STRATEGI GURU DALAM MEMBANGUN KARAKTER DISIPLIN …repository.uinjambi.ac.id/5889/1/SKRIPSI SITI...

101
STRATEGI GURU DALAM MEMBANGUN KARAKTER DISIPLIN SISWA KELAS II DALAM PEMBELAJARAN DARING SDN 165 CATUR RAHAYU KECAMATAN DENDANG SKRIPSI OLEH : SITI ZAHARA NIM. TPG.161967 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2020

Transcript of STRATEGI GURU DALAM MEMBANGUN KARAKTER DISIPLIN …repository.uinjambi.ac.id/5889/1/SKRIPSI SITI...

  • STRATEGI GURU DALAM MEMBANGUN KARAKTER DISIPLIN

    SISWA KELAS II DALAM PEMBELAJARAN DARING SDN 165

    CATUR RAHAYU KECAMATAN DENDANG

    SKRIPSI

    OLEH :

    SITI ZAHARA

    NIM. TPG.161967

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

    FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

    SULTHAN THAHA SAIFUDDIN

    JAMBI

    2020

  • i

    STRATEGI GURU DALAM MEMBANGUN KARAKTER DISIPLIN

    SISWA KELAS II DALAM PEMBELAJARAN DARING SDN 165

    CATUR RAHAYU KECAMATAN DENDANG

    SKRIPSI

    Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

    SarjanaPendidikan

    OLEH :

    SITI ZAHARA

    NIM. TPG.161967

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

    FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

    SULTHAN THAHA SAIFUDDIN

    JAMBI

    2020

  • ii

    KEMENTRIAN AGAMA RI

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

    SULTHAN THAHA SYAIFUDDIN JAMBI

    FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUN

    NOTA DINAS

    Kode Dokumen oN Formulir Berlaku Tgl No. Revisi Tgl

    Revisi Halaman

    In.08-PS-05 In.08-FM-PS-05-01 31-12-2020 R-0 - 1 dari 1

    Hal : Nota Dinas

    Lampiran :

    Kepada

    Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

    Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

    Di Jambi

    Assalamu’alaikum wr.wb

    Setelah membaca, meneliti, memberikan petunjuk dan mengoreksi serta

    mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat

    bahwa skiripsi saudari;

    Nama : SITI ZAHARA

    NIM : TPG.161967

    Judul Skripsi : Strategi Guru Dalam Membangun Karakter Disiplin

    Siswa kelas II Dalam pembelajaran Daring SDN 165

    Catur Rahayu Kecamatan Dendang

    Sudah dapat diajukan kembali kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

    Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi Jurusan Pendidikan

    Guru Madrasah Ibtidaiyah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

    Sarjana Strata Satu dalam dunia Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.

    Dengan ini kami mengharapkan agar skiripsi/tugas akhir saudari tersebut di atas

    dapat segera dimunaqasyahkan. Atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih.

    Jambi, November 2020

    Mengetahui

    Pembimbing I

    Dra. Umil Muhsinin, M.Pd

    NIP: 19680112000031006

  • iii

    KEMENTRIAN AGAMA RI

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

    SULTHAN THAHA SYAIFUDDIN JAMBI

    FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUN

    NOTA DINAS

    Kode Dokumen oN Formulir Berlaku Tgl No. Revisi Tgl

    Revisi Halaman

    In.08-PS-05 In.08-FM-PS-05-01 31-12-2020 R-0 - 1 dari 1

    Hal : Nota Dinas

    Lampiran :

    Kepada

    Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

    Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

    Di Jambi

    Assalamu’alaikum wr.wb

    Setelah membaca, meneliti, memberikan petunjuk dan mengoreksi serta

    mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat

    bahwa skiripsi saudari;

    Nama : SITI ZAHARA

    NIM : TPG.161967

    Judul Skripsi : Strategi Guru Dalam Membangun Karakter Disiplin

    Siswa Kelas II Dalam Pemeblajaran Daring Di SDN 165

    Catur Rahayu Kecamatan Dendang

    Sudah dapat diajukan kembali kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

    Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi Jurusan Pendidikan

    Guru Madrasah Ibtidaiyah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

    Sarjana Strata Satu dalam dunia Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.

    Dengan ini kami mengharapkan agar skiripsi/tugas akhir saudari tersebut di atas

    dapat segera dimunaqasyahkan. Atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih.

    Jambi, November 2020

    Mengetahui

    Pembimbing II

    Kiki Fatmawati, M.Pd

  • iv

    KEMENTRIAN AGAMA RI

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

    SULTHAN THAHA SYAIFUDDIN JAMBI

    FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUN

    PERSETUJUAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR

    Kode Dokumen oN Formulir Berlaku Tgl No. Revisi Tgl

    Revisi Halaman

    In.08-PS-05 In.08-FM-PS-05-01 31-12-2020 R-0 - 1 dari 1

    Hal :

    Lampiran :

    Kepada

    Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

    Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

    Di Jambi

    Assalamu’alaikum wr.wb

    Setelah membaca, meneliti, memberikan petunjuk dan mengoreksi serta

    mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat

    bahwa skiripsi saudari;

    Nama : SITI ZAHARA

    NIM : TPG.161967

    Judul Skripsi : Strategi Guru Dalam Membangun Karakter Disiplin

    Siswa Kelas II Di SDN 165 Catur Rahayu Kecamatan

    Dendang

    Sudah dapat diajukan kembali kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

    Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi Jurusan Pendidikan

    Guru Madrasah Ibtidaiyah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

    Sarjana Strata Satu dalam dunia Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.

    Dengan ini kami mengharapkan agar skiripsi/tugas akhir saudari tersebut di atas

    dapat segera dimunaqasyahkan. Atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih.

    Jambi, November 2020

    Mengetahui

    Pembimbing I

    Dra. Umil Muhsinin, M.Pd

    NIP: 19680112000031006

  • v

    KEMENTRIAN AGAMA RI

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

    SULTHAN THAHA SYAIFUDDIN JAMBI

    FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUN

    PERSETUJUAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR

    Kode Dokumen oN Formulir Berlaku Tgl No. Revisi Tgl

    Revisi Halaman

    In.08-PS-05 In.08-FM-PS-05-01 31-12-2020 R-0 - 1 dari 1

    Hal :

    Lampiran :

    Kepada

    Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

    Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

    Di Jambi

    Assalamu’alaikum wr.wb

    Setelah membaca, meneliti, memberikan petunjuk dan mengoreksi serta

    mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat

    bahwa skiripsi saudari;

    Nama : SITI ZAHARA

    NIM : TPG.161967

    Judul Skripsi : Strategi Guru Dalam Membangun Karakter Disiplin

    Siswa Kelas II Di SDN 165 Catur Rahayu Kecamatan

    Dendang

    Sudah dapat diajukan kembali kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

    Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi Jurusan Pendidikan

    Guru Madrasah Ibtidaiyah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

    Sarjana Strata Satu dalam dunia Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.

    Dengan ini kami mengharapkan agar skiripsi/tugas akhir saudari tersebut di atas

    dapat segera dimunaqasyahkan. Atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih.

    Jambi, November 2020

    Mengetahui

    Pembimbing II

    Kiki Fatmawati, M.Pd

  • vi

    PERNYATAAN ORISINALITAS

    Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya susun

    sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Fakultas Tarbiyah dan

    Keguruan UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi seluruhnya merupakan hasil karya

    saya sendiri.

    Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi yang saya kutip

    dari hasil karya orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan

    norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah.

    Apabila dikemudian hari ditemukaan seluruh atau sebagian skripsi bukan

    hasil karya saya sendiri atau terindikasi adanya unsur plagiat dalam bagian-bagian

    tertentu, saya bersedia menerima sangsi sesuai dengan peraturan dan perundang-

    undangan yang berlaku.

    Jambi, November 2020

    Siti Zahara

    TPG. 161967

  • vii

    MOTTO

    “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,

    Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan

    nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati

    supaya menetapi kesabaran Q.S Al-Ashr 103:1-3” (Mentri Agama RI Al-

    qur’an dan Terjemahan : 2014)

  • viii

    “ PERSEMBAHAN “

    Sujud syukurku kusembahkan kepada Allah SWT yang maha pengasih lagi

    maha penyayang, atas takdir-Mu telah ku jadikan aku manusia yang senantiasa

    berpikir, berilmu, beriman dan bersabar dalam menjalani kehidupan ini. Semoga

    keberhasilan ini menjadi satu langkah awal bagiku untuk meraih cita-cita besarku.

    Terimakasih telah kau tempatkan aku diantara kedua malaikatmu yang

    setiap waktu ikhlas menjagaku, mendidikku, dengan baik, ya Allah berikanlah

    balasan setimpal syurga firdaus untuk mereka dan jauhkanlah mereka nanti dari

    panasnya sengat hawa api nerakamu..

    Terimakasih Dalam setiap langkahku aku berusaha mewujudkan harapan-

    harapan yang kalian impikan didiriku, meski semua itu belum kuraih’ insyaallah

    atas dukungan doa dan restu semua mimpi itu akan terjawab di masa penuh

    kehangatan nanti. Terimakiash atas doa dan dungkunganya kepada keuda

    orangtua ku Ayahanda Zakaria dan Ibunda Farida, serta Saudara Perempuanku

    Ulya Ulfa dan Miranda dan, Terimakasih atas semua perhatian saran dan nasihat

    selama ini yang teramat sangat berharga.dan orang-orang yang telah membantuku

    dalam menyelesaikan skripsi ini.

    Jambi, November 2020

    Siti Zahara

    TPG. 161967

  • ix

    KATA PENGANTAR

    Bismillahirrohmanirrahim

    Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan berkat Rahmat

    dan Ridho-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Laporan

    Penelitian Kualitatif ini dengan baik. Pelaksanaan penulisan ini merupakan salah

    satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) dalam bidang

    Ilmu Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

    Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, penelitian ini berjudul

    “Strategi Guru Dalam Membangun Karakter Disiplin Siswa Kelas II Dalam

    Pembelajaran Daring Di SDN 165 Catur Rahayu Kecamatan Dendang”.

    Penulisan Penelitian kualitatif ini dapat terwujud berkat bantuan dan jasa

    dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

    1. Bapak Prof Dr. Su’aidi, M.A, Ph.D Selaku Rektor UIN Sultan Thaha

    Saifuddin Jambi.

    2. Ibu Dr. Hj Fadlilah, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

    UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi.

    3. Ibu Ikhiati, S.Ag, M.Pd.I selaku ketua program studi Pendidikan Guru

    Madrasah Ibtidaiyah dan Ibu Nasyariah Siregar, M.Pd.I selaku sekretaris

    program studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan

    Keguruan UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi.

    4. Ibu Dra. Umil Muhsinin, M.Pd dan Ibu Kiki Fatmawati, M.Pd selaku

    pembimbing skripsi I dan II yang telah banyak meluangkan waktu untuk

    membimbing saya dalam penyelesaian skripsi ini.

    5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha

    Saifuddin Jambi yang telah memberikan pengetahuan penulis.

    6. Terima kasih kepada seluruh Majelis guru dan karyawan serta para siswa

    kelas II SDN 165 Catur Rahayu Kecamatan Dendang

    7. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan motivasi yang tiada henti-

    hentinya hingga menjadi kekuatan pendorong bagi penulis dalam

    penyelesaian Skripsi ini.

  • x

    8. Sahabat-sahabat seangkatan dan senasib seperjuangan dengan peneliti,

    semangat dan motivasi dari kalian semua sangat membantu penulis dalam

    menyelesaikan Skripsi ini.

    Penulis menyadari bahwa dalam penulisan karya ilmiah ini banyak terdapat

    kelemahan dan kekurangan, oleh karna itu penulis berharap kepada semua pihak

    untuk kiranya memberikan sumbang saran demi kesempurnaan karya ilmiah ini.

    Jambi, November 2020

    Penulis

    Siti Zahara

    TPG. 161967

  • xi

    ABSTRAK

    Nama : Siti Zahara

    Program Studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)

    Judul : Strategi Guru Dalam Membangun Karakter Disiplin Siswa

    Kelas II Pada Pembelajaran Daring Di SDN 165 Catur Rahayu

    Kecamatan Dendang

    Skripsi ini membahas tentang Strategi Guru Dalam Membentuk Karakter Disiplin

    Siswa Kelas II Pada Pembelajaran Daring Di SDN 165 Catur Rahayu Kecamatan

    Dendang. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang bersifat Kualitatif.

    Pengumpulan data yang dilakukan dengan mengadakan Observasi, Wawancara,

    dan Dokumentasi. Data yang diperoleh melalui dua sumber, yaitu data primer dan

    data sekunder. Analisa data yang digunakan adalah Analisa Deskriptif Kualitatif

    dengan memberikan pemaparan gambaran mengenai situasi yang diteliti dalam

    bentuk uraian naratif Subjek penelitian ini adalah kepala sekolah, wakil kepala

    sekolah dan guru kelas II SDN 165 Catur Rahayu. Strategi yang dilakukan guru

    SDN 165 Catur Rahayu dalam pembentukan karakter siswa sudah baik tetapi

    dalam pelaksanaannya belum bisa 100%. Strategi yang dilakukan Guru SDN 165

    Catur Rahyu untuk pembentukan karakter yaitu melalui kegiatan-kegiatan

    eksrakurikuler seperti kegiatan tahfidz Quran, dan juga membaca surah-surah

    pendek. pengintegrasian lewat kegiatan sehari-hari yang berupa pemberian

    keteladanan seperti teguran, nasehat, pengkondisian lingkungan yang menunjang

    pendidikan karakter, Kendala yang di hadapin guru yaitu berupa kurangnya minat

    anak maupun kesadaran pada diri anak. Solusinya yaitu berupa memaksimalkan

    kompetensi guru, mengadakan rapat dengan wali murid sehingga wali murid tahu

    bagaimana keadaan sekolah, Kedua kerjasama antara orang tua dan guru harus

    ditingkatkan agar proses pembentukan karakter tercapai sesuai dengan ajaran

    agama dan berjiwa nasionalisme

    Kata Kunci : Karakter Disiplin, Strategi, Solusi, kendala

  • xii

    ABSTRACT

    Name : Siti Zahara

    Study Program : Madrasah Ibtidaiyah Teacher Education (PGMI)

    Entitle : Teacher's Strategy in Forming Discipline Character in Class II

    Students in Online Learning at SDN 165 Catur Rahayu,

    Dendang District

    This thesis discusses the Teacher's Strategy in Forming the Discipline Character

    of Class II Students in Online Learning at SDN 165 Catur Rahayu, Dendang

    District. This research is a qualitative field research. Data collection is done by

    holding observations, interviews, and documentation. The data obtained through

    two sources, namely primary data and secondary data. The data analysis used is

    descriptive qualitative analysis by providing a description of the situation under

    study in the form of a narrative description. The subjects of this study were the

    principal, vice principal and grade II teachers of SDN 165 Catur Rahayu. The

    strategy taken by SDN 165 Catur Rahayu teacher in shaping the character of

    students has been good but in practice it has not been 100%. This is because there

    are still some students who sometimes lack discipline in carrying out their duties.

    The strategy carried out by SDN 165 Catur Rahyu teacher for character building

    is through extracurricular activities such as Quranic tahfidz activities, and also

    reading short chapters, you must implement character learning which includes

    plans and learning tools that contain character values, implementation which uses

    methods that can build character as well as evaluation and follow-up that contains

    character-based values. The obstacles faced by the teacher are in the form of a

    lack of interest in children and awareness of themselves. The solution is in the

    form of maximizing teacher competence, holding meetings with guardians of

    students so that the guardians of students know how the school is going.Both

    cooperation between parents and teachers must be improved so that the character

    building process is achieved in accordance with religious teachings and has the

    spirit of nationalism.

    Keywords: Discipline Character, Strategy, Solution, Constraints

  • xiii

    DAFTAR ISI

    COVER ...................................................................................................... i

    NOTA DINAS ............................................................................................ ii

    PERNYATAAN ORISINALITAS ........................................................... iv

    MOTTO ..................................................................................................... v

    PERSEMBAHAN ...................................................................................... vi

    KATA PENGANTAR ............................................................................... vii

    ABSTRAK ................................................................................................. ix

    ABSTRACT ............................................................................................... x

    DAFTAR ISI .............................................................................................. xi

    DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Permasalahan ....................................................... 1

    B. Fokus Penelitian ............................................................................ 6

    C. Rumusan Masalah ......................................................................... 6

    D. Kegunaan Penelitian ..................................................................... 6

    E. Manfaat Penelitian ........................................................................ 6

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    A. Pengertian Strategi ........................................................................ 8

    B. Pengertian Guru ............................................................................ 10

    C. Fungsi Dan Peranan Guru ............................................................. 15

    D. Strategi Guru Dalam Mendisiplinkan Peserta Didik .................... 16

    E. Pengertian Pembelajaran Daring................................................... 18

    F. Ciri-Ciri Pembelajaran Daring ...................................................... 19

    G. Pengertian Karakter ...................................................................... 20

    H. Jenis-Jenis Karakter ...................................................................... 21

    I. Pengertian Karakter Disiplin......................................................... 24

    J. Pentingnya karakter Disiplin......................................................... 25

    K. Tujuan Karakter Disiplin .............................................................. 26

    L. Indikator Kedisiplinan Peserta Didik ............................................ 27

    M. Penelitian Relevan ........................................................................ 27

  • xiv

    BAB III METODE PENELITIAN

    A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian ................................................. 28

    B. Setting dan Subjek Penelitian ....................................................... 28

    C. Jenis Dan Sumber Data ............................................................... 31

    D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 32

    E. Teknik Analisis Data..................................................................... 34

    F. Teknik Pemeriksa Keabsahan Data .............................................. 35

    G. Rencana Dan Waktu Penelitian .................................................... 38

    BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN

    A. Temuan Umum ............................................................................ 39

    1. Lokasi Penelitian ..................................................................... 39

    2. Profil SDN 165 Catur Rahayu .................................................. 39

    3. Visi Dan Misi SDN 165 Catur Rahayu .................................. 40

    4. Struktur Organisasi SDN 165 Catur Rahayu .......................... 40

    5. Keadaan Tenaga Pendidik ........................................................ 41

    6. Keadaan Peserta Didik ........................................................... 42

    7. Sarana Dan Prasarana .............................................................. 42

    B. Temuan Khusus ............................................................................ 45

    C. Pembahasan................................................................................... 47

    1. Strategi Guru ........................................................................... 47

    2. Kendala Yang Dihadapi Guru .................................................. 52

    3. Solusi Yang Dilakukan Guru .................................................. 56

    BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan ......................................................................................... 61

    B. Saran ................................................................................................... 62

    DAFTAR PUSTAKA .................................................................................

    LAMPIRAN-LAMPIRAN ........................................................................

  • xv

    DAFTAR TABEL

    A. Tabel 3.1 Rencana Dan Waktu Penelitian .................................... 38

    B. Tabel 4.1 Data Siswa-Siswi SDN 165 Catur Rahayu ................. 42

    C. Tabel 4.2 Sarana Dan Prasarana ................................................... 43

    D. Tabel 4.3 Jumlah Dan Kondisi Bangunan ................................... 44

    E. Tabel 4.4 Sarana Dan Pendukung Lainya ..................................... 45

  • xvi

    DAFTAR GAMBAR

    A. Gambar 3.1 Triangulasi Sumber .................................................. 36

    B. Gambar 3.2 Triangulasi Teknik .................................................. 36

    C. Gambar 4.1 Struktur Organisasi SDN 165 Catur Rahayu ............ 40

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Permasalahan

    Inovasi pendidikan saat ini sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas

    pendidikan di suatu negara. Pendidikan itu sendiri merupakan aspek penting

    dalam mengembangkan seluruh potensi dan kepribadian manusia. Seperti yang

    disebutkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

    pendidikan Nasional bahwa pendidikan bertujuan untuk mengembangkan

    kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian kecerdasan, akhlak

    mulia, serta keterampilan.

    Disuatu negara tanpa adanya pendidikan tidak akan bisa menjadikan

    masyarakatnya semakin berkembang untuk terus maju membenahi masalah-

    masalah yang ada. Hal tersebut menjadikan pendidikan sebagai salah satu

    alternatif solusi terhadap masalah-masalah yang terjadi di suatu negara. Penddikan

    sebagai alternatif yang bersifat preventif karena pendidikan merupakan landasan

    awal dalam membangun generasi baru bangsa yang lebih baik.

    Pembelajaran ini merupakan inovasi pendidikan untuk menjawab tantangan

    akan ketersediaan sumber belajar yang variatif. Keberhasilan dari suatu model

    ataupun media pembelajaran tergantung dari karakteristik peserta didiknya.

    Sebagai mana yang diungkapkan oleh Nakayama bahwa dari semua literatur

    dalam elearning mengindikasikan bahwa tidak semua peserta didik akan sukses

    dalam pembelajaran online. Ini dikarenakan faktor lingkungan belajar dan

    karakteristik peserta didik. (Nakayama M, Yamamoto H, 2007:16).

    Penanaman karakter dimulai dari lingkungan keluarga, kerabat, sekolah dan

    lingkungan masyarakat. Pembentukan karakter melalui sekolah juga harus

    diperhatikan di sekolah pendidikan tidak semata-mata tentang mata pelajaran yang

    hanya mementingkan diperolehnya kognitif tetapi juga harus diperhatikan

    bagaimana penanaman moral, nilai-nilai estetika, budi pekerti yang luhur dan lain

    sebagainya. Fenomena sekarang ini para anak didik mereka kurang mempunyai

    rasa hormat kepada gurunya, mereka menganggap guru itu hanyalah sebagai

  • 2

    teman maka dengan hal itu mereka tak perlu untuk dihargai dan dihormati. Maka

    dengan hal itu perlu adanya jalan keluar untuk masalah ini agar para peserta didik

    memiliki karakter yang baik dan menghargai guru, menyanyangi teman

    sebagaimana seharusnya. Kualitas pendidikan tidak hanya bisa dinilai dari

    kemampuan kognitifnya tetapi juga para peserta didik dapat memiliki karakter

    yang baik dan positif yang kuat.

    Dengan melihat kondisi dimana adanya virus COVID-19 di Indonesia saat

    ini berdampak bagi seluruh masyarakat. Menurut kompas, 28/03/2020 dampak

    virus COVID-19 terjadi diberbagai bidang seperti sosial, ekonomi, pariwisata dan

    pendidikan. Surat Edaran (SE) yang dikeluarkan pemerintah pada 18 Maret 2020

    segala kegiatan didalam dan diluar ruangan di semua sektor sementara waktu

    ditunda demi mengurangi penyebaran corona terutama pada bidang pendidikan.

    Pada tanggal 24 maret 2020 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik

    Indonesia mengeluarkan Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 Tentang Pelaksanaan

    Kebijakan Pendidikan Dalam Masa Darurat Penyebaran COVID, dalam Surat

    Edaran tersebut dijelaskan bahwa proses belajar dilaksanakan di rumah melalui

    pembelajaran daring/jarak jauh dilaksanakan untuk memberikan pengalaman

    belajar yang bermakna bagi siswa. Belajar di rumah dapat difokuskan pada

    pendidikan kecakapan hidup antara lain mengenai pandemi Covid-19.

    Pembelajaran yang dilasanakan pada sekolah dasar juga menggunakan

    pembelajaran daring/jarak jauh dengan melalui bimbingan orang tua. Menurut

    Isman pembelajaran daring merupakan pemanfaatan jaringan internet dalam

    proses pembelajaran. Dengan pembelajaran daring siswa memiliki keleluasaan

    waktu belajar, dapat belajar kapanpun dan dimanapun. Siswa dapat berinteraksi

    dengan guru menggunakan beberapa aplikasi seperti classroom, video converence,

    telepon atau live chat, zoom maupun melalui whatsapp group.

    Dampak globalisasi yang terjadi pada saat ini membawa masyarakat

    Indonesia melupakan pendidikan karakter bangsa. Padahal, pendidikan karakter

    merupakan suatu pondasi bangsa yang sangat penting dan perlu ditanamkan sejak

    dini kepada anak-anak. Permasalahan yang kini sedang menjadi sorotan

    masyarakat adalah mengenai karakter para penerus bangsa. Karena jika suatu

  • 3

    negara berhasil menjadikan masyarakatnya cerdas dan memiliki keterampilan

    yang unggul tetapi tidak memiliki karakter yang baik maka hal tersebut

    merupakan ketidakberhasilan pengembangan aspek potensi manusia. Lebih lanjut

    Menurut (Salim, 2013:29), karakter yaitu nilai-nilai perilaku manusia yang

    berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia,

    lingkungan dan kebangsaan yang diwujudkan dalam pikiran, sikap, perasaan,

    perkataan dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama,

    budaya dan adat istiadat. (Surahmat, 2013:16), karakter adalah ciri khas

    seseoraang atau sekelompok orang yang mengandung nilai, kemampuan,

    kapasitas moral dan ketegaran dalam menghadapi kesulitan dan tantangan.

    Berbagai pelanggaran yang di timbulkan baik di sekolah maupun diluar

    sekolah menjadikan salah satu bukti nyata bahwa pendidikan kita di Indonesia

    pada saat ini belum sepenuhnya dapat memenuhi harapan masyarakat. Dampak

    dari globalisasi pendidikan yang hanya mengedepankan aspek keilmuan dan

    kecerdasan peserta didik sehingga internalisasi nilai-nilai karakter dalam

    pendidikan melalui beberapa mata pelajaran dianggap masih kurang. Adapun

    aspek moral dan etika sebagai basis pembinaan dan pembentukan karakter dan

    budaya semakin terpinggirkan. Kondisi mental, karakter, budi perkerti dan akhlak

    anak bangsa yang memprihatinkan seperti perilaku menyimpang, prilaku yang

    tidak sesuai dengan norma-norma budi perketi lujur dan perilaku seolah-olah tidak

    ada tatanan hukum positif sesuai dengan tatanan norma budaya bangsa indonesia.

    Disiplin adalah tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada

    berbagai ketentuan dan peraturan. Disiplin sebagai alat pendidikan berarti segala

    peraturan yang harus ditaati dan dilaksanakan. Maksudnya tiada lain untuk

    perbaikan anak didik itu sendiri. Di sekolah, disiplin berarti taat pada peraturan

    sekolah. Seseorang murid dikatakan berdisiplin apabila ia mengikuti peraturan

    yang ada di sekolah. Disini pihak sekolah harus melaksanakan secara adil dan

    tidak memihak. (Basuki, 2007:143) pentingnya disiplin itu sendiri adalah untuk

    perkembangan anak, karena ia memenuhi beberapa kebutuhan tertentu. Dengan

    demikian disiplin memperbesar kebahagiaan dan penyesuaian pribadi dan sosial

    anak (Elizabeth, 1999:83).

  • 4

    Berangkat dari fenomena tersebut bagaimana seorang pendidik yang

    menjadi ujung tombak dalam membetruk karakter siswa di sekolah. Karakter

    dapat dibentuk sesuai dengan kondisi dan keadaan yang dihadapi oleh anak.

    Dimulai dengan memberikan teladan yang baik dalam berperilaku, membiasakan

    melakukan kebaikan, mengajak peserta didik untuk memikirkan tindakan yang

    baik dan bercerita dengan mengambil hikmahnya (Hermana, 2017:22). Karakter

    anak harus dibentuk sedini mungkin, dengan pendidikan yang menyeluruh dapat

    membentuk manusia pembelajar sepanjang hayat yang sejati. Namun pendidikan

    karakter pada peserta didik harus dilakukan secara seimbang baik dalam aspek

    akademik, sosial maupun emosionalnya. Terutama pendidikan karakter di sekolah

    harus terintegras dalam semua mata pelajaran maupun dalam kegiatan-kegiatan

    ekstra kurikuler. Semua guru harus ikut terlibat, memperhatikan dan mendidik

    siswa agar memiliki karakter atau akhlak yang baik yang sesuai dengan dasar

    Negara dan ajaran agama Islam (Koesoema, 2009:137).

    Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakaukan oleh keluarga,

    masyarakat dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, atau latihan

    yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat untuk

    mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peranan dalam berbagai

    lingkungan hidup secara tepat dimasyarakat yang akan datang (Mudyahardjo,

    2011:11). Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting menentukan bagi

    perkembangan dan perwujutan diri individu, terutama bagi pembangunan Bangsa

    dan Negara. Kemajuan suatu kebudayaan bergantung kepada cara kebudayaan

    tersebut mengenali, menghargai, dan memanfaatkan sumber daya manusia dan hal

    ini berkaitan erat dengan kualitas pendidikan yang diberikan kepada anggota

    masyarakat kepada peserta didik

    Pentingnya pendidikan karakter disiplin ini tidak lepas dari munculnya

    beberapa fenomena sosial saat ini, yang di-tunjukkan dengan perilaku yang tidak

    berkarakter serta adanya gejala-gejala yang menandakan tergerusnya karakter

    sebuah bangsa. Perilaku negatif yang muncul dari berbagai kalangan mulai dari

    masyarakat, pelajar, dan kalangan lainnya menunjukkan bahwa karakter yang

    dimiliki masih sangat kurang bahkan lebih cenderung saat ini tidak mempunyai

  • 5

    karakter yang sesuai dalam norma masyarakat. Di dalam pendidikan karakter di

    sekolah, semua pihak harus terlibat, termasuk komponen-komponen pendidikan,

    yaitu isi kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian, penanganan dan

    pengelolaan mata pelajaran, pengelolaan sekolah, pelaksanaan aktivitas atau

    kegiatan ko-kurikuler, pemberdayaan sarana prasarana, pembiayaan, dan ethos

    kerja seluruh warga sekolah/lingkungan.

    Di samping itu, pendidikan karakter disiplin ini dimaknai sebagai suatu

    perilaku warga sekolah yang dalam menyelenggarakan pendidikan harus

    berkarakter. Pendidikan karakter juga diartikan sebagai segala sesuatu yang

    dilakukan guru, yang mampu mempengaruhi karakter peserta didik. Guru

    membantu membentuk watak peserta didik. Hal ini mencakup keteladanan

    bagaimana perilaku guru, cara guru berbicara atau menyampaikan materi,

    bagaimana guru bertoleransi, dan berbagai hal terkait lainnya.

    Dalam upaya membangun karakter didiplin siswa di sekolah dalam

    pembelajaran guru harus menggunakan strategi yang didalamnya tertanam nilai-

    nilai karakter, selain itu adanya dukungan dari orangtua di rumah sebab anak

    banyak menghabiskan waktu di rumah dibanding di sekolah, maka dari itu

    keluarga sangat berpengaruh dalam pembentukan karakter siswa. (Ilahi,

    2013:140) mengemukakan pola asuh orang tua dalam pembentuk karakter anak

    yaitu :

    1) Adanya komunikasi yang menghargai anak sebagai pribadi.

    2) Menaruh perhatian pada perkembangan bakat dan kemandirian anak.

    3) Adanya keteladanan yang baik.

    4) Penanaman kebiasaan disiplin.

    Berdasarkan observasi awal yang di lakukan oleh peneliti pada tanggal

    Senin 13 April 2020 mengenai strategi guru dalam membangun karakter disiplin

    siswa dalam pembelajaran daring di SDN 165 Catur Rahayu Kecamatan Dendang

    telah melakukan berbagai tindakan untuk dapat mengembangkan pendidikan

    karakter disiplin siswa melalui pengembangan pendidikan yang sesuai dengan

    tujuan, visi dan misi sekolah namun dirasa masih perlu dilakukan perbaikan, hal

  • 6

    ini didasarkan atas beberapa permasalahan yang muncul baik dari diri siswa,

    orang tua maupun dari pihak sekolah.

    Pertama, Permasalahan kenakalan, pelanggaran, perilaku negatif dan

    perilaku yang menyimpang yang melanggar aturan-aturan disiplin sekolah

    maupun aturan yang melanggar norma agama yang tidak sesuai dengan Tujuan,

    Visi dan Misi sekolah masih banyak dilakukan oleh para siswa yang ada di SDN

    165 Catur rahayu.

    Kedua, Kurang adanya sinergitas antara orang tua wali murid dan guru

    dalam penanganan permasalahan siswa, sehingga siswa yang kelihatannya

    dirumah sangat penurut kepada kedua orang tuanya, tanpa diketahui disekolahpun

    selalu bermasalah. Selain itu orang tua kurang bisa memberikan perhatian dan

    pengawasan terhadap putra-putrinya, dimana mereka saatnya terpenuhi sebagai

    tugas-tugas perkembangannya, namun orang tua terkadang terlalu sibuk dengan

    urusan pekerjaan ataupun terlalu percaya dengan keberadaan putaputrinya.

    Ketiga, Kurang adanya kekompakan dan kerjasama diantara guru yang ada

    di sekolah sehingga penanganan terhadap siswa yang bermasalah kurang

    maksimal, guru hanya sekedar memenuhi tugas tanggung jawabnya sebagai guru

    yaitu mengajar, kurang adanya rasa kepedulian untuk dapat mewujudkan tujuan,

    visi, dan misi sekolah.

    Melihat fakta dan feomena diatas menunjukkan bahwa kurangnya karakter

    disiplin pada siswa. Guru sebagai orangtua kedua disekolahan memiliki tanggung

    jawab membentuk dan mengembangkan karakter pada siswa, terutama karakter

    disiplin karena untuk mengembangkan potensi siswa.

    Berdasarkan latar belakang diatas peneliti akan membahas tentang

    pembentukan karakter disiplin yang ada disekolah dasar. Melihat dari sikap

    karakter siswa kelas II dalam mengikuti pembelajaran di SDN 165 Catur

    Rahayu Kecamatan Dendang, strategi dan usaha guru dalam membentuk

    karakter disiplin siswa sangatlah penting. Maka dari itu, penulis bermaksud

    untuk melakukan penelitian dalam bentuk skripsi dengan judul “Strategi Guru

    Dalam Membentuk Karakter Disiplin Siswa Kelas II Pada pembelajaran

    Daring di SDN 165 Catur Rahuyu Kecamatan Dendang”.

  • 7

    B. Fokus Penelitian

    Adapun aspek-aspek yang menjadikan fokus penelitian ini meliputi: Aspek

    Strategi Guru Maupun Kendala Guru Dalam Membangun Karakter Disiplin,

    Siswa Kelas II Dalam Pembelajaran Daring Di SDN 165 Catur Rahuyu

    Kecamatan Dendang.

    C. Rumusan Masalah

    Berdasarkan paparan dan latar belakang yang telah di kemukakan diatas,

    maka rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :

    1. Bagaimana strategi yang di lakukan oleh guru dalam membangun karakter

    disiplin siswa kelas II dalam pembelajaran daring di SDN 165 Catur Rahayu

    Kecamatan Dendang ?

    2. Apa saja kendala yang di hadapi guru dalam membangun karakter disiplin

    siswa kelas II dalam pembelajaran daring di SDN 165 Catur Rahayu

    Kecamatan Dendang ?

    3. Bagaimana Solusi yang dilakukan oleh guru dalam membangun karakter

    disiplin siswa kelas II dalam pembelajaran daring di SDN 165 Catur

    Rahayu Kecamatan Dendang ?

    D. Kegunaan Penelitian

    Adapun tujuan penelitian dalam skripsi ini adalah sebagai berikut :

    1. Untuk mengetahui bagaimana strategi yang di lakukan oleh guru dalam

    membangun karakter disiplin siswa kelas II dalam pembelajaran daring di

    SDN 165 Catur Rahayu Kecamatan Dendang ?

    2. Untuk mengetahui apa saja kendala yang di hadapi guru dalam membangun

    karakter disiplin siswa kelas II dalam pembelajaran daring di SDN 165

    Catur Rahayu Kecamatan Dendang ?

    3. Untuk Mengetahui bagaimana Solusi yang dilakukan oleh guru dalam

    membangun karakter disiplin siswa kelas II dalam pembelajaran daring di

    SDN 165 Catur Rahayu Kecamatan Dendang ?

  • 8

    E. Manfaat Penelitian

    Penelitian yang dilaksanakan di SDN 165 Catur Rahayu Kecamatan

    Dendang diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut:

    1. Manfaat Teoritis

    a. Hasil penelitian ini, diharapkan dapat dijadikan salah satu karya yang

    mendorong untuk meningkatan pengetahuan keilmiahan peneliti.

    b. Hasil penelitian ini, dapat digunakan pembaca sebagai sumber

    informasi bahan bacaan dan referensi untuk pengembangan penelitian

    selanjutnya.

    c. Hasil penelitian ini, dapat di jadikan salah satu sumber bahan

    referensi dalam melatih kecerdasan emosional siswa sekolah dasar

    pada umumnya.

    2. Manfaat Praktis

    a. Bagi lembaga (sekolah)

    Bagi sekolah, Bagi lembaga pendidikan yang bersangkutan akan

    memperoleh umpan balik yang nyata dan sangat berguna sebagai

    bahan evaluasi demi keberhasilan di masa mendatang.

    b. Bagi guru

    Bagi guru yaitu sebagai masukan mengenai strategi dalam membentuk

    karakter disiplin siswa.

    c. Bagi peserta didik

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan upaya

    dalam membentuk karakter disiplin peseerta didik, sehingga dapat

    mengubah perolehan peningkatan yang maksimal.

    d. Bagi peneliti

    Sebagai sarana untuk mengintegrasikan keterampilan dan

    pengetahuan. Serta untuk salah satu persyaratan mencapai gelar

    sarjana stara satu (S1), dalam bidang pendidikan guru Madrasah

    Ibtidaiyah di Fakultas Tarbiyah dan keguruan UIN Sultan Tahaha

    Saipudin Jambi.

  • 9

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Pengertian Strategi

    Secara umum, strategi dapat diartikan sebagai suatu upaya yang dilakukan

    oleh seseorang atau organisasi untuk sampai pada tujuan. Dalam Kamus Besar

    Bahasa Indonesia, strategi adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk

    mencapai sasaran khusus (yang diinginkan).

    Istilah strategi mula-mula dipakai di kalangan militer dan diartikan sebagai

    seni dalam merancang (operasi) peperangan, terutama yang erat kaitannya dengan

    gerakan pasukan dan navigasi ke dalam posisi perang yang dipandang paling

    menguntungkan untuk memperoleh kemenangan. Penetapan strategi tersebut

    harus didahului oleh analisis kekuatan musuh yang meliputi jumlah personal,

    kekuatan persenjataan, kondisi lapangan, posisi musuh, dan sebagainya. Dalam

    perwujudannya, strategi itu akan dikembangkan dan dijabarkan lebih lanjut

    menjadi tindakan-tindakan nyata dalam medan pertempuran (Abu Ahmadi,

    1997:11)

    Dewasa ini istilah strategi banyak dipinjam oleh bidang-bidang ilmu lain,

    termasuk bidang ilmu pendidikan. Dalam kaitannya dengan belajar mengajar,

    pemakaian istilah strategi dimaksudkan sebagai daya upaya guru dalam

    menciptakan suatu sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses

    mengajar. Maksudnya agar tujuan pengajaran yang telah dirumuskan dapat

    tercapai secara berdaya guna dan berhasil guna, guru dituntut memiliki

    kemampuan mengatur secara umum komponen- komponen pengajaran

    sedemikian rupa sehingga terjalin keterkaitan fungsi antar komponen pengajaran

    dimaksud. Dengan rumusan lain, dapat juga dikemukakan bahwa strategi berarti

    pilihan pola kegiatan belajar mengajar yang diambil untuk mencapai tujuan secara

    efektif. Untuk melaksanakan tugas secara profesional, guru memerlukan wawasan

    yang mantap tentang kemungkinan-kemungkinan strategi belajar mengajar yang

    sesuai dengan tujuan belajar yang telah dirumuskan, baik dalam arti efek

    instruksional (tujuan belajar yang dirumuskan secara eksplisit dalam proses

  • 10

    belajar mengajar), maupun dalam arti efek pengiring (hasil ikutan yang didapat

    dalam proses belajar mengajar, misalnya kemampuan berpikir kritis, kreatif, sikap

    terbuka setelah siswa mengikuti diskusi kelompok kecil dalam proses belajarnya).

    Menurut Masnur Muslich, strategi dasar arti setiap usaha meliputi empat

    masalah yaitu: (Masnur, 2011:4)

    1. Pengindentifikasian dan penetapan spesifikasi dan kualifikasi hasil

    yang harus dicapai dan menjadi sasaran usaha tersebut, dengan

    mempertimbangkan aspirasi masyarakat yang memerlukannya.

    2. Pertimbangan dan pemilihan pendekatan utama yang ampuh untuk

    mencapai sasaran.

    3. Pertimbangan dan penetapan langkah-langkah yang ditempuh sejak

    awal sampai akhir.

    4. Pertimbangan dan penetapan tolak ukur dan ukuran baku yang akan

    digunakan untuk menilai keberhasilan usaha yang dilakukan.

    Kalau diterapkan dalam konteks pendidikan, keempat strategi dasar

    tersebut bisa diterjemahkan menjadi:

    1) Mengidentifikasikan serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi

    perubahan tingkah laku dan kepribadian peserta didik sebagaimana

    yang diharapkan.

    2) Memilih sistem pendekatan belajar mengajar berdasarkan aspirasi

    dan pandangan hidup masyarakat.

    3) Memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik belajar

    mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat

    dijadikan pegangan oleh para guru dalam kegiatan belajarnya.

    4) Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan dan

    kriteria dan standar keberhasilan sehingga dapat dijadikan pedoman

    oleh guru dalam melakukan evaluasi hasil kegiatan belajar mengajar,

    yang selanjutnya menjadi umpan balik bagi penyempurnaan sistem

    instruksional yang bersangkutan secara keseluruhan.

    Joni perpendapat bahwa yang dimaksud dengan strategi adalah suatu

    prosedur yang digunakan untuk memberikan suasana yang konduktif kepada

  • 11

    siswa dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Adapun ciri-ciri strategi

    menurut Stoner dan Sirait adalah sebagai berikut: (Hamdani, 2011:18)

    1. Wawasan waktu, meliputi cakrawala waktu yang jauh kedepan, yaitu

    waktu yang diperlukan untuk melaksakan kegiatan tersebut dan

    waktu yang diperlukan untuk mengamati dampaknya.

    2. Dampak. Walaupun dasar akhir dengan mengikuti strategi tertentu

    tidak langsung terlihat untuk jangka waktu lama, dampak akhir akan

    sangat berarti.

    3. Pemusatan upaya. Sebuah strategi yang efektif biasanya

    mengharuskan pemusatan kegiatan, upaya, atau perhatian terhadap

    rentang sasaran yang sempit.

    4. Pola keputusan. Kebanyakan strategi mensyaratkan bahwa sederetan

    keputusan tertentu harus diambil sepanjang waktu. Keputusan-

    keputusan tersebut harus saling menunjang, artinya mengikuti suatu

    pola yang konsisten.

    5. Peresapan. Sebuah strategi mencakup suatu spectrum kegiatan yang

    luas mulai dari proses alokasi sumber daya sampai dengan kegiatan

    operasi harian. Selain itu, adanya konsistensi sepanjang waktu dalam

    kegiatan-kegiatan ini mengharuskan semua tingkatan organisasi

    bertindak secara naluri dengan cara- cara yang akan memperkuat

    strategi.

    Dengan demikian, strategi dapat diartikan sebagai suatu susunan,

    pendekatan, atau kaidah-kaidah untuk mencapai suatu tujuan dengan

    menggunakan tenaga, waktu, serta kemudahan secara optimal.

    B. Pengertian Guru

    Guru merupakan pendidik propesional dengan tugas utama mendidik,

    mengajar, membimbing, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada

    jalur pendidik formal (Supriyadi, 2015:11). Guru disebut juga pendidik dan

    pengajar, tetapi kita tahu tidak semua pendidik adalah guru, sebab guru adalah

    suatu jabatan profesional yang pada hakikatnya memerlukan persyaratan

  • 12

    keterampilan teknis dan sikap kepribadian tentu yang semuanya itu dapat

    diperolah melalui proses belajar mengajar dan latihan, sebagai mana pendapat

    mengatakan bahwa: “seorang pendidik profesional adalah seorang yang memiliki

    pengetahuan, keterampilan dan sikap profesional yang mampu dan setia

    mengembangkan profesinya, menjadi anggota organisasi professional pendidikan

    memegang teguh kode etik profesinya, ikut serta dalam mengkomunikasikan

    usaha pengembangan profesi bekerja sama dengan profesi yang lain”(Roestiyah

    NK, 2006:175).

    Guru adalah seorang yang diserahi tanggung jawab sebagai pendidik

    dilingkungan sekolah (Parwanto, 1997:138). secara umum, guru adalah seorang

    pendidik dan guru di sekolah-sekolah pendidik anak usia dini atau pendidikan

    formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Menjadi seorang pendidik

    harus memiliki kualifikasi akademik dan kopetensi sebagai agenda pembelajaran

    sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujutkan tujuan

    pendidikan nasional (E. Musyasa, 2003:8).

    Guru adalah sosok yang digugu dan ditiru. Digugu artinya diindahkan atau

    dipercayai. Sedangkan ditiru artinya dicontoh atau diikuti dan ditelusuri dari 14

    bahasa asalnya, Sanskerta, kata “guru” adalah gabungan dari kata gu dan ru. Gu

    artinya kegelapan, kejumudan atau kekelaman. Sedangkan ru artinya melepaskan,

    menyingkirkan atau membebaskan. Jadi guru adalah manusia yang “berjuang”

    terus-menerus dan secara gradual, untuk melepaskan manusia dari kegelapan

    (Aziz, 2012:19).

    Guru adalah semua orang ada disekolah yang bertanggung jawab dalam

    pendidikan terhadap murid-murid. Istilah guru yang digunakan terkait dengan

    kepala sekolah, pengawas/inspektur serta tenaga kependidikan lainnya (Hosein,

    2014:52).

    Guru yaitu seseorang yang berusaha membimbing siswa agar dapat

    menemukan berbagai potensi yang dimilikinya, membimbing siswa agar dapat

    mencapai dan melaksanakan tugas-tugas perkembangan mereka, sehingga dengan

    ketercapaian itu ia dapat tumbuh dan berkembang sebagai individu yang mandiri

    dan produktif, (Rahman, 2014:114).

  • 13

    Guru adalah sebagai pendidik, pembuka mata hati manusia dan merupakan

    hal penting di kala gelap serta penghibur di kala duka. Menghormati guru adalah

    merupakan sikap terima kasih dan perbuatan ini telah dilakukan oleh para ulama

    terdahulu kepada guru-guru mereka (Abdurrahman, 2016:187). Guru yaitu

    seseorang yang berusaha membimbing santri/siswanya dalam proses

    pembelajaran agar mereka dapat menemukan berbagai potensi yang ada pada diri

    mereka.

    Sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Undang-undang Republik

    Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen. Singkatnya: empat

    kompetensi tersebut adalah suatu keharusan yang mau tidak mau harus dimiliki

    oleh guru . kompetensi tersebut antara lain (Enar Ratriany, 2015:29):

    1. Kompetensi pedagogik.

    Kompetensi ini menitik-beratkan pada penguasaan materi

    pembelajaran secara luas dan mendalam yang meliputi beberapa aspek

    mendasar. Hal ini sangat penting agar guru benar-benar profesional

    dalam menjalankan amanahsebagai pendidik. Di antanya adalah:

    a. Kenalilah karakteristik anak didik

    Guru profesional harus mengetahui semua karakteristik anak

    didiknya. Seperti kebiasaan,tingkat kecerdasan IQ, maupun sikap

    dan aspek psikilogis anak. Pengenalan karakter ini akan

    membantu guru dalam mengambil sikap dalam proses

    pembelajaran. Dengan begitu, guru akan bijak dalam bersikap.

    Karena faktanya, tiap anak didik memiliki karakter dan tabiat

    yang berbeda- beda, terutama kecenderungan anak dalam

    menangkap materi pelajaran

    b. Menguasai teori pembelajaran

    Sebagai guru, penguasaan teori/materi pembelajaran mutlak

    diperlukan. Jangan sampai guru terlihat bingung dan linglung

    ketika masuk kelas karena mentahnya penguasaan materi. Selain

    itu, penguasaan materi menjadi salah satu indikator

    profesionalisme seorang guru dalam memikul tanggung jawab.

  • 14

    c. Mampu mengembangkan kurikulum

    Tidak sebatas mengajar, guru harus pula mengembangkan materi

    yang diajarkan. Sebab, dari tahun ke tahun, kurikulum dalam

    dunia pendidikan selalu bergerak dinamis. Bila tidak siap, tidak

    menutup kemungkinan guru akan merasa kebingungan dan

    terkesan tidak mengikuti perkembangan. Maka sebab itulah, guru

    harus bisa berinovasi dan bisa mengembangkan kurikulum

    didalam kelas agar proses belajar-mengajar tidak monoton.

    d. Memahami dan mengembangkan potensi peserta didik

    Sebenarnya, banyak anak-anak cerdas yang tidak bisa

    berkembang. Kecerdasan mereka stagnan, dan bahkan tidak

    sedikit yang awalnya cerdas berbalik menjadi tidak cerdas.

    Pertanyaannya: salah siapa. Sebagai guru, jelas tidak bijak bila

    menimpakan seluruh kesalahan pada peserta didik. Nah, itulah

    tugas berat yang nangkring dipundak guru. Singkatnya: guru tidak

    cukup hanya mengajar tetapi harus pula memahami dan mampu

    mengembangkan potensi besar yang tersembunyi dari peserta

    didik.

    e. Kegiatan pembelajaran yang mendidik

    Sejatinya, pendidikan merupakan proses mendidik anak agar bisa

    menjadi pribadi yang terdidik dan lebih cerdas. Tapi nyatanya,

    tidak jarang proses belajar-mengajar di dalam kelas tidak berjalan

    efektif karena guru tidak bisa mendidik dengan benar. Oleh Karen

    itu, guru harus terus belajar agar bisa menjadi pendidik yang

    berkompeten dalam menggembleng anak didik dengan kualitas

    dan kecerdasan yang santun.

    f. Penilaian dan evaluasi pembelajaran

    Sebagai tugas selanjutnya, guru harus memberikan penilaian dan

    evaluasi hasil pembelajaran anak didik. Artinya, guru tidak hanya

    memberikan pelajaran, tapi juga harus melakukan evaluasi. Ini

    penting, karena dengan begitu, guru bisa mengetahui secara detail

  • 15

    dan gamblang bagaimana perkembangan anak didik di dalam

    kelas.

    2. Kompetensi kepribadian

    Kompetensi ini mencakup kemampuan kepribadian yang dimiliki

    seorang guru. Semua orang, jelas memiliki kepribadian yang berbeda-

    beda, dan itu merupakan fitrah sebagai manusia. Tapi, bagaimana pun

    juga, guru tetap harus memiliki standar kepribadian yang paten.

    Kepribadian ini yang nantinya akan ditiru anak didik ketika diruang

    kelas maupun dalam ranah kehidupan sosial. Kompetensi kepribadian

    itu mancakup pula sifat arif, bijaksana, wibawa, dan akhlak mulia

    seorang guru.

    3. Kompetensi professional

    Kompetensi ini mencakup penguasaan materi pembelajaran secara

    luas dan mendalam. Keberhasilan kompetensi ini bisa dilihat dari

    sejauh mana kemampuan guru dalam mengikuti perkembangan ilmu

    yang selalu dinamis. Maka bersikaplah profesional dalam mengajar di

    dalam ruangan kelas. Anda harus memahami konsep, sturuktur, dan

    metode mengajar di dalam ruangan kelas. Materi yang anda ajarkan

    harus sama dengan materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah.

    Anda harus mampu menerangkan materi dengan gaya santai dan tidak

    monoton, agar anak didik bisa menangkap apa yang anda katakana

    dengan sempurna.

    4. Kompetensi sosial

    Kompetensi sosial bisa dilihat dari bagaimana seorang guru

    berkecimpung dalam kancah sosial dan bekerja sama dengan peserta

    didik atau pun dengan guru-guru lainnya. Kompetensi sosial yang

    harus dikuasai guru, meliputi: cara berkomunikasi secara lisan

    maupun tulisan; cara menggunakan teknologi komunikasi dan

    informasi secara fungsional; bergaul secara efektif dengan peserta

    didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtua/wali peserta

    didik; dan bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar.

  • 16

    Semuanya harus dilakukan dengan seimbang agar semua bisa berjalan

    lancar dan anda bisa menjalankan tugas dengan baik dan sempurna

    Jadi hal ini penulis mengambil kesimpulan, guru adalah sosok pigur dan

    pembimbing bagi siswa untuk mebentuk kecerdasan emosional anak demi

    tercapinya suatu pendidikan yang bertarap nasional.

    C. Fungsi dan Peranan Guru

    Guru dalam menjalankan profesionalitasnya memiliki tugas kemanusiaan,

    artinya guru harus mampu menanamkan nilai-nilai kemanusiaan kepada anak

    didik seperti dijelaskan oleh Usman (Abu Bajar, 2009:19). Bahwa tugas

    kemanusiaan guru meliputi penanaman nilai moral kepada anak didik, dan

    menjadi orang tua kedua siswa dan siswinya. Menanamkan nilai-nilai

    kemanusiaan kepada anak didik seperti ahlak, budi pekerti, dan sikap

    kesetiakawanan sosial dan menempatkan diri sebagai orang tua kedua berarti

    memahami jiwa dan watak anak didik (Jejen Musfah, 2015:52).

    Dalam konteks proses pendidikan di sekolah guru memiliki tugas untuk

    mendidik, mengajar, dan melatih. menjelaskan tugas guru tersebut: (Abu Bakar,

    2009:9)

    1. Mendidik berarti menanamkan, meneruskan, dan mengembangkan

    nilai-nilai hidup kepada anak didik ( nilai-nilai agama dan budaya).

    2. Melatih berarti membekali anak didik agar memiliki keterampilan

    sebagai bekal dalam kehidupannya.

    3. Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan

    dan teknologi.

    Masih ada sementara orang yang berpendapat, bahwa peranan guru hanya

    mendidik dan mengajar saja. Pandangan modern yang dikemukakan oleh Adams

    & Dickey bahwa peran guru sangat luas, meliputi (Oemar Hamalik, 2014:123):

    1. Guru sebagai pengajar (teacher as instructor)

    Guru bertugas memberikan pengajaran di dalam sekolah (kelas). Ia

    meyampaikan pelajaran agar murid memahami dengan baik semua

    pengetahuan yang telah disampaikan itu. Selain itu juga berusaha agar

  • 17

    terjadi perubahan sikap, keterampilan, kebiasaan, hubungan sosial,

    apersiasi, dan sebagainya melaluli pengajaran yang diberikannya.

    2. Guru sebagai pembimbing (teacher as counsellor)

    Guru berkewajiban memberikan bantuan kepada murid agar mereka

    mampu menemukan masalah sendiri, memecahkan masalahnya

    sendiri, mengenal diri sendiri, dan meyesuaikan diri dengan

    lingkungannya. Murid- murid membutuhkan bantuan guru dalam hal

    mengatasi kesulitan-kesulitan pribadi, kesulitan pendidikan, kesulitan

    memilih perkerjaan, kesulitan dalam hubungan sosial dan

    interpersonal.

    3. Guru sebagai ilmuan (teacher as scientist)

    Guru dipandang sebagai orang yang paling berpengetahuan. Dia

    bukan hanya berkewajiban meyampaikan pengetahuan yang

    dimilikinya kepada murid, tetapi juga berkewajiban mnegmbangkan

    pengetahuan itu dan terus-menerus memupuk pengetahuan yang telah

    dimilikinya.

    4. Guru sebagai pribadi (teacher as person)

    Sebagai pribadi setiap guru harus memiliki sifat-sifat yang disenangi

    oleh murid-muridnya, oleh orang tua, dan oleh masyarakat. Sifat-sifat

    itu sangat di perlukan agar dia dapat melaksanakan pengajaran secara

    efektif. Karena itu guru wajib berusaha memupuk sifat-sifat

    pribadinya sendiri (internal) dan mengembangakan sifat-sifat pribadi

    yang disenangi oleh pihak luar (eksternal).

    D. Strategi Guru Dalam Mendisplikan Peserta Didik

    Tugas guru dalam pembelajaran tidak terbatas pada penyampaian materi

    pembelajaran, tetapi lebih dari itu, guru harus membentuk kompetensi dan

    peribadi peserta didik. Oleh karena itu, guru harus senantiasa mengawasi perilaku

    peserta didik, terutama pada jam-jam sekolah, agar tidak terjadi penyimpangan

    perilaku atau tindakan yang indisiplin.Untuk kepentingan tersebut, dalam rangka

    mendisiplinkan peserta didik guru harus mampu menjadi pembimbing, contoh

  • 18

    atau teladan, pengawas, dan pengendali seluruh perilaku peserta didik.

    Sebagai pembimbing, guru harus berupaya untuk membimbing dan

    mengarahkan perilaku peserta didik ke arah yang positif, dan menunjukkan

    pembelajaran. Sebagai contoh atau teladan, guru harus memperlihatkan perilaku

    disiplin yang baik kepada peserta didik, karena bagaimana peserta didik akan

    berdisiplin kalau gurunya tidak menunjukkan sikap disiplin. Sebagai pengendali,

    guru harus mampu mengendalikan seluruh perilaku peserta didik di sekolah.

    Dalam hal ini guru harus mampu secara efektif menggunakan alat pendidikan

    secara tepat waktu dan tepat sasaran, baik dalam memberikan hadiah maupun

    hukuman terhadap peserta didik.

    Menurut Reisman and Payne cara-cara dan strategi guru untuk

    mendisiplinkan peserta didik sebagai berikut:

    1. Konsep diri (self-concept), untuk menumbuhkan konsep diri guru

    disarankan bersikap empatik, menerima, hangat, dan terbuka,

    sehingga peserta didik dapat mengeksplorasikan pikiran dan

    perasaannya dalam memecahkan masalah.

    2. Keterampilan berkomunikasi (communication skills), guru harus

    memiliki keterampilan komunikasi yang efektif agar mampu

    menerima semua perasaan dan mendorong timbulnya kepatuhan

    peserta didik.

    3. Konsekuensi-konsekuensi logis dan alami (natural and logical

    consequences), perilaku-perilaku yang salah terjadi karena peserta

    didik telah mengembangkan kepercayaan yang salah terhadap dirinya.

    Untuk itu guru disarankan a). Menunjukkan secara tepat tujuan

    perilaku yang salah sehingga membantu peserta didik dalam

    mengatasi perilakunya dan b). Memanfaatkan akibat-akibat logis dan

    alami dari perilaku yang salah.

    4. Klarifikasi nilai (values clarification) hal ini dilakukan untuk

    membantu peserta didika dalam menjawab perantanyannya sendiri

    tentang niali-nilai dan membentuk sistem nilai sendiri.

    5. Analisis transaksional (transactional analysis), disarankan agar guru

  • 19

    bersikap dewasa, terutama apabila berhadapan dengan peserta didik

    yang mengahadapi masalah.

    6. Terapi realitas (reality therapy), guru bersikap posotof dan

    bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan sekolah dan melibatkan

    peserta didik secara optimal dalam pembelajaran.

    7. Disiplin yang terintregasi (assertive discipline), guru harus mampu

    mengendalikan,mengembangkan dan mempertahankan peraturan, tata

    tertib sekolah termasuk pemanfaatan papan tulis untuk menuliskan

    nama-nama peserta didik yang berperilaku menyimpang.

    8. Modifikasi perilaku (behavior modification), guru harus menciptakan

    iklim pembelajaran yang kondusif, yang dapat memodifikasi perilaku

    peserta didik.

    9. Tantangan bagi disiplin (dare to discipline), guru harus

    cekatan,terorganisasi, dan tegas dalam mengendalikan disiplin peserta

    didik.

    E. Pengertian Pembelajaran Daring

    Pembelajaran diselenggarakan sebagai upaya untuk meningkatkan

    kemampuan berpikir peserta didik, kemampuan mengkontruksi pengetahuan baru,

    dan kemampuan menguasai materi pelajaran dengan baik. Pembelajaran perlu

    didesain dengan baik, karena melibatkan interaksi peserta didik, pendidik (guru)

    dan sumber belajar pada sebuah lingkungan belajar.

    Pembelajaran diselenggarakan dengan tujuan untuk membantu peserta didik agar

    dapat belajar dengan sebaik-baiknya. Tidak dapat dipungkiri bahwa seiring

    perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka penerapan pembelajaran

    juga mengalami perubahan.

    Daring merupakan singkatan dari “dalam jaringan” sebagai pengganti

    kata online yang sering kita gunakan dalam kaitannya dengan teknologi internet.

    Daring adalah terjemahan dari istilah online yang bermakna tersambung ke dalam

    jaringan internet. Daring adalah suatu sistem pembelajaran yang digunakan ialah

    sebagai sarana ialah sebagai proses belajar mengajar yang dilaksanakan tanpa

  • 20

    harus bertatap muka dengan secara langsung antara pendidik dengan siswa/i .

    (Setiawan, 2018:79)

    Jadi Maksud dari Pembelajaran daring artinya adalah pembelajaran yang

    dilakukan secara online, menggunakan aplikasi pembelajaran maupun jejaring

    sosial.

    F. Ciri-Ciri Pembelajaran Daring

    Pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang dilakukan tanpa

    melakukan tatap muka, tetapi melalui platform yang telah tersedia. Segala bentuk

    materi pelajaran didistribusikan secara online, komunikasi juga dilakukan secara

    online, dan tes juga dilaksanakan secara online. Daring juga menyatakan kondisi

    pada suatu alat perlengkapan atau suatu unit fungsional. Sebuah kondisi dikatakan

    daring apabila memenuhi beberapa persyaratan sebagai berikut :

    1. Di bawah pengendalian langsung dari alat yang lainnya.

    2. Di bawah pengendalian langsung dari sebuah sistem.

    3. Tersedia untuk penggunaan segera atau real time.

    4. Tersambung pada suatu sistem dalam pengoperasiannya

    5. Bersifat fungsional dan siap melayani.

    Selama pelaksanaan pembelajaran daring, peserta didik memiliki keleluasaan

    waktu untuk belajar. Peserta didik dapat belajar kapan pun dan dimana pun, tanpa

    dibatasi oleh ruang dan waktu. Peserta didik juga dapat berinteraksi dengan guru

    pada waktu yang bersamaan, seperti menggunakan video call atau live

    chat. Pembelajaran daring dapat disediakan secara elektronik menggunakan forum

    atau message.

    G. Pengertian Karakter

    Secara etimologis, kata karakter (Inggris: character) derasal dari bahasa

    Yunani (Greek), yaitu eharassein yang berarti “to engrave” yang dapat

    diterjemahkan menjadi mengukir, memahatkan, atau menggoreskan dalam

    menerapkan pendidikan karakter di sekolah. (Suyadi, 2012:21)

    Dalam bahasa inggris, karakter disebut juga dengan istilah character yang

    berarti mengukir, melukis, memahatkan, atau menggoreskan. Karakter menurut

  • 21

    kamus besar bahasa Indonesia adalah sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti

    yang dapat membedakan seseorang dengan yang lain. Merujuk pada pengertian

    kebahasaan dalam kamus bahasa Indonesia tersebut, karakter dapat di pahami

    sebagai huruf, angka, ruang, symbol khusus yang dapat dimunculkan pada layar

    dengan papan ketik. Artinya, orang yang berkarakter adalah orang yang

    berpribadian, berprilaku, bersifat, bertabiat, atau berwatak.

    Disamping karakter dapat dimaknai secara etimologis, karakter juga dapat

    dimaknai secara terminologis, Thomas Lickona, sebagai di kutip Marzuki

    mendefinisikan karakter sebagai, “ A reliable inner disposition to respond to

    situations in a morally good way”.

    Dalam pendidikan karakter, lickona menekankan pentingnya tiga komponen

    karakter yang baik (components of good character), yaitu (Mansur, 2011:133).

    moral knowing atau pengetahuan tentang moral, moral feeling atau perasaan

    tentang moral, dan moral action atau perbuatan moral. Hal ini diperlukan agar

    anak mampu memahami, merasakan dan mengerjakan sekaligus nilai-nilai

    kebijakan.

    Moral knowing merupakan hal yang penting untuk diajarkan, moral

    knowing ini terdiri dari enam hal, yaitu: 1) moral awareness (kesadaran moral), 2)

    knowing moral values (mengetahui nila-nilai moral), 3) perspective taking

    (mengambil sikap pandangan), 4) moral reasoning (memberikan penalaran

    moral), 5) decision making (membuat keputusan), dan 6) self knowledge

    (menjadikan pengetahuan sebagai miliknya.

    Moral feeling adalah aspek yang lain yang harus ditanamkan kepada anak

    yang merupakan sumber energi dari manusia untuk bertindak sesuai dengan

    prinsip-prinsip moral. Terdapat enam hal yang merupakan aspek emosi yang

    harus mampu dirasakan oleh seseorang untuk menjadi manusia yang berkarakter,

    yakni: 1) conscience (nurani/suara hati), 2) self esteem (harga diri), 3)

    empathy(empati), 4) loving the good (mencintai kebenaran), 5) self control

    (pengendalian diri), dan 6) humility (kerendahan hati).

    Moral action adalah bagaimana membuat pengetahuan moral dapat

    diwujudkan menjadi tindakan nyata. Berbuatan tindakan moral ini merupakan

  • 22

    hasil (outcome) dari komponen karakter lainnya. Ada tiga aspek yang menjadi

    indikator dari moral action, yaitu: 1) competence (kompetensi), 2) will

    (keinginan), dan 3) habit (kebiasaan).

    Karakter dapat juga diartikan sama dengan akhlak dan budi pekerti,

    sehingga karakter bangsa identik dengan akhlak bangsa atau budi pekerti bangsa.

    Bangsa yang berkarakter adalah bangsa yang berakhlak dan berbudi pekerti,

    sebaliknya bangsa yang tidak berkarakter adalah bangsa yang tidak mempunyai

    akhlak atau budi pekerti atau juga tidak mempunyai standar norma dan prilaku

    yang baik.

    Dari pengertian secara etimologi maupun terminologis di atas dapat

    disimpulkan bahwa karakter merupakan nilai-nilai universal perilaku manusia

    yang meliputi seluruh aktivitas kehidupan, baik berhubungan dengan tuhan, diri

    sendiri, sesama manusia, maupun dengan lingkungan, yang terwujud dalam

    pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma

    agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat.

    H. Jenis-Jenis Karakter

    Menurut Rohinah. dalam buku (mengembangkan karakter anak secara

    efektif di sekolah dan rumah) bahwa dalam pendidikan karakter, terdapat enam

    nilai etika utama (core ethical values) seperti yang tertuang dalam deklarasi aspek

    yaitu meliputi), (1) dapat dipercaya (trustworthy) seperti sifat jujur (honesty) dan

    integritas (integrity), (2) memperlakukan orang lain dengan hormat (treats people

    with respect), (3) bertanggung jawab (responsible), (4) adil (fair), (5) kasih

    sayang (caring), dan (6) warga Negara yang baik (good citizen). (Rohinah,

    2012:35)

    Lebih lanjut, sumantri menjelaskan beberapa esensi nilai karakter yang

    dapat dieksplorasi, diklarifikasi, dan direalisasikan melalui pembelajaran baik

    dalam intra dan ekstakurikuler antara lain sebagai berikut. (Kemendiknas. :2010).

    Sementara dalam persepsi kemendiknas terdapat 18 nilai karakter yang

    tertuang dalam buku pengembangan pendidikan dan budaya dan karakter bangsa

    yang disusun kementerian pendidikan nasional melalui badan penelitian dan

  • 23

    pengembangan pusat kurikulum (Suyadi, 2012:24) :

    1. Religious, yakni ketaatan dan kepatuhan dalam memahami dan

    melasanakan ajaran agama (aliran kepercayaan) yang dianut,

    termasuk dalam hal ini adalah sikap toleran terhadap pelaksanaan

    ibadah agama (aliran kepercayaan) lain, serta hidup rukun dan

    berdampingan.

    2. Jujur, yakni sikap dan prilaku yang mencerminkan kesatuan antara

    pengetahuan, perkataan dan perbuatan (mengetahui yang benar,

    mengatakan yang benar dan melakukan yang benar) sehingga

    menjadikan orang yang bersangkutan sebagai pribadi yang dapat

    dipercaya.

    3. Toleransi, yakni sikap dan prilaku yang mencerminkan penghargaan

    terhadap perbedaan agama, aliran kepercayaan, suku, adat, bahasa,

    ras, etis, pendapat, dan hal-hal lain yang berbeda dengan dirinya

    secara sadar dan terbuka, serta dapat hidup tenang ditengah perbedaan

    tersebut.

    4. Disiplin, yakni kebiasaan dan tindakan yang konsisten terhadap segala

    bentuk peraturan dan tata tertib yang berlaku.

    5. Kerja keras, yakni prilaku yang menunjukkan upaya secara sungguh-

    sungguh (berjuang hingga titik darah penghabisan) dalam

    menyelesaikan berbagai tugas, permasalahan, pekerjaan, dan lain

    sebagainya dengan sebaik-baiknya.

    6. Kreatif, yakni sikap dan prilaku yang mencerminkan inovasi dalam

    berbagai segi dalam memecahkan masalah, sehingga selalu

    menemukan cara-cara baru bahkan hasil-hasil baru yang lebih baik

    dari sebelumnya.

    7. Mandiri, yakni sikap dan prilaku yang tidak tergantung pada orang

    lain dalam menyelesaikan berbagai tugas maupun persoalan. Akan

    tetapi, hal ini bukan berarti tidak boleh kerja sama secara kolaboratif,

    melainkan tidak boleh melemparkan tugas dan tanggung jawab kepada

  • 24

    orang lain.

    8. Demokrasi, yakni sikap dan cara berpikir yang mencerminkan

    persamaan hak dan kewajiban secara adil dan merata antara dirinya

    dan orang lain.

    9. Rasa ingin tahu, yakni cara berpikir, sikap dan prilaku yang

    mencerminkan penasaran dan keingintahuan terhadap segala hal yang

    dilihat, didengar, dan dipelajari secara mendalam.

    10. Semangat kebangsaan atau nasionalisme, yakni sikap dan tindakan

    yang menempatkan kepentingan bangsa dan Negara diatas

    kepentingan pribadi atau idividu dan golongan.

    11. Cinta tanah air, yakni sikap dan prilaku yang mencerminkan rasa

    bangsa, setia, peduli dan penghargaan yang tinggi terhadap bangsa,

    budaya, ekonomi, politik dan lain sebagainya sehingga tidak mudah

    menerima tawaran bangsa lain yang dapat merugikan bangsa sendiri.

    12. Menghargai prestasi, yakni sikap terbuka terhadap prestasi orang lain

    serta mengakui kekurangan diri sendiri tanpa mengurangi semangat

    prestasi lebih tinggi.

    13. Komunikasi, senang bersahabat atau proaktif, yakni sikap dan

    tindakan terbuka terhadap orang lain melalui komunikasi yang santun

    sehingga tercipta kerja sama sesara kolaboratif dengan baik.

    14. Cinta damai, yakni sikap dan prilaku yang mencerminkan suasana

    damai, aman, tenang dan nyaman atas kehadiran dirinya dalam

    komunitas atau masyarakat tertentu.

    15. Gemar membaca, yakni kebiasaan dengan tanpa paksaan untuk

    menyelesaikan waktu secara khusus guna membaca berbagai

    informasi, baik buku, jurnal, majalah, Koran, dan lain sebagainya

    sehingga menimbulkan kebijakan bagi dirinya.

    16. Peduli lingkungan, yakni sikap dan tindakan yang selalu berupaya

    menjaga dan melestarikan lingkungan sekitar.

  • 25

    17. Peduli sosial, yakni sikap dan perbuatan yang mencerminkan

    kepedulian terhadap orang lain maupun masyarakat yang

    membutuhkannya.

    18. Tanggung jawab, yakni sikap dan prilaku seseorang dalam

    melaksanakan tugas dan kewajibannya, baik yang berkaitan dengan

    diri sendiri, sosial, masyarakat, bangsa, negara, maupun agama.

    Keseluruhan nilai karakter di atas oleh kemendiknas akan

    diimplementasikan di sekolah/madrasah (SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA/SMK)

    melalui proses pembelajaran di dalam kelas. Bahkan, kemendiknas telah

    merumuskan indikator setiap nilai karakter, baik di tingkat madrasah maupun di

    kelas.

    I. Pengertian Karakter Disiplin

    Kedisiplinan berasal dari kata disiplin yang mendapat awalan ke akhiran –

    an menurut kamus besar bahasa Indonesia disiplin mempunyai arti ketaatan dan

    patuhan pada aturan, tata tertip dan lain sebagainya Disiplin merupakan perasaan

    taat dan patuh terhadap nilai-nilai yang dipercaya termasuk melakukan pekerjaan

    tertentu yang menjadi tanggung jawab.

    Disiplin merupakan pengaruh dirancang membantu anak menghadapi

    lingkungan. Disiplin tumbuh dari kebutuhan menjaga keseimbangan antara

    kecenderungan dan keinginan individu untuk berbuat agar memperoleh suatu,

    dengan pembatasan atau peraturan yang diperlukan oleh lingkungan terhadap

    dirinya (Siri Nam, 2008:35)

    Secara etimologi disiplin berasal dari bahasa Latin yaitu discre yangberarti

    belajar. Kemudian timbul kata disciplina yang berarti pengajaran atau pelatihan.

    Sedangkan disiplin dalam bahasa Inggris disebut disciple yang berarti seseorang

    yang belajar dari atau secara sukarela mengikuti seorang pemimpin seperti

    pengikut atau murid. (Hurlock, 2013:24.)

  • 26

    Dalam al-Quran surat AL-An’am ayat 115 menjelskan mengenai disiplin

    yaitu :

    Sedangkan Al-Qur`ān ini adalah kitab suci yang Kami turunkan dengan

    limpahan berkah yang banyak. Karena Al-Qur`ān ini berisi banyak hal yang

    bermanfaat terkait masalah agama dan dunia. Maka ikutilah apa yang diturunkan

    di dalamnya dan jangan melanggarnya agar kalian mendapatkan kasih sayang-

    Nya.

    Dalam hal ini disiplin diartikan sebagai ketaatan pada peraturan yang

    berlaku. Sedangkan secara terminologis, istilah disiplin mengandung arti sebagai

    keadaan tertib dimana para pengikut itu tunduk dengan senang hati kepada ajaran-

    ajaran yang para pemimpinnya. Orang tua serta guru merupakan pemimpin

    sedangkan anak merupakan murid yang belajar dari mereka cara hidup yang

    menuju ke kehidupan yang berguna dan bahagia. Jadi disiplin merupakan cara

    masyarakat mengajar anak dalam perilaku moral yang disetujui kelompok

    J. Pentingnya karakter Disiplin

    Dalam dunia pendidikan, disiplin menjadi prasyarat dalam pembentukan

    sikap, prilaku dan tata kehidupan. Menurut Elizabeth B. Hurlock dalam bukunya

    “Perkembangan Anak” mengemukakan, bahwa disiplin itu penting untuk

    perkembangan anak, karena disebabkan beberapa hal yaitu: (Minarti :2010

    hal,195).

    a. Disiplin memberi anak rasa aman dengan memberitahukan apa yang

    boleh dan yang tidak boleh dilakukan;

    b. Dengan disiplin membantu anak menghindari perasaan bersalah dan

    rasa malu akibat perilaku yang salah;

    c. Disiplin memungkinkan anak hidup menurut standar yang disetujui

    kelompok sosial dan dengan demikian memperoleh persetujuan sosial;

  • 27

    d. Dengan disiplin, anak belajar bersikap menurut cara yang akan

    mendatangkan pujian yang akan ditafsirkan anak sebagai tanda kasih

    sayang dan penerimaan,

    e. Disiplin yang sesuai dengan perkembangan berfungsi sebagai

    motivasi pendorong ego yang mendorong anak mencapai yang

    diharapkan darinya; serta,

    f. Disiplin membantu anak mengembangkan hati nurani, pembimbing

    dalam pengambilan keputusan dan pengendalian perilaku.

    Dari uraian di atas dapat diketahui disiplin sangat penting dan dibutuhkan

    oleh setiap siswa. Disiplin yang tumbuh secara sadar akan membentuk sikap,

    perilaku, dan tata kehidupan yang teratur yang akan menjadikan siswa sukses tak

    hanya dalam belajar namun juga dalam lingkungan kehidupannya.

    K. Tujuan Karakter Disiplin

    Secara umum tujuan yang ingin dicapai melalui pelaksanaan disiplin dan

    tata tertib sekolah adalah terlaksananya proses pembelajaran secara baik yang

    menunjang peningkatan mutu pendidikan di sekolah. Sedangkan menurut E.

    Mulyasa tujuan dari disiplin untuk membantu peserta didik menemukan dirinya,

    mengatasi, mencegah timbulnya masalahmasalah disiplin, serta berusaha

    menciptakan situasi yang menyenangkan dalam pembelajaran sehingga mereka

    mentaati segala peraturan yang telah ditetapkan.

    Dalam bukunya Leadership in Elementary School Administration an

    Supervision, Elsbree menjelaskan bahwa: “He should accept the philosophy that

    discipline any action have two purpose”. Kedua tujuan itu adalah:

    a. Menolong anak menjadi matang pribadinya dan berubah sifat

    ketergantungan ke arah tidak ketergantungan; dan,

    b. Mencegah timbulnya persoalan-persoalan disiplin dan menciptakan

    situasi dan kondisi dalam belajar mengajar agar mengikuti segala

    peraturan yang ada dengan penuh perhatian (Sahertian, 2008:126).

    Setiap manusia perlu memiliki kemampuan untuk mengendalikan dirinya.

    Apabila tidak memiliki kemampuan untuk mengendalikan diri tentunya sulit

  • 28

    dalam menghadapi kehidupan dan bertindak dengan baik dan dipikirkan dengan

    matang. Siswa juga perlu memiliki kemampuan untuk mengendalikan dirinya dan

    kemampuan untuk mengarahkan dirinya dan keinginannya ke halhal yang positif.

    Agar dapat bakat dan minatnya tersalur dengan baik diperlukan pembinaan dan

    tuntunan serta aturan sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki.

    Dengan pembinaan dan aturan tentunya siswa mengetahui hal apa yang

    boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan. Dengan adanya tujuan disiplin peserta

    didik dapat belajar hidup dengan aturan yang baik dan kebiasaankebiasaan yang

    baik sehingga dapat bermanfaat bagi dirinya sendiri dan lingkungan. Dengan

    adanya aturan atau tata tertib tentunya sekolah memiliki ketertiban, keberhasilan

    penyelenggaraan program-program sekolah, tercapainya tujuan pendidikan dan

    keamanan dilingkungan sekolah. Dari penjelasan di atas mengenai tujuan disiplin

    dapat disimpulkan bahwa dengan adanya tujuan disiplin akan melatih siswa agar

    mampu mengatur dirinya sendiri dengan baik dan dapat mengontrol tingkah laku

    serta dapat mengerjakan tugasnya secara optimal dan baik

    L. Indikator Kedisiplinan Peserta Didik

    1. Masuk sekolah tepat waktu pada jam yang telah ditentukan oleh

    peraturan di sekolah.

    2. Mengakhiri kegiatan belajar dan pulang sesuai jadwal yang ditentukan.

    3. Menggunakan kelengkapan seragam sekolah sesuai peraturan.

    4. Menjaga kerapian dan kebersihan pakaian sesuai dengan peraturan

    sekolah.

    5. Apabila berhalangan hadir ke sekolah (tidak masuk sekolah), maka

    harus menyertakan surat pemberitahuan ke sekolah.

    6. Mengikuti keseluruhan proses pembelajaran dengan baik dan aktif.

    7. Mengikuti dan melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler yang di tentukan

    di sekolahan.

    8. Mengerjakan tugas yang diberikan guru.

    9. Melaksanakan tugas piket kelas sesuai jadwal yang ditentukan.

    10. Mengatur waktu belajar.

  • 29

    M. Penelitian Relevan

    Adapun yang menjadi studi relevan pada penelitian penulis yaitu, tentang

    strategi guru dalam membentuk karakter disiplin siswa. Dalam hal ini antara lain,

    seperti pada penelitian di bawa ini:

    1. Anggraini Rezita, 2015 berjudul Strategi guru dalam pembentukan

    karakter siswa menurut kurikulum 2013 di kelas 4 Madrasah

    Ibtidaiyah Nurul Huda Ngadirejo Kota Blitar. Penelitian ini

    menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian studi

    kasus. Teknik Pengambilan data dilakukan melalui observasi,

    wawancara, dan dokumentasi. Adapun kesimpulan dari penelitian ini

    adalah strategi guru dalam pembentukan karakter siswa menurut

    kurikulum 2013 di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Huda Ngadirejo sudah

    dinilai baik. Dari hal tersebut diharapkan guru agar tetap konsisten

    dalam menerapkan strategi-strategi tersebut. Adapun persamaan dan

    perbedaan dari penelitian di atas dengan penelitian yang saya buat

    yaitu berfokus pada srategi guru dalam membentuk karakter siswa dan

    penelitian yang saya buat di sini yaitu berfokus mengenai karakter

    kedisiplinan siswa.

    2. Heri Cahyono, 2017 yang berjudul Strategi Pendidikan Nilai Dalam

    Membentuk Karakter Religius. Penelitian ini menggunakan

    pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Teknik

    Pengambilan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan

    dokumentasi. Adapun kesimpulanya keberhasilan terbentukanya

    sebuah karakter ketika seseorang telah memiliki multi kopetensi

    seperti halnya pengetahuan tentang moral (moral knowing), perasaan

    tentang moral (moral feeling) dan perbuatan moral (moral action)

    sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Adapun persamaan

    dan perbedaan dari penelitian di atas dengan penelitian yang saya buat

    yaitu berfokus pada karakter religius dalam membentuk karakter siswa

    dan penelitian yang saya buat di sini yaitu berfokus mengenai karakter

    kedisiplinan siswa.

  • 30

    3. Fahrurozi, 2019 Strategi pengembangan karakter siswa: Studi Kasus

    di MIS Al Hikmah PPPI Jeru Tumpang. Penelitian ini menggunakan

    pendekatan kualitatif dengan jenis studi kasus dan rancangan kasus

    tunggal. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Strategi

    pengembangan karakter sabar, jujur, dan ikhlas pada siswa di MIS Al-

    Hikmah Jeru-Tumpang dilakukan melalui strategi pengenalan,

    pemahaman, penerapan, pembiasaan, pembudayaan dan

    internalisasi.(2) Metode pengembangan karakter sabar, jujur, dan

    ikhlas pada siswa dengan metode mujahadah dan riyadhah,

    keteladanan, pembiasaan, pemberian nasehat, dan pemberian

    ganjaran.. (3) Dampak strategi pengembangan karakter sabar, jujur,

    dan ikhlas pada siswa di MIS Al-Hikmah Jeru-Tumpang ada dua,

    yaitu dampak secara teoritis dan dampak secara praktis. Adapun yang

    membedakan penelitian di atas dengan penelitian penulis yaitu lokasi

    penelitian dan tujuan penelitian berbeda cara melakukannya.

  • 31

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

    Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif,

    pendekatan kualitatif ini bermaksud memahami fenomena apa yang dialami oleh

    subjek penelitian, penelitian ini mengunakan pendidikan kuatitatif kerena dalam

    melakukan tindakan kepada subjek penelitian yang sangat diutamakan adalah

    mengungkapkan makna, yakni makna dan proses pembelajaran sebagai upaya

    meningkatkan upaya motivasi kegairahan dan prestasi belajar melalui tindakan

    yang dilakukan. (Sugiono, 2011:16).

    Pendekatan ini digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah

    (sebagi lawanya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen

    kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan) analisis

    data bersifat induktif /kualitatif ,dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan

    pada makna daripada generalisasi. Metode yang dilakukan peneliti adalah metode

    studi kasus, metode studi adalah meneliti suatu kasus atau fenomena tertentu yang

    ada dalam masyarakat yang dilakukan secara mendalam untuk mempelajari latar

    belakang, keadaan, interaksi yang terjadi.studi kasus dilakukan pada satu kesatuan

    sistem yang berupa program. (Sugiono, 2009:15).

    B. Setting dan Subjek Penelitian

    1. Setting

    Penelitian ini akan dilakukan Sekolah Dasar Negeri 165 Catur Rahayu

    Kecamatan Dendang. Yang beralamat Di Jalan Jalur SK 14 Desa Catur

    Rahayu Kecamatan Dendang Kabupaten Tanjung Jabung Timur.

    2. Subjek Penelitian

    Menurut Sugiono, (Sugiono, 2009:9) subjek Penelitian adalah seorang

    atau lapangan yang akan dijadikan penelitian atau sumber data yang dapat di

    teliti dengan metode dialog sekaligus menjadikan data dalam penelitian,

    subjek penelitian ini yang dominan adalah guru kelas dan siswa. namun

    untuk memperoleh data yang akurat maka diperlukan juga adanya

  • 32

    pendiskusian dengan subjek yang lain seperti kepala sekolah, wali kelas II,

    dan sebagian siswa kelas II.

    Berdasarkan data dan subjek yang di ambil penelitian, penelitian ini

    menggunakan cara purposive sampling, purposive sampling adalah

    pengambilan sampling subjek penelitian berdasarkan pada karakteristik

    tertentu yang dianggap mempunyai sangkut paut dengan karakteristik

    tertentu misal meneliti tentang pendidikan, maka penelitian harus mencari

    sampel para ahli dalam pendidikan, sampel semacam ini digunakan dalam

    penelitian kualitatif. (Sugiono, 2009:9).

    C. Jenis dan Sumber Data

    1. Jenis Data

    Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

    primer dan data sekunder. data primer adalah data yang diperoleh langsung

    dari sumber utama melalui observasi dan wawancara di lapangan.

    Sedangkan data sekunder yaitu data yang diperoleh dari bacaan literatur-

    literatur serta sumber-sumber lain yang berhubungan dengan penelitian ini

    dengan kata lain data sekunder dapat diperoleh dari sumber kedua berupa

    dokumentasi serta peristiwa yang bersifat lisan atau tulisan. data sekunder

    ini digunakan sebagai data pelengkap atau data pendukung dari data primer.

    a. Data Primer

    Data primer adalah data yang diambil langsung dari peneliti kepada

    sumbernya tanpa adanya perantara. yakni data yang diperoleh secara

    langsung melalui wawancara dan pengamatan (observasi) terhadap

    karakter siswa di SDN 165 Catur Rahayu Kecamatan Dendang.

    b. Data Sekunder

    Data sekunder ialah data yang bukan diusahakan sendiri

    pengumpulannya oleh peneliti misalnya dari dokumentasi (profil sekolah

    dan struktur organisasi) atau publikasi lainnya (Mukhtar, 2010:86). Data

    sekunder adalah data yang diperoleh melalui dokumentasi yang meliputi

    profil sekolah dan struktur organisasi SDN 165 Catur Rahayu Kecamatan

    Dendang

  • 33

    2. Sumber Data

    Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data diperoleh.

    Sedangkan menurut Suharsini Arikunto yang dimaksud denga sumber data

    adalah subyek darimana data-data diperoleh (Arikunto, 2012:106). sumber

    data yaitu berbentuk perkataan maupun tindakan yang didapat melalui

    wawancara. sumber data peristiwa (situasi) yang didapat melalui observasi.

    dan sumber data dari dokumen didapat dari instansi terkait. “Menurut

    Lofland sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan

    tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain”

    (Moleong, 2015:157).

    Sumber data di sini me