Strategi Komunikasi Bahasa Asing

10
STRATEGI KOMUNIKASI BAHASA ASING Oleh: Jeffi Ferdianto 1. Pengertian strategi komunikasi Strategi komunikasi merupakan bagian dari strategi merupakan bagian dari trategi belajar bahasa. Corder(1983) menjelaskan bahwa strategi komunikasi adalah suatu teknikk siste-matis yang digunakan oleh pelajar bahasa untuk mengungkapkan gagasannya, ketika dihadapkan pada kesulitan. Sejalan deengan pendapat tersebut, Faerch dan Kasper (1983) mengemukakan bahwa strategi komunikasi adalah rencana sadar secara potensial digunakan oleh pelajar bahasa untuk mengatasi kesulitan dalam mencapai tujuan komunikasi khusus. Berdasarkan pendapat dari para ahli diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa strategi komunikasi lebih menekankan pada stategi penggunaan bahasa daripada pengetahuan bahasa. Strategi tersebut dilaksanakan dengan memberikan kesempatan bagi pelajar untuk mengomunikasikan makna dan mengungkapakan gagasan dengan bantuan alat-alat linguistik, misalnya: bertanya atu munta penegasan. Pada saat berkomunikasi dimungkinkan adanya masukan untuk pelajar palajar sehingga meningkatkan kemahiran berbahasa. Misalnya, pelajar mengucapakan kata kurang tepat lalu ditanggapi oleh lawan tutur (dengan mengulang kata itu secara tepat) sehingga pelajar sadar akan kesalahannya dan kemudian memperbaikinya secara lebih baik. Diskusi dapat dilakukan setelah mengadakan komunikasi. Hal yang didiskusikan masalah memilih strategi,

Transcript of Strategi Komunikasi Bahasa Asing

Page 1: Strategi Komunikasi Bahasa Asing

STRATEGI KOMUNIKASI BAHASA ASING

Oleh: Jeffi Ferdianto

1. Pengertian strategi komunikasi

Strategi komunikasi merupakan bagian dari strategi merupakan bagian dari trategi belajar

bahasa. Corder(1983) menjelaskan bahwa strategi komunikasi adalah suatu teknikk siste-

matis yang digunakan oleh pelajar bahasa untuk mengungkapkan gagasannya, ketika

dihadapkan pada kesulitan. Sejalan deengan pendapat tersebut, Faerch dan Kasper (1983)

mengemukakan bahwa strategi komunikasi adalah rencana sadar secara potensial digunakan

oleh pelajar bahasa untuk mengatasi kesulitan dalam mencapai tujuan komunikasi khusus.

Berdasarkan pendapat dari para ahli diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa strategi

komunikasi lebih menekankan pada stategi penggunaan bahasa daripada pengetahuan bahasa.

Strategi tersebut dilaksanakan dengan memberikan kesempatan bagi pelajar untuk

mengomunikasikan makna dan mengungkapakan gagasan dengan bantuan alat-alat linguistik,

misalnya: bertanya atu munta penegasan. Pada saat berkomunikasi dimungkinkan adanya

masukan untuk pelajar palajar sehingga meningkatkan kemahiran berbahasa. Misalnya,

pelajar mengucapakan kata kurang tepat lalu ditanggapi oleh lawan tutur (dengan mengulang

kata itu secara tepat) sehingga pelajar sadar akan kesalahannya dan kemudian

memperbaikinya secara lebih baik. Diskusi dapat dilakukan setelah mengadakan komunikasi.

Hal yang didiskusikan masalah memilih strategi, memilih gaya, tatabahasa, pengucapan, dan

kosakata( Di Picuro, 1987: 1-2).

Ellis (1985) menyebutkan dua konsep kunci tentang strategi komukasi, yaitu adanya

kesngajaan dan adanya masalah. Yang dimaksud dengan adanya kesengajaan adalah bahwa

pada saat berlangsungnya komunikasi palajar dengan sadar menggunakan pola-pola bahasa

dalam komukasi yang mungkin benar atau salah. Tujuannya adalah mengharapkan tnggapan

dari lawan tutur jika kaidah yang digunakannya salah dan membirkannya jika kaidah yang

digunakannya benar. Yang dimaksud dengan adanya masalah dalah bahwa strategi tersebut

muncul karena adanya ketidakmampuan atau kurangnya pengetahuan pelajar dalam

berbahasa asing. Akibatnya, dalam berkomunikasi si pelajar menggunakan pertnyaan atau

penjedahan yang tujuannya adalah agar bahasanya dibenahi oleh lawan tuturnya. Strategi ini

yang paling banyak digunakan oleh pelajar pada tingkat pemula dalam belajar behasa asing.

Tentu saja lawan tutur yang diajak berkomunikasi harus mempunyai tingkat kemampuan yng

setingkat lebih tinggi dari pelajar.

Page 2: Strategi Komunikasi Bahasa Asing

Pada mulanya strategi komunikasi ini dikaji dalam psikolinguistik, karena ia

merupakan gejala mental yang mendasari perilaku berbahasa. Kemudian berkembang

menjadi suatu perspektif interaksi antara pelajar dengan lawan tuturnya yang bertujuan

menjadi jembatan antara pelajar dengan bahasa asing yang dipelajarinya dan pengetahuan

lawan tutur dengan bahasa yang sudah dikuasainya (bahasa sasaran). Interaksi ini dilakukan

secara baik dalam analisis wacana, yaitu terjadi hhubungan antara pelajar dengan lawan tutur

yang bersifat alami.

Pengembngan strategi komukasi ini juga didasari atas mulai berkurangnya kepercayaan orang terhadap metode Audiolingual yanng tidak mampu mewadahi kreatifitas bahasa dan keunikan kalimat dalam komunikasi (Huda, 1987). Sementara itu, ditemukan suatu metode yang memungkinkan untuk mencapai keterampilan tersebut, yitu metode komunikatif. Metode ini mendapat dukungan dari kaum transformas yang menyatakan bahwa bahasa itu tidak hanya dilihat dari struktur yang tampak, tetapi juga harus memperhatikan struktur batinnya (makna dan hubungan sosialnya).

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa orang yang mampu berkomuniksi adalah orang yang telah memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk menggunakan bahasa dalam konteks komunikasi seutuhnya(Hymes, 1972). Sejalan dngan itu, strategi komunikasi sangat berperan dalam mempelajarii bahasa asing, karena kesempatan berinteraksi terjadi dan situasi yang sebenarnya dapat memberi makna kata atau kalimat dengan tepat.

2. Fungsi Kompetensi Komukatif

Dalam kegiatan interaksi dan komunikasi, kompetensi komuniktif memegang peranan

yang sangat penting. Tanpa adanya kompetensi komunikatif, seseorang akan banyak

mengalami kesulitan dalam komunikasi. Kompetensi komunikatif ini memiliki beberapa

fungsi, diantaranya adalah (a) fungsi intrumental, yaitu fungsi untuk mendapatkan sesuatu

dalam kegiatan komunikasi; (b) fungsi aturan, yitu fungsi untuk mengendalikan sesuatu

dalam komunikasi; (c) fungsi interaksi, yaitu fungsi untuk menghubungkan antar-individu

partisipan komunikasi; (d) fungsi untuk menyatakan perasaan dan makna; (e) fungsi

penggalian pribadi; dan (f) fungsi imajinatif, yang berfungsi untuk menyatakan informasi

(halliday,1975:11).

Fungsi-fungsi tersebut di atas dapat diwujudkan secara efektif melalui strategi

komunikasi yang cenderung pda situasi informal daripada situasi formal. Dalam situasi

informal, pelajar memperoleh kesempatan menciptakan hubungan antar individu, menyatakan

makna dan perasaan, dan menggunakan majinasi secara wajar yang tidak dibuat-buat. Pelajar

merasa bebas mengungkapkan tanpa dihantui rasa takut salah. Jika dihubungkan dengan teori

monitor Krashen, bahwa semakin banyak menggunakan monitor, pelajr semakin berhati-hati

Page 3: Strategi Komunikasi Bahasa Asing

dalam berbicara. Akibatnya, pelajar tidak berani berbicara. Namun, apabila penggunaan

monitor tersebut diminimalkan, maka pelajar akan lebih merasa tidak tertekan untuk

berbicara. Berbicara dalam situasi terkendali lebih berat daripada berbicara situasi yang lebih

santai atau informal.

3. Faktor-faktor yang Perlu Diperhatikan

Penggunaan strategi komunkasi dalam belajar bahasa asing harus memperhatikan (1)

tingkat penguasaan bahasa pelajar, (2) msalah bahasa sumber, (3) kepribadian, dan (4) situasi

beljar. (Ellis, 1986:183). Faktor-faktor tersebut mempengaruhi hasil belajar. Hal ini terbukti

dari beberapa hasil penelitian yang dilakukan oleh para ahli.

Tingkat penguasaan bahasa pelajar mempengaruhi bentuk dan cara komunikasi. Pada

tingkat pemula, peljar sering menggunakan potongan-potongan kalimat sederhana, sedangkan

pada tingkat yang lebih tinggi, pelajar sudah menggunakan bentuk-bentuk yang telah

dimoditifikasi. Oleh karena itu, lawan tutur harus dapat mengidentifikasi sampai seberapa

jauh tingkat penguasaan bahasa pelajar, agar dalam berkomunikasi mereka dapat

menyesuaikan bentuk-bentuk ujaran yang akan digunakannya.

Faktor kedua yang juga berpengaruh terhadap komunikasi ialah faktor kepribadian. Ada

dua tipe kepribadian, yaitu kepribadian terbuka dan kepribadian tertutup. Orang yang

memiliki kepribadian terbuka, dalam berkomunikasi dapat menggunakan behasanya secara

bebas tanpa takut salah dan tanpa rasa malu. Ia dengan senang hati menerima masukan dari

lawan tuturnya apabila bahasa yang digunakannya salah. Adapun orang yang memiliki

kepribadian tertutup, ia akan cept merasa malu jika bahasanya dikritik oleh orang lain. Ia sulit

menerima masukan bahasa dar orang lain. Karena itu, ia tidak akan banyak mengungkapkan

gagasannya.

Situasi belajar tidak kalah pentingnya dalam memberikan andil keberhasilan komunikasi.

Situas resmi dan tak resmi mempengaruhi kelancaran berkomunikasi. Misalnya, komunikasi

di luar kelas akan lebih lancar dan mudah daripada komunkasi di dalam kelas secara formal.

Dalam komunikasi di kelas, pelajar merasa terlalu diamati, sehingga ujarannya menjadi tidak

wajar.

4. Penerapan Strategi Komunikasi

Persiapan pelaksaan Strategi Komunikasi

Sebelum melaksanakan komukasi perlu dipersiapkan secara pasti sasaran yang ingin

dicapai, partisipan yang terlibat, dan tempat terjadinya komunikasi. Perencanaan yang

mantap tentang sasaran, pertisipan, dan lokasi komuniksi memungkinkan program dapat

berjalan dengan lancar dan memudahkn pencapian tujuan. Jka perlu bisa memnfaatkan

Page 4: Strategi Komunikasi Bahasa Asing

sumber informasi lain yang erat kaitannya dengan komunikasi yang diinginkan. Sangat

penting dalam persiapan ini ialah penentuan sasaran capai dalam berkomunikasi. Ada lima

dasar sasaran yang dalam berkomunikasi lisan , yaitu:

a. Memiliki kemampuan dalam percakapan dengan satu orang atau lebih yang berbicara

dengan bahasa asing,

b. memiliki kemampuan memahami percakapan,

c. Memiliki kemampuan memahami informasi yang ada ditempat umum,

d. Memiliki kemampuan untuk memohon informasi di tempat-tempat umum, dan

e. Memiliki kemampuan mendengarkan radio, televisi, filem serta mampu menghayati syair

dalam lagu. (Krashen, 1983: 66).

Bahn komunikasi yang akan diberikan didasarkan atas kebutuhan pelajar. Analisis

kebutuhan ini didasarkan pada latar belakang mereka (pendidikan,, status sosial, dan latar

budaya). Bahan yang diberikan untuk kelas pemula berbedaa dengan bahan yang diberikan

untuk tingkat yang lebih tinggi. Bhn untuk kelompok sosial berbeda dengan bahan unutk

kelompok teknik. Demikian pula, faktor budaya pelajar ini juga harus mendapatkan perhatian

dari pengajar, jika pengajar hendak menentukan behan ajar di kelas.

Penentuan prtisipan dalam berkomunikasi dimaksudkan sebagai upay untuk

menggolongkan kelompok-kelompok yang mempunyai tingkat kemampuan yang seimbang

supya tidak terjadi ketimpangan komunikasi. Dari penggolongan itu, setidak-tidaknya ada

tiga tingkatan, yaitu (1) tingkat identifikasi personal, (2) tingkat komunikasi pengalaman, dan

(3) tingkt komunikasi opini. Tingkat yang pertama adalah memberikan dirinya sendiri,

keluarganya, benda-benda yang ada disekitarnya, warna, pakaian, dan sebagainya. Tingkat

kedua adalah menceritakan pengalamannya. Misalnya, cerita perjalanan hidupnya, kejadian-

kejadian yang sudah berlalu, liburan akhir minggu, dan pengalaman yang paling dikenang

baik yang menyenangkan ataupun yang kurang menyenangkan. Pada tingkat yang ketiga,

mereka menceritakan sesuatu menurut pendapat mereka sendiri-sendiri. Misalnya, persoalan

politik, hk-hak warga negara, perkawinan, kebudayaan dan sebagainya. (Krashen, 1983:73).

Penentuan situasi pada dasarnya mengikuti ssaran dan partisipan. Secara umum terdapat

dua bagian besar, yaitu stuasi formal dan situasi informal. Jika komunikasi itu derancanakan

di dalam kelas, mka topik yang dipilih disesuaikan dengan situsi kelas yang formal.

Waktunya juga sangat terbatas, sehingga kesempatan bekomunikasi sangat sedikit. Dalam

komunikasi semacam itu, pengajar perlu mempertimbangkan secara matang aturan minnya.

Setiap pelajar diharpkan secar secara aktif dan merata memiliki kesempatan berbicara dan

menanggapi pembicaraan orang lain. Namun, apabila komunikasi tersebut dilaksnakan secara

Page 5: Strategi Komunikasi Bahasa Asing

informal, peljar akan mendapat kesempatan secara leluasa untuk berbicara atau menanggapi

pembicaraan orang lain. Situasi demikian ini dapat diciptakan oleh guru melalui kegiatan

belajar di luar kelas sambil “rujakan”, dan sebagainya.

Langkah-langkah Penerapan Strategi Komunikasi dalam Pembelajaran Bahasa Asing

a. Tentukan kelompok-kelompok yang terdiri atas 4-5 pelajar. Penentuan kelompok tersebut

didasarkan atas kemampuan serta kebutuhan tiap-tiap pelajar. Hal ini dapat diketahui dari

hasil kegiatan analisis keebutukan sebelum kegiatan dimulai.

b. Berikan aturn-aturannya serta petunjuk cara seharusnya diperankan setiap pelajar

termassuk juga penentuan waktu yng disediakan serta lokasi yang bisa digunakan. Dalam

penginformasian aturan-aturan ini hendaknya sejelas mungin supaya tujuan bis dicapai.

c. Beriakan secarik kertas tiap pelajar yang berisi pesan yang harus disampaikan serta apa

yang harus dimainkan. Hal ini dilakukan bukn semata-mata agar pelajar mampu

membacakan isi pesan, tetapi harus mampu memberikan ujaran-ujaran yang dimaksudkan

dengan isi pesan yang akan disampaikan melalui kalimat-kalimat yang lugas dan wajar

berdasarkan hasil kreasinya sendiri.

d. Tentukan seorang pengamat dalam setiap kelompok. Pengamat tersebut juga terlibat dalam

komunikasi yang sekaligus sebagai pengarah jalannya komunikasi agar tercapai masukan

yang bermakna.

e. Ciptakan situasi komunikasi yamg hangat. Pengamat komunikasi dalam tiap kelompok

hendaknya mampu membangkitkan susana komunikasi yang kondusif, yang terhindar dari

adanya kemacetan komunikasi. Jika perlu pengamat komunikasi ini dapat mengalihkan

topik pembicaraan sesuai dengan yang diminati oleh kelompoknya.

f. Catatlah kejadian-kejadian yang luar biasa. Hal-hal yang terjadi dalam kejadian

komunikasi tersebut perlu dicatat, terutama hal-hal baru yang dapat mendorong atau

menhambat proses pencapaian tujuan.

g. Beriakan hasil observasi pada seluruh kelas dan didiskusikan dengan mereka. Dalam

kesempatan tersebut dapat juga digunakan untuk memberikan pengarahan secara umum

yang menyababkan kesulitan bagi rata-rata pelajar. (Di Pieto,1987:23)

Kompetensi komunikatif dapat dikembangkan melalui kegiatan yang bervariasi. Kegiatan

berdiskusi tentang suatu hal, bermain-main dengan menggunakan bahasa, serta kegiatan

bercerita pengalam masing-masing termasuk kegiatan yang mampu meningkatkan kualitas

komunikasi. Littlewood(1981) membedakan kegiatan komunikatif dalam dua kelompok ,

Page 6: Strategi Komunikasi Bahasa Asing

yaitu komunikasi fungsional dan interksi sosial. Komunikasi fungsional berupa kegiatan

verbal yang bertujuan memperoleh sesuatu baik berupa informasi, gagasan baru, atau

pengalamn baru. Interaksi sosial dapat berupa kegiatan verbal yang bertujuan memahami

makna sosial suatu bahasa.

Penutup

Berdasarkan pembahasan dapat di tarik kesimpulan bahwa strategi komunukasi

memungkinkan pelajar menggunakan bahasa secara wajar dan situasional. Hal ini

dimungkinkan, karena pelajar memiliki kesempatan yang sangat luas dan dalam situasi yang

beragam untuk berkomuniksi. Dengan demkian, dengan menggunakan strategi komunikatif,

pelajar akan dapat menguasai fungsi komunikatif.

DAFTAR RUJUKAN

Suyitno, Iman. 2008. Dimensi Teoretis dan Metodologis Belajar Bahasa Asing: Landasan Teori

Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Penutur Asing. Cakrawala Indonesia.

http://kampuskomunikasi.bl ogspot.com/2008/06/strategi-komunikasi.html

http://wawan-junaidi.blogspot.com/2010/02/pembelajaran-bahasa-indonesia-bagi.html