STRATEGI DAKWAH USTADZ MISBAKHUDIN THOIF DI TEMPAT...

117
STRATEGI DAKWAH USTADZ MISBAKHUDIN THOIF DI TEMPAT HIBURAN MALAM (STUDI PADA TEMPAT HIBURAN MALAM SARIREJO KOTA SALATIGA TAHUN 2019) SKRIPSI Skripsi Ini Disusun Untuk Melengkapi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) OLEH: SIFA AHMAD SODIQIN NIM: 43010-15-0058 PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2019

Transcript of STRATEGI DAKWAH USTADZ MISBAKHUDIN THOIF DI TEMPAT...

  • STRATEGI DAKWAH USTADZ MISBAKHUDIN THOIF DI TEMPAT

    HIBURAN MALAM (STUDI PADA TEMPAT HIBURAN MALAM

    SARIREJO KOTA SALATIGA TAHUN 2019)

    SKRIPSI

    Skripsi Ini Disusun Untuk Melengkapi Persyaratan

    Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

    OLEH:

    SIFA AHMAD SODIQIN

    NIM: 43010-15-0058

    PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

    FAKULTAS DAKWAH

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

    SALATIGA

    2019

  • iii

    NOTA PERSETUJUAN PEMBIMBING

    Lampiran : 4 (Empat) Eksemplar

    Hal : Naskah Skripsi

    a.n Sdra. Sifa Ahmad Sodiqin

    Kepada

    Yth. Bapak Dekan Fakultas Dakwah

    Instutut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga

    Di Salatiga

    Assalamu‟alaikumWr. Wb.

    Setelah mengadakan koreksi dan perbaikan seperlunya bersama ini saya

    kirimkan skripsi saudara:

    Nama : Sifa Ahmad Sodiqin

    NIM : 43010-15-0058

    Program Studi : Komunikasi dan Penyiaran Islam

    Judul : STRATEGI DAKWAH USTADZ MISBAKHUDIN THOIF

    DI TEMPAT HIBURAN MALAM (STUDI PADA TEMPAT

    HIBURAN MALAM SARIREJO KOTA SALATIGA TAHUN

    2019)

    Selanjutnya saya mohon kepada Bapak Dekan Fakultas Dakwah agar

    skripsi saudara tersebut dapat dimunaqasyahkan dan atas perhatian Bapak kami

    ucapkan banyak terima kasih.

    Wassalamu‟alaikumWr.Wb.

    Salatiga, 27 Juli 2019

    PEMBIMBING

    Dra.Sri Suparwi, M.A

    NIP. 19690506 199303 2 004

  • iv

    KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA INSTITUT

    AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

    FAKULTAS DAKWAH Jalan Lingkar Salatiga KM. 2 Pulutan Sidorejo Salatiga 50716

    http://www.iainsalatiga.ac.id e-mail: [email protected]

    HALAMAN PENGESAHAN

    FAKULTAS DAKWAH

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

    PROGRAM STUDI: KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

    LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

    Nama :Sifa Ahmad Sodiqin

    NIM : 43010-15-0058

    Program Studi : Komunikasi dan Penyiaran Islam

    Tanggal UJian :

    Judul Skripsi : STRATEGI DAKWAH USTADZ MISBAKHUDIN

    THOIF DI TEMPAT HIBURAN MALAM (STUDI PADA

    TEMPAT HIBURAN MALAM SARIREJO KOTA SALATIGA

    TAHUN 2019)

    Panitia Munaqosyah Skripsi

    1. Ketua Sidang : ___________________

    2. Sekretaris : __________________

    3. Penguji I : ___________________

    4. Penguji II : ___________________

    Mengetahui,

    Dekan Fakultas Dakwah IAIN Salatiga

    Dr.Mukti Ali, M. Hum

    http://www.iainsalatiga.ac.id/mailto:[email protected]

  • v

    Yang Menyatakan

    Sifa Ahmad Sodiqin

    NIM 43010-15-0058

    PERNYATAAN KEASLIAN DAN KESEDIAAN PUBLIKASI

    Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

    Nama : Sifa Ahmad Sodiqin

    NIM : 43010-15-0058

    Fakultas : Dakwah

    Jurusan : Komunikasi dan Penyiaran Islam

    Judul : STRATEGI DAKWAH USTADZ MISBAKHUDIN THOIF DI

    TEMPAT HIBURAN MALAM (STUDI PADA TEMPAT HIBURAN

    MALAM SARIREJO KOTA SALATIGA TAHUN 2019)

    Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya

    saya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain. Pendapat temuan orang lain

    yang terdapat dalam skripsi ini dikutip/dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

    Skripsi ini diperkenankan untuk dipublikasikan pada e-repository Institut Agama

    Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

    Salatiga, 27 Juli 2019

  • vi

    ABSTRAK

    Sodiqin, Ahmad Sifa.2019. STRATEGI DAKWAH USTADZ MISBAKHUDIN THOIF DI TEMPAT HIBURAN MALAM (STUDI PADA

    TEMPAT HIBURAN MALAM SARIREJOKOTA SALATIGA

    TAHUN 2019). Skripsi. Fakultas Dakwah. Program Studi

    Komunikasi dan Penyiaran Islam. Institut Agama Islam Negeri

    (IAIN) Salatiga. Pembimbing: Dra.Sri Suparwi, M.A.

    Kata Kunci:Strategi, Dakwah, Tempat Hiburan Malam

    Dakwah adalah serangkaian cara untuk menyeru kepada ajaran Islam amar

    makruf nahi munkar dengan cara bijaksana tanpa paksaan agar mendapat

    kebahagiaan di dunia dan akhirat. Tidak semua tempat dapat menerima dakwah,

    seperti tempat hiburan malam yang merupakan central bisnis gelap. Tempat

    seperti ini membutuhkan strategi dakwah tepat dan masif agar tercipta dakwah

    yang efektif serta efisien. Ustadz Misbakhudin Thoif adalah tokoh pendakwah di

    tempat hiburan malam Sarirejo lulusan Pondok Pesantren Sirajul Mukhlasin

    Payaman Magelang.

    Tujuan dari penelitian ini adalah (1)Untuk mengetahui Strategi dakwah

    Ustadz Misbahudin Thoif di tempat hiburan malam. (2)Untuk mengetahui

    bagaimana faktor penghambat dan pendukung dakwah Ustadz Misbakhudin Thoif

    di tempat hiburan malam.

    Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif, dengan

    menggunakan Teori Strategi Sentimentil (al-manhaj al-„athifi) yaitu dakwah yang

    memfokuskan aspek hati, menggerakan perasaan dan batin mitra dakwah.

    Sedangkan analisis data menggunakan metode analisis kualitatif interaktif dan

    validitas data menggunakan triangulasi.

    Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa strategi dakwah

    yang dilakukan Ustadz Misbakhudin Thoif di tempat hiburan malam Sarirejo

    menitik beratkan pemutusan mata rantai penerus pekerja dan bos kafe dengan

    pendekatan hati untuk tercipta generasi muda Qur‟ani dan ber-akhlakul karimah.

    Faktor penghambat dakwah Ustadz Misbakhudin Thoif berasal dari beberapa

    tokoh bos kafe dan masyarakat yang menolak dakwah, karena takut akan

    digusurnya kafe dan karouke di tempat hiburan malam Sarirejo. Sedangkan faktor

    pendukung dakwah Ustadz Misbakhudin Thoif di tempat hiburan malam Sarirejo

    berasal dari tumbuhnya keinginan berubah dari sebagian bos kafe dan ketua

    paguyuban untuk generasi yang lebih baik. Support dari jajaran pengurus RT,

    RW, MWC NU dan mahasiswa IAIN Salatiga.

  • vii

    MOTTO

    حَْزُك اىَجَىاِب َعيًَ اىَجاِهَو َجَىاب

    Meninggalkan jawaban untuk orang bodoh adalah jawabannya

    (Mahfudlot)

    Seni tidak mengajarkan

    Bermalas-malasan

    Tanpa menghasilkan karya

    (Siffa Ahmed)

    Dzikir, Fikir, Amal Sholeh

    (Tri Motto PMII)

  • viii

    PERSEMBAHAN

    Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

    Kedua orang tua Bapak Marwan dan IbuMunzainah yang telah

    membimbing, membesarkan, mengarahkan, menafkahkan dan sebagai

    sumber motivasi kehidupan ini.

    Seluruh sosok Kyai, Guru, Ulama’ dan Ilmuan yang telah menularkan Ilmu

    kepada Manusia hingga estafet sanad ke-ilmuan sampai kepada peneliti.

    Dina Farida Lestiana

    Sahabat-sahabat perjuangan, Nur Rohman, Anis, Ndemong, Raisa,

    Mahbob, Rais U,Nova, Bagus, Dani, Jodi, Udin, Iqbal, Sumyani, Gus Edo,

    Ayubi, Muhtar, Bastin, Adib, Kadal dan Orang yang peneliti temui dengan

    berbagai kontradiksinya membuat pendewasaan diri.

    4 Pendiri Rayon Dakwah.

    Keluarga besar PMII Kota Salatiga.

    Aktivis IMM, HMI dan KAMMI.

    Mahasiwa Komunikasi.

    Para pembaca Karya-karya.

  • ix

    KATA PENGANTAR

    Assalamualaikum Wr. Wb

    Segala puji kepada Allah Swt yang memberi kasih saying dan rohmat,

    sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Strategi Dakwah

    Ustadz Misbakhudin Thoif di Tempat Hiburan Malam (Studi Pada Tempat

    Hiburan Malam Sarirejo Kota Salatiga Tahun 2019)” guna memenuhi tugas

    akhir untuk memperoleh gelar kesarjanaan dalam Fakultas Dakwah IAIN Salatiga.

    Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada kekasih Allah Nabi

    Muhammad Saw, nabi akhiru zaman, tokoh penggerak, tokoh revolusioner

    penyejuk bagi seluruh ummat yang kita nanti-nantikan syafa‟atnya di hari kiamat

    nanti, Amin.

    Selesainya skripsi ini tentunya tidak lepas dari dukungan, motivasi dan

    bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu perkenankanlah penulis untuk

    mengucapkan banyak terimakasih yang tiada terhingga kepada:

    1. Bapak Prof. Dr. Zakiyyudin, M.Ag., selaku Rektor IAIN Salatiga.

    2. Bapak Dr. Mukti Ali, M. Hum., selaku Dekan Fakultas Dakwah IAIN

    Salatiga

    3. Ibu Hj. Maryatin, M. Pd., selaku Ketua Program Studi Komunikasi

    Penyiaran Islam dan Dosen Pembimbing Akademik yang senantiasa

    membimbing saya dengan sangat baik.

    4. Ibu Dra.Sri Suparwi, M.A., selaku dosen pembimbing skripsi sekaligus

    pemberi motivasi dan pengarahan sampai selesainya penulisan skrispsi

    ini.

    5. Bapak Ageng Widodo dan Bapak Fahhrudin Yusuf yang senantiasa

    memberikan arahan serta bimbingan kepada penulis.

  • x

    6. Bapak/Ibu Dosen dan seluruh Staf IAIN Salatiga yang telah memberikan

    pendidikan, bimbingan, pengarahan dan pengetahuan serta dukungan dan

    motivasi yang begitu luar biasa.

    7. Bapak/Ibu Staf Akademik Fakultas Dakwah IAIN Salatiga, yang telah

    banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

    8. Seluruh pihak yang telah mendukung dan membantu peneliti dalam

    menyelesaikan skripsi ini yang tidak bisa peneliti sebutkan satu persatu.

    Besar harapan peneliti semoga semua perbuatan baik dapat diterima dan

    diridhoi Allah Swt. Tak lupa selain itu, peneliti selalu mengharapkan kritik dan

    saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan skripsi ini. Peliti menyadari

    bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan kekeliruan.

    Akhir kata, dengan harapan semoga karya ini dapat bermanfaat bagi peneliti

    khususnya serta bagi para pembaca pada umumnya. Amin.

    Wallahulmuwafiq Illa Aqwamittarieq

    Wassalamualaikum Wr.Wb

    Salatiga, 27 Juli 2019

    Peneliti

    Sifa Ahmad Sodiqin

    NIM 43010-15-0058

  • xi

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

    HALAMAN BERLOGO ................................................................................. ii

    NOTA PESETUJUAN PEMBIMBING .......................................................... iii

    HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iv

    PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ....................................................... v

    ABSTRAK ....................................................................................................... vi

    MOTTO ........................................................................................................... vii

    PERSEMBAHAN ............................................................................................ viii

    KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix

    DAFTAR ISI .................................................................................................... xi

    DAFTAR BAGAN DAN TABEL ................................................................... xv

    DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xvi

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1

    B. Rumusan Masalah ..................................................................... 6

    C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 7

    D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 7

    E. Penegasan Istilah ...................................................................... 8

    F. Kerangka Berfikir ..................................................................... 13

    G. Sistematika Penulisan ............................................................... 13

    BAB II TINJAUAN PUSTAKADAN LANDASAN TEORI

    A. Tinjauan Pustaka........................................................................ 15

  • xii

    B. Landasan Teori .......................................................................... 17

    1. Pengertian Dakwah ....................................................... 17

    2. Dasar dan Tujuan Dakwah ........................................... 21

    3. Unsur-unsur Dakwah .................................................... 23

    4. Strategi Dakwah ........................................................... 29

    5. Tinjauan Tempat Hiburan Malam ................................ 32

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian .......................................................................... 39

    B. Lokasi Penelitian ....................................................................... 40

    1. Letak Geografis ............................................................ 40

    2. Demografi Tempat Hiburan Malam Sarirejo ................ 40

    C. Sumber dan Jenis Data .............................................................. 42

    1. Jenis Data ...................................................................... 42

    2. Sumber Data ................................................................. 42

    D. Instrumen Pengumpulan Data ................................................... 43

    1. Observasi ............................................................................ 43

    2. Interview ............................................................................ 44

    3. Dokumentasi ..................................................................... 45

    E. Teknik Analisis Data ................................................................. 46

    1. Reduksi ............................................................................... 46

    2. Penyajian Data ................................................................... 47

    3. Penarikan Kesimpulan ...................................................... 47

  • xiii

    F. Teknik Validitas Data ................................................................ 47

    1. Triangulasi Sumber ....................................................... 49

    2. Triangulasi Teknik ........................................................ 49

    3. Triangulasi Waktu ........................................................ 49

    BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

    A. Hasil Penelitian ......................................................................... 50

    1. Profil Ustadz Misbakhudin Toif ......................................... 50

    2. Visi dan Misi Dakwah Ustadz Misbakhudin Thoif ............. 51

    3. Sejarah Tempat Hiburan Malam Sarirejo ........................... 51

    B. Pembahasan

    1. Strategi Dakwah Ustadz Misbakhudin Thoif di tempat

    hiburan malam .............................................................. 54

    a. Dakwah Terhadap Anak-anak .......................... 55

    b. Dakwah Terhadap Orang Dewasa .................... 66

    2. Faktor Penghambat dan Faktor Pendukung Dakwah Ustadz

    Misbakhudin Thoif ....................................................... 73

    a. Faktor Penghambat ........................................... 73

    b. Faktor Pendukung ............................................. 75

    BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan ................................................................................ 77

    B. Saran ......................................................................................... 78

  • xiv

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN-LAMPIRAN

  • xv

    DAFTAR BAGAN DAN TABEL

    Bagan 1.1 Kerangka Berfikir

    Tabel 4.1: Jadwal TPQ Sarirejo

    Tabel 4.2 Kegiatan TPQ

  • xvi

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 4.1 Ustadz Misbakhudin Thoif

    Gambar 4.2 kegiatan TPQ Al-IkhlasSarirejo

    Gambar 4.3 kegiatan belajar metode sorogan

    Gambar 4.4 Group Symphoni Rebana Gema Al-Ikhlas

    Gambar 4.5 Masjid Al-Ikhlas Sarirejo

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Allah Swt menciptakan makhluk-Nya dengan barbagai macam,

    malaikat diciptakan dari cahaya, sedangkan jin dan iblis diciptakan dari api,

    sehingga mereka tidak memiliki jasad. manusia diciptakan oleh Allah Swt

    dari sari pati tanah sehingga manusia mempunyai jasad dan ruh. Manusia

    pertama di bumi adalah Nabi Adam As, Nabi Adam diciptakan dari saripati

    tanah yaitu tanah lumpur hitam. sebagaimana firman Allah:

    ََ ِۡ َح ٍِّ ِۡ َصۡيَصاٍه ٍِ َُ َسا ّۡ ٍُ َو ىَقَۡذ َخيَۡقَْا اۡۡلِ ۡسُْۡى ٍَّ اٍ

    Artinya: “Dan sesungguhnya kami telah menciptakan manusia (Adam) dari

    tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. (QS.

    Al Hijr: 26)

    Setelah Nabi Adam diturunkan ke bumi bersama Siti Hawa, manusia

    mengalami proses penciptaan lain yaitu dengan perkawinan, dengan air yang

    terpancar maka terciptalah generasi baru (manusia).

    Setelah berkembang biaknya manusia di Bumi, terjadilah perbedaan-

    perbedaan yang signifikan berdasarkan letak geografis dan iklim yang

    berjalan di tempat mereka tinggal yang meliputi, Ras, Suku, budaya, warna

    kulit, bahasa dan adat istiadat. Maka dari itu, turunlah agama yang menuntun

    manusia pada kebajikan agar dapat hidup tentram berdampingan.

  • 2

    Menurut Allan Menzies (2014:14) agama adalah pemujaan terhadap

    kekuatan-kekuatan yang lebih tinggi yang didorong oleh sesuatu kebutuhan.

    Definisi ini akan mengingatkan kita pada definisi dari Schleiermacher yang

    mengatakan bahwa agama adalah “sebuah rasa ketergantungan yang tak

    terbatas.” Definisi ini menolak gagasan bahwa agama tidak lebih dari sekedar

    sentiment, suatu keadaan suasana hati. Tetapi agama juga mencakup

    keyakinan sekaligus tindakan. Namun dalam hal ini, kebenaran seperti yang

    dikemukaan oleh Schleiermacher adalah satu hal yang sangat penting.

    Sekedar percaya pada Tuhan dan melakukan pemujaan kepadanya belum bisa

    memunculkan konsep agama, harus ada entiment dan rasa butuh yang terlibat

    didalamnya. Perasan, keyakinan, dan kemauan yang terekspresikan dalam

    tindakan adalah tiga elemen pembentuk agama, baik dalam peradaban yang

    lebih rendah maupun perdaban yang lebih maju.

    Koentjaraningrat dalam yusuf (2016:40 Vol.1, No. 1) telah lama

    menyebut agama sebagai salah satu dari unsur kebudayaan. Meski banyak

    pihak menganggap agama terlalu sakral untuk didekati dengan pendekatan

    tertentu yang cenderung bias Barat, seperti halnya pendekatan antropologi,

    disiplin ilmu yang begitu dikuasai olehnya. Namun paling tidak pendapat ini

    ada benarnya bila mengaca pada konsep ijtihad dalam hokum Islam. Meski

    memiliki metodologi dan mengacu kepada dalil naqli hasil ijtihad juga

    merupakan hasil olah piker manusia.

  • 3

    Ada 10 Agama terbesar yang pernah ada di dunia: Budda, Yaina,

    Hindu, Kong Fu Tze, Tao, Shinto, Zoroaste, Yahudi, Nasrani/Kristen dan

    agama Islam. Andaikan saja di dunia ini semua taat pada ajaran Islam yang

    damai sejuk dan saling mengho rmati, maka tidak akan lagi pertikaian dan

    jatuh menjatuhkan antar manusia. kemudian ada orang Atheis/tidak

    beragama mereka tidak percaya Tuhan dan mereka hanya percaya hidup

    hanya sekali tidak ada akhirat. Orang seperti ini menghalalkan segala cara

    untuk mencapai apapun tujuanya.

    Agama Islam pencerminan seorang ummat manusia dapat dinilai baik

    buruknya salah satunya dengan akhlak. Secara etimologi akhlak berasal dari

    bahasa Arab “Khuluk” yang artinya perilaku, baik itu perilaku terpuji

    maupun perilaku tercela. Dalam hal ini, Akhlak seseorang tercermin dari

    perilakunya sehari-hari tanpa banyak berfikir/pertimbangan dan tidak ada

    unsur paksaan dari luar. Sedangkan menurut Syarifah (2015:73), akhlak

    berasal dari bahasa Arab jama‟ dari bentuk mufradatnya “khuluqun” yang

    berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku dan tabiat. Sedangkan menurut

    istilah adalah pengetahuan yang menjelaskan tentang baik dan buruk (benar

    dan salah), mengatur pergaulan manusia, dan menentukan tujuan akhir dari

    usaha dan pekerjaannya. Akhlak tercela atau kebobrokan akhlak manusia kini

    semakin menyebar luas, salah satunya yaitu dengan minum-minuman keras

    yang memicu kerusakan akal, fikiran, cenderung memberontak, mudah

    marah, dan sulit dinasehati. Semua itu salah satu penyebabnya adalah

  • 4

    minuman keras, karena terdiri suatu senyawa yang mengandung alkohol atau

    ethanol. Minuman keras dalam syariat Islam disebut dengan istilah khamr.

    Sedangkan menurut bahasa khamr adalah yang menutupi karena orang yang

    mabuk tidak sadar akan apa yang diperbuat dan seakan-akan akal fikirannya

    tertutup. Selain minuman keras masih banyak perilaku yang merusak akal

    pikir manusia, Remaja yang harusnya saat ini fokus belajar agama maupun

    formal dan mencari pengalaman, Orang tua yang harusnya memberi nafkah

    kepada keluarganya, ibu yang seharusnya menjadi contoh dan perawat anak-

    anaknya, mereka semua sebagai penentu kemana bangsa ini akan dibawa,

    penentu kehidupan anak cucu kita nanti.

    Faktor yang mempengaruhi kebobrokan akhlak paling utama adalah

    faktor lingkungan, yang mayoritas remaja biasanya salah bergaul mereka

    cenderung sering mencari hiburan, bermain-main dan bersenang-senang,

    contohnya tongkrong-menongkrong, diskotik, bar, karaoke atau biasa disebut

    Tempat Hiburan alam (THM). Tempat hiburan malam merupakan salah satu

    alasan peneliti sebagai obyek dakwah, karena tempat hiburan malam adalah

    sarang orang-orang hedonisme kemungkinan menjadi objek dakwah sangat

    sempit bahkan bisa dikatakan tidak akan mungkin.

    Agama Islam mengajarkan umatnya untuk menyeru kepada kebajikan

    dan menjauhi perbuatan munkar (jelek) yaitu dengan berdakwah. Dakwah

    secara bahasa berasal dari bahasa Arab yang berarti ajakan, seruan, panggilan,

    undangan. Sedangkan secara istilah, dakwah merupakan ajakan seruan,

  • 5

    peringatan dengan cara yang bijaksana kepada diri sendiri dan seluruh umat

    manusia untuk menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan Nya agar

    dapat bahagia di dunia dan akhirat. Sejarah dakwah dahulu dimulai sejak

    filosof Yunani. Tetapi sebenarnya dakwah pertama kali sejak iblis

    mempengaruhi Nabi Adam dan Siti Hawa untuk memakan buah khuldi

    terlarang, Seperti firman Allah Swt dalam al-Qur‟an Surat Thoha ayat 120-

    121:

    ْيلٍ ۡل يَْبيًَ (٠٢١) ٍُ ْيذِ اْىخُ َو ًُ هَوْ أَُدىُّلَ َعيًَ َشَجَزةِ ُُ قَاهَ يَا آَد ْيطَا فََىْسَىسَ إِىَْيهِ اىشَّ

    ًُ ِْ َوَرقِ اْىَجَّْتِ َوَعَصً آَد ٍِ ُِ َعيَْيِهَا ا َوطَفِقَاَيَْخِصفَا ََ ا َسْىآحُهُ ََ ْْهَا فَبََذثْ ىَهُ ٍِ فَأََمال

    َربَّهُ فََغَىي(٠٢٠)

    Artinya: ”Maka syaitan (iblis) menggoda Adam dan Hawa dengan

    mengatakan: hai Adam, ingin kan aku tunjukan padamu syajarotul khuldi

    (buah sepohon kayu yang kekal), dan kerajaan yang tak kunjung binasa?,

    makanya keduanya pun memakan buah khuldi (yang terlarang itu), lalu aurat

    keduanyapun terbuka, dan masing-masing mengambil daun-daun kayu surga

    untuk menutupi aurotnya yang terbuka. Adam telah mendurhakai Tuhanya

    dan tertipu”.

    Dakwah pertama adalah Allah melarang Nabi Adam dan Siti Hawa

    untuk menjauhi buah Khuldi apalagi memakannya. Sedangkan Nabi Adam

    dan Siti Hawa terpengaruh setan yang membujuk untuk memakan buah

    tersebut agar mereka kekal di surga. Dalam hal kehidupan lawan dari dakwah

    yaitu setan dan hawa nafsu yang buruk. Q.S. al-Nahl Ayat 125

  • 6

    ًٰ َسبِيِو َُّ اْدُع إِىَ ُِ ۚ إِ ٌْ بِاىَّخِي ِهَي أَْحَس ْىِعظَِت اْىَحَسَِْت ۖ َوَجاِدْىهُ ََ ِت َواْى ََ َربَِّل بِاْىِحْن

    َِ ْهخَِذي َُ ٌُ بِاْى ِْ َسبِييِِه ۖ َوهَُى أَْعيَ ِْ َضوَّ َع ََ ٌُ بِ َربََّل هَُى أَْعيَ

    Artinya: “Ajaklah orang-orang kepada jalan Tuhanmu (hai

    Muhammad) dengan cara yang bijaksana dan ajaran-ajaran yang baik; dan

    bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. Sesungguhnya Tuhanmu

    lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan siapa yang mendapat

    petunjuk”.

    Peneliti melihat dakwah sangat penting dalam penentu ummat

    manusia dari generasi ke generasi. dia berdakwah di tempat hiburan malam,

    menurut penulis penelitian ini sangat menantang dan menarik untuk diketahui

    dan dipelajari banyak orang. Butuh keberanian, mental dan bekal ilmu yang

    memadai untuk berdakwah di tempat seperti ini.

    Hal inilah yang membuat peneliti merasa tertarik untuk menganalisis

    dakwah ustadz Misbakhudin Thoif dan peneliti mengambil judul

    skripsi“Strategi Dakwah Ustadz Misbakhudin Thoifdi Tempat Hiburan

    Malam (Studi Pada Tempat Hiburan Malam Sarirejo Kota Salatiga Tahun

    2019)”

    B. Rumusan Masalah

    1. Bagaimana strategi dakwah ustadz Misbakhudin Thoif di tempat

    hiburan malam?

    2. Bagaimana faktor faktor penghambat dan faktor pendukung dakwah

    ustadz Misbakhudin Thoif di tempat hiburan malam?

  • 7

    C. Tujuan Penelitian

    Tujuan penelitian ini sebagai berikut:

    1. Mengetahui startegi dakwah ustadz Misbakhudin Thoif di tempat

    hiburan malam.

    2. Mengetahui faktor penghambat dan faktor pendukung dakwah

    ustadz Misbahudin Thoif di tempat hiburan malam.

    D. Manfaat Penelitian

    Manfaat penelitian ini sebagai berikut:

    1. Manfaat Teoritis

    Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu referensi

    keilmuan, dan metode dakwah yang dipelajari di Jurusan Komunikasi

    dan Penyiaran Islam (KPI), Fakultas Dawah dan Institut Agama Islam

    Negeri (IAIN) Salatiga.

    2. Manfaat Praktis

    Secarapraktis penelitian ini memberikan pemahaman terhadap

    peneliti dan pembaca untuk berbagi kisah berdakwah, sehingga jika

    dihadapkan pada situasi yang serupa diharapkan dapat bertindak

    dengan baik.

    Selain itu semoga dengan penelitian ini secara praktis juga dapat

    menjadi bahan refleksi kita bahwa berdakwah adalah kewajiban dan

    tidak ada tempat yang tidak mungkin untuk diberikan ajaran Islam atau

  • 8

    didakwahi. Seperti tempat yang menjadi objek dakwah ustadz

    Misbakhudin Thoif di tempat hiburan malam Sarirejo Kota Salatiga.

    E. Penegasan Istilah

    Dalam mempermudah memahami judul penelitian maka perlunya penulis

    memberikan sedikit penegasan istilah dalam judul penelitianya yaitu “Strategi

    Dakwah Di Tempat Hiburan Malam (THM) Pada Dakwah Ustadz Misbkhudin

    Thoif Di Sarirejo Kota Salatiga” agar mendapatkan gambaran yang lebih

    jelas sebagai berikut:

    1. Strategi Dakwah

    Strategi jika ditinjau dari segi bahasa, strategi berasal dari

    bahasa Yunani yaitu “strato” artinya pasukan yang memimpin.

    Dahulu istilah strategi digunakan awalnya dalam peperangan

    sebagai cara, siasat dan identik dengan peperangan, namun beriring

    dengan berjalanya waktu dan perkembangan ilmu, strategi semakin

    banyak bisa diterapkan dalam berbagai bidang seperti dalam

    bidang komunikasi, politik, manajemen, dakwah, dan ekonomi.

    Menurut Djoko Luknanro (2003:34) strategi adalah: “The

    science and art” untuk memanfaatkan faktor-faktor lingkungan

    eksternal secara terpadu dengan faktor-faktor lingkungan internal

    untuk mencapai tujuan lembaga.

  • 9

    Strategi merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan

    dakwah) termasuk penggunaan metode dan pemanfatan bagi

    sumber daya atau kekuatan. Dengan demikan, strategi merupakan

    proses penyusunan rencana kerja, belum sampai pada tindakan

    (Aziz:349).

    Dari berbagai pendapat para ahli diatas penulis

    menyimpulkan bahwa strategi adalah suatu rancangan siasat

    digunakan mencapai tujuan baik dalam bidang ekonomi, politik,

    manajemen dan dakwah dengan memanfaatkan faktor eksternal

    dan internal serta belum sampai pada tindakan.

    Dakwah secara etimologi berasal dari bahasa Arab da‟aa-

    yad‟u yang artinya mengajak, menyeru, dan mengundang.

    sedangkan secara terminologi dakwah merupakan segala aktivitas

    yang dilakukan secara terorganisir, untuk mengajak seseorang atau

    lebih kepada jalan yang lurus (ash-shiroth al-mustaqim).

    Menurut Shihab (1992:194), dakwah adalah seruan untuk

    ajakan kepada insyafan atau usaha mengubah situasi kepada situasi

    yang lebih baik dan sempurna, baik terhadap diri pribadi maupun

    masyarakat.

    Dakwah adalah upaya segolongan ummat untuk mengajak

    orang masuk agama Islam dan yang sudah beragama Islam dapat

    lebih giat dalam mendalami agama islam, insaf dalam segala dosa

  • 10

    agar mendapatkan kemaslahatan dan kebahagiaan di dunia maupun

    akhirat.

    Menurut asmuni sukir dalam bukunya“Dasar-Dasar

    Strategi Dawah Islam” menyebutan bahwa strategi dawah adalah

    metode siasat, taktik, atau digunakan dalam kegiatan (aktiva)

    dakwah (Siagan,1995:07).

    Strategi dakwah yang disimpulkan peneliti dengan

    pendapat beberapa ahli di atas yaitu bagaimana cara, taktik, dan

    syiasat untuk menarik manusia memeluk agama Islam, agar

    mendalami dan mengamalkan ajaranya sehingga bahagia di dunia

    maupun di akhirat.

    2. Tempat Hiburan Malam (THM)

    Dunia malam adalah tempat dimana “mimpi-mimpi” dapat

    terwujud, siapa saja yang sudah mencintai dunia malam pasti

    malam hari yang dinanti-nantinya, dimana pergi, kemana-mana

    tidak perlu berteduh dari sinar matahari. Dunia malam sangat

    menyenangkan bagi masayarakat yang biasa didominasi dengan

    remaja.

    Menurut Hertika Prawita dalam Nasution, tempat hiburan

    malam adalah tempat atau suatu kegiatan yang ditunjukan untuk

    memberikan kesenangan bagi orang-orang agar dapat

    menghilangkan kejenuhan dari berbagai aktivitasnya dan dari

  • 11

    berbagai perasaan tidak enak atau susah yang sedang dirasakan

    orang-orang tersebut, yang ada pada malam hari (2008:20).

    Tempat hiburan malam juga dapat diartikan penyedia

    berbagai hiburan-hiburan di malam hari, dengan nuansa

    berkebebasan berekspresi, modernis, teknologis, hura-hura atau

    hedonis, konsumeristik, dan metropolis yang menjanjikan

    kebahagiaan dan kegembiraan sesaat pada waktu itu. Satu tempat

    hiburan malam biasanya terdiri banyak wahana hiburan seperti

    balap liar, karouke, pub, bar, judi, minuman keras, narkoba,

    ngelem, diskotik, hingga ada yang memfasilitasi prostitusi. Semua

    itu untuk mencari kesenangan, melampiaskan amarah, patah hati,

    frustasi, menghibur diri dengan tidak benar yang sebenarnya

    menyakiti diri sendiri. Sebaiknya, kita bukan termasuk orang yang

    tergolong di atas karena dapat mengubah mindset kita menjadi

    hedonis, boros, pemubadzir waktu, dan juga dapat memicu

    menghalalkan segala cara untuk dapat bertemu dengan teman

    seclub malamnya dalam keadaan apapun dan situasi apapun.

    Pendapat lain ada yang mengatakan bahwa tempat hiburan

    malam tidak selalu bernuansa negatif, yang selalu menjadi

    larangan, tetapi tempat hiburan malam juga ada yang positif seperti

    pasar malam, bioskop, dan billyard. Jadi jangan anggap tempat

    hiburan malam semua itu negatif.

  • 12

    Peneliti mengambil tempat-tempat hiburan malam dengan

    kriteria tertentu, yang begitu berpengaruh menyeret masyakat

    kecanduan untuk melakukan hal-hal yang sia-sia. Tempat hiburan

    malam memang identik dengan seperti berpesta, berjogetria dengan

    alunan musik yang mengirinya, ditambah laki-laki dan perempuan

    tersebar tanpa batas dengan kebebasan berekpresi. Kemudian

    ditambah pula seperti adanya batasan umur yaitu remaja, dewasa,

    dan tua, Berbeda dengan yang dikriteriakan seperti pasar malam

    dan bioskop dimana tidak ada batasan umur untuk memasukinya.

    3. Ustadz Misbahudin Thoif

    Ustadz Misbahudin Thoif adalah seorang ustadz kelahiran

    Salatiga yang dahulu mondok di Pesantren Ploso. Dia salah satu

    dari tiga bersaudara dan merupakan anak sulung. Ustadz

    Misbahudin Thoif merupakan tokoh pendakwah di tempat hiburan

    malam Sarirejo Kota Salatiga.

  • 13

    F. Kerangka Berfikir

    Bagan 1.1 KerangkaBerfikir

    Berdasarkan bagan kerangka berfikir diatas, penulis membuat kerangka

    jalannya penelitian yaitu dengan meneliti subjek dakwah yang objeknya

    terletak di tempat hiburan malam. Penulis ingin meneliti bagaimana strategi

    yang dipakai stadz Misbakhudin Thoif dan faktor penghambat, pendukung

    dakwahnya di tempat hiburan malam Sarirejo, Kota Salatiga.

    G. Sistematika Penulisan

    Dalam penyusunan penelitian ini penulis mencoba menyusun dengan

    sebaik mungkin dengan pertimbangan pedoman Skripsi Fakultas Dakwah dan

    arahan dari dosen pembimbing dengan sistematis agar penelitian ini dapat

    mudah dalam pembahasanya. Penulis memaparkan hasil penelitian ini atas 5

    Budaya Tempat

    Hiburan Malam

    Dampak

    Strategi Dakwah

    Ustadz

    Misbakhudin

    Thoif

    Masyarakat

    Faktor

    penghambat dan

    pendukung

  • 14

    bab dengan beberapa sub bab di dalamnya, dengan sistematika sebagai

    berikut:

    BAB I berisi tentang PENDAHULUAN, yakni diawali dengan Latar

    Belakang penulis melakukan penelitian ini, Rumusan Masalah, Tujuan

    Penelitian, Manfaat Penelitian, Penegasan Istilah, dan Sistematika Penulisan

    Penelitian.

    BAB II menerangkan tentang TINJAUAN PUSTAKA DAN

    LANDASAN TEORI. Dalam bab ini berisi tentang uraian dakwah dengan

    tinjauan teoritis dalam Pengertian Dakwah, Tujuan Dakwah, Unsur-unsur

    Dakwah, Media Dakwah, dan Strategi Dakwah.

    BAB III berisi tentang METODOLOGI PENELITIAN yakni berisi

    Jenis dan Pendekatan Penelitian, Lokasi Penelitian, Sumber dan Jenis Data,

    Instrumen Pengumpulan Data, Teknik Analisis Data dan Teknik Validitas

    Data.

    BAB IV membahas tentang Analisis Strategi Dakwah Ustadz

    Misbakhudin Thoif di tempat hiburan malam dan Validitas data.

    BAB V berisi PENUTUP Yakni Penarikan Kesimpulan dari Penelitian,

    Kritik Saran, dan Salam Penutup.

  • 15

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

    A. Tinjauan Pustaka

    Penelitian ilmiah memerlukan suatu rujukan yang hampir serupa sebagai

    telaah pustaka, agar penelitian-penelitian yang muda semakin berkembang.

    Berikut beberapa judul skripsi yang dipilih penulis sebagai bahan telaah

    pustaka, diantaraya adalah:

    Pertama penelitian Lina Nur Anisa (2019) dalam jurnalnya dengan judul

    “Pelacuran dan Strategi Dakwah”.Menurutnya pelacuran adalah masalah

    sosial klasikyang terus menerus ada dan seakan sulit untuk diberantas, didalam

    penelitiannya permasalahan seperti ini harus banyak perhatian dari berbagai

    pihak untuk mendapat “way out” yang lebih solutif. Salah satunya dengan

    peran kaum agamawan. Penelitian ini menghasilkan startegi yang tepat dalam

    dakwah terhadap pelacuran dengan menggunakan bi al-lisandan bi al-hal.

    Kedua, skripsiNurviyati (2015) dengan judul “Strategi Dakwah Tokoh

    Agama dan Tokoh Masyarakat Dalam Menanggulangi Dampak Prostitusi”.

    Penelitian ini dilakukan di Dukuh Selempung, Desa Dukuhseti, Kecamatan

    Dukuhseti, Kabupaten Pati, banyak yang menjadi faktor-faktor utama dalam

    pelacuran yaitu hawa nafsu, faktor ekonomi, faktor religiusitas, dan faktor

    kesadaran, tetapi dari berbagai faktor yang paling dominan adalah faktor

    ekonomi. Penelitian ini menghasilkan bahwa pemerintah telah sepakat tidak

    akan membawa kasus ini kedalam hukum, melainkan diselesaikan dengan

  • 16

    Dakwah, usaha tokoh masyarakat dan agama yaitu salah satunya menggunakan

    “Strategi Dakwah Bil-Maal”, dengan berdakwah menggunakan sebagian

    benda yang diberikan dan mencarikan lapangan kerja. Selain itu dengan

    membentuk “Gerakan Moralitas” merazia dan mengoprerasi yang

    bekerjasama dengan masyarakat.

    Ketiga, skripsi Nanik Elfia (2018) berjudul “Strategi Dakwah Kh.

    Muhammad Khoiron Syu‟aib Pasca Ditutupnya Lokalisasi Prostitusi

    Bangunsari Surabaya”. Dalam penelitian ini Nanik mengambil tokoh yang

    berdakwah kyai ini karena kemasyhurannya sebagai tokoh kyai prostitusi di

    kalangan mad‟u patologis yaitu salah satunya lokalisasi Bangunsari. Penelitian

    ini menitik beratkan pada strategi dakwah KH. Khoiron Syu‟aib pasca

    ditutupnya lokalisasi prostitusi. Dengan penelitianya menghasilkan strategi

    dakwah pemberdayaan mental dengan sarana pengajian rutin di masjid-masjid

    dan menguatkan mental anak-anak eks mucikari maupun psk dengan wawasan

    keagamaan, mendirikan Taman Pendidikan Islam. Tidak hanya itu KH. Khiron

    Syu‟aib juga melakukan pemberdayan ekonomi bersama Pemerintah Kota,

    Provinsi, maupun Daerah untuk selalu mensupport dakwahnya agar memenuhi

    sarana prasarana seperti mendirikan Koperasi Syari‟ah, UMKM (Usaha, Micro,

    Kecil dan Menengah) mengadakan pelatihan tataboga, menjahit, membatik,

    menyablon, membuat sepatu dan lain–lain untuk eks mucikari, PSK, maupun

    warga terdampak.

  • 17

    Dengan tinjauan pustaka yang dipilih di atas pada dasarnya berbeda

    dengan apa yang sedang diteliti dalam skripsi ini. Karena, penelitian ini

    mengenai strategi dakwah ustadz Misbakhudin Thoif di tempat hiburan malam

    Sarirejo Kota Salatiga, tidak pada lokalisasi ataupun tempat prostitusi.

    B. LANDASAN TEORI

    1. Pengertian Dakwah

    Secara estimologi, dakwah berasal dari bahasa arab “da‟wah”.

    Da‟wah mempunyai tiga huruf asal, yaitu dal, ain, dan wawu. Dari

    ketiga huruf asal ini, terbentuk beberapa kata dengan ragam makna.

    Makna-makna tersebut adalah memanggil, mengundang, minta tolong,

    meminta, memohon, menamakan, menyuruh datang, mendorong,

    menyebabkan, mendatangkan, mendoakan, menangisi dan meratapi

    (Munawwir,1997:406) dalam Moh Ali Aziz.

    Sedangkan secara terminologi, dakwah memiliki sudut pandang

    yang berbeda-beda dari beberapa ahli, walaupun disetiap ahli tidak

    dipungkiri terletak beberapa persamaan. Berikut pengertian dakwah

    secara terminologi dari beberapa pakar keilmuan (Bahri, 2008:20)

    a. Dr. Muhammad Sayyid Al-wakil mendefinisikan „Dakwah

    ialah mengajak dan mengumpulkan manusia untuk

    kebaikan serta membimbing mereka kepada petunjuk

    dengan cara ber-amar ma‟ruf nahi munkar‟.

  • 18

    b. Dakwah menurut H. M. Arifin, M.Ed. mengandung

    pengertian sebagai suatu ajakan baik dalam bentuk lisan,

    tulisan, tingkah laku, dan sebagainya yang dilakukan secara

    sadar dan berencana dalam usaha mempengaruhi orang

    lain, baik secara individual maupun secara kelompok, agar

    timbul dalam dirinya suatu pengertian, kesadaran, sikap

    penghayatan, serta pengamalan terhadap ajaran agama

    sebagai message yang disampaikan kepadanya dengan

    tanpa adanya unsur-unsur paksaan.

    c. Menurut Drs. H. Masyhur Amin, dakwah adalah suatu

    aktivitas yang mendorong manusia memeluk agama Islam

    melalui cara yang bijaksana, dengan materi ajaran Islam,

    agar mereka mendapatkan kesejahteraan kini (dunia) dan

    kebahagiaan nanti (akhirat).

    d. Sementara itu Jamaludin Kafie berpendapat, “Dakwah

    adalah suatu sistem kegiatan dari seseorang, sekelompok,

    segolongan umat Islam sebagai aktualisasi imaniah yang

    dimanifestasikan dalam bentuk seruan, ajakan, panggilan,

    undangan, dan doa yang disampaikan dengan ikhlas,

    dengan menggunakan metode, sistem, dan teknik tertentu,

    agar mampu menyentuh Qolbu dan Fitrah supaya

    mempengaruhi tingkah lakunya untuk suatu tujuan tertentu.

  • 19

    Berdakwah sebenarnya simple, kita dapat berdakwah dimana saja

    dan kapan saja tidak harus dengan cara pengajian besar yang diikuti

    banyak ummat baru bisa dikatakan berdakwah. tidak harus membawa

    beberapa golongan ummat untuk bisa masuk agama islam, tidak harus

    mengangkat senjata dan berteriak Allahu Akbar dengan lantang gagah

    berani. Tetapi kita seharusnya tahu dan faham tentang dakwah Wali

    Songo di tanah Jawa ini. Semula tokoh-tokoh ulama‟ besar dari Persia,

    Arab Saudi beberapa kali mengirimkan tokoh ulama yang dibekali

    beberapa ribu pasukan untuk berdakwah di tanah Jawa. Tetapi mereka

    semua binasa sebelum sesampainya di tanah jawa karena ulah Iblis

    Dedemit yang bersemayam di tanah Jawa, Tanah Jawa adalah tanah

    tempat mbah-mbahnya dedemit di dunia dengan sang Raja Sabdo

    Palon. Sabdo Palon adalah tokoh Dedemit teratas atau bisa disebut

    Raja, Sabdo Palon dan para pengikut dedemit lainya biasa membantu

    kerajaan-kerajaan Jawa pada waktu itu. Singkat cerita, dengan banyak

    kegaalan ulama persia tiba mengutus Syeh Subakir yang ahli dam ilmu

    kebatinan dan supranatural.

    Syeh Subakir tiba di tanah Jawa dan mengetahui pusat peradaban

    dedemit terletak di Gunug Tidar, beliau berpikir tidak mungkin agama

    Islam dapat berkembang di Jawa jika masih ada dedemitnya, kemudian

    Syeh Subakir menancapkan rajah yaitu tongkatnya di atas puncak

    gunung tidar yang memberikan sinyal panas pada dedemit yang ada di

  • 20

    Jawa. Beberapa pasukan dan pengikut Sabdo Palon mati terkena panas

    rajah Syeh Subakir, sebagian melarikan diri keluar Jawa. Melihat

    keadaan seperti itu Sabdo Palon turun tangan dan membuat perjanjian

    dengan Syeh Subakir yang bunyinya kurang lebih ajaran Islam boleh

    dikembangkan di tanah Jawa ini asal tidak ada paksaan, tanpa

    menghilangkan nilai-nilai budaya Jawa, dan senantiasa menjaga

    kedamaian, kesejahteraan masyarakat Jawa, saling menghargai,

    membantu orang yang kelaparan. Kemudian Syeh Subakir menerima

    kemudian diutuslah Wali Songo untuk berdakwah di tanah Jawa ini

    dengan damai, bijak sana, tanpa paksaan, dan akulturasi budaya yang

    tentunya tanpa mengangkat pedang/berperang karena agama Islam

    adalah agama yang Rahmatan Lil Alamin (rohmat bagi seluruh alam).

    Dengan begitu agama Islam berkembang pesat di tanah Jawa hingga

    satu keatuan Nusantara, sampai kini Nusantara yang sekarang bernama

    Indonesia merupakan negara pemeluk agama Islam terbesar di dunia.

    Berdasarkan beberapa pendapat Ahli diatas penulis mengambil

    kesimpulan bahwa dakwah adalah serangkaian cara untuk menyeru

    kepada ajaran Islam amar ma‟ruf nahi munkar (melakukan perbuatan

    baik dan meninggalkan yang buruk) dengan cara bijaksana dan tanpa

    paksaan agar mendapat kebahagiaan di dunia dan akhirat. Sejalan

    dengan menyebarkan ajaran Islam dengan menyesuaikan budaya yang

  • 21

    berlaku, tak harus berperang dan memaksa karena agama Islam adalam

    agama Rahmatan Lil Alamin.

    2. Dasar dan Tujuan Dakwah

    a. Dasar Perintah Dakwah

    Allah Swt memberikan perintah kepada seluruh umatnya untuk

    menyembah-Nya bukan untuk menyembah berhala.

    sebagaimana firman Allah Swt:

    ٌْ بِاىَّخِي ِهَي ْىِعظَِت اْىَحَسَِْت ۖ َوَجاِدْىهُ ََ ِت َواْى ََ ًٰ َسبِيِو َربَِّل بِاْىِحْن اْدُع إِىَ

    َِ ْهخَِذي َُ ٌُ بِاْى ِْ َسبِييِِه ۖ َوهَُى أَْعيَ ِْ َضوَّ َع ََ ٌُ بِ َُّ َربََّل هَُى أَْعيَ ُِ ۚ إِ أَْحَس

    Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanm-mu dengan

    hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan

    cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih

    mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan

    Dialah yang lebih mengetahui Orang-orang yang mendapat

    petunjuk” (QS. An-Nahl: 125).

    ِْ ٍَ ٌْ ْْهُ َِ َ َواْجخَِْبُىا اىطَّاُغىَث ۖ فَ ُِ اْعبُُذوا َّللاَّ ٍت َرُسىۡلا أَ ٍََّوىَقَْذ بََعْثَْا فِي ُموِّ أُ

    اَلىَتُ ۚ فَِسيُزوا فِي اْْلَرْ ِْ َحقَّْج َعيَْيِه اىضَّ ٍَ ٌْ ْْهُ ٍِ ُ َو ّْظُُزوا َمْيفَ هََذي َّللاَّ ِض فَا

    َِ بِي َنذِّ َُ َُ َعاقِبَتُ اْى َما

    Artinya: “Dan, sesungguhnya kami telah mengutus Rosul pada

    tiap-tiap umat (untuk menyerukan); „Sembahlah Allah (saja),

    dan jauhilah Thoughut itu (berhala)‟. maka diantara umat itu

    ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula

    diantaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya.

    Maka berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah

  • 22

    bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (Rosul-

    rosul).” (QS. An-Nahl: 36).

    b. Tujuan Dakwah

    Tujuan diturunkan ajaran Islam bagi umat manusia itu

    sendiri yaitu untuk membuat manusia memiliki kualitas akidah,

    ibadah, serta akhlak yang tinggi guna mengubah sikap mental

    dan tingkah laku manusia yang kurang baik menjadi baik atau

    meningkatkan kualitas Iman dan Islam seseoarang secara sadar

    dan timbul dari kemauanya sendiri tanpa merasa terpaksa oleh

    apapun dan siapapun (Aziz, 2004:60).

    Dakwah merupakan suatu kewajiban bagi umat Islam

    dengan tujuan mengamalkan ilmunya agar dapat bersama

    selamat di dunia maupun diakhirat. Dalam dunia perdakwahan

    mempunyai ruanglingkup, Sebagai individu tujuan dakwah

    adalah untuk terciptanya individu dengan iman, takwa yang kuat

    dengan berbagai tantangan dan godaan kehidupan. Dakwah juga

    mempunyai tujuan untuk membentuk keluarga yang bahagia,

    tentram, damai, penuh cinta, kasih, dan sayang. Tetapi dalam

    lingkup lebih besar dakwah berjuan untuk mempersatukan

    berbagai bangsa didunia ini untuk hidup saling berdampingan,

    rukun, beribadah dan mengharapkan ridlo Allah Swt.

  • 23

    3. Unsur-unsur Dakwah

    a. Da‟i

    Orang yang menyampaikan ajaran Islam secara umum

    disebut sebagai seorang da‟i, muballigh, ustadz, kyai, dan

    ulama‟. Sebelum adanya istilah-istilah di atas pendakwah/da‟i

    adalah seorang nabi dan rosul. Sejak peradaban manusia yaitu

    dimasa Nabi Adam As, ajaran Islam dibawakan oleh beliau

    yang diajarkan kepada anak-anaknya hingga di masa Nabi akhir

    zaman Muhammad Saw sebagai utusan terakhir dan turunnya

    agama Islam sebagai pelengkap ajaran-ajaran Islam yang

    disampaikan dengan kitab-kitab terdahulu-Nya. Nabi

    Muhammad Saw telah menerima kitab suci al-Quran sebagai

    ajaran yang diturunkan Allah Swt kepadanya dan umatnya.

    Nabi Muhammad Saw adalah suri tauladan bagi umat

    agama Islam, di dalam dakwahnya, Nabi Muhammad selalu

    sabar, tidak marah, pemaaf, dan menjadi penengah disetiap

    permasalahan yang dihadapi ummatnya.Dengan begitu da‟i

    adalah seseorang yang berdakwah mengajarkan ajaran Islam

    dengan bijaksana, sabar dan juga teguh pendirian dalam

    penyampaian da‟wahnya, dengan kata lain da‟i adalah subyek

    dakwah.

  • 24

    Jika kita dihadapkan di zaman sekarang Islam dianggap

    sebagai Agama keras, radikalis, teroris, dan hukum tegak lurus.

    Semua itu karena faktor da‟i yang kurang merakyat atau

    kurangnya beradaptasi dengan lingkunganya. Agama Islam

    adalah agama yang fleksibel, dapat diterapkan oleh siapa saja,

    kapan saja, dan dimana saja, karena agama islam adalah ajaran

    rahmatal lil alamin (rohmat bagi seluruh alam), bagaimana

    seorang da‟i menyampaikanya apakah dengan kasih sayang atau

    dengan mengangkat pedang dan pemaksaan?

    b. Mad‟u

    Mad‟u adalah Objek dakwah yaitu penerima, sasaran,

    khalayak, jama‟ah, komunikan, pendengar, pembaca, maupun

    pemirsa baik laki-laki, perempuan, tua, muda, miskin ataupun

    kaya, Islam maupun non Islam. Berikut ada 3 macam golongan

    mad‟u, yang masing-masing harus dihadapi dengan cara yang

    berbeda-beda pula: (Bahri, 20008:231)

    1) Golongan cerdik-cendikia yang cinta akan kebenaran, dan

    dapat berfikir secara kritis, cepat dapat menangkap arti

    persoalan. Mereka ini harus dipanggil hikmah, yakni

    dengan alasan-alasan, dengan dalil-dalil, dan hujjah yang

    dapat diterima oleh akal mereka.

  • 25

    2) Golongan orang awam, yaitu orang yang kebanyakan

    belum dapat berfikir secara kritis dan mendalam, belum

    dapat menangkap pengertian-pengertian yang tinggi.

    Mereka ini dipanggil dengan mauidzhotul khasanah.

    Dengan anjuran dan didikan yang baik-baik, serta dengan

    ajaran yang mudah untuk dipahami.

    3) Golongan yang tingkat kecerdasannnya berada diantara

    kedua golongan tersebut. Golongan ini belum dapat

    dicapai dengan hikmah, juga tidak akan sesuai jika

    dilayani seperti golongan awam. Salah satu ciri mereka

    adalah suka membahas sesuatu, tetapi hanya dalam batas

    tertentu, tidak sanggup secara mendalam. Kepada mereka

    ini yakni dengan bertukar fikiran, guna mendorong supaya

    mereka mampu berfikir secara sehat, dan pada praktiknya

    dilakukan dengan cara yang lebih baik pula.

    c. Materi/Pesan Dakwah

    Dalam ilmu komunikasi pesan dakwah adalah massage,

    yaitu simbol-simbol (Aziz, 2004:318). Pesan dakwah adalah

    segala tulisan, lisan, kata, gambar, atau perbuatan yang dapat

    mempengaruhi kehidupan seseorang maupun kelompok untuk

    berbuat lebih baik sesuai dengan ajaran Islam. Ajaran Islam

    juga bisa disebut pesan dakwah, ajaran Islam secara umum

  • 26

    terbagi menjadi dua yaitu pesan uatama (al-Qur‟an dan al-

    Hadist) dan pesan tambahan (selain al-Qur‟an dan al-Hadist).

    Berikut dua poin dalam pesan dakwah (Aziz, 2004:318):

    1) Ayat-ayat Al-Quran

    Al-Quran adalah kitab yang diturunkan Allah

    kepaada Nabi Muhammad, kitab yang merangkum

    ajaran-ajaran dalam kitab-kitab terdahulu yaitu kitab

    Taurot, Zabur, dan Injil. Dalam al-Qur‟an terdapat 114

    surat dan 6.666 ayat dengan syair/sastra tinggi, sungguh

    tidak ada keraguan didalamnya.

    2) Hadist Nabi (al-Sunnah)

    Hadist yaitu segala perbuatan, perkataaan, dan

    ketetapan Nabi Muhammad Saw. Hadist yang boleh

    dipakai berdakwah adalah hadist Shohih yaitu hadist

    dengan matan/redaksi dari orang-orang alim, terpercaya,

    dan mempunyai daya ingat yang tinggi. Selain hadist

    Shohih juga ada hadist dhoif dimana

    peredaksi/periwayat ada salah satu yang tidak jelas, dan

    itu terkadang bukan hadist tetapi kata-kata manusia yang

    dianggap-anggapkan sebagai hadist (salah satu hasil

    orang kafir yang mau menghancurkan Islam dari dalam).

    3) Pesan Penunjang Dakwah

  • 27

    Pesan penunjang dakwah adalah sumber-sumber

    pesan yang tidak terkandung dalam al-Qur‟an dan al-

    Sunnah, melainkan contoh pendapat para Sahabat,

    berita, peristiwa, kisah teladan, ijma‟, qiyas, yang tidak

    bertentangan dengan al-Quran dan al-Sunnah.

    d. Media Dakwah

    Media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah

    berarti perantara, tengah atau pengantar (Arsyad, 2006: 3).

    Sedangkan media dakwah adalah alat yang digunakan dalam

    menunjang berlakunya prosesi dakwah. Berikut beberapa

    pendapat tentang pengertian media dakwah (Aziz, 2004:404):

    1) Menurut Abdul Kadir Munsyi, media dakwah adalah alat

    yang menjadi saluran yang menghubungkan ide dengan

    umat.

    2) Menurut Mira Fauziyah, media dakwah adalah alat atau

    sarana yang dipergunakan untuk berdakwah dengan

    tujuan memudahkan penyampaian pesan dakwah kepada

    mad‟u.

    3) Menurut Hamzah Ya‟kub, media dakwah ialah alat

    obyektif yang menjadi saluran yang menghubungkan ide

    dengan umat.

  • 28

    4) Menurut Syukriadi Sambas, media dakwah adalah

    instrumen yang dilalui oleh pesan atau saluran pesan

    yang menghubungkan antara da‟i dan mad‟u.

    5) Menurut M. Munir dan Wahyu Ilahi, wasilah (media)

    dakwah adalah alat yang digunakan untuk

    menyampaikan materi dakwah (ajaran Islam) kepada

    mad‟u (penerima dakwah).

    Berdasarkan beberapa pendapat ahli penulis menyimpulkan

    bahwa makna media dakwah adalalah alat yang menjadi

    perantara pendukung berlangsungnya dakwah agar ajaran yang

    disampaikan dapat cepat tersampaikan kepada mad‟u dengan

    baik.

    Media dakwah sangat banyak macamnya dapat berupa

    lisan, tulisan, lukisan, audio visual, perbuatan, media massa,

    sosial media, lembaga-lembaga, kelompok, organisasi dll.

    Contoh penerapan media audio visual didalam suatu dakwah

    dalam bentuk pengajian dengan jama‟ah yang besar tempat yang

    luas maka dipergunakan media dakwah yaitu berupa

    microphone beserta sound system yang bergabung menjadi satu

    menjadi pengeras suara, hingga memungkinkan seluruh jama‟ah

    dapat mendengarkan setiap yang diucapkan pendakwah (da‟i).

  • 29

    4. Strategi Dakwah

    Menurut Wina Sanjaya, Strategi dakwah adalah perencanaan yang

    berisi rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan dakwah

    tertentu. ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam hal ini, yaitu:

    a. Strategi merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan

    dakwah) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan

    berbagai sumber daya atau kekuatan. Dengan demikian, strategi

    merupakan proses penyusunan rencana kerja, belum sampai

    pada tindakan.

    b. Strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Artinya, arah

    dari semua keputusan penyusunan strategi adalah pencapaian

    tujuan. Oleh sebab itu, sebelum menentukan strategi, perlu

    dirumuskan tujuan yang jelas serta dapat diukur keberhasilanya

    (Aziz, 2004:349,350).

    Menurut Al-Bayanuni dalam Moh Ali Aziz(2004:351-233), ia

    membagi strategi dakwah dalam tiga bentuk, yaitu:

    a. Strategi Sentimentil (al-manhaj al-„athifi) yaitu dakwah yang

    memfokuskan aspek hati, menggerakan perasaan dan batin mitra

    dakwah. Memberi mitra dakwah nasehat yang mengesankan,

    memanggil dengan kelembutan, atau memberikan pelayanan yang

    memuaskan merupakan beberapa metode yang dikembangkan dari

    strategi ini. Metode-metode ini sesuai untuk mitra dakwah yang

  • 30

    terpinggirkan (marginal) dan dianggap lemah, seperti kaum

    perempuan, anak-anak, orang yang masih awam, para mu‟alaf

    (imannya lemah), orang-orang miskin, anak-anak yatim, dan

    sebagainya. Strategi sentimentil ini diterapkan Nabi SAW, saat

    menghadapi kaum musyrik mekkah. tidak sedikit ayat-ayat

    Makiyyah (ayat yang diturunkan kepada Nabi saat dimekkah atau

    sebelum Nabi Muhammad Saw hijrah ke Madinah). yang

    menekankan aspek kemanusiaan (humanisme), semacam

    kebersamaan, perhatian kepada fakir miskin, kasih sayang kepada

    anak yatim dan sebagainya. Ternyata pengikut Nabi Muhammad

    Saw pada masa awal umumnya berasal dari golongan kaum lemah.

    Dengan strategi ini kaum lemah merasa dihargai dan kaum mulia

    merasa dihormati.

    b. Strategi Rasional (al-manhaj al-„aqli) merupakan dakwah dengan

    beberapa metode yang memfokuskan pada aspek akal fikiraan,

    startegi ini mendorong pada mitra dakwah untuk berfikir,

    merenungkan, dan mengambil pelajaran. Penggunaan hukum

    logika, diskusi, atau penampilan. contoh dan bukti sejarah

    merupakan beberapa metode dari strategi rasional. Apa yang

    dilakukan Aziz di Ansterdam setiap hari sabtu (tahun 2008)

    berdiskusi tentang jihad, babi, alkohol, dan sebagainya sampai soal

  • 31

    poligami dengan penduduk Belanda yang masih sinis pada Islam

    adalah salah satu contoh strategi ini.

    Al-Qur‟an mendorong penggunaan strategi rasional dengan

    beberapa terminologi antaralain: tafakkur, tadzakkur, nadzar,

    taammul, i‟tibar, tadabbur, dan istibshar. Nabi Muhammad SAW

    menggunakan strategi ini untuk menghadapi para pemuka Yahudi,

    mereka terkenal dengan kecerdikanya. Saat ini mereka telah

    memproklamasikan kematian Tuhan dipelopori oleh Friedrich

    Nietszche dan Jean Paul Sartre serta menganggap dunia materi ini

    abadi. Selain itu kita juga menghadapi aliran-aliran sempalan yang

    berbeda secara mendasar dengan ajaran Islam. Mereka mengklaim

    memiliki nabi baru, penjelmaan Tuhan, mengetahui kepastian hari

    kiamat dan sebagainya. Kepada mereka, strategi rasional adalah

    strategi yang paling tepat.

    c. Strategi Indriawi (al-manhaj al-hissi) juga dapat dinamakan

    sebagai strategi eksperimen/ilmiah, yaitu dakwah yang berorentasi

    pada pancaindra dan berpegang teguh pada hasil penelitian serta

    percobaan. Diantara metode yang dihimpun oleh strategi ini adalah

    praktik keagamaan, keteladanan, dan pentas drama. Dahulu Nabi

    Muhammad Saw mempraktikan Islam sebagai perwujudan strategi

    indriawi yang disaksikan oleh Sahabat-sahabat. Para sahabat dapat

    menyaksikan mukjizat Nabi Muhammad Saw secara langsung,

  • 32

    seperti terbelahnya rembulan, bahkan menyaksikan Malaikat Jibril

    dalam bentuk manusia. Sekarang, kita menggunakan al-Qur‟an

    untuk memperkuat atau menolak hasil penelitian ilmiah. Pakar

    tafsir menyebutknya dengan Tafsir „Ilmi. Adnan Oktar, penulis

    produktif dari Turki yang memakai nama pena Harun Yahya,

    menggunakan strategi ini dalam menyampaikan dakwahnya. M.

    Quraish Sihab, pakar tafsir kenamaan dari Indonesia, juga sering

    menguraikan hasil penemuan ilmiah saat menjelaskan ayat-ayat al-

    Qur‟an.

    Berdasarkan pendapat ahli di atas penulis menyimpulkan strategi

    dakwah adalah sejumlah rencana yang disusun dengan memperhatikan

    faktor permasalahan yang dihadapi mad‟u, lingkungan, keadaan, sosial,

    budaya yang berlaku, disusul dengan pengambilan materi yang tepat,

    metode dan media dakwah yang tepat sehingga mad‟u dapat menerima

    ajaran Islam sesuai dengan tingkat pemahamanya tanpa berfikir terlalu

    keras.

    5. Tinjauan Tempat Hiburan Malam

    Menurut Darmajati (2005:25), istilah tempat hiburan malam

    berasal dari kata tempat yang berarti suatu area/tempat atau lokasi,

    kedua kata hiburan, kata hiburan memiliki persamaan arti kata

    entertainment dalam bahasa Inggris yang berarti sejenis

    touristattraction, para pengunjung (wisatawan) merupakan subjek yang

  • 33

    pasif sebagai audience/hadirin yang datang menyaksikan, menikmati

    atau pun mengagumi kejadian-kejadian yang berlangsung untuk

    mendapatkan kepuasan rohaniah sesuai dengan motof-motif yang

    mendorong kunjungan tersebut, misalnya: bioskop, floorshow, music,

    night club, dancing hall.

    Menurut Nurmalisa (2015:8), tempat hiburan malam adalah segala

    jenis kegiatan ataupun perbuatan baik berupa pertunjukan, keramaian,

    permainan ataupun ketangkasan yang mempunyai tujuan untuk

    menghibur seseorang sehingga dapat menyenangkan hati dan

    melupakan segala kesedihan yang sedang dialami oleh individu.

    Penulis menyimpulkan bahwa tempat hiburan malam adalah

    tempat yang menyediakan berbagai hiburan-hiburan di malam hari,

    dengan nuansa berkebebasan berekspresi, modernis, teknologis, hura-

    hura atau hedonis, konsumeristik, dan metropolis yang menjanjikan

    kebahagiaan dan kegembiraan sehingga melupakan kesedihan yang

    sedang dialami individu. Satu tempat hiburan malam biasanya terdiri

    banyak wahana hiburan, berikut pemetaan tempat yang mumpuni

    disebut tempat hiburan malam:

    a. Prostitusi atau Pelacuran

    Pelacuran atau biasa disebut prostitusi berasal dari bahasa

    latin, penggabungan dari dua kata, yaitu pro-stitiere/pro-stauree

    yang artinya membiarkan diri melakukan persundalan,

  • 34

    perzinaan, pergundaan, atau penyerahan diri secara badaniah.

    Berkenaan dengan hal ini prostitusi adalah penyerahan diri

    secara badaniah seorang wanita untuk pemuasan laki-laki

    siapapun yang menginginkannya dengan pembayaran (Kartono.

    2009: 207).

    Menurut Barry dalam Koentjoro(2004:6), pelacuran bisa

    dikatan sejenis perbudakan seks atas kaum perempuan.

    Pelacuran juga dipandang merendahkan derajat, harga diri, serta

    martabat manusia khususnya kaum perempuan.

    Penulis menyimpulkan prostitusi merupakan proses

    perbudakan seks dan penyerahan badaniah yang dilakukan

    dengan orang lain dengan tujuan untuk memperoleh imbalan

    berupa uang atau benda. Pelacur juga seperti bidadari yang

    cantik parasnya, harum baunya, sexy badannya hingga

    mendapat julukan “si kupu-kupu malam”. Prostitusi sangat

    diminati banyak orang, untuk memuaskan hawa nafsu yang

    begitu tinggi didukung dengan biaya yang dapat dipilih sesuai

    budget yang ada. “Mending tuku sate timbang tuku weduse”

    adalah salah satu budaya yang mempengaruhi mindset manusia

    untuk memilih pelacuran daripada pernikahan.

    Menjadi pelacur merupakan pekerjaan sulap dimana

    bekerja senang hari dan enak badan cukup diawali dengan

  • 35

    berias semenarik mungkin hingga dalam tengah pekerjaanya

    menerima surga dunia dan diakhiri dengan imbalan yang sangat

    tinggi. Hanya semalam seorang pelacur dapat mengantongi uang

    upah sebesar sepuluh juta lebih. Coba dibayangkan jika

    dilakukan dalam satu bulan, maka akan terkantongi upah

    sebesar tiga ratus juta rupiah. Belum jika bonus-bonus yang

    diberikan penjaja yang sangat terpuaskan, menjadikan pekerjaan

    ini sangat diminati bagi kaum wanita bahkan sejak usia remaja.

    Tetapi jika kita lihat madlorotnya, pelacur maupun penjaja

    dapat menyidap penyakit hamil di luar nikah, kekerasan seksual,

    ketidak manusiawian terhadap pelacur, psikis terganggu, hingga

    tertularnya penyakit mematikan yaitu aids yang sampai kini

    belum ada penawarnya.

    b. Karouke, merupakan wahana yang menyajikan kita dapat

    bernyanyi sesuka ria sekeras mungkin tanpa ada yang melarang,

    memarahi dan mengganggu. Karouke bisa disebut dengan

    bahasa isyarat lokal yaitu cek sound, ulur kabel dan lain

    sebagainya, cek sound atau karouke kurang lengkap jika tidak

    ada yang menemani yaitu Pemandu Karouke (PK). Pemandu

    karouke atau PK adalah perempuan yang siap disewa untuk

    menemani selama penjaja karouke sedang bernyanyi, dapat

    memilih sesuai dengan selera dan PK pun juga berlomba-lomba

  • 36

    berdandan secantik, semenarik mungkin agar disewa. Jika

    dibutuhkanya keinginan penjaja yang lebih dalam hingga

    hubungan intim pun bisa saja tinggal bagaimana negosiasi dan

    administrasinya yang mereka sepakati.

    Setelah bernyanyi dan ditemani PK belum lengkap juga jika

    tidak ditemani beberapa botol bir/minuman beralkohol yang

    memicu syahdunya kehidupan, karena hidup itu tidak hanya

    pahit ibarat minum kopi tetapi hidup juga pusing diibaratkan

    dengan minum minuman beralkohol.

    c. Bar adalah tempat hiburan malam yang menyediakan minuman

    beralokhol dan juga tempat untuk berjudi. di dalam bar juga

    tidak dapat diartikan sepi dari dunia prostitusi karena minum,

    berjudi, prostitusi merupakan bisnis yang sangat erat

    keterkaitanya untuk berbisnis dengan efisien.

    d. Diskotik merupakan tempat hiburan malam dengan alunan

    musik kekinian yang eksotis dalam memandu alurnya musik

    disko untuk berjoget ria. Semakin malam maka semakin

    melayang didalam dunia diskotik, dengan pancara cahaya sinar

    lighting berwarna warni, laki-laki dan perempuan bebas-

    sebebasnya dalam berekspresi hingga timbulnya ketertarikan

    lawan jenis untuk terjerumus ke hal yang negatif. Diskotik juga

    tidak jarang dalam persediaan minuman beralkohol, dengan

  • 37

    minuman beralkohol orang merasa hangat, terfikirkan sesuatu

    halusinasi yang menyenangkan dengan alunan musik yang

    mendebarkan badan membuat dunia diskotik banyak diminati

    dari tempat hiburan malam lainya.

    e. Balap liar adalah beberapa orang atau genk yang mengikuti

    suatu ajang perlombaan balap motor maupun mobil yang tidak

    ada perizinan secara legal dari pemerintah maupun kepolisian.

    Mereka mengikuti balap liar ini biasanya karena faktor taruhan

    yang menggiurkan, ajang uji kecepatan motor modif-an sendiri

    dengan cc diatas standar, perebutan sang raja jalanan, dan juga

    taruhan sampai kepemilikan seseorang perempuan.

    Kerugian yang didapat dari balap liar ini sangat besar bisa

    berarti kecelakaan yang menimbulkan kematian bagi pembalap

    maupun apa saja yang dilintasi dalam balap tersebut, tanpa

    adanya keamanan yang medahai dari tim balap/penyelenggara

    balap.

    Selain tempat tempat yang dikriteriakan penulis diatas sebenarnya

    di dalam tempat hiburan malam masih banyak istilah-istilah lain,

    pelanggaran-pelanggaran norma dan ajaran agama seperti memakai

    narkoba, pil distro, nge-lem dan obat-obat terlarang lainya. Sementara

    dengan melakukan hal-hal tersebut membutuhkan biaya yang tidak

    murah pastinya membuat seseorang atau kelompok mencari alternatif

  • 38

    lainya karena sudah tergantung pada hal-hal tersebut, hingga timbulah

    istilah-istilah baru yaitu dengan Oplosan, Nyubung, sampai Mabuk

    dengan air rebusan pembalut wanita yang akhir-akhir ini sedang viral.

  • 39

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian

    Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah penelitian kualitatif

    deskriptif, yaitu jenis penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-

    kata tertulis atau lisan dari orang-orang yang berperilaku sebagai subyek

    penelitian.

    Menurut Bodgan dalam Pawito (2007: 84), menyatakan bahwa metode

    penelitian kualitatif pada dasarnya adalah, research procedures which produce

    descriptive data: people‟s own writen or spoken words and observable behavior

    (prosedur-prosedur penelitian yang digunakan untuk menghasilkan data deskriptif

    berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.

    Metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data

    deskripstif berupa kata-kata tulis atau lisan dari orang-orang dan berprilaku yang

    dapat diminati. Metode kualitatif digunakan dengan beberapa pertimbangan:

    pertama, meyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan

    kenyataan ganda. Kedua metode ini menyajikan secara langsung hakikat

    hubungan antara peneliti dengan responden. Ketiga, metode ini lebih peka dan

    lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama

    terhadap pola-pola nilai yang dihadapi. Penelitian kualitatif menyusun desain

    yang secara terus menerus disesuaikan dengan kenyataan di lapangan, tidak harus

  • 40

    menggunankan desain yang telah disusun secara ketat atau kaku, sehingga tidak

    dapat diubah lagi (Hikmat: 37-38).

    Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan penelitian ini

    merupakan penelitian kualitatif deskriptif, karena penelitian ini untuk

    memperoleh data-data gambaran strategi dakwah oleh seorang da‟i kepada

    masyarakat tempat hiburan malam, dan faktor-faktor penghambat maupun

    pendukung dakwahnya. Karena tujuan demikian maka jenis penelitian kualitatif

    deskriptif dapat diyakini sesuai dengan penelitian ini.

    B. Lokasi Penelitian

    1. Letak Geografis

    Sarirejo terletak di kelurahan Sidorejo Lor RT 03 Rw 09, kecamatan

    Sidorejo, kota Salatiga. Tempat hiburan malam Sarirejo bagi masyarakat kota

    Salatiga dan sekitarnya lebih dikenal dengan nama Sembir, Sedangkan

    Sembir sendiri merupakan tetangga desa yang sangat dekat dengan desa

    Sarirejo. Secara astronomi Sarirejo terletak antara 110.27‟.56,81” –

    110.32‟.4,64” Bujur Timur terletak di antara 007.17‟ dan 007.17‟.23” Lintang

    Selatan, secara morfologis berada di daerah cekungan, kaki gunung Merbabu

    diantara gunung-gunung kecil antara lain Gajah mungkur, Telomoyo dan

    Payung Ronsg.

    2. Demografi Tempat Hiburan Malam Sarirejo

    Tempat hiburan malam Sarirejo justru kerap disebut dengan Sembir.

    Menurut Wahidin (2016:345) Sembir sejak tahun 2010 telah berbenah

  • 41

    menjadi kawasan karouke. Kamar-kamar yang dulu digunakan sebagai

    transaksi esek-esek dialihkan menjadi room-room karouke. Kegiatan

    pelacuran mulai dikikis diganti menjadi tempat hiburan malam (karouke),

    dengan pekerjanya adalah eks PSK yang ada di lokalisasi tersebut. Meskipun

    sudah ditetapkan sebagai tempat hiburan karouke, tetapi masih ada eks PSK

    yang masih menerima ajakan berkencan dengan pelanggan, sehingga

    berdampak pada stigma yang dilekatkan masyarakat yakni masih

    beroperasinya lokalisasi Sembir.

    Sarirejo sekarang masih merupakan tempat wisata karouke pasca penataan

    kembali Sarirejo oleh pemerintah, tempat prostitusi menjadi wisata karouke

    yang lebih baik, walaupun begitu masih saja terjadi jual beli prostitusi

    terselubung bagi mereka pemandu-pemandu karouke yang masih mau

    menjajakan dirinya dengan pelangannya. Mayoritas pekerja karouke atau PK

    adalah seorang pendatang. Mereka kaum hawa berbondong-bondong datang

    dan bekerja di Sarirejo untuk memenuhi tuntutan zaman yang serba tinggi,

    dengan bekerja mudah dan menyenangkan itulah pertimbangan mereka untuk

    mengambil pekerjaan tersebut. Sedangkan masyarakat asli dari Sarejo

    sebagian kecil sudah merasakan keresahan betapa banyak maksiat terjadi di

    desa mereka, untuk membangunkan hati kecil mereka yang menolak adanya

    tempat Karouke dan kafe plus-plus hadirlah ustadz Misbakhudin Thoif

    dengan berbagai strategi dakwahnya.

  • 42

    C. Sumber dan Jenis Data

    1. Jenis Data

    Adapun data yang digunakan dalam penelian ini adalah data

    kualitatif.

    Data kualitatif yaitu data yang dihasilkan dalam bentuk kata verbal

    bukan dalam bentuk angka (Muhajir, 1996:02). Data kualitatif dalam

    penelitian ini adalah gambaran tentang strategi dakwah di tempat hiburan

    malam oleh ustadz Misbakhudin Thoif yang terbagi menjadi :

    a) Data Primer

    Data primer merupakan data yang dihasilkan dari penelitian

    langsung dengan tanya jawab kepada ustadz Misbakhudin Thoif.

    b) Data Sekunder

    Data sekunder merupakan data yang dihasilkan secara tidak

    langsung, yaitu dari penelitian terdahulu berupa jurnal, catatan dan

    informasi yang selaras dengan penelitian ini.

    2. Sumber data

    Sumber data penelitian adalah orang, tempat, kegiatan yang diyakini

    dapat memberikan informasi, keterangan dalam penelitian baik berupa

    data utama maupun penunjang. Jenis data yang akan digunakan dalam

    penelitian ini tergolong menjadi 2 :

    a) Sumber data utama dalam penelitian ini adalah pengamatan

    lingkungan dan wawancara terhadap ustadz Misbakhudin Thoif

  • 43

    sebagai aktor pendakwah yang benar-benar terjun di tempat

    hiburan malam Sarirejo.

    b) Sumber penunjang dalam penelitian ini dapat berupa data

    tambahan dari catatan pribadi, dokumentasi dan penelitian

    terdahulu.

    D. Intrumen Pengumpulan data

    Instrumen pengumpulan data merupakan cara, teknik, metode yang

    digunakan peneliti untuk memperoleh data yang valid dan relevan. Penelitian ini

    sangat beresiko dan berbahaya, jika ada sedikit permasalahan dan bentrok dengan

    warga, bos kafe maupun pekerjanya ada kemungkinan penelitian ini akan

    diberhentikan bahkan dakwah ustadz Misbakhudin Thoif juga kemungkinan akan

    ditolak dan diberhentikan.

    Data penelitian diperoleh dengan berbagai instrumen dan teknik, pertama

    digunakan Instrumen observasi terhadap obyek dan subyek penelitian, selanjutnya

    digunakan instrumen “in depth interview” / wawancara mendalam terhadap

    sember data yang telah ditentukan peneliti, selanjutnya digunakan instrumen

    dokumentasi yaitu sebagai data pelengkap antara observasi dan “in depth

    interview”. Berikut penjelasan instrumen-instrumen yang dipakai dalam

    penelitian ini:

    1. Observasi (pengamatan)

    Teknik observasi adalah cara mengumpulkan data penelitian

    melalui pengamatan dan pencatatan gejala yang tampak pada obyek

  • 44

    penelitian yang pelaksanaanya langsung pada tempat terjadinya suatu

    peristiwa, keadaan atau situasi yang sedang terjadi.Berikut langkah-

    langkah observasi yang digunakan peneliti:

    a) Menentukan obyek penelitian.

    b) Pelaksanaan ibservasi.

    c) Pencatatan hasil observasi.

    Peneliti melakukan observasi pada kegiatan-kegiatan dakwah yang

    dilakukan ustadz Misbakhudin Thoif di tempat hiburan malam Sarirejo.

    2. Interview (wawancara)

    Interview ( wawancara ) merupakan alat pengumpulan data yang

    sangat penting dalam penelitian kualitatif yang melibatkan manusia

    sebagai subjek (pelaku, aktor) sehubung dengan realitas atau gejala yang

    dipilih untuk diteliti.

    Interview adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara

    untuk memperoleh data, informasi dari yang diwawancarai. Jenis

    interview yang dipakai peneliti adalah “ bebas terpimpin”. Peneliti

    mengajukan pertanyaan dengan panduan naskah interview yang

    berkembang dengan berjalanya proses wawancara. Berikut langkah-

    langkah prosesi interview:

    a) Penentuan aktor atau narasumber yang akan di interview.

    b) Penentuan topik sebagai bahan interview.

    c) Pembuatan naskah interview.

  • 45

    d) Membuat planning pertemuan dengan aktor atau narasumber.

    e) Pelaksanaan interview.

    f) Pencatatan data hasil interview.

    g) Pengecekan keabsahan dan kualitas data yang diperoleh,

    h) Pengambilan data yang diperlukan dan penyusunan data.

    Interview (wawancara) dilaksanakan berdasarkan langkah-langkah

    yang sudah tersusun terhadap narasumber. Narasumber yang dimaksud

    adalah aktor dakwah di tempat hiburan malam Sarirejo yaitu ustadz

    Misbakhudin Thoif, karena beliaulah yang faham dan mengerti alur

    persepsi mad‟u nya dan memilih strategi apa yang tepat untuk dijadikan

    acuan dalam dakwahnya. Ustadz Misbakhudin Thoif lah yang mengetahui

    lika-liku perjalanan dakwahnya, yang merasakan faktor-faktor penghambat

    dakwahnya dan mengetahui apa pendukung dakwahnya hingga saat ini

    dakwahnya selalu berkumandang di kawasan tempat hiburan malam

    Sarirejo.

    3. Dokumentasi

    Instrumen pengumpulan data terakahir yaitu dokumentasi,

    dokumentasi adalah data berupa dokumen, arsip, catatan-catatan, surat

    menyurat atas even-even, peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam dakwah

    di tempat hiburan malam oleh ustadz Misbakhudin Thoif.

  • 46

    E. Teknik Analisis Data

    Gambaran sebagai hasil penelitian kualitatif tereksplisit dalam analisis

    data, sebelum diadakan validitas ada proses yang sangat penting yaitu analisis

    data. Analisis data digunakan sebagai pisau pengelupas strategi-strategi dan faktor

    pendukung penghambat dalam data yang diperoleh peneliti sehingga nanti didapat

    penarikan kesimpulan.

    Peneliti menggunakan teknik analisis kualitatif interaktif oleh Miles dan

    Hubarman dalam Pawito (2007:104). Teknis analisis ini sangat lazim disebut

    dengan interactive model. Teknik analisis ini pada dasarnya terdiri dari tiga

    komponen: reduksi data (data reduction), penyajian data (data display), dan

    penarikan serta pengujian kesimpulan (drawing and verifying conclusions).

    Tiga langkah analisis data tersebut adalah:

    1. Reduksi data

    Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian,

    penyederhanaan, pengabsahan dan transformasi data kasar yang muncul

    dari catatan-catatn tertulis di lapangan. Reduksi data mempunyai 2 tahap,

    tahap pertama peneliti melakukan editing, pengelompokan dan meringkas

    data. Pada tahap kedua peneliti menyusun kode-kode dan catatan-catatan

    berbagai hal sehingga peneliti dapat menemukan kelompok-kelompok dan

    pola-pola data.

  • 47

    2. Penyajian data

    Penyajian data mempunyai langkah mengorganisasikan data, yaitu

    mengelompokan data satu dengan kelompok data yang lain sehingga

    seluruh data yang dianalisis benar-benar dilibatkan dalam satu kesatuan.

    Kelompok-kelompok data kemudian saling dikait-kaitkan sesuai dengan

    kerangka teori yang digunakan. Diagram dan gambarlah sangat membantu

    mengintepretasikan penyajian data.

    3. Penarikan dan pengujian kesimpulan

    Penarikan kesimpulan dapat diambil dari data-data yang terkumpul

    dan diverifikasi secara terus menerus selama berjalanya penelitian agar

    kesimpulan dapat dijamin keabsahan dan obyetivitasnya. Peneliti pada

    dasarnya mengimplementasikan prinsip induktif dengan

    mempertimbangkan pola-pola data dan atau kecenderungan data pada

    penyajian data yang telah dibuat. Selain itu peneliti harus

    mengkonfirmasikan, mempertajam, bahkan merevisi kesimpulan-

    kesimpulan yang telah dibuat untuk sampai pada kesimpulan final berupa

    proposisi-proposisi ilmiah tentang gejala atau realitas yang diteliti.

    Kesimpulan bisa dapat dilihat sejak awal tetapi kesimpulan final harus

    melewati tiga langkah analisis interaktif Miles dan Huberman.

    F. Teknik Validitas Data

    Data yang sudah terkumpul sangat penting nantinya untuk dijadikan bahan

    penarikan kesimpulan. Keabsahan data sangat vital karena jika data yang

  • 48

    diperoleh salah maka akan diperoleh penarikan kesimpulan yang salah pula begitu

    juga sebaliknya.

    Menurut Rasimin (2018:157), valid adalah suatu ukuran yang menunjukan

    tingkat kesahihan suatu alat ukur.

    Menurut Sugiono (2013:361), validitas merupakan derajat ketepatan antara

    data yang terjadi pada objek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh

    peneliti. Dengan demikian data yang valid adalah data yang tidak berbeda antara

    data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada

    obyek penelitian. Kalau dalam obyek penelitian terdapat warna merah, maka

    peneliti akan melaporkan warna merah. Bila peneliti membuat laporan yang tidak

    sesuai dengan apa yang terjadi pada obyek, maka data tersebut dapat dinyatakan

    tidak valid.

    Jadi, Teknik validitas data yaitu menguraikan tentang cara validitasi data

    yang telah dikumpulkan sesuai dengan apa yang terjadi pada obyek penelitian

    agar dapat dipertanggungjawabkan kebenaranya.

    Penting bagi penelitian untuk memilih teknik validitas data yang cocok

    untuk penelitianya, agar benar-benar tercapai data yang valid.Teknik validitas data

    yang dipakai peneliti adalah triangulasi. Triangulasi dalam pengujian validitas dan

    kredibilitas diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber, berbagai cara

    dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi sumber, triangulasi

    teknik pengumpulan data, dan waktu.

  • 49

    1. Triangulasi Sumber

    Triangulasi sumber yaitu dilakukan dengan cara mengecek data

    yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.

    2. Triangulasi Teknik

    Triangulasi teknik yaitu dengan mengecek data kepada sumber

    yang sama dengan teknik yang berbeda. Misal, data yang diperoleh dengan

    teknik atau instrumen wawancara lalu dicek dengan intrumen observasi.

    3. Triangulasi Waktu

    Triangulasi Waktu yaitu dengan pengecekan ulang waktu saat

    pengumpulan data, data yang dikumpulkan dengan intrumen wawancara di

    pagi hari saat narasumber masih segar, belum banyak menemui masalah

    akan memberikan data yang lebih valid sehingga lebih kredibel.

  • 50

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    A. Hasil Penelitian

    1. Profil Ustadz Misbakhudin Thoif

    Gambar 4.1 Ustadz Misbakhudin Thoif

    Sumber : Facebook Ustadz Misbakhudin Thoif

    Ustadz Misbakhudin Thoif lahir di Jombor, kecamatan Tuntang,

    kabupaten Semarang pada tanggal 28 April 1975. Dia alumni Pondok

    Pesantren Sirajul Mukhlasin Payaman Magelang. Sebelum menjadi

    ustadz, pernah bekerja sebagai supir angkot, bus, ambulance dan bank.

    Tahun 2016 pernah menolong untuk meramaikan masjid, pertolongan

  • 51

    tersebut berawal tawaran dari sahabatnya untuk membantu

    meramaikan masjid di Sarirejo yang merupakan tempat hiburan

    malam, Selama kurang lebih 2 bulan pulang pergi dari Jombor ke

    Sarirejo setiap Pukul 15.00 WIB. Setalah 2 bulan, dia diminta untuk

    menetap di Sarirejo tepatnya di rumah ketua RT 04 yaitu bapak

    Legiman. Namun setelah 1 bulan berlalu, istri ustadz Misbakhudin

    Thoif yang bernama Thobaroh dituduh sebagai seorang tunasusila.

    Kemudian setalah kejadian tersebut, dia diminta pindah ke rumah

    bapak Legi Sarwi dan menetap selama kurang lebih 1 tahun.

    Kemudian, masjid mulai berkembang dan dakwah nyamulai banyak

    yang mengenal. Setelah itu, dia pindah ke rumah milik masjid al-Ikhlas

    hingga sekarang.

    2. Visi dan Misi Dakwah Ustadz Misbakhudin Thoif

    a. Visi

    Mencetak generasi Qur‟ani yang berakhlakul karimah

    b. Misi

    1) Menyebarkan ajaran agama Islam berasaskan Ahlusunnah Wal

    Jamaah

    2) Berdakwah melalui hati kehati (perlahan-lahan namun pasti)

    3. Sejarah tempat hiburan malam di Sarirejo

    Kawasan hiburan malam Sarirejo merupakan lokalisasi Sembir

    yang dirintis oleh Samad. Samad merupakan legenda Sembir hingga

  • 52

    akhir hayatnya. Di tahun 70‟-90‟an dirinya dikenal merupakan

    mucikari yang memiliki anak buah yang berwajah cantik. Jauh

    sebelum dirintis, berdirinya lokalisasi sembir, tahun 60‟an para PSK

    liar mangkal di gang Dieng dan di depan gedung bisokop Reksa. Gang

    yang lebarnya 1,5 meter tersebut dijadikan tempat mangkal. Untuk

    megeksekusi PSK idamannya, pria hidung belang hanya

    memanfaatkan sebuah rumah besar yang hanya berdinding papan.

    Rumah tersebut hanyalah ruangan besar yang disekat kain gorden.

    Karena dianggap mencemari wajah kota, akhirnya pemkot Salatiga

    mencarikan lokasi yang jauh dari kota. Kawasan yang ditunjuk berupa

    lereng berundak-undak berada dipinggir hutan karet. Dengan letak

    yang memiliki sudut kemiringan hampir 70 derajat, ditambah tidak

    adanya sarana transportasi, dianggap mampu membunuh prostitusi.

    Samad tidak menyerah, ia merintis berdirinya rumah bordil dan pria

    hidung belang rela berjalan kaki sejauh 3-4 km untuk menyalurkan

    syahwatnya. Rumah bordil tersebut berupa bangunan seadanya karena

    hanya terbuat dari kayu berdinding papan. Bahkan, kasurnya hanya

    dari kapuk yang lusuh ditopang keranjang kayu sederhana. Hingga

    memasuki tahun 90‟an lokalisasi sembir namanya diubah menjadi

    Sarirejo, pertimbangannya untuk memilah nama sebuah dusun di

    perbatasan Salatiga yang bernama Sembir. Agar tidak menimbulkan

  • 53

    kerancuan, akhirnya lokalisasi Sarirejo dipakai dan terus berkembang

    hingga saat ini.

    Tahun 2000an pemkot Salatiga sadar diri, lokalisasi akan

    menimbulkan stigma negatif bagi kota, maka lokalisasi dinyatakan

    ditutup. Akan tetapi para mucikari tetap membuka praktik secara

    sembunyi-sembunyi. Akibatnya Dinas Sosial, Satpol PP dan Polres

    setempat kerap menggelar operasi pembersihan. Hal tersebut

    berlangsung terus menerus sampai kisaran tahun 2005, karena merasa

    ladangnya mulai diusik beberapa mucikari kerap melakukan Study

    banding ke Bandungan kabupaten Semarang yang terlebih dahulu

    merintis berdirinya karaoke maupun kafe remang-remang. Mereka

    melakukan observasi terhadap bisnis karaoke, mempelajari bentuk

    bangunan, manajemen hingga PK yang layak dijual. Sampai di

    Sarirejo, mereka membongkar rumah bordilnya menjadi tempat

    hiburan malam sampai sekarang.

    Sosial budaya Sarirejo setelah adanya dakwah ustadz Misbakhudin

    Thoif terdapat beberapa peningkatan positiv yang signifikan.

    Perbedaan pra dan pasca berjalanya dakwahnya mulai terarah kepada

    jalan yang benar, masjid al-Ikhlas menjadi central pemberian nutrisi

    sosial budaya yang agamis. Mad‟unya meliputi pekerja di tempat

    hiburan malam, masyarakat asli dan masyarakat sekitar Sarirejo

  • 54

    mempunyai kegiatan rutin keagamaan yang membantu mereka untuk

    mengenal dan menerapkan ajaran Islam dikehidupan sehari-hari.

    B. Pembahasan

    1. Strategi Dakwah Ustadz Misbahudin Thoif di Tempat Hiburan

    Malam

    Dakwah adalah membenahi diri seseorang untuk menjadi baik,

    ustadz Misbakhudin Thoif mencontoh dakwah Nabi Muhammad Saw

    untuk membenahi umat manusia yang sesat/salah jalan, bukannya

    membunuh atau menentang dengan keras. Seperti halnya nabi

    Muhammad Saw dakwah dengan berkolaborasi dengan malaikat Jibril

    penyampai wahyu bukan berkolaborasi dengan malaikat Izroil

    pencabut nyawa.

    Tempat hiburan malam Sarirejo merupakan permasalahan

    pekerja