STRATEGI GURU DALAM MEMBANGUN KARAKTER DISIPLIN …repository.uinjambi.ac.id/5889/1/SKRIPSI SITI...
Transcript of STRATEGI GURU DALAM MEMBANGUN KARAKTER DISIPLIN …repository.uinjambi.ac.id/5889/1/SKRIPSI SITI...
-
STRATEGI GURU DALAM MEMBANGUN KARAKTER DISIPLIN
SISWA KELAS II DALAM PEMBELAJARAN DARING SDN 165
CATUR RAHAYU KECAMATAN DENDANG
SKRIPSI
OLEH :
SITI ZAHARA
NIM. TPG.161967
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2020
-
i
STRATEGI GURU DALAM MEMBANGUN KARAKTER DISIPLIN
SISWA KELAS II DALAM PEMBELAJARAN DARING SDN 165
CATUR RAHAYU KECAMATAN DENDANG
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar
SarjanaPendidikan
OLEH :
SITI ZAHARA
NIM. TPG.161967
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2020
-
ii
KEMENTRIAN AGAMA RI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SULTHAN THAHA SYAIFUDDIN JAMBI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUN
NOTA DINAS
Kode Dokumen oN Formulir Berlaku Tgl No. Revisi Tgl
Revisi Halaman
In.08-PS-05 In.08-FM-PS-05-01 31-12-2020 R-0 - 1 dari 1
Hal : Nota Dinas
Lampiran :
Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Di Jambi
Assalamu’alaikum wr.wb
Setelah membaca, meneliti, memberikan petunjuk dan mengoreksi serta
mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat
bahwa skiripsi saudari;
Nama : SITI ZAHARA
NIM : TPG.161967
Judul Skripsi : Strategi Guru Dalam Membangun Karakter Disiplin
Siswa kelas II Dalam pembelajaran Daring SDN 165
Catur Rahayu Kecamatan Dendang
Sudah dapat diajukan kembali kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi Jurusan Pendidikan
Guru Madrasah Ibtidaiyah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Strata Satu dalam dunia Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.
Dengan ini kami mengharapkan agar skiripsi/tugas akhir saudari tersebut di atas
dapat segera dimunaqasyahkan. Atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih.
Jambi, November 2020
Mengetahui
Pembimbing I
Dra. Umil Muhsinin, M.Pd
NIP: 19680112000031006
-
iii
KEMENTRIAN AGAMA RI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SULTHAN THAHA SYAIFUDDIN JAMBI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUN
NOTA DINAS
Kode Dokumen oN Formulir Berlaku Tgl No. Revisi Tgl
Revisi Halaman
In.08-PS-05 In.08-FM-PS-05-01 31-12-2020 R-0 - 1 dari 1
Hal : Nota Dinas
Lampiran :
Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Di Jambi
Assalamu’alaikum wr.wb
Setelah membaca, meneliti, memberikan petunjuk dan mengoreksi serta
mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat
bahwa skiripsi saudari;
Nama : SITI ZAHARA
NIM : TPG.161967
Judul Skripsi : Strategi Guru Dalam Membangun Karakter Disiplin
Siswa Kelas II Dalam Pemeblajaran Daring Di SDN 165
Catur Rahayu Kecamatan Dendang
Sudah dapat diajukan kembali kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi Jurusan Pendidikan
Guru Madrasah Ibtidaiyah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Strata Satu dalam dunia Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.
Dengan ini kami mengharapkan agar skiripsi/tugas akhir saudari tersebut di atas
dapat segera dimunaqasyahkan. Atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih.
Jambi, November 2020
Mengetahui
Pembimbing II
Kiki Fatmawati, M.Pd
-
iv
KEMENTRIAN AGAMA RI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SULTHAN THAHA SYAIFUDDIN JAMBI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUN
PERSETUJUAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR
Kode Dokumen oN Formulir Berlaku Tgl No. Revisi Tgl
Revisi Halaman
In.08-PS-05 In.08-FM-PS-05-01 31-12-2020 R-0 - 1 dari 1
Hal :
Lampiran :
Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Di Jambi
Assalamu’alaikum wr.wb
Setelah membaca, meneliti, memberikan petunjuk dan mengoreksi serta
mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat
bahwa skiripsi saudari;
Nama : SITI ZAHARA
NIM : TPG.161967
Judul Skripsi : Strategi Guru Dalam Membangun Karakter Disiplin
Siswa Kelas II Di SDN 165 Catur Rahayu Kecamatan
Dendang
Sudah dapat diajukan kembali kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi Jurusan Pendidikan
Guru Madrasah Ibtidaiyah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Strata Satu dalam dunia Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.
Dengan ini kami mengharapkan agar skiripsi/tugas akhir saudari tersebut di atas
dapat segera dimunaqasyahkan. Atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih.
Jambi, November 2020
Mengetahui
Pembimbing I
Dra. Umil Muhsinin, M.Pd
NIP: 19680112000031006
-
v
KEMENTRIAN AGAMA RI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SULTHAN THAHA SYAIFUDDIN JAMBI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUN
PERSETUJUAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR
Kode Dokumen oN Formulir Berlaku Tgl No. Revisi Tgl
Revisi Halaman
In.08-PS-05 In.08-FM-PS-05-01 31-12-2020 R-0 - 1 dari 1
Hal :
Lampiran :
Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Di Jambi
Assalamu’alaikum wr.wb
Setelah membaca, meneliti, memberikan petunjuk dan mengoreksi serta
mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat
bahwa skiripsi saudari;
Nama : SITI ZAHARA
NIM : TPG.161967
Judul Skripsi : Strategi Guru Dalam Membangun Karakter Disiplin
Siswa Kelas II Di SDN 165 Catur Rahayu Kecamatan
Dendang
Sudah dapat diajukan kembali kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi Jurusan Pendidikan
Guru Madrasah Ibtidaiyah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Strata Satu dalam dunia Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.
Dengan ini kami mengharapkan agar skiripsi/tugas akhir saudari tersebut di atas
dapat segera dimunaqasyahkan. Atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih.
Jambi, November 2020
Mengetahui
Pembimbing II
Kiki Fatmawati, M.Pd
-
vi
PERNYATAAN ORISINALITAS
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya susun
sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi seluruhnya merupakan hasil karya
saya sendiri.
Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi yang saya kutip
dari hasil karya orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan
norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah.
Apabila dikemudian hari ditemukaan seluruh atau sebagian skripsi bukan
hasil karya saya sendiri atau terindikasi adanya unsur plagiat dalam bagian-bagian
tertentu, saya bersedia menerima sangsi sesuai dengan peraturan dan perundang-
undangan yang berlaku.
Jambi, November 2020
Siti Zahara
TPG. 161967
-
vii
MOTTO
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,
Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan
nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati
supaya menetapi kesabaran Q.S Al-Ashr 103:1-3” (Mentri Agama RI Al-
qur’an dan Terjemahan : 2014)
-
viii
“ PERSEMBAHAN “
Sujud syukurku kusembahkan kepada Allah SWT yang maha pengasih lagi
maha penyayang, atas takdir-Mu telah ku jadikan aku manusia yang senantiasa
berpikir, berilmu, beriman dan bersabar dalam menjalani kehidupan ini. Semoga
keberhasilan ini menjadi satu langkah awal bagiku untuk meraih cita-cita besarku.
Terimakasih telah kau tempatkan aku diantara kedua malaikatmu yang
setiap waktu ikhlas menjagaku, mendidikku, dengan baik, ya Allah berikanlah
balasan setimpal syurga firdaus untuk mereka dan jauhkanlah mereka nanti dari
panasnya sengat hawa api nerakamu..
Terimakasih Dalam setiap langkahku aku berusaha mewujudkan harapan-
harapan yang kalian impikan didiriku, meski semua itu belum kuraih’ insyaallah
atas dukungan doa dan restu semua mimpi itu akan terjawab di masa penuh
kehangatan nanti. Terimakiash atas doa dan dungkunganya kepada keuda
orangtua ku Ayahanda Zakaria dan Ibunda Farida, serta Saudara Perempuanku
Ulya Ulfa dan Miranda dan, Terimakasih atas semua perhatian saran dan nasihat
selama ini yang teramat sangat berharga.dan orang-orang yang telah membantuku
dalam menyelesaikan skripsi ini.
Jambi, November 2020
Siti Zahara
TPG. 161967
-
ix
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrahim
Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan berkat Rahmat
dan Ridho-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Laporan
Penelitian Kualitatif ini dengan baik. Pelaksanaan penulisan ini merupakan salah
satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) dalam bidang
Ilmu Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, penelitian ini berjudul
“Strategi Guru Dalam Membangun Karakter Disiplin Siswa Kelas II Dalam
Pembelajaran Daring Di SDN 165 Catur Rahayu Kecamatan Dendang”.
Penulisan Penelitian kualitatif ini dapat terwujud berkat bantuan dan jasa
dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof Dr. Su’aidi, M.A, Ph.D Selaku Rektor UIN Sultan Thaha
Saifuddin Jambi.
2. Ibu Dr. Hj Fadlilah, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Ibu Ikhiati, S.Ag, M.Pd.I selaku ketua program studi Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah dan Ibu Nasyariah Siregar, M.Pd.I selaku sekretaris
program studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi.
4. Ibu Dra. Umil Muhsinin, M.Pd dan Ibu Kiki Fatmawati, M.Pd selaku
pembimbing skripsi I dan II yang telah banyak meluangkan waktu untuk
membimbing saya dalam penyelesaian skripsi ini.
5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi yang telah memberikan pengetahuan penulis.
6. Terima kasih kepada seluruh Majelis guru dan karyawan serta para siswa
kelas II SDN 165 Catur Rahayu Kecamatan Dendang
7. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan motivasi yang tiada henti-
hentinya hingga menjadi kekuatan pendorong bagi penulis dalam
penyelesaian Skripsi ini.
-
x
8. Sahabat-sahabat seangkatan dan senasib seperjuangan dengan peneliti,
semangat dan motivasi dari kalian semua sangat membantu penulis dalam
menyelesaikan Skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan karya ilmiah ini banyak terdapat
kelemahan dan kekurangan, oleh karna itu penulis berharap kepada semua pihak
untuk kiranya memberikan sumbang saran demi kesempurnaan karya ilmiah ini.
Jambi, November 2020
Penulis
Siti Zahara
TPG. 161967
-
xi
ABSTRAK
Nama : Siti Zahara
Program Studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
Judul : Strategi Guru Dalam Membangun Karakter Disiplin Siswa
Kelas II Pada Pembelajaran Daring Di SDN 165 Catur Rahayu
Kecamatan Dendang
Skripsi ini membahas tentang Strategi Guru Dalam Membentuk Karakter Disiplin
Siswa Kelas II Pada Pembelajaran Daring Di SDN 165 Catur Rahayu Kecamatan
Dendang. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang bersifat Kualitatif.
Pengumpulan data yang dilakukan dengan mengadakan Observasi, Wawancara,
dan Dokumentasi. Data yang diperoleh melalui dua sumber, yaitu data primer dan
data sekunder. Analisa data yang digunakan adalah Analisa Deskriptif Kualitatif
dengan memberikan pemaparan gambaran mengenai situasi yang diteliti dalam
bentuk uraian naratif Subjek penelitian ini adalah kepala sekolah, wakil kepala
sekolah dan guru kelas II SDN 165 Catur Rahayu. Strategi yang dilakukan guru
SDN 165 Catur Rahayu dalam pembentukan karakter siswa sudah baik tetapi
dalam pelaksanaannya belum bisa 100%. Strategi yang dilakukan Guru SDN 165
Catur Rahyu untuk pembentukan karakter yaitu melalui kegiatan-kegiatan
eksrakurikuler seperti kegiatan tahfidz Quran, dan juga membaca surah-surah
pendek. pengintegrasian lewat kegiatan sehari-hari yang berupa pemberian
keteladanan seperti teguran, nasehat, pengkondisian lingkungan yang menunjang
pendidikan karakter, Kendala yang di hadapin guru yaitu berupa kurangnya minat
anak maupun kesadaran pada diri anak. Solusinya yaitu berupa memaksimalkan
kompetensi guru, mengadakan rapat dengan wali murid sehingga wali murid tahu
bagaimana keadaan sekolah, Kedua kerjasama antara orang tua dan guru harus
ditingkatkan agar proses pembentukan karakter tercapai sesuai dengan ajaran
agama dan berjiwa nasionalisme
Kata Kunci : Karakter Disiplin, Strategi, Solusi, kendala
-
xii
ABSTRACT
Name : Siti Zahara
Study Program : Madrasah Ibtidaiyah Teacher Education (PGMI)
Entitle : Teacher's Strategy in Forming Discipline Character in Class II
Students in Online Learning at SDN 165 Catur Rahayu,
Dendang District
This thesis discusses the Teacher's Strategy in Forming the Discipline Character
of Class II Students in Online Learning at SDN 165 Catur Rahayu, Dendang
District. This research is a qualitative field research. Data collection is done by
holding observations, interviews, and documentation. The data obtained through
two sources, namely primary data and secondary data. The data analysis used is
descriptive qualitative analysis by providing a description of the situation under
study in the form of a narrative description. The subjects of this study were the
principal, vice principal and grade II teachers of SDN 165 Catur Rahayu. The
strategy taken by SDN 165 Catur Rahayu teacher in shaping the character of
students has been good but in practice it has not been 100%. This is because there
are still some students who sometimes lack discipline in carrying out their duties.
The strategy carried out by SDN 165 Catur Rahyu teacher for character building
is through extracurricular activities such as Quranic tahfidz activities, and also
reading short chapters, you must implement character learning which includes
plans and learning tools that contain character values, implementation which uses
methods that can build character as well as evaluation and follow-up that contains
character-based values. The obstacles faced by the teacher are in the form of a
lack of interest in children and awareness of themselves. The solution is in the
form of maximizing teacher competence, holding meetings with guardians of
students so that the guardians of students know how the school is going.Both
cooperation between parents and teachers must be improved so that the character
building process is achieved in accordance with religious teachings and has the
spirit of nationalism.
Keywords: Discipline Character, Strategy, Solution, Constraints
-
xiii
DAFTAR ISI
COVER ...................................................................................................... i
NOTA DINAS ............................................................................................ ii
PERNYATAAN ORISINALITAS ........................................................... iv
MOTTO ..................................................................................................... v
PERSEMBAHAN ...................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ............................................................................... vii
ABSTRAK ................................................................................................. ix
ABSTRACT ............................................................................................... x
DAFTAR ISI .............................................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Permasalahan ....................................................... 1
B. Fokus Penelitian ............................................................................ 6
C. Rumusan Masalah ......................................................................... 6
D. Kegunaan Penelitian ..................................................................... 6
E. Manfaat Penelitian ........................................................................ 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Strategi ........................................................................ 8
B. Pengertian Guru ............................................................................ 10
C. Fungsi Dan Peranan Guru ............................................................. 15
D. Strategi Guru Dalam Mendisiplinkan Peserta Didik .................... 16
E. Pengertian Pembelajaran Daring................................................... 18
F. Ciri-Ciri Pembelajaran Daring ...................................................... 19
G. Pengertian Karakter ...................................................................... 20
H. Jenis-Jenis Karakter ...................................................................... 21
I. Pengertian Karakter Disiplin......................................................... 24
J. Pentingnya karakter Disiplin......................................................... 25
K. Tujuan Karakter Disiplin .............................................................. 26
L. Indikator Kedisiplinan Peserta Didik ............................................ 27
M. Penelitian Relevan ........................................................................ 27
-
xiv
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian ................................................. 28
B. Setting dan Subjek Penelitian ....................................................... 28
C. Jenis Dan Sumber Data ............................................................... 31
D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 32
E. Teknik Analisis Data..................................................................... 34
F. Teknik Pemeriksa Keabsahan Data .............................................. 35
G. Rencana Dan Waktu Penelitian .................................................... 38
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Umum ............................................................................ 39
1. Lokasi Penelitian ..................................................................... 39
2. Profil SDN 165 Catur Rahayu .................................................. 39
3. Visi Dan Misi SDN 165 Catur Rahayu .................................. 40
4. Struktur Organisasi SDN 165 Catur Rahayu .......................... 40
5. Keadaan Tenaga Pendidik ........................................................ 41
6. Keadaan Peserta Didik ........................................................... 42
7. Sarana Dan Prasarana .............................................................. 42
B. Temuan Khusus ............................................................................ 45
C. Pembahasan................................................................................... 47
1. Strategi Guru ........................................................................... 47
2. Kendala Yang Dihadapi Guru .................................................. 52
3. Solusi Yang Dilakukan Guru .................................................. 56
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................... 61
B. Saran ................................................................................................... 62
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................
LAMPIRAN-LAMPIRAN ........................................................................
-
xv
DAFTAR TABEL
A. Tabel 3.1 Rencana Dan Waktu Penelitian .................................... 38
B. Tabel 4.1 Data Siswa-Siswi SDN 165 Catur Rahayu ................. 42
C. Tabel 4.2 Sarana Dan Prasarana ................................................... 43
D. Tabel 4.3 Jumlah Dan Kondisi Bangunan ................................... 44
E. Tabel 4.4 Sarana Dan Pendukung Lainya ..................................... 45
-
xvi
DAFTAR GAMBAR
A. Gambar 3.1 Triangulasi Sumber .................................................. 36
B. Gambar 3.2 Triangulasi Teknik .................................................. 36
C. Gambar 4.1 Struktur Organisasi SDN 165 Catur Rahayu ............ 40
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Permasalahan
Inovasi pendidikan saat ini sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas
pendidikan di suatu negara. Pendidikan itu sendiri merupakan aspek penting
dalam mengembangkan seluruh potensi dan kepribadian manusia. Seperti yang
disebutkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
pendidikan Nasional bahwa pendidikan bertujuan untuk mengembangkan
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan.
Disuatu negara tanpa adanya pendidikan tidak akan bisa menjadikan
masyarakatnya semakin berkembang untuk terus maju membenahi masalah-
masalah yang ada. Hal tersebut menjadikan pendidikan sebagai salah satu
alternatif solusi terhadap masalah-masalah yang terjadi di suatu negara. Penddikan
sebagai alternatif yang bersifat preventif karena pendidikan merupakan landasan
awal dalam membangun generasi baru bangsa yang lebih baik.
Pembelajaran ini merupakan inovasi pendidikan untuk menjawab tantangan
akan ketersediaan sumber belajar yang variatif. Keberhasilan dari suatu model
ataupun media pembelajaran tergantung dari karakteristik peserta didiknya.
Sebagai mana yang diungkapkan oleh Nakayama bahwa dari semua literatur
dalam elearning mengindikasikan bahwa tidak semua peserta didik akan sukses
dalam pembelajaran online. Ini dikarenakan faktor lingkungan belajar dan
karakteristik peserta didik. (Nakayama M, Yamamoto H, 2007:16).
Penanaman karakter dimulai dari lingkungan keluarga, kerabat, sekolah dan
lingkungan masyarakat. Pembentukan karakter melalui sekolah juga harus
diperhatikan di sekolah pendidikan tidak semata-mata tentang mata pelajaran yang
hanya mementingkan diperolehnya kognitif tetapi juga harus diperhatikan
bagaimana penanaman moral, nilai-nilai estetika, budi pekerti yang luhur dan lain
sebagainya. Fenomena sekarang ini para anak didik mereka kurang mempunyai
rasa hormat kepada gurunya, mereka menganggap guru itu hanyalah sebagai
-
2
teman maka dengan hal itu mereka tak perlu untuk dihargai dan dihormati. Maka
dengan hal itu perlu adanya jalan keluar untuk masalah ini agar para peserta didik
memiliki karakter yang baik dan menghargai guru, menyanyangi teman
sebagaimana seharusnya. Kualitas pendidikan tidak hanya bisa dinilai dari
kemampuan kognitifnya tetapi juga para peserta didik dapat memiliki karakter
yang baik dan positif yang kuat.
Dengan melihat kondisi dimana adanya virus COVID-19 di Indonesia saat
ini berdampak bagi seluruh masyarakat. Menurut kompas, 28/03/2020 dampak
virus COVID-19 terjadi diberbagai bidang seperti sosial, ekonomi, pariwisata dan
pendidikan. Surat Edaran (SE) yang dikeluarkan pemerintah pada 18 Maret 2020
segala kegiatan didalam dan diluar ruangan di semua sektor sementara waktu
ditunda demi mengurangi penyebaran corona terutama pada bidang pendidikan.
Pada tanggal 24 maret 2020 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia mengeluarkan Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 Tentang Pelaksanaan
Kebijakan Pendidikan Dalam Masa Darurat Penyebaran COVID, dalam Surat
Edaran tersebut dijelaskan bahwa proses belajar dilaksanakan di rumah melalui
pembelajaran daring/jarak jauh dilaksanakan untuk memberikan pengalaman
belajar yang bermakna bagi siswa. Belajar di rumah dapat difokuskan pada
pendidikan kecakapan hidup antara lain mengenai pandemi Covid-19.
Pembelajaran yang dilasanakan pada sekolah dasar juga menggunakan
pembelajaran daring/jarak jauh dengan melalui bimbingan orang tua. Menurut
Isman pembelajaran daring merupakan pemanfaatan jaringan internet dalam
proses pembelajaran. Dengan pembelajaran daring siswa memiliki keleluasaan
waktu belajar, dapat belajar kapanpun dan dimanapun. Siswa dapat berinteraksi
dengan guru menggunakan beberapa aplikasi seperti classroom, video converence,
telepon atau live chat, zoom maupun melalui whatsapp group.
Dampak globalisasi yang terjadi pada saat ini membawa masyarakat
Indonesia melupakan pendidikan karakter bangsa. Padahal, pendidikan karakter
merupakan suatu pondasi bangsa yang sangat penting dan perlu ditanamkan sejak
dini kepada anak-anak. Permasalahan yang kini sedang menjadi sorotan
masyarakat adalah mengenai karakter para penerus bangsa. Karena jika suatu
-
3
negara berhasil menjadikan masyarakatnya cerdas dan memiliki keterampilan
yang unggul tetapi tidak memiliki karakter yang baik maka hal tersebut
merupakan ketidakberhasilan pengembangan aspek potensi manusia. Lebih lanjut
Menurut (Salim, 2013:29), karakter yaitu nilai-nilai perilaku manusia yang
berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia,
lingkungan dan kebangsaan yang diwujudkan dalam pikiran, sikap, perasaan,
perkataan dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama,
budaya dan adat istiadat. (Surahmat, 2013:16), karakter adalah ciri khas
seseoraang atau sekelompok orang yang mengandung nilai, kemampuan,
kapasitas moral dan ketegaran dalam menghadapi kesulitan dan tantangan.
Berbagai pelanggaran yang di timbulkan baik di sekolah maupun diluar
sekolah menjadikan salah satu bukti nyata bahwa pendidikan kita di Indonesia
pada saat ini belum sepenuhnya dapat memenuhi harapan masyarakat. Dampak
dari globalisasi pendidikan yang hanya mengedepankan aspek keilmuan dan
kecerdasan peserta didik sehingga internalisasi nilai-nilai karakter dalam
pendidikan melalui beberapa mata pelajaran dianggap masih kurang. Adapun
aspek moral dan etika sebagai basis pembinaan dan pembentukan karakter dan
budaya semakin terpinggirkan. Kondisi mental, karakter, budi perkerti dan akhlak
anak bangsa yang memprihatinkan seperti perilaku menyimpang, prilaku yang
tidak sesuai dengan norma-norma budi perketi lujur dan perilaku seolah-olah tidak
ada tatanan hukum positif sesuai dengan tatanan norma budaya bangsa indonesia.
Disiplin adalah tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada
berbagai ketentuan dan peraturan. Disiplin sebagai alat pendidikan berarti segala
peraturan yang harus ditaati dan dilaksanakan. Maksudnya tiada lain untuk
perbaikan anak didik itu sendiri. Di sekolah, disiplin berarti taat pada peraturan
sekolah. Seseorang murid dikatakan berdisiplin apabila ia mengikuti peraturan
yang ada di sekolah. Disini pihak sekolah harus melaksanakan secara adil dan
tidak memihak. (Basuki, 2007:143) pentingnya disiplin itu sendiri adalah untuk
perkembangan anak, karena ia memenuhi beberapa kebutuhan tertentu. Dengan
demikian disiplin memperbesar kebahagiaan dan penyesuaian pribadi dan sosial
anak (Elizabeth, 1999:83).
-
4
Berangkat dari fenomena tersebut bagaimana seorang pendidik yang
menjadi ujung tombak dalam membetruk karakter siswa di sekolah. Karakter
dapat dibentuk sesuai dengan kondisi dan keadaan yang dihadapi oleh anak.
Dimulai dengan memberikan teladan yang baik dalam berperilaku, membiasakan
melakukan kebaikan, mengajak peserta didik untuk memikirkan tindakan yang
baik dan bercerita dengan mengambil hikmahnya (Hermana, 2017:22). Karakter
anak harus dibentuk sedini mungkin, dengan pendidikan yang menyeluruh dapat
membentuk manusia pembelajar sepanjang hayat yang sejati. Namun pendidikan
karakter pada peserta didik harus dilakukan secara seimbang baik dalam aspek
akademik, sosial maupun emosionalnya. Terutama pendidikan karakter di sekolah
harus terintegras dalam semua mata pelajaran maupun dalam kegiatan-kegiatan
ekstra kurikuler. Semua guru harus ikut terlibat, memperhatikan dan mendidik
siswa agar memiliki karakter atau akhlak yang baik yang sesuai dengan dasar
Negara dan ajaran agama Islam (Koesoema, 2009:137).
Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakaukan oleh keluarga,
masyarakat dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, atau latihan
yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat untuk
mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peranan dalam berbagai
lingkungan hidup secara tepat dimasyarakat yang akan datang (Mudyahardjo,
2011:11). Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting menentukan bagi
perkembangan dan perwujutan diri individu, terutama bagi pembangunan Bangsa
dan Negara. Kemajuan suatu kebudayaan bergantung kepada cara kebudayaan
tersebut mengenali, menghargai, dan memanfaatkan sumber daya manusia dan hal
ini berkaitan erat dengan kualitas pendidikan yang diberikan kepada anggota
masyarakat kepada peserta didik
Pentingnya pendidikan karakter disiplin ini tidak lepas dari munculnya
beberapa fenomena sosial saat ini, yang di-tunjukkan dengan perilaku yang tidak
berkarakter serta adanya gejala-gejala yang menandakan tergerusnya karakter
sebuah bangsa. Perilaku negatif yang muncul dari berbagai kalangan mulai dari
masyarakat, pelajar, dan kalangan lainnya menunjukkan bahwa karakter yang
dimiliki masih sangat kurang bahkan lebih cenderung saat ini tidak mempunyai
-
5
karakter yang sesuai dalam norma masyarakat. Di dalam pendidikan karakter di
sekolah, semua pihak harus terlibat, termasuk komponen-komponen pendidikan,
yaitu isi kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian, penanganan dan
pengelolaan mata pelajaran, pengelolaan sekolah, pelaksanaan aktivitas atau
kegiatan ko-kurikuler, pemberdayaan sarana prasarana, pembiayaan, dan ethos
kerja seluruh warga sekolah/lingkungan.
Di samping itu, pendidikan karakter disiplin ini dimaknai sebagai suatu
perilaku warga sekolah yang dalam menyelenggarakan pendidikan harus
berkarakter. Pendidikan karakter juga diartikan sebagai segala sesuatu yang
dilakukan guru, yang mampu mempengaruhi karakter peserta didik. Guru
membantu membentuk watak peserta didik. Hal ini mencakup keteladanan
bagaimana perilaku guru, cara guru berbicara atau menyampaikan materi,
bagaimana guru bertoleransi, dan berbagai hal terkait lainnya.
Dalam upaya membangun karakter didiplin siswa di sekolah dalam
pembelajaran guru harus menggunakan strategi yang didalamnya tertanam nilai-
nilai karakter, selain itu adanya dukungan dari orangtua di rumah sebab anak
banyak menghabiskan waktu di rumah dibanding di sekolah, maka dari itu
keluarga sangat berpengaruh dalam pembentukan karakter siswa. (Ilahi,
2013:140) mengemukakan pola asuh orang tua dalam pembentuk karakter anak
yaitu :
1) Adanya komunikasi yang menghargai anak sebagai pribadi.
2) Menaruh perhatian pada perkembangan bakat dan kemandirian anak.
3) Adanya keteladanan yang baik.
4) Penanaman kebiasaan disiplin.
Berdasarkan observasi awal yang di lakukan oleh peneliti pada tanggal
Senin 13 April 2020 mengenai strategi guru dalam membangun karakter disiplin
siswa dalam pembelajaran daring di SDN 165 Catur Rahayu Kecamatan Dendang
telah melakukan berbagai tindakan untuk dapat mengembangkan pendidikan
karakter disiplin siswa melalui pengembangan pendidikan yang sesuai dengan
tujuan, visi dan misi sekolah namun dirasa masih perlu dilakukan perbaikan, hal
-
6
ini didasarkan atas beberapa permasalahan yang muncul baik dari diri siswa,
orang tua maupun dari pihak sekolah.
Pertama, Permasalahan kenakalan, pelanggaran, perilaku negatif dan
perilaku yang menyimpang yang melanggar aturan-aturan disiplin sekolah
maupun aturan yang melanggar norma agama yang tidak sesuai dengan Tujuan,
Visi dan Misi sekolah masih banyak dilakukan oleh para siswa yang ada di SDN
165 Catur rahayu.
Kedua, Kurang adanya sinergitas antara orang tua wali murid dan guru
dalam penanganan permasalahan siswa, sehingga siswa yang kelihatannya
dirumah sangat penurut kepada kedua orang tuanya, tanpa diketahui disekolahpun
selalu bermasalah. Selain itu orang tua kurang bisa memberikan perhatian dan
pengawasan terhadap putra-putrinya, dimana mereka saatnya terpenuhi sebagai
tugas-tugas perkembangannya, namun orang tua terkadang terlalu sibuk dengan
urusan pekerjaan ataupun terlalu percaya dengan keberadaan putaputrinya.
Ketiga, Kurang adanya kekompakan dan kerjasama diantara guru yang ada
di sekolah sehingga penanganan terhadap siswa yang bermasalah kurang
maksimal, guru hanya sekedar memenuhi tugas tanggung jawabnya sebagai guru
yaitu mengajar, kurang adanya rasa kepedulian untuk dapat mewujudkan tujuan,
visi, dan misi sekolah.
Melihat fakta dan feomena diatas menunjukkan bahwa kurangnya karakter
disiplin pada siswa. Guru sebagai orangtua kedua disekolahan memiliki tanggung
jawab membentuk dan mengembangkan karakter pada siswa, terutama karakter
disiplin karena untuk mengembangkan potensi siswa.
Berdasarkan latar belakang diatas peneliti akan membahas tentang
pembentukan karakter disiplin yang ada disekolah dasar. Melihat dari sikap
karakter siswa kelas II dalam mengikuti pembelajaran di SDN 165 Catur
Rahayu Kecamatan Dendang, strategi dan usaha guru dalam membentuk
karakter disiplin siswa sangatlah penting. Maka dari itu, penulis bermaksud
untuk melakukan penelitian dalam bentuk skripsi dengan judul “Strategi Guru
Dalam Membentuk Karakter Disiplin Siswa Kelas II Pada pembelajaran
Daring di SDN 165 Catur Rahuyu Kecamatan Dendang”.
-
7
B. Fokus Penelitian
Adapun aspek-aspek yang menjadikan fokus penelitian ini meliputi: Aspek
Strategi Guru Maupun Kendala Guru Dalam Membangun Karakter Disiplin,
Siswa Kelas II Dalam Pembelajaran Daring Di SDN 165 Catur Rahuyu
Kecamatan Dendang.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan paparan dan latar belakang yang telah di kemukakan diatas,
maka rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Bagaimana strategi yang di lakukan oleh guru dalam membangun karakter
disiplin siswa kelas II dalam pembelajaran daring di SDN 165 Catur Rahayu
Kecamatan Dendang ?
2. Apa saja kendala yang di hadapi guru dalam membangun karakter disiplin
siswa kelas II dalam pembelajaran daring di SDN 165 Catur Rahayu
Kecamatan Dendang ?
3. Bagaimana Solusi yang dilakukan oleh guru dalam membangun karakter
disiplin siswa kelas II dalam pembelajaran daring di SDN 165 Catur
Rahayu Kecamatan Dendang ?
D. Kegunaan Penelitian
Adapun tujuan penelitian dalam skripsi ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui bagaimana strategi yang di lakukan oleh guru dalam
membangun karakter disiplin siswa kelas II dalam pembelajaran daring di
SDN 165 Catur Rahayu Kecamatan Dendang ?
2. Untuk mengetahui apa saja kendala yang di hadapi guru dalam membangun
karakter disiplin siswa kelas II dalam pembelajaran daring di SDN 165
Catur Rahayu Kecamatan Dendang ?
3. Untuk Mengetahui bagaimana Solusi yang dilakukan oleh guru dalam
membangun karakter disiplin siswa kelas II dalam pembelajaran daring di
SDN 165 Catur Rahayu Kecamatan Dendang ?
-
8
E. Manfaat Penelitian
Penelitian yang dilaksanakan di SDN 165 Catur Rahayu Kecamatan
Dendang diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
a. Hasil penelitian ini, diharapkan dapat dijadikan salah satu karya yang
mendorong untuk meningkatan pengetahuan keilmiahan peneliti.
b. Hasil penelitian ini, dapat digunakan pembaca sebagai sumber
informasi bahan bacaan dan referensi untuk pengembangan penelitian
selanjutnya.
c. Hasil penelitian ini, dapat di jadikan salah satu sumber bahan
referensi dalam melatih kecerdasan emosional siswa sekolah dasar
pada umumnya.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi lembaga (sekolah)
Bagi sekolah, Bagi lembaga pendidikan yang bersangkutan akan
memperoleh umpan balik yang nyata dan sangat berguna sebagai
bahan evaluasi demi keberhasilan di masa mendatang.
b. Bagi guru
Bagi guru yaitu sebagai masukan mengenai strategi dalam membentuk
karakter disiplin siswa.
c. Bagi peserta didik
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan upaya
dalam membentuk karakter disiplin peseerta didik, sehingga dapat
mengubah perolehan peningkatan yang maksimal.
d. Bagi peneliti
Sebagai sarana untuk mengintegrasikan keterampilan dan
pengetahuan. Serta untuk salah satu persyaratan mencapai gelar
sarjana stara satu (S1), dalam bidang pendidikan guru Madrasah
Ibtidaiyah di Fakultas Tarbiyah dan keguruan UIN Sultan Tahaha
Saipudin Jambi.
-
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Strategi
Secara umum, strategi dapat diartikan sebagai suatu upaya yang dilakukan
oleh seseorang atau organisasi untuk sampai pada tujuan. Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia, strategi adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk
mencapai sasaran khusus (yang diinginkan).
Istilah strategi mula-mula dipakai di kalangan militer dan diartikan sebagai
seni dalam merancang (operasi) peperangan, terutama yang erat kaitannya dengan
gerakan pasukan dan navigasi ke dalam posisi perang yang dipandang paling
menguntungkan untuk memperoleh kemenangan. Penetapan strategi tersebut
harus didahului oleh analisis kekuatan musuh yang meliputi jumlah personal,
kekuatan persenjataan, kondisi lapangan, posisi musuh, dan sebagainya. Dalam
perwujudannya, strategi itu akan dikembangkan dan dijabarkan lebih lanjut
menjadi tindakan-tindakan nyata dalam medan pertempuran (Abu Ahmadi,
1997:11)
Dewasa ini istilah strategi banyak dipinjam oleh bidang-bidang ilmu lain,
termasuk bidang ilmu pendidikan. Dalam kaitannya dengan belajar mengajar,
pemakaian istilah strategi dimaksudkan sebagai daya upaya guru dalam
menciptakan suatu sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses
mengajar. Maksudnya agar tujuan pengajaran yang telah dirumuskan dapat
tercapai secara berdaya guna dan berhasil guna, guru dituntut memiliki
kemampuan mengatur secara umum komponen- komponen pengajaran
sedemikian rupa sehingga terjalin keterkaitan fungsi antar komponen pengajaran
dimaksud. Dengan rumusan lain, dapat juga dikemukakan bahwa strategi berarti
pilihan pola kegiatan belajar mengajar yang diambil untuk mencapai tujuan secara
efektif. Untuk melaksanakan tugas secara profesional, guru memerlukan wawasan
yang mantap tentang kemungkinan-kemungkinan strategi belajar mengajar yang
sesuai dengan tujuan belajar yang telah dirumuskan, baik dalam arti efek
instruksional (tujuan belajar yang dirumuskan secara eksplisit dalam proses
-
10
belajar mengajar), maupun dalam arti efek pengiring (hasil ikutan yang didapat
dalam proses belajar mengajar, misalnya kemampuan berpikir kritis, kreatif, sikap
terbuka setelah siswa mengikuti diskusi kelompok kecil dalam proses belajarnya).
Menurut Masnur Muslich, strategi dasar arti setiap usaha meliputi empat
masalah yaitu: (Masnur, 2011:4)
1. Pengindentifikasian dan penetapan spesifikasi dan kualifikasi hasil
yang harus dicapai dan menjadi sasaran usaha tersebut, dengan
mempertimbangkan aspirasi masyarakat yang memerlukannya.
2. Pertimbangan dan pemilihan pendekatan utama yang ampuh untuk
mencapai sasaran.
3. Pertimbangan dan penetapan langkah-langkah yang ditempuh sejak
awal sampai akhir.
4. Pertimbangan dan penetapan tolak ukur dan ukuran baku yang akan
digunakan untuk menilai keberhasilan usaha yang dilakukan.
Kalau diterapkan dalam konteks pendidikan, keempat strategi dasar
tersebut bisa diterjemahkan menjadi:
1) Mengidentifikasikan serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi
perubahan tingkah laku dan kepribadian peserta didik sebagaimana
yang diharapkan.
2) Memilih sistem pendekatan belajar mengajar berdasarkan aspirasi
dan pandangan hidup masyarakat.
3) Memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik belajar
mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat
dijadikan pegangan oleh para guru dalam kegiatan belajarnya.
4) Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan dan
kriteria dan standar keberhasilan sehingga dapat dijadikan pedoman
oleh guru dalam melakukan evaluasi hasil kegiatan belajar mengajar,
yang selanjutnya menjadi umpan balik bagi penyempurnaan sistem
instruksional yang bersangkutan secara keseluruhan.
Joni perpendapat bahwa yang dimaksud dengan strategi adalah suatu
prosedur yang digunakan untuk memberikan suasana yang konduktif kepada
-
11
siswa dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Adapun ciri-ciri strategi
menurut Stoner dan Sirait adalah sebagai berikut: (Hamdani, 2011:18)
1. Wawasan waktu, meliputi cakrawala waktu yang jauh kedepan, yaitu
waktu yang diperlukan untuk melaksakan kegiatan tersebut dan
waktu yang diperlukan untuk mengamati dampaknya.
2. Dampak. Walaupun dasar akhir dengan mengikuti strategi tertentu
tidak langsung terlihat untuk jangka waktu lama, dampak akhir akan
sangat berarti.
3. Pemusatan upaya. Sebuah strategi yang efektif biasanya
mengharuskan pemusatan kegiatan, upaya, atau perhatian terhadap
rentang sasaran yang sempit.
4. Pola keputusan. Kebanyakan strategi mensyaratkan bahwa sederetan
keputusan tertentu harus diambil sepanjang waktu. Keputusan-
keputusan tersebut harus saling menunjang, artinya mengikuti suatu
pola yang konsisten.
5. Peresapan. Sebuah strategi mencakup suatu spectrum kegiatan yang
luas mulai dari proses alokasi sumber daya sampai dengan kegiatan
operasi harian. Selain itu, adanya konsistensi sepanjang waktu dalam
kegiatan-kegiatan ini mengharuskan semua tingkatan organisasi
bertindak secara naluri dengan cara- cara yang akan memperkuat
strategi.
Dengan demikian, strategi dapat diartikan sebagai suatu susunan,
pendekatan, atau kaidah-kaidah untuk mencapai suatu tujuan dengan
menggunakan tenaga, waktu, serta kemudahan secara optimal.
B. Pengertian Guru
Guru merupakan pendidik propesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada
jalur pendidik formal (Supriyadi, 2015:11). Guru disebut juga pendidik dan
pengajar, tetapi kita tahu tidak semua pendidik adalah guru, sebab guru adalah
suatu jabatan profesional yang pada hakikatnya memerlukan persyaratan
-
12
keterampilan teknis dan sikap kepribadian tentu yang semuanya itu dapat
diperolah melalui proses belajar mengajar dan latihan, sebagai mana pendapat
mengatakan bahwa: “seorang pendidik profesional adalah seorang yang memiliki
pengetahuan, keterampilan dan sikap profesional yang mampu dan setia
mengembangkan profesinya, menjadi anggota organisasi professional pendidikan
memegang teguh kode etik profesinya, ikut serta dalam mengkomunikasikan
usaha pengembangan profesi bekerja sama dengan profesi yang lain”(Roestiyah
NK, 2006:175).
Guru adalah seorang yang diserahi tanggung jawab sebagai pendidik
dilingkungan sekolah (Parwanto, 1997:138). secara umum, guru adalah seorang
pendidik dan guru di sekolah-sekolah pendidik anak usia dini atau pendidikan
formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Menjadi seorang pendidik
harus memiliki kualifikasi akademik dan kopetensi sebagai agenda pembelajaran
sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujutkan tujuan
pendidikan nasional (E. Musyasa, 2003:8).
Guru adalah sosok yang digugu dan ditiru. Digugu artinya diindahkan atau
dipercayai. Sedangkan ditiru artinya dicontoh atau diikuti dan ditelusuri dari 14
bahasa asalnya, Sanskerta, kata “guru” adalah gabungan dari kata gu dan ru. Gu
artinya kegelapan, kejumudan atau kekelaman. Sedangkan ru artinya melepaskan,
menyingkirkan atau membebaskan. Jadi guru adalah manusia yang “berjuang”
terus-menerus dan secara gradual, untuk melepaskan manusia dari kegelapan
(Aziz, 2012:19).
Guru adalah semua orang ada disekolah yang bertanggung jawab dalam
pendidikan terhadap murid-murid. Istilah guru yang digunakan terkait dengan
kepala sekolah, pengawas/inspektur serta tenaga kependidikan lainnya (Hosein,
2014:52).
Guru yaitu seseorang yang berusaha membimbing siswa agar dapat
menemukan berbagai potensi yang dimilikinya, membimbing siswa agar dapat
mencapai dan melaksanakan tugas-tugas perkembangan mereka, sehingga dengan
ketercapaian itu ia dapat tumbuh dan berkembang sebagai individu yang mandiri
dan produktif, (Rahman, 2014:114).
-
13
Guru adalah sebagai pendidik, pembuka mata hati manusia dan merupakan
hal penting di kala gelap serta penghibur di kala duka. Menghormati guru adalah
merupakan sikap terima kasih dan perbuatan ini telah dilakukan oleh para ulama
terdahulu kepada guru-guru mereka (Abdurrahman, 2016:187). Guru yaitu
seseorang yang berusaha membimbing santri/siswanya dalam proses
pembelajaran agar mereka dapat menemukan berbagai potensi yang ada pada diri
mereka.
Sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Undang-undang Republik
Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen. Singkatnya: empat
kompetensi tersebut adalah suatu keharusan yang mau tidak mau harus dimiliki
oleh guru . kompetensi tersebut antara lain (Enar Ratriany, 2015:29):
1. Kompetensi pedagogik.
Kompetensi ini menitik-beratkan pada penguasaan materi
pembelajaran secara luas dan mendalam yang meliputi beberapa aspek
mendasar. Hal ini sangat penting agar guru benar-benar profesional
dalam menjalankan amanahsebagai pendidik. Di antanya adalah:
a. Kenalilah karakteristik anak didik
Guru profesional harus mengetahui semua karakteristik anak
didiknya. Seperti kebiasaan,tingkat kecerdasan IQ, maupun sikap
dan aspek psikilogis anak. Pengenalan karakter ini akan
membantu guru dalam mengambil sikap dalam proses
pembelajaran. Dengan begitu, guru akan bijak dalam bersikap.
Karena faktanya, tiap anak didik memiliki karakter dan tabiat
yang berbeda- beda, terutama kecenderungan anak dalam
menangkap materi pelajaran
b. Menguasai teori pembelajaran
Sebagai guru, penguasaan teori/materi pembelajaran mutlak
diperlukan. Jangan sampai guru terlihat bingung dan linglung
ketika masuk kelas karena mentahnya penguasaan materi. Selain
itu, penguasaan materi menjadi salah satu indikator
profesionalisme seorang guru dalam memikul tanggung jawab.
-
14
c. Mampu mengembangkan kurikulum
Tidak sebatas mengajar, guru harus pula mengembangkan materi
yang diajarkan. Sebab, dari tahun ke tahun, kurikulum dalam
dunia pendidikan selalu bergerak dinamis. Bila tidak siap, tidak
menutup kemungkinan guru akan merasa kebingungan dan
terkesan tidak mengikuti perkembangan. Maka sebab itulah, guru
harus bisa berinovasi dan bisa mengembangkan kurikulum
didalam kelas agar proses belajar-mengajar tidak monoton.
d. Memahami dan mengembangkan potensi peserta didik
Sebenarnya, banyak anak-anak cerdas yang tidak bisa
berkembang. Kecerdasan mereka stagnan, dan bahkan tidak
sedikit yang awalnya cerdas berbalik menjadi tidak cerdas.
Pertanyaannya: salah siapa. Sebagai guru, jelas tidak bijak bila
menimpakan seluruh kesalahan pada peserta didik. Nah, itulah
tugas berat yang nangkring dipundak guru. Singkatnya: guru tidak
cukup hanya mengajar tetapi harus pula memahami dan mampu
mengembangkan potensi besar yang tersembunyi dari peserta
didik.
e. Kegiatan pembelajaran yang mendidik
Sejatinya, pendidikan merupakan proses mendidik anak agar bisa
menjadi pribadi yang terdidik dan lebih cerdas. Tapi nyatanya,
tidak jarang proses belajar-mengajar di dalam kelas tidak berjalan
efektif karena guru tidak bisa mendidik dengan benar. Oleh Karen
itu, guru harus terus belajar agar bisa menjadi pendidik yang
berkompeten dalam menggembleng anak didik dengan kualitas
dan kecerdasan yang santun.
f. Penilaian dan evaluasi pembelajaran
Sebagai tugas selanjutnya, guru harus memberikan penilaian dan
evaluasi hasil pembelajaran anak didik. Artinya, guru tidak hanya
memberikan pelajaran, tapi juga harus melakukan evaluasi. Ini
penting, karena dengan begitu, guru bisa mengetahui secara detail
-
15
dan gamblang bagaimana perkembangan anak didik di dalam
kelas.
2. Kompetensi kepribadian
Kompetensi ini mencakup kemampuan kepribadian yang dimiliki
seorang guru. Semua orang, jelas memiliki kepribadian yang berbeda-
beda, dan itu merupakan fitrah sebagai manusia. Tapi, bagaimana pun
juga, guru tetap harus memiliki standar kepribadian yang paten.
Kepribadian ini yang nantinya akan ditiru anak didik ketika diruang
kelas maupun dalam ranah kehidupan sosial. Kompetensi kepribadian
itu mancakup pula sifat arif, bijaksana, wibawa, dan akhlak mulia
seorang guru.
3. Kompetensi professional
Kompetensi ini mencakup penguasaan materi pembelajaran secara
luas dan mendalam. Keberhasilan kompetensi ini bisa dilihat dari
sejauh mana kemampuan guru dalam mengikuti perkembangan ilmu
yang selalu dinamis. Maka bersikaplah profesional dalam mengajar di
dalam ruangan kelas. Anda harus memahami konsep, sturuktur, dan
metode mengajar di dalam ruangan kelas. Materi yang anda ajarkan
harus sama dengan materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah.
Anda harus mampu menerangkan materi dengan gaya santai dan tidak
monoton, agar anak didik bisa menangkap apa yang anda katakana
dengan sempurna.
4. Kompetensi sosial
Kompetensi sosial bisa dilihat dari bagaimana seorang guru
berkecimpung dalam kancah sosial dan bekerja sama dengan peserta
didik atau pun dengan guru-guru lainnya. Kompetensi sosial yang
harus dikuasai guru, meliputi: cara berkomunikasi secara lisan
maupun tulisan; cara menggunakan teknologi komunikasi dan
informasi secara fungsional; bergaul secara efektif dengan peserta
didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtua/wali peserta
didik; dan bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar.
-
16
Semuanya harus dilakukan dengan seimbang agar semua bisa berjalan
lancar dan anda bisa menjalankan tugas dengan baik dan sempurna
Jadi hal ini penulis mengambil kesimpulan, guru adalah sosok pigur dan
pembimbing bagi siswa untuk mebentuk kecerdasan emosional anak demi
tercapinya suatu pendidikan yang bertarap nasional.
C. Fungsi dan Peranan Guru
Guru dalam menjalankan profesionalitasnya memiliki tugas kemanusiaan,
artinya guru harus mampu menanamkan nilai-nilai kemanusiaan kepada anak
didik seperti dijelaskan oleh Usman (Abu Bajar, 2009:19). Bahwa tugas
kemanusiaan guru meliputi penanaman nilai moral kepada anak didik, dan
menjadi orang tua kedua siswa dan siswinya. Menanamkan nilai-nilai
kemanusiaan kepada anak didik seperti ahlak, budi pekerti, dan sikap
kesetiakawanan sosial dan menempatkan diri sebagai orang tua kedua berarti
memahami jiwa dan watak anak didik (Jejen Musfah, 2015:52).
Dalam konteks proses pendidikan di sekolah guru memiliki tugas untuk
mendidik, mengajar, dan melatih. menjelaskan tugas guru tersebut: (Abu Bakar,
2009:9)
1. Mendidik berarti menanamkan, meneruskan, dan mengembangkan
nilai-nilai hidup kepada anak didik ( nilai-nilai agama dan budaya).
2. Melatih berarti membekali anak didik agar memiliki keterampilan
sebagai bekal dalam kehidupannya.
3. Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan
dan teknologi.
Masih ada sementara orang yang berpendapat, bahwa peranan guru hanya
mendidik dan mengajar saja. Pandangan modern yang dikemukakan oleh Adams
& Dickey bahwa peran guru sangat luas, meliputi (Oemar Hamalik, 2014:123):
1. Guru sebagai pengajar (teacher as instructor)
Guru bertugas memberikan pengajaran di dalam sekolah (kelas). Ia
meyampaikan pelajaran agar murid memahami dengan baik semua
pengetahuan yang telah disampaikan itu. Selain itu juga berusaha agar
-
17
terjadi perubahan sikap, keterampilan, kebiasaan, hubungan sosial,
apersiasi, dan sebagainya melaluli pengajaran yang diberikannya.
2. Guru sebagai pembimbing (teacher as counsellor)
Guru berkewajiban memberikan bantuan kepada murid agar mereka
mampu menemukan masalah sendiri, memecahkan masalahnya
sendiri, mengenal diri sendiri, dan meyesuaikan diri dengan
lingkungannya. Murid- murid membutuhkan bantuan guru dalam hal
mengatasi kesulitan-kesulitan pribadi, kesulitan pendidikan, kesulitan
memilih perkerjaan, kesulitan dalam hubungan sosial dan
interpersonal.
3. Guru sebagai ilmuan (teacher as scientist)
Guru dipandang sebagai orang yang paling berpengetahuan. Dia
bukan hanya berkewajiban meyampaikan pengetahuan yang
dimilikinya kepada murid, tetapi juga berkewajiban mnegmbangkan
pengetahuan itu dan terus-menerus memupuk pengetahuan yang telah
dimilikinya.
4. Guru sebagai pribadi (teacher as person)
Sebagai pribadi setiap guru harus memiliki sifat-sifat yang disenangi
oleh murid-muridnya, oleh orang tua, dan oleh masyarakat. Sifat-sifat
itu sangat di perlukan agar dia dapat melaksanakan pengajaran secara
efektif. Karena itu guru wajib berusaha memupuk sifat-sifat
pribadinya sendiri (internal) dan mengembangakan sifat-sifat pribadi
yang disenangi oleh pihak luar (eksternal).
D. Strategi Guru Dalam Mendisplikan Peserta Didik
Tugas guru dalam pembelajaran tidak terbatas pada penyampaian materi
pembelajaran, tetapi lebih dari itu, guru harus membentuk kompetensi dan
peribadi peserta didik. Oleh karena itu, guru harus senantiasa mengawasi perilaku
peserta didik, terutama pada jam-jam sekolah, agar tidak terjadi penyimpangan
perilaku atau tindakan yang indisiplin.Untuk kepentingan tersebut, dalam rangka
mendisiplinkan peserta didik guru harus mampu menjadi pembimbing, contoh
-
18
atau teladan, pengawas, dan pengendali seluruh perilaku peserta didik.
Sebagai pembimbing, guru harus berupaya untuk membimbing dan
mengarahkan perilaku peserta didik ke arah yang positif, dan menunjukkan
pembelajaran. Sebagai contoh atau teladan, guru harus memperlihatkan perilaku
disiplin yang baik kepada peserta didik, karena bagaimana peserta didik akan
berdisiplin kalau gurunya tidak menunjukkan sikap disiplin. Sebagai pengendali,
guru harus mampu mengendalikan seluruh perilaku peserta didik di sekolah.
Dalam hal ini guru harus mampu secara efektif menggunakan alat pendidikan
secara tepat waktu dan tepat sasaran, baik dalam memberikan hadiah maupun
hukuman terhadap peserta didik.
Menurut Reisman and Payne cara-cara dan strategi guru untuk
mendisiplinkan peserta didik sebagai berikut:
1. Konsep diri (self-concept), untuk menumbuhkan konsep diri guru
disarankan bersikap empatik, menerima, hangat, dan terbuka,
sehingga peserta didik dapat mengeksplorasikan pikiran dan
perasaannya dalam memecahkan masalah.
2. Keterampilan berkomunikasi (communication skills), guru harus
memiliki keterampilan komunikasi yang efektif agar mampu
menerima semua perasaan dan mendorong timbulnya kepatuhan
peserta didik.
3. Konsekuensi-konsekuensi logis dan alami (natural and logical
consequences), perilaku-perilaku yang salah terjadi karena peserta
didik telah mengembangkan kepercayaan yang salah terhadap dirinya.
Untuk itu guru disarankan a). Menunjukkan secara tepat tujuan
perilaku yang salah sehingga membantu peserta didik dalam
mengatasi perilakunya dan b). Memanfaatkan akibat-akibat logis dan
alami dari perilaku yang salah.
4. Klarifikasi nilai (values clarification) hal ini dilakukan untuk
membantu peserta didika dalam menjawab perantanyannya sendiri
tentang niali-nilai dan membentuk sistem nilai sendiri.
5. Analisis transaksional (transactional analysis), disarankan agar guru
-
19
bersikap dewasa, terutama apabila berhadapan dengan peserta didik
yang mengahadapi masalah.
6. Terapi realitas (reality therapy), guru bersikap posotof dan
bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan sekolah dan melibatkan
peserta didik secara optimal dalam pembelajaran.
7. Disiplin yang terintregasi (assertive discipline), guru harus mampu
mengendalikan,mengembangkan dan mempertahankan peraturan, tata
tertib sekolah termasuk pemanfaatan papan tulis untuk menuliskan
nama-nama peserta didik yang berperilaku menyimpang.
8. Modifikasi perilaku (behavior modification), guru harus menciptakan
iklim pembelajaran yang kondusif, yang dapat memodifikasi perilaku
peserta didik.
9. Tantangan bagi disiplin (dare to discipline), guru harus
cekatan,terorganisasi, dan tegas dalam mengendalikan disiplin peserta
didik.
E. Pengertian Pembelajaran Daring
Pembelajaran diselenggarakan sebagai upaya untuk meningkatkan
kemampuan berpikir peserta didik, kemampuan mengkontruksi pengetahuan baru,
dan kemampuan menguasai materi pelajaran dengan baik. Pembelajaran perlu
didesain dengan baik, karena melibatkan interaksi peserta didik, pendidik (guru)
dan sumber belajar pada sebuah lingkungan belajar.
Pembelajaran diselenggarakan dengan tujuan untuk membantu peserta didik agar
dapat belajar dengan sebaik-baiknya. Tidak dapat dipungkiri bahwa seiring
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka penerapan pembelajaran
juga mengalami perubahan.
Daring merupakan singkatan dari “dalam jaringan” sebagai pengganti
kata online yang sering kita gunakan dalam kaitannya dengan teknologi internet.
Daring adalah terjemahan dari istilah online yang bermakna tersambung ke dalam
jaringan internet. Daring adalah suatu sistem pembelajaran yang digunakan ialah
sebagai sarana ialah sebagai proses belajar mengajar yang dilaksanakan tanpa
-
20
harus bertatap muka dengan secara langsung antara pendidik dengan siswa/i .
(Setiawan, 2018:79)
Jadi Maksud dari Pembelajaran daring artinya adalah pembelajaran yang
dilakukan secara online, menggunakan aplikasi pembelajaran maupun jejaring
sosial.
F. Ciri-Ciri Pembelajaran Daring
Pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang dilakukan tanpa
melakukan tatap muka, tetapi melalui platform yang telah tersedia. Segala bentuk
materi pelajaran didistribusikan secara online, komunikasi juga dilakukan secara
online, dan tes juga dilaksanakan secara online. Daring juga menyatakan kondisi
pada suatu alat perlengkapan atau suatu unit fungsional. Sebuah kondisi dikatakan
daring apabila memenuhi beberapa persyaratan sebagai berikut :
1. Di bawah pengendalian langsung dari alat yang lainnya.
2. Di bawah pengendalian langsung dari sebuah sistem.
3. Tersedia untuk penggunaan segera atau real time.
4. Tersambung pada suatu sistem dalam pengoperasiannya
5. Bersifat fungsional dan siap melayani.
Selama pelaksanaan pembelajaran daring, peserta didik memiliki keleluasaan
waktu untuk belajar. Peserta didik dapat belajar kapan pun dan dimana pun, tanpa
dibatasi oleh ruang dan waktu. Peserta didik juga dapat berinteraksi dengan guru
pada waktu yang bersamaan, seperti menggunakan video call atau live
chat. Pembelajaran daring dapat disediakan secara elektronik menggunakan forum
atau message.
G. Pengertian Karakter
Secara etimologis, kata karakter (Inggris: character) derasal dari bahasa
Yunani (Greek), yaitu eharassein yang berarti “to engrave” yang dapat
diterjemahkan menjadi mengukir, memahatkan, atau menggoreskan dalam
menerapkan pendidikan karakter di sekolah. (Suyadi, 2012:21)
Dalam bahasa inggris, karakter disebut juga dengan istilah character yang
berarti mengukir, melukis, memahatkan, atau menggoreskan. Karakter menurut
-
21
kamus besar bahasa Indonesia adalah sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti
yang dapat membedakan seseorang dengan yang lain. Merujuk pada pengertian
kebahasaan dalam kamus bahasa Indonesia tersebut, karakter dapat di pahami
sebagai huruf, angka, ruang, symbol khusus yang dapat dimunculkan pada layar
dengan papan ketik. Artinya, orang yang berkarakter adalah orang yang
berpribadian, berprilaku, bersifat, bertabiat, atau berwatak.
Disamping karakter dapat dimaknai secara etimologis, karakter juga dapat
dimaknai secara terminologis, Thomas Lickona, sebagai di kutip Marzuki
mendefinisikan karakter sebagai, “ A reliable inner disposition to respond to
situations in a morally good way”.
Dalam pendidikan karakter, lickona menekankan pentingnya tiga komponen
karakter yang baik (components of good character), yaitu (Mansur, 2011:133).
moral knowing atau pengetahuan tentang moral, moral feeling atau perasaan
tentang moral, dan moral action atau perbuatan moral. Hal ini diperlukan agar
anak mampu memahami, merasakan dan mengerjakan sekaligus nilai-nilai
kebijakan.
Moral knowing merupakan hal yang penting untuk diajarkan, moral
knowing ini terdiri dari enam hal, yaitu: 1) moral awareness (kesadaran moral), 2)
knowing moral values (mengetahui nila-nilai moral), 3) perspective taking
(mengambil sikap pandangan), 4) moral reasoning (memberikan penalaran
moral), 5) decision making (membuat keputusan), dan 6) self knowledge
(menjadikan pengetahuan sebagai miliknya.
Moral feeling adalah aspek yang lain yang harus ditanamkan kepada anak
yang merupakan sumber energi dari manusia untuk bertindak sesuai dengan
prinsip-prinsip moral. Terdapat enam hal yang merupakan aspek emosi yang
harus mampu dirasakan oleh seseorang untuk menjadi manusia yang berkarakter,
yakni: 1) conscience (nurani/suara hati), 2) self esteem (harga diri), 3)
empathy(empati), 4) loving the good (mencintai kebenaran), 5) self control
(pengendalian diri), dan 6) humility (kerendahan hati).
Moral action adalah bagaimana membuat pengetahuan moral dapat
diwujudkan menjadi tindakan nyata. Berbuatan tindakan moral ini merupakan
-
22
hasil (outcome) dari komponen karakter lainnya. Ada tiga aspek yang menjadi
indikator dari moral action, yaitu: 1) competence (kompetensi), 2) will
(keinginan), dan 3) habit (kebiasaan).
Karakter dapat juga diartikan sama dengan akhlak dan budi pekerti,
sehingga karakter bangsa identik dengan akhlak bangsa atau budi pekerti bangsa.
Bangsa yang berkarakter adalah bangsa yang berakhlak dan berbudi pekerti,
sebaliknya bangsa yang tidak berkarakter adalah bangsa yang tidak mempunyai
akhlak atau budi pekerti atau juga tidak mempunyai standar norma dan prilaku
yang baik.
Dari pengertian secara etimologi maupun terminologis di atas dapat
disimpulkan bahwa karakter merupakan nilai-nilai universal perilaku manusia
yang meliputi seluruh aktivitas kehidupan, baik berhubungan dengan tuhan, diri
sendiri, sesama manusia, maupun dengan lingkungan, yang terwujud dalam
pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma
agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat.
H. Jenis-Jenis Karakter
Menurut Rohinah. dalam buku (mengembangkan karakter anak secara
efektif di sekolah dan rumah) bahwa dalam pendidikan karakter, terdapat enam
nilai etika utama (core ethical values) seperti yang tertuang dalam deklarasi aspek
yaitu meliputi), (1) dapat dipercaya (trustworthy) seperti sifat jujur (honesty) dan
integritas (integrity), (2) memperlakukan orang lain dengan hormat (treats people
with respect), (3) bertanggung jawab (responsible), (4) adil (fair), (5) kasih
sayang (caring), dan (6) warga Negara yang baik (good citizen). (Rohinah,
2012:35)
Lebih lanjut, sumantri menjelaskan beberapa esensi nilai karakter yang
dapat dieksplorasi, diklarifikasi, dan direalisasikan melalui pembelajaran baik
dalam intra dan ekstakurikuler antara lain sebagai berikut. (Kemendiknas. :2010).
Sementara dalam persepsi kemendiknas terdapat 18 nilai karakter yang
tertuang dalam buku pengembangan pendidikan dan budaya dan karakter bangsa
yang disusun kementerian pendidikan nasional melalui badan penelitian dan
-
23
pengembangan pusat kurikulum (Suyadi, 2012:24) :
1. Religious, yakni ketaatan dan kepatuhan dalam memahami dan
melasanakan ajaran agama (aliran kepercayaan) yang dianut,
termasuk dalam hal ini adalah sikap toleran terhadap pelaksanaan
ibadah agama (aliran kepercayaan) lain, serta hidup rukun dan
berdampingan.
2. Jujur, yakni sikap dan prilaku yang mencerminkan kesatuan antara
pengetahuan, perkataan dan perbuatan (mengetahui yang benar,
mengatakan yang benar dan melakukan yang benar) sehingga
menjadikan orang yang bersangkutan sebagai pribadi yang dapat
dipercaya.
3. Toleransi, yakni sikap dan prilaku yang mencerminkan penghargaan
terhadap perbedaan agama, aliran kepercayaan, suku, adat, bahasa,
ras, etis, pendapat, dan hal-hal lain yang berbeda dengan dirinya
secara sadar dan terbuka, serta dapat hidup tenang ditengah perbedaan
tersebut.
4. Disiplin, yakni kebiasaan dan tindakan yang konsisten terhadap segala
bentuk peraturan dan tata tertib yang berlaku.
5. Kerja keras, yakni prilaku yang menunjukkan upaya secara sungguh-
sungguh (berjuang hingga titik darah penghabisan) dalam
menyelesaikan berbagai tugas, permasalahan, pekerjaan, dan lain
sebagainya dengan sebaik-baiknya.
6. Kreatif, yakni sikap dan prilaku yang mencerminkan inovasi dalam
berbagai segi dalam memecahkan masalah, sehingga selalu
menemukan cara-cara baru bahkan hasil-hasil baru yang lebih baik
dari sebelumnya.
7. Mandiri, yakni sikap dan prilaku yang tidak tergantung pada orang
lain dalam menyelesaikan berbagai tugas maupun persoalan. Akan
tetapi, hal ini bukan berarti tidak boleh kerja sama secara kolaboratif,
melainkan tidak boleh melemparkan tugas dan tanggung jawab kepada
-
24
orang lain.
8. Demokrasi, yakni sikap dan cara berpikir yang mencerminkan
persamaan hak dan kewajiban secara adil dan merata antara dirinya
dan orang lain.
9. Rasa ingin tahu, yakni cara berpikir, sikap dan prilaku yang
mencerminkan penasaran dan keingintahuan terhadap segala hal yang
dilihat, didengar, dan dipelajari secara mendalam.
10. Semangat kebangsaan atau nasionalisme, yakni sikap dan tindakan
yang menempatkan kepentingan bangsa dan Negara diatas
kepentingan pribadi atau idividu dan golongan.
11. Cinta tanah air, yakni sikap dan prilaku yang mencerminkan rasa
bangsa, setia, peduli dan penghargaan yang tinggi terhadap bangsa,
budaya, ekonomi, politik dan lain sebagainya sehingga tidak mudah
menerima tawaran bangsa lain yang dapat merugikan bangsa sendiri.
12. Menghargai prestasi, yakni sikap terbuka terhadap prestasi orang lain
serta mengakui kekurangan diri sendiri tanpa mengurangi semangat
prestasi lebih tinggi.
13. Komunikasi, senang bersahabat atau proaktif, yakni sikap dan
tindakan terbuka terhadap orang lain melalui komunikasi yang santun
sehingga tercipta kerja sama sesara kolaboratif dengan baik.
14. Cinta damai, yakni sikap dan prilaku yang mencerminkan suasana
damai, aman, tenang dan nyaman atas kehadiran dirinya dalam
komunitas atau masyarakat tertentu.
15. Gemar membaca, yakni kebiasaan dengan tanpa paksaan untuk
menyelesaikan waktu secara khusus guna membaca berbagai
informasi, baik buku, jurnal, majalah, Koran, dan lain sebagainya
sehingga menimbulkan kebijakan bagi dirinya.
16. Peduli lingkungan, yakni sikap dan tindakan yang selalu berupaya
menjaga dan melestarikan lingkungan sekitar.
-
25
17. Peduli sosial, yakni sikap dan perbuatan yang mencerminkan
kepedulian terhadap orang lain maupun masyarakat yang
membutuhkannya.
18. Tanggung jawab, yakni sikap dan prilaku seseorang dalam
melaksanakan tugas dan kewajibannya, baik yang berkaitan dengan
diri sendiri, sosial, masyarakat, bangsa, negara, maupun agama.
Keseluruhan nilai karakter di atas oleh kemendiknas akan
diimplementasikan di sekolah/madrasah (SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA/SMK)
melalui proses pembelajaran di dalam kelas. Bahkan, kemendiknas telah
merumuskan indikator setiap nilai karakter, baik di tingkat madrasah maupun di
kelas.
I. Pengertian Karakter Disiplin
Kedisiplinan berasal dari kata disiplin yang mendapat awalan ke akhiran –
an menurut kamus besar bahasa Indonesia disiplin mempunyai arti ketaatan dan
patuhan pada aturan, tata tertip dan lain sebagainya Disiplin merupakan perasaan
taat dan patuh terhadap nilai-nilai yang dipercaya termasuk melakukan pekerjaan
tertentu yang menjadi tanggung jawab.
Disiplin merupakan pengaruh dirancang membantu anak menghadapi
lingkungan. Disiplin tumbuh dari kebutuhan menjaga keseimbangan antara
kecenderungan dan keinginan individu untuk berbuat agar memperoleh suatu,
dengan pembatasan atau peraturan yang diperlukan oleh lingkungan terhadap
dirinya (Siri Nam, 2008:35)
Secara etimologi disiplin berasal dari bahasa Latin yaitu discre yangberarti
belajar. Kemudian timbul kata disciplina yang berarti pengajaran atau pelatihan.
Sedangkan disiplin dalam bahasa Inggris disebut disciple yang berarti seseorang
yang belajar dari atau secara sukarela mengikuti seorang pemimpin seperti
pengikut atau murid. (Hurlock, 2013:24.)
-
26
Dalam al-Quran surat AL-An’am ayat 115 menjelskan mengenai disiplin
yaitu :
Sedangkan Al-Qur`ān ini adalah kitab suci yang Kami turunkan dengan
limpahan berkah yang banyak. Karena Al-Qur`ān ini berisi banyak hal yang
bermanfaat terkait masalah agama dan dunia. Maka ikutilah apa yang diturunkan
di dalamnya dan jangan melanggarnya agar kalian mendapatkan kasih sayang-
Nya.
Dalam hal ini disiplin diartikan sebagai ketaatan pada peraturan yang
berlaku. Sedangkan secara terminologis, istilah disiplin mengandung arti sebagai
keadaan tertib dimana para pengikut itu tunduk dengan senang hati kepada ajaran-
ajaran yang para pemimpinnya. Orang tua serta guru merupakan pemimpin
sedangkan anak merupakan murid yang belajar dari mereka cara hidup yang
menuju ke kehidupan yang berguna dan bahagia. Jadi disiplin merupakan cara
masyarakat mengajar anak dalam perilaku moral yang disetujui kelompok
J. Pentingnya karakter Disiplin
Dalam dunia pendidikan, disiplin menjadi prasyarat dalam pembentukan
sikap, prilaku dan tata kehidupan. Menurut Elizabeth B. Hurlock dalam bukunya
“Perkembangan Anak” mengemukakan, bahwa disiplin itu penting untuk
perkembangan anak, karena disebabkan beberapa hal yaitu: (Minarti :2010
hal,195).
a. Disiplin memberi anak rasa aman dengan memberitahukan apa yang
boleh dan yang tidak boleh dilakukan;
b. Dengan disiplin membantu anak menghindari perasaan bersalah dan
rasa malu akibat perilaku yang salah;
c. Disiplin memungkinkan anak hidup menurut standar yang disetujui
kelompok sosial dan dengan demikian memperoleh persetujuan sosial;
-
27
d. Dengan disiplin, anak belajar bersikap menurut cara yang akan
mendatangkan pujian yang akan ditafsirkan anak sebagai tanda kasih
sayang dan penerimaan,
e. Disiplin yang sesuai dengan perkembangan berfungsi sebagai
motivasi pendorong ego yang mendorong anak mencapai yang
diharapkan darinya; serta,
f. Disiplin membantu anak mengembangkan hati nurani, pembimbing
dalam pengambilan keputusan dan pengendalian perilaku.
Dari uraian di atas dapat diketahui disiplin sangat penting dan dibutuhkan
oleh setiap siswa. Disiplin yang tumbuh secara sadar akan membentuk sikap,
perilaku, dan tata kehidupan yang teratur yang akan menjadikan siswa sukses tak
hanya dalam belajar namun juga dalam lingkungan kehidupannya.
K. Tujuan Karakter Disiplin
Secara umum tujuan yang ingin dicapai melalui pelaksanaan disiplin dan
tata tertib sekolah adalah terlaksananya proses pembelajaran secara baik yang
menunjang peningkatan mutu pendidikan di sekolah. Sedangkan menurut E.
Mulyasa tujuan dari disiplin untuk membantu peserta didik menemukan dirinya,
mengatasi, mencegah timbulnya masalahmasalah disiplin, serta berusaha
menciptakan situasi yang menyenangkan dalam pembelajaran sehingga mereka
mentaati segala peraturan yang telah ditetapkan.
Dalam bukunya Leadership in Elementary School Administration an
Supervision, Elsbree menjelaskan bahwa: “He should accept the philosophy that
discipline any action have two purpose”. Kedua tujuan itu adalah:
a. Menolong anak menjadi matang pribadinya dan berubah sifat
ketergantungan ke arah tidak ketergantungan; dan,
b. Mencegah timbulnya persoalan-persoalan disiplin dan menciptakan
situasi dan kondisi dalam belajar mengajar agar mengikuti segala
peraturan yang ada dengan penuh perhatian (Sahertian, 2008:126).
Setiap manusia perlu memiliki kemampuan untuk mengendalikan dirinya.
Apabila tidak memiliki kemampuan untuk mengendalikan diri tentunya sulit
-
28
dalam menghadapi kehidupan dan bertindak dengan baik dan dipikirkan dengan
matang. Siswa juga perlu memiliki kemampuan untuk mengendalikan dirinya dan
kemampuan untuk mengarahkan dirinya dan keinginannya ke halhal yang positif.
Agar dapat bakat dan minatnya tersalur dengan baik diperlukan pembinaan dan
tuntunan serta aturan sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki.
Dengan pembinaan dan aturan tentunya siswa mengetahui hal apa yang
boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan. Dengan adanya tujuan disiplin peserta
didik dapat belajar hidup dengan aturan yang baik dan kebiasaankebiasaan yang
baik sehingga dapat bermanfaat bagi dirinya sendiri dan lingkungan. Dengan
adanya aturan atau tata tertib tentunya sekolah memiliki ketertiban, keberhasilan
penyelenggaraan program-program sekolah, tercapainya tujuan pendidikan dan
keamanan dilingkungan sekolah. Dari penjelasan di atas mengenai tujuan disiplin
dapat disimpulkan bahwa dengan adanya tujuan disiplin akan melatih siswa agar
mampu mengatur dirinya sendiri dengan baik dan dapat mengontrol tingkah laku
serta dapat mengerjakan tugasnya secara optimal dan baik
L. Indikator Kedisiplinan Peserta Didik
1. Masuk sekolah tepat waktu pada jam yang telah ditentukan oleh
peraturan di sekolah.
2. Mengakhiri kegiatan belajar dan pulang sesuai jadwal yang ditentukan.
3. Menggunakan kelengkapan seragam sekolah sesuai peraturan.
4. Menjaga kerapian dan kebersihan pakaian sesuai dengan peraturan
sekolah.
5. Apabila berhalangan hadir ke sekolah (tidak masuk sekolah), maka
harus menyertakan surat pemberitahuan ke sekolah.
6. Mengikuti keseluruhan proses pembelajaran dengan baik dan aktif.
7. Mengikuti dan melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler yang di tentukan
di sekolahan.
8. Mengerjakan tugas yang diberikan guru.
9. Melaksanakan tugas piket kelas sesuai jadwal yang ditentukan.
10. Mengatur waktu belajar.
-
29
M. Penelitian Relevan
Adapun yang menjadi studi relevan pada penelitian penulis yaitu, tentang
strategi guru dalam membentuk karakter disiplin siswa. Dalam hal ini antara lain,
seperti pada penelitian di bawa ini:
1. Anggraini Rezita, 2015 berjudul Strategi guru dalam pembentukan
karakter siswa menurut kurikulum 2013 di kelas 4 Madrasah
Ibtidaiyah Nurul Huda Ngadirejo Kota Blitar. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian studi
kasus. Teknik Pengambilan data dilakukan melalui observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Adapun kesimpulan dari penelitian ini
adalah strategi guru dalam pembentukan karakter siswa menurut
kurikulum 2013 di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Huda Ngadirejo sudah
dinilai baik. Dari hal tersebut diharapkan guru agar tetap konsisten
dalam menerapkan strategi-strategi tersebut. Adapun persamaan dan
perbedaan dari penelitian di atas dengan penelitian yang saya buat
yaitu berfokus pada srategi guru dalam membentuk karakter siswa dan
penelitian yang saya buat di sini yaitu berfokus mengenai karakter
kedisiplinan siswa.
2. Heri Cahyono, 2017 yang berjudul Strategi Pendidikan Nilai Dalam
Membentuk Karakter Religius. Penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Teknik
Pengambilan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Adapun kesimpulanya keberhasilan terbentukanya
sebuah karakter ketika seseorang telah memiliki multi kopetensi
seperti halnya pengetahuan tentang moral (moral knowing), perasaan
tentang moral (moral feeling) dan perbuatan moral (moral action)
sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Adapun persamaan
dan perbedaan dari penelitian di atas dengan penelitian yang saya buat
yaitu berfokus pada karakter religius dalam membentuk karakter siswa
dan penelitian yang saya buat di sini yaitu berfokus mengenai karakter
kedisiplinan siswa.
-
30
3. Fahrurozi, 2019 Strategi pengembangan karakter siswa: Studi Kasus
di MIS Al Hikmah PPPI Jeru Tumpang. Penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif dengan jenis studi kasus dan rancangan kasus
tunggal. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Strategi
pengembangan karakter sabar, jujur, dan ikhlas pada siswa di MIS Al-
Hikmah Jeru-Tumpang dilakukan melalui strategi pengenalan,
pemahaman, penerapan, pembiasaan, pembudayaan dan
internalisasi.(2) Metode pengembangan karakter sabar, jujur, dan
ikhlas pada siswa dengan metode mujahadah dan riyadhah,
keteladanan, pembiasaan, pemberian nasehat, dan pemberian
ganjaran.. (3) Dampak strategi pengembangan karakter sabar, jujur,
dan ikhlas pada siswa di MIS Al-Hikmah Jeru-Tumpang ada dua,
yaitu dampak secara teoritis dan dampak secara praktis. Adapun yang
membedakan penelitian di atas dengan penelitian penulis yaitu lokasi
penelitian dan tujuan penelitian berbeda cara melakukannya.
-
31
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif,
pendekatan kualitatif ini bermaksud memahami fenomena apa yang dialami oleh
subjek penelitian, penelitian ini mengunakan pendidikan kuatitatif kerena dalam
melakukan tindakan kepada subjek penelitian yang sangat diutamakan adalah
mengungkapkan makna, yakni makna dan proses pembelajaran sebagai upaya
meningkatkan upaya motivasi kegairahan dan prestasi belajar melalui tindakan
yang dilakukan. (Sugiono, 2011:16).
Pendekatan ini digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah
(sebagi lawanya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen
kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan) analisis
data bersifat induktif /kualitatif ,dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan
pada makna daripada generalisasi. Metode yang dilakukan peneliti adalah metode
studi kasus, metode studi adalah meneliti suatu kasus atau fenomena tertentu yang
ada dalam masyarakat yang dilakukan secara mendalam untuk mempelajari latar
belakang, keadaan, interaksi yang terjadi.studi kasus dilakukan pada satu kesatuan
sistem yang berupa program. (Sugiono, 2009:15).
B. Setting dan Subjek Penelitian
1. Setting
Penelitian ini akan dilakukan Sekolah Dasar Negeri 165 Catur Rahayu
Kecamatan Dendang. Yang beralamat Di Jalan Jalur SK 14 Desa Catur
Rahayu Kecamatan Dendang Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
2. Subjek Penelitian
Menurut Sugiono, (Sugiono, 2009:9) subjek Penelitian adalah seorang
atau lapangan yang akan dijadikan penelitian atau sumber data yang dapat di
teliti dengan metode dialog sekaligus menjadikan data dalam penelitian,
subjek penelitian ini yang dominan adalah guru kelas dan siswa. namun
untuk memperoleh data yang akurat maka diperlukan juga adanya
-
32
pendiskusian dengan subjek yang lain seperti kepala sekolah, wali kelas II,
dan sebagian siswa kelas II.
Berdasarkan data dan subjek yang di ambil penelitian, penelitian ini
menggunakan cara purposive sampling, purposive sampling adalah
pengambilan sampling subjek penelitian berdasarkan pada karakteristik
tertentu yang dianggap mempunyai sangkut paut dengan karakteristik
tertentu misal meneliti tentang pendidikan, maka penelitian harus mencari
sampel para ahli dalam pendidikan, sampel semacam ini digunakan dalam
penelitian kualitatif. (Sugiono, 2009:9).
C. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
primer dan data sekunder. data primer adalah data yang diperoleh langsung
dari sumber utama melalui observasi dan wawancara di lapangan.
Sedangkan data sekunder yaitu data yang diperoleh dari bacaan literatur-
literatur serta sumber-sumber lain yang berhubungan dengan penelitian ini
dengan kata lain data sekunder dapat diperoleh dari sumber kedua berupa
dokumentasi serta peristiwa yang bersifat lisan atau tulisan. data sekunder
ini digunakan sebagai data pelengkap atau data pendukung dari data primer.
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diambil langsung dari peneliti kepada
sumbernya tanpa adanya perantara. yakni data yang diperoleh secara
langsung melalui wawancara dan pengamatan (observasi) terhadap
karakter siswa di SDN 165 Catur Rahayu Kecamatan Dendang.
b. Data Sekunder
Data sekunder ialah data yang bukan diusahakan sendiri
pengumpulannya oleh peneliti misalnya dari dokumentasi (profil sekolah
dan struktur organisasi) atau publikasi lainnya (Mukhtar, 2010:86). Data
sekunder adalah data yang diperoleh melalui dokumentasi yang meliputi
profil sekolah dan struktur organisasi SDN 165 Catur Rahayu Kecamatan
Dendang
-
33
2. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data diperoleh.
Sedangkan menurut Suharsini Arikunto yang dimaksud denga sumber data
adalah subyek darimana data-data diperoleh (Arikunto, 2012:106). sumber
data yaitu berbentuk perkataan maupun tindakan yang didapat melalui
wawancara. sumber data peristiwa (situasi) yang didapat melalui observasi.
dan sumber data dari dokumen didapat dari instansi terkait. “Menurut
Lofland sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan
tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain”
(Moleong, 2015:157).
Sumber data di sini me