STRATEGI KOMUNIKASI PERSUASIF PENGURUS...
Click here to load reader
-
Upload
hoangkhanh -
Category
Documents
-
view
265 -
download
1
Transcript of STRATEGI KOMUNIKASI PERSUASIF PENGURUS...
STRATEGI KOMUNIKASI PERSUASIF
PENGURUS KOMUNITAS TERANG JAKARTA
DALAM MENGAJAK ANAK MUDA BERHIJRAH
MELALUI NEW MEDIA
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh:
Siti Sakhinah
NIM. 11140510000042
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
TAHUN 1440 H/ 2018 M
i
ABSTRAK
Siti Sakhinah
11140510000042
Strategi Komunikasi Persuasif Pengurus Komunitas Terang
Jakarta dalam Mengajak Anak Muda Berhijrah melalui New
Media
Fenomena hijrah menjadi tren di kalangan anak muda. Hal
ini tidak lepas dari pengaruh dakwah yang meluas ke ranah new
media. Salah satunya adalah komunitas Terang Jakarta yang
gencar mengajak anak muda berhijrah melalui new media seperti
website, Instagram, serta Whatsapp. Dengan demikian, pengurus
komunitas Terang Jakarta memerlukan strategi komunikasi
persuasif.
Terdapat tiga pertanyaan dalam penelitian ini, yaitu: 1)
bagaimana the psychodynamic strategy pengurus komunitas
Terang Jakarta dalam mengajak anak muda berhijrah melalui new
media? 2) Bagaimana the sociocultural strategy pengurus
komunitas Terang Jakarta dalam mengajak anak muda berhijrah
melalui new media? 3) Bagaimana the meaning construction
strategy pengurus komunitas Terang Jakarta dalam mengajak anak
muda berhijrah melalui new media?
Penelitian ini menggunakan teori strategi komunikasi
persuasif Melvin L. DeFleur dan Sandra J. Ball-Rokeach, yaitu: 1)
the psychodynamic strategy, 2) The sociocultural strategy, 3) The
meaning construction strategy.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Teknik
pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara
mendalam, dan dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan
dengan menggunakan model Miles dan Huberman, yaitu reduksi
data, penyajian data, dan penarikan serta uji coba kesimpulan.
Hasil dari penelitian ini adalah bahwa pengurus
mengimplementasikan: 1) the psychodynamic strategy di new
media menggunakan desain menarik dan bahasa sehari-hari. 2) The
sociocultural strategy di new media menggunakan aturan, norma
dan kontrol sosial pada Instagram dan grup Whatsapp. 3) The
meaning construction strategy di new media menggunakan
konstruksi makna agar persuade mudah memahami pesan.
Kata kunci: Komunikasi, Persuasif, Strategi, Media, Hijrah
ii
ABSTRACT
Siti Sakhinah
11140510000042
Persuasive Communication Strategy of the Administrators of
Terang Jakarta Community in Persuade Youth to do Hijrah
through New Media
The phenomenon of hijrah is becoming a trend among youth
today. This is because of the spread of da'wah through new media.
Terang Jakarta is a youth Islamic community whose intensively
persuade youth to do hijrah through new media: website,
Instagram, and Whatsapp. Therefore, the administrators of Terang
Jakarta community need a persuasive communication strategy.
There are three questions in this study: 1) how is the
psychodynamic strategy of the administrators of Terang Jakarta
community in persuade youth to do hijrah through new media? 2)
How is the sociocultural strategy of the administrators of Terang
Jakarta community in persuade youth to do hijrah through new
media? 3) How is the meaning construction strategy of the
administrators of Terang Jakarta community in persuade youth to
do hijrah through new media?
This study uses the theory of persuasive communication
strategy by Melvin L. DeFleur and Sandra J. Ball-Rokeach: 1) the
psychodynamic strategy, 2) The sociocultural strategy, 3) The
meaning construction strategy.
This study uses qualitative approach. Techniques of data
collection is done by observation, in-depth interviews, and
documentation. Techniques of data analysis is done by used Miles
and Huberman models: data reduction, data presentation, and
withdrawal and testing conclusion.
The result of this study are that the administrators
implements: 1) the psychodynamic strategy in new media uses
attractive designs and colloquial language. 2) The sociocultural
strategy in new media uses rules, norms and social control on
Instagram and Whatsapp group. 3) The meaning construction
strategy in new media uses meaning construction, so persuade can
understand the message easily.
Key Words: Communication, Persuasive, Srategy, Media, Hijrah
iii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh …
Puji dan Syukur kepada Allah SWT atas segala limpahan
rahmat, kasih sayang, serta karunia-Nya, sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan. Shalawat serta salam semoga selalu Allah curahkan
kepada Nabi Muhammad SAW, semoga kita termasuk umatnya
yang mendapatkan syafaat di hari kiamat.
Alhamdulilllahi Robbil’alamin, berkat usaha dan doa skripsi
yang berjudul “Strategi Komunikasi Persuasif Pengurus
Komunitas Terang Jakarta dalam Mengajak Anak Muda
Berhijrah melalui New Media” ini dapat penulis selesaikan.
Penulis menyadari banyaknya kontribusi berupa bantuan,
dukungan, motivasi, serta bimbingan dari berbagai pihak, untuk itu
penulis haturkan terima kasih kepada yang terhormat:
1. Teruntuk Abi dan Ummi, Sumarjo dan Siti Maimunah. Kata
“terima kasih” rasanya terlalu sederhana, semoga Allah
senantiasa membalas berjuta kali lipat atas kesabaran, kasih
sayang dan cinta yang tercurah selama ini.
2. Dr. Armawati Arbi, M.Si., selaku Pembimbing yang
bersedia mendedikasikan waktu, energi, dan pikiran, selama
proses penulisan skripsi ini berlangsung. Terima kasih, Bu.
3. Dr. Yopi Kusmiati, M.Si., selaku Penguji I dan Ade Rina
Farida, M.Si., selaku Penguji II yang telah memberikan
koreksi dan saran yang bermanfaat bagi penulis, sehingga
skripsi ini lebih terarah dan sempurna. Terima kasih, Ibu.
iv
4. DR. H. Arief Subhan, M.A., selaku Dekan Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Suparto, M.Ed, Ph.D., selaku
wakil Dekan I Bidang Akademik, Dr. Hj. Roudhonah,
M.Ag., selaku wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum,
serta Dr. Suhaimi, M.Si., selaku Wakil Dekan III Bidang
Kemahasiswaan.
5. Drs. Masran, M.A. dan Fita Fathurokhmah, M.Si. selaku
Ketua dan Sekretaris jurusan Komunikasi dan Penyiaran
Islam. Beserta Staff-Staff Tata Usaha Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi yang telah membantu selama penulis
melakukan studi.
6. Dr. H. A. Ilyas Ismail, M.A., selaku Dosen Pembimbing
Akademik.
7. Kepada Dimas Adista Priambodo dan Siti Zakiah Dirwan,
selaku narasumber skripsi ini. Dan seluruh pengurus
komunitas Terang Jakarta, semoga Allah SWT selalu
melindungi dan memuliakan.
8. Yang tersayang adik-adikku, Tatah (almh), Hanifah, Aini,
dan Zahra, terima kasih atas pertanyaan berulang: “Kapan
mbak Inah lulusnya?” hingga terpicu semangat untuk
menjemput jawabannya.
9. Yang tersumeh, Sinta Rahmawati, S.Ikom. Skripsi ini saya
dedikasikan untukmu, semoga milikmu segera menyusul.
10. Rekan seperjuangan saya, Salfania Yuanita, S.Sos. Ternyata
tujuh tahun masih terlalu singkat, mari perpanjang kontrak
untuk beberapa puluh tahun lagi. Terima kasih atas kebaikan,
kepedulian, serta uluran tangan.
v
11. My clumsy, Widya Rahmatia, S.Sos. Di saat satu manusia
penuh celah dan kekurangan, keberadaan manusia lain
sanggup menggenapi dan melengkapi. Terima kasih telah
menjadi “dirimu” sampai saat ini, semoga sampai nanti.
12. Kak Vivi Aulia Rahmawati, S.Sos., mood booster paling
mujarab. Terima kasih atas konser-konser, kuis-kuis, dan
gala premier-premium yang sudah tidak bisa dihitung
jumlahnya.
13. Kak Farha Dinanti Kirli, S.S., Kak Santika Oktaviani Fajrin,
S.Sos., serta Kak Shara Maylani, S.E., semoga Gabut Tanpa
Baper seterusnya. Teruntuk Kak Indra Jaya (alm), terima
kasih atas ilmu, ilmu dan ilmu, bagaimanapun juga Kekjay
tetap selalu menjadi panutan saya.
14. Dua personil persekutuan BSSS: Bilal Muhamad Wismoyo
dan Akhmad Shofyan, terima kasihhh hahaha.
15. Seperbimbingan saya: Abdullah Hanif, S.Sos., Trihartanti
Andayani, S.Sos., dan Neisya Ghassani S., S.Sos. Terima
kasih atas kerja sama, dukungan dan suka duka selama
pengerjaan, berkat kalian skripsi ini punya cerita.
16. Teruntuk Bismillah: Tiara Rahmadaniar, S.Sos., Elsa Carinta
Putri, S.Sos., Riza Ardila, S.Sos., Fiqri Fahrizal, S.Sos., Reza
Mardhani, S.Sos., Jordi Moenalsyah, S.Sos, dan Caesar
Nova Arrasyiid, S.Sos., terima kasih untuk tetap bertahan,
mulai dari duduk di lantai kelas, Telegram, hingga Grup
LINE.
17. Sobat Twitter: Wafa, S.Sos., dan Dian Rahmasari, S.Sos.
Tak lupa KPI 2014: Dinie Islami Hanifah, S.Sos., Iffah
vi
Mawaddah, S.Sos., Zulfa, S.Sos., Kinanti Pingkan Tamara,
S.Sos., Nadya Maulina, S.Sos., Nursolehah, S.Sos., Safira
Firstiani Hidayat, S.Sos., Prabamurti Kunarni Handayani,
S.Sos., Izzah Dinillah, S.Sos., Inne Pujianti, S.Sos., Miftahul
Jannah Arha, S.Sos., M. Khairil Rais, S.Sos., Abdul Mukhlis
Arofi, S.Sos., Dimas Lazuardy A., S.Sos., Firly Fitriani,
S.Sos., Nadya Shabrina, S.Sos., Istiqomah, S.Sos., dan
teman-teman yang tidak bisa saya sebut satu per satu.
Dengan segala kekurangan dan keterbatasan, semoga apa
yang telah penulis kerjakan dan hasilkan dapat bermanfaat serta
memberikan nilai kebaikan.
Wassalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.
Jakarta, 16 September 2018
Siti Sakhinah
vii
DAFTAR ISI
ABSTRAK .................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................ iii
DAFTAR ISI .............................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR ................................................................... x
DAFTAR BAGAN ..................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................ 5
C. Batasan dan Rumusan Masalah ...................................... 6
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ....................................... 7
D. Metodologi Penelitian ..................................................... 8
E. Review Penelitian Terdahulu ........................................ 12
F. Kerangka Konsep .......................................................... 18
G. Sistematika Penulisan ................................................... 19
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Strategi Komunikasi Persuasif Melvin L. De Fleur dan
Sandra J. Ball-Rokeach ................................................. 21
1. The Psychodynamic strategy .................................... 21
2. The Sociocultural Strategy ....................................... 22
3. The Meaning Construction Strategy ........................ 24
B. Komunikasi Persuasif ................................................... 25
1. Pengertian Komunikasi Persuasif............................. 25
2. Unsur-unsur Komunikasi Persuasif .......................... 26
3. Proses Komunikasi Persuasif ................................... 30
C. New Media .................................................................... 31
viii
1. Pengertian New Media ............................................. 31
2. Karakteristik New Media .......................................... 31
3. Jenis-jenis New Media .............................................. 33
D. Hijrah ............................................................................ 36
1. Pengertian Hijrah...................................................... 36
2. Motif Pelaku Hijrah .................................................. 37
BAB III GAMBARAN UMUM KOMUNITAS TERANG
JAKARTA
A. Sejarah Komunitas Terang Jakarta ............................... 39
B. Logo .............................................................................. 40
C. Visi dan Misi ................................................................. 41
D. Sasaran Komunitas Terang Jakarta ............................... 42
E. Program Komunitas Terang Jakarta 2017-2018 ........... 42
F. New Media Komunitas Terang Jakarta ......................... 47
G. Struktur Kepengurusan Inti Komunitas Terang Jakarta
2018............................................................................... 51
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS
A. The Psychodynamic Strategy Pengurus Komunitas
Terang Jakarta dalam Mengajak Anak Muda Berhijrah
Melalui New Media ....................................................... 52
B. The Sociocultural Strategy Pengurus Komunitas Terang
Jakarta dalam Mengajak Anak Muda Berhijrah Melalui
New Media .................................................................... 62
C. The Meaning Construction Strategy Pengurus Komunitas
Terang Jakarta dalam Mengajak Anak Muda Berhijrah
Melalui New Media ....................................................... 70
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................... 77
ix
B. Saran ............................................................................. 78
DAFTAR PUSTAKA ................................................................ 80
LAMPIRAN ............................................................................... 83
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 The Hovland/Yale Model of Persuasion ................ 30
Gambar 3. 1 Logo Komunitas Terang Jakarta ............................ 40
Gambar 3. 2 Poster Kajian Hangout ........................................... 43
Gambar 3. 3 Acara Back For Good Girls Talks .......................... 44
Gambar 3. 4 Fundraising Sedekah Jum’at .................................. 45
Gambar 3. 5 Poster dan Distribusi Food Bank Ramadhan ......... 46
Gambar 3. 6 Tampilan situs TerangJakarta.com ......................... 47
Gambar 3. 7 Artikel #Hijrahku ................................................... 48
Gambar 3. 8 WhatsApp Grup Terang Jakarta 9 .......................... 49
Gambar 3. 9 Grafik Pertumbuhan Pengikut di Instagram .......... 50
Gambar 3. 10 Tampilan YouTube Terang Jakarta ...................... 50
Gambar 4. 1 Artikel Hijrahku di terangjakarta.com ................... 53
Gambar 4. 2 Poster dan Caption Acara Hangout ........................ 55
Gambar 4. 3 Poster Entrepeneurship Coaching .......................... 56
Gambar 4. 4 Balasan Komentar di Instagram ............................. 57
Gambar 4. 5 Screenshoot Direct Messages Instagram ................ 59
Gambar 4. 6 Data Policy Komentar Pengguna Instagram .......... 63
Gambar 4. 7 Komentar di Akun Instagram @TerangJakarta..... 64
Gambar 4. 8 Peraturan Grup Whatsapp Terang Jakarta 9 ........... 66
Gambar 4. 9 Anggota Melakukan Promosi di grup Whatsapp ... 67
Gambar 4. 10 Tata Tertib Pasar Online Grup Whatsapp Terang
Jakarta ......................................................................................... 67
Gambar 4. 11 Artikel Tanya Jawab di Website ........................... 70
Gambar 4. 12 Artikel Tanya Jawab di website ........................... 71
Gambar 4. 13 Screenshoot Video Instagram.............................. 73
Gambar 4. 14 Screenshoot Percakapan Whatsapp ...................... 73
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 4. 1 Temuan The Psychodynamic Strategy di New Media 60
Tabel 4. 2 Temuan The Sociocultural Strategy di New Media .. 68
Tabel 4. 3 Temuan The Meaning Construction Strategy di New
Media........................................................................................... 74
xii
DAFTAR BAGAN
Bagan 1. 1 Kerangka Konsep ...................................................... 18
Bagan 3. 1 Struktur Kepengurusan Komunitas Terang Jakarta 2018
..................................................................................................... 51
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Globalisasi dan perkembangan teknologi telah
mengubah pola interaksi dan komunikasi menjadi lebih
dinamis. Salah satu contohnya adalah dengan digunakannya
new media atau media digital untuk kepentingan transaksi
informasi. Segala macam informasi bahkan pengetahuan
tentang agama lebih mudah didapatkan karena penyebarannya
yang masif di new media seperti blog, website, dan media
sosial.
Anak-anak muda masa kini pun memanfaatkan new
media sebagai sumber pengetahuan agama. Dikutip dari
Republika.co.id, menurut riset dari Pusat Pengkajian Islam
dan Masyarakat (PPIM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang
dilakukan pada 1 September sampai 7 Oktober 2017 dengan
2.181 responden dari 34 provinsi di Indonesia, dapat diketahui
bahwa anak-anak muda gemar mencari sumber pengetahuan
agama melalui internet berupa blog, website dan social media
dengan persentase 54,87 persen. Sumber rujukan kedua adalah
buku atau kitab dengan persentase 48,57 persen Sedangkan,
channel televisi menempati posisi ketiga.1
1 Agus Yulianto, Anak Muda Gemar Cari Pengetahuan Agama Melalui
Internet, artikel diakses dari https://www.republika.co.id/berita/dunia-
islam/islam-nusantara/17/11/08/oz3o6r396-anak-muda-gemar-cari-
pengetahuan-agama-melalui-internet, pada 15 Juli 2018, pukul 16.20 WIB.
2
Kemudian, menurut riset We Are Social dan Hootsuite,
sebagaimana dikutip oleh Okezone.com, ada 130 juta
masyarakat Indonesia yang aktif di berbagai media sosial, 92
persennya merupakan pengguna perangkat mobile, dan rata-
rata setiap harinya satu orang menghabiskan 3 jam 23 menit
per hari untuk menggunakan media sosial.2
Tingginya persentase pencarian sumber pengetahuan
agama lewat new media dapat menjadi celah masuk bagi
komunitas-komunitas anak muda Islam yang ada. Komunitas
yang selama ini hanya terpaku dengan metode kajian dari
masjid ke masjid bisa memanfaatkan new media untuk
berdakwah. Sebagaimana dikemukakan oleh Armawati Arbi
dalam buku Dakwah dan Komunikasi, dakwah itu seperti
komunikasi yang terjadi di segala tingkat Komunikator, segala
konteks dan semua saluran. Bila dakwah hanya terjadi di
Masjid, di podium, di Pesantren saja, atau di media tertentu
saja maka terlalu berat tugas para Da’i, sedangkan khalayak
yang harus dijangkau berada pada wilayah yang sangat luas
dan beragam,3 yang juga penting untuk diperhatikan. Apapun
media yang digunakan dalam berdakwah, komunikasi yang
dilakukan haruslah efektif.
2 Nur Chandra Laksana, Ini Jumlah Total Pengguna Media Sosial di
Indonesia, artikel diakses dari
https://techno.okezone.com/read/2018/03/13/207/1872093/ini-jumlah-total-
pengguna-media-sosial-di-indonesia, pada 29 September 2018, pukul 09.37
WIB. 3 Armawati Arbi, Dakwah dan Komunikasi, (Tangerang: UIN Jakarta
Press, 2003), h. 59.
3
Menurut Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss,
sebagaimana dikutip oleh Jalaludin Rakhmat dalam buku
Psikologi Komunikasi, komunikasi yang efektif minimal akan
menimbulkan lima hal dan salah satunya adalah pengaruh
pada sikap seseorang atau bersifat persuasif.4 Komunikasi
persuasif merupakan kegiatan penyampaian informasi kepada
pihak lain dengan cara membujuk dan bertujuan untuk
memengaruhi sikap emosi persuade.
Sejalan dengan tujuan dari komunikasi persuasif,
adanya komunitas anak muda Islam juga bertujuan untuk
memengaruhi sikap, pendapat serta perilaku dari anak muda
atau para anggotanya. Untuk mencapai tujuan tersebut,
komunikasi persuasif harus ditunjang dengan strategi
komunikasi persuasif yang tepat.
Menurut Soleh Soemirat, dkk. dalam bukunya
Komunikasi Persuasif, strategi komunikasi persuasif adalah
perpaduan dari perencanaan komunikasi persuasif dengan
manajemen komunikasi yang bertujuan untuk memengaruhi
sikap, pendapat dan perilaku seseorang.5 Menurut Melvin L.
DeFleur dan Sandra J. Ball-Rokeach strategi komunikasi
persuasif terbagi menjadi 3, yaitu: 1) The Psychodynamic
Strategy, 2) The Sociocultural Strategy, dan 3) The Meaning
Construction Strategy.6
4 Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1998), h. 13. 5 Soleh Soemirat, dkk, Komunikasi Persuasif, (Jakarta: Universitas
Terbuka, 2007), h. 1.29 dan 8.27. 6 Melvin L. DeFLeur dan Sandra J. Ball-Rokeach, Theories of Mass
Communication, 5th Edition, (New York: Longman, 1989), h. 275.
4
Ketiga strategi komunikasi persuasif di atas diterapkan
oleh komunitas Terang Jakarta. Sesuai dengan tagline mereka
“Generasi Hijrah karena Allah SWT”, komunitas yang
berbasis di Jakarta ini mengajak anak-anak muda berhijrah
agar meninggalkan perbuatan maksiat dan tidak menoleh pada
hal-hal yang menyebabkan Allah murka.7 Komunitas ini
terbentuk bertolak dari alasan anak muda yang merasa segan
untuk datang ke masjid karena memiliki tato, baru saja keluar
dari rehabilitasi narkoba, dan karena belum bisa membaca Al-
Quran.8
Komunitas Terang Jakarta menggunakan new media
seperti website, media sosial Instagram, dan aplikasi pesan
Whatsapp untuk berinteraksi dengan anggotanya. Pada
interaksi tatap muka komunitas ini rutin mengadakan kajian di
masjid-masjid sekitar Jabodetabek, kafe, dan tempat
nongkrong anak muda lainnya. Meskipun membidik anak
muda usia 17-25 tahun, masih ditemukan beberapa anggota di
atas usia tersebut.9
Komunitas ini menyadari perlunya metode khusus
untuk mengajak anak muda berhijrah, untuk itu beberapa
public figure yang juga menjalani proses hijrah sering
7 Ahmad Abdul Azhim Muhammad, Strategi Hijrah: Prinsip-prinsip
dan Ilmiah Tuhan, (Solo: Tiga Serangkai, 2004), h. 67. 8 Nathasi, Terangi Jalan Hijrah Anak Muda Bersama Komunitas
Terang Jakarta, artikel diakses dari
http://www.gomuslim.co.id/read/komunitas/2017/02/19/3251/terangi-jalan-
hijrah-anak-muda-bersama-komunitas-terang-jakarta.html, pada 19 Februari
2018, pukul 07.00 WIB. 9 Hasil observasi media dan non media I pada 1 Maret 2018, di
Instagram dan Masjid Raya Pondok Indah.
5
dihadirkan dalam acara kajian, seperti Mario Irwinsyah,
Teuku Wisnu, Ratu Anandita, dan Zaskia Sungkar, melalui
konten-konten yang dibagikan public figure lewat media
sosial baik berupa kegiatan kajian atau lewat gaya berpakaian,
tren hijrah pun memapar anak muda.10
Terlepas dari pendekatan yang sudah diterapkan dalam
proses komunikasi persuasif, peneliti menemukan tidak semua
anggota aktif berinteraksi di grup Whatsapp atau pun
berkomentar di Instagram. Sampai saat ini, new media pun
hanya digunakan sebagai gerbang awal dakwah. Untuk
memengaruhi sikap, pendapat, dan perilaku anggota, interaksi
pada komunikasi tatap muka hasilnya lebih maksimal.
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti
melakukan penelitian dengan judul “Strategi Komunikasi
Persuasif Pengurus Komunitas Terang Jakarta dalam
Mengajak Anak Muda Berhijrah melalui New Media”.
B. Identifikasi Masalah
Pengurus komunitas Terang Jakarta menggunakan new
media berupa website, Instagram, dan grup Whatsapp sebagai
sarana persuasif untuk mengajak anak muda berhijrah.
Penggunaan new media menjadi pilihan yang tepat karena
sesuai dengan kebutuhan anak muda atas efisiensi tempat dan
waktu, namun minimnya timbal balik yang didapat pengurus
menyebabkan hasil komunikasi persuasif tidak maksimal.
10 Hasil observasi I pada 11 Maret 2018 di Masjid Mall Bintaro Jaya
Xchange.
6
Oleh sebab itu, penerapan strategi komunikasi persuasif
dibutuhkan untuk memaksimalkan hasil komunikasi persuasif
melalui new media.
C. Batasan dan Rumusan Masalah
1. Batasan Masalah
Peneliti membatasi masalah hanya pada subjek yang
menyampaikan pesan, yaitu pengurus komunitas Terang
Jakarta dan metode serta media penyampaiannya, yaitu
strategi komunikasi persuasif untuk mengajak anak muda
berhijrah melalui new media. Sebaliknya, penelitian ini tidak
meneliti isi pesan, anggota komunitas dan efeknya.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, maka masalah
dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
a. Bagaimana the psychodynamic strategy pengurus
komunitas Terang Jakarta dalam mengajak anak muda
berhijrah melalui new media?
b. Bagaimana the sociocultural strategy pengurus
komunitas Terang Jakarta dalam mengajak anak muda
berhijrah melalui new media?
c. Bagaimana the meaning construction strategy
pengurus komunitas Terang Jakarta dalam mengajak
anak muda berhijrah melalui new media?
7
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui the psychodynamic strategy
pengurus komunitas Terang Jakarta dalam mengajak
anak muda berhijrah melalui new media?
b. Untuk mengetahui the sociocultural strategy pengurus
komunitas Terang Jakarta dalam mengajak anak muda
berhijrah melalui new media?
c. Untuk mengetahui the meaning construction strategy
pengurus komunitas Terang Jakarta dalam mengajak
anak muda berhijrah melalui new media?
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dalam penelitian ini, dibagi menjadi
dua aspek yaitu manfaat akademis dan manfaat praktis.
a. Manfaat Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya
khazanah ilmu komunikasi dan mengembangkan teori
strategi komunikasi persuasif Melvin L. DeFleur dan
Sandra J. Ball-Rokeach yang diterapkan oleh pengurus
komunitas anak muda Islam.
b. Manfaat Praktis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat
memberikan manfaat berupa masukan serta informasi
tentang strategi komunikasi persuasif yang efektif
diterapkan oleh pengurus komunitas anak muda Islam
8
dalam meningkatkan mutu dan efektivitas dakwah
kepada anak muda.
D. Metodologi Penelitian
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif.
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang berupaya
untuk menghimpun, mengolah, dan menganalisa data
secara detail dan mendalam. Penelitian kualitatif melihat
subjek dan objek penelitian berdasarkan kenyataan yang
ada di lapangan dan berusaha mencari makna yang
terkandung di dalamnya.11
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian
deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang
berusaha untuk mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa,
ataupun kejadian yang terjadi sekarang. Penelitian
deskriptif dilakukan dengan langkah-langkah sebagai
berikut: diawali masalah, menentukan jenis informasi
yang diperlukan, menentukan prosedur pengumpulan data
melalui observasi, pengolahan data, dan yang terakhir
menarik kesimpulan penelitian.12
2. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dari penelitian ini adalah pengurus
komunitas Terang Jakarta, sedangkan objek penelitiannya
11 Lexy J. Moloeng, Metode Penulisan Kualitatif, (Bandung: PT Rosda
Karya, 2005), h. 13. 12 Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi,
dan Karya Ilmiah, (Jakarta: Kencana, 2014), h. 34-35.
9
adalah strategi komunikasi persuasif yang digunakan oleh
pengurus Komunitas Terang Jakarta dalam mengajak
anak muda berhijrah melalui new media.
3. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan selama 5 bulan, yakni
bulan Maret sampai Juli 2018, bertempat di kantor Terang
Jakarta di Jalan Gedung Hijau 1 No.58, Pondok Indah,
Jakarta Selatan.
4. Tahapan Penelitian
Proses penelitian ini melalui beberapa tahapan
penelitian, yaitu:
a. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini
bertujuan untuk memperoleh bahan-bahan,
keterangan, fakta-fakta serta informasi yang dapat
dipercaya. Penelitian ini menggunakan beberapa
teknik pengumpulan data, yaitu:
1) Observasi
Observasi didasarkan pada pengamatan
langsung, hal ini memungkinkan peneliti mencatat
perilaku dan kejadian sebagaimana yang terjadi
dalam keadaan yang sebenarnya.13 Di dalam
penelitian ini, peneliti terlibat langsung dengan
subjek penelitian. Peneliti mengumpulkan data
dengan mengamati website, media sosial
13 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, h. 174-175.
10
Instagram dan grup Whatsapp komunitas Terang
Jakarta, peneliti juga mengikuti kegiatan-kegiatan
yang diselenggarakan oleh Komunitas Terang
Jakarta, yakni kegiatan Sirah Nabawiyah,
Hangout, dan Girls Talk.
2) Wawancara Mendalam
Dalam penelitian ini, peneliti memperoleh
keterangan dalam penelitian dengan melakukan
tanya jawab dengan narasumber. Wawancara
dalam penelitian ini dilakukan secara mendalam,
bebas namun terarah sesuai konteks pembahasan.
Peneliti akan melakukan wawancara dengan
Sekjen komunitas Terang Jakarta, Dimas Adista
Priambodo dan Siti Zakiah Dirwan.
3) Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan untuk
mendapatkan gambaran dari sudut pandang subjek
melalui media tertulis dan dokumen lainnya yang
ditulis atau dibuat langsung oleh subjek yang
bersangkutan.14 Dokumentasi berupa sumber
tertulis, film, gambar, dan karya-karya
monumental.15 Dalam penelitian ini, peneliti
mengumpulkan data-data pendukung dari media
sosial komunitas Terang Jakarta berupa foto-foto
14 Heri Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu
Sosial, (Jakarta: Salemba Humanika, 2012), h. 143. 15 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2013), h. 176-178.
11
kegiatan, susunan pengurus, dan dokumen-
dokumen kegiatan yang terkait dengan penelitian
ini.
b. Pengolahan Data
Data yang sudah dikumpulkan akan diolah
dalam bentuk naratif, tabel, dan grafik. Hasil
wawancara mendalam akan diolah ke dalam
bentuk naratif, hasil observasi dan dokumentasi
akan diolah dalam bentuk tabel dan grafik.
c. Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah model Miles & Huberman
yang dikutip Pawito dalam bukunya yang berjudul
Penelitian Komunikasi Kualitatif, yaitu dengan
melewati tiga tahapan16:
1. Reduksi Data
Peneliti melakukan editing,
pengelompokan dan peringkasan data. Reduksi
data mencakup pada kegiatan menyusun kode dan
catatan mengenai beberapa hal yang berkaitan
dengan aktivitas serta proses dalam penelitian,
sehingga menemukan tema-tema, kelompok-
kelompok dan pola-pola data.
16 Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif, (Yogyakarta: Pelangi
Aksara Yogyakarta, 2007), h. 104-106.
12
2. Penyajian Data
Penyajian atau pengorganisasian data,
yaitu menyajikan data dalam kelompok-kelompok
atau gugusan-gugusan yang kemudian saling
dikaitkan sesuai dengan teori yang digunakan.
3. Penarikan dan Pengujian Kesimpulan
Pada tahap ini, peneliti melakukan
pemaknaan terhadap kecenderungan dari sajian
data, menarik serta menguji kesimpulan dari data-
data tersebut, sehingga akan menghasilkan suatu
temuan deskriptif mengenai gambaran suatu objek
setelah dilakukan penelitian.
E. Review Penelitian Terdahulu
Berikut adalah beberapa penelitian terdahulu yang
telah ditelusur oleh peneliti:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Ihat Solihat yang
berjudul “Strategi Komunikasi Persuasif Pengurus
Gerakan Pemuda Hijrah dalam Berdakwah”, tahun
2017. Masalah dalam penelitian ini adalah dalam
berdakwah kepada pemuda diperlukan pendekatan-
pendekatan khusus yang sesuai, oleh sebab itu
diperlukan strategi komunikasi persuasif yang tepat.
Peneliti menyimpulkan bahwa, Gerakan Pemuda
Hijrah menggunakan tiga strategi komunikai persuasif
milik Melvin L. DeFleur dan Sandra J. Ball-Rokeach
yaitu strategi psikodinamika dengan pendekatan dan
13
metode yang disesuaikan dengan sasaran persuasif,
sehingga penyampaian pesan lebih efektif, strategi
sosiokultural digunakan dengan memanfaatkan faktor
lingkungan yaitu kedekatan pengurus dengan teman
untuk menyebarkan pesan dakwah, sedangkan strategi
the meaning construction diterapkan dengan cara
memberikan perumpamaan-perumpamaan terhadap
suatu makna tanpa mengurangi arti dari pengertian
tersebut. Teknik-teknik komunikasi persuasif yang
digunakan adalah teknik asosiasi, teknik integrasi,
teknik icing, teknik pay off.17 Persamaan dengan
penelitian ini terletak pada penggunaan teori
komunikasi persuasif Melvin L. DeFleur dan Sandra J.
Ball-Rokeach. Perbedaan dengan penelitian ini
terletak pada subjek penelitian, yaitu penelitian ini
meneliti pengurus komunitas Terang Jakarta, serta
implementasi strategi di new media.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Elisabeth Natasha
Putrikarisa yang berjudul “Strategi Komunikasi
Persuasif Transportasi Online Grab Yogyakarta
dalam Menjaring Mitra”, tahun 2018. Masalah dalam
penelitian ini adalah dibutuhkannya tindakan
komunikasi untuk mengajak dan membujuk calon
mitra agar bersedia bergabung di Grab. Kesimpulan
17 Ihat Solihat, “Strategi Komunikasi Persuasif Pengurus Gerakan
Pemuda Hijrah dalam Berdakwah”, KPI, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
2017.
14
dalam penelitian ini adalah Partner Acquisition Team
menggunakan ketiga strategi Melvin L. DeFleur dan
Sandra J. Ball-Rokeach, dan yang paling sering
digunakan adalah strategi Psikodinamik. 18 Persamaan
dengan penelitian ini adalah penggunaan teori strategi
komunikasi persuasif Melvin L. DeFleur dan Sandra J.
Ball-Rokeach. Perbedaan dengan penelitian ini adalah
subjek penelitian, yaitu penelitian ini meneliti
pengurus Komunitas Terang Jakarta, serta
implementasi strategi pada new media.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Bustomi Aripin yang
berjudul “Strategi Komunikasi Persuasif Volunteer
Earth Hour Tangerang dalam Hemat Energi (Studi
Kasus Masyarakat di Kota Tangerang)”, tahun 2016.
Masalah dalam penelitian ini adalah perlunya
penggunaan strategi komunikasi persuasif oleh
volunteer Earth Hour dalam melaksanakan gerakan
untuk mengajak masyarakat hemat energi sebagai
urgensi pemanasan global. Kesimpulan dari penelitian
ini adalah sebagai berikut: 1) strategi psikodinamika
diterapkan dengan melibatkan emosi untuk melihat
fenomena lingkungan, 2) strategi sosiokultural
diterapkan dengan memanfaatkan kedekatan volunteer
dengan teman atau keluarga untuk menyebarkan
18 Elisabeth Natasha Putrikarisa, “Strategi Komunikasi Persuasif
Transportasi Online Grab Yogyakarta dalam Menjaring Mitra”, Universitas
Atma Jaya Yogyakarta, 2018.
15
kesadaran hemat energi, 3) strategi the meaning
construction diterapkan dengan kampanye langsung.19
Persamaan dengan penelitian ini adalah pengunaan
strategi komunikasi persuasif Melvin L. DeFLeur dan
Sandra J. Ball-Rokeach. Perbedaan dengan penelitian
ini adalah subjek penelitian, yaitu pengurus Komunitas
Terang Jakarta, serta penelitian ini meneliti
implementasi strategi pada new media.
4. Penelitian yang dilakukan oleh Latifah Karomah yang
berjudul “Strategi Komunikasi Persuasif Pekerja
Sosial dalam Pembinaan Remaja Putus Sekolah di
Panti Sosial Bina Remaja (PBSR) Rumbai”, tahun
2016. Masalah dalam penelitian ini adalah tingginya
angka putus sekolah pada 2015 di Provinsi Riau, oleh
sebab itu Panti Sosial Bina Remaja (PBSR) Rumbai
memberikan pembinaan sosial dan pembinaan
ketrampilan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut: 1) Ada beberapa metode yang
digunakan yaitu metode social case work
(menekankan pada penggalian masalah secara pribadi
atau face to face) dan metode social group work
(membantu mengatasi masalah melalui lingkungan
sekitar misalnya teman dekat, keluarga atau kerabat).
2) Strategi yang digunakan adalah strategi
19 Bustomi Aripin, “Strategi Komunikas Persuasif Volunteer Earth
Hour Tangerang Dalam Hemat Energi (Studi Kasus Masyarakat di Kota
Tangerang)”, KPI, UIN Jakarta, 2016.
16
psikodinamika, sosiokultural, dan strategi mirror.
Strategi yang paling banyak digunakan adalah strategi
psikodinamika. 3) Faktor yang menjadi kendala
pekerja sosial melakukan strategi komunikasi
persuasif adalah kurangnya motivasi dari klien dan
noise factor yang berasal dari lingkungan sekitar.20
Persamaan dengan penelitian ini, yaitu dalam
penggunaan teori strategi komunikasi persuasif Melvin
L. DeFleur dan Sandra J. Ball-Rokeach. Perbedaan
dengan penelitian ini terletak pada subjek penelitian,
objek penelitian, dan dalam penelitian ini tidak
menggunakan strategi mirror, tidak menggunakan
pendekatan social case work dan social group work,
serta penelitian ini meneliti implementasi strategi di
new media.
5. Penelitian yang dilakukan oleh Edo Endrika Putra
yang berjudul “Strategi Komunikasi Persuasif Petugas
dalam Pembinaan Narapidana Anak di Lembaga
Permasyarakatan (LP) kelas II B Pekanbaru“, tahun
2014. Masalah dalam penelitian ini adalah banyaknya
aksi kejahatan dan kriminalitas di kota Pekanbaru yang
dilakukan oleh anak di bawah umur, oleh sebab itu
dibutuhkan pembinaan dan pendekatan yang khusus
dari pihak petugas kepada narapidana anak maupun
20 Latifa Karomah, “Strategi Komunikasi Persuasif Pekerja Sosial
dalam Pembinaan Remaja Putus Sekolah di Panti Sosial Bina Remaja (PBSR)
Rumbai”, JOM FISIP Vol. 3 No. 2, Universitas Riau, 2016.
17
tahanan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai
berikut: 1) Pola pembinaan oleh petugas adalah adanya
Pembinaan ketaqwaan kepada Tuhan yang Maha Esa,
kesadaran berbangsa dan bernegara, intelektualitas
sikap dan perilaku, kesehatan rohani, pembinaan
jasmani, kesadaran hukum, reintegrasi sehat dengan
masyarakat rohani, dan pembinaan kegiatan kerja. 2)
Dalam melaksanakan Pembinaan narapidana Anak,
Petugas perlu didasari dengan kesiapan untuk
melakukan persuasif yaitu dengan memiliki
kesungguhan, kepercayaan, keramahan, ketenangan,
serta menampilkan kesederhanaan, strategi yang
paling sering digunakan adalah Strategi
Psikodinamika. 3) Kendala yang dihadapi petugas
adalah rasa malas pada Narapidana Anak, kurangnya
sarana-prasarana, fasilitas, persediaan dan peralatan
untuk mendukung proses pembinaan.21 Persamaan
dengan penelitian ini, yaitu penggunaan teori strategi
komunikasi persuasif Melvin L. DeFleur dan Sandra J.
Ball-Rokeach. Perbedaan dengan penelitian ini
terletak pada subjek penelitian, objek penelitian,
penelitian ini tidak menggunakan strategi mirror, serta
penelitian ini meneliti stategi komunikasi persuasif
yang terjadi di new media.
21 Edo Endrika Putra, “Strategi Komunikasi Persuasif Petugas dalam
Pembinaan Narapidana Anak di Lembaga Permasyarakatan (LP) kelas II B
Pekanbaru”, Universitas Riau, 2014.
18
F. Kerangka Konsep
Bagan 1. 1 Kerangka Konsep
KOMUNITAS
STRATEGI KOMUNIKASI PERSUASIF
Melvin L. DeFleur dan Sandra J. Ball-Rokeach, Theories of Mass
Communication, 5th Edition
1. The Psychodynamic Strategy
2. The Sociocultural Strategy
3. The Meaning Construction Strategy
New Media
Rulli Nasrullah, Teori dan Riset Media
Siber (Cybermedia)
1. Website
2. Aplikasi Pesan Whatsapp
3. Social Media Instagram
Pengurus dan Anggota
(Anak Muda)
HIJRAH
Ahmad Abdul Azhim Muhammad,
Strategi Hijrah: Prinsip-prinsip dan
Ilmiah Tuhan
19
G. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah pembatasan skripsi, peneliti
menyusun skripsi ke dalam lima bab, dan pada setiap bab
terdiri atas sub bab dengan penjabaran sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini membahas tentang latar
belakang, identifikasi masalah, batasan dan
rumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian, metodologi penelitian, tinjauan
pustaka, kerangka konsep, dan sistematika
penulisan.
BAB II TINJAUAN TEORITIS
Pada bab ini membahas tentang landasan
teori, yaitu teori strategi komunikasi persuasif
Melvin L. De Fleur dan Sandra J. Ball-
Rokeach, dan konsep komunikasi persuasif,
konsep new media, dan konsep hijrah.
BAB III GAMBARAN UMUM KOMUNITAS
TERANG JAKARTA
Pada bab ini menguraikan tentang gambaran
umum komunitas Terang Jakarta yang
mencakup sejarah, logo, visi dan misi,
sasaran, program, new media yang digunakan,
serta struktur kepengurusan inti.
20
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS
Pada bab ini akan dibahas hasil temuan dan
analisis terkait dengan penelitian yang
dilakukan. Peneliti akan menganalisis strategi
komunikasi persuasif yang digunakan oleh
pengurus komunitas Terang Jakarta dalam
mengajak anak muda berhijrah melalui new
media.
BAB V PENUTUP
Pada bab ini berisi simpulan dan saran yang
terkait dengan strategi komunikasi persuasif
Komunitas Terang Jakarta dan merupakan
intisari dari uraian skripsi ini.
21
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Strategi Komunikasi Persuasif Melvin L. De Fleur dan
Sandra J. Ball-Rokeach
1. The Psychodynamic strategy
The Psychodynamic strategy atau strategi
psikodinamika difokuskan pada faktor emosional atau kognitif
dan tidak mengubah faktor-faktor biologis. Strategi ini
didasari oleh 3 asumsi yaitu: 1) bahwa ciri-ciri biologis
manusia adalah hal yang diwariskan, 2) ada sekumpulan
faktor mendasar yang merupakan hasil dari belajar seperti
pernyataan dan kondisi emosional, 3) terdapat sekumpulan
faktor yang dipelajari untuk membentuk struktur kognitif
individu. Faktor-faktor kognitif berpengaruh besar pada
perilaku manusia. Jika faktor-faktor kognitif dapat diubah,
maka perilaku manusia juga dapat diubah.1
Menurut Greenwald, sebagaimana dikutip oleh
Werner J. Severin & James W. Tankard, Jr,2 bahwa dalam
kasus persuasi tertentu penerima pesan
mempertimbangkannya, menghubungkannya dengan sikap-
sikap, pengetahuan, dan perasaan yang ada. Dalam melakukan
1 Melvin L. DeFLeur dan Sandra Ball-Rokeach, Theories of Mass
Communication, 5th Edition, h. 275. 2 Werner J. Severin & James W. Tankard, Jr, Teori Komunikasi:
Sejarah, Metode, dan Terapan di dalam Media Massa, (Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2009), h. 203.
22
hal itu, penerima pesan mengulang-ngulang materi kognitif
yang telah tersimpan.
Kondisi psikologis internal yang berpengaruh pada
perilaku adalah disonansi kognitif. Kebutuhan untuk
menjalani dunia yang konsisten adalah faktor motivasi yang
kuat membentuk perilaku kita. Jika seseorang mendeteksi
ketidakkonsistenan dalam keyakinan, sikap, atau perilaku
maka hal tersebut akan menjadi dorongan untuk mengubah
apa yang sedang dilakukan untuk mengembalikan
konsistensi.3
Esensi Strategi Psikodinamika adalah pesan persuasif
yang efektif bersifat mampu mengubah fungsi psikologis
individual dengan berbagai macam cara, sehingga mereka
akan merespon seperti yang diinginkan persuader ke dalam
bentuk perilaku. Dengan kata lain komunikasi persuasif yang
efektif terletak pada belajar hal yang baru, dengan dasar
informasi yang diberikan oleh persuader.4
2. The Sociocultural Strategy
The Sociocultural Strategy atau Strategi Sosiokutural
didasari oleh asumsi bahwa perilaku manusia dipengaruhi
oleh kekuatan dari luar diri individu. Perilaku seseorang
dikendalikan oleh harapan sosial yang ada dalam sistem sosial
di mana kita berinteraksi dengan orang lain lebih dari
kecenderungan internalnya. Setiap kelompok di mana
3 Melvin L. DeFLeur dan Sandra Ball-Rokeach, Theories of Mass
Communication, 5th Edition, h. 276-277. 4 Soleh Soemirat, dkk, Komunikasi Persuasif, h. 8.31.
23
seseorang menjadi anggota memberikan serangkaian kendali
yang kuat untuk orang tersebut, seperti norma, peran yang
diberikan, sistem rangking, dan menyetujui sistem kontrol
sosial.5
Pendekatan sosiokultural dalam komunikasi adalah
bagaimana pengertian, makna, norma, peran dan aturan yang
bekerja dan saling berinteraksi dalam proses komunikasi.
Suatu realitas dibangun melalui proses interaksi yang terjadi
di kelompok, masyarakat dan budaya. Makna dari kata-kata
dalam situasi sosial yang sesungguhnya menjadi sangat
penting, juga pola-pola perilaku dan apa yang dihasilkan dari
interaksi.6
Untuk menetapkan strategi, kelompok sosial
menyediakan pengertian kultur tentang perilaku yang cocok,
yang melukiskan harapan-harapan dalam suatu tindakan, agar
seseorang mendapatkan tempat. Kuncinya adalah pesan harus
ditentukan dalam konsensus bersama.7 Yang juga penting
untuk diperhatikan, seseorang akan termotivasi untuk
bergabung ke dalam kelompok yang paling menarik atau
memberikan keuntungan di mana ia menjadi anggota, dan
kelompok di mana ia berasal dan berada akan menunjukkan
identitas sosialnya.8
5 Melvin L. DeFLeur dan Sandra Ball-Rokeach, Theories of Mass
Communication, 5th Edition, h. 281-283. 6 Morissan, Teori Komunikasi Individu hingga Massa, (Jakarta:
Kencana Prenadamedia Group, 2014), h. 51-52. 7 Soleh Soemirat, dkk, Komunikasi Persuasif, h. 8.32. 8 Morissan, Psikologi Komunikasi, (Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia,
2013), h.110.
24
Strategi sosiokultur yang efektif dibutuhkan karena
pesan persuasif menegaskan pada individu tentang aturan-
aturan bagi pelaku sosial atau syarat-syarat kultur untuk
bertindak, yang akan mengatur aktivitas. Dalam strategi ini,
persuader menegaskan kepada persuade tentang aturan-
aturan bagi pelaku sosial, jika pengertian telah dicapai, tugas
berikutnya adalah mendefinisikan kembali syarat tersebut.9
3. The Meaning Construction Strategy
Menurut strategi ini, pengetahuan dapat memengaruhi
perilaku. Strategi ini berawal dari konsep di mana hubungan
pengetahuan dan perilaku dapat dicapai sejauh apa yang dapat
diingat. Strategi the meaning construction diimplementasikan
dengan cara mengkonstruksi makna. Persuader berupaya
memberikan pengetahuan mengenai sesuatu kepada orang
yang dipersuasif dari lingkungan sekitar atau berita-berita
yang beredar menimbulkan suatu pengertian dalam benak
masyarakat bahwa hal tersebutlah yang harus diikuti, yang
juga diinginkan oleh persuader.
Dalam kasus komunikasi massa, pakar komunikasi
menemukan bahwa pers membentuk dan memengaruhi cara
bertindak audiens terhadap isu-isu publik pada hari itu. Media
“mengolah” keyakinan tentang dunia nyata dan memengaruhi
perilaku, mereka mengatur makna internal dalam membentuk
“agenda” topik untuk dipikirkan dan hierarki betapa
pentingnya isu tersebut. Akhirnya, komunikasi massa
9 Soleh Soemirat, dkk, Komunikasi Persuasif, h. 8.27-8.28.
25
membangun, memperluas, mensubstitusikan, dan
menstabilkan makna kata-kata dalam bahasa audiens.
Perubahan makna ini memengaruhi tanggapan audiens
terhadap hal-hal dan masalah yang diberi label.10
Esensi dalam strategi the meaning contruction,
persuader akan memanipulasi makna untuk memberikan
pengertian yang mudah dimengerti oleh persuade dengan
memberikan perumpamaan-perumpamaan tanpa mengurangi
arti dari pengertian itu sendiri.
B. Komunikasi Persuasif
1. Pengertian Komunikasi Persuasif
Kata persuasi bersumber dari bahasa Latin persuasio
yang memiliki arti membujuk, mengajak atau merayu.
Persuasi dapat dilakukan secara rasional dan emosional.
Dengan cara rasional yaitu memengaruhi komponen kognitif
pada diri individu berupa ide ataupun konsep. Persuasi secara
emosional yaitu menyentuh aspek afeksi, hal yang berkaitan
dengan kehidupan emosional seseorang, misalnya melalui
cara emosional, aspek simpati, dan empati seseorang dapat
digugah.11
Joseph A. Ilardo mendefinisikan persuasi sebagai
communicative prosess of altering the beliefs,
10 Melvin L. DeFLeur dan Sandra Ball-Rokeach, Theories of Mass
Communication, 5th Edition, h. 289-290. 11 Marlena, “Strategi Komunikasi Persuasif Perkumpulan Keluarga
Berencana Indonesia (PKBI) dalam Penganggulangan Bahaya HIV AIDS
Dikalangan Remaja Samarinda”, Ilmu Komunikasi, Universitas Mulawarman,
Samarinda, 2013.
26
attitudes, intentions, or behavior of another by the
conscious or unconscious use of words and nonverbal
messages (persuasi adalah proses komunikatif untuk
mengubah kepercayaan, sikap, perhatian atau perilaku
baik secara dasar maupun tidak dengan menggunakan
kata-kata dan pesan non verbal).12
Komunikasi persuasif dapat dipahami sebagai suatu
pesan yang memengaruhi sikap, pendapat, dan perilaku orang
lain secara verbal maupun non verbal. Proses tersebut adalah
fenomena yang menunjukkan suatu perubahan sikap atau
perlakuan secara terus menerus.13
2. Unsur-unsur Komunikasi Persuasif
Ada 6 unsur-unsur di dalam komunikasi persuasif,
yaitu14:
a. Pengirim pesan atau Persuader
Sumber atau persuader adalah orang yang
menyampaikan pesan dengan tujuan untuk mempengaruhi
sikap, pendapat dan perilaku orang lain baik secara verbal
maupun non verbal. Dalam komunikasi persuasif persuader
harus memiliki etos yang tinggi. Etos adalah nilai diri
seseorang yang merupakan paduan dan aspek kognisi, efeksi
dan konasi. Seorang persuader yang memiliki etos yang tinggi
dicirikan kesiapan, kesungguhan, kepercayaan, ketenangan,
keramahan dan kesederhanaan. Jika komunikasi persuasif
12 Soleh Soemirat, dkk, Komunikasi Persuasif, h. 1.25. 13 Roudhonah, Ilmu Komunikasi, (Jakarta: Atma Kencana Publishing,
2013), h. 164. 14 Herdiyan Maulana & Gumgum Gumelar, Psikologi Komunikasi dan
Persuasi, (Jakarta: Akademia Permata, 2013), h. 12.
27
ingin berhasil, persuader harus memiliki sikap reseptif,
selektif, digestif, asimilatif, dan transitif.
b. Penerima pesan atau Persuade
Persuade adalah orang yang menjadi tujuan pesan itu
tersampaikan. Sebelum melakukan perubahan dirinya,
sebenarnya persuade melakukan suatu aktivitas fundamental
yang sifatnya intern, di dalam diri yakni belajar. Belajar
biasanya tidak hanya merupakan suatu proses sesaat. Setiap
persuade menerima stimulus, menafsirkan, memberikan
respons, mengamati akibat respons, menafsirkan kembali,
memberikan respons baru, menafsirkan seterusnya. Hal ini
dilakukan terus menerus sehingga persuade mendapat
kebiasaan memberikan respon dalam suatu cara tertentu
terhadap suatu stimulus tertentu terhadap suatu stimulus
tertentu.
Ada lima faktor yang memengaruhi perkembangan
kekuatan kebiasaan, yakni: 1) sering terjadi pengulangan
respons yang mendapatkan ganjaran. 2) Isolasi hubungan
stimulus-respons. 3) Jumlah ganjaran. 4) waktu antara respons
dan ganjaran. 5) Usaha yang dikehendaki untuk melakukan
respons
c. Pesan
Isi pesan persuasif juga perlu diperhatikan karena isi
pesan persuasif harus berusaha untuk mengkondisikan,
menguatkan, atau membuat pengubahan tanggapan sasaran.
Wilbur Schramm menampilkan apa yang disebut ‘’the
condition of success in communication, yakni kondisi yang
28
harus dipenuhi jika kita menginginkan agar suatu pesan
membangkitkan tanggapan yang kita kehendaki. Kondisi
tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut: 1) pesan harus
dirancang dan disampaikan sedemikian rupa sehingga dapat
menarik perhatian persuade. 2) Pesan harus menggunakan
lambang-lambang tertuju kepada pengalaman yang sama
antara persuader dan persuade, sehingga sama-sama
mengerti. 3) Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi
persuade dan menyarankan beberapa cara untuk memperoleh
kebutuhan tersebut. 4) Pesan harus menyarankan suatu jalan
untuk memperoleh kebutuhan tadi yang layak bagi situasi
kelompok di mana persuade berada pada saat ia digerakkan
untuk memberikan tanggapan yang dikehendaki.15
d. Saluran
Saluran merupakan perantara di antara orang-orang
yang berkomunikasi, bentuk saluran tergantung dengan jenis
komunikasi yang dilakukan. Saluran komunikasi adalah
media yang digunakan untuk membawa pesan. Hal ini berarti
bahwa saluran merupakan jalan atau alat untuk perjalanan
pesan antara persuader dengan persuade. Saluran memiliki
tujuh dimensi yang memungkinkan untuk mengevaluasi
efektifitas saluran yang berbeda. Dimensi-dimensi tersebut
adalah kredibilitas saluran, umpan balik saluran, keterlibatan
saluran, tersedianya saluran, daya tahan salurannya, kekuatan
multiguna, dan komplementer saluran. Komunikasi tatap
15 Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi,
(Bandung: Citra Aditya Bakti, 2007), h. 42.
29
muka berlangsung saat persuader dan persuade saling
berhadapan muka, dan di antara mereka dapat saling melihat.
Komunikasi tatap muka disebut pula komunikasi langsung
(direct communication).16
Saluran atau media adalah sarana yang digunakan oleh
komunikator untuk menyampaikan pesan-pesannya. Misalnya
media cetak, yaitu: surat kabar, tabloid, majalah, buku. Media
eletronik, yaitu: film, radio, televisi, video, komputer, internet.
Media format kecil, yaitu: leaflet, brosur, selebaran, stiker,
buletin. Media luar ruang, yaitu: baliho, spanduk, reklame,
electronic board, bendera, pin, logo,topi, rompi, kaos oblong.
Saluran komunikasi kelompok misalnya organisasi profesi,
ikatan alumni organisasi social keagamaan, karang taruna,
kelompok pengajian. Saluran Komunikasi publik, yaitu:
pameran, balai desa, aula, alun-alun, pasar, swalayan. Saluran
komunikasi sosial misalnya pesta perkawinan, acara sunatan,
arisan, pertunjukan wayang, pesta perkawinan.17
e. Umpan balik atau feedback
Umpan balik atau balasan dari perilaku yang diperbuat,
dapat berbentuk eksternal dan internal. Umpan balik internal
adalah reaksi persuader atas pesan yang disampaikan
sedangkan umpan balik eksternal adalah reaksi persuade atas
pesan yang disampaikan.18
16 Herdiyan Maulana & Gumgum Gumelar, Psikologi Komunikasi dan
Persuasi, h. 26. 17 Hafied Cangara, Komunikasi politik: Konsep, Teori, dan Strategi,
(Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2009), h. 38. 18 Herdiyan Maulana & Gumgum Gumelar, Psikologi Komunikasi dan
Persuasi, h. 12.
30
f. Efek Komunikasi Persuasif
Efek komunikasi persuasif adalah perubahan yang
terjadi pada diri persuade sebagai akibat dan diterimanya
pesan melalui proses komunikasi, efek yang terjadi dapat
berbentuk perubahan sikap, pendapat dan tingkah laku.
3. Proses Komunikasi Persuasif
Hovland mengemukakan konsep proses komunikasi
yang fokus pada pembelajaran dan motivasi. Komunikasi
persuasif yang bertujuan memengaruhi opini, pendapat, sikap,
atau perilaku seseorang, haruslah memerhatikan, memahami,
mempelajari, menerima, dan menyimpan pesan persuasi
tersebut. 19
Gambar 2. 1 The Hovland/Yale Model of Persuasion
Sumber: Richard M. Perloff, The Dynamic of Persuasion:
Communication and Attitudes in the 21st Century.
Berdasarkan gambar di atas, sebelum melakukan
perubahan sikap, persuade melewati proses komunikasi
persuasif message learning. Dalam proses itu, persuade
19 Richard M. Perloff, The Dynamic of Persuasion: Communication
and Attitudes in the 21st Century, (New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates
Publisher, 2003), h. 121.
Communication
Message Learning:
1. Attention
2. Comprehension
3. Learning
4. Acceptance
5. Retention
Attitude
Change
31
melewati lima tahapan, yaitu attention (perhatian),
comprehension (pemahaman), learning (pembelajaran), acceptance
(penerimaan), dan retention (penyimpanan).
C. New Media
1. Pengertian New Media
Ada banyak penyebutan untuk new media dalam
literatur akademis, yaitu digital media, media online, media
virtual, e-media, network media, media web dan
cybermedia20, begitu pula Creeber dan Martin yang
mengemukakan bahwa media online biasa disebut media
sosial, media baru, atau jejaring sosial yang didefinisikan
sebagai produk dari komunikasi yang termediasi teknologi
yang terdapat bersama dengan komputer digital.21
New media adalah media yang kontennya terbentuk
dari gabungan data, teks, suara, dan gambar yang disimpan
dalam format digital dan disebarluaskan melalui jaringan
berbasis kabel optik broadband, satelit dan sistem transmisi
gelombang mikro.22
2. Karakteristik New Media
Menurut Flew, new media atau bentuk informasi
digital memiliki lima karakteristik, yaitu:
20 Rulli Nasrullah, Teori dan Riset Media Siber (Cybermedia), (Jakarta:
Prenada Media Group, 2016), h. 13. 21 Glen Creeber dan Royston Martin, Digital Cultures: Understanding
New Media, (Berkshire-England: Open University Press, 2009), h.2. 22 Terry Flew, New Media: An Introduction (3rd Edition), (South
Melbourne: Oxford University Press, 2008) h. 2-3.
32
a. Manipulable. Informasi digital mudah diubah dan
diadaptasi dalam berbagai bentuk, penyimpanan,
pengiriman dan penggunaan.
b. Networkable. Informasi digital dapat dibagi dan
dipertukarkan terus-menerus oleh sebagian besar user
di seluruh penjuru dunia.
c. Dense. Informasi digital berukuran besar dapat
disimpan di ruang penyimpanan yang kecil (USB flash
disk) atau penyedia layanan jaringan (Google Drive).
d. Compressible. Ukuran informasi digital dapat
diperkecil atau dikompres dan dapat didekompres
kembali saat dibutuhkan.
e. Impartial. Informasi digital yang disebarkan melalui
jaringan bentuknya sama dengan yang dipresentasikan
dan digunakan oleh pemiliknya.
Menurut Lievrow dan Livingstone, ada 4 aspek yang
membedakan karakteristik new media dengan old media23,
yaitu:
a. Recombinant. New media adalah hasil kombinasi
kontinyu antara teknologi yang sudah ada dengan
inovasi baru, bentuk dan jenisnya terus bercabang,
berekombinan dan berkembang, sedangkan old media
terdiferensiasi dengan stabil menjadi beberapa bentuk
atau saluran pada akhir abad ke-20.
23 Leah Lievrouw dan Sonia Livingstone, Handbook of New Media:
Social Shaping and Social Consequences of ICTS, (London: Sage Publications
Ltd, 2006), h. 4-7.
33
b. Networked. Pengguna pada new media saling
terhubung dan dapat menjadi sender atau receiver,
bahkan keduanya sekaligus, terjalin komunikasi dua
arah (two way communication), dan terdesentralisasi.
Sedangkan pada old media komunikasi bersifat
hierarkis, satu arah (one way communication), dan
tersentralisasi (one to many).
c. Ubiquitous. New media didesain sebagai alat personal
yang menyediakan akses ke berbagai konten yang
bersifat perseorangan atau layanan komunikasi, di
mana pun pengguna, layanan, maupun sumber daya
berada, sedangkan old media biasanya digunakan
bersama-sama.
d. Interactive. New media memberikan sarana untuk
membentuk, mencari, dan berbagi konten yang
selektif, dapat digunakan untuk berinteraksi dengan
individu dan grup lainnya dalam skala yang lebih besar
dan lebih praktis dibandingkan old media yang kurang
interaktif karena tersentralisasi.
3. Jenis-jenis New Media
Menurut Rulli Nasrullah, jenis-jenis new media terbagi
menjadi 1124, yaitu:
a. Situs (website). Situs adalah halaman yang merupakan
satu alamat domain yang berisi informasi, data, visual,
24 Rulli Nasrullah, Teori dan Riset Media Siber (Cybermedia), h. 13-
36.
34
audio, memuat aplikasi, hingga berisi tautan dari
halaman web lainnya.
b. E-mail. Dapat disebut sebagai “hybrid medium”
merupakan surat elektronik yang sama seperti surat
konvensional di mana ada tujuan penerima dan
pengirim dan isi surat.
c. Forum di Internet (Bulletin Board). Fasilitas Mail List
atau “milis” digunakan sebagai sarana komunikasi,
digunakan oleh komunitas yang memiliki kesukaan
atau minat yang sama atau berasal dari suatu tempat,
cara kerjanya sama seperti forum.
d. Blog. Berasal dari istilah web-blog, merupakan media
yang memungkinkan penggunanya untuk mengunggah
aktivitas keseharian, saling mengomentari, dan
berbagi.
e. Wiki. Wiki adalah sebuah media konten bersama, yang
merupakan situs yang memuat konten hasil kolaborasi
dari para penggunanya. Mirip dengan kamus atau
ensiklopedi, dalam praktiknya konten-konten tersebut
dikerjakan oleh pengunjung.
f. Aplikasi Pesan. Aplikasi pesan melalui telepon
genggam atau telepon pintar (smartphone) bisa dilihat
dari cara kerja seperti BBM, Line, KakaoTalk, atau
WhatsApp yang menampilkan tidak hanya pesan
(percakapan) teks, tetapi juga data pesan beragam dari
audio, visual, dan sebagainya. Aplikasi pesan tidak
hanya menyediakan ruang untuk komunikasi dengan
35
melibatkan hanya dua individu, tetapi fasilitasnya juga
bisa melibatkan jumlah yang banyak dan terjadi di saat
itu juga, selain pertukaran data dan informasi, aplikasi
pesan telah sampai pada tahap interaksi audio-video
seperti live streaming.
g. Internet “Broadcasting”. Internet merupakan
kependekan dari interconnection networking adalah
seluruh jaringan komunikasi yang saling terhubung
menggunakan media elektronik yang terhubung
menggunakan system global Transmission Control
Protocol/Internet Protocol Suite (TCP/IP) sebagai
protokol pertukaran paket untuk melayani miliaran
pengguna di seluruh dunia.
h. Peer-to-peer (P2P). Cara kerja P2P mirip seperti SMS
berfungsi sebagai media berkomunikasi antar
pengguna di internet, bercakap-cakap atau berkirim
file. Fasilitas percakapan atau instan messaging seperti
Yahoo! Messenger, Google Talks, dan AOL. P2P juga
bisa berupa perangkat berbagi file seperti Drop Box
dan Google Doc.
i. The RSS.Content-syndication format atau RSS
merupakan perangkat lunak yang berfungsi
mengambil dan mengumpulkan konten berita sesuai
keinginan pengguna.
j. MUDs. Multi-User Dungeons atau bisa juga disebut
Multi-User Dimentions adalah suatu program
komputer yang dapat diakses oleh beragam user dalam
36
satu waktu secara bersamaan. Program ini diterapkan
dalam permainan yang bisa dimainkan orang banyak
disaat yang bersamaan, dimana ada yang berupa
petualangan dan pertarungan.
k. Media Sosial. Media sosial (social media) atau social
networking site seperti Facebook, Twitter, dan Skype
merupakan media yang digunakan untuk
mempublikasikan konten seperti profil, aktivitas, atau
bahkan pendapat pengguna, juga sebagai media yang
memberikan ruang bagi komunikasi dan interaksi
dalam jejaring sosial di ruang siber.
D. Hijrah
1. Pengertian Hijrah
Hijrah mempunyai definisi secara syar’i berawal pada
peristiwa hijrah (migrasi) Rasulullah dari Mekah ke Yatsrib
(yang kemudian hari diubah namanya menjadi Madinah)
dalam upaya menyelamatkan dakwah Islam dari gangguan
kafir Quraisy yang memiliki perluasan makna yaitu
meninggalkan segala bentuk kemaksiatan dan kemungkaran,
baik dalam perasaan (hati), perkataan dan perbuatan. Makna
hijrah secara ruhiyah, yaitu seseorang yang meninggalkan
perbuatan maksiat dan tidak menoleh pada hal-hal yang
menyebabkan Allah murka.25
Menurut Armawati Arbi di dalam bukunya yang
berjudul Psikologi Komunikasi dan Tabligh, konsep hijrah
25 Ahmad Abdul Azhim Muhammad, Strategi Hijrah: Prinsip-prinsip
dan Ilmiah Tuhan, h. 67.
37
diartikan sebagai manusia hijrah yang dimensi jism (jasmani)
dirinya meningkat. Adapun Hijrah yang dimaksud di sini
adalah hijrah menjaga keseimbangan antara aspek jism, ruh,
akal, kalbu, dan nafs. Hijrah ke faktor situasi lingkungan yang
memperteguh potensi fitrah kemanusiaan.26
2. Motif Pelaku Hijrah
Annisa Novia Sari dan Adi Bayu Mahadian dalam
penelitiannya yang berjudul Perilaku Komunikasi Pelaku
Hijrah Studi Fenomenologi Pelaku Hijrah dalam Shift
Gerakan Pemuda Hijrah Di Kota Bandung, menemukan
bahwa dalam tindakannya, orang-orang berhijrah tidak hanya
didorong oleh keinginan hati, namun juga ada motif atau
dorongan lain, yaitu: 27
a) Dorongan Masa Lalu
Dorongan dari peristiwa dan pengalaman yang
dirasa buruk di masa lalu, membuat seseorang mencari
cara agar keluar dari keadaan yang telah mereka alami
sebelumnya dan salah satu caranya adalah dengan
berhijrah.
b) Dorongan dari Teman
Karena sifat yang persuasif, ajakan dari teman
dapat menjadi dorongan seseorang melakukan hijrah,
26 Armawati Arbi, Psikologi Komunikasi dan Tabligh, (Jakarta:
Amzah, 2012), h. 80. 27 Annisa Novia Sari dan Adi Bayu Mahadian, “Perilaku Komunikasi
Pelaku Hijrah, Studi Fenomenologi Pelaku Hijrah Dalam Shift Gerakan
Pemuda Hijrah di Kota Bandung”, LINIMASA: Jurnal Ilmu Komunikasi, Vol
1 No 1 (2018): Januari 2018, Universitas Pasundan, 2018.
38
ditambah karena meyakini teman tersebut lebih
mengerti agama dibanding dirinya yang belum
berhijrah.
c) Dorongan untuk Memengaruhi Orang Lain
Dorongan untuk memengaruhi teman dekat
untuk ikut berhijrah dan memperbaiki diri, karena
dirinya telah merasakan pengalaman berhijrah,
membuat seseorang akan bertindak untuk
memengaruhi orang lain agar dapat merasakan
pengalaman yang sama dengan dirinya.
d) Dorongan untuk Masa Depan
Menginginkan surga dengan amalan baik yang
diperbuat dan menjadi jalan istiqomah untuk
bersungguh-sungguh dalam memperbaiki diri,
memberikan pengetahuan bahwa pengalamannya
merupakan pengalaman yang menyenangkan dan ingin
mengajak orang-orang di lingkungannya menjadi lebih
tertarik pada Islam.
39
BAB III
GAMBARAN UMUM KOMUNITAS TERANG JAKARTA
A. Sejarah Komunitas Terang Jakarta
Komunitas Terang Jakarta terbentuk karena kegalauan
yang dirasakan oleh Dimas Wibisono dan Hendra Bayu yang
seringkali berkumpul dengan rekan-rekan lain dari berbagai
macam profesi di dunia entertainment. Berawal dari obrolan
ringan yang mengerucut pada diskusi dunia keislaman,
keduanya lantas berinisiatif mengumpulkan orang-orang
dengan kondisi yang sama dengan mereka. Gelisah tapi
merasa belum mau mengaji. Karena keengganan langsung
bergabung di masjid itu, mereka kemudian membuat acara
yang mereka sebut sebagai sharing session, bukan pengajian.
Bagi mereka kalau bentuknya pengajian dan tidak cocok pasti
akan susah.1
Acara pertama komunitas Terang Jakarta adalah BFG
atau Back For Good yang diselenggarakan di Fiddleheads
Pondok Indah Mall, Halal Bistro, pada 4 Juli 2016. Dengan
menargetkan 20-30 orang, ternyata peserta yang hadir hanya
7 orang yang hampir semuanya menjadi pengurus hingga saat
ini. Komunitas ini mendapat bimbingan dari Ustadz Abu Fida
dan Ustadz Abi Makki, Lc. Konsep awal Terang Jakarta
1 Utami Widowati, Terang Jakarta Percik Hidayah di Tengah
Gemerlap Pesta, artikel diakses pada 22 Mei 2018 dari
https://halallifestyle.id/education/terang-jakarta-percik-hidayah-di-tengah-
gemerlap-pesta.
40
menargetkan orang-orang yang berkecimpung di dunia
entertainment dan jarang mengikuti kajian. Mereka
menggunakan kafe dan tempat tongkrongan anak muda
sebagai tempat dakwahnya. Materi yang disampaikan pun
ringan.2 Alasan anak muda yang bergabung dengan Terang
Jakarta sangat beragam, ada yang merasa segan untuk datang
ke kajian di masjid karena memiliki tato, atau karena baru saja
keluar dari rehabilitasi narkoba, atau karena belum bisa
membaca Al-Quran.3 Komunitas ini meyakini bahwa hijrah
tidak bisa jalan sendiri-sendiri, kaum muda harus bersama-
sama berhijrah, menebar kebaikan Islam.
B. Logo
Gambar 3. 1 Logo Komunitas Terang Jakarta
Sumber: Dokumentasi Pribadi Sekjen komunitas Terang Jakarta, Dimas
Adista Priambodo, diperoleh melalui e-mail pribadi, pada 16 Juni 2018.
2 Wawancara dengan Sekjen Komunitas Terang Jakarta, Dimas Adista,
pada tanggal 28 April 2018 di BSD Tangerang. 3 Nathasi, Terangi Jalan Hijrah Anak Muda Bersama Komunitas
Terang Jakarta, artikel diakses pada 19 Februari 2018 dari
http://www.gomuslim.co.id/read/komunitas/2017/02/19/3251/terangi-jalan-
hijrah-anak-muda-bersama-komunitas-terang-jakarta.html.
41
Kata Terang Jakarta mewakili nama komunitas ini,
ditulis dengan huruf kapital dan diberi warna putih agar
menjadi eye center. Warna hitam menggambarkan gelap,
dimana pendiri komunitas ini merasa mereka awalnya gelap,
jauh dari Islam dan Islam adalah cahaya atau terangnya, untuk
itu nama komunitas diberi warna putih. Warna merah
menggambarkan mood ketika pertama kali berhijrah,
semangat saat meninggalkan dunia gelap untuk menjadi
pribadi yang lebih baik, yang lebih mendekatkan diri kepada
Allah SWT.4
C. Visi dan Misi
Visi Komunitas Terang Jakarta
Visi dari komunitas Terang Jakarta adalah menjadi
komunitas yag menyebarkan kebaikan Islam dalam syiar di
agama Allah SWT.5
Misi komunitas Terang Jakarta
Misi komunitas Terang Jakarta adalah:6
1. Mensyiarkan ilmu berlandaskan Al Quran dan Hadist
sebagai panduan hidup, untuk mendekatkan diri
kepada Allah SWT,
2. Mempererat jalinan silaturahmi para generasi muda,
4 Wawancara dengan Sekjen Komunitas Terang Jakarta, Dimas Adista,
pada tanggal 28 April 2018 di BSD Tangerang. 5 Wawancara dengan Sekjen Komunitas Terang Jakarta, Dimas Adista,
pada tanggal 28 April 2018 di BSD Tangerang 6 https://kitabisa.com/orang-baik/337100, diakses pada 20 Agustus
2018, pukul 13.40 WIB.
42
3. Menjadi wadah pertama pembelajaran generasi muda
yang ingin menjadi lebih baik,
4. Meningkatkan keaktifan kegiatan dakwah kajian
Islami.
D. Sasaran Komunitas Terang Jakarta
Komunitas Terang Jakarta berdakwah dengan
sasasaran anak muda yang belum Islam, atau sudah Islam
namun belum menjalankan syariat-syariat Islam, aktif di sosial
media, serta berdomisili di wilayah Jabodetabek.
E. Program Komunitas Terang Jakarta 2017-2018
1. Dakwah
a. Sirah Nabawiyah The Series
Kajian rutin sebulan sekali ini disampaikan oleh
Ust. Abi Makki, Lc, diselenggarakan di Masjid Raya
Pondok Indah, pada pukul 19.30-selesai. Materi kajian
berisi perincian kisah hidup Rasulullah SAW, yakni asal-
muasal, suku dan nasab, dan keadaan masyarakatnya,
sebelum dilahirkan. Kemudian berlanjut kepada
kelahiran, masa kecil, remaja, dewasa, pernikahan,
menjadi nabi, serta perjuangan-perjuangan dalam
menegakkan Islam hingga akhir hayat. Tujuan
diadakannya Sirah Nabawiyah the Series ini adalah agar
peserta lebih mengenal Rasulullah SAW melalui
peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa itu dan akan lebih
mencintai Rasulullah serta menjadikan beliau sebagai
sebaik-baiknya tauladan. Kajian ini disiarkan langsung
43
lewat live Instagram dan YouTube, videonya di-upload ke
akun YouTube dan dapat ditonton publik.7
b. Hangout
Program ini diselengarakan di Masjid Bintaro Jaya
Xchange Mall sebulan sekali. Acara Hangout terbagi atas
dua sesi. Sesi pertama yang disampaikan berisi tanya-
jawab ringan tentang Islam dan sesi kedua adalah hijrah
sharing session dengan menghadirkan guest star orang-
orang yang sudah berhijrah.
Tema yang dipilih dalam tiap sesi ringan sehingga
terbuka untuk umum, terutama untuk orang-orang yang
ingin berhijrah.
Gambar 3. 2 Poster Kajian Hangout
sumber:
https://www.instagram.com/p/BhKtZNFAAkS/?hl=id&taken-
by=terangjakarta, diakses pada 9 April 2018, pukul 17.24 WIB.
c. BFG (Back for Good)
BFG terbagi menjadi dua, yaitu Girls Talk dan
Boys Talk. Acara sharing session ini diselengarakan
7 Hasil observasi media: Youtube, pada 1 Maret 2018, pukul 17.24
WIB.
44
sebulan sekali, di kafe atau tempat makan tertentu,
mengusung tema santai agar anak-anak muda bisa
berkumpul, curhat, bertukar pikiran, dan menceritakan
pengalaman masing-masing. Acara ini memerlukan
reservasi karena pesertanya terbatas, didahulukan untuk
peserta yang belum pernah mengikuti BFG.8
Gambar 3. 3 Acara Back For Good Girls Talks
sumber:
https://www.instagram.com/p/Bf66y7PAiZK/?hl=id&taken-
by=terangjakarta, diakses pada 9 April 2018, pukul 17.24 WIB.
d. Kajian Rumah
Program ini diselenggarakan dari rumah ke
rumah, yang massanya sekitar 30-35 orang yang biasanya
hanya orang dekat dari pemilik rumah. Program ini
digunakan untuk menyiasati orang-orang yang ingin
berhijrah namun enggan pergi mengikuti kajian ke
masjid.
e. Kajian RSCM
Program ini dilaksanakan pada hari selasa, setiap
2 minggu sekali, oleh Ust. Abu Fida, bertempat di Gedung
Rehabilitasi Medik Khusus Anak Lantai 2. Kajian ini
8 Wawancara I dengan Sekjen Komunitas Terang Jakarta, Dimas
Adista Priambodo, pada tanggal 28 April 2018 di BSD Tangerang.
45
spesial untuk orang tua dari pasien anak baik rawat inap
maupun rawat jalan di RSCM. Acara ini menerima
sedekah berupa donasi yang dikenal sebagai
#patunganbermanfaat.
2. Sosial
a. Sedekah Jumat
Program ini berjalan setiap pekan. Tim dari
komunitas Terang Jakarta akan mencari narasumber yang
bisa disedekahi yaitu orang-orang yang terkena penyakit
atau untuk pembangunan musholla dan taman baca Al-
Quran, kemudian tim akan berkunjung untuk
memverifikasi informasi dan mengambil beberapa foto
untuk selanjutnya dibuatkan fundraising.
Gambar 3. 4 Fundraising Sedekah Jum’at
Sumber: Hasil observasi media grup WhatsApp Terang Jakarta 9,
pada 1 Mei 2018, pukul 17.24 WIB.
b. Daily Food Bank Ramadhan
Daily Food Bank Ramadhan adalah gerakan
memberi makanan berbuka kepada saudara muslim.
Program ini menyediakan 25-30 porsi setiap hari selama
46
bulan Ramadhan. Dana yang digunakan berasal dari
donatur. 9
Gambar 3. 5 Poster dan Distribusi Food Bank Ramadhan
Sumber: https://www.instagram.com/p/Bi3I57lgjBl/?hl=id&taken-
by=terangjakarta, diakses pada 25 Juni 2018, pukul 10.45 WIB.
3. Enterpreneur:
a. UKM Terang Jakarta
Program ini menjalankan Pasar Terang Jakarta
yang rutin diadakan saat kajian di Masjid Raya Pondok
Indah, kegiatan ini menjadi wadah untuk anggota
komunitas yang memiliki usaha, terbatas hanya untuk 10
merchant, menyediakan booth untuk menjual jilbab,
makanan, dan baju muslim. Kemudian, ada Pasar Online
Terang Jakarta dilaksanakan setiap hari Jum’at di semua
grup Whatsapp, untuk anggota yang memiliki
usaha/bisnis bisa melakukan promosi di grup. Lalu, ada
coaching bisnis yang merupakan salah satu kegiatan
sharing session dunia bisnis dan entrepreneur muslim
dengan menghadirkan narasumber yang kompeten di tiap
9 Hasil observasi media: grup WhatsApp Terang Jakarta 9, pada 15 Juni
2018, pukul 14.10 WIB.
47
tema yang diangkat, peserta untuk coaching bisnis
terbatas, dibutuhkan registrasi. 10
b. Halal Food
Program ini berisi pelatihan halal cooking yang
dilaksanakan sebulan sekali. Kegiatan ini menyasar
pelaku industri kuliner halal, dipandu chef yang juga
menjalani proses hijrah.
F. New Media Komunitas Terang Jakarta
1. Website terangjakarta.com
Situs resmi komunitas Terang Jakarta pada
http://terangjakarta.com beroperasi sejak 26 Oktober
2016 terhitung sejak artikel pertama.
Gambar 3. 6 Tampilan situs TerangJakarta.com
Sumber: http://terangjakarta.com/, diakses pada 4 Juni 2018, pukul
16.08 WIB.
Situs tersebut menyediakan menu sharing cerita
#Hijrahku dimana anggota komunitas dapat berbagi
pengalaman berhijrah sebagai inspirasi dan motivasi bagi
yang belum berhijrah. Info kajian serta artikel materi
10 http://terangjakarta.com/ukmtj/, artikel diakses pada 09 Maret 2018,
pukul 09.43 WIB.
48
tanya jawab seputar hijrah juga dibagikan di halaman
situs.11
Gambar 3. 7 Artikel #Hijrahku
Sumber: http://terangjakarta.com/hijrahku/, diakses pada 6 Mei 2018,
pukul 09.43 WIB.
2. Aplikasi Pesan (Grup Whatsapp Terang Jakarta)
Komunitas Terang Jakarta sering melakukan
dakwah melalui media aplikasi pesan, terhitung sejak
2016 hingga 2018, komunitas ini telah memiliki total 15
WhatsApp grup, dengan 9 grup campuran ikhwan dan
akhwat, 4 grup khusus akhwat dan 2 grup khusus ikhwan,
dengan total 3.750 anggota.
Poster kajian yang dibagikan via Instagram
dibagikan melalui grup WhatsApp terlebih dahulu. Setiap
hari admin selalu membagikan Daily Qu’ran For Self
Reminder, yaitu sharing ayat-ayat dari Al Qur’an. Setiap
hari Jum’at, diadakan pasar Online Terang Jakarta,
11 Hasil observasi media: Website Terang Jakarta, terangjakarta.com,
diakses pada 16 Maret 2018, pukul 14.20 WIB.
49
dimana setiap anggota yang memiliki usaha dapat
mempromosikan usahanya di grup ini. Adapula kegiatan
sedekah Jum’at yang diadakan setiap seminggu sekali,
admin akan membagikan info seputar saudara Muslim
yang membutuhkan bantuan dana dalam pengobatan atau
madrasah, pesantren, panti asuhan yang memerlukan
bantuan untuk pembangunan.
Gambar 3. 8 WhatsApp Grup Terang Jakarta 9
Sumber: Hasil observasi media grup WhatsApp Terang Jakarta 9,
pada 1 Mei 2018, pukul 17.24 WIB.
3. Media Sosial (Instagram & YouTube)
Instagram @terangjakarta telah memiliki 34,745
pengikut dengan 701 postingan gambar. Terhitung sejak
1 Maret – 4 Oktober 2018, seperti yang digambarkan pada
grafik di bawah, pertumbuhan pengikut di akun Instagram
@TerangJakarta cukup baik. Pada kolom komentar,
posting-an mendapat rata-rata 47 komentar di tiap
postingan dan 1.573 suka.12
12 Hasil observasi media Instagram @TerangJakarta, pada 1 Maret
2018, pukul 17.24 WIB.
50
Gambar 3. 9 Grafik Pertumbuhan Pengikut di Instagram
Sumber: Observasi Peneliti pada akun Instagram @TerangJakarta
Pengurus komunitas Terang Jakarta membuat
akun YouTube pada 14 November 2016 dengan total
penayangan 48.230 kali, 1.106 subscibers dan total 52
video yang sudah dibagikan. Salah satu kajian yang rutin
diunggah adalah Sirah Nabawiyah The Series yang saat
ini sudah mencapai 20 episode/volume.
Gambar 3. 10 Tampilan YouTube Terang Jakarta
sumber:
https://www.youtube.com/channel/UCOu_CbvtO8XTWouzvsXh5bw/vid
eosYouTube, diakses pada 2 Juli 2018, pukul 09.47 WIB.
20,226,1 29,8 30,1 31,5 33,1 34,2 34,7
0
20
40
Pengikut Instagram @TerangJakarta
Followers (Ribu)
51
G. Struktur Kepengurusan Inti Komunitas Terang Jakarta
2018
Komunitas Terang Jakarta terdiri atas 13 tim formatur
yang membuat keputusan-keputusan krusial, 64 pengurus
yang menjalankan keputusan krusial, dan volunteer.
Bagan 3. 1 Struktur Kepengurusan Komunitas Terang Jakarta 2018
Sumber: Wawancara II dengan Sekjen Komunitas Terang Jakarta, Dimas
Adista, pada tanggal 28 Juli 2018 di Bintaro Xchange.
KETUA UMUM
Dimas Wibisono
PEMBINA
Ust. Abi Makki, Lc
Ust. Abu Fida
Ust. Fauzi Mahurun
SEKJEN
1. Dimas Adista
2. Feri
BENDAHARA
1. Bobby Yudistira
2. Bouwman Moeis
DIVISI SOSIAL DIVISI HUMAS DIVISI DAKWAH DIVISI UKM
52
52
BAB IV
TEMUAN DAN ANALISIS
A. The Psychodynamic Strategy Pengurus Komunitas Terang
Jakarta dalam Mengajak Anak Muda Berhijrah Melalui
New Media
The Psychodynamic Strategy atau strategi
psikodinamika yang paling sering digunakan oleh pengurus
Komunitas Terang Jakarta di new media adalah memberikan
stimulus berupa pesan yang menjadi pengetahuan,
pemahaman dan pemikiran baru bagi anak muda agar
berhijrah dengan menggunakan visual berupa desain grafis
dan penggunaan bahasa.
Strategi psikodinamika melalui new media
diimplementasikan melalui penggunaan website, media sosial
Instagram, dan aplikasi perpesanan Whatsapp.
1. Website
Pada salah satu menu yang ada di website komunitas
Terang Jakarta, yaitu “hijrahku” pengurus membagikan artikel
berupa cerita hijrah, salah satu artikelnya berjudul “Alkohol
Menyiksaku dan Allah Mencintai Aku”.
Bagi orang yang sudah Islam namun belum
menjalankan syariat-syariat Islam ataupun belum berhijrah,
memiliki kesamaan pengalaman dengan orang lain dapat
menjadi pengetahuan dan pemikiran baru untuk ikut berhijrah.
53
Gambar 4. 1 Artikel Hijrahku di terangjakarta.com
Sumber: http://terangjakarta.com/2017/03/04/alkohol-
menyiksaku-dan-allah-mencintai-aku/, diakses pada 16 Maret
2018 pukul 14.12 WIB.
Artikel tersebut menceritakan perjalanan hijrah
seorang muslimah yang menjadi penikmat alkohol hingga
akhirnya jatuh sakit, dia pun meminta pertolongan dan Allah
menyembuhkannya dalam semalam. Muslimah itu sedikit
demi sedikit mulai memperbaiki diri datang ke tausiah-tausiah
Islam, kemudian memutuskan berjilbab setelah mendapatkan
tanda dari Allah di sela-sela sholat tahajudnya.
Dalam kasus ini, pengurus membagikan pengalaman
hijrah agar menjadi pengetahuan bagi pembaca artikel tentang
motif hijrah muslimah dari dorongan masa lalu, yaitu keluar
dari keadaan kecanduan alkohol lalu berhijrah. Cerita hijrah
tersebut adalah pengalaman yang juga dialami oleh banyak
anak muda lain di Jakarta. Inti dalam kasus persuasi adalah
54
persuade mempertimbangkan pesan, menghubungkannya
dengan sikap-sikap, pengetahuan, dan perasaan yang ada.
“target market kami adalah orang-orang yang
seperti kami dulu, orang-orang yang masih dugem,
orang-orang yang masih dateng ke DWP, dateng ke We
The Fest, dan berpikir kayak Islam itu berat yah. So,
itu kan target market kita, so kita harus membuat
sesuatu yang masih relate ke mereka.”61
Cerita dalam artikel tersebut membangkitkan aspek
emosional dan kognitif persuade, bahwa sebanyak apapun
dosa dan kesalahan kita, tidak ada kata terlambat untuk
bertaubat dan berhijrah. Pesan tersebut ditanamkan dalam
benak persuade dan berulang kali menjadi inti dari setiap
artikel yang ada. Tujuan dari sharing cerita hijrah adalah agar
persuade merasa termotivasi atau terinspirasi untuk berhijrah
juga.
2. Instagram
Penerapan lain strategi psikodinamika melalui new
media adalah dengan media sosial Instagram, yaitu menarik
minat anak muda melalui desain grafis dan bahasa yang
digunakan.
“kalau di Instagram itu orang bisa melihat
ketika scroll Terang Jakarta dan melihat design-nya
melihat feed-nya itu ada “ini gue banget”, ada
61 Hasil wawancara I dengan Sekjen Terang Jakarta Dimas Adista,
tanggal 28 Juli 2018 di BSD.
55
ketertarikan disitu yang “eh ini gue banget ya, kok
kata-katanya, caption yang dipakai, bahasa, design,
warna-warna menggambarkan bahwa Islam is easy,
Islam is good, Islam nggak keras.”62
Pada beberapa kasus yang sudah pengurus alami,
persuade cenderung takut untuk berhijrah dan enggan
mengikuti kajian karena materi-materi kajian yang berat.
Dalam mengatasi hal ini pengurus komunitas Terang Jakarta
menggunakan desain grafis menarik dan bahasa sehari-hari
yang tidak terlalu kaku dan formal agar persuade mau datang
ke kajian.
Gambar 4. 2 Poster dan Caption Acara Hangout
Sumber:
https://www.instagram.com/p/BlnAUbOgSX1/?hl=id&taken-
by=terangjakarta, diakses pada 29 Juli 2018 pukul 15.20 WIB.
Pengurus menggunakan Instagram sebagai media
penyampaian informasi jadwal kegiatan dan konten dakwah
menggunakan desain grafis yang menarik dan bahasa
62 Hasil wawancara I dengan Sekjen Terang Jakarta Dimas Adista,
tanggal 28 Juli 2018 di BSD.
56
keseharian anak muda untuk mengubah persepsi tentang
kajian Islam yang kaku dan berat. Desain dari poster
disesuaikan dengan tema yang mengandung isu-isu yang
sedang tren di kalangan anak muda. Tanggapan yang
didapatkan di Instagram dapat berupa bertambahnya
followers, like dan komentar di foto.
Selain itu, pengurus juga menggunakan public figure
untuk mengajak anak muda berhijrah. Seperti pada poster di
atas, Komunitas Terang Jakarta menyampaikan informasi
hadirnya Rene Suhardono yang merupakan President
Commisioner PT Pembangunan Jaya Ancol, Tbk sebagai
narasumber agar anak muda yang penasaran dengan kisah
hijrah beliau tertarik untuk hadir.
Hal ini juga diterapkan pada acara entrepreneurship
dengan memasang foto narasumber Tasya Nur Medina,
founder Meccanism sebuah brand baju dan hijab, pada desain
poster untuk disebarluaskan.
Gambar 4. 3 Poster Entrepeneurship Coaching
Sumber: Hasil observasi media grup Whatsapp Terang Jakarta 9,
diakses pada 29 Juli 2018 pukul 15.10 WIB.
57
Upaya seperti ini dilakukan agar anak muda memiliki
pengetahuan baru tentang hijrah dalam jual-beli syariah, dan
berperan menarik minat anak muda datang ke acara komunitas
Terang jakarta hingga akhirnya berhijrah, pengaruh yang
ditimbulkan public figure tidak hanya memapar anggota
komunitas tetapi juga public secara general.
“market kita adalah bukan hanya orang yang
sudah mengaji, tapi market kita adalah orang-orang
yang nggak mau ke mesjid, gimana caranya mau ke
mesjid?”63
Selain itu, ada penggunaan bahasa yang santun dan
disesuaikan dengan persuade tidak hanya diterapkan dalam
caption saja, tetapi juga dalam balasan komentar. Pengurus
memilih bahasa percakapan yang lazim digunakan anak muda
“lo-gue” dalam caption di setiap foto, namun pada interaksi
dengan followers di kolom komentar, pengurus menjaga
penggunaan bahasa yang santun dalam menjawab pertanyaan.
Gambar 4. 4 Balasan Komentar di Instagram
Sumber: Hasil observasi media: Instagram @TerangJakarta, diakses
pada 29 Juli 2018 pukul 15.10 WIB.
63 Hasil wawancara II dengan Sekjen Terang Jakarta Dimas Adista,
tanggal 28 Juli 2018 di Masjid Mall Bintaro Xchange.
58
Dalam rangkaian treatment hijrah, new media tidak
menjadi platform utama pendekatan melainkan gerbang
pertama dakwah. Social media digunakan sebagai tempat
menggiring early judging persuade agar berpikir bahwa kajian
komunitas ini ringan. Sedangkan komunikasi yang utama dan
terbaiknya adalah bertatap muka langsung.
3. Chat Whatsapp dan Direct Message Instagram
The psychodynamic strategy juga diterapkan pada
aplikasi pesan Whatsapp dan Direct Message Instagram.
Perbedaannya, jika website dan Instagram digunakan sebagai
gerbang awal dakwah, chat personal melalui Whatsapp dan
DM Instagram digunakan sebagai penanganan after ummat
untuk menjalin hubungan emosional dengan persuade agar
interaksi komunikasi lebih mendalam.
“kemudian bisa lanjut via chat. Dan ini
berkelanjutan. Nggak bisa sekali ngobrol. Karna
untuk meyakinkan seseorang kan butuh ngobrol
panjang, apalagi yg mau berhijrah ataupun yg baru
berhijrah itu biasanya pertanyaannya banyak...
contohnya aja Dimas, kalo mau bales Whatsapp yang
pengen nanya-nanya atau konsul butuh waktu banyak.
Karena notif Whatsapp bisa sampe 2000, belum yg dm
di Instagram.”64
64 Hasil wawancara III dengan Siti Zakiah Dirwan, Kamis, pada 30
Agustus 2018, melalui pesan Whatsapp.
59
Gambar 4. 5 Screenshoot Direct Messages Instagram
Sumber: Dokumentasi Pribadi, Sekjen Terang Jakarta Dimas
Adista Priambodo, pada 22 September 2018, pukul 19.20 WIB.
1 2
3 4
60
Penggunaan aplikasi pesan pribadi Whatsapp dan DM
Instagram di mana pengurus dan persuade dapat berinteraksi
one on one menjadi solusi untuk keterbatasan ruang dan
waktu. Di kajian umum dan di grup Whatsapp persuade
cenderung menutup diri, sedangkan pada chat personal ini
persuade dapat mengutarakan pendapatnya secara jujur dan
tanpa perlu merasa takut mendapat judging dari orang lain.
Hal tersebut sesuai dengan konteks hubungan
emosional dimana komunikasi mendalam diperlukan untuk
memenuhi faktor kognitif. Di dalam komunikasi yang
mendalam pula pengurus dapat memberi pengetahuan lebih
mendalam sehingga upaya persuasif lebih mudah dilakukan.
Tabel 4. 1 Temuan The Psychodynamic Strategy di New Media
No. New
Media Konteks Perbedaan
1 Website
Pengurus mem-posting
cerita hijrah dari
anggota komunitas
yang sebelumnya
pengkonsumsi alkohol,
narkoba, atau belum
berjilbab, agar pembaca
tergugah aspek
emosionalnya dan
kognitifnya.
Komunikasi satu
arah. Pengurus
hanya
membagikan
cerita hijrah dan
fokus pada
penggunaan
bahasa.
2 Instagram
Pengurus mengunggah
informasi kajian dengan
Komunikasi dua
arah, pengurus
61
desain grafis yang
menarik,
menambahkan foto atau
menyebut nama public
figure sebagai
narasumber acara,
menggunakan gaya
bahasa anak muda baik
di caption maupun
kolom komentar agar
kajian tidak terlihat
kaku dan berat.
mengunggah
foto dan
persuade
merespon
dengan like atau
komentar.
Pengurus fokus
pada
penggunaan
desain untuk
menarik minat
anak muda
datang ke acara
kajian, bahasa
digunakan untuk
berinteraksi
dengan
pengikut.
3
Chat
personal
dan DM
Komunikasi one on
one, dimana pengurus
melakukan treatment
mendengarkan dan
menjawab pertanyaan
persuade tentang hijrah
agar komunikasi yang
Komunikasi dua
arah yang
mendalam.
Pengurus fokus
menjalin
komunikasi
yang mendalam
menggunakan
62
terjalin lebih
mendalam.
bahasa yang
ramah dan
disesuaikan
dengan
persuade.
Intisari dari the psychodynamic strategy melalui new
media adalah menggunakan aspek emosional dan faktor
kognitif, memberikan pengetahuan baru untuk mempersuasi
zpersuade agar berhijrah, berfokus pada penggunaan desain
grafis dan bahasa. Dalam konteks new media, website dan
Instagram digunakan sebagai gerbang utama menarik minat
anak muda, sedangkan chat Whatsapp dan DM Instagram
sebagai alternatif penanganan after ummat agar komunikasi
yang terjalin lebih mendalam dan upaya persuasif lebih mudah
dilakukan.
B. The Sociocultural Strategy Pengurus Komunitas Terang
Jakarta dalam Mengajak Anak Muda Berhijrah Melalui
New Media
Strategi sosiokultural didasari oleh asumsi bahwa
perilaku manusia dipengaruhi oleh kekuatan dari luar diri
individu. Pengurus Komunitas Terang Jakarta
mengimplementasikan strategi sosiokultural ke dalam new
media melalui akun Instagram dan Grup Whatsapp Terang
Jakarta.
Setiap lingkungan memiliki serangkaian kendali
berupa norma, sistem rangking, dan kontrol sosial terhadap
63
individu yang merupakan anggotanya.65 Anak muda yang
mengikuti akun Instagram @TerangJakarta serta bergabung
ke dalam grup Whatsapp adalah anggota resmi dari Komunitas
Terang Jakarta, untuk itu secara tidak langsung terdapat
harapan sosial dalam sistem sosial di Instagram dan Grup
Whatsapp yang mengendalikan perilaku.
1. Instagram
Instagram merupakan media sosial ke empat yang
paling sering digunakan oleh pengguna media sosial di
Indonesia dengan persentase 38 persem.66 Instagram memiliki
aturan-aturan kebijakan yang disebut Data Policy atau
Kebijakan Data Instagram, artinya pemilik akun Instagram
memiliki aturan untuk dipatuhi.
Gambar 4. 6 Data Policy Komentar Pengguna Instagram
Sumber: https://help.instagram.com/519522125107875, Data Policy
Instagram, diakses pada 22 September 2018, pukul 14.26 WIB.
Pengurus komunitas Terang Jakarta menggunakan
akun Instagram dengan 34.745 pengikut sebagai media
dakwah, membagikan informasi dan jadwal kajian, serta
65 Melvin L. DeFLeur dan Sandra Ball-Rokeach, Theories of Mass
Communication, 5th Edition, h. 281.283 66 Wahyunanda Kusuma Pertiwi, Riset Ungkap Pola Pemakaian
Medsos Orang Indonesia, Artikel diakses dari
https://tekno.kompas.com/read/2018/03/01/10340027/riset-ungkap-pola-
pemakaian-medsos-orang-indonesia, pada 22 September 2018, pukul 14.04
WIB.
64
dimanfaatkan sebagai media live streaming kajian. Karena
dipergunakan untuk hal-hal yang positif, pengikutnya pun
memberikan timbal balik yang positif, meskipun tidak ada
aturan tertulis untuk itu. Terutama bagi akun yang sudah
mengikuti @TerangJakarta, terdapat identitas yang melekat
sebagai anggota agar berkomentar yang santun dan pantas.
Interaksi yang terjadi di Instagram pun tidak hanya terbatas
pada pengurus dan pengikut di Instagram, tetapi terjadi
interaksi antara sesama pengikut.
Gambar 4. 7 Komentar di Akun Instagram @TerangJakarta
Sumber: Hasil observasi media Instagram diakses pada 3
September 2018 pukul 16.08 WIB.
Kelompok sosial dalam hal ini admin beserta pengikut
di Instagram menyepakati pengertian kultur tentang perilaku
yang cocok, yang melukiskan harapan-harapan dalam suatu
tindakan agar seseorang mendapatkan tempat. Setiap individu
65
yang berinteraksi menyepakati penyampaian komentar secara
baik dan santun, dan mengharapkan timbal balik yang baik
dan santun pula. Selain itu, penggunaan gaya bahasa pada
kolom komentar, sebagai contoh dalam gambar di atas kata
“kuy” merupakan bahasa tidak baku dari “yuk” dapat
diterima, artinya tidak dianggap sebagai tindakan yang
menyimpang karena merupakan bahasa yang sering dipakai
anak muda.
2. Whatsapp
Grup Whatsapp Terang Jakarta merupakan bentuk
solidaritas bagi persuade yang ingin berhijrah agar mereka
tidak merasa hijrah sendirian. Banyak anak muda yang
memutuskan untuk berhijrah dan berangsur-angsur harus
meninggalkan lingkungan yang sebelumnya, grup Whatsapp
berfungsi sebagai lingkungan baru untuk tempat berinteraksi,
baik bertanya maupun berbagi informasi.
“di dalam grup Whatsapp kita biasakan
menegur secara tayyib, kita berlakukan kalau ada
apa-apa tabayyun, sehingga dia bisa melihat “oh gini
interaksi seorang muslim ke muslim yang
lainnya”67
Grup Whatsapp Terang Jakarta memiliki norma
tersendiri yang sejak awal bergabung sudah dibagikan oleh
admin agar diketahui dan ditaati anggota baru, juga bersifat
67 Hasil wawancara II dengan Sekjen Terang Jakarta Dimas Adista,
tanggal 28 Juli 2018 di Masjid Mall Bintaro Xchange.
66
lebih struktural karena terlihat interaksi real antara pengurus
dan anggota.
Gambar 4. 8 Peraturan Grup Whatsapp Terang Jakarta 9
Sumber: Hasil observasi media: grup Whatsapp pada tanggal 3
September 2018 pukul 16.30 WIB.
Peraturan kedua adalah tata tertib jual-beli di Pasar
Online Terang Jakarta yang diadakan setiap hari Jum’at di
masing-masing grup Whatsapp. Tata tertib tersebut antara
lain: 1) Jam berniaga: 09.00-17.00, 2) Satu produk hanya bisa
2 post (bisa berupa foto/wording) sertakan IG dan nomor yang
bisa dihubungi untuk proses jual beli selanjutnya, 3) Transaksi
atau pertanyaan melalui WA pribadi langsung ke peniaga, 4)
dilarang menjual produk/jasa yang melanggar syari’at Islam.
67
Gambar 4. 9 Anggota Melakukan Promosi di grup Whatsapp
Sumber: Dokumentasi Whatsapp grup 9, pada tanggal 29 September
2018 pukul 14.39 WIB.
Gambar 4. 10 Tata Tertib Pasar Online Grup Whatsapp Terang
Jakarta
Sumber: Hasil observasi media: grup Whatsapp pada tanggal 3
September 2018 pukul 16.45 WIB.
Bergabungnya persuade menjadi anggota Komunitas
Terang Jakarta baik sebagai pengikut di Instagram maupun
anggota di grup Whatsapp menunjukkan bahwa persuade
termotivasi karena tertarik dan mendapatkan keuntungan,
serta mendapatkan identitas sosialnya. Karena memiliki
68
identitas sebagai anggota Terang Jakarta, persuade menaati
peraturan yang ada serta membawa diri sesuai dengan label
Terang jakarta. Dalam hal ini pengurus sudah melakukan
strategi sosiokultur yang efektif karena pesan sudah
menegaskan pada individu tentang aturan-aturan bagi pelaku
atau syarat-syarat kultur untuk bertindak, yang akan mengatur
aktivitas di dalam grup Whatsapp.
Tabel 4. 2 Temuan The Sociocultural Strategy di New Media
No. New
Media Konteks Perbedaan
1 Instagram
Pengurus tidak
secara eksplisit
menjabarkan
peraturan
berkomentar di
Instagram, namun
Instagram memiliki
peraturan tersendiri
tentang bagaimana
komentar pengguna
dapat dilihat oleh
orang lain, karena
akun
@TerangJakarta
membagikan
informasi yang
Aturan, norman dan
kontrol sosial tidak
berasal dari pengurus
komunitas, tetapi
dari lingkungan
Instagram itu sendiri.
69
positif, anggota
(followers)
memberikan
feedback berupa like
dan komentar yang
positif.
2 Whatsapp
Peraturan umum
untuk anggota
dibagikan di grup
meliputi aturan
berbagi informasi,
diskusi dan bertanya.
Pengurus juga
membagikan tata
tertib berniaga
online. Tata tertib
membuat anggota
yang ada di
dalamnya menaati,
menyesuaikan
perilaku dan
tindakan sesuai
dengan peraturan
yang ada.
Peraturan dan tata
tertib dibagikan
langsung oleh
pengurus dengan
segaja agar ditaati
oleh anggota.
Intisari dari the sociocultural strategy melalui new
media adalah menggunakan norma dan aturan pada
70
Instagram dan grup Whatsapp untuk mengubah perilaku
persuade. Dalam konteks ini aturan-aturan yang harus
dipatuhi mengatur perilaku dan tindakan dari persuade.
C. The Meaning Construction Strategy Pengurus Komunitas
Terang Jakarta dalam Mengajak Anak Muda Berhijrah
Melalui New Media
Pendekatan dengan strategi the meaning construction
adalah dengan manipulasi makna. Berdasarkan konteks
tersebut, pengurus Komunitas Terang Jakarta berupaya
memberikan pengetahuan kepada persuade dari lingkungan
sekitar atau berita-berita yang beredar, menimbulkan suatu
pengertian dalam benak persuade bahwa hal tersebutlah yang
harus dikuti, yang juga diinginkan oleh persuader.
1. Website
Salah satu menu yang ada di website Terang Jakarta
adalah Tanya Jawab. Terdapat 19 artikel yang memberikan
jawaban dari pertanyaan umum dari orang-orang yang hendak
berhijrah. Salah satu artikelnya adalah sebagai berikut:
Gambar 4. 11 Artikel Tanya Jawab di Website
Sumber: http://terangjakarta.com/2017/01/16/bentuk-sedekah/,
diakses pada 4 September 2018 pukul 14.12 WIB.
71
Dalam artikel tersebut jawaban yang diberikan
dikonstruk maknanya sedemikian rupa agar to the point dan
mudah dipahami oleh persuade tanpa mengurangi arti
sebenarnya.
Gambar 4. 12 Artikel Tanya Jawab di website
Sumber: http://terangjakarta.com/2016/12/29/hukum-menjadi-model-
kecantikan-dan-pakaian/, diakses pada 4 September 2018 pukul
20.09 WIB.
1 2 3
4 5 6
72
Sedangkan untuk beberapa pertanyaan lain, disertakan
penjabaran dari Al-Quran dan pendapat-pendapat lain yang
mendukung jawaban. Faktor kognitif persuade diubah dalam
artikel ini, pengurus memberikan pengetahuan dan
pemahaman untuk mengubah pemikiran, sifat, dan perilaku
persuade tentang hukum menjadi model kecantikan dan
pakaian.
2. Instagram
Implementasi strategi the meaning construction
melalui new media melekat pada media sosial Instagram.
Salah satu contoh ada pada sebuah video berdurasi kurang dari
satu menit yang narasinya sebagai berikut:
“Terorisme bukanlah Islam. Terorisme
tidak ada di ajaran agama Islam. Agama islam
agama yang damai, daripada kita punya pemahaman
jihad yang salah, yang keblinger, lebih baik kita jihad
di jalan Allah mengurusi anak-anak calon ahli
surga ini. Kita lagi ada acara nonton bareng pada hari
ini, mudah-mudahan ini tercatat sebagai amal ibadah
di hadapan Allah SWT. Terorisme bukan Islam.”68
Pada narasi video tersebut sangat jelas makna jihad
dikonstruksi ulang menjadi jihad mengurusi anak-anak
berkebutuhan khusus. Ditampilkan seorang ibu yang sedang
menggendong anaknya. Dalam konteks ini disampaikan pesan
68 Hasil observasi media: Instagram pada tanggal 29 Juli 2018 pukul
22.10 WIB.
73
untuk lebih memperhatikan lingkungan sekitar karena masih
banyak hal baik untuk sesama yang bisa dilakukan. Dan
ditegaskan sebanyak tiga kali bahwa teorisme bukanlah Islam.
Gambar 4. 13 Screenshoot Video Instagram
Sumber:
https://www.instagram.com/p/Bi4m9lhgeTk/?hl=id&taken-
by=terangjakarta, diakses pada 7 Agustus 2018 pukul 22.10
WIB.
3. Whatsapp
Pendekatan the meaning construction lain ada pada
menu #ASKTJ di grup Whatsapp.
Gambar 4. 14 Screenshoot Percakapan Whatsapp
74
Sumber: Hasil observasi media: grup Whatsapp Terang Jakarta 9, pada
tanggal 1 Mei 2018 pukul 22.35 WIB.
Setiap pertanyaan yang masuk dijawab dengan
jawaban yang dikonstruksi ulang menggunakan bahasa yang
mudah dimengerti. Dilihat dari percakapan di atas bahwa
pengurus menjawab pertanyaan seputar jual beli tersebut
dengan lugas, makna dimanipulasi agar mudah dimengerti.
Untuk pertanyaan yang lebih berat pengurus menyertakan
dalil baik dari al-Quran maupun Hadits.
Tabel 4. 3 Temuan The Meaning Construction Strategy di New Media
No. New
Media Konteks Perbedaan
1 Website
Pengurus
membagikan 19
artikel tanya jawab
dengan jawaban
singkat tapi to the
point yang
maknanya
dikonstruk agar
mudah dipahami
oleh penanya atau
persuade.
Komunikasi satu
arah, persuade
tidak ada yang
berkomentar di
website.
Pembahasan yang
digunakan lebih
umum, karena
pembacanya juga
dari kalangan
umum.
2 Instagram
Pengurus
mengunggah video
acara nobar bersama
Komunikasi dua
arah. Pengurus
menggunakan
75
Intisari dari the meaning construction strategy dalam
konteks new media adalah pengurus Komunitas Terang
anak-anak
berkebutuhan
khusus. Ustadz
mengkonstruk ulang
makna jihad menjadi
jihad mengurusi
anak-anak
berkebutuhan
khusus.
bahasa anak muda
agar mendapatkan
perhatian dan
respon dari
persuade berupa
like ataupun
komentar.
3 Whatsapp
Pengurus menjawab
pertanyaan seputar
jual beli dengan
lugas, jawaban
maknanya
dimanipulasi agar
mudah dimengerti.
Untuk pertanyaan
yang lebih berat
pengurus
menyertakan dalil
baik dari al-Quran
maupun Hadits.
Dalam
mengkonstruksi
makna terlihat
pengurus mulai
menggunakan
bahasa-bahasa
dengan istilah-
istilah yang lazim
digunakan oleh
ummat muslim,
seperti: akhi, ukhti,
syukron, syafakilla,
allahualam bi
sawab.
76
Jakarta memanipulasi makna untuk memberikan pengertian
yang mudah dimengerti oleh persuade, memberikan
perumpamaan-perumpamaaan tanpa mengurangi arti dari
pengertian itu sendiri dalam bentuk konten foto, video,
maupun kata-kata.
77
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan melalui
observasi, wawancara dan dokumentasi, maka dapat
disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
1. The psychodynamic strategy pengurus komunitas Terang
Jakarta dalam mengajak anak muda berhijrah melalui new
media diterapkan Pengurus komunitas Terang Jakarta
dengan mengubah aspek emosional dan faktor kognitif
persuade dengan memberikan pengetahuan dan
pemahaman mengenai hijrah dengan penggunaan desain
grafis yang menarik dan bahasa sehari-hari yang tidak baku
dan kaku untuk mempersuasif anak muda berhijrah.
2. The sociocultural strategy pengurus komunitas Terang
Jakarta dalam mengajak anak muda berhijrah melalui new
media diterapkan pengurus komunitas Terang Jakarta
dengan menggunakan aturan, norma, dan kontrol sosial
yang ada di Instagram dan grup Whatsapp. Identitas sosial
yang melekat pada persuade sebagai anggota di Instagram
atau grup Whatsapp membuat persuade harus menaati
aturan dan norma yang ada.
3. The meaning construction strategy pengurus Komunitas
Terang Jakarta dalam mengajak anak muda berhijrah
78
4. melalui new media diterapkan Pengurus komunitas Terang
Jakarta dengan mengkonstruksi materi yang disampaikan
agar persuade yang baru berhijrah dapat memahami pesan
dengan mudah. Konstruksi diimplementasikan pada
redaksi pesan tanpa mengurangi makna sebenarnya,
terutama pada penyampaian ayat Al-Qur’an dan Hadits.
B. Saran
Berdasarkan pengamatan secara langsung, maka
beberapa saran yang peneliti sampaikan kepada pengurus
komunitas Terang Jakarta antara lain:
1. Pengurus komunitas Terang Jakarta perlu meningkatkan
keaktifan respon admin Instagram dan Whatsapp, karena
melalui pengamatan beberapa pertanyaan di kolom
komentar Instagram tidak mendapatkan respon dari
admin, sedangkan pada grup Whatsapp respon pengurus
dalam menjawab pertanyaan terlalu lama, bahkan
beberapa pertanyaan tidak terjawab dan tertutup oleh
informasi lain.
2. Pengurus perlu mengaktifkan kembali website resmi
Terang Jakarta agar lebih up to date, karena posting-an
terakhir di website pada tahun 2017. Menu #hijrahku
berpeluang besar menarik minat anak muda untuk
berhijrah lewat cerita dan pengalaman yang orang lain
bagikan.
79
3. Pengurus perlu mengintensifkan kegiatan seperti Girls
Talk dan Boys Talk karena kegiatan dengan pengemasan
sharing session ini lebih banyak peminat dan lebih efektif
mengajak anak muda berhijrah.
80
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku:
Arbi, Armawati . 2003. Dakwah dan Komunikasi. Tangerang: UIN
Jakarta Press.
Arbi, Armawati. 2012. Psikologi Komunikasi dan Tabligh. Jakarta:
Amzah.
Azhim Muhammad, Ahmad Abdul. 2004. Strategi Hijrah:
Prinsip-prinsip dan Ilmiah Tuhan. Solo: Tiga Serangkai.
Cangara, Hafied. 2009. Komunikasi politik: Konsep, Teori, dan
Strategi. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Creeber, Glen, and Royston Martin. 2009. Digital Cultures:
Understanding New Media. Berkshire-England: Open
University Press.
DeFleur, L Melvin, and Sandra J Ball Rokeach. 1989. Theories of
Mass Communication 5th Edition. New York: Longman.
Effendy, Onong Uchjana . 2007. Ilmu, Teori dan Filsafat
Komunikasi. Bandung: Citra Aditya Bakti.
Flew, Terry. 2008. New Media: An Introduction (3rd Edition).
South Melbourne: Oxford University Press.
Gunawan, Imam. 2013. Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan
Praktik. Jakarta: Bumi Aksara.
Herdiansyah, Heri. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif untuk
Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: Salemba Humanika.
Lievrouw, Leah, and Sonia Livingstone. 2006. Handbook of New
Media: Social Shaping and Social Consequences of ICTS.
London: Sage Publications Ltd.
Maulana, Herdiyan, and Gumgum Gumelar. 2013. Psikologi
Komunikasi dan Persuasi. Jakarta: Akademia Permata.
81
Moloeng, Lexy J. 2005. Metode Penulisan Kualitatif. Bandung: PT
Rosda Karya.
Morissan. 2013. Psikologi Komunikasi. Bogor: Penerbit Ghalia
Indonesia.
Morissan. 2014. Teori Komunikasi Individu hingga Massa.
Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.
Nasrullah, Rulli. 2016. Teori dan Riset Media Siber (Cybermedia).
Jakarta: Prenada Media Group.
Noor, Juliansyah. 2014. Metodologi Penelitian Skripsi, Tesis,
Disertasi, dan Karya Ilmiah. Jakarta: Kencana.
Pawito. 2007. Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta:
Pelangi Aksara Yogyakarta.
Perloff, Richard M. 2003. The Dynamic of Persuasion:
Communication and Attitudes in the 21st Century. New
Jersey: Lawrence Erlbaum Associates Publisher.
Rakhmat, Jalaludin. 1998. Psikologi Komunikasi. Bandung:
Rosdakarya.
Roudhonah. 2013. Ilmu Komunikasi. Jakarta: Atma Kencana
Publishing.
Severin, Werner J., and James W. Tankard. 2009. Teori
Komunikasi: Sejarah, Metode, dan Terapan di dalam
Media Massa. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Soemirat, Soleh, Hidayat Satari, and Asep Suryana. 2007.
Komunikasi Persuasif. Jakarta: Universitas Terbuka.
Karya Ilmiah:
Aripin, Bustomi. 2016. Strategi Komunikas Persuasif Volunteer
Earth Hour Tangerang Dalam Hemat Energi (Studi Kasus
Masyarakat di Kota Tangerang). Skripsi, Jakarta: UIN
Jakarta.
Karomah, Latifa. 2016. “Strategi Komunikasi Persuasif Pekerja
Sosial dalam Pembinaan Remaja Putus Sekolah di Panti
82
Sosial Bina Remaja (PBSR) Rumbai.” Jurnal Online
Mahasiswa Bidang Ilmu Sosial dan Ilmu PolitikVol 3, No
2: Wisuda Oktober.
Marlena. 2013. Strategi Komunikasi Persuasif Perkumpulan
Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) dalam
Penganggulangan Bahaya HIV AIDS Di Kalangan Remaja
Samarinda. Skripsi, Samarinda: Ilmu Komunikasi,
Universitas Mulawarman.
Putra, Edo Endrika. 2014. Strategi Komunikasi Persuasif Petugas
dalam Pembinaan Narapidana Anak di Lembaga
Permasyarakatan (LP) kelas II B Pekanbaru. Riau:
Universitas Riau.
Putrikarisa, Elisabeth Natasha. 2018. Strategi Komunikasi
Persuasif Transportasi Online Grab Yogyakarta dalam
Menjaring Mitra. Skripsi, Yogyakarta: Universitas Atma
Jaya Yogyakarta.
Sari, Annisa Novia, and Adi Bayu Mahadian. 2018. “Perilaku
Komunikasi Pelaku Hijrah, Studi Fenomenologi Pelaku
Hijrah Dalam Shift Gerakan Pemuda Hijrah di Kota
Bandung.” LINIMASA: Jurnal Ilmu Komunikasi, Vol 1 No
1 (2018): Januari 2018, Universitas Pasundan 11.
Solihat, Ihat. 2016. Strategi Komunikasi Persuasif Pengurus
Gerakan Pemuda Hijrah dalam Berdakwah. Jakarta: UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Uswatusolihah, Uus. 2006. “Dakwah dengan Pendekatan
Komunikasi Persuasif.” Jurnal Ibta' Vol.4 No.1 Januari-
Juni 4.
LAMPIRAN
HASIL OBSERVASI MEDIA
New Media Tanggal Temuan
Internet:
Google.co.id
01-03-
2018
1. gomuslim.co.id: artikel
Terangi Jalan Hijrah Anak
Muda bersa,a Komunitas
Terang Jakarta.
2. voa-islam.com: artikel
Komunitas Terang Jakarta
Sampaikan Dakwah Islam
dengan Konsep Nongkrong
Bareng.
3. balaikita.com: artikel
Komunitas Terang Jakarta:
Generasi Muda Hijrah Karena
Allah SWT.
4. halallifestyle.id: artikel Terang
Jakarta: Percik Hidayah di
Tengah Gemerlap Pesta.
5. ibadah.id: artikel Komunitas
Terang Jakarta Siap Terangi
Jalan Hijrah Kaum Muda.
6. kitabisa.com: orang-baik,
campaign: My Dearest Baby
Fathir.
7. dakwatuna.com: artikel
Sungkan ke Masjid?
Komunitas ini Bikin Pengajian
di Mal.
8. tirto.id: artikel Belajar Islam
Sambil Nongkrong di Mal
9. chanelmuslim.com: artikel
Mengenal Sahabat Rasulullah
Utsman Bin Affan di Kajian
Komunitas Terang Jakarta.
10. video.okezone.com: video
Komunitas Terang Jakarta
Sampaikan Dakwah Islam ala
Anak Muda, RCTI.
Website 16-03-
2018
1. Rilis pada 26 Oktober 2016
2. Memiliki 9 Menu: Beranda,
Tentang Kami, Hijrahku (4
artikel), Info Kajian (10
artikel), Tanya Jawab (20
artikel), Adab (5 artikel),
UKM TJ, Kontak.
29-07-
2018
Pengurus dalam konteks ini
admin Instagram Terang Jakarta
menjawab pertanyaan dengan
bahasa yang santun dan santai.
03-09-
2018
Komentar pengikut di Instagram
positif, disampaikan dengan
bahasa yang sopan, penggunaan
bahasa anak muda seperti “gais”,
“kuy”, “cus”, dimaklumi dan
dianggap sopan.
Grup
01-05-
2018
Program sedekah Jum’at di-
update perkembangannya setiap
hari jum’at, dibagikan informasi
agar donatur dapat memberikan
bantuan dan diberikan bukti
penyerahan bantuan.
15-06-
2018
Pengurus membagikan informasi
tentang kegiatan Daily Food Bank
Ramadhan, tata-cara menjadi
donatur hingga bukti realisasi dan
distribusi makanan.
03-09-
2018
1. Setiap ada anggota baru yang
bergabung, pengurus
membagikan peraturan di grup
Whatsapp tentang cara
menyampaikan informasi
berupa artikel, berita, gambar,
informasi kajian lain, bisnis,
dan tanya jawab, dan daftar
nama Ustadz pembimbing.
2. Kemudian ada pula aturan
khusus untuk jual beli online
pasar online setiap hari Jum’at.
Youtube 01-03-
2018
Komunitas membuat channel
YouTube pada 14 November
2016 dengan total 1k subscriber
dan 53.736 kali penayangan,
berisi video kajian Sirah
Nabawiyah The Series berjumlah
11 video, live streaming
berjumlah 12.
HASIL OBESERVASI I
Tanggal : 1 Maret 2018
Waktu : 19.30 – 21.00 WIB
Tempat : Masjid Raya Pondok Indah
Acara : Sirah Nabawiyah The Series
Kegiatan : Izin melakukan penelitian dan observasi I
Deskripsi :
Pada kamis, 1 Maret 2018 peneliti melakukan observasi I
berlokasi di Masjid Raya Pondok Indah. Tepat di serambi utama
masjid terdapat pasar Terang Jakarta yang membuka stan makanan
dan hijab. Tidak ada tempat registrasi yang artinya peserta bebas
keluar masuk. Peserta kajian sebagian besar perempuan. Walaupun
target utamanya anak muda, ada beberapa ibu yang datang
membawa balita. Tidak semua wanita berkerudung panjang dan
mengenakan rok panjang, anak muda yang datang kebanyakan
mengenakan kerudung paris dan celana jeans. Pengurus komunitas
mengidentikkan diri dengan nametag yang dikalungkan
bertuliskan Terang Jakarta dan menyebar di sekitar peserta kajian.
Kajian Sirah Nabawiyah Vol. 17 ini mengusung tema Pernikahan
Rasulullah dan Siti Khadijah. Disampaikan oleh Ust. Abi Makki
(Pembina Terang Jakarta) dengan moderator Dimas Adista (Sekjen
Terang Jakarta). Kajian direkam untuk ditayangkan live streaming
lewat Instagram dan untuk diunggah ke YouTube. Penyampaian
materi dibantu dengan papan tulis dan spidol.
Bahasa yang digunakan disesuaikan untuk anak muda,
berikut adalah salah satu narasi yang disampaikan, “Siti Khadijah
ingin berdagang ke tempat yang cukup jauh, ke Syam, lalu Siti
Khadijah mengatakan: Maisarah menurutmu apakah kau perlu
teman dalam perdagangan ini? Jawaban Maisarah: harus mencari
orang yang amanah dan baik wahai Khadijah. Khadijah
mengatakan: siapa yang kira-kira bisa dipercaya membawa barang
banyak ini?” lalu pembicara menambahkan “lihat betapa banyak
disini pun mungkin gara-gara perdagangan malah mendapatkan
jodoh, mungkin. *ada celetukan aamiin dari peserta* Ada yang
menyatakan aamiin, aamiin ya Rabbal’alamin, makanya kalau
mengatakan aduh saya belum dapat jodoh, dagang! Insha Allah
dapat!” lalu dilanjutkan dengan menceritakan kisah yang relevan,
pembicaraan pun tanpa terasa jadi menyinggung masalah ta’aruf
“Masha Allah, 4 tahun taaruf”, “laki-laki itu bilang tunangan itu
sudah setengah halal” cerita-cerita yang terjadi di masa sekarang
disampaikan lalu diberi penjelasan dari sudut pandang agama
Islam, lalu kembali menceritakan kisah Siti Khadijah. Pada akhir
kajian peneliti menemukan beberapa peserta wanita menghampiri
pengurus dan minta dimasukkan ke grup Whatsapp. Kemudian,
peneliti mendapatkan izin penelitian dari Sekjen Terang Jakarta,
Dimas Adista.
HASIL OBESERVASI II
Tanggal : 1 Mei 2018
Waktu : 10.00 – 13.00 WIB
Tempat : Rumah Gandaria
Acara : Back For Good Girls Talk
Kegiatan : Observasi II
Deskripsi :
Pada selasa, 1 Mei 2018 peneliti melakukan observasi II.
Bertepatan dengan hari libur nasional, acara yang diadakan khusus
untuk akhwat ini mengusung tema “Life Goals”. Acara ini
berbentuk sharing session dan terbatas untuk 25 orang saja.
Pendaftaran acara dilakukan melalui Whatsapp, diutamakan untuk
yang belum pernah mengikuti BFG sebelumnya. Saat memasuki
tempat acara peneliti diberi goodie bag berisi voucher salon dan
handbody. Peserta acara mayoritas sudah bekerja. Pakaian formal,
hanya 5 orang yang menggunakan rok dan kerudung panjang.
Suasana yang dibangun sangat santai dan menggunakan bahasa
informal. Seperti ritual acara BFG sebelumnya, Terang Jakarta
selalu mengadirkan bintang tamu untuk bisa berbagi pengalaman
hijrah dengan peserta, untuk kali ini mereka menghadirkan Ratu
Anandita, Zaskia Sungkar, Icha (Muallaf). Hingga akhir acara ini
tampak benar-benar hanya bincang-bincang dan berbagi
pengalaman. Pengurus tidak segan berbagi pengalaman hijrahnya,
sedangkan peserta menyimak dan sesekali bertanya. Berikut
adalah resume pertanyaan dan jawaban selama acara berlangsung:
Nanda (Mahasiswi): “Saya ingin memeluk Islam secara khaffah.
Saya sudah berhijab sejak kelas 3 SMP,
tetapi saya baru mengenakan hijab syar’i
setahun yang lalu. Kendala yang saya hadapi
datang dari lingkungan, teman-teman saya
banyak yang bertanya kenapa saya
berubah.”
Eza (Moderator): “Memeluk Islam secara khaffah berarti
meningkatkan iman. Diyakini dalam hati,
diucapkan lewat lisan dan diaplikasikan
dalam perbuatan. Bentuk apkilatif: action.
Muslimah itu representasi Islam, orang
menilai berdasarkan display, misalnya dari
akhlak keteladanan. Juga dari penampilan
kita. Hijab kita ini yang jadi representasi kita
sebagai Muslimah.”
Mita (Divisi UKM): “Saya baru memutuskan untuk memakai
hijab tahun lalu. Saat ini saya sedang
melalui proses ta’aruf dan akan menikah.
Orang-orang tidak ada yang menyangka.
Karena mindset mereka, ta’aruf itu hanya
untuk wanita yang syar’i atau wanita
mushola, sedangkan Mita adalah wanita
kekinian. Tapi Mita menyadari, Allah akan
memberikan semua pada porsinya dan tepat
waktu. Saat kalian menginginkan sesuatu,
jujur sama Allah. Saya nggak bisa
ngebayangin kalau dikasih jodoh sebelum
saya pakai hijab, mungkin saya akan pikir
berulang-ulang. Masa iya menikah sama
orang yang baru dikenal? Hehe.”
Eza (Moderator): “Nah, iya. Benarkan doanya lalu pasrahkan
hasilnya. Jika ingin sesuatu yang baik, kita
juga harus menjadi pribadi yang lebih baik.
Saya juga merasakan nikmatnya hijrah.
Sejak SMA saya tinggal sendiri di Bandung,
orangtua di Sumatera. Inginnya mandiri,
sukses sebagai wanita karir, kerja di luar
negeri. Saya kuliah sampai S2 tapi
memutuskan jadi ibu rumah tangga. Saya
baru hijrah 2014, sudah menikah dan punya
2 anak. Titik balik saya awalnya tidak main
Path karena merasa iri teman-teman
bersekolah di luar negeri. Saya merasakan
betul susahnya. Suami saya kerja di dunia
hiburan. Dia memutuskan nggak
melanjutkan pendidikannya dan fokus di
musik. Dia kerja itu karena diakui skillnya.
Sewaktu memutuskan hijrah, mau nggak
mau dunia hiburan harus dia tinggalin. Bisa
bayangin dong, saya dulu sewaktu masih
pacaran, nemenin dia sampai pagi nge-DJ.
Selama ini yang dia tau ya cuma musik, dia
sampai nanya ke saya, “Kamu siap nggak
kalau kita nggak punya uang, nggak ada
pemasukan”, disitu saya nangis. Tapi saya
ikhlas karena ingin hijrah, ingin mencari
ridho-Nya Allah. Dan alhamdulillah, selalu
saja ada jalan dari Allah, dan karena ada
temen-temen Terang Jakarta merasa hijrah
nggak sendirian.”
Anya (peserta): “Apasih ta’aruf itu?”
Dita (Pengurus): “Ta’aruf itu secara bahasa artinya
perkenalan. Di dalam pacaran ada hal-hal
yang tidak perlu dilakukan misalnya berdua-
duaan atau pegang-pegangan, mudharat dan
maksiat. Kalau di Terang Jakarta, kita adain
ta’aruf, mengumpulkan CV dengan
informasi yang detail. Jadi, ta’aruf nanti
dijembatani oleh murobi, dicarikan kriteria
yang sesuai dengan CV. Proses ta’aruf tidak
boleh lama-lama kurang lebih 3 bulan.
Ta’aruf kan niatnya memang untuk
menikah, jika di tengah jalan tidak cocok
maka ta’aruf bisa tidak dilanjutkan.”
Zaskia (Guest): “Hijrah aku memakan proses yang cukup
lama. Sampai sekarang pun aku merasa
masih di proses itu, sedang menaikkan
prestasi untuk akhirat. Seneng rasanya ikut
event kayak gini karena merasa banyak
temen-temen seperjuangan.”
Icha (Muallaf): “Saya muallaf yang sudah ke beberapa
pulau di Indonesia untuk menyebarkan
agama Kristen. Saya lahir di lingkungan
keturunan Manado. Di keluarga saya,
seorang perempuan lebih baik tidak usah
menikah dari pada masuk Islam atau
menikah dengan seorang Muslim.
Sebelumnya, yang saya tau Islam itu horor
karena pernah saya dengar cerita orang
meninggal dipancung karena tidak mau
masuk Islam. Tapi semakin dewasa, saya
makin tertarik dengan Islam. Saya pernah
datang ke acara charity memberikan
sumbangan, saya masih pakai pakaian
kantor, rok saya masih pendek, tapi tidak
ada satupun yang menatap saya dengan
pandangan mencemooh. Setelah 10 tahun
saya menjanda, saya menjadi muallaf lalu
menikah dengan seorang muslim. Sekarang
saya alhamdulillah sudah mempunyai 4
anak, 1 laki-laki dan 3 perempuan. Suami
saya memegang jabatan di salah satu
diskotik kenamaan di Jakarta. Iya. Begitu
memutuskan memeluk Islam, saya langsung
diuji sama Allah. Setiap hari selama
bertahun-tahun doa saya selalu sama,
semoga Allah membimbing suami saya.
Suami saya dan teman-temannya sering
dirumah, sampai pagi malah, mereka
nongkrong dan ngobrol-ngobrol. Saya
nggak pernah menegur, karena saya pun
dulu pernah ada di fase itu. Saya nggak
mengomel, malah sering saya buatkan
minum dan camilan. Ada cerita saat aksi
212, suami saya habis begadang, paginya
saya dan ibu-ibu pengajian ingin berangkat
antar konsumsi, tapi lihat berita dimana-
mana jalanan macet, susah buat ke Monas-
nya. Dan dia nawarin diri untuk nganter,
naik motor. Di situ saya lumayan kaget,
nggak nyangka aja dia bakal nawarin diri.
Titik balik saya, sewaktu diskotik dia
ditutup dan dia di PHK. Alhamdulillah, mau
nggak mau dia cari pekerjaan lain dan dia
pelan-pelan mulai rajin sholat. Setiap
teman-teman ajak nongkrong, dia pun
sedikit demi sedikit bisa nolak. Hingga
beberapa tahun lalu juga, ibu saya sendiri
nggak mau mengakui saya sebagai anak,
tapi alhamdulillah sekarang pun pelan-pelan
beliau sudah mau menerima saya dan anak-
anak saya, cucunya yang sudah mulai
dewasa.”
Eza (Moderator): “Kita bisa petik pelajaran dari pengalaman
hijrah Mbak Icha ya temen-temen,
MasyaAllah. Semoga apa yang disampaikan
tadi menjadi motivasi untuk kita semua di
sini. dan semoga kita dan Mbak Icha bisa
istiqomah dalam berhijrah. Jadi temen-
temen, kita harus redefine YOLO kita, you
only life once. Kita melakukan hal-hal baik,
selalu menyertakan Allah dalam segala
kegiatan. Life goals kita niatkan hanya untuk
Allah, husnudzonkan kepada Allah, pasrah.
“
HASIL OBESERVASI III
Tanggal : 28 Juli 2018
Waktu : 09.00 – 11.30 WIB
Tempat : Masjid Mall Bintaro Jaya Xchange
Acara : Hangout
Kegiatan : Observasi III dan Wawancara III
Deskripsi :
Pada Sabtu, 28 Juli 2018 peneliti melakukan observasi III
pada kajian rutin bulanan Hangout dengan tema “Kebut-kebutan
di Jalan Allah SWT” dengan pembicara Abu Fida dan President
Commissioner PT Pembangunan Jaya Ancol, Rene Suhardono.
Peserta melakukan registrasi dan mendapatkan snack. Peserta
dapat bertanya lewat post it yang dibagikan oleh pengurus.
Kebanyakan peserta adalah perempuan. 267 wanita dan 30 laki-
laki. Berikut narasi selama kajian berlangsung.
Moderator: “ada yang masih nanya, siapa sih Rene? Jadi, saya
yang liat soalnya which is saksi hidup. Ada seseorang yang bisa
ngomong di depan banyak orang, which is the best man and the
best woman in perusahaan tersebut. Saya buka acara, ketika buka
acara orang-orang tersebut masih main handphone, ini ada 22
orang susah banget ini kayaknya, terus tiba-tiba masuk Rene, 22
orang berubah dalam waktu kurang lebih 30 detik. pertanyaannya
sebenernya gini mas Rene. Kita semua berhijrah, kita semua
mengalami battle-nya masing-masing. Bisa share nggak rasanya
seperti apa berhijrah?”
Rene: “ini yang menarik ya, saya dulu merasa baik-baik saja,
karena rasa sejatinya pengantar pesan ke jiwa hijrah ini sebenernya
nano-nano banget. Rasa itu suatu hal untuk kita bia mengambil
action yang lebih. belum lama ini seorang sahabat yang kebetulan
HR director di sebuah perusahaan multinasional bilang bahwa
bosnya masuk Islam. Bosnya itu orang Philipin, masuk Islam
karena memperhatikan ada seorang OB-nya sholat tepat waktu,
nggak ada yang nyuruh, nggak ada yang ngasih intensif, dan
akhirnya dia masuk Islam. Temen-temen tahu bank Indonesia?
saya baru tahu ini Gubernur Bank Indonesia sebuah lembaga yang
sudah lama dilihat sebagai lembaga sekuler, sang Gubernur ini
namanya Pak Feri, dia sudah berhijrah, dia mewajibkan sholat
berjamaah senin dan kamis. BI dimanapun musholanya diperbesar
menjadi masjid. dan sebisa mungkin pada saat jam sholat, orang
dihimbau untuk sholat. Dulu cerita-cerita seperti ini tidak
mendatangkan rasa apa-apa kepada saya. Tapi Rene yang sekarang
bisa melihat itu sebagai sebuah....MashaAllah dan saya ada di situ.
Pada saat kita merasakan hal itu, nggak boleh diam justru menurut
saya, rasa penting, tapi langkah setelah kita merasakan itu. Pernah
nggak sih kita merasakan kecanduan sama gadget, siapapun yang
memunculkan itu cerdas, karena manusia suka apapun yang
predictable. makanya hijrah itu menakutkan karena hijrah
uncertain. tapi you know what it absolutely certain.”
Ustadz Abu Fida: “Saya tempo hari habis basketan sama Ustadz
Felix, mampir ke eleven trees ini yang punya orang sholeh, orang
yang hijrah, 14 tahun belum punya anak, pergi ke Mekkah nangis-
nangis, pulang istrinya belum punya anak. Pada saat mushola di
tempat Kiai mau dibangun mesjid beliau ini teknik sipil, beliau
langsung menawarkan mewakafkan waktunya untuk membangun
mesjid, baru pondasi, MashaAllah istrinya hamil. Allahu Akbar.
Kita lihat ya kekuatan orang hijrah itu seperti apa. Kita bahas
masalah kebut-kebutan. Kalau yang namanya kebut-kebutan
berarti butuh kendaraan, betul? apalagi kebut-kebutannya kan di
jalan Allah. Kendaraan kita apa Ustadz? Bahwa tubuh kita ini jiwa
kita ini, tubuh kita ini yang ada ruh di dalamnya, adalah kendaraan.
Kendaraan buat apa? kendaraan yang Allah pinjamkan, bukankah
Allah berfirman bahwa yang namanya manusia hidup di dunia ini
buat ibadah, menyembah Allah. Ternyata apa? Menyembahnya
belakangan, dunianya di depan. Sesungguhnya, hakikatnya kita ini
calon-calon mayat. Orang yang lagi nunggu antrian wafat. Kita
merasa kita udah oke, merasa baik-baik aja nggak dzolimin orang,
kok malah suruh hijrah? di surat Al Khaf ayat 103 & 104, ayo mas
Bobby, baca mas mas Bobby. Katakanlah wahai Muhammad, kami
beritahu tentang orang-orang yang rugi, yaitu orang-orang yang di
dunia merasa baik-baik aja, padahal enggak padahal mereka jauh
dari Allah, mereka merasa lebih sholeh, lebih sunnah, tapi bibir
kita, jempol kita.
Kita lihat orang gondrong, lusuh masuk, “hmm belum tobat nih
orang”, kita kadang gitu. Kalo antum pergi ke Pondok Indah,
malam jum’at, ke acaranya Terang Jakarta tuh, kalo lihat imam,
pecinya kopiahnya agak mumbul ke belakang dikit, nah itu dia
orangnya, soalnya rambut gondrongnya diuwel-uwel dimasukin
dalem, tapi bacaannya MasyaAllah. Ini orang nggak mau tampil,
di kampus pun nggak mau tampil, dia ini selalu megang anak-anak
jalanan. Kalau kita bilangnya “antum mau kemana?”, “mau
dakwah nih, ngisi kajian”. Kalau dia “mau ngegembel nih.” Bener-
bener ngegembel sama anak-anak jalanan selonjoran, main gitar,
tapi dia nggak ngerokok, nggak minum-minuman, tapi di situ
kemudian waktu sholat, tiba-tiba dia baca. Anak-anak jalanan
denger dia baca, jatuh cinta langsung. Banyak. Dia tingalnya di
Bogor, Cibinong, naik lagi ke atas sana ke atas. Saya kalau kenalin
dia ke orang-orang saya bangga. “Tolong kenalin, ini fulan hafidz
Qur’an, hapal hadits”, ini dia baca kitab titik-titiknya nggak ada. di
orang ke empat: “Afwan ini kita masih mau temenan nggak ya?
begini tolong jangan membuat Al-Qur’an menjadi hujjah bagi saya
nanti di akhirat”, “kenapa”, “dari pertama sampai kedua saya
alhamdulillah. Saat orang ke tiga, saya mulai menunggu-nunggu
kapan hafidz Qur’annya disebutkan.” karena ada kebanggaan di
hati saya.
kita balik lagi, bahwa yang namanya manusia ini kendaraan untuk
ibadah ke hadapan Allah SWT. Kita sempurna gimana sholatnya?
Dan namanya setirnya sabar. Orang kalau nggak sabar, itu
nyetirnya nabrak-nabrak. Kalo kendaraan mau kebut-kebutan
harus punya SIM. SIM kita Syahadat. yang namanya kebut-
kebutan pasti butuh skill yang hebat, bagaimana mempertajam
skill? dengan sholat 5 waktu ikhlas. Dia butuh peta, Allah
mmeberikan petunjuk Al-Qur’an. pada saat kita mau kebut-
kebutan, semua udah kita pegang, tapi kok masih kalah ngebut
sama yang lain? jangan-jangan kasur masih kita bawa, lemari
masih kita iket, itu mobil penuh, ya bakalan ngadat, bebannya
berat. Bebannya apa? dosa-dosa yang belum kita taubati pada
Allah SWT. Gimana mau kebut-kebutan kalau dosa masih banyak?
Mau nggak kita turunin nggak tuh kasur? tuh lemari biar kita bia
kebut-kebutan di jalan Allah?
TRANSKIP HASIL WAWANCARA DENGAN PENGURUS
KOMUNITAS TERANG JAKARTA
Narasumber I: Dimas Adista Priambodo
Jabatan: Sekjen Komunitas Terang Jakarta
Narasumber II: Siti Zakiah Dirwan
Jabatan: Pengurus Komunitas Terang Jakarta
Waktu dan Tempat: Sabtu, 28 April 2018 di BSD.
T: Bagaimana sejarah terbentuknya komunitas Terang
Jakarta?
I: Dimulai dari kegalauan dua orang yaitu Dimas Wibisono yang
sekarang jadi ketua dan Bayu yang seorang mualaf, jadi mereka ini
sepermainan dan memutuskan untuk jadi baik, terus mau berhijrah.
Mereka memutuskan untuk mencari teman-teman hijrahnya karena
nggak kuat nih berdua gitu nggak akan kuat segala macem,
akhirnya mereka membuat Terang Jakarta. At least, kita punya
geng, niat awalnya gitu. Ini belum ketemu siapa-siapa baru mereka
berdua. Akhirnya, mereka berniat melaksanakan suatu acara yaitu
BFG Back for Good, nah itu yang menjadi signature acara kami.
Kenapa Back For Good? Karena kita aslinya baik fitrahnya,
ternyata di dalam perjalanan kan jadi nggak baik, ada yang nggak
baik segala macem. Dan memang konsepnya adalah BFG ini kami
menyasar orang-orang yang seperti kami. Waktu itu kami
mengklasifikannya gitu, seperti kami. Menurut kami pada saat itu,
yang kayak kami itu kami klasifikasikan sebagai anak nakal yang
mau jadi baik. Acara pertama kami itu diselenggarakan di Halal
Bistro PIM, digawangi sama Ustadz Abu Fida waktu itu dia masih
menamakan diri Windo, karena nama aslinya Arwindo, dan
sekarang dia menjadi pusat pembinanya Terang Jakarta, 2 Juni
2016 sekitar 8 orang yang hadir dan sekarang 70% dari yang ikut
jadi pengurus hingga saat ini. Nah, dari situ ternyata yang mau jadi
baik banyak. Misi BFG pada saat itu ya ngobrol-ngobrol sedikit
tentang iman. Jadi, kan memang agak susah jika kita harus
menularkan, ada rasa tersendiri ketika kita dulunya bangor lalu
jadi baik, ada tombol yang harus diklik dulu kan, yang memang
susah banget. Itulah kenapa dulu kita memilih di kafe, karena dulu
vibe-nya masih di situ. Orang-orang yang mau kita ajak aja
mungkin belum sholat, gimana sih caranya menjelaskan ke
mereka, bahwa ini baik nih, Islam itu kayak gini. Karena beberapa
teman kita jaman dulu itu merasa “gue baik-baik aja, gue Islam”
walaupun sholat aja masih belang-bentong, “kenapa sih harus
pengajian, gue Islam yang biasa-biasa aja, kenapa sih lo nggak
Islam yang biasa-biasa aja juga?”, hal seperti itu yang ada di dunia
kita. Jadi, Instagramnya liat deh, Instagramnya bener-bener kayak
item merah item merah semua jaman dulu, itu juga masuk ke
filosofinya Terang Jakarta karena kita menganggap kita dulu gelap
dan Islam inilah cahayanya. Terus kami baru sadar bahwa semua
yang ada di Al-Quran itu bener, akhirnya kita sepakat yaudah kita
jalan dulu, kita tebar kebaikan sebisa mungkin dan itu belum ada
struktural masih sporadis aja biasa, “kapan ketemu?”, “nggak tau”,
“kapan lagi kumpul?”, “nggak tau”, dan itu yang penting setiap si
ketua, Dimas Wibisono setiap dia kumpul posting di Pathnya dia
atau di Instagram pakai hastag #TerangJakarta. Saya sebagai
temannya dulu di tempat gelap itu selalu liat di Pathnya dia, “ini
apaan sih si Wibs Terang Jakarta lagi, Terang Jakarta lagi” tapi
lama-lama “ini kayaknya dakwah ini, kayaknya Islam deh”. Terus
akhirnya saya berhijrah sendiri sama istri saya berdua ketemu di
Rabbanian Al-Azhar sama dia, ketika ketemu sama Dimas Wibs,
Dimas Wibs ke saya “elu ngapain kesini?”, saya pun sama, kayak
kita sama-sama ngeliat dua orang ini kayaknya nggak pantes nih
ngaji, “elu ngapain di sini? Lu nyasar lu?” tapi dua-duanya pakai
peci. Nah akhirnya dari situ “eh elu bantuin gue dong, gue lagi
jalanin something nih udah ada sekitar 30 orangan”, “yaudah yuk,
yuk”, nah yuk-nya itu langsung kita bikin something, kita bikin
rencana, kita bikin YouTube channel, rencana-rencana untuk
menyebar kebaikan untuk ummat. Ya, jadi sejarahnya sampai
sekarang kurang lebih seperti itu.
T: Apa Visi dan Misi Terang Jakarta?
I: Visi misi buat kita pribadi itu ingin menyebarkan kebaikan
Islam, itu satu. Nomor duanya kita memang pingin membuat
wadah untuk orang-orang yang berhijrah supaya mereka semua
punya teman, kita tuh pingin jadi wadah, kita pingin jadi TK-nya
orang yang berhijrah, dan kita jadi jembatan. Dan susahnya jadi
TK tuh ya itu kadang-kadang kalau orang udah pinter guru TK
yang dicibir, masa gitu-gitu aja pelajarannya, gitu. Makanya kita
selalu kalau pengajian itu kita belum bawa fiqih, masih yang basic.
Karena kalau mau ngomongin fiqih itu ada Ustadz Khalid
Basalamah, Ustadz Syafiq Riza, Ustadz Subhan, dan Ustadz-
Ustadz yang Mashaallah semuanya. Tapi untuk orang yang
berhijrah mereka butuh sesuatu yang kayaknya, “kok ini ringan ya,
gue mau dateng”, gitu “kok ini kayaknya biasa-biasa aja”, gitu.
Kita mainnya di situ. Jadi, visi misinya adalah membuat wadah
untuk orang-orang bisa berhijrah sesuai dengan apa yang
Rasulullah tuntunkan. Misinya itu ya menebar ilmu sama satu lagi
membuat Islam dilihat indah dan kerennya. Kadang-kadang kita
lupa itu.
T: Apa arti dari logo Terang Jakarta?
I: Warna hitam yang menggambarkan si gelapnya, kalau warna
merah kayaknya simply itu dulu mood-nya kita. Semangatnya kita
ketika kita pertama kali hijrah tuh “gila gue mau ninggalin dunia
ini nih, dunia yang ngangkat gue, yang gue suka, yang isinya enak,
ke tempat yang insyaAllah nanti lebih nggak enak menurut kita”,
dulu gitu kan. Jadi, makanya si merah itu menggambarkan
semangatnya kita, hitamnya menggambarkan gelapnya. Makanya
kalau dilihat di Instagram kita pertama masih dominan hitam
merah, hitam merah, hitam merah, kegalauan seseorang yang baru
hijrah tapi bisa dilihat di Insagram makin kesini makin cerah
karena kita makin belajar.
T: Apa saja program Terang Jakarta?
I: Kategori satu itu kajian, ada Sirah The Series, Hangout, BFG-
nya ada dua girls talk dan boys talk, ada juga tahsin kita kerja sama
sama Malarosa, jadi pengajar-pengajarnya dari komunitas juga,
ada pengajar akhwat ada pengajar ikhwannya juga. Dan ada kajian-
kajian rumah, kita bilangnya kajian rumah. Jadi, kajian rumah itu
adalah kajian dari rumah ke rumah yang massanya cuma sekitar 35
orang, tapi lebih intimate. Jadi, sebenernya kalau yang di rumah
flyer-nya juga kita sebar di Instagram, tapi orang udah tahu, “oh ini
alamatnya alamat rumah”, jadi nggak masif, tapi kadang-kadang
pernah waktu itu di Bintaro sampai luar yang datang, kadang yang
punya rumah itukan dia segan jadi yang dateng memang temen-
temennya. Jadi, macem-macem nih memang ada orang yang segan
dateng ke rumah mereka akan dateng ke mesjid, ada orang yang
takut datang ke mesjid, bukan segan, tapi takut. Di kalangan kami
dulu yang sekuler, yang nggak mikirin akhirat tapi mikirin dunia,
kita punya persepsi kalau kita ngaji di mesjid kita bakal dites dulu
di pintu mesjid. Segitunya, saking nggak pernah ke mesjidnya. Jadi
tuh kayak, “pengajian? Seriusan lo?” keringetan langsung, “gue
nggak siap”, terus kata temen yang udah ngaji: “dateng aja”. Jadi,
minder. Minder yang kayak “ah, enggak ah. Gue nggak bisa baca
Qur’an”, “Emang kenapa sih? Orang juga capek kali setiap orang
masuk dites Qur’an”, iya nggak sih? Logikanya seperti itu
seharusnya, tapi enggak, ya kita ketakutan. “Gue nggak pantes
masuk masjid, kemarin gue baru nge-DJ, kemarin gue baru
mabok”, misalnya. Akhirnya pengajian rumahanlah jawabannya.
Ada juga kajian RSCM, jadi bayangin ibu-ibu anak berkebutuhan
khusus, anaknya kepalanya besar, macam-macam. Di RSCM
sendiri ada namanya rumah singgah, makanan, disitu isinya
misionaris, jadi dikasih makanan gratis sambil didakwahin.
Akhirnya, orang RSCM-nya manggil Ustadz Abu Fida. Itu
pengajian pertama kedua isinya nangis semua. Ya gimana sih?
Coba bayangin punya anak cacat. Pengajian satu pengajian dua
nangis terus, tapi sama Ustadz Abu Fida dikuatin kuatin terus,
“Ibu-ibu semua surga tuh udah ada di tangan, kebayang kalau anak
cacat nggak mungkin bikin maksiat, berarti walaupun ini anak
meninggal, kunci surga udah di tangan, jadi tinggal sabar dan
istiqomah”. Pengajian ketiga keempat ibu-ibu bisa ketawa-ketawa
bisa legowo. Bisa dibayangin ya, ada ibu-ibu ketawa di depan
Ustadz tapi sambil megang infusan. Masuk akal nggak? Tapi
karena imannya udah naik, tauhidnya udah bagus, digembleng
terus sama Abu Fida, mereka bisa ketawa. Ternyata banyak orang
yang hidayahnya dari situ. Ketika hati mereka masih keras, mereka
datang ke RSCM, mereka merasakan, mereka melihat langsung,
contohnya Natasha Rizky, Shireen, Mario, Dita, mereka semua
setiap ke RSCM langsung “Ya Allah ini apa? Kok gue rasa-rasanya
nggak bersyukur ya hidup gue”.
Kemudian sosial, ada Sedekah Jumat. Sedekah Jumat itu kita
mencari narasumber yang memang bisa kita sedekahi, kita bikin
redaksionalnya, kita foto orangtuanya atau anaknya yang bisa
dibantu atau bagunannya. Kita datangi orangnya langsung,
tabayyun langsung, baru kita share di Whatsapp. Ini ada Sedekah
Jumat, ini orangnya, ini nomor teleponnya, Alhamdulillah dari
awalnya kekumpul delapan ratus, delapan ratus, sekarang satu kali
sedekah bisa ngehasilin sembilan sampai tigabelas juta, kita bisa
bantu temen-temen. Tapi Alhamdulillahnya jadi ngantri tiap jumat,
kita agak pusing ini yang mana yang duluan, yang mana yang
tayyib nih, yang mana yang emang butuh kan kita nggak tahu ya,
ada aja yang nyelip tiba-tiba kan sebenernya biasa-biasa aja, nah
Qadarullah sih itu kita nyerahin kita minta bantuan banget sama
Allah nih nyortir yang mana yang bener.
Terus ada Daily Food Bank. Ini sekarang lagi non aktif tapi
InshaAllah mau dinaikin lagi. Jadi, daily food bank itu simply kita
buka kayak bank, orang-orang bisa masukin ke situ, tapi sehari kita
punya kuota 25 sampai 30 porsi kita release ke orang-orang yang
membutuhkan, jadi misalnya gini ada pengusaha punya lima juta,
“gue transfer ya hari ini”, nah itu nanti dicicilin, nggak kalau
misalnya orang kan biasanya lima juta, lima jutanya dijadiin semua
kalau ini enggak kita tumpuk, maksudnya yang penting sehari 30.
Tapi Qadarullah lagi nggak ada yang pegang, nah biasanya
mulainya di Ramadhan lagi, Ramadhan biasanya tiap hari ada. Dan
kita biasanya ada kerjasama sama PKPU, ACT, kadang-kadang
kalau ada bencana kita raise funding pasti.
Terus, kita juga punya divisi halal, nah itu lucu nih. Jadi, di divisi
halal ini kita bener-bener naikin awareness tentang halal lifestyle
dan terutama kuliner. Kita kerjasama sama Chef Halal Indonesia,
ketuanya sekarang namanya Chef Herman, nah itu part dari kita
juga part dari pengurus juga. Kalau di Whatsapp itu kayak senin
halal, setiap senin kalau ada pertanyaan tentang makanan dan
kuliner segala macem. Kita kadang lupa yang dianggap haram tuh
babi doang, padahal banyak banget. Makan sushi ada mirinnya dan
kadang kalau misalnya ditanya, maksudnya kalau kita mau nanya
tuh ke dalem boleh liat nggak semua bahan pendukungnya, serem
loh itu, ada mirin di situ ada apa segala macem, makanya sekarang
kita sampai nyari semua yang halal, sushi juga udah ketemu
namanya Baiza Sushi itu halal banget. Nah, asosiasi Chef Halal
Indonesia inilah yang ngulik gitu kira-kira pengganti mirin tuh apa
supaya tetep halal, jadi kita bener-bener bisa bikin sushi halal,
apapun halal. Sekarang kue yang pakai rum emang halal? Dan
sekarang kadang-kadang orang-orang nongkrong dimana-mana
tuh nggak mencari si logo halal kan? Main makan aja. Nah si halal
ini kegiatannya macem-macem, ada pelatihan. Jadi, kita ada
pelatihan, membuat sushi halal waktu itu kita pernah membuat
pelatihannya, kerjasama, kemarin juga IBF kita kerjasamanya
sama halal.
Ada juga kegiatan UKM. Jadi, kita punya divisi UKM, nah divisi
UKM ini melahirkan produk namanya Pasar Terang Jakarta. Setiap
di PI ada Pasar Terang Jakarta, terus mereka juga ada pelatihan-
pelatihan bisnis, jadi ada coaching bisnisnya, ada pelatihan tentang
bagaimana sih menjadi seorang enterpreneur muslim, jadi divisi
halal sama UKM sering ngadain pelatihan-pelatihan, sesuai sama
visi misi kita ya mengenalkan Islamnya secara bener-bener, bukan
hanya sholat dan zakat dan puasa dan naik haji aja, tapi semua
aspek di kehidupan lo is Islam, politiknya Islam, pandangannya
harus Islam.
T: Bagaimana strategi komunikasi di media sosial?
I: Nomor satu, kenapa memilih media sosial dulu. Media sosial
sebagai platform terbesarnya untuk menarik dakwah dan
dakwahnya sendiri, which is isinya time and date jadwal jadi orang
tahu, dan yang kedua brand image kalau di Instagram itu orang
bisa melihat ketika scroll Terang Jakarta dan melihat design-nya
melihat feed-nya itu ada “ini gue banget”, ada ketertarikan disitu
yang “eh ini gue banget ya, kok kata-katanya, caption yang
dipakai, bahasa, design, warna-warna menggambarkan bahwa
Islam is easy, Islam is good, Islam nggak keras”. Meskipun kita
memang membutuhkan beberapa orang yang keras di sana, orang
kan butuh Umar, orang butuh Abu Bakar, orang butuh Utsman,
orang butuh Ali, karakter seperti itu. Cuma Terang Jakarta memilih
untuk kita kejar up to date yuk, gitu. Based on Ibrahim ayat 4,
bahwa memang semua Rasul berbicara kepada kaumnya dengan
bahasanya, karena kita merasa bahwa ladang dakwah kita adalah
orang-orang yang using sosial media, ladang dakwah kita adalah
orang-orang yang masih, “ngapain sih gue sholat? Gue Islamnya
biasa-biasa aja”. Kita bener-bener menunjukkan pada publik
bahwa ini Islam yang keren, ini Islam yang ngikutin kekinian, gitu.
Ada kan pertanyaan tentang kendala kan? Ini sedikit bocoran itu
kenapa kita disebut kayak “apasih sih manhaj gado-gado, apasih
Islam tuh bukan keren-kerenan lagi”, adakan orang-orang yang
keras seperti itu kan ya, “ini apaan sih? Kok Islamnya begini sih?
Yaudah Islamnya kajian aja kajian”, sedangkan memang target
market kami adalah orang-orang yang seperti kami dulu, orang-
orang yang masih dugem, orang-orang yang masih dateng ke
DWP, dateng ke We The Fest, dan berpikir kayak Islam itu berat
yah. So, itukan target market kita, so kita harus membuat sesuatu
yang masih relate ke mereka, “nih kayaknya gue cocok nih”,
karena banyak kejadiannya memang seperti itu. Ada seorang
koreografer fashion show diduga LGBT, diduga ya. Karena dari
gerak-geriknya dan segala macem cara bicaranya feminim banget
tapi dateng ke kajiannya Terang Jakarta dan dia menyatakan,
bahwa “iya aku dateng ke kajian Terang Jakarta ini soalnya aku
kayaknya kok rasanya nyambung sama saya, kok rasanya Terang
Jakarta bisa menerima keadaan saya yang begini”, dia sadar dia
salah dan sekarang dia mau keluar dari kerjaannya itu,
SubhanAllah jadinya memang dari design, caption, kata-kata di
bawah, jenis kata-kata yang kita pakai lo gue, itu ternyata punya
pasar sendiri MasyaAllah, secara kita nggak sadar loh pada
awalnya karena kita vibe-nya dari situ. Makanya kita pilih sosial
media karena orang banyak di situ, terus cara berbicaranya adalah
nomor satu yang paling penting adalah nojudging. Karena menurut
kita, “lu coba bayangin diri lu yang dulu tato sampai leher, masuk
ke masjid ketika satu masjid ngeliatin”, terus misalnya belum pakai
jilbab masih dililit sebentar tapi punya niat jadi muslimah yang
tulus, masuk masjid semua muslimah yang udah kaffah gitu, yang
uda panjang-panjang ngeliatin dari atas sampai bawah, apa coba?
Itukah Islam? Enggak dong. Islam itu begitu masuk, “MasyaAllah,
mau ada apa ke sini?”, “saya mau denger kajian”, “ayok duduk”,
gitu. “Boleh nggak dibantuin kerudungnya dibenerin”, saya masih
pakai rok mini,” boleh nggak ditutup dikit”. Secara hasanah gitu
watawa saubisobr watawa saubil marhamah, ya kan? Di Al-balad
juga disebut, di Al-ashr juga udah jelas ketika kita saubil haq kita
saubis sobr, sabar segala macem. Nah, arahnya ke situ, jadi kita
masih menggunakan kata-kata yang relate sama mereka. Kadang-
kadang kita juga akhi, antum, ukhti, kita pakai, tapi at several
occation yang kita pakai. Sisanya “eh elo hangout juga ya ntar ama
gue ya, lo BFG sama gue ya”. Supaya nanti mereka kayak nggak
takut pas dateng baru hati mereka kita tembus di situ. Sebenernya
Terang Jakarta tuh cukup keras MasyaAllah kalau mau lihat dari
dalamnya. Pengurus itu keras banget, kita tuh agak aware misalnya
ada video di kita yang musik, kan musik perdebatan ya halal haram
halal haram segala macem. Kita yang pengurus Terang Jakarta aja
udah jelas musik itu “enggak”, kan Dimas ninggalin musik. Saya
sekjen Terang Jakarta aja saya hijrah dari arranger sampai
sekarang, dari seorang yang memang dunianya musik sampai
sekarang nggak dengerin musik sama sekali, meskipun kalau
kayak di tv ada ya, tapi ya udah nggak nyari udah nggak dengerin
FM udah nggak ngapa-ngapain. Jadi, sebenernya pengurus Terang
Jakarta kalau liat dalemnya, MasyaAllah itu kalau kita lagi liqo
pengurus nih ya itu Abu Fida galak. “Oke kemarin”, tunjuk
langsung orangnya, misalnya Dimas “kemarin yang tentang
senyum itu haditsnya apa? Siapa yang riwayatin?”, kita langsung
buka catetan, “terus itu kemarin yang masalah yang muslim seperti
lebah itu surat apa?”, ditembak semuanya. Jadi seorang pengurus
Terang Jakarta emang harus berat loh, meskipun yang akan kita
sampaikan kepada orang ringan. Jadi, ibaratnya kita harus keras
sama diri sendiri kitanya sudah jalanin sekian baru kita dakwahin
orang, nah tapi kesan yang memang pingin kita timbulkan ke dunia
luar Terang Jakarta aman lho nih jembatannya kokoh ayo
nyebrang, yuk masuk TK di dalam TK ngapain sih isinya? Nyanyi-
nyanyi, tepuk tangan, terus man robbuka diganti jadi lagu anak-
anak kan? Tapi itu exactly apa yang kita lakukan ke jemaah-jemaah
baru. Jadi, kita nggak menghalalkan musik, tapi kita nggak
ngomongin tentang halal-haramnya musik, nggak ngomongin
tentang halal-haramnya gopay, kita tutup bahasan-bahasan
khilafiyah. Kebayang dong Ustadz aja, masalah khilafiyah
berantem ya, pengikutnya berantem semua, kita-kita ini yang
masih remahan momogi apaan? Kita kayak udah mending jangan
buka keran itu. Jadi, makanya kita jaga banget di dalam Whatsapp
kita supaya bahasannya masih bergulir dibasic things. Kita jaga
baiknya, kita jaga kerennya, bahasa yang mereka pakai.
T: Bagaimana strategi komunikasi yang digunakan Ustad saat
kajian langsung?
I: Jadi, teknik dari Ustadznya sendiri ya sebenernya. Ustadznya
sendiri bener-bener keras semuanya, yang satu lulusan Mesir, anak
didiknya Abi Makki. Terus, Ustadz Abu Fida sendiri sekarang juga
lagi belajar di PTIQ dia pun talaqi sama Abi Makki, Abi Makki
sendiri kan lulusan Ummul Qura Mekkah, jadi secara pemahaman
dalem banget sebenernya cuma balik lagi, mereka apa yang mereka
ajari adalah orang-orang yang memiliki membutuhkan basic yang
kuat. Ustadz-ustadznya memang kami yang minta, pengurusnya
yang minta, jadi kadang-kadang kita agak sedikit mem-brief
Ustadznya, “Ustadz, kita jauhi kata ini ya. Ustadz, afwan ya, tapi
masalah ini kayaknya dibahasnya segini aja”, sedangkan kita
fokusnya ke adab supaya adab ngelahirin akhlak yang baik. Terus
kalau misalnya mereka mau nanya fiqih, silakan Ustadz jawab, tapi
inget loh mereka-mereka ini sebagian dari mereka mungkin nggak
tahu khilafiyah itu apa, bahkan sebagian dari mereka ketika ditanya
mahzab, apaan sih mahzab? Siapa Imam Malik? Nggak kenal blas.
Khulafau rasyidin? Siapa tuh? Jadi, mereka orang-orang yang
seperti itu. Akhirnya, memang Ustadz ini bicaranya lebih ke
akhlak, adab, dan dasar-dasar. Nah, sekarang ngomongin masalah
dasar ya. Kita sadar bahwa orang yang baru itu butuh dasar, orang
yang baru belajar butuh dasar, tapi ada orang-orang yang sudah
jauh belajarnya dari kecil sudah baik agamanya, tapi mereka sudah
ilang nikmatnya sholat. Mereka yang kayak udah sholat ya sholat
aja, udah nggak pernah nangis lagi ketika baca Qur’an ketika sholat
nggak pernah, sedangkan kita ini di Terang Jakarta orang-orang
yang ibaratnya sebagian kecil dari kita hijrahnya tulus sampai
dengar ayat aja dia nggak tahu artinya nangis, disentuh dikit
tentang berkah nangis, dikasih duit halal sedikit nangis, itu orang-
orang lagi begitu tuh, jadi bener-bener kita pun pingin ngeliatin
sama orang-orang yang udah lama beribadah, “pak bu inget nggak
dulu masa pertama kayak gini? Atau temen-temen yang dari
kecilnya sudah baik, kalian pernah nggak liat orang bertato sujud
nangis-nangis minta maaf sama Allah tulus, meskipun
makhrojulnya nggak sepaham kalian? Tajwidnya nggak sebagus
kalian?” Jadi, Ustadz-Ustadznya membahas hal-hal yang basic
tetapi dalam, menyentuh ke hati. Mengigatkan ya. Saya inget
banget dulu Ustadz Joko namanya, dia part of Terang Jakarta dia
punya pesantren tahfidz Qur’an. Terus dia dateng ke Terang
Jakarta dia bilang gini: “denger-denger di Terang Jakarta ada yang
pake narkoba ya?”, saya bilang: “SubhanAllah Ustadz bukan pake
lagi, ini baru keluar dari rehab, yang ini tukang bikin dulu narkoba,
ini mau bikin pabrik, ini masih kajian pertama aja masih dalam
influence ganja, ada satu orang tuh. Ini Ustadz, ini semua nih
pelaku, penjual segala macem”, “Wah, Wallahi saya kira narkoba
itu buatan media”. Dan jangan tertipu dengan media, di media tuh
narkoba tuh kayak kelam, gelap, sendirian di ruangan. Enggak!
Kita kan pake seneng-seneng. Terang, lampu disko, ngakak-
ngakak di mobil. Jadi, nggak ada yang pakai narkoba sendirian di
kamar, nyuntik, terus kayak diem di kamar, enggak! Fun!
Makanya banyak orang jatuh ke narkoba. Terus beliau bilang apa
coba? “MasyaAllah yang ada di ruangan ini bisa jadi pahalanya
lebih besar dari saya dan murid-murid saya. Saya dari dulu udah
baik, murid-murid saya ya emang disuruh orang tuanya masuk jadi
hafidz Qur’an belum tentu merekanya yang mau, tapi kalian-kalian
ini yang pernah nakal yang tau nikmatnya dunia kok mau
nyebrang? Itu kan butuh energi, butuh korban banyak”.
T: Bagaimana strategi pengurus Terang Jakarta?
I: Di titik ini saya bisa banggain mereka orang-orang yang nggak
dibayar, nggak pernah meminta bayaran, mereka tuh pekerja
kantoran, sebagian ada yang menjadi dokter, ada yang ibu rumah
tangga anak empat, tapi tetap buat umatnya begitu. Karena kami
sadar, kalau misalnya kami, bahasa kami itu ngurus umat, kalau
misalnya mereka mau bertanya sama kalian, kalian harus siap nih,
makanya saya bilang liqonya pengurus harus keras. Kita harus
bener-bener faham, bener-bener muhasabah diri sendiri, nggak ada
yang boleh nggak baik. Ada yang ketahuan merokok itu ketika liqo
denda 500 ribu. Di situ kan jihadnya, ada yang dijihadnya di rokok,
ada yang jihadnya di sholat subuh kayak saya, ada yang dijihadnya
di membaca Qur’an, tapi yang merokok dendanya 500 ribu.
Sekeras itu kami ke mereka, oke pengurus ini harus lebih advanced
dari pada jamaah, meskipun mungkin baca Qur’annya enggak tapi
gini, ketika temen-temen nanya siap semua ya jangan sampai ntar
ditanya apa, ah eh eh segala macem. Misalnya, “kak kami mau
hijrah gimana supaya istiqomah?” itu harus bisa jawab. Makanya
saya sering bicara di depan kan, yang pengurus mana angkat
tangan.
II: Pengurus-pengurus itu kan datang dari orang-orang yang
berbeda semuanya. Gabung di Terang Jakarta kan sebenernya
awalnya pengen cari temen, hijrah sendiri kan sulit. Maksudnya
ketika kita berubah menjadi lebih baik, otomatis lingkungan yang
dulunya itu nggak bisa, udah nggak cocok lagi, pastinya
kehilangan temen, kehilangan temen nongkrong, teman bertukar
pikiran tuh hilang. Nah gabung di Terang Jakarta itu kan salah satu
fungsinya untuk teman hijrah, nah ketika mereka menemukan
tempat yang enak, ternyata hijrah tuh bisa dibuat mudah karena
kita punya temen-temen bareng-bareng kajian ada temen, nggak
takut-takut lagi. Orang baru hijrah pergi kajian itu serem loh.
Niatnya aja berat, belum lagi ngelangkahin kaki ke situnya, pas ada
temen kan seneng kan lebih gampang, akhirnya setelah gabung dia
jadi pengurus rata-rata jadi semangat salah satunya karena itu
istilahnya ketemu satu frekuensi, jadinya kerjanya nggak pakai
beban. Beda hal kalau dia kerja di kantor, walaupun di bayar pasti
jadi beban, walaupun dia bisa kerjaannya tapi sama temen
kantornya kurang cocok tetep aja jadi beban. Cuma kalau disini
udah kerjanya nggak dibayar, tapi kenapa bisa sesemangat itu? Ya
karena seneng, satu frekuensi saling mengingatkan.
T: Apa ada cerita seru selama menjadi pengurus?
II: BFG itu kan sekarang dibedain jadi cewek sama cowok kan,
karena tiap-tiap cewek cowok permasalahannya beda-beda. Kalau
di Girls Talk itu lebih ke curhat, cewek-cewek itu kan lebih suka
ngobrol-ngobrol, jadi intinya itu bukan kayak kajian. Jadi,
sebenernya mereka curhat tentang kehidupannya, yang istilahnya
kita tuh saling sharing siapa tahu permasalahan si A bisa jadi
inspirasi si B, atau misalnya si C yang hidupnya udah galau banget
ketika dia denger permasalahan si B, “Oh ternyata ada yang lebih
parah dari saya, kenapa harus segini galaunya? Dia aja masih lebih
parah dari saya masih seneng”. Kadang kalau ada orang baru
masuk kajian dia nggak ngerti kan Ustadz ngomong apa hadits ini
apa segala macem tentang syariat Islam, aduh pusing deh. Kalau
ini kita tema-temanya: lelah, galau, life goals, jadi lebih
mengerucut supaya implementif, dapet dampak yang bisa langsung
di implementasikan.
I: Keanehan orang yang kita hadapi, ada satu orang LGBT kita ajak
bener tapi dia bilang gini, “eh udah deh nanti kalau gue mau mati
gue sholat gue Assalamualaikum Assalamualaikum La Illaha
Illallah gue masuk surga. Dan lo bakal liat nanti di surga yang
ngantri di boatnya Nabi Yusuf pasti banyak kawan-kawan gue.”
Itu yang kita hadapin. Terus ada orang lagi yang begini “Ustadz
katanya nanti di akhir zaman ada dukhan, katanya nanti kita akan
saling berperang dengan alat-alat yang dulu, nggak ada teknologi
segala macem. Terus gimana dengan NASA? NASA sekarang
udah mau interstellar loh perpindahan antar planet segala macem,
sampai percaya NASA, terus kalau misalnya NASA punya teori
seperti itu dan memungkinkan kita pindah planet berarti teorinya
Islam itu nggak masuk dong”. Coba itu yang kita hadapi, orang-
orang yang seperti itu. Terus kayak “saya ini orang terlaknat”,
“oke” saya bilang, “saya tidak pantas menerima berkah Allah,
diampuni oleh Allah”. “Kalau kesalahanmu sebesar kapal laut,
pengampunan Allah sebesar lautan” saya bilang, “tidak kak!”.
Coba bayangin saya bilang “oke ini kasus lain nih”, “saya dilaknat
Allah” kata dia, “dari mana kamu tau?”, “saya tahu!”. Nah susah
dong, dia sudah mengklaim saya tahu. Kayaknya lebih enak ya
dengan ngadepin orang yang “Ustadz kalau saya wudhu terus nanti
airnya tiba-tiba di tengah jalan kotor, apakah wudhunya ngulang?”
itu kan enak, “Ustadz ternyata saya haid, nanti gimana masuk ke
dalam mesjid?” itu kan lebih gampang. Maksudnya secara fiqih
bisa terjawab. Exact. Secara empiris tuh ada satu tambah satu sama
dengan dua, aturannya ada. Tapi pertanyaan begitu gimana?
Akhirnya begini, tantangan yang kita hadapi untuk jadi pengurus
yang ngurusin ummat tuh gini, Islamnya sendiri udah lu rasa indah
belum? Islamnya sendiri untuk si pengurus udah penting belum?
Kalau kita sudah masukin Islam ke dalam lini hidup kita dan udah
jadi penting, jawaban-jawaban itu akan mengalir dari hati kamu
entah dari mana dikasih sama Allah. Kalau kita nggak keras pada
diri sendiri kita akan mengecewakan mereka, so balik laginya
adalah taqwa dan Islamnya sendiri harus jadi part dari
kehidupannya si pengurus.
T: Kendala yang sering dihadapi oleh Komunitas Terang
Jakarta dan solusinya apa?
I: Kendala yang terakhir yang kita hadapi adalah kita dibilang
sesat. Kita disebut sesat oleh dua pihak. Saya anggap Islam yang
benar itu seharusnya ada di tengah. Saya belum ada di tengah, istri
saya juga belum mungkin. Yang ada di tengah itu hanya Nabi
Muhammad Rasulullah SAW yang sudah membuktikan bahwa
beliau jalan di tengah diridhai oleh Allah masuk surga Firdaus.
Kita yakin, dan kita harus yakin bahwa Rasul yang benar dan kita
cari titik tengah. Sepakat ya? Titik tengahnya Rasul. Titik sebelah
kanan paling kanan itu adalah orang yang ngomong Arab Saudi
kafir, kita harus bom ka’bah. Khawarij, sebelah kanan yang
ngarahnya ke arah situ. Ekstrim kiri satu lagi adalah orang-orang
yang, “yaelah biasa aja kali Islamnya nggak usah begitu-begitu
amat”. Yang tengahnya Rasul, kanannya mungkin yang berlebih-
lebihan tapi adab akhlaknya nggak ada, yang ekstrim kiri mereka
yang menggampangkan banget Islam yang ujung-ujungnya
mungkin liberal. Nah, kami disebut sesat sama dua pihak itu, yang
kiri itu kejadian kemarin laporan masuk ke saya, “itu jangan ikutan
Terang Jakarta ada Mario-Ditanya kan, tuh liat deh Mario sama
Dita di Instagramnya isinya jadi dakwah mulu, jadi ngomentarin
orang mulu” katanya. Dalam hati: “bukannya bener ya?”. Tapi
yang kiri kan nggak gitu mikirnya. “Ngapain sih jadi begitu? Ini
ngapain sih panjang-panjang begini? Biasa aja jadi Islam”, itu yang
kiri. Pokoknya kami dibilangnya sesat, “jangan ikut-ikutan itu
deh”. Dan testimonialnya keluar dari siang tadi saya ceritain. Jadi,
saya sholat di Sency, terus dia di belakang nganga liat saya,
“kayaknya nih kenal nih jamaah”, terus habis selesai dia keluar
masjid “Saya boleh ngobrol?”, “Ya, ayo sambil jalan aja” sambil
ngomong ternyata “ni orang nggak bisa sebentar nih ngobrolnya”,
nempel-nempel tapi fashionable banget intinya adalah malem
kemarin dia tahajud, dia memutuskan gini “gue kalau dapet sign
ya Allah, aku pingin keluar dari kerjaan ku sekalian, tapi kayaknya
kalau nggak dapet sign” dia tuh lagi baca buku tentang Katolik
“sekalian aja gue pindah Katolik”. Jadi, dia tahajud kayak “oke ya
Allah aku gas terakhir nih tahajud, besok terserah Kamu mau
ngasih sign apa. Dia kayak gitu sama Allah. Besoknya deg!
Ketemu saya. Nah dia cerita kemarin itu ada orang yang ngomong
“udah lu nggak usah dateng ke kajian itu lagi, itu kan sesat. Tapi
kok kak Wallahi ya kok saya tambah yakin malah”. Itu kan
hidayahnya dia ya, dikasih tau jangan kesitu tapi kok dia malah
yakin itu jalannya. Sesat yang kedua dari yang kanan tadi saya
bilang. “Tuh liat tuh Terang Jakarta di Whatsapp grupnya masih
ikhtilath, tuh liat tuh Terang Jakarta masih suka keren-kerenan.
Maksudnya keren-kerenan tuh bahasanya masih gitu, obey road,
kalau joking masih pakai peci segala macem. Kejadiannya adalah
ada orang mau masuk ke Terang Jakarta dibilang “jangan masuk
Terang Jakarta, itu isinya dosa jariah”. Kami disebut seperti itu dan
Inshaallah kendala terbesar yang kita alami sekarang.
Kendalanya lagi adalah ke istiqomahan pengurus, karena tidak
semua pengurus punya semangat yang sama, tahan banting yang
sama. But then, untungnya ketua kita si Dimas Wibisono Allahu
akbar sabarnya. Ya kadang-kadang dari pengurus sendiri kan yang
berdebat, di dalem malah, tapi ternyata kendala ini tuh cepat selesai
karena menurut saya inikan komunitas Islam ya, semuanya based
on akhlak baik, ujung-ujungnya pasti ada yang minta maaf. Tapi
itu jadi kendala ya, kendala komunikasi organisasi. Karena kita
nonprofit, kalo ini berprofit, aman dong. Kalau mau profit kan
kayak kerja ya, udah yang penting gue digaji. Ini kan nonprofit,
orang bener-bener bergerak sesuai freewill-nya sesuai
semangatnya, jadi kadang-kadang itu yang jadi benturan ya di
dalamnya sendiri. Terus kendalanya lagi biaya. Biaya tuh
maksudnya biaya produksi macem-macem, misalnya mau bikin
shooting-an, sewa alat, budget dari mana? Nah itu, tapi Qadarullah
sejauh ini kami dapat sesuai kebutuhan. Entah dari mana ada aja
hamba Allah yang tiba-tiba nih 15 juta pakai ya, waktu dulu malah
sempet kita kerja sama sama Rumil terus bikin acara itu ada hamba
Allah yang berani nyimpen 250 juta di awal. Pokoknya bikin dulu
ini acara, tapi dia bilang gini: “kalo untung syukur, nggak balik
nggak apa-apa” tapi kita waktu itu ngetesnya gini, gimana sih kalau
dakwah ini kita bawa ke tempat yang lebih serius. Pakai tiket, di
hall, pakai lighting, pokoknya Mashaallah kayak nonton konser
padahal tausiyah, terus ada di sebelah-sebelahnya kamera yang
zoom in zoom out, kalau ada hadits, ayat keluar animasinya segala
macem. Kita bikin. Dan penuh! Jadi kayak MasyaAllah ini akhir
jamannya unstoppable orang yang punya duit tuh ternyata kayak
“eh ini ada experience dakwah baru, kan beda ya kalau kamu di
mesjid, terang gitu dengerin dakwah nggak konsen. Bayangin
nonton dakwah tapi kayak nonton konser gelap, lampu ke situ itu
fokus banget sampai muhasabah terakhirnya itu di dalam kubur
kan ya ceritanya “coba ibu-ibu bayangin”, dikubur tuh ada
suaranya tuh “krok krok” jadi ketika muhasabah dihadirkan
suasananya gelap banget cuma muka Ustadznya aja yang terang.
Mulai dihadirin jerit-jerit, suara ulat-ulat makan, terus gergaji
keluar, teriak-teriakan. Kena tuh semua orang. Nah jadi
kendalanya itu di uang tetapi bukan kendala besar. Jadi, ada aja
selalu yang nutupin.
II: Kurang SDM, Ustadznya juga kan selama ini baru ini Ustadz
aja belum ada Ustadzahnya. Maksudnya baru Ummi Makki aja,
Ummi Makki kan istrinya Abi Makki. Terus Umi Makki juga
waktunya susah kan sibuk. Jadi, kalau untuk pertanyaan yang
akhwat kan ke Ustadz, walaupun misalnya request khusus mau ke
Ummi, lama gitu balasnya kan lewat pengurus kan, ada pengurus
japriin, nah kadang lama kan buat megang, istilahnya belum ada
pentolan-petolannya buat akhwat gitu. Makanya juga pas BFG
juga akhirnya jadi aku kan karena nggak ada lagi, karena kan rata-
rata terutama perempuannya hijrahnya bener-bener hijrah. Waktu
untuk belajarnya mungkin masih kurang karena kan masih bekerja.
I: Dan sebenernya yang hijrahnya itu kan pemuda-pemuda tua ya,
kita kan menyebut pemuda tapi coba, 35, 33, 30, 28, itu udah kayak
masa-masa yang seharusnya memikirkan hal lain, entah itu either
dia harus bekerja untuk keluarganya, either ngurus anak ngurus
rumah, so sebenernya kita kekurangan itu, SDM-SDM yang muda
yang ghirahnya tinggi. Kita kekurangan orang-orang yang punya
semangat kerja di organisasi tapi waktu masih banyak. Kalau di
organisasi itu-itu lagi yang kerja. Bendahara 3 tahun jadi
bendahara. Sekertaris elu mulu, “eh elu kan udah biasa bikin
proposal, elu lagi ya”. Kedua kita pingin punya remaja-remaja
yang kerja di kita yang jadi volunteer agak susah, karena nggak tau
kenapa imagenya Terang Jakarta kok banyaknya mahmud-
mahmud ya?
Dari dulu sampai sekrang pasti muslim muslimah disebutnya baik,
taat, bener, itu semua masuk di kita loh karena orang yang taat
beribadah bisa dibilang baik, taat, bener, pernah nggak dari dulu
ada yang bilang muslimahnya keren? Itu. Jadi batas antara kita
dengan dunia luar non Islam yang bisa menjembatani tuh kata
kerennya ini, apalagi jaman now. Saya menginisiasi sebuah
program hastag #GueIslamGueKeren kemarin sempet ngomong
“lu riya banget sih lu Islam lu keren”, “sebentar, dari perspektif lu
mungkin riya karena lu udah suudzon duluan” sekarang gini,
“keren itu sebenernya lebih penting buat lo atau buat orang lain?”
keluar rumah kan pasti ngaca dulu kayaknya gue udah keren,
begitu orang lain bialang keren, “alhamdulillah satu” tapi pernah
nggak gini, lu pake aja apa yang ada terus lu keluar ngerasa bodoh
terus orang lain bilang keren tuh nggak nyambung. Kita pakai
sesuatu yang aneh yang kita nggak nyaman tapi orang lain
bilangnya keren. Nah itu yang mau diterapin, gue Islam gue keren
itu kayak mantranya, gue Islam gue bisa buka mushaf di krl gue
keren, gue Islam gue lagi reuni gue bisa minta ijin mau sholat dulu
gue keren. Bukan satu-satunya tapi salah satu koneksi yang bisa
kita bikin dengan dunia luar. Agak terbatas ya kalau di perempuan,
tapi akhlaknya perempuan.
TRANSKIP HASIL WAWANCARA DENGAN PENGURUS
KOMUNITAS TERANG JAKARTA
Narasumber : Dimas Adista Priambodo
Jabatan: Sekjen Komunitas Terang Jakarta
Waktu dan Tempat: Sabtu, 28 Juli 2018 di Masjid Mall Bintaro
Xchange
T: Bagaimana strategi dan pendekatan yang diterapkan
pengurus lewat sosial media?
J: Jadi, strategi pendekatan ummat terbaiknya itu tetep kita
menggunakan cara yang Rasulullah pakai adalah bertemu
langsung bertatap muka langsung. Jadi, metode yang paling utama
itu kajian, kajiannya kita baik itu dakwah baik itu taklim.
Maksudnya dakwah tuh begini, ketika kita social act itukan
dakwah ya, orang bisa melihat nih. Kalau kita ngomongin taktik,
bagaimana rasanya ketika temen-temen melihat orang-orang yang
good looking secara fashion, ramah dan rapih terus mereka
membagi-bagikan makanan di pinggir jalan, otomatis pasti sifat
dasar manusia kan seneng melihat yang seperti itu. Kasarnya gini,
“uh ganteng-ganteng, cantik-cantik, sholeh-sholeh lagi dan
sholehah”, paling gampang seperti itu, paling gampang. Makanya
kenapa ketika ada public figure yang berhijrah, mereka menarik
paling banyak orang untuk berhijrah, karena mereka melihat public
figure itu terawat mukanya, disiplin secara pakaian dan bertutur
kata, jadi enak dilihat. So, pertemuan langsung masih menjadi alat
utama kita untuk berdakwah, karena komunikasi itu 70 persennya
adalah intonasi dan facial recognition, bentuk muka kita, intonasi,
jokes yang kita sampaikan, kalau konten yang dibaca itu cuma 30
persen, matannya itu cuma 30 persen, tapi gimana cara
menyampaikannya, siapa yang menyampaikannya, intonasinya
seperti apa itu yang jauh lebih penting. So, nomor satu yang paling
penting masih taklim or dakwah ketemu langsung, tapi kita using
social media itu sebagai gerbang pertamanya, sebagai etalase
pertama. Temen-temen ketika masuk toko udah pasti liat di depan
toko kan seperti apa barang yang dijual, terus ketika misalnya
melihat profile Instagram seseorang itu udah pasti judging, early
judging pasti “oh ini orangnya begini”, apapun dari yang dia post,
apapun yang dia pakai. Early judging ini sangat terlihat di social
media. Jadi, sosial media kita, kita sangat mengedepankan yang
namanya design, bahasa yang ditulis di caption, pemilihan font,
warna itu sangat penting karena itu menentukan bahwa market kita
adalah bukan hanya orang yang sudah mengaji, tapi market kita
adalah orang-orang yang nggak mau ke mesjid, gimana caranya
mau ke mesjid? Orang-orang yang berfikir bahwa hijrah berat,
orang-orang yang berpikir “Islam tuh repot banget sih”, “Islam nih
kok ribet amat?” mereka harus di-simplified dengan pertamanya
mungkin melihat dari social media-nya. Kalalu temen-temen lihat
iklannya Apple, simple Apple tuh nggak pernah ada yang jual ini
jual ini itu tuh nggak pernah ada, Apple, powered by Apple, foto,
kalau lihat tuh dia cuma ada foto doang, ngasih tau kalau ini kelas
gue di atas. Dengan Instagramnya Terang Jakarta pun, Terang
Jakarta pun secara tidak langsung gini: “Yuk yang belum ngaji
jangan takut dateng sama kita, kita ini anak muda yang asik”. Itu
menyampaikan pesannya lewat Instagram. Kalau grup Whatsapp
itu lagi-lagi ikhtiar kita pendekatan supaya orang merasa
ditemenin, karena ketika orang pertama kali menjadi baik. Temen-
temen bayangin seorang bartender yang kerjaannya me-mix
minuman keras, temennya hobinya mabok dan tiba-tiba dia one dat
tobat dan dia sholat, apa yang temen-temennya bilang? “ngapain
sih lo?”, so dia becoming the right person in wrong place, nah
Whatsapp Terang Jakarta itu ikhtiar kita untuk “nggak nggak lu
punya temen” lihat ada 14 grup Whatsapp ada lebih dari itu di
Instagram, kita dengan jumlah dengan statistik kita bisa ngasih tau
mereka “guys lu mau jadi baik temen lu banyak, lu mau ninggalin
yang itu jangan khawatir temen lu banyak di sini, dan temen-temen
lu tidak ada menjudge” karena di dalam grup Whatsapp kita
biasakan menegur secara tayyib, kita berlakukan kalau ada apa-apa
tabayyun, sehingga dia bisa melihat “oh gini interaksi seorang
muslim ke muslim yang lainnya”. Tapi itu cuma ikhtiar karena the
real interaksinya sebenarnya ketika kajian, ketika nanti gimana
caranya para pengurus Terang Jakarta ketika ketemu temen-temen
“namanya siapa? Dimana rumahnya?” itu MashaAllah seharusnya
seperti itu.
T: Bagaimana strategi dan pendekatan yang diterapkan
pengurus saat kajian langsung?
J: Pendekatannya adalah kita menggunakan bahasa-bahasa yang
mereka paham. Surat Ibrahim ayat 4, bagaimana semua Rasul
berbicara pada kaumnya dengan level bahasa mereka. Kalau
misalnya kita baru dateng “Assalamualaikum akhi, antum apa
kabar, gimana hafalan udah berapa juz”, kabur orangnya. Untuk
itu kita selipin, “lo dari mana?” kita tuh orang yang berhijrah baru
kok, Dimas pun baru masuk ke tahun ke 4 atau tahun ke 5,
bahasakan mereka kita sama-sama berhijrah. Terus kalau temen-
temen melihat interaksi di depan, saya tuh udah denger joke-nya
Ustadz berkali-kali, ya orang setiap hari saya sama dia, saya denger
ceramahnya Ustadz beratus-ratus kali, gimana memunculkan
muka itu di depan publik ketika “MasyaAllah Ustadz iya ya?”
bukan fake, tapi itukan yang harus dicontohin sama temen-temen
jadi orang yang dateng kajian, anak muda yang belum pernah ngaji
dia liat gitu, seorang muridnya menghargai gurunya seperti itu.
Mendengarkan gurunya seperti itu, terus kita juga ajarkan sama
orang-orang ketika, “eh kalau lo denger something di kajian yang
udah diulang masa lo “ya ya udah udah skip skip” kan nggak bisa.
Kita mengedepankan di sini “yuk kita welcome-in orang-orang
yang dari mulai mereka baru berhijrah sama yang sudah sholat
puluhan tahun kita perlakukan sama. Terus kita akan deketin
mereka “hey kita aman loh, lu mau nanya apa?”, kayak tadi temen-
temen itu nanya sampai setengah jam setengah jam yaudah, dan
pertanyaannya sesimpel kayak, “kok iman gue turun sih?” kita
jawab, kita ajak, kita rangkul mereka. Mencontohkan murid
menghormati guru, memperlakukan sama, merangkul, no judging.
Dan nomor satu yang paling penting, nojudging, paling penting itu.
Begitu masuk, ibaratnya temen-temen ada yang jilbab lilit ada
yang jilbab panjang, ada yang masih pakai celana ada yang enggak
up to you, toh dia better dari sisa orang lainnya. Artinya kita
menyampaikan bahwa sebenernya yang lebih baik ada, tapi kamu
udah good.
T: Bagaimana treatment yang diberikan kepada anak muda
yang berkonsultasi ingin berhijrah?
J: Treatment-nya sebenrnya nomor satu yang paling efektif adalah
full maintain. Itu kita akan kasih nomor kita akan buka line kita
24/7 seperti, “lu dm aja ke instagram gue”, itu berarti komitmen
saya kalau misalnya dia mau nanya sampai berbusa nggak boleh
ngomel, orang udah dibuka jalurnya. Nomor satu kalau kita
memang lihat dia emang butuh treatment butuh ditemenin. Terus
treatment keduanya adalah memberitahukan ke dia bahwa Allah
itu Maha Pengampun, ini paling penting nih. Memberitahukan
kepada semua temen-temen yang berhijrah mau muda ataupun tua
kalau Allah Maha Pengampun, karena kalau mereka nggak ngerti
ini banyak yang masuk ke saya bilang kalau, “kak saya udah
melakukan ini, ini, ini, terus saya harus gimana?”, “taubat”,
“gimana”, “taubatan nasuhah”, “iya apa caranya?”, “bilang sama
Allah”, gimana caranya they don’t know absolutely, tapi ketika gue
tanya kenapa lu denial terus, “masa Allah ngampunin sih?” simply
that. Kan kita kasih akses ya, ketika kamu mau bertaubat tuh cuma
gini, Astaghfirullah al’adzim Ya Allah aku nggak akan
mengulangi. That’s taubat. Tapi bukan diomongin, tapi dikuatin
disini kan. Mereka yang pernah melakukan kebegajulan segitu
rupanya dalam hidupnya mereka tuh nggak percaya, “gitu emang?
Maksud gue adakah sholat berakaat-rakaat? Atau gue harus
bersedekah kah berjuta-juta?”, so mereka itu karena saking mereka
sadar mereka rusak, mereka itu nggak faham bahwa mereka tinggal
direct access. itu yang susah bahwa kita harus memahamkan
mereka bahwa Allah Maha Pengampun dan Allah direct access.
Terus ini kalau treatment komunikasi ya, ngobrol sesuai
intellegent’s level mereka berarti bicara dengan orang yang sekufu,
mungkin gitu ya. Ketika mengobrol sama temen-temen penggemar
NASA, penggemar konspirasi teori, tiap hari mikirinnya yang
susah-susah, itu saya harus masuk dari jalur yang susah. Mereka
tidak merasa tertantang ketika mereka rasa yang mereka ajak
ngobrol itu orang bodoh, maaf. “Ah ini mah biasa, kalau gue
levelnya ngobrol sama orang yang highly educated”, akhirnya
kalau sama mereka kita harus sok-sok educated, masukin bahasa
Inggris sedikit-sedikit. Kan kita bicaranya kita ini pendakwah,
bukannya mau sok dakwah tapi temen-temen aja dengan pakai
jilbab tuh dakwah. Kita-kita ini pendakwah harus berbicara
mengikuti interest mereka. Sebenarnya hijrah itukan berasal dari
kata pindah, sekuat apa dia mau mendekat sama Allah itu nanti
memunculkan sekuat apa aksi yang akan dikeluarin dia, kalau dia
bilang “Ya, gue mau hijrah besok” yauda dia nggak merasa
terganggu dengan lingkungan sebelumnya, tapi ketika dia sudah
merasa terganggu dengan lingkungan sebelumnya, berarti dia
sedang ngejar Allah ngebut, pilihannya adalah tinggalin sementara
atau tinggalin selamanya atau kamu kuatin diri terus balik lagi ke
situ buat lingkungan yang dulu itu berubah semua, tapi itukan
pikihan kita ya, tadi saya baru jelasin ke temen-temen di sayyidul
istighfar ada kata-kata “aku akan setia pada perjanjianku
denganMu ya Allah semampuku, kalau kamu nggak mampu
berada di lingkungan itu pergi tapi dengan tayyib. Tinggalkan
lingkungan itu with fashion dengan kayak smooth tinggalin, pergi.
Nanti ketika kamu sudah kuat, kamu tinggalin, balik lagi ke situ
kamu akan menjadi Islam menjadi muslimah terbaik, karena
muslimah terbaik adalah khairunnas anfa'uhum linnas, ketika
kamu sudah bisa menjadi khairunnas pulang ke tempat sebelumnya
become the best muslimah ever di situ. Kita ini postcard-nya Islam
kalau lu belum sanggup ketemu temen-temen yang lama, menjauh
dengan cara yang good fashion dulu, tapi ketika siap mau nggak
mau balik lagi.
T: Seberapa efektif komunikasi pengurus saat mengajak anak
muda berhijrah?
J: Lebih efektif lagi penanganan after ummat seperti ini ngobrol
sebenernya lebih efektif. Jadi makanya saya sering ngomong ya
kalau di kajian Terang Jakarta, “mana yang pengurus Terang
Jakarta angkat tangan, silakan bicara ke pengurus Terang Jakarta”
nanti ada yang deketin, ngobrolnya di situ. Itu yang paling efektif,
keduanya Tabligh, baru social media.
T: Bagaimana struktur kepengurusan komunitas Terang
Jakarta?
J: Di kita ada 13 tim formatur dan ada 64 pengurus, dari formatur
inilah banyak keluar keputusan krusial, pengurus lebih ke apa yang
diputuskan oleh formatur dijalankan oleh pengurus, dan ada lagi
sekarang kita buka volunteer karena volunteer ini lebih nggak
terikat ya. Terus pembina ada tiga, Abi Makki, Fauzi Manurum
dan Abu Fida. Ketuanya Dimas Wibisono, Sekjennya ada saya
sama Feri, Bendaharanya ada dua, bendahara satu Bobby
Yudistira, yang keduanya Bouwman Moeis. Kalau divisi jatuhnya
changeable, maksudnya gini siapa sekarang ketua divisi sosial itu
bulan depan bisa berubah lagi tergantung, karena di kita kan nggak
ada paksaan. Ada divisi sosial, divisi UKM, divisi Dakwah,
Humas.
TRANSKIP HASIL WAWANCARA DENGAN PENGURUS
KOMUNITAS TERANG JAKARTA
Narasumber : Siti Zakiah Dirwan
Jabatan: Pengurus Komunitas Terang Jakarta
Waktu dan Tempat: Kamis, 30 Agustus 2018 di pesan Whatsapp
T: Bagaimana strategi dan pendekatan yang diterapkan
pengurus saat kajian langsung (terutama untuk mengajak dan
meyakinkan muslimah yg ingin berhijrah)?
J: Kalo pendekatan ketika kajian langsung (terutama untuk
akhwat) mungkin lebih ke sharing pengalaman ya, jadi kita mau
nunjukin kalau kendala-kendala ataupun masalah-masalah yg
dihadapi oleh muslimah yg baru berhijrah itu nggak cuma mereka
sendiri yg ngalamin. Semua ngerasain hal yang sama. Jadi, kita
pengennya dalam proses mereka berhijrah itu mereka bisa punya
temen-temen yang istilahnya senasib sepenanggungan lah. Jadi
bikin makin yakin dan kuat untuk hijrah terus bisa istiqomah. Jadi
istilahnya merangkul sebagai teman gitu.
T: Apa kriteria seseorang sudah menjadi anggota Komunitas
Terang Jakarta?
J: Sebenarnya sih nggak ada kriteria tertentu, tapi mungkin
formalitasnya adalah dia udah bergabung di salah satu group
Whatsapp TJ.
T: Apa kendala yg dihadapi pengurus saat berdakwah
mengajak anak muda berhijrah??
J: Salah satu kendalanya adalah permasalahan orang yang baru
berhijrah itu kan macem-macem. Jadi, kadang-kandang dalam
kajian yg banyak (nggak privat one on one) kita kadang susah
untuk menyentuh hati setiap orang, bikin hatinya tergerak untuk
berhijrah atau berubah. Diperlukan pendekatan yg lebih pribadi
sifatnya, biasanya one on one, ngobrol langsung, kemudian bisa
lanjut via chat. Dan ini berkelanjutan. Nggak bisa sekali ngobrol.
Karna untuk meyakinkan seseorang kan butuh ngobrol panjang,
apalagi yg mau berhijrah ataupun yg baru berhijrah itu biasanya
pertanyaannya banyak. Nah sumber daya manusianya ini yg bisa
ngerangkul tiap orang gini yang susah. Baik dari segi ilmunya,
waktunya, ataupun kemampuan komunikasinya. Contohnya aja
dimas, kalo mau bales Whatsapp yang pengen nanya-nanya atau
konsul butuh waktu banyak. Karena notif Whatsapp bisa sampe
2000, belum yg dm di Instagram.Waktu kajiannya yg terbatas juga
kadang jadi kendala. Karena kalo akhwat cenderung banyak
ngobrolnya setelah kajian ditutup hehehe. Mungkin agak malu
kalo nanya-nanya pas kajian berlangsung. Jadi bisa lebih lama
ngobrol setelah kajian dibanding pas kajiannya.
T: Kalau dilingkungan kakak, mungkin temen atau sahabat,
karena lihat kak Ezanya sudah hijrah, sering persuade mereka
untuk hijrah juga nggak kak? Atau mulai bahasan hijrahnya
kalau mereka nanya duluan??
J: Tergantung kelompoknya juga. Kalo di temen-temen liqo
biasanya tanpa ditanya aku bisa cerita, apalagi kalo pas sesuai
dengan topik yg kita bahas, jatuhnya nggak persuade sih, karna
temen di lingkungan ini yg pasti mereka-mereka yg sudah ingin
belajar ilmu agama lebih, jadi mungkin lebih jd inspirasi untuk
juga ikut cepat-cepat berhijrah atau berubah jadi lebih baik aja. Tp
kalau di kelompok teman-teman yang belum keliatan ada niat
untuk belajar ilmu agama lebih, aku biasanya nunggu ditanya dulu
baru cerita hehehe.. Paling jadinya ngasih-ngasih info kajian, atau
share-share tulisan-tulisan agama yg bagus di Whatsapp.
DOKUMENTASI
Wawancara
melalui chat
Whatsapp dengan
Siti Zakiah Dirwan
pada Kamis, 30
Agustus 2018
4
5
3 1 2
Foto saat melakukan Observasi I di Sirah Nabawiyah The
Series di Masjid Raya Pondok Indah pada 1 Maret 2018
Foto saat melakukan Observasi II di acara BFG Girls Talk, di
Rumah Gandaria
pada 1 Mei 2018
Foto saat melakukan observasi III, di acara Hangout, Masjid
Mall Bintaro Jaya Xchange, pada Sabtu 28 Juli 2018
Foto saat melakukan wawancara dengan SEKJEN Terang
Jakarta, Dimas Adista Priambodo di acara Hangout, Masjid
Mall Bintaro Jaya Xchange, pada 28 Juli 2018