STRATEGI DAKWAH RUMAH PRODUKSI FILM MAKER...
Transcript of STRATEGI DAKWAH RUMAH PRODUKSI FILM MAKER...
STRATEGI DAKWAH RUMAH PRODUKSI FILM MAKER MUSLIM –
DAQU MOVIE PADA MEDIA FILM
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi
Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Sos)
Oleh:
Muhamad Ardhin Ikhsan
NIM. 1111051000123
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H/ 2018
i
ABSTRAK
Nama: Muhamad Ardhin Ikhsan
Judul: Strategi Dakwah Rumah Produksi Film Maker Muslim – DaQu Movie
NIM: 1111051000123
Rumah Produksi FMM DaQu Movie adalah sebuah rumah produksi yang
menghasilkan berbagai karya audio visual yang bertemakan islami serta mengandung
unsur-unsur dakwah. Banyaknya karya-karya FMM Daqu Movie yang diterima oleh
penonton, pastilah memerlukan sebuah strategi untukmenjalankan visi dan misi.
Kesuksesan FMM DaQu Movie dalam berdakwah melalui media audio visual membuat
peneliti tertarik untuk mengetahui strategi dakwah yang dilakukan oleh FMM DaQu
Movie.
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka penulis membatasi
penilitian ini pada strategi dakwah pada film yang telah diproduksi oleh FMM DaQu
Movie, dengan cara memahami pengertian Strategi dakwah, menjabarkan produk-produk
yang telah dibuat oleh FMM DaQu Movie, serta memahami strategi Dakwah FMM DaQu
Movie sesuai dengan konsep strategi Fred R.David
Menurut Fred R. David melalui manajemen strategi konsep, dalam strategi
terdapat tiga tahapan yang harus dilalui, yaitu perumusan, implmentasi dan evaluasi.
Peneliti juga menggunakan teori komunikasi persuasive dalam tahapan implementasi
strategi dari FMM DaQu Movie
Metodologi penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah analisis deskriptif
dengan menggunakan paradigma konstruktivis dengan pendekatan deskriptif
kualitatif. Pengumpulan data yang dipilih adalah dengan melakukan observasi,
wawancara dan dokumentasi fil-film yang telah dibuat oleh FMM DaQu Movie
Hasil dari penelitian dan analisis yang dilakukan menunjukan bahwa FMM DaQu
Movie sudah menerapkan teori tentang strategi menurut Fred R. David yang
mencangkup 3 tahapan. meski masih perlu pembenahan lagi dalam tahapan
implementasi serta evaluasi, namun FMM DaQu Movie telah mampu menghasilkan
karya-karya yang bernuansa islami dan berhasil berdakwah melalui audio dan visual.
Keyword: Strategi, Dakwah, FMM DaQu Movie.
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Swt, yang telah melimpahkan nikmat-
Nya waktu, kesehatan serta kesadaran untuk menuntut ilmu, dan juga kasih sayang-Nya
untuk menyelesaikan penelitian ini. . Shalawat serta salam tak lupa diucapkan kepada
Nabi Muhammad SAW sebagai pembawa penerangan bagi kehidupan.
Berbagai halangan dan rintangan dalam penulisan skripsi ini, Alhamdulillah telah
peneliti lewati. Memanglah penelitian ini jauh dari kata sempurna, namun skripsi ini
penulis buat dengan penuh perjuangan yang memerlukan tenaga, waktu dan juga fikiran.
Dan tanpa adanya pihak-pihak yang membantu, mungkin skripsi ini tidak dapat
diselesaikan. Maka dengan perasaan yang tulus, penulis ingin menyampaikan ucapan
terimakasih kepada mereka yang telah membantu dan memotivasi penulis untuk
menyelesaikan skripsi ini. Pada kesempatan kali ini, penulis menyampaikan terimakasih
sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. DR. Dede Rosyada MA, selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Arief Subhan, MA, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi.
3. Dr Suparto, S.Ag, M.Ag Selaku Wakil Dekan Bidang Akdemik
4. Dr. H. Roudhonah, M.Ag,Selaku Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum.
5. Dr. Suhaimi, M.Si, Selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan.
6. Ketua Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, Masran, Drs, MA ,serta Sekertaris Jurusan
Penyiaran Islam Fita Faturokhmah, M.Si yang selalu berkenan membantu peneliti.
7. Dosen Penasehat Akademik Drs. Jumroni, M.Si yang memberikan nasehat serta arahan
bagi peneliti.
iii
8. Terimakasih kepada Dosen Pembimbing skripsi saya, Drs. Sunandar, M.Ag, yang
sabar membimbing dan memberikan arahan dalam penulisan skripsi ini.
9. Staf Perpustakaan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Perpustakaan Utama UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, yang membantu peneliti untuk menemukan referensi buku
yang diperlukan dalam penulisan skripsi ini.
10. Staf TU (Tata Usaha) Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah membantu
peneliti dalam kepengurusan terselesaikannya skripsi ini.
11. Dosen-dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah memberikan
ilmunya sehingga apa yang diajarkan dapat peneliti terapkan dalam menyelesaikan
skripsi ini.
12. Orangtua ku tercinta, Ayahku dan Ibuku yang senantiasa tak henti mendoakan
putraya untuk menyelesaikan skripsi ini dan melihat putranya sukses dan menjadi
sarjana.
13. Kakakku yang selalu memberikan pendapat yang bermanfaat dan motivasi dalam
penyelesaian skripsi ini.
14. Terimakasih banyak kepada pihak FMM DaQu Movie terutama bang Ghifari sebagai
narasumber dalam penelitian skripsi ini yang telah bersedia memberikan waktu, dan
banyak informasi dalam menyelesaikan skripsi ini.
15. Teman-teman KPI D 2011, yang selalu saling mendukung satu sama lain dalam
menyelesaikan pendidikan.
16. Terima kasih untukh Zahid Husein Al-faruqi dan Istrinya Annisa Fasya dan keluarga
yang telah sangat membantu penulis untuk menyelesaikan skripsinya.
iv
17. Terimakasih untuk Adit, Patrix dan juga King atas dukungan dan juga hiburan dikala
pusing-pusing skripsi.
18. Terimakasih kepada teman-teman KKN Boomerang, yang telah mendukung penulis dan
membantu penulis selama masa penulisan dan KKN.
19. Terimakasih kepada Dwi Rahmy Aprillia yang telah mendukung dari awal sampai akhir
penulisan skripsi ini.
20. Penulis mengucapkan terimakasih banyak kepada semua pihak yang tidak bisa
diucapkan satu persatu. Terimakasih atas doa dan dukungan dalam menyelesaikan
skripsi ini. Semoga Allah Swt senantiasa membalas kebaikan kalian semua.
Akhir kata, peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis, pembaca, dan
segenap keluarga besar jurusan Komunikasi Penyiaran Islam.
Jakarta, 22 Juni 2018
Muhamad Ardhin Ikhsan
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK .............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1
B. Batasan dan Rumusan Masalah ................................................................. 6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................................. 7
D. Metodologi Penelitian ................................................................................ 8
1. Paradigma Penelitian .......................................................................... 8
2. Pendekatan Penelitian ......................................................................... 8
3. Metode Penelitian ............................................................................... 8
4. Subjek dan Objek Penelitian ............................................................... 9
5. Sumber Data ....................................................................................... 9
6. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 9
7. Teknik Analisis Data ........................................................................ 10
E. Tinjauan Pustaka ...................................................................................... 10
F. Sistematika Penulisan .............................................................................. 12
BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA KONSEP ........................... 13
A. Strategi ..................................................................................................... 14
1. Pengertian Strategi ............................................................................ 14
2. Tahapan Strategi ............................................................................... 14
B. Dakwah .................................................................................................... 16
1. Pengertian Dakwah ........................................................................... 16
2. Unsur-Unsur Dakwah ....................................................................... 16
3. Metode Dakwah ................................................................................ 18
4. Media Dakwah .................................................................................. 19
5. Tujuan Dakwah ................................................................................. 21
C. Strategi Dakwah ....................................................................................... 22
D. Film .......................................................................................................... 23
E. Pengertian Rumah Produksi ..................................................................... 24
F. Komunikasi Persuasif .............................................................................. 24
1. Model Keyakinan Kesehatan ............................................................ 26
2. Teori Difusi Inovasi .......................................................................... 26
3. Teori Perilaku Terencana .................................................................. 27
vi
4. Teori Disonansi Kognitif .................................................................. 28
5. Teori Tahapan Perubahan ................................................................. 29
6. Teori Pembelajaran Kognitif Sosial .................................................. 29
7. Teori Pertimbangan Sosial ................................................................ 30
BAB III GAMBARAN UMUM FMM DAQU MOVIE .................................... 31
A. Gambaran Umum dan Sejarah Perkembangan ........................................ 31
1. Gambaran Umum FMM DaQu Movie ............................................. 31
2. Sejarah Perkembangan FMM DaQu Movie .................................... 31
B. Visi & Misi FMM DaQu Movie ............................................................. 33
1. Visi .................................................................................................... 33
2. Misi .................................................................................................. 34
C. Penjabaran Struktur Organisasi................................................................ 34
1. Produser ............................................................................................ 34
2. Penulis Naskah .................................................................................. 35
3. Sutradara ........................................................................................... 36
4. Penata Kamera .................................................................................. 36
5. Penata Cahaya ................................................................................... 37
6. Soundman ......................................................................................... 37
7. Art Director ....................................................................................... 38
8. Make Up Artist ................................................................................. 38
9. Editor ................................................................................................ 38
D. Produk-Produk FMM DaQu Movie ......................................................... 39
BAB IV HASIL TEMUAN DAN ANALISIS .................................................... 42
A. Tahapan Perumusan Strategi Dakwah FMM DaQu Movie .................... 41
B. Tahapan Implementasi Strategi Dakwah FMM DaQu Movie ................ 45
1. Web Series ........................................................................................ 46
2. Film Pendek ...................................................................................... 47
3. Film Layar Lebar .............................................................................. 49
4. Kajian-Kajian offline ........................................................................ 50
C. Tahapan Evaluasi Strategi Dakwah FMM DaQu Movie ........................ 48
1. Perumusan ......................................................................................... 49
2. Implementasi ..................................................................................... 51
3. Evaluasi ............................................................................................. 54
BAB V PENUTUP ................................................................................................ 56
A. Kesimpulan .............................................................................................. 56
B. Saran ........................................................................................................ 57
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 59
LAMPIRAN ..............................................................................................................
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Seiring dengan berkembangnya teknologi diabad ke- 21 ini, berkembang
pula komunikasi melalui media audio dan visual. Banyak perusahaan perusahaan
yang bergerak dalam bisnis media audio dan visual, perusahaan tersebut dibagi
menjadi dua bidang besar yaitu pemberitaan termasuk juga periklanan dan
hiburan. Didalam industry media hiburan banyak rumah produksi besar baik itu
didalam maupun diluar negeri, seperti : Diesney, Pixar, Paramound, Lions Gate,
dan 21 Fox Century untuk diluar negeri, juga ada MD Entertaiment Multi Fision,
Frame Fitz dan rumah produksi lainnya dalam negeri. Rumah-rumah produksi
tersebut sebagian besar bergerak dalam tema hiburan umum yang mengambil
konten percintaan, konflik, sex dan sosial.
Dari tema hiburan umum tersebut para rumah produksi tersebut dapat
meraup keuntungan besar dengan mengikuti kemauan pasar. Kreatifitas dan
kemampuan dalam cinematography juga menentukan keberhasilan penjualan film
yang akan disuguhkan pada masyakat luas. Namun, kebanyakan dari film – film
yang beredar sekarang ini sangat minim dengan pesan – pesan moral dan manfaat
yang didapatkan oleh penonton film tersebut, bahkan film – film yang memuat
unsur dakwah islam sangatlah minim dan hanya menjamur pada saat bulan
Ramadhan saja padahal sistem media dakwah pun harus mengikuti
perkembangan media dengan intensitas tayang yang tinggi. Sekarang ini memang
banyak stasiun televisi yang mengkhususkan siarannya untuk media dakwah,
2
seperti Rodja TV, Muhammadiyah TV, Aswaja TV dan stasiun lainnya, namun
sangat disayangkan stasiun – stasiun TV tersebut hanya dapat menyiarkan secara
lokal.
Media hiburan dalam bentuk audio dan visual sekarang ini tidak hanya
dapat dinikmati melalui televisi tapi juga dapat diakses melalui media internet dan
media sosial seperti youtube, facebook dan instagram, karena kemajuan teknologi
mampu membuat komunikasi semakin mudah dan cepat. Hanya dengan sebuah
handset kita mampu berkomunikasi secara luas. Perkembangan kemajuan dan
perkembangan teknologi, khususnya telekomunikasi multimedia dan teknologi
informasi (telematika) pada akhirnya dapat merubah tatanan organisasi dan
hubungan social kemasyarakatan. Hal ini tidak dapat dihindari, karena
fleksibilitas dan kemampuan telematika dengan cepat memasuki berbagai aspek
kehidupan manusia.1
Dunia teknologi komunikasi yang sudah sangat maju ini, hampir semua
warga dunia memilih media komunikasi berbasis internet sebagai media
komunikasi. Bahkan sekarang ini teknologi komunikasi khususnya internet
merupakan hal yang sangat berpengaruh bagi tiap individu di masyarakat, hingga
mereka tidak bisa melepaskan teknologi komunikasi tersebut.
Pakar komunikasi, Everett M. Rogers mendefinisikan komunikasi sebagai
proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada penerima atau lebih,
dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka. Sedangkan Shannon dan
Weaver (1949) memahami komunikasi sebagai bentuk interaksi manusia yang
saling mempengaruhi satu sama lain. Tidak terbatas pada bentuk komunikasi
1 Didik M. Arief Mansur dan Elisatris Gultom, Cyber Law “ aspek hokum teknologi informasi, Reflika Aditama, 2005, hal. 22
3
menggunakan bahsa verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, seni dan
teknologi.2
Bahwa perkembangan teknologi internet telah membawa perubahan yang
sangat besar dalam peradaban dunia. Berkat internet proses belajar, belanja,
komunikasi, dan lain sebagainya dapat dilakukan dimanapun dan kapanpun tanpa
dibatasi oleh masalah tempat, waktu dan jarak. Setiap orang memiliki kesempatan
untuk secara aktif mencari informasi begitu juga hakikatnya kemajuan media saat
ini ataupun mencoba memahami nilai – nilai sosial budaya pada orang lain atau
masyarakat lain. Media teknologi komunikasi meningkatkan otomatisasi proses
pencarian dan pengiriman informasi.
Internet merupakan suatu NETWORK (jaringan) yang menghubungkan
setiap komputer yang ada di dunia dan membentuk suatu komunitas maya yang
dikenal sebagai global village (desa global).
Internet sekarang menyebar luas sangat mempengaruhi cara manusia
bersosialisasi. Kini mulai terbentuk organisasi-organisasi sosial yang
memungkinkan manusia bersosialisasi tanpa harus bertemu fisik. Adapun proses
perubahan sikap menurut Hosland, James dan Kelley dinyatakan bahwa "proses
perubahan sikap serupa dengan proses belajar". Artinya perilaku dapat dibentuk
dan diubah melalui proses interaksi antara individu dengan lingkungan.3
Dalam penerapannya media yang disiarkan melalui televisi lebih mudah
untuk diakses dibandingkan dengan media yag disiarkan melalui internet, karena
media televisi tidak membutuhkan usaha yang lebih untuk jaringan internet yang
juga membutuhkan kuota internet untuk mengaksesnya, sehingga penyiaran
2 Vinsensius Sitepu. “ PANDUAN MENGENAL DESAIN GRAFIS”.EBOOK. hall 12
3 Prabu Mangjunegara, Anwar. Perilaku dan Budaya Organisasi. Bandung: PT. Refika Aditama,
2005. Hall 124
4
media hiburan melalui internet membutuhkan strategi yang tidak biasa. Namun
penyiaran media melalui internet terhitung lebih murah dibandingkan dengan
televisi yang membutuhkan biaya lebih besar dan perangkat lebih banyak dengan
memanfaatkan SDM yang lebih banyak pula, sehingga setiap penyiaran melalui
media televisi ataupun internet memiliki tantangannya sendiri – sendiri yang harus
dipecahkan oleh setiap rumah produksi yang ada.
Media audio visual seperti film sangatlah efektif untuk menyampaikan
pesan – pesan ke masyarakat luas, karena media tersebut lebih dapat dinikmati
daripada media cetak ataupun yang berbasis visual ataupun media audio saja.
Banyak film – film beredar di Indonesia khususnya yang mengambil tema umum
seperti percintaan dan konflik agar dapat meraup keuntungan lebih besar karena
peminat yang besar pula, padahal konten yang dibutuhkan oleh masyarakat
sekarang ini adalah pesan – pesan moral yang dapat merubah pandangan
masyarakat agar dapat terciptanya hubungan sosial yang baik. Pesan – pesan
moral tersebut banyak terdapat dalam ajaran islam yang mengajarkan kebaikan
dan keharmonisan dalam kehidupannya. Dalam ajaran agama islam, menyebarkan
kebaikan secara luas itu dinamakan dengan berdakwah yang identik dengan
majlis – majlis taklim ataupun pengajian untuk mendengarkan ustadz/kyai yang
sedang berceramah.
Untuk mengimbangi perkembangan teknologi yang pesat pada saat ini,
media dakwah pun turut merambat melalui media audio dan visual seperti cetak,
radio dan film, sehingga membuat beberapa rumah produksi di Indonesia melirik
tema dakwah sebagai komoditas untuk menambah ragam tema produksi film agar
dapat menarik pemirsa dari berbagai kalangan. Namun intensitas film dengan
5
tema dakwah masih terbilang rendah dan hanya gencar di bulan Ramadhan saja
dan siaran – siaran talkshow pun selain bulan Ramadhan hanya ditayangkan pada
saat – saat tertentu yang jauh dari dari waktu primetime, perbandingan intensitas
ini menunjukkan bahwa tema dakwah belum dinilai sebagai komoditas utama
dalam dunia siaran audio dan visual.
Dari sekian banyak production home yang ada di Indonesia sangat sedikit
sekali yang benar – benar fokus untuk mengangkat isu – isu atau konten ke
islaman, salah satunya adalah Film maker Muslim –DAQU Movie.
DAQU Movie merupakan sebuah Production House yang dibentuk oleh
Daarul Qur'an untuk membuat film-film dan video-video bernafaskan DAQU
Method (islami). DAQU Movie berdiri sejak April 2015 diprakarsai oleh Ustadz
M. Anwar Sani dengan merekrut 4 orang yang sudah berpengalaman dibidang
Videografi sejak tahun 2012.
DAQU Movie adalah M. Amrul Ummami sebagai sutradara dan editor, M.
Ali Ghifari sebagai penulis skenario dan produser, Ryan Kurniawan sebagai
kameramen dan editor, serta Andre M. Addin sebagai line produser dan aktor.
DAQU Movie berencana akan terus membombardir Youtube dengan
karya-karya islaminya, sehingga Youtube akan penuh dengan video-video islami.
Tapi ini hanyalah awal dari sebuah pergerakan jangka panjang. In Sya Allah atas
dukungan rekan-rekan, DAQU Movie akan merambah ke layar kaca dan layar
lebar untuk bisa men-syiarkan nilai-nilai islam yang selama ini sudah hampir
punah di masyarakat Indonesia.
6
DAQU Movie mempunyai komunitas film yang bersifat tertutup bernama
Film Maker Muslim yang hingga saat ini sudah memiliki hampir 40 orang
anggota yang berisi Sineas-Sineas dan Aktor Aktris..4
Sampai saat ini channel youtube DaQu Movie sudah mengeluarkan 32
judul film pendek dan web series dan memeliki subscriber hingga 177,076 dengan
total views 18.035.641. Hingga saat ini ada 276 video yang sudah di upload oleh
DaQu Movie dalam channel youtube nya itu semua terdiri dari film pendek,trailer
dan web series. Adapun beberapa prestasi yang pernah diraih oleh DaQu Movie
diantaranya :
Voice & Light : Official Selection Ganesha Film Festival 2012
Dead Love : Best Picture in Dapur Film Anniversary 2012
Cinta Subuh : Most Viral Short Movie in 2014
Melihat rencana daqu film yang akan memborbardir youtube dengan karya
– karya islaminya sudah sangat jelas bahwa daqu film berniat berdakwah melalui
film. Dari latar belakang inilah peneliti tertarik untuk meneliti strategi dakwah
yang dilakukan Film Maker Muslim – DAQU Movie dengan judul penelitian
“STRATEGI DAKWAH FILM MAKER MUSLIM – DAQU MOVIE PADA
MEDIA FILM”
B. Batasan Dan Perumusan Masalah
1. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka
penulis membatasi penilitian ini pada strategi dakwah pada film yang
telah diproduksi oleh FMM DaQu Movie, ataupun program – program
4 . http://daqumovie.com/, “Profil DaQu Movie” artikel diakses pada 27 maret 2017 dari
http://daqumovie.com/modul.php?fl=ct_tentangdqmovie
7
lainnya dalam bentuk audio visual yang telah dibuat oleh rumah produksi
tersebut, lalu peneliti akan menggunakan konsep konsep Fred R. David
dimana dalam sebuah strategi terdapat tiga tahapan yaitu, permusan,
implementasi dan evaluasi. Ketiga langkah tersebut bertujuan untuk
memberikan efek terhadap penonton dari film-film buatan FMM DaQu
Movie.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah tersebut, maka peneliti merumuskan
masalah sebagai berikut :
a. Apa yang dilakukan DaQu Movie dalam merumuskan strategi dakwah
dalam film ?
b. Bagaimana teknik implementasi yang dilakukan pleh FMM DaQu
Movie dalam strategi dakwahnya pada media film ?
c. Bagaimana tahapan evaluasi yang dilakukan oleh FMM DaQu Movie
pada tahap akhir strategi dakwahnya dalam media Film ?
C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
1. Tujuan Penelitian:
a. Untuk mengetahui langkah–langkah DaQu Movie dalam merumuskan
strategi dakwah dalam film.
b. Untuk mengetahui teknik-teknik implementasi yang diterapkan oleh
FMM DaQu Movie dalam strategi dakwahnya pada media film.
c. Untuk mengetahui mekanisme evaluasi yang dilakukan oleh FMM
DaQu Movie pada tahap akhir strategi dakwahnya dalam media Film.
8
2. Manfaat Penelitian
Diharapkan dengan penelitian ini dapat memberikan manfaat dari
segi teoritis dan praktis,yaitu:
a. Manfaat Akademis
Penelitian ini diharapkan pada masa mendatatang bisa
menjadi masukan untuk mengembangkan strategi -strategi dakwah,
terutama untuk para pembuat film bertemakan islami dan diharapkan
pula penelitian ini berguna bagi pengembangan dibidang dakwah.
b. Manfaat Praktis
Penelititan ini diharapkan mampu berguna dimasa
mendatang. Sebagai bahan masukan atau inspirasi untuk para
pembaca terutama untuk para pembuat film yang berisi muatan
dakwah.
D. Metodologi Penelitian
1. Paradigma Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan paradigma
Konstuktivis. Paradigma Konstruktivis adalah paradigma menemukan
bagaimana peristiwa atau realitas tersebut dikonstruksi, dengan cara apa
konstruksi itu dibentuk.
2. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang dipilih oleh peneliti adalah pendekatan
kualitatif. Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang ditujukan
untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas
9
sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual
maupun kelompok.
3. Metode Penelitian
Dalam menganalisis penelitian ini peneliti menggunakan analisis
deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan
untuk mengeksplorasikan dan mengklasifikasikan suatu fenomena atau
dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenanaan
dengan masalah dan unit yang diteliti.5
4. Objek Penelitian
Objek dari penelitian ini adalah sebuah rumah produksi yang
bernama FMM DaQu Movie. Adapun yang menjadi unit analisisnya
adalah Strategi dakwah serta produk-produk dakwah yang dibuat oleh
rumah produksi tersebut.
5. Sumber Data
Sumber data terbagi dua di antaranya:
a. Data Primer, berupa hasil wawancara dilakukan kepada pihak-pihak
terkait.
b. Data Sekunder, berupa dokumen pendukung yang tertulis, seperti
literatur-literatur maupun media lain, serta buku-buku yang relevan
dengan penelitian.
5 Syamsir Salam dan Jaenal Aripin, Metode Penelitian Sosial, ( Jakarta: UIN
Jakarta Press, 2006),
10
6. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi
Observasi dalam penelitian ini dilakukan di Blok A3 No.21,
Jl. HOS. Cokroaminoto, Karang Tengah, Tangerang, untuk
mendapatkan data – data yang diperlukan sesuai dengan penelitian.
b. Wawancara
Peneliti tentunya akan melakukan wawancara terhadap kru
DaQu Movie, wawaancara dilakukan secra menadalam dan
tersetruktur agar mendapatkan data – data yang relevan untuk
mengetahui strategi dakwah Daqu Movie
c. Dokumentasi
Dalam hal ini peniliti menggunakan dokumentasi berupa
film –film yang telah dibuat oleh DaQu Movie.
7. Teknik Analisis Data
Dalam menganalisis penelitian ini peneliti menggunakan analisis
deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan
untuk mengeksplorasikan dan mengklasifikasikan suatu fenomena atau
kenyataan sosial, dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yang
berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti.6
E. Tinjauan Pustaka
Dalam menentukan judul ini peneliti sudah melakukan tinjauan terhadap
skripsi terdahulu. Peneliti menemukan ada penelitian yang pernah dilakukan
mengenai strategi dakwah. Judul yang digunakan dalam skripsi ini memang
6 . Syamsir Salam dan Jaenal Aripin, Metode Penelitian Sosial, ( Jakarta: UIN
Jakarta Press, 2006)
11
banyak kemiripan dengan judul-judul skripsi yang lain yang mencoba
menganilisis strategi dakwah, dan objek lainnya, seperti skripsi-skripsi berikut ini:
1. Strategi Dakwah Haddad Alwi Assegaf Melalui Musik Religi” yang diteliti
oleh Dita Prastika Mentari pada tahun 2015.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian saudari Dita Prastika
Mentari adalah menggunakan konsep strategi yang sama, yaitu konsep
strategi Fred R. David. Sedangkan perbedaannya adalah pada objek
penelitiannya dimana saudari Dita Prastika Mentari memilih Haddad Alwi
Assegaf sebgai objek penilitiannya, sedangkan peneliti memilih rumah
Produksi FMM DaQu Movie sebagai Objek penelitiannya. Peneliti juga
menambahkan teori komunikasi persuasif dalam penelitian ini.
2. “Strategi Programming dalam Mempertahankan Program Dakwah” yang
diteliti oleh Isyana Tungga Dewi pada tahun 2014
Persamaan pada penelitian ini dengan penelitian Isyana Tungga
Dewi pada tahun 2014 terdapat pada penggunaan konsep strategi yang sama,
yaitu konsep strategi Fred R. David, serta persamaan objek penelitian yang
sama-sama bergelut dibidang dakwah. Sedangkan perbedaan yang terdapat
pada penelitian kami tedapat pada objek penelitiannya, dimana pada
penelitian Isyana Tungga Dewi meneliti Strategi Programing MNC TV,
sedangkan penelitian ini memilih FMM DaQu Movie sebagai objek
penellitiannya. Dan peneliti memasukan teori komunikasi persuasif dalam
penelitian ini kedalam tahapan implementasi strategi
3. “STRATEGI DAKWAH ISLAM RADIO KOMUNITAS SANTRI” yang diteliti
oleh Dwi Aryanti pada tahun 2014.
12
Persamaan penelitian ini dengan penelitian Dwi Aryanti pada tahun
2014 adalah sama-sama meneliti strategi dakwah, sedangkan perbedaannya
adalah pada objek penelitian serta teori yang digunakan, dalam penelitian ini
peneliti menggunakan konsep strategi Fred R. David sebagai landasan teori,
sedangkan saudari Dwi Aryanti menggunakan Teori Dependensi Media
dalam penelitiannya.
F. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah pembaca dalam melihat gambaran dan
uraian mengenai pembahasan-pembahasan tertentu di dalam skripsi ini, maka
dari itu, peneliti menyusun sistematika penulisan ini ke dalam lima bab.
Dalam bab-bab tersebut mengandung beberapa sub bab yang akan dipaparkan
secara terperinci, adapun sistematika penulisan dapat dilihat sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan, terdiri dari Latar Belakang Masalah, Batasan
dan Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat
Penelitian, Metodologi Penelitian, Tinjauan Pustaka dan
Sistematika Penulisan.
BAB II Landasan Teori membahas ruang lingkup, Tinjauan Umum
Strategi Dakwah, Konsep Strategi Fred R, David, Teknik-
Teknik Komunikasi Persuasif, Film dan Pengertian Rumah
Produksi.
BAB III Gambaran Umum rumah produksi FMM DaQu Movie,
Sejarah dan Perkembangan, Produk-Produk Karya FMM
DaQu Movie dan Struktur Kru Pembuatan Film.
13
BAB IV Bab ini membahas tentang pengertian strategi dakwah,
produk-produk hasil karya FMM DaQu Movie dan strategi
dakwah yang digunakan oleh FMM DaQu Movie.
BAB V Kesimpulan dan Saran. Peneliti mengakhiri skripsi dengan
memberikan kesimpulan serta diikuti saran penulis.
14
BAB II
LANDASAN TEORI DAN KERANGKA KONSEP
A. Strategi
1. Pengertian Strategi
Dalam kamus bahasa Indonesia disebutkan strategi adalah ilmu
seni menggunakan sumber daya bangsa-bangsa untuk melaksanakan
kebijakan tertentu diperang dan damai atau rencana yang cermat
mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus.1 strategi adalah cara
yang terbaik untuk mempergunakan dana, daya dan tenaga yang tersedia,
sesuai dengan tuntutan perubahan lingkungan.2
Strategi berasal dari bahasa Yunani Kuno yang berarti “seni
berperang” suatu strategi memiliki dasar-dasar atau skema untuk mencapai
sasaran yang dituju. Jadi pada dasarnya strategi merupakan alat untuk
mencapai tujuan. Kata strategi berasal dari Yunani, yaitu stratosgos, yang
berarti memimpin. Dalam konteks awalnya, strategi di artikan sebagai
generalship atau tujuan yang dilakukan oleh para jendral dalam membuat
rencana untuk menaklukan musuh dan memenangkan peperangan .3
2. Tahapan Strategi
Dalam melakukan strategi perlu melalui beberapa tahapan
dalam prosesnya, secara garis besar strategi melalui tiga tahap, yaitu:
1 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi
ketiga (Jakarta: Balai pustaka, 2005), h. 1092. 2 Sondang Siagan, analisis serta perumusan kebijakan dan strategi organisasi, (Jakarta: PT.
Gunung Agung, 1986), Cet. K-2, h. 17. 3. Setiawan hari purwono dan Zalkiflimansyah. Manajemen strategi sebuah Konsep
Pengantar (Jakarta: lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2001), h. 20.
15
a. Perumusan Strategi
Langkah pertama yang dilakukan adalah merumuskan strategi yang
akan dilakukan. Sudah termasuk di dalamnya adalah pengembangan
tujuan, mengenai peluang dan ancaman eksternal menetapkan kekuatan
dan kelemahan secara internal, menerapkan suatu objektivitas,
menghasilkan strategi alternatif dan memilih strategi untuk
dilaksanakan.
b. Implementasi Strategi
Setelah merumuskan dan memilih strategi yang telah ditetapkan,
maka langkah berikutnya melaksanakan strategi yang diterapkan
tersebut. Dalam tahap pelaksanaan strategi yang telah dipilih sangat
membutuhkan komitmen dan kerjasama dalam pelaksanaan strategi, jika
tidak maka proses formulasi dan analisis strategi hanya akan menjadi
impian yang jauh dari kenyataan.
Implementasi strategi bertumpu pada alokasi dan pengorganisasian
sumber daya yang ditempatkan melalui penempatan struktur organisasi
dan mekanisme kepemimpinan yang dijalankan bersama budaya
perusahaan organisasi.
c. Evaluasi Strategi
Tahapan terakhir dari strategi adalah evaluasi implementasi
strategi. Evaluasi strategi diperlukan karena keberhasilan yang dapat
dicapai dapat diukur strategi yang akan dilaksanakan kembali oleh
16
suatu organisasi dan evaluasi sangat diperlukan untuk memastikan
sasaran yang dinyatakan telah dicapai.4
Tahapan – tahapan strategi diatas merupakan tahapan strategi
secara umum yang dapat diaplikasikan dalam berbagai bidang seperti
pemasaran,social dan juga diterapkan dalam bidang dakwah.
B. Dakwah
1. Pengertian Dakwah
Toha Yahya mendefinisikan dakwah secara umum sebagai ilmu
pengetahuan yang berisi cara-cara atau tuntunan bagaimana seharusnya
menarik perhatian manusia untuk menganut, menyetujui, melaksanakan suatu
ide/ gagasan, pendapat atau pekerjaan tetentu. Adapun definisi dakwah
menurut kebanyakan sarjana muslim adalah mengajak manusia dengan cara
yang bijaksana kepada jalan yang benar sesuai peringatan Tuhan untuk
kemaslahatan dan kebahagiaan mereka dunia dan akhirat.5
2. Unsur-Unsur Dakwah
Unsur – unsur dakwah yang dimaksud dipembahasan ini
merupakan bagian – bagian yang terkait dalam kegiatan dakwah tersebut dan
menjadi satu kesatuan dari bagian dakwah tersebut. Jadi, unsur-unsur
dakwah tersebut adalah:
4 R David, Manajemen Strategi dan Konsep (Jakarta: Perhelalindo, 2002), h. 3.
5 Wahyu Ilahi, Komunikasi Dakwah,(Surabaya: Remaja Rosda Karya, 2010), h 16
17
a. Subjek Dakwah
Subjek dakwah adalah yang melaksanakan tugas-tugas
dakwah, orang itu disebut da`i atau muballigh.6
Dalam mengembangkan tugas berdakwah, para da`i atau muballigh
haruslah memilliki wawasan dan keilmuan yang cukup banyak, baik itu
keilmuan dalam bidang agama maupun dalam ilmu pengtahuan dan
lainnya.
Pada dasaranya semua pribadi muslim berperan secara otomatis
sebagai juru dakwah, artinya orang yang harus menyampaikan atau
dikenal sebagai komunikator dawah. Maka, yang dikenal sebagai da`i
atau komunikator dakwah itu dapat dikelompokan menjadi :
1) Secara umum adalah setiap muslim atau muslimat yang mukallaf
(dewasa) dimana bagi mereka kewajiban dakwah merupakan suatu
yang melekat, tidak terpisahkan dari misinya sebagai penganut Islam,
sesuai dengan perintah; “sampaikanlah walau hanya satu ayat”
2) Secara khusus adalah mereka yang mengambil keahlian khusus
(mutakhasis) dalam bidang agama islam, yang dikenal dengan
panggilan ulama.7
b. Objek Dakwah
Mad`u adalah manusia yang menjadi mitra dakwah atau menjadi
sasaran dakwah atau manusia penerima dakwah, baik secara indicidu,
kelompok, baik yang beragama islam maupun tidak dengan kata lain
manusia secara keseluruhan.
6 Masdar Helmy.Dakwah dalam Alam Pembangunan (Semarang: Toha Putra, 1975), h. 47.
7 Wahyu Ilahi, Komunikasi Dakwah,(Surabaya: Remaja Rosda Karya, 2010), h 19
18
c. Materi Dakwah
Materi dakwah adalah masalah isi pesan atau materi yang
disampaikan kepada mad`u, dalam hal ini ajaran Islam itu sendiri.8
Untuk menjadi objek dakwah, hanya saja pemilihan objek dakwah
haruslah disesuaikan dengan situasi dan kondisi.
Materi dakwah pada dasarnya haruslah bersandar pada al-quran
dan hadist yang terkait dalam permsalahan yang terjadi pada objek
dakwah, oleh karena itu da`i haruslah mempelajari problematika sasaran
dakwahnya sebelum menentukan isi atau pesan dakwah.
3. Metode Dakwah
Metode dakwah menurut al-quran terbagi menjadi 3, yaitu :
a. Bil Hikmah (kebijaksanaan)
Yaitu cara-cara penyampaian pesan- pesan dakwah yang sesuai
dengan keadaan penerima dakwah9 hal ini sangatlah penting dilakukan
agar penyampaian materi dakwah dapat diterima dengan optimal oleh
mad’u
b. Mau'idzhah Hasanah
Yakni memberi nasehat atau mengingatkan kepada orang lain
dengan tutur kata yang baik, sehingga nasehat tersebut dapat diterima
tanpa ada rasa keterpaksaan. Penggunaan metode dakwah model ini
dapat dilakukan antara lain dengan melalui: kunjungan keluarga,
8 Moh Ali Azis, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2004), h.62
9 Shalahudin Sanusi, Pembahasan Sekitar Prinsip-Prinsip Dakwah Islam (Semarang: Ramadhani,
1964), h. 123
19
sarasehan, penataran/kursus-kursus, ceramah umum, tabligh,
penyuluhan.10
Diharapkan dengan nasihat –nasihat yang baik dan menggunakan
kata – kata yang lembut dapat menyampaikan pesan pendakwah kedalam
hati mad’u tanpa ada pemaksaan.
c. Husnul Mujadalah
Menurut M. Mansyur Amin, "berdebat dengan cara yang lebih
baik artinya adalah berdakwah dengan jalan mengadakan tukar
pikiran yang sebaik-baiknya.”11
Metode ini memiliki keunggulan untuk
mengetahui seberapa dalam pengatuhan serta wawasan mad’u sehingga
da’i dapat menentukan bagaimana langkah berikutnya untuk berdakwah,
serta bertukar wawasan dan pengetahuan dari mad’u.
4. Media Dakwah
Dalam komunikasi pengertian media adalah sarana yang
dipergunakan oleh komunikator sebagai saluran unuk menyampaikan
suatu pesan kepada komunikan, yang apabila sikomunikan jauh
tempatnya, banyak jumlahnya, atau kedua-duanya.12
Pada dasarnya, komunikasi media dakwah dapat menggunakan
berbagai media yang dapat merangsang indra-indra manusia serta dapat
menimbulkan perhatian untuk menerima dakwah. Komunikasi dakwah
sebenarnya semakin tepat dan efektif media yang dipakai semakin efektif pula
upaya pemahaman ajaran islam pada komunikan dakwah.13
10
Syamsuri Siddiq, Dakwah dan Teknik Berkhutbah ( Bandung: Al-Ma‟ arif,1983), h. 27. 11
M. Mansyur Amin, Dakwah Islam dan Pesan Moral, h. 30. 12
Onong Ujana Efendi, Kamus Komunikasi (Bandung : CV. Mandar Maju, 1989), h.220. 13
Wahyu ilahi M.A, Komunikasi Dakwah (bandung : PT remaja Rosdakarya 2010), h.104.
20
Media dakwah adalah peralatan yang digunakan untuk
menyampaikan materi dakwah, pada zaman modern umpamanya: televisi,
radio, kaset rekaman, majalah dan suarat kabar.14
Ada beberapa media komunikasi dakwah, yang dapat digolongkan
menjadi lima golongan besar, yaitu:
a. Lisan: termasuk dalam bentuk ini adalah khutbah, pidato,
diskusi, seminar, musyawarah, nasihat, ramah tamah dalam suatu acara,
obrolan secara bebas setiap ada kesempatan yang semuanya dilakukan
dengan lisan atau bersuara.
b. Tulisan: dakwah yang dilakukan dengan perantara tulisan
umpamanya; buku-buku, majalah surat kabar, buletin, risalah, kuliah-
kuliah tertulis, pamplet, pengumuman tertulis, spanduk-spanduk dan lain
sebagainya.
c. Lukisan: yakni gambar-gambar dalam seni lukis, foto dan
lain sebagainya. Bentuk terlukis ini banyak menarik perhatian orang
banyak dan dipakai untuk menggambarkan suatu maksud yang
ingin disampaikan kepada orang lain termasuk umpamanya komik-
komik bergambar Islami untuk anak-anak.
d. Audio Visual: yaitu suatu cara menyampaikan sekaligus
merangsang penglihatan dan pendengaran. Bentuk ini dilaksanakan
dalam televisi, radio, film, dan sebagainya.
14
Wardi Bachtiar, Metodelogi Penelitian Ilmu Dakwah, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997),
h.35.
21
e. Akhlak: yaitu suatu cara menyampaikan langsung ditunjukkan
dalam bentuk perbuatan yang nyata.15
Dari penegertian diatas dapat disimpulkan bahwa dakwah
sangatlah memerlukan media dalam hal penyampaian pesan dakwak
terhadap mad’u, terutama dizaman yang sudah modern ini, sudah sangat
banyak media – media dakwah yang tersebar terutama melalui new media
atau internet.
5. Tujuan Dakwah
Setelah rangkaian – rangkaian penyelenggaraan dakwah telah
diuraikan seperti di atas, tentu saja ada tujuan dari pada kegiatan dakwah itu
sendiri.
Adapun tujuan dakwah adalah merupakan salah satu faktor yang
paling penting dan sentral. Pada tujuan itulah dilandaskan dalam rangka
usaha kerjasama dakwah ini. Maka dari itu tujuan utama dakwah adalah nilai
atau hasil akhir yang ingin dicapai atau diperoleh oleh keseluruhan tindakan
dakwah. Untuk tercapainya tujuan utama inilah maka semua penyusunan
rencana dan tindakan dakwah harus ditujukan dan diarahkan.
Sebagaimana telah dirumuskan dalam pengertian dakwah, maka
tujuan utama dakwah adalah “ Terwujudnya kebahagiaan dan
kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat yang diridhoi Allah SWT dan
Rasulnya ( amar ma’ruf nahy munkar)”16
15
. Hamzah Ya'kub, "Publisistik Islam: Teknik Dakwah dan Leadership", (Bandung:
Diponegoro, 1998), h. 47-48. 16
Abd Rosyad Shaleh, Manejemen Da’wah, (Jakarta: PT. Bulan bintang, 1977). h. 21
22
Dari yang sudah dipaparkan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa
kegiatan dakwah memiliki output yang positif dan mampu mendatangkan
kebaikan dan menjauhi keburukan sesuai dengan makna amar ma’ruf nahy
munkar.
C. Strategi Dakwah
Strategi dakwah Islam adalah perencanaan, penyerahan kegiatan dan
operasi dakwah Islam yang dibuat secara rasional untuk mencapai tujuan-tujuan
Islam yang meliputi seluruh dimensi kemanusiaan.17
Menurut Moh Ali Azis,
strategi dakwah merupakan perencanaan yang berisi rangkaian kegiatan yang
didesain untuk mencapai tujuan dakwah tertentu. Ada dua hal yang perlu
diperhatikan dalam hal ini, yaitu :
1. Strategi merupakan rencana atau tindakan (rangkaian kegiatan dakwah)
termasuk metode dan pemanfaatan berbagai seumber daya atau kekuatan.
Dengan demikian,strategi merupakan proses penyusunan rencana kerja,
belum sampai pada tindakan.
2. Strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Artinya, arah dari semua
keputusan penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan. Oleh sebab itu,
sebelum menentukan strategi, perlu dirumuskan tujuan yang jelas serta dapat
diukur keberhasilannya (Wina Sanjaya, 2007: 124).18
Stratergi dakwah sangatlah penting, karena akan sangat menentukan
apakah tujuan dakwah akan tercapai atau tidak.
Sedangkan menurut peneliti menganai pengertian strategi dakwah yang telah
dikombinasikan dengan teori Fred R. David memiliki kesimpulan sebagai,
17
Acep Aripudin dan Syukriadi Sambas, Dakwah Damai: Pengantar Dakwah Antar Budaya,
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), hal. 138 18
Moh Ali Azis, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2004), h.349-350
23
perumusan tentang pemilihan daya dan upaya dalam tahapan perencanaan,
implementasi dan evaluasi dengan mengedapankan efektifitas dan efisiensi agar
khalayak dapat menerima dan mengikuti ajakan – ajakan kebenaran yang
ditetapkan dalam Al-quran dan hadist.
D. Film
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, film didefinisikan sebagai selaput
tipis yang dibuat dari seluloid untuk tempat gambar negatif (yang akan dibuat
potret) atau untuk tempat gambar positif (yang akan dimainkan di bioskop) atau
lakon (cerita) gambar hidup19
Namun film yang dimaksudkan dipenelitian ini adalah sebuah media yang
bersifat audio visual utntuk menyampaikan suatu pesan kepada penonton, baik
perorangan maupun kelompok.
Sedangkan menurut John Vivian dalam bukunya Teori Komunikasi
Massa,film sebagai media massa bisa menjadi sumber hiburan – walaupun tidak
sepenuhnya berisi hiburan–film juga berisi campuran informasi, entertainment,
dan persuasi.20
Adapun unsur-unsur yang dominan di dalam proses pembuatan film
antaralain: produser, sutradara, penulis skenario, penata kamera, penata artistik,
penata musik, editor, pengisi dan penata suara, aktor-aktris (bintang film), media
terbit dan pendanaanpun juga termasuk dari unsur film
Sesuai dengan perngertian film diatas, film sangatlah sesuai menjadi
sebuah media dakwah yang memiliki daya cangkup luas, ditambah lagi dengan
19
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai
Pustaka, 2007), h. 316. 20
John Vivian, Teori Komunikasi Massa, (Jakarta: Kencana, 2008), h. 6.
24
perkembangan zaman yang mempermudah akses masyarakan untuk menonton
sebuah film.
E. Pengertian Rumah Produksi
Rumah produksi atau biasa disebut “Production house" (PH) adalah
perusahaan pembuatan rekaman video dan atau perusahaan pembuatan rekaman
audio yang kegiatan utamanya membuat rekaman acara siaran, sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku, untuk keperluan Iembaga
penyiaran.21
Menurut Laksono rumah produksi atau yang biasa disebut dengan
"Production house" (PH) adalah :
“Sebuah badan usaha yang mempunyai organisasi dan keahlian dalam
memproduksi program-program audio dan audiovisual untuk disajikan kepada
khalayak, sasarannya baik secara langsung maupun melalui broadcasting house.
PH juga mengelola informasi gerak atau statis dimana informasi yg didapat
bersumber dari manusia ataupun peristiwa yg ada”.22
F. Komunikasi Persuasif
Komunikasi persuasif adalah metode komunikasi yang bersifat membujuk
secara halus agar sasaran menjadi yakin. Biasanya dalam bentuk ajakan dengan
cara memberi alasan dan prospek baik yang meyakinkan. Misalnya, memberi
21
Nurina Ayuningtyas, Skripsi S1 : “Penentuan Pajak Pertambahan Nilai Terhutang atas
Penyerahaan Paket Program Acara ke Stasuin Televisi oleh Rumah Produksi” (Depok: Universitas
Indonesia. 2008), 40 22
Nurina Ayuningtyas, Skripsi S1 : “Penentuan Pajak Pertambahan Nilai Terhutang atas
Penyerahaan Paket Program Acara ke Stasuin Televisi oleh Rumah Produksi” (Depok: Universitas
Indonesia. 2008), 40
25
motivasi untuk mengikuti program keluarga berencana dengan penggunaan alat
kontrasepsi. Asumsi yang berkembang adalah keluarga berencana dapat mewu
judkan keluarga kecil sejahtera dan bahagia. Keuntungan komunikasi persuasif
adalah menyadarkan komunikan untuk mengadakan penilaian terhadap informasi
yang disampaikan sehingga dapat menentukan sikap untuk mengikuti ajakan
komunikator. Kelemahannya adalah membutuhkan jangka waktu yang relatif
lama karena perlu kegiatan tambahan berupa pembinaan secara terus menerus.23
Pace, Peterson dan Burnett (1979) mendenfisikan persuasi sebagai
“tindakan komunikasi yang bertujuan untuk membuat komunikan mengadopsi
pandangan komunikator mengenai suatu hal atau melakukan suatu tindakan
tertentu”. lni adalah deflnisi persuasi yang paling umum. Johnston (1994)
memberikan definisi yang lebih spesifik dengan menyatakan bahwa “persuasi
adalah proses transaksional diantara dua orang atau Iebih dimana terjadi upaya
merekonstruksi realitas melalui pertukaran makna simbolis yang kemudian
menghasilkan perubahan kepercayaan. sikap dan atau penlaku secara sukarela".
Dari kedua definisi di atas dapat disimpulkan bahwa persuasi pada prinsipnya
adalah setiap tindakan komunikasi yang ditujukan untuk mengubah atau
memperteguh sikap, kepercayaan dan perilaku khalayak secara sukarela sehingga
sejalan dengan apa yang diharapkan komunikator.
Pada kenyataannya setiap kegiatan persuasi selalu ditandai oleh empat hal yakni:
melibatkan sekurang-kurangnya dua pihak. adanya tindakan mempengaruhi secara
sengaja. Terjadinya pertukaran pesan persuasif, dan adanya kesukarelaan dalam
23
Christina Lia Upridni, Untung Sujianto, Tatik Indrawati, KomunikasiKebidanan, (Jakarta,
Penerbit buku kedokteran,2002) hal. 14
26
menerima atau menolak gagasan yang ditawarkan. lstilah persuasi sendiri sangat
'cair' dan mudah berubah Btla upaya mempengaruhi itu mengandung unsur-unsur
penyimpangan kebanaran isi pesan secara sengaja dan sistematis, maka hal itu
dsebut manipulasi. Bila pelaku Iebih bersifat memaksa daripada mempengaru
secara sukarela maka istilah yang digunakan adalah koersi.24
Adapun jenis-jenis metode persuasif adalah sebagai berikut:
1. Model Keyakinan Kesehatan
Inti dari model ini adalah melaksanakan kampanye dengan
menganalisis berbagai pemikiran yang harus ditumbuhkan dalam diri
khalayak melalui pesan-pesan kampanye, agar terjadi perubahan perilaku
sesuai dengan yang diinginkan. Menurut model ini manusia akan mengambil
tindakan untuk mencegah, menyaring dan mengontrol terhadap kondisi
dirinya.
Terdapat enam faktor yang sangat membantu mulai tahap
penyadaran hingga ke titik di mana individu akan berbuat sesuai dengan
tujuan kampanye tersebut, enam faktor tersebut adalah persepsi akan
kelemahan, persepsi resiko, persepsi akan keuntungan, persepsi akan
rintangan, isyarat-isyarat untuk bertindak dan kemampuan diri.25
2. Teori Difusi Inovasi
Teori ini digunakan dalam menganalisis kolaborasi yang tepat
antar penggunaan komunikasi massa dan komunikasi antar pribadi untuk
membuat masyarakat mengadopsi suatu produk, perilaku atau ide tertentu
24
Antar Venus, Manajemen Kampanye (Bandung: Simbiosa Rektama Media, 2009), h. 30. 25
Antar Venus, Manajemen Kampanye (Bandung: Simbiosa Rektama Media, 2009), h. 31-32..
27
yang dianggap baru. Menurut pandangan teori ini khalayak dibagi menjadi
tiga bagian, pertama khalayak yang ingin menjadi pelaku pertama dari sebuah
inivasi, kedua khalayak yang dengan alasan tertentu ingin mengetahui
terlebih dahulu keberhasilan inovasi tersebut dengan mengamati pelaku
pertama yang melaksanakan dan terakhir khalayak yang tidak perduli sama
sekali terhadap sebuah inovasi.
Untuk mengatasi permasalahan khalayak yang termasuk dalam
kategori ketiga digunakanlah model two step flow communication dengan
menggabungkan pengaruh media massa untuk khalayak secara umum dan
persuasif personal dengan menggunakan opinion leader sebagai peneguh bagi
kategori khalayak ketiga.26
3. Teori Perilaku Terencana
Dalam teori ini dijelaskan bahwasanya perilaku seseorang akan
terbentuk berdasarkan tujuannya masing-masing, tujuan tersebut akan
menimbulkan perilaku yang didahului oleh perencanaan yang terlebih dahulu
dibangkitkan melalui kesadaran. Jadi landasan utama terjadinya perilaku
adalah tujuan atau target dari perilaku itu sendiri yang ditentukan oleh faktor-
faktor sebagai berikut:
Sikap terhadap perilaku,sikap ini merupakan hasil pemikiran dari
individu tentang positif dan negatifnya dari esbuah perilaku, sehingga
individu akan menimbang konsekuensi positif dan negatif perilaku tersebut.
Norma subjektif yang berhubungan dengan prilaku, hal ini
menyangkut kepercayaan individu tentang orang-orang disekitarnya dan
26
Antar Venus, Manajemen Kampanye (Bandung: Simbiosa Rektama Media, 2009), h. 35..
28
motivasi individu tersebut melakukan sebuah perilaku untuk menyenangkan
orang-orang disekitarnya.
Persepsi terhadap pengawasan perilaku, dalam fase ini setiap
individu akan berfikir tentang faktor-faktor eksternal yang akan
mempengaruhi kemudahan atau malah mempersulit perilaku yang akan
dilakukannya.27
Ada tiga faktor yang dapat mempengaruhi besarnya
disonansi yang dirasakan orang yaitu:
a. Derajat kepentingan atau seberapa penting isu tertentu bagi orang
tersebut.
b. Besarnya perbandingan disonansi atau kesadaran disonansi seorang
manusia yang berhubungan dengan jumlah kesadaran konsonan yang
dimilikinya.
c. Dasar pemikiran bahwa orang dapat memen'ntahkan untuk membenarkan
inkonsistensi. Ini berangkat dari alasan yang digunakan untuk menjelaskan
mengapa inkonsistensi bisa terjadi.28
4. Teori Disonansi Kognitif
Teori yang diungkapkan oleh Leon Festinger pada tahun 1957 ini
mengemukakan bahwa keyakinan seseorang dapat berubah pada saat mereka
sedang berada pada situasi konflik. Ini dapat terjadi karena pada dasarnya
manusia didorong oleh keinginan untuk selalu berada dalam suatu keadaan
psikologis yang seimbang (konsonan). Jika terjadi ketidak konsistenan
diantara kepercayaan atau tindakan yang menimbulkan suatu
ketidaknyamanan, maka hal ini disebut sebagai disonansi kognitif.
27
Antar Venus, Manajemen Kampanye (Bandung: Simbiosa Rektama Media, 2009), h. 35.. 28
Antar Venus, Manajemen Kampanye (Bandung: Simbiosa Rektama Media, 2009), h. 36.
29
5. Teori Tahapan Perubahan (Stages Of Change Theory)
Teori yang biasa disebut juga dengan transtheoretical model akan
sangat membantu dalam menganalisis jenis khalayak serta membuat pesan-
pesan yang sesuai untuk setiap jenis khalayak. Teori ini menjelaskan tahapan-
tahapan yang dilalui oleh seorang individu dalam rangka mengadopsi sebuah
perilaku. Ada lima tahap yang akan dilalui oleh seorang individu, yaitu:
a. Precontemplation (praperenungan). Pada tahap ini individu belum
mempunyai kepedulian terhadap masalah potensial yang akan ia hadapi
serta tidak menyadari risiko yang akan menimpa dirinya.
b. Contemplation (perenungan). Individu menyadari bahwa dirinya mungkin
saja mempunyai risiko dari masalah yang ada, ini kemudian memunculkan
kesadaran akan perlunya melakukan suatu tindakan yang berhubungan
dengan masalah tersebut.
c. Preparation (persiapan). Individu telah memutuskan bahwa dirinya harus
melakukan suatu tindakan dan belajar mengenai hal-hal apa saja yang
perlu dilakukan. Jika individu menemui banyak kesulitan untuk mengubah
perilaku, maka perilaku akan berhenti pada tahap ini.
d. Action (tindakan). Individu akan melaksanakan perilaku tersebut. Ini dapat
dikatakan sebagai tahap percobaan untuk mengetahui sejauh mana
kegunaan yang diperoleh. Penguatan positif harus dilakukan agar individu
tersebut mau melakukannya lagi.
e. Maintenance (pemeliharaan). Individu melanjutkan perilakunya pada
situasi-situasi yang sesuai. Pesan harus dapat menguatkan dan
membenarkan pengetahuan mengenai cara-cara mempertahankan
30
komitmen dengan memberikan rancangan tujuan dan bagaimana
menghadapi rintangan-rinntangan yang mungkin terjadi.29
6. Teori Pembelaiaran Kognitif Sosial (Social Cognitive Learningtheory)
Teori pembelajaran kognitif sosial yang dikemukakan oleh Albert
Bandura menyatakan bahwa perubahan perilaku sangat dipengaruhi oleh
faktor-faktor dalam diri individu dan lingkungannya. Sebagaimana
diungkapkan pada teori perilaku terencana, individu akan termotivasi untuk
bertindak jika ia percaya bahwa nilai positif yang diharapkan dari perilaku
tersebut lebih besar dibandingkan dengan nilai negatifnya.30
7. Teori Pertimbangan Sosial (Sossial,Judgmenent Theory)
Teori pertimbangan sosial yang dikemukakan oleh Muzafer Sherif,
Carolyn Sherif dan Nebergall (1965) mcrupakan teori yang memprediksi
argumen-argumen yang akan diterima serta ditolak oleh khalayak. Menurut
teori ini manusia tidak membuat penilaian terhadap sebuah pesan secara
murni berdasarkan manfaat yang dimaksud dalam pesan tersebut. Manusia
selalu membandingkan sesuatu yang dianjurkan dalam sebuah pesan dengan
sikap awal mereka. 31
29
Antar Venus, Manajemen Kampanye (Bandung: Simbiosa Rektama Media, 2009), h. 39-40. 30
Antar Venus, Manajemen Kampanye (Bandung: Simbiosa Rektama Media, 2009), h. 40. 31
Antar Venus, Manajemen Kampanye (Bandung: Simbiosa Rektama Media, 2009), h. 41
31
BAB III
GAMBARAN UMUM FMM DAQU MOVIE
A. Gambaran Umum & Sejarah Perkembangan Fmm Daqu Movie
1. Gambaran Umum FMM DaQu Movie
Pada bab ini peneliti akan menjelaskan gambaran umum secara
singkat dan padat tentang rumah produksi yang akan dianalisa yaitu FMM
DaQu Movie. Rumah produksi ini merupakan salah satu dari sekian banyak
rumah produksi lain yang bergerak dalam pembuatan film-film bernuansa
islami dan memiliki unsur dakwah yang bertujan untuk menyebarkan nilai-
nilai islam kepada segenap penontonnya. DAQU Movie merupakan sebuah
Production House yang dibentuk oleh Daarul Qur'an untuk membuat film-
film dan video-video bernafaskan DAQU Method (islami). DAQU Movie
berdiri sejak April 2015 diprakarsai oleh Ustadz M. Anwar Sani dengan
merekrut 4 orang yang sudah berpengalaman dibidang Videografi sejak tahun
2012. 1
2. Sejarah Perkembangan FMM DaQu Movie
Ide untuk menciptakan perusahaan ini lahir pada September 2010,
perusahaan ini mencoba membuat Video Musik untuk band indie. Setelah itu
pada September 2011, perusahaan ini mencoba sesuatu yang baru. Proyek
film pendeknya berkembang dengan anggaran rendah, yang disebut Voice &
Light. Pada tahun 2012, WANT Production membuat banyak hal termasuk:
1 . http://daqumovie.com/, “Profil DaQu Movie” artikel diakses pada 27 maret 2017 dari
http://daqumovie.com/modul.php?fl=ct_tentangdqmovie
32
Seri Web yang disebut WEAPON MEN, Banyak Klip Pendek, Dokumentasi
Acara, dan Pengorganisasian Acara.
Kami juga memiliki sebuah gerakan bernama
#INDONESIABARU, misi kami adalah mengundang orang lain untuk
berbagi apa pun untuk orang lain, seperti: sedekah, pakaian, senyuman,
pengetahuan, talenta, dll. "Anda tidak perlu menjadi kaya untuk dibagikan
kepada yang lain ". Pada akhir 2014 kami sudah memiliki 50 klien dan merek
yang menikmati layanan kami.
Pada 2015 WANT Production fokus pada ONLINE INSPIRING
VIDEO CAMPAIGN dan mengubah namanya menjadi "FILM MAKER
MUSLIM". Semuanya dimulai dari Film Pendek "CINTA SUBUH" yang
telah memiliki 1.000.000 tampilan dan akan terus bertambah. Kami ingin
membuat media yang mengundang orang untuk menjadi orang baik, dan jika
dia muslim, daripada menjadi muslim yang baik.2 FMM diminta untuk
membantu dan bertidak sebagai supervisi untuk DaQu Movie.3
Untuk selanjutnya, kami akan membuat video yang lebih
menginspirasi di saluran kami: http:// www.youtube.com / WANT
ProductionTV.
Pembuat Film Muslim didirikan bersama oleh M. Amrul Ummami,
Ryan Kurniawan, Andre M. Addin dan M. Ali Ghifari.
2 http://facebook.com/, “OUR STORY” artikel diakses pada 3 juni 2018 dari
https://facebook.com/pages/story/reader/?page_story_id=1513341032084071 3 Wawancara Pribadi dengan Muhamad Ali Ghifari, Ciledug 6 Januari 2018
33
Kami juga mendirikan komunitas "KELUARGA FILM MAKER
MUSLIM", yang tertarik dengan Pembuatan Film dan ingin berbagi kebaikan
dengan film.4
B. Visi & Misi FMM DaQu Movie
FMM DaQu Movie memiliki visi dan misi sebagai berikut:
1. Visi
Menghadirkan wajah islam yang rahmatan lil`alamin melalui
media audio visual.5
Banyak sekali paradigma-paradigma yang berkembang
dimasyarakat dunia pada umumnya tentang ajaran agama islam, paradigma
tersebut menyebar dan mempengaruhi pemikiran-pemikiran masyarakat
Indonesia pada khususnya, dan lagi banyak pemikiran-pemikiran negatif
tentang ajaran agama islam. Budaya dan pemikiran kaum barat sangat
mempengaruhi pola pikir masyarakat Indonesia terutama para remaja yang
banyak terpengaruhi oleh sistem kebebasan informasi yang sangat mudah
diakses melalu jaringan internet.
Merupakan sebuah ancaman yang sangat besar dimana para remaja
sebagai penerus bangsa apabila terkontaminasi teralu dalam oleh paradigma-
paradigma negative tentang ajaran agama islam. Maka dari itu FMM DaQu
Movie memiliki tujuan untuk mengcounter informasi liar yang negatif
tentang ajaran agama islam dengan konten-konten positif yang mengedukasi
tentang ajaran agama islam yang sesungguuhnya, mengajarkan cinta kasih,
4 http://facebook.com/, “OUR STORY” artikel diakses pada 3 juni 2018 dari
https://facebook.com/pages/story/reader/?page_story_id=1513341032084071 5 Wawancara Pribadi dengan Muhamad Ali Ghifari, Ciledug 6 Januari 2018
34
perdamaian dan keharmonisan sebagai jalan hidup yang dicontohkan oleh
baginda Rasullulah SAW.
2. Misi
Misi kami adalah mengembangkan media baru yang disukai oleh
remaja.6
Demi mencapai tujuan yang telah dijabarkan pada visi diatas FMM
DaQu Movie menargetkan penonton online masyarakat Indonesia
kkhususnya para remaja sebgai objek dakwahnya. Dengan demikian FMM
DaQu Movie terus berinovasi dalam membuat konten dakwah agar bisa
dinikmati oleh kaum millennial pada saat ini, sehingga konten-konten dakwah
disisipkan melalui adegan-adegan ataupun konflik serta hal-hal yang menjadi
trending topik yang hangat dikalangan remaja. Untuk target secara khusus
terdapat pada plot-plot karya yang diproduksi FMM DaQu Movie dengan
tema berbeda dan tujuan yang berbeda pula.
C. PENJABARAN STRUKTUR ORGANISASI
Berikut adalah struktur organisasi yang diterapkan pada rumah produksi
FMM DaQu Movie beserta penjabarannya.
1. Produser
Bisa dibilang produser adalah tangan panjang dari eksekutif produser
sebab ia juga membuatkan proposal pencarian dana, membuat jadwal, dan
menentukan kru inti serta menjalankan tugas harian lainnya. Yang pada
akhirnya ia bertanggung jawab kepada eksekutif produser.
6 http://facebook.com/, “OUR STORY” artikel diakses pada 3 juni 2018 dari
https://web.facebook.com/pg/filmmakermuslim/about/?ref=page_internal
35
Produser juga bertanggung jawab terhadap proses penciptaan dan
pengembangan suatu program sesuai dengan tema yang telah ditentukan dan
disepakati oleh eksekutif produser. Seperti halnya format acara televisi yang
terbagi menjadi 3, di dalam stasiun televisi pun produser terbagi menjadi 3
yakni: produser penanggung jawab program acara drama, produser
penanggung jawab program acara nondrama, dan produser penganggung
jawab program acara news dan sport..7 Dalam FMM DaQu movie M Ali
Ghifari lah yang berlaku sebagai produser.
2. Penulis Naskah
Penulis naskah adalaha broadcaster yang bertugas menuIis naskah untuk
kebutuhan suatu karya visual. Dalam persiapan produksi atau praproduksi,
ada tiga orang “Juru Kunci"yang sangat berpengaruh dalam penentuan
pelaksanaan produksi. Mereka adalah Produser, Sutradara, dan Penulis
Naskah. Sebutan hubungan ketiga profesi ini kita sebut "Tiga Korporasi”
karena memang ketiga posisi inilah yang menjadi kunci utama dalam setiap
pengambilan keputusan. Mulai dari pengembangan ide kreatif cerita,
penentuan calon pemain utama hingga ke model pendukung. hunting
location, strategi pencarian sponsor, perencanaan jadwal syuting, hingga ke
urusan penjualan ke stasiun televisi. Semuanya dibahas tuntas pada saat
praproduksi8. Setiap perhitungan dibuat dengan sangat mendetail dengan
memprediksi kemungkinan kesalahan yang dapat terjadi. M Ali Ghifari juga
7 Anton Mabruri KN, Manajemen Produksi Program Acara Tv-Format Acara Non-Drama,
(Jakarta, PT. Grasindo), Hal 101. 8 Anton Mabruri KN, Manajemen Produksi Program Acara Tv-Format Acara Non-Drama,
(Jakarta, PT. Grasindo), Hal 103.
36
merangkap sebgai penulis naskah didalam struktur oganisasi FMM
DaQuMovie
3. Sutradara
Sutradara bertugas memvisualkan bahasa naskah kedalam bahasa visual.
Pencapaian bahasa visual itu bukan pada saat produksi saja, tetapi iajuga
harus mampu memvisualkan hingga pasca produksi / editing
(postproduction). Sutradara harus lebih aktif dalam berkoordinasi dengan
panata kamera, penata cahaya, penata suara, dan penata artistik terutama pada
saat pembuatan storyboard, walaupun dalam pembuatan dokumenter televisi
tak perlu adanya storyboard.
Seorang sutradara juga harus mempunyai kemampuan teknik dan non
teknik dan bekerja secara efektif dengan para kru yang lain, Ia juga yang
memberikan pelatihan. pengarahan kepada para pemain sesuai dengan
keinginan yang dicapai. Sutradara juga mengarahkan seluruh aspek teknis
dan elemen kreatif produksi program acara televisi sesuai kesepakatan
produser kemudian mengaplikasikannya dengan prinsip prinsip sinematogran
(videogran) dan broadcast. Di stasiun tv Anda akan mengenal istilah director
(sutradara) amara lain: Program Director, Show Director, dan Video/Film
Director.9 Tugas sebgai sutradara di percayai kepada M. Amrul Umami.
4. Penata Kamera
Penata kamera adalah orang yang bertugas mengambil seluruh
kebutuhan gambar berdasarkan naskah (blueprint) yang telah diterjemahkan
ke dalam bahasa visual. Dalam karya visual fiksi dan non-flksi seorang
9 Anton Mabruri KN, Manajemen Produksi Program Acara Tv-Format Acara Non-Drama,
(Jakarta, PT. Grasindo), Hal 102
37
cameraman bekerja berdasarkan perintah dari sutradara. Sedangkan dalam
pembuatan berita ia bekerja selayaknya seorang jurnalis, yakni mengambil
gambar berdasarkan kebutuhan naskah berita yang ia tulis.10
Penata kamera
FMM DaQu movie adalah Ryan Kurniawan.
5. Penata Cahaya
Penata cahaya adalah orang yang bertanggung jawab pada
pencahayaan atau lighting. Pada beberapa produksi dokumenter, utamanya
jika menggunakan video, tanggung jawab gaffer dirangkap oleh seorang
cameraman karena hampir dipastikan seorang cameraman memahami aspek
pencahayaan.11
6. Soundman
Soundman adalah orang yang bertanggung jawab pada audio atau
suara yang dihasilkan pada saat pengambilan gambar atau shooting. Tak
hanya itu seorang soundman juga harus mampu meracik semua kebutuhan
musik dalam karya visual seperti: soundtrack, ilustrasi musik, sound effect
dan lain-lain.Tak hanya pengetahuan teknis saja yang harus dikuasai tetapi
pengetahuan tentang musik juga menjadi daya dukung utama seorang
soundman. Yang perlu diperhatikan banyak para pemula yang baru terjun di
dunia broadcast dan menggarap sebuah karya visual (program acara tv) itu
gagal hanya karena audio yang tak bagus, dan ini sering terjadi dihampir
semua pemula.12
Tugas ini diemban oleh Yaser Abdallah
10
Anton Mabruri KN, Manajemen Produksi Program Acara Tv-Format Acara Non-Drama,
(Jakarta, PT. Grasindo), Hal 103. 11
Anton Mabruri KN, Manajemen Produksi Program Acara Tv-Format Acara Non-Drama,
(Jakarta, PT. Grasindo), Hal 104 12
Anton Mabruri KN, Manajemen Produksi Program Acara Tv-Format Acara Non-Drama,
(Jakarta, PT. Grasindo), Hal 104
38
7. Art Director
Art director adalah sebutan bagi Pengarah Seni Artistik dari sebuah
produksi. Atau istilah lainnya adalah Kepala Divisi Artistik, bertanggung
jawab atas penataan artistik serta segala hal yang berkaitan dengan apa yang
akan tampil di depan Iayar. la akan bertanggung jawab terhadap keseluruhan
art yang mendukung seperti property, aksesoris, kostum, make up dan
wardrobe. Meskipun dalam penggarapan karya visual seperti dokumenter dan
feature tidak mutlak adanya, karena proses penggarapan dokumenter
berlangsung real tanpa ada arahan dari sutradara. Pada perkembangannya
seperti dokumneter tv kehadiran art director menjadi perlu sebab dalam
dokumenter tv biasanya dihadirkan host (presenter) sebagai pemanis, contoh:
Jelajah, Jejak Petualang, Catatan Seorang Jurnlis. Namun diharapakan peran
seorang art director menjadi hal penting dalam mendukung karya yang
bagus.13
M Iqbal adalah pengarah seni artisti di FMM DaQu Movie.
8. Make up artist
Make up artist adalah insan yang bekerja dibidang seni make up
atau tata arias, menyenangi dunia tata rias dan memiliki keterampilan dalam
pemakaian produk kosmetik serta peralatan tata rias secara benar. 14
9. Editor
Editor adalah orang yang bertanggung jawab pada saat paska
produksi dengan melakukan editing atau proses penyuntingan gambar, hingga
suatu program layak untuk ditayangkan atau disiarkan. Di Indonesia seorang
13
Anton Mabruri KN, Manajemen Produksi Program Acara Tv-Format Acara Non-Drama,
(Jakarta, PT. Grasindo), Hal 102. 14
SB. Wahyudi, Beauty Manner, (Jakarta. PT gramedia Pustaka Utama, 2010) hal : 72.
39
editor dituntut untuk mampu membuat credit title, sub title dan beberapa efek
grafis serta transisi video/gambar. Dalam pengertian lain seorang editor
diibaratkan adalah sutradara kedua karena dianggap mampu memberikan
sentuhan kreatif terakhir.15
Editor dalam FMM DaQu Movie adalah
Akmaludin Wijaya.
D. PRODUK-PRODUK FMM DAQU MOVIE
FMM DaQu Movie sebagai rumah produksi, pastilah telah membuat
berbagai produk atau hasil karya. Produk yang dihasilkan berupa film layar lebar,
film pendek dan juga web series.
Untuk film layar lebar FMM DaQu Movie baru menghasilkan satu
filmlayar lebar, dengan judul “Mengejar Halal”.
Untuk film pendek di akun youtube FMM DaQu movie, tercatat ada 43
judul. Berikut adalah judul-judul film pendek yang telah dibuat oleh FMM DaQu
Movie :
1. Cintah Subuh (3 Episode)
2. Istri Paruh Waktu (3 Episode)
3. Kaya Tanpa Harta
4. Shalawat Cinta
5. Pernikahan Impian
6. Salah Sedekah
7. Anti Qur`An
8. 2 Wanita 1 Cinta
9. Seperti Khadijah
15
Anton Mabruri KN, Manajemen Produksi Program Acara Tv-Format Acara Non-Drama,
(Jakarta, PT. Grasindo), Hal 103
40
10. Sedekah Mulia
11. Cinta Dalam Duka
12. Cinta Sholawat
13. Siksa Kubur
14. Cinta Dalam Ukhuwah (3 Eps)
15. Parah Penjaga Wahyu
16. Pengantar Rezeki
17. Penantian Berharga
18. Ruang Sidang Setan
19. Diversity
20. Ramadhan Terakhir
21. Valentine Sudah Basi
22. Sang Musafir
23. Zinah Mata
24. Batal Mudik
25. Aqiqah Cinta
26. Rindu Qur`An
27. Mauled Nabi
28. Qurban Ayam
29. Qur`An Call
30. Mereka Bilang Suamiku Radikal
31. Bukan Rumah Tuhan
32. Selamat Hari Ibu
33. Debat Sosmed
41
34. Cinta Tanah Air
35. Sebelum 212
36. Cinta Tanah Air
37. Qurban Anak Kambing
38. Dalam Satu (One In Diversity)
39. Cinta Zakat
40. Rindu Sedekah
41. Semua Bisa Qurban
42. Kampung Qur`An
43. Valentine Sudah Lewat
Untuk web series FMM DaQu Movie sudah memiliki lima judul web
series, dengan jalur cerita dan jumlah episode yang berbeda beda. Web series yang
telah diproduksi oleh FMM DaQu Movie adalah sebagai berikut :
1. Dibalik Hati (9eps)
2. Cinta Fisabilillah (14 Eps)
3. Ramadhan Cinta (30eps)
4. Ramadhan Halal (30eps)
5. Ramadhan Cantik (30eps)
E. PENGHARGAAN DAN PRESTASI FMM DAQU MOVIE
Berikut adalah penghargaan-penghargaan beserta prestasi yang telah
diperoleh rumah produksi FMM DaQu Movie selama perjalanan karirnya.
1. Voice & Light : Official Selection Ganesha Film Festival 2012
2. Dead Love : Best Picture in Dapur Film Anniversary 2012
3. Cinta Subuh : Most Viral Short Movie in 2014
42
BAB IV
HASIL TEMUAN & ANALISIS
Berbagai macam cara dakwah dilakukam oleh FMM – DaQu Movie agar
dapat mencakup objek dakwah yang luas, dari mulai dakwah melalui media ataupun
dakwah - dakwah secara langsung yang dikemas menjadi seminar dan kajian-kajian
islami. Pihak FMM – DaQu Movie tidak sendirian dalam menjalankan aktifitas
dakwahnya, seringkali berkolaborasi dengan pihak lain demi tercapainya target
dan tujuan dakwah yang terbaik.
Dalam kamus bahasa Indonesia disebutkan strategi adalah ilmu seni
menggunakan sumber daya bangsa-bangsa untuk melaksanakan kebijakan tertentu
diperang dan damai atau rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk
mencapai sasaran khusus.1 Sedangkan menurut Fred R. David ada 3 tahapan yang
harus dilakukan dalam setrategi demi tercapainya sasaran dari strategi tersebut,
yaitu perumusan, implementasi dan juga evaluasi. Dalam melakukan kegiatan
dakwah FMM DaQu Movie pun menggunakan strategi demi mencapai tujuan
berdakwah, sehingga secara tidak langsung FMM DaQu Movie melalu tiga tahapan
yang dikemukakan oleh Fred R. David.
Pada bab ini peneliti akan menjelaskan tentang tahapan-tahapan strategi
dakwah yang dilakukan oleh FMM - DaQu Movie yang bertujuan untuk kegiatan
1
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga (Jakarta: Balai pustaka, 2005), h. 1092.
43
dakwah berupa dakwah melalui media ataupun dakwah-dakwah yang
diselenggarakan secara langsung diberbagai tempat.
A. Tahapan Perumusan Strategi Dakwah FMM – Daqu Movie.
Setiap kegiatan dakwah yang akan dilakukan oleh FMM DaQu Movie
diawalai dengan pencarian ide, dimana pencarian ide tersebut dilakukan oleh
lima anggota tetap dari FMM DaQu Movie yaitu Ryan Kurniawan, Muhammad
Ali Ghifari, M Arul Ummami, Andre Muhammad Addin dan Muhamad Iqbal.
Langkah berikutnya setelah pecarian ide dari kelima anggota tetap FMM
DaQu Movie adalah brainstorming, yaitu mereka membicarakan ide-ide mereka
sambil mendiskusikannya. Ide-ide yang dimunculkan harus memiliki dua kriteria
yaitu tren atau sesuatu yang sedang ramai dibicarakan khalayak, dan juga
memiliki nilai yang besifat kritik sosial. Pemilihan kriteria tersebut juga berguna
sebgai strategi pemasaran demi mencapai target-target penonton mereka. Setelah
ide ditetapkan barulah ketahap pembuatan naskah, yang kemudian diteruskan ke
penentuaan frame atau angle gambar, hal itu biasanya dilakukan oleh Ryan
Kurniawan. Adapun langkah awal penyisipan unsur dakwah yang dilakukan
adalah membuat pesan dakwahnya terlebih dahulu, yang kemudian dibuatkan
alur cerita dan juga dialognya. FMM DaQu Movie memasukan pesan-pesan
dakwahnya pada adegan yang umum atau yang universal, agar tujuan untuk
menciptakan peradaban Islami dalam bentuk akhlak dan karakter bagi muslim
dan non-muslim dapat terwujud, sehingga dari sudut pandang yang dibuat oleh
FMM DaQu Movie pun harus bersifat netral, tidak ada keterpihakan dan tidak
menyinggung ajaran atau aliran manapun, contohnya seperti pembahsaan Maulid
Nabi Muhammad SAW, apakah boleh atau tidak boleh, FMM DaQu Movie
44
tidak memberi kesimpulan boleh atau tidaknya merayakan Maulid, tetapi lebih
kearah persatuan Islamnya.
FMM DaQu Movie lebih banyak menggunakan media internet dibandingkan
dengan media konvensinal lainnya dikarenakan mahalnya media konvensional
seperti televisi dan layar lebar. Selain karena alasan tersebut, FMM DaQu Movie
menganggap bahwa media internet lah yang paling cocok dengan idealisme
mereka. Namun FMM DaQu Movie berhasil memproduksi film layar lebar
berjudul “Mengejar Halal” yang disutradarai oleh M Arul Ummami.
`FMM DaQu Movie pun juga memiliki visi besar dalam menjalankan
kegiatan berdakwahnya yaitu menghadirkan wajah islam yang rahmatallil alamin
melalui audio visual, dan juga FMM DaQu Movie memiliki tujuan khusus yang
biasanya diterapkan pada tiap-tiap project ataupun filmnya yaitu seperti pesan-
pesan yang disampaikan di setiap filmnya. FMM DaQu Movie pun punya alasan
tersendiri dalam pemilihan genre islami untuk mengisi konten filmnya, alasan
yang pertama adalah banyaknya jumlah pemeluk agama islam, sehingga
memiliki peminat dan manfaat yang banyak, alasan yang kedua adalah untuk
membersihkan nama islam atau menunjukan sisi baik dari islam kepada
khalayak.
Adapun sasaran utama penonton yang dituju oleh FMM DaQu Movie adalah
anak usia remaja yang biasa menghabiskan waktunya ditempat penyewaan
internet (warnet) selain itu ada juga usia dari target sasaran FMM DaQu Movie
ya itu usia 16 sampai 35 tahun. alasan FMM DaQu Movie mengambil rentan
usia tersebut karena usia tersebut juga menjadi sasaran bagi militant ISIS dan
45
terorisme, dan usia itu pula yang paling tepat untuk dipengaruhi dan
mempengaruhi orang lain.
B. Tahapan Implementasi Strategi Dakwah FMM – Daqu Movie.
Dalam melakukan implementasi dari perumusan strategi FMM DaQu
Movie melakukan berbagai rangkaian kegiatan dimulai dari pencarian dan
pemilihan ide, yang kemudian di branstroming menjadi naskah. Naskah yang
sudah jadi kemudian dibreakdown atau dijabarkan secara rinci ke menejer
produksi yang kemudian Yopi dan sutradara yang akan membreakdown
adegan demi adegan termasuk frame dan angle gambar dari naskah tersebut.
kemudian setelah naskah, adegan-adegan dari naskah, serta angle gambar
sudah ditentukan barulah director mulai mencari art, mulai dari talent hingga
lokasi pengambilan gambar.
Setelah itu semua disepakati barulah mulai masuk ketahap produksi,
dimana biasanya memerlukan waktu syuting sekitar dua minggu untuk web
series dan satu minggu untuk film pendek, namun semua disesuaikan dengan
tingkat kesulitan naskah. Selanjut untuk bagian editing biasanya pihak FMM
DaQu Movie memerlukan waktu satu minggu untuk web series, sedangkan
untuk film pendek hanya memerlukan waktu tiga sampai empat hari. Barulah
setelah jadi, masuk ke tahap penjadwalan tayang.
Dari hasil wawancara peneliti dengan pihak FMM – DaQu Movie
berdasarkan perumusan strategi yang telah ditetapkan bahwa target dakwah
yang menjadi sasaran adalah usia 16 tahun sampai 35 tahun maka pihak FMM
DaQu Movie mengimplementasikan karya- karya filmnya melalui media yang
sering diakses rentan usia tersebut, yaitu melalui web series, film pendek, film
46
laray lebar dan kajian – kajian secara offline dengan sisipian pemutaran film hasil
karya FMM-DaQu Movie.
1 Web Series
Web series atau yang biasa juga diidentifikasi sebagai webpisode
merupakan sebuah tayangan berupa audio visual yang dapat dinikmati
memalui media online yang menyediakan layanan video streaming, seperti
youtube dan vimeo. Format yang disuguhkan dalam tayangan web series ini
hampir sama dengan format yang di tayangkan oleh stasiun-stasuin telivisi
pada umumnya, dapat berupa sinetron, blog atau vlog, sajian informative
maupun acara talk show.
Dari sistem penayangannya ataupun waktu unggah serial tersebut
dilakukan secara berkala yang pada umunya dilakukan seminggu sekali.
Adapun konten yang disajikan haruslah saling terkait berkesinambungan
dengan episode sebelumnya yang telah di unggah, dan juga dalam
pengemasannya memiliki durasi relatif lebih pendek dibanding denga
tayangan yang ditampilkan oleh stasiun – stasiun televisi, biasanya pada satu
episode web series berdurasi lima sampai lima belas menit.
FMM DaQu Movie telah memproduksi sebanyak lima judul web
series, dengan jalur cerita dan jumlah episode yang berbeda beda. Web series
yang telah diproduksi oleh FMM DaQu Movie adalah sebagai berikut :
a. Dibalik Hati (9eps)
b. Cinta Fisabilillah (14 Eps)
c. Ramadhan Cinta (30eps)
d. Ramadhan Halal (30eps)
47
e. Ramadhan Cantik (30eps)
Menurut analisa peneliti kelima web series tersebut bisa
dikategorikan sebagai dakwah melalui media, karena telah memenuhi unsur–
unsur dakwah berupa Da`i yang dilakoni oleh segenap kru FMM DaQu
Movie dengan tujuan mengajak kepada kebaikan. Mad`u yang dipilih oleh
FMM DaQu Movie adalah seluruh kalangan penikmat web series pada
umumnya dan dikhususkan pada penikmat web series usia 16 sampai 35
tahun. jenis dakwah yang digunakan oleh FMM DaQu Movie adalah jenis
dakwah bil qolam atau dakwah dengan menggunakan media, materi yang
digunakanpun sesuai dengan ajaran-ajaran agama Islam dalam koridor Al-
Quran dan Al-Hadist.
2 Film Pendek
Film pendek merupakan film cerita berdurasi dibawah 60 menit. Film
pendek biasanya dibuat tidak untuk diputar digedung bioskop, film cerita
pendek sering dijadikan sebagai laboraturium eksperimen dan batu loncatan
bagi seseorang atau sekelompok orang belum memproduksi film cerita
panjang. Sekalipun demikian, ada juga yang sengaja mengkhususkan diri
untuk memproduksi film pendek, namun umumnya hasil produksi ini
dipasok ke rumah-rumah produksi atau slauran televisi.2
Film pendek yang telah diproduksi oleh FMM DaQu Movie
berjumlah 43 judul, adapun juga film pendek yang menerima banyak respon
positif dari penonton telah dibuat sekuel maupun triloginya. Seperti film
pendek yang berjudul “Cinta Subuh” yang mendapatkan penghargaan “Most
2. Ilham zoebazary, kamus istilah televise dan film, (Jakarta: PT. Gramedia pustaka utama,
2010), h. 229.
48
Viral Short Movie” pada tahun 2014. Cinta subuh sendiri memiliki jumlah
penonton paling banyak di antara karya- karya FMM DaQu Movie, yaitu
lebih dari 1.700.00 penonton, dan akan terus bertambah, serta mendapatkan
like sebanyak lebih dari 17.000. Adapun judul film pendek besutan FMM
DaQu Movie adalah sebagai berikut :
a. Cintah Subuh (3 Episode)
b. Istri Paruh Waktu (3
Episode)
c. Kaya Tanpa Harta
d. Shalawat Cinta
e. Pernikahan Impian
f. Salah Sedekah
g. Anti Qur`An
h. 2 Wanita 1 Cinta
i. Seperti Khadijah
j. Sedekah Mulia
k. Cinta Dalam Duka
l. Cinta Sholawat
m. Siksa Kubur
n. Cinta Dalam Ukhuwah (3
Eps)
o. Parah Penjaga Wahyu
p. Pengantar Rezeki
q. Penantian Berharga
r. Ruang Sidang Setan
s. Diversity
t. Ramadhan Terakhir
u. Valentine Sudah Basi
v. Sang Musafir
w. Zinah Mata
x. Batal Mudik
y. Aqiqah Cinta
z. Rindu Qur`An
aa. Mauled Nabi
bb. Qurban Ayam
cc. Qur`An Call
dd. Mereka Bilang Suamiku
Radikal
ee. Bukan Rumah Tuhan
ff. Selamat Hari Ibu
gg. Debat Sosmed
hh. Cinta Tanah Air
ii. Sebelum 212
49
jj. Cinta Tanah Air
kk. Qurban Anak Kambing
ll. Dalam Satu (One In
Diversity)
mm. Cinta Zakat
nn. Rindu Sedekah
oo. Semua Bisa Qurban
pp. Kampung Qur`An
qq. Valentine Sudah Lewat
Seperti halnya web series diatas, film-film pendek yang telah
diproduksi oleh FMM DaQu Movie sebanyak 43 judul, itupun telah
memenuhi syarat sebagai kegiatan dakwah yang dilakukan dengan metode
dakwah bil qolam, dan telah memenuhi kriteria unsur-unsur dakwah
layaknya web series diatas, dimana segenap kru dan pihak FMM DaQu
Movie berlaku sebagai Da`i dan penikmat film-film pendek tersebut
menjadi objek dakwah atau Mad`u. konten yang disajikanpun memakai
materi-materi Islam yang tetap pada koridor Al-Quran dan Al-Hadits.
3 Film Layar Lebar
Jenis film ini lazimnya merupakan film yang diputar di bioskop
berurasi lebih dari 60 menit, antara 90 sampai lebih dari 100 menit. Jenis
film ini banyak diproduksi oleh perusahaan besar atau rumah produksi yang
memiliki dana besar. Kebanyakan jenis inidi produksi untuk kebutuhan
hiburan dan akan menghasilkan profit yang lumayan besar. Meskipun ada
beberapa yang tetap mengusung pesan-pesan moral disamping bernilai
edukatif juga informasi dan entertainment. 3
3Anton Mabruri, Manajemen Produksi Program Acara televise Format Acara Drama ,
(Jakarta: PT.Grasindo, 2013), h. 7.
50
FMM DaQu Movie dan Muara Studio telah bekerja sama untuk
membuat film layar lebar berjudul “Mengejar Halal”. Film bergenre religi ini
dikemas sedemikian rupa agar terlihat up to date dan menggambarkan
kondisi kekinian, film yang telah mendapatkan 8.379 penonton ini dirilis
pada tanggal 13 April 2017 yang dibintangin oleh sejumlah bintang baru
yaitu Inez Ayuningtyas, Abdul Kaafi, Ressa Rere, Ryan Qori, Ahmad
Rhezanov. Film ini di sutradarai oleh M. Amrul Ummami dan di produseri
oleh M. Ali Ghifari merangkap sebagai penulis naskah skenario. Film
layar lebar besutan FMM DaQu Movie beserta Muara Studio ini pun masuk
kedalam kategori Dakwah bil qolam dimana FMM DaQu Movie dan pihak
Muara Studio memegang peranan sebagai Da`I dan penikmat layar lebar
dijadikan sebgai Objek dakwahnya.
4 Kajian – Kajian Offline
Selain melakukan kegiatan dakwah melalui media FMM DaQu
Movie pun juga melakukan kegiatan-kegiatan dakwah berupa kajian-kajian
ataupun seminar yang dibalut dengan tema mengenai film-film yang
berkaitan dengan hasil karya berupa film-film FMM-DaQu Movie
diberbagai tempat.secara berakala, diantaranya adalah :
a. Kajian FMM Bulan Februari, "Hijrah Bukan Nikah". Dilaksanakan pada
hari Minggu, 4 Februari 2017 di Masjid Abu Bakr Ash Shiddiq, Cawang,
Jakarta Timur.
b. Perkihan impian 1, 25 Desember 2016. Dilaksanakan di Gedung Darma
Wanita Gor Sumantri, Kuningan, Jakarta selatan.
c. Pernikahan impian 2, 14 januari 2018. Gedung SMESCO Jakarta.
51
d. Talk show dan bedah film “Mengejar Halal”, 6 Desember 2016,
dilaksanakan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Sains dan
Teknik.
e. JIC Expo Hallal Lifestyle, 2 sampai 4 desember 2016, Convention Hall,
Jakarta Islamic Center.
f. Roadshow “ Cinta Dalam Ukhuwah”, sabtu 3 desember 2016, Universitas
Ibnu Khaldun, Bogor.
g. Roadshow “Ramadhan Hallal”, 21 juni 2016, Kampus UNPAD, Jatinangor.
22 juni 2016 Kampus Universitas Telkom, Bandunng.
h. Diskusi film inspiratif, sabtu 18 juni 2016, masjid suhadah kota baru
Yogyakarta.
i. Cinta Muhamad SAW, 6 maret 2016, UDINUS GD, E , Semarang. Rabu 9
Maret 2016, kampus IPB baranangsiang, Bogor.
j. Cinta Sholawat, minggu 27 Desember 2015, masjid Abu Bakar Ash
Shiddiq, Cawang.
k. Berbiaga dengan Allah Subhanahu wa Ta`ala, sabtu, 28 november 2015,
STMIK Antar Bangsa, Komlek PPPA Darul Qur`an CBD, Ciledug.
l. Menjemput cahaya Islam 2015, hijrah cinta, Sabtu 5 deesember 2015,
Politeknik Negeri Semarang
Kegiatan-kegiatan tersebut merupakan kegiatan dakwah yang masuk
dalam kategori dakwah bil kalam dikarenakan kegiatan tersebut berisikan
transformasi nilai secara tatap muka dan oral communication, dimana pihak
penyelenggara yaitu FMM DaQu Movie dan pemateri yang diundang
berlaku sebagai Da`i dan peserta yang hadir merupakan objek dakwah atau
52
Mad`u. Materi yang dibawakan pun terkait dengan konten-konten Islami
seputar remaja dan materi-materi dakwah yang digunakan pada film-film
hasil produksi FMM DaQu Movie pada beberapa acara bedah film yang
diselenggarakan.
Paparan diatas merupakan tahap-tahap yang dilakukan oleh rumah produksi
FMM DaQu Movie dalam pembuatan karyanya yang digunakan sebagai media
untuk berdakwah. Namun sebagaimana teori stategi dakwah yang diasumsikan
oleh peneliti yaitu “perumusan tentang pemilihan daya dan upaya dalam
tahapan perencanaan, implementasi dan evaluasi dengan mengedapankan
efektifitas dan efisiensi agar khalayak dapat menerima dan mengikuti ajakan –
ajakan kebenaran yang ditetapkan dalam Al-quran dan Hadist”, maka dalam
mengimplemitasikan karya-karya untuk berdakwah haruslah juga memakai
teknik-teknik komunikasi persuasif agar khalayak dapat mencerna dan
mengikuti pesan-pesan dakwah yang disampaikan. Berikut adalah analisis
peneliti tentang teknik-teknk persuasive yang diterapkan oleh rumah produksi
FMM DaQu Movie dalam berdakwah
Pertama teknik persuasive yang digunakan FMM DaQu Movie model
keyakinan persyaratan (Health, believe, and model). Teknik persuasive ini
diterapkan agar khalayak merubah perilakunya sesuai dengan yang
diinginkan pihak FMM DaQu Movie memberlakukan model ini dengan cara
menggambarkan resiko yang akan menimpa individu apabila tidak menjalani
hidupnya sesuai dengan ajaran agama islam, kemudian digambarkan pula
keuntungan yang didapat apabila mengikuti prilaku-prilaku sesuai dengan
dianjurkan.
53
Kedua teori prilaku terencana (Theory of Planned Behavior) diterapkan
oleh pihak FMM DaQu Movie dengan menggambarkan kosukuensi positif
dan negatif dari sebuah prilaku yang dianjurkan dalam berdakwah dan
memberikan peneguhan tentang tingkat kemudahan dalam mengadopsi prilaku
tersebut dengan cara meyakinkan khalayak bahwa islam adalah agama yang
bersifat rahmatan lil`alamnin.
Ketiga teori persuasive yang digunakan selanjutnya adalah teori disonansi
kognitifk,dimana oihak FMM DaQu Movie banyak menyisipkan unsur-unsur
dakwahnya pada adegan-adegan bernuansa konflig yang sering terjadi
dikalangan-kalangan remja sesuai dengan objek dakwah yang ditargetkannya.
Kemudian sebagai salah satu standart dakwah yang dimiliki FMM DaQu
Movie adalah memberikan solusi, dari konflik tersebut dengan cara mengubah
kognisi dan kepentingan ataupun membuat misinterpretrasiin informasi
tentang data yang dimiliki oleh penonton atau khalayak sebelumnya.
Kempat dalam mengaplikasikan teori pembelajaran kognitif social (social
cognitive learning theory) pihak FMM DaQu Movie menjadikan seluruh
talent dan alur cerita dalam karyanya sebagai role model`s example, agar
penonton bisa belajar melaksanakan suatu prilaku dengan melihat bagaimana
proses orang lain melakuannya dan diharapkan penonton mengadopsi prilaku
tesebut dengan keterampilan dan kemampuannya masing-masing.
Kelima dalam dakwah-dakwah FMM DaQu Movie yang berbentuk kajian-
kajian secraa offline diterapkan teori difusi inovasi (Diffusion of Innovation)
dengan cara menggunakan 2 step flow communication, yaitu dengan
54
menyajikan opinion leader sebagai pemateri ataupun tokoh yang mempunyai
pengaruh dimasyarakat. Kemudian pihak FMM DaQu Movie menghadirkan
inovator, pengadopsi pertama dan mayoritas pengadopsi awal agar dapat
menambah peneguhan motivasi kepada khalayak. Contohnya dengan cara
menghadirkan public figure yang menjalin hubungan secara islami dan
kemudian menempuh jenjang pernikahan dalam acara “Seminar Pra dan Pasca
Nikah – Pernikahan Impian”
C. Tahapan Evaluasi Strategi Dakwah FMM – Daqu Movie.
FMM DaQu Movie juga melakukan tahapan evaluasi, dimana tahapan inilah
yang yang sangat penting karena akan menjadi acuan dalam pembuatan
perumusan strategi untuk kegiatan-kegiatan dakwah selanjutnya oleh FMM
DaQu Movie.
Langkah pertama yang dilakukan oleh FMM DaQu Movie dalam melakukan
evaluasi adalah mengevaluasi internal dari kinerja para kru FMM DaQu Movie,
contohnya apabila berkurangnya konsistensi individu dari tim, maka akan
diberikan sanksi, hanya saja sanksi yang diberikan hanya bersifat sosial, mulai
dari pengarahan dan sampai pengucilan, itu disebabkan karena konsep rumah
produksi FMM DaQu Movie bersifat kekeluargaan. Namun apabila FMM DaQu
Movie berkerja sama dengan pihak lain barulah adanya sanksi serius yang akan
diberlakukan, dikarenakan adanya tuntutan berupa perjanjian yang telah
disepakati.
Pengaturan jadwal pun tak luput dari evaluasi, karena pemilihan jadwal
syuting haruslah memerlukan konsisten yang tinggi dari masing-masing kru
FMM DaQu Movie termasuk para pemain.
55
Keunganan dan pendanaan juga menjadi bahsan dalam evaluasi kegiatan
dakwah FMM DaQu Movie, walaupun FMM DaQu Movie mendapatkan
bantuan dari Darul Quran, namun tetap saja terkadang kru harus meluangkan
sedikit uangnya demi berjalannya kegiatan dakwah FMM DaQu Movie. Adanya
pemasukan dari youtube sebesar Rp 7000.000 sampai Rp 10.000.000 per 3
bulan, dimana youtube membayar sesuai banyak atau sedikitnya jumlah
penonton. Resiko yang didapat adalah pengunduhan yang dilakukan oleh
pengunjung youtube dan disebarkan ke teman-temannya sehingga jumlah
penonton FMM DaQu Movie diakun youtube tidak bertambah yang
menyebabkan berkurangnya masukan dari youtube. Hal itupun sudah
ditanggulangi dengan dibuatnya himbauan untuk menonton sampai habis,
menekan tombol like dan subscribe disetiap awal web series maupun film
pendek yang di unggah ke Youtube. FMM DaQu Movie juga mendapatkan
pemasukan tambahan dari pembuatan branded content contohnya seperti
endorse ataupun iklan online.
56
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Aktifitas yang ditujukan untuk berdakwah haruslah mempunyai strategi
yang efisien dan efektif agar bisa mempengaruhi objek dakwahnya, seperti yang
dikemukakan oleh peneliti bahwa strategi dakwah adalah "perumusan tentang
pemilihan daya dan upaya dalam tahapan perencanaan, implementasi dan evaluasi
dengan mengedepankan efektifitas dan efisiensi agar khalayak dapat menerima
dan mengikuti ajakan – ajakan kebenaran yang ditetapkan dalam Al-quran dan Al-
Hadist." Tahapan-tahapan strategi yang telah dipaparkan oleh Fred R. David
haruslah dikombinasikan dengan metode-metode dakwah yang tepat agar dapat
diterima oleh khalayak. Setelah meneliti dan menjelaskan strategi dakwah yang
digunakan oleh rumah produksi FMM DaQu Movie, maka peneliti dapat
merumuskan kesimpulan sebagai berikut :
1. Perumusan sebagai tahapan pertama dari strategi haruslah direncakan dengan
matang dan dibuat secara komperhensif agar meminimalisir terjadinya chaos
pada tahapan selanjutnya yaitu implementasi. Dalam perumusan strategi
dakwah haruslah menyisipkan metode-metode dakwah yaitu berdakwah
dengan hikmah, mau'idzah hasanah dan husnul mujadalah secara terorganisir
dan terperinci sehingga dapat memberikan efek yang memuaskan.
Penggunaan media komunikasi dakwah pun seperti dakwah bil kalam, bil
qalam dan bil hal haruslah difikirkan dengan matang, karena di era media
audio visual sekarang ini masyarakat telah terbagi golongannya berdasarkan
57
penikmat media massa mainstream dan juga penikmat media-media online
yang umumnya digandrungi oleh para remaja.
2. Dalam mengimplementasikan strategi berdakwah, pihak yang berlaku sebagai
da'i haruslah mengacu pada perumusan yang telah direncanakan, fleksibilitas
untuk keluar dari garis perumusan hanya digunakan apabila terjadinya
keadaaan krusial yang dapat mempengaruhi tujuan utama dakwah dan respon
dari khalayak. Unsur-unsur komunikasi persuasif sangatlah penting untuk
diaplikasikan pada tahap ini, karena tidaklah mudah untuk mengajak
masyarakat dan mengubah perilaku mereka menjadi lebih baik di era
khalayak yang sangat heterogen pada saat ini.
3. Tahapan evaluasi sebagai tangga terakhir sekaligus tangga yang memulai
kegiatan dakwah selanjutnya sangatlah penting untuk diperhatikan. Teknik
analisa yang akurat dibutuhkan pada tahapan ini apabila terjadi distorsi
makna yang ditangkap oleh khalayak sehingga target dakwah tidak terpenuhi
ataupun menghasilkan respon-respon negatif dari kegiatan tersebut. Analisa
terhadap perumusan dan implementasi telah terbukti sukses dalam mencapai
target dakwah dapat diaplikasikan kembali ataupun dimodifikasi agar
mendapatkan hasil yang lebih memuaskan pada kegiatan dakwah selanjutnya.
B. Saran
Dengan melihat perkembangan media audio visual yang sangat pesat dan
dari hasil analisis strategi dakwah rumah produksi FMM DaQu Movie, maka
peneliti dapat menyarankan:
58
1. Pengaplikasian teknik-teknik persuasif haruslah dirumuskan secara mendetail
dan disisipkan ke dalam alur cerita serta skenario dengan matang, karena
tanpa adanya pemikiran ekstra untuk tahapan ini membuat kegiatan dakwah
menjadi kurang efektif dan lebih terkesan mencoba peruntungan untuk
mendapatkan respon positif dan perubahan perilaku dari objek dakwah
tersebut.
2. Ketegasan dalam mengevaluasi kinerja individu dalam struktur kerja internal
sangatlah penting, karena tanpa adanya ketegasan tidak akan membuahkan
kedisplinan yang akan mempengaruhi kualitas hasil karya sebagai amunisi
utama dalam berdakwah.
3. Metode dalam mengevaluasi respon khalayak sangatlah krusial dan tidak
dapat dilakukan apabila hanya mengandalkan komentar yang terdapat pada
akun media sosial, akan tetapi harus dilakukan uji mendalam terhadap
responden yang telah menjadi objek dakwah. Hal ini diperlukan agar
mendapat lebih banyak kritik dan saran yang membangun dan meningkatkan
kualitas-kualitas karya sebagai alat untuk berdakwah.
59
DAFTAR PUSTAKA
A. Sumber Buku
Amin, M. Mansyur. Dakwah Islam dan Pesan Moral. Yogyakarta: Al Amin
Press, 1997.
Arief, Didik M. Cyber Law "Aspek Hukum Teknologi Informasi". Bandung:
PT. Refika Aditama, 2005.
Aripudin, Acep, dan Syukriadi Sambas. Dakwah Damai; Pengantar Dakwah
Antar Budaya. Bandung: Remaja Rosada Karya, 2007.
Ayuningtyas, Nurina. Skripsi S1; Penentuan Pajak Pertambahan Nilai
Terhutang Atas Penyerahan Paket Program Acara Ke Stasiun Televisi
Oleh Rumah Produksi. Depok: Universitas Indonesia, 2008.
Azis, Moh Ali. Ilmu Dakwah. Jakarta: Kencana, 2004.
Bachtiar, Wardi. Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah. Jakarta: Logos
Wacana Ilmu, 1997.
David, Fred R. Manajemen Strategi & Konsep. Jakarta: Perhelalindo, 2002.
Efendi, Onong Ujana. Kamus Komunikasi. Bandung: CV. Mandar Maju,
1989.
Helmy, Masdar. Dakwah Dalam Alam Pembangunan. Semarang: Toha Putra,
1975.
Ilahi, Wahyu. Komunikasi Dakwah. Surabaya: Remaja Rosda Karya, 2010.
KN., Anton Mabruri. Manajemen Produksi Program Acara TV-Format
Acara Non Drama. Jakarta: PT. Grasindo, 2013.
Mangjunegara, Prabu. Perilaku Dan Budaya Organisasi. Bandung: PT.
Refika Aditama, 2005.
Purwono, Setiawan Hari. Manajemen Strategi Sebuah Konsep Pengantar.
Jakarta: Lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia,
2001.
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional RI. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 2005.
Salam, Syamsir. Metode Penelitian Sosial. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006.
60
Samsudin, Salahudin. Pembahasan Sekitar Prinsip - Prinsip Dakwah Islam.
Semarang: Ramdhani, 1964.
Shaleh, Abd Rosyad. Manajemen Da'wah. Jakarta: PT. Bulan Bintang, 1977.
Siagan, Sondang. Analisis Serta Perumusan Kebijakan Dan Strategi
Organisasi. Jakarta: PT. Gunung Agung, 1986.
Siddiq, Syamsuri. Dakwah dan Teknik Berkhutbah. Bandung: Al_ma`rif,
1983.
Sitepu, Vinsensius. Panduan Mengenal Desain Grafis. E-Book, 2004.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka, 2007.
Uripni, Christina Lia, Untung Sujianto, dan Tatik Indrawati. Komunikasi
Kebidanan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran, 2002.
Venus, Antar. Manajemen Kampanye. Bandung: Simbiosa Rektama Media,
2009.
Vivian, John. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Kencana, 2008.
Wahyudi, SB. Beauty Manner. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2010.
Ya'kub, Hamzah. Publisistik Islam; Teknik Dakwah Dan Leadership.
Bandung: Diponegoro, 1998.
Zoebazary, Ilham. Kamus Istilah Televisi Dan Film. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama, 2010.
61
B. Sumber Internet
“Profil DaQu Movie” artikel diakses pada 27 maret 2017 dari
http://daqumovie.com/modul.php?fl=ct_tentangdqmovie
“Profil DaQu Movie” artikel diakses pada 27 maret 2017 dari
http://daqumovie.com/modul.php?fl=ct_tentangdqmovie
“OUR STORY” artikel diakses pada 3 juni 2018 dari
https://facebook.com/pages/story/reader/?page_story_id=151334103208
4071
“OUR STORY” artikel diakses pada 3 juni 2018 dari
https://facebook.com/pages/story/reader/?page_story_id=151334103208
4071
“OUR STORY” artikel diakses pada 3 juni 2018 dari
https://web.facebook.com/pg/filmmakermuslim/about/?ref=page_interna
l
Transkip Wawancara
Nama Narasumber : FMM DaQu Movie diwakilkan oleh Muhamad Ali Ghifari
Tempat : Jl. Cokro Aminoto Karang Tengah Banten CBD Ciledug
A3 No 21
Tanggal dan Waktu : Selasa, 6 januari 2018 , pukul 13.00- 15.00 WIB
1. Apa saja program2 yang diproduksi oleh Fmm daqu movie, dan disiarkan melalui media
massa, internet, dan layar lebar?
Jawab :
Film pendek,web series dan juga event. Kalo web series yang onlinenya kalo event
offline, namun teap publikasi kita melalui internet. Contoh dari eventnya adalah
kitapernah membuat acara saat mauled tahun 2015, kita bikin acaranya adalah Cinta
Muhammad SAW, kegiatannya berupa shalawatan, nonton film tentang Rassulullah, dan
juga kajian. Yang terbaru kita membuat seminar pra nikah. Kita pun telah membuat film
layar lebar berjudul mengejar hallal.
2. Bagaimanakah sistem perumusan dalam pra produksi media audio fisual oleh fmm daqu
movie terkait dengan konten, jalur verita, skrip naskah, angle skrip dan sisipan konten
dakwah ?
Jawaban : Ada pada jawaban nomor 4
3. Apakah daqu movie menggunakan acuan metode dakwah yang tercantum dalam al-quran
pada surat an-nahl ayat 125-128, yaitu dengan hikmah, pelajaran yang baik, dan bantahan
dengan cara yang baik ? (dalam scene film)
Jawaban : Ada pada jawaban nomor 4
4. Apakah daqu movie menggunakan acuan dakwah rassullullah, yaitu, dengan qalam,
qolam dan hal ? (dalam scene film)
Jawaban dari pertanyaan nomor 2 sampai 4 :
Perumusan kita mulai dari siapa ajah yang puny aide, Daqu movie itu terdiri dari 5 orang,
siapaun yang puny aide mulai dari yang lagi tren atau ada kritik social yang mau kita
filmkan , selanjutnya kita bahas, lalu brain stroming, biasanya kalo masalah sudut
pandang kita berusaha netral, kita ga boleh ada keterpihakan walaupun itu bersinggungan
sama kepercayaan atau mazhab yang kita anut sendiri, misalkan mau bahas peryaan
mauled boleh atau tidak, nah di Daqu movie tidak boleh memberikan kesimpulan boleh
atau tidak boleh, yang kita utamakan adalah kea rah Ukhuwah islamiyah, semisal apa
yang lebih penting dari mauled, contoh, menjaga persatuannya. Yang ingin di buat oleh
daqu movie bukan Cuma film – film kritik social, tetapi ada solusinya,sepeeti yang
pernah kita buat adalah tentang valentine, kita memiliki kesimpulan, silakan merayakan
hari kasih sayang, namun dalam Islam hari kasih sayang silakan dirayakan setiap hari.
Setelah menjadi naskah, baru kita menentukan frame atau angle gambar, biasanya yang
menentukan itu mas Ryan, itu semua tergantung dan dan waktu produksinya. Penyisipan
unsur dakwah, biasanya kita buat pesannya dulu, nanti kalo sudah ketemu pesannya apa,
baru kita buat ceritanya seperti apa dan dialognya bagaimana,biasanya penyisipan tentang
dakwahnya saat pencarian ceritanya. Prinsip di DaQu movieadalah kami tidak ingin
Islam simbolis, karena kita dididik dengan ajaran rasulullah di utus untuk
menyempurnakan akhlak, jadi, tujuan akhirnya bukan menjadikan islam sebagai
symbol,tapi menjadikan peradaban islami dalam bentuk akhlak dan karakter, bagi
pemeluk Islam maupun non Islam, sehingga kita memaksukan pesan-pesan dakwah di
adegan-adegan yang universal, dan kita mulai bukan Cuma dinaskah, tapi juga di crew
nya dan talentnya, bahkan termasuk saat produksinya, seperti contoh, kita ga akan buat
adagan bersentuhan, kecuali yang memang sudah makhramnya, bahkan kita sempat
mendadani seorang laki-laki dengan pakaian wanita demi mendapatkan adegan pelukan.
5. Bagaimana tahap, pelaksaan pembuatan film atau media audio visual lainnya yang di
produksi oleh FMM daqu movie ? dan pembuatan jadwal pengerjaan, terkait cost,
reward, dan phunisment ?
Jawaban :
Kami mulai ketika ada ide, kemudian di brainstorming sampai menjadi naskah, naskah di
breakdown sampai manager produksi, setelah itu yopi sama sutradara akang mem
breakdown sendiri per adegannya seperti apa, director mulai keliling cari art, kemudian
masuk ke produksi, waktu produksi disesuaikan dengan tingkat kesulitan naskah, bisanya
untuk web series 2 minggu sedangkan untuk film pendek 2 minggu, setelah itu editing
akan memakan waktu 1 minggu untuk webseries, sedangkan untuk film pendek hanya 3
sampai 4 hari, kalosudah selesai semua barulah kita masuk ke penjadwalan tayang.
Pengennya kami setiap jumat subuh itu ada konten, namun apa daya “manusia hanya bias
berencana dan Allah yang berkehendak “ nah itu ada hubungannya pada budget. Terkait
dengan cost, DaQu movie memang sedikit bantuan dari Daarul Quran, namun
kebanyakan dari film pendek yang kami buat berasal dari penyisihan Uang jajan, tentu
bukan uang jajan pribadi, tapi uang jajan DaQu Movie.
Kalo untuk pendapatan, dari youtube memang ada pendapatan, namun tidak bisa
diharapkan, karena biasanya per film pendek kita ada 2 iklan, dan penontonnya masih
diangka ratusan ribu, belum mencapai angak jutaan, dan resiko dari film pendek adalah
diunduh, kemudian diajak temen2nya nnton bareng,yang mengakibatkan penonton di
youtube kita tidak bertambah.
Biasanya pendapatan dari youtube kalo kita sedang rajin upload konten itu sekitar Rp
7.000.000 sampai Rp 10.000.000 dan itupun per 3 bulan. Daqu movie sedikit selamat
masalah pemasukan karena kita membuat branded konten juga, contohnya seperti
endorse, atau iklan online.
6. Apa saja yang dibahas, atau dilakukan oleh, FMM DaQu movie untuk mengevaluasi hasil
karyab yang telah diprduksi? Dan kapan pelaksanaan evaluasi?
Jawaban :
Biasanya setelah banyak yang coment, sekitar 1 atau 2 minggu dari jadwal tayang,
evaluasinya adalah dampaknya ke penonton, namun biasanya komennya yang biasa-
biasa ajah “bagus kak, menginspirasi sekali”. Kita tidal berhenti melakukan inovasi agar
pesan dakwahnya tersampaikan, dari dialognya,cara penyampaiannya, bahkan sampai
intonasi pemerannya.
7. Siapa saja yang menjadi sasaran utama target dakwah fmm daqu movie?
Jawaban :
target utama kami adalah “anak warnet” cuma target itu belum berhasil kita capai. Usia
target dakwah kita adalah 16 sampai 35 tahun. alasan kami mengambil rentan usia
tersebut karena itu adalah target yang sama dengan militant isis dan terorisme, dan itu
usia yang paling tepat untuk di pengaruhi dan mempengaruhi orang.
8. Bagaimana struktur organisasi management dan kru pelaksanaa pembuatan film ?
Jawaban :
Struktur organisasi management kami masih campur dengan kru pelaksana, masih
tumpang tindih. Kalo untuk kru itu rolling, yang tidak berubah adalah naskah directur,
saya sebagai skrip writer, mas ryan, dan yopi tidak berubah.
9. Apa alasan FMM Daqu Movie mengambil genre islami dalam konten dalam pembuatan
film ?
Jawaban:
Alasan pertama adalah orang islam banyak, jadi tidak bohong kalo pasarnya banyak, dan
gunanya banyak, alasan kedua adalah untuk membersihkan nama islam atau menunjukan
adanya islam yang baik, bukan hanya seperti oknum oknum yang mengatasnamakan
islam atau dilabeli dengan islam.
10. Mengapa FMM daqu movie lebih banyak menggunakan media internet?
Jawaban:
Karena media konvensional mahal, dan nyaris tidak ada kesempatan, kemudian juga
lebih mudah disebar, namun apanila ada kesempatan pasti akan kita garap, contuhnya
seperti film Mengejar Hallal. Media internet menurut kami cocok untuk idealism kami.
11. Apakah dengan, menggunakan konten islam tersebut dapat memperoleh benefit yang
cukup untuk menjalankan sebuah rumah produksi ?
Jawaban:
Tidak bisa, sehingga kita harus menyisihkan dari hasilusaha masing-masing.
12. Bagaimana strategi pemasaran yang digunakan fmm daqu movie?
Jawaban:
Strategi pemasaran kita adalah, kita harus up to date pada sesuatu yang sedang
menarik,mengangkat isu-isu terkini untuk dijadikan konten.
13. Apa saja penghargaan yang sudah diraih oleh FMM daqu movie?
Jawaban :
Kita di nobatkan 2 kali berturut turut sebagai creator of change oleh youtube, jadi kami
di anggap menjadi content creator yang bias membawa perubahan lebih baik pada dunia,
dan kita di kirim ke London oleh youtube karena itu.
14. Apa tujuan khusus dari pembuatan film atau media audio visual yang diproduksi oleh
fmm daqu movie?
Jawaban:
Karena itu terkait visi misi, FMM punya visi misi, kalo visi besarnya,menghadirkan
wajah islam yang rahmattalil alamin lewat audio visual. Namun biasanya tujuan
khususnya di setiap project atau film, seperti pesan apa yang akan di sampaikan setiap
filmnya.
15. Apakah ada kendala- kendala yang dilalui,oleh fmm daqu movie, dalam proses
pembuatan, penyeberan dan respon dari khalayak ? dan apabila ada kendala, bagaimana
solusi yang diterapkan?
Jawaban :
Banyak, seperti budget, team work, pengaturan jadwal dll namun hal itu pasti memiliki
solusi masing-masing. Namun masalah yang sebenarnya adalah repon pada khalayak, dan
solusinya malah terkadang kurang solutif.
16. Bagaimana Sejarah berdirinya fmm daqu movie ?
Jawaban :
Awal mulanya adalah tahun 2012 akhir, saya mau buka bisnis ternak ayam, namun
kemudian saya di ajak oleh seseorang untuk buat film, dan akhirnya kita buat film
pendek, namun yang ingin berkerja sama dengan kami terkena masalah hokum dan
akhirnya kerja sama pun gagal, akhirnya kita cari investor, dan bertemulah dengan Alm.
Bob Sadino, namun kita dapat kritikan oleh beliau karena kita mencari investor dengan
cara membawa proposal dan meminta dana sebesar 5 milyar, dan akhirnya kita bertemu
dangan investor yang sangat baik padatahun 2013 pertengahan, dari situ kita lumyan
mendapatkan penghasilan, namun kita gagal karena kita tralu banya meng haier orang.
Namun mas amrul puny aide untuk membuat film dengan judul cinta subuh, dengan
peralatan seadanya, kita buatlah film tersebuut, namun Alhamdulillah hasilnya
memuaskan, dan akhirnya kita buat pada awalnya Film Maker Syar`I namun akhirnya
berganti menjadi Film Maker Muslim, dan akhirnya kita bertemu dengan Daarul quran
untuk membiayai film dakwah.
17. Bagaimana perkembangan fmm daqu movie, dari awal sampai sekarang ?
Jawaban :
Kalo dari personal masing2 kita belajar yang baru setiap hari, kalo tentang fmm nya dulu
kita Cuma dapat dari Darul quran saja, namun sekarang kita sudah bias menerima clien
dari luar.
18. Apa visi misi dari fmm daqu movie ??
Jawaban :
kalo visi besarnya,menghadirkan wajah islam yang rahmattalil alamin lewat audio visual.
Misi khusus kami contohnya tahun ini harus 2 layar lebar, walaupun itu lebih kea rah
cita-cita dan program kerja dibandingan dengan misi, Cuma mungkin tahun ini ada yang
lebih mendakiti misi, kita ingin membuat film layar lebar judulnya “cinta dari timur” jadi
memberitahu kehidupan toleransi umat islam dan nasrani di desa awewe nusa tenggara
timur.
Peneliti Narasumber
M. Ardhin Ikhsan Muhamad Ali Ghifari
SURAT KETERANGAN HASIL PENELITIAN
Yang bertanda tangan dibawah ini
Nama : Muhamad Ali Ghifari
Sebagai : Narasumber
Dengan ini menerangkan bahwa yang tersebut dibawah ini
Nama : Muhamad Ardhin Ikhsan
Tempat, tanggal lahir : Jakarta, 17 Oktober 1993
NIM : 1111051000123
Fakultas : Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Program : Komunikasi Penyiaran Islam (KPI)
Adalah benar telah mengadakan observasi dan wawancara/ melakukan penelitian
untuk bahan skripsi yang berjudul Strategi Dakwah Film Maker Muslim – Daqu Movie
Pada Media Film dan yang beersangkutan telah melaksanakan tugasnya dengan baik dan
penuh tanggung jawab.
Dengan demikian keterangan ini dibuat dengan benar untuk digunakan
sebagaimana mestinya.
Karang Tengah,Tanggerang, 6 Januari 2018
Muhamad Ali Ghifari