merupakan baju yang pernah di

hadiahkan oleh dihyah Al-kalbi kepada beliau. Baju itupun aku

pakaikan kepada istriku. Nabi bertanya kepadaku, mengapa kamu

tidak mengenakan baju qubthiyyah? Aku menjawab aku pakaikan baju

itu kepada istriku. Nabi lalu bersabda: ”perintahkan dia agar

mengenakan baju dalam dibalik qubthiyyah itu, saya khawatir baju itu

masih bisa menggambarkan lekuk tulangnya” (Al-Dhiya Al-Maqdisi

dalam Al-Hadits Al-Mukhtarah 1/441; Ahmad dan Al-Baihaqi

dengan sanad Hasan).

Majalah Laiqa yang meneguhkan diri sebagai majalah fesyen

muslim, kerap menampilkan panduan atau model gaya berbusana yang

berlapis pada rubrik fashion-nya. Selain berpengaruh pada estetika

yang baik, hal ini juga untuk menghindari tereksposnya bentuk lekuk

tubuh dari pemakainya.

47

c. Tidak Transparan

زسىل يا: قلت: قال القشيسي حيدة بي هعاويت عي ا: الل ها أتي ها عىزات ه

: قال يويك هلكت ها أو ، شوجتك هي إلا عىزتك احفظ : قال ؟ رز وها

زسىل يا: قلت لا أى استطعت إى : قال ، بعض في بعضهن القىم كاى إذا الل

زسىل يا: قلت: قال ، يسيها فلا أحد يسيها :قال ، خاليا أحدا كاى إذا الل

أى أحق الل

يستحيا الاض هي ه

Dari Mu‟awiyyah bin Haidah Al Qusyairiy berkata, “Aku bertanya

kepada Rasulullah shallallahu „alaihi wasallam,”Wahai Rasulullah,

aurat mana saja yang harus saya tutupi dan yang boleh saya buka?”

Beliau shallallahu „alaihi wasallam bersabda,”Jagalah auratmu

kecuali di hadapan istrimu atau budak wanitamu.”Aku bertanya

lagi,”Wahai Rasululah bagaimana jika seseorang berada di tempat

umum,berkumpul banyak orang?” Beliau shallallahu „alai wasallam

menjawab,”Jika engkau mampu menutupi auratmu agar tak ada

satupun dari mereka yang melihatnya maka mereka tidak akan melihat

auratmu.” Aku bertanya lagi,”Bagaimana jika salah seorang diantara

kami berada ditempat sepi?” Beliau shallallahu „alaihi wasallam

menjawab,”Seharusnya engkau lebih malu kepada Allah daripada

kepada manusia.” (HR. At Tirmidzi 2794, Abu Dawud 4017, Ibnu

Majah 1920. Syaikh Al Albani menilai shahih dalam Shahih At

Tirmidzi).

48

Perkembangan desain busana muslimah dewasa ini tidak jarang

menggunakan material kain atau bahan yang tipis dan transparan.

Akan tetapi, inovasi muncul dengan perkembangan vooring (dalaman

kain) atau model tumpuk. Jadi, saat muslimah mengenakan pakaian

yang berbahan tipis, harus dipastikan untuk memakai dalaman agar

tidak transparan.7

7 Diajeng Lestari, Hijupreneur, (Jakarta: Qultum Media, 2013) h. 20.

49

BAB IV

TEMUAN DATA DAN ANALISIS

A. Strategi Komunikasi Public Relations dalam Mencapai Peningkatkan

Oplah Terjual

Majalah Laiqa melalui Public Relations yang sadar akan kelebihan dan

kelemahan sebuah majalah, senantiasa menerapkan strategi komunikasi dalam

meningkatkan minat para pembaca yang menjadi faktor dalam peningkatan oplah

terjual di tiap edisi. Strategi hadir sebagai rambu atau pedoman dalam berproses

untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama.

Dalam tujuan peningkatan oplah majalah Laiqa yang terjual di setiap edisi,

Public Relations menempuh beberapa tahapan kegiatan. Sesuai dengan konsep

Frank Jefkins dan Daniel Yadin mengenai tahapan-tahapan yang dilakukan Public

Relations dimana harus memiliki enam model perencanaan yang secara cermat

dan hati-hati sehingga akan diperoleh hasil-hasil yang nyata untuk mencapai

peningkatan oplah majalah Laiqa yang terjual di tiap edisi, terdapat enam tahapan

pula dalam mencapai tujuan yang disepakati oleh organisasi majalah Laiqa.

Berikut ini penjelasan mengenai tahapan-tahapan tersebut:

1. Pengenalan Situasi Lingkungan Internal dan Eksternal Organisasi

Public Relations majalah Laiqa menyadari bahwa dewasa ini telah

bermunculan banyak media massa cetak yang juga menyajikan informasi dengan

garis besar yang sama, yaitu fesyen muslim dan gaya hidup islami. Persaingan ini

merupakan tantangan bagi majalah Laiqa dalam membuat pembaca tetap

menjatuhkan pilihannya kepada majalah yang berdiri sejak 2013 ini dan menarik

50

minat calon pembaca yang bahkan belum mengenal Laiqa, atau sudah mengenal

tetapi belum memutuskan untuk membaca.

“PR dan mba Hanna sebagai Editor-in-Chief tuh dulu udah sepakat untuk

buat si Laiqa ini punya image untuk jadi majalah art. Nah, caranya

dengan, yaa itu, ngejadiin desain grafis yang ditampilin di setiap halaman

di majalah, jadi sesuatu yang sama pentingnya sama info-infonya. Nah, itu

yang kita-kita percaya sebagai sesuatu yang ngebedain Laiqa ini sama

Moslem Fashion Magazine yang lain-lain.”1

Salah satu solusi untuk menjawab masalah ini Public Relations majalah

Laiqa bersama Editor-in-Chief memutuskan untuk membuat Laiqa memiliki citra

sebagai majalah seni dengan menempatkan desain grafis sebagai konten yang

sama penting dengan informasi yang disajikan pada setiap edisi. Ini yang diyakini

sebagai pembeda majalah Laiqa dengan majalah fesyen muslim lain yang telah

ada.

“…Laiqa juga suka nampung pendapat-pendapat, request-request dari

pembaca gitu lewat twitter dan instagram, sama email-nya Laiqa. Request-

nya tuh seputar info-info apa yang mereka pengen ada di majalah

Laiqa…”2

Selain itu, majalah Laiqa juga menampung aspirasi dari pembaca tentang

informasi yang dibutuhkan dengan memanfaatkan media sosial twitter dan

instagram serta email. Ini menumbuhkan kesan bagi Laiqa sebagai media massa

yang terbuka dan berorientasi pada kebutuhan masyarakat akan informasi.

Tidak hanya tantangan mengenai hubungan dengan lingkungan eksternal

organisasi, Laiqa juga memiliki tantangan di dalam lingkungan internal.

“…ada juga program Rekreasi Karyawan. Itu tuh programnya, aku yang

gagas sebagai PR, tapi dijalaninnya sama tim Event. Yaa, kerjasama gitu

deh jadinya. Idenya sih jadiin program itu untuk jadi ajang refreshing-

refreshing gitu, tapi tetap ada tujuannya..yaa tujuannya untuk nanemin

1 Hasil Wawancara dengan Silmia Putri Public Relations Majalah Laiqa, 8 Maret 2016 di

Kantor Majalah Laiqa. 2Ibid.

51

sifat kekeluargaan, asas keterbukaan sama prinsip public oriented untuk

semua anak-anak Laiqa…”3

Sebagian besar karyawan majalah Laiqa memiliki pengalaman bekerja di

perusahaan lain sebelum bergabung dengan majalah Laiqa. Ini membuat masing-

masing karyawan membawa pola kerja dan kebiasaan yang berasal dari

perusahaan lama. Public Relations harus memastikan terjalinnya hubungan

komunikasi yang baik dan terwujudnya pola dan kebiasaan kerja yang sama, agar

dengan mudah menciptakan situasi kerja yang selaras antar sesama individu

menuju satu tujuan yang ditetapkan dan disepakati bersama.

Oleh karena itu, Public Relations majalah Laiqa bekerjasama dengan tim

Event yang juga dibawahi oleh Head of Marketing melaksanakan program kerja

rekreatif, yaitu Rekreasi Karyawan, sebagai sarana penyegaran yang bertujuan

untuk menanamkan sifat kekeluargaan, asas keterbukaan dan prinsip public

oriented pada diri karyawan.

2. Penetapan Tujuan Bersama

Majalah Laiqa yang bergerak di industri media massa tentu menjadikan

peningkatan oplah majalah yang terjual pada setiap edisi sebagai tujuan yang

penting. Tujuan ini harus diketahui dan dipahami oleh masing-masing individu

yang memiliki peran dan fungsi di majalah Laiqa, agar segala bentuk program dan

aktivitas yang dilakukan harus berorientasi pada tujuan itu.

“…Laiqa nih nyepakatin tujuan bersama di rapat kerja yang diadain setiap

akhir tahun, terus tujuannya disetujuin sama Public Relations dan Editor-

in-Chief. Laiqa yang bergerak di industri media massa, pasti dong

ngejadiin peningkatan oplah majalah yang terjual di setiap edisinya

sebagai tujuan yang penting, ya kan. Nah, anak-anak Laiqa yang punya

peran sama fungsi harus tahu, harus paham tentang tujuan itu, supaya apa

3 Hasil Wawancara dengan Silmia Putri Public Relations Majalah Laiqa, 8 Maret 2016 di

Kantor Majalah Laiqa.

52

sih? yaa, supaya semua program, kegiatan harus berorientasi ke tujuan

itu…”4

Tujuan ini disepakati bersama pada rapat kerja yang dilaksanakan setiap

akhir tahun dan kemudian disetujui oleh Public Relations dan Editor-in-Chief.

Akan tetapi, walaupun majalah Laiqa memiliki tujuan tentang peningkatan oplah

majalah yang terjual di setiap edisi, Public Relations majalah Laiqa harus

mengawasi dan memastikan bahwa segala upaya menuju tujuan tersebut tidak

hanya berorientasi pada profit, namun juga berorientasi pada kebutuhan

masyarakat akan informasi bernilai seni mengenai fesyen, khususnya fesyen

muslim dan gaya hidup yang dinamis yang tengah berkembang di masyarakat.

Prinsip public oriented yang dimiliki majalah Laiqa akan menjadikan

majalah ini menjadi jawaban atas kebutuhan masyarakat akan informasi tentang

dinamika dan fenomena yang terjadi di khalayak umum, khususnya mengenai

fesyen muslim dan gaya hidup.

3. Pendefinisian Khalayak yang Menjadi Target Pasar Majalah Laiqa

Majalah Laiqa di awal pendiriannya sudah meneguhkan diri sebagai

majalah fesyen muslim yang menyajikan informasi tentang perkembangan tren

fesyen yang bergaya dan gaya hidup yang modern, namun tidak menerobos

syariat Islam.

“…Laiqa itu target pasarnya muslimah muda umur 23 sampe 35 tahun.

Karena, yaa yang kita tahu kan, di umur-umur segitu lagi dituntut banget

tuh inovasi sama kreatifitasnya…”5

4Hasil Wawancara dengan Silmia Putri Public Relations Majalah Laiqa, 8 Maret 2016 di

Kantor Majalah Laiqa. 5Hasil Wawancara dengan Silmia Putri Public Relations Majalah Laiqa, 8 Maret 2016 di

Kantor Majalah Laiqa.

53

Majalah Laiqa yang berdiri karena dilatarbelakangi oleh kegelisahan

pendirinya karena merasa tidak ada satu pun media massa yang dapat hadir

sebagai panduan dalam berbusana yang bergaya bagi muslimah muda berhijab

yang aktif dan dinamis, telah menjadikan muslimah muda berusia 23 hingga 35

tahun sebagai target pasar, karena pada rentang usia 23 hingga 35 tahun,

muslimah sedang amat dituntut untuk inovatif dan kreatif. Wanita muslimah yang

menjadi target pasar majalah Laiqa adalah mereka yang sedang aktif di kampus

dan siap memasuki dunia kerja yang haus akan informasi dan referensi tentang

dunia kerja.

Selain itu, wanita muda yang memiliki karier sebagai karyawan sebuah

perusahaan atau seorang wirausahawan juga dibidik sebagai salah satu target

pasar, karena mereka dianggap membutuhkan informasi tentang fesyen yang

inovatif dan gaya hidup yang dapat menunjang aktivitas agar tetap tampil prima.

Ibu muda yang telah memiliki anak juga menjadi sasaran pasar Laiqa, karena

kalangan ini dianggap selalu membutuhkan informasi terbaru mengenai hal-hal

yang disajikan Laiqa di tengah keterbatasan aktivitas mereka dalam mengurus

keluarga.

Dengan tidak hanya memiliki satu target khalayak sebagai pembaca,

majalah Laiqa akan memiliki target pasar yang luas, khususnya pada tiga

kalangan yang disebutkan. Apabila hal ini dijaga dengan konsisten, maka akan

mendukung terwujudnya tujuan Laiqa untuk senantiasa meningkatkan oplah

majalah Laiqa yang terjual di setiap edisi. Selain itu, dengan mengetahui target

pasar atau sasaran khalayak majalah Laiqa, kemudian akan diketahui media

54

publikasi apa yang dapat digunakan untuk menginformasikan tentang eksistensi

majalah Laiqa beserta program-programnya.

4. Pemilihan Media dan Teknik Public Relations

Dalam meningkatkan oplah majalah yang terjual di setiap edisi, Public

Relations menentukan cara dan memilih media untuk menyebarkan informasi

mengenai majalah Laiqa. Dalam era digital ini, Public Relations majalah Laiqa

memanfaatkan media sosial seperti twitter dan instagram. Selain menjadi sarana

iklan, Public Relations majalah Laiqa dapat menampung saran dan opini dari

masyarakat tentang informasi yang dibutuhkan oleh pembaca.

Gambar 4.1 Saran dan Pertanyaan Pembaca di Akun Instagram Laiqa6

“…publikasi kita tuh gak cuma lewat twitter dan instagram kita, tapi kita

juga kerjasama sama Social Media Influencer, berhubungan baik sama

6 Diambil dari akun Instagram resmi majalah Laiqa, 2 Februari 2016.

55

mereka, gitu. Jadi, mereka bisa juga ikutan ngenalin Laiqa ke followers-

nya mereka…”7

Tidak hanya mempublikasikan majalah Laiqa melalui akun twitter dan

instagram milik majalah Laiqa, Public Relations pun menjalin hubungan baik dan

kerja sama dengan beberapa Social Media Influencer untuk mengenalkan majalah

Laiqa melalui akun media sosial mereka. Social Media Influencer adalah orang

yang dianggap kreatif dan inovatif, serta dapat mempopulerkan sesuatu melalui

media sosial, yang karena kemampuan itu mereka menjadi pusat perhatian. Hal ini

menyebabkan munculnya opini pendukung yang berasal dari pihak yang bukan

berasal dari lingkungan internal majalah Laiqa yang memengaruhi calon pembaca

untuk mengenal dan akhirnya menjatuhkan pilihan pada majalah Laiqa

“…PR kerjasama sama tim Event untuk ngadain acara-acara yang useful

untuk muslimah-muslimah. Acara ini diadainnya di kampus-kampus,

kayak waktu itu pernah di UIN, tuh di kampus kamu, di UI pernah, di

kantor-kantor pernah, kayak di Bank Mega, terus pernah juga di mal gitu,

waktu itu di Fx Sudirman...”8

Selain itu, Public Relations bekerjasama dengan tim Event majalah Laiqa

mengadakan acara-acara yang bermanfaat bagi para muslimah yang diadakan di

lingkungan kampus, kantor dan pusat perbelanjaan. Acara ini menyajikan

informasi yang dikemas dalam bentuk talkshow dan workshop mengenai tren

fesyen muslim dan tips-tips gaya hidup yang sedang berkembang di masyarakat.

Dengan mengadakan acara di tiga tempat tersebut, Laiqa langsung terjun kepada

masyarakat yang merupakan target pembaca majalah Laiqa, yaitu mahasiswa,

wanita karier dan ibu muda yang telah berkeluarga dan memiliki anak. Melalui

komunikasi massa secara langsung ini dapat lebih banyak informasi yang

7 Hasil Wawancara dengan Silmia Putri Public Relations Majalah Laiqa, 8 Maret 2016 di

Kantor Majalah Laiqa. 8Hasil Wawancara dengan Silmia Putri Public Relations Majalah Laiqa, 8 Maret 2016 di

Kantor Majalah Laiqa.

56

disampaikan kepada masyarakat, khususnya pembaca majalah Laiqa. Hal ini

membuat masyarakat semakin mengenal dan diharapkan menjatuhkan pilihannya

kepada majalah Laiqa, atas pertimbangan yang dilakukan berdasarkan

pengetahuan yang didapatkan sendiri.

Gambar 4.2 Event Promosi Majalah Laiqa di Kampus UIN Syarif

Hidayatullah (kiri) dan Kampus UI (kanan)9

“..PR tuh suka ditunjuk jadi speaker di acara-acara yang ngangkat tema

tentang perkembangan tren fesyen muslim lah, tentang gaya hidup islami

lah, yaa pokoknya yang jadi konten utamanya Laiqa…”10

Selain mengandalkan media sosial twitter dan instagram, Social Media

Influencers dan penyelenggaraan acara, Public Relations majalah Laiqa juga

kerap diutus untuk menjadi pembicara di acara-acara tertentu yang berkaitan

dengan perkembangan tren fesyen muslim dan gaya hidup islami yang menjadi

sajian utama majalah Laiqa. Melalui tugas ini Public Relations memiliki

9 Dokumentasi Internal Majalah Laiqa. 10

Hasil Wawancara dengan Silmia Putri Public Relations Majalah Laiqa, 8 Maret 2016 di

Kantor Majalah Laiqa.

57

kesempatan untuk memberikan gambaran perkembangan fesyen dan gaya hidup

dari sudut pandang media massa dan kontribusi majalah Laiqa dalam

mengembangkan industri fesyen muslim Indonesia. Melalui peran sebagai

pembicara pada sebuah acara, Public Relations membuat kesadaran audience

mengenai eksistensi majalah Laiqa meningkat. Saat nilai-nilai positif tentang

peran majalah Laiqa di masyarakat disampaikan, saat itu juga Public Relations

meyakini bahwa minat masyarakat terhadap majalah Laiqa meningkat.

5. Perencanaan Anggaran Dana

Budgeting atau perencanaan anggaran dana harus dilakukan secara matang

dan profesional agar sebuah program berjalan dengan lancar dan sesuai dengan

yang direncanakan. Apabila anggaran dana tidak dirancang dengan baik dan

terukur dengan benar, maka akan menghambat keseluruhan tahapan kegiatan

dalam pencapaian tujuan untuk meningkatkan oplah majalah Laiqa di setiap edisi.

“…Ngadain event kan pasti butuh dana yaa. Nah, yang bikin anggaran

dananya itu anak-anak Event. Setelah mereka bikin rancangan dananya,

baru deh diajuin ke bagian Finance Laiqa. Nah, kalau sudah disetujuin

sama Finance, baru deh anak Marketing ngajuin ke sponsor yang akan

kerjasama bareng Laiqa…”11

Perencanaan anggaran dilakukan pada tiap tahap persiapan

penyelenggaran event. Anggaran dibuat oleh tim Event yang juga berada di bawah

naungan Head of Marketing majalah Laiqa. Setelah anggaran disiapkan dalam

ranah tim Event, selanjutnya anggaran pelaksanaan Event akan diserahkan kepada

Finance majalah Laiqa untuk disetujui dan kemudian diajukan kepada pihak

sponsor oleh tim Marketing majalah Laiqa. Dalam menjalankan event, majalah

Laiqa tidak melakukan pembiayaan operasional dengan biaya perusahaan.

11

Hasil Wawancara dengan Silmia Putri Public Relations Majalah Laiqa, 8 Maret 2016 di

Kantor Majalah Laiqa.

58

Pembiayaan operasional penyelenggaraan event kerap ditanggung oleh pihak

sponsor, dimana sebagai timbal balik pihak sponsor mendapatkan hak untuk

mengiklankan produknya pada majalah Laiqa.

“…Gak pernah ada kendala untuk pendanaan program. Selama itu masuk

akal ya anggaran yang dibuat, anggarannya gak ngada-ngada, pasti akan

lolos sih di Finance dan disetujuin sama sponsor…”12

Anggaran akan disetujui dan dipenuhi selama sesuai dengan keadaan dan

hal yang dibutuhkan dalam konteks penyelenggaraan event. Public Relations tidak

pernah mengalami kendala atau hambatan dalam pemenuhan anggaran

penyelenggaran event. Sebagai bentuk pertanggungjawaban penggunaan dana,

manajemen majalah Laiqa memberikan Laporan Pertanggungjawaban kepada

pihak sponsor.

6. Pengukuran Hasil Kerja

Setiap satu bulan sekali Dewan Redaksi dan tim Manajemen majalah

Laiqa melaksanakan rapat redaksi. Rapat evaluasi menjadi salah satu agenda yang

terdapat pada rapat redaksi. Seluruh program Public Relations dibahas dalam

rapat ini, termasuk hambatan dan tantangan yang dihadapi dalam persiapan dan

pelaksanaan program.

“…PR presentasiin tuh oplah Laiqa edisi paling akhir yang dirilis ke

distributor untuk dijual. Terus PR juga presentasiin oplah Laiqa yang

terjual. Gak cuma dua itu tuh, PR juga bakal nge-cek oplah Laiqa yang

terjual di edisi sebelumnya. Sederhana sih, kalo ditanya untuk apa itu

dilakuin. Yaa, supaya PR dan peserta rapat tuh tahu dan bisa ngebandingin

capaian penjualan edisi yang paling akhir sama edisi-edisi

sebelumnya…”13

12

Hasil Wawancara dengan Silmia Putri Public Relations Majalah Laiqa, 8 Maret 2016 di

Kantor Majalah Laiqa. 13

Hasil Wawancara dengan Silmia Putri Public Relations Majalah Laiqa, 8 Maret 2016 di

Kantor Majalah Laiqa.

59

Public Relations juga mempresentasikan oplah majalah Laiqa edisi paling

akhir yang dilepas ke distributor unuk dijual dan oplah majalah yang berhasil

terjual. Selain membahas oplah majalah Laiqa edisi paling akhir yang terjual,

Public Relations juga akan meninjau oplah majalah Laiqa yang terjual pada edisi

sebelumnnya, hal ini dilakukan agar Public Relations dan peserta rapat dapat juga

mengetahui dan membandingkan pencapaian penjualan edisi paling akhir dengan

edisi-edisi sebelumnya. Kemudian melalui pembahasan ini akan diketahui tercapai

atau tidak tujuan peningkatan oplah majalah Laiqa yang terjual di setiap edisi.

Apabila terjadi peningkatan oplah majalah Laiqa yang terjual, Public

Relations akan membuka ruang diskusi bagi peserta rapat agar tiap individu dapat

memberikan gagasan tentang program tambahan yang bertujuan untuk terus

meningkatkan oplah majalah Laiqa yang terjual, atau setidaknya mempertahankan

pada level pencapaian yang sama. Apabila terjadi penurunan oplah majalah Laiqa

yang terjual, Public Relations juga membuka ruang diskusi bagi peserta rapat agar

tiap individu dapat memberikan pandangan tentang hal-hal yang menyebabkan

penurunan oplah majalah Laiqa yang terjual untuk kemudian menyampaikan

koreksi pada hal-hal tersebut agar tidak kembali menemukan hal-hal yang dapat

menyebabkan penurunan oplah majalah Laiqa yang terjual pada edisi yang terbit

selanjutnya.

Hal ini membuktikan bahwa Public Relations majalah Laiqa senantiasa

memelihara hubungan komunikasi yang baik dengan Dewan Redaksi dan tim

Marketing. Public Relations sadar bahwa sebaik-baiknya langkah menuju

peningkatan oplah majalah Laiqa yang terjual di setiap edisi yang digagas dan

60

dilaksanakan akan terhambat apabila tidak ada dukungan dari berbagai pihak di

lingkungan internal organisasi.

“…Oplah Laiqa waktu itu tuh pernah turun berkali-kali, karena dalam satu

bulan kita dihadapkan dengan dua program sekaligus. Waktu itu tuh ada

rekreasi karyawan sama ngadain event untuk promosi di satu kampus…”14

Gambar 4.3 Grafik Penjualan Laiqa Magazine Januari 2015 - Oktober

201515

Menurut grafik, oplah Laiqa sempat mengalami penurunan berkali-kali.

Hal ini karena dalam satu bulan tim Marketing dan Dewan Redaksi dihadapkan

dengan dua event penting yang penyelenggarannya berdekatan, yaitu Rekreasi

Karyawan dan Event yang diadakan di kampus-kampus. Hal ini membuat tim

Marketing, khususnya Event Coordinator tidak fokus dalam proses persiapan

hingga pelaksanaannya. Publikasi pada event promosi di kampus pun beberapa

kali tidak digarap dengan optimal, hal ini menyebabkan target penjualan pada

event menjadi turun, karena partisipan yang hadir terbilang sedikit. Padahal event

promosi di kampus biasanya menyumbangkan angka yang tinggi untuk

14

Hasil Wawancara dengan Silmia Putri Public Relations Majalah Laiqa, 8 Maret 2016 di

Kantor Majalah Laiqa. 15

Dokumentasi Internal Majalah Laiqa

61

peningkatan oplah majalah Laiqa yang terjual di setiap edisi. Penyelenggaraan dua

event yang berdekatan yang dianggap menjadi penyebab turunnya oplah tersebut

tidak hanya terjadi sebulan, melainkan pada setiap bulan sepanjang tahun 2016

yang waktu pelaksanaan kedua event tersebut tidak dapat diubah, karena berkaitan

dengan kontrak kerjasama tahun 2016 majalah Laiqa dengan sponsor

penyelenggaraan masing-masing event.

Gambar 4.4 Antusiasme Mahasiswi dalam Membeli Majalah Laiqa

dalam Event Promosi di Kampus UI16

“…kita bikin dua tim untuk dua event itu, isinya anak-anak redaksi sama

marketing yang supervisinya dari anak Event, jadi mereka ngerjain satu

event-nya bisa fokus deh, Alhamdulillah-nya kerjaan anak redaksi masih

tetep okay, karena kita singkron-in sama timetable event sama redaksi.

Cara ini kita pake di edisi Februari 2015, dan Alhamdulillah naik lagi kan.

Tapi yaa gitu karena anak-anak redaksi jadi gak fokus, karena ngurusin

event juga, dampaknya ke kerjaan mereka untuk konten juga. Jadi, sempet

turun-turun lagi deh…”17

Solusi yang diambil oleh Public Relations ialah dengan membentuk dua

tim berbeda yang dibawahi oleh Event Coordinator. Masing-masing tim tidak

16

Dokumentasi Internal Majalah Laiqa 17

Hasil Wawancara dengan Silmia Putri Public Relations Majalah Laiqa, 8 Maret 2016 di

Kantor Majalah Laiqa.

62

hanya berisi tim Marketing majalah Laiqa, melainkan juga anggota Dewan

Redaksi. Namun, kelemahannya, Dewan Redaksi menjadi kurang optimal dalam

menggarap konten majalah di setiap edisi. Hal ini dianggap sebagai faktor lain

penyebab turunnya oplah majalah Laiqa yang terjual di edisi selanjutnya.

Seharusnya tim Marketing dan Dewan Redaksi menyadari, bahwa event

promosi yang dilaksanakan di kampus dapat mendulang keuntungan yang besar

dari segi peningkatan oplah. Saat seluruh individu lingkungan internal majalah

Laiqa sudah memahami keuntungan itu, tim Event akan optimal dalam

menyelenggarakan sebuah event. Totalitas dalam menyelenggarakan sebuah event

ditunjukan dari seberapa fokus sebuah tim mempersiapkan dan melaksanakan

sebuah event.

Seharusnya dalam tahap perumusan strategi di awal tahun, Public

Relations dan manajemen majalah membuat keputusan berdasarkan pertimbangan

tentang berbagai resiko dalam mengadakan program Rekreasi Karyawan pada satu

hari setelah pelaksanaan event promosi itu, agar tim event dan Public Relations

majalah Laiqa dapat dengan fokus mempersiapkan dan mengeksekusi kedua

program tersebut, karena kedua program tersebut sama-sama memiliki dampak

pada peningkatan oplah majalah Laiqa yang terjual pada tiap edisi.

63

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah Peneliti mengetahui, mempelajari dan menganalisis berbagai

permasalahan yang ditemukan dalam skripsi yang berjudul “Strategi Komunikasi

Public Relations Majalah Laiqa dalam Meningkatkan Oplah Terjual” ini, maka

dapat diambil kesimpulan, bahwa Public Relations majalah Laiqa melalui

beberapa tahapan-tahapan kegiatan dalam meningkatkan oplah majalah Laiqa

yang terjual pada setiap edisi, yaitu: (a) Pengenalan situasi lingkungan internal

dan eksternal organisasi; (b) Penetapan tujuan bersama; (c) Pendefinisian

khalayak yang menjadi target pasar majalah Laiqa; (d) Pemilihan media dan

teknik Public Relations; (e) Perencanaan anggaran dana; dan (f) Pengukuran hasil

kerja.

Dalam setiap tahapan kegiatan, Public Relations menerapkan strategi

komunikasi yang diarahkan pada publik dan internal organisasi. Tidak hanya

mengabarkan informasi tentang majalah Laiqa seluas-luasnya, namun juga

memastikan bahwa setiap individu di majalah Laiqa memiliki kesempatan yang

sama untuk menyampaikan gagasan dan ide dengan kondisi yang nyaman dalam

konteks peningkatan oplah majalah Laiqa yang terjual di setiap edisi.

Berdasarkan grafik penjualan, diketahui majalah Laiqa mengalami enam

kali penurunan oplah yang terjual dan hanya mengalami tiga kali peningkatan

sejak Januari hingga Oktober 2015. Ini terjadi karena saat perumusan strategi

tidak mempertimbangkan resiko atas diambilnya kontrak selama setahun dengan

dua sponsor yang masing-masing mendukung satu program yang waktu

64

penyelenggaraannya berdekatan satu sama lain setiap bulannya, yang berdampak

pada tidak optimal eksekusi program dan turunnya oplah. Jadi, konsep yang

dimiliki oleh Public Relations majalah Laiqa mengenai perumusan, pelaksanaan

dan evaluasi strategi sudah baik, namun terdapat kekurangan pada tahapan

perumusan strategi di awal tahun. Public Relations dan tim Marketing tidak

mengukur resiko yang akan terjadi saat mengambil kontrak program yang harus

dilaksanakan setiap bulan selama tahun 2015. Hal ini berdampak pada penurunan

berkali-kali oplah majalah yang terjual.

B. Saran

Setelah Peneliti mengetahui, mempelajari dan menganalisis berbagai

permasalahan yang ditemukan dalam skripsi ini, maka dengan kerendahan hati,

peneliti terdorong untuk memberikan saran kepada pihak majalah Laiqa sebagai

berikut:

1. Sebaiknya tim Marketing dan Dewan Redaksi menyadari, bahwa event

promosi yang dilaksanakan di kampus dapat mendulang keuntungan yang

besar dari segi peningkatan oplah. Saat seluruh individu lingkungan

internal majalah Laiqa sudah memahami keuntungan itu, tim Event akan

optimal dalam menyelenggarakan sebuah event. Totalitas dalam

menyelenggarakan sebuah event ditunjukan dari seberapa fokus sebuah tim

mempersiapkan dan melaksanakan sebuah event.

2. Sebaiknya dalam tahap perumusan strategi di awal tahun, Public Relations

dan manajemen majalah membuat keputusan berdasarkan pertimbangan

tentang berbagai resiko dalam mengadakan program Rekreasi Karyawan

pada satu hari setelah pelaksanaan event promosi itu, agar tim event dan

65

Public Relations majalah Laiqa dapat dengan fokus mempersiapkan dan

mengeksekusi kedua program tersebut, karena kedua program tersebut

sama-sama memiliki dampak pada peningkatan oplah majalah Laiqa yang

terjual pada tiap edisi.

3. Majalah Laiqa tetap mempertahankan asas keterbukaan, sifat kekeluargaan

dan prinsip public oriented dalam bekerja, karena tiga hal tersebut dirasa

akan menjaga konsistensi karakter Laiqa dan membuat pembaca lama

tetap tertarik untuk menjatuhkan pilihan pada majalah Laiqa, karena Laiqa

bertahan karena pembaca setia, bukan hanya dari pembaca yang membeli

Laiqa di event-event promosi.

66

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku:

Ardianto, Elvinaro. Komunikasi Massa Suatu Pengantar Edisi Revisi. Bandung:

Simbiosa Rekatama Media, 2007.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT.

Bina Aksara, 1989.

Assegaf, Dja’far H. Jurnalistik Masa Kini: Pengantar ke Praktek Kewartawanan.

Jakarta: Ghalia Indonesia, 1983.

Assumpta Rumanti, Maria. Dasar-dasar Public Relations Teori dan Praktik.

Jakarta: PT. Grasindo, 2000.

Birowo, Mario Antonius. Metode Penelitian Komunikasi: Teori dan Aplikasi.

Yogyakarta: Gintanyali, 2004.

Bungin, Burhan. Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus

Teknologi Komunikasi di Masyarakat. Jakarta: Kencana Prenada Media

Group, 2008.

Cutlip, Scott M. Effective Public Relations. Jakarta: Kencana Prenada Media

Group, 2007.

Faules, Don F & R. Wayne Pace. Komunikasi Organisasi: Strategi Meningkatkan

Kinerja Perusahaan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001.

Gunawan, Imam. Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik. Jakarta: PT.

Bumi Aksara, 2013.

Herdiansyah, Haris. Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial.

Jakarta: Salemba Humanika, 2012.

Iriantara, Yosal. Community Relations Konsep dan Aplikasinya. Bandung:

Simbiosa Rekatama Media, 2004.

Jauch, Lawrence R & William F. Glueck. Manajemen Strategis dan Kebijakan

Perusahaan. Jakarta: Erlangga, 1988.

Jefkins, Frank & Daniel Yadin. Public Relations Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga,

2003.

Juyoto, Djujuk. Jurnalistik Praktis Sarana Penggerak Lapangan Kerja Raksasa.

Yogyakarta: Nur Cahya, 1985.

Kennedy, John E & R. Dermawan Soemanagara. Marketing Communication:

Taktik dan Strategi. Jakarta: PT. Buana Ilmu Populer, 2009.

Kriyantono, Rachmat. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana, 2007.

67

Lestari, Diajeng. Hijupreneur. Jakarta: Qultum Media, 2013.

Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2004.

Morissan. Pengantar Public Relations Strategi Menjadi Humas Profesional.

Jakarta: Ramdina Prakarsa, 2006.

Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2007.

Nawawi, Hadari. Manajemen Strategi Organisasi Non Profit Bidang

Pemerintahan Ilustrasi di Bidang Pendidikan. Yogyakarta: Gadjah Mada

Universitas Press, 2000.

Rahardjo, Susilo & Gudnanto. Pemahaman Individu Teknik Non Tes. Kudus:

Nora Media Enterprise, 2011.

Rakhmat, Jalaludin. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2007.

Roudhonah. Ilmu Komunikasi. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007.

Ruslan, Rosady. Manajemen Public Relations & Media Komunikasi Konsepsi dan

Aplikasi. Jakarta: Rajawali Pers, 2014.

Soeseno, Slamet. Teknik Penulisan Ilmiah Popular Kiat Menulis Non Fiksi untuk

Majalah. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1997.

Siagian, Sondang. Analisa Serta Perumusan Kebijaksanaan dan Strategi

Organisasi. Jakarta: PT. Gunung Agung, 1986.

Supratikno, Handrawan. Advanced Strategic Management: Back to Basic

Approach. Jakarta: Grafindo Utama, 2003.

Uchjana, Onong E. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 1992.

------------------------. Dinamika Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

2004.

Wahyudi, Agustinus Sri. Manajemen Strategik:Pengantar Proses Berpikir

Strategik. Jakarta: Binarupa Aksara, 1996.

Walgito, Bimo. Bimbingan dan Konseling Studi & Karir. Yogyakarta: Andi,

2010.

Wardhani, Diah. Media Relations Sarana Pembangunan Reputasi

Organisasi.Jakarta: Graham Ilmu, 2008.

Yulianita, Neni. Dasar-dasar Public Relations. Bandung: P2U-LPPM Unisba,

2007.

68

Sumber Skripsi:

Anwar. Peran Public Relations Radar Banten dalam Meningkatkan Citra

Perusahaan. Skripsi tidak diterbitkan. Tangerang Selatan: Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah, 2009.

Sumber Internet:

http://female.kompas.com/read/2013/07/12/1632246/Mari.Elka.Banyak.Modifikas

i.Baru.di.Fashion.Muslim (10Maret 2015) 23.29 wib.

http://sukmainspirasi.com/weekly-buzz/item/1753-2020-indonesia-jadi-kiblat-

pakaian-muslim (10Maret 2015) 23.23wib.

Dokumen:

Hasil Wawancara dengan Hanna Faridl Editor-in-Chief, 18 Januari 2016, via

Surat elektronik [email protected]

Hasil Wawancara dengan Silmia Putri Public Relations Majalah Laiqa, 8 Maret

2016 di Kantor Majalah Laiqa

LAMPIRAN

HASIL WAWANCARA

Judul Skripsi : Strategi Komunikasi Public Relations Majalah

Laiqa dalam Meningkatkan Oplah Terjual

Narasumber : Hanna Faridl

Jabatan : Editor-in-Chief

Media Wawancara : Surat Elektronik dengan Alamat [email protected]

Kirim Pertanyaan : Senin, 18 Januari 2016

Terima Jawaban : Selasa, 19 Januari 2016

1. (T) Bagaimana latar belakang pendirian majalah Laiqa?

(J)

Sejarah Majalah Laiqa

Menjawab fenomena masyarakat yang ‘haus’ akan informasi mengenai

inovasi dan kreatifitas mengenai fashion muslim, lahirlah Laiqa, sebuah

majalah fashion muslim yang menerbitkan edisi pertamanya pada Januari

2013. Berdirinya majalah Laiqa dilatarbelakangi oleh kegelisahan para

pendirinya, Hanna Faridl, Fifi Alvianto dan Anneke Scorpy Situmorang

yang bingung dalam mencari inspirasi gaya berbusana bagi wanita

muslim yang muda, trendy, bergaya, namun tidak menerobos nilai-nilai

islam.

Keberadaan Laiqa yang memposisikan dirinya sebagai bacaan muslimah

muda berumur 23 hingga 35 tahun ini menjadi inspirasi dalam berbusana

muslim yang modern dan hadir sebagai pedoman dalam menerapkan gaya

hidup islami. Dalam perjalanannya, Laiqa melalui Public Relations-nya

tentu saja senantiasa merumuskan strategi dengan tujuan agar pembaca

tetap menjatuhkan pilihannya pada majalah tersebut dan oplah terjual

Laiqa kian meningkat.

Laiqa sebagai media inspirasional bagi muslimah Indonesia dalam

berbusana dan menerapkan gaya hidup islami patut dipilih sebagai

pedoman gaya hidup, karena di usianya yang baru menginjak tiga tahun

ini, selain menjadi satu-satunya majalah fashion muslim yang membidik

target pasar berusia 23 hingga 35 tahun, Laiqa berhasil mendapatkan

penghargaan sebagai The Influential Moslem Magazine dari Zalora

Indonesia pada Juli 2014 atas konsistensinya dalam menyajikan berita

dan informasi yang dapat dijadikan referensi dalam berkehidupan sebagai

muslimah yang modern dan islami, dan karena kesungguhannya

mendukung pertumbuhan industri kreatif fashion muslim dalam negeri.

2. (T) apa saja tugas dan peranan PR Laiqa?

(J)

Tugas dan peranan Public Relations majalah Laiqa:

1. Memastikan setiap pengemasan dan penyajian yang dilakukan

oleh Dewan Redaksi di setiap edisi majalah Laiqa tidak meninggalkan ciri

dan karakter yang telah disepakati, karena hal ini berpengaruh terhadap

citra majalah di mata pembaca.

2. Merumuskan, melaksanakan dan mengevaluasi program-program

yang berkaitan dengan promosi yang berdampak pada peningkatan oplah

penjualan majalah.

3. Merumuskan dan menjalankan program rekreasi karyawan. Hal

ini dipercaya sebagai sarana untuk meningkatkan kualitas komunikasi di

lingkungan perusahaan agar suasana kerja senantiasa nyaman dan

bersifat kekeluargaan.

4. Memfungsikan diri sebagai ‘gerbang penghubung’ yang terbuka

untuk menyampaikan program-program perusahaan seluas-luasnya yang

ditujukan bagi pembaca maupun pemasang iklan, seperti

penyelenggaraan event. Selain itu, senantiasa siap menjadi penyampai

opini dari masyarakat yang ditujukan bagi peningkatan kualitas majalah

Laiqa.

5. Memastikan terinternalisasinya nilai-nilai majalah Laiqa bagi

seluruh karyawan agar tetap berkarya dengan berpegang pada prinsip

public oriented.

6. Siaga dan cermat dalam menyelesaikan masalah yang

mengganggu stabilitas kinerja dalam berkarya yang ditimbulkan oleh

organisasi perusahaan, maupun yang disebabkan oleh dinamika

masyarakat.

7. Melaporkan segala bentuk perkembangan yang terjadi di

masyarakat yang berhubungan dengan minat dan selera pembaca, dalam

hal gaya hidup dan fesyen untuk merangsang daya inovasi dan kreativitas

Dewan Redaksi.

Jakarta, 18 Januari 2016

Narasumber Peneliti

(Hanna Faridl) (Azis Novtian Lubis)

TRANSKRIP WAWANCARA

Judul Skripsi : Strategi Komunikasi Public Relations Majalah

Laiqa dalam Meningkatkan Oplah Terjual

Narasumber : Silmia Putri

Jabatan : Public Relations

Tempat : Kantor Majalah Laiqa, Jl. Pejaten Barat No. 2 Pasar

Minggu Jakarta Selatan

Waktu : Selasa, 8 Maret 2016/10.30 WIB - selesai

1. (T)Apa saja tahapan-tahapan kegiatan yang dilakukan public

relations majalah Laiqa dalam meningkatkan oplah majalah laiqa

yang terjual?

(J)Untuk tahapan yaa? Yang pertama kita ngelakuin Pengenalan situasi

lingkungan internal organisasi dan eksternal organisasi, terus penetapan

tujuan bersama, pendefinisian khalayak yang jadi target pasar Laiqa,

pemilihan media dan teknik public relations, budgeting, yang terakhir ada

pengukuran hasil kerja.

2. (T)Apa yang dilakukan public relations di tahap Pengenalan situasi

lingkungan internal organisasi dan eksternal organisasi, kak?

(J) PR dan mba Hanna sebagai editor-in-chief tuh dulu udah sepakat untuk

buat si Laiqa ini punya image untuk jadi majalah art. Nah, caranya

dengan, yaa itu, ngejadiin desain grafis yang ditampilin di setiap halaman

di majalah, jadi sesuatu yang sama pentingnya sama info-infonya. Nah, itu

yang kita-kita percaya sebagai sesuatu yang ngebedain Laiqa ini sama

Moslem Fashion Magazine yang lain-lain.

Apa lagi ya?..oh, iya! Laiqa juga suka nampung pendapat-pendapat,

request-request dari pembaca gitu lewat twitter dan instagram, sama

email-nya Laiqa. Request-nya tuh seputar info-info apa yang mereka

pengen ada di majalah Laiqa. Nah, dari sini nih, Laiqa bisa punya image

sebagai media yang terbuka dan berorientasi sama kebutuhan masyarakat

tentang informasi. Gitu.

Nah , ada juga program Rekreasi Karyawan. Itu tuh programnya, aku yang

gagas sebagai PR, tapi dijalaninnya sama tim Event. Yaa, kerjasama gitu

deh jadinya. Idenya sih jadiin program itu untuk jadi ajang refreshing-

refreshing gitu, tapi tetap ada tujuannya..yaa tujuannya untuk nanemin

sifat kekeluargaan, asas keterbukaan sama prinsip public oriented untuk

semua anak-anak Laiqa.

3. (T)Okay, terus kenapa public relations harus mencetuskan gagasan

untuk jadiin Laiqa sebagai majalah seni?

(J)PR tuh sadar banget kalo sekarang tuh udah banyak banget media

cetak yang info-infonya sama kayak Laiqa, yaa itu, fesyen muslim dan

gaya hidup islam. Nah, kalo dari segi bisnis kan ini namanya saingan yaa.

Saingannya jadi tantangan. Tantangan untuk apa? Yaa, tantangan untuk

ngebuat pembaca tetep milih Laiqa yang udah ada dari 2013 ini, terus,

sama tantangan untuk narik calon-calon pembaca yang udah kenal Laiqa

tapi belum pernah baca atau malah yang belum kenal. Nah,biar

ngebedain Laiqa sama majalah lain-lain yang ngangkat info-info yang

sama, dan akhirnya bikin masyarakat tertarik, kita jadiin Laiqa ini untuk

punya image sebagai majalah seni, deh. Seperti itu.

4. (T)Oh Gitu, Okay, okay, terus kenapa public relations majalah Laiqa

menggagas program Rekreasi Karyawan tuh kak?

(J)Jadi gini, PR paham kalau tantangan itu kan bukannya Cuma tentang

hubungan sama lingkungan eksternal organisasi yaa. Tapi juga ada tuh

dari internalnya. Apa sih tantangan internalnya? Begini, mayoritas anak-

anak Laiqa tuh udah pada punya pengalaman kerja di tempat lain

sebelum gabung di Laiqa. Nah, gak dikit tuh karyawan yang ngebawa

pola kerja sama kebiasaan dari perusahaan lamanya. Di lain sisi, PR

harus dong mastiin, kalau di antara sesama karyawan tuh ada hubungan

komunikasi yang okay. PR harus juga mastiin, kalau pola sama kebiasaan

kerjanya tuh sama antara karyawan satu sama karyawan yang lainnya.

Kenapa sih harus sama? Yaa, supaya gampang bikin suasana kerja yang

sustained antara karyawan untuk bisa sampe di tujuan yang ditetapin dan

disepakatin sama-sama. Gitu deh kira-kira.

5. (T)okay, lanjut nih kak, apa yang dilakuin di tahapan penetapan

tujuan bersama?

(J)Jadi, Laiqa nih nyepakain tujuan bersama di rapat kerja yang diadain

setiap akhir tahun, terus tujuannya disetujuin sama public relations dan

editor-in-chief. Laiqa yang bergerak di industri media massa , pasti dong

ngejadiin peningkatan oplah majalah yang terjual di setiap edisinya

sebagai tujuan yang penting, ya kan. Nah, anak-anak Laiqa yang punya

peran sama fungsi harus tahu,harus paham tentang tujuan itu, supaya apa

sih?yaa, supaya semua program, kegiatan harus berorientasi ke tujuan

itu. Begitu.

6. (T)Tujuan meningkatkan oplah majalah Laiqa yang terjual tiap edisi

pasti kan akan berdampak pada profit, ya kan! Yang aku pengen

tanyain itu, Apa majalah Laiqa cuma berorientasi pada keuntungan

finansial?

(J)Hahaha. Gini, walaupun kita ini punya tujuan untuk meningkatkan

oplah majalah yang terjual di tiap-tiap edisinya, aku sebagai PR-nya

harus ngawasin, harus mastiin, bahwa semua langkah untuk sampe ke

tujuan itu tuh orientasinya gak cuma ke profit, profit, profit. Tapi,

orientasinya juga ke kebutuhan masyarakat. Kebutuhan akan info-info

yang bernilai seni tentang fesyen, tentang fesyen muslim yaa khususnya.

Sama info tentang gaya hidup yang berkembang terus di masyarakat.

Nah,ini sesuai nih sama yang tadi aku sebutin, yang tentang prinsip public

oriented yang ada di setiap karyawan Laiqa. Gitu deh.

7. (T)okay deh, mengutip kata kakak tadi yaa, kalau Majalah Laiqa

berorientasi pada kebutuhan masyarakat akan informasi bernilai seni

mengenai fesyen muslim dan gaya hidup yang lagi berkembang di

masyarakat. Pertanyaannya, apa ada segmentasi pembaca khusus

yang ditetapkan sama Laiqa?

(J)Ada dong. Laiqa itu target pasarnya muslimah muda umur 23 sampe 35

tahun. Karena, yaa, yang kita tahu kan, di umur-umur segitu lagi dituntut

banget tuh inovasi sama kreatifitasnya.

Kalau lebih detail-nya, yang jadi target tuh ada tiga kelompok:

Pertama, mahasiswi-mahasiswi yang lagi aktif di kampus dan bentar lagi

udah mau lulus, terus masuk dunia kerja. Mereka kan pasti butuh tuh info-

info, butuh referensi-referensi tentang dunia kerja gitu kan.

Nah, target pasar yang kedua, ada wanita karier yang jadi karyawan

kantoran, karyawan perusahaan gitu, atau bisa juga entrepreneur.

Kenapa mereka? Yaa , karena gini, kita anggap mereka itu kalangan yang

butuh informasi tentang fesyen yang gak monoton, dong, yang inovatif

gitu. Mereka juga biasanya butuh info tentang gaya hidup yang bikin

mereka tampil prima kan dalam kegiatan mereka sehari-hari.

Yang terakhir itu, ibu-ibu muda yang, yaa udah punya anak gitu. Kenapa

ibu-ibu muda? Banyak yang nanya gitu sih. Yaa, sederhana sih yaa

jawabannya. Karena, mereka tuh walaupun kegiatannya udah terbatas

untuk ngurus keluarga, tapi kan butuh info terbaru terus. Info tentang

fesyen, info tentang gaya hidup. Gitu.

8. (T)Gitu. Lanjut ya kak, apa yang dilakuin public relations di tahapan

pemilihan media dan teknik public relations, kak?

(J)Tentang itu, PR Ada tiga kegiatan.kegiatannya tuh ada pemanfaatan

media sosial untuk publikasi dan menampung aspirasi, pelaksanaan event-

event, dan jadi pembicara di acara-acara fesyen muslim.

Yang pertama, yang pemanfaatan media sosial. Aku sebagai PR tuh

manfaatin banget yang namanya twitter dan instagram. Manfaatinnya gak

cuma untuk iklan aja, tapi juga aku nampung saran-saran, request-

request, kaya yang di awal aku sebutin tadi. Nah, uniknya gini, publikasi

kita tuh gak cuma lewat twitter dan instagram kita, tapi kita juga

kerjasama sama Social Media Influencer, berhubungan baik sama mereka,

gitu. Jadi, mereka bisa juga ikutan ngenalin Laiqa ke followers-nya

mereka. Anyway, Social Media Influencer tuh orang yang kita anggap

kreatif , inovatif, terus bisa bikin sesuatu jadi populer lewat media sosial,

yang karena kemampuan-kemampuan itu mereka jadi pusat perhatian,

begitu sih setahu aku.

Yang kedua, yang ngadain event-event. Begini, PR kerjasama sama tim

Event untuk ngadain acara-acara yang useful untuk muslimah-

muslimah.acara ini diadainnya di kampus-kampus, kayak waktu itu

pernah di UIN, tuh di kampus kamu, di UI pernah, di kantor-kantor

pernah,kayak di Bank Mega, terus pernah juga di mal gitu, waktu itu di Fx

Sudirman. Acara ini tuh kontennya yaa bisa talkshow, bisa workshop

tentang info-info fesyen muslim sama gaya hidup yang lagi tren.

Nah, yang ketiga. Gini, jadi aku, PR tuh suka ditunjuk jadi speaker di

acara-acara yang ngangkat tema tentang perkembangan tren fesyen

muslim lah, tentang gaya hidup islami lah, yaa pokoknya yang jadi konten

utamanya Laiqa. Asyiknya tuh gini, pas aku jadi speaker, aku jadi punya

kesempatan untuk kasih tahu ke public tentang gambaran berkembangnya

fesyen dan gaya hidup dari sudut pandang media massa. Terus,aku

ceritain deh kontribusi Laiqa untuk ngembangin industri fesyen muslim di

Indonesia. Hitung-hitung image building lah yaa.

9. (T)Nah, kalo untuk budgeting-nya kak, gimana tuh kalo di tahapan

itu? Apa yang dilakuin?

(J)Kalau di budgeting sih gini, itu tergantung dari program yang dilakuin.

Program yang ada budgetting-nya biasanya tuh Event. Yaa, ngadain event

kan pasti butuh dana yaa. Nah, yang bikin anggaran dananya itu anak-

anak Event. Setelah mereka bikin rancangan dananya sampe mateng,

sampe pertimbangin semua kebutuhannya, baru deh diajuin ke bagian

Finance Laiqa. Nah, kalau sudah disetujuin sama Finance, baru deh anak

Marketing ngajuin ke sponsor yang akan kerjasama bareng Laiqa.

Kenapa ke sponsor? Yaa karena kita gak pernah ngadain event dengan

ngebiayain sendiri pakai biaya perusahaan kita. Selalu kerjasama. Kayak

event yang ke kantor-kantor itu sponsor-nya Ponds, pas ngadain Event di

Fx juga bareng Ponds. Sama kayak Rekreasi Karyawan juga, kita

kerjasama tuh sama satu tempat rafting dan resort gitu di daerah

Sukabumi. Semua biaya ditanggung sama mereka, feedback-nya kita kasih

mereka satu halaman iklan di majalah dalam bentuk advertorial atau

iklan gambar biasa aja. Gitu. Jadi sebenernya gak pernah ada kendala

untuk pendanaan program. Selama itu masuk akal ya anggaran yang

dibuat, anggarannya gak ngada-ngada, pasti akan lolos sih di Finance

dan disetujuin sama sponsor. Nah, abis event-nya selesai, anak Event

bikin LPJ deh yang dikasih ke pihak sponsor.

10. (T)okay, pertanyaan terakhir nih kak kayaknya, apa yang dilakuin

PR di tahapan pengukuran hasil?

(J)Gini, semua programnya PR tuh dibahas di rapat evaluasi bulanan.

Dibahas juga tuh hambatannya, tantangannya yang kita hadapin selama

nyiapin program sama pas ngelaksanainnya. Nanti, PR presentasiin tuh

oplah Laiqa edisi paling akhir yang dirilis ke distributor untuk dijual.

Terus PR juga presentasiin oplah Laiqa yang terjual. Gak cuma dua itu

tuh, PR juga bakal ngecek oplah Laiqa yang terjual di edisi sebelumnya.

Sederhana sih, kalo ditanya untuk apa itu dilakuin. Yaa, supaya PR dan

peserta rapat tuh tahu dan bisa ngebandingin capaian penjualan edisi

yang paling akhir sama edisi-edisi sebelumnya. Nah, abis itu, kan kita jadi

tau tuh tercapai gak tujuan peningkatan oplah Laiqa yang terjual di setiap

edisinya.

Kalo ada peningkatan oplah Laiqa yang terjual, aku akan ngadain

diskusi untuk karyawan, untuk peserta rapat supaya semuanya yang ada

di rapat bisa kasih ide tentang program tambahan untuk ningkatin oplah

yang terjual, atau seenggaknya kalo gak meningkatkan, yaa

mempertahankan deh di level pencapaian yang sama. Nah, kalo

kejadiannya adalah terjadi penurunan oplah yang terjual, PR juga buka

ruang diskusi, tapi yang dikasih sama peserta rapat itu adalah pendapat

tentang hal-hal yang bikin menurunnya oplah majalah laiqa yang terjual,

biar selanjutnya mereka yang ngasih pendapat tentang hal-hal yang bikin

penurunan itu bisa ngoreksi hal-hal yang nyebabin penurunan, biar gak

nemuin lagi hal-hal yang nyebabin turunnya oplah terjual di edisi

selanjutnya. Gitu deh.

Nah, pas banget lagi ngomongin pengukuran hasil yaa, aku ada

grafik hasil penjualan gitu, dari Januari sampe Oktober tahun kemarin.

Aku ambil dulu deh, sebentar yaa..

11. (T)Menurut kakak, apa yang menyebabkan oplah Laiqa turun enam

kali?

(J)Oplah Laiqa waktu itu tuh pernah turun berkali-kali, karena dalam satu

bulan kita dihadapkan dengan dua program sekaligus. Waktu itu tuh ada

rekreasi karyawan sama ngadain event untuk promosi di satu kampus.

Event-nya di hari Jumat, terus langsung lanjut jalan-jalan besoknya. Itu

ngerjainnya kebut-kebutan banget di preparation-nya. Jadi, ya gitu, di

event promosinya gak total. Target penjualan di program itu pun gak

tercapai lah. Publikasi untuk event itu juga kurang, jadi yang hadir dikit

banget. Yaa, publikasi juga kepegang sekenanya aja, karena riweuh

ngurusin program yang satu lagi. Jadi, dampaknya ke oplah Laiqa yang

terjual. Jadi turun deh, karena biasanya dari event itu Laiqa bisa dapet

banyak pembeli baru. Kejadian kaya gitu tuh gak kejadian sekali dua kali

aja, karena event yang rekreasi itu gak Cuma sekali aja, di awal tahun

kita udah kontrak sama satu tempat rekreasi kayak outbound sama arung

jeram gitu untuk ngadain acara disana dalam beberapa bulan, feedback-

nya kita iklanin mereka. Sekali waktu kita ngadain untuk intern kita aja,

tapi ada juga yang ngajak Social Media Influencer, ada juga yang ngajak

beberapa pembaca. Gitu. Nah, tanggal Event yang di kampus sama

rekreasi tuh udah gak bisa diganggu gugat, karena kaitannya dengan

kontrak kerjasama setahun sama dua sponsor. Yang satu kontrak untuk

event di kampus-kampus, yang satu kontrak untuk event yang rekreasi.

jadi ya gitu deh kejadiannya, gak ada yang total.

12. (T)okay, satu lagi deh ya kak, apa langkah PR supaya oplah Laiqa

meningkat lagi? Kan sempet ada kenaikan tuh tiga kali.

(J)Di rapat evaluasi sih yang tadi aku sampein ke kamu, udah aku

sampein. Pokoknya Laiqa jangan lagi sampe ngebiarin ngelaksanain dua

program yang berdampak ke peningkatan oplah, dua program yang sama

pentingnya dalam waktu yang literally Cuma beda sehari atau yang bisa

bikin bentrok dalam proses persiapannya, karena kan dua-duanya

program aku sebagai PR. Jadi, biar fokus aja di persiapan dan

pelaksanaannya. Biar gak kebut-kebutan ngerjainnya, biar enjoy juga, kan

impact-nya ke atmosfir kerja juga yaa. Kalau nyaman pasti ide-ide yang

digagas bakal bagus juga. Apalagi, setelah kita semua sadar kalau dari

event yang di kampus-kampus kita bisa menjaring pembaca-pembaca

baru. Di Tahun 2015 tuh kita udah gak bisa ngubah-ngubah urusan

tanggal, Cuma solusi yang aku ambil dan kita sepakatin, kita bikin dua tim

untuk dua event itu, isinya anak-anak redaksi sama marketing yang

supervisinya dari anak Event, jadi mereka ngerjain satu event-nya bisa

fokus deh, Alhamdulillah-nya kerjaan anak redaksi masih tetep okay,

karena kita singkronin sama time table event sama redaksi. cara ini kita

pake di edisi Februari 2015, dan Alhamdulillah naik lagi kan. Tapi yaa

gitu karena anak-anak redaksi jadi gak fokus, karena ngurusin event juga,

dampaknya ke kerjaan mereka untuk konten juga. Jadi, sempet turun-

turun lagi deh.

Intinya sih, disiplin sama apa yang sudah ditarget, disiplin sama apa yang

udah direncanain, Ngejalaninnya bareng-bareng dengan komunikasi yang

okay, biar bisa saling ngasih ide sama solusi yang tiap waktunya fresh

terus.

Jakarta, 8 Maret 2016

Narasumber Peneliti

(Silmia Putri) (Azis Novtian Lubis)

BUKTI WAWANCARA

Pertanyaan dan jawaban interview pertama dengan editor-in-chief melalui email

[email protected]

Kunjungan ke kantor dan wawancara dengan Silmia Putri, Public Relations Laiqa

Saran dan pertanyaan pembaca di akun instagram Laiqa

Event Promosi Majalah Laiqa di Kampus UIN Syarif Hidayatullah (Kiri)

dan Kampus UI (Kanan)

Antusiasme Mahasiswi dalam Membeli Majalah Laiqa dalam Event Promosi

di Kampus UI